DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN
CYBERBULLYING
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun Oleh:
Leonardus Metrananda Yudistira Kriswijaya
149114031
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2021
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO
Tertawakan kekurangan diri sendiri terlebih dahulu, sebelum
menertawakan kekurangan orang lain.
Aminkan segala sesuatu yang terjadi, sebab akan membuatmu mengerti
maksud semuanya.
Sedikit lebih beda, lebih baik. Daripada sedikit lebih baik
-Pandji Pragiwaksono-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Tuhan Yesus yang selalu memberikan jalan serta pencerahan ketika mengalami
kesulitan dalam mengerjakan skripsi
Teruntuk teman-teman yang masih menjadi korban bully baik secara langsung
maupun tidak langsung, pahamilah hal tersebut. Dengan suatu candaan bisa
menjatuhkan mental seseorang. Jika teman-teman mengalaminya, speak up untuk
lebih berani membela apa yang menurut mu benar. Tidak ada salahnya membela
apa yang teman-teman miliki.
Teruntuk ketiga korban cyberbullying, terimakasih telah ikut terlibat dalam
penelitian dan secara rela berbagi cerita dalam pengalaman mengalami bullying.
Kalian hebat, bisa menahan omongan “sampah” dari orang yang belum kenal
maupun sudah kenal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
DINAMIKA COPING STRESS REMAJA KORBAN
CYBERBULLYING
Leonardus Metrananda Yudistira Kriswijaya
ABSTRAK
Cyberbullying di media sosial banyak melibatkan remaja sebagai korban. Korban
cyberbullying yang mengalami stres menarik untuk diteliti. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif yang bertujuan untuk melihat dinamika jenis
coping stress yang digunakan oleh korban cyberbullying. Jenis penelitian ini
menggunakan analisis isi kualitatif, khususnya analisis deduktif. Penelitian
dilakukan terhadap tiga remaja korban cyberbullying pada waktu belajar di di SMP
dan SMA. Penelitian ini dilakukan dengan wawancara semi terstruktur. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa dinamika coping stress yang berbeda dari tiap
partisipan. Variasi ini tidak lepas dari stres yang dirasakan dan situasi yang dihadapi
saat mengalami stres. Ada yang semula coping stress berfokus pada emosi
kemudian berubah menjadi coping stress berfokus pada masalah, atau sebaliknya.
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu korban cyberbullying melakukan coping secara
dinamis seperti seeking of instrumental social support, turning to religion, positive
reinterpretation, dan supression of competing activities.
Kata kunci : cyberbullying, coping stress
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
COPING STRESS DYNAMIC ON TEENAGE
CYBERBULLYING VICTIMS
Leonardus Metrananda Yudistira Kriswijaya
ABSTRACT
Cyberbullying on social media often involves teenagers as victims. Victims of
cyberbullying who experience stress are interesting to study. This study used
qualitative method. The aim of using the qualitative method was to understand the
kind of coping stress dynamic used by the cyberbullying victims. This study used
qualitative analysis research, particulary deductive analysis. The study was
conducted on three teenagers who were victims of cyberbullying while studying in
junior high and high school. The data collection was done by semi structured
interview. The results showed that the dynamics of coping with stress were different
from each participant. This variation cannot be separated from the perceived stress
and the situation encountered when experiencing stress. There was originally a
stress coping focused on emotions then turned into a problem-focused stress coping,
or vice versa. The conclusion of this study is that victims of cyberbullying perform
dynamic coping such as: seeking of instrumental social support, turning to religion,
positive reinterpretation, and supression of competing activities.
Keywords : cyberbullying, coping stress
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yesus atas segala
anugrah, kekuatan, dan pencerahan yang telah diberikan untuk peneliti dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Dinamika Coping Stress Remaja Korban
Cyberbullying”. Peneliti berharap melalui penelitian ini, teman-teman remaja
mendapatkan manfaat serta pengetahuan mengenai coping stress dalam konteks
cyberbullying.
Penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan karena adanya dukungan dari
banyak pihak serta terlibat dalam membantu kelancaran penelitian. Maka dari itu,
izinkan peneliti untuk mengucapkan terima kasih kepada :
1. Tuhan Yesus dengan sesuatu yang tidak ada batasannya yang selalu
memberikan jalan serta pencerahan dalam mengerjakan skripsi. Banyak
halangan serta rintangan, namun Tuhan Yesus yang selalu membimbing
sampai akhir tahap ini.
2. Dr. Titik Kristiyani, M. Psi., selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma.
3. Monica E. Madyaningrum, M.Psych, Ph.D., selaku Kepala Program Studi
Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma.
4. Romo Priyono Marwan, S. J. yang telah menjadi Dosen Pembimbing
Akademik saya sedari semester satu hingga semester enam. Terima kasih
sudah selalu menanyakan progress mengenai kegiatan perkuliahan. Terima
kasih juga karena pernah meluangkan waktunya untuk mendengarkan keluh
kesah mengenai kegiatan perkuliahan. Tuhan Memberkati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
5. Paulus Eddy Suhartanto, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik saya
sedari semester tujuh hingga selesainya skripsi ini. Terimakasih selalu
menanyakan progress penyususnan skripsi dan baik menerima saya. Tuhan
memberkati selalu.
6. Diana Permata Sari, S.Psi., M.Sc., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah membantu saya dalam menyelesaikan bimbingan skripsi di tengan
kesulitan saya dalam menyusun skripsi. Terima kasih Bu Diana sudah
memberikan waktu, tenaga serta kesabaran dalam bimbingan skripsi.
Terima kasih juga sudah mau mendengarkan curhatan saya mengenai
kehidupan saya. Semoga kebaikannya dapat terbayar, Tuhan memberkati
selalu.
7. Seluruh Dosen dan Staff Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
yang telah memberikan ilmu selama kegiatan perkuliahan serta membantu
dalam menyelesaikan penyusunan skripsi. Semoga dapat terealisasikan di
kemudian hari dan di kehidupan.
8. Ketiga partisipan yakni LDR, A dan GL yang telah memberikan waktu
untuk berbagi cerita di masa lalunya. Suatu kesempatan bisa mendengarkan
dan mengetahui permasalahan yang pernah dialami dan berdinamika dalam
mengatasi cyberbullying. Semoga kalian diberi kesehatan selalu dan lancar
dalam menjalankan studi.
9. Bapak, Ibu, Bude dan Adik yang sudah bekerja dan berjuang untuk anaknya
serta mendukung anaknya untuk dapat menyelesaikan studi. Terima kasih
sudah selalu sabar dengan anakmu yang selalu lama dalam proses
menyelesaikan skripsi. Terima kasih sudah memberikan kepercayaan
kepada aku bahwa dapat menyelesaikan kewajiaban sebagai mahasiswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ............................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................... vii
ABSTRACT ................................................................................................... viii
LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH ....................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................. x
DAFTAR ISI ................................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumuasan Masalah ...................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 9
1. Manfaat teoritis ...................................................................... 9
2. Manfaat praktis ...................................................................... 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 10
A. Coping Stress.............................................................................................. 10
1. Pengertian coping stress .............................................................. 10
2. Jenis-jenis coping stress............................................................... 11
B. Cyberbullying .................................................................................... 13
1. Pengertian cyberbullying ............................................................. 13
2. Jenis-jenis cyberbullying .............................................................. 16
C. Tahapan Perkembangan ..................................................................... 17
1. Remaja ........................................................................................ 17
2. Remaja akhir ............................................................................... 18
D. Coping Stress bagi Remaja Korban Cyberbullying ............................. 19
E. Kerangka Berfikir .............................................................................. 21
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 22
A. Jenis Penelitian .................................................................................. 22
B. Fokus Penelitian ................................................................................ 22
C. Partisipan Penelitian .......................................................................... 23
D. Metode Pengumpulan Data ................................................................ 24
E. Metode Analisis Data ........................................................................ 26
1. Penyusunan matriks kategorisasi.................................................. 26
2. Pegodean ..................................................................................... 28
F. Dependabilitas dan Kredibilitas ......................................................... 28
G. Refleksi Peneliti ................................................................................ 29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 31
A. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian ................................................ 31
1. Pelaksanaan penelitian ................................................................ 31
2. Ethical consederation .................................................................. 34
B. Partisipan Penelitian .......................................................................... 36
1. Data partisipan ............................................................................ 36
2. Latar belakang partisipan dan dinamika ....................................... 37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
C. Hasil Penelitian ................................................................................. 44
1. Analisis data partisipan 1 ............................................................. 44
2. Analisis data partisipan 2 ............................................................. 48
3. Analisis data partisipan 3 ............................................................. 50
4. Integrasi ketiga partisipan ............................................................ 51
5. Temuan baru dalam penelitian ..................................................... 55
D. Pembahasan ...................................................................................... 57
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 62
A. Kesimpulan ....................................................................................... 62
B. Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 63
C. Saran ................................................................................................. 64
1. Bagi remaja korban cyberbullying ............................................... 64
2. Bagi peneliti selanjutnya ............................................................. 64
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 65
LAMPIRAN ................................................................................................. 74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Tabel Wawancara ............................................................................. 25
Tabel 2 Kerangka Analisis Cyberbullying ..................................................... 26
Tabel 3 Kerangka Analisis Dinamika Coping Stress ...................................... 27
Tabel 4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Wawancara .................................... 34
Tabel 5 Data Partisipan ................................................................................. 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Pikir ............................................................................. 21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Kesepakatan Partisipan 1 .............................................................. 75
Lampiran Kesepakatan Partisipan 2 .............................................................. 77
Lampiran Kesepakatan Partisipan 3 .............................................................. 79
Lampiran Daftar Koding Cyberbullying dan Coping Stress ........................... 81
Lampiran Analisis Kesatu Partisipan 1 .......................................................... 103
Lampiran Analisis Kedua Partisipan 1 .......................................................... 112
Lampiran Analisis Partisipan 2 ..................................................................... 123
Lampiran Analisis Partisipan 3 ..................................................................... 136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cyberbullying di media sosial banyak terjadi di kalangan remaja. Instagram
merupakan media sosial yang paling sering digunakan untuk melakukan
perundungan secara online atau cyberbullying. Berdasarkan survey Ditch the
Label (2020) yang dilakukan pada 10.020 remaja asal Inggris dengan rentang
usia 12 hingga 20 tahun, sebanyak 42 % pernah menjadi korban cyberbullying
di Instagram, di Facebook 37%, Snapchat 31%, WhatsApp 12%, YouTube
10%, dan Twitter 9%. Survei Penetrasi Internet dan Perilaku Pengguna Internet
di Indonesia 2018 yang dirilis oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
Indonesia (APJII) menunjukkan, 49% pengguna internet pernah pernah
mengalamai cyberbullying dalam bentuk diejek atau dilecehkan di media sosial
(Jayani, 2019).
Cyberbullying merupakan perilaku seseorang atau kelompok dengan secara
sengaja dan berulang kali melakukan tindakan untuk menyerang dan menyakiti
orang lain melalui sebuah komputer, gawai, dan alat elektronik lainnya
(Rifauddin, 2016). Perilaku cyberbullying merupakan salah satu tindakan
agresi seseorang dengan melakukan penghinaan, menyebarkan foto serta video
di dalam media sosial maupun elektronik seperti SMS (Short Message Service),
chat room, jejaring sosial dan lain-lain (Satalina, 2014).
Willard (2005) membagi beberapa jenis cyberbullying, yaitu (a) Flaming
(berapi-api), yaitu teks berisi kata-kata ataupun kalimat yang penuh dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
amarah dan secara frontal. Istilah “flame” disini merujuk pada kata pesan yang
berapi-api. (b) Harassment (gangguan), pesan yang berisi gangguan melalu e-
mail, SMS, hingga pesan teks yang ada di jejaring sosial (misal. instagram,
twitter, facebook) yang dilakukan secara berulang. (c) Cyberstalking,
mengganggu serta mencemarkan nama baik seseorang secara terus menerus
sehingga membuat ketakutan yang berlebih pada korban. (d) Denigration
(pencemaran nama baik), yaitu memberitahukan keburukan seseorang ke orang
lain di internet dengan maksud merusak reputasi dan nama baik orang tersebut.
(e) Impersonation (peniruan), yaitu meniru seseorang menjadi orang lain dan
mengirimkan pesan dan status yang tidak baik. (f) Outing & Trickery, yaitu
outing, menyebarkan rahasia orang lain berupa pesan dan foto-foto pribadi
orang lain, sedangkan trickery (tipu daya), membujuk seseorang dengan
menipu agar mendapatkan sebuah rahasia maupun foto pribadi orang tersebut.
(g) Exclusion (pengeluaran), yaitu dengan secara sengaja mengeluarkan
seseorang dari grup online.
Penelitian cyberbullying yang sering terjadi di kalangan remaja pernah
dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerjasama dengan
UNICEF di tahun 2011 hingga 2013 yang dikeluarkan pada bulan Februari
2014. Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa tidak sedikit remaja di
Indonesia yang telah menjadi korban cyberbullying. Penelitian ini melibatkan
partisipan sejumlah 400 anak dan remaja pada usia 10 hingga 19 tahun.
Sebanyak 89% responden berkomunikasi secara online (melalui internet)
dengan teman sebaya, 56% berkomunikasi secara online (melalui internet)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
dengan keluarga dan 35% berkomunikasi melalui internet dengan guru mereka.
Melalui presentase tersebut, sebanyak 13% responden mengaku pernah
menjadi korban cyberbullying dengan bentuk hinaan dan ancaman (Rifauddin,
2016).
Ada beberapa kasus cyberbullying yang pernah terjadi beberapa tahun
belakangan ini. Pertama adalah kasus cyberbullying yang berakhir tragis
pernah dialami oleh YC, Ketua Festival Musik Lockstock pada tahun 2013 di
Yogyakarta. Ia menabrakkan dirinya ke kereta api setelah akun Twitter YC
diserang orang-orang akibat kegagalan dalam menjalankan festival yang ia
tangani sebagai ketua. Lalu, kasus cyberbulying dialami oleh selebritis
Instagram berinisial Awk. Ia menjadi incaran orang-orang di media sosial pada
pertengahan tahun 2016 karena ia mengunggah postingan yang dianggap tidak
sepatutnya untuk remaja berusia 19 tahun, dalam hal berpakaian, merokok,
minum-minuman keras, menunjukan romantisme bersama kekasih, dan
melakukan mengeluarkan kata kasar (Rastati, 2016).
Berdasarkan hasil wawancara awal peneliti dengan beberapa narasumber
yang mengalami cyberbullying, kebanyakan dari remaja perempuan
mengatakan sebagian besar mengalami cemoohan atau ejekan di media sosial
yaitu Instagram seperti badannya gemuk sekali maupun kurus sekali, kulitnya
terlalu putih seperti mayat, hingga badan yang terlalu pendek. Cyberbullying
jenis ini adalah cemoohan yang mengincar fisik seseorang. Ketika
cyberbullying yang dialami remaja tersebut bersifat jangka panjang, maka akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
menimbulkan rasa percaya diri yang kurang, membolos sekolah, hingga stres
berat (Rifauddin, 2016).
Dampak cyberbullying tidak lepas dari kondisi psikologis korban yang
masih dalam masa remaja. Menurut Hurlock (2004), masa remaja ditandai oleh
pencarian identitas. Remaja berusaha meniru, termasuk dalam hal penempilan
fisiknya. Dalam fase ini, tentu remaja menjadi sangat sensitif terhadap
kekurangan fisiknya sehingga dengan mudah merasa kecewa kondisi fisiknya
menjadi bahan bullying. Djadmika (2010) menjelaskan bahwa remaja
mengalami perubahan fisik yang luar biasa, baik pertumbuhannya maupun
seksualitasnya sehingga ada rasa tertarik dengan lawan jenis. Kekurangan
dalam penampilan akan dipandang sebagai suatu masalah sangat serius.
Identifikasi diri remaja sebagai sedang menuju pribadi yang matang dan
percaya diri kadang belum diikuti dengan emosi yang stabil sehingga remaja
mudah stres.
Stres merupakan sebuah dampak dari adanya tindakan dan situasi serta
kondisi lingkungan yang menyebabkan seseorang mendapatkan tuntutan
psikologis dan fisik yang berlebihan (Sunyoto, 2015). Stres merupakan suatu
ketidakseimbangan diri seseorang melalui suatu permintaan seperti kebutuhan
fisik maupun psikologis dengan kemampuan respon yang gagal dalam
memenuhi kebutuhan tersebut yang memberikan konsekuensi pada dirinya
(Heiman & Kariv, 2005). Stres akan terjadi pada diri individu dengan seiring
berjalannya waktu yang membuat stres tersebut tidak dapat sepenuhnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
dihindari yang menyebabkan individu merasa terganggu dan tidak nyaman
ketika menjalankan kehidupannya (Sukadiyato, 2010).
Dampak dari stres pada seorang remaja akan memberikan efek negatif
seperti perilaku minum minuman keras, merokok hingga bunuh diri. Selain itu,
stres pada remaja dapat mempengaruhi penurunan nilai akademis mereka
(Prasetyo & Wurjaningrum, 2008). Sebuah penelitian pada mahasiswa
kedokteran menyebutkan bahwa stres yang dialami responden memiliki
konsekuensi negatif dalam prestasi akademik, kompetensi, profesionalitas dan
kesehatan yang akan mempengaruhi perkembangan dan gejala penyakit
(Sutjiato, Kandou & Tucunan 2015).
Heman dan Kariv (2005), menambahkan bahwa faktor yang dapat
menyebabkan stres terbagi menjadi dua, yakni faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal berasal dari diri individu seperti kondisi fisik,
motivasi serta kepribadian seseorang yang dapat mempengaruhi. Sedangkan
faktor eksternal dialami melalui lingkungan luar, seperti pekerjaan, keluarga,
fasilitas, teman sebaya dan lain-lain. Nevid, Rathus dan Greene (2014)
mengatakan faktor yang mempengaruhi stres, yaitu (a) harapan akan efikasi
diri, (b) ketahanan diri, (c) optimisme, (d) dukungan sosial, (e) identitas etnik,
dan (f) jenis coping stress yang dipilih.
Coping stress merupakan kemampuan seseorang untuk peka terhadap suatu
perasaan maupun suatu respon psikologis yang terjadi pada peristiwa tertentu,
seperti halnya ketika remaja sedang mengalami masalah dalam dirinya.
Tujuannya untuk dapat bertahan di dalam kehidupan ketika situasinya tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
mendukung (Ekasari &Yuliyana, 2012). Menurut Lazarus dan Folkman,
(1986) coping merupakan suatu usaha seseorang untuk dapat mengurangi stres
dalam dirinya dengan cara proses pengaturan (management) atau tuntutan baik
dari eksternal dan internal yang dapat dinlai sebagai beban pada
kemampuannya. Maka pada saat seorang remaja mengalami kondisi stres
akibat suatu masalah, maka remaja tersebut akan berusaha untuk dapat
mengurangi perasaan stres yang dialaminya (Meiriana, 2016).
Coping stress merupakan cara individu dalam mengatasi masalah atau
menangani emosinya yang ada dalam dirinya maupun pikirannya yang bersifat
negatif (Weiten, 2010). Hal ini hanya pribadi individu yang dapat mengerti apa
yang sedang dialaminya ketika menjadi korban cyberbullying lalu individu
tersebut akan mencari sebuah cara dalam menanggulangi perasaan negatif yang
remaja alami. Terdapat dua jenis coping yang bisa dilakukan oleh remaja yakni
problem focused coping dan emotion focused coping (Caver, Scheier &
Weintraub 1989).
Penelitian ini layak dilakukan guna mendapatkan suatu gambaran serta cara
mengenai coping stress pada remaja korban cyberbullying. Dari hasil yang
akan didapat, akan menjadi referensi untuk remaja yang pernah mendapatkan
perlakuan cyberbullying terutama untuk remaja akhir yang masih melakukan
studi baik di sekolah maupun di perkuliahan. Selain itu, dapat menjadi referensi
untuk guru bimbingan konseling di sekolah-sekolah.
Pada penelitian ini, jenis coping stress yang digunakan memiliki perbedaan
dengan jenis coping stress yang digunakan pada peneliti terdahulu. Peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
terdahulu (Putra & Ariana, 2016) menggunakan teori yang dikemukakan oleh
Lazarus & Folkman (1984), sedangkan peneliti menggunakan teori coping
stress milik Carver, dkk (1989). Penelitian ini mnggunakan teori tersebut
karena jenis coping stress yang dikemukakan oleh Carver, dkk (1989)
bervariasi, sehingga peneliti dapat mengklasifikasikan hasil penelitian secara
mendalam dan terperinci. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini
juga berbeda dengan teknik analisis yang digunakan oleh peneliti terdahulu
dimana peneliti terdahulu menggunakan teknik analisis tematik theory
driven (Putra & Ariana, 2016). Teknik tersebut diawali dengan pembahasan
dari teori yang digunakan, kemudian membentuk atau mencari indikator-
indikator serta kasus nyata yang mampu mendukung teori tersebut (Hendriana
& Hendriani, 2015). Di sisi lain dalam penelitian ini menggunakan teknik
analisis isi kualitatif deduktif karena teknik ini dapat membantu peneliti dalam
merumuskan pertanyaan penelitian. Selain itu, teknik ini dapat diterapkan
manakala sudah ada hasil penelitian tertentu mengenai suatu fenomena dan
peneliti selanjutnya ingin memvalidasi atau menguji kembali, Hsieh &
Shannon (dalam Supratiknya, 2015)
Penelitian sebelumnya mengenai cyberbullying sudah pernah dilakukan
sebelumnya di Indonesia. Penelitian sebelumnya, cyberbullying dapat
menemukan hasil seperti berpengaruh dalam interaksi peer group (Budiarti,
2016). Cyberbullying juga berpengaruh pada komunikasi interpersonal (Vydia,
Irliana, & Savitri, 2014). Melalui penelitian sebelumnya mengenai hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
cyberbullying muncul beragam jenis hasil penelitiannya, seperti variabel
pengaruh interaksi dalam peer group hasilnya jika interaksi peer group lebih
tinggi, maka tingkat prilaku cyberbullying akan rendah, begitu juga sebaliknya.
Lalu untuk variabel komunikasi interpersonal, melalui hasilnya terdapat
hubungan yang signifikan antara komunikasi interpersonal dengan
cyberbullying. Selain itu, hasil dari variabel self-esteem mengungkapkan
bahwa adanya perbedaan dari hasil self-esteem dengan korban cyberbullying.
Untuk hasil variabel kematangan emosi, terdapat bahwa adanya hubungan
negatif antara kematangan emosi dengan kecenderungan perilaku
cyberbullying. Hasil dari fenomena cyberbullying mengatakan bahwa hal
tersebut akan memberi dampak negatif bagi korban dan pelaku.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang sudah dikemukakan di atas,
penelitian ini ingin mengetahui dinamika jenis coping stress remaja yang
menjadi korban cyberbullying?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana dinamika jenis coping
stress saat menjadi korban cyberbullying.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat menambah penelitian
untuk kajian psikologi perkembangan terutama dalam jenis coping stress
pada remaja yang menjadi korban cyberbullying.
2. Manfaat Praktis
a. Remaja korban cyberbullying
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagi remaja
korban cyberbullying tentang bagaimana menyelesaikan masalahnya
sendiri melalui coping stress.
a. Masyarakat umum
Penelitian ini diharapkan bisa memberikan wawasan yang luas
untuk mengenai perilaku cyberbullying yang terjadi pada remaja yang
khususnya ada di Indonesia. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan
masyarakat mampu memahami bagaimana cara melakukan coping
stress saat menjadi korban cyberbullying.
b. Guru BK
Setelah mengetahui cyberbullying yang dialami remaja khususnya
siswa, harapannya seorang guru terutama guru bimbingan konseling
dapat mengawasi serta membimbing siswanya terutama yang
mengalami atau menjadi korban cyberbullying.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Coping Stress
1. Pengertian Coping Stress
Hinkle (dalam Lazarus dan Folkman, 1984) mengatakan bahwa stres
merupakan suatu ketegangan, tekanan, kekuatan serta usaha yang
dilakukan pada objek benda maupun individu sebagai kekuatan mental.
Sarafino dan Smith (2012) mengungkapkan stres merupakan kondisi
individu yang disebabkan lingkungannya yang membuat individu tersebut
merasa mendapatkan tuntutan dari berbagai sumber, seperti sistem
biologis, sosial, hingga psikologis dari individu. Nevid, Rathus dan Greene
(2014) menyatakan terdapat enam faktor yang dapat mempengaruhi stres,
yaitu: (1) Harapan Akan Efikasi Diri, (2) Ketahanan Diri, (3) Dukungan
Sosial, (4) Optimisme, (5) Identitas Etnik, (6) Jenis coping stress yang
dipilih.
Menurut Lazarus dan Folkman (1984), coping adalah suatu strategi
untuk melakukan suatu hal dalam memecahkan masalah dari sesuatu yang
sederhana hingga bersifat realistis juga dapat berfungsi dalam
membebaskan beban pada masalah yang nampak maupun tidak nampak.
Coping akan berusaha melalui kognitif dan perilaku seseorang dalam
mengatasi, mengurangi dan bertahan dalam menghadapi sebuah tuntutan
(dalam Ekasari & Yuliyana, 2012). Sementara itu, Siswanto (2007)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
mengungkapkan coping merupakan konsep penengah dalam memahami
kesehatan mental seseorang untuk dapat mengatasi situasi serta kondisi
dalam keadaan tertantang, ancaman serta kehilangan. Coping juga
merupakan reaksi seseorang dalam menanggapi suatu keadaa seperti stres
maupun tertekan.
Dapat ditarik kesimpulan melalui pemaparan teori di atas, coping stress
merupakan sebuah cara untuk dapat merespon suatu permasalahan yang
terjadi pada diri individu melalui sistem kognitif dan perilaku untuk dapat
mengurangi serta mengatasi masalah yang dihadapinya.
2. Jenis-jenis Coping Stress
Carver, dkk (1989) membagi dua jenis dimensi coping stress, yaitu
problem focused coping dan emotion focused coping.
a. Problem focused coping (Lazarus dan Folkman, 1984) yaitu cara
seseorang untuk dapat mengubah kondisi yang tertekan dengan
menghadapi malsalah yang mengakibatkan munculnya stres. Berikut di
bawah ini akan dijelaskan mengenai jenis-jenis problem focused
coping.
1) Active coping
Sebuah proses dalam mengambil langkah untuk dapat menghapus
serta menghindar dari stressor dengan maksud untuk memerbaiki
dampak dari stressor itu sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
2) Planning
Sebuah cara untuk berpikir bagaimana individu menghadapi
stressor. Individu akan melalukan sebuah rencana untuk mengatur
strategi mengenai langkah yang akan diambil serta memikirkan
bagaimana cara terbaik untuk menghadapi masalah tersebut.
3) Suppression of competing activities
Cara individu untuk menekankan aktivitasnya dalam
menyelesaikan masalah dan mengabaikan urusan lain untuk dapat
konsentrasi dalam menghadapi stressor.
4) Restraint coping
Individu yang melakukan ini dengan cara menunggu saat yang tepat
untuk dapat bertindak maupun tidak bertindak dalam mengambil
keputusan secara cepat.
5) Seeking of instrumental social support
Sebuah cara upaya untuk mencari saran, bantuan serta informasi
melalui orang disekitarnya.
b. Emotion-focused coping (Lazarus dan Folkman, 1984) adalah usaha
seseorang untuk mengurangi serta menghilangkan respon emosional
ketika kondisi seseorang mengalami tekanan. Berikut jenis-jenis
emotion focused coping.
1) Seeking of emotional social support
Individu berupaya untuk mendapatkan dukungan moral, simpati
dan pemahaman dari orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
2) Positive reinterpretation
Proses individu mengambil sisi positif dari apa yang sudah terjadi.
Coping tersebut bertujuan untuk mengelola emosi dibandingkan
menghadapi stressor.
3) Acceptance
Sebuah penerimaan individu dari suatu situasi dan kondisi yang
terjadi saat itu.
4) Denial
Individu yang menggunakan caranya untuk menolak bahwa
individu tidak percaya bahwa stressor itu ada sehingga individu
beranggapan bahwa stressor itu tidak ada.
5) Turning to religion
Cara individu yang beralih ke agama ketika ia ada disituasi tertekan
dalam dirinya. Agama memiliki fungsi untuk mendukung
emosional serta menjadi sarana reinterpretasi positif maupun upaya
dalam menghadapi stressor. Individu yang mengambil cara tersebut
akan mengembalikannya atau pasrah dengan masalahnya pada
keyakinan yang dimiliki.
B. Cyberbullying
1. Pengertian Cyberbullying
Burgess-Proctor, Hinduja, dan Patchin (2009) mengatakan
cyberbullying merupakan sebuah kegiatan atau perbuatan yang dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
merugikan seseorang dengan cara sengaja serta berulang melalui sebuah
media elektronik seperti computer, handphone maupun perangkat alat
elektronik yang lainnya. Hinduja dan Patchin (2010) mengatakan
cyberbullying adalah sebuah perbuatan yang dilakukan dengan cara
mengirim pesan untuk mengancam dan mempermalukan seseorang
melalui chat dan email serta menuliskan komentar dengan menghina,
mengancam dan mengintimidasi seseorang di sebuah website serta
media sosial. Lalu, Willard (2007) mendefinisikan cyberbullying
sebagai perbuatan kejam terhadap orang lain dengan mengirimkan atau
mem-posting gambar maupun pesan yang menyakitkan bagi korbannya
atau yang berkaitan dengan agresi sosial dengan menggunakan internet
atau media elektronik lainnya.
Menurut Pandie dan Weismann (2016), terdapat faktor yang
mendorong remaja mendapatkan perilaku cyberbullying, yakni (1)
minimnya perlindungan sosial, (2) diri sendiri, dan (3) keluarga. Selain
itu, Jalal, Idris dan Muliana (2021) mengungkapkan faktor yang
menjadikan remaja rentan mengalami cyberbullying yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi, (1) kemampuan
pelaku berempati, hal tersebut remaja tidak mengerti tentang etika yang
baik dalam berperilaku online sehingga sulit untuk dikontrol dalam
menggunakan media sosial. (2) karakter korban yang rentan dapat
menjadikan remaja menjadi pelaku dan korban dari cyberbullying. (3)
koneksivitas antara pelaku dan korban cyberbullying. Semakin tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
intensitas perilaku yang dilakukan pelaku maka korban akan semakin
bersikap reaktif. (4) pelaku dan korban cyberbullying terjadi pada
remaja perempuan maupun laki-laki. (5) faktor bersosialisasi sebagai
pemicu terjadinya cyberbullying seperti berkomentar kasar. Sedangkan
faktor eksternalnya yaitu (1) intensitas penggunaan media sosial,
semakin tinggi remaja menggunakan media sosial maka akan semakin
besar peluang remaja berperilaku cyberbullying dan mendapatkan
perlakuan cyberbullying. (2) adanya perkembangan media sosial yang
semakin pesat sehingga remaja dapat dengan mudah mengakses atau
membawa hal yang baru dalam masyarakat untuk melakukan
penindasan di media sosial. (3) pengaruh perangkat teknologi yang
menyebabkan remaja dapat melakukan suatu yang kejam dibandingkan
dengan apa yang didapatkan remaja dalam pelaku bullying.
Dampak dari cyberbullying tentu akan menimbulkan banyak
pengaruh seperti individu memiliki perasaan harga diri yang rendah,
depresi atau mengalami stress yang mengakibatkan remaja akan
melakukan bunuh diri (Rudi, 2010). Bottino, dkk (2015)
mengungkapkan bahwa cyberbullying dapat menimbulkan stres
emosional, kecemasan sosial, penggunaan obat terlarang, gejala depresi
hingga usaha untuk melakukan bunuh diri. Menurut Gini dan Pozzoli
(2013) bahwa siswa yang mengalami cyberbullying kemungkinan akan
merasakan dua kali lebih besar dampaknya seperti kesehatan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
meliputi sakit kepala dan sakit perut dibandingkan dengan remaja yang
tidak mengalami cyberbullying.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa cyberbullying
merupakan sebuah perilaku agresi yang dilakukan melalui media
elektronik untuk menyerang korban dengan cara berulang.
2. Jenis-jenis Cyberbullying
Willard (2005) membagi beberapa jenis cyberbullying, yaitu :
a. Flaming (berapi-api), yaitu mengirimkan sebuah pesan teks berisi
kata-kata ataupun kalimat yang penuh dengan amarah dan secara
frontal. Istilah “flame” disini merujuk pada kata pesan yang berapi-
api. Contohnya seperti dalam chatroom yang terjadi saling hina atau
mencaci maki yang berbalas-balasan.
b. Harassment (gangguan), pesan yang berisi gangguan melalu e-mail,
sms, hingga pesan teks yang ada di jejaring sosial (instagram,
twitter, facebook) dilakukan secara berulang. Contoh ketika remaja
mendapatkan pesan yang bersifat ofensif secara berulang.
c. Cyberstalking, mengganggu serta mencemarkan nama baik
seseorang secara terus menerus sehingga membuat ketakutan yang
berlebih pada korban. Contoh seorang pedofil yang mencoba
mengontak korban dan meminta untuk bertemu secara terus menerus
yang bertujuan untuk melecehkan korban.
d. Denigration, yaitu memberitahukan sebuah keburukan seseorang ke
orang lain di internet dengan maksud merusak reputasi dan nama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
baik orang tersebut. Contoh ketika seseorang mengatakan keadaan
yang buruk baik fisik maupun sifat korban ke orang lain.
e. Impersonation (peniruan), yaitu meniru seseorang menjadi orang
lain dan mengirimkan pesan dan status yang tidak baik. Contoh
membuat akun media sosial yang sama persis.
f. Outing & Trickery, yaitu outing menyebarkan rahasia orang lain
berupa pesan dan foto-foto pribadi orang lain, sedangkan trickery
(tipu daya), membujuk seseorang dengan menipu agar mendapatkan
sebuah rahasia maupun foto pribadi orang tersebut. Contoh outing
yaitu menyebarkan foto seperti kartu identitas, nomer telepon hingga
alamat rumah. Sedangkan contoh trikery, individu akan berusaha
mendapatkan kepercayaan korban untuk meminta data pribadi
korban, lalu disebar ke media sosial.
g. Exclusion (pengeluaran), yaitu dengan secara sengaja
mengeluarkan seseorang dari grup online.
C. Tahap Perkembangan Remaja
1. Remaja
Remaja merupakan salah satu periode di usia 13 tahun hingga 20
tahun baik remaja laki-laki dan perempuan yang sedang mengalami
karakteristik seksual sekunder dan sifat kedewasaan dengan adanya
perubahan fisik dan perubahan psikologis yang berkaitan dengan konsep
diri (Widyatama, 2010). Remaja adalah masa transisi perkembangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang dimulai di usia 12 tahun
dan berakhir di belasan tahun atau awal 20 tahun (Papalia, Olds &
Feldman, 2001).
Selain itu, remaja merupakan suatu peralihan dari masa anak-anak
ke masa dewasa yang dimulai dari usia 10 tahun sampai 12 tahun dan
berakhir di usia 18 hingga 22 tahun (Sarwono, 1997). Sementara itu,
Monks (2002) mengungkapkan bahwa remaja berawal di usia 12 hingga
21 tahun yang terbagi pada remaja awal di usia 12-15 tahun merupakan
remaja awal, usia 15-18 tahun masa remaja pertengahan dan 18-21 tahun
merupakan remaja akhir.
Melalui pemaparan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa remaja
merupakan suatu transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa yang
berawal dari usia 13 tahun hingga 20 tahun.
2. Remaja Akhir
Masa remaja terbagi menjadi dua yakni remaja awal (early
adolescent) di usia 10-13 tahun dan remaja akhir (late adolescent) di
usia 18-22 tahun. Remaja akhir merupakan individu yang memulai
dirinya dengan keinginan berkarir hingga mengeksplorasi dirinya
dibandingkan dengan remaja awal (Santrock, 2007). Lebih lanjut
menjelaskan bahwa remaja akhir dapat memahami situasi dirinya
sebelum merespon sesuatu dengan cara yang emosional (Newman dan
Newman, 2012). Hurlock (1980) mengungkapkan, remaja akhir dapat
memahami situasi dirinya sebelum mereaksikan sesuatu dengan cara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
yang emosional. Maka hal tersebut diharapkan remaja akhir memiliki
keterampilan dalam menyadari emosi, mengontrol emosi, mengetahui
emosi orang lain dan yang terpenting remaja dapat mengontrol tingkah
laku agresifnya.
Remaja akhir adalah proses seseorang menuju ke masa dewasa dan
ditandai dengan beberapa pencapaian yang telah diperoleh seperti (1)
minat yang lebih baik pada fungsi intelektualitas, (2) ego dalam mencari
suatu kesempatan untuk bergabung dengan orang lain dalam mencari
pengalaman yang baru, (3) identitas seksual yang tidak dapat berubah,
(4) egosentrisme yang diubah dengan keseimbangan baik kepentingan
pribari maupun orang lain dan (5) adanya batasan pada privasi pribadi
dengan orang lain (Sigelman dan Rider, 2009).
D. Coping Stress bagi Remaja Korban Cyberbullying
Setiap remaja yang menjadi korban cyberbullying akan mengalami
berbagai macam jenis cyberbullying ketika dirinya mendapatkan perlakuan
tersebut di media sosial yang digunakan. Awal terjadinya cyberbullying
karena pelaku merasa dirinya menjadi yang terkuat sehingga pelaku akan
mencari orang yang menurutnya orang tersebut tidak memiliki kemampuan
untuk melawan. Pelaku cyberbullying tentu akan melakukan berbagai
macam bentuk, seperti flaming (berapi-api), harassment (gangguan),
cyberstalking, denigration (pencemaran nama baik), impersonation
(peniruan), outing & trickery, serta exclusion (pengeluaran) (Willard, 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Hal ini yang dapat menyebabkan suatu dampak bagi korban cyberbullying.
Dampak dari perilaku cyberbullying tersebut, khususnya remaja yang
menjadi korban cyberbullying akan merasakan kecemasan, menghindari
pergaulan dengan teman sebaya, korban akan mengalami depresi, hingga
keinginan untuk bunuh diri. Ketika cyberbullying yang dialami remaja
tersebut bersifat jangka panjang, maka akan menimbulkan rasa percaya diri
yang kurang, membolos sekolah, hingga stres berat (Rifauddin, 2016).
Ketika remaja sudah mencapai stres dalam dirinya, langkah yang
baik untuk tidak stres yang terlalu berat tentu akan melakukan strategi
coping dirinya. Hal ini akan membuat remaja korban cyberbullying akan
bisa membuat dirinya terbuka dalam lingkungan sosialnya tanpa takut
dengan perlakuan orang lain serta dapat membatasi dirinya ketika akan di
bully di media sosial oleh pelaku cyberbullying. Coping stress yang dapat
dilakukan oleh remaja korban cyberbullying untuk mendapatkan gambaran
yang dapat dilakukan dalam dua jenis coping yakni focused problem coping
dan emotion problem coping. Focused problem coping merupakan cara
seseorang untuk dapat mengubah kondisi yang tertekan dengan menghadapi
masalah yang mengakibatkan munculnya stres. Focused problem coping
dibagi menjadi beberapa cara, yaitu active coping, planning, suppression of
competing activities, restraint coping, seeking of instrumental social
support. Sedangkan emotion problem coping adalah usaha seseorang untuk
mengurangi serta menghilangkan respon emosional ketika kondisi
seseorang mengalami tekanan. Emotion problem coping terbagi menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
beberapa cara, yaitu seeking of emotional social support, positive
reinterpretation, acceptance, denial, turning to religion.
E. Kerangka Berfikir
Remaja
Cyberbullying Stres Coping Stress
1. Flaming
2. Harassment
3. Cyberstalking
4. Denigration
5. Impersonation
6. Outing & trickery
7. Exclusion
Problem Focused Coping
- Active coping
- Planning
- Suppression of
competing activities - Restraint coping
- Seeking of
instrumental social
support
Emotion Focused Coping
- Seeking of emotional
social support
- Positive
reinterpretation
- Acceptance - Denial
- Turning to religion
Gambar 1. Kerangka Pikir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
kualitatif. Menurut Moleong (2014) penelitian kualitatif merupakan
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subjek penelitian pada suatu konteks alamiah dan dengan
memanfaatkan metode alamiah. Selanjutnya, desain penelitian kualitatif yang
akan digunakan adalah analisis isi kualitatif deduktif (AIK). Dalam hal ini
peneliti akan menafsirkan data berupa teks secara subjektif melalui proses
pengelompokan sistematik seperti pengodean serta memasukkan kriteria ke
dalam tema-tema tertentu. Penggunaan bahasa sebagai ciri AIK deduktif yang
bertujuan untuk mengungkap isi serta makna dari sebuah teks yang sesuai
dengan konteks masalah (Supratiknya, 2015).
B. Fokus Penelitian
Fokus utama pada penelitian ini adalah mengungkap dinamika coping
stress remaja ketika menjadi korban cyberbullying, meliputi coping yang
berfokus pada masalah atau problem focused coping seperti active coping,
suppression of competing activities, restraint coping, seeking of instrumental
social support hingga coping yang berfokus pada emosi atau emotion focused
coping yang berfokus pada emosi di antaranya seeking of emotional social
support, positive reinterpretation, acceptance dan turning to religion.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
C. Partisipan Penelitian
Partisipan merupakan orang yang terlibat aktif dalam penelitian dengan
memberikan data atau informasi yang dibutuhkan. Istilah partisipan biasa
digunakan dalam penelitian kualitatif ditujukan pada orang yang menjadi
subjek penelitian. Dalam penelitian ini, subjek penelitian dipilih dengan cara
purposive sampling yakni ketika peneliti memilih subjek melalui ciri-ciri
yang sudah ditentukan peneliti serta tujuan dari penelitian yang akan
dilakukan peneliti (Herdiansyah, 2015).
Penelitian ini menggunakan analisis isi kualitatif dengan pertanyaan
deduktif dan akan dilakukan dengan analisis isi terarah. Selain itu, remaja
akhir merupakan detik-detik seorang remaja akan melalui transisi ke masa
dewasa awal. Kriteria yang dipilih sebagai partisipan berusia 18-20 yaitu
pernah menjadi korban cyberbullying yang berdampak subjek mengalami
stres dan berupaya melakukan coping stress. Remaja korban cyberbullying
tentu akan mendapatkan tekanan yang berat dalam dirinya, sehingga remaja
tersebut akan sulit berkembang di lingkungan sosialnya terutama dengan
teman sebaya baik laki-laki dan perempuan. Pada penelitian kualitatif, jumlah
subjek tidak terlalu diperhitungkan, karena pada dasarnya kedalaman data
lebih ditekankan untuk menggambarkan fenomena yang diteliti
(Herdiansyah, 2015).
Partisipan dalam penelitian ini adalah remaja korban cyberbullying
berjumlah 3 orang terdiri dari satu perempuan dan dua laki-laki. Ketiganya
memenuhi kriteria sebagai partisipan. Pertama, ketiga partisipan yang pernah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
menjadi korban cyberbulling. Kedua, pada saat menjadi korban cyberbullying
masih berusia remaja dan masih bersekolah di bangku SMP dan SMA.
D. Metode Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah
wawancara. Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
cara peneliti dapat melakukan face-to-face interview (wawancara berhadap-
hadapan) dengan partisipan (Creswell, 2012). Wawancara dengan melakukan
face to face, diharapkan terjadi komunikasi langsung, fleksibel serta terbuka,
sehingga informasi yang didapat lebih banyak dan luas. Bentuk wawancara
yang akan digunakan pada penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur.
Melalui pemaparan di atas, peneliti juga akan merespon jawaban dari
partisipan sehingga peneliti tidak terpatok pada pertanyaan saja
(Herdiansyah, 2015).
Wawancara semi terstruktur ini tetap didasarkan pada daftar pertanyaan
terbuka sehingga berguna untuk memberikan stimulus pada informan, agak
partisipan dapat secara terbuka untuk mengungkapkan pengalaman yang
pernah dialaminya (Supratiknya, 2015). Adapun daftar pertanyaan tampak
pada Tabel wawancara berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Tabel 1
Tabel wawancara
No Pertanyaan
1 Latar belakang subjek
1. Identitas (nama, tempat tanggal lahir, usia, tempat tinggal, asal,
jenjang studi)?
2. Apa yang anda ketahui tentang bullying dan cyberbullying?
3. Apakah anda pernah mengalami hal tersebut
2 Cyberbullying
1. Kapan anda merasa bahwa diri anda merasa di bully melalui media
sosial?
2. Sudah terjadi berapa lama?
3. Bullying apa saja yang pernah anda alami di media sosial?
4. Bagaimana reaksi anda terhadap orang yang melakukan bullying
pada anda?
5. Bagaimana perasaan anda saat anda mendapatkan bully?
6. Apa yang akan anda lakukan setelah anda mendapatkan perlakuan
bully?
3 Coping stress
1. Apakah anda pernah merasa stres setelah mengalami bully di media
sosial?
2. Apa sajakah yang dapat membuat anda stres?
3. Apa yang anda lakukan saat anda stres?
4. Bagaimana cara anda menanggulangi stres yang anda alami di
media sosial ketika di bully?
5. Apakah cara tersebut efektif untuk diri anda?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
E. Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
analisis isi deduktif atau yang dikenal juga dengan analisis isi terarah
(Supratiknya, 2015). Pendekatan deduktif memiliki tujuan untuk
memvalidasi sebuah kerangka teoretis serta menguji teori yang sudah ada
(Hsieh & Shannon dalam Supratiknya, 2015). Pelaksanaan analisis terarah
dengan pendekatan deduktif mencakup langkah-langkah sebagai berikut:
1. Penyusunan matriks kategorisasi
Langkah pertama, menyusun matriks melalui sebuah kategorisasi
yang sesuai dengan teori pada tema penelitian, yaitu dinamika coping
stress. Matriks kategori disusun secara deduktif seperti yang disajikan
pada tabel berikut.
Tabel 2
Kerangka Analisis Cyberbullying
No Bentuk Cyberbullying
1
2
3
4
5
6
7
Flaming
Harassment
Cyberstalking
Denigration
Impersonation
Outing & Trickery
Exclusion
Pesan yang berupa amarah
Pesan yang berupa gangguan
Mengganggu subjek hingga
ketakutan berlebih
Mencemarkan nama baik
Meniru seseorang
Menyebarkan rahasia
Mengeluarkan seseorang dari
grup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Tabel 3
Kerangka Analisis Dinamika Coping Stress
No Jenis Coping Stress
1 Active coping Menghapus dan menghindar
dari stressor
2 Planning Membuat perencanaan
3 Suppression of competing
activities
Menyelesaikan permasalahan
Mengabaikan urusan lain
untuk konsentrasi menghadapi
stressor
4 Restraint coping Menunggu saat yang tepat
untuk bertindak maupun tidak
bertindak dalam mengambil
keputusan
5 Seeking of instrumental social
support
Mencari saran
Meminta bantuan untuk dapat
informasi melalui orang
sekitar
6 Seeking of emotional social
support
Mendapatkan dukungan moral
Mendapatkan simpati
Mendapatkan pemahaman
dari orang lain
7 Positive reinterpretation Mengambil sesuatu yang
positif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
8 Acceptance Menerima keadaan situasi dan
kondisi yang terjadi
9 Denial Menolak dan tidak percaya
bahwa stressor itu ada
10 Turning to religion Berdoa
2. Pengodean
Pengodean dilakukan dengan cara mengidentifikasi dan
mengkategorikan bentuk manifestasi yang sedang diteliti. Pengodean
dilakukan melalui beberapa langkah. Pertama, peneliti membaca
transkrip wawancara terlebih dulu, kemudian menandai setiap bagian
dari teks yang menggambarkan tema yang sedang diteliti. Kedua peneliti
menentukan kode dari bagian teks yang sudah ditandai sebelumnya
(Hsieh & Shannon, dalam Supratiknya, 2015).
F. Reliabilitas dan Kredibilitas Data
Keabsahan data penelitian tidak terlepas dari validitas dan reliabilitas
penelitian. Validitas kualitatif menurut Creswell (2012) adalah sebuah upaya
memeriksa kembali hasil penelitian dengan menggunakan prosedur maupun
strategi tertentu. Gibs (dalam Creswell, 2012) menyebutkan reliabilitas
kualitiatif merupakan pendekatan yang digunakan untuk membuktikan
keajegan penelitian apabila diterapkan pada proyek penelitian yang berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Selain itu, penelitian ini melakukan cross check pada partisipan guna
membuktikan keabsahan data informasi yang diperoleh.
Supratiknya (2015) mengungkapkan dengan adanya reliabilitas
kualitatif mempunyai sebuah tujuan untuk melihat penelitian ini dapat
digunakan untuk diterapkan pada penelitian lain. Creswell (2009 dalam
Supratiknya, 2015) dengan memeriksa transkrip wawancara dan memeriksa
kode merupakan cara dari memeriksa reliabilitas penelitian kualitatif.
G. Refleksi Peneliti
Peneliti merupakan korban dari perilaku bullying maupun cyberbullying.
Hal tersebut terjadi pada saat peneliti duduk di bangku SMP. Menurut
peneliti, lingkungan sekolah SMP kurang mendukungnya. Saat SMP, peneliti
pernah memiliki panggilan “kuntet” yang berarti pendek. Namun, peneliti
tidak menyukai panggilan tersebut.
Sewaktu peneliti duduk di bangku SMA, peneliti memiliki teman dekat
yang mendapatkan perilaku bullying dan cyberbullying. Teman peneliti
memiliki panggilan hitam yang bermaksud badannya yang berwarna hitam.
Selain itu, ia juga sering dipukuli dengan teman-teman yang lainnya. Dari
panggilan itu yang berlanjut ke media sosialnya.
Suatu saat peneliti menanyakan hal tersebut kepada teman saya “Kamu
gak kesel apa tiap hari selalu di pukulin kaya gitu?”. Teman peneliti hanya
menjawab “Ya, mau gimana lagi. Biar saling deket aja temenan sama
mereka”. Padahal hal tersebut tidak selayaknya dilakukan kalau hanya untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
berteman. Masih ada cara lain untuk melakukan perlakukan yang selayaknya
“teman”. Lalu saya menanyakan perasaan ke teman saya “Perasaan kamu
gimana?”, temen saya menjawab “Ya kesel sih sebenernya, cuma ya itu tadi
untuk bisa berteman dekat”. Saat itu kami hanya bisa berdiam tanpa melawan
sedikitpun kepada teman-teman yang melakukan hal tersebut dengan alasan
untuk kedekatan teman. Hal ini yang membuat peneliti tergerak untuk
menyampaikan perasaan seseorang ketika mengalami perilaku bullying
maupun cyberbullying. Padahal kami sebagai personal yang kuat memiliki
kekuatan untuk melawan itu dan bisa menanganinya.
Pada penelitian yang sudah dijalankan, peneliti menyadari memang tidak
mudah untuk menerima hal tersebut ketika seseorang mendapatkan perilaku
cyberbullying sehingga dampak yang dirasakan. Peneliti perlu melatih emosi,
ketika mendengarkan cerita dari teman-teman yang sudah berpartisipasi pada
penelitian. Untuk kedepannya, ketika peneliti kembali mendapatkan perilaku
cyberbullying, peneliti setidaknya sudah memiliki bekal untuk
menanggulangi dampak tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian
1. Pelaksanaan Penelitian
Partisipan penelitian ini merupakan tiga mahasiswa yang pernah
mengalami cyberbullying. Peneliti mencari partisipan dengan cara
menyebarkan survei secara online di media sosial. Survei tersebut berupa
pertanyaan-pertanyaan mengenai jenis cyberbullying. Peneliti mendapat
respon sebanyak lima orang dari survei tersebut. Kemudian dari lima orang,
peneliti memilih menjadi tiga orang dengan kesediaannya dalam mengikuti
penelitian dengan wawancara di tengah pandemi Covid-19. Setelah itu,
peneliti menghubungi mereka yang telah bersedia menjadi responden
penelitian untuk dilakukan tahap selanjutnya, yaitu wawancara.
Sebelum melakukan pengambilan data dengan wawancara, peneliti
melakukan rapport secara tidak langsung melalui pesan lewat Whatsapp
karena masa pandemi Covid-19. Hal tersebut untuk membangun hubungan
yang baik dan lebih terbuka antara peneliti dan partisipan. Periode
membangun rapport dengan partisipan dilakukan pada bulan Mei 2020
sampai dengan November 2020. Saat melakukan rapport, peneliti
menanyakan mengenai kondisi serta kesibukan partisipan selama masa
pandemi.
Proses wawancara dilakukan pada bulan Juli 2020 sampai November
2020 secara langsung. Dalam melakukan wawancara, proses tersebut berada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
dalam keadaan di tengah pandemi Covid-19 sehingga peneliti dan partisipan
perlu memperhatikan protokol kesehatan dengan cara menjaga jarak,
mencuci tangan atau menggunakan hand sanitaizer, dan menggunakan
masker. Wawancara berlangsung dalam durasi yang berbeda-beda pada tiap
partisipan, yaitu satu setengah jam hingga dua jam. Setelah seluruh proses
wawancara selesai, peneliti melakukan konfirmasi lebih lanjut pada tiap
partisipan guna menyamakan persepsi mengenai data yang sudah diberikan
oleh partisipan.
Pertemuan pertama dengan Partisipan 1 berlangsung di sebuah taman
terbuka di dekat rumah partisipan pada tanggal 18 Juli 2020. Sebelumnya
peneliti menghubungi partisipan melalui pesan lewat Whatsapp untuk
menyesuaikan jadwal bertemu. Pertemuan pertama peneliti melakukan
rapport serta menyampaikan tujuan wawancara penelitian. Peneliti meminta
kesediaan kepada P1 untuk menjadi partisipan dalam penelitian, lalu P1
mengisi persetujuannya pada lembar informed consent.
Pertemuan pertama dengan Partisipan 2 pada tanggal 9 Oktober 2020.
Sebelum melakukan wawancara, peneliti menghubungi partisipan melalui
Whatsapp untuk menyesuaikan jadwal wawancara. Pertemuan pertama
berlangsung di rumah partisipan dan disambut dengan orang tua partisipan.
Peneliti bertemu dengan ibu dari P2 dengan melakukan rapport untuk
menjelaskan maksud dan tujuan penelitian serta meminta izin kepada ibu
bersangkutan untuk mewawancarai partisipan. Ibu P2 sudah mengizinkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
dan partisipan sudah bersedia untuk diwawancarai. P2 mengisi informed
consent yang telah disediakan sebagai bentuk kesediaan diwawancara.
Pertemuan pertama dengan Partisipan 3 pada tanggal 4 November
2020. Sebelum melakukan wawancara dengan partisipan, peneliti
menghubungi partisipan melalui Whatsapp untuk menyesuaikan jadwal
pertemuan untuk melakukan wawancara. Sesuai jadwal yang disepakati,
peneliti dan partisipan bertemu di café yang sudah ditentukan sebelumnya.
Kemudian peneliti melakukan rapport untuk menjelaskan maksud dari
sebuahn pertemuan, lalu peneliti meminta P3 untuk mengisi informed
consent.
Waktu dan tempat pelaksanaan pengambilan data melalui wawancara
kepada partisipan sebagaimana ditampilkan pada Tabel 4 berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Tabel 4
Waktu dan Tempat Pelaksanaan Wawancara
2. Ethical considerations
Penelitian ini bertepatan dengan pandemi Covid-19 yang melanda di
Indonesia. Pada proses sebelum mengumpulkan data, peneliti dan partisipan
akan menerapkan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan oleh
pemerintah dengan cara menjaga jarak, mencuci tangan dan menggunakan
masker. Selain itu, peneliti dan partisipan membawa hand sanitazer sebagai
opsi lain ketika saling kontak melalui benda yang digunakan seperti pulpen
maupun kertas. Hal ini untuk saling menjaga kesehatan peneliti dan
partisipan.
No Keterangan Partisipan 1 Partisipan 2 Partisipan 3
1 Wawancara Sabtu, 18 Juli
2020 15.00–
17.00 di taman
dekat rumah
partisipan
Jumat, 9 Oktober
2020 18.30-20.30
di kamar rumah
partisipan
Rabu, 4
November 2020
14.00-16.00 di
café
Jumat, 21
Agustus 2020
16.00-17.45 di
taman dekat
rumah partisipan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Ketika ingin memulai wawancara, penelitian ini menggunakan
informed consent sebagai persetujuan antara peneliti maupun partisipan
dalam menjalankan penelitian ini. Informed consent dimaksudkan untuk
menjamin partisipan dengan semua informasi yang sudah diberikan untuk
menjamin dan melindungi kerahasiaan dan hak partisipan yang mengikuti
sebuah penelitian (Grady dalam Supratiknya, 2015). Peneliti menjelaskan
kepada partisipan sebelum melakukan wawancara agar partisipan dapat
mengikuti penelitian dengan sukarela tanpa ada paksaan dari pihak
partisipan, sehingga peneliti dan partisipan dalam melakukan penelitian
dapat membangun situasi dan kondisi yang nyaman selama proses
pengambilan data. Partisipan juga berhak untuk mengundurkan diri ketika
partisipan yang bersangkutan mulai tidak nyaman dengan perlakuan
partisipan.
Data yang akan diperoleh peneliti merupakan hasil sebuah wawancara
dengan partisipan yang hanya bisa diakses oleh peneliti. Hasil wawancara
yang diperoleh peneliti, wajib melindungi kerahasiaan data tersebut
(HIMPSI, 2010). Proses dari data yang berupa alat perekam suara yang
dipindahkan melalui sebuah teks yang dilakukan oleh peneliti itu sendiri.
Selain itu, peneliti akan menyadari bahwa selalu ada resiko yang muncul
dalam proses pengambilan data, seperti perasaan cemas ketika mengingat
masalah yang pernah dialami oleh partisipan, lalu perasaan kesal ketika
menghadapi masalah tersebut. Pada kejadian tersebut, peneliti mencoba
untuk mencairkan suasana dengan selipan humor yang akan meredam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
perasaan tersebut hingga proses pengambilan data kembali berjalan dengan
lancar.
B. Pertisipan Penelitian
1. Data Partisipan
Partisipan penelitian berjumlah tiga orang remaja yang pernah menjadi
korban tindakan cyberbullying. Partisipan saat penelitian berstatus sebagai
mahasiwa berusia 19 tahun dan 20 tahun. Dua partisipan berasal dari Bekasi,
dan satu partisipan merupakan orang asli Yogyakarta. Data partisipan
sebagaimana tampak pada Tabel berikut.
Tabel 5
Data Partisipan
No Keterangan Partisipan 1 Partisipan 2 Partisipan 3
1
2
Inisial
Jenis kelamin
LDR
Permpuan
A
Laki-laki
GL
Laki-laki
3 Daerah asal Bekasi Yogyakarta Bekasi
4 Usia 19 tahun 20 tahun 20 tahun
5 Tempat tinggal Bekasi Kalasan Tambun
6 Anak ke 2 2 3
7 Status Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa
8 Jenis cyberbullying Body
shaming
Body shaming Body
shaming
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
9 Durasi
cyberbullying
Terkesan
lama
Terkesan lama Terkesan
lama
10 Frekuensi
cyberbullying
Dirasakan P1
sering
Dirasakan P2
sering
Dirasakan P3
sering
11. Tema
cyberbullying
Fisik tubuh
kurus,
jerawatan
Kulit hitam,
panggilan
dengan nama
hewan
Penamplan
rambut
12 Intensitas
cyberbullying
Sangat tinggi Tinggi Tinggi
2. Latar Belakang Partisipan dan Dinamika Proses Wawancara
Data terkait dengan identitas ketiga partisipan dan latar belakang
partisipan keluarga hingga partisipan menjadi korban cyberbullying penting
disajikan untuk melihat identitas dan latar belakang partisipan.
a. Pertisipan 1 (P1)
P1 merupakan seorang remaja perempuan berusia 19 tahun yang
berasal dari Bekasi. P1 tinggal bersama keluarganya yakni bapak dan
ibu. Saat proses wawancara, P1 sedang menunggu hasil pengumuman
SNMPTN dari universitas yang dipilih. P1 merupakan orang yang
mudah bergaul dengan temannya baik dengan perempuan maupun laki-
laki. Selain itu, P1 menceritakan bahwa teman-teman menilai dirinya
merupakan orang yang aktif. Namun dibalik orang yang selalu aktif, P1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
mengaku termasuk orang yang malas bergerak dan tidak peduli dengan
hal yang menurutnya tidak penting untuk dibahas. P1 dapat mengalami
mood swing secara tiba-tiba yang berasal dari lingkungan sekitar.
P1 adalah anak kedua dari dua bersaudara. Kakaknya sudah
menikah. Ayah P1 bekerja di suatu sekolah swasta dan ibu bekerja
sebagai guru di Jakarta. P1 merasa bahwa hubungan dengan
keluarganya baik-baik saja seperti keluarga pada umumnya seperti cara
berkomunikasi dengan orang tua dan kakaknya. P1 merasa nyaman
dengan ibunya ketika ingin menyampaikan cerita maupun pendapat
ketika sedang mengalami suatu masalah baik personal maupun dengan
lingkungannya. Jika P1 bercerita dengan ayahnya, ia merasa ayahnya
hanya menanggapinya sebisa mungkin. Hubungan P1 dengan kakaknya
memiliki kedekatan yang akrab namun jika bercerita dengan kakaknya
hanya menanyakan mengenai pengalaman sehari-hari, pengalaman di
sekolah dan pengalaman kakaknya setelah menikah.
Pertama kali P1 mengalami cyberbullying yaitu pada saat
Facebook dan Twitter mulai berkembang. Saat itu P1 merasa dirinya
disindir dan beberapa dari temannya menjelekkan dirinya di media
sosial yang dapat dilihat banyak orang seperti mengatakan dirinya yang
kurus dan wajahnya penuh jerawat. Selain itu, P1 mendapatkan
komentar negatif dari akun yang tidak dikenal di media sosial Twitter
dengan mengatakan P1 selalu mencari perhatian dan menjelekkan
dirinya. Menghadapi bullying tersebut, P1 merasa kesal terhadap pelaku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
yang sudah melakukan bullying pada dirinya. P1 merasa sedih dengan
hal tersebut yang membuat dirinya menjadi menarik diri, stres hingga
takut melakukan suatu hal yang dapat menimbulkan kesalahan dalam
dirinya.
Wawancara dengan partisipan dilaksanakan sebanyak dua kali
pada anggal 18 Juli 2020 dan 21 Agustus 2020. Wawancara pertama
partisipan menggunakan kaos dan celana panjang serta masker untuk
mengikuti protokol kesehatan guna menangkal Covid-19. Wawancara
dilakukan di taman dekat rumah partisipan. Keadaan di sekitar taman
tidak ramai sehingga wawancara dapat berjalan dengan lancar dan
kondusif. Sebelum melakukan wawancara, peneliti dan partisipan
melakukan rapport selama kurang lebih 30 menit guna mencairkan
suasana dalam melakukan wawancara. Setelah itu, wawancara
dilakukan selama sekitar kurang lebih 75 menit. Saat bertemu, partisipan
terlihat semangat untuk menyampaikan pengalaman mengenai
cyberbullying yang pernah dialaminya semasa sekolah. Wawancara
berjalan dengan lancar, namun peneliti kurang dalam menggali
pengalaman partisipan sehingga wawancara pertama mendapatkan data
yang kurang mendalam.
Pada wawancara kedua, partisipan menggunakan pakaian kaos
dan celana jeans pendek selutut. Wawancara bertempat di taman dekat
rumah partisipan berlangsung sekitar selama 60 menit. Wawancara
dilakukan kembali karena peneliti kurang mendapatkan informasi lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
dalam. Selama wawancara partisipan nampak lebih bersemangat
dikarenakan ada sesuatu yang positif yang membuat partisipan lebih
siap sehingga wawancara berjalan dengan lancar tanpa ada kendala
apapun.
b. Partisipan 2 (P2)
P2 merupakan seorang remaja berusia 19 tahun sedang
menjalankan studi di salah satu universitas swasta di kota Solo. P2
bertempat tinggal di Kalasan, Yogyakarta bersama dengan ibunya. P2
merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Kakak P2 seorang
perempuan yang sedang melakukan studi di Bandung. P2 merupakan
anak yang penurut dan jarang pergi keluar rumah sehingga P2
membantu pekerjaan ibunya di rumah.
P2 merasa memiliki kedekatan yang baik dengan ibunya, karena
dari kecil ia selalu dijaga ibunya hingga saat ini. Ketika P2 mengalami
suatu masalah, maka ibunya selalu membela dan melindunginya. Maka
dari itu, P2 tidak ingin membuat ibunya kecewa terhadap perilakunya.
Berbeda dengan ibunya yang selalu perhatian dan peduli pada P2, Ayah
P2 sekedar memberikan masukan ketika P2 ingin melakukan sesuatu.
Sedangkan dengan kakaknya, P2 saat ini jarang bertemu dengan
kakaknya karena sedang melakukan studi di Bandung. Namun sebelum
kakaknya pindah ke Bandung, P2 kadang berantem dengan kakaknya
karena ia membuat kamarnya berantakan sehingga kakaknya tidak
terima dengan perlakukan P2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Ibu dari P2 merupakan seorang ibu rumah tangga, namun
memiliki pekerjaan sampingan yakni laundry pakaian dan ikut
temannya berdagang roti. Sedangkan ayahnya saat itu bekerja sebagai
pegawai swasta dan untuk saat ini tidak diberitahu informasi yang lebih
oleh P2 mengenai ayahnya.
Pengalaman P2 menjadi korban cyberbullying berawal ketika P2
diejek oleh temannya serta akun tidak dikenal yang memanggilnya
bukan dengan nama asli melainkan dengan nama hewan. Selain itu, P2
sempat dilecehkan fisiknya oleh pelaku dengan mengatakan dirinya
hitam serta ada juga yang mengatakan kata-kata kasar yang membuat
dirinya kesal, kecewa dan membuat P2 selalu berpikiran tentang hal-hal
yang tidak mengenakkan dirinya.
Wawancara dilakukan pada tanggal 9 Oktober 2020. Sebelum
melakukan wawancara, peneliti meminta izin pada ibu dari partisipan
terlebih dahulu. Wawancara pertama dilakukan di rumah partisipan
tepatnya di kamar tidur pertisipan. Saat melakukan wawancara,
partisipan mengenakan kaos dan celana pendek untuk menambah rasa
santai saat melakukan wawancara. Peneliti membangun rapport kepada
partisipan guna melancarkan ketika melakukan wawancara. Partisipan
terlihat mengikuti alur yang sudah disiapkan oleh peneliti. Pada saat
wawancara, setiap respon yang di keluarkan oleh partisipan
mengandung rasa kepercayaan diri dan penuh semangat dengan logat
bahasa jawanya. Namun di sisi lain, ketika partisipan mengungkapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
yang berkaitan dengan ibunya tampak rasa penuh sayang kepada ibunya
yang menurut partisipan, ia tidak ingin melihat ibunya kecewa terhadap
apa yang terjadi pada partisipan. Wawancara berjalan selama 90 menit.
Kendala peneliti saat wawancara, peneliti mengalami sedikit gangguan
dari luar yakni anak kecil yang bermain di depan rumah partisipan.
c. Partisipan 3 (P3)
P3 merupakan seorang ramaja laki-laki berusia 20 tahun yang
sedang menempuh studi di universitas swasta di Bekasi. P3 tinggal di
daerah Bekasi Barat bersama kedua orang tuanya dan adiknya,
sedangkan kakak dari P3 di Jakarta tinggal bersama dengan adik
bapaknya. Pekerjaan bapak dari P3 tidak diungkapkan oleh P3,
sedangan ibunya sebagai rumah tangga. Begitu pula kakak P3 tidak
diberi tahu mengenai pekerjaannya, sedangkan adiknya sekolah di
bangku SMA kelas 2. P3 merasa dirinya orang yang aktif baik di
keluarga maupun di lingkungan sekolah. Selain itu, P3 aktif menjalin
pertemanan dengan sering berkumpul dengan teman-temannya. P3
sering melakukan kegiatan di luar rumah dengan teman sekolahnya
untuk saling berbagi cerita dan membicarakan tentang cinta. Namun, P3
tetap peduli dengan adiknya.
Meskipun anak kedua sedangkan adiknya perempuan, ia selalu
menjaga dan bertanggung jawab ketika adiknya mengalami sesuatu
yang dapat menyakiti adiknya. P3 memiliki kedekatan yang baik dengan
keluarganya terutama dengan bapaknya. Hal ini sebabkan karena P3 dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
ayahnya memiliki hobi yang sama yaitu memancing. P3 cukup sering
melakukan kegiatan memancing dengan bapaknya termasuk dengan
teman-teman dari bapaknya. Selain itu, P3 merasa bapaknya bisa untuk
melakukan kerja sama untuk mendapatkan persetujuan dari ibunya
seperti persetujuan untuk membeli barang dan mancing bersama.
Pengalaman pertama P3 mengalami cyberbullying terjadi saat ia
merasa bentuk rambut yang aneh sehingga ia mencoba untuk memotong
rambutnya hingga botak dan berharap dapat tumbuh tidak seperti semula
namun gagal. Alhasil temannya yang perempuan mengejek P3 karena
bentuk rambutnya. Selain itu, P3 juga pernah mendapatkan komentar
kasar di Instagram oleh orang yang tidak ia kenal. Hal tersebut membuat
P3 menjadi kesal dengan orang yang selalu melihat atau mengomentari
negatif mengenai penampilannya. Akibatnya, P3 menjadi takut dan
tidak percaya diri. Dampaknya P3 menjadi semakin kepikiran dengan
perilaku orang yang mengomentari rambut serta penampilannya.
Wawancara bersama partisipan dilakukan pada tanggal 4
November 2020. Wawancara pertama partisipan menggunakan hoodie
hitam serta celana pendek berwarna cokelat. Sebelum melakukan
wawancara, peneliti dan partisipan melakukan perbincangan mengenai
lingkungan sekolah serta lingkungan perkuliahan. Wawancara
berlangsung selama kurang lebih 75 menit. Keadaan saat wawancara di
sebuah café tidak begitu ramai, sehingga peneliti dan partisipan tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
begitu mengalami kendala yang berat dan bisa ditangani secara
langsung. Selama melakukan wawancara, partisipan merespon
pertanyaan peneliti sangat baik tidak ada kesulitan dalam menangkap
pertanyaan hanya saja di saat terakhir peneliti sempat kebingungan akan
jawaban partisipan. Namun, partisipan menjelaskan kembali secara
detail. Partisipan sempat terdistraksi dengan hal kecil seperti orang
lewat di belakang peneliti.
C. Hasil penelitian
1. Analisis data partisipan 1
a. Jenis Cyberbullying
P1 mendapatkan cyberbullying di media sosial berupa ejekan
terhadap kondisi fisik dirinya. Jenis bullying yang menyerang kondisi
fisik atau penampilan lebih dikenal dengan body shaming. P1 dilecehkan
dengan menyebut fisik dirinya yang dikatakan sebagai terlalu kurus dan
kulit berjerawat. Durasi cyberbulling dirasakan P1 sangat lama karena
karena pelaku juga adalah dari lingkungan teman-temannya sendiri.
Karena pelaku ada di lingkungan teman-temanya sendiri, frekuensi
cyberbullying juga dirasakan P1 sebagai sangat sering.
P1 merasa sangat sedih diserang dengan kata-kata yang
menyakitkan hati yang tersimpan kuat dalam ingatannya. P1 selalu
memikirkan sakit hatinya telah diserang dengan kata-kata yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
menyakitkan. Apalagi, P1 tidak mengenal orang-orang yang telah
melakukan cyberbullying terhadap dirinya.
P1 merasa terkejut dan kesal saat mengalami cyberbullying,
sehingga membuat P1 berpikir apa ada sesuatu yang salah pada dirinya
yang menyebabkan P1 menjadi korban cyberbullying. P1 kemudian
menarik diri dengan cara tidak aktif terlebih dulu di media sosial agar
tidak bertambah sedih dan sakit hati. P1 merasa stress mendapat serangan
dari orang yang tidak dikenalinya.
P1 takut untuk bertemu dengan orang lain, bukan hanya di media
sosial tetapi juga bertemu orang yang tidak dikenalnya dalam keseharian.
P1 khawatir di sekolah bertemu dengan orang yang telah melakukan
bullying dirinya di media sosial. Dalam bayangan P1, apabila orang yang
melakukan bullying pada dirinya ketika orang tersbut bertemu dengannya
akan menyalahkan P1. Kekhawatrian ini akhirnya membuat P1 lebih
memilih di dalam rumah saja, tidak mengikuti kegiatan di sekolah. P1
takut salah ngomong atau menyinggung perasaan orang lain sehingga P1
lebih memilih lebih banyak diam di kamar. Ketakutan P1 ketika
melakukan kesalahan tanpa dia sadari sehingga membuat orang lain
marah dan berujung serangan pada dirinya. P1 menjadi sangat berhati-
hati sehingga cenderung menarik diri dengan maksud agar tidak terulang
pengalaman cyberbullying pada dirinya.
Bukan hanya sekali P1 mendapat cyberbullying di medsos.
Sebelumnya, teman-temannya di Line serta BBM (Blackberry
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Messanger) juga memanggil dirinya bukan menyebutkan nama, tetapi
dengan menyebutkan ciri-ciri fisiknya, “boncel”, “monyong”, dan “si
gizi buruk”. P1 merasa minder saat bertemu dengan teman-temannya
sendiri. Hal ini menjadikan P1 merasa badmood saat belajar.
b. Pemilihan jenis Coping Stress
Saat merasa sedih, takut, dan merasa terancam, P1 berdoa semoga
orang-orang yang menyerangnya merasa capek sendiri lalu berhenti
melakukan cyberbullying. Ketika perasaan tersebut muncul, kadang-
kadang PI juga berusaha melupakannya dengan bersikap tidak peduli dan
lebih cuek dengan harapan si pelaku bullying berhenti dengan sendirinya.
Saat yang sama, P1 tetap berdoa semoga dirinya terjauh dari tindakan
bullying. Meskipun demikian, P1 terkadang juga masih kepikiran
sehingga P1 memilih beralih ke agama ketika berada dalam situasi
tertekan dalam dirinya dengan cara berdoa. Agama menjadi sarana
reinterpretasi positif maupun upaya dalam menghadapi stressor.
P1 berusaha melupakan dampak bullying dengan cara bermain
game. P1 bermain game untuk mengalihkan perhatian. Dalam hal ini, P1
memilih untuk mengurangi serta menghilangkan respon emosional
ketika dirinya mengalami tekanan. Cara lain yang dilakukan P1 yaitu
dengan memutar musik yang beraliran agak keras yang dapat
meningkatkan adrenalin sehingga dapat mengusir rasa galau. Menurut
P1, bermain game atau mendengarkan musik merupakan cara efektif
untuk melupakan masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
P1 menceritakan kasus bullying yang dialaminya kepada temannya.
Bercerita kepada teman dekat dapat memberikan dukungan pada P1 agar
tidak selalu berpkiran tentang bahwa orang lain membicarakan hal-hal
negatif tentang dirinya. Teman-teman memberikan hal positif kepada P1
juga respect pada taman-temannya.
Bullying yang dialami P1 di masa sekolah sebelumnya juga pernah
terjadi. P1 dipanggil dengan panggilan yang buruk yaitu: “boncel’,
“monyong”, dan “si gizi buruk”. Pada awalnya merasa tidak ada masalah,
teman-teman memanggil demikian, tapi lama kelamaan membuat P1
merasa minder dan badmood. P1 tidak mau menceritakan masalah
sesungguhnya ketika ditanya orang tuanya. P1 biasa mengatakan baru
berantem sama teman.
P1 menghadapi masalah bullying tersebut dengan meminta teman
yang biasa memanggil dengan panggilan buruk untuk memanggil dengan
namanya saja. Satu persatu akhirnya teman-teman bisa mengerti
sehingga tidak lagi memanggil P1 dengan panggilan yang buruk. Dalam
hal ini P1 melakukan aktivitas sebagai upaya menyelesaikan masalah dan
mengabaikan urusan lain untuk dapat konsentrasi dalam menghadapi
stressor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
2. Analisis data partisipan 2
a. Jenis Cyberbullying
Cyberullying yang dialami P2 berupa ejekan hingga panggilan
bukan dengan nama asli yaitu dengan nama hewan. Selain itu, P2 sempat
dilecehkan fisiknya oleh pelaku dengan mengatakan dirinya hitam serta
ada juga yang mengatakan kata-kata kasar yang membuat dirinya kesal,
kecewa dan selalu membuat pikiran dengan hal yang tidak mengenakkan
untuk P2. Jenis bullying yang menyerang kondisi fisik atau penampilan
lebih dikenal dengan body shaming. P2 dilecehkan dengan menyebut
fisik dirinya yang dikatakan sebagai berkulit hitam. Durasi cyberbulling
dirasakan P2 sangat lama karena karena pelaku juga adalah dari
lingkungan teman-temannya sendiri. Karena pelaku ada di lingkungan
teman-temanya sendiri, frekuensi cyberbullying juga dirasakan P2
sebagai sangat sering. Awalnya P2 hanya bercanda saja, akan tetapi
ditanggapi serius dan terus berulang-ulang dirinya dipanggil dengan
nama hewan dan kata-kata kasar. Cyberbullying yang menjadikan
kondisi fisik sebagai objek bullying.
Cyberbullying yang dirasakan telah membuat P2 merasa kesal dan
kecewa serta malas untuk beraktivitas. P2 khawatir apa yang
dirasakannya diketahui oleh ibunya karena P2 yakin ibunya yang selalu
melindungi dirinya akan juga merasakan sedih dan kecewa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
b. Pemilihan jenis Coping stress
Ketika merasakan dampak dari stress yang dialaminya, P2 pernah
menceritakan tindakan cyberbullying kepada teman untuk meminta saran
bagaimana sebaiknya menghadapi perlakuan seperti itu. Temannya
menyatakan tidak rela P2 diperlakukan tidak semestinya. P2 merasa
mendapat dukungan dan merasa ada keberanian untuk menghadapi
masalah. Dalam hal ini P2 berupaya mendapatkan dukungan moral,
simpati dan pemahaman dari orang lain.
Coping stress yang dipilih P2 tampak pada pilihan untuk tidak mau
menambah masalah dengan cara menghindari kemungkinan timbul
masalah. Akan tetapi P2 sudah mengambil sikap menunggu, apabila
bullying benar-benar sudah keterlaluan maka P2 berniat untuk
mendatangi pelaku guna menyelesaikan masalahnya. Selama
menghadapi bullying, ketika ada dukungan dari teman dekatnya, P2
sudah merasa memiliki mood yang baik untuk beraktivitas. Dalam hal
ini, P2 memilih coping dengan cara menunggu saat yang tepat untuk
dapat bertindak maupun tidak bertindak dalam mengambil keputusan
secara cepat. P2 siap bertindak menghadapi pelaku bullying apabila
bullying masih berlanjut atau bertambah parah.
Selain itu, P2 juga biasa membawa masalah dalam doa agar tenang.
Doa dilakukan terutama saat tidak ada orang yang bisa diajak untuk
membicarakan masalah bullying yang dialaminya. Menurut pengalaman
P2, saat sudah berdoa akan merasa lebih tenang meskipun tidak langsung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
selesai. Dengan berdoa selalu ada jalan keluarnya. Agama memiliki
fungsi untuk mendukung emosional serta menjadi sarana reinterpretasi
positif maupun upaya dalam menghadapi stressor sehingga menemukan
jalan keluar dari masalah.
Cara yang paling tepat untuk mengubah keadaan menurut P2
adalah dengan ketemu langsung orangnya diajak bicara baik-baik untuk
menyelesaikan masalahnya. P2 ingin mengetahui maskud dari perkataan
pelaku. Apabila tidak bisa diajak bicara baik-baik, P2 mengaku siap
berkelahi.
3. Analisis data partisipan 3
a. Jenis Cyberbullying
P3 disering karena penampilan fisiknya yang dipandang jelek,
terutama rambutnya. Jenis bullying yang menyerang kondisi fisik atau
penampilan lebih dikenal dengan body shaming. P3 dilecehkan dengan
menyebut rambutnya yang keritik dan jelek. Durasi cyberbulling
dirasakan P3 sangat lama karena karena pelaku juga adalah dari
lingkungan pertemenannya di media sosial. Frekuensi cyberbullying
juga dirasakan P3 sebagai sangat sering.
Stres yang dirasakan P3 bersumber dari komentar teman tentang
rambutnya yang keriting. P3 merasa insecure terhadap rambutnya.
Insecure adalah istilah untuk menggambarkan perasaan tidak aman yang
membuat seseorang merasa gelisah, takut, malu, hingga tidak percaya
diri. Rambut P3 sering menjadi bahan bullying sehingga dirinya merasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
takut dan tidak percaya diri. Ketika P3 bersosialisasi di sosial media,
yang paling ditakutkan adalah apabila muncul pembicaraan tentang
rambut.
Kondisi rambut yang “aneh” diterima P3 sebagai suatu kenyataan
yang harus diterima, meskipun bullying telah menjadikan dirinya malas
beraktivitas termasuk malas keluar rumah. P3 menutup diri dari orang-
orang yang kemungkinan akan memandang aneh pada rambutnya. P3
selalu kepikiran bahwa orang lain akan mengatakan dirinya alay (norak,
berlebihan) dan ngga danta (tidak jelas).
b. Pemilihan jenis Coping stress
Sikap yang diambil P3 terhadap dampak stres yang dialami yaitu
dengan memilih banyak nongkrong di café atau di tempat lain yang
nyaman. P3 meminta saran kepada teman bagaimana menyikapi masalah
seperti yang sedang dialaminya. Saran dari teman dibutuhkan P3 agar
bisa mengambil sikap dengan benar. Tindakan P3 tersebut
memperlihatkan hal positif yang didapat P3 yaitu kesadaran diri P3 untuk
juga mengubah diri sendiri lebih dulu sebelum menuntut orang lain.
Setelah mengikuti pendapat teman. P3 merasa lega dan senang karena
ada perhatian yang positif dari teman.
4. Integrasi Ketiga Partisipan
Karakteristik dari setiap partisipan tentu mendapatkan hasil yang
berbeda. Pada P1 merupakan orang yang aktif dan mudah bersosialisasi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
teman sebayanya baik dengan perempuan dan laki-laki. Mengenai
karakteristik, P2 merupakan orang yang penurut dengan orang tuanya terutama
dengan ibunya. Selain itu, P2 jarang berpergian keluar rumah dan lebih
memilih untuk di rumah saja. Sedangkan P3 merupakan orang memiliki jiwa
bersosial yang baik dan aktif di dalam keluarganya dan sering berkumpul
dengan teman-temannya. Dari ketiga partisipan, terdapat dua di antaranya
merupakan orang yang lebih mudah bersosialisasi dengan lingkungan
sekitarnya seperti keluarga dan teman sebayanya. Namun untuk P2 lebih
memilih menjalin kedekatan dengan sosok ibu yang selalu menjaganya.
Analisis terhadap tiga partisipan mengungkapkan sejumlah coping
stress yang dilakukan oleh remaja korban cyberbullying. Partisipan tidak selalu
menggunakan satu jenis coping sehingga memunculkan coping stress yang
dinamis. Setidaknya, ada 5 (lima) coping stress yang dilakukan partisipan
yaitu (1) turning to religion, (2) seeking of emotional social support, (3)
suppression of competing activities, (4) resistant coping, dan (5) seeking of
instrumental social support. Dinamika coping stress partisipan merupakan
respon terhadap situasi dan kondisi saat dirinya mengalami stres.
Turning to religion dipilih partisipan ketika tidak ada orang yang bisa
diajak untuk membicarakan masalah bullying yang dialaminya. Artinya, ketika
ada kesempatan bertemu teman dekat untuk membicarakan bullying yang
dialaminya, partisipan memilih membicarakan kasusnya bersama teman untuk
mendapatkan dukungan.
“Jadinya saat aku tidak bisa ngobrol sama siapa siapa, kalau udah berdoa
sudah merasa lebih enak.” (Partisipan 2, baris 457-458).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Dinamika coping stress tampak pada perubahan coping dari turning to
religion ke seeking of emotional social support. Pilihan untuk mendapatkan
dukungan yang dilakukan P1 memperlihatkan coping yang di mana P1 berupaya
untuk mendapatkan dukungan moral, simpati dan pemahaman dari orang lain.
Saat tidak ada seorang pun bisa diajak berbagi perasaan atau bercerita,
partisipan cenderung melakukan turning to religion. Partisipan berdoa semoga
cyberbullying berhenti, partisipan berdoa semoga bisa tenang dan mendapatkan
jalan keluar dari masalahnya. Ketika partisipan merasakan ada teman untuk
berbagi, maka partisipan akan menceritakan kepada teman tentang kasus
bullying yang dialaminya.
Dinamika coping stress berubah menjadi restraint coping sebagaimana
dikemukakan Partisipan berikut:
“Terus juga aku kaya bakal nunggu nih, sampe seberapa parah dia
berucap yang gak bener sama aku. Kalo udah parah, baru aku samperin
utk nyelesaiin masalahnya..... udah bisa nanyain maksudnya dia kaya gitu
ke aku tuh lega jadinya, kalo bisa dimaklumi ya maklum kalo enggak ya
mungkin bisa gelut.”(Partisipan 2, baris 330-333).
Coping stress berupa turning to religion juga berubah menjadi
suppression of competing activities sebagaimana dikemukakan partisipan
berikut:
“Terus juga kadang aku mengabaikan kaya bodo amatlah lu mau bilang
apa sama gue, lagi pula pada akhirnya lu juga diem sendiri. Aku lebih
cuek kak...aku sih melampiaskan ke kaya main game aja gitu sih kak
karena ya biar gak kepikiran juga kan.” (Partisipan 1, baris 192-194).
Perubahan coping stress ini terjadi karena dalam kenyataannya, ketenangan yang
didapat setelah berdoa menjadikan partisipan merasa memiliki daya tahan lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
kuat, namun belum menyelesaikan masalah. Sumber masalah tetap tidak
tertangani sehingga masih muncul dampak stres berikutnya.
Dinamika coping stress dari turning to religion juga dapat menjadi
seeking of instrumental social support sebagaimna dikemukakan partisipan
berikut:
“Saya selalu berdoa juga biar jauh dari hal-hal yang kaya begitu. Akunya
aja sih kak yang cerita ke temen ku soal kejadian yang menurutku parah
aja sih.....cukup buat aku lebih step up lagi sih kak, memberi support
lebih untuk aku biar gak selalu kepikiran yang orang lain bilang negatif
tentang diriku. Selagi memberi hal positif aku bakalan respect sama dia
kak.” (Partisipan 1, baris 207-208, 211-212, 228-232).
Partisipan telah berdoa agar hatinya tenang dan jalan keluar terpecahkan,
saat yang sama partisipan juga membutuhkan dukungan sosial agar partisipan
berani menghadapi kenyataan sehingga kemudian memilih coping stress yang
berfokus pada masalah yaitu seeking of instrumental social support.
Dukungan sosial yang didapat partisipan menjadikan partisipan merasa
lebih kuat menghadapi masalah, akan tetapi dapat pula dukungan sosial hanya
berfokus pada menghilangkan emosi akibat stres yang dihadapi, bukan
penyelesaikan masalah itu sendiri sebagaimana dikemukakan partisipan berikut ini.
“Intinya ketika saya ada masalah begitu cukup dikasih semangat saja agar
saya bisa menaikkan mood saya. Kalau tidak begitu, ya aku ambil yang
baik baik saja dari kejadian itu.” (Partisipan 2, baris 336-338)
Pilihan partisipan untuk mengambil yang baik-baik dari peristiwa
bullying yang dialami menunjukkan upaya mendapatkan persepsi positif
sehingga secara emosi tidak lagi merasa stres. Coping stress demikian disebut
positive reinterpretation. Fokus partisipan pada penyelesaian emosi yang
diakibatkan oleh bullying yang dialaminya, bukan pada sumber masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Dinamika coping stress partisipan yang berfokus pada masalah yaitu dari
coping stress jenis planning ke seeking of instrumental social support. Coping
stress jenis planning yaitu sebuah cara untuk berpikir bagaimana individu
menghadapi stressor. Individu akan melalukan sebuah rencana untuk mengatur
strategi mengenai langkah yang akan diambil serta memikirkan bagaimana cara
terbaik untuk menghadapi masalah tersebut. Perubahan dari planning ke jenis
seeking of instrumental social support tampak pada penjelasan partisipan dalam
kutipan berikut:
“Biasanya saya menyelesaikan masalahnya dengan menanyakan apa
maksud orang (pelaku) melakukan bullying kepada saya. Jadi saya
menanyakan maksudnya dia agar dia tidak makin parah membuli orang
lain. Terus gua juga kaya nanyain ke temen gua gitu bang kaya minta
saran.... saya mendapatkan gambaran apa yang sebaiknya saya lakukan
untuk mengubah diri lebih baik sebelum melakukan suatu hal.”
(Partisipan 2, baris 334 – 336).
Dinamika coping stress yang dilakukan partisipan perubahan fokus
partisipan dari problem focused coping kepada emotion-focused coping atau
sebaliknya dari emotion-focused coping kepada problem focused coping.
Dinamika coping stress terjadi sebagai suatu pilihan terkait dengan respon
partisipan terhadap dampak stress yang dialami.
5. Temuan Baru dalam Penelitian
Coping stress yang dilakukan korban cyberbullying bervariasi dan
bersifat dinamis. Dikatakan bervariasi karena antara informan satu dan informan
lain berbeda-beda dalam memilih coping stress. Perbedaan ini merupakan hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
dari respon yang berbeda-beda antara satu korban dengan korban lainnya dengan
mempertimbangkan kemungkinan respon dari pihak lain.
Coping sress dikatakan dinamis karena korban bullying tidak selalu
melakukan respon yang sama setiap kali menghadapi bullying. Remaja korban
cyberbullying suatu saat berfokus pada emosi (emotion-focused coping), pada
saat yang lain berfokus pada masalah (problem focused coping). Temuan
penelitian menunjukkan dinamika coping stress lebih didasarkan pada apa yang
dirasakan dan apa yang diharapkan korban. Ketika korban mengharapkan semua
akan baik-baik saja, korban memilih untuk berdoa sebagai bentuk coping stress.
Ketika muncul kesadaran untuk menghilangkan rasa malas akibat bullying,
korban kembali berfokus pada masalah (problem focused coping).
Tindakan korban dalam melakukan coping stress juga dipengaruhi oleh
situasi dan kondisi di mana korban sedang merasakan stres. Saat merasa stres
dan kebetulan tidak ada orang lain, maka korban cenderung untuk berdoa atau
mengalihkan perhatian pada aktivitas lain. Ketika korban merasa menemukan
orang yang dianggap tepat untuk memberikan dukungan sosial, maka korban
akan memilih jenis coping stress yang bisa memberikan dukungan sosial
padanya.
Pertimbangan korban untuk mendapatkan dukungan sosial umumnya
adalah teman dekat. Orang tua atau saudara bukan menjadi pilihan utama untuk
mendapatkan dukungan sosial karena remaja cenderung lebih terbuka pada
teman sebaya. Ada korban yang mengungkapkan masalahnya pada ayah, tetapi
merasa tidak puas dengan respon ayahnya. Ada juga korban yang justru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
menyembunyikan masalah bullying yang dialaminya agar tidak diketahui
orangtuanya. Alasannya, korban tidak ingin ibunya ikut merasa sedih
memikirkan stres yang dialami anaknya.
D. Pembahasan
Berdasarkan analisis terhadap coping stress dan karakteristik partisipan
tampak ada kaitan dengan dinamika coping stress. Ketika korban merasakan
stres, maka respon yang muncul diantaranya berusaha menenangkan diri
dengan berdoa, menghindari sumber stres atau menyibukkan diri agar tidak
memikirkan sumber stres sehingga korban lebih berfokus pada emosi yang
ditimbulkan oleh stres. Pada saat yang lain, ada juga korban yang memilih
berfokus pada sumber masalah yaitu si pelaku cyberbullying. Korban yang
berfokus pada sumber masalah ternyata sebelumnya tetap melakukan coping
stress yang berfokus pada emosinya terlebih dulu.
Tindakan korban melakukan coping stress biasanya dengan memilih
menghadapi masalah secara sendiri terlebih dulu. Selanjutnya, ketika korban
masih merasakan adanya rasa stres, korban cenderung meminta dukungan dari
orang lain baik untuk mengatasi emosi yang diraskan ataupun untuk
menghadapi sumber masalah. Dalam mencari dukungan, korban bersikap
selektif yaitu hanya kepada teman atau sahabat yang sebaya. Korban tidak
menjadikan orang terdekat dari lingkungan keluarga sebagai sumber dukungan.
Dengan demikian, coping stress menjadi dinamis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Berdasarkan analisis terhadap tiga partisipan mengungkapkan sejumlah
coping stress yang dilakukan oleh remaja korban cyberbullying. Partisipan tidak
selalu menggunakan satu jenis coping sehingga memunculkan coping stress
yang dinamis. Setidaknya, ada 5 (lima) coping stress yang dilakukan partisipan
yaitu 1) turning to religion, 2) seeking of emotional social support, 3)
suppression of competing activities, 4) restraint coping, dan 5) seeking of
instrumental social support. Dinamika coping stress partisipan merupakan
respon terhadap situasi dan kondisi saat dirinya mengalami stres.
Coping stress berupa turning to religion dan seeking of emotional social
support, merupakan jenis emotional focused coping. Jenis emotional focused
coping lebih banyak digunakan oleh remaja dengan persepsi kemampuan
mengontrol situasi yang kurang baik (Nurhidayati, Prabamurti & Husodo,
2019). Artinya, remaja korban bullying yang kurang memiliki kemampuan
mengontrol situasi cenderung memilih emotional focused coping. Sebaliknya,
remaja yang memilki kemampuan mengontrol situasi akan lebih memilih
problem focused coping.
Salah satu jenis coping yang berfokus pada emosi yaitu turning to
religion. Partisipan memilih turning to religion ketika tidak ada orang yang
pantas dan bisa diajak untuk membicarakan masalah bullying yang dialaminya.
Turning to religion dipilih baik oleh orang dengan spiritualitas tinggi maupun
rendah. Bagi orang dengan spiritualitas tinggi, turning to religion terkait dengan
strategi coping aktif sebagai bagian dari coping adaptive. Coping adaptif
merupakan sikap yang lebih efektif dan bermanfaat dalam mengatasi stres yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
akan menurunkan kondisi tertekan (Carver dkk., 1989). Sebaliknya turning to
religion yang dilakukan oleh orang dengan tingkat spiritualitas yang lebih
rendah cenderung menunjukkan sikap maladaptif. Maladaptive
coping merupakan kecenderungan coping yang kurang bermanfaat dan kurang
efektif dalam mengatasi sumber stres dan dapat menyebabkan masalah lebih
lanjut (Carver dkk., 1989).
Ketika ada kesempatan bertemu teman dekat untuk membicarakan
cyberbullying yang dialaminya, partisipan memilih membicarakan kasusnya
bersama teman untuk mendapatkan dukungan sosial dan emosional. Korban
memilih mencari dukungan dari teman daripada keluarganya. Korban merasa
lebih terbuka untuk menceritakan pengalaman cyberbullying kepada teman
dekatnya, sebaliknya berusaha agar keluarga tidak tahu. Dari sini, dinamika
coping stress tampak pada perubahan coping dari turning to religion ke seeking
of emotional social support ataupun seeking social support. Individu akan
mencoba mengungkapkan perasaan kepada orang lain untuk mendapatkan
simpati, misalnya dengan mengeluh atau melebihkan keadaan yang terjadi pada
dirinya (Bartram & Gardner, 2008).
Saat tidak ada seorang pun bisa diajak berbagi perasaan atau bercerita,
partisipan cenderung akan melakukan turning to religion. Partisipan berdoa
semoga perlakuan cyberbullying yang dialaminya berhenti, partisipan berdoa
semoga bisa tenang dan mendapatkan jalan keluar dari masalahnya. Ketika
partisipan merasakan ada teman untuk berbagi, maka partisipan akan
menceritakan kepada teman tentang kasus bullying yang dialaminya. Dinamika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
coping stress berubah menjadi restraint coping seperti partisipan menunggu
apabila cyberbullying terus berlebihan, sambil mempersiapkan diri untuk
mendatangi pelaku cyberbullying.
Coping stress berupa turn religion juga berubah menjadi suppression of
competing activities merupakan kemampuan individu untuk tetap fokus
menghadapi masalah (Bartram & Gardner, 2008). Perubahan coping stress ini
terjadi karena dua kemungkinan. Pertama, ketenangan yang didapat setelah
berdoa menjadikan partisipan merasa memiliki daya tahan lebih kuat lalu
mempu menemukan solusi untuk mengendalikan keadaan. Kedua, korban belum
menyelesaikan masalah karena sumber masalah tetap tidak tertangani sehingga
masih muncul dampak stres berikutnya.
Dinamika coping stress dari turn religions juga dapat menjadi seeking of
instrumental social support. Partisipan telah berdoa agar hatinya tenang dan
jalan keluar terpecahkan, saat yang sama partisipan juga membutuhkan
dukungan sosial agar partisipan berani menghadapi kenyataan sehingga
kemudian memilih coping stress yang berfokus pada masalah yaitu seeking of
instrumental social support. Biasanya individu akan mencari bantuan dari orang
lain untuk menemukan solusi secara konkret atas permasalahan yang sedang
mereka alami. Dukungan sosial merupakan salah satu pengubah stres. Menurut
Pramadi dan Lasmono (2003) dukungan sosial terdiri atas informasi atau nasihat
verbal atau nonverbal, bantuan nyata atau tindakan yang diberikan oleh
keakraban sosial atau didapat karena kehadiran mereka dan mempunyai manfaat
emosional atau efek perilaku bagi individu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Dukungan sosial yang didapat partisipan menjadikan partisipan merasa
lebih kuat menghadapi masalah, akan tetapi dapat pula dukungan sosial hanya
berfokus pada menghilangkan emosi akibat stres yang dihadapi, bukan
penyelesaikan masalah itu sendiri. Dalam hal ini korban menggunakan seeking
emotional support, yaitu dengan cara korban mencoba mengungkapkan perasaan
kepada orang lain untuk mendapatkan simpati. Hasil penelitian menunjukkan,
partisipan dua meskipun laki-laki memilih emotional focused coping, seeking
emotional support. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Sari (2010) bahwa
perempuan lebih sering menggunakan emotional focused coping karena
cenderung mempersepsikan masalah yang dihadapi dengan emosi-emosinya,
seperti menangis, mengisolasikan diri, berusaha untuk sabar dan menerimanya.
Pilihan partisipan untuk mengambil yang baik-baik dari peristiwa
cyberbullying yang dialami menunjukkan upaya mendapatkan persepsi positif
sehingga secara emosi tidak lagi merasa stres. Dinamika coping stress partisipan
yang berfokus pada masalah yaitu dari coping stress jenis planning ke seeking
of instrumental social support. Coping stress jenis planning yaitu sebuah cara
untuk berpikir bagaimana individu menghadapi stressor. Individu akan
melalukan sebuah rencana untuk mengatur strategi mengenai langkah yang akan
diambil serta memikirkan bagaimana cara terbaik untuk menghadapi masalah
tersebut. Perubahan dari planning ke jenis seeking of instrumental social
support. Dinamika coping stress yang dilakukan partisipan perubahan fokus
partisipan dari problem focused coping kepada emotion-focused coping atau
sebaliknya dari emotion-focused coping kepada problem focused coping.
Dinamika coping stress terjadi sebagai suatu pilihan terkait dengan respon
partisipan terhadap dampak stres yang dialami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil penelitian memperlihatkan adanya dinamika coping stress yang
berbeda dari tiap partisipan. Variasi ini tidak lepas dari stres yang dirasakan
dan situasi yang dihadapi saat mengalami stres. Ada yang semula coping
stress berfokus pada emosi kemudian berubah menjadi coping stress berfokus
pada masalah, atau sebaliknya. Saat stres datang, partisipan berusaha
mengalihkan perhatian dan berharap stres hilang dengan sendirinya, namun
saat sadar sumber masalah masih ada kemudian memilih coping stress dengan
langsung menghadapi masalah. Ada pula partisipan yang semula berfokus
pada masalah kemudian memilih berfokus pada emosi dengan cara mencari
kesibukan sambil menunggu momentum untuk menghadapi sumber masalah.
Semula melakukan coping stress dengan tipe seeking of instrumental social
support berubah menjadi positive reinterpretation.
Coping stress berfokus pada masalah pun tidak statis pada satu tipe.
Misalnya semula melakukan coping stress tipe planning berubah ke tipe
seeking of instrumental social support. Coping stress berfokus pada emosi
tampak lebih dinamis. Partisipan semula mengambil coping stress tipe turn
religions berubah ke tipe positive reinterpretation yaitu dengan membangun
persepsi positif sehingga secara emosi tidak lagi merasa stres. Ada pula yang
berubah dari berfokus pada emosi dengan tipe turn religions ke tipe seeking
of instrumental social support yang berfokus pada masalah. Ada yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
berubah dari turning to religion ke tipe ke seeking of emotional social support
untuk mendapatkan dukungan moral, simpati dan pemahaman dari orang lain.
Dari turning to religion berubah ke tipe suppression of competing activities
yaitu dengan mengabaikan urusan lain agar bisa fokus menghadapi stressor.
Coping stress dikatakan dinamis karena korban cyberbullying tidak
selalu melakukan respons yang sama setiap kali menghadapi cyberbullying.
Remaja korban bullying satu saat berfokus pada emosi (emotion-focused
coping), pada saat yang lain berfokus pada masalah (problem focused
coping). Temuan penelitian menunjukkan dinamika coping stress lebih
didasarkan pada stress yang dirasakan, situasi dan kondisi serta apa yang
diharapkan korban. Semua partisipan pada awalnya melakukan coping stress
yang berfokus pada emosi, setelah kondisi stres terkendali partisipan
melakukan coping stress yang berfokus pada masalah.
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan metodologis sebagai berikut:
1. Topik yang diteliti masuk kategori sensitif karena mengusik harga diri
subjek penelitian sehingga ada kemungkinan data yang dibutuhkan dalam
penelitian ini belum semua diungkapkan semua oleh subjek. Ada hal-hal
yang mungkin lebih sensitif lagi yang tidak diungkapkan.
2. Kejadian cyberbulying sudah lama yaitu ketika subjek masih SMP dan
SMA, akan tetapi dampak yang ditimbulkan ternyata masih dirasakan
meskipun subjek sudah berstatus mahasiswa. Kondisi ini menjadikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
pertanyaan-pertanyaan yang lebih tajam untuk menggali dampak stres
tidak banyak dilakukan peneliti.
3. Dalam pengumpulan data, penentuan subjek penelitian tidak
memperhatikan aspek representasi dari keberagaman remaja korban
cyberbullying sehingga dimungkinkan tidak dapat digeneralisasi.
C. Saran
1. Bagi remaja korban cyberbullying
Remaja korban cyberbullying sebaiknya memilih cara yang efektif
dalam menanggulangi perilaku tersebut, seperti berdoa dan
mengupayakan adanya dukungan dari orang terdekat yang sekiranya bisa
memahami dirinya dan masalahnya untuk menghadapi sumber masalah
yang menyebabkannya stres. Remaja korban cyberbullying untuk
sementara menghindari sumber masalah dengan tetap melakukan
kegiatan-kegiatan positif, namun juga berusaha menghadapi sumber
masalah agar dirinya tidak lagi menjadi korban bullying.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Peneliti berikutnya perlu menggali informasi lebih banyak tentang
coping stress yang lebih variatif dari korban, misalnya dengan memilih
partisipan yang sedang atau baru saja menjadi korban cyberbullying, dan
partisipan yang pernah menjadi korban cyberbullying. Pengumpulan data
dengan melibatkan konselor yang memberikan konseling kepada
partisipan akan menghasilkan data yang lebih kaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
DAFTAR PUSTAKA
Adiputra, S. (2015). Keterkaitan self-efficacy dan self-esteem terhadap prestasi
belajar mahasiswa. Jurnal Fokus Konseling, 1(2). 151-161.
https://ejournal.umpri.ac.id/index.php/fokus/article/view/101/53.
Bartram, A & Gardner, D. (2008). Coping with stress. In Practice, 30, 228-231.
Baron, R. A & Byrne, D. (2003). Psikologi sosial (1). Erlangga.
Baron, R. A & B, Donn. (2005). Psikologi sosial (2). Erlangga.
Bayani, I & Sarwasih, S. (2013). Attachment dan peer group dengan
kemampuan coping stress pada siswa kelas vii di SMP RSBI Al-Azhar 8
Kemang Pratama. Jurnal Soul, 6(1), 77-96.
https://portalgaruda.fti.unissula.ac.id/index.php?ref=browse&mod=viewart
icle&article=94985
Beran, T & Li, Q. (2007). The relationship between cyberbullying and school
bullying. Journal of Student Wellbeing, 1(2), 15-33.
https://doi.org/10.21913/jsw.v1i2.172.
Besag, V.E. (1994). Bullies and victims in schools. Open University Press.
Besser, A & Priel, B. (2003). Trait vulnerability and coping strategies in the
transition to motherhood. Current psychology: Developmental, learning,
personality, social, 22(1), 57-72. https://doi.org/10.1007/s12144-003-1013-
7.
Bottino, S.M.B., Bottino, C.M.C., Regina, C.G., Correia, A.V.L. & Ribeiro, W.S.
(2015). Cyberbullying and adolescent mental health: Systematic review.
Cad. Saúde Pública, 31(3). 463-475. http://dx.doi.org/10.1590/0102-
311X000361 14.
Budiarti, A. I. (2016). Pengaruh interaksi dalam peer group terhadap perilaku
cyberbullying siswa. Jurnal Pemikiran Sosisologi, 3(1), 1-15.
https://journal.ugm.ac.id/jps/article/view/23522/15519.
Burgess-Proctor, Amanda, Sameer. H., & Justin W. Patchin. (2009).
Cyberbullying research summary: Victimization of adolescent girls.
https://cyberbullying.org/cyberbullying_girls_victimization.pdf.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Cartwright, M., Wardle, J., Steggles, N., Simon, A.E., Croker, H., & Jarvis, M.J.
(2003). Stress and dietary practices in adolescents. Health Psychology, 22,
362- 369. https://doi.org/10.1037/0278-6133.22.4.362.
Carver, C.S., Scheier, M. F & Weintraub, J.K. (1989). Assessing coping strategies:
A theoretically based approach. Journal Pers Social Psychology, 56, 267-
288. https://doi.org/10.1037/0022-3514.56.2.267.
Coloroso, B. (2007). The Bully, The Bullied, and The Bystander. New York:
HarperCollins.
Creswell, J. W (2012). Research design pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan
mixed. Pustaka Pelajar.
Ditch the Label (2020), The annual report bullying survei,
https://www.ditchthelabel.org,
Dwipayanti, I. A. S & Indrawati, K. R. (2014). Hubungan antara tindakan bullying
dengan prestasi belajar anak korban bullying pada tingkat sekolah dasar.
Jurnal Psikologi Udayana, 1(2), 251-260.
https://doi.org/10.24843/jpu.2014.v01.i02.p04.
Ekasari, A & Yuliyana, S. (2012). Kontrol diri dan dukungan teman sebaya dengan
coping stress pada remaja. Jurnal Soul, 5(2), 55-66.
https://garuda.ristekbrin.go.id/documents/detail/1381220.
Feist, Jess & J. Feist Gregory. (2008). Theories of Personality. Pustaka Pelajar.
Fekkes, M, Pijpers, F. I. M & Verloove-Vanhorick S. P. (2004). Bullying: Who
does what, when and where? Involvement of children, teachers and
parents in bullying behavior. Health Education Research, 20(1), 81–91.
https://doi.org/10.1093/her/cyg100.
Gini, G. & Pozzoli, T. (2013). Bullied Children and Psychosomatic Problems: A
Metaanalysis. Pediatric. 132(4). 720–729.
https://pediatrics.aappublications.org/content/pediatrics/132/4/720.full.pdf.
Gunarsa, S. (2002). Psikologi remaja. PT. BPK Gunung Mulia.
Ghufron, M.N & Risnawati, S. R. (2010). Teori-teori psikologi. Ar-ruz Media
Group.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Hartati, N & Kinanti, D. R. (2017). The effects of self-esteem, social support, and
religious orientation toward cyberbullying intention on adolescents at senior
high school. TAZKIYA Jurnal of Psychology, 5(2). 191-201.
https://doi.org/10.15408/tazkiya.v22i2.8400.
Heiman & Kariv. (2005). Task-oriented versus emotion-oriented coping strategies:
The Case of College Students. College Student Journal, 39(1), 72-89.
https://www.researchgate.net/publication/287831370Taskoriented_versus_
emotion-oriented_coping_strategies_The_case_of_college_students.
Herdiansyah, H. (2015). Metodologi penelitian kualitatif untuk ilmu psikologi.
Salemba Humanika.
Hidayati, N. (2012). Bullying pada anak: analisis dan alternatif solusi. Jurnal
INSAN, 14(1), 41-48. https://www.journal.unair.ac.id/download-fullpapers-
artikel%205-14-1.pdf.
Hinduja, S & Justin W. P. (2010). Bullying, Cyberbullying and suicide. Archives of
Suicide Research. 14,(3) 206-221.
https://doi.org/10.1080/13811118.2010.494133.
HIMPSI. (2010). Kode etik psikologi Indonesia. Pengurus Pusat Himpunan
Psikologi Indonesia.
Hurlock, E. B. (1980). Developmental psychology a life-span approach (edisi
kelima). Mc Graw- Hill Companies.
Hurlock, E. (2004). Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang
kehidupan. Terjemahan Istiwidianti dan Soedjarwo. Erlangga.
Jalal, N. M., Idris, M. & Muliana. (2021). Faktor-faktor cyberbullying pada remaja.
Jurnal IKRA-ITH Humaniora, 5(2), 146-154.
Jatmika, S. (2010). Genk Remaja, Anak Haram Sejarah ataukah Korban
Globalisasi? Kanisius.
Jayani D.H., (2019). Survei APJII: 49% Pengguna Internet Pernah Dirisak di
Medsos, https://databoks.katadata.co.id, diakses 25 Juli 2021
KPAI. Data Kasus Pengaduan Anak 2016 – 2020. (2021, Mei 18).
https://bankdata.kpai.go.id/tabulasi-data/data-kasus-pengaduan-anak-2016-
2020.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Lazarus, R. S. (1993). From psychological stress to the emotion: A history of
changing outlooks. Annu Rev. Psychology, 44, 1-21.
https://doi.org/10.1146/annurev.ps.44.020193.000245.
Lazarus, R.S. & Folkman, S. (1984). Stress, appraisal, and coping. Springer
Publishing Company.
Maramis W.F. (2005). Catatan ilmu kedokteran jiwa. Airlangga University Press.
Meiriana, A. (2016). Hubungan antara coping stress dan dukungan sosial dengan
motivasi belajar pada remaja yang orang tuanya bercerai (Samarinda).
Jurnal PSIKOBONEO, 4(2), 396-406. http://e-
journals.unmul.ac.id/index.php/psikoneo/article/view/4007.
Muhammad. (2009). Aspek perlindungan anak dalam tindak kekerasan (bullying)
terhadap siswa korban kekerasan di sekolah. Jurnal Dinamika Hukum, 9,
230 - 236. https://doi.org/10.20884/1.jdh.2009.9.3.234.
Moleong, L. J (2014). Metodologi penelitian kualitatif. Remaja Rosdakarya.
Monks, F. J. (2002). Psikologi Perkembangan. Gajah Mada University Press.
Nevid, J. S., Rathus, S. A., & Greene, B. (2014). Abnormal psychology in a
changing world. Pearson.
Newman, B.M. & Newman, P.R., (2012). Development through life: A
psychosocial approach. Belmont: Cengage Learning.
Newall, M. Global Views on Cyberbullying. (2018, Juni 27). IPSOS.
https://www.ipsos.com/en/global-views-cyberbullying.
Ningrum, D. W. (2011). Hubungan antara optimism dan coping stress pada
mahasiswa UEU yang sedang menyusun skripsi. Jurnal Psikologi, 9(1), 41-
47. https://www.neliti.com/publications/126155/hubungan-antara-
optimisme-dan -coping-stres-pada-mahasiswa-ueu-yang-sedang-menyusun
skripsi.
Nisfiannoor, M. & Yulianti, E. (2005). Perbandingan perilaku agresif antara remaja
yang berasal dari keluarga bercerai dengan keluarga utuh. Jurnal Psikologi,
3(1), 1-18. https://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Journal-4962-
M.Nisfiannoor,EkaYulianti.pdf.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Nugroho, A. S, Andrian & Marselius. (2012). Studi deskriptif burnout dan coping
stress pada perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Jiwa Menur
Surabaya. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 1(1), 1-6.
https://journal.ubaya.ac.id/index.php/jimus/article/view/50.
Nurhidayanti, Y. D., Prabamurti, P. N., & Husodo, B. T. (2019). Strategi coping
kejadian bullying (perundungan) siswa smp di wilayah Kecamatan
Banyumanik. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 7(4), 266-272.
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm/article/view/24440.
Pandie, M. M & Weismann, I. Th. J. (2016). Pengaruh cyberbullying di media sosial
terhadap perilaku reaktif sebagai pelaku maupun sebagai korban
cyberbullying pada siswa Kristen SMP Nasional Makassar. Jurnal Jaffray,
14(1). 43-62. https://ojs.sttjaffray.ac.id/JJV71/article/view/188/pdf_142.
Papalia, D.E., Olds, S.W., dan Feldman, R.D. (2001). Human Development (eight
edition). McGraw-Hill.
Papalia Diane. E, Diana Gross, Ruth Duskin Feldman. (2002). Child Development:
A topical approach. McGraw Hill.
Patchin, J.W., & Hinduja, S. (2010). Cyberbullying and self-esteem. Journal of
School Health, 80(12), 614-621. https://doi.org/10.1111/j.1746-
1561.2010.00548.x.
Pramadi, A. & Lasmono, H.K. (2003). Koping Stres Pada Etnis Bali, Jawa, dan
Sunda. Anima, Indonesian Psychological Journal, 18(4), 327-337.
https://lib.atmajaya.ac.id/Uploads/Fulltext/109526/artikel/Koping%20Stre
s%20Lintas%20Budaya%20-%20Pramadi%20dan%20Lasmono.pdf.
Prasetyo, A. B. E (2011). Bullying di sekolah dan dampaknya bagi masa depan
anak. Jurnal Pendidikan Islam, 1(4), 19-26.
https://doi.org/10.20885/tarbawi.vol4.iss1.art2.
Prasetyo, A & Wurjaningrum, F. (2008). Pengaruh stres terhadap komitmen
mahasiswa-mahasiswa Universitas Airlangga untuk menyelesaikan
pendidikan mereka dengan faktor kecemasan sebagai variabel moderator.
Majalah Ekonomi. 18(3). 257-270.
https://www.neliti.com/publications/4105/pengaruh-stres-terhadap-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
komitmen-mahasiswa-mahasiswa-universitas-airlangga-untuk-
menyelesaikan-pendidikan-mereka-dengan-faktor-kecemasan-sebagai-
variabel-moderator.
Putra, R. P & Ariana, A. D. (2016). Gambaran strategi coping stress pada remaja
korban cyberbullying. Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi. 5(1). 1-10.
http://www.journal.unair.ac.id/download-fullpapers-
jpkkf4cb24e9d62full.pdf.
Rachel. C. V, MD & Aaron E. C, MD, MS. (2007). A aystematic review of
school based interventions to prevent bullying. American Medical
Association, 161, 78-88. https://doi.org/10.1001/archpedi.161.1.78.
Rahmania. P. N. & Yuniar C, I. (2012). Hubungan antara self-esteem dengan
kecenderungan body dysmorphic disorder pada remaja putri. Jurnal
Psikologi Klinis dan Kesehatan, 1(2), 102-109.
http://www.journal.unair.ac.id/filerPDF/jpkk76a52dc72afull.pdf.
Rahayu, F. S. (2012). Cyberbullying sebagai dampak negatif penggunaan teknologi
informasi. Journal of Information System, 8(1), 23-31.
https://doi.org/10.21609/jsi.v8i1.321.
Rahmawati, A & Asyanti, S. (2017). Fenomena perilaku agresif pada remaja dan
penanganan secara psikologi. Seminar Nasional UMS, 1-10.
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/xmlui/bitstream/handle/11617/9257/Adel
ina%20Rahmawati.pdf?sequence=1&isAllowed=y.
Rakhmawati, E. (2013). Pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap perilaku
bullying pada siswa kelas VII SMP H. Isriati Semarang tahun pelajaran
2009-2010. Jurnal Penelitian PAUDIA, 2(1), 142-162.
https://doi.org/10.26877/paudia.v2i1%20mei.366.
Rastati, R. (2016). Bentuk perundungan siber di media sosial dan pencegahannya
bagi korban dan pelaku. Jurnal Sosioteknologi, 15(2), 169-186.
https://doi.org/10.5614/sostek.itbj.2016.15.02.1.
Remaja, Pengertian dan Definisinya. (2011, September 12). Dunia Psikologi.
http://www.duniapsikologi.com/remaja-pengertian-dan-definisinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Rifauddin, M. (2016). Fenomena cyberbullying pada remaja. Jurnal Ilmu
Perpustakaan, Informasi, dan Kearsipan Khizanah Al-Hikmah, 4(1), 35-44.
https://doi.org/10.24252/kah.v4i1a3.
Rudi, T. (2010). Informasi perihal bullying. Edisi Maret 2010.
https://bigloveadagio.files.wordpress.com/2010/03/informasi_perihal_bull
ying.pdf.
Rustiana, E. R. & Cahyati, W. H. (2012). Stress kerja dengan pemilihan strategi
coping. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 7(2), 149-155.
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas/article/view/2811.
Robert V. Kail and John C. Cavanuagh (2016), Human development: A life-span
view, seventh edition. Boston: Cengage Learning.
Safira, T., Suyono, H., & Tentama, F (2016). Cyberbullying, cybervictim, and
forgiveness among Indonesian High School Students. The Turkish online
Journal of Educational Technology, 15(3), 40-48.
https://eric.ed.gov/?id=EJ1106360.
Sanitioso, R. B., Setiady, D. A., & Srisayekti. W. (2015) Harga diri (self-esteem)
terancam dan perilaku menghindar. Jurnal Psikologi, 42(2), 141-156.
https://doi.org/10.22146/jpsi.7169.
Santrock, J.W. (2007). Adolescence (edisi kesebelas). McGraw Hill.
Sarafino, E.P. & Smith, T.W. (2012). Health psychology biopsychosocial
interactions. Seventh Edition, Danvers: John Wiley & Sons.
http://www.wiley.com/go/permissions.
Sari, P. (2010). Coping stress pada remaja korban bullying di sekolahan ”x”. Jurnal
Psikologi, 8(2), 75-81.
https://scholar.google.com/scholar?hl=en&as_sdt=0%2C5&q=Puspita+Sar
i+%282010%29&btnG=.
Sarwono, S. W. (1997). Psikologi Remaja. PT Raja Grafindo Persada.
Sarwono, S. W. (2008). Psikologi perkembangan remaja. PT Raja Grafindo
Persada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Sarwono, R. B. (2019). Menelisik dorongan agresi parapelajar pelaku “klithih” di
Yogyakarta. Jurnal of Counseling and Personal Development, 1(1), 58-70.
https://e-journal.usd.ac.id/index.php/solution/article/view/2260.
Satalina, D. (2014). Kecenderungan perilaku cyberbullying ditinjau dari tipe
kepribadian ekstrovert dan introvert. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan
Ejournal UMM, 2(2), 294-310.
https://ejournal.umm.ac.id/index.php/jipt/article/view/2003/2105.
Sigelman, C.K., & Rider, E. A. (2009). A life-span: Human development. Belmont:
Cengage Learning. https://www.cengage.com/global.
Siswanto. (2007). Kesehatan mental: Konsep, cakupan dan perkembangannya.
Andi.
Sejiwa. (2008). Bullying, Mengatasi kekerasan di sekolah dan lingkungan sekitar
anak. Grasindo.
Sukadiyanto. (2010). Stress dan cara menguranginya. Jurnal Cakrawala
Pendidikan, 1, 55-66. https://doi.org/10.21831/cp.v1i1.218.
Sunyoto, D. (2015). Manajemen dan pengembangan sumber daya manusia. CAPS.
Supratiknya. (2015). Metodologi penelitian kuantitatif dan kualitatif dalam
psikologi. Universitas Sanata Dharma.
Sutjiato, M., Kandou, G. D., & Tucunan. A. A. T. (2015). Hubungan faktor internal
dan faktor eksternal dengan tingkat stres pada mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado. Artikal Penelitian
(JIKMU), 5(1), 30-42.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jikmu/article/view/7176.
Trevi. & Respati, W. S. (2012). Sikap siswa kelas x SMK y Tanggerang terhadap
bullying. Jurnal Psikologi, 10(1), 14-26. https://www.esaunggul.ac.id/wp-
content/uploads/2019/10/126253-ID-none.pdf.
Triantoro, S. (2015). Are dialy spiritual experiences, self-esteem, and family
harmony predictors of cyberbullying among high school student?
International Jurnal of Research Studies in Psychology, 4(3), 23-33.
https://doi.org/10.5861/ijrsp.2015.1103.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Vydia, V., Irliana, N. & Savitri, A. D. (2014). Pengaruh sosial media terhadap
komunikasi interpersonal dan cyberbullying pada remaja. Jurnal
Transformatika, 12(1), 14-18.
https://journals.usm.ac.id/index.php/transformatika/article/view/86/85.
Weiten, W. (2010). Psychology: Themes and variation (edisi kedelapan).
Wadworth.
Widyatama, T. (2010). Kamus psikologi. Widyatama.
Willard, N. (2005). Educator’s guide to cyberbullying addressing the harm caused
by online social cruelty.
Willard, N. (2007). Educator’s guide to cyberbullying and cyberthreats.
Responding to the Challenge of Online Social Aggression, Threats, and
Distress (Research Press).
Whitney, I & Smith, P.K, (1993). A survey of the nature and extent of bullying in
junior/middle and secondary schools. Educational Research, 35(1), 3–25.
https://doi.org/10.1080/0013188930350101.
