TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN...
Transcript of TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN...
i
TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN
DIDESA MANTINGAN KECAMATAN MANTINGAN
KABUPATEN NGAWI
TAHUN 2012
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh:
ALIAH DWI KURNIA H.A
NIM : B09 002
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2012
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tingkat Pengetahuan WUS tentang KB
Implan Di Desa Mantingan Kecamatan Mantingan Kabupaten Ngawi tahun
Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud memenuhi tugas akhir
sebagai salah satu syarat kelulusan STIKES Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKES Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi D III Kebidanan Kusuma
Husada Surakarta dan Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk
memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.
3. Bapak Drs. Sartono, selaku Kepala Desa Mantingan yang telah bersedia
memberikan ijin pada penulis untuk melakukan penelitian.
4. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
5. Responden yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.
6. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
v
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
vi
vi
Prodi DIII Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2012
Aliah Dwi Kurnia Haji Abu
B09 002
TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KB
IMPLAN DI DESA MANTINGAN KECAMATAN MANTINGAN
KABUPATEN NGAWI
TAHUN 2012
xiv + 51 halaman + 16 lampiran + 4 tabel + 2 gambar
ABSTRAK
Latar Belakang : Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 228 per
100.000 kelahiran hidup, sementara target Millenium Development Goals (MDGs)
untuk Angka Kematian Ibu (AKI) tahun 2015 adalah 102 per 100.000 kelahiran
hidup. Saat ini telah digunakan berbagai macam alat kontrasepsi yang aman dan
efektif, salah satu dari alat kontrasepsi tersebut adalah implan, angka kegagalan
implan < 1 per 100 wanita pertahun. Dari studi pendahuluan di Desa Mantingan
Kabupaten Ngawi pengetahuan wanita usia subur tentang KB Implan masih
rendah.
Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang KB
Implan dalam tingkatan baik, cukup dan kurang.
Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah Deskriptif kuantitatif, lokasi
penelitian diambil di Desa Mantingan Kecamatan Mantingan Kabupaten Ngawi
pada tanggal 10-15 Mei 2012. Jumlah populasi 1570 wanita usia subur dan yang
dijadikan sampel sebanyak 157, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan
teknik quota sampling. Instrumen pengumpul data yang digunakan adalah
kuisioner, sedangkan untuk analisa data dilakukan dengan komputerisasi
menggunakan program SPSS versi 16 dan hasil penelitian ditampilkan dengan
distribusi frekuensi.
Hasil Penelitian : Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Desa
Mantingan Kecamatan Mantingan Kabupaten Ngawi diperoleh hasil bahwa
tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang KB Implan yang berpengetahuan
baik ada 22 responden (14%), yang berpengetahuan cukup ada 111 responden
(70,7%), yang berpengetahuan kurang ada 24 responden (15,3%).
Kesimpulan : Dari penelitian didapat bahwa pengetahuan wanita usia subur
tentang KB Implan adalah cukup sebanyak 111 responden (70,7%), kemungkinan
disebabkan oleh faktor pendidikan dan usia responden yang dapat memudahkan
untuk merima informasi, selain itu dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi dan
tempat tinggal yg dekat dari pelayanan kesehatan sehingga memudahkan untuk
mendapatkan informasi.
Kata Kunci : Pengetahuan, Wanita usia subur, KB Implan.
Kepustakaan : 28 literatur (Tahun 2005 s/d 2011)
vii
MOTTO
Bila anda berada dipagi hari janganlah menanti datangnya sore hari.
Belajarlah hidup bersama ketakutan, dan yakinlah bahwa ia akan musnah.
Jadilah orang yang buta dan tuli untuk meraih suatu cita-cita.
Anda boleh memilih apapun dalam hidup ini, namun anda tidak dapat
memilih konsekuensi dari pilihan anda.
Sesungguhnya orang yang dalam jiwanya tidak ada sedikitpun dari
PERSEMBAHAN
Dengan segala rendah hati, karya tulis
ilmiah ini penulis persembahkan :
Bapak dan ibu tercinta terima kasih atas
doa restunya dan cinta kasihnya selama ini.
Kakakku tercinta yang selalu support setiap
langkahku.
Mas Taufik yang selalu memberikan
dukungan, waktu dan cinta kasihmu.
Anak-anak kost Nurul, Ratih, Irena, Dek
putri, Mbak erma kalian adalah keluarga
keduaku.
Teman-teman yang telah berpartisipasi
dalam pembuatan karyatulis ilmiah ini
Almamaterku tercinta.
viii
viii
CURICULUM VITAE
Nama : Aliah Dwi Kurnia Haji Abu
Tempat/ Tangal Lahir : Ngawi, 27 Agustus 1990
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Mantingan RT 01/02, Kec. Mantingan, Kab. Ngawi
Riwayat Pendidikan
1. SD N 01 Sambirejo, Ngawi LULUS TAHUN 2003
2. SMP N 01 Sambungmacan, Sragen LULUS TAHUN 2006
3. SMU N 01 Sambungmacan, Sragen LULUS TAHUN 2009
4. Prodi DIII Kebidanan STIKES Kusuma Husada Angkatan 2009/2010
ix
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii
KATA PENG ANTAR ................................................................................ iv
ABSTRAK ................................................................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................. vii
CURICULUM VITAE ................................................................................ viii
DAFTAR ISI ................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Perumusan Masalah .............................................................. 4
C. Tujuan Penelitian .................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ................................................................ 5
E. KeaslianPenelitian .................................................................. 6
F. Sistematika Penulisan ........................................................... 7
x
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori dari Masalah yang Diteliti ........................................... 9
1. Pengetahuan ....................................................................... 9
2. Wanita Usia Subur ............................................................. 16
3. Keluarga Berencana ........................................................... 19
4. Kontrasepsi ......................................................................... 20
5. Metode Kontrasepsi Implan ............................................... 24
B. KerangkaTeori ........................................................................ 30
C. Kerangka Konsep Penelitian .................................................. 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................. 32
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................. 32
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ............ 33
D. Instrumen Penelitian .............................................................. 35
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 38
F. Variabel Penelitian ................................................................ 39
G. Definisi Operasional .............................................................. 39
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data ................................... 40
I. Etika Penelitian ...................................................................... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian...................................................................... 45
B. Pembahasan........................................................................... 47
xi
BAN V PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................ 50
B. Saran...................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Kisi-kisi Pertanyaan Kuisioner................................................ 36
Tabel 3.2 Definisi Operasional Penelitian............................................... 40
Tabel 4.1 Mean dan Standart Deviasi..................................................... 46
Tabel 4.2 Tingkat Pengetahuan Wanita Usia tentang KB Implan.......... 47
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Teori.............................................................. 30
Gamabr 2.2 Kerangka Konsep Penelitian.......................................... 31
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Surat Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Balasan Studi Pendahuluan
Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Uji Validitas
Lampiran 5. Surat Balasan Uji Validitas
Lampiran 6. Surat Ijin Penggunaan Lahan Penelitian
Lampiran 7. Surat Balasan Penggunaan Lahan Penelitian
Lampiran 8. Surat Permohonan Responden
Lampiran 9. Inform Consent
Lampiran 10. Lembar Kuesioner Penelitian
Lampiran 11. Data Tabulasi Kuisioner
Lampiran 12. Hasil Uji Validitas
Lampiran 13. Hasil Uji Reabilitas
Lampiran 14. Mean dan Standart Deviasi
Lampiran 15. Data Hasil Penelitian
Lampiran 16. Lembar Konsultasi
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Paradigma baru Program Keluarga Berencana Nasional telah diubah
visinya dari mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera
(NKKBS) Keluarga Berkwalitas Tahun
2015 dimana sangat menekankan pentingnya menghormati hak-hak
reproduksi. Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera,
sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal berwawasan ke
depan, bertanggung jawab dan harmonis (Saifuddin, 2006).
Jumlah penduduk dunia mencapai tujuh miliar hingga akhir tahun
2011. Negara Indonesia berada di urutan ke-4 penduduk terbanyak di dunia
setelah Cina, India dan Amerika. Sensus Penduduk Indonesia 2010
menunjukkan jumlah penduduk Indonesia 237.641.326 jiwa. Untuk
mengatasi terjadinya ledakan penduduk tersebut maka pemerintah
mencanangkan program keluarga berencana (KB) sejak tahun 1957
(BKKBN, 2011).
Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007,
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 228 per 100.000 kelahiran
hidup, sementara target Millenium Development Goals (MDGs) untuk
Angka Kematian Ibu (AKI) tahun 2015 adalah 102 per 100.000 kelahiran
hidup (DepKes RI, 2007).
1
2
Menurut BKKBN (2010), Pengguna kontrasepsi KB di Indonesia
dengan menggunakan metode Suntik (58,25%), Pil (24,37%), IUD (7,23%),
Implan (4,16%), MOW (3,13%), MOP (1,03%), Kondom (0,68%),
Intravaginal Tissue (0,11%) dan metode tradisional (1,04%).
Sasaran program KB adalah terkendalinya pertumbuhan penduduk
dan meningkatnya keluarga kecil yang berkualitas. Untuk mencapai sasaran
tersebut, maka disusun beberapa arahan kebijakan, salah satunya adalah
peningkatan pemakaian kontrasepsi yang lebih efektif dan efisien untuk
jangka waktu panjang. Saat ini telah digunakan berbagai macam alat
kontrasepsi yang aman dan efektif, salah satu dari alat kontrasepsi tersebut
adalah implan atau yang biasa disebut KB susuk, angka kegagalan implant
< 1 per 100 wanita pertahun ini lebih rendah dibanding kontrasepsi oral,
IUD, maupun metode barier (Hartanto, 2004).
Menurut BKKBN (2005), Secara umum alasan utama tidak
menggunakan KB Implan yang paling dominan dikemukakan wanita adalah
merasa tak subur (28,5%), alasan berikutnya yang cukup menonjol adalah
alasan telah mengalami menopause (16,8%), alasan berkaitan dengan
kesehatan (16,6%), alasan efek samping (9,6%), puasa kumpul (7,3%),
merasa tidak nyaman dalam ber KB (5,2%), dan alasan berkaitan dengan
akses ke pelayanan seperti jarak jauh, tak tersedia provider (0,1 1,6%).
Selain itu masih dijumpai alasan mengenai larangan suami dan budaya atau
agama (2,6% - 0,9%).
3
Berdasarkan studi pendahuluan di Kecamatan Mantingan pada bulan
Desember tahun 2011 menunjukkan jumlah WUS 12667 orang. Akseptor
KB aktif 6456 orang, akseptor suntik 3387 orang (52,46%), akseptor KB
IUD 1436 orang (22,25%), akseptor Implan 575 orang (8,90%), akseptor
MOW 574 orang (8,90%), akseptor pil 460 orang (7,12%), akseptor kondom
19 orang (0,30%), akseptor MOP 5 orang (0,07%). Jumlah wanita usia subur
di Desa Mantingan 1570 orang, akseptor KB aktif 1407 orang, akseptor KB
IUD 539 orang (38,30%), akseptor suntik 484 orang (34,40%), akseptor
MOW 162 orang (11,52%), akseptor Implan 124 orang (8,82%), akseptor pil
96 orang (6,82%), akseptor kondom 1 orang (0,07%), akseptor MOP 1
orang (0,07%). Dari studi pendahulan ini penulis berhasil melakukan
wawancara pada 10 wanita usia subur di Desa Mantingan didapatkan hasil
bahwa 7 (70%) orang tidak tahu tentang KB Implan dan 3 (30%) orang tahu
tentang KB Implan. Hal ini dikarenakan mereka belum pernah mendapatkan
informasi tentang KB Implan.
Berdasarkan latar belakang diatas, didapatkan bahwa pengetahuan
wanita usia subur masih rendah, selain itu meskipun efektivitas Implan
sangat tinggi tapi penggunaannya masih cukup rendah. Hal ini yang menarik
perhatian penulis untuk melakukan penelitian mengenai Tingkat
Pengetahuan Wanita Usia Subur tentang KB Implan di Desa Mantingan
Kecamatan Mantingan Kabupaten Ngawi .
4
B. Perumusan Masalah
Dari Latar Belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
imanakah Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur tentang
KB Implan di Desa Mantingan Kecamatan Mantingan Kabupaten Ngawi? .
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur tentang KB
Implan di Desa Mantingan Kecamatan Mantingan Kabupaten Ngawi.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang KB
Implan pada tingkat baik.
b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang KB
Implan pada tingkat cukup.
c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang KB
Implan pada tingkat kurang.
5
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk informasi dalam
pengembangan ilmu pengetahuan khususnya tentang KB Implan.
2. Bagi Peneliti
Agar melatih kemampuan peneliti untuk menerapakan ilmu
pengetahuan yang telah didapat di intitusi pendidikan yaitu metodologi
penelitian statistik sebagai wahana penelitian guna melatih ketrampilan
berfikir secara kritis dan analis.
3. Bagi Institusi
a. Bagi Institusi Puskesmas
Memberi bahan masukan yang dapat dipergunakan untuk membuat
rencana kerja dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan dan
cakupan KB Implan.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Menambah bahan kepustakaan dan referensi khususnya KB
Implan.
6
E. Keaslian Penelitian.
Keaslian merupakan uraian tentang hasil penelitian yang telah ada,
baik di Indonesia maupun luar negeri dan berhubungan dengan topik
masalah yang dibahas dan menjelaskan secara nyata antara penelitian yang
telah ada.
1. Loreta Maharani (2011), Dalam penelitiannya yang ber
Pengetahuan PUS dalam Penggunaan Kontrasepsi Implant di
tersebut adalah deskriptif, dengan populasi 130 orang. Besar sampel
penelitian adalah 130 orang yang diambil dengan teknik total sampling.
Instrumen yang dipergunakan untuk pengumpulan data adalah
kuisioner. Analisis data yang telah terkumpul dianalisis, kemudian hasil
analisa data disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dan persentase.
Hasil penelitian ini mayoritas tingkat pengetahuan Ibu kategori cukup
yaitu sebanyak 78 orang (60.0%), mayoritas tingkat pengetahuan Ibu
kategori baik yaitu sebanyak 98 orang (75.4%).
2. Luluk Nurhidayah (2005), Dalam penelitiannya yang berjudul
Tingkat Pengetahuan Akseptor KB tentang Metode KB Implant di
Desa Pancangakan Kecamatan Comal tahun 2005
tersebut adalah diskriptif, dengan populasi 85 orang. Besar sampel yang
diambil 30 responden dengan sampel yang diambil teknik simple
random sampling. Instrument yang digunakan untuk mengumpulkan
data adalah kuisioner dan wawancara. Analisis data dengan cara
7
diskriptif berupa distribusi frekwensi yang dilengkapi dengan
presentasi selanjutnya disajikan dengan diagram pie. Hasil penelitian
30 responden (70%) mempunyai pengetahuan cukup, (60%) memiliki
presepsi baik, (90%) mempunyai sikap positif.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan
adalah mengenai metode penelitian, lokasi dan waktu penelitian.
Sedangkan persamaan penelitian ini adalah instrumen pengumpul data.
F. Sistematika Penulisan.
Untuk memudahkan pemahaman bagi pembaca, maka Karya Tulis Ilmiah
ini disusun menjadi 5 Bab. Adapun penyusunannya sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi pendahuluan yang menguraikan latar belakang,
perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
keaslian penelitian dan sistematika penulisan Karya Tulis
Ilmiah.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Dalam Bab ini menjelaskan landasan teori dari masalah yang
akan diteliti meliputi teori medis seperti pengetahuan,
pengertian wanita usia subur, KB, kontrasepsi, metode
Kontrasepsi Implan, kerangka teori, kerangka konsep penelitian.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Dalam Bab ini menjelaskan tentang jenis dan rancangan
penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi, sampel, dan
8
teknik pengambilan sampel, instrumen penelitian, teknik
pengumpulan data, variabel penelitian, definisi operasional,
metode pengolahan dan analisis data, etika penelitian.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini berisikan tentang gambaran umum, hasil
penelitian yang meliputi karakteristik responden berdasarkan
tingkat pengetahuan wanita usia subur, pembahasan dan
keterbahasan penelitian.
BAB V : PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan hasil penelitian dan saran bagi wanita
usia subur, tenaga kesehatan (bidan), institusi pendidikan,
peneliti selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Tingkat Pengetahuan
a. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah kesan didalam pikiran manusia sebagai hasil
pengguna panca indera, yang berbeda sama sekali dengan kepercayaan
(beliefe), takhayul (superstitions), dan penerangan-penerangan yang
keliru (misinformation) (Soekanto, 2007).
Menurut Wawan dan Dewi (2010), Pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang (ovent behavior).
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung,
telinga, dan sebagainya) (Notoatmodjo, 2010).
b. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan yang dicakup dalam
domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu :
1) Tahu (know)
Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang
telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Untuk
9
10
mengetahui atau mengukur bahwa orang lain tahu sesuatu dapat
menggunakan pertanyaan-pertanyaan.
2) Memahami (Comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek
tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut
harus dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek yang
diketahui tersebut.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang
dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang
diketahui tersebut pada situasi yang lain.
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau
memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-
komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang
diketahui.
5) Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk
merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari
komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata
lain, sistesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi
baru dari formulasi-formulasi yang telah ada.
11
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian
ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang
ditentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku dimasyarakat.
c. Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2003), dikutip oleh Wawan A dan M.
Dewi (2011), cara memperoleh pengetahuan adalah sebagai berikut :
1) Cara Kuno
a) Cara coba salah (Trial and Error)
Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan
mungkin sebelum adanya peradaban. Cara coba salah ini
dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam
memecahkan masalah dan apabila kemungkinan itu tidak
berhasil maka dicoba. Kemungkinan yang lain sampai masalah
tersebut dapat dipecahkan.
b) Cara kekuasaan atau otoritas
Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pimpinan
pimpinan masyarakat baik formal atau informal, ahli agama,
pemegang pemerintah, dan berbagai prinsip orang lain yang
menerima mempunyai yang dikemukakan oleh orang yang
mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu atau
12
membuktikan kebenaran baikn berdasarkan fakta empiris
maupun penalaran sendiri.
c) Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya
memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali
pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan
masalah yang dihadapi masa lalu.
2) Cara modern
Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih popular atau
disebut metodologi penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan
oleh Francis Bacon (1561-1626), kemudian dikembangkan oleh
Deobold Van Daven. Akhirnya lahir suatu cara untuk melakukan
penelitian yang dewasa ini kita kenal dengan penelitian ilmiah.
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Wawan dan Dewi (2010), menjelaskan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat pengetahuan, terdiri atas:
1) Faktor Internal
a) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang
terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita
tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi
kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan.
13
b) Pekerjaan
Menurut Thomas yang dikutip oleh Nusalam (2003), pekerjaan
adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk
menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarganya.
Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak
merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang
dan banyak tantangan.
c) Umur
Menurut Elisabet BH yang dikutip Nursalam (2003), usia
adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan
samapai berulang tahun. Sedangkan menurut Huclok (1998),
semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih matang dalam beraktivitas dan bekerja.
2) Faktor Eksternal
a) Faktor lingkungan
Menurut Ann.Mariner yang dikutip dari Nursalam (2003),
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar
manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi
perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.
b) Sosial Budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat
mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.
14
e. Sumber Pengetahuan
Menurut Nursalam (2003), sumber pengetahuan manusia antara lain :
1) Tradisi
Tradisi adalah suatu dasar pengetahuan di mana setiap orang tidak
dianjurkan untuk memulai mencoba memecahkan masalah,
sehingga validitas, manfaat, dan kebenarannya tidak pernah
dicoba/diteliti.
2) Autoritas
cara ini dapat berupa pemimpin-pimpinan masyarakat baik formal
atau informal, ahli agama, pemegang pemerintah, dan berbagai
prinsip orang lain yang menerima mempunyai yang dikemukakan
oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu
atau membuktikan kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris
maupun penalaran sendiri.
3) Pengalaman Seseorang
Kita semua memecahkan suatu permasalahan berdasarkan obsesi
dan pengalaman sebelumnya. Ini merupakan pendekatan yang
penting dan bermanfaat. Kemampuan untuk menyimpulkan,
mengetahui aturan dan membuat prediksi berdasarkan observasi
adalah penting bagi pola penalaran manusia.
4) Trial dan Error
Kadang-kadang kita menyelesaikan suatu permasalahan
keberhasilan kita dalam menggunakan alternatif pemecahan
15
melalui coba dan salah. Meskipun pendekatan ini untuk beberapa
masalah lebih praktis tetapi sering tidak efisien.
5) Alasan yang Logis
Kita sering memecahkan suatu masalah berdasarkan proses
pemikiran yang logis.
6) Metode Ilmiah
Pendekatan ilmiah adalah pendekatan yang paling tepat untuk
mencari suatu kebenaran karena didasari pada pengetahuan yang
terstruktur dan sistematis serta dalam mengumpulkan dan
menganalisa datanya didasarkan pada prinsip validitas dan
reliabilitas
f. Pengukuran Pengetahuan
Menurut Riwidikdo (2009), Menentukan tingkat pengetahuan
berdasarkan kemampuan dalam menjawab kuesioner dan nilainya
berdasarkan rangking secara objektif dengan urutan sebagai berikut:
a) Baik, bila nilai responden yang diperoleh adalah ( x ) > mean + 1
SD.
b) Cukup, bila nilai responden yang diperoleh adalah mean
mean + 1 SD.
c) Kurang, bila nilai responden yang diperoleh adalah ( x ) < mean 1
SD.
16
2. Wanita Usia Subur
a. Pengertian Wanita Usia Subur
Wanita usia subur adalah wanita yang berumur antara 20 sampai
49 tahun termasuk ibu hamil dan ibu nifas, calon pengantin (catin),
remaja putri (dalam dan luar sekolah), pekerja wanita dan wanita usia
subur yang tidak hamil (Depkes RI, 2006).
Wanita Usia Subur (WUS) adalah wanita yang keadaan organ
reproduksinya berfungsi dengan baik antara umur 20-45 tahun. Pada
wanita usia subur ini berlangsung lebih cepat dari pada pria. Puncak
kesuburan ada pada rentang usia 20-29 tahun. Pada usia ini wanita
memiliki kesempatan 95% untuk hamil. Pada usia 30-an
persentasenya menurun hingga 90%. Sedangkan memasuki usia 40,
kesempatan hamil berkurang hingga menjadi 40%. Setelah usia 40
wanita hanya punya maksimal 10% kesempatan untuk hamil. Masalah
kesuburan alat reproduksi merupakan hal yang sangat penting untuk
diketahui (Suparyanto, 2011).
b. Tanda-tanda Wanita Usia Subur
Menurut Sarlina (2011), Untuk mengetahui tanda-tanda wanita subur
antara lain :
1) Siklus haid
Wanita yang mempunyai siklus haid teratur setiap bulan
biasanya subur. Satu putaran haid dimulai dari hari pertama
keluar haid hingga sehari sebelum haid datang kembali, yang
17
biasanya berlangsung selama 28 hingga 30 hari. Oleh karena itu
siklus haid dapat dijadikan indikasi pertama untuk menandai
seorang wanita subur atau tidak. Siklus menstruasi dipengaruhi
oleh hormon seks perempuan yaitu esterogen dan progesteron.
Hormon-hormon ini menyebabkan perubahan fisiologis pada
tubuh perempuan yang dapat dilihat melalui beberapa indikator
klinis seperti, perubahan suhu basal tubuh, perubahan sekresi
lendir leher rahim (serviks), perubahan pada serviks, panjangnya
siklus menstruasi (metode kalender) dan indikator minor
kesuburan seperti nyeri perut dan perubahan payudara.
2) Alat pencatat kesuburan
Kemajuan teknologi seperti ovulation thermometer juga
dapat di jadikan sebagai alat untuk mendeteksi kesuburan
seorang wanita. Thermometer ini akan mencatat perubahan suhu
badan saat wanita mengeluarkan benih atau sel telur. Bila benih
keluar, biasanya thermometer akan mencatat kenaikan suhu
sebanyak 0,2°c selama 10 hari. Namun jika wanita tersebut tidak
mengalami perubahan suhu badan pada masa subur, berarti
wanita tersebut tidak subur.
3) Tes Darah
Wanita yang siklus haidnya tidak teratur, seperti datangnya
haid tiga bulan sekali atau enam bulan sekali biasanya tidak
subur. Jika dalam kondisi seperti ini, beberapa tes darah perlu
18
dilakukan untuk mengetahui penyebab dari tidak lancarnya siklus
haid. Tes darah dilakukan untuk mengetahui kandungan hormon
yang berperan pada kesuburan seorang wanita.
4) Pemeriksaan fisik
Untuk mengetahui seorang wanita subur juga dapat
diketahui dari organ tubuh seorang wanita. Beberapa organ
tubuh, seperti buah dada, kelenjar tiroid pada leher, dan organ
reproduksi. Kelenjar tiroid yang mengeluarkan hormon tiroksin
berlebihan akan mengganggu proses pelepasan sel telur.
Sedangkan pemeriksaan buah dada ditujukan untuk mengetahui
hormon prolaktin di mana kandungan hormon prolaktin yang
tinggi akan mengganggu proses pengeluaran sel telur. Selain itu,
pemeriksaan sistem reproduksi juga perlu dilakukan untuk
mengetahui sistem reproduksinya normal atau tidak.
5) Track record
Wanita yang pernah mengalami keguguran, baik disengaja
ataupun tidak, peluang terjangkit kuman pada saluran reproduksi
akan tinggi. Kuman ini akan menyebabkan kerusakan dan
penyumbatan saluran reproduksi.
19
3. Keluarga Berencana
a. Pengertian Keluarga Berencana
Menurut Depkes RI (2010), adalah bagian yang terpadu
(integral) dalam program pembangunan nasional dan bertujuan
untuk menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual dan sosial
budaya penduduk Indonesia agar dapat dicapai keseimbangan yang
baik dengan kemampuan produksi nasional (Handayani, 2010).
b. Tujuan Keluarga Berencana
Menurut Handayani (2010), menyebutkan bahwa tujuan
program KB secara umum untuk 5 tahun kedepan adalah untuk
mewujudkan visi dan misi program KB yaitu membangun kembali
dan melestarikan pondasi yang kokoh bagi pelaksana program KB
dimasa mendatang untuk mencapai keluarga berkualitas tahun 2015.
Sedangkan tujuan program KB secara filosofis adalah :
1) Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan
keluarga kecil yang bahagia dan kesejahteraan melalui
pengendalian kelahiran dan pengendalian pertumbuhan penduduk
Indonesia.
2) Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumberdaya manusia
yang bermutu dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.
20
4. Kontrasepsi
a. Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya
kehamilan, bersifat permanen maupun sementara dan merupakan
salah satu variabel yang mempengaruhi fertilitas
(Wiknjosastro, 2007).
kontra
konsepsi
sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Jadi kontrasepsi adalah
menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat adanya
pertemuan antara sel telur dengan sel sperma (Suratun dkk, 2008).
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau
melawan, sedangkan kontrasepsi adalah pertemuan antara sel telur
(sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang
mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah
menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat
pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut
(BKKBN, 2008).
21
b. Macam-macam Kontrasepsi
Menurut Handayani (2010), terdapat beberapa macam alat
kontrasepsi yang dapat digunakan, antara lain :
1) Metoda Alamiah
a) Metode Kalender
Metode kalender adalah metode yang digunakan
berdasarkan masa subur dimana harus menghindari hubungan
seksual tanpa perlindungan kontrasepsi pada hari ke 8-19
siklus menstruasinya.
b) Metode Suhu Basal Badan (THERMAL)
Suatu metode kontrasepsi yang dilakukan dengan
mengukur suhu tubuh untuk mengetahui suhu tubuh basal,
untuk menentukan masa ovulasi. Sebelum perubahan suhu
basal tubuh terjadi pe -0,5ºC)
di atas 6 kali perubahan suhu sebelumnya yang diukur.
c) Metode Lendir Cervik (Metode Ovulasi Billings/ MOB)
Metode kontrasepsi dengan menghubungkan
pengawasan terhadap perubahan lendir serviks wanita yang
dapat dideteksi di vulva. Didasarkan pada pengenalan
terhadap perubahan lendir serviks selama siklus menstruasi
yang menggambarkan masa subur dalam siklus dan waktu
fertilitas maksimal dalam masa subur.
22
d) Metode Symto Termal
Metode kontrasepsi yang dilakukan dengan mengamati
perubahan lendir dan perubahan suhu badan tubuh.
3) Metode Barier
a) Kondom
Kondom adalah suatu selubung atau sarung karet yang
terbuat dari berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik
(vinil), atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang
pada penis atau vagina pada saat berhubungan seksual.
b) Diafragma
Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat
dari lateks (karet) yang dimasukkan ke dalam vagina sebelum
melakukan hubungan seksual dan menutupi serviks.
c) Spermisida
Zat-zat kimia yang kerjanya melumpuhkan spermatozoa
didalam vagina sebelum spermatozoa bergerak kedalam
traktus genetalia interna.
4) Metode Modern
a) Kontrasepsi Pil
Kontrasepsi pil adalah suatu cara kontrasepsi untuk
wanita yang berbentuk pil atau tablet di dalam stip yang berisi
gabungan hormone esterogen dan progresteron atau yang
23
hanya terdiri hormon progresteron saja (Pinem dkk, 2008).
b) Kontrasepsi Suntikan
Kontrasepsi suntik adalah yang sangat efektif karena
angka kegagalannya penggunanya lebih kecil.
c) Kontrasepsi Implan
Kontrasepsi implan adalah alat kontrasepsi yang
diinsersikan tepat di bawah kulit, dilakukan pada bagian dalam
lengan atas atau di bawah siku melalui insisi tunggal dalam
bentuk kipas (Pinem, 2009).
5) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
AKDR adalah suatu alat atau benda yang dimasukkan
kedalam rahim yang sangat efektif, reversibel dan berjangka
panjang, dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduktif.
6) Kontrasepsi Mantap (KONTAP)
Kontrasepsi mantap adalah salah satu cara kontrasepsi
dengan tindakan pembedahan atau dengan kata lain setiap
tindakan pembedahan pada saluran telur wanita atau saluran
mani yang mengakibatkan orang atau pasangan yang
bersangkutan tidak akan memperoleh keturunan lagi
(Saifuddin, 2006).
24
5. Metode Kontrasepsi Implan
a. Pengertian
Implan adalah alat kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit,
terdiri dari 6 batang, 4 batang bahkan 1 batang kapsul silastik,
dimana setiap kapsulnya berisi levonorgestrel sebanyak 36
(Suratun dkk, 2008).
Implan adalah salah satu jenis alat kontrasepsi yang berupa
susuk yang terbuat dari sejenis karet silastik yang berisi hormon,
dipasang pada lengan atas (Handayani, 2010)
b. Mekanisme kerja Implan
Menurut Handayani (2010), mekanisme kerja Implan yaitu :
1) Menghambat ovulasi.
2) Perubahan lendir serviks menjadi kental dan sedikit.
3) Menghambat perkembangan siklis dari endometrium.
c. Jenis-Jenis Implan
Menurut Saifuddin (2006), macam-macam implan ada beberapa
antara lain:
1) Norplant
Terdiri dari 6 batang silastis lembut berongga dengan panjang 3,4
cm dengan diameter 2,4 mm yang diisi dengan 36 mg
levonogestrel dan lama kerjanya 5 tahun.
25
2) Implanon
Terdiri dari 1 batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40
mm dan diameter 2 mm yang di isi dengan 68 mg 3 keto-
desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.
3) Jadena dan indoplant
Terdiri dari 2 batang yang di isi dengan 75 mg levonogestrel dan
lama kerja 3 tahun.
d Indikasi
Menurut Handayani (2010), ada beberapa indikasi KB Implan, antara
lain:
1) Wanita-wanita yang ingin memakai kontrasepsi untuk jangka
waktu yang lama tetapi tidak bersedia menjalani kontap/atau
menggunakan AKDR.
2) Wanita yang tidak boleh menggunakan pil KB yang mengandung
estrogen.
e. Kontra Indikasi
Menurut Handayani (2010), ada beberapa kontra indikasi pemakaian
KB Implan, yaitu:
1) Kehamilan atau disangka hamil.
2) Penderita penyakit hati akut.
3) Kanker payudara.
4) Kelainan jiwa.
5) Penyakit jantung, hipertensi, diabetes melitus.
26
6) Penyakit trombo emboli.
7) Riwayat kehamilan ektopik.
f. Waktu mulai menggunakan Implan
Menurut Handayani (2010), waktu pemakaian KB Implan yang baik
adalah sebagai berikut:
1) Sewaktu haid berlangsung.
2) Setiap saat asal diyakini klien tidak hamil.
3) Bila menyusui : 6 minggu-6 bulan pasca salin.
4) Saat ganti cara dari metode yang lain.
5) Pasca keguguran.
g. Efek samping Implan
Efek samping Implan antara lain :
1) Amenore
Amenore adalah tidak datangnya haid selama akseptor
mengikuti KB Implan selama 3 bulan berturut-turut atau lebih
(Suratun dkk, 2008).
2) Perdarahan bercak (spotting) ringan.
Spotting adalah bercak-bercak perdarahan diluar haid yang
terjadi selama akseptor menggunakan KB Implan
(Suratun dkk, 2008).
27
3) Pertambahan atau Kehilangan berat badan.
Berat badan bertambah atau menurun beberapa kilogram dalam
beberapa bulan setelah pemakaian KB Implan. Perhatikan diet
klien bila perubahan BB terlalu mencolok. Bila BB berlebihan,
hentikan pemakaian dan anjurkan metode kontrasepsi yang lain
(Handayani, 2010).
4) Ekspulsi
Cabut kapsul yang ekspulsi, periksa apakah kapsul yang lain
masih ditempat, dan apakah terdapat tanda-tanda infeksi daerah
insersi. Bila tidak ada infeksi dan kapsul lain masih berada pada
tempatnya, pasang kapsul baru 1 buah pada tempat insersi yang
berbeda. Bila ada infeksi cabut seluruh kapsul yang ada dan
pasang kapsul baru pada lengan yang lain atau ganti cara
(Handayani, 2010).
5) Infeksi pada daerah insersi
Bila infeksi tanpa nanah : bersihkan dengan sabun dan air atau
antiseptic, berikan antibiotik yang sesuai untuk 7 hari, Implan
jangan dilepas dan minta klien kontrol 1 minggu lagi. Bila ada
abses : Bersihkan dengan antiseptic, insisi dan alirkan pus keluar,
cabut implan, lakukan perawatan luka, dan antibiotika oral 7 hari
(Handayani, 2010).
28
h. Keuntungan Implan
Menurut Handayani (2010), ada beberapa keuntungan KB Implan
antara lain :
1) Cocok untuk wanita yang tidak boleh menggunakan obat yang
mengandung estrogen.
2) Dapat digunakan untuk jangka waktu panjang 5 tahun dan
bersifat reversibel.
3) Efek kontraseptif segera berakhir setelah implannya dikeluarkan.
4) Perdarahan terjadi lebih ringan, tidak menaikkan darah.
5) Resiko terjadinya kehamilan ektopik lebih kecil jika
dibandingkan dengan pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim.
i. Kerugian Implan
Menurut Handayani (2010), ada beberapa kerugian dari Implan
adalah:
1) Susuk KB atau Implan harus dipasang atau diangkat oleh
petugas kesehatan yang terlatih.
2) Lebih mahal.
3) Sering timbul perubahan pola haid.
4) Akseptor tidak dapat menghentikan Implant sekehendaknya
sendiri.
5) Beberapa orang wanita mungkin segan untuk menanyakannya
karena kurang mengenalnya.
29
j. Efektifitas
Menurut Handayani (2010), Efektivitas Implan yaitu :
1) Efektivitasnya tinggi, angka kegagalan norplant < 1 per 100
wanita pertahun dalam 5 tahun pertama.
2) Efektivitas norplant berkurang sedikit setelah 5 tahun, dan pada
tahun ke 6 kira-kira 2,5-3% akseptor menjadi hamil.
k Reserbilitas
Segera setelah implant atau norplant diangkat, fertilitas dapat
kembali normal, dengan kata lain, implant atau norplant tidak
mengganggu kembalinya fertilitas (Saifuddin, 2006).
l. Pemasangan Implan
Pemasangan Implan biasanya dilakukan dibagian atas (bawah
kulit) pada lengan kiri wanita (lengan kanan bagian yang kidal), agar
tidak menggangu kegiatan. Sebelum pemasangan dilakukan
pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu dan juga disuntik untuk
mencegah rasa sakit. Luka bekas pemasangan harus dijaga agar tetap
bersih kering dan tidak boleh terkena air selama 5 hari. Pemeriksaan
ulang dilakukan oleh dokter seminggu setelah pemasangan. Setelah
itu setahun sekali selama pemakaian dan setelah habis masa
penggunaan implan harus diambil atau di lepas (Maharani, 2011).
30
B. Kerangka Teori
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Modifikasi (Notoatmodjo, 2010)
Faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan :
1. Pendidikan
2. Pekerjaan
3. Umur
4. Lingkungan
5. Sosial Budaya
Pengetahuan
WUS :
1. Pengertian
2. Tanda-tanda
wanita usia
subur
Sumber
Pengetahuan :
1. Tradisi
2. Autoritas
3. Pengalaman
seseorang
4. Trial dan
error
5. Alasan yang
logis
6. Metode
Ilmiah
Keluarga Berencana
1. Pengertian
2. Tujuan
Kontrasepsi :
1. Pengertian
2. Jenis
Kontrasepsi
Metode Kontrasepsi
Implan :
1. Pengertian
2. Mekanisme
Kerja
3. Jenis Implan
4. Indikasi
5. Kontra
Indikasi
6. Waktu
menggunakan
7. Efek Samping
8. Keuntungan
9. Kerugian
10. Efektifitas
11. Reserbilitas
12. Pemasangan
31
C. Kerangka Konsep penelitian
a
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak diteliti
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian
Tingkat Pengetahuan WUS
tentang KB Implan
1. Baik
2. Cukup
3. Kurang
Faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan :
1. Pendidikan
2. Pekerjaan
3. Umur
4. Lingkungan
5. Sosial Budaya
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian diskriptif
kuantitatif. Metode deskriptif kuantiatif adalah suatu penelitian yang
dilakukan dengan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau
diskripsi suatu keaadaan sumber obyektif. Metode ini digunakan untuk
memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapai pada
situasi sekarang (Notoatmodjo, 2005). Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang KB Implan.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi dan waktu penelitian merupakan rencana tentang tempat dan
jadwal yang akan dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan
penelitiannya (Hidayat, 2008).
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mantingan, Kecamatan Mantingan,
Kabupaten Ngawi.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 20 Desember 2011-15 Mei
2012.
32
33
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan (Sugiyono, 2010).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Wanita Usia Subur
di Desa Mantingan, Kecamatan Mantingan, Kabupaten Ngawi. Besar
populasi yang diteliti adalah 1570 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek
yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
(Notoatmodjo, 2010).
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi (Sugiyono, 2010).
Menurut Arikunto (2006), apabila jumlah populasi atau subjeknya
besar, maka dapat diambil 10-15% atau 20-30% tergantung pada
kemampuan peneliti. Pada penelitian ini penulis mengambil sampel
sebesar 10% dari seluruh populasi yang ada. Sehingga 10% dari 1570
wanita usia subur adalah 157 responden.
34
a. Kriteria inklusi :
1) Wanita yang berusia 20-45 tahun yang tinggal di Desa
Mantingan sekurang-kurangnya 1 tahun.
2) Bersedia menjadi responden
3) Memahami bahasa Indonesia dan dapat membaca
4) Sehat jasmani dan rohani
b. Kriteria eksklusi :
1) Wanita usia subur yang tidak bersedia menjadi responden
2) Tidak memahami bahasa Indonesia dan membaca
3) Mengalami gangguan jiwa
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik Pengambilan Sampel adalah suatu proses seleksi sampel
yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga
jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada
(Hidayat, 2008).
Karena keterbatasan waktu dan dana, maka pengambilan sampel
dalam penelitian ini menggunakan teknik Quota sampling yaitu
pengambilan sampel dengan menentukan ciri-ciri tertentu sampai
terpenuhi jumlah kuota yang telah ditentukan (Hidayat, 2008).
35
D. Instrumen Penelitian
Alat yang dipergunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah
kuesioner. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup dimana
sudah terdapat jawabannya, sehingga mereka tinggal memilih. Kuesioner
yang digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia subur
menggunakan p Jenis pernyataan
dalam kuesioner ini bisa pernyataan positif dan negatif. Untuk pernyataan
0. Sedangkan untuk pernyataan negatif, apabila responden memilih pilihan
Untuk mengetahui kuesioner untuk penelitian ini berkualitas, terlebih
dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan karakteristik seperti
sejenis di luar lokasi penelitian. Dalam penelitian ini uji validitas dan
reabilitas akan dilakukan di Desa Sambirejo Kecamatan Mantingan
Kabupaten Ngawi, dengan jumlah responden 30.
36
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Pertanyaan Kuesioner
No Variabel Indikator No Item Jumlah
1 Pengetahuan
wanita usia
subur tentang
KB Implan
1. Pengertian wanita usia
subur
2. Pengertia KB
3. Tujuan KB
4. Pengertian kontrasepsi
5. Macam-macam
kontrasepsi
6. Pengertian KB Implan
7. Mekanisme
8. Jenis-jenis KB Implan
9. Indikasi
10. Kontra Indikasi
11. Waktu Menggunakan
12. Efek Samping
13. Keuntungan
14. Kerugian
15. Efektivitas
16. Pemasangan Implan
1
2
3, 4
5
6
7, 8
9
10, 11, 12, 13, 14
15, 16
17, 18, 19
20, 21
22, 23
24, 25, 26, 27
28, 29, 30, 31, 32
33
34, 35
1
1
2
1
1
2
1
5
2
3
2
2
4
5
1
2
Jumlah Total Soal 35
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan sejauh mana
instrument pengukur mampu mengukur sesuatu dan melakukannya
dengan cermat (Riwidikdo, 2009).
Pada skala pengukuran Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur
(WUS) disusun suatu skala pengukuran dengan menggunakan
kuesioner tertutup dengan tehnik memberikan tanda centang pada
jawaban yang dianggap benar. Penelitian ini menggunakan uji validitas
37
dengan rumus product moment. Instrumen dikatakan valid jika nilai
rhitung > rtabel. Rumus product moment adalah :
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi Product Moment
N = Jumlah responden
X = Skor pertanyaaan
Y = Skor total pertanyaaan
Untuk menarik kesimpulan mengenai validitas suatu item,
statistik rhitung diperbandingkan dengan nilai rtabel untuk 30 responden
dan signifikansi 5% yaitu sebesar 0,361. Kriteria pengambilan
keputusan yang dipergunakan adalah jika nilai rhitung positif dan lebih
besar dari rtabel, maka item x1 adalah valid. Setelah 35 soal dilakukan uji
validitas didapatkan hasil 30 soal valid dan 5 soal tidak valid yaitu pada
soal no 1, 10, 12, 14, 17 kemudian 5 soal tersebut dihilangkan.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu
alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Riwidikdo, 2009).
Untuk mengetahui bahwa kuesioner tersebut cukup dapat dipercaya
}Y - Y {N }X X {
YX. - XY . N
222 2N
rxy
38
sebagai alat pengumpul data, maka dilakukan uji reliabilitas
menggunakan model Alpha Cronbach dengan rumus :
2
2
11 t
i
is
s
k
kr
Keterangan:
ir : Koefisien reliabilitas yang dicari
k : Jumlah butir pertanyaan
2
is : Variable butir-butir pertanyaan
2
ts : Variabel skor total test
Kuesioner dinyatakan reliabel bila nilai > rkriteria
(0,7) (Riwidikdo, 2009).
Setelah 35 soal dilakukan uji reabilitas terhadap 30 responden di
Desa Sambirejo dapat diperoleh hasil reliable karena besar Alpha
Cronbach (0,861) > 0,7.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan menurut Riwidikdo (2009), merupakan kegiatan
penelitian untuk mengumpulkan data.
1. Data primer
Data primer yaitu sumber data yang langsung memberikan data kepada
peneliti. Data primer dari penelitian ini yaitu pengetahuan wanita usia
subur yang diperoleh dari jawaban kuesioner tentang KB Implan.
39
2. Data sekunder
Data sekunder yaitu sumber data yang tidak langsung diberikan kepada
peneliti. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan
oleh pihak lain dari berbagai cara atau metode baik secara komersial
maupun non komersial. Data sekunder dari penelitian ini yaitu data
wanita usia subur usia 20-45 tahun.
F. Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian di tarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008).
Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai
beda terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain) (Nursalam, 2009).
Variabel dalam penelitian ini adalah variable tunggal, yaitu Tingkat
Pengetahuan WUS tentang KB Implan di Desa Mantingan.
G. Definisi Operasional
Definisi Operasional adalah mendefinisikan variabel secara
operasional berdasarkan karakteristik yang diamati ketika melakukan
pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena dengan
menggunakan parameter yang jelas (Hidayat, 2008).
Definisi pada penelitian ini dijabarkan sebagai berikut :
40
Tabel 3.2
Definisi Operasional Penelitian
Variabel Definisi
Operasional Alat Ukur
Skala
Ukur Hasil Ukur
Tingkat
Pengetahuan
wanita usia
subur
Segala
sesuatu yang
diketahui
oleh wanita
usia subur
tentang KB
Implan
Kuesioner Ordinal 1. Baik, bila nilai
responden yang
diperoleh adalah (x)
> mean + 1 SD
2. Cukup, bila nilai
responden yang
diperoleh adalah
mean
mean + 1 SD
3. Kurang, bila nilai
responden yang
diperoleh (x) <
mean 1 SD
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data
1. Langkah-langkah yang digunakan dalam pengolahan data secara manual
menurut Notoatmodjo (2010), antara lain :
a. Editing (Penyuntingan data)
Memeriksa hasil data yang diperoleh dan memperjelas pengecekan
terhadap data yang telah dikumpulkan. Jika ada data yang tidak lengkap
dan tidak mungkin dilakukan wawancara ulang, maka kuisioner
tersebut dikeluarkan.
41
b. Coding sheet (Membuat lembaran kode)
Lembaran kode adalah instrument berupa kolom-kolom untuk merekam
data secara manual.
c. Data entry (Memasukkan data)
Mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar kode sesuai dengan
jawaban masing-masing pertanyaan.
d. Tabulating (Tabulasi)
Kegiatan membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian.
2. Analisis data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan analisa univariat yaitu menganalisa terhadap tiap variabel
dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan
prosentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010).
Menurut Riwidikdo (2009), menentukan tingkat pengetahuan
berdasarkan kemampuan dalam menjawab kuesioner dam nilainya
berdasarkan rangking secara objektif dengan urutan sebagai berikut :
a) Baik, bila nilai responden yang diperoleh adalah ( x ) > mean + 1 SD.
b) Cukup, bila nilai responden yang diperoleh adalah mean SD x
mean + 1 SD.
c) Kurang, bila nilai responden yang diperoleh adalah ( x ) < mean 1 SD
42
I. Etika Penelitian
Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat
penting dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan
langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan
(Hidayat, 2008). Setiap penelitian yang menggunakan obyek manusia tidak
boleh bertentangan dengan etika agar hak responden dapat terlindungi,
kemudian kuesioner dikirim ke subyek yang diteliti dengan menekankan
pada masalah etika penelitian. Untuk penelitian ini menekankan pada
masalah etika yang meliputi :
1. Informent Consent (Lembar Persetujuan)
Informent consent diberikan sebelum melakukan penelitian.
Informent consent ini berupa lembar persetuan untuk menjadi responden.
Pemberian informent consent ini bertujuan agar subyek mengerti maksud
dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya. Jika subyek bersedia,
maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan dan jika
responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati keputusan
tersebut (Hidayat, 2008). Pada penelitian ini semua responden akan di
beri lembar persetujuan.
2. Anonimity (Kerahasiaan nama/identitas)
43
Anonimity, berarti tidak perlu mencantumkan nama pada lembar
pengumpulan data (kuisioner). Peneliti hanya menuliskan kode pada
lembar pengumpulan data tersebut. Pada penelitian ini peneliti tidak
akan mencantumkan nama subyek pada lembar pengumpulan data
(Hidayat, 2008).
3 Confidentiality (kerahasiaan hasil)
Sub bab ini menjelaskan masalah-masalah responden yang harus
dirahasiakan dalam penelitian. Kerahasiaan informasi yang telah
dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti,hanya kelompok data
tertentu yang akan dilaporkan dalam hasil penelitian (Hidayat, 2008).
Dalam penelitian ini kerahasiaan hasil atau informasi yang telah
dikumpulkan dari setiap subyek akan di jamin oleh peneliti.
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Mantingan, Kecamatan Mantingan,
Kabupaten Ngawi. Desa Mantingan mempunyai luas wilayah 956.550 Ha.
Desa Mantingan terdiri dari 7 dusun, 7 RW dan 15 RT. Adapun batas
wilayah Desa Mantingan antara lain : Sebelah utara berbatasan dengan Desa
Jatimulyo, sebelah timur berbatasan dengan Desa Sambirejo, sebelah selatan
berbatasan dengan Desa Kedungharjo, dan sebelah barat berbatasan dengan
Desa Banaran, Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten Sragen.
Jarak Desa Mantingan menuju Kecamatan ± 6 km. Desa Mantingan
memiliki 1 puskesmas pembantu, dan puskesmas berada di wilayah
kecamatan. Di Desa Mantingan terdapat 1 bidan desa yang selalu
memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat.
Jumlah penduduk Desa Mantingan adalah 7681 dengan rincian 3759
laki-laki dan 3931 perempuan. Jumlah penduduk demikian ini tergabung
dalam 1523 KK. Jumlah wanita usia subur sebanyak 1570 orang, akseptor
KB aktif 1407 orang dan yang dijadikan sampel penelitian sebanyak 157
orang.
45
B. Hasil Penelitian
Setelah dilakukan analisa data terhadap tingkat pengetahuan wanita usia subur
tentang KB Implan mendapatkan hasil mean 17,38 dan standart deviasi 4,20.
Untuk mengetahui hasil mean dan standart deviasi secara manual, maka
digunakan perhitungan sebagai berikut :
x SD 1
)( 2
2
n
n
xx
x 157
2728
x 17,38
SD = 4,20
Tabel 4.1
Mean dan Standar Deviasi
Variable Mean Standar deviasi
Pengetahuan wanita usia
subur tentang KB Implan
17,38 4,20
Sumber : Data primer
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden, maka digunakan
perhitungan sebagai berikut :
a. Baik : bila nilai responden yang diperoleh adalah ( x ) > mean + 1 SD.
: (x) > 17,38 + 1 x 4,20
: (x) > 21,57
n
n
i
xi1
156
157
744198450150
1157
157
)2728(50150
2
46
b. Cukup : bila nilai responden yang mean 1 x mean + 1 SD.
: 17,38 1 x 4,20 17,38 + 1 x 4,20
: 13,18 21,57
c. Kurang : bila nilai responden yang diperoleh adalah ( x ) < mean 1 SD.
: 17,38 1 x 4,20
: 13,18
Sehingga didapat hasil tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang KB
Implan dalam tabel dibawah ini.
Tabel 4.2
Tingkat Pengetahuan wanita usia subur tentang KB Implan.
No. Pengatahuan Frekuensi Prosentase (%)
1. Baik 22 14,0
2. Cukup 111 70,7
3. Kurang 24 15,3
Jumlah 157 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan hasil penelitian dalam hal tingkat pengetahuan yang telah
disajikan dalam bentuk tabel 4.2 dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden mempunyai pengetahuan cukup yaitu 111 responden (70,7%),
sejumlah 22 responden (14,0%) berpengetahuan baik, serta 24 responden
(15,3%) berpengetahuan kurang. Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar pengetahuan wanita usia subur di Desa Mantingan mengenai KB Implan
mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 111 responden (70,7%).
47
C. Pembahasan
Penelitian mengenai tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang
KB Implan di Desa Mantingan Kecamatan Mantingan Kabupaten Ngawi ini,
dilakukan terhadap 157 responden. Hasil penelitian berdasarkan tingkat
pengetahuan wanita usia subur di Desa Mantingan tentang KB Implan yaitu:
22 responden (14,0%) berpengetahuan baik, 111 responden (70,7%)
berpengetahuan cukup, serta 24 responden (15,3%) berpengetahuan kurang.
Menurut Notoatmodjo (2010), Pengetahuan adalah hasil penginderaan
manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang
dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Sedangkan menurut
Wawan A dan M. Dewi (2010), Pengetahuan atau kognitif merupakan domain
yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent behavior).
Menurut Wawan A dan M. Dewi (2010), faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan yaitu pendidikan, pekerjaan, umur, lingkungan
dan sosial budaya. Seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan
mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan seseorang
yang tingkat pendidikannya lebih rendah. Orang yang menekuni suatu bidang
pekerjaan akan memiliki pengetahuan mengenai segala sesuatu mengenai apa
yang dikerjakannya dan dengan bertambahnya usia seseorang, maka
pemikirannya akan semakin berkembang sesuai dengan pengetahuan yang
pernah didapat. Lingkungan akan mempengaruhi perkembangan dan perilaku
orang atau kelompok. Budaya berpengaruh terhadap pengetahuan karena
informasi yang baru akan disaring dan disesuaikan dengan budaya yang ada.
48
Wanita usia subur adalah wanita yang berumur antara 20 sampai 49
tahun termasuk ibu hamil dan ibu nifas, calon pengantin (catin), remaja putri
(dalam dan luar sekolah), pekerja wanita dan wanita usia subur yang tidak
hamil (Depkes RI, 2006).
Implan adalah alat kontrasepsi yang diinsersikan tepat di bawah kulit,
dilakukan pada bagian dalam lengan atas atau di bawah siku melalui insisi
tunggal dalam bentuk kipas (Pinem, 2009).
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
pengetahuan wanita usia subur di Desa Mantingan mengenai KB Implan
berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 111 responden (70,7%). Hal ini
dipengaruhi oleh faktor usia responden yaitu berusia 20-30 tahun, dimana
rata-rata mereka sudah pernah mendapatkan informasi mengenai macam-
macam alat kontrasepsi diantaranya adalah KB Implan. Walaupun demikian
dari pihak tenaga kesehatan kurang memberikan penyuluhan dan informasi
mengenai KB Implan sehingga menyebabkan pemahaman tentang KB Implan
sedikit. Selain itu mereka juga kurang mendapatkan informasi dari media
masa, seperti koran, radio maupun televisi. Selain itu juga dari WUS sendiri
dorongan untuk memperoleh informasi tentang KB Implan sangat sedikit
karena masih jarang wanita usia subur di Desa Mantingan yang menggunakan
KB Implan.
49
D. Keterbatasan
Dalam penelitian ini pun mempunyai keterbatasan, yaitu:
1. Kendala penelitian
Kendala dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan responden wanita
usia subur, peneliti harus mendatangi dari rumah ke rumah, karena data
sekunder yang didapat dari kelurahan hanya mencantumkan jumlah wanita
usia subur saja.
2. Kelemahan / keterbatasan selama proses penelitian
a. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis kuisioner
tertutup yang jawabannya sudah disediakan oleh peneliti untuk dipilih.
Sehingga responden tidak dapat memberikan jawaban lain sesuai dengan
keinginan responden.
b. Variabel pada penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga
penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan saja.
50
BAB V
PENUTUP
Sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh peneliti yaitu untuk mengetahui
tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang KB Impan di Desa Mantingan
Kecamatan Mantingan Kabupaten Ngawi maka peneliti mengambil sampel 157
responden, dari hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan
saran sebagai berikut :
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang KB
Implan bahwa di Desa Mantingan Kecamatan Mantingan Kabupaten Ngawi
dapat disimpulkan.
1. Tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang KB Implan pada tingkat
baik sejumlah 22 responden (14%).
2. Tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang KB Implan pada tingkat
cukup sejumlah 111 responden (70,7%).
3. Tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang KB Implan pada tingkat
kurang sejumlah 24 responden (15,3%).
51
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka peneliti memberikan saran
sebagai berikut :
1. Bagi wanita usia subur (WUS)
Diharapkan kepada Ibu agar lebih meningkatkan lagi pemahaman tentang
KB Implan dan cara penggunaannya.
2. Bagi Tenaga Kesehatan (Bidan)
Sebagai tenaga kesehatan khususnya bidan diharapkan dapat
meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam memberikan
penyuluhan secara komprehensif serta dapat mempertahankan dan lebih
meningkatkan kualitas dalam memberikan pelayanan kontrasepsi
khususnya kontrasepsi Implan sehingga dapat memberikan pelayanan
kontrasepsi yang lebih bermutu.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Hendaknya karya tulis ilmiah ini digunakan sebagai sumber bacaan atau
referensi untuk meningkatkan kualitas pendidikan kebidanan khususnya
tentang KB Implan.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan dapat dilakukan penelitian lebih lanjut tentang KB Implan
dengan menambah jumlah sampel yang lebih banyak dan metode
penelitian yang berbeda, dengan demikian dapat diperoleh hasil penelitian
yang lebih sempurna.
52