DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

169
DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun Oleh: Leonardus Metrananda Yudistira Kriswijaya 149114031 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2021 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

Page 1: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN

CYBERBULLYING

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun Oleh:

Leonardus Metrananda Yudistira Kriswijaya

149114031

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2021

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

iv

MOTTO

Tertawakan kekurangan diri sendiri terlebih dahulu, sebelum

menertawakan kekurangan orang lain.

Aminkan segala sesuatu yang terjadi, sebab akan membuatmu mengerti

maksud semuanya.

Sedikit lebih beda, lebih baik. Daripada sedikit lebih baik

-Pandji Pragiwaksono-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Tuhan Yesus yang selalu memberikan jalan serta pencerahan ketika mengalami

kesulitan dalam mengerjakan skripsi

Teruntuk teman-teman yang masih menjadi korban bully baik secara langsung

maupun tidak langsung, pahamilah hal tersebut. Dengan suatu candaan bisa

menjatuhkan mental seseorang. Jika teman-teman mengalaminya, speak up untuk

lebih berani membela apa yang menurut mu benar. Tidak ada salahnya membela

apa yang teman-teman miliki.

Teruntuk ketiga korban cyberbullying, terimakasih telah ikut terlibat dalam

penelitian dan secara rela berbagi cerita dalam pengalaman mengalami bullying.

Kalian hebat, bisa menahan omongan “sampah” dari orang yang belum kenal

maupun sudah kenal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

vii

DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN

CYBERBULLYING

Leonardus Metrananda Yudistira Kriswijaya

ABSTRAK

Cyberbullying di media sosial banyak melibatkan remaja sebagai korban. Korban

cyberbullying yang mengalami stres menarik untuk diteliti. Penelitian ini

menggunakan metode kualitatif yang bertujuan untuk melihat dinamika jenis

coping stress yang digunakan oleh korban cyberbullying. Jenis penelitian ini

menggunakan analisis isi kualitatif, khususnya analisis deduktif. Penelitian

dilakukan terhadap tiga remaja korban cyberbullying pada waktu belajar di di SMP

dan SMA. Penelitian ini dilakukan dengan wawancara semi terstruktur. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa dinamika coping stress yang berbeda dari tiap

partisipan. Variasi ini tidak lepas dari stres yang dirasakan dan situasi yang dihadapi

saat mengalami stres. Ada yang semula coping stress berfokus pada emosi

kemudian berubah menjadi coping stress berfokus pada masalah, atau sebaliknya.

Kesimpulan dari penelitian ini yaitu korban cyberbullying melakukan coping secara

dinamis seperti seeking of instrumental social support, turning to religion, positive

reinterpretation, dan supression of competing activities.

Kata kunci : cyberbullying, coping stress

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

viii

COPING STRESS DYNAMIC ON TEENAGE

CYBERBULLYING VICTIMS

Leonardus Metrananda Yudistira Kriswijaya

ABSTRACT

Cyberbullying on social media often involves teenagers as victims. Victims of

cyberbullying who experience stress are interesting to study. This study used

qualitative method. The aim of using the qualitative method was to understand the

kind of coping stress dynamic used by the cyberbullying victims. This study used

qualitative analysis research, particulary deductive analysis. The study was

conducted on three teenagers who were victims of cyberbullying while studying in

junior high and high school. The data collection was done by semi structured

interview. The results showed that the dynamics of coping with stress were different

from each participant. This variation cannot be separated from the perceived stress

and the situation encountered when experiencing stress. There was originally a

stress coping focused on emotions then turned into a problem-focused stress coping,

or vice versa. The conclusion of this study is that victims of cyberbullying perform

dynamic coping such as: seeking of instrumental social support, turning to religion,

positive reinterpretation, and supression of competing activities.

Keywords : cyberbullying, coping stress

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

x

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yesus atas segala

anugrah, kekuatan, dan pencerahan yang telah diberikan untuk peneliti dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Dinamika Coping Stress Remaja Korban

Cyberbullying”. Peneliti berharap melalui penelitian ini, teman-teman remaja

mendapatkan manfaat serta pengetahuan mengenai coping stress dalam konteks

cyberbullying.

Penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan karena adanya dukungan dari

banyak pihak serta terlibat dalam membantu kelancaran penelitian. Maka dari itu,

izinkan peneliti untuk mengucapkan terima kasih kepada :

1. Tuhan Yesus dengan sesuatu yang tidak ada batasannya yang selalu

memberikan jalan serta pencerahan dalam mengerjakan skripsi. Banyak

halangan serta rintangan, namun Tuhan Yesus yang selalu membimbing

sampai akhir tahap ini.

2. Dr. Titik Kristiyani, M. Psi., selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas

Sanata Dharma.

3. Monica E. Madyaningrum, M.Psych, Ph.D., selaku Kepala Program Studi

Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma.

4. Romo Priyono Marwan, S. J. yang telah menjadi Dosen Pembimbing

Akademik saya sedari semester satu hingga semester enam. Terima kasih

sudah selalu menanyakan progress mengenai kegiatan perkuliahan. Terima

kasih juga karena pernah meluangkan waktunya untuk mendengarkan keluh

kesah mengenai kegiatan perkuliahan. Tuhan Memberkati.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

xi

5. Paulus Eddy Suhartanto, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik saya

sedari semester tujuh hingga selesainya skripsi ini. Terimakasih selalu

menanyakan progress penyususnan skripsi dan baik menerima saya. Tuhan

memberkati selalu.

6. Diana Permata Sari, S.Psi., M.Sc., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

telah membantu saya dalam menyelesaikan bimbingan skripsi di tengan

kesulitan saya dalam menyusun skripsi. Terima kasih Bu Diana sudah

memberikan waktu, tenaga serta kesabaran dalam bimbingan skripsi.

Terima kasih juga sudah mau mendengarkan curhatan saya mengenai

kehidupan saya. Semoga kebaikannya dapat terbayar, Tuhan memberkati

selalu.

7. Seluruh Dosen dan Staff Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

yang telah memberikan ilmu selama kegiatan perkuliahan serta membantu

dalam menyelesaikan penyusunan skripsi. Semoga dapat terealisasikan di

kemudian hari dan di kehidupan.

8. Ketiga partisipan yakni LDR, A dan GL yang telah memberikan waktu

untuk berbagi cerita di masa lalunya. Suatu kesempatan bisa mendengarkan

dan mengetahui permasalahan yang pernah dialami dan berdinamika dalam

mengatasi cyberbullying. Semoga kalian diberi kesehatan selalu dan lancar

dalam menjalankan studi.

9. Bapak, Ibu, Bude dan Adik yang sudah bekerja dan berjuang untuk anaknya

serta mendukung anaknya untuk dapat menyelesaikan studi. Terima kasih

sudah selalu sabar dengan anakmu yang selalu lama dalam proses

menyelesaikan skripsi. Terima kasih sudah memberikan kepercayaan

kepada aku bahwa dapat menyelesaikan kewajiaban sebagai mahasiswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ............................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

HALAMAN MOTTO ................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................... vi

ABSTRAK ................................................................................................... vii

ABSTRACT ................................................................................................... viii

LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH ....................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR .................................................................................. x

DAFTAR ISI ................................................................................................ xiii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xvii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xviii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Rumuasan Masalah ...................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 9

1. Manfaat teoritis ...................................................................... 9

2. Manfaat praktis ...................................................................... 9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

xiv

BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 10

A. Coping Stress.............................................................................................. 10

1. Pengertian coping stress .............................................................. 10

2. Jenis-jenis coping stress............................................................... 11

B. Cyberbullying .................................................................................... 13

1. Pengertian cyberbullying ............................................................. 13

2. Jenis-jenis cyberbullying .............................................................. 16

C. Tahapan Perkembangan ..................................................................... 17

1. Remaja ........................................................................................ 17

2. Remaja akhir ............................................................................... 18

D. Coping Stress bagi Remaja Korban Cyberbullying ............................. 19

E. Kerangka Berfikir .............................................................................. 21

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 22

A. Jenis Penelitian .................................................................................. 22

B. Fokus Penelitian ................................................................................ 22

C. Partisipan Penelitian .......................................................................... 23

D. Metode Pengumpulan Data ................................................................ 24

E. Metode Analisis Data ........................................................................ 26

1. Penyusunan matriks kategorisasi.................................................. 26

2. Pegodean ..................................................................................... 28

F. Dependabilitas dan Kredibilitas ......................................................... 28

G. Refleksi Peneliti ................................................................................ 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 31

A. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian ................................................ 31

1. Pelaksanaan penelitian ................................................................ 31

2. Ethical consederation .................................................................. 34

B. Partisipan Penelitian .......................................................................... 36

1. Data partisipan ............................................................................ 36

2. Latar belakang partisipan dan dinamika ....................................... 37

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

xv

C. Hasil Penelitian ................................................................................. 44

1. Analisis data partisipan 1 ............................................................. 44

2. Analisis data partisipan 2 ............................................................. 48

3. Analisis data partisipan 3 ............................................................. 50

4. Integrasi ketiga partisipan ............................................................ 51

5. Temuan baru dalam penelitian ..................................................... 55

D. Pembahasan ...................................................................................... 57

BAB V PENUTUP ....................................................................................... 62

A. Kesimpulan ....................................................................................... 62

B. Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 63

C. Saran ................................................................................................. 64

1. Bagi remaja korban cyberbullying ............................................... 64

2. Bagi peneliti selanjutnya ............................................................. 64

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 65

LAMPIRAN ................................................................................................. 74

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Tabel Wawancara ............................................................................. 25

Tabel 2 Kerangka Analisis Cyberbullying ..................................................... 26

Tabel 3 Kerangka Analisis Dinamika Coping Stress ...................................... 27

Tabel 4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Wawancara .................................... 34

Tabel 5 Data Partisipan ................................................................................. 36

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Pikir ............................................................................. 21

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Kesepakatan Partisipan 1 .............................................................. 75

Lampiran Kesepakatan Partisipan 2 .............................................................. 77

Lampiran Kesepakatan Partisipan 3 .............................................................. 79

Lampiran Daftar Koding Cyberbullying dan Coping Stress ........................... 81

Lampiran Analisis Kesatu Partisipan 1 .......................................................... 103

Lampiran Analisis Kedua Partisipan 1 .......................................................... 112

Lampiran Analisis Partisipan 2 ..................................................................... 123

Lampiran Analisis Partisipan 3 ..................................................................... 136

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Cyberbullying di media sosial banyak terjadi di kalangan remaja. Instagram

merupakan media sosial yang paling sering digunakan untuk melakukan

perundungan secara online atau cyberbullying. Berdasarkan survey Ditch the

Label (2020) yang dilakukan pada 10.020 remaja asal Inggris dengan rentang

usia 12 hingga 20 tahun, sebanyak 42 % pernah menjadi korban cyberbullying

di Instagram, di Facebook 37%, Snapchat 31%, WhatsApp 12%, YouTube

10%, dan Twitter 9%. Survei Penetrasi Internet dan Perilaku Pengguna Internet

di Indonesia 2018 yang dirilis oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet

Indonesia (APJII) menunjukkan, 49% pengguna internet pernah pernah

mengalamai cyberbullying dalam bentuk diejek atau dilecehkan di media sosial

(Jayani, 2019).

Cyberbullying merupakan perilaku seseorang atau kelompok dengan secara

sengaja dan berulang kali melakukan tindakan untuk menyerang dan menyakiti

orang lain melalui sebuah komputer, gawai, dan alat elektronik lainnya

(Rifauddin, 2016). Perilaku cyberbullying merupakan salah satu tindakan

agresi seseorang dengan melakukan penghinaan, menyebarkan foto serta video

di dalam media sosial maupun elektronik seperti SMS (Short Message Service),

chat room, jejaring sosial dan lain-lain (Satalina, 2014).

Willard (2005) membagi beberapa jenis cyberbullying, yaitu (a) Flaming

(berapi-api), yaitu teks berisi kata-kata ataupun kalimat yang penuh dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

2

amarah dan secara frontal. Istilah “flame” disini merujuk pada kata pesan yang

berapi-api. (b) Harassment (gangguan), pesan yang berisi gangguan melalu e-

mail, SMS, hingga pesan teks yang ada di jejaring sosial (misal. instagram,

twitter, facebook) yang dilakukan secara berulang. (c) Cyberstalking,

mengganggu serta mencemarkan nama baik seseorang secara terus menerus

sehingga membuat ketakutan yang berlebih pada korban. (d) Denigration

(pencemaran nama baik), yaitu memberitahukan keburukan seseorang ke orang

lain di internet dengan maksud merusak reputasi dan nama baik orang tersebut.

(e) Impersonation (peniruan), yaitu meniru seseorang menjadi orang lain dan

mengirimkan pesan dan status yang tidak baik. (f) Outing & Trickery, yaitu

outing, menyebarkan rahasia orang lain berupa pesan dan foto-foto pribadi

orang lain, sedangkan trickery (tipu daya), membujuk seseorang dengan

menipu agar mendapatkan sebuah rahasia maupun foto pribadi orang tersebut.

(g) Exclusion (pengeluaran), yaitu dengan secara sengaja mengeluarkan

seseorang dari grup online.

Penelitian cyberbullying yang sering terjadi di kalangan remaja pernah

dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerjasama dengan

UNICEF di tahun 2011 hingga 2013 yang dikeluarkan pada bulan Februari

2014. Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa tidak sedikit remaja di

Indonesia yang telah menjadi korban cyberbullying. Penelitian ini melibatkan

partisipan sejumlah 400 anak dan remaja pada usia 10 hingga 19 tahun.

Sebanyak 89% responden berkomunikasi secara online (melalui internet)

dengan teman sebaya, 56% berkomunikasi secara online (melalui internet)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

3

dengan keluarga dan 35% berkomunikasi melalui internet dengan guru mereka.

Melalui presentase tersebut, sebanyak 13% responden mengaku pernah

menjadi korban cyberbullying dengan bentuk hinaan dan ancaman (Rifauddin,

2016).

Ada beberapa kasus cyberbullying yang pernah terjadi beberapa tahun

belakangan ini. Pertama adalah kasus cyberbullying yang berakhir tragis

pernah dialami oleh YC, Ketua Festival Musik Lockstock pada tahun 2013 di

Yogyakarta. Ia menabrakkan dirinya ke kereta api setelah akun Twitter YC

diserang orang-orang akibat kegagalan dalam menjalankan festival yang ia

tangani sebagai ketua. Lalu, kasus cyberbulying dialami oleh selebritis

Instagram berinisial Awk. Ia menjadi incaran orang-orang di media sosial pada

pertengahan tahun 2016 karena ia mengunggah postingan yang dianggap tidak

sepatutnya untuk remaja berusia 19 tahun, dalam hal berpakaian, merokok,

minum-minuman keras, menunjukan romantisme bersama kekasih, dan

melakukan mengeluarkan kata kasar (Rastati, 2016).

Berdasarkan hasil wawancara awal peneliti dengan beberapa narasumber

yang mengalami cyberbullying, kebanyakan dari remaja perempuan

mengatakan sebagian besar mengalami cemoohan atau ejekan di media sosial

yaitu Instagram seperti badannya gemuk sekali maupun kurus sekali, kulitnya

terlalu putih seperti mayat, hingga badan yang terlalu pendek. Cyberbullying

jenis ini adalah cemoohan yang mengincar fisik seseorang. Ketika

cyberbullying yang dialami remaja tersebut bersifat jangka panjang, maka akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

4

menimbulkan rasa percaya diri yang kurang, membolos sekolah, hingga stres

berat (Rifauddin, 2016).

Dampak cyberbullying tidak lepas dari kondisi psikologis korban yang

masih dalam masa remaja. Menurut Hurlock (2004), masa remaja ditandai oleh

pencarian identitas. Remaja berusaha meniru, termasuk dalam hal penempilan

fisiknya. Dalam fase ini, tentu remaja menjadi sangat sensitif terhadap

kekurangan fisiknya sehingga dengan mudah merasa kecewa kondisi fisiknya

menjadi bahan bullying. Djadmika (2010) menjelaskan bahwa remaja

mengalami perubahan fisik yang luar biasa, baik pertumbuhannya maupun

seksualitasnya sehingga ada rasa tertarik dengan lawan jenis. Kekurangan

dalam penampilan akan dipandang sebagai suatu masalah sangat serius.

Identifikasi diri remaja sebagai sedang menuju pribadi yang matang dan

percaya diri kadang belum diikuti dengan emosi yang stabil sehingga remaja

mudah stres.

Stres merupakan sebuah dampak dari adanya tindakan dan situasi serta

kondisi lingkungan yang menyebabkan seseorang mendapatkan tuntutan

psikologis dan fisik yang berlebihan (Sunyoto, 2015). Stres merupakan suatu

ketidakseimbangan diri seseorang melalui suatu permintaan seperti kebutuhan

fisik maupun psikologis dengan kemampuan respon yang gagal dalam

memenuhi kebutuhan tersebut yang memberikan konsekuensi pada dirinya

(Heiman & Kariv, 2005). Stres akan terjadi pada diri individu dengan seiring

berjalannya waktu yang membuat stres tersebut tidak dapat sepenuhnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

5

dihindari yang menyebabkan individu merasa terganggu dan tidak nyaman

ketika menjalankan kehidupannya (Sukadiyato, 2010).

Dampak dari stres pada seorang remaja akan memberikan efek negatif

seperti perilaku minum minuman keras, merokok hingga bunuh diri. Selain itu,

stres pada remaja dapat mempengaruhi penurunan nilai akademis mereka

(Prasetyo & Wurjaningrum, 2008). Sebuah penelitian pada mahasiswa

kedokteran menyebutkan bahwa stres yang dialami responden memiliki

konsekuensi negatif dalam prestasi akademik, kompetensi, profesionalitas dan

kesehatan yang akan mempengaruhi perkembangan dan gejala penyakit

(Sutjiato, Kandou & Tucunan 2015).

Heman dan Kariv (2005), menambahkan bahwa faktor yang dapat

menyebabkan stres terbagi menjadi dua, yakni faktor internal dan faktor

eksternal. Faktor internal berasal dari diri individu seperti kondisi fisik,

motivasi serta kepribadian seseorang yang dapat mempengaruhi. Sedangkan

faktor eksternal dialami melalui lingkungan luar, seperti pekerjaan, keluarga,

fasilitas, teman sebaya dan lain-lain. Nevid, Rathus dan Greene (2014)

mengatakan faktor yang mempengaruhi stres, yaitu (a) harapan akan efikasi

diri, (b) ketahanan diri, (c) optimisme, (d) dukungan sosial, (e) identitas etnik,

dan (f) jenis coping stress yang dipilih.

Coping stress merupakan kemampuan seseorang untuk peka terhadap suatu

perasaan maupun suatu respon psikologis yang terjadi pada peristiwa tertentu,

seperti halnya ketika remaja sedang mengalami masalah dalam dirinya.

Tujuannya untuk dapat bertahan di dalam kehidupan ketika situasinya tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

6

mendukung (Ekasari &Yuliyana, 2012). Menurut Lazarus dan Folkman,

(1986) coping merupakan suatu usaha seseorang untuk dapat mengurangi stres

dalam dirinya dengan cara proses pengaturan (management) atau tuntutan baik

dari eksternal dan internal yang dapat dinlai sebagai beban pada

kemampuannya. Maka pada saat seorang remaja mengalami kondisi stres

akibat suatu masalah, maka remaja tersebut akan berusaha untuk dapat

mengurangi perasaan stres yang dialaminya (Meiriana, 2016).

Coping stress merupakan cara individu dalam mengatasi masalah atau

menangani emosinya yang ada dalam dirinya maupun pikirannya yang bersifat

negatif (Weiten, 2010). Hal ini hanya pribadi individu yang dapat mengerti apa

yang sedang dialaminya ketika menjadi korban cyberbullying lalu individu

tersebut akan mencari sebuah cara dalam menanggulangi perasaan negatif yang

remaja alami. Terdapat dua jenis coping yang bisa dilakukan oleh remaja yakni

problem focused coping dan emotion focused coping (Caver, Scheier &

Weintraub 1989).

Penelitian ini layak dilakukan guna mendapatkan suatu gambaran serta cara

mengenai coping stress pada remaja korban cyberbullying. Dari hasil yang

akan didapat, akan menjadi referensi untuk remaja yang pernah mendapatkan

perlakuan cyberbullying terutama untuk remaja akhir yang masih melakukan

studi baik di sekolah maupun di perkuliahan. Selain itu, dapat menjadi referensi

untuk guru bimbingan konseling di sekolah-sekolah.

Pada penelitian ini, jenis coping stress yang digunakan memiliki perbedaan

dengan jenis coping stress yang digunakan pada peneliti terdahulu. Peneliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

7

terdahulu (Putra & Ariana, 2016) menggunakan teori yang dikemukakan oleh

Lazarus & Folkman (1984), sedangkan peneliti menggunakan teori coping

stress milik Carver, dkk (1989). Penelitian ini mnggunakan teori tersebut

karena jenis coping stress yang dikemukakan oleh Carver, dkk (1989)

bervariasi, sehingga peneliti dapat mengklasifikasikan hasil penelitian secara

mendalam dan terperinci. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini

juga berbeda dengan teknik analisis yang digunakan oleh peneliti terdahulu

dimana peneliti terdahulu menggunakan teknik analisis tematik theory

driven (Putra & Ariana, 2016). Teknik tersebut diawali dengan pembahasan

dari teori yang digunakan, kemudian membentuk atau mencari indikator-

indikator serta kasus nyata yang mampu mendukung teori tersebut (Hendriana

& Hendriani, 2015). Di sisi lain dalam penelitian ini menggunakan teknik

analisis isi kualitatif deduktif karena teknik ini dapat membantu peneliti dalam

merumuskan pertanyaan penelitian. Selain itu, teknik ini dapat diterapkan

manakala sudah ada hasil penelitian tertentu mengenai suatu fenomena dan

peneliti selanjutnya ingin memvalidasi atau menguji kembali, Hsieh &

Shannon (dalam Supratiknya, 2015)

Penelitian sebelumnya mengenai cyberbullying sudah pernah dilakukan

sebelumnya di Indonesia. Penelitian sebelumnya, cyberbullying dapat

menemukan hasil seperti berpengaruh dalam interaksi peer group (Budiarti,

2016). Cyberbullying juga berpengaruh pada komunikasi interpersonal (Vydia,

Irliana, & Savitri, 2014). Melalui penelitian sebelumnya mengenai hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

8

cyberbullying muncul beragam jenis hasil penelitiannya, seperti variabel

pengaruh interaksi dalam peer group hasilnya jika interaksi peer group lebih

tinggi, maka tingkat prilaku cyberbullying akan rendah, begitu juga sebaliknya.

Lalu untuk variabel komunikasi interpersonal, melalui hasilnya terdapat

hubungan yang signifikan antara komunikasi interpersonal dengan

cyberbullying. Selain itu, hasil dari variabel self-esteem mengungkapkan

bahwa adanya perbedaan dari hasil self-esteem dengan korban cyberbullying.

Untuk hasil variabel kematangan emosi, terdapat bahwa adanya hubungan

negatif antara kematangan emosi dengan kecenderungan perilaku

cyberbullying. Hasil dari fenomena cyberbullying mengatakan bahwa hal

tersebut akan memberi dampak negatif bagi korban dan pelaku.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang yang sudah dikemukakan di atas,

penelitian ini ingin mengetahui dinamika jenis coping stress remaja yang

menjadi korban cyberbullying?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana dinamika jenis coping

stress saat menjadi korban cyberbullying.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

9

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat menambah penelitian

untuk kajian psikologi perkembangan terutama dalam jenis coping stress

pada remaja yang menjadi korban cyberbullying.

2. Manfaat Praktis

a. Remaja korban cyberbullying

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagi remaja

korban cyberbullying tentang bagaimana menyelesaikan masalahnya

sendiri melalui coping stress.

a. Masyarakat umum

Penelitian ini diharapkan bisa memberikan wawasan yang luas

untuk mengenai perilaku cyberbullying yang terjadi pada remaja yang

khususnya ada di Indonesia. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan

masyarakat mampu memahami bagaimana cara melakukan coping

stress saat menjadi korban cyberbullying.

b. Guru BK

Setelah mengetahui cyberbullying yang dialami remaja khususnya

siswa, harapannya seorang guru terutama guru bimbingan konseling

dapat mengawasi serta membimbing siswanya terutama yang

mengalami atau menjadi korban cyberbullying.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Coping Stress

1. Pengertian Coping Stress

Hinkle (dalam Lazarus dan Folkman, 1984) mengatakan bahwa stres

merupakan suatu ketegangan, tekanan, kekuatan serta usaha yang

dilakukan pada objek benda maupun individu sebagai kekuatan mental.

Sarafino dan Smith (2012) mengungkapkan stres merupakan kondisi

individu yang disebabkan lingkungannya yang membuat individu tersebut

merasa mendapatkan tuntutan dari berbagai sumber, seperti sistem

biologis, sosial, hingga psikologis dari individu. Nevid, Rathus dan Greene

(2014) menyatakan terdapat enam faktor yang dapat mempengaruhi stres,

yaitu: (1) Harapan Akan Efikasi Diri, (2) Ketahanan Diri, (3) Dukungan

Sosial, (4) Optimisme, (5) Identitas Etnik, (6) Jenis coping stress yang

dipilih.

Menurut Lazarus dan Folkman (1984), coping adalah suatu strategi

untuk melakukan suatu hal dalam memecahkan masalah dari sesuatu yang

sederhana hingga bersifat realistis juga dapat berfungsi dalam

membebaskan beban pada masalah yang nampak maupun tidak nampak.

Coping akan berusaha melalui kognitif dan perilaku seseorang dalam

mengatasi, mengurangi dan bertahan dalam menghadapi sebuah tuntutan

(dalam Ekasari & Yuliyana, 2012). Sementara itu, Siswanto (2007)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

11

mengungkapkan coping merupakan konsep penengah dalam memahami

kesehatan mental seseorang untuk dapat mengatasi situasi serta kondisi

dalam keadaan tertantang, ancaman serta kehilangan. Coping juga

merupakan reaksi seseorang dalam menanggapi suatu keadaa seperti stres

maupun tertekan.

Dapat ditarik kesimpulan melalui pemaparan teori di atas, coping stress

merupakan sebuah cara untuk dapat merespon suatu permasalahan yang

terjadi pada diri individu melalui sistem kognitif dan perilaku untuk dapat

mengurangi serta mengatasi masalah yang dihadapinya.

2. Jenis-jenis Coping Stress

Carver, dkk (1989) membagi dua jenis dimensi coping stress, yaitu

problem focused coping dan emotion focused coping.

a. Problem focused coping (Lazarus dan Folkman, 1984) yaitu cara

seseorang untuk dapat mengubah kondisi yang tertekan dengan

menghadapi malsalah yang mengakibatkan munculnya stres. Berikut di

bawah ini akan dijelaskan mengenai jenis-jenis problem focused

coping.

1) Active coping

Sebuah proses dalam mengambil langkah untuk dapat menghapus

serta menghindar dari stressor dengan maksud untuk memerbaiki

dampak dari stressor itu sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

12

2) Planning

Sebuah cara untuk berpikir bagaimana individu menghadapi

stressor. Individu akan melalukan sebuah rencana untuk mengatur

strategi mengenai langkah yang akan diambil serta memikirkan

bagaimana cara terbaik untuk menghadapi masalah tersebut.

3) Suppression of competing activities

Cara individu untuk menekankan aktivitasnya dalam

menyelesaikan masalah dan mengabaikan urusan lain untuk dapat

konsentrasi dalam menghadapi stressor.

4) Restraint coping

Individu yang melakukan ini dengan cara menunggu saat yang tepat

untuk dapat bertindak maupun tidak bertindak dalam mengambil

keputusan secara cepat.

5) Seeking of instrumental social support

Sebuah cara upaya untuk mencari saran, bantuan serta informasi

melalui orang disekitarnya.

b. Emotion-focused coping (Lazarus dan Folkman, 1984) adalah usaha

seseorang untuk mengurangi serta menghilangkan respon emosional

ketika kondisi seseorang mengalami tekanan. Berikut jenis-jenis

emotion focused coping.

1) Seeking of emotional social support

Individu berupaya untuk mendapatkan dukungan moral, simpati

dan pemahaman dari orang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

13

2) Positive reinterpretation

Proses individu mengambil sisi positif dari apa yang sudah terjadi.

Coping tersebut bertujuan untuk mengelola emosi dibandingkan

menghadapi stressor.

3) Acceptance

Sebuah penerimaan individu dari suatu situasi dan kondisi yang

terjadi saat itu.

4) Denial

Individu yang menggunakan caranya untuk menolak bahwa

individu tidak percaya bahwa stressor itu ada sehingga individu

beranggapan bahwa stressor itu tidak ada.

5) Turning to religion

Cara individu yang beralih ke agama ketika ia ada disituasi tertekan

dalam dirinya. Agama memiliki fungsi untuk mendukung

emosional serta menjadi sarana reinterpretasi positif maupun upaya

dalam menghadapi stressor. Individu yang mengambil cara tersebut

akan mengembalikannya atau pasrah dengan masalahnya pada

keyakinan yang dimiliki.

B. Cyberbullying

1. Pengertian Cyberbullying

Burgess-Proctor, Hinduja, dan Patchin (2009) mengatakan

cyberbullying merupakan sebuah kegiatan atau perbuatan yang dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

14

merugikan seseorang dengan cara sengaja serta berulang melalui sebuah

media elektronik seperti computer, handphone maupun perangkat alat

elektronik yang lainnya. Hinduja dan Patchin (2010) mengatakan

cyberbullying adalah sebuah perbuatan yang dilakukan dengan cara

mengirim pesan untuk mengancam dan mempermalukan seseorang

melalui chat dan email serta menuliskan komentar dengan menghina,

mengancam dan mengintimidasi seseorang di sebuah website serta

media sosial. Lalu, Willard (2007) mendefinisikan cyberbullying

sebagai perbuatan kejam terhadap orang lain dengan mengirimkan atau

mem-posting gambar maupun pesan yang menyakitkan bagi korbannya

atau yang berkaitan dengan agresi sosial dengan menggunakan internet

atau media elektronik lainnya.

Menurut Pandie dan Weismann (2016), terdapat faktor yang

mendorong remaja mendapatkan perilaku cyberbullying, yakni (1)

minimnya perlindungan sosial, (2) diri sendiri, dan (3) keluarga. Selain

itu, Jalal, Idris dan Muliana (2021) mengungkapkan faktor yang

menjadikan remaja rentan mengalami cyberbullying yaitu faktor

internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi, (1) kemampuan

pelaku berempati, hal tersebut remaja tidak mengerti tentang etika yang

baik dalam berperilaku online sehingga sulit untuk dikontrol dalam

menggunakan media sosial. (2) karakter korban yang rentan dapat

menjadikan remaja menjadi pelaku dan korban dari cyberbullying. (3)

koneksivitas antara pelaku dan korban cyberbullying. Semakin tinggi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

15

intensitas perilaku yang dilakukan pelaku maka korban akan semakin

bersikap reaktif. (4) pelaku dan korban cyberbullying terjadi pada

remaja perempuan maupun laki-laki. (5) faktor bersosialisasi sebagai

pemicu terjadinya cyberbullying seperti berkomentar kasar. Sedangkan

faktor eksternalnya yaitu (1) intensitas penggunaan media sosial,

semakin tinggi remaja menggunakan media sosial maka akan semakin

besar peluang remaja berperilaku cyberbullying dan mendapatkan

perlakuan cyberbullying. (2) adanya perkembangan media sosial yang

semakin pesat sehingga remaja dapat dengan mudah mengakses atau

membawa hal yang baru dalam masyarakat untuk melakukan

penindasan di media sosial. (3) pengaruh perangkat teknologi yang

menyebabkan remaja dapat melakukan suatu yang kejam dibandingkan

dengan apa yang didapatkan remaja dalam pelaku bullying.

Dampak dari cyberbullying tentu akan menimbulkan banyak

pengaruh seperti individu memiliki perasaan harga diri yang rendah,

depresi atau mengalami stress yang mengakibatkan remaja akan

melakukan bunuh diri (Rudi, 2010). Bottino, dkk (2015)

mengungkapkan bahwa cyberbullying dapat menimbulkan stres

emosional, kecemasan sosial, penggunaan obat terlarang, gejala depresi

hingga usaha untuk melakukan bunuh diri. Menurut Gini dan Pozzoli

(2013) bahwa siswa yang mengalami cyberbullying kemungkinan akan

merasakan dua kali lebih besar dampaknya seperti kesehatan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

16

meliputi sakit kepala dan sakit perut dibandingkan dengan remaja yang

tidak mengalami cyberbullying.

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa cyberbullying

merupakan sebuah perilaku agresi yang dilakukan melalui media

elektronik untuk menyerang korban dengan cara berulang.

2. Jenis-jenis Cyberbullying

Willard (2005) membagi beberapa jenis cyberbullying, yaitu :

a. Flaming (berapi-api), yaitu mengirimkan sebuah pesan teks berisi

kata-kata ataupun kalimat yang penuh dengan amarah dan secara

frontal. Istilah “flame” disini merujuk pada kata pesan yang berapi-

api. Contohnya seperti dalam chatroom yang terjadi saling hina atau

mencaci maki yang berbalas-balasan.

b. Harassment (gangguan), pesan yang berisi gangguan melalu e-mail,

sms, hingga pesan teks yang ada di jejaring sosial (instagram,

twitter, facebook) dilakukan secara berulang. Contoh ketika remaja

mendapatkan pesan yang bersifat ofensif secara berulang.

c. Cyberstalking, mengganggu serta mencemarkan nama baik

seseorang secara terus menerus sehingga membuat ketakutan yang

berlebih pada korban. Contoh seorang pedofil yang mencoba

mengontak korban dan meminta untuk bertemu secara terus menerus

yang bertujuan untuk melecehkan korban.

d. Denigration, yaitu memberitahukan sebuah keburukan seseorang ke

orang lain di internet dengan maksud merusak reputasi dan nama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

17

baik orang tersebut. Contoh ketika seseorang mengatakan keadaan

yang buruk baik fisik maupun sifat korban ke orang lain.

e. Impersonation (peniruan), yaitu meniru seseorang menjadi orang

lain dan mengirimkan pesan dan status yang tidak baik. Contoh

membuat akun media sosial yang sama persis.

f. Outing & Trickery, yaitu outing menyebarkan rahasia orang lain

berupa pesan dan foto-foto pribadi orang lain, sedangkan trickery

(tipu daya), membujuk seseorang dengan menipu agar mendapatkan

sebuah rahasia maupun foto pribadi orang tersebut. Contoh outing

yaitu menyebarkan foto seperti kartu identitas, nomer telepon hingga

alamat rumah. Sedangkan contoh trikery, individu akan berusaha

mendapatkan kepercayaan korban untuk meminta data pribadi

korban, lalu disebar ke media sosial.

g. Exclusion (pengeluaran), yaitu dengan secara sengaja

mengeluarkan seseorang dari grup online.

C. Tahap Perkembangan Remaja

1. Remaja

Remaja merupakan salah satu periode di usia 13 tahun hingga 20

tahun baik remaja laki-laki dan perempuan yang sedang mengalami

karakteristik seksual sekunder dan sifat kedewasaan dengan adanya

perubahan fisik dan perubahan psikologis yang berkaitan dengan konsep

diri (Widyatama, 2010). Remaja adalah masa transisi perkembangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

18

dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang dimulai di usia 12 tahun

dan berakhir di belasan tahun atau awal 20 tahun (Papalia, Olds &

Feldman, 2001).

Selain itu, remaja merupakan suatu peralihan dari masa anak-anak

ke masa dewasa yang dimulai dari usia 10 tahun sampai 12 tahun dan

berakhir di usia 18 hingga 22 tahun (Sarwono, 1997). Sementara itu,

Monks (2002) mengungkapkan bahwa remaja berawal di usia 12 hingga

21 tahun yang terbagi pada remaja awal di usia 12-15 tahun merupakan

remaja awal, usia 15-18 tahun masa remaja pertengahan dan 18-21 tahun

merupakan remaja akhir.

Melalui pemaparan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa remaja

merupakan suatu transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa yang

berawal dari usia 13 tahun hingga 20 tahun.

2. Remaja Akhir

Masa remaja terbagi menjadi dua yakni remaja awal (early

adolescent) di usia 10-13 tahun dan remaja akhir (late adolescent) di

usia 18-22 tahun. Remaja akhir merupakan individu yang memulai

dirinya dengan keinginan berkarir hingga mengeksplorasi dirinya

dibandingkan dengan remaja awal (Santrock, 2007). Lebih lanjut

menjelaskan bahwa remaja akhir dapat memahami situasi dirinya

sebelum merespon sesuatu dengan cara yang emosional (Newman dan

Newman, 2012). Hurlock (1980) mengungkapkan, remaja akhir dapat

memahami situasi dirinya sebelum mereaksikan sesuatu dengan cara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

19

yang emosional. Maka hal tersebut diharapkan remaja akhir memiliki

keterampilan dalam menyadari emosi, mengontrol emosi, mengetahui

emosi orang lain dan yang terpenting remaja dapat mengontrol tingkah

laku agresifnya.

Remaja akhir adalah proses seseorang menuju ke masa dewasa dan

ditandai dengan beberapa pencapaian yang telah diperoleh seperti (1)

minat yang lebih baik pada fungsi intelektualitas, (2) ego dalam mencari

suatu kesempatan untuk bergabung dengan orang lain dalam mencari

pengalaman yang baru, (3) identitas seksual yang tidak dapat berubah,

(4) egosentrisme yang diubah dengan keseimbangan baik kepentingan

pribari maupun orang lain dan (5) adanya batasan pada privasi pribadi

dengan orang lain (Sigelman dan Rider, 2009).

D. Coping Stress bagi Remaja Korban Cyberbullying

Setiap remaja yang menjadi korban cyberbullying akan mengalami

berbagai macam jenis cyberbullying ketika dirinya mendapatkan perlakuan

tersebut di media sosial yang digunakan. Awal terjadinya cyberbullying

karena pelaku merasa dirinya menjadi yang terkuat sehingga pelaku akan

mencari orang yang menurutnya orang tersebut tidak memiliki kemampuan

untuk melawan. Pelaku cyberbullying tentu akan melakukan berbagai

macam bentuk, seperti flaming (berapi-api), harassment (gangguan),

cyberstalking, denigration (pencemaran nama baik), impersonation

(peniruan), outing & trickery, serta exclusion (pengeluaran) (Willard, 2005).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

20

Hal ini yang dapat menyebabkan suatu dampak bagi korban cyberbullying.

Dampak dari perilaku cyberbullying tersebut, khususnya remaja yang

menjadi korban cyberbullying akan merasakan kecemasan, menghindari

pergaulan dengan teman sebaya, korban akan mengalami depresi, hingga

keinginan untuk bunuh diri. Ketika cyberbullying yang dialami remaja

tersebut bersifat jangka panjang, maka akan menimbulkan rasa percaya diri

yang kurang, membolos sekolah, hingga stres berat (Rifauddin, 2016).

Ketika remaja sudah mencapai stres dalam dirinya, langkah yang

baik untuk tidak stres yang terlalu berat tentu akan melakukan strategi

coping dirinya. Hal ini akan membuat remaja korban cyberbullying akan

bisa membuat dirinya terbuka dalam lingkungan sosialnya tanpa takut

dengan perlakuan orang lain serta dapat membatasi dirinya ketika akan di

bully di media sosial oleh pelaku cyberbullying. Coping stress yang dapat

dilakukan oleh remaja korban cyberbullying untuk mendapatkan gambaran

yang dapat dilakukan dalam dua jenis coping yakni focused problem coping

dan emotion problem coping. Focused problem coping merupakan cara

seseorang untuk dapat mengubah kondisi yang tertekan dengan menghadapi

masalah yang mengakibatkan munculnya stres. Focused problem coping

dibagi menjadi beberapa cara, yaitu active coping, planning, suppression of

competing activities, restraint coping, seeking of instrumental social

support. Sedangkan emotion problem coping adalah usaha seseorang untuk

mengurangi serta menghilangkan respon emosional ketika kondisi

seseorang mengalami tekanan. Emotion problem coping terbagi menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

21

beberapa cara, yaitu seeking of emotional social support, positive

reinterpretation, acceptance, denial, turning to religion.

E. Kerangka Berfikir

Remaja

Cyberbullying Stres Coping Stress

1. Flaming

2. Harassment

3. Cyberstalking

4. Denigration

5. Impersonation

6. Outing & trickery

7. Exclusion

Problem Focused Coping

- Active coping

- Planning

- Suppression of

competing activities - Restraint coping

- Seeking of

instrumental social

support

Emotion Focused Coping

- Seeking of emotional

social support

- Positive

reinterpretation

- Acceptance - Denial

- Turning to religion

Gambar 1. Kerangka Pikir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

22

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

kualitatif. Menurut Moleong (2014) penelitian kualitatif merupakan

penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang

dialami oleh subjek penelitian pada suatu konteks alamiah dan dengan

memanfaatkan metode alamiah. Selanjutnya, desain penelitian kualitatif yang

akan digunakan adalah analisis isi kualitatif deduktif (AIK). Dalam hal ini

peneliti akan menafsirkan data berupa teks secara subjektif melalui proses

pengelompokan sistematik seperti pengodean serta memasukkan kriteria ke

dalam tema-tema tertentu. Penggunaan bahasa sebagai ciri AIK deduktif yang

bertujuan untuk mengungkap isi serta makna dari sebuah teks yang sesuai

dengan konteks masalah (Supratiknya, 2015).

B. Fokus Penelitian

Fokus utama pada penelitian ini adalah mengungkap dinamika coping

stress remaja ketika menjadi korban cyberbullying, meliputi coping yang

berfokus pada masalah atau problem focused coping seperti active coping,

suppression of competing activities, restraint coping, seeking of instrumental

social support hingga coping yang berfokus pada emosi atau emotion focused

coping yang berfokus pada emosi di antaranya seeking of emotional social

support, positive reinterpretation, acceptance dan turning to religion.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

23

C. Partisipan Penelitian

Partisipan merupakan orang yang terlibat aktif dalam penelitian dengan

memberikan data atau informasi yang dibutuhkan. Istilah partisipan biasa

digunakan dalam penelitian kualitatif ditujukan pada orang yang menjadi

subjek penelitian. Dalam penelitian ini, subjek penelitian dipilih dengan cara

purposive sampling yakni ketika peneliti memilih subjek melalui ciri-ciri

yang sudah ditentukan peneliti serta tujuan dari penelitian yang akan

dilakukan peneliti (Herdiansyah, 2015).

Penelitian ini menggunakan analisis isi kualitatif dengan pertanyaan

deduktif dan akan dilakukan dengan analisis isi terarah. Selain itu, remaja

akhir merupakan detik-detik seorang remaja akan melalui transisi ke masa

dewasa awal. Kriteria yang dipilih sebagai partisipan berusia 18-20 yaitu

pernah menjadi korban cyberbullying yang berdampak subjek mengalami

stres dan berupaya melakukan coping stress. Remaja korban cyberbullying

tentu akan mendapatkan tekanan yang berat dalam dirinya, sehingga remaja

tersebut akan sulit berkembang di lingkungan sosialnya terutama dengan

teman sebaya baik laki-laki dan perempuan. Pada penelitian kualitatif, jumlah

subjek tidak terlalu diperhitungkan, karena pada dasarnya kedalaman data

lebih ditekankan untuk menggambarkan fenomena yang diteliti

(Herdiansyah, 2015).

Partisipan dalam penelitian ini adalah remaja korban cyberbullying

berjumlah 3 orang terdiri dari satu perempuan dan dua laki-laki. Ketiganya

memenuhi kriteria sebagai partisipan. Pertama, ketiga partisipan yang pernah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

24

menjadi korban cyberbulling. Kedua, pada saat menjadi korban cyberbullying

masih berusia remaja dan masih bersekolah di bangku SMP dan SMA.

D. Metode Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah

wawancara. Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan

cara peneliti dapat melakukan face-to-face interview (wawancara berhadap-

hadapan) dengan partisipan (Creswell, 2012). Wawancara dengan melakukan

face to face, diharapkan terjadi komunikasi langsung, fleksibel serta terbuka,

sehingga informasi yang didapat lebih banyak dan luas. Bentuk wawancara

yang akan digunakan pada penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur.

Melalui pemaparan di atas, peneliti juga akan merespon jawaban dari

partisipan sehingga peneliti tidak terpatok pada pertanyaan saja

(Herdiansyah, 2015).

Wawancara semi terstruktur ini tetap didasarkan pada daftar pertanyaan

terbuka sehingga berguna untuk memberikan stimulus pada informan, agak

partisipan dapat secara terbuka untuk mengungkapkan pengalaman yang

pernah dialaminya (Supratiknya, 2015). Adapun daftar pertanyaan tampak

pada Tabel wawancara berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

25

Tabel 1

Tabel wawancara

No Pertanyaan

1 Latar belakang subjek

1. Identitas (nama, tempat tanggal lahir, usia, tempat tinggal, asal,

jenjang studi)?

2. Apa yang anda ketahui tentang bullying dan cyberbullying?

3. Apakah anda pernah mengalami hal tersebut

2 Cyberbullying

1. Kapan anda merasa bahwa diri anda merasa di bully melalui media

sosial?

2. Sudah terjadi berapa lama?

3. Bullying apa saja yang pernah anda alami di media sosial?

4. Bagaimana reaksi anda terhadap orang yang melakukan bullying

pada anda?

5. Bagaimana perasaan anda saat anda mendapatkan bully?

6. Apa yang akan anda lakukan setelah anda mendapatkan perlakuan

bully?

3 Coping stress

1. Apakah anda pernah merasa stres setelah mengalami bully di media

sosial?

2. Apa sajakah yang dapat membuat anda stres?

3. Apa yang anda lakukan saat anda stres?

4. Bagaimana cara anda menanggulangi stres yang anda alami di

media sosial ketika di bully?

5. Apakah cara tersebut efektif untuk diri anda?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

26

E. Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

analisis isi deduktif atau yang dikenal juga dengan analisis isi terarah

(Supratiknya, 2015). Pendekatan deduktif memiliki tujuan untuk

memvalidasi sebuah kerangka teoretis serta menguji teori yang sudah ada

(Hsieh & Shannon dalam Supratiknya, 2015). Pelaksanaan analisis terarah

dengan pendekatan deduktif mencakup langkah-langkah sebagai berikut:

1. Penyusunan matriks kategorisasi

Langkah pertama, menyusun matriks melalui sebuah kategorisasi

yang sesuai dengan teori pada tema penelitian, yaitu dinamika coping

stress. Matriks kategori disusun secara deduktif seperti yang disajikan

pada tabel berikut.

Tabel 2

Kerangka Analisis Cyberbullying

No Bentuk Cyberbullying

1

2

3

4

5

6

7

Flaming

Harassment

Cyberstalking

Denigration

Impersonation

Outing & Trickery

Exclusion

Pesan yang berupa amarah

Pesan yang berupa gangguan

Mengganggu subjek hingga

ketakutan berlebih

Mencemarkan nama baik

Meniru seseorang

Menyebarkan rahasia

Mengeluarkan seseorang dari

grup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

27

Tabel 3

Kerangka Analisis Dinamika Coping Stress

No Jenis Coping Stress

1 Active coping Menghapus dan menghindar

dari stressor

2 Planning Membuat perencanaan

3 Suppression of competing

activities

Menyelesaikan permasalahan

Mengabaikan urusan lain

untuk konsentrasi menghadapi

stressor

4 Restraint coping Menunggu saat yang tepat

untuk bertindak maupun tidak

bertindak dalam mengambil

keputusan

5 Seeking of instrumental social

support

Mencari saran

Meminta bantuan untuk dapat

informasi melalui orang

sekitar

6 Seeking of emotional social

support

Mendapatkan dukungan moral

Mendapatkan simpati

Mendapatkan pemahaman

dari orang lain

7 Positive reinterpretation Mengambil sesuatu yang

positif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

28

8 Acceptance Menerima keadaan situasi dan

kondisi yang terjadi

9 Denial Menolak dan tidak percaya

bahwa stressor itu ada

10 Turning to religion Berdoa

2. Pengodean

Pengodean dilakukan dengan cara mengidentifikasi dan

mengkategorikan bentuk manifestasi yang sedang diteliti. Pengodean

dilakukan melalui beberapa langkah. Pertama, peneliti membaca

transkrip wawancara terlebih dulu, kemudian menandai setiap bagian

dari teks yang menggambarkan tema yang sedang diteliti. Kedua peneliti

menentukan kode dari bagian teks yang sudah ditandai sebelumnya

(Hsieh & Shannon, dalam Supratiknya, 2015).

F. Reliabilitas dan Kredibilitas Data

Keabsahan data penelitian tidak terlepas dari validitas dan reliabilitas

penelitian. Validitas kualitatif menurut Creswell (2012) adalah sebuah upaya

memeriksa kembali hasil penelitian dengan menggunakan prosedur maupun

strategi tertentu. Gibs (dalam Creswell, 2012) menyebutkan reliabilitas

kualitiatif merupakan pendekatan yang digunakan untuk membuktikan

keajegan penelitian apabila diterapkan pada proyek penelitian yang berbeda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

29

Selain itu, penelitian ini melakukan cross check pada partisipan guna

membuktikan keabsahan data informasi yang diperoleh.

Supratiknya (2015) mengungkapkan dengan adanya reliabilitas

kualitatif mempunyai sebuah tujuan untuk melihat penelitian ini dapat

digunakan untuk diterapkan pada penelitian lain. Creswell (2009 dalam

Supratiknya, 2015) dengan memeriksa transkrip wawancara dan memeriksa

kode merupakan cara dari memeriksa reliabilitas penelitian kualitatif.

G. Refleksi Peneliti

Peneliti merupakan korban dari perilaku bullying maupun cyberbullying.

Hal tersebut terjadi pada saat peneliti duduk di bangku SMP. Menurut

peneliti, lingkungan sekolah SMP kurang mendukungnya. Saat SMP, peneliti

pernah memiliki panggilan “kuntet” yang berarti pendek. Namun, peneliti

tidak menyukai panggilan tersebut.

Sewaktu peneliti duduk di bangku SMA, peneliti memiliki teman dekat

yang mendapatkan perilaku bullying dan cyberbullying. Teman peneliti

memiliki panggilan hitam yang bermaksud badannya yang berwarna hitam.

Selain itu, ia juga sering dipukuli dengan teman-teman yang lainnya. Dari

panggilan itu yang berlanjut ke media sosialnya.

Suatu saat peneliti menanyakan hal tersebut kepada teman saya “Kamu

gak kesel apa tiap hari selalu di pukulin kaya gitu?”. Teman peneliti hanya

menjawab “Ya, mau gimana lagi. Biar saling deket aja temenan sama

mereka”. Padahal hal tersebut tidak selayaknya dilakukan kalau hanya untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

30

berteman. Masih ada cara lain untuk melakukan perlakukan yang selayaknya

“teman”. Lalu saya menanyakan perasaan ke teman saya “Perasaan kamu

gimana?”, temen saya menjawab “Ya kesel sih sebenernya, cuma ya itu tadi

untuk bisa berteman dekat”. Saat itu kami hanya bisa berdiam tanpa melawan

sedikitpun kepada teman-teman yang melakukan hal tersebut dengan alasan

untuk kedekatan teman. Hal ini yang membuat peneliti tergerak untuk

menyampaikan perasaan seseorang ketika mengalami perilaku bullying

maupun cyberbullying. Padahal kami sebagai personal yang kuat memiliki

kekuatan untuk melawan itu dan bisa menanganinya.

Pada penelitian yang sudah dijalankan, peneliti menyadari memang tidak

mudah untuk menerima hal tersebut ketika seseorang mendapatkan perilaku

cyberbullying sehingga dampak yang dirasakan. Peneliti perlu melatih emosi,

ketika mendengarkan cerita dari teman-teman yang sudah berpartisipasi pada

penelitian. Untuk kedepannya, ketika peneliti kembali mendapatkan perilaku

cyberbullying, peneliti setidaknya sudah memiliki bekal untuk

menanggulangi dampak tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

31

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian

1. Pelaksanaan Penelitian

Partisipan penelitian ini merupakan tiga mahasiswa yang pernah

mengalami cyberbullying. Peneliti mencari partisipan dengan cara

menyebarkan survei secara online di media sosial. Survei tersebut berupa

pertanyaan-pertanyaan mengenai jenis cyberbullying. Peneliti mendapat

respon sebanyak lima orang dari survei tersebut. Kemudian dari lima orang,

peneliti memilih menjadi tiga orang dengan kesediaannya dalam mengikuti

penelitian dengan wawancara di tengah pandemi Covid-19. Setelah itu,

peneliti menghubungi mereka yang telah bersedia menjadi responden

penelitian untuk dilakukan tahap selanjutnya, yaitu wawancara.

Sebelum melakukan pengambilan data dengan wawancara, peneliti

melakukan rapport secara tidak langsung melalui pesan lewat Whatsapp

karena masa pandemi Covid-19. Hal tersebut untuk membangun hubungan

yang baik dan lebih terbuka antara peneliti dan partisipan. Periode

membangun rapport dengan partisipan dilakukan pada bulan Mei 2020

sampai dengan November 2020. Saat melakukan rapport, peneliti

menanyakan mengenai kondisi serta kesibukan partisipan selama masa

pandemi.

Proses wawancara dilakukan pada bulan Juli 2020 sampai November

2020 secara langsung. Dalam melakukan wawancara, proses tersebut berada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

32

dalam keadaan di tengah pandemi Covid-19 sehingga peneliti dan partisipan

perlu memperhatikan protokol kesehatan dengan cara menjaga jarak,

mencuci tangan atau menggunakan hand sanitaizer, dan menggunakan

masker. Wawancara berlangsung dalam durasi yang berbeda-beda pada tiap

partisipan, yaitu satu setengah jam hingga dua jam. Setelah seluruh proses

wawancara selesai, peneliti melakukan konfirmasi lebih lanjut pada tiap

partisipan guna menyamakan persepsi mengenai data yang sudah diberikan

oleh partisipan.

Pertemuan pertama dengan Partisipan 1 berlangsung di sebuah taman

terbuka di dekat rumah partisipan pada tanggal 18 Juli 2020. Sebelumnya

peneliti menghubungi partisipan melalui pesan lewat Whatsapp untuk

menyesuaikan jadwal bertemu. Pertemuan pertama peneliti melakukan

rapport serta menyampaikan tujuan wawancara penelitian. Peneliti meminta

kesediaan kepada P1 untuk menjadi partisipan dalam penelitian, lalu P1

mengisi persetujuannya pada lembar informed consent.

Pertemuan pertama dengan Partisipan 2 pada tanggal 9 Oktober 2020.

Sebelum melakukan wawancara, peneliti menghubungi partisipan melalui

Whatsapp untuk menyesuaikan jadwal wawancara. Pertemuan pertama

berlangsung di rumah partisipan dan disambut dengan orang tua partisipan.

Peneliti bertemu dengan ibu dari P2 dengan melakukan rapport untuk

menjelaskan maksud dan tujuan penelitian serta meminta izin kepada ibu

bersangkutan untuk mewawancarai partisipan. Ibu P2 sudah mengizinkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

33

dan partisipan sudah bersedia untuk diwawancarai. P2 mengisi informed

consent yang telah disediakan sebagai bentuk kesediaan diwawancara.

Pertemuan pertama dengan Partisipan 3 pada tanggal 4 November

2020. Sebelum melakukan wawancara dengan partisipan, peneliti

menghubungi partisipan melalui Whatsapp untuk menyesuaikan jadwal

pertemuan untuk melakukan wawancara. Sesuai jadwal yang disepakati,

peneliti dan partisipan bertemu di café yang sudah ditentukan sebelumnya.

Kemudian peneliti melakukan rapport untuk menjelaskan maksud dari

sebuahn pertemuan, lalu peneliti meminta P3 untuk mengisi informed

consent.

Waktu dan tempat pelaksanaan pengambilan data melalui wawancara

kepada partisipan sebagaimana ditampilkan pada Tabel 4 berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

34

Tabel 4

Waktu dan Tempat Pelaksanaan Wawancara

2. Ethical considerations

Penelitian ini bertepatan dengan pandemi Covid-19 yang melanda di

Indonesia. Pada proses sebelum mengumpulkan data, peneliti dan partisipan

akan menerapkan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan oleh

pemerintah dengan cara menjaga jarak, mencuci tangan dan menggunakan

masker. Selain itu, peneliti dan partisipan membawa hand sanitazer sebagai

opsi lain ketika saling kontak melalui benda yang digunakan seperti pulpen

maupun kertas. Hal ini untuk saling menjaga kesehatan peneliti dan

partisipan.

No Keterangan Partisipan 1 Partisipan 2 Partisipan 3

1 Wawancara Sabtu, 18 Juli

2020 15.00–

17.00 di taman

dekat rumah

partisipan

Jumat, 9 Oktober

2020 18.30-20.30

di kamar rumah

partisipan

Rabu, 4

November 2020

14.00-16.00 di

café

Jumat, 21

Agustus 2020

16.00-17.45 di

taman dekat

rumah partisipan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

35

Ketika ingin memulai wawancara, penelitian ini menggunakan

informed consent sebagai persetujuan antara peneliti maupun partisipan

dalam menjalankan penelitian ini. Informed consent dimaksudkan untuk

menjamin partisipan dengan semua informasi yang sudah diberikan untuk

menjamin dan melindungi kerahasiaan dan hak partisipan yang mengikuti

sebuah penelitian (Grady dalam Supratiknya, 2015). Peneliti menjelaskan

kepada partisipan sebelum melakukan wawancara agar partisipan dapat

mengikuti penelitian dengan sukarela tanpa ada paksaan dari pihak

partisipan, sehingga peneliti dan partisipan dalam melakukan penelitian

dapat membangun situasi dan kondisi yang nyaman selama proses

pengambilan data. Partisipan juga berhak untuk mengundurkan diri ketika

partisipan yang bersangkutan mulai tidak nyaman dengan perlakuan

partisipan.

Data yang akan diperoleh peneliti merupakan hasil sebuah wawancara

dengan partisipan yang hanya bisa diakses oleh peneliti. Hasil wawancara

yang diperoleh peneliti, wajib melindungi kerahasiaan data tersebut

(HIMPSI, 2010). Proses dari data yang berupa alat perekam suara yang

dipindahkan melalui sebuah teks yang dilakukan oleh peneliti itu sendiri.

Selain itu, peneliti akan menyadari bahwa selalu ada resiko yang muncul

dalam proses pengambilan data, seperti perasaan cemas ketika mengingat

masalah yang pernah dialami oleh partisipan, lalu perasaan kesal ketika

menghadapi masalah tersebut. Pada kejadian tersebut, peneliti mencoba

untuk mencairkan suasana dengan selipan humor yang akan meredam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

36

perasaan tersebut hingga proses pengambilan data kembali berjalan dengan

lancar.

B. Pertisipan Penelitian

1. Data Partisipan

Partisipan penelitian berjumlah tiga orang remaja yang pernah menjadi

korban tindakan cyberbullying. Partisipan saat penelitian berstatus sebagai

mahasiwa berusia 19 tahun dan 20 tahun. Dua partisipan berasal dari Bekasi,

dan satu partisipan merupakan orang asli Yogyakarta. Data partisipan

sebagaimana tampak pada Tabel berikut.

Tabel 5

Data Partisipan

No Keterangan Partisipan 1 Partisipan 2 Partisipan 3

1

2

Inisial

Jenis kelamin

LDR

Permpuan

A

Laki-laki

GL

Laki-laki

3 Daerah asal Bekasi Yogyakarta Bekasi

4 Usia 19 tahun 20 tahun 20 tahun

5 Tempat tinggal Bekasi Kalasan Tambun

6 Anak ke 2 2 3

7 Status Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa

8 Jenis cyberbullying Body

shaming

Body shaming Body

shaming

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

37

9 Durasi

cyberbullying

Terkesan

lama

Terkesan lama Terkesan

lama

10 Frekuensi

cyberbullying

Dirasakan P1

sering

Dirasakan P2

sering

Dirasakan P3

sering

11. Tema

cyberbullying

Fisik tubuh

kurus,

jerawatan

Kulit hitam,

panggilan

dengan nama

hewan

Penamplan

rambut

12 Intensitas

cyberbullying

Sangat tinggi Tinggi Tinggi

2. Latar Belakang Partisipan dan Dinamika Proses Wawancara

Data terkait dengan identitas ketiga partisipan dan latar belakang

partisipan keluarga hingga partisipan menjadi korban cyberbullying penting

disajikan untuk melihat identitas dan latar belakang partisipan.

a. Pertisipan 1 (P1)

P1 merupakan seorang remaja perempuan berusia 19 tahun yang

berasal dari Bekasi. P1 tinggal bersama keluarganya yakni bapak dan

ibu. Saat proses wawancara, P1 sedang menunggu hasil pengumuman

SNMPTN dari universitas yang dipilih. P1 merupakan orang yang

mudah bergaul dengan temannya baik dengan perempuan maupun laki-

laki. Selain itu, P1 menceritakan bahwa teman-teman menilai dirinya

merupakan orang yang aktif. Namun dibalik orang yang selalu aktif, P1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

38

mengaku termasuk orang yang malas bergerak dan tidak peduli dengan

hal yang menurutnya tidak penting untuk dibahas. P1 dapat mengalami

mood swing secara tiba-tiba yang berasal dari lingkungan sekitar.

P1 adalah anak kedua dari dua bersaudara. Kakaknya sudah

menikah. Ayah P1 bekerja di suatu sekolah swasta dan ibu bekerja

sebagai guru di Jakarta. P1 merasa bahwa hubungan dengan

keluarganya baik-baik saja seperti keluarga pada umumnya seperti cara

berkomunikasi dengan orang tua dan kakaknya. P1 merasa nyaman

dengan ibunya ketika ingin menyampaikan cerita maupun pendapat

ketika sedang mengalami suatu masalah baik personal maupun dengan

lingkungannya. Jika P1 bercerita dengan ayahnya, ia merasa ayahnya

hanya menanggapinya sebisa mungkin. Hubungan P1 dengan kakaknya

memiliki kedekatan yang akrab namun jika bercerita dengan kakaknya

hanya menanyakan mengenai pengalaman sehari-hari, pengalaman di

sekolah dan pengalaman kakaknya setelah menikah.

Pertama kali P1 mengalami cyberbullying yaitu pada saat

Facebook dan Twitter mulai berkembang. Saat itu P1 merasa dirinya

disindir dan beberapa dari temannya menjelekkan dirinya di media

sosial yang dapat dilihat banyak orang seperti mengatakan dirinya yang

kurus dan wajahnya penuh jerawat. Selain itu, P1 mendapatkan

komentar negatif dari akun yang tidak dikenal di media sosial Twitter

dengan mengatakan P1 selalu mencari perhatian dan menjelekkan

dirinya. Menghadapi bullying tersebut, P1 merasa kesal terhadap pelaku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

39

yang sudah melakukan bullying pada dirinya. P1 merasa sedih dengan

hal tersebut yang membuat dirinya menjadi menarik diri, stres hingga

takut melakukan suatu hal yang dapat menimbulkan kesalahan dalam

dirinya.

Wawancara dengan partisipan dilaksanakan sebanyak dua kali

pada anggal 18 Juli 2020 dan 21 Agustus 2020. Wawancara pertama

partisipan menggunakan kaos dan celana panjang serta masker untuk

mengikuti protokol kesehatan guna menangkal Covid-19. Wawancara

dilakukan di taman dekat rumah partisipan. Keadaan di sekitar taman

tidak ramai sehingga wawancara dapat berjalan dengan lancar dan

kondusif. Sebelum melakukan wawancara, peneliti dan partisipan

melakukan rapport selama kurang lebih 30 menit guna mencairkan

suasana dalam melakukan wawancara. Setelah itu, wawancara

dilakukan selama sekitar kurang lebih 75 menit. Saat bertemu, partisipan

terlihat semangat untuk menyampaikan pengalaman mengenai

cyberbullying yang pernah dialaminya semasa sekolah. Wawancara

berjalan dengan lancar, namun peneliti kurang dalam menggali

pengalaman partisipan sehingga wawancara pertama mendapatkan data

yang kurang mendalam.

Pada wawancara kedua, partisipan menggunakan pakaian kaos

dan celana jeans pendek selutut. Wawancara bertempat di taman dekat

rumah partisipan berlangsung sekitar selama 60 menit. Wawancara

dilakukan kembali karena peneliti kurang mendapatkan informasi lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

40

dalam. Selama wawancara partisipan nampak lebih bersemangat

dikarenakan ada sesuatu yang positif yang membuat partisipan lebih

siap sehingga wawancara berjalan dengan lancar tanpa ada kendala

apapun.

b. Partisipan 2 (P2)

P2 merupakan seorang remaja berusia 19 tahun sedang

menjalankan studi di salah satu universitas swasta di kota Solo. P2

bertempat tinggal di Kalasan, Yogyakarta bersama dengan ibunya. P2

merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Kakak P2 seorang

perempuan yang sedang melakukan studi di Bandung. P2 merupakan

anak yang penurut dan jarang pergi keluar rumah sehingga P2

membantu pekerjaan ibunya di rumah.

P2 merasa memiliki kedekatan yang baik dengan ibunya, karena

dari kecil ia selalu dijaga ibunya hingga saat ini. Ketika P2 mengalami

suatu masalah, maka ibunya selalu membela dan melindunginya. Maka

dari itu, P2 tidak ingin membuat ibunya kecewa terhadap perilakunya.

Berbeda dengan ibunya yang selalu perhatian dan peduli pada P2, Ayah

P2 sekedar memberikan masukan ketika P2 ingin melakukan sesuatu.

Sedangkan dengan kakaknya, P2 saat ini jarang bertemu dengan

kakaknya karena sedang melakukan studi di Bandung. Namun sebelum

kakaknya pindah ke Bandung, P2 kadang berantem dengan kakaknya

karena ia membuat kamarnya berantakan sehingga kakaknya tidak

terima dengan perlakukan P2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

41

Ibu dari P2 merupakan seorang ibu rumah tangga, namun

memiliki pekerjaan sampingan yakni laundry pakaian dan ikut

temannya berdagang roti. Sedangkan ayahnya saat itu bekerja sebagai

pegawai swasta dan untuk saat ini tidak diberitahu informasi yang lebih

oleh P2 mengenai ayahnya.

Pengalaman P2 menjadi korban cyberbullying berawal ketika P2

diejek oleh temannya serta akun tidak dikenal yang memanggilnya

bukan dengan nama asli melainkan dengan nama hewan. Selain itu, P2

sempat dilecehkan fisiknya oleh pelaku dengan mengatakan dirinya

hitam serta ada juga yang mengatakan kata-kata kasar yang membuat

dirinya kesal, kecewa dan membuat P2 selalu berpikiran tentang hal-hal

yang tidak mengenakkan dirinya.

Wawancara dilakukan pada tanggal 9 Oktober 2020. Sebelum

melakukan wawancara, peneliti meminta izin pada ibu dari partisipan

terlebih dahulu. Wawancara pertama dilakukan di rumah partisipan

tepatnya di kamar tidur pertisipan. Saat melakukan wawancara,

partisipan mengenakan kaos dan celana pendek untuk menambah rasa

santai saat melakukan wawancara. Peneliti membangun rapport kepada

partisipan guna melancarkan ketika melakukan wawancara. Partisipan

terlihat mengikuti alur yang sudah disiapkan oleh peneliti. Pada saat

wawancara, setiap respon yang di keluarkan oleh partisipan

mengandung rasa kepercayaan diri dan penuh semangat dengan logat

bahasa jawanya. Namun di sisi lain, ketika partisipan mengungkapkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

42

yang berkaitan dengan ibunya tampak rasa penuh sayang kepada ibunya

yang menurut partisipan, ia tidak ingin melihat ibunya kecewa terhadap

apa yang terjadi pada partisipan. Wawancara berjalan selama 90 menit.

Kendala peneliti saat wawancara, peneliti mengalami sedikit gangguan

dari luar yakni anak kecil yang bermain di depan rumah partisipan.

c. Partisipan 3 (P3)

P3 merupakan seorang ramaja laki-laki berusia 20 tahun yang

sedang menempuh studi di universitas swasta di Bekasi. P3 tinggal di

daerah Bekasi Barat bersama kedua orang tuanya dan adiknya,

sedangkan kakak dari P3 di Jakarta tinggal bersama dengan adik

bapaknya. Pekerjaan bapak dari P3 tidak diungkapkan oleh P3,

sedangan ibunya sebagai rumah tangga. Begitu pula kakak P3 tidak

diberi tahu mengenai pekerjaannya, sedangkan adiknya sekolah di

bangku SMA kelas 2. P3 merasa dirinya orang yang aktif baik di

keluarga maupun di lingkungan sekolah. Selain itu, P3 aktif menjalin

pertemanan dengan sering berkumpul dengan teman-temannya. P3

sering melakukan kegiatan di luar rumah dengan teman sekolahnya

untuk saling berbagi cerita dan membicarakan tentang cinta. Namun, P3

tetap peduli dengan adiknya.

Meskipun anak kedua sedangkan adiknya perempuan, ia selalu

menjaga dan bertanggung jawab ketika adiknya mengalami sesuatu

yang dapat menyakiti adiknya. P3 memiliki kedekatan yang baik dengan

keluarganya terutama dengan bapaknya. Hal ini sebabkan karena P3 dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

43

ayahnya memiliki hobi yang sama yaitu memancing. P3 cukup sering

melakukan kegiatan memancing dengan bapaknya termasuk dengan

teman-teman dari bapaknya. Selain itu, P3 merasa bapaknya bisa untuk

melakukan kerja sama untuk mendapatkan persetujuan dari ibunya

seperti persetujuan untuk membeli barang dan mancing bersama.

Pengalaman pertama P3 mengalami cyberbullying terjadi saat ia

merasa bentuk rambut yang aneh sehingga ia mencoba untuk memotong

rambutnya hingga botak dan berharap dapat tumbuh tidak seperti semula

namun gagal. Alhasil temannya yang perempuan mengejek P3 karena

bentuk rambutnya. Selain itu, P3 juga pernah mendapatkan komentar

kasar di Instagram oleh orang yang tidak ia kenal. Hal tersebut membuat

P3 menjadi kesal dengan orang yang selalu melihat atau mengomentari

negatif mengenai penampilannya. Akibatnya, P3 menjadi takut dan

tidak percaya diri. Dampaknya P3 menjadi semakin kepikiran dengan

perilaku orang yang mengomentari rambut serta penampilannya.

Wawancara bersama partisipan dilakukan pada tanggal 4

November 2020. Wawancara pertama partisipan menggunakan hoodie

hitam serta celana pendek berwarna cokelat. Sebelum melakukan

wawancara, peneliti dan partisipan melakukan perbincangan mengenai

lingkungan sekolah serta lingkungan perkuliahan. Wawancara

berlangsung selama kurang lebih 75 menit. Keadaan saat wawancara di

sebuah café tidak begitu ramai, sehingga peneliti dan partisipan tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

44

begitu mengalami kendala yang berat dan bisa ditangani secara

langsung. Selama melakukan wawancara, partisipan merespon

pertanyaan peneliti sangat baik tidak ada kesulitan dalam menangkap

pertanyaan hanya saja di saat terakhir peneliti sempat kebingungan akan

jawaban partisipan. Namun, partisipan menjelaskan kembali secara

detail. Partisipan sempat terdistraksi dengan hal kecil seperti orang

lewat di belakang peneliti.

C. Hasil penelitian

1. Analisis data partisipan 1

a. Jenis Cyberbullying

P1 mendapatkan cyberbullying di media sosial berupa ejekan

terhadap kondisi fisik dirinya. Jenis bullying yang menyerang kondisi

fisik atau penampilan lebih dikenal dengan body shaming. P1 dilecehkan

dengan menyebut fisik dirinya yang dikatakan sebagai terlalu kurus dan

kulit berjerawat. Durasi cyberbulling dirasakan P1 sangat lama karena

karena pelaku juga adalah dari lingkungan teman-temannya sendiri.

Karena pelaku ada di lingkungan teman-temanya sendiri, frekuensi

cyberbullying juga dirasakan P1 sebagai sangat sering.

P1 merasa sangat sedih diserang dengan kata-kata yang

menyakitkan hati yang tersimpan kuat dalam ingatannya. P1 selalu

memikirkan sakit hatinya telah diserang dengan kata-kata yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

45

menyakitkan. Apalagi, P1 tidak mengenal orang-orang yang telah

melakukan cyberbullying terhadap dirinya.

P1 merasa terkejut dan kesal saat mengalami cyberbullying,

sehingga membuat P1 berpikir apa ada sesuatu yang salah pada dirinya

yang menyebabkan P1 menjadi korban cyberbullying. P1 kemudian

menarik diri dengan cara tidak aktif terlebih dulu di media sosial agar

tidak bertambah sedih dan sakit hati. P1 merasa stress mendapat serangan

dari orang yang tidak dikenalinya.

P1 takut untuk bertemu dengan orang lain, bukan hanya di media

sosial tetapi juga bertemu orang yang tidak dikenalnya dalam keseharian.

P1 khawatir di sekolah bertemu dengan orang yang telah melakukan

bullying dirinya di media sosial. Dalam bayangan P1, apabila orang yang

melakukan bullying pada dirinya ketika orang tersbut bertemu dengannya

akan menyalahkan P1. Kekhawatrian ini akhirnya membuat P1 lebih

memilih di dalam rumah saja, tidak mengikuti kegiatan di sekolah. P1

takut salah ngomong atau menyinggung perasaan orang lain sehingga P1

lebih memilih lebih banyak diam di kamar. Ketakutan P1 ketika

melakukan kesalahan tanpa dia sadari sehingga membuat orang lain

marah dan berujung serangan pada dirinya. P1 menjadi sangat berhati-

hati sehingga cenderung menarik diri dengan maksud agar tidak terulang

pengalaman cyberbullying pada dirinya.

Bukan hanya sekali P1 mendapat cyberbullying di medsos.

Sebelumnya, teman-temannya di Line serta BBM (Blackberry

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

46

Messanger) juga memanggil dirinya bukan menyebutkan nama, tetapi

dengan menyebutkan ciri-ciri fisiknya, “boncel”, “monyong”, dan “si

gizi buruk”. P1 merasa minder saat bertemu dengan teman-temannya

sendiri. Hal ini menjadikan P1 merasa badmood saat belajar.

b. Pemilihan jenis Coping Stress

Saat merasa sedih, takut, dan merasa terancam, P1 berdoa semoga

orang-orang yang menyerangnya merasa capek sendiri lalu berhenti

melakukan cyberbullying. Ketika perasaan tersebut muncul, kadang-

kadang PI juga berusaha melupakannya dengan bersikap tidak peduli dan

lebih cuek dengan harapan si pelaku bullying berhenti dengan sendirinya.

Saat yang sama, P1 tetap berdoa semoga dirinya terjauh dari tindakan

bullying. Meskipun demikian, P1 terkadang juga masih kepikiran

sehingga P1 memilih beralih ke agama ketika berada dalam situasi

tertekan dalam dirinya dengan cara berdoa. Agama menjadi sarana

reinterpretasi positif maupun upaya dalam menghadapi stressor.

P1 berusaha melupakan dampak bullying dengan cara bermain

game. P1 bermain game untuk mengalihkan perhatian. Dalam hal ini, P1

memilih untuk mengurangi serta menghilangkan respon emosional

ketika dirinya mengalami tekanan. Cara lain yang dilakukan P1 yaitu

dengan memutar musik yang beraliran agak keras yang dapat

meningkatkan adrenalin sehingga dapat mengusir rasa galau. Menurut

P1, bermain game atau mendengarkan musik merupakan cara efektif

untuk melupakan masalah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

47

P1 menceritakan kasus bullying yang dialaminya kepada temannya.

Bercerita kepada teman dekat dapat memberikan dukungan pada P1 agar

tidak selalu berpkiran tentang bahwa orang lain membicarakan hal-hal

negatif tentang dirinya. Teman-teman memberikan hal positif kepada P1

juga respect pada taman-temannya.

Bullying yang dialami P1 di masa sekolah sebelumnya juga pernah

terjadi. P1 dipanggil dengan panggilan yang buruk yaitu: “boncel’,

“monyong”, dan “si gizi buruk”. Pada awalnya merasa tidak ada masalah,

teman-teman memanggil demikian, tapi lama kelamaan membuat P1

merasa minder dan badmood. P1 tidak mau menceritakan masalah

sesungguhnya ketika ditanya orang tuanya. P1 biasa mengatakan baru

berantem sama teman.

P1 menghadapi masalah bullying tersebut dengan meminta teman

yang biasa memanggil dengan panggilan buruk untuk memanggil dengan

namanya saja. Satu persatu akhirnya teman-teman bisa mengerti

sehingga tidak lagi memanggil P1 dengan panggilan yang buruk. Dalam

hal ini P1 melakukan aktivitas sebagai upaya menyelesaikan masalah dan

mengabaikan urusan lain untuk dapat konsentrasi dalam menghadapi

stressor.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

48

2. Analisis data partisipan 2

a. Jenis Cyberbullying

Cyberullying yang dialami P2 berupa ejekan hingga panggilan

bukan dengan nama asli yaitu dengan nama hewan. Selain itu, P2 sempat

dilecehkan fisiknya oleh pelaku dengan mengatakan dirinya hitam serta

ada juga yang mengatakan kata-kata kasar yang membuat dirinya kesal,

kecewa dan selalu membuat pikiran dengan hal yang tidak mengenakkan

untuk P2. Jenis bullying yang menyerang kondisi fisik atau penampilan

lebih dikenal dengan body shaming. P2 dilecehkan dengan menyebut

fisik dirinya yang dikatakan sebagai berkulit hitam. Durasi cyberbulling

dirasakan P2 sangat lama karena karena pelaku juga adalah dari

lingkungan teman-temannya sendiri. Karena pelaku ada di lingkungan

teman-temanya sendiri, frekuensi cyberbullying juga dirasakan P2

sebagai sangat sering. Awalnya P2 hanya bercanda saja, akan tetapi

ditanggapi serius dan terus berulang-ulang dirinya dipanggil dengan

nama hewan dan kata-kata kasar. Cyberbullying yang menjadikan

kondisi fisik sebagai objek bullying.

Cyberbullying yang dirasakan telah membuat P2 merasa kesal dan

kecewa serta malas untuk beraktivitas. P2 khawatir apa yang

dirasakannya diketahui oleh ibunya karena P2 yakin ibunya yang selalu

melindungi dirinya akan juga merasakan sedih dan kecewa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

49

b. Pemilihan jenis Coping stress

Ketika merasakan dampak dari stress yang dialaminya, P2 pernah

menceritakan tindakan cyberbullying kepada teman untuk meminta saran

bagaimana sebaiknya menghadapi perlakuan seperti itu. Temannya

menyatakan tidak rela P2 diperlakukan tidak semestinya. P2 merasa

mendapat dukungan dan merasa ada keberanian untuk menghadapi

masalah. Dalam hal ini P2 berupaya mendapatkan dukungan moral,

simpati dan pemahaman dari orang lain.

Coping stress yang dipilih P2 tampak pada pilihan untuk tidak mau

menambah masalah dengan cara menghindari kemungkinan timbul

masalah. Akan tetapi P2 sudah mengambil sikap menunggu, apabila

bullying benar-benar sudah keterlaluan maka P2 berniat untuk

mendatangi pelaku guna menyelesaikan masalahnya. Selama

menghadapi bullying, ketika ada dukungan dari teman dekatnya, P2

sudah merasa memiliki mood yang baik untuk beraktivitas. Dalam hal

ini, P2 memilih coping dengan cara menunggu saat yang tepat untuk

dapat bertindak maupun tidak bertindak dalam mengambil keputusan

secara cepat. P2 siap bertindak menghadapi pelaku bullying apabila

bullying masih berlanjut atau bertambah parah.

Selain itu, P2 juga biasa membawa masalah dalam doa agar tenang.

Doa dilakukan terutama saat tidak ada orang yang bisa diajak untuk

membicarakan masalah bullying yang dialaminya. Menurut pengalaman

P2, saat sudah berdoa akan merasa lebih tenang meskipun tidak langsung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

50

selesai. Dengan berdoa selalu ada jalan keluarnya. Agama memiliki

fungsi untuk mendukung emosional serta menjadi sarana reinterpretasi

positif maupun upaya dalam menghadapi stressor sehingga menemukan

jalan keluar dari masalah.

Cara yang paling tepat untuk mengubah keadaan menurut P2

adalah dengan ketemu langsung orangnya diajak bicara baik-baik untuk

menyelesaikan masalahnya. P2 ingin mengetahui maskud dari perkataan

pelaku. Apabila tidak bisa diajak bicara baik-baik, P2 mengaku siap

berkelahi.

3. Analisis data partisipan 3

a. Jenis Cyberbullying

P3 disering karena penampilan fisiknya yang dipandang jelek,

terutama rambutnya. Jenis bullying yang menyerang kondisi fisik atau

penampilan lebih dikenal dengan body shaming. P3 dilecehkan dengan

menyebut rambutnya yang keritik dan jelek. Durasi cyberbulling

dirasakan P3 sangat lama karena karena pelaku juga adalah dari

lingkungan pertemenannya di media sosial. Frekuensi cyberbullying

juga dirasakan P3 sebagai sangat sering.

Stres yang dirasakan P3 bersumber dari komentar teman tentang

rambutnya yang keriting. P3 merasa insecure terhadap rambutnya.

Insecure adalah istilah untuk menggambarkan perasaan tidak aman yang

membuat seseorang merasa gelisah, takut, malu, hingga tidak percaya

diri. Rambut P3 sering menjadi bahan bullying sehingga dirinya merasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

51

takut dan tidak percaya diri. Ketika P3 bersosialisasi di sosial media,

yang paling ditakutkan adalah apabila muncul pembicaraan tentang

rambut.

Kondisi rambut yang “aneh” diterima P3 sebagai suatu kenyataan

yang harus diterima, meskipun bullying telah menjadikan dirinya malas

beraktivitas termasuk malas keluar rumah. P3 menutup diri dari orang-

orang yang kemungkinan akan memandang aneh pada rambutnya. P3

selalu kepikiran bahwa orang lain akan mengatakan dirinya alay (norak,

berlebihan) dan ngga danta (tidak jelas).

b. Pemilihan jenis Coping stress

Sikap yang diambil P3 terhadap dampak stres yang dialami yaitu

dengan memilih banyak nongkrong di café atau di tempat lain yang

nyaman. P3 meminta saran kepada teman bagaimana menyikapi masalah

seperti yang sedang dialaminya. Saran dari teman dibutuhkan P3 agar

bisa mengambil sikap dengan benar. Tindakan P3 tersebut

memperlihatkan hal positif yang didapat P3 yaitu kesadaran diri P3 untuk

juga mengubah diri sendiri lebih dulu sebelum menuntut orang lain.

Setelah mengikuti pendapat teman. P3 merasa lega dan senang karena

ada perhatian yang positif dari teman.

4. Integrasi Ketiga Partisipan

Karakteristik dari setiap partisipan tentu mendapatkan hasil yang

berbeda. Pada P1 merupakan orang yang aktif dan mudah bersosialisasi dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

52

teman sebayanya baik dengan perempuan dan laki-laki. Mengenai

karakteristik, P2 merupakan orang yang penurut dengan orang tuanya terutama

dengan ibunya. Selain itu, P2 jarang berpergian keluar rumah dan lebih

memilih untuk di rumah saja. Sedangkan P3 merupakan orang memiliki jiwa

bersosial yang baik dan aktif di dalam keluarganya dan sering berkumpul

dengan teman-temannya. Dari ketiga partisipan, terdapat dua di antaranya

merupakan orang yang lebih mudah bersosialisasi dengan lingkungan

sekitarnya seperti keluarga dan teman sebayanya. Namun untuk P2 lebih

memilih menjalin kedekatan dengan sosok ibu yang selalu menjaganya.

Analisis terhadap tiga partisipan mengungkapkan sejumlah coping

stress yang dilakukan oleh remaja korban cyberbullying. Partisipan tidak selalu

menggunakan satu jenis coping sehingga memunculkan coping stress yang

dinamis. Setidaknya, ada 5 (lima) coping stress yang dilakukan partisipan

yaitu (1) turning to religion, (2) seeking of emotional social support, (3)

suppression of competing activities, (4) resistant coping, dan (5) seeking of

instrumental social support. Dinamika coping stress partisipan merupakan

respon terhadap situasi dan kondisi saat dirinya mengalami stres.

Turning to religion dipilih partisipan ketika tidak ada orang yang bisa

diajak untuk membicarakan masalah bullying yang dialaminya. Artinya, ketika

ada kesempatan bertemu teman dekat untuk membicarakan bullying yang

dialaminya, partisipan memilih membicarakan kasusnya bersama teman untuk

mendapatkan dukungan.

“Jadinya saat aku tidak bisa ngobrol sama siapa siapa, kalau udah berdoa

sudah merasa lebih enak.” (Partisipan 2, baris 457-458).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

53

Dinamika coping stress tampak pada perubahan coping dari turning to

religion ke seeking of emotional social support. Pilihan untuk mendapatkan

dukungan yang dilakukan P1 memperlihatkan coping yang di mana P1 berupaya

untuk mendapatkan dukungan moral, simpati dan pemahaman dari orang lain.

Saat tidak ada seorang pun bisa diajak berbagi perasaan atau bercerita,

partisipan cenderung melakukan turning to religion. Partisipan berdoa semoga

cyberbullying berhenti, partisipan berdoa semoga bisa tenang dan mendapatkan

jalan keluar dari masalahnya. Ketika partisipan merasakan ada teman untuk

berbagi, maka partisipan akan menceritakan kepada teman tentang kasus

bullying yang dialaminya.

Dinamika coping stress berubah menjadi restraint coping sebagaimana

dikemukakan Partisipan berikut:

“Terus juga aku kaya bakal nunggu nih, sampe seberapa parah dia

berucap yang gak bener sama aku. Kalo udah parah, baru aku samperin

utk nyelesaiin masalahnya..... udah bisa nanyain maksudnya dia kaya gitu

ke aku tuh lega jadinya, kalo bisa dimaklumi ya maklum kalo enggak ya

mungkin bisa gelut.”(Partisipan 2, baris 330-333).

Coping stress berupa turning to religion juga berubah menjadi

suppression of competing activities sebagaimana dikemukakan partisipan

berikut:

“Terus juga kadang aku mengabaikan kaya bodo amatlah lu mau bilang

apa sama gue, lagi pula pada akhirnya lu juga diem sendiri. Aku lebih

cuek kak...aku sih melampiaskan ke kaya main game aja gitu sih kak

karena ya biar gak kepikiran juga kan.” (Partisipan 1, baris 192-194).

Perubahan coping stress ini terjadi karena dalam kenyataannya, ketenangan yang

didapat setelah berdoa menjadikan partisipan merasa memiliki daya tahan lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

54

kuat, namun belum menyelesaikan masalah. Sumber masalah tetap tidak

tertangani sehingga masih muncul dampak stres berikutnya.

Dinamika coping stress dari turning to religion juga dapat menjadi

seeking of instrumental social support sebagaimna dikemukakan partisipan

berikut:

“Saya selalu berdoa juga biar jauh dari hal-hal yang kaya begitu. Akunya

aja sih kak yang cerita ke temen ku soal kejadian yang menurutku parah

aja sih.....cukup buat aku lebih step up lagi sih kak, memberi support

lebih untuk aku biar gak selalu kepikiran yang orang lain bilang negatif

tentang diriku. Selagi memberi hal positif aku bakalan respect sama dia

kak.” (Partisipan 1, baris 207-208, 211-212, 228-232).

Partisipan telah berdoa agar hatinya tenang dan jalan keluar terpecahkan,

saat yang sama partisipan juga membutuhkan dukungan sosial agar partisipan

berani menghadapi kenyataan sehingga kemudian memilih coping stress yang

berfokus pada masalah yaitu seeking of instrumental social support.

Dukungan sosial yang didapat partisipan menjadikan partisipan merasa

lebih kuat menghadapi masalah, akan tetapi dapat pula dukungan sosial hanya

berfokus pada menghilangkan emosi akibat stres yang dihadapi, bukan

penyelesaikan masalah itu sendiri sebagaimana dikemukakan partisipan berikut ini.

“Intinya ketika saya ada masalah begitu cukup dikasih semangat saja agar

saya bisa menaikkan mood saya. Kalau tidak begitu, ya aku ambil yang

baik baik saja dari kejadian itu.” (Partisipan 2, baris 336-338)

Pilihan partisipan untuk mengambil yang baik-baik dari peristiwa

bullying yang dialami menunjukkan upaya mendapatkan persepsi positif

sehingga secara emosi tidak lagi merasa stres. Coping stress demikian disebut

positive reinterpretation. Fokus partisipan pada penyelesaian emosi yang

diakibatkan oleh bullying yang dialaminya, bukan pada sumber masalah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

55

Dinamika coping stress partisipan yang berfokus pada masalah yaitu dari

coping stress jenis planning ke seeking of instrumental social support. Coping

stress jenis planning yaitu sebuah cara untuk berpikir bagaimana individu

menghadapi stressor. Individu akan melalukan sebuah rencana untuk mengatur

strategi mengenai langkah yang akan diambil serta memikirkan bagaimana cara

terbaik untuk menghadapi masalah tersebut. Perubahan dari planning ke jenis

seeking of instrumental social support tampak pada penjelasan partisipan dalam

kutipan berikut:

“Biasanya saya menyelesaikan masalahnya dengan menanyakan apa

maksud orang (pelaku) melakukan bullying kepada saya. Jadi saya

menanyakan maksudnya dia agar dia tidak makin parah membuli orang

lain. Terus gua juga kaya nanyain ke temen gua gitu bang kaya minta

saran.... saya mendapatkan gambaran apa yang sebaiknya saya lakukan

untuk mengubah diri lebih baik sebelum melakukan suatu hal.”

(Partisipan 2, baris 334 – 336).

Dinamika coping stress yang dilakukan partisipan perubahan fokus

partisipan dari problem focused coping kepada emotion-focused coping atau

sebaliknya dari emotion-focused coping kepada problem focused coping.

Dinamika coping stress terjadi sebagai suatu pilihan terkait dengan respon

partisipan terhadap dampak stress yang dialami.

5. Temuan Baru dalam Penelitian

Coping stress yang dilakukan korban cyberbullying bervariasi dan

bersifat dinamis. Dikatakan bervariasi karena antara informan satu dan informan

lain berbeda-beda dalam memilih coping stress. Perbedaan ini merupakan hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

56

dari respon yang berbeda-beda antara satu korban dengan korban lainnya dengan

mempertimbangkan kemungkinan respon dari pihak lain.

Coping sress dikatakan dinamis karena korban bullying tidak selalu

melakukan respon yang sama setiap kali menghadapi bullying. Remaja korban

cyberbullying suatu saat berfokus pada emosi (emotion-focused coping), pada

saat yang lain berfokus pada masalah (problem focused coping). Temuan

penelitian menunjukkan dinamika coping stress lebih didasarkan pada apa yang

dirasakan dan apa yang diharapkan korban. Ketika korban mengharapkan semua

akan baik-baik saja, korban memilih untuk berdoa sebagai bentuk coping stress.

Ketika muncul kesadaran untuk menghilangkan rasa malas akibat bullying,

korban kembali berfokus pada masalah (problem focused coping).

Tindakan korban dalam melakukan coping stress juga dipengaruhi oleh

situasi dan kondisi di mana korban sedang merasakan stres. Saat merasa stres

dan kebetulan tidak ada orang lain, maka korban cenderung untuk berdoa atau

mengalihkan perhatian pada aktivitas lain. Ketika korban merasa menemukan

orang yang dianggap tepat untuk memberikan dukungan sosial, maka korban

akan memilih jenis coping stress yang bisa memberikan dukungan sosial

padanya.

Pertimbangan korban untuk mendapatkan dukungan sosial umumnya

adalah teman dekat. Orang tua atau saudara bukan menjadi pilihan utama untuk

mendapatkan dukungan sosial karena remaja cenderung lebih terbuka pada

teman sebaya. Ada korban yang mengungkapkan masalahnya pada ayah, tetapi

merasa tidak puas dengan respon ayahnya. Ada juga korban yang justru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

57

menyembunyikan masalah bullying yang dialaminya agar tidak diketahui

orangtuanya. Alasannya, korban tidak ingin ibunya ikut merasa sedih

memikirkan stres yang dialami anaknya.

D. Pembahasan

Berdasarkan analisis terhadap coping stress dan karakteristik partisipan

tampak ada kaitan dengan dinamika coping stress. Ketika korban merasakan

stres, maka respon yang muncul diantaranya berusaha menenangkan diri

dengan berdoa, menghindari sumber stres atau menyibukkan diri agar tidak

memikirkan sumber stres sehingga korban lebih berfokus pada emosi yang

ditimbulkan oleh stres. Pada saat yang lain, ada juga korban yang memilih

berfokus pada sumber masalah yaitu si pelaku cyberbullying. Korban yang

berfokus pada sumber masalah ternyata sebelumnya tetap melakukan coping

stress yang berfokus pada emosinya terlebih dulu.

Tindakan korban melakukan coping stress biasanya dengan memilih

menghadapi masalah secara sendiri terlebih dulu. Selanjutnya, ketika korban

masih merasakan adanya rasa stres, korban cenderung meminta dukungan dari

orang lain baik untuk mengatasi emosi yang diraskan ataupun untuk

menghadapi sumber masalah. Dalam mencari dukungan, korban bersikap

selektif yaitu hanya kepada teman atau sahabat yang sebaya. Korban tidak

menjadikan orang terdekat dari lingkungan keluarga sebagai sumber dukungan.

Dengan demikian, coping stress menjadi dinamis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

58

Berdasarkan analisis terhadap tiga partisipan mengungkapkan sejumlah

coping stress yang dilakukan oleh remaja korban cyberbullying. Partisipan tidak

selalu menggunakan satu jenis coping sehingga memunculkan coping stress

yang dinamis. Setidaknya, ada 5 (lima) coping stress yang dilakukan partisipan

yaitu 1) turning to religion, 2) seeking of emotional social support, 3)

suppression of competing activities, 4) restraint coping, dan 5) seeking of

instrumental social support. Dinamika coping stress partisipan merupakan

respon terhadap situasi dan kondisi saat dirinya mengalami stres.

Coping stress berupa turning to religion dan seeking of emotional social

support, merupakan jenis emotional focused coping. Jenis emotional focused

coping lebih banyak digunakan oleh remaja dengan persepsi kemampuan

mengontrol situasi yang kurang baik (Nurhidayati, Prabamurti & Husodo,

2019). Artinya, remaja korban bullying yang kurang memiliki kemampuan

mengontrol situasi cenderung memilih emotional focused coping. Sebaliknya,

remaja yang memilki kemampuan mengontrol situasi akan lebih memilih

problem focused coping.

Salah satu jenis coping yang berfokus pada emosi yaitu turning to

religion. Partisipan memilih turning to religion ketika tidak ada orang yang

pantas dan bisa diajak untuk membicarakan masalah bullying yang dialaminya.

Turning to religion dipilih baik oleh orang dengan spiritualitas tinggi maupun

rendah. Bagi orang dengan spiritualitas tinggi, turning to religion terkait dengan

strategi coping aktif sebagai bagian dari coping adaptive. Coping adaptif

merupakan sikap yang lebih efektif dan bermanfaat dalam mengatasi stres yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

59

akan menurunkan kondisi tertekan (Carver dkk., 1989). Sebaliknya turning to

religion yang dilakukan oleh orang dengan tingkat spiritualitas yang lebih

rendah cenderung menunjukkan sikap maladaptif. Maladaptive

coping merupakan kecenderungan coping yang kurang bermanfaat dan kurang

efektif dalam mengatasi sumber stres dan dapat menyebabkan masalah lebih

lanjut (Carver dkk., 1989).

Ketika ada kesempatan bertemu teman dekat untuk membicarakan

cyberbullying yang dialaminya, partisipan memilih membicarakan kasusnya

bersama teman untuk mendapatkan dukungan sosial dan emosional. Korban

memilih mencari dukungan dari teman daripada keluarganya. Korban merasa

lebih terbuka untuk menceritakan pengalaman cyberbullying kepada teman

dekatnya, sebaliknya berusaha agar keluarga tidak tahu. Dari sini, dinamika

coping stress tampak pada perubahan coping dari turning to religion ke seeking

of emotional social support ataupun seeking social support. Individu akan

mencoba mengungkapkan perasaan kepada orang lain untuk mendapatkan

simpati, misalnya dengan mengeluh atau melebihkan keadaan yang terjadi pada

dirinya (Bartram & Gardner, 2008).

Saat tidak ada seorang pun bisa diajak berbagi perasaan atau bercerita,

partisipan cenderung akan melakukan turning to religion. Partisipan berdoa

semoga perlakuan cyberbullying yang dialaminya berhenti, partisipan berdoa

semoga bisa tenang dan mendapatkan jalan keluar dari masalahnya. Ketika

partisipan merasakan ada teman untuk berbagi, maka partisipan akan

menceritakan kepada teman tentang kasus bullying yang dialaminya. Dinamika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

60

coping stress berubah menjadi restraint coping seperti partisipan menunggu

apabila cyberbullying terus berlebihan, sambil mempersiapkan diri untuk

mendatangi pelaku cyberbullying.

Coping stress berupa turn religion juga berubah menjadi suppression of

competing activities merupakan kemampuan individu untuk tetap fokus

menghadapi masalah (Bartram & Gardner, 2008). Perubahan coping stress ini

terjadi karena dua kemungkinan. Pertama, ketenangan yang didapat setelah

berdoa menjadikan partisipan merasa memiliki daya tahan lebih kuat lalu

mempu menemukan solusi untuk mengendalikan keadaan. Kedua, korban belum

menyelesaikan masalah karena sumber masalah tetap tidak tertangani sehingga

masih muncul dampak stres berikutnya.

Dinamika coping stress dari turn religions juga dapat menjadi seeking of

instrumental social support. Partisipan telah berdoa agar hatinya tenang dan

jalan keluar terpecahkan, saat yang sama partisipan juga membutuhkan

dukungan sosial agar partisipan berani menghadapi kenyataan sehingga

kemudian memilih coping stress yang berfokus pada masalah yaitu seeking of

instrumental social support. Biasanya individu akan mencari bantuan dari orang

lain untuk menemukan solusi secara konkret atas permasalahan yang sedang

mereka alami. Dukungan sosial merupakan salah satu pengubah stres. Menurut

Pramadi dan Lasmono (2003) dukungan sosial terdiri atas informasi atau nasihat

verbal atau nonverbal, bantuan nyata atau tindakan yang diberikan oleh

keakraban sosial atau didapat karena kehadiran mereka dan mempunyai manfaat

emosional atau efek perilaku bagi individu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

61

Dukungan sosial yang didapat partisipan menjadikan partisipan merasa

lebih kuat menghadapi masalah, akan tetapi dapat pula dukungan sosial hanya

berfokus pada menghilangkan emosi akibat stres yang dihadapi, bukan

penyelesaikan masalah itu sendiri. Dalam hal ini korban menggunakan seeking

emotional support, yaitu dengan cara korban mencoba mengungkapkan perasaan

kepada orang lain untuk mendapatkan simpati. Hasil penelitian menunjukkan,

partisipan dua meskipun laki-laki memilih emotional focused coping, seeking

emotional support. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Sari (2010) bahwa

perempuan lebih sering menggunakan emotional focused coping karena

cenderung mempersepsikan masalah yang dihadapi dengan emosi-emosinya,

seperti menangis, mengisolasikan diri, berusaha untuk sabar dan menerimanya.

Pilihan partisipan untuk mengambil yang baik-baik dari peristiwa

cyberbullying yang dialami menunjukkan upaya mendapatkan persepsi positif

sehingga secara emosi tidak lagi merasa stres. Dinamika coping stress partisipan

yang berfokus pada masalah yaitu dari coping stress jenis planning ke seeking

of instrumental social support. Coping stress jenis planning yaitu sebuah cara

untuk berpikir bagaimana individu menghadapi stressor. Individu akan

melalukan sebuah rencana untuk mengatur strategi mengenai langkah yang akan

diambil serta memikirkan bagaimana cara terbaik untuk menghadapi masalah

tersebut. Perubahan dari planning ke jenis seeking of instrumental social

support. Dinamika coping stress yang dilakukan partisipan perubahan fokus

partisipan dari problem focused coping kepada emotion-focused coping atau

sebaliknya dari emotion-focused coping kepada problem focused coping.

Dinamika coping stress terjadi sebagai suatu pilihan terkait dengan respon

partisipan terhadap dampak stres yang dialami.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

62

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil penelitian memperlihatkan adanya dinamika coping stress yang

berbeda dari tiap partisipan. Variasi ini tidak lepas dari stres yang dirasakan

dan situasi yang dihadapi saat mengalami stres. Ada yang semula coping

stress berfokus pada emosi kemudian berubah menjadi coping stress berfokus

pada masalah, atau sebaliknya. Saat stres datang, partisipan berusaha

mengalihkan perhatian dan berharap stres hilang dengan sendirinya, namun

saat sadar sumber masalah masih ada kemudian memilih coping stress dengan

langsung menghadapi masalah. Ada pula partisipan yang semula berfokus

pada masalah kemudian memilih berfokus pada emosi dengan cara mencari

kesibukan sambil menunggu momentum untuk menghadapi sumber masalah.

Semula melakukan coping stress dengan tipe seeking of instrumental social

support berubah menjadi positive reinterpretation.

Coping stress berfokus pada masalah pun tidak statis pada satu tipe.

Misalnya semula melakukan coping stress tipe planning berubah ke tipe

seeking of instrumental social support. Coping stress berfokus pada emosi

tampak lebih dinamis. Partisipan semula mengambil coping stress tipe turn

religions berubah ke tipe positive reinterpretation yaitu dengan membangun

persepsi positif sehingga secara emosi tidak lagi merasa stres. Ada pula yang

berubah dari berfokus pada emosi dengan tipe turn religions ke tipe seeking

of instrumental social support yang berfokus pada masalah. Ada yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

63

berubah dari turning to religion ke tipe ke seeking of emotional social support

untuk mendapatkan dukungan moral, simpati dan pemahaman dari orang lain.

Dari turning to religion berubah ke tipe suppression of competing activities

yaitu dengan mengabaikan urusan lain agar bisa fokus menghadapi stressor.

Coping stress dikatakan dinamis karena korban cyberbullying tidak

selalu melakukan respons yang sama setiap kali menghadapi cyberbullying.

Remaja korban bullying satu saat berfokus pada emosi (emotion-focused

coping), pada saat yang lain berfokus pada masalah (problem focused

coping). Temuan penelitian menunjukkan dinamika coping stress lebih

didasarkan pada stress yang dirasakan, situasi dan kondisi serta apa yang

diharapkan korban. Semua partisipan pada awalnya melakukan coping stress

yang berfokus pada emosi, setelah kondisi stres terkendali partisipan

melakukan coping stress yang berfokus pada masalah.

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan metodologis sebagai berikut:

1. Topik yang diteliti masuk kategori sensitif karena mengusik harga diri

subjek penelitian sehingga ada kemungkinan data yang dibutuhkan dalam

penelitian ini belum semua diungkapkan semua oleh subjek. Ada hal-hal

yang mungkin lebih sensitif lagi yang tidak diungkapkan.

2. Kejadian cyberbulying sudah lama yaitu ketika subjek masih SMP dan

SMA, akan tetapi dampak yang ditimbulkan ternyata masih dirasakan

meskipun subjek sudah berstatus mahasiswa. Kondisi ini menjadikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

64

pertanyaan-pertanyaan yang lebih tajam untuk menggali dampak stres

tidak banyak dilakukan peneliti.

3. Dalam pengumpulan data, penentuan subjek penelitian tidak

memperhatikan aspek representasi dari keberagaman remaja korban

cyberbullying sehingga dimungkinkan tidak dapat digeneralisasi.

C. Saran

1. Bagi remaja korban cyberbullying

Remaja korban cyberbullying sebaiknya memilih cara yang efektif

dalam menanggulangi perilaku tersebut, seperti berdoa dan

mengupayakan adanya dukungan dari orang terdekat yang sekiranya bisa

memahami dirinya dan masalahnya untuk menghadapi sumber masalah

yang menyebabkannya stres. Remaja korban cyberbullying untuk

sementara menghindari sumber masalah dengan tetap melakukan

kegiatan-kegiatan positif, namun juga berusaha menghadapi sumber

masalah agar dirinya tidak lagi menjadi korban bullying.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Peneliti berikutnya perlu menggali informasi lebih banyak tentang

coping stress yang lebih variatif dari korban, misalnya dengan memilih

partisipan yang sedang atau baru saja menjadi korban cyberbullying, dan

partisipan yang pernah menjadi korban cyberbullying. Pengumpulan data

dengan melibatkan konselor yang memberikan konseling kepada

partisipan akan menghasilkan data yang lebih kaya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

65

DAFTAR PUSTAKA

Adiputra, S. (2015). Keterkaitan self-efficacy dan self-esteem terhadap prestasi

belajar mahasiswa. Jurnal Fokus Konseling, 1(2). 151-161.

https://ejournal.umpri.ac.id/index.php/fokus/article/view/101/53.

Bartram, A & Gardner, D. (2008). Coping with stress. In Practice, 30, 228-231.

Baron, R. A & Byrne, D. (2003). Psikologi sosial (1). Erlangga.

Baron, R. A & B, Donn. (2005). Psikologi sosial (2). Erlangga.

Bayani, I & Sarwasih, S. (2013). Attachment dan peer group dengan

kemampuan coping stress pada siswa kelas vii di SMP RSBI Al-Azhar 8

Kemang Pratama. Jurnal Soul, 6(1), 77-96.

https://portalgaruda.fti.unissula.ac.id/index.php?ref=browse&mod=viewart

icle&article=94985

Beran, T & Li, Q. (2007). The relationship between cyberbullying and school

bullying. Journal of Student Wellbeing, 1(2), 15-33.

https://doi.org/10.21913/jsw.v1i2.172.

Besag, V.E. (1994). Bullies and victims in schools. Open University Press.

Besser, A & Priel, B. (2003). Trait vulnerability and coping strategies in the

transition to motherhood. Current psychology: Developmental, learning,

personality, social, 22(1), 57-72. https://doi.org/10.1007/s12144-003-1013-

7.

Bottino, S.M.B., Bottino, C.M.C., Regina, C.G., Correia, A.V.L. & Ribeiro, W.S.

(2015). Cyberbullying and adolescent mental health: Systematic review.

Cad. Saúde Pública, 31(3). 463-475. http://dx.doi.org/10.1590/0102-

311X000361 14.

Budiarti, A. I. (2016). Pengaruh interaksi dalam peer group terhadap perilaku

cyberbullying siswa. Jurnal Pemikiran Sosisologi, 3(1), 1-15.

https://journal.ugm.ac.id/jps/article/view/23522/15519.

Burgess-Proctor, Amanda, Sameer. H., & Justin W. Patchin. (2009).

Cyberbullying research summary: Victimization of adolescent girls.

https://cyberbullying.org/cyberbullying_girls_victimization.pdf.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

66

Cartwright, M., Wardle, J., Steggles, N., Simon, A.E., Croker, H., & Jarvis, M.J.

(2003). Stress and dietary practices in adolescents. Health Psychology, 22,

362- 369. https://doi.org/10.1037/0278-6133.22.4.362.

Carver, C.S., Scheier, M. F & Weintraub, J.K. (1989). Assessing coping strategies:

A theoretically based approach. Journal Pers Social Psychology, 56, 267-

288. https://doi.org/10.1037/0022-3514.56.2.267.

Coloroso, B. (2007). The Bully, The Bullied, and The Bystander. New York:

HarperCollins.

Creswell, J. W (2012). Research design pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan

mixed. Pustaka Pelajar.

Ditch the Label (2020), The annual report bullying survei,

https://www.ditchthelabel.org,

Dwipayanti, I. A. S & Indrawati, K. R. (2014). Hubungan antara tindakan bullying

dengan prestasi belajar anak korban bullying pada tingkat sekolah dasar.

Jurnal Psikologi Udayana, 1(2), 251-260.

https://doi.org/10.24843/jpu.2014.v01.i02.p04.

Ekasari, A & Yuliyana, S. (2012). Kontrol diri dan dukungan teman sebaya dengan

coping stress pada remaja. Jurnal Soul, 5(2), 55-66.

https://garuda.ristekbrin.go.id/documents/detail/1381220.

Feist, Jess & J. Feist Gregory. (2008). Theories of Personality. Pustaka Pelajar.

Fekkes, M, Pijpers, F. I. M & Verloove-Vanhorick S. P. (2004). Bullying: Who

does what, when and where? Involvement of children, teachers and

parents in bullying behavior. Health Education Research, 20(1), 81–91.

https://doi.org/10.1093/her/cyg100.

Gini, G. & Pozzoli, T. (2013). Bullied Children and Psychosomatic Problems: A

Metaanalysis. Pediatric. 132(4). 720–729.

https://pediatrics.aappublications.org/content/pediatrics/132/4/720.full.pdf.

Gunarsa, S. (2002). Psikologi remaja. PT. BPK Gunung Mulia.

Ghufron, M.N & Risnawati, S. R. (2010). Teori-teori psikologi. Ar-ruz Media

Group.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

67

Hartati, N & Kinanti, D. R. (2017). The effects of self-esteem, social support, and

religious orientation toward cyberbullying intention on adolescents at senior

high school. TAZKIYA Jurnal of Psychology, 5(2). 191-201.

https://doi.org/10.15408/tazkiya.v22i2.8400.

Heiman & Kariv. (2005). Task-oriented versus emotion-oriented coping strategies:

The Case of College Students. College Student Journal, 39(1), 72-89.

https://www.researchgate.net/publication/287831370Taskoriented_versus_

emotion-oriented_coping_strategies_The_case_of_college_students.

Herdiansyah, H. (2015). Metodologi penelitian kualitatif untuk ilmu psikologi.

Salemba Humanika.

Hidayati, N. (2012). Bullying pada anak: analisis dan alternatif solusi. Jurnal

INSAN, 14(1), 41-48. https://www.journal.unair.ac.id/download-fullpapers-

artikel%205-14-1.pdf.

Hinduja, S & Justin W. P. (2010). Bullying, Cyberbullying and suicide. Archives of

Suicide Research. 14,(3) 206-221.

https://doi.org/10.1080/13811118.2010.494133.

HIMPSI. (2010). Kode etik psikologi Indonesia. Pengurus Pusat Himpunan

Psikologi Indonesia.

Hurlock, E. B. (1980). Developmental psychology a life-span approach (edisi

kelima). Mc Graw- Hill Companies.

Hurlock, E. (2004). Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang

kehidupan. Terjemahan Istiwidianti dan Soedjarwo. Erlangga.

Jalal, N. M., Idris, M. & Muliana. (2021). Faktor-faktor cyberbullying pada remaja.

Jurnal IKRA-ITH Humaniora, 5(2), 146-154.

Jatmika, S. (2010). Genk Remaja, Anak Haram Sejarah ataukah Korban

Globalisasi? Kanisius.

Jayani D.H., (2019). Survei APJII: 49% Pengguna Internet Pernah Dirisak di

Medsos, https://databoks.katadata.co.id, diakses 25 Juli 2021

KPAI. Data Kasus Pengaduan Anak 2016 – 2020. (2021, Mei 18).

https://bankdata.kpai.go.id/tabulasi-data/data-kasus-pengaduan-anak-2016-

2020.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

68

Lazarus, R. S. (1993). From psychological stress to the emotion: A history of

changing outlooks. Annu Rev. Psychology, 44, 1-21.

https://doi.org/10.1146/annurev.ps.44.020193.000245.

Lazarus, R.S. & Folkman, S. (1984). Stress, appraisal, and coping. Springer

Publishing Company.

Maramis W.F. (2005). Catatan ilmu kedokteran jiwa. Airlangga University Press.

Meiriana, A. (2016). Hubungan antara coping stress dan dukungan sosial dengan

motivasi belajar pada remaja yang orang tuanya bercerai (Samarinda).

Jurnal PSIKOBONEO, 4(2), 396-406. http://e-

journals.unmul.ac.id/index.php/psikoneo/article/view/4007.

Muhammad. (2009). Aspek perlindungan anak dalam tindak kekerasan (bullying)

terhadap siswa korban kekerasan di sekolah. Jurnal Dinamika Hukum, 9,

230 - 236. https://doi.org/10.20884/1.jdh.2009.9.3.234.

Moleong, L. J (2014). Metodologi penelitian kualitatif. Remaja Rosdakarya.

Monks, F. J. (2002). Psikologi Perkembangan. Gajah Mada University Press.

Nevid, J. S., Rathus, S. A., & Greene, B. (2014). Abnormal psychology in a

changing world. Pearson.

Newman, B.M. & Newman, P.R., (2012). Development through life: A

psychosocial approach. Belmont: Cengage Learning.

Newall, M. Global Views on Cyberbullying. (2018, Juni 27). IPSOS.

https://www.ipsos.com/en/global-views-cyberbullying.

Ningrum, D. W. (2011). Hubungan antara optimism dan coping stress pada

mahasiswa UEU yang sedang menyusun skripsi. Jurnal Psikologi, 9(1), 41-

47. https://www.neliti.com/publications/126155/hubungan-antara-

optimisme-dan -coping-stres-pada-mahasiswa-ueu-yang-sedang-menyusun

skripsi.

Nisfiannoor, M. & Yulianti, E. (2005). Perbandingan perilaku agresif antara remaja

yang berasal dari keluarga bercerai dengan keluarga utuh. Jurnal Psikologi,

3(1), 1-18. https://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Journal-4962-

M.Nisfiannoor,EkaYulianti.pdf.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

69

Nugroho, A. S, Andrian & Marselius. (2012). Studi deskriptif burnout dan coping

stress pada perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Jiwa Menur

Surabaya. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 1(1), 1-6.

https://journal.ubaya.ac.id/index.php/jimus/article/view/50.

Nurhidayanti, Y. D., Prabamurti, P. N., & Husodo, B. T. (2019). Strategi coping

kejadian bullying (perundungan) siswa smp di wilayah Kecamatan

Banyumanik. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 7(4), 266-272.

https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm/article/view/24440.

Pandie, M. M & Weismann, I. Th. J. (2016). Pengaruh cyberbullying di media sosial

terhadap perilaku reaktif sebagai pelaku maupun sebagai korban

cyberbullying pada siswa Kristen SMP Nasional Makassar. Jurnal Jaffray,

14(1). 43-62. https://ojs.sttjaffray.ac.id/JJV71/article/view/188/pdf_142.

Papalia, D.E., Olds, S.W., dan Feldman, R.D. (2001). Human Development (eight

edition). McGraw-Hill.

Papalia Diane. E, Diana Gross, Ruth Duskin Feldman. (2002). Child Development:

A topical approach. McGraw Hill.

Patchin, J.W., & Hinduja, S. (2010). Cyberbullying and self-esteem. Journal of

School Health, 80(12), 614-621. https://doi.org/10.1111/j.1746-

1561.2010.00548.x.

Pramadi, A. & Lasmono, H.K. (2003). Koping Stres Pada Etnis Bali, Jawa, dan

Sunda. Anima, Indonesian Psychological Journal, 18(4), 327-337.

https://lib.atmajaya.ac.id/Uploads/Fulltext/109526/artikel/Koping%20Stre

s%20Lintas%20Budaya%20-%20Pramadi%20dan%20Lasmono.pdf.

Prasetyo, A. B. E (2011). Bullying di sekolah dan dampaknya bagi masa depan

anak. Jurnal Pendidikan Islam, 1(4), 19-26.

https://doi.org/10.20885/tarbawi.vol4.iss1.art2.

Prasetyo, A & Wurjaningrum, F. (2008). Pengaruh stres terhadap komitmen

mahasiswa-mahasiswa Universitas Airlangga untuk menyelesaikan

pendidikan mereka dengan faktor kecemasan sebagai variabel moderator.

Majalah Ekonomi. 18(3). 257-270.

https://www.neliti.com/publications/4105/pengaruh-stres-terhadap-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

70

komitmen-mahasiswa-mahasiswa-universitas-airlangga-untuk-

menyelesaikan-pendidikan-mereka-dengan-faktor-kecemasan-sebagai-

variabel-moderator.

Putra, R. P & Ariana, A. D. (2016). Gambaran strategi coping stress pada remaja

korban cyberbullying. Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi. 5(1). 1-10.

http://www.journal.unair.ac.id/download-fullpapers-

jpkkf4cb24e9d62full.pdf.

Rachel. C. V, MD & Aaron E. C, MD, MS. (2007). A aystematic review of

school based interventions to prevent bullying. American Medical

Association, 161, 78-88. https://doi.org/10.1001/archpedi.161.1.78.

Rahmania. P. N. & Yuniar C, I. (2012). Hubungan antara self-esteem dengan

kecenderungan body dysmorphic disorder pada remaja putri. Jurnal

Psikologi Klinis dan Kesehatan, 1(2), 102-109.

http://www.journal.unair.ac.id/filerPDF/jpkk76a52dc72afull.pdf.

Rahayu, F. S. (2012). Cyberbullying sebagai dampak negatif penggunaan teknologi

informasi. Journal of Information System, 8(1), 23-31.

https://doi.org/10.21609/jsi.v8i1.321.

Rahmawati, A & Asyanti, S. (2017). Fenomena perilaku agresif pada remaja dan

penanganan secara psikologi. Seminar Nasional UMS, 1-10.

https://publikasiilmiah.ums.ac.id/xmlui/bitstream/handle/11617/9257/Adel

ina%20Rahmawati.pdf?sequence=1&isAllowed=y.

Rakhmawati, E. (2013). Pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap perilaku

bullying pada siswa kelas VII SMP H. Isriati Semarang tahun pelajaran

2009-2010. Jurnal Penelitian PAUDIA, 2(1), 142-162.

https://doi.org/10.26877/paudia.v2i1%20mei.366.

Rastati, R. (2016). Bentuk perundungan siber di media sosial dan pencegahannya

bagi korban dan pelaku. Jurnal Sosioteknologi, 15(2), 169-186.

https://doi.org/10.5614/sostek.itbj.2016.15.02.1.

Remaja, Pengertian dan Definisinya. (2011, September 12). Dunia Psikologi.

http://www.duniapsikologi.com/remaja-pengertian-dan-definisinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

71

Rifauddin, M. (2016). Fenomena cyberbullying pada remaja. Jurnal Ilmu

Perpustakaan, Informasi, dan Kearsipan Khizanah Al-Hikmah, 4(1), 35-44.

https://doi.org/10.24252/kah.v4i1a3.

Rudi, T. (2010). Informasi perihal bullying. Edisi Maret 2010.

https://bigloveadagio.files.wordpress.com/2010/03/informasi_perihal_bull

ying.pdf.

Rustiana, E. R. & Cahyati, W. H. (2012). Stress kerja dengan pemilihan strategi

coping. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 7(2), 149-155.

https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas/article/view/2811.

Robert V. Kail and John C. Cavanuagh (2016), Human development: A life-span

view, seventh edition. Boston: Cengage Learning.

Safira, T., Suyono, H., & Tentama, F (2016). Cyberbullying, cybervictim, and

forgiveness among Indonesian High School Students. The Turkish online

Journal of Educational Technology, 15(3), 40-48.

https://eric.ed.gov/?id=EJ1106360.

Sanitioso, R. B., Setiady, D. A., & Srisayekti. W. (2015) Harga diri (self-esteem)

terancam dan perilaku menghindar. Jurnal Psikologi, 42(2), 141-156.

https://doi.org/10.22146/jpsi.7169.

Santrock, J.W. (2007). Adolescence (edisi kesebelas). McGraw Hill.

Sarafino, E.P. & Smith, T.W. (2012). Health psychology biopsychosocial

interactions. Seventh Edition, Danvers: John Wiley & Sons.

http://www.wiley.com/go/permissions.

Sari, P. (2010). Coping stress pada remaja korban bullying di sekolahan ”x”. Jurnal

Psikologi, 8(2), 75-81.

https://scholar.google.com/scholar?hl=en&as_sdt=0%2C5&q=Puspita+Sar

i+%282010%29&btnG=.

Sarwono, S. W. (1997). Psikologi Remaja. PT Raja Grafindo Persada.

Sarwono, S. W. (2008). Psikologi perkembangan remaja. PT Raja Grafindo

Persada.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

72

Sarwono, R. B. (2019). Menelisik dorongan agresi parapelajar pelaku “klithih” di

Yogyakarta. Jurnal of Counseling and Personal Development, 1(1), 58-70.

https://e-journal.usd.ac.id/index.php/solution/article/view/2260.

Satalina, D. (2014). Kecenderungan perilaku cyberbullying ditinjau dari tipe

kepribadian ekstrovert dan introvert. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan

Ejournal UMM, 2(2), 294-310.

https://ejournal.umm.ac.id/index.php/jipt/article/view/2003/2105.

Sigelman, C.K., & Rider, E. A. (2009). A life-span: Human development. Belmont:

Cengage Learning. https://www.cengage.com/global.

Siswanto. (2007). Kesehatan mental: Konsep, cakupan dan perkembangannya.

Andi.

Sejiwa. (2008). Bullying, Mengatasi kekerasan di sekolah dan lingkungan sekitar

anak. Grasindo.

Sukadiyanto. (2010). Stress dan cara menguranginya. Jurnal Cakrawala

Pendidikan, 1, 55-66. https://doi.org/10.21831/cp.v1i1.218.

Sunyoto, D. (2015). Manajemen dan pengembangan sumber daya manusia. CAPS.

Supratiknya. (2015). Metodologi penelitian kuantitatif dan kualitatif dalam

psikologi. Universitas Sanata Dharma.

Sutjiato, M., Kandou, G. D., & Tucunan. A. A. T. (2015). Hubungan faktor internal

dan faktor eksternal dengan tingkat stres pada mahasiswa Fakultas

Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado. Artikal Penelitian

(JIKMU), 5(1), 30-42.

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jikmu/article/view/7176.

Trevi. & Respati, W. S. (2012). Sikap siswa kelas x SMK y Tanggerang terhadap

bullying. Jurnal Psikologi, 10(1), 14-26. https://www.esaunggul.ac.id/wp-

content/uploads/2019/10/126253-ID-none.pdf.

Triantoro, S. (2015). Are dialy spiritual experiences, self-esteem, and family

harmony predictors of cyberbullying among high school student?

International Jurnal of Research Studies in Psychology, 4(3), 23-33.

https://doi.org/10.5861/ijrsp.2015.1103.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

73

Vydia, V., Irliana, N. & Savitri, A. D. (2014). Pengaruh sosial media terhadap

komunikasi interpersonal dan cyberbullying pada remaja. Jurnal

Transformatika, 12(1), 14-18.

https://journals.usm.ac.id/index.php/transformatika/article/view/86/85.

Weiten, W. (2010). Psychology: Themes and variation (edisi kedelapan).

Wadworth.

Widyatama, T. (2010). Kamus psikologi. Widyatama.

Willard, N. (2005). Educator’s guide to cyberbullying addressing the harm caused

by online social cruelty.

Willard, N. (2007). Educator’s guide to cyberbullying and cyberthreats.

Responding to the Challenge of Online Social Aggression, Threats, and

Distress (Research Press).

Whitney, I & Smith, P.K, (1993). A survey of the nature and extent of bullying in

junior/middle and secondary schools. Educational Research, 35(1), 3–25.

https://doi.org/10.1080/0013188930350101.

Wiyani, N. A. (2012). Save our children from school bullying. Ar-Rus Media.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

74

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

75

Lampiran Kesepakatan Partisipan 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

76

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

77

Lampiran Kesepakatan Partisipan 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

78

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

79

Lampiran Kesepakatan Partisipan 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

80

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

81

Lampiran Daftar Koding Cyberbullying dan Coping Stress

Hubungan dengan Keluarga

Bapak

Ibu

Kakak

Adik

Cyberbullying

Dikeluarkan dari grup

Dilecehkan secara fisik

Mendapatkan pesan amarah

Mendapatkan ucapan kasar

Dampak cyberbullying

Coping Stress

Emotion Focused Coping (Turning to

Religion)

Emotion Focused Coping (Seeking of

Emotional Social Support)

Emotion Focused Coping (Positive

Reinterpretation)

Emotion Focused Coping (Acceptance)

Problem Focused Coping ( Suppresion

of Competing Activities)

Problem Focused Coping (Seeking of

Instrumental Social Support)

Problem Focused Coping (Resistant

Coping)

Problem Focused Coping (Planning)

Problem Focused Coping (Active

Coping)

Daftar tema partisipan 1

Tema : Hubungan dengan Keluarga (Verbatim 1)

Subtema Verbatim Line Makna

Bapak - - -

Ibu Ee soalnya gak tau sih kak

emang ngerasa enak aja

gitu kalo bilang apa apa

sama mama

37-38 Merasa nyaman

dengan mama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

82

Kakak - - -

Adik - - -

Tema : Hubungan dengan Keluarga (Verbatim 2)

Subtema Verbatim Line Makna

Bapak sama papa sih waktu aku

cerita gitu, papa

nanggepinnya sih ya cuma

sekedar aja kak, maksudnya

cuma kaya “yaudah diemin

aja”.

73-75 Papa menanggapi

cerita subjek hanya

sekedar

Ibu kalo mama bisa dibilang

aku bisa cerita keseharian

ku kaya di sekolah gitu tapi

ya yang menurutku seru

sama kaya yg buat aku aneh

aja

80-83 Cerita keseharian

dengan mama

Kakak Kalo sama kakak sih waktu

cerita cerita sama dia ya

cuma kaya nanya

pengalaman gitu aja sih kak

84-85 Cerita pengalaman

dengan kakak

Adik - - -

Tema : Cyberbullying (Verbatim 1)

Subtema Verbatim Line Makna

Dikeluarkan

dari grup

Eeem dulu jamannya grup

LINE sama WA, nah kalo

misalkan yang di Line itu

yaudah kan kita sering

main bareng terus abis itu

chatting chattingan eh

chatting chattingan Line

gitu, terus yaudah kayanya

mereka juga entah

mungkin juga ada masalah

apa sama aku, terus

mereka tiba-tiba udah

saling nyindir nyindir gitu,

terus abis itu akunya di

keluarin dari grup, entah

kenapa. Kalo di WA sih

kurang lebih juga kaya

gitu kak, lagi biasa biasa

84-94 Teman subjek saling

mensindir namun

subjtek tiba-tiba

dikeluarkan dari grup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

83

aja tiba-tiba aku udah gak

ada di grup itu. Pas ku

Tanya kenapa aku

dikeluarin jawaban

alibinya dia sih kepencet,

ya kali kepencet? kan gak

mungkin banget, udah gitu

cuma aku yang dikeluarin

Dilecehkan

secara fisik

Emm waktu itu sih,

pernah kaya ada orang

yang di twitter gitu aku

kan badannya kurus, nah

dia kaya nyindir

ngelecehin ngomongnya

kaya lagi pas mention

sama temen ku yang se-

geng gitu dulunya. Kaya

ngmong ee “itu lho, yang

kurus itu ee nyebelin

ngomongnya itu” ya gitu

pokoknya ngehina ngehina

fisik gitu. Gimana ya kak

kenapa harus bawa bawa

fisik wong ini anugrah

dari Tuhan.

98-104 Orang lain mengatakan

bahwa diri subjek yang

kurus

Oh ya, ada juga kak waktu

itu aku lagi jerawatan gitu

kan. Aku jadiin foto profil

di WA ada temenku yang

nyeleneh bilang “itu

jerawat apa gunung

meletus? Merah merah

amat muka lo” disitu aku

langsung jleb dihati. Apa

iya orang udah gitu cewek

gak boleh jerawatan

kayadirinya yang paling

sempurna ajaa

104-

109

Seorang teman yang

melecehkan wajah

subjek

Mendapatkan

pesan amarah

Jadi temen aku abis

ngeluarin aku dari grup,

itu kan aku tanya dong

sama dia personal gitu,

aku tanya “eee, kenapa

kok aku di keluarin dari

grup? Terus aku juga

tanya “kenapa kok nyindir

121-

138

Teman subjek yang

tidak suka dengan

tingkah laku subjek

yang berkomunikasi

dengan pacarnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

84

nyindir aku gitu di

twitter?” Gitu. Soalnya dia

bikin status gitu tentang

aku dan aku merasa kak

itu buat aku. Terus tiba

tiba dia kaya marah-marah

gitu, marah-marah sama

aku ngomong, intinya tuh

ngomong kalo aku deketin

cowoknya dia padahal aku

tuh gak ada deketin sama

sekali gitu. Secara aku

main sama siapa aja

masuk kak. Temen ku

cowok juga banyak kali

gak cuma satu dua orang

aja kan. Eeee mungkin,

mungkin aja dia dapet

eeee pesen gitu dari

temennya dia yg ngeliat

pas aku sama cowoknya

dia, mungkin lagi ngobrol

atau lagi apa itu tapi aku

juga gak ada apa apa sama

cowok itu, terus dia

ngomel ngomel gitu eee

terus pokoknya dia

ngomel ngomel, terus

bingung harus ngelakuin

apa. Nyerocos apa yang

dia keluarin dari uneg-

unegnya kak. Jadinya ya

aku di semprot gitulah

dengan semua amarah

yang dia rasakan sama itu

orang.

Mendapatkan

ucapan kasar

Eeee waktu itu sih kak,

aku gak tau siapa kan di

twitter ada orang tiba tiba

nge-retweet postingan ku

katanya “ini orang apa

banget sih caper gak jelas”

tapi gak masuk akal. Terus

dia nambahin bilang juga

“udah gitu jelek lagi”.

Aku disitu tuh kaya, anjir

141-

150

Orang yang tidak

dikenal subjek

mengucapkan kata

kasar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

85

salah gue dimana coba. Ini

kan media sosial orang

mah bilang apa aja

bebaskan kak tapi kok ya

masih aja bersikap kaya

gitu. Bersikap komentar

negatif gitu sama orang yg

gak dia kenal dan aku pun

enggak kenal sama dia

juga itu siapa. Kok masih

bisa ya kak sesuatu yang

mestinya bebas masih ada

yang mencela diri kita

Dampak

Cyberbullying

Kesel juga pasti, sampe

buat aku harus merenung

sendiri, kan udah dalem

bgt buat aku kak.

153-

154

Kesal hingga membuat

subjek merenung

Jadinya aku ya lebih

menarik diri aja sih, buat

kaya, salah gue tuh

dimana

155-

156

Menarik diri

dibilang stres juga sih kak,

dapet serangan kaya gitu,

apalagi aku gak tau

orangnya siapa kan

158-

159

Stress mendapat

serangan dari orang

tidak dikenal

sedih, pasti sedih terus

juga sambil mikir gitu

164 Perasaan sedih

sedih apalagi sambil

dikata-katain yg sakitin

hati kaya gitukan, buat

aku stress juga karena

selalu kepikiran kak

166-

168

Perasaan sedih hingga

membuat partisipan

stress

takut gitu untuk ketemu

sama mereka gitu

169 Perasaan takut dengan

orang lain

gimana sempet takut juga

kalo gua ketemu dia di

sekolah gitu. Eeeee terus

aku ngerasanya itu kaya

mau ngapain aja gitu kaya

salah aja. Yaudah aku

lebih milih di kamar aja

diem terus akunya mau

ngomong sama orang juga

kaya males kaya takut,

takut salah gitu jadi kaya

diem aja gitu diem aja.

174-

179

Merasa dirinya takut

serta merasa bersalah

ketika ingin melakukan

sesuatu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

86

Diem aja dikamar main

hp.

Tema : Cyberbullying (Verbatim 2)

Subtema Verbatim Line Makna

Dampak

Cyberbullying

Bingung aja kak, kok tiba

tiba keluar gitu. Awalnya

emang bener gak tau ee

pas aku mau ngechat di

grup itu pas aku cari kok

udah gak ada.

174-

176

Bingung karena keluar

dari grup

Dampak Lain-

lain (Corona)

Yaaa aku jenuh aja kak di

rumah terus kegiatan

begitu terus.

11-12 Perasaan jenuh

Sedih juga waktu ada yang

pertama kali ketauan orang

Indonesia kena di depok.

30-32 Perasaan sedih

Sempet takut juga tapi skg

yaudah bodo amat gitu

kak, gak tau kenapa.

44-45 Perasaan takut

Nah disitu udah anjuran

utk di rumah aja kan kak,

yaudah aku cukup

mengurung diriku di

kamar aja sesering

mungkin dan agak

menghindar kalo ada

orang dateng.

51-54 Mengurung diri dan

menghindari orang

yang dating

Tema : Coping Stress (Verbatim 1)

Subtema Verbatim Line Makna

Emotion

Focused Coping

(Turning to

Religion)

Eee udah gitu aku juga

berdoa biar orang orang

yang nyerang aku juga

capek sendiri

188-

190

Berdoa agar dirinya

terhindar dari

serangan

Selalu berdoa juga biar

jauh dari hal-hal yang

kaya begitu.

207-

208

Selalu berdoa

Emotion

Focused Coping

(Seeking of

- - -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

87

Emotional

Social Support)

Emotion

Focused Coping

(Positive

Reinterpretation)

- - -

Emotion

Focused Coping

(Acceptance)

- - -

Problem

Focused Coping

(Suppresion of

Competing

Activities)

Terus juga kadang aku

mengabaikan kaya

bodoamatlah lu mau

bilang apa sama gue, lagi

pula pada akhirnya lu

juga diem sendiri. Aku

lebih cuek kak,

190-

192

Bersikap lebih cuek

Eeeee aku sih

melampiaskan ke kaya

main game aja gitu sih

kak karena ya biar gak

kepikiran juga kan.

Paling ya buat aku gak

mikirin itu lagi sih

203-

205

Bermain game untuk

tidak kepikiran

Dengerin lagu udah

cukup buat aku sih

207 Mendengarkan lagu

Problem

Focused Coping

(Seeking of

Instrumental

Social Support)

Eee lebih akunya aja sih

kak yang cerita ke temen

ku soal kejadian yang

menurutku parah aja sih

211-

212

Bercerita dengan

teman

Cukup buat aku lebih step

up lagi sih kak, memberi

support lebih untuk aku

biar gak selalu kepikiran

yang orang lain bilang

negatif tentang diriku.

Selagi memberi hal

positif aku bakalan

respect sama dia kak

228-

232

Mendapatkan support

dari teman

Problem

Focused Coping

(Resistant

Coping)

- - -

Problem

Focused Coping

(Planning)

- - -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

88

Problem

Focused Coping

(Active Coping)

- - -

Tema : Coping Stress (Verbatim 2)

Subtema Verbatim Line Makna

Emotion

Focused Coping

(Turning to

Religion)

Yaa aku cukup berdoa

kak dan lebih ke percaya

sama Tuhan aja kalo

semua pasti bakalan

selesai dan aku gak akan

kenapa kenapa

maksudnya sehat selalu

gitu kak.

60-62 Berdoa berharap

semua akan baik-baik

saja

Emotion

Focused Coping

(Seeking of

Emotional

Social Support)

Emotion

Focused Coping

(Positive

Reinterpretation)

Emotion

Focused Coping

(Acceptance)

Problem

Focused Coping

(Suppresion of

Competing

Activities)

Problem

Focused Coping

(Seeking of

Instrumental

Social Support)

Problem

Focused Coping

(Resistant

Coping)

Problem

Focused Coping

(Planning)

Yaaa aku bakal bilang

langsung ke dia kalo gini

gini gini jangan males lah

168-

171

Beranggapan jadi

orang jangan malas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

89

jadi orang. Tapi ya tetep

aja agak bebel kak, kalo

udah gak mempan baru

ku bilang ke mama

Yaaa mau gak mau dan

harus mau kak, biar gak

malu maluin banget aku

kaya bikin semacam rules

gitu biar aku dapet

seenggaknya diatas

KKM. Kalo missalkan

ada ulangan harian itu,

biasanya kan 2 kalo gak 3

mapel sehari kan kak,

nah kalo misalkan ada

dua mapel itu paling aku

banyakin porsi belajarnya

disbanding pelajaran

yang lainnya, seeggak

enggaknya dapet nilai di

atas KKM lah biar gak

remedial

271-

278

Membuat rencana

belajar yang lebih

terstruktur

Dia yang salah nanti

malah dia yang lebih

ngotot, capek diri ini kak

hehe intinya segala

sesuatu yang pengen aku

lakukan pasti aku

rencanain kak

324-

326

Merencanakan sesuatu

yang ingin dilakukan

Problem

Focused Coping

(Active Coping)

Daftar Tema Partisipan 2

Tema : Hubungan dengan Keluarga

Subtema Verbatim Line Makna

Bapak - - -

Ibu Dari kecil aku tuh emang

jarang main ngono mas,

ibuku jagani aku banget

kok Jadine kebawa sampe

gede.

96-97 Dirawat dengan ibunya

Nah seko kui, aku jadi

banyak ngobrol mas waktu

97-99 Kedekatan dengan ibu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

90

masih lengkap pada di

rumah. Yo mainan bareng

ngono lah mas, cerita

cerita.

Ibu ki lebih opo yo

ngayomi banget lah sama

aku, nek bapak ki yaudah

lakukan apa yang kamu

harus lakukan aja gitu mas.

110-

112

Ibu yang mengayomi

Nah ibu ku tuh kaya belani

nek aku tuh gak salah

padahal aku yg iseng

sampe bikin temen ku

nangis gitu haha tapi ibu ku

yang sampe anaknya itu

gak boleh salah. Makanya

lebih aman sama ibu.

116-

119

Membela anaknya

sehingga merasa aman

Kakak - - -

Adik - - -

Tema : Cyberbullying

Subtema Verbatim Line Makna

Dikeluarkan

dari grup

Who nek iku random tenan

mas koncoku. Dadi to waktu

itu ada acara sekolah gitu

kan mas nah aku melu jadi

panitia. Waktu itu ya kaya

diskusi gitu to ning grup,

disuruh ngasih ide mau

ngapain dan harus kaya

gimana. Aku udah ngasih ide

usulan tuh, tapi gak ada yang

gagas, gak ada yang

nanggepin. Yawes to aku

nyimak aja di grup, mungkin

juga ide temen ku yang lain

lebih bagus dari pada punya

ku. Tak tinggal makan, pas

mau ngecek grup e lah kok

udah gak ada. Aku coba

Tanya temen ku yang di grup

itu kan “kok aku di

keluarin?” temen ku juga gak

tau itu mas tiba tiba aku udah

208-

221

Ketika memberikan

pendapat namun

tidak ada yang

menanggapi, tiba-

tiba subjek sudah

tidak berada dalam

grup tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

91

gak ada aja. Ku chat lah

admin yang ada di grup itu,

tak Tanya “kenapa aku di

keluarin gitu aja?” njuk

jawabannya mereka saling

lempar gitu mas sam gak tau

“Tanya aja dia dia dia” ha

yowes daripada aku

mempermasalahkannya to,

yaudah tak diem aja.

Dilecehkan

secara fisik

Kalo itu agak aneh sih mas,

tapi yo bener aneh. Soalnya

aku kan kaya upload foto

gitu to di facebook, mbuh

siapa aku gak kenal tiba tiba

ki komen ”gak usah caper

bro, item wae sok

kecakepan” lah padahal aku

ya gur upload yang tak

pengen wae kok tiba tiba

orang tersinggung yang gak

ada hubungannya sama dia.

236-

241

Mendapatkan

pelecehan secara

fisik

Mendapatkan

pesan amarah

Oh waktu aku ngechat temen

ku mas, padahal ya aku

Cuma bercandaan wae tapi

ndee nerimanya serius gitu.

Mbuh sih lagi ada masalah

apa gak, njuk dia bales chat

ku “wis lah gak usah ganggu

aku cuk, bajingan lah. Iso ne

mung ganggu tok koe ki lho

cen tae lah”. Maksudku ya

kan temen gitu lho biar

membawa suasana cair gitu

tapi malah salah aku. Yawes

aku minta maaf tapi ya masih

di asu asu in mas haha

251-

258

Bermaksud bercanda

namun tidak pada

saat yang tepat

sehingga teman

subjek marah

Mendapatkan

ucapan kasar

Kalo kejadianne sih biasanya

koyo nek ngechat manggil e

kui gak nama tapi ya kui

“piye blok, bla bla bla” njuk

di asu asu ke gitu mas

alasane wong e bercanda tapi

menurutku, aku kan dudu

guguk to mas.

200-

203

Memanggil subjek

dengan sebutan yang

kasar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

92

Nek ini gak beda jauh mas

sama yang postingan di

facebook. Kalo ini aku di ig

dapet e komentar gak enak.

Aku kan upload foto sama

keluarga ku gitu to lengkap

ada bapak, ibu sama

mbakku. Balik lagi, ku kira

aman aman aja gak ada

masalah sekali, eh lha jebul

yang pertama temenku ya

gak deket banget gitu ujug

ujug komen, “rupamu koyo

cicak gepeng nju busuk. Wis

ngono jerawatan meneh”

batinku ha yo ngopo emang

e, kok jadi dia yang

ngomong ngono. Terus ono

akun gak di kenal mas, gak

ada fotone gitu followers e

ya gak ada. Komenan ne nek

gak salah “jancuk, utang

bapak mu kae dibayar ra sah

mlayu terus” ya aku kan gak

reti opo opo ya mas, ya tak

bales “maksudnya apa,

gimana?” dia bales lagi

“bapak mu kae utang ning

ndi ndi gak ono sing dibayar,

alesane gur nanti nanti

sekarang malah pesta ngene”

aku lupa persis e mas tapi

intinya ngono. Sampe sampe

keluarga ku yang lain tuh

ikut komen juga to.

264-

281

Subjek mendapatkan

ucapan kasar dari

orang yang tidak

dikenalnya

Dampak

Cyberbullying

Soale aku mikir cuma

bercanda tapi ada aja yang

sampe piye ya, bikin aku

males mau ngopo ngopo gitu

196-

197

Subjek menjadi

malas

Rodo kepikiran wae mas po

meneh nek sampe ibuku tau

njuk kecewa kan bikin sedih

wae mas.

203-

204

Perasaan cemas jika

ibunya mengetahui

masalahnya

Awale ya kesel mas, tapi

taunya dilempar lempar gitu

yaudah males jadinya

226-

228

Kesal karena tidak

ada kejelasan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

93

ngeladenin lagi. Aku mau

balik ke diriku yang awal aja.

Yaa koyo merasa bersalah

wae mas, padahal maksudku

kan Cuma bercanda jebul di

gas ngono, yawes. Gelo sih

tepate mas

260-

261

Merasa bersalah dan

kecewa dengan

sikapnya

Dari kejadian itu aku paling

ngerasa kesel, kecewa,

kepikiran juga mas. Nek

dibilang stress ya cukup

stress pernah sampe males

mau ngapa ngapain.

294-

296

Perasaan yang dirasa

subjek

Yang aku takutin itu kalo

sampe orang tua ku tau mas,

terutama ibuku. Jujur wae

aku gak kuat wae kalo ibuku

tau. Masalah e ibuku tuh

juga bakalan kepikiran gitu

nek anake ada masalah.

296-

299

Subjek merasa cemas

Tema : Coping Stress

Subtema Verbatim Line Makna

Emotion

Focused Coping

(Turning to

Religion)

Segala sesuatu terutama

kalo ada masalah sih, aku

bawa dengan doa sih

mas, jadinya pas aku gak

bisa ngobrol sama siapa

siapa jadinya kalo udah

berdoa udah enak gitu, ya

meskipun gak angsung

selesai. Cuma ada aja

jalannya mas

345-

349

Selalu berdoa ketika

ada masalah

Emotion

Focused Coping

(Seeking of

Emotional

Social Support)

Aku nek cerita kalo

emang ini orang

ngomongnya udah bener

bener parah aja baru aku

cerita sama temen ku.

Lebihnya aku minta saran

aja sih mas sama temen

deket ku, baiknya aku

harus gimana bersikap

kaya apa kalo digituin.

Yang jelas aku gak akan

305-

310

Ingin mendapatkan

saran dari teman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

94

selalu cerita ke ibu ku

yang kemungkinan bisa

bikin ibu ku sedih mas

Gak iso koncoku

diomongke koyo ngono”

bersyukur sih mas aku iso

entuk temen ku yang

sampe belain aku kaya

gitu. Tapi aku tetep ambil

sisi apik e dari dia mas,

aku belajar dari dia

emang harus kudu berani

kok.

318-

321

Mendapatkan

dukungan moral

intinya nek aku misale

ada maslah cukup kaya

dikasih semangat wae sih

mas. Biar akunya juga

bisa naikin mood gitu lho

mas.

336-

338

Diberi semangat

Emotion

Focused Coping

(Positive

Reinterpretation)

Kalo gak ya aku ambil

yang baik baik aja dari

kejadian itu mas.

338-

339

Mengambil sisi positif

dari kejadian tersebut

Emotion

Focused Coping

(Acceptance)

Problem

Focused Coping

(Suppresion of

Competing

Activities)

Problem

Focused Coping

(Seeking of

Instrumental

Social Support)

Problem

Focused Coping

(Resistant

Coping)

Terus juga aku kaya

bakal nunggu nih, sampe

seberapa parah dia

berucap yang gak bener

sama aku. Kalo udah

parah, baru aku samperin

utk nyelesaiin

masalahnya. Biar kalo

berani gak Cuma di

330-

334

Menunggu orang yang

sudah parah dalam

berbicara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

95

sosmed aja, langsung di

depan muka lebih baik.

Nek aku kallo udah bisa

ketemu sama orang yang

cari perhatian gitu, udah

bisa ngobrol gitu enak

mas bisa langsung

nyelesaiin masalah tanpa

fafifu gitu mas. Udah

bisa nanyain maksudnya

dia kaya gitu ke aku tuh

lega jadinya, kalo bisa

dimaklumi ya maklum

kalo enggak ya mungkin

bisa gelut heheh

354-

358

Merencanakan untuk

bisa berbicara dengan

orang yang

membullynya

Problem

Focused Coping

(Planning)

Problem

Focused Coping

(Active Coping)

Eee kalo aku gini mas,

misalkan ada temenku

yang ngenyek atau ngece

aku gitu, aku bakalan

kaya menghindar gitu

wae mas. Maksud e kalo

ngobrol gak mau yang

lama, sebutuhnya aja ya

kaya nyapa gitu aja.

326-

329

Menghindar dari

orang yang

menjelekkan dirinya

Daftar Tema Partisipan 3

Tema : Hubungan dengan Keluarga

Subtema Verbatim Line Makna

Bapak Tapi kalo di rumah gua

ngerasa sih gua deketnya

sama bokap. Gak tau

kenapa ya meskipun yang

sering di rumah nyokap gua

ya bang. Tapi bokap enak

kalo diajak soal

kongkalikong sama sesuatu

hahhaa

88-92 Merasa dekat dengan

bapak karena bisa

bekerjasama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

96

Kalo diajak kerja sama

enak gitu bang. Kaya misal

gua sama bapak gua mau

mancing gitu kan, gua

pengennya berdua aja nih

atau gak sama temennya

bokap gua.

94-96 Kedekatan dengan

bapak dengan

beraktivitas mancing

Kalo sama bokap gua mah

santai paling Cuma bilangin

“jgn diulangin lagi” udah

gitu doang, jadi gak ada

yang sampe berantem parah

gitu bang.

125-

128

Diberi masukkan

Masalah yang sampe bener

bener gua keliatan kaya

cemas gitu pasti bokap gua

nanyain ”kamu kenapa

bang?” itu tiba tiba aja

bokap gua gitu bang, gak

tau dia bisa aja nebak

langsung kaya gua ada

masalah yang berat. Pulang

sekolah kaya lemes

mukanya kusut gitu pasti

bokap gua nanya gitu.

401-

406

Kepedulian dan

kekhawatiran bapak

kepada subjek

Ibu - - -

Kakak - - -

Adik Cuma ya kalo lagi gitu gak

bakalan lama berantemnya

bang. Gua berani

bercandain dia kalo

moodnya dia lagi bagus

gitu, kaya abis ditembak

cowok, lagi deket sama

cowok gitu lah

115-

118

Bercanda dengan

adiknya

Tema : Cyberbullying

Subtema Verbatim Line Makna

Dikeluarkan

dari grup

Kalo itu sih karena

kesalahan gua bang. Jadi

temen gua lagi bahas apa

gitu gua lupa, gua

langsung asal ngomong

aja gitu kan padahal lagi

242-

251

Kesalahan subjek

ketika melakukan chat

di grup tersebut

sehingga di keluarkan

dari grup oleh

temannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

97

ngomongin hal penting

kayanya. Mungkin mereka

lagi bahas serius gitu gua

ngomong kaga danta, pas

gua tinggal bentar gua

udah gak ada di itu grup.

Yaudah gua chat temen

gua yang ada di grup tuh

minta maap gua. Gua

disuruh masuk grup lagi

gitu kan, pas udah di grup

yaudah gua minta maaf aja

bilang kalo gua salah gitu

bang tapi gua langsung

keluar lagi. Kaya baperan

gitu bocahnya, males gua

Dilecehkan

secara fisik

Jadi gini bang, ya lu liat

sendiri ya rambut gua ini

kaya gimana. Pas numbuh

tuh gua sendiri kaya

ngerasa ini rambut apaan

sih aneh juga. Yaudah gua

kalo potong rambut pasti

gua botak, berharap biar

gak kaya gini numbuhnya,

tapi tetep aja numbuhnya

kaya gak jelas gini. Gua

aslinya gak pd-an

orangnya sama

penampilan yang menurut

gua gak masuk aja gitu

kalo gua pake dari atas

sampe bawah. Ada tuh

waktu itu temen gua

cewek chat, tadinya kan

ketemuan gitu pas balik

ngechat gua “rambut lu

apaan dah modelnya kaya

ujungnya kaktus begitu

kaga danta banget

diliatnya”. Gua gak tau

mana miripnya sama

kaktus haha Yaa gua mau

bales gimana tapi emang

jadi gak pd gitu bang. Gua

bales aja “bagen ngapa”

212-

225

Subjek merasa

memiliki bentuk

rambut yang aneh

kemudian ada teman

yang mengomentari

secara kasar yang

membuat subjek kesal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

98

padahal mah kesel, tapi

yaudeh lah mau gimana

nyatanya juga begini.

Mendapatkan

pesan amarah

Eee kalo ini sih jaman

jaman gua pas SMP bang

hahaha jadi gua deketin

pacarnya temen gua bang,

modal nekat aja. Ya gua

dengan pd gitu ngechat itu

cewek kan. Chattingan

jadi keterusan kan timbul

rasa sayang bang, rasa

ingin emiliki haha, tiba

tiba ketauan sama temen

gua cowoknya itu. Di chat

gua di caci maki bang, “lu

ngapain deketin pacar gua

tot?” gitu dah bang, gua

tau dah pokoknya itu

orang marah sama gua.

Yaudah gua minta maap

terus udah gak deketin itu

cewek sama temen gua

yang cowok. Jadi jarang

ngobrol dah gua bang

sama mereka, gak enak

juga. Padahal kalo gak

ketauan bisa aja gua

tikung haha jahat ya gua

bang, Cuma modal pd gua

itu

278-

288

Subjek ketahuan ketika

sedang melakukan chat

dengan pacar temannya

Mendapatkan

ucapan kasar

Terus ada lagi bang di IG.

Kan gua komentarin

komenan orang yak,

dengan maksud hati gua

mau ngebenerin gitu biar

jgn sok tau jadi orang.

Posisi gua disitu gua gak

tau orang itu siapa. Gua

bilang “bukan gitu bro set

set set set set” udahkan,

balesannya apa dah bang

“jangan sok tau bet lu

anjing” padahal gua tau

kejadian postingan itu

malah di sikat gitu anjir,

225-

235

Saat subjek

mengomentari sebuah

postingan dengan

maksud membenarkan

namun ada orang tak

dikenal membalas

dengan ucapan kasar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

99

kesel kan, gua lawan “eh

babi, gua ini ngasih tau

karena gua tau” intinya

gitu bang, doi bales lagi,

katanya “ah tai, lu orang

dalem apa gimana?”

yaudah gue diemin aja

bang. Maksud hati ini baik

tapi malah digituin kan

setan bener. Gitulah bang

pokoknya

Dampak

Cyberbullying

Gua bales aja “bagen

ngapa” padahal mah kesel,

tapi yaudeh lah mau

gimana nyatanya juga

begini.

223-

225

Perasaan kesal

Gua sih kalem bang,

Cuma gua jadi males aja,

orang gua juga udah di

keluarin juga kan. jadi

kalo diajak main gitu, gua

males alesan aja biar gak

ikut. Jadi gua kaya

ngurangin aja ketemu

mereka

257-

259

Menjadi malas untuk

berinteraksi

Emang bikin aneh ini

rambut bikin insecure gue

haha tapi yaudah lah

264-

265

Merasa insecure

dengan rambutnya

Eeee kesel sebenernya,

tapi kenyataannya begini

yaudah mau gimana lagi

kan. Mau ngelawan dia

bener tapi ya lawanan gua

Cuma bisa gitu aja bang.

268-

270

Merasa kesal dengan

kenyataan

Eee yang jelas kesel itu

pasti bang, yang bikin gue

takut dan gak pd itu

sebenernya masalah

rambut gua ini sih bang

bikin insecure gitu.

305-

307

Perasaan kesal, takut

dan tidak percaya diri

(insecure)

Yang jelas, yang paling

bikin males itu kalo udah

ngebahas soal rambut gitu

bang ngejelekin di chat lah

ig, pasti ada aja yang bikin

gua tuh males keluar

310-

314

Orang lain yang

membahas rambut

subjek menjadikan

dirinya malas hingga

menutup diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

100

rumah. Menutup diri gitu

dari orang orang yang

kemungkinan bakal ngeliat

gua itu aneh bang

Pengennya gua juga gitu

bang, Cuma udah kaya

kepikiran gitu takut di

bilang alay, gak danta gitu

gitu dah bang

324-

325

Takut dibilang alay

dan tidak jelas

Kalo misal gua udah kaya

kepikiran terus stress jadi

males ngapa ngapain itu

biasanya gua kaya

nyelesaiin masalahnya itu

nanyain maksud orang

ngelakuin itu ke gue apa.

332-

335

Stres karena kepikiran

akan masalahnya

Maksudnya gini, okelah

emang itu faktanya dan

gua merasa seperti itu,

Cuma ya gak usah sampe

ngejelekin yang bikin gua

males gitu bang. Okelah

bercanda tapi kalo terus

terusan gua males

dengerinnya.

347-

350

Malas dengan bercanda

yang berlebihan

Tema : Coping Stress (Verbatim 2)

Subtema Verbatim Line Makna

Emotion

Focused Coping

(Turning to

Religion)

Emotion

Focused Coping

(Seeking of

Emotional

Social Support)

Pulang sekolah kaya

lemes mukanya kusut gitu

pasti bokap gua nanya

gitu. Perasaan gua jadi

kaya lega gitu, tau apa

yang lagi gua alamin. Ada

yang nanya aja gua udah

seneng dah bang, kaya

dapet perhatian gitu

405-

408

Perasaan puas karena

ada yang bersimpati

dengan subjek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

101

Emotion

Focused Coping

(Positive

Reinterpretation)

Tapi jeleknya gitu

awalannya ngegas bang

jadinya gua melihat

sesuatu yang baik dari

komenan itu dengan cara

dia membenarkan

omongan gua yang salah

bang, gitu maksudnya

363-

366

Mengambil sesuatu

yang baik dari ucapan

orang lain

Emotion

Focused Coping

(Acceptance)

Gua ngerasa kaya gua

menerima dengan sesuai

keadaan gua. Contoh yang

kaya orang atau temen

gua melihat rambut gua

jadi sesuatu yang aneh

dan menjelekan gua.

Maksudnya gini, okelah

emang itu faktanya dan

gua merasa seperti itu

344-

345

Menerima keadaan

secara fakta

Problem

Focused Coping

(Suppresion of

Competing

Activities)

Problem

Focused Coping

(Seeking of

Instrumental

Social Support)

Terus gua juga kaya

nanyain ke temen gua gitu

bang kaya minta saran

tapi pake pengumpamaan

bang biar gua dapet

gambaran dari dia gitu,

misalnya “eh lu kalo

dikatain gini gini gini, lu

nanggepinnya gimana?”

gitu bang biar gua juga

gak salah ngelakuinnya ke

diri gua.

336-

341

Meminta saran

kepada teman subjek

melalui

pengumpamaan

Yang dapet saran dari

temen gua itu bang.

Soalnya menurut gua nih

ya, itu gua jadi dapet

gambaran gua melakukan

suatu cara utk mengubah

diri gua sebelum gua

melakukan suatu hal. Tapi

gua kombinasiin sama

cara gua gitu bang biar

394-

399

Mendapatkan saran

dari teman lalu di

kombinasikan dengan

cara subjek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

102

gua lega juga dengan cara

gua.

Problem

Focused Coping

(Resistant

Coping)

Problem

Focused Coping

(Planning)

Problem

Focused Coping

(Active Coping)

Jadi kalo misalkan gua

ada yang bilang yang aneh

di WA atau IG terus gua

kaya males malesan gitu,

mending gua ya

melampiaskannya dengan

nongkrong aja bang biar

lebih ada yang bisa gua

kasih emosinya gitu bang.

329-

332

Melampiaskan

kemalasan dengan

bermain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

103

Lampiran analisis kesatu partisipan 1

No Verbatim Satuan Makna Subtema

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

Bagaimana kabar (subjek)?

Baik kak. Kabar kakak gimana?

Baik juga kok

Di rumah kamu sama siapa aja?

Sama papa mama aja kak, kadang kakak kalo weekend ke

rumah soalnya udah menikah.

Apa kesibukan saat ini di tengah pandemik COVID-19?

Cuma tidur-tiduran doang kak sama mainan hp. Kadang ya

sepedaan sih pagi kalo gak sore itu juga kalo gak mager

Berapa usia (subjek) saat ini?

18 tahun kak, tahun ini 19

Saat ini sekolah atau kuliah?

Sudah lulus kak

Boleh diceritakan untuk latar belakang keluargamu?

Eee aku anak kedua dari dua bersaudara, kakak ku udah

menikah, papa kerja di suatu sekolah swasta sama mama kerja

jadi guru di Jakarta. Sekarang aku udah lulus SMA sekarang

nunggu pengumuman aja dari univ kak.

Daftar di univ negri mana?

Pengennya sih UNY kak ambil keguruan, cuma ya nunggu

hasilnya aja gimana kak hehe

Semangat ya, semoga kejadian

Amin kak, amin

Oh ya, kamu kalo di rumah gimana sama keluarga?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

104

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

Ee aku sih kalo di rumah ya kaya anak pada umumnya aja kak,

maksudnya ya berhubungan baik jarang berantem gitu sama

kakak, sama papa mama pun sampe sekarang baik-baik aja

komunikasinya kak. Kadang juga aku kalo ada masalah cerita

sama mereka, kakak ku kan cewek jadi ya cukup sefrekuensilah

samaa dia kak hehe

Akrab dong ya?

Ya bisa dibilang begitu kak

Kamu kalo di rumah deketnya sama siapa? Papa atau

mama? Atau kakakmu?

sama mama kak

Kenapa sama mama?

Ee soalnya gak tau sih kak emang ngerasa enak aja gitu kalo

bilang apa apa sama mama tapi bukannya papa gak enak juga

Cuma respon yang enak ketika aku kalo cerita keseharianku

enakan sama mama kak gitu.

Okedeh sekarang kita move ke zaman kamu sekolah ya,

nostalgia tipis tipis

Hahaha oke kak

Bagaimana sewaktu masa sekolah (SMP maupun SMA)?

Waktu sekolah, aku itu orangnya gampang bergaul gitu sih kak,

kaya mau temenan sama cewek atau cowok mah ayo ayo aja

gak harus sama cewek terus gitu. Kalo kata temenku sih aku itu

orangnya gampang gak bisa diem alias ya banyak gerak gitu

deh. Tapi ya kalo aku lagi males ya jadi yang bener bener males

gitu kak, lebih ke cuek sih sama hal hal yang gak menurut aku

penting, apalagi waktu sekolah kan ya taulah kak pasti rumpi

sana rumpi sini, udah gitu suka ngelabrak gitukan kalo cewek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

105

54

55

56

57

58

59

60

61

62

63

64

65

66

67

68

69

70

71

72

73

74

75

76

77

78

79

80

81

waktu sekolah kaya direbut pacarnya, gitu deh kak. Tapi aku

orangnya juga bisa dibilang moodyan gitu kak, jadi kalo

menurutku lagi gak mood ya aku bakalan bersikap yang rada

males ke sekitarku kalo mood ya bakalan hebring petakilan gitu

kak haha intinya aku orang yang moodyan kak

penuh likaliku ya waktu kamu sekolah?

Iya kak waktu itu juga pernah aku isengin temen sebangku aku.

Iseng gimana emang? Ini agak konyol sih, waktu itukan aku lagi ke kantin, awalnya

aku gak ngeh kalo dia itu lagi sama temennya anak kelas lain.

Yaudah iseng aja narik rambutnya dia sampe dia hamper

kejengkang gitu hahaha

parah aja ya kamu

ya gitulah kak

Apakah saat itu pernah mengalami cyberbullying?

Beh…. Pernah sih kak kalo itu hahaha

Bagaimana kejadiaan saat terjadi cyberbullying pada diri

anda?

Kalo di media sosial itu, waktu itu sempet di twitter kak.

Dulukan jamannya twitter, jamannya facebook, kalo di

facebook itu eee itu sih dibikin bikin status gitu kaya misalkan

disindir-sindir, terus ya namanya juga masih anak sekolah kan

kak kaya ngejelek-jelekin gitu, terus dia kaya bales-balesan

comment gitu di foto. Terus kalo misalan di twitter itu biasa di

tweet tweet gitu terus kaya di facebook disindir sindir terus

juga eee mereka saling mention-mentionan tapi gak pake nama

tapi jelas jelas buat aku gitu. Ee gimana gak kesindir ya kak,

itukan status, aku yang buat dan mereka kaya tiba tiba

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

106

82

83

84

85

86

87

88

89

90

91

92

93

94

95

96

97

98

99

100

101

102

103

104

105

106

107

108

109

nanggapin tapi langsung gitu kak. Jadi postingannya dia diatas

postingan ku dan aku tersindirlah

Bagaimana kejadian saat dikeluarkan dari grup?

Eeem dulu jamannya grup LINE sama WA, nah kalo misalkan

yang di Line itu yaudah kan kita sering main bareng terus abis

itu chatting chattingan eh chatting chattingan Line gitu, terus

yaudah kayanya mereka juga entah mungkin juga ada masalah

apa sama aku, terus mereka tiba-tiba udah saling nyindir

nyindir gitu, terus abis itu akunya di keluarin dari grup, entah

kenapa. Kalo di WA sih kurang lebih juga kaya gitu kak, lagi

biasa biasa aja tiba-tiba aku udah gak ada di grup itu. Pas ku

Tanya kenapa aku dikeluarin jawaban alibinya dia sih kepencet,

ya kali kepencet? kan gak mungkin banget, udah gitu Cuma

aku yang dikeluarin

Bagaimana kejadian saat dilecehkan fisik anda di media

sosial?

Emm waktu itu sih, pernah kaya ada orang yang di twitter gitu

aku kan badannya kurus, nah dia kaya nyindir ngelecehin

ngomongnya kaya lagi pas mention sama temen ku yang se-

geng gitu dulunya. Kaya ngmong ee “itu lho, yang kurus itu ee

nyebelin ngomongnya itu” ya gitu pokoknya ngehina ngehina

fisik gitu. Gimana ya kak kenapa harus bawa bawa fisik wong

ini anugrah dari Tuhan. Oh ya, ada juga kak waktu itu aku lagi

jerawatan gitu kan. Aku jadiin foto profil di WA ada temenku

yang nyeleneh bilang “itu jerawat apa gunung meletus? Merah

merah amat muka lo” disitu aku langsung jleb dihati. Apa iya

orang udah gitu cewek gak boleh jerawatan kayadirinya yang

paling sempurna ajaa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

107

110

111

112

113

114

115

116

117

118

119

120

121

123

124

125

126

127

128

129

130

131

132

133

134

135

136

137

138

Lalu respon mu digituin sama teman mu sendiri gimana?

Eee awalnya sih biasa aja kak yak arena dia masih temenku.

Tapi lama lama kepikiran aja gitu, dibilang sakit hati ya bisa

juga karena kaget gitu dibilang tiba tiba kaya gitu. Coba kakak

ku bilang tiba tiba “jerawat kakak kaya jalanan rusak ya

bergelombang”

Emang iya ya?

Hahaaha gak kak kan bercanda. Tapi ya itu, intinya pearasaan

ku sakit aja seorang temen bisa bisanya ngomong begitu

Bagaimana kejadian saat menerima pesan berupa amarah?

Iya jadi waktu itu kan, ini kelanjutan yang aku dikeluarin dari

grup kak. Jadi temen aku abis ngeluarin aku dari grup, itu kan

aku tanya dong sama dia personal gitu, aku tanya “eee, kenapa

kok aku di keluarin dari grup? Terus aku juga tanya “kenapa

kok nyindir nyindir aku gitu di twitter?” Gitu. Soalnya dia bikin

status gitu tentang aku dan aku merasa kak itu buat aku. Terus

tiba tiba dia kaya marah-marah gitu, marah-marah sama aku

ngomong, intinya tuh ngomong kalo aku deketin cowoknya dia

padahal aku tuh gak ada deketin sama sekali gitu. Secara aku

main sama siapa aja masuk kak. Temen ku cowok juga banyak

kali gak cuma satu dua orang aja kan. Eeee mungkin, mungkin

aja dia dapet eeee pesen gitu dari temennya dia yg ngeliat pas

aku sama cowoknya dia, mungkin lagi ngobrol atau lagi apa itu

tapi aku juga gak ada apa apa sama cowok itu, terus dia ngomel

ngomel gitu eee terus pokoknya dia ngomel ngomel, terus

bingung harus ngelakuin apa. Nyerocos apa yang dia keluarin

dari uneg-unegnya kak. Jadinya ya aku di semprot gitulah

dengan semua amarah yang dia rasakan sama itu orang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

108

139

140

141

142

143

144

145

146

147

148

149

150

151

152

153

154

155

156

157

158

159

160

161

162

163

164

165

166

Bagaimana kejadian saat mendapatkan komentar negatif

berupa ucapan kasar?

Eeee waktu itu sih kak, aku gak tau siapa kan di twitter ada

orang tiba tiba nge-retweet postingan ku katanya “ini orang apa

banget sih caper gak jelas” tapi gak masuk akal. Terus dia

nambahin bilang juga “udah gitu jelek lagi”. Aku disitu tuh

kaya, anjir salah gue dimana coba. Ini kan media sosial orang

mah bilang apa aja bebaskan kak tapi kok ya masih aja bersikap

kaya gitu. Bersikap komentar negatif gitu sama orang yg gak

dia kenal dan aku pun enggak kenal sama dia juga itu siapa.

Kok masih bisa ya kak sesuatu yang mestinya bebas masih ada

yang mencela diri kita

Apa reaksi anda pada mengalami kejadian tersebut?

yaaa sedih sih kak, aku juga pengen nyerang tapi gak tau dia

siapa aku gak kenal juga. Kesel juga pasti, sampe buat aku

harus merenung sendiri, kan udah dalem bgt buat aku kak.

Jadinya aku ya lebih menarik diri aja sih, buat kaya, salah gue

tuh dimana. Bisanya, ya Cuma ngomel dalam hati aja sih kak

kadang ya cerita sama temen tapi ya gak semuanya bisa ku

ambilkarena, ya kaya bisa dibilang stres juga sih kak, dapet

serangan kaya gitu, apalagi aku gak tau orangnya siapa kan

Setelah anda mengalami kejadian tersebut, mungkin bisa

diceritakan dampak apa yang muncul dengan cyberbullying

yang kamu alami?

Yang pasti sih, pasti kalo yang namanya orang di bully pasti

sedih, pasti sedih terus juga sambil mikir gitu, emangnya iya ya

gue ngelakuin itu, maksudnya kaya aku juga eee sambil

intropeksi diri gitu, apa iya? tapi yang pasti sedih apalagi

153, 155, 158, dan 164

Dampak dari

Cyberbullying

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

109

167

168

169

170

171

172

173

174

175

176

177

178

179

180

181

182

183

184

185

186

187

188

189

190

191

192

193

194

sambil dikata-katain yg sakitin hati kaya gitukan, buat aku

stress juga karena selalu kepikiran kak. Eeemm terus juga,

sempet juga kaya takut gitu untuk ketemu sama mereka gitu,

soalnya siapa tau mereka juga bukan di sosial media aja bukan

Cuma di twitter aja, bukan cuma di line atau wa aja tapi mereka

di kehidupan nyata juga gituin aku gitu kan sama sama

temannya entah aku kaya disinisin, entah aku kaya di ee kata

katain pas mau lewat apa kaya gimana sempet takut juga kalo

gua ketemu dia di sekolah gitu. Eeeee terus aku ngerasanya itu

kaya mau ngapain aja gitu kaya salah aja. Yaudah aku lebih

milih di kamar aja diem terus akunya mau ngomong sama

orang juga kaya males kaya takut, takut salah gitu jadi kaya

diem aja gitu diem aja. Diem aja dikamar main hp.

Berarti kamu lebih baik memilih diam dan di kamar aja ya,

tanpa melakukan sesuatu?

Iya kak, eee soalnya juga pikiran ku yang begitu juga mau

ngelakuin apa aja kayanya salah gitu

Apa yang anda lakukan untuk mengatasi cyberbullying

yang anda alami? Coba ceritakan

Eeee aku sih awalnya cuekin yang kaya begituan kak, karena

menurutku gak begitu penting. Cuma kaya makin kesini kok

orang-orang jadi sering nyerang aku gitu padahal aku kaya

biasa aja ke orang-orang. Jadinya karena sering digituin aku

lebih baik menyendiri aja sih kak di kamar. Eee udah gitu aku

juga berdoa biar orang orang yang nyerang aku juga capek

sendiri. Terus juga kadang aku mengabaikan kaya bodoamatlah

lu mau bilang apa sama gue, lagi pula pada akhirnya lu juga

diem sendiri. Aku lebih cuek kak, eee cuma ya gitu kadang

166-169, Perasaan

sedih yang membuat

diri subjek stress hingga

takut.

174-179, Merasa

dirinya takut serta

merasa bersalah ketika

ingin melakukan

sesuatu

188-190, berdoa untuk

dirinya agar terhidar

dari serangan

190-192, bersikap lebih

cuek

Dampak dari

cyberbullying

Dampak dari

cyberbullying

Emotion Focused

Coping (Turning to

Religion)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

110

195

196

197

198

199

200

201

202

203

204

205

206

207

208

209

210

211

212

213

214

215

216

217

218

219

220

221

222

kadang suka drop kalo ada orang yang udah kelewatan parah

sih ngomongnyaa. Soalnya aku juga cewek kan, gak mungkin

juga semua masalah bakalan dibodoamatin pasti ya ada juga

yang aku pikirin kaya salah gue tuh dimana ya. Kan cewek

menyikapi sesuatu bukan pake logika, tapi pake perasaan kak.

Jadi yaa eeee kalo menurutku udah parah, kelewatan gitu bakal

masuk kehati gitu deh kak. Tapi yaudahlah.

Ada cara lain untuk mengatasi hal tersebut?

Eeeee aku sih melampiaskan ke kaya main game aja gitu sih

kak karena ya biar gak kepikiran juga kan. Paling ya buat aku

gak mikirin itu lagi sih

Selain game aplagi emang?

Dengerin lagu udah cukup buat aku sih. Selalu berdoa juga biar

jauh dari hal-hal yang kaya begitu. Capek hati kak

Apakah ada orang lain yang membantu anda dalam

menghadapi cyberbullying yang anda alami?

Eee lebih akunya aja sih kak yang cerita ke temen ku soal

kejadian yang menurutku parah aja sih, bukan orang lain yang

langsung kaya nanya gitu soalnya aku kalo ada masalah ku

umpetin dulu kak

kejadian yang mana yang kamu ceritain ketemenmu?

Pokoknya yg udah ngomongin fisik gitu kak, udah tau manusia

gak ada yang sempurna masih aja di cacatin gitu. Kan keselll

lalu respon temenmu gimana setelah kamu cerita sama dia?

Temenku sih ngasih respon baik kak, dia kaya “udah gak usah

dipikirin lagi. Toh itu juga org gak tau apa apa tentang dirimu

yg tau cuma secara fisik” terus aku mikir kak “ya iya sih, Cuma

omongannya itu yg sampe kepikiran” terus aku bilang aja “ya

203-204, bermain game

untuk tidak kepikiran

207-208, selalu berdoa

211-212. bercerita

dengan teman

Problem Focused

Coping ( Suppresion of

Competing Activities)

Problem Focused

Coping (Suppression of

Competing Activities)

Emotion Focused

Coping (Turning to

Religion)

Problem Focused

Coping (Seeking of

Instrumental Social

Support)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

111

223

224

225

226

227

228

229

230

231

232

233

234

235

236

237

238

239

240

241

242

243

244

245

246

247

mau gimana itu udah kaya pelecehan tau” terus temenku

nimpalin “eeee ya iya sih tapi gak usah berlarut larut. Udah

abaikan aja” gitu kak

Efek yang kamu dapat dari masukan temanmu itu, gimana

menurutmu?

Cukup buat aku lebih step up lagi sih kak, memberi support

lebih untuk aku biar gak selalu kepikiran yang orang lain bilang

negatif tentang diriku. Selagi memberi hal positif aku bakalan

respect sama dia kak

Bagaimana perasaan anda ketika strategi tersebut berhasil

pada diri anda?

Eee bisa dibilang cukup seneng aja sih karena juga pelan pelan

hal yang kaya gitu redup dengan sendirinya kak.

Cara mana yang menurutmu berhasil mengubah

semuanya?

Eee menurutku yang berhasil itu menghindar dari hal yang

kaya gitu, intinya cuekin kak. Terus yang masukkan dari

temanku juga baik, apalagi yangberdoa itu. Seolah olah kaya di

jamah sama Tuhan gitu haha

Apakah ada yang ingin disampaikan kembali terkait

pengalaman cyberbullying yang anda alami?

Belum ada sih kak, Cuma nanti kalo aku inget aku kabarin

kakak aja gimana? Hehe

Oke, boleh kok boleh. Terima kasih banyak ya

228-232, mendapatkan

support dari teman

Problem Focused

Coping (Seeking of

Instrumental Social

Support)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

112

Lampiran analisis kedua partisipan 1

No Verbatim Satuan makna Subtema

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

Hai gimana kabarnya skg?

Baik kak, kakak gimana kabarnya?

Baik juga, Puji Tuhan

Lama gak berjumpa, semakin kesini kegiatanmu ngapain

nih?

Masih gak beda jauh kak sama yang kemarin kemarin, cuma

jam rebahan tambah lama ajaa hahaha gak gak, skg aku udah

rada berani keluar rumah lebih lama dari yang biasanya kak

Kenapa begitu?

Yaaa aku jenuh aja kak di rumah terus kegiatan begitu terus.

Kalo dipikir pikir aku gak bisa di rumah terus, ini bukannya

aku nantang corona kak cuma ya mau gimana lagi aku butuh

refreshing juga udah 6 bulanan di rumah doang. Mending kalo

ada kerjaan yang mengasilkan uang kak, tapi aku tetep pake

masker dan bawa hand sanitizer kok kak, tenang dan

percayalahh

Haha oke oke. Jadi kamu kalo keluar rumah, kemana?

Ya nongkrong sama temen kalo gak main kerumah temen aja

kak.

Nongkrongnya gak bar bar dong kan tapi gak yg ketempat

ramai bgt gitu

Hahaha enggak kak, enggak

Okelahh. Btw, kamu lihat fenomena corona kaya gini

gimana? Apa perasaan mu?

10, Perasaan jenuh

Dampak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

113

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

Eee kaget gitu kak, sebelumnya belum pernah ngerasain

fenomena yang kaya gini tiba tiba dapet berita dan virus ini

bisa bikin orang meninggal. Itu kaya aku baru pertama kali tau

hal kaya gitu. Sedih juga waktu ada yang pertama kali ketauan

orang Indonesia kena di depok. Awalnya sih cuek ya kak lama

lama makin parah dan jadi yaudah gak usah keluar rumah lah.

Yang pasti sedih gak bisa main bebas, gak bisa ketemu sama

temen

untuk dirimu sendiri kamu ngerasain dampak apa dari

corona?

Dampaknya gak dapet duit jajan, boros kuota, menjadi tambah

rajin untuk malas-malasan, jadi jarang ketemu temen, yagitulah

kak

Haha akupun juga gitu. Tapi kamu merasa gak kalo sampe

menyangkut ke mental kamu?

Eee aku awal awal itu sih kak, awal awal corona yang bener

bener sampe naik drastis grafiknya di indo sampe yang

meninggal itu banyak bgt. Sempet takut juga tapi skg yaudah

bodo amat gitu kak, gak tau kenapa.

Nah waktu kamu sempet takut itu, sikap yang kamu

rasakan seperti apa?

Ya takut aja kak sempet kepikiran kalo itu bener terjadi sama

aku kaya gimana sampe bisa meninggal gitu. Itu virus kaya

sepele cuma kaya flu aja kan tapi kok ya bisa buat orang

meninggal. Nah disitu udah anjuran utk di rumah aja kan kak,

yaudah aku cukup mengurung diriku di kamar aja sesering

mungkin dan agak menghindar kalo ada orang dateng. Tapi skg

udah ku serahkan semuanya sama yg diatas aja kak

28-29, Perasaan sedih

51-52, Mengurung diri

dan menghindari orang

yang datang.

Dampak

Dampak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

114

54

55

56

57

58

59

60

61

62

63

64

65

66

67

68

69

70

71

72

73

74

75

76

77

78

79

80

81

Dari corona itu yg buat kamu gak kepikiran dan skg malah

jadi lebih berani untuk keluar itu gimana? Maksudnya

cara apa yang kamu yakini utk dirimu biar gak takut sama

corona lagi?

Yaa aku cukup berdoa kak dan lebih ke percaya sama Tuhan

aja kalo semua pasti bakalan selesai dan aku gak akan kenapa

kenapa maksudnya sehat selalu gitu kak.

Mantaapp, semoga ya kita melakukan ini ya baik baik aja,

semoga sehat selalu utk kita yaa

Amin kak, amin. Intinya pasrah juga kak hehe

mantap

Nah aku skg mau melanjutkan part yang belum aku Tanya

nih. Kemarin itu kan kamu udah menjawab serta bercerita

masalh yang kamu alami. Nah aku kepikiran waktu kamu

bilang kalo lebih enak cerita sama mama. Emang apa sih

bedanya waktu cerita sama kakak atau papa?

Kalo sama papa sih waktu aku cerita gitu, papa nanggepinnya

sih ya cuma sekedar aja kak, maksudnya cuma kaya “yaudah

diemin aja”. Gini deh kak contohnya kaya waktu aku dibully

dibilang jelek banyak jerawatan gitu, nah si papa pasti

jawabnya cuma seadanya gitu. Jadinya aku kalo cerita sama

papa tuh kurang bisa plong gitu dan gak semuanya aku ceritain

kak. Itu sih kak, jadi kalo papa ya begitu kalo mama bisa

dibilang aku bisa cerita keseharian ku kaya di sekolah gitu tapi

ya yang menurutku seru sama kaya yg buat aku aneh aja.

Kalo sama kakak sih waktu cerita cerita sama dia ya cuma kaya

nanya pengalaman gitu aja sih kak, kaya “lu pernah gak kak

waktu di sekolah gini gini gini” terus juga “cara nanggepin

58-60, Berdoa berharap

semua akan baik-baik

saja

Emotion Focused

Coping (Turning to

Religion)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

115

82

83

84

85

86

87

88

89

90

91

92

93

94

95

96

97

98

99

100

101

102

103

104

105

106

107

108

109

guru yang gini gimana” soalnya aku kan sekolah di tempatnya

dia dulu jadi ya aku nanyain soal gurunya gimana, ya tentang

sekolahan gitu sih kak. Tapi ya karena kami udah beda jauh

jadinya dia banyak yg gak tau juga soalnya udah beda juga

guru gurunya kan kak. Kalo pun kita ngobrol ya ngobrol

keseharian aja. Akrab sih akrab, Cuma kita tuh beda kak, kalo

dia orangnya yang bisa pedulian gitu sama semuanya

sedangkan aku kan ya moodyan gitu kak, jadinya beda aja

kamu sama kakak emang bedanya berapa tahun?

Beda 7 tahun kak, skg aku 19 tahun jadi kakak ya 26 tahun

Tapi kalo kakak kerumah gitu, kan kakakmu katanya kalo

weekend suka kerumah kan? Nah itu gimana, apa aja yang

kamu obrolin?

Ya palingan, waktu awal awal setelah nikah itu nanya gimana

rasanya terus juga pas udah punya anak aku, tanya gimana

rasanya jadi punya anak, pas melahirkan gimana rasanya. Yaaa

semakin kesini obrolannya seputar kakak ku setelah menikah

kak. Kayanya juga aku mau ngobrolin yg lebih juga belum

cukup umur kak hahaha

Aaaa baiklah kalo begitu yaaa haha

Waktu sebelum nikah gimana hubungan kamu sama

kakakmu? Maksudnya gini kaya aku sama adik ku itu kan

bedanya cuma 5 tahun. Nah waktu aku kuliah tuh aku

ngerasa aku sama adikku gitu jadi jarang ngobrol, jarang

kontak dia juga, karena kami kan beda kota aku di jogja

dan dia di bekasi jadi aku ngerasa kita jadi ada jarak yang

dulunya suka bercanda bareng sampe tiban tibanan badan

main smack down gitu pas ketemu aku liburan semester

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

116

110

111

112

113

114

115

116

117

118

119

120

121

123

124

125

126

127

128

129

130

131

132

133

134

135

136

137

138

kami cuma kaya ada nyawa satu sama lain didalam kamar.

Banyakan diemnya soalnya aku ngerasa dunianya udah

beda. Nah kalo kamu sendiri gimana?

Kalo aku sih gak beda jauh juga sama kakak. Waktu dia kuliah

juga kan kami beda kota kak, kalo dia di semarang sih waktu

itu. Nah pas dia libur semesteran, waktu sampe rumah tuh dia

yang kaya happy gitu nyeritain dia waktu di kampus gimana,

belajarnya kaya gimana, dosen ngajarnya gimana, pokoknya

seputar dunia kuliahnya dia kak. Setelah beberapa hari gitu,

yaudah kaya gak ada bahan obrolan jadinya banyakannya ya

diem dieman. Kadang dia juga main sama temen lamanya juga

kan kan udah gitu aku juga sering main sama temen temenku,

jadinya yaa ada space aja aku sama dia.

Kamu sering ribut sama org tua atau sama kakak gitu gak?

atau sama temen mu gitu?

Kalo sama orangtua jarang sih kak paling kaya Cuma aku yg

ngambek gak boleh keluar malem sering sering sama kalo aku

yang gak nurut aja terus diomelin. Gak pernah sih sampe diem

dieman lama gitu sama orang tua. Kalo sama kakak mah sering.

Pernah tuh aku diem dieman gak ngobrol sama sekali seminggu

gak ada bicara apapun sama dia saking dongkolnya sama

kelakuannya.

Biasanya masalah apa emang?

Sepele kak kaya jadwalnya nyuci piring, nyapu, ngepel, gosok.

Padahal itu udah dijadwalin kan, pas jadwalnya dia tapi dia gak

ngerjain sampe mama tuh nanya kenapa gak ada yang mau

beberes rumah gitu kan. Kebiasaannya itu orang selalu nyalahin

aku kak. Jelas jelas itu hari bukan jadwal ku utk nyapu. Kita di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

117

139

140

141

142

143

144

145

146

147

148

149

150

151

152

153

154

155

156

157

158

159

160

161

162

163

164

165

166

selang selingin gitu kak jadwalnya. Tadi aku udah ini harusnya

kegiatan selanjutnya dia tapi dia males malesan sampe mama

nanyain. Itu yang pertama, yang kedua biasanya kaya lipet

selimut kalo udah abis tidur kaya kamar berantakan gitu dia

jarang bersihin gitu kak. Aku kan paling agak gak suka hal

yang berantakan banget. Kan orang hidup bersama ya harusnya

lakuin beres beres juga bersama kan kak gak egois. Kalo udah

di kamar sendiri terserah dah lah ini masih berdua ya harusnya

kan diberesin lah seenggaknya padahal juga dia dia ini yang

pake kan, kok gitu aja males banget sih

Terus kamu bilangin ke kakakmu gimana biar dia

ngelakuin itu?

Yaaa aku bakal bilang langsung ke dia kalo gini gini gini

jangan males lah jadi orang. Tapi ya tetep aja agak bebel kak,

kalo udah gak mempan baru ku bilang ke mama

Eh, aku mau nanya deh. Reaksi saat itu ketika langsung

dikeluarkan dari grup gimana?

Bingung aja kak, kok tiba tiba keluar gitu. Awalnya emang

bener gak tau ee pas aku mau ngechat di grup itu pas aku cari

kok udah gak ada. Aku nyarinya sampe berkali kali lho kak,

buat ngepastiin kan. Aku gak ngerasa hapus juga, gak ngerasa

keluarin diri gitu. Yaudah aku tanya aja ke temenku

Nah, aku juga mau nanya. Waktu kamu diem di kamar

ketika mengalami di bully itu org tua kamu nanyain gak?

Enggak sih kak, paling papa mama taunya aku ya kaya ngerjain

pr atau lagi belajar gitu aja. Cuma yang sering nanyain ke

kamar gitu mama kak dan aku juga belum pernah kaya ketauan

151-153, Beranggapan

jadi orang jangan malas

156, Bingung karena

keluar dari grup

Problem Focused

Coping (Planning)

Dampak Cyberbullying

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

118

167

168

169

170

171

172

173

174

175

176

177

178

179

180

181

182

183

184

185

186

187

188

189

190

191

192

193

194

lagi bete gitu sih. Kalo itu pas lagi main game aja sama

dengerin lagu baca buku kak.

Berarti papa mama mu atau mungkin kakak mu gak tau

kalo kamu lagi ada masalah terus di kamar gitu?

Enggak kak. Soalnya aku ya sebutuhnya aja kak, kalo lagi

cerita ya cerita ke mereka. Selagi aku bisa nanganin masalahku

sendiri sebisa mungkin aku gak akan cerita kesiapa siapa kak,

kecuali yang sepele gitu aja ya kak. Pokoknya dikamar main

game sama dengerin lagu itu udah enak kak

Biasanya kamu main game apa?

Game di hp aja kak, kaya mobile legend sama game offline

sugar rush yang gampang gampang ajaaa

tapi bukannya ML itu nyebelin ya? Maksudnya kalo kalah

atau turun rank gitu bakalan kesel, ya gak sih?

Kalo aku bodo amat kak, game itu cuma buat have fun aja gak

sampe bikin kesel juga. Mau turun ranknya ya bodo amat, gak

peduli juga sih

Dgn main game buat dirimu gimana, Bisa buat lupa kah

dgn masalah yang kamu alami terutama bullying?

Eeee, gak sih kak. Cuma game itu menurutku cuma untuk

pengalihan pikiranku aja kak biar gak keinget aja gitu. Soalnya

kalo gak main game atau dengerin lagu tuh di kepala kaya

terngiang ngiang gitu kak kaya kalimat “jelek lu, kurus lu,

jerawatan bgt mukanya” jadi yaaa biar gak inget aja kak. Tapi

menurutku itu cara efektif yang bersifat sementara

maksudnya bersifat sementara?

Yaa meskipun masalah itu ilangnya gak cepet cuma aku bisa

jadi refleksi diri, eee intropeksi diri lebih dalem lagi aja kak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

119

195

196

197

198

199

200

201

202

203

204

205

206

207

208

209

210

211

212

213

214

215

216

217

218

219

220

221

223

tapi, bukannya nanti kalo misalkan itu udah lewat

bukannya keinget lagi?

Kalo aku mikirnya kalo tiba tiba aku inget gitu aku sih kaya

udah nyiapin pikiranku kak kaya “kalo aku mikirin terus capek

nih” jadinya gak aku pikirin dan bisa lupa jadinya kak

Oh gitu, kalo dengerin lagu kamu suka lagu apa?

Kalo skg sih belakangan ini suka dengerin lagu yang lagi hits

aja kak kaya bad liar, imagine dragon gitu kak. Kalo Indonesia

kaya pamungkas ya segenre itu lah kak

tapi kalo lagi ada masalah gitu, yang biasa didengerin apa?

Eee yang genrenya rock kak atau gak metal kaya BMTH, feast,

arctic monkeys.

Kenapa dengerin lagu itu?

Soalnya itu kan alirannya agak keras gitu kak musiknya jadi

kaya kebawa adrenalinnya. Jadi gak bikin galau bgt lah kak,

enak juga rhytm gitarnya, aku suka kak

boleh boleh yaa lagumu. Kalo arctic kamu suka lagu yang

apa emang? Soalnya aku juga pendengar arctic monkeys

juga

oh iya kak? Aku sih sukanya do I wanna know, teddy picker,

fake tales of san fransisco.

coba deh dengerin yang a certain romance itu enak bgt beat

akhirnyaa sama suck it and see

okelah kak nanti

Oh ya, kamu pernah gak dapat nilai jelek gak?

Selama sekolah pasti pernah dong kak, gak mungkin enggak

kan hehe

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

120

224

225

226

227

228

229

230

231

232

233

234

235

236

237

238

239

240

241

241

243

244

245

246

247

248

249

250

251

Nilai terparah yang pernah kamu dapet berapa? Yang

paling bikin kamu drop stress gitu?

Aku lupa waktu smp atau sma ya kak, kalo sd lupa pasti.

Kayanya smp deh, itu aku inget banget pelajaran ipa kimia atau

fisika gitu aku ulangan cuma dapet 25 kak. Itu tuh aku sampe

rumah nangis kaya merasa bodo bgt selama ini, bisa bisanya

dapet nilai segitu. Itu pun kalo gak salah ulangan akhir

semester kalo gak salah, apa uts ya pokoknya antara dua itu

kak. Yang parahnya lagi itu yang bagiin temen jadi aku ada

rasa minder juga kan kak. Dia nyari nama otomatis ya liat

nilaiku kan kak. Dalem hati “mampus lah ini mau kek mana”

yaudah pas tau nilainya segitu yaudah nangis, kecewa sama diri

sendiri. Sampe sempet kesel sama itu pelajaran. Paling tinggi

nilaiku di dua mapel itu Cuma 77 kak, nyentuh 80 aja gak.

Emang gak ada bakat di bidang itu. Kalo dipikir lagi malu

maluin kak hhaha

Eeee aku juga pernah kok hehe tapi its ok, udah berlalu

juga kan. Terus kamu gimana tuh ngatasi nilai yang dapet

segitu di maple itu?

Yaaa mau gak mau dan harus mau kak, biar gak malu maluin

banget aku kaya bikin semacam rules gitu biar aku dapet

seenggaknya diatas KKM. Kalo missalkan ada ulangan harian

itu, biasanya kan 2 kalo gak 3 mapel sehari kan kak, nah kalo

misalkan ada dua mapel itu paling aku banyakin porsi

belajarnya disbanding pelajaran yang lainnya, seeggak

enggaknya dapet nilai di atas KKM lah biar gak remedial

Oh ya, aku mau cerita sedikit boleh ya waktu aku di bully

tapi ini secara langsung bukan media sosial, kalo media

243-249, membuat

rencana belajar yang

lebih terstruktur

Problem Focused

Coping (Planning)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

121

252

253

254

255

256

257

258

259

260

261

262

263

264

265

266

267

268

269

270

271

272

273

274

275

276

277

278

279

sosial aku jarang sih dan itu aku anggap yaudah gitu aja

apa mungkin aku cowok kan cuek sama hal kaya gitu cuma

ya siapa taukan kalo ada cowok yang diluar sana

mengalami bully yang buat dia mental drop gitu kan. Jadi

waktu aku smp itu aku bisa dibilang agak pendek ya dari

temenku yang lain. Nah setiap main gitu, setiap dia manggil

aku “cel, boncel sini lu” ya gitu deh. Semakin sering tuh

temen temen lama lama kok aku kaya minder gitu kan tapi

yaudah lah buat lebih deketsama temen tapi dalam hati ya

kesel juga kan. Terus waktu SMA aku dipanggilnya

“nyong” dan aku nurut nurut aja lagi hahaha nyong itu

maksudnya monyong yaa. Aku mikir “emang iya bibir gue

semonyong itu kak, ini seksi kali haha”. Tapi mereka kalo

line bbm aku ya manggilnya begitu, bukan nama. Itu kalo

di rumah aku ya yg cuma diem aja karena minder sampe

bener ketauan gitu mood ku jelek orang tua ku nanya,

cuma aku gak cerita aja bilangnya lagi berantem sama

pacar padahal bukan gara gara itu haha aku sih

nyelesaiinnya sama masalah kaya gitu aku kaya

ngerencanai nih buat aku gak kaya di panggil gitu lagi. Jadi

caranya aku bilang ketemen ku yang sering manggil aku

kaya gitu biar gak dipanggil kaya gitu lagi.

Kalo kamu sendiri pernah gak sih punya panggilan kaya

aku gitu yang nyeleneh tapi lama lama bikin minder?

Eeee pernah sih kak dibilang gizi buruk karena badan ku yang

terlalu slim ini, disitu aku kaya “ya kenapa sih emangnya” toh

aku juga masih bisa hidup sampe skg kak. Suka kasian gitu sma

orang yang manggil aku kaya gini. Syukur aku masih bisa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

122

280

281

282

283

284

285

286

287

288

289

290

291

makantapi dibilang gizi buruk, gimana yang gak bisa makan

kak? Serasa hidupnya udah paling bener aja

Nah kamu waktu di gituin, kamu nyelesaiinnya gimana?

Kalo aku kan atur strategi, kaya awalnya bayangin dulu

terus aku bilang ketemen ku, kalo kamu gimana?

Aku mah langsung aja kak ke orang itu cuma ya maksudnya

gak sekali panggil langsung aku bilang gitu, kalo udah berkali

kali baru ku tegur. Yaa aku pikirin dulu kak biar gak ada baku

hantam diantara kita soalnya males aja gitu. Dia yang salah

nanti malah dia yang lebih ngotot, capek diri ini kak hehe

intinya segala sesuatu yang pengen aku lakukan pasti aku

rencanain kak

289-291, Merencanakan

sesuatu yang ingin

dilakukan

Problem Focused

Coping (Planning)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

123

Lampiran analisis partisipan 2

No Verbatim Satuan Makna Subtema

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

Bagaimana kabar (subjek)?

Baik mas

Apa kesibukan saat ini di tengah pandemik COVID-19?

Sekarang sih Cuma kelas online mas. Kadang kalo gak lagi

kelas ya ngisi kekosongan aja mas biar gak bosen

Contohnya apa tuh?

Seringnya main hp, main game mas ngepush rank hehe

Game opo kui?

Biasa mas pubg an mas

Kapan kapan mabar lah kalo gitu

Haha siap mas boleh boleh, tur aku noob mas

Ha ya gpp, aku yo noob kok. Mung KD 1 haha

Oh ya, usia mu berapa (subjek) saat ini?

19 mas

Btw, kamu lihat fenomena corona kaya gini gimana? Apa

perasaan mu?

Wah mas, aku wis prek mas. Wis bodo amat lah sama corona

gini. Soale piye ya mas, aku mikirnya ini kaya bom waktu gitu

mas. Sebelumnya kan juga kaya udah pernah ada virus ebola,

H1N1, flu burung ngono mas, tapi yang bikin heran bisa sampe

kita meninggal gitu e mas. Kesel wae mas jadi gak bisa

ngelakuin kegiatan kaya biasanya, nongkrong sama temen

ngopi- ngopi ngono. Po meneh baru masuk kuliah gini kan, aku

gak tau temen ku kaya gimana bentukkannya Cuma sebatas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

124

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

ketemu lewat webcam aja, jadi gak bisa ngerasain perkenalan

di kelas terus kaya ospek langsung gitu. Padahal pas masih

SMA yang belajar dateng ke kelas gitu ngebayangin pas awal

masuk kuliah kaya e seru ngono mas. Eee jebul malah Cuma

tatapan online. Kalo corona udah selesai terus masuk di kelas

gitu kayanya juga kenalan ulang mas.

Lha kenapa?

Haa yo kan, sebelum e gak tau ini siapa itu siapa, bentukan e

kaya apa. Jadine kan kenalan lagi, bikin relasi yang lebih jelas

lagi sama temen sekelas.

dampak apa yang kamu rasakan dari corona?

Jadi gak bebas wae mas mau kemana mana. Jadi rada waspada

sama orang disekitar. Kita ya gak ngerti to nek orang lain ada

gejala njuk kita cuek gitu aja. Apalagi sekarang masker udah

kaya ketergantungan mas.

Kok iso?

Lha iyo mas. Nek missal keluar mau keluar rumah gitu gak

pake masker pasti balik lagi njuk ngambil. Sama halnya kaya

hp atau dompet ketinggalan wae mas. Mesti panic njuk balik

lagi to kerumah. Jadinya sekarang kaya perilaku yang baru lagi.

Kalo dari luar dalam jangka waktu yang lama harus mandi,

sering cuci tangan. Tapi mas aku kepikiran ki. Gimana ya sama

orang yang tadinya sering banget keluar rumah gitu njuk ada

corona gini diem dirumah? Opo gak stress ya dia?

Nek aku mikirnya sih jadi shock aja gitu. Strees ya pasti

soalnya kan yang ndee sering ketemu orang to ngobrol sana

sini kaya biasalah, sekarang ada corona kayanya nek missal

ada orang yang begitu pasti bakalan jenuhnya ampun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

125

53

54

55

56

57

58

59

60

61

62

63

64

65

66

67

68

69

70

71

72

73

74

75

76

77

78

79

80

ampunan, apalagi kalo misal ada keluarga yang gak baik

gitu hubungannya pasti orang itu mungkin bakalan

tertekan secara psikis sih

Makane mas kasian gitu ngeliat orang yang gak biasa

melakukan kebiasaannya

Haaaa meh kepiye meneh bro, namane situasi yang gak

terduga juga e

Hoo sih mas

Tapi kamu selama corona gini udah berani keluar keluar

gitu? Kaya nongkrong gitu, ketemu temen mu?

Sekali sekali aja sih mas sama kalo gak males gitu. Biar gak

jenuh juga kalo di rumah terus. Udah 6 bulanan juga kan di

rumah, berdiam diri tak ada hiburan. Apalagi pas aku nungguin

pengumuman dari kampus yang ku daftar itu, bosen banget to

mas.

Daftar kuliah dimana kamu?

Kemarin daftar UGM sama UNS tapi gak ada yang keterima

hehe

lha, skg kuliah dimana?

Di solo mas, adalah univ swasta

Berarti kamu ni di rumah aja ya, maksudnya gak kost di

solo?

Iya mas, ning omah wae. Lha mau ngekost gimana, keadaannya

lagi gini juga. Wis dewe, jomblo meneh

Gak opo bro, aku yo jomblo kok hahah

Kamu di rumah tinggal sama siapa aja?

Sama ibu aja mas, bapak udah gak ada, kakak kuliah di

Bandung. Kadang ada ponakan main ke rumah juga mas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

126

81

82

83

84

85

86

87

88

89

90

91

92

93

94

95

96

97

98

99

100

101

102

103

104

105

106

107

108

Boleh diceritakan untuk latar belakang keluargamu?

oke kak. Jadi aku ada bapak, ibu sama mbak ku satu. Bapak

dulu kerja pegawai swasta tapi sekarang ….. boleh gak

dibilangin to mas?

Iya boleh

Ya pokoknya gitu lah yo mas. Nek ibu ku dulu kerja di bank

mas saiki udah gak, skg ada laundry an jadi ya agak tercukupi

lah mas sama kadang sama ada orang jualan gitu joinan

istilahnya. Kalo mbak ku sekarang kuliah di Bandung udah

semester akhir nyambi kerja juga jadi lumayan kena juga

enaknya mas haha. Tapi kalo di rumah ya Cuma berduaan aja

sama ibu, sok sok ya bantuin kerjaan ibulah, biar gak capek

capek banget kerja dewe mas

kamu kalo di rumah gimana sama keluarga?

Aku sih cukup penurut mas wong e, wong aku ya jarang keluar

rumah. Dari kecil aku tuh emang jarang main ngono mas, ibuku

jagani aku banget kok Jadine kebawa sampe gede. Nah seko

kui, aku jadi banyak ngobrol mas waktu masih lengkap pada di

rumah. Yo mainan bareng ngono lah mas, cerita cerita. Kadang

nek mau kemana gitu aku ya ikut ngusulin mau kemana gitu,

cukup terbuka sih mas keluarga ku

Kalo di rumah kamu dekete sama siapa?

sama ibuku sih kak. Piye ya, aku kalo lihat ibuku ki kaya apa

aja bisa dijalanin gitu lho kak. Gak pake pikir fafifu tapi ya ada

aja jalannya kak. Mbuh ya kak, kayae Tuhan udah ngasih

sesuatu yang lebih sama ibu jadine aku gak mau macem macem

juga mas sama ibu ku. Bisa dibilang aku paling banyak

waktunya sama ibu ku kak dibanding bapak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

127

109

110

111

112

113

114

115

116

117

118

119

120

121

123

124

125

126

127

128

129

130

131

132

133

134

135

136

137

Apa yang beda emangnya bapak sama ibu?

beda pokoke mas. Ibu ki lebih opo yo ngayomi banget lah sama

aku, nek bapak ki yaudah lakukan apa yang kamu harus

lakukan aja gitu mas. Ibu ya peduli banget sama aku, aku inget

waktu SMP kalo gak salah, itu sampe aku dibilang sama temen

ku itu simbokan bgt. Padahal yo sakjane gengsi ya mas masih

di saying saying gitu hahah tapi pernah ada kejadian gitu,

waktu SD aku berantem to sama temen ku tetangga. Nah ibu ku

tuh kaya belani nek aku tuh gak salah padahal aku yg iseng

sampe bikin temen ku nangis gitu haha tapi ibu ku yang sampe

anaknya itu gak boleh salah. Makanya lebih aman sama ibu.

Tapi kamu pernah ribut atau berantem gitu gak sama org

tua atau sama kakak gitu gak? atau sama temen mu gitu?

aku gak tau yo mas ini ribut atau berantem. Intinya aku sama

bapak sih, ya pernah diem dieman gitu gak ada ngomong sama

sekali. Itu gara garane apa ya, aku lupa mas persis e apa yo mas

tapi ya itu diem dieman Cuma ya 4 sampe 5 hari mas gak

nyampe seminggu. Tapi yang ngajak ngomong aku duluan

dibanding bapak. Paling waktu itu ya kerjaannya banyak jadi

sibuk stress akeh tekanan paling mas jadine yaudah tak diemin

juga.

Kalo sama ibu?

Bisa dibilang gak pernah mas, pokoke nek misal aku ada salah

ya aku langsung minta maaf kok. Gak pingin buat ibu kecewa

mas.

nek sama mbak mu piye?

Paling kalo gelut gur masalah males kemalesan wae mas

Contoh e opo?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

128

138

139

140

141

142

143

144

145

146

147

148

149

150

151

152

153

154

155

156

157

158

159

160

161

162

163

164

165

Gak iso naruh handuk, maksud e bar mandi handuk e gak

langsung dijemur mas. Terus nek aku ngeberantakin kamar e,

ya cewek sih ya mas ribet emang hahaha

Ha yo itu nalurinya je haha yawes aku mau tanya

Bagaimana sewaktu masa sekolah (SMP maupun SMA)?

aku ki nek di sekolah bisa dibilang pilih pilih temen mas.

Maksud e nek ngobrol gitu ya mas, nek main sama semuanya

main Cuma yang cocok sama aku ki Cuma beberapa aja. Dari

yang kita obrolin pokoknya sing masuk wae lah mas. Aku ki

orang ecukup waspada ngono mas, mbuh yo aku ya bingung

haha tapi nek soal temen, aku ya temenan sama yang jagoan lah

istilah e biasa aja tapi gak kaya sama temen sebangku ku gitu.

Kalo nongkrong pun aku ya sing banyak diem gitu mas,

ngomong ya sebutuh e aja, ngelucu ya kalo lagi pengen wae

tapi ya gak mesti lucu yo haha. Cukup aktif juga aku ning

sekolah mas, ekskul yo melu. Nek ada acara opo yo sok sok

jadi panitia tapi ya ngono lah mas.

Ngono piye?

Sing kae mau mas, nek ngobrol ya sebutuhnya aja, seniatnya.

Kalo ketawa ya melu ketawa tur lebih sering ngobrol sama

temen yang menurutku masuk wae sama aku mas, ngono.

Berarti senyamanmu aja ya buat ngelakuin itu juga. Aku

ya bisa dibilang kaya kamu, tapi aku lebih seneng nyendiri

gitu sih. Mbuh ya kayae nyaman wae. Tapi nek kaya waktu

sekolah yak e kantin bareng, makan bareng ya tetep Cuma

di satu situasi aku enak wae gitu menyendiri

Tapi kamu pernah dapat nilai jelek gak?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

129

166

167

168

169

170

171

172

173

174

175

176

177

178

179

180

181

182

183

184

185

186

187

188

189

190

191

192

193

ha iki ngenyek po piye sampean mas? Hahaha pernah mas sing

jelas. Aku ki gak pinter pinter tenan yo, tapi ya gak bodo bodo

tenan mas. Nek gek bodo berarti kui lagi pengen wae mas haha

pernah mas pernah.

Haha ra ngenyek aku bro. njuk bar dapet nilai jelek gitu,

piye perasaanne?

nek aku yo mas, sakjane ki biasa wae. Kalo kaya nilai ulangan

dibagi ngono, pas delok nilai ne yo kaget njuk mangkel dalem

hati ngono tok bar kui yawes biasa wae. Kan sih ono remed to

mas jadine aku ya gak begitu tak bawa sedih gitu sih.

Orang tua mu gak nanyain po?

Yo nanyain, tapi gak semuan ne tak kasih tau mas. Jadi ono dua

ulangan dibagiin misal matematika nih entuk nilai 50 sama

PKN 46 gitu ya, yang tak kasih tau Cuma matematika wae mas.

Jadi nilai yang lebih gede tak kasih tau ke orang tua ku gitu.

Sakjane yo gelo tapi gak pengen delok orang tua ku sedih wae

ngono mas opo meneh ibuku.

Lalu respon orang tua mu gimana pas kamu kasih tau

dapet nilai segitu?

Respone koyo “ealah le kok iso?” njuk aku ya meneng wae mas

nek ibu wis ngomong kaya gitu, gak berani bales juga. Tapi ibu

mesti ngasih wejangan koyo “yowes le, sinau sing sergep

meneh men gak dapet nilai jelek terus”. Jadi aku yo tetep adem

mas nek ibu udah ngomong gitu. Kalo bapak responnya Cuma

“ojo ngono meneh le” dadine aku ya biasa aja. Bukane aku

nyepeleke mas tapi aku mending diem wae soale kan yo salah

ku juga to mas. Mesti bapak ibu ya kecewa tapi aku nek salah

ya ngapuro mas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

130

194

195

196

197

198

199

200

201

202

203

204

205

206

207

208

209

210

211

212

213

214

215

216

217

218

219

220

221

Who wangun, respect aku sama kamu bro

Tur pernah gak kamu mengalami cyberbullying?

Pernah mas, bisa dibilang sering. Soale aku orang yang pasif

nek di ejek ngono. Soale aku mikir Cuma bercanda tapi ada aja

yang sampe piye ya, bikin aku males mau ngopo ngopo gitu

Bagaimana kejadiaan saat terjadi cyberbullying pada diri

mu?

Kalo kejadianne sih biasanya koyo nek ngechat manggil e kui

gak nama tapi ya kui “piye blok, bla bla bla” njuk di asu asu ke

gitu mas alasane wong e bercanda tapi menurutku, aku kan

dudu guguk to mas. Rodo kepikiran wae mas po meneh nek

sampe ibuku tau njuk kecewa kan bikin sedih wae mas.

Oalah. Waktu itu kan kamu pernah ngisi yang empat

pertanyaan itu to, coba ceritakan

kejadian saat dikeluarkan dari grup?

Who nek iku random tenan mas koncoku. Dadi to waktu itu ada

acara sekolah gitu kan mas nah aku melu jadi panitia. Waktu itu

ya kaya diskusi gitu to ning grup, disuruh ngasih ide mau

ngapain dan harus kaya gimana. Aku udah ngasih ide usulan

tuh, tapi gak ada yang gagas, gak ada yang nanggepin. Yawes

to aku nyimak aja di grup, mungkin juga ide temen ku yang

lain lebih bagus dari pada punya ku. Tak tinggal makan, pas

mau ngecek grup e lah kok udah gak ada. Aku coba Tanya

temen ku yang di grup itu kan “kok aku di keluarin?” temen ku

juga gak tau itu mas tiba tiba aku udah gak ada aja. Ku chat lah

admin yang ada di grup itu, tak Tanya “kenapa aku di keluarin

gitu aja?” njuk jawabannya mereka saling lempar gitu mas sam

gak tau “Tanya aja dia dia dia” ha yowes daripada aku

198, subjek menjadi

malas

204-205, Subjek

menjadi cemas jika

ibunya mengetahui

masalahnya

Dampak dari

Cyberbullying

Dampak dari

cyberbullying

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

131

222

223

224

225

226

227

228

229

230

231

232

233

234

235

236

237

238

239

240

241

242

243

244

245

246

247

248

249

mempermasalahkannya to, yaudah tak diem aja. Njuk aku

mikirnya “nek gak suka sama ideku ya bilang aja, gak usah tiba

tiba di kick gitu lho, kalo ada masalah kan bisa selesaiin baik

baik to gak pake ngekick gitu”.

Terus perasaan mu gimana?

Awale ya kesel mas, tapi taunya dilempar lempar gitu yaudah

males jadinya ngeladenin lagi. Aku mau balik ke diriku yang

awal aja. Bukane gak mau berpartisipasi, tapi udah digituin yo

males juga to

Terus pas acara ketemu yang lain gimana?

Aku gak peduli mas, nek waktune kerja ya kerja kalo gak ngapa

napain ya tak bantuin. Jujur dengan perasaan gelo gitu mas tapi

yawes lah Cuma utk kelancaran acara sekolah ajaa haha

Kalo kamu kejadian saat dilecehkan secara fisik di media

sosial gimana?

Kalo itu agak aneh sih mas, tapi yo bener aneh. Soalnya aku

kan kaya upload foto gitu to di facebook, mbuh siapa aku gak

kenal tiba tiba ki komen ”gak usah caper bro, item wae sok

kecakepan” lah padahal aku ya gur upload yang tak pengen wae

kok tiba tiba orang tersinggung yang gak ada hubungannya

sama dia. Aneh kan. Nek misal ada masalah ya selesaikan

sendiri gitu lho, jangan postingan orang lain di komenin gak

jelas gitu. Itu sih yang bikin aku kepikiran mas, kok ya iso

isone rasis kaya gitu lho.

Terus itu kamu ladenin gak?

Ya Cuma tak Tanya “apa masalahmu bro?” gak dibales sama

dia tak hapus aja komenannya. Capek mas nek di perpanjang

gitu, gak penting juga

227-228, Kesal karena

tidak ada kejelasan

Dampak dari

cyberbullying

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

132

250

251

252

253

254

255

256

257

258

259

260

261

262

263

264

265

267

268

269

270

271

272

273

274

275

276

278

279

Lalu kalo kejadian saat menerima pesan yang berupa

amarah gimana?

Sebentar mas tak ingetnya…. Oh waktu aku ngechat temen ku

mas, padahal ya aku Cuma bercandaan wae tapi ndee

nerimanya serius gitu. Mbuh sih lagi ada masalah apa gak, njuk

dia bales chat ku “wis lah gak usah ganggu aku cuk, bajingan

lah. Iso ne mung ganggu tok koe ki lho cen tae lah”. Maksudku

ya kan temen gitu lho biar membawa suasana cair gitu tapi

malah salah aku. Yawes aku minta maaf tapi ya masih di asu

asu in mas haha

Terus perasaan mu piye?

Yaa koyo merasa bersalah wae mas, padahal maksudku kan

Cuma bercanda jebul di gas ngono, yawes. Gelo sih tepate mas

Kalo kejadian saat mendapatkan komentar negatif berupa

ucapan kasar?

Nek ini gak beda jauh mas sama yang postingan di facebook.

Kalo ini aku di ig dapet e komentar gak enak. Aku kan upload

foto sama keluarga ku gitu to lengkap ada bapak, ibu sama

mbakku. Balik lagi, ku kira aman aman aja gak ada masalah

sekali, eh lha jebul yang pertama temenku ya gak deket banget

gitu ujug ujug komen, “rupamu koyo cicak gepeng nju busuk.

Wis ngono jerawatan meneh” batinku ha yo ngopo emang e,

kok jadi dia yang ngomong ngono. Terus ono akun gak di kenal

mas, gak ada fotone gitu followers e ya gak ada. Komenan ne

nek gak salah “jancuk, utang bapak mu kae dibayar ra sah

mlayu terus” ya aku kan gak reti opo opo ya mas, ya tak bales

“maksudnya apa, gimana?” dia bales lagi “bapak mu kae utang

ning ndi ndi gak ono sing dibayar, alesane gur nanti nanti

261-262, merasa

bersalah dan kecewa

dengan sikapnya

Dampak dari

Cyberbullying

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

133

280

281

282

283

284

285

286

287

288

289

290

291

292

293

294

295

296

297

298

299

300

301

302

303

304

305

306

307

sekarang malah pesta ngene” aku lupa persis e mas tapi intinya

ngono. Sampe sampe keluarga ku yang lain tuh ikut komen

juga to. Meh tak lanjuti tapi mung akun palsu mas gak tau siapa

to yawes tak neng ke wae bar kui.

Itu pas kapan e?

Jadi aku upload itu pas sedulurku nikah mas, masa iya aku gak

booleh update pas lagi bareng bareng gitu. Pas SMA kelas 2

kalo gak salah juga.

Tapi bapak ibu mu ada yang tau gak?

Enggak mas, langsung tak block wae, untung e mbak ku ya gak

tau. Mbuh dia gak baca tapi gak ngasih tau sih. Aku ya gak

bilang ke bapak ibu, biar jadi rahasia ku aja.

Setelah anda mengalami kejadian tersebut, mungkin bisa

diceritakan dampak apa yang muncul dengan cyberbullying

yang kamu alami?

Dari kejadian itu aku paling ngerasa kesel, kecewa, kepikiran

juga mas. Nek dibilang stress ya cukup stress pernah sampe

males mau ngapa ngapain. Yang aku takutin itu kalo sampe

orang tua ku tau mas, terutama ibuku. Jujur wae aku gak kuat

wae kalo ibuku tau. Masalah e ibuku tuh juga bakalan kepikiran

gitu nek anake ada masalah. Apalagi nek ada orang yang udah

ngomongin secara fisik tuh udah bikin aku kaya gak semangat

hidup mas, koyo aku ki kok ngopo ngopo wae salah lho.

Upload foto salah, komen salah ha njuk kun ngopo, dadi batu?

Kamu gak pernah cerita gitu po nek di bully di media

sosial? Ke temen opo ibu mu opo mbak mu gitu?

Jarang sih mas. Aku nek cerita kalo emang ini orang

ngomongnya udah bener bener parah aja baru aku cerita sama

295-297, Perasaan diri

subjek

297-300, Subjek merasa

cemas

Dampak dari

Cyberbullying

Dampak dari

Cyberbullying

Emotion Focused

Coping (Seeking of

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

134

308

309

310

311

312

313

314

315

316

317

318

319

320

321

322

323

324

325

326

327

328

329

330

331

332

333

334

335

temen ku. Lebihnya aku minta saran aja sih mas sama temen

deket ku, baiknya aku harus gimana bersikap kaya apa kalo

digituin. Yang jelas aku gak akan selalu cerita ke ibu ku yang

kemungkinan bisa bikinn ibu ku sedih mas, nek sama mbak ku

aku Cuma ya ngobrol biasa aja gitu sih.

nah pas kamu cerita ke temenmu, respon temenmu

gimana?

Temen deket ku orangnya rodo atos sih mas, jadi nek misal aku

certa gitu mesti ndee bilang “hash ngono wae ndadak galau,

diemin aja nanti orang yang kaya begitu ilang dewe” sempet

melu kesel koyo “ayo ndi ampiri wae wong e, tak senggel

sisan. Gak iso koncoku diomongke koyo ngono” bersyukur sih

mas aku iso entuk temen ku yang sampe belain aku kaya gitu.

Tapi aku tetep ambil sisi apik e dari dia mas, aku belajar dari

dia emang harus kudu berani kok.

Wah respect sekali aku bro

Terus gimana cara mu melakukan untuk mengatasi

cyberbullying yang pernah kamu alami? Ee melampiaskan

gitu, coba ceritakan

Eee kalo aku gini mas, misalkan ada temenku yang ngenyek

atau ngece aku gitu, aku bakalan kaya menghindar gitu wae

mas. Maksud e kalo ngobrol gak mau yang lama, sebutuhnya

aja ya kaya nyapa gitu aja. Daripada dia semakin membully

diriku to mas. Males aku dengernyaa. Terus juga aku kaya

bakal nunggu nih, sampe seberapa parah dia berucap yang gak

bener sama aku. Kalo udah parah, baru aku samperin utk

nyelesaiin masalahnya. Biar kalo berani gak Cuma di sosmed

aja, langsung di depan muka lebih baik.

308-310, Ingin

mendapatkan saran dari

teman

319-322, Mendapatkan

dukungan moral

327-329, Menghindar

dari orang yang

menjelekan dirinya

331-334, Menunggu

orang yang sudah parah

ngomongnya

Emotional Social

Support)

Emotion Focused

Coping (Seeking of

Emotional Social

Support)

Problem Focused

Coping (Active Coping)

Problem Focused

Coping (Resistant

Coping)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

135

336

337

338

339

340

341

342

343

344

345

346

347

348

349

350

351

352

353

354

355

356

357

358

359

360

361

362

363

Ada cara lain untuk mengatasi hal tersebut?

Po meneh ya mas, intinya nek aku misale ada maslah cukup

kaya dikasih semangat wae sih mas. Biar akunya juga bisa

naikin mood gitu lho mas. Kalo gak ya aku ambil yang baik

baik aja dari kejadian itu mas. Soale kesel juga kalo dipikirin

terus terusan, bikin pikiran juga. Kalo pikirannya satu aja gak

apa apa, lah banyak e haha

Bagaimana perasaan anda ketika strategi yang kamu

lakukan itu berhasil pada diri anda?

lega wae mas, soale satu satu masalah yang gak perlu di

tanggepin sebenernya hehe selesai juga. Segala sesuatu

terutama kalo ada masalah sih, aku bawa dengan doa sih mas,

jadinya pas aku gak bisa ngobrol sama siapa siapa jadinya kalo

udah berdoa udah enak gitu, ya meskipun gak angsung selesai.

Cuma ada aja jalannya mas

lebih leowo gitu aja ya bro iya mas, pasrah. Loss pokok e hhaha

Cara mana yang menurutmu berhasil mengubah

semuanya?

Nek aku kallo udah bisa ketemu sama orang yang cari perhatian

gitu, udah bisa ngobrol gitu enak mas bisa langsung nyelesaiin

masalah tanpa fafifu gitu mas. Udah bisa nanyain maksudnya

dia kaya gitu ke aku tuh lega jadinya, kalo bisa dimaklumi ya

maklum kalo enggak ya mungkin bisa gelut heheh

ya intinya kuatkan dirimu dengan seuatu yang positif, biar

kalo digituin gak goyang lagi

masih ada yang ingin disampaikan kembali terkait

pengalaman cyberbullying yang anda alami?

337-338, Diberi

semangat

338-340, mengambil

sisi positif

345-348, Selalu berdoa

ketika ada masalah

355-359, Merencanakan

untuk bisa ngobrol

dengan orang yang

membullynya

Emotion Focused

Coping (Seeking of

Emotional Social

Support)

Emotion Focused

Coping (Positive

Reinterpretation)

Emotion Focused

Coping (Turning to

Religion)

Problem Focused

Coping (Resistant

Coping)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

136

364 Ora sik mas, cukup segitu dulu

Lampiran analisis partisipan 3

No Verbatim Satuan Makna Subtema

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

Halo bro, gimana kabarnya?

Baik bang, abang gimana?

Baik juga bro aman selalu

Oh ya, umur lu berapa skg?

Umur 20 bang sekarang

Berarti lu kelahiran tahun 2001 ya?

Gak bang, kelahiran 2000 gue

eh iya ya bener bener. Okelah kalo gitu

Lagi sibuk apa nih pas corona kaya gini?

Eee kuliah online aja bang tapi bikin bosen. Ngeliat temen baru

di layar laptop aja bang haha kenalnya Cuma dunia maya.

Selain kuliah apa lagi?

Yaaa nongkrong sana sini juga bang ama temen, capek di

rumah mulu. Apalagi gua orangnya sering banget keluar rumah

bang dulu sebelum ada corona. Gua nih anaknya main mulu

bang, kaga bisa diem orangnya

Nah berarti bisa dibilang pasti lu ngerasain sesuatu ya dari

corona. Ada gak dampak yang lu rasakan dari corona?

Eeee ada bang, gue jadi di rumah mulu jelas bikin gue bosen

bang, terus kaga bisa ketemu temen jadi ngobrolnya susah. Gak

ada bahan gosipan cewek gitu haha kalo waktu nongkrongkan

pasti ada aja gitu bang yang di omongin sama temen gua, kalo

di rumah ya Cuma ketemu adek gue, abang gue, sama bokap

nyokap aja udah. Cewek kaga ada lagi jadi hampa udah haha

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

137

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

kesel bang jadi terkekang gitu sama sesuatu yang bikin kita bisa

mati gitu amit amitnya bang

Ya mau gimana keadaan juga memaksa bro

Terus lu katanya tadi udah nongkrong sana sini, itu apa

yang buat lu berani keluar rumah?

Eeee gua ngerasa udah bosen aja bang, gua juga udah kangen

bang sama temen temen nongkrong gua, pengen gibah gosip

gitu lah. Gua mikirnya semakin kesini corona udah bersama

sama kita bang mau gak mau. Lagi pula kaya pemain bola kena

corona sampe sekarang juga gak meninggalkan jadi ya santai

aja tinggal kita nya aja kuatin imun sama minum vitamin aja

bang jadi yaudah tapi ya tinggal kitenya aja ikutin aturan

mainnya pemerintah. Gak susah juga bang kaya pake masker

gitu kan

Bener bgt itu bro, gua setuju sama lu. Gua juga tadi

awalnya males di rumah aja. Tadinya kan gua ketemu

sama orang buat wawancara pas sebelum corona. Pas mau

wawancara eh corona jadi banyak, yaudah baru bisa

belakangan ini termasuk lu juga

Oh gitu bang, pantes kayanya lama banget lu kabarin ke guanya

bang

Yaa begitulah, sorry yah ahaha

Selow bang, selow

Eh, lu kuliah dimana?

Di bekasi bang, di Gundar

Gundar di Kalimalang kan ya?

Yooi bang, tapi kadang kan kalo ngurus ngurus gitu harus ke

Depok bang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

138

53

54

55

56

57

58

59

60

61

62

63

64

65

66

67

68

69

70

71

72

73

74

75

76

77

78

79

80

Kerjaan juga ya bro

Lu kalo di rumah sama siapa aja?

Lengkap bang, bapak, ibu, abang gua sama adik

Coba ceritain latar belakang keluarga lu kaya gimana?

Eeee bapak ibu gua asli orang jawa bang dari Semarang. Kalo

sekarang bapak gua kerja di Jakarta bang, kalo ibu gua di

rumah aja bang bantu beres beres rumah. Abang gua udah kerja

di Jakarta tapi dia bareng sama om gua tinggalnya jadi jarang

pulang ke rumah, kalo balik pas libur panjang aja. Kalo gua ya

masih gini gini aja ngejar ilmu yang gua pengen. Adik gua

masih sekolah SMA kelas 2 dia sekarang. Yaa, gitulah bang

sekilas.

Beda lu sama abang lu, sama adik lu berapa tahun itu?

Kalo gua sama abang gua itu 4 tahun, kalo sama adik gua 3

tahun bang

Gak begitu jauh ya jaraknya

Yoi bang

Lu sendiri kalo di rumah gimana sama keluarga?

Eee kalo sebelum corona ini ya bang, gua jarang di rumah.

Seringnya ya keluar main, nongkrong gitu sama temen temen.

Tapi kalo lagi di rumah, gua ngobrol juga gitu sama bokap atau

gak nyokap yang sering di rumah kan. Yaa ngobrol ngobrol

biasa gitu. Kadang ya gua cerita tadi ngobrolin apaan sama

temen, sama kalo gua pengen beli sesuatu gitu pasti gua minta

saran dulu ke orang tua gua bang. Soalnya ya masih pake duit

orang tua juga kan bang buat ngapa ngapain. Kalo sama adik

gua sih, jarang soalnya kan dia cewek jadi kaya lebih jaga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

139

81

82

83

84

85

86

87

88

89

90

91

92

93

94

95

96

97

98

99

100

101

102

103

104

105

106

107

108

privasinya dia aja. Tapi kalo dia kenapa kenapa ya gua bakalan

tanggung jawab sebagai kakak.

Tapi kalo lu di rumah, di keluarga lu gitu, deketnya sama

siapa? Bokap lu, nyokap lu, abang lu atau adik lu?

Eee kalo adik gua jelas jarang ya bang, karena ya itu tadi, dia

cewek dan lebih jaga privasinya gitu. Apalagi kalo abang gua

bang, jelas dia jarang balik ke rumah kan jadi jarang ketemu.

Kalo dia sebelum kerja, Cuma sih ya main main biasa gitu,

cerita ngomongin cewek, main game ya gitu aja bang. Tapi

kalo di rumah gua ngerasa sih gua deketnya sama bokap. Gak

tau kenapa ya meskipun yang sering di rumah nyokap gua ya

bang. Tapi bokap enak kalo diajak soal kongkalikong sama

sesuatu hahhaa

Emang kalo sama bokap lu kenapa?

Kalo diajak kerja sama enak gitu bang. Kaya misal gua sama

bapak gua mau mancing gitu kan, gua pengennya berdua aja

nih atau gak sama temennya bokap gua. Pasti nyokap

bawaannya pengen ikut gitu biar mancingnya kaga lama.

Padahal gua sama bokap gua kalo mancing bisa hampir

seharian gitu, biar kaga ada yg ngerusuhin lah bang nanti

alesannya banyak temennya bokap gua, padahal ya Cuma

beberapa aja kalo gak ya berdua sama gua gitu hahaha sama

kaya mau beli beli apa gitu, pasti gak izin sama nyokap

langsung aja gitu kalo sama bokap. Gak ribet lah pokoknya

kalo apa apa sama bokap bang haha

Berarti bokap lu selow aja ya sama lu

Iya bang, makanya itu enak gitu dah kalo sama bokap

Tapi kalo misalkan lu ada masalah gitu di rumah, biasanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

140

109

110

111

112

113

114

115

116

117

118

119

120

121

123

124

125

126

127

128

129

130

131

132

133

134

135

136

137

lu berantemnnya sama siapa?

Sama adik gua bang. Dia kan cewek, pasti ribet gitu apa apa

kaya dia yang berkuasalah. Kalo misalkan gua nih kaya masuk

ke kamarnya tiduran bentar doang ngomel ngomel kaga danta

gitu dah padahal kaga gua berantakin kaga gua apa apain juga

barang barang yang ada di mejanya dia. Ribet lah, makanya gua

kaya jarang banget gitu ngajak adik gua kemana temenin gua

beli apa gitu jarang bang. Cuma ya kalo lagi gitu gak bakalan

lama berantemnya bang. Gua berani bercandain dia kalo

moodnya dia lagi bagus gitu, kaya abis ditembak cowok, lagi

deket sama cowok gitu lah hahaha

Tapi kalo sama orang tua lu gitu, biasanya ribut karena

apa?

Eee kalo itu sih jarang bang, biasanya kaya gua pulang

nongkrong kemaleman gitu kan padahal besoknya masih

sekolah. Nyokap gua sih yang biasanya ngomel ngomel gitu

tapi gua diem aja soalnya kan gua yang salah bang. Kalo sama

bokap gua mah santai paling Cuma bilangin “jgn diulangin

lagi” udah gitu doang, jadi gak ada yang sampe berantem parah

gitu bang. Mereka bakalan ngomel karena kesalahan gua sih

bang, kaya pulang kemaleman, balik sekolah langsung

nongkrong, kaga nurut itu jelas pasti, kaya disuruh nyapu

beberes rumah gitu gak gua jalanin pasti pada ngomel

Tapi lu kalo misal salah sama orangtua lu gitu, minta maaf

gak? Apa diem aja nanti biar baik dgn sendirinya?

Ee kadang sih diemin aja, kadang juga minta maaf

Kenapa gitu?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

141

138

139

140

141

142

143

144

145

146

147

148

149

150

151

152

153

154

155

156

157

158

159

160

161

162

163

164

165

Kalo menurut gua sepele gitu ya udah bisa dimaafkan dalam

hati kan bang, kecuali kalo masalah yang besar gitu kaya misal

gua bunuh orang tuh baru, misalkan ya bang misalkan. Kaga

mau juga gua ngelakuinn itu haha

Ya seenggaknya kalo lu emang melakukan salah ya minta

maaf aja bro biar gak kesimpen di hati orang tua lu

meskipun lu bakalan beri kenyamanan. Minta maap juga

gak bikin lu sengsara kok

Hahaha iya bang iya

Yaudeh, sekarang ngomongin lu pas jaman sekolah dah. Lu

dulu gimana sih kalo di sekolahan? Ini terserah lu ya mau

dari SD sampe SMA juga boleh

Random aja kali ya bang haha

Iya boleh, sabebkan

gua kalo di sekolah anaknya bisa main sama siapapun bang jadi

gak pilih pilih gitu. Sama siapa aja ayo gua mah bang, asal gak

rese gitu anaknya. Kalo ada yang rese males bawaannya, jadi

kaya ngegangguin tongkrongan gitu. Pasti gak gua dong yang

ngerasa, temen gua juga pasti kaya gitu. Aktif lah bisa dibilang

bang, kalo dipanggil guru ya nyaut aja, takut sebenernya Cuma

ya beraniin aja daripada malah di paksa gitu, jadi yaudah lah.

Tapi kadang gua kalo di sekolah nih ya bang, males gitu kaya

pulang sekolah langsung nongkrong sama bocah yang lainnya,

padahal gua sering gitu nongkrong. Cuma kalo pulang sekolah

pasti gua langsung balik. Kadang ya Cuma bentaran doang

setor muka abis itu udah balik gitu bang

nah menarik nih. Kenapa lu bisa ngerasa kaya gitu?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

142

166

167

168

169

170

171

172

173

174

175

176

177

178

179

180

181

182

183

184

185

186

187

188

189

190

191

192

193

Eee gak tau ya bang, kayanya gua lebih enak gitu kalo pulang

dulu ketimbang gua langsung nongkrong. Karena orang tua gua

juga bilangin kalo mau kemana mana pulang dulu biar baju

kaga kotor soalnya bukan lu yg nyuci, gitu kata nyokap gua

haha Yaa ketemu orang tua dulu lah biar mereka gak

khawatiran juga sama gua bang. Nyokap gua tuh juga kadang

bisa aja kaya tiba tiba protective sama gua, mungkin karena gua

anak kedua yang masih jadi tanggungan orang tua juga, udah

gitu punya anak cewek, jadinya gitu dah bang. Kadang kalo gua

baliknya agak lama gitu pasti udah di chat gitu bang nanyain lu

dimana kaga balik balik, jgn sampe rumah gua tebalikin nih

Haha anjir rumahnya mau di tebalikin, dikata gampang ya.

Agak menarik juga yaa, seperti ada keperluan tersendiri.

Tapi lu semasa sekolah pernah gak dapat nilai jelek kagak?

yaelah bang, sering gua mah. Jangan ditanya haha

hahaha terus perasaan lu gimana?

Gua sih bodo amat bang, maksudnya emang kalo lu gak belajar

kaya mau ulangan gitu terus dapet nilai jelek yaudah itu kan

kesalahan lu juga yang buat jadinya nyesel gak bangga juga gak

Rispek gua bro. Tapi lu ngasih tau gak nilai ulangan lu ke

orang tua lu?

Kaga bang hahhaa Cuma kadang mereka nanyain gitu kan, gua

sih jawabnya belum dibagiin gitu. Pokoknya sampe mereka

lupa gak nanyain lagi. Biar jadi surprise waktu bagi rapot aja

bang

Berani juga lu yaa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

143

194

195

196

197

198

199

200

201

202

203

204

205

206

207

208

209

210

211

212

213

214

215

216

217

218

219

220

221

Oh ya, Lu kalo chattingan sama temen lu gitu, tipe

chattingan lu yang gimana? Seniatnya gitu apa tiap hari

yang chattingan?

Eeee Tergantung kepentingan sih bang. Kalo misal ada

kepentingan gitu ya gua bakalan bales sengertinya gua bang.

Jadi gak kaya singkat singkat gitu dah. Tapi dulu kan gua

sempet pacaran tuh waktu awal masuk SMA, nah gua kalo

chattingan sama cewek gua tuh kaya bisa bikin cerpen gitu

bang, panjang panjang gak jelas gitu haha padahal mah bisa ya

lewat telpon tapi guanya mageran sih hahaha terus kalo kaya

Cuma nanyain keberadaan dan gak jelas gitu gak gua bales.

Gua bales nanya “kenapa emang?” Soalnya keseringan gak

bakalan jadi, udah perasaan bulat itu haha kalo bahas buat

ngumpul nongkrong gitu langsung kuy gas ke tkp bang haha

Lah lu kalo nongkrong gitu siapa yang ngajakin?

Temen tapi ngajaknya langsung kaya ”ada ini sih disini, kemari

lah” gua langsung cabut gitu

Ohh gua kira yang pake janjian dulu

Kaga bang

Lu pernah mengalami kejadian cyberbullying sama diri lu?

Eeee gua gini gini ya pernah bang

Kejadiannya gimana tuh waktu lu mengalami bullying di

sosial media?

Jadi gini bang, ya lu liat sendiri ya rambut gua ini kaya gimana.

Pas numbuh tuh gua sendiri kaya ngerasa ini rambut apaan sih

aneh juga. Yaudah gua kalo potong rambut pasti gua botak,

berharap biar gak kaya gini numbuhnya, tapi tetep aja

numbuhnya kaya gak jelas gini. Gua aslinya gak pd-an

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

144

222

223

224

225

226

227

228

229

230

231

232

233

234

235

236

237

238

239

240

241

242

243

244

245

246

247

248

249

orangnya sama penampilan yang menurut gua gak masuk aja

gitu kalo gua pake dari atas sampe bawah. Ada tuh waktu itu

temen gua cewek chat, tadinya kan ketemuan gitu pas balik

ngechat gua “rambut lu apaan dah modelnya kaya ujungnya

kaktus begitu kaga danta banget diliatnya”. Gua gak tau mana

miripnya sama kaktus haha Yaa gua mau bales gimana tapi

emang jadi gak pd gitu bang. Gua bales aja “bagen ngapa”

padahal mah kesel, tapi yaudeh lah mau gimana nyatanya juga

begini. Terus ada lagi bang di IG. Kan gua komentarin

komenan orang yak, dengan maksud hati gua mau ngebenerin

gitu biar jgn sok tau jadi orang. Posisi gua disitu gua gak tau

orang itu siapa. Gua bilang “bukan gitu bro set set set set set”

udahkan, balesannya apa dah bang “jangan sok tau bet lu

anjing” padahal gua tau kejadian postingan itu malah di sikat

gitu anjir, kesel kan, gua lawan “eh babi, gua ini ngasih tau

karena gua tau” intinya gitu bang, doi bales lagi, katanya “ah

tai, lu orang dalem apa gimana?” yaudah gue diemin aja bang.

Maksud hati ini baik tapi malah digituin kan setan bener.

Gitulah bang pokoknya

Ngeselin ya orangnya

Waktu itu lu ngisi kaya pertanyaan gitu kan, coba sekarang

ceritain kejadian waktu lu di keluarin dari grup?

Grup apa nih bang?

Bebas, grup yg ada di hp ya maksudnya. Bukan grup band

tapi ya

Hahaha iya bang. Kalo itu sih karena kesalahan gua bang. Jadi

temen gua lagi bahas apa gitu gua lupa, gua langsung asal

ngomong aja gitu kan padahal lagi ngomongin hal penting

229-230, perasaan kesal

Dampak dari

Cyberbullying

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

145

250

251

252

253

254

255

256

257

258

259

260

261

262

263

264

265

267

268

269

270

271

272

273

274

275

276

278

279

kayanya. Mungkin mereka lagi bahas serius gitu gua ngomong

kaga danta, pas gua tinggal bentar gua udah gak ada di itu grup.

Yaudah gua chat temen gua yang ada di grup tuh minta maap

gua. Gua disuruh masuk grup lagi gitu kan, pas udah di grup

yaudah gua minta maaf aja bilang kalo gua salah gitu bang tapi

gua langsung keluar lagi. Kaya baperan gitu bocahnya, males

gua

Itu emang grup apaan?

Itu grup gak penting bang, kaya grup ngerencanain main gitu

dah. Tapi sampe segitunya aja, kaya udah pasti jadi pergi

padahal mah kaga

Jadi lu sama mereka slek? Kalo ketemu mereka gimana?

Gua sih kalem bang, Cuma gua jadi males aja, orang gua juga

udah di keluarin juga kan. jadi kalo diajak main gitu, gua males

alesan aja biar gak ikut. Jadi gua kaya ngurangin aja ketemu

mereka

Terus kalo kejadian lu dilecehkan fisik lu di media sosial

kaya gimana?

Ya yg itu tadi bang, yang rambut gua itu. Emang bikin aneh ini

rambut bikin insecure gue haha tapi yaudah lah

Respon lu pas digituin sama teman lu itu gimana?

Eeee kesel sebenernya, tapi kenyataannya begini yaudah mau

gimana lagi kan. Mau ngelawan dia bener tapi ya lawanan gua

Cuma bisa gitu aja bang. Udah coba buat memperbaiki diri gua

tapi gak berhasil. Seenggaknya gua udah berusaha lah ya bang

Tetep semangat bro sama keadaan lu, justru diketawain aja

biar chill

Yoi bang

262-264, males

berinteraksi

269-270, merasa

insecure dengan

rambutnya

272-273, kesal dengan

kenyataan

Dampak dari

Cyberbullying

Dampak dari

Cyberbullying

Dampak dari

Cyberbullying

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

146

280

281

282

283

284

285

286

287

288

289

290

291

292

293

294

295

296

297

298

299

300

301

302

303

304

305

306

307

Kalo lu menerima chat yang kaya marah-marah gitu

gimana?

Eee kalo ini sih jaman jaman gua pas SMP bang hahaha jadi

gua deketin pacarnya temen gua bang, modal nekat aja. Ya gua

dengan pd gitu ngechat itu cewek kan. Chattingan jadi

keterusan kan timbul rasa sayang bang, rasa ingin emiliki haha,

tiba tiba ketauan sama temen gua cowoknya itu. Di chat gua di

caci maki bang, “lu ngapain deketin pacar gua tot?” gitu dah

bang, gua tau dah pokoknya itu orang marah sama gua. Yaudah

gua minta maap terus udah gak deketin itu cewek sama temen

gua yang cowok. Jadi jarang ngobrol dah gua bang sama

mereka, gak enak juga. Padahal kalo gak ketauan bisa aja gua

tikung haha jahat ya gua bang, Cuma modal pd gua itu

Wah gokil lu bro haha tapi gua juga pernah Cuma gak gua

lanjutin haha buat pelampiasan aja

Terus nih, kejadian yang lu alami pas dapet komentar

negatif berupa ucapan kasar?

Eeee salah satunya yang di IG itu tadi bang, terus apalagi yaa.

Bentar gua pikir bang .……. eeee selebihnya sih sama aja bang

kaya yang tadi gua bilang. Cuma ya itu gua gak tau siapa

mereka padahal maksud gua baik kan ngasih tau yang bener,

tapi yaudah lah ya. Aneh aja gak kenal tiba tiba ngegas

Reaksi lu pas digituin gimana?

Kalo gua sih awalnya gua ladenin bang, Cuma kalo udah

semakin menjadi gak gua ladenin lagi, udah gak gua bales.

Buang buang waktu utk mikirin yang kaga penting

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

147

308

309

310

311

312

313

314

315

316

317

318

319

320

321

322

323

324

325

326

327

328

329

330

331

332

333

334

335

Dari semua yang lu alami kejadian kaya gitu, bisa

diceritain dampak apa yang muncul pas lu ngalami

cyberbullying?

Eee yang jelas kesel itu pasti bang, yang bikin gue takut dan

gak pd itu sebenernya masalah rambut gua ini sih bang bikin

insecure gitu. Gua meyakini ok ok aja tapi nyatanya gua gak pd

sama penampilan gua. Kalo sama temen gua mah santai karena

sering ketemu, kalo lagi jalan gitu banyak orang lain gak pd

gak yakin sama penampilan bang. Yang jelas, yang paling bikin

males itu kalo udah ngebahas soal rambut gitu bang ngejelekin

di chat lah ig, pasti ada aja yang bikin gua tuh males keluar

rumah. Menutup diri gitu dari orang orang yang kemungkinan

bakal ngeliat gua itu aneh bang

Tapi ya menurut gua, rambut lu keren bro. gua malah

punya keinginan rambut gua keriting kalo gak gimbal.

Sebenernya nyokap gua itu kan rambutnya keriting, pas

gua Tanya “kok mas sama adik rambutnya gak ada yang

keriting bu?” nyokap gua bilangnya “iya pas waktu kamu

sama adik mau lahiran, ibu selalu berdoa biar anaknya gak

keriting” pantesan aja. Padahal sih ya belum cocok sama

muka gua kan, tapi segala sesuatu emang harus belajar

buat pd aja sih, gak usah peduli omongan orang

Pengennya gua juga gitu bang, Cuma udah kaya kepikiran gitu

takut di bilang alay, gak danta gitu gitu dah bang

Dari kejadian itu, cara lu buat mengatasi dampak dari

cyberbullying-nya itu gimana?

Eee kalo gua ya bang, gua ini kan sukanya ngelayap nongkrong

gitu kan. Jadi kalo misalkan gua ada yang bilang yang aneh di

311-313, perasaan kesal

takut, tidak percaya diri

dan insecure

317-320, orang yang

membahas rambut

subjek menjadikan

dirinya males hingga

menutup diri

330-331, takut dibilang

alay dan tidak jelas

Dampak dari

Cyberbullying

Dampak dari

Cyberbullying

Dampak dari

Cyberbullying

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

148

336

337

338

339

340

341

342

343

344

345

346

347

348

349

350

351

352

353

354

355

356

357

358

359

360

361

362

363

WA atau IG terus gua kaya males malesan gitu, mending gua

ya melampiaskannya dengan nongkrong aja bang biar lebih ada

yang bisa gua kasih emosinya gitu bang. Kalo misal gua udah

kaya kepikiran terus stress jadi males ngapa ngapain itu

biasanya gua kaya nyelesaiin masalahnya itu nanyain maksud

orang ngelakuin itu ke gue apa. Jadi buat nanyain maksudnya

dia bang biar dia gak makin parah ke orang lain. Terus gua juga

kaya nanyain ke temen gua gitu bang kaya minta saran tapi

pake pengumpamaan bang biar gua dapet gambaran dari dia

gitu, misalnya “eh lu kalo dikatain gini gini gini, lu

nanggepinnya gimana?” gitu bang biar gua juga gak salah

ngelakuinnya ke diri gua.

Tapi ada cara lain gak untuk mengatasi hal yang lain kaya

gitu?

Eee apa ya bang, gini bang. Gua ngerasa kaya gua menerima

dengan sesuai keadaan gua. Contoh yang kaya orang atau

temen gua melihat rambut gua jadi sesuatu yang aneh dan

menjelekan gua. Maksudnya gini, okelah emang itu faktanya

dan gua merasa seperti itu, Cuma ya gak usah sampe ngejelekin

yang bikin gua males gitu bang. Okelah bercanda tapi kalo

terus terusan gua males dengerinnya.

Lebih menerima gitu ya bro

Lu bisa aja gak sih kaya mengambil suatu yang positif dari

hal yang pernah lu alami mengenai cyberbullying?

Eeee kadang gitu bang. Kaya ada orang di IG komenin

komentar gua gitu. Awalnya sih gak enak, kalo yang gua alami

pasti awal komennya “et bocah tolol, sok tau bet lu” udah tuh

335-338, melampiaskan

kemalasan dengan

bermain

338-339, stress karena

kepikiran masalahnya

342-345, meminta saran

ke teman subjek

melalui pengumpamaan

350-352, menerima

keadaan

354-356, males dengan

bercanda yang

berlebihan

Problem Focused

Coping (Active Coping)

Dampak dari

Cyberbullying

Problem Focused

Coping (Seeking of

Instrumental Social

Support)

Emotion Focused

Coping (Acceptance)

Dampak dari

Cyberbullying

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

149

364

365

366

367

368

369

370

371

372

373

374

375

376

377

378

379

380

381

382

383

384

385

386

387

388

389

390

391

awalnya aja ngegas terus baru dia benerin maksudnya apa.

Ngerti kan lu bang?

Agak bingung sih maksudnya, sorry yak

Hahaa jadi gini, ada orang nih upload gambar. Gua komen tuh,

ternyata komentar gua salah. Terus ada orang gak tau siapa tiba

tiba awalannya yang kaya tadi, terus dia akhirnya ngebenerin

omongan gua. Tapi jeleknya gitu awalannya ngegas bang

jadinya gua melihat sesuatu yang baik dari komenan itu dengan

cara dia membenarkan omongan gua yang salah bang, gitu

maksudnya

Ohh iya iya ngerti hahaha

Nah gitu maksud gua bang

Terus ada gak orang lain atau temen atau orang tua lu

yang membantu anda dalam menghadapi cyberbullying

yang lu alami?

Eeee gak ada sih bang, gua sebenernya lebih nyelesaiin apa apa

sendiri sama kalo gua rasa penting gua baru minta saran. Gua

gak yang kaya lagi bete gitu, terus temen gua nanya, terus gua

cerita gitu gak. Soalnya gua ngerasa bisa aja orang yang

omongin ke gue itu belum tentu bener, makanya gua selalu

Cuma minta saran aja tapi pake perumpamaan bang

Aaaa oke oke

Lalu Bagaimana perasaan lu pas strategi atau cara cara

yang lu lakukan itu berhasil di diri lu sendiri?

Eee seenggaknya meringankan beban pikiran gue bang, soalnya

gua kalo ada sesuatu gitu yang misal belum selesai menurut gue

kaya tugas atau macem macem dah pasti kepikiran bang. Kaya

gua punya tanggungan buat ngejain tugas kelompok gitu,

371-372, mengambil

sesuatu yang baik dari

omongan orang

Emotion Focused

Coping (Positive

Reinterpretation)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

150

392

393

394

395

396

397

398

399

400

401

402

403

404

405

406

407

408

409

410

411

412

413

414

415

416

417

418

419

bagian gua belum gua kerjain terus temen gua nanyain nah jadi

pikiran gua terus gitu bang

Oh gitu, kuranglebih sama kaya gua itu. Gua malah sampe

hal hal yang sebenernya udah gua lakuin tapi masih

kepikiran gitu. Soalnya gua lupaan haha

Yeee itu mah lu pelupa bang haha

Haha iya nih

Tapi Cara mana yang menurut lu berhasil mengubah

semuanya?

Yang dapet saran dari temen gua itu bang. Soalnya menurut

gua nih ya, itu gua jadi dapet gambaran gua melakukan suatu

cara utk mengubah diri gua sebelum gua melakukan suatu hal.

Tapi gua kombinasiin sama cara gua gitu bang biar gua lega

juga dengan cara gua. Nih bang gua baru inget juga

Apa tuh?

Iyaa, gua kalo ada masalah gitu, masalah yang sampe bener

bener gua keliatan kaya cemas gitu pasti bokap gua nanyain

”kamu kenapa bang?” itu tiba tiba aja bokap gua gitu bang, gak

tau dia bisa aja nebak langsung kaya gua ada masalah yang

berat. Pulang sekolah kaya lemes mukanya kusut gitu pasti

bokap gua nanya gitu. Perasaan gua jadi kaya lega gitu, tau apa

yang lagi gua alamin. Ada yang nanya aja gua udah seneng dah

bang, kaya dapet perhatian gitu

Seenggaknya orang disekitar lu tau lah ya kalo lu emang

lagi ada suatu masalah gitu

Iya bang, meskipun gua orangnya yang gak gampang cerita

sama semua orang kalo lagi ada masalah, terus ditanya “lu lagi

400-403, mendapatkan

saran dari teman

412-414, perasaan lega

karena ada yang

bersimpati dengan

subjek

Problem Focused

Coping (Seeking of

Instrumental Social

Support)

Emotion Focused

Coping (Seeking of

Emotional Social

Support)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN CYBERBULLYING

151

420

421

422

423

424

425

426

427

428

429

430

431

432

433

434

435

kenapa, muka lu asem banget keliatannya?” itu tuh jadi buat

gua seneng gitu bang dapet pertanyaan kaya gitu

Tapi lu pas ditanya gitu, jawabnya apa?

Eee gua bilang aja gpp, karena gua menerima sesuatu yang

terjadi sama gua. Tinggal gimana gua yang nyelesaiinnya aja

bang gitu

Tapi nih bro, bukan maksud ngajarin atau gimana. Kalo

ada sesuatu atau masalah ceritain aja tipis tipis, jgn

semuanya. Kalo lu bisa cerita tipis tipis kan bisa ngurangi

beban lu juga, seenggaknya adalah yang keluar dari mulut

lu. Jangan takut gengsi atau apa gitu sih kalo gua

Iya bang, kalo siap gua bakalan cerita dah

Okee bro

ada yang ingin disampein lagi gak sama pengalaman lu

tentang cyberbullying yang lu alami?

Enggak ada bang, kayanya itu dulu aja ya bang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI