Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

193
PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE (CG) TERHADAP KINERJA KEUANGAN (Studi Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Indeks LQ 45 Periode 2009- 2013) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi OLEH: RESTY DIANA SARI NIM. C1C011008 i

Transcript of Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

Page 1: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE (CG) TERHADAP KINERJA KEUANGAN

(Studi Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Indeks LQ 45 Periode 2009-2013)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

OLEH:

RESTY DIANA SARI

NIM. C1C011008

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JAMBI

i

Page 2: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

2015

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Dengan ini Pembimbing Skripsi dan Ketua Jurusan, menyatakan

bahwa skripsi yang disusun oleh:

Nama : Resty Diana Sari

Nomor Mahasiswa : C1C011008

Jurusan : Akuntansi

Judul Skripsi : Pengaruh Corporate Governance (CG) Terhadap

Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Empiris Pada

Perusahaan Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia

Indeks LQ 45 Periode 2009-2013).

Telah disetujui dan disahkan sesuai dengan prosedur, ketentuan, dan

kelaziman yang berlaku dalam Ujian Komprehensif dan Skripsi pada tanggal

seperti tertera dibawah ini.

Jambi, 23 Maret 2015

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Salman Jumaili, S.E., M.Si, Ak, CA Rita Friyani S.E., M.Si NIP. 197505232001121002 NIP. 198007052005012003

Ketua Jurusan

ii

Page 3: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

Wirmie Eka Putra, S.E., M.Si NIP. 198005212003121003

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Panitia Penguji Komprehensif

dan Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi pada :

Hari : Senin

Tanggal : 23 Maret 2015

Jam : 10.00 WIB s.d selesai

Tempat : Ruang Sidang Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Jambi

Tim Penguji

Jabatan Nama Tanda Tangan

Ketua Penguji : Nela Safelia, S.E, M.Si

Sekretaris : Muhammad Ridwan, S.E., M.Sc

Penguji Utama : Andi Mirdah S.E., M.S.A (Humbis), Ak, CA

Anggota : 1. Salman Jumaili, S.E., M.Si, Ak, CA

2. Rita Friyani S.E., M.Si

Disahkan Oleh

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Ketua Jurusan Akuntansi Universitas Jambi

iii

Page 4: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

Prof. Dr. H. Syamsurijal Tan, S.E., M.A Wirmie Eka Putra, SE.,M.Si NIP. 19580813 198603 1 005 NIP. 19800521 200312 1 003

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Pengaruh Corporate Governance (CG) terhadap Kinerja

Keuangan Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan yang tercatat di

Bursa Efek Indonesia Indeks LQ 45 Periode 2009-2013)” sebagai salah

satu syarat untuk menyelesaikan Program Skripsi (S1) Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Jambi.

Skripsi ini tidak dapat terwujud tanpa bantuan, arahan dan dukungan

dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh

karena itu, dengan segala hormat dan kerendahan hati peneliti mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Aulia Tasman, S.E., M.Sc selaku Rektor Universitas

Jambi.

2. Bapak Prof. Dr. H. Syamsurijal Tan, S.E., M.A selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi.

3. Bapak Wirmie Eka Putra, S.E., M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi.

4. Bapak Salman Jumaili, S.E., M.Si, Ak, CA dan Ibu Rita Friyani S.E., M.Si

selaku Pembimbing Utama dan Pembimbing Pendamping Skripsi yang telah

iv

Page 5: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

sabar membimbing, memotivasi, mengarahkan, dan memberi semangat

selama proses penulisan skripsi ini.

5. Ibu Nela Safelia, S.E., M.Si dan Bapak Andi Mirdah, S.E., M.S.A (Humbis),

Ak, CA selaku ketua penguji dan penguji utama peneliti yang juga banyak

membantu dan membimbing peneliti dalam proses penulisan skripsi ini.

6. Ibu Netty Herawaty, S.E., M.Si, Ak, CA selaku Pembimbing Akademik

peneliti yang selalu memberikan nasihat, dorongan semangat dan motivasi

kepada peneliti selama berkuliah di Universitas Jambi.

7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi

terkhusus Dosen Jurusan Akuntansi yang telah membantu, mendidik, dan

membekali peneliti selama perkuliahan.

8. Seluruh staff di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang selalu

membantu dalam proses administrasi perkuliahan selama ini terutama staff di

lingkungan Jurusan Akuntansi.

Ucapan terima kasih juga diajukan kepada orang-orang terdekat peneliti

yang telah memberikan dukungan baik moral maupun materil selama kuliah di

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi, terutama

untuk:

1. Papaku tercinta Salim dan Mamaku tercinta Yulisa. Terima kasih Papa dan

Mama yang tak pernah lupa untuk selalu memberikan doa, kasih sayang dan

semangatnya kepada peneliti, yang selalu berjuang keras untuk peneliti dari

kecil hingga saat ini. Skripsi ini peneliti persembahkan untuk Papa dan

Mama.

v

Page 6: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

2. Kakakku tersayang Ratna Debby Sari yang selalu mendukung dan

memberikan semangat dan doa. Selalu menjadi kakak yang terbaik untuk

kedua adiknya.

3. Adikku tersayang Reka Delvi Sari yang kadang tanpa dirinya sadari selalu

membantu kakaknya dan juga turut memberikan semangat dan doa.

4. Kakak-kakak sepupuku (Rita, Rina, Herman, Rini, Ria) yang juga turut

membantu dan memberikan semangat serta keponakan-keponakanku,

terutama keponakan tersayangku Nicholas, yang menjadi penyemangat

bahkan tanpa ia sadari, juga seluruh Keluarga peneliti yang tak bisa

disebutkan.

5. Kedua Sahabat terbaikku, Dian Natalia Sianipar dan Dian Hayati, S.E.

Terima kasih masih terus menjaga persahabatan kita dan selalu menjadi

Ka dan Yo dari RuuKaYo. Terima kasih juga selalu ada untuk peneliti

kapanpun peneliti menganggu waktu mereka, untuk doa dan

semangatnya.

6. Teman-teman terbaik dan seperjuangan peneliti Desy Lestari, Christina

Affandy, Maria Sari Chin S.E, Rendy, Ivan Phedra Phelia yang juga selalu

memberikan dukungan, doa, bantuan dan semangat.

7. Teman-teman seperjuangan peneliti selama kuliah Oktaviani, Esty

Octesy, Mellda Sari, Lailatul Arifah, Ayudia Prameswari, Deva Alvina S.E,

Zuhriyani Septiawati, Silvia Anggraini, Hendra, Dody, Joeinarto Zahdjuki,

Hengki Wijaya, Saurma Barasa, Eka Marliana serta seluruh keluarga

vi

Page 7: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

besar Akuntansi 2011 kelas E. Terima kasih banyak teman-teman atas

semangat, dukungan serta doanya.

8. Teman-teman peneliti BONECT IPA 3 SMA Negeri 3 Kota Jambi, terutama

Nora Nindi Arista dan Nata Kusuma Saccadibrata terima kasih untuk

semangat, doa dan dukungannya

9. Terima kasih untuk teman-teman peneliti lain di Akuntansi kelas F, I, L

yang juga turut memberikan semangat. Terima kasih juga untuk kakak-

kakak senior yang turut menyemangati, memberikan arahan dan saran

untuk peneliti.

10. Teman-teman KKN Tematik BOPTN Posko 2 Bram Itam Kanan, juga

Bapak Hemi dan Ibu sekeluarga. Terima kasih juga untuk seluruh

masyarakat Desa Bram Itam Kanan.

11. Seluruh pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan skripsi ini

baik secara langsung maupun tidak langsung yang tak dapat peneliti

sebutkan namanya satu-persatu

Akhirnya semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada peneliti

mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Esa dan peneliti berharap semoga

skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Jambi, 23 Maret

2015

vii

Page 8: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

Resty Diana Sari

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh corporate governance (CG) terhadap kinerja keuangan. Corporate Governance diproksikan oleh ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan kinerja keuangan diproksikan oleh Return on Assets (ROA). Populasi dalam penelitian adalah perusahaan yang terdaftar ke dalam Indeks LQ 45 Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013. Sampel penelitian diambil dengan teknik purposive sampling menghasilkan 21 perusahaan yang konsisten terdaftar dalam indeks LQ 45 serta memenuhi kriteria tertentu. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda, dengan menggunakan program SPSS 17. Hasil pengujian secara simultan menunjukkan semua variabel secara bersama berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan: (1) ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap kinerja keuangan, (2) ukuran dewan direksi berpengaruh terhadap kinerja keuangan, (3) kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan, dan (4) kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan.

Kata kunci: Corporate governance, ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kinerja keuangan, Return on Assets.

viii

Page 9: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

ABSTRACT

The purpose of this research is to determine the influence of corporate governance (CG) on financial performance. Corporate governance is proxied size of board commissioner, size of board director, managerial ownership, institusional ownership and financial performance is proxied by Return on Assets (ROA). Population on this research is the companies listed in the index LQ 45 Indonesian Stock Exchange for period 2009-2013. The samples of this research taken by purposive sampling technique resulted in 21 companies that consistently listed in index LQ 45 and had some certain criteria. The analytical method that have been used is multiple regression test by using SPSS 17 programme. The result of this research have showed that simultaneously size of board commissioner, size of board director, managerial ownership, and institusional ownership gave the effect to financial performance. Meanwhile, the result partially have showed: (1) size of board commissioner has an effect on financial performance (2) size of board director has an effect on financial performance (3) managerial ownership has no effect on financial performance (4) institusional ownership has no effect on financial performance.

Keywords: Corporate governance, size of board commissioner, size of board director, managerial ownership, institusional ownership, financial performance and Return on Assets (ROA).

ix

Page 10: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………. i

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ………………………………….. ii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI …………………………………… iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………….. iv

KATA PENGANTAR ……………………………………………………. vi

ABSTRAK…………………………………………………………………. x

ABSTRACT .……………………………………………………………… xi

DAFTAR ISI ….…………………………………………………………. xii

DAFTAR TABEL ………………………………………………………… xvi

DAFTAR GAMBAR ...…………………………………………………… xvii

DAFTAR LAMPIRAN .…………………………………………………...xviii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang…………….………………………………. 1

1.2. Rumusan Masalah....………………………………………. 11

1.3. Tujuan Penelitian....………………………………………... 11

1.4. Manfaat Penelitian .….…………………………………….. 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

x

Page 11: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

2.1. Signalling Theory (Teori Sinyal)………………………..…. 13

2.2. Agency Theory (Teori Agensi) ...………………………….. 14

2.3. Stewardship Theory (Teori Stewardship) ..……………….. 18

2.4. Stakeholder Theory (Teori Stakeholder)…………………... 19

2.5. Corporate Governance (CG) ……………………………… 20

2.5.1. Pengertian Corporate Governance (CG) …………... 20

2.5.2. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance …… ... 24

2.5.3. Mekanisme Corporate Governane…………………. 25

2.5.4 Struktur Pengelola ….….…………………………… 27

2.5.4.1. Dewan Komisaris .…….…………………… 27

2.5.4.2. Dewan Direksi …..…………………………. 30

2.5.5. Struktur Kepemilikan …………………………….. 31

2.5.5.1. Kepemilikan Manajerial ..………………….. 32

2.5.5.2 Kepemilikan Institusional………………... .... 34

2.6. Kinerja Keuangan ..…..…………………………………… 37

2.7. Penelitian Terdahulu………………………………………. 41

2.8. Kerangka Pemikiran ...…………………………………….. 44

2.8.1. Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris terhadap Kinerja

Keuangan (ROA)………………………………….. .. 44

2.8.2 Pengaruh Ukuran Dewan Direksi terhadap Kinerja

Keuangan (ROA)………………………………….... 44

2.8.3 Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Kinerja

Keuangan (ROA) …………………………………... 46

xi

Page 12: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

2.8.4 Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Kinerja

Keuangan (ROA)…………………………………… 46

2.9. Model Penelitian…………………………………………... 49

2.10. Hipotesis Penelitian………………………………………... 50

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Populasi dan Sampel………………………………………. 51

3.2. Jenis Data dan Sumber Data……………………………….. 52

3.3. Definisi Operasional Variabel……………………………... 52

3.3.1. Variabel Dependen (Y) ...…………………………... 52

3.3.2. Variabel Independen (X) …………………………... 53

3.4. Metode Pengumpulan Data………………………………... 56

3.5. Metode Analisis Data……………………………………… 56

3.5.1. Statistik Deskriptif…………………………………. 56

3.5.2. Uji Asumsi Klasik………………………………….. 56

3.6. Pengujian Hipotesis ……………………………………….. 59

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskriptif Statistik Variabel Penelitian…………………….62

4.2. Hasil Uji Asumsi Klasik ..…………………………………. 64

4.2.1. Hasil Uji Normalitas…...…………………………... 64

4.2.2. Hasil Uji Multikolonieritas ..……………………... 65

4.2.3. Hasil Uji Autokorelasi ..………………………….. 66

4.2.4. Hasil Uji Heterokedastisitas……………………….. 67

xii

Page 13: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

4.3. Hasil Uji Hipotesis .………….…………………………... 68

4.3.1. Hasil Uji Parsial T (t test) .…...…………………... 69

4.3.1.1. Ukuran Dewan Komisaris.………………… 72

4.3.1.2. Ukuran Dewan Direksi ..…………………. 72

4.3.1.3. Kepemilikan Manajerial..….……………… 73

4.3.1.4. Kepemilikan Institusional.…………………. 73

4.3.2. Hasil Uji Simultan (F test)..….……………………... 74

4.3.3. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)……………… 76

4.4. Pembahasan………………………………………………… 77

4.4.1. Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris terhadap Kinerja

Keuangan (ROA) ..………………………………….. 77

4.4.2. Pengaruh Ukuran Dewan Direksi terhadap Kinerja

Keuangan (ROA) …....……………………………… 78

4.4.3. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Kinerja

Keuangan (ROA) ……...……………………………. 79

4.4.4. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Kinerja

Keuangan (ROA) …………………………………… 80

4.4.5. Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris, Ukuran Dewan

Direksi, Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan

Institusional secara Bersama terhadap Kinerja

Keuangan (ROA) .....…………………………………………. 81

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan…………………………………………………… 82

xiii

Page 14: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

5.2. Keterbatasan ………………………………………………. 84

5.3. Saran...…………………………………………………….. 84

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 86

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu………………………………………… 38

Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel ……………………………... 52

Tabel 4.1. Deskriptif Statistik Variabel Penelitian ……………………. 59

Tabel 4.2. Hasil Uji Normalitas dengan Uji Kolmogorov-Smirnov Z (1-

Sample K-S) ………………………………………………… 62

Tabel 4.3. Hasil Uji Multikolonieritas ………………………………… 63

Tabel 4.4. Hasil Uji Autokorelasi ……………………………………… 64

Tabel 4.5. Hasil Uji Parsial t (t test) …………………………………… 66

Tabel 4.6. Hasil Uji Parsial t menggunakan thitung dan ttabel …………… 68

Tabel 4.7. Hasil Uji Simultan menggunakan Fhitung dan Ftabel ………..... 72

Tabel 4.8. Hasil Uji Simultan (F test) …………………………………. 72

Tabel 4.9. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ………………………. 73

xiv

Page 15: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran……………………………………….. 45

Gambar 2.2. Model Penelitian…………………………………………... 46

Gambar 4.3. Hasil Uji Heterokedastisitas (grafik Scatterplot)…………. 65

xv

Page 16: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Sampel Perusahaan

Lampiran 2 Indeks LQ 45 Periode Februari 2009 – Juli 2009

Lampiran 3 Indeks LQ 45 Periode Agustus 2009 – Januari 2010

Lampiran 4 Indeks LQ 45 Periode Februari 2010 – Juli 2010

Lampiran 5 Indeks LQ 45 Periode Agustus 2010 – Januari 2011

Lampiran 6 Indeks LQ 45 Periode Februari 2011 – Juli 2011

Lampiran 7 Indeks LQ 45 Periode Agustus 2011 – Januari 2012

Lampiran 8 Indeks LQ 45 Periode Februari 2012 – Juli 2012

Lampiran 9 Indeks LQ 45 Periode Agustus 2012 – Januari 2013

Lampiran 10 Indeks LQ 45 Periode Februari 2013 – Juli 2013

Lampiran 11 Indeks LQ 45 Periode Agustus 2013 – Januari 2014

Lampiran 12 Data Penelitian

Lampiran 13 Uji Asumsi Klasik

Lampiran 14 Output Regresi

xvi

Page 17: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perusahaan memiliki berbagai alternatif sumber pendanaan. Pendanaan

dari dalam perusahaan diperoleh dari laba yang ditahan perusahaan. Pendanaan

dari luar perusahaan berasal dari kreditur berupa utang maupun pendanaan yang

bersifat penyertaan dalam bentuk saham (equity). Pendanaan melalui mekanisme

penyertaan, dilakukan dengan menjual saham perusahaan kepada masyarakat atau

sering dikenal dengan go public (Hikmawan, 2007). Perusahaan publik akan

memiliki dana yang lebih besar yang didapat dari penjualan sahamnya ke

masyarakat dan diharapkan kinerja perusahaan mengalami peningkatan.

Perusahaan go public membutuhkan pengelolaan corporate governance

yang baik atau yang lebih dikenal dengan good corporate governance. Good

corporate governance adalah sebuah konsep yang menekankan pentingnya hak

pemegang saham untuk memperoleh informasi yang akurat, benar dan tepat

waktu. Selain itu juga menunjukkan kewajiban perusahaan untuk mengungkapkan

(disclosure) semua informasi keuangan kinerja perusahaan secara akurat, tepat

waktu dan transparan (Tjager, dkk. 2003). Oleh karena itu, perusahaan publik

harus memandang good corporate governance sebagai upaya peningkatan kinerja

dan nilai perusahaan karena penerapan Good Corporate Governance dalam

perusahaan dapat membantu mengurangi risiko,

1

Page 18: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

meningkatkan kinerja keuangan perusahaan serta dapat meningkatkan

kepercayaan investor.

Chinn (2000) dan Shaw (2003), mengemukakan terdapat dua teori

utama yang terkait dengan Corporate Governance yaitu stewardship theory

dan agency theory. Stewardship theory dibangun di atas asumsi filosofis

mengenai sifat manusia yakni bahwa manusia pada hakekatnya dapat

dipercaya, mampu bertindak dengan penuh tanggung jawab, memiliki

integritas, dan kejujuran terhadap pihak lain. Dengan kata lain, stewardship

theory memandang manajemen sebagai dapat dipercaya untuk bertindak

dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan publik pada umumnya maupun

shareholders pada khususnya.

Agency theory memandang bahwa manajemen sebagai ”agents‟ bagi

para pemegang saham, akan bertindak dengan penuh kesadaran bagi

kepentingannya sendiri, bukan sebagai pihak yang bijaksana serta adil

terhadap pemegang saham sebagaimana diasumsikan dalam stewardship

model. Bertentangan dengan stewardship theory, agency theory memandang

bahwa manajemen tidak dapat dipercaya untuk bertindak dengan sebaik-

baiknya bagi kepentingan publik pada umumnya maupun shareholders pada

khususnya (Murwaningsari, 2009).

Jatuhnya perusahaan-perusahaan besar dunia seperti Lehman

Brothers Holdings, Inc yang merupakan Bank Investasi terbesar keempat di

Amerika di tahun 2008, skandal keuangan Satyam Computer Services yang

Page 19: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

mengguncangkan Bursa Saham India di tahun 2009, penyelewangan dana

akuisisi oleh perusahaan kamera Olympus tahun 2011, terungkapnya kasus

kriminal oleh Bank Wegelin tahun 2013, serta adanya skandal kasus Diebold,

Inc di tahun 2013 semakin mendorong reformasi tata kelola perusahaan di

dunia, termasuk juga di Indonesia.

Permasalahan Corporate Governance di Negara Indonesia mengemuka

sejak terjadi krisis ekonomi yang melanda negara-negara Asia, dan menjadi

perhatian banyak ekonom terutama investor akibat banyak terungkapnya

kasus-kasus manipulasi laporan keuangan. Terungkapnya kasus-kasus

seperti rekayasa laporan keuangan oleh PT. Waskita Karya yang overstated di

tahun 2009, kasus PT. Katarina Utama, Tbk (2010) yang melakukan

penyimpangan dana hasil IPO serta ditemukannya pelanggaran kepatuhan

PT. Jamsostek atas laporan keuangan 2011 di tahun 2012 menyiratkan akan

betapa pentingnya penerapan good corporate governance.

Rendahnya corporate governance, hubungan investor yang lemah,

kurangnya tingkat transparansi, ketidak efisienan dalam laporan keuangan,

dan masih kurangnya penegakan hukum atas perundang-undangan dalam

menghukum pelaku dan melindungi pemegang saham minoritas, menjadi

pemicu dan alasan beberapa perusahaan di Indonesia runtuh. Akumulasi

permasalahan yang terjadi menyebabkan timbulnya perhatian yang besar

terhadap kebutuhan untuk meningkatkan kepedulian terhadap standar

pengelolaan perusahaan, meningkatkan transparansi dan memperbaiki

Page 20: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

hubungan investor, lembaga regulator seperti BAPEPAM dan BEI harus

menekan pentingnya penegakan hukum yang lebih efektif (Sekaredi, 2011).

Permasalahan yang timbul dalam corporate governance selain terletak

pada struktur pengelolaannya juga akibat adanya masalah yang berkaitan

dengan struktur kepemilikan. Struktur kepemilikan merupakan bagian dari

corporate governance yang mana menggambarkan komposisi kepemilikan

saham baik pemerintah, institusional ataupun publik, asing, keluarga

ataupun manajerial dari suatu perusahaan. Struktur kepemilikan dipercaya

mampu mempengaruhi jalannya perusahaan yang pada akhirnya

berpengaruh pada kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan

yang memaksimalisasi nilai perusahaan. Hal ini disebabkan karena adanya

kontrol yang mereka miliki (Wahyudi dan Pawestri, 2006).

Perilaku manipulasi oleh manajer yang berawal dari konflik

kepentingan tersebut dapat diminimumkan melalui suatu mekanisme

monitoring yang bertujuan untuk menyelaraskan (alignment) berbagai

kepentingan tersebut. Pertama, dengan memperbesar managerial ownership

sehingga kepentingan pemilik atau pemegang saham akan dapat disejajarkan

dengan kepentingan manajerial (Jensen dan Meckling, 1976). Kedua,

kepemilikan saham oleh investor institusional. Amba (2014) menyatakan

bahwa kepemilikan institusional lebih peduli akan return dari investasi

mereka sehingga mereka akan berkontribusi dalam meningkatkan kinerja

keuangan perusahaan.

Page 21: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

Corporate governanace merupakan salah satu elemen kunci dalam

meningkatkan efesiensi ekonomis, yang meliputi serangkaian hubungan

antara dewan direksi, dewan komisaris, para pemegang saham dan

stakeholders lainnya. Corporate governance juga memberikan suatu struktur

yang memfasilitasi penentuan sasaran-sasaran dari suatu perusahaan, dan

sebagai sarana untuk menentukan teknik monitoring kinerja (Darmawati,

dkk 2005).

Implementasi prinsip-prinsip good corporate governance secara

konsisten di perusahaan akan menarik minat para investor, baik domestik

maupun asing (Effendi, 2009:2). Penerapan corporate governance diyakini

akan dapat membantu meningkatkan kinerja keuangan perusahaan yang

berdampak pada harga saham perusahaan. Kinerja laporan keuangan yang

baik akan meningkatkan nilai dari perusahaan sehingga investor tertarik

untuk melakukan investasi dengan pembelian saham perusahaan.

Hubungan antara manajemen (agents) dan pemilik perusahaan

(principal) atau yang sering dikaitkan dengan teori agensi sering memicu

perselisihan yang berakibat pada berpengaruhnya laporan keuangan dan

tentunya berimbas pada kinerja laporan tersebut. Untuk itulah diyakini

diperlukan sebuah tata kelola perusahaan yang mana dapat membuat para

investor yakin bahwa manajer akan memberikan keuntungan bagi mereka,

yakin bahwa manajer tidak akan menggelapkan atau menginvestasikan ke

dalam proyek-proyek yang tidak menguntungkan berkaitan dengan modal

yang telah ditanamkan oleh investor (Hardikasari, 2011).

Page 22: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

Kinerja keuangan sebagai hasil akhir dari implementasi corporate

governance dapat dianalisis dengan berbagai cara. Pertumbuhan pendapatan,

laba bersih, dan aset merupakan ukuran kinerja yang biasa digunakan. Salah

satu cara yang dapat dilakukan untuk menilai kinerja keuangan sebuah

perusahaan adalah dengan menggunakan rasio profitabilitas (Subramanyam

& Wild, 2011:142).

Sartono (2001:119) mendefinisikan profitabilitas sebagai kemampuan

perusahaan memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan, total

aktiva produktif maupun modal sendiri. Rasio profitabilitas ini akan

memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas pengelolaan perusahaan.

Semakin besar profitabilitas berarti semakin baik, karena kemakmuran

pemilik perusahaan meningkat dengan semakin besarnya profitabilitas.

Rasio profitabilitas terdiri atas Profit Margin, Basic Earning Power, Return On

Assets, dan Return On Equity.

Return on Assets (ROA) merupakan salah satu dari rasio profitabilitas.

Dalam analisis rasio keuangan, ROA mempunyai arti yang sangat penting

sebagai salah satu teknik analisis keuangan yang bersifat menyeluruh atau

komprehensif. Rasio ini mengukur efektivitas perusahaan dengan

keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang akan digunakan untuk

operasi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (Munawir, 2010:89).

Semakin besar nilai ROA berarti suatu perusahaan mempunyai kinerja yang

bagus dalam menghasilkan laba bersih untuk pengembalian total aktiva yang

Page 23: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

dimiliki sehingga berpengaruh terhadap harga saham, yaitu harga saham

akan naik.

Penelitian yang dilakukan oleh Amba (2014) mengenai pengaruh

corporate governance terhadap kinerja keuangan perusahaan. Corporate

governance yang diproksi oleh dualitas CEO, ukuran dewan direksi, proporsi

direksi non-eksekutif, struktur kepemilikan, komite audit, dan leverage.

Kinerja keuangan diproksikan oleh Return On Assets (ROA). Hasil

menunjukkan jika Dualitas CEO tidak berpengaruh terhadap ROA. Ukuran

dewan direksi, struktur kepemilikan, dan komite audit memberikan

pengaruh positif terhadap ROA. Proporsi direksi non-eksekutif dan leverage

memberikan pengaruh negatif terhadap ROA. Penelitian yang dilakukan oleh

Kabigting (2011) memperoleh hasil bahwa good corporate governance yang

diproksikan oleh kepemilikan insider dan ukuran direksi berpengaruh pada

peningkatan nilai asset pada bank yang terdaftar di Philipine Stock Exchange.

Penelitian Martsila dan Meiranto (2013) yang meneliti tentang

pengaruh corporate governance terhadap kinerja keuangan perusahaan non

financial di BEI. Pada penelitian ini, corporate governance diproksikan

Independensi Dewan Komisaris, Ukuran Dewan Komisaris, Kepemilikan

Manajerial, Konsentrasi kepemilikan dan leverage. Kinerja keuangan

diproksikan dengan ROA, ROE, PER, dan Tobins’Q. Penelitian menunjukkan

Corporate Governance memberikan pengaruh positif terhadap kinerja

keuangan yang diproksikan oleh ROA dan ROE, namun memberikan

Page 24: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

pengaruh negatif pada kinerja keuangan yang diproksikan oleh PER dan

Tobins’ Q.

Walaupun beberapa penelitian terkait hubungan corporate

governance (cg) terhadap kinerja keuangan perusahaan seperti yang telah

disebutkan sebelumnya menunjukkan adanya pengaruh, beberapa penelitian

lain menunjukkan sebaliknya. Penelitian yang dilakukan Prasinta (2012)

dengan pengaruh GCG yang diproksikan dengan skor CGPI terhadap kinerja

keuangan yang diproksikan dengan ROA, ROE dan Tobin’s Q memberikan

hasil jika GCG dengan proksi skor CGPI tidak berpengaruh signifikan pada

ROA, dan Tobin’s Q. GCG dengan proksi skor CGPI berpengaruh signifikan

terhadap ROE.

Ferdiana (2012) melakukan penelitian dengan menggunakan skor

CGPI dan kinerja keuangan yang diproksikan dengan leverage ratio, liquidity

ratio, Asset Management Ratios, profitability ratio dan market-value ratio.

Penelitian menunjukkan tidak semua dari kelima rasio tersebut dipengaruhi

oleh penerapan good corporate governance, good corporate governance,

bahkan ada yang tidak berpengaruh sama sekali.

Dari sekian banyak hasil penelitian mengenai mekanisme Corporate

Governance terhadap kinerja tersebut, terlihat hasil yang cukup beragam.

Akan tetapi, hasil yang beragam tersebut juga dipengaruhi perbedaan

variabel yang digunakan oleh masing-masing peneliti (Darmawati, dkk

2005). Perbedaan variabel yang digunakan para peneliti untuk merefleksikan

beragamnya indikator mekanisme Corporate Governance disebabkan luasnya

Page 25: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

definisi mekanisme Corporate Governance tersebut yang dapat

diterjemahkan ke dalam tiga elemen mekanisme, yaitu struktur, sistem dan

proses (Bukhori dan Raharja , 2012).

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Martsila dan

Meiranto (2013). Hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan variabel yang digunakan dari penelitian

sebelumnya. Penelitian ini menggunakan Ukuran Dewan Komisaris,

Ukuran Dewan Direksi, Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan

Institusional sebagai variabel independen yang memproksikan

corporate governance dan ROA sebagai variabel dependen yang

memproksikan kinerja keuangan. Penelitian Martsila dan Meiranto

(2013) menggunakan variabel independen yaitu Independensi Dewan

Komisaris, Ukuran Dewan Komisaris, Kepemilikan Manajerial,

Konsentrasi kepemilikan dan leverage serta ROA, ROE, PER, dan

Tobins’Q sebagai variabel dependennya.

Penelitian sebelumnya belum ada batasan jelas mengenai apa

saja variabel yang termasuk struktur, sistem dan proses, maka

penelitian ini hanya menggunakan variabel yang terfokus pada

mekanisme internal Corporate governance yakni struktur. Struktur ini

terbagi menjadi struktur pengelola dan struktur kepemilikan. Hal ini

dikarenakan mekanisme struktur yang dianggap lebih berperan

Page 26: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

utama dalam pelaksanaan corporate governance yang baik (Bukhori

dan Raharja, 2012).

Peneliti mengambil proksi ukuran dewan direksi sebagai

variabel independen yang berbeda dari penelitian yang direplikasi

dikarenakan dewan direksi merupakan salah satu organ internal

perusahaan yang mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan

(KNKG, 2006). Penggunaan proksi kepemilikan institusional yang juga

tidak ada dalam penelitian yang direplikasi karena keberadaaan

investor institusional dianggap mampu mengoptimalkan pengawasan

kinerja manajemen dengan memonitoring setiap keputusan yang

diambil oleh pihak manajemen. Peneliti juga hanya menggunakan ROA

sebagai variabel dependennya dikarenakan ROA lazim digunakan

untuk mengukur tingkat efektivitas keseluruhan operasi perusahaan

(Anthony dan Govindarajan (2002:349)) dan adanya saran penelitian

sebelumnya untuk memfokuskan pada satu variabel kinerja keuangan

saja agar dapat melihat proporsi kinerja keuangan dengan lebih baik.

2. Penambahan periode penelitian dari yang sebelumnya tiga tahun

menjadi 5 tahun yaitu dari tahun 2009 hingga 2013. Alasan

penambahan periode ini karena peneliti ingin melihat pengaruh

corporate governance terhadap kinerja keuangan perusahaan apakah

terpengaruh adanya penambahan periode penelitian yang lebih lama

(Prasinta, 2012).

Page 27: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

3. Peneliti mengambil populasi menggunakan perusahaan perusahaan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan termasuk daripada Indeks

LQ 45. Penelitian Martsila dan Meiranto (2013) menggunakan

populasi perusahaan-perusahaan non-financial. Alasan peneliti

memilih perusahaan yang dalam indeks LQ 45 karena indeks ini

menunjukkan 45 emiten paling aktif diperdagangkan dalam BEI dan

merupakan saham-saham unggulan yang dipilih sehingga dapat lebih

akurat dalam analisisnya secara runtut waktu. (Silviyani dan Sujana,

2014).

Berdasarkan latar belakang dan uraian yang telah peneliti sampaikan,

peneliti mengambil judul “PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE (CG)

TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (Studi Empiris pada

Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia Indeks LQ 45 Periode

2009-2013)”.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apakah Ukuran Dewan Komisaris memiliki pengaruh terhadap

Kinerja Keuangan?

Page 28: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

2. Apakah Ukuran Dewan Direksi memiliki pengaruh terhadap Kinerja

Keuangan?

3. Apakah Kepemilikan Manajerial memiliki pengaruh terhadap Kinerja

Keuangan?

4. Apakah Kepemilikan Institusional memiliki pengaruh terhadap

Kinerja Keuangan?

5. Seberapa besarkah pengaruh Ukuran Dewan Komisaris, Ukuran

Dewan Direksi, Kepemilikan Manajerial, dan Kepemilikan

Institusional terhadap Kinerja Keuangan?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Untuk memberikan bukti empiris apakah Ukuran Dewan Komisaris

memiliki pengaruh terhadap Kinerja Keuangan.

2. Untuk memberikan bukti empiris apakah Ukuran Dewan Direksi

memiliki pengaruh terhadap Kinerja Keuangan.

3. Untuk memberikan bukti empiris apakah Kepemilikan Manajerial

memiliki pengaruh terhadap Kinerja Keuangan.

4. Untuk memberikan bukti empiris apakah Kepemilikan Institusional

memiliki pengaruh terhadap Kinerja Keuangan.

5. Untuk memberikan bukti empiris seberapa besar pengaruh Ukuran

Dewan Komisaris, Ukuran Dewan Direksi, Kepemilikan Manajerial,

dan Kepemilikan Institusional terhadap Kinerja Keuangan

Page 29: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi bahan kajian

tentang manfaat penerapan dan mekanisme corporate governance

dalam meningkatkan kinerja keuangan di perusahaan.

2. Bagi Investor

Diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan dasar pertimbangan

dalam pengambilan keputusan kepada investor untuk menilai kinerja

keuangan perusahaan sebelum melakukan investasi.

3. Bagi Peneliti

Diharapkan penelitian ini mampu memberikan wawasan serta

pengetahuan tambahan kepada peneliti mengenai pengaruh corporate

governance di Indonesia, khususnya terhadap kinerja keuangan

perusahaan.

4. Bagi Akademisi

Diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan dan dapat

mendukung penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan corporate

governance dan kinerja keuangan perusahaan.

Page 30: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Signalling Theory (Teori Sinyal)

Menurut Wolk, et al. (2001) teori sinyal menjelaskan alasan

perusahaan menyajikan informasi untuk pasar modal. Teori sinyal

menunjukkan adanya asimetri informasi antara manajemen perusahaan dan

pihak-pihak yang berkepentingan dengan informasi tersebut. Teori sinyal

mengemukakan tentang bagaimana seharusnya perusahaan memberikan

sinyal-sinyal pada pengguna laporan keuangan.

Menurut Jama’an (2008) Signaling Theory mengemukakan tentang

bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada

pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang

sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik.

Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa

perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain. Teori sinyal

menjelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manajer untuk

mengurangi asimetri informasi. Manajer memberikan informasi melalui

laporan keuangan bahwa mereka menerapkan kebijakan akuntansi

konservatisme yang menghasilkan laba yang lebih berkualitas karena prinsip

ini mencegah perusahaan melakukan tindakan membesar-besarkan laba dan

membantu pengguna laporan keuangan dengan menyajikan laba dan aktiva

yang tidak overstate.

13

Page 31: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

14

Teori signal juga dapat membantu pihak perusahaan (agent), pemilik

(principal), dan pihak luar perusahaan mengurangi asimetri informasi

dengan menghasilkan kualitas atau integritas informasi laporan keuangan.

Untuk memastikan pihak-pihak yang berkepentingan meyakini keandalan

informasi keuangan yang disampaikan pihak perusahaan (agent), perlu

mendapatkan opini dari pihak lain yang bebas memberikan pendapat

tentang laporan keuangan (Jama’an, 2008).

2.2. Agency Theory (Teori Agensi)

Dasar dari pembahasan mengenai corporate governance adalah teori

agensi atau Agency Theory. Hubungan keagenan merupakan suatu kontrak

antara principal dengan agent. Menurut Darmawati, dkk (2005), inti dari

hubungan keagenan adalah adanya pemisahan antara kepemilikan

(principal/investor) dan pengendalian (agent/manajer). Kepemilikan

diwakili oleh investor yang mendelegasikan kewenangan kepada agen dalam

hal ini manajer untuk mengelola kekayaan investor. Investor mempunyai

harapan bahwa dengan mendelegasikan wewenang pengelolaan tersebut,

mereka akan memperoleh keuntungan dengan bertambahnya kekayaan dan

kemakmuran investor.

Teori agensi ini muncul setelah fenomena terpisahnya kepemilikan

perusahaan dengan pengelolaan khususnya pada perusahaan-perusahaan

besar yang modern, sehingga teori perusahaan yang klasik tidak bisa lagi

dijadikan basis analisis perusahaan seperti itu. pada teori perusahaan klasik,

Page 32: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

15

pemilik perusahaan yang berjiwa wiraswasta, mengendalikan sendiri

perusahaannya, mengambil keputusan demi kehidupan perusahaannya,

sehingga yang diharapkan adalah maksimum profit sebagai syarat mati atau

bisa bertahan hidup dan berkembang. (Sutedi, 2011:15).

Dalam suatu korporasi, principal mengacu pada pemilik sedangkan

agent mengacu pada pengelola. Dalam menjalankan usahanya, pemilik akan

memberikan wewenang kepada pihak lain (agent) untuk mengelola jalannya

perusahaan dengan harapan agent akan memberikan yang terbaik untuk

mencapai tujuan dari pemilik yakni memaksimalkan kinerja dari perusahaan.

Oleh karena itu, pemilik memberi wewenang kepada agent untuk mengelola

perusahaan dan mengambil keputusan atas nama pemilik. Namun,

terpisahnya kepemilikan dengan pengelolaan menimbulkan suatu

permasalahan tersendiri. Permasalahan tersebut sering disebut sebagai

masalah agensi. Permasalahan tersebut dapat diminimalisir melalui suatu

mekanisme yang dapat mengurangi kesempatan manajer melakukan

tindakan yang merugikan principal. (Martsila dan Meiranto, 2013).

Untuk memahami corporate governance, jalan yang paling dekat

adalah dengan memahami teori agensi. Teori ini memberikan wawasan

analisis untuk bisa mengkaji dampak dari hubungan agent dengan principal

atau principal dengan principal. Diharapkan teori agensi ini dapat berfungsi

sebagai alat untuk memberikan keyakinan kepada para investor bahwa

mereka akan menerima return atas dana yang telah mereka investasikan.

Corporate governance berkaitan dengan bagaimana investor yakin bahwa

Page 33: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

16

manajer akan memberikan keuntungan bagi mereka, yakin bahwa manajer

tidak akan mencuri, menggelapkan atau menginvestasikan kedalam proyek-

proyek yang tidak menguntungkan berkaitan dengan dana atau kapital yang

telah ditanamkan oleh investor, dan berkaitan dengan bagaimana para

investor mengontrol para manajer (Shleifer dan Vishny, 1997).

Teori keagenan mengemukakan Jika antar pihak principal (pemilik)

dan agents (manajer) memiliki kepentingan yang berbeda, muncul konflik

yang dinamakan konflik keagenan (agency conflict). Pemisahan fungsi antara

pemilik dan manajemen ini memiliki dampak negatif yaitu keleluasaan

manajemen (pengelola) perusahaan untuk memaksimalkan laba. Kondisi ini

terjadi karena asymmetry information antara manajemen dan pihak lain yang

tidak memiliki sumber dan akses yang memadai untuk memperoleh

informasi yang digunakan untuk memonitor tindakan manajemen

(Richardson, 1998; DuCharme et al, 2000 dikutip dalam Hastuti 2005).

Mekanisme pengawasan yang dimaksud dalam teori agensi dapat

dilakukan dengan mekanisme Good Corporate Governance (GCG). Good

Corporate Governance sebagai sistem yang mengatur dan mengendalikan

perusahaan diharapkan dapat memberikan kepercayaan terhadap

manajemen dalam mengelola kekayaan pemilik (pemegang saham), sehingga

dapat meminimalkan konflik kepentingan dan meminimumkan biaya

keagenan. Herawaty (2008) juga menyatakan bahwa Good Corporate

Governance (GCG) menghasilkan berbagai mekanisme yang bertujuan untuk

meyakinkan bahwa tindakan manajemen selaras dengan kepentingan

Page 34: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

17

pemegang saham (terutama minority interest). Dengan kata lain dengan

penerapan Good Corporate Governance diharapkan dapat berfungsi untuk

menekan atau menurunkan biaya keagenan (agency cost). Selanjutnya,

dengan meningkatnya kinerja keuangan akan dapat meningkatkan nilai

perusahaan.

2.3. Stewardship Theory (Teori Stewardship)

Stewardship Theory mempunyai akar psikologi dan sosiologi yang

didesain untuk menjelaskan situasi dimana manajer sebagai steward dan

bertindak sesuai kepentingan pemilik (Donaldson & Davis, 1989, 1991).

Dalam stewardship theory manajer akan berperilaku sesuai kepentingan

bersama. Ketika kepentingan steward dan pemilik tidak sama, steward akan

berusaha bekerja sama daripada menentangnya, karena steward merasa

kepentingan bersama dan berperilaku sesuai dengan perilaku pemilik merupakan

pertimbangan yang rasional karena steward lebih melihat pada usaha untuk

mencapai tujuan organisasi.

Stewardship theory mengasumsikan hubungan yang kiat antara

kesuksesan organisasi dengan kepuasan pemilik. Steward akan melindungi

dan memaksimalkan kekayaan organisasi dengan kinerja perusahaan,

sehingga dengan demikian fungsi utilitas akan maksimal. Asumsi penting dari

stewardship adalah manajer meluruskan tujuan sesuai dengan tujuan

pemilik. Namun demikian tidak berarti steward tidak mempunyai kebutuhan

hidup (Raharjo, 2007).

Page 35: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

18

Menurut Murwaningsari (2009) stewardship theory dibangun pada

asumsi filosofis mengenai sifat manusia bahwa manusia pada dasarnya dapat

dipercaya bertanggung jawab dan manusia merupakan individu yang

berintegritas. Teori ini menyimpulkan bahwa manajemen sebuah

perusahaan layak untuk dipercaya dalam bertindak atas kepentingan publik

dan pemegang saham

.

2.4. Stakeholder theory (Teori Stakeholder)

Stakeholder theory merupakan kumpulan kebijakan dan praktik yang

berhubungan dengan stakeholder, nilai-nilai, pemenuhan ketentuan hukum,

penghargaan masyarakat dan lingkungan, serta komitmen dunia usaha untuk

berkontribusi dalam pembangunan secara berkelanjutan. Jones dalam buku

Ismail Solihin (2008) menjelaskan bahwa stakeholders dibagi dalam dua

kategori:

a. Inside stakeholders, terdiri atas orang-orang yang memiliki

kepentingan dan tuntutan terhadap sumber daya perusahaan serta

berada di dalam organisasi perusahaan. Pihak-pihak yang termasuk

dalam kategori inside stakeholders ini adalah pemegang saham

(stockholders), manajer, dan karyawan.

b. Outside stakeholders, terdiri atas orang-orang maupun pihak-pihak

yang bukan pemilik perusahaan, bukan pemimpin perusahaan, serta

bukan pula karyawan perusahaan , namun memiliki kepentingan

Page 36: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

19

terhadap perusahaan dipengaruhi oleh keputusan serta tindakan yang

dilakukan oleh perusahaan. Pihak-pihak yang termasuk dalam

kategori outside stakeholders ini adalah pelanggan (customers),

pemasok (supplier), pemerintah, masyarakat lokal, dan masyarakat

secara umum.

Menurut Deegan (2004), dalam perspektif teori legitimasi, suatu

perusahaan akan secara sukarela melaporkan aktifitasnya jika manajemen

menganggap bahwa hal ini adalah yang diharapkan komunitas. Dengan kata

lain teori ini menempatkan persepsi dan pengakuan publik sebagai dorongan

utama dalam pengungkapan suatu informasi dalam laporan keuangan.

2.5. Corporate Governance (CG)

2.5.1 Pengertian Corporate Governance (CG)

Istilah corporate governance pertama kali diperkenalkan Cadburry

Comitte tahun 1992 dalam laporan yang dikenal dengan cadburry report.

Laporan ini sebagai titik balik yang menentukan bagi praktik corporate

governance di seluruh dunia. Definisi corporate governance menurut Cadbury

adalah mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar mencapai

keseimbangan antaranya kepada kekuatan serta kewenangan perusahaan

dalam memberikan pertanggungjawabannya kepada shareholders khususnya,

dan stakeholders pada umumnya (Sutedi, 2011:1).

Corporate governance telah menjadi salah satu bahasan penting yang

menarik sejak krisis yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997 (Swa

Page 37: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

20

sembada, 2005). Penyebab terjadinya krisis keuangan adalah lemahnya

penerapan corporate governance, salah satu cirinya adalah tindakan para

manajer perusahaan yang mementingkan diri sendiri dan mengabaikan

kepentingan investor, sehingga akan menyebabkan jatuhnya harapan para

investor tentang pengembalian (return) atas investasi yang telah ditanamkan

(Johnson et al, 2000).

Indonesian Stock Exchange (IDX) atau Bursa Efek Indonesia

mendefinisikan Tata Kelola Perusahaan atau Corporate Governance sebagai

suatu sistem yang dirancang untuk mengarahkan pengelolaan perusahaan

secara profesional berdasarkan prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas,

tanggung jawab, independen, kewajaran dan kesetaraan. Komite Nasional

Kebijakan Governance (KNKG) (2006) mendefenisikan Corporate Governance

sebagai suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ perusahaan

guna memberikan nilai tambah pada perusahaan secara berkesinambungan

dalan jangka panjang bagi pemegang saham, dengan tetap memperhatikan

kepentingan stakehonders lainnya, berlandaskan peraturan perundang-

undangan dan norma yang berlaku.

Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) mendefinisikan

Corporate Governance sebagai seperangkat peraturan yang mengatur

hubungan antara pemegang saham, pengelola saham, kreditor, pemerintah,

karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya yang

berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka untuk menggatur dan

mengendalikan perusahaan. Corporate Governance dapat disimpulkan adalah

Page 38: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

21

struktur, rangkaian proses, kebiasaan, kebijakan, aturan, dan institusi yang

memengaruhi pengarahan, pengelolaan, serta pengontrolan suatu

perusahaan atau korporasi. Corporate Governance juga mencakup hubungan

antara para pemangku kepentingan (stakeholder) yang terlibat serta tujuan

pengelolaan perusahaan. (Wikipedia.com)

Keberhasilan dari praktik corporate governance perusahaan publik

tidak terlepas dari adanya sebuah peraturan. Ada tiga tantangan fundamental

yang saat ini dihadapi oleh pembuat peraturan publik (Coglianese, et al,

2004). Pertama adalah siapa yang seharusnya membuat peraturan,

pemerintah atau self-regulation misalnya BEI. Tantangan kedua adalah

bagaimana mengaturnya. Pembuat peraturan menghadapi dua pilihan yaitu

membuat prinsip atau peraturan corporate governance. Tantangan ketiga

adalah bagaimana caranya agar prinsip atau peraturan tersebut

dilaksanakan.

Penerapan komitmen Corporate Governance yang baik atau biasa

disebut Good Corporate Governance (GCG) terkandung pada misi Perusahaan

yaitu menciptakan daya saing untuk menarik investor dan emiten melalui

pemberdayaan anggota Bursa dan Partisipan, penciptaan nilai tambah,

efisiensi biaya serta penerapan good governance. Manfaat dari penerapan

GCG dapat berdampak positif pada terciptanya akuntabilitas Perusahaan,

transaksi yang wajar dan independen, serta kehandalan dan peningkatan

kualitas informasi kepada publik (http://www.idx.co.id). Tujuan penerapan

Page 39: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

22

good corporate governance menurut Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah

sebagai berikut:

1) Sebagai pedoman bagi Dewan Komisaris dalam melaksanakan

pengawasan dan pemberian saran-saran kepada Direksi dalam

pengelolaan Perusahaan. 

2) Sebagai pedoman bagi Direksi agar dalam menjalankan kegiataan sehari-

hari Perusahaan dilandasi dengan nilai moral yang tinggi dengan

memperhatikan Anggaran Dasar, etika bisnis, perundang-undangan dan

peraturan yang berlaku lainnya. 

3) Sebagai pedoman bagi jajaran manajemen dan karyawan BEI dalam

melaksanakan kegiatan maupun tugasnya sehari-hari sesuai dengan

prinsip-prinsip Corporate Governance

Upaya untuk menegakkan prinsip good corporate governance pada

perusahaan yang telah go-public oleh BAPEPAM terus berlangsung.

Tujuannya adalah (a) menjaga kelangsungan usaha perusahaan dengan

pengelolaan yang lebih baik, struktur organisasi yang jelas, dan sistem

informasi manajemen yang akurat, (b) mengurangi adanya Asymmetry

Information antara menajemen dan pemilik perusahaan, dan (c) menjaga

kepercayaan publik dengan pengungkapan informasi yang berkualitas dalam

laporan tahunannya (Arifin, 2005:23)

Meskipun upaya penerapan good corporate governance terus

berlangsung, namun praktik good corporate governance di perusahaan di

Indonesia masih terdapat kelemahan. Menurut Herwidayatmo (2000),

Page 40: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

23

praktik-praktik di Indonesia yang bertentangan dengan konsep GCG dapat

dikelompokkan menjadi (a) adanya konsentrasi kepemilikan oleh pihak

tertentu yang memungkinkan terjadinya hubungan afiliasi antara pemilik,

pengawas, dan direktur perusahaan, (b) tidak efektifnya dewan komisaris,

dan (c) lemahnya law enforcement.

2.5.2 Prinsip-prinsip Good Corporate Governance

Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) (2006) menguraikan

prinsip-prinsip dari good corporate governance yang selanjutnya dikenal dengan

istilah TARIF. Prinsip tersebut yaitu:

1) Transparasi (Transparancy)

Untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus

menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang

mudah diakses dan dipahami. Perusahaan harus mengambil inisiatif untuk

mengungkapkan tidak hanya masalah yang diisyaratkan oleh peraturan

perundang- undangan, tetapi juga hal yang penting untuk pengambilan

keputusan oleh pemegang saham, kreditur dan pemangku kepentingan

lainnya.

2) Akuntabilitas (Accountability)

Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan Akuntabilitasnya

secara transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara

benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap

Page 41: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

24

memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku

kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan

untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan.

3) Responsibilitas (Responsibility)

Perusahaan harus memenuhi peraturan perundang-undangan serta

melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan

sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang

dan mendapat pengakuan sebagai good corporate citizen.

4) Independensi (Independency)

Untuk melancarkan pelaksanaan atas good corporate governance,

perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-masing

organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi

oleh pihak lain.

5) Kewajaran (Fairness)

Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa

memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan

lainnya berdasarkan asas kesetaraan dan kewajaran.

2.5.3. Mekanisme Corporate Governance

Mekanisme Corporate Governance merupakan suatu mekanisme

berdasarkan pada aturan main, prosedur dan hubungan yang jelas antara

pihak-pihak yang ada dalam suatu perusahaan untuk menjalankan peran dan

Page 42: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

25

tugasnya. Mekanisme Corporate Governance ini terbagi menjadi 2 (dua) yaitu

mekanisme internal dan mekanisme eksternal. Mekanisme internal terdiri

dari struktur pengelola dan struktur kepemilikan sementara mekanisme

eksternal terdiri dari pihak-pihak yang berasal dari luar perusahaan seperti

pasar modal, pasar uang, regulator dan juga undang-undang (Bukhori dan

Raharja, 2012).

Penelitian ini difokuskan pada mekanisme internal dari corporate

governance saja, karena mekanisme internal ini yang dianggap memiliki

pengaruh langsung terhadap kinerja keuangan perusahaan (KNKG, 2006).

Mekanisme internal seperti telah disebutkan sebelumnya dipisahkan menjadi

struktur pengelola dan struktur kepemilikan. Menurut Bainbridge (2008)

pemisahan pengelolaan atau kontrol dan kepemilikan menjadi salah satu

atribut penting perusahaan.

Struktur Pengelola perusahaan menurut Komite Nasional Kebijakan

Governance (2006) terdiri dari dewan komisaris, dewan direksi dan komite

audit. Menurut Martsila dan Meiranto (2013), dewan komisaris dapat diukur

melalui independensi Dewan Komisaris independen serta ukuran dari Dewan

Komisaris sedangkan untuk dewan direksi dapat diukur dengan ukuran

dewan direksi dan dualitas CEO (Amba, 2014). Peneliti memilih ukuran

dewan komisaris dan dewan direksi karena dari beberapa penelitian

sebelumnya kedua variabel ini memberikan hasil yang berbeda.

Mekanisme internal kedua yaitu struktur kepemilikan. Struktur

Kepemilikan memiliki beberapa indikator yang dapat mewakilinya. Menurut

Page 43: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

26

Saleh, et al, (2008) dan Wiranata dan Nugrhanti (2013) struktur kepemilikan

dapat diproksikan dengan kepemilikan insider, kepemilikan asing,

kepemilikan pemerintah, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional,

dan kepemilikan keluarga. Peneliti sendiri memilih kepemilikan manajerial

dan institusional sebagai proksi struktur kepemilikan. Menurut Jensen dan

Meckling (1976), kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional

adalah dua mekanisme corporate governance utama yang membantu

mengendalikan masalah keagenan.

2.5.4. Struktur Pengelola

Struktur pengelola juga merupakan bagian dari mekanisme Corporate

Governance. Penelitian ini difokuskan pada struktur pengendalian internal.

Penelitian ini difokuskan pada struktur pengendalian internal yaitu Dewan

Komisaris dan Dewan Direksi.

2.5.4.1. Dewan Komisaris

Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) (2006)

mendefinisikan Dewan komisaris sebagai mekanisme penggendalian internal

tertinggi yang bertanggung jawab secara kolektif untuk melakukan

pengawasan dan memberi masukan kepada direksi serta memastikan bahwa

perusahaan melaksanakan GCG. KNKG membedakan dewan komisaris

menjadi dua kategori. Pertama adalah dewan komisaris independen dan yang

kedua adalah dewan komisaris non independen. Dewan komisaris

independen merupakan komisaris yang tidak berasal dari pihak terafiliasi

Page 44: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

27

dengan pihak perusahaan. Sedangkan komisaris non-independen merupakan

komisaris yang memiliki hubungan afiliasi dengan perusahaan. Hal yang

dimaksud dengan terafiliasi adalah pihak yang mempunyai hubungan bisnis

dan hubungan kekeluargaan dengan controlling shareholders, anggota direksi

dan Dewan komisaris lain, serta dengan perusahaan itu sendiri. (Bukhori dan

Raharja, 2012).

Undang-undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007 pasal 1

ayat 6 menjelaskan bahwa dewan komisaris adalah organ perseroan yang

bertugas melakukan pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai

dengan anggaran dasar serta memberi nasihat kepada direksi. Pengawasan

dan pemberian nasihat dilakukan untuk kepentingan perusahaan sesuai

dengan maksud dan tujuan perusahaan. Menurut Undang-Undang Perseroan

Terbatas Nomor 40 tahun 2007 ini, pada pasal 108 ayat (5) dijelaskan bahwa

bagi perusahaan berbentuk perseroan terbatas, maka wajib memiliki paling

sedikitnya 2 (dua) anggota Dewan komisaris. Oleh karena itu, jumlah anggota

Dewan komisaris disesuaikan dengan kompleksitas perusahaan dengan tetap

memperhatikan efektivitas dalam pengambilan keputusan.

Forum for Corporate Governance Indonesia (FCGI) mendefinisikan

Dewan komisaris sebagai inti Corporate Governance (tata kelola perusahaan)

yang ditugaskan untuk menjamin pelaksanaan strategi perusahaan,

mengawasi manajemen dalam mengelola perusahaan serta mewajibkan

terlaksananya akuntabilitas. Secara umum dewan komisaris merupakan

wakil pemilik kepentingan (shareholder) dalam perusahaan berbentuk

Page 45: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

28

perseroan terbatas yang memiliki fungsi mengawasi pengelolaan perusahaan

yang dilakukan manajemen (direksi), dan bertanggung jawab untuk menilai

apakah manajemen memenuhi tanggung jawab mereka dalam mengelola dan

mengembangkan perusahaan, serta menyelenggarakan pengendalian intern

perusahaan. Dewan komisaris diyakini memiliki peran penting dalam

pengelolaan perusahaan, khususnya dalam memonitor manajemen puncak.

Perusahaan yang mempunyai persentase dewan komisaris eksternal lebih rendah

akan mempunyai pengawasan yang rendah terhadap kinerja perusahaan (Astuti

dan Zuhrohtun, 2007).

Dewan komisaris merupakan salah satu fungsi kontrol yang terdapat

dalam suatu perusahaan. Fungsi kontrol yang dilakukan oleh Dewan

komisaris merupakan salah satu bentuk praktis dari teori agensi. Dewan

komisaris dapat memberikan petunjuk dan arahan pada pengelola

perusahaan agar tercipta kinerja perusahaan yang lebih baik. Memiliki fungsi

pengawasan, dewan komisaris dapat mengawasi pengelolaan perusahaan

yang dilakukan manajemen secara umum dan manajemen diharapkan dapat

lebih memenuhi tanggung jawab mereka dalam mengelola dan

mengembangkan perusahaan. Selain itu, sebagai penyelenggara

pengendalian internal perusahaan, dewan komisaris dapat meningkatkan

standar kinerja manajemen dalam perusahaan (Bukhori dan Raharja, 2012).

Fungsi monitoring yang dilakukan oleh dewan komisaris dipengaruhi

oleh jumlah atau ukuran dewan komisaris. Dengan makin banyaknya anggota

dewan komisaris maka badan ini akan mengalami kesulitan dalam

Page 46: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

29

menjalankan perannya, diantaranya kesulitan dalam berkomunikasi dan

mengkoordinir kerja dari masing-masing anggota dewan itu sendiri,

kesulitan dalam mengawasi dan mengendalikan tindakan dari manajemen,

serta kesulitan dalam mengambil keputusan yang berguna bagi perusahaan.

Adanya kesulitan dalam perusahaan dengan anggota dewan komisaris yang

banyak ini membuat sulitnya menjalankan tugas pengawasan terhadap

manajemen perusahaan yang nantinya berdampak pula pada kinerja

keuangan perusahaan yang semakin menurun (Siallagan dan Machfoedz,

2006).

2.5.4.2. Dewan Direksi

Dewan Direksi adalah board of directors yaitu pimpinan perusahaan

yang dipilih oleh para pemegang saham untuk mewakili kepentingan mereka

dalam mengelola perusahaan (Jahja, 2011). Menurut Undang-Undang

Perseroan Terbatas, yang dapat diangkat menjadi anggota dewan direksi

adalah orang perseorangan yang mampu melaksanakan perbuatan hukum

dan tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota dewan direksi atau

komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan perusahaan dinyatakan

pailit, atau orang yang pernah dihukum karena melakukan tindak pidana

yang merugikan keuangan negara dalam waktu lima tahun sebelum

pengangkatan.

Di Negara Indonesia, tidak terdapat batasan jumlah dewan direksi.

Berdasarkan Undang-Undang Perseroan Terbatas yang tercantum pada bab

Page 47: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

30

VI (enam) mengenai direksi dan komisaris, jumlah anggota dewan direksi

minimal satu orang. Jumlah dewan direksi sendiri disesuaikan dengan

kebutuhan operasional perusahaan. Semakin banyak dan kompleks

perusahaan, untuk menghasilkan kinerja yang maksimal tentu memerlukan

jumlah dewan direksi yang sesuai. Apabila jumlah dewan direksi lebih dari

satu, maka peraturan mengenai pembagian tugas dan wewenang setiap

anggota dewan direksi, serta besar dan jenis penghasilannya ditentukan oleh

RUPS yang diwakili oleh dewan komisaris (Bukhori dan Raharja, 2012).

Undang-Undang Perseroan Terbatas menyebutkan bahwa dewan

direksi memiliki hak untuk mewakili perusahaan dalam urusan di luar

maupun di dalam perusahaan. Artinya, jika hanya terdapat satu orang dewan

direksi, maka dewan direksi tersebut dapat dengan bebas mewakili

perusahaan dalam berbagai urusan di luar maupun di dalam perusahaan. Hal

yang mungkin akan berbeda jika jumlah dewan direksi memiliki nominal

jumlah tertentu. Jumlah dewan direksi secara logis akan sangat berpengaruh

terhadap kecepatan pengambilan keputusan perusahaan. Karena tentu saja

dengan adanya sejumlah dewan direksi, perlu dilakukan kordinasi yang baik

antar anggota dewan komisaris yang ada.

Dalam mekanisme corporate governance, dewan direksi merupakan pihak

yang melakukan fungsi operasional perusahaan sehari-hari. Pada dasarnya,

corporate governance mengacu pada sekumpulan mekanisme yang

mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh manajer ketika ada pemisahan

Page 48: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

31

antara kepemilikan dan pengendalian. Pengendalian tersebut terletak pada fungsi

dari dewan direksi (Bukhori dan Raharja, 2012).

2.5.5. Struktur Kepemilikan

Struktur kepemilikan merupakan bagian dari mekanisme internal

corporate governance. Struktur kepemilikan adalah komposisi pemegang

saham dalam suatu perusahaan berdasarkan jumlah saham yang dimiliki

dibagi dengan seluruh jumlah saham yang ada. Proporsi dalam kepemilikan

saham ini akan menentukan jumlah mayoritas dan minoritas kepemilikan

saham. Teori yang dikembangkan Stulz (1988) tentang struktur kepemilikan

dan mendapatkan bahwa hubungan antara kepemilikan manajer dan nilai

perusahaan adalah non motorik.

Struktur kepemilikan di Indonesia memiliki karakteristik yang

berbeda dari perusahaan-perusahaan di Negara lain. Sebagian besar

perusahaan di Indonesia memiliki kecenderungan terkonsentrasi sehingga

pendiri juga dapat duduk sebagai dewan direksi atau komisaris, selain itu

konflik keagenan dapat terjadi antara manajer dan pemilik juga antara

pemegang saham mayoritas dan minoritas (Wiranata dan Nugrahanti, 2013).

Struktur kepemilikan dapat dijelaskan dari dua sudut pandang yaitu

pendekatan keagenan dan pendekatan informasi asimetri (Itturiaga dan

Sanz, 2001). Menurut pendekatan keagenan, struktur kepemilikan

merupakan suatu mekanisme untuk mengurangi konflik kepentingan antara

manajer dengan pemegang saham.

Page 49: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

32

2.5.5.1. Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham oleh manajemen

perusahaan yang diukur dengan presentase jumlah saham yang dimiliki oleh

manajemen. Kepemilikan manajerial atau Manajerial ownership adalah

pemegang saham yang merupakan pihak internal perusahaan yang ikut aktif dalam

kegiatan operasional perusahaan. Struktur kepemilikan manajerial dapat

dijelaskan melalui dua sudut pandang, yaitu pendekatan keagenan dan

pendekatan ketidakseimbangan (Sujoko dan Soebiantoro, 2007).

Pendekatan keagenan menganggap struktur kepemilikan manajerial

sebagai suatu instrument atau alat yang digunakan untuk mengurangi konflik

keagenan diantara beberapa klaim terhadap sebuat perusahaan. Berdasarkan

teori keagenan, perbedaan kepentingan antara manajer dan pemegang

saham mengakibatkan timbulnya konfik yang biasa disebut agency conflict.

Konflik kepentingan yang sangat potensial ini menyebabkan pentingnya

suatu mekanisme yang diterapkan yang berguna untuk melindungi

kepentingan pemegang saham (Jensen dan Meckling, 1976).

Kepemilikan saham manajerial merupakan kepemilikan saham yang

dimiliki oleh eksekutif dan direktur. Persentase kepemilikan ditentukan oleh

besarnya prosentase jumlah saham terhadap keseluruhn saham perusahaan.

Seseorang yang memiliki saham suatu perusahaan dapat dikatakan sebagai

pemilik perusahaan walaupun jumlah sahamnya hanya beberapa lembar

saja. (Faisal dan Firmansyah, 2005).

Page 50: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

33

Kepemilikan manajerial adalah persentase kepemilikan saham pada

perusahaan oleh pihak manajerial. Manajer yang sekaligus pemegang saham

akan berusaha bekerja secara optimal dan tidak hanya mementingkan

kepentingannya sendiri. Manajemen selalu berupaya meningkatkan kinerja

dan nilai perusahaan karena dengan meningkatkan kinerja dan nilai

perusahaan maka kekayaannya yang dimiliki sebagai pemegang saham akan

meningkat, sehingga kesejahteraan pemegang saham akan meningkat pula

(Putra dan Wirawati, 2013).

Herawaty (2008) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial dapat

berfungsi sebagai mekanisme corporate governance karena merupakan

sarana pengawasan yang efektif sehingga dapat mengurangi tindakan

manajemen laba dari manajer. Hal yang juga diharapkan dari adanya

kepemilikan manajerial adalah manajemen dalam menjalankan perusahaan

akan lebih konsisten dengan kepentingan pemilik perusahaan sehingga dapat

meningkatkan kinerja.

Semakin meningkat proporsi kepemilikan saham manajerial maka

semakin baik kinerja perusahaan. Pemusatan kepentingan dapat dicapai

dengan memberikan kepemilikan saham kepada manajer. Jika manajer

memiliki saham perusahaan, mereka akan memiliki kepentingan yang sama

dengan pemilik. Jika kepentingan manajer dan pemilik sejajar (aligned) dapat

mengurangi konflik keagenan. Jika konflik keagenan dapat dikurangi,

manajer termotivasi untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Namun tingkat

kepemilikan manajerial yang tinggi dapat menimbulkan masalah pertahanan.

Page 51: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

34

Artinya jika kepemilikan manajerial tinggi, mereka mempunyai posisi yang

kuat untuk mengendalikan perusahaan dan pihak eksternal akan mengalami

kesulitan untuk mengendalikan tindakan manajer. Hal ini disebabkan karena

manajer mempunyai hak voting yang besar atas kepemilikan manajerial

(Siswantaya, 2007).

2.5.5.2. Kepemilikan Institusional

Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa kepemilikan

institusional memiliki peranan yang penting dalam meminimalisasi konflik

keagenan yang terjadi diantara pemegang saham dengan manajer.

Keberadaaan investor institusional dianggap mampu mengoptimalkan

pengawasan kinerja manajemen dengan memonitoring setiap keputusan

yang diambil oleh pihak mana-jemen selaku pengelola perusahaan.

Pengawasan yang dilakukan oleh investor institusional sangat bergantung

pada besarnya investasi yang dilakukan.

Kepemilikan institusional ditunjukkan dengan tingginya persentase

saham perusahaan yang dimiliki oleh pihak institusi. Yang dimaksud dengan

pihak institusi dalam hal ini berupa LSM, perusahaan asuransi, bank,

perusahaan investasi maupun perusahaan swasta. Kepemilikan institusional

pada umumnya memiliki proporsi kepemilikan dalam jumlah yang besar

sehingga proses monitoring terhadap manajer menjadi lebih baik. Tingkat

kepemilikan institusional yang tinggi akan menimbulkan usaha pengawasan

yang lebih besar oleh pihak investor institusional sehingga dapat

Page 52: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

35

menghalangi perilaku opportunistic manajer (Wiranata dan Nugrahanti,

2013).

Penelitian Balsam et al., 2002 dalam Veronica dan Utama (2005)

menyatakan bahwa kepemilikan institusional yang tinggi dapat

meminimalisir praktik manajemen laba, namun tergantung pada jumlah

kepemilikan yang cukup signifikan, sehingga akan mampu memonitor pihak

manajemen yang berdampak mengurangi motivasi manajer untuk

melakukan manajemen laba. Keberadaan investor institusional dapat

menunjukkan mekanisme corporate governance yang kuat yang dapat

digunakan untuk memonitor manajemen perusahaan.

Kepemilikan institusional dalam perusahaan dirasa sangat penting,

karena meningkatkan pengawasan yang lebih optimal terhadap cara

manajemen menjalankan kegiatan perusahaan. Shleifer and Vishny (1999)

mengemukakan bahwa kepemilikan institusional memiliki insentif untuk

memantau pengambilan keputusan perusahaan. Hal ini akan berpengaruh

positif bagi perusahaan tersebut, baik dari segi peningkatan nilai perusahaan

maupun peningkatan kinerja usaha.

Menurut Swandari (2008) pada kasus Indonesia,

kepemilikan institusional cukup mampu menjadi alat monitoring

yang baik. Hal ini dikarenakan pemegang saham institusi telah

memiliki kemampuan dan sarana yang memadai untuk

memonitor perusahaan dimana saham mereka miliki sehingga

terjadi peningkatan nilai perusahaan dengan meningkatkan

Page 53: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

36

kepemilikan institusional dapat mengurangi masalah keagenan,

sehingga dengan kepemilikan institusional yang tinggi dapat

membantu kinerja perusahaan.

Pengaruh investor institusional terhadap manajemen perusahaan dapat

menjadi sangat penting serta dapat digunakan untuk menyelaraskan kepentingan

manajemen dengan pemegang saham (Solomon dalam Sutojo (2005)). Hal ini

disebabkan karena jika tingkat kepemilikan manajeral tinggi, dapat berdampak

buruk terhadap perusahaan karena menimbulkan masalah pertahanan, yang berarti

jika kepemilikan manajerial tinggi, para manajer memiliki memiliki posisi yang

kuat untuk melakukan suatu kontrol terhadap perusahaan dan pihak pemegang

saham eksternal akan mengalami kesulitan untuk mengendalikan tindakan para

manajer tersebut.

2.6. Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan adalah prestasi kerja yang telah dicapai oleh

perusahaan dalam suatu periode tertentu dan tertuang pada laporan

keuangan perusahaan yang bersangkutan (Munawir, 2004). Kinerja

keuangan merupakan hasil akhir dari implementasi corporate governance

yang meliputi kinerja jangka pendek maupun kinerja jangka panjang, yang

merupakan alat pertanggungjawaban manajemen yang menunjukkan

kemampuan perusahaan dalam mengolah dan mengalokasikan sumberdaya

yang dimilikinya, serta digunakan investor dan stakeholder lainnya sebagai

dasar dalam pengambilan keputusan (Kumaat, 2013).

Page 54: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

37

Secara umum, ada banyak teknik analisis dalam melakukan penilaian

investasi, tetapi yang paling banyak dipakai adalah analisis yang bersifat

fundamental, analisis teknikal, analisis ekonomi, dan analisis rasio keuangan.

Analisis Rasio Keuangan dapat dikelompokkan menjadi 5 jenis berdasarkan

ruang lingkupnya, yaitu: (Ang, 1997).

a) Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan

perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Rasio

likuiditas terdiri dari: Current Ratio, Quick Ratio, dan Net Working

Capital.

b) Rasio Solvabilitas

Rasio Solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban jangka panjang. Rasio solvabilitas terdiri dari:

Debt Ratio, debt to Equity Ratio, Long Term Debt to equity Ratio, long

Term Debt to Capitalization Ratio, Times Interest Earned, Cash Flow

Interest Coverage, Cash Flow Interest Coverage, Cash Flow to Net Income,

dan Cash Return on Sales.

c) Rasio Aktivitas

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan

harta yang dimilikinya. Rasio Aktivitas terdiri dari: Total Asset

Turnover, Fixed Asset Turnover, Account Receivable Turnover, Inventory

Turnover, Average Collection Period, dan Day’s Sales in Inventory.

d) Rasio Rentabilitas/Profitabilitas

Page 55: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

38

Rasio Profitabilitas adalah ratio yang menggambarkan kemampuan

perusahaan mendapatkan laba melalui seluruh kemampuan, dan

sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal jumlah

karyawan dan sebagainya. Rasio rentabilitas terdiri dari: Gross Profit

Margin, Net Profit Margin, Return on Assets, Return on Equity, dan

Operating Ratio.

e) Rasio Pasar

Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan dan diungkapkan

dalam basis per saham. Rasio pasar terdiri dari: Dividend Yield, Dividend

Per Share, Dividend Payout Ratio, Price Earning Ratio, Earning Per Share,

Book Value Per Share, dan Price to Book Value.

Munawir (2004:86) menjelaskan bahwa profitabilitas atau

rentabilitas digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal dalam

suatu perusahaan dengan memperbandingkan antara laba dengan modal

yang digunakan dalam operasi, oleh karena itu keuntungan yang besar tidak

menjamin atau bukan merupakan ukuran bahwa perusahaan itu rentable.

Investor dalam menentukan nilai suatu perusahaan masih

menggunakan indikator rasio keuangan untuk melihat tingkat pengembalian

yang dapat diberikan oleh perusahaan kepada investor. Para investor

menggunakan rasio profitabilitas untuk dapat mengukur pengembalian yang

ada. Rasio profitabilitas adalah pendapatan atau keberhasilan operasi suatu

perusahaan pada periode tertentu (Kieso, et al, 2008:222). Salah satu alat

Page 56: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

39

ukur finansial yang umum digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian

investasi adalah Return on Assets (ROA).

Menurut Lestari dan Sugiharto (2007:196) ROA adalah rasio yang

digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari

penggunaan aktiva. Semakin tinggi ROA maka semakin baik produktivitas

asset dalam memperoleh keuntungan bersih. Hal ini selanjutnya akan

meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor yang menjadikan

perusahaan semakin diminati oleh investor, karena tingkat pengembalian

atau deviden akan semakin besar. Hal ini juga akan berdampak pada harga

saham dari perusahaan tersebut di pasar modal yang akan semakin

meningkat sehingga ROA akan berpengaruh terhadap harga saham

perusahaan.

Menurut Anthony dan Govindarajan (2005:345) ROA atau ROI adalah

rasio keuangan perusahaan yang berhubungan dengan aspek earning atau

profitabilitas. ROA berfungsi untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam

menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva yang dimiliki. Semakin

besar ROA yang dimiliki oleh sebuah perusahaan maka semakin efisien

penggunaan aktiva oleh perusahaan untuk beroperasi sehingga akan

memperbesar laba. Laba yang besar akan menarik investor karena

perusahaan tersebut memiliki tingkat pengembalian yang semakin tinggi.

Indikator profitabilitas yang berdasarkan ROA ataupun ROI

mempunyai keunggulan (Anthony dan Govindarajan, 2005:349) yaitu:

Page 57: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

40

1. merupakan indikator pengukuran yang komprehensif untuk melihat

keadaan suatu perusahaan berdasarkan laporan keuangan yang ada.

2. mudah dihitung, dipahami, dan sangat berarti dalam nilai absolut.

3. merupakan denominator yang dapat diterapkan pada setiap unit

organisasi yang bertanggung jawab terhadap profitabilitas dan unit

usaha

2.7. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1.Penelitian Terdahulu

NoPeneliti dan

SumberJudul Variabel Indikator Kesimpulan

1 Ika Surya Martsila dan Wahyu Meiranto

(Diponegoro Journal Of Accounting, Vol. 2, No. 4, Tahun 2013)

Pengaruh Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan

Independensi Komisaris Independen, Ukuran Dewan Komisaris, Kepemilikan Manajerial, Konsentrasi Kepemilikan, leverage, Return On Assets, Return On Equity, Return On Investment, Price Earning Ratio, Tobin’s Q

Independensi dewan komisaris berpengaruh positif tidak signifikan pada ROA, Tobins’Q berpengaruh negatif pada ROE dan PER.

Ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap ROA, ROE, dan Tobins’Q, berpengaruh negatif terhadap nilai PER

Kepemilikan manajerial berpengaruh positif tidak signifikan terhadap ROA, ROE dan Tobins’Q, berpengaruh negatif pada nilai PER

Pengaruh Konsentrasi kepemilikan berpengaruh positif signifikan terhadap ROA dan ROE, berpengaruh negatif signifikan pada nilai PER serta berpengaruh positif tidak signifikan pada Tobins’Q

Leverage berpengaruh negatif pada ROA, ROE, dan Tobins’Q, berpengaruh positif tidak signifikan pada PER

Page 58: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

41

NoPeneliti dan

SumberJudul Variabel Indikator Kesimpulan

2 Sekhar Muni Amba

(Journal of Academic and Business Ethics ISSN Online: 1941-336X) tahun 2014.

Corporate governance and firms’ financial performance

Dualitas CEO, Proporsi direksi non-eksekutif, Komite audit, Konsentrasi Kepemilikan, Kepemilikan Institusional, leverage, Return On Assetss

Dualitas CEO tidak berpengaruh terhadap ROA.

Ukuran dewan direksi, struktur kepemilikan, dan komite audit memberikan pengaruh positif terhadap ROA.

Proporsi direksi non-eksekutif dan leverage memberikan pengaruh negatif terhadap ROA

3 Lusye Corvanty Kumaat

(Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.17, No.1, Januari 2013, hlm. 11–20Terakreditasi SK. No.64a/DIKTI/Kep/ 2010

Corporate Governance dan Struktur KepemilikanTerhadap Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan

Kepemilikan Manajerial, Dewan Komisaris Independen, Komite Audit, Struktur Kepemilikan, Manajemen Laba, Kinerja Keuangan (CFROA)

Kepemilikan manajerial, komisaris independen serta komite audit, belum dapat mengurangi praktek manajemen laba yang dilakukan oleh manajemen.

Kepemilikan manajerial, dan komite audit tidak dapat meningkatkan kinerja keuangan.

Komisaris independen mampu meningkatkan kinerja keuangan.

Struktur kepemilikan yang ada dalam perusahaan belum dapat mengurangi praktek manajemenLaba

Struktur kepemilikan dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.

4 Yulius Ardy Wiranata dan Yeterina Widi Nugrahanti

(Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 15,No. 1, Mei 2013, 15-26 ISSN 1411-0288 print / ISSN 2338-

Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Profitabilitas PerusahaanManufaktur di Indonesia

Kepemilikan Asing, Kepemilikan Pemerintah, Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Keluarga, Kinerja Keuangan (ROA)

Kepemilikan asing berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja perusahaan.

Kepemilikan pemerintah tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

Kepemilikan institusional tidak

berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

Kepemilikan keluarga berpengaruh negatif terhadap

Page 59: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

42

8137 online) kinerja perusahaan. Ukuran perusahaan tidak

berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

leverage berpengaruh positif ter-hadap kinerja perusahaan manufaktur.

NoPeneliti dan

SumberJudul Variabel Indikator Kesimpulan

5 Norma Ferdiana

(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi – Vol. 1, No. 2, Maret 2012)

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pertambangan di Bei

Good Corporate Governance (CGPI indeks skor), Leverage Ratio, Liquidity Ratio, Efficiency Ratio, Profitability Ratio, Market-Value Ratio

Hasil dari penelitian ini Good Corporate Governance tidak mempengaruhi semua rasio-rasio keuangan tersebut, bahkan ada rasio yang tidak memiliki berpengaruh sama sekali. Dalam setiap rasio memiliki berbagai macam komponen didalamnya.

6 Iqbal Bukhori dan Raharja

Diponegoro Journal Of Accounting tahun 2012

Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI 2010)

Ukuran dewan direksi, Ukuran dewan komisaris, Ukuran perusahaan, Kinerja keuangan perusahaan (CFROA)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran dewan direksi, ukuran dewan komisarisdan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.

7 Dian Prasinta

Accounting Analysis Journal 1 (2) (2012) ISSN 2252-6765

Pengaruh Good Corporate Governanceterhadap Kinerja Keuangan

CGPI indeks skor, Kinerja Keuangan (ROA, ROE, Tobin’s Q)

Good Corporate Governance yang diproksikan skor CGPI tidak berpengaruh terhadap ROA, skor CGPI berpengaruh positif terhadap ROE, dan skor CGPI tidak berpengaruh terhadap Tobin’s Q.

8 Dody Hapsoro

(Jurnal Akuntansi dan Manajemen, Vol. 19, No. 3 Desember 2005, hal.

Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan: Studi Empiris di Pasar

Kinerja Perusahaan, Proporsi kepemilikan manajerial, proporsi kepemilikan institusi domestik, proporsi kepemilikan institusi asing, proporsi kepemilikan publik, Ukuran komisaris

Proporsi kepemilikan manajerial, proporsi kepemilikan institusi domestik, proporsi kepemilikan institusi asing, dan proporsi kepemilikan publik tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan

Ukuran komisaris independen, ukuran dewan komisaris,

Page 60: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

43

155-172) Modal Indonesia

independen, ukuran dewan komisaris, ukuran komite audit, dan ukuran dewan direksi

ukuran komite audit, dan ukuran dewan direksi berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan

NoPeneliti dan

SumberJudul Variabel Indikator Kesimpulan

9 I Gede Siswantaya

Program Studi Magister Sains Akuntansi Universitas Diponegoro, Tesis

Mekanisme Corporate Governance dan Manajemen LabaStudi pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftardi Bursa Efek Jakarta

kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komisaris independen, komite audit, manajemen laba

kepemilikan manajerial mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap manajemen laba

kepemilikan institusional mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap manajemen laba

komisaris independen mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap manajemen laba

komite audit mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap manajemen laba

Sumber: Penelitian terdahulu

2.8. Kerangka Pemikiran

2.8.1. Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris terhadap Kinerja Keuangan

(ROA)

Penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari dan Ermawati (2010) serta

Martsila dan Meiranto (2013) yang menggunakan variabel ukuran dewan

komisaris dalam meneliti kinerja keuangan dan memberikan hasil jika

ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan

yang diproksi oleh Return on Assets.

Ukuran Dewan Komisaris yang lebih besar juga dianggap mampu

menstimulus pertukaran pengetahuan dan informasi antar anggota Dewan

Page 61: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

44

Komisaris (Isshaq et al., 2009). Semakin banyaknya anggota dewan

komisaris, pengawasan terhadap dewan direksi jauh lebih baik, masukan

atau opsi yang akan didapat direksi akan jauh lebih banyak. Untuk itu masih

diperlukan penelitian yang dapat membuktikan pengaruh ukuran dewan

komisaris ini terhadap kinerja perusahaan di Indonesia (Bukhori dan

Raharja, 2012). Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis penelitian yang

akan dilakukan yang dikemukakan adalah sebagai berikut:

H1: Ukuran Dewan Komisaris berpengaruh secara parsial terhadap

Kinerja keuangan perusahaan (ROA)

2.8.2. Pengaruh Ukuran Dewan Direksi terhadap Kinerja Keuangan (ROA)

Penelitian yang dilakukan oleh Amba (2014) menunjukkan bahwa

ukuran dewan direksi memberikan pengaruh positif terhadap Return on

Assets, sedangkan penelitian Bukhori dan Raharja (2012) memberikan hasil

sebaliknya. Penelitian Bukhori dan Raharja memberikan hasil jika ukuran

dewan direksi tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Dalam Undang-

Undang Perseroan Terbatas, disebutkan bahwa dewan direksi memiliki hak

untuk mewakili perusahaan dalam urusan di luar maupun di dalam

perusahaan. Artinya, jika hanya terdapat satu orang dewan direksi, maka

dewan direksi tersebut dapat dengan bebas mewakili perusahaan dalam

berbagai urusan di luar maupun di dalam perusahaan. Hal yang mungkin

akan berbeda jika jumlah dewan direksi memiliki nominal jumlah tertentu.

Jumlah dewan direksi secara logis akan sangat berpengaruh terhadap

kecepatan pengambilan keputusan perusahaan. Tentu saja hal ini karena

Page 62: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

45

adanya sejumlah dewan direksi, perlu dilakukan kordinasi yang baik antar

anggota dewan komisaris yang ada.

Adanya perbedaan temuan para peneliti dalam penelitian

sebelumnya, maka bukti yang diperlukan masih diperdebatkan. Penelitian ini

dimaksudkan untuk memberikan bukti yang lebih komprehensif dalam

melihat peran ukuran dewan direksi terhadap kinerja keuangan perusahaan

(Bukhori dan Raharja, 2012). Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis

penelitian yang akan dilakukan yang dikemukakan adalah sebagai berikut:

H2: Ukuran Dewan Direksi berpengaruh signifikan terhadap Kinerja

keuangan perusahaan (ROA)

2.8.3. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Kinerja Keuangan

(ROA)

Jensen dan Meckling (1976) menyebutkan bahwa semakin besar

kepemilikan saham oleh manajemen maka berkurang kecenderungan

manajemen untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya sekaligus

mengurangi biaya agensi akibat adanya perbedaan kepentingan. Hal ini

terjadi karena, manajer yang memiliki keterlibatan dalam perusahaan

melalui kepemilikan manajerial akan ikut merasa memiliki perusahaan

sehingga segala keputusan yang diambil oleh manajer akan dilakukan dengan

lebih hati-hati mengingat segala konsekuensi yang terjadi akibat keputusan

yang diambil akan berdampak pula pada manajer dan kinerja keuangan

perusahaan.

Page 63: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

46

Penelitian Martsila dan Meiranto (2013) serta penelitian Puspitasari

dan Ermawati (2010) yang menemukan hubungan positif antara kepemilikan

manajerial dengan kinerja keuangan perusahaan. Berdasarkan uraian

tersebut maka hipotesis penelitian yang akan dilakukan yang dikemukakan

adalah sebagai berikut:

H3: Kepemilikan Manajerial berpengaruh signifikan terhadap

Kinerja keuangan perusahaan (ROA)

2.8.4. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Kinerja Keuangan

(ROA)

Penelitian yang dilakukan oleh Amba dengan menggunakan

kepemilikan institusional sebagai variabel yang mewakili struktur

kepemilikan memberikan hasil bahwa kepemilikan institusional memberikan

pengaruh positif terhadap kinerja keuangan (ROA). Amba (2014)

menyatakan bahwa kepemilikan institusional lebih peduli akan return dari

investasi mereka sehingga mereka akan berkontribusi dalam meningkatkan

kinerja keuangan perusahaan.

Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa kepemilikan

institusional memiliki peranan yang penting dalam meminimalisasi konflik

keagenan yang terjadi diantara pemegang saham dengan manajer.

Keberadaaan investor institusional dianggap mampu mengoptimalkan

pengawasan kinerja manajemen dengan memonitoring setiap keputusan

yang diambil oleh pihak mana-jemen selaku pengelola perusahaan.

Page 64: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

47

Pengawasan yang dilakukan oleh investor institusional sangat bergantung

pada besarnya investasi yang dilakukan.

Shleifer and Vishny (1999) mengemukakan bahwa kepemilikan

institusional memiliki insentif untuk memantau pengambilan keputusan

perusahaan. Hal ini akan berpengaruh positif bagi perusahaan tersebut, baik

dari segi peningkatan nilai perusahaan maupun peningkatan kinerja

perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis penelitian yang

akan dilakukan yang dikemukakan adalah sebagai berikut:

H4: Kepemilikan Institusional berpengaruh signifikan terhadap

Kinerja keuangan perusahaan (ROA).

Berdasarkan uraian kerangka pemikiran di atas, berikut ini merupakan

gambaran dari kerangka pemikiran penelitian ini:

Gambar 2.1.Kerangka Pemikiran

Corporate Governance

Perusahaan - perusahaan yang listed di Bursa Efek Indonesia

Berdampak Tidak Berdampak

Indeks LQ 45

Struktur Kepemilikan

Struktur Pengelola

Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan Institusional

Ukuran Dewan Komisaris

Ukuran Dewan Direksi

Page 65: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

48

2.9. Model Penelitian

Berdasarkan tinjauan pustaka serta penelitian terdahulu, maka

peneliti mengindikasikan faktor corporate governance dengan struktur

pengelola dan struktur kepemilikan yang diproksi dengan ukuran Dewan

Komisaris, Ukuran Dewan Direksi. Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan

Institusional. Peneliti ingin melihat apakah terdapat pengaruhnya terhadap

kinerja keuangan. Kinerja keuangan sendiri diproksikan dengan Return on

Assets. Dari landasan teori yang telah diuraikan di atas, kemudian disusunlah

hipotesis yang digambarkan dalam model penelitian yang disusun sebagai

berikut:

Gambar 2.2.Model Penelitian

X1

Ukuran Dewan Komisaris

Return On Assets

Kinerja Keuangan

Uji Asumsi Klasik

Uji Multikolonieritas

Analisis Regresi

Uji Normalitas

Uji Autokorelasi

Uji Heteroskedastisitas

Uji Hipotesis

Uji Parsial (t test)

Uji Pengaruh Simultan (F test)

Koefisien Determinasi (R2)

Page 66: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

49

= Pengaruh masing-masing variabel X1, X2, X3, X4 (Ukuran Dewan Komisaris, Ukuran Dewan Direksi, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional) terhadap variabel Y (Kinerja Keuangan Perusahaan (ROA)).

= Pengaruh variabel X1, X2, X3, X4 (Ukuran Dewan Komisaris, Ukuran Dewan Direksi, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional) terhadap variabel Y (Kinerja Keuangan Perusahaan (ROA)).

2.10. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang ada dan tujuan yang ingin dicapai,

maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai

berikut:

H1: Ukuran Dewan Komisaris berpengaruh secara parsial terhadap Kinerja

keuangan perusahaan (ROA)

H2: Ukuran Dewan Direksi berpengaruh secara parsial terhadap Kinerja

keuangan perusahaan (ROA)

X2

Ukuran Dewan Direksi

X3

Kepemilikan Manajerial

X4

Kepemilikan Institusional

Y

Kinerja Keuangan

(ROA)

Page 67: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

50

H3: Kepemilikan Manajerial berpengaruh secara parsial terhadap Kinerja

keuangan perusahaan (ROA)

H4: Kepemilikan Institusional berpengaruh secara parsial terhadap Kinerja

keuangan perusahaan (ROA)

H5: Ukuran Dewan Komisaris, Ukuran Dewan Direksi, Kepemilikan

Manajerial, Kepemilikan Institusional secara bersama berpengaruh terhadap

Kinerja keuangan perusahaan (ROA)

Page 68: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sampel

merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.

Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada

pada populasi, maka peneliti dapat menggunakan sampel (Sugiyono,

2010:61-62).

Populasi untuk penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar pada

Bursa Efek Indonesia atau Indonesian Stock Exchange dari periode tahun

2009 hingga tahun 2013 yang peneliti lampirkan pada lampiran 2 sampai

dengan lampiran 11. Metode pengambilan sampel yang akan digunakan

dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Menggunakan metode ini

pemilihan sampel yang peneliti lampirkan pada lampiran 1 dilakukan dengan

mengambil sampel yang telah ditentukan dulu sebelumnya berdasarkan

maksud dan tujuan penelitian dengan kriteria sebagai berikut:

1. Perusahaan-perusahaan yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia

atau Indonesian Stock Exchange yang konsisten menempati indeks LQ

45 untuk periode tahun 2009 hingga tahun 2013.

48

Page 69: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

49

2. Menerbitkan laporan tahunan (annual report) lengkap dari tahun

2009 hingga tahun 2013.

3.2. Jenis Data dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder karena data yang

diperoleh oleh peneliti untuk penelitian ini secara tidak langsung yaitu

melalui perantara atau pihak lain. Sumber data pada penelitian ini diperoleh

dari situs resmi Efek www.idx.co.id dan sahamok.com karena kedua situs ini

memiliki data terlengkap untuk laporan keuangan tahunan dan laporan

tahunan (annual report).

3.3. Variabel Penelitian dan Definisi

3.3.1. Variabel Dependen (Y)

Kinerja keuangan yang diproksikan oleh ROA menjadi Variabel terikat

(Dependen) diukur dengan menggunakan Return On Asset (ROA). ROA

dihitung dari laba sebelum bunga dan pajak ditambah depresiasi dibagi

dengan total aset. Return on Assets (ROA) merupakan suatu indikator yang

membagi antara laba bersih setelah pajak dengan rata-rata aset pada awal

periode dan akhir periode.  Rasio ini digunakan untuk melihat kemampuan

perusahaan dalam mengelola setiap nilai aset yang mereka miliki untuk

menghasilkan laba bersih setelah pajak. Semakin tinggi nilai ROA sebuah

perusahaan maka semakin baik pula kemampuan perusahaan dalam

mengelola asetnya. (Hanafi dan Halim, 2009:158).

Page 70: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

50

Rumus untuk menghitung ROA (Hanafi dan Halim, 2009:84) adalah

sebagai berikut :

ROA =

3.3.2. Variabel Independen (X)

Variabel independen pada penelitian ini adalah ukuran Struktur

pengelola yang terdiri dari yaitu ukuran dewan komisaris, serta ukuran

dewan direksi, dan struktur kepemilikan yang terdiri dari kepemilikan

manajerial dan kepemilikan institusional.

1. Ukuran Dewan Komisaris

Ukuran dewan komisaris (X1) adalah jumlah total anggota dewan

komisaris, baik yang berasal internal perusahaan maupun dari eksternal

perusahaan sampel. Ukuran dewan komisaris diukur dengan menggunakan

indikator jumlah anggota dewan komisaris suatu perusahaan (Ujiyantho dan

Pramuka, 2007).

Ukuran Dewan Komisaris = ∑ anggota dewan komisaris

2. Ukuran Dewan Direksi

Direksi sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggung jawab

secara legal dalam mengelola perusahaan. Ukuran dewan direksi (X2) diukur

dengan menggunakan jumlah anggota dewan direksi dalam suatu

LababersihTotal aset

Page 71: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

51

perusahaan. Pengukuran ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh

Wolf (2007).

Ukuran Dewan Direksi = ∑ anggota dewan direksi

3. Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial (X3) merupakan proposi kepemilikan saham

yang dimiliki oleh manajer eksekutif. Pengukuran ini mengacu pada Saleh et

al. (2008). Manajer eksekutif ini memiliki kekuatan untuk mengendalikan

seluruh keputusan di dalam perusahaan yang mencerminkan keputusan

bisnis. Manajer eksekutif ini meliputi dewan direksi, dan dewan komisaris

(Saleh et al., 2008).

Kepemilikan Manajerial = ∑ Kepemilikan saham oleh pihak manajemen

∑ saham yang beredar

4. Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional (X4) merupakan proposi kepemilikan saham

oleh institusi dalam hal ini institusi pendiri perusahaan, bukan institusi

pemegang saham publik. Kepemilikan institusi diukur dengan skala rasio

melalui jumlah saham yang dimiliki oleh investor institusi dibandingkan

dengan total saham perusahaan yang beredar. Pengukuran ini mengacu dari

penelitian Ujiyantho dan Pramuka (2007).

Kepemilikan Institusional = ∑ Kepemilikan saham oleh pihak institusional

∑ saham yang beredar

Page 72: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

52

Secara garis besar definisi operasional variabel digambarkan pada tabel

3.1. sebagai berikut:

Tabel 3.1.Definisi Operasional Variabel

No Variabel Definisi Variabel Indikator Variabel Skala

1. Kinerja Keuangan Return on Assets (ROA)

prestasi kerja yang telah dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu dan tertuang pada laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan.

ROA= Laba bersihTotal aset

Rasio

2. Ukuran Dewan Komisaris

Jumlah anggota dewan komisaris, baik yang berasal internal perusahaan maupun dari eksternal perusahaan sampel

∑ anggota dewan komisaris Rasio

3. Ukuran Dewan Direksi

jumlah anggota dewan direksi dalam suatu perusahaan

∑ anggota dewan direksi Rasio

4. Kepemilikan Manajerial

proposi kepemilikan saham yang dimiliki oleh

∑ kepemilikan saham olehmanajemen

∑ saham yang beredar

Rasio

Page 73: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

53

manajer eksekutif. Manajer eksekutif ini meliputi, direksi, dan dewan komisaris

5. Kepemilikan Institusional

proporsi kepemilikan saham oleh institusi seperti LSM, Perusahaan swasta, perusahaan efek, dana pensiun, perusahaan asuransi, bank dan perusahaan-perusahaan investasi

∑ kepemilikan saham olehinstitusional

∑ saham yangberedar

Rasio

Sumber: Hanafi dan Halim (2009:84); Ujiyantho dan Pramuka (2007); Wolf (2007); Saleh et al (2008); Ujiyantho dan Pramuka (2007);

3.4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode dokumentasi. Metode dokumentasi merupakan metode

pengumpulan data dengan cara mempelajari catatan-catatan atau dokumen.

Dalam hal ini, catatan atau dokumen perusahaan yang dimaksud adalah

annual report perusahaan.

3.5. Metode Analisis Data

3.5.1. Statistik Deskriptif

Dalam memberikan gambaran secara umum, data penelitian akan

diadakan analisis statistik deskriptif mengenai variabel-variabel penelitian,

Page 74: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

54

yaitu kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris independen, ukuran

dewan komisaris, komposisi aktiva perusahaan dan kinerja keuangan.

Deskripsi variabel tersebut disajikan dalam bentuk frekuensi absolut yang

menyajikan angka rata-rata (mean), maximun, minimum, dan standar deviasi.

3.5.2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik harus dilakukan dalam penelitian ini, untuk menguji

apakah data memenuhi asumsi klasik. Hal ini dilakukan untuk menghindari

terjadinya estimasi yang bias, mengingat tidak pada semua data dapat

diterapkan dalam metode regresi. Pengujian yang dilakukan dalam penelitian

ini adalah uji Normalitas, uji Multikolonieritas, uji Autokorelasi dan uji

Heteroskedastisitas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dalam uji

normalitas ini ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi

normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali,

2011). Alat uji yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan analisis

grafik histogram dan grafik normal probability plot dan uji statistik dengan

Kolmogorov-Smirnov Z (1- Sample K-S).

Dasar pengambilan keputusan dengan analisis grafik normal

probability plot adalah (Ghozali, 2011):

1. Jika titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Page 75: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

55

2. Jika titik menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti

arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi

normalitas.

Dasar pengambilan keputusan uji statistik dengan Kolmogorov-

Smirnov Z (1-Sample K-S) adalah (Ghozali, 2011):

a) Data berdistribusi normal, jika nilai Asymp. Sig (2-tailed) hasil uji statistik

lebih dari nilai signifikansi (α) yang digunakan, dengan nilai α = 0,05.

b) Data berdistribusi tidak normal, jika nilai Asymp. Sig (2-tailed) hasil uji

statistik kurang dari nilai signifikansi (α) yang digunakan, dengan nilai

α = 0,05.

2. Uji Multikolonieritas

Menurut Imam Ghozali (2011) uji ini berutujuan menguji apakah pada

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Pada model

regresi yang baik seharusnya antar variabel independen tidak terjadi kolerasi.

Untuk mendeteksi ada tidaknya multikoloniearitas dalam model regresi, dapat

dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflantion Factor (VIF). Dasar acuan

dari nilai tolerance dan Variance Inflantion Factor (VIF) adalah:

a) Jika nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan

bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model

regresi.

b) Jika nilai tolerance < 0,10 dan nilai VIF > 10, maka dapat disimpulkan

bahwa ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.

3. Uji Autokorelasi

Page 76: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

56

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model

regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode

t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 atau

sebelumnya (Ghozali, 2011). Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan

menggunakan uji Durbin-Watson (DW), dimana hasil pengujian ditentukan

berdasarkan nilai Durbin-Watson (DW). Uji Durbin-Watson (DW) dihitung

berdasarkan jumlah selisih kuadrat nilai taksiran faktor gangguan yang

berurutan.

4. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan

ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2011). Uji heteroskedastisitas dapat

dilihat menggunakan grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat dengan

residual.

Dasar pengambilan keputusan yaitu (Ghozali, 2011):

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola

tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),

maka mengindikasikan telah terjadi heterokdastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di

bawah angka pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

Page 77: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

57

3.6. Pengujian Hipotesis

Analisis yang digunakan dalam pengolahan data penelitian adalah

analisis regresi linier berganda (multiple linear regression). Analisis regresi

berganda digunakan untuk menguji pengaruh dari beberapa variabel bebas

terhadap satu variabel terikat. Analisis regresi dapat memberikan jawaban

mengenai besarnya pengaruh setiap variabel independen terhadap variabel

dependennya. Untuk mempermudah dalam menganalisis digunakan software

SPSS (Statistical Package for Social Science) setelah sebelumnya data variabel

diolah dan dilakukan perhitungan berdasarkan rumus yang ada di Microsoft

Excel.

Model pengujian dalam penelitian ini dinyatakan dalam persamaan

dibawah ini :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 +b4X4 + e

Keterangan:

Y : Return on Assets X4 : Kepemilikan Institusional

X1 : Ukuran Dewan Komisaris a : Konstanta

X2 : Ukuran Dewan Direksi b : Koefisien regresi

X3 : Kepemilikan Manajerial e : Standard error

1. Uji Parsial T (t test)

Pengujian ini bertujuan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh

satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam

menerangkan variasi variabel dependen. Dasar pengambilan keputusan adalah:

Page 78: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

58

1) Jika t hitung < t tabel, maka Ha ditolak

Jika t hitung > t tabel, maka Ha diterima

2) Berdasarkan nilai probabilitas (signifikan) dasar pengambilan keputusan

adalah:

Jika probabilitas > 0,05 maka Ha ditolak

Jika probabilitas < 0,05 maka Ha diterima

2. Uji Pengaruh Simultan (F test)

Pengujian ini bertujuan untuk menunjukkan apakah semua variabel

independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara

bersama-sama terhadap variabel dependen. Dasar pengambilan keputusan

adalah:

1) Jika F hitung < F tabel, maka Ha ditolak

Jika F hitung > F tabel, maka Ha diterima

2) Berdasarkan nilai probabilitas (signifikan) dasar pengambilan keputusan

adalah:

Jika probabilitas > 0,05 maka Ha ditolak

Jika probabilitas < 0,05 maka Ha diterima

3. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Page 79: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

59

Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dapat menerangkan variasi variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai R2 yang kecil

berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel

dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2011).

Banyak ahli peneliti menganjurkan untuk menggunakan

nilai Adjusted R2 pada saat mengevaluasi mana model regresi yang

terbaik. Nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu

variabel independen ditambahkan ke dalam model penelitian

(Ghozali, 2011) atau dapat dikatakan nilai Adjusted R2 digunakan

jika variabel independen lebih dari satu. Namun, dalam praktiknya nilai

Adjusted R2 dapat bernilai negatif, walaupun yang dikehendaki

harus bernilai positif. Menurut Ghozali (2011) jika uji empiris

didapat nilai Adjusted R2 negatif, maka nilai Adjusted R2 dianggap

bernilai nol.

Page 80: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskriptif Statistik Variabel Penelitian

Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif, maka berikut tabel 4.1

akan ditampilkan karakteristik sampel yang digunakan dalam penelitian ini

meliputi jumlah sampel (N), rata-rata sampel (mean), nilai maksimum, nilai

minimum, serta standar deviasi untuk masing-masing variabel.

Tabel 4.1.

Deskriptif Statistik Variabel Penelitian

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Dewan Komisaris 105 4 12 6.90 1.759

Dewan Direksi 105 5 12 7.39 1.998

Kepemilikan Manajerial 105 ,0000 ,2368 ,007624 ,0350810

Kepemilikan Institusional 105 ,0000 ,7970 ,182583 ,2424218

Kinerja Keuangan 105 -,0338 ,4038 ,131697 ,0997171

Valid N (listwise) 105

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2015

Pada tabel 4.1. diatas menunjukkan bahwa jumlah data yang

digunakan dalam penelitian ini sebanyak 20 sampel yang diambil dari

laporan tahunan perusahaan yang konsisten berada dalam indeks LQ 45

pada periode 2009-2013.

59

Page 81: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

60

Data ukuran dewan komisaris terendah (minimum) adalah 4 pada

perusahaan Unilever Indonesia, Tbk pada tahun 2009 dan tahun 2010, dan

yang tertinggi (maksimum) sebesar 12 yaitu pada perusahaan Astra

Internasional, Tbk ditahun 2012 dan pada perusahaan Vale Indonesia, Tbk

ditahun 2013, kemudian rata-ratanya (mean) sebesar 6,90 sementara

standar deviasinya sebesar 1,759. Hal ini menunjukkan simpangan data yang

relatif kecil karena nilainya yang lebih kecil daripada nilai rata-ratanya, yaitu

sebesar 6,90.

Data ukuran dewan direksi terendah (minimum) adalah 5 dan yang

tertinggi (maksimum) sebesar 12 yaitu pada perusahaan Bank Danamon, Tbk

ditahun 2011, kemudian rata-ratanya (mean) sebesar 7,39 sementara

standar deviasinya sebesar 1,998. Hal ini menunjukkan simpangan data yang

relatif kecil karena nilainya yang lebih kecil daripada nilai rata-ratanya, yaitu

sebesar 7,39

Data kepemilikan manajerial terendah (minimum) adalah 0,000 dan

yang tertinggi (maksimum) sebesar 0,237 yaitu pada perusahaan Adaro

Energy, Tbk kemudian rata-ratanya (mean) sebesar 0,007624 sementara

standar deviasinya adalah sebesar 0,035081. Hal ini menunjukkan

simpangan data yang relatif besar karena nilainya yang lebih besar daripada

nilai rata-ratanya, yaitu sebesar 0,007624.

Data kepemilikan institusional terendah (minimum) adalah 0,000 dan

yang tertinggi (maksimum) sebesar 0,797 yaitu pada perusahaan Astra Agro

Lestari, Tbk kemudian rata-ratanya (mean) adalah sebesar 0,182583

Page 82: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

61

sementara standar deviasinya sebesar 0,2424218. Hal ini menunjukkan

simpangan data yang relatif besar karena nilainya yang lebih besar daripada

nilai rata-ratanya, yaitu sebesar 0,182583.

Data kinerja keuangan terendah (minimum) adalah -0,0338 yaitu pada

perusahaan Semen Gresik (Persero), Tbk ditahun 2013 dan yang tertinggi

(maksimum) sebesar 0,4038 yaitu pada Unilever Indonesia, Tbk ditahun

2012 kemudian rata-ratanya (mean) sebesar 0,131697 sementara standar

deviasinya sebesar 0,0997171. Hal ini menunjukkan simpangan data yang

relatif kecil karena nilainya yang lebih kecil daripada nilai rata-ratanya, yaitu

sebesar 0,131697.

4.2. Hasil Uji Asumsi Klasik

4.2.1. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel residual memiliki distribusi normal. Untuk menguji apakah

distribusi data normal atau tidak, ada dua cara untuk mendeteksinya, yaitu

dengan analisis grafik dan uji statistik. Analisis grafik diuji dengan

menggunakan grafik histogram dan grafik normal probability plot sedangkan

uji stastistik dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov Z (1-

Sample K-S).

Hasil uji menggunakan analisis grafik histogram dan grafik normal

probability plot dapat dilihat pada gambar 4.1. dan gambar 4.2. pada bagian

lampiran 13. Dari gambar 4.2. tersebut terlihat adanya titik menyebar di

Page 83: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

62

sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal sehingga dapat

dikatakan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. Namun,

kesimpulan normal tidaknya data tidak hanya dilihat dari analisis grafik saja

maka juga dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji Kolmogorov-

Smirnov Z (1- Sample K-S).

Tabel 4.2.

Hasil Uji Normalitas dengan Uji Kolmogorov-Smirnov Z (1- Sample K-S)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 105

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation .35705706

Most Extreme

Differences

Absolute .087

Positive .059

Negative -.087

Kolmogorov-Smirnov Z .890

Asymp. Sig. (2-tailed) .407

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2015

Berdasarkan tabel 4.2. hasil uji menunjukkan nilai Z hitung sebesar

0,890 dengan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,407. Nilai Asymp. Sig. (2-

tailed) lebih dari nilai signifikan yang digunakan yaitu 0,05 menunjukkan

data terdistribusi secara normal atau asumsi normalitas terpenuhi.

Page 84: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

63

4.2.2. Hasil Uji Multikolonieritas

Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Pada model regresi yang

baik seharusnya antar variabel independen tidak terjadi kolerasi. Dalam penelitian

ini, uji multikolonieritas dilakukan dengan melihat pada nilai tolerance dan

Variance Inflantion Factor (VIF). Apabila nilai tolerance < 0,1 dan nilai VIF > 10

maka terdapat multikolonieritas. Hasil pengujian multikolonieritas dapat dilihat

pada tabel berikut ini :

Tabel 4.3.

Hasil Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1.039 .373

Dewan Komisaris -1.013 .354 -.257 .933 1.072

Dewan Direksi -1.311 .310 -.371 .969 1.032

Kepemilikan Manajerial .029 .022 .117 .970 1.030

Kepemilikan Institusional .094 .059 .142 .936 1.068

a. Dependent Variable: Kinerja Keuangan

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2015

Tabel 4.2. menunjukkan jika keempat variabel independen yang digunakan

memiliki nilai tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10. Jadi dapat

dinyatakan dalam model regresi ini tidak terdapat adanya multikolonieritas.

Page 85: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

64

4.2.3. Hasil Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson

(DW test). Pengambilan keputusan untuk menentukan apakah terjadi

autokorelasi atau tidak, dapat dilihat dari nilai DW dan dibandingkan dengan

nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 0,05, jumlah sampel (n)

dan jumlah variabel independen (k) (Ghozali, 2011). Berikut adalah hasil

pengujian autokorelasi dengan uji Durbin-Watson (DW test).

Tabel 4.4.

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .502a .252 .222 ,3641282 1.793

a. Predictors: (Constant), Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Dewan

Direksi, Dewan Komisaris

b. Dependent Variable: Kinerja Keuangan

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2015

Berdasarkan tabel 4.12 di atas, menunjukkan bahwa nilai DW sebesar

1,793 lebih besar dari batas atas (du) 1,741 dan kurang dari 4 – 1,741 (4 –

du), maka dengan demikian tidak terjadi autokorelasi.

4.2.4. Hasil Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan

ke pengamatan yang lain. Uji heteroskedastisitas dapat dilihat menggunakan

Page 86: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

65

grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat dengan residual. Pada

grafik scatterplot untuk mendapatkan model regresi yang layak dan tidak

terjadi heterokedastisitas, maka titik-titik pada grafik harus menyebar secara

acak, dan tersebar baik di atas maupun dibawah angka pada sumbu Y. Hasil

uji heterokedastisitas penelitian ini dapat dilihat pada gambar 4.3.

Gambar 4.3.

Hasil Uji Heterokedastisitas (grafik Scatterplot)

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2015.

Berdasarkan analisis grafik scatterplot pada gambar di atas menunjukkan

tidak adanya pola yang jelas dan titik-titik juga menyebar di atas maupun dibawah

Page 87: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

66

angka 0 pada sumbu Y bahwa data pada penelitian ini, sehingga dapat dinyatakan

bahwa data pada model regresi penelitian ini tidak terjadi heterokedastisitas.

4.3. Hasil Uji Hipotesis

Penelitian ini menguji hipotesis-hipotesis dengan metode analisis

regresi linier berganda (multiple linear regression). Analisis regresi linier

berganda digunakan untuk menguji pengaruh dari beberapa variabel bebas

terhadap satu variabel terikat. Analisis regresi dapat memberikan jawaban

mengenai besarnya pengaruh setiap variabel independen terhadap variabel

dependennya. Analisis ini digunakan untuk menghitung besarnya pengaruh

ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, kepemilikan manajerial dan

kepemilikan institusional yang merupakan variabel independen terhadap

Kinerja keuangan yang merupakan variabel dependen.

4.3.1 Hasil Uji Parsial t (t test)

Pengujian ini bertujuan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh

satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam

menerangkan variasi variabel dependen. Dasar pengambilan keputusan

dilihat dari nilai thitung dan ttabel serta nilai signifikansi (probabilitas).

Tabel 4.5.

Hasil Uji Parsial t (t test)

Page 88: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

67

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.039 .373 2.786 .006

Dewan Komisaris -1.013 .354 -.257 -2.865 .005

Dewan Direksi -1.311 .310 -.371 -4.224 .000

Kepemilikan Manajerial .029 .022 .117 1.328 .187

Kepemilikan Institusional .094 .059 .142 1.590 .115

a. Dependent Variable: Kinerja Keuangan

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2015.

Berdasarkan keterangan pada tabel 4.5. maka diperoleh persamaan

regresi sebagai berikut:

Persamaan regresi linier tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

1. Konstanta sebesar 1,039 memberikan arti bahwa tanpa adanya pengaruh

ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, kepemilikan manajerial,

kepemilikan institutional, maka akan terjadi peningkatan ROA sebesar 1,039

atau dengan kata lain jika variabel independen dianggap konstan, maka

kinerja keuangan (ROA) sebesar 1,039.

2. Koefisien regresi variabel ukuran dewan komisaris (X1) bernilai negatif,

yaitu sebesar -1,013 memberikan arti jika variabel ukuran dewan

komisaris mengalami kenaikan maka kinerja keuangan akan mengalami

Y = 1,039 – 1,013 X1 – 1,311 X2 + 0,029 X3 + 0,094 X4 + e

Page 89: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

68

penurunan sebesar -1,013. Koefisien yang bernilai negatif artinya

hubungan antara variabel ukuran dewan komisaris dan variabel kinerja

keuangan, semakin tinggi nilai ukuran dewan komisaris maka semakin

menurun nilai kinerja keuangan.

3. Koefisien regresi variabel ukuran dewan direksi (X2) bernilai negatif, yaitu

sebesar -1,311 memberikan arti jika variabel ukuran dewan direksi

mengalami kenaikan maka kinerja keuangan akan mengalami penurunan

sebesar -1,311. Koefisien yang bernilai negatif artinya hubungan antara

variabel ukuran dewan direksi dan variabel kinerja keuangan, semakin

tinggi nilai ukuran dewan direksi maka semakin menurun nilai kinerja

keuangan.

4. Koefisien regresi variabel kepemilikan manajerial (X3) sebesar 0,029

memberikan arti bahwa variabel kepemilikan manajerial tidak berpengaruh

terhadap kinerja keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa dengan ada kenaikan

kepemilikan manajerial, maka tidak terjadi kenaikan kinerja keuangan

perusahaan sebesar 0,029, begitu juga sebaliknya.

5. Koefisien regresi variabel kepemilikan institusional (X4) sebesar 0,094

memberikan arti bahwa variabel kepemilikan institusional tidak

berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa dengan

ada kenaikan kepemilikan institusional, maka tidak terjadi kenaikan kinerja

keuangan perusahaan sebesar 0,094, begitu juga sebaliknya.

Nilai ttabel dapat dilihat pada tabel statistik untuk signifikansi 0,05 dengan

menentukan derajat kebebasan df (n-k-1) atau 105 – 4 – 1 (n adalah jumlah

Page 90: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

69

variabel dan k adalah jumlah variabel independen). Hipotesis atau Ha akan

diterima jika thitung > ttabel atau –thitung < -ttabel (Puriyatno, 2011:91). Hasil pengujian

variabel independen dengan melihat nilai thitung dan ttabel pada tabel 4.6.

Pengujian variabel independen dengan menggunakan nilai signifikansi

(probabilitas) dapat dilihat pada tabel 4.5. Hipotesis atau Ha akan diterima

jika nilai signifikansi (probabilitas) < 0,05.

Tabel 4.6.

Hasil Uji Parsial t menggunakan thitung dan ttabel

Variabel Penelitian thitung /-thitung ttabel /-ttabel Hasil

Dewan Komisaris -2.865 -1,984 H1 diterima

Dewan Direksi -4.224 -1,984 H2 diterima

Kepemilikan Manajerial 1.328 1,984 H3 ditolak

Kepemilikan

Institusional1.590

1,984H4 ditolak

Dependent Variable: Kinerja Keuangan.

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2015.

Adapun penjelasan terhadap masing-masing variabel adalah sebagai berikut:

4.3.1.1 Ukuran Dewan Komisaris

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran dewan

komisaris (DK) secara parsial terhadap kinerja keuangan. Koefisien regresi

ukuran dewan direksi sebesar -1,013. -thitung sebesar -2,865 dan nilai -ttabel

sebesar -1,984 ( = 0,05, df = 99). -tα hitung lebih kecil daripada -ttabel, hal ini

menunjukkan tingkat ukuran dewan komisaris memiliki pengaruh terhadap

kinerja keuangan. Nilai signifikansi menunjukkan lebih kecil dari 0,05 yaitu

sebesar 0,005, artinya bahwa variasi variabel ukuran dewan direksi secara

Page 91: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

70

parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan.

Arah koefisien dari variabel ukuran dewan direksi menunjukkan arah yang

negatif begitu juga nilai thitung yang benilai negatif menunjukkan pengaruh

ukuran dewan komisaris yang negatif. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa hipotesis pertama (H1) yang menyatakan ukuran dewan direksi

secara signifikan berpengaruh terhadap kinerja keuangan (ROA) tidak dapat

ditolak atau diterima.

4.3.1.2 Ukuran Dewan Direksi

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran dewan

direksi (DD) secara parsial terhadap kinerja keuangan. Koefisien regresi

ukuran dewan direksi sebesar -1,311. -thitung sebesar -4,224 dan nilai -ttabel

sebesar -1,984 ( = 0,05, df = 99). -tα hitung lebih kecil daripada -ttabel, hal ini

menunjukkan tingkat ukuran dewan direksi memiliki pengaruh terhadap

kinerja keuangan. Nilai signifikansi menunjukkan lebih kecil dari 0,05 yaitu

sebesar 0,000, artinya bahwa variasi variabel ukuran dewan direksi secara

parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan.

Arah koefisien dari variabel ukuran dewan direksi menunjukkan arah yang

negatif begitu juga nilai thitung yang benilai negatif menunjukkan pengaruh

ukuran dewan direksi yang negatif. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa hipotesis kedua (H2) yang menyatakan ukuran dewan direksi secara

signifikan berpengaruh terhadap kinerja keuangan (ROA) tidak dapat ditolak

atau diterima.

Page 92: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

71

4.3.1.3 Kepemilikan Manajerial

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemilikan

manajerial (KM) secara parsial terhadap kinerja keuangan. Koefisien regresi

kepemilikan manajerial sebesar 0,029. thitung sebesar 1,328 dan nilai ttabel

sebesar 1,984 ( = 0,05, df = 99). tα hitung lebih besar daripada ttabel, hal ini

menunjukkan tingkat kepemilikan manajerial tidak memiliki pengaruh

terhadap kinerja keuangan. Nilai signifikansi menunjukkan lebih besar dari

0,05 yaitu sebesar 0,187, artinya bahwa variasi variabel kepemilikan

manajerial secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap kinerja keuangan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

hipotesis ketiga (H3) yang menyatakan kepemilikan manajerial secara

signifikan berpengaruh terhadap kinerja keuangan (ROA) tidak dapat

diterima atau ditolak.

4.3.1.4 Kepemilikan Institusional

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemilikan

institusional (KI) secara parsial terhadap kinerja keuangan. Koefisien regresi

kepemilikan institusional sebesar 0,094. thitung sebesar 1,590 dan nilai ttabel

sebesar 1,984 ( = 0,05, df = 99). tα hitung lebih kecil daripada ttabel, hal ini

menunjukkan tingkat kepemilikan institusional tidak memiliki pengaruh

terhadap kinerja keuangan. Nilai signifikansi menunjukkan lebih besar dari

0,05 yaitu sebesar 0,115, artinya bahwa variasi variabel kepemilikan

institusional secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap kinerja keuangan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

Page 93: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

72

hipotesis keempat (H4) yang menyatakan kepemilikan institusional secara

signifikan berpengaruh terhadap kinerja keuangan (ROA) tidak dapat

diterima atau ditolak.

4.3.2. Hasil Uji Simultan (F test).

Uji Simultan atau F test ini bertujuan untuk menunjukkan apakah

semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Pengambilan

keputusan dilihat berdasarkan nilai Fhitung dan Ftabel. Nilai Ftabel dapat dilihat

pada tabel statistik pada tingkat signifikansi 0,05 kemudian memnentukan df

1 (jumlah variabel – 1) yaitu 4 dan df 2 (n-k-1) atau 105 – 4 – 1 (n adalah

jumlah variabel dan k adalah jumlah variabel independen) (Priyatno, 2011:89).

Hasil yang diperoleh untuk Ftabel adalah sebesar 2,463. Hipotesis atau Ha akan

diterima jika Fhitung > Ftabel yang dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.7.

Hasil Uji Simultan menggunakan Fhitung dan Ftabel.

Variabel Penelitian Fhitung Ftabel Hasil

Dewan Komisaris, Dewan

Direksi, Kepemilikan

8.421 2,463 H5 diterima

Page 94: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

73

Manajerial, Kepemilikan

Institusional.

Dependent Variable: Kinerja Keuangan.

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2015.

Hasil pengujian variabel independen dengan menggunakan nilai

signifikansi (probabilitas) dapat dilihat pada tabel 4.8. Hipotesis akan atau Ha

akan diterima jika nilai signifikansi (probabilitas) < 0,05.

Tabel 4.8.

Hasil Uji Simultan (F test)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 4.466 4 1.117 8.421 .000a

Residual 13.259 100 .133

Total 17.725 104

a. Predictors: (Constant), Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Dewan Direksi,

Dewan Komisaris

b. Dependent Variable: Kinerja Keuangan

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2015.

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai Fhitung sebesar 8,421 lebih besar

dari nilai Ftabel yaitu 2,463. Berdasarkan uji ANOVA diperoleh tingkat

signifikan 0,000 lebih kecil dari nilai signifikansi (probabilitas) 0,05. Hal ini

menunjukkan bahwa ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi,

kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional berpengaruh secara

bersama-sama atau secara simultan terhadap kinerja keuangan. Dengan

Page 95: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

74

demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis kelima (H5) tidak dapat ditolak

atau diterima.

4.3.3. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2).

Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dapat menerangkan variasi variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai R2 yang kecil

berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel

dependen amat terbatas. Banyak ahli peneliti menganjurkan untuk

menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat mengevaluasi mana

model regresi yang terbaik. Hasil uji koefisien determinasi (R2)

dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.9.

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .502a .252 .222 ,3641282

a. Predictors: (Constant), Kepemilikan Institusional, Kepemilikan

Manajerial, Dewan Direksi, Dewan Komisaris

b. Dependent Variable: Kinerja Keuangan

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2015.

Berdasarkan tabel di atas diperoleh angka adjusted R2 sebesar 0,222

atau 22,2%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan variabel ukuran dewan

komisaris, ukuran dewan direksi, kepemilikan manajerial dan kepemilikan

institusional mempengaruhi atau menjelaskan terhadap kinerja keuangan

Page 96: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

75

adalah sebesar 22,2% dan sisanya sebesar 77,8% dipengaruhi atau

dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam penelitian ini.

Sehingga dapat disimpulkan penelitian ini memiliki kemampuan variabel

independen untuk menjelaskan proprosi variabel dependen terbatas atau

lemah.

4.4. Pembahasan

4.4.1. Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris terhadap Kinerja Keuangan

(ROA).

Hasil pengujian hipotesis pertama (H1) menunjukkan bahwa variabel

ukuran dewan komisaris berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan

(ROA). Ini dapat dilihat dari nilai -thitung variabel ukuran dewan komisaris

yang lebih kecil dari –ttabel yaitu sebesar -2,865 dengan tingkat signifikansi

lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,005. Arah koefisien yang bernilai negatif

menunjukkan jika pengaruh dari variabel ukuran dewan komisaris ini

memberikan pengaruh signifikan yang negatif terhadap kinerja keuangan

perusahaan. Artinya, adanya jumlah dewan komisaris yang besar dapat

mengurangi kinerja keuangan perusahaan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sanda et al. (2005), dan

Yang et al. (2006). Menurut Jensen (1993) dan Yermack (1996) ukuran atau

jumlah dewan komisaris yang kecil akan lebih efektif dalam mengawasi kerja

manajemen. Ukuran atau jumlah dewan komisaris yang terlalu besar dapat

menyebabkan lambatnya proses pengambilan keputusan. Hal ini

Page 97: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

76

dikarenakan keputusan yang diambil harus didiskusikan terlebih dahulu dan

diambil kesepakatan bersama dari semua anggota dewan komisaris. Selain

dari keputusan yang tidak bersifat dinamis, karena akan diperlukan waktu

yang lama untuk berunding dan mengambil kesepakatan untuk suatu

keputusan, juga menyebabkan berkurangnya efektivitas pengambilan

keputusan dan dapat menurunkan kinerja keuangan perusahaan (Puspitasari

dan Ermawati, 2010).

4.4.2. Pengaruh Ukuran Dewan Direksi terhadap Kinerja Keuangan

(ROA).

Hasil pengujian hipotesis kedua (H2) menunjukkan bahwa variabel

ukuran dewan direksi berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan

(ROA). Ini dapat dilihat dari nilai -thitung variabel ukuran dewan direksi yang

lebih kecil dari –ttabel yaitu sebesar -4,224 dengan tingkat signifikansi lebih

kecil dari 0,05 yaitu 0,000. Arah koefisien yang bernilai negatif menunjukkan

jika pengaruh dari variabel ukuran dewan direksi ini memberikan pengaruh

signifikan yang negatif terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Purnama Sari dan Ardiana (2010) yang melakukan penelitian ukuran dewan

direksi terhadap nilai perusahaan dan juga Shakir (2008). Ada beberapa

kekurangan dalam besarnya ukuran dewan direksi. Ukuran dewan direksi

dengan jumlah yang besar dapat memberikan kerugian dan lebih mahal

untuk perusahaan. Efektivitas dari dewan direksi tidak diukur dari berapa

banyak anggota yang duduk di dalamnya, namun jumlah direksi yang kecil

Page 98: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

77

namun berpengalaman dan memiliki kemampuan akan lebih vital

dibutuhkan (Shakir, 2008). Ukuran dewan direksi yang besar juga akan

berakibat pada kurangnya diskusi yang berarti, sebab mengekspresikan pendapat

dalam kelompok besar umumnya memakan waktu, sulit dan mengakibatkan

kurangnya kekompakan pada dewan direksi.

4.4.3. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Kinerja Keuangan

(ROA).

Hasil pengujian hipotesis ketiga (H3) menunjukkan bahwa variabel

kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan (ROA).

Ini dapat dilihat dari nilai koefisien variabel kepemilikan manajerial yaitu

0,029 serta nilai thitung yang lebih kecil dari ttabel sebesar 1,328 dengan tingkat

signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu 0,187. Hal ini menunjukkan bahwa

kepemilikan manajerial tidak dapat memberikan pengaruh terhadap kinerja

keuangan perusahaan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Wulandari dan Budiartha (2014), Wiranata dan Nugrahanti (2013), Hapsoro

(2008), dan Christiawan dan Tarigan (2007). Hipotesis ditolak dikarenakan

kepemilikan manajerial terlalu rendah sehingga kinerja manajer dalam

mengelola perusahaan kurang optimal dan manajer sebagai pemegang saham

minoritas belum dapat berpartisipasi aktif dalam membuat suatu keputusan

diperusahaan, sehingga tidak mempengaruhi kinerja keuangan. Rasa

memiliki manajer atas perusahaan sebagai pemegang saham tidak cukup

Page 99: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

78

mampu membuat perbedaan dalam pencapaian kinerja dibandingkan dengan

manajer murni sebagai tenaga professional yang digaji perusahaan

(Christiawan dan Tarigan, 2007).

Rata-rata kepemilikan manajerial dalam sampel penelitian ini sangat

rendah yaitu 2.3%. Ada banyak perusahaan yang bahkan tidak memiliki

kepemilikan saham manajerial. Sedikitnya kepemilikan manajerial dalam

perusahaan ini lah yang membuat manajemen belum memiliki prioritas

untuk perusahaan selain dari untuk kepentingannya sendiri. Selain itu juga

manajemen perusahaan masih menjadi bagian yang sangat minoritas dalam

mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan sehingga kinerja manajer

dianggap belum optimal.

4.4.4. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Kinerja Keuangan

(ROA).

Hasil pengujian hipotesis keempat (H4) menunjukkan bahwa variabel

kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan

(ROA). Ini dapat dilihat dari nilai koefisien variabel kepemilikan institusional

yaitu 0,094 serta nilai thitung yang lebih kecil dari ttabel sebesar 1,590 dengan

tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu 0,115. Hal ini menunjukkan

bahwa kepemilikan institusional tidak dapat memberikan pengaruh terhadap

kinerja keuangan perusahaan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Wiranata dan

Nugrahanti (2013), Ardianingsih dan Ardiyani (2010), dan Hapsoro (2008).

Page 100: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

79

Menurut Wulandari (2006), serta Hapsoro (2008) menyatakan kepemilikan

institusional tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan disebabkan

karena pemilik mayoritas institusi ikut dalam pengendalian perusahaan

sehingga cenderung bertindak untuk kepentingan mereka sendiri meskipun

dengan mengorbankan kepentingan pemilik minoritas.

Menurut Modigliani (1958) adanya asimetri informasi antara pihak

pemegang saham dengan manajer menyebabkan manajer selaku pengelola

perusahaan akan bisa mengendalikan perusahaan karena memiliki informasi

lebih mengenai perusahaan dibandingkan pemegang saham. Sehingga

adanya kepemilikan institusi tidak menjamin monitoring kinerja manajer

dapat berjalan efektif. Kepemilikan oleh pihak institusional juga masih belum

menjadi mayoritas dalam perusahaan-perusahaan di Indonesia sehingga

belum dapat memberikan pengaruh dan tidak menjamin pengawasan

terhadap kinerja manajer karena posisi yang masih minoritas.

4.4.5. Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris, Ukuran Dewan Direksi,

Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional secara

Bersama terhadap Kinerja Keuangan (ROA).

Hasil pengujian hipotesis kelima (H5) menunjukkan bahwa variabel

ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, kepemilikan manajerial dan

kepemilikan institusional secara bersama-sama berpengaruh signifikan

terhadap kinerja keuangan (ROA). Ini dapat dilihat dari nilai Fhitung yang lebih

besar dari Ftabel sebesar 8,421 dengan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05

Page 101: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

80

yaitu 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran dewan komisaris, ukuran

dewan direksi, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional dapat

memberikan pengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, kepemilikan

manajerial dan kepemilikan institusional Nilai adjusted R² sama dengan

0,222 yang berarti bahwa 22,2% variabel kinerja keuangan (ROA) dapat

dijelaskan oleh variabel ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi,

kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional, sisanya 78,8%

dijelaskan oleh faktor lain diluar model regresi.

Page 102: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Penelitian ini berusaha untuk menguji pengaruh corporate governance

yang diproksikan dengan variabel ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi,

kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional terhadap kinerja keuangan

yang diproksikan dengan Return on Assets (ROA) pada perusahaan yang termasuk

ke dalam Indeks LQ 45 di Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Adapun hasil penelitian secara ringkas dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Ukuran Dewan Komisaris berpengaruh signifikan terhadap kinerja

keuangan (ROA).

2. Ukuran Dewan Direksi berpengaruh signifikan terhadap kinerja

keuangan (ROA).

3. Kepemilikan Manajerial tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan

(ROA).

4. Kepemilikan Institusional tidak berpengaruh terhadap kinerja

keuangan (ROA).

5. Ukuran Dewan Komisaris, Ukuran Dewan Direksi, Kepemilikan

Manajerial, Kepemilikan Institusional secara bersama berpengaruh

signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan (ROA).

79

Page 103: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

80

5.2. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yang mungkin

mempengaruhi hasil penelitian. Adapun beberapa keterbatasan tersebut adalah:

1. Jumlah pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini relatif sedikit,

yakni terbatas pada perusahaan yang konsisten masuk ke dalam indeks LQ

45 dari tahun 2009 hingga 2013 saja.

2. Variabel corporate governance yang digunakan dalam penelitian ini masih

terbatas hanya pada empat variabel saja yaitu ukuran dewan komisaris,

ukuran dewan direksi, kepemilikan manajerial dan kepemilikan

institusional.

3. Variabel kepemilikan institusional dalam penelitian ini hanya

berdasarkan pada total persentase kepemilikan saham oleh pihak

institusional dalam negeri saja, tanpa mengelompokkan kepemilikan

institusional asing juga.

5.3. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan untuk penelitian sejenis

berikutnya yaitu:

1. Menggunakan proksi variabel corporate governance yang lain karena

melihat dari uji koefisien determinasi, cukup besar angka pengaruh

variabel lain terhadap kinerja keuangan selain dari variabel yang

digunakan dalam penelitian ini. Beberapa variabel yang dapat

digunakan yaitu kepemilikan pemerintah, kepemilikan asing,

Page 104: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

81

2. Jika ingin menggunakan variabel dewan komisaris dan dewan direksi

dapat mengganti indikator variabel dengan frekuensi kehadiran rapat.

3. Mengganti kepemilikan manajerial dengan kepemilikan publik, karena

kepemilikan publik memiliki nilai persentasi yang cukup besar pada

perusahaan dan kepemilikan institusional tidak hanya menggunakan

institusional dalam negeri tapi juga institusional luar negeri.

4. Menggunakan variabel kinerja keuangan yang lain selain dari Return

On Asset, seperti Return On Assets (ROE), Earning Per Share (EPS), atau

Net Profit Margin (NPM).

5. Menggunakan sampel penelitian pada sektor tertentu yang lebih

spesifik lagi di luar indeks LQ 45.

6. Memperpanjang periode tahun pengamatan dengan periode atau

rentang waktu yang berbeda.

Page 105: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

DAFTAR PUSTAKA

Amba, Sekhar Muni. 2014. Corporate Governance and Firms’s Financial Performance. Journal of Academic and Business Ethics ISSN Online: 1941- 336X.

Ang, Robert. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Mediasoft Indonesia. Jakarta.

Anthony, Robert N. dan Govindarajan, Vijay. 2005. Management Control System: Sistem Pengendalian Manajemen. Salemba Empat. Jakarta.

Ardianingsih, Arum dan Ardiyani, Komala. 2010. Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Perusahaan. Jurnal Pena, Vol. 19 No. 2, September 2010.

Arifin. 2005. Peran Akuntan Dalam Menegakkan Prinsip Good Corporate Governance Pada Perusahaan di Indonesia (Tinjauan Perspektif Teori Keagenan). 13 Oktober 2009.

Bainbridge, Stephen M. 2008. The New Corporate Governance in Theory and Practice. Published by Oxford University Press, Inc.,

Bukhori, Iqbal dan Raharja. 2012. Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bei 2010). Diponegoro Journal of Accounting (2012).

Chinn, Richard. 2000. Corporate Governance Handbook. Gee Publishing Ltd, London.

Christiawan, Y. J. dan Tarigan, J. 2007. Kepemilikan Manajerial: Kebijakan Hutang, Kinerja dan Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 9(1), 1-8.

Coglianese, Carry., Healey Thomas J., Keating Elizabeth K, dan Michael Michael L. 2004, The Role of Goverment in Corporate Governance, RWP04-045. Havard University.

Darmawati, Deni, Khamsiyah dan Rika Gelar Rahayu. 2005. Hubungan Corporate Governance dan Kinerja Perusahaan. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.8 No.1 Januari.

Deegan, Craig. 2004. “Financial Accounting Theory”. McGraw-Hill Book Company. Sydney.

82

Page 106: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

83

Donaldson, L dan Davis J.H. 1989. CEO Governance and Shareholder returns: Agency theory or Stewardship theory. Paper dipresentasikan pada The Annual Meeting of The Academy of Management, Washington, DC.

Effendi, Muhammad Arief. 2009. The Power of Good Corporate Governance: Teori dan Implementasi. Salemba Empat. Jakarta.

Faisal & Firmansyah. 2005. Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Komposisi Dewan Direksi: Analisis Persamaan Simultan. Media Ekonomi dan Bisnis. Vol. XVI, No. 2, Desember.

Ferdiana, Norma. 2012. Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pertambangan di BEI. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi – Vol. 1, No. 2, Maret 2012.

Ghozali, Imam, 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Hanafi, Mamduh. M dan Halim, Abdul. 2009. Analisis Laporan Keuangan. UPP STIM YKPN. Yogyakarta.

Hapsoro, Dody. 2008. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan : Studi Empiris di Pasar Modal Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Manajemen, Vol. 19, No. 3 Desember 2008, hal. 155-172.

Hardikasari, Eka. 2011. Pengaruh Penerapan Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan pada Industri Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2008. Skripsi yang dipublikasikan. Universitas Diponegoro. Semarang.

Hastuti, Theresia Dwi. 2005. Hubungan antara Good Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan Dengan Kinerja Keuangan (Studi Kasus pada Perusahaan yang listing di Bursa Efek Jakarta). Simposium Nasional Akuntansi VIII. IAI.

Herawaty, Vinola. 2008. Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 10, No. 2, November 2008: 97-108.

Herwidayatmo. 2000. Implementasi Good Corporate Governance Untuk Perusahaan Publik Indonesia. Usahawan No 10 Th XXIX Oktober 2000.

Hikmawan, Hidayat. 2007. Analisis Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Go-Public. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

Page 107: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

84

Isshaq, Zangina, Godfred A. Bokpin, Joseph Mensah Onumah. 2009. Corporate Governance, Ownership Structure, Cash Holdings, and Firm Value on the Ghana Stock Exchange. The Journal of Risk Finance, Vol. 10 Iss: 5 pp. 488 - 499

Itturiaga, Felix J.L. dan Sanz, Juan Antonio R. 2000. Ownership Structure, Corporate Value and Firm Investment: A spanish Firms Simultaneous Equation Analysis, Working Paper Universidad de Valladolid. pp. 1-32.

Jama’an. 2008. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, dan Kualitas Kantor Akuntan Publik terhadap Integritas Informasi Laporan Keuangan. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.

Jensen, M. C. and Meckling W.H. 1976. Theory of The Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, 3, pp. 305-360. Journal Management Governance, 14, pp. 145–166. Jour-nal of Business Research, 61, pp. 609–614.

Jensen, M.C, 1993, The Modern Industrial Revolution, Exit and The Failure of Internal Control System, Journal Of Finance 48 (Juli): pp. 831-880.

Johnson, Simon, La Porta Rafael, Silanes Florencio Lopez de, Andrei Shleifer. 2000. Tunnelling. NBER Working Paper Series.

Kabigting, Leila C. 2011. Corporate Governance Among Banks Listed in The Philippine Stock Exchange. Journal of International Business Research, Volume 10, Special Issue, Number 2, 2011.

Keputusan Menteri BUMN No. KEP-117/M-MBU/2002 Tentang Penerapan Praktik Good Corporate Governance Pada Badan Usaha Milik Negara

Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, dan Terry D. Warfield. 2008. Akuntansi Intermediate Edisi Kedua belas Jilid 1. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Komite Nasional Kebijakan Governance (2006). Pedoman Umum Corporate Governance.

Kumaat, Lusye. C. 2013. Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan terhadap Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.17, No.1 Januari 2013, hal. 11–20.

Lestari, Maharani Ika dan Sugiharto, Toto. 2007. Kinerja Bank Devisa dan Bank Non Devisa dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek & Sipil). 21-22 Agustus, Vol.2. Fakultas Ekonomi. Universitas Gunadarma.

Page 108: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

85

Martsila, Ika Surya dan Meiranto, Wahyu. 2013. Pengaruh Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan. Diponegoro Journal Of Accounting, Vol. 2, No. 4, Tahun 2013.

Modigliani, F. and Miller, M.H. (1958). The cost of capital, corporation finance and the theory of investment. American Economic Review. 47(3): 261-297.

Munawir. 2004. Analisa Laporan Keuangan. Liberty. Yogyakarta.

Murwaningsari, Etty. 2009. Hubungan Corporate Governance, Corporate Social Responsibilities dan Corporate Financial Performance dalam Satu Continuum. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 11, No. 1, Mei 2009: 30-41.

Prasinta, Dian. 2012. Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan. Accounting Analysis Journal 1 (2) (2012).

Priyatno, Duwi. 2012. Belajar Cepat Olah Data Statistik dengan SPSS. Penerbit Andi: Yogyakarta.

Purnama Sari, A.A Pt. Agung Mirah dan Ardiana, Putu Agus. 2010. Pengaruh Board Size Terhadap Nilai Perusahaan. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 7.1 (2014): hal. 177-191. ISSN: 2302-8556.

Puspitasari, Filia dan Ermawati, Endang. 2010. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Badan Usaha. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan Tahun 3, No. 2, Agustus 2010.

Putra, I Komang D. A dan Wirawati, Ni Gusti P. 2013. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Hubungan antara Kinerja dengan Nilai Perusahaan. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 5.3 (2013):639-651, ISSN: 2302-8556.

Raharjo, Eko. 2007. Teori Agensi dan Teori Stewardship dalam Perspektif Akuntansi (Agency Theory Vs Stewardship Theory in the Accounting Perspective). Fokus Ekonomi Vol. 2 No. 1 Juni 2007: hal. 37 46.

Saleh, et al. 2008. Ownership Structure and Intellectual Capital performance in Malaysia Companies Listed on MESDAQ.

Sanda, Ahmadu, Aminu S. Mikaliu, dan Tukur Garba, 2005, Corporate Governance Mechanism and Firm Financial Performance in Nigeria. African Economic Research Consortium, Nairobi, Maret 2005, Department of Economics, Usmanu Danfodiyo University, Sokoto, Nigeria.

Page 109: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

86

Sartono Agus. 2001. Manajemen Keuangan Teori Dan Aplikasi. Penerbit BPFE. Yogyakarta.

Sekaredi, Sawitri. 2011. Pengaruh Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan (Studi Pada Perusahan yang Terdaftar di LQ 45 Tahun 2005- 2009). Skripsi yang dipublikasikan. Universitas Diponegoro. Semarang.

Shakir, Roselina. Board size, Executive Directors and Property Firm Performance in Malaysia. Pacific Rim Property Research Journal, Volume 14, Nomor 1, Hal 66-80.

Shaw, John. C. 2003. Corporate Governance and Risk: A System Approach. John Wiley & Sons, Inc, New Jersey.

Shleifer, A. dan Vishny, R. W. 1997. A Survey of Corporate Governance. The Journal of Finance, LII(2), pp. 737-783.

Siallagan, Hamonangan, dan Machfoedz, M. (2006). Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan. Simposium Nasonal Akuntansi IX, Padang.

Silviyani, Ni Luh N.T dan Sujana, Edi. 2014. Pengaruh Likuiditas Perdagangan Saham dan Kapitalisasi Pasar Terhadap Return Saham Perusahaan Yang Berada pada Indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2009-2013 (Studi Empiris Pada Perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia). e-Journal Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha.

Siswantaya, Gede I. 2007. Mekanisme Corporate Governance dan Manajemen Laba Studi Pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Tesis Magister Sains Akuntansi yang dipublikasikan. Program Studi Magister Sains Akuntansi Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. Semarang.

Solihin, Ismail. 2008. Corporate Social Responsibility: From Charity to Sustainability. Salemba Empat. Jakarta

Stulz, R.M. 1988. On Takeover Resistance, Managerial Discretion, and Shareholder Wealth. Journal of Financial Economics, this issue.

Subramanyam, K. R dan Wild John J. (2011). Analisis Laporan Keuangan Edisi 10, Buku 2. Salemba Empat. Jakarta.

Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta: Bandung

Sujoko dan Soebiantoro, Ugy. 2007. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Leverage, Faktor Intern dan Faktor Ekstern terhadap Nilai Perusahaan

Page 110: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

87

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur dan Non Manufaktur di Bursa Efek Jakarta). Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol 9: hal. 41-48.

Sutedi, Adrian. 2011. Good Corporate Governance. Sinar Grafika. Jakarta.

Sutojo, Siswanto dan E. John Aldridge, (2005), Good Corporate Governance (Tata Kelola Perusahaan yang Sehat) Cetakan pertama. PT. Damar Mulia Pustaka. Jakarta.

Swandari, Fifi. 2008. Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Tingkat Resiko dan Implikasinya Terhadap Kesulitan Keuangan Bank Umum di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol 9, No.1, hal. 15-23.

Tjager, I.N., A. Alijoyo H.R. Djemat, dan B. Sembodo. 2003. Corporate governance: Tantangan dan kesempatan bagi komunitas bisnis Indonesia. Forum Corporate Governance in Indonesia (FCGI).

Ujiyantho, Arief. M dan Pramuka, B. A. 2007. Mekanisme Corporate Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi X. AKPM-01: hal. 1-26. Universitas Diponegoro. Semarang.

Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

Veronica, N.P dan Utama, Sidharta (2006). Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Praktek Corporate Governance Terhadap Pengelolaan laba (Earnings Management). Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol. 9, No. 3, September 2006 hal. 307-326.

Wahyudi, Untung dan Pawestri, Hartini P. 2006. Implikasi Struktur Kepemilikan terhadap Nilai Perusahaan dengan Keputusan Keuangan sebagai Variabel Intervening. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) 9 Padang.

Wiranata, Yulius A dan Nugrahanti Yeterina W. 2013. Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 15, No. 1, Mei 2013, 15-26 ISSN 1411-0288 print / ISSN 2338-8137 online

Wolf, Patricia M. 2007. Board Performance in a Post Sarbanes-Oxley Environment: An Examination of The Relationships among Board Processes, Board Intellectual Capital and Board Changes. Dissertation for the Degree Doctor of Philosophy Capella University.

Page 111: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

88

Wolk, H.I., M.G. Tearney, dan J.L. Dodd. 2001. Accounting Theory: A Conceptual and Institutional Approach. Fifth Edition. Ohio: South-Western College Publishing.

Wulandari, Ndaruningpuri. 2006. Pengaruh Indikator Mekanisme Corporate Governance terhadap Kinerja Perusahaan Publik di Indonesia. Fokus Ekonomi: Vol. 1 No.2 Desember 2006, 120-136.

Wulandari, N.P Yani dan Budiartha I Ketut. 2014. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Komite Audit, Komisaris Independen dan Dewan Direksi terhadap Integritas Laporan Keuangan. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 7.3 (2014): 574-586 ISSN: 2302-8556.

Yang, Ya-Wan, DeWayne L. Searcy, dan Kay W. Tatum, 2006, The Role of Corporate Governance on Long Term Financial Performance and Market Valuation of R&D Invesment in the Biotechnology Industry.

Yermack, D., 1996, Higher Market Valuation of Companies with Small Board of Directors. Journal of Financial Economics, Vol. 40, 185-211.

Sumber internet:

BBC News. Kasus criminal Bank Wegelin. http://www.bbc.co.uk/indonesia/majalah/2013/01/130104_wegelin_bank_business diakses pada 26 Desember 2014.

Bursa Efek Indonesia. Tata Kelola Perusahaan. http://www.idx.co.id/id/beranda/

diakses pada 26 Desember 2014.

Bursa Efek Indonesia. Laporan Keuangan dan Tahunan. http://www.idx.co.id/id-id/beranda/perusahaantercatat/laporankeuangandantahunan.aspx diakses pada 02 Desember 2014.

Kontan. Skandal kasus Diebold Inc. http://keuangan.kontan.co.id/news/skandal-diebold-sanksi-bi-menanti-bank-bumn diakses pada 26 Desember 2014.

Majalah Swa-sembada, 2005, Edisi 09 / XXI / 28 April – 11 Mei. http://e-library.msd.ac.id/index.php?p=show_detail&id=2270.

Saham Ok. Annual Report Perusahaan. http://www.sahamok.com/annual-report/ diunduh pada 27 November 2014.

Page 112: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

89

Saham Ok. Indeks LQ 45 (untuk tahun 2009 hingga 2013) http://www.sahamok.com/bei/lq-45/ diakses pada 18 Desember 2014.

VibizNews. 33 Kasus Pelanggaran teradi di Pasar Modal selama 2013. http://vibiznews.com/2013/12/31/33-kasus-pelanggaran-terjadi-di-pasar-modal-selama-2013/ diakses pada 4 Januari 2015.

Page 113: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

Lampiran 1

DAFTAR SAMPEL PERUSAHAAN

Sumber: Data diolah, 2015

No Nama Emiten Kode Saham

1. Astra Agro Lestari Tbk. AALI

2. Adaro Energy Tbk. ADRO

3. Astra International Tbk ASII

4. Bank Central Asia Tbk. BBCA

5. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. BBNI

6. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. BBRI

7. Bank Danamon Tbk. BDMN

8. Vale Indonesia Tbk. INCO

9. Indofood Sukses Makmur Tbk. INDF

10. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. INTP

11. Indo Tambangraya Megah Tbk. ITMG

12. Jasa Marga (Persero) Tbk. JSMR

13. Kalbe Farma Tbk. KLBF

14. Lippo Karawaci Tbk. LPKR

15. PP London Sumatra Indonesia Tbk. LSIP

16. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. PGAS

17. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk PTBA

18. Semen Gresik (Persero) Tbk. SMGR

19. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. TLKM

20. United Tractor Tbk. UNTR

21. Unilever Indonesia Tbk. UNVR

Page 114: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

Lampiran 2Indeks LQ 45 Periode Februari 2009 - Juli 2009

No. Kode Saham Nama Emiten1. AALI Astra Agro Lestari Tbk.2. ADRO Adaro Energy Tbk.3. AKRA AKR Corporindo Tbk.4. ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk

5. ASII Astra International Tbk

6. BBCA Bank Central Asia Tbk

7. BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

8. BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

9. BDMN Bank Danamon Tbk

10. BISI Bisi International Tbk

11. BLTA Berlian Laju Tanker Tbk12. BMRI Bank Mandiri (Perseri) Tbk13. BNGA Bank CIMB Niaga Tbk14. BNII Bank International Indonesia Tbk15. BRPT Barito Pasific Tbk16. BYAN Bayan Resources Tbk17. CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk

18. CTRA Ciputra Development Tbk

19. ELSA Elnusa Tbk

20. INCO International Nickel Indonesia Tbk

21. INDF Indofoof Sukses Makmur Tbk22. INDY Indika Energy Tbk23. INKP Indah Kiat Pulp & paper Tbk24. INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk25. ISAT Indosat Tbk26. ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk27. JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk28. KLBF Kalbe Farma Tbk

29. LPKR Lippo Karawaci Tbk

30. LSIP London Sumatera Plantation Tbk

31. MEDC Medco Energi International Tbk

32. MIRA Mitra Rajasa Tbk

33. PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero)Tbk34. PNBN Bank Pan Indonesia Tbk35. PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk36. SGRO Sampoerna Agro Tbk37. SMCB Holcim Indonesia Tbk38. SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk39. TBLA Tunas Baru Lampung Tbk

40. TINS Timah (Persero) Tbk41. TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk42. UNSP Bakrie Sumatera Plantation Tbk43. UNTR United Tractors Tbk

44. UNVR Unilever Indonesia Tbk

45. WIKA Wijaya Karya (Persero) TbkSumber: www.sahamok.com

Lampiran 3

Page 115: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

Indeks LQ 45 Periode Agustus 2009 – Januari 2010(Lampiran Pengumuman BEI No. Peng-00283/BEI.PSH/07-2009 tanggal 31 Juli 2009):

No. Kode Saham Nama Emiten1. AALI Astra Agro Lestari Tbk

2. ADRO Adaro Energy Tbk

3. ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk

4. ASII Astra International Tbk

5. BBCA Bank Central Asia Tbk

6. BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

7. BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

8. BDMN Bank Danamon Tbk9. BISI Bisi International Tbk

10. BLTA Berlian Laju Tanker Tbk11. BMRI Bank Mandiri (Perseri) Tbk

12. BNBR Bakrie & Brothers Tk

13. BRPT Barito Pasific Tbk

14. BTEL Bakrie Telecom Tbk

15. BUMI Bumi Resources Tbk

16. DEWA Darma Henwa Tbk

17. ELSA Elnusa Tbk18. ELTY Bakrieland Development Tbk19. ENRG Energi Mega Persada Tbk20. GGRM Gudang Garam Tbk

21. INCO International Nickel Indonesia Tbk

22. INDF Indofoof Sukses Makmur Tbk

23. INDY Indika Energy Tbk24. INKP Indah Kiat Pulp & paper Tbk25. INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk26. ISAT Indosat Tbk

27. ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk

28. JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk

29. KLBF Kalbe Farma Tbk

30. LPKR Lippo Karawaci Tbk

31. LSIP London Sumatera Plantation Tbk32. MEDC Medco Energi International Tbk33. MIRA Mitra Rajasa Tbk34. PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero)Tbk35. PNBN Bank Pan Indonesia Tbk36. PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk37. SGRO Sampoerna Agro Tbk

38. SMCB Holcim Indonesia Tbk

39. SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk40. TINS Timah (Persero) Tbk41. TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk42. TRUB Truba Alam Manunggal Engineering Tbk

43. UNSP Bakrie Sumatera Plantation Tbk

44. UNTR United Tractors Tbk45. UNVR Unilever Indonesia Tbk

Sumber: www.sahamok.com

Lampiran 4

Page 116: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

Indeks LQ 45 Periode Februari 2010 – Juli 2010(Lampiran Pengumuman BEI No. Peng-00020/BEI.PSH/01-2010 tanggal 29 Januari 2010)

No. Kode Saham Nama Emiten

1. AALI Astra Agro Lestari Tbk2. ADRO Adaro Energy Tbk3. ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk4. ASII Astra International Tbk5. BBCA Bank Central Asia Tbk6. BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk7. BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk8. BDMN Bank Danamon Tbk9. BISI Bisi International Tbk

10. BLTA Berlian Laju Tanker Tbk11. BMRI Bank Mandiri (Perseri) Tbk12. BNBR Bakrie & Brothers Tk13. BRPT Barito Pasific Tbk14. BTEL Bakrie Telecom Tbk15. BUMI Bumi Resources Tbk16. DEWA Darma Henwa Tbk17. ELSA Elnusa Tbk18. ELTY Bakrieland Development Tbk19. ENRG Energi Mega Persada Tbk20. GGRM Gudang Garam Tbk21. HEXA Hexindo Adiperkasa Tbk22. INCO International Nickel Indonesia Tbk23. INDF Indofoof Sukses Makmur Tbk24. INDY Indika Energy Tbk25. INKP Indah Kiat Pulp & paper Tbk26. INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk27. ISAT Indosat Tbk28. ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk29. JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk30. KLBF Kalbe Farma Tbk31. LPKR Lippo Karawaci Tbk32. LSIP London Sumatera Plantation Tbk33. MEDC Medco Energi International Tbk34. MIRA Mitra Rajasa Tbk35. PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero)Tbk36. PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk37. SGRO Sampoerna Agro Tbk38. SMCB Holcim Indonesia Tbk39. SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk40. TINS Timah (Persero) Tbk41. TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk42. TRUB Truba Alam Manunggal Engineering Tbk43. UNSP Bakrie Sumatera Plantation Tbk44. UNTR United Tractors Tbk45. UNVR Unilever Indonesia Tbk

Sumber: www.sahamok.comLampiran 5

Page 117: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

Indeks LQ 45 Periode Agustus 2010 – Januari 2011(Lampiran Pengumuman BEI No. Peng-00439/BEI.PSH/07-2010 tanggal 30 Juli 2010)

No. Kode Saham Nama Emiten1. AALI Astra Agro Lestari Tbk2. ADRO Adaro Energy Tbk3. ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk4. ASII Astra International Tbk5. ASRI Alam Sutera Realty Tbk6. BBCA Bank Central Asia Tbk7. BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk8. BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk9. BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

10. BDMN Bank Danamon Tbk11. BIPI Benakat Petrolium Energy Tbk12. BMRI Bank Mandiri (Perseri) Tbk13. BMTR Global Mediacom Tbk14. BNBR Bakrie & Brothers Tk15. BRPT Barito Pasific Tbk16. BSDE Bumi Serpong Damai Tbk17. BTEL Bakrie Telecom Tbk18. BUMI Bumi Resources Tbk19. DEWA Darma Henwa Tbk20. DOID Delta Dunia Makmur Tbk21. ELSA Elnusa Tbk22. ELTY Bakrieland Development Tbk23. ENRG Energi Mega Persada Tbk24. GGRM Gudang Garam Tbk25. INCO International Nickel Indonesia Tbk26. INDF Indofoof Sukses Makmur Tbk27. INDY Indika Energy Tbk28. INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk29. ISAT Indosat Tbk30. ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk

31. JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk32. KLBF Kalbe Farma Tbk33. LPKR Lippo Karawaci Tbk34. LSIP London Sumatera Plantation Tbk35. MEDC Medco Energi International Tbk36. PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero)Tbk37. PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk38. SMCB Holcim Indonesia Tbk39. SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk40. TINS Timah (Persero) Tbk41. TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk42. TRUB Truba Alam Manunggal Engineering Tbk43. UNSP Bakrie Sumatera Plantation Tbk44. UNTR United Tractors Tbk45. UNVR Unilever Indonesia Tbk

Sumber: www.sahamok.com

Lampiran 6

Page 118: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

Indeks LQ 45 Periode Februari 2011 – Juli 2011

No. Kode Saham Nama Emiten1. AALI Astra Agro Lestari Tbk2. ADRO Adaro Energy Tbk3. ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk4. ASII Astra International Tbk5. ASRI Alam Sutera Realty Tbk6. BBCA Bank Central Asia Tbk7. BBKP Bank Bukopin Tbk8. BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk9. BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

10. BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk11. BDMN Bank Danamon Tbk12. BJBR BPD Jawa Barat & Banten Tbk13. BMRI Bank Mandiri (Perseri) Tbk14. BNBR Bakrie & Brothers Tk15. BRAU Berau Coal Energy Tbk16. BSDE Bumi Serpong Damai Tbk17. BTEL Bakrie Telecom Tbk18. BUMI Bumi Resources Tbk19. CPIN Charoen Pokphan Indonesia Tbk20. DOID Delta Dunia Makmur Tbk21. ELSA Elnusa Tbk22. ELTY Bakrieland Development Tbk23. ENRG Energi Mega Persada Tbk24. GGRM Gudang Garam Tbk25. GJTL Gajah Tunggal Tbk26. INCO International Nickel Indonesia Tbk27. INDF Indofoof Sukses Makmur Tbk28. INDY Indika Energy Tbk29. INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk30. ISAT Indosat Tbk31. ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk32. JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk33. KLBF Kalbe Farma Tbk34. LPKR Lippo Karawaci Tbk35. LSIP London Sumatera Plantation Tbk36. MEDC Medco Energi International Tbk37. PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero)Tbk38. PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk39. SMCB Holcim Indonesia Tbk40. SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk41. TINS Timah (Persero) Tbk42. TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk43. UNSP Bakrie Sumatera Plantation Tbk44. UNTR United Tractors Tbk45. UNVR Unilever Indonesia Tbk

Sumber: www.sahamok.com

Lampiran 7Indeks LQ 45 Periode Agustus 2011 – Januari 2012

Page 119: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

(Lampiran Pengumuman BEI No. Peng-00434/BEI.PSH/07-2011 tanggal 25 Juli 2011)

No. Kode Saham Nama Emiten1. AALI Astra Agro Lestari Tbk2. ADRO Adaro Energy Tbk3. ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk4. ASII Astra International Tbk5. BBCA Bank Central Asia Tbk6. BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk7. BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk8. BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk9. BDMN Bank Danamon Tbk

10. BJBR BPD Jawa Barat & Banten Tbk11. BMRI Bank Mandiri (Perseri) Tbk12. BNBR Bakrie & Brothers Tk13. BORN Borneo Lumbung Energy Tbk14. BRAU Berau Coal Energy Tbk15. BUMI Bumi Resources Tbk16. CPIN Charoen Pokphan Indonesia Tbk17. DOID Delta Dunia Makmur Tbk18. ELTY Bakrieland Development Tbk19. ENRG Energi Mega Persada Tbk20. EXCL XL Axiata Tbk21. GGRM Gudang Garam Tbk22. GJTL Gajah Tunggal Tbk23. HRUM Harum Energy Tbk24. ICBP Indofoof CBP Sukses Makmur Tbk25. INCO International Nickel Indonesia Tbk26. INDF Indofoof Sukses Makmur Tbk27. INDY Indika Energy Tbk28. INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk29. ISAT Indosat Tbk30. ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk

31. JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk32. KLBF Kalbe Farma Tbk33. KRAS Krakatau Steel34. LPKR Lippo Karawaci Tbk35. LSIP London Sumatera Plantation Tbk36. MEDC Medco Energi International Tbk37. PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero)Tbk38. PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk39. SMCB Holcim Indonesia Tbk40. SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk41. TINS Timah (Persero) Tbk42. TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk43. UNSP Bakrie Sumatera Plantation Tbk44. UNTR United Tractors Tbk45. UNVR Unilever Indonesia Tbk

Sumber: www.sahamok.com

Lampiran 8Indeks LQ 45 Periode Februari 2012 – Juli 2012

Page 120: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

(Lampiran Pengumuman BEI No. Peng-00011/BEI.PSH/01-2012 tanggal 24 Januari 2012)

No. Kode Saham Nama Emiten1. AALI Astra Agro Lestari Tbk2. ADRO Adaro Energy Tbk3. AKRA AKR Corporindo Tbk4. ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk5. ASII Astra International Tbk6. ASRI Alam Sutera Realty Tbk7. BBCA Bank Central Asia Tbk8. BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk9. BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

10.  BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk11. BDMN Bank Danamon Tbk12. BJBR BPD Jawa Barat & Banten Tbk13. BMRI Bank Mandiri (Perseri) Tbk14. BORN Borneo Lumbung Energy Tbk15. BUMI Bumi Resources Tbk16. CPIN Charoen Pokphan Indonesia Tbk17. DOID Delta Dunia Makmur Tbk18. ELTY Bakrieland Development Tbk19. ENRG Energi Mega Persada Tbk20. EXCL XL Axiata Tbk21. GGRM Gudang Garam Tbk22. GJTL Gajah Tunggal Tbk23. HRUM Harum Energy Tbk24. ICBP Indofoof CBP Sukses Makmur Tbk25. INCO Vale Indonesia Tbk26. INDF Indofoof Sukses Makmur Tbk27. INDY Indika Energy Tbk28. INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk29. ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk30. JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk31. KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk32. KLBF Kalbe Farma Tbk33. KRAS Krakatau Steel (Persero) Tbk34. LPKR Lippo Karawaci Tbk35. LSIP London Sumatera Plantation Tbk36. PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero)Tbk37. PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk38. SIMP  Salim Ivomas Pratama Tbk39. SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk40. TINS Timah (Persero) Tbk41. TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk42. TRAM Trada Maritim Tbk43. UNSP Bakrie Sumatera Plantations Tbk44. UNTR United Tractors Tbk45. UNVR Unilever Indonesia Tbk

Sumber: www.sahamok.com

Lampiran 9Indeks LQ 45 Periode Agustus 2012 – Januari 2013

Page 121: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

(Lampiran Pengumuman BEI No. Peng-00461/BEI.PSH/07-2012 tanggal 25 Juli 2012)

No. Kode Saham Nama Emiten1. AALI Astra Agro Lestari Tbk2. ADRO Adaro Energy Tbk3. AKRA AKR Corporindo Tbk4. ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk5. ASII Astra International Tbk6. ASRI Alam Sutera Realty Tbk7. BBCA Bank Central Asia Tbk8. BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk9. BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

10. BDMN Bank Danamon Tbk11. BHIT Bhakti Investama Tbk12. BJBR BPD Jawa Barat & Banten Tbk13. BKSL Sentul City Tbk14. BMRI Bank Mandiri (Perseri) Tbk15. BORN Borneo Lumbung Energy Tbk16. BSDE Bumi Serpong Damai Tbk17. BUMI Bumi Resources Tbk18. BWPT BW Plantation Tbk19. CPIN Charoen Pokphan Indonesia Tbk20. ELTY Bakrieland Development Tbk21. ENRG Energi Mega Persada Tbk22. EXCL XL Axiata Tbk23. GGRM Gudang Garam Tbk24. HRUM Harum Energy Tbk25. ICBP Indofoof CBP Sukses Makmur Tbk26. INCO Vale Indonesia Tbk27. INDF Indofoof Sukses Makmur Tbk28. INDY Indika Energy Tbk29. INTA Intraco Penta Tbk30. INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk31. ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk32. JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk33. KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk34. KLBF Kalbe Farma Tbk35. LPKR Lippo Karawaci Tbk36. LSIP London Sumatera Plantation Tbk37. MNCN Media Nusantara Citra Tbk38. PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero)Tbk39. PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk40. SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk41. TINS Timah (Persero) Tbk42. TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk43. TRAM Trada Maritim Tbk44. UNTR United Tractors Tbk45. UNVR Unilever Indonesia Tbk

Sumber: www.sahamok.com

Lampiran 10Indeks LQ 45 Periode Februari 2013 – Juli 2013

Page 122: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

(Lampiran Pengumuman BEI No. Peng-00016/BEI.PSH/01-2013 tanggal 25 Januari 2013)

No. Kode Saham Nama Emiten1. AALI Astra Agro Lestari Tbk2. ADRO Adaro Energy Tbk3. AKRA AKR Corporindo Tbk4. ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk5. ASII Astra International Tbk6. ASRI Alam Sutera Realty Tbk7. BBCA Bank Central Asia Tbk8. BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk9. BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

10. BBTN Bank Tabungan Negara (persero) Tbk11. BDMN Bank Danamon Tbk12. BHIT Bhakti Investama Tbk13. BKSL Sentul City Tbk14. BMRI Bank Mandiri (Perseri) Tbk15. BMTR Global Mediacom Tbk16. BSDE Bumi Serpong Damai Tbk17. BUMI Bumi Resources Tbk18. BWPT BW Plantation Tbk19. CPIN Charoen Pokphan Indonesia Tbk20. EXCL XL Axiata Tbk21. GGRM Gudang Garam Tbk22. GIAA Garuda Indonesia (Persero) Tbk23. HRUM Harum Energy Tbk24. ICBP Indofoof CBP Sukses Makmur Tbk25. IMAS Indomobil Sukses International Tbk26. INCO Vale Indonesia Tbk27. INDF Indofoof Sukses Makmur Tbk28. INDY Indika Energy Tbk29. INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk30. ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk31. JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk32. KLBF Kalbe Farma Tbk33. LPKR Lippo Karawaci Tbk34. LSIP London Sumatera Plantation Tbk35. MAIN Malindo Feedmill Tbk36. MAPI Mitra Adiperkasa Tbk37. MNCN Media Nusantara Citra Tbk38. PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero)Tbk39. PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk40. SMCB Holcim Indonesia Tbk41. SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk42. SSIA Surya Semesta Internusa Tbk43. TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk44. UNTR United Tractors Tbk45. UNVR Unilever Indonesia Tbk

Sumber: www.sahamok.com

Lampiran 11Indeks LQ 45 Periode Agustus 2013 – Januari 2014

Page 123: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

(Lampiran Pengumuman BEI No. Peng-00476/BEI.PSH/07-2013 tanggal 26 Juli 2013):

No. Kode Saham Nama Emiten1. AALI Astra Agro Lestari Tbk2. ADRO Adaro Energy Tbk3. AKRA AKR Corporindo Tbk4. ASII Astra International Tbk5. ASRI Alam Sutera Realty Tbk6. BBCA Bank Central Asia Tbk7. BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk8. BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk9. BBTN Bank Tabungan Negara (persero) Tbk

10. BDMN Bank Danamon Tbk11. BHIT Bhakti Investama Tbk12. BKSL Sentul City Tbk13. BMRI Bank Mandiri (Perseri) Tbk14. BMTR Global Mediacom Tbk15. BSDE Bumi Serpong Damai Tbk16. BUMI Bumi Resources Tbk17. BWPT BW Plantation Tbk18. CPIN Charoen Pokphan Indonesia Tbk19. EXCL XL Axiata Tbk20. GGRM Gudang Garam Tbk21. HRUM Harum Energy Tbk22. ICBP Indofoof CBP Sukses Makmur Tbk23. IMAS Indomobil Sukses International Tbk24. INCO Vale Indonesia Tbk25. INDF Indofoof Sukses Makmur Tbk26. INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk27. ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk28. JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk29. KLBF Kalbe Farma Tbk30. LPKR Lippo Karawaci Tbk31. LSIP London Sumatera Plantation Tbk32. MAIN Malindo Feedmill Tbk33. MAPI Mitra Adiperkasa Tbk34. MLPL Multipolar Tbk35. MNCN Media Nusantara Citra Tbk36. PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero)Tbk37. PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk38. PWON Pakuwon Jati Tbk39. SMCB Holcim Indonesia Tbk40. SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk41. SSIA Surya Semesta Internusa Tbk42. TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk43. UNTR United Tractors Tbk44. UNVR Unilever Indonesia Tbk45. WIKA Wijaya Karya Tbk

Sumber: www.sahamok.com

Lampiran 12

Data Penelitian

Page 124: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

No Y X1 X2 X3 X4

1 0,2193 7 6 0,0000 0,79702 0,1028 5 7 0,0646 0,05183 0,1129 10 8 0,0000 0,00004 0,0241 5 9 0,0000 0,00005 0,0109 7 10 0,0000 0,03476 0,0231 7 10 0,0005 0,05527 0,0155 8 9 0,0016 0,67208 0,0836 10 5 0,0000 0,01389 0,0514 10 9 0,0005 0,000010 0,2069 7 8 0,0000 0,000011 0,2800 6 5 0,0002 0,000012 0,0614 6 5 0,0003 0,129213 0,1433 6 5 0,0006 0,567414 0,0320 8 5 0,0000 0,175615 0,1458 6 5 0,0000 0,679016 0,2173 5 6 0,0003 0,066617 0,3377 5 6 0,0018 0,079518 0,2568 6 6 0,0000 0,024919 0,1162 5 8 0,0000 0,061720 0,1564 6 6 0,0000 0,000021 0,1440 4 8 0,0000 0,000022 0,2294 7 6 0,0000 0,797023 0,0544 6 8 0,2368 0,172424 0,1273 11 8 0,0000 0,000025 0,0261 5 9 0,0000 0,125226 0,0165 11 9 0,0000 0,146427 0,0284 7 10 0,0007 0,051428 0,0244 7 11 0,0016 0,674229 0,1997 10 5 0,0000 0,015130 0,0625 10 9 0,0006 0,000031 0,2101 6 8 0,0000 0,000032 0,1873 6 5 0,0000 0,000033 0,0630 6 5 0,0003 0,089934 0,1829 6 5 0,0002 0,583735 0,0325 8 5 0,0000 0,109436 0,1858 9 11 0,0000 0,595037 0,1944 5 6 0,0003 0,066538 0,2303 5 6 0,0002 0,106839 0,2335 6 7 0,0000 0,182140 0,1156 5 8 0,0002 0,082041 0,1304 6 6 0,0000 0,000042 0,3893 4 8 0,0000 0,000043 0,2357 7 6 0,0000 0,797044 0,0976 8 6 0,1594 0,007345 0,1373 11 9 0,0000 0,018346 0,0283 5 10 0,0000 0,000047 0,0194 7 10 0,0000 0,138648 0,0321 6 11 0,0007 0,0590No Y X1 X2 X3 X4

49 0,0235 8 12 0,0016 0,673750 0,1378 9 5 0,0000 0,0151

Page 125: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

51 0,0913 9 9 0,0007 0,000052 0,1982 7 8 0,0000 0,000053 0,3460 6 5 0,0000 0,000054 0,0625 6 5 0,0002 0,131355 0,1791 6 6 0,0002 0,566456 0,0446 7 7 0,0000 0,157157 0,2505 9 10 0,0000 0,595058 0,1915 5 6 0,0001 0,053159 0,2684 6 5 0,0002 0,105860 0,1997 6 6 0,0000 0,164761 0,1501 5 8 0,0002 0,082062 0,1270 6 6 0,0000 0,000063 0,3986 5 9 0,0000 0,000064 0,2029 7 6 0,0000 0,498965 0,0572 6 6 0,1594 0,082066 0,1248 12 9 0,0000 0,027167 0,0265 5 10 0,0000 0,000068 0,0211 8 10 0,0002 0,124169 0,0339 8 11 0,0007 0,118370 0,0264 8 11 0,0000 0,673771 0,0289 10 5 0,0000 0,027872 0,0806 8 8 0,0002 0,000073 0,2093 7 9 0,0001 0,130374 0,2897 6 5 0,0012 0,000075 0,0620 7 5 0,0036 0,065376 0,1841 6 5 0,0001 0,566377 0,0426 7 8 0,0000 0,178878 0,1478 9 8 0,0000 0,595079 0,2342 6 6 0,0000 0,053180 0,2286 6 6 0,0000 0,095681 0,1824 6 7 0,0000 0,143982 0,1156 5 8 0,0000 0,082083 0,1149 6 6 0,0000 0,595084 0,4038 5 10 0,0000 0,000085 0,1204 7 6 0,0000 0,796886 0,0340 5 7 0,1516 0,056787 0,0907 10 8 0,0000 0,032988 0,0287 5 10 0,0000 0,000089 0,0234 7 10 0,0002 0,292690 0,0341 8 11 0,0007 0,124991 0,0226 8 11 0,0027 0,000792 0,0169 12 5 0,0000 0,026093 0,0321 8 9 0,0002 0,000094 0,2279 7 9 0,0000 0,130395 0,1656 6 6 0,0014 0,064396 0,0471 6 5 0,0027 0,147197 0,1741 6 5 0,0001 0,566398 0,0392 8 6 0,0000 0,178999 0,0965 8 7 0,0000 0,5950100 0,2049 6 6 0,0001 0,0530No Y X1 X2 X3 X4

101 0,1588 6 6 0,0000 0,1337102 -0,0338 6 7 0,0000 0,2026

Page 126: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

103 0,1586 6 8 0,0001 0,0773104 0,0837 7 5 0,0006 0,5950105 0,4010 5 10 0,0000 0,0000

No Y X1 X2 X3 X4

1 -0,6589 0,8451 0,7782 0,0000 -0,09852 -0,9878 0,6990 0,8451 -1,1898 -1,28573 -0,9474 1,0000 0,9031 0,0000 0,00004 -1,6179 0,6990 0,9542 0,0000 0,00005 -1,9613 0,8451 1,0000 0,0000 -0,51616 -1,6372 0,8451 1,0000 -3,3010 -1,25817 -1,8086 0,9031 0,9542 -2,7844 -0,17268 -1,0777 1,0000 0,6990 0,0000 -1,86019 -1,2890 1,0000 0,9542 -3,3010 0,000010 -0,6842 0,8451 0,9031 0,0000 0,000011 -0,5529 0,7782 0,6990 -3,8239 0,000012 -1,2120 0,7782 0,6990 -3,5436 -0,888813 -0,8437 0,7782 0,6990 -3,2218 -0,246114 -1,4949 0,9031 0,6990 0,0000 -0,755515 -0,8362 0,7782 0,6990 0,0000 -0,168116 -0,6630 0,6990 0,7782 -3,5086 -1,176717 -0,4715 0,6990 0,7782 -2,7359 -1,099918 -0,5903 0,7782 0,7782 0,0000 -1,603819 -0,9350 0,6990 0,9031 0,0000 -1,209720 -0,8057 0,7782 0,7782 0,0000 0,000021 -0,8418 0,6021 0,9031 0,0000 0,000022 -0,6394 0,8451 0,7782 0,0000 -0,098523 -1,2647 0,7782 0,9031 -0,6256 -0,763524 -0,8952 1,0414 0,9031 0,0000 0,000025 -1,5827 0,6990 0,9542 0,0000 -0,902426 -1,7825 1,0414 0,9542 0,0000 -0,834527 -1,5470 0,8451 1,0000 -3,1276 -1,289028 -1,6128 0,8451 1,0414 -2,7860 -0,171229 -0,6996 1,0000 0,6990 0,0000 -1,821030 -1,2044 1,0000 0,9542 -3,2218 0,000031 -0,6775 0,7782 0,9031 0,0000 0,000032 -0,7274 0,7782 0,6990 0,0000 0,000033 -1,2008 0,7782 0,6990 -3,5436 -1,046534 -0,7378 0,7782 0,6990 -3,6990 -0,233835 -1,4879 0,9031 0,6990 0,0000 -0,961036 -0,7309 0,9542 1,0414 0,0000 -0,225537 -0,7112 0,6990 0,7782 -3,5086 -1,177238 -0,6377 0,6990 0,7782 -3,7627 -0,971439 -0,6318 0,7782 0,8451 0,0000 -0,739740 -0,9369 0,6990 0,9031 -3,7645 -1,086241 -0,8847 0,7782 0,7782 0,0000 0,000042 -0,4098 0,6021 0,9031 0,0000 0,0000No Y X1 X2 X3 X4

43 -0,6276 0,8451 0,7782 0,0000 -0,0985

Page 127: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

44 -1,0107 0,9031 0,7782 -0,7975 -2,138845 -0,8624 1,0414 0,9542 0,0000 -1,737546 -1,5477 0,6990 1,0000 0,0000 0,000047 -1,7117 0,8451 1,0000 0,0000 -0,858248 -1,4934 0,7782 1,0414 -3,1276 -1,229149 -1,6289 0,9031 1,0792 -2,7860 -0,171550 -0,8606 0,9542 0,6990 0,0000 -1,821051 -1,0396 0,9542 0,9542 -3,1549 0,000052 -0,7030 0,8451 0,9031 0,0000 0,000053 -0,4609 0,7782 0,6990 0,0000 0,000054 -1,2041 0,7782 0,6990 -3,7986 -0,881755 -0,7468 0,7782 0,7782 -3,6990 -0,246956 -1,3508 0,8451 0,8451 0,0000 -0,803857 -0,6011 0,9542 1,0000 0,0000 -0,225558 -0,7178 0,6990 0,7782 -4,0969 -1,274959 -0,5713 0,7782 0,6990 -3,7908 -0,975660 -0,6997 0,7782 0,7782 0,0000 -0,783361 -0,8236 0,6990 0,9031 -3,7645 -1,086262 -0,8961 0,7782 0,7782 0,0000 0,000063 -0,3994 0,6990 0,9542 0,0000 0,000064 -0,6927 0,8451 0,7782 0,0000 -0,302065 -1,2424 0,7782 0,7782 -0,7975 -1,086266 -0,9039 1,0792 0,9542 0,0000 -1,567067 -1,5774 0,6990 1,0000 0,0000 0,000068 -1,6748 0,9031 1,0000 -3,6733 -0,906269 -1,4699 0,9031 1,0414 -3,1467 -0,927070 -1,5780 0,9031 1,0414 0,0000 -0,171571 -1,5387 1,0000 0,6990 0,0000 -1,556072 -1,0939 0,9031 0,9031 -3,6990 0,000073 -0,6792 0,8451 0,9542 -4,0000 -0,885174 -0,5380 0,7782 0,6990 -2,9165 0,000075 -1,2073 0,8451 0,6990 -2,4471 -1,185076 -0,7349 0,7782 0,6990 -4,0000 -0,247077 -1,3704 0,8451 0,9031 0,0000 -0,747678 -0,8303 0,9542 0,9031 0,0000 -0,225579 -0,6304 0,7782 0,7782 0,0000 -1,274980 -0,6410 0,7782 0,7782 0,0000 -1,019581 -0,7390 0,7782 0,8451 0,0000 -0,841982 -0,9370 0,6990 0,9031 0,0000 -1,086283 -0,9397 0,7782 0,7782 0,0000 -0,225584 -0,3939 0,6990 1,0000 0,0000 0,000085 -0,9194 0,8451 0,7782 0,0000 -0,098786 -1,4684 0,6990 0,8451 -0,8193 -1,246487 -1,0422 1,0000 0,9031 0,0000 -1,482888 -1,5418 0,6990 1,0000 0,0000 0,000089 -1,6303 0,8451 1,0000 -3,6733 -0,533790 -1,4672 0,9031 1,0414 -3,1549 -0,903491 -1,6464 0,9031 1,0414 -2,5686 -3,172792 -1,7710 1,0792 0,6990 0,0000 -1,585093 -1,4940 0,9031 0,9542 -3,6990 0,000094 -0,6422 0,8451 0,9542 0,0000 -0,8851No Y X1 X2 X3 X4

Page 128: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

95 -0,7810 0,7782 0,7782 -2,8626 -1,191896 -1,3270 0,7782 0,6990 -2,5629 -0,832497 -0,7591 0,7782 0,6990 -4,0000 -0,247098 -1,4063 0,9031 0,7782 0,0000 -0,747499 -1,0155 0,9031 0,8451 0,0000 -0,2255100 -0,6885 0,7782 0,7782 -4,0969 -1,2757101 -0,7992 0,7782 0,7782 0,0000 -0,8737102 -0,0338 0,7782 0,8451 0,0000 -0,6934103 -0,7998 0,7782 0,9031 -4,0000 -1,1118104 -1,0775 0,8451 0,6990 -3,2218 -0,2255105 -0,3968 0,6990 1,0000 0,0000 0,0000

Page 129: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

Lampiran 13

Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas

Gambar 4.1. Analisis Grafik Histogram

Gambar 4.2. Grafik Probability plot

Page 130: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 105

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation .35705706

Most Extreme

Differences

Absolute .087

Positive .059

Negative -.087

Kolmogorov-Smirnov Z .890

Asymp. Sig. (2-tailed) .407

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Tabel 4.2. Uji Normalitas dengan Uji Kolmogorov-Smirnov Z (1- Sample K-S)

Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1.039 .373

Dewan Komisaris -1.013 .354 -.257 .933 1.072

Dewan Direksi -1.311 .310 -.371 .969 1.032

Kepemilikan Manajerial .029 .022 .117 .970 1.030

Kepemilikan Institusional .094 .059 .142 .936 1.068

a. Dependent Variable: Kinerja Keuangan

Tabel 4.3. Uji Multikolonieritas

Page 131: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .502a .252 .222 ,3641282 1.793

a. Predictors: (Constant), Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Dewan

Direksi, Dewan Komisaris

b. Dependent Variable: Kinerja Keuangan

Tabel 4.4. Uji Autokorelasi menggunakan Uji Durbin-Watson

Uji Heterokedastisitas

Gambar 4.3. Uji Heterokedastisitas

Page 132: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

Lampiran 14

Output Regresi

Variables Entered/Removedb

Model Variables EnteredVariables Removed Method

1 Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Dewan Direksi, Dewan Komisarisa

. Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: Kinerja Keuangan

Model Summaryb

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the

Estimate

1 .502a .252 .222 ,3641282

a. Predictors: (Constant), Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Dewan Direksi, Dewan Komisaris

b. Dependent Variable: Kinerja Keuangan

Tabel 4.7. Uji Koefisien Determinasi (R2)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 4.466 4 1.117 8.421 .000a

Residual 13.259 100 .133

Total 17.725 104

a. Predictors: (Constant), Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Dewan Direksi, Dewan Komisaris

b. Dependent Variable: Kinerja Keuangan

Tabel 4.6. Uji Simultan (F test)

Page 133: Skripsi-Resty Diana Sari (C1C011008)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.039 .373 2.786 .006

Dewan Komisaris -1.013 .354 -.257 -2.865 .005

Dewan Direksi -1.311 .310 -.371 -4.224 .000

Kepemilikan Manajerial .029 .022 .117 1.328 .187

Kepemilikan Institusional .094 .059 .142 1.590 .115

a. Dependent Variable: Kinerja Keuangan

Tabel 4.5. Uji Parsial T (T test)