Post on 21-Nov-2015
description
Penatalaksanaan Morbus HansenMutiara Taufani B.Y barthos110.2005.173
Pembimbing :Letkol CKM Dr. Dian Andriani. SpKKDr. Chasanah Gatam Joesoef, SpKK
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMINRS TK II MOH. RIDWAN MEURAKSAPERIODE 9 APRIL 2011 11 MEI 2012JAKARTA
DEFINISIMorbus Hansen adalah penyakit infeksi kronis yg disebabkan oleh mycobacterium leprae, pertama kali menyerang saraf tepi, setelah itu menyerang kulit dan organ-organ tubuh lain kecuali susunan saraf pusat.
Sinonim : Lepra, kusta
EPIDEMIOLOGIPenularan : ?Kontak langsung kulit lama & erat.InhalasiMasa tunas : 40 hari - 40 tahun.Bukan penyakit keturunan.Penyakit yang ditakuti : krn deformitasAspek psokologis, sosial, ekonomi.Terdapat dimana-mana.
Etiologi : M leprae, basil tahan asam & alkohol, positif gram , belum dapat dibiakkan media artifisial.
Patogenesis : Predileksi pada daerah yang relatif dingin.
KLASIFIKASISPEKTRUM KUSTARidley & JoplingMADRIDW H O PuskesmasTTBTBBBLLLTuberculoidBorderlineLepromatosaPausibasiler ( PB)Multibasiler ( MB)Pausibasiler ( PB)Multibasiler ( MB)
DIAGNOSISAnamnesisKeluhan penderitaRiwayat kontak dengan penderitaLatar belakang keluarga, misalnya keadaan sosial ekonomi.InspeksiDengan penerangan yang baik, lesi kulit harus diperhatikan dan juga kerusakan kulit.
PalpasiKelainan kulit, nodus, infiltrat, jaringan parut, ulkus, khususnya pada tangan dan kaki. Kelainan saraf : Pemeriksaan saraf, termasuk meraba dengan teliti Cara pemeriksaan saraf :1. bandingkan saraf bagian kiri dan kanan.2. membesar atau tidak3. bentuk bulat atau oval4. pembesaran regular (smooth) atau irregular.5. perabaan keras atau kenyal6. nyeri atau tidak.
Gejala-gejala kerusakan saraf :N. ulnaris :- anastesia pada ujung jari anterior kelingking dan jari manis.- clawing jari kelingking dan jari manis.- atrofi hipotenar dan otot interoseus serta kedua otot lumbrikalis medial.N. medianus :- anestesia pada ujung jari bagian anterior ibu jari, telunjuk, dan jari tengah-tidak mampu aduksi ibu jari- clawing ibu jari, telunjuk, dan jari tengah- ibu jari kontraktur- atrofi otot tenar dan kedua otot lumbrikalis lateral
N. radialis :- anestesia dorsum manus, serta ujung proksimal jari telunjuk- tangan gantung (wrist drop)- tak mampu ekstensi jari-jari atau pergelangan tanganN. poplitea lateralis :- anestesia tungkai bawah, bagian lateral dan dorsum pedis- kaki gantung (foot drop)- kelemahan otot peroneus
N. tibialis posterior :- anestesia telapak kaki- claw toes- paralisis otot intrinsik kaki dan kolaps arkus pedisN. fasialis :- cabang temporal dan zigomatik menyebabkan lagoftalmus- cabang bukal, mandibular dan servikal menyebabkan kehilangan ekspresi wajah dan kegagalanmengatupkan bibir
N. trigeminus :anestesia kulit wajah, kornea, dan konjungtiva mata.
Tes fungsi sarafGunakan kapas, jarum, serta tes tabung hangat dan dingin.Tes sensoris:Rasa suhuRasa rabaRasa nyeriTes otonom yaitu tes anhidrosis
1.Tes dengan pinsil tinta (tes Gunawan)2.Tes histamin
Tuberkuloid ( TT )
Borderline ( BB )
Borderline lepromatosa ( BL )
Borderline ( BB )
Lepromatous ( LL )
Lepromatous ( LL )
Bentuk
Jumlah
Distribusi Permukaan Batas
Anastesia
Makula,infiltratPapula, nodus
Tak terhitung
SimetrisHalus berkilatTak jelas
Tak jelas
Plakat, kubahPunched-out
Dapat dihitung
AsimetrisAgak kasarLebih jelas
Lebih jelas
Makula saja
Satu, beberapa
AsimetrisKering bersisikJelas
Jelas
LESITTBBL L
BTA : Lesi kulit Mukosa
Tes Lepromin
Banyak,globusBanyak,globus
Negatif
Agak banyakNegatif
Biasa negatif
NegatifNegatif
Positif kuat
L LBBTT
Gejala 5 AAnestesiAkromia AtrofiAlopesiaAnhidrosis
N. auricularis magnus
Claw - hand
BakterioskopikSediaan kerokan : Lesi, cuping teling, mukosa hidung.Pewarnaan :ZIEHL NEELSENBasil terlihat:Solid ( hidup )Non Solid ( Fragmented & Granular )Bentuk globus
BakterioskopikIndex Bakteri ( IB )Kepadatan BTA, Solid + non solid.0 s/d 6 +
Kegunaan BI adalah:Membantu menegakkan diagnosisMembantu menetukan klasifikasi atau membantu menentukan tipe kustaMembantu menilai berat ringannya daya infeksi pada kulit dan bukan untuk menentukan/ menilai hasil pengobatan tang efektif
Indeks Morfologi ( IM ) adalah prosentase bentuk solid dibandingkan dengan jumlah solid dan nonsolidKegunaan MI:membantu kemajuan pengobatan/menilai efektifitas obat-obatanmenentukan resistensi basil terhadap obat, serta dapat menular atau tidaknya kusta
SerologisLepromin tes : Untuk membantu menentukan tipe kusta yang dalam hal ini tidak dilakukan secara rutin .TES MITSUDAHasil rx diperiksa stlh 3 4 mingguInterpretasi:- tidak ada reaksi/ kelainan+/-papel + eritema < 3 mm+1papel + eritema 3 5 mm+2papel + eritema > 5 mm+3ulserasi
M. leprae
REAKSI KUSTAAdalah reaksi imun patologik, akut, dapat menimbulkan kerusakan organ.MacamEritema nodusum leprosum ( ENL )Pada bentuk LL, BLKlinis : Nodus, eritema, nyeri, neuritis, artritis, orkitis, limfadenitis, nefritisReversalPada bentuk BBKlinis : Lesi lama tampak lebih aktif, neuritis.
Pengobatan MDT ( Multy drug Therapy) Tujuan utama program pemberantasan kusta adalah memutuskan rantai penularan untuk menurunkan insidens penyakit, mengobati dan menyembuhkan penderita, dan mencegah timbulnya cacat.Berdasarkan klasifikasi WHO (1997) untuk kepentingan pengobatan, penderita kusta dibagi dalam 3 grup yaitu pausibasiler dengan dosis tunggal, pausibasiler dengan lesi 2-5 buah dan penderita multibasiler dengan lesi lebih dari 5 buah.
OBAT KUSTA BARU
Dalam pelaksanaan program MDT-WHO ada beberapa masalah yang timbul , yaitu: adanya persisten, resistensi rifampisin dan lamanya pengobatan terutama kusta MBJika seorang penderita kusta MB tidak mau menggunakan klofazimin karena efek pewarnaan kulitnya.Idealnya, obat-obat kusta baru harus memenuhi syarat antara lain: bersifat bakterisidal kuat terhadap M.Leprae, tidak antaginis dengan obat yang sudah ada, aman dan akseptabilitas penderita baik, dapat diberikan peoral, dan sebaiknya tidak diberikan lebih dari sekali sehari
OfloksasinDosis optimal harian adalah 400 mg. Dosis tunggal yang diberikan dalam 22 dosis akan membunuh kuman M.leprae hidup sebesar 99,99%.Minosiklin -Mempunyai efek bakterisidal- 100 mg/hari menunjukan perbaikan klinis nyatasetelah pemberian selama 2 bulanKlaritromisin- Penderita MB yang diobati dengan klaritromisin 500 mg /hari menunjukkan respon klinis dan bakterioskopis sama dengan pemberian ofloksasin atau minosiklin
Pengobatan Reaksi KustaPengobatan:Pemberian obat anti reaksiIstirahat atau immobilisasiAnalgetik, sedatif untuk mengatasi rasa nyeriObat anti kusta diteruskan
Reaksi ringanNonmedikamentosa: Istirahat, imobilisasi, berobat jalanMedikamentosa-aspirin : dosis yang dianjurkan antara 600-1200 mg diberikan tiap 4 jam , 4-6 kali sehari- klorokuin: dosis 3 kali 2500 mg/hari- antimon: dosis 2 3 ml diberikan secara selang seling, dosis total tidak melebihi 30 ml.-talidomid: dosis mula mula diberikan 400 mg per hari sampai reaksinya teratasi, kemudian berangsur-angsur diturunkan sampai 50 mg/ hari
Reaksi beratSegera rujuk kerumah sakit untuk perawatan.Untuk reaksi tipe 1 harus segera diberikan kortikosteroid, sedangkan untuk realksi tipe 2 dapat diberikan klofazimin, talidomid, dan kortikosteroid sendiri sendiri atau kombinasi. Mengenai dosis, cara maupun lama pengobatan reaksi kusta sangat bervariasi, sehingga belum ada dosis baku.
KortikosteroidDosis steroid dapat dimulai antara 30-80 mg prednison/hari dan diturunkan 5-10 mg/2 minggu
Mencegah cacatDiagnosa diniPengobatan MDT cepat tepat.Penanganan reaksi kusta.Petunjuk ke pasien :Pakai alas kaki, sarung tangan, kaca mata,Perawatan kulit agar tidak terlalu kering.
RehabilitasiCacat : OperasiFisioterapiPsikologis.Sosial ekonomi.
Terimakasih