Renstra Final
-
Upload
muhammad-guntur-himatehta -
Category
Documents
-
view
233 -
download
0
Transcript of Renstra Final
-
7/22/2019 Renstra Final
1/38
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar BelakangPembangunan pertanian telah dan akan terus memberikan sumbangan bagi
pembangunan daerah, baik secara langsung dalam pembentukan Pendapatan Domestik
Regional Bruto (PDRB), penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan pendapatan masyarakat,
maupun sumbangan tidak langsung melalui penciptaan kondisi yang kondusif bagi
pelaksanaan pembangunan dan hubungan sinergis dengan sektor lain. Pembangunan
pertanian merupakan upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat tani, yang dicapai
melalui investasi teknologi, pengembangan produktivitas tenaga kerja, pembangunan
sarana ekonomi, serta penataan dan pengembangan kelembagaan pertanian. Sumber daya
manusia, bersama-sama dengan sumber daya alam, teknologi dan kelembagaan merupakan
faktor utama yang secara sinergis menggerakan pembangunan pertanian untuk mencapai
peningkatan produksi pertanian.
Pembangunan pertanian khususnya pertanian tanaman pangan dan hortikultura
yang dilaksanakan di Jawa Barat telah memberikan kontribusi positif terhadap
perkembangan ekonomi, namun dilihat dari Nilai Tukar Petani (NTP) tahun 2007 sebesar
115,63 turun dibanding tahun 2006 sebesar 116,98. Hal ini mengindikasikan bahwa daya
beli nominal petani pada tahun 2007 turun sebesar 1,16% dibanding tahun 2006.
Optimalisasi lahan masih rendah yaitu baru sebesar 57,50%. Hal ini diakibatkan oleh
kurang kreatifnya petani untuk melakukan usahatani karena masih melakukan monocrop di
lahan sawah, sedangkan untuk komoditi lainnya masih dipandang sebagai tanaman
secondary crop, kecuali untuk tanaman hortikultura yang memiliki nilai ekonomi tinggi.
-
7/22/2019 Renstra Final
2/38
beras sebesar 4.402.465 kg, berarti pada tahun 2007 Jawa Barat surplus beras sebesar
1.854.335 kg dikurangi 772.000 kg (perdagangan keluar Jawa Barat 700.000 kg per tahun
dan untuk kebutuhan benih serta industri makanan 72.000 kg) dan surplus tinggal 1.082.335
kg. Prediksi produksi padi tahun 2013 sebesar 13.107.733 ton GKG, dengan asumsi
peningkatan produksi 5% per tahun.
Tuntutan peningkatan produksi padi sebesar 5% per tahun guna untuk ketersediaan
pangan khususnya beras pada lima tahun mendatang sebetulnya merupakan tantangan
yang cukup menarik. Hal positif yang dapat diupayakan meningkatkan produksi pangan
(khususnya beras) adalah dengan penggunaan benih unggul bersertifikat, melakukan
optimalisasi lahan, perluasan areal (indeks pertanaman), penetapan lahan abadi, inovasi
teknologi (PTT/SRI), efisiensi proses produksi, pengawalan dan pendampingan kelompok,
dan penurunan tingkat kehilangan hasil saat panen dan pasca panen (post harverst losses
reduction). Pada Tahun 2007 angka efisiensi proses produksi masih rendah yaitu 64,75%, hal
ini tentunya berakibat langsung pada masih rendahnya penerimaan keuntungan dari
usahatani.
Jawa Barat sebagai sentra tanaman hortikultura di Indonesia dan merupakan
provinsi pemasok kebutuhan buah-buahan dan sayuran terbesar di Indonesia dengan
kontribusi terhadap nasional sampai tahun 2007 yaitu untuk komoditas buah-buahan
seperti manggis sebesar 53,81%, nenas 24,16%, pisang 26,65%, rambutan 24,87%, mangga
24,61% dan durian sebesar 10,06%. Komoditas sayuran seperti kubis sebesar 28,67%, tomat
42,05%, kentang 33,61%, cabe merah 27,21% dan bawang merah 14,46%. Komoditas
tanaman hias anggrek sebesar 17,50%, krisan 70,31%, anthurium 42,01%, sedap malam
35,59% dan mawar 12,26%. Komoditas biofarmaka Jawa Barat tercatat sebagai salah satu
pemasok kebutuhan nasional seperti jahe 39,98%, lengkuas/laos 24,69%, kunyit 41,19% dan
-
7/22/2019 Renstra Final
3/38
-
7/22/2019 Renstra Final
4/38
1.3. Landasan HukumDalam Penyusunan Rencana Strategis Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi
Jawa Barat Tahun 2008-2013, peraturan perundang-undangan yang dijadikan landasan
hukum adalah sebagai berikut:
1. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan PembangunanNasional;
2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor
32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah;
3. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antaraPemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;5. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan
Penetapan Standar Pelayanan Minimal;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian UrusanPemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah
Kabupaten/Kota;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Pemerintah Daerah;8. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan TugasPembantuan;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
-
7/22/2019 Renstra Final
5/38
13. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang RencanaPembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025;
14. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pokok-pokokPengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 11 Seri E,
Tambahan Lembaran Daerah Nomor 47);
15. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 21 Tahun 2008 tentang Organisasi danTata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 20
Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 55);
16. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 54 Tahun 2008 tentang RPJMD Provinsi JawaBarat Tahun 2008-2013;
17. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor ..... Tahun 2009 tentang Tugas Pokok, FungsiRincian Tugas Unit dan Tata Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa
Barat.
18. Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 53 Tahun 2002 tentang Tugas Pokok, Fungsidan Rincian Tugas pada Unit Pelayanan Teknis Dinas di Lingkungan Dinas Pertanian
Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat.
1.4. Sistematika PenyusunanPenyusunan Rencana Strategis Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat
Tahun 2008-2013 disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut:
Bab I : PENDAHULUAN
Memuat latar belakang, tujuan, landasan hukum, sistematika penyusunan
Renstra Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013 dan pengertian-
-
7/22/2019 Renstra Final
6/38
Bab III : ISU-ISU STRATEGIS
Menjelaskan isu-isu strategis di Dinas Pertanian Tanaman Pangan ProvinsiJawa Barat yang akan dihadapi, berdasarkan evaluasi, analisis dan prediksi
terhadap pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Pertanian Tanaman
Pangan Provinsi Jawa Barat dalam periode 2008-2013.
Bab IV : VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
Merupakan gambaran visi dan misi Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi
Jawa Barat, tujuan dan sasaran pembangunan pertanian, serta strategi dan
kebijakan yang berdasarkan ada tugas pokok dan fungsi dari Dinas Pertanian
Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat.
Bab V : RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN
DAN PENDANAAN INDIKATIF
Menjelaskan rencana program Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa
Barat, kegiatan yang ada di Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa
Barat, Indikator Kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif dari
semua kegiatan yang ada di Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa
Barat.
BAB VI : PENUTUP
1.5. Pengertian dan BatasanAgens Hayati adalah organisme hidup (termasuk musuh alami berupa predator parasitoid
-
7/22/2019 Renstra Final
7/38
Bantuan Sosial adalah transfer uang atau barang yang memberikan kepada masyarakat
guna melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko sosial. Bantuan sosial dapatlangsung diberikan kepada anggota masyarakat dan/atau lembaga masyarakat
melalui Penguatan Modal Usaha Kelompok (PMUK).
Benih adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan atau
memproduksi tanaman pangan dan hortikultura.
FATIH (Fasilitasi Terpadu Investasi Hortikultura) adalah suatu jejaring kerja yang diwadahi
dalam suatu wadah koordinasi melalui faktor penentu keberhasilan investasi
(kebijakan, prasarana, sarana, modal dan teknologi, kelembagaan, SDM, sistem
informasi, dan lain-lain) serta merupakan konsep yang digunakan untuk menciptakan
iklim usaha di bidang hortikultura yang kondusif sekaligus dapat meningkatkan daya
saing produk.
GAP (Good Agriculture Practices) atau cara budidaya yang baik dan benar adalah panduan
umum dalam melaksanakan budidaya tanaman buah secara benar dan tepat,
sehingga diperoleh produktivitas tinggi, mutu produk yang baik, keuntungan
optimum, ramah lingkungan dan memperhatikan aspek keamanan, kesehatan dan
kesejahteraan petani, serta usaha produksi yang berkelanjutan.
GEMAR (Gerakan Multi Aktivitas Agribisnis) adalah suatu gerakan bersama dari segenap
pemangku kepentingan rumpun pertanian dan turunannya di Jawa Barat, sebagai
upaya untuk meningkatkan pendapatan, kesejahteraan dan daya saing masyarakat
melalui penambahan (multi) aktivitas agribisnis berbasis ekonomi lokal dengan
modal siklus tertutup, yang melibatkan peran multi stakeholder dan integrasi multi
-
7/22/2019 Renstra Final
8/38
Kelembagaan Usaha adalah kelembagaan petani merupakan unsur yang sangat penting
untuk mendukung pengembangan usaha bisnis guna merespon pasar danpersaingan, meningkatkan efisiensi produksi, serta mengefektifkan pelayanan yang
menunjang pengembangan usaha agribisnis. Kelembagaan usaha menjadikan petani
memiliki kemandirian usaha dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan untuk mampu
bersaing. Pengembangan kelembagaan di tingkat petani diarahkan untuk
membentuk kelompok tani, asosiasi produsen atau koperasi usaha sehingga dapat
meningkatkan posisi tawar (bargaining position).
Kelompok Tani adalah kumpulan petani yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan,
kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi dan sumber daya) dan keakraban
untuk meningkatkan dan mengembangkan usahanya.
Konversi Lahan adalah semua kegiatan untuk mencegah penurunan daya dukung lahan,
menghindari erosi dan terbawanya unsur hara lahan, sehingga dapat melestarikan
kualitas tanah dan tingkat kesuburannya.
LM3 (Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat) adalah penguatan modal usaha
agribisnis kepada lembaga berbasis keagamaan (pondok pesantren, seminasi, paroki,
pasraman, vihara, pura, subak, dll), yang dijadikan sebagai motor penggerak
pembangunan pertanian di pedesaan.
Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) adalah organisme yang dapat merusak,
mengganggu dan menyebabkan kehilangan dan kerusakan pada tanaman yang
dibudidayakan.
Peningkatan Konsumsi dan Akselerasi Ekspor adalah pengembangan hortikultura dengan
-
7/22/2019 Renstra Final
9/38
Pestisida adalah zat atau senyawa kimia, zat pengatur tumbuh dan perangsang tumbuh,
bahan lain serta organisme renik atau virus yang digunakan untuk melakukanperlindungan tanaman.
Pestisida Nabati adalah suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan.
PHT (Pengendalian Hama Terpadu) adalah sistem pengendalian organisme pengganggu
tumbuhan dengan menerapkan berbagai macam cara pengendalian yang kompatibel
(termasuk biologi, genetik, mekanis, fisik, kimia, dan peraturan) dengan cara
seharmonis mungkin, guna mempertahankan populasi hama berada dalam suatu
tingkat di bawah tingkat yang merugikan secara ekonomi.
