Creeping Eruption

40
PENDAHULUAN Cutaneus Larva Migran (CLM) adalah penyakit infeksi kulit parasit yang sudah dikenal sejak tahun 1874. Awalnya ditemukan pada daerah-daerah tropikal dan subtropikal beriklim hangat, saat ini karena kemudahan transportasi keseluruh bagian dunia, penyakit ini tidak lagi dikhususkan pada daerah-daerah tersebut. Creeping itch atau rasa gatal yang menjalar, merupakan karakteristik utama dari CLM. Pemeliharaan hewan kesayangan seperti anjing dan kucing jika tidak diimbangi dengan pemahaman yang baik tentang penyebaran penyakit dapat meningkatkan resiko penularan penyakit dari hewan ke hewan lain atau ke manusia lain. Ditambah lagi dengan banyak nya hewan yang hidup liar, sehingga angka penularan penyakit akan meningkat. Invasi ini sering terjadi pada anak-anak terutama yang sering berjalan tanpa alas kaki,atau yang

description

erupsi

Transcript of Creeping Eruption

PENDAHULUAN

Cutaneus Larva Migran (CLM) adalah penyakit infeksi kulit parasit yang sudah dikenal sejak tahun 1874. Awalnya ditemukan pada daerah-daerah tropikal dan subtropikal beriklim hangat, saat ini karena kemudahan transportasi keseluruh bagian dunia, penyakit ini tidak lagi dikhususkan pada daerah-daerah tersebut. Creeping itch atau rasa gatal yang menjalar, merupakan karakteristik utama dari CLM. Pemeliharaan hewan kesayangan seperti anjing dan kucing jika tidak diimbangi dengan pemahaman yang baik tentang penyebaran penyakit dapat meningkatkan resiko penularan penyakit dari hewan ke hewan lain atau ke manusia lain. Ditambah lagi dengan banyak nya hewan yang hidup liar, sehingga angka penularan penyakit akan meningkat. Invasi ini sering terjadi pada anak-anak terutama yang sering berjalan tanpa alas kaki,atau yang sering berhubungan dengan tanah atau pasir. Demikian pula para petani atau tentara sering mengalami hal yang sama. Penyakit ini banyak terdapat di daerah tropis atau subtropis yang hangat dan lembab misalnya di Afrika, Amerika Selatan dan Barat di Indonesia pun banyak dijumpai. Faktor resiko utama bagi penyakit ini adalah kontak dengan tanah lembab atau berpasir, yang telah terkontaminasi dengan feces anjing atau kucing. Penyakit ini lebih sering dijumpai pada anak-anak dibandingkan pada orang dewasa. Pada orang dewasa, faktor resiko nya adalah pada tukang kebun, petani, dan orang-orang dengan hobi atau aktivitas yang berhubungan dengan tanah lembab dan berpasir. CLM dapat diterapi dengan beberapa cara yang berbeda, yaitu: terapi sistemik (oral) atau terapi topikal. Berdasarkan beberapa penelitian yang ada terapi sistemik merupakan terapi yang terbaik karena tingkat keberhasilannya lebih baik daripada terapi topical.

