Makna Sila Ke Tuhanan Yang Maha Esa
Transcript of Makna Sila Ke Tuhanan Yang Maha Esa
MAKNA SILA KE TUHANAN YANG MAHA ESAMAKNA SILA KE TUHANAN YANG MAHA ESA
1. Tidak Memaksakan Suatu Agama & Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa Kapada Oranglain
Bangsa Indonesia dalam melaksanakan ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa
memiliki landasan yang dapat menjamin kehidupan beragama, diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Pancasila, dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan didasari oleh sila-sila
lainnya.
2. Pembukaan UUD 1945: pada alenea ke tiga: Atas berkat rahmat Allah yang Maha
Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan yang luhur....
Alenea ke empat: Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan
berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa ....
Pasal 29 ayat (1) UUD 1945: Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
3. Ketetapan MPR No IV/MPR/1999 tentang GBHN.
Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN).
Dalam ketetapan tersebut dicantumkan bahwa salah satu arah kebijakan bidang
agama adalah meningkatkan dan memantapkan kerukunan hidup antar umat
beragama sehingga tercipta suasana kehidupan yang harmonis dan saling
menghormati dalam semangat kemajemukan melalui dialog antar umat beragama
dan pelaksanaan pendidikan agama secara deskriptif yang tidak dogmatis untuk
tingkat perguruan tinggi.
Dari beberapa uraian di atas kita dapat menyimpulkan pelaksanaan Ibadah Agama
dan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, adalah :
11
1. Negara kita adalah negara yang berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Negara memberikan jaminan kebebasan kepada warga negara untuk memeluk salah
satu agama atau kepercayaan sesuai dengan keyakinan masing-masing.
3. Kita tidak boleh memaksakan seseorang untuk memeluk agama kita atau memaksa
seseorang pindah dari satu agama ke agama yang lain.
4. Dalam hal ibadah negara memberikan jaminan seluas-luasnya kepada semua umat
beragama dan penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa untuk
melaksanakan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing.
5. Setiap warga negara Indonesia harus percaya dan beriman kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
Kemudian pengertian Ibadah adalah perbuatan menghambakan diri kepada Tuhan Yang
Maha Esa yang didasari kekuatan mengerjakan perintahnya dan menjauhi larangannya.
Agama adalah ajaran, terutama didasarkan antara hubungan manusia dengan Tuhan
Yang Maha Esa, dengan sesama dan dengan alam sekitarnya berdasarkan suatu kitab
suci.
Jadi pengertian Ibadah tidak hanya melakukan kewajiban kepada Tuhan, tetapi juga
kepada sesama manusia dan alam sekitarnya.
Setiap agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa mengajarkan kepada
pemeluk dan penganutnya, tentang perintah perintah dan larangan larangan Tuihan,
bagaimana harus bersikap dan bertindak dalam hubungannya dengan Tuhan maupun
dalam hubungannya dengan sesama manusia dan alam sekitarnya.
2. Manusia Indonesia percaya & takwa Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai ajaran Agama & Kepercayaanya Masing – Masing Menurut Dasar Kemanusiaan Yang Adil & Beradab
22
Bangsa Indonesia percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai
dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut kemanusiaan yang
adil danberadab.
Kebebasan memeluk agama adalah salah satu hak yang paling asasi diantara hak-
hak asasi manusia, sebab kebebasan agama itu langsung bersumberkan kepada
martabat manusia sebagai mahluk Tuhan.
Manusia selain merupakan mahluk ciptaan Tuhan juga merupakan mahluk sosial,
yang berarti bahwa manusia memerlukan pergaulan dengan manusia lainnya.
Setiap manusia perlu bersosialisasi dengan anggota masyarakat lainnya.
Bangsa Indonesia yang beraneka agama, menjalankan ibadahnya masing-masing
dimana pemeluk melaksanakan ajaranNya sesuai dengan norma agamanya.
Agar tidak terjadi pertentangan antara pemeluk agama yang berbeda, maka
hendaknya
dikembangkan sikap toleransi beragama, yaitu sikap hormat menghormati sesama
pemeluk agama yang berbeda, sikap menghormati kebebasan menjalankan ibadah
sesuai ajaran agama masing-masing, dan tidak boleh memaksakan suatu agama
kepada orang lain. Tolenransi beragama tidak berarti bahwa ajaran agama yang
satu bercampur Dari beberapa uraian di atas kita dapat menyimpulkan
pelaksanaan Ibadah Agama dan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
antara lain:
1. Negara kita adalah negara yang berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Negara memberikan jaminan kebebasan kepada warga negara untuk memeluk salah
satu agama atau kepercayaan sesuai dengan keyakinan masing-masing.
3. Kita tidak boleh memaksakan seseorang untuk memeluk agama kita atau memaksa
33
seseorang pindah dari satu agama ke agama yang lain.
4. Dalam hal ibadah negara memberikan jaminan seluas-luasnya kepada semua umat
beragama dan penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa untuk
melaksanakan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing.
5.Setiap warga negara Indonesia harus percaya dan beriman kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
6. Fungsi Agama
Agama mempunyai fungsi yang penting antara lain:
a. Agama sebagai sumber inspirasi.
Bagi bangsa indonesia, agama dapat menjadi sumber inspirasi dalam berbudaya
baik yang berupa fisik maupun non fisik.
b. Sumber Moral.
Agama di Indonesia dapat memberikan dorongan batin maupun moral atau akhlak
yang baik bagi manusia. Pembangunan berjalan dengan baik karena dilakukan
dengan semangat ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.
c. Sumber Motovasi dan Inovasi.
Agama dapat memberikan semangat dalam bekerja dan lebih kreatif serta
produktif. Pada gilirannya dapat pula mendorong tumbuhnya pembaharuan dan
penyempurnaan.
d. Sumber penyatuan dalam melaksanakan pembangunan Nasional.
Agama dapat mengintegrasikan/menyatukan dan menyerasikan segenap aktifitas
manusia baik individual maupun sebagai anggota masyarakat. Dengan adanya
44
kesamaan dalam katakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa maupun
kebersamaan sebagai mahluk sosial, timbul rasa persatuan sebagai makhluk sosial
dengan demikian rasa persatuan sebagai bangsa Indonesia akan terjadi dengan
sendirinya.
3.Agama & Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa
Adalah Masalah Yang Menyangkut Hubungan Pribadi Manusia
Dengan Tuhan Yang Maha Esa
Pelaksanaan Perintah Agama dan Larangan Agama
Kita sebagai bangsa Indonesia seharusnya menyadari betul bahwa negara kita
mempunyai prinsip untuk mengatur rakyatnya, demikian juga
seharusnya prinsip itu dimulai dari setiap individu bagaimana seharusnya individu itu
berbuat sesuai dengan norma norma yang berlaku di masyarakat.
Setiap Agama mengajarkan kepada umatnya tentang perintah dan larangan! Mengapa kita
wajib menjalankan perintah Tuhan menurut agama dan keperca kita masing-masing, Kita
sebagai bangsa Indonesia yang sudah yakin dan percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa
itu berarti kita harus selalu berusaha
menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya.Kepercayaan dan keyakinan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa hendaknya diikuti oleh
ketakwaan terhadapNya, yaitu dengan melaksanakan apa yang diperintahkan dan
menjauhi laranganNya. Keyakinan itu diantaranya adalah sebagai berikut:
- Kita harus selalu menyembah Tuhan, karena Tuhanlah yang telah menciptakan
kita beserta seluruh alam semesta.
55
- Dan Juga Tuhanlah yang memelihara alam semesta.
- Kita meyakini Tuhan Yang Maha Esa karena Tuhanlah yang telah
mengkaruniakan seluruh nikmat kepada setiap makhlukNya.
- Kita meyakini bahwa alam semesta beserta isinya diatur oleh Tuhan yang Maha
Esa
Menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya berarti: kita melakukan perbuatan
menghambakan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa yang didasari oleh keikhlasan untuk
melakukannya.Keihklasan untuk menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya
bagi umat beriman dan bertakwa bukan hanya kewajiban, akan tetapi
merupakankebutuhan dan
kebanggaan. Hal ini merupakan pernyataan rasa puji syukur terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
Namun perlu kita ketahui dan sadari, bahwa perbuatan untuk melaksanakan perintah
agama dan menjauhi larangannya, bukan semata mata beribadah kepada Tuhan saja,
akan tetapi sesama manusiapun kita diperintahkan.
Dengan demikian pelaksanaan perintah Tuhan Yang Maha Esa meliputi:
a. Perintah secara Vertikal, menurut agama Islam hal seperti ini disebut Hablum Minallah
yaitu hubungan secara langsung dengan Tuhan Yang Maha Esa, sedangkan untuk
agama Kristen misalnya kebaktian.
b. Perintah secara Horizontal, disebut juga dengan Hablum Minanas hubungan dengan
mahluk Tuhan terutama manusia dan alam sekitarnya, menjaga lingkungan hidup/
pelestarian alam dan lain sebagainya.
Sedangkan perintah Tuhan untuk menjauhi laranganNya anatara lain sebagai berikut:
66
Tidak boleh mencuri, menggarong, merampok, malak, dan lain lain.
Tidak boleh minum minuman keras/mabuk-mabukan.
Tidak boleh minum/menelan obat-obat terlarang, misalnya pil
Ectasy,Nipam, Shabu-shabu dan lain sebagainya termasuk di dalamnya
Narkotik atau Ganja.
4. Mengembangkan Sikap Saling Menghormati, Kebebasan Menjalankan Ibadah Sesuai Dengan Agama & Kepercayaan Masing - Masing
Sebagai bangsa Indonesia yang memiliki Agama dan Kepercayaan yang berbeda -
beda ,walupun ada yang berbeda agama dan kepercayaan, mereka tetap bekerjasama
saling membantu, tolong menolong tanpa melihat adanya perbedaan. Ada beberapa faktor
yang memberikan pengaruh adanya kehidupan yang selaras, serasi dan seimbang antara
pemeluk agama diantaranya:
1. Latar belakang sejarah dan kehidupan masyarakat Indonesia
2. Landasan moral/hukum yang meliputi: Pancasila, UUD 1945 serta ketetapan
MPR dan peraturan lainnya.
1.1. Latar belakang sejarah dan kehidupan masyarakat Indonesia dapat kita lihat
dimana sejak dahulu keanekaragaman ada pada bangsa Indonesia. Hal ini terjadi
karena masyarakat Indonesia tinggal dipulau yang berbeda, masing-masing
memiliki ciri sendiri. Oleh karena itu bangsa kita menjadi bangsa yang majemuk,
walaupun berasal dari nenek moyang yang sama, dan sejak zaman dahulu bangsa
77
Indonesia mempunyai keyakinan percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Didasari unsur-unsur kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa maka dengan
mudah dan damai bangsa kita menerima agama dari luar. Macam-macam agama
yang ada di Indonesia mudah diterima oleh bangsa Indonesia karena:
2. Bangsa Indonesia memiliki sikap yang ramah ,toleran dan terbuka terhadap
bangsa lain yang membawa ajaran agamanya.
3. Ajaran agama itu semuanya mengajarkan manusia untuk berbuat baik, kasih
sayang, persaudaraan dan perdamaian sesama manusia.
Nenek moyang kita akhirnya memeluk salah satu agama sesuai dengan keyakinan
masing-masing, hal ini berlangsung terus menerus secara turun temurun
sampaisekarang.
2. Landasan Moral/HukumBangsa Indonesia dalam melaksanakan ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa memiliki landasan yang dapat menjamin kehidupan beragama, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Pancasila, dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan didasari oleh sila-sila lainnya.
2. Pembukaan UUD 1945: pada alenea ke tiga: Atas berkat rahmat Allah yang MahaKuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan yang luhur.... Alenea ke empat: Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa .... Pasal 29 ayat (1) UUD 1945: Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
3. Ketetapan MPR No IV/MPR/1999 tentang GBHN. Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN). Dalam ketetapan tersebut dicantumkan bahwa salah satu arah kebijakan bidang agama adalah meningkatkan dan memantapkan kerukunan hidup antar umat beragama sehingga tercipta suasana kehidupan yang harmonis dan saling menghormati dalam semangat kemajemukan melalui dialog antar
88
umat beragama dan pelaksanaan pendidikan agama secara deskriptif yang tidak dogmatis untuk tingkat perguruan tinggi.
5. Membina Kerukunan Hidup Diantara Sesama Umat Beragama & Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa
Manusia selain merupakan mahluk ciptaan Tuhan juga merupakan mahluk sosial, yang
berarti bahwa manusia memerlukan pergaulan dengan manusia lainnya. Setiap manusia
perlu bersosialisasi dengan anggota masyarakat lainnya.
Bangsa Indonesia yang beraneka agama, menjalankan ibadahnya masing-masing
dimana pemeluk melaksanakan ajaranNya sesuai dengan norma agamanya.
Agar tidak terjadi pertentangan antara pemeluk agama yang berbeda, maka hendaknya
dikembangkan sikap toleransi beragama, yaitu sikap hormat menghormati sesama
pemeluk agama yang berbeda, sikap menghormati kebebasan menjalankan ibadah
sesuai ajaran agama masing-masing, dan tidak boleh memaksakan suatu agama kepada
orang lain. Tolenransi beragama tidak berarti bahwa ajaran agama yang satu bercampur
aduk dengan ajaran agama lainnya.
Pelaksanaan Ibadah Agama dan Kepercayaan terhadap Tuhan YangMaha Esa
Ada beberapa faktor yang memberikan pengaruh adanya kehidupan yang selaras, serasi
dan seimbang antara pemeluk agama diantaranya:
a. Latar belakang sejarah dan kehidupan masyarakat Indonesia
b. Landasan moral/hukum yang meliputi: Pancasila, UUD 1945 serta ketetapan
MPR dan peraturan lainnya.Perpindahan agama harus dianggap peristiwa biasa
dan sering disambut hangat oleh kalangan agama yang baru dipeluk, sebagaimana tampak
dalam penayangan orang-orang mualaf atau pemberian zakat kepada mualaf yang sering
99
kali sebelumnya memeluk agama lain. Jika pengertian negara sekuler dilawankan dengan
negara agama, Indonesia bukan negara agama, melainkan negara sekuler. Dalam negara
sekuler, negara tidak didasarkan pada suatu ideologi agama tertentu yang membentuk
teokrasi. Namun sering juga dikatakan, Indonesia tidak sepenuhnya sekuler, karena dasar
negara dalam konstitusinya adalah Ketuhanan Yang Maha Esa.
Tetapi negara tidak punya tugas melaksanakan syariat Islam bagi pemeluknya. Sementara
itu warga negara punya kebebasan untuk menjalankan agama dan beribadah menurut
agama dan keyakinannya masing-masing. Ketuhanan Yang Maha Esa berkedudukan
sebagai sumber moral yang dijadikan pedoman bagi sikap dan perilaku warga. Sistem
moral itu dapat digali dari ajaran-ajaran agama yang dipeluk masyarakat. Tapi ajaran-
ajaran agama itu harus melalui proses rasionalisasi dan objektivikasi. Tuhan di sini
adalah Tuhan lintas agama. Dengan demikian, setiap agama punya peranan dalam
Artinya, agama merupakan persoalan individu dan bukan persoalan negara. Syariat Islam
bisa dilaksanakan, tapi pada tingkat masyarakat, oleh para pemeluknya sendiri. Inilah
makna sekularisme sebagaimana dikatakan Talcott Parson: mengembalikan agama
kepada masyarakat dan bukan bersatu dengan kekuasaan negara . Kebebasan beragama,
dengan dalil tidak ada paksaan dalam agama, adalah prinsip yang sangat penting dalam
sekularisme dan harus dipahami makna dan konsekuensinya, baik oleh negara maupun
masyarakat. Oleh sebab itu, prinsip ini perlu diwujudkan ke dalam suatu undang-undang
(UU) yang memayungi kebebasan dalam keberagamaan.
6.Bangsa Indonesia Menjalankan Kepercayaan & Ketaqwaanya Terhadap
Tuhan Yang Maha Esa
1010
1. Bangsa Indonesia percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan
agama dan kepercayaan masing-masing menurut kemanusiaan yang adil danberadab.
Dalam batang tubuh UUD 1945 (Ps 29 UUD 1945) tersirat mengenai pengaturan dan
ketentuan kehidupan agama bagi penduduk Indonesia, Negara menjamin kemerdekaan
kepada penduduk untuk memeluk agama yang diyakininya. Kebebasan memeluk agama
adalah salah satu hak yang paling asasi diantara hak-hak asasi manusia, sebab kebebasan
agama itu langsung bersumberkan kepada martabat didasari unsur-unsur kepercayaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa
Hal ini disebabkan oleh beberapa factor, antaralain :
1. Bangsa Indonesia sudah sejak dahulu kala mempunyai kepercayaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
2. Bangsa Indonesia memiliki sikap yang ramah ,toleran dan terbuka terhadap
bangsa lain yang membawa ajaran agamanya.
3. Ajaran agama itu semuanya mengajarkan manusia untuk berbuat baik, kasih
sayang, persaudaraan dan perdamaian sesama manusia.
Nenek moyang kita akhirnya memeluk salah satu agama sesuai dengan keyakinan
masing-masing, hal ini berlangsung terus menerus secara turun temurun sampai
sekarang.
Dari beberapa uraian di atas kita dapat menyimpulkan pelaksanaan Ibadah Agama
dan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa antara lain:
1. Negara kita adalah negara yang berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Negara memberikan jaminan kebebasan kepada warga negara untuk memeluk
salah
1111
satu agama atau kepercayaan sesuai dengan keyakinan masing-masing.
3. Kita tidak boleh memaksakan seseorang untuk memeluk agama kita atau
memaksa
seseorang pindah dari satu agama ke agama yang lain.
4. Dalam hal ibadah negara memberikan jaminan seluas-luasnya kepada semua
umat beragama dan penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa untuk
melaksanakan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing.
5. Setiap warga negara Indonesia harus percaya dan beriman kepada Tuhan Yang
MahaEsa.
.Fungsi Agama :Agama mempunyai fungsi yang penting antara lain:
a. Agama sebagai sumber inspirasi.
Bagi bangsa indonesia, agama dapat menjadi sumber inspirasi dalam berbudaya
baik yang berupa fisik maupun non fisik.
b. Sumber Moral.
Agama di Indonesia dapat memberikan dorongan batin maupun moral atau akhlak
yang baik bagi manusia. Pembangunan berjalan dengan baik karena dilakukan
dengan semangat ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.
c. Sumber Motovasi dan Inovasi.
Agama dapat memberikan semangat dalam bekerja dan lebih kreatif
sertaproduktif. Pada gilirannya dapat pula mendorong tumbuhnya pembaharuan
dan
penyempurnaan.
d. Sumber penyatuan dalam melaksanakan pembangunan Nasional.
1212
Agama dapat mengintegrasikan/menyatukan dan menyerasikan segenap aktifitas
manusia baik individual maupun sebagai anggota masyarakat
Dengan demikian pelaksanaan perintah Tuhan Yang Maha Esa meliputi:
a. Perintah secara Vertikal, menurut agama Islam hal seperti ini disebut Hablum
Minallah
yaitu hubungan secara langsung dengan Tuhan Yang Maha Esa, sedangkan untuk
agama Kristen misalnya kebaktian.
b. Perintah secara Horizontal, hubungan dengan mahluk Tuhan terutama manusia
dan alam sekitarnya, menjaga lingkungan hidup/pelestarian alam dan lain
sebagainya.
mengapa umat beragama banyak yang belum melaksanakan perintah
agamanya secara baik dan benar hal ini disebabkan:
1. Belum memahami ajaran agamanya.
2. Adanya pengaruh lingkungan keluarga atau masyarakat yang kurang mendukung.
3. Kurangnya kesadaran akan ajaran agama tersebut.
Sedangkan untuk pertanyaan mengapa diantara umat beragama sering terjadi kasus
pertengkaran? Hal ini disebabkan:
1. kurangnya pemahaman ajaran agamanya,
2. pengaruh lingkungan yang buruk,
3. tidak adanya keadilan dalam masyarakat,
4. adanya pihak pihak tertentu yang mengadudomba (Provokator).
Untuk pertanyaan nilai moral apa yang harus dilakukan agar tercipta keselarasan, antara
lain:
1313
1. tidak boleh memaksakan kehendak,
2. adanya jaminan kepastian hukum,
3. meningkatkan iman dan taqwa kepda Tuhan Yang maha Esa,
4. terjalinnya hubungan yang baik dengan Tuhannya, maupun dengan sesama manusia
dan alam sekitarnya.
7.Mengembangkan Sikap Hormat Menghormati & Bekerja Sama Antar Pemeluk agama Dengan Kepercayaan Yang Berbeda – beda T erhadap Tuhan Yang Maha Esa
A. Pengertian Nilai Moral Agama
Nilai moral agama adalah segala sesuatu atau ketentuan yang mengandung
petunjuk dan pedoman bagi manusia dalam hidupnya menurut moral agama.
1. Nilai Moral Luhur Toleransi Antar Pemeluk Agama
Sebagai bangsa yang mempunyai multi agama, keanekaragaman perilaku dan adat
istiadat membuat masyarakat Indonesia mempunyai watak yang dipengaruhi oleh
agama yang mereka anut. Tetapi karena bangsa Indonesia menyadari nilai nilai
Bhineka Tunggal Ika dan nilai nilai Pancasila beserta penjabarannya dalam UUD
1945, maka perbedaan agama bukanlah suatu hal yang merintangi dalam hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Sikap toleransi seperti itu mengandung nilai moral yang luhur seperti misalnya:
a. Sikap saling hormat menghormati sesama pemeluk agama yang berbeda.
b. Memupuk dan membina rasa kasih sayang sebagai insan ciptaan Tuhan Yang
Maha Esa
c. Menbina dan mengembangkan keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat,
1414
berbangsa dan bernegara.
d. Menciptakan kerukunan hidup antara intern agama, antar umat beragama, dan
antar umat beragama dengan pemerintah.
e. Tidak terdapat adanya pemaksaan suatu agama tertentu kepada orang lain,
dengan demikian masyarakat dan bangsa Indonesia menjunjung tinggi nilai nilai
HAM.
f. Dengan adanya sikap toleransi akan membina, memupuk, menciptakan
persatua dan kesatuan bangsa.
2. Nilai Moral Agama yang Tersirat Dalam Contoh Sehari-hari
Kita berkewajiban menghormati kesucian ajaran agama yang bersumber Ketuhanan
Yang Maha Esa serta mengembangkan sikap yang didasari iman dan taqwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupan sehari-hari dilingkungan keluarga, sekolah
maupun di masyarakat.
Perilaku atau perwujudan sikap yang didasari iman dan taqwa dalam kehidupan
sehari-hari antara lain:
a. menjalankan perintah Tuhan Yang Maha Esa dan menjauhi laranganNya
dengan
sungguh-sungguh,
b. selalu mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat serta
karunia yang diberikan kepada kita,
c. menyayangi makhluk dan isi alam ciptaan Tuhan Yang Maha Esa,
d. memberikan contoh dan teladan dalam melaksanakan ajaran agama yang kita
anut,
1515
e. hidup rukun, saling menghormati dan saling harga menghargai sesama pemeluk
agama dan penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan
B. Penampilan Diri Sebagai Umat Beragama
Sebagai manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kita harus
mampu menempatkan diri dalam kehidupan sehari-hari, baik di keluarga, di lingkungan
masyarakat, maupun di Negara, khususnya di negara Indonesia.
Keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa harus kita wujudkan dalam
berbagai aspek kehidupan. Melalui ajaran agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa kita mendapatkan tuntunan tingkah laku yang baik, antara lain sebagai berikut:
1. Dalam hubungannya dengan Tuhan: berdoa, bersyukur, menjalankan perintah
sertamenjauhi laranganNya.
2. Dalam hubungannya dengan sesama manusia rela berkorban untuk kepentingan
orang lain untuk beribadat sesuai dengan agama dan kepercayaannya, suka
bekerja
keras,hemat, dan mawasdiri.
3. Dalam hubungannya dengan alam sekitar, melestarikan alam, merawat
kehidupan alam sekitar, menjaga dan tidak merusak alam beserta isinya.
.PENUTUP
Dengan selesainya Makalah ini kami dapat menyimpulkan materi
tersebut yaitu:
1. Landasan yang dapat menjamin kehidupan beragama diantaranya:
a. Pancasila
b. Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945.
1616
c. Dalam Ketetapan MPR NO. IV/MPR/1999 tentang GBHN.
2. Agama mempunyai kedudukan dan fungsi yang penting antara lain:
a. Agama sebagai sumber inspirasi.
b. Sumber moral.
c. Sumber motivasi (pendorong) dan inovasi (ide ide baru).
d. Sumber penyatuan dalam melaksanakan pembangunan.
3. Kewajiban perintah agama (Tuhan Yang Maha Esa) adalah:
a. Kewajiban kepada Tuhan Yang Maha Esa, yaitu kewajiban berbakti serta
mengabdi
menurut peribadatan dan kepercayaan masing masing.
b. Kewajiban kepada sesama makhluk hidup, teutama kepada sesama manusia,
yaitu
kewajiban saling hormat-menghormati, saling percaya, cinta mencintai, tenggang
rasa dan bekerja sama antar pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang
berbeda-beda sehingga kerukunan hidup dapat selalu dibina.
4. Keselarasan adalah situasi yang menggambarkan hubungan harus menumbuhkan
ketentraman sesama.
Sumber Hukum:
a. Pancasila ... Sila Pertama.
b. UUD 1945 ... Alinea ke tiga, pasal 29 ayat 1.
c. Ketetapan MPR No. IV/MPR/1998 ... GBHN.
5. Fungsi agama adalah sebagai sumber pernyataan bangsa Indonesia karena adanya
kesamaan ketaqwaan.
1717
1. Nilai moral agama adalah segala sesuatu yang mengandung petunjuk dan pedoman
bagi manusia dalam hidupnya.
2. Tiga manfaat dengan adanya toleransi:
a. Tidak membedakan ras keturunan atau agama.
b. Terwujudnya persatuan dan kesatuan.
c. Terjalin kerja sama yang baik antar umat beragama yang berbeda.
3. Di keluarga : menjaga nama baik keluarga.
Di sekolah : tidak menbeda bedakan teman.
Masyarakat : menjalin kerja sama/gotong royong.
DAFTAR PUSTAKA
Aim Abdul Karim, Drs. M.Pd., Memahami PPKn untuk kelas I, Bandung: Penerbit
Ganesa Exact, 2000.
Ahmad Yunani. S. Drs., Uki Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan I a,
Bandung: Penerbit Angkasa, 1994.
Dasim Budimansyah, Drs., M.Si., Lembaran kegiatan siswa PPKn I untuk SMU
1818
Kls. I, Bandung: Penerbit Epsilon Group.
Reny Ratnaningsih, Dra., PPKn untuk SMU Kls.I, Penerbit Grafindo Media Pratama,
1999.
Suardi Abu Bakar DKK, PPKn edisi 2 untuk Kls. I, Jakarta: Penerbit Yudistira,
2000.
Sri Puspita Murni, Dra., DKK, PPKn untuk SMU Kls. I, Jakarta: Penerbit Bumi Aksara,
2000.
Supita DKK, Drs., Lembaran Kegiatan Siswa PPKn untuk SMU Kls. I, Surakarta:
Penerbit PT. Pabean, 1999.
1919