sjdfhklgf

download sjdfhklgf

of 9

description

fgg

Transcript of sjdfhklgf

REFLEKSI KASUS

HERPES ZOSTER

Nama

: Micheline Brigita B

No. Stambuk : N 111 14 012

Pembimbing : dr. Nur Hidayat, Sp.KK

DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS TADULAKO

PALU

2015STATUS PASIEN

BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

RSUD UNDATA PALU

I. IDENTITAS PASIEN

1. Nama pasien

: Tn. Z

2. Umur

: 53 tahun

3. Alamat

: Birobuli4. Jenis kelamin

: Laki-laki

5. Agama

: Islam

6. Pekerjaan

: PNS

7. Tanggal pemeriksaan: 16 April 2015

II. ANAMNESIS

1. Keluhan utama :

Gelembung-gelembung kecil berisi cairan di bokong dan kaki sebelah kiri yang terasa nyeri2. Riwayat penyakit sekarang :

Pasien datang ke poli kulit dan kelamin dengan keluhan munculnya gelembung-gelembung kecil yang berisi cariran di bokong dan kakinya sejak 5 hari yang lalu. Pada area tersebut juga dirasakan nyeri. Pada awalnya gelembung-gelembung tersebut muncul di bagian belakang paha kiri, kemudian gelembung-gelembung tersebut bertambah banyak di daerah tersebut dan mulai muncul di daerah bokong sebelah kiri. Pasien juga mengeluhkan demam sejak 1 minggu yang lalu dan kurang nafsu makan.3. Riwayat penyakit dahulu :

Pasien pernah menderita cacar air pada waktu kelas 5 SD dan mendapat pengobatan.Pasien pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya, pertama kali pada tahun 2012 di lengan kanannya dan mendapat pengobatan. Keluhan yang sama kemudian muncul kembali pada tahun 2013 di perut sebelah kanannya dan mendapat pengobatan. Hingga saat ini pasien masih sering merasakan nyeri pada daerah bekas keluhannya.4. Riwayat penyakit keluarga :

Tidak ada keluarga pasien yang mengeluhkan keluhan yang sama dengan pasien.

III. PEMERIKSAAN FISIK

1. Status generalis :

Kondisi umum : Sakit ringan

Status gizi: Baik

Kesadaran: Komposmentis

2. Tanda vital :

Tekanan darah : 120/70mmHg

Nadi: 72 x/menit

Respirasi: 18 x/menit

Suhu: 37,5C

3. Hygiene : baik

4. Status dermatovenereologis :

Kepala: tidak ada ujud kelainan kulitLeher: tidak ada ujud kelainan kulit

Dada: tidak ada ujud kelainan kulit

Perut: tidak ada ujud kelainan kulit

Punggung: tidak ada ujud kelainan kulit

Bokong: terdapat vesikel-vesikel dan bula herpetiformis dengan dasar yang eritema dan krusta secara unilateralGenitalia: tidak ada ujud kelainan kulit

Ekstremitas atas

: tidak ada ujud kelainan kulit

Ekstremitas bawah: terdapat vesikel-vesikel dan bula herpetiformis dengan dasar yang eritema secara unilateral

Kel. limfe

: tidak ada pembesaran kelenjar limfeIV. GAMBAR

Gambar 1. Tampak vesikel-vesikel dan bula herpetiformis dengan dasar yang eritema, krusta pada bokong sebelah kiri

Gambar 2. Tampak vesikel-vesikel dan bula herpetiformis dengan dasar yang eritema pada bagian belakang paha kiri

V. RESUME

Pria, 53 tahun, datang ke poli penyakit kulit dan kelamin dengan keluhan munculnya vesikel-vesikel serta bula pada bokong dan kakinya sejak 5 hari yang lalu. Pada area tersebut dirasakan nyeri. Pada awalnya vesikel-vesikel dan bula yang muncul di bagian belakang paha kiri, kemudian bertambah banyak di daerah tersebut dan mulai muncul di daerah bokong sebelah kiri. Bersamaan dengan munculnya vesikel, pasien merasa demam dan kurang nafsu makan. Pasien pernah menderita varisela saat kelas 5 SD dan mendapat pengobatan.

Pasien pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya, pertama kali pada tahun 2012 di lengan kanannya dan mendapat pengobatan. Keluhan yang sama kemudian muncul kembali pada tahun 2013 di perutnya dan mendapat pengobatan. Hingga saat ini psien masih sering merasakan nyeri pada daerah bekas keluhannya.

Pasien datang ke poli dalam keadaan komposmentis dan status gizi yang baik. Tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 72 x/menit, respirasi 18x/menit, suhu 37,5C. Status dermatologis/venereologis, pada bokong dan bagian belakang paha sebelah kiri tampak vesikel-vesikel dan bula herpetiformis dengan dasar yang eritema dan krusta.VI. DIAGNOSIS BANDING

1. Herpes Zoster2. Herpes Simpleks

VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan TzanckVIII. DIAGNOSIS KERJA

Herpes ZosterIX. PENATALAKSANAAN

1. Non Medikamentosa

Tirah baring/ istirahat2. Medikamentosa

Acyclovir 400mg 5x1 diberikan selama 7 hari Paracetamol 2x1 (jika perlu) Cefadroxil 500mg 2x1

X. PROGNOSIS

1. Qua ad vitam

: ad bonam

2. Qua ad fungsionam: ad bonam

3. Qua ad cosmeticam: ad bonam

4. Qua ad sanationam: dubia ad bonam

PEMBAHASAN

Pria, 35 tahun, datang ke poli penyakit kulit dan kelamin dengan keluhan munculnya vesikel-vesikel serta bula pada bokong dan kakinya sejak 5 hari yang lalu. Pada area tersebut dirasakan nyeri. Pada awalnya vesikel-vesikel dan bula yang muncul di bagian belakang paha kiri, kemudian bertambah banyak di daerah tersebut dan mulai muncul di daerah bokong sebelah kiri. Bersamaan dengan munculnya vesikel, pasien merasa demam dan kurang nafsu makan.Pasien pernah menderita varisela saat kelas 5 SD dan mendapat pengobatan.

Pasien pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya, pertama kali pada tahun 2012 di lengan kanannya dan mendapat pengobatan. Keluhan yang sama kemudian muncul kembali pada tahun 2013 di perutnya dan mendapat pengobatan. Hingga saat ini psien masih sering merasakan nyeri pada daerah bekas keluhannya.

Pasien datang ke poli dalam keadaan komposmentis dan status gizi yang baik. Tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 72 x/menit, respirasi 18x/menit, suhu 37,5C. Status dermatologis/venereologis, pada bokong dan bagian belakang paha sebelah kiri tampak vesikel-vesikel dan bula herpetiformis dengan dasar yang eritema dan krusta.

Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat dicurigai pasien menderita herpes zoster.Herpes zoster (shingles) disebabkan oleh reaktivasi virus varicella-zoster (VZV) dari keadaan laten setelah infeksi dengan varisela (chickenfox). Setelah infeksi akut, virus dorman, biasanya selama beberapa dekade, di ganglion saraf dorsalis atau ganglion trigeminal/kranial.1,2Insiden kumulatif herpes zoster diperkirakan 10-20% dari populasi. Sebagian besar kasus terjadi pada orang tua, dengan kedua jenis kelamin terpengaruh sama. Sebagian besar kasus herpes zoster terjadi pada orang dewasa imunokompeten berusia >50 tahun.1,3Daerah yang paling sering terkena adalah daerah toraks (55%). walaupun daerah-daerah lain juga sering terjadi, seperti kranial & saraf trigeminal (20%), pinggang (15%), sakral (5%), dan biasanya bersifat unilateral. Frekuensi penyakit ini ada pria dan wanita sama, sedangkan mengenai umur Iebih sering pada orang dewasa.4Sebelum timbul gejala kulit terdapat, gejala prodromal baik sistemik (demam, pusing, malese), maupun gejala prodromal lokal (nyeri otot-tulang, gatal, pegal dan sebagainya). Setelah itu timbul eritema yang dalam waktu singkat menjadi vesikel yang berkelompok dengan dasar kulit yang eritematosa dan edema. Vesikel ini berisi cairan yang jernih, kemudian menjadi keruh (berwarna abu-abu), dapat menjadi pustul dan krusta.4Masa tunasnya 7-12 hari. Masa aktif penyakit ini berupa lesi-lesi baru yang tetap timbul berlangsung kira-kira seminggu, sedangkan masa resolusi berlangsung kira-kira 1-2 minggu. Disamping gejala kulit dapat juga dijumpai pembesaran kelenjar getah bening regional. Lokalisasi penyakit ini adalah unilateral dan bersifat dermatomal sesuai dengan tempat persarafan. Pada susunan saraf tepi jarang timbul kelainan motorik, tetapi pada susunan saraf pusat kelainan ini lebih sering terjadi. Hipertensi pada daerah yang terkena memberi gejala yang khas. Kelainan pada muka sering disebabkan oleh karena gangguan pada nervus trigeminus (dengan ganglion gaseri) atau nervus fasialis dan otikus (dari ganglion genikulatum).4 Sesuai dengan anamnesis bahwa pasien pernah mengalami keluhan yag sama sebelumnya serta masih dirasakan nyeri pada daerah yang pernah terkena keluhan, maka rasa nyeri yang dirasakan pasien terkait dengan komplikasi pada penyakit herpes zoster yaitu neuralgia pascaherpetik. Neuralgia pascaherpetik dapat timbul pada umur di atas 40 tahun, presentasenya 10-15%. Makin tua penderita makin tinggi presentasenya.4Terapi sistemik umumnya bersifat simtomatik, untuk nyerinya diberikan analgetik. Jika disertai infeksi sekunder diberikan antibiotik. Obat yang biasa digunakan ialah asiklovir dan modifikasinya, misalnya valasiklovir. 4Dosis asiklovir yang di anjurkan ialah 5 x 800 mg sehari dan biasanya diberikan 7 hari, sedangkan valasiklovir cukup 3 x 1000 mg sehari karena konsentrasi dalam plasma tinggi. Jika lesi baru masih tetap timbul obat tersebut masih dapat diteruskan dan dihentikan setelah 2 hari sejak lesi baru tidak timbul lagi. 4Pengobatan topikal bergantung pada stadiumnya. Jika masih stadium vesikel diberikan bedak dengan tujuan protektif untuk mencegah pecahnya vesikel agar tidak terjadi infeksi sekunder. Bila erosif diberikan kompres terbuka. Kalau terjadi ulserasi dapat diberikan salep antibiotik.4REFERENSI

1. ACP Observer extra. 2007. An internists guide to preventing, diagnosing Ana treating herpes zoster. The American College of Physicians, 190 N. Independence Mall West, Philadelphia, PA 19106-1572. http://www.acpinternist.org/archives/2007/03/herpes.pdf

2. NCIRS Factsheet. Zoster vaccine for Australian adults: Information for Immunisation Providers. NCIRS Fact sheet: November 2009. http://www.ncirs.edu.au/immunisation/fact-sheets/herpes-zoster-vaccine-fact-sheet.pdf

3. McCary, Jessie. Herpes Zoster (Shingles). The Health Care of Homeless Persons - Part I, hal. 47-51.

http://www.bhchp.org/BHCHP%20Manual/pdf_files/Part1_PDF/HerpesZoster.pdf4. Djuanda A, Djuanda S, Hamzah M.,Aisah S.,editor. 2010. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Kelima. Jakarta : Fakultas Kedokteran Indonesia