Wiyani, N. A. (2012). Save our children from school bullying. Ar-Rus Media.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Lampiran Kesepakatan Partisipan 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Lampiran Kesepakatan Partisipan 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Lampiran Kesepakatan Partisipan 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Lampiran Daftar Koding Cyberbullying dan Coping Stress
Hubungan dengan Keluarga
Bapak
Ibu
Kakak
Adik
Cyberbullying
Dikeluarkan dari grup
Dilecehkan secara fisik
Mendapatkan pesan amarah
Mendapatkan ucapan kasar
Dampak cyberbullying
Coping Stress
Emotion Focused Coping (Turning to
Religion)
Emotion Focused Coping (Seeking of
Emotional Social Support)
Emotion Focused Coping (Positive
Reinterpretation)
Emotion Focused Coping (Acceptance)
Problem Focused Coping ( Suppresion
of Competing Activities)
Problem Focused Coping (Seeking of
Instrumental Social Support)
Problem Focused Coping (Resistant
Coping)
Problem Focused Coping (Planning)
Problem Focused Coping (Active
Coping)
Daftar tema partisipan 1
Tema : Hubungan dengan Keluarga (Verbatim 1)
Subtema Verbatim Line Makna
Bapak - - -
Ibu Ee soalnya gak tau sih kak
emang ngerasa enak aja
gitu kalo bilang apa apa
sama mama
37-38 Merasa nyaman
dengan mama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Kakak - - -
Adik - - -
Tema : Hubungan dengan Keluarga (Verbatim 2)
Subtema Verbatim Line Makna
Bapak sama papa sih waktu aku
cerita gitu, papa
nanggepinnya sih ya cuma
sekedar aja kak, maksudnya
cuma kaya “yaudah diemin
aja”.
73-75 Papa menanggapi
cerita subjek hanya
sekedar
Ibu kalo mama bisa dibilang
aku bisa cerita keseharian
ku kaya di sekolah gitu tapi
ya yang menurutku seru
sama kaya yg buat aku aneh
aja
80-83 Cerita keseharian
dengan mama
Kakak Kalo sama kakak sih waktu
cerita cerita sama dia ya
cuma kaya nanya
pengalaman gitu aja sih kak
84-85 Cerita pengalaman
dengan kakak
Adik - - -
Tema : Cyberbullying (Verbatim 1)
Subtema Verbatim Line Makna
Dikeluarkan
dari grup
Eeem dulu jamannya grup
LINE sama WA, nah kalo
misalkan yang di Line itu
yaudah kan kita sering
main bareng terus abis itu
chatting chattingan eh
chatting chattingan Line
gitu, terus yaudah kayanya
mereka juga entah
mungkin juga ada masalah
apa sama aku, terus
mereka tiba-tiba udah
saling nyindir nyindir gitu,
terus abis itu akunya di
keluarin dari grup, entah
kenapa. Kalo di WA sih
kurang lebih juga kaya
gitu kak, lagi biasa biasa
84-94 Teman subjek saling
mensindir namun
subjtek tiba-tiba
dikeluarkan dari grup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
aja tiba-tiba aku udah gak
ada di grup itu. Pas ku
Tanya kenapa aku
dikeluarin jawaban
alibinya dia sih kepencet,
ya kali kepencet? kan gak
mungkin banget, udah gitu
cuma aku yang dikeluarin
Dilecehkan
secara fisik
Emm waktu itu sih,
pernah kaya ada orang
yang di twitter gitu aku
kan badannya kurus, nah
dia kaya nyindir
ngelecehin ngomongnya
kaya lagi pas mention
sama temen ku yang se-
geng gitu dulunya. Kaya
ngmong ee “itu lho, yang
kurus itu ee nyebelin
ngomongnya itu” ya gitu
pokoknya ngehina ngehina
fisik gitu. Gimana ya kak
kenapa harus bawa bawa
fisik wong ini anugrah
dari Tuhan.
98-104 Orang lain mengatakan
bahwa diri subjek yang
kurus
Oh ya, ada juga kak waktu
itu aku lagi jerawatan gitu
kan. Aku jadiin foto profil
di WA ada temenku yang
nyeleneh bilang “itu
jerawat apa gunung
meletus? Merah merah
amat muka lo” disitu aku
langsung jleb dihati. Apa
iya orang udah gitu cewek
gak boleh jerawatan
kayadirinya yang paling
sempurna ajaa
104-
109
Seorang teman yang
melecehkan wajah
subjek
Mendapatkan
pesan amarah
Jadi temen aku abis
ngeluarin aku dari grup,
itu kan aku tanya dong
sama dia personal gitu,
aku tanya “eee, kenapa
kok aku di keluarin dari
grup? Terus aku juga
tanya “kenapa kok nyindir
121-
138
Teman subjek yang
tidak suka dengan
tingkah laku subjek
yang berkomunikasi
dengan pacarnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
nyindir aku gitu di
twitter?” Gitu. Soalnya dia
bikin status gitu tentang
aku dan aku merasa kak
itu buat aku. Terus tiba
tiba dia kaya marah-marah
gitu, marah-marah sama
aku ngomong, intinya tuh
ngomong kalo aku deketin
cowoknya dia padahal aku
tuh gak ada deketin sama
sekali gitu. Secara aku
main sama siapa aja
masuk kak. Temen ku
cowok juga banyak kali
gak cuma satu dua orang
aja kan. Eeee mungkin,
mungkin aja dia dapet
eeee pesen gitu dari
temennya dia yg ngeliat
pas aku sama cowoknya
dia, mungkin lagi ngobrol
atau lagi apa itu tapi aku
juga gak ada apa apa sama
cowok itu, terus dia
ngomel ngomel gitu eee
terus pokoknya dia
ngomel ngomel, terus
bingung harus ngelakuin
apa. Nyerocos apa yang
dia keluarin dari uneg-
unegnya kak. Jadinya ya
aku di semprot gitulah
dengan semua amarah
yang dia rasakan sama itu
orang.
Mendapatkan
ucapan kasar
Eeee waktu itu sih kak,
aku gak tau siapa kan di
twitter ada orang tiba tiba
nge-retweet postingan ku
katanya “ini orang apa
banget sih caper gak jelas”
tapi gak masuk akal. Terus
dia nambahin bilang juga
“udah gitu jelek lagi”.
Aku disitu tuh kaya, anjir
141-
150
Orang yang tidak
dikenal subjek
mengucapkan kata
kasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
salah gue dimana coba. Ini
kan media sosial orang
mah bilang apa aja
bebaskan kak tapi kok ya
masih aja bersikap kaya
gitu. Bersikap komentar
negatif gitu sama orang yg
gak dia kenal dan aku pun
enggak kenal sama dia
juga itu siapa. Kok masih
bisa ya kak sesuatu yang
mestinya bebas masih ada
yang mencela diri kita
Dampak
Cyberbullying
Kesel juga pasti, sampe
buat aku harus merenung
sendiri, kan udah dalem
bgt buat aku kak.
153-
154
Kesal hingga membuat
subjek merenung
Jadinya aku ya lebih
menarik diri aja sih, buat
kaya, salah gue tuh
dimana
155-
156
Menarik diri
dibilang stres juga sih kak,
dapet serangan kaya gitu,
apalagi aku gak tau
orangnya siapa kan
158-
159
Stress mendapat
serangan dari orang
tidak dikenal
sedih, pasti sedih terus
juga sambil mikir gitu
164 Perasaan sedih
sedih apalagi sambil
dikata-katain yg sakitin
hati kaya gitukan, buat
aku stress juga karena
selalu kepikiran kak
166-
168
Perasaan sedih hingga
membuat partisipan
stress
takut gitu untuk ketemu
sama mereka gitu
169 Perasaan takut dengan
orang lain
gimana sempet takut juga
kalo gua ketemu dia di
sekolah gitu. Eeeee terus
aku ngerasanya itu kaya
mau ngapain aja gitu kaya
salah aja. Yaudah aku
lebih milih di kamar aja
diem terus akunya mau
ngomong sama orang juga
kaya males kaya takut,
takut salah gitu jadi kaya
diem aja gitu diem aja.
174-
179
Merasa dirinya takut
serta merasa bersalah
ketika ingin melakukan
sesuatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Diem aja dikamar main
hp.
Tema : Cyberbullying (Verbatim 2)
Subtema Verbatim Line Makna
Dampak
Cyberbullying
Bingung aja kak, kok tiba
tiba keluar gitu. Awalnya
emang bener gak tau ee
pas aku mau ngechat di
grup itu pas aku cari kok
udah gak ada.
174-
176
Bingung karena keluar
dari grup
Dampak Lain-
lain (Corona)
Yaaa aku jenuh aja kak di
rumah terus kegiatan
begitu terus.
11-12 Perasaan jenuh
Sedih juga waktu ada yang
pertama kali ketauan orang
Indonesia kena di depok.
30-32 Perasaan sedih
Sempet takut juga tapi skg
yaudah bodo amat gitu
kak, gak tau kenapa.
44-45 Perasaan takut
Nah disitu udah anjuran
utk di rumah aja kan kak,
yaudah aku cukup
mengurung diriku di
kamar aja sesering
mungkin dan agak
menghindar kalo ada
orang dateng.
51-54 Mengurung diri dan
menghindari orang
yang dating
Tema : Coping Stress (Verbatim 1)
Subtema Verbatim Line Makna
Emotion
Focused Coping
(Turning to
Religion)
Eee udah gitu aku juga
berdoa biar orang orang
yang nyerang aku juga
capek sendiri
188-
190
Berdoa agar dirinya
terhindar dari
serangan
Selalu berdoa juga biar
jauh dari hal-hal yang
kaya begitu.
207-
208
Selalu berdoa
Emotion
Focused Coping
(Seeking of
- - -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Emotional
Social Support)
Emotion
Focused Coping
(Positive
Reinterpretation)
- - -
Emotion
Focused Coping
(Acceptance)
- - -
Problem
Focused Coping
(Suppresion of
Competing
Activities)
Terus juga kadang aku
mengabaikan kaya
bodoamatlah lu mau
bilang apa sama gue, lagi
pula pada akhirnya lu
juga diem sendiri. Aku
lebih cuek kak,
190-
192
Bersikap lebih cuek
Eeeee aku sih
melampiaskan ke kaya
main game aja gitu sih
kak karena ya biar gak
kepikiran juga kan.
Paling ya buat aku gak
mikirin itu lagi sih
203-
205
Bermain game untuk
tidak kepikiran
Dengerin lagu udah
cukup buat aku sih
207 Mendengarkan lagu
Problem
Focused Coping
(Seeking of
Instrumental
Social Support)
Eee lebih akunya aja sih
kak yang cerita ke temen
ku soal kejadian yang
menurutku parah aja sih
211-
212
Bercerita dengan
teman
Cukup buat aku lebih step
up lagi sih kak, memberi
support lebih untuk aku
biar gak selalu kepikiran
yang orang lain bilang
negatif tentang diriku.
Selagi memberi hal
positif aku bakalan
respect sama dia kak
228-
232
Mendapatkan support
dari teman
Problem
Focused Coping
(Resistant
Coping)
- - -
Problem
Focused Coping
(Planning)
- - -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Problem
Focused Coping
(Active Coping)
- - -
Tema : Coping Stress (Verbatim 2)
Subtema Verbatim Line Makna
Emotion
Focused Coping
(Turning to
Religion)
Yaa aku cukup berdoa
kak dan lebih ke percaya
sama Tuhan aja kalo
semua pasti bakalan
selesai dan aku gak akan
kenapa kenapa
maksudnya sehat selalu
gitu kak.
60-62 Berdoa berharap
semua akan baik-baik
saja
Emotion
Focused Coping
(Seeking of
Emotional
Social Support)
Emotion
Focused Coping
(Positive
Reinterpretation)
Emotion
Focused Coping
(Acceptance)
Problem
Focused Coping
(Suppresion of
Competing
Activities)
Problem
Focused Coping
(Seeking of
Instrumental
Social Support)
Problem
Focused Coping
(Resistant
Coping)
Problem
Focused Coping
(Planning)
Yaaa aku bakal bilang
langsung ke dia kalo gini
gini gini jangan males lah
168-
171
Beranggapan jadi
orang jangan malas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
jadi orang. Tapi ya tetep
aja agak bebel kak, kalo
udah gak mempan baru
ku bilang ke mama
Yaaa mau gak mau dan
harus mau kak, biar gak
malu maluin banget aku
kaya bikin semacam rules
gitu biar aku dapet
seenggaknya diatas
KKM. Kalo missalkan
ada ulangan harian itu,
biasanya kan 2 kalo gak 3
mapel sehari kan kak,
nah kalo misalkan ada
dua mapel itu paling aku
banyakin porsi belajarnya
disbanding pelajaran
yang lainnya, seeggak
enggaknya dapet nilai di
atas KKM lah biar gak
remedial
271-
278
Membuat rencana
belajar yang lebih
terstruktur
Dia yang salah nanti
malah dia yang lebih
ngotot, capek diri ini kak
hehe intinya segala
sesuatu yang pengen aku
lakukan pasti aku
rencanain kak
324-
326
Merencanakan sesuatu
yang ingin dilakukan
Problem
Focused Coping
(Active Coping)
Daftar Tema Partisipan 2
Tema : Hubungan dengan Keluarga
Subtema Verbatim Line Makna
Bapak - - -
Ibu Dari kecil aku tuh emang
jarang main ngono mas,
ibuku jagani aku banget
kok Jadine kebawa sampe
gede.
96-97 Dirawat dengan ibunya
Nah seko kui, aku jadi
banyak ngobrol mas waktu
97-99 Kedekatan dengan ibu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
masih lengkap pada di
rumah. Yo mainan bareng
ngono lah mas, cerita
cerita.
Ibu ki lebih opo yo
ngayomi banget lah sama
aku, nek bapak ki yaudah
lakukan apa yang kamu
harus lakukan aja gitu mas.
110-
112
Ibu yang mengayomi
Nah ibu ku tuh kaya belani
nek aku tuh gak salah
padahal aku yg iseng
sampe bikin temen ku
nangis gitu haha tapi ibu ku
yang sampe anaknya itu
gak boleh salah. Makanya
lebih aman sama ibu.
116-
119
Membela anaknya
sehingga merasa aman
Kakak - - -
Adik - - -
Tema : Cyberbullying
Subtema Verbatim Line Makna
Dikeluarkan
dari grup
Who nek iku random tenan
mas koncoku. Dadi to waktu
itu ada acara sekolah gitu
kan mas nah aku melu jadi
panitia. Waktu itu ya kaya
diskusi gitu to ning grup,
disuruh ngasih ide mau
ngapain dan harus kaya
gimana. Aku udah ngasih ide
usulan tuh, tapi gak ada yang
gagas, gak ada yang
nanggepin. Yawes to aku
nyimak aja di grup, mungkin
juga ide temen ku yang lain
lebih bagus dari pada punya
ku. Tak tinggal makan, pas
mau ngecek grup e lah kok
udah gak ada. Aku coba
Tanya temen ku yang di grup
itu kan “kok aku di
keluarin?” temen ku juga gak
tau itu mas tiba tiba aku udah
208-
221
Ketika memberikan
pendapat namun
tidak ada yang
menanggapi, tiba-
tiba subjek sudah
tidak berada dalam
grup tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
gak ada aja. Ku chat lah
admin yang ada di grup itu,
tak Tanya “kenapa aku di
keluarin gitu aja?” njuk
jawabannya mereka saling
lempar gitu mas sam gak tau
“Tanya aja dia dia dia” ha
yowes daripada aku
mempermasalahkannya to,
yaudah tak diem aja.
Dilecehkan
secara fisik
Kalo itu agak aneh sih mas,
tapi yo bener aneh. Soalnya
aku kan kaya upload foto
gitu to di facebook, mbuh
siapa aku gak kenal tiba tiba
ki komen ”gak usah caper
bro, item wae sok
kecakepan” lah padahal aku
ya gur upload yang tak
pengen wae kok tiba tiba
orang tersinggung yang gak
ada hubungannya sama dia.
236-
241
Mendapatkan
pelecehan secara
fisik
Mendapatkan
pesan amarah
Oh waktu aku ngechat temen
ku mas, padahal ya aku
Cuma bercandaan wae tapi
ndee nerimanya serius gitu.
Mbuh sih lagi ada masalah
apa gak, njuk dia bales chat
ku “wis lah gak usah ganggu
aku cuk, bajingan lah. Iso ne
mung ganggu tok koe ki lho
cen tae lah”. Maksudku ya
kan temen gitu lho biar
membawa suasana cair gitu
tapi malah salah aku. Yawes
aku minta maaf tapi ya masih
di asu asu in mas haha
251-
258
Bermaksud bercanda
namun tidak pada
saat yang tepat
sehingga teman
subjek marah
Mendapatkan
ucapan kasar
Kalo kejadianne sih biasanya
koyo nek ngechat manggil e
kui gak nama tapi ya kui
“piye blok, bla bla bla” njuk
di asu asu ke gitu mas
alasane wong e bercanda tapi
menurutku, aku kan dudu
guguk to mas.
200-
203
Memanggil subjek
dengan sebutan yang
kasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Nek ini gak beda jauh mas
sama yang postingan di
facebook. Kalo ini aku di ig
dapet e komentar gak enak.
Aku kan upload foto sama
keluarga ku gitu to lengkap
ada bapak, ibu sama
mbakku. Balik lagi, ku kira
aman aman aja gak ada
masalah sekali, eh lha jebul
yang pertama temenku ya
gak deket banget gitu ujug
ujug komen, “rupamu koyo
cicak gepeng nju busuk. Wis
ngono jerawatan meneh”
batinku ha yo ngopo emang
e, kok jadi dia yang
ngomong ngono. Terus ono
akun gak di kenal mas, gak
ada fotone gitu followers e
ya gak ada. Komenan ne nek
gak salah “jancuk, utang
bapak mu kae dibayar ra sah
mlayu terus” ya aku kan gak
reti opo opo ya mas, ya tak
bales “maksudnya apa,
gimana?” dia bales lagi
“bapak mu kae utang ning
ndi ndi gak ono sing dibayar,
alesane gur nanti nanti
sekarang malah pesta ngene”
aku lupa persis e mas tapi
intinya ngono. Sampe sampe
keluarga ku yang lain tuh
ikut komen juga to.
264-
281
Subjek mendapatkan
ucapan kasar dari
orang yang tidak
dikenalnya
Dampak
Cyberbullying
Soale aku mikir cuma
bercanda tapi ada aja yang
sampe piye ya, bikin aku
males mau ngopo ngopo gitu
196-
197
Subjek menjadi
malas
Rodo kepikiran wae mas po
meneh nek sampe ibuku tau
njuk kecewa kan bikin sedih
wae mas.
203-
204
Perasaan cemas jika
ibunya mengetahui
masalahnya
Awale ya kesel mas, tapi
taunya dilempar lempar gitu
yaudah males jadinya
226-
228
Kesal karena tidak
ada kejelasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
ngeladenin lagi. Aku mau
balik ke diriku yang awal aja.
Yaa koyo merasa bersalah
wae mas, padahal maksudku
kan Cuma bercanda jebul di
gas ngono, yawes. Gelo sih
tepate mas
260-
261
Merasa bersalah dan
kecewa dengan
sikapnya
Dari kejadian itu aku paling
ngerasa kesel, kecewa,
kepikiran juga mas. Nek
dibilang stress ya cukup
stress pernah sampe males
mau ngapa ngapain.
294-
296
Perasaan yang dirasa
subjek
Yang aku takutin itu kalo
sampe orang tua ku tau mas,
terutama ibuku. Jujur wae
aku gak kuat wae kalo ibuku
tau. Masalah e ibuku tuh
juga bakalan kepikiran gitu
nek anake ada masalah.
296-
299
Subjek merasa cemas
Tema : Coping Stress
Subtema Verbatim Line Makna
Emotion
Focused Coping
(Turning to
Religion)
Segala sesuatu terutama
kalo ada masalah sih, aku
bawa dengan doa sih
mas, jadinya pas aku gak
bisa ngobrol sama siapa
siapa jadinya kalo udah
berdoa udah enak gitu, ya
meskipun gak angsung
selesai. Cuma ada aja
jalannya mas
345-
349
Selalu berdoa ketika
ada masalah
Emotion
Focused Coping
(Seeking of
Emotional
Social Support)
Aku nek cerita kalo
emang ini orang
ngomongnya udah bener
bener parah aja baru aku
cerita sama temen ku.
Lebihnya aku minta saran
aja sih mas sama temen
deket ku, baiknya aku
harus gimana bersikap
kaya apa kalo digituin.
Yang jelas aku gak akan
305-
310
Ingin mendapatkan
saran dari teman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
selalu cerita ke ibu ku
yang kemungkinan bisa
bikin ibu ku sedih mas
Gak iso koncoku
diomongke koyo ngono”
bersyukur sih mas aku iso
entuk temen ku yang
sampe belain aku kaya
gitu. Tapi aku tetep ambil
sisi apik e dari dia mas,
aku belajar dari dia
emang harus kudu berani
kok.
318-
321
Mendapatkan
dukungan moral
intinya nek aku misale
ada maslah cukup kaya
dikasih semangat wae sih
mas. Biar akunya juga
bisa naikin mood gitu lho
mas.
336-
338
Diberi semangat
Emotion
Focused Coping
(Positive
Reinterpretation)
Kalo gak ya aku ambil
yang baik baik aja dari
kejadian itu mas.
338-
339
Mengambil sisi positif
dari kejadian tersebut
Emotion
Focused Coping
(Acceptance)
Problem
Focused Coping
(Suppresion of
Competing
Activities)
Problem
Focused Coping
(Seeking of
Instrumental
Social Support)
Problem
Focused Coping
(Resistant
Coping)
Terus juga aku kaya
bakal nunggu nih, sampe
seberapa parah dia
berucap yang gak bener
sama aku. Kalo udah
parah, baru aku samperin
utk nyelesaiin
masalahnya. Biar kalo
berani gak Cuma di
330-
334
Menunggu orang yang
sudah parah dalam
berbicara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
sosmed aja, langsung di
depan muka lebih baik.
Nek aku kallo udah bisa
ketemu sama orang yang
cari perhatian gitu, udah
bisa ngobrol gitu enak
mas bisa langsung
nyelesaiin masalah tanpa
fafifu gitu mas. Udah
bisa nanyain maksudnya
dia kaya gitu ke aku tuh
lega jadinya, kalo bisa
dimaklumi ya maklum
kalo enggak ya mungkin
bisa gelut heheh
354-
358
Merencanakan untuk
bisa berbicara dengan
orang yang
membullynya
Problem
Focused Coping
(Planning)
Problem
Focused Coping
(Active Coping)
Eee kalo aku gini mas,
misalkan ada temenku
yang ngenyek atau ngece
aku gitu, aku bakalan
kaya menghindar gitu
wae mas. Maksud e kalo
ngobrol gak mau yang
lama, sebutuhnya aja ya
kaya nyapa gitu aja.
326-
329
Menghindar dari
orang yang
menjelekkan dirinya
Daftar Tema Partisipan 3
Tema : Hubungan dengan Keluarga
Subtema Verbatim Line Makna
Bapak Tapi kalo di rumah gua
ngerasa sih gua deketnya
sama bokap. Gak tau
kenapa ya meskipun yang
sering di rumah nyokap gua
ya bang. Tapi bokap enak
kalo diajak soal
kongkalikong sama sesuatu
hahhaa
88-92 Merasa dekat dengan
bapak karena bisa
bekerjasama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Kalo diajak kerja sama
enak gitu bang. Kaya misal
gua sama bapak gua mau
mancing gitu kan, gua
pengennya berdua aja nih
atau gak sama temennya
bokap gua.
94-96 Kedekatan dengan
bapak dengan
beraktivitas mancing
Kalo sama bokap gua mah
santai paling Cuma bilangin
“jgn diulangin lagi” udah
gitu doang, jadi gak ada
yang sampe berantem parah
gitu bang.
125-
128
Diberi masukkan
Masalah yang sampe bener
bener gua keliatan kaya
cemas gitu pasti bokap gua
nanyain ”kamu kenapa
bang?” itu tiba tiba aja
bokap gua gitu bang, gak
tau dia bisa aja nebak
langsung kaya gua ada
masalah yang berat. Pulang
sekolah kaya lemes
mukanya kusut gitu pasti
bokap gua nanya gitu.
401-
406
Kepedulian dan
kekhawatiran bapak
kepada subjek
Ibu - - -
Kakak - - -
Adik Cuma ya kalo lagi gitu gak
bakalan lama berantemnya
bang. Gua berani
bercandain dia kalo
moodnya dia lagi bagus
gitu, kaya abis ditembak
cowok, lagi deket sama
cowok gitu lah
115-
118
Bercanda dengan
adiknya
Tema : Cyberbullying
Subtema Verbatim Line Makna
Dikeluarkan
dari grup
Kalo itu sih karena
kesalahan gua bang. Jadi
temen gua lagi bahas apa
gitu gua lupa, gua
langsung asal ngomong
aja gitu kan padahal lagi
242-
251
Kesalahan subjek
ketika melakukan chat
di grup tersebut
sehingga di keluarkan
dari grup oleh
temannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
ngomongin hal penting
kayanya. Mungkin mereka
lagi bahas serius gitu gua
ngomong kaga danta, pas
gua tinggal bentar gua
udah gak ada di itu grup.
Yaudah gua chat temen
gua yang ada di grup tuh
minta maap gua. Gua
disuruh masuk grup lagi
gitu kan, pas udah di grup
yaudah gua minta maaf aja
bilang kalo gua salah gitu
bang tapi gua langsung
keluar lagi. Kaya baperan
gitu bocahnya, males gua
Dilecehkan
secara fisik
Jadi gini bang, ya lu liat
sendiri ya rambut gua ini
kaya gimana. Pas numbuh
tuh gua sendiri kaya
ngerasa ini rambut apaan
sih aneh juga. Yaudah gua
kalo potong rambut pasti
gua botak, berharap biar
gak kaya gini numbuhnya,
tapi tetep aja numbuhnya
kaya gak jelas gini. Gua
aslinya gak pd-an
orangnya sama
penampilan yang menurut
gua gak masuk aja gitu
kalo gua pake dari atas
sampe bawah. Ada tuh
waktu itu temen gua
cewek chat, tadinya kan
ketemuan gitu pas balik
ngechat gua “rambut lu
apaan dah modelnya kaya
ujungnya kaktus begitu
kaga danta banget
diliatnya”. Gua gak tau
mana miripnya sama
kaktus haha Yaa gua mau
bales gimana tapi emang
jadi gak pd gitu bang. Gua
bales aja “bagen ngapa”
212-
225
Subjek merasa
memiliki bentuk
rambut yang aneh
kemudian ada teman
yang mengomentari
secara kasar yang
membuat subjek kesal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
padahal mah kesel, tapi
yaudeh lah mau gimana
nyatanya juga begini.
Mendapatkan
pesan amarah
Eee kalo ini sih jaman
jaman gua pas SMP bang
hahaha jadi gua deketin
pacarnya temen gua bang,
modal nekat aja. Ya gua
dengan pd gitu ngechat itu
cewek kan. Chattingan
jadi keterusan kan timbul
rasa sayang bang, rasa
ingin emiliki haha, tiba
tiba ketauan sama temen
gua cowoknya itu. Di chat
gua di caci maki bang, “lu
ngapain deketin pacar gua
tot?” gitu dah bang, gua
tau dah pokoknya itu
orang marah sama gua.
Yaudah gua minta maap
terus udah gak deketin itu
cewek sama temen gua
yang cowok. Jadi jarang
ngobrol dah gua bang
sama mereka, gak enak
juga. Padahal kalo gak
ketauan bisa aja gua
tikung haha jahat ya gua
bang, Cuma modal pd gua
itu
278-
288
Subjek ketahuan ketika
sedang melakukan chat
dengan pacar temannya
Mendapatkan
ucapan kasar
Terus ada lagi bang di IG.
Kan gua komentarin
komenan orang yak,
dengan maksud hati gua
mau ngebenerin gitu biar
jgn sok tau jadi orang.
Posisi gua disitu gua gak
tau orang itu siapa. Gua
bilang “bukan gitu bro set
set set set set” udahkan,
balesannya apa dah bang
“jangan sok tau bet lu
anjing” padahal gua tau
kejadian postingan itu
malah di sikat gitu anjir,
225-
235
Saat subjek
mengomentari sebuah
postingan dengan
maksud membenarkan
namun ada orang tak
dikenal membalas
dengan ucapan kasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
kesel kan, gua lawan “eh
babi, gua ini ngasih tau
karena gua tau” intinya
gitu bang, doi bales lagi,
katanya “ah tai, lu orang
dalem apa gimana?”
yaudah gue diemin aja
bang. Maksud hati ini baik
tapi malah digituin kan
setan bener. Gitulah bang
pokoknya
Dampak
Cyberbullying
Gua bales aja “bagen
ngapa” padahal mah kesel,
tapi yaudeh lah mau
gimana nyatanya juga
begini.
223-
225
Perasaan kesal
Gua sih kalem bang,
Cuma gua jadi males aja,
orang gua juga udah di
keluarin juga kan. jadi
kalo diajak main gitu, gua
males alesan aja biar gak
ikut. Jadi gua kaya
ngurangin aja ketemu
mereka
257-
259
Menjadi malas untuk
berinteraksi
Emang bikin aneh ini
rambut bikin insecure gue
haha tapi yaudah lah
264-
265
Merasa insecure
dengan rambutnya
Eeee kesel sebenernya,
tapi kenyataannya begini
yaudah mau gimana lagi
kan. Mau ngelawan dia
bener tapi ya lawanan gua
Cuma bisa gitu aja bang.
268-
270
Merasa kesal dengan
kenyataan
Eee yang jelas kesel itu
pasti bang, yang bikin gue
takut dan gak pd itu
sebenernya masalah
rambut gua ini sih bang
bikin insecure gitu.
305-
307
Perasaan kesal, takut
dan tidak percaya diri
(insecure)
Yang jelas, yang paling
bikin males itu kalo udah
ngebahas soal rambut gitu
bang ngejelekin di chat lah
ig, pasti ada aja yang bikin
gua tuh males keluar
310-
314
Orang lain yang
membahas rambut
subjek menjadikan
dirinya malas hingga
menutup diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
rumah. Menutup diri gitu
dari orang orang yang
kemungkinan bakal ngeliat
gua itu aneh bang
Pengennya gua juga gitu
bang, Cuma udah kaya
kepikiran gitu takut di
bilang alay, gak danta gitu
gitu dah bang
324-
325
Takut dibilang alay
dan tidak jelas
Kalo misal gua udah kaya
kepikiran terus stress jadi
males ngapa ngapain itu
biasanya gua kaya
nyelesaiin masalahnya itu
nanyain maksud orang
ngelakuin itu ke gue apa.
332-
335
Stres karena kepikiran
akan masalahnya
Maksudnya gini, okelah
emang itu faktanya dan
gua merasa seperti itu,
Cuma ya gak usah sampe
ngejelekin yang bikin gua
males gitu bang. Okelah
bercanda tapi kalo terus
terusan gua males
dengerinnya.
347-
350
Malas dengan bercanda
yang berlebihan
Tema : Coping Stress (Verbatim 2)
Subtema Verbatim Line Makna
Emotion
Focused Coping
(Turning to
Religion)
Emotion
Focused Coping
(Seeking of
Emotional
Social Support)
Pulang sekolah kaya
lemes mukanya kusut gitu
pasti bokap gua nanya
gitu. Perasaan gua jadi
kaya lega gitu, tau apa
yang lagi gua alamin. Ada
yang nanya aja gua udah
seneng dah bang, kaya
dapet perhatian gitu
405-
408
Perasaan puas karena
ada yang bersimpati
dengan subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Emotion
Focused Coping
(Positive
Reinterpretation)
Tapi jeleknya gitu
awalannya ngegas bang
jadinya gua melihat
sesuatu yang baik dari
komenan itu dengan cara
dia membenarkan
omongan gua yang salah
bang, gitu maksudnya
363-
366
Mengambil sesuatu
yang baik dari ucapan
orang lain
Emotion
Focused Coping
(Acceptance)
Gua ngerasa kaya gua
menerima dengan sesuai
keadaan gua. Contoh yang
kaya orang atau temen
gua melihat rambut gua
jadi sesuatu yang aneh
dan menjelekan gua.
Maksudnya gini, okelah
emang itu faktanya dan
gua merasa seperti itu
344-
345
Menerima keadaan
secara fakta
Problem
Focused Coping
(Suppresion of
Competing
Activities)
Problem
Focused Coping
(Seeking of
Instrumental
Social Support)
Terus gua juga kaya
nanyain ke temen gua gitu
bang kaya minta saran
tapi pake pengumpamaan
bang biar gua dapet
gambaran dari dia gitu,
misalnya “eh lu kalo
dikatain gini gini gini, lu
nanggepinnya gimana?”
gitu bang biar gua juga
gak salah ngelakuinnya ke
diri gua.
336-
341
Meminta saran
kepada teman subjek
melalui
pengumpamaan
Yang dapet saran dari
temen gua itu bang.
Soalnya menurut gua nih
ya, itu gua jadi dapet
gambaran gua melakukan
suatu cara utk mengubah
diri gua sebelum gua
melakukan suatu hal. Tapi
gua kombinasiin sama
cara gua gitu bang biar
394-
399
Mendapatkan saran
dari teman lalu di
kombinasikan dengan
cara subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
gua lega juga dengan cara
gua.
Problem
Focused Coping
(Resistant
Coping)
Problem
Focused Coping
(Planning)
Problem
Focused Coping
(Active Coping)
Jadi kalo misalkan gua
ada yang bilang yang aneh
di WA atau IG terus gua
kaya males malesan gitu,
mending gua ya
melampiaskannya dengan
nongkrong aja bang biar
lebih ada yang bisa gua
kasih emosinya gitu bang.
329-
332
Melampiaskan
kemalasan dengan
bermain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Lampiran analisis kesatu partisipan 1
No Verbatim Satuan Makna Subtema
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Bagaimana kabar (subjek)?
Baik kak. Kabar kakak gimana?
Baik juga kok
Di rumah kamu sama siapa aja?
Sama papa mama aja kak, kadang kakak kalo weekend ke
rumah soalnya udah menikah.
Apa kesibukan saat ini di tengah pandemik COVID-19?
Cuma tidur-tiduran doang kak sama mainan hp. Kadang ya
sepedaan sih pagi kalo gak sore itu juga kalo gak mager
Berapa usia (subjek) saat ini?
18 tahun kak, tahun ini 19
Saat ini sekolah atau kuliah?
Sudah lulus kak
Boleh diceritakan untuk latar belakang keluargamu?
Eee aku anak kedua dari dua bersaudara, kakak ku udah
menikah, papa kerja di suatu sekolah swasta sama mama kerja
jadi guru di Jakarta. Sekarang aku udah lulus SMA sekarang
nunggu pengumuman aja dari univ kak.
Daftar di univ negri mana?
Pengennya sih UNY kak ambil keguruan, cuma ya nunggu
hasilnya aja gimana kak hehe
Semangat ya, semoga kejadian
Amin kak, amin
Oh ya, kamu kalo di rumah gimana sama keluarga?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
Ee aku sih kalo di rumah ya kaya anak pada umumnya aja kak,
maksudnya ya berhubungan baik jarang berantem gitu sama
kakak, sama papa mama pun sampe sekarang baik-baik aja
komunikasinya kak. Kadang juga aku kalo ada masalah cerita
sama mereka, kakak ku kan cewek jadi ya cukup sefrekuensilah
samaa dia kak hehe
Akrab dong ya?
Ya bisa dibilang begitu kak
Kamu kalo di rumah deketnya sama siapa? Papa atau
mama? Atau kakakmu?
sama mama kak
Kenapa sama mama?
Ee soalnya gak tau sih kak emang ngerasa enak aja gitu kalo
bilang apa apa sama mama tapi bukannya papa gak enak juga
Cuma respon yang enak ketika aku kalo cerita keseharianku
enakan sama mama kak gitu.
Okedeh sekarang kita move ke zaman kamu sekolah ya,
nostalgia tipis tipis
Hahaha oke kak
Bagaimana sewaktu masa sekolah (SMP maupun SMA)?
Waktu sekolah, aku itu orangnya gampang bergaul gitu sih kak,
kaya mau temenan sama cewek atau cowok mah ayo ayo aja
gak harus sama cewek terus gitu. Kalo kata temenku sih aku itu
orangnya gampang gak bisa diem alias ya banyak gerak gitu
deh. Tapi ya kalo aku lagi males ya jadi yang bener bener males
gitu kak, lebih ke cuek sih sama hal hal yang gak menurut aku
penting, apalagi waktu sekolah kan ya taulah kak pasti rumpi
sana rumpi sini, udah gitu suka ngelabrak gitukan kalo cewek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
waktu sekolah kaya direbut pacarnya, gitu deh kak. Tapi aku
orangnya juga bisa dibilang moodyan gitu kak, jadi kalo
menurutku lagi gak mood ya aku bakalan bersikap yang rada
males ke sekitarku kalo mood ya bakalan hebring petakilan gitu
kak haha intinya aku orang yang moodyan kak
penuh likaliku ya waktu kamu sekolah?
Iya kak waktu itu juga pernah aku isengin temen sebangku aku.
Iseng gimana emang? Ini agak konyol sih, waktu itukan aku lagi ke kantin, awalnya
aku gak ngeh kalo dia itu lagi sama temennya anak kelas lain.
Yaudah iseng aja narik rambutnya dia sampe dia hamper
kejengkang gitu hahaha
parah aja ya kamu
ya gitulah kak
Apakah saat itu pernah mengalami cyberbullying?
Beh…. Pernah sih kak kalo itu hahaha
Bagaimana kejadiaan saat terjadi cyberbullying pada diri
anda?
Kalo di media sosial itu, waktu itu sempet di twitter kak.
Dulukan jamannya twitter, jamannya facebook, kalo di
facebook itu eee itu sih dibikin bikin status gitu kaya misalkan
disindir-sindir, terus ya namanya juga masih anak sekolah kan
kak kaya ngejelek-jelekin gitu, terus dia kaya bales-balesan
comment gitu di foto. Terus kalo misalan di twitter itu biasa di
tweet tweet gitu terus kaya di facebook disindir sindir terus
juga eee mereka saling mention-mentionan tapi gak pake nama
tapi jelas jelas buat aku gitu. Ee gimana gak kesindir ya kak,
itukan status, aku yang buat dan mereka kaya tiba tiba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
nanggapin tapi langsung gitu kak. Jadi postingannya dia diatas
postingan ku dan aku tersindirlah
Bagaimana kejadian saat dikeluarkan dari grup?
Eeem dulu jamannya grup LINE sama WA, nah kalo misalkan
yang di Line itu yaudah kan kita sering main bareng terus abis
itu chatting chattingan eh chatting chattingan Line gitu, terus
yaudah kayanya mereka juga entah mungkin juga ada masalah
apa sama aku, terus mereka tiba-tiba udah saling nyindir
nyindir gitu, terus abis itu akunya di keluarin dari grup, entah
kenapa. Kalo di WA sih kurang lebih juga kaya gitu kak, lagi
biasa biasa aja tiba-tiba aku udah gak ada di grup itu. Pas ku
Tanya kenapa aku dikeluarin jawaban alibinya dia sih kepencet,
ya kali kepencet? kan gak mungkin banget, udah gitu Cuma
aku yang dikeluarin
Bagaimana kejadian saat dilecehkan fisik anda di media
sosial?
Emm waktu itu sih, pernah kaya ada orang yang di twitter gitu
aku kan badannya kurus, nah dia kaya nyindir ngelecehin
ngomongnya kaya lagi pas mention sama temen ku yang se-
geng gitu dulunya. Kaya ngmong ee “itu lho, yang kurus itu ee
nyebelin ngomongnya itu” ya gitu pokoknya ngehina ngehina
fisik gitu. Gimana ya kak kenapa harus bawa bawa fisik wong
ini anugrah dari Tuhan. Oh ya, ada juga kak waktu itu aku lagi
jerawatan gitu kan. Aku jadiin foto profil di WA ada temenku
yang nyeleneh bilang “itu jerawat apa gunung meletus? Merah
merah amat muka lo” disitu aku langsung jleb dihati. Apa iya
orang udah gitu cewek gak boleh jerawatan kayadirinya yang
paling sempurna ajaa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
Lalu respon mu digituin sama teman mu sendiri gimana?
Eee awalnya sih biasa aja kak yak arena dia masih temenku.
Tapi lama lama kepikiran aja gitu, dibilang sakit hati ya bisa
juga karena kaget gitu dibilang tiba tiba kaya gitu. Coba kakak
ku bilang tiba tiba “jerawat kakak kaya jalanan rusak ya
bergelombang”
Emang iya ya?
Hahaaha gak kak kan bercanda. Tapi ya itu, intinya pearasaan
ku sakit aja seorang temen bisa bisanya ngomong begitu
Bagaimana kejadian saat menerima pesan berupa amarah?
Iya jadi waktu itu kan, ini kelanjutan yang aku dikeluarin dari
grup kak. Jadi temen aku abis ngeluarin aku dari grup, itu kan
aku tanya dong sama dia personal gitu, aku tanya “eee, kenapa
kok aku di keluarin dari grup? Terus aku juga tanya “kenapa
kok nyindir nyindir aku gitu di twitter?” Gitu. Soalnya dia bikin
status gitu tentang aku dan aku merasa kak itu buat aku. Terus
tiba tiba dia kaya marah-marah gitu, marah-marah sama aku
ngomong, intinya tuh ngomong kalo aku deketin cowoknya dia
padahal aku tuh gak ada deketin sama sekali gitu. Secara aku
main sama siapa aja masuk kak. Temen ku cowok juga banyak
kali gak cuma satu dua orang aja kan. Eeee mungkin, mungkin
aja dia dapet eeee pesen gitu dari temennya dia yg ngeliat pas
aku sama cowoknya dia, mungkin lagi ngobrol atau lagi apa itu
tapi aku juga gak ada apa apa sama cowok itu, terus dia ngomel
ngomel gitu eee terus pokoknya dia ngomel ngomel, terus
bingung harus ngelakuin apa. Nyerocos apa yang dia keluarin
dari uneg-unegnya kak. Jadinya ya aku di semprot gitulah
dengan semua amarah yang dia rasakan sama itu orang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
Bagaimana kejadian saat mendapatkan komentar negatif
berupa ucapan kasar?
Eeee waktu itu sih kak, aku gak tau siapa kan di twitter ada
orang tiba tiba nge-retweet postingan ku katanya “ini orang apa
banget sih caper gak jelas” tapi gak masuk akal. Terus dia
nambahin bilang juga “udah gitu jelek lagi”. Aku disitu tuh
kaya, anjir salah gue dimana coba. Ini kan media sosial orang
mah bilang apa aja bebaskan kak tapi kok ya masih aja bersikap
kaya gitu. Bersikap komentar negatif gitu sama orang yg gak
dia kenal dan aku pun enggak kenal sama dia juga itu siapa.
Kok masih bisa ya kak sesuatu yang mestinya bebas masih ada
yang mencela diri kita
Apa reaksi anda pada mengalami kejadian tersebut?
yaaa sedih sih kak, aku juga pengen nyerang tapi gak tau dia
siapa aku gak kenal juga. Kesel juga pasti, sampe buat aku
harus merenung sendiri, kan udah dalem bgt buat aku kak.
Jadinya aku ya lebih menarik diri aja sih, buat kaya, salah gue
tuh dimana. Bisanya, ya Cuma ngomel dalam hati aja sih kak
kadang ya cerita sama temen tapi ya gak semuanya bisa ku
ambilkarena, ya kaya bisa dibilang stres juga sih kak, dapet
serangan kaya gitu, apalagi aku gak tau orangnya siapa kan
Setelah anda mengalami kejadian tersebut, mungkin bisa
diceritakan dampak apa yang muncul dengan cyberbullying
yang kamu alami?
Yang pasti sih, pasti kalo yang namanya orang di bully pasti
sedih, pasti sedih terus juga sambil mikir gitu, emangnya iya ya
gue ngelakuin itu, maksudnya kaya aku juga eee sambil
intropeksi diri gitu, apa iya? tapi yang pasti sedih apalagi
153, 155, 158, dan 164
Dampak dari
Cyberbullying
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
sambil dikata-katain yg sakitin hati kaya gitukan, buat aku
stress juga karena selalu kepikiran kak. Eeemm terus juga,
sempet juga kaya takut gitu untuk ketemu sama mereka gitu,
soalnya siapa tau mereka juga bukan di sosial media aja bukan
Cuma di twitter aja, bukan cuma di line atau wa aja tapi mereka
di kehidupan nyata juga gituin aku gitu kan sama sama
temannya entah aku kaya disinisin, entah aku kaya di ee kata
katain pas mau lewat apa kaya gimana sempet takut juga kalo
gua ketemu dia di sekolah gitu. Eeeee terus aku ngerasanya itu
kaya mau ngapain aja gitu kaya salah aja. Yaudah aku lebih
milih di kamar aja diem terus akunya mau ngomong sama
orang juga kaya males kaya takut, takut salah gitu jadi kaya
diem aja gitu diem aja. Diem aja dikamar main hp.
Berarti kamu lebih baik memilih diam dan di kamar aja ya,
tanpa melakukan sesuatu?
Iya kak, eee soalnya juga pikiran ku yang begitu juga mau
ngelakuin apa aja kayanya salah gitu
Apa yang anda lakukan untuk mengatasi cyberbullying
yang anda alami? Coba ceritakan
Eeee aku sih awalnya cuekin yang kaya begituan kak, karena
menurutku gak begitu penting. Cuma kaya makin kesini kok
orang-orang jadi sering nyerang aku gitu padahal aku kaya
biasa aja ke orang-orang. Jadinya karena sering digituin aku
lebih baik menyendiri aja sih kak di kamar. Eee udah gitu aku
juga berdoa biar orang orang yang nyerang aku juga capek
sendiri. Terus juga kadang aku mengabaikan kaya bodoamatlah
lu mau bilang apa sama gue, lagi pula pada akhirnya lu juga
diem sendiri. Aku lebih cuek kak, eee cuma ya gitu kadang
166-169, Perasaan
sedih yang membuat
diri subjek stress hingga
takut.
174-179, Merasa
dirinya takut serta
merasa bersalah ketika
ingin melakukan
sesuatu
188-190, berdoa untuk
dirinya agar terhidar
dari serangan
190-192, bersikap lebih
cuek
Dampak dari
cyberbullying
Dampak dari
cyberbullying
Emotion Focused
Coping (Turning to
Religion)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
195
196
197
198
199
200
201
202
203
204
205
206
207
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
219
220
221
222
kadang suka drop kalo ada orang yang udah kelewatan parah
sih ngomongnyaa. Soalnya aku juga cewek kan, gak mungkin
juga semua masalah bakalan dibodoamatin pasti ya ada juga
yang aku pikirin kaya salah gue tuh dimana ya. Kan cewek
menyikapi sesuatu bukan pake logika, tapi pake perasaan kak.
Jadi yaa eeee kalo menurutku udah parah, kelewatan gitu bakal
masuk kehati gitu deh kak. Tapi yaudahlah.
Ada cara lain untuk mengatasi hal tersebut?
Eeeee aku sih melampiaskan ke kaya main game aja gitu sih
kak karena ya biar gak kepikiran juga kan. Paling ya buat aku
gak mikirin itu lagi sih
Selain game aplagi emang?
Dengerin lagu udah cukup buat aku sih. Selalu berdoa juga biar
jauh dari hal-hal yang kaya begitu. Capek hati kak
Apakah ada orang lain yang membantu anda dalam
menghadapi cyberbullying yang anda alami?
Eee lebih akunya aja sih kak yang cerita ke temen ku soal
kejadian yang menurutku parah aja sih, bukan orang lain yang
langsung kaya nanya gitu soalnya aku kalo ada masalah ku
umpetin dulu kak
kejadian yang mana yang kamu ceritain ketemenmu?
Pokoknya yg udah ngomongin fisik gitu kak, udah tau manusia
gak ada yang sempurna masih aja di cacatin gitu. Kan keselll
lalu respon temenmu gimana setelah kamu cerita sama dia?
Temenku sih ngasih respon baik kak, dia kaya “udah gak usah
dipikirin lagi. Toh itu juga org gak tau apa apa tentang dirimu
yg tau cuma secara fisik” terus aku mikir kak “ya iya sih, Cuma
omongannya itu yg sampe kepikiran” terus aku bilang aja “ya
203-204, bermain game
untuk tidak kepikiran
207-208, selalu berdoa
211-212. bercerita
dengan teman
Problem Focused
Coping ( Suppresion of
Competing Activities)
Problem Focused
Coping (Suppression of
Competing Activities)
Emotion Focused
Coping (Turning to
Religion)
Problem Focused
Coping (Seeking of
Instrumental Social
Support)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
223
224
225
226
227
228
229
230
231
232
233
234
235
236
237
238
239
240
241
242
243
244
245
246
247
mau gimana itu udah kaya pelecehan tau” terus temenku
nimpalin “eeee ya iya sih tapi gak usah berlarut larut. Udah
abaikan aja” gitu kak
Efek yang kamu dapat dari masukan temanmu itu, gimana
menurutmu?
Cukup buat aku lebih step up lagi sih kak, memberi support
lebih untuk aku biar gak selalu kepikiran yang orang lain bilang
negatif tentang diriku. Selagi memberi hal positif aku bakalan
respect sama dia kak
Bagaimana perasaan anda ketika strategi tersebut berhasil
pada diri anda?
Eee bisa dibilang cukup seneng aja sih karena juga pelan pelan
hal yang kaya gitu redup dengan sendirinya kak.
Cara mana yang menurutmu berhasil mengubah
semuanya?
Eee menurutku yang berhasil itu menghindar dari hal yang
kaya gitu, intinya cuekin kak. Terus yang masukkan dari
temanku juga baik, apalagi yangberdoa itu. Seolah olah kaya di
jamah sama Tuhan gitu haha
Apakah ada yang ingin disampaikan kembali terkait
pengalaman cyberbullying yang anda alami?
Belum ada sih kak, Cuma nanti kalo aku inget aku kabarin
kakak aja gimana? Hehe
Oke, boleh kok boleh. Terima kasih banyak ya
228-232, mendapatkan
support dari teman
Problem Focused
Coping (Seeking of
Instrumental Social
Support)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Lampiran analisis kedua partisipan 1
No Verbatim Satuan makna Subtema
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Hai gimana kabarnya skg?
Baik kak, kakak gimana kabarnya?
Baik juga, Puji Tuhan
Lama gak berjumpa, semakin kesini kegiatanmu ngapain
nih?
Masih gak beda jauh kak sama yang kemarin kemarin, cuma
jam rebahan tambah lama ajaa hahaha gak gak, skg aku udah
rada berani keluar rumah lebih lama dari yang biasanya kak
Kenapa begitu?
Yaaa aku jenuh aja kak di rumah terus kegiatan begitu terus.
Kalo dipikir pikir aku gak bisa di rumah terus, ini bukannya
aku nantang corona kak cuma ya mau gimana lagi aku butuh
refreshing juga udah 6 bulanan di rumah doang. Mending kalo
ada kerjaan yang mengasilkan uang kak, tapi aku tetep pake
masker dan bawa hand sanitizer kok kak, tenang dan
percayalahh
Haha oke oke. Jadi kamu kalo keluar rumah, kemana?
Ya nongkrong sama temen kalo gak main kerumah temen aja
kak.
Nongkrongnya gak bar bar dong kan tapi gak yg ketempat
ramai bgt gitu
Hahaha enggak kak, enggak
Okelahh. Btw, kamu lihat fenomena corona kaya gini
gimana? Apa perasaan mu?
10, Perasaan jenuh
Dampak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
Eee kaget gitu kak, sebelumnya belum pernah ngerasain
fenomena yang kaya gini tiba tiba dapet berita dan virus ini
bisa bikin orang meninggal. Itu kaya aku baru pertama kali tau
hal kaya gitu. Sedih juga waktu ada yang pertama kali ketauan
orang Indonesia kena di depok. Awalnya sih cuek ya kak lama
lama makin parah dan jadi yaudah gak usah keluar rumah lah.
Yang pasti sedih gak bisa main bebas, gak bisa ketemu sama
temen
untuk dirimu sendiri kamu ngerasain dampak apa dari
corona?
Dampaknya gak dapet duit jajan, boros kuota, menjadi tambah
rajin untuk malas-malasan, jadi jarang ketemu temen, yagitulah
kak
Haha akupun juga gitu. Tapi kamu merasa gak kalo sampe
menyangkut ke mental kamu?
Eee aku awal awal itu sih kak, awal awal corona yang bener
bener sampe naik drastis grafiknya di indo sampe yang
meninggal itu banyak bgt. Sempet takut juga tapi skg yaudah
bodo amat gitu kak, gak tau kenapa.
Nah waktu kamu sempet takut itu, sikap yang kamu
rasakan seperti apa?
Ya takut aja kak sempet kepikiran kalo itu bener terjadi sama
aku kaya gimana sampe bisa meninggal gitu. Itu virus kaya
sepele cuma kaya flu aja kan tapi kok ya bisa buat orang
meninggal. Nah disitu udah anjuran utk di rumah aja kan kak,
yaudah aku cukup mengurung diriku di kamar aja sesering
mungkin dan agak menghindar kalo ada orang dateng. Tapi skg
udah ku serahkan semuanya sama yg diatas aja kak
28-29, Perasaan sedih
51-52, Mengurung diri
dan menghindari orang
yang datang.
Dampak
Dampak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
Dari corona itu yg buat kamu gak kepikiran dan skg malah
jadi lebih berani untuk keluar itu gimana? Maksudnya
cara apa yang kamu yakini utk dirimu biar gak takut sama
corona lagi?
Yaa aku cukup berdoa kak dan lebih ke percaya sama Tuhan
aja kalo semua pasti bakalan selesai dan aku gak akan kenapa
kenapa maksudnya sehat selalu gitu kak.
Mantaapp, semoga ya kita melakukan ini ya baik baik aja,
semoga sehat selalu utk kita yaa
Amin kak, amin. Intinya pasrah juga kak hehe
mantap
Nah aku skg mau melanjutkan part yang belum aku Tanya
nih. Kemarin itu kan kamu udah menjawab serta bercerita
masalh yang kamu alami. Nah aku kepikiran waktu kamu
bilang kalo lebih enak cerita sama mama. Emang apa sih
bedanya waktu cerita sama kakak atau papa?
Kalo sama papa sih waktu aku cerita gitu, papa nanggepinnya
sih ya cuma sekedar aja kak, maksudnya cuma kaya “yaudah
diemin aja”. Gini deh kak contohnya kaya waktu aku dibully
dibilang jelek banyak jerawatan gitu, nah si papa pasti
jawabnya cuma seadanya gitu. Jadinya aku kalo cerita sama
papa tuh kurang bisa plong gitu dan gak semuanya aku ceritain
kak. Itu sih kak, jadi kalo papa ya begitu kalo mama bisa
dibilang aku bisa cerita keseharian ku kaya di sekolah gitu tapi
ya yang menurutku seru sama kaya yg buat aku aneh aja.
Kalo sama kakak sih waktu cerita cerita sama dia ya cuma kaya
nanya pengalaman gitu aja sih kak, kaya “lu pernah gak kak
waktu di sekolah gini gini gini” terus juga “cara nanggepin
58-60, Berdoa berharap
semua akan baik-baik
saja
Emotion Focused
Coping (Turning to
Religion)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
guru yang gini gimana” soalnya aku kan sekolah di tempatnya
dia dulu jadi ya aku nanyain soal gurunya gimana, ya tentang
sekolahan gitu sih kak. Tapi ya karena kami udah beda jauh
jadinya dia banyak yg gak tau juga soalnya udah beda juga
guru gurunya kan kak. Kalo pun kita ngobrol ya ngobrol
keseharian aja. Akrab sih akrab, Cuma kita tuh beda kak, kalo
dia orangnya yang bisa pedulian gitu sama semuanya
sedangkan aku kan ya moodyan gitu kak, jadinya beda aja
kamu sama kakak emang bedanya berapa tahun?
Beda 7 tahun kak, skg aku 19 tahun jadi kakak ya 26 tahun
Tapi kalo kakak kerumah gitu, kan kakakmu katanya kalo
weekend suka kerumah kan? Nah itu gimana, apa aja yang
kamu obrolin?
Ya palingan, waktu awal awal setelah nikah itu nanya gimana
rasanya terus juga pas udah punya anak aku, tanya gimana
rasanya jadi punya anak, pas melahirkan gimana rasanya. Yaaa
semakin kesini obrolannya seputar kakak ku setelah menikah
kak. Kayanya juga aku mau ngobrolin yg lebih juga belum
cukup umur kak hahaha
Aaaa baiklah kalo begitu yaaa haha
Waktu sebelum nikah gimana hubungan kamu sama
kakakmu? Maksudnya gini kaya aku sama adik ku itu kan
bedanya cuma 5 tahun. Nah waktu aku kuliah tuh aku
ngerasa aku sama adikku gitu jadi jarang ngobrol, jarang
kontak dia juga, karena kami kan beda kota aku di jogja
dan dia di bekasi jadi aku ngerasa kita jadi ada jarak yang
dulunya suka bercanda bareng sampe tiban tibanan badan
main smack down gitu pas ketemu aku liburan semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
kami cuma kaya ada nyawa satu sama lain didalam kamar.
Banyakan diemnya soalnya aku ngerasa dunianya udah
beda. Nah kalo kamu sendiri gimana?
Kalo aku sih gak beda jauh juga sama kakak. Waktu dia kuliah
juga kan kami beda kota kak, kalo dia di semarang sih waktu
itu. Nah pas dia libur semesteran, waktu sampe rumah tuh dia
yang kaya happy gitu nyeritain dia waktu di kampus gimana,
belajarnya kaya gimana, dosen ngajarnya gimana, pokoknya
seputar dunia kuliahnya dia kak. Setelah beberapa hari gitu,
yaudah kaya gak ada bahan obrolan jadinya banyakannya ya
diem dieman. Kadang dia juga main sama temen lamanya juga
kan kan udah gitu aku juga sering main sama temen temenku,
jadinya yaa ada space aja aku sama dia.
Kamu sering ribut sama org tua atau sama kakak gitu gak?
atau sama temen mu gitu?
Kalo sama orangtua jarang sih kak paling kaya Cuma aku yg
ngambek gak boleh keluar malem sering sering sama kalo aku
yang gak nurut aja terus diomelin. Gak pernah sih sampe diem
dieman lama gitu sama orang tua. Kalo sama kakak mah sering.
Pernah tuh aku diem dieman gak ngobrol sama sekali seminggu
gak ada bicara apapun sama dia saking dongkolnya sama
kelakuannya.
Biasanya masalah apa emang?
Sepele kak kaya jadwalnya nyuci piring, nyapu, ngepel, gosok.
Padahal itu udah dijadwalin kan, pas jadwalnya dia tapi dia gak
ngerjain sampe mama tuh nanya kenapa gak ada yang mau
beberes rumah gitu kan. Kebiasaannya itu orang selalu nyalahin
aku kak. Jelas jelas itu hari bukan jadwal ku utk nyapu. Kita di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
selang selingin gitu kak jadwalnya. Tadi aku udah ini harusnya
kegiatan selanjutnya dia tapi dia males malesan sampe mama
nanyain. Itu yang pertama, yang kedua biasanya kaya lipet
selimut kalo udah abis tidur kaya kamar berantakan gitu dia
jarang bersihin gitu kak. Aku kan paling agak gak suka hal
yang berantakan banget. Kan orang hidup bersama ya harusnya
lakuin beres beres juga bersama kan kak gak egois. Kalo udah
di kamar sendiri terserah dah lah ini masih berdua ya harusnya
kan diberesin lah seenggaknya padahal juga dia dia ini yang
pake kan, kok gitu aja males banget sih
Terus kamu bilangin ke kakakmu gimana biar dia
ngelakuin itu?
Yaaa aku bakal bilang langsung ke dia kalo gini gini gini
jangan males lah jadi orang. Tapi ya tetep aja agak bebel kak,
kalo udah gak mempan baru ku bilang ke mama
Eh, aku mau nanya deh. Reaksi saat itu ketika langsung
dikeluarkan dari grup gimana?
Bingung aja kak, kok tiba tiba keluar gitu. Awalnya emang
bener gak tau ee pas aku mau ngechat di grup itu pas aku cari
kok udah gak ada. Aku nyarinya sampe berkali kali lho kak,
buat ngepastiin kan. Aku gak ngerasa hapus juga, gak ngerasa
keluarin diri gitu. Yaudah aku tanya aja ke temenku
Nah, aku juga mau nanya. Waktu kamu diem di kamar
ketika mengalami di bully itu org tua kamu nanyain gak?
Enggak sih kak, paling papa mama taunya aku ya kaya ngerjain
pr atau lagi belajar gitu aja. Cuma yang sering nanyain ke
kamar gitu mama kak dan aku juga belum pernah kaya ketauan
151-153, Beranggapan
jadi orang jangan malas
156, Bingung karena
keluar dari grup
Problem Focused
Coping (Planning)
Dampak Cyberbullying
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
lagi bete gitu sih. Kalo itu pas lagi main game aja sama
dengerin lagu baca buku kak.
Berarti papa mama mu atau mungkin kakak mu gak tau
kalo kamu lagi ada masalah terus di kamar gitu?
Enggak kak. Soalnya aku ya sebutuhnya aja kak, kalo lagi
cerita ya cerita ke mereka. Selagi aku bisa nanganin masalahku
sendiri sebisa mungkin aku gak akan cerita kesiapa siapa kak,
kecuali yang sepele gitu aja ya kak. Pokoknya dikamar main
game sama dengerin lagu itu udah enak kak
Biasanya kamu main game apa?
Game di hp aja kak, kaya mobile legend sama game offline
sugar rush yang gampang gampang ajaaa
tapi bukannya ML itu nyebelin ya? Maksudnya kalo kalah
atau turun rank gitu bakalan kesel, ya gak sih?
Kalo aku bodo amat kak, game itu cuma buat have fun aja gak
sampe bikin kesel juga. Mau turun ranknya ya bodo amat, gak
peduli juga sih
Dgn main game buat dirimu gimana, Bisa buat lupa kah
dgn masalah yang kamu alami terutama bullying?
Eeee, gak sih kak. Cuma game itu menurutku cuma untuk
pengalihan pikiranku aja kak biar gak keinget aja gitu. Soalnya
kalo gak main game atau dengerin lagu tuh di kepala kaya
terngiang ngiang gitu kak kaya kalimat “jelek lu, kurus lu,
jerawatan bgt mukanya” jadi yaaa biar gak inget aja kak. Tapi
menurutku itu cara efektif yang bersifat sementara
maksudnya bersifat sementara?
Yaa meskipun masalah itu ilangnya gak cepet cuma aku bisa
jadi refleksi diri, eee intropeksi diri lebih dalem lagi aja kak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
195
196
197
198
199
200
201
202
203
204
205
206
207
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
219
220
221
223
tapi, bukannya nanti kalo misalkan itu udah lewat
bukannya keinget lagi?
Kalo aku mikirnya kalo tiba tiba aku inget gitu aku sih kaya
udah nyiapin pikiranku kak kaya “kalo aku mikirin terus capek
nih” jadinya gak aku pikirin dan bisa lupa jadinya kak
Oh gitu, kalo dengerin lagu kamu suka lagu apa?
Kalo skg sih belakangan ini suka dengerin lagu yang lagi hits
aja kak kaya bad liar, imagine dragon gitu kak. Kalo Indonesia
kaya pamungkas ya segenre itu lah kak
tapi kalo lagi ada masalah gitu, yang biasa didengerin apa?
Eee yang genrenya rock kak atau gak metal kaya BMTH, feast,
arctic monkeys.
Kenapa dengerin lagu itu?
Soalnya itu kan alirannya agak keras gitu kak musiknya jadi
kaya kebawa adrenalinnya. Jadi gak bikin galau bgt lah kak,
enak juga rhytm gitarnya, aku suka kak
boleh boleh yaa lagumu. Kalo arctic kamu suka lagu yang
apa emang? Soalnya aku juga pendengar arctic monkeys
juga
oh iya kak? Aku sih sukanya do I wanna know, teddy picker,
fake tales of san fransisco.
coba deh dengerin yang a certain romance itu enak bgt beat
akhirnyaa sama suck it and see
okelah kak nanti
Oh ya, kamu pernah gak dapat nilai jelek gak?
Selama sekolah pasti pernah dong kak, gak mungkin enggak
kan hehe
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
224
225
226
227
228
229
230
231
232
233
234
235
236
237
238
239
240
241
241
243
244
245
246
247
248
249
250
251
Nilai terparah yang pernah kamu dapet berapa? Yang
paling bikin kamu drop stress gitu?
Aku lupa waktu smp atau sma ya kak, kalo sd lupa pasti.
Kayanya smp deh, itu aku inget banget pelajaran ipa kimia atau
fisika gitu aku ulangan cuma dapet 25 kak. Itu tuh aku sampe
rumah nangis kaya merasa bodo bgt selama ini, bisa bisanya
dapet nilai segitu. Itu pun kalo gak salah ulangan akhir
semester kalo gak salah, apa uts ya pokoknya antara dua itu
kak. Yang parahnya lagi itu yang bagiin temen jadi aku ada
rasa minder juga kan kak. Dia nyari nama otomatis ya liat
nilaiku kan kak. Dalem hati “mampus lah ini mau kek mana”
yaudah pas tau nilainya segitu yaudah nangis, kecewa sama diri
sendiri. Sampe sempet kesel sama itu pelajaran. Paling tinggi
nilaiku di dua mapel itu Cuma 77 kak, nyentuh 80 aja gak.
Emang gak ada bakat di bidang itu. Kalo dipikir lagi malu
maluin kak hhaha
Eeee aku juga pernah kok hehe tapi its ok, udah berlalu
juga kan. Terus kamu gimana tuh ngatasi nilai yang dapet
segitu di maple itu?
Yaaa mau gak mau dan harus mau kak, biar gak malu maluin
banget aku kaya bikin semacam rules gitu biar aku dapet
seenggaknya diatas KKM. Kalo missalkan ada ulangan harian
itu, biasanya kan 2 kalo gak 3 mapel sehari kan kak, nah kalo
misalkan ada dua mapel itu paling aku banyakin porsi
belajarnya disbanding pelajaran yang lainnya, seeggak
enggaknya dapet nilai di atas KKM lah biar gak remedial
Oh ya, aku mau cerita sedikit boleh ya waktu aku di bully
tapi ini secara langsung bukan media sosial, kalo media
243-249, membuat
rencana belajar yang
lebih terstruktur
Problem Focused
Coping (Planning)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
252
253
254
255
256
257
258
259
260
261
262
263
264
265
266
267
268
269
270
271
272
273
274
275
276
277
278
279
sosial aku jarang sih dan itu aku anggap yaudah gitu aja
apa mungkin aku cowok kan cuek sama hal kaya gitu cuma
ya siapa taukan kalo ada cowok yang diluar sana
mengalami bully yang buat dia mental drop gitu kan. Jadi
waktu aku smp itu aku bisa dibilang agak pendek ya dari
temenku yang lain. Nah setiap main gitu, setiap dia manggil
aku “cel, boncel sini lu” ya gitu deh. Semakin sering tuh
temen temen lama lama kok aku kaya minder gitu kan tapi
yaudah lah buat lebih deketsama temen tapi dalam hati ya
kesel juga kan. Terus waktu SMA aku dipanggilnya
“nyong” dan aku nurut nurut aja lagi hahaha nyong itu
maksudnya monyong yaa. Aku mikir “emang iya bibir gue
semonyong itu kak, ini seksi kali haha”. Tapi mereka kalo
line bbm aku ya manggilnya begitu, bukan nama. Itu kalo
di rumah aku ya yg cuma diem aja karena minder sampe
bener ketauan gitu mood ku jelek orang tua ku nanya,
cuma aku gak cerita aja bilangnya lagi berantem sama
pacar padahal bukan gara gara itu haha aku sih
nyelesaiinnya sama masalah kaya gitu aku kaya
ngerencanai nih buat aku gak kaya di panggil gitu lagi. Jadi
caranya aku bilang ketemen ku yang sering manggil aku
kaya gitu biar gak dipanggil kaya gitu lagi.
Kalo kamu sendiri pernah gak sih punya panggilan kaya
aku gitu yang nyeleneh tapi lama lama bikin minder?
Eeee pernah sih kak dibilang gizi buruk karena badan ku yang
terlalu slim ini, disitu aku kaya “ya kenapa sih emangnya” toh
aku juga masih bisa hidup sampe skg kak. Suka kasian gitu sma
orang yang manggil aku kaya gini. Syukur aku masih bisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
280
281
282
283
284
285
286
287
288
289
290
291
makantapi dibilang gizi buruk, gimana yang gak bisa makan
kak? Serasa hidupnya udah paling bener aja
Nah kamu waktu di gituin, kamu nyelesaiinnya gimana?
Kalo aku kan atur strategi, kaya awalnya bayangin dulu
terus aku bilang ketemen ku, kalo kamu gimana?
Aku mah langsung aja kak ke orang itu cuma ya maksudnya
gak sekali panggil langsung aku bilang gitu, kalo udah berkali
kali baru ku tegur. Yaa aku pikirin dulu kak biar gak ada baku
hantam diantara kita soalnya males aja gitu. Dia yang salah
nanti malah dia yang lebih ngotot, capek diri ini kak hehe
intinya segala sesuatu yang pengen aku lakukan pasti aku
rencanain kak
289-291, Merencanakan
sesuatu yang ingin
dilakukan
Problem Focused
Coping (Planning)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Lampiran analisis partisipan 2
No Verbatim Satuan Makna Subtema
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Bagaimana kabar (subjek)?
Baik mas
Apa kesibukan saat ini di tengah pandemik COVID-19?
Sekarang sih Cuma kelas online mas. Kadang kalo gak lagi
kelas ya ngisi kekosongan aja mas biar gak bosen
Contohnya apa tuh?
Seringnya main hp, main game mas ngepush rank hehe
Game opo kui?
Biasa mas pubg an mas
Kapan kapan mabar lah kalo gitu
Haha siap mas boleh boleh, tur aku noob mas
Ha ya gpp, aku yo noob kok. Mung KD 1 haha
Oh ya, usia mu berapa (subjek) saat ini?
19 mas
Btw, kamu lihat fenomena corona kaya gini gimana? Apa
perasaan mu?
Wah mas, aku wis prek mas. Wis bodo amat lah sama corona
gini. Soale piye ya mas, aku mikirnya ini kaya bom waktu gitu
mas. Sebelumnya kan juga kaya udah pernah ada virus ebola,
H1N1, flu burung ngono mas, tapi yang bikin heran bisa sampe
kita meninggal gitu e mas. Kesel wae mas jadi gak bisa
ngelakuin kegiatan kaya biasanya, nongkrong sama temen
ngopi- ngopi ngono. Po meneh baru masuk kuliah gini kan, aku
gak tau temen ku kaya gimana bentukkannya Cuma sebatas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
ketemu lewat webcam aja, jadi gak bisa ngerasain perkenalan
di kelas terus kaya ospek langsung gitu. Padahal pas masih
SMA yang belajar dateng ke kelas gitu ngebayangin pas awal
masuk kuliah kaya e seru ngono mas. Eee jebul malah Cuma
tatapan online. Kalo corona udah selesai terus masuk di kelas
gitu kayanya juga kenalan ulang mas.
Lha kenapa?
Haa yo kan, sebelum e gak tau ini siapa itu siapa, bentukan e
kaya apa. Jadine kan kenalan lagi, bikin relasi yang lebih jelas
lagi sama temen sekelas.
dampak apa yang kamu rasakan dari corona?
Jadi gak bebas wae mas mau kemana mana. Jadi rada waspada
sama orang disekitar. Kita ya gak ngerti to nek orang lain ada
gejala njuk kita cuek gitu aja. Apalagi sekarang masker udah
kaya ketergantungan mas.
Kok iso?
Lha iyo mas. Nek missal keluar mau keluar rumah gitu gak
pake masker pasti balik lagi njuk ngambil. Sama halnya kaya
hp atau dompet ketinggalan wae mas. Mesti panic njuk balik
lagi to kerumah. Jadinya sekarang kaya perilaku yang baru lagi.
Kalo dari luar dalam jangka waktu yang lama harus mandi,
sering cuci tangan. Tapi mas aku kepikiran ki. Gimana ya sama
orang yang tadinya sering banget keluar rumah gitu njuk ada
corona gini diem dirumah? Opo gak stress ya dia?
Nek aku mikirnya sih jadi shock aja gitu. Strees ya pasti
soalnya kan yang ndee sering ketemu orang to ngobrol sana
sini kaya biasalah, sekarang ada corona kayanya nek missal
ada orang yang begitu pasti bakalan jenuhnya ampun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
ampunan, apalagi kalo misal ada keluarga yang gak baik
gitu hubungannya pasti orang itu mungkin bakalan
tertekan secara psikis sih
Makane mas kasian gitu ngeliat orang yang gak biasa
melakukan kebiasaannya
Haaaa meh kepiye meneh bro, namane situasi yang gak
terduga juga e
Hoo sih mas
Tapi kamu selama corona gini udah berani keluar keluar
gitu? Kaya nongkrong gitu, ketemu temen mu?
Sekali sekali aja sih mas sama kalo gak males gitu. Biar gak
jenuh juga kalo di rumah terus. Udah 6 bulanan juga kan di
rumah, berdiam diri tak ada hiburan. Apalagi pas aku nungguin
pengumuman dari kampus yang ku daftar itu, bosen banget to
mas.
Daftar kuliah dimana kamu?
Kemarin daftar UGM sama UNS tapi gak ada yang keterima
hehe
lha, skg kuliah dimana?
Di solo mas, adalah univ swasta
Berarti kamu ni di rumah aja ya, maksudnya gak kost di
solo?
Iya mas, ning omah wae. Lha mau ngekost gimana, keadaannya
lagi gini juga. Wis dewe, jomblo meneh
Gak opo bro, aku yo jomblo kok hahah
Kamu di rumah tinggal sama siapa aja?
Sama ibu aja mas, bapak udah gak ada, kakak kuliah di
Bandung. Kadang ada ponakan main ke rumah juga mas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
Boleh diceritakan untuk latar belakang keluargamu?
oke kak. Jadi aku ada bapak, ibu sama mbak ku satu. Bapak
dulu kerja pegawai swasta tapi sekarang ….. boleh gak
dibilangin to mas?
Iya boleh
Ya pokoknya gitu lah yo mas. Nek ibu ku dulu kerja di bank
mas saiki udah gak, skg ada laundry an jadi ya agak tercukupi
lah mas sama kadang sama ada orang jualan gitu joinan
istilahnya. Kalo mbak ku sekarang kuliah di Bandung udah
semester akhir nyambi kerja juga jadi lumayan kena juga
enaknya mas haha. Tapi kalo di rumah ya Cuma berduaan aja
sama ibu, sok sok ya bantuin kerjaan ibulah, biar gak capek
capek banget kerja dewe mas
kamu kalo di rumah gimana sama keluarga?
Aku sih cukup penurut mas wong e, wong aku ya jarang keluar
rumah. Dari kecil aku tuh emang jarang main ngono mas, ibuku
jagani aku banget kok Jadine kebawa sampe gede. Nah seko
kui, aku jadi banyak ngobrol mas waktu masih lengkap pada di
rumah. Yo mainan bareng ngono lah mas, cerita cerita. Kadang
nek mau kemana gitu aku ya ikut ngusulin mau kemana gitu,
cukup terbuka sih mas keluarga ku
Kalo di rumah kamu dekete sama siapa?
sama ibuku sih kak. Piye ya, aku kalo lihat ibuku ki kaya apa
aja bisa dijalanin gitu lho kak. Gak pake pikir fafifu tapi ya ada
aja jalannya kak. Mbuh ya kak, kayae Tuhan udah ngasih
sesuatu yang lebih sama ibu jadine aku gak mau macem macem
juga mas sama ibu ku. Bisa dibilang aku paling banyak
waktunya sama ibu ku kak dibanding bapak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
Apa yang beda emangnya bapak sama ibu?
beda pokoke mas. Ibu ki lebih opo yo ngayomi banget lah sama
aku, nek bapak ki yaudah lakukan apa yang kamu harus
lakukan aja gitu mas. Ibu ya peduli banget sama aku, aku inget
waktu SMP kalo gak salah, itu sampe aku dibilang sama temen
ku itu simbokan bgt. Padahal yo sakjane gengsi ya mas masih
di saying saying gitu hahah tapi pernah ada kejadian gitu,
waktu SD aku berantem to sama temen ku tetangga. Nah ibu ku
tuh kaya belani nek aku tuh gak salah padahal aku yg iseng
sampe bikin temen ku nangis gitu haha tapi ibu ku yang sampe
anaknya itu gak boleh salah. Makanya lebih aman sama ibu.
Tapi kamu pernah ribut atau berantem gitu gak sama org
tua atau sama kakak gitu gak? atau sama temen mu gitu?
aku gak tau yo mas ini ribut atau berantem. Intinya aku sama
bapak sih, ya pernah diem dieman gitu gak ada ngomong sama
sekali. Itu gara garane apa ya, aku lupa mas persis e apa yo mas
tapi ya itu diem dieman Cuma ya 4 sampe 5 hari mas gak
nyampe seminggu. Tapi yang ngajak ngomong aku duluan
dibanding bapak. Paling waktu itu ya kerjaannya banyak jadi
sibuk stress akeh tekanan paling mas jadine yaudah tak diemin
juga.
Kalo sama ibu?
Bisa dibilang gak pernah mas, pokoke nek misal aku ada salah
ya aku langsung minta maaf kok. Gak pingin buat ibu kecewa
mas.
nek sama mbak mu piye?
Paling kalo gelut gur masalah males kemalesan wae mas
Contoh e opo?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
Gak iso naruh handuk, maksud e bar mandi handuk e gak
langsung dijemur mas. Terus nek aku ngeberantakin kamar e,
ya cewek sih ya mas ribet emang hahaha
Ha yo itu nalurinya je haha yawes aku mau tanya
Bagaimana sewaktu masa sekolah (SMP maupun SMA)?
aku ki nek di sekolah bisa dibilang pilih pilih temen mas.
Maksud e nek ngobrol gitu ya mas, nek main sama semuanya
main Cuma yang cocok sama aku ki Cuma beberapa aja. Dari
yang kita obrolin pokoknya sing masuk wae lah mas. Aku ki
orang ecukup waspada ngono mas, mbuh yo aku ya bingung
haha tapi nek soal temen, aku ya temenan sama yang jagoan lah
istilah e biasa aja tapi gak kaya sama temen sebangku ku gitu.
Kalo nongkrong pun aku ya sing banyak diem gitu mas,
ngomong ya sebutuh e aja, ngelucu ya kalo lagi pengen wae
tapi ya gak mesti lucu yo haha. Cukup aktif juga aku ning
sekolah mas, ekskul yo melu. Nek ada acara opo yo sok sok
jadi panitia tapi ya ngono lah mas.
Ngono piye?
Sing kae mau mas, nek ngobrol ya sebutuhnya aja, seniatnya.
Kalo ketawa ya melu ketawa tur lebih sering ngobrol sama
temen yang menurutku masuk wae sama aku mas, ngono.
Berarti senyamanmu aja ya buat ngelakuin itu juga. Aku
ya bisa dibilang kaya kamu, tapi aku lebih seneng nyendiri
gitu sih. Mbuh ya kayae nyaman wae. Tapi nek kaya waktu
sekolah yak e kantin bareng, makan bareng ya tetep Cuma
di satu situasi aku enak wae gitu menyendiri
Tapi kamu pernah dapat nilai jelek gak?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
ha iki ngenyek po piye sampean mas? Hahaha pernah mas sing
jelas. Aku ki gak pinter pinter tenan yo, tapi ya gak bodo bodo
tenan mas. Nek gek bodo berarti kui lagi pengen wae mas haha
pernah mas pernah.
Haha ra ngenyek aku bro. njuk bar dapet nilai jelek gitu,
piye perasaanne?
nek aku yo mas, sakjane ki biasa wae. Kalo kaya nilai ulangan
dibagi ngono, pas delok nilai ne yo kaget njuk mangkel dalem
hati ngono tok bar kui yawes biasa wae. Kan sih ono remed to
mas jadine aku ya gak begitu tak bawa sedih gitu sih.
Orang tua mu gak nanyain po?
Yo nanyain, tapi gak semuan ne tak kasih tau mas. Jadi ono dua
ulangan dibagiin misal matematika nih entuk nilai 50 sama
PKN 46 gitu ya, yang tak kasih tau Cuma matematika wae mas.
Jadi nilai yang lebih gede tak kasih tau ke orang tua ku gitu.
Sakjane yo gelo tapi gak pengen delok orang tua ku sedih wae
ngono mas opo meneh ibuku.
Lalu respon orang tua mu gimana pas kamu kasih tau
dapet nilai segitu?
Respone koyo “ealah le kok iso?” njuk aku ya meneng wae mas
nek ibu wis ngomong kaya gitu, gak berani bales juga. Tapi ibu
mesti ngasih wejangan koyo “yowes le, sinau sing sergep
meneh men gak dapet nilai jelek terus”. Jadi aku yo tetep adem
mas nek ibu udah ngomong gitu. Kalo bapak responnya Cuma
“ojo ngono meneh le” dadine aku ya biasa aja. Bukane aku
nyepeleke mas tapi aku mending diem wae soale kan yo salah
ku juga to mas. Mesti bapak ibu ya kecewa tapi aku nek salah
ya ngapuro mas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
194
195
196
197
198
199
200
201
202
203
204
205
206
207
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
219
220
221
Who wangun, respect aku sama kamu bro
Tur pernah gak kamu mengalami cyberbullying?
Pernah mas, bisa dibilang sering. Soale aku orang yang pasif
nek di ejek ngono. Soale aku mikir Cuma bercanda tapi ada aja
yang sampe piye ya, bikin aku males mau ngopo ngopo gitu
Bagaimana kejadiaan saat terjadi cyberbullying pada diri
mu?
Kalo kejadianne sih biasanya koyo nek ngechat manggil e kui
gak nama tapi ya kui “piye blok, bla bla bla” njuk di asu asu ke
gitu mas alasane wong e bercanda tapi menurutku, aku kan
dudu guguk to mas. Rodo kepikiran wae mas po meneh nek
sampe ibuku tau njuk kecewa kan bikin sedih wae mas.
Oalah. Waktu itu kan kamu pernah ngisi yang empat
pertanyaan itu to, coba ceritakan
kejadian saat dikeluarkan dari grup?
Who nek iku random tenan mas koncoku. Dadi to waktu itu ada
acara sekolah gitu kan mas nah aku melu jadi panitia. Waktu itu
ya kaya diskusi gitu to ning grup, disuruh ngasih ide mau
ngapain dan harus kaya gimana. Aku udah ngasih ide usulan
tuh, tapi gak ada yang gagas, gak ada yang nanggepin. Yawes
to aku nyimak aja di grup, mungkin juga ide temen ku yang
lain lebih bagus dari pada punya ku. Tak tinggal makan, pas
mau ngecek grup e lah kok udah gak ada. Aku coba Tanya
temen ku yang di grup itu kan “kok aku di keluarin?” temen ku
juga gak tau itu mas tiba tiba aku udah gak ada aja. Ku chat lah
admin yang ada di grup itu, tak Tanya “kenapa aku di keluarin
gitu aja?” njuk jawabannya mereka saling lempar gitu mas sam
gak tau “Tanya aja dia dia dia” ha yowes daripada aku
198, subjek menjadi
malas
204-205, Subjek
menjadi cemas jika
ibunya mengetahui
masalahnya
Dampak dari
Cyberbullying
Dampak dari
cyberbullying
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
222
223
224
225
226
227
228
229
230
231
232
233
234
235
236
237
238
239
240
241
242
243
244
245
246
247
248
249
mempermasalahkannya to, yaudah tak diem aja. Njuk aku
mikirnya “nek gak suka sama ideku ya bilang aja, gak usah tiba
tiba di kick gitu lho, kalo ada masalah kan bisa selesaiin baik
baik to gak pake ngekick gitu”.
Terus perasaan mu gimana?
Awale ya kesel mas, tapi taunya dilempar lempar gitu yaudah
males jadinya ngeladenin lagi. Aku mau balik ke diriku yang
awal aja. Bukane gak mau berpartisipasi, tapi udah digituin yo
males juga to
Terus pas acara ketemu yang lain gimana?
Aku gak peduli mas, nek waktune kerja ya kerja kalo gak ngapa
napain ya tak bantuin. Jujur dengan perasaan gelo gitu mas tapi
yawes lah Cuma utk kelancaran acara sekolah ajaa haha
Kalo kamu kejadian saat dilecehkan secara fisik di media
sosial gimana?
Kalo itu agak aneh sih mas, tapi yo bener aneh. Soalnya aku
kan kaya upload foto gitu to di facebook, mbuh siapa aku gak
kenal tiba tiba ki komen ”gak usah caper bro, item wae sok
kecakepan” lah padahal aku ya gur upload yang tak pengen wae
kok tiba tiba orang tersinggung yang gak ada hubungannya
sama dia. Aneh kan. Nek misal ada masalah ya selesaikan
sendiri gitu lho, jangan postingan orang lain di komenin gak
jelas gitu. Itu sih yang bikin aku kepikiran mas, kok ya iso
isone rasis kaya gitu lho.
Terus itu kamu ladenin gak?
Ya Cuma tak Tanya “apa masalahmu bro?” gak dibales sama
dia tak hapus aja komenannya. Capek mas nek di perpanjang
gitu, gak penting juga
227-228, Kesal karena
tidak ada kejelasan
Dampak dari
cyberbullying
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
250
251
252
253
254
255
256
257
258
259
260
261
262
263
264
265
267
268
269
270
271
272
273
274
275
276
278
279
Lalu kalo kejadian saat menerima pesan yang berupa
amarah gimana?
Sebentar mas tak ingetnya…. Oh waktu aku ngechat temen ku
mas, padahal ya aku Cuma bercandaan wae tapi ndee
nerimanya serius gitu. Mbuh sih lagi ada masalah apa gak, njuk
dia bales chat ku “wis lah gak usah ganggu aku cuk, bajingan
lah. Iso ne mung ganggu tok koe ki lho cen tae lah”. Maksudku
ya kan temen gitu lho biar membawa suasana cair gitu tapi
malah salah aku. Yawes aku minta maaf tapi ya masih di asu
asu in mas haha
Terus perasaan mu piye?
Yaa koyo merasa bersalah wae mas, padahal maksudku kan
Cuma bercanda jebul di gas ngono, yawes. Gelo sih tepate mas
Kalo kejadian saat mendapatkan komentar negatif berupa
ucapan kasar?
Nek ini gak beda jauh mas sama yang postingan di facebook.
Kalo ini aku di ig dapet e komentar gak enak. Aku kan upload
foto sama keluarga ku gitu to lengkap ada bapak, ibu sama
mbakku. Balik lagi, ku kira aman aman aja gak ada masalah
sekali, eh lha jebul yang pertama temenku ya gak deket banget
gitu ujug ujug komen, “rupamu koyo cicak gepeng nju busuk.
Wis ngono jerawatan meneh” batinku ha yo ngopo emang e,
kok jadi dia yang ngomong ngono. Terus ono akun gak di kenal
mas, gak ada fotone gitu followers e ya gak ada. Komenan ne
nek gak salah “jancuk, utang bapak mu kae dibayar ra sah
mlayu terus” ya aku kan gak reti opo opo ya mas, ya tak bales
“maksudnya apa, gimana?” dia bales lagi “bapak mu kae utang
ning ndi ndi gak ono sing dibayar, alesane gur nanti nanti
261-262, merasa
bersalah dan kecewa
dengan sikapnya
Dampak dari
Cyberbullying
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
280
281
282
283
284
285
286
287
288
289
290
291
292
293
294
295
296
297
298
299
300
301
302
303
304
305
306
307
sekarang malah pesta ngene” aku lupa persis e mas tapi intinya
ngono. Sampe sampe keluarga ku yang lain tuh ikut komen
juga to. Meh tak lanjuti tapi mung akun palsu mas gak tau siapa
to yawes tak neng ke wae bar kui.
Itu pas kapan e?
Jadi aku upload itu pas sedulurku nikah mas, masa iya aku gak
booleh update pas lagi bareng bareng gitu. Pas SMA kelas 2
kalo gak salah juga.
Tapi bapak ibu mu ada yang tau gak?
Enggak mas, langsung tak block wae, untung e mbak ku ya gak
tau. Mbuh dia gak baca tapi gak ngasih tau sih. Aku ya gak
bilang ke bapak ibu, biar jadi rahasia ku aja.
Setelah anda mengalami kejadian tersebut, mungkin bisa
diceritakan dampak apa yang muncul dengan cyberbullying
yang kamu alami?
Dari kejadian itu aku paling ngerasa kesel, kecewa, kepikiran
juga mas. Nek dibilang stress ya cukup stress pernah sampe
males mau ngapa ngapain. Yang aku takutin itu kalo sampe
orang tua ku tau mas, terutama ibuku. Jujur wae aku gak kuat
wae kalo ibuku tau. Masalah e ibuku tuh juga bakalan kepikiran
gitu nek anake ada masalah. Apalagi nek ada orang yang udah
ngomongin secara fisik tuh udah bikin aku kaya gak semangat
hidup mas, koyo aku ki kok ngopo ngopo wae salah lho.
Upload foto salah, komen salah ha njuk kun ngopo, dadi batu?
Kamu gak pernah cerita gitu po nek di bully di media
sosial? Ke temen opo ibu mu opo mbak mu gitu?
Jarang sih mas. Aku nek cerita kalo emang ini orang
ngomongnya udah bener bener parah aja baru aku cerita sama
295-297, Perasaan diri
subjek
297-300, Subjek merasa
cemas
Dampak dari
Cyberbullying
Dampak dari
Cyberbullying
Emotion Focused
Coping (Seeking of
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
308
309
310
311
312
313
314
315
316
317
318
319
320
321
322
323
324
325
326
327
328
329
330
331
332
333
334
335
temen ku. Lebihnya aku minta saran aja sih mas sama temen
deket ku, baiknya aku harus gimana bersikap kaya apa kalo
digituin. Yang jelas aku gak akan selalu cerita ke ibu ku yang
kemungkinan bisa bikinn ibu ku sedih mas, nek sama mbak ku
aku Cuma ya ngobrol biasa aja gitu sih.
nah pas kamu cerita ke temenmu, respon temenmu
gimana?
Temen deket ku orangnya rodo atos sih mas, jadi nek misal aku
certa gitu mesti ndee bilang “hash ngono wae ndadak galau,
diemin aja nanti orang yang kaya begitu ilang dewe” sempet
melu kesel koyo “ayo ndi ampiri wae wong e, tak senggel
sisan. Gak iso koncoku diomongke koyo ngono” bersyukur sih
mas aku iso entuk temen ku yang sampe belain aku kaya gitu.
Tapi aku tetep ambil sisi apik e dari dia mas, aku belajar dari
dia emang harus kudu berani kok.
Wah respect sekali aku bro
Terus gimana cara mu melakukan untuk mengatasi
cyberbullying yang pernah kamu alami? Ee melampiaskan
gitu, coba ceritakan
Eee kalo aku gini mas, misalkan ada temenku yang ngenyek
atau ngece aku gitu, aku bakalan kaya menghindar gitu wae
mas. Maksud e kalo ngobrol gak mau yang lama, sebutuhnya
aja ya kaya nyapa gitu aja. Daripada dia semakin membully
diriku to mas. Males aku dengernyaa. Terus juga aku kaya
bakal nunggu nih, sampe seberapa parah dia berucap yang gak
bener sama aku. Kalo udah parah, baru aku samperin utk
nyelesaiin masalahnya. Biar kalo berani gak Cuma di sosmed
aja, langsung di depan muka lebih baik.
308-310, Ingin
mendapatkan saran dari
teman
319-322, Mendapatkan
dukungan moral
327-329, Menghindar
dari orang yang
menjelekan dirinya
331-334, Menunggu
orang yang sudah parah
ngomongnya
Emotional Social
Support)
Emotion Focused
Coping (Seeking of
Emotional Social
Support)
Problem Focused
Coping (Active Coping)
Problem Focused
Coping (Resistant
Coping)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
336
337
338
339
340
341
342
343
344
345
346
347
348
349
350
351
352
353
354
355
356
357
358
359
360
361
362
363
Ada cara lain untuk mengatasi hal tersebut?
Po meneh ya mas, intinya nek aku misale ada maslah cukup
kaya dikasih semangat wae sih mas. Biar akunya juga bisa
naikin mood gitu lho mas. Kalo gak ya aku ambil yang baik
baik aja dari kejadian itu mas. Soale kesel juga kalo dipikirin
terus terusan, bikin pikiran juga. Kalo pikirannya satu aja gak
apa apa, lah banyak e haha
Bagaimana perasaan anda ketika strategi yang kamu
lakukan itu berhasil pada diri anda?
lega wae mas, soale satu satu masalah yang gak perlu di
tanggepin sebenernya hehe selesai juga. Segala sesuatu
terutama kalo ada masalah sih, aku bawa dengan doa sih mas,
jadinya pas aku gak bisa ngobrol sama siapa siapa jadinya kalo
udah berdoa udah enak gitu, ya meskipun gak angsung selesai.
Cuma ada aja jalannya mas
lebih leowo gitu aja ya bro iya mas, pasrah. Loss pokok e hhaha
Cara mana yang menurutmu berhasil mengubah
semuanya?
Nek aku kallo udah bisa ketemu sama orang yang cari perhatian
gitu, udah bisa ngobrol gitu enak mas bisa langsung nyelesaiin
masalah tanpa fafifu gitu mas. Udah bisa nanyain maksudnya
dia kaya gitu ke aku tuh lega jadinya, kalo bisa dimaklumi ya
maklum kalo enggak ya mungkin bisa gelut heheh
ya intinya kuatkan dirimu dengan seuatu yang positif, biar
kalo digituin gak goyang lagi
masih ada yang ingin disampaikan kembali terkait
pengalaman cyberbullying yang anda alami?
337-338, Diberi
semangat
338-340, mengambil
sisi positif
345-348, Selalu berdoa
ketika ada masalah
355-359, Merencanakan
untuk bisa ngobrol
dengan orang yang
membullynya
Emotion Focused
Coping (Seeking of
Emotional Social
Support)
Emotion Focused
Coping (Positive
Reinterpretation)
Emotion Focused
Coping (Turning to
Religion)
Problem Focused
Coping (Resistant
Coping)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
364 Ora sik mas, cukup segitu dulu
Lampiran analisis partisipan 3
No Verbatim Satuan Makna Subtema
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Halo bro, gimana kabarnya?
Baik bang, abang gimana?
Baik juga bro aman selalu
Oh ya, umur lu berapa skg?
Umur 20 bang sekarang
Berarti lu kelahiran tahun 2001 ya?
Gak bang, kelahiran 2000 gue
eh iya ya bener bener. Okelah kalo gitu
Lagi sibuk apa nih pas corona kaya gini?
Eee kuliah online aja bang tapi bikin bosen. Ngeliat temen baru
di layar laptop aja bang haha kenalnya Cuma dunia maya.
Selain kuliah apa lagi?
Yaaa nongkrong sana sini juga bang ama temen, capek di
rumah mulu. Apalagi gua orangnya sering banget keluar rumah
bang dulu sebelum ada corona. Gua nih anaknya main mulu
bang, kaga bisa diem orangnya
Nah berarti bisa dibilang pasti lu ngerasain sesuatu ya dari
corona. Ada gak dampak yang lu rasakan dari corona?
Eeee ada bang, gue jadi di rumah mulu jelas bikin gue bosen
bang, terus kaga bisa ketemu temen jadi ngobrolnya susah. Gak
ada bahan gosipan cewek gitu haha kalo waktu nongkrongkan
pasti ada aja gitu bang yang di omongin sama temen gua, kalo
di rumah ya Cuma ketemu adek gue, abang gue, sama bokap
nyokap aja udah. Cewek kaga ada lagi jadi hampa udah haha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
kesel bang jadi terkekang gitu sama sesuatu yang bikin kita bisa
mati gitu amit amitnya bang
Ya mau gimana keadaan juga memaksa bro
Terus lu katanya tadi udah nongkrong sana sini, itu apa
yang buat lu berani keluar rumah?
Eeee gua ngerasa udah bosen aja bang, gua juga udah kangen
bang sama temen temen nongkrong gua, pengen gibah gosip
gitu lah. Gua mikirnya semakin kesini corona udah bersama
sama kita bang mau gak mau. Lagi pula kaya pemain bola kena
corona sampe sekarang juga gak meninggalkan jadi ya santai
aja tinggal kita nya aja kuatin imun sama minum vitamin aja
bang jadi yaudah tapi ya tinggal kitenya aja ikutin aturan
mainnya pemerintah. Gak susah juga bang kaya pake masker
gitu kan
Bener bgt itu bro, gua setuju sama lu. Gua juga tadi
awalnya males di rumah aja. Tadinya kan gua ketemu
sama orang buat wawancara pas sebelum corona. Pas mau
wawancara eh corona jadi banyak, yaudah baru bisa
belakangan ini termasuk lu juga
Oh gitu bang, pantes kayanya lama banget lu kabarin ke guanya
bang
Yaa begitulah, sorry yah ahaha
Selow bang, selow
Eh, lu kuliah dimana?
Di bekasi bang, di Gundar
Gundar di Kalimalang kan ya?
Yooi bang, tapi kadang kan kalo ngurus ngurus gitu harus ke
Depok bang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
Kerjaan juga ya bro
Lu kalo di rumah sama siapa aja?
Lengkap bang, bapak, ibu, abang gua sama adik
Coba ceritain latar belakang keluarga lu kaya gimana?
Eeee bapak ibu gua asli orang jawa bang dari Semarang. Kalo
sekarang bapak gua kerja di Jakarta bang, kalo ibu gua di
rumah aja bang bantu beres beres rumah. Abang gua udah kerja
di Jakarta tapi dia bareng sama om gua tinggalnya jadi jarang
pulang ke rumah, kalo balik pas libur panjang aja. Kalo gua ya
masih gini gini aja ngejar ilmu yang gua pengen. Adik gua
masih sekolah SMA kelas 2 dia sekarang. Yaa, gitulah bang
sekilas.
Beda lu sama abang lu, sama adik lu berapa tahun itu?
Kalo gua sama abang gua itu 4 tahun, kalo sama adik gua 3
tahun bang
Gak begitu jauh ya jaraknya
Yoi bang
Lu sendiri kalo di rumah gimana sama keluarga?
Eee kalo sebelum corona ini ya bang, gua jarang di rumah.
Seringnya ya keluar main, nongkrong gitu sama temen temen.
Tapi kalo lagi di rumah, gua ngobrol juga gitu sama bokap atau
gak nyokap yang sering di rumah kan. Yaa ngobrol ngobrol
biasa gitu. Kadang ya gua cerita tadi ngobrolin apaan sama
temen, sama kalo gua pengen beli sesuatu gitu pasti gua minta
saran dulu ke orang tua gua bang. Soalnya ya masih pake duit
orang tua juga kan bang buat ngapa ngapain. Kalo sama adik
gua sih, jarang soalnya kan dia cewek jadi kaya lebih jaga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
privasinya dia aja. Tapi kalo dia kenapa kenapa ya gua bakalan
tanggung jawab sebagai kakak.
Tapi kalo lu di rumah, di keluarga lu gitu, deketnya sama
siapa? Bokap lu, nyokap lu, abang lu atau adik lu?
Eee kalo adik gua jelas jarang ya bang, karena ya itu tadi, dia
cewek dan lebih jaga privasinya gitu. Apalagi kalo abang gua
bang, jelas dia jarang balik ke rumah kan jadi jarang ketemu.
Kalo dia sebelum kerja, Cuma sih ya main main biasa gitu,
cerita ngomongin cewek, main game ya gitu aja bang. Tapi
kalo di rumah gua ngerasa sih gua deketnya sama bokap. Gak
tau kenapa ya meskipun yang sering di rumah nyokap gua ya
bang. Tapi bokap enak kalo diajak soal kongkalikong sama
sesuatu hahhaa
Emang kalo sama bokap lu kenapa?
Kalo diajak kerja sama enak gitu bang. Kaya misal gua sama
bapak gua mau mancing gitu kan, gua pengennya berdua aja
nih atau gak sama temennya bokap gua. Pasti nyokap
bawaannya pengen ikut gitu biar mancingnya kaga lama.
Padahal gua sama bokap gua kalo mancing bisa hampir
seharian gitu, biar kaga ada yg ngerusuhin lah bang nanti
alesannya banyak temennya bokap gua, padahal ya Cuma
beberapa aja kalo gak ya berdua sama gua gitu hahaha sama
kaya mau beli beli apa gitu, pasti gak izin sama nyokap
langsung aja gitu kalo sama bokap. Gak ribet lah pokoknya
kalo apa apa sama bokap bang haha
Berarti bokap lu selow aja ya sama lu
Iya bang, makanya itu enak gitu dah kalo sama bokap
Tapi kalo misalkan lu ada masalah gitu di rumah, biasanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
lu berantemnnya sama siapa?
Sama adik gua bang. Dia kan cewek, pasti ribet gitu apa apa
kaya dia yang berkuasalah. Kalo misalkan gua nih kaya masuk
ke kamarnya tiduran bentar doang ngomel ngomel kaga danta
gitu dah padahal kaga gua berantakin kaga gua apa apain juga
barang barang yang ada di mejanya dia. Ribet lah, makanya gua
kaya jarang banget gitu ngajak adik gua kemana temenin gua
beli apa gitu jarang bang. Cuma ya kalo lagi gitu gak bakalan
lama berantemnya bang. Gua berani bercandain dia kalo
moodnya dia lagi bagus gitu, kaya abis ditembak cowok, lagi
deket sama cowok gitu lah hahaha
Tapi kalo sama orang tua lu gitu, biasanya ribut karena
apa?
Eee kalo itu sih jarang bang, biasanya kaya gua pulang
nongkrong kemaleman gitu kan padahal besoknya masih
sekolah. Nyokap gua sih yang biasanya ngomel ngomel gitu
tapi gua diem aja soalnya kan gua yang salah bang. Kalo sama
bokap gua mah santai paling Cuma bilangin “jgn diulangin
lagi” udah gitu doang, jadi gak ada yang sampe berantem parah
gitu bang. Mereka bakalan ngomel karena kesalahan gua sih
bang, kaya pulang kemaleman, balik sekolah langsung
nongkrong, kaga nurut itu jelas pasti, kaya disuruh nyapu
beberes rumah gitu gak gua jalanin pasti pada ngomel
Tapi lu kalo misal salah sama orangtua lu gitu, minta maaf
gak? Apa diem aja nanti biar baik dgn sendirinya?
Ee kadang sih diemin aja, kadang juga minta maaf
Kenapa gitu?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
Kalo menurut gua sepele gitu ya udah bisa dimaafkan dalam
hati kan bang, kecuali kalo masalah yang besar gitu kaya misal
gua bunuh orang tuh baru, misalkan ya bang misalkan. Kaga
mau juga gua ngelakuinn itu haha
Ya seenggaknya kalo lu emang melakukan salah ya minta
maaf aja bro biar gak kesimpen di hati orang tua lu
meskipun lu bakalan beri kenyamanan. Minta maap juga
gak bikin lu sengsara kok
Hahaha iya bang iya
Yaudeh, sekarang ngomongin lu pas jaman sekolah dah. Lu
dulu gimana sih kalo di sekolahan? Ini terserah lu ya mau
dari SD sampe SMA juga boleh
Random aja kali ya bang haha
Iya boleh, sabebkan
gua kalo di sekolah anaknya bisa main sama siapapun bang jadi
gak pilih pilih gitu. Sama siapa aja ayo gua mah bang, asal gak
rese gitu anaknya. Kalo ada yang rese males bawaannya, jadi
kaya ngegangguin tongkrongan gitu. Pasti gak gua dong yang
ngerasa, temen gua juga pasti kaya gitu. Aktif lah bisa dibilang
bang, kalo dipanggil guru ya nyaut aja, takut sebenernya Cuma
ya beraniin aja daripada malah di paksa gitu, jadi yaudah lah.
Tapi kadang gua kalo di sekolah nih ya bang, males gitu kaya
pulang sekolah langsung nongkrong sama bocah yang lainnya,
padahal gua sering gitu nongkrong. Cuma kalo pulang sekolah
pasti gua langsung balik. Kadang ya Cuma bentaran doang
setor muka abis itu udah balik gitu bang
nah menarik nih. Kenapa lu bisa ngerasa kaya gitu?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
Eee gak tau ya bang, kayanya gua lebih enak gitu kalo pulang
dulu ketimbang gua langsung nongkrong. Karena orang tua gua
juga bilangin kalo mau kemana mana pulang dulu biar baju
kaga kotor soalnya bukan lu yg nyuci, gitu kata nyokap gua
haha Yaa ketemu orang tua dulu lah biar mereka gak
khawatiran juga sama gua bang. Nyokap gua tuh juga kadang
bisa aja kaya tiba tiba protective sama gua, mungkin karena gua
anak kedua yang masih jadi tanggungan orang tua juga, udah
gitu punya anak cewek, jadinya gitu dah bang. Kadang kalo gua
baliknya agak lama gitu pasti udah di chat gitu bang nanyain lu
dimana kaga balik balik, jgn sampe rumah gua tebalikin nih
Haha anjir rumahnya mau di tebalikin, dikata gampang ya.
Agak menarik juga yaa, seperti ada keperluan tersendiri.
Tapi lu semasa sekolah pernah gak dapat nilai jelek kagak?
yaelah bang, sering gua mah. Jangan ditanya haha
hahaha terus perasaan lu gimana?
Gua sih bodo amat bang, maksudnya emang kalo lu gak belajar
kaya mau ulangan gitu terus dapet nilai jelek yaudah itu kan
kesalahan lu juga yang buat jadinya nyesel gak bangga juga gak
Rispek gua bro. Tapi lu ngasih tau gak nilai ulangan lu ke
orang tua lu?
Kaga bang hahhaa Cuma kadang mereka nanyain gitu kan, gua
sih jawabnya belum dibagiin gitu. Pokoknya sampe mereka
lupa gak nanyain lagi. Biar jadi surprise waktu bagi rapot aja
bang
Berani juga lu yaa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
194
195
196
197
198
199
200
201
202
203
204
205
206
207
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
219
220
221
Oh ya, Lu kalo chattingan sama temen lu gitu, tipe
chattingan lu yang gimana? Seniatnya gitu apa tiap hari
yang chattingan?
Eeee Tergantung kepentingan sih bang. Kalo misal ada
kepentingan gitu ya gua bakalan bales sengertinya gua bang.
Jadi gak kaya singkat singkat gitu dah. Tapi dulu kan gua
sempet pacaran tuh waktu awal masuk SMA, nah gua kalo
chattingan sama cewek gua tuh kaya bisa bikin cerpen gitu
bang, panjang panjang gak jelas gitu haha padahal mah bisa ya
lewat telpon tapi guanya mageran sih hahaha terus kalo kaya
Cuma nanyain keberadaan dan gak jelas gitu gak gua bales.
Gua bales nanya “kenapa emang?” Soalnya keseringan gak
bakalan jadi, udah perasaan bulat itu haha kalo bahas buat
ngumpul nongkrong gitu langsung kuy gas ke tkp bang haha
Lah lu kalo nongkrong gitu siapa yang ngajakin?
Temen tapi ngajaknya langsung kaya ”ada ini sih disini, kemari
lah” gua langsung cabut gitu
Ohh gua kira yang pake janjian dulu
Kaga bang
Lu pernah mengalami kejadian cyberbullying sama diri lu?
Eeee gua gini gini ya pernah bang
Kejadiannya gimana tuh waktu lu mengalami bullying di
sosial media?
Jadi gini bang, ya lu liat sendiri ya rambut gua ini kaya gimana.
Pas numbuh tuh gua sendiri kaya ngerasa ini rambut apaan sih
aneh juga. Yaudah gua kalo potong rambut pasti gua botak,
berharap biar gak kaya gini numbuhnya, tapi tetep aja
numbuhnya kaya gak jelas gini. Gua aslinya gak pd-an
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
222
223
224
225
226
227
228
229
230
231
232
233
234
235
236
237
238
239
240
241
242
243
244
245
246
247
248
249
orangnya sama penampilan yang menurut gua gak masuk aja
gitu kalo gua pake dari atas sampe bawah. Ada tuh waktu itu
temen gua cewek chat, tadinya kan ketemuan gitu pas balik
ngechat gua “rambut lu apaan dah modelnya kaya ujungnya
kaktus begitu kaga danta banget diliatnya”. Gua gak tau mana
miripnya sama kaktus haha Yaa gua mau bales gimana tapi
emang jadi gak pd gitu bang. Gua bales aja “bagen ngapa”
padahal mah kesel, tapi yaudeh lah mau gimana nyatanya juga
begini. Terus ada lagi bang di IG. Kan gua komentarin
komenan orang yak, dengan maksud hati gua mau ngebenerin
gitu biar jgn sok tau jadi orang. Posisi gua disitu gua gak tau
orang itu siapa. Gua bilang “bukan gitu bro set set set set set”
udahkan, balesannya apa dah bang “jangan sok tau bet lu
anjing” padahal gua tau kejadian postingan itu malah di sikat
gitu anjir, kesel kan, gua lawan “eh babi, gua ini ngasih tau
karena gua tau” intinya gitu bang, doi bales lagi, katanya “ah
tai, lu orang dalem apa gimana?” yaudah gue diemin aja bang.
Maksud hati ini baik tapi malah digituin kan setan bener.
Gitulah bang pokoknya
Ngeselin ya orangnya
Waktu itu lu ngisi kaya pertanyaan gitu kan, coba sekarang
ceritain kejadian waktu lu di keluarin dari grup?
Grup apa nih bang?
Bebas, grup yg ada di hp ya maksudnya. Bukan grup band
tapi ya
Hahaha iya bang. Kalo itu sih karena kesalahan gua bang. Jadi
temen gua lagi bahas apa gitu gua lupa, gua langsung asal
ngomong aja gitu kan padahal lagi ngomongin hal penting
229-230, perasaan kesal
Dampak dari
Cyberbullying
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
250
251
252
253
254
255
256
257
258
259
260
261
262
263
264
265
267
268
269
270
271
272
273
274
275
276
278
279
kayanya. Mungkin mereka lagi bahas serius gitu gua ngomong
kaga danta, pas gua tinggal bentar gua udah gak ada di itu grup.
Yaudah gua chat temen gua yang ada di grup tuh minta maap
gua. Gua disuruh masuk grup lagi gitu kan, pas udah di grup
yaudah gua minta maaf aja bilang kalo gua salah gitu bang tapi
gua langsung keluar lagi. Kaya baperan gitu bocahnya, males
gua
Itu emang grup apaan?
Itu grup gak penting bang, kaya grup ngerencanain main gitu
dah. Tapi sampe segitunya aja, kaya udah pasti jadi pergi
padahal mah kaga
Jadi lu sama mereka slek? Kalo ketemu mereka gimana?
Gua sih kalem bang, Cuma gua jadi males aja, orang gua juga
udah di keluarin juga kan. jadi kalo diajak main gitu, gua males
alesan aja biar gak ikut. Jadi gua kaya ngurangin aja ketemu
mereka
Terus kalo kejadian lu dilecehkan fisik lu di media sosial
kaya gimana?
Ya yg itu tadi bang, yang rambut gua itu. Emang bikin aneh ini
rambut bikin insecure gue haha tapi yaudah lah
Respon lu pas digituin sama teman lu itu gimana?
Eeee kesel sebenernya, tapi kenyataannya begini yaudah mau
gimana lagi kan. Mau ngelawan dia bener tapi ya lawanan gua
Cuma bisa gitu aja bang. Udah coba buat memperbaiki diri gua
tapi gak berhasil. Seenggaknya gua udah berusaha lah ya bang
Tetep semangat bro sama keadaan lu, justru diketawain aja
biar chill
Yoi bang
262-264, males
berinteraksi
269-270, merasa
insecure dengan
rambutnya
272-273, kesal dengan
kenyataan
Dampak dari
Cyberbullying
Dampak dari
Cyberbullying
Dampak dari
Cyberbullying
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
280
281
282
283
284
285
286
287
288
289
290
291
292
293
294
295
296
297
298
299
300
301
302
303
304
305
306
307
Kalo lu menerima chat yang kaya marah-marah gitu
gimana?
Eee kalo ini sih jaman jaman gua pas SMP bang hahaha jadi
gua deketin pacarnya temen gua bang, modal nekat aja. Ya gua
dengan pd gitu ngechat itu cewek kan. Chattingan jadi
keterusan kan timbul rasa sayang bang, rasa ingin emiliki haha,
tiba tiba ketauan sama temen gua cowoknya itu. Di chat gua di
caci maki bang, “lu ngapain deketin pacar gua tot?” gitu dah
bang, gua tau dah pokoknya itu orang marah sama gua. Yaudah
gua minta maap terus udah gak deketin itu cewek sama temen
gua yang cowok. Jadi jarang ngobrol dah gua bang sama
mereka, gak enak juga. Padahal kalo gak ketauan bisa aja gua
tikung haha jahat ya gua bang, Cuma modal pd gua itu
Wah gokil lu bro haha tapi gua juga pernah Cuma gak gua
lanjutin haha buat pelampiasan aja
Terus nih, kejadian yang lu alami pas dapet komentar
negatif berupa ucapan kasar?
Eeee salah satunya yang di IG itu tadi bang, terus apalagi yaa.
Bentar gua pikir bang .……. eeee selebihnya sih sama aja bang
kaya yang tadi gua bilang. Cuma ya itu gua gak tau siapa
mereka padahal maksud gua baik kan ngasih tau yang bener,
tapi yaudah lah ya. Aneh aja gak kenal tiba tiba ngegas
Reaksi lu pas digituin gimana?
Kalo gua sih awalnya gua ladenin bang, Cuma kalo udah
semakin menjadi gak gua ladenin lagi, udah gak gua bales.
Buang buang waktu utk mikirin yang kaga penting
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
308
309
310
311
312
313
314
315
316
317
318
319
320
321
322
323
324
325
326
327
328
329
330
331
332
333
334
335
Dari semua yang lu alami kejadian kaya gitu, bisa
diceritain dampak apa yang muncul pas lu ngalami
cyberbullying?
Eee yang jelas kesel itu pasti bang, yang bikin gue takut dan
gak pd itu sebenernya masalah rambut gua ini sih bang bikin
insecure gitu. Gua meyakini ok ok aja tapi nyatanya gua gak pd
sama penampilan gua. Kalo sama temen gua mah santai karena
sering ketemu, kalo lagi jalan gitu banyak orang lain gak pd
gak yakin sama penampilan bang. Yang jelas, yang paling bikin
males itu kalo udah ngebahas soal rambut gitu bang ngejelekin
di chat lah ig, pasti ada aja yang bikin gua tuh males keluar
rumah. Menutup diri gitu dari orang orang yang kemungkinan
bakal ngeliat gua itu aneh bang
Tapi ya menurut gua, rambut lu keren bro. gua malah
punya keinginan rambut gua keriting kalo gak gimbal.
Sebenernya nyokap gua itu kan rambutnya keriting, pas
gua Tanya “kok mas sama adik rambutnya gak ada yang
keriting bu?” nyokap gua bilangnya “iya pas waktu kamu
sama adik mau lahiran, ibu selalu berdoa biar anaknya gak
keriting” pantesan aja. Padahal sih ya belum cocok sama
muka gua kan, tapi segala sesuatu emang harus belajar
buat pd aja sih, gak usah peduli omongan orang
Pengennya gua juga gitu bang, Cuma udah kaya kepikiran gitu
takut di bilang alay, gak danta gitu gitu dah bang
Dari kejadian itu, cara lu buat mengatasi dampak dari
cyberbullying-nya itu gimana?
Eee kalo gua ya bang, gua ini kan sukanya ngelayap nongkrong
gitu kan. Jadi kalo misalkan gua ada yang bilang yang aneh di
311-313, perasaan kesal
takut, tidak percaya diri
dan insecure
317-320, orang yang
membahas rambut
subjek menjadikan
dirinya males hingga
menutup diri
330-331, takut dibilang
alay dan tidak jelas
Dampak dari
Cyberbullying
Dampak dari
Cyberbullying
Dampak dari
Cyberbullying
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
336
337
338
339
340
341
342
343
344
345
346
347
348
349
350
351
352
353
354
355
356
357
358
359
360
361
362
363
WA atau IG terus gua kaya males malesan gitu, mending gua
ya melampiaskannya dengan nongkrong aja bang biar lebih ada
yang bisa gua kasih emosinya gitu bang. Kalo misal gua udah
kaya kepikiran terus stress jadi males ngapa ngapain itu
biasanya gua kaya nyelesaiin masalahnya itu nanyain maksud
orang ngelakuin itu ke gue apa. Jadi buat nanyain maksudnya
dia bang biar dia gak makin parah ke orang lain. Terus gua juga
kaya nanyain ke temen gua gitu bang kaya minta saran tapi
pake pengumpamaan bang biar gua dapet gambaran dari dia
gitu, misalnya “eh lu kalo dikatain gini gini gini, lu
nanggepinnya gimana?” gitu bang biar gua juga gak salah
ngelakuinnya ke diri gua.
Tapi ada cara lain gak untuk mengatasi hal yang lain kaya
gitu?
Eee apa ya bang, gini bang. Gua ngerasa kaya gua menerima
dengan sesuai keadaan gua. Contoh yang kaya orang atau
temen gua melihat rambut gua jadi sesuatu yang aneh dan
menjelekan gua. Maksudnya gini, okelah emang itu faktanya
dan gua merasa seperti itu, Cuma ya gak usah sampe ngejelekin
yang bikin gua males gitu bang. Okelah bercanda tapi kalo
terus terusan gua males dengerinnya.
Lebih menerima gitu ya bro
Lu bisa aja gak sih kaya mengambil suatu yang positif dari
hal yang pernah lu alami mengenai cyberbullying?
Eeee kadang gitu bang. Kaya ada orang di IG komenin
komentar gua gitu. Awalnya sih gak enak, kalo yang gua alami
pasti awal komennya “et bocah tolol, sok tau bet lu” udah tuh
335-338, melampiaskan
kemalasan dengan
bermain
338-339, stress karena
kepikiran masalahnya
342-345, meminta saran
ke teman subjek
melalui pengumpamaan
350-352, menerima
keadaan
354-356, males dengan
bercanda yang
berlebihan
Problem Focused
Coping (Active Coping)
Dampak dari
Cyberbullying
Problem Focused
Coping (Seeking of
Instrumental Social
Support)
Emotion Focused
Coping (Acceptance)
Dampak dari
Cyberbullying
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
364
365
366
367
368
369
370
371
372
373
374
375
376
377
378
379
380
381
382
383
384
385
386
387
388
389
390
391
awalnya aja ngegas terus baru dia benerin maksudnya apa.
Ngerti kan lu bang?
Agak bingung sih maksudnya, sorry yak
Hahaa jadi gini, ada orang nih upload gambar. Gua komen tuh,
ternyata komentar gua salah. Terus ada orang gak tau siapa tiba
tiba awalannya yang kaya tadi, terus dia akhirnya ngebenerin
omongan gua. Tapi jeleknya gitu awalannya ngegas bang
jadinya gua melihat sesuatu yang baik dari komenan itu dengan
cara dia membenarkan omongan gua yang salah bang, gitu
maksudnya
Ohh iya iya ngerti hahaha
Nah gitu maksud gua bang
Terus ada gak orang lain atau temen atau orang tua lu
yang membantu anda dalam menghadapi cyberbullying
yang lu alami?
Eeee gak ada sih bang, gua sebenernya lebih nyelesaiin apa apa
sendiri sama kalo gua rasa penting gua baru minta saran. Gua
gak yang kaya lagi bete gitu, terus temen gua nanya, terus gua
cerita gitu gak. Soalnya gua ngerasa bisa aja orang yang
omongin ke gue itu belum tentu bener, makanya gua selalu
Cuma minta saran aja tapi pake perumpamaan bang
Aaaa oke oke
Lalu Bagaimana perasaan lu pas strategi atau cara cara
yang lu lakukan itu berhasil di diri lu sendiri?
Eee seenggaknya meringankan beban pikiran gue bang, soalnya
gua kalo ada sesuatu gitu yang misal belum selesai menurut gue
kaya tugas atau macem macem dah pasti kepikiran bang. Kaya
gua punya tanggungan buat ngejain tugas kelompok gitu,
371-372, mengambil
sesuatu yang baik dari
omongan orang
Emotion Focused
Coping (Positive
Reinterpretation)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
392
393
394
395
396
397
398
399
400
401
402
403
404
405
406
407
408
409
410
411
412
413
414
415
416
417
418
419
bagian gua belum gua kerjain terus temen gua nanyain nah jadi
pikiran gua terus gitu bang
Oh gitu, kuranglebih sama kaya gua itu. Gua malah sampe
hal hal yang sebenernya udah gua lakuin tapi masih
kepikiran gitu. Soalnya gua lupaan haha
Yeee itu mah lu pelupa bang haha
Haha iya nih
Tapi Cara mana yang menurut lu berhasil mengubah
semuanya?
Yang dapet saran dari temen gua itu bang. Soalnya menurut
gua nih ya, itu gua jadi dapet gambaran gua melakukan suatu
cara utk mengubah diri gua sebelum gua melakukan suatu hal.
Tapi gua kombinasiin sama cara gua gitu bang biar gua lega
juga dengan cara gua. Nih bang gua baru inget juga
Apa tuh?
Iyaa, gua kalo ada masalah gitu, masalah yang sampe bener
bener gua keliatan kaya cemas gitu pasti bokap gua nanyain
”kamu kenapa bang?” itu tiba tiba aja bokap gua gitu bang, gak
tau dia bisa aja nebak langsung kaya gua ada masalah yang
berat. Pulang sekolah kaya lemes mukanya kusut gitu pasti
bokap gua nanya gitu. Perasaan gua jadi kaya lega gitu, tau apa
yang lagi gua alamin. Ada yang nanya aja gua udah seneng dah
bang, kaya dapet perhatian gitu
Seenggaknya orang disekitar lu tau lah ya kalo lu emang
lagi ada suatu masalah gitu
Iya bang, meskipun gua orangnya yang gak gampang cerita
sama semua orang kalo lagi ada masalah, terus ditanya “lu lagi
400-403, mendapatkan
saran dari teman
412-414, perasaan lega
karena ada yang
bersimpati dengan
subjek
Problem Focused
Coping (Seeking of
Instrumental Social
Support)
Emotion Focused
Coping (Seeking of
Emotional Social
Support)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
420
421
422
423
424
425
426
427
428
429
430
431
432
433
434
435
kenapa, muka lu asem banget keliatannya?” itu tuh jadi buat
gua seneng gitu bang dapet pertanyaan kaya gitu
Tapi lu pas ditanya gitu, jawabnya apa?
Eee gua bilang aja gpp, karena gua menerima sesuatu yang
terjadi sama gua. Tinggal gimana gua yang nyelesaiinnya aja
bang gitu
Tapi nih bro, bukan maksud ngajarin atau gimana. Kalo
ada sesuatu atau masalah ceritain aja tipis tipis, jgn
semuanya. Kalo lu bisa cerita tipis tipis kan bisa ngurangi
beban lu juga, seenggaknya adalah yang keluar dari mulut
lu. Jangan takut gengsi atau apa gitu sih kalo gua
Iya bang, kalo siap gua bakalan cerita dah
Okee bro
ada yang ingin disampein lagi gak sama pengalaman lu
tentang cyberbullying yang lu alami?
Enggak ada bang, kayanya itu dulu aja ya bang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Top Related