PIP (Petugas Informasi Pasar) adalah petugas yang melaksanakan kegiatan pelayanan di
bidang informasi, baik pada tingkat sentra produksi maupun pada tingkat sentra
pasar, khususnya harga komoditas tanaman pangan dan hortikultura yang dipantau
setiap hari.
PMUK (Penguatan Modal Usaha Kelompok) merupakan salah satu mekanisme pelaksanaan
penguatan kelompok dalam bentuk modal usaha kelompok kepada petani/kelompok
tani.
POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman) adalah petugas lapang Dinas
Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat yang dikelola oleh UPTD Balai
Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat.
PUAP (Program Usaha Agribisnis Pedesaan) merupakan terobosan Departemen Pertanian
dan bagian dari PNPM-N, melalui lembaga ekonomi petani di perdesaan berupa
-
7/22/2019 Renstra Final
10/38
Sentra Produksi atau Sentra Komoditas adalah suatu kawasan yang mencapai skala usaha
ekonomi tertentu sehingga layak dikembangkan sebagai satuan pengembanganagribisnis.
SCM (Supply Chain Management) atau Pengelolaan Rantai Pasokan adalah suatu jejaring
organisasi yang saling tergantung dan bekerjasama secara menguntungkan melalui
pengembangan sistem manajemen untuk perbaikan sistem penyaluran produk,
informasi, pelayanan dan dana dari pemasok ke pengguna akhir (konsumen). Konsep
SCM dilakukan agar peningkatan daya saing tidak semata-mata dilakukan melalui
perbaikan produktivitas dan kualitas produk, tetapi melalui pengemasan, pemberian
merk, efisiensi, transportasi, informasi, penguatan kelembagaan dan penciptaan
inovasi secara kontinyu dan sistematik.
Sertifikasi Buah adalah penilaian/apresiasi yang diberikan kepada petani/pemilik kebun atas
penilaian terhadap usaha tani yang dilakukan. Hasil apresiasi atau penilaian terhadap
objek tanaman dikelompokkan menjadi produk Prima Satu (P-1), Prima Dua (P-2),
dan Prima Tiga (P-3).
SOP (Standard Operating Procedure) adalah petunjuk teknis baku yang singkat, jelas dan
praktis dari setiap tahapan kegiatan untuk menjamin produk akhir yang dihasilkan
berkualitas baik.
Tanaman Biofarmaka adalah tanaman yang dibudidayakan secara intensif dan dapat
dimanfaatkan/digunakan sebagai tanaman obat, baik manusia maupun untuk
pengendalian hama/penyakit pada tanaman.
Tanaman Buah adalah tanaman budidaya yang terdiri dari tanaman buah pohon, tanaman
-
7/22/2019 Renstra Final
11/38
-
7/22/2019 Renstra Final
12/38
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN SKPD
2.1. Struktur OrganisasiBerdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 21 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Barat, Struktur Organisasi Dinas
Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat yang dikepalai oleh Kepala Dinas. DinasPertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat memiliki 1 (satu) sekretariat, 4 (empat)
bidang, yaitu Bidang Sumber Daya, Bidang Produksi Tanaman Pangan, Bidang Produksi
Tanaman Hortikultura dan Bidang Bina Usaha, 8 (delapan) Unit Pelayanan Teknis Dinas
(UPTD) dan 2 (dua) SPP-SPMA, yaitu SPP-SPMA Tanjungsari dan Gegerkalong.
UPTD Lingkup Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat adalah:
1. UPTD Balai Pengembangan Benih Padi di Cihea2. UPTD Balai Pengembangan Benih Palawija di Plumbon3. UPTD Balai Pengembangan Benih Hortikultura dan Aneka Tanaman di Pasirbanteng4. UPTD Balai Pengembangan Benih Kentang di Pangalengan5. UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura6. UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura7. UPTD Balai Pengembangan Mekanisasi Pertanian Tanaman Pangan di Cihea8. UPTD Balai Pelatihan Pertanian di Cihea2.2. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat
Dinas Pertanian Tanaman Pangan mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan
pemerintahan daerah bidang pertanian tanaman pangan berdasarkan asas otonomi,
-
7/22/2019 Renstra Final
13/38
3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas-tugas pertanian tanaman pangan meliputi bidangsumber daya, produksi tanaman pangan, produksi tanaman hortikultura dan bina usaha;
4. Pengkoordinasian dan pembinaan UPTD.Tugas dan fungsi masing-masing unit kerja adalah sebagai berikut:
1. SekretariatSekretariat mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengkajian perencanaan dan
program kesekretariatan, koordinasi perencanaan dan program dinas, pengelolaan
keuangan, kepegawaian dan umum. Tugas pokok Sekretariat mempunyai fungsi:
a. Penyelenggaraan pengkajian perencanaan dan program kesekretariatan;b. Penyelenggaraan koordinasi perencanaan dan program dinas;c. Penyelenggaraan pengelolaan urusan keuangan, kepegawaian dan umum.
2. Bidang Sumber DayaBidang Sumber Daya mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengkajian bahan
kebijakan teknis dan fasilitasi sumber daya pertanian. Tugas pokok Bidang Sumber Daya
mempunyai fungsi:
a. Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan operasional sumber daya pertanian;b. Penyelenggaraan pengkajian bahan fasilitasi sumber daya pertanian;c. Penyelenggaraan fasilitasi bidang sumber daya pertanian.
3. Bidang Produksi Tanaman PanganBidang Produksi Tanaman Pangan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan
pengkajian bahan kebijakan teknis dan fasilitasi produksi tanaman pangan. Tugas pokok
Bidang Produksi Tanaman Pangan mempunyai fungsi:
a. Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis produksi tanaman pangan;b. Penyelenggaraan pengkajian bahan fasilitasi produksi tanaman pangan;
-
7/22/2019 Renstra Final
14/38
c. Penyelenggaraan fasilitasi bidang produksi tanaman hortikultura.5. Bidang Bina Usaha
Bidang Bina Usaha mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengkajian bahan
kebijakan dan fasilitasi bina usaha. Tugas pokok Bidang Bina Usaha mempunyai fungsi:
a. Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis bina usaha,b. Penyelenggaraan pengkajian bahan fasilitasi bina usaha,c. Penyelenggaraan fasilitasi bidang bina usaha.
6. Unit Pelaksana Teknis DinasUnit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional
dan/atau kegiatan teknis penunjang. Pada dinas daerah dapat dibentuk Unit Pelayanan
Teknis Dinas, yang mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa daerah kabupaten/
kota.
a. UPTD Balai Pengembangan Benih PadiTugas pokok UPTD Balai Pengembangan Benih Padi adalah melaksanakan sebagian
fungsi dinas di bidang pengembangan benih padi.
Fungsinya:
1. Pengelolaan dan perbanyakan benih padi bermutu tinggi dalam upayapeningkatan produksi tanaman pangan melalui penerapan teknologi perbenihan.
2. Pelayanan kebutuhan benih, penyebaran rekomendasi dan informasi perbenihanserta pelatihan keterampilan teknis bagi petugas dan petani.
3. Penyelenggaraan ketatausahaan UPTD.4. Penyelenggaraan hubungan kerjasama dengan institusi pemerintah maupun
swasta untuk kepentingan pelaksanaan tugas.
b. UPTD Balai Pengembangan Benih Palawija
-
7/22/2019 Renstra Final
15/38
d. UPTD Balai Pengembangan Benih Hortikultura dan Aneka TanamanTugas pokok UPTD Balai Pengembangan Benih Hortikultura dan Aneka Tanaman
adalah melaksanakan sebagian fungsi dinas di bidang pengembangan benih
hortikultura dan aneka tanaman.
e. UPTD Balai Pengembangan Teknologi Mekanisasi Pertanian Tanaman PanganTugas pokok UPTD Balai Pengembangan Teknologi Mekanisasi Pertanian Tanaman
Pangan adalah melaksanakan sebagian fungsi dinas di bidang pengembangan
teknologi mekanisasi pertanian tanaman pangan.
f. UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan HortikulturaTugas pokok UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan
Hortikultura adalah melaksanakan sebagian fungsi dinas di bidang pengawasan mutu
dan sertifikasi benih tanaman pangan, hortikultura dan informasi perbenihan.
Fungsinya adalah
1. Penyelenggaraan penyusunan petunjuk teknis dan pelayanan pengawasan mutudan sertifikasi benih tanaman pangan, hortikultura dan informasi perbenihan.
2. Penyelenggaraan pelaksanaan dan koordinasi pelayanan pengawasan mutu dansertifikasi benih tanaman pangan, hortikultura dan informasi perbenihan.
g. UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan HortikulturaTugas pokok UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura adalah
melaksanakan sebagian fungsi dinas di bidang proteksi tanaman pangan dan
hortikultura.
h. UPTD Balai Pelatihan PertanianTugas pokok UPTD Balai Pelatihan Pertanian adalah melaksanakan bidang
pendidikan dan pelatihan pertanian.
-
7/22/2019 Renstra Final
16/38
-
7/22/2019 Renstra Final
17/38
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS
3.1. Isu-isu StrategisIsu strategis merupakan permasalahan yang berkaitan dengan fenomena atau belum
dapat diselesaikan pada periode lima tahun sebelumnya dan memiliki dampak jangka
panjang bagi keberlanjutan pelaksanaan pembangunan, sehingga perlu diatasi secara
bertahap. Adapun isu strategis pembangunan daerah Provinsi Jawa Barat yaitu:
1. Aksesibilitas dan pelayanan pendidikan.2. Aksesibilitas dan pelayanan kesehatan masyarakat.3. Apresiasi dan pengembangan budaya daerah.4. Penanganan kemiskinan, pengangguran dan ketenagakerjaan.5. Ketersediaan dan kualitas infrastruktur wilayah.6. Kesiagaan penanganan bencana alam dan pengendalian serta peningkatan kualitas
lingkungan hidup.
7. Pemerintahan daerah belum efektif yang dipengaruhi oleh kondisi politik yang belummantap, menyebabkan pelayanan publik belum optimal dan tuntutan pembentukan
daerah otonom meningkat.
Isu strategis pembangunan pertanian tanaman pangan Provinsi Jawa Barat
diklasifikasikan sebagai berikut:
1. ASPEK TEKNISa. Peningkatan produksi dan produktivitas pertanian.b.Alih fungsi lahan.c. Perbaikan infrastruktur di perdesaan.
-
7/22/2019 Renstra Final
18/38
e. Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani.3. ASPEK SOSIAL
a. Peningkatan kemampuan kelembagaan petani.b.Peningkatan kualitas sumber daya manusia pertanian.c. Pengembangan pola kemitraan dengan petani penangkar
4. ASPEK EKOLOGISa. Pengembangan kemampuan ilmu dan teknologi yang berwawasan lingkungan.b.Pelestarian dan pemanfaatan agen hayati dan pestisida nabati.c. Pengelolaan air dan tanah berwawasan lingkungan dan berkesinambungan.
3.2. Evaluasi Kegiatan Dinas Pertanian Tanaman PanganPengembangan agribisnis di Provinsi Jawa Barat dimulai dengan penataan dan
penyelesaian permasalahan yang dihadapi di setiap subsistem agribisnis. Dari segi sistem
agribisnis yang perlu dilakukan pada tahap ini adalah: (1) penataan agribisnis yang ada,
(2) perbaikan subsistem agribisbnis yang bermasalah, (3) revitalisasi agribisnis untuk
pembangunan ekonomi, (4) mengubah proporsi peran agribisnis dalam struktur PDRB
Provinsi Jawa Barat, dan (5) realokasi sumber daya, pendanaan, dan wilayah pertumbuhan
agribisnis. Revitalisasi agribisnis dalam kerangka pembangunan ekonomi Provinsi Jawa Barat
terkait dengan koreksi, pemantapan, dan pengembangan, kebijakan yang telah dibuat.
Koreksi dilakukan untuk menempatkan agribisnis sebagai suatu sistem yang lebih luas,
bukan hanya identik dengan sektor pertanian primer. Dengan menempatkan agribisnis
sebagai suatu sistem, konsekuensinya akan mengubah proporsi peran agribisnis dalam
perekonomian Provinsi Jawa Barat. Implikasi lebih lanjut dari reposisi ini adalah realokasi
sumber daya ekonomi yang lebih berat ke pengembangan agribisnis
-
7/22/2019 Renstra Final
19/38
-
7/22/2019 Renstra Final
20/38
-
7/22/2019 Renstra Final
21/38
Berdasarkan analisis SWOT tersebut di atas, maka faktor kunci keberhasilan dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Program peningkatan produksi, produktivitas, mutu dan keamanan pangan produkpertanian.
2. Peningkatan ketersediaan sarana produksi dan alsintan.3. Peningkatan akses petani/kelompok tani ke sumber pembiayaan.4. Penumbuhan kelembagaan usaha tani.5. Pembinaan petugas lapang (POPT, Penyuluh, PBT, dan PIP) dan petani/kelompok tani.6. Perbaikan infrastruktur pertanian (jalan usaha tani, jaringan irigasi)7. Pemanfaatan peluang pasar regional dan global.8. Penumbuhan kemitraan dengan stakeholderterkait.9. Peningkatan sinergitas antar unit kerja lingkup Dinas Pertanian Tanaman Pangan.10. Penempatan aparatur harus sesuai dengan kompetensinya.
-
7/22/2019 Renstra Final
22/38
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
4.1. Visi dan Misi Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013Memperhatikan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya
buatan, dan ketersediaan teknologi maju di Jawa Barat yang sangat menunjang dalam
pembangunan pertanian tanaman pangan, serta mengacu pada Visi Jawa Barat yaitu Jawa
Barat dengan Iman dan Taqwa sebagai Provinsi Termaju di Indonesia Tahun 2025, serta
Visi Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tercapainya Masyarakat Jawa Barat Yang Mandiri,
Dinamis dan Sejahtera, maka Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat
menetapkan Visi yaitu MEWUJUDKAN PETANI JAWA BARAT YANG MANDIRI, DINAMIS
DAN SEJAHTERA.
Penjabaran makna dari Visi Jawa Barat tersebut adalah sebagai berikut :
Mandiri : adalah kondisi petani Jawa Barat yang mampu memenuhi kebutuhannya
dengan mengandalkan kemampuan dan kekuatan sendiri.
Dinamis : adalah kondisi petani Jawa Barat yang secara aktif mampu merespon peluang
dan tantangan zaman serta berkontribusi dalam proses pembangunan.
Sejahtera : adalah kondisi petani Jawa Barat yang secara lahir dan batin mendapatkan
rasa aman dan makmur dalam menjalani kehidupan.
Untuk dapat mewujudkan Visi dengan cara mendorong efektivitas dan efisiensi
pemanfaatan sumber daya yang dimiliki, ditetapkan misi Dinas Pertanian Tanaman Pangan
Provinsi Jawa Barat, yang didalamnya mengandung gambaran tujuan serta sasaran yang
ingin dicapai.
Misi merupakan pernyataan yang digunakan untuk menetapkan tujuan dari Dinas
-
7/22/2019 Renstra Final
23/38
c. Secara eksplisit mengandung apa yang hendak dicapai oleh organisasi/dinas dankegiatan spesifik apa yang harus dilakukan untuk mencapainya,
d. Mengundang dan mendorong partisipasi seluruh masyarakat terhadap bidang utamayang ditangani organisasi/dinas.
Misi Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan kualitas dan produktivitas sumber daya manusia pertanian2. Peningkatan produktivitas dan produksi dalam rangka ketahanan pangan3. Peningkatan mutu hasil, daya saing, nilai tambah dan pendapatan petani4. Peningkatan sarana dan prasarana pertanian5. Peningkatan kemitraan dengan stakeholder dan terobosan pemasaran hasil pertanian6. Peningkatan kelestarian sumber daya alam, lingkungan dan pembangunan pertanian
yang berkelanjutan.
4.2. Tujuan dan Sasaran Pada Setiap Misi Pembangunan PertanianSasaran merupakan tindakan-tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan
dan memberikan fokus pada penyusunan kegiatan yang bersifat spesifik, terinci, terukur dandapat dicapai.
Misi Pertama, Peningkatan kualitas dan produktivitas sumber daya manusia pertanian
Tujuan:
Mendorong untuk peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan aparatur pertanian
serta masyarakat tani.
Sasaran:
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia pertanian melalui pendidikan dan pelatihan.
-
7/22/2019 Renstra Final
24/38
Misi Ketiga, Peningkatan mutu hasil, daya saing, nilai tambah dan pendapatan petani
Tujuan:
Mendorong peningkatan kualitas hasil pertanian dan efisiensi usaha.
Sasaran:
Tersedianya hasil pertanian yang berkualitas; Adanya efisiensi usaha pertanian; Keragaman produk olahan yang memiliki nilai tambah.Misi Keempat, Meningkatkan sarana dan prasarana pertanian
Tujuan:
Fasilitasi ketersediaan sarana dan prasarana dalam rangka mendukung peningkatan
produksi, produktivitas dan mutu hasil pertanian.
Sasaran:
Ketersediaan sarana dan prasarana pertanian guna mendukung aktivitas usaha tani.
Misi Kelima, Peningkatan kemitraan dengan stakeholder dan terobosan pemasaran hasil
pertanian
Tujuan:
Fasilitasi kemitraan dan kerjasama pemasaran produk pertanian
Sasaran:
Peningkatan arus pemasaran hasil komoditas pertanian; Peningkatan akses informasi pasar.
Misi Keenam, Peningkatan kelestarian sumber daya alam, lingkungan dan pembangunan
-
7/22/2019 Renstra Final
25/38
-
7/22/2019 Renstra Final
26/38
d.Meningkatnya pengolahan hasil pertanian tanaman pangan dan hortikultura;e. Meningkatnya margin pemasaran hasil pertanian tanaman pangan dan
hortikultura;
f. Meningkatnya mutu dan nilai tambah pengolahan hasil pertanian tanamanpangan dan hortikultura.
-
7/22/2019 Renstra Final
27/38
BAB V
RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
5.1. Rencana ProgramSesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Provinsi Jawa
Barat Tahun 20082013 serta sesuai dengan misi 2 Provinsi Jawa Barat yaitu Meningkatkan
Pembangunan Perekonomian Regional Berbasis Potensi Lokal yang mencakup bidang
pertanian dan bidang ketahanan pangan, program yang akan dilaksanakan meliputi:
1. Program Peningkatan Ketahanan Pangan2. Program Peningkatan Produksi Pertanian3. Program Pemberdayaan Sumber Daya Pertanian4. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tanaman, Ternak dan Ikan5. Program Pemasaran dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, Peternakan,
Perikanan dan Kehutanan.
Dalam mendukung terwujudnya RPJMD 20082013 Provinsi Jawa Barat, program
nasional yang akan dilaksanakan meliputi:
1. Program Peningkatan Ketahanan Pangan2. Program Pengembangan Agribisnis3. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
5.2.
Rencana Kegiatan
Dalam mewujudkan kebijakan dan program tersebut diatas yaitu untuk
Meningkatkan Produksi dan Nilai Tambah Hasil Pertanian dan Peningkatan Ketersediaan,
Ak d K k dil k k l l i k i t d h d
-
7/22/2019 Renstra Final
28/38
-
7/22/2019 Renstra Final
29/38
g. Penguatan Kelembagaan Perbenihan dalam Mendukung Ketahanan Pangan.h. Perbaikan Mekanisme Subsidi Pupuk.
2. Program Pengembangan Agribisnis, dilaksanakan melalui kegiatan:a. Pengembangan Kegiatan Pemasaran Komoditas Pertanianb. Pengembangan Bahan Baku Bio-Energi.c. Revitalisasi Unit Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) dan Kelompok UPJA (KUPJA).d.
Pengembangan Agroindustri Perdesaan.
e. Pengembangan Pertanian Terpadu Tanaman Ternak, Kompos dan Biogas.f. Penyediaan dan perbaikan Infrastruktur Pertanian dalam Mendukung Agribisnis.g. Mekanisasi Kegiatan Pertanian dalam Mendukung Pengembangan Agribisnis.h. Pengembangan Fasilitasi Pelayanan Agroindustri Terpadu.i. Peningkatan Penggunaan Pupuk Organik.
j. Bantuan Benih kepada Petani dalam Mendukung Pengembangan Agribisnis.k. Penguatan Kelembagaan Perbenihan dalam Mendukung Pengembangan
Agribisnis.
l. Peningkatan Kegiatan Eksebisi, Perlombaan dan Penghargaan kepadaPetani/Pelaku Agribisnis.
3. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani, dilaksanakan melalui kegiatan:a. Pembentukan/Pengaktifan Kelompok Tani, Gabungan Kelompok Tani dan
Penumbuhan Asosiasi.
b. Penguatan Kelembagaan Ekonomi Petani melalui PMUK, LM3 dan PUAP.c. Peningkatan Sistem Penyuluhan dan Sumberdaya Manusia Pertanian.d. Kegiatan Pelatihan, Pendidikan Pertanian, Magang, dan Sekolah Lapang.e. Penerapan dan Pemantapan Prinsip Good Governance.
-
7/22/2019 Renstra Final
30/38
Tabel 5.1. Indikator Kinerja Pembangunan Sektor Tanaman Pangan
No Indikator Kinerja Tahun 2007
Target
Midterm Target 2013
1. Peningkatan Produksi Tanaman
Pangan
4 % 4 5 % 4% - 5 %
2. Tingkat Kehilangan Hasil 1% - 2,5% 1% - 2,5%
3. Pendapatan Usahatani 10 % 10% - 20% 10% - 20 %
4. Kesempatan Kerja di sektor
Pertanian
189.000 org 198.000
316.000 org
347.419 org
5. Tingkat Ketersediaan Sarana dan
Prasarana Pertanian
5.4. Kelompok SasaranSumber daya manusia dan sumber daya alam merupakan faktor penentu
pembangunan pertanian sektor tanaman pangan dan hortikultura. Tercapainya
pembangunan perlu ditentukan kelompok sasaran berdasarkan kawasan/wilayah/lokasi,
SDA , SDM dan komoditas sektor pertanian tanaman pangandan hortikultura.
A. Sasaran Wilayah/LokasiPelaksanaan pembangunan pertanian sektor tanaman pangan dan hortikultura
ditentukan berdasar perwilayah dan peruntukan yang sesuai dengan RPJMD Provinsi
Jawa Barat sebagai berikut:
- Wilayah PerbatasanPeningkatan pembangunan di wilayah khususnya diperbatasan Jawa Barat Jawa
Tengah difokuskan pada kegiatan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan
(OPT).
- Kawasan AndalanKawasan andalan yang merupakan wilayah pembangunan pertanian tanaman
-
7/22/2019 Renstra Final
31/38
Dalam pencapai tersebut perlu ditetapkan sasaran produksi komoditas utama
sebagai berikut:
Tabel 5.2. Sasaran Produki Per Komoditas Utama dari Tahun 2008 -2013
No KomoditasTahun
2008 2009 2010 2011 2012 2013
1. Padi 10.551.368 10.783.764 11.323.254 11.889.777 12.484.690
Padi Sawah 10.201.747 10.402.168 10.918.571 11.460.610 12.029.558
Padi Ladang 349.621 381.596 404.683 429.167 455.1332. Jagung 640.500 724.708 760.943 798.991 838.940
3. Kedelai 35.700 44.490 46.715 49,050 51.503
4. Kacang Tanah 107.407 113.010 116.400 119.891 123.488
5. Kacang hijau 17.510 20.796 21.420 22.062 22.724
6. Ubi Kayu 2.258.550 2.213.473 2.324.147 2.440.354 2.562.372
7. Ubi Jalar 421.000 445.960 459.339 473.119 487.313
8. Sayur-sayuran 3.143.151 3.420.212 3.553.821 3.651.994
9. Buah-buahan 2.867.026 2.990.060 3.128.504 3.273.653
10. Tanaman Hias 80.963.159 82.843.379 90.975.274 99.979.469
11. Biofarmaka 73.882.000 85.487.000 92.266.000 99.799.000Keterangan: Satuan Ton
B. Sumber Daya Manusia dan Sumber daya AlamPembangunan daerah difokuskan pada Sumber Daya Manusia melalui peningkatan
kemampuan dan keterampilan sumber daya manusia pertanian. Jumlah penduduk Provinsi
Jawa Barat berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2007 berjumlah 41.670.282 jiwa, dengan
pertumbuhan penduduk 2,08% per tahun. Dari jumlah penduduk tersebut 60% penduduk
bermata pencaharian pada bidang pertanian sisanya bergerak pada bidang lainnya.
Upaya Pembangunan pertanian dititikberatkan pada pemberdayaan sumber daya
alam yang terdiri dari lahan dan air. Jumlah luas wilayah Provinsi Jawa Barat berjumlah
2.772.038 Ha, yang terdiri dari Luas sawah sebesar 926.782 Ha, Luas Lahan kering sebesar
1.773.282 Ha, dan Luas Lahan lainnya seluas 71.974 Ha.
C Komoditas
-
7/22/2019 Renstra Final
32/38
-
7/22/2019 Renstra Final
33/38
-
7/22/2019 Renstra Final
34/38
-
7/22/2019 Renstra Final
35/38
35
sarana dan prasarana
pertanian
2. SP-363. ZA4. NPK5. Organik
Ton
Ton
Ton
Ton
120.000
60.000
148.060
53.000
100.000
55.600
166.000
64.700
87.200
50.000
180.000
75.800
77.900
45.550
190.000
87.000
70.000
41.150
198.000
100.000Tersedianya sarana alsintani:
1. TR-22. Pompa air 23. Pompa air 34. Pompa air 45. Pompa air 66. Pompa air 87. Hand sprayer8. Power sprayer9. Mist blower10. Emposan tikus11. Banting bertirai12. Pedal thresher13. Power thresher14. Winower15. Dryer16. Heuller17. Sabit bergerigi18. APPO (cover)19. APPO (blower)
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
UnitUnit
18.131
1.494
3.808
2.336
2.008
1.021
204.282
702
1.265
69.101
564.266
5.647
2.297
3.292
510
27.064
855.700
8020
18.765
1.592
3.941
2.489
2.078
1.057
204.835
726
1.308
69.322
564.469
5.684
2.460
3.500
544
27.334
864.256
9737
19.328
1.592
4.059
2.489
2.130
1.089
205.306
745
1.345
69.512
564.650
5.684
2.460
3.500
544
27.608
872.898
11454
19.811
1.632
4.160
2.551
2.183
1.116
205.799
766
1.375
69.651
564.808
5.700
2.534
3.592
568
27.884
881.626
14071
20.207
1.665
4.243
2.602
2.227
1.138
206.210
780
1.392
69.762
564.932
5.717
2.597
3.660
570
28.164
290.442
18391
Tersedianya benih bersertifikat:
1.Padi2.Jagung3.Kedelai4.Kacang Tanah5.Kacang Hijau6. Kentang7. Tanaman Buah
Ton
Ton
Ton
Ton
Ton
Ton
Pohon
43.900,135
245,864
98,225
4,154
4,406
2.000,000
1.340.920
44.997,638
252,010
108,047
5,192
5,508
2.200,000
1.609.104
46.122,597
258,311
118,852
6,490
6,885
2.420,000
1.930.925
47.275,644
264,768
130,737
8,113
8,608
2.662,000
2.317.110
48.457,535
271,387
143,810
10,141
10,757
2.928,200
2.780.532
5. Meningkatnya diversifikasiproduk usaha pertanian
Meningkatnya diversifikasi usaha tani %tase 10 10 10 10 10
6. Tersedianya fasilitasproduk kawasan
agropolitan
1. Berkembangnya kawasan agrowisata/agropolitan (Majalengka dan Cirebon)
- Pasar tani- Pasar lelang- Pasar tradisional
Unit
Unit
Unit
-
-
-
-
-
-
-
-
-
20
16
20
26
26
26
-
7/22/2019 Renstra Final
36/38
36
7. Terlaksananya inovasi danteknologi pertanian yang
ramah lingkungan
Terwujudnya inovasi dan teknologi pertanian
ramah lingkungan
Padi:
1. PTT2. SRI3. Sayuran
KelpKelp
Kab
824
5
824
10
824
10
824
10
824
10
3 Pemberdayaan
sumber daya
pertanian
1. Meningkatnya kinerjasumber daya pertanian
Jawa Barat
1. Terlatihnya penyuluh PNS pada PelatihanTeknis Manajamen PL I, II, dan III
Org 384 359 385 436 462
2. Terlatihnya penyuluh THL TB-PP padapelatihan teknis manajemen
Org 151 163 174 198 209
3. Terfasilitasinya penyuluh swadaya binaanDistan Jabar
Org 71 97 123 149 175
4. Terlatihnya petani muda, tokoh tani menjadipenyuluh
Org 152 164 175 199 210
5. Terfasilitasinya P4S Kelp 9 10 11 12 136. Terfasilitasinya model pengembangan
agribisnis IKAMAJA
Org 7 8 9 10 10
7. Meningkatnya kelompok tani menjadiGabungan Kelompok Tani
Org 142 153 164 185 196
8. Terbenahinya kelompok tani Kelp 3.372 3.631 3.890 4.409 4.6689. Terfasilitasinya temu teknologi penyuluh dan
peneliti
Kali 6 8 10 12 14
10.Penyampaian informasi teknologi pertanian,melalui:
- Media cetak- Media Elektronik MateriKali 1512 2012 2512 3012 3512
11.Terfasilitasinya kelembagaan BPP Unit 426 426 426 426 42612.Terselenggaranya kursus dengan metode SL
bagi KWT
Kelp 378 407 436 494 523
13.Meningkatnya PSK petugas TGA Org 104 104 104 104 10414.Meningkatnya kinerja kelompok P3A Unit 7.342 7.472 7.732 7.992 8.262
2. Meningkatnya kualitas tataguna lahan dan air serta
terkendalinya konversi
lahan pertanian
1. Meningkatnya luas cakupan lahan yangteririgasi:
- Teknis- teknis- Pedesaan
Ha
Ha
Ha
380.423
111.343
250.375
380.461
111.354
250.326
380.489
111.365
250.277
380.489
111.376
250.228
380.527
111.387
250.179
2. Tersedianya infrastruktur pertanian:- Jitut- Jides HaHa 6.9002.800 22.82520.300 18.67416.982 16.79414.576 14.31812.586
-
7/22/2019 Renstra Final
37/38
-
7/22/2019 Renstra Final
38/38
38
2. Pengembangan usahapemasaran
1. Berkembangnya pola kemitraan usaha- Gapoktan palawija- Gapoktan sayur-
Gapoktan buah- PUAP
Unit
Unit
UnitUnit
-
6
3529
6
12
12529
10
20
16600
30
40
32800
30
40
32800
2. Terpromosikannya produk-produk unggulanpertanian Jawa Barat di tingkat:
- Regional- Nasional- Internasional
Kali
Kali
Kali
2
3
2
2
3
2
4
6
4
8
10
8
10
16
12
3. Tersertifikasinya kelembagaan usaha- Petugas- Petani OrgOrg 5878 5878 5878 5878 5878
3. Meningkatnya saranapengolahan hasil pertanian,
perkebunan, peternakan,
perikanan dan kehutanan
Meningkatnya sarana pengolahan hasil pertanian
1. Padi- Sabit bergerigi- Terpal- Pedal thresher- Power thresher- Dryer- RMU
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
120.850
50.000
12.000
6.000
6.000
3.000
100.000
47.000
13.500
5.000
5.000
4.000
110.000
45.000
14.000
5.000
6.000
5.000
120.000
40.000
10.000
5.000
6.500
6.000
110.057
53.108
6.197
6.982
5.837
1.615
4. Meningkatnya pengolahanhasil pertanian, perkebunan,peternakan, perikanan dan
kehutanan
Meningkatnya alat pengolahan hasil jagung:
- Silo- Dryer- Corn Sealler
UnitUnit
Unit
1231
335
27
75
26
75
26
75
26
55
5. Meningkatnya marginpemasaran hasil pertanian,
perkebunan, peternakan,
perikanan dan kehutanan
Meningkatnya margin pemasaran hasil pertanian
1.Padi2.Palawija3.Sayuran
%tase
%tase
%tase
18
18
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
6. Meningkatnya nilai tambahpengolahan hasil pertanian,
perkebunan, peternakan,
perikanan dan kehutanan
Meningkatnya nilai tambah pengolahan hasil
pertanian
1.Padi2.Palawija3.Sayuran
Rp/ton
Rp/ton
Rp/ton
793.668
508.200
1.388.625
936.528
559.020
1.596.919
1.105.103
614.922
1.836.457
1.304.022
676.414
2.111.925
1.538.746
744.056
2.428.714