PERKEMBANGAN KONSEP PENGELOLAAN
LINGKUNGAN
Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teknik Produksi Bersih
Dibuat oleh :
Ketua :
Yusuf Zaelana 101411032
Anggota :
Anditania Sari Dwi Putri 101411003
Rindy Partriana 101411022
Kelas :
3A D3 TEKNIK KIMIA
D3 TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2012
PRODUKSI BERSIH
Produksi Bersih merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan pendekatan
Secara konseptual dan operasional terhadap proses produksi dan jasa, dimana dampaknya
dari keseluruhan daur hidup produk terhadap lingkungan dan manusia diupayakan sekecil
mungkin.
Produksi Bersih adalah suatu cara pengelolaan lingkungan yang bersifat preventif
(pencegahan) dan terpadu yang perlu diterapkan secara terus menerus pada proses produksi
dan daur hidup produk dengan tujuan untuk mengurangi resiko terhadap kesehatan dan
keselamatan manusia dan lingkungan. Produksi Bersih (Cleaner Production) merupakan suatu
strategi untuk menghindari timbulnya pencemaran industri melalui pengurangan timbulan
limbah (waste generation) pada setiap tahap dari proses produksi untuk meminimalkan
limbah sebelum segala jenis potensi pencemaran terbentuk.
Produk bersih merupakan salah satu pendekatan dalam pengelolaan ligkungan hidup.
Konsep produk bersih adalah mencegah dan meminimalkan terbentuknya limbah atau bahan
pencemar lingkungan diseluruh tahapan produksi. Disamping itu, produk bersih juga
melibatkan upaya-upaya untuk meningkatkan efisien penggunaan bahan baku, dan bahan
penunjang dan energi diseluruh tahapan produksi, sehingga dengan menerapkan konsep
tersebut, diharapkan sumber daya alam dapat lebih dilindungi dan dimanfaatkan secara
berkelanjutan. Dengan kata lain, produk bersih merupakan pengelolaan lingkungan yang
bersifat preventif, terpadu dan diterapkan secara kontinyu pada proses produksi, produk dan
jasa untuk meningkatkan ekoefisiensi sehingga mengurangi resiko terhadap kesehatan
manusia dan lingkungan
Produksi Bersih merupakan tindakan efisiensi pemakaian bahan baku, air dan energi, dan
pencegahan pencemaran, dengan sasaran peningkatan produktivitas dan minimisasi timbulan
limbah. Istilah Pencegahan Pencemaran seringkali digunakan untuk maksud yang sama
dengan istilah Produksi Bersih. Pada proses industri, produksi bersih berarti meningkatkan
efisiensi pemakaian bahan baku, energi, mencegah atau mengganti penggunaan bahan-bahan
berbahaya danberacun, mengurangi jumlah dan tingkat racun semua emisi dan limbah
sebelum meninggalkan proses. Pada produk, produksi bersih bertujuan untuk mengurangi
dampak lingkungan selama daur hidup produk, mulai dari pengambilan bahan baku sampai
ke pembuangan akhir setelah produk tersebut tidak digunakan.
Pola pendekatan produksi bersih bersifat preventif atau pencegahan timbulnya pencemar,
dengan melihat bagaimana suatu proses produksi dijalankan dan bagaimana daur hidup suatu
produk. Pengelolaan pencemaran dimulai dengan melihat sumber timbulan limbah mulai dari
bahan baku, proses produksi, produk dan transportasi sampai ke konsumen dan produk
menjadi limbah. Pendekatan pengelolaan lingkungan dengan penerapan konsep produksi
bersih melalui peningkatan efisiensi merupakan pola pendekatan yang dapat diterapkan untuk
meningkatkan daya saing.
Produksi bersih berfokus pada usaha pencegahan terbentuknya limbah. Dimana limbah
merupakan salah satu indikator inefisiensi, karena itu usaha pencegahan tersebut harus
dilakukan mulai dari awal (Waste avoidance), pengurangan terbentuknya limbah (waste
reduction) dan pemanfaatan limbah yang terbentuk melalui daur ulang (recycle).
Keberhasilan upaya ini akan menghasilkan pebghematan (saving) yang luar biasa karena
penurunan biaya produksi yang signifikan sehingga pendekatan ini menjadi sumber
pendapatan (revenue generator). Penerapan Produksi Bersih sangat luas mulai dari kegiatan
pengambilan bahan termasuk pertambangan, proses produksi, pertanian, perikanan,
pariwisata, perhubungan, konservasi energi, rumah sakit, rumah makan, perhotelan, sampai
pada sistem informasi.
Adapun yang menjadi latar belakang lahirnya produksi bersih yaitu:
1. Volume limbah meningkat , karakteristik kompleks dan semakin sulit ditangani dengan
biaya yang cukup dapat diterima
2. Penenganan lebih mahal dibandingkan pencegahan dari awal
3. Peraturan tidak memecahkan masalah secara tuntas, penanganan hanya memindahkan
masalah dari satu tempat ketempat lain (cair padat)
4. Isu lingkungan menjadi faktor penting dalam persaingan dalam persaingan perdagangan
global
5. Produksi bersih adalah alternatif untuk strategi manajemen lingkungan
Konsep Produksi Bersih memiliki 4 (empat) prinsip dasar, yaitu:
1. Prinsip kehati-hatian (precautionary) tanggung jawab yang utuh dari
produsen agar tidak menimbulkan dampak yang merugikan sekecil apapun.
2. Prinsip pencegahan (preventive) penting untuk memahami siklus hidup produk
(product life cycle) dari pemilihan bagan baku hingga terbentuknya limbah.
3. Prinsip demokrasi komitmen dan keterlibatan semua pihak dalam rantai produksi
dan konsumsi.
4. Prinsip holistic pentingnya keterpaduan dalam pemanfaatan sumber daya
lingkungan dan konsumsi sebagai satu daur yang tidak dapat dipisah-pisahkan.
Strategi yang digunakan dalam penerapan Produksi Bersih adalah:
1. Pencegahan terhadap pencemaran dan perusakan lingkungan
2. Program daur ulang,
3. Pengolahan dan pembuangan limbah tetap diperlukan sehingga dapat saling melengkapi
satu dengan lainnya.
Prinsip-prinsip Produksi Bersih
1. Mengurangi atau meminimumkan penggunaan bahan baku, air, dan energi serta
menghindari pemakaian bahan baku beracun dan berbahaya serta mereduksi
terbentuknya limbah pada sumbernya, sehingga mencegah dari atau mengurangi
timbulnya masalah pencemaran dan kerusakan lingkungan serta risikonya terhadap
manusia.
2. Perubahan dalam pola produksi dan konsumsi berlaku baik terhadap proses maupun
produk yang dihasilkan, sehingga harus dipahami betul analisis daur hidup produk.
3. Upaya produksi bersih tidak dapat berhasil dilaksanakan tanpa adanya perubahan dalam
pola pikir, sikap dan tingkah laku dari semua pihak terkait baik dari pihak pemerintah,
masyarakat maupun kalangan dunia (industriawan). Selain itu juga, perlu diterapkan pola
manajemen di kalangan industri maupun pemerintah yang telah mempertimbangkan
aspek lingkungan.
4. Mengaplikasikan teknologi akrab lingkungan, manajemen dan prosedur standar operasi
sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Kegiatan-kegiatan tersebut tidak selalu
membutuhkan biaya investasi yang tinggi, jika terjadi waktu yang diperlukan untuk
pengembalian modal investasi relatif singkat.
5. Pelaksanaan program produksi bersih ini lebih mengarah pada pengaturan sendiri dan
peraturan yang sifatnya musyawarah mufakat dari pada pengaturan secara command
control. Jadi, pelaksanaan program produksi bersih ini tidak hanya mengandalkan
peraturan pemerintah saja, tetapi lebih didasarkan pada kesadaran untuk mengubah sikap
dan tingkah laku.
Strategi untuk menghilangkan limbah atau mengurangi limbah sebelum terjadi (preventive
strategy), lebih disukai dari pada strategi yang berurusan dengan pengolahan limbah atau
pembuangan limbah yang telah ditimbulkan (treatment strategy). Hal ini dapat dilakukan
dengan menggunakan strategi berikut ini:
1. Eliminasi
Strategi ini dimasukkan sebagai metode pengurangan limbah secara total. Bila
perlu tidak mengeluarkan limbah sama sekali (zero discharge). Didalam konsep
penerapan Produksi Bersih hal ini dimasukkan sebagai metode pencegahan
pencemaran.
2. Minimisasi Limbah (mengurangi sumber limbah)
Strategi pengurangan limbah yang terbaik adalah strategi yang menjaga agar
limbah tidak terbentuk pada tahap awal. Pencegahan limbah mungkin
memerlukan beberapa perubahan penting terhadap proses.
3. Daur Ulang
Jika timbulnya limbah tidak dapat dihindarkan dalam suatu proses, maka
strategi-strategi untuk meminimkan limbah tersebut sampai batas tertinggi yang mungkin
dilakukan harus dicari, seperti misalnya daur ulang (recycle) dan/atau penggunaan
kembali (re-use). Jika limbah tidak dapat dicegah, pengolahan limbah dapat
dilakukan.
4. Pengendalian Pencemaran
Strategi yang terpaksa dilakukan mengingat pada proses perancangan produksi
perusahaan belum mengantisipasi adanya teknologi baru yang sudah bebas
terjadinya limbah.
5. Pengolahan dan Pembuangan
Strategi terakhir yang perlu dipertimbangkan adalah metoda-metoda pembuangan
altematif. Pembuangan limbah yang tepat merupakan suatu komponen penting dari
keseluruhan program manajemen lingkungan; tetapi, ini adalah teknik yang paling tidak
efektif.
6. Remediasi
Strategi penggunaan kembali bahan-bahan yang terbuang bersama limbah. Hal ini
dilakukan untuk mengurangi kadar peracunan dan kuantitas limbah yang ada.
Esensi dasar dari produksi bersih adalah:
1) Pencegahan, pengurangan dan penghilangan limbah dari sumbernya.
2) Perubahan mendasar pada sikap manajemen dan diperlukan komitmen.
3) Pencegahan polusi harus dilaksanakan sedini mungkin, pada setiap tahapan kegiatan
yaitu pada pembuatan peraturan., kebijakan, implementasi proyek, proses produksi
dan desain produk.
4) Program harus dilaksanakan secara kontinyu dan selaras dengan perkembangan sains dan
teknologi
5) Penerapan strategi yang komprehensif dan terpadu, agar produk dapat bersaing di pasar
lokal maupun internasional.
6) Produksi bersih hendaknya melibatkan pertimbangan daur hidup suatu produk.
7) Program multi media dan multi desain.
Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam upaya pelaksanaan Produksi Bersih adalah:
1. Proses
Mencakup upaya konservasi bahan baku dan energi, menghindari pemakaian bahan
berbahaya dan beracun, mengurangi jumlah dan toksisitas semua limbah dan emisi yang
dikeluarkan sebelum meninggalkan proses.
2. Produk
Menitik beratkan pada upaya pengurangan dampak pada keseluruhan daur hidup produk,
mulai dari ekstraksi bahan baku sampai pembuangan akhir setelah produk tidak
digunakan.
3. Jasa
Menitik beratkan pada upaya penggunaan proses 3R (Reduce, Re-use dan Recycle)
diseluruh kegiatannya, mulai dari penggunaan bahan baku sampai ke pembuangan akhir.
Manfaat Penerapan Produksi Bersih
Dengan menerapkan produksi bersih, selain untuk mewujudkan kawasan industry lingkungan
juga ada manfaat yang diperoleh. Manfaat tersebut antara lain:
1. Mencegah terjadinya pencemaran dan perusakan lingkungan melalui upaya minimisasi
limbah, daur ulang, pengolahan, dan pembuangan limbah yang aman.
2. Mendukung prinsip pemeliharaan lingkungan dalam rangka pelaksanaan Pembangunan
Berkelanjutan.
3. Dalam jangka panjang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui penerapan
proses produksi, penggunaan bahan baku dan energi yang efisien.
4. Mencegah atau memperlambat degradasi lingkungan dan mengurangi eksploitasi
sumberdaya alam melalui penerapan daur ulang limbah dan dalam proses yang akhirnya
menuju pada upaya konservasi sumberdaya alam untuk mencapai tujuan Pembangunan
Berkelanjutan.
5. Memberi peluang keuntungan ekonomi, sebab di dalam produksi bersih terdapat strategi
pencegahan pencemaran pada sumbernya (source reduction and in process recycling),
yaitu mencegah terbentuknya limbah secara dini, dengan demikian dapat mengurangi
biaya investasi yang harus dikeluarkan untuk pengolahan dan pembuangan limbah atau
upaya perbaikan lingkungan.
6. Memperkuat daya saing produk di pasar global.
7. Meningkatkan citra produsen dan meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk
yang dihasilkan.
