33001701
-
Upload
agung-satria-warman -
Category
Documents
-
view
214 -
download
0
Transcript of 33001701
8/19/2019 33001701
http://slidepdf.com/reader/full/33001701 1/7
_
Penelitian dan Pengembangan Aplikasi lsolop dan Radiasi 1998
KARAKTERISASI PANASBUMI DIDAERAH SUMATRA DAN SULAWESI
UTARA DENGAN MENGGUNAKAN GEOTERMOMETER T
18
O
SO4-H2O
Zainal Abidin, Wandowo, E. Ristin P.I., Djiono, dan Alip
Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi
ABSTRAK
ID0000125
KARAKTERISASI PANASBUMI DI DAERAH SUMATRA DAN SULAWESI UTARA DENGAN
MENGGU NAKAN GEOTERMOMETER T O
s o + H 2 0
.
Penentuan suhu reservoir panasbumi dari manifestasi
permukaan di daerah Sum atra dan Kotamobagu - Sulawesi Utara telah dilakukan dengan m enggunakan geoterniometer
isotop T'
S
O
SO 4 H 2 O
. Suhu sumur SBY -3 juga ditentukan sebagai pembanding. Metode geotermometer T
I 8
O
S O 4
_
m o
dilakukan dengan mengana lisis isotop
I8
O dari H
2
O dan
34
S dari ion sulfat (SO
4
) yang terlarut dalam fluida panas.
Nilai suhu ditentukan dengan formulasi Mizutani Rafter. Hasil penentuan suhu mata air panas mendidih di Sumatra
(Tamban g Sa wah, W aipanas, Rantau Dadap dan Sarula) menunjukkan suhu di atas 200°C dengan karakteristik fluida
kesetimbangan dalam. Sedangkan suhu mata air panas tak mendidih menunjukkan suhu lebih rendah (150°C) dengan
karakteristik fluida percampuran.
ABSTRACT
GEOT HER MA L CHARACTERIZATION IN S UMATRA AND NORTH S ULAW ES I US ING
GEOTHERMOMETER T
Determination of geothermal reservoir temperature of surface manifestation in
Sumatra and Kotamobagu - North Sulawesi has been done using geothermometer isotope T
I8
O
SO4 H20
. SBY-3 (Sibayak)
well temperature has also been determined as reference. Geothermometer T
18
O
SO4 H20
method is performed by analyzing
isotope
18
O of H
2
Oand
34
S of sulfat ion (SO
4
) dissolved in the hot fiuid. The value of temperature is determined using
Mizutani Rafter formulation. The temperature determination result of the boiling spring in Sumatra (Tatnbang Sawah,
Wa ipanas, Rantau Dadap and Sarula) indicates that the temperature is above 200°C w ith the deep equilibrium fluid
characteristic, whereas the temperature of the non boiling spring indicates lower temperature (150°C) and the fluid
characteristic is mixing.
PENDAHULUAN
Teori Geotermometer
T
1 8
0
S
Pengembangan energi panasbumi menjadi energi
listrik
di
Indo nesia kini meng alami kemajuan pesat seiring
dengan kebutuhan akan energi
d an
tersedianya sumber daya
alam. Penelitian eksplorasi untuk mengetahui potensi
sumber panasbumi tnerupakan tahapan yang sangat
menentukan dalam rangka t indak lanjut eksploi tasi .
Perkiraan suhu reservoir menggunakan geotermomeler
isotop
dan
kimia dar i manifestasi perm ukaan seperti mata
air panas
dan
fumarole da pat dipakai untuk mengetahu i
potensi
dan
daerah
up
flow sumber panasbum i.
Disampin g geotermometer kimia, isotop
18
O dalam
keset imbangan SO
4
- H
2
O
dal am fluida sang at dap at
dipercaya untuk digunakan sebagai geotennometer pada
daera h pana sbum i yan g bersifat water domin ated system .
Selain
i tu
hubungan antara
I8
O dan
M
S dalam senyawa sulfat
dapat mengungkapkan berbagai proses geokimia seperti
kesetimbangan fluida, percampuran dan asal-usul fluida (1).
Aplikasi geoterm oineterT
O
SO4 H2O
telahdilakukan
pada berbagai manifestasi pe nnuk aan d aerah panasbumi
di
Suinatera dan Kotamabag u
-
Sulawesi Ulara. Sebagai acuan
penentuan suhu dengan geotermometer
ini,
dilakukan ju ga
pengukuran pada sumur lapangan panasbumi Sibayak
karena pada daerah
in i
telah diketalnii suh unya secara pasti
dengan menggunakan peralatan custer.
Tekni k geo t e rmome t e r i so t op
T
18
O
SO4
H2O
didasarkan atas pengukuran isotop
18
O
yang terdistribusi
(fraksinasi) diantara senyawa H
2
O dan SO
4
yang berada pada
kesetimbangan kimia dalam fluida panasbum i. Hubun gan
faktor fraksinasi isotop
18
O ( a l 8 )
t e rhad ap suhu
digambarkan dalain reaksi kesetimbangan dibawah
ini.
oc
S
O
4
+ R ,
18
O
S
I6
O
3
18
O H
2
16
O
Dalam reaksi tersebut faktor fraksinasi
( a l 8 )
merupakan
fiingsi dari suhu
: a = f(T).
Berdasarkan eksperimen yang dilakukan oleh
MIZUTANI
dan
RAFTER
1969
terhadap h ubung an <x
v s
T telah
di
peroleh hubungan matematis antara
a
terhadap
suhu seperti persamaan dibawah
ini (2, 3 ).
2.88
x 10
6
ln
D i m a n a
a =
a =
•p
1000-
1000-
8
8
I8Q
8
0
4.1
SCM
65
8/19/2019 33001701
http://slidepdf.com/reader/full/33001701 2/7
Penelitian dan Pengcmbangan Aplikasi Isotop dan RaJiasi 1998-
8
18
0
SO4
adalah rasio relatif
18
O/
16
O dalam senyawa S0„
yang diukur dengan spektrometer massa.
5
IS
O
H2O
adalah rasio relatif
I8
O/
16
O dalam H,O.
Penentuan suhu deng an geotenn ometer iiii sangat baik untuk
suhu antara 100 dan 300°C. Kesetimbangan kimia T
O ^ ^ pada kondisi reservoir suhu 300°C tercapai dalani
waktu 2 tahun, sedangkan pada suhu 200°C dan 100°C
kesetimbangan kimia tercapai masing-masing selama 18
tahun dan 500 tahun.
BAHAN DAN METODE
Bahan. Bahan yang digunakan ialah AgNO
3
0,1
N, HgCl
2
, nitrogen cair, aseton, CO
2
padat, Cu
2
O, grafit
ser ta contoh f luida dari lapangan panasbumi daerah
Sulawesi Utara (Kotamobagu - KTB , L obong - L B,
Kapondohan - KM) dan dari Sumatra (Tambang Sawah -
TSA, Rantau Dadap - R DD, Sarula - SRL, Sibayak -SBY )
Alat.
Alat yang digunakan ialah spektrometer
massa Sira 9 ISOG AS dan Delta S F innigan , sulphate
preparation line dan sulphide preparation line
SCDENTIFIC
SOLUTION L td . isoprep-18, spektrometer serapan atom,
pH meter, terniometer digital dan alat timbang.
M e t o d e S a m p l i n g . P e n g a m b i l a n c o n t o h
manifestasi pennukaan dilakukan dengan cara meniasukkan
20 ml contoh fluida panasbumi kedalam vial kedap udara
untuk dianalisis kadar
18
O dalam H
2
O. Untuk analisis kadar
18
O dalam sulfat, contoh fluida panasb umi sebanyak 1-2
liter tergantung kandungan sulfat yang ada dimasukkan
kedalam vial plastik, kemudian di tambahkan ± 0,1 grain
HgCl
2
untuk pengavvetan guna menjaga reduksi bakteri
terhadap sulfur (4).
a.
Metode Analisis Contoh
Anal is i s
18
O dalam H
2
O dilakukan dengan metode
Epstein Mayeda yaitu 2 ml contoh direaksikan dengan
gas CO
2
pada kondisi vakum pada alat isoprep-18 seperti
reaksi dibawah ini.
H
2
18
O + C
1 6
O
2
29°C
vakuni
C
16
O
I8
O + H
2
16
O
b.
CO
2
hasil reaksi dimasukk an kedalam spektrometer
massa untuk pengukuran rasio
I8
O/
I6
O.
Analisis
18
O dalam ion sulfat dilakukan deng an cara
terlebih dahulu mengendapkan ion sulfat dalain fluida
menjadi endapan BaSO„ Sebanyak 25 mg endapan
BaSO
4
direaksikan dengan 50 mg grafit pada lempeng
platina dalam kondisi vakutn dan suhu 1000 °C pada
alat sulphate preparation line dengan reaksi sebagai
berikut :
SO
J
4
+ C
1000 °C
vakum
S
:
+ CO,
Gas CO
2
yang te rbentuk diuku r
I8
O -nya dengan
spekt rometer massa . Ni la i
I8
O dar i gas CO
2
in i
menunjukkan nilai
IS
O dari SO
4
.
c. Ion S
2
yang terbentuk diatas direaksikan dengan AgNO
3
menjadi Ag
2
S dan kemudian direaksikan dengan Cu
2
O
pada kondisi vakum dan suhu 1000 °C pada alat
sulphide preparation line untuk memperoleh gas SO
2
.
Gas SO
2
ini dialirkan ke spektrometer massa Delta S
untuk analisis isotop
M
S.
d. Analisis kation
Contoh fluida panasbumi disaring dengan kertas saring
milipore kemudian dialirkan ke alat Spektrometer
Serapan Atom untuk analisis kadar kationnya.
e. Penguk uran suhu contoh fluida dilaku kan di lapang an
dengan inenggunakan digital termometer sedangkan
pengukuran tingkat keasaman (pH) dilakukan dengan
menggunakan pH-ineter.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data hasil analisis isotop
18
O dalam H
2
O dan sulfat
serta isotop
M
S tertera pada Tabel 1. Pada tabel tersebut
terlihat kandungan isotop
18
O dalam sulfat pada mata air
paiias mendidih (boiling spring) mempuny ai nilai -1 sampai
+ 1,5 %o SMOW , sed angk an kan dun gan
M
S sulfatnya
memp unyai nilai lebih besar dari 14 %oC DT. Nilai tersebut
menunjukkan bahwa fluida mata air panas berasal dari
reservoir dalain keadaan kesetimbangan (deep equilibrium),
kecuali pada mata air panas mendidih KM3 (Kopondahan
- Kotamabagu) menunjukkan nilai
I8
O sulfat sangat tinggi
yaitu +8,23 %o. Nilai tersebut m encerminkan kemu ngkinan
mata air panas tersebut berasal dari reservoir dangkal
( sha l low e qu i l i b r ium ) . T ingg inya n i l a i
18
O sul fa t
k e m u n g k i n a n d i s e b a b k a n o l e h p e n g a r u h o k s i d a s i
permukaan (5).
Kandungan isotop
1S
O sulfat untuk fumarole relatif
bes ard an isotop **S relatif kecil. Hal ini jelas menu njukkan
adanya proses oksidasi H
2
O menjadi sulfat di permukaan
bukan pada reservoir dalam. Adanya O, udara luar dan
terbentuknya ion SO
4
yang relatif besar mempen garuhi nilai
isotop
18
O dan
34
S da lam sul fa t te r sebut . Gam bar 1
memperlihatkan hubungan antara isotop
I8
O dan
M
S dalam
ion su l f a t. G a m ba r t e r se bu t de ng a n j e l a s da p a t
men ginfon nasikan proses asal-usul f luida dan proses
mixing dalam sistem panasbumi. Terlihat bahwa mata
air panas mendidih yaitu Tambang Sawah (TSA), Rantau
Dadap (RDD 5 & 6) dan Sarula pada gambar tersebut
terletak pada daerah deep equilibrium . Sedangkan mata
air panas Lobong (LB) Kotamabogu dan Rantau Dadap
(RDD 8) ter letak pada daerah mi xin g antara deep
equlibrium dan fumarole (6).
Geotermometer.
Tabel 3 dan 4 memperlihatkan
hasil perhitungan dan evaluasi suhu reservoir dari berbagai
mata air panas di daerah Sumatera dan Sulawesi Utara.
Untuk inata air panas mendidih TSA, RDD5 dan 6, SRL
dan KM3 terlihat bahwa suliu yang dihitung mengg unakan
geotennometer isotop T
I8
O
SCM li2O
dan geotennometer kimia
meiumjukkan nilai yang relatif sama. Suhu reservoir di
66
8/19/2019 33001701
http://slidepdf.com/reader/full/33001701 3/7
-Penelitian dan Pengemba ngan Aplikasi lsotop dan Radiasi
daerah Tam bang Sawali yang diukur dengan geotermometer
isotop mcnunjukk an nilai 255 °C. sedangkan dengan
geotermometerkimia (T
NfrK
, T
Na KCa
dan T
K Mg
) lnenunjiikkan
suhu antara 236 dan 262 °C. Demikian pula untuk daerah
Rantau Dadap dan Sarula nilai suhu reservoirberdasarkan
geotermoineter isotop menunjukkan nilai masing-masing
250 °C dan 266 °C. Untuk niata airpanas permukaan seperti
Lobong (LB), suhu hasil perhitungan berdasarkan isotop T
I8
O
S04
.
HX)
menunjukkan nilai relatif lebih rendah daripada
hasil perhitungan dengan geotermometer T
NB
_
K
.
Untuk gambaran yang lebih jelas, pada Tabel 4
d ipe r l iha tkan has i l pengukuran s uhu be rdas a rkan
geotermoineter isotop T
18
O
SCM
.
H2O
dan hasil pengukuran
langsung dengan custer (suiiu aktual) pada sumur panasbuini
Sibayak (SBY-3 dan 4). Suhu hasil pengukuran langsung
dengan custer pada sumur panasbumi setelah pemanasan
sumur selang 90 hari menunjukkan suhu 260 °C (SBY 3
dan 4), sedangkan hasil pengukuraii dengan geoterniometer
isotop pada sumur SBY-3 menunjukkan nilai 251 °C, atau
relatif lebih rendah 9 °C, tetapi pada sumur SBY-4
pengukuran dengan geotermometer isotop menunjukkan
nilai lebih besar 15 °C.
KESIMPULAN
1. Mata air panas mendidih Tambang Sawah, Rantau
Dada p (5 dan 6) dan Sarula di daerah Sum atra berasal
dari daerah deep equilibrium , sedangkan mata air
panas L obong-Kotamobagu-Sulawesi Utara dan Rantau
Dadap 8 berasal dar i proses percampuran antara
fiimarole dan shallow equilibrium .
2. T erdapa t kes am aan s uhu yang d ih i tung dengan
menggunakan geotermometer T O
SO4
.
H2O
dan kimia pada
mata air p anas Ta mb ang Savvah (255°C), Rantau Dadap
5 dan 6 (250 »C), Sarula (266°C) sedangkan T
18
O
SCM
.
H2O
Kotamobagu lebih rendah daripada T , ^ .
DAFTAR PUSTAKA
1. ABIDIN, Z. , WANDOWO, INDROJONO, ALIP,
DJIJONO, dan E. RISTIN. PI„ Kamojang overview
and geo the rmomete r s tudy , Compi la t ion o f
Presentation Ma lerials, Advisory Group Meeting
on Isotope Application in Geothermal Energy
Developmen t , Vien na. 29 May - 1 June (1995).
2.
MIZUTANI, Y., and RAFTER, TA. Oxygen isotope
composition of Sulfates - Part 3. Oxygen isotopic
fractination in bisulphate and water system, N.Z.J.
Sci , 12(1969)54.
3. MIZUTA NI, Y., Isotopic composition and underground
temperature of the otake geothennal water Kyushu
Japan, Geochem J, 6 (1972) 67 .
4.
GIGENBACH, W.F ., Isotope Geothennom eters, IAEA,
Vienna(1980).
5.
MARINER, R.H., PRESSER, T.S., and EVAN S. W.C.,
Geothermometry and water-rock interaction in
selected thermal system in the cascade range and
Modoc Plateu Western United States, Geothermics,
22 , 1 (1993) 1.
6. D'AMORE, F., GIOVANNI GRANELL I, and EGIZIO
CORAZZA, The geothernial area of El Pilar-
Casandy State of Sucre Venezuela geochemical
exploration and model, Geothermics, 29, 3 (1994)
283.
6 7
8/19/2019 33001701
http://slidepdf.com/reader/full/33001701 4/7
Penelitian dan Pengembangan Aplikasi lsotop dan
Radiasi
1998-
Tab el 1. Da t a i so to p 0 d a n
M
S m a t a a i r p a n a s , f u m a r o l d a n h e a t e d
p o o l d aerah p an asb u mi d i Su matr a d an Su lawes i U ta ra
No
1.
2.
3.
4.
5.
6 .
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16 .
17.
18.
Ko d e samp el
TSA
R D D - 5
R D D - 6
R D D - 7
R D D - 8
SBY-3 (well)
SB Y-4 (wel l )
L B - 1
L B - 2
L B - 4
L B - 6
K M - 3
K T B - 3
B K - 1
T P - 2
T P - 3
T P - 4
SRL
9 6 , 2
95
90
98
85
-
-
70
65
64
78
93
101
88
86
97
70
90
PH
7,0
7,0
7,0
< 1
7,0
-
-
6 ,5
6 ,5
6 ,5
7,0
6 ,0
1,0
7,0
< 4
< 4
< 4
7,0
5
18
O
HX)
-6 ,9
-6,9
-6,8
-2,3
-8,6
-9,4
-8,9
-5,7
-3,9
-6,3
-4,4
-6,1
-2,9
-6,7
-4,0
-3,0
-2,3
-4,3
Z
-0,72
-0,65
-0,3
3,8
4,0
-3,07
-3,77
6,32
5,49
7,2
3,29
8,23
9,92
5,77
-3,1
-7,2
-2,0
1,5
14,2
26,3
21,65
-0,15
12,5
18,2
16,8
17,2
4,5
8,7
7,4
16,3
-0,85
14,5
2,1
4,7
4,7
30,3
Tab el -2 . Da ta k a t io n mata a i r p an as , f u maro l d an ' h ea ted p o o l d aerah p an asb u mi d i
Su matr a d an Su lawes i U ta ra
No
1.
2.
3.
4.
5.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16 .
17.
18.
K o d e s a m p e l
TSA
R D D - 5
R D D - 6
R D D - 7
R D D - 8
L B - 1
L B - 2
L B - 4
L B - 6
K M - 3
K T B - 3
B K - 1
T P - 2
T P - 3
T P - 4
SRL
J en is
MP
M P
MP
F UM
MP
MP
MP
MP
MP
M P
F UM
MP
HP
HP
HP
MP
Na
+
(p p m)
1559
96 6
1096
43
3 1 6 , 6
371
6 31
127
417
305,4
81
200
291,2
272,2
3 0 6 , 6
44 5
K
+
( p p m )
242
121,5
121,5
2,1
34,6
77
114
54
114
11,4
3
21
12,3
14,2
12,26
7 6 ,1
Ca
2+
( p p m )
97
49
50
0,1
0,6
89
196
31
38
89,3
6
107
0,02
0,28
0,06
0,17
M g
2+
( p p m )
0,1
0,05
0,13
0,3
0,56
5,8
7,7
4,8
5,0
0,14
49,6
2,1
0,01
0,02
0,02
0,01
L i
+
( p p m )
5,4
6 ,1
6 ,1
0,01
1,9
2,3
0,9
1,6
3,5
0,31
0,1
1,4
0,91
0 , 66
0,5
4,6
6 8
8/19/2019 33001701
http://slidepdf.com/reader/full/33001701 5/7
_ Penelitian dan Pengembangan Aplikasi hotop dan Radiasi 1998
Tabel-3. Evaluasi hasil perhitungan geotennom eter isotop dan kimia
pada mata air daerah panasbumi di Suinatra dan Sulawesi
Utara
No
1.
2.
3.
5.
8.
9.
10.
12.
14.
18.
Kode sampel
TS A
RDD-5
RDD-6
RDD-8
LB-1
LB-2
LB-4
KM-3
BK-1
SRL
Na-K
25 7
23 7
226
224
288
273
382
145
222
26 7
Na-K-Ca
236
-
-
226
220
26 3
131
172
-
H-M g
26 2
244
220
140
128
136
120
126
164
26 2
T
I8
O
S04-M2O
255
25 3
247
141
180
189
131
123
143
26 6
Tabel-4. Perbandingan hasil perhitungan suhu
secara geotennonieter dan pengukuran
custer (dcep vvell) pada sumur SBY-3
dan SBY-4.
No Kodesampel T ^ T '°O
SO4
.
H2O
6. SBY-3 -26 0 251
7. SBY-4 -26 0 275
6 9
8/19/2019 33001701
http://slidepdf.com/reader/full/33001701 6/7
8
s
n
0
•o
30
25 -
20
15 -
10
:
5
:
0
-5 H
-10
-5
Fumarol
9
o
15
o
Shallow Equilibrium
c
1
6
5
o
6
Deep Equilibrium
10 15
S-34 dalam SO4 o/oo)
20
25
30
Gb .1 Evaluasi Hu bungan O-18fso4; Vs
S-34 so4)
Dalam Sistem Panasbumi
8/19/2019 33001701
http://slidepdf.com/reader/full/33001701 7/7
Penelilian dan Pengembangan Aplikasi Isolop dan Radimi 1998
SKUS
NAZAROH
Apakah metode yang Anda gunakan dapat
digunakan untuk nienentukan kuantitas panas bumi dalam
riser voir tersebut ?
ZAINAL ABIDIN
Metode ini secara langsung tidak dapat digunakan
untuk menghitung kuantitas panasbumi. Tetapi apabila kita
juga menganalisis
I8
O dalain batuan selain
I8
O dalani H
2
O,
maka berdasarkan teori
I8
O hingga antara H,O-mineraI
besaran permeabilitas reservois dapat diperkirakan. Dengan
mengetahui liilai penneabilitas maka kuantitas suinber panas
bumi dapat dilakukan.
WIBAGYO
1. Apakah metode ini bisa berlalu pada semua lapang panas
bumi ?
2.
Mengapa pembanding untuk pengukuran Caster hanya
2 titik di Sibayah. Bagaimana dibanding di lapang yang
lain?
ZAINAL ABIDIN
1. Metode ini berlaku untuk sistem panas bumi yang di
dominasi oleh air (water dominated) berati untuk
lapangan dengan sistem tersebut dapat dilakukan.
2.
Kebetulan lapangan yang siap untuk water dominated
di Indonesia baru lapangan Sibayak.
SUWIRMA
Kenapa untuk pengukur sulfida tidak langsung dari
BaS, dan reaksi pengendapan AgS bagaimana ?
ZAINAL ABIDIN
Karena yang ingin diukur adalah isotop
34
S yang
ada dalam senyawa sulfat, tetapi bukan yang ada di dalam
senyawa H
2
S dan Sulfida lainnya. S = + Ag + pH3-4 Ag^S.
MUNSIAH MAHA
1. Tujuan penelitian ini apakah hanya untuk validasi
metode atau untuk melakukan pengukuran
sesungguhnya karakteristik panas bumi di suatu tempat
(Sulawesi utara).
2.
Bagaiinana ketelitian metode ini misalnya untuk
pengukuran suhu bila dibandingkan dengan metode
pengukuran lain (dalain kesimpulan tidak terlihat).
ZAINAL ABIDIN
1. Tujuan penelitian dapat dilakukan sekaligus antara
validasi pengukuran dari aplikasi dalam lapangan panas
bumi.
2.
Untuk fluida yang mendidih (bacling spring) yaitu
kondisi full eguilibrium ketelitian metode kimia isotop
relatif tinggi. Metode isotop lebih realible dari kimia
karena mempunyai waktu cguilibium yang lama pada
perubahan suhu pada saat fluida naik ke permukaan.