م ل ع وات ر ال ة ي ص خ ش

باسباب) باباسلباسن باولا بالباسلباقبا بو باوو لا نكباسنباي ةو باوو لال بامباءو باسس بال (لاولات مو تنظيمو لالورق ةو منو أجلو إتمبامو لالمهم ةو فيو لالمولادو لالعلمي ةو علمو لالحديث

لالمحباضرو :و لالدكتورو موجييبا,و لالمجستر

Encep Abdul RojakNIM 2.212.1.4.023و :و

PASCASARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2013

2

وروات ( المسماء و اقلكنية و القلقاب و السنساب (شخصوية اقل

A. Pendahuluan

Segala puji Allah SWT tuhan semesta alam. Shalawat berserta salam-

Nya semoga selalu tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW yang pernah

berkata dalam hadisnya:

يرني ن نم نم يا مك ني مت ف نك ير ني ه يت مة يسن ب ممسةن يو مب ا هلل يما: كيتا نم ب ه نكمت يس نم يما يت نوا نن يت ضول 1 يقل

Artinya: Telah Aku (Nabi Muhammad SAW) tinggalkan dua perkara di

kalangan kamu semua, tidak akan tersesat kamu selama berpegang teguh

kepada keduanya, (yaitu) al-Qur’an dan Sunah Rasul.

Hadis merupakan sumber hukum Islam yang kedua setelah al-Qur’an,

dan hadis juga memiliki posisi penting dalam ijtihad, karena hadis itu

memiliki sifat istimewa untuk berdampingan dengan al-Qur’an, yaitu sebagai

menguatkan, menegaskan, dan menguraikan dalil-dalil yang ada dalam al-

Qur’an. Sehingga harus ada pemilahan dalam menggunakan hadis yang boleh

digunakan untuk bersanding dengan al-Qur’an.

Hadis yang berhak dan boleh bersanding dengan al-Qur’an adalah hadis

yang tingkatannya Sohih. Hadis sohih ini ada karakternya, baik dari segi

sanad, matan, dan rawi-nya, sehingga hadis yang dikatakan sohih itu adalah

hadis yang mencakup semua karakter yang dimiliki oleh hadis sohih.

Salah satu pembahasan yang penting, yang ada kaitannya dengan

kesahihan hadis adalah dilihat dari orang yang meriwayatkan hadis tersebut.

Sebuah hadis mungkin saja benar merupkana perkataan Rasul SAW., tetapi

karena rawinya kurang baik dari sifat, karakter dan kebiasaannya, sehingga

hadis itu menjadi hadis dho’if.

Oleh karena itu, makalah ini akan membahas tentang kepribadian

perawi hadis, yang merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam ilmu hadis.

Meliputi Nama perawi, Kunyah, Laqob, dan Ansab dari para perawi tersebut.

1 Malik bin Anas, al-Muwaththo’ , juz 3 hal.9

3