Bab I - Pendahuluan - SAK ETAP

16
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan salah satu kekuatan pendorong terdepan dalam pembangunan ekonomi. Gerak sektor UKM amat vital untuk menciptakan pertumbuhan dan lapangan pekerjaan. UKM cukup fleksibel serta dapat dengan mudah beradaptasi dengan pasang surut dan arah permintaan pasar. Mereka juga menciptakan lapangan pekerjaan lebih cepat dibandingkan dengan sektor usaha lainnya, dan mereka cukup terdiversifikasi serta memberikan kontribusi penting dalam ekspor dan perdagangan. Secara keseluruhan, sektor UKM diperkirakan menyumbang sekitar lebih dari 50% PDB (kebanyakan berada di sektor perdagangan dan pertanian) dan sekitar 10% dari ekspor. UKM

Transcript of Bab I - Pendahuluan - SAK ETAP

Page 1: Bab I - Pendahuluan - SAK ETAP

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan salah satu kekuatan

pendorong terdepan dalam pembangunan ekonomi. Gerak sektor UKM

amat vital untuk menciptakan pertumbuhan dan lapangan pekerjaan. UKM

cukup fleksibel serta dapat dengan mudah beradaptasi dengan pasang surut

dan arah permintaan pasar. Mereka juga menciptakan lapangan pekerjaan

lebih cepat dibandingkan dengan sektor usaha lainnya, dan mereka cukup

terdiversifikasi serta memberikan kontribusi penting dalam ekspor dan

perdagangan. Secara keseluruhan, sektor UKM diperkirakan menyumbang

sekitar lebih dari 50% PDB (kebanyakan berada di sektor perdagangan dan

pertanian) dan sekitar 10% dari ekspor. UKM penting dalam pembangunan

ekonomi (Media Akuntansi. Edisi 58 / Tahun XIII / April 2007).

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) memang cocok untuk

diterapkan pada badan usaha dengan skala besar namun tidak sesuai dengan

keadaaan di badan usaha dengan skala UKM. Sehingga, sulit bagi UKM

untuk mematuhi dan menerapkan SAK ETAP. Beberapa faktor

penyebabnya antara lain, pengguna informasi UKM lebih berminat untuk

mengetahui arus kas jangka pendek, likuiditas, kekuatan neraca,

1

Page 2: Bab I - Pendahuluan - SAK ETAP

2

kemampuan badan usaha membayar bunga, serta tren masa lalu badan

usaha dalam menghasilkan laba daripada informasi yang membantu mereka

merencanakan arus kas, pendapatan, dan nilai perusahaan di masa depan.

Di sisi lain, pengguna laporan keuangan UKM juga memerlukan

informasi yang pada umumnya tidak tersedia dalam laporan keuangan

berdasarkan PSAK umum. Sebagai contoh, UKM biasanya memerlukan

modal dari pemegang saham, direktur, atau pemasok. Untuk itu, pemegang

saham dan direktur selalu memberikan jaminan dengan aktiva pribadinya

sehingga UKM dapat memperoleh pendanaan dari perbankan. Sebagai

konsekuensinya, pada laporan keuangan UKM, pihak-pihak yang

mempunyai hubungan istimewa perlu diungkapkan lebih banyak.

Perbedaan inilah, salah satu alasan yang mendorong diperlukannya standar

akuntansi khusus untuk UKM.

Perbedaan lainnya adalah penerapan dasar pertimbangan biaya-

manfaat (cost benefit analysis). Dalam praktiknya, manfaat pemakaian

standar akuntansi berbeda antara satu entitas dengan entitas lainnya

tergantung dari sifat, jumlah, dan kebutuhan informasi dari pengguna

informasi laporan keuangan. Akan tetapi, biaya yang dikeluarkan untuk

menyajikan informasi tersebut tidak berbeda secara signifikan. Biaya yang

dikeluarkan untuk membuat laporan keuangan berdasarkan PSAK umum

dirasa terlalu berat bagi UKM. Untuk itu, International Accounting

Standard Board (IASB) berpandangan bahwa biaya manfaat harus dinilai

Page 3: Bab I - Pendahuluan - SAK ETAP

3

sehubungan dengan jumlah dan kebutuhan informasi pengguna laporan

keuangan (Media Akuntansi. Edisi 43 / Tahun XII / 2005. Hal 6).

Karena banyaknya desakan dari berbagai pihak, selain Indonesia,

untuk menyediakan standar akuntansi khusus untuk UKM maka IASB

mengesahkan IFRS for Small and Medium-sized Entities (IFRS For SMEs)

pada bulan Juni 2009 (IASB, 2009). Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)

kemudian mengadopsi IFRS For SMEs dan menyederhanakannya supaya

lebih sesuai dengan kondisi UKM yang ada di Indonesia. Pada tanggal 19

Mei 2009, IAI secara resmi mengesahkan Standar Akuntansi Keuangan

Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Standar ini sendiri jauh

lebih sederhana dibandingkan dengan PSAK umum, salah satunya adalah

mengenai metode pengukuran aset. SAK ETAP hanya mewajibkan

penggunaan metode biaya perolehan dan tidak menganjurkan penggunaan

metode nilai wajar (PricewaterhouseCoopers, 2009).

Ketua Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK), M. Jusuf

Wibisana, mengungkapkan bahwa SAK ETAP akan membantu UKM

dalam menyediakan pelaporan keuangan yang tetap relevan dan andal

dengan tanpa terjebak dalam kerumitan standar berbasis IFRS yang akan

diadopsi dalam Standar Akuntansi PSAK.  SAK ETAP mulai diberlakukan

pada 1 Januari 2011 namun penerapan lebih dini diperbolehkan pada 1

Januari 2010 (IAI, 2009).

Page 4: Bab I - Pendahuluan - SAK ETAP

4

SAK ETAP dibuat untuk mengatasi segala keluhan penerapan PSAK

umum di dalam UKM. SAK ETAP telah mengakomodir segala kebutuhan

UKM untuk pelaporan keuangan. Sehingga, sudah seharusnya UKM

mematuhi dan menerapkan SAK ETAP sebagai standar pelaporan keuangan

baku. Sayangnya, sampai saat ini minat pelaku UKM untuk mematuhi dan

menerapkan SAK ETAP masih minim. Ini terbukti dari keengganan pelaku

UKM untuk datang pada sosialisasi mengenai penerapan SAK ETAP yang

diselenggarakan IAI di Universitas Ibnu Khaldun. Padahal menurut

Achmad Djazuli, ketua penyelenggara seminar tersebut, keuntungan dari

sosialisasi SAK ETAP adalah para pelaku UKM lebih bisa mendapatkan

informasi tentang cara membuat data keuangan sesuai dengan standar

akutansi keuangan (Jurnal Bogor, 11 November 2009).

Banyak pula pihak yang beropini bahwa malasnya UKM

menerapkan SAK ETAP adalah karena UKM seolah-olah sudah mapan

dengan yang dimilikinya sekarang. UKM cenderung puas akan usahanya

sekarang dan tidak mau mengembangkan usahanya menjadi lebih besar

lagi. Padahal, untuk mampu mengembangkan usahanya, diperlukan

peningkatan kapasitas baik itu dilihat dari segi manajemennya,

keuangannya dan profesionalitasnya. UKM harus mampu bersaing dengan

pasar yang lain agar perekonomian kita mampu lebih baik kedepannya.

(Unhas, 14 Maret 2010).

Page 5: Bab I - Pendahuluan - SAK ETAP

5

Karena itulah, penulis tertarik untuk melakukan penerapan SAK

ETAP terhadap laporan keuangan badan usaha UKM manufaktur tali rafia

UD. MX di Surabaya dalam rangka untuk mendukung kewajaran laporan

keuangan UD. MX supaya sesuai dengan standar akuntansi yang

diharuskan, yaitu SAK ETAP dan nantinya dapat menjadi contoh bagi

UKM lain supaya tertarik dan dapat menerapkan SAK ETAP dengan benar.

I.2. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan alternative atau kualitatif.

Dilihat dari dimensi sumber data, studi ini termasuk dalam field research

(penelitian lapangan) sebab data yang disajikan adalah data primer yang

langsung didapatkan dari pemilik dan karyawan bagian administrasi

UD.MX.

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksplanatori

(explanatory research) karena bertujuan untuk meningkatkan pemahaman

mengenai perlakuan akuntansi yang sesuai dengan SAK ETAP supaya

dapat mendukung kewajaran laporan keuangan UD. MX di Surabaya.

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka disusunlah suatu research question

sebagai berikut:

Page 6: Bab I - Pendahuluan - SAK ETAP

6

Main research question:

Bagaimana perlakuan akuntansi yang sesuai dengan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (ETAP) terhadap laporan keuangan UD. MX di

Surabaya ?

Mini research questions:

1. Bagaimana siklus akuntansi yang ada pada UD. MX di Surabaya?

2. Bagaimana perlakuan akuntansi untuk penyusunan laporan keuangan

pada UD. MX di Surabaya?

3. Bagaimana perlakuan akuntansi berdasarkan SAK ETAP untuk

penyusunan laporan keuangan pada UD. MX di Surabaya?

4. Bagaimana implikasi terhadap informasi laporan keuangan yang

disajikan sebagai dampak dari diterapkannya SAK ETAP terhadap

laporan keuangan pada UD. MX di Surabaya?

5. Bagaimana rekomendasi yang dapat diberikan kepada UD. MX di

Surabaya supaya dapat menyajikan laporan keuangan yang sesuai

dengan SAK ETAP?

I.3. MANFAAT PENELITIAN

Berdasarkan manfaatnya, penelitian ini dapat dikategorikan sebagai

penelitian terapan (applied research) karena, melalui penelitian ini,

diharapkan mampu memberikan rekomendasi yang dapat bermanfaat bagi

UD. MX di Surabaya, berupa informasi mengenai perlakuan akuntansi yang

Page 7: Bab I - Pendahuluan - SAK ETAP

7

tepat untuk penyusunan laporan keuangan sesuai dengan SAK ETAP.

Beberapa manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini antara lain:

1. Bagi perkembangan ilmu

a. Dapat menjadi dasar acuan bagi penelitian selanjutnya untuk

masalah yang serupa mengingat SAK ETAP merupakan topik yang

baru di dunia akuntansi Indonesia.

b. Dapat memperluas wawasan mengenai bagaimana perlakuan

akuntansi sesuai SAK ETAP terhadap laporan keuangan UKM.

2. Bagi UD. MX di Surabaya

a. Dapat memberikan masukan berupa perlakuan akuntansi yang tepat

sesuai dengan SAK ETAP dalam rangka untuk mendukung

kewajaran laporan keuangan UD. MX karena di masa mendatang,

pemerintah Indonesia pasti menerbitkan payung hukum untuk

menjamin penerapan SAK ETAP benar – benar terlaksana.

3. Bagi penulis

a. Memberikan pemahaman yang lebih baik bagi penulis mengenai

perlakuan akuntansi yang sesuai dengan SAK ETAP terhadap

laporan keuangan UKM.

b. Untuk memenuhi salah satu prasyarat dalam menempuh kelulusan

program studi sarjana S-1 pada Jurusan Akuntansi Fakultas Bisnis

dan Ekonomika Universitas Surabaya.

Page 8: Bab I - Pendahuluan - SAK ETAP

8

I.4. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini ada beberapa hal pokok yang akan dibahas dan

dirasa perlu untuk dilakukan pembatasan permasalahan:

1. Pembatasan objek penelitian. Badan usaha yang digunakan dalam

penelitian ini adalah UKM manufaktur tali rafia UD. MX di Surabaya.

2. Pembatasan waktu penelitian. Dilihat dari dimensi waktu, penelitian

ini dikategorikan sebagai penelitian longitudinal karena berfokus ingin

mengetahui implikasi terhadap informasi yang disajikan dalam laporan

keuangan UD. MX sebelum dan sesudah SAK ETAP diterapkan. Data

diperoleh melalui teknik wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Data

dalam penelitian ini difokuskan pada data yang ada pada mulai tanggal 1

Januari 2010 hingga 30 April 2010 karena SAK ETAP mewajibkan

penyusunan laporan keuangan yang menggunakan SAK ETAP adalah yang

dimulai pada tanggal 1 Januari 2010.

I.5. ORGANISASI PENULISAN

Skripsi ini terdiri dari enam bab dimana masing-masing bab

menjelaskan mulai dari latar belakang masalah sampai dengan konklusi dari

penelitian ini. Rincian dari masing-masing bab adalah sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan

Bab ini merupakan kerangka dasar berpikir yang mendasari

penyusunan skripsi. Bab I menjabarkan mengenai alasan pemilihan topik

Page 9: Bab I - Pendahuluan - SAK ETAP

9

perlakuan akuntansi yang tepat sesuai dengan SAK ETAP dalam rangka

untuk mendukung kewajaran laporan keuangan UD. MX, tujuan dan

manfaat dari penelitian, ruang lingkup pembahasan, serta organisasi

penulisan.

Bab II : Landasan Teori

Bab ini berisi teori-teori yang digunakan untuk membantu dalam

menganalisis dan menjawab main research question dan mini research

question. Teori-teori yang dipakai antara lain konsep Usaha Kecil

Menengah (UKM) dan penyusunan laporan keuangan UKM berdasarkan

SAK ETAP.

BAB III : Desain Studi dan Jadwal Studi

Bab ini menjelaskan tahapan dalam melaksanakan penelitian. Main

research question dijabarkan dalam beberapa mini research question agar

memudahkan penulis dalam menjawab main research question. Mini

research question yang dijawab mengenai siklus akuntansi dan kebijakan

akuntansi untuk penyusunan laporan keuangan UD. MX di Surabaya

sebelum dan sesudah diterapkannya SAK ETAP, dampak dari

diterapkannya SAK ETAP terhadap informasi yang disajikan dalam laporan

keuangan UD. MX di Surabaya, serta rekomendasi yang dapat diberikan

oleh penulis kepada UD. MX di Surabaya.

Page 10: Bab I - Pendahuluan - SAK ETAP

10

BAB IV : Gambaran Umum Badan Usaha

Bab ini menyajikan profil UD. MX di Surabaya meliputi sejarah

badan usaha, struktur organisasi, jenis kegiatan usaha, kebijakan akuntansi

yang diterapkan, dan laporan keuangan UD. MX. Bab IV ini juga

menjawab mini research question pertama mengenai siklus akuntansi UD.

MX dan mini research question kedua mengenai kebijakan akuntansi untuk

penyusunan laporan keuangan UD. MX.

Bab V : Analisis dan Pembahasan

Bab ini bertujuan untuk menjawab mini research question ketiga

mengenai kebijakan akuntansi yang tepat sesuai dengan SAK ETAP untuk

penyusunan laporan keuangan UD. MX dan mini research question

keempat mengenai dampak dari diterapkannya SAK ETAP terhadap

informasi yang disajikan dalam laporan keuangan UD. MX.

Bab VI : Konklusi, Implikasi, dan Rekomendasi

Bab VI ini menjawab mini research question kelima, mengenai

rekomendasi yang dapat diberikan oleh penulis kepada UD. MX di

Surabaya supaya dapat mendukung penyajian laporan keuangan yang sesuai

dengan SAK ETAP.