SOKLETASI.docx

32
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES EKSTRAKSI SOKLETASI " MINYAK AMPAS KELAPA" OLEH KELOMPOK 5 KELAS A 1. TRIYANA DEFI (1107120892) 2. VIQRIE WAHYUDI (1107114175) 3. SANTOSO NUGROHO (1107114276) 4. VANY SILVIA PURBA (1107120306) 5. WYDA N SARAGI (1107114336)

Transcript of SOKLETASI.docx

Page 1: SOKLETASI.docx

LAPORAN PRAKTIKUM

PROSES EKSTRAKSI SOKLETASI

" MINYAK AMPAS KELAPA"

OLEH

KELOMPOK 5

KELAS A

1. TRIYANA DEFI (1107120892)

2. VIQRIE WAHYUDI (1107114175)

3. SANTOSO NUGROHO (1107114276)

4. VANY SILVIA PURBA (1107120306)

5. WYDA N SARAGI (1107114336)

JURUSAN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2012

Page 2: SOKLETASI.docx

ABSTRAKKelapa (Cocosnucifera) adalah satu jenis tumbuhan dari suku aren-arenan atau Arecaceae. Hampir semua bagian dari kelapa dimanfaatkan masyrakat, namun biasanya hasil samping kelapa yang berupa ampas kelapa tidak dimanfaatkan lagi oleh banyak orang sedangkan di dalam ampas kelapa masih memiliki kandungan minyak kelapa. ampas kelapa sebagai produk samping pengolahan minyak kelapa murni memiliki kadar protein kasar masih relative tinggi yaitu sebesar 11,35% dengan kadar lemak kasar 23,36% dan kandungan minyak dalam ampas kelapa berkisar 12,2%-15,9%. Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu bahan dari campurannya dengan menggunakan pelarut yang didasarkan pada kelarutan komponen terhadap komponen lain dalam campuran. Bahan yang digunakan adalah ampas kelapa dengan heksana sebagai pelarutnya. Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari dan mengamati proses ekstraksi suatu komponen dari suatu bahan alam dengan metode sokletasi, yaitu ekstraksi dengan pelarut organik yang dilakukan secara berulang-ulang dan menjaga jumlah pelarut konstan, dan menghitung rendemen. Setelah proses sokletasi selesai dilanjutkan dengan destilasi yang bertujuan untuk memisahkan heksana dengan minyak yang didapat. Lalu dioven untuk menghilangkan heksana yang masih tertinggal di dalam minyak, dan didapat 4,71 gram minyak kelapa sampai berat konstan dari 17 gram bahan baku. Ampas kelapa yang digunakan dikeringkan terlebih dahulu untuk menghilangkan kadar airnya sehingga heksana lebih mudah mengikat komponen minyak. Heksana dilewatkan pada ampas kelapa dalam bentuk uap yang nantinya akan mengikat komponen minyak dan membawanya. Rendemen yang didapat adalah 27,7 %,, berbeda dengan teori yang hanya 12,2%-15,9%. Hal ini dikarenakan pelarut heksana tidak hanya menyari minyak tetapi juga protein dalam ampas kelapa. Selain itu, sample yang digunakan dalam percobaan kering, berbeda dengan teori yang masih basah atau mengandung air yang menyebabkan pelarut sulit untuk menyari minyak.

Kata kunci :ampas kelapa, ekstraksi sokletasi, minyak.

ABSTRACTCoconut (Cocosnucifera) is a types of plants from the tribe of palm or Arecaceae. Almost all sections of the coconut used by people, but the form product of coconut thats called coconut pulp not used anymore by many people while in the coconut pulp still contains coconut oil. Coconut pulp has crude protein levels are still relatively high, at 11.35%, with 23.36% crude fat content and oil content in coconut pulp more and less 12.2% -15.9%. Extraction is the process of separating a substance from a mixture by using a solvent which is based on the solubility of the component to other components in the mixture. The materials used are coconut pulp with hexane as a solvent. This experiment aims to study and observe the process of extraction of a component of a material nature with soxhlet method, extraction with organic solvents is done repeatedly and keeping constant the amount of solvent, and calculate the yield. After the process is complete, soxhlet extraction followed by distillation which aims to separate the oil obtained by hexane. Then ovened to remove hexane were still left in the oil, and obtained 4.71 grams of coconut oil until constant weight of 17 grams of raw materials. Coconut pulp used dried first to remove the water content thus easier binding hexane oil component. Hexane coconut pulp is passed on in the form of vapor which will bind and bring the oil component. The yield obtained was 27.7%, different with the theory that contains 12,2%-15,9%. It's because the solvent not only sum up the oil but also the protein in coconut pulp. In addition, the experiment sample used in dry form, in contrast to theories that are still wet or contain water which causes the solvent is difficult to sum up the oil.

Key Word : Coconut pulp, soxhlet extraction, oil

Page 3: SOKLETASI.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Proses pemisahan atau ekstraksi untuk mengambil suatu senyawa atau unsur

tertentu dari suatu komponen sering kali dilakukan baik dalam industri,

laboratorium bahkan dikehidupan kita sehari-hari. Teknik atau cara yang

digunakanpun bermacam-macam. Namun, tingkat kemurnian akan hasil yang

diperoleh berbeda-beda sesuai dengan keefektifan pemisahannya. Jika sampel

yang digunakan semakin kecil dan kandungan minyak yang akan diperoleh

semakin sedikit maka proses ekstraksi akan semakin sulit dilakukan. Karena hal

tersebut, maka dilakukan metode ekstraksi dengan cara sokletsi yaitu pemisahan

dengan menggunakan pelarut. Ekstraksi sokletasi dilakukan berdasarkan jenis

pelarut yang sesuai dengan sampel dan berdasarkan titik uap pelarut. Pelarut yang

digunakan dapat bersifat polar atau non polar sesuai dengan sampelnya. Contoh

pelarut yang digunakan adalah hexene, alkohol, petroleum eter, dan lain-lain.

Tanaman kelapa (Cocos nucifera) pertama kali ditemukan di Amerika

Selatan yang banyak digunakan oleh masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari.

Kelapa sangat banyak digunakan karena seluruh bagian dari kelapa dapat

digunakan seperti tempurung kelapa untuk bahan bakar, air kelapa untuk diminum

dan daging buah kelapa untuk makanan. Namun, daging buah kelapa tidak

difungsikan semaksimal mungkin karena ampas kelapa yang telah diambil

santannya masih mengandung minyak. Minyak yang terkandung didalamnya

dapat digunakan sebagai minyak goreng. Karena hal tersebut makanya para

ilmuwan meneliti bagaimana caranya untuk memperoleh tersebut.

Metode yang digunakan dalam pemisahan ini adalah ekstraksi sokletasi

dimana pemisahan berdasarkan pelarut seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

Ampas kelapa bersifat non polar dan pelarut yang digunakan untuk mengambil

minyak haruslah bersifat polar juga. Oleh karena hal tersebut, pelarut yang

digunakan adalah hexene. Ekstraksi soklektasi sangat efektif digunakan karena

Page 4: SOKLETASI.docx

ekstraksi sokletasi dapat memisahkan minyak dari sampel dengan tingkat

kemurnian yang maksimal.

1.2. Tujuan Praktikum

1. Mempelajari dan mengamati proses isolasi suatu komponen dari suatu

bahan alam dengan metode sokletasi.

2. Menghitung rendemen.

Page 5: SOKLETASI.docx

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Kelapa

Kelapa (Cocos nucifera) adalah salah satu jenis tumbuhan dari suku aren-

arenan atau Arecaceae dan adalah anggota tunggal dalam marga Cocos.

Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir semua bagiannya oleh manusia, mulai dari

akar, kulit, batang, daun, tandan bunga, sabut, hingga buahnya. Akar kelapa

menginspirasi penemuan teknologi penyangga bangunan Cakar Ayam (dipakai

misalnya pada Bandar Udara Soekarno Hatta) oleh Sedyatmo.

Batangnya, yang disebut glugu dipakai orang sebagai kayu dengan mutu

menengah, dan dapat dipakai sebagai papan untuk rumah. Daunnya dipakai

sebagai atap rumah setelah dikeringkan. Daun muda kelapa, disebut janur, dipakai

sebagai bahan anyaman dalam pembuatan ketupat atau berbagai bentuk hiasan

yang sangat menarik, terutama oleh masyarakat Jawa dan Bali dalam berbagai

upacara, dan menjadi bentuk kerajinan tangan yang berdiri sendiri (seni

merangkai janur). Tangkai anak daun yang sudah dikeringkan, disebut lidi,

dihimpun menjadi satu menjadi sapu. Tandan bunganya, yang disebut mayang

(sebetulnya nama ini umum bagi semua bunga palma), dipakai orang untuk hiasan

dalam upacara perkawinan dengan simbol tertentu. Bunga betinanya, disebut

bluluk (bahasa Jawa), dapat dimakan. Cairan manis yang keluar dari tangkai

bunga, disebut (air) nira atau legèn (bhs. Jawa), dapat diminum sebagai penyegar

atau difermentasi menjadi tuak. Oleh karena itu, kelapa dianggap sebagai

tumbuhan serba guna, khususnya bagi masyarakat tropis.

Unsur-unsur kimia yang terdapat di dalam kelapa adalah sebagai berikut:

1. Kadar air 90,59%, kalori 437 kkal/100 g, minyak 26,67 %, protein 10,67 %,

serat kasar 3,98 %, totalkarbohidrat 38 ,45 %, pati 13 ,53 %, gula sebagai

glukosa 24 ,92 %.

2. Daging buah kelapa juga mengandung asam amino dengan komposisi,

diantaranya : isoleusin 2,5 g/16 g N, leusin 4,9 g/16 gN, lisin 2,7 g/16 g N,

Page 6: SOKLETASI.docx

metionin 1,5 g/16 g N, threosin 2,3 g/16 g N, tripthopan 0,6 g/16 g N dan

valin 3,8 g/16 g.

3. Mineral utama yang terdapat pada daging buah kelapa adalah Fe (17 ppm), S

(4 ,4 ppm), Cu (3 ,2) , P (2.4 ppm).

4. Kandungan vitamin pada buah meliputi vitamin C (10 ppm), vitamin B(15

IU), dan vitamin E (2 ppm).

5. Minyak kelapa mengandung trigliserida yang tersusun dari lemak rantai

sedang (C6- C12).

6. Asam lemak dalam minyak kelapa adalah rantai C8 5 %, C 10 6 – 10 % dan

C 12 44 – 45 % (total 55- 65 % asamlemak rantai sedang).

7. Komposisi asam-asam lemak, yaitu asam laurat 36,12-38,28%, asam miristat

13,42- 15,90%, asam kaprilat 8,78-11,10%, asam kaprat 6,38-8,08%, asam

palmitat 6,48- 7,95%, asam oleat 4,27-5,26%, asam stearat 1,76-2,54%, dan

asam linoleat 1,44-1,66%. Asam lemak rantai sedang lainnya yang

mempunyai khasiat untuk kesehatan adalah asam kaprat, asam oleat (Omega-

9), dan asam linoleat (Omega-6).

2.2. Ampas Kelapa

Berbagai industri pengolahan kelapa seperti industri santan dan minyak

kelapa meninggalkan ampas berupa daging kelapa parut di akhir pengolahannya.

Ampas industri-industri pengolahan kelapa memiliki nilai gizi dan kandungan

serat yang tinggi dan sangat baik untuk kesehatan. Kandungan minyak di dalam

ampas kelapa berkisar 12,2%-15,9%. Selama ini ampas kelapa hanya sebagian

kecil yang dimanfaatkan, seperti untuk pakan ternak, sisanya terbuang sebagai

limbah.

Ampas kelapa hasil samping pembuatan minyak kelapa murni masih

memiliki kandungan protein kasar yang cukup tinggi yaitu sebesar 11,35%

dengan kadar lemak kasar 23,36%. Hal ini menyebabkan ampas kelapa berpotensi

untuk dimanfaatkan dan diolah menjadi pakan. Kandungan seratnya yang mudah

dicerna juga merupakan suatu keuntungan tersendiri untuk menjadikan sumber

energi yang baik sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak, seperti

Page 7: SOKLETASI.docx

sebagai bahan pakan pelet (calf). Pakan asal ampas kelapa juga terbukti membuat

ternak dapat menghasilkan susu yang lebih kental dan rasa yang enak.

2.3. Ekstraksi

Ekstraksi adalah jenis pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu

padatan atau cairan. Secara umum, ekstraksi terbagi atas 3 jenis, yaitu ekstraksi

mekanik, ekstraksi pelarut, dan ekstraksi rendering. Ekstraksi pelarut sendiri dapat

dilakukan dengan cara panas dan cara dingin. Cara dingin terdiri dari maserasi dan

perkolasi.

Maserasi, adalah ekstraksi menggunakan pelarut dengan beberapa kali

pengadukan pada suhu kamar. Secara teknologi termasuk ekstraksi dengan

prinsip metoda pencapaian konsentrasi pada keseimbangan. Maserasi kinetic

berarti dilakuakn pengadukan kontinyu. Remaserasi berarti dilakukan

pengulangan penambahan pelarutsetelah dilakukan ekstraksi maserat pertama

dan seterusnya.

Perkolasi, adalah ekstraksi pelarut yang selalu baru sampai sempurna yang

umumnya pada suhu ruang. Prosesnya didahului dengan pengembangan

bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya (penampungan

ekstrak) secara terus menerus sampai diperoleh ekstrak perkolat yang

jumlahnya 1-5 kali bahan

Sedangkan cara panas terdiri dari reflux, sokletasi, digesi, destilasi uap, dan

infuse.

Reflux, adalah ekstraksi pelarut pada temperature didihnya selamawaktu

tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relative konstan dengan adanya

pendingin balik

Sokletasi, adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru

menggunakan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinyu dengan jumlah

pelarut relative konstan dengan adanya pendingin balik.

