SKRIPSI FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/603/1/1.pdf · 2020....
Transcript of SKRIPSI FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/603/1/1.pdf · 2020....
i
SKRIPSI
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
DUKUNGAN IBU DALAM PENCEGAHAN KARIES GIGI DI
TK DHARMAWANITA DAN NAWAKARTIKA DESA
SUMBERBENING KABUPATEN NGAWI
Oleh :
MIEKE NURJANAH
NIM : 201503076
PEMINATAN PROMOSI KESEHATAN
PRODI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2019
ii
SKRIPSI
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
DUKUNGAN IBU DALAM PENCEGAHAN KARIES GIGI DI
TK DHARMAWANITA DAN NAWAKARTIKA DESA
SUMBERBENING KABUPATEN NGAWI
Diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan dalam mencapai gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM)
Oleh :
MIEKE NURJANAH
NIM : 201503076
PEMINATAN PROMOSI KESEHATAN
PRODI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2019
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah
Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang
SKRIPSI
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DUKUNGAN IBU
DALAM PENCEGAHAN KARIES GIGI DI TK DHARMAWANITA DAN
NAWAKARTIKA DESA SUMBERBENING KABUPATEN NGAWI
Menyetujui,
Pembimbing I
Hanifah Ardiani, S.KM., M.KM
NIS.20160136
Menyetujui,
Pembimbing II
H. Edy Bachrun, S.KM., M.Kes
NIS.20050003
Mengetahui,
Ketua Prodi Kesehatan Masyarakat
Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes
NIS.20150114
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Tugas Akhir Skripsi dan
dinyatakan telah memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar SKM
Pada Tanggal : Agustus 2019
Dewan Penguji
1. Riska Ratnawati, S.KM., M.Kes :
2. Hanifah Ardiani, S.KM., M.KM :
3. H. Edy Bachrun, S.KM., M.Kes :
Mengesahkan
STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun
Ketua,
Zaenal Abidin, S.KM, M.Kes(epid)
NIS. 2016 0130
vi
LEMBAR PERSEMBAHAN
Segala Puji kupersembahkan kepada sang pemberi nikmat dan Karunia,
Allah SWT, serta sujud syukurku kepadamu atas takdirMu menjadikan manusia
senantiasa berpikir, berilmu, beriman dan bersabar. Tanpa Ridho Allah SWT
perjuangan dalam menyusun skripsi ini mungkin tidak akan terselesaikan. Semoga
apa yang telah ku kerjakan ini menjadi manfaat bagi orang – orang yang
mendukungku. Kupersembahkan ini semua untuk :
1. Kedua orang tua saya, bapak dan ibu yang selalu mendukung dan
memberikan yang terbaik untuk saya dan adik saya. Terimakasih sudah
mengajarkan saya untuk selalu bersyukur dan terus bangkit dari kegagalan.
2. Adik saya khalyana , terimakasih karena selalu berbagi canda tawa dan
keceriaan dengan kakak. Semoga kelak kalian juga dapat menulis tulisan
seperti ini di lembar persembahan skripsi kalian nanti.
3. Dosen pembimbing, penguji dan seluruh dosen yang mengajar saya selama
menimba ilmu di STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun ini.
Ibu Hanifah Ardiani S.KM,. M.KM selaku dosen Pembimbing 1
Bapak H.Edy Bachrun S.KM,. M.Kes selaku dosen Pembimbing 2
Ibu Riska Ratnawati S.KM,. M.Kes selaku ketua dewan Penguji
Terimakasih atas bimbingan dan kesabaran yang luar biasa, nasehat serta
masukan yang membuat saya termotivasi untuk terus mengerjakan skripsi
ini, sehingga terselesaikannya skripsi ini. Tidak lupa ucapan terimakasih
saya untuk seluruh Bapak/ Ibu Dosen yang sudah mengajar kami dari
semester 1 hingga akhir, semoga ilmu dan nasehat yang diberikan kepada
kami senantiasa menjadi manfaat yang tak ternilai harganya.
4. Teman – teman seperjuangan selama 4 tahun menimba ilmu disini
bersama, berbagi pengalaman, semangat dan kenangan yang tidak akan
terlupa.
5. Sahabatku Yurinta, Bunga, Nisa, dan masih banyak yang tidak dapat
kusebutkan satu persatu. Terimakasih untuk dukungan, semangat, dan
kesabaran kalian dalam membantuku mengerjakan skripsi ini.
vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Mieke Nurjanah
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat dan Tanggal Lahir : Ngawi, 29 Juni 1997
Agama : Islam
Alamat : Desa Sumberbening,Kecamatan Bringin
Kabupaten Ngawi
Email : [email protected])
Riwayat Pendidikan : 1. TK DHARMAWANITA (2002-2003
2. SDN SUMBERBENING 3 (2003-2009)
3. SMP N 1 KARANGJATI (2009-2012)
4. SMA N 1 KARANGJATI (2012-2015)
viii
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2019
ABSTRAK
Mieke Nurjanah
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DUKUNGAN IBU
DALAM PENCEGAHAN KARIES GIGI DI TK DHARMAWANITA DAN
NAWAKARTIKA DESA SUMBERBENING KABUPATEN NGAWI
83 Halaman+18 Tabel+5 Gambar+7 Lampiran
Latar Belakang: Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu
email, dentin dan sementum, yang disebabkan oleh aktifitas suatu jasad renik
dalam suatu karbohidrat yang dapat diragikan.Menurut data Riskesdas (2013),
terjadi peningkatan prevalensi karies gigi di Indonesia, yakni penderita karies gigi
meningkat 5,1% dari 67,2% pada tahun 2007 naik menjadi 72,3% pada tahun
2013 sedangkan pada tahun 2018 penderita karies gigi mengalami penurunan
sebesar 14,7% dari 57,6% pada tahun 2018 (Kemenkes,2018).
Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara status
pekerjaan ibu dan pengetahuan ibu dalam pencegahan karies gigi pada anak.
Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan
desain studi Cross Sectional. Populasi penelitian ini adalah ibu dari murid TK
Dharmawanita Dan Nawakartika Desa Sumberbening Kecamatan Bringin
Kabupaten Ngawi. Sampel penelitian ini adalah 42 responden yang diambil
berdasarkan rumus Slovin dan menggunakan teknik Simple Random Sampling.
Data penelitian ini diperoleh menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan
uji Chi-Square.
Hasil penelitian: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
antara faktor pengetahuan ibu dengan dukungan ibu ( p-value=0,904) dan faktor
pekerjaan ibu dengan dukungan ibu (p-value=1,000).
Simpulan: Masyarakat khususnya ibu-ibu dapat lebih memperhatikan kesehatan
anak sejak dini dalam merawat kesehatan gigi dan mulut.
Kata Kunci: Karies Gigi, Pengetahuan, Pekerjaan, Dukungan Ibu
Kepustakaan: 41 (2005-2018)
ix
PUBLIC HEALTH STUDIES PROGRAM
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2019
ABSTRACT
Mieke Nurjanah
FACTORS RELATED TO MOTHER'S SUPPORT IN PREVENTION OF
DENTAL CARIES IN TK DHARMAWANITA AND NAWAKARTIKA
VOCATIONAL SCHOOL OF NGAWI DISTRICT
83 Page + 18 Tables + 5 Pictures + 7 Attachments
Background: Caries is a dental hard tissue disease, namely email, dentine and
cementum, which is caused by the activity of a microorganism in a carbohydrate
that can be shared. According to Riskesdas (2013) data, there was an increase in
the prevalence of dental caries in Indonesia, caries sufferers teeth increased 5.1%
from 67.2% in 2007 to 72.3% in 2013 while in 2018 dental caries sufferers
decreased by 14.7% from 57.6% in 2018 (Ministry of Health, 2018).
Objective: The purpose of this study was to analyze the relationship between
maternal employment status and maternal knowledge in preventing dental caries
in children.
Research Methods: The type of this research was quantitative research with
Cross Sectional study design. The population of this stadies the mothers of
Dharmawanita and Nawakartika kindergarten students in Sumberbening Village,
Bringin District, Ngawi District. The sample of this studies 42 respondents taken
based on Slovin formula and using Simple Random Sampling techniques. The
data of this study were obtained using a questionnaire. Data analysis using Chi-
Square test.
Results: The results of this study indicate that there was no relationship between
maternal knowledge and maternal support factors (p-value = 0.904) and maternal
work factors with maternal support (p-value = 1,000).
Conclusion: Society, especially mothers, can pay more attention to children's
health from an early age in caring for oral health.
Keywords: Dental Caries, Knowledge, Employment, Mother's Support
Literature: 41 (2005-2018)
x
DAFTAR ISI
Sampul Depan ............................................................................................... i
Sampul Dalam ............................................................................................... ii
Lembar Persetujuan ...................................................................................... iii
Lembar Pengesahan ....................................................................................... iv
Halaman Pernyataan ..................................................................................... v
Lembar Persembahan ................................................................................... vi
Daftar Riwayat Hidup ................................................................................... vii
Abstrak ........................................................................................................... viii
Abstract ........................................................................................................ ix
Dftar Isi .......................................................................................................... x
Daftar Tabel .................................................................................................... xii
Daftar Gambar ............................................................................................... xiii
Daftar Lampiran ........................................................................................... xiv
Daftar Istilah .................................................................................................. xv
Daftar Singkatan ........................................................................................... xvi
Kata Pengantar ............................................................................................. xvii
BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................ 1 1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 5
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................. 6
1.5 Keaslian Penelitian............................................................................. 6
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 8
2.1 Karies Gigi ........................................................................................ 8
2.2 Konsep Perilaku Menurut Teori L.Green .......................................... 20
2.3 Dukungan Orang Tua ........................................................................ 37
2.4 Kerangka Teori .................................................................................. 42
BAB 3. KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA PENELITIAN ... 43
3.1 Kerangka Konsep ............................................................................... 43
3.2 Hipotesis Penelitian ........................................................................... 44
BAB 4. METODE PENELITIAN ...................................................................... 45
4.1 Desain Penelitian ............................................................................... 45
4.2 Populasi Dan Sampel ......................................................................... 46
4.3 Teknik Sampling ................................................................................ 48
4.4 Kerangka Kerja Penelitian ................................................................. 49
4.5 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional Variabel .................... 51
4.6 Instrumen Penelitian .......................................................................... 53
4.7 Lokasi Dan Waktu Penelitian ............................................................ 57
4.8 Prosedur Pengumpulan Data .............................................................. 59
4.9 Teknik Pengolah Data Dan Teknik Analisis Data ............................ 59
4.10 Etika Penelitian .................................................................................. 63
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 65
5.1 Gambaran umum lokasi penelitian .................................................... 65
5.2 Hasil penelitian .................................................................................. 66
xi
5.3 Pembahasan........................................................................................ 72
5.4 Keterbatasan penelitian ..................................................................... 79
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 80
6.1 Kesimpulan ......................................................................................... 80
6.2 Saran .................................................................................................... 81
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 82
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Tabel Keaslian Penelitian...................................................................... 7
Tabel 2.1 Vitamin Dan Pengaruhnya Terhadap Kerusakan Pada
Gigi Dan Gusi ....................................................................................... 13
Tabel 2.2 Pengaruh Unsure Kimia Terhadap Terjadinya Karies Gigi ................. 14
Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel ............................................................... 52
Tabel 4.2 Validitas Instrument Penelitian Variabel Pengetahuan Ibu .................. 54
Tabel 4.3 Validitas Instrument Penelitian Variabel Dukungan Ibu ..................... 55
Tabel 4.4 Nilai Alpha Cronbach’s ........................................................................ 56
Tabel 4.5 Reliabilitas Instrument Penelitian Variabel Pengetahuan
Dan Dukungan Ibu .................................................................................. 57
Tabel 4.6 Realisasi Pelaksanaan Penelitian Di Tk Dharmawanita
Dan Nawakartika Desa Sumberbening Kecamatan Bringin
Kabupaten Ngawi .............................................................................. 58
Tabel 4.7 Coding Variabel Penelitian ............................................................. 60
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia ............................... 67
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan Ibu ............... 68
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ..... 68
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Variabel Pengetahuan ..................... 69
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Variabel Pekerjaan Ibu ................... 69
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Variabel Dukungan Ibu .................. 70
Tabel 5.7 Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Dengan Dukungan Ibu
Dalam Pencegahan Karies Gigi Di TK Dharmawanita Dan
Nawakartika Desa Sumberbening Kecamatan Bringin
Kabupaten Ngawi ................................................................................... 71
Tabel 5.8 Hubungan Antara Pekerjaan Ibu Dengan Dukungan Ibu
Dalam Pencegahan Karies Gigi Di TK Dharmawanita Dan
Nawakartika Desa Sumberbening Kecamatan Bringin
Kabupaten Ngawi.................................................................................... 72
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Klasifikasi Karies Menurut C.V Black ..................................... 16
Gambar 3.1 Kerangka Konsep ..................................................................... 43
Gambar 4.1 Rancangan Penelitian .............................................................. 46
Gambar 4.2 Kerangka Kerja Penelitian ........................................................ 50
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Pengambilan Data Awal STIKES BHM ...................... 86
Lampiran 2 Surat Izin Penelitian STIKES BHM ............................................. 87
Lampiran 3 Surat Izin Selesai Penelitian ........................................................ 89
Lampiran 4 Lembar Konsultasi/ bimbingan .................................................... 90
Lampiran 5 Lembar Audiens Mengikuti Seminar Proposal ........................... 94
Lampiran 6 Lembar Persetujuan (Informed Consent) ..................................... 96
Lampiran 7 Kisi-Kisi Dan Kuesioner .............................................................. 97
Lampiran 8 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Dukungan Ibu ...................... 100
Lampiran 9 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Pengetahuan Ibu .................. 103
Lampiran 10 Hasil Uji Analisis Univariat dan Bivariat ................................... 108
Lampiran 11 Dokumentasi ............................................................................... 116
xv
DAFTAR ISTILAH
Analysis = Analisa
Application = Aplikasi
Awareness = Kesadaran
Behavior = Tingkah Laku
Cleaning = Pembersihan
Coding = Menyandi
Comprehension = Memahami
Confidentiality = Kerahasiaan
Convert Behavior = Perilaku Tertutup
Dependent = Terikat
Editing = Suntingan
Enabling = Pendukung
Entry = Memasukkan Data
Evaluation = Evaluasi
Factor = Faktor
Independent = Bebas
Informed Consent = Lembar Persetujuan
Know = Tahu
Overt Behavior = Perilaku Terbuka
Predisposing = Predisposisi
Probability = Kemungkinan
Random = Acak
Receiving = Menerima
Reinforcing = Pendorong
Responding = Merespon
Responsible = Bertanggung Jawab
Sampling = Penarikan Contoh
Simple = Sederhana
Software = Perangkat Lunak
Synthesis = Sistesis
Tabulating = Membuat Tabel
Valid = Benar
Valuing = Menghargai
xvi
DAFTAR SINGKATAN
ADA = American Dental Association
DEPKES = Departemen Kesehatan
KAB = Kabupaten
KEC = Kecamatan
KEMENKES = Kementrian Kesehatan
L.Green = Lawrence Green
LPM = Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
PUSKESMAS = Pusat Kesehatan Masyarakat
RI = Republik Indonesia
RISKESDAS = Riset Kesehatan Dasar
SD = Sekolah Dasar
SMA = Sekolah Menengah Atas
SMP = Sekolah Menengah Pertama
STIKES = Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
TNI = Tentara Nasional Indonesia
TK = Taman Kanak - Kanak
xvii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunianya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang
berjudul “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Dukungan Ibu Dalam
Pencegahan Kies Gigi Di TK Dharmawanita Dan Nawakartika Desa
Sumberbening Kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi”. Skripsi ini disusun sebagai
salah satu syarat menyelesaikan pendidikan jenjang Sarjana di Prodi Kesehatan
Masyarakat STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu proses penulisan ini:
1. Bapak Katon Prasetyo, S.Kep.,Ners selaku kepala Puskesmas Bringin
Kabupaten Ngawi yang telah memberikan izin dalam pengambilan data awal.
2. Ibu Partini, S.Pd selaku kepala TK Dharmawanita Desa Sumberbening.
3. Ibu Sunarsih Ekawati, S.Pd selaku kepala TK Nawakartika Desa
Sumberbening.
4. Bapak Zaenal Abidin, S.KM.,M.Kes (Epid), selaku Ketua Stikes Bhakti
Husada Mulia Madiun.
5. Ibu Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes, selaku Ketua Program Studi S1
Kesehatan Masyarakat STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.
6. Ibu Hanifah Ardiani, S.KM.,M.KM, selaku dosen pembimbing 1 yang
senantiasa mendampingi dan membantu dalam penyusunan skripsi ini.
7. Bapak H.Edy Bachrun, S.KM.,M.Kes selaku dosen pembimbing 2 yang
senantiasa mendampingi dan membantu dalam penyususnan skripsi ini.
xviii
8. Ibu Riska Ratnawati, S.KM.,M.Kes selaku dewan penguji utama.
9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, berbagai saran, tanggapan, dan kritik yang bersifat
membangun senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga
skripsi ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.
Madiun, 9 Agustus 2019
Penyusun
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karies gigi merupakan penyakit pada jaringan gigi yang diawali dengan
terjadinya kerusakan jaringan yang dimulai dari permukaan gigi (pit, fissures, dan
daerah inter proksimal), kemudian meluas kearah pulpa. Karies gigi dapat dialami
oleh setiap orang dan juga dapat timbul pada satu permukaan gigi atau lebih, serta
dapat meluas ke bagian yang lebih dalam dari gigi, misalnya dari enamel ke
dentin atau ke pulpa. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya
karies gigi, diantaranya adalah karbohidrat, mikroorganisme dan saliva,
permukaan dan anatomi gigi (Tarigan, 2013).
Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentin
dan sementum, yang disebabkan oleh aktifitas suatu jasad renik dalam suatu
karbohidrat yang dapat diragikan. Tandanya adalah adanya demineralisasi
jaringan keras gigi yang kemudian diikuti oleh kerusakan bahan organiknya.
Akibatnya terjadi invasi bakteri dan kematian pulpa serta penyebaran inveksinya
ke jaringan periapeks yang dapat menyebabkan nyeri (Joyston Sally,2014).
Pada anak sekolah, karies gigi merupakan masalah yang penting karena
tidak saja menyebabkan keluhan rasa sakit, tetapi juga menyebarkan infeksi ke
bagian tubuh lainnya sehingga mengakibatkan menurunnya produktivitas. Kondisi
ini tentu akan mengurangi frekuensi kehadiran anak ke sekolah, mengganggu
konsentrasi belajar, mempengaruhi nafsu makan dan asupan makanan sehingga
2
dapat memengaruhi status gizi dan pada akhirnya dapat mengakibatkan gangguan
pertumbuhan fisik. Umumnya anak- anak memasuki usia sekolah mempunyai
risiko karies yang tinggi karena pada usia sekolah ini anak-anak biasanya suka
jajan makanan dan minuman sesuai keinginannya (Depkes RI, 2015).
Menurut data Riskesdas (2013), terjadi peningkatan prevalensi karies gigi di
Indonesia, yakni penderita karies gigi meningkat 5,1% dari 67,2% pada tahun
2007 naik menjadi 72,3% pada tahun 2013 sedangkan pada tahun 2018 penderita
karies gigi mengalami penurunan sebesar 14,7% dari 57,6% pada tahun 2018
(Kemenkes,2018).
Provinsi Jawa Timur mengalami peningkatan prevalensi karies aktif dari
tahun 2007 ke tahun 2013 yakni meningkat 3% dari 47,8% pada tahun 2007 naik
menjadi 50,8% pada tahun 2013 (Dinkes Jatim, 2013).
Data Puskesmas se-kabupaten Ngawi tahun 2017 untuk masalah kesehatan
gigi dan mulut yakni sebesar 52%. (Data Dinkes Kabupaten Ngawi 2017).
Berdasarkan data yang di ambil dari Puskesmas Bringin pada anak TK tahun
2016 penderita karies gigi sebesar 26,7% dan mengalami kenaikan di tahun 2017
menjadi 28,2% sedangkan pada tahun 2018 mengalami penurunan menjadi
23,6%. (Laporan Kesehatan Gigi Dan Mulut Puskesmas Bringin, 2018).
Sedangkan menurut survey pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di TK
Dharmawanita dan Nawakartika Desa Sumberbening kebiasaan anak-anak yang
bisa menyebabkan karies gigi adalah tidak menggosok gigi 2 kali sehari, suka
mengkonsumsi makanan manis dan suka mengkonsumsi permen.
3
Penderita karies gigi yang masih tinggi pada anak-anak disebabkan karena
timbulnya lubang pada gigi hingga menembus jaringan pulpa yang mana jika
lubang tersebut kemasukan makanan akan menimbulkan rasa tidak nyaman dan
sakit gigi yang mengganggu proses pengunyahan saat makan sehingga pola
makan anak terganggu, menyebabkan nafsu makan berkurang dan anak tidak
masuk sekolah.
Masalah karies gigi pada anak dapat mengakibatkan masalah dalam status
gizi anak. Pencegahan yang dapat dilakukan orang tua adalah membiasakan
menyikat gigi sejak dini sehingga akan timbul motifasi dan kesadaran untuk
memelihara kebersihan serta kesehatan gigi dan mulutnya. Pencegahan karies gigi
pada anak-anak dipengaruhi oleh dukungan orang tua karena usianya masih anak-
anak sehingga masih belum bisa merawat kebersihan gigi dan mulutnya. Dari
hasil survey pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti ada 36,1% yang menderita
karies gigi. Berdasarkan data diatas peran orang tua sangat diperlukan dalam
membimbing, memberikan perhatian, memberikan pengertian, mengingatkan dan
menyediakan fasilitas kepada anak agar anak kelak dapat memelihara kebersihan
giginya (Gultom, 2009). Pendidikan kesehatan gigi harus diperkenalkan sedini
mungkin kepada anak agar mereka dapat mengetahui cara memelihara kesehatan
giginya dan diharapkan orangtua juga ikut berperan terutama ibu dalam
mengawasi kebersihan gigi anak-anaknya dengan mengajarkan cara menyikat gigi
yang benar (Ghofur, 2012).
Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain status pekerjaan
orang tua, karena pekerjaan memempengaruhi waktu yang dapat mereka luangkan
4
untuk keluarga terutama dalam merawat kesehatan gigi dan mulut anaknya.
Pengetahuan orangtua juga mempengaruhi tingkat kejadian karies gigi pada anak.
Hal ini dibuktikan oleh hasil penelitian Cristian rompis pada tahun 2016 di kota
Tahuna (Natamiharja, 2010).
Dampak karies pada anak bila dibiarkan maka akan mengakibatkan karies
mencapai pulpa gigi dan menimbulkan rasa sakit. Rasa sakit akan berdampak
pada malasnya anak untuk mengunyah makanan sehingga asupan nutrisi anak
akan berkurang dan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Karies
gigi yang tidak dirawat selain rasa sakit lama-kelamaan juga dapat menimbulkan
bengkak akibat terbentuknya nanah yang berasal dari gigi tersebut (Kemenkes
RI,2014).
Berdasarkan faktor pengetahuan, dan status pekerjaan orang tua sangat
berperan penting dalam memberikan dukungan terhadap pencegahan karies gigi.
Kejadian karies gigi masih tinggi sehingga dukungan orang tua sangat berperan
dan penelitian ini belum pernah dilakukan sebelumnya (Darsini,2017).
Berdasarkan masalah diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian guna mengkaji mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan
dukungan orang tua dalam pencegahan karies gigi di TK Dharmawanita dan
Nawakartika Desa Sumberbening Kabupaten Ngawi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas serta masih banyaknya orangtua
yang kurang memahami pentingnya merawat kebersihan gigi dan mulut serta
masih ada anak usia prasekolah yang mengalami karies gigi, maka peneliti tertarik
5
untuk melakukan penelitian sebagai berikut : “Faktor-faktor apa sajakah yang
berhubungan dengan dukungan ibu dalam pencegahan karies gigi di TK
Dharmawanita dan Nawakartika Desa Sumberbening Kabupaten Ngawi”
1.3 Tujuan Penelitian
1.3. 1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan dukungan ibu
dalam pencegahan karies gigi di TK Dharmawanita dan Nawakartika Desa
Sumberbening Kabupaten Ngawi
1.3. 2 Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi status pekerjaan ibu yang mempunyai anak karies gigi
di TK Dharmawanita dan Nawakartika Desa Sumberbening.
b. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu tentang pencegahan karies gigi
di TK Dharmawanita dan Nawakartika Desa Sumberbening.
c. Mengidentifikasi dukungan ibu dalam pencegahan karies gigi pada anak
di TK Dharmawanita dan Nawakartika Desa Sumberbening.
d. Menganalisis hubungan status pekerjaan terhadap dukungan ibu dalam
pencegahan karies gigi pada anak.
e. Menganalisis hubungan pengetahuan terhadap dukungan ibu dalam
pencegahan karies gigi pada anak.
6
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun
Penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan tentang
pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut sejak dini serta dapat
menambah kepustakaan sebagai bahan reverensi untuk mahasiswa dalam
melakukan penelitian selanjutnya.
1.4.2 Bagi Tempat Penelitian
Dapat menjadi sumber kepustakaan guna menambah informasi dan
pengetahuan kesehatan untuk melakukan perubahan kesehatan bagi
masyarakat agar lebih baik dan sejahtera.
1.4.3 Bagi Masyarakat
Dapat meningkatkan partisipasi dan pengetahuan kepada masyarakat serta
lebih memeperhatikan kesehatan gigi dan mulut anaknya sejak dini guna
untuk mencegah karies gigi.
1.5 Keaslian Penelitian
Dari hasil yang telah ditemukan oleh peneliti, ada beberapa judul penelitian
yang hampir sama dengan judul penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti,
antara lain:
7
7
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
No. Perbedaan Peneliti Sebelumnya Peneliti
Sumanti, Vivin Taking Widarsa,
Dyah Pradnyaparamitha Duarsa
Indrianingsih, Nur Faida, Yoyok
Bekti Prasetyo
C.W Fimansyah, Dan
Suwarno
1. Judul
penelitian
faktor yang berhubungan dengan
partisipsi orang tua dalam perawatan
kesehatan gigi anak di puskesmas
tegallalang 1
Dukungan Sosial Keluarga Dan
Perilaku Anak Dengan
Karies Gigi Dalam Melakukan
Perawatan Gigi Dan Mulut
Hubungan Peran Orang
Tua Dengan Kejadian
Karies Gigi
Pada Anak Prasekolah
Di Tk Karta Rini
Sleman Yogyakarta
Factor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan
Dukungan Ibu Dalam
Pencegahan Karies Gigi
Di Tk Dharmawanita
Dan Nawakartika Desa
Sumberbening
Kabupaten Ngawi
2. Tahun 2017 2018 2016 2019
3. Tempat Dilakukan Di Wilayah Kerja
Puskesmas Tegallalang I Di
Kabupaten Gianyar
Desa Jatirowo Kecamatan
Dawarblandong Kabupaten
Mojokerto
TK Kartarini Sleman
Yogyakarta
TK Dharmawanita Dan
Nawakartika Kabupaten
Ngawi
4. Variabel Variabel independen perawatan
kesehatan gigi anak, variabel
dependen partisipasi orang tua
Varibel dependen dukungan sosial
keluarga dan perilaku anak,
variabel independen perawatan
gigi dan mulut
Variabel dependen
peran orang tua
variabel independen
karies gigi
pada anak prasekolah
Variabel independen
pengetahuan ibu dan status
pekerjaan ibu, variabel
dependen sukungan ibu
dalam pencegahan karies
gigi
8
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KARIES GIGI
2.1.1 Definisi Karies Gigi
Karies gigi merupakan penyakit pada jaringan gigi yang diawali dengan
terjadinya kerusakan jaringan yang dimulai dari permukaan gigi (pit, fissures, dan
daerah inter proksimal), kemudian meluas ke arah pulpa. Karies gigi dapat dialami
oleh setiap orang dan juga dapat timbul pada satu permukaan gigi atau lebih, serta
dapat meluas ke bagian yang lebih dalam dari gigi, misalnya dari enamel ke
dentin atau ke pulpa. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya
karies gigi, diantaranya adalah karbohidrat, mikroorganisme dan saliva,
permukaan dan anatomi gigi (Tarigan, 2013).
2.1.2 Patofisiologi Karies Gigi
Karies gigi bisa terjadi apabila terdapat empat faktor utama yaitu gigi,
substrat, mikroorganisme, dan waktu. Beberapa jenis karbohidrat makanan
misalnya sukrosa dan glukosa yang dapat diragikan oleh bakteri tertentu dan
membentuk asam sehingga pH plak akan menurun sampai dibawah 5 dalam
tempo 3-5 menit. Penurunan pH yang berulang-ulang dalam waktu tertentu
mengakibatkan demineralisasi permukaan gigi (Kidd, 2012).
Proses terjadinya karies dimulai dengan adanya plak di permukaan gigi.
Plak terbentuk dari campuran antara bahan-bahan air ludah seperti musin, sisa-sisa
sel jaringan mulut, leukosit, limposit dan sisa makanan serta bakteri. Plak ini
9
mula-mula terbentuk, agar cair yang lama kelamaan menjadi kelat, tempat
bertumbuhnya bakteri (Suryawati, 2010).
Selain karena adanya plak, karies gigi juga disebabkan oleh sukrosa (gula)
dari sisa makanan dan bakteri yang menempel pada waktu tertentu yang berubah
menjadi asam laktat yang akan menurunkan pH mulut menjadi kritis (5,5) yang
akan menyebabkan demineralisasi email yang berlanjut menjadi karies gigi.
Secara perlahan-lahan demineralisasi interna berjalan kearah dentin melalui
lubang focus tetapi belum sampai kavitasi (pembentukan lubang). Kavitasi baru
timbul bila dentin terlibat dalam proses tersebut. Namun kadang-kadang begitu
banyak mineral hilang dari inti lesi sehingga permukaan mudah rusak secara
mekanis, yang menghasilkan kavitasi yang makroskopis dapat dilihat.
Pada karies dentin yang baru mulai, yang terlihat hanya lapisan keempat
(lapisan transparan, terdiri atas tulang dentin sklerotik, kemungkinan membentuk
rintangan terhadap mikroorganisme dan enzimnya) dan lapisan kelima (lapisan
opak/ tidak tembus penglihatan, di dalam tubuli terdapat lemak yang mungkin
merupakan gejala degenerasi cabang-cabang odontoblas). Baru setelah terjadi
kavitasi, bakteri akan menembus tulang gigi. Pada proses karies yang amat dalam,
tidak terdapat lapisan-lapisan tiga (lapisan demineralisasi, suatu daerah sempit,
dimana dentin partibular diserang), lapisan empat dan lapisan lima (Suryawati,
2010).
10
2.1.3 Faktor Penyebab Karies Gigi
a. Host (Saliva Dan Gigi)
Variasi morfologi gigi juga mempengaruhi resistensi gigi tarhadap karies.
Diketahui adanya pit dan fisur pada gigi yang merupakan daerah gigi yang
sangat rentan terhadap karies oleh karena sisa-sisa makanan maupun bakteri
akan mudah tertumpuk disini.
Saliva merupakan system pertahanan utama terhadap karies. Saliva
disekresi oleh tiga kelenjar utama saliva yaitu glandula parotid, glandula sub
mandibularis, dan glandula sublingualis serta beberapa kelenjar saliva kecil.
Sekresi saliva akan membasahi gigi dan mukosa mulut sehingga gigi dan
mukosa tidak menjadi kering. Saliva membersihkan rongga mulut dari
debris-debris makanan sehingga bakteri tidak dapat tumbuh dan
berkembang biak.
Mineral di dalam saliva membantu proses remineralisasi email gigi.
Enzim-enzim mucine, zidine, dan lysozyme yang terdapat dalam saliva
mempunyai sifat bakteri ostatis yang dapat membuat bakteri mulut menjadi
tidak berbahaya. Selain itu, saliva mempunyai efek buffer yaitu saliva
cenderung mengurangi keasaman plak yang disebabkan oleh gula dan dapat
mempertahankan pH supaya tetap konstan yaitu pH 6-7. Aliran saliva yang
baik akan cenderung membersihkan mulut termasuk melarutkan gula serta
mengurangi potensi kelengketan makanan.
11
b. Subtract / Diet
Subtract / diet dapat mempengaruhi pembentukan plak, karena membantu
perkembangbiakan dan kolonisasi mikroorganisme yang ada pada
permukaan email. Selain itu, dapat mempengaruhi metabolism bakteri
dalam plak dengan menyediakan bahan-bahan yang diperlukan untuk
memproduksi asam serta bahan aktif yang menyebabkan timbulnya karies.
c. Mikroorganisme
Mikroorganisme merupakan faktor paling penting dalam proses awal
terjadinya karies. Mereka memfermentasikan karbohidrat untuk
memproduksi asam. Plak gigi merupakan lengketan yang berisi bakteri
produk-produknya, yang terbetuk pada semua permukaan gigi. Akumulasi
bakteri ini tidak terjadi secara kebetulan melainkan terbentuk melalui
serangkaian tahapan.
Jika email yang bersih terpapar di rongga mulut maka akan ditutupi oleh
lapisan organik yang amorf yang disebut pelikel. Pelikel ini terutama terdiri
atas glikoprotein yang di endapkan dari saliva dan terbentuk segera setelah
menyikat gigi. Sifatnya sangat lengket dan mampu membantu melekatkan
bakteri-bakteri tertentu pada permukaan gigi.
Asam terbentuk dari hasil fermentasi sakar diet oleh bakteri di dalam
plak gigi. Sumber utamanya adalah glukosa yang masuk dalam plak gigi,
sedangkan sumber utama glikosa adalah sukrosa. Penyebab utama
terbentuknya asam tadi adalah S.Mutansserotype c yang terdapat didalam
12
plak karena kuman ini metabolism sukrosa menjadi asam lebih cepat
dibandingkan kuman lain.
d. Waktu
Waktu adalah kecepatan terbentuknya karies serta alam dan frekuensi
substrat menempel di permukaangigi. Secara umum, lamanya waktu yang
dibutuhkan karies untuk berkembang menjadi suatu kavitas cukup
bervariasi, di perkirakan 6-48 bulan.
2.1.4 Faktor Yang Mempengaruhi Karies Gigi
a. Oral Higyene
Sebagai mana diketahui bahwa salah satu komponen dalam pembentukan
karies adalah plak. Insiden karies dapat dikurangi dengan melakukan
penyingkiran plak secara mekanis dari permukaan gigi, namun banyak
pasien tidak melakukannya secara efektif. Perilaku menyikat gigi meliputi
rutin sikat gigi, frekuensi menyikat gigi, waktu menyikat gigi, waktu
menyikat gigi, teknikmenyikat gigi dan jenis pasta gigi.
b. Makanan
Komposisi diet dan kebiasaan makan seperti kandungan sukrosa, sisa
makanan dalam mulut dan frekuensi makan merupakan factor terjadinya
kaires gigi. Anak yang diberi minuman manis dari botol dot menjelang tidur
atau mereka yang sering minum manis sepanjang hari adalah sangat mudah
terkena karies. Berikut pengaruh makanan terhadap gigi dan mulut:
13
1. Isi dari makanan yang menghasilkan energi. Misalnya, karbohidrat,
protein, lemak, vitamin, serta mineral-mineral. Unsur-unsure tersebut
pada masa pra-erupsi serta pasca erupsi dari gigi geligi.
2. Fungsi mekanis dari makanan yang dimakan Makanan yang bersifat
membersihkan gigi. Jadi, makanan merupakan penggosok gigi alami,
tentusaja akan mengurangi kerusakan gigi. Makanan bersifat
membersihkan ini adalah apel, jambu air, bengkuang dan lain
sebagainya. Sebaliknya makanan-makanan yang lunak dan melekat
pada gigi amat merusak gigi, seperti coklat, biskuit, dan lain
sebagainya. Perilaku mengkonsumsi makanan kariogenik dapat
menyebabkan karies dapat dilihat dari intensitas konsumsi makanan
kariogenik dan waktu konsumsi makanan kariogenik.
c. Vitamin
Vitamin berpengaruh pada proses terjadinya karies gigi, terutama pada
periode pembentukan gigi.
Tabel 2.1 Vitamin Dan Pengaruhnya Terhadap Kerusakan Pada Gigi
Dan Gusi
Kekurangan
vitamin
Kebutuhan
per-Hari
Pengaruhnya terhadap
gigi/gusi
A 1-2 mg Merusak pembentukan
email dan dentin
B1 1-2 mg Karies meninggi
B2 2 mg Karies meninggi
B6 2 mg Tidak ada pengaruh
C 75-100 mg Degenerasi odontoblas,
kerusakan
periodontium,
14
stomatitis
Kekurangan
vitamin
Kebutuhan
per-Hari
Pengaruhnya terhadap
gigi/gusi
400-600 IU dentin
E 10 mg Tidak diketahui
K 1 mg Tidak diketahui
d. Unsure kimia
Unsure kimia yang paling mempengaruhi persentasi karies gigi adalah
flour.
Tabel 2.2 Pengaruh Unsure Kimia Terhadap Terjadinya Karies Gigi
Cadmium Menunjang terjadinya karies
Platina Menunjang terjadinya karies
Selenium Menunjang terjadinya karies
e. Perilaku Menjaga Kesehatan Gigi Dan Mulut
Adapun perilaku menjaga kesehatan gigi dan mulutya itu dengan rutin
kedokter gigi 6 bulan sekali.
f. Perilaku Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut
Perilaku pemanfatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut dapat berupa
tindakan saat ada keluhan gigi dan pernah mendapatkan perawatan.
g. Fasilitas Sikat Gigi
Pemilihan sikat gigi pada anak-anak sebaiknya dipilih sikat gigi yang
ukurannya kecil dengan tangkai yang mudah digenggam. Pilihlah sikat gigi
yang berbulu lunak untuk mencegah terjadinya iritasi, baik pada gigi
15
maupun untuk mencegah terjadinya iritasi pada gigi maupun gusi. Bagian
kepala sikat menyempit agar mudah menjangkau bagian dalam rongga
mulut anak. Biasakan anak-anak menggosok gigi secara teratur sejak dini,
terutama sehabis makan dan sebelum tidur malam. Untuk anak usia 3-6
tahun menggunakan pasta gigi sebesar biji kacang polong. Gosoklah gigi
menggunakan pasta berflouride pada semua gigi dan pada semua permukaan
gigi.
2.1.5 Klasifikasi Karies Gigi
a. Berdasarkan Kedalamannya
1. Karies Superfisialis
Karies baru mengenai email saja.
2. Karies Media
Karies sudah mengenai dentin, tetapi belum melebihi setengah dentin.
3. Karies Profunda
Karies sudah mengenai lebih dari setengah dentin dan kadang-kadang
sudah mengenai pulpa. Karies profunda ini dapat kita bagi lagi menjadi:
a) Karies profunda stadium I.
Karies telah melewati setengah dentin, biasanya belum dijumpai
radang pulpa.
b) Karies profunda stadium II.
Masih dijumpai lapisan tipis yang membatasi karies dengan pulpa.
Biasanya disini telah terjadi radang pulpa.
c) Karies profunda stadium III.
16
Pulpa telah terbuka dan dijumpai bermacam-macam radang pulpa
(Tarigan, 2012).
b. Berdasarkan Lokasi Karies
G.V Black mengklasifikasikan kavitas atas 5 bagian dan diberi tanda
dengan nomor romawi, dimana kavitas diklasifikasikan berdasarkan
permukaan gigi yang terkena karies. Pembagian tersebut adalah:
Gambar 2.1 Klasifikasi Karies Menurut G.V Black
Keterangan gambar:
1. Klas 1
Karies yang terdapat pada bagian oklusal (pit dan fissure) dari gigi
premolar dan molar (gigi posterior). Dapat juga terdapat pada gigi
anterior di foramen caecum.
2. Klas II
Karies yang terdapat pada bagian aproksimal dari gigi-gigi molar atau
premolar yang umumnya meluas sampai bagian keoklusal.
3. Klas III
Karies yang terdapat pada bagian aproksimal dari gigi posterior, tetapi
belum mencapai 1/3 incisal dari gigi.
17
4. Klas IV
Karies yang terdapat pada bagian aproksimal dari gigi-gigi posterior dan
sudah mencapai 1/3 incisal dari gigi.
5. Klas V
Karies yang terdapat pada bagian 1/3 leher dari gigi posterior dan
anterior pada permukaan labial, lingual, palatal maupun bukal dari gigi.
c. Berdasarkan Banyaknya Permukaan Gigi Yang Terkena Karies
1. Karies simple
Karies yang dijumpai pada satu permukaan saja, misalnya labial, bukal,
lingual, mesial, distal, oklusal.
2. Karies kompleks
Karies yang sudah luas dan mengenai lebih dari satu bidang permukaan
gigi. Misalnya, mesio-, distoinsisal, mesio-oklusal.
d. Klasifikasi Berdasarkan Keparahan
1. Karies insipen: Mengenai kurang dari setengah ketebalan email.
2. Karies Moderat: Mengenai lebih dari setengah ketebalan email, tetapi
tidak mencapai pertemuan dentin-email.
3. Karies lanjutan: Mengenai pertemuan dentin-email dan kurang dari
setengah jarak pulpa.
4. Karies parah: Mengenai lebih dari setengah jarak kepulpa.
e. Klasifikasi Berdasarkan WHO
Klasifikasi ini didasarkan bentuk dan kedalaman lesi karies dan dibagi
dalam 4 skala:
18
1. D1: secara klinis dideteksi lesi email.
2. D2: kavitas pada email.
3. D3: kavitas mengenai dentin.
4. D4: lesi meluas ke pulpa
2.1.6 Indeks Karies Gigi
Indeks yang dipakai untuk menilai kecenderungan timbulnya gigi berlubang
secara masal adalah dengan menggunakan standar khusus, yakni DMFT/DMFS.
a. Indeks DMFT
D = Decay :Jumlah gigi karies yang masih dapat ditambal.
M = Missing :Jumlah gigi tetap yang telah/harus dicabut karena karies.
F = Filling :Jumlah gigi yang telah ditambal.
Angka DMF-T menggambarkan banyaknya karies yang diderita seseorang
dari dulu sampai sekarang. Contoh: DMF = 2 artinya setiap anak mempunyai dua
gigi yang terserang karies. Untuk mengetahui angka DMF-T, didapat dari
penjumlahan angka D + M + F.
b. Indeks def-t (def-teeth)
D = Decay : Jumlah gigi karies yang masih dapat ditambal.
E = Extoliasi: Jumlah gigi susu yang telah/harus dicabut karena karies.
F = Filling : Jumlah gigi yang telah ditambal.
2.1.7 Prevalensi Karies Gigi Pada Anak
Usia 5-12 tahun merupakan kelompok usia yang rentan terhadap karies.
Anak-anak lebih cenderung suka terhadap makanan yang mengandung banyak
19
gula, sedangkan gula merupakan sumber diet terbesar yang dapat
menyebabkankaries.
Kebiasaan makan diantara waktu makan juga sangat berpengaruh terhadap
karies pada anak-anak. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang menyatakan
bahwa banyaknya asupan gula harian lebih besar hubungannya disbanding dengan
frekuensi makan makanan yang mengandung gula. Hubungan gula dalam snack
dengan karies lebih besar dibanding total diet karena snack lebih sering dimakan
dalam frekuensi tinggi dan makanan kariogenik yang sering dimakan di antara dua
waktu makan yang mempunyai ciri-ciri pH rendah, mengandung gula tinggi dan
lengket. Hampir semua anak menyukai makanan minuman kariogenik yang
merupakan faktor resiko terhadap karies. Selain itu, anak-anak juga cenderung
malas membersihkan rongga mulutnya sehingga plak dapat dengan mudah
terbentuk yang akhirnya menyebabkan karies (Hamrun, 2009).
2.1.8 Pencegahan Karies Gigi
Karies gigi adalah penyakit yang dapat dicegah. Pencegahan ini meliputi
seluruh aspek kedokteran gigi yang dilakukan oleh dokter gigi, individu dan
masyarakat yang mempengaruhi kesehatan rongga mulut. Sehubungan dengan hal
ini, pelayanan pencegahan difokuskan pada tahap awal, sebelum timbulnya
penyakit (pre-patogenesis) dan sesudah timbulnya penyakit (patogenesis) (Angela,
2005). Hugh Roadman Leavell dan E Guerney Clark (Leavell dan Clark)
dariUniversitas Harvard dan Colombia membuat klasifikasi pelayanan
pencegahan tersebut atas 3 yaitu pencegahan primer, sekunder dan tersier
(Rethman, 2000).
20
a. Pencegahan Primer Pelayanan yang diarahkan pada tahap pre-
patogenesis merupakan pelayanan pencegahan primer atau pelayanan
untuk mencegah timbulnya penyakit. Hal ini ditandai dengan upaya
meningkatkan kesehatan (health promotion) dan memberikan
perlindungan khusus (spesific protection). Upaya promosi kesehatan
meliputi pemberian informasi mengenai cara menyingkirkan plak yang
efektif atau caramenyikat gigi dan menggunakan benang gigi (flossing).
Upaya perlindungan khusus termasuk pelayanan yang diberikan untuk
melindungi host dari serangan penyakit dengan membangun penghalang
untuk melawan mikroorganisme (Rethman, 2000).
b. Pencegahan Sekunder Pelayanan yang ditujukan pada tahap awal
pathogenesis merupakan pelayanan pencegahan sekunder, untuk
menghambat atau mencegah penyakit agar tidak berkembang atau
kambuh lagi. Kegiatannya ditujukan pada diagnose dini dan pengobatan
yang tepat. Sebagai contoh, melakukan penambalan pada lesi karies yang
kecil dapat mencegah kehilangan struktur gigi yang luas (Rethman,
2000).
c. Pencegahan Tersier Pelayanan ditujukan terhadap akhir dari pathogenesis
penyakit yang dikenal sebagai pencegahan tersier bertujuan untuk
mencegah kehilangan fungsi dari gigi. Kegiatannya meliputi pemberian
pelayanan untuk membatasi ketidak mampuan (cacat) dan rehabilitasi.
Gigi tiruan dan implant termasuk dalam kategori ini (Rethman, 2000).
21
2.2 KONSEP PERILAKU MENURUT TEORI L.GREEN
Lawrence Green menjelaskan bahwa perilaku itu dilatarbelakangi atau
dipengaruhi oleh 3 faktor pokok, yakni factor predisposisi (predisposing fsctors)
faktor yang mendukung (enabling factors) dan faktor yang memperkuat atau
mendorong (reinforcing factors). Berikut adalah faktor – faktor yang
mempengaruhi partisipasi ibu dalam teori L. Green :
2.2.1 Faktor Predisposisi (Predisposing Factor)
Faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan,
tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal – hal yang berkaitan dengan
kesehatan, system nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial
ekonomi dan sebagainya (Notoatmodjo, 2012). Faktor predisposisi yang
mempengaruhi partisipasi ibu adalah sebagai berikut :
a. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tau
seseorang terhadap obyek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung,
telinga dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan
sehingga menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh
intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar
pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga, dan
indera penglihatan (mata)) (Notoatmodjo, 2010).
Pengetahuan orang tua sangat penting dalam mendasari
terbentuknya perilaku yang mendukung atau tidak mendukung kebersihan
gigi dan mulut anak. Pengetahuan tersebut dapat diperoleh secara alami
22
ataupun melalui pendidikan. Tingkat pengetahuan yang rendah pada orang
tua merupakan factor predisposisi buruknya kesehatan rongga mulut anak.
Peran ibu adalah membimbing, mengingatkan dan memberikan fasilitas
terhadap anak agar dapat menjaga kesehatan rongga mulutnya. Orang tua
juga berperan penting dalam mencegah akumulasi plak dan terjadinya karies
(Atyanta, Hanum,Amurwaningsih).
Pengetahuan atau kognitif merupakan bagian yang penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang. Sikap atau perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih lama bertahan dari pada sikap atau perilaku yang
tidak didasari oleh pengetahuan (Notoadmojo, 2011). Semakin tingggi
tingkat pendidikan seseorang semakin mudah menerima informasi, sehingga
semakin banyak pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya pendidikan yang
kurang menghambat perkembangan seseorang terhadap nilai yang
diperkenalkan.
Berdasarkan penelitian Darsini, 2017 bahwa banyak orang tua yang
kurang peduli terhadap kesehatan gigi sikecil. Kondisi gigi anak yang tidak
bersih dibiarkan begitu saja. Dan akibatnya, ketika gigi anak menjadi rusak
atau biasa disebut dengan gigis itu masih dianggab sebagai hal yang biasa.
Pengetahuan orang tua sangat berpengaruh terhadap cara mereka
dalam merawat anaknya. Menurut Notoadmojo (2010), pengetahuan yang
dicakup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat, yaitu:
23
1. Tahu (Know)
Tahu dirtikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Yang termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu “tahu” ini
adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
2. Memahami (Comperehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi
yang telah dipelajari dengan benar. Orang telah paham terhadap obyek
atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,
menyimpulkan, meramalkan dan sebagainnya terhadap suatu obyek yang
dipelajari. Orang tua mampu memberikan pendidikan kepada anak sejak
dini mengenai bagaimana merawat gigi agar tidak terkena penyakit karies
gigi.
3. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi ini
diartikan aplikasi atau penggunaaan hukum-hukum, rumus, metode,
prinsip dan sebagainnya dalam konteks atau situasi yang lain.
4. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
obyek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu
24
struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lainnya.
Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja
dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,
mengelompokkan dan sebagainnya.
5. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Dengan kata lain sintesis itu adalah suatu kemampuan untuk
menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya:
dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat
menyesuaikan, dan sebagainnya terhadap suatu teori atau rumusan-
rumusan yang telah ada.
6. Evaluasi
Evaluasi terkait dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian itu
berdasarkan suatu criteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan
kriteria-kriteria yang telah ada.
b. Perilaku
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri
yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan,
berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan
sebagainnya. Dari uaraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas ,manusia, baik
25
yang diamati langsung maupun yang tidak diamati oleh pihak luar
Notoadmodjo (2010).
Menurut hasil penelitian Indrianingsih, 2018 menunjukkan bahwa
kebersihan gigi dan mulut menduduki urutan pertama sebagai penyebab
timbulnya karies, salah satu faktor yang menybabkan rendahnya
kebersihan gigi dan mulut pada anak-anak adalah perilaku menyikat gigi
yang masih belum baik.
Selain itu juga dipengaruhi oleh factor lokal yang timbulnya
penyakit gigi dan mulut adalah plak, yang diakibatkan banyaknya
mengkonsumsi makanan yang manis, lunak dan mudah melekat pada gigi
seperti permen dan coklat. Keadaan gigi susu menentukan keadaan gigi
permanen penggantinya. Masalah yang sering terjadi pada anak-anak pra
sekolah khususnya anak usia 4-6 tahun adalah perilaku dalam
mengkonsumsi makanan-makanan minuman manis, namun tidak diiringi
perilaku membersihkan gigi (Prasetyo, Bekti. 2018).
Menurut Skinner dalam Notoadmodjo (2010), merumuskan bahwa
perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau
dari luar. Oleh karena itu perilaku ini terjadi melalui proses adanya
stimulus terhadap organism, dan kemudian organism tersebut merespons,
maka teori Skinners ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus-Organism-
Respon. Dilihat dari bentuk responden terhadap stimulus ini, maka
perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoadmodjo, 2010).
26
1. Perilaku Tertutup (Convert Behavior)
Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam
bentuk terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi
terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi,
pengetahuan, kesadaran,dan sikap yang terjadi pada orang yang
menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh
orang lain.
2. Perilaku Terbuka (Overt Behavior)
Perilaku terbuka adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam
bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut
sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah
dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.
c. Pekerjaan
Pekerjaan anggota keluarga adalah satu sumber penghasilan bagi
keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan fisik, psikologis dan spiritual
keluarga. Orang tua, terutama ibu yang memiliki peran ganda sering kali
dihadapkan pada konflik antara kepentingan pekerjaan dan
keberadaannya dalam keluarga. Tuntutan pekerjaan yang tinggi dan
menyita waktu sering kali menghambat pemenuhan kebutuhan untuk
kebersamaan dan keluarga, merawat, dan mengasuh anak
(Prasasti,Ika.2016).
Menurut Darsini, 2017 pekerjaan adalah kebutuhan yang harus
dilakukan untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluargannya.
27
Bekerja pada umumnya adalah pekerjaan yang menyita waktu .bekerja
akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan kelurgannya. Sebagian
besar orang tua anak yang bekerja tidak berperan, dimana orang tua anak
yang bekerja tidak memiliki waktu untuk mendidik dan mengawasi
anaknya dalam merawat gigi. Mata pencaharian orang tua sebagian besar
bekerja di sawah dan buruh pabrik. Ibu biasanya berangkat kerja pagi
hari dan pulang kerja menjelang sore, sehingga untuk mendapatkan
informasi kesehatan tentang perawatan gigi dan mulut sangat kurang. Hal
ini juga di dukung dengan waktu untuk bertemu ibu dengan keluarga
terutama anaknya sangat sedikit. Keterbatasan waktu untuk bertemu
dengan anak membuat komunikasi dan perhatian orang tua terhadap
kesehatan anak terabaikan padahal anak-anak pada usia ini sangat
memerlukan bantuan orang dewasa terutama ibu atau orang tuannya.
Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh
kembang anak karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan
anak baik yang primer maupun yang sekunder.
d. Sikap
Menurut Notoatmodjo (2012) sikap adalah respon tertutup
seseorang terhadap stimulasi obyek tertentu, yang melibatkan factor
pendapat dan emosi yang bersangkutan. Allport (1954) menjelaskan
bahwa sikap mempunyai tiga komponen pokok:
1. Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu objek.
2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.
28
3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)
Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang
utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan,
berpikir, keyakinan dan emosi memgang peranan penting. Seperti halnya
pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan, yakni :
a) Menerima (Receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).
b) Merespon (Responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengajarkan, dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari
sikap.
c) Menghargai (Valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu
masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
d) Bertanggung Jawab (Responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya
dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.
Menurut (Azwar, Saifudin 2009) Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Sikap antaralain :
1) Pengalaman Pribadi
Pengalaman yang terjadi secara tiba-tiba atau mengejutkan
yang meninggalkan kesan paling mendalam pada jiwa
29
seseorang. Kejadian kejadian dan peristiwa-peristiwa yang
terjadi berulang-ulang dan terus menerus, lama-kelamaan
secara bertahap diserap kedalam individu dan mempengaruhi
terbentuknya sikap.
2) Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Dalam pembentukan sikap pengaruh orang lain sangat
berperan. Misal dalam kehidupan masyarakat yang hidup
dipedesaan, mereka akan mengikuti apa yang diberikan oleh
tokoh masyarakat.
3) Kebudayaan
Dimana kita hidup mempunyai pengaruh yang besar terhadap
pembentukan sikap. Dalam kehidupan dimasyarakat, sikap
masyarakat diwarnai dengan kebudayaan yang ada di
daerahnya.
4) Media Massa
Media masa elektronik maupun media cetak sangat besar
pengaruhnya terhadap pembentukan opini dan kepercayaan
seseorang. Dengan pemberian informasi melalui media masa
mengenai sesuatu hal akan memberikan landasan kognitif
baru bagi terbentuknya sikap.
5) Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama
Dalam lembaga pendidikan dan lembaga agama berpengaruh
dalam pembentukan sikap, hal ini dikarenakan keduanya
30
meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri
individu.
Menurut Darsini 2017 bahwa kebanyakan orang tua tidak
mendampingi dan mendidik anaknya untuk merawat gigi yang secara
tidak langsung membiasakan anaknya malas untuk merawat gigi. Setiap
anak kecil senang dengan makanan manis.
Sebagian orang tua juga membiarkan anak untuk mengkonsumsi
makanan manis, walaupun mereka tahu bahwa makanan manis sangat
berbahaya bagi gigi. Tidak banyak orang tua yang menyuruh anaknya
menggosok gigi atau setidaknya berkumur air putih setelah
mengkonsumsi makanan manis.
e. Pendidikan
Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan tata laku seseorang
atau kelompok orang dalam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan
atau latihan bagi perannya pada masa yang akan datang (Pratiwi, Rey
Yulia 2017). Menurut Kamus usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan latihan.
Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus juga sesuatu yang
tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan
saling berkaitan. Wanita yang berpendidikan akan membuat keputusan
yang benar dalam memperhatikan kesehatan anak-anaknya serta
kesehatan dirinya sendiri. Menurut UU No. 22 tahun 2003 menyebutkan
tentang penggolongan tingkat pendidikan yaitu:
31
1. Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi
jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk sekolah
dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang
sederajat serta sekolah menengah pertama (SMP) dan Madrasah
Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.
2. Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar.
Pendidikan menengah terdiri ataspendidikan menengah umum dan
pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk
sekolah menengah atas (SMA), Madrasah aliyah (MA), sekolah
menengah kejuruan (SMK), dan madrasah aliyah kejuruan (MAK),
atau bentuk lain yang sederajat.
Berdasarkan undang-undang disimpulkan tingkat pendidikan orang
tua dapat dikategorikan menjadi pendidikan dasar dan pendidikan
menengah keatas bahwa cakupan pengetahuan atas keluasan wawasan
seseorang sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan. Semakin tinggi
pendidikan seseorang maka semakin mudah diberikan pengertian suatu
informasi.
Tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya
seseorang menyerap dan memahamipengetahuan yang mereka peroleh,
pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin baik
pula pengetahuannya. Menurut Notoatmodjo (2012), pendidikan adalah
suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk mengembangkan atau
meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat
32
berdiri sendiri. Karies gigi lebih sering dijumpai pada anak-anak dari
keluarga dengan tingkat sosial ekonomi yang rendah, ibu bapak tunggal
atau orang tua dengan tingkat pendidikan rendah (Suratri, Made. 2014).
Pendidikan kesehatan gigi dan mulut harus diperkenalkan kepada
anak sedini mungkin agar mereka dapat mengetahui cara memelihara
kesehatan gigi dan mulut secara baik dan benar. Seperti halnya peran
orang tua ketika mengajarkan sikat gigi yang benar dengan memberi
contoh langsung. Selain itu pola makan dari anak yang kurang
diperhatikan orang tua menjadikan factor utama terjadinya karies pada
anak pra sekolah (Simanjuntak,Arta. 2014).
f. Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial merupakan lingkungan kemasyarakatan yang
mempunyai kaitan erat dengan kehidupan sehari-hari. Purwanto
(2003:28) “mengemukan bahwa lingkungan social adalah semua orang
atau manusia lain yang mempengaruhi kita”. Manusia membentuk
pengelompokan sosial diantara sesama dalam upayanya mempertahankan
hidup dan mengembangkan kehidupan. Dalam suatu kehidupan social
manusia juga memerlukan organisasi yaitu sekolah, kelompok
masyarakat dan lain-lain (Yuliatun,2012).
Usia pra sekolah khususnya anak usia 4-6 tahun sering mengalami
gangguan pada giginya. Timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut
pada anak dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan sosial. Salah satu
faktor lingkungan yaitu berupa faktor perilaku mengabaikan kebersihan
33
gigi dan mulut (Kurnia, Anggraini.2018). Lingkungan terdekat dimana
anak usia pra sekolah berada adalah keluarga (orang tua dan saudara) dan
lingkungan sekolah. Orang tua (ibu) dan anak merupakan satu kesatuan
ikatan dimana ibu merupakan anggota tim kesehatan yang baik untuk
melakukan pengawasan kesehatan. Tidak hanya peran ibu, lingkungan
sekolah (guru) juga memegang peranan sebagai kunci utama dalam
melakukan pendekatan terhadap anak dilingkungan sekolah dan
diharapkan dapat merubah pola tingkah laku dan kebiasaan dalam
menjagakesehatan gigi dan mulut anak usia TK (Andayasari, Lelly.
2014).
2.2.2 Faktor Pemungkin (Enabling Factors)
Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan pra sarana atau fasilitas
kesehatan bagi masyarakat, seperti puskesmas, rumah sakit, polindes, posyandu,
poliklinik, pos obat desa, dokter, bidan praktik swasta dan lain lain. Faktor-faktor
tersebut disebut dengan faktor pemungkin yang memungkinkan terwujudnya
perilaku kesehatan (Notoatmodjo, 2012).
a. Ketersediaan Fasilitas Kesehatan
Fasilitas pelayanan kesehatan pembangunan kesehatan adalah
upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat terakses fasilitas
pelayanan kesahatan karena kesahatan adalah hak asasi manusia
(Sulistyorini dkk, 2011).
34
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No 6 tahun 2013
fasilitas pelayanan kesehatan dibagi menjadi tiga yaitu :
1. Fasilitas kesehatan tingkat pertama adalah jenis fasilitas pelayanan
kesehatan yang melayani dan melaksanakan pelayanan kesehatan
dasar.
2. Fasilitas kesehatan tingkat kedua adalah jenis fasilitas pelayanan
kesehatan yang melayani dan memberikan pelayanan kesehatan dasar
dan pelayanan kesehatan spesialistik.
3. Fasilitas kesehatan tingkat ketiga adalah jenis pelayanan kesehatan
yang melayani dan melaksanakan pelayanan kesehatan dasar,
pelayanan kesehatan spesialistik, dan pelayanan kesehatan sub
spesialistik.
Saat gigi pertama anak muncul, itulah saatnya membawa ke dokter
gigi. ADA (American Dental Association) merekomendasikan bahwa
kunjungan ke dokter gigi pertama berlangsung setiap enam bulan sekali
setelah gigi pertama muncul agar anak nyaman dengan kebiasaan baik
untuk kesehatan mulut (Prasasti,Ika. 2016).
b. Keterjangkauan
Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2012) jarak adalah
ruang sela (panjang atau jauh) antara dua benda atau tempat yaitu jarak
antara rumah dengan puskesmas. Jangkauan pelayanan kesehatan dapat
ditingkatkan dengan bantuan pendekatan maupun pemantauan sebaiknya
berada pada tempat yang mudah dijangkau oleh masyarakat (Effendy,
2013). Faktor biaya dan jarak pelayanan kesehatan dengan rumah
35
berpengaruh terhadap perilaku penggunaan dan pemanfaatan pelayanan
kesehatan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sutanto tahun 2014
menunjukan bahwa responden yang mengaku jarak tempuh ke tempat
pelaksanaan pelayanan kesehatan yang dekat akan lebih banyak datang
begitu pula sebaliknya.
2.2.3 Faktor Penguat (Reinforcing Factors)
Faktor ini meliputi factor sikap dan perilaku tokoh masyarakat (toma), tokoh
agama (toga), sikap dan perilaku para petugas termasuk petugas kesehatan
(Notoatmodjo, 2012).
a. Kader Kesehatan
1. Definisi Kader Kesehatan
Kader kesehatan adalah warga tenaga sukarela dalam bidang kesehatan
yang langsung dipilih oleh dan dari masyarakat yang tugasnya membantu
dalam pengembangan kesehatan masyarakat. Kader kesehatan disebut juga
sebai promotor kesehatan desa atau disingkat prokes.
2. Peran Dan Fungsi Kader Kesehatan
Fungsi kader adalah mampu melaksanakan sejumlah kegiatan yang ada
di lingkungannya. Kegiatan yang dilakukan sifatnya sederhana akan tetapi
juga harus berguna untuk masyarakat dan kelompok. Adapun berbagai
macam kegiatan yang dapat dilakukan oleh kader kesehatan, misalnya:
a) Pemberian obat cacing, diare, larutan gula garam, dan lain-lain.
b) Melakukan kegiatan penimbangan bayi dan balita serta memberikan
penyuluhan tentang gizi masyarakat secara rutin.
36
c) Melakukan pemberantasan terhadap berbagai penyakit menular,
mendata kasus kesehatan, memberikan laporan mengenai vaksinasi,
pendistribusian obat atau alat kontrasepsi KB, juga pemberiuan
berbagai bentuk penyuluhan tentang pentingnya Norma Keluarga
Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS).
d) Memberi dan membimbing materi kesehatan tentang lingkungan,
pembuatan jamban keluarga dan sarana air sederhana.
e) Melakukan program dana sehat, pos kesehatan desa, dan berbagai
program kesehatan lainnya.
3. Tujuan Umum
Melalui peran kader kesehatan secara optimal diharapkan dapat
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayahnya.
4. Tujuan Khusus
Berikut adalah beberapa tujuan khusus dari kader kesehatan:
a) Terselenggaranya upaya promotif dan preventif terhadap masalah-
masalah kesehatan oleh masyarakat sendiri.
b) Terdeteksinya masalah-masalah kesehatan secara dini yang ada di
wilayah dengan adanya kader yang berilmu pengetahuan dan aktif.
c) Masyarakat mampu mengambil inisiatif untuk menyelesaikan
masalah-masalah kesehatan diwilayahnya secara mandiri.
d) Memudahkan koordinasi antara petugas kesehatan dengan masyarakat
(kader) untuk melaksanakan upaya-upaya kesehatan masyarakat.
37
b. Dukungan guru TK
Komponen guru merupakan promotor terbaik dalam kegiatan pendidikan
sebab mereka akrab dengan metode mendidik dan memotivasi siswa
sekolah. Hal tersebut selaras dengan isi UU No.14 Tahun 2005 tentang guru
dan dosen, pada pasal 1 bahwa guru adalah pendidik profesional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Selain itu, disebutkan pada pasal 10 bahwa kompetensi seorang guru
meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensisosial,
dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
Bimbingan guru pada anak untuk membiasakan menyikat gigi sehabis
makan atau jajan pada saat istirahat siang diharapkan mampu menurunkan
kejadian karies gigi pada anak dalam perilaku anak sehari-hari.
2.3 Dukungan Orang Tua
2.3.1 Pengertian Dukungan Keluarga
Friedman (1998) menyatakan dukungan keluarga adalah sikap, tindakan
dan penerimaan keluarga terhadap anggotanya. Anggota keluarga dipandang
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam lingkungan keluarga. Anggota
keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap
memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan. Dalam semua
tahapan, dukungan keluarga menjadikan keluarga mampu berfungsi dengan
38
berbagai kepandaian dan akal sehingga akan meningkatkan kesehatan dan
adaptasi mereka dalam kehidupan (Putri Sinta, 2016).
Bentuk dukungan keluarga ada empat menurut Friedman (1998) yaitu
sebagai berikut:
1. Dukungan Penghargaan
Dukungan penghargaan, keluarga bertindak (keluarga bertindak
sebagai sistem pembimbing umpan balik, membimbing dan
memerantai pemecahan masalah dan merupakan sumber validator
identitas anggota (Friedman, 2010). Dukungan penghargaan terjadi
melalui ekspresi penghargaan yang positif melibatkan pernyataan
setuju dan panilaian positif terhadap ide-ide, perasaan dan performa
orang lain yang berbanding positif antara individu dengan orang lain
(Sarafino, 2011).
2. Dukungan Instrumental
Dukungan ini meliputi penyediaan dukungan jasmaniah seperti
pelayanan, bantuan financial dan material berupa bantuan nyata
(instrumental support material support), suatu kondisi dimana benda
atau jasa akan membantu memecahkan masalah praktis, termasuk
didalamnya bantuan langsung, seperti saat seseorang memberi atau
meminjamkan uang, membantu pekerjaan sehari-hari, menyampaikan
pesan, menyediakan transportasi, menjaga dan merawat sat sakit
ataupun mengalami depresi yang dapat membantu memecahkan
masalah. Dukungan nyata paling efektif bila dihargai oleh individu
39
dan mengurangi depresi individu. Pada dukungan nyata keluarga
sebagai sumber untuk mencapai tujuan praktis dan tujuan nyata.
3. Dukungan Informasional Atau Informative
Jenis dukungan ini meliputi jaringan komunikasi dan tanggung jawab
bersama, termasuk di dalamnya memberikan solusi dari masalah,
memberikan nasihat, pengarahan, saran, atau umpan balik tentang apa
yang dilakukan oleh seeorang. Keluarga dapat menyediakan informs
dengan menyarankan tentang dokter, terapi yang baik bagi dirinya dan
tindakan spesifik bagi individu untuk melawan stressor. Individu yang
mengalami depresi dapat keluar dari masalah dan memecahkan
masalahnya dengan dukungan dari keluarga dengan menyediakan
feed back. Pada dukungan informasi ini keluarga sebagai penghimpun
informasi dan pemberi informasi.
4. Dukungan Emosional
Dukungan emosional berfungsi sebagai pelabuhanistirahat dan
pemulihan serta membantu penguasaan emosional serta meningkatkan
moral keluarga (Friedman, 2010). Dukungan emosianal melibatkan
ekspresi empati, perhatian, pemberian semangat, kehangatan pribadi,
cinta, atau bantuan emosional. Dengan semua tingkah laku yang
mendorong perasaan nyaman dan mengarahkan individu untuk
percaya bahwa ia dipuji, dihormati, dan dicintai, dan bahwa orang lain
bersedia untuk memberikan perhatian (Sarafino, 2011).
40
Agar proses tumbuh kembang anak berjalan optimal, maka perlu
diterapkan pola asuh, asih, asah dalam setiap aktivitas merawat dan
mengasuhnya. Beberapa metode yang dapat dilakukan orang tua kepada
anak yaitu (Prasasti,Ika.2016):
a) Pendidikan Melalui Pembiasaan
Dengan dilakukan setiap hari anak-anak mengalami proses
internalisasi, pembiasaan, dan akhirnya menjadikan bagian dari
hidupnya.
b) Pendidikan Dengan Keteladanan
Anak-anak khususnya usia dini, selalu meniru apa yang dilakukan
orang disekitarnya. Metode keteladanan memerlukan sosok pribadi
yang secara visual dapat dilihat, diamati, dirasakan sendiri oleh anak,
sehingga mereka ingin menirunnya.
c) Pendidikan Melalui Nasihat Dialog
Orang tua diharapkan mampu menjelaskan, memberikan pemahaman
yang sesuai dengan tingkat berpikir mereka.
d) Pendidikan Melalui Pemberian Penghargaan Atau Hukuman
Metode ini secara tidak langsung juga menanamkan etika
perlunya menghargai orang lain (Prasasti,Ika.2016).
a. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Dukungan
Menurut Purnawan (2008) dalam Rahayu (2008) faktor-faktor yang
mempengaruhi dukungan keluarga adalah:
1. Faktor internal
41
2. Faktor eksternal
Peran aktif orang tua terhadap perkembangan anak sangat
diperlukan pada saat mereka masih berada dibawah usia lima tahun.
Peran aktif orang tua yang dimaksud adalah bimbingan, memberikan
pengertian, mengingatkan dan menyediakan fasilitas kepada anak.
Dalam hal ini khususnya peran orang tua terhadap anaknya dalam
hal kesehatan gigi dan mulut. Pada anak usia pra sekolah, pemeliharaan
kesehatan gigi mereka masih bergantung kepada orang tua sebagai orang
terdekat anak. Mulai tumbuhnya gigi merupakan proses penting dari
pertumbuhan seorang anak. Orang tua khususnya ibu herus mengetahui
cara merawat gigi anaknya tersebut. Peran orang tua sangat berpengaruh
dalam merawat dan memelihara kesehatan gigi anak secara teratur seperti
menyikat gigi, membimbing, mengarahkan, memotifasi, memperhatikan
pola makan dan melakukan pemeriksaan secara rutin ke klinik gigi
(Indrianingsih, 2018).
Untuk mencegah terjadinya karies dentis pada anak maka
dibutuhkan peran orang tua dan keaktifan petugas dalam memberikan
penyuluhan tentang gigi melalui program UKG. Peran orang tua untuk
menjaga kebersihan gigi pada anak dengan cara menganjurkan anak
mereka untuk meggosok gigi 3 kali sehari, mengurangi mengkonsumsi
makan yang mengandung gula dan memeriksakan ke dokter gigi (Darsini,
2017).
43
42
2.4 KERANGKA TEORI
Faktor Predisposisi
Faktor Pemungkin
Faktor Penguat
Perilaku
Sikap
Pekerjaan
LingkuanSosial
Pendidikan
KetersediaanFasilitas
Kesehatan
Kader Kesehatan
Dukungan ibu dalam
pencegahan karies gigi Pada
Anak TK
Pengetahuan
Dukungan Guru TK Gambar 2.3 KerangkaTeori
Sumber: TeoriL.Green
Keterjangkauan
43
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 KERANGKA KONSEP
Kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara
konsep-konsep atau variabel-variabel yang akan diamati (diukur) melalui
penelitian yang dimaksud (Notoadmodjo, 2012). Dibawah ini dijelaskan kerangka
konsep berdasarkan teori Lawrence Green yang akan dilakukan peneliti sebagai
berikut :
Pengetahuan
Ibu
Status Pekerjaan Ibu
Dukungan Ibu Dalam
Pencegahan Karies Gigi pada
anak
Variabel Bebas
(Independent)
Variabel Terikat
(Dependent)
Gambar 3.1 Kerangka Konsep
44
3.2 Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara yang mungkin benar dan
mungkin juga salah (Machfoedz,2007). Hipotesis adalah keterangan sementara
dari hubungan fenomena yang kompleks, oleh karena itu hipotesis menjadi sangat
penting dalam sebuah penelitian (Nasir, 2011). Ditinjau dari operasi rumusannya,
ada dua jenis hipotesis yaitu:
1. Hipotesis H1, hipotesis ini ditulis dengan “H1”. Hipotesis ini digunakan
untuk menolak atau menerima hipotesis nihil (nol). Hipotesis ini
menyatakaannya adanya hubungan antar variabel.
2. Hipotesis nol atau hipotesis nihil, hipotesis ini dituliskan dengan “Ho”
adalah hipotesis yang meniadakan perbedaan antar kelompok atau
meniadakan hubungan sebab akibat antar variabel.
Dari penjelasannya diatas dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian ini
adalah sebagai berikut:
H1: Ada hubungan antara status pekerjaan ibu terhadap dukungan ibu dalam
pencegahan karies gigi.
H1: Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu terhadap pencegahan karies
gigi.
45
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan perencanaan, pola dan strategi penelitian
sehingga dapat menjawab pertanyaan penelitian atau masalah penelitian. Desain
penelitian merupakan prosedur perencanaan dimana peneliti dapat menjawab
pertanyaan penelitian secara valid, objektif, akurat dan hemat ekonomis (Rosjidi,
Isro’in, Wahyuni 2017).
Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, dimana hasil penelitian
yang diperoleh nantinya adalah berupa data-data numerik yang akan diolah serta
dianalisis secara statistik dengan menggunakan perhitungan yang telah ditetapkan.
Dalam penelitian ini dengan menggunakan pendekatan Cross sectional yaitu
penelitian dimana variabel bebas (faktor resiko) dan variabel tergantung (efek)
dinilai secara simultan pada saat/sekali waktu. Metode analitik ini digunakan
untuk mengukur hubungan (korelasi) antara faktor-faktor yang berhubungan
dengan dukungan ibu dalam pencegahan karies gigi di TK Dharmawanita dan
Nawakartika Desa Sumberbening Kabupaten Ngawi.
46
4.2 Populasi Dan Sampel
4.2.1 Populasi
Populasi adalah suatu kelompok subjek yang menjadi sasaran penelitian
dengan mendeskripsikan ciri-ciri kelompok tersebut ke arah mana hasil
penelitian tersebut akan digeneralisasikan (Rosjidi, Isro’in, Wahyuni 2017).
Populasi dalam penelitian ini adalah semua orang tua siswa TK di Desa
Sumberbening Kabupaten Ngawi , sejumlah 47 orang.
4.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Sebagian orang tua siswa di TK Dharmawanita dan Nawakartika.
Besarnya sampel dalam penelitian ini dihitung menggunakan rumus slovin
sebagai berikut (Nursalam, 2003).
Faktor Perilaku -
Efek + Efek - Efek + Efek -
Populasi
(Sampel)
Faktor Perilaku
+
Gambar 4.1 Rancangan Penelitian
Sumber : Notoatmodjo, 2018
47
n =
Keterangan :
n : Jumlah sampel
N : Jumlah populasi
d : Tingkat signifikasi (p)
Maka :
n =
n =
n =
n =
n =
n = 42
Dari perhitungan rumus diatas didapatkan hasil akhir 42 orang
responden. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian orang tua murid
TK di Desa Sumberbening Kabupaten Ngawi yang memiliki kriteria-
kriteria yang telah ditetapkan sebagai sampel oleh peneliti. Kriteria sampel
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi merupakan kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh
setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo,
2010).
Kriteria inklusi pada penelitian ini sebagai berikut :
1. Orang tua murid TK Dharmawanita dan Nawakartika di Desa
Sumberbening Kabupaten Ngawi yang tinggal dengan anaknya.
48
b. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi merupakan ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat
diambil sebagai sampel (Notoatmodjo, 2010).
Kriteria eksklusi pada penelitian ini sebagai berikut :
1. Murid TK Dharmawanita dan Nawakartika yang diasuh oleh wali
murid (nenek).
2. Tidak bersedia menjadi responden.
4.3 Teknik Sampling
Teknik penentuan sampel (teknik sampling) adalah cara menentukan
sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan
sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat penyebaran
populasi agar diperoleh sampel yang representatif. Teknik sampling yang
digunakan dalam penelitian ini adalah probabilistik sampling yaitu dengan
menggunakan metode Simple Random Sampling, yaitu setiap anggota atau
unit dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi
sebagai sampel (Notoatmodjo, 2012).
Jumlah seluruh orang tua TK Nawakartika dan Dharmawanita
Desa Sumberbening Kabupaten Ngawi sebanyak 47 orang pada tahun
pelajaran 2018/2019, kemudian peneliti mengambil sampel 42 orang
dengan cara mengambil undian secara acak.
Langkah-langkah simple random sampling yang dilakukan dengan cara
undian, adalah sebagai berikut:
a. Mendaftar semua anggota populasi
49
b. Kemudian masing-maing anggota populasi diberi nomor, masing-masing
dalam satu kertas kecil.
c. Kertas kecil yang masing-masing telah diberi nomor tersebut kemudian
digulung.
d. Kemudian kertas yang sudah digulung tersebut dimasukkan kedalam
suatu wadah (kotak atau kaleng) yang dapat digunakan untuk mengundi
sehingga tersusun secara acak.
e. Kemudian peneliti mengambil lintingan kertas satu per satu sampai
diperoleh sejumlah sampel yang diperlukan.
4.4 Kerangka Kerja Penelitian
Kerangka kerja atau kerangka operasional adalah pentahapan atau
lagkah-langkah dalam aktivitas ilmiah yang dilakukan dalam melakukan
penelitian (kegiatan sejak awal sampai akhir penelitian). Kerangka
operasional merupakan kerangka yang mengacu pada kerangka konsep
tetapi lebih ditekankan pada variabel-variabel yang diteliti saja. Bisa
dikembangkan dari kerangka konsep ataupun di persempit dari keragka
konsep faktor-faktor yang berhubungan dengan dukungan ibu dalam
pencegahan karies gigi di TK Desa Sumberbening Kabupaten Ngawi.
50
Dalam penyusunan skripsi ini kerangka kerja penelitiannya sebagai
berikut :
Pengumpulan Data
Menggunakan Kuesioner
Pengolahan Data Dengan
Menggunakan Uji Chi Square
Penyajian Hasil Dan
Kesimpulan
Populasi
Orang Tua Murid (ibu) Di TK Dharmawanita Dan
Nawakartika Desa Sumberbening Kabupaten Ngawi
Sampel
Sebagian Orang Tua Murid Di TK Dharmawanita Dan
Nawakartika Desa Sumberbening sebanyak 42
Teknik Sampling
Simple Random Sampling
Desain Penelitian Kuantitatif
DenganMenggunakan Metode Cross
Sectional
Gambar 4.2 kerangka kerja penelitian
51
4.5 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional Variabel
a. Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran
yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tantang sesuatu konsep
pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2012). Penjelasan variabel-variabel
tersebut adalah :
1. Variabel Bebas (Variabel Independent)
Variabel Independent merupakan variabel yang menjadi sebab timbulnya
atau berubahnya variabel dependent (terikat). Sehingga variabel
Independent dapat dikatakan sebagai variabel yang mempengaruhi
(Notoadmodjo, 2012). Variabel Independent dalam penelitian ini adalah
pengetahuan orang tua dan status pekerjaan orang tua.
2. Variabel Terikat (Variabel Dependent)
Variabel terikat (dependent) merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variabel independent (bebas) (Saryono,
2010). Variabel dependent dalam penelitian ini adalah dukungan ibu tua
dalam pencegahan karies gigi.
b. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang
dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan
(Notoatmodjo, 2010).
52
Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel
Variabel Penelitian Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala Skor
1 2 3 4 5 6
Independen:
Pengetahuan orang tua
Hasil tahu atau penguasaan ibu
terhadap pentingnya merawat dan
mencegah karies gigi pada anak.
Penyebab karies gigi adalah
mengkonsumsi makanan manis
dan tidak menggosok gigi secara
rutin
Baik jika total
Skor ≥ 50%
Buruk jika
total skor <
50% (Sunyoto,Danang, 2013)
Kuesioner Nominal Baik : 1
Buruk : 0
Independen:
Status pekerjaan ibu
Pekerjaan anggota keluarga
adalah suatu sumber penghasilan
bagi keluarga yang dapat
memenuhi kebutuhan primer
dan sekunder anggota keluarga
Bekerja
Tidak bekerja
Kuesioner Nominal Bekerja : 1
Tidak bekerja : 0
Dependen:
Dukungan ibu dalam
pencegahan karies gigi
Sikap atau tindakan orang tua
dalam upaya menjaga kesehatan
gigi dan mulut terutama karies
gigi
Mendukung jika total skor
Skor ≥ 50%
Tidak mendukung jika total
skor <50% (Sunyoto,Danang,
2013)
Kuesioner Nominal Mendukung : 1
Tidak mendukung
: 0
53
4.6 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah melakukan pengukuran terhadap
fenomena sosial maupun alam (Nursalam, 2013). Dalam penelitian ini
menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner. Kuesioner adalah
sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi
dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang di
ketahui, dalam pengisian kuesioner terdapat beberapa instrumen yang
dibutuhkan, adapun instrumen yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
1. Kuesioner atau angket, yaitu yang digunakan sebagai alat ukur atau
instrumen pengumpulan data oleh peneliti.
2. Buku Catatan, yaitu digunakan untuk menuliskan hal – hal penting
yang dapat dijadikan sebagai point dalam penelitian
3. Alat Rekam, bisa terdiri dari kamera, video, atau perekam suara, alat
rekam akan mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data
dengan persetujuan respondem untuk direkam.
4. Bolpoin, yang digunakan untuk menjawab atau mengisi kuesioner.
5. Peneliti, yaitu merupakan instrumen penelitian yang sangat penting
bagi berjalannya sebuah penelitian.
Sebelum kuesioner digunakan dalam penelitian ini, kuesioner diuji coba
terlebih dahulu dengan mengukur validitas dan reliabilitas kuesioner
tersebut.
54
1. Pengukuran Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-
benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2012). Setelah kuesioner
diuji cobakan kepada responden kemudian dihitung korelasinya untuk
mengetahui pertanyaan dalam kuesioner tersebut. Valid atau tidak
dengan menggunakan rumus korelasi “product memont”. Hasil r hitung
dibandingkan r tabel dimana df = n-2 dengan sig 5%. Jika r tabel < r
hitung maka valid (Sujarweni, 2015).
Uji validitas pada penelitian ini melibatkan 15 responden, yaitu Ibu
yang anaknya bersekolah di TK Ar-Rohim Desa Dero, Kecamatan
Bringin, Kabupaten Ngawi dengan kuesioner yang berjumlah 20 butir
pertanyaan. Maka nilai r tabel diperoleh yaitu 0,514. Butir pertanyaan
dikatakan valid jika r hitung > r tabel. Dapat dilihat dari hasil analisis
output dibawah ini:
Tabel 4.2 Validitas Instrumen Penelitian Variabel Pengetahuan Ibu
No. Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan
1. Soal 1 0,626 0,514 Valid
2. Soal 2 0,723 0,514 Valid
3. Soal 3 0,594 0,514 Valid
4. Soal 4 0,614 0,514 Valid
5. Soal 5 0,569 0,514 Valid
6. Soal 6 0,613 0,514 Valid
7. Soal 7 0,700 0,514 Valid
8. Soal 8 0,60 0,514 Valid
55
No. Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan
9. Soal 9 0,569 0,514 Valid
10. Soal 10 0,539 0,514 Valid
11. Soal 11 0,719 0,514 Valid
12. Soal 12 0,573 0,514 Valid
Sumber : Data primer uji Validitas instrumen penelitian
Berdasarkan tabel validitas variabel Pengetahuan Ibu diatas dapat
dilihat bahwa masing masing pertanyaan yang memiliki r tabel > r hitung
sebanyak 12 butir pertanyaan, sehingga pertanyaan tersebut dikatakan
Valid.
Tabel. 4.3 Validitas Instrumen Penelitian Variabel Dukungan Ibu
No. Pertanyaan R hitung R tabel Keterangan
1. Soal 1 0,528 0,514 Valid
2. Soal 2 0,637 0,514 Valid
3. Soal 3 0,737 0,514 Valid
4. Soal 4 0,564 0,514 Valid
5. Soal 5 0,708 0,514 Valid
6. Soal 6 0,614 0,514 Valid
7. Soal 7 0,798 0,514 Valid
8. Soal 8 0,567 0,514 Valid
Sumber: Data primer uji Validitas instrumen penelitian
Berdasarkan tabel validitas variabel dukungan ibu diatas dapat dilihat
bahwa masing masing pertanyaan yang memiliki r tabel > r hitung
sebanyak 8 butir pertanyaan, sehingga pertanyaan tersebut dikatakan
Valid.
56
2. Pengukuran Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Uji reabilitas dapat
dilihat pada nilai cronbach alpha, jika nilai Alpha > 0,60 maka kontruk
pernyataan yang merupakan dimensi variabel adalah reliabel
(Notoatmodjo, 2012).
Tabel 4.4 nilai Alpha Cronbach’s
Nilai Alpha Cronbach’s Kualifikasi Nilai
0,00- 0,20 Kurang reliabel
0,21- 0,40 Lumayan reliabel
0,41- 0,60 Cukup reliabel
0,61- 0,80 Reliabel
0,81- 1,00 Sangat reliabel
Sumber : Hair et al. 2010
Alat atau instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa
koesioner yang akan langsung disebarkan kepada responden. Kuesioner
merupakan tekhnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2013).
Setelah kuesioner sebagai alat ukur atau alat pengumpulan selesai
disusun, maka kuesioner penelitian perlu diuji validitas dan reliabilitas
untuk itu kuesioner tersebut harus dilakukan uji di lapangan
57
(Notoatmodjo, 2010). Uji validitas dan reliabilitas dianalisis dengan
menggunakan software analisis data.
Uji reliabilitas pada penelitian ini dengan melakukan analisis pada 2
variabel yaitu variabel Pengetahuan dan Dukungan Ibu yang telah di uji
validitasnya dapat dilihat dari hasil analisis output dibawah ini:
Tabel. 4.5 Reliabilitas Instrumen Penelitian Variabel Pengetahuan
dan Dukungan Ibu
No Variabel Cronbach’s
Alpha
Nilai Alpha
Cronbach’s Keterangan
1 Pengetahuan ibu 0,854 0,81- 1,00 Sangat Reliabel
2 Dukungan ibu 0,800 0,81- 1,00 Sangat Reliabel
Sumber: Data primer uji Reliabilitas instrumen penelitian
Berdasarkan tabel reliabilitas variabel Pengetahuan dan Dukungan
Ibu diatas dapat dilihat bahwa masing masing variabel memiliki
Cronbach’s Alpha > r tabel yaitu hasil dari variabel Pengetahuan ibu 0,854
dan variabel dukungan ibu 0,800 yang artinya 2 variabel tersebut Sangat
Reliabel.
Sehingga 12 soal dari variabel Pengetahuan ibu dan 8 soal dari
variabel Dukungan Ibu dalam kuesioner penelitian ini yang telah
dinyatakan valid dalam uji validitas dan reliabilitas dinyatakan layak dan
dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data pada sasaran sampel
penelitian yang akan dilakukan.
4.7 Lokasi Dan Waktu Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di TK Dharmawanita dan Nawakartika Desa
Sumberbening Kabupaten Ngawi.
58
b. Waktu Penelitian
Berikut jadwal kegiatan penelitian yang akan dilakukan sebagai
berikut :
Tabel 4.6 Realisasi Pelaksanaan Penelitian di TK Dharmawanita Dan
Nawakartika Desa Sumberbening Kabupaten Ngawi
No. Realisasi Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan Tanggal-Bulan-Tahun
1. Pengajuan Dan Acc Judul
Skripsi
2 Februari 2019
2. Pengambilan Data Awal Di
Puskesmas Bringin
20 Februari
3. Penyusunan Dan Konsul
Proposal Skripsi Bab 1-4
15 Februari-23 April 2019
4. Seminar Proposal 9 Mei 2019
5. Revisi Dan Acc Proposal
Skripsi
12-15 Mei 2019
6. Uji Validitas 15 Juni 2019
7. Konsul Dan Acc Hasil Uji
Validitas
21 Juni 2019
8. Penelitian 4-7 Juli 2019
9. Konsul Hasil Penelitian Bab
5-6
23- 30 Juli 2019
10. Seminar Hasil Skripsi 9 Agustus 2019
11. Revisi Skripsi 11 Agustus 2019
12. Acc Skripsi 14 Agustus 2019
59
4.8 Prosedur pengumpulan data
a. Sumber Data
Penelitian merupakan proses penarikan kesimpulan dari data yang telah
dikumpulkan. Tanpa adanya kata, maka hasil penelitian tidak akan terwujud
dan penelitian tidak akan berjalan. Data dibedakan menjadi menjadi 2 jenis,
yaitu:
1. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya. Data
primer diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner kepada responden yaitu
orang tua murid di TK Dharmawanita Dan Nawakartika Desa
Sumberbening Kabupaten Ngawi.
2. Data sekunder yaitu data yang tidak didapat langsung dari sumbernya,
melainkan didapatkan dari pihak lain. Data sekunder ini diperoleh
peneliti dari perawat gigi di Puskesmas Bringin Kecamatan Bringin
Kabupaten Ngawi yaitu data kunjungan kegiatan UKGTK dari bulan
Januari – Desember 2018.
4.9 Teknik Pengolahan Data Dan Teknik Analisa Data
a. Teknik Pengolahan Data
Sebelum dianalisis, data diolah terlebih dahulu. Kegiatan dalam
mengolah data meliputi (Nurkobodan Achmadi, 2002) :
1. Cleaning
Cleaning adalah apabila semua data dari setiap sumber data atau
responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat
kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidak
60
lengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koresi
(Notoatmodjo, 2010).
2. Editing
Hasil wawancara, angket atau pengamatan dari lapangan harus dilakukan
penyuntingan (editing) terlebih dahulu. Editing adalah kegiatan untuk
pengecekan dan perbaikan isian formulir atau kuesioner (Notoatmodjo,
2012).
3. Coding
Setelah sekian kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan
peng “kodean” atau “coding”, yakni mengubah data berbentuk kalimat
atau huruf menjadi data angka atau bilangan (Notoatmodjo, 2012).
Tabel 4.7 Coding Variabel Penelitian
No Variabel Coding Data
1. Pengetahuan orang tua Baik = 1
Buruk = 0
2. Status pekerjaan orang tua Bekerja = 1
Tidak Bekerja = 0
3. Dukungan orang tua Mendukung = 1
Tidak mendukung = 0
4. Memasukkan Data (Entry) Atau Processing
Entry adalah jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang
dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program
atau “software” computer. Salah satu paket program yang paling sering
61
digunakan untuk “entry data” penelitian adalah paket program SPSS for
Windows (Notoatmodjo, 2012).
5. Tabulating
Tabulating adalah pekerjaan membuat tabel. Jawaban-jawaban yang
telah diberi kode kemudian dimasukkan ke dalam tabel (Notoatmodjo,
2012).
b. Teknik analisa data
Analisis Data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan
jenis responden, mentabulasikan data berdasarkan dari variabel seluruh
responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan
perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diujikan (Sugiyono, 2009).
Penelitian ini menggunakan analisis data dalam perhitungannya.
Adapun analisis data dalam penelitian ini meliputi :
1. Analisa Univariate
Analisa univariate bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini
hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari setiap
variabel (Notoatmodjo, 2012). Karakteristik responden yang diambil
dalam penelitian ini meliputi pengetahuan orang tua, status pekerjaan
orang tua dan dukungan orang tua terhadap pencegahan karies gigi.
2. Analisa Bivariate
Penelitian analisa bivariat adalah analisa yang dilakukan dari dua
variabel. Analisa bivariat berfungsi untuk mengetahui hubungan antar
62
variabel. Dua variabel tersebut diadu misalnya dengan mencari hubungan
antar variabel X1 dengan Y,dan X2 dengan Y,. Analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah chi square. Analisis hubungan
dengan menggunakan Chi square. Dasar pengambilan hipotesis
penelitian berdasarkan pada tingkat signifikan dengan derajat
kepercayaan (α = 0,05), hubungan dikatakan bermakna apabila nilai p <
0,05 (Sujarweni, 2014).
Syarat-syarat yang terdapat pada uji chi square adalah sebagai berikut:
a) Sampel dipilih secara acak
b) Tidak ada sel yang mempunyai nilai expected kurang dari 5, maksimal
20% dari jumlah sel
c) Besar sampel sebaiknya >40
Syarat yang terdapat pada uji chi square apabila tidak memenuhi
syarat digunakan uji alternatif yaitu uji fisher exact (Dahlan, 2017).
1) Untuk tabel 2x2 gunakan Chi square dengan korelasi Yates (Chi
square with continuity correction)
2) Bila tabel 2x2 , dan ada nilai E<5 maka uji yang dipakai adalah
Fisher’s Exact Test
3) Bila tabelnya lebih dari 2x2 maka digunakan uji Pearson Chi
Square.
Analisis data dilakukan menggunakan proses analisis data.
Keputusan hasil uji statistik dengan membandingkan nilai p (p-value)
dan nilai α (0,05), ketentuan yang berlaku adalah sebagai berikut:
1) Jila p-value ≤ 0,05 berarti H0 ditolak, sehingga antara kedua
variabel ada hubungan yang bermakna.
63
2) Jika p-value > 0,05 berarti H0 diterima, sehingga antara kedua
variabel tidak ada hubungan yang bermakna.
Untuk melihat keeratan digunakan uji RP (Ratio Prevalensi) dengan
melihat dinilai, sebagai berikut:
(a) RP (Ratio Prevalensi) < 1, artinya faktor yang diteliti
merupakan faktor protektif resiko untuk kejadian efek.
(b) RP (Ratio Prevalensi) > 1, artinya faktor yang diteliti
merupakan faktor resiko.
(c) RP (Ratio Prevalensi) = 1, artinya faktor yang diteliti
bukan merupakan faktor resiko
(d) Derajat kepercayaan (Confident Interval 95%), batas
kemaknaan α = 0,05 (5%).
(1) Jika CI melewati angka 1 artinya faktor yang diteliti
merupakan bukan faktor resiko
(2) Jika CI tidak melewati angka 1 artinya faktor yang
diteliti faktor resiko.
4.10 Etika Penelitian
Menurut Hidayat (2007) etika penelitian sangat penting karena penelitian
berhubungan langsung dengan manusia, sehingga perlu memperhatikan hal-
hal sebagai berikut:
a. Informed Consent (Lembar Persetujuan)
Informed consent merupakan lembar persetujuan yang diberikan
kepada responden yang akan diteliti agar subyek mengerti maksud dan
64
tujuan dari peneliti. Bila responden tidak bersedia maka peneliti harus
menghormati hak-hak responden.
b. Anonimity (Tanpa Nama)
Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan
nama responden dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan
data.
c. Confidentiality (Kerahasiaan)
Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiannya oleh
peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan kepada
pihak yang terkait dengan peneliti.
65
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan di TK Dharmawanita dan Nawakartika Desa
Sumberbening Kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi. Penelitian dan
pengumpulan data dilakukan dalam waktu 4 hari pada tanggal 4-7 Juli 2019
dengan jumlah responden sebanyak 42 responden.
Dalam bab ini penyajian data dibagi menjadi dua yaitu data hasil analisis
univariat (karakteristik dan distribusi) dan data hasil analisis bivariat. Data analisis
univariat karakteristik responden meliputi usia, jenis kelamin, pekerjaan dan
pendidikan terakhir responden. Data analisis univariat distribusi frekuensi
meliputi variabel yang diteliti. Dan data analisis bivariat meliputi hasil hubungan
antar variabel yang diteliti. Data yang disajikan diperoleh dari hasil proses
penelitian akan disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.
5.1 Gambaran Umum Lokasi Peneitian
Lokasi penelitian dilakukan di Desa Sumberbening. Responden yang
diteliti adalah yang mempunyai anak yang bersekolah di TK Dharmawanita dan
Nawakartika Desa Sumberbening Kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi. TK
Dharmawanita dan Nawakartika berjarak kurang lebih 2,5 km. TK Dharmawanita
terdiri dari satu kelas tepatnya di Dusun Rondo Kuning Desa Sumberbening, di
TK Dharmawanita terdiri dari 1 guru dan 22 murid. TK tersebut terletak
bersebelahan dengan SD Sumberbening 4. Sedangkan TK Nawakartika terletak di
Dusun Kedung Celeng Desa Sumberbening di TK tersebut tersebut terdiri dari 1
66
guru dan 25 murid. TK Nawakartika terletak bersebelahan dengan Podok
Pesantren Walisongo Amsilati Sumberbening.
5.2 Hasil Penelitian
Penelitian ini melibatkan 42 responden ibu dari murid TK Dharmawanita
dan Nawakartika Desa Sumberbening Kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi yaitu
mulai tanggal 4-7 juli 2019. Dalam bab ini akan ditampilkan hasil penelitian
dalam dua bentuk, yaitu analisis univariat untuk menggambarkan karakteristik
responden penelitian dan analisis bivariat untuk mengetahui hubungan tingkat
pengetahuan ibu terhadap dukungan ibu dalam pencegahan karies gigi, dan
mengetahui status pekerjaan ibu terhadap dukungan ibu dalam pencegahan kaies
gigi di TK Dharmawanita dan Nawakartika Desa Sumberbening Kecamatan
Bringin Kabupaten Ngawi.
Hasil penelitian ini terdiri dari data umum dan data khusus. Data umum
meliputi usia ibu, pekerjaan ibu dan pendidikan terakhir ibu. Sedangkan data
khusus terdiri dari pekerjaan ibu, pengetahuan ibu dan dukungan ibu.
5.2.1 Hasil Analisis Univariat
Hasil analisis univariat (karakteristik dan distribusi) ini terdiri dari data
usia ibu, pekerjaan ibu, dan pendidikan terakhir ibu. Penelitian dilakikan di Desa
Sumberbening Kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi sebanyak 42 responden.
Hasil analisis univariat akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
67
5.2.1.1 Data Umum
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia.
Berdasarkan peneltian yang sudah dilakukan di TK Dharmawanita dan
Nawakartika Desa Sumberbening Kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi terhadap
42 responden mengenai usia dari responden di dapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan usia
Sumber : (Output data primer hasil penelitian, 2019)
Berdasarkan tabel 5.1 diatas dapat dilihat bahwa usia responden mulai dari
dewasa awal sampai dengan dewasa tengah yakni 23-51 tahun, dengan hasil
perhitungan yaitu kelompok ibu yang berusia 23-30 tahun dominan lebih banyak
dibandingkan dengan usia yang lainya dengan persentase (61,9%). Sedangkan
kelompok ibu yang berusia 42-51 tahun lebih sedikit disbanding kelompok usia
yang lainnya dengan persentase (11,9%).
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pekerjaan
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan di TK Dharmawanita Dan
Nawakartika Desa Sumberbening terhadap 42 responden mengenai pekerjaan dari
responden di dapatkan hasil sebagai berikut:
No Rentang Usia Jumlah Persentase
(%)
1 23-30 tahun 26 61,9
2 32-40 tahun 11 26,2
3 42-51 tahun 5 11,9
Total 42 100,0
68
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Resрonden Berdasarkan Status Pekerjaan Ibu
No Status Pekerjaan
Responden Jumlah Persentase (%)
1 Tidak Bekerja 17 40,5
2 Bekerja 25 59,5
Total 42 100,0
Sumber : (Output data primer hasil penelitian, 2019)
Berdasarkan tabel 5.2 diatas diketahui bahwa hasil penelitian dari 42
responden yang bekerja sebanyak 25 orang (59,5%) sedangkan yang tidak bekerja
sebanyak 17 orang (40,5%).
3. Karakteristik Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir.
No Pendidikan Terakhir
Responden Jumlah Persentase (%)
1 Pendidikan Dasar 33 78,6
2 Pendidikan Menengah 6 14,3
3 Pendidikan Tinggi 3 7,1
Total 42 100,0
Sumber : (Output data primer hasil penelitian, 2019)
Berdasarkan tabel 5.3 diatas diketahui bahwa hasil penelitian dari 42
responden yang memiliki pendidikan terakhir paling banyak adalah pendidikan
dasar sebanyak 33 orang (78,6%) dan yang memiliki pendidikan terakhir paling
sedikit adalah pendidikan tinggi sebanyak 3 orang (7,1%).
69
5.2.1.2 Data Khusus
1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Variabel Status Pekerjaan Ibu
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Variabel Status Pekerjaan Ibu
No Pekerjaan Responden Jumlah Persentase (%)
1 Tidak Bekerja 17 40,5
2 Bekerja 25 59,5
Total 42 100,0
Sumber : (Output data primer hasil penelitian, 2019)
Berdasarkan tabel 5.2 diatas diketahui bahwa hasil penelitian dari 42
responden sebagian besar orang tua (ibu) bekerja sebanyak 25 orang (59,5%) .
2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Variabel Pengetahuan Ibu
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Variabel Pengetahuan Ibu
No Pengetahuan Jumlah Persentase (%)
1 Baik 19 45,2
2 Buruk 23 54,8
Total 42 100,0
Sumber : (Output data primer hasil penelitian, 2019)
Berdasarkan tabel 5.4 diatas diketahui bahwa hasil penelitian dari 42
responden sebagian besar pengetahuan ibu tentang pencegahan karies gigi masih
buruk adalah 21 orang (54,8%).
3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Variabel Dukungan Ibu
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Variabel dukungan ibu
No Dukungan Keluarga Jumlah Persentase (%)
1 Tidak mendukung 17 40,5
2 Mendukung 25 59,5
Total 42 100,0
Sumber : (Output data primer hasil penelitian, 2019)
70
Berdasarkan tabel 5.6 diatas diketahui bahwa hasil penelitian dari 42
responden memperoleh hasil bahwa ibu yang mendukung sebanyak 25 orang
(59,5%). Hal tersebut dikarenakan ibu-ibu sudah mulai mengerti dampak apabila
anak mengalami karies gigi. Oleh karena itu ibu mulai mengajak anak sejak dini
untuk sama-sama menjaga kebersihan gigi dan mulutnya.
5.2.2 Hasil Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan dan besarnya Ratio
Prevalen (RP) dan digunakan untuk mencari hubungan antara variabel
Independent dan Dependent dengan uji statistik yang digunakan adalah uji Chi
Square dan penentuan Ratio Prevalen (RP) dengan taraf kepercayaan atau
Confident Interval (CI) 95% dan tingkat kemaknaan 0,05% yang akan dijelaskan
pada hasil dibawah ini:
1. Analisis Bivariat Variabel Pengetahuan Ibu Dengan Dukungan Ibu Dalam
Pencegahan Karies Gigi Di TK Dharmawanita Dan Nawakartika Desa
Sumberbening Kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi.
Tabel 5.7 Hubungan antara Pengetahuan Ibu Dengan Dukungan Ibu Dalam
Pencegahan Karies Gigi Di TK Dharmawanita Dan Nawakartika
Desa Sumberbening Kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi
Pengetahuan
Pengetahuan Ibu
Mendukung Tidak
Mendukung
Total p-value
N % N % N %
0,904 Baik 12 63,2 7 36,8 19 100,0
Buruk 13 56,5 10 43,5 23 100,0
RP(C1 95%) = 1,319 (0,319-4,577)
71
Sumber: (Output data primer hasil penelitian, 2019)
Berdasarkan tabel 5.7 diatas diketahui bahwa hasil penelitian dari 42
responden yang memiliki pengetahuan baik memberikan dukungan adalah 12
orang (63,2%), selanjutnya responden yang memiliki pengetahuan buruk dan
memberikan dukungan adalah 13 orang (56,5%).
Hasil analisis uji Hasil analisis uji Chi Square dapat diketahui bahwa p
value (0,904) > α (0,05) maka HI ditolak dan H0 diterima, maka hasilnya adalah
tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan dukungan ibu
dalam pencegahan karies gigi di TK Dharmawanita Dan Nawakartika Desa
Sumberbening Kabupaten Ngawi.
Nilai RP = 1,319 > 1 dan Nilai CI 95% = 0,380-4,577 (melewati angka 1)
artinya faktor yang diteliti merupakan bukan faktor resiko, maka hasilnya dapat
disimpulkam bahwa ibu yang memberikan dukungan dalam pencegahan karies
gigi memiliki pengetahuan 1,319 kali lebih baik dibandingkan ibu yang tidak
memberikan dukungan dalam pencegahan karies gigi pada anak.
72
2. Analisis Bivariat Pekerjaan Ibu Dengan Dukungan Ibu Dalam Pencegahan
Karies Gigi Di TK Dharmawanita Dan Nawakartika Desa Sumberbening
Kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi.
Tabel 5.8 Hubungan Pekerjaan Ibu Dengan Dukungan Ibu Dalam Pencegahan
Karies Gigi Di TK Dharmawanita Dan Nawakartika Desa
Sumberbening Kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi.
Pekerjaan
Status Pekerjan Ibu
Mendukung Tidak
Mendukung
Total p-value
N % N % N %
1,000 Bekerja 15 60.0 10 40,0 25 100,0
Tidak
Bekerja
10 58,8 7 41,2 17 100,0
RP(C1 95%) = 1,050 (0,300-3,681)
Sumber : (Output data primer hasil penelitian, 2019)
Berdasarkan tabel 5.8 diatas diketahui bahwa hasil penelitian dari 42
responden yang bekerja dan memberikan dukungan adalah 15 orang (60,0%),
selanjutnya responden tidak bekerja dan memberikan dukungan adalah 10 orang
(58,8%). Orang tua siswa yang tidak bekerja dan memberikan dukungan sebanyak
10 orang dikarenakan ibu yang dirumah masih belum mendapatkan informasi
yang tepat menganai perawatan gigi dan pencegahan karies gigi yang baik dan
benar.
Hasil analisis uji Chi Square dapat diketahui bahwa p value (1,000) > α
(0,05) maka H1 ditolak dan H0 diterima, maka hasilnya adalah tidak ada
hubungan antara pekerjaan ibu dengan dukungan ibu dalam pencegahan karies
73
gigi di TK Dharmawanita Dan Nawakartika Desa Sumberbening Kabupaten
Ngawi.
Nilai RP = 1,050 > 1 dan Nilai CI 95% = 0,300-3,681 (melewati angka 1)
artinya faktor yang diteliti merupakan bukan faktor resiko, maka hasilnya dapat
disimpulkam bahwa ibu yang bekerja memberikan dukungan 1,050 kali lebih baik
dibandingkan ibu yang tidak memberikan dukungan dalam pencegahan karies gigi
pada anak.
5.3 PEMBAHASAN
5.3.1 Status Pekerjaan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di lapangan mendapatkan hasil
bahwa dari 42 responden yang bekerja sebanyak 25 orang (59,5%) sedangkan
yang tidak bekerja sebanyak 17 orang (40,5%).
Menurut Darsini, 2007 pekerjaan adalah kebutuhan yang harus dilakukan
untuk menunjang kehidupannya dan kehidunpan keluargannya. Bekerja pada
umumnya dalah pekerjaan yang menyita waktu. Bekerja akan mempunyai
pengaruh terhadap kehidupan keluargannya. Sebagian besar orang tua anak yang
bekerja tidak berperan, dimana orang tua (ibu) anak yang bekerja tidak memiliki
waktu untuk mendidik dan mengawasi anaknya dalam merawat gigi. Keterbatasan
waktu untuk bertemu dengan anak membuat komunikasi dan perhatian ibu
terhadap kesehatan anak terabaikan, padahal anak-anak pada usia ini sangat
memerlukan bantuan orang dewasa terutama ibu.
Pekerjaan ibu dipengruhi oleh beberpa factor diantaranya dari tingkat
pendidikan ibu yang rendah, dan pengetahuan ibu yang kurang. Sebagian besar
74
tingkat pendidikan ibu hanya sampai SMP, hal tersebut mempengaruhi status
pekerjaan ibu. Sehingga banyak ibu-ibu yang kurang mendukung dalam menjaga
kesehatan gigi dan mulut anaknya.
5.3.2 Pengetahuan Ibu
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di lapangan mendapatkan hasil
bahwa dari 42 responden yang memiliki pengetahuan baik adalah 19 orang
(45,2%) dan pengetahuan buruk 21 orang (54,8%). Hal tersebut dikarenakan sikap
ibu kepada anak mengenai bagaimana cara menyikat gigi yang baik dan benar
masih kurang serta dari lungkungan social yang masih kurang mendukung.
Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan adalah hasil “tahu” dan ini
terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terhadap obyek terjadi melalui pancaindra manusia, yakni : indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia di peroleh melalui mata dan telinga.
Orang tua (ibu) dan anak merupakan satu kesatuan ikatan dimana ibu
merupakan anggota tim kesehatan yang baik untuk melakukan pengawasan
kesehatan. Tidak hanya peranan ibu saja, tapi jika anak berada dilingkungan
sekolah, maka guru yang memegang peranan sebagai kunci utama dalam
melakukan pendekatan terhadap anak di lingkungan sekolah dan diharabkan dapat
merubah pola tingkah laku dan kebiasaan dalam menjaga kesehatan gigi dan
mulut anak usia TK (Ramadhaniyati,2014).
75
Pengetahuan orang tua sangat penting dalam mendasari terbentuknya
perilaku yang mendukung atau tidak mendukung kebersihan gigi dan mulut anak.
Pengetahuan tersebut dapat diperoleh secara alami atau melalui pendidikan.
Pengetahuan orang tua khususnya ibu sangat berpengaruh terhadap cara mereka
dalam merawat anaknya. Pengetahuan ibu yang buruk dipengaruhi karena tingkat
pendidikan yang rendah dan kurangnya informasi dalam menjaga kesehatan
khususnya kesehatan gigi dan mulut, yang sering disepelekan oleh orang awam.
Informasi mengenai kesehatan gigi yang disampaikan oleh iklan pasta gigi
atau sikat gigi, maupun iklan layanan masyarakat tentang pemeliharaan gigi
merupakan salah satu sumber informasi tentang kesehatan gigi anak yang diterima
ibu. Informasi yang diterima tersebut secara tidak sadar dapat meningkatkan
pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi anak.
5.3.3 Dukungan Ibu
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di lapangan mendapatkan hasil
bahwa terdapat 42 responden memperoleh hasil ibu yang tidak mendukung
sebanyak 17 orang (40,5%) dan yang mendukung sebanyak 25 orang (59,5%).
Menurut Hernilawati (2013) dukungan keluarga adalah proses yang terjadi
terus menerus disepanjang masa kehidupan manusia. Dukungan keluarga adalah
sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap anggotanya. Anggota keluarga
memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan
pertolongan dan bantuan jika diperlukan.
76
Dukungan ibu sangat berperan penting dalam tumbuh kembang anak
khsusnya dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut. Dalam penelitian ini
dukungan ibu sudah baik. Hal ini karena ibu sudah mulai mencari tahu apa sebab
dan akibat jika tidak menjaga kesehatan gigi dan mulut.
5.3.2.1 Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Dengan Dukungan Ibu Dalam
Pencegahan Karies Gigi Pada Anak
Berdasarkan hasil penelitian dari 42 responden yang memiliki
pengetahuan baik dan memberikan dukungan adalah 12 orang (28,6%) dan yang
tidak memberikan dukungan adalah 7 orang (16,7%)), selanjutnya responden yang
memiliki pengetahuan buruk dan memberikan dukungan adalah 13 orang (31,0%)
dan yang tidak memberikan dukungan adalah 10 orang (23,8%).
Hasil analisis uji Hasil analisis uji Chi Square dapat diketahui bahwa p
value (0,904) > α (0,05) maka HI ditolak dan H0 diterima, maka hasilnya adalah
tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan dukungan ibu
dalam pencegahan karies gigi di TK Dharmawanita Dan Nawakartika Desa
Sumberbening Kabupaten Ngawi.
Nilai RP = 1,319 > 1 dan Nilai CI 95% = 0,380-4,577 (melewati angka 1)
artinya faktor yang diteliti merupakan bukan faktor resiko, maka hasilnya dapat
disimpulkam bahwa ibu yang memberikan dukungan dalam pencegahan karies
gigi memiliki pengetahuan 1,319 kali lebih baik dibandingkan ibu yang tidak
memberikan dukungan dalam pencegahan karies gigi pada anak.
Hasil penelitian tersebut tidak sesuai dengan penelitian Nur Faida
Indrianingsih (2018) bahwa kebanyakan orang tua tidak mendampingi dan
77
mendidik anaknya untuk merawat gigi yang secara tidak langsung membiasakan
anaknya malas untuk merawat gigi. Setiap anak kecil memang senang pada
makanan manis. Tidak hanya rasa yang menarik bagi anak kecil, tetapi juga
bentuk dan warnanya.
Berdasarkan penelitian hubungan antara pengetahuan ibu dengan
dukungan ibu dalam pencegahan karies gigi pada anak di TK Dharmawanita Dan
Nawakartika Desa Sumberbening Kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi masih
terdapat ibu yang berpengetahuan baik tetapi tidak mendukung sebanyak 7 orang
(16,7%) hal tersebut dikarenakan ibu yang bekerja sebagai buruh di pabrik yang
tidak sempat membuatkan menu makanan yang sehat kepada anak serta anak
dibiarkan untuk jajan sembarangan. Selain itu orang tua juga tidak membiasakan
anaknya untuk meyikat gigi sebelum tidur.
Sebagian orang tua juga membiarkan anak mengonsumsi makanan
manis, walau mereka tahu makanan manis sangat berbahaya bagi gigi. Tidak
banyak orang tua yang menyuruh anaknya menggosok gigi atau setidaknya
berkumur air putih setelah mengonsumsi makan manis. Walau sudah banyak
informasi disebarkan, hingga kini masih banyak orang tua yang belum sadar akan
kesehatan gigi anak balita. Masih banyak di antara mereka yang berpikir giginya
belum permanen, nanti juga akan tanggal dan diganti gigi tetap.
Penelitian yang dilakukan di Desa Sumberbening ini menunjukkan
bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan dukungan ibu dalam
pencegahan karies gigi karena seiring berkembangnya informasi secara online
maka ibu-ibu muda dapat mengakses dengan mudah cara menjaga kesehatan gigi
78
dan mulut anak sejak dini serta informasi dari televise mengenai pencegahan gigi
berlubang maka anak sudah dibiasakan untuk menyikat gigi sejak dini.
5.3.2.2 Hubungan Antara pekerjaan Ibu Dengan Dukungan Ibu Dalam
Pencegahan Karies Gigi Pada Anak
Berdasarkan penelitian 42 responden yang bekerja dan tidak memberikan
dukungan adalah 10 orang (23,8%), selanjutnya responden tidak bekerja dan
memberikan dukungan adalah 10 orang (23,8%).
Hasil analisis uji Chi Square dapat diketahui bahwa p value (0,869) < α
(0,05) maka H1 ditolak dan H0 diterima, maka hasilnya adalah tidak ada
hubungan antara pekerjaan ibu dengan dukungan ibu dalam pencegahan karies
gigi di TK Dharmawanita Dan Nawakartika Desa Sumberbening Kabupaten
Ngawi.
Nilai RP = 1,050 > 1 dan Nilai CI 95% = 0,300-3,681 (melewati angka 1)
artinya faktor yang diteliti merupakan bukan faktor resiko, maka hasilnya dapat
disimpulkam bahwa ibu yang bekerja memberikan dukungan 1,050 kali lebih baik
dibandingkan ibu yang tidak memberikan dukungan dalam pencegahan karies gigi
pada anak.
Hasil ini diperkuat dengan hasil penelitian dari peneliti sebelumnya yaitu
oleh Firmansyah dan Sumarno (2016) bahwa Seseorang yang bekerja secara
umum akan mendapatkan pendapatan, sehingga segala aspek yang dibutuhkan
terutama dalam menunjang pencegahan maupun pengobatan keluarga akan
terpenuhi.
79
Menurut Notoatmodjo (2012), pekerjaan merupakan hal untuk
memperoleh pendapatan yang cukup untuk dapat mendukung untuk meningkatkan
kesadaran seseorang tentang kesehatan khususnya kesehatan gigi dan mulut.
Berdasarkan penelitian hubungan antara pekerjaan ibu dengan dukungan
ibu dalam pencegahan karies gigi pada anak Di TK Dharmawanita Dan
Nawakartika Desa Sumberbening Kabupaten Ngawi masih terdapat ibu yang
bekerja tetapi tidak mendukung sebanyak 10 orang (23,8%) hal tersebut
dikarenakan ibu yang bekerja sebagai petani dan buruh pabrik saat pulang bekerja
sudah capek dengan pekerjaannya sehingga mereka tidak memperhatikan
kesehatan gigi dan mulut anaknya, serta faktor lainnya adalah ekonomi keluarga
yang menengah kebawah.sebagian orang tua anak beranggaban untuk makan
sehari-hari saja masih kurang apalagi untuk melakukan cek kesehatan gigi dan
mulut setiap 6 bulan sekali ke dokter gigi. Orang tua membawa anak ke dokter
gigi hanya pada saat anak tersebut mengeluh sakit gigi saja.
Dalam sebuah keluarga pendapatan ekonomi akan lebih banyak diperoleh
jika kedua orang tua bekerja dibandingkan hanya satu orang yang bekerja. Hal ini
akan mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut pada anak dalam menyediakan
peralatan untuk menunjang kesehatan gigi dan mulut, asupan makanan yang baik
dan pemeriksaan ke dokter dengan rutin untuk mencegah terjadinya karies gigi
serta guna melakukan pengobatan lebih dini jika sudah terjadi karies gigi agar
tidak berkelanjutan.
Penelitian yang dilakukan di Desa Sumberbening ini menunjukkan
bahwa tidak ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan dukungan ibu dalam
80
pencegahan karies gigi karena ibu-ibu dapat bertukar informasi dengan sesama
ibu lainya. Serta ibu dapat memberikan fasilitas yang tebaik kepada anak untuk
memberikan peralatan sikat gigi dan melakukan cek kesehatan gigi ke dokter. Dan
meskipun ibu bekerja anak tetap bisa dipantau oleh anggota keluarga yang lain
saat dirumah.
5.4 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang mungkin dapat
mempengaruhi hasil penelitian, yaitu sebagai beriku:
1. Recall bias dapat dilihat saat responden terkadang cenderung berfikir
dan sulit mengingat kebiasaan kesehariannya. Namun untuk
meminimalisir hal tersebut peneliti melakukan tanya jawab yang lebih
mendalam dan menanyakan hasil pemeriksaan ke dokter gigi.
81
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dan pembahasan tentang factor-faktor yang
berhubungan dengan dukungan ibu dalam pencegahan karies gigi di TK
Dharmwanita Dan Nawakartika Desa Sumberbening Kecamatan Bringin
Kabupaten Ngawi dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa sebagian
besar ibu yang bekerja sebanyak 25 orang (59,5%).
2. Pengetahuan ibu mengenai dukungan ibu dalam pencegahan karies gigi
sebesar 19 orang (45,2%) baik.
3. Ibu yang mendukung dalam pencegahan karies gigi sebanyak 25 orang
(59,5%).
4. Tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan dukungan ibu dalam
pencegahan karies gigi di TK Dharmawanita dan Nawakartika Desa
Sumberbening Kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi.
5. Tidak ada hubungan antara status pekerjaan ibu dengan dukungan ibu dalam
pencegahan karies gigi di TK Dharmawanita dan Nawakartika Desa
Sumberbening Kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi.
82
6.2 Saran
1. Bagi Masyarakat
Dari hasil penelitian ini diharapkan masyarakat khususnya ibu-ibu dapat lebih
memperhatikan kesehatan anak sejak dini.
2. Bagi STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi reverensi menambah
pengetahuan serta dapat digunakan dalam mempromosikan tentang
pentingnya merawat kesehatan gigi dan mulut anak sejak dini.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dari hasil penelitian ini diharapkan peneliti selanjutnya dapat lebih
melakukan pendekatan kepada masyarakat secara aplikatif dan menyeluruh
guna mengenal masyarakat dan mendapatkan informasi tentang data yang
dibutuhkan lebih valid dan terpercaya.
83
DAFTAR PUSTAKA
Angela A. 2005. Pencegahan primer pada anak yang berisiko karies tinggi.
Dent J. 38: 130-4.
Azwar, Saifuddin. 2009. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
A.M, Edwina & Joyston-Bechal, Sally, 2013. Essentials of Dental Caries:
The Disease and Its Management. Terjemahan oleh Narlan
Sumawinata, Safrida Faruk. Jakarta: EGC:. 1-5
Febriani Putri, Sinta. 2016. Hubungan Dukungan Keluarga dengan
Kunjungan Berobat pada Penderita Diabetes Mellitus di Wilayah
Puskesmas Kaibon Kabupaten Madiun. Skripsi. Stikes Bhakti Husada
Mulia Madiun
Darsini. 2017. Pengaruh Peran Orang Tua Tentang Perawatan Gigi
Terhadap Terjadinya Karies Dentis Pada Anak Pra Sekolah. Jurnal
Keperawatan,: 83-91
Depkes RI. 2015. Patofisiologi Karies Gigi. Jakarta
Gultom, M., 2009, Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Ibu-Ibu Rumah
Tangga Terhadap Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Anak
Balitanya, Di Kecamatan Balige, Kabupaten Toba Samosir. Skripsi,
Sumatera Utara.
Ghofur, A., 2012, Buku Pintar Kesehatan Gigi dan Mulut. Penerbit Mitra
Buku,: Yogyakarta
Hamrun N. 2009. Perbandingan Status Gizi dan Karies Gigi pada Murid
SD Islam Athirah dan SD Bangkala III Makassar, Makassar. Jurnal
Kedokteran Gigi Dentofasial. 8(1): 112-6
84
Harun Rosjidi, Cholik, Laily Isro’in, Nurul Sri Wahyuni. 2017. Penyusunan
Proposal & Laporan Penelitian Step by Step. Ponorogo : Unmuh
Ponorogo Press
Husna, Asmaul. 2015. Peran Orang Tua Dan Perilaku Anak Dalam
Menyikat Gigi Dengan Kejadian Karies Anak. Jurnal Vokasi
Kesehatan , Nomor 1,:17-23
Indrianingsih,Nurfaida. 2018. Dukungan Social Keluarga Dan Perilaku
Anak Dengan Karies Gigi Dalam Melakukan Perawatan Gigi Dan
Mulut. Jurnal Keperawatan, Tahun 2018,Nomor 2,:119-124
Joyston Sally. 2014. Dasar-Dasar Karies penyakit dan penanggulangannya,
Jakarta: EGC
Natamiharja,L, Dwi, N.S., 2010, Hubungan Pendidikan, Pengetahuan dan
Perilaku Ibu Terhadap Status Karies Gigi Balitanya. Fakultas
Kedokteran Gigi, USU Medan, Dentika Dental Journal, Vol 15, No 1
hal : 37-41.
Notoadmodjo.2010. Kesehatan Masyarakat Ilmu Dan Seni. Jakarta: Rineka
Cipta
Notoadmodjo. 2010. Konsep Dasar Pengetahuan. Jakarta: Rineka Cipta
Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta
Notoadmodjo. 2012. Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Rineka cipta
Tarigan Rasinta. 2013. Karies Gigi. Jakarta: EGC
85
Kaplan, H.I & Saddock, B.J. 2007. Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan
Perilaku Psikiatri Klinis. Jilid I. 10th ed (Terjemahan: Kusuma, W).
Jakarta : Bina Rupa Aksara
Kemenkes RI. 2014. Akibat Karies Pada Gigi Anak Usia Pra Sekolah.
Jakarta.
Kemenkes RI. 2018. Hasil Utama Riskesdas 2018. Jakarta
Kidd EAM, Bechal SJ. 2012. Dasar-Dasar Karies-Penyakit dan
Penanggulangan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. p.2.
Kurniastuti, Afif Fauziah. 2015. Tingkat Pengetahuan Tentang Kesehatan
Mulut Dan Gigi Kelas VI Dan V TA 2014/2015 SD Negeri Grabag
Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo. Skripsi. Univrsitas Negeri
Yogyakarta
Puskesmas Bringin. 2018. Laporan Kesehatan Gigi Dan Mulut Puskesmas
Bringin. Ngawi: Puskesmas Bringin
Prasasti, Ika. 2016. Hubungan Peran Orang Tua dalam Kebersihan Gigi
dan Mulut dengan Kejadian Karies Gigi pada Anak Pra Sekolah di
Taman Kanak – Kanak (TK) PGRI Kelurahan Ngesrep Semarang.
Skripsi. Universitas Diponegoro
Rethman J. 2000. Trends in preventive care : caries risk assessment and
indications for Sealant. JADA. (131):8-11.
Riskesdas, 2007, Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar, Departemen
Kesehatan RI, Jakarta.
86
Riskesdas, 2013, Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar, Departemen
Kesehatan RI, Jakarta,:118-119.
Rompis, Christian. 2016. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang
Kesehatan Gigi Anak Dengan Tingkat Keparahan Karies Anak TK Di
Kota Tahuna. Jurnal E-Gigi, Volume 4, Nomor1,:46-52
Saryono. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan Penuntun Praktis Bagi
Pemula. Yogyakarta: Mitra Cendekia
Saryono. 2011. Metodologi penelitian keperawatan. Purwokerto: UPT.
Percetakan dan Penerbitan UNSOED
Simanjuntak, Arta Deborah. 2014. Hubungan Peran Orang Tua Dalam
Perawatan Gigi Anak Terhadap Resiko Kejadian Karies Pada Anak
Usia 6-8 Tahun Di Sekolah Dasar Kelurahan Sungai Beliung
Pontianak. Jurnal Keperawatan
Danang, Sunyoto. 2013. Metodologi Penelitian Akuntansi. Bandung: PT
Refika Aditama Anggota Ikapi.
Suratri, Made Ayu. 2016. Pengetahuan Sikap Dan Perilaku Tentang
Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Anak Usia Taman Kanak-Kanak Di
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Dan Rovinsi Banten. Pusat
Penelitian Dan Pengembangan Sumberdaya Dan Pelayanan
Kesehatan,: 119-125
Sutjipto, Chrisdwianto. 2013. Gambaran Tindakan Pemeliharaan
Kesehatan Gigi Dan Mulut Anak Usia 10-12 Tahun Di Sd Kristen
Eben Haezar 02 Manado. Kandidat Skripsi Program Study
Kedokteran Gigi. Universitas Sam Ratulangi
87
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : CV.
ALFABETA
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sujarweni, Wiratna. 2015. SPSS Untuk Penelitian. Yogyakarta : Pustaka
Baru Press
Suryawati PN. 2010. 100 Pertanyaan Penting Perawatan Gigi Anak.
Jakarta: Dian Rakyat.
Yuliatun. 2012. Pengaruh Lingkungan Social Dan Motivasi Belajar
Ekonomi Pada Siswa Kelas VIII Mts AL Irsyad Ngawi. Naskah
Publikasi. Universitas Muhamadiyah Surakarya
88
Lampiran 1
Surat izin Pengambilan Data Awal STIKES BHM
89
Lampiran 2
Surat Izin Penelitian STIKES BHM
90
Lampiran 2
Surat Izin Penelitian STIKES BHM
91
Lampiran 3
Surat Keterangan Selesai Penelitian
92
Lampiran 4
Lembar Konsultasi/ bimbingan
93
Lampiran 4
Lembar Konsultasi/ bimbingan
94
Lampiran 4
Lembar Konsultasi/ bimbingan
95
Lampiran 4
Lembar Konsultasi/ bimbingan
96
Lampiran 5
Lembar Audiens Mengikuti Seminar Proposal
97
Lampiran 5
Lembar Audiens Mengikuti Seminar Proposal
98
Lampiran 6
LEMBAR PERSETUJUAN
INFORMED CONSENT
Setelah mendapat kejelasan serta mengetahui manfaat penelitian dengan judul “
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dukungan Ibu Dalam Pencegahan Karies Gigi Di TK
Dharmawanita Dan Nawakartika Desa Sumberbening Kabupaten Ngawi”. Saya
menyatakan setuju/tidak setuju diikutsertakan dalam penelitian ini dengan catatan bila
sewaktu-waktu dirugikan dalam bentuk apapun berhak membatalkan persetujuan. Saya
percaya apa yang saya buat dijamin kerahasiaannya.
Ngawi , Mei 2019
Responden
(………………………..)
99
Lampiran 7
KISI – KISI KUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN
DENGAN DUKUNGAN IBU DALAM PENCEGAHAN KARIES GIGI DI TK
DHARMAWANITA DAN NAWAKARTIKA DESA SUMBERBENING
KABUPATEN NGAWI
NO. VARIABEL PARAMETER
NOMOR
SOAL
JUMLAH
SOAL
1. PENGETAHUAN
ORANG TUA
1. Tahu (Know)
2. Memahami
(Comperehensio
n)
3. Aplikasi
(Applycation)
4. Analisis
(Analysis)
5. Sintesis
(Synthesis)
6. Evaluasi
1, 2
3, 4
5, 6
7,8
9,10
11, 12
2
2
2
2
2
2
2. DUKUNGAN
ORANG TUA
1. Dukungan
Penghargaan
2. Dukungan
Instrumental
3. Dukungan
Informasional
4. Dukungan
Emosional
1, 2
3, 4
5, 6
7, 8
2
2
2
2
100
KUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
DUKUNGAN IBU DALAM PENCEGAHAN KARIES GIGI DI TK
DHARMAWANITA DAN NAWAKARTIKA DESA SUMBERBENING
KABUPATEN NGAWI
1. Identitas Responden
1. No. Kuesioner :
2. Hari/Tanggal Pengisian Kuesioner :
3. Nama Ibu / Bapak :
4. Usia Ibu / Bapak : tahun
5. Nama Anak : tahun
6. Usia Anak :
7. Jenis Kelamin Anak :
8. Asal sekolah :
9. Alamat :
10. Pekerjaan : PNS
TNI/POLRI
Purnawirawan
Swasta
Wirausaha
IbuRumahTangga
Buruh
Petani
11. Pendidikan terakhir : Tidak Sekolah
SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
101
2. PENGETAHUAN
Berilah tanda () pada pernyataan dibawah ini
NO. PERNYATAAN BENAR SALAH
1. Konsumsi makanan berserat (sayur dan
buah-buahan) perlu ditingkatkan untuk
menjaga kesehatan gigi anak
2. Anak-anak boleh menggunakan sikat
gigi orang dewasa
3. Penyebab gigi berlubang adalah sisa
makan yang tidak di bersihkan
4. Makanan manis dan lengket tidak dapat
merusak gigi
5. Karies gigi sama dengan gigis
6. Menyikat gigi menyebabkan gigi
berlubang
7. Membersihkan gigi bisa hanya dengan
berkumur-kumur
8. Sebelum tidur perlu menggosok gigi
9. Menggosok gigi harus memnggunakan
pasta gigi yang mengandung Flauride
10. Sikat gigi yang baik memiliki warna dan
bentuk yang menarik
11. Menggosok gigi yang benar adalah
menggosok bagian gigi (depan,
belakang dan sela-sela gigi)
12. Menggunakan pasta gigi yang benar
adalah sepanjang sikat gigi.
3. DUKUNGAN ORANG TUA
Berilah tanda () pada pernyataan dibawah ini
No. Pernyataan Mendukung Tidak
Mendukung
1. Saya selalu memberi pujian kepada anak
saya apabila rutin dalam menyikat gigi
2. Saya memberikan hadiah kepada anak
saya ketika dapat mengurangi makanan
manis
102
3. Saya membawa anak saya ke dokter gigi
setiap 6 bulan sekali
4. Saya menyediakan perlengkapan untuk
sikat gigi kepada anak
5. Saya memberitahu tentang cara
mencegah karies gigi
6. Saya mengingatkan kepada anak saya
tentang akibat atau dampak jika tidak
merawat gigi
7. Saya selalu mengawasi anak saya dalam
menyikat gigi sampai sekarang
8. Saya mendampingi anak saya ketika
memeriksakan gigi ke dokter gigi
103
Lampiran 8
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Dukungan Ibu
Correlations
s_1 s_2 s_3 s_4 s_5 s_6 s_7 s_8 Total
s_1 Pearson Correlation 1 .294 .139 -.196 .419 .139 .555* .480 .528
*
Sig. (2-tailed) .287 .622 .484 .120 .622 .032 .070 .043
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15
s_2 Pearson Correlation .294 1 .354 .583* .200 .354 .354 .272 .637
*
Sig. (2-tailed) .287
.196 .022 .474 .196 .196 .326 .011
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15
s_3 Pearson Correlation .139 .354 1 .354 .472 .400 .400 .577* .737
**
Sig. (2-tailed) .622 .196
.196 .075 .140 .140 .024 .002
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15
s_4 Pearson Correlation -.196 .583* .354 1 .200 .707
** .354 -.068 .564
*
Sig. (2-tailed) .484 .022 .196
.474 .003 .196 .810 .028
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15
s_5 Pearson Correlation .419 .200 .472 .200 1 .189 .756** .327 .708
**
104
Sig. (2-tailed) .120 .474 .075 .474
.500 .001 .234 .003
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15
s_6 Pearson Correlation .139 .354 .400 .707** .189 1 .400 .000 .614
*
Sig. (2-tailed) .622 .196 .140 .003 .500
.140 1.000 .015
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15
s_7 Pearson Correlation .555* .354 .400 .354 .756
** .400 1 .289 .798
**
Sig. (2-tailed) .032 .196 .140 .196 .001 .140
.297 .000
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15
s_8 Pearson Correlation .480 .272 .577* -.068 .327 .000 .289 1 .567
*
Sig. (2-tailed) .070 .326 .024 .810 .234 1.000 .297
.027
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15
total Pearson Correlation .528* .637
* .737
** .564
* .708
** .614
* .798
** .567
* 1
Sig. (2-tailed) .043 .011 .002 .028 .003 .015 .000 .027
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
105
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.800 8
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
s_1 4.73 4.924 .409 .792
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 15 100.0
Excludeda 0 .0
Total 15 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
106
s_2 4.80 4.600 .515 .778
s_3 4.93 4.210 .618 .760
s_4 4.80 4.743 .428 .789
s_5 5.07 4.210 .571 .768
s_6 4.93 4.495 .460 .786
s_7 4.93 4.067 .702 .746
s_8 5.00 4.571 .395 .797
107
Lampiran 9
Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Pemgetahuan Ibu
s_1 s_2 s_3 s_4 s_5 s_6 s_7 s_8 s_9 s_10 s_11 s_12 total
s_1 Pearson
Correlation 1 .289 .354 .378 .289 .500 .577
* .289 .000 .378 .426 .200 .626
*
Sig. (2-
tailed)
.297 .196 .165 .297 .058 .024 .297 1.000 .165 .113 .475 .012
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
s_2 Pearson
Correlation .289 1 .408 .327 .167 .577
* .389 .444 .444 .327 .431 .577
* .723
**
Sig. (2-
tailed) .297
.131 .234 .553 .024 .152 .097 .097 .234 .109 .024 .002
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
s_3 Pearson
Correlation .354 .408 1 .134 .068 .354 .612
* .068 .408 .468 .302 .354 .594
*
Sig. (2-
tailed) .196 .131
.635 .810 .196 .015 .810 .131 .079 .275 .196 .020
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
108
s_4 Pearson
Correlation .378 .327 .134 1 .600
* .189 .218 .327 .327 .464 .342 .189 .614
*
Sig. (2-
tailed) .165 .234 .635
.018 .500 .435 .234 .234 .081 .211 .500 .015
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
s_5 Pearson
Correlation .289 .167 .068 .600
* 1 .000 .389 .167 .167 .327 .431 .577
* .569
*
Sig. (2-
tailed) .297 .553 .810 .018
1.000 .152 .553 .553 .234 .109 .024 .027
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
s_6 Pearson
Correlation .500 .577
* .354 .189 .000 1 .577
* .577
* .289 -.094 .533
* .100 .613
*
Sig. (2-
tailed) .058 .024 .196 .500 1.000
.024 .024 .297 .738 .041 .723 .015
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
s_7 Pearson
Correlation .577
* .389 .612
* .218 .389 .577
* 1 .389 .111 .218 .492 .289 .700
**
Sig. (2-
tailed) .024 .152 .015 .435 .152 .024
.152 .693 .435 .062 .297 .004
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
109
s_8 Pearson
Correlation .289 .444 .068 .327 .167 .577
* .389 1 .444 .055 .739
** .000 .608
*
Sig. (2-
tailed) .297 .097 .810 .234 .553 .024 .152
.097 .847 .002 1.000 .016
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
s_9 Pearson
Correlation .000 .444 .408 .327 .167 .289 .111 .444 1 .327 .431 .289 .569
*
Sig. (2-
tailed) 1.000 .097 .131 .234 .553 .297 .693 .097
.234 .109 .297 .027
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
s_10 Pearson
Correlation .378 .327 .468 .464 .327 -.094 .218 .055 .327 1 .040 .472 .539
*
Sig. (2-
tailed) .165 .234 .079 .081 .234 .738 .435 .847 .234
.887 .075 .038
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
s_11 Pearson
Correlation .426 .431 .302 .342 .431 .533
* .492 .739
** .431 .040 1 .213 .719
**
Sig. (2-
tailed) .113 .109 .275 .211 .109 .041 .062 .002 .109 .887
.446 .003
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
110
s_12 Pearson
Correlation .200 .577
* .354 .189 .577
* .100 .289 .000 .289 .472 .213 1 .573
*
Sig. (2-
tailed) .475 .024 .196 .500 .024 .723 .297 1.000 .297 .075 .446
.026
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
total Pearson
Correlation .626
* .723
** .594
* .614
* .569
* .613
* .700
** .608
* .569
* .539
* .719
** .573
* 1
Sig. (2-
tailed) .012 .002 .020 .015 .027 .015 .004 .016 .027 .038 .003 .026
N
15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
111
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 15 100.0
Excludeda 0 .0
Total 15 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.854 12
112
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
s_1 6.1333 11.410 .534 .842
s_2 5.8667 10.981 .646 .834
s_3 6.2667 11.781 .513 .844
s_4 5.9333 11.352 .515 .843
s_5 5.8667 11.552 .464 .847
s_6 5.8000 11.457 .519 .843
s_7 6.0667 11.067 .618 .836
s_8 5.8667 11.410 .509 .844
s_9 5.8667 11.552 .464 .847
s_10 5.9333 11.638 .427 .850
s_11 5.7333 11.210 .649 .835
s_12 5.8000 11.600 .473 .846
113
Lampiran 10
Hasil Analisis Univariat Dan Bivariat
Statistics
u_ibu statuspekerjaan pendidikan pengetahuanibu dukunganibu
N Valid 42 42 42 42 42
Missing 0 0 0 0 0
Mean 31.00 .60 1.93 .45 .60
Std. Error of Mean 1.046 .077 .138 .078 .077
Median 28.00 1.00 2.00 .00 1.00
Mode 28 1 2 0 1
Std. Deviation 6.779 .497 .894 .504 .497
Variance 45.951 .247 .800 .254 .247
Range 28 1 3 1 1
Minimum 23 0 1 0 0
Maximum 51 1 4 1 1
Sum 1302 25 81 19 25
u_ibu
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 23 1 2.4 2.4 2.4
24 3 7.1 7.1 9.5
25 4 9.5 9.5 19.0
26 4 9.5 9.5 28.6
27 5 11.9 11.9 40.5
28 6 14.3 14.3 54.8
29 2 4.8 4.8 59.5
30 1 2.4 2.4 61.9
32 3 7.1 7.1 69.0
34 1 2.4 2.4 71.4
35 2 4.8 4.8 76.2
114
36 2 4.8 4.8 81.0
37 1 2.4 2.4 83.3
39 1 2.4 2.4 85.7
40 1 2.4 2.4 88.1
42 2 4.8 4.8 92.9
43 1 2.4 2.4 95.2
46 1 2.4 2.4 97.6
51 1 2.4 2.4 100.0
Total 42 100.0 100.0
statuspekerjaan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid TIDAK BEKERJA 17 40.5 40.5 40.5
BEKERJA 25 59.5 59.5 100.0
Total 42 100.0 100.0
pendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid SD 15 35.7 35.7 35.7
SMP 18 42.9 42.9 78.6
SMA 6 14.3 14.3 92.9
PERGURUANTINGGI 3 7.1 7.1 100.0
Total 42 100.0 100.0
pengetahuanibu
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid BURUK 23 54.8 54.8 54.8
BAIK 19 45.2 45.2 100.0
Total 42 100.0 100.0
115
dukunganibu
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid TIDAK MENDUKUNG 17 40.5 40.5 40.5
MENDUKUNG 25 59.5 59.5 100.0
Total 42 100.0 100.0
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
statuspekerjaan *
dukunganibu 42 100.0% 0 0.0% 42 100.0%
statuspekerjaan * dukunganibu Crosstabulation
dukunganibu
Total
TIDAK
MENDUKUNG MENDUKUNG
statuspekerjaan TIDAK BEKERJA Count 7 10 17
% within statuspekerjaan 41.2% 58.8% 100.0%
% of Total 16.7% 23.8% 40.5%
BEKERJA Count 10 15 25
% within statuspekerjaan 40.0% 60.0% 100.0%
% of Total 23.8% 35.7% 59.5%
Total Count 17 25 42
% within statuspekerjaan 40.5% 59.5% 100.0%
% of Total 40.5% 59.5% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .006a 1 .939
Continuity Correctionb .000 1 1.000
116
Likelihood Ratio .006 1 .939
Fisher's Exact Test 1.000 .595
Linear-by-Linear Association .006 1 .940
N of Valid Cases 42
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.88.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for
statuspekerjaan (TIDAK
BEKERJA / BEKERJA)
1.050 .300 3.681
For cohort dukunganibu =
TIDAK MENDUKUNG 1.029 .489 2.166
For cohort dukunganibu =
MENDUKUNG .980 .588 1.633
N of Valid Cases 42
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
pengetahuanibu *
dukunganibu 42 100.0% 0 0.0% 42 100.0%
pengetahuanibu * dukunganibu Crosstabulation
dukunganibu
Total
TIDAK
MENDUKUNG MENDUKUNG
pengetahuanibu BURUK Count 10 13 23
% within pengetahuanibu 43.5% 56.5% 100.0%
% of Total 23.8% 31.0% 54.8%
BAIK Count 7 12 19
% within pengetahuanibu 36.8% 63.2% 100.0%
117
% of Total 16.7% 28.6% 45.2%
Total Count 17 25 42
% within pengetahuanibu 40.5% 59.5% 100.0%
% of Total 40.5% 59.5% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .190a 1 .663
Continuity Correctionb .014 1 .904
Likelihood Ratio .191 1 .662
Fisher's Exact Test .757 .453
Linear-by-Linear Association .186 1 .667
N of Valid Cases 42
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.69.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for
pengetahuanibu (BURUK /
BAIK)
1.319 .380 4.577
For cohort dukunganibu =
TIDAK MENDUKUNG 1.180 .557 2.500
For cohort dukunganibu =
MENDUKUNG .895 .545 1.470
N of Valid Cases 42
118
Lampiran 11
Dokumentasi Penelitian Di Desa Sumberbening Kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi
Suasana Didalam Kelas TK Dharmawanita Dan Nawakartika
119
120
Penelitan Di Desa Sumberbening Kecamatan Bringinkabupaten Ngawi