LAPORAN KASUSSTATUS PASIENKETERANGAN UMUM Nama: Tn. E Jenis Kelamin: Laki-laki Umur: 51 tahun Alamat: Cikole, Sukabumi Pekerjaan: Supir Status Marital: Menikah Tanggal pemeriksaan : 7 Mei 2013KELUHAN UTAMAGatal-gatal pada sela-sela jari tangan, pergelangan tangan dan ketiak terutama pada malam hari.ANAMNESA KHUSUSPasien datang ke poliklinik kulit dan kelamin ditemani ibunya. Pasien mengeluhkan gatal-gatal pada sela-sela jari kedua tangan sejak 5 minggu yang lalu. Gatal dirasakan terus menerus terutama pada malam hari. Awalnya muncul kemerahan disertai rasa gatal pada sela jari tangan yang menyebar ke pergelangan tangan dan ketiak. Keluhan baru pertama kali pasien rasakan.Pasien mengaku hanya mandi 1x sehari dengan sabun batangan yang digunakan bersama adiknya. Pasien hanya ganti baju setelah mandi dan sering bertukar pakaian dengan adiknya. Pasien tidur bersama adiknya. Kasur yang digunakan sangat jarang dijemur dan diganti seprainya. Adiknya memiliki keluhan yang sama.Tidak terdapat riwayat alergi makanan, obat-obatan, cuaca atau lainnya. Pasien juga tidak memiliki riwayat asma dan eczema di keluarga.Pasien belum melakukan pengobatan untuk keluhannya. PEMERIKSAAN FISIK Keadaan umum : terlihat sakit ringankesadaran : komposmentis tekanan darah : normalnadi : normalrespirasi : normalsuhu : normal Kepala: konjungtiva tidak anemis; sklera tidak ikterik Leher: KGB tidak teraba Thoraks : bentuk dan gerak simetris VBS kiri=kanan Ronkhi (-), wheezing (-)BJ S1, S2 normalKulit status dermatologikus Abdomen : datar, lembut, liver dan lien tidak teraba, bising usus normal STATUS DERMATOLOGI DistribusiRegional, bilateral asimetris LokasiDi kedua lengan bawah bagian fleksor pergelangan tangan, di semua interdigiti kedua tangan, di kedua axilla. Jenis lesiLesi multipel, diskrit, bentuk bulat, ukuran miliar, batas tegas, sedikit menimbul, kering. Efloresensi sebagian besar berupa papula eritemaDIAGNOSIS BANDING Skabies Pedikulosis korporis Insect bites Pioderma Papular urtikariaPEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan kanalikuli Pemeriksaan tungau, nimfa, telur dan skibalaDIAGNOSIS KERJA SkabiesPENATALAKSANAANUmum : Menerangkan tentang penyakit dan pengobatannya Menerangkan penyakit bisa menular Memperbaiki higiene pribadi dan kelompok Hindari tidur bersama Hindari bertukar pakaian Pakaian dan seprai direndam air panas Kasur, bantal dan guling dijemur Obati keluarga dengan penyakit serupa Medikamentosa : Topikal: Permetrin 5% selama 10 jam Gentamycin salep Sistemik: loratadine tab 2x1PROGNOSIS Quo ad Vitam: ad bonam Quo ad Functionam: ad bonam Quoa ad Sanationam: ad bonam

TINJAUAN PUSTAKA

ANATOMI Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh, merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16% berat tubuh, pada orang dewasa sekitar 2,7-3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5-1,9 meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari letak, umur dan jenis kelamin. Kulit tipis terletak pada kelopak mata, penis, labium minus dan kulit bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, punggung, bahu dan bokong. Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan luar adalah epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal dari ectoderm sedangkan lapisan dalam yang berasal dari mesoderm adalah dermis atau korium yang merupakan suatu lapisan jaringan ikat.1. EpidermisEpidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari epitel berlapis gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit, Langerhans dan merkel. Tebal epidermis berbeda-beda pada berbagai tempat di tubuh, paling tebal pada telapak tangan dan kaki. Ketebalan epidermis hanya sekitar 5 % dari seluruh ketebalan kulit. Terjadi regenerasi setiap 4-6 minggu. Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang paling atas sampai yang terdalam).1. Stratum Korneum. Terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan berganti.2. Stratum Lusidum. Berupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit tebal telapak kaki dan telapak tangan. Tidak tampak pada kulit tipis.3. Stratum Granulosum. Ditandai oleh 3-5 lapis sel polygonal gepeng yang intinya ditengah dan sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang dinamakan granula keratohialin yang mengandung protein kaya akan histidin. Terdapat sel Langerhans.4. Stratum Spinosum. Terdapat berkas-berkas filament yang dinamakan tonofibril, dianggap filamen-filamen tersebut memegang peranan penting untuk mempertahankan kohesi sel dan melindungi terhadap efek abrasi. Epidermis pada tempat yang terus mengalami gesekan dan tekanan mempunyai stratum spinosum dengan lebih banyak tonofibril. Stratum basale dan stratum spinosum disebut sebagai lapisan Malfigi. Terdapat sel Langerhans.5. Stratum Basale (Stratum Germinativum). Terdapat aktifitas mitosis yang hebat dan bertanggung jawab dalam pembaharuan sel epidermis secara konstan. Epidermis diperbaharui setiap 28 hari untuk migrasi ke permukaan, hal ini tergantung letak, usia dan faktor lain. Merupakan satu lapis sel yang mengandung melanosit.Fungsi Epidermis: Proteksi barier, organisasi sel, sintesis vitamin D dan sitokin, pembelahan dan mobilisasi sel, pigmentasi (melanosit) dan pengenalan alergen (sel Langerhans).

2. DermisMerupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap sebagai True Skin. Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan menghubungkannya dengan jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi, yang paling tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm.Dermis terdiri dari dua lapisan : Lapisan papiler: tipis mengandung jaringan ikat jarang. Lapisan retikuler: tebal terdiri dari jaringan ikat padat.Serabut-serabut kolagen menebal dan sintesa kolagen berkurang dengan bertambahnya usia. Serabut elastin jumlahnya terus meningkat dan menebal, kandungan elastin kulit manusia meningkat kira-kira 5 kali dari fetus sampai dewasa. Pada usia lanjut kolagen saling bersilangan dalam jumlah besar dan serabut elastin berkurang menyebabkan kulit terjadi kehilangan kelemasannya dan tampak mempunyai banyak keriput.Dermis mempunyai banyak jaringan pembuluh darah. Dermis juga mengandung beberapa derivat epidermis yaitu folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. Kualitas kulit tergantung banyak tidaknya derivat epidermis di dalam dermis.Fungsi Dermis : struktur penunjang, mechanical strength, suplai nutrisi, menahan shearing forces dan respon inflamasi.

3. Subkutis Merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari lapisan lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara longgar dengan jaringan di bawahnya. Jumlah dan ukurannya berbeda-beda menurut daerah di tubuh dan keadaan nutrisi individu. Berfungsi menunjang suplai darah ke dermis untuk regenerasi.Fungsi Subkutis atau hipodermis: melekat ke struktur dasar, isolasi panas, cadangan kalori, kontrol bentuk tubuh dan mechanical shock absorber.

CREEPING ERUPTION

DEFINISI Creeping eruption adalah kelainan kulit khas berupa garis lurus atau berkelok-kelok, progresif, akibat larva yang kesasar. Sedangkan creeping eruption, istilah ini digunakan pada kelainan kulit yang merupakan peradangan berbentuk linear atau berkelok-kelok, menimbul dan progresif, disebabkan oleh invansi larva cacing tambang yang berasal dari anjing dan kucing. Cutaneous larva migrans dapat juga disebut creeping eruption, dermatosis linearis migrans, sandworm disease (di Amerika Selatan larva sering ditemukan ditanah pasir atau di pantai), atau strongyloidiasis (creeping eruption pada punggung).

Penyebabnya adalah cacing tambang yang biasa hidup di dalam tubuh kucing atau anjing, yaitu ancylostoma braziliensis dan ancylostoma caninum. Telur cacing masuk ke tubuh manusia melalui kontak kulit dengan telur yang berada di kotoran anjing atau kucing.ETIOLOGIEtiologi umum dan di mana parasit dari kulit larva migrans (CLM) yang paling sering ditemukan adalah sebagai berikut: braziliense Ancylostoma (cacing tambang dan domestik anjing liar dan kucing) adalah penyebab paling umum. Hal ini dapat ditemukan di Amerika Serikat tengah dan selatan, Amerika Tengah, Amerika Selatan, dan Karibia. Ancylostoma caninum (cacing tambang anjing) ditemukan di Australia. Uncinaria stenocephala (cacing tambang anjing) ditemukan di Eropa. Bunostomum phlebotomum (ternak cacing tambang)Penyebab yang lebih jarang ditemukan adalah: Ancylostoma ceylonicum dan Ancylostoma tubaeforme (kucing) Necator americanus dan Ancylostoma duodenale (manusia) Strongyloides papillosus (kambing) dan Strongyloides westeri (kuda) Pelodera (Rhabditis) strongyloides Castrophillus (the horse bot fly) dan cattle fly (Lalat)EpidemologiCreeping eruption adalah penyakit infeksi parasit yang jarang terjadi, dan ditemukan pada daerah tropis atau subtropis yang hangat dan lembab. Penyakit ini dapat mengenai semua jenis kelamin dan umur. Dinilai kedua antara infeksi cacing kremi dinegara maju. misalnya di Afrika, Amerika Selatan dan Barat, terutama Amerika Serikat bagian tenggara, Karibia, Afrika, Amerika Selatan, Amerika Pusat, India, dan Asia Tenggara, di Indonesia pun banyak dijumpai. Infestasi lebih sering ditemukan saat ini karena tingginya mobilitas dan tamasya.Patogenesis

Creeping eruption disebabkan oleh berbagai spesies Uncinaria (cacing tambang) binatang yang didapat dari kontak kulit langsung dengan tanah yang terkontaminasi feses anjing atau kucing. Hospes normal cacing tambang ini adalah kucing dan anjing. Telur cacing diekskresikan kedalam feses, kemudian menetas pada tanah berpasir yang hangat dan lembab. Kemudian terjadi pergantian bulu dua kali sehingga menjadi bentuk infektif (larva stadium tiga) (Gambar 1).

Gambar 1. Siklus hidup larva Manusia yang berjalan tanpa alas kaki terinfeksi secara tidak sengaja oleh larva dimana larva menggunakan enzim protease untuk menembus melalui folikel, fisura atau kulit intak. Setelah penetrasi stratum korneum, larva melepas kutikelnya. Biasanya migrasi dimulai dalam waktu beberapa hari. Larva stadium tiga menembus kulit manusia dan bermigrasi beberapa sentimeter perhari, biasanya antara stratum germinativum dan stratum korneum. Larva ini tinggal di kulit berjalan-jalan tanpa tujuan sepanjang dermoepidermal. Hal ini menginduksi reaksi inflamasi eosinofiliksetempat. Setelah beberapa jam atau hari akan timbul gejala di kulit. Larva bermigrasi pada epidermis tepat di atas membran basalis dan jarang menembus ke dermis. Manusia merupakan hospes aksidental dan larva tidak mempunyai enzim kolagenase yang cukup untuk penetrasi membran basalis sampai ke dermis. Sehingga penyakit ini menetap di kulit saja. Enzim proteolitik yang disekresi larva menyababkan inflamasi sehingga terjadi rasa gatal dan progresi lesi. Meskipun larva tidak bisa mencapai intestinum untuk melengkapi siklus hidup, larva sering kali migrasi ke paru-paru sehingga terjadi infiltrate pada paru. Pada pasien dengan keterlibatan paru-paru didapatkan larva dan eosinofil pada sputumnya. Kebanyakan larva tidak mampu menembus lebih dalam dan mati setelah beberapa hari sampai beberapa bulan.

Gejala Klinis

Masuknya larva ke kulit biasanya disertai rasa gatal dan panas. Mula mula , pada point of entry, akan timbul papul, kemudian diikuti oleh bentuk yang khas, yakni lesi berbentuk linear atau berkelok kelok (snakelike appearance bentuk seperti ular) yang terasa sangat gatal, menimbul dengan lebar 2 3 mm, panjang 3 4 cm dari point of entry, dan berwarna kemerahan. Adanya lesi papul yang eritematosa ini menunjukkan larva tersebut telah berada dikulit selama beberapa jam atau hari4. Rasa gatal dapat timbul paling cepat 30 menit setelah infeksi, meskipun pernah dilaporkan late onset dari CLM.Perkembangan selanjutnya papul merah ini menjalar seperti benang berkelok- kelok, polisiklik, serpiginosa, menimbul dan membentuk terowongan (burrow), mencapai panjang beberapa sentimeter dan bertambah panjang beberapa milimeter atau beberapa sentimeter setiap harinya (Gambar 2). mumnya pasien hanya memiliki satu atau tiga lintasan dengan panjang 2 5 cm. Rasa gatal biasanya lebih hebat pada malam hari, sehingga pasien sulit tidur. Rasa gatal ini juga dapat berlanjut, meskipun larva telah mati.Terowongan yang sudah lama, akan mengering dan menjadi krusta, dan bila pasien sering menggaruk, dapat menimbulkan iritasi yang rentan terhadap infeksi sekunder. Larva nematoda dapat ditemukan terperangkap dalam kanal folikular, stratum korneum atau dermisTempat predileksi adalah di tempat tempat yang kontak langsung dengan tanah, baik saat beraktivitas, duduk, ataupun berbaring, seperti di tungkai, plantar, tangan, anus, bokong dan paha juga di bagian tubuh di mana saja yang sering berkontak dengan tempat larva berada.

Gambar 2. Creeping eruption pada kakiCreeping eruption yang disebabkan oleh Gnathostoma (gnathostomiasis) manifestasi klinis bervariasi tergantung pada organ yang terlibat, saluran pencernaan, saluran kemih dan kelamin, ginjal, paru-paru, otak, mata dan telinga dapat dibuat. Kulit adalah organ yang paling sering terlibat dan lebih mudah untuk mendeteksi: 1) Bentuk peradangan atau migrasi panniculitis dengan intensitas yang bervariasi. Hal ini ditandai dengan eritematosa, edematous, circular atau irregular, plak meninggi perlahan-lahan. Permukaan yang hangat, nyeri atau rasa terbakar dengan kulit kemerahan, dan mereka dapat berpindah 1-5 cm per hari (Gambar 3). Lesi menghilang secara spontan (minggu, bulan atau tahun) atau dengan pengobatan, dan mereka secara berkala muncul kembali di daerah sekitarnya atau jauh dari tempat sebelumnya. Yang paling sering terpajan yaitu perut tungkai atas dan bawah, leher dan wajah.2) Bentuk permukaan atau track serpiginous yang muncul irregular, berkelok-kelok disertai dengan reaksi inflamasi ringan (Gambar 4).

Gambar 3. Migrasi Panniculitis oleh Gnasthostoma

Gambar 4. Superficial Gnathostomiasis

Pseudofurunculous berukuran kecil, terdapat plak inflamasi superfisial dengan nekrosis sentral. Larva migrans karena Strongyloides (anguillulidos) fase ini ditandai dengan larva currens sistemik, berkembang pesat (5 sampai 15 cm / jam) lesi seperti ular dapat menghilang secara spontan dalam hitungan jam. Larva sering ditemukan disekitar anus dan daerah glutealis, lumbal, pelvis dan thorax. Lesi kulit disertai rasa gatal dan kadang-kadang ruam papular, pseudourticarial. Pada pasien dengan imunosupresi atau pada mereka dengan terapi steroid berkepanjangan, mungkin mempercepat pertumbuhan larva dan dewasa dengan invasi besar viseral. Larva migrans disebabkan oleh larva lalat juga dikenal sebagai migratory myasis. Jenis Gasterophylus adalah agen penyebab utama, dan G. spesies intestinalis, G. haemorrhoidalis dan G. precorum antara lain paling sering terlibat. Ini adalah parasit normal lambung dan rektum kuda. Pada manusia larva membuat terowongan didalam epidermis dan berbentuk linear sampai 1-2 cm per hari. Vesikel dan lecet dapat ditemukan. Pruritus dan aktivitas larva lebih sering terjadi pada malam hari.Patofisiologi Telur parasit dalam kotoran binatang yang terinfeksi cacing tambang ( anjing dan kucing) dilepaskan ke tanah, lumpur dan pasir hingga menjadi larva. Manusia mendapatkan infeksi apabila larva infektif dari tanah menembus kulit. Biasanya larva ini merupakan stadium tiga siklus hidupnya. Pada Manusia, bila tanah, lumpur dan pasir yang terkontaminasi kotoran tadi kontak dengan kulit, larva akan berpenetrasi kekulit manusia dan memulai migrasinya pada epidermis bagian bawah melalui folikel rambut atau kulit yang terluka. Larva ini tidak dapat mengadakan penetrasi ke dermis manusia, maka tidak dapat terjadi siklus hidup yang normal. Manusia merupakan hospes yang tidak tepat bagi larva tersebut, sehingga larva akhirnya akan mati. Masa inkubasi dapat terjadi beberapa hari dan penyakit ini dapat berlangsung beberapa minggu sampai beberapa bulan bila tidak diobati.Pada binatang, larva dapat berpenetrasi lebih dalam sampai lapisan dermis serta menginfeksi darah dan jaringan limpha. Cacing tambang yang sampai lumen usus akan bereproduksi menghasilkan lebih banyak telur lalu dieksresikan melalui feces dan mulailah siklus baru.

DiagnosisAnamnesisMasuknya larva ke kulit biasanya disertai dengan rasa gatal dan panas pada kulit yang terkena. Rasa gatal biasanya lebih hebat pada malam hari. Predileksi tersering berada di daerah siku,tangan, bokong dan kaki, lokasi tubuh yang paling sering kontak dengan tanah. Jarang ditemukan pada wajah. Biasanya ada riwayat kontak dengan tanah secara langsung.

Pemeriksaan FisisPada pemeriksaan fisik ditemukan kelainan kulit berupa papul pada awalnya, kemudian di ikuti bentuk yang khas yaitu berbentuk linier atau berkelok-kelok, menimbul degan diameter 2-3 mm, dan berwarnakemerahan, selanjunya membentuk terowongan (burrow) mencapai panjang beberapa cm. Tempat predileksi di tungkai, telapak kaki, tangan anus, bokong dan paha atau bagian tubuh yang kontak dengan tempat larva berada.

Pemeriksaan PenunjangBiopsi sedikit membantu bila ada sisa reaksi inflamasi pada lokasi gigitan parasit. Walaupun demikian, hal tersebut dapat dicoba setelah pemberian pengobatan yang melumpuhkan organisme. Biopsi kulit menunjukkan lubang yang disebabkan oleh parasit pada epidermis, dilihat pada hasil biopsy pasien. Vesikel intraepidermal mengandung beberapa eosinofil dan spongiosis yang menyebar dapat juga dilihat. Di dermis, infiltrate inflamasi yang terlihat tersusun atas limfosit, sel plasma, histiosit dan banyak eosinofil.Pada Gnathostomiasis terdapat moderate leukocytosis dengan eosinofil diatas 20%, terutama dengan keterlibatan visceral. Biopsy bisa dilakukan setelah pengobatan dengan Albendazole yang dapat menstimulasi perpindahan Gnathostoma ke permukaan kulit.Diagnosis BandingScabiesScabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitasi terhadap sarcoptes scabiei var. hominis dan produknya. Cara penularan bisa melalui kontak langsung (kontak dengan kulit), misalnya berjabat tangan, tidur bersama dan hubungan seksual. Dan melalui kontak tidak langsung (melalui benda), misalnya pakaian, handuk, sprei, bantal dan lain-lain.

Gambar 5. Scabies

Scabies memiliki gejala klinis seperti pruritus nocturnal, adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1 cm, pada ujung terowongan ditemukan papul atau vesikel (Gambar 5). Menemukan tungau, merupakan hal yang paling diagnostik. Dapat ditemukan satu atau lebih stadium hidup tungau ini. Penyakit ini menyerang manusia secara berkelompok, misalnya dalam sebuah keluarga biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi. Dengan melihat adanya terowongan harus dibedakan dengan scabies. Pada scabies terowongan yang terbentuk tidak akan sepanjang seperti pada creeping eruption.Herpes Zoster

Gambar 6. Herpes zoster

Bila invasi larva yang multiple timbul serentak papul-papul lesi dini sering menyerupai herpes zoster stadium permulaan. Herpes zoster adalah penyakit yang yang disebabkan infeksi virus varisela zoster yang menyerang kulit dan mukosa (Gambar 6). Infeksi ini merupakan reaktivasi virus yang terjadi setelah reaksi primer. Kadang-kadang infeksi primer berlangsung subklinis. Frekuensi pada pria dan wanita sama, lebih sering mengenai usia dewasa.Daerah yang sering terkena adalah daerah torakal. Terdapat gejala prodromal sistemik seperti demam, pusing, malaise. Sedangkan gejala lokal nyeri otot-tulang, gatal, pegal dan sebagainya. Disamping gejala kulit berupa papul yang timbul serentak dijumpai pembesaran kelenjar getah bening regional. Lokalisasi unilateral dan bersifat dermatomal sesuai tempat persarafan.Insect biteInsect bite merupakan kelainan kulit yang disebabkan oleh gigitan dari hewan. Kelainan kulit disebabkan oleh masuknya zat farmakologis aktif dan sensitasi antigen dari hewan tersebut. Dalam beberapa benit akan muncul papul persisten yang seringkali disertai central hemmoragic punctum. Reaksi bullosa sering terjadi pada kaki anak-anak. Pada permulaan timbulnya creeping eruption akan ditemukan papul yang menyerupai insect bite (Gambar 7).

Gambar 7. Insect bite

Tinea CorporisTinea corporis merupakan infeksi jamur golongan dermatofita (berbagai spesies Trichophyton, Microsporum, dan Epidermophyton) pada badan, tungkai dan lengan dan mempunyai gambaran morfologi yang khas (Gambar 8.). Pasien merasa gatal dan kelainan umumnya berbentuk bulat, berbatas tegas, terdiri atas macam-macam effloresensi kulit (polimorf) dengan bagian tepi lesi lebih jelas tanda peradangannya dari pada bagian tengah. Beberapa lesi dapat bergabung dan membentuk gambaran polisiklik. Lesi dapat meluas dan member gambaran yang tidak khas terutama pada pasien imunodefisiensi.

Gambar 8. Tinea Corporis

PrognosisPrognosis penyakit ini biasanya baik dan merupakan penyakit self-limited, dimana larva akan mati dan lesi membaik dalam waktu 4-8 minggu. Dengan pengobatan progresi lesi dan rasa gatal akan hilang dalam waktu 48 jam.

KomplikasiEkskoriasi dan infeksi sekunder oleh bakteri akibat garukan. Infeksi umum disebabkan oleh streptococcus pyogenes. Bisa juga terjadi selulitis dan reaksi alergi.

MortalitasMortalitas karena penyakit ini belum pernah dilaporkan. Kebanyakan kasus larva migran sembuh sendiridengan atau tanpa pengobatan, dan tanpa diikuti efek samping jangka panjang apapun.

MorbiditasMorbiditas dikaitkan dengan pruritus hebat dan kemungkinan infeksi bakterial sekunder. Sangat jarang sekali, dapat terjadi migrasi ke jaringan dalam, seperti ke paru dan usus, yang dapat menyebabkan penumonitis (Loefflers Syndrome), enteritis, myositis (nyeri otot)

Langkah Langkah Pencegahan-Amerika serikat, telah dilakukan de-worming atau pemberantasan cacing pada anjing dan kucing, dan terbukti mengurangi secara signifikan insiden penyakit ini5-Larva cacing umumnya menginfeksi tubuh melalui kulit kaki yang tidak terlindungi, karena itu penting sekali memakai alas kaki, dan menghindari kontak langsung bagian tubuh manapun dengan tanah.

PenatalaksanaanModalitas topikal seperti spray etilklorida, nitrogen cair, fenol, CO2 snow, piperazine citrate, dan elektrokauter umumnya tidak berhasil sempurna, karena larva sering tidak lolos atau tidak mati. Demikian pula kemoterapi dengan klorokuin, dietiklcarbamazine dan antimony jugatidak berhasil. Terapi pilihan saat ini adalah dengan preparat antihelmintes baik topikal maupun sistemik.

Sistemik (Oral)1.Tiabendazol (Mintezol), antihelmintes spektrum luas. Dosis 50 mg/kgBB/hari, sehari 2 kali, diberikan berturut turut selama 2 hari. Dosis maksimum 3 gram sehari, jika belum sembuh dapat diulangi setelah beberapa hari. Sulit didapat. Efek sampingnya mual, pusing, dan muntah. 2. Solusio topikal tiabendazol dalam DMSO, atau suspensi tiabendazol secara oklusi selama 24 48 jam. Dapat juga disiapkan pil tiabendazol yang dihancurkan dan dicampur dengan vaseline, di oleskan tipis pada lesi, lalu ditutup dengan band-aid/kasa. Campuran ini memberikan jaringan kadar antihelmints yang cukup untuk membunuh parasit, tanpa disertai efek samping sistemik.3. Albendazol (Albenza), dosis 400mg dosis tunggal, diberikan tiga hari berturut turut.4.Ivermectin (Stromectol) dosis tunggal 200 ug/kg BB. Ivermectin merupakan antiparasit semi sintetik makrosiklik yang berspektrum luas terhadap nematoda. Cara kerjanya dengan menghasilkan paralisis flaksid melalui pengikatan kanal klorida yang diperantarai glutamat. Merupakan drug of choice karena keamanan,toksisitas rendah dan dosis tunggal.

Agen Pembeku Topikal1.Cryotherapy dengan CO2 snow (dry ice) dengan penekanan selama 45 detik sampai 1 menit, selama 2 hari berturut turut.2.Nitrogen liquid3.Kloretil spray, yang disemprotkan sepanjang lesi. Agak sulit karena tidak diketahui secara pasti dimana larva berada, dan bila terlalu lama dapat merusak jaringan disekitarnya.4.Direkomendasikan pula penggunaan Benadryl atau krim anti gatal (Calamine lotion atau Cortisone) untuk mengurangi gatal.

Daftar Pustaka

1. Anonymous. Cutaneous Larva Migrans: The Creeping Eruption. Diunduh dari 2. Jusych, LA. Douglas MC.Cutaneous Larva Migrans: Overview, Treatment and Medication. Diunduh dari www.emedicine.com. Pada tanggal 29 Desember 2009. Update terakhir 20 November 2009.3. Anonymous. Clinical Presentation in Humans. Diunduh dari www.stanford.edu/group/parasites/parasites2002/cutaneous_larva_migrans/clinical%20presentation.html pada tanggal 29 Desember 20094. Aisah S. Creeping Eruption dalam Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Kelima. Penerbit Fakultas Kedokteran FKUI. 125-6 (2007)5. Dugdale,DC. Diunduh dari www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001454.htm Update terakhir 12 Maret 20086. Anonymous. Cutaneous Larva Migrans. Diunduh dari www.en.wikipedia.org/wiki/Cutaneous_larva_migrans