Bab I - Pendahuluan - SAK ETAP
-
Upload
donnie-praditya-sugiarto -
Category
Business
-
view
1.580 -
download
3
Transcript of Bab I - Pendahuluan - SAK ETAP
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan salah satu kekuatan
pendorong terdepan dalam pembangunan ekonomi. Gerak sektor UKM
amat vital untuk menciptakan pertumbuhan dan lapangan pekerjaan. UKM
cukup fleksibel serta dapat dengan mudah beradaptasi dengan pasang surut
dan arah permintaan pasar. Mereka juga menciptakan lapangan pekerjaan
lebih cepat dibandingkan dengan sektor usaha lainnya, dan mereka cukup
terdiversifikasi serta memberikan kontribusi penting dalam ekspor dan
perdagangan. Secara keseluruhan, sektor UKM diperkirakan menyumbang
sekitar lebih dari 50% PDB (kebanyakan berada di sektor perdagangan dan
pertanian) dan sekitar 10% dari ekspor. UKM penting dalam pembangunan
ekonomi (Media Akuntansi. Edisi 58 / Tahun XIII / April 2007).
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) memang cocok untuk
diterapkan pada badan usaha dengan skala besar namun tidak sesuai dengan
keadaaan di badan usaha dengan skala UKM. Sehingga, sulit bagi UKM
untuk mematuhi dan menerapkan SAK ETAP. Beberapa faktor
penyebabnya antara lain, pengguna informasi UKM lebih berminat untuk
mengetahui arus kas jangka pendek, likuiditas, kekuatan neraca,
1
2
kemampuan badan usaha membayar bunga, serta tren masa lalu badan
usaha dalam menghasilkan laba daripada informasi yang membantu mereka
merencanakan arus kas, pendapatan, dan nilai perusahaan di masa depan.
Di sisi lain, pengguna laporan keuangan UKM juga memerlukan
informasi yang pada umumnya tidak tersedia dalam laporan keuangan
berdasarkan PSAK umum. Sebagai contoh, UKM biasanya memerlukan
modal dari pemegang saham, direktur, atau pemasok. Untuk itu, pemegang
saham dan direktur selalu memberikan jaminan dengan aktiva pribadinya
sehingga UKM dapat memperoleh pendanaan dari perbankan. Sebagai
konsekuensinya, pada laporan keuangan UKM, pihak-pihak yang
mempunyai hubungan istimewa perlu diungkapkan lebih banyak.
Perbedaan inilah, salah satu alasan yang mendorong diperlukannya standar
akuntansi khusus untuk UKM.
Perbedaan lainnya adalah penerapan dasar pertimbangan biaya-
manfaat (cost benefit analysis). Dalam praktiknya, manfaat pemakaian
standar akuntansi berbeda antara satu entitas dengan entitas lainnya
tergantung dari sifat, jumlah, dan kebutuhan informasi dari pengguna
informasi laporan keuangan. Akan tetapi, biaya yang dikeluarkan untuk
menyajikan informasi tersebut tidak berbeda secara signifikan. Biaya yang
dikeluarkan untuk membuat laporan keuangan berdasarkan PSAK umum
dirasa terlalu berat bagi UKM. Untuk itu, International Accounting
Standard Board (IASB) berpandangan bahwa biaya manfaat harus dinilai
3
sehubungan dengan jumlah dan kebutuhan informasi pengguna laporan
keuangan (Media Akuntansi. Edisi 43 / Tahun XII / 2005. Hal 6).
Karena banyaknya desakan dari berbagai pihak, selain Indonesia,
untuk menyediakan standar akuntansi khusus untuk UKM maka IASB
mengesahkan IFRS for Small and Medium-sized Entities (IFRS For SMEs)
pada bulan Juni 2009 (IASB, 2009). Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
kemudian mengadopsi IFRS For SMEs dan menyederhanakannya supaya
lebih sesuai dengan kondisi UKM yang ada di Indonesia. Pada tanggal 19
Mei 2009, IAI secara resmi mengesahkan Standar Akuntansi Keuangan
Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Standar ini sendiri jauh
lebih sederhana dibandingkan dengan PSAK umum, salah satunya adalah
mengenai metode pengukuran aset. SAK ETAP hanya mewajibkan
penggunaan metode biaya perolehan dan tidak menganjurkan penggunaan
metode nilai wajar (PricewaterhouseCoopers, 2009).
Ketua Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK), M. Jusuf
Wibisana, mengungkapkan bahwa SAK ETAP akan membantu UKM
dalam menyediakan pelaporan keuangan yang tetap relevan dan andal
dengan tanpa terjebak dalam kerumitan standar berbasis IFRS yang akan
diadopsi dalam Standar Akuntansi PSAK. SAK ETAP mulai diberlakukan
pada 1 Januari 2011 namun penerapan lebih dini diperbolehkan pada 1
Januari 2010 (IAI, 2009).
4
SAK ETAP dibuat untuk mengatasi segala keluhan penerapan PSAK
umum di dalam UKM. SAK ETAP telah mengakomodir segala kebutuhan
UKM untuk pelaporan keuangan. Sehingga, sudah seharusnya UKM
mematuhi dan menerapkan SAK ETAP sebagai standar pelaporan keuangan
baku. Sayangnya, sampai saat ini minat pelaku UKM untuk mematuhi dan
menerapkan SAK ETAP masih minim. Ini terbukti dari keengganan pelaku
UKM untuk datang pada sosialisasi mengenai penerapan SAK ETAP yang
diselenggarakan IAI di Universitas Ibnu Khaldun. Padahal menurut
Achmad Djazuli, ketua penyelenggara seminar tersebut, keuntungan dari
sosialisasi SAK ETAP adalah para pelaku UKM lebih bisa mendapatkan
informasi tentang cara membuat data keuangan sesuai dengan standar
akutansi keuangan (Jurnal Bogor, 11 November 2009).
Banyak pula pihak yang beropini bahwa malasnya UKM
menerapkan SAK ETAP adalah karena UKM seolah-olah sudah mapan
dengan yang dimilikinya sekarang. UKM cenderung puas akan usahanya
sekarang dan tidak mau mengembangkan usahanya menjadi lebih besar
lagi. Padahal, untuk mampu mengembangkan usahanya, diperlukan
peningkatan kapasitas baik itu dilihat dari segi manajemennya,
keuangannya dan profesionalitasnya. UKM harus mampu bersaing dengan
pasar yang lain agar perekonomian kita mampu lebih baik kedepannya.
(Unhas, 14 Maret 2010).
5
Karena itulah, penulis tertarik untuk melakukan penerapan SAK
ETAP terhadap laporan keuangan badan usaha UKM manufaktur tali rafia
UD. MX di Surabaya dalam rangka untuk mendukung kewajaran laporan
keuangan UD. MX supaya sesuai dengan standar akuntansi yang
diharuskan, yaitu SAK ETAP dan nantinya dapat menjadi contoh bagi
UKM lain supaya tertarik dan dapat menerapkan SAK ETAP dengan benar.
I.2. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan alternative atau kualitatif.
Dilihat dari dimensi sumber data, studi ini termasuk dalam field research
(penelitian lapangan) sebab data yang disajikan adalah data primer yang
langsung didapatkan dari pemilik dan karyawan bagian administrasi
UD.MX.
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksplanatori
(explanatory research) karena bertujuan untuk meningkatkan pemahaman
mengenai perlakuan akuntansi yang sesuai dengan SAK ETAP supaya
dapat mendukung kewajaran laporan keuangan UD. MX di Surabaya.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka disusunlah suatu research question
sebagai berikut:
6
Main research question:
Bagaimana perlakuan akuntansi yang sesuai dengan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (ETAP) terhadap laporan keuangan UD. MX di
Surabaya ?
Mini research questions:
1. Bagaimana siklus akuntansi yang ada pada UD. MX di Surabaya?
2. Bagaimana perlakuan akuntansi untuk penyusunan laporan keuangan
pada UD. MX di Surabaya?
3. Bagaimana perlakuan akuntansi berdasarkan SAK ETAP untuk
penyusunan laporan keuangan pada UD. MX di Surabaya?
4. Bagaimana implikasi terhadap informasi laporan keuangan yang
disajikan sebagai dampak dari diterapkannya SAK ETAP terhadap
laporan keuangan pada UD. MX di Surabaya?
5. Bagaimana rekomendasi yang dapat diberikan kepada UD. MX di
Surabaya supaya dapat menyajikan laporan keuangan yang sesuai
dengan SAK ETAP?
I.3. MANFAAT PENELITIAN
Berdasarkan manfaatnya, penelitian ini dapat dikategorikan sebagai
penelitian terapan (applied research) karena, melalui penelitian ini,
diharapkan mampu memberikan rekomendasi yang dapat bermanfaat bagi
UD. MX di Surabaya, berupa informasi mengenai perlakuan akuntansi yang
7
tepat untuk penyusunan laporan keuangan sesuai dengan SAK ETAP.
Beberapa manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini antara lain:
1. Bagi perkembangan ilmu
a. Dapat menjadi dasar acuan bagi penelitian selanjutnya untuk
masalah yang serupa mengingat SAK ETAP merupakan topik yang
baru di dunia akuntansi Indonesia.
b. Dapat memperluas wawasan mengenai bagaimana perlakuan
akuntansi sesuai SAK ETAP terhadap laporan keuangan UKM.
2. Bagi UD. MX di Surabaya
a. Dapat memberikan masukan berupa perlakuan akuntansi yang tepat
sesuai dengan SAK ETAP dalam rangka untuk mendukung
kewajaran laporan keuangan UD. MX karena di masa mendatang,
pemerintah Indonesia pasti menerbitkan payung hukum untuk
menjamin penerapan SAK ETAP benar – benar terlaksana.
3. Bagi penulis
a. Memberikan pemahaman yang lebih baik bagi penulis mengenai
perlakuan akuntansi yang sesuai dengan SAK ETAP terhadap
laporan keuangan UKM.
b. Untuk memenuhi salah satu prasyarat dalam menempuh kelulusan
program studi sarjana S-1 pada Jurusan Akuntansi Fakultas Bisnis
dan Ekonomika Universitas Surabaya.
8
I.4. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini ada beberapa hal pokok yang akan dibahas dan
dirasa perlu untuk dilakukan pembatasan permasalahan:
1. Pembatasan objek penelitian. Badan usaha yang digunakan dalam
penelitian ini adalah UKM manufaktur tali rafia UD. MX di Surabaya.
2. Pembatasan waktu penelitian. Dilihat dari dimensi waktu, penelitian
ini dikategorikan sebagai penelitian longitudinal karena berfokus ingin
mengetahui implikasi terhadap informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan UD. MX sebelum dan sesudah SAK ETAP diterapkan. Data
diperoleh melalui teknik wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Data
dalam penelitian ini difokuskan pada data yang ada pada mulai tanggal 1
Januari 2010 hingga 30 April 2010 karena SAK ETAP mewajibkan
penyusunan laporan keuangan yang menggunakan SAK ETAP adalah yang
dimulai pada tanggal 1 Januari 2010.
I.5. ORGANISASI PENULISAN
Skripsi ini terdiri dari enam bab dimana masing-masing bab
menjelaskan mulai dari latar belakang masalah sampai dengan konklusi dari
penelitian ini. Rincian dari masing-masing bab adalah sebagai berikut:
Bab I : Pendahuluan
Bab ini merupakan kerangka dasar berpikir yang mendasari
penyusunan skripsi. Bab I menjabarkan mengenai alasan pemilihan topik
9
perlakuan akuntansi yang tepat sesuai dengan SAK ETAP dalam rangka
untuk mendukung kewajaran laporan keuangan UD. MX, tujuan dan
manfaat dari penelitian, ruang lingkup pembahasan, serta organisasi
penulisan.
Bab II : Landasan Teori
Bab ini berisi teori-teori yang digunakan untuk membantu dalam
menganalisis dan menjawab main research question dan mini research
question. Teori-teori yang dipakai antara lain konsep Usaha Kecil
Menengah (UKM) dan penyusunan laporan keuangan UKM berdasarkan
SAK ETAP.
BAB III : Desain Studi dan Jadwal Studi
Bab ini menjelaskan tahapan dalam melaksanakan penelitian. Main
research question dijabarkan dalam beberapa mini research question agar
memudahkan penulis dalam menjawab main research question. Mini
research question yang dijawab mengenai siklus akuntansi dan kebijakan
akuntansi untuk penyusunan laporan keuangan UD. MX di Surabaya
sebelum dan sesudah diterapkannya SAK ETAP, dampak dari
diterapkannya SAK ETAP terhadap informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan UD. MX di Surabaya, serta rekomendasi yang dapat diberikan
oleh penulis kepada UD. MX di Surabaya.
10
BAB IV : Gambaran Umum Badan Usaha
Bab ini menyajikan profil UD. MX di Surabaya meliputi sejarah
badan usaha, struktur organisasi, jenis kegiatan usaha, kebijakan akuntansi
yang diterapkan, dan laporan keuangan UD. MX. Bab IV ini juga
menjawab mini research question pertama mengenai siklus akuntansi UD.
MX dan mini research question kedua mengenai kebijakan akuntansi untuk
penyusunan laporan keuangan UD. MX.
Bab V : Analisis dan Pembahasan
Bab ini bertujuan untuk menjawab mini research question ketiga
mengenai kebijakan akuntansi yang tepat sesuai dengan SAK ETAP untuk
penyusunan laporan keuangan UD. MX dan mini research question
keempat mengenai dampak dari diterapkannya SAK ETAP terhadap
informasi yang disajikan dalam laporan keuangan UD. MX.
Bab VI : Konklusi, Implikasi, dan Rekomendasi
Bab VI ini menjawab mini research question kelima, mengenai
rekomendasi yang dapat diberikan oleh penulis kepada UD. MX di
Surabaya supaya dapat mendukung penyajian laporan keuangan yang sesuai
dengan SAK ETAP.