Overview IFRS dan SAK ETAP 21112015

300
PENERAPAN PSAK BERBASIS IFRS EFEKTIF TAHUN 2015 1

Transcript of Overview IFRS dan SAK ETAP 21112015

1

PENERAPAN PSAK BERBASIS IFRS EFEKTIF TAHUN 2015

2

Agenda

Adopsi IFRS1.

Perkembangan IFRS2.

Overview Adopsi IFRS - PSAK3.

IFRS

3

IFRS Global Standard

• IFRS merupakan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku secara global• Proses akuntansi merupakan proses umum yang terjadi pada setiap

entitas sehingga penggunaan standar yang sama akan memudahkan pengguna dalam memahami laporan keuangan.

• Hasil dari pertemuan pemimpin negara G20 forum di Washington DC, 15 November 2008 :– “Strengthening Transparency and Accountability”

• Pertemuan G20 di London, 2 April 2009 menghasilkan kesepakatan untuk Strengthening Financial Supervision and Regulation “to call on the accounting standard setters to work urgently with supervisors and regulators to improve standards on valuation and provisioning and achieve a single set of high-quality global accounting standards.”

4

Manfaat IFRS

• Meningkatkan daya banding laporan keuangan.• Memberikan informasi yang berkualitas di pasar modal

internasional

• Menghilangkan hambatan arus modal internasional dengan mengurangi perbedaan dalam ketentuan pelaporan keuangan.

• Mengurangi biaya pelaporan keuangan bagi perusahaan multinasional dan biaya untuk analisis keuangan bagi para analis.

• Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju “best practise”.

5

Karakteristik Standar ??

Principle Based :Judgment Dinamis

Fair ValueLebih banyak Pengungkapan

6

Karakteristik IFRS

• IFRS menggunakan “Principles Base “ :

– Lebih menekankan pada intepreatasi dan aplikasi atas standar sehingga harus berfokus pada spirit penerapan prinsip tersebut.

– Standar membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi apakah presentasi akuntansi mencerminkan realitas ekonomi.

– Membutuhkan profesional judgment pada penerapan standar akuntansi.

• Menggunakan fair value dalam penilaian, jika tidak ada nilai pasar aktif harus melakukan penilaian sendiri (perlu kompetensi) atau menggunakan jasa penilai

• Mengharuskan pengungkapan (disclosure) yang lebih banyak baik kuantitaif maupun kualitatif

• IFRS secara dinamis akan berubah mengikuti perkembangan lingkungan bisnis dan kebutuhan informasi para pengguna.

Adopsi IFRS

7

For 174 jurisdictions for domestic listed companies (totals without CN):

IFRSs not permitted — 23 jurisdictions

IFRSs permitted — 25 jurisdictions

IFRSs required for some — 10 jurisdictions

IFRSs required for all — 96 jurisdictions*

No stock exchange — 20 jurisdictions

Referensi: IAS Plus diakses 15-11-2015

Empat Pilar Standar Akuntansi Indonesia

8

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik signifikan - SAK-ETAP

Standar Akuntansi Syari’ah – SAK Syariah

Standar Akuntansi Pemerintahan - SAP

9

• Pasca Konvergensi PSAK 2012 = IFRS (kecuali IFRS terbaru)

• Perbedaan IFRS dengan PSAK dijelaskan dalam Standar bagian depan.– Substansi / konseptual– Redaksional– Tanggal efektif

• Secara gradual, IFRS sudah diterapkan mengikuti pemberlakuan PSAK yang bersangkutan.

• Setelah konvergensi IFRS PSAK akan berkembang dinamis mengikuti IFRS

IFRS - PSAK

Sejarah Standar Akuntansi

Pra PAI1973

PAI 1973

Harmonisasi IAS 1994-

2007

Konvergensi IFRS 2008-

2012

Konvergensi IFRS 2012-

2015

10

8 Desember 2008 Komitmen mendukung IFRS sebagai standar akuntansi keuangan global

Efektif1 Januari 2012

Efektif1 Januari 2015

Roadmap IFRS di Indonesia

Efektif < 2010

• 3 PSAK

• 1 ISAK

• 9 PPSAK• 1 PISAK

Efektif 2011

• 16 PSAK

• 6 ISAK

• 1 PPSAK

Efektif 2012

• 11 PSAK

• 12 ISAK

• 3 PPSAK

Efektif2013

• 22 PSAK

• 1 ISAK

• 2 PPSAK

Efektif2014&2015

• 4 PSAK• 9 Revisi PSAK• 4 ISAK (2014)• 1 PPSAK (2014)• Penyesuan SAK

11

IAS / IFRS dalam proses adopsi:a. IFRS 9 Financial Instruments b. IFRS 14 Regulatory Deferral Accountsc. IFRS 15 Revenue from Contracts with

Customers

Diskusi IFRSa. IFRS 4 Insurance Contractb. Leasesc. Conceptual Framework –

Reporting Entity

FASE 1 FASE 2

12

PSAK 2013 & 2014

NO IFRS STATUS

1 IFRS 10: Consolidated FinancialStatements

PSAK 65: Laporan Keuangan Konsolidasian [1 Jan 2015]

2 IFRS 11: Joint Arrangements PSAK 66: Pengaturan Bersama [1 Jan 2015]

3 IFRS 12: Disclosure of Interests inOther Entities

PSAK 67: Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain [1 Jan 2015]

4 IFRS 13: Fair Value Measurement PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar [1 Jan 2015]

5 IFRIC 18: Transfer of Assets fromCustomers

ISAK 27: Pengalihan Aset dari Pelanggan [1 Jan 2014]

6 IFRIC 19: Extinguishing FinancialLiabilities with Equity Instruments

ISAK 28: Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas [1 Jan 2014]

7 IFRIC 20: Stripping Costs in theProduction Phase of a Surface Mining

ISAK 29: Biaya Pengupasan Lapisan Tanah tahap Produksi pada Pertambangan Terbuka [1 Jan 2014]

13

PSAK 2013 & 2014NO IFRS STATUS

1 IAS 1: Presentation of FinancialStatements

PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan [1 Jan 2015]

2 IAS 19: Employee Benefits PSAK 24: Imbalan Kerja [1 Jan 2015]

3 IAS 27: Separate Financial Statements PSAK 4: Laporan Keuangan Tersendiri [1 jan 2015]

4 IAS 28: Investments in Associates andJoint Ventures

PSAK 15: Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama [1 Jan 2015]

5 IAS 32: Financial Instruments:Presentation

PSAK 50: Instrumen Keuangan: Penyajian [Disahkan pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015]

6 IAS 36: Impairment of Assets PSAK 48: Penurunan Nilai Aset [Disahkan pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015]

7 IAS 39: Financial Instruments:Recognition and Measurement (IFRS 9 eff 2018 belum diadopsi)

PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran [Disahkan pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015]

8 IFRS 7: Financial Instruments: Disclosures

PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan [Disahkan pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015]

9 IAS 12: Income Tax PSAK 46: Pajak Penghasilan [Disahkan pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015]

14

PSAK non IFRS

1. PSAK 28: Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian; 2. PSAK 36: Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa; 3. PSAK 38: Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali; 4. PSAK 34: Kontrak Konstruksi5. PSAK 44: Pendapatan Real Estate6. PSAK 45: Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba; 7. ISAK 25: Hak atas Tanah

15

Perkembangan Setelah 1 Januari 2015

• IFRS 9 Financial Instruments (efektif 1 Januari 2018)• IFRS 14 Regulatory Deferral Accounts (efektif 1 Januari 2016)• IFRS 15 Revenue from Contracts with Customers (efektif 1

Januari 2017)• IFRIC 21 Levies (efektif 1 Januari 2014) – dalam pertimbangan

DSAK IAI• Amandemen IAS 41 Agriculture (efektif 1 Januari 2016)

IFRS terbaru:

• Amandemen IFRS 4 Insurance Contracts• IFRS on Leases• Amandemen dan penyesuaian IFRS lain

Pembahasan IASB:

16

Public Hearing 30 Juni 2015

ISAK 30 Pungutan

• Amandemen IAS 1 Disclosure Initiative

Amandemen PSAK 1 : Prakarsa Pengungkapan

• Amandemen IFRS 4 IAS 16 dan IAS 38

Amandemen PSAK 16 dan PSAK 19: Klarifikasi yang Diterima untuk Penyusutan dan Amortisasi

• Amandemen IAS 19 Defined Plans: Employee Contributions

Amandemen PSAK 24: Program Manfaat Pasti Kontribusi Pekerja

17

Public Hearing 21 September 2015

PSAK 69 Agrikultur

ISAK 31 Interpretasi atas Ruang Lingkup Properti Investasi

Amandemen PSAK 4 : Metode Ekuitas dalam Laporan Keuangan Tersendiri

Amandemen PSAK 15, 65 dan 67 : Entitas Investasi Penerapan Pengecualian Konsolidasi

Amandemen PSAK 66: Akuntansi Akuisisi Kepentingan dalan Operasi Bersama

Amandemen PSAK 16: Agrikultur Tanaman Produktif

18

PSAK 69• Aktivitas agrikultur (agricultural activity) adalah manajemen transformasi

biologis dan panen aset biologis oleh entitas untuk dijual atau untuk dikonversi menjadi produk agrikultur atau menjadi aset biologis tambahan.

• Aset biologis (biological asset) adalah hewan atau tanaman hidup. • Produk agrikultur (agricultural produce) adalah produk yang dipanen dari aset

biologis milik entitas. • Aset biologis diukur pada saat pengakuan awal dan pada setiap akhir periode

pelaporan pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, kecuali untuk kasus yang dideskripsikan dalam paragraf 30 dimana nilai wajar tidak dapat diukur secara andal.

• Aset biologi yang menghasilkan (bearer asset) merupakan aset tetap yang pembebanannya akan dilakukan dengan proses amortisasi.

• Produk agrikultur yang dipanen dari aset biologis milik entitas diukurpada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual pada titik panen. Setelah panen biaya perolehan persediaan.

SAK ETAP

19

20

SAK ETAP

• SAK ETAP: Standar akuntansi keuangan untuk entitas tanpa akuntabilitas publik

• PSAK yang disederhanakan:– Pilihan pada alternatif standar yang lebih sederhana– Penyederhaaan pengakuan dan pengukuran– Mengurangi pengungkapan– Penyederhanaan

• Merupakan standar yang berdiri sendiri secara keseluruhan (stand alone)

21

Manfaat SAK ETAP

• Diharapkan dengan adanya SAK ETAP, perusahaan kecil, menengah, mampu untuk– menyusun laporan keuangannya sendiri,– dapat diaudit dan mendapatkan opini audit,

sehingga dapat menggunakan laporan keuangannya untuk mendapatkan dana (misalnya dari Bank) untuk pengembangan usaha.

• Lebih sederhana dibandingkan dengan PSAK – IFRS sehingga lebih mudah dalam implementasinya

• Tetap memberikan informasi yang handal dalam penyajian laporan keuangan.

22

SAK ETAP

• Disusun dengan mengadopsi IFRS for SME dengan modifikasi sesuai kondisi di Indonesia dan dibuat lebih ringkas.

• SAK ETAP masih memerlukan professional judgement namun tidak sebanyak untuk PSAK – IFRS.

• Dalam beberapa hal tidak ada perubahan signifikan dibandingkan dengan PSAK lama: contoh PSAK 16 (1994). Namun ada beberapa hal yang dimodifikasi dari IFRS/IAS.

23

IFRS for SMEs

• IFRS for SMEs, merupakan “mini” Full IFRS– Terdapat pengurangan opsi dan pengungkapan– Tidak terdapat pengakuan dan pengukuran yang berbeda

dengan Full IFRS, kecuali– “borrowing cost” dibebankan langsung dan tidak

dikapitalisasi, dan– terdapat pengaturan mengenai “ekuitas”

• Target dari IFRS for SMEs adalah perusahaan menengah ke bawah.

24

ISI SAK ETAP BAB ISI BAB ISI1 Ruang Lingkup 16 Aset Tidak Berwujud2 Konsep dan Prinsip Pervasive 17 Sewa3 Penyajian Laporan Keuangan 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontijensi4 Neraca 19 Ekuitas5 Laporan Laba Rugi 20 Pendapatan6 Laporan Perubahan Ekuitas 21 Biaya Pinjaman7 Laporan Arus Kas 22 Penurunan Nilai Aset8 Catatan atas Laporan Keuangan 23 Imbalan Kerja9 Kebijakan Akuntansi, Perubahan Kebijakan Akun

tansi dan Koreksi Kesalahan24 Pajak Penghasilan

10 Investasi pada Efek Tertentu 25 Mata Uang Pelaporam11 Persediaan 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak 27 Peristiwa setalah Akhir Periode Pelaporan13 Investasi pada Joint Venture 28 Pengungkapan Pihak-pihak

yang Mempunyai Hubungan Istimewa

14 Properti Investasi 29 Ketentuan Transisi15 Aset Tetap 30 Tanggal Efektif

Daftar Istilah

25

TERIMA KASIH

Profesi untukMengabdi pada

NegeriDwi Martani

[email protected] atau [email protected]

http://staff.blog.ui.ac.id/martani/

Akuntan

26

KERANGKA KONSEPTUAL PENYAJIAN DAN

27

Kerangka Konseptual

menurut PSAK

28

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan

• Konsep dasar yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi para pemakai ekternal

• Tujuan menjadi acuan bagi:– Penyusun standar akuntansi keuangan dalam pelaksanaan tugasnya– Penyusun laporan keuangan untuk menanggulangi masalah akuntansi

yang belum diatur dalam standar akuntansi keuangan– Auditor dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan

keuangan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum– Para pemakai laporan keuangan dalam menafsirkan informasi yang

disajikan dalam laporan keuangan

29

ISI – KDP2LK

• Tujuan laporan keuangan• Asumsi Dasar• Karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat

informasi dalam laporan keuangan• Unsur Laporan Keuangan• Pangakuan Unsur Laporan Keuangan• Pengukuran Unsur Laporan Keuangan• Konsep modal serta pemeliharaan modal

30

IFRS – ED Conceptual Framework

CHAPTER 1—THE OBJECTIVE OF GENERAL PURPOSE FINANCIAL REPORTING

• Fundamental: relevance & representation faithfulness• Enhancing: comparability, verifiability, timelines, understandability

CHAPTER 2—QUALITATIVE CHARACTERISTICS OF USEFUL FINANCIAL INFORMATION

CHAPTER 3—FINANCIAL STATEMENTS AND THE REPORTING ENTITY

• Asset, liability, equity, income and expense

CHAPTER 4—THE ELEMENTS OF FINANCIAL STATEMENTS

• Historical, current value, fair value, value in used & fulfilment value

CHAPTER 6—MEASUREMENT

CHAPTER 7—PRESENTATION AND DISCLOSURE

CHAPTER 8—CONCEPTS OF CAPITAL AND CAPITAL MAINTENANCE

31

OVERVIEW STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

32

PSAK 1

PSAK 1 Penyajian Laporan KeuanganLatar Belakang Perubahan 2013

33

Perbaikan dengan penggunaan istilah yang lebih tepat

Pengaruh perkembangan PSAK lain yang belum dikeluarkan tahun 2009

Mengikuti perubahan terakhir IAS 1 tahun 2010 : pemisahaan penghasilan komprehensif lain dan penyajian informasi komparatif.

Efektif berlaku 1 Januari 2015, tidak ada penerapan dini.

34

Laporan Keuangan - 2013

• PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan– Komponen– Tanggung jawab laporan keuangan

Identifikasi laporan keuangan Laporan Posisi Keuangan Laporan Laba Rugi dan

Penghasilan Komprehensif Lain

Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan Arus Kas Catatan atas Laporan

Keuangan

Karakteristik umum Penyajian secara wajar dan

kepatuhan terhadap SAK Kelangsungan usaha Dasar akrual Material dan agregasi Saling hapus Frekuensi pelaporan Informasi komparatif Konsistensi penyajian

35

Tujuan Laporan Keuangan

• Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.

Tujuan laporan keuangan :

– memberikan informasi mengenai:– posisi keuangan, – kinerja keuangan– arus kas entitas

yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi.

Komponen Laporan Keuangan

a. laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode;b. laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama

periode;c. laporan perubahan ekuitas selama periode;d. laporan arus kas selama periode;e. catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan

akuntansi penting dan informasi penjelasan lain; danea informasi komparatif untuk mematuhi periode sebelumnya

sebagaimana ditentukan dalam paragraf 38 dan 38Af. laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif sebelumnya

yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya sesuai dengan paragraf 40A-40D.

45

Informasi Komparatif Minimum 38,38A, 38B

• Entitas menyajikan informasi komparatif terkait dengan periode sebelumnya untuk seluruh jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan periode berjalan, kecuali diizinkan atau disyaratkan lain oleh SAK.

• Informasi komparatif yang bersifat naratif dan deskriptif dari laporan keuangan periode sebelumnya diungkapkan jika relevan untuk pemahaman laporan keuangan periode berjalan.

• Entitas menyajikan minimal, dua laporan posisi keuangan, dua laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, dua laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), dua laporan arus kas dan dua laporan perubahan ekuitas, serta catatan atas laporan keuangan terkait.

• Dalam beberapa kasus, informasi naratif yang disajikan dalam laporan keuangan untuk periode sebelumnya masih tetap relevan pada periode berjalan.

47

Informasi Komparatif - Tambahan

• Entitas dapat menyajikan informasi komparatif sebagai tambahan atas laporan keuangan komparatif minimum yang disyaratkan PSAK/ISAK, sepanjang informasi tersebut disusun sesuai dengan PSAK/ISAK.

• Informasi komparatif ini dapat berisi terdiri satu atau lebih laporan keuangan, namun tidak terdiri dari laporan keuangan lengkap.

• Ketika hal ini terjadi, entitas menyajikan catatan informasi yang berhubungan dengan laporan tambahan tersebut.

• Misalnya, entitas dapat menyajikan tiga laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain (sehingga menyajikan periode berjalan, periode sebelumnya, dan satu periode komparatif tambahan).

• Entitas tidak disyaratkan untuk menyajikan tiga laporan posisi keuangan, tiga laporan arus kas, atau tiga laporan perubahan ekuitas (yaitu laporan keuangan komparatif tambahan). Entitas disyaratkan menyajikan, dalam catatan atas laporan keuangan, informasi komparatif yang terkait dengan laporan tambahan atas laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.

48

Perubahan Kebijakan Akuntansi, Penyajian kembali, retrospektif atau reklasifikasi

• Entitas menyajikan laporan posisi keuangan ketiga pada posisi awal periode sebelumnya sebagai tambahan atas laporan keuangan komparatif minimum jika:

a. entitas menerapkan kebijakan akuntansi secara retrospektif, membuat penyajian kembali retrospektif atas pos-pos dalam laporan keuangan atau reklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan; dan

b. penerapan retrospektif, penyajian kembali retropsektif atau reklasifikasi memiliki dampak material atas informasi dalam laporan posisi keuangan pada awal periode sebelumnya.

• Entitas menyajikan tiga laporan posisi keuangan pada:– (a) akhir periode berjalan;– (b) akhir periode sebelumnya; dan– (c) awal periode

49

40

Referensi : Laporan Interim Indo Tambang Raya Tbk. 30 Juni 2015

Penghasilan Komprehensif Lain

• Penghasilan komprehensif lain: berisi pos-pos penghasilan dan beban (termasuk penyesuaian reklasifikasi) yan tidak diakui dalam laba rugi sebagaimana disyaratkan atau diizinkan oleh SAK

• Komponen penghasilan komprehensif:– Selisih revaluasi aset tetap– Pengukuran kembali program imbalan pasti– Laba rugi dampak dari penjabaran laporan keuangan– Perubahan nilai investasi available for sales – Bagian efektif dari keuntungan lindung nilai arus kas

50

Informasi dalam Penghasilan Komprehensif Lain

• Bagian penghasilan komprehensif lain menyajikan pos-pos untuk jumlah penghasilan komprehensif lain dalam periode berjalan, diklasifikasikan berdasarkan sifat (termasuk bagian penghasilan komprehensif lain dari entitas asosiasi dan ventura bersama yang dicatat menggunakan metode ekuitas) dan dikelompokkan, sesuai dengan PSAK/ISAK lainnya:a) tidak akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi; danb) akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi ketika kondisi tertentu

terpenuhi.• Entitas menyajikan pos-pos tambahan, judul, dan subtotal jika penyajian

tersebut relevan untuk pemahaman kinerja keuangan entitas.• Entitas tidak diperkenankan untuk meyajikan pos-pos penghasilan dan

beban seperti pos luar biasa dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain atau dalam catatan atas laporan keuangan

51

Penghasilan Komprehensif Lain – Tidak Direklasifikasi

• Entitas melakukan revaluasi aset tetap pada 2 Januari 2015. Nilai perolehan 600.000 akumulasi depresiasi 200.000. Aset direvaluasi menjadi 500.000 dan masa manfaat tersisa 10 tahun.

• Jurnal saat revaluasi– Akumulasi Depresiasi 200.000– Aset tetap 200.000– Aset tetap 100.000– Surplus revaluasi 100.000

• Jurnal saat depresiasi– Beban Depresiasi 50.000– Akumulasi Depresiasi 50.000– Surplus Revaluasi 10.000– Saldo Laba 10.000

Ref: PSAK 1 55

Penghasilan Komprehensif Lain – Direklasifikasi

• Entitas membeli investasi tersedia dijual seharga 100.000 pada 1 Desember 2015. Pada 31 Desember nilainya naik menjadi 115.000. Inbvestasi ini dijual dengan harga 110.000 pada 1 Maret 2016.

• Jurnal saat pembelian– Aset keuangan – tersedia untuk dijual 100.000– Kas 100.000

• Jurnal saat penilaian 31 Desember 2015– Aset keuangan – tersedia untuk dijual 15.000– Penghasilan komprehensif lain 15.000

• Jurnal saat penjualan 1 Maret 2016– Kas 110.000– Penghasilan komprehensif lain 15.000– Aset keuangan – tersedia untuk dijual 115.000– Penghasilan penjualan AFS 10.000

56

45

Referensi : Laporan Interim Indo Tambangraya Tbk. 30 Juni 2015

Ilustrasi Penerapan PSAK 1 R2013

Ilustrasi Penerapan PSAK 1 R2013

46Referensi : Laporan Tahunan BP 2014

Ilustrasi Penerapan PSAK 1 R2013

47

Referensi : Laporan Tahunan BP 2014

48

Laporan Posisi Keuangan (Neraca) - 2011

• Nama menjadi Laporan Posisi Keuangan (Neraca), tambahan neraca untuk sinkronisasi dengan regulasi di Indonesia

• Perubahan definisi-definisi seperti Kewajiban menjadi Liabilitas dan hak minoritas menjadi kepentingan nonpengendali (non-controlling interest)

• Penyajian kepentingan non pengendali sebagai bagian ekuitas dan bagian laba bukan sebagai pengurang laba LK konsolidasian

• Laporan keuangan awal periode (dr periode sajian) untuk penyajian retroaktif perubahan kebijakan dan koreksi kesalahan

• Minimum line item Penyajian Neraca – Properti Investasi– Investasi dengan menggunakan metode ekuitas– Aset yang dimiliki untuk dijual– dll

• Urutan penyajian laporan keuangan dalam ilustrasi menurut PSAK 1 berbeda dengan IAS 1 (Aset tidak lancar di atas)

49

Laporan Laba Rugi Komprehensif - 2011

• Laporan Laba rugi Laporan Laba Rugi Komprehensif.• Penyajian laporan laba rugi dengan memasukkan unsur laba komprehensif• Laba dialokasikan untuk pemegang saham minoritas dan mayoritas• Ketentuan minimum item dalam laporan laba rugi.• Klasifikasi beban berdasarkan fungsi dan sifat, jika disajikan berdasarkan

fungsi ada pengungkapan berdasarkan sifat• Penyajian “pos luar biasa / extraordinary item” tidak diperkenankan lagi• Minimum line item : Pendapatan, Biaya keuangan, Beban pajak,

pendapatan investasi asosiasi, Penghasilan komprehensif lain, dll• Penghasilan komprehensif: Perubahan aset atau liabilitas yang tidak

mempengaruhi laba pada periode rugi. • Alternatif penyajian laporan tunggal atau dua laporan

50

PSAK 2

51

PSAK 2: LAPORAN ARUS KAS

• Informasi arus kas entitas berguna sebagai dasar untuk menilai kemampuan entias dalam menghasilkan kas dan setara kas serta menilai kebutuhan kas entitas untuk menggunakan arus kas tersebut.

• Laporan arus kas menggambarkan perubahan historis dalam kas dan setara kas yang diklasifikasikan atas aktivitas operasi, investasi dan pendanaan selama satu periode

52

Arus Kas dari Aktivitas Operasi

• Metode yang dapat digunakan:– Metode langsung kelompok utama dari penerimaan dan pengeluaran

kas bruto diungkapkan;

– Metode tidak langsung laba disesuaikan dengan mengoreksi transaksi non kas, penangguhan atau akrual dan unsur penghasilan/beban yang terkait aktivitas investasi dan pendanaan.

• Dianjurkan melaporkan dengan metode langsung informasi yang lebih berguna

• ETAP metode tidak langsung

53

Laporan Arus Kas

• Arus kas bunga dan dividen diungkapkan secara terpisah dan diklasifikasikan secara konsisten.– Beban bunga dapat disajikan sebagai arus kas operasi atau pendanaan

(alternatif)– Pendapatan bunga dapat disajikan sebagai arus kas operasi atau investasi

(alternatif)– Dividen yang dibayarkan dapat disajikan sebagai arus kas pendanaan atau

operasi (alternatif)– Pendapatan dividen dapat disajikan sebagai arus kas operasi atau investasi

(alternatif)• Arus kas yang berkaitan dengan pajak penghasilan diungkapkan secara

terpisah.• Perubahan nilai tukar dilaporkan dalam LAK untuk merekonsiliasi saldo

awal dan akhir kas dan setara kas

54

PSAK 3

55

PSAK 3 : Laporan Interim

• Laporan keuangan interim: laporan keuangan, baik laporan keuangan lengkap atau laporan keuangan ringkas untuk suatu periode interim.

• LK Interim dapat disajikan secara lengkap atau ringkas• Komponen Minimal Laporan Interim

– Laporan posisi keuangan ringkas– Laporan laba rugi komprehensif ringkas.

• Kebijakan akuntansi yang sama dalam laporan keuangan tahunan diterapkan dalam laporan keuangan interim, kecuali untuk perubahan kebijakan akuntansi yang dilakukan setelah tanggal laporan keuangan tahunan terkini.

• Untuk laporan posisi keuangan, komparasi dengan laporan keuangan tahun sebelumnya, bukan interim tahun sebelumnya

56

PSAK 3 : Laporan Interim

57

Referensi : Laporan Interim Indo Tambang Raya Tbk. 30 Juni 2015

58

PSAK 4

59

Ketentuan LK Tersendiri

Sebagai bagian dari informasi tambahan

• Investasi dicatat dengan menggunakan metode biaya

• Dividen diakui saat ditetapkan

Hanya untuk entitas terkonsolidasi

Ketentuan Penyajian Pengungkapan

60

Penyusunan LK Tersendiri

• LK keuangan tersendiri disusun sesuai dengan SAK yang berlaku kecuali yang diatur dalam ketentuan khusus.

• Jika entitas induk menyusun LK tersendiri, maka entitas induk mencatat investasi pada entitas anak, ventura bersama dan entitas asosiasi pada (Par 10):– Biaya perolehan atau– Sesuai PSAK 55: Instrumen Keuangan Pengakuan dan Pengukuran

• Entitas induk menerapkan akuntansi yang sama untuk setiap kategori investasi.

• Jika investasi akan dijual PSAK 58: Aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual dan operasi dihentikan.

• Pengukuran investasi yang dicatat sesuai PSAK 55 tidak berubah.• Entitas Induk mengakui dividen dari entitas anak, ventura bersama,

atau entitas asosiasi pada laba rugi dalam laporan keuangan tersendiri ketika hak menerima dividen ditetapkan.

61

PSAK 5

62

Segmen Operasi – PSAK 5

Entitas mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi.

Penyusunan laporan keuangan didasarkan

pada perspektif kebutuhan informasi oleh pihak eksternal

Penyusunan laporan keuangan didasarkan

pada perspektif kebutuhan informasi oleh pihak internal

Segmen Operasi

• Segmen operasi adalah komponen dari entitas: – Terlibat dalam aktivitas bisnis untuk memperoleh pendapatan dan

menimbulkan beban,– Hasil operasinya dikaji ulang secara reguler oleh pengambil keputusan

operasional untuk alokasi sumber daya dan menilai kinerja, dan– Tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan

• Kriteria suatu unit dianggap sebagai segmen: 10% dari pendapatan, laba rugi atau aset.

• Pengungkapan:– Jika tidak memenuhi ambang batas dapat dipertimbangkan (10% pendapatan,

laba rugi atau aset) jika manjemen percaya informasi tersebut berguna bagi pengguna.

– Yang tidak memenuhi ambang batas dapat digabung jika memenuhi kriteria agregasi.

– Jika yang dilaporkan kurang dari 75% dari pendapatan entitas tambahan segmen diidentifikasi (walau tidak memenuhi kriteria).

– Segmen operasi lain yang tidak dilaporkan digabungkan dan diungkapkan dalam kategori “semua segmen lain”.

63

64

Ilustrasi SegmenPelaporan segmen ad. Segment reportingSegmen operasi dilaporkan dengan cara yang konsisten dengan pelaporan internal yang diberikan kepada pengambil keputusan operasional. Pengambil keputusan operasional bertanggung jawab untuk mengalokasikan sumber daya, menilai kinerja segmen operasi dan membuat keputusan strategis.

65

PSAK 7

PSAK 7 Pengungkapan Pihak Berelasi

Mengapa perlu ??

66

Laporan Posisi Keuangan

Dan Laba Rugi

Transaksi dan Saldo

Dipengaruhi

• Keberadaan pihak yang mempunyai hubungan istimewa

• Komitment dengan pihak tersebut

PSAK 7 Pengungkapan Pihak Berelasi

• Identifikasi hubungan dan transaksi dengan pihak-pihak berelasi

• Identifikasi saldo, komitmen antara entitas dengan pihak-pihak berelasi.

• Menentukan pengungkapan yang diperlukan baik untuk LK konsolidasian, tersendiri, yang disajikan individual.– Pengungkapan atas sifat hubungan– Nilai transaksi, saldo terkait pihak berelasi

67

Pihak Berelasi

68

a. Pihak-pihak Berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas tertentu dalam menyiapkan laporan keuangannya.

b. Pihak berelasi substansi hubungan tidak hanya dalam bentuk hukumc. Pihak berelasi

Orang / anggota keluarga terdekat jika memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor, memiliki pengaruh signifikan, personel manajemen kunci.

Suatu entitas terkait dengan entitas pelapor jika (salah satu); anggota dari kelompok usaha sama Entitas asosiasi atau ventura bersama bagi entitas lain Ventura bersama dari pihak ketiga yang sama Program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas

pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang

diidentifikasi dalam butir (a). Orang yang diidentifikasi dalam butir (a) (i) memiliki pengaruh signifikan

69

Ilustrasi Pengungkapan Pihak BerelasiTransaksi-transaksi pihak berelasi d. Related party transactionsPerusahaan melakukan transaksi dengan pihak berelasi sesuai PSAK 7 Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi. Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak berelasi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian.

70

Ilustrasi Pengungkapan Pihak Berelasi

71

PSAK 8

72

PSAK 8 Peristiwa setelah Periode Pelaporan

• Peristiwa setelah periode pelaporan adalah peristiwa yang terjadi antara akhir periode pelaporan dan tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit

• Peristiwa setelah periode pelaporan yang memerlukan penyesuaian adalah peristiwa yg memberikan bukti atas adanya kondisi pada akhir periode pelaporan

• Peristiwa setelah periode pelaporan yang tidak memerlukan penyesuaian adalah peristiwa yang mengindikasikan kondisi setelah periode pelaporan

• Tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit adalah tanggal laporan keuangan sudah final– Laporan keuangan diaudit : tanggal laporan auditor– Laporan keuangan tidak diaudit : tanggal laporan keuangan selesai disusun

manajemen

73

PSAK 8 Peristiwa setelah Periode Pelaporan

74

Ilustrasi PSAK 8 Peristiwa setelah Periode Pelaporan

• PERISTIWA SETELAH TANGGAL PERIODE PELAPORAN (ANTM 2013)– Pada tanggal 12 Februari 2014 Perusahaan telah melakukan penarikan fasilitas

pinjaman dari PT Bank Central Asia Tbk sebesar AS$50.000.000 yang akan jatuh tempo pada 12 Mei 2014 dengan suku bunga yang ditentukan adalah 2% per tahun.

• PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN (PLN 2012)– Pada tanggal 23 Januari 2013, PJBS membeli 92% saham PT Mitra Karya

Prima (MKP) dengan biaya perolehan sebesar Rp 2.500 juta.– Pada tanggal 23 Januari 2013, PT Haleyora Power (HP) membeli 90% saham

PT Mitra Insan Utama dengan biaya perolehan sebesar Rp 10.174 juta.– Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik

Indonesia No. 30 Tahun 2012, tanggal 21 Desember 2012, tentang tarif tenaga listrik yang disediakan oleh Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara, ditetapkan tarif tenaga listrik untuk konsumen yang berlaku efektif mulai tanggal 1 Januari 2013.

75

PSAK 10

76

PSAK 10 : Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing

• Entitas menyajikan laporan keuangan dengan menggunakan mata uang fungsionalnya.– Mata uang fungsional adalah mata uang pada lingkungan ekonomi utama

dimana suatu entitas beroperasi– Mata uang asing : mata uang selain mata uanng fungsional

• Akuntansi transaksi dan saldo dalam mata uang asing, kecuali transaksi dan saldo derivatif (PSAK 55) disajikan dengan mata uang fungsional. Selisih kurs diakui dalam laba rugi:

– Suatu transaksi mata uang asing harus dicatat dalam mata uang fungsional– Dihitung ke dalam mata uang fungsional dengan kurs spot antara mata

uang fungsional dan mata uang asing pada tanggal transaksi• Menjabarkan hasil dan posisi keuangan dari kegiatan usaha luar negeri yang

termasuk dalam laporan keuangan ke dalam mata uang penyajian.– Translasi dari mata uang fungsional ke mata uang pelaporan yang berbeda. Selisih akan

diakui sebagai penghasilan komprehensif lain.– Remeasurement dari non mata uang fungsional ke mata uang fungsional

77

PSAK 13

78

Properti Investasi – PSAK 13

• Properti (tanah atau bangunan—atau bagian dari bangunan—atau keduanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai, atau kedua-duanya.

• Pengakuan– Entitas dapat memilih model nilai wajar atau model biaya sebagai

kebijakan akuntansi dan menerapkan kebijakan tersebut pada seluruh properti investasinya.

– Laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar atas properti investasi diakui dalam laporan laba rugi

– Nilai wajar harus mencerminkan kondisi pasar pada tanggal neraca.– Jika menggunakan model biaya PSAK 16

Pengukuran setelah Pengakuan Awal

Fair Value Model

• Nilai wajar properti investasi harus mencerminkankondisi pasar pada tanggal neraca

• Properti investasi tidak disusutkan.• Laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar atas

properti investasi harus diakui dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya.

79

Pengukuran setelah Pengakuan Awal

Fair value model (PSAK 13)

• Menggunakan nilai wajar • Menggunakan nilai wajar

Revaluation model (PSAK 16)

• Perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya.

• Perubahan nilai wajar diakui dalam ekuitas atau laporan laba rugi jika rugi (loss) impairment

• Tidak ada penyusutan. • Penyusutan.

• Mencerminkan kondisi pasar pada tanggal neraca.

• Tidak spesifik, hanya mengharuskan secara reguler (terjadi perbedaan signifikan )

80

81

Ilustrasi - Investasi Properti

• Entitas memiliki gedung 20 lantai. 10 lantai digunakan untuk kegiatan entitas, sedangkan sisanya disewakan. Aktivitas utama entitas bukan menyewakan gedung.

• Bagian gedung yang digunakan sebagai aset tetap, bagian gedung yang disewakan disajikan sebagai properti investasi

• Alokasi dapat dilakukan berdasarkan jumlah lantai

82

Ilustrasi - Investasi Properti

• PT, Melati membeli tanah dan bangunan pada 1 Januari 2012 senilai 4.500juta. Berdasarkan informasi, harga beli tanah saja 2.000 dan bangunan saja 3.000. Perusahaan menggunakan metode fair value untuk penilaian properti investasi tersebut. Nilai wajar tanah dan bangunan dapat dilihat dalam tabel berikut:

• Properti Investasi 4.500Kas 4.500

• Properti Investasi 500Keuntungan peningkatan nilai 500

• Kerugian penurunan nilai 100Properti investasi 100

31/12/2012 31/12/2013Tanah 2.000 2.100 Bangunan 3.000 2.800

83

PSAK 14

84

Persediaan – PSAK 14

• Biaya perolehan terkait selisih valuta asing yang terkait pembelian persediaan dapat diakui sebagai biaya perolehan persediaan.

• Nilai persediaan tidak termasuk pembayaran yang ditagihkan kepada pihak ketiga contoh pajak.

• Biaya perolehan persediaan secara tangguh diatur dan dapat menimbulkan beban bunga.

• Persediaan disajikan di neraca sebesar nilai terendah antara harga perolehan dan nilai realisasi bersih kerugian yang timbul atau recovery kerugian diklastifikasikan dalam pendapatan lain-lain

• Metode LIFO tidak diperkenankan lagi

85

Penilaian PersediaanBiaya atau Nilai Realisasi Bersih yang Lebih Kecil

Persediaan Kuantitas Biaya NRV Total Biaya Total NRV Lebih Kecil

A 400 50 60 20.000 24.000 20.000

B 200 120 100 24.000 20.000 20.000

C 500 70 60 35.000 30.000 30.000

D 300 200 220 60.000 66.000 60.000

TOTAL 139.000 134.000 130.000

NRV: Net Realizable Value = harga jual dikurangi biaya untuk menjual.Penurunan dihitung secara total = 139.000 – 134.000 = 5.000Penurunan dihitung tiap produk = 139.000 – 130.000 = 9.000Jurnal COGS* 9.000

Penyisihan penurunan nilai persediaan 9.000Jika penurunan nilai sifatnya operasional dapat dimasukkan ke COGS, namun jika sifatnya material dan tidak rutin dimasukkan dalam beban/pendapatan lain-lain (setelah laba operasi)

86

PSAK 15

87

Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama PSAK 15

Entitas Asosiasi entitas yang mana investor memiliki pengaruh signifikan Ventura Bersama pengaturan bersama yang para pihaknya memiliki

pengendalian bersama atas pengaturan memiliki hak atas aset neto dari pengaturan

Metode Ekuitas metode akuntansi di mana investasi awalnya dicatat sebesar harga perolehan selanjutnya disesuaikan atas perubahan pascaperolehan laba atau rugi dan penghasilan komprehensif lain. Harga perolehan awal + bagian laba – bagian rugi – bagian distribusi dari investee +/-

penghasilan komprehensif Ketika investasi rugi sehingga investasi menjadi negatif, maka investasi akan

disajikan sebesar nol, liabilitas diakui jika memiliki kewajiban hukum dan konstruktif. Jika laba, pengakuan laba baru setelah bagian laba sama dengan bagian rugi yang telah diakui.

88

Penerapan Metode Ekuitas• Entitas dengan pengendalian bersama atau pengaruh

signifikan atas investee mencatat investasinya pada entitas investasi atau ventura bersama dengan menggunakan metode ekuitas, kecuali jika investasi tersebut memenuhi syarat pengecualian penerapan metode ekuitas

• Pengecualian – jika investasi dimilliki atau dimiliki secara tidak langsung melalui entitas modal ventura, reksa dana, unit perwalian dan entitas serupa termasuk dana asuransi terkait investasi dapat memilih menggunakan nilai wajar PSAK 55

• Jika entitas mau dijual menerapkan PSAK 58

89

Penghentian Metode Ekuitas

• Jika entitas menjadi entitas anak PSAK 65• Jika sisa kepentingan merupakan aset keuangan PSAK 55.

Nilai wajar sisa kepentingan diangggap sebagai nilai wajar pada saat pengakuan awal aset keuangan sesuai PSAK 55, entitas mengakui selisihnya sebagai laba rugi.

• Ketika metode ekuitas dihentikan, seluruh jumlah yang telah diakui dalam penghasilan komprehensif lain menggunakan dasar yang sama jika investee melepas aset dan liabilitas.

• Jika investee menjadi investasi pada ventura bersama atau sebaliknya, maka entitas melanjutkan penerapan metode ekuitas dan tidak mengukur kembali kepentingan yang tersisa.

90

Metode Ekuitas

Pada 1 Desember dibeli investasi sebesar 500.000 yang merupakan 25% kepemilikan pada PT. Mutiara. Pada 31 Desember Mutiara melaporkan laba bersih yang dihasilkan oleh perusahaan sebesar 200,000. dan penghasilan komprehensif lain 40.000. dan membagikan dividen 150.0000

Jan.1 Investasi jangka panjang 500.000 Kas 500.000

Des.31 Investasi jangka panjang 60.000 Pendapatan Investasi 50.000Penghasilan komprehensif lain 10.000(pengumuman laba bersih, 200,000 x 0.25)

Des.31 Kas 37.500 Investasi Jangka Panjang 37.500(pengumuman dividen = 150,000 x 0.25)

91

Kehilangan Pengaruh SignifikanPada 31 Desember 2015 Entitas menjual 20% kepemilikan pada PT. Intan dengan harga 4.000. Kepemilikan sebelum dilakukan penjualan 30%, saldo investasi sebelum dilakukan penjualan besar 3.000. Saldo penghasilan komprehensif terkait dengan investasi ini 500. Investasi tersisa diklasifikasikan sebagai avalaible for sale (AFS)

31 Des Kas 4.000Investasi jangka pendek (afs) 2.000

Investasi jangka panjang 3.000 Keuntungan penjualan investasi 3.000

Penghasilan komprehensif lain 500Penghasilan dari investasi 500

Jika 20% sama dengan 4.000 maka 10% = 1.000Investasi tersisa akan dicatat sebesar 2.000 (nilai wajar dari 10%)Keuntungan penjualan investasi: • Keuntungan dari investasi dijual 4.000 – 2.000 = 2.000• Keuntungan kenaikan investasi yang tersis 2.000 – 1.000 = 1.000

92

Contoh

• Pada 1 Januari 2012, PT Aneka membeli 30% saham berhak suara PT Merapi sebesar Rp4.000 milyar dengan laba rugi untuk tahun 2012 sd 2015

• Nilai tercatat investasi:– Tahun 2010 Rp 1.000 milyar– Tahun 2011 Rp 0– Tahun 2012 Rp 0– Tahun 2013 Rp 1.600

Tahun Laba (rugi) PT Serbaneka

Porsi laba (rugi) utk PT. Aneka

Nilai tercatat

2012 (10.000) (3.000) 1.0002013 (8.000) (2.400) (1.400)2014 4.000 1.200 (200)2015 6.000 1.800 1.600

93

PSAK 16

94

Pengaturan Aset Tetap dalam PSAK

PSAK16

PSAK 26

PSAK48

PSAK58

PSAK30

ISAK 8

PSAK – TerkaitAset tetap

PSAK13 & 19ISAK 25

Penurunan Nilai Aset

Aset Tidak Lancar Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan

Investasi PropertiAset tidak berwujudTanah

Sewa

Aset Tetap

Bunga Pinjaman

Pengertian Aset Tetap

• Definisi Aset tetap adalah aset berwujud yang: (par 6)1. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan

barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan

2. Diharapkan digunakan selama lebih dari satu periode.

95

Tidak berlaku untukHak penambanganReservasi tambang

Ciri► “Used in operations” and not

for resale.► Long-term in nature and

usually depreciated.► Possess physical substance.

Pengakuan Aset Tetap

Biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai aset jika dan hanya jika : (par 7)

a) Besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas; dan

b) Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.

96

Kriteria pengakuan berlaku pada saat pengakuan awal dan untuk biaya setelah perolehan awal.

Pertukaran Aset

Biaya perolehannya diukur dengan jumlah tercatat dari aset yang diserahkan.

Substansi Komersial

Nilai wajarAset dipertukarkan

Biaya perolehan aset tetap dari suatu pertukaran diukur sebesar nilai wajarkecuali:

– Tidak memiliki substansi komersial, atau

– Nilai wajar aset yang diterima dan diserahkan tidak dapat diukur secara andal

97

Dismantling Cost

PT. ABC membangun instalasi minyak lepas pantai. Biaya yang dikeluarkan sebesar 300 milyar. Peraturan pemerintah mengharuskan entitas memindahkan instalasi tersebut di akhir konsesi (20 tahun yang akan datang). Estimasi biaya untuk melakukan pemindahan dan restorasi sebesar 80 milyar. Tingkat bunga yang berlaku 6%. PV dari biaya restorasi 24,94.

Example

98

Instalasi minyak diakui dalam neraca dengan jurnal berikut:Dr Aset Tetap 324,94 milyarCr Kas 300 milyar

Kewajiban diestimasi 24,94milyar

Jurnal penyesuaian kewajiban tahun 1CrBeban bunga 1,497 milyar

Kewajiban diestimasi 1,497 milyar

Pengukuran setelah Pengakuan Awal

Entitas harus memilih antara:

Cost Model

Revaluation Model

Sebagai kebijakan akuntansinya, dan

Menerapkan kebijakan tersebut terhadap seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama.

99

Pengukuran setelah Pengakuan Awal

Cost Model

Revaluation Model

Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar :– Biaya perolehan– dikurangi

Akumulasi penyusutan dan Akumulasi rugi penurunan nilai aset

Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar :– Jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal

revaluasi, – dikurangi

Akumulasi penyusutan dan Akumulasi rugi penurunan nilai aset

yang terjadi setelah tanggal revaluasi.

100

Pengukuran nilai wajar

• Nilai wajar tanah dan bangunan biasanya ditentukan melalui penilaian oleh penilai yang memiliki kualifikasi professional berdasarkan bukti pasar.

• Nilai wajar pabrik dan peralatan biasanya menggunakan nilai pasar yang ditentukan oleh penilai.

• Jika tidak ada pasar yang dapat dijadikan dasar penentuan nilai karena sifat aset yang khusus dan jarang diperjualbelikan, kecuali sebagai bagian dari bisnis yang berkelanjutan, maka

Entitas mengestimasi nilai wajar menggunakan pendekatan penghasilan atau biaya pengganti yang telah disusutkan (depreciated replacement

cost).

101

102

Frekuensi Penilaian

• Frekuensi revaluasi tergantung perubahan nilai wajar dari suatu asset tetap.

• Jika nilai wajar dari asset yang direvaluasi berbeda secara material dari jumlah tercatatnya, maka revaluasi lanjutan perlu dilakukan.

• Beberapa asset tetap mengalami perubahan nilai wajar secara signifikan dan fluktuatif, sehingga perlu direvaluasi secara tahunan.

• Revaluasi tahunan tidak perlu, apabila perubahan nilai wajar tidak signifikan, asset dapat direvaluasi setiap tiga atau lima tahun sekali.

Revaluation Model

Revaluation Model Revaluasi harus dilakukan secara reguler Untuk memastikan jumlah tercatat tidak berbeda secara material dengan nilai wajar pada tanggal neraca.

Akumulasi penyusutan pada tanggal revaluasi diperlakukan dengan metode: proporsional, atau eliminasi.

103

Akumulasi Penyusutan – Revalution Model

Revaluation Model Akumulasi penyusutan pada tanggal revaluasi diperlakukan dengan metode: • proporsional

Nilai akumulasi depresiasi dan harga perolehan dinaikkan secara proporsional sehingga nilai bersih aset sama dengan nilai revaluasi.

• eliminasi.Nilai akumulasi depresiai ditutup mengurangi nilai aset. Kemudian aset dinaikkan menjadi nilai revaluasi

104

Revaluation Model

Metode Proporsional Peralatan senilai 4.000.000 diperoleh tanggal 1 Januari 2012 dengan masa manfaat ekonomis 5 tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2012 nilai wajar aset adalah 4.800.000.

1/1/2012 Aset tetap 4.000,000Kas 4.000,000

31/12/2012 Beban Penyusutan 800.000Akumulasi Penyusutan 800.000

31/12/ 2012 Aset Tetap 2.000,000 Akumulasi Penyusutan 400.000*Surplus Revaluasi 1.600.000

*(4.800.000 - 3.200.000) / 3.200.000) x 800.000 = 400.000

Example

105

Revaluation Model

Metode Eliminasi Peralatan senilai 4.000.000 diperoleh tanggal 1 Januari 2012 dengan masa manfaat ekonomis 5 tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2010 nilai wajar aset adalah 4.800.000.

Example

106

1/1/ 2012 Aset tetap 4.000,000Kas 4.000,000

31/12/ 2012 Beban Penyusutan 800.000Akumulasi Penyusutan 800.000

31/12/ 2012 Akumulasi Penyusutan 800.000Aset Tetap 800.000

Aset Tetap 1.600,000Surplus Revaluasi 1.600.000

Pengukuran setelah Pengakuan Awal

Revaluation Model

• Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka– seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama harus

direvaluasi• Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat revaluasi,

kenaikan tersebut langsung dikreditkan ke ekuitas pada bagian surplus revaluasi.– Dikredit ke saldo laba jika sebelumnya ada penurunan

akibat revaluasi terdahulu / impairment.• Jika jumlah tercatat aset menurun akibat revaluasi,

penurunan tersebut diakui dalam laporn laba rugi.– Didebit ke surplus revaluasi (ekuitas) – sejumlah saldo

kredit surplus revaluasi (jika ada) sebelum debit ke saldo laba.

Entire class

To Equity directly

Negative to P/L

107

Revaluation Model

Revaluation Model

• Surplus revaluasi di ekuitas dapat dipindahkan langsung ke sado laba pada saat aset tersebut dihentikan penggunaannya.

• Namun, pemindahan ke saldo laba dapat dilakukan seiring dengan penggunaan aset oleh entitas. (partially realized) saat penyusutan– Dipindahkan sebesar perbedaan penyusutan dengan revaluasian

dan penyusutan dengan biaya perolehan (atau nilai surplus revaluasi dibagi sisa manfaat ekonomis)

• Pemindahan surplus revaluasi tidak dilakukan melalui Laporan Laba Rugi.

Dr Surplus RevaluasiCr Saldo Laba

108

109

Revaluation ModelExample

• Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi penyusutan Rp 3.300.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp 3.900.000.

Dr - Akumulasi Penyusutan 3.300.000 Cr – Aset Tetap 3.300.000

Dr – Aset Tetap 1.200.000 Cr – Surplus Revaluasi 1.200.000

110

Revaluation ModelExample

Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi penyusutan Rp 3.300.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp 3.900.000. Sebelumnya pernah direvaluasi dengan penurunan Rp 400.000.

Dr - Akumulasi Penyusutan 3.300.000 Cr – Aset Tetap 3.300.000

Dr – Aset Tetap 1.200.000 Cr – Keuntungan Revaluasi 400.000 Cr - Surplus Revaluasi 800.000

111

Revaluation ModelExample

• Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi penyusutan Rp3.300.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp 2.000.000.

Dr - Akumulasi Penyusutan 3.300.000 Cr – Aset Tetap 3.300.000

Dr – Rugi Revaluasi 700.000 Cr – Aset Tetap 700.000.

112

Revaluation ModelExample

• Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi penyusutan Rp 3.300.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp 2.000.000. Sebelumnya pernah direvaluasi dengan surplus Rp 400.000.

Dr - Akumulasi Penyusutan 3.300.000 Cr – Aset Tetap 3.300.000

Dr – Rugi Revaluasi 300.000Dr – Surplus Revaluasi 400.000 Cr – Aset Tetap 700.000

Revaluation Model

• PT. Kenanga membeli mesin dengan harga 100.000 pada 1 Jan 2010 dan menggunakan metode revaluasi

• Mesin tersebut disusutkan dengan metode garis lurus 5thn.

• Pada 31 Desember 2010 direvaluasi sebesar 96.000

• Buat jurnal untuk tahun 2010 dan 2011.

Contoh

Dr Aset tetap 100,000Cr Kas 100,000

Dr Beban Penyusutan 20,000Cr Akumulasi Penyusutan

20,000Dr Akumulasi Penyusutan 20,000Cr Aset tetap 4,000Cr Surplus Revaluasi 16,000

Revaluation Model

Dr Beban Penyusutan ($48K/4) 24,000Cr Akumulasi Penyusutan

24,000Dr Surplus Revaluasi 4,000Cr Saldo Laba 4,000

1.1.2010

31.12.2011

113

31.12.2010

Penyusutan

• Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan (depreciable amount) dari suatu aset selama umur manfaatnya (useful life).

PenyusutanCost Model

Revaluation Model

114

• Nilai residu dan umur manfaat suatu aset harus di-review minimum setiap akhir tahun buku

– Jika hasil review berbeda dengan estimasi sebelumnya maka perbedaan tersebut harus diperlakukan sebagai perubahan estimasi akuntansi.

Penyusutan

• Metode penyusutan yang digunakan:– Harus mencerminkan ekspektasi pola

konsumsi manfaat ekonomis masa depan atas aset oleh entitas.

– Harus di-review minimum setiap akhir tahun buku, dan

– Perubahan metode diperlakukan sebagai perubahan estimasi.

Metode Penyusutan

115

116

PSAK 18

117

PSAK 18: Program Purna Karya

• IAS 26 Accounting and Reporting by Retirement Benefit Plans • PSAK 18 (revisi 2010) tidak hanya mengatur entitas dana pensiun,

tetapi semua program manfaat purnakarya.• Program manfaat karya:

– Program Manfaat Pasti– Program Iuran Pasti– Hybrid Plan

• Hybrid plan diberlakukan sebagai manfaat pasti

118

PSAK 18: Program Purna Karya

• Program Iuran Pasti:– Jumlah manfaat masa depan yang diterima peserta berdasarkan:

a. jumlah iuranb. efisiensi kegiatan operasionalc. pendapatan investasi

– Tujuan pelaporan memberikan informasi periodik penyelenggaraan program purnakarya dan kinerja investasi

– Laporan keuangan program iuran pasti, mencakup:• Laporan aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya• Penjelasan mengenai kebijakan pendanaan

119

PSAK 18: Program Purna Karya

• Program Manfaat Pasti:– Laporan keuangan program manfaat pasti mencakup:

• laporan yang menyajikan:– Aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya– nilai kini aktuaria atas manfaat purnakarya terjanji dan– surplus/defisit atau

• Laporan aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya.– Nilai kini aktuaria atas manfaat purnakarya terjanji didasarkan pada

manfaat purnakarya terjanji menggunakan tingkat gaji kini atau tingkat gaji proyeksi

– Tujuan pelaporan program manfaat purnakarya memberikan informasi secara periodik sumber daya keuangan dan setiap perubahan manfaat yang akan diterima peserta dalam program manfaat pasti

120

PSAK 18: Program Purna Karya

• Investasi pada surat berharga yang diperdagangkan nilai wajar. Nilai wajar = nilai pasar.

• Investasi pada non surat berharga yang diperdagangkan ‐ nilai wajar mengacu SAK terkait.

• Pengungkapan : – Laporan aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya– Ringkasan dari kebijakan akuntansi yang signifikan dan– Penjelasan mengenai program purnakarya dan pengaruh setiap

perubahan program purnakarya selama periode tersebut

121

PSAK 19

122

Aset tak berwujud – PSAK 19

• Aset tak berwujud memiliki manfaat ekonomi di masa mendatang, dapat diukur dengan andal

• Masa manfaat – – terbatas dan tidak terbatas– Direview setiap tanggal laporan keuangan

• Ketentuan tentang masa manfaat tak terbatas• Model Biaya dan Model Revaluasi• Akuisisi aset tak berwujud dalam kombinasi bisnis• Akuisisi melalui hibah pemerintah• Biaya situs web bukan aset tak berwujud kecuali memenuhi

konsep pengembangan

123

PSAK 22

124

PSAK - 22

Akuntansi dan Pengukuran setelah

Pengakuan Awal

ISI

Efektif berlaku 2011 Menggantikan PSAK 22

1994

Metode Akuisisi Pengungkapan

Pedoman Aplikasi

Teori konsolidasi

125

Atribut Entity Theory Parent Theory

Perbedaan fair value dari aset dan liabilitas

terindentifikasi pada saat akuisisi

Diakui penuh, mencerminkan hak untuk induk dan non

pengendali.Hanya diakui sebesar hak

induk

Penyajian pihak non pengendali / NCI Sebagai bagian dari ekuitas Tidak sebagai equity atau

utang (sebelum ekuitas)

GoodwillGoodwill merupakan aset entitas yang diakui penuh

pada tanggal akuisisGoodwill hanya milik

induk

• Entity Theory menganggap entitas konsolidasi sebagai satu entitas tersendiri yang dimiliki oleh induk dan non pengendali

• Parent Theory menganggap konsolidasi sebagai perpanjangan entitas induk

PSAK – 22 dan IFRS 3R Business Combination

Biaya akuisisi

Metode Pencatatan

Ruang Lingkup

PSAK 22 1994• Kecuali

• Under common control

• Ventura bersama• Purchase dan Polling of

interest• Komponen harga

perolehan• Panduan tersendiri

untuk nilai wajar

• Diukur dengan nilai wajar saat perolehan tidak ada penilaian kembali

• Berdasarkan nilai tercatat netto

• Goodwill parent• Diamortisasi• Neg goodwiil diakui

126

Non Pengendali

Akuisisi bertahap

Pengukuran aset dan liab

Goodwill

PSAK 22 2010• Kecuali

• UCC• Ventura bersama• Akuisisi aset

• Metode Akuisisi

• Dibebankan periode berjalan

• Mengikuti SAK lain

• Diukur kembali, selisih diakui laba/rugi

• Berdasarkan nilai wajar / porsi aset identifikasi

• Goodwill entity• impairment• Neg goodwiil –

laba/rugi

127

Identifikasi Kombinasi Bisnis

Kombinasi bisnis adalah suatu transaksi atau peristiwa lain dimana pihak pengakuisisi

memperoleh “pengendalian” atas satu atau lebih bisnis.

“penggabungan sesungguhnya (true merger)” atau“penggabungan setara (merger of equals)”

128

Bisnis

Bisnis adalah suatu rangkaian terpadu dari kegiatan dan aset yang mampu diadakan dan dikelola dengan tujuan

memberikan hasil dalam bentuk dividen, biaya yang lebih rendah, atau manfaat ekonomi lainnya secara langsung

kepada investor atau pemilik, anggota, atau peserta lainnya.

129

Prinsip dalam PSAK 22 / IFRS R3

Elemen yang dikeluarkan

Imbalan diberikan

Kepemilikan yang dimiliki sebelumnya

Kepentingan non pengenlai

Goodwill

Aset diidentifikasi dan liabilitas yang dialihkan (entitas yang diakuisisi)

Pendekatan dua kolom

130

Ilustrasi Penggabungan Usaha

• PT. Melati membeli 80% saham kepemilikan PT. Kenanga pada 2 Januari 2011, 8000 lembar dengan harga 10/lembar., nilai nominal saham 5/lembar Nilai total aset bersih PT. Kenanga pada tanggal akuisisi sebesar 80.000. Berdasarkan informasi apraisal, nilai aset PT. Kenangan dalam rangka akuisisi dinilai kembali dengan kenaikan sebesar 10.000. Dalam rangka akuisisi tersebut dikeluarkan biaya konsultan, akuntan sebesar 4.000. Biaya registrasi akuisi saham sebesar 2.000.

• Jurnal akuisisi PT. KenangaInvestasi dai PT. Kenanga 80.000Biaya akuisisi 4.000

Modal saham 40.000Tambahan modal saham 40.000Kas 4.000

Tambahan modal saham 2.000Kas 2.000

Nilai investasi 80.000 ; Nilai buku 80.000 ; nilia wajar = 90.000.Jumlah yang dibeli 80% = 64.000 dan nilai wajar 72.000 . Goodwill parent = 8.000Goodwill total = 10.000

131

Ilustrasi Penggabungan usaha• PT. Induk mengakuisi 80% saham PT. Anak. Aset yang diserahkan untuk

akuisisi 1.200.000. Non pengendali 20%. Nilai buku Ekuitas PT. Anak pada (1/1/20x1): 1.000.000). Dalam akuisisi terdapat perbedaan nilai buku dengan nilai wajar 300.000 untuk tanah 200.000 dan gedung 100.000 (10thn). Laba Anak selama tahun tersebut 200.000, dividen yang dibagikan 100.000

Induk Anak Induk Anak

Aset lancar 3.200.000 500.000 Liabilitas 2.200.000 1.000.000

Aset tidak lancar 5.000.000 1.500.000 Ekuitas 6.000.000 1.000.000

8.200.000 2.000.000 8.200.000 2.000.000

Induk Anak Induk Anak

Aset lancar 2.000.000 500.000 Liabilitas 2.200.000 1.000.000

Aset tidak lancar 5.000.000 1.500.000 Ekuitas 6.000.000 1.000.000

Investasi di anak 1.200.000

8.200.000 2.000.000 8.200.000 2.000.000

132

Ilustrasi Penggabungan usaha

• Goodwill = Investasi S – (% P’ownership x fair value asset)• Nilai wajar aset = 1.000.000 + 300.000 = 1.300.000• Goodwill = 1.200.000 – 80% * 1.300.000 = 160.000 goodwill untuk parent• Goodwill untuk np = 160.000/80% * 20% = 40.000• Jika goodwilll hanya untuk parent = 160.000• Jika untuk parent dan non pengendali = 200.000

Aset menjadi

lebih besar

Induk Anak FV Induk Anak FV

Aset lancar 3.200.000 500.000 Liabilitas 2.200.000 1.000.000

Aset tidak lancar 5.000.000 1.800.000 Ekuitas 6.000.000 1.300.000

8.200.000 2.300.000 8.200.000 2.300.000

• Aset digabungkan sebesar nilai wajar 1.500.000+300.000 = 1.800.000(total)• PSAK lama yang digabungkan hanya 1.500.000 + 80%*300.000• PSAK lama non controlling interest = 1.000.000 * 20% = 200.000 • PSAK baru non controlling interest = 1.300.000 * 20% = 260.000

Ilustrasi Penggabungan usaha

133

Induk Anak FV Induk Anak FVAset lancar 2.000.000 500.000 Liabilitas 2.200.000 1.000.000Aset tidak lancar 5.000.000 1.800.000 Ekuitas 6.000.000 1.300.000Investasi di anak 1.200.000

8.200.000 2.300.000 8.200.000 2.300.000

Konsolidasi KonsolidasiAset lancar 2.500.000 Liabilitas 3.200.000Aset tidak lancar 6.800.000 Ekuitas 6.000.000Goodwill 160.000 Non pengendali 260.000

9.460.000 9.460.000

Knsl Knsl

AL 2.500 L 3.200

ATL 6.800 E 6.000

GW 200 NP 300

9.500 9.500

Goowill parent Goowill parent & NCIKnsl Knsl

AL 2.500 L 3.200ATL 6.740 E 6.000GW 160 NP 200

9.400 9.400PSAK LAMA

Aset menjadi lebih besar:Fakto r: Jml akuisisi,

Perbedaan BV, FV, HP

134

Ilustrasi Penggabungan Usaha Bertahap

• Entitas A sebelumnya memiliki entitas B sebesar 20% dengan nilai 320 juta. Nilai buku entitas B total sebesar 1.500 juta.

• Entitas A membeli tambahan saham entitas B sebanyak 60% dengan harga 1.200. Nilai wajar aset B saat akuisisi sebesar 1.800.

• Total kepemilikan baru 20% + 60% = 80%.• Nilai wajar yang baru 60% = 1.200 maka 100% = 2.000• Harga wajar dari aset yang dibeli 1.800 sehingga

• goodwill total 2.000-1.800 = 200, maka goodwill untuk minoritas = 40• Goodwiil parent 1.600 – 80%x1.800 = 1.600 – 1.440 = 160.

• Kepemilikan lama dinilai kembali 20% x 2.000 = 400, sehingga ada keuntungan 400-320 = 80.

• Investasi yang baru sebesar 80% x 2000 = 1.600• Jurnal

• Investasi 1.200• Kas 1.200• Investasi 80• Keuntungan investasi 80

135

PSAK 23

136

Pendapatan - PSAK 23 (2010)

• Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi pemilik.

• Pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima

• Diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima dan dikurangi diskon atau rabat.

• Jenis pendapatan:– Penjualan barang– Penjualan jasa– Penggunaan aset entitas oleh pihak yang menghasilkan bunga, royalti

dan dividen

137

PSAK 24

138

Ruang Lingkup PSAK 24

Imbalan Kerja

Imbalan Kerja Jangka Pendek Pesangon Imbalan Paska

Kerja

Imbalan KerjaJangka Panjang

Lainnya

ImbalanJangka PendekAbsen

Bagi hasil atau

Bonus

KontribusiPasti

ManfaatPasti

Past service cost

CurrentService Cost

Diterapkan oleh pemberi kerja dalam pencatatan seluruh imbalan kerja, kecuali yang diatur dalam PSAK 53: Akuntansi Kompensasi Berbasis Saham.

139

Latar Belakang Perubahan

• Untuk melaporkan perubahan kewajiban imbalan pasti dan aset program didefinisikan dengan cara yang lebih mudah dipahami

• Beberapa opsi penyajian diizinkan dalam standar yang ada, membatasi komparabilitas opsi ditiadakan

• Amandemen diperlukan untuk mengklarifikasi area dimana keragaman dalam praktik yang ada

• Penyempurnaan pengungkapan tentang risiko yang timbul dari program imbalan pasti yang diperlukan

PERUBAHAN YANG SIGNIFIKAN • Pengakuan keuntungan dan kerugian aktuaria • Perubahan komponen imbalan pasti dan aset program • Persyaratan pengungkapan PERUBAHAN LAINNYA • Imbalan kerja jangka pendek • Pesangon • Perubahan penting lainnya

140

Perubahan Signifikan

Pengakuan keuntungan dan

kerugian Aktuaria

Melalui Laba Rugi

Melalui OCIKoridor Peng

akuan

keuntungan

dan kerugian AktuariaMelaui OCI

PSAK 24 R 2010 PSAK 24 R 2013

141

Pengakuan dan Pengukuran Imbalan Jangka Pendek

Diakui saat pekerja telah memberi jasa

Liabilitas jangka pendek sebagai:

Liabilitas setelah dikurangi yang telah dibayar, beban dibayar dimuka jika terjadi kelebihan pembayaran

Beban atau pernyataan lain membolehkan sbg biaya perolehan

Cuti berimbalan jangka pendek

Boleh diakumulasi diakui pada saat pekerja memberikan jasa

cuti berimbalan yang tidak boleh diakumulasi diakui saat cuti terjadi

142

Program Bagi Laba dan Bonus

Syarat pengakuan biaya pembayaran bagi laba dan bonus

1 Ada kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif sebagai akibat dari peristiwa masa lalu

2 Dapat diestimasi secara andal

Kewajiban kini timbul jika, dan hanya jika, entitas tidak mempunyai alternatif realistis lainnya kecuali melakukan pembayaran.

143

Imbalan Paska Kerja

EMPLOYER PENSION FUND EMPLOYEECONTRIBUTIONS BENEFIT

Defined Contribution

Plans

Defined Benefit Plans

DEFINED VOLATILE

VOLATILE DEFINED

RISK LIMIT

RISK LIMIT

144

Program Iuran Pasti

Pengakuan dan Pengukuran

Diakui sebagai beban

Diakui liabilitas (beban terakru) setelah dikurangi dengan iuran

telah dibayar atau aset (pembayaran dimuka jika terdapat

kelebihan).

Jika iuran tidak jatuh tempo seluruhnya dalam 12 bulan ->

didiskonto

Pengungkapan• jumlah yang

diakui sebagai beban untuk program iuran pasti.

• Informasi program iuran pasti untuk personel manajemen kunci

145

Program Manfaat Pasti

• Perusahaan memiliki kewajiban hukum dan konstrukstif untuk memenuhi pembayaran imbalan setelah pekerja pensiun.

• Mungkin tidak didanai, seluruhnya atau sebagian didanai• Imbalan dihitung dengan asumsi aktuarial asumsi demografi

dan keuangan.• Dana diakumulasikan dalam Aset Program• Risiko atas manfaat pasti:

– Risiko aktuarial jumlah kewajiban imbalan pasti berbeda dari yang diharapkan karena perubahan asumsi aktuaria

– Risiko investasi hasil investasi atas aset program berbeda dari yang diharapkan.

RISIKO MENIMBULKAN KEUNTUNGAN/KERUGIAN AKTUARIAL

146

Program Manfaat Pasti

Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti (NKKIP)

Nilai Wajar Aset Program(NWAP)

Faktor-faktor:

Biaya Jasa:• Biaya Jasa Kini• Biaya Jasa Lalu• Keuntungan (kerugian) atas

Penyelesaiaan• Biaya Bunga• Remeasurement (Keuntungan

dan kerugian aktuarial)

• Pendapatan Bunga• Iuran atau Penarikan• Remeasurement (Keuntungan dan

kerugian aktuarial)

147

Liabilitas Imbalan Pasti (di Neraca) +/+ Nilai kini kewajiban imbalan pasti -/- Nilai wajar aset program yang

digunakan untuk menyelesaikan kewajiban secara langsung

Ekuitas (di Neraca) +/- Penghasilan komprehensif lain

pendapatan atau kerugian

Laporan Posisi Keuangan

148

Ilustrasi PSAK Lama

• Imbalan kerja perusahaan:Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti - Awal 20X0 200.000

Nilai Wajar Aset Program - Awal 20X0 200.000

Biaya Jasa Kini 30.000

Tingkat Diskonto 10%

Tingkat Hasil yang Diharapkan 12%

Iuran 24.000

Imbalan 16.000

Nilai Kini Kewajinan imbalan 250.000

Nilai wajar aset 220.000

Ilustrasi – PSAK lama

JURNAL UMUM MEMO

Beban Kas Liabilitas Nilai Kini

Kewajiban Aset Aktuaria Saldo awal (200.000) 200.000 Biaya jasa kini 30.000 (30.000) Biaya bunga 20.000 (20.000)

Hasil yang diharapkan (24.000) 24.000 Iuran (24.000) 24.000 Imbalan 16.000 (16.000) Penurunan (ken) kewajiban (16.000) 16.000 Selisih aktual atas harapan (12.000) 12.000 Amortisasi biaya jasa lalu Kerugian (keuntung) akturial

26.000 (24.000) (2.000) (250.000) 220.000 28.000

149

150

Jurnal – PSAK lama

Beban pensiun 26.000Kas 24.000Liabilitas 2.000

LiabilitasNilai kini Kewajiban (250.000)Aset Program 220.000Kerugian aktuaria yg blm diamortisasi 28.000Net Liabilitas manfaat pensiun (2.000)

151

Ilustrasi 1 – PSAK 24 (Revisi 2013)

• Imbalan kerja perusahaan:Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti - Awal 20X0 200.000

Nilai Wajar Aset Program - Awal 20X0 200.000

Biaya Jasa Kini 30.000

Tingkat Diskonto 10%

Iuran 24.000

Imbalan 16.000

Nilai Kini Kewajinan imbalan akhir 20X0 250.000

Nilai wajar aset akhir 20X0 222.000

Ilustrasi 1 – PSAK 24 (Revisi 2013)

JURNAL UMUM MEMO

Beban Kas Pend

Komprehensif Liabilitas Nilai Kini

Kewajiban Aset Saldo awal (200.000) 200.000 Biaya jasa kini 30.000 (30.000) Biaya bunga 20.000 (20.000)

Pendapatan bunga (20.000) 20.000 Iuran (24.000) 24.000 Imbalan 16.000 (16.000)Rugi Aktuaria Liabiilitas 16.000 (16.000) Rugi Aktuaria – Aset Program 6.000 (6.000) Amortisasi biaya jasa lalu Kerugian (keuntung) akturial Jml tahun berjalan 30.000 (24.000) 22.000 (28.000) (250.000) 222.000 Saldo Akhir 22.000

152

Kerugian

153

Jurnal

Beban pensiun 30.000Pendapatan Komprehensif Lain 22.000

Kas 24.000Liabilitas 28.000

LiabilitasKewajiban manfaat Pensiun 28.000EkuitasPendapatan komprehensif lain - kerugian 22.000NotesNilai kini Kewajiban 250.000Aset Program 222.000Net Liabilitas manfaat pensiun 28.000

154

Ilustrasi 2 – PSAK 24 (Revisi 2013)

• Imbalan kerja perusahaan:KETERANGAN

Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti - Awal 20X1 250.000Nilai Wajar Aset Program - Awal 20X1 222.000Rugi Aktuaria OCI – Awal 20X1 22.000Biaya Jasa Kini 34.000Tingkat Diskonto 10%Iuran 26.000Imbalan 20.000Nilai Kini Kewajinan imbalan – Akhir 20X1 279.500Nilai wajar aset – Akhir 20X1 276.600

Ilustrasi 2 – PSAK 24 (Revisi 2013)

JURNAL UMUM MEMO

Beban Kas Pendapatan

Komprehensif Liabilitas Keweajiban

ProgramAset

Program

Saldo awal 22.000 (28.000) (250.000) 222.000

Biaya jasa kini 34.000 (34.000)

Biaya bunga 25.000 (25.000) Pendapatan bunga (22.200) 22.200

Iuran (26.000) 26.000 Imbalan 20.000 (20.000) Penurunan (kenaikan) kewajiban (9.500) 9.500 Selisih aktuaria Aset Program (26.400) 26.400 Amortisasi biaya jasa lalu Kerugian (keuntungan) akturial

36.800 (26.000) (35.900) 25.100(14.900) (2.900) (279.500) 276.600

155

156

JurnalBeban pensiun 36.800Liabilitas manfaat pensiun 25.100

Kas 26.000Pendapatan Komprehensif Lain 35.900

LiabilitasLiabilitas manfaat pensiun 2.900EkuitasPendapatan komprehensif lain 14.900NotesNilai kini Kewajiban (279.500)Aset Program 276.600Net Liabilitas manfaat pensiun (2.900)

157

PSAK 25

158

Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Kesalahan - PSAK 25

• Kebijakan akuntansi harus menjelaskan pengakuan, pengukuran dan penyajian.

• Ketika SAK spesifik berlaku, kebijakan akuntansi harus tunduk pada PSAK dan mempertimbangkan panduan aplikasi, jika tidak ada, menggunakan pertimbangan manajemen.

• Perubahan kebijakan akuntansi tidak diperkenankan kecuali dipersyaratkan PSAK atau menghasilkan laporan keuangan yang lebih andal dan relevan. Jika ada tidak ada ketentuan transisi perubahan kebijakan diterapkan secara retrospektif, kecuali tidak praktis

• Penerapan retrospektif suatu perubahan kebijkan akuntansi baru adalah koreksi pengakuan, pengukuran, transaksi, peristiwa dan kondisi lain seolah-olah kebijakan tersebut telah diterapkan.

• Ketika entitas belum menerapkan suatu PSAK baru yang telah diterbitkan tetapi belum efektif berlaku, maka entitas mengungkapkan fakta dan iformasi relevan atas dampak penerapan PSAK tersebut.

159

Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Kesalahan - PSAK 25

• Estimasi akuntansi mungkin perlu direvisi jika terjadi perubahan keadaan yang menjadi dasar estimasi atau akibat informasi baru atau tambahan pengalaman.

• Perubahan estimasi akuntansi adalah: Penyesuaian jumlah tercatat yang berasal dari penilaian status kini, dan ekspektasi manfaat masa depan dan kewajiban yang terkait dengan, aset dan liabilitas.

• Dampak perubahan estimasi akuntansi, diakui secara prospektif dalam laporan laba rugi pada:

a) Periode perubahan, jika dampak perubahan hanya pada periode itu; atau

b) Periode perubahan dan periode mendatang, jika perubahan berdampak pada keduanya.

• Kesalahan dapat timbul dalam pengakuan, pengukuran, penyajian atau pengungkapan unsur-unsur laporan keuangan.

• Entitas mengoreksi kesalahan material periode lalu secara retrospektif pada laporan keuangan lengkap pertama yang diterbitkan setelah ditemukannya dengan:

a) Menyajikan kembali jumlah komparatif untuk periode lalu ataub) Jika kesalahan terjadi sebelum periode lalu sajian paling awal, maka menyajikan

kembali untuk periode lalu sajian paling awal

160

IlustrasiPerubahan Kebijakan Akuntansi dan Kesalahan - PSAK 25

• Berdasarkan surat Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) No. S-2366/BL/2009 tertanggal 30 Maret 2009, penyediaan tenaga listrik oleh IPP kepada Perusahaan dan entitas anak termasuk dalam kategori perjanjian pelaksanaan jasa publik ke swasta, yang dikecualikan dari penerapan ISAK 8, sampai DSAK–IAI menerbitkan interpretasi standar akuntansi yang spesifik mangatur transaksi tersebut.

• Selanjutnya, sesuai dengan surat manajemen tanggal 22 Desember 2011 kepada Ketua Bapepam-LK, manajemen telah memutuskan untuk menerapkan ketentuan ISAK 8, sesuai dengan PSAK 30 (revisi 2011), terhadap Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik mulai tanggal 1 Januari 2012. Perusahaan dan entitas anak menerapkan ISAK 8 secara restrospektif, pengaruh perubahan tersebut menyebabkan penyajian kembali pada laporan keuangan konsolidasian Perusahaan (Catatan 58).

PLN LK tahun 2012

161

PSAK 26

162

Bunga Pijaman PSAK 26

• Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan, konstruksi, atau produksi aset kualifikasian adalah bagian dari biaya perolehan aset tersebut. – biaya pinjaman aktual yang terjadi atas pinjaman tersebut selama

periode berjalan dikurangi– penghasilan investasi dari investasi temporer pinjaman tersebut.

• Menggunakan dana secara umum tingkat kapitalisasi untuk pengeluaran atas aset tersebut.

• Jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi selama suatu periode tidak boleh melebihi jumlah biaya pinjaman yang terjadi.

• Biaya pinjaman yang dikapitalisasi menambah aset

163

Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman

• PT. Melati meminjam ke Bank sejumlah 10.000 juta untuk membangun gedung dengan tingkat bunga 8%. Pengeluaran dilakukan selama proses pembangunan sehingga sebagian dana diinvestasikan.

• Hasil investasi yang terjadi selama proses pembangunan gedung dari pinjaman yang belum dipakai sebesar 300juta.

• Total biaya bunga yang terjadi adalah:10.000 x 8% = 800 juta

• Bunga yang dapat dikapiltalisasi adalah800 juta – 300 juta = 500 juta

164

Dana yang tidak dipakai diinvestasikan dengan return 6%. Perusahaan sebelumnya memiliki utang outstanding utang dalam bentuk notes. Sumber pendanaan pembangunan tersebut adalah sbb:1. 10%, 2-year note specifically for the project: 500.0002. 8%, 5-year note (other debt): 400.000

Berapa bunga yang dikapitalisasi ??

Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman

PT. Melati membangun sendiri gedung dengan melakukan pengeluaran selama tahun 2011:

Jan 31: 480.000 July 31: 360.000.

165

Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman

45.833avoidable

Expenditure840.000

Up to specific loan,

500.000 at10% x 11/12

Excess(840,000 less

500.000 = 340.000)At 8% x 5/12

+

56.567

11.333avoidable

-600Revenue

166

Bunga yang dapat dihindari : 56.567Bunga aktual :• 500.000 @ 10% = 50.000• 400.000 @ 8% = 32.000

82.000 • Bunga yang dihindari lebih kecil dari bunga aktual

sehingga bunga yang dapat dikapitalisasi 56.567.• Beban bunga 25.433 (82.000-56.567).

Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman

167

PSAK 28

168

PSAK 28 Kontrak Asuransi Kerugian

• Kontrak asuransi diatur secara umum dalam PSAK 62, untuk kontrak asuransi kerugian diatur lebih khusus dalam PSAK 28

• Pendapatan premi pengakuan pendapatan berdasarkan kontrak polis atau berdasarkan risiko.

• Reasuransi : prospektif dan retroaktif dipertanggungjawabkan secara terpisah.

• Beban klaim : diakui saat timbulnya kewajiban untuk memenuhi klaim disetuju; poses penyelesaian; sudah terjadi tapi belum dilaporkan.

• Liabilitas utang klaim; estimasi klaim retensi• Pengungkapan kebijakan akuntansi; piutang premi dari penutupan polis

bersama dan jumlah premi jangka panjang

169

PSAK 30

170

PSAK 30 & ISAK 8 SEWA

• Sewa adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan hak kepada lessee untuk menggunakan suatu aset selama periode waktu yang disepakati.

• Sewa Pembiayaan (Finance Lease) adalah sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset. Hak milik pada akhirnya dapat dialihkan, dapat juga tidak dialihkan (par. 8)

• ISAK 8 : Dalam menentukan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau mengandung sewa, perlu diperhatikan substansi perjanjian dan dilakukan evaluasi apakah– Pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset– Perjanjian memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tertentu

Jika perjanjian mengandung sewa, maka pihak dalam perjanjian harus menerapkan ketentuan PSAK 30

171

PSAK 34

172

Kontrak Konstruksi - PSAK 34

• Mengatur perlakuan akuntansi yang berhubungan dengan kontrak konstruksi.

• Pendapatan kontrak diukur pada nilai wajar dari imbalan yang diterima atau akan diterima. Pengukuran dipengaruhi oleh ketidakpastian di masa mendatang.

• Jika hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal, maka pendapatan kontrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak konstruksi diakui sebagai pendapatan dan beban dengan memperhatikan tahap penyelesaian aktivitas kontrak pada tanggal akhir periode pelaporan.

• Metode menentukan tahap penyelesaian: proporsi biaya kontrak, survei atas pekerjaan dan penyelesaian suatu bagian secara fisik.

• Taksiran rugi pada kontrak konstruksi tersebut segera diakui sebagai beban

173

PSAK 38

174

PSAK 38 Kontrak Asuransi Jiwa

• Kontrak asuransi diatur secara umum dalam PSAK 62, untuk kontrak asuransi jiwa diatur lebih khusus dalam PSAK 38

• Kontrak asuransi dibedakan menjadi kontrak jangka pendek dan kontrak jangka panjang.

• Pendapatan premi kontrak jangka pendek; premi kontrak jangka panjang; pendapatan lain.

• Beban klaim klaim yang disetujui; klaim dalam proses penyelesaian; klaim yang terjadi tapi belum dilaporkan; klaim reasuransi (pengurang beban klaim)

• Liabilitas manfaat polis masa depan disajikan dalam aktuaria berdasarkan perhitungan aktuaria harus memenuhi tes kecukupan liabilitas sesuai PSAK 62.

• Estimasi liabilitas klaim kesehatan dan kecelakaan taksiran perhitungan teknis asuransi

175

PSAK 44

176

Aktivitas Pengembangan Real Estat - PSAK 44

• Diterapkan untuk perusahaan yang melakukan aktivitas pengembangan real estat, walaupun aktivitas pengembangan real estat tersebut bukan aktivitas utama perusahaan.

• Pendapatan penjualan bangunan rumah, ruko, bangunan sejenis lainnya beserta kapling tanahnya diakui dengan metode akrual penuh (full accrual method) apabila seluruh kriteria berikut:– proses penjualan telah selesai;– harga jual akan tertagih;– tagihan penjual tidak akan bersifat subordinasi di masa yang akan

datang terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli; dan– penjual telah mengendalikan risiko dan manfaat kepemilikan tersebut.

• Apabila suatu transaksi real estat tidak memenuhi kriteria metode akrual penuh, pengakuan penjualan ditangguhkan dan transaksi tersebut diakui dengan metode deposit (deposit method) sampai seluruh kriteria penggunaan metode akrual penuh terpenuhi.

177

PSAK 45

178

PSAK 45 : Organisasi Nirlaba

• Mengatur pelaporan keuangan entitas nirlaba. • Diharapkan laporan keuangan entitas nirlaba dapat lebih mudah dipahami, memiliki

relevansi, dan memiliki daya banding yang tinggi.• Pemisahan perolehan dana untuk tujuan pertanggungjawaban• Laporan keuangan Organisasi Nirlaba• Pernyataan ini menetapkan informasi dasar tertentu yang disajikan dalam laporan

keuangan entitas nirlaba. • Pengaturan yang tidak diatur dalam Pernyataan ini mengacu pada SAK, atau SAK ETAP

untuk entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan.

Laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode laporan

Laporan aktivitas untuk suatu periode pelaporan Laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan Catatan atas laporan keuangan.

179

PSAK 46

180

Akuntansi Pajak Penghasilan – PSAK 46

• Beban pajak adalah jumlah dari :– Pajak kini– Pajak tangguhan yang diperhitungkan dalam penghitungan

pajak penghasilan• Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan disajikan netto, kecuali

secara hukum tidak mungkin saling hapus (anak dan induk)• Pajak tangguhan disajikan terpisah dari pajak kini.• Aset pajak tangguhan direview untuk memastikan bahwa

manfaat di masa mendatang akan diperoleh entitas

181

Perbedaan Pajak dan Akuntansi -1

PSAK Undang-Undang

AKUNTANSI PAJAK

PERBEDAAN

Permanen Temporer

Pajak Tangguhan: Aset / Liabilitas Beban/Pendapatan

BOOK TAX GAP/ DFFERENCE – Tax Planning atau

Tax Avoidance

Definisi

• Aset pajak tangguhan adalah jumlah pajak penghasilan yang dapat dipulihkan pada periode masa depan sebagai akibat adanya:a) perbedaan temporer yang boleh dikurangkan;b) akumulasi rugi pajak belum dikompensasi; danc) akumulasi kredit pajak belum dimanfaatkan, dalam hal

peraturan perpajakan mengizinkan.

• Liabilitas pajak tangguhan adalah jumlah pajak penghasilan terutang pada periode masa depan sebagai akibat adanya perbedaan temporer kena pajak.

Laba Pajak >Laba Akuntansi

Laba Akuntansi >Laba pajak

182

Pengakuan pajak kini

• Jumlah pajak kini, yang belum dibayar harus diakui sebagai liabilitas.

• Apabila jumlah pajak yang telah dibayar melebihi jumlah pajak terutang, maka selisihnya, diakui sebagai aset.

• Manfaat dari rugi pajak yang dapat ditarik kembali untuk memulihkan pajak kini dari periode sebelumnya diakui sebagai aset.

183

• Beban Pajak Kini• Pajak dibayar dimuka = pajak kini < jumlah yang

dibayarkan (PPh 28)• Utang pajak = pajak kini >jumlah yang dibayarkan

(PPh 29)• Kompensasi kerugian yang dapat digunakan

untuk memulihkan pajak = aset

Pajak Tangguhan

• Pada saat entitas memiliki Laba sebelum pajak > Penghasilan kena pajak ada pengakuan pajak menurut akuntansi sehingga diakui beban pajak tangguhan dan kewajiban pajak tangguhan.

• Pada saat entitas memiliki Laba sebelum pajak < Penghasilan kena pajak pajak yang dibayarkan lebih besar daripada laba menurut akuntansi sehingga diakui aset pajak tangguhan dan manfaat pajak tangguhan.

• Perusahaan memiliki kerugian dapat dikompensasikan di masa mendatang manfaat tersebut diakui pada saat kerugian tersebut terjadi Aset pajak tangguhan dan manfaat pajak tangguhan.

184

185

Ilustrasi: PT. Mitra melaporkan penghasilan sebesar 260.000 dan beban sebesar 120.000 untuk tiga tahun periode usahanya. Untuk tujuan pajak, penghasilan yang diterima sebesar 200.000, 300.000 dan 280.000.

Bagaimana hal ini dilaporkan dalam laporan keuangan?

Ilustrasi Perbedaan Temporer – Liabilitas 1

186

PendapatanBeban

Laba sebelum pajak

Pajak Penghasilan (25%)

260.000120.000

140.000

35.000

2012 2013 TotalLaporan Keuangan 2011

Ilustrasi Perbedaan Temporer – Liabilitas 1

260.000120.000

140.000

35.000

260.000120.000

140.000

35.000

780.000360.000

420.000

105.000

PenghasilanBeban yang boleh dikurangkan

Penghasilan kena pajak

Pajak terutang (25%)

200.000120.000

80.000

20.000

2012 2013 TotalLaporan Pajak 2011

300.000120.000

180.000

45.000

280.000120.000

160.000

40.000

780.000360.000

420.000

105.000

187

Laporan Keuangan (PSAK)Pajak Terutang (Fiskal)

Difference

35.00020.000

15.000

35.000

2012

45.000

(10.000)

35.000

2013

40.000

(5.000)

105.000

Total

105.000

0

Perbandingan 2011

Perbedaan tersebut akan dilaporkan dalam laporan keuangan

Tahun Laporan yang diperlkan2011

2012

2013

Liabilitas pajak tangguhan, bertambah 15.000Beban pajak kini 20.000; beban pajak tangguhan 15.000

Ilustrasi Perbedaan Temporer – Liabilitas 1

Liabilitas pajak tangguhan, berkurang 10.000Beban pajak kini 45.000; manfaat pajak tangguhan 10.000

Liabilitas pajak tangguhan, berkurang 5.000Beban pajak kini 40.000; manfaat pajak tangguhan 5.000

188

Ilustrasi: PT. Merbabu melaporakan laba sebelum pajak sebesar 3.000.000 pada tahun 2013. Terdapat perbedaan antara akuntansi dan pajak yang disebabkan oleh beberapa hal berikut:

1. Depresiasi menurut pajak lebih besar dibandingkan menurut akuntansi sebesar 800.000

2. Pendapatan sewa mesin menurut pajak 1.000.000 lebih besar dibandingkan menurut akuntansi.

3. Beban sumbangan sebesar 400.000 tidak diperkenankan menurut pajak.

Tarif pajak yang berlaku sebesar 25%, perbedaan tersebut akan dapat dipulihkan di masa mendatang. Entitas belum memiliki saldo aset/liabilitas pajak tangguhan.

Ilustrasi Perbedaan Permanen dan Temporer

189

Ilustrasi Perbedaan Permanen dan Temporer 2013 Aset Pajak

TangguhanLiabilitas Pajak

TangguhanLaba sebelum pajak (PSAK) 3.000.000Perbedaan depresiasi (800.000) 800.000Perbedaan pendapatan sewa 1.000.000 1.000.000Perbedaan sumbangan 400.000Total penghasilan kena pajak 3.600.000Pajak terutang (fiskal) 900.000Pajak tangguhan 250.000 200.000JurnalBeban Pajak penghasilan 850.000 900.000 – 50.000

Aset pajak tangguhan 250.000Liabilitas pajak

tangguhan200.000

Utang pajak penghasilan 900.000

ILUSTRASI – kerugian fiskal• Entitas A pada tahun 20x1 mengalami kerugian fiskal 8.000 (diasumsikan

kerugian akuntansi nilainya sama).• Pada 20x2 entitas laba 2.000, 20x3 laba 3.000 dan 20x4 laba sebesar 5.000.• Tidak terjadi perbedaan akuntansi dan pajak

  20X1 20X2 20X3 20X4 Laba akuntansi (8.000) 2.000 3.000 5.000 Beban pajak kini - - - 500 Beban (manfaat) pajak tangguhan

(2.000) 500 750 750

Total beban (manfaat) pajak (2.000) 500 750 1.250 Laba setelah pajak (6.000) 1.500 2.250 3.750

190

Tahun Jurnal

20X1 Aset pajak tangguhan 2.000

Manfaat pajak tangguhan 2.000

20X2 Beban pajak tangguhan 500

Aset pajak tangguhan 500

20X3 Beban pajak tangguhan 750

Aset pajak tangguhan 750

20X4 Beban pajak tangguhan 750

Aset pajak tangguhan 750

Beban pajak kini 500

Utang pajak kini 500

191

ILUSTRASI – kerugian fiskal

192

PSAK 48

193

Penurunan Nilai – PSAK 48• Pada setiap tanggal neraca, perusahaan harus mereview ada atau tidaknya

indikasi penurunan nilai aktiva.• Pertimbangan dalam menentukan penurunan nilai :

– Informasi dari luar perusahaan– Informasi dari dalam perusahaan

• Jumlah terpulihkan suatu aset atau unit penghasil kas adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajarnya dikurangi biaya penjualan dengan nilai pakainya.

• Jika nilai yang dapat diperoleh kembali dari suatu aktiva lebih kecil dari nilai tercatatnya maka nilai tercatat harus diturunkan menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali.

• Penurunan tersebut merupakan rugi penurunan nilai aset dan harus segera diakui sebagai beban pada laporan laba rugi.

• Beban depresiasi aktiva untuk periode yang akan datang harus disesuaikan agar mencerminkan alokasi nilai tercatat yang direvisi setelah dikurangi nilai sisa.

Identifikasi Aset Penurunan Nilai

Terlepas apakah terdapat indikasi penurunan nilai entitas harus:– Minimal setahun sekali, melakukan pengujian penurunan nilai

(impairment test).• Aset tidak berwujud dengan masa manfaat tidak terbatas• Aset tidak berwujud yang belum digunakan• Goodwill yang diperoleh dalam kombinasi bisnis

194

Menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai Entitas mengestimasi jumlah terpulihkan aset.

Akhir periode

Jika ada indikasi

195

Pendekatan Umum dari Pengukuran Penurunan Nilai

Carrying Amount Nilai Aset

Akumulasi Penyusutan

dan Akumulasi Rugi

Penurunan Nilai

Nilai Wajar dikurangi Biaya Penjualan

Nilai Pakai

Recoverable Amount

Nilai tertinggi

Recovered through sale

Recovered through use

Contoh: Misalkan PT Anggrek melakukan uji penurunan nilai terhadap peralatan yang dimilikinya. Nilai tercatat dari peralatan sebesar Rp 400 juta, nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual Rp360 juta dan nilai pakainyaRp 410 juta.

Rp 400 juta Rp 410 juta

Rp 360 juta Rp 410 juta

Tidak ada penurunan nilai

Ilustrasi Penurunan Nilai 1

196

Contoh: Misalkan infromasi PT Mawar yang tersedia sama kecuali nilai pakai dari peralatan sebesar Rp 350 juta.

Illustration 11-15

Rp 400 juta Rp 360 juta

Rp 350 juta

Rp40 juta Rugi Penurunan Nilai

197

Ilustrasi Penurunan Nilai 2

Rp 360 juta

Dr. Kerugian Penurunan Nilai Rp 40 juta

Cr. Akulumasi Depresiasi Peralatan Rp 40 juta

Unit Penghasil Kas (UPK)

• Jumlah terpulihkan dari aset individual tidak dapat ditentukan jika: (a) nilai pakai aset tidak dapat diestimasi mendekati nilai

wajarnya dikurangi biaya pelepasan; dan(b) aset tidak menghasilkan arus kas masuk yang independen

dari kelompok aset lain.• Tidak mungkin mengestimasi jumlah terpulihkan

aset individual menentukan nilai terpulihkan dari unit penghasil kas yang mana aset tercakup (aset dari unit penghasil kas = UPK).– Unit penghasil kas aset kelompok terkecil dari

aset yang termasuk aset tersebut dan menghasilkan arus kas masuk yang independen dari arus kas masuk dari aset atau kelompok aset lain.

198

PSAK 48 Par 67

PSAK 48 Lihat Par 67:

Contoh

Unit Penghasil Kas

199

Rugi Penurunan Nilai • diakui untuk UPK

• jika, dan hanya jika, jumlah terpulihkan dari unit tersebut (kelompok dari unit) < jumlah tercatatnya.

• dialokasikan untuk mengurangi jumlah tercatat aset dari unit tersebut (kelompok dari unit) dengan urutan sbb:(a) pertama, untuk mengurangi jumlah tercatat atas

setiap goodwill yang dialokasikan ke unit penghasil kas tersebut (kelompok dari unit); dan

(b) selanjutnya, ke aset lain dari unit tersebut (kelompok dari unit) dibagi pro rata atas dasar jumlah tercatat setiap aset di dalam unit tersebut (kelompok dari unit).

Pertama, Goodwill

Kemudianpro rata

PSAK 48 Par 98

Pembalikan Rugi Penurunan Nilai

• Rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode-periode sebelumnya untuk aset selain goodwill harus dibalik jika, dan hanya jika, terdapat perubahan estimasi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan atas aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui.

• jika kasusnya seperti ini, jumlah tercatat aset, (ada pengecualian) dinaikkan ke jumlah terpulihkannya.

• Kenaikan ini merupakan suatu pembalikan rugi penurunan nilai

200

PSAK 48 Par 109

Suatu unit penghasil kas memiliki aset bersih berikut ini:Rp M

Goodwill 10Properti 20Pabrik dan Peralatan 30

60Nilai yang dapat dipulihkan sebesar Rp 45 M.Diminta : Alokasikan kerugian penurunan nilai pada aset bersih perusahaan.

Kasus

201

Goodwill Properti Pabrik & Peralatan

Total

Nilai buku 10 20 30 60

Penurunan Nilai (10) (2) (3) (15)

Nilai setelah penurunan nilai 0 (18) 27 45

202

PSAK 50

203

Instrumen Keuangan 50,55,60

• Definisi dan klasifikasi• Pemisahan liabilitas keuangan

dan ekuitas• Akuntansi untuk instrumen

keuangan majemuk.• Akuntansi untuk penarikan

saham dan saham treasury• Saling hapus atas aset dan

liablitas

• Definisi, klasifikasi dan reklasifikasi

• Pengakuan dan penghapusan

• Pengukuran setelah pengakuan awal

• Akuntansi untuk derivarif untuk diperdagangkan dan hedging.

Instrumen Keuangan

IAS 32 IAS 39 IFRS 7

PSAK 50 PSAK 55 PSAK 60 Pengungkapan

instrumen keuangan dan risiko

204

Klasifikasi Instrumen Keuangan

Definisi Instrumen Keuangan setiap kontrak yang menambah nilai aset keuangan entitas dan

kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain

Kewajiban kontraktual

KasKontrak diselesaikan dengan instrumen

ekuitas entitasHak kontraktualInstrumen ekuitas

entitas lain

Aset Keuangan

Liabilitas keuangan

kontrak yang diselesaikan dengan instrumen ekuitas entitas

Ekuitas

Kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu entitas setelah ikurangi dengan seluruh kewajibannya

205

Instrumen Keuangan

• setiap kontrak yang menambah nilai:► aset keuangan entitas , dan (disisi lain)► kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain.

►Aset Keuangan Kas Instrumen ekuitas yang diterbitkan

entitas lain Hak kontraktual:

• untuk menerima kas atau aset keuangan lainnya dari entitas lain; atau

• untuk mempertukarkan aset keuangan dengan entitas lain dengan kondisi berpotensi untung; atau

Kontrak yang akan diselesaikan dengan penerbitan instrumen ekuitas entitas• nonderivatif• derivatif

►Kewajiban Keuangan Kewajiban kontraktual:

• untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas lain; atau

• untuk mempertukarkan aset keuangan atau kewajiban keuangan dengan entitas lain dengan kondisi yang berpotensi tidak menguntungkan entitas;

kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas dan merupakan suatu:• non derivatif; atau • derivatif

206

• Definisi

• Penyajian – Liabilitas dan Ekuitas

– Instrumen Keuangan majemuk

– Saham Treasuri

– Bunga Dividen, keuntungan dan kerugian

– Saling hapus aset keuangan dan liabilitas keuangan

Ketentuan Umum Penyajian

207

• Penerbit instrumen keuangan pada saat pengakuan awal mengklasifikasikan instrumen tersebut atau komponennya sebagai liabilitas keuangan, aset keuangan, atau instrumen ekuitas sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi liabilitas keuangan, aset keuangan, dan instrumen ekuitas. - PAR 11

• Penerbit instrumen keuangan nonderivatif mengevaluasi persyaratan instrumen keuangan untuk menentukan apakah instrumen tersebut mengandung komponen liabilitas dan ekuitas. Komponen tersebut diklasifikasikan secara terpisah sebagai liabilitas keuangan, aset keuangan,, atau instrumen ekuitas sesuai dengan ketentuan di paragraf 11.

• Entitas mengakui secara terpisah komponen instrumen keuangan yang: – menimbulkan liabilitas keuangan bagi entitas; dan – memberikan opsi bagi pemegang instrumen untuk mengkonversi instrumen

keuangan tersebut menjadi instrumen ekuitas dari entitas yang bersangkutan.

Penyajian Liabilitas dan Ekuitas

208

Saham Treasuri

• Jika entitas. memperoleh kembali instrumen ekuitasnya, maka instrumen tersebut (saham treasuri) dikurangkan dari ekuitas.

• Keuntungan atau kerugian yang timbul dari pembelian, penjualan, penerbitan, atau pembatalan instrumen ekuitas entitas tersebut tidak diakui dalam laba rugi.

• Saham treasuri tersebut dapat diperoleh dan dimiliki oleh entitas yang bersangkutan atau oleh anggota lain dalam kelompok usaha yang dikonsolidasi. Imbalan yang dibayarkan atau diterima diakui secara langsung di ekuitas.

209

PSAK 53

210

PSAK 53: Pembayaran Berbasis Saham

PSAK 53 harus diterapkan untuk seluruh transaksi pembayaran berbasis saham, yang didefinisikan sebagai berikut:

■ Equity-settled, Diselesaikan dengan instrumen ekuitas, entitas yang menerima barang atau jasa yang dibayar dengan instrumen ekuitas milik entitas (termasuk saham dan opsi saham)

■ Cash-settled, Diselesaikan dengan pembayaran kas, entitas yang memperoleh barang atau jasa akan menimbulkan liabilitas kepada pemasok barang atau jasa untuk suatu jumlah tertentu yang dihitung berdasarkan harga (nilai) saham milik entitas atau instrumen ekuitas entitas; dan

■ Transaksi dimana entitas menerima barang atau jasa dimana entitas maupun pemasok barang atau jasa memiliki pilihan atas transaksi tersebut untuk diselesaikan secara tunai (atau aset lain) atau instrumen ekuitas.

211

PSAK 55

Jenis Instrumen Keuangan

212

Instrumen Keuangan

AsetKeuangan

LiabilitasKeuangan

InstrumenEkuitas

Instrumen Derivatif

Instrumen Lindung Nilai

Aset Keuangan yang diukur pada

nilai wajar melalui laporan

laba rugi

Investas dimiliki hingga jatuh

tempo

Pinjaman diberikan dan

Piutang

Aset keuangan tersedia untuk

dijual

Liabilitas Keuangan yang

diukur pada nilai wajar melalui

laporan laba rugi

Kewajiban Lainnya

Instrumen Ekuitas Biasa

Instrumen Ekuitas

Majemuk

Instrumen Ekuitas

Sinstesis

Derivatif Biasa

Derivatif Melekat

Atas Nilai Wajar

Atas Arus Kas

Atas Investasi Neto pada

Operasi Luar Negeri

213

PSAK 55

• Pada pengakuan awal menggunakan nilai wajar. Biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung: Dibebankan untuk aset keuangan atau kewajiban keuangan diukur pada nilai wajar melalui laporan

laba rugi dan menambah nilai perolehan untuk lainnya

• Pengukuran aset keuangan • Nilai wajar • Biaya diamortisasi • Biaya (penggunaan terbatas hanya jika nilai wajar tidak dapat ditentukan)

• Penyisihan piutang mengikuti aturan penurunan nilai instrumen keuangan, berdasarkan bukti obyektif pada tanggal neraca.

• Reklasifikasi antar instrumen mengikuti aturan tainting rule.• Derecognition kombinasi pendekatan risk & reward dan control. Evaluasi atas risk and

reward dilakukan terlebih dahulu setelah itu baru transfer of control.• Harga pasar atas aset yang dimiliki atau liabilitas yang akan diterbitkan adalah harga

penawaran(bid price) dan untuk aset yang akan dibeli atau liabilitas yang dimiliki adalah harga permintaan (asking price).

• Alokasi nilai buku atas utang dan ekuitas untuk gabungan instrumen keuangan, utang ditentukan lebih dahulu.

214

PSAK 55 R – Instrumen keungan pengakuan dan Pengukuran

Bukti obyektif atas penurunan nilai aset keuangan dan penilaiannya dilakukan setiap tanggal laporan keuangan.

Penilaian penurunan nilai dilakukan secara individu dan kolektif Pengujian penurunan nilai secara individu untuk yang signifikan

Jika tidak ada penurunan nilai akan dilakukan penurunan nilai secara kolektif.

Pembalikan atas penurunan atas piutang, investasi HTM dan AFS instrumen utang dapat dilakukan jika memenuhi kriteria. Untuk AFS instrument ekuitas tidak diperkenankan

Reklasifikasi menjadi atau keluar dari FVPL dilarang yang didesain untuk tujuan hedging

215

Pengukuran Awal

Aset dan Kewajiban Keuangan

Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi

Nilai wajar

(biaya transaksi expense)

Tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi

Nilai wajar ditambah Biaya Transaksi

(biaya transaksi dikapitalisasi)

216

Pengukuran Selanjutnya

Klasifikasi

NeracaBiaya

TransaksiKeuntungan atau

Kerugian Nilai

Wajar

Bunga dan

Dividen

Penurunan Nilai

Pembalikan

Penurunan Nilai

FVTPLNilai wajar Dibebankan Laba atau rugi Laba atau

rugi By default By default

HTM

Biaya Diamortisasi

Dikapitalisasi

-

Laba rugi

Laba rugi

Laba rugi

Pinjaman Diberikan dan

Piutang

Biaya diamortisasi

Dikapitalisasi-

Laba rugi

Laba rugi

Laba rugi

217

Pengukuran Selanjutnya

Klasifikasi

Jenis / Biaya Transaksi

Laporan Posisi

Keuangan

Keuntungan atau

Kerugian Nilai Wajar

Bunga dan

Dividen

Penurunan Nilai

Pemulihan Penurunan

Nilai

AFS

Utang/ Dikapitalisasi

Nilai wajar

Pendapatan komprehensif

lain*

Laba Rugi Laba Rugi Laba Rugi

Ekuitas/ Dikapitalisasi

Nilai wajar Pendapatan komprehensif

lain*

Laba Rugi Laba Rugi Pendapatan komprehensif

lain

Ekuitas:Tidak dapat

diukur secara andal/

Dikapitalisasi

Harga perolehan

-

Laba Rugi Laba Rugi -

* Dibebankan ke laba rugi saat pelepasan atau terjadi penurunan nilai

218

Transfer / Reklasifikasi

Diijinkan jika ada perubahan intensi.

HTM

AFSFVTPL

Diijinkan namun harus memenuhi TAINTING RULE

Loans & Receivable

Situasiyang langka

Suku bunga efektif

• Suku bunga yang menyamakan antara nilai awal aset dengan nilai kini dari pembayaran yang diterima di masa mendatang.

• Nilai awal aset keuangan termasuk biaya transaksi dan biaya lain terkait dengan perolehan/penerbitan aset/liabilitas keuangan

• Suku bunga efektif tidak selalu sama dengan suku bunga yang ditetapkan.

• Suku bunga efektif digunakan untuk mengitung amortisasi premium atau diskon

219

220

Ilustrasi Provisi

Enitas A memberikan pinjaman Rp 600.000 bunga 8%, tahunan. Bunga sebesar 8% kali total pinjaman dibayarkan setiap akhir tahun dan pokok dilunasi pada akhir tahun ketiga. Entitas A membebankan provisi 4%, yang dipotong dari pinjaman yang diberikan

Jumlah pinjaman yang diberikan / diterima sebesar 600.000 dikurang 4% = 576.000. Dihitung ulang bunga efektif. Tingkat bunga yang menyamakan nilai kini kas yang akan diterma dengan nilai pinjaman 576.000

221

Ilustrasi Provisi 1

Tidak ada provisi 600,000 Pembayaran PV

8% 1 48,000 44,444 2 48,000 41,152 3 48,000 38,104 3 600,000 476,299 600,000

Dengan provisi 4% 576,000 Pembayaran PV

9.59708% 1 48,000 43,797 2 48,000 39,962 3 48,000 36,462 3 600,000 455,779 576,000

• Tingkat suku bunga efektif lebih besar karena nilai uang yang diberikan lebih kecil.

• Perusahaan tetap akan memperoleh pembayaran bunga 8% dari pokok

• Tingkat suku bunga efektif dihitung sebesar 9,59708%.

222

Ilustrasi Provisi… Lanjutan

Piutang 576.000Kas 576.000

(sebagai alternatif pinjaman dapat dicatat sebesar 600.000 dan dikurangi diskon sebesar 4.000) Jurnal pembayaran bunga akhir tahun pertama dan amortisasi biaya transaksiKas 48.000Pinjaman yang diberikan 7.279 Pendapatan bunga 55.279

Pendapatan bunga dihitung dari bunga efektif

223

Penurunan Nilai – Konsep Umum

Pada setiap pelaporan aset keuangan harus dievaluasi apakah terdapat bukti objektif penurunan nilai

Jika terdapat bukti objektif maka akan diakui kerugian penurunan nilai

Bukti objektif terjadi akibat dari satu atau lebih peristiwa setelah pengakuan awal yang merugikan dan berdampak pada arus kas di masa

depan

Impairment of Financial Assets Measured at Amortized Cost

Individually Collectively

Test for impairment forFinancial Assets

Individually Significant Not Individually Significant

Individually

224

Fail Pass Fail Pass

Collectively tested with similar credit risk

225

PSAK 56

226

PSAK 56 : Laba Per Lembar Saham

• Menetapkan teknik perhitungan, penyajian, dan pengungkapan LPS.

• Meningkatkan daya banding kinerja antar perusahaan dan antar periode.

LPS Dasar = Laba Bersih Residual Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Biasa

EPS Laba Bersih Residual

Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Biasa

Penyesuaian atas Efek berpotensi saham biasa yang dilutif

=+/+ atau-/-

LPS Dasar

LPS Dilusian

227

PT. Melati memiliki income sebesar 210.000 untuk tahun 2014 dan rata-rata jumlah lembar saham beredar 100.000 saham. Perusahaan memiliki dua obligasi konversi.

Obligasi 6% dengan nilai total 1.000.000 yang dapat dikonversi menjadi 20.000 saham biasa. Bunga terkait dengan utang obligasi tersebut sebesar 62.000.

Obligasi 7% dijual dengan total 1.000.000 pada 1 april 2014 dan dapat dikonversi menjadi 32.000 saham. Bunga terkait dengan obligasi tersebut untuk tahun 2014 sebesar 80.000

EPS Dasar 210.000 / 100.000 = 2.1

Ilustrasi Laba Per Lembar Saham

228

Menghitung Diluted EPS, dimulai dari EPS Dasar 2,1

210.000

100.000=

+ 62.000 x (1 – 0,40)

20.000

Basic EPS = 2,10 Pengaruh

LPS= 1,86

+

+

+

$80,000 x (1 – 0,40) x 9/12

24.000

Pengaruh LPS = 1,50

LPS Dilusian = 1,97

6% Debentures 7% DebenturesBasic EPS

Ilustrasi Laba Per Lembar Saham

229

PSAK 57

230

Provisi dan Kontijensi – PSAK 57

• Provisi liabilitas yang waktu dan jumlahnya belum pasti, diakui jika(a) Memiliki kewajiban kini(b) Penyelesaian mengakibatkan arus keluar sumber daya (c) Estimasi yang andal

• Kewajiban kontinjensi adalah:(a) kewajiban potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan

keberadaannya menjadi pasti dengan terjadi atau tidak terjadinya satu peristiwa atau lebih pada masa datang yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali entitas; atau

(b) kewajiban kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu, tetapi tidak diakui karena:(c) tidak terdapat kemungkinan besar entitas mengeluarkan sumber daya

yang mengan dung manfaat ekonomis (selanjutnya disebut sebagai “sumber daya”) untuk menyelesaikan kewajibannya; atau

(d) jumlah kewajiban tersebut tidak dapat diukur secara andal.

231

Contoh

• PT. Matahara perusahaan ritel yan mempunyai kebijakan mengembalikan uang pembelian dari pelanggan yang tidak puas, meskipun tidak ada kewajiban hukum yang mengharuskan entitas untuk mengembalikan uang konsumen.

1. Peristiwa mengikat adalah peristiwa penjualan produk, yang menimbulkan kewajiban konstruktif karena tindakan entitas telah menciptakan ekspektasi yang valid bagi pembeli bahwa entitas akan mengembalikan uang mereka.

2. Terdapat kemungkinan besar keluarnya sumber daya, yaitu sebagian barang akan dikembalikan dan perusahaan mengembalikan uang pelanggan (par 24)

3. Perusahaan harus mengakui kewajiban diestimasi sebesar estimasi terbaik dari biaya pengembalian (lihat paragraf 10 (defi nisi kewajiban konstruktif ), 14, 17 dan 24.

232

Contoh

• Pemerintah mengumumkan perubahan dalam peraturan Pajak Penghasilan. • Akibatnya, perusahaan yang bergerak di sektor jasa keuangan harus

melakukan pelatihan ulang terhadap sejumlah besar pegawai penjualan dan administrasi agar dapat terus memenuhi peraturan yang berlaku di bidang jasa keuangan.

• Pada akhir periode pelaporan, pelatihan ulang terhadap karyawan belum dilakukan.

1. Belum timbul kewajiban karena peristiwa yang mengikat (yaitu pelatihan ulang) belum terjadi.

2. Kewajiban diestimasi tidak diakui (par 14 dan 17-19).

233

PSAK 58

234

PSAK 58• Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual dan operasi dihentikan• Kriteria :

• aset (atau kelompok lepasan) harus berada dalam keadaan yang dapat dijual dengan segera

• penjualan tersebut dapat dikatakan sangat mungkin terjadi, manajemen pada hirarki yang memadai harus mempunyai komitmen terhadap rencana penjualan aset.

– Diukur pada nilai yang lebih rendah antara jumlah tercatat dan nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual, dan penyusutan atas aset tersebut dihentikan

– Aset yang Dimiliki untuk Dijual disajikan sebagai aset lancar dan terpisah dari pos lainnya.

235

Klasifikasi Aset Tidak Lancar Dimiliki untuk Dijual

• Syarat yang harus terpenuhi:– Berada dalam keadaan dapat/tersedia dijual– Penjualannya harus sangat mungkin terjadi (highly probable)

Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual

Jumlah tercatatnya akan dipulihkan melalui transaksi penjualan daripada melalui pemakaian berlanjut

JIKA

236

Pengukuran – contoh 1

a. Pada saat reklasifikasi aset tgl 1 Desember 2007:– Aset dipindahkan dari kelompok Aset Tetap ke kelompok Aset dimiliki untuk

dijual– Nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual aset tsb adalah Rp77juta (Rp80 –

Rp3juta). Jumlah ini lebih tinggi dari nilai tercatat aset sebesar Rp73juta (Rp100 – ((Rp100-Rp10)/10 X 3). Jadi Aset tetap diukur sebesar Rp73juta.

b. Pada saat dijual tgl 30 Juni 2008, mengakui laba dari penjualan sebesar Rp4juta (perolehan Rp77juta – nilai tercatat kini Rp73juta)

• PT XYZ mempunyai aset tetap yang diperoleh 1 Desember 2004 pada biaya perolehan Rp100juta.

• Nilai residu aset diestimasikan sebesar Rp10juta dan masa manfaat 10 tahun. Pada 1 Desember 2007, aset tsb diklasifikasikan sebagai “aset dimiliki untuk dijual”.

• Nilai wajar diestimasikan Rp80juta dan biaya untuk menjual adalah Rp3juta. • Aset tersebut terjual pada 30 Juni 2008 pada harga Rp77juta.

237

Contoh 1

• Jurnal:• 1 Desember 2007

Dr. Aset dimiliki untuk dijual Rp73jutaDr. Akumulasi depresiasi Rp27juta

Cr.Aset tetap Rp100juta

• 30 Juni 2008Dr. Kas Rp77juta

Cr. Aset dimiliki utk dijual Rp73jutaCr. Keuntungan penjualan aset Rp4juta

238

Pengukuran – Contoh 2

• Sama seperti contoh sebelumnya, namun nilai wajar aset diestimasi Rp40juta dan biaya menjual Rp2juta. Aset dijual pada tgl 30 Juni 2008 seharga Rp30juta.

• 1 Desember 2007– Nilai tercatat = Rp73juta– Nilai wajar – biaya menjual = Rp40 – Rp2 juta = Rp38juta– Nilai aset direklasifikasi dan diukur pada nilai wajar dikurangi biaya menjual sebesar

Rp38juta (lebih rendah)– Rugi penurunan nilai diakui = Rp73 – Rp38 juta = Rp35juta

• Jurnal 1 Des 2007Dr. Aset dimiliki untuk dijual Rp38jutaDr. Akumulasi penyusutan Rp27jutaDr. Rugi penurunan nilai Rp35juta

Cr. Aset tetap Rp100juta• Jurnal 30 Juni 2008, terdapat tambangan kerugian karena aset terjual dengan harga 30juta• Jurnal Dr. Kas Rp30juta

Dr. Kerugian penjualan aset Rp 8jutaCr. Aset dimiliki untuk dijual Rp38juta

239

PSAK 60

240

PSAK 60 – Instrumen Keuangan Pengungkapan

• Secara lebih tegas mensyaratkan Entitas harus untuk mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan terhadap posisi dan kinerja keuangan.

– Pengungkapan hirarki nilai wajar Tingkat 1 harga kuotasi pasar Tingkat 2 Input selain harga kuotasian (dapat diobservasi) Tingkat 3 Input yang bukan berdasar harga pasar

– Jenis dan tingkat risiko yang timbul dari instrumen keuangan– Pengungkapan kualitatif (ekposure timbulnya risiko, tujuan, kebijak dan

proses pengelolaan risiko)– Pengungkapan kuantatif (risiko kredit, risiko likuiditas, analisa sensitivitas)

241

Ilustrasi – Pengungkapan Jenis

Sumber : LK Pertamina 2012

242

Ilustrasi – Kebijakan Manajemen Risiko

• Risiko keuangan– Risiko usaha kendali pemerintah, patungan, kontraktor, cadangan,

penetapan harga oleh pemerintah– Risiko keuangan

• Risiko pasar risiko nilai tukar mata uang asing, harga komoditi – analisis sensitivitas• Risiko kredit umur piutang, informasi penurunan nilai, rating utang yang dimiliki• Risiko likuiditas

• Manajemen Modal– Kebijakan dewan direksi adalah untuk mempertahankan basis modal

yang kuat untuk menjaga keyakinan investor, kreditur dan pasar, dan untuk mempertahankan perkembangan bisnis di masa yang akan datang.

• Nilai wajar

Sumber : LK Pertamina 2012

243

Ilustrasi – Analisis Sensitivitas

Sumber : LK Pertamina 2013

244

Ilustrasi – Risiko kredit

Sumber : LK Pertamina 2013

245

Ilustrasi – Pengungkapan Nilai wajar

• Nilai wajar adalah suatu jumlah dimana suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu liabilitas diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar.

• Perbedaan pada setiap tingkatan metode penilaian dijelaskan sebagai berikut:

– Harga dikutip (tidak disesuaikan) dari pasar yang aktif untuk aset atau liabilitas yang identik (Tingkat 1);

– Input selain harga yang dikutip dari pasar yang disertakan pada Tingkat 1 yang dapat diobservasi untuk aset dan liabilitas, baik secara langsung (yaitu sebagai sebuah harga) atau secara tidak langsung (yaitu sebagai turunan dari harga) (Tingkat 2);

– Input untuk aset atau liabilitas yang tidak didasarkan pada data pasar yang dapat diobservasi (informasi yang tidak dapat diobservasi) (Tingkat 3).

Sumber : LK Pertamina 2013

246

PSAK 61

247

PSAK 61 Hibah Pemerintah

• Akuntansi dan pengungkapan atas hibah pemerintah • Pengungkapan atas bentuk lain bantuan pemerintah• Hibah pemerintah diakui jika terdapat keyakinan memadai:

– entitas akan mematuhi kondisi yang melekat pada hibah tersebut, dan– hibah akan diterima

• Hibah pemerintah diakui dalam laba rugi dengan dasar sistematis selama periode entitas mengakui sebagai beban atas biaya terkait yang dimaksudkan akan dikompensasi dengan hibah.

• Pendekatan penghasilan >>> dalam laba rugi– Hibah pemerintah terkait dengan aset Penghasilan ditangguhkan,

atau Pengurang jumlah tercatat aset– Hibah pemerintah terkait dengan penghasilan Pendapatan (laba

rugi), atau Pengurang beban

248

PSAK 62

PSAK 62: Kontrak Asuransi

249

• Mengatur Kontrak Asuransi: Life dan non-life, kontrak asuransi langsung (direct insurance) dan reasuransi.

• Karakteristik: Salah satu pihak (insurer) secara signifikan menerima risiko asuransi

(insurance risk); Ketidakpastian kejadian masa depan; Mengandung risiko asuransi (insurance risk) dan risiko lain. Namun risiko

asuransi dan risiko lain seperti risiko keuangan (financial risk) yang timbul dalam kontrak asuransi harus dipisahkan.

Tes kecukupan liabilitas– Insurer menilai kecukupan liabilitas asuransi dengan menggunakan

estimasi kini atas arus kas masa depan – Jika nilai tercatat liabilitas asuransi tidak mencukupi dibandingkan

estimasi arus kas masa depan, maka kekurangan harus diakui dalam laporan laba rugi.

Implikasi Penerapan PSAK 62

250

PSAK 62

Jika PSAK 62 diterapkan, maka kontrak yang mempunyai bentuk hukum sebagai kontrak asuransi belum tentu memenuhi definisi sebagai kontrak asuransi, begitu juga sebaliknya.

251

PSAK 63

252

PSAK 63 : Akuntansi Hiperinflasi

• Laporan keuangan biaya historis dalam kondisi hiperinflasi – Tidak mencerminkan nilai bisnis dari aset– Tidak dapat dibandingkan dengan periode sebelumnya– Laba tidak mencerminkan replacement cost sehingga mengurangi

modal riil– Laba kepemilikan aset non-moneter tidak mencerminkan laba

ekonomi riil• Laporan keuangan dalam ekonomi hiperinflasi disajikan dalam unit

pengukuran kini pada akhir periode pelaporan• Pos-pos terkait di periode sebelumnya disajikan dalam unit pengukuran

kini pada akhir periode pelaporan• Laba atau rugi posisi moneter neto diakui dalam laba rugi dan

diungkapkan terpisah

253

Langkah-langkah

Pemilihan indeks harga umum

Analisis dan penyajian-kembali aset dan liabilitas

Penyajian-kembali laba rugi

Perhitungan laba rugi posisi moneter neto

Penyajian-kembali arus kas

Penyajian-kembali periode sebelumnya

254

PSAK 64

PSAK 64 Akuntansi Aset Eksplorasi & Evaluasi

255

Pengurusan Ijin

Eksplorasi & Evaluasi Pengembangan

Produksi & Pengolahan

Lain–Lain Setelah Produksi

IFRS 6 IAS 8, 38, 16, 37 & 36

PSAK 64

Beban diakui sebagai aset Pengukuran awal, aset dicatat pada

harga perolehan Pengukuran selanjutnya sesuai dengan

IAS 16, 38 dan 36.

Dibebankan pada periode berjalan, kecuali jika: Kegiatan eksplorasi yang signifikan

masih berjalan, dan Cadangan Terbukti belum dapat ditentukan.

Sudah dapat dibuktikan bahwa terdapat Cadangan Terbukti.

Ditangguhkan & diamortisasi pada saat produksi

Penurunan nilai - berlaku Estimasi biaya restorasi - berlaku

All other applicable IFRSs

Technical feasibility & commercial viability / cadangan Terbukti

256

PSAK 64 Pengukuran Aset Explorasi dan Evaluasi

• Aset eksplorasi dan evaluasi diukur pada biaya perolehan.• Entitas menentukan suatu kebijakan akuntansi yang spesifik yang

mana pengeluaran diakui sebagai aset eksplorasi dan evaluasi dan menerapkannya secara konsisten.

• Entitas mempertimbangkan tingkat pengeluaran yang dapat dikaitkan dengan penemuan sumber daya mineral spesifik.

• Setelah pengakuan awal, entitas menerapkan salah satu model biaya atau model revaluasi atas aset eksplorasidan evaluasi.

• Entitas dapat mengubah kebijakan akuntansinya jika perubahan kebijakan tersebut dapat membuat laporan keuangan menjadi lebih relevan dan andal.

257

PSAK 65

258

Laporan Keuangan Konsolidasian PSAK 65

Entitas induk yang mengendalikan satu atau lebih entitas lain menyajikan laporan keuangan konsolidasian

Investor mengendalikan investee ketika investor terekspos atau memiliki hak imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan investee melalui kemampuan untuk mempengaruhi imbal hasil tersebut melalui kekuasaan investee; jika dan hanya jika memiliki Kekuasaan atas invesste Eksposure atau hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan

investee Kemampuan untuk menggunakaan kekuasaaanya atas investee untuk

mempengaruhi imbal hasil investor. Entitas menyusun laporan keuangan konsolidasian dengan menggunakan

kebijakan akuntansi yang sama untuk transaksi dan peristiwa lain dalam keadaan yang serupa

259

Kehilangan pengendalian - entitas induk (31)

• Mereklasifikasi ke laporan laba rugi, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba jika disyaratkan oleh SAK lain, sejumlah yang diidentifikasi dalam paragraf 32; dan

• Mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi yang dapat diatribusikan pada entitas induk.

Keuntungan/ Kerugian dlm LR

Nilai wajar investasi tersisa

Saham / Aset diterima (pembayaran)Nilai investasi

tercatat SELISIH

Reklasifikasi ke Saldo Laba

260

Contoh

• A memiliki 45% hak suara B; sisa 55% hak suara B dimiliki oleh berbagai pihak yang tersebar secara luas (tidak ada salah satu pihak yang memiliki > 1% hak suara)

• A memiliki kekuasaan atas B, karena A mempunyai hak suara mayoritas B (berdasarkan ukuran absolut)

• C memiliki 45% hak suara D; sisa 55% hak suara D dimiliki oleh dua pihak lain (masing masing memiliki ‐ 26%) dan 3% dimiliki oleh tiga pihak lain yang masingmasing memegang 1%.

• C tidak memiliki kekuasaan atas D, karena jika dua pihak yang memiliki masing‐masing 26% bersamas-ama dapat mencegah pihak C untuk mengambil keputusan terkait aktivitas relevan.

261

Contoh

• AAA memiliki 35% hak suara BBB, tiga pemegang saham lain memiliki masing-masing 5%, dan 50% pemegang saham lainnya dengan masing-masing kurang 1%. RUPS terakhir dihadiri oleh 75% AAA tidak memiliki kekuasaan atas BBB

• AAA memiliki38% hak suara BBB, tiga pemegang saham lain memiliki masing-masing 4%, dan 50% pemegang saham lainnya dengan masing-masing kurang 1%. RUPS terakhir dihadiri oleh 75% AAA memiliki kekuasaan atas BBB?

Contoh Kehilangan Pengendalian• Amarta memiliki 100% saham Barata (aset neto Rp500)• Amarta menjual 85% saham Barata , sisa 15% saham BBB diklasifikasikan

sbg AFS• Hasil penjualan 85% saham Barata Rp750• Nilai wajar sisa 15% saham Barata Rp130

262

Investasi pada Barata (aset keuangan) 130Kas dan setara kas 750

Investasi pada Barata (entitas anak) 500Keuntungan 380

Keuntungan = 85% 750 - 85% x 500 = 32515% 130 – 15%x 500 = 55Total 380

Contoh tidak Kehilangan Pengendalian

• AAA memiliki 100% saham BBB (aset neto Rp4.000)• AAA menjual 10% saham BBB seharga Rp500

263

Kas 500Investasi pada BBB(4.000 x 10%) 400Keuntungan (ekuitas) 100

264

PSAK 65

265

Pengaturan Bersama PSAK 66

Pengaturan bersama adalah pengaturan yang dua atau lebih pihak memiliki pengendalian bersama.

Karakteristik pengaturan bersama: Para pihak terikat suatu pengaturan kontraktual Pengaturan kontraktual memberikan pengendalian bersama kepada dua atau

lebih pihak dalam pengaturan tersebut Pengendalian bersama persetujuan kontraktual untuk berbagi

pengendalian atas suatu pengaturan, yang ada hanya ketika keputusan mengenai aktivitas relevan mensyaratkan persetujuan dengan suara bulat dari seluruh pihak yang berbagi pengendalian

Jenis pengaturan : operasi bersama mencatat bagian atas aset. Liabilitas, pendapatan, beban Ventura bersama investasi, metode ekuitas

266

Perubahan Standar

267

Jenis dan Klasifikasi Pengaturan Bersama

268

Laporan Keuangan Para Pihak – Operator Bersama

Operator bersama mengakui hal berikut terkait dengan kepentingannya dalam operasi bersama:

• aset, mencakup bagiannya atas aset apapun yang dimiliki bersama• liabilitas, mencakup bagiannya atas liabilitas apapun yang terjadi bersama.• pendapatan dari penjualan bagiannya atas output yang dihasilkan dari

operasi bersama;• bagiannya atas pendapatan dari penjualan output oleh operasi bersama;

dan• beban, mencakup bagiannya atas beban apapun yang terjadi secara

bersama-sama.

269

Contoh - Konstruksi

• CI02. A dan B (para pihak) adalah dua perusahaan yang bisnisnya adalah penyediaan berbagai jenis jasa konstruksi publik dan swasta. Mereka membentuk pengaturan kontraktual untuk bekerja sama untuk tujuan pemenuhan kontrak dengan pemerintah atas desain dan konstruksi jalan antara dua kota. Pengaturan kontraktual tersebut menentukan bagian partisipasi A dan B dan menetapkan pengendalian bersama atas pengaturan, yang subjek pengaturan tersebut adalah penyerahan jalan.

• CI03. Para pihak membentuk kendaraan terpisah (entitas Z) sebagai pihak yang akan melakukan pengaturan. Entitas Z, atas nama A dan B, menyepakati kontrak dengan pemerintah. Selain itu, aset dan liabilitas terkait dengan pengaturan dimiliki oleh entitas Z.Fitur utama bentuk hukum entitas Z adalah bahwa para pihak, bukan entitas Z, memiliki hak atas aset entitas dan kewajiban terhadap liabilitas entitas.

270

Contoh - Konstruksi

• CI04. Pengaturan kontraktual antara A dan B menetapkan bahwa:a) hak atas semua aset yang dibutuhkan untuk melaksanakan aktivitas dalam pengaturan

dibagi oleh para pihak berdasarkan bagian partisipasi mereka dalam pengaturan;b) para pihak memiliki beberapa tanggung jawab dan tanggung jawab bersama untuk

semua kewajiban operasinal dan keuangan terkait dengan aktivitas dalam pengaturan berdasarkan bagian partisipasi mereka dalam pengaturan; dan

c) keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dari aktivitas pengaturan dibagi oleh A dan B berdasarkan bagian partisipasi mereka dalam pengaturan

• CI05. Untuk tujuan koordinasi dan pengawasan aktivitas, A dan B menunjuk operator, yang akan menjadi karyawan dari salah satu pihak. Setelah waktu yang ditentukan, peran operator akan digilir dari satu pihak ke pihak lain. A dan B menyetujui bahwa aktivitas akan dilaksanakan oleh karyawan operator atas dasar ‘tidak ada keuntungan atau kerugian’.

• CI06. Sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dalam kontrak dengan pemerintah, entitas Z adalah pihak yang akan menagihkan jasa konstruksi kepada pemerintah atas nama para pihak.

271

Contoh - Konstruksi

ANALISIS• CI07. Pengaturan bersama dilaksanakan melalui kendaraan terpisah yang bentuk

hukumnya tidak memberikan pemisahan antara para pihak dan kendaraan terpisah (yaitu aset dan liabilitas yang dimiliki dalam entitas Z adalah aset dan liabilitas para pihak). Hal ini diperkuat dengan persyaratan yang telah disetujui oleh para pihak dalam pengaturan kontraktual mereka, yang menyatakan bahwa A dan B memiliki hak atas aset, dan kewajiban terhadap liabilitas, terkait dengan pengaturan yang dilakukan melalui entitas Z. Pengaturan bersama tersebut adalah operasi bersama.

• CI08. A dan B masing-masing mengakui dalam laporan keuangan mereka bagian mereka atas aset (contohnya aset tetap, piutang dagang) dan bagian mereka atas setiap liabilitas yang dihasilkan dari pengaturan (contohnya utang dagang kepada pihak ketiga) berdasarkan bagian partisipasi yang disetujui oleh mereka. Masing-masing pihak juga mengakui bagiannya atas pendapatan dan beban yang dihasilkan dari jasa konstruksi yang diberikan kepada pemerintah melalui entitas Z.

272

PSAK 67

273

Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain PSAK 67

Entitas mengungkapkan pertimbangan dan asumsi signifikan yang dibuat dalam menentukan bahwa entitas memiliki pengendalian, pengendalian bersama, pengaruh signifikan dan jenis pengaturan.

Entitas mengungkapkan informasi pengguna LK konsolidasian Memahami komposisi kelompok usaha dan kepentingan yang dimiliki dalam aktivitas &

arus kas Mengevaluasi sifat dan luas pembatasan; sifat dan perubahan risiko; konsekuensi

perubahan kepemilikan; konsekuensi hilangnya pengendalian Entitas asosiasi dan pnengaturan bersama sifat, luas dan dampak

keuangan dari kepentingannya; sifat dan perubahan risiko signifikan Entitas terstruktur yang tidak dikonsolidasi sifat dan luas kepentingan; sifat dan

perubahan risiko

274

PSAK 68

Konsep Nilai Wajar PSAK 68

• Tujuan :a. mendefinisikan nilai wajar (fair value);b. menetapkan kerangka pengukuran nilai wajar; danc. mensyaratkan pengungkapan mengenai pengukuran nilai wajar.

• Konvergensi US GAAP dengan IFRS menggunakan konsep yang sama

275

• nilai wajar sebagai harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran.

• “...the price that would be received to sell an asset or transfer a liability in an orderly transaction between market participants at the measurement date.”

IFRS 13 para 9

276

Assets

Assets

Intangible

Financial

Inv Property

PP&E

Inventory

EtcDefinedBenefit

Biological assets

Cost

CM or RM CM or RM

Cost Nil

Nil

Lower

of C

or N

RV

some F

VM

Cost

Cost

CM or FVM

Fair value

AmC or FV

M

Fair value

less costs to

sell

Fair value

less costs to

sell

FV plan assets less PUC plan obligation & arbitrary rulesFV plan assets less

PUC plan obligation & arbitrary rules

Various

Various

© IFRS Foundation | 30 Cannon Street | London EC4M 6XH | UK. www.ifrs.org

Hirarki Fair Value

277

Apakah ada harga kuotasian dalam pasar aktif untuk aset

atau liabilitas yang identik (Level 1)

Apakah ada input selain harga kuotasioan yang

dapat diobservasi*

Gunakan nilai wajar pengukuran dengan Level 1

Gunakan input selain Harga kuotasian yang dapat diobservasi baik

secara langsung atau tidak langsung, pengukuan ‡

Level 2

Gunakan input yang bukan berdasarkan harga pasar yang dapat diobservasi.

Level 3

NoYes

YesNo

Harus digunakan tanpa penyesuaian

* Maksimumkan input yang dapat diobservasi, termasuk informasi pasar dan informasi publik lainnya

‡ Input yang tidak dapat diobservasi diantaranya data entitas (anggaran, proyeksi), harus disesuaikan jika pelaku pasar menggunakan asumsi berbeda

277

PERBEDAAN PSAK & SAK ETAP

278

279

Perbedaan Pokok PSAK dan SAK ETAP

• SAK ETAP tidak mengatur pajak tangguhan

• SAK ETAP hanya menggunakan metode tidak langsung untuk laporan arus kas.

• SAK ETAP menggunakan metode biaya untuk investasi ke asosiasi dan menggunakan metode ekuitas untuk anak perusahaan.

• SAK ETAP tidak secara penuh menggunakan PSAK 50/55.

• SAK ETAP hanya menggunakan model biaya untuk aset tetap, aset tidak berwujud dan properti investasi. PSAK-IFRS boleh memilih model biaya atau model reavaluasi.

• Beberapa pengaturan yang tidak dalam PSAK ETAP : penggabungan usaha, derivatif, hedging

PPL - IAPI

280

KDPPLK SAK ETAP

Tujuan laporan keuangan Sama

Karakteristik kualitatif laporan keuangan Sama

Unsur-unsur laporan keuangan Sama – nama berbeda

Konsep pengakuan Sama

Konsep pengukuran: biaya historis biaya kini nilai realisasi bersih nilai sekarang

Konsep pengukuran: biaya historis nilai wajar

Konsep pemeliharaan modal Tidak ada

Rerangka konseptual

281

SAK UMUM SAK ETAPKepatuhan terhadap SAKPengungkapan atas PSAK “misleading”

Kepatuhan terhadap SAK ETAP

Komponen laporan keuangan: Lap posisi keuangan/neraca Lap laba rugi komprehensif Lap perubahan ekuitas Lap arus kas Catatan atas laporan keuangan

Komponen laporan keuangan: Neraca Lap laba rugi Lap perubahan ekuitas Lap arus kas Catatan atas laporan keuangan

Tanggung jawab atas lapkeu Tidak ada

Dasar akrual & kelangsungan usaha Sama

Penyajian Laporan Keuangan

PPL - IAPI

282

SAK UMUM SAK ETAP

Neraca• Pos minimal yang disajikan banyak• Urutan penyajian • Pengungkapan banyak

Neraca• Pos minimal yang disajikan lebih sedikit• Sama• Pengungkapan lebih sederhana

Laporan laba rugi komprehensif• Laba rugi dan pendapatan komprehensif

lain• Pos minimal

Laporan laba rugi• Laba rugi

• Pos minimal lebih sedikit

Penyajian Laporan Keuangan (2)

PPL - IAPI

283

SAK UMUM SAK ETAP

Laporan perubahan ekuitas Pos minimal Pengungkapan distribusi dividen dan

dividen per saham Tidak diperkenankan

Laporan perubahan ekuitas Pos minimal lebih sedikit Tidak ada

Laporan perubahan ekuitas dan saldo laba dapat menggantikan lap laba rugi dan lap perubahan ekuitas

Laporan arus kas Arus kas operasi disajikan dengan metode

langsung atau tidak langsung Arus kas valas, bunga & dividen, pajak

penghasilan, investasi pada entitas anak, ventura bersama & entitas asosiasi, perubahan kepemilikan, dan transaksi nonkas

Kas yang dibatasi

Laporan arus kas Arus kas operasi disajikan dengan

metode tidak langsung Arus kas bunga & dividen, pajak

penghasilan, dan transaksi nonkas

Tidak ada

Penyajian Laporan Keuangan (3)

284

SAK UMUM SAK ETAP

Catatan atas laporan keuangan Kebijakan akuntansi Sumber estimasi ketidakpastian Modal Dividen dan informasi umum

entitas

Catatan atas laporan keuangan Kebijakan akuntansi Sumber estimasi ketidakpastian

Penyajian Laporan Keuangan (4)

PPL - IAPI

285

SAK UMUM SAK ETAPLaporan keuangan konsolidasian Tidak menyusun laporan keuangan

konsolidasian

Laporan keuangan tersendiri (lampiran dari laporan keuangan konsolidasian)

Konsolidasi entitas bertujuan khusus

Laporan Keuangan Konsolidasian

PPL - IAPI

286

SAK UMUM SAK ETAP

Kebijakan akuntansi Pemilihan kebijakan akuntansi PSAK serupa Conceptual framework Other pronouncements, literatur

dan praktik Dampak penerapan PSAK yang

akan berlaku

Kebijakan akuntansi Pemilihan kebijakan akuntansi Bagian SAK serupa Conceptual framework SAK umum Other pronouncements, literatur

dan praktik Tidak ada

Estimasi akuntansi Sama

Kesalahan Sama

Kebijakan Akuntansi, Estimasi Akuntansi dan Kesalahan

287

SAK UMUM SAK ETAP

Instrumen keuangan Efek yang diperdagangkan (marketable securities)

Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi

Tersedia untuk dijual Dimiliki hingga jatuh tempo Pinjaman yang diberikan dan

piutang

Diperdagangkan Tersedia untuk dijual Dimiliki hingga jatuh tempo

Maksud dan kemampuan Maksud

Instrumen Keuangan

PPL - IAPI

288

SAK UMUM SAK ETAP

Biaya perolehan atau nilai realisasi neto (mana lebih rendah)

Sama

FIFO dan rata-rata tertimbang Sama

Persediaan pialang-pedagang komoditi menggunakan fair value

Tidak ada

Persediaan pemberi jasa Sama

Persediaan

PPL - IAPI

289

SAK UMUM SAK ETAP

Pengaruh signifikan•Faktor kuantitatif dan kualitatif•Hak suara potensial

Pengaruh signifikan•Faktor kuantitatif•Tidak ada

Metode ekuitas Metode biaya

Investasi pada entitas asosiasi yang tersedia untuk dijual

Tidak ada

Investasi pada Entitas Asosiasi

290

SAK UMUM SAK ETAP

Pengendalian bersama operasi Pengendalian bersama operasi

Pengendalian bersama aset Pengendalian bersama aset

Pengendalian bersama entitas• Metode ekuitas atau proporsional

konsolidasi

Pengendalian bersama entitas• Metode biaya

Investasi pada Joint Venture

291

SAK UMUM SAK ETAP

Pengendalian, termasuk entitas bertujuan khusus

Pengendalian, tidak mengatur entitas bertujuan khusus

Metode ekuitas dan harus dikonsolidasikan

Metode ekuitas dan tidak dikonsolidasikan

Transaksi pelepasan kepemilikan tetapi tidak menyebabkan hilangnya pengendalian (transaksi ekuitas)

Tidak ada

Investasi pada Entitas Anak

PPL - IAPI

292

SAK UMUM SAK ETAP

Properti investasi• Model biaya • Model nilai wajar

Properti investasi• Model biaya

Aset tetap• Model biaya• Model revaluasi

Aset tetap• Model biaya (revaluasi harus ada izin

pemerintah)

Properti Investasi dan Aset Tetap

293

SAK UMUM SAK ETAP

Berasal dari internal dan eksternal Berasal dari eksternal

Umur manfaat terbatas dan tidak terbatas

Umur manfaat terbatas

Goodwill Tidak ada

Model biaya dan model revaluasi Model biaya

Aset Tidak Berwujud

PPL - IAPI

294

SAK UMUM SAK ETAP

Perjanjian sewa dan perjanjian mengandung sewa Perjanjian sewa

Klasifikasi sewa: indikator dan situasi yang memerlukan judgment.Sewa modal jika terjadi perpindahan risiko dan manfaat.

Klasifikasi sewa: indikator yang tidak perlu judgment: pengalihan aset opsi beli min 75% umur ekonomis min 90% nilai wajar aset bersifat khusus)

Jual dan sewa-balik (sale and leaseback) Tidak adaSewa dan sewa lanjut (lease and sublease) Tidak ada

Sewa

PPL - IAPI

SAK UMUM SAK ETAP

Kewajiban diestimasi (provisi), aset kontinjensi, dan kewajiban kontinjensi

Sama

Ekuitas Sama

Pendapatan penjualan barang dan jasa Sama

Kewajiban Diestimasi (Provisi) dan Kontinjensi, Ekuitas, dan Pendapatan

295

Penggunaan istilah yang berbeda, dalam SAK ETAP masih menggunakan Kewajiban diestimasi bukan provisi seperti dalam PSAK 57.

SAK UMUM SAK ETAPBiaya pinjaman dikapitalisasi Biaya pinjaman dibebankanPenurunan nilai Instrumen keuangan: incurred loss

Penurunan nilai Pinjaman yang diberikan dan

piutang: expected loss (aging schedule)

Goodwill dan aset tidak berwujud dengan umur manfaat tidak terbatas

Diamortisasi

Persediaan Selisih nilai buku dan nilai realisasi bersih

Aset lain Selisih nilai buku dan nilai jual dikurangi dengan biaya menjual

Biaya Pinjaman dan Penurunan Nilai

296PPL - IAPI

297

SAK UMUM SAK ETAPImbalan kerja jangka pendek Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan pasca kerja Imbalan pasca kerja, perhitungan lebih sederhana

Imbalan kerja jangka panjang lainnya Imbalan kerja jangka panjang lainnya

Pesangon pemutusan kerja Pesangong pemutusan kerja

Imbalan berbasis saham Tidak ada

Imbalan Kerja

PPL - IAPI

298

SAK UMUM SAK ETAPKonsep pajak tangguhan (deferred tax concept)

Konsep pajak terutang (tax liability concept)

Laba fiskal dan laba akuntansi Laba fiskal

Aset dan liabilitas pajak tangguhan Utang pajak

Pajak Penghasilan

PPL - IAPI

299

SAK UMUM SAK ETAP

Mata uang pelaporan: rupiah atau mata uang asing

Mata uang pelaporan: rupiah atau mata uang asing

Transaksi valas: kurs tanggal transaksi Transaksi valas: kurs rata-rata bulanan (mingguan)

Mata Uang Pelaporan dan Transaksi Valas

PPL - IAPI

TERIMA KASIH

Profesi untukMengabdi pada

NegeriDwi Martani

[email protected] atau [email protected]

http://staff.blog.ui.ac.id/martani/

Akuntan