Skenario c Pneumonia
-
Upload
ajengdwinta -
Category
Documents
-
view
199 -
download
8
Transcript of Skenario c Pneumonia
Skenario C Bronkopneumonia
Ali, laki-laki, umur 4 tahun, datang ke UGD RSMP dengan keluhan sesak nafas sejak 2 hari yang lalu dan hari ini bertambah sesak. Lima hari sebelumnya, penderita batuk-batuk yang disertai panas tinggi dan pilek.Pemeriksaan Fisik:BB= 15Kg, TB= 90 cmTanda vital: TD: 100/60 mmHg, HR: 140x/menit, regular, RR: 58x/menit, T: 39.6CKeadaan Spesifik:Kepala: konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik
Sianosis sirkum oral (+), nafas cuping hidung (+),Thoraks: Inspeksi: retraksi intercostals, subcostal dan suprasternal
Palpasi: stem fremitus kanan=kiriPerkusi: pekak pada seluruh lapangan paruAuskultasi: suara nafas menurun, ronki basah halus nyaring pada kedua lapangan paru
Abdomen: bising usus normalEkstremitas: tidak ada kelainanPemeriksaan Laboraturium: Hb: 11, 8 gr/dl, leukosit: 23.000/mm3, hitung jenis: 1/1/08/68/20/2, LED: 14mm/ jam
2.3.2 Identifikasi masalah1. Ali, laki-laki, umur 4 tahun, dating ke UGD RSMP dengan keluhan sesak nafas sejak 2
hari yang lalu dan hari ini bertambah sesak2. Lima hari sebelumnya, Ali batuk-batuk yang disertai panas tinggi dan pilek.3. Pemeriksaan Fisik:
BB= 15Kg, TB= 90 cmHR: 140x/menit, regular, RR: 58x/menit, T: 39.6CKeadaan Spesifik:Kepala: Sianosis sirkum oral (+), nafas cuping hidung (+),Thoraks: Inspeksi: retraksi intercostals, subcostal dan suprasternal
Palpasi: stem fremitus kanan=kiri Perkusi: pekak pada seluruh lapangan paru
Auskultasi: suara nafas menurun, ronki basah halus nyaring pada kedua lapangan paru
4. Pemeriksaan Laboraturium:Hb: 11, 8 gr/dl, leukosit: 23.000/mm3, hitung jenis: 1/1/08/68/20/2, LED: 14mm/ jam
1 | P a g e
2.3.4 Analisis Masalah
1. a. Bagaimana anatomi, fisiologi, dan histology yang berhubungan dengan sesak?Trakea: terdapat cincin kertilago multiple yang mengelilingi trakea pada kira2 5/6 panjang trakea agar tidak kolaps.Bronkus: pada dinding bronkus terdapat lempeng kartilago yang kecil dan melengkung yang mempertahankan regitas namu tetap memungkinkan pergerakan yang cukup agar paru dapat mengembang dan mengempis, kartilago ini semakin kecil pada generasi akhir bronkus.Bronkiolus: tidak terdapat kartilago, d= 1.5 mm. agar tidak kolaps dicegah dengan rigitasi dindingnya yang mengembang. Namun, bronkuiolus dilebarkan oleh tekanan transpulmonal yang sama dengan alveoli.Histology:
2. b. Bagaimana hubungan umur, jenis kelamis dengan kasus?
Hasil SDKI (Survei Demografi Kesehatan Indonesia) tahun 1997 menyebutkan bahwa prevalensi pneumonia menurut jenis kelamin lebih tinggi terjadi pada anak laki-laki 9,4%, sedangkan pada anak perempuan 8,5%.
Hasil SDKI pada tahun 2001 menunjukkan bahwa prevalensi pneumonia paling tinggi terjadi pada anak usia 1-4 tahun yaitu 33,76% dan prevalensi pada anak usia < 1 tahun yaitu sebesar 31%.
c. Mengapa sesak nafasnya bertambah setelah 2 hari?Sesak nafas nya terjadi 2 hari sebelum kepoliklinik RSMP, dan pada hari ali datang sesak nya semakin bertambah dari sebelum nya, hal ini terkait dengan perjalanan penyakit pneumoni itu bersifat akut. Ketika microorganisme masuk dan menginfeksi alveoli akan terjadi proses peradangan yang meliputi 4 stadium. Waktu perjalananan antar stadium berjalan cepat hanya dengan hitungan jam-hari, sehingga ketika kondisi ini tidak segera ditangani maka eksudat serosa yang masuk ke alveoli semakin banyak dan stadium makin berlanjut ke tingkat yang lebih parah sehingga sesak semakin bertambah
d. Apa kemungkinan penyebab sesak dalam kasus?- ↑ kadar CO2 dalam darah- allergen (serbuk, dll)- inhalasi debu, asap, bahan kimia- obat-obatan- penyakit saluran nafas , ex asma- penyakit parenkimal (pneumonia, gagal jantung kongestif dll)- emboli paru
2 | P a g e
e. Bagaimana mekanisme sesak?
Infeksi parenkim paru → pengeluaran mediator inflamasi oleh sel-sel proinflamasi → histamin, prostaglandin → ↑ permeabilitas kapiler paru → perpindahan eksudat plasma ke insterstisial paru → edema aveoli → gangguan difusi → sesak napas
3. a. Apa makna keluhan utama didahului batuk-batuk disertai panas tinggi dan pilek?Gejala yang dialami ali 5 hari yang lalu mengindikasikan bahwa ali terinfeksi bakteri pneumonia yang menyebabkan semua gejala timbul seperti pada kasus.Ini artinya infeksi pneumonia terjadi 5 hari yang lalu.
b. Apa kemugkinan penyebab keluhan? Panas tinggi
penyebab : - infeksi mikroorganisme- non infeksi (autoimun, neoplasma, obat-obatan dll)
mekanisme : Infeksi mikroorganisme (bakteri, virus, jamur) → respon imun seluler → fagositosis makrofag → pelpasan sitokin (IL-1, IL-6 dan TNF) → menginduksi pembentukan PGE2 → ↑termostat di hypothalamus → demam
Batuk batuk merupakan respon fisiologis sebagai upaya pertahanan dan mengeluarkan benda asingpenyebab :- infeksi saluran pernafasan atas- rangsangan; misal debu di reseptor batuk (hidung, sal pernafasan dan telinga)- iritan (asap rokok, gas polutan)Mekanisme :Mekanisme batuk terdiri dari tiga fase yaitu:
1) fase inspirasi : inhalasi udara secara cepat dan dalam jumlah besar, pada saat ini glotis secara reflex sudah terbuka.Pemasukan volume udara yang besar bermanfaat untuk memperkuat fase ekspirasi, yang nantinya akan menghasilkan ekspirasi yang lebih cepat dan kuat. Selain itu volume yang besar akan memperkecil rongga udara yang tertutup sehingga pengeluaran secret lebih mudah.
2) Fase kompresi : Glotis tertutup selama 0,2 detik , pada fase ini tekanan paru dan abdomen meningkat sampai 50-100 mm Hg
3) Fase ekspirasi :
3 | P a g e
Glotis terbuka → udara keluar dan menggetarkan jaringan saluran nafas serta udara yang ada sehingga menimbulkan suara batuk.
Pilek penyebab :- Alergi (terhadap benda asing)
- Infeksi
- Non infeksi dan non alergiMekanisme : Infeksi → proses kompensasi → stimulasi kolenergik → pengeluaran secret → pilek
c. Apa jenis-jenis batuk dan demam?Jenis-jenis batuk:Berdasarkan produktivitas, batuk terdiri atas: 1. Batuk produktif adalah batuk yang menghasilkan dahak atau lendir (sputum) 2. Batuk tidak produktif : Batuk jenis ini tidak menghasilkan sputum sehingga disebut juga batuk kering.
Pola demam
Interpretasi pola demam sulit karena berbagai alasan, di antaranya anak telah mendapat antipiretik sehingga mengubah pola, atau pengukuran suhu secara serial dilakukan di tempat yang berbeda. Akan tetapi bila pola demam dapat dikenali, walaupun tidak patognomonis untuk infeksi tertentu, informasi ini dapat menjadi petunjuk diagnosis yang berguna (Tabel 2.)
Tabel 2. Pola demam yang ditemukan pada penyakit pediatrik
Pola demam Penyakit
Kontinyu Demam tifoid, malaria falciparum malignan
Remitten Sebagian besar penyakit virus dan bakteri
Intermiten Malaria, limfoma, endokarditis
Hektik atau septik Penyakit Kawasaki, infeksi pyogenik
Quotidian Malaria karena P.vivax
Double quotidian Kala azar, arthritis gonococcal, juvenile rheumathoid arthritis, beberapa drug fever (contoh karbamazepin)
Relapsing atau periodik Malaria tertiana atau kuartana, brucellosis
Demam rekuren Familial Mediterranean fever
4 | P a g e
4. a. Apa interpretasi dan mekanisme dari TB dan BB?Berdasarkan WHO
Berdasarkan IMT: Formula yang dipakai untuk menentukan panjang anak dari umur 3 tahun ialah:
Panjang badan= 80+5n cm
n=jumlah umur dalam tahun
panjang badan Ali =80+5(4)
=100cm
Panjang badan, umur:
5 | P a g e
- 1 tahun= 11/2 x panjang lahir- 4 tahun= 2x panjang lahir- 6 tahun= 11/2 x panjang badan umur 1 tahun- 13 tahun=3x panjang lahir- Dewasa=2x panjang badan umur 2 tahun
formula yang dipakai untuk menentukan berat badan anak ialah:
berat badan=8+2n kg
n=jumlah umur dalam tahun
berat badan Ali= 8+2(4)=16 kg
BB dan TB rata-rata anak laki prasekolah di Indonesia:
Umur BB(kg) TB(cm)1 tahun 8,1 71,32 tahun 9,6 79,43 tahun 11,4 86,44 tahun 13 93,55 tahun 14,4 101,96 tahun 15,8 108
b. Apa interpretasi dan mekanisme dari HR?infeksi bakteri masuk ke parenkim paru reaksi pelepasan mediator inflamasi perpindahan eksudat menuju ke interstisial penumpukan cairan di alveoli konsolidasi dari alveolus ↓ total permukaan membrane pernafasan dan ↓ ventilasi perfusi hypoxia pe↑ kerja kemoreseptor jantung kerja jantung ↑ HR ↑
c. Apa interpretasi dan mekanisme dari RR?Frekuensi pernafasan normal (per menit)
Umur Rentangan Rata-rata waktu tidur
Waktu lahir1 bulan – 1 tahun1 tahun – 2 tahun3 tahun – 5 tahun5 tahun – 9 tahun10 tahun – dewasa
30 – 6030 – 6025 – 5020 – 3015 – 3015 – 30
353025221815
6 | P a g e
Infeksi bakteri masuk ke parenkim paru reaksi pelepasan mediator inflamasi perpindahan eksudat menuju ke interstisial penumpukan cairan di alveoli konsolidasi dari alveolus ↓ total permukaan membrane pernafasan dan ↓ ventilasi perfusi hypoxia peningkatan kerja paru untuk kompensasi tubuh RR ↑
d. Apa interpretasi dan mekanisme dari T?
Bakteri proplet menginvasi daerah bronkus dan parenkim paru pneumonia kuman >> bronkus terjadi proses peradangan di bronkus hipertemia peningkatan suhu tubuh
e. Apa interpretasi dan mekanisme dari sianosis sirkum oral (+), nafas cuping hidung?Sianosis menggambarkan keadaan hipoksemia. Terjadi penurunan perfusi O2 ke seluruh jaringan tubuh.
f. Apa interpretasi dan mekanisme dari retraksi intercostals, subcostal, dan suprasternal?
Otot inspirasi berkontraksi kuat untuk mengembangkan rongga dada agar udara dapat masuk dengan maksimal ke dalam paru-paru. Hal ini merupakan upaya kompensasi dari penumpukan eksudat di ruang alveoli yang mengganggu system pertukaran gas. Sehingga otot-otot inspirasi tambahan berusaha keras agar mengkondