Penganggaran
POLITEKNIK NEGERI MADIUNPOLITEKNIK NEGERI MADIUN
Rino Desanto W.
1
Penganggaran
PENDAHULUAN
Buku ajar Penganggaran ini membahas pembuatan rencana kegiatan yang
dinyatakan dalam ukuran keuangan. Penganggaran berperan penting di dalam
perencanaan, pengendalian, dan pembuatan keputusan. Rencana kegiatan ini akan
memberikan gambaran laba yang dikehendaki oleh perusahaan, besarnya
penjualan, sumber daya untuk produksi dan kas kas perusahaan di masa akan
datang, sehingga dapat digunakan sebagai landasan dalam pengambilan keputusan
alternatif yang terbaik.
Tujuan Instruksional Umum dari penulisan buku ajar ini adalah agar
mahasiswa mampu membuat rencana anggaran perusahaan. Tujuan Instruksional
Kusus meliputi:
A. Mahasiswa mampu meramalkan volume penjualan.
B. Mahasiswa mampu membuat anggaran penjualan.
C. Mahasiswa mampu membuat anggaran kebutuhan bahan baku.
D. Mahasiswa mampu membuat anggaran tenaga kerja langsung.
E. Mahasiswa mampu membuat anggaran biaya overhead pabrik (BOP)
F. Mahasiswa dapat menghitung standar harga pokok produk.
G. Mahasiswa mampu membuat anggaran biaya usaha.
H. Mahasiswa mampu membuat anggaran kas.
I. Mahasiswa mampu membuat anggaran piutang
J. Mahasiswa mampu membuat anggaran modal dan perencanaan laba.
Buku ajar ini berisi 10 bab, dimana:
Bab I, membahas ramalan penjualan, yaitu bagaimana membuat ramalan
volume penjualan pada tahun akan datang berdasarkan volume penjualan
beberapa tahun sebelumnya, agar nantinya perusahaan dapat membuat anggaran
penjualan.
Bab II, membahas anggaran penjualan, disini perusahaan dapat
memetakan besarnya volume penjualan baik dalam rupiah maupun dalam unit,
demikian juga untuk tiap jenis produk dan daerah penjualan.
2
Penganggaran
Bab III, membahas anggaran bahan baku, setelah mengetahui volume
penjualan akan datang, dengan memperhitungkan persediaan awal dan persediaan
akhir produk maka jumlah produksi dapat diketahui. Dengan demikian anggaran
bahan baku juga dapat dibuat. Anggaran pembelian bahan baku dapat dibuat
berdasarkan anggaran bahan baku dengan memperhitungkan persediaan awal dan
peersediaan akhir bahan baku.
Bab IV, membahas anggaran tenaga kerja langsung, pertama yang harus
dilakukan adalah menghitung anggaran jam tenaga kerja langsung terpakai,
dengan mengkalikan biaya per jamnya maka anggaran biaya tenaga kerja
langsung akan dapat diketahui.
Bab V, membahas anggaran biaya overhead pabrik (BOP), untuk dapat
menghitung biaya produksi selain diperlukan data biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja langsung juga data biaya overhead pabrik. Pada bab ini dikenalkan
unsur-unsur biaya overhead pabrik, dengan BOP tetap dan variabel.
Bab VI, membahas standar harga pokok produk, setelah unsur-unsur
standar harga pokok produk diketahui maka standar harga pokok produk masing-
masing jenis produk dapat dihitung. Anggaran biaya produksi dapat juga dihitung
dengan mengkalikan standar harga pokok masing-masing jenis produk dengan
volume masing-masing jenis produk yang diproduksi.
Bab VII, membahas anggaran biaya usaha, biaya usaha (operating
expenses) terdiri dari biaya penjualan dan biaya administrasi dan umum. Disini
digambarkan unsur-unsur biaya penjualan dan biaya administrasi.
Bab VIII, membahas anggaran kas, dari anggaran penjualan dapat dibuat
anggaran kas masuk. Tidak semua penjualan dalam bentuk tunai, ini berpengaruh
pada arus kas tiap periode penjualan, karena itulah perlu dibuat anggaran kas
masuk secara lebih rinci.
Bab IX, membahas anggaran piutang, karena penjualan tidak selalu dalam
bentuk tunai maka berakibat terjadinya piutang perusahaan. Piutang perusahaan
perlu juga dibuat secara rinci agar setiap periode penjualan dapat memberikan
gambaran riil jumlah piutang perusahaan.
3
Penganggaran
Bab X, membahas anggaran modal dan perencanaan laba, sebagai penutup
disajikan bab tentang anggaran modal dan perencanaan laba yang
menggambarkan bagaimana memelih investasi barang modal, dengan menghitung
NPV, IRR, PBP, dan bagaimana suatu usaha merencanakan perolehan laba.
4
Penganggaran
RAMALAN PENJUALAN 11Tujuan Instruksional Umum Bab ini adalah mahasiswa mampu
meramalkan volume penjulan. Sedangkan Tujuan Instruksional Khusus meliputi:
1. Mahasiswa mampu meramalkan volume penjualan dengan trend garis lurus.
2. Mahasiswa mampu meramalkan volume penjualan dengan trend garis
lengkung.
A. Ramalan Penjualan
Ramalan penjualan diperlukan perusahaan guna mengetahui unit
volume penjualan di masa akan datang. Dengan mengetahui unit volume
penjualan yang dapat dijual pada tahun akan datang perusahaan dapat
memperkirakan jumlah unit yang akan diproduksi sehingga dapat dihitung
kebutuhan bahan baku, kas, piutang dan sebagainya. Ramalan ini dapat
dipakai sebagai bahan evaluasi, sehingga diketahui apakah target penjualan
bisa terpenuhi atau sebaliknya melampaui target yang telah ditentukan. Dari
evalusi akan diketahui apakah rencana penjualan terlalu rendah atau terlalu
tinggi, atau memang telah terjadi hal-hal yang sifatnya insidentil.
Ramalan penjualan pada perusahaan yang baru berdiri dapat dilakukan
dengan mengamati perusahaan-perusahaan sejenis dengan tingkat investasi
tidak jauh berbeda. Pada perusahaan yang sudah lama berdiri ramalan
penjualan dapat dilakukan berdasarkan hasil penjualan tahun-tahun
sebelumnya. Cara ini akan memeberikan hasil lebih akurat, karena berdasar
pada hasil penjualan perusahaan sendiri yang tiap tahunnya telah dievaluasi.
5
Penganggaran
Tabel 1.1: Perusahaan Sirup Tiga RasaData Penjualan Perusahaan
Tahun 1988-2007
No Tahun Penjualan (000)
1 1988 200
2 1989 218
3 1990 242
4 1991 260
5 1992 280
6 1993 296
7 1994 318
8 1995 330
9 1996 338
10 1997 350
11 1998 360
12 1999 380
13 2000 408
14 2001 422
15 2002 442
16 2003 468
17 2004 492
18 2005 518
19 2006 540
20 2007 556
Dari data penjualan Perusahaan Sirup Tiga Rasa (untuk memudahkan
penghitungan/peramalan dibuat dalam ribuan) selama dua puluh tahun (table
1.1) kita lakukan ramalan penjualan dengan Trend Garis Lurus (metode
momen), persamaannya seperti di bawah ini:
6
Penganggaran
Tabel 1.2: Perusahaan Sirup Tiga RasaData Penjualan Perusahaan
Tahun 1988-2007No Th X Y X2 XY
1 88 0 200 0 0
2 89 1 218 1 218
3 90 2 242 4 484
4 91 3 260 9 780
5 92 4 280 16 1120
6 93 5 296 25 1480
7 94 6 318 36 1908
8 95 7 330 49 2318
9 96 8 338 64 2704
10 97 9 350 81 3150
11 98 10 360 100 3600
12 99 11 380 121 4180
13 00 12 408 144 4896
14 01 13 422 169 5486
15 02 14 442 196 6188
16 03 15 468 225 7020
17 04 16 492 256 7872
18 05 17 518 289 8806
19 06 18 540 324 9720
20 07 19 556 361 10564
∑ 190 7418 2470 82486
7
Y = a + b X (untuk sebarang nilai x)
Dimana: ∑y = n a + b∑x
∑xy = a∑x + b ∑x2
Penganggaran
Pada Trend Garis lurus (sebarang nilai X), X dimulai dari nol sampai
dengan 19 dan Y adalah penjualan selama tahun 1988 sampai dengan 2007
(table 1.2). Dari table 1.2 diperoleh:
∑y = n a + b∑x : 7418 = 20 a + 190 b 70471 = 190 a + 1805 b
∑xy = a∑x + b ∑x2 : 82486 = 190 a + 2470 b 82486 = 190 a + 2470 b 12015 = 665 b
b = 18,0676
a = (70471 – 32612,018) / 190 = 199,2578
Y = 199,2578 + 18,0676 X
Prediksi penjualan tahun 2008: 199,2578 + 18,0676 (20) = 560,6098
Trend garis lurus diatas adalah dengan metode momen, sedangkan
trend garis lurus dengan motode kuadrat terkecil:
b = ( n ∑xy - ∑x ∑y ) / { n ∑x2 - ( ∑x )2 }
a = ( ∑y / n) – b ( ∑x / n )
Menggunakan metode momen maupun kuadrat terkecil akan
menghasilkan persamaan dengan konstanta dan koefisien yang sama.
Dengan trend garis lurus motode kuadrat terkecil
b = (20 . 82486 – 190 . 7418) / {20 . 2470 - ( 190 )2 }= 18,0676
a = (7418 / 20) – 18,0676 (190 / 20) = 199,2578
Y = 199,2578 + 18,0676 X
Tabel 1.3: Perusahaan Sirup Tiga RasaData Penjualan
Tahun 1988-2007
No Th X Y X2 XY X2Y X4
1 88 -19 200 361 -3800 72200 130321
2 89 -17 218 289 -3706 63002 83521
3 90 -15 242 225 -3630 54450 50625
4 91 -13 260 169 -3380 43940 28561
5 92 -11 280 121 -3080 33880 14641
6 93 -9 296 81 -2664 23976 6561
7 94 -7 318 49 -2226 15582 2401
8
Penganggaran
8 95 -5 330 25 -1650 8250 625
9 96 -3 338 9 -1014 3042 81
10 97 -1 350 1 -350 350 1
11 98 1 360 1 360 360 1
12 99 3 380 9 1140 3420 81
13 00 5 408 25 2040 10200 625
14 01 7 422 49 2954 20678 2401
15 02 9 442 81 3978 35802 6561
16 03 11 468 121 5148 56628 14641
17 04 13 492 169 6396 83148 28561
18 05 15 518 225 7770 116550 50625
19 06 17 540 289 9180 156060 83521
20 07 19 556 361 10564 200716 130321
∑ 0 7418 2660 24030 1002234 634676
Untuk trend garis lurus dimana ∑x = 0 dapat dihitung dengan
menggunakan table 1.3. Persamaannya seperti di bawah ini:
Sehingga a = ∑y / n a = 7418 / 20 = 370,9
b = ∑xy / ∑x2 b = 24030 / 2660 =9,0338
Untuk trend garis lurus : Y = 370,9 + 9,0338 X
Prediksi penjualan tahun 2008 : 370,9 + 9,0338 (21) = 560,6098
Pada trend garis lurus baik menggunakan sebarang X maupun
menggunakan ∑x = 0 hasil prediksinya sama (Penjualan tahun 2008 sebesar
560,6098).
9
Y = a + b X (untuk ∑x = 0)
Dimana : a = ∑y / n dan b = ∑xy / ∑x2
Penganggaran
Sekarang kita akan membandingkan trend garis lurus dengan trend
garis lengkung. Pada Trend Garis Lengkung, persamaannya seperti di bawah
ini:
Dengan menggunakan table 3 diperoleh:
b = 24030 / 2660 = 9,0338
∑y = n a + c ∑x2
7418 = 20 a + 2660 c 986594 = 2660 a + 353780 c
∑x2y = a∑x2 + c ∑x4
1002234 = 2660 a + 634676 c 1002234 = 2660 a + 634676 c 15640 = 280896 c
c = 0,0557
a = (7418 – 148,162) / 20 = = 363,4919
Untuk trend garis lengkung : Y = 363,4919 + 9,0338 X + 0,0557 X2
Prediksi penjualan tahun 2008 : 363,4919 + 9,0338 (21) + 0,0557
(21)2 = 577,7654 atau 578 (dibulatkan). Karena data penjualan dalam ribuan
maka 578 x 1.000 = 578.000 botol
Kesimpulannya, trend garis lengkung memberikan hasil ramalan lebih
baik dari pada trend garis lurus, terlihat dari prediksi penjualan tahun 2008
dimana pada trend garis lengkung sebesar 577,7654 sedangkan pada trend garis
lurus sebesar 560,6098. Angka 577,7654 lebih mendekati pertumbuhan penjualan
tahun-tahun sebelumnya. Tahun 2004 tumbuh 5,13%, tahun 2005 tumbuh 5,28%,
tahun 2006 tumbuh 4,25%, tahun 2007 tumbuh 2,96%, tahun 2008 tumbuh
3,91%. Sedangkan angka 560,6098 memperlihatkan pertumbuhan 0,829%, jauh
lebih kecil dari angka partumbuhan penjualan tahun-tahun sebelumnya.
10
Y = a + b X + c X2 (dengan syarat ∑x = 0)
Dimana : ∑y = n a + c ∑x2
∑xy = b ∑x2
∑x2y = a∑x2 + c ∑x4
Penganggaran
B. Rangkuman
Dengan data volume penjualan beberapa tahun sebelumnya maka
perusahaan dapat meramalkan volume penjualan tahun akan datang baik
dengan trend garis lurus maupun trend garis lengkung.
Trend garis lengkung memberikan hasil ramalan lebih baik dari pada
trend garis lurus. Namun pada trend garis lurus lebih mudah dan cepat
pengerjaannya dari pada trend garis lengkung.
Ramalan ini juga dapat dipakai sebagai bahan evaluasi. Dari evalusi
akan diketahui apakah rencana penjualan terlalu rendah atau terlalu tinggi,
atau memang telah terjadi hal-hal yang sifatnya insidentil.
C. Latihan
Dari data penjualan di bawah ini, hitunglah penjualan (dalam unit) Bulan
Januari 2008 dengan menggunakan trend garis lurus dan trend garis lengkung.
Penjualan Jan – Des 2007
No Bulan Penjualan(Unit)
1 Januari 1.500
2 Februari 1.600
3 Maret 1.650
4 April 1.650
5 Mei 1.700
6 Juni 1.500
7 Juli 1.600
8 Agustus 1.400
9 September 1.700
10 Oktober 1.500
11 November 1.500
12 Desember 1.600
11
Penganggaran
ANGGARAN PENJUALAN 22Tujuan Instruksional Umum Bab ini adalah mahasiswa mampu membuat
anggaran penjualan. Sedangkan Tujuan Instruksional Khusus meliputi:
1. Mahasiswa mampu memetakan penjualan secara detil.
2. Mahasiswa mampu membuat anggaran penjualan baik dalam unit maupun
dalam rupiah.
A. Anggaran Penjualan
Dari hasil ramalan penjualan Perusahaan Sirup Tiga Rasa ditetapkan
rencana penjualan sebesar 578.000 botol. Berdasarkan pengalaman tahun-
tahun sebelumnya diperkirakan perusahaan mampu menjual tiap triwulannya
dalam persentase seperti pada table 2.1.
Tabel 2.1: Perusahaan Sirup Tiga RasaPerkiraan Penjualan
Tahun 2008
Triwulan (Dalam %) SetahunI II III IV23 24 27 26 100
Tabel 2.2: Perusahaan Sirup Tiga Rasa Harga Jual Per Botol
Tahun 2008
Jenis Sirup Madiun(Rp)
Ngawi(Rp)
Taksiran Distribusi
PenjKeterangan
Sirup jeruk 5.000 6.000 50% Penjualan Daerah Madiun dan Ngawi dengan Perbandingan 2 : 1
Sirup
Mangga
6.000 7.500 30%
Sirup Jambu 5.000 6.000 20%
12
Penganggaran
Untuk memudahkan penghitungan sementara jumlah botol dibuat
dalam ribuan yaitu 578 botol.
Bila penjualan antara Madiun dengan Ngawi berbanding 2 : 1 (table
2.2) maka:
Penjualan di Madiun : 2/3 x 578 = 385 botol
Madiun : Sirup Jeruk 50% x 385 = 192 botol
Sirup Mangga 30% x 385 = 116 botol
Sirup Jambu 20% x 385 = 77 botol
Penjualan di Madiun berjumlah 385 botol, terdiri dari192 botol Sirup
Jeruk, 116 botol Sirup Mangga dan 77 botol Sirup Jambu.
Penjualan di Ngawi : 1/3 x 578 = 193 botol
Ngawi : Sirup Jeruk 50% x 193 = 96 botol
Sirup Mangga 30% x 193 = 58 botol
Sirup Jambu 20% x 193 = 39 botol
Penjualan di Ngawi berjumlah 193 botol, terdiri dari 96 botol Sirup
Jeruk, 58 botol Sirup Mangga dan 39 botol Sirup Jambu.
Tiap triwulan persentase penjualan ternyata tidak sama (table 1.1),
triwulan I 23%, triwulan II 24%, triwulan III 27%, sedangkan triwulan IV
26%. Sehingga besarnya penjualan baik dalam botol maupun rupiah, di
Madiun maupun di Ngawi, sesuai dengan jenis sirup masing-masing dapat
dirinci seperti di bawah ini.
Triwulan I :
Madiun :
Sirup Jeruk 23% x 192 = 44 botol x 5.000 = 220.000
Sirup Mangga 23% x 116 = 27 botol x 6.000 = 162.000
Sirup Jambu 23% x 77 = 18 botol x 5.000 = 90.000
Jumlah 89 botol Rp 472.000
13
Penganggaran
Ngawi :
Sirup Jeruk 23% x 96 = 22 botol x 6.000 = 132.000
Sirup Mangga 23% x 58 = 13 botol x 7.500 = 97.500
Sirup Jambu 23% x 39 = 9 botol x 6.000 = 54.000
Jumlah 44 botol Rp 283.500
Triwulan II :
Madiun :
Sirup Jeruk 24% x 192 = 46 botol x 5.000 = 230.000
Sirup Mangga 24% x 116 = 28 botol x 6.000 = 168.000
Sirup Jambu 24% x 77 = 18 botol x 5.000 = 90.000
Jumlah 92 botol Rp 488.000
Ngawi :
Sirup Jeruk 24% x 96 = 23 botol x 6.000 = 138.000
Sirup Mangga 24% x 58 = 14 botol x 7.500 = 105.000
Sirup Jambu 24% x 39 = 9 botol x 6.000 = 54.000
Jumlah 46 botol Rp 297.000
Triwulan III:
Madiun :
Sirup Jeruk 27% x 192 = 52 botol x 5.000 = 260.000
Sirup Mangga 27% x 116 = 31 botol x 6.000 = 186.000
Sirup Jambu 27% x 77 = 21 botol x 5.000 = 105.000
Jumlah 104 botol Rp 551.000
Ngawi :
Sirup Jeruk 27% x 96 = 26 botol x 6.000 = 156.000
Sirup Mangga 27% x 58 = 16 botol x 7.500 = 120.000
Sirup Jambu 27% x 39 = 11 botol x 6.000 = 66.000
Jumlah 53 botol Rp 342.000
14
Penganggaran
Triwulan IV :
Madiun :
Sirup Jeruk 26% x 192 = 50 botol x 5.000 = 250.000
Sirup Mangga 26% x 116 = 30 botol x 6.000 = 180.000
Sirup Jambu 26% x 77 = 20 botol x 5.000 = 100.000
Jumlah 100 botol Rp 530.000
Ngawi :
Sirup Jeruk 26% x 96 = 25 botol x 6.000 = 150.000
Sirup Mangga 26% x 58 = 15 botol x 7.500 = 112.500
Sirup Jambu 26% x 39 = 10 botol x 6.000 = 60.000
Jumlah 50 botol Rp 322.500
Jumlah 578 botol Rp 3.286.000
Dari perhitungan tiap triwulan dapat dirangkum dalam satu tabel (table
2.3) seperti di bawah ini.
Tabel 2.3: Perusahaan Sirup Tiga RasaAnggaran Penjualan
Tahun 2008
Daerah Penjualan
TRIWULAN Setahun (000)I (000) II (000) III (000) IV (000)
Jenis Sirup Bt Rp Bt Rp Bt Rp Bt Rp Bt RpMadiun:Sirup jeruk 44 220.000 46 230.000 52 260.000 50 250.000 192 960.000
Sirup Mangga 27 162.000 28 168.000 31 186.000 30 180.000 116 696.000
Sirup Jambu 18 90.000 18 90.000 21 105.000 20 100.000 77 385.000
Total I 89 472.000 92 488.000 104 551.000 100 530.000 385 2.041.000
Ngawi:Sirup jeruk 22 132.000 23 138.000 26 156.000 25 150.000 96 576.000
Sirup Mangga 13 97.500 14 105.000 16 120.000 15 112.500 58 435.000
Sirup Jambu 9 54.000 9 54.000 11 66.000 10 60.000 39 234.000
Total II 44 283.500 46 297.000 53 342.000 50 322.500 193 1.245.000
Total I + II 133 755.500 138 785.000 157 893.000 150 852.500 578 3.286.000
15
Penganggaran
Dengan demikian diketahui besarnya penjualan dalam satu tahun Rp.
3.286.000.000,-
B. Rangkuman
Dengan membuat anggaran penjualan maka dapat dipetakan ke daerah
mana saja produk akan dijual, berapa volume penjualan baik dalam unit
maupun rupiah, harga jual per produk, berapa banyak banyak dijual per
triwulan dan dalam satu tahunnya dan sebagainya.
C. Latihan
Perusahaan asesori, tahun 2008 merencanakan menjual empat produk
ke Madiun, Ponorogo dan Megetan. Penjualan tiap bulan semester pertama
untuk produk A, 300 unit @ Rp 5.000,- ; produk B 450 unit @ Rp. 4.500,- ;
produk C 240 unit @ Rp. 6.000,- dan produk D 180 unit Rp. 5.500,-.
Penjualan tiap bulan semester kedua untuk produk A, 200 unit @ Rp
4.000,- ; produk B 400 unit @ Rp. 4500,- ; produk C 270 unit @ Rp. 6.500,-
dan produk D 200 unit Rp. 6.500,-.
Diminta: buatlah rencana penjualan untuk tahun 2008!
16
Penganggaran
ANGGARAN BAHAN BAKU 33Tujuan Instruksional Umum Bab ini adalah mahasiswa mampu membuat
anggaran bahan baku. Sedangkan Tujuan Instruksional Khusus meliputi:
1. Mahasiswa mampu membuat anggaran bahan baku utama baik dalam unit
maupun rupiah.
2. Mahasiswa mampu membuat anggaran bahan tambahan baik dalam unit
maupun rupiah.
A. Anggaran Bahan Baku
Rencana penjualan tahun 2008 Perusahaan Sirup Tiga Rasa 578 botol
(tabel 2.3) terdiri dari 288 botol sirup jeruk (Ngawi: 192 botol, Madiun: 96
botol), 174 botol sirup mangga (Ngawi: 116 botol, Madiun: 58 botol) dan 116
botol sirup jambu (Ngawi: 77 botol, Madiun: 39 botol). Persediaan awal dan
persediaan sirup terlihat seperti pada tabel 3.1. Karena persediaan awal tidak
sama dengan persediaan akhir maka jumlah produksi tidak sama dengan
jumlah penjualan yang direncanakan.
Tabel 3.1: Perusahaan Sirup Tiga RasaPersediaan Sirup (Botol)
Tahun 2008
JenisSirup
Rencana Penjualan
(000)
Persediaan Awal(000)
Persediaan Akhir(000)
Rencana Produksi
(000)Jeruk 288 60 70 298
Mangga 174 40 45 179
Jambu 116 25 30 121
Jumlah 578 125 145 598
17
Penganggaran
Untuk menghitung berapa botol masing-masing jenis sirup yang
diproduksi tiap triwulan digunakan persentase penjualan triwulan I 23%,
triwulan II 24%, triwulan III 27%, sedangkan triwulan IV 26%.
Triwulan I :
Sirup Jeruk 23% x 298 = 69 botol
Sirup Mangga 23% x 179 = 41 botol
Sirup Jambu 23% x 121 = 28 botol
138 botol
Triwulan II :
Sirup Jeruk 24% x 298 = 72 botol
Sirup Mangga 24% x 179 = 43 botol
Sirup Jambu 24% x 121 = 29 botol
144 botol
Triwulan III :
Sirup Jeruk 27% x 298 = 80 botol
Sirup Mangga 27% x 179 = 48 botol
Sirup Jambu 27% x 121 = 33 botol
161 botol
Triwulan IV :
Sirup Jeruk 26% x 298 = 77 botol
Sirup Mangga 26% x 179 = 47 botol
Sirup Jambu 26% x 121 = 31 botol
155 botol
Dari perhitungan rencana produksi tiap triwulan untuk masing-masing
jenis sirup di atas dikalikan dengan pemakaian gula dan bahan tambahan pada
table 3.2, diperoleh anggaran bahan baku yang dipakai dalam unit selama
tahun 2008 (table 3.3).
18
Penganggaran
Tabel 3.2: Perusahaan Sirup Tiga RasaStandar Bahan Baku Dipakai Per Botol Sirup
Tahun 2008
JenisSirup
Gula Bahan Tambahan Biaya Bahan
Baku/BotolOns Harga Jumlah Ons Harga Jumlah
Jeruk 2 600 1.200 2 1.000 2.000 3.200
Mangga 1 600 600 2 1.000 2.000 2.600
Jambu 3 600 1.800 1 1.000 1.000 2.800
Tabel 3.3: Perusahaan Sirup Tiga RasaAnggaran Bahan Baku Dipakai Dalam Unit
Tahun 2008
TriWulan
JenisSirup
Produksi (000)
Gula (000) Bhn Tambahan (000)
Standar Jumlah Standar JumlahBotol Ons Ons Ons Ons
I Jeruk 69 2 138 2 138
Mangga 41 1 41 2 82
Jambu 28 3 84 1 28
Jumlah 138 263 248
II Jeruk 72 2 144 2 144
Mangga 43 1 43 2 86
Jambu 29 3 87 1 29
Jumlah 144 274 259
III Jeruk 80 2 160 2 160
Mangga 48 1 48 2 96
Jambu 33 3 99 1 33
Jumlah 161 307 289
IV Jeruk 77 2 154 2 154
Mangga 47 1 47 2 94
Jambu 31 3 93 1 31Jumlah 155 294 279Setahun 598 1.138 1.075
19
Penganggaran
Kebutuhan bahan baku gula dan bahan tambahan tiap triwulan telah
diketahui, bila dikalikan dengan harga tiap unit bahan pada tabel 3.2 akan
diperoleh anggaran biaya bahan baku (tabel 3.4).
Tabel 3.4: Perusahaan Sirup Tiga RasaAnggaran Biaya Bahan Baku
Tahun 2008
TriWulan
Gula Bahan Tambahan Jumlah Biaya Bhn Baku (000)
Unit(Ons, 000)
Standar Harga/
Ons
Biaya Bhn Baku (000)
Unit(Ons, 000)
Standar Harga/Ons
Biaya Bhn Baku (000)
I 263 600 157.800 248 1.000 248.000 405.800
II 274 600 164.400 259 1.000 259.000 423.400
III 307 600 184.200 289 1.000 289.000 473.200
IV 294 600 176.400 279 1.000 279.000 455.400
Setahun 1.138 600 682.800 1.075 1.000 1.075.000 1.757.800
Biaya bahan baku tahun 2008 telah diketahui sebesar Rp.
1.757.800.000,-. Besarnya biaya bahan baku untuk produksi tersebut tidak
berarti mencerminkan besarnya biaya pembelian bahan baku, karena besarnya
bahan baku yang dibeli selain didasarkan jumlah produksi juga
memperhitungkan persediaan awal dan persediaan akhir bahan baku pada
tahun tersebut (tabel 3.5).
Tabel 3.5: Perusahaan Sirup Tiga RasaPersediaan Bahan Baku Perusahaan
Tahun 2008
TriWulan
Gula Bahan TamahanKebutuhan Produksi
(Ons, 000)
Persediaan Awal
(Ons, 000)
Persediaan Akhir
(Ons, 000)
Kebutuhan Produksi
(Ons, 000)
Persediaan Awal
(Ons, 000)
Persediaan Akhir
(Ons, 000)I 263 61 63 248 53 55
II 274 63 65 259 55 68
III 307 65 66 289 68 61
IV 294 66 55 279 61 52
20
Penganggaran
Jumlah bahan baku yang dibeli tiap triwulan dapat dihitung sebagai
berikut:
Bahan Baku Gula:
Triwulan I : 263 - 61 + 63 = 265 Ons
Triwulan II : 274 - 63 + 65 = 276 Ons
Triwulan III : 307 - 65 + 66 = 308 Ons
Triwulan IV : 294 - 66 + 55 = 283 Ons
Jumlah: 1.132 Ons
Bahan Baku Bahan Tambahan:
Triwulan I : 248 - 53 + 55 = 250 Ons
Triwulan II : 259 - 55 + 68 = 272 Ons
Triwulan III : 289 - 68 + 61 = 282 Ons
Triwulan IV : 279 - 61 + 52 = 270 Ons
Jumlah: 1.074 Ons
Kebutuhan bahan baku gula dan bahan tambahan masing-masing
triwulan dalam unit (ons) telah dihitung. Sekarang jumlah unit pemakaian
bahan baku dikalikan dengan standar harga per ons, hasilnya terlihat pada
tabel 3.6. Hasilnya anggaran pembelian bahan baku tahun 2008 sebesar Rp
1.753.200.000,-.
Tabel 3.6: Perusahaan Sirup Tiga Rasa Anggaran Pembelian Bahan Baku
Tahun 2008TriWulan
Gula Bahan Tamahan Jumlah Pembelian Bhn Baku
Unit(Ons)
Standar Harga/
Ons
Pembelian Bhn Baku
Unit(Ons)
Standar Harga/
Ons
Pembelian Bhn Baku
I 265.000 600 159.000.000 250.000 1.000 250.000.000 409.000.000
II 276.000 600 165.600.000 272.000 1.000 272.000.000 437.600.000
III 308.000 600 184.800.000 282.000 1.000 282.000.000 466.800.000
IV 283.000 600 169.800.000 270.000 1.000 270.000.000 439.800.000
Setahun 1.132.000 600 679.200.000 1.074.000 1.000 1.074.000.000 1.753.200.000
21
Penganggaran
B. Rangkuman
Bahan baku merupakan salah satu unsur biaya produksi. Dengan
dibuatnya anggaran bahan baku, maka kebutuhan baku gula dan bahan
tambahan per triwulan bisa diproyeksikan baik dalam unit maupun rupiah.
Demikian juga dengan pembelian bahan baku yang akan dibeli dapat
diproyeksikan setelah memperhitungkan persediaan awal dan persediaan akhir
bahan baku dalam unit dan dalam rupiah. Sehingga besarnya dana yang akan
digunakan untuk pembelian bahan baku per triwulan juga dapat dipetakan.
C. Latihan 3.1:
PT. Citra tahun 2008 merencanakan produksi
Triwulan I 110.000 Unit
Triwulan II 111.000 Unit
Triwulan III 112.000 Unit
Triwulan IV 113.000 Unit
Bahan baku standar per unit produk :
Bahan baku A 0.2 kg @ 1.000
Bahan baku B 0.1 kg @ 1.500
Persediaan bahan baku awal januari (Triwulan I) 2008:
Bahan baku A 150 kg
Bahan baku B 120 kg
Persediaan bahan baku akhir direncanakan:
Triwulan I Bahan Baku A 160 kg
Bahan Baku B 120 kg
Triwulan II Bahan Baku A 140 kg
Bahan Baku B 130 kg
Triwulan III Bahan Baku A 150 kg
Bahan Baku B 140 kg
Triwulan IV Bahan Baku A 130 kg
Bahan Baku B 110 kg
22
Penganggaran
Diminta: Hitunglah Anggaran Biaya Bahan Baku dan Anggaran Pembelian
Bahan Baku!
Jawab:
Anggaran Biaya Bahan Baku dan Anggaran Pembelian Bahan Baku
Keteranga
n
Harga / kg
Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Setahun BahanKg Rp 000 Kg Rp 000 Kg Rp 000 Kg Rp 000 Kg Rp 000
Biaya bhn baku
1.000 22.000 22.000 22.200 22.200 22.400 22.400 22.600 22.600 89.200 89.200 A
1.500 11.000 16.500 11.100 16.650 11.200 16.800 11.300 16.950 44.600 66.900 B
Jumlah 33.000 38.500 33.300 38.850 33.600 39.200 33.900 39.550 133.800 156.100
Persd akhir bhn baku
1.000 160 160 140 140 150 150 130 130 580 580 A
1.500 120 180 130 195 140 210 110 165 500 750 B
Jumlah` 280 340 270 335 290 360 240 295 1.080 1.330
Persd awal bhn baku
1.000 150 150 160 160 140 140 150 150 600 600 A
1.500 120 180 120 180 130 195 140 210 510 765 B
Jumlah 270 330 280 340 270 335 290 360 1.110 1.365
Pembl bhn baku
1.000 22.010 22.010 22.180 22.180 22.410 22.410 22.580 22.580 89.180 89.180 A
1.500 11.000 16.500 11.110 16.665 11.210 16.815 11.270 16.905 44.590 66.885 B
33.010 38.510 33.290 38.845 33.620 39.225 33.850 39.485 133.770 156.065
Latihan 3.2:
Sebuah Perusahaan Asesori “Lina Jaya” merencakan menyusun
anggaran dengan data seperti dibawah ini :
Rencana Penjualan Tahun 2008
No Bulan Produk I(Unit)
Produk II(Unit)
1 Januari 3.000 2.800
2 Februari 3.200 2.900
3 Maret 3.300 3.000
4 April 3.300 3.000
5 Mei 3.400 3.200
6 Juni 3.000 3.100
7 Juli 3.200 3.200
8 Agustus 2.800 2.600
23
Penganggaran
9 September 3.400 3.200
10 Oktober 3.000 3.100
11 November 3.000 3.100
12 Desember 3.200 3.300
Persediaan awal tahun Produk I : 800 Unit
Persediaan akhir tahun Produk I : 750 Unit
Persediaan awal tahun Produk II : 900 Unit
Persediaan akhir tahun Produk II : 600 Unit
Tingkat Penggunaan Bahan:
Produk Bahanu v w x
I 5 3 - 4
II 4 - 6 5
Harga Bahan Baku
Bahan Rp/Unitu 1100
v 1000
w 1200
x 3000
Tingkat Persediaan Bahan
Persediaan Bahanu (Unit) v (Unit) w (Unit) x (Unit)
Awal 7.000 4.200 6.000 7.200
Akhir 6.400 4.000 5.600 4.800
Diminta : Hitunglah anggaran biaya bahan baku dan anggaran pembelian bahan baku!
24
Penganggaran
Jawab:
Rencana Produksi
Keterangan Produk I (Unit)
Produk II (Unit)
Penjualan 37.800 36.500
Persediaan akhir 750 600
Produk yang harus tersedia 38.550 37.100
Persediaan awal 800 900
Produksi 37.750 36.200
Kebutuhan Bahan Baku Untuk Produksi (Unit)
Produk Unit u v w x
I 37.750 188.750 113.250 - 151.000
II 36.200 144.800 - 217.200 181.000
Jumlah 333.550 113.250 217.200 332.000
Anggaran Biaya Bahan Baku
Bahan Baku Unit Harga/Unit Total
u 333.550 1.100 366.905.000
v 113.250 1.000 113.250.000
w 217.200 1.200 260.640.000
x 332.000 3.000 996.000.000
Jumlah 1.736.795.000
Anggaran Pembelian Bahan Baku
JenisBahan
Produksi Persd Awal
Persd Akhir
Pembelian Hrg/Unit Total Pemb
Unit Unit Unit Unit Rp Rpu 333.550 7.000 6.400 332.950 1.100 366.245.000
v 113.250 4.200 4.000 113.050 1.000 113.050.000
w 217.200 6.000 5.600 216.800 1.200 260.160.000
x 332.000 7.200 4.800 329.600 3.000 988.800.000
25
Penganggaran
Total 1.728.255.000
ANGGARAN TENAGA KERJA LANGSUNG 44
Tujuan Instruksional Umum Bab ini adalah mahasiswa mampu membuat
anggaran bahan baku. Sedangkan Tujuan Instruksional Khusus meliputi:
1. Mahasiswa mampu membuat anggaran tenaga kerja langsung dalam jam.
2. Mahasiswa mampu membuat anggaran tenaga kerja langsung dalam rupiah.
A. Anggaran Tenaga Kerja Langsung
Standar jam tenaga kerja langsung untuk membuat satu botol sirup
ditentukan 0,1 jam, dan standar tarif upah tenaga kerja langsung ditentukan
Rp. 5.000 / jam. Dengan demikian standar tenaga kerja langsung untuk
membuat satu botol sirup = 0,1 x 5.000 = 500. Pada tabel 4.1 dirinci secara
detil jumlah jam yang dibutuhkan untuk memproduksi sirup dari semua jenis
sirup tiap triwulan selama satu tahun.
Dengan mengkalikan jumlah botol terhadap standart jam tenaga kerja
langsung (0.1 jam) diperoleh Anggaran Jam Tenaga Kerja Langsung Terpakai
selama tahun 2008 sebessar 59.800 jam, dimana selama satu tahun sirup jeruk
membutuhkan 29.800 JTKLT, sirup mangga 17.900 JTKLT, sedangkan untuk
sirup jambu membutuhkan 12.100 JTKLT .
Tabel 4.1: Perusahaan Sirup Tiga RasaAnggaran Jam Tenaga Kerja Langsung Terpakai
Tiap Triwulan Pada Tahun 2008
Triwulan
Sirup Jeruk Sirup Mangga Sirup Jambu TotalBt Jam Bt Jam Bt Jam Bt Jam
I 69.000 6.900 41.000 4.100 28.000 2.800 138.000 13.800
II 72.000 7.200 43.000 4.300 29.000 2.900 144.000 14.400
III 80.000 8.000 48.000 4.800 33.000 3.300 161.000 16.100
IV 77.000 7.700 47.000 4.700 31.000 3.100 155.000 15.500
26
Penganggaran
Setahun 298.000 29.800 179.000 17.900 121.000 12.100 598.000 59.800
Anggaran Jam Tenaga Kerja Langsung Terpakai telah diketahui. Sekarang
JTKLT kita kalikan dengan standar tarif upah tenaga kerja langsung Rp. 5.000 /
jam. Dengan demikian akan terlihat secara rinci seperti pada tabel 4.2 Anggaran
Biaya Tenaga Kerja Langsung selama tahun 2008, tiap triwulan dan setiap jenis
sirup, dengan total Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung selama satu tahun
sebesar Rp. 299.000.000,-
Tabel 4.2: Perusahaan Sirup Tiga RasaAnggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung
Tiap Triwulan Pada Tahun 2008
Triwulan Sirup Jeruk Sirup Mangga Sirup Jambu TotalJam Rp(000) Jam Rp(000) Jam Rp(000) Jam Rp(000)
I 6.900 34.500 4.100 20.500 2.800 14.000 13.800 69.000
II 7.200 36.000 4.300 21.500 2.900 14.500 14.400 72.000
III 8.000 40.000 4.800 24.000 3.300 16.500 16.100 80.500
IV 7.700 38.500 4.700 23.500 3.100 15.500 15.500 77.500
Setahun 29.800 149.000 17.900 89.500 12.100 60.500 59.800 299.000
B. Rangkuman
Selain bahan baku, unsur lain dari biaya produksi adalah biaya tenaga
kerja langsung. Dengan dibuatnya anggaran biaya tenaga kerja langsung maka
dapat dipetakan berapa jam waktu yang dibutuhkan untuk membuat setiap
jenis produk setiap triwulannya. Demikian juga dana yang dibutuhkan untuk
membayar biaya tenaga kerja langsung setiap trisulannya dapat diketahui.
C. Latihan 4.1:
Perusahaan Asesori “ Lina Jaya” merencakan menyusun anggaran
dengan data seperti pada Latihan 3.2:
Rencana Produksi
Keterangan Produk I (Unit)
Produk II (Unit)
27
Penganggaran
Penjualan 37.800 36.500
Persediaan akhir 750 600
Produk yang harus tersedia 38.550 37.100
Persediaan awal 800 900
Produksi 37.750 36.200
Data untuk tenaga kerja langsung:
Produk I /Unit membutuhkan 1,5 JKL (Jam Kerja Langsung)
Produk II/Unit membutuhkan 1,25 JKL (Jam Kerja Langsung)
Upah Tenaga Kerja Langsung: Rp 5.500/Jam
Diminta : Hitung anggaran tenaga kerja langsung!
Jawab:Biaya Tenaga Kerja Langsung
Produk Unit JKL/Unit Jumlah JKL
Upah/JKL(Rp)
Biaya T. Kerja Langsung (Rp)
I 37.750 1,5 56.625 5.500 311.437.500
II 36.200 1,25 45.250 5.500 248.875.000
Jumlah 101.875 5.500 560.312.500
Latihan 4.2:
PT. Cahaya Rahayu bermaksud menyusun anggaran dengan data
seperti di bawah ini:
PT Cahaya RahayuANGGARAN PRODUKSITahun 2008 (Dalam Unit)
Keterangan Produk A Produk B Produk C Jumlah
Penjualan 29.000 20.000 48.000 97.000
Persediaan Akhir 7.000 10.000 16.000 33.000
Produk Siap
Dijual
36.000 30.000 64.000 130.000
28
Penganggaran
Persediaan Awal 6.000 8.000 14.000 28.000
Produksi 30.000 22.000 50.000 102.000
Standar Jam Kerja
Jenis Produk Dept I Dept II Dept III
Produk A 2 jam kerja 1 jam kerja 4 jam kerja
Produk B 2 jam kerja 1 jam kerja 2 jam kerja
Produk C 1 jam kerja 2 jam kerja 3 jam kerja
Upah Per Jam Kerja
Departemen I 7.000
Departemen II 4.000
Departemen III 8.000
Diminta : Hitunglah Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung Departemen I,
II, dan III!
Jawab:
PT Cahaya RahayuANGGARAN BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG
Tahun 2008 (Dalam Unit)
Keterangan Departemen JumlahI II III
Produk A:
30.000 x 2 jam 60.000 jam 60.000 jam
30.000 x 1 jam 30.000 jam 30.000 jam
30.000 x 4 jam 120.000 jam 120.000 jam
Produk B:
22.000 x 2 jam 44.000 jam 44.000 jam
22.000 x 1 jam 22.000 jam 22.000 jam
22.000 x 2 jam 44.000 jam 44.000 jam
Produk C:
29
Penganggaran
50.000 x 1 jam 50.000 jam 50.000 jam
50.000 x 2 jam 100.000 jam 100.000 jam
50.000 x 3 jam 150.000 jam 150.000 jam
Jam Kerja Terpakai
154.000 jam 152.000 jam 314.000 jam 620.000 jam
Upah Per Jam Kerja
7.000 4.000 8.000
Biaya Tng kerja Lsg
1.078.000.000 608.000.000 2.512.000.000 4.198.000.000
30
Penganggaran
ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP) 55
Tujuan Instruksional Umum Bab ini adalah mahasiswa mampu membuat
anggaran BOP. Sedangkan Tujuan Instruksional Khusus meliputi:
1. Mahasiswa mampu membuat anggaran BOP tetap.
2. Mahasiswa mampu membuat anggaran BOP variabel.
A. Anggaran BOP
Unsur-unsur BOP Perusahaan Sirup Tiga Rasa pada tahun 2008 terdiri
dari Bahan Pembantu, Perlengkapan Pabrik, Tenaga Kerja Tak Langsung,
Pemeliharaan Pabrik, Listrik Pabrik, Depresiasi Pabrik, Asuransi Pabrik, Lain-
lain Pabrik. Besarnya biaya masing-masing unsur BOP baik BOP tetap
maupun BOP variabel terlihat sebagaimana pada tabel 5.1. Dimana kapasitas
normal mesin produksi sebesar 598.000 botol atau 59.800 jam selama tahun
2008.
Tabel 5.1: Perusahaan Sirup Tiga RasaAnggaran Biaya Overhead Pabrik (BOP)
(Kapasitas Normal 598.000 Botol Atau 59.800 Jam Kerja Langsung) Tahun 2008
UnsurBOP
TotalBOP (Rp)
BOPTetap(Rp)
BOPVariabel (Rp)
Bahan Pembantu 119.600.000 - 119.600.000
Perlengkapan Pabrik 29.900.000 - 29.900.000
Tenaga Kerja Tak Lansg 209.300.000 29.900.000 179.400.000
Pemeliharaan Pabrik 29.900.000 5.980.000 23.920.000
Listrik Pabrik 89.700.000 59.800.000 29.900.000
Depresiasi Pabrik 59.800.000 59.800.000 -
Asuransi Pabrik 29.900.000 17.940.000 11.960.000
Lain-lain Pabrik 29.900.000 17.940.000 11.960.000
Jumlah 598.000.000 191.360.000 406.640.000
31
Penganggaran
Setelah nilai BOP ditetapkan, anggaran biaya produksi yang terdiri
dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan BOP sudah dapat
dihitung seperti pada tabel 5.2.
Tabel 5.2: Perusahaan Sirup Tiga RasaAnggaran Biaya Produksi
Tahun 2008
Biaya bahan baku 1.757.800.000
Biaya tenaga kerja langsung 299.000.000
BOP 598.000.000
Biaya Produksi 2.654.800.000
B. Rangkuman
BOP terdiri dari BOP tetap dan BOP variabel. BOP tetap harus
ditanggung perusahaan meskipun perusahaan tidak produksi. Tetapi BOP
variabel besarnya bergantung pada besar kecilnya jumlah produksi.
Dengan dibuatnya anggaran biaya overhead pabrik (BOP) yang juga
merupakan salah satu unsur biaya produksi maka biaya produksi dapat
dihitung dengan mengakumulasi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung dan biaya BOP.
C. Latihan
Dari tabel di bawah ini hitunglah BOP tetap dan BOP variabel.
Besarnya BOP variabel 25% dari BOP.
Unsur BOP Total BOP (Rp)
Bahan Pembantu 120.000.000Perlengkapan Pabrik 25.000.000Tenaga Kerja Tak Lansg 200.000.000Pemeliharaan Pabrik 22.000.000Listrik Pabrik 89.000.000Depresiasi Pabrik 60.000.000Asuransi Pabrik 19.000.000Lain-lain Pabrik 29.000.000
32
Penganggaran
STANDAR HARGA POKOK PRODUK 66Tujuan Instruksional Umum Bab ini adalah mahasiswa mampu membuat
anggaran standar harga pokok produk. Sedangkan Tujuan Instruksional Khusus
meliputi:
1. Mahasiswa mampu menghitung harga pokok produk.
2. Mahasiswa mampu membedakan full costing dengan variabel costing dan
menggunakan sesuai kebutuhan.
A. Harga Pokok Produk
Pada waktu tertentu perusahaan mungkin mendapat pesanan
tambahan, diluar kapasitas normal (598.000 unit). Sepanjang mesin produksi
dan unsur BOP yang lain belum bekerja sampai pada kapasitas maksimal,
demikian juga unsur-unsur produksi yang lain seperti tenaga kerja langsung
dan bahan baku memungkinkan untuk memenuhi pesanan tersebut tidak ada
salahnya pesanan tersebut diterima. Masalahnya bagaimana jika pesanan
tambahan tersebut dipesan dengan harga lebih rendah dari harga jual normal?
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menghitung Standar
Harga Pokok Produk. Biaya bahan baku per unit dan biaya tenaga kerja
langsung per unit sudah diketahui. Sekarang yang masih harus dihitung adalah
BOP (tetap dan variabel) per unit.
Hasil penghitungan diperlihatkan pada tabel 6.1. Unsur-unsur BOP
tetap/variabel per unit diperoleh dengan cara membagi unsur-unsur BOP
tetap/variabel dengan jumlah produk pada kapasitas normal yaitu 598.000
botol. Demikian juga dengan unsur-unsur BOP tetap/variabel per jam
diperoleh dengan cara membagi unsur-unsur BOP tetap/variabel dengan
jumlah jam kerja langsung pada kapasitas normal yaitu 59.800 jam.
33
Penganggaran
Tabel 6.1: Perusahaan Sirup Tiga RasaAnggaran Biaya Overhead Pabrik (BOP) Per Unit
Tahun 2008
Unsur BOP BOP Tetap BOP Variabel/Unit /Jam /Unit /Jam
Bahan Pembantu - - 200 2.000
Perlengkapan Pabrik - - 50 500
Tenaga Kerja Tak Lansg 50 500 300 3.000
Pemeliharaan Pabrik 10 100 40 400
Listrik Pabrik 100 1.000 50 500
Depresiasi Pabrik 100 1.000 - -
Asuransi Pabrik 30 300 20 200
Lain-lain Pabrik 30 300 20 200
Jumlah 320 3.200 680 6.800
Dari tabel 6.1 diperoleh BOP tetap per unit Rp 320,- dan BOP variabel
per unit Rp 680,-.
Setelah unsur-unsur Standar Harga Pokok Produk diketahui maka
Standar Harga Pokok Produk masing-masing jenis sirup dapat dihitung
sebagaimana tampak pada tabel 6.2, tabel 6.3 dan tabel 6.4.
Tabel 6.2: Perusahaan Sirup Tiga RasaStandar Harga Pokok Produk Sirup Jeruk
Tahun 2008
Unsur Harga Pokok Produk FullCosting
VariabelCostingUnsur Unit Hrg/unit
BB Gula 2 ons 600 1.200 1.200
BB Bhn Tambahan 2 ons 1.000 2.000 2.000
BTKL 0,1 jam 5.000 500 500
BOP Variabel 0,1 jam 6.800 680 680
BOP Tetap 0,1 jam 3.200 320 -
Harga Pokok/Botol 4.700 4.380
34
Penganggaran
Tabel 6.3: Perusahaan Sirup Tiga RasaStandar Harga Pokok Produk Sirup Mangga
Tahun 2008
Unsur Harga Pokok Produk FullCosting
VariabelCostingUnsur Unit Hrg/unit
BB Gula 1 ons 600 600 600
BB Bhn Tambahan 2 ons 1.000 2.000 2.000
BTKL 0,1 jam 5.000 500 500
BOP Variabel 0,1 jam 6.800 680 680
BOP Tetap 0,1 jam 3.200 320 -
Harga Pokok/Botol 4.100 3.780
Tabel 6.4: Perusahaan Sirup Tiga RasaStandar Harga Pokok Produk Sirup Jambu
Tahun 2008
Unsur Harga Pokok Produk FullCosting
VariabelCostingUnsur Unit Hrg/unit
BB Gula 3 ons 600 1.800 1.800
BB Bhn Tambahan 1 ons 1.000 1.000 1.000
BTKL 0,1 jam 5.000 500 500
BOP Variabel 0,1 jam 6.800 680 680
BOP Tetap 0,1 jam 3.200 320 -
Harga Pokok/Botol 4.300 3.980
Anggaran Biaya Produksi dapat juga dihitung dengan mengkalikan
Harga Pokok/Botol masing-masing jenis sirup (table 6.2, 6.3, 6.4 pada full
costing) dengan jumlah botol masing-masing jenis sirup yang diproduksi
seperti terlihat pada tabel 6.5.
Tabel 6.5: Perusahaan Sirup Tiga Rasa
35
Penganggaran
Anggaran Biaya ProduksiTahun 2008
Triwulan
Sirup Jeruk (HP/Bt: 4.700)
Sirup Mangga (HP/Bt: 4.100)
Sirup Jambu (HP/Bt: 4.300) Total
Bt HPP (000) Bt HPP
(000) Bt HPP (000) HPP (000)
I 69.000 324.300 41.000 168.100 28.000 120.400 612.800
II 72.000 338.400 43.000 176.300 29.000 124.700 639.400
III 80.000 376.000 48.000 196.800 33.000 141.900 714.700
IV 77.000 361.900 47.000 192.700 31.000 133.300 687.900
Setahun 298.000 1.400.600 179.000 733.900 121.000 520.300 2.654.800
Anggaran Biaya Produksi tabel 5.2 dengan tabel 5.7 besarnya sama.
Bila ada tambahan permintaan (di luar 598.000 botol) maka perusahaan akan
cenderung menerima selama harga yang diminta per botol lebih besar dari
harga pokok per botol masing-masing jenis sirup (tabel 5.4, 5.5, 5.6 pada
variable costing).
B. Rangkuman
Harga pokok produk diperlukan sebagai dasar penentuan besaran full
costing dan variabel costing per unit produk. Full costing menggambarkan
biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi satu unit
produk, dimana masing-masing produk memiliki full costing berbeda.
Variabel costing adalah full costing dikurangi dengan BOP tetap per
unit. Variabel costing juga digunakan sebagai dasar penghitungan harga jual
jika ada permintaan konsumen yang melebihi kapasitas normal.
C. Latihan
Dari tabel di bawah ini, jika ada kunsumen ingin membeli produk
dengan harga Rp. 5.000 per unit diluar kapasitas normal karena semua produk
dalam kapasitas normal sudah dipesan dengan harga Rp. 5.600,-. Bila biaya
usaha per unit produk Rp. 80,-, apakah permintaan tersebut diterima? Berikan
alasan dengan perhitungan lengkap!
Unsur Harga Pokok Produk Full Variabel
36
Penganggaran
Costing CostingUnsur Unit Hrg/unitBB Gula 2 ons 700 1.400 1.400
BB Bhn Tambahan 2 ons 1.000 2.000 2.000
BTKL 0,1 jam 5.000 500 500
BOP Variabel 0,1 jam 6.800 680 680
BOP Tetap 0,1 jam 3.600 360 -
Harga Pokok/Botol 4.940 4.580
37
Penganggaran
ANGGARAN BIAYA USAHA 77Tujuan Instruksional Umum Bab ini adalah mahasiswa mampu membuat
anggaran biaya usaha. Sedangkan Tujuan Instruksional Khusus meliputi:
1. Mahasiswa mampu membuat anggaran biaya penjualan.
2. Mahasiswa mampu membuat anggaran biaya administrasi dan umum.
A. Anggaran Biaya Usaha
Biaya usaha (operating expenses) terdiri dari biaya penjualan dan biaya
administrasi dan umum.
Perusahaan sirup Tiga Rasa, kini menyusun anggaran biaya usaha
tahun 2008, dengan data sebagai berikut.
1. Anggaran Penjualan :
Triwulan I 133.000 Botol Rp. 755.500.000
Triwulan II 138.000 Botol Rp. 785.000.000
Triwulan III 157.000 Botol Rp. 893.000.000
Triwulan IV 150.000 Botol Rp. 852.500.000
Setahun 578.000 Botol Rp. 3.286.000.000
2. Memiliki aktiva tetap pada bagian penjualan 300.000.000 dan pada bagian
umum 150.000.000, aktiva tetap didepresiasi dengan metode garis lurus
sebesar 12%.
3. Komisi penjualan 5% dari penjualan dan angkutan penjualan ditaksir 2%
dari penjualan.
4. Gaji penjualan dan pemeliharaan alat penjualan tiap Triwulan: 15.000.000
dan 6.000.000
5. Perlengkapan penjualan diperkirakan pada Triwulan I: 4.600.000,
Triwulan II: 5.000.000, Triwulan III: 6.000.000, Triwulan IV: 6.000.000
38
Penganggaran
6. Biaya promosi tetap tiap Triwulan 5.000.000 dan biaya promosi variabel
Triwulan I, II, III dan IV masing-masing 1% dari penjualan.
7. Biaya penjualan lainnya pada Triwulan I dan II masing-masing 5.000.000,
Triwulan III dan IV masing-masing 6.600.000.
8. Biaya administrasi diperkirakan tiap Triwulan terdiri dari:
Gaji pemimpin dan staf kantor 10.000.000
Asuransi alat kantor 3.300.000
Perlengkapan kantor 1.600.000
Pemeliharaan kantor 4.100.000
Lainnya 2.500.000
Tabel 7.1: Perusahaan Sirup Tiga Rasa Anggaran Biaya Usaha
Tahun 2008
UnsurBiaya Usaha
Triwulan SetahunI II III IVBiaya Penjualan:Komisi penjualan 37.775.000 39.250.000 44.650.000 42.625.000 164.300.000Angkutan penjualan 15.110.000 15.700.000 17.860.000 17.050.000 65.720.000Gaji Penjualan 15.000.000 15.000.000 15.000.000 15.000.000 60.000.000Pemeliharaan alat penj 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 24.000.000Depresiasi alat penj. 9.000.000 9.000.000 9.000.000 9.000.000 36.000.000Promosi variabel 7.555.000 7.850.000 8.930.000 8.525.000 32.860.000Promosi tetap 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 20.000.000Perlengkapan penj. 4.600.000 5.000.000 6.000.000 6.000.000 21.600.000Lainnya 5.000.000 5.000.000 6.600.000 6.600.000 23.200.000Jumlah 105.040.000 107.800.000 119.040.000 115.800.000 447.680.000Biaya administrasi:Gaji pimpinan dan staf 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 40.000.000Depresiasi alat kantor 4.500.000 4.500.000 4.500.000 4.500.000 18.000.000Asuransi alat kantor 3.300.000 3.300.000 3.300.000 3.300.000 13.200.000Perlengkapan kantor 1.600.000 1.600.000 1.600.000 1.600.000 6.400.000Pemeliharaan alat kntr 4.100.000 4.100.000 4.100.000 4.100.000 16.400.000Lainnya 2.500.000 2.500.000 2.500.000 2.500.000 10.000.000Jumlah 26.000.000 26.000.000 26.000.000 26.000.000 104.000.000Jumlah Biaya Usaha 131.040.000 133.800.000 145.040.000 141.800.000 551.680.000
Komisi penjualan:
Triwulan I : 5% . 755.500.000 = 37.775.000
Triwulan II : 5% . 785.000.000 = 39.250.000
39
Penganggaran
Triwulan III : 5% . 893.000.000 = 44.650.000
Triwulan IV : 5% . 852.500.000 = 42.625.000
Angkutan penjualan:
Triwulan I : 2% . 755.500.000 = 15.110.000
Triwulan II : 2% . 785.000.000 = 15.700.000
Triwulan III : 2% . 893.000.000 = 17.860.000
Triwulan IV : 2% . 852.500.000 = 17.050.000
Depresiasi per triwulan:
Alat penjualan : 3% . 300.000.000 = 9.000.000
Alat kantor : 3% . 150.000.000 = 4.500.000
Biaya promosi:
Triwulan I : 1% . 755.500.000 = 7.555.000
Triwulan II : 1% . 785.000.000 = 7.850.000
Triwulan III : 1% . 893.000.000 = 8.930.000
Triwulan IV : 1% . 852.500.000 = 8.525.000
B. Rangkuman
Dengan dibuatnya anggaran biaya usaha yang terdiri dari biaya bagian
penjualan dan biaya bagian administrasi umum, maka keuntungan perusahaan
dapat dihitung dengan cara mengurangi penjualan dengan biaya produksi dan
biaya usaha.
Jika perusahaan ingin meningkatan efisiensi dapat dilakukan dengan
menekan unsur biaya produksi atau unsur biaya usaha.
C. Latihan
Dari tabel dibawah ini hitunglah biaya usaha mulai Januari sampai
dengan Desember 2008, dengan catatan sebagai berikut
1. Komisi penjualan bulan Maret, Juni, September dan Desember meningkat
5% dari bulan Januari.
40
Penganggaran
2. Angkutan penjualan untuk bulan Juni dan Desember meningkat 15% dari
bulan Januari.
3. Gaji penjualan naik 15% dari bulan Januari sejak bulan Agustus 2008.
4. Komisi penjualan meningkat 10% dari bulan Januari, pada bulan Juni dan
Desember.
5. Perlengkapan kantor naik 5% pada bulan Agustus sampai dengan Oktober
dari bulan Januari.
UnsurBiaya Usaha Januari 2008
Biaya Penjualan:Komisi penjualan 37.775.000Angkutan penjualan 15.110.000Gaji Penjualan 15.000.000Pemeliharaan alat penj 6.000.000Depresiasi alat penj. 9.000.000Promosi variabel 7.555.000Promosi tetap 5.000.000Perlengkapan penj. 4.600.000Lainnya 5.000.000Jumlah 105.040.000Biaya administrasi:Gaji pimpinan dan staf 10.000.000Depresiasi alat kantor 4.500.000Asuransi alat kantor 3.300.000Perlengkapan kantor 1.600.000Pemeliharaan alat kntr 4.100.000Lainnya 2.500.000Jumlah 26.000.000Jumlah Biaya Usaha 131.040.000
41
Penganggaran
ANGGARAN KAS 88Tujuan Instruksional Umum Bab ini adalah mahasiswa mampu membuat
anggaran kas. Sedangkan Tujuan Instruksional Khusus meliputi:
1. Mahasiswa mampu membuat anggaran kas masuk.
2. Mahasiswa mampu membuat anggaran kas keluar.
A. Anggaran Kas
Kas masuk dari penjualan Perusahaan Sirup Tiga Rasa ditentukan dengan
syarat 30% tunai, 35% triwulan berikutnya dan 35% triwulan berikutnya lagi.
Dengan melihat kembali anggaran penjualan Perusahaan Sirup Tiga Rasa
tahun 2008 (tabel 8.1), maka dapat dihiutung besarnya Anggaran Kas Masuk
Dari Penjualan seperti terlihat pada tabel 8.2.
Tabel 8.1 : Perusahaan Sirup Tiga RasaAnggaran Penjualan
Tahun 2008
Daerah Penjualan
TRIWULAN SetahunI II III IVJenis Sirup Rp Rp Rp Rp RpMadiun:
Sirup jeruk 220.000.000 230.000.000 260.000.000 250.000.000 960.000.000
Sirup Mangga 162.000.000 168.000.000 186.000.000 180.000.000 696.000.000
Sirup Jambu 90.000.000 90.000.000 105.000.000 100.000.000 385.000.000
Total I 472.000.000 488.000.000 551.000.000 530.000.000 2.041.000.000
Ngawi:Sirup jeruk 132.000.000 138.000.000 156.000.000 150.000.000 576.000.000
Sirup Mangga 97.500.000 105.000.000 120.000.000 112.500.000 435.000.000
Sirup Jambu 54.000.000 54.000.000 66.000.000 60.000.000 234.000.000
Total II 283.500.000 297.000.000 342.000.000 322.500.000 1.245.000.000
Total I + II 755.500.000 785.000.000 893.000.000 852.500.000 3.286.000.000
42
Penganggaran
Tabel 8.2 :Perusahaan Sirup Tiga RasaAnggaran Kas Masuk Dari Penjualan
Tahun 2008
Daerah Penjualan
Tahun 2008 Triwulan Tahun 2009 TriwulanI II III IV Total I II Total
Jenis Sirup Rp (000) Rp (000) Rp (000) Rp (000) Rp (000) Rp (000) Rp (000) Rp (000)Madiun:S. Jeruk 66.000 146.000 235.500 246.500 694.000 178.500 87.500 266.000
S. Mangga 48.600 107.100 171.300 177.900 504.900 128.100 63.000 191.100S. Jambu 27.000 58.500 94.500 98.250 278.250 71.750 35.000 106.750Total I 141.600 311.600 501.300 522.650 1.477.150 378.350 185.500 563.850Ngawi:S. Jeruk 39.600 87.600 141.300 147.900 416.400 107.100 52.500 159.600
S. Mangga 29.250 65.625 106.875 112.500 314.250 81.375 39.375 120.750S. Jambu 16.200 35.100 57.600 60.000 168.900 44.100 21.000 65.100
Total II 85.050 188.325 305.775 320.400 899.550 232.575 112.875 345.450Total I+II 226.650 499.925 807.075 843.050 2.376.700 610.925 298.375 909.300
Anggaran kas masuk dari penjualan Sirup jeruk di Madiun:
Penjualan triwulan I, diterima kas pada,
I. 30%
220.000.000 = 66.000.00
0
II. 35%
220.000.000 = 77.000.00
0III
.35%
220.000.000 = 77.000.00
0
Penjualan triwulan II, diterima kas pada,
II. 30%
230.000.000 = 69.000.00
0III
.35%
230.000.000 = 80.500.00
0IV
.35%
230.000.000 = 80.500.00
0
Penjualan triwulan III, diterima kas pada,
III.
30%
260.000.000 = 78.000.00
0IV
.35%
260.000.000 = 91.000.00
0
I. 35%
260.000.000 = 91.000.00
0(tahun 2009)
Penjualan triwulan IV, diterima kas pada,
43
Penganggaran
IV.
30%
250.000.000 = 75.000.00
0
I. 35%
250.000.000 = 87.500.00
0(tahun 2009)
II. 35%
250.000.000 = 87.500.00
0(tahun 2009)
Anggaran kas masuk dari penjualan Sirup mangga di Madiun:
Penjualan triwulan I, diterima kas pada,
I. 30%
162.000.000 = 48.600.00
0
II. 35%
162.000.000 = 56.700.00
0III
.35%
162.000.000 = 56.700.00
0Penjualan triwulan II, diterima kas pada,
II. 30%
168.000.000 = 50.400.00
0III
.35%
168.000.000 = 58.800.00
0IV
.35%
168.000.000 = 58.800.00
0
Penjualan triwulan III, diterima kas pada,
III.
30%
186.000.000 = 55.800.00
0IV
.35%
186.000.000 = 65.100.00
0
I. 35%
186.000.000 = 65.100.00
0(tahun 2009)
Penjualan triwulan IV, diterima kas pada,
IV.
30%
180.000.000 = 54.000.00
0
I. 35%
180.000.000 = 63.000.00
0(tahun 2009)
II. 35%
180.000.000 = 63.000.00
0(tahun 2009)
Anggaran kas masuk dari penjualan Sirup jambu di Madiun:
Penjualan triwulan I, diterima kas pada,
I. 30 90.000.00 = 27.000.00
44
Penganggaran
% 0 0
II. 35%
90.000.000 = 31.500.00
0III
.35%
90.000.000 = 31.500.00
0
Penjualan triwulan II, diterima kas pada,
II. 30%
90.000.000 = 27.000.00
0III
.35%
90.000.000 = 31.500.00
0IV
.35%
90.000.000 = 31.500.00
0
Penjualan triwulan III, diterima kas pada,
III.
30%
105.000.000 = 31.500.00
0IV
.35%
105.000.000 = 36.750.00
0
I. 35%
105.000.000 = 36.750.00
0(tahun 2009)
Penjualan triwulan IV, diterima kas pada,
IV.
30%
100.000.000 = 30.000.00
0
I. 35%
100.000.000 = 35.000.00
0(tahun 2009)
II. 35%
100.000.000 = 35.000.00
0(tahun 2009)
Anggaran kas masuk dari penjualan Sirup jeruk di Ngawi:
Penjualan triwulan I, diterima kas pada,
I. 30%
132.000.000 = 39.600.00
0
II. 35%
132.000.000 = 46.200.00
0III
.35%
132.000.000 = 46.200.00
0
Penjualan triwulan II, diterima kas pada,
II. 30%
138.000.000 = 41.400.00
0III
.35%
138.000.000 = 48.300.00
0
45
Penganggaran
IV.
35%
138.000.000 = 48.300.00
0
Penjualan triwulan III, diterima kas pada,
III.
30%
156.000.000 = 46.800.00
0IV
.35%
156.000.000 = 54.600.00
0
I. 35%
156.000.000 = 54.600.00
0(tahun 2009)
Penjualan triwulan IV, diterima kas pada,
IV.
30%
150.000.000 = 45.000.00
0
I. 35%
150.000.000 = 52.500.00
0(tahun 2009)
II. 35%
150.000.000 = 52.500.00
0(tahun 2009)
Anggaran kas masuk dari penjualan Sirup mangga di Ngawi:
Penjualan triwulan I, diterima kas pada,
I.
30%
97.500.000 = 29.25
0.000I
I.3
5%97.50
0.000 = 34.125.000
III.
35%
97.500.000 = 34.12
5.000
Penjualan triwulan II, diterima kas pada,
II. 30%
105.000.000 = 31.500.00
0III
.35%
105.000.000 = 36.750.00
0IV
.35%
105.000.000 = 36.750.00
0
Penjualan triwulan III, diterima kas pada,
III.
30%
120.000.000 = 36.000.00
0IV
.35%
120.000.000 = 42.000.00
0
I. 35%
120.000.000 = 42.000.00
0(tahun 2009)
46
Penganggaran
Penjualan triwulan IV, diterima kas pada,
IV.
30%
112.500.000 = 33.750.00
0
I. 35%
112.500.000 = 39.375.00
0(tahun 2009)
II. 35%
112.500.000 = 39.375.00
0(tahun 2009)
Anggaran kas masuk dari penjualan Sirup jambu di Ngawi:
Penjualan triwulan I, diterima kas pada,
I. 30%
54.000.000 = 16.200.00
0
II. 35%
54.000.000 = 18.900.00
0III.
35%
54.000.000 = 18.900.00
0
Penjualan triwulan II, diterima kas pada,
II. 30%
54.000.000 = 16.200.00
0III
.35%
54.000.000 = 18.900.00
0IV
.35%
54.000.000 = 18.900.00
0
Penjualan triwulan III, diterima kas pada,
III.
30%
66.000.000 = 19.800.00
0IV
.35%
66.000.000 = 23.100.00
0
I. 35%
66.000.000 = 23.100.00
0(tahun 2009)
Penjualan triwulan IV, diterima kas pada,
IV.
30%
60.000.000 = 18.000.00
0
I. 35%
60.000.000 = 21.000.00
0(tahun 2009)
II. 35%
60.000.000 = 21.000.00
0(tahun 2009)
47
Penganggaran
Pada tabel 8.3 dapat dilihat kas yang harus dikeluarkan untuk
pembelian bahan baku baik gula maupun bahan tambahan tiap triwulan selama
tahun 2008.
Tabel 8.3 : Perusahaan Sirup Tiga RasaAnggaran Kas Keluar (Pembelian Bahan Baku)
Tiap Triwulan 2008
Triwulan Jenis Bahan Jumlah TOTAL
I Gula 159.000.000409.000.000
Bhn Tambahan 250.000.000
II Gula 165.600.000437.600.000
Bhn Tambahan 272.000.000
III Gula 184.800.000466.800.000
Bhn Tambahan 282.000.000
IV Gula 169.800.000439.800.000
Bhn Tambahan 270.000.000
SetahunGula 679.200.000 1.753.200.00
0Bhn Tambahan 1.074.000.000
Pada tabel 8.4 dapat dilihat besarnya kas yang harus dikeluarkan untuk
membayar tenaga kerja langsung tiap triwulan selama tahun 2008.
Tabel 8.4 : Perusahaan Sirup Tiga RasaAnggaran Kas Keluar (Tenaga Kerja Langsung)
Tiap Triwulan 2008
Triwulan TotalJam Rp
I 13.800 69.000.000
II 14.400 72.000.000
III 16.100 80.500.000
IV 15.500 77.500.000
Setahun 59.800 299.000.000
48
Penganggaran
Demikian juga pada tabel 8.5 dapat dilihat jumlah botol, BOP tetap
per botol 503.maupun BOP variabel per botol tiap triwulan, sehingga dapat
dihitung besarnya BOP tetap dan BOP variabel tiap triwulan dengan cara
mengakalikan jumlah botol terhadap BOP tetap per botol dan terhadap BOP
variabel per botol, tiap triwulan. Dengan demkian BOP dapat dihitung dengan
menjumlahkan BOP tetap dan BOP variabel, tiap triwulan. Sehingga diketahui
kas yang harus dikeluarkan untuk BOP selama tahun 2008 sebesar Rp.
598.000.000,-
Tabel 8.5 : Perusahaan Sirup Tiga RasaAnggaran Kas Keluar (BOP)
Tiap Triwulan 2008
Triwulan Botol BOP Ttp/Btl
BOP Var/Btl BOP Ttp BOP Var BOP
I 138.000 320 680 44.160.000 93.840.000 138.000.000
II 144.000 320 680 46.080.000 97.920.000 144.000.000
III 161.000 320 680 51.520.000 109.480.000 161.000.000
IV 155.000 320 680 49.600.000 105.400.000 155.000.000
Setahun 598.000 320 680 191.360.000 406.640.000 598.000.000
Dari tabel 7.1 Anggaran Biaya Usaha, dapat disarikan sebagaimana
pada tabel 8.6 Anggaran Kas Keluar (Biaya Usaha).
Tabel 8.6 :Perusahaan Sirup Tiga Rasa
Anggaran Kas Keluar (Biaya Usaha)Tiap Triwulan 2008
Triwulan Biaya Penj Biaya Adm Biaya Usaha
I 105.040.000 26.000.000 131.040.000
II 107.800.000 26.000.000 133.800.000
III 119.040.000 26.000.000 145.040.000
IV 115.800.000 26.000.000 141.800.000
Setahun 447.680.000 104.000.000 551.680.000
49
Penganggaran
Dari tabel 8.3, 8.4, 8.5 dan 8.6 maka dapat dihitung besarnya kas yang
harus dikeluarkan oleh perusahaan tiap triwulan selama tahun 2008, sebagaimana
terlihat pada tabel 8.7.
Tabel 8.7 : Perusahaan Sirup Tiga RasaAnggaran Kas Keluar
Tiap Triwulan 2008
Triwulan Bahan Baku Tng Kerja Lsng BOP
Biaya Usaha Jumlah
I 409.000.000 69.000.000 138.000.000 131.040.000 747.040.000
II 437.600.000 72.000.000 144.000.000 133.800.000 787.400.000
III 466.800.000 80.500.000 161.000.000 145.040.000 853.340.000
IV 439.800.000 77.500.000 155.000.000 141.800.000 814.100.000
Setahun 1.753.200.000 299.000.000 598.000.000 551.680.000 3.201.880.000
Anggaran kas keluar ini dapat digunakan sebagai pembanding anggaran
kas masuk. Perbedaan antara anggaran kas masuk dengan anggaran kas keluar
akan menghasilkan tiga kemungkin. Pertama, anggaran kas masuk lebih kecil dari
anggaran kas keluar. Berarti perusahaan harus menyiapan dana segar. Kedua,
anggaran kas masuk sama dengan anggaran kas keluar. Ketiga, anggaran kas
masuk lebih besar dari anggaran kas keluar, yang berarti terjadi saving.
B. Rangkuman
Anggaran kas masuk diperlukan untuk mengetahui berapa besar kas
masuk dari hasil penjualan setiap triwulannya, mengingat kas masuk setiap
triwulan besarnya tidak sama, dikarenakan penjualan tidak semuanya dalam
bentuk tunai. Sebagian kas baru diterima di triwulan berikutnya.
Anggaran kas keluar menggambarkan biaya yang harus ditanggung
oleh perusahaan setiap triwulannya, mulai dari pembelian bahan baku,
membayar tenaga kerja langsung, membiayai BOP dan membayar biaya
usaha.
C. Latihan
50
Penganggaran
Perusahaan tahu Sidodadi akan membuat Anggaran Kas Masuk dengan
data Anggaran Penjualan Semester II 2008 seperti di bawah ini.
Perusahaan Tahu SidodadiAnggaran Penjualan
Tiap Bulan Pada Semester II Tahun 2008
Daerah Penj/ Jenis Tahu
BulanJul Agst Sept Okt Nov Des
Madiun:Tahu Putih 7.000.000 7.200.000 7.400.000 7.000.000 6.500.000 6.300.000
Tahu Kuning 5.000.000 5.100.000 5.200.000 4.900.000 4.900.000 4.900.000
Total I 12.000.000 12.300.000 12.600.000 11.900.000 11.400.000 11.200.000
Caruban:Tahu Putih 7.500.000 7.800.000 8.000.000 7.000.000 6.500.000 6.500.000
Tahu Kuning 7.000.000 7.200.000 7.300.000 6.500.000 6.500.000 6.400.000
Total II 14.500.000 15.000.000 15.300.000 13.500.000 13.000.000 12.900.000
Solo:Tahu Putih 6.500.000 6.700.000 6.900.000 6.000.000 5.800.000 5.700.000
Tahu Kuning 6.000.000 6.100.000 6.200.000 5.500.000 5.500.000 5.500.000
Total III 12.500.000 12.800.000 13.100.000 11.500.000 11.300.000 11.200.000
Total I+II+III
39.000.000 40.100.000 41.000.000 36.900.000 35.700.000 35.300.000
Buatlah Anggaran Kas Masuk Tiap Bulan dari Penjualan Semester II
Tahun 2008, bila:
- Penjualan di Madiun dengan syarat 50% tunai dan 50% bulan berikutnya.
- Penjualan di Caruban dengan syarat 100% bulan berikutnya.
- Penjualan di Solo dengan syarat 60% tunai, dan 40% bulan berikutnya.
Jawab :
Perusahaan Tahu SidodadiAnggaran Kas Masuk Dari PenjualanTiap Bulan Pada Semester II Tahun 2008
Daerah Penj/Jenis Tahu
BulanJul Agst Sept Okt Nov Des Jan (09)
Madiun:Tahu Putih 3.500.000 7.100.000 7.300.000 7.200.000 6.750.000 6.400.000 3.150.000
Tahu Kuning 2.500.000 5.050.000 5.150.000 5.050.000 4.900.000 4.900.000 2.450.000
Total I 6.000.000 12.150.000 12.450.000 12.250.000 11.650.000 11.300.000 5.600.000
Caruban:
51
Penganggaran
Tahu Putih - 7.500.000 7.800.000 8.000.000 7.000.000 6.500.000 6.500.000
Tahu Kuning - 7.000.000 7.200.000 7.300.000 6.500.000 6.500.000 6.400.000
Total II - 14.500.000 15.000.000 15.300.000 13.500.000 13.000.000 12.900.000
Solo:Tahu Putih 3.900.000 6.620.000 6.820.000 6.360.000 5.880.000 5.740.000 2.280.000
Tahu Kuning 3.600.000 6.060.000 6.160.000 5.780.000 5.500.000 5.500.000 2.200.000
Total III 7.500.000 12.680.000 12.980.000 12.140.000 11.380.000 11.240.000 4.480.000
Total I+II+III
13.500.000 39.330.000 40.430.000 39.690.000 36.530.000 35.540.000 22.980.000
ANGGARAN PIUTANG 99Tujuan Instruksional Umum Bab ini adalah mahasiswa mampu membuat
anggaran piutang. Sedangkan Tujuan Instruksional Khusus meliputi:
1. Mahasiswa mampu membuat anggaran piutang dari penjualan yang sebagian
tidak tunai.
2. Mahasiswa memahami kegunaan anggaran piutang.
A. Anggaran Piutang
52
Penganggaran
Anggaran piutang diperlukan untuk mengetahui besarnya piutang
perusahaan pada tiap akhir triwulan, karena tidak semua penjualan dibayar
lunas. Seperti Perusahaan Sirup Tiga Rasa ini yang memberi kesempatan pada
pembelinya dengan syarat 30% dibayar tunai, 35% dibayar triwulan
berikutnya dan 35% dibayar triwulan berikutnya lagi.
Dari Anggaran Penjualan tabel 8.1 dapat dibuat Anggaran Piutang
seperti pada tabel 9.1. Penjualan pada Triwulan I mengakibatkan terjadinya
piutang sebesar 70% dari nilai penjualan Triwulan I. Memasuki Triwulan II,
piutang Triwulan I sebesar 70% dari nilai penjualan Triwulan I dilunasi
sebesar 35% sehingga masih menyisakan piutang sebesar 35% dari penjuaan
Triwulan I pada Triwulan II.
Sedangkan penjualan pada Triwulan II mengakibatkan piutang sebasar
70% dari penjualan Triwulan II. Jadi jumlah piutang pada Triwulan II sebesar
35% dari penjualan Triwulan I ditambah dengan 70% dari penjualan Triwulan
II, dan seterusnya.
Tabel 9.1 : Perusahaan Sirup Tiga RasaAnggaran Piutang
Tahun 2008
Daerah Penjualan
TriwulanI II III IV I (2009)
Jenis Sirup Rp Rp Rp Rp RpMadiun:
Sirup Jeruk 154.000.000 238.000.000 262.500.000 266.000.000 87.500.000
Sirup Mangga 113.400.000 174.300.000 189.000.000 191.100.000 63.000.000
Sirup Jambu 63.000.000 94.500.000 105.000.000 106.750.000 35.000.000
Total I 330.400.000 506.800.000 556.500.000 563.850.000 185.500.000
Ngawi:
Sirup Jeruk 92.400.000 142.800.000 157.500.000 159.600.000 52.500.000
Sirup Mangga 68.250.000 107.625.000 120.750.000 120.750.000 39.375.000
Sirup Jambu 37.800.000 56.700.000 65.100.000 65.100.000 21.000.000
53
Penganggaran
Total II 198.450.000 307.125.000 343.350.000 345.450.00 112.875.000
Total I + II 528.850.000 813.925.000 899.850.000 909.300.000 298.375.000
Madiun :
Sirup Jeruk:
Triwulan I 220.000.000 x 70% = 154.000.000
Triwulan II 220.000.000 x 35% = 77.000.000
230.000.000 x 70% = 161.000.000
238.000.000
Triwulan III 230.000.000 x 35% = 80.500.000
260.000.000 x 70% = 182.000.000
262.500.000
Triwulan IV 260.000.000 x 35% = 91.000.000
250.000.000 x 70% = 175.000.000
266.000.000
Triwulan I (2009) 250.000.000 x 35% = 87.500.000
Sirup Mangga:
Triwulan I 162.000.000 x 70% = 113.400.000
Triwulan II 162.000.000 x 35% = 56.700.000
168.000.000 x 70% = 117.600.000
174.300.000
Triwulan III 168.000.000 x 35% = 58.800.000
186.000.000 x 70% = 130.200.000
189.000.000
Triwulan IV 186.000.000 x 35% = 65.100.000
180.000.000 x 70% = 126.000.000
191.100.000
Triwulan I (2009) 180.000.000 x 35% = 63.000.000
Sirup Jambu:
54
Penganggaran
Triwulan I 90.000.000 x 70% = 63.000.000
Triwulan II 90.000.000 x 35% = 31.500.000
90.000.000 x 70% = 63.000.000
94.500.000
Triwulan III 90.000.000 x 35% = 31.500.000
105.000.000 x 70% = 73.500.000
105.000.000
Triwulan IV 105.000.000 x 35% = 36.750.000
100.000.000 x 70% = 70.000.000
106.750.000
Triwulan I (2009) 100.000.000 x 35% = 35.000.000
Ngawi:
Sirup Jeruk:
Triwulan I 132.000.000 x 70% = 92.400.000
Triwulan II 132.000.000 x 35% = 46.200.000
138.000.000 x 70% = 96.600.000
142.800.000
Triwulan III 138.000.000 x 35% = 48.300.000
156.000.000 x 70% = 109.200.000
157.500.000
Triwulan IV 156.000.000 x 35% = 54.600.000
150.000.000 x 70% = 105.000.000
159.600.000
Triwulan I (2009) 150.000.000 x 35% = 52.500.000
Sirup Mangga:
Triwulan I 97.500.000 x 70% = 68.250.000
Triwulan II 97.500.000 x 35% = 34.125.000
105.000.000 x 70% = 73.500.000
55
Penganggaran
107.625.000
Triwulan III 105.000.000 x 35% = 36.750.000
120.000.000 x 70% = 84.000.000
120.750.000
Triwulan IV 120.000.000 x 35% = 42.000.000
112.500.000 x 70% = 78.750.000
120.750.000
Triwulan I (2009) 112.500.000 x 35% = 39.375.000
Sirup Jambu:
Triwulan I 54.000.000 x 70% = 37.800.000
Triwulan II 54.000.000 x 35% = 18.900.000
54.000.000 x 70% = 37.800.000
56.700.000
Triwulan III 54.000.000 x 35% = 18.900.000
66.000.000 x 70% = 46.200.000
65.100.000
Triwulan IV 66.000.000 x 35% = 23.100.000
60.000.000 x 70% = 42.000.000
65.100.000
Triwulan I (2009) 60.000.000 x 35% = 21.000.000
B. Rangkuman
Anggaran piutang dibutuhkan untuk memperoleh gambaran berapa
piutang yang bisa berubah menjadi kas saat tertentu. Dengan adanya anggaran
piutang perusahaan mengetahui berapa besar resiko piutang yang akan
ditanggung perusahaan berdasarkan pengalaman sebelumnya. Bilamana
perusahaan terpaksa harus menjual piutang, perusahaan tahu berapa besar
piutang yang bisa dijual untuk menutupi kas dengan segera.
C. Latihan
56
Penganggaran
Dari Anggaran Penjualan (tabel 8.1) buatlah anggaran piutang dengan
syarat penjualan 40% tunai, 35% dibayar triwulan berikutnya dan 25%
dibayar triwulan berikutnya lagi.
Jawab:
Perusahaan Sirup Tiga RasaAnggaran Piutang
Tahun 2008
Daerah Penjualan
TriwulanI II III IV I (2009)
Jenis Sirup Rp Rp Rp Rp RpMadiun:
Sirup Jeruk 132.000.000 193.000.000 213.500.000 215.000.000 62.500.000
Sirup Mangga 97.200.000 141.300.000 153.600.000 154.500.000 45.000.000
Sirup Jambu 54.000.000 76.500.000 85.500.000 86.250.000 25.000.000
Total I 283.200.000 410.800.000 452.600.000 455.750.000 132.500.000
Ngawi:
Sirup Jeruk 79.200.000 115.800.000 128.100.000 129.000.000 37.500.000
Sirup Mangga 58.500.000 87.375.000 98.250.000 97.500.000 28.125.000
Sirup Jambu 32.400.000 45.900.000 53.100.000 52.500.000 15.000.000
Total II 170.100.000 249.075.000 279.450.000 279.000.000 80.625.000
Total I + II 453.300.000 659.875.000 732.050.000 734.750.000 213.125.000
ANGGARAN MODAL DAN PERENCANAAN LABA 1010
Tujuan Instruksional Umum Bab ini adalah mahasiswa mampu membuat
anggaran modal dan perencanaan laba. Sedangkan Tujuan Instruksional Khusus
meliputi:
1. Mahasiswa mampu membuat anggaran modal.
2. Mahasiswa mampu merencanakan laba.
A. Anggaran Modal dan Perencanaan Laba
57
Penganggaran
Anggaran modal umumnya berupa anggaran untuk investasi barang
modal (aktiva tetap). Aktiva tetap merupakan barang modal berupa harta yang
dalam operasi normalnya mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun,
sehingga anggaran untuk pembelian aktiva tetap meruapakan anggaran jangka
panjang.
Sebelum mengambil keputusan apakah investasi barang modal
disetujui atau ditolak, perlu dilakukan penilaian apakah investasi barang
modal tersebut layak atau tidak. Penilaian ini penting sebab:
1. Investasi barang modal membutuhkan dana relative besar.
2. Hasil investasi baru diperoleh pada masa yang akan datang.
3. Dana yang dikeluarkan terikat dalam jangka waktu panjang.
4. Direncanakan di masa sekarang dalam kondisi yang tidak pasti.
Perusahaan Sirup Tiga Rasa awal tahun 2008 merencanakan
menambah alat transportasi untuk memperlancar pengiriman barang ke toko-
toko pelanggan. Saat ini perusahaan mendapatkan penawaran alat transportasi
dari dua perusahaan yang memproduksi alat transportasi. Perusahaan harus
memilih salah satu diantara dua merk yang ditawarkan. Adapun data dari
kedua merk tersebut adalah seperti pada tabel 10.1
Tabel 10.1: Data Penawaran Alat TransportasiMerk I:
Mitsobusi Rp Keterangan Merk II:Diathsu Rp Keterangan
Harga 144.000.000 Harga 144.000.000
Residu 19.200.000 Residu 48.000.000
Cash inflow 38.400.000 Tahun 2008 Cash inflow 38.400.000 Tahun 2008
38.400.000 Tahun 2009 38.400.000 Tahun 2009
48.000.000 Tahun 2010 38.400.000 Tahun 2010
48.000.000 Tahun 2011 38.400.000 Tahun 2011
62.400.000 Tahun 2012 86.400.000 Tahun 2012
Bunga 16 % Bunga 16 %
Sekarang dilakukan analisis terhadap kedua merk tersebut, untuk
menentukan mana yang lebih menguntungkan dari kedua penawaran tersebut.
58
Penganggaran
Pertama dengan cara membandingkan NPV Mitsobusi dengan NPV Diathsu
seperti pada tabel 10.2. Dimana discount factor = 1 / (1+ i)n.
Tabel 10.2: NPV (Net Present Value) Dengan Bunga 16%
Tahun Discount Factor
Cash Inflow M
Cash inflow D
PV Cash Inflow M
PV Cash Inflow D
2008 0,8621 38.400.000 38.400.000 33.104.640 33.104.640
2009 0,7431 38.400.000 38.400.000 28.535.040 28.535.040
2010 0,6407 48.000.000 38.400.000 30.753.600 24.602.880
2011 0,5523 48.000.000 38.400.000 26.510.400 21.208.320
2012 0,4761 62.400.000 86.400.000 29.708.640 41.135.040
PV cash inflow 148.612.320 148.585.920
Cash Outflow 144.000.000 144.000.000
NPV 4.612.320 4.585.920
Dari hasil penghitungan NPV, menunjukkan bahwa untuk merk
Mitsobusi memberikan NPV yang lebih besar dari NPV Diathsu. Artinya akan
lebih menguntungkan bila mengambil keputusan untuk menginvestasikan
dana pada alat transportasi merk Mitsobusi
NPV keduanya positif, berarti memberikan keuntungan di atas 16%.
Sekarang dicoba menghtung NPV dengan bunga 20% untuk melihat secara
pasti berapa Internal Rate of Return (IRR), lihat tabel 10.3
Tabel 10.3: NPV Dengan Bunga 20%
Tahun Discount Factor
Cash Inflow M
Cash inflow D
PV Cash Inflow M
PV Cash Inflow D
2008 0,8333 38.400.000 38.400.000 31.998.720 31.998.720
2009 0,6944 38.400.000 38.400.000 26.664.960 26.664.960
2010 0,5787 48.000.000 38.400.000 27.777.600 22.222.080
2011 0,4822 48.000.000 38.400.000 23.145.600 18.516.480
2012 0,4019 62.400.000 86.400.000 25.078.560 34.724.160
PV cash inflow 134.665.440 134.126.400
Cash Outflow 144.000.000 144.000.000
59
Penganggaran
NPV (9.334.560) (9.873.600)
Kedua NPV dengan bunga 20% menunjukkan nilai minus, ini
menunjukkan bahwa IRR berada di antara 16% sampai dengan 20%. Untuk
mencari IRR secara pasti dapat menggunakan rumus dibawah ini dengan
menganggap nilai NPV sebagai harga mutlak.
IRRM = 20% - { [9.334.560 (4%)] / 9.334.560 + 4.612.320 } = 17,32 % atau
IRRM = 16% + { [4.612.320 (4%)] / 9.334.560 + 4.612.320 } = 17,32 %
IRRD = 20% - { [9.873.600 (4%)] / 9.873.600 + 4.585.920 } = 17,26 % atau
IRRD = 16% + { [4.585.920 (4%)] / 9.873.600 + 4.585.920} = 17,26 %
Cara kedua dengan penghitungan IRR, juga menunjukan keunggulan pada merk Mitsobusi yaitu 17,32 %.
Ketiga, yaitu dengan membandingkan Pay Back of Period (PBP)
Mitsobusi = 144.000.000 = 38.400.000 + 38.400.000 + 48.000.000 +
19.200.000 = 1 tahun + 1 tahun + 1 tahun + 19.200.000/48.000.000 tahun =
3,4 tahun
Diathsu = 144.000.000 = 38.400.000 + 38.400.000 + 38.400.000 +
28.800.000 = 1 tahun + 1 tahun + 1 tahun + 28.800.000/38.400.000 tahun =
3,75 tahun
Pada tahun pertama Mitsobusi memeberikan cash inflow Rp.
38.400.000, tahun kedua Rp. 38.400.000, tahun ketiga Rp. 48.000.000, dan
tahun keempat Rp. 48.000.000. Namun belum sampai penuh tahun keempat
investasi sebesar Rp. 144.000.000 sudah kembali, tepatnya pada awal 0,4
tahun keempat. Demikian juga dengan Diathsu yang hanya membutuhkan
waktu 3,75 tahun untuk mengembalikan investasi sebesar Rp. 144.000.000
60
IRR = it – { [NPVt ( it – ir )] / NPVt + NPVr }
Atau
IRR = ir + { [NPVr ( it – ir )] / NPVt + NPVr }
Penganggaran
Dari penghitungan PBP, Mitsobusi memberikan PBP lebih cepat dari
Diathsu yaitu pengembalian selama 3,4 tahun.
Bahasan terakhir buku ajar ini adalah perencanaan laba, sebagaimana
tujuan terakhir dari suatu usaha yaitu untuk memperoleh laba. Perencanaan
laba dapat dihitung dengan mengurangkan biaya produksi dan biaya usaha
( biaya penjualan dan biaya administrasi) pada penjualan. Dari tabel 2.3
(Anggaran Penjualan), tabel 6.5 (Anggaran Biaya Produksi) dan tabel 7.1
(Anggaran Biaya Usaha) dapat dirangkum menjadi sebagaimana pada tabel
11.1 (Perencanaan Laba).
Tabel 11.1 : Perusahaan Sirup Tiga RasaPerencanaan Laba
Tahun 2008
AnggaranTRIWULAN SetahunI II III IV
Rp Rp Rp Rp RpPenjualan 755.500.000 785.000.000 893.000.000 852.500.000 3.286.000.000
Biaya Produksi
612.800.000 639.400.000 714.700.000 687.900.000 2.654.800.000
Biaya Usaha 131.040.000 133.800.000 145.040.000 141.800.000 551.680.000
Laba Sbl Pjk 11.660.000 11.800.000 33.260.000 22.800.00 79.520.000
Pada tabel 11.1 dapat dilihat besarnya Laba Sebelum Pajak pada
Triwulan I Rp. 11.660.000 atau 1,54% dari penjualan Triwulan I. Pada
Triwulan II besarnya Laba Sebelum Pajak Rp. 11.800.000 atau 1,5% dari
penjualan Triwulan II. Sedangkan Triwulan III dan IV masing-masing, Rp
33.260.000 atau 3, 72% dari penjualan Triwulan III dan Rp 22.800.00 atau
2,67% dari penjualan Triwulan IV.
Dalam setahun perusahaan hanya menghasilkan Laba Sebelum Pajak
Rp. 79.520.000 atau 2,42% dari nilai penjualan selama setahun. Hal ini
menandakan bahwa situasi perusahaan sangat sulit. Menaikkan penjualan
bukan hal mudah karena menyangkut daya beli masyarakat, karena itu
diperlukan perubahan pada beberapa pos pengeluaran.
B. Rangkuman
61
Penganggaran
Anggaran modal dibuat bilamana perusahaan merencanakan investasi
barang modal. Perusahaan harus memilih alternatif yang paling
menguntungkan dari berbagai penawaran yang diberikan. Salah satu cara
efektif yaitu dengan mempertimbangkan nilai waktu uang yaitu dengan
menghitung NPV. Bila NPV positif berarti investasi menguntungkan. Untuk
mengetahui berapa persen keuntungan yang diberikan maka, bisa dicari
dengan IRR.
Cara yang lebih dapat juga digunakan seperti PBP, namun akurasinya
masih kurang.
Merencanakan laba dapat dilakukan dengan mengurangkan biaya
produksi dan biaya usaha (biaya penjualan dan biaya administrasi) pada
penjualan.
C. Latihan
Dari tabel dibawah ini hitunglah IRR yang bisa diberikan!
Investasi Barang Modal
Merk I Rp Keterangan Merk II Rp KeteranganCash Outflow 144.000.000 Harga 144.000.000
Cash inflow 38.400.000 Tahun 2008 Cash inflow 36.400.000 Tahun 2008
40.400.000 Tahun 2009 40.400.000 Tahun 2009
45.000.000 Tahun 2010 48.400.000 Tahun 2010
48.000.000 Tahun 2011 54.400.000 Tahun 2011
52.400.000 Tahun 2012 56.400.000 Tahun 2012
Bunga 14 % Bunga 14 %
62
Top Related