Post on 26-Apr-2020
36
BAB IV
LAPORAN PENELITIAN
E. Orientasi Kancah Penelitian
Penelitian ini untuk melihat hubungan kepribadian ambang
yang ditinjau dari dukungan sosial dilakukan pada orang berusia 21-
40 tahun. Penelitian ini mencari subjek secara insidental, maka
dengan demikian ketika peneliti bertemu calon subjek peneliti
terlebih dahulu mengklarifikasi persyaratan-persyaratan yang
ditentukan untuk menjadi subjek. Peneliti kemudian meminta subjek
untuk bersedia mengisi skala dengan maksud membantu proses
pengumpulan data namun subjek dan peneliti saling mengenal. Hal
ini dikarenakan untuk adanya keseriusan untuk pengerjaan daripada
skala itu sendiri.
Pertimbangan dalam pemilihan subjek secara insidental dan
memiliki hubungan pribadi dengan subjek untuk pengambilan data
penelitian berdasarkan pertimbangan untuk mendapatkan subjek
yang mudah dan cepat namun responden/subjek serius dalam
mengisi skala yang telah disediakan dapat dipertanggung jawabkan.
Peneliti juga mempertimbangkan bila adanya kekeliruan atau
keanehan dalam pengisian skala dapat dipertanggung jawabkan
dengan menghubungi kembali subjek tersebut untuk menjelaskan
dari maksudnya sebagai contoh pengisian dengan centang dan silang
ataupun dapat mengulang.
37
F. Uji Coba Alat Ukur
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini merupakan
perkembangan dari refrensi alat ukur mengenai kepribadian ambang
dari Stenberg dan Zanarini. Wibowo telah memvalidasi alat ukur ini.
Pembahasan yang dilakukan saat validitas konstruk tersebut meliputi
pencarian jurnal yang relevan, pengkajian aspek-aspek yang dipakai,
adaptasi dan pembuatan item-item yang dimasukkan di dalam skala,
merapikan bahasa yang dipakai dalam skala agar bisa dengan mudah
dimengerti subyek, serta penyusunan skala yang membuat subyek
bisa dengan mudah mengisinya. Tujuan dari validitas konstruk ini
adalah untuk menghindari adanya pernyataan-pernyataan yang
kurang jelas maupun menghilangkan item-item yang tidak relevan
dengan tujuan penelitian, serta mempermudah subyek dalam proses
pengisian skala.
Dari hasil validitas konstruk maka dihasilkan skala untuk
dukungan sosial (12 item), dan kepribadian ambang (36 item).
G. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan tiga tahapan. Pertama
peneliti berkunjung ke rumah-rumah tetangga untuk meminta
mengisi skala yang telah disediakan bersama dengan pernyataan
kesediaan pengisikan skala. Pertanyaan yang diungkapkan oleh
subjek kurang lebih seputar tata cara pengisian apakah boleh
menggunakan silang daripada centang kemudian peneliti kembali
menjelaskan bila itu pilihan dari awal harus menggunakan cara yang
sama.
38
Kemudian tahapan kedua peneliti mengunjungi kantor orangtua
di Jalan MT. Haryono, Semarang. Peneliti berkunjung pada saat
waktu istirahat dan meminta waktu sebentar untuk mengisi skala
yang telah tersedia. Peneliti menjelaskan secara singkat mengenai
syarat menjadi subjek dan tata cara pengisian skala. Peneliti
kemudian menyebarkan sakala ke subjek yang memenuhi
persyaratan yaitu berusia 20-40 tahun. Keesokan harinya peneliti ikut
orangtua untuk berkunjung ke kantor bagian pabrik di daerah Klepu,
Semarang. Peneliti kembali menjelaskan persyaratan menjadi subjek
dan tata cara pengisian, menyebarkan angket. Sebagai tanda
terimakasih peneliti memberikan sebatang coklat untuk dibagian
kepada para responden yang telah mengisi skala tersebut.
H. Uji Validitas dan Reliabilitas
Data yang telah diperoleh dari penelitian kemudian dimasukkan
ke dalam Tabulasi Data untuk diuji validitas serta reliabilitasnya
menggunakan Statistical Package for the Social Sciences (SPSS).
Uji validitas dihitung menggunakan Product Moment dan uji
reliabilitas menggunakan Part Whole.
1. Skala Dukungan Sosial
Berdasarkan pada hasil perhitungan uji validitas terhadap
12 item pada skala dukungan sosial, item di dalam skala
diketahui 5 item yang valid dan ada 7 item yang gugur.
Koefisien validitas pada item yang valid berkisar antara 0,387
sampai 0,443 dengan taraf signifikansi 5%. Hitungan
39
lengkapnya bisa dilihat di Lampiran C, sementara rincian untuk
item valid bisa dilihat pada tabel 4.1
Hasil uji reliabilitas skala dukungan sosial adalah sebesar
0.675. Hal ini menyatakan bahwa item-item di dalam skala
adalah reliabel sehingga bisa dipakai dalam penelitian.
2. Skala Kepribadian Ambang
Berdasarkan pada hasil perhitungan uji validitas terhadap
36 item pada skala Kepribadian Ambang, namun hanya 9 item
di dalam skala dinyatakan sebagai item valid dan ada 27 item
yang dinyatakan gugur. Koefisien validitas pada item valid
berkisar antara 0,366 sampai 0,712 dengan taraf signifikansi
5%. Hitungan lengkapnya bisa dilihat di Lampiran C,
sementara rincian untuk item valid bisa dilihat pada tabel 4.3
Hasil uji reliabilitas skala Kepribadian Ambang adalah
sebesar 0,778. Hal ini menyatakan bahwa item-item di dalam
skala adalah reliabel sehingga bisa dipakai dalam penelitian.
40
Tabel 3
Penyebaran Item Valid Skala Dukungan Sosial
Aspek No. Item
Favorabel
No. Item
Unfavorabe
Total
Bantuan
langsung atau
nyata
11
4
2
Penghargaan - 12 1
Rasa memiliki 10 6 2
Jumlah 2 3 5
41
Tabel 4
Penyebaran Item Valid Skala Kepribadian Ambang
Aspek No Item
Favorabel
No. Item
Unfavorabel
Total
Perasaan takut
(hingga panik)
jika
ditinggalkan
-
-
0
Pola hubungan
interpersonal
yang tidak
stabil dan
intensif
11
-
1
Gangguan
identitas
-
12
1
Impulsif
Percobaanperila
kubunuh diri
berulang
-
-
0
Ketidakstabilan
afektif
- 15 1
Perasaan
kosong yang
kronis
25, 16
7
3
Menunjukkan
perilaku yang
tidak pantas
26
-
1
42
Stres yang
berhubungan
dengan
pemikiran
paranoid atau
simtom
disosiasi
36
27
2
Jumlah 5 4 9
Terlihat pada tabel aspek kepribadian ambang adanya 3
aspek yang gugur yaitu perasaan takut akan ditinggalkan,
impulsif dan percobaan perilaku bunuh diri. Kebudayaan di
Indonesia lebih bersifat penolakan terhadap ketiga aspek
tersebut. menurut budaya di Indonesia bunuh diri itu suatu hal
yang tabu. Budaya itu sendiri adalah seperangkat sikap, nilai,
kepercayaan dan perilaku yang dimiliki secara bersama-sama
oleh sekelompok orang tetapi berbeda untuk masing-masing
individu dan dikomunikasikan dari satu generasi ke generasi
berikutnya Matsumoto dalam (Widodo, 2006). Pendapat
lainnya yaitu Saliyo 2012 mengatakan Kebudayaan adalah
segala hal yang dimiliki oleh manusia yang hanya diperoleh
dengan belajar dan menggunakan akalnya.
Salah satu wujud kebudayaan yang ada di Indonesia
adalah kebudayaan Jawa (Rachim dan Nashori, 2007).
Endraswara (2014) mengatakan Amarah dalam pandangan
psikologi Jawa, berasal dari nafsu kotor. Amarah dimaknai
sebagi marah. Jatman (dalam Endraswara, 2014) mengatakan
rasa marah akan memunculkan tindak-tanduk yang
43
mencelakakan orang lain. Selanjutnya Edrawasta (2014)
menjelaskan orang yang bagus budi pekertinya adalah orang
yang mampu mengubah marah yang menurut Stange (dalam
Endawasta, 2014) disebut revolusi batin. Revolusi batin akan
mengendalikan amarah. Disini dapat diambil kesimpulan
bahwa perilaku impulsif dapat diatasi dengan revolusi batin
seperti memiliki budi pekerti yang baik.
Selain itu Endawasta (2014) menjelaskan mengenai jati
diri orang jawa yang lain adalah kepekaan yang disebut
tanggap sasmita. Peka berarti harus memahami segala sesuatu
yang tidak biasa, agar kemudian mawas diri. Ketika ada suatu
kesalahan yang dilakukan, dan orang-orang disekitarnya justru
diam, harus dipahami bahwa sikap diam itu adalah cara agar
pelaku kesalahan bisa peka atas apa yang telah dilakukannya.
Dengan demikian ketika ada prasangka apabila dirinya
ditinggalkan oleh orang lain sebenarnya itu tidak benar karena
dalam kebudayaan jawa diam tersebut berarti untuk
mengingatkan akan kesalahan-kesalahan yang diperbuat.
Dari penjelasan-penjelasan diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa setiap ajaran kebudayaan Jawa dapat
menanggulangi ketiga aspek tersebut.
Seperti yang telah dijelaskan dalam BAB 2 menurut
DSM-IV TR terdapat pernyataan bahwa seorang dapat disebut
mengidap gangguan kepribadian ambang bahwa harus
memenuhi 5 kriteria dari 9 kriteria yang disebutkan. Dalam
44
penelitian ini terdapat 6 dari 9 kriteria yang terpenuhi
sedangkan 3 lainnya gugur, oleh sebab itu penelitian ini masih
tetap dapat dilanjutkan dengan kriteria-kriteria yang terpenuhi.
Selain itu beberapa peneliti berpendapat bahwa unit
keluarga adalah satu-satunya faktor paling penting dalam
memahami bunuh diri Gehlot dan Nathawat(dalam Goldsmith,
Pellmar, Kleinman, dan Bunney, 2002). Dukungan dari
keluarga terlihat lebih mendominasi untuk pengurangan
keinginan akan bunuh diri. Selain itu pengaruh keluarga yang
dominan dapat mengurangi perilaku impulsif. Hal ini didukung
oleh Subandi, (2008) yang membicarakan mengenai perilaku
ngemong, ngemong adalah sebuah sikap toleran dan
penerimaan yang positif atau perilaku agresif dan impulsif.
Subandi, 2008 juga menjelaskan bahwa beban yang dirasakan
anggota keluarga sangat berat, namun demikian keluarga pada
umumnya tetap menunjukan rasa tanggung jawab, dukungan
dan kasih sayang yang besar terhadap anggota keluarga mereka
yang mengalami gangguan mental. Berdasar pada penjelasan
Subandi ini individu yang merasakan takut akan ditinggalkan
dapat pula diatasi dengan dukungan dari keluarga dengan kasih
sayang dan tanggung jawab. Mengacu pada penjelasan-
penjelasan diatas dapat ambil kesimpulan bahwa dukungan
keluarga yang telah dominan dapat mengatasi kepribadian
ambang dengan cukup baik sehingga dukungan sosial dari
kawan tidak dapat memenuhi kebutuhan individu tersebut.
45
Dalam penelitian ini yang diteliti yaitu dukungan sosial dari
teman maka tidak ada hubungan dukunga sosial dari teman
dengan kepribadian ambang.
46
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Sebelum uji hipotesis dilakukan, perlu dilakukan uji asumsi
terlebih dahulu terhadap variabel penelitian. Uji asumsi ini
diperlukan untuk menguji normal tidaknya sebaran item serta
linearitas hubungan antara variabel bebas dan tergantung. Berikut
hasil yang didapatkan:
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui normal
tidaknya penyebaran skor dari variabel dukungan sosial, dan
variabel Kepribadian Ambang. Uji normalitas ini dilakukan
menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov Test (K-SZ)
dengan program SPSS (Statistical Packages for Social
Sciences) yang dilakukan di Laboratorium Psikologi Fakultas
Psikologi Universitas Soegijapranata Semarang. Berikut
adalah hasilnya:
1) Kepribadian Ambang
Uji normalitas terhadap skala kepribadian ambang
menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test (K-SZ)
menunjukkan hasil K-SZ 0.784 dengan p>0,05 yang
berarti penyebarannya normal. Hasil uji normalitas dalam
bentuk tabel bisa dilihat pada tabel 3.
47
2) Dukungan Sosial
Uji normalitas terhadap skala dukungan sosial
menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test (K-SZ)
menunjukkan hasil K-SZ 1.671 dengan p<0,05 yang
berarti penyebarannya tidak normal. Hasil uji normalitas
dalam bentuk tabel bisa dilihat pada tabel 5
b. Uji Linearitas
Uji linearitas digunakan untuk melihat hubungan antara
variabel dukungan sosial terhadap variabel kepribadian
ambang. Penghitungan dilakukan menggunakan program
SPSS (Statistical Packages for Social Sciences) yang
dilakukan di Laboratorium Psikologi Fakultas Psikologi
Universitas Soegijapranata Semarang. Hasil uji linearitas
adalah variabel dukungan sosial dengan kepribadian ambang,
F = 1.770 dengan p>0,05. Ini menunjukkan tidak ada
hubungan antara dukungan sosial dengan kepribadian
ambang.
2. Uji Hipotesis
Setelah uji asumsi dilakukan, proses selanjutnya adalah
melakukan uji hipotesis menggunakan program SPSS (Statistical
Packages for Social Sciences) yang dilakukan di Laboratorium
Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Soegijapranata
Semarang. Teknik yang dilakukan adalah dengan menggunakan
korelasi pearson untuk mendapatkan hipotesis minor. Hasil
analisanya adalah sebagai berikut: r = -0,244 (p>0,05). Ini berarti
48
tidak ada hubungan antara dukungan sosial dengan kepribadian
ambang. Semakin tinggi skor hubungan dukungan sosial, maka
sebaliknya, semakin rendah kepribadian ambang. Dengan
demikian, hipotesis yang diajukan peneliti tidak diterima.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil data, telah diketahui bahwa hipotesis
dittolak dengan hasil rxy = -0.244 (p>0,05). Ini memiliki arti bahwa
tidak ada hubungan antara dukungan sosial dengan kepribadian
ambang pada para istri. Kepribadian ambang sendiri merupakan
salah satu jenis gangguan kepribadian di dalam psikologi yang dalam
bahasa Inggrisnya disebut dengan Borderline Personality Disorder.
Lawrence, Chanen, and Allen (2011) sebuah klinik mengenai
kepribadian ambang menunjukkan bahwa penolakan yang dirasakan
atau pengabaian yang akan datang mengarah ke suasana hati yang
negatif dan / atau mengarah pada impuls negatif yang parah untuk
yaitu perilaku yang berisiko dan menyakiti diri sendiri. Sedangkan
apabila suasana negatif maka dukungan yang diberikan tidak akan
sampai. Pendapat tersebut sangat bertolak belakang dengan sifat dari
kebudayaan masyarakat Jawa tentang dua sudut pandang natural
intellegence (kecerdasan alamiah) tentang manisnya tebu dari
Endraswara (2014) yaitu: jadilah pemanis kehidupan seperti tebu
maksudnya, harus ada kepaduan antara yang dicuapkan dengan
tindakan nyata. Berucaplah yang memuat makna (teges), agar
berdapak manis seperti rasa tebu dan jadilah pribadi semut yang
berati orang-orang yang dapat memberi manfaat bagi lingkungannya.
49
Dari dua konteks manisnya tebu pantas diteladani bahwa hidup itu
apabila berfikir positif akan melahirkan hal yang manis.
Kesadaran bersama masyarakat Jawa meyakini bahwa budaya
Jawa mempunyai nilai-nilai yang mendasari kepribadian orang dan
masyarakatnya Casmini (dalam Prasetyo dan Subandi, 2014). Salah
satu nilai budaya yang dikenal dan diadopsi secara luas oleh
masyarakat Jawa sampai sekarang adalah sikap Narima Ing Pandum
(NIP) Endraswara, (dalam Prasetyo dan Subandi, 2014). Selanjutnya
Prasetyo dan Subandi, 2014 menjelaskan NIP adalah sebuah sikap
penerimaan secara penuh terhadap berbagai kejadian pada masa lalu,
masa sekarang serta segala kemungkinan yang bisa terjadi pada masa
yang akan datang. Dengan penerimaan tersebut kecenderungan untuk
mengalami gangguan identitas sangat kecil sehingga kepribadian
ambang cenderung tidak dapat berkembang
Dalam kebudayaan di Indonesia terutama di Jawa terdapat
pemikiran positif yang merupakan pintu masuk bahwa hidup jawa itu
cenderung prasaja, artinya tidak mengusahakan hal yang bukan
semestianya, sehingga selalu berserah diri (Endraswara, 2014).
Artinya bahwa setiap individu harus selalu menerima dan selalu
bersyukur apa yang dipunya sehingga tidak ada perasaan protes akan
apa yang dirinya tidak punyai. Maka dari itu kepribadian ambang
tidak mudah dapat berkembang pada masyarakat Jawa karena
pemikiran positif yang sudah menjadi kebudayaan.
Kepribadian ambang cenderung untuk sulit dapat
bersosialisasi dengan baik hal ini dikatakan oleh Bray,
50
Barrowclough, dan Lobban dalam Dixon-Gordon, Gratz, Breetz dan
Tull (2013) individu dengan kepribadian ambang dilaporkan
sejumlah kesulitan dalam hubungan interpersonal, termasuk konflik
antarpribadi, sering putus hubungan dengan pasangan, dan
pemecahan masalah sosial yang buruk. Sarafino dan Timothy (2011)
mendefinisikan dukungan sosial sebagai perasaan kenyamanan, ada
perhatian, ada penghargaan atau bantuan yang diterima oleh orang
banyak atau kelompok lain. Selain itu Sarafino dan Timothy
menambahkan bahwa orang-orang yang menerima dukungan sosial
memiliki keyakinan bahwa mereka dicintai, bernilai, dan merupakan
bagian oleh kelompok yang dapat menolong mereka disaat
membutuhkan bantuan. Namun dalam kebudayaan Jawa yang
cenderung untuk tanggap sasmita yang berarti saling peka terhadap
sesamanya (Endawasta, 2014). Oleh sebab itu maka perilaku sulit
untuk bersosialisasi ini selalu dapat ditanggulangi oleh sesamanya.
Dukungan sosial dapat di sampaikan dengan efektif apabila
individu tersebut dapat menerima pemberi dukungan dengan baik
tidak ada penolakan yang signifikan. Penolakan pada individu
kepribadian ambang tersebut merupakan perasaan cemas, takut
berlebihan terhadap penolakan sosial, serta penolakan tersebut dapat
berkembang dari kejadian penolakan terus-menerus dan konsisten,
penelantaran, dan pengasingan dari orang-orang yang dianggapnya
penting, seperti wali orang tua, yang dimulai pada perkembangan
awal. Pietrzak, Downey, dan Ayduk (dalam Barros, 2016).
51
Selain itu beberapa peneliti berpendapat bahwa unit keluarga
adalah satu-satunya faktor paling penting dalam memahami bunuh
diri Gehlot dan Nathawat, dalam (Goldsmith, Pellmar, Kleinman,
dan Bunney, 2002). Dukungan dari keluarga terlihat lebih
mendominasi untuk pengurangan keinginan akan bunuh diri. Selain
itu pengaruh keluarga yang dominan dapat mengurangi perilaku
impulsif. Hal ini didukung oleh Subandi, 2008 yang membicarakan
mengenai perilaku ngemong, ngemong adalah sebuah sikap toleran
dan penerimaan yang positif atau perilaku agresif dan impulsif.
Subandi, 2008 juga menjelaskan bahwa beban yang dirasakan
anggota keluarga sangat berat, namun demikian keluarga pada
umumnya tetap menunjukan rasa tanggung jawab, dukungan dan
kasih sayang yang besar terhadap anggota keluarga mereka yang
mengalami gangguan mental. Berdasar pada penjelasan Subandi ini
individu yang merasakan takut akan ditinggalkan dapat pula diatasi
dengan dukungan dari keluarga dengan kasih sayang dan tanggung
jawab. Mengacu pada penjelasan-penjelasan diatas dapat ambil
kesimpulan bahwa dukungan keluarga yang telah dominan dapat
mengatasi kepribadian ambang dengan cukup baik sehingga
dukungan sosial dari kawan tidak dapat memenuhi kebutuhan
individu tersebut.
Berdasarkan seluruh pendapat diatas dapat dikatakan bahawa
kebudayaan Indonesia terutama Jawa telah membangun masyarakat
yang tidak rentan akan kecenderungan kepribadian ambang.
Mengakibatkan dukungan sosial ini tidak memiliki hubungan dengan
52
kepribadian ambang. Selain itu terdapat peran serta keluarga yang
cukup dominan sehingga dukungan sosial dari teman sulit untuk
dapat berkembang.
Dapat dilihat berbagai penelitian-penelitian diatas terdapat
perbedaan yang terlihat dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
Jumlah subjek usia subjek serta teknik yang digunakan berbeda. Hal
ini dapat mempengaruhi hasil dari penelitian, sedangkan pendapat
Sugiyono (2011) Makin besar tingkat kesalahan maka akan semakin
kecil jumlah sample yang diperlukan.
Penelitian mengenai hubungan sosial dengan kepribadian
ambang yang ditetliti oleh Clifton, Pilkonis, dan McCarty 2007
dengan partisipasi: perempuan (n=19) laki-laki (n=3) menggunakan
metode personal network via EgoNet (McCarty, 2004). Penelitian
lainnya mengenai sosial domain dan disorganisastion pada
kepribadian ambang yang diteliti oleh Hill, Pilkonis, Morse, dkk,
2006 menggunakan subyek dengan rentang usia 21-60 tahun dengan
total jumlah subyek sebanyak 116 orang. Penelitian ini
menggunakan berbagai jenis metode yaitu: SCID-I, RAPFA dan
ANCOVA.
Penelitian mengenai kepribadian ambang yang diteliti oleh
Barros (2016) meneliti hubungan kepribadian ambang dengan
percived social support, gangguan tidur, dan Rejection Sensitivity.
Percived social support diukur dengan Skala Multidimensional
percived social support (MSPSS; Zimet, Dahlem, Zimet, dan Farley,
1988). Subjek yang digunakan sejumlah 396 menggunakan metode
53
online quesioner Demografis gender partisipan adalah sebagai
berikut: perempuan (n = 232), laki-laki (n = 163), dan jenis kelamin
lainnya (n = 1) dimana rata-rata umur responden adalah 21 tahun.
Dari hasil penelitian juga ditemukan bahwa kepribadian
ambang yang dimiliki oleh para subyek termasuk rendah, dengan
Mean = 14.97 dan SD = 3,557. Uji hipotesis juga menemukan bahwa
sumbangan efektif dukungan sosial terhadap kepribadian ambang
sebesar 5.954
54
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uji hipotesis dan pembahasan, peneliti
menyimpulakan bahwa: Hipotesis yang menyatakan bahwa ada
hubungan antara dukungan sosial dengan kepribadian ambang
ditolak.
B. SARAN
Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan peneliti, maka
saran yang bisa diberikan adalah sebagai berikut:
1. Bagi Subyek Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dukungan sosial tidak
memiliki hubungan dengan kepribadian ambang. Hal ini berarti
subyek membangun diri sendiri untuk dapat mencegah
timbulnya kecenderungan kepribadian ambang.
2. Bagi Peneliti Lain
Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian serupa
sebaiknya melakukan penelitian dengan jumlah subyek yang
lebih banyak sehingga hasilnya lebih optimal. Selain itu bisa
diteliti untuk hubungan dukungan sosial dari keluarga dengan
kepribadian ambang.
55
DAFTAR PUSTAKA
Ablow, Keith. 2010. Lindsay Lohan Hijacking the Courts. Fox News. 21
September. www.foxnews.com. Diakses pada Februari 2017
Adragna, Bettina. 2016. For Ferrari, humor not only is his life, it saved his
life. mariniji.com NEWS
Aguirre, Blaise., Galen, Gillian. 2013. Mindfulness for Borderline
Personality Disorder: Relieve Your Suff Pering Using the Core Skill of
Dialectical Behavior Therapy. Canada: Raincoast Book
Alex L. Chapman Kim L. Gratz, Perry D. Hoffman. 2007. The Borderline
Personality Disorder Survival Guide: Everything You Need to Know About
Living with BP. Canada: Raincoast Books
Andromeda, Klara. 2016. Karakteristik Kepribadian Ambang Pada Wanita
Dewasa Awal Ditinjau Dari Trauma Masa Anak dan Hubungan Romantis.
(Skripsi) Unika Soegijapranata (Tidak Diterbitkan)
APA. 2000. DSM-IV (Diagnostic And Statistical Manual Of Mental
Disorders, 4th Ed-Text Revision). Gangguan Kepribadian, Aksis II.
Gangguan Kepribadian Kluster/Kelompok B (orang yang terlalu dramatis,
emosional, ataueratiktidakmenentu)
Arienna, 2007. Lindsay Lohan Attempts Suicide.
http://www.alloy.com/entertainment/lindsay-lohan-attempts-suicide.
Diakses pada 10 Januari 2017
Azwar, Saifuddin. 2000. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta
:PustakaBelajar
Barros, Kathleen. 2016. Borderline Personality Disorder Features,
Perceived Social Support, Sleep Disturbance, and Rejection Sensitivity.
(Thesis)Arizona State University.
56
Black, Donald W., Nancee, Blum., Pfhol, Bruce,. Hale, Nancy. 2004.
Suicidal Behavior in Borderline Personality Disorder: Pravelance, Risk,
Factor, Prediction, and Prevelantion. The Journal of Personality Disorders,
18, (3) Hal 226-239
Boergers, Julie.,Spinto, Anthony., dan Donaldson, Deidre. 1998. Reasons
for Adolescent Suicide Attempts: - As`sociations With Psychological
Functioning. J Am. Acad. Child Adolescent Psychiatry 37, (12), Hal 1287-
1293
Bridget F. Grant, S. Patricia Chou, Rise B. Goldstein, Boji Huang,
Frederick S. Stinson, Tulshi D. Saha, Sharon M. SmithDeborah A. Dawson,
Attila J. Pulay , Roger P. Pickering, dan W. June Ruan, J Clin Psychiatry.
2009. Prevalence, Correlates, Disability, and Comorbidity of DSM-IV
Narcissistic Personality Disorder: Results from the Wave 2 National
Epidemiologic Survey on Alcohol and Related Conditions. J Clin
Psychiatry 69 (7): Hal: 1033–1045.
Brown, Milton Z., Comtois, Katherine Anne., dan M, Marsha. Linehan.
2002. Reasons for suicide attempts and non suicidal self-injury in women
with Borderline Personality Disorder. Journal of Abnormal Psychology.
111(1) Hal 198-202.
Carolyn E. Cutronadan Daniel W. Russell.1987. The Provesion of
Relationship and Adaptation to Stres. Advances in Personal Relationship
Volume 1, pages 37-67
Craig Morgan, Dinesh Bhugra. 2010. Principles of Social Psychiatry. UK:
WILEY-BLACKWELL Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorders, 4th Edition (2000) American Psychiatric Association
Dixon-Gordon, Katherine L ; Gratz, Kim L; Breetz, Alisa dan Tull,
Matthew. 2013. A Laboratory-Based Examination Of Responses To Social
Rejection In Borderline Personality Disorder: The Mediating Role Of
Emotion Dysregulation. Journal of Personality Disorders. 27 (2) Hal 157-
171
57
DM, Johnson,. MT, Shea,.S, Yen,. CL, Zlotnick C, Battle,. CA, Sanislow,.
CM, Grilo,. AE, Skodol,. DS, Bender,. TH, McGlashan,.JG, Gunderson dan
MC, Zanarini. 2003. Gender differences in borderline personality disorder:
findings from the Collaborative Longitudinal Personality Disorders Study.
Compr Psychiatry: 44 (4): Hal 284-292.
E, Rebecca., Ready, M, Anna., Åkerstedt, dan K, Daniel. Mroczek. 2012.
Emotional Complexity and Emotional Well-being in Older Adults: Risks of
High Neuroticism. Aging Ment Health; 16 (1): Hal 17–26.
Endraswara, Suwardi. 2014. Berfikir Positif Orang Jawa. Yogyakarta:
Narasi.
Sarafino, Edward P., Smith, Timothy W. 2011. Health Psychology. New
York: Biopsychosocial Interactions. John Wiley and Sons-Eight Edition
Sarafino, Edward P. 1990. Health Psychology. New York: Biopsychosocial
Interactions. John Wiley and Sons
Glionna, John M. 2000. Comedian: Take My Life, Please.
http://articles.latimes.com/2000/sep/22/news/cl-24755 diakses pada 03
Februari 2017
Goldsmith. SK, Pellemar .TC.,Kleinman .AM, Bunnery, WE, editors,
Reducing Suicide: A National Imperative. 2002. Institute of Medicine,
Board on Neuroscience and Behavioral Health,Committee on
Pathophysiology & Prevention of Adolescent & Adult Suicide. Washington
(DC): National Academies Press
Gottlieb, Benjamin H.. 1983. Social Support Strategies: Guidelines For
Mental Health Practice. Beverly Hills, Calif : Sage Publications
Gregory R. Pierce, Brian Lakey, I.G. 1997. Sourcebook of Social Support
and Personality. New York: Springer Science + Business Media
58
Herman. 2014. WHO: Angka Bunuh Diri di Indonesia Capai 10.000 Per
Tahun. http://www.beritasatu.com/kesehatan/209155-who-angka-bunuh-
diri-di-indonesia-capai-10000-per-tahun.html diakses pada 04 Februari
2017
Hogana, Brenda E; Linden, Wolfgang dan Najarian, Bahman. 2002. Social
support interventions Do they work?. Clinical Psychology Review Volume
22 Hal 381-440
Hurlock, E. B. 1999. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan
Sepanjang Ruang. Jakarta: Erlangga
J, Stevenson., R, Meares., A, Comerford. 2003. Diminished Impulsivity in
Older Patients With Borderline Personality Disorder. Am J Psychiatry. Vol
160(1) Hal: 165-166.
Joel, Paris, 2005. Borderline Personality Disorder. CMAJ. 2005 Jun 7;
172(12): 1579–1583.
John W. Creswell. 2014. Research Design: Qualitative, Quantitative, and
Mixed Methods Approaches. Lincoln: University of Nebraska
K, Lieb., MC, Zanarini., C, Schmahl., MM. Linehan, M, Bohus. 2004.
Borderline personality disorder. Lancet (364): 453-461
Kholidah, Enik Nur., Alsa, Asmadi. 2012. Berpikir Positif untuk
Menurunkan Stress Psikologis. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas
Gadjah Mada
Kreisman MD, Jerold J., dan Straus, Hal. 2010. I Hate You Don’t Leave
Me. New York: Penguin Group
Kuntjojo. 2009. Metodologi Penelitian. Kediri: Universitas Nusantara PGRI
59
Kusumawardhani, Andri, AAAA. 2007. Neurobiologi Gangguan
Kepribadian Ambang: Pendekatan Biologis Perilaku Impulsif dan Agresif.
Jakarta: Departemen Psikiatri, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo
Lawrence, Katherine A; Allen, J. Sabura; Chanen dan Andrew M. A Study
of Maladaptive Schemas and Borderline Personality Disorder in Young
People. Cogn Ther Res Vol 35 Hal 30-39
Lawrie, Louisa dan Phillips, Louise H. 2016. A Maturing Picture Of
Emotion. The British Psychological Society. 29 (12)
Leichsenring F, Leibing E, Kruse J, New AS, Leweke F, Lancet. 2011.
Borderline Personality Disorder. Lancet Vol 377 Hal 74-84
Linehan MM, Comtois KA, Murray AM, Brown MZ, Gallop RJ, Heard HL,
Korslund KE, Tutek DA, Reynolds SK, Lindenboim N. 2006. Two-year
randomized controlled trial and follow-up of dialectical behavior therapy
vs therapy by experts for suicidal behaviors and borderline personality
disorder. Arch Gen Psychiatry. 63(7): 757-766.
Maharani, Dian. 2015. Bunuh Diri di Usia Produktif.
http://nationalgeographic.co.id/berita/2015/09/bunuh-diri-di-usia-produktif
diakses pada 12 Januari 2017
Maslim, Rushdi. PPDGJ Blok Gangguan Kepribadian, Aksis II. Gangguan
Kepribadian Khas (F60) Tipe/Khas: Gangguan Kepribadian Emosional Tak
Stabil (F60.3) Tipe Ambang (F60.31)
Mayer, Catherine. 2015. Born to Be King: Prince Charles on Planet
Windsor. Henry Holt and Company, LLC: New York
MC, Zanarini, AA; Vujanovic; EA, Parachini; JL, Boulanger ;
FR, Frankenburg, J, Hennen. 2003. Zanarini Rating Scale for Borderline
Personality Disorder (ZAN-BPD): a Continuous Measure of DSM-IV
Borderline Psychopathology. Journal Personal Disord 17(4): 1 p following
369
60
MC, Zanarini., FR, Frankenburg., DB, Reich., KR, Silk., JI, Hudson., LB,
McSweeney. 2007. The Subsyndromal Phenomenology of Borderline
Personality Disorder: A 10-Year Follow-Up Study. Am Journal Psychiatry.
164 (6): Hal 929-935.
Monks, Franz J; Knoers, A.M.P; Haditono, Siti Rahayu. 2001. Psikologi
Perkembangan: Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Gajah Mada
Unversity Press
Preston, John. D. 2006. Integrative Treatment for Borderline Personality
Disorder: Effective Symptom-Focused Techniques, Simplified for Private
Practice. Canada: Raincoast Books
Rachim, Ryan L., Nashor, H. Fuad. 2007. Nilai Budaya Jawa dan Perilaku
Nakal Remaja Jawa. Indigenous: Jurnal Ilmiah Psikologi
Ranjan, Roy. 2011. Social Support, Health, and Illness: A Complicated
Relationship. Canada: Springer
Rigby, Ken., Slee, Phillip T. 1998. Children's Peer Relations. Routledge
Saliyo. 2012. Konsep Diri dalam Budaya Jawa. Yogyakarta: Fakultas
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta Psikologi Universitas Gadjah Mada. Buletin Psikologi
Vol 20, No. 1-2 hal 25-35
Salters-Pedneault, Kristalyn. 2016. Do BPD Symptoms Decline With
Age?Severity of BPD symptoms seem to decrease as a person ages.
Santrock, J.W. 2006. Life-Span Development. Jakarta: Erlangga
Sarafino, Edward P., Smith, Timothy W. 2011. Health Psychology. New
York: Biopsychosocial Interactions. John Wiley and Sons-Eight Edition
Sarafino, Edward P. 1990. Health Psychology. New York: Biopsychosocial
Interactions. John Wiley and Sons
61
Sari, Hanny Safitry. 2010. Pengaruh Dukungan Sosial dan Kepribadian
Terhadap Penyesuaian Diri Pada Masa Pensiun. Skripsi. Jakarta:
Universitas Islam Negeri Hadayatullah.
Stephanie D. Stepp, dan Paul A. Pilkonis. 2008. Age-Related Differences in
Individual DSM Criteria for Borderline Personality Disorder. J PersDisord.
22(4): 427
Skodol, Andrew E. dan.Bender, Donna S. 2003.Why Are Women
Diagnosed Borderline More Than Men?.Psychiatr Q 74 (4): 349-360.
Voigt, Lisa L. 2009. Peer social support among online undergraduate
students: A circle of comfort. Fielding Graduate University
Wahyuni, Noor. 2014. Uji Validitas Dan Reliabilitas.
http://qmc.binus.ac.id/2014/11/01/u-j-i-v-a-l-i-d-i-t-a-s-d-a-n-u-j-i-r-e-l-i-a-
b-i-l-i-t-a-s/diaksespada 06 Februari 2017
Wibowo, Christin. 2016. Perkembangan Mutakhir Dalam Penelitian
Intervensi Untuk Kepribadian Ambang. Psikodimensia 15 (2): 314-336
Widodo, Prasetyo Budi. 2006. Konsep Diri Mahasiswa Jawa Pesisiran Dan
Pedalaman. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro Vol.3 No. 2,
Desember
Widodo, Prasetyo Budi. 2006. Reliabilitas Dan Validitas Konstruk Skala
Konsep Diri Untuk Mahasiswa Indonesia. Jurnal Psikologi Universitas
Diponegoro.3 (1): 1-9
Winfree Jr, L. Thomas. 2006. Social Support, Gender, dan Inmate
Adjustment to Prison Life. The Prison Jurnal 86 (1): 32-55
Zanarini, Mary, Schmahl., Christian., Marsha., M Linehan., Bohus, Martin.
2004. Borderline Personality Disorder. The Lancet. 364 (9432): 453-461
62
LAMPIRAN
63
LAMPIRAN A
SKALA PENELITIAN
A-1 SKALA KEPRIBADIAN AMBANG
A-2 SKALA DUKUNGAN SOSIAL
64
LEMBAR PERSETUJUAN
Dengan ini saya yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan diri
bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian:
Nama :
Usia :
Status :
Apabila ada sesuatu hal yang mengganjal dari hati maka subjek
dipersilahkan untuk dapat meninggalkan penelitian ini. Hasil dari skala ini tidak
akan dipublikasikan dan akan menjadi rahasia untuk keperluan penelitian saja dan
tidak akan berpengaruh kepada status/pekerjaan Ibu/Bapak sekalian. Atas
kerjasama dan partisipasinya diucapkan terimakasih.
Semarang,...............
Subjek Penelitian
......................
65
PETUNJUK MENGERJAKAN
Berikut akan disajikan beberapa pertanyaan terkait dengan kehidupan
sehari-hari. Ibu/Bapak diminta untuk memberi tanggapa
n terhadap masing-masing peryataan. Tidak ada jawaban yang salah dalam
skala ini, selama Ibu/Bapak mengisi sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya.
Setiap pertanyaan terdiri dari (4) empat pilihan jawaban dan Bapak/Ibu
diminta memberikan tanda centang () pada pilihan Bapak/Ibu. Pilihan
jawaban tersebut terdiri dari:
STS : Jika pernyataan Sangat Tidak Sesuai dengan keadaan Bapak/Ibu
TS : Jika pernyataan Tidak Sesuai dengan keadaan Bapak/Ibu
S : Jika pernyataan Sesuai dengan keadaan Bapak/Ibu
SS : Jika pernyataan Sangat Sesuai dengan keadaan Bapak/Ibu
Jika Ibu/Bapak akan memperbaiki jawaban, bisa dengan memberi tanda
silang (X) pada jawaban yang salah dan kemudian memberi centang ()
pada jawaban yang benar.
66
KUIS 1
Pernyataan-pernyataan berikut ini merupakan perasaan dan perilaku
sehari-hari
NO PERNYATAAN STS TS S SS
1 Saya menjadi kalut saat membayangkan akan
diabaikan oleh orang lain
2 Jika saya menyukai seseorang, maka saya bisa
menerima kelemahannya
3 Saya tidak paham tentang kelebihan diri saya
4 Saya pernah melakukan hubungan seks dengan
berganti-ganti pasangan
5 "saya ingin mati saja" bukan merupakan kata-kata
saya
6 Suasana hati saya mudah berubah dari sangat sedih
menjadi sangat gembira hanya dalam hitungan jam
7 Saya merasa hidup itu berarti
8 Saya bepikir panjang sebelum marah
9 Saya mudah curiga terhadap perilaaku orang lain
10 Saya tidak memaksa orang lain untuk menemani
11 Saya mudah menyukai seseorang tapi juga mudah
67
untuk membencinya dalam waktu singkat
12 Saaya memiliki pilihan yang mantap dalam hal
keinginan/cita-cita saya
13 Dalam berbelanja, saya mendahulukan kebutuhan
yang paling utama
14 Beberapa kali saya mencoba untuk bunuh diri karena
bermasalah dengan orang lain
15 Walaupun ada masalah, namun saya tetap bisa
tenang dalam berpikir
16 Saya merasa masa depan saya suram
17 Saya terlibat pertengkaran dengan orang lain
18 Saya sadar tentang semua yang saya lakukan
19 Saya tenang walau harus sendirian
20 Saat saya tidak suka dengan seseorang, saya tetap
bisa melihat kelebihannya
21 Saya mengenal kelemahan saya
22 Saya menjaukan diri dari narkoba
23 Saya pernah mencoba melukai diri sendiri untuk
mendapatkan perhatian
68
No PERNYATAAN STS TS S SS
24 Saya bukan orang yang moddy (sebentar marah,
sebentar baik)
25 Saya merasa hampa (sepi)
26 Ketika marah, perilaku saya bisa membuat malu
orang lain dan diri sendiri
27 Saya tidak mudah berprasangka buruk terhadap kata-
kata orang lain
28 Saya rela melakukan apapun agar tidak ditinggalkan
sendiri
29 Saya memiliki hubungan yang laggeng dengan orang
lain
30 Kadang-kadang saya merasa mampu melakukan
sesuatu namun di lain waktu saya merasa tidak
mampu
31 Saya mengalami gangguan makan (makan
berlebihan/tidak suka makan)
32 Saya tidak berencana untuk mengakhiri hidup saya
33 Saya mudah cemas saat menghadapi persoalan
34 Masa depan saya cerah
69
No PERNYATAAN STS TS S SS
35 Saya menghindari terjadi perkelahian dengan orang
lain
36 Saya melalukan sesuatu tanpa sadar, seperti ada
orang lain di dalam diri saya
70
KUIS 2
Pernyataan-pernyataan berikut merupakan hubungan Ibu/Bapak
dengan orang lain, seperti dengan teman, tetangga dan kerabat
NO PERNYATAAN STS TS S SS
1 Saya mudah mendapat bantuan uang ketika saya
membutuhkan
2 Ide-ide saya dianggap Remeh
3 Saya dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan yang
diadakan
4 Sulit bagi saya untuk mendapat nasihat yang saya
butuhkan
5 Perilaku saya dipuji
6 Tidak ada yang menanyakan kabar saya walau saya
tidak ada dalam suatu kegiatan
7 Saya sulit mendapat pinjaman ketika saya
membutuhkan suatu barang
8 Usulan-usulan saya dihargai
9 Saya ditinggal jika ada suatu acara
10 Saya dicari ketika tidak hadir dalam suatu pertemuan
11 Saya mudah mendapat informasi yang saya butuhkan
71
No PERNYATAAN STS TS S SS
12 Kata-kata saya diabaikan begitu saja
72
LAMPIRAN B
DATA PENELITIAN
B-1 DATA PENELITIAN KEPRIBADIAN AMBANG
B-2 DATA PENELITIAN DUKUNGAN SOSIAL
73
LAMPIRAN B-1 DATA PENELITIAN KEPRIBADIAN AMBANG
74
SKALA KEPRIBADIAN AMBANG
No.
Subjek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 2 3 2 1 1 3 1 2 2 1 2 3 1 1 2 1 1 2
2 2 3 2 1 1 2 2 2 3 2 3 2 1 1 2 2 2 2
3 3 4 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2
4 2 2 3 1 3 2 2 3 2 2 1 3 1 1 3 1 1 2
5 2 3 2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 2
6 3 4 2 1 1 2 2 3 3 2 1 2 1 1 2 1 1 2
7 3 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2
8 2 4 3 1 1 3 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2
9 2 3 2 3 2 1 2 2 3 2 2 2 2 1 2 1 1 2
0 3 4 2 1 1 1 1 2 3 2 2 2 1 1 2 1 1 2
11 2 3 2 1 1 3 2 2 2 3 2 2 2 1 2 1 1 2
12 3 3 2 4 3 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2
13 3 3 3 1 1 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2
14 2 4 4 1 1 4 1 1 3 2 4 1 1 1 1 1 1 2
15 1 4 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 1 1 2 1 2 1
75
No.
Subjek 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
1 2 2 2 1 1 3 3 3 2 2 2 3 1 1 3 2 1 2
2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 3 3 1 2 2 2 2
3 3 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 1 2
4 3 2 2 1 1 3 2 1 2 2 2 4 2 1 3 2 2 2
5 2 2 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1
6 3 2 1 1 1 4 1 1 2 2 1 3 1 1 3 1 1 1
7 3 2 2 1 1 3 2 1 2 2 2 3 1 1 2 2 2 2
8 3 2 2 1 1 3 1 2 1 1 1 3 2 1 2 2 2 2
9 2 3 2 1 1 2 2 2 3 2 2 3 2 1 3 2 2 3
10 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 1 3 2 2 1
11 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2
12 1 1 3 1 1 4 1 2 3 2 3 3 1 1 1 2 1 1
13 2 2 1 1 1 2 1 1 3 1 2 3 2 1 1 1 2 1
14 2 2 3 1 1 3 1 1 2 2 2 4 2 1 2 1 1 1
15 2 2 2 1 1 4 1 1 2 2 2 2 2 1 3 1 2 1
76
No.
Subjek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
16 1 4 2 1 2 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 2 2
17 2 4 2 2 4 2 1 2 2 1 2 3 1 1 1 1 2 1
18 3 4 2 4 2 3 1 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2
19 3 3 4 1 1 2 1 3 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1
20 4 4 3 1 1 2 2 2 3 2 1 1 1 1 2 1 1 2
21 3 3 2 2 1 3 2 1 3 2 4 2 1 1 3 2 1 2
22 1 3 2 1 1 1 1 3 2 2 1 2 1 1 3 1 2 2
23 3 3 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2
24 2 4 2 1 2 3 2 3 2 3 2 2 1 1 2 1 3 2
25 2 4 2 1 1 1 1 1 2 4 1 1 1 1 1 1 1 2
26 3 4 1 1 1 3 1 2 3 2 2 1 1 1 1 1 2 2
27 2 3 3 1 3 3 2 3 2 1 2 2 1 1 2 1 2 1
28 3 3 3 1 2 3 2 2 3 2 1 2 2 1 1 1 1 1
29 3 3 2 1 4 3 2 1 3 1 2 1 1 1 2 1 3 2
30 3 3 2 1 1 4 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2
77
No.
Subjek 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
16 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 3 2 2 2 1 2 1
17 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2 4 2 2 2 1
18 2 2 2 1 1 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 1 2 3
19 2 2 1 1 2 2 2 3 2 3 1 3 3 1 3 1 1 2
20 2 2 2 1 1 1 2 1 2 4 1 3 4 1 3 2 1 2
21 2 1 2 1 2 3 2 2 3 3 2 3 1 1 3 3 1 3
22 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 3 2 2 1
23 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2
24 2 2 2 1 1 3 4 1 2 3 1 2 2 1 2 1 2 1
25 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 4 2 1 2 1 1 1
26 2 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 1
27 2 2 2 1 1 3 3 3 3 1 2 3 2 3 2 2 2 2
28 2 2 2 1 1 4 1 1 1 4 2 3 1 1 2 1 1 1
29 2 2 2 1 2 2 3 1 2 3 2 3 2 1 4 1 1 2
30 2 1 1 1 1 3 1 1 2 4 1 3 3 2 3 2 2 1
78
LAMPIRAN B-2 DATA PENELITIAN DUKUNGAN SOSIAL
79
SKALA DUKUNGAN SOSIAL
No. Subjek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 1 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3
2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3
3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3
5 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3
6 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4
7 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
8 2 2 3 3 2 2 3 4 3 3 3 3
9 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
11 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3
12 3 3 2 4 3 4 3 3 3 3 4 4
13 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3
14 1 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
15 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
80
No.
Subjek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
16 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
17 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
18 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
19 3 3 3 4 2 3 2 3 3 4 3 3
20 3 3 3 3 3 4 3 3 2 4 3 4
21 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3
22 3 3 1 2 2 3 2 3 3 2 3 3
23 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3
24 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
25 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4
26 2 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4
27 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
28 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
29 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4
30 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3
81
LAMPIRAN C
VALIDITAS DAN RELIABILITAS
C-1 VALIDITAS DAN RELIABILITAS KEPRIBADIAN AMBANG
C-2 VALIDITAS DAN RELIABILITAS DUKUNGAN SOSIAL
82
C1- VALIDITAS DAN RELIABILITAS KEPRIBADIAN AMBANG
83
VALIDITAS DAN RELIABILITAS
KEPRIBADIAN AMBANG
Reliability
[DataSet1] D:\LAB PSIKOLOGI\OLAH DATA SPSS\PENELITIAN
Henrikus Dwi Putranto\Kepribadian Ambang - Hendrikus Dwi.sav
Scale: Kepribadian Ambang
Putaran 1
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all
Variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.632 36
84
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
y1 64.17 35.799 .205 .622
y2 63.20 39.614 -.257 .656
y3 64.27 37.099 .071 .633
y4 65.27 35.099 .230 .619
y5 64.90 35.886 .126 .632
y6 64.33 35.885 .141 .629
y7 65.13 35.016 .472 .605
y8 64.57 36.392 .158 .626
y9 64.23 36.116 .298 .617
y10 64.67 39.471 -.220 .657
y11 64.77 33.564 .399 .600
y12 64.87 35.016 .355 .609
y13 65.33 37.471 .079 .631
y14 65.57 37.151 .416 .623
y15 64.83 35.247 .332 .611
y16 65.43 36.047 .422 .614
y17 65.07 37.651 .008 .638
y18 64.77 38.392 -.091 .639
y19 64.50 38.466 -.096 .646
y20 64.67 37.816 .036 .633
y21 64.70 37.183 .119 .629
85
y22 65.53 37.568 .154 .628
y23 65.37 35.964 .267 .618
y24 64.20 38.579 -.116 .660
y25 64.87 32.740 .529 .586
y26 65.00 33.586 .440 .597
y27 64.53 35.361 .347 .611
y28 64.47 35.775 .155 .628
y29 64.87 37.223 .097 .630
y30 63.73 37.168 .088 .631
y31 64.67 37.540 .011 .639
y32 65.27 37.375 .026 .638
y33 64.20 35.545 .262 .617
y34 65.03 36.171 .236 .620
y35 65.03 37.413 .072 .632
y36 65.00 32.069 .731 .572
86
Putaran 2
Scale: Kepribadian Ambang
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.776 10
87
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
y7 14.53 11.568 .350 .767
y11 14.17 10.351 .371 .773
y12 14.27 10.823 .428 .758
y14 14.97 12.654 .267 .778
y15 14.23 10.668 .483 .751
y16 14.83 11.592 .503 .757
y25 14.27 9.720 .551 .741
y26 14.40 10.041 .492 .751
y27 13.93 11.237 .373 .765
y36 14.40 9.559 .724 .715
Putaran 3
Scale: Kepribadian Ambang
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
88
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.778 9
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
y7 13.50 11.155 .366 .769
y11 13.13 10.051 .361 .778
y12 13.23 10.461 .431 .761
y15 13.20 10.303 .487 .753
y16 13.80 11.269 .488 .762
y25 13.23 9.357 .558 .742
y26 13.37 9.757 .479 .755
y27 12.90 10.852 .380 .768
y36 13.37 9.275 .712 .718
89
C-2 VALIDITAS DAN RELIABILITAS DUKUNGAN SOSIAL
90
Reliability
[DataSet1] D:\LAB PSIKOLOGI\OLAH DATA SPSS\PENELITIAN
Henrikus Dwi Putranto\Dukungan Sosial - Hendrikus Dwi.sav
Scale: Dukungan Sosial
Putaran 1
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.596 12
91
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
x1 33.00 4.690 .071 .637
x2 32.63 4.723 .254 .574
x3 32.67 4.230 .326 .557
x4 32.63 4.585 .336 .558
x5 32.73 4.685 .366 .558
x6 32.50 4.603 .339 .558
x7 32.70 5.045 .035 .621
x8 32.60 5.352 -.057 .615
x9 32.63 4.792 .214 .582
x10 32.57 4.323 .387 .543
x11 32.53 4.602 .393 .551
x12 32.40 4.317 .514 .523
92
Putaran 2
Scale: Dukungan Sosial
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.655 7
93
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
x3 18.23 2.185 .299 .655
x4 18.20 2.441 .331 .629
x5 18.30 2.562 .324 .632
x6 18.07 2.409 .375 .617
x10 18.13 2.120 .477 .582
x11 18.10 2.507 .346 .626
x12 17.97 2.309 .457 .594
Putaran 3
Scale: Dukungan Sosial
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
94
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.655 6
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
x4 15.27 1.651 .342 .628
x5 15.37 1.895 .179 .675
x6 15.13 1.499 .532 .558
x10 15.20 1.476 .394 .613
x11 15.17 1.661 .415 .604
x12 15.03 1.551 .463 .584
95
Putaran 4
Scale: Dukungan Sosial
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.675 5
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
x4 12.40 1.352 .387 .642
x6 12.27 1.306 .465 .608
x10 12.33 1.195 .429 .628
x11 12.30 1.390 .433 .624
x12 12.17 1.316 .443 .617
96
LAMPIRAN D
UJI ASUMSI
UJI NORMALITAS DAN UJI LINEARITAS
97
D-1 UJI NORMALITAS
98
Uji Normalitas
NPar Tests
[DataSet2] D:\LAB PSIKOLOGI\OLAH DATA SPSS\PENELITIAN
Henrikus Dwi Putranto\DATA UJI ANALISIS - Hendrikus Dwi.sav
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Dukungan
Sosial
Kepribadian
Ambang
N 30 30
Normal Parametersa,b
Mean 15.37 14.97
Std.
Deviation 1.377 3.557
Most Extreme
Differences
Absolute .305 .143
Positive .305 .143
Negative -.195 -.083
Kolmogorov-Smirnov Z 1.671 .784
Asymp. Sig. (2-tailed) .008 .570
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
99
Graph
100
101
D-2 UJI LINEARITAS
102
Uji Linearitas
Curve Fit
[DataSet1] D:\LAB PSIKOLOGI\OLAH DATA SPSS\PENELITIAN
Henrikus Dwi Putranto\DATA UJI ANALISIS - Hendrikus Dwi.sav
Model Description
Model Name MOD_1
Dependent Variable 1 Kepribadian
Ambang
Equation
1 Linear
2 Quadratic
3 Cubic
Independent Variable Dukungan Sosial
Constant Included
Variable Whose Values Label Observations
in Plots Unspecified
Tolerance for Entering Terms in Equations .0001
Case Processing Summary
N
Total Cases 30
Excluded Casesa 0
Forecasted Cases 0
Newly Created
Cases 0
103
a. Cases with a missing value
in any variable are excluded
from the analysis.
Variable Processing Summary
Variables
Dependent Independent
Kepribadian
Ambang
Dukungan
Sosial
Number of Positive Values 30 30
Number of Zeros 0 0
Number of Negative Values 0 0
Number of Missing
Values
User-Missing 0 0
System-
Missing 0 0
Model Summary and Parameter Estimates
Dependent Variable: Kepribadian Ambang
Equatio
n
Model Summary Parameter Estimates
R
Square
F df1 df2 Sig. Consta
nt
b1 b2 b3
Linear .059 1.77
0 1 28 .194 24.649 -.630
Quadra
tic .070
1.02
3 2 27 .373 -11.842
4.01
8 -.147
Cubic .069 1.00
7 2 27 .379 1.315
1.60
0 .000 -.003
104
The independent variable is Dukungan Sosial.
105
LAMPIRAN E UJI HIPOTESIS
106
Uji Hipotesis
Correlations
[DataSet1] D:\LAB PSIKOLOGI\OLAH DATA SPSS\PENELITIAN
Henrikus Dwi Putranto\DATA UJI ANALISIS - Hendrikus Dwi.sav
Correlations
Dukungan
Sosial
Kepribadian
Ambang
Dukungan Sosial
Pearson
Correlation 1 -.244
Sig. (1-tailed) .097
N 30 30
Kepribadian
Ambang
Pearson
Correlation -.244 1
Sig. (1-tailed) .097
N 30 30
107
LAMPIRAN F PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI
F-1 Surat Pernyataan Bebas Plagiasi
F-2 Bukti Bebas Plagiasi
108
F-1 Surat Pernyataan Bebas Plagiasi
109
110
F-2 Bukti Bebas Plagiasi
111
112