10 Airway Manajemen

download 10 Airway Manajemen

of 12

Transcript of 10 Airway Manajemen

  • 8/17/2019 10 Airway Manajemen

    1/12

    Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif

    143

    PENGELOLAAN JALAN NAFAS

    Sarinti

    HIPERCCI JATENG/ ICU RSU TUGUREJO SEMARANG

    A.  Definisi

    Pengelolaan jalan napas adalah suatu upaya atau tindakan pembebasan jalan napas agar

    terjaminnya pertukaran gas secara normal. Setiap usaha memperbaiki Airway akan menggerakan

    kepala. Sehingga perlu ditekankan untuk selalu berhati-hati pada saat membuka dan

    mengamankan Jalan Nafas / Airway. Curiga adanya Fraktur Servikal bila menemukan adanya

    tanda - tanda : multi Trauma, trauma kapitis dengan penurunan kesadaran, luka cranial dari

    kepala yaitu terdapat luka pada daerah klavikula ke atas dan biomekanik trauma ( Vickie, dkk,

    2008 ).

    Penyebab kematian adalah hipoksia, organ tubuh yang paling rentan terhadap

    hipoksia adalah otak jadi tujuan resusitasi yang utama adalah menjaga oksigenasi otak tetap

    terjaga. Penyebab kematian sel :

    1. Hipoksia

    2. Trauma

    3. Infeksi

    4. Reaksi imunologik

    5. Gangguan genetika

    6. Gangguan nutrisi

    Tanda  –   tanda obyektif adanya sumbatan jalan antara lain ; lihat (look) tampak adanya

    kulit dan kuku pucat, klien agitasi tanda hipoksia, dan klien gelisah, dengar (listen) adanya suara

    abnormal misalnya snoring, gurgling dan stridor, dan) rasakan (feel) adanya hembusan nafas /tidak, dan pastikan trakhea berada ditengah (John, A, Boswick, 1997). Indikasi pengelolaan jalan

    nafas antara lain : adanya obstruksi jalan napas parsial, adanya obstruksi jalan napas total dan

    indikasi pemasangan ETT.

  • 8/17/2019 10 Airway Manajemen

    2/12

    Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif

    144

    B. Penatalaksanaan Membuka Jalan Nafas Tanpa Alat Bantu 

    a.  Head -Tilt / Chin Lift (Extensi Kepala / Angkat Dagu).

    1) Head Tilt (Extensi Kepala)

    Di lakukan bila jalan napas tertutup oleh lidah pasien

    Untuk melakukan : letakkan satu telapak tangan di dahi pasien dan tekan ke bawah,

    sehingga kepala menjadi tengadah dan penyangga lidah tegang akhirnya lidah

    terangkat ke depan.

    2) Chin lift ( angkat dagu )

    Di lakukan dengan maksut mengangkat otot pangkal lidah ke depan

    Untuk melakukannya : gunakan jari tengah dan telunjuk untuk memegang tulang dagu

     pasien, kemudian angkat dan dorong tulangnya ke depan, 2  –  3 Jari tangan menahan

    tulang mandibula

    Untuk melakukannya :

    a.  Letakkan telapak tangan pada dahi korban, tekan ke belakang untuk

    mengekstensikan kepala.

     b.  Letakkan jari tangan lain di bawah tulang dagu.

    c. 

    Angkat dagu ke depan dan sangga rahang, membantu untuk mengekstensikan.

    Perhatikan :

  • 8/17/2019 10 Airway Manajemen

    3/12

  • 8/17/2019 10 Airway Manajemen

    4/12

    Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif

    146

    cairan dapat di bersihkan dengan jari telunjuk atau jari tengah yang di lapisi dengan

    sepotong kain, sedangkan sumbatan oleh benda keras dapat di korek dengan

    menggunakan jari telunjuk yang di bengkokkan dengan tehnik f inger sweep . Mulut dapat

    di buka dengan tehnik Cross Finger , di mana ibu jari di letakkan berlawanan dengan jari

    telunjuk pada mulut korban.

    Cara melakukannya

    1) Miringkan kepala pasien ( kecuali pada dugaan fraktur tulang leher ( kemudian buka

    mulut dengan Jaw-thrust dan tekan bahu ke bawah. Bila otot rahang lemas ( emaresi

    manouvre )

    2) Gunakan dua jari ( jari telunjuk dan jari tengah ) yang bersih atau di bungkus dengan

    sarung tangan / kassa untuk membersihkan mengorek / mengait semua benda asingdalam rongga mulut.

    Croos Finger Finger Sweep

    d.  Heimlich Manuver

    Dapat digunakan tehnik manual thrust

    1) 

    Abdominal thrust

    2) 

    Chest thrust

    3)  Back blow

  • 8/17/2019 10 Airway Manajemen

    5/12

    Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif

    147

    Keterangan : 

    1) Abdominal thrust

    Untuk penderita sadar dengan sumbatan jalan napas parsial boleh di lakukan tindakan

    abdominal thrust   ( pada pasien dewasa ). Bantu / tahan penderita tetap berdiri /

    condong kedepan dengan merangkul dari belakang :

    a.  Lakukan hentakan mendadak dan keras pada titik silang garis antar tulang belikat

    dan garis punggung tulang belakang ( BACK BLOW )

     b.  Rangkul korban dari belakang dengan kedua lengan dengan menggunakan

    kepalan kedua tangan, hentakan mendadak pada ulu hati ( Abdominal thrust ).

    Ulangi hingga jalan napas bebas / hentikan bila korban jatuh tudak sadar, ulangi

    tindakan tersebut pada penderita terlentang

    c.  Segera panggil bantuan

    Heimlich Manuvre –  Abdominal Thrust pada posisi berdiri untuk penderita tidak sadar :

    1. Tidurkan penderita terlentang

    2. Lakukan back blow dan chest thrust

    3. Tarik lidah dan dorong rahang bawah untuk melihat benda asing

    -jari-coba di kait dengan jari

    4. Usahakan memberikan napas ( menghembuskan udara )

    5. Bila jalan napas tetap tersumbat, ulangi langkah tersebut di atas

    6. Segera panggil bantuan setelah pertolongan pertama di lakukan selama satu mmenit.

  • 8/17/2019 10 Airway Manajemen

    6/12

    Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif

    148

    Heimlich Manuvre –  AbdominalThrust pada korban tidak sadar

    1)  Back blow (untuk bayi )

    Penderita sadar:

    1.  Bila penderita dapat batuk keras, observasi ketat

    2.  Bila napas tidak efektif / berhenti, lakukan Back blow 5 kali ( hentakan keras mendadak

     pada punggung korban di titik silang garis antar belikat dengan tulang punggung/

    vertebra)

    Back Blow

    Lima kali hentakan pada punggung dua jari tangan membuka mulut bayi

    2)  Chest thrust

    Untuk bayi anak, anak, orang gemuk, dan wanita hamil

  • 8/17/2019 10 Airway Manajemen

    7/12

    Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif

    149

    a)  Penderita sadar :

    Penderita anak lebih dari satu tahun , lakukan chest thrust 5 kali ( tekan tulang dada dengan

    kedua dan ketiga kira-kira satu jari di bawah garis imajinasi antar puting susu )

     b)  Penderita tidak sadar :

    a.  Tidurkan terlentang

     b.  Lakukan chest thrust

    c.  Tarik lidah dan lihat adakah benda asing

    d. 

    Berikan pernapasan buatane.  Bila jalan napas tersumbat di bagian bawah, lanjutkan dengan krikotirotomi jarum

    (Purwadianto, Agus, dkk, 2000).

    C.  Penatalaksanaan Membebaskan Jalan Napas Dengan Alat Bantu 

    Cara ini di lakukan bila pembebasan jalan napas tanpa alat tidak berhasil

    a.  pemasangan pipa orofaring

    Penggunaan pipa orofaring : yang di gunakan untuk mempertahankan jalan napas tetap

    terbuka dan menahan pangkal lidah agar tidak jatuh kebelakang yang dapat menutup

     jalan napas terutama untuk pasien-pasien tidak sadar, Caranya yaitu :

    1.  Buka mulut pasien ( chin lift / gunakan ibu jari dan telunjuk )

    2.  Siapkan pipa orofaring yang tepat ukurannya

  • 8/17/2019 10 Airway Manajemen

    8/12

    Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif

    150

    a) Bersihkan dan basahi agar licin

     b) Arahkan lengkungan menghadap kelangit-langit (ke palatal)

    c) Masuk separuh, putar lengkungan mengarah kebawahn lidah

    d) Dorong pelan-pelan sampai posisi tepat

    3.  Yakinkan lidah sudah tertopang pipa orofaring. Lalu, lihat, dengar, dan raba

    napasnya

    Tehnik Pemasangan Orofaringeal Airway

    Jangan dipasang jika reflex muntah / menelan masih (+) Pasang Pipa Orofaring

    b.  Tehnik pemasangan pipa nasofaring

    1) 

     Nilai lubang hidung, septum nasi, ukuran

    2)  Pakai sarung tangan

    3)  Beri jelli pada pipa dan kalau perlu tetesi lubang hidung dengan vasokonstriktor

    4)  Hati-hati dengan kelengkungan tube yang menghadap ke arah depan, ujungnya

    kearah septum atau ujungnya di arahkan kearah telinga

    5)  Dorang pelan-pelan hingga seluruhnya masuk, lalu pasang plester (klau perlu)

    Tehnik Pemasangan Nasofaringeal Airway

  • 8/17/2019 10 Airway Manajemen

    9/12

    Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif

    151

    Tidak merangsang muntah, hati-hati pasien dengan fraktur basis crani untuk dewasa 7 mm atau

     jari kelingking kanan

    c. Pemasangan pipa Endotrahceal/ETT 

    Peralatannya yaitu :

    1)  Pipa oro/nasofaring

    2)  Suctioan / alat pengisap

    3)  Canula dan masker oksigen

    4)  Ambu bag

    5)  Pipa endotracheal dan stylet

    6)  Pelumas ( jelli )

    7)  Forcep magill

    8)  Laringoscope ( handle dan blade sesuai ukuran, selalu periksa baterai )

    9)  Obat-obatan sedatif I.V

    10) Sarung tangan

    11) Plester dan gunting

    Tindakan Intubasi Endotrakheal :

    1)  Sebelum intubasi berikan oksigen, sebaiknya gunakan bantal dan pastikan jalan

    napas terbuka (hati-hati pada cedera leher)

  • 8/17/2019 10 Airway Manajemen

    10/12

    Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif

    152

    2)  Siapkan endotracheal tube( ETT), periksa balon (cuff), siapkan stylet, beri

     pelumas (jelli), xyllocain spray.

    3)  Siapkan laringoskop ( pasang blade pada handle sesuai ukuran), lampu harus

    menyala terang

    4)  Pasang laringoskop dengan tangan kiri , masukan ujung blade ke sisi kanan mulut

     pasien, geser lidah pasien ke kiri ( angkat handle bukan di ungkit )

    5)  Tekan tulang rawan krikoit (diharapkan placa vocalis terbuka / selick )

    6)  Lakukan traksi sesuai sumbu panjang laringoskop (hati-hati cedera gigi, gusi,

     bibir )

    7)  Lihat adanya pita suara. Bila perlu isap lender / cairan lebih dahulu.

    8)  Keluarkan stylet dan larngoskop secara hati-hati

    9) 

    Kembangkan balon (cuff) ETT

    10) Pasang pipa orofaring (mayo/guedel tube)

    11) Periksa posisi ETT apakah masuk dengan benar (auskultasi suara pernapasan

     periksa paru kanan-kiri atau udara yang di tiupkan). Hubungkan dengan pipa

    oksigen

    12) Amankan posisi (fiksasi) ETT dengan plester.

    Intubasi Endotrachea

    d.  Pengisapan benda cair ( suctioning )

    Bila terdapat sumbatan jalan napas karena benda cair, maka dilakukan penghisapan /

    suctioning. Pengisapan digunakan dengan alat bantu pengisap ( pengisap manual,

  • 8/17/2019 10 Airway Manajemen

    11/12

    Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif

    153

     portable, pengisap dengan sumber listrik) menurut Brunner dan Suddarth, 2001.

    Membersihkan jalan napas :

    1)  Membersihkan benda asing cair dalam jalan napas menggunakan alat pengisap

    ( suction )

    2)  Gunakan alat pengisap (suction) terutama pada sumbatan benda cair

    3)  Masukkan kanula pengisap tidak boleh lebih dari lima sampai sepuluh detik

    4)  Bila terdapat sumbatan karena benda asing cair, maka sebaiknya pengisapan di

    gunakan dengan alat bantu pengisap ( terdapat pengisap manual portable dan

     pengisap listrik dengan sumber portable atau sumber listrik yang ada )

    Cara :

    a)  Pengisap di hubungkan dengan catether suction yang bersih.

     b) 

    Gunakan sarung tangan bila memungkinkan, buka mulut pasien bila perlu

    tengadahkan kepala agar jalan napas terbuka.

    c)  Lakukan pengisapan ( tidak boleh dari 5 - 10 detik ), kemudian cuci pipa pengisap

    dengan memasukkannya pada air bersih atau air RO untuk membilas

    d)  Ulangi lagi bila di perlukan

    Tehnik Suctioning

    DAFTAR PUSTAKA 

  • 8/17/2019 10 Airway Manajemen

    12/12

    Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif

    154

    Advanced Paediatric Life Support. 3rd ed. London: BMJ Books 2001. Chapters 4 (Basic l if e

    support); 5 (Advanced support of the airway and venti lati on) ; 22 (Practical procedures:

    airway and breathing).

    Alkatiri J. Resusitasi Kardio Pulmoner  dalam Sudoyo W. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid

    I. Edisi IV. FKUI. Jakarta. 2007. Hal. 173-7.

    Brunner dan Suddarth, 2001, Keperawatan M edikal Bedah Edisi 8 , Vol. II, EGC: Jakarta

    Fleisher G, Ludwig S (eds): Textbook of Pediatr ic Emergency Medicine (4th ed) . Philadelphia:

    Lippincott 2000. Chapters 1 (Resuscitation: pediatric basic and advanced life support); 5

    (Emergency airway management: rapid sequence induction).

    John, A, Boswick, 1997. Perawatan Gawat Darurat . Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta

    Purwadianto, Agus, dkk, 2000. Kegawatdaruratan Medik. Jakarta: Binarupa Aksara

    Taussig L, Landau L, Le Souëf P; Martinez F; Morgan W; Sly P (eds) Pediatr ic Respir atory

    Medicine . St Louis: Mosby 1999. Chapters 21 (Assisted ventilatory support and oxygen

    treatment) and 25 (Lung trauma: toxin inhalation and ARDS).