Digesi, adalahmaserasi kinetic pada temperature lebih tinggi dari temperature

kamar sekitar 40-50 C

Page 8: SOKLETASI.docx

Destilasi uap, adalah ekstraksi zat kandungan menguap dari bahan dengan uap

air berdasarkan peristiwa tekanan parsial zat kandungan menguap dengan fase

uap air dari ketel secara kontinyu sampai sempurna dan diakhiri dengan

kondensasi fse uap campuran menjadi destilat air bersama kandungan yang

memisah sempurna atau sebagian.

Infuse, adalah ekstraksi pelarut air pada temperature penangas air 96-98 C

selama 15-20 menit.

Tabel 2.1 Perbedaan Ekstraksi Maserasi, Perkolasi dan Sokletasi.

Perbedaan Maserasi Perkolasi Sokletasi

Bahan yang

digunakan

Tidak tahan panas Tidak tahan panas Tahan panas

Hasil ekstraksi Kurang maksimal Maksimal Maksimal

Proses kerja Sampel direndam

pelarut

Sampel dialiri

pelarut

Sampel direndam

dan dialiri pelarut

Peralatan Sederhana Sederhana Agak rumit

Biaya Murah Mahal Mahal

Waktu yang

dibutuhkan

Lama Lama Lama

Sistem Alat Tertutup Terbuka Tertutup

Sumber: Irwan (2010)

2.4. Sokletasi

Sokletasi adalah suatu metode pemisahan suatu komponen yang terdapat

dalam sampel padat dengan cara penyarian berulang – ulang dengan pelarut yang

sama, sehingga semua komponen yang diinginkan dalam sampel terisolasi dengan

sempurna. Jika senyawa organik yang terdapat dalam bahan padat tersebut dalam

jumlah kecil, maka teknik isolasi yang digunakan tidak dapat secara maserasi,

melainkan dengan teknik lain di mana pelarut yang digunakan harus selalu dalam

keadaan panas sehingga diharapkan dapat mengisolasi senyawa organik itu lebih

efesien. Isolasi semacam itu disebut sokletasi. Proses pengambilan minyak dari

ampas kelapa dapat dilakukan dengan menggunakan metode ekstraksi sokletasi.

Proses sokletasi digunakan untuk ekstraksi lanjutan dari suatu senyawa dari

material atau bahan padat dengan pelarut panas. Alat yang digunakan adalah

seperangkat alat sokletasi yang terdiri atas labu didih, tabung soklet, dan

Page 9: SOKLETASI.docx

kondensor. Sample dalam sokletasi perlu dikeringkan terlebih dahulu untuk

menghilangkan kandungan air yang terdapat dalam sample dan dihaluskan untuk

mempermudah pelarutan senyawa.

Sokletasi digunakan pada pelarut organik tertentu. Dengan cara

pemanasan, sehingga uap yang timbul setelah dingin secara kontunyu akan

membasahi sampel, secara teratur pelarut tersebut dimasukkan kembali kedalam

labu dengan membawa senyawa kimia yang akan diisolasi tersebut. Pelarut yang

telah membawa senyawa kimia pada labu distilasi yang diuapkan dengan rotary

evaporator sehingga pelarut tersebut dapat diangkat lagi bila suatu campuran

organik berbentuk cair atau padat ditemui pada suatu zat padat, maka dapat

diekstrak dengan menggunakan pelarut yang diinginkan.

Syarat syarat pelarut yang digunakan dalam proses sokletasi :

1. Pelarut yang mudah menguap seperti: n-heksan, eter, petroleum eter, metil

klorida dan alkohol

2. Titik didih pelarut rendah.

3. Pelarut tidak melarutkan senyawa yang diinginkan.

4. Pelarut terbaik untuk bahan yang akan diekstraksi.

5. Pelarut tersebut akan terpisah dengan cepat setelah pengocokan.

6. Sifat sesuai dengan senyawa yang akan diisolasi, polar atau nonpolar.

Keunggulan dari metode sokletasi ini adalah sebagai berikut:

1. Sampel diekstraksi dengan sempurna karena dilakukan berulang ulang.

2. Jumlah pelarut yang digunakan sedikit.

3. Proses sokletasi berlangsung cepat.

4. Jumlah sampel yang diperlukan sedikit.

5. Pelarut organik dapat mengambil senyawa organik berulang kali.

Kelemahan sokletasi adalah sebagai berikut:

1. Tidak baik dipakai untuk mengekstraksi bahan bahan tumbuhan yang mudah

rusak atau senyawa senyawa yang tidak tahan panas karena akan terjadi

penguraian.

2. Harus dilakukan identifikasi setelah penyarian, dengan menggunakan pereaksi

meyer, Na, wagner, dan reagen reagen lainnya.

Page 10: SOKLETASI.docx

3. Pelarut yang digunakan mempunyai titik didih rendah, sehingga mudah

menguap.

Cara menghentikan sokletasi adalah dengan menghentikan pemanasan yang

sedang berlangsung. Sebagai catatan, sampel yang digunakan dalam sokletasi

harus dihindarkan dari sinar matahari langsung. Jika sampai terkena sinar

matahari, senyawa dalam sampel akan berfotosintesis hingga terjadi penguraian

atau dekomposisi. Hal ini akan menimbulkan senyawa baru yang disebut senyawa

artefak, hingga dikatakan sampel tidak alami lagi.

2.5. Jenis – Jenis Pelarut yang Digunakan

Dalam sokletasi ada beberapa pelarut yang dapat digunakan. berikut adalah

pembagian pelarut-pelarut yang dapat digunakan dalam sokletasi:

Tabel 2.2 Jenis-jenis Pelarut

Solvent Titik didihKonstanta

DielektrikMassa jenis

Pelarut Non-Polar

Heksana 69 °C 2.0 0.655 g/ml

Benzena 80 °C 2.3 0.879 g/ml

Toluena 111 °C 2.4 0.867 g/ml

Dietil eter 35 °C 4.3 0.713 g/ml

Kloroform 61 °C 4.8 1.498 g/ml

Etil asetat 77 °C 6.0 0.894 g/ml

Pelarut Polar

1,4-Dioksana 101 °C 2.3 1.033 g/ml

Tetrahidrofuran

(THF)66 °C 7.5 0.886 g/ml

Diklorometana

(DCM)40 °C 9.1 1.326 g/ml

Asetona 56 °C 21 0.786 g/ml

Asetonitril (MeCN) 82 °C 37 0.786 g/ml

Page 11: SOKLETASI.docx

Dimetilformamida

(DMF)153 °C 38 0.944 g/ml

Dimetil sulfoksida

(DMSO)189 °C 47 1.092 g/ml

Asam asetat 118 °C 6.2 1.049 g/ml

n-Butanol 118 °C 18 0.810 g/ml

Isopropanol (IPA) 82 °C 18 0.785 g/ml

n-Propanol 97 °C 20 0.803 g/ml

Etanol 79 °C 30 0.789 g/ml

Metanol 65 °C 33 0.791 g/ml

Asam format 100 °C 58 1.21 g/ml

Air 100 °C 80 1.000 g/ml

Sumber: Ana (2011)

2.5.1 Eter

Eter adalah suatu senyawa organik yang mengandung gugus R-O-R’ dengan

R dapat berupa alkil maupun aril. Contoh senyawa eter yang paling umum adalah

pelarut dan anestetik dietil eter (etoksietana, CH3-CH2-O-CH2-CH3). Eter sangat

umum ditemukan dalam kimia organik dan biokimia karena gugus ini merupakan

gugus penghubung pada senyawa karbohidrat dan lignin.

Tabel 2.3. Karakteristik Pelarut Eter

Beberapa Alkil Eter

Eter StrukturTitik Lebur

(0C)

Titik Didih

(0C)

Momen Dipol

(D)

Dimetil eter CH3-O-CH3 -138,5 -23,0 1,30

Dietil eterCH3-CH2-O-CH2-

CH3

-116,3 34,4 1,14

Tetrahidrofura

n

O(CH2)4 -108,4 66,0 1,74

Dioksana O(C2H4)2O 11,8 101,3 0,45

Sumber: Ratna (2010)

Page 12: SOKLETASI.docx

2.5.2 Kloroform

Kloroform adalah nama umum untuk triklorometana (CHCl3). Kloroform

sering dikenal karena sering digunakan sebagai bahan pembius, meskipun

kebanyakan digunakan sebagai pelarut nonpolar di laboratorium atau industri.

Wujudnya pada suhu ruang berupa cairan namun mudah menguap.

Tabel 2.4. Karakteristik Pelarut Kloroform

Karakteristik Pelarut Kloroform

Rumus Molekul CHCl3

Massa Molar 119,38 g/mol

Densitas 1,48 g/cm3

Titik Lebur -63,5 0C

Titik Didih 61,2 0C

Sumber: Widiyo (2011)

2.5.3 Heksana

Heksana (C6H14) atau CH3-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3 merupakan pelarut non

polar yang tidak berwarna dan mudah menguap dengan titik didih 69 oC, pada T

dan P normal berbentuk cair. Senyawa ini merupakan fraksi petroleum eter yang

ditemukan oleh Castille da Henri. Secara umum Heksana merupakan senyawa

dengan 6 rantai karbon lurus yang didapatkan dari gas alam dan minyak mentah.

Heksana biasanya digunakan dalam pembuatan makanan termasuk ekstraksi dari

minyak nabati

Tabel 2.5. Karakteristik Pelarut Heksana

Page 13: SOKLETASI.docx

Sumber: Roy (2011)

Page 14: SOKLETASI.docx

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Alat-alat

1. Satu set/unit alat soklet

2. Corong

3. Gelas Ukur 500 ml

4. Labu didih

5. Mantel Pemanas

6. Kapas

7. Benang

8. Selotip pipa

3.2. Bahan-bahan

1. Ampas kelapa dari proses mesin yang dudah dikeringkan

2. N – Heksana

3. Air

4. Batu didih

3.3. Prosedur Percobaan

1. Bersihkan soklet, masukkan 3 butir batu didih dan keringkan, timbang,

catat berat labu+batu didih.

2. Siapkan contoh dari ampas kelapa yang dikeringkan selama 1 hari.

3. Buat selongsong (timbel) dari kertas saring, ukurannya disesuaikan

dengan besarnya tabung soklet. Timbang berat selongsong kosong.

4. Isi selongsong dari kertas saring dengan contoh. Timbang berat

selongsong+contoh. Berat contoh saja dapat dihitung.

5. Masukkan selongsong yang berisi contoh kedalam tabung soklet.

Page 15: SOKLETASI.docx

6. Sambungkan tabung soklet yang berisi contoh dengan labu soklet,

jangan lupa merekatkan selotip pipa ke ujung tabung soklet, untuk

memudahkan waktu membukanya nanti.

7. Berdirikan labu pada mantel pemanas, dan tabung soklet yang

tersambung pada labu di klem kan pada standar, posisinya harus berdiri

tegak lurus.

8. Masukkan pelarut n-heksana dari mulut tabung soklet, sampai terisi

penuh. Setelah penuh, pelarut dengan sendirinya akan turun ke labu

soklet. Setelah tabung soklet kosong pelarut, tambahkan lagi n-heksana

sampai contoh yang ada dalam tabung terendam sempurna.

9. Pasangkan pendingin pada mulut tabung soklet. Jangan lupa

merekatkan selotip pipa ke mulut pendingin,untuk memudahkan waktu

membukanya nanti.

10. Alirkan air pendingin dari kran, periksa kalau ada kebocoran, kalau ada,

harus diperbaiki sebelum pekerjaan dilanjutkan.

11. Hidupkan mantel pemanas, dan proses sokletasi dimulai.

12. Pelarut yang ada dalam labu akan menguap karena pemanasan. Uap

naik kebagian atas, dan diembunkan oleh pendingin, menetes kedalam

tabung soklet dan menumpuk dalam tabung sambil merendam contoh.

Waktu merendam inilah n-heksana akan menarik minyak kelapa dari

jaringan ampas kelapa. Bila tabung soklet penuh oleh pelarut yang telah

melarutkan minyak kelapa, maka dengan sendirnya pelarut akan turun

kelabu. Di labu pelarut kembali menguap dan meninggalkan minyak.

Pelarut yang menguap kembali naik dan mengembun kedalam tabung

soklet untuk merendam contoh sekaligus melarutkan minyak yang

masih tersisa dalam ampas kelapa. Setelah penuh kembali turun kelabu

sambil membawa minyak. Sirkulasi tersu terjadi selama proses,

sehingga akhirnya semua minyak terlarutkan oleh n –heksana.

13. Bila proses dipandang telah siap, amka mantel pemanas dimatikan.

Biarkan beberapa saat, kemudian selongsong contoh dikeluarkan dari

Page 16: SOKLETASI.docx

dalam tabung soklet, diremas, sehingga kering pelarut, pelarut hasil

remasan dimasukkan kedalam tabung soklet.

14. Setelah contoh dikeluarkan, unit alat dipasangkan kembali, dan mantel

pemanas dihidupkan lagi. Dimulai proses pengambilan pelarut. Amati

dengan teliti, bila tabung sudah hampir penuh, pemanas cepat

dimatikan, dan pelarut yang ada dalam tabung diambil, disimpan dalam

botol tersendiri. Kalau terlambat, tabung sempat penuh, maka semua

pelarut akan turun kelabu dibagian bawah, sedangkan sekarang kita

pada tahap pengambilan pelarut.

15. Bila proses pengambilan pelarut sudah dianggap selesai, yakni minyak

dalam labu sudah terlihat lebih pekat, maka pemanas dimatikan, dan

alat dilepas menjadi bagian –bagiannya.

16. Minyak yang ada dalam labu, dikeringkan lagi dari pelarutnya dengan

cara memanaskan dalam oven pada suhu diatas titik didih pelarut.

Diovenkan selama 15 menit, kemudian dinginkan dan ditimbang.

17. Pekerjaan seperti no. 16 dilakukan berulang sampai didapat berat tetap.

18. Berat minyak dapat dihitung, sehingga persentase minyak dalam ampas

kelapa juga dapat dihitung.

19. Minyak hasil sokletasi disimpan pada botol tersendiri.

3.4. Rangkaian Alat

Keterangan :

1. Kondensor

2. Tabung soklet

3. Selongsong

4. Selang

5. Statif

6. Labu didih dasar bulat

7. Minyak dan pelarut

8. Mantel pemanas

Gambar 3.1 Rangkaian alat sokletasi

Page 17: SOKLETASI.docx

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil dan Perhitungan

Dari percobaan didapat besarnya rendemen minyak dari ampas kelapa

adalah sebagai berikut:

1. Berat sampel (ampas kelapa) = 17 gram

2. Sampel + selongsong + kapas = 17,755 gram

3. Berat labu didih + labu didih = 186,756 gram

4. Volume heksana yang digunakan = 300 ml

5. Suhu pemanasan = 20°C

6. Waktu refluks

a. Refluks 1 = 23,51 menit

b. Refluks 1 = 19,53 menit

c. Refluks 1 = 20,42 menit

d. Refluks 1 = 18,55 menit

e. Refluks 1 = 18,28 menit

f. Refluks 1 = 18,59 menit

g. Refluks 1 = 23,36 menit

h. Refluks 1 = 21,59 menit

i. Refluks 1 = 21,22 menit

j. Refluks 1 = 21,06 menit

k. Refluks 1 = 20,33 menit

l. Refluks 1 = 21,26 menit

m. Refluks 1 =20,54 menit

7. Berat pengovenan

a. Menit ke-15 (1) = 191,48 gram

b. Menit ke-15 (2) = 191,472 gram

c. Menit ke-5 (3) = 191,466 gram

Page 18: SOKLETASI.docx

Jadi, rendemen minyak dari ampas kelapa adalah :

Re ndemen=outputinput

x100 %

= 4,71 gram/17 gram x 100%

= 27,7 %

4.2 Pembahasan

Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair

dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak

substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya.selain itu ekstraksi

juga dapat diartikan sebagai penguraian zat-zat berkhasiat atau zat aktif dibagian

tanaman, hewan dan beberapa jenis ikan yang pada umumnya mengandung

senyawa-senyawa yang mudah larut dalam pelarut organik.

Sokletasi adalah suatu metode / proses pemisahan suatu komponen yang

terdapat dalam zat padat dengan cara penyaringan berulang ulang dengan

menggunakan pelarut tertentu, sehingga semua komponen yang diinginkan akan

terisolasi.

Pengambilan suatu senyawa organik dari suatu bahan alam padat disebut

ekstraksi. Jika senyawa organik yang terdapat dalam bahan padat tersebut dalam

jumlah kecil, maka teknik isolasi yang digunakan tidak dapat secara maserasi,

melainkan dengan teknik lain dimana pelarut yang digunakan harus selalu dalam

keadaan panas sehingga diharapkan dapat mengisolasi senyawa organik itu lebih

efesien. Isolasi semacam itu disebut sokletasi.

Prinsip kerja sokletasi penyarian secara berkesinambungan dimana cairan

penyari dipanaskan sehingga menguap, uap cairan akan terkondensasi molekul-

molekul cairan penyari oleh pendingin balik dengan turun kedalam klonsong

menyari simplisia dan selanjutnya masuk kembali kedalam labu alas bulat setelah

melewati pipa siphon, proses ini berlangsung hingga penyarian zat aktif menjadi

sempurna.

Dalam percobaan ini langkah pertama yang dilakukan adalah menyusun alat

sokletasi, yakni labu didih dan batu didih yang telah ditimbang sebelumnya

Page 19: SOKLETASI.docx

disusun diatas mantel pemanas. Batu didih dalam hal ini untuk mengurangi

letupan dan meratakan panas pada pelarut. Langkah selanjutnya adalah

menimbang ampas kelapa yang telah dikeringkan sebanyak 17 gram kemudian

dibungkus hingga membentuk selongsong dengan kertas saring. Kemudian

selongsong dimasukan ke alat soklet dan disusun diatas labu didih yang diikuti

dengan pengisian pelarut hexan sebanyak 300 ml setelah itu disusunnya alat

kondensor/pendingin. Kondensor ini bertujuan untuk mendinginkan uap pelarut

sehingga uap tersebut mencair dan turun kembali kedalam tabung soklet untuk

melarutkan minyak kembali. Setelah semua alat soletasi terpasang air dialirkan ke

kondensor didikuti dengan dihidupkannya alat pemanas.

Dalam proses ini terjadilah kondensasi pelarut hexan dimana pelarut yang

telah menguap menetes kembali ke tabung soklet membasahi sampel dan

tertampung di dalam tabung soklet sampai tinggi pelarut dalam pipa siphon sama

dengan tinggi pelarut di selongsong. Kemudian pelarut seluruhnya akan masuk

kembali ke dalam labu didih bulat dan begitu seterusnya. Peristiwa ini disebut

dengan efek siphon. pada ekstraktor Soxhlet cairan akan masuk ke dalam labu

setelah tinggi pelarut dalam selongsong sama dengan pipa siphon ini dimaksud-

kan agar simplisia yang diinginkan dapat terekstrak dengan

sempurna. Sehingga menyebabkan ada bagian pada sampel yang berkontak lebih

lama dengan cairan daripada bagian lainnya. Sehingga sampel yang berada di

bawah akan terekstraksi lebih banyak daripada bagian atas. Proses ini berlangsung

secara terus menerus selama kurang lebih 5 jam, dan mengalami refluks sebanyak

13 kali.

Selongsong dalam alat soklet dikeluarkan, dan kemudian dilakukan proses

destilasi, sehingga hanya sedikit pelarut yang tersisa di dalam labu didih bulat.

Setelah proses destilasi selesai minyak yang terekstraksi di dalam labu didih

bulat dikeringkan dengan menggunakan oven, kamudian hasilnya ditimbang

dan di oven kembali sampai beratnya stabil baru kemudian hasil minyak yang

telah di ekstraksi disimpan. Rendemen minyak kelapa yang didapat 27,7%

sedangkan berdasarkan teori, rendemen minyak kelapa dari ampas kelapa

berkisar 12,2%-15,9%. Rendemen yang didapatkan dari percobaan berbeda

Page 20: SOKLETASI.docx

dengan teorinya dikarenakan hasil ekstraksi sokletasi yang didapat tidak hanya

mengandung minyak ampas kelapa saja. Hal ini dikarenakan pelarut heksan,

tidak hanya menyari minyak, tetapi juga menyari protein. Protein mengandung

asam amino yang non polar dan bersifat hidrofob sehingga larut dalam pelarut

non polar seperti heksana. Selain itu, lebih besarnya rendemen hasil percobaan

dikarenakan sample yang digunakan kering, berbeda dengan teoritisnya yang

masih basah atau mengandung air. kandungan air dalam sample menyebabkan

pelarut sulit untuk menarik minyak karena heksana yang bersifat non polar dan

air yang bersifat polar tidak dapat saling melarutkan. Itulah sebabnya kenapa

rendemen percobaan yang didapatkan lebih besar dari teorinya.

Page 21: SOKLETASI.docx

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Ekstraksi sokletasi merupakan metode pemisahan komponen dari sampel

dengan penyarian berulang-ulang dengan pelarut organik dalam keadaan panas.

Rendemen yang didapat dari hasil percobaan adalah 27,7%

5.2 Saran

1. Berhati-hati dalam memasang alat sokletasi, serta tidak lupa

mengolesinya dengan vaselin

2. Lihat kondisi alat sebelum membuka kembali susunan alat sokletasi,

lebih baik ditunggu hingga dingin.

3. Praktikan hendaknya selalu mengawasi percobaan agar tidak ada

refluks yang terlewati.

Page 22: SOKLETASI.docx

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Minyak Biji Jarak Pagar.http://id.wikipedia.org/wiki/Jarak_pagar.

Diakses pada 30 Desember 2012.

Anonim. Sokletasi. http://aneetha_soeka.student.fkip.uns.ac.id/sokletasi. Diakses

pada 01 oktober 2012.

Davia. 1995. Organic Laporatory Tecniques. Second edition, USA.

Irdoni HS & Nirwana HZ. 2012. Modul Praktikum Kimia Organik. Universitas

Riau.

Puriyanto, Edi. Ekstraksi Minyak Jagung. http://edipuriyanto.blogspot.com/eks-

traksi-minyak-jagung.html.Diakses pada 30 oktober 2012.

Putri, Yolani. Sokletasi.http://yolanisyaputri.blogspot.com/2012/01/sokletasi.html.

Diakses pada 01 oktober 2012.

Rahmayanti, Rini. Sokletasi Minyak Jarak Pagar.http://rinirahmayanti18.-

blogspot.com/2012/02/sokletasi. Diakses pada 30 oktober 2012.

Page 23: SOKLETASI.docx

LAMPIRAN A

DOKUMENTASI PRAKTIKUM

Gambar A.1. Rangkaian alat ekstraksi sokletasi dan proses berlangsungnya.

Gambar A.2. Proses penuangan pelarut kedalam tabung sokletasi.

Page 24: SOKLETASI.docx

Gambar A.3. Proses pengovenan minyak hasil ekstraksi untuk memperoleh

berat konstant.

Gambar A.4. Selongsong dengan sampel ampas kelapa

Page 25: SOKLETASI.docx

Gambar A.5. Mantel pemanas dan labu didih berdasar bulat.

Gambar A.6. Tabung soklet