Renstra Final

download Renstra Final

of 38

Transcript of Renstra Final

  • 7/22/2019 Renstra Final

    1/38

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar BelakangPembangunan pertanian telah dan akan terus memberikan sumbangan bagi

    pembangunan daerah, baik secara langsung dalam pembentukan Pendapatan Domestik

    Regional Bruto (PDRB), penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan pendapatan masyarakat,

    maupun sumbangan tidak langsung melalui penciptaan kondisi yang kondusif bagi

    pelaksanaan pembangunan dan hubungan sinergis dengan sektor lain. Pembangunan

    pertanian merupakan upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat tani, yang dicapai

    melalui investasi teknologi, pengembangan produktivitas tenaga kerja, pembangunan

    sarana ekonomi, serta penataan dan pengembangan kelembagaan pertanian. Sumber daya

    manusia, bersama-sama dengan sumber daya alam, teknologi dan kelembagaan merupakan

    faktor utama yang secara sinergis menggerakan pembangunan pertanian untuk mencapai

    peningkatan produksi pertanian.

    Pembangunan pertanian khususnya pertanian tanaman pangan dan hortikultura

    yang dilaksanakan di Jawa Barat telah memberikan kontribusi positif terhadap

    perkembangan ekonomi, namun dilihat dari Nilai Tukar Petani (NTP) tahun 2007 sebesar

    115,63 turun dibanding tahun 2006 sebesar 116,98. Hal ini mengindikasikan bahwa daya

    beli nominal petani pada tahun 2007 turun sebesar 1,16% dibanding tahun 2006.

    Optimalisasi lahan masih rendah yaitu baru sebesar 57,50%. Hal ini diakibatkan oleh

    kurang kreatifnya petani untuk melakukan usahatani karena masih melakukan monocrop di

    lahan sawah, sedangkan untuk komoditi lainnya masih dipandang sebagai tanaman

    secondary crop, kecuali untuk tanaman hortikultura yang memiliki nilai ekonomi tinggi.

  • 7/22/2019 Renstra Final

    2/38

    beras sebesar 4.402.465 kg, berarti pada tahun 2007 Jawa Barat surplus beras sebesar

    1.854.335 kg dikurangi 772.000 kg (perdagangan keluar Jawa Barat 700.000 kg per tahun

    dan untuk kebutuhan benih serta industri makanan 72.000 kg) dan surplus tinggal 1.082.335

    kg. Prediksi produksi padi tahun 2013 sebesar 13.107.733 ton GKG, dengan asumsi

    peningkatan produksi 5% per tahun.

    Tuntutan peningkatan produksi padi sebesar 5% per tahun guna untuk ketersediaan

    pangan khususnya beras pada lima tahun mendatang sebetulnya merupakan tantangan

    yang cukup menarik. Hal positif yang dapat diupayakan meningkatkan produksi pangan

    (khususnya beras) adalah dengan penggunaan benih unggul bersertifikat, melakukan

    optimalisasi lahan, perluasan areal (indeks pertanaman), penetapan lahan abadi, inovasi

    teknologi (PTT/SRI), efisiensi proses produksi, pengawalan dan pendampingan kelompok,

    dan penurunan tingkat kehilangan hasil saat panen dan pasca panen (post harverst losses

    reduction). Pada Tahun 2007 angka efisiensi proses produksi masih rendah yaitu 64,75%, hal

    ini tentunya berakibat langsung pada masih rendahnya penerimaan keuntungan dari

    usahatani.

    Jawa Barat sebagai sentra tanaman hortikultura di Indonesia dan merupakan

    provinsi pemasok kebutuhan buah-buahan dan sayuran terbesar di Indonesia dengan

    kontribusi terhadap nasional sampai tahun 2007 yaitu untuk komoditas buah-buahan

    seperti manggis sebesar 53,81%, nenas 24,16%, pisang 26,65%, rambutan 24,87%, mangga

    24,61% dan durian sebesar 10,06%. Komoditas sayuran seperti kubis sebesar 28,67%, tomat

    42,05%, kentang 33,61%, cabe merah 27,21% dan bawang merah 14,46%. Komoditas

    tanaman hias anggrek sebesar 17,50%, krisan 70,31%, anthurium 42,01%, sedap malam

    35,59% dan mawar 12,26%. Komoditas biofarmaka Jawa Barat tercatat sebagai salah satu

    pemasok kebutuhan nasional seperti jahe 39,98%, lengkuas/laos 24,69%, kunyit 41,19% dan

  • 7/22/2019 Renstra Final

    3/38

  • 7/22/2019 Renstra Final

    4/38

    1.3. Landasan HukumDalam Penyusunan Rencana Strategis Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi

    Jawa Barat Tahun 2008-2013, peraturan perundang-undangan yang dijadikan landasan

    hukum adalah sebagai berikut:

    1. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan PembangunanNasional;

    2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor

    32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah;

    3. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antaraPemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

    4. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;5. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan

    Penetapan Standar Pelayanan Minimal;

    6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian UrusanPemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah

    Kabupaten/Kota;

    7. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Pemerintah Daerah;8. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi

    Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;

    9. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan TugasPembantuan;

    10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

  • 7/22/2019 Renstra Final

    5/38

    13. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang RencanaPembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025;

    14. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pokok-pokokPengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 11 Seri E,

    Tambahan Lembaran Daerah Nomor 47);

    15. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 21 Tahun 2008 tentang Organisasi danTata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 20

    Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 55);

    16. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 54 Tahun 2008 tentang RPJMD Provinsi JawaBarat Tahun 2008-2013;

    17. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor ..... Tahun 2009 tentang Tugas Pokok, FungsiRincian Tugas Unit dan Tata Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa

    Barat.

    18. Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 53 Tahun 2002 tentang Tugas Pokok, Fungsidan Rincian Tugas pada Unit Pelayanan Teknis Dinas di Lingkungan Dinas Pertanian

    Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat.

    1.4. Sistematika PenyusunanPenyusunan Rencana Strategis Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

    Tahun 2008-2013 disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut:

    Bab I : PENDAHULUAN

    Memuat latar belakang, tujuan, landasan hukum, sistematika penyusunan

    Renstra Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013 dan pengertian-

  • 7/22/2019 Renstra Final

    6/38

    Bab III : ISU-ISU STRATEGIS

    Menjelaskan isu-isu strategis di Dinas Pertanian Tanaman Pangan ProvinsiJawa Barat yang akan dihadapi, berdasarkan evaluasi, analisis dan prediksi

    terhadap pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Pertanian Tanaman

    Pangan Provinsi Jawa Barat dalam periode 2008-2013.

    Bab IV : VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

    Merupakan gambaran visi dan misi Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi

    Jawa Barat, tujuan dan sasaran pembangunan pertanian, serta strategi dan

    kebijakan yang berdasarkan ada tugas pokok dan fungsi dari Dinas Pertanian

    Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat.

    Bab V : RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN

    DAN PENDANAAN INDIKATIF

    Menjelaskan rencana program Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa

    Barat, kegiatan yang ada di Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa

    Barat, Indikator Kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif dari

    semua kegiatan yang ada di Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa

    Barat.

    BAB VI : PENUTUP

    1.5. Pengertian dan BatasanAgens Hayati adalah organisme hidup (termasuk musuh alami berupa predator parasitoid

  • 7/22/2019 Renstra Final

    7/38

    Bantuan Sosial adalah transfer uang atau barang yang memberikan kepada masyarakat

    guna melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko sosial. Bantuan sosial dapatlangsung diberikan kepada anggota masyarakat dan/atau lembaga masyarakat

    melalui Penguatan Modal Usaha Kelompok (PMUK).

    Benih adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan atau

    memproduksi tanaman pangan dan hortikultura.

    FATIH (Fasilitasi Terpadu Investasi Hortikultura) adalah suatu jejaring kerja yang diwadahi

    dalam suatu wadah koordinasi melalui faktor penentu keberhasilan investasi

    (kebijakan, prasarana, sarana, modal dan teknologi, kelembagaan, SDM, sistem

    informasi, dan lain-lain) serta merupakan konsep yang digunakan untuk menciptakan

    iklim usaha di bidang hortikultura yang kondusif sekaligus dapat meningkatkan daya

    saing produk.

    GAP (Good Agriculture Practices) atau cara budidaya yang baik dan benar adalah panduan

    umum dalam melaksanakan budidaya tanaman buah secara benar dan tepat,

    sehingga diperoleh produktivitas tinggi, mutu produk yang baik, keuntungan

    optimum, ramah lingkungan dan memperhatikan aspek keamanan, kesehatan dan

    kesejahteraan petani, serta usaha produksi yang berkelanjutan.

    GEMAR (Gerakan Multi Aktivitas Agribisnis) adalah suatu gerakan bersama dari segenap

    pemangku kepentingan rumpun pertanian dan turunannya di Jawa Barat, sebagai

    upaya untuk meningkatkan pendapatan, kesejahteraan dan daya saing masyarakat

    melalui penambahan (multi) aktivitas agribisnis berbasis ekonomi lokal dengan

    modal siklus tertutup, yang melibatkan peran multi stakeholder dan integrasi multi

  • 7/22/2019 Renstra Final

    8/38

    Kelembagaan Usaha adalah kelembagaan petani merupakan unsur yang sangat penting

    untuk mendukung pengembangan usaha bisnis guna merespon pasar danpersaingan, meningkatkan efisiensi produksi, serta mengefektifkan pelayanan yang

    menunjang pengembangan usaha agribisnis. Kelembagaan usaha menjadikan petani

    memiliki kemandirian usaha dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan untuk mampu

    bersaing. Pengembangan kelembagaan di tingkat petani diarahkan untuk

    membentuk kelompok tani, asosiasi produsen atau koperasi usaha sehingga dapat

    meningkatkan posisi tawar (bargaining position).

    Kelompok Tani adalah kumpulan petani yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan,

    kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi dan sumber daya) dan keakraban

    untuk meningkatkan dan mengembangkan usahanya.

    Konversi Lahan adalah semua kegiatan untuk mencegah penurunan daya dukung lahan,

    menghindari erosi dan terbawanya unsur hara lahan, sehingga dapat melestarikan

    kualitas tanah dan tingkat kesuburannya.

    LM3 (Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat) adalah penguatan modal usaha

    agribisnis kepada lembaga berbasis keagamaan (pondok pesantren, seminasi, paroki,

    pasraman, vihara, pura, subak, dll), yang dijadikan sebagai motor penggerak

    pembangunan pertanian di pedesaan.

    Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) adalah organisme yang dapat merusak,

    mengganggu dan menyebabkan kehilangan dan kerusakan pada tanaman yang

    dibudidayakan.

    Peningkatan Konsumsi dan Akselerasi Ekspor adalah pengembangan hortikultura dengan

  • 7/22/2019 Renstra Final

    9/38

    Pestisida adalah zat atau senyawa kimia, zat pengatur tumbuh dan perangsang tumbuh,

    bahan lain serta organisme renik atau virus yang digunakan untuk melakukanperlindungan tanaman.

    Pestisida Nabati adalah suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan.

    PHT (Pengendalian Hama Terpadu) adalah sistem pengendalian organisme pengganggu

    tumbuhan dengan menerapkan berbagai macam cara pengendalian yang kompatibel

    (termasuk biologi, genetik, mekanis, fisik, kimia, dan peraturan) dengan cara

    seharmonis mungkin, guna mempertahankan populasi hama berada dalam suatu

    tingkat di bawah tingkat yang merugikan secara ekonomi.

    PIP (Petugas Informasi Pasar) adalah petugas yang melaksanakan kegiatan pelayanan di

    bidang informasi, baik pada tingkat sentra produksi maupun pada tingkat sentra

    pasar, khususnya harga komoditas tanaman pangan dan hortikultura yang dipantau

    setiap hari.

    PMUK (Penguatan Modal Usaha Kelompok) merupakan salah satu mekanisme pelaksanaan

    penguatan kelompok dalam bentuk modal usaha kelompok kepada petani/kelompok

    tani.

    POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman) adalah petugas lapang Dinas

    Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat yang dikelola oleh UPTD Balai

    Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat.

    PUAP (Program Usaha Agribisnis Pedesaan) merupakan terobosan Departemen Pertanian

    dan bagian dari PNPM-N, melalui lembaga ekonomi petani di perdesaan berupa

  • 7/22/2019 Renstra Final

    10/38

    Sentra Produksi atau Sentra Komoditas adalah suatu kawasan yang mencapai skala usaha

    ekonomi tertentu sehingga layak dikembangkan sebagai satuan pengembanganagribisnis.

    SCM (Supply Chain Management) atau Pengelolaan Rantai Pasokan adalah suatu jejaring

    organisasi yang saling tergantung dan bekerjasama secara menguntungkan melalui

    pengembangan sistem manajemen untuk perbaikan sistem penyaluran produk,

    informasi, pelayanan dan dana dari pemasok ke pengguna akhir (konsumen). Konsep

    SCM dilakukan agar peningkatan daya saing tidak semata-mata dilakukan melalui

    perbaikan produktivitas dan kualitas produk, tetapi melalui pengemasan, pemberian

    merk, efisiensi, transportasi, informasi, penguatan kelembagaan dan penciptaan

    inovasi secara kontinyu dan sistematik.

    Sertifikasi Buah adalah penilaian/apresiasi yang diberikan kepada petani/pemilik kebun atas

    penilaian terhadap usaha tani yang dilakukan. Hasil apresiasi atau penilaian terhadap

    objek tanaman dikelompokkan menjadi produk Prima Satu (P-1), Prima Dua (P-2),

    dan Prima Tiga (P-3).

    SOP (Standard Operating Procedure) adalah petunjuk teknis baku yang singkat, jelas dan

    praktis dari setiap tahapan kegiatan untuk menjamin produk akhir yang dihasilkan

    berkualitas baik.

    Tanaman Biofarmaka adalah tanaman yang dibudidayakan secara intensif dan dapat

    dimanfaatkan/digunakan sebagai tanaman obat, baik manusia maupun untuk

    pengendalian hama/penyakit pada tanaman.

    Tanaman Buah adalah tanaman budidaya yang terdiri dari tanaman buah pohon, tanaman

  • 7/22/2019 Renstra Final

    11/38

  • 7/22/2019 Renstra Final

    12/38

    BAB II

    GAMBARAN PELAYANAN SKPD

    2.1. Struktur OrganisasiBerdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 21 Tahun 2008 tentang

    Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Barat, Struktur Organisasi Dinas

    Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat yang dikepalai oleh Kepala Dinas. DinasPertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat memiliki 1 (satu) sekretariat, 4 (empat)

    bidang, yaitu Bidang Sumber Daya, Bidang Produksi Tanaman Pangan, Bidang Produksi

    Tanaman Hortikultura dan Bidang Bina Usaha, 8 (delapan) Unit Pelayanan Teknis Dinas

    (UPTD) dan 2 (dua) SPP-SPMA, yaitu SPP-SPMA Tanjungsari dan Gegerkalong.

    UPTD Lingkup Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat adalah:

    1. UPTD Balai Pengembangan Benih Padi di Cihea2. UPTD Balai Pengembangan Benih Palawija di Plumbon3. UPTD Balai Pengembangan Benih Hortikultura dan Aneka Tanaman di Pasirbanteng4. UPTD Balai Pengembangan Benih Kentang di Pangalengan5. UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura6. UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura7. UPTD Balai Pengembangan Mekanisasi Pertanian Tanaman Pangan di Cihea8. UPTD Balai Pelatihan Pertanian di Cihea2.2. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

    Dinas Pertanian Tanaman Pangan mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan

    pemerintahan daerah bidang pertanian tanaman pangan berdasarkan asas otonomi,

  • 7/22/2019 Renstra Final

    13/38

    3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas-tugas pertanian tanaman pangan meliputi bidangsumber daya, produksi tanaman pangan, produksi tanaman hortikultura dan bina usaha;

    4. Pengkoordinasian dan pembinaan UPTD.Tugas dan fungsi masing-masing unit kerja adalah sebagai berikut:

    1. SekretariatSekretariat mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengkajian perencanaan dan

    program kesekretariatan, koordinasi perencanaan dan program dinas, pengelolaan

    keuangan, kepegawaian dan umum. Tugas pokok Sekretariat mempunyai fungsi:

    a. Penyelenggaraan pengkajian perencanaan dan program kesekretariatan;b. Penyelenggaraan koordinasi perencanaan dan program dinas;c. Penyelenggaraan pengelolaan urusan keuangan, kepegawaian dan umum.

    2. Bidang Sumber DayaBidang Sumber Daya mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengkajian bahan

    kebijakan teknis dan fasilitasi sumber daya pertanian. Tugas pokok Bidang Sumber Daya

    mempunyai fungsi:

    a. Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan operasional sumber daya pertanian;b. Penyelenggaraan pengkajian bahan fasilitasi sumber daya pertanian;c. Penyelenggaraan fasilitasi bidang sumber daya pertanian.

    3. Bidang Produksi Tanaman PanganBidang Produksi Tanaman Pangan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan

    pengkajian bahan kebijakan teknis dan fasilitasi produksi tanaman pangan. Tugas pokok

    Bidang Produksi Tanaman Pangan mempunyai fungsi:

    a. Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis produksi tanaman pangan;b. Penyelenggaraan pengkajian bahan fasilitasi produksi tanaman pangan;

  • 7/22/2019 Renstra Final

    14/38

    c. Penyelenggaraan fasilitasi bidang produksi tanaman hortikultura.5. Bidang Bina Usaha

    Bidang Bina Usaha mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengkajian bahan

    kebijakan dan fasilitasi bina usaha. Tugas pokok Bidang Bina Usaha mempunyai fungsi:

    a. Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis bina usaha,b. Penyelenggaraan pengkajian bahan fasilitasi bina usaha,c. Penyelenggaraan fasilitasi bidang bina usaha.

    6. Unit Pelaksana Teknis DinasUnit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional

    dan/atau kegiatan teknis penunjang. Pada dinas daerah dapat dibentuk Unit Pelayanan

    Teknis Dinas, yang mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa daerah kabupaten/

    kota.

    a. UPTD Balai Pengembangan Benih PadiTugas pokok UPTD Balai Pengembangan Benih Padi adalah melaksanakan sebagian

    fungsi dinas di bidang pengembangan benih padi.

    Fungsinya:

    1. Pengelolaan dan perbanyakan benih padi bermutu tinggi dalam upayapeningkatan produksi tanaman pangan melalui penerapan teknologi perbenihan.

    2. Pelayanan kebutuhan benih, penyebaran rekomendasi dan informasi perbenihanserta pelatihan keterampilan teknis bagi petugas dan petani.

    3. Penyelenggaraan ketatausahaan UPTD.4. Penyelenggaraan hubungan kerjasama dengan institusi pemerintah maupun

    swasta untuk kepentingan pelaksanaan tugas.

    b. UPTD Balai Pengembangan Benih Palawija

  • 7/22/2019 Renstra Final

    15/38

    d. UPTD Balai Pengembangan Benih Hortikultura dan Aneka TanamanTugas pokok UPTD Balai Pengembangan Benih Hortikultura dan Aneka Tanaman

    adalah melaksanakan sebagian fungsi dinas di bidang pengembangan benih

    hortikultura dan aneka tanaman.

    e. UPTD Balai Pengembangan Teknologi Mekanisasi Pertanian Tanaman PanganTugas pokok UPTD Balai Pengembangan Teknologi Mekanisasi Pertanian Tanaman

    Pangan adalah melaksanakan sebagian fungsi dinas di bidang pengembangan

    teknologi mekanisasi pertanian tanaman pangan.

    f. UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan HortikulturaTugas pokok UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan

    Hortikultura adalah melaksanakan sebagian fungsi dinas di bidang pengawasan mutu

    dan sertifikasi benih tanaman pangan, hortikultura dan informasi perbenihan.

    Fungsinya adalah

    1. Penyelenggaraan penyusunan petunjuk teknis dan pelayanan pengawasan mutudan sertifikasi benih tanaman pangan, hortikultura dan informasi perbenihan.

    2. Penyelenggaraan pelaksanaan dan koordinasi pelayanan pengawasan mutu dansertifikasi benih tanaman pangan, hortikultura dan informasi perbenihan.

    g. UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan HortikulturaTugas pokok UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura adalah

    melaksanakan sebagian fungsi dinas di bidang proteksi tanaman pangan dan

    hortikultura.

    h. UPTD Balai Pelatihan PertanianTugas pokok UPTD Balai Pelatihan Pertanian adalah melaksanakan bidang

    pendidikan dan pelatihan pertanian.

  • 7/22/2019 Renstra Final

    16/38

  • 7/22/2019 Renstra Final

    17/38

    BAB III

    ISU-ISU STRATEGIS

    3.1. Isu-isu StrategisIsu strategis merupakan permasalahan yang berkaitan dengan fenomena atau belum

    dapat diselesaikan pada periode lima tahun sebelumnya dan memiliki dampak jangka

    panjang bagi keberlanjutan pelaksanaan pembangunan, sehingga perlu diatasi secara

    bertahap. Adapun isu strategis pembangunan daerah Provinsi Jawa Barat yaitu:

    1. Aksesibilitas dan pelayanan pendidikan.2. Aksesibilitas dan pelayanan kesehatan masyarakat.3. Apresiasi dan pengembangan budaya daerah.4. Penanganan kemiskinan, pengangguran dan ketenagakerjaan.5. Ketersediaan dan kualitas infrastruktur wilayah.6. Kesiagaan penanganan bencana alam dan pengendalian serta peningkatan kualitas

    lingkungan hidup.

    7. Pemerintahan daerah belum efektif yang dipengaruhi oleh kondisi politik yang belummantap, menyebabkan pelayanan publik belum optimal dan tuntutan pembentukan

    daerah otonom meningkat.

    Isu strategis pembangunan pertanian tanaman pangan Provinsi Jawa Barat

    diklasifikasikan sebagai berikut:

    1. ASPEK TEKNISa. Peningkatan produksi dan produktivitas pertanian.b.Alih fungsi lahan.c. Perbaikan infrastruktur di perdesaan.

  • 7/22/2019 Renstra Final

    18/38

    e. Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani.3. ASPEK SOSIAL

    a. Peningkatan kemampuan kelembagaan petani.b.Peningkatan kualitas sumber daya manusia pertanian.c. Pengembangan pola kemitraan dengan petani penangkar

    4. ASPEK EKOLOGISa. Pengembangan kemampuan ilmu dan teknologi yang berwawasan lingkungan.b.Pelestarian dan pemanfaatan agen hayati dan pestisida nabati.c. Pengelolaan air dan tanah berwawasan lingkungan dan berkesinambungan.

    3.2. Evaluasi Kegiatan Dinas Pertanian Tanaman PanganPengembangan agribisnis di Provinsi Jawa Barat dimulai dengan penataan dan

    penyelesaian permasalahan yang dihadapi di setiap subsistem agribisnis. Dari segi sistem

    agribisnis yang perlu dilakukan pada tahap ini adalah: (1) penataan agribisnis yang ada,

    (2) perbaikan subsistem agribisbnis yang bermasalah, (3) revitalisasi agribisnis untuk

    pembangunan ekonomi, (4) mengubah proporsi peran agribisnis dalam struktur PDRB

    Provinsi Jawa Barat, dan (5) realokasi sumber daya, pendanaan, dan wilayah pertumbuhan

    agribisnis. Revitalisasi agribisnis dalam kerangka pembangunan ekonomi Provinsi Jawa Barat

    terkait dengan koreksi, pemantapan, dan pengembangan, kebijakan yang telah dibuat.

    Koreksi dilakukan untuk menempatkan agribisnis sebagai suatu sistem yang lebih luas,

    bukan hanya identik dengan sektor pertanian primer. Dengan menempatkan agribisnis

    sebagai suatu sistem, konsekuensinya akan mengubah proporsi peran agribisnis dalam

    perekonomian Provinsi Jawa Barat. Implikasi lebih lanjut dari reposisi ini adalah realokasi

    sumber daya ekonomi yang lebih berat ke pengembangan agribisnis

  • 7/22/2019 Renstra Final

    19/38

  • 7/22/2019 Renstra Final

    20/38

  • 7/22/2019 Renstra Final

    21/38

    Berdasarkan analisis SWOT tersebut di atas, maka faktor kunci keberhasilan dapat

    diuraikan sebagai berikut:

    1. Program peningkatan produksi, produktivitas, mutu dan keamanan pangan produkpertanian.

    2. Peningkatan ketersediaan sarana produksi dan alsintan.3. Peningkatan akses petani/kelompok tani ke sumber pembiayaan.4. Penumbuhan kelembagaan usaha tani.5. Pembinaan petugas lapang (POPT, Penyuluh, PBT, dan PIP) dan petani/kelompok tani.6. Perbaikan infrastruktur pertanian (jalan usaha tani, jaringan irigasi)7. Pemanfaatan peluang pasar regional dan global.8. Penumbuhan kemitraan dengan stakeholderterkait.9. Peningkatan sinergitas antar unit kerja lingkup Dinas Pertanian Tanaman Pangan.10. Penempatan aparatur harus sesuai dengan kompetensinya.

  • 7/22/2019 Renstra Final

    22/38

    BAB IV

    VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

    4.1. Visi dan Misi Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013Memperhatikan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya

    buatan, dan ketersediaan teknologi maju di Jawa Barat yang sangat menunjang dalam

    pembangunan pertanian tanaman pangan, serta mengacu pada Visi Jawa Barat yaitu Jawa

    Barat dengan Iman dan Taqwa sebagai Provinsi Termaju di Indonesia Tahun 2025, serta

    Visi Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tercapainya Masyarakat Jawa Barat Yang Mandiri,

    Dinamis dan Sejahtera, maka Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

    menetapkan Visi yaitu MEWUJUDKAN PETANI JAWA BARAT YANG MANDIRI, DINAMIS

    DAN SEJAHTERA.

    Penjabaran makna dari Visi Jawa Barat tersebut adalah sebagai berikut :

    Mandiri : adalah kondisi petani Jawa Barat yang mampu memenuhi kebutuhannya

    dengan mengandalkan kemampuan dan kekuatan sendiri.

    Dinamis : adalah kondisi petani Jawa Barat yang secara aktif mampu merespon peluang

    dan tantangan zaman serta berkontribusi dalam proses pembangunan.

    Sejahtera : adalah kondisi petani Jawa Barat yang secara lahir dan batin mendapatkan

    rasa aman dan makmur dalam menjalani kehidupan.

    Untuk dapat mewujudkan Visi dengan cara mendorong efektivitas dan efisiensi

    pemanfaatan sumber daya yang dimiliki, ditetapkan misi Dinas Pertanian Tanaman Pangan

    Provinsi Jawa Barat, yang didalamnya mengandung gambaran tujuan serta sasaran yang

    ingin dicapai.

    Misi merupakan pernyataan yang digunakan untuk menetapkan tujuan dari Dinas

  • 7/22/2019 Renstra Final

    23/38

    c. Secara eksplisit mengandung apa yang hendak dicapai oleh organisasi/dinas dankegiatan spesifik apa yang harus dilakukan untuk mencapainya,

    d. Mengundang dan mendorong partisipasi seluruh masyarakat terhadap bidang utamayang ditangani organisasi/dinas.

    Misi Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat adalah sebagai berikut :

    1. Peningkatan kualitas dan produktivitas sumber daya manusia pertanian2. Peningkatan produktivitas dan produksi dalam rangka ketahanan pangan3. Peningkatan mutu hasil, daya saing, nilai tambah dan pendapatan petani4. Peningkatan sarana dan prasarana pertanian5. Peningkatan kemitraan dengan stakeholder dan terobosan pemasaran hasil pertanian6. Peningkatan kelestarian sumber daya alam, lingkungan dan pembangunan pertanian

    yang berkelanjutan.

    4.2. Tujuan dan Sasaran Pada Setiap Misi Pembangunan PertanianSasaran merupakan tindakan-tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan

    dan memberikan fokus pada penyusunan kegiatan yang bersifat spesifik, terinci, terukur dandapat dicapai.

    Misi Pertama, Peningkatan kualitas dan produktivitas sumber daya manusia pertanian

    Tujuan:

    Mendorong untuk peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan aparatur pertanian

    serta masyarakat tani.

    Sasaran:

    Meningkatkan kualitas sumber daya manusia pertanian melalui pendidikan dan pelatihan.

  • 7/22/2019 Renstra Final

    24/38

    Misi Ketiga, Peningkatan mutu hasil, daya saing, nilai tambah dan pendapatan petani

    Tujuan:

    Mendorong peningkatan kualitas hasil pertanian dan efisiensi usaha.

    Sasaran:

    Tersedianya hasil pertanian yang berkualitas; Adanya efisiensi usaha pertanian; Keragaman produk olahan yang memiliki nilai tambah.Misi Keempat, Meningkatkan sarana dan prasarana pertanian

    Tujuan:

    Fasilitasi ketersediaan sarana dan prasarana dalam rangka mendukung peningkatan

    produksi, produktivitas dan mutu hasil pertanian.

    Sasaran:

    Ketersediaan sarana dan prasarana pertanian guna mendukung aktivitas usaha tani.

    Misi Kelima, Peningkatan kemitraan dengan stakeholder dan terobosan pemasaran hasil

    pertanian

    Tujuan:

    Fasilitasi kemitraan dan kerjasama pemasaran produk pertanian

    Sasaran:

    Peningkatan arus pemasaran hasil komoditas pertanian; Peningkatan akses informasi pasar.

    Misi Keenam, Peningkatan kelestarian sumber daya alam, lingkungan dan pembangunan

  • 7/22/2019 Renstra Final

    25/38

  • 7/22/2019 Renstra Final

    26/38

    d.Meningkatnya pengolahan hasil pertanian tanaman pangan dan hortikultura;e. Meningkatnya margin pemasaran hasil pertanian tanaman pangan dan

    hortikultura;

    f. Meningkatnya mutu dan nilai tambah pengolahan hasil pertanian tanamanpangan dan hortikultura.

  • 7/22/2019 Renstra Final

    27/38

    BAB V

    RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,

    KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

    5.1. Rencana ProgramSesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Provinsi Jawa

    Barat Tahun 20082013 serta sesuai dengan misi 2 Provinsi Jawa Barat yaitu Meningkatkan

    Pembangunan Perekonomian Regional Berbasis Potensi Lokal yang mencakup bidang

    pertanian dan bidang ketahanan pangan, program yang akan dilaksanakan meliputi:

    1. Program Peningkatan Ketahanan Pangan2. Program Peningkatan Produksi Pertanian3. Program Pemberdayaan Sumber Daya Pertanian4. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tanaman, Ternak dan Ikan5. Program Pemasaran dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, Peternakan,

    Perikanan dan Kehutanan.

    Dalam mendukung terwujudnya RPJMD 20082013 Provinsi Jawa Barat, program

    nasional yang akan dilaksanakan meliputi:

    1. Program Peningkatan Ketahanan Pangan2. Program Pengembangan Agribisnis3. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

    5.2.

    Rencana Kegiatan

    Dalam mewujudkan kebijakan dan program tersebut diatas yaitu untuk

    Meningkatkan Produksi dan Nilai Tambah Hasil Pertanian dan Peningkatan Ketersediaan,

    Ak d K k dil k k l l i k i t d h d

  • 7/22/2019 Renstra Final

    28/38

  • 7/22/2019 Renstra Final

    29/38

    g. Penguatan Kelembagaan Perbenihan dalam Mendukung Ketahanan Pangan.h. Perbaikan Mekanisme Subsidi Pupuk.

    2. Program Pengembangan Agribisnis, dilaksanakan melalui kegiatan:a. Pengembangan Kegiatan Pemasaran Komoditas Pertanianb. Pengembangan Bahan Baku Bio-Energi.c. Revitalisasi Unit Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) dan Kelompok UPJA (KUPJA).d.

    Pengembangan Agroindustri Perdesaan.

    e. Pengembangan Pertanian Terpadu Tanaman Ternak, Kompos dan Biogas.f. Penyediaan dan perbaikan Infrastruktur Pertanian dalam Mendukung Agribisnis.g. Mekanisasi Kegiatan Pertanian dalam Mendukung Pengembangan Agribisnis.h. Pengembangan Fasilitasi Pelayanan Agroindustri Terpadu.i. Peningkatan Penggunaan Pupuk Organik.

    j. Bantuan Benih kepada Petani dalam Mendukung Pengembangan Agribisnis.k. Penguatan Kelembagaan Perbenihan dalam Mendukung Pengembangan

    Agribisnis.

    l. Peningkatan Kegiatan Eksebisi, Perlombaan dan Penghargaan kepadaPetani/Pelaku Agribisnis.

    3. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani, dilaksanakan melalui kegiatan:a. Pembentukan/Pengaktifan Kelompok Tani, Gabungan Kelompok Tani dan

    Penumbuhan Asosiasi.

    b. Penguatan Kelembagaan Ekonomi Petani melalui PMUK, LM3 dan PUAP.c. Peningkatan Sistem Penyuluhan dan Sumberdaya Manusia Pertanian.d. Kegiatan Pelatihan, Pendidikan Pertanian, Magang, dan Sekolah Lapang.e. Penerapan dan Pemantapan Prinsip Good Governance.

  • 7/22/2019 Renstra Final

    30/38

    Tabel 5.1. Indikator Kinerja Pembangunan Sektor Tanaman Pangan

    No Indikator Kinerja Tahun 2007

    Target

    Midterm Target 2013

    1. Peningkatan Produksi Tanaman

    Pangan

    4 % 4 5 % 4% - 5 %

    2. Tingkat Kehilangan Hasil 1% - 2,5% 1% - 2,5%

    3. Pendapatan Usahatani 10 % 10% - 20% 10% - 20 %

    4. Kesempatan Kerja di sektor

    Pertanian

    189.000 org 198.000

    316.000 org

    347.419 org

    5. Tingkat Ketersediaan Sarana dan

    Prasarana Pertanian

    5.4. Kelompok SasaranSumber daya manusia dan sumber daya alam merupakan faktor penentu

    pembangunan pertanian sektor tanaman pangan dan hortikultura. Tercapainya

    pembangunan perlu ditentukan kelompok sasaran berdasarkan kawasan/wilayah/lokasi,

    SDA , SDM dan komoditas sektor pertanian tanaman pangandan hortikultura.

    A. Sasaran Wilayah/LokasiPelaksanaan pembangunan pertanian sektor tanaman pangan dan hortikultura

    ditentukan berdasar perwilayah dan peruntukan yang sesuai dengan RPJMD Provinsi

    Jawa Barat sebagai berikut:

    - Wilayah PerbatasanPeningkatan pembangunan di wilayah khususnya diperbatasan Jawa Barat Jawa

    Tengah difokuskan pada kegiatan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan

    (OPT).

    - Kawasan AndalanKawasan andalan yang merupakan wilayah pembangunan pertanian tanaman

  • 7/22/2019 Renstra Final

    31/38

    Dalam pencapai tersebut perlu ditetapkan sasaran produksi komoditas utama

    sebagai berikut:

    Tabel 5.2. Sasaran Produki Per Komoditas Utama dari Tahun 2008 -2013

    No KomoditasTahun

    2008 2009 2010 2011 2012 2013

    1. Padi 10.551.368 10.783.764 11.323.254 11.889.777 12.484.690

    Padi Sawah 10.201.747 10.402.168 10.918.571 11.460.610 12.029.558

    Padi Ladang 349.621 381.596 404.683 429.167 455.1332. Jagung 640.500 724.708 760.943 798.991 838.940

    3. Kedelai 35.700 44.490 46.715 49,050 51.503

    4. Kacang Tanah 107.407 113.010 116.400 119.891 123.488

    5. Kacang hijau 17.510 20.796 21.420 22.062 22.724

    6. Ubi Kayu 2.258.550 2.213.473 2.324.147 2.440.354 2.562.372

    7. Ubi Jalar 421.000 445.960 459.339 473.119 487.313

    8. Sayur-sayuran 3.143.151 3.420.212 3.553.821 3.651.994

    9. Buah-buahan 2.867.026 2.990.060 3.128.504 3.273.653

    10. Tanaman Hias 80.963.159 82.843.379 90.975.274 99.979.469

    11. Biofarmaka 73.882.000 85.487.000 92.266.000 99.799.000Keterangan: Satuan Ton

    B. Sumber Daya Manusia dan Sumber daya AlamPembangunan daerah difokuskan pada Sumber Daya Manusia melalui peningkatan

    kemampuan dan keterampilan sumber daya manusia pertanian. Jumlah penduduk Provinsi

    Jawa Barat berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2007 berjumlah 41.670.282 jiwa, dengan

    pertumbuhan penduduk 2,08% per tahun. Dari jumlah penduduk tersebut 60% penduduk

    bermata pencaharian pada bidang pertanian sisanya bergerak pada bidang lainnya.

    Upaya Pembangunan pertanian dititikberatkan pada pemberdayaan sumber daya

    alam yang terdiri dari lahan dan air. Jumlah luas wilayah Provinsi Jawa Barat berjumlah

    2.772.038 Ha, yang terdiri dari Luas sawah sebesar 926.782 Ha, Luas Lahan kering sebesar

    1.773.282 Ha, dan Luas Lahan lainnya seluas 71.974 Ha.

    C Komoditas

  • 7/22/2019 Renstra Final

    32/38

  • 7/22/2019 Renstra Final

    33/38

  • 7/22/2019 Renstra Final

    34/38

  • 7/22/2019 Renstra Final

    35/38

    35

    sarana dan prasarana

    pertanian

    2. SP-363. ZA4. NPK5. Organik

    Ton

    Ton

    Ton

    Ton

    120.000

    60.000

    148.060

    53.000

    100.000

    55.600

    166.000

    64.700

    87.200

    50.000

    180.000

    75.800

    77.900

    45.550

    190.000

    87.000

    70.000

    41.150

    198.000

    100.000Tersedianya sarana alsintani:

    1. TR-22. Pompa air 23. Pompa air 34. Pompa air 45. Pompa air 66. Pompa air 87. Hand sprayer8. Power sprayer9. Mist blower10. Emposan tikus11. Banting bertirai12. Pedal thresher13. Power thresher14. Winower15. Dryer16. Heuller17. Sabit bergerigi18. APPO (cover)19. APPO (blower)

    Unit

    Unit

    Unit

    Unit

    Unit

    Unit

    Unit

    Unit

    Unit

    Unit

    Unit

    Unit

    Unit

    Unit

    Unit

    Unit

    Unit

    UnitUnit

    18.131

    1.494

    3.808

    2.336

    2.008

    1.021

    204.282

    702

    1.265

    69.101

    564.266

    5.647

    2.297

    3.292

    510

    27.064

    855.700

    8020

    18.765

    1.592

    3.941

    2.489

    2.078

    1.057

    204.835

    726

    1.308

    69.322

    564.469

    5.684

    2.460

    3.500

    544

    27.334

    864.256

    9737

    19.328

    1.592

    4.059

    2.489

    2.130

    1.089

    205.306

    745

    1.345

    69.512

    564.650

    5.684

    2.460

    3.500

    544

    27.608

    872.898

    11454

    19.811

    1.632

    4.160

    2.551

    2.183

    1.116

    205.799

    766

    1.375

    69.651

    564.808

    5.700

    2.534

    3.592

    568

    27.884

    881.626

    14071

    20.207

    1.665

    4.243

    2.602

    2.227

    1.138

    206.210

    780

    1.392

    69.762

    564.932

    5.717

    2.597

    3.660

    570

    28.164

    290.442

    18391

    Tersedianya benih bersertifikat:

    1.Padi2.Jagung3.Kedelai4.Kacang Tanah5.Kacang Hijau6. Kentang7. Tanaman Buah

    Ton

    Ton

    Ton

    Ton

    Ton

    Ton

    Pohon

    43.900,135

    245,864

    98,225

    4,154

    4,406

    2.000,000

    1.340.920

    44.997,638

    252,010

    108,047

    5,192

    5,508

    2.200,000

    1.609.104

    46.122,597

    258,311

    118,852

    6,490

    6,885

    2.420,000

    1.930.925

    47.275,644

    264,768

    130,737

    8,113

    8,608

    2.662,000

    2.317.110

    48.457,535

    271,387

    143,810

    10,141

    10,757

    2.928,200

    2.780.532

    5. Meningkatnya diversifikasiproduk usaha pertanian

    Meningkatnya diversifikasi usaha tani %tase 10 10 10 10 10

    6. Tersedianya fasilitasproduk kawasan

    agropolitan

    1. Berkembangnya kawasan agrowisata/agropolitan (Majalengka dan Cirebon)

    - Pasar tani- Pasar lelang- Pasar tradisional

    Unit

    Unit

    Unit

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    20

    16

    20

    26

    26

    26

  • 7/22/2019 Renstra Final

    36/38

    36

    7. Terlaksananya inovasi danteknologi pertanian yang

    ramah lingkungan

    Terwujudnya inovasi dan teknologi pertanian

    ramah lingkungan

    Padi:

    1. PTT2. SRI3. Sayuran

    KelpKelp

    Kab

    824

    5

    824

    10

    824

    10

    824

    10

    824

    10

    3 Pemberdayaan

    sumber daya

    pertanian

    1. Meningkatnya kinerjasumber daya pertanian

    Jawa Barat

    1. Terlatihnya penyuluh PNS pada PelatihanTeknis Manajamen PL I, II, dan III

    Org 384 359 385 436 462

    2. Terlatihnya penyuluh THL TB-PP padapelatihan teknis manajemen

    Org 151 163 174 198 209

    3. Terfasilitasinya penyuluh swadaya binaanDistan Jabar

    Org 71 97 123 149 175

    4. Terlatihnya petani muda, tokoh tani menjadipenyuluh

    Org 152 164 175 199 210

    5. Terfasilitasinya P4S Kelp 9 10 11 12 136. Terfasilitasinya model pengembangan

    agribisnis IKAMAJA

    Org 7 8 9 10 10

    7. Meningkatnya kelompok tani menjadiGabungan Kelompok Tani

    Org 142 153 164 185 196

    8. Terbenahinya kelompok tani Kelp 3.372 3.631 3.890 4.409 4.6689. Terfasilitasinya temu teknologi penyuluh dan

    peneliti

    Kali 6 8 10 12 14

    10.Penyampaian informasi teknologi pertanian,melalui:

    - Media cetak- Media Elektronik MateriKali 1512 2012 2512 3012 3512

    11.Terfasilitasinya kelembagaan BPP Unit 426 426 426 426 42612.Terselenggaranya kursus dengan metode SL

    bagi KWT

    Kelp 378 407 436 494 523

    13.Meningkatnya PSK petugas TGA Org 104 104 104 104 10414.Meningkatnya kinerja kelompok P3A Unit 7.342 7.472 7.732 7.992 8.262

    2. Meningkatnya kualitas tataguna lahan dan air serta

    terkendalinya konversi

    lahan pertanian

    1. Meningkatnya luas cakupan lahan yangteririgasi:

    - Teknis- teknis- Pedesaan

    Ha

    Ha

    Ha

    380.423

    111.343

    250.375

    380.461

    111.354

    250.326

    380.489

    111.365

    250.277

    380.489

    111.376

    250.228

    380.527

    111.387

    250.179

    2. Tersedianya infrastruktur pertanian:- Jitut- Jides HaHa 6.9002.800 22.82520.300 18.67416.982 16.79414.576 14.31812.586

  • 7/22/2019 Renstra Final

    37/38

  • 7/22/2019 Renstra Final

    38/38

    38

    2. Pengembangan usahapemasaran

    1. Berkembangnya pola kemitraan usaha- Gapoktan palawija- Gapoktan sayur-

    Gapoktan buah- PUAP

    Unit

    Unit

    UnitUnit

    -

    6

    3529

    6

    12

    12529

    10

    20

    16600

    30

    40

    32800

    30

    40

    32800

    2. Terpromosikannya produk-produk unggulanpertanian Jawa Barat di tingkat:

    - Regional- Nasional- Internasional

    Kali

    Kali

    Kali

    2

    3

    2

    2

    3

    2

    4

    6

    4

    8

    10

    8

    10

    16

    12

    3. Tersertifikasinya kelembagaan usaha- Petugas- Petani OrgOrg 5878 5878 5878 5878 5878

    3. Meningkatnya saranapengolahan hasil pertanian,

    perkebunan, peternakan,

    perikanan dan kehutanan

    Meningkatnya sarana pengolahan hasil pertanian

    1. Padi- Sabit bergerigi- Terpal- Pedal thresher- Power thresher- Dryer- RMU

    Unit

    Unit

    Unit

    Unit

    Unit

    Unit

    120.850

    50.000

    12.000

    6.000

    6.000

    3.000

    100.000

    47.000

    13.500

    5.000

    5.000

    4.000

    110.000

    45.000

    14.000

    5.000

    6.000

    5.000

    120.000

    40.000

    10.000

    5.000

    6.500

    6.000

    110.057

    53.108

    6.197

    6.982

    5.837

    1.615

    4. Meningkatnya pengolahanhasil pertanian, perkebunan,peternakan, perikanan dan

    kehutanan

    Meningkatnya alat pengolahan hasil jagung:

    - Silo- Dryer- Corn Sealler

    UnitUnit

    Unit

    1231

    335

    27

    75

    26

    75

    26

    75

    26

    55

    5. Meningkatnya marginpemasaran hasil pertanian,

    perkebunan, peternakan,

    perikanan dan kehutanan

    Meningkatnya margin pemasaran hasil pertanian

    1.Padi2.Palawija3.Sayuran

    %tase

    %tase

    %tase

    18

    18

    20

    20

    20

    20

    20

    20

    20

    20

    20

    20

    20

    20

    20

    6. Meningkatnya nilai tambahpengolahan hasil pertanian,

    perkebunan, peternakan,

    perikanan dan kehutanan

    Meningkatnya nilai tambah pengolahan hasil

    pertanian

    1.Padi2.Palawija3.Sayuran

    Rp/ton

    Rp/ton

    Rp/ton

    793.668

    508.200

    1.388.625

    936.528

    559.020

    1.596.919

    1.105.103

    614.922

    1.836.457

    1.304.022

    676.414

    2.111.925

    1.538.746

    744.056

    2.428.714