STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN...

72
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA 4 MEDAN SUMATERA UTARA ADITYA MAULANA DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Transcript of STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN...

Page 1: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN KELAPA

SAWIT PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA 4 MEDAN

SUMATERA UTARA

ADITYA MAULANA

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi
Page 3: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Strategi Pengembangan

Usaha Perkebunan Kelapa Sawit pada PT Perkebunan Nusantara 4 Medan

Sumatera Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing

dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.

Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun

tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan

dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, 25 Maret 2014

Aditya Maulana

NIM H34090141

Page 4: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

ABSTRAK

ADITYA MAULANA. Strategi Pengembangan Usaha Perekbunan kelapa Saawit

(Studi Kasus: PT. Perkebunan Nusantara 4, Medan, Sumatera Utara). Dosen

Pembimbing TINTIN SARIANTI

Indonesia merupakan negara agraris dimana sektor pertanian merupakan

salah satu penyumbang terbesar pada PDB nasional. Perkebunan merupakan

bagian dari sektor pertanian yang memiliki komoditi terbesar yaitu kelapa sawit.

Permintaan yang tinggidari dalam negeri maupun luar negeri terhadap kelapa

sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan-perusahaan kelapa

sawit di Indonesia. Maka dari itu, strategi pengembangan bisnis diperlukan untuk

memenuhi permintaan yang tinggi tersebut sehingga peluang tersebut dapat

didapatkan. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan External Factor

Evaluation (EFE) digunakan untuk mengidentifikasi lingkungan internal

(Kekuatan dan kelemahan) dan Lingkungan Eksternal (Peluang dan Ancaman)

agar bisa digunakan oleh manajemen tertinggi untuk membuat “alternatif

strategi”. Alternatif strategi di rumuskan dari Matriks I-E dan matriks SWOT.

Strategi terbaik akan dipilih menggunakan QSPM. Hasil dari analisis

menunjukkan strategi yang paling baik untuk PTPN 4 adalah meningkatkan

efisiensi produksi dari perusahaan kelapa sawit ini.

Keyword : PT Perkebunan Nusantara 4, Kelapa sawit, Analisis strategi, IFE,

EFE, I-E, SWOT, QSPM

ABSTRACT ADITYA MAULANA. Devoloping Strategy of Palm Oil Plantation (Case Study:

PT. Perkebunan Nusantara 4, Medan, North Sumatera). Guided TINTIN

SARIANTI.

Indonesia is an agricultural country, which the agricultural sector is as one

of the biggest sector that contribute for the national GDP. Plantation is a part of

agricultural sector that has palm oil as one of the biggest commodity of it. The

high demand of palm oil from domestic and also abroad is one of the opportunity

for many palm oil companies in Indonesia. Therefore, business development

strategy is needed to fulfill the high demand of palm oil to catch the opportunity.

Internal Factor Evaluation (IFE) and External Factor Evaluation (EFE) Matrix are

used to identify internal environment (strength and weakness) and external

environment (opportunity and threat) that can be used by top management to

make a grand strategy. A grand strategy was obtained by I-E Matrix and SWOT

Matrix. Finally the best strategies will be chosen by QSPM (Quantitative

Strategies Planning Matrix). The result of the analysis showed that the best

strategy for PTPN 4 is increasing the efficiency of production in this palm oil

plantation firm.

Keywords : PT Perkebunan nusantara 4, Palm oil, Analysis strategy, IFE,

EFE, I-E, SWOT, QSPM

Page 5: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

i

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Agribisnis

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN KELAPA

SAWIT PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA 4 MEDAN

SUMATERA UTARA

ADITYA MAULANA

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 6: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi
Page 7: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

Judul Skripsi : Strategi Pengembangan Usaha Perkebunan Kelapa Sawit pada PT

Perkebunan Nusantara 4 Medan Sumatera Utara

Nama : Aditya Maulana

NIM : H34090141

Disetujui oleh

Tintin Sarianti, SP MM

Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Nunung Kusnadi, MS

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 8: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang

dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juni – Agustus 2013 ini

ialah mengenai strategi pengembangan usaha, dengan judul Strategi

Pengembangan Usaha Perkebunan Kelapa Sawit PT Perkebunan Nusantara 4

Medan Sumatera Utara

Terima kasih penulis ucapkan kepada ibu Tintin Sarianti, SP MM selaku

pembimbing. Ibu Ir. Narni Farmayanti. MSc dan Ibu Anita Primaswari W, SP.

MSi selaku dosen penguji pada saat sidang skripsi penulis. Disamping itu,

ungkapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Erwin Nasution selaku

Dirut PT Perkebunan Nusantara 4, Bapak Mohammad Abdul Ghoni dan Bapak

Sigit Karyadi yang banyak membantu, memberi informasi dan wawasan serta

mendampingi selama melakukan penelitian. Ungkapan terima kasih juga

disampaikan kepada Papa, Mama, nike, dadek serta seluruh keluarga atas doa dan

kasih sayangnya. Terima kasih juga kepada teman-teman terdekat Winda, Bobby,

Tyo, Raymond, Handi, Rekha, Amal, Qiqit, dan keluarga di medan, serta teman-

teman Agrisbisnis 46 atas dukungan doa dan motivasinya dalam penyusunan

skripsi saya ini.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, 25 maret 2014

Aditya Maulana

Page 9: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

DAFTAR ISI

Hal DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR LAMPIRAN vii

PENDAHULUAN 1

Latar belakang 1

Perumusan Masalah 5

Tujuan Penelitian 6

Manfaat Penelitian 7

TINJAUAN PUSTAKA 7

Perkembangan Perkebunan kelapa Sawit di Indonesia 7

Kajian Penelitian Terdahulu mengenai Strategi Pengembangan Usaha 8

KERANGKA PEMKIRAN 10

Kerangka Pemikiran Teoritis 10

Strategi 10

Manajemen Strategi 10

Proses Manajemen Strategi 10

Model Manajemen Strategi 11

Manfaat Strategi 12

Formulasi Strategi 12

Tahapan Perumusan Alternatif Strategi 16

Kerangka Pemikiran Operasional 17

METODE PENELITIAN 20

Waktu dan Tempat Penelitian 20

Metode Penentuan Responden 20

Data dan Instrumentasi 20

Metode Pengolahan Data 20

Tahap Pengumpulan Data 21

Tahap Pencocokan Data 23

Tahap Pengambilan Keputusan 25

GAMBARAN UMUM 27

Keadaan Umum Penelitian 27

Sejarah Perusahaan 27

Visi dan Misi Perusahaan 29

Maksud dan Tujuan Perusahaan 30

Struktur Organisasi Perusahaan 30

HASIL DAN PEMBAHASAN 33

Analisis Lingkungan Perusahaan 33

Page 10: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

Analisis Lingkungan Internal 33

Manajemen Sumber Daya Manusia 34

Pemasaran 34

Keuangan 35

Penelitian dan Pengembangan 35

Produksi 35

Sistem Informasi Manajerial 35

Analisis Lingkungan Eksternal 36

Lingkungan makro 36

Aspek Ekonomi 36

Aspek Politik, Pemerintahan dan Hukum 36

Sosial 37

Teknologi 37

Lingkungan Mikro 38

Persaingan Antar perusahaan Sejenis 38

Ancaman Masuk Pendatang baru 38

Ancaman Produk Pengganti 38

Kekuatan Tawar Menawar Konsumen 39

Analisis Lingkungan Internal PT Perkebunan Nusantara 4 39

Kekuatan PT Perkebunan Nusantara 4 39

Kelemahan PT Perkebunan Nusantara 4 41

Analisis lingkungan eksternal PT Perkebunan Nusantara 4 43

Peluang PT Perkebunan Nusantara 4 44

Ancaman PT Perkebunan Nusantara 4 44

Posisi Perusahaan 46

Analisis Matriks I-E 46

Alternatif Strategi 48

Analisis Matriks SWOT 48

Urutan Prioritas Strategi 51

SIMPULAN DAN SARAN 53

SIMPULAN 53

SARAN 54

DAFTAR PUSTAKA 55

DAFTAR LAMPIRAN 56

RIWAYAT HIDUP 60

Page 11: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

DAFTAR TABEL Hal

1 Produksi Tanaman Perkebunan di Indonesia dalam Ribu Ton Tahun

2007-2010 1 2 Volume Ekspor Taaman Perkebunandi Indonesia dalam Ton Tahun

2009-2011 2 3 Luas Lahan Kelapa Sawit Menurut Pulau di Indonesia dalam Ha Tahun

2005-2009 3 4 Penyebaran Perkebunan Kelapa Sawit Menurut Kabupaten dan

Pengusahaan dalam Ha di Sumatera Utara Tahun 2008. 4 5 Penilaian Bobot Faktor Strategis IFE dan EFE 21 6 Matriks EFE dan IFE 23 7 Matriks QSP faktor kunci internal 26 8 Laju Pertumbuhan Penduduk dunia dan Indonesia Tahun 2010-2013 37

9 Faktor Kekuatan Strategis PT Perkebunan Nusantara 4 41 10 Faktor kelemahan Strategis PT Perkebunan Nusantara 4 42 11 Matriks Evaluasi Faktor Internal ( IFE ) PT Perkebunan Nusantara 4 43 12 Faktor Peluang Strategis PT Perkebunan Nusantara 4 44 13 Faktor Ancaman Strategis PT Perkebunan Nusantara 4 45 14 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) PT Perkebunan Nusantara 4 46

DAFTAR GAMBAR Hal

1 Model Komprehensif Manajemen Strategi 12 2 Kerangka Pemikiran Operasional PT Perkebunan Nusantara 4 19 3 Matriks Interal-Eksternal 24 4 Matriks SWOT 25

DAFTAR LAMPIRAN Hal

1 Tabel Hasil IFE 55 2 Tabel hasil EFE 56

3 QSPM 57

Page 12: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi
Page 13: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sektor pertanian memiliki kontribusi yang sangat besar bagi pertumbuhan

perekonomian di Indonesia. Kontribusi tersebut terletak pada peranan sektor

pertanian dalam penyerapan tenaga kerja, penyediaan bahan pangan, pakan dan

bioenergi, sumber penerimaan devisa negara serta pelestarian lingkungan melalui

praktek usahatani yang ramah lingkungan. Selain itu, sektor pertanian juga

berkontribusi besar pada Pendapatan Domestik Bruto (PDB). Sektor pertanian

merupakan salah satu dari tiga sektor dengan kontribusi terbesar dalam

peningkatan Pendapatan Domestik Bruto (PDB), disamping sektor industri dan

jasa. Hal ini dapat dilihat dari data dua tahun terakhir dimana sektor pertanian

pada tahun 2010 menyumbangkan sebesar 10.96 persen dan pada tahun 2011

meningkat menjadi 11.42 persen1.

Sektor pertanian memiliki beberapa subsektor, diantaranya pertanian

tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, hortikultura, peternakan dan perikanan.

Salah satu subsektor yang sangat berperan dalam peningkatan kinerja

perekonomian nasional adalah subsektor perkebunan. Subsektor perkebunan

merupakan satu-satunya subsektor yang memiliki neraca perdagangan yang positif

(surplus) dengan nilai sebesar US$ 13.48 milyar pada tahun 2009 (BPS 2010).

Angka tersebut relatif besar jika bandingkan dengan sumbangan subsektor yang

lainnya. Selain itu, subsektor perkebunan dari tahun ke tahun mengalami

perkembangan yang cukup signifikan. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan

kontribusi subsektor perkebunan terhadap PDB sektor pertanian yang memiliki

nilai sebesar 17.9 persen pada tahun 2009 menjadi 49.59 persen pada tahun 20102.

Indonesia mememiliki beberapa tanaman perkebunan yang unggul seperti

kakao, kopi, kelapa sawit, karet, dan teh. Produksi rata-rata perkebunan Indonesia

selama ini mengalami peningkatan dari tahun ketahun. Peningkatan jumlah

produksi tanaman perkebunan di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini:

Tabel 1 Produksi Tanaman Perkebunan di Indonesia dalam Ribu Ton Tahun

2007-2010

Komoditi Produksi (000)ton Rata-rata pertumbuhan

pertahun (%) 2007 2008 2009 2010

Karet 2 755 2 751 2 440 2 591 -0.6

Kelapa sawit 17 664 17 539 18 640 19 844 1.88

Kakao 740 803 809 844 2.45

Tebu 2 801 2 517 2 214 2 228 -3.7

Kopi 676 698 682 684 0.05

Teh 150 153 156 150 2.5

1 Evaluasi Pelaksanaan Program 2012 dan Rambu-rambu pelaksana tahun 2013. 2013

www.deptan.go.id 2 Badan Pusat Statistika (BPS). Rancangan Rencana Strategis Pertanian Tahun 2010-

2014. 2013

Page 14: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

2

Sumber: Pusat Data Pertanian dan Direktorat Jendral Perkebunan, Deptan (2013)

Berdasarkan data pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa kelapa sawit

merupakan komoditi dengan jumlah produksi paling besar diantara tanaman

perkebunan lainnya yaitu 19 844 ribu ton pada tahun 2010, walaupun dengan laju

pertumbuhan yang masih berada di bawah teh dan kakao. Hal tersebut terjadi

dikarenakan masih banyaknya permasalahan dalam pengembangan usaha

perkebunan kelapa sawit mulai dari permasalahan teknis hingga permasalahan

manajerial dalam pengelolaan tanaman tersebut. Besarnyaa nilai produksi kelapa

sawit di Indonesia merupakan salah satu bukti keunggulan Indonesia dalam

bidang perkebunan.

Sampai dengan saat ini, Indonesia masih menjadi salah satu negara

produsen kelapa sawit terbesar di dunia, yang sebagian besar hasil perkebunan

kelapa sawitnya berupa CPO (crude palm oli). Total produksi CPO di Indoneisa

pada tahun 2010 mencapai 21.8 juta ton. Dari total produksi tersebut diperkirakan

hanya sekitar 25 persen yaitu sebesar 5.45 juta ton dikonsumsi oleh pasar

domestik. sisanya diekspor ke luar negeri (Dirjenbun 2011)

Tabel 2 Volume Ekspor Taaman Perkebunandi Indonesia dalam Ton Tahun

2009-2011

Komoditas

Tahun

2009 2010 2011

Tw.I Tw.II Tw.III

Kelapa 957 517 1 045 960 251 842 345 655 275 548

Karet 2 067 312 2 420 716 644 944 698 603 682 417

Kelapa

Sawit 21 669 489 20 394 174 3 483 230 5 722 952 5,317 720

Kopi 507 968 433 594 114 703 100 430 75 754

The 91 929 87 101 20 008 18 439 18 585

Lada 45 293 62 599 10 716 11 578 6 815

Tembakau 110 107 117 158 26 361 26 481 25 273

Kakao 559 799 552 892 104 045 96 331 87 580

Cengkeh 4 994 6 008 2 302 2 317 173

Kapas 27 061 36 584 6 861 7 882 5 524

Tebu 599 690 485 032 131 070 59 880 168 214

Pinang 194 967 213 601 39 204 47 507 50 749

Lainya 1 028 684 1 102 074 339 915 260 497 296 241

Total 27 864 810 26 957 493 5 175 281 7 398 552 7 010 593 Sumber : BPS diolah Pusdatin (2011)

Jika ditinjau dari volume ekspor hasil perkebunan di Indonesia, kelapa

sawit menduduki posisi teratas dengan jumlah ekspor terbesar dibandingkan

dengan tanaman perkebunan lainnya. Hal tersebut menjadikan kelapa sawit

sebagai salah satu tanaman perkebunan yang mempunyai peranan penting bagi

subsektor perkebunan. Tercatat pada tahun 2010, kelapa sawit menyumbang

sebesar 75.56 persen dari volume ekspor komoditi perkebunan atau sama dengan

20 394 174 ton.

Tingginya produksi kelapa sawit di Indonesia sayangnya sangat bergantung

pada peningkatan luas areal. Luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia sampai

Page 15: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

3

dengan tahun 2009 adalah sebesar 8 012 826 Ha dengan sentra produksi yaitu

Kalimantan dan Sumatera. Sumatera merupakan pulau dengan luas lahan

perkebunan kelapa sawit terbesar di Indonesia yaitu sekitar 5 412 726 Ha pada

tahun 2009 atau sama dengan 67.5 persen dari total keseluruhan lahan perkebunan

kelapa sawit di Indonesia. Persentase luas lahan perkebunan kelapa sawit di Pulau

Sumatera yang melebihi 50 persen menunjukan bahwa luas areal perkebunan

kelapa sawit di Pulau Sumatera tergolong tinggi. Hal tersebut mengindikasikan

bahwa provinsi-provinsi penghasil kelapa sawit di wilayah Sumatera juga

memiliki luas lahan areal perkebunan yang tinggi pula. Luas lahan kelapa sawit

menurut pulau di Indonesia pada tahun 2005-2009 dapat dilihat pada tabel 3

berikut ini:

Tabel 3 Luas Lahan Kelapa Sawit Menurut Pulau di Indonesia dalam Ha Tahun

2005-2009

Pulau TAHUN

2005 2006 2007 2008 2009

Sumatera 3 837 245 4 806 360 4 806 124 5 021 566 5 412 726

Kalimantan 1 085 514 1 550 888 1 583 455 1 951 453 2 319 182

Jawa 8 744 9 831 10 550 11 531 12 140

Sulawesi 122 294 151 041 202 824 178 632 211 380

Papua 55 630 61 470 60 880 58 801 57 398

Sumber: Departemen Pertanian 2012

Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Perkebunan (2011) dapat

diketahui bahwa Provinsi Riau dan Sumatera Utara merupakan provinsi yang

memiliki luas lahan perkebunan kelapa sawit tertinggi I Sumatera yaitu sebesar

1 926 859 Ha dan 1 183 278 Ha3. Luas lahan yang besar di dua provinsi tersebut

dikarenakan keadaan geografis yang cukup mendukung pengembangan usaha

perkebunan kelapa sawit, seperti keadaan iklim yang tropis serta struktur tanah

yang gembur, subur, dan berdrainase baik. Berbanding lurus dengan jumlah luas

lahannya, Provinsi Riau dan Sumatera Utara memliki jumlah produk terbesar

yaitu 5 932 310 ton dan 3 158 144 ton pada tahun 20094.

Provinsi Sumatera Utara memiliki tingkat produktivitas lebih kecil

dibandingkan dengan Provinsi Riau berdasarkan perbandingan total produksi dan

luas lahan unuk masing-masing provinsi. Produktivitas kelapa sawit di Sumatera

Utara adalah 2 669 ton per Ha, sedangkan di Riau mampu mencapai angka

produktivitas sebesar 3 089 ton per Ha. Oleh karena itu, strategi pengembangan

perkebunan kelapa sawit lebih tepat diaplikasikan pada perkebunan sawit di

Sumatera Utara agar Sumatera Utara diharapkan dapat mengembangkan

3` http://www.deptan.go.id/infoeksekutif/bun/EIS-bun2010/K.Sawit-LuasAreal.htm [diakses

tanggal 12 Agustus 2013]

4 http://www.deptan.go.id/infoeksekutif/bun/EIS-bun2010/K.Sawit-Produksi.htm [diakses tanggal

12 Agustus 2013]

Page 16: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

4

perkebunan kelapa sawitnya secara maksimal dan dapat menjadi acuan bagi

perkebunan kelapa sawit di wilayah lainnya.

Perkebunan kelapa sawit di Sumatera Utara dikuasai oleh tiga pihak yakni,

rakyat (PIR), swasta, dan negara. Perusahan Negara memliki penguasaan lahan

perkebunan kelapa sawit yang paling besar diantara lainnya, yaitu sebesar 847 024

Ha. Penyebaran perkebunan kelapa sawit berdasarkan status penguasaan di

Sumatera Utara dalam Ha tahun 2008 dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini:

Tabel 4 Penyebaran Perkebunan Kelapa Sawit Menurut Kabupaten dan

Pengusahaan dalam Ha di Sumatera Utara Tahun 2008.

Kabupaten Perkebunan Kelapa

Sawit Rakyat (PIR)

Perusahaa

Swasta (PS)

Perusahaan

Negara (PN) Total

Labuhan

Batu 32 927 171 406 83 249 287 582

Labuhan

Batu Utara 63 061 - - 63 621

Labuhan

Batu Selatan 37 724 - - 37 724

Asahan 61 088 50 031 46 738 157 857

Simalungun 26 529 9 769 691 003 105 401

Deli

Serdang 13 924 11 684 17 342 42 950

Langkat 41 297 33 232 8 692 123 131

Padang

Laras Utara 28 006 - - 28 006

Total 304 556 276 122 847 024

Sumber : BPS,2009

Berdasarkan data Tabel 4 diatas dapat dilihat penguasaan perkebunan

kelapa sawit di daerah Sumatera Utara didominasi oleh perkebunan Negara

sebesar 847 024 Ha. Perkebunan negara yag berada di wilayah Sumatera Utara

berupa perusahaan dibawah naungan BUMN di bidang perkebunan, yaitu PT

Perkebunan Nusantara.

PT. Perkebunan Nusantara atau selanjutnya disebut sebagai PTPN

merupakan salah satu perusahan negara yang diberikan wewenang untuk

mengelola perkebunan di Indonesia, termasuk perkebunan kelapa sawit. Untuk di

wilayah Sumatera Utara, salah satu perusahaan milik BUMN yang menjalankan

kegiatan usahanya di wilayah Sumatera Utara adalah PT Perkebunan Nusantara 4.

PTPN 4dalam menjalankan usahanya memliki luas lahan perkebunan kelapa sawit

sebesar 168 707.09 Ha pada tahun 2010, setara dengan 50.56 persen dari total

perkebunan kelapa sawit milik PTPN yang ada di wilayah Sumtera Utara dengan

capaian total produksi kelapa sawit sebesar 2 934 723 ton/tahun. Perusahaan ini

telah menjalankan usahanya selama 17 tahun, dimana PT Perkebunan Nusantara 4

berdiri pada tahun 1996 dan tetap menjalankan usahanya sampai sekarang. Dalam

menjalankan usahanya PTPN 4 memiliki 30 unit kebun kelapa sawit yang tersebar

di sembilan kabupaten di wilayah Sumatera Utara, seperti Kabupaten Langkat,

Deli Serdang, Serdang Bedagai, Simalungun, Asahan, Labuhan Batu, Padang

Lawas , Batubara dan Mandailing.

Page 17: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

5

Terkait dengan potensi-potensi yang telah dijelaskan diatas, maka PTPN 4

memiliki peluang yang besar dalam pengembangan kegiatan usahanya.

Pengembangan kegiatan usaha dilakukan agar PTPN 4 dapat terus

mempertahankan eksistensi dalam ranah perkebunan kelapa sawit di Indonesia

sekaligus tururt berperan aktif dalam meningkatkan kinerja perekonomian

nasional. Oleh karena itu, strategi pengembangan usaha perkebunan kelapa sawit

di PTPN 4 penting untuk dianalisis. Analisis dilakukan dengan terlebih dahulu

mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal PTPN 4.

Perumusan Masalah

Perkembangan pola permintaan hasil produk turunan dari komoditi kelapa

sawit di Indonesia baik dalam negeri maupun luar negeri semakin lama semakin

meningkat, memberikan peluang yang sangat besar bagi pengembangan usaha

perkebunan kelapa sawit. Dengan adanya peningkatan permintaan akan produk

turunan komoditi kelapa sawit ini maka pertumbuhan produksi komoditi kelapa

sawit pun harus ditingkatkan. Tujuan dari peningkatan produksi ini adalah

memenuhi konsumsi akan produk turunan kelapa sawit itu sendiri. Lingkungan

yang selalu berubah menuntut kesiapan menejemen perusahaan untuk melakukan

perubahan sesuai dengan kondisis dan situasi yang dihadapi, untuk itu PT.

Perkebunan Nusantara 4 sebagai perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan

kelapa sawit sebaiknya mengembangkan strategi terbaik yang sesuai dengan

kemampuan yang dimiliki oleh perusahaan dan sesuai dengan perkembangan

usaha untuk memenuhi permintaan pasar.

PTPN 4 merupakan salah satu perusahaan dibawah naungan BUMN yang

bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit, PTPN 4 yang memiliki areal

perkebunan di wilayah Sumatera Utara dengan kepemilikan areal perkebunan

yang terluas di bandingkan perusahaan-perusahan perkebunan kelapa sawit yang

ada di wiliyah tersebut. PTPN 4 memiliki 30 unit kebun yang mengelola budi

daya kelapa sawit dan 3 unit Proyek Pengembangan Kebun Inti Kelapa Sawit

yang menyebar di 9 kabupaten. Seluruh unit usaha dan proyek pengembangan

PTPN 4 dikelompokan ke dalam Grub Unit Usaha (GUU) yang tersebar di seluruh

areal perkebunan. Pembagian GUU didasarkan oleh letak areal perkebunan.

Menurut laporan capaian produksi salah satu unit usaha PT perkebunan

Nusantara 4 tercatat bahwa kemampuan produksi areal perkebunan kelapa sawit

yang dimiliki oleh perusahaan per Ha adalah 17.75 ton pertahun. Dari total luas

areal perkebunan yang dimiliki oleh PTPN 4 yaitu sebesar 165 505.52 Ha

seharusnya perusahaan mampu menghasilkan 3 008 472 ton per tahun. Namun

realisasi produksi kelapa sawit pada tahun 2011 yang didasari oleh data kinerja

tahunan perusahaan bahwa total produksi kelapa sawit hanya sebesar 2 835 652

ton pada tahun tersebut, itu berarti realisasi yang dapat dicapai oleh perusahaan

masih dibawah target sebesar 172 820 ton. Dengan adanya gap dari angka

realisasi produksi tersebut perusahan mempunyai kemampuan untuk

memaksimalkan produksi.

Sebagai perusahaan produsen kelapa sawit PT Perkebunan Nusantara 4

harus menghadapi persaingan yang ketat baik di dalam pasar kelapa sawit

domestik maupun Internasional baik dari sisi luas lahan dan kualitas produk yang

dihasilkan. Persaingan ini menuntut perusahaan untuk melakukan efisiensi dalam

rangka memenangkan persaingan untuk merebut pasar, persaingan inovasi dan

Page 18: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

6

teknologi. Di dalam pasar domestik PT Perkebunan Nusantara 4 harus bersaing

dengan perusahaan swasta dan BUMN dengan luas lahan yang dimiliki antara lain

PT PP London Sumatera (40 534 hektar), PT Salim (161 973 hektar), PT Astra

Agro Lestari (189 970 hektar), PT Sinar Mas (282 000 hektar), PT Perkebunan

Nusantara III (105 067.57 hektar), PT Perkebunan Nusantara I (46 377 hektar), PT

Perkebunan Nusantara VII (31 874 hektar), PT Perkebunan Nusantara XIII

(35 546.68 hektar). Hal ini sangat berpengaruh terhadap jumlah produksi berupa

Tandan Buah Segar (TBS) yang dihasilkan. Terbatasnya luas areal perkebunan

kelapa sawit yang dimiliki berpengaruh kepada ketidaksesuaian antara produksi di

kebun dengan kapasitas pabrik pengolahan TBS menjadi minyak kelapa sawit dan

juga produk turunannya.

Permasalahan lain yang dihadapi oleh perusahaan ini adalah dari sisi

keuagan. Dalam menjalankan kegiatan usaha perusahaan dihadapi oleh beberapa

biaya atau cost yang harus dikeluarkan, berupa Biaya Tetap, Biaya Tidak Tetap,

Biaya Penyusutan dan Biaya Pengiriman. Dimana biaya usaha yang terdiri dari

Biaya Umum, Biaya Penjualan, dan Biaya Administrasi dipengaruhi oleh volume

penjualan. Harga jual rata-rata Ekspor dan Harga Jual Rata-rata lokal kelapa sawit

menentukan Volume Penjualan. Ditambah dengan jumlah tenaga kerja yang tidak

efisien menjadikan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan menjadi besar.

Apabila perusahaan tidak mampu mengolah biaya yang dikeluarkan dalam

menjalankan usaha dengan seefisien mungkin maka perusahaan akan menghadapi

kesulitan dalam menentukan harga jual dari prduk perkebunan kelapa sawit,

dimana harga produk tersebut mengikuti harag pasar Internasional. Hal ini

merupakan masalah yang dihadapi oleh PTPN 4 dimama jika perusahan

menetapkan harga yang tinggi dari harga pasar maka pelanggan pembeli produk

kelapa sawit akan berpindah ke produsen produk kelapa sawit lain dengan harga

jual yang lebih bersaing, sebaliknya jika harga produk perusahaan diturunkan

(terlalu kecil) maka perusahaan tidak dapat menutup biaya produksi yang

mengakibatkan perusahaan mengalami kerugian.

Untuk itu PTPN 4 sebagai perusahan yang berorientasi pada profit jelas

tidak ingin mengalami kerugian dalam menjalankan kegiatan usahanya, dan untuk

dapat terus bertahan dalam dunia persaingan usaha. Oleh karena itu PTPN 4

sebaiknya mengembangkan strategi terbaik yang sesuai dengan kemampuan

perusahaan dan perkembangan usaha untuk memenuhi mendapatkan keuntungan

dari permintaan pasar dan kelangsungan hidup usaha.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut maka tujuan dari penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis faktor Internal dan eksternal yang ada di PT Perkebunan

Nusantara 4.

2. Memformulasikan strategi pengembangan usaha yang sesuai dengan

PT Perkebunan Nusantara 4.

3. Merekomendasikan alternatif strategi mana yang paling sesuai dengan

PT Perkebunan Nusantara 4 untuk mengembangkan usahanya.

Page 19: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

7

Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak,

baik penulis sendiri, PT Perkebunan Nusantara 4 maupun bagi pembaca skripsi

ini.

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai

kondisi lingkungan usaha PT Perkebunan Nusantara 4 dan masukan

mengenai alternatif dan prioritas alternatif strategi dalam

pengembangan usaha bagi pihak manajemen perusahaan tersebut pada

khususnya serta dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam

pengambilan keputusan.

2. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi, bahan kajian,

rujukan dan menambah wawasan bagi pihak yang membutuhkan.

TINJAUAN PUSTAKA

Perkembangan Perkebunan kelapa Sawit di Indonesia

Kelapa sawit (E. guineensis) merupakan tanaman tahunanan berasal dari

Afrika barat dan Amerika Selatan. Taman ini termasuk tanaman monokotil dan

dikembangkan melalui cara generative (konvensional) dan dengan cara vegetatif.

Kelapa sawit mulai menghasilkan buah pada umur tanam 3 tahun dengan usia

produktif hingga 25 – 30 tahun. Menurut Hartley diacu dalam mangoensoekarjo

dan semangun (2008), Tanaman kelapa sawit umumnya tumbuh baik diwilayah

dengan iklim tropis, dimana kelapa sawit dapat tumbuh dengan produktivitas

tinggi di tanah yang subur maupun tanah yang kurang subur. Pada tanah dengan

kualitas kurang subur pengoptimalan produksi tanaman kelapa sawit dapat

ditingkatkan melalui pemberian pupuk secara tepat.

Bagian tanaman kelapa sawit yang barnilai ekonomis tinggi adalah

bagian buah yakni daging buah dan inti kelapa sawit. Daging buah (bagian buah

sawit bagian sabut) menghasilkan minyak sawit kasar (crude palm oil atau CPO)

sebanyak 20 – 24 persen. Sementara itu, bagian inti kelapa sawit menghasilkan

minyak inti sawit (palm kernel oil atau PKO) sebanyak 3 – 4 persen (Sunarko

2008).

Minyak yang dihasilkan oleh kelapa sawit umunya digunakan untuk

pangan dan nonpangan. Dalam produksi pangan, minyak kelapa sawit digunakan

sebagai bahan dasar pembuatan minyak goreng, margarine, lemak khusus, kue dan

lemak pangan. Sedangkan dalam produksi nonpangan minyak tersebut digunakan

sebagai bahan pembuatan sabun,detergent, pelunak, pelumas, kosmetik sampai

dengan bahan dasar pembuatan bahan bakar biodiesel (kementrian Perindustrian

2012).

Tanaman kelapa sawit pertama kali diintroduksikan ke Indonesia pada

tahun 1848, tepatnya di Kebun Raya Bogor. Setelah tahun 1911, budidaya

tanaman kelapa sawit mulai di kembangkan di Indonesia oleh K. Schadt warga

negara asing berkebangsaan Jerman dan M. Adrien hallet berkebangsan Belgia.

Mereka pertama kali mendirikan perusahaan perkebunan kelapa sawit di Tanah

Page 20: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

8

Ulu, Deli (Sumatera Utara) dan di daerah Pulau Raja (Asahan). Semenjak

K.Schadt dan M. Adrien Hallet sebagai pelopor budidaya perkebunan kelapa

sawit di Indonesia mulai di buka perkebunan-perkebunan baru yang tersebar di

beberapa wilayah di Indonesia (Tarigan dan Sipayung,2011).

Setelah pada tahun 1945, perusahaan perkebunan kelapa sawit milik

pemerintah Belanda di pindah tangankan menjadi Perkebunan Negara atau pada

saat ini dikenal sebagai Perusahaan Perkebunan Negara (PTPN). Pada tahun 1960

diterbitkannya Undang-Undang No.5 mengenai pokok-pokok Agrarian dan

Undang-Undang penanaman modal dalam negri (PMDN) serta Penanaman Modal

Asing (PMA). Hal tersebut memicu pengembangan luas areal kelapa sawit

menjadi besar, namun hingga tahun 1976 perkebunan kelapa sawit di Indonesia

hanya terdiri atas perkebunan Negara dan Perkebunan swasta (Tarigan dan

Sipayung,2011).

Pada saat ini,perkebunan kelapa sawit telah berkembang lebih jauh sejalan

dengan kebutuhan dunia akan minyak nabati dan produk industry oleochemical.

Produk minyak sawit merupakan komponen penting perdagangan minyak nabati

dunia.

Kajian Penelitian Terdahulu mengenai Strategi Pengembangan Usaha

Penelitian mengenai Strategi Pengembangan Usaha telah banyak

dilakukan oleh akedemisi. Strategi pengembangan usaha bertujuan untuk

menganalisis hal-hal apa saja yang mempengaruhi situasi bisnis suatu perusahaan

yang kemudian diusahakan bagaimana memfokuskan hal-hal yang bernilai positif

bagi perusahaan dan mencegah hal-hal negatif mempengaruhi jalannya suatu

usaha. Salah satu penelitian yang berkaitan dengan strategi pengembangan usaha

adalah penelitian yang dilakukan oleh Pasaribu (2002) tentang Strategi

Pengembangan Bisnis Minyak Kelapa Sawit (CPO), studi kasus di PT Socfindo,

Sumatera Utara menyimpulkan bahwa PT Socfindo berada pada sel II dimana

kekuatan dari perusahaan ini adalah 17 produk CPO yang dihasilkan berkualitas

tinggi, kelemahannya dalah luas areal perkebunan yang dimiliki tergolong kecil.

Peluang utama perusahan adalah produk turunan kelapa sawit menghasilkan nilai

tambah yang tinggi, dan ancaman utamanya adalah adanya pencurian buah sawit.

Strategi yang dapat dikembangkan oleh perusahaan adalah strategi intensif berupa

penetrasi pasar, pengembangan pasar dan produk. Berdasarkan hasil analisa

QSPM strategi terbaik yang dapat dijalankan perusahaan adalah strategi ketiga

yaitu memperluas areal perkebunan kelapa sawit dan memberikan nilai tambah

kepada produk hilir kelapa sawit.

Nurunisa (2011) melakukan penelitian mengenai dayasaing dan strategi

pengembangan agribisnis teh Indonesia. Srategi peningkatan dayasaing yang

dihasilkan melalui analisis matrik SWOT lebih mengarah kepada strategi

peningkatan kinerja petani teh rakyat, yaitu dengan meningkatkan posisi tawar

petani melalui penguatan kelompok tani dan dukungan dari adanyan asosiasi dan

Dewan Teh Indonesia. Sementara untuk perkebunan besar Negara dan swasta

strategi lebih mengarah kepada peningkatan produksi dan diversifikasi produk,

khususnya untuk produk teh tujuan ekspor. Permasalahan lain yang menjadi focus

strategi adalah permasalhaan yang terkait dengan konsumsi teh, strategi yang

dignakan lebih diupayakan kepada peningkatan upaya promosi yang bertujuan

untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai teh dan mamfaatnya.

Page 21: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

9

Kurniawan (2004) dalam penelitiannya tentang Strategi Pengembangan

Bisnis Kelapa Sawit (Studi kasus PT Perkebunan Nusantara 8, Provinsi Banten)

menyimpulkan bahwa posisi dari perusahaan PT Perkebunan Nusantara 8 berada

di posisi pada kuadran V pada matriks IE. Dengan posisi tersebut maka strategi

yang dapat dilakukan oleh perusahaan tersebut adalah “strategi pertahankan dan

pelihara melalui penetrasi pasar dan pengembangan produk. Dalam trategi

pengembangan produk dilakukan dengan cara memperluas fasilitas produksi,

teknologi melalui pengembangan internal dan eksternal dan peningkatan akes ke

pasar yang lebih luas. Dalam penelitian ini penulis menggunakan matriks SWOT

dalam memformulasikan alternatif strategi untuk pengembangan komoditas

kelapa sawit pada PTPN 8 dan dihasilkan 7 alternatif strategi yang dapat

dijalankan oleh perusahaan tersebut. Melalui matriks QSPM didapati alternative

strategi yang unggul untuk dapat dijalankan oleh PTPN 8 adalah dengan

melakukan peningkatan produksi.

Dalam menganalisis lingkungan perusahaan peneliti menggunakan matrik

IFE dan EFE guna menentukan faktor kunci internal dan eksternal dari PT

Perkebunan Nusantara 8, dari hasil matrik tersebut di dapati 10 kekuatan internal

perusahaan, 8 kelemahan internal perusahaan, 8 peluang ekternal perusahaan dan

8 ancaman eksternal perusahaan.

Sari (2008) melakukan penelitian tentang analisis daya saing dan strategi

ekspor kelapa sawit (CPO) Indonesia di pasar internasional. Dalam penelitiannya,

analisi yang dilakukan secara kauntitatif dan kualitatif. Analisis kuantitatif

dilakukan dengan menggunakan analisis pangsa pasar dan Reveales Comparative

Advantage (RCA), sedangkan analisis kualitatif dengan menggunakan analisis

SWOT. Dari hasil perhitungan, didapatkan bahwa pangsa pasar Indonesia berada

pada posisi teratas kemudian disusul Malaysia dan Kolombia. Indonesia

menguasai pangsa pasar dari tahun 2000 sampai dengan 2005, walaupun besarnya

pangsa pasar Indonesia berfluktuasi tetapi cenderung tetap mengalami kenaikan.

CPO Indonesia juga meliki keunggulan komparatif yang tinggi. Hali ini

ditunjukan nilai RAC yang lebih dari satu. Kemudian, kendala dalam pemasaran

dan produksi CPO Indonesia secara umum adalah kebijakan pemerintah yang

menghambat, nilai (Value) dan produksivitas yang rendah, tingginya biaya ekspor,

penyelundupan CPO. Maka dari itu, strategi yang perlu dilakukan untuk

mengembangkan daya saing ekspor CPO Indonesia adalah meningkatkan mutu,

produksi hulu sampai hilir, penambahan dan perbaikan infrastrukutr dan penataan

kebijakan pemerintah mengenai pajak ekspor kelapa sawit.

Hasil dari penelitian terdahulu mengenai strategi pengembangan usaha

diatas sebagian besar menyatakan bahwa dalam menjalankan usaha perusahaan

sebaiknya memformulaikan strategi yang tepat agar dapat bertahan ditengah

persaingan industri komoditi pertanian yang semakin meningkat. Hasil penelitian

di atas menunjukan bahwa peningkatan jumlah produksi sebuah komoditi mampu

menjawab permasalahan perusahaan dalam melakukan pengembangan usaha.

Selain jumlah produksi yang ditingkatkan, kualitas atau mutu produk menjadi

salah satu hal yang penting untuk menunjang loyalitas konsumen. Produk dengan

kualitas baik akan mengundang konsumen untuk mau membeli dalam jumlah

banyak dan kontinyu.

Beberapa penelitian di atas digunakan sebagai bahan ilmu dan pembanding

hasil penelitian dengan topik yang sama, meski secara nyata perbedaan utama

yang tampak antara lokasi dan komoditi setiap penelitian sehingga dapat

Page 22: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

10

digunakan sebagai bahan acuan dan pembanding dengan penelitian yang akan

dilakukan oleh peneliti. Terdapat kesamaan antara penelitian-penelitian di atas

dengan penelitian Strategi Pengembangan Usaha Perkebunan Kelapa Sawit pada

PTPN 4 yang akan dilakukan oleh peneliti. Kesamaan tersebut terletak pada alat

analisis yang digunakan dalam penelitian yakni dengan menggunakan alat analisis

berupa matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, dan matriks QSP. Penggunaan

beberapa alat analisis tersebut diharapkan mampu mengidentifikasi dan menjawab

permasalahaan perusahaan dengan melihat kondisi lingkungan internal dan

eksternal perusahaan secara lebih komprehensif.

KERANGKA PEMKIRAN

Kerangka Pemikiran Teoritis

Strategi

Strategi adalah suatu alat yang digunakan untuk mencapai tujuan

perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tidak lanjut,

serta prioritas alokasi sumberdaya. Strategi merupakan respon secara terus

menerus maupun adiktif terhadap peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan

dan kelemahan internal yang dapat mempengaruhi praganisasi (Rangkuti, 2008).

Tujuan utama strategi dalam setiap kegiatan adalah mencapai

keberhasilan. Terdapat elemen strategis yang harus dipengaruhi untuk menjamin

keberhasilan kegiatan. Pertama, tujuan yang diformulasikan secara sederhana

konsisten dan berjangka panjang. Kedua, pegertian mendalam terhadap

sumberdaya dan implementasi yang efektif (David, 2006).

Manajemen Strategi

Era informasi dan globalisasi telah menciptakan sesuatu lingkungan bisnis

yang kompetitif. Oleh karena itu, perusahaan memerlukan tipe perencanaan dalam

menjalankan usahanya. Perencanaan tersebut dapat berupa manajemen srategi

yang tidak sekedar untuk merespon perubahan yang diperkirakan terjadi di masa

depan, namun lebih dari itu perusahaan memerlukan tipe perencanaan untuk

menciptakan masa depan melalui perubahan-perubahan yang dilakukan pada saat

sekarang.

Menurut David (2006), manajemen strategi dapat didefinisikan sebagai

seni dan pengetahuan untuk merumuskan, mengimplemetasikan, dan

mengevaluasi keputusan yang membuat organisasi mampu mencapai tujuannya.

Tujuan utama manajemen strategi adalah untuk mengeksploitasi dan menciptakan

peluang baru maupun berbeda untuk masa yang akan datang.

Proses Manajemen Strategi

Proses manajemen strategi merupakan hal yang dinamis dan berkelanjutan,

di mana perubahan di dalam komponen utama dapat mengakibatkan perubahan

semua komponen terkait lainnya. Wheelen dan Hunger (2006) membagi proses

manajemen strategi menjadi tiga tahapan penting dalam mencapai tujuan

perusahaan yaitu:

Page 23: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

11

1. Formulasi Strategi

Pada tahap memformulasikan strategi bersaing, perusahaan perlu

mengembangkan visi dan misi, menetapkan tujuan jangka panjang,

melakukan identifikasi eksternal dan internal perusahaan, merumuskan

alternatif strategi serta memilih strategi mana yang akan digunakan. Beberapa

alternatif yang perlu diperhatikan dalam memformulasikan strategi adalah

produk, pasar, sumberdaya dan teknologi untuk periode waktu yang panjang.

2. Implementasi Strategi

Menjalankan suatau strategi merupakan suatu pergerakan elemen-

elemen dalam produksi yaitu karyawan dan manajer untuk menempatkan

strategi yang telah dipilih dari formulasi yang dibuat menjadi suatu tindakan

untuk dilakukan. Tahapan ini mengisyaratkan perusahaan agar menetapkan

kebijakan perusahaan, membuat tujuan tahunan, memotivasi dan memberikan

pengarahan kepada karyawan serta mengalokasikan sumberdaya sehingga

strategi yang telah diambil dapat dijalankan. Suksesnya implementasi strategi

terletak pada kemampuan manajer untuk memotivasi karyawan agar mampu

melaksanakan strategi yang telah dirumuskan.

3. Evaluasi Strategi

Tahap evaluasi strategi menjadi alat utama dalam mendapatkan

informasi apakah strategi yang telah kita formulasikan dan kita jalankan

mendapatkan hasil yang sesuai dengan rencana. Terdapat tiga aktivitas dalam

tahap dasar evaluasi strategi yaitu meninjau kembali faktor internal dan

eksternal yang menjadi dasar strategi, mengukur kinerja, dan mengambil

tindakan yang korektif.

Model Manajemen Strategi

Proses manajemen strtegi biasanya dirumuskan dalam bentuk model

komprehensif manajemen strategi. Model tersebut menunjukan pendekatan yang

jelas dan praktis untuk proses formulasi dan evaluasi strategi karena menunjukan

hubungan antara komponen utama dari proses manajemen strategi. Hubungan

antara bagian utama dalam proses manajemen strategi ditampilkan dalam model

berikut.

Page 24: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

12

Gambar 1 Model Komprehensif Manajemen Strategi

(Sumber: David 2006)

Manfaat Strategi

Manfaat utama manajemen strategi adalah membantu organisasi dalam

merencanakan kegiatannya yang lebih baik dengan menggunakan pendekatan

yang lebih sistematik, logis dan rasional. Hal penting dalam manajemen strategi

adalah komunikasi. Adanya komunikasi yang baik membuat pemahaman antara

pemberi kebijakan dengan penerima kebijakan dapat terwujud dan mempengaruhi

komitmen setiap elemen perusahaan ke arah yang lebih baik.

Secara garis besar, manfaat manajemen strategi dapat dibedakan menjadi

manfaat finansial dan manfaat non finansial. Manfaat finansial menggambarkan

perubahan ke arah perbaikan signifikan dari penjualan, keuntungan dan

produktivitas dibandingkan perusahaan tanpa perencanaan sistematis. Sedangkan

manfaat non finansial adalah meningkatnya kesadaran atas ancaman eksternal,

pemahaman yang lebih baik atas strategi pesaing, meningkatnya produktivitas

karyawan, mengurangi keengganan untuk berubah dan pengertian yang lebih baik

atas hubungan kinerja dan penghargaan..

Formulasi Strategi

Tahap formulasi strategi adalah tahapan dalam membuat, merumuskan

hingga memilih strategi yang akan di laksanakan. Tahapan dalam formulasi

strategi terdiri dari pernyataan visi, misi, serta tujuan perusahaan, analisis

lingkungan internal, analisis lingkungan eksternal, dan Tahapan Perumusan

Alternatif Strategi dan Alat Analisis.

1. Pernyataan Visi dan Misi Perusahaan

Dalam merumuskan atau memformulasikan strategi, perusahaan perlu

mengidentifikasi visi, misi dan tujuan perusahaan yang digunakan pada saat

menjalankan usahanya. Visi adalah cita-cita masa depan yang ada dalam

bentuk benak pendiri yang kira-kira mewakili seluruh anggota perusahaan.

Sebuah visi berisi pernyataan yang singkat dan jelas mengenai tujuan

Menetapkan

tujuan

jangka

panjang

Mengembangkan

pernyataan

Visi dan Misi

Melakukan

Audit

Internal

Mermuskan Mengevalua

si dan

Memilih

Strategi

Implementasi

strategi

Alokasi sumberda

ya

Mengukur dan

Mengeval

uasi

kinerja

Melakukan

Audit

Eksternal

Page 25: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

13

organisasi dan bagaimana mencapainya pada suatu titik waktu dimasa depan,

sering dinyatakan dalam kata-kata atau istilah yang bersifat kompetitif.

Susanto (2008), visi adalah sebuah gambaran mengenai tujuan dan cita-cita

dimasa depan yang harus dimiliki organisasi sebelum disusun rencana

bagaimana mencapainya.

Menurut Hunger dan Wheelen (2006) misi organisasi adalah tujuan

atau alasan mengapa organisasi hidup. Misi merupakan penjabaran secara

tertuis mengenai visi, agar visi menjadi lebih mudah dimengerti atau jelas bagi

seluruh bagian perusahaan. Pernyataan misi adalah pernyataan jangka panjang

mengenai tujuan yang membedakan sebuah bisnis dari perusahaan lain yang

serupa. Suatu pernyataan misi secara luas menggambarkan arah suatu

organisasi di masa depan (David,2006). Menurut Rarick dan Vitton (1995)

dalam David (2006), perusahaan dengan pernyataan visi dan misi yang

diformalkan akan memiliki tingkat pengembalian terhadap modal pemegang

saham (ROE) lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang tidak

melakukannya.

2. Analisis Lingungan Internal perusahaan

Analisis lingkungan internal merupakan analisis yang mengkaji situasi

dalam perusahaan. Lingkungan internal perusahaan menggambarkan kuantitas

dan kualitas komponen perusahaan seperti sumberdaya manusia, fisik,

finansial perusahaan dan juga dapat memperkirakan kelemahan (weaknes) dan

kekuatan (strength) struktur organisasi maupun manajemen perusahaan

(Pearce dan Roinson 1997).

Menurut David (2006), pendekatan fungsional diperukan untuk

menganalisis lingkungan internal. Bidang fungsional yang menjadi variabel

dalam analisis internal tersebut adalah:

Manajemen

Manajemen merupakan suatu tingkatan sistem pengaturan

organisasi yang mencakup sistem produksi, pemasaran, pengelolaan

sumberdaya manusia dan keuangan. Fungsi dari manajemen itu sendiri

dapat diterapkan pada struktur organisasi perusahaan secara keseluruhan

yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian, penunjukan staff serta

pengendalian

Pemasaran

Pemasaran merupakan proses menetapkan, mengantisipasi dan

memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan akan produk dan jasa

(David, 2006). Terdapat beberapa fungsi dasar dalam pemasaran yakni

analisis pelanggan, penjualan produk atau jasa, perencanaan produk atau

jasa, penetapan harga, distribusi, riset pemasaran dan analisis peluang.

Pada aktivitas jual beli, pertukaran antara produk dan jasa terhadap sesuatu

yang bernilai dibutuhkan strategi bauran pemasaran. Bauran pemasaran

atau marketing mix adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang

dipadukan perusahaan untuk menghasilan respon yang diinginkan sasaran

atau yang biasa dikenal dengan 4P (Kotler dan Amstrong 2008 ), bauran

tersebut meliputi empat faktor utama, yakni: produk (product), tempat

(place), promosi (promotion) dan harga (price), perusahaan harus mampu

mengkombinasikan faktor-faktor tersebut sehingga perusahaan dapat

mencapai tujuannya.

Page 26: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

14

Keuangan

Kondisi keuangan sering dijadikan ukuran terbaik dalam

menentukan posisi persaingan suatu perusahaan. Selain itu, kondisi

keuangan perusahaan juga dapat menjadi daya tarik bagi investor yang

terkait dengan area investasi, pendanaan, dan dividen. Penetapan kekuatan

dan kelemahan finansial sebuah perusahaan sangat penting untuk

memformulasikan strategi secara efektif.

Produksi

Produksi dalam suatu perusahaan merupakan aktivitas yang

mengubah input (bahan baku) untuk menjadi barang jadi (produk) berupa

barang ataupun jasa. Manajemen produksi terdiri dari lima fungsi atau

bidang keputusan yaitu proses, kapasitas, persediaan, tenaga kerja dan

mutu. Kekuatan dan kelemahan dari lima fungsi produksi tersebut dapat

menentukan sukses atau gagalnya suatu usaha.

Penelitian dan Pengembangan

Tidak semua perusahaan melakukan penelitian dan pengembangan

dalam menjalankan usahanya. Namun banyak juga perusahaan lain yang

tergantung pada kesuksesan aktivitas penelitian dan pengembangan agar

dapat bertahan. Perusahaan yang menjalankan suatu strategi

pengembangan produk harus mempunyai orientasi penelitan dan

pengembangan (litbang) yang kuat. Libang diarahkan kepada

pengembangan produk baru dan memperbaiki mutu produk yang bertujuan

untuk meningkatkan keuntungan.

Sistem Informasi Manajemen

Sistem informasi manajemen bertujuan untuk meningkatkan

kinerja perusahaan dengan cara meningkatkan kualitas keputusan

manajerial. Ssistem informasi manajemen yang efektif berusaha

mengumpulkan, memberi kode, menyimpan, mensintesa, dan menyajikan

informasi database, sehingga dapat melaksanakan kegiatan operasional

dan menyusun strategi yang tepat.

3. Analisis Lingkungan Eksternal Perusahaan

Analisis lingkungan eksternal diperlukan untuk mengambil

keuntungan dari peluang dan menghindari atau mengurangi dampak dari

ancaman potensial. Menurut Umar (2008) faktor lingkungan eksternal

merupakan faktor-faktor yang pada dasarnya terletak di luar dan terlepas dari

perusahaan.

1. Lingkungan Makro

Situasi dan kondisi yang berada di luar perusahaan baik

memberikan dampak secara langsung maupun tidak langsung kepada

perusahaan merupakan pengertian dari lingkunan makro. Adapun aspek

utama yang bisa diperhatikan dalam lingkungan makro adalah:

a) Aspek ekonomi

Kondisi Ekonomi memiliki pengaruh terhadap potensi menarik

atau tidaknya berbagai strategi di suatu daerah. Kondisi ekonomi yang

stabil bahkan menunjukan pertumbuhan ke arah positif dapat

mendukung kelancaran usaha dan dapat mendorong tumbuhnya

kelompok-kelompok usaha baru.

Page 27: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

15

b) Aspek politik, pemerintah dan hukum

Aspek ini dapat menjadi peluang sekaligus ancaman bagi

perusahaan. Pembuatan strategi usaha suatu perusahaan harus

menyesuaikan dengan perkembangan politik, pemerintah, dan hukum

pada saat itu. Meningkatnya keterkaitan global antara ekonomi, pasar,

pemerintah dan organisasi mengharuskan perusahaan meninjau

kembali politik terhadap formulasi dan implementasi strategi yang

kompetitif.

c) Aspek sosial, budaya dan lingkungan

Faktor sosial, budaya dan lingkungan yang mempengaruhi

perusahaan adalah keyakinan, sikap, nilai dan opini yang berkembang

serta gaya hidup orang-orang yang berada di lingkungan eksternal

perusahaan. Trend baru pun menjadi salah satu contoh dari aspek

sosial, budaya dan lingkungan yang dapat menciptakan tipe baru dalam

konsumen yang mengakibatkan kebutuhan akan barang dan jasa

menjadi meningkat, menurun, maupun berubah.

d) Aspek teknologi

Aspek teknologi perlu diterapkan dalam sebuah perusahaan untuk

menghindari keusangan dan meningkatkan inovasi. Perusahaan harus

mewaspadai adaptasi teknologi yang kreatif, karena dapat berdampak

terhadap perencanaan perusahaan melalui pengembangan proses

produksi dan pemasaran produk suatu perusahaan.

2. Lingkungan Mikro

Analisis lingkungan mikro dilakukan berdasarkan “konsep kekuatan

bersaing porter” (David, 2006), pesaing suatu industri dapat dilihat sebagai

kombinasi atas lima kekuatan, yakni:

a) Persaingan antar perusahaan sejenis

Perusahan akan mendapatkan kondisi keunggulan dengan pesaingnya

dalam menjalankan usaha apabila strategi yang digunakan memberikan

keunggulan kompetitif yang lebih besar dibandingkan dengan pesaingnya.

Perubahan strategi pada suatu perusahan mungkin akan mendapat

serangan balasan berupa penurunan harga, peningkatan kualitas produk,

melakukan inovasi produk dan penyedian jasa dan lain-lain.

b) Adanya pesaing baru dalam pasar

Pendatang baru pada suatu industri membawa kapasitas baru dan

keinginan untuk merebut pangsa pasar yang telah ada. Akibatnya harga

menjadi turun sehingga mengurangi laba yang diterima. Ancaman

masuknya pendatang baru ke dalam dunia indusrtri tergantung pada

hambatan masuk di antaranya terkait dengan teknologi dan pengetahuan

khusus, pengalaman, preferensi merek, tingkat kesetiaan konsumen

digabung dengan reaksi para pesaing yang sudah ada sehingga dapat

dipikirkan oleh pendatang baru.

c) Kekuatan tawar menawar pemasok

Kekuatan tawar menawar pemasok bertujuan untuk melihat sejauh

mana kebutuhan pemasok dalam mempengaruhi industri melalui kenaikan

harga, pengurangan kualitas produk yang dipasok dan peran produk yang

dipasok bagi pelanggan. Pemasok dikatakan memiliki daya tawar menawar

yang kuat bila tidak adanya produk pengganti lain yang dijual kepada

Page 28: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

16

industri. Produk pemasok merupakan input penting bagi suatu bisnis,

industri bukan merupakan pelanggan yang penting bagi kelompok

pemasok dan produk pemasok terdeferensiasi atau pemasok telah

menciptakan biaya peralihan.

d) Potensi pengembangan produk pengganti

Industri akan bersaing dengan industri produk pengganti dalam merebut

pasar yang akan membatasi laba potensial industri. Produk pengganti yang

perlu mendapatkan perhatian lebih besar adalah produk lain yang

menjalankan fungsi yang sama atau produk yang mempunyai

kecenderungan memilki harga atau prestasi yang lebih baik dari produk

lainnya.

Tahapan Perumusan Alternatif Strategi

Konsep manajemen strategi memiliki tiga tahapan di mana masing-masing

tahap tersebut memiliki tujan serta alat analisis untuk mengkaji lingkungan

perusahaan sehingga menghasilkan strategi yang tepat bagi perusahaan

(David,2006) yaitu:

1. Tahap Pengumpulan Data (Input Stage)

Tahap ini merupakan tahap awal dalam merumuskan strategi. Salah satu

teknik perumusan strategi pada tahap input adalah dengan mengembangkan

matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan External Factor Evaluation

(EFE). Informasi dari matriks ini memberikan informasi dasar untuk matriks

ditahap kedua yaitu tahap pencocokan dan tahap keputusan

a. Internal Factor Evaluation (IFE)

Matriks IFE digunakan dalam mengamati faktor-faktor internal perusahaan

antara lain kekuatan dan kelemahan perusahaan. Data faktor internal

perusahaan yang biasa dipakai seputar pemasaran dan distribusi

perusahaan, produksi perusahaan, sumberdaya manusia dan faktor

keuangan perusahaan.

b. Ekternal Factor Evaluation (EFE)

Matriks EFE digunakan dalam mengamati faktor eksternal perusahaan

yang merupakan lingkungan yang secara langsung maupun tidak langsung

mempengaruhi jalannya usaha. Faktor eksternal perusahaan terkait dengan

peluang dan ancaman yang ada. Faktor eksternal yang dianalisis terkait

masalah ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik dan

pemerintahan, hukum, teknologi dan tingkat persaingan perusahaan.

2. Tahap Pencocokan (Matching Stage)

Tahap pencocokan dilakukan setelah tahapan pengumpulan data. Pada

tahap ini, dilakukan pencocokan faktor-faktor internal dan eksternal yang telah

dimasukkan ke dalam matriks IFE dan EFE. Teknik pada tahap pencocokan

ini adalah dengan menggunakan matriks Internal External (IE)

Matriks IE merupakan pemetaan dari hasil matriks IFE dan EFE pada

tahap pengmpulan data dan menempatkan perusahaan pada salah satu kondisi

di dalam sembilan sel. Matriks IE dapat dibagi menjadi tiga daerah utama

yang memiliki implikasi yang berbeda (David,2006) yaitu:

Daerah strategi tumbuh dan berkembang (growth and build), daerah ini

terletak pada sel I, II dan IV. Strategi yang cocok untuk perusahaan ini

adalah strategi intensif atau strategi terintegrasi.

Page 29: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

17

Daerah strategi pertahankan dan pelihara (hold and maintain), daerah ini

terletak pada sel III, V dan VII. Strategi yang umum dipakai dalam sel ini

adalah penetrasi pasar pengembangan produk

Daerah panen atau divestasi (harvest or divestiture), daerah ini terletak

pada sel VI, VII dan IX. Strategi yang sesuai dengan kondisi ini adalah

strategi divestasi, diversifikasi konglomerat dan likuiditas.

Setelah mendapatkan pemetaan akan posisi perusahaan dengan

menggunakan matriks I-E tahap selanjutnya adalah dengan memformulasikan

alternatif strategi dengan menggunakan matriks SWOT. Analisis SWOT adalah

identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi

perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan

kekuatan (Strengths) dan peluang (opportunities) serta dapat meminimalkan

kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats). Asumsi dasar dari analisis

tersebut dalah bahwa kinerja perusahaan dalam suatu industri ditentukan oleh

kombinasi faktor internal dan eksternal perusahaan. (Rangkuti, 2008).

Analisis yang membandingkan antara faktor internal dan eksternal ini

logika dasar penyusunan strateginya adalah bagaimanan perushaan

memaksimalkan kekuatan yang dimilikinya untuk memanfaatkan kekuatan dan

peluang yang ada, dan pada saat yang bersamaan meminimalkan kelamahan dan

ancaman yang dihadapi. Matriks ini menghasilkan empat kemungkinan

alternatif strategi yaitu strategi S-O, strategi W-O, strategi S-T dan strategi W-T.

Analisis SWOT mempertimbangkan kmbinasi faktor-faktor internal dan

eksternal. Faktor eksternal yang akan menghasilkan peluang dan ancaman

dikombinasikan dengan faktor internal yang akan menghasilkan kekuatan dan

kelemahan sehingga akan memunculkan suatu rumusan alternative strategi bagi

perusahaan. Faktor eksternal dan internal dapat diperoleh dari analisis situasi

yang terjadi di sekitar perusahaan.

3. Tahap Pengambilan Keputusan (Decision Stage)

Tahap pengambilan keputusan merupakan tahap penetapan strategi apa

yang diambil dan mengevaluasi alternatif strategi secara objektif berdasarkan

faktor-faktor internal maupun eksternal yang telah diidentifikasi sebelumnya.

Metode yang digunakan pada tahap ini adalah Quatitative Strategic Planning

Matrix (QSP).

Tujuan dari metode QSPM adalah menetapkan kemenarikan relatif dari

strategi-strategi yang telah dipilih dan menentukan straegi mana yang

dianggap paling baik untuk diimplementasikan. Keunggulan dari QSPM ini

adalah tidak terdapat batasan dalam jumlah strategi yang akan dievaluasi dan

membutuhkan penyususnan strategi untuk mengintegrasikan faktor internal

dan eksternal yang relevan di dalam proses pengambilan keputusan.

Kerangka Pemikiran Operasional

Kelapa sawit merupakan salah satu komoditi primadona tanaman

perkebunan yang menjadi sumber penghasil devisa bagi Indonesia. Industri

pengolahan produk turunan kelapa sawit memiliki peranan yang sangat signifikan

dalam perekonomian Indonesia. Kelapa sawit diperkirakan akan mampu

memenuhi tuntutan pemenuhan kebutuhan global dan domestik, yaitu minyak

sawit untuk pangan (food), makanan ternak (feed), bahan bakar biodiesel, dan

Page 30: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

18

serat (biofibre). Peningkatan permintaan akan produk hasil perkebunan kelapa

sawit tiap tahun yag cukup besar menuntut para penjalan bisnis perkebunan kelapa

sawit untuk menperbesar produksi akan kelapa sawit. Hal itu dapat menjadi

peluang bagi para pelaku bisnis perkebunan kelapa sawit dalam negeri untuk

memamfaatkan potensi yang tinggi.

Sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan kelapa

sawit, PTPN 4 yang merupakan perusahaan dibawah naungan BUMN memiliki

peluang yang cukup besar dalam memamfaatkan besarnya potensi permintaan

pasar dari produk perkebunan kelapa sawit. Dalam menjalankan usaha nya, PTPN

4 menemui hambatan-hambatan dalam menjalankan maupun mengembangkan

usahanya, seperti pola permintaan akan produk turunan dari komoditi kelapa sawit

yang semakin lama semakin meningkat sehingga menuntut kesiapan perusahaan

dalam memenuhi permintaan tersebut, capaian total produksi yang masih dibawah

target perusahaan, persaingan antar perusahaan yang menjalankan usaha yang

sama dalam pengolahan perkebunan kelapa sawit, ketidak stabilan harga komoditi

sawit di pasar Internasional, besarnya biaya yang dibutuhkan dalam produksi, dan

jumlah tenga kerja yang dianggap tidak efisien dalam perusahaan.

Salah satu upaya yang mungkin untuk dilakukan oleh PPN IV ini adalah

dengan melakukan perumusan strategi pengembangan usaha perkebunan kelapa

sawit yang nantinya akan dapat meningkatkan produktivitas dan menunjukan

keunggulan kompetitif sesuai dengan kapasitas perusahaan. Hasil dari kajian ini

akan membantu dalam perolehan informasi yang akan digunakan sebagai dasar

perencanaan strategi bisnis perkebunan kelapa sawitdimasa yang akan datang.

Perumusan strategi bisnis perusahaan ini dilakukan dengan menganalisis

faktor – faktor dominan yang mempengaruhi perencanaan strategi. Tahapan dalam

penelitian ini diawali dengan melakukan identifikasi visi dan misi karena dalam

merumuskan strategi diperlukan arah dan tujuan yang jelas. Setelah

mengidentifikasi visi dan misi unit perusahaan, diharapkan kesenjangan kondisi

perusahaan saat ini dengan kondisi perusahaan dimasa yang akan datang dapat

teridentifikasi. Selanjutnya adalah menganalisis keadaan lingkungan internal dan

eksternal perusahaan yang nantinya akan ditentukan dan diformulasikan strategi

pengembangan usahanya.

Alat – alat analisis yang digunakan dalam perumusahn strategi ini adalah

matriks IFE untuk mengevaluasi faktor internal dan matriks EFE untuk

mengevaluasi faktor – faktor eksternal. Strategi pengembangan bisnis diperoleh

dengan menggunakan matriks IE yang merupakan penggabungan parameter

kekuatan internal dan pengaruh eksternal yang dihadapi oleh perusahaan untuk

mengetahui posisi pada lingkungan industrinya. Selanjutya dapat di formulasikan

beberapa alternatif strategi pengembangan bisinis dengan mengkombinasikan

antara analisis faktor internal dan eksternal dengan menggunakan matriks SWOT.

Setelah memformulasikan alternatif strategi, perolehan dari strategi

diperhitungkan ke dalam QSPM untuk mendapatkan strategi prioritas objektif

yang terbaik dan tepat.

Page 31: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

19

Gambar 2 Kerangka Pemikiran Operasional PT Perkebunan Nusantara 4

PT Perkebunan Nusantara 4

Visi, Misi dan Tujuan

Permasalahaan yang Dihadapi

- Pola perminaan produk turunan kelapa sawit yang semakin lama

semakin meningkat

- Total prduksi perusahaan yang masih dibawah target

- Persaingan yang di hadapai dalam usaha perkebunan kelapa sawit

- Permasalahan biaya usaha untuk penentuan harga jual kelapa sawit

Analisis Lingkungan Perusahaan

Analisis Lingkungan Internal

Manajemen

Pemasaran

Keuangan

Produksi

Penelitian dan pengembangan

Sistem informasi dan

manajemen

Analisis Lingkungan Eksternal

Lingkungan makro

Aspek Ekonomi, Aspek Politik,

Pemerintahan dan hukum, Aspek

Sosial, Budaya dan Lingkungan,

Aspek Teknologi

Lingkugan Mikro

Persaingan antar perusahaan,

Adanya pesaing baru dalam

pasar, Potensi pengembangan

produk pegganti

Faktor Strategis Internal Faktor Strategis Eksternal

Posisi Perusahaan

Alternatif Strategi

Urutan Prioritas Alternatif strategi

Strategi Prioritas

Page 32: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

20

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian analisis pengembangan usaha dilakukan pada PT Perkebunan

Nusantara 4 yang berlokasi Jl.Letjend.Suprapto No. 2 Medan. Penelitian ini

membahas tentang Strategi pengembangan Usaha Perkebunan Kelapa Sawit

PTPN 4 dengan menganalisis faktor internal dan eksternal perkebunan kelapa

sawit pada perusahaan tersebut. Pelaksanaan pengumpulan data dan analisis data

dilapangan dilakukan pada bulan Juni - Agustus 2013.

Metode Penentuan Responden

Penentuan responden untuk pengambilan data pada penelitian ini dilakukan

dengan metode purposive (sengaja), dengan pertimbangan bahwa responden yang

dimaksud memiliki kapasitas serta kemampuan dalam melihat dan menentukan

strategi yang dijalankan oleh PT Perkebunan Nusantara 4. Purposive dilakukan

pada penentuan responden untuk pengisian kuisioner dengan MPE dan matriks

pendapat gabungan pada matriks IFE-EFE serta nilai daya tarik pada matriks

QSPM.

Menurut David (2006), dalam analisis ini untuk menentukan responden

tidak ada jumlah minimal yang diperlukan, sepanjang responden yang dipilih

merupakan ahli dibidangnya. Responden dalam penelitian ini adah pihak

menejemen perusahaan sebagai pengambil keputusan pada PT Perkebunan

Nusantara 4 yaitu direksi direksi yang ada pada perusahaan dan juga melibatkan

salah satu perusahaan pesaing dan konsumen yaitu PT X.

Data dan Instrumentasi

Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Data primer

diperoleh dari hasil wawancara dengan Direksi PT Perkebunan Nusantara serta

pihak-pihak yang terkait dengan penelitian ini.

Data sekunder merupakan data pelengkap bagi data primer yang telah

terdokumentasi sebelumnya. Data sekunder dikumpulkan dan diperoleh dari data-

data perusahaan, serta melalui studi pustaka dari berbagai instansi seperti

perpustakaan, Biro Pusat Statistik (BPS), Dinas Pertanian Indonesia dan Ditjen

Perkebunan Nasional.

Alat yang digunakan dalam pengumpulan data adalah kuisioner untuk

responden internal maupun eksternal. Kuisioner ini digunakan untuk pengisian

penentuan kriteria kekuatan ataupun kelemahan dari perusahaan.

Metode Pengolahan Data

Proses perumusan strategi dilakukan pada tiga tahapan yaitu : tahap

pengumpulan data, tahap pencocokan, dan tahap pengambilan keputusan. Adapun

tahapan dari proses penentuan strategi adalah:

Page 33: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

21

Tahap Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan wawancara secara

mendalam kepada respnden-responden yang telah dipilih secara sengaja,

pengamatan langsung (observasi) pada unit bisnis itu sendiri, dan pengisisan

kuisioner oleh responden. Data yang diambil pada tahap pengumpulan data secara

garis besar mencakup keadaan unit usaha peternakan PTPN 4 dengan faktor yang

berasal dari internal maupun eksternal, di mana faktor internal terdiri dari

kekuatan dan kelemahan dan faktor eksternal berkaitan dengan peluang dan

ancaman yang dihadapi oleh unit bisnis tersebut. Pada tahap ini penelitian

menggunakan Matrik IFE dan EFE.

Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) dan Mtariks EFE (Eksternal Factor

Evaluation)

Penilaian internal dilakukan untuk mengukur sejauh mana kekuatandan

kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Cara yang digunakan dalam

melakukan penilaian adalh dengan menggunakan Internal Factor Evaluation

(IFE) dan External Factor Evaluation Matrix (EFE). EFE matrix

mengarahkan perumusan strategi untuk merangkum dan mengevaluasi

informasi ekonomi, sosialbdaya, teknolgi dan informasi dari lngkungan

industri.

Tahap-tahap untuk menentukan factor-faktor lingkungan dalam matriks

IE dan EFE adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadikan kekuatan dan kelemahan

(lingkungan internal) dalam kolom 1 (satu) penentuan faktor-faktor

tersebut dilakukan denga cara diskusi antara pihak perusahaan dengan

pihak penulis.

2. Memberikan bobot pada masing-masing faktor dalam kolom 2 (dua)

dengan sekala mulai dari 3 (sangat penting) sampai denga 1 (tidak

penting). Pemberian bobot ini berdasarkan pengaruh faktor tersebut

terhadap posisi strategis perusahaan, jumlah dari pembobotan itu tidak

boleh melebihi skor total 1.00. penentua bobot dilakukan dengan cara

mengajukan identifikasi faktor strategis internal dan eksternal tersebut

kepada pihak menejemen perusahaan dengan meggunakan metode paired

comparison (Kinear, 1988). Untuk menentukan bobot setiap variable,

digunakan skala 1, 2 dan 3. Skala yang digunakan untuk pengisian kolom

adalah :

1 = jika indikator horizontal kurang penting dari pada indikator vertikal

2 = jika indikator horizontal sama penting denga indikator vertikal

3 = jika indikator horizontal lebih penting dari pada indikator vertikal

Tabel 5 Penilaian Bobot Faktor Strategis IFE dan EFE

Faktor Strategis Internal Kolom 2 (dua) A B C … Total

Kolom1 (satu)

A

B

C

Total

Page 34: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

22

Faktor Strategis Eksternal Kolom 2 (dua) A B C … Total

Kolom1 (satu)

A

B

C

Total Sumber: David (2006)

Bobot setiap variable yang diperoleh dengan menentukan nilai setiap

variable terhadap jumlah nilai keseluruhan variable dengan menggunakan rumus

Sumber: (Kienar dan Taylor, 1988)

Keterangan :

ai = bobot variabel ke-i

Xi = nilai variabel ke-i

i = 1, 2, 3,….n

n = jumlah variabel

3. Menghitung peringkat (rating) dalam kolom 3 untuk masing-masing faktor

dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1

(poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan

pada saat dilakukan penelitian.

Untuk matriks EFE, skala nilai peringkat yang digunakan adalah:

1 = rendah, respon sedang

2 = sedang, respon sama dengan rata-rata

3 = tinggi respon diatas rata-rata

4 = sangat tinggi respon superior

Untuk matriks IFE, skala nilai peringkat yang digunakan adalah:

1 = kelemahan utama

2 = kelemahan kecil

3 = kekuatan kecil

4 = kekuatan utama

Nilai dari tiap pembobotan tersebut dikalikan dengan peringkat pada tiap

faktor. Kemudian, semua hasil kali tersebut dijumlahkan secara vertikal untuk

memperoleh nilai hasil pembobotan dan peringkat (rating) berdasarkan nilai

analisis organisasi dalam matriks.

Matriks EFE, total nilai yang dibobot antara 1.0-4.0 dengan rata-rata 2.5.

total nilai 4.0 menunukan organisasi secara efektif memanfaatkan peluang dan

mengatasi ancaman yang ada (David, 2006). Dalam matriks IFE, total nilai yang

dibobot antara 1.0-4.0 denga rata-rata 2. Total diatas 2 menunjukan kondisi

internal organisasi yang kuat, sedangkan jika dibawah 2 menunjukan posisi

Page 35: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

23

internal yang lemah. Secara jelas,Matriks EFE dan IFE ditunjukan pada Tabel 6

berikut :

Tabel 6 Matriks EFE dan IFE

Faktor Internal Bobot Rating Bobot X Rating

Kekuatan

1

2

Kelemahan

1

2

Total 1,00

Faktor Internal Bobot Rating Bobot X Rating

Kekuatan

1

2

Kelemahan

1

2

Total 1,00 Sumber: David (2006)

Tahap Pencocokan Data

Mencocokkan faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal adalah

kunci untuk mengasikan alternatif strategi yang layak secara efektif, setelah data-

data yang telah dirangkum dalam tahap pengumpulan data, data tersebut diolah

dengan menggunakan alat analisis. Alat yang digunakan dalam tahap pencocokan

ini adalah Matrks Internal – Eksternal (Matriks IE) dan Matriks SWOT

Matriks IE merupakan tahap pemaduan atau pencocokan dengan memasukan

hasil pembobotan IFE dan EFE ke dalam matriknya. Matrik IE mempunyai

sembilan sel strategi di mana dapat dikelompokan menjadi tiga sel strategi utama

yaitu :

1. Growth and Build (tumbuh dan berkembang) berada dalam sel I, II, atau IV.

Strategi yang cocok adalah intensif (pengembangan pasar, pengembangan

produk dan penetrasi pasar) atau integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke

depan dan integrasi horizontal).

2. Hold and Maintain (pertahankan dan pelihara) dilakukan untuk sel III, V, atau

VII. Strategi umum yang dipakai adalah penetrasi pasar dan pengembangan

produk.

3. Harvest or Divest (panen atau divestasi) dipakai untuk sel VI, VIII, atau IX.

Strategi yang dipakai adalah strategi divestasi, strategi diversifikasi

konglomerat dan strategi likuidasi.

Sumbu horizontal maupun vertikal, skor antara 1,00 sampai 1,99 menunjukan

pengaruh eksternal dan internal yang rendah, skor 2,00 sampai 2,99 menunjukan

pengaruh eksternal dan internal yang sedang, dan skor antara 3,00 sampai 4,00

Page 36: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

24

menunjukkan pengaruh eksternal dan internal yang tinggi. Pada Gambar 3 di

bawah ini dapat dilihat model dari matriks IE.

Kuat Rata-rata Lemah

3,0-4,0 2,0-2,99 1,0-1,99

4,0 3,0 2,0 1,0

Tinggi

I II III 3,0-4,0

3,0

Sedang

IV V VI 2,0-2,99

2,0

Rendah

VII VIII IX 1,0-1,99

1,0

Gambar 3 Matriks Interal-Eksternal

Sumber : David, 2006

Keterangan :

Sel I, II, IV = Growth and Build

Sel III, V, VII = Hold and Maintain

Sel VI, VIII, IX = Harvest or Dives

Setelah mementukan letak posisi dari perusahaan, langkah selanjutya adalah

mempformulasikan alternative strategi untuk dapat dijalankan oleh perusahaan

dalam rangka pengembangan usaha yang dijalankan. Untuk memformulasikan

alternative strategi itu sendiri digunakan alat analisis berupa matriks SWOT.

Analisis SWOT alat pencocokan yag penting untuk membantu pihak-pihak dalam

organisasi. Analisis SWOT menghasilkan empat tipe strategi, strategi S-O,

strategi W-O, strategi S-T dan strategi W-T. mencocokan faktor-faktor eksternal

dan internal kunci merupakan kesulitan terbesar dalam mengembangkan matriks

SWOT dan memerlukan penilaian yang baik serta tidak ada satu pun kecocokan

terbaik. Delapan langkah ntuk menyususn matriks SWOT yaitu;

1. Mendaftarkan kekuatan internal organisasi yang menentukan

2. Mendaftarkan kelemahan internal organisasi yang menentukan

3. Mendaftarkan peluang eksternal organisasi yang menentukan

4. Mendaftarkan ancaman eksternal organisasi yang menenukan

5. Mencocokan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan mencatat

hasil strategi S-O dalam sel yang tepat.

6. Mencocokan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat

hasil strategi S-T dalam sel yang tepat

7. Mencocokan kelemahan internal dengan peluag eksternal dan mencatat

hasil strategi W-O dalam sel yang tepat

Page 37: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

25

8. Mencocokan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan

mencatat hasil strategi W-T dalam sel yang tepat

Internal

Ekternal

Kekuatan – S

Daftar Kekuatan

Kelemahan – W

Daftar Kelemahan

Peluang – O

Daftar Peluang

Strategi S-O

Gunakan kekuatan untuk

memamfaatkan peluang

Strategi W-O

Atasi kelemahan dengan

menggunakan peluang

Ancaman – W

Daftar Ancaman

Strategi S-T

Gunakan kekuatan untuk

menghindari ancaman

Strategi W-T

Atasi kelemahan dan

hindari ancaman

Gambar 4 Matriks SWOT

Sumber: David 2006

Tahap Pengambilan Keputusan

Tahap keputusan merupakan tahap terakhir untuk menentukan prioritas

strategi yang terbaik yang akan dijalankan perusahaan. Alternatif strategi yang

layak dilakukan menurut hasil dari matriks IE (pada tahap dua) selanjutnya

diputuskan strategi yang sebaiknya perusahaan jadikan prioritas sebagai strategi

terbaik untuk dilakukan oleh unit usaha peternakan PTPN 4 dengan menggunakan

QSPM (urutan prioritas alternatif strategi).

Matriks QSP (Quantitative Strategic Planning Matrix)

Matriks Perencanaa Strategi Kuantitatif (Quantitative Strategic Planning

Mtarix) merupakan tahap ketiga dari tahapan proses penentuan strategi

(decision stage). Matriks ini akan memetakan strategi apa yang terbaik

dilakukan oleh suatu perusahaan yang nantinya akan menjadi prioritas yang

akan dijalankan disamping strategi lainnya.

QSPM menggunakan input dari analisis tahapan pengumpulan data dan

tahapan pencocokan data untuk menetukan secara objektif diantara alternatif

strategi, di mana pada tahap pencocokan matriks IE. Terdapat beberapa

langkah dalam pengembangan QSPM, yakni:

1. Membuat daftar peluang atau ancaman ekstrenal dan kekuatan atau

kelemahan internal pada kolom kiri dalam QSPM. Data ini diambil

langsung dari matriks IFE dan EFE. Minimal sepuluh faktor kritis internal

dan sepuluh faktor sukses eksternal dimasukan kedalam QSPM

2. Pemberian bobot untuk masing-masing faktor internal dan eksternal.

Bobot dituliskan ke dalam kolom ini di sebelah kanan faktor sukses kunci

internal dan eksternal

3. Mengevaluasi matriks pada tahap pencocokan dan identifikasi alternatif

strategi yang harus dipertimbangkan organisasi untuk diimplementasikan.

Catat strategi ini pada baris atas dari QSPM. Kelompokan strategi ke

dalam set indepenen jika memungkinkan.

4. Menentukan Nilai Daya Tarik (Attractiveness Scores-AS) yaitu angka yang

mengidentifikasi daya tarik relatif dari masing-masing strategi dalam set

Page 38: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

26

alternatif tertentu. AS harus diberikan untuk masing-masing strategi guna

mengidentifikasi daya tarik relatif dari suatu strategi atas strategi lain,

dengan mempertimbangkan faktor tertentu. Jangkauan untuk AS adalah 1

= tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = cukup menarik dan 4 = sangat

menarik.

5. Menghitung total nilai daya tarik. Total nilai daya tarik (total

Attractiveness Score atau TAS) didefenisikan sebagai produk dari

pengalian bobot dengan nilai daya tarik. Semakin tingg total daya tarik

semakin menarik alternatis strategi tersebut.

6. Menghitung Penjumlahan Total Nilai Daya Tarik (STAS). Tambahakan

TAS ke dalam masing-masing kolom dari QSPM. Penjumlahan STAS

mengungkapkan strategi mana yang paling menarik dengan

mempertimbangkan semua faktor internal dan eksternal relevan yang

dapat mempengaruhi keputusan strategi.

Berikut ini adalah contoh dari tabel Matriks QSP faktor kunci internal dan

eksternal yang terdapat pada Tabel 7

Tabel 7 Matriks QSP faktor kunci internal

Faktor

Kunci

Internal

Bobot

Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3

AS TAS AS TAS AS TAS

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Total

Prioritas

Strategi

Page 39: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

27

Faktor

Kunci

Eksternal

Bobot

Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3

AS TAS AS TAS AS TAS

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Total

Prioritas

Strategi Sumber : David 2006

GAMBARAN UMUM

Keadaan Umum Penelitian

Sejarah Perusahaan

PT Perkebunan Nusantara 4 (Persero) dibentuk berdasarkan Peraturan

Pemerintah No 9 Tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996, tentang peleburan

perusahan perkebunan yang ada di Sumatera Utara yaitu PT. Perkebunan VI, PT

Perkebunan VII, dan PT Perkebunan VIII, menjadi Perusahaan Perseroan PT

Perkebunan Nusantara 4 (Lembaran Negara Tahun 1996 No 5) sesuai dengan

Akte Notaris Harun Kamil, SH No 37 tertanggal 11 Maret 1996 dan Surat

Keputusan Menteri Kehakiman RI melalui surat keputusan No. C2-8332

HT.01.01.Th.96. Untuk anggaran dasar perusahaan telah disesuaikan dengan UU

No.40 Tahun 2007 tentang perseroan terbatas berdasarkan akta Notaris Sri

Ismiyati, SH No. 11 pada tanggal 4 Agustus 2008 dan telah mendapatkan

pengesahan dari Menteri Hukum dan HAM RI melalui surat keputusan NO.

AHU-60615.AH.01.02. Hingga pada tahun 2008 tepatnya pada tanggal 10

September 2008, Anggaran Dasar telah mengalami perubahan beberapa kali,

terakhir berdasarkan akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham

No. 16 tanggal 8 ktober 2012 yang di buat dihadapan Notaris Ihdina Nida Marbun

SH.

Komoditas yang dikelola PT Perkebunan Nusantara 4 (Persero) terbagi

dalam tiga budidaya yaitu Kelapa Sawit, Kakao, dan Teh yang mencakup

pengolahan areal dan tanaman, kebun bibit dan pemeliharaan tanaman

menghasilkan, pengolahan komoditas menjadi bahan baku berbagai industri,

pemasaran komoditas yang dihasilkan dan kegiatan pendukung lainnya. Namun

sejak awal tahun 2006 hanya budidaya Kelapa Sawit dan Teh. PT Perkebunan

Nusantara 4 memiliki 30 Unit Kebun yang mengelola budidaya Kelapa Sawit dan

Teh, 3 unit Proyek Pengembangan Kebun Inti Kelapa Sawit, dan 1 unit Proyek

Page 40: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

28

Pengembangan Kebun Plasma Kelapa Sawit. Seluruh unit usaha yang dimiliki

oleh PT Perkebunan Nusantara 4 tersebar di 9 Kabupaten, yaitu Kabupaten

Langkat, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Simalungun, Asahan, Labuhan Batu,

Padang Lawas , Batubara dan Mandailing Natal. Dalam proses pengolahan, PTPN

4 memiliki 15 Unit Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan kapasitas total 575 ton

Tandan Buah Segar (TBS) per jam, 2 unit Pabrik Teh dengan kapasitas total 154

ton Daun Teh Basah (DTB) per hari, dan 1 unit Pabrik Pengolahan Inti Sawit

dengan kapasitas 450 ton per hari.

PT Perkebunan Nusantara 4 dalam mendukung kegiatan racangan bangun

dan pemeliharaan pabrik, mengelola 1 Unit Workshop Pabrik Mesin Tenera

(PMT) di Dolok Ilir. Selain itu untuk menunjang pelayanan kesehatan karyawan

dan masyarakat sekitar, perusahaan telah memiliki 3 Unit Rumah Sakit yaitu RS

Laras, RS Balimbingan dan RS Pabatu.Sebagai perusahaan perkebunan,

PT.Perkebunan Nusantara IV (Persero) dalam sepuluh tahun terakhir memainkan

peranan yang penting. Aset PT.Perkebunan Nusantara IV (Persero) terus

berkembang sehingga mencapai Rp 8 161 triliun pada tahun 2011. Dengan jumlah

karyawan pelaksana sebanyak : 25 283 orang, dan karyawan pimpinan sebanyak :

691 orang.

Arah Pengembangan Perusahaan adalah untuk menjadi perusahaan

perkebunan terbaik, arah pengembangan perusahaan ke depan adalah membangun

daya saing agar mampu bersaing di pasar nasional/global dan meningkatkan nilai

perusahaan. Peningkatan nilai tambah perusahaan dilakukan melalui pembukaan

areal lahan baru yang berlokasi di dalam/luar Sumatera untuk tanaman komoditi

sawit, sedangkan untuk komoditi teh dilakukan peningkatan produktivitas dan

intensifikasi dengan mereplanting secara bertahap mengganti tanaman teh jenis

lama (seedling) dengan jenis klonal terbaru yang sesuai. PT Perkebunan

Nusantara 4 juga membangun kebun benih unggul kelapa sawit sebagai sumber

bibit ungggul yang akan dipakai sendiri dan sebagian akan dijual.

Program pemanfaatan limbah PKS berupa tandan kosong, dengan

menggunakan enzim dijadikan pupuk organik sebagai substitusi pupuk kimia dan

sebagai bahan bakar untuk power plant menghasilkan listrik untuk mensuplai

kebutuhan operasional pabrik lain/PPIS atau dijual kepada PT PLN. sedangkan

limbah cair PKS dimanfaatkan untuk menghasilkan gas methane sebagai bahan

bakar genset untuk menghasilkan listrik melalui CDM proyek. Pengembangan

industri hilir sawit, diarahkan mengembangkan industri biodiesel berbahan baku

CPO, crude stearin dan PFAD (Multy Feed Stock) bekerjasama dengan PTPN III,

PTPN V dan PT Pertamina serta membangun pabrik oleochemical berbahan baku

CPO/PKO dan pabrik bioethanol berbahan baku tandan kosong. Melakukan

sinergi bersama PT Perkebunan Nusantara V bekerjasama dengan PT Pupuk

Kaltim untuk memproduksi pupuk Compound (NPK).Peningkatan kinerja

karyawan dan penempatan yang sesuai, dilakukan dengan berdasarkan

kompetensi, melalui penerapan Key Performance Indicator (KPI) dan sistem 38

CBHRM (Competence Based Human Resource Management). PT Perkebunan

Nusantara 4 juga memiliki budaya perusahaan yang sudah dianut sejak lama yaitu

Page 41: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

29

memberi, membimbing dan mendorong perilaku seluruh karyawan perusahaan

agar dalam melaksanakan tugas selalu:

a. Berpikir positif untuk dapat menangkap setiap peluang.

b. Proaktif dalam menghasilkan inovasi dan prestasi.

c. Kerjasama tim untuk membangun kekuatan.

d. Menempatkan kepentingan perusahaan sebagai pertimbangan utama bagi

setiap keputusan yang diambil oleh setiap jajaran perusahaan.

e. Menempatkan peningkatan kesejahteraan karyawan sebagai bagian yang

tidak terpisahkan dari pencapaian sasaran perusahaan.

Corporate Value adalah nilai-nilai yang dianut oleh suatu perusahaan yang

mengakar dan menjadi patokan yang dipegang oleh seluruh pekerja untuk

menjalankan aktivitasnya serta internalisasi diri. PT Perkebunan Nusantara 4

(Persero) memiliki Corporate Value yang terdiri dari 5 (lima) nilai, yaitu:

P : Profitability (mengutamakan profit)

R : Responsibility (bertanggung jawab terhadap stakeholder)

I : Integrity (integritas)

M : Market ahead (selalu yang terdepan)

A : Accountability (terpercaya

Visi dan Misi Perusahaan

Visi merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh perusahaan di masa

depan. Visi merupakan cita-cita dari pendiri perusahaan yang mewakili seluruh

anggota perusahaan. Dalam melaksanakan kegiatan usahanya setiap anggota

dalam perusahaan sangat dipengaruhi oleh visi persero. Adapun visi dari PT

Perkebunan Nusantara 4 (Persero) “Menjadi Pusat keunggulan pengelolaan

perusahaan agroindustri kelapa sawit dengan tata kelola perusahaan yang baik

serta berwawasan lingkungan”.

Misi adalah tujuan atau alasan mengapa organisasi hidup. Pernyataan misi

yang disusun dengan baik mendefenisikan tujuan mendasar dan unik yang

membedakan suatu perusahaan dengan perusahaan lain dan mengidentifikasikan

jangkauan operasi perusahaan dalam produk yang ditawarkan dan pasar yang

dilayani. Misi mengembangkan harapan pada karyawan dan mengkomunikasikan

pandangan umum untuk kelompok pemegang saham utama dalam lingkungan

kerja perusahaan. Misi memberitahukan siapa kita dan apa yang kita lakukan.

(David, 2006). Dengan bahasa sederhana Misi didefenisikan sebagai suatu tujuan

unik yang membedakannya dengan perusahaan-perusahaan lain yang sejenis dan

mengidentifikasikan cakupan operasinya. Atau dengan kata lain misi merupakan

penjabaran dari visi perusahaan. Misi PT Perkebunan Nusantara 4 (Persero)

adalah:

1. Menjamin keberlanjutan usaha yang kompetitif

2. Meningkatkan daya saing produk secara berkesinambungan drngan sistem,

cara dan lingkungan kerja yang mendorong munculnya kreativitas dan

inovasi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi

3. Meningkatkan laba secara berkesinambungan

Page 42: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

30

4. Mengelola usaha secara profesional untuk meningkatkan nilai perusahaan

yang mempedomani etika bisnis dan tata kelola perusahaan yang baik

(GCG)

5. Meningkatkan tanggung jawab sosial dan lingkungan

6. Melaksanakan dan menunjang kebijakan serta program pemerintah

pusat/daerah

Untuk mencapai sasaran yang jelas dalam koridor visi dan misi tersebut,

diperlukan suatu Corporate Plan atau perencanaan stategis jangka panjang yang

akan menjadi acuan/pedoman manajemen dalam menjalankan keputusan strategis.

Penyusunan rencana jangka panjang adalah bagian dari upaya yang konsisten

dalam pelaksanaan dan pencapaian Good Corporate Governance(GCG).

Maksud dan Tujuan Perusahaan

Tujuan adalah hasil akhir aktivitas perencanaan. Tujuan merumuskan apa

yang akan diselesaikan dan kapan akan diselesaikan, dan sebaiknya diukur jika

memungkinkan. Pencapaian tujuan perusahaan merupakan hasil dari penyelesaian

misi. (David, 2006). Maksud dan Tujuan Perusahaan menurut Anggaran Dasar

perusahaan, antara lain:

a. Turut melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan program Pemerintah di

bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya di sub

sektor pertanian dalam arti seluas-luasnya dengan tujuan memupuk keuntungan

berdasarkan prinsip-prinsip perusahaan yang sehat.

b. Melaksanakan kegiatan usaha antara lain:Mengusahakan budidaya tanaman,

meliputi pembukaan dan pengolahan lahan, pembibitan, penanaman dan

pemeliharaan serta melakukan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan

dengan budidaya tanaman tersebut.Produksi, meliputi pemungutan hasil

tanaman, pengolahan hasil tanaman sendiri maupun dari pihak lain menjadi

barang setengah jadi atau barang jadi.Perdagangan, meliputi penyelenggaraan

kegiatan pemasaran berbagai macam hasil produksi serta melakukan kegiatan

perdagangan barang lainnya yang berhubungan dengan kegiatan usaha

perusahaan.Pengembangan usaha di bidang perkebunan, agro usaha dan agro

bisnis.

c. Mendirikan/menjalankan perusahaan dan usaha lainnya yang mempunyai

hubungan dengan usaha bidang pertanian, baik secara sendiri-sendiri maupun

bersama-sama dengan badan-badan lainnya, sepanjang hal itu tidak

bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi PT Perkebunan Nusantara 4 (Persero) memberikan

gambaran tugas dan wewenang dari setiap personil yang terkait. Struktur

organisasi harus disusun sesuai dengan urutan dan kebutuhannya. Pimpinan

sebagai manusia secara umum memiliki kemampuan terbatas, karena itu seorang

pemimpin tidak dapat melaksanakan tugas secara sendiri tanpa dukungan dari

bawahannya, dengan ini sangat dibutuhkan pembagian tugas dan tanggung jawab

Page 43: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

31

untuk mencapai tujuan perusahaan. Organisasi di PTPerkebunan Nusantara IV

terdiri dari Kantor Pusat, Kantor Perwakilan Jakarta, GUU I s.d. GUU V dan

PMT Dolok Ilir.

Sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan, Perseroan diurus oleh

Direksi dibawah Pengawasan Komisaris. Anggota Direksi diangkat oleh Rapat

Umum Pemegang Saham untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan Anggota

Komisaris diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham untuk jangka waktu 3

(tiga) tahun. Tugas dan wewenang Direksi dan Komisaris diatur dalam Pasal 11

dan 16 dari Anggaran Dasar Perseroan.Sesuai dengan Keputusan Menteri Negara

BUMN Selaku Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero)

PT. Perkebunan Nusantara IV Nomor : KEP-184/MBU/2008, tanggal: 24

September 2008, Tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-Anggota

Dewan Komisaris PTPerkebunan Nusantara IV. Komisaris terdiri atas satu orang

yang memegang jabatan sebagai Komisaris Utama dan membawahi lima

Komisaris lainnya. Di Kantor Pusat ada beberapa Direksi terdiri atas satu orang

Direktur Utama dan membawahi beberapa direktur lainnya seperti Direktur

Produksi, Direktur keuangan, Direktur perencanaan dan pengembangan usaha dan

Direktur SDM atau Umum, Sembilan Kepala Bagian, Kepala Urusan, Asisten

Kepala Urusan Karpel.Surat Keputusan Direksi Nomor : 04.11/Kpts/80/XII/2007

tanggal : 27 Desember 2007, untuk pembagian Direktorat di Kantor Pusat,

masing-masing dikepalai oleh Kepala Bagian, ditetapkan sebagai berikut :

a. Direktur Utama, membawahi: bidang tugas Sekretaris Perusahaan dan

Satuan Pengawas Intern (SPI).

b. Direktur Produksi, membawahi: Tanaman, Pengolahan, dan Teknik.

c. Direktur Keuangan, membawahi : Keuangan, Akuntansi, dan Pemasaran.

d. Direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha, membawahi :

Perencanaan, Pengembangan Usaha, Kemitraan dan Bina Lingkungan

(PKBL).

e. Direktur SDM/Umum, membawahi : Sumber Daya Manusia, Umum,

Hukum dan Pertanahan, Pengadaan.

Pembentukan Grup Unit Usaha (GUU) yang membawahi beberapa unit

usaha dan pendelegasian/pelimpahan sebagian wewenang/tugas Direksi kepada

Manajer GUU, akan memperkecil rentang kendali guna meningkatkan aktivitas

pengambilan keputusan serta fungsi pengawasan dan pengendalian. Untuk Grup

Unit Usaha (GUU) ada Manajer Grup Unit Usaha yang membawahi Manajer

Unit/Kebun/Pabrik Kelapa Sawit (PKS), Manajer asisten Kepala (MASKEP), para

asisten, Kerani dan Karpel. Pengelompokan unit usaha dibagi kedalam 5 (lima)

Grup Unit Usaha (GUU) yang masing-masing dikepalai Manajer GUU dan

ditambah Unit Usaha Perbengkelan, sebagai berikut:

a. Grup Unit Usaha – GUU

GUU-I meliputi 7 (tujuh) unit usaha dengan komoditi kelapa sawit,yaitu:

Bah Jambi, Balimbingan, Tonduhan, Pasir Mandoge, Sei Kopas, Dolok

Sinumbah dan Marihat.GUU-II meliputi 6 (enam)unit usaha dengan

Page 44: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

32

komoditi kelapa sawit, yaitu Gunung Bayu, Mayang, Bukit Lima, Dolok

Ilir, Laras dan Tanah Itam Ulu.GUU-III meliputi 7 (tujuh) unit usaha

dengan komoditi kelapa sawit, yaitu: Pabatu, Adolina, Air Batu, Tinjowan,

Padang Matinggi, Aek Nauli dan Sawit Langkat.GUU-IV meliputi 5(lima)

unit usaha dengan komoditi kelapa sawit ditambah 1 (satu) unit PKS,

yaitu: Pulu Raja, Berangir, Ajamu, Meranti Paham, Sosa, dan PKS Sosa.

GUU-V meliputi 5 (lima) unit usaha dengan komoditi Teh dan Kelapa

Sawit, yaitu Marjandi (Kelapa Sawit), Bah Birung Ulu (Kelapa Sawit),

Bah Butong (Teh), Tobasari (Teh), dan Sidamanik (Teh).

b. Unit PMT Dolok Ilir, tidak termasuk dalam kelompok Grup Unit Usaha,

yangbergerak dalam bidang rekayasa dan rancang bangun industri pabrik

kelapa sawit.

c. Unit KPJ (Kantor Perwakilan Jakarta), merupakan unit khusus yang

bertugas sebagai penghubung dalam mempercepat tugas-tugas

perusahaan di jakarta.

d. Unit Usaha PMN Belawan (pabrik rafinasi dan fraksionasi CPO),

administratif sejak tanggal 1 Oktober 2004 telah di-spin-off dan

digabungkan ke PT Pamina Adolina (anak perusahaan PTPN 4)

berdasarkan persetujuan Menteri BUMN dengan surat no.S-

543/MBU/2004 tanggal 11 Oktober 2004 dan dituangkan dalam akta

notaris Syahrir Sofyan SH No.26 tanggal 23 Desember 2004.

e. Unit PAJ (Panai Jaya)merupakan proyek pengembangan kelapa sawit yang

berada di Kabupaten Labuhan Batu.

f. Proyek Pengembangan Kelapa Sawit di Kabupaten Mandailing Natal

(Madina) terdiri dari 2 (dua) unit proyek inti kebun Timur dan Batang

Laping, serta unit Plasma Madina yang dibangun melalui program Kredit

Pengembangan Energi Nabati-Revitalisasi Perkebunan (KPEN-RP).

Pengambilan keputusan di GUU yang bersifat operasional Manajer GUU

dan Manajer Pabrik Kelapa Sawit diberi kewenangan dengan saling berkoordinasi

dan melaporkan setiap tindakan operasional yang dilakukan ke Kantor Pusat

contohnya kepada Direktur Teknis dan bagian-bagian yang terkait dengan

permasalahan yang ada. Sedangkan untuk keputusan strategis wajib melaporkan

dan ditambah adanya persetujuan dari Kantor Pusat (Direktur Utama, Direktur

Teknis dan Bagian-bagian yang terkait). Contoh keputusan operasional yakni

penggalian produksi, kebijakan-kebijakan optimalisasi PKS, pemupukan, sanksi-

sanksi, pemeliharaan tanaman dan lain sebagainya. Contoh keputusan strategis

yakni pembelian/pengadaan barang dan jasa dengan nilai materialnnya, hubungan

dengan MUSPIKA, MUSPIDA, PKBL, masalah-masalah KTHI yang prinsipil,

konflik sosial, konflik HI dan lain-lain.Tugas dan wewenang Kepala Unit adalah

sebagai berikut:

Page 45: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

33

1. Tugas-tugasnya antara lain melakukan koordinasi kegiatan operasional unit

yang dipimpinnya yang berpedoman pada Rencana Kerja Operasional yang

telah disetujui Direksi, melakukan koordinasi dalam penyusunan RKAP dan

rencana kerja operasional unit yang dipimpinnya yang berpedoman pada

Kebijakan yang ditetapkan Direksi, membantu dan atau mewakili Direksi

dalam melakuan koordinasi dengan Pemerintah Derah dan Instansi terkait

untuk kelancaran terselenggaranya tugas/pekerjaan perusahaan di daerah

kerjanya.

2. Wewenang antara lain: melakukan penilaian mengenai norma dan standar kerja

yang diberlakukan di Unit Usaha yang dipimpinnya serta mengajukan usul

penyempurnaan, memberikan saran kepada Direksi untuk mengatasi hal-hal

yang perlu segera ditindaklanjuti guna kelancaran operasi Unit Usahayang

dipimpinnya, melakukan konsultasi dengan Direksi beserta perangkat Direksi

lainnya untuk kelancaran tugas koordinasi.

Pada saat ini PT Perkebunan Nusantara 4 mengelola lahan perkebunan

seluas 175 244 Ha yang terdiri dari areal Kelapa Sawit seluas 168 857 Ha, Teh

seluas 6 387 Ha dan areal untuk kebun benih seluas 150 Ha serta areal kebun

plasma seluas 9 000 Ha untuk dimiliki 4 500 kepala keluarga (KK). Berdasarkan

amanat RUPS Pengesahan RKAP tahun 2006 (butir IV ayat 4) bahwa untuk

mengurangi kerugian yang berkelanjutan pada Komoditi Kakao, RUPS telah

menyetujui konversi seluruh tanaman Kakao ke komoditi Kelapa Sawit

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Lingkungan Perusahaan

Analisis lingkungan perusahaan merupakan salah satu prosses yang

dilakukan dalam merumuskan strategi manajemen. Tujuan dari analisis ini adalah

mengidentifikasi lingkungan-lingkungan yang mempengaruhi jalannya suatu

perusahaan. Analisis lingkungan perusahaan dapat dibagi atas dua lingkungan

yaitu lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Lingkungan internal

dilakukan dengan menggunakan pendekatan fungsional sedangkan lingkungan

eksternal dibagi menjadi lingkungan ekternal makro dan lingkungan eksternal

mikro.

Analisis Lingkungan Internal

Lingkungan merupakan faktor utama yang mempengaruhi jalan dan

bertahannya suatau perusahaan. Persaingan yang semakin pesat yang disebabkan

oleh majunya teknologi dan globalisasi akan membuat perusahaan berpikir keras

untuk membuat terobosan baru agar eksistensi perusahaan tidak mengalami

penurunan. Lingkungan internal merupakan proses pengidentifikasian terhadap

faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan. Faktor-

faktor yang diidentifikasi meliputi manajemen sumber daya manusia, pemasaran,

Page 46: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

34

keuangan, produksi dan operasi, penelitian dan pengembangan dan sistem

informasi.

Manajemen Sumber Daya Manusia

Dalam David (2006) disebutkan bahwa manajemen merupakan suatu

tingkatan sistem pengaturan organisasi yang mencakup produksi, pemasaran,

pengelolaan sumberdaya manusia, dan keuangan. Fungsi manajemen terdiri dari

lima aktivitas dasar yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian,

penunjukan staff dan pengendalian. Fungsi manajemen ini juga dilakukan di PT

Perkebunan Nusantara 4. Perencanaan Unit Usaha Adolina PT Perkebunan

Nusantara 4 sudah memiliki perencanaan tertulis baik untuk jangka pendek,

maupun jangka panjang yang ditulis di dalam buku “RJP PT Perkebunan

Nusantara 4 2010-2014”. Hal ini terlihat dari adanya visi, misi dan tujuan

perusahaan yang dirumuskan secara tertulis, jelas dan spesifik di dalam buku

“Selayang Pandang” perusahaan.

Manajemen sumberdaya manusia diperlukan untuk meningkatkan

efektifitas sumberdaya manusia dalam perusahaan yang menangani berbagai

masalah pada ruang lingkup karyawan untuk dapat menunjang aktivitas

perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan. Sumberdaya manusia

merupakan faktor yang sangat penting dalam menjalankan suatu organisasi. Pada

PT Perkebunan Nusantara 4 sendiri teridentifikasi ada beberapa kelemahan dalam

manajemen sumberdaya manuasia yaitu jumlah karyawan yang dinilai tidak

efektif dan performa karyawan yang cenderung mengalami penurunan.

Perusahaan menilai bahwa total jumlah karyawan yang terdaftar sebagai

pegawai pada perusahaan tidak efektif. Hal tersebut dikarenakan sistem

perekrutan dan pemberhentian karyawan diseseuaikan dengan peraturan BUMN.

Karyawan yang telah menjadi pegawai tetap tidak dapat diberhentikan secara

sepihak dengan kata lain karyawan akan tetap bekerja sampai dengan masa kerja

dari karyawan tersebut habis. Masalah lain yang ihadapi adalah penurunan akan

performa karyawan, terlihat dari ketidak mampuan perusahaan dalam target

capaian produksi perusahaan akibat dari sistem reward dan punishment untuk

karyawan belum berjalan dengan maksimal.

Pemasaran

Perusahaan menjual produk kepada konsumen dengan harga pasaran yang

berlaku. Dimana harga dari kelapa sawit mengikuti harga komoditi perkebunan

internasional. Sebagian besar produk berupa TBS dilempar kepada perusahaan

yang mememproduksi produk turunan dari kelapa sawit melalui holding company

milik PT Perkebunan Nusantara yaitu PT Kharisma Penjualan Berasama. Dimana

sistem penjulanan produk pada PT Kharisma Penjualan bersama berupa tender

yang dibuka untuk perusahaan-perusahaan pengelola produk turunan kelapa sawit.

Kegiatan promosi dilakukan oleh perusahaan antara lain adalah pembuatan

website perseroan diinternet yang berisi profil perusahaan agar pihak-pihak yang

berkepentingan dapat mengakses informasi dengan mudah. Selain itu kegiatan

promosi juga dilakukan oleh perusahaan dengan partisipasi dalam kegiatan expo

perkebunan.

Lokasi perkebunan-perkebunan dari PT Perkebunan Nusantara 4 terletak

pada daerah-daerah yang dinilai memiliki keuntungan dari sisi ketersediaan tenaga

kerja dikarenakan lokasi kebun maupun pabrik terletak didekat pemukiman

Page 47: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

35

penduduk dengan sebagian besar penduduk tersebut berpendidikan SD dan SMP.

Kualifikasi pendidikan ini sesuai dengan yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk

menjadi karyawan pelaksana perkebunan dalam jumlah besar sehingga Upah dan

gaji dari karyawan-karyawan perkebunan pun tergolong rendah.

Keuangan

PT Perkebunan Nusantara 4 merupakan perusahaan Pemerintah yang

berbasisi BUMN sehingga modal perusahaan ini sebagian besar berasal dari

Pemerintah, selebihnya di dapat dari Investasi Investor asing. Sehingga di saat

harga CPO menurun tidak berpengaruh besar terhadap keberlangsungan usaha

perusahaan ini. Dalam bidang keuangan juga perusahaan ini sudah menggunakan

sistem pencatatan keuangan yang baik yaitu sesuai dengan standar IFRS.

Pencatatan keuangan telah memanfaatkan sistem komputerisasi. Sistem

pengelolaan keuangan dilakukan oleh bagian keuangan. Mekanisme pengawasaan

anggaran perperiode.

Penelitian dan Pengembangan

Dalam hal penelitian dan pengembangan perusahaan ini melibatkan

lembaga-lembaga lain untuk melakukannya. Seperti dalam hal pengembangan

produk olahan dari CPO perusahaan ini melibatkan lembaga Institusi yakni Istitut

Pertanian Bogor (IPB) sampai saat ini, juga melibatkan kampus lokal yakni

Universitas Sumatera Utara (USU) untuk melakukan penelitian terhadap produk

yang ingin dikembangkan. Penelitian dan pengembangan ini dilakukan hampir

setiap tahunnnya untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan.

Produksi

Kegiatan prouksi dan operasi merupakan kegiatan menciptakan barang dan

jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Selain itu fungsi prouksi suatu bisnis

mencakup semua aktivitas yang mengubah input menjadi barang atau jasa.

PT Perkebunan Nusantara 4 merupakan perusahaan yang bergerak di

bidang budidaya kelapa sawit dan pengolahan kelapa sawit berupa Tandan Buah

Segar (TBS) menjadi CPO. Dalam menjalankan kegiatan usahanya, PT

Perkebunan Nusantara 4 memiliki luas lahan perkebunan sebesar 169.505,52 Ha

yang terbagi pada 30 unit kebun yang tersebar di 9 kabupaten di Sumatera Utara.

Dengan rata-rata produksi kelapa sawit persatuan Ha sebesar 26,28 ton/tahun.

PT Perkebunan Nusantara 4 memiliki kebijakan mutu produksi dan

sasaran mutu perusahaan. terbukti dengan adanya dilakukannya pembenahan dan

pelayanan demi meningkatkan keunggulan produksi. Pelayanan-pelayanan ini

meliputi: Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2000, Sistem Manajemen

Lingkungan ISO 14000 : 2004, Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (SMK3)

Sistem Informasi Manajerial

Sistem Informasi Komputer adalah sistem manusia dan mesin yang

terpadu (integrated) untuk menyajikan informasi guna meningkatkan kinerja

sebuah bisnis dengan cara meningkatkan kualitas keputusan manajerial. Pada saat

ini SIM biasanya menggunakan perangkat keras (Hardware) dan perangkat lunak

(software) komputer serta data-data yang memuat segala hal yang berhubungan

dengan bisnis perusahaan. PT Perkebunan Nusantara 4 telah menggunakan sistem

Page 48: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

36

informasi manajemen dengan fasilitas internet, telepon dan faksimili. Hal ini telah

mendukung lancarnya proses informasi baik untuk kegiatan operasional maupun

yang berhubungan dengan konsumen.

Analisis Lingkungan Eksternal

Lingkungan ekternal merupakan situasi yang berada di luar perusahaan

yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi kinerja

perusahan. Analisis lingkungan ekternal bertujuan untuk mengidentifikasi

ancaman maupun peluang yang mungkin menjadi pertimbangan perusahaan

dalam menentukan strategi usaha kedepan. Ancaman adalah suatu kondisi dalam

lingkungan umum yang dapat menghambat usaha-usaha perusahaan untuk

mencapai daya saing strategis, sedangkan peluang adalah kondisi dalam

lingkungan umum yang dapat membantu perusahaan mencapai daya saing

strategis.

Lingkungan makro

Lingkungan makro adalah faktor lingkungan eksternal yang merupakan

lingkungan jauh operasional perusahaan. Lingkungan juah perusahaan terdiri dari

faktor-faktor yang berumber dari luar dan biasanya tidak berhubungan dengan

situasi operasional suatu perusahaan tertentu.

Aspek Ekonomi

Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah sistem ekonomi tempat

suatu perusahaan beroperasi. Kondisi perekonomian sangat mempengaruhi iklim

berbisnis dari suatu perusahaan perkebunan kelapa sawit. Inflasi, produktivitas,

tenaga kerja, dampak dari kenaikan dan penurunan suku bunga, adanya investasi,

fluktuasi harga dari kelapa sawit serta siklus bisnis menjadi faktor kunci yang

perlu diperhatikan dalam menganalisis alternatif straategi yang dapat digunakan

dalam rangka pengembangan bisnis kelapa sawit.

Bisnis kelapa sawit adalah jenis usaha yang membutuhkan modal yang

sangat besar, sehingga banyak perusahaan kelapa sawit meminjam modal dari

lembaga-lembaga keuangan. Dalam hal ini tingkat suku bunga pinjaman dan

tingkat inflasi adalah faktor yang paling mempengaruhi keputusan pengusaha

kelapa sawit ketika akan meminjam modal pada lembaga keuangan tertentu.

Aspek Politik, Pemerintahan dan Hukum

Faktor politik sangat mempengaruhi kondisi usaha kelapa sawit di

Indonesia. Misalnya Peraturan Daerah (PERDA) tentang Pajak Produksi Hasil

Tanaman Perkebunan yang jumlahnya bervariasi sesuai dengan ketentuan masing-

masing pemerintah daerah. Penetapan jumlah pajak produksi hasil perkebunan

kelapa sawit dapat merangsang pengembangan bisnis kelapa sawit atau sebaliknya

menghambat pengembangan bisnis kelapa sawit di Indonesia, sehingga

pemerintah daerah harus hati-hati dalam menentukan besar kecilnya pajak

produksi hasil tanaman perkebunan.

Selain itu pada tahun 2009 adanya laporan kerusakan dalam negosiasi

PBB yang mengatakan bahwa akan adanya kampanye negative anti kelapa sawit

yang dilakukan oleh beberapa Negara didunia. Dimana negara-negara

berkembang harus menekan bahkan menghilangkan konversi lahan yang

Page 49: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

37

dibutuhkan untuk perkebunan kelapa sawit, hal itu berdampak cukup besar bagi

jalannya perusahaan perkebunan kelapa sawit. Peran pemerintah indonesia dalam

penanggulangan kampanye negatif anti kelapa sawit menurut kacamata

perusahaan yang menjalankan bisnis perkebunan kelapa sawit dinilai belum

optimal sehingga menjadikan kasus ini sebgai ancaman dari perusahaan

perkebunan kelapa sawit.

Sosial

Pertumbuhan akan jumlah penduduk manusia yang besar disertai dengan

tingkat pendidikan yang semakin tinggi akan menyebabkan perubahan gaya hidup

pada manusia itu sendiri. Dimana dengan adanya peningkatan pendidikan suatu

masyarakat akan berpengaruh terhadap kesadaraan akan kebutuhan hidup yang

baik. Tingginya tingkat pertumbuhan penduduk tersebut akan member peluang

terhadap perusahaan dalam meningkatkan pangsa pasar. Hal ini akan menyebakan

permintaan akan produk turunan dari kelapa sawit akan meningkat.

Tabel 8 Laju Pertumbuhan Penduduk dunia dan Indonesia Tahun 2010-2013

2010 2011 2012 2013

Dunia 1.12 1.10 0.9 0.90

Indonesia 1.1 1.1 1.0 1.0 Sumber: International data base. Census Bureu (2013)

Menurut data diatas dapat dilihat laju pertumbuhan penduduk dunia rata-

rata bernilai positif menandakan bahwa terjadinya peningkatan dari jumlah

penduduk dunia, dan untuk laju pertumbuhan penduduk di Indonesia pun

demikian. Dengan bertambahnya pertumbuhan penduduk ini sangat berpengaruh

terhadap peningkatan permintaan akan produk turunan kelapa sawit karena

permintaan terhadap produk turunan yang dihasilkan dengan berbaha dasar kelapa

sawit ini meningkat, produk turunan yang dihasilkan oleh kelapa sawit ini rata-

rata merupakan kebutuhan pokok masyarakat dunia misalnya minyak goreng,

sabun, obat-obat dan sebagainya.

Teknologi

Pemanfaatan teknologi yang modern dan adaptif dapat menguntungkan

perusahaan dalam penciptaan produk baru, penyempurnaan produk yang sudah

ada maupun penyempurnaan dalam teknik produksi, transportasi dan pemasaran.

Manfaat bagi perusahaan dari adanya pemanfaatan teknologi ini, berupa efisiensi

biaya produksi, peningkatan pangsa pasar, dan keuntungan perusahaan.

Kemajuan teknologi ini, diharapkan dapat menghasilkan diversifikasi

produk seperti pengemasan dalam berbagai ukuran, variasi rasa produk, jenis-jenis

produk turunan yang semakin bervariasi dan seterusnya. Salah satu teknologi yang

ada di perusahaan ini ialah sudah menggunakan perangkat komputer dalam

melaksanakan kegiatan administrasi perkantoran dimana perangkat-perangkat

komputer tersebut terdapat di masing-masing bagian dan keseluruhannya

tersambung dalam satu operator yang dijalankan oleh seorang Programmer. Selain

itu perusahaan ini juga sudah mengembangkan Unit Usaha pengolahan produk

turunan dari kelapa sawit seperti CPO dan produk turunan lain seperti minyak

goreng dan margarin

Page 50: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

38

Lingkungan Mikro

Persaingan Antar perusahaan Sejenis

PT Perkebunan Nusantara 4 dalam menjalankan bisnis perkebunan kelapa

sawit memiliki perusahaan sejenis yang menjadi perusahaan pesaing dalam

menjalankan usaha. Dikarenakan di Indonesia merupakan wilayah yang cocok

untuk menjalankan usaha perkebunan kelapa sawit. Hal ini akan menjadi sebuah

peluang bagi perusahaan-perusahaan untuk mengembangkan usaha perkebunan

kelapa sawit. Jumlah perusahaan perkebunan kelapa sawit yang tergolong banyak

menyebabkan tingkat persaingan usaha perkebunan kelapa sawit semakin tinggi.

Persaingan yang terhjadi terletak pada besarnya penguasaan lahan

perkebunan kelapa sawit yang berarti semakin besar total lahan perkebunan yang

dimiliki oleh perusahaan maka semakin besar pula jumlah produksi yang dapay

dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Adapun perusahaan-perusahaan yang

menjadi perusahan pesaing bagi PT Perkebunan Nusantar 4 adalah antara lain PT

PP London Sumatera (40 534 hektar), PT Salim (161 973 hektar), PT Astra Agro

Lestari (189 970 hektar), PT Sinar Mas (282 000 hektar), PT Perkebunan

Nusantara III (105 067.57 hektar), PT Perkebunan Nusantara I (46 377 hektar), PT

Perkebunan Nusantara VII (31 874 hektar), PT Perkebunan Nusantara XIII (35

546.68 hektar). Hal ini menuntut PT Perkebunan Nusantar 4 perlu melakukan

strategi pengembangan yang tepat untuk dapat mempertahankan posisi perusahaan

terhadap perusahaan-perusahaan pesaing.

Ancaman Masuk Pendatang baru

Lahan yang tersedia di beberapa kawasan di Indonesia yang mempunyai

iklim yang sesuai, menjadi modal utama dalam pengembangan perkebunan kelapa

sawit di Indonesia. Pengembangan industri kelapa sawit akan lebih memberikan

angin segar kepada pihak swasta karena mereka memiliki akses kredit yang lebih

baik daripada PTPN, BUMN sulit berkembang karena keterbatasan dan

permodalan yang dimiliki. Oleh karena itu peranan swasta nasional dan asing

akan berperan sangat penting dalam industri minyak sawit Indonesia di masa

datang baik dalam industri hilir maupun industri hulu.

Berkebun kelapa sawit dapat dilakukan pada luas lahan yang terbatas,

misalkan satu hektar. Walaupun hanya memproduksi TBS, petani dapat

menikmati keuntungan yang diperoleh dari penjualan TBS. Namun, membuka

areal perkebunan kelapa sawit di lahan yang terbatas harus dekat dengan pabrik

pengolahan. Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman yang tidak terlalu

membutuhkan perawatan yang intensif serta tahan terhadap hama dan penyakit

sehingga biaya yang diperlukan dalam pengolahan tanaman tidak terlalu besar.

Selain itu industri ini sangat diminati investor karena nilai ekonominya

sangat tinggi. Para investormenginvestasikan modalnya untuk membangun

perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit. Dan industri pengolahan kelapa

sawit di Indonesia setiap tahun mengalami peningkatan.

Ancaman Produk Pengganti

Produk substitusi merupakan produk yang dapat menggantikan produk

yang dihasilkan di dalam industri, sehingga kehadiran produk substitusi ini dapat

menjadi ancaman bagi perusahaan. Dilihat dari segi manfaat produk substitusi dari

Page 51: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

39

CPO ialah minyak dari tanaman kacang-kacangan, lobak, biji bunga matahari

(soybean oil) dan minyak dari pohon kelapa (VCO). Dilihat dari segi keunggulan

CPO masih lebih baik dari produk substitusinya, keunggulan minyak sawit

dibandingkan minyak yang lain adalah Pertama produktifitasnya minyak per ha

lebih tinggi minyak sawit sebesar 3.14 ton dibandingkan kedelai sebesar 0.34 ton,

lobak sebesar 0.51 ton; bunga matahari sebesar 0.53 ton dan kelapa 0.57 ton.

Kedua, sosok tanamannya cukup tangguh, terutama jika terjadi perubaan musim

bisa dibandingkan dengan tananaman penghasil minyak yang lain yang pada

umumnya hanya tanaman semusim. Ketiga, keluwesan dan keleluasaan dalam

keragaman kegunaan baik bidang pangan maupun non pangan. Selain dalam

keragaman kegunaan, diantara minyak nabati sifat interchangeablenya cukup

menonjol. Keempat, kadar kolesterolnya rendah dan tidak menimbulkan gangguan

arteri.

Adanya usaha untuk menentang minyak sawit di pasar Internasional dan

ini dilakukan oleh Amerika Serikat melalui ASA (American Soybean

Assosiation), pada akhir-akhir ini menuduh bahwa Kelapa Sawit merupakan

penyebab utama efek rumah kaca (Global Warming). Dikarenakan tanaman

kelapa sawit menyerap air tanah lebih banyak dari tanaman yang lain setiap

harinya.

Kekuatan Tawar Menawar Konsumen

Konsumen minyak kelapa sawit dilindungi oleh Pemerintah. Ini

dikarenakan kelapa sawit merupakan komoditas yang sangat berpengaruh pada

inflasi. Produk turunan kelapa sawit merupakan kebutuhan hidup orang banyak.

Apalagi Indonesia merupakan Negara dengan produksi kelapa sawit terbesar

terbesar di dunia. Oleh karena itu konsumen khususnya produsen yang

menggunakan kelapa sawit sebagai bahan baku industrinya mendapatkan

keistimewaan dari Pemerintah.

Produsen kelapa sawit tidak bisa melakukan tawar-menawar dengan

menggunakan mekanisme pasar, pemerintah selalu ikut campur dalam

menentukan harga komoditi tersebut. Oleh karena itu keuntungan dalam bentuk

ekspor benar-benar diharapkan. Karena selain keuntungannya dalam bentuk dollar

harga yang terjadi sesuai dengan mekanisme pasar dan ini akan sangat

menguntungkan bagi perusahaan

Analisis Lingkungan Internal PT Perkebunan Nusantara 4

Analisis Internal dapat dilihat dari dua faktor, yaitu kekuatan dan

kelemahan. Analisis internal berkaitan denga manajemen, pemasaran, keuangan,

produksi dan litbang PT Perkebunan Nusantara 4. Berikut faktor kekuatan dan

kelemahan PT Perkebunan Nusantara 4:

Kekuatan PT Perkebunan Nusantara 4

Kekuatan adalah salah satu syarat mutlak yang harus dimiliki oleh suatu

lembaga/perusahaan dalam menjalankan visi dan misinya. Hasil analisis

menunjukan terdapat kekuatan internal PT Perkebunan Nusantar IV yang berperan

penting bagi berjalannya lembaga/perusahan sebagai berikut:

Page 52: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

40

1. Perusahaan memiliki visi, misi dan tujuan yang jelas (rataan bobot 0.081).

PT Perkebunan Nusantara 4 memiliki visi, misi dan tujuan yang sangat

jelas sebagai pedoman dalam menjalankan usahanya, visi, misi dan tujuan

tersebut sangat penting ada didalam sebuah perusahaan,karena akan

menjadi acuan dasar dalam kegiatan usaha.

2. Job Description dan Job Spesification yang telah dijalankan leh

perusahaan (rataan bobot 0.062). Penjabaran tugas dan spesifikasi yang

terstruktur membuat pembagian tugas dan jalannya kegiatan usaha

menjadi efisien.

3. Modal perusahaan berasal dari pemerintah dikarenakan perusahaan

merupakan perusahaan dibawah naungan kementrian BUMN (rataan bobot

0,077)

4. Produk yang sudah menerapkan satandart mutu ( rataan bobot 0.058).

produk yang dihasilkan oleh PT Perkebunan Nusantara 4 telah lulus uji

standart untuk dipasarkan ke pasar, standart tersebut berkaitan dengan

permintaan pasar seperti, berat bersih, kadar minyak yg terkandung dan

lain-lain.

5. Pemasaran yang sudah jelas kerja sama dengan KPB ( rataan bobot 0.059).

perusahaan bekerja sama dengan KPB dalam memasarkan produk. Seluruh

produksi kelapa sawit di pasarkan melalui KPB sehingga resiko

persaingan dalam pemasaran akan lebih keil di hadapi oleh PT Perkebunan

Nusantara 4

6. Sistem pembukuan keuangan sesuai standar IFRS ( rataan bobot 0.052).

pembukuan perusahan yang telah menerapkan standart tinggi yaitu IFRS.

7. Mekanisme pengawasan anggaran perperiode oleh perusahaan (rataan

bobot 0.0596). perusahaan melakukan pengawasan anggaran perperiode

dalam menjalankan usaha. Dimana pengawasan tersebut dapat mengntrol

anggaran sesuai dengan target yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

8. Pengolahan perusahaan setara dengan best practices (rataan bobot 0,684)

9. Pengembangan tekhnologi yang bersifat high technologi dan berbasis

capital approach (rataan bobot 0,0638) bahwa perusahaan selalu

mengembangkan penggunaan tekhnologi dalam menjalankan usaha.

10. Fasilitas sistem informasi manajemen perusahaan (rataan bobot 0,0533)

bahwa perusahaan telah mennggunakan fasilitas sistrem informasi

menejemen guna mengefisienkan dalam menjalakan usaha

11. Integrasi perusahaan dengan anak perusahaan (rataan bobot 0,055)

perusahan PT Perkebunan Nusantara 4 memliki integrasi yang baik dengan

anak perusahaan yang berada di bawah naungan perusahaan, integrasi ini

dapat memudahkan perusahaan dalam memproduksi produk kelapa sawit.

Page 53: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

41

Tabel 9 Faktor Kekuatan Strategis PT Perkebunan Nusantara 4

Faktor Faktor Internal-kekuatan Rataan Bobot

Perusahaan memiliki visi, misi dan tujuan yang jelas 0.081

Job Description dan Job Spesification yang jelas 0.062

Modal perusahaan berasal dari pemerintah 0.077

Produk yag sudah menerapkan standar mutu 0.058

Pemasaran yang sudah jelas (KPB) 0.059

Sistem pembukuan keuangan sesuai standar IFRS 0.052

Mekanisme pengawasan anggaran perperiode oleh

perusahaan 0.059

Pengelolaan perusahaan setara dengan best practices 0.068

Pengembangan teknologi yang bersifat high technologi

dan berbasis capital approach 0.063

Fasilitas sistem informasi manajemen perusahaan 0.052

Integrasi perusahaan dengan anak perusahaan 0.055

Kelemahan PT Perkebunan Nusantara 4

Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis, terdapat empat faktor

kelemahan yang teridentifikasi menjadi kelemahan internal PT Perkebunan

Nusantara 4. Kelemahan merupakan keadaan internal perusahaan yag

membutuhkan pembenahan dan pembinaan agar tidak menjadi masalah bagi

perusahaan. Hasil analisis (tabel 10) menunjukan beberapa kelemahan dari iternal

PT Perkebunan Nusantara 4 yang bias menjadi hambatan bagi kinerja Perusahaan,

yaitu ;

1. Jumlah karyawan yang tidak efektif ( Rataan Bobot 0.067) jumlah

karyawan yang bekerja di perusahaan melebihi batas efektif, menjadikan

pengeluaran biaya perusahaan menjadi besar.

2. Performa karyawan yang cenderung menurun (Rataan Bobot 0.063)

perusahaan PT Perkebunan Nusantara 4 merupakan perusahaan BUMN

dimana seluruh karyawan memiliki sistem gaji tidak berdasarkan

produktivitas karyawan itu sendiri.

3. Produksi TBS sebesar 20%-30% tidak berasal dari kebun sendiri (Rataan

Bobot 0.056) bahwa permintaan akan kelapa sawit oleh pasar diatas rata-

rata prouksi perusahaan, menjadikan perusahaan harus menutupi

kekurangan akan produksi TBS sebesar 20-30% dari luar kebun sendiri

4. Perusahaan tidak dapat mementukan harga produk (Rataan Bobot 0.067)

harga komoditi kelapa sawit yang sangat fluktuatif menjadikan harga

komoditi tersebut cenderung tidak stabil, tergantung dengan harga

internasional yang dipengaruhi oleh tekanan pasar.

Page 54: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

42

Tabel 10 Faktor kelemahan Strategis PT Perkebunan Nusantara 4

Faktor Faktor Internal – Kelemahan Rataan Bobot

Jumlah karyawan yang tidak efektif 0.067

Performa karyawan yang cenderung menurun 0.063

Produksi TBS sebesar 20%-30% tidak berasal dari

kebun sendri 0.056

Perusahaan tidak dapat menentukan harga produk 0.067

Selanjutnya hasil analisis lingkungan nternal dapat dikembangkan melalui

matrks IFE (Internal Faktor Evaluation). Matriks IFE menkobinasikan lingkungan

internal berupa kekuatan dan kelemahan perusahaan. Nilai matriks IFE terbesar

untuk kekuatan perusahaan adalah perusahaan memiliki visi, misi dan tujuan yang

jelas. Sedangkan kelemahan terbesar perusahaan adalah jumlah karyawan yang

tidak efektif. Secara keseluruhan dapat dilihat dalam Tabel 11.

Page 55: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

43

Tabel 11 Matriks Evaluasi Faktor Internal ( IFE ) PT Perkebunan Nusantara 4

Faktor Faktor Internal-kekuatan

Rataan

Rating

Rataan

Bobot Nilai

Perusahaan memiliki visi, misi dan

tujuan yang jelas 2.2 0.081 0.1782

Job Description dan Job Spesification

yang jelas 2.4 0.062 0.1488

Modal berasal dari pemerintah 2.8 0.076 0.2128

Produk yag sudah menerapkan standar

mutu 2.6 0.058 0.1508

Pemasaran yang sudah jelas (KPB) 2.6 0.059 0.1534

Sistem pembukuan keuangan sesuai

standar IFRS 2.4 0.052 0.1248

Mekanisme pengawasan anggaran

perperiode oleh perusahaan 2.6 0.059 0.1534

Pengelolaan perusahaan setara dengan

best practices 2.4 0.068 0.1632

Pengembangan teknologi yang bersifat

high technologi dan berbasis capital

approach 2.4 0.063 0.1512

Fasilitas sistem informasi manajemen

perusahaan 2.2 0.052 0.1144

Integrasi perusahaan dengan anak

perusahaan 2.4 0.055 0.132

Faktor Faktor Internal - Kelemahan Rataan

Rating

Rataan

Bobot Nilai

Jumlah karyawan yang tidak efektif 2.6 0.067 0.1742

Performa karyawan yang cenderung

menurun 2.2 0.063 0.1386

Produksi TBS sebesar 20%-30% tidak

berasal dari kebun sendri 1.8 0.056 0.1008

Perusahaan tidak dapat menentukan

harga produk 1.8 0.067 0.1206

2.2287

Analisis lingkungan eksternal PT Perkebunan Nusantara 4

Analisis eksternal dapat dilihat dari dua faktor yaitu, peluang dan

ancaman. Menurut David (2006), analisis ekstrenal berkaitan dengan faktor

ekonomi, budaya, sosial politik, tekhnologi, persaingan dengan perusahaan dan

lingkungan sekitar perusahaan. Berikut akan diuraikan peluang dan ancaman PT

Perkebunan Nusantara 4

Page 56: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

44

Peluang PT Perkebunan Nusantara 4

Peluang adalah nilai nilai tambah dari suatu perusahaan/lembaga. Suatu

lemabaga/perusahaan akan bias unggul dan menjadi terdepan apabila melihat

peluang untuk kemudian memamfaatkannya. Hasil analisis menunjukan terdapat

beberapa peluang eksternal PT Perkebunan Nusantara 4 yang bias dimamfaatkan,

yaitu ;

1. Peningkatan jumlah populasi manusia didunia mendorong berkembangnya

bisnis olahan produk turunan kelapa sawit untuk memenuhi kebutuhan

akan produk olahan minyak kelapa sawit (Rataan Bobot 0.074)

2. Kebudayaan industry yang mempengaruhi perusahaan dalam menjalankan

usaha (Rataan Bobot 0.098)

3. Adanya teknologi modern untuk membantu dalam melakukan proses

produksi (Rataan Bobot 0.094)

4. Daya saing perusahaan dalam bisnis kelapa sawit pada lingkungan

industry berada pada posisi atas, dimana PT Perkebunan nsantara 4

merupakan perusahaan terbesar BUMN yang ada diwilayah Sumatera

Utara. (Rataan Bobot 0.07)

5. Persaingan dalam mendapatkan TBS untuk memenuhi kebutuhan produksi

(Rataan Bobot 0.078)

Tabel 12 Faktor Peluang Strategis PT Perkebunan Nusantara 4

Faktor Faktor Eksternal-Peluang

Rataan

Bobot

Peningkatan jumlah popolasi dunia mendorong berkembangnya

bisnis pengolahan CPO 0.074

Kebudayaan industri yang mempengaruhi perusahaan dalam

menjalanan usaha 0.098

Adanya teknologi modern untuk membantu dalam melakukan

proses produksi 0.0944

Daya saing perusahaan pada lingkungan industri berada pada

posisi atas 0.07

Persaingan dalam mendapatkan TBS untuk memenuhi kebutuhan

produksi 0.078

Ancaman PT Perkebunan Nusantara 4

Ancaman eksternal berupa faktor ancaman bagi PT Perkebunan Nusantara 4

perlu diperhatikan. Faktor ancaman berkeitan dengan kondisi yang dapat

mengganggu kelangsungan hidup PT Perkebunan Nusantara 4 sehingga harus

diantisipasi dengan baik. Hasil analisis menunjukan terdapat ancaman eksternal

PT Perkebunan Nusantara 4 yang harus diantisipasi sebagai berikut:

1. Kondisi ekonomi global dan domestik mempengaruhi permintaan dan

penawaran komoditi kelapa sawit baik pada pasar global maupun pasar

domestik(Rataan Bobot 0.087)

2. Ketidak stabilan harga komoditi perkebunan didunia yang tergantung oleh

harga dunia. (Rataan Bobot 0.088)

Page 57: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

45

3. Tingkat suku bunga dan nilai tukar rupiah yang tidak stabil (Rataan Bobot

0087)

4. Ketergantungan ekspor terhadap produk perusahaan. Dimana permintaan

ekspor untuk kelapa sawit semakin lama semakin meningkat seiring dari

faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan kelapa sawit itu sendiri.

(Rataan Bobot 0.09)

5. Peran pemerintah dalam penyelesaian permasalahan kampanye negative

terhadap kelapa sawit yang kurang maksimal menghambat pertumbuhan

laju bisnis kelapa sawit. (Rataan Bobot 0.081)

6. Perda tingkat kabupaten/kota dan provinsi yang tidak sejalan dengan

pengembangan bisnis kelapa sawit. Adanya peraturan-peraturan yang

dibuat secara langsung maupun tidak langsung memberatkan pengusahaan

kelapa sawit. (Rataan Bobot 0.78)

7. Keberadaan perusahaan sejenis yang menjadi perusahaan pesaing bagi PT

Perkebunan Nusantara 4. (Rataan Bobot 0.166)

Tabel 13 Faktor Ancaman Strategis PT Perkebunan Nusantara 4

faktor Faktor Eksternal-Ancaman Rataan Bobot

Kondisi Eknomi Global dan Domestik mempengaruhi bisnis

perusahaan 0.087

Ketidakstabilan harga komoditi perkebunan di dunia 0.088

Tingkat suku bunga dan nilai tukar rupiah 0.087

Ketergantunga Ekspor terhadap penjualan produk

perusahaan 0.09

Peran pemerintah dalam permasalahan kampanye negatif

terhadap kelapa sawit yang kurang maksimal 0.081

Perda tingkat kabupaten/kota dan provinsi yang tidak sejalan

dengan pengembangan bisnis 0.078

keberadaan perusahaan sejenis yang menjadi perusahaan

pesaing 0.166

Selanjutnya, hasil analisis lingkungan eksternal dapat dikembangkan

melalui matrik EFE (Eksternal Factor Evaluation). Matriks EFE

mengkombinasikan lingkungan eksternal berupa peluang dan ancaman PT

Perkebunan Nusantara 4. Nilai matriks EFE terbesar untuk peluang adalah

Kebudayaan koorporasi yang telah tumbuh pada PT Perkebunan Nusantara 4

dalam menjalanan usaha. Untuk lingkungan eksternal berupa faktor strategis

ancaman adalah keberadaan perusahaan sejenis yang menjadi perusahaan pesaing

bagi PT Perkebunan Nusantara 4. Secara keseluruhan hasil analisis untuk matriks

EFE dapat dilihat dalam Tabel 14.

Page 58: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

46

Tabel 14 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) PT Perkebunan Nusantara 4

Faktor Faktor Eksternal-Peluang Rataan

Rating

Rataan

Bobot Nilai

Peningkatan jumlah popolasi dunia

mendorong berkembangnya bisnis pengolahan

CPO

2.9 0.074 0.2146

Kebudayaan idustri yang mempengauhi

perusahaan dalam menjalanan usaha 2.6 0.093 0.2418

Adanya teknologi modern untuk membantu

dalam melakukan proses produksi 2.4 0.094 0.2256

Daya saing perusahaan pada lingkungan

industri berada pada posisi atas 2.9 0.07 0.203

Persaingan dalam mendapatkan TBS untuk

memenuhi kebutuhan produksi 2.7 0.079 0.2133

Faktor Faktor Eksternal-Ancaman Rataan

Rating

Rataan

Bobot Nilai

Kondisi Eknomi Global dan Domestik

mempengaruhi bisnis perusahaan 2.6 0.087 0.2262

Ketidakstabilan harga komoditi perkebunan

di dunia 2.6 0.088 0.2288

Tingkat suku bunga dan nilai tukar rupiah 2.4 0.078 0.1872

Ketergantunga Ekspor terhadap penjualan

produk perusahaan 2.6 0.091 0.2366

Peran pemerintah dalam permasalahan

kampanye negatif terhadap kelapa sawit

2.7 0.081 0.2187

Perda tingkat kabupaten/kota dan provinsi

yang tidak sejalan dengan pengembangan

bisnis

2.9 0.078 0.2262

keberadaan perusahaan sejenis yang menjadi

perusahaan pesaing 2.7 0.166 0.4482

2.8702

Posisi Perusahaan

Analisis Matriks I-E

Matriks I-E disusun berdasarkan dua dimensi kunci, yaitu skor bobot total

IFE pada sumb X dan skor bobot EFE pada sumbu Y. skor bobot total 1,00 hingga

1,99 merepresentasikan posisi internal yang lemah, skor 2,00 hingga posisi rata-

rata, dan skor 3,00 hingga 4,00 merupakan posisi kuat.

Matriks I-E dihasilkan dari tahap input matriks IFE dan EFE. Matriks I-E

merupakan kombinasi dari 9 sel yang berisikan informasi dan memperlihatkan

total nilai yang telah terboboti dari matriks IFE dan EFE. Hasil dari matriks IE

bertujuan untuk mengetahui posisi perusahaan serta memberikan alternative

strategi bagi perusahaan.

Hasil dari pembobotan dan peratingan pada matriks IFE menghasilkan

score sebesar 2.377 dan score matrik EFE sebesar 2,864 yang kemudian

Page 59: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

47

dipasangkan pada matrks I-E berada pada kuadran V. Menurut David (2006)

perusahan pada kuadran V dapat menerapkan strategi jaga dan pertahankan (hold

and maintain). Posisi PT Perkebunan Nusantara 4 dapat dilihat pada gambar 5.

Gambar 5 Penenutuan posisi perusahaan dalam matriks Internal-Eksternal.

Keterangan : Posisi PT Perkebunan Nusantara 4

Sumber : David,2006

Penerasi pasar dan pengembangan produk merupakan strategi yang umum

digunakan pada posisi kuadran ini, hal itu berarti strategi disesuaikan dengan

kelemahan internal perusahaan untuk memamfaatkan peluang yang tepat agar

mendapatkan model sesuai dengan karekteristik dari usaha.

Matriks I-E memetakan pilihan strategi yang sesuai dengan karekteristik

usaha PT Perkebunan Nusantara 4 diantaranya ialah pengoptimalan produksi

kelapa sawit pada kebun kebun perusahaan yang nantinya akan dapat memenuhi

segala permintaan yang ada kepada perkebunan PT Perkebunan Nusantara 4.

Salah satu upaya pada strategi intensif adalah pengembangan produk. Adapun

rekomendasi model pengembangan prduk yag sebaiknya dilakukan oleh PT

Perebunan Nusantara 4 mengacu pada pengolahan produk turunan kelapa sawit,

seperti minyak mogerang, margarine dan sebagainya. Hal ini dikarenakan PT

Perkebunan Nusantara 4 hanya mengolah kelapa sawit menjadi CPO saja ( produk

setengah jadi).

Upaya lain yang terdapat pada strategi intensif adalah penetrasi pasar.

Rekomendasi yang diberikan kepada PTPerkebunan Nusantara 4 dalam rangka

memperluas jangkauan pasar dari produk ialah dengan cara lebih intensif

memasarkan hasil produksinya kepada PT Kharisma Pemasaran Bersama yang

merupakan holding company milik PT Perkebunan Nusantara. PT Kharisma

Pemasaran Bersama dapat memperluas pangsa pasar dari produk PT Perkebunan

Nusantara 4 karena sistem penjualannya yang berupa lelang terbuka, sehingga

Total skor bobot IFE

Kuat Rata-rata Lemah

4,0

1,0

I

II III

Tinggi

Total

Skor

IV

V

VI

Sedang

bobot

EFE

VII VIII IX

Rendah

1,0

Page 60: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

48

pihak manapun dapat mengikuti lelang dan memiliki kesempatan untuk membeli

hasil produksi PT Perkebunan Nusantara 4.

Alternatif Strategi

Analisis Matriks SWOT

Setelah faktor-faktor strategis perusahaan dievaluasi melalui matriks IFE

dan matriks EFE, maka tahap selanjutnya adalah menyusun faktor-faktor internal

dan eksternal tersebut kedalam matriks Strength, Weakness, Opportunity, dan

Threat (SWOT). Berdasarkan kekuatan dan kelemahan serta peluang dan

ancaman, maka matriks SWOT dapat memaparkan dengan jelas bagaimana situasi

perusahaan yang tepat berdasarkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki untuk

merespon peluang dan mengatasi ancaman.

Selanjutnya, dapat dilakukan langkah membuat suatu strategi yang tepat

berkaitan dengan kondisi pada PT. Perkebunan Nusantara 4 dengan menggunakan

matriks SWOT. Dengan adanya matrks SWOT ini diharapkan strategi yang

dihasilkan dapat diimplementasikan oleh pemangku kepentingan di PT

Perkebunan Nusantara 4.

Berdasarkan analisis Matriks SWOT dapat dirumuskan alternative strategi

yang terdiri dari ;

Strategi S-O (Strengths-Opportunities)

Strategi S-O dilakukan berdasar pada bagaimana menggunakan seluruh

kekuatan untuk memamfaatkan peluang dari keberadaan PT Perkebunan

Nusantara 4 berdasarkan kekuatan yang dimiliki (Tabel 9) maka dapat

mengkombinasikan untuk memamfaatkan peluang yang dimiliki PT Perkebunan

Nusantara 4 (Tabel 12). strategi ini menghasilkan tiga alternatif strategi antara

lain:

1. Pengoptimalan dan pengembangan areal perkebunan kelapa sawit PT

Perkebunan Nusantara 4 (S1, S2, S4, S5, S8, S11, O1, O3, O4) Pengoptimalan

dan pengembangan areal perkebunan kelapa sawit dapat dilakukan dengan

memperbesar areal perkebunan kelapa sawit yang dimiliki oleh perusahaan

seperti membuka lahan baru untuk perkebunan kelapa sawit di lahan-lahan

yang memungkinkan untuk melakukan pembesaran areal.

2. Mempertahaankan konsep manajemen yang telah dipakai oleh perusahaan

dalam menjalankan kegiatan usahanya (S1 – S11, O2, O3) Perusahaan sudah

memiliki visi, misi dan tujuan secara jelas dan tertulis serta pembagian tanggung

jawab yang jelas dan terperinci pada tiap bagian karyawan. Hal ini membuat

kegiatan di perusahaan lebih teratur. Untuk itu konsep manajemen yang sudah ada

harus dipertahankan demi keteraturan dalam kegiatan perusahaan 3. Menaikan persenrase hasil produksi pada PT Kharisma Penjualan Bersama

yang merupakan holding company perusahaan dalam memasarkan produk hasil

(S4, S5, S9, S11, O1, O3) PT Kharisma Penjualan Bersama merupakan

holding company dari PT Perkebunan Nusantara yang mempunyai spesifik

kerja sebagai perusahaan pemasaran produk yang dihasilkan oleh PT

Perkebunan Nusantara. Selama ini produk yang di pasarkan dari PT

Perkebunan Nusantara 4 tergolong sedikit, dikarenakan sebagian hasil produk

dari perusahaan ini diolah sendiri, maka dari itu dengan menaikan persentase

hasil produk pada PT Kharisma Penjualan Bersama maka akan memperbesar

keuntungan yang didapati oleh PT Perkebunan Nusantara 4.

Page 61: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

49

Strategi S-T (Strength-Threat)

Strategi S-T ini menggunakan kekuatan yang dimiliki PT Perkebunaan

Nusantara 4 dalam menghindari ancaman eksternal (Tabel 13). Strategi ini

menghasilkan satu alternatif antara lain:

1. Peningkatan evisiensi produksi pada pengolahan kelapa sawit oleh

perusahaan (S2, S4, S6, S8, S9,S10, S11, O1, O2, O3, O7) Peningkatan

evisiensi produk bertujuan agar menekan resiko kerugian dalam

memasarkan produk. Pada pengusahaan komoditi perkebunan, harga

ditentukan oleh harga dunia, dimana harga tersebut mau tidak mau harus

disesuaikan oleh perusahaan. Oleh karena itu, evisiensi produksi penting

untuk ditingkatkan, dikarenakan semakin besar eviensi yang dihasilkan

maka biaya operasional dalam menjalankan usaha pun dapat ditekan.

Apabila biaya operasional tersebut dapat diminimalkan maka keuntungan

perusahaan dalam memasarkan produk akan menjadi besar sehingga jika

terjadi penurunan harga komoditi perkebunan didunia, perusahaan akan

dapat meminimal kan resiko akan kerugian akibat penurunan harga

tersebut.

Strategi W-O (Weakness-Opportunity)

Strategi W-O merupakan strategi untuk memperbaiki kelemahan internal

(Tabel 10) dengan memamfaatkan peluang eksternalnya (Tabel 12). Alternatif

strategi tersebut antara lain:

1. Mengganti sistem reward kepada pegawai berdasarkan produktivitas

kinerja pegawai (performance) (W1, W2, O2, O4)

2. Melakukan penataan ulang dalam penempatan pembagian tugas dalam

perusahaan (W1, W2, O1, O2) Penataan ulang tersebut dilakukan atas

dasar penilaian performa karyawan yang ada di struktur perusahaan.

Karyawan-karyawan yang dianggap tidak dapat menjalankan secara

maksimal akan di pindahkan ke bagian yang sesuai dengan keahliannya.

Strategi W-T (Weakness-Threat)

Strategi W-T merupakan alternatif intensif yang diarahkan untuk

mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman ekstrnalnya (Tabel 13).

Strategi ini bertahan dengan mengurangi kelemahan dan menghindari ancaman.

Strategi tersebut antara lain:

1. Mengurangi biaya-biaya untuk aktivitas yang tidak terlalu relevan

dengan aktivitas inti perusahaan (O1, O2, T1, T2, T4, T7) aktivitas

aktivitas yang dinilai tidak terlalu relevan akan dikurangi dengan lebih

displin tentang laporan keuangan untuk biaya-biaya diluar aktivitas inti

perusahaan.

Page 62: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

IFE

EF

E

Str

ean

gth

1

. V

isi,

mis

i, s

asar

an d

an t

uju

an p

eru

sahaa

n

2.

job

des

crip

tion

dan

jo

b s

pec

ific

ati

on

3.

Mod

al b

eras

al d

ari

pem

erin

tah

4.

pro

duk

yan

g s

ud

ah m

ener

apkan

sta

ndar

mutu

5.

pem

asar

an y

ang s

udah

jel

as y

ait

u p

ada

KP

B

6.

syst

em p

emb

uku

an k

euan

gan

ses

uai

den

gan

sta

ndar

IF

RS

7.

mek

anis

me

pen

gaw

asan

an

ggar

an p

erp

erio

de

8.

pen

gel

ola

lan

per

usa

haa

n s

etar

a d

engan

bes

t p

ract

ices

9

. p

engem

ban

gan

tek

nolo

gi

10.

fasi

lita

s sy

stem

in

form

asi

man

ajem

en p

eru

sah

aan

11

. in

tegra

si p

eru

sahaa

n d

engan

anak

per

usa

haa

n

Wea

knes

s 1

. ju

mla

h k

aryaw

an y

ang t

idak

efe

kti

f

2.

per

form

a k

aryaw

an y

ang c

end

eru

g m

enu

run

3

. se

bag

ian

pro

du

ksi

TB

S t

idak

ber

asal

dar

i k

ebun

sen

dir

i

4.

per

usa

haa

n t

idak

dap

at m

enen

tuk

an h

arga

pro

duk

Op

po

rtun

ity

1.

pen

ingkat

an p

op

ula

si d

unia

men

doro

ng

ber

kem

ban

gn

ya

bis

nis

pen

gola

han

pro

duk

tu

runan

kel

apa

saw

it

2.

keb

ud

ayaa

n

per

indu

stri

an

yan

g

mem

pen

gar

uhi

per

usa

haa

n

3.

tek

hn

olo

gi

mod

ern

4

. d

aya

sain

g p

eru

sah

aan b

erad

a p

osi

si a

tas

5.

per

sain

gan

dal

am m

end

apat

kan

TB

S

1.

Pen

gop

tim

alan

dan

p

engem

ban

gan

ar

eal

per

keb

un

an

kel

apa

saw

it P

T P

erk

ebun

an N

usa

nta

ra 4

(S

1,

S2,

S4

, S

5,

S8

, S

11,

O1

, O

3, O

4)

2.

Mem

per

tah

aank

an k

on

sep m

anaj

emen

yan

g t

elah

dip

akai

ole

h

per

usa

haa

n

dal

am

men

jala

nkan

k

egia

tan

u

sahan

ya

(S1

– S

11

, O

2, O

3)

3.

men

aik

an p

erse

nra

se h

asil

p

rodu

ksi

p

ada

PT

K

har

ism

a

Pen

jual

an

Ber

sam

a yan

g

mer

up

akan

ho

ldin

g

com

pany

per

usa

haa

n d

alam

mem

asar

kan

pro

du

k h

asil

(S

4,

S5

, S

9,

S1

1,

O1,

O3

)

1.

men

ggan

ti si

stem

re

wa

rd k

epad

a peg

aw

ai b

erd

asar

kan

p

rod

ukti

vit

as k

iner

ja p

egaw

ai (

per

form

ance

) (W

1,

W2

,

O2

, O

4)

2.

mel

aku

kan

p

enat

aan

u

lan

g

dal

am

pen

empat

an

pem

bag

ian t

ugas

dal

am p

eru

sah

aan

(W

1,

W2

, O

2,

O3

)

Th

rea

t

1.

kond

isi

ekon

om

i glo

bal

d

an

dom

esti

c yan

g

mem

pen

gar

uh

i ja

lann

ya

usa

ha

2.

Ket

idak

sta

bil

an h

arga

kom

odit

i p

erk

ebun

an

3.

tin

gk

at s

uk

u b

un

ga

dan

nil

ai t

uk

ar r

upia

h

4.

ket

ergan

tun

gan

ek

spor

akan

pen

jual

an p

rod

uk

per

usa

haa

n

5.

per

an

pem

erin

tah

kam

pan

ye

neg

ativ

e te

rhad

ap

kel

apa

saw

it

6.

PE

RD

A k

abup

aten

dan

pro

vin

si y

ang t

idak

sej

alan

7.

Keb

erad

aan

per

usa

haa

n s

ejen

is

1

. P

enin

gkat

an

evis

ien

si

pro

duk

si

pad

a p

engola

han

kel

apa

saw

it

ole

h

per

usa

haa

n

(S2,

S4

, S

6,

S8

,

S9

,S1

0, S

11

, O

1,

O2,

O3

, O

7)

1

. M

engu

ran

gi

bia

ya-b

iaya

un

tuk

ak

tivit

as y

ang t

idak

terl

alu

rel

evan

den

gan

akti

vit

as i

nti

per

usa

haa

n(O

1,

O2

, T

1, T

2,

T4,T

7)

Gam

bar

6 M

atri

ks

SW

OT

50

Page 63: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

Urutan Prioritas Alternatif Strategi

Setelah diperoleh beberapa alternatif strategi melalui tahapan pencocokan,

yaitu dengan menganalisis secara khusus terhadap faktor-faktor internal

perusahaan maupun eksternal perusahaan, maka tahap akhir dari analisis strategi

ini adalah pemilihan strategi terbaik yang akan dijalankan oleh perusahaan. Alat

analisis yang digunakan pada tahap pengabilan keputusan adalah dengan

menggunakan analisis QSPM. Alat analisis ini menggunakan input dari analisis

tahapan masukan dan hasil pencocokan dari analisis tahap.

QSPM secara konsep menentukan daya tarik relative dari berbagai strategi

berdasarkan seberapa jauh faktor strategis internal maupun eksternal

dimamfaatkan atau diperbaiki. Nilai Attractiveness Score (AS) menunjuka daya

tarik masing-masing strategi terhadap faktor kunci internal dan eksternal

perusahaan. Nilai AS diperoleh melalui kuisioner yang ditinjukan kepada para

responden. Nilai Total Attractives Score) dari masing-masing responden diperoleh

dari hasil perkalian bobot rata-rata dan nilai AS dari setiap faktor kunci strategis.

Semakin tinggi TAS maska semakin menarik alternative strategi tersebut sebagai

prioritas strategi untuk dilaksanakan perhitungan niai Sum Total Attractives Score

(STAS) dari masing-masing responden dengan cara menjumlahkan seluruh TAS

dari masing-masing faktor inte`rnal dan eksternal perusahaan.

Berdasarkan pengolahan QSPM, diperoleh prioritas strategi yang dapat

dijalankan oleh PT Perkebunan Nusantara 4 berdasarkan penjumlahan TAS

terbesar. Prioritaas strategi yang dapat dilakukan antara lain:

I. Peningkatan efisiensi produksi pada pengolahan kelapa sawit oleh

perusahaan

II. Pengoptimalan dan pengembangan areal perkebunan kelapa sawit PT

Perkebunan Nusantara 4

III. Mempertahankan konsep manajemen yang telah dipakai oleh perusahaan

dalam menjalankan kegiatan usahanya

IV. Menaikan persentase hasil produksi pada PT Kharisma Penjualan Bersama

yang merupakan holding company milik PT Perkebunan Nusantara dalam

memasarkan hasil produksi perusahaan

V. Mengurangi biaya-biaya untuk aktivitas yang tidak terlalu relevan dengan

aktivitas inti perusahaan.

VI. Melakukan penataan ulang dalam penempatan pembagian tugas dalam

perusahaan

VII. Mengganti sistem reward kepada pegawai berdasarkan produktivitas

kinerja pegawai (performance)

Dari analisis dengan menggunakan matrik QSPM, yang menjadi perioritas

pertama adalah strategi Peningkatan evisiensi produksi pada pengolahan kelapa

sawit oleh perusahaan. Dalam tahapan yang berorientasi kepada straetgi tersebut,

dapat dirumuskan straetgi dengan berorietasi jangka waktu selama lima tahun

(short goal) sebagai berikut:

2. Mengganti sistem reward kepada pegawai berdasarkan produktivitas

kinerja pegawai (performance) [kombinasi anatar faktor kelemahan

Page 64: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

52

internal (weakness) dengan faktor peluang eksternal (opportunity)] hal

ini didasarkan pada pengamatan dilapangangan mengenai sistem

reward yang telah dilakukan oleh PT Perkebunan Nusantara 4. Selama

ini, sistem reward yang dijalankan oleh perusahaan tidak mengacu

kepada produktifitas pegawai, sehingga pegawai tidak termotivasi

untuk melakukan upaya yang optimal dalam melakukan pekerjaannya.

3. Pengoptimalan dan pengembangan areal perkebunan kelapa sawit PT

Perkebunan Nusantara 4 (kombinasi antara faktor kekuatan internal

(strength) dengan faktor peluang eksternal (opportunity)). Perusahaan

masih dapat mengoptimalkan jumlah produksi kelapa sawit dengan

maksimal, hal tersebut dapat ditarik bahwa selama ini produksi yang

dihasilkan oleh perusahan perkebunan PTPN 4 bukan berasal dari

kebun sendiri, sedangkan permintaan akan kelapa sawit semakin tahun

semakin meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah populasi

manusia di dunia yang terus akan membutuhkan produk-produk

turunan dari kelapa sawit. Selain itu, laporan produksi tahunan pada

tahun 2012 menjelaskan adanya selisih jumlah produksi fakta dengan

target yang ditetapkan, dimana jumlah produksi fakta lebih kecil dari

jumlah produksi yang diperkirakan akan tercapai. Pengoptimalan

tersebut dapat berupa pemakaian kebun secara penuh ataupun

penambahan wilayah perkebunan kelapa sawit.

4. Peningkatan efisiensi produksi pada pengolahan kelapa sawit oleh

perusahaan [kombinasi faktor kekuatan internal (strength) dengan

faktor ancaman eksternal (threat)]. Peningkatan evisiensi produk

bertujuan agar menekan resiko kerugian dalam memasarkan produk.

Pada pengusahaan komoditi perkebunan, harga ditentukan oleh harga

dunia, dimana harga tersebut mau tidak mau harus disesuaikan oleh

perusahaan. Oleh karena itu, evisiensi produksi penting untuk

ditingkatkan, dikarenakan semakin besar eviensi yang dihasilkan maka

biaya operasional dalam menjalankan usaha pun dapat ditekan.

Apabila biaya operasional tersebut dapat diminimalkan maka

keuntungan perusahaan dalam memasarkan produk akan menjadi besar

sehingga jika terjadi penurunan harga komoditi perkebunan didunia,

perusahaan akan dapat meminimal kan resiko akan kerugian akibat

penurunan harga tersebut.

5. Menaikkan persentase hasil produksi pada PT Kharisma Penjualan

Bersama yang merupakan holding company milik PT Perkebunan

Nusantara dalam memasarkan hasil produksi perusahaan [kombinasi

antara faktor kekuatan internal (strength) dengan faktor peluang

eksternal (opportunity)].

6. Melakukan penataan ulang dalam penempatan pembagian tugas dalam

perusahaan [kombinasi anatar faktor kelemahan internal (weakness)

dengan faktor peluang eksternal (opportunity)]. Penataan ulang

tersebut dilakukan atas dasar penilaian performa karyawan yang ada di

struktur perusahaan. Karyawan-karyawan yang dianggap tidak dapat

menjalankan secara maksimal akan di pindahkan ke bagian yang sesuai

dengan keahliannya. Penataan ulang tersebut dapat menanggulangi

permasalahan jumlah karyawan yang tidak efektif, kebudayaan

Page 65: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

53

koopertarif yang telah tumbuh yang nantinya akan menjadikan posisi

daya saing perusahaan menjadi lebih tinggi.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Dari penulisan skripsi ini, beberapa hal dijadikan kesimpulan adalah

sebagai berikut:

1. Lingkungan internal yang berperan dalam pengembangan usaha komoditi

kelapa sawit PT Perkebunan Nusantara 4 terdiri atas kekauatn dan

kelemahan. Kekuatan yang teridentifikasi antara lain: perusahaan memilki

visi, misi, sasaran dan tujuan yang jelas, job description dan job

specification yang sudah jelas, reward dan punishment untuk pegawai,

produk yang sudah menerapkan standar mutu, pemasaran yang sudah jelas

yaitu pada KPB, system pembukuan keuangan sesuai dengan standar

IFRS, mekanisme pengawasan anggaran perperiode oleh perusahaan,

pengelolalan perusahaan setara dengan best practices, pengembangan

teknologi yang bersifat high technology dan berbasis capital approach,

fasilitas system informasi manajemen perusahaan yang memadai dan

integrasi perusahaan dengan anak perusahaan yang baik. Kelemahan

terbesar yang teridentifikasi adalah tekanan pasar yang mempengaruhi

strategi dalam penetapan harga produk, jumlah karyawan yang tidak

efektif, performa karyawan yang cenderung semakin menurun.

2. Lingkungan eksternal yang berperan dalam pengembangan usaha komoditi

kelapa sawit PT Perkebunan Nusantara 4 terbagi atas peluang dan

ancaman. Peluang yang teridentifikasi antara lain: peningkatan jumlah

populasi manusia didunia mendorong berkembangnya bisnis pengolahan

produk turunan kelapa sawit berupa CPO, kebudayaan koorporasi yang

telah tumbuh dengan baik pada perusahaan dalam menjalankan usaha,

penggunaan teknologi modern dalam menjalankan usaha produksi, daya

sing perusahaan pada lingkungan industry berada pada posisi atas,

persaingan dalam mendapatkan TBS untuk memenuhi kebutuhan produksi

perusahaan. Sedangka ancaman yag teridentifikasi terbesar adalah

keberadaan perusahaan sejenis yang menjadi perusahaan pesaing dalam

menjalankan usaha perkebunan kelapa sawit, ketergantungan permintaan

ekspor terhadap penjualan produk perusahaan, ketidak stabilan harga

komoditi perkebunan terkhusus kelapa sawit dan kondidi ekonomi global

dan domestik mempengaruhi bisnis yang dijalankan oleh perusahaan.

3. Hasil perolehan alternatif strategi dari pengembangan usaha perkebunan

kelapa sawit pada PT Perkebunan Nusantara 4 teripta tujuh strategi yaitu

Pengoptimalan dan pengembangan areal perkebunan kelapa sawit PT

Perkebunan Nusantara 4, Mempertahaankan konsep manajemen yang telah

dipakai oleh perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya, Menaikan

persenrase hasil produksi pada PT Kharisma Penjualan Bersama yang

Page 66: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

54

merupakan holding comp any perusahaan dalam memasarkan produk hasil,

mengganti sistem reward kepada pegawai berdasarkan produktivitas

kinerja pegawai (performance), Melakukan penataan ulang dalam

penempatan pembagian tugas dalam perusahaan, Peningkatan evisiensi

produksi pada pengolahan kelapa sawit oleh perusahaan dan Mengurangi

biaya-biaya untuk aktivitas yang tidak terlalu relevan dengan aktivitas inti

perusahaan.

4. Hasil dari pemilihan alternatif strategi dengan menggunakan alat analisis

QSPM di peroleh empat prioritas strategi yang dapat diterapkan oleh PT

Perkebunan Nusantara 4 yaitu Peningkatan efisiensi produksi pada usaha

perkebunan kelapa sawit, Pengoptimalan dan pengembangan areal

perkebunan kelapa sawit pada Perusahaan, Mempertahankan konsep

manajemen yang telah ada dan dijalankan oleh erusahaan, Menaikan

persentase pemasaran hasil produksi kepada PT Kharsima Penjualan

Bersama yang merupakan Holding ompany milik PT Perkebunan

Nusantara dalam memasarkan hasil produksi kelapa sawit perusahaan.

Saran

1. Untuk mengoptimalkan jumlah produksi dari output yang dihasilkan

oleh PT Perkebunan Nusantara 4 (kelapa sawit) sebaiknya perusahaan

melakukan efisiensi produksi dimana perusahaan dapat mengoptimalkan

kemampuan dalam produksi agar capaian produksi dapat terpenuhi.

Selain itu, pengoptimalan dan pengembangan areal perkebunan kelapa

sawit dengan cara membuka lahan perkebunan kelapa sawit di daerah

yang memungkinkan

2. Untuk dapat menanggulangi permasalahan performa karyawan

perusahaan harus mendidik karyawan menjadi karyawan yang

berkompeten dengan cara membuat kebijakan-kebijakan yang dapat

meningkatkan performa pegawai seperti pelatihan khusus tentang

bekerja dan mengganti sistem reward kepada pegawai berdasarkan

produktivitas kinerja.

Page 67: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

55

DAFTAR PUSTAKA

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2010. Statistik Indonesia. Jakarta : Badan Pusat

Statistik.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2011. Statistik Kelapa Sawit Indonesia 2009.

Asriningtyas, Dwi. 2011. Strategi Pengembangan Usaha Distributor Daging Sapi

(Studi kasus : Toko Daging Sapi Meat Lovers di Kota Wisata Cibubur-

Kabupaten Bogor). [Skripsi]. Bogor. Program Studi Agribisnis, Fakultas

Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

David FR. 2006. Strategic Management : Manajemen Strategi Konsep. Edisi

kesepuluh. Jakarta: Salemba Empat.

Departemen Pertanian. 2012. Evaluasi Pelaksanaan Program 2012 dan Rambu-

rambu Pelaksana tahun 2013. [Internet]. [diunduh 27 Maret 2013].

www.deptan.go.id.

Direktorat Jenderal Perkebunan. 2012. Statistik Perkebunan Indonesia – Kelapa

Sawit 2010 – 2012. Jakarta: Kementerian Pertanian.

Firman. 2011. Strategi Pengembangan Usaha Sayuran Organik di Permata Hati

Organic Farm Kabupaten Bogor, Jawa Barat. [Skripsi]. Bogor. Program Studi

Agribisnis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institus Pertanian bogor.

Hasibuan. 2008. Analisis Formulasi Strategi Pengembangan Bisnis Ikan Hias Koi

pada CV. Ayunawa Freshwater Fish Farm. [Skripsi]. Bogor. Program Studi

Agrbisnis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.

Hunger JD, Wheelen TL. 2003. Manajemen Strategis. Agung J, penerjemah;

Yogyakarta: Andi. Terjemahan dari : Strategic Management 5th

Edition.

Mangoensoekarjo S, Semangun H.2005. Manajemen Agrobisnis Kelapa

Sawit.Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Nakolas. 2012. Analisis Strategi Penyaluran Dana Bergulir LPDB-KUMKM

Kepada Koperasi dan UMKM. [Tesis]. Bogor. Institut Pertanian Bogor.

Nurunisa VF. 2011. Analisis Dayasaing dan Strategi Pengembangan Agribisnis

The Indonesia. [Skripsi]. Bogor : Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut

Pertanian Bogor.

Ranchman. 2011. Strategi Pengembangan Usaha Sayuran Organik di Permata Hati

Organic Farm Kabupaten Bogor, Jawa Barat. [Skripsi]. Bogor. Departemen

Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Menejemen, Institut Pertanian Bogor.

Rangkuti F. 2006. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis.Jakarta : PT

Gramedia Pustaka Utama.

Suyanto M. 2007.Manajemen Strategis: Perusahaan Yang Paling Dikagumi

Dunia. Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Tarigan B, Sipayung T. 2011. Perkebunan Kelapa Sawit dalam Perekenomian dan

Lingkungan Hidup Sumatera Utara. Bogor : IPB Press.

Wheelen TL, Hungger JD. 2006. Strategic Management and Busisness Policy. 1th

edition. New Jersey: Printic Hall.

Yasid taufik, et all.2010. OUTLOOK KOMODITAS PERTANIAN

PERKEBUNAN.Jakarta : Kementrian Pertanian.

Page 68: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

LA

MP

IRA

N

Lam

pir

an 1

Tab

el H

asil

IF

E

No

F

akto

r In

tern

al

Rat

ing

R

ataa

n

Rat

ing

Bo

bo

t R

ataa

n

Bo

bo

t S

ko

r R

1

R2

R

3

R4

R

5

R6

R

7

R1

R

2

R3

R

4

R5

R

6

R7

1

per

usa

haa

n m

em

ilik

i vis

i, m

isi

dan

tuju

an

yan

g j

elas

3

2

2

2

2

2

.2

0.0

7

0.0

9

0.0

7

0.0

9

0.0

8

0.0

81

0.1

78

2

Job

Des

crip

tio

n d

an J

ob

Sp

esif

icat

ion y

ang

jela

s 3

3

2

2

2

2.4

0

.06

0.0

6

0.0

6

0.0

6

0.0

6

0.0

62

0.1

49

3

Mo

dal

per

uas

ahaa

n b

eras

al d

ari

pem

erin

tah

3

3

3

2

3

2.8

0

.08

0.1

1

0.0

8

0.0

6

0.0

7

0.0

77

0.2

15

4

Pro

duk y

ag s

ud

ah m

ener

apkan s

tand

ar m

utu

3

2

2

2

4

2.6

0

.06

0.0

5

0.0

5

0.0

6

0.0

7

0.0

58

0.1

51

5

Pem

asa

ran y

an

g s

ud

ah j

elas

(K

PB

) 3

3

3

2

2

2.6

0

.06

0.0

6

0.0

6

0.0

6

0.0

7

0.0

59

0.1

54

6

Sis

tem

pem

buk

uan k

euan

gan s

esuai

sta

nd

ar

IFR

S

3

2

3

2

2

2.4

0

.04

0.0

5

0.0

7

0.0

6

0.0

4

0.0

52

0.1

24

7

Mek

anis

me

pen

gaw

asan a

ng

gar

an

per

per

iod

e o

leh p

erusa

haa

n

3

3

2

3

2

2.6

0

.05

0.0

6

0.0

7

0.0

7

0.0

5

0.0

6

0.1

55

8

Pen

gel

ola

an p

eru

sahaa

n s

etar

a d

engan

bes

t

pra

ctic

es

3

2

2

2

3

2.4

0

.05

0.0

7

0.0

5

0.0

8

0.0

9

0.0

68

0.1

64

9

Pen

gem

bangan t

ekno

logi

yan

g b

ersi

fat

hig

h

tech

no

log

i d

an b

erb

asis

ca

pit

al

ap

pro

ach

3

2

3

2

2

2.4

0

.07

0.0

6

0.0

7

0.0

5

0.0

7

0.0

64

0.1

53

10

Fas

ilit

as

sist

em

in

form

asi

man

ajem

en

per

usa

haa

n

3

2

2

2

2

2.2

0

.04

0.0

5

0.0

7

0.0

6

0.0

5

0.0

52

0.1

15

11

Inte

gra

si p

erusa

haa

n d

engan a

nak

per

usa

haa

n

2

2

2

3

3

2.4

0

.06

0.0

5

0.0

5

0.0

5

0.0

7

0.0

55

0.1

32

12

Jum

lah k

aryaw

an y

ang t

idak e

fek

tif

2

3

3

3

2

2.6

0

.08

0.0

6

0.0

7

0.0

5

0.0

7

0.0

67

0.1

75

13

Per

form

a kar

yaw

an y

an

g c

end

erun

g

men

uru

n

2

2

2

3

2

2.2

0

.08

0.0

5

0.0

6

0.0

5

0.0

7

0.0

63

0.1

39

14

Pro

duksi

TB

S s

ebes

ar 2

0%

-30

% t

idak

ber

asal

dar

i keb

un s

end

ri

2

2

1

2

2

1.8

0

.05

0.0

6

0.0

4

0.0

8

0.0

5

0.0

57

0.1

02

15

per

usa

haa

n t

idak

dap

at m

enen

tuk

kan h

arga

pro

duk

2

2

2

1

2

1

.8

0.0

9

0.0

7

0.0

8

0.0

7

0.0

4

0.0

68

0.1

22

2.2

29

56

Page 69: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

56

Lam

pir

an 2

Tab

el h

asil

EF

E

No

F

akto

r E

kst

ernal

R

atin

g

Rat

aan

Rat

ing

Bo

bo

t R

ataa

n

Bo

bo

t S

ko

r R

1

R2

R

3

R4

R

5

R6

R

7

R1

R

2

R3

R

4

R5

R

6

R7

1

Pen

ingkat

an j

um

lah p

op

ola

si d

unia

men

do

ron

g b

erkem

bang

nya

bis

nis

pen

go

lahan C

PO

4

3

3

3

2

2

3

2

.85

71

0.0

7

0.0

7

0.0

8

0.0

6

0.0

8

0.0

8

0.0

8

0.0

742

9

0.2

12

2

Keb

ud

ayaa

n i

nd

ust

ri y

an

g

mem

pen

gar

uhi

per

usa

haa

n d

ala

m

men

jala

nan u

saha

4

2

3

2

2

2

3

2.5

714

0.1

1

0.1

0

.1

0.0

9

0.0

8

0.8

0

.1

0.0

93

0.2

39

3

Ad

an

ya

tekno

logi

mo

der

n u

ntu

k

mem

bantu

dal

am

mel

aku

kan p

rose

s

pro

duksi

3

2

3

2

3

2

2

2

.42

86

0.0

9

0.1

0

.11

0.1

0

.08

0.0

9

0.1

1

0.0

944

3

0.2

29

4

Daya

sain

g p

erusa

haa

n p

ada

ling

kun

gan

ind

ust

ri b

erad

a p

ada

po

sisi

ata

s 3

3

3

3

2

3

3

2

.85

71

0.0

5

0.0

6

0.0

6

0.0

8

0.1

0

.08

0

.06

0

.07

02

9

0.2

01

5

Per

sain

gan d

alam

men

dap

atkan T

BS

untu

k m

em

en

uhi

keb

utu

han

pro

duksi

3

3

3

2

3

3

2

2

.71

43

0.0

9

0.0

8

0.0

7

0.0

9

0.0

9

0.0

7

0.0

7

0.0

787

1

0.2

14

6

Ko

nd

isi

Ek

no

mi

Glo

bal

dan

Do

mest

ik

mem

pen

gar

uhi

bis

nis

per

usa

haa

n

3

4

3

2

2

2

2

2.5

714

0.0

9

0.0

9

0.0

9

0.0

9

0.0

8

0.0

9

0.0

8

0.0

872

9

0.2

24

7

Ket

idak

stab

ilan h

arga

ko

mo

dit

i

per

keb

unan d

i d

unia

2

3

2

3

3

3

2

2

.57

14

0.0

9

0.0

8

0.0

9

0.0

9

0.0

8

0.0

8

0.1

0

.08

77

1

0.2

26

8

Tin

gkat

su

ku b

un

ga

dan

nil

ai t

ukar

rup

iah

2

2

2

2

3

3

3

2

.42

86

0.0

7

0.0

8

0.0

6

0.0

8

0.0

9

0.0

9

0.0

7

0.0

775

7

0.1

88

9

Ket

ergan

tun

ga

Eksp

or

terh

adap

pen

jual

an p

rod

uk p

erusa

haa

n

2

3

2

3

2

3

3

2.5

714

0.1

1

0.0

9

0.1

0

.09

0

.09

0.0

9

0.0

8

0.0

908

6

0.2

34

10

Per

an p

emer

inta

h d

alam

per

mas

alah

an

kam

pan

ye

negat

if t

erhad

ap k

ela

pa

saw

it

yan

g k

ura

ng m

aksi

mal

3

3

3

2

3

3

2

2

.71

43

0.0

9

0.0

8

0.0

6

0.0

8

0.0

9

0.0

9

0.0

8

0.0

818

6

0.2

22

11

Per

da

tingkat

kab

up

aten

/ko

ta d

an

pro

vin

si y

ang t

idak

sej

alan

den

gan

pen

gem

ban

gan

bis

nis

3

3

2

3

3

3

3

2

.85

71

0.0

7

0.0

9

0.1

0

.06

0

.08

0.0

7

0.0

8

0.0

782

9

0.2

24

12

keb

erad

aan p

erusa

haa

n s

ejen

is y

ang

men

jad

i p

erusa

haa

n p

esai

ng

2

3

3

3

3

3

2

2

.71

43

0.1

0

.08

0.0

9

0.0

8

0.6

4

0.0

9

0.0

8

0.1

661

4

0.4

51

2.8

64

57

Page 70: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

57

Lam

pir

an 3

. T

abel

QS

PM

No

Fak

tor

Fak

tor

Inte

rnal

-Kek

uat

an

Bob

ot

Str

ateg

i A

S

trat

egi

B

Str

ateg

i C

S

trat

egi

D

Str

ateg

i E

S

trat

egi

F

Str

ateg

i G

AS

T

AS

A

S

TA

S

AS

T

AS

A

S

TA

S

AS

T

AS

A

S

TA

S

AS

T

AS

1

per

usa

haa

n m

emil

iki

vis

i, m

isi

dan

tuju

an y

ang

jela

s 0

.08

3.8

0

.308

4

0.3

24

4

0.3

24

3.8

0

.308

4

0.3

24

4

0.3

24

4

0.3

24

2

Mod

al P

eru

sahaa

n b

eras

al d

ari

pem

erin

tah

0.0

8

2.4

0

.182

3.6

0

.274

2

0.1

52

3.8

0

.289

3.6

0

.274

3

0.2

28

3.8

0

.289

3

Pen

gel

ola

an p

eru

sahaa

n s

etar

a d

engan

bes

t

pra

ctic

es

0.0

7

4

0.2

72

3.4

0

.231

3.4

0

.231

4

0.2

72

4

0.2

72

4

0.2

72

3.8

0

.258

4

Pen

gem

ban

gan

tek

nolo

gi

yan

g b

ersi

fat

hig

h

tech

nolo

gi

dan

ber

bas

is c

ap

ital

app

roa

ch

0.0

6

3.4

0

.214

3

0.1

89

3

0.1

89

2.6

0

.164

3.2

0

.202

4

0.2

52

3

0.1

89

5

Job

Des

crip

tion

dan

Job S

pes

ific

atio

n y

ang j

elas

0

.06

3.2

0

.198

3.2

0

.198

2.4

0

.149

3.8

0

.236

3.8

0

.236

3.2

0

.198

3.4

0

.211

6

Mek

anis

me

pen

gaw

asan

an

ggar

an p

erp

erio

de

ole

h p

eru

sahaa

n

0.0

6

3.2

0

.189

3.6

0

.212

3.2

0

.189

2.6

0

.153

3

0.1

77

3.4

0

.201

3.8

0

.224

7

Pem

asar

an y

ang s

ud

ah j

elas

(K

PB

) 0

.06

3.4

0

.201

2.8

0

.165

3.8

0

.224

2.2

0

.13

2.2

0

.13

3

0.1

77

2.4

0

.142

8

Pro

du

k y

ag s

udah

men

erap

kan

sta

ndar

mu

tu

0.0

6

3.8

0

.22

3.2

0

.186

4

0.2

32

3

0.1

74

2.4

0

.139

3.8

0

.22

2.6

0

.151

9

Inte

gra

si p

eru

sah

aan d

engan

anak

per

usa

haa

n

0.0

6

3.6

0

.198

4

0.2

2

3.6

0

.198

3

0.1

65

3.4

0

.187

2.6

0

.143

3.2

0

.176

10

Sis

tem

pem

buku

an k

euan

gan

ses

uai

sta

nd

ar

IFR

S

0.0

5

2.6

0

.135

3.8

0

.198

2.6

0

.135

2.8

0

.146

2.4

0

.125

3.2

0

.166

4

0.2

08

11

Fas

ilit

as s

iste

m i

nfo

rmas

i m

anaj

emen

per

usa

haa

n

0.0

5

3.6

0

.187

4

0.2

08

3.4

0

.177

3.2

0

.166

3.4

0

.177

3.8

0

.198

3

0.1

56

F

akto

r F

akto

r In

tern

al-k

elam

ahan

1

per

usa

haa

n t

idak

dap

at m

enen

tuk

an h

arga

pro

duk

0

.07

3.4

0

.231

3

0.2

04

3.8

0

.258

2.4

0

.163

2.4

0

.163

3.4

0

.231

2.4

0

.163

2

Jum

lah k

aryaw

an y

ang t

idak

efe

kti

f 0

.07

3.6

0

.241

2.6

0

.174

2.4

0

.161

3.8

0

.255

3.6

0

.241

3.4

0

.228

3.2

0

.214

3

per

form

a k

aryaw

an c

end

erun

g m

enu

run

0

.06

3.2

0

.202

3.2

0

.202

2.4

0

.151

4

0.2

52

3.6

0

.227

3.6

0

.227

3

0.1

89

4

Pro

du

ksi

TB

S s

ebes

ar 2

0%

-30%

tid

ak b

eras

al

dar

i k

ebun

sen

dri

0

.06

3.2

0

.179

2.4

0

.134

3.2

0

.179

2.2

0

.123

2.4

0

.134

3.8

0

.213

2.6

0

.146

58

Page 71: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

58

F

akto

r F

akto

r E

kst

ern

al-P

elu

ang

1

Ad

anya

tek

nolo

gi

mod

ern

untu

k m

emb

antu

d

alam

mel

akuk

an p

rose

s p

rodu

ksi

0

.09

3.6

0

.338

3

0.2

82

2.8

0

.263

2.6

0

.244

2.4

0

.226

4

0.3

76

2.8

0

.263

2

Keb

uday

aan

indu

stri

yan

g m

emp

engar

uhi

p

eru

sah

aan

dal

am m

enja

lan

an u

sah

a 0

.09

2.6

0

.242

3.8

0

.353

2.6

0

.242

3.8

0

.353

3.8

0

.353

3.4

0

.316

3.6

0

.335

3

Per

sain

gan

dal

am m

endap

atk

an T

BS

untu

k

mem

enu

hi

keb

utu

han

pro

duk

si

0.0

8

3.8

0

.3

2.8

0

.221

3.6

0

.284

3.2

0

.253

2.8

0

.221

3.6

0

.284

2.8

0

.221

4

Pen

ingkat

an j

um

lah

pop

ola

si d

unia

men

doro

ng

ber

kem

ban

gn

ya

bis

nis

pen

gola

han

CP

O

0.0

7

3.6

0

.266

3.6

0

.266

4

0.2

96

3

0.2

22

2.8

0

.207

4

0.2

96

2.6

0

.192

5

Day

a sa

ing p

eru

sah

aan p

ada

lin

gku

ngan

in

du

stri

b

erad

a pad

a p

osi

si a

tas

0.0

7

3.8

0

.266

3.8

0

.266

4

0.2

8

3.2

0

.224

3.8

0

.266

3.8

0

.266

3.8

0

.266

F

akto

r F

akto

r E

kst

ern

al-A

nca

man

1

keb

erad

aan p

eru

sahaa

n s

ejen

is y

ang m

enja

di

per

usa

haa

n p

esai

ng

0.1

7

4

0.6

64

3.8

0

.631

3.6

0

.598

3

0.4

98

3

0.4

98

4

0.6

64

2.8

0

.465

2

Ket

ergan

tun

ga

Ek

spor

terh

adap

pen

jual

an p

rodu

k

per

usa

haa

n

0.0

9

4

0.3

64

2.4

0

.218

4

0.3

64

2.2

0

.2

2.4

0

.218

3.6

0

.328

2.4

0

.218

3

Per

sain

gan

dal

am m

endap

atk

an T

BS

untu

k

mem

enu

hi

keb

utu

han

pro

duk

si

0.0

9

4

0.3

52

3.4

0

.299

3.8

0

.334

2

0.1

76

2.4

0

.211

3.8

0

.334

3

0.2

64

4

Kon

dis

i E

kn

om

i G

lob

al d

an D

om

esti

k

mem

pen

gar

uh

i bis

nis

per

usa

haa

n

0.0

9

2.8

0

.244

3.2

0

.278

3.4

0

.296

2.6

0

.226

2.6

0

.226

3.6

0

.313

3.2

0

.278

5

Per

an p

emer

inta

h d

alam

per

mas

alah

an k

amp

anye

neg

atif

ter

had

ap k

elap

a sa

wit

yan

g k

ura

ng

mak

sim

al

0.0

8

3.4

0

.279

3.6

0

.295

2.6

0

.213

2

0.1

64

2.2

0

.18

2.6

0

.213

2

0.1

64

6

Tin

gk

at s

uku

bu

nga

dan

nil

ai t

ukar

rup

iah

0

.08

3.4

0

.265

2.6

0

.203

3

0.2

34

2.4

0

.187

2.4

0

.187

3.4

0

.265

3.6

0

.281

7

Per

da

tin

gkat

kab

up

aten

/kota

dan

pro

vin

si y

ang

tid

ak s

ejal

an d

engan

pen

gem

ban

gan

bis

nis

0

.08

3.8

0

.296

3.2

0

.25

2.2

0

.172

2.2

0

.172

2.4

0

.187

3.2

0

.25

2.8

0

.218

7.0

35

6

.683

6

.526

5

.915

5

.989

7

.184

6

.206

II

II

I

IV

V

II

V

I

I

V

59

Page 72: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/69447/H14ama.pdf · sawit menjadikannya salah satu peluang untuk perusahaan ... strategi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Padang pada tanggal 31 juli 1990 sebagai anak

keempat dari empat bersaudara keluarga Bapak Nazwir Nazar Bsc dan Ibu

Syofmilas Winta. Riwayat pendidikan penulis dimulai dari SD Negeri 30

Cengkeh Padang dan lulus tahun 2002. Tahun 2002 penulis melanjutkan

pendidikan di SMP Negeri 8 Padang dan lulus tahun 2005. Penulis melanjutkan

pendidikan di SMA Negeri 4 Padang dan lulus tahun 2008.

Pada tahun 2008 penulis melanjutkan kuliah di Fakultas Pertanian

Universitas Andalas Padang (tidak menyelesaikan kuliah). Pada tahun 2009

Penulis mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan di Jurusan

Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor melalui

jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Selama

menjadi mahasiswa penulis pernah mengikuti organisasi SAPMA PP IPB sebagai

ketua bidang Pertahanan dan Keamanan periode 2010-2012, ketua bidang

LITBANG periode 2012-2013. Tim basket putra Fakultas Ekonomi dan

Manajemen periode 2011-2013.