makalah metode pembelajaran debat

27
MAKALAH Metode Kooperatif Model Debat Kelas diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Seminar Disusun oleh Ilham Gemilang 0800331 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2011

Transcript of makalah metode pembelajaran debat

Page 1: makalah metode pembelajaran debat

MAKALAH

Metode Kooperatif Model Debat Kelas

diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Seminar

Disusun oleh

Ilham Gemilang 0800331

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2011

Page 2: makalah metode pembelajaran debat

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. karena atas

kehendak-Nya penulis dapat menyusun makalah ini dengan sebagaimana

mestinya. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi kita

Muhammad Saw. beserta para sahabat dan kerabatnya serta kita sebagai

umatnya sampai akhir jaman.

Alhamdulillah atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah

ini tepat pada waktunya sebagai bentuk realisasi dari tugas mata kuliah

Seminar. Dengan adanya makalah ini semoga dapat menambah

pengetahuan para pembacanya mengenai penggunaan metode kooperatif

dengan model debat di lingkup pembelajaran sekolah menengah.

Saya ucapkan terima kasih kepada Bapak Eka Fitrajaya Rahman selaku

dosen serta rekan-rekan yang telah membantu dalam penyelesaian

makalah ini selama prosesnya.

Bandung, Februari 2011

Ilham Gemilang

1

Page 3: makalah metode pembelajaran debat

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................1

DAFTAR ISI...............................................................................2

BAB I PENDAHULUAN...........................................................3

1.1 Latar belakang................................................................3

1.2 Rumusan Masalah..........................................................3

1.3 Tujuan Penulisan............................................................4

1.4 Sistematika Penulisan.....................................................4

BAB II ISI...................................................................................5

2.1 Pengertian Belajar...........................................................5

2.2 Pengertian Debat.............................................................6

2.3 Pembelajaran Model Debat.............................................7

2.4 Debat Sebagai Turunan Pembelajaran Kooperatif.........8

2.5 Hubungan Debat dan Tugas Perkembangan...................9

2.6 Melatih Kecakapan Individu dengan Debat...................11

BAB III PENUTUP.....................................................................15

3.1 Kesimpulan.....................................................................15

DAFTAR PUSTAKA

2

Page 4: makalah metode pembelajaran debat

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan di lingkup

sekolah dibutuhkan berbagai variasi teknik yang harus dikuasai oleh

seorang guru agar proses belajar yang tercipta di kelas menjadi lebih

dinamis dan bernuansa interaktif. Selain itu, variasi teknik yang digunakan

juga harus dapat membantu siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas

perkembangannya dalam fase remaja sesuai dengan pedoman psikologi

individu. Beberapa diantara tugas perkembangan tersebut menjadi

landasan terciptanya metode pembelajaran kooperatif yang

mengedepankan kerja sama dari para peserta didik sehingga tercipta

nuansa kelas yang dinamis, interaktif, dan dapat menjadi faktor stimulan

agar peserta didik dapat mengembangkan pola pikir yang kritis. Hingga

saat ini, terdapat berbagai macam model yang digunakan dari turunan

metode pembelajaran tipe kooperatif. Salah satu dari model yang

berkembang dan sering digunakan pada kegiatan belajar mengajar tingkat

sekolah menengah adalah debat. Debat digunakan pendidik dalam upaya

menumbuhkembangkan pola pikir kritis dan kemampuan kerja sama antar

peserta didik dalam bentuk kelompok. Hingga saat ini, perkembangan

model pembelajaran debat masih barlangsung, bahkan model ini

diterapkan hingga menjadi jenis kompetisi antar pelajar hingga tingkat

dunia. Oleh karena itu, penulis mencoba membahas model pembelajaran

ini dalam lingkup sekolah menengah beserta kaitannya dengan aspek-

aspek tugas perkembangan pada ranah psikologi dalam pendidikan.

1.2 Rumusan Masalah

a. Mengapa harus menerapkan pembelajaran teknik debat?

3

Page 5: makalah metode pembelajaran debat

b. Apa hubungan pembelajaran debat dengan tugas perkembangan

individu?

c. Bagaimana teknik debat yang cocok dilaksanakan di kelas?

d. Apa saja kekurangan dan kelebihan dari penerapan pembelajaran

dengan metode debat?

1.3 Tujuan Penulisan

a. Memberi informasi mengenai metode pembelajaran kooperatif dengan

model debat.

b. Mengidentifikasi keterkaitan model debat dengan perkembangan tugas

individu remaja.

c. Memberi informasi mengenai kelebihan dan kekurangan dari model

pembelajaran debat.

1.4 Sistematika UraianKATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang1.2 Rumusan Masalah1.3 Tujuan Penulisan1.4 Sistematika Penulisan

BAB II ISI

2.1 Pengertian Belajar2.2 Pengertian Debat2.3 Pembelajaran Model Debat2.4 Debat Sebagai Turunan Pembelajaran Kooperatif2.5 Hubungan Debat dan Tugas Perkembangan2.6 Melatih Kecakapan Individu dengan Debat

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

4

Page 6: makalah metode pembelajaran debat

BAB 2

ISI

2.1 Pengertian Belajar

Dalam kehidupan sehari-hari pada lingkup akademik, tentunya kita

sudah sering mendengar maupun mengucapkan kata “belajar”. Namun

kebanyakan orang tidak dapat menjawab secara aktual ketika ditanya

mengenai definisi belajar. Hal ini terjadi karena banyak orang melakukan

pemaknaan yang berbeda-beda berdasarkan pengalamannya masing-

masing dan berangkat dari kenyataan bahwa belajar adalah sebuah

aktifitas.

Secara harfiah, belajar adalah perubahan yang relatif permanen

dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau

latihan yang diperkuat. Menurut Slavin (2000:143), belajar merupakan

akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap

telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya.

Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa

stimulus dan output yang berupa respon.

Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pelajar,

sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus

yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan

respon tidak harus selalu diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak

dapat diukur, yang dapat diamati adalah stimulus dan respon.

Perubahan akibat belajar dapat terjadi dalam berbagai bentuk

perilaku, dari ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor; tidak terbatas

hanya penambahan pengetahuan saja. Sifat perubahannya relatif

permanen, tidak akan kembali kepada keadaan semula. Tidak bisa

diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat, seperti perubahan akibat

kelelahan, sakit, mabuk, dan sebagainya. Perubahannya pun tidak harus

langsung mengikuti pengalaman belajar. Perubahan yang segera terjadi

5

Page 7: makalah metode pembelajaran debat

umumnya tidak dalam bentuk perilaku, tetapi dalam potensi seseorang

untuk berperilaku.

Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan,

berbeda dengan perubahan serta-merta akibat refleks atau perilaku yang

bersifat naluriah. Hal ini akan lebih mudah terjadi bila disertai adanya

penguat, berupa ganjaran yang diterima (hadiah atau hukuman) sebagai

konsekuensi adanya perubahan perilaku tersebut.

2.2 Pengertian Debat

Berdasarkan beberapa kajian dan kasus yang dihadapi pada

berbagai kondisi, dapat disimpulkan bahwa debat memiliki pengertian

sebagai berikut:

a. Debat adalah kegiatan argumentasi antara dua pihak atau lebih,

baik secara individual maupun kelompok dalam mendiskusikan

dan memecahkan suatu masalah. Debat dilakukan menuruti aturan-

aturan yang jelas dan hasil dari debat dapat dihasilkan melalui

voting atau keputusan juri

b. Debat adalah suatu diskusi antara dua orang atau lebih yang

berbeda pandangan, dimana antara satu pihak dengan pihak yang

lain saling menyerang (opositif).

c. Debat terjadi dimana unsur emosi banyak berperan. Pesertanya

kebanyakan hanya hendak mempertahankan pendapat masing-

masing dibandingkan mendengar pendapat dari orang lain dan

berkehendak agar peserta lain menyetujui pendapatnya. Oleh

karena itu, dalam debat terdapat unsur pemaksaan kehendak.

d. Debat adalah aktivitas utama dari masyarakat yang

mengedepankan demokratik

6

Page 8: makalah metode pembelajaran debat

e. Sebuah kontes antara dua orang atau grup yang mempresentasikan

tentang argumen mereka dan berusaha untuk mengembangkan

argumen dari lawan mereka.

2.3 Pembelajaran Model Debat

Pada tingkat sekolah menengah atas, pola pikir siswa harus mulai

dibangun membentuk karakter yang kritis dan cepat tanggap terhadap

permasalahan yang terjadi di sekitarnya. Biasanya, ketika siswa diajak

memecahkan suatu kasus permasalahan yang menuntut sebuah keputusan

untuk diambil, akan terbagi menjadi 3 buah kubu. Siswa kubu pendukung

suatu keputusan (biasanya disebut kelompok Pro), siswa kubu penolak

(kelompok Kontra), dan kubu netral yang mengambil sikap “cari aman”

dengan tidak memilih pihak manapun.

Dengan pembelajaran metode debat, siswa dibentuk menjadi hanya

dua jenis kelompok yaitu Pro dan Kontra. Berikut ini adalah langkah-

langkah debat yang biasanya diterapkan di kelas dalam lingkup sekolah

menengah atas:

1. Guru membagi siswa menjadi dua kelompok peserta debat, yang

satu pro dan yang lainnya kontra.

2. Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan

diperdebatkan oleh kedua kelompok di atas.

3. Setelah selesai membaca materi, guru menunjuk salah satu anggota

kelompok pro untuk berbicara saat itu, kemudian setelah selesai

ditanggapi oleh kelompok kontra. Demikian seterusnya sampai

sebagian besar siswa bisa mengemukakan pendapatnya.

4. Sementara siswa menyampaikan gagasannya, guru menulis

inti/ide-ide dari setiap pembicaraan sampai mendapatkan sejumlah

ide yang diharapkan.

5. Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkapkan.

7

Page 9: makalah metode pembelajaran debat

6. Dari data-data yang diungkapkan tersebut, guru mengajak siswa

membuat kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topik yang

ingin dicapai.

Dengan adanya acuan teknis diatas, dapat dilihat bahwa model

debat mengadopsi gabungan dari beberapa metode pembelajaran seperti

Diskusi, Ceramah, dan Pembelajaran Kooperatif.

2.4 Debat Sebagai Turunan Pembelajaran Kooperatif

Model debat merupakan turunan dari metode kooperatif. Metode

yang namanya diambil dari kata serapan bahasa Inggris “cooperative”

menjabarkan bahwa pembelajaran tipe ini mengutamakan kerjasama

diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran

kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Untuk menuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam

kelompok secara bekerja sama.

Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi,

sedang, dan rendah.

Jika dalam kelas terdapat siswa heterogen dari kategori ras, suku,

budaya, dan jenis kelamin, maka diusahakan setiap kelompok yang

dibuat terdapat keheterogenan tersebut.

Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada

perorangan.

Disamping itu, pembelajaran Kooperatif memiliki tujuan

sebagai berikut:

Untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas akademik.

8

Page 10: makalah metode pembelajaran debat

Mendorong kerukunan sosial terhadap keragaman, dalam artian

siswa dapat menerima teman-temannya yang memiliki bermacam

latar belakang.

Pengembangan keterampilan sosial dengan cara berbagi tugas, aktif

bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman

untuk bertanya, mau mengungkapkan ide/pendapat, dan bekerja

dalam kelompok.

2.5 Hubungan Debat dan Tugas Perkembangan

Salah satu prinsip perkembangan mengemukakan bahwa setiap

individu akan mengalami fase perkembangan tertentu yang merentang

sepanjang hidupnya. Dalam setiap fase ini terdapat tugas-tugas

perkembangan berkenaan dengan sikap, perilaku, dan keterampilan, yang

hendaknya dituntaskan oleh setiap individu. Havighurst (Abin Syamsuddin

Makmun, 2009) memberikan pengertian tugas-tugas perkembangan

bahwa, “A developmental task is a task which arises at or about a certain

period in the life of the individual, succesful achievement of which leads to

his happiness and to success with later task, while failure leads to

unhappiness in the individual, disaproval by society, difficulty with later

task.”

Tugas perkembangan individu bersumber pada beberapa faktor

diantaranya:

1. Kematangan fisik;

2. Tuntutan masyarakat secara kultural;

3. Tuntutan dan dorongan dan cita-cita individu itu sendiri; dan

4. Norma-norma agama.

9

Page 11: makalah metode pembelajaran debat

Model debat mengedepankan penyelesaian tugas perkembangan

yang diutamakan pada fase remaja tingkat SMP dan SMA. Depdiknas

(2003) memberikan rincian tentang tugas perkembangan masa remaja

untuk usia tingkat SMP dan SMA, yang dijadikan sebagai rujukan Standar

Kompetensi Layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah, yaitu:

1. Tugas perkembangan tingkat SMP:

Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman

dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

Mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta

dinamis terhadap perubahan fisik dan psikis yang terjadi

pada diri sendiri untuk kehidupan yang sehat;

Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya

dalam peranannya sebagai pria atau wanita;

Memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat

diterima dalam kehidupan sosial yang lebih luas;

Mengenal kemampuan bakat, dan minat serta arah

kecenderungan karier dan apresiasi seni;

Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sesuai

dengan kebutuhannya untuk mengikuti dan melanjutkan

pelajaran dan atau mempersiapkan karier serta berperan

dalam kehidupan masyarakat;

Mengenal gambaran sikap tentang kehidupan mandiri

secara emosional, sosial, dan ekonomi;

Mengenal sistem etika dan nilai-nilai sebagai pedoman

hidup sebagai pribadi, anggota masyarakat dan minat

manusia.

10

Page 12: makalah metode pembelajaran debat

2. Tugas perkembangan tingkat SMA:

Mencapai kematangan dalam beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa;

Mencapai kematangan dalam hubungan teman sebaya, serta

kematangan dalam perannya sebagai pria dan wanita;

Mencapai kematangan pertumbuhan jasmaniah yang sehat;

Mengembangkan penguasaan ilmu, teknologi, dan kesenian

sesuai dengan program kurikulum, persiapan karir, dan

melanjutkan pendidikan tinggi serta berperan dalam

kehidupan masyarakat yang lebih luas;

Mencapai kematangan dalam pilihan karir;

Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang

kehidupan mandiri secara emosional sosial, intelektual, dan

ekonomi;

Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang

berkehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara;

Mengembangkan kemampuan komunikasi sosial dan

intelektual serta apresiasi seni;

Mencapai kematangan dalam sistem etika dan nilai.

2.6 Melatih Kecakapan Individu dengan Debat

Kecakapan individu dapat dibagi kedalam dua bagian yaitu

kecakapan nyata (actual ability) dan kecakapan potensial (potential

ability). Kecakapan nyata (actual ability) yaitu kecakapan yang diperoleh

melalui belajar (achivement atau prestasi), yang dapat segera

didemonstrasikan dan diuji saat itu juga.

Misalkan, setelah selesai mengikuti proses KBM (kegiatan tatap

muka di kelas), sebelum kelas diakhiri para siswa diuji oleh guru tentang

11

Page 13: makalah metode pembelajaran debat

materi yang disampaikannya (tes formatif). Ketika siswa mampu

menjawab dengan baik tentang pertanyaan guru, maka kemampuan

tersebut merupakan kecakapan nyata berupa achievement.

Sedangkan kecakapan potensial merupakan aspek kecakapan yang

masih terkandung dalam diri individu dan diperoleh dari faktor keturunan

(herediter). Kecakapan potensial dapat dibagi kedalam dua bagian yaitu

kecakapan dasar umum (inteligensi atau kecerdasan) dan kecakapan dasar

khusus (bakat atau aptitudes). C.P. Chaplin (1975) memberikan pengertian

inteligensi sebagai kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri

terhadap situasi baru secara cepat dan efektif.

Disamping itu, J.P. Guilford mengemukakan bahwa inteligensi

dapat dilihat dari tiga kategori dasar atau “faces of intellect”, yaitu:

A. Mental Operation (Proses Befikir)

1. Cognition (menyimpan informasi yang lama dan menemukan

informasi yang baru);

2. Memory Retention (ingatan yang berkaitan dengan kehidupan

sehari-hari);

3. Memory Recording (ingatan yang segera);

4. Divergent Production (berfikir melebar; banyak kemungkinan

jawaban/ alternatif);

5. Convergent Production (berfikir memusat; hanya satu

kemungkinan jawaban/alternatif);

6. Evaluation (mengambil keputusan tentang apakah suatu itu baik,

akurat, atau memadai).

B. Content (Isi yang Dipikirkan)

1. Visual (bentuk konkret atau gambaran);

12

Page 14: makalah metode pembelajaran debat

2. Auditory;

3. Word Meaning (semantic);

4. Symbolic (informasi dalam bentuk lambang, kata-kata atau angka

dan notasi musik);

5. Behavioral (interaksi non verbal yang diperoleh melalui

penginderaan, ekspresi muka, maupun suara).

C. Product (Hasil Berfikir)

1. Unit (item tunggal informasi);

2. Kelas (kelompok item yang memiliki sifat-sifat yang sama);

3. Relasi (keterkaitan antar informasi);

4. Sistem (kompleksitas bagian saling berhubungan);

5. Transformasi (perubahan, modifikasi, atau redefinisi informasi);

6. Implikasi (informasi yang merupakan saran dari informasi item

lain).

Dalam rangka Program Percepatan Belajar (Accelerated Learning),

Balitbang Depdiknas (1986) telah mengidentifikasi ciri-ciri keberbakatan

peserta didik dilihat dari aspek kecerdasan, kreativitas dan komitmen

terhadap tugas, yaitu:

1. Lancar berbahasa (mampu mengutarakan pikirannya);

2. Memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap ilmu pengetahuan;

3. Memiliki kemampuan yang tinggi dalam berfikir logis dan kritis;

4. Mampu belajar/bekerja secara mandiri;

5. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa);

6. Mempunyai tujuan yang jelas dalam tiap kegiatan atau

perbuatannya;

7. Cermat atau teliti dalam mengamati;

8. Memiliki kemampuan memikirkan beberapa macam pemecahan

masalah;

13

Page 15: makalah metode pembelajaran debat

9. Mempunyai minat luas;

10. Mempunyai daya imajinasi yang tinggi;

11. Belajar dengan dan cepat;

12. Mampu mengemukakan dan mempertahankan pendapat;

13. Mampu berkonsentrasi;

14. Tidak memerlukan dorongan (motivasi) dari luar.

Terkait dengan proses pembelajaran model debat, yang perlu

menjadi perhatian bahwa antara satu siswa dengan siswa lainnya pada

dasarnya memiliki kecakapan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, guru

diharuskan dapat memahami dan mengembangkan kecakapan siswa sesuai

dengan kapasitasnya masing-masing.

Perhatian terhadap perbedaan individu dalam kecakapan

merupakan salah satu prinsip yang harus dipenuhi di dalam proses

pembelajaran. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pun telah

mencantumkannya sebagai salah satu prinsip yang harus dipenuhi dalam

kegiatan pengembangan kurikulum di sekolah.

BAB 314

Page 16: makalah metode pembelajaran debat

Penutup

3.1 Kesimpulan

Dengan adanya metode pembelajaran kooperatif, pendidik akan

sangat terbantu untuk mengembangkan kualitas akademik siswanya

dengan berbagai turunan model pembelajaran yang tersedia. Pembentukan

pola pikir kritis dan kerja sama antar kelompok dapat lebih ditingkatkan

dengan menerapkan model pembelajaran debat di kelas. Kelebihan model

ini lebih banyak mengeksplorasi kemampuan siswa dari segi intelektual

dan emosi siswa dalam kelompok kerjanya, sehingga pembentukan kerja

sama antarsiswa, pola pikir kritis, dan pemahaman etika dalam

berpendapat dapat diperoleh dalam pembelajaran di kelas. Namun

disamping berbagai kelebihan yang diberikan oleh model pembelajaran

debat ini, ada beberapa kekurangan.

Beberapa diantara kekurangannya adalah:

- Menghabiskan waktu banyak untuk melakukan sesi debat

antar kelompok

- Perlunya tema yang mudah dipahami oleh siswa

- Harus tepatnya tema yang diajukan dengan sifat debateable

- Pemilihan siswa dalam kelompok yang terkadang

perataannya tidak heterogen

- dan adanya kemungkinan debat kusir yang tidak akan

selesai jika tidak ada penengah (dalam hal ini guru yang

kompeten dan memahami teknik belajar debat)

Oleh karena itu, tidak semua materi pelajaran di kelas cocok

menggunakan metode debat karena tema harus dipilih sedemikian rupa

sehingga debat yang terjadi dapat menimbulkan interaksi positif di dalam

kelas dan menarik untuk siswa yang melaksanakannya.

DAFTAR PUSTAKA

15

Page 17: makalah metode pembelajaran debat

F. Aprilio, Muhammad. (2010). Model Pembelajaran Kooperatif. [Online].

Tersedia: http://muhfida.com/model-pembelajaran-kooperatif [8 Februari

2011]

F. Aprilio, Muhammad. (2010). Model-model Pembelajaran yang Efektif.

[Online]. Tersedia: http://muhfida.com/2010/05/model-model-pembelajaran-

yang-efektif/ [4 Februari 2011]

F. Aprilio, Muhammad. Apa itu Belajar. [Online]. Tersedia :

http://muhfida.com/apa-itu-belajar/ [4 Februari 2011]

F. Aprilio, Muhammad. Kumpulan Metode Pembelajaran Pendampingan.

[Online]. http://muhfida.com/kumpulan-metode-pembelajaranpendampingan/

[3 Februari 2011]

Nadhirin. (2008). Metode Pembelajaran Efektif. [Online]. Tersedia:

http://nadhirin.blogspot.com/2008/08/metode-pembelajaran-efektif.html. [7

Februari 2011]

Sudrajat, Akhmad. (2008). Kecakapan Individu - Kecerdasan dan Bakat.

[Online]. Tersedia:

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/25/kemampuan-individu/ . [4

Februari 2011]

Sudrajat, Akhmad. (2008). Memahami Emosi Individu. [Online]. Tersedia:

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/06/09/memahami-emosi-individu/

. [4 Februari 2011]

Sudrajat, Akhmad. (2010). Tugas-tugas Perkembangan Individu. [Online].

Tersedia: http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/05/02/tugas-

perkembangan-individu/ . [4 Februari 2011]

16

Page 18: makalah metode pembelajaran debat

Widodo, Rachmad. (2009). Metode Pembelajaran Debate (Debat). [Online].

Tersedia: http://wyw1d.wordpress.com/2009/11/06/model-pembelajaran-

debate-debat/ . [4 Februari 2011]

Yuanita, Eva. (2010). Model Pembelajaran Debat. [Online]. Tersedia:

http://rhum4hnd3soq.blogspot.com/2010/10/model-pembelajaran-debat-dan-

word.html . [7 Februari 2011]

17