Mundarjito

14
 K 21  Borobudu r : Masalah Pu ncak Stupa Induk BOROBUDUR : Masalah Puncak Stupa Induk Oleh : Mundardjito Departemen Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia Puncak stupa induk yang terlihat sekarang Kita tidak tahu persi s sudah berap a juta 1979:129-13 8). Mereka juga tidak peduli pengu njung yang datang meliha t Candi baga iman a bentuk dan gaya arsi tektu r punc ak Borobudur sejak dulu hingga sekarang serta candi yang asli, apakah seperti wujudnya merekamnya dengan jepretan kamera, atau sekarang atau memiliki puncak yang lebih tinggi melihat hasil tarikan garis dan sapuan kwas para dan berhiaskan ornamen payung tiga susun pelukis. Begitu banyak buku, karangan ilmiah, (threefold umbrella) sebagaimana pernah tulisan popul er, brosur, atau tayangan di film dan televisi yang menggambarkan wujud Candi Borobudur sebagaimana kita lihat sekarang. Semua ini melahirkan persepsi dalam benak para pengunjung bahwa seperti itulah bentuk sesungguhnya bangunan Candi Borobudur yang digagas dan dibangun masyarakat masa lalu sekitar abad 8 - 9. Pada umumnya para pengunjung biasa tidak merasa perlu untuk mengetahui berapa tinggi candi ini sesungguhnya, apakah 31.5 m seperti kenyataannya sekarang atau 42 m seperti dihipotesiska n para peneliti (cf. Atmadi, PENGANTAR

description

good game

Transcript of Mundarjito

  • K

    21Borobudur : Masalah Puncak Stupa Induk

    BOROBUDUR : Masalah Puncak Stupa Induk

    Oleh :Mundardjito

    Departemen Arkeologi Fakultas Ilmu BudayaUniversitas Indonesia

    Puncak stupa induk yang terlihat sekarang

    Kita tidak tahu persis sudah berapa juta 1979:129-138). Mereka juga tidak peduli

    pengunjung yang datang melihat Candi bagaimana bentuk dan gaya arsitektur puncak

    Borobudur sejak dulu hingga sekarang serta candi yang asli, apakah seperti wujudnya

    merekamnya dengan jepretan kamera, atau sekarang atau memiliki puncak yang lebih tinggi

    melihat hasil tarikan garis dan sapuan kwas para dan berhiaskan ornamen payung tiga susun

    pelukis. Begitu banyak buku, karangan ilmiah, (threefold umbrella) sebagaimana pernah

    tulisan populer, brosur, atau tayangan di film dan

    televisi yang menggambarkan wujud Candi

    Borobudur sebagaimana kita lihat sekarang.

    Semua ini melahirkan persepsi dalam benak

    para pengunjung bahwa seperti itulah bentuk

    sesungguhnya bangunan Candi Borobudur

    yang digagas dan dibangun masyarakat masa

    lalu sekitar abad 8 - 9.

    Pada umumnya para pengunjung biasa

    tidak merasa perlu untuk mengetahui berapa

    tinggi candi ini sesungguhnya, apakah 31.5 m

    seperti kenyataannya sekarang atau 42 m

    seperti dihipotesiskan para peneliti (cf. Atmadi,

    PENGANTAR

  • diperkirakan pemugar terdahulu, Ir. Th. van Erp. buku serial terbitan Martinus Nijhoff (The

    Van Erp pernah merekonstruksi yasti Hague). Namun, karena banyaknya batu baru

    lengkap (spire) dan menempatkannya pada yang digunakan untuk menggantikan batu-batu

    stupa induk Candi Borobudur sebagaimana asli yang hilang, maka van Erp dengan

    dapat kita lihat pada foto dan gambar dalam kesadarannya sendiri menurunkan struktur

    bukunya: Barabudur, Architectural Description yasti bagian tengah dan bagian atas, setelah

    yang merupakan buku terakhir (1931) dari ketiga merekamnya dengan foto dan gambar. Bagian

    yasti yang dipasang pada stupa induk hanyalah

    bagian bawahnya saja, yang wujudnya kini

    dapat kita saksikan bertengger di atas stupa

    induk. Dalam dua buku yang berjudul sama

    tetapi diterbitkan empat tahun sebelumnya

    (1927) susunan N.J. Krom: Barabudur,

    Archaeological Description (Volume I dan II)

    tidak dapat kita peroleh keterangan apa pun

    mengenai yasti stupa induk Candi Borobudur.

    Tulisan ini berusaha memberi gambaran

    mengapa hal itu terjadi, dan apa yang sebaiknya

    dilakukan para pemugar mengenai yasti yang

    tidak lengkap itu dan bagaimana masyarakat

    umum terhindar dari persepsi umum bahwa

    bentuk dan gaya yasti Candi Borobudur adalah

    seperti yang kita semua saksikan sekarang.

    PROSES-PROSES TRANSFORMASI

    Masa Pra-Raffles

    Para peneliti arkeologi hingga kini

    berkesimpulan bahwa Candi Borobudur

    dibangun sekitar tahun 842 dalam masa

    22 Borobudur : Masalah Puncak Stupa Induk

    diperkirakan pemugar terdahulu, Ir. Th. van Erp. buku serial terbitan Martinus Nijhoff (The

    Van Erp pernah merekonstruksi yasti Hague). Namun, karena banyaknya batu baru

    lengkap (spire) dan menempatkannya pada yang digunakan untuk menggantikan batu-batu

    stupa induk Candi Borobudur sebagaimana asli yang hilang, maka van Erp dengan

    dapat kita lihat pada foto dan gambar dalam kesadarannya sendiri menurunkan struktur

    bukunya: Barabudur, Architectural Description yasti bagian tengah dan bagian atas, setelah

    yang merupakan buku terakhir (1931) dari ketiga merekamnya dengan foto dan gambar. Bagian

    yasti yang dipasang pada stupa induk hanyalah

    bagian bawahnya saja, yang wujudnya kini

    dapat kita saksikan bertengger di atas stupa

    induk. Dalam dua buku yang berjudul sama

    tetapi diterbitkan empat tahun sebelumnya

    (1927) susunan N.J. Krom: Barabudur,

    Archaeological Description (Volume I dan II)

    tidak dapat kita peroleh keterangan apa pun

    mengenai yasti stupa induk Candi Borobudur.

    Tulisan ini berusaha memberi gambaran

    mengapa hal itu terjadi, dan apa yang sebaiknya

    dilakukan para pemugar mengenai yasti yang

    tidak lengkap itu dan bagaimana masyarakat

    umum terhindar dari persepsi umum bahwa

    bentuk dan gaya yasti Candi Borobudur adalah

    seperti yang kita semua saksikan sekarang.

    PROSES-PROSES TRANSFORMASI

    Masa Pra-Raffles

    Para peneliti arkeologi hingga kini

    berkesimpulan bahwa Candi Borobudur

    dibangun sekitar tahun 842 dalam masa

    Rekonstruksi puncak stupa induk oleh van Erp

  • 23Borobudur : Masalah Puncak Stupa Induk

    pemerintahan Rakai Pikatan. Tidak ada Nagarakertagama susunan Prapanca tahun

    keterangan historis yang menjelaskan sampai 1365 hanya menyebutkan adanya biara di

    berapa lama bangunan keagamaan tersebut Budur, sedangkan naskah Babad Tanah Jawi

    difungsikan oleh masyarakat ketika itu. hanya menyebutkan redi Borobudur sebagai

    Demikian pula kita tidak tahu pasti kapan tempat ditangkapnya Mas Dana yang

    bangunan keagamaan itu sebenarnya memberontak tahun 1709 kepada raja Mataram,

    ditinggalkan oleh para penyungsungnya. Pakubuwono I. Sementara itu dalam Babad

    K e t e r a n g a n d a l a m n a s k a h k u n o Mataram tahun 1758 hanya ada keterangan

    Candi Borobudur sebelum dipugar oleh Th. van Erp, terlihat stupa puncak yang masih rusak dan batu-batu berserakan di halaman

  • b a h w a p a n g e r a n d a r i Yo g y a k a r t a , pada masa la lu pe rubahan desa in ,

    Monconagoro, berkunjung ke Borobudur dan penambahan struktur bangunan dan ornamen

    menyaksikan arca terkurung dalam sangkar, arsitektural, tindakan perbaikan (pemugaran)

    yang dapat kita tafsirkan sebagai arca yang karena ancaman kerusakan seperti bencana

    terdapat di Candi Borobudur. Sekalipun alam dan sebagainya. Perubahan-perubahan

    dilarang, pangeran yang memaksakan semacam itu dibuktikan misalnya pada Candi

    berkunjung ke Borobudur itu mendadak jatuh Sewu, baik berdasarkan fisik bangunan maupun

    sakit dan akhirnya meninggal dunia. keterangan dari prasastinya. Begitu pula proses-

    Terlepas dari keterangan yang samar- proses transformasi seperti tersebut di atas

    samar tersebut di atas, kita dapat mengajukan dapat pula terjadi pada masa setelah Candi

    asumsi bahwa bukan tidak mungkin ketika Borobudur tidak difungsikan lagi oleh

    Candi Borobudur masih berfungsi, telah terjadi masyarakat penyungsungnya dan terus

    berlangsung hingga ke masa kegiatan Raffles.

    Masa Raffles

    Keberadaan Candi Borobudur mulai

    terungkap pada tahun 1814, ketika dalam

    perjalanan dinasnya ke Semarang, Letnan

    Gubernur Jendral Sir Thomas Stamford Raffles

    mendapat laporan tentang keberadaan satu

    bangunan monumental bernama Candi

    Borobudur di Bumisegoro, Magelang. Berkat

    minatnya yang besar terhadap peninggalan

    masa lalu, Raffles dalam perjalanannya ke

    berbagai pulau di Indonesia (termasuk Jawa),

    senantiasa berusaha sedapat mungkin

    mengumpulkan informasi tentang hal itu.

    Cornelius, perwira berbangsa Belanda yang

    berpengalaman dalam eksplorasi peninggalan

    kuno di Jawa, ditugaskan Raffles untuk

    24 Borobudur : Masalah Puncak Stupa Induk

    Kondisi Candi Borobudur sebelum dipugar oleh Th. van Erp

  • menginves t igas i , members ihkan dan Dari keterangan di atas jelaslah bawa

    menampakkan kembali bangunan kuno itu. proses-proses transformasi oleh kegiatan

    Dalam rangka kegiatan pembersihan manusia telah terjadi tanpa memperhatikan

    Candi Borobudur itulah, Cornelius melakukan kaidah arkeologi yang mendasar seperti

    penebangan pohon-pohon yang menutupi perekaman data dengan metode 'three

    bangunan itu, membakar semak belukar, dan dimensional recording' atas sejumlah temuan

    mengeruk tanah dan sampah yang sudah lama lepas yang utuh maupun fragmentaris, sebelum

    terkubur. Ketika itu Candi Borobudur tampak disingkirkan ke tempat lain. Bukan tidak

    sebagai bukit yang tertutup oleh pepohonan mungkin kegiatan pembersihan semacam itu

    dan semak belukar. Tidak kurang dari 200 menyebabkan hilangnya data yang sebenarnya

    penduduk setempat melaksanakan pekerjaan diperlukan. Timbunan tanah yang dipindahkan

    itu selama hampir dua bulan. Soekmono (tanpa ke lereng mungkin sekali mengandung

    tahun) pernah menulis: Runtuhan-runtuhan

    batu yang memenuhi lorong-lorong disingkirkan

    dan ditimbun di sekitar kaki candi, sedangkan

    tanah yang menimbuninya dibuang ke lereng

    bukit.

    Setelah dibersihkan sudah tentu bentuk

    bangunan candi semakin jelas, namun

    pembersihan ketika itu tidak dapat dilaksanakan

    sepenuhnya, karena banyak dinding-dinding

    yang dikhawatirkan runtuh. Oleh sebab itu

    Residen Kedu pada tahun 1834 membersihkan

    kembali seluruh bangunan dengan cara

    menyingkirkan semua batu lepas yang

    bertebaran di sekeliling candi ke daerah kaki

    bukit, dan merapihkan stupa-stupa yang ada di

    bagian atas. Tahun 1844, stupa induk yang

    sudah dalam keadaan terbongkar, dibersihkan

    pula bagian dalamnya.

    25Borobudur : Masalah Puncak Stupa Induk

    Kondisi Candi Borobudur sebelum dipugar oleh Th. van Erp

  • sejumlah pecahan kecil batu candi yang jika menutupi bangunan candi itu (Soekmono

    digarap merupakan 'missing link' yang dicari. 1976:42). Bahkan dalam tahun 1882 ada usul

    yang ditujukan kepada pemerintah untuk

    Masa Van Erp merobohkan saja bangunan Candi Borobudur,

    Sebelum tahun 1900 semua pemikiran sementara relief-reliefnya dipindahkan dan

    dan kegiatan berkenaan dengan Candi disimpan ke museum. Sudah tentu pemerintah

    Borobudur dilakukan oleh para amatir atau ketika itu menolak proposal yang radikal

    peminat barang kuno (bukan arkeolog), bahkan tersebut.

    survei dan ekskavasi kebanyakan dilakukan Baru setelah IJzerman sebagai ketua

    atas dasar minat seseorang atau keingintahuan masyarakat a rkeo log i d i Yogyakar ta

    seseorang mengenai apa yang tersembunyi di menemukan rangkaian relief yang tersembunyi

    dalam timbunan tanah beserta sampah yang di kaki candi pada tahun 1885 dan

    menyelesaikan pemotretannya tahun 1890-

    1891, pemerintah pada tahun 1900 membentuk

    satu komisi untuk menangani masalah

    penyelamatan fisik Candi Borobudur, setelah

    Groeneveldt (arkeolog) ditunjuk pemerintah

    untuk meneliti dan menilai kondisi fisik

    sebenarnya dari bangunan itu. Komisi

    penyelamatan ini terdiri dari J.L.A. Brandes (ahli

    sejarah kuno) sebagai ketua, Th. Van Erp

    (insinyur perwira geni angkatan darat), dan van

    de Kamer (insinyur konstruksi dari departemen

    pekerjaan umum) sebagai anggota. Hal yang

    menarik disimak ialah van de Kamer

    mengajukan proposal untuk melindungi Candi

    Borobudur dari hujan dan panas dengan teknik

    membangun satu payung besar dari bahan plat

    besi yang didukung oleh 40 tiang besi,

    memayungi seluruh bangunan tersebut.

    26 Borobudur : Masalah Puncak Stupa Induk

    Relief yang tersembunyi pada kaki asli Candi Borobudur

  • Belum rekomendasi itu dilaksanakan, dan pecah berkeping-keping menjadi pecahan-

    Brandes mendadak meninggal pada tahun pecahan besar, sedang dan kecil. Kemungkinan

    1904, sehingga penanganan Candi Borobudur besar pecahan-pecahan yang kecil tidak

    dipercayakan sepenuhnya kepada van Erp atas terperhatikan, dan terpindahkan bersama tanah

    dasar hasil penelitian dan perhitungannya. Ir. Th. garukan, pepohonan dan semak yang dibakar.

    van Erp dalam bulan Agustus 1907 memulai Pembersihan sekitar stupa induk berkali-kali

    pekerjaannya, diawali dengan menggali di dilakukan terutama oleh Cornelius tahun 1814

    halaman candi dan teras atas serta memilih dan Hartmann tahun 1835, sementara

    temuan-temuan batu candi beserta pecahan- konsentrasi para pemugar ketika itu terarah

    pecahannya dalam tanah galian untuk dijadikan kepada pekerjaan membangun kembali stupa

    pelengkap atau pengganti bagian-bagian candi induk dan bagian-bagian bangunan penting lain

    yang rusak. yang secara struktural akan runtuh.

    FAKTOR PENYEBAB KETIADAAN UNSUR

    STRUKTUR YASTI

    Setelah selesai pemugaran tahun 1911

    van Erp tidak menyampaikan laporan lengkap

    tentang bagaimana proses-proses pemugaran

    dilaksanakan. Oleh sebab itu kita tidak tahu

    bagaimana fragmen yasti itu ditemukan, berapa

    banyak jumlahnya, bagian apa saja yang

    ditemukan, dalam konteks seperti apa pecahan-

    pecahan itu ditemukan, dan bagaimana

    persebarannya. Beberapa pecahan yasti yang

    fotonya dimuat dalam bukunya van Erp tidak

    sepenuhnya dapat menjawab beberapa

    pertanyaan seperti tersebut di atas.

    Mudah diduga bahwa yasti utuh dan

    lengkap itu jatuh dari kedudukannya yang tinggi

    27Borobudur : Masalah Puncak Stupa Induk

    Candi Borobudur tanpa chattra setelah dipugar oleh van Erp

  • Daerah sekitar stupa induk dengan

    demikian merupakan situs yang terganggu

    (disturbed site) yang memerlukan perhatian

    khusus jika himpunan temuan tersebut

    diharapkan mampu menghasilkan data yang

    bermanfaat bagi upaya rekonstruksi. Apalagi

    jika proses kegiatan pembersihan atau

    penggalian itu tidak diikuti dengan perekaman

    data secara verbal dan piktorial.

    HASIL REKONSTRUKSI YASTI BAGIAN

    ATAS

    Yasti yang direkonstruksi oleh van Erp

    dapat dibagi ke dalam tiga bagian yaitu bagian

    bawah, tengah dan atas. Yasti bagian atas kini

    terpasang di stupa induk, sementara yang

    tengah hanya ditemukan dua baris (sekarang di

    Museum Karmawibangga), dan yang bagian

    atas telah direkonstruksi (sebagian) tahun 1990

    dan kini terdapat di Museum Karmawibangga,

    Borobudur. Rekonstruksi itu didasarkan atas

    kumpulan batu candi berukuran besar dan kecil

    yang terkumpul di daerah bawah Candi

    Borobudur bagian barat. Beberapa bentuk batu

    candi yang ada bentuknya serupa dengan batu-

    batu dan pecahannya yang fotonya terdapat

    dalam buku van Erp 1931.

    Selain itu ada pula kumpulan batu candi

    yang berasal dari desa-desa sekitar, yang

    28 Borobudur : Masalah Puncak Stupa Induk

    1

    2

    3

    Foto van Erp menggambarkan pecahan fragmen Yasti

    Yasti rekonstruksi : (1) Yasti bawah, (2) Yasti Tengah, (3) Yasti Atas

  • 29Borobudur : Masalah Puncak Stupa Induk

    semula ditempatkan di daerah bawah bagian yaitu batu yang dibentuk dan digunakan pada

    selatan, tetapi kemudian dipindahkan ke masa pemugaran van Erp; dan (3) batu baru,

    sebelah barat bersama dengan kumpulan yang yaitu batu isian candi (inner stone) yang

    ada sebelumnya. Hasil susunan percobaan ini dibentuk oleh pemugar tahun 1990 untuk

    diamati lagi sepuluh tahun kemudian (Kasiati et keperluan rekonstruksi ini. Dalam penjelasan

    al. 2000), dan menghasilkan data sebagai di bawah ini jelas bahwa sebagian besar

    berikut. merupakan batu asli (otentik), sedangkan

    Berdasarkan pengamatan atas garis-garis selebihnya adalah batu yang dibuat oleh van Erp

    pahatan dapat diketahui bahwa yasti bagian tahun 1907-1911 dan pemugar tahun 1990.

    atas itu tersusun dari tiga macam batu: (1) batu Agaknya tidak perlu diragukan bahwa ketiga

    asli, yaitu batu yang digunakan pada bangunan payung (chattra) adalah bagian dari Candi

    Candi Borobudur sejak dulu; (2) batu van Erp, Borobudur karena dalam kenyataanya hingga

    2

    1

    4

    3

    10

    9

    7

    8

    6

    5

    batu baru (batu isian yang dibentuk serupa; 1983)

    bagian batu asli; bagian batu baru

    batu asli (batu sebelum masa van Erp)

    batu asli

    batu asli

    batu asli

    batu asli

    batu asli

    batu Van Erp (batu dibuat pada masa van Erp)

    2 blok batu asli; 4 blok batu baru

    4 blok batu asli; 2 blok batu Van Erp

    Klasifikasi Batu Candi (Kasiati, et al. , 2000)Hasil rekonstruksi Yasti bagian atas tahun 1990

  • 30 Borobudur : Masalah Puncak Stupa Induk

    kini di situs ini hanya ada satu candi. induk Candi Borobudur, dan karenanya kedua

    Lalu, faktor apa yang menyebabkan yasti bagian yasti itu harus diturunkan (cf. Miksic et al.

    bagian tengah dan atas ini tidak dipasang sejak 1996; Kempers 1996).

    tahun 1911 hingga sekarang ini. Soekmono Meskipun van Erp telah menggunakan

    dalam salah satu tulisannya (1976:44) analogi dengan bentuk yasti berpayung

    menyatakannya dengan simpatik bahwa van sebagaimana dipahatkan pada bidang relief

    Erp menyadari sepenuhnya bahwa yasti bagian Candi Borobudur, namun van Erp merasa tidak

    tengah dan atas yang telah direkonstruksinya itu sesuai dengan temuan yang ada. Penggunaan

    terlalu banyak menggunakan batu baru. Oleh analogi dengan data yang ada pada tubuh

    sebab itu tidak tepat jika dipasangkan di stupa Candi Borobudur memang lebih masuk akal

    Langkan rangkaian atas tingkat I sisi selatan bidang HDinding tingkat II sisi selatan No. 45 Seri cerita Ganda-wyuha

  • 31Borobudur : Masalah Puncak Stupa Induk

    ketimbang menggunakan data dari stupa induk memugar bagian kirinya dengan prinsip bahwa

    dan yasti-nya dari daerah lain. Pengalaman gapura merupakan bangunan yang terbelah

    menggunakan metode analogi ketika memugar dua (split gate) secara simetris. Oleh sebab itu

    Gapura Wringinlawang mungkin dapat dijadikan dengan meniru bagian kanan gapura,

    contoh. Sebagaimana diketahui, bagian kanan merekonstruksi bagian kirinya dapat dilakukan

    dari bangunan gapura tersebut runtuh separuh sejalan dengan kaidah arkeologi baku.

    bagian atasnya, sedangkan bagian kirinya

    masih utuh. Dengan kondisi semacam ini kita

    dapat menggunakan metode analogi untuk

    Dinding tingkat I sisi timur No. 120 Seri cerita AwadanaDinding tingkat I sisi utara No. 85 Seri cerita Awadana

  • 32 Borobudur : Masalah Puncak Stupa Induk

    PENUTUP DAFTAR PUSTAKA

    -------------, Tanpa Tahun. Usaha Demi Usaha Dari uraian di atas timbul satu keyakinan Menyelamatkan Candi Borobudur. PT.

    bahwa yasti bagian tengah dan atas tidak layak Taman Wisata Candi Borobudur dan Prambanan, hlm : 616. untuk dipasangkan pada yasti bagian bawah,

    yang kini sudah lama ditempatkan pada stupa Atmadi, Parmono. 1979. Study on the Height of

    induk (anda dan harmika), kecuali pada suatu Candi Borobudur. Pelita Borobudur Seri CC No. 8. Jakarta : Proyek PELITA waktu kita menemukan batu-batunya yang Restorasi Candi Borobudur, Departemen

    hi lang. Kekurangan batu candi yang Pendidikan dan Kebudayaan, hlm : 129-

    membentuk struktur yasti yang lengkap 138.

    disebabkan oleh proses-proses transformasi Kasiati et al. 2000. Studi Isu Arkeologi pada

    baik yang disebabkan oleh kegiatan manusia Candi Borobudur. maupun alam yang berlangsung dalam jangka

    Kempers, A.J. Bernet. 1976. Ageless Borobudur. waktu amat panjang.

    P a r a p e m u g a r a g a k n y a p e r l u Miksic, John et al. 1996. Borobudur, Golden Tales of the Buddhas.menyampaikan kepada masyarakat prinsip-

    prinsip arkeologi yang tidak membenarkan Soekmono. 1976. Chandi Borobudur, A

    merekonstruksi yasti tanpa data yang sahih, dan Monument of Mankind. Paris : Unesco Press, menempatkannya di stupa induk Candi

    Borobudur jika komponen-komponen penting

    dari strukturnya, tidak ada. Oleh sebab itu perlu

    k i ranya k i ta menje laskannya kepada

    masyarakat umum melalui berbagai media

    informasi di museum, brosur, atau mungkin di

    bagian belakang tiket masuk ke Candi

    Borobudur. Dengan demikian persepsi

    masyarakat yang selama ini tidak tepat, dapat

    kita luruskan.

  • 33Borobudur : Masalah Puncak Stupa Induk

    Prof. Dr. Mundardjito, lahir di Bogor pada tanggal 8 Hindu-Buddha di Daerah Yogyakarta : Kajian Arkeologi-

    Oktober 1936. Menyelesaikan SD, SMP dan SMA di kota Ruang Skala Makro. Mulai aktif sebagai pengajar di Jurusan

    Bogor dan kemudian berkuliah di Fakultas Sastra, Universitas Arkeologi Fakultas Sastra UI pada tahun 1964. Saat ini menjadi

    Indonesia sampai lulus sebagai Sarjana Muda pada tahun 1961 anggota Dewan Guru Besar Universitas Indonesia sejak tahun

    dan sebagai Sarjana pada 1963. Mendapatkan gelar Doktor dari 1995.

    Program Pascasarjana UI pada tahun 1993 dengan judul

    disertasi Pertimbangan Ekologi dalam Penempatan Situs Masa

    Candi Borobudur setelah pemugaran II dengan chattra di stupa induknya

    BIODATA PENULIS

  • 1: 2Page 2Page 3Page 4Page 5Page 6Page 7Page 8Page 9Page 10Page 11Page 12Page 13Page 14