8. Mengurangi tingkat bahaya kesehatan dan keselamatan kerja.
Secara singkat, produk bersih memberikan dua keuntungan:
Meminimalkan terbentuknya limbah sehingga dapat melindungi kelestarian lingkungan
hidup.
Efisiensi dalam proses produksi, sehingga dapat mengurangi biaya produksi.
Sebagai suatu strategi pengelolaan lingkungan yang bersifat preventif, produk bersih
memberikan keuntungan dan manfaat antara lain:
a. Sebagai pedoman perbaikan produk dan proses
b. Penggunaan sumber daya alam dan energi yang lebih efektif serta efisien
c. Mengurangi atau mencegah terbentuknya bahan pencemar dan atau limbah
d. Mengurangi terjadinya resiko terhadap kesehatan manusia dan lingkungan
e. Mendorong pengembangan teknologi pengurangan limbah, serta teknologi bersih yang
ramah lingkungan
f. Menghindari baiya pemulihan lingkungan
g. Meningkatkan daya saing produk melalui penggunaan teknologi baru – perbaikan
teknologi
h. Meningkatkan efisiensi dalam proses produksi, sehingga mengurangi biaya pengolahan
limbah
DAUR ULANG
1. Latar Belakang Daur Ulang
(sumber gambar : http://www.theenergysolar.com)
Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru
dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang
berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energi,
mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan
proses pembuatan barang baru. Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah
padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan
pembuatan produk / material bekas pakai, dan komponen utama dalam manajemen sampah
modern dan bagian ketiga dalam proses hierarki sampah 3R (Reuse, Reduce, and Recovery).
Daur ulang lebih difokuskan kepada sampah yang tidak bisa didegradasi oleh alam secara
alami demi pengurangan kerusakan lahan. Secara garis besar, daur ulang adalah proses
pengumpulan sampah, penyortiran, pembersihan, dan pemrosesan material baru untuk proses
produksi.
Pada pemahaman yang terbatas, proses daur ulang harus menghasilkan barang yang mirip
dengan barang aslinya dengan material yang sama, contohnya kertas bekas harus menjadi
kertas dengan kualitas yang sama, atau busa polistirena bekas harus menjadi polistirena
dengan kualitas yang sama. Seringkali, hal ini sulit dilakukan karena lebih mahal
dibandingkan dengan proses pembuatan dengan bahan yang baru. Jadi, daur ulang adalah
proses penggunaan kembali material menjadi produk yang berbeda. Bentuk lain dari daur
ulang adalah ekstraksi material berharga dari sampah, seperti emas dari prosessor komputer,
timah hitam dari baterai, atau ekstraksi material yang berbahaya bagi lingkungan, seperti
merkuri.
Daur ulang adalah sesuatu yang luar biasa yang bisa didapatkan dari sampah. Proses daur
ulang alumunium dapat menghemat 95% energi dan mengurangi polusi udara sebanyak 95%
jika dibandingkan dengan ekstraksi alumunium dari tambang hingga prosesnya di pabrik.
Penghematan yang cukup besar pada energi juga didapat dengan mendaur ulang kertas,
logam, kaca, dan plastik.
2. Prinsip Daur Ulang
Dalam memperlakukan limbah, baik limbah B3 maupun non-B3, hendaknya berpegang
pada 3R + 1R. Dalam pemanfaatan limbah B3, 3R yang dimaksud menurut peraturan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 02 tahun 2008 adalah :
1) Reuse
(Sumber gambar : http://www.harrogate.gov.uk )
Reuse adalah penggunaan kembali limbah B3 dengan tujuan yang sama tanpa melalui
proses tambahan secara kimia, fisika, biologi, dan/atau secara termal.
Manfaat penggunaan kembali (reuse) adalah :
Menghemat bahan mentah dan energi sepanjang barang yang dipergunakan kembali
menggantikan barang baru yang dapat diproduksi industri.
Mengurangi kebutuhan akan tempat sampah dan biaya.
Dapat memberikan lapangan pekerjaan yang berkelanjutan.
Bermanfaat bagi konsumen dengan menghemat uang karena barang yang
dipergunakan kembali pada umumnya dijual dengan harga lebih murah relatif
terhadap barang baru.
Kerugian penggunaan kembali (reuse) adalah :
Terkadang membutuhkan proses pembersihan dan transportasi, yang mengorbankan
lingkungan juga.
Beberapa barang mungkin berbahaya jika dipakai kembali, misalnya beberapa jenis
plastik yang membentuk kemasan makanan, tidak direkomendasikan untuk
dipergunakan kembali karena risiko zat plastik yang berdifusi ke dalam makanan.
Barang yang dipergunakan kembali haruslah lebih tahan lama. Ini berarti, dalam
proses produksi awal, barang tersebut akan membutuhkan lebih banyak material.
Mensortir dan mempersiapkan barang untuk dipergunakan kembali membutuhkan
banyak waktu, yang mungkin menimbulkan ketidaknyamanan bagi konsumen dan
mengorbankan uang.
2) Recycle
(Sumber gambar : http://www. milgilounge.com)
Recycle adalah mendaur ulang komponen-komponen yang bermanfaat melalui proses
tambahan secara kimia, fisika, biologi, dan/atau secara termal yang menghasilkan produk
yang sama ataupun produk yang berbeda.
Selain membantu penanganan sampah di perkotaan, upaya daur-ulang sampah terutama
sampah anorganik yang dilakukan masyarakat di Indonesia memiliki beberapa fungsi dalam
aspek lingkungan dan ekonomi yang seringkali diabaikan oleh berbagai pihak. Pengelolaan
sampah dapat dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam. Salah satu cara yang dapat
manusia lakukan adalah dengan cara mendaur ulang sampah-sampah tersebut.
Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan
pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk/material bekas
pakai, Manfaat lain yang dirasakan dalam mendaur ulang sampah antara lain :
a) Menghemat sumber daya alam
b) Mengehemat Energi
c) Mengurangi uang belanja
d) Menghemat lahan TPA
e) Lingkungan asri
1. Keuntungan Daur ulang dari Aspek Lingkungan
a) Penghematan Sumber Daya Alam
Pemenuhan bahan baku pabrik dari hasil daur ulang sampah menyebabkan
penggunaan bahan baku yang berasal dari alam menjadi berkurang dan dapat ditekan.
Selanjutnya bahan baku dari alam dapat digunakan untuk proses produksi yang
memiliki nilai tambah lebih tinggi. Sebagai contoh, setiap ton daur-ulang baja dapat
menghemat 1,5 ton biji besi dan 3,6 barel minyak atau menghemat 67% energi.
b) Pengurangan Pencemaran Lingkungan
Beberapa keunggulan daur-ulang sampah anorganik yang berkaitan dengan
penanggulangan pencemaran lingkungan antara lain adalah sebagai berikut:
Mendaur-ulang 1 ton kertas koran akan menyelamatkan 17 pohon dan
menggunakan kertas daur-ulang dapat mengurangi 74% pencemaran udara,
34% pencemaran air, dan menghemat energi hingga 67%.
Usaha daur-ulang sampah anorganik seperti kaca, plastik, kertas koran, kaleng,
besi, dapat mengurangi tumpukan sampah kota hingga 25%.
2. Keuntungan Daur ulang dari Aspek Ekonomi
a) Menghemat Biaya Operasional Pengelolaan Sampah
Daur-ulang sampah anorganik telah terbukti dapat mereduksi biaya pengangkutan
dan pembuangan akhir. Sebagai contoh, di Bandung laju daur-ulang sampah
anorganik di 38 TPS yang ada adalah sekitar 37.204 kg per minggu atau 1.939.923 kg
per tahun. Biaya satuan pengangkutan dan pembuangan akhir untuk setiap ton sampah
di Kota Bandung adalah sebesar Rp.58.540,- dan Rp.17.700,-, maka biaya
pengelolaan sampah yang dapat dihemat bisa mencapai Rp. 147 juta setiap tahun. Bila
diasumsikan laju daur-ulang sampah anorganik meningkat sampai 20% dari total
sampah anorganik yang masuk ke TPS, maka biaya yang dapat dihemat mencapai Rp.
379 juta per tahun.
b) Menciptakan Lapangan Kerja
Hasil studi CPIS (1988) menyebutkan bahwa seorang pemulung di Jakarta mampu
mengumpulkan rata-rata 35 kg sampah per hari. Apabila penyerapan pemulung
terhadap total produksi sampah kota sebesar 25%, maka di Jakarta saja yang
menghasilkan sekitar 6.000 ton sampah per hari mampu menciptakan lapangan kerja
di sektor informal bagi ± 40.000 pemulung dan bidang pekerjaan lainnya.
Dari Narasumber yang didapatkan juga, para pekerja yang bergelut dalam daur
ulang sampah mampu menghasilkan penghasilan yang menggiurkan, dimana sampah
yang mempunyai nilai guna dan daya jual 0, dirubah menjadi barang yang bermanfaat
dan bernilai seni tinggi
Selain itu kegiatan daur-ulang sampah anorganik mampu menciptakan usaha bagi
pelapak, bandar dan pemasok. Dengan asumsi dasar bahwa seorang pelapak membeli
dari 15,5% pemulung setiap harinya (CPIS, 1988), maka kegiatan daur-ulang sampah
mampu menciptakan usaha bagi sekitar 2.500 pelapak di Jakarta, dengan keuntungan
bersih yang relatif cukup besar, yaitu Rp.32.445,- setiap hari.
Berikut skema alur daur-ulang sampah anorganik di Indonesia.
Menyediakan Bahan Baku Bagi Industri Daur-Ulang Sampah
Hasil penyortiran sampah oleh pemulung akhirnya akan disetorkan ke pabrik
pengolah bahan sampah sebagai bahan baku kelas dua.
Sebagai contoh di Indonesia terdapat dua pabrik kertas berskala besar yang
membutuhkan bahan baku dari sampah kertas sebesar 50 ton per hari (PT. Gunung
Jaya Agung) dan 1.000 ton/hari (PT. Sinar Dunia Makmur). Dari kedua pabrik kertas
tersebut, kebutuhan bahan baku yang dipasok dari pemulung atau distributor lapak
sampah mencapai 378.000 ton setiap tahun yang berarti penghematan sejumlah 6 juta
pohon yang seharusnya ditebang sebagai bahan baku kertas.
Dengan demikian pemulung sebagai salah satu sektor informal telah memberikan
andil dalam pengembangan industri dalam fungsinya sebagai pemasok bahan baku
industri daur-ulang.
3) Recovery
Recovery adalah perolehan kembali komponen-komponen yang bermanfaat dengan
proses kimia, fisika, biologi, dan/atau secara termal.
Keuntungan proses recovery diantaranya adalah:
a) Bahan kimia yang di ”recover” dapat digunakan kembali.
b) Volume limbah untuk dimasukkan ke pengolahan berkurang.
c) Pemeliharaan alat tidak berat.
d) Prosesnya dapat digunakan untuk berbagai limbah.
e) Menghemat energi
Kerugian dari proses recovery adalah :
a) Memerlukan sistem tambahan untuk daur ulang
b) Efisiensi kinerja alat berkurang bila limbah terlalu kotor
1R lagi yang dimaksud adalah Reduce, reduce atau dalam hal ini adalah memperkecil
dampak cemaran pada lingkungan. Pada pelaksanaannya bahwa bila ternyata limbah B3
tersebut tidak bisa untuk di Reuse, Recycle, dan Recovery, maka harus di Reduce. Reduce
limbah B3 haruslah dilakukan secara sinergi diantara mereka yang terkait, yaitu penghasil
limbah, pengumpul limbah, pengolah/pemanfaat limbah, dan pemerintah tentunya.
Pada prinsipnya, semua model atau prinsip dalam sistem menejemen lingkungan tersebut
berupaya untuk meningkatkan produktivitas, menjaga keberlanjutan produksi dengan tetap
memelihara kelestarian lingkungan dan kesehatan, serta keselamatan pekerja.
3. Material (Sampah Anorganik) yang dapat di Daur Ulang
Material-material yang dapat didaur ulang dan prosesnya diantaranya adalah:
1) Bahan bangunan
Material bangunan bekas yang telah dikumpulkan dihancurkan dengan mesin penghancur,
kadang-kadang bersamaan dengan aspal, batu bata, tanah, dan batu. Hasil yang lebih kasar
bisa dipakai menjadi pelapis jalan semacam aspal dan hasil yang lebih halus bisa dipakai
untuk membuat bahan bangunan baru semacam bata.
2) Baterai
Banyaknya variasi dan ukuran baterai membuat proses daur ulang bahan ini relatif sulit.
Mereka harus disortir terlebih dahulu, dan tiap jenis memiliki perhatian khusus dalam
pemrosesannya. Misalnya, baterai jenis lama masih mengandung merkuri dan kadmium,
harus ditangani secara lebih serius demi mencegah kerusakan lingkungan dan kesehatan
manusia.
Baterai mobil umumnya jauh lebih mudah dan lebih murah untuk didaur ulang.
3) Barang Elektronik
Barang elektronik yang populer seperti komputer dan handphone umumnya tidak didaur
ulang karena belum jelas perhitungan manfaat ekonominya. Material yang dapat didaur ulang
dari barang elektronik misalnya adalah logam yang terdapat pada barang elektronik tersebut
(emas, besi, baja, silikon, dan lain-lain) ataupun bagian-bagian yang masih dapat dipakai
(microchip, processor, kabel, resistor, plastik, dan lain-lain). Namun tujuan utama dari proses
daur ulang, yaitu kelestarian lingkungan, sudah jelas dapat menjadi tujuan diterapkannya
proses daur ulang pada bahan ini meski manfaat ekonominya masih belum jelas.
4) Logam
Besi dan baja adalah jenis logam yang paling banyak didaur ulang di dunia. Termasuk
salah satu yang termudah karena mereka dapat dipisahkan dari sampah lainnya dengan
magnet. Daur ulang meliputi proses logam pada umumnya; peleburan dan pencetakan
kembali. Hasil yang didapat tidak mengurangi kualitas logam tersebut.
Contoh lainnya adalah alumunium, yang merupakan bahan daur ulang paling efisien di
dunia. Namun pada umumnya, semua jenis logam dapat didaur ulang tanpa mengurangi
kualitas logam tersebut, menjadikan logam sebagai bahan yang dapat didaur ulang dengan
tidak terbatas.
5) Bahan Lainnya
a) Kaca
Kaca dapat juga didaur ulang. Kaca yang didapat dari botol dan lain sebagainya
dibersihkan dair bahan kontaminan, lalu dilelehkan bersama-sama dengan material kaca
baru. Dapat juga dipakai sebagai bahan bangunan dan jalan. Sudah ada Glassphalt, yaitu
bahan pelapis jalan dengan menggunakan 30% material kaca daur ulang.
b) Kertas
Kertas juga dapat didaur ulang dengan mencampurkan kertas bekas yang telah
dijadikan pulp dengan material kertas baru. Namun kertas akan selalu mengalami
penurunan kualitas jika terus didaur ulang. Hal ini menjadikan kertas harus didaur ulang
dengan mencampurkannya dengan material baru, atau mendaur ulangnya menjadi bahan
yang berkualitas lebih rendah.
c) Plastik
Plastik dapat didaur ulang sama halnya seperti mendaur ulang logam. Hanya saja,
terdapat berbagai jenis plastik di dunia ini. Saat ini di berbagai produk plastik terdapat
kode mengenai jenis plastik yang membentuk material tersebut sehingga mempermudah
untuk mendaur ulang. Suatu kode di kemasan yang berbentuk segitiga 3R dengan kode
angka di tengah-tengahnya adalah contohnya. Suatu angka tertentu menunjukkan jenis
plastik tertentu, dan kadang-kadang diikuti dengan singkatan, misalnya LDPE untuk Low
Density Poly Etilene, PS untuk Polistirena, dan lain-lain, sehingga mempermudah proses
daur ulang.
Jenis kode plastik yang umum beredar diantaranya:
a. PET atau PETE adalah polyethylene terephtalate. Plastik ini digunakan untuk
membuat sebagian besar botol plastik dan kontainer dari minuman, dan juga
digunakan untuk salad dressing kontainer, botol minyak sayur dan tempat
makanan ovenproof. PET dapat didaur ulang menjadi pakaian, tote bags, furniture,
karpet, hiasan jalur, dan kontainer baru.
Bersama dengan botol berlabel code. mereka membentuk 96 persen dari semua
kontainer dan botol plastik di Amerika Serikat, menurut U.S plastic trades
association.
b. HDPE adalah polyethylene densitas tinggi, plastik serbaguna yang dapat didaur
ulang. Digunakan untuk membuat botol detergen dan pemutih, botol jus, botol oli
motor, tempat mentega dan yogurt, beberapa kantong sampah dan kotak cereal.
dapat didaur ulang lagi menjadi botol dan kontainer, lantai keramik. pipa drainase,
kandang dan outdoor mebel.
c. Vinyl /PVC atau V atau Polyvinyl chloride yang keras dan tahan cuaca. PVC
mengandung khlor, yang berarti bahwa beberapa berbahaya karena dioxins
diproduksi selama manufaktur. Digunakan untuk membuat beberapa kontainer dan
botol untuk deterjen dan minyak goreng, serta jendela, pipa saluran, kawat
jacketing, dan bungkus makanan cerah. sering di daur ulang oleh masyarakat,
namun dapat didaur ulang untuk embuat mudflaps, lantai, dan cabbles tikar/keset,
dsb.
d. LDPE adalah low density polyethylene dan memiliki banyak aplikasi. Sering
ditemukan dalam botol, tote bags. umumnya dapat di daur ulang untuk bil pesawat
milik maskapai, tong penyimpan pupuk kompos, bahan untuk lantai dan bahan
bangunan.
e. PP adalah Polypropylene umum ditemukan dalam tutup botol, yogurt kontainer,
botol saus, dan straws. memiliki titik lebur yang tinggi dan dapat digunakan untuk
tempat cairan panas. Dapat didaur ulang dan merupakan bagian dari pertumbuhan
jumlah program daur ulang kota yang kemudian lebih berbelok tutup botol dan
item lainnya termasuk kabel baterai, wadah, tong dan nampan.
f. PS adalah polystyrene. yang biasa dikenal dengan merek dagang Styrofoam.
styrene itu ada di mana-mana dalam kontainer barang dan daftar pada banyak
kelompok environental. Styrene telah diklaim oleh banyak anti-waste dan
kelompok kesehatan bahwa polystyrene dapat melepaskan toksin ke dalam
makanan. agen perlindungan lingkungan hidup AS menyatakan bahwa styrene
memiliki efek yang merugikan kesehatan. Dapat didaur ulang dan digunakan
untuk membuat insulasi.
g. Other/Lainnya/Polycarbonate, klasifikasi ini meliputi berbagai plastik bukan
Resins yang cocok ke dalam kategori lainnya. Produk yang sering mengandung
sejumlah plastik. “Lainnya” adalah produk yang digunakan untuk membuat iPod,
DVD, kacamata hitam, Anti-peluru dan galon air 5 liter. jenis plastik ini tidak
mudah untuk didaur ulang, namun dapat dilakukan.
4) Metode Daur-ulang
Ada beberapa cara daur ulang, pertama adalah mengambil bahan sampahnya untuk
diproses lagi atau mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar untuk membangkitkan
listik. Metode metode baru dari daur ulang terus ditemukan dan akan dijelaskan dibawah.
a) Pengolahan kembali secara fisik
Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang, yaitu mengumpulkan dan
menggunakan kembali sampah yang dibuang, contohnya botol bekas pakai yang
dikumpulkan kembali untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah
yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah
yang sudah tercampur.
Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum aluminum, kaleng baja
makanan/minuman, Botol HDPE dan PET, botol kaca, kertas karton, koran, majalah, dan
kardus. Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa di daur ulang. Daur
ulang dari produk yang komplek seperti komputer atau mobil lebih susah, karena harus
bagian bagiannya harus diurai dan dikelompokan menurut jenis bahannya.
b) Pengolahan biologis
Material sampah organik, seperti zat tanaman, sisa makanan atau kertas, bisa diolah
dengan menggunakan proses biologis untuk kompos, atau dikenal dengan istilah
pengkomposan. Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagi pupuk dan gas methana
yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik.
Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik pengkomposan adalah Green Bin
Program (program tong hijau) di Toronto, Kanada, dimana sampah organik rumah tangga,
seperti sampah dapur dan potongan tanaman dikumpulkan di kantong khusus untuk di
komposkan.
c) Pemulihan energi
Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan cara
menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara mengolahnya menjadi
bahan bakar tipe lain. Daur-ulang melalui cara "perlakuan panas" bervariasi mulai dari
menggunakannya sebakai bahan bakar memasak atau memanaskan sampai menggunakannya
untuk memanaskan boiler untuk menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator.
Pirolisa dan gasifikasi adalah dua bentuk perlakukan panas yang berhubungan, dimana
sampah dipanaskan pada suhu tinggi dengan keadaan miskin oksigen. Proses ini biasanya
dilakukan di wadah tertutup pada Tekanan tinggi. Pirolisa dari sampah padat mengubah
sampah menjadi produk berzat padat , gas, dan cair. Produk cair dan gas bisa dibakar untuk
menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi produk lain. Padatan sisa selanjutnya bisa
dimurnikan menjadi produk seperti karbon aktif. Gasifikasi dan Gasifikasi busur plasma yang
canggih digunakan untuk mengkonversi material organik langsung menjadi Gas sintetis
(campuran antara karbon monoksida dan hidrogen). Gas ini kemudian dibakar untuk
menghasilkan listrik dan uap.
PENGOLAHAN LIMBAH
Secara umum yang disebut limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan
dan proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan, dan sebagainya.
Bentuk limbah tersebut dapat berupa gas dan debu, cair atau padat. Di antara berbagai jenis
limbah ini ada yang bersifat beracun atau berbahaya dan dikenal sebagai limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (Limbah B3).
Definisi dari limbah B3 berdasarkan BAPEDAL (1995) ialah setiap bahan sisa (limbah)
suatu kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) karena
sifat (toxicity, flammability, reactivity, dan corrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya yang
baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak atau membahayakan kesehatan
manusia.
Limbah membutuhkan pengolahan bila ternyata mengandung senyawa pencemaran yang
berakibat menciptakan kerusakan terhadap lingkungan atau paling tidak potensial
menciptakan pencemaran. Suatu perkiraan harus dibuat lebih dahulu dengan jalan
mengidentifikasi sumber pencemaran, kegunaan jenis bahan, sistem pengolahan, banyaknya
buangan dan jenisnya, kegunaan bahan beracun dan berbahaya yang terdapat dalam pabrik.
Dengan adanya perkiraan tersebut maka program pengendalian dan penanggulangan
pencemaran perlu dibuat. Sebab limbah tersebut baik dalam jumlah besar atau sedikit dalam
jangka panjang atau jangka pendek akan membuat perubahan terhadap lingkungan, maka
diperlukan pengolahan agar limbah yang dihasilkan tidak sampai mengganggu struktur
lingkungan.
Namun demikian tidak selamanya harus diolah sebelum dibuang kelingkungan. Ada
limbah yang langsung dapat dibuang tanpa pengolahan, ada limbah yang setelah diolah
dimanfaatkan kembali. Dimaksudkan tanpa pengolahan adalah limbah yang begitu keluar
dari pabrik langsung diambil dan dibuang. Ada beberapa jenis limbah yang perlu diolah
dahulu sebab mengandung pollutant yang dapat mengganggu kelestarian lingkungan Limbah
diolah dengan tujuan untuk mengambil barang-barang berbahaya di dalamnya dan atau
mengurangi/menghilangkan senyawa-senyawa kimia atau nonkimia yang berbahaya dan
beracun
Mekanisme pengolahan limbah dapat dilihat pada bagan 7.22.
Pengolahan limbah berkaitan dengan sistem pabrik. Limbah yang dikeluarkan dari setiap
kegiatan akan memiliki karakteristik yang berlainan. Ada pabrik yang telah mempergunakan
peralatan dengan kadar buangan rendah sehingga buangan yang dihasilkannya tidak lagi
perlu mengalami pengolahan. Bagi pabrik seperti ini memang telah dirancang dari awal
pembangunan. Buangan dari pabrik berbeda satu dengan yang lain.
Perbedaan ini menyangkut pula dengan perbedaan bahan baku, perbedaan teknologi
proses. Suatu pabrik sama-sama mengeluarkan limbah air namun terdapat senyawa kimia
yang berbeda pula. Karena banyaknya variasi pencemar antara satu pabrik dengan pabrik lain
maka banyak pula sistem pengolahan.
Demikian banyak macam parameter pencemar dalam suatu buangan, akibatnya
membutuhkan berbagai tingkatan proses pula. Limbah memerlukan penanganan awal,
kemudian pengolahan berikutnya. Pengolahan pendahuluan akan turut menentukan
pengolahan kedua, ketiga dan seterusnya.
Kekeliruan penetapan pengolahan pendahuluan akan turut mempengaruhi pengolahan
berikutnya. Di dalam penetapan pilihan metode keadaan limbah sudah seharusnya diketahui
sebelumnya. Parameter limbah yang mempunyai peluang untuk mencemarkan lingkungan
harus ditetapkan. Misalnya terdapat senyawa fenol dalam air sebesar 2 mg/liter, phosphat 30
mg/liter dan seterusnya.
Dengan mengetahui jenis-jenis parameter di dalam limbah maka dapat ditetapkan metode
pengolahan dan pilihan jenis peralatan. Sekali sudah ditetapkan inetode dan jenis peralatan
maka langkah berikutnya adalah sampai tingkat mana diinginkan menghilangkan/
penguranga senyawa pencemarnya. Berapa persenkah kita inginkan pengurangan dan sampai
di mana efisiensi peralatan harus dicapai pada tingkat maksimum.
Penetapan efisiensi peralatan, dan standar buangan yang diinginkan akan mempengaruhi
ketelitian alat, volume air limbah, sistem pemipaan, pemasangan pipa, pilihan bahan kimia
dan lain-lain.Dalam mendesain peralatan, variabel tadi harus dapat dihitung secara tepat.
Belum ada suatu jaminan hahwa satu unit peralatan dapat mengendalikan limbah sesuai
dengan yang dikehendaki.
Sebab di dalam satu unit peralatan terdiri dari berbagai macam kegiatan mulai dari
kegiatan pendahuluan sampai kegiatan akhir.
Walaupun terdiri dari berbagai kegiatan namun tidak semua jeniskegiatan dipraktekkan,
mungkin dengan kombinasi dari beberapa kegiatan saja limbah sudah bebas polusi. Adapun
jenis kegiatan dalam pengolahan air limbah dapat diuraikan dalam tabel 7.10.
Pengolahan limbah sering harus menggunakan kombinasi dari berbagai metode,
terutama limbah berat yang banyak mengandung jenis parameter/jarang perusahaan
mempergunakan satu proses dan hasilnya baik. Pilihan peralatan berkaitap dengan biaya,
pemeliharaan, tenaga ahli dan kualitas lingkungan. Untuk beberapa jenis pencemar telah
ditetapkan metode treatment-nya. Pilihan ini didasarkan atas beberapa referensi dan
pengalaman yang telah dicoba berulang kali sampai diperoleh hasil maksimum.
Di bawah ini disajikan jenis pencemar dengan metodenya.
Pengolahan limbah adalah upaya terakhir dalam sistem pengelolaan limbah setelah
sebelumnya dilakukan optimasi proses produksi dan pengurangan serta pemanfaatan limbah.
Pengolahan limbah dimaksudkan untuk menurunkan tingkat cemaran yang terdapat dalam
limbah sehingga aman untuk dibuang ke lingkungan.
Karakteristik utama limbah didasarkan pada jumlah atau volume limbah dan
kandungan bahan pencemarnya yang terdiri dari unsur fisik, biologi, kimia dan radioaktif.
Karakteristik ini akan menjadi dasar untuk menentukan proses dan alat yang digunakan untuk
mengolah air limbah.
Air limbah mungkin terdiri dari satu atau lebih parameter pencemar melampaui nilai
yang ditetapkan. Kemungkinan di dalamnya terdapat minyak dan lemak, bahan anorganik
seperti besi, aluminium, nikel,plumbum, barium, fenol dan lain-lain sehingga perlu
kombinasi dari beberapa alat. Untuk menurunkan BOD dan COD dapat dilakukan dengan
metode aerasi dan ternyata metode ini juga cukup baik untuk melakukan pengeridapan
suspensi solid.
Ada beberapa proses yang dilalui air limbah agar limbah ini benar-benar bebas dari
unsur pencemaran. Tingkatan proses dimaksudkan adalah sesuai dengan tingkatan berat
ringannya. Pada mulanya air limbah harut dibebaskan dari benda terapung atau padatan
melayang. Untuk itu diperlukan treatment pendahuluan. Pengolahan selanjutnya adalah
mengendapkan partikel-partikel halus kemudian lagi menetralisasinya. Demikian tingkatan
ini dilaksanakan sampai seluruh parameter pencemar dalam air buangan dapat dihilangkan.
Pengolahan air limbah biasanya menerapkan 3 tahapan proses yaitu pengolahan
pendahuluan (pre-treatment), pengolahan utama (primary treatment), dan pengolahan akhir
(post treatment). Pengolahan pendahuluan ditujukan untuk mengkondisikan alitan, beban
limbah dan karakter lainnya agar sesuai untuk masuk ke pengolahan utama. Pengolahan
utama adalah proses yang dipilih untuk menurunkan pencemar utama dalam air limbah.
Selanjutnya pada pengolahan akhir dilakukan proses lanjutan untuk mengolah limbah agar
sesuai dengan baku mutu yang ditetapkan.
Terdapat 3 (tiga) jenis proses yang dapat dilakukan untuk mengolah air limbah yaitu:
proses secara fisik, biologi dan kimia. Proses fisik dilakukan dengan cara memberikan
perlakuan fisik pada air limbah seperti menyaring, mengendapkan, atau mengatur suhu proses
dengan menggunakan alat screening, grit chamber, settling tank/settling pond, dll.
Proses biologi deilakukan dengan cara memberikan perlakuan atau proses biologi
terhadap air limbah seperti penguraian atau penggabungan substansi biologi dengan lumpur
aktif (activated sludge), attached growth filtration, aerobic process dan an-aerobic process.
Proses kimia dilakukan dengan cara membubuhkan bahan kimia atau larutan kimia pada air
limbah agar dihasilkan reaksi tertentu.
Untuk suatu jenis air limbah tertentu, ketiga jenis proses dan alat pengolahan tersebut
dapat diaplikasikan secara sendiri-sendiri atau dikombinasikan.
Pilihan mengenai teknologi pengolahan dan alat yang digunakan seharusnya dapat
mempertimbangkan aspek teknis, ekonomi dan pengelolaannya.
Limbah yang sudah diolah, sebaiknya jangan dibuang langsung ke sungai sebaiknya
dilihat terlebih dahulu karakteristik limbah tersebut supaya lingkungan tidak tercemar.
Pada pengolahan limbah padat, dimana limbah padat merupakan hasil buangan
industri yang berupa padatan, lumpur, atau bubur yang berasal dari proses pengolahan.
Sumber limbah padat dapat berasal dari pabrik gula, pulp, kertas, rayon, limbah nuklir,
pengawetan buah, ikan, dan daging. Biasanya secara garis besar limbah padat terdiri dari,
limbah yang mudah terbakar, yang sukar terbakar, yang mudah membusuk, lumpur,
radioaktif, dan lain-lain. Dampak dari adanya limbah padat ini dapat menimbulkan gas-gas
beracun seperti, asam sulfida, Amoniak, Methan, CO2, CO, dll. Gas-gas beracun ini akan
timbul apabila limbah ini ditimbun dan membusuk karena adanya mikroorganisme. Dan
apabila terjadi musim hujan dan kemarau akan terjadi proses pemecahan bahan organik oleh
bakteri penghancur dalam keadaan aerob/anaerob. Selain dapat menimbulkan gas beracun
juga dapat menurunkan kualitas udara. hal ini dikarenakan adanya sampah yang menumpuk
sehingga terjadi reaksi kimia yang apabila melebihi baku mutu dapat merugikan kehidupan
manusia.
Ada beberapa metode yang telah dikembangkan untuk penyederhanaan buangan gas.
Dasar pengembangan yang dilakukan adalah absorbsi, pembakaran, penyerap ion, kolam
netralisasi dan pembersihan partikel.
1) Pengolahan Limbah Gas B3
Pengolahan limbah gas B3 bisa dilakukan dengan cara diadsorpsi melalui media karbon
aktif seperti berikut :
Diagram pengolahan limbah gas
2) Pengolahan Limbah Cair B3
Jika limbah dalam keadaan keruh, pengolahan yang tidak spesifik dengan cara :
a) Koagulasi
b) Flokulasi
c) Sedimentasi
d) Sentrifugasi
e) Filtrasi
Sedang pengolahan yang spesifik menggunakan :
a) Pengendapan
b) Penetralan
c) Adsorpsi
d) Pertukaran ion
e) Biodegradasi
3) Pengolahan Limbah Padat B3
Cara pengolahan limbah B3 padat melalui tahapan berikut :
a) Pengumpulan bahan sejenis
b) Reuse
c) Recycle
d) Pengolahan
Untuk bahan organik dilakukan insenerasi dalam ruang khusus tanur pembakaran insenerator
agar terurai menjadi abu.
Insenerator
Selanjutnya untuk golongan senyawa anorganik dilakukan solidifikasi/stabilisasi yang
bertujuan untuk mengubah sifat fisik dan kimia limbah B3. Caranya dengan menambahkan
senyawa pengikat B3 agar pergerakan senyawa B3 ini terhambat atau terbatasi dan
membentuk massa monolit dengan struktur yang kekar.
Bahan-bahan yang digunakan untuk proses stabilisasi/solidifikasi ini berupa bahan
pencampur dan perekat.
Bahan pencampurnya antara lain :
gipsum
pasir
lempung
abu terbang.
Sedang bahan perekat/pengikatnya yaitu
semen
kapur
tanah liat dan lain-lain.
PEMBUANGAN LANGSUNG
Pembuangan akhir merupakan tempat yang disediakan untuk membuang sampah dari
semua hasil pengangkutan sampah untuk dibuang ke tempat penampungan atau pembuangan
sampah yang telah diolah agar tidak berbahaya bagi lingkungan. Prinsip pembuangan akhir
sampah adalah memusnahkan sampah domestik di suatu lokasi pembuangan akhir. Menurut
SNI 19-2454-2002 tentang Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan, secara umum
teknologi manajemen sampah dibedakan menjadi beberapa metode yaitu :
a) Metode Open Dumping
Merupakan sistem pengolahan sampah dengan hanya membuang/ menimbun sampah
disuatu tempat tanpa ada perlakukan khusus/ pengolahan sehingga sistem ini sering
menimbulkan gangguan pencemaran lingkungan.
b) Metode Controlled Landfill (Penimbunan terkendali)
Controlled Landfill adalah sistem open dumping yang diperbaiki yang merupakan sistem
pengalihan open dumping dan sanitary landfill yaitu dengan penutupan sampah dengan
lapisan tanah dilakukan setelah TPA ( penuh yang dipadatkan atau setelah mencapai periode
tertentu.
c) Metode Sanitary landfill (Lahan Urug Saniter)
Sistem pembuangan akhir sampah yang dilakukan dengan cara sampah ditimbun dan
dipadatkan, kemudian ditutup dengan tanah sebagai lapisan penutup.
d) Sampah menjadi Kompos
Sampah biologis, basah atau organik dapat dijadikan kompos dengan cara menimbun
sampah tersebut di tanah untuk jangka waktu tertentu hingga membusuk.
e) Untuk Pangan dan Makanan Ternak
Sampah yang berupa buah-buahan dan sayur-sayuran yang belum sepenuhnya rusak dapat
dijadikan makanan ternak atau binatang lain yang dikebang biakkan. Biasanya sampah sayur
dan buah banyak dijumpai di pasar-pasar tradisional berserakan di mana-mana.
f) Pulverisation
Pulverisation adalah metode pembuangan sampah langsung ke laut lepas setelah
dihancurkan menjadi potongan-potongan kecil.
Daftar Pustaka
Ardi, dimas. Manfaat Daur Ulang. http://dimas-lionheart.blogspot.com/2011/10/manfaat-
daur-ulang.html. (11 September 2012)
Endah. Daur Ulang. http://alamendah.wordpress.com/2011/01/22/pengertian-dan-proses-
daur-ulang/. (10 September 2012)
Fahamsyah, onny . 2009 Manajemen lingkungan dan sampah.
http://onnyfahamsyah.blogspot.com/2010/04/cara-menangani-limbah.html (12
Sept.2012)
Lansida. 2010. Pengelolaan Limbah. http://lansida.blogspot.com/2010/11/pengelolaan-
limbah.html (12 Sept. 2012)
Liskarsari. 2009. Pengolahan Limbah Secara Umum.
http://liskar.blog.com/2009/11/12/pengolahan-limbah-secara-umum/ (10 Sept. 2012)
Prabu, Putra. “Produksi Bersih (Cleaner Production).” Style Sheet
http://putraprabu.wordpress.com/2008/10/18/produk-bersih-cleaner-production/ (09
Sept. 2012)
Ramadhian, fendiaz. Makalah mengenai SAMPAH – 4R.
http://diazscript.wordpress.com/2010/06/15/mengapa-aku-dibuang-makalah-
mengenai-sampah/#more-1100 (10 September 2012)
Rantao, Ary. “Produksi Bersih.” Style Sheet.
http://green.kompasiana.com/polusi/2011/07/11/produksi-bersih/ (04 Sep. 2012)
Rul, didi. Produksi bersih. http://green.kompasiana.com/polusi/2011/07/11/produksi-bersih/.
(10 September 2012)
Utami, Sri. “Produksi Bersih.” Style Sheet.
http://sriutamisemangat.blogspot.com/2011/11/produksi-bersih.html (04 Sep. 2012)
Wahyuningsih, fajriatin. 2010. Manajemen dan Pengolahan Sampah Padat.
http://nuranimahabbah.wordpress.com/2012/04/02/pengelolaan-sampah-padat/. (12
Sept. 2012)
Top Related