STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Ny. Sm...
Transcript of STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Ny. Sm...
STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Ny. Sm PADA Ny. Sm
DENGAN HIPERTENSI DI DESA SADON KECAMATAN
GONDANGREJO KABUPATEN
KARANGANYAR
DI SUSUN OLEH:
FEKKY MALOPATO LOTTE
NIM. P. 10.095
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2013
i
STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Ny. Sm PADA Ny. Sm
DENGAN HIPERTENSI DI DESA SADON KECAMATAN
GONDANGREJO KABUPATEN
KARANGANYAR
Karya Tulis Ilmiah
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan
DI SUSUN OLEH:
FEKKY MALOPATO LOTTE
NIM. P. 10.095
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2013
ii
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Keluarga Ny. Sm Pada Ny. Sm
dengan Hipertensi di Desa Sadon Kecamatan Gondangrejo Kabupaten
Karanganyar”.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkanterima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada yang terhormat:
1. Setiyawan, S. Kep, Ns , selaku Ketua Program studi DIII Keperawatan yang
telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di Stikes Kusuma
Husada Surakarta.
2. Erlina Windyastuti, S. Kep, Ns, selaku Sekretaris Ketua Program Studi DIII
Keperawatan, serta selaku dosen pembimbing sekaligus penguji yang telah
membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi,
perasaan yang nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi
sempurnanya studi kasus ini.
3. Nurma Rahmawati, S. Kep, Ns, selaku dosen pembimbing sekaligus penguji
yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan,
inspirasi, perasaan yang nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi
sempurnanya studi kasus ini.
vi
4. Siti Mardiyah, S. Kep, Ns selaku dosen penguji II yang telah memberikan
masukan-masukan, inspirasi, demi sempurnanya studi kasus ini.
5. Diyah Ekarini, S. Kep, Ns selaku dosen penguji II yang telah memberikan
masukan-masukan, inspirasi, demi sempurnanya studi kasus ini.
6. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan Stikes Kusuma Husada
Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya
serta ilmu yang bermanfaat.
7. Ibuku yang tidak henti – hentinya mendoakan, memberikan semangat
kepadaku untuk tetap menjadi pribadi yang lebih baik.
8. Nenekku yang selalu menyiapkan sarapan pagiku, memberikan semangat
untuk tetap bertahan hidup
9. Keluarga yang kusayangi yang selalu memberikan semangat selama
pendidikan kuliah keperawatan sampai penyelesaian tugas akhir kuliah.
10. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan Stikes kusuma
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-
persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.
Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu
keperawatan dan kesehatan Amin.
Surakarta, Mei 2013
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME ..................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Tujuan Penulisan ................................................................. 6
C. Manfaat Penulisan ............................................................... 6
BAB II LAPORAN KASUS
A. Data Umum Keluarga .......................................................... 8
B. Pengkajian ............................................................................ 8
C. Diagnosa Keperawatan ........................................................ 11
D. Intervensi ............................................................................ 11
E. Implementasi ........................................................................ 12
F. Evaluasi ................................................................................ 14
viii
BAB III PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
A. Pembahasan ........................................................................ 15
B. Kesimpulan .......................................................................... 27
Daftar Pustaka
Lampiran
Daftar Riwayat Hidup
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 2. Askep Keluarga
Lampiran 3. Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data
Lampiran 4. Log Book
Lampiran 5. Lembar Konsultasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut UU kesehatan No. 23 tahun 1992 dalam mansjoer (2005),
sehat adalah suatu keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Menurut H. L Bloem dalam Arif mansjoer (2005) status kesehatan di
pengaruhi oleh faktor biologik, faktor perilaku, faktor lingkungan, dan faktor
pelayanan kesehatan. Sedangkan menurut Parson dalam Padila (2012) sakit
adalah kegagalan atau gangguan dalam proses tumbuh kembang fungsi tubuh
dan penyesuaian diri manusia secara keseluruhan atau gangguan salah satu
fungsi tubuh (Padila, 2012).
Pada dasarnya penyakit yang sering menyerang masyarakat di
pedesaan yakni Hipertensi. Tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan
diukur paling tidak pada kesempatan yang berbeda. Secara umum seseorang
dianggap mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari
140/90 mmHg. Hipertensi juga sering diartikan sebagai suatu keadaan dimana
tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan sistolik lebih dari
80mmHg (Ardiansyah, 2012). Sering di jumpai gejala yang menyertai pada
penyakit hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan, tanda gejala yang
sering di temukan pada hipertensi di antaranya megeluh sakit kepala, pusing,
lemas, kelelahan, sesak nafas, gelisah, mual, muntah, epitasis, dan kesadaran
menurun (Nurarif, 2012).
2
Nyeri adalah perasaan yang tidak nyaman yang sangat subjektif dan
hanya orang yang mengalaminya yang dapat menjelaskan dan mengevaluasi
perasaan tersebut (Mubarak, 2008). Faktor resiko hipertensi seperti faktor
genetik, jenis kelamin, stres, obesitas, garam, kopi, rokok dan gangguan
emosi dapat merangsang saraf simpatis yang menyebabkan peningkatan
tekanan darah merangsang ke kelenjar adrenal sehingga penurunan darah ke
ginjal menstimulus ke korteks adrenal yang menyebabkan peningkatan
reduksi aldosteron mempengaruhi beberapa peningkatan di antaranya volume
cairan extraseluler, beban kerja jantung, dan kontraksi pada vena
menyebabkan ventrikel hipertensi, menurunya elastisitas ventrikel, dan
meningkatkan kontraksi pada ventrikel sehingga mengakibatkan cardiac
output masuk pada jaringan, metabolisme menjadi anaerob, oksigen menurun
dan karbondioksida meningkat menstimulus peka nyeri kapiler dan otak
sehingga menimbulkan nyeri pada kepala (Nurarif, 2012).
Penyakit hipertensi menjadi masalah utama di Indonesia maupun
dunia. Diperkirakan, sekitar 80 persen kenaikan kasus hipertensi terutama
terjadi di Negara berkembang pada 2025, dari jumlah kasus total 639 juta
kasus ditahun 2000. Jumlah ini diperkirakan meningkat menjadi 1,15 miliar
kasus di tahun 2025. Angka-angka prevalensi hipertensi di Indonesia
menunjukkan bahwa di daerah pedesaan masih banyak penderita hipertensi
yang belum terjangkau oleh layanan kesehatan. Baik dari segi temuan kasus
maupun penatalaksanaan pengobatan (Ardiansyah, 2012).
3
Prevalensi terbanyak di daerah pedesaan berkisar antara 6 persen
sampai dengan 15 persen, tetapi ada pula wilayah dengan angka ekstrem yang
rendah, seperti di Ungaran, Jawa Tengah sekitar 1,8 persen, Lembah Baliem
Pegunungan Jaya Wijaya, Irian Jaya 0,6 persen dan Talang Sumatra Barat
17,8 persen (Ardiansyah, 2012). Untuk di wilayah Jawa Tengah khususnya di
Kabupaten Karanganyar, pada bulan April 2013 di Kecamatan Gondangrejo
mencapai 825 kasus hipertensi yang mendatangi pelayanan kesehatan ke
puskesmas untuk berobat. Tidak sedikit didesa Sadon kecamatan Gondang
Rejo dari 186 penduduk yang mempunyai penyakit hipertensi, yakni
mencapai 19 kasus (Puskesmas Gondangrejo, 2013). Oleh sebab itu Indonesia
yang sedang membangun disegala bidang perlu memperhatikan tindakan
mendidik untuk mencegah timbulnya penyakit yang sering muncul di
pedesaan seperti hipertensi dengan melibatkan peran serta keluarga dalam
memberikan perawatan pada anggota keluarga yang mempunyai penyakit
hipertensi (Ardiansyah, 2012).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat
dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Menurut Salvicon
dan Cellis (1998) dalam L jhonson dan Leny R (2010) di dalam keluarga
terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergantung karena hubungan
darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, dihidupnya dalam suatu
rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-
masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan. perawatan
4
kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang
ditujukan atau dipusatkan pada pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang
dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai saran atau
penyalur.
Dalam konsep keluarga terhadapat lima tugas kesehatan keluarga
menurut Supratjitno (2004) adalah yang pertama mengenal masalah
kesehatan keluarga, anggota keluarga perlu mengenal keadaan kesehatan dan
perubahan – perubahan yang di alami anggota keluarga. Perubahan sekecil
apapun yang di alami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi
perhatian setiap anggota keluarga. Apabila menyadari adanya perubahan
keluarga, perlu dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi,dan
seberapa besar perubahanya. Kedua memutuskan tindakan kesehatan apa
yang tepat bagi keluarga, tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama
untuk mencari pertolongan sesuai dengan keadaan keluarga,dengan
pertimbangan siapa di antara keluarga yang mempunyai kemampuan
memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga. Ketiga merawat anggota
keluarga yang mengalami gangguan kesehatan, anggota keluarga yang
mengalami gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjutan atau
perawatan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi, tetapi keluarga
mempunyai keterbatasan yang telah diketahui oleh anggota itu sendiri,
perawatan dapat dilakukan di pelayanan kesehatan atau di rumah apabila
keluarga mempunyai kemampuan melakukan tindakan untuk tindakan
pertolongan pertama. Keempat memodifikasi lingkungan keluarga untuk
5
menjamin kesehatan keluarga. Kelima yaitu dengan memanfaatkan fasilitas
kesehatan di sekitarnya bagi anggota keluarga.
Menurut fridman, dalam Jhonson L dan Leny R (2010) kelima tugas
kesehatan saling berkaitan dan perlu dilakukan oleh keluarga. Dari ke lima
tugas keluarga diatas, banyak dari keluarga yang tidak bisa menjalankannya
dengan benar. Petugas pelayanan kesehatan perlu melakukan pengkajian
untuk mengetahui sejauh mana keluarga dapat melaksanakan kelima tugas
tersebut dengan baik, selanjutnya memberikan bantuan atau pembinaan
terhadap keluarga untuk memenuhi tugas kesehatan tersebut.
Pengkajian yang penulis lakukan di desa Sadon, kecamatan
gondangrejo, Kabupaten Karanganyar terhadap keluarga Ny. Sm Pada hari
kamis tanggal 25 April 2013 Ny. Sm memeriksakan kesehatannya di
puskesmas gondangrejo karanganyar dengan penyakit hipertensi, Ny. Sm
mengatakan badan lemas, pusing, nyeri kepala di bagian kepala sampai leher,
nyeri di rasakan seperti di tusuk – tusuk tarum, skala nyeri 6, nyeri di rasakan
tidak menentu dalam satu waktu. Ny. Sm mengatakan tidak mengetahui
tentang obat tradional untuk penyakitnya, keluarga Ny. Sm juga tidak
mengetahui bagaimana cara perawatan yang diberikan khususnya pada
penderita Hipertensi.
Dari latar belakang itulah, penulis tertarik untuk menulis karya tulis
ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Keluarga Ny. Sm pada Ny. Sm
Dengan Hipertensi Di Desa Sadon, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten
Karanganyar”.
6
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Melaporkan asuhan keperawatan keluarga Ny. Sm. dengan
Hipertensi pada keluarga Ny. Sm di desa Sadon, Kecamatan Godangrejo,
Kabupaten Karanganyar.
2. Tujuan khusus
a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada Ny. Sm dengan Hipertensi
pada keluarga Ny. Sm
b. Penulis mampu merumuskan diagnose keperawatan pada Ny. Sm
dengan Hipertensi pada keluarga Ny. Sm
c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada Ny. Sm
dengan Hipertensi pada keluarga Ny. Sm
d. Penulis mampu melakukan implementasi pada Ny. S dengan Hipertensi
pada keluarga Ny. Sm
e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Ny. Sm dengan Hipertensi
pada keluarga Ny. Sm
C. Manfaat Penulisan
1. Penulis
Dapat meningkatkan pengetahuan, kualitas ketrampilan dan
pengalaman nyata dalam memberikan asuhan keperawatan pemenuhan
kebutuhan pada klien dengan hipertensi.
7
2. Bagi profesi
Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan lainnya dalam
melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan hipertensi, sehingga
klien mendapatkan tindakan asuhan keperawatan yang cepat, tepat dan
optimal.
3. Masyarakat Gondangrejo
Sebagai bahan pertimbangan dan peningkatan pengetahuan dalam
penanganan kesehatan keluarga.
4. Pendidikan
Sebagai sumber bacaan atau referensi untuk meningkatkan kualitas
pendidikan keperawatan khususnya pada klien dengan hipertensi dan dapat
menambah pengetahuan bagi para pembaca.
8
BAB II
LAPORAN KASUS
A. Data Umum Keluarga
Pengkajian dilakukan pada hari kamis, tanggal 25 April 2013 di rumah
keluarga Ny. Sm. Komposisi keluarga Ny. Sm terdiri dari tiga anggota keluarga
yaitu Ny. Sm berusia 60 tahun sebagai kepala keluarga, bekerja sebagai buruh
swasta pendidikan terakhir sampai sekolah dasar saja penghasilan Ny. Sm tidak
menentu dalam setiap hari karena hanya menjadi buruh cuci yang sangat jarang ada
yang menggunakan jasanya.
Keluarga Ny. Sm beralamatkan di Desa Sadon RT. 04 RW. V Kecamatan
Gondangrejo, Karanganyar. Tipe Keluarga Ny. Sm Lanjut Usia, dimana suami istri
sudah tua anak – anaknya sudah berpisah, tahap perkembangan keluarga saat ini
pada tahap keluarga lanjut usia.
B. Pengkajian
Hasil pengkajian pada keluarga Ny. Sm khususnya Ny. Sm menderita
penyakit hipertensi, Ny. Sm mengatakan mempunyai riwayat hipertensi sejak 2010.
Saat di kaji Ny. Sm mengatakan nyeri pada kepala sampai leher, nyeri yang di
rasakan seperti tertusuk – tusuk jarum, nyeri yang di rasakan tidak menentu dalam
satu waktu, skala nyeri 6, saat di lakukan pengukuran tekanan darah di dapatkan
hasil tekanan darah Ny. Sm 150/100 mmHg. Ekspresi wajah Ny. Sm tampak
meringis menahan nyeri, saat di tanya keluarga belum mengerti cara memberikan
perawatan nyeri dan obat tradisonal pada penyakit hipertensi.
9
Dari hasil pengkajian riwayat dan tahap perkembangan keluarga di dapatkan
keluarga Ny.sm termasuk dalam tahap perkembangan Lanjut Usia. Dimana tahap
perkembangan usia lanjut meliputi penyesuaian terhadap masa pensiun, menerima
kematian pasangan, mempertahankan keakraban dengan pasangan dan saling
merawat, dan melakukan life riview masa lalu, Ny. Sm menerima kematian
suaminya karena sakit demam berdarah, Ny. Sm melakukan life riview dengan cara
mengenang kembali saat bersama suaminya, seperti saat masih bersama – sama
tinggal dalam satu rumah. Tahap perkembangan saat ini yang belum terpenuhi pada
keluarga Ny. Sm adalah penyesuaian terhadap masa pensiun, dikarenakan Ny. Sm
tidak mempunyai pensiunan karena hanya bekerja sebagai buruh swasta dengan
panghasilan yang sangat kurang untuk memenuhi kebutuhan sehari - hari, Ny. Sm
tidak bisa menikmati masa tuanya dengan baik, karena masih harus mencari nafkah
untuk membantu pendapatan keluarga. Seharusnya pada usia Ny. Sm sudah tidak
merasakan beratnya mencari uang, dan hanya tinggal menikmati sisa masa usianya
dan saling merawat pasangan tetapi suami Ny. Sm sudah meninggal dunia.
Dari pengkajian riwayat keluarga inti di dapatkan hasil Ny. Sr berusia 80
tahun, Ny. Sr adalah ibu dari Ny. Sm, Ny. Sr mempunyai suami dan empat orang
anak, suami Ny. Sr dan anak pertama Ny. Sr sudah meninggal karena kecelakaan
lalu lintas, Ny. Sm adalah anak ketiga dari Ny. Sr, Ny. Sm menikah saat berusia 19
tahun, suami dari Ny. Sm sudah meninggal 11 tahun yang lalu karena demam
berdarah. Ny. Sm di karuniai satu orang anak, saat di lakukan pengkajian Ny. Sm
mengatakan badan lemas, nyeri di rasakan di bagian kepala sampai leher, nyeri
seperti tertusuk – tusuk jarum, skala nyeri 6, nyeri timbul tidak menentu dalam satu
waktu, ekspresi wajah Ny. Sm meringis menahan nyeri, dari pengukuran tekanan
10
darah Ny. Sm di dapatkan hasil 150/100 mmHg, Ny. Sm makan – makanan yang
rendah garam.
Pada pengkajian riwayat keluarga sebelumnya di dapatkan hasil dalam
keluarga Ny. Sm tidak ada riwayat penyakit keturunan seperti kencing manis, asma,
jantung serta penyakit menular seperti tuberkolosis (TBC), hepatitis dan HIV AIDS.
Pengkajian fungsi keperawatan keluarga di dapatkan hasil keluarga Ny. Sm
mengatakan tidak mengetahui keterampilan mengenai macam perawatan yang di
perlukan dari penyakit hipertensi, serta cara perawatan obat – obatan tradisional
untuk penyakit hipertensi, keluarga Ny. Sm hanya mengetahui diit untuk hipertensi
yaitu dengan mengkonsumsi makan – makanan rendah garam.
Dari hasil pemeriksaan fisik di dapatkan hasil tekanan darah Ny. Sm 150/100
mmHg, nadi 83 kali per menit, pernafasan 23 kali per menit, tinggi badan 150
sentimeter, leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada nyeri telan pada
tenggorokan, keluhan Ny. Sm mengatakan badan lemas, pusing, nyeri kepala di
bagian kepala sampai leher, nyeri di rasakan seperti di tusuk – tusuk jarum, skala
nyeri 6, nyeri di rasakan tidak menentu dalam satu waktu.
C. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul pada pengkajian keluarga Ny. Sm adalah
nyeri akut pada Ny. Sm berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Ny. Sm
dalam merawat anggota keluarga yang sakit. Di tandai dengan Ny. Sm mengatakan
nyeri pada kepala sampai leher, nyeri yang di rasakan seperti tertusuk – tusuk jarum,
nyeri yang di rasakan tidak menentu dalam satu waktu, skala nyeri 6, keluarga Ny.
Sm mengatakan belum mengetahui cara perawatan dan obat – obatan tradisional
untuk penyakit hipertensi, hasil observasi di dapatkan ekpresi wajah Ny. Sm
meringis menahan nyeri, tekanan darah 150/100 mmHg.
11
Skoring pada diagnosa di atas adalah sifat masalah aktual dengan skor 3/3 x 1
bobot 1, kemungkinan masalah untuk di ubah sebagian dengan skor ½ x 1 bobot 1,
kemungkinan masalah dapat di cegah cukup dengan skor 2/3 x 1 bobot 2/3,
menonjolnya masalah di rasakan dan harus segera di tangani dengan skor 2/2 x 1
bobot 1, jumlah dari total skoring yaitu 3 2/3.
D. Intervensi
Rencana asuhan keperawatan pada Ny. Sm dilakukan pada tanggal 25 April
2013, tujuan umum dari diagnosa keperawatan nyeri akut pada Ny. Sm
berhubungan dengan ketidakmampuan pada keluarga Ny. Sm dalam merawat
anggota keluarga yang sakit, yaitu setelah di lakukan 3 x kunjungan rumah nyeri
berkurang skala 3. Sedangkan untuk tujuan khusus dari diagnosa keperawatan nyeri
akut berhubungan dengan ketidakmampuan pada keluarga Ny. Sm dalam merawat
anggota keluarga yang sakit, yaitu setelah di lakukan 3 x kunjungan rumah, keluarga
Ny. Sm mampu cara membuat obat tradisional, mengetahui upaya peningkatan
kesehatan dan pencegahan penyakit hipertensi, dan mengetahui macam cara
perawatan untuk hipertensi.
Intervensi keperawatan keluarga yang di lakukan adalah yang pertama kaji
nyeri dengan rasional untuk mengetahui tingkatan nyeri berkurang atau hilang,
kedua diskusikan dengan keluarga cara perawatan nyeri pada hipertensi seperti
tehnik relaksasi nafas dalam rasionalnya agar keluarga mengerti cara memberikan
perawatan nyeri pada hipertensi, ketiga demonstrasikan cara membuat obat
tradisional seperti membuat jus ketimun, menumbuk daun kencur kemudian di
tempelkan pada dahi rasionalnya agar keluarga mengetahui obat – obatan tradisional
untuk menurunkan tekanan darah dan mengurangi sakit kepala, keempat jelaskan
12
pada keluarga makanan apa saja yang harus di kurangi seperti tinggi garam, daging
kambing rasionalnya agar keluarga mengetahui makanan apa saja yang harus di
kurangi, kelima motivasi keluarga untuk untuk menggunakan pelayan kesehatan
rasionalnya agar keluarga berupaya meningkatkan kesehatan serta pencegahan
penyakit secara berlanjut, dan yang keenam monitor tekanan darah rasionalnya untuk
mengetahui peningkatan tekanan darah.
E. Implementasi
Implementasi di lakukan pada hari Jum’at tanggal 26 April 2013,
implementasi yang pertama jam 11.45 WIB mengkaji nyeri, saat di kaji nyerinya Ny.
Sm mengatakan nyeri kepala berkurang, nyeri yang di rasakan seperti di tusuk –
tusuk jarum, nyeri di rasakan di bagian kepala sampai leher, skala nyeri 4, nyeri di
rasakan tidak menentu dalam satu waktu, ekpresi wajah Ny. Sm sedikit rileks.
Implementasi kedua jam 11.55 WIB mendiskusikan dengan keluarga cara perawatan
nyeri pada hipertensi seperti mengajarkan tehnik relaksai nafas dalam, saat
mengajarkan dan melatih tehnik relaksasi nafas dalam pada keluarga Ny. Sm
mengatakan mengerti dan mau mencoba melakukanya, keluarga Ny. Sm tampak
berusaha mencoba melakukan tehnik relaksasi nafas dalam. Implementasi ketiga jam
12.05 WIB mendemonstrasikan cara membuat obat – obatan tradisional seperti
membuat jus ketimun dan menumbuk daun kencur kemudian di tempelkan pada
dahi, keluarga Ny. Sm mengatakan mengerti dan mau mencoba melakukan apa saja
yang telah di ajarkan, keluarga Ny. Sm tampak mencoba membuat jus ketimun dan
menumbuk daun kencur kemudian di tempelkan pada dahi.
Implementasi keempat jam 12.15 WIB menjelaskan kepada keluarga makanan
apa saja yang harus di kurangi seperti tinggi garam atau makanan yang asin, daging
13
kambing, saat di berikan penjelasan makan apa saja yang harus di kurangi keluarga
Ny. Sm mengatakan mengerti dan sudah jelas, keluarga Ny. Sm tampak
mendengarkan dengan baik. Implementasi kelima jam 12.30 WIB memotivasi
keluarga Ny. Sm untuk menggunakan pelayan kesehatan, saat di berikan motivasi
keluarga mengatakan bersedia untuk pergi ke pusat pelayan apa bila ada anggota
keluarga yang sakit maupun melakukan pengukuran tekanan darah, kolesterol, gula
darah sewaktu secara berkala, keluarga tampak mendengarkan dengan baik.
Impelementasi yang keenam yaitu memonitor tekanan darah Ny. Sm, saat di lakukan
pengukuran tekanan darah Ny. Sm mengatakan bersedia di lakukan pengukuran
tekanan darah, tekanan darah Ny. Sm 140/90 MmHg.
F. EVALUASI
Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3 kali kunjungan rumah,
evaluasi di lakukan pada hari Sabtu tanggal 27 April 2013 pada jam 11.45 WIB,
evaluasi meliputi data Subyektif, obyektif, analisa dan perencanaan, evaluasi yang
pertama data subyektif di dapatkan hasil Ny. Sm mengatakan nyeri kepala
berkurang, nyeri di rasakan seperti di tusuk – tusuk jarum, nyeri di bagian kepala
sampai leher, skala nyeri 3, nyeri dirasakan tidak menentu dalam satu waktu,
keluarga Ny. Sm memgatakan mengerti dan sudah bisa melatih tehnik relaksasi
nafas dalam, cara membuat obat – obatan tradisional, makanan yang harus di
kurangi, Keluarga Ny. Sm juga mengatakan mau untuk menggunakan pelayanan
kesehatan. Evaluasi yang kedua secara obyektif di dapatkan hasil ekpresi wajah Ny.
Sm lebih rileks, keluarga Ny. Sm tampak mencoba mengulangi apa saja yang
kemarin di ajarkan, tampak mencoba membuat jus ketimun dan menumbuk daun
kencur kemudian di tempelkan di dahi Ny.Sm, tekanan darah Ny. Sm 140/90 mmHg.
14
Evaluasi yang ketiga secara analisa di dapatkan hasil masalah dari nyeri akut pada
Ny. Sm dan ketidakmampuan keluarga Ny. Sm merawat anggota keluarga yang sakit
teratasi. Evaluasi yang keempat yaitu perencanaan di dapatkan hasil pertahankan
intervensi seperti anjurkan tehnik relaksasi nafas dalam apabila nyeri timbul, dan
anjurkan untuk membuat obat – obatan tradisional apabila tekanan darah meningkat.
15
BAB III
PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
B. Pembahasan
Di bab ini penulis akan membahas tentang proses asuhan keperawatan
keluarga Ny. Sm dengan masalah keperawatan utama nyeri karena hipertensi dan
etiologi ketidakmampuan keluarga Ny. Sm dalam merawat anggota yang sakit.
1. Pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahapan di mana seorang perawat mengambil
informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Agar
di peroleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga,
perawat diharapkan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti yaitu bahasa
yang digunakan dalam aktivitas sehari – hari. Proses pengkajian dimulai dengan
mengumpulkan informasi secara terus menerus, dalam hal ini data dikumpulkan
secara sistematis (dengan menggunakan alat pengkajian keluarga), kemudian
diklasifikasikan dan dianalisis. Jika dalam pengkajian, perawat menemukan data
yang bermakna atau berpotensi masalah maka digali lebih mendalam.
Pengumpulan data merupakan syarat utama untuk pengidentifikasian masalah.
Dalam pelaksanaanya proses pengkajian keperawatan bersifat dinamis, interaktif
dan fleksibel. Pengumpulan data tentang keluarga didapatkan dari berbagai
sumber di antaranya adalah wawancara, temuan – temuan yang objektif (misal,
observasi terhadap rumah dan fasilitas – fasilitas yang ada di dalamnya) dan
informasi – informasi tertulis atau lisan dan rujukan, berbagai lembaga yang
menangani keluarga dan anggota tim kesehatan lainya (Andormoyo, 2012).
16
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik 140 mmHg dan tekanan darah
diastolik lebih dari 90 mmHg. Tanda gejala pada hipertensi antara lain mengeluh
sakit kepala atau pusing, lemas, kelelahan, sesak nafas, gelisah, mual muntah,
epitaksis, kesadaran menurun (Nurarif, 2012). Pada kasus tanda gejala yang
muncul adalah Ny. Sm mengatakan nyeri pada bagian kepala, badan lemas.
Faktor penyebab hipertensi di antaranya yang pertama faktor genetik dimana
individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi, berisiko lebih
tinggi untuk mendapatkan penyakit ini ketimbang mereka yang tidak sedangkan
data hasil pengkajiaan di lapangan keluarga Ny. Sr tidak ada yang mempunyai
riwayat hipertensi hanya Ny. Sm yang mempunyai hipertensi. Faktor penyebab
yang kedua yaitu jenis kelamin dan usia, laki – laki berusia 35 sampai 50 tahun
dan wanita pascamenepouse berisiko tinggi untuk mengalami hipertensi dan dari
hasil pengkajian di dapatkan hasil adanya persamaan dengan teori yaitu Ny. Sm
berusia 56 tahun dan sudah masuk pada tahap menepouse. Faktor penyebab yang
ketiga diet konsumsi tinggi garam atau kandungan lemak, Ny. Sm mengatakan
sebelum mengetahui mempunyai hipertensi suka makan – makan yang asin –
asinan sehinnga terdapat kesamaan dengan teori. Sedangkan faktor penyebab
yang keempat berat badan atau obesitas 25 persen lebih berat di atas berat badan
ideal sedangkan Ny. Sm didapatkan hasil adanya perbedan dengan teori yaitu
berat badan 53 kilogram atau berat badan tidak mengalami obesitas atau
kelebihan berat badan dan yang kelima yaitu faktor gaya hidup seperti merokok
dan konsumsi alkohol dari hasil pengkajian di dapatkan data adanya perbedaan
yaitu Ny. Sm tidak merokok dan tidak mengkonsumsi minum – minuman keras
atau alkohol (Ardiansyah, 2009).
17
Tipe keluarga Ny. Sm adalah keluarga lanjut usia yaitu keluarga inti
dimana suami istri sudah tua, anak – anak sudah berpisah (Padila, 2012). Sesuai
pada teori dari hasil pengkajian didapatkan Ny. Sm berumur 60 tahun dan
termasuk usia lanjut sesuai teori dari undang – undang nomor 13 tahun 1998
tentang kesejahteraan lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60
tahun ke atas, baik pria maupun wanita (Nugroho, 2008).
Tahap perkembangan keluarga di dapatkan keluarga Ny.Sm termasuk
dalam tahap perkembangan lanjut usia. Dimana tahap perkembangan usia lanjut
meliputi penyesuaian terhadap masa pensiun, menerima kematian pasangan,
mempertahankan keakraban dengan pasangan dan saling merawat, dan
melakukan life riview masa lalu (Setiadi, 2008). Pada hasil pengkajian di
dapatkan hasil Ny. Sm menerima kematian suaminya karena sakit demam
berdarah, Ny.Sm melakukan life riview dengan cara mengenang kembali saat
bersama suaminya, seperti saat masih bersama – sama tinggal dalam satu rumah.
Tahap perkembangan saat ini yang belum terpenuhi pada keluarga Ny.sm adalah
penyesuaian terhadap masa pensiun, dikarenakan Ny. Sm tidak mempunyai
pensiunan karena hanya bekerja sebagai buruh swasta atau buruh untuk mencuci
baju dengan panghasilan yang sangat kurang, rata – rata pendapatan kurang lebih
Rp.200.000 perbulan untuk memenuhi kebutuhan sehari - hari, Ny. Sm tidak bisa
menikmati masa tuanya dengan baik, karena masih harus mencari nafkah untuk
membantu pendapatan keluarga. Seharusnya pada usia Ny. Sm sudah tidak
merasakan beratnya mencari uang, dan hanya tinggal menikmati sisa masa
usianya dan tahap perkembangan yang belum terpenuhi yang kedua adalah saling
merawat pasangan tetapi suami Ny. Sm sudah meninggal dunia.
18
Dalam konsep keluarga terdapat lima tugas kesehatan keluarga menurut
Supratjiptno (2004), salah satunya yaitu merawat anggota keluarga yang
mengalami gangguan kesehatan, sering kali keluarga telah mengambil tindakan
yang tepat dan benar, tetapi keluarga memiliki keterbatasan yang telah di ketahui
oleh keluarga sendiri, jika demikian apabila ada anggota keluarga yang
mengalami gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjutan atau
perawatan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi, perawatan dapat di
lakukan di institusi pelayanan kesehatan atau di rumah apabila keluarga telah
memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama. Dari hasil
pengkajian fungsi keperawatan keluarga di dapatkan persamaan dengan teori
yaitu keluarga Ny. Sm mengatakan tidak mengetahui keterampilan tentang
macam perawatan yang di perlukan dari penyakit hipertensi, serta cara perawatan
seperti membuat obat – obatan tradisional untuk penyakit hipertensi, dan keluarga
Ny. Sm hanya mengetahui diit untuk hipertensi yaitu dengan mengkonsumsi
makan – makanan rendah garam.
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik mengenai respon individu,
keluarga, dan komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang
aktual dan potensial. Diagnosa keperawatan memberikan dasar untuk pemilihan
intervensi keperawatan untuk mencapai hasil yang merupakan tanggung jawab
perawat (Andormoyo, 2012). Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan
berdasarkan data yang didapatkan pada pengkajian yang terdiri dari masalah
keperawatan (problem / P) yang berkenaan pada individu dalam keluarga yang
sakit berhubungan dengan etiologi (E) yang berasal dari pengkajian fungsi
19
perawatan keluarga. Diagnosa keperawatan keluarga mengacu pada P, E, S.
Dimana untuk problem (P) dapat digunakan tipologi dari NANDA maupun
doengoes sebagai masalah indvidu yang sakit dan etiologi (E) berkenaan dengan
lima tugas keluarga dalam kesehatan atau keperawatan (Muhlisin, 2012).
Problem dalam diagnosa keperawatan utama pada keluarga Ny. Sm adalah
nyeri, nyeri adalah perasaan yang tidak nyaman yang sangat subjektif dan hanya
orang yang mengalaminya yang dapat menjelaskan dan mengevaluasi perasaan
tersebut (Mubarak, 2008). Karakterisistik nyeri dapat dilihat atau diukur
berdasarkan lokasi nyeri, durasi nyeri ( menit, jam, hari atau bulan), irama atau
periodenya (terus menerus, hilang timbul, periode bertambah atau berkurang) dan
kualitas nyeri seperti ditusuk, terbakar, sakit nyeri dalam atau superfisial atau
bahkan seperti di gencet) karakteristik nyeri juga dapat di lihat nyeri berdasarkan
metode PQRST, P (Provocate), Q (Quality), R (Region), S (Severe), dan T
(Time), (Judha, 2012). Hipertensi adalah tekanan darah sistolik lebih dari 140
mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg (Nurarif, 2012).
Sering di jumpai gejala yang menyertai pada penyakit hipertensi meliputi
nyeri kepala dan kelelahan, tanda gejala yang sering di temukan pada hipertensi
di antaranya megeluh sakit kepala, pusing, lemas, kelelahan, sesak nafas, gelisah,
mual, muntah, epitasis, dan kesadaran menurun (Nurarif, 2012). Berdasarkan
teori tersebut sesuai dengan keluhan yang di rasakan Ny. Sm dimana Ny. Sm
mengeluh nyeri dibagian kepala.
Faktor resiko hipertensi seperti faktor genetik, jenis kelamin, stres,
obesitas, garam, kopi, rokok dan gangguan emosi dapat merangsang saraf
simpatis yang menyebabkan peningkatan tekanan darah merangsang ke kelenjar
adrenal sehingga penurunan darah ke ginjal menstimulus ke korteks adrenal yang
20
menyebabkan peningkatan reduksi aldosteron mempengaruhi beberapa
peningkatan di antaranya volume cairan extraseluler, beban kerja jantung, dan
kontraksi pada vena menyebabkan ventrikel hipertensi, menurunnya elastisitas
ventrikel, dan meningkatkan kontraksi pada ventrikel sehingga mengakibatkan
cardiac output masuk pada jaringan, metabolisme menjadi anaerob, oksigen
menurun dan karbondioksida meningkat menstimulus peka nyeri kapiler dan otak
sehingga menimbulkan nyeri pada kepala (Nurarif, 2012).
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak
menyenangkan dan muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau
di gambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa, serangan yang tiba - tiba
atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat di
antisipasi atau diprediksi dan berlangsung kurang dari enam bulan (NANDA,
2011).
Dari pengertian dan teori yang telah di jelaskan dan sesuai dengan kondisi
Ny. Sm mengatakan badan lemas, nyeri pada kepala sampai leher, nyeri seperti di
tusuk – tusuk jarum, skala nyeri 6, nyeri di rasakan tidak menentu dalam satu
waktu dan saat di lakukan pengukuran tekanan darah di dapatkan hasil 150/100
mmHg, sehingga penulis memfokuskan pada nyeri.
Penulis mengambil problem nyeri akut berdasarkan teori dan hasil
pengkajian di lapangan yaitu nyeri kepala Ny. Sm tidak menentu dalam satu
waktu, serangan mendadak atau pelan intensitas ringan sampai berat durasi
kurang dari 6 bulan (Nurarif, 2012).
Dalam konsep keluarga terdapat lima tugas kesehatan keluarga menurut
Supratjiptno (2004), salah satunya yaitu merawat anggota keluarga yang
mengalami gangguan kesehatan, sering kali keluarga telah mengambil tindakan
21
yang tepat dan benar, tetapi keluarga memiliki keterbatasan yang telah di ketahui
oleh keluarga sendiri, jika demikian apabila ada anggota keluarga yang
mengalami gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjutan atau
perawatan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi, perawatan dapat di
lakukan di institusi pelayan kesehatan atau di rumah apa bila keluarga telah
memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama.
Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga dalam merawat
anggota keluarga yang sakit, maka perlu di kaji di antaranya apakah keterampilan
keluarga mengenai macam perawatan yang diperlukan. Penulis merumuskan
etiologi ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit
berdasarkan teori fungsi perawatan kesehatan yaitu selain keluarga menyediakan
makanan, pakaian dan rumah, keluarga juga berfungsi melakukan asuhan
kesehatan terhadap anggotanya baik untuk mencegah terjadinya gangguan
maupun merawat anggota yang sakit. Kemampuan ini sangat mempengaruhi
status kesehatan individu dan keluarga (Padila, 2012).
Dari pengkajian yang telah di lakukan di dapatkan data bahwa keluarga
Ny. Sm mengatakan tidak mengetahui bagaimana cara perawatan yang diberikan
khususnya pada penderita hipertensi, seperti pada teori yang telah di jelaskan dan
pada hasil dari pengkajian, keluarga Ny. Sm masuk pada tugas keluarga merawat
anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan atau merawat anggota
keluarga yang sakit.
Berdasarkan hasil pengkajian penulis mengangkat diagnosa keperawatan
utama pada keluarga Ny. Sm yaitu nyeri akut pada Ny. Sm berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga Ny. Sm dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
3. Intervensi
22
Rencana keperawatan adalah hasil dari suatu proses yang sistematis dan
telah di pelajari, tidak hanya didasarkan oleh dorongan hati tanpa proses
pemikiran. Proses perencanaan mempunyai sifat logis, dimana data – data yang
berkaitan dikumpulkan guna memperoleh keputusan yang masuk akal, rencana
perawatan berpusat pada tindakan – tindakan yang dapat memecahkan atau
meringankan masalah yang sedang dihadapi. Rencana itu sendiri adalah pedoman
untuk melakukan tindakan (keperawatan dan kolaboratif) yang intinya adalah
pendekatan – pendekatan, strategi, kegiatan – kegiatan, cara – cara, bahan –
bahan, dimana perawat bersama dengan keluarga asuhan mengharapkan dapat
merubah masalah atau situasi (Muhlisin, 2012).
Penulis membuat intervensi keperawatan yang pertama kaji dan catat
keluhan nyeri, dengan rasional untuk menentukan intervensi dan mengetahui efek
terapi (Ardiansyah, 2012). Kedua diskusikan dengan keluarga tentang cara
memberikan perawatan nyeri pada hipertensi seperti melatih tehnik relaksasi
nafas dalam untuk melepaskan ketidaknyamanan dan stress serta berguna untuk
merelaksasikan otot (Potter dan perry, 2006). Ketiga demonstrasikan cara
membuat obat – obatan tradisional seperti mentimun cara mengkonsumsinya
sesuai selera seperti dibuat jus untuk menurunkan tekanan darah (Susilo, 2011).
Menumbuk daun kencur sampai halus kemudian di tempelkan di dahi untuk
mengurangi sakit kepala (Padila, 2012). Yang keempat jelaskan pada keluarga
makan – makan yang harus di kurangi seperti tinggi garam (Ardiansyah, 2012),
daging kambing (Wahdah, 2011), untuk mencegah peningkatan tekanan darah.
Kelima motivasi keluarga untuk menggunakan pelayanan kesehatan bertujuan
agar keluarga berupaya meningkatkan kesehatan serta pencegahan terhadap
penyakit berlanjut (Padila, 2012), keenam monitor vital sign dengan rasional
23
untuk mendeteksi adanya perubahan sistem tubuh (Hidayat, 2004). Berdasarkan
teori tersebut sesuai yang penulis buat di intervensi yang pertama kaji nyeri,
kedua diskusikan dengan keluarga tentang cara memberikan perawatan nyeri
pada hipertensi seperti melatih tehnik relaksasi nafas dalam, ketiga
demonstrasikan cara membuat obat – obatan tradisional seperti mentimun cara
mengkonsumsinya sesuai selera seperti dibuat jus, menumbuk daun kencur
sampai halus kemudian ditempelkan pada dahi, jelaskan kepada keluarga tentang
makan – makanan yang harus dikurangi seperti tinggi garam, daging kambing,
kelima motivasi keluarga untuk menggunakan pelayan kesehatan, monitor vital
sign.
4. Implementasi
Implementasi atau tindakan keperawatan adalah tindakan yang dilakukan
perawat kepada keluarga berdasarkan perencanaan yang mengacu pada diagnosa
yang telah ditegakkan dan dibuat sebelumnya (Muhlisin, 2012).
Penulis melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan perencanaan
keperawatan atau intervensi yang penulis buat antara lain Penulis mebuat
intervensi keperawatan yang pertama pada hari jum’at tanggal 26 april 2013 jam
11.45 WIB mengkaji dan catat keluhan nyeri, dengan rasional untuk menentukan
intervensi dan mengetahui efek terapi (Ardiansyah, 2012). Kedua pada tanggal 26
April 2013 jam 11.55 WIB mendiskusikan dengan keluarga tentang cara
memberikan perawatan nyeri pada hipertensi seperti melatih tehnik relaksasi
nafas dalam untuk melepaskan ketidaknyamanan dan stress serta berguna untuk
merelaksasikan otot (Potter dan perry, 2006). Ketiga pada tanggal 26 April 2013
jam 12.05 WIB mendemonstrasikan cara membuat obat – obatan tradisional
24
seperti mentimun cara mengkonsumsinya sesuai selera seperti dibuat jus untuk
menurunkan tekanan darah (Susilo, 2011). Menumbuk daun kencur sampai halus
kemudian di tempelkan di dahi untuk mengurangi sakit kepala (Padila, 2012).
Yang keempat tanggal 26 April 2013 jam 12.15 WIB menjelaskan pada keluarga
makan – makan yang harus di kurangi seperti tinggi garam (Ardiansyah, 2012),
daging kambing (Wahdah, 2011), untuk mencegah peningkatan tekanan darah.
Kelima tanggal 26 April 2013 jam 12.30 WIB memotivasi keluarga untuk
menggunakan pelayanan kesehatan bertujuan agar keluarga berupaya
meningkatkan kesehatan serta pencegahan terhadap penyakit berlanjut (Padila,
2012), keenam memonitor vital sign dengan rasional untuk mendeteksi adanya
perubahan sistem tubuh (Hidayat, 2004).
5. Evaluasi
Evaluasi di dasarkan pada bagaimana efektifnya intervensi – intervensi
yang dilakukan penulis, keefektifan ditentukan dengan melihat respon keluarga
dan hasil, bukan intervensi – intervensi yang diimplementasikan, dengan kata lain
evaluasi merupakan tahapan penilaian untuk membandingkan kesehatan keluarga
dengan tujuan yeng telah ditetapkan oleh penulis (Andarmoyo, 2012). Dari hasil
proses keperawatan setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3 kali
kunjungan rumah, evaluasi di lakukan pada hari Sabtu tanggal 27 April 2013
pada jam 11.45 WIB, evaluasi meliputi data subyektif, obyektif, analisa dan
perencanaan, evaluasi yang pertama data subyektif di dapatkan hasil Ny. Sm
mengatakan nyeri kepala berkurang, nyeri di rasakan seperti di tusuk – tusuk
jarum, nyeri di bagian kepala sampai leher, skala nyeri 3, nyeri dirasakan tidak
25
menentu dalam satu waktu, keluarga Ny. Sm mengatakan mengerti dan sudah
bisa melatih tehnik relaksasi nafas dalam, cara membuat obat – obatan
tradisional, makanan yang harus di kurangi, Keluarga Ny. Sm juga mengatakan
mau untuk menggunakan pelayanan kesehatan. Evaluasi yang kedua secara
obyektif di dapatkan hasil ekpresi wajah Ny. Sm lebih rileks, keluarga Ny. Sm
tampak mencoba mengulangi apa saja yang kemarin di ajarkan, tampak mencoba
membuat jus ketimun dan menumbuk daun kencur sampai halus kemudian di
tempelkan di dahi Ny.Sm, tekanan darah Ny. Sm 140/90 mmHg. Evaluasi yang
ketiga secara analisa di dapatkan hasil masalah dari nyeri akut pada Ny. Sm dan
ketidakmampuan keluarga Ny. Sm dalam merawat anggota keluarga yang sakit
teratasi. Evaluasi yang ke empat yaitu perencanaan di dapatkan hasil pertahankan
intervensi seperti anjurkan tehnik relaksasi nafas dalam apabila nyeri timbul, dan
anjurkan untuk membuat obat – obatan tradisional apabila tekanan darah
meningkat.
C. Simpulan dan saran
1. Kesimpulan
a. Hasil pengkajian pada keluarga Ny. Sm khususnya pada Ny. Sm dengan nyeri
akut pada hipertensi adalah nyeri pada bagian kepala sampai leher, nyeri
seperti tertusuk – tusuk jarum, skala nyeri 6, nyeri tidak menentu dalam satu
waktu, dan mengatakan belum mngetahui tentang cara perawatan pada nyeri
hipertensi atau merawat anggota keluarga yang sakit.
26
b. Diagnosa keperawatan pada keluarga Ny. Sm khususnya pada Ny. Sm adalah
nyeri akut pada Ny. Sm berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Ny.
Sm dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
c. Intervensi keperawatan keluarga yang di lakukan adalah yang pertama kaji
dan catat keluhan nyeri, dengan rasional untuk menentukan intervensi dan
mengetahui efek terapi, kedua diskusikan dengan keluarga cara perawatan
nyeri pada hipertensi seperti tehnik relaksasi nafas dalam rasionalnya agar
keluarga mengerti cara memberikan perawatan nyeri pada hipertensi, ketiga
demonstrasikan cara membuat obat tradisional seperti mentimun cara
mengkonsumsinya sesuai selera seperti dibuat jus, menumbuk daun kencur
sampai halus kemudian di tempelkan pada dahi rasionalnya agar keluarga
mengetahui obat – obatan tradisional untuk menurunkan tekanan darah dan
mengurangi sakit kepala, keempat jelaskan pada keluarga makanan apa saja
yang harus di kurangi seperti tinggi garam, daging kambing rasionalnya agar
keluarga mengetahui makanan apa saja yang harus di kurangi, kelima
motivasi keluarga untuk untuk menggunakan pelayan kesehatan rasionalnya
agar keluarga berupaya meningkatkan kesehatan serta pencegahan penyakit
secara berlanjut, dan yang keenam monitor vital sign rasionalnya untuk
mendeteksi adanya perubahan sistem tubuh.
d. Implementasi atau tindakan keperawatan yang dilakukan sama dengan
intervensi yang telah dibuat yaitu yang pertama mengkaji nyeri, kedua
mendiskusikan dengan keluarga cara perawatan nyeri pada hipertensi seperti
mengajarkan tehnik relaksai nafas dalam, ketiga mendemonstrasikan cara
membuat obat – obatan tradisional seperti mentimun cara mengkonsumsinya
sesuai selera seperti dibuat jus dan menumbuk daun kencur sampai halus
27
kemudian di tempelkan pada dahi, Implementasi keempat menjelaskan kepada
keluarga makanan apa saja yang harus di kurangi seperti tinggi garam atau
makanan yang asin, daging kambing, Implementasi kelima memotivasi
keluarga Ny. Sm untuk menggunakan pelayan kesehatan, impelementasi yang
keenam yaitu memonitor vital sign Ny. Sm.
e. Evaluasi di lakukan pada hari Sabtu tanggal 27 April 2013 pada jam 11.45
WIB, evaluasi yang pertama data subyektif di dapatkan hasil Ny. Sm
mengatakan nyeri kepala berkurang, skala nyeri 3, keluarga Ny. Sm
mengatakan mengerti dan sudah bisa melatih tehnik relaksasi nafas dalam,
cara membuat obat – obatan tradisional. Evaluasi yang kedua secara obyektif
di dapatkan hasil ekpresi wajah Ny. Sm lebih rileks, tampak mencoba
membuat jus ketimun dan menumbuk daun kencur kemudian di tempelkan di
dahi Ny. Sm, evaluasi yang ketiga secara analisa di dapatkan hasil masalah
dari nyeri akut pada Ny. Sm dan ketidakmampuan keluarga Ny. Sm dalam
merawat anggota keluarga yang sakit teratasi. Evaluasi yang ke empat yaitu
perencanaan di dapatkan hasil pertahankan intervensi seperti anjurkan tehnik
relaksasi nafas dalam apabila nyeri timbul, dan anjurkan untuk membuat obat
– obatan tradisional apabila tekanan darah meningkat.
2. Saran
a. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan lebih meningkatkan mutu pelayanan pedidikan yang berkualitas
dan professional sehingga dapat tercipta perawat yang terampil, inovatif, dan
professional yang mampu memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan
kode etik keperawatan.
28
b. Bagi Pelayanan Kesehatan (Rumah Sakit)
Lebih meningkatkan pelayanan kesehatan dan mempertahankan kerjasama
baik antar tim kesehatan maupun dengan klien sehingga asuhan keperawatan
yang diberikan dapat mendukung kesembuhan klien pada umummya dan pada
klien dengan gastritis secara khusus.
c. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan bisa memberikan tindakan pengelolaan asuhan keperawatan
selanjutnya pada pasien dengan hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA
Andarmoyo, Sulistyo. 2012. Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu
Ardiansyah, Muhamad. 2009. Medikal bedah. Yogyakarta: Diva press.
Hidayat, Alimul. 2004. Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta
: EGC.
Judha, Muhamad. 2012. Teori Pengukuran Nyeri dan Nyeri Persalinan.
Yogyakarta: Muha Medika.
Kusuma dan Nurarif. 2012. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan NANDA.
Yogyakarta: Rakti.
Lenny R, Jhonson L. 2009. Keperawatan keluarga. Jakarta: Muha Medika.
Mansjoer, Arif. 2007. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3, Jilid 1. Jakarta:
Medikal Aesculapius.
Mubarak, Wahit Iqbal. 2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia, Aplikasi dan
Teori Dalam Keperawatan. Jakarta: EGC.
Muhlisin, Abi. 2012. Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
NANDA. 2011. Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC.
Nugroho, Wahyudi. 2008. Keperawatan Gerontik dan Geriatri. Edisi 3. Jakarta:
EGC.
Padila. 2012. Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Muha Medika.
Patricia, Potter A. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Edisi 4. Jakarta:
EGC.
Setiadi. 2008. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Suprjitno. 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga dan Aplikasi Dalam Praktek.
Jakarta: EGC.
Susilo,Yekti. 2011. Cara Jitu Mengatasi Hipertensi. Yogyakarta: Andy.
Wahdah, Nurul. 2011. Menaklukan Hipertensi dan Diabetes. Yogyakarta: Multi
Press.