Lapsus Selma Mitral stenosis
-
Upload
selmabalafif -
Category
Documents
-
view
229 -
download
1
Transcript of Lapsus Selma Mitral stenosis
-
8/13/2019 Lapsus Selma Mitral stenosis
1/26
1
LAPORAN KASUS
Disusun oleh:
Selma
092011101013
Dokter Pembimbing:
dr. Dandy Hari Hartono Sp.JP. FIHA
Disusun untuk melaksanakan tugas Kepaniteraan Klinik Madya
SMF Ilmu Penyakit Dalam di RSUD dr.Soebandi Jember
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2013
-
8/13/2019 Lapsus Selma Mitral stenosis
2/26
2
DAFTAR ISI
BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................... 3
BAB 2. LAPORAN KASUS ................................................................................. 4
2.1.Identitas penderita ....................................................................................... 4
2.2.Anamnesis ................................................................................................... 4
2.3.Pemeriksaan fisik ........................................................................................ 6
2.4.Pemeriksaan penunjang ............................................................................... 9
2.5.Resume ...................................................................................................... 13
2.6.Diagnosis kerja .......................................................................................... 13
2.7.Penatalaksanaan ........................................................................................ 14
2.8.Prognosis ................................................................................................... 14
2.9.Follow Up .................................................................................................. 15
BAB 3. PEMBAHASAN LAPORAN KASUS ................................................... 17
BAB 4. PEMBAHASAN MITRAL STENOSIS ................................................ 19
4.1 Pengertian .................................................................................................. 19
4.2 Etiologi ...................................................................................................... 19
4.3 Patofisiologi .............................................................................................. 19
4.4 Gejala klinis .............................................................................................. 21
4.5 Diagnosis ................................................................................................... 22
4.6 Penatalaksanaan ........................................................................................ 23
4.7 Prognosis ................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 26
-
8/13/2019 Lapsus Selma Mitral stenosis
3/26
-
8/13/2019 Lapsus Selma Mitral stenosis
4/26
4
BAB 2. LAPORAN KASUS
2.1 Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Umur : 42 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Prasaan 2/1, Glagahwero, Jember
Status : Menikah
Pendidikan : SD
Suku : Madura
Agama : Islam
Tanggal MRS : 18 November 2013
Tanggal pemeriksaan : 19 November 2013
Tanggal KRS : 21 November 2013
No. RM : 46.21.91
2.2AnamnesisAutoanamnesis dan heteroanamnesis dilakukan kepada pasien dan suami
pasien pada tanggal 19 November 2013 di Ruang Adenium RSD dr. Subandi
Jember.
2.2.1 Keluhan UtamaSesak
2.2.2 Riwayat Penyakit SekarangSeorang perempuan, berusia 42 tahun, datang berobat ke RSUD Arifin
Achmad pada tanggal 18 November 2013 dengan keluhan sesak napas yang terasa
semakin memberat sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit (SMRS).
-
8/13/2019 Lapsus Selma Mitral stenosis
5/26
5
Sejak 3 hari SMRS, pasien mengeluhkan sesak napas, terengah-engah.
Sesak dirasakan semakin bertambah saat pasien berbaring terlentang dan
berkurang bila dalam posisi duduk. Sesak juga muncul saat pasien kelelahan
setelah beraktifitas ringan (saat berjalan ke kamar mandi). Keluhan ini pertama
kali dirasakan pasien sejak 1 tahun yang lalu, dan saat ini keluhan dirasakan
semakin bertambah berat. Rasa nyeri di dada kiri juga terkadang terasa menyertai
sesak dan menyebar ke punggung, nyeri timbul tiba-tiba dengan durasi 10
menit.
Sejak 5 hari yang lalu, kedua kaki pasien membengkak, bengkak muncul
secara berangsur-angsur. Pasien juga mengeluh batuk tidak berdahak sejak 2 hari
yang lalu.
2.2.3 Riwayat Penyakit DahuluOrang tua pasien mengatakan bahwa pasien semasa kecilnya sering menderita
sakit tenggorokan yang disertai demam dan batuk yang berulang.
Pasien mengatakan bahwa telah menderita penyakit jantung sejak 1 tahun
yang lalu, dan pernah 1 kali masuk rumah sakit dikarenakan keluhan yang sama.
2.2.4 Riwayat Penyakit KeluargaDi keluarga tidak ada yang memiliki keluhan serupa. Penyakit asthma
disangkal.
2.2.5 Riwayat PengobatanObatobat dari RS 1 tahun yang lalu, pasien lupa nama obatnya
2.2.6 Riwayat Sosial Lingkungan EkonomiDari riwayat sosial, tidak didapatkan tetangga dan teman sekerja yang
memiliki keluhan yg sama.
Dari riwayat lingkungan, pasien tinggal di sebuah rumah yang berukuran
11x8 m2, berdinding tembok dan berlantai keramik yang terdiri dari 3
kamar tidur dengan ventilasi, 1 kamar mandi, dapur, dan ruang tamu.
-
8/13/2019 Lapsus Selma Mitral stenosis
6/26
-
8/13/2019 Lapsus Selma Mitral stenosis
7/26
7
TB : 163 cm
IMT : 29,36
2.3.2 Pemeriksaan Khususa. Kepala
- Bentuk : bulat, simetris- Rambut : hitam, bergelombang- Mata : konjungtiva anemis : -/-
sklera ikterus : -/-
refleks cahaya : +/+
- Hidung : sekret (-), bau (-), pernapasan cuping hidung (-)- Telinga : sekret (-), bau (-), perdarahan (-)- Mulut : sianosis (-), bau (-),
b. Leher- KGB : tidak ada pembesaran- Tiroid : tidak ada pembesaran- JVP : tidak meningkat
c. Thorax1. Cor :
- Inspeksi : ictus cordis tampak di ICS V MCL S- Palpasi : ictus cordis teraba di ICS V MCL S- Perkusi : redup di ICS V MCL D s/d ICS V MCL S- Auskultasi : S1S2 tunggal, irreguler, bising diastolik (+)
-
8/13/2019 Lapsus Selma Mitral stenosis
8/26
8
2. Pulmo :DEXTRA SINISTRA
Inspeksi:
Retraksi (-)
Gerak nafas tertinggal (-)
Inspeksi:
Retraksi (-)
Gerak nafas tertinggal (-)
Palpasi:
Fremitus raba (n)
Deviasi trakea (-)
Nyeri tekan (-)
Palpasi:
Fremitus raba (n)
Deviasi trakea (-)
Nyeri tekan (-)
Perkusi:
Sonor
Perkusi:
Sonor
Auskultasi:
Vesikuler (+)
Ronkhi (-)
Wheezing (-)
Auskultasi:
Vesikuler (+)
Ronkhi (-)
Wheezing(-)
d. Abdomen- Inspeksi : cembung- Auskultasi : bising usus (+) 20x/menit- Perkusi : timpani- Palpasi : soepel, nyeri tekan epigastrium (-), Hepatomegali (-)
e. Ekstremitas- Superior : akral hangat +/+, edema -/-- Inferior : akral hangat +/+, edema +/+
-
8/13/2019 Lapsus Selma Mitral stenosis
9/26
-
8/13/2019 Lapsus Selma Mitral stenosis
10/26
10
2.4.2Foto thorax
Gambar 2.1 Foto Thorax PA tanggal 18 November 2013
Kesan: CTR > 50%, pembesaran arteri pulmonal
-
8/13/2019 Lapsus Selma Mitral stenosis
11/26
11
2.4.3Elektrokardiografi (EKG)
Kesan: sinus aritmia, atrial fibrilasi
2.4.4 Echocardiography
-
8/13/2019 Lapsus Selma Mitral stenosis
12/26
12
-
8/13/2019 Lapsus Selma Mitral stenosis
13/26
13
2.5 Resume Anamnesis Seorang perempuan 42 tahun mengeluh sesak, nyeri dada,
dan kaki kanan dan kiri bengkak
Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien cukup, sesak,oedema pada pedis dextra dan sinistra
Pemeriksaan penunjang Foto thorax CTR > 50%, pembesaran arteri pulmonal EKG sinus aritmia, atrial fibrilasi Echocardiographymitral stenosis Laboratorium:
Asam urat: 6,9 mg/dl Kolesterol total: 223 mg/dl Kolesterol LDL: 151 mg/dl Troponin I: negatif
2.6 Diagnosis Kerja
Diagnosis etiologi: RHD (Rheumatoid Heart Disease) Diagnosis anatomi: LAH
-
8/13/2019 Lapsus Selma Mitral stenosis
14/26
14
Diagnosis fungsional: DCFC III, Mitral Stenosis
Diagnosis penyerta: hiperuricemia, hiperkolesterolemia
2.7 PenatalaksanaanPlanning Monitoring
Observasi vital sign pasienPlanning Diagnosis
ASTO Pemeriksaan Ekokardiografi ulang untuk menentukan derajat MS
Planning Pengobatan
Nonfarmakologi Istirahat Diet rendah garam
Farmakologi Infus PZ 7 tpm Spironolakton 100mg (1/4-0-0) Furosemid 40mg (1/2-0-0) Digoxin 0,25mg (2x1) Aspilet 100mg (1x1) Simarc 4mg (0-0-2)
Planning Edukasi
Istirahat yang cukup Menjelaskan tentang penyakit yang diderita pasien kepada keluarga
penyebab, perjalanan penyakit, perawatan, prognosis,
komplikasi serta usaha pencegahan komplikasi
Pemenuhan kebutuhan gizi Menjaga kondisi lingkungan sekitar pasien agar mendukung
penyembuhan pasien
2.8PrognosisDubia at malam
-
8/13/2019 Lapsus Selma Mitral stenosis
15/26
15
2.9 Follow Up
Selasa/Tanggal 19 November 2013
S : sesak napas
O : kesadaran komposmentis, TD 110/80 mmHg, frekuensi napas 26x/menit,
frekuensi nadi 84x/menit, suhu 36,1oC, bising diastolik (+), oedem pedis
dextra et sinistra (+).
A :
Diagnosis etiologi: RHD (Rheumatoid Heart Disease) Diagnosis anatomi: LAH Diagnosis fungsional: DCFC III, Mitral Stenosis Diagnosis penyerta: hiperurisemia, hiperkolesterolemia
P :
Infus PZ 7 tpm Spironolakton 100mg (1/4-0-0) Furosemid 40mg (1/2-0-0) Digoxin 0,25mg (2x1) Aspilet 100mg (1x1) Simarc 4mg (0-0-2)
Rabu/Tanggal 20 November 2013
S : masih agak sesak napas
O : kesadaran komposmentis, TD 100/70 mmHg, frekuensi napas 24x/menit,
frekuensi nadi 86x/menit, suhu 36,5oC, bising diastolik (+), oedem pedis
dextra et sinistra (+).
A :
Diagnosis etiologi: RHD (Rheumatoid Heart Disease) Diagnosis anatomi: LAH Diagnosis fungsional: DCFC III, Mitral Stenosis Diagnosis penyerta: hiperuricemia, hiperkolesterolemia
-
8/13/2019 Lapsus Selma Mitral stenosis
16/26
16
P :
Infus PZ 7 tpm Spironolakton 100mg (1/4-0-0) Furosemid 40mg (1/2-0-0) Digoxin 0,25mg (2x1) Aspilet 100mg (1x1) Simarc 4mg (0-0-2)
Kamis/Tanggal 21 November 2013S : (-)
O : kesadaran komposmentis, TD 100/70 mmHg, frekuensi napas 21x/menit,
frekuensi nadi 84x/menit, suhu 36,3oC, bising diastolik (+), oedem pedis
dextra et sinistra (+).
A :
Diagnosis etiologi: RHD (Rheumatoid Heart Disease) Diagnosis anatomi: LAH Diagnosis fungsional: DCFC III, Mitral Stenosis Diagnosis penyerta: hiperuricemia, hiperkolesterolemia
P :
Infus PZ 7 tpm Spironolakton 100mg (1/4-0-0) Furosemid 40mg (1/2-0-0) Digoxin 0,25mg (2x1) Aspilet 100mg (1x1) Simarc 4mg (0-0-2)
-
8/13/2019 Lapsus Selma Mitral stenosis
17/26
17
BAB 3. PEMBAHASAN
TextbookAnamnesis
dyspnea dapat disertai batuk/wheezing Orthopnea Palpitasi Batuk darah Nyeri dada Suara parau
Klinis PasienAnamnesis
Dyspnea Batuk Nyeri dada
Pemeriksaan Fisik
Dyspnea Palpitasi Sianosis perifer / wajah Opening snap Diastolic rumble Distensi vena jugular Respiratory distress Digital clubbing
Systemic embolization Asites, hepatomegali, oedema
perifer
Pemeriksaan Fisik
Dyspnea Opening snap Diastolic rumble Respiratory distress Oedema perifer
Pemeriksaan Penunjang
EKG:
P mitral Deviasi aksis ke kanan Hipertrofi ventrikel kanan Atrial fibrilasiRontgen: dilatasi atrium kiri pembesaran arteri pulmoner,
atrium, dan ventrikel kanan
(pada MS berat)
kalsifikasi katup mitral tanda-tanda bendungan vena
pulmonalis
edema interstitial bat wing appearance
Pemeriksaan Penunjang
EKG:
Atrial fibrilasi Sinus aritmia
Rontgen:
Kardiomegali
Pembesaran arteri pulmoner
-
8/13/2019 Lapsus Selma Mitral stenosis
18/26
18
Ekokardiografi:
E-F slope mengecil darianterior leaflets katup mitral,
dengan menghilangnya
gelombang a,
Berkurangnya permukaankatup mitral,
Berubahnya pergerakan katupposterior,
Penebalan katup akibatfibrosis dan multiple mitral
valve echoakibat kalsifikasi.
Ekokardiografi:
LAH Dooming AML MVA kecil
Terapi:
Farmakologi:
Beta blocker Diuretik: furosemid,
spironolakton
Digitalis: digoxin Antikoagulan: warfarin Antiaritmia: amiodaron, sulfas
kinidin, beta blocker, ca
antagonis
Non-Bedah:
ValvotomyBedah:
Reparasi katup mitral:komisurotomi, valvulotomi,
anuloplasti, rekonstruksi
korda
Penggantian katup mitral:katup mitral mekanik dan
bioprotesa
Terapi:
Infus PZ 7 tpm Spironolakton 100mg (1/4-0-
0)
Furosemid 40mg (1/2-0-0) Digoxin 0,25mg (2x1) Aspilet 100mg (1x1) Simarc 4mg (0-0-2)
-
8/13/2019 Lapsus Selma Mitral stenosis
19/26
19
BAB 4. PEMBAHASAN MITRAL STENOSIS
4.1 Pengertian
Stenosis mitral merupakan suatu keadaan dimana terjadi gangguan aliran
darah pada tingkat katup mitral oleh karena adanya perubahan pada struktur
mitral leaflets, yang menyebabkan gangguan pembukaan sehingga timbul
gangguan pengisian ventrikel kiri saat diastol.1,2,3
4.2 Etiologi
Penyebab tersering dari stenosis mitral adalah endokarditis reumatik,
akibat reaksi yang progresif dari demam rematik oleh infeksi streptokokkus. 1,2,3,4
Diperkirakan 90% stenosis mitral didasarkan atas penyakit jantung rematik.2,5
Penyebab lainnya walaupun jarang yaitu stenosis mitral kongenital, vegetasi dari
systemic lupus eritematosus (SLE), deposit amiloid, mucopolysaccharhidosis,
rheumatoid arthritis (RA), Wipples disease, Fabry disease, akibat obat
fenfluramin/phentermin, serta kalsifikasi annulus maupun daun katup pada usia
lanjut akibat proses degeneratif.1,2,3
4.3 Patofisiologi
Pada stenosis mitral akibat demam rematik akan terjadi proses
peradangan (valvulitis) dan pembentukan nodul tipis di sepanjang garis
penutupan katup. Proses ini akan menimbulkan fibrosis dan penebalan daun
katup, kalsifikasi, fusi komisura serta pemendekan korda atau kombinasi dari
proses tersebut. Keadaan ini akan menimbulkan distorsi dari apparatus mitral
yang normal, mengecilnya area katup mitral menjadi seperti mulut ikan (fish
mouth)atau lubang kancing (button hole). Fusi dari komisura akan menimbulkan
penyempitan dari orifisium, sedangkan fusi korda mengakibatkan penyempitan
dari orifisium sekunder.1,2
-
8/13/2019 Lapsus Selma Mitral stenosis
20/26
20
Pada endokarditis reumatik, daun katup dan korda akan mengalami
sikatrik dan kontraktur bersamaan dengan pemendekan korda, sehingga
menimbulkan penarikan daun katup menjadi bentukfunnel shape.1,2
Pada keadaan normal katup mitral mempunyai ukuran 4-6 cm2, bila area
orifisium katup berkurang sampai 2 cm2, maka diperlukan upaya aktif atrium kiri
berupa peningkatan tekanan atrium kiri agar aliran transmitral yang normal dapat
terjadi. Stenosis mitral kritis terjadi bila pembukaan katup berkurang hingga
menjadi 1 cm2.1,4Pada tahap ini diperlukan suatu tekanan atrium kiri sebesar 25
mmHg untuk mempertahankan cardiac outputyang normal.1Peningkatan tekanan
atrium kiri akan meningkatkan tekanan pada vena pulmonalis dan kapiler,
sehingga bermanifestasi sebagai exertional dyspneu.4 seiring dengan
perkembangan penyakit, peningkatan tekanan atrium kiri kronik akan
menyebabkan terjadinya hipertensi pulmonal, yang selanjutnya akan
menyebabkan kenaikan tekanan dan volume akhir diatol, regurgitasi trikuspidal
dan pulmonal sekunder dan seterusnya sebagai gagal jantung kanan dan kongesti
sistemik.1,4
Hipertensi pulmonal merupakan komplikasi yang sering terjadi pada
stenosis mitral. Pada awalnya hipertensi pulmonal terjadi secara pasif akibat
kenaikan tekanan atrium kiri, terjadi perubahan pada vaskular paru berupa
vasokonstriksi akibat bahan neurohormonal seperti endotelin atau perubahan
anatomi yaitu remodel akibat hipertrofi tunika media dan penebalan intima
(reactive hypertension).1
Pelebaran progresif dari atrium kiri akan memicu dua komplikasi lanjut,
yaitu pembentukan trombus mural yang terjadi pada sekitar 20% penderita, dan
terjadinya atrial fibrilasi yang terjadi pada sekitar 40% penderita.4
Derajat berat ringannya stenosis mitral, selain berdasarkan gradien
transmitral, dapat juga ditentukan oleh luasnya area katup mitral, serta hubungan
antara lamanya waktu antara penutupan katup aorta dan kejadian opening snap.
Berdasarkan luasnya area katup mitral derajat stenosis mitral sebagai berikut:
Minimal : bila area >2,5 cm2 Ringan : bila area 1,4-2,5 cm2
-
8/13/2019 Lapsus Selma Mitral stenosis
21/26
21
Sedang : bila area 1-1,4 cm2 Berat : bila area
-
8/13/2019 Lapsus Selma Mitral stenosis
22/26
22
4.5 Diagnosis
Diagnosis dari mitral stenosis ditegakkan dari riwayat penyakit, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang seperti foto thoraks, elektrokardiografi (EKG)
atau ekokardiografi.1,2,3,4,5,6Dari riwayat penyakit biasanya didapatkan adanya:
Riwayat demam rematik sebelumnya, walaupun sebagian besar penderitamenyangkalnya.3,4,5
Dyspneu deffort.3,4,6 Paroksismal nokturnal dispnea.3,4,6 Aktifitas yang memicu kelelahan.4 Hemoptisis.4 Nyeri dada.4 Palpitasi.4
Sedangkan dari pemeriksaan fisik didapatkan:
Sianosis perifer dan wajah.4 Opening snap.1,2,3,4,5,6 Diastolic rumble.1,2,3,4,5,6 Distensi vena jugularis.4 Respiratory distress.4 Digital clubbing.4 Systemic embolization.4 Tanda-tanda kegagalan jantung kanan seperti asites, hepatomegali dan oedem
perifer.1,2,3,4,5
Dari pemeriksaan foto thoraks, didapatkan pembesaran atrium kiri serta
pembesaran arteri pulmonalis, penonjolan vena pulmonalis dan tanda-tanda
bendungan pada lapangan paru.1,2,3
Dari pemeriksaan EKG dapat terlihat adanya gelombang P mitral berupa
takik pada gelombang P dengan gambaran QRS kompleks yang normal. Pada
tahap lebih lanjut dapat terlihat perubahan aksis frontal yang bergeser ke kanan
dan kemudian akan terlihat gambaran RS pada hantaran prekordial kanan.5,6
-
8/13/2019 Lapsus Selma Mitral stenosis
23/26
23
Dari pemeriksaan ekokardiografi akan memperlihatkan:2
E-Fslopemengecil dari anterior leafletskatup mitral, dengan menghilangnyagelombang a,
Berkurangnya permukaan katup mitral, Berubahnya pergerakan katup posterior, Penebalan katup akibat fibrosis dan multiple mitral valve echo akibat
kalsifikasi.
4. 6 Penatalaksanaan
Stenosis mitral merupakan kelainan mekanis, oleh karena itu obat-obatan
hanya bersifat suportif atau simtomatis terhadap gangguan fungsional jantung,
atau pencegahan terhadap infeksi. Beberapa obat-obatan seperti antibiotik
golongan penisilin, eritromisin, sefalosporin sering digunakan untuk demam
rematik atau pencegahan endokardirtis. Obat-obatan inotropik negatif seperti -
blockeratau Ca-blocker, dapat memberi manfaat pada pasien dengan irama sinus
yang memberi keluhan pada saat frekuensi jantung meningkat seperti pada
latihan.1,4
Fibrilasi atrium pada stenosis mitral muncul akibat hemodinamik yang
bermakna akibat hilangnya kontribusi atrium terhadap pengisian ventrikel serta
frekuensi ventrikel yang cepat. Pada keadaan ini pemakaian digitalis merupakan
indikasi, dapat dikombinasikan dengan penyekat beta atau antagonis kalsium.1,4
Antikoagulan warfarin sebaiknya digunakan pada stenosis mitral dengan
fibrilasi atrium atau irama sinus dengan kecenderungan pembentukan trombus
untuk mencegah fenomena tromboemboli.1
Valvotomi mitral perkutan dengan balon, pertama kali diperkenalkan oleh
Inoue pada tahun 1984 dan pada tahun 1994 diterima sebagai prosedur klinik.
Mulanya dilakukan dengan dua balon, tetapi akhir-akhir ini dengan perkembangan
dalam teknik pembuatan balon, prosedur valvotomi cukup memuaskan dengan
prosedur satu balon.1
Intervensi bedah, reparasi atau ganti katup (komisurotomi) pertama kali
diajukan oleh Brunton pada tahun 1902 dan berhasil pertama kali pada tahun
-
8/13/2019 Lapsus Selma Mitral stenosis
24/26
24
1920. Akhir-akhir ini komisurotomi bedah dilakukan secara terbuka karena
adanya mesin jantung-paru. Dengan cara ini katup terlihat jelas antara pemisahan
komisura, atau korda, otot papilaris, serta pembersihan kalsifikasi dapat dilakukan
dengan lebih baik. Juga dapat ditentukan tindakan yang akan diambil apakah itu
reparasi atau penggantian katup mitral dengan protesa.1
Indikasi untuk dilakukannya operasi adalah sebagai berikut:2
Stenosis sedang sampai berat, dilihat dari beratnya stenosis (
-
8/13/2019 Lapsus Selma Mitral stenosis
25/26
25
3. Klas III: keadaan dimana terdapat bukti atau kesepakatan umum bahwaprosedur atau pengobatan itu tidak bermanfaat bahkan pada
beberapa kasus berbahaya.
4.7 Prognosis
Apabila timbul atrium fibrilasi prognosisnya kurang baik (25% angka
harapan hidup 10 tahun) dibandingkan pada kelompok irama sinus (46% angka
harapan hidup 10 tahun). Hal ini dikarenakan angka resiko terjadinya emboli
arterial secara bermakna meningkat pada atrium fibrilasi.1
-
8/13/2019 Lapsus Selma Mitral stenosis
26/26
DAFTAR PUSTAKA
1.Alperth, J.S., Sabik, J.F., and Cosgrove, D.M. Mitral Valve Disease in : TextBook of Cardiovascular Medicine. Editor : Eric J. Topol, et al. 2nd Edition.
Philadelpia. Lipincott Williams & Wilkins : 2002.
2.Braunwald, E. Valvular Heart Disease in : Harrisons Principles of InternalMedicine Volume II. Editor : Kasper, et al. 16 thEdition. New York. Mc Graw
Hill : 2005.
3.Indrajaya, T., dan Ghanie, A. Mitral Stenosis dalam : Buku Ajar Ilmu PenyakitDalam Jilid III. Editor : Aru W. Sudoyo, dkk. Edisi 4. Jakarta. Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI : 2006.
4.Purnomo, H. Insufisiensi Aorta dalam :Buku Ajar Kardiologi. Editor : Lily I.Rilantono, dkk. Edisi 1. Jakarta. Balai Penerbit FKUI : 2004.
5.Stewart, W.J. and Carabello, B.A. Aortic Valve Disease in : Text Book ofCardiovascular Medicine. Editor : Eric J. Topol, et al. 2ndEdition. Philadelpia.
Lipincott Williams & Wilkins : 2002.
6.Yusak, M. Stenosis Mitral dalam : Buku Ajar Kardiologi. Editor : Lily I.Rilantono, dkk. Edisi 1. Jakarta. Balai Penerbit FKUI : 2004.