BAB IV HASIL PENELITIAN A. Orientasi dan Kancah Penelitianrepository.unika.ac.id/15642/5/14.E3.0009...

23
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Orientasi dan Kancah Penelitian Penelitian ini dilakukan pada remaja berusia 17-21 tahun. Para remaja ini terbagi di SMKN 1, SMKN 2, SMKN 5, SMA Mataram, SMA Ksatrian dan di Universitas UNIKA Soegijapranata yang berada di Semarang. Peneliti mengambil sampel remaja usia 17-18 tahun di SMKN dan SMA, sedangkan sampel untuk 19-21 tahun peneliti mengambil data di universitas. Sekolah dipilih berdasarkan kabar dari beberapa narasumber jika sekolah yang bersangkutan memiliki murid yang hamil di luar nikah. Selain itu, seorang guru dari salah satu SMKN membenarkan jika ada muridnya yang sudah menikah karena bertanggung jawab kepada seorang siswi, namun identitas murid tersebut dirahasiakan oleh pihak sekolah. Universitas yang bersangkutan dipilih berdasarkan cerita dari beberapa narasumber. Narasumber pertama menceritakan jika beberapa teman kosnya yang kuliah di universitas tersebut, sering melakukan hubungan seksual pranikah dengan pacarnya. Narasumber kedua menceritakan jika temannya sudah ada yang hamil karena melakukan hubungan seks pranikah dengan pacarnya. Penelitian pertama dilakukan di SMA Mataram pada tanggal 9 Juni 2017. Sampel penelitian ini mengambil murid kelas XII jurusan IPA dan IPS yang satu angkatan hanya 45 murid. Mayoritas murid di SMA

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN A. Orientasi dan Kancah Penelitianrepository.unika.ac.id/15642/5/14.E3.0009...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Orientasi dan Kancah Penelitianrepository.unika.ac.id/15642/5/14.E3.0009 Monica...Sampel penelitian ini mengambil murid kelas XII jurusan IPA dan IPS yang

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Orientasi dan Kancah Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada remaja berusia 17-21 tahun. Para

remaja ini terbagi di SMKN 1, SMKN 2, SMKN 5, SMA Mataram, SMA

Ksatrian dan di Universitas UNIKA Soegijapranata yang berada di

Semarang. Peneliti mengambil sampel remaja usia 17-18 tahun di

SMKN dan SMA, sedangkan sampel untuk 19-21 tahun peneliti

mengambil data di universitas. Sekolah dipilih berdasarkan kabar dari

beberapa narasumber jika sekolah yang bersangkutan memiliki murid

yang hamil di luar nikah. Selain itu, seorang guru dari salah satu

SMKN membenarkan jika ada muridnya yang sudah menikah karena

bertanggung jawab kepada seorang siswi, namun identitas murid

tersebut dirahasiakan oleh pihak sekolah. Universitas yang

bersangkutan dipilih berdasarkan cerita dari beberapa narasumber.

Narasumber pertama menceritakan jika beberapa teman kosnya yang

kuliah di universitas tersebut, sering melakukan hubungan seksual

pranikah dengan pacarnya. Narasumber kedua menceritakan jika

temannya sudah ada yang hamil karena melakukan hubungan seks

pranikah dengan pacarnya.

Penelitian pertama dilakukan di SMA Mataram pada tanggal 9 Juni

2017. Sampel penelitian ini mengambil murid kelas XII jurusan IPA

dan IPS yang satu angkatan hanya 45 murid. Mayoritas murid di SMA

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Orientasi dan Kancah Penelitianrepository.unika.ac.id/15642/5/14.E3.0009 Monica...Sampel penelitian ini mengambil murid kelas XII jurusan IPA dan IPS yang

tersebut adalah perempuan. Sebanyak 45 murid yang diberi skala,

hanya 17 murid yang memenuhi kriteria skrining. Penelitian kedua

dilakukan di Universitas UNIKA Soegijapranata pada tanggal 14 dan

15 Juni 2017. Sampel penelelitian ini mengambil mahasiswa antara

semester 1 sampai semester 6 dari berbagai jurusan. Sebanyak 120

skala yang diberikan kepada responden, terdapat 80 mahasiswa yang

memenuhi kriteria skrining.

Penelitian ketiga dilakukan di SMKN 2 pada tanggal 18 Juli 2017.

Sampel penelitian ini mengambil murid kelas XII Administrasi

Perkantoran sebanyak 29 murid dan kelas XII Akuntansi sebanyak 30

murid. Mayoritas di sekolah ini berjenis kelamin perempuan. Sebanyak

59 murid yang diberi skala, terdapat 30 siswa yang memenuhi kriteria

skrining. Penelitian keempat dilakukan di SMA Ksatrian pada tanggal

19 Juli 2017. Sampel pada penelitian ini adalah murid XII IPA dan XII

IPS. Masing-masing kelas berisi 36 siswa dan jumlah murid

perempuan lebih banyak daripada laki-laki, namun jumlah laki-laki di

SMA Ksatrian lebih banyak dibanding di SMKN. Sebanyak 72 murid

yang diberi skala, terdapat 45 murid yang memenuhi kriteria skrining.

Penelitian kelima dilakukan di SMKN 1 dan SMKN 5 pada tanggal

20 Juli 2017. Penelitian di SMKN 1 dilakukan pada pagi hari,

kemudian setelah itu penelitian dilakukan di SMKN 5. Sampel pada

penelitian ini adalah murid kelas XII jurusan teknik pemesinan

sebanyak 32 murid laki-laki dan kelas XII jurusan audio video

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Orientasi dan Kancah Penelitianrepository.unika.ac.id/15642/5/14.E3.0009 Monica...Sampel penelitian ini mengambil murid kelas XII jurusan IPA dan IPS yang

sebanyak 28 murid yang mayoritas perempuan. Sebanyak 50 murid

terdapat 35 murid yang memenuhi kriteria skrining. Penelitian

selanjutnya dilakukan di SMKN 5, penelitian dilakukan di hari yang

sama. Sampel pada penelitian ini adalah murid kelas XII jurusan

teknik komputer dan jaringan sebanyak 30 murid. Kelas tersebut

memiliki murid sebanyak 30 orang dan mayoritas berjenis kelamin

laki-laki. Sebanyak 30 murid yang diberikan skala terdapat 23 siswa

yang memenuhi skrining.

Berdasarkan hasil pengambilan data tersebut, peneliti

mendapatkan responden sebanyak 230 responden yang terbagi

dalam 62 responden sekolah swasta, 88 responden sekolah SMK,

dan 80 responden mahasiswa. Sebanyak 230 responden tersebut

sudah diskrining sesuai dengan kriteria pemilihan sampel yang sudah

ditentukan. Penelitian ini dilakukan sesuai dengan tanggal yang telah

diberikan oleh pihak sekolah dan sudah mendapatan ijin dari yang

bersangkutan.

B. Uji Coba Skala Penelitian

1. Skala Perilaku Seksual Pranikah

Uji validitas dan reliabilitas pada skala perilaku seksual

pranikah dilakukan dengan menggunakan program statistical

packages for social sciences (SPSS) for windows versi 16.0. Hasil

uji validitas item pada skala perilaku seksual pranikah menunjukan

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Orientasi dan Kancah Penelitianrepository.unika.ac.id/15642/5/14.E3.0009 Monica...Sampel penelitian ini mengambil murid kelas XII jurusan IPA dan IPS yang

15 item valid dan 1 item gugur dengan koefisien validitas 0,302

sampai 0,667. Pada hasil uji reliabilitas menunjukan bahwa skala

perilaku seksual pranikah reliabel dengan koefisien 0,876.

Tabel 4 Uji Coba Skala Perilaku Seksual

No Bentuk No. Item Valid

Jumlah No.Item Gugur

Jumlah Gugur

1. Masturbasi dan fantasi seksual

9, 10, 11 3 - -

2. Oral seks 12,13 2 - - 3. Sentuhan 2, 3, 4 3 1 1 4. Ciuman, necking 5, 6, 7, 8 4 - - 5. Petting &

Intercourse 14, 15,16 3 - -

Jumlah 15 1

2. Skala Pola Asuh Orangtua

Uji validitas dan reliabilitas pada skala pola asuh orangtua

dilakukan dengan menggunakan program statistical packages for

social sciences (SPSS) for windows versi 16.0. Hasil uji validitas

item pada skala pola asuh orangtua menunjukan 22 item valid dan

2 item gugur dengan koefisien 0,332 sampai 0,640. Pada hasil

reliabilitas menunjukan bahwa skala pola asuh orangtua reliabel

dengan koefisien 0,898

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Orientasi dan Kancah Penelitianrepository.unika.ac.id/15642/5/14.E3.0009 Monica...Sampel penelitian ini mengambil murid kelas XII jurusan IPA dan IPS yang

Tabel 5 Hasil Uji Coba Skala Pola Asuh Orangtua

No Bentuk No. Item Valid

Jumlah No. Item Gugur

Jumlah Gugur

1. Authoritative Parenting

2, 6, 10, 18, 22

5 14 1

2. Authoritarian Parenting

4, 8, 12, 16, 20, 24

6 - -

3. Permissive Parenting

1, 5, 9, 13, 17

5 21 1

4. Neglectful Parenting

3, 7, 11, 15, 19, 23

6 - -

Jumlah 22 2

3. Skala Kematangan Emosi

Uji validitas dan reliabilitas pada skala kematangan emosi

dilakukan dengan menggunakan program statistical packages for

social sciences (SPSS) for windows versi 16.0. Hasil uji validitas

item pada skala kematangan emosi menunjukan 24 item

ditanyatakan valid dengan koefisien 0,523 sampai 0,884. Pada

hasil reliabilitas menunjukan skala kematangan emosi reliabel

dengan koefisien 0,974.

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Orientasi dan Kancah Penelitianrepository.unika.ac.id/15642/5/14.E3.0009 Monica...Sampel penelitian ini mengambil murid kelas XII jurusan IPA dan IPS yang

Tabel 6 Hasil Uji Coba Skala Kematangan Emosi

No Aspek No. Item Valid

Jumlah No. Item Gugur

Jumlah Gugur

1. Menerima keadaan dirinya sendiri dan orang lain secara objektif.

1, 2, 3, 4, 5, 6

6 - -

2. Tidak bersifat impulsif

7, 8, 9, 10, 11, 12

6 - -

3. Dapat mengontrol emosinya dan ekspresi emosinya dengan baik.

13, 14, 15, 16, 17, 18

6 - -

4. Memiliki tanggung jawab yang baik

19,20,21, 22, 23, 24

6 - -

Jumlah 24 - -

C. Uji Asumsi

Uji asumsi adalah hal yang perlu dilakukan sebelum melakukan

analisis data utama. Uji asumsi meliputi:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah hasil

penelitian memiliki distribusi normal atau tidak. Pembahasan uji

normalitas ini menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov.

Data dikatakan normal jika menunjukan nilai signifikansi lebih

besar dari 0,05. Dalam pembahasan uji normalitas menghasilkan

nilai Z skala perilaku seksual pranikah sebesar 0,978 dengan

signifikansi sebesar 0,369, variabel pola asuh orangtua

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Orientasi dan Kancah Penelitianrepository.unika.ac.id/15642/5/14.E3.0009 Monica...Sampel penelitian ini mengambil murid kelas XII jurusan IPA dan IPS yang

menghasilkan nilai Z sebesar 1,169 dengan signifikansi sebesar

0,130, variabel kematangan emosi menghasilkan nilai Z sebesar

0,740 dengan signifikansi sebesar 0,653.

Uji normalitas juga dilakukan pada setiap bentuk pola asuh

yaitu pola asuh demokratis, otoriter, permisif, dan mengabaikan.

Hasil uji normalitas bentuk pola asuh demokratis menghasilkan

nilai Z sebesar 0,720 dengan signifikansi sebesar 0,662, pola asuh

otoriter menghasilkan nilai Z sebesar 0,701 dengan signifikansi

sebesar 0,706, pola asuh permisif menghasilkan nilai Z sebesar

0,682 dengan signifikansi sebesar 0,744, dan pola asuh

mengabaikan menghasilkan nilai Z sebesar 0,741 dengan

signifikansi sebesar 0,642. Berdasarkan data tersebut, maka dapat

disimpulkan jika ketiga variabel memiliki distribusi normal.

2. Uji Linieritas

Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah variabel

yang digunakan memiliki hubungan liniear atau tidak. Uji linieritas

dilakukan dengan menggunakan Curve Fit. Data dikatakan linear

jika variabel yang digunakan memiliki linearitas kurang dari 0,05.

Berdasarkan hasil uji linieritas yang telah dilakukan, uji linieritas

antara pola asuh orangtua dengan kematangan emosi adalah Flinier

= 8,124 dengan P(0.005)<0,05, sedangkan uji linieritas antara

kematangan emosi dengan perilaku seksual pranikah adalah Flinier

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Orientasi dan Kancah Penelitianrepository.unika.ac.id/15642/5/14.E3.0009 Monica...Sampel penelitian ini mengambil murid kelas XII jurusan IPA dan IPS yang

= 10,024 dengan P(0,002)<0,05. Berdasarkan hasil tersebut maka

dapat disimpulkan jika hubungan antar variabel adalah linear.

D. Uji Hipotesis Mayor

Hipotesis mayor dari penelitian ini adalah ada hubungan pola asuh

orangtua terhadap perilaku seksual pranikah remaja yang

mengonsumsi konten porno dengan kematangan emosi sebagai

mediator. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dengan

menggunakan analisis jalur, menunjukan bahwa antara variabel pola

asuh orangtua dan kematangan emosi menghasilkan nilai koefisien

beta sebesar 0,185 dengan nilai signifikansi p<0,05. Pada analisis

data antara variabel kematangan emosi dan perilaku seksual pranikah

menunjukan koefisien beta sebesar -0,227 dengan nilai signifikansi

p<0,05. Berdasarkan data tersebut, maka hubungan tidak langsung

antara pola asuh orangtua dan perilaku seksual pranikah adalah

(0,185) x (-0,227) = -0,042

Hasil lain dari analisis data yang telah dilakukan adalah hubungan

antara pola asuh orangtua dan perilaku seksual pranikah menunjukan

koefisien beta sebesar 0,116 dengan signifikansi p>0,05. Hasil

tersebut menunjukan bahwa pola asuh orangtua memiliki hubungan

yang tidak signifikan dengan perilaku seksual pranikah. Berdasarkan

hasil tersebut, maka hubungan antara pola asuh orangtua dan

perilaku sekual pranikah bersifat tidak langsung dengan melalui

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Orientasi dan Kancah Penelitianrepository.unika.ac.id/15642/5/14.E3.0009 Monica...Sampel penelitian ini mengambil murid kelas XII jurusan IPA dan IPS yang

mediator. Hasil tersebut menjelaskan bahwa pola asuh yang

diterapkan tiap orangtua tidak dapat memprediksi perilaku seksual

pranikah remaja. Namun dengan adanya kematangan emosi yang

dimiliki remaja, maka perilaku seksual pranikah remaja akan lebih

rendah dan juga sebaliknya.

Kematangan Emosi

Pola Asuh Orangtua Perilaku seksual pranikah

Bagan 6: Hasil Uji Hipotesis Mayor

E. Uji Hipotesis Minor

Hipotesis minor yang pertama adalah ada hubungan positif antara

pola asuh otoriter terhadap perilaku seksual pranikah remaja yang

mengonsumsi konten porno dengan kematangan emosi sebagai

mediator. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan antara

variabel pola asuh orangtua otoriter dan kematangan emosi,

menunjukan nilai koefisien beta sebesar 0,348 dengan nilai

signifikansi p<0,05. Analisis data antara variabel kematangan emosi

dan perilaku seksual pranikah menunjukan koefisien beta sebesar

(-0,227) dengan nilai signifikansi p<0,05. Berdasarkan data tersebut,

maka hubungan tidak langsung antara pola asuh orangtua otoriter dan

perilaku seksual pranikah adalah (0,348) x (-0,227) = (-0,079). Hasil

lain dari analisis data yang telah dilakukan adalah hubungan antara

pola asuh orangtua otoriter dan perilaku seksual pranikah menunjukan

0,116

0,185* -0.227*

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Orientasi dan Kancah Penelitianrepository.unika.ac.id/15642/5/14.E3.0009 Monica...Sampel penelitian ini mengambil murid kelas XII jurusan IPA dan IPS yang

koefisien beta sebesar -0,050 dengan signifikansi p>0,05.

Berdasarkan kedua hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

pola asuh orangtua otoriter dan perilaku seksual pranikah memiliki

hubungan negatif dan bersifat tidak langsung dengan melalui

mediator. Hasil analisis data tersebut menunjukan jika hipotesis minor

yang pertama ditolak.

Kematangan Emosi

Pola Asuh Orangtua Perilaku seksual pranikah

Hipotesis minor yang kedua adalah ada hubungan negatif antara

pola asuh demokratis terhadap perilaku seksual pranikah remaja yang

mengonsumsi konten porno dengan kematangan emosi sebagai

mediator. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan antara

variabel pola asuh orangtua demokratis dan kematangan emosi,

menunjukan nilai koefisien beta sebesar 0,478 dengan nilai

signifikansi p<0,05. Analisis data antara variabel kematangan emosi

dan perilaku seksual pranikah menunjukan koefisien beta sebesar (-

0,227) dengan nilai signifikansi p<0,05. Berdasarkan data tersebut,

maka hubungan tidak langsung antara pola asuh orangtua demokratis

dan perilaku seksual pranikah adalah (0,478) x (-0,227) = -0,107. Hasil

lain dari analisis data yang telah dilakukan adalah hubungan antara

-0.050

0,348* -0.227*

Bagan 7: Hasil Uji Hipotesis Minor 1

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Orientasi dan Kancah Penelitianrepository.unika.ac.id/15642/5/14.E3.0009 Monica...Sampel penelitian ini mengambil murid kelas XII jurusan IPA dan IPS yang

pola asuh orangtua demokratis dan perilaku seksual pranikah

menunjukan koefisien beta sebesar -0,263 dengan signifikansi p<0,05.

Berdasarkan kedua hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

pola asuh orangtua demokratis dan perilaku seksual pranikah memiliki

hubungan langsung dan tidak langsung terhadap perilaku seksual

pranikah. Hubungan tidak langsung memiliki nilai lebih kecil (-0,107)

daripada nilai hubungan langsung (-0,263). Berdasarkan analisis data

tersebut, maka hipotesis minor yang kedua diterima.

Kematangan Emosi

Pola Asuh Orangtua Perilaku seksual pranikah

Hipotesis minor yang ketiga adalah ada hubungan positif antara

pola asuh orangtua permisif terhadap perilaku seksual pranikah

remaja yang mengonsumsi konten porno dengan kematangan emosi

sebagai mediator. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan

antara variabel pola asuh orangtua permisif dan kematangan emosi,

menunjukan nilai koefisien beta sebesar (-0,220) dengan nilai

signifikansi p<0,05. Analisis data antara variabel kematangan emosi

dan perilaku seksual pranikah menunjukan koefisien beta sebesar (-

0,227) dengan nilai signifikansi p<0,05. Berdasarkan data tersebut,

maka hubungan tidak langsung antara pola asuh orangtua permisif

-0,263*

0,473* -0.227*

Bagan 8: Hasil Uji Hipotesis Minor 2

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Orientasi dan Kancah Penelitianrepository.unika.ac.id/15642/5/14.E3.0009 Monica...Sampel penelitian ini mengambil murid kelas XII jurusan IPA dan IPS yang

dan perilaku seksual pranikah adalah (-0,220) x (-0,227) = -0,05. Hasil

lain dari analisis data yang telah dilakukan adalah hubungan antara

pola asuh orangtua permisif dan perilaku seksual pranikah

menunjukan koefisien beta sebesar 0,161 dengan signifikansi p>0,05.

Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pola asuh

orangtua permisif dan perilaku seksual pranikah memiliki hubungan

positif dan bersifat tidak langsung dengan melalui mediator. Hasil

analisis data tersebut menunjukan jika hipotesis minor yang ketiga

diterima.

Kematangan Emosi

Pola Asuh Orangtua Perilaku seksual pranikah

Hipotesis minor yang keempat adalah Ada hubungan positif antara

pola asuh mengabaikan terhadap perilaku seksual pranikah remaja

yang mengonsumsi konten porno dengan kematangan emosi sebagai

mediator. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan antara

variabel pola asuh orangtua mengabaikan dan kematangan emosi,

menunjukan nilai koefisien beta sebesar (-0,334) dengan nilai

signifikansi p<0,05. Analisis data antara variabel kematangan emosi

dan perilaku seksual pranikah menunjukan koefisien beta sebesar (-

0,227) dengan nilai signifikansi p<0,05. Berdasarkan data tersebut,

0,161

-0,220* -0.227*

Bagan 9: Hasil Uji Hipotesis Minor 3

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Orientasi dan Kancah Penelitianrepository.unika.ac.id/15642/5/14.E3.0009 Monica...Sampel penelitian ini mengambil murid kelas XII jurusan IPA dan IPS yang

maka hubungan tidak langsung antara pola asuh orangtua

mengabaikan dan perilaku seksual pranikah adalah (-0,334) x (-0,227)

= 0,076. Hasil lain dari analisis data yang telah dilakukan adalah

hubungan antara pola asuh orangtua mengabaikan dan perilaku

seksual pranikah menunjukan koefisien beta sebesar 0,204 dengan

signifikansi p<0,05. Berdasarkan kedua hasil tersebut, maka dapat

disimpulkan bahwa pola asuh orangtua mengabaikan dan perilaku

seksual pranikah memiliki hubungan langsung dan tidak langsung

terhadap perilaku seksual pranikah. Hubungan langsung memiliki nilai

lebih besar (0,204) daripada nilai hubungan langsung tidak langsung

(0,076). Berdasarkan analisis data tersebut, Berdasarkan hasil

analisis data tersebut menunjukan jika hipotesis minor yang keempat

diterima.

Kematangan Emosi

Pola Asuh Orangtua Perilaku seksual pranikah

F. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, maka hipoteis

mayor diterima yaitu ada hubungan pola asuh orangtua terhadap

perilaku seksual pranikah remaja yang mengonsumsi konten porno

dengan kematangan emosi sebagai mediator. Hasil hipotesis lain juga

0,204*

-0,334* -0.227*

Bagan 10: Hasil Uji Hipotesis Minor 4

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Orientasi dan Kancah Penelitianrepository.unika.ac.id/15642/5/14.E3.0009 Monica...Sampel penelitian ini mengambil murid kelas XII jurusan IPA dan IPS yang

menunjukan bahwa keempat hipotesis minor diterima, yaitu ada

hubungan antara pola asuh demokratis, otoriter, permisif, dan

mengabaikan terhadap perilaku seksual pranikah remaja yang

mengonsumsi konten porno dengan kematangan emosi sebagai

mediator. Selain itu diketahui juga dari hasil analisis hipotesis minor,

hasil analisis dari pola asuh orangtua demokratis dan mengabaikan,

menghasilkan hubungan langsung dan tidak langsung.

Pada pola asuh demokratis memiliki nilai lebih besar pada

hubungan tidak langsung daripada hubungan langsung dan bersifat

negatif. Hal ini menunjukan bahwa pola asuh demokratis dapat

meminimalkan perilaku seksual pranikah melalui kematangan emosi.

Pada pola asuh mengabaikan memiliki nilai yang lebih besar pada

hubungan langsung daripada hubungan tidak langsung dan bersifat

positif. Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi pola asuh

mengabaikan maka perilaku seksual pranikah semakin tinggi, namun

dengan adanya kematangan emosi maka kecenderungan perilaku

seksual pranikah akan rendah.

Perilaku seksual dikalangan remaja cenderung semakin buruk,

salah satunya disebabkan oleh pola asuh orangtua yang enggan

memberikan informasi mengenai seksualitas terhadap anaknya. Sikap

orangtua yang seperti ini dapat menyebabkan perilaku seksual

pranikah di kalangan remaja semakin meningkat. Bagi remaja yang

kurang memiliki informasi tentang seksualitas, maka remaja tersebut

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Orientasi dan Kancah Penelitianrepository.unika.ac.id/15642/5/14.E3.0009 Monica...Sampel penelitian ini mengambil murid kelas XII jurusan IPA dan IPS yang

akan berusaha mencari informasinya sendiri baik dari teman sebaya

atau media massa (Adiwiyyah, 2016). Berdasarkan hasil penelitian ini,

kebanyakan dari remaja yang mengonsumsi konten porno adalah

remaja yang awalnya memiliki tujuan untuk mencari informasi

mengenai seksualitas. Kebanyakan dari remaja ini mendapatkannya

dari media massa yaitu pada video atau film porno.

Hasil uji data utama menunjukan bahwa pola asuh,

kematangan emosi, dan perilaku seksual pranikah saling berkaitan.

Salah satu faktor yang mempengaruhi dalam pembentukan karakter

pada tiap anak adalah pola asuh orangtua. Baumrind menjelaskan

bahwa pola asuh orangtua terbagi menjadi empat macam, yaitu pola

asuh demokratis, pola asuh otoriter, pola asuh permisif, dan pola asuh

mengabaikan. Masing-masing dari pola asuh ini akan menghasilkan

karakter yang berbeda pada perkembangan anak (Papalia, 2009).

Feldman (2007) menjelaskan bahwa anak yang diasuh dengan

pola asuh otoriter memiliki karakter yang tidak hangat di masyarakat,

menjauhkan diri dari lingkup masyarakat, bagi anak perempuan akan

menjadi bergantung dengan orangtuanya, sedangkan untuk anak laki-

laki akan menghasilkan anak dengan karakteristik kasar dan tidak

ramah kepada orang lain. Pada pola asuh permisif akan menghasilkan

anak dengan karakteristik dengan kemampuan sosial rendah, emosi

mudah berubah, dan kurang memiliki kontrol diri. Pola asuh

demokratis akan menghasilkan anak dengan karakteristik yang sopan

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Orientasi dan Kancah Penelitianrepository.unika.ac.id/15642/5/14.E3.0009 Monica...Sampel penelitian ini mengambil murid kelas XII jurusan IPA dan IPS yang

dan mampu bersosialisasi di masyarakat, serta mampu mengatur

perilaku dan emosinya di lingkungan. Pada pola asuh mengbaikan

akan menghasilkan anak dengan karakteristik emosi tidak stabil

karena perkembangan emosi terganggu dan merasa jika dirinya tidak

dicintai sehingga sulit untuk menciptakan kelekatan emosi dengan

orang lain.

Salah satu karakter remaja yang dapat dikembangkan dari pola

asuh orangtua adalah kematangan emosi. Pola asuh orangtua sangat

penting dalam membantu mengembangkan kematangan emosi tiap

remaja. Remaja yang memiliki kematangan emosi yang baik akan

lebih bertanggung jawab dalam menanggapi segala informasi

mengenai seksualitas dan terhindar dari perilaku seksual pranikah

(Allport dalam Widowati, 2009). Berdasarkan hasil penelitian ini maka

dapat diketahui jika pola asuh yang baik akan meningkatkan

kematangan emosi remaja sehingga perilaku seksual pranikah akan

menurun. Sehingga pada penelitian ini, kematangan emosi

merupakan mediator antara pola asuh orangtua dan perilaku

seksualitas pranikah pada remaja. Feldman (2007) menjelaskan

bahwa pola asuh demokratis adalah pola asuh yang baik karena biasa

disebut dengan supportive parenting. Anak yang diasuh dengan

supportive parenting memiliki penyesuaian diri yang baik dan dapat

menerima konsekuensi ketika dihadapkan dalam situasi yang tidak

menyenangkan.

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Orientasi dan Kancah Penelitianrepository.unika.ac.id/15642/5/14.E3.0009 Monica...Sampel penelitian ini mengambil murid kelas XII jurusan IPA dan IPS yang

Hasil uji hipotesis minor pertama menunjukan bahwa pola asuh

otoriter memiliki hubungan (negatif) yang signifikan dengan perilaku

seksual pranikah remaja yang mengonsumsi konten porno dengan

kematangan emosi sebagai mediator. Hal ini menunjukan semakin

tinggi pola asuh otoriter maka perilaku seksual pranikah remaja yang

mengonsumsi konten porno semakin rendah. Orangtua yang

menerapkan pola asuh otoriter akan mendidik anaknya dengan

menonjolkan wibawa dengan menerapkan berbagai peraturan yang

harus ditaati agar anaknya berperilaku baik. Hal ini dikarenakan

orangtua memiliki keyakinan bahwa mereka dapat mengontrol semua

perilaku anaknya, salah satunya dengan cara menanamkan standart

nilai dan moral agar anaknya berperilaku baik (Lidyasari, 2013).

Wong et al. (dalam Irsan, 2013) menjelaskan bahwa orangtua yang

otoriter akan dengan tegas akan menanamkan kedisiplinan dan

menuntut kemandirian serta kedewasaan dari seorang anak tanpa

anak diberi kesempatan untuk mengutarakan pendapatnya. Pola asuh

seperti ini akan menghasilkan anak yang mandiri dan bertanggung

jawab, namun mandiri dan tanggung jawab tersebut bukan atas

kesadaran dari anak. Perilaku positif tersebut berasal dari tuntutan

orangtua yang memaksakan kehendaknya kepada anaknya.

Berdasarkan penjabaran di atas, maka maka anak yang diasuh

dengan pola asuh otoriter dapat menghasilkan anak dengan

kematangan emosi yang baik karena anak memiliki rasa tanggung

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Orientasi dan Kancah Penelitianrepository.unika.ac.id/15642/5/14.E3.0009 Monica...Sampel penelitian ini mengambil murid kelas XII jurusan IPA dan IPS yang

jawab dan dapat bersikap mandiri. Hal ini sesuai dengan salah satu

kriteria seseorang memiliki kematangan emosi adalah mampu

bertanggung jawab terhadap masalah yang sedang dialaminya,

sehingga tidak mudah frustasi dan dapat mengatasi setiap

masalahnya dengan baik (Walgito, 2004). Selain itu juga individu yang

mampu mengambil keputusan dan menerima segala resiko yang ada

juga merupakan salah satu ciri dari seseorang memiliki kematangan

emosi yang baik (Finkelor dalam Widowati, 2009). Kematangan emosi

inilah yang akan meminimlakan perilaku seksual pranikah.

Kematangan emosi ini dapat mengontrol hasrat seksual yang timbul

ketika remaja mengonsumsi konten porno, karena remaja diharuskan

untuk mampu bertanggung jawab atas apa yang diperbuat.

Hasil uji hipotesis minor kedua menunjukan bahwa pola asuh

demokratis memiliki hubungan (negatif) yang signifikan dengan

perilaku seksual pranikah remaja yang mengonsumsi konten porno

Bagan 11: Bagan Pembahasan Hasil Uji Hipotesis Minor 1

Memiliki kematangan

emosi

Anak memiliki rasa

tanggung jawab dan

mandiri dalam

mengambil keputusan

dan menerima resiko

Perilaku Seksual

Pranikah Rendah

Konsumsi konten

porno

P.A. Otoriter

Orangtua mengontrol

perilaku anak dengan

menanamkan

standard nilai dan

moral

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Orientasi dan Kancah Penelitianrepository.unika.ac.id/15642/5/14.E3.0009 Monica...Sampel penelitian ini mengambil murid kelas XII jurusan IPA dan IPS yang

dengan kematangan emosi sebagai mediator. Hasil ini menjelaskan

jika semakin tinggi pola asuh demokratis maka perilaku seksual

pranikah remaja yang mengonsumsi konten porno semakin rendah.

Orangtua yang menerapkan pola asuh demokratis akan mendidik

anaknya dengan cara menghargai dan memahami keinginan anak.

Selain itu, orangtua juga selalu ingin mengikuti perkembangan anak

secara fisik dan psikis sehingga anak memiliki karakter diri dan emosi

yang baik (Lidyasari, 2013). Baumrind (dalam Okoh & Ugoji, 2015)

menjelaskan bahwa anak yang diasuh dengan pola asuh demokratis

akan menghasilkan anak dengan kepribadian yang mandiri dan

bertanggung jawab karena orangtua selalu mengikuti perkembangan

anaknya.

Berdasarkan penjabaran di atas, maka anak yang diasuh

dengan pola asuh demokratis akan memiliki kematangan emosi yang

baik. Hal ini sesuai dengan ciri-ciri kematangan emosi, yaitu mampu

mengontrol emosinya ketika berada disituasi yang tidak

menyenangkan, bisa mengambil keputusan dan dapat bertanggung

jawab atas keputusan yang dipilihnnya (Walgito, 2004). Ketika anak

memiliki karakter diri dan kematangan emosi yang baik, maka perilaku

seksual pranikah akan rendah (Allport dalam Widowati, 2009).

Orangtua yang demokratis akan memberikan informasi mengenai

seksualitas yang berguna bagi perkembangan anak karena orangtua

selalu mengikuti perkembangan dan memahami kebutuhan anak.

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Orientasi dan Kancah Penelitianrepository.unika.ac.id/15642/5/14.E3.0009 Monica...Sampel penelitian ini mengambil murid kelas XII jurusan IPA dan IPS yang

Kondisi seperti membuat anak tercukupi kebutuhannya tentang

seksualitas sehingga dapat menyikapi konten porno dengan bijaksana

dan bertanggung jawab.

Hasil uji hipotesis minor ketiga menunjukan bahwa pola asuh

permisif memiliki hubungan (positif) yang signifikan dengan perilaku

seksual pranikah remaja yang mengonsumsi konten porno dengan

kematangan emosi sebagai mediator. Hasil ini menjelaskan bahwa

orangtua yang mengasuh anaknya dengan pola asuh permisif maka

perilaku seksual pranikah remaja yang mengonsumsi konten porno

semakin tinggi. Orangtua yang permisif adalah orangtua yang

memberikan kebebasan anak untuk melakukan keinginan anak,

namun orangtua tidak banyak mengontrol ketika anak melakukan hal

tersebut (Hurlock, 2004). Anak yang diasuh dengan pola asuh permisif

akan menjadi kurang bertanggung jawab dan merupakan pribadi yang

Bagan 12: Bagan Pembahasan Hasil Uji Hipotesis Minor 2

P.A. Demokratis

Orangtua memahami

dan menghargai

keinginan anak, serta

memberi informasi

yang berguna bagi

perkembangan anak Anak dapat menyikapi

situasi tertentu

dengan bijak dan

bertanggung jawab

Perilaku Seksual

Pranikah Rendah

Memiliki

kematangan emosi

Berperan sebagai filter

bagi anak Konsumsi konten

porno

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Orientasi dan Kancah Penelitianrepository.unika.ac.id/15642/5/14.E3.0009 Monica...Sampel penelitian ini mengambil murid kelas XII jurusan IPA dan IPS yang

tidak konsisten dalam menentukan suatu pilihan atau keputusan

(Feldman, 2007).

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka anak yang diasuh

dengan pola asuh permisif, kurang memiliki kematangan emosi. Hal ini

karena anak hasil didikan dari pola asuh permisif tidak memenuhi

kriteria dari kematangan emosi. Kriteria tersebut adalah mampu

mengambil keputusan dan bertanggung jawab atas keputusan yang

diambil. Selain itu karena anak hasil didikan pola asuh permisif

memiliki kepribadian yang tidak konsisten, maka mereka termasuk

pribadi yang labil. Hal ini tidak sesuai dengan kriteria kematangan

emosi dari Walgito (2004) yaitu orang yang memiliki kematangan

emosi akan mengontrol emosinya dengan baik. Karakteristik anak

yang seperti ini membuat anak akan cenderung menyikapi informasi

mengenai seksualitas dengan kurang bijaksana. Kondisi seperti ini

dapat membuat perilaku seksual pranikah di kalangan remaja menjadi

tinggi karena orangtua kurang memberikan pengawasan dan

penanaman moral pada anak.

Bagan 13: Bagan Pembahasan Hasil Uji Hipotesis Minor 3

P.A. Permisif

Orangtua memberi

kebebasan terhadap

keinginan anak namun

kurang pengawasan

dan penanaman moral

Anak kurang

bertanggung jawab

dan tidak konsisten

dalam mengambil

keputusan

Kurang memiliki

kematangan emosi

Perilaku Seksual

Pranikah Tinggi

Konsumsi konten

porno

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Orientasi dan Kancah Penelitianrepository.unika.ac.id/15642/5/14.E3.0009 Monica...Sampel penelitian ini mengambil murid kelas XII jurusan IPA dan IPS yang

Hasil uji hipotesis yang keempat menunjukan menunjukan

bahwa pola asuh mengabaikan memiliki hubungan (positif) yang

signifikan dengan perilaku seksual pranikah remaja yang

mengonsumsi konten porno dengan kematangan emosi sebagai

mediator. Hasil ini menjelaskan bahwa orangtua yang mengasuh

anaknya dengan pola asuh mengabaikan maka perilaku seksual

pranikah remaja yang mengonsumsi konten porno semakin tinggi.

Orangtua yang menerapkan pola asuh mengabaikan tidak akan

mempedulikan perkembangan anaknya dan tidak memahami

keinginan anaknya. Anak akan bertindak sesuka hati tanpa kontrol

dari orangtua dan serangkain dampak buruk akan dengan mudah

terbawa sampai dewasa (Bornstein,2002). Orangtua yang

menggunakan pola asuh mengabaikan akan menghasilkan anak yang

memiliki emosi dingin karena merasa tidak dicintai oleh orangtuanya.

Pola asuh seperti ini juga dapat mengganggu perkembangan anak

secara fisik dan kognitif (Feldman, 2007).

Berdasarkan penjabaran di atas maka anak yang diasuh

dengan pola asuh mengabaikan, kurang bisa mengekspresikan emosi

dengan baik. Kondisi seperti ini menunjukan bahwa anak yang diasuh

dengan pola asuh mengabaikan kurang memiliki kematangan emosi.

Walgito (2004) menjelaskan bahwa orang yang memiliki kematangan

emosi adalah orang yang mampu mengontrol emosinya dan mampu

mengekspresikan emosi positif kepada orang lain. Anak yang memiliki

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Orientasi dan Kancah Penelitianrepository.unika.ac.id/15642/5/14.E3.0009 Monica...Sampel penelitian ini mengambil murid kelas XII jurusan IPA dan IPS yang

karakteristik seperti ini, tidak mampu menyikapi informasi tentang

seksualitas dengan baik sehingga dapat menyebabkan tingginya

perilaku seksual pranikah di kalangan remaja.

Kelemahan dari penelitian adalah jadwal pengambilan data

yang diberikan pihak sekolah harus setelah liburan sekolah. Pada saat

pengambilan data, responden kesulitan mengisi identitas karena tidak

ada petunjuk pengisian. Peneliti juga kesulitan mengontrol responden

ketika mengerjakan variabel perilaku seksual pranikah. Hal ini

dikarenakan beberapa dari responden masih menganggap tabu

segala hal yang tentang seksualitas.

Bagan 14: Bagan Pembahasan Hasil Uji Hipotesis Minor 4

P.A. Mengabaikan

Orangtua tidak peduli

akan perkembangan

dan keinginan anak

Anak merasa tidak

dicintai dan bertindak

sesuka hati tanpa

kontrol orangtua

Kurang memiliki

kematangan emosi

Perilaku Seksual

Pranikah Tinggi

Konsumsi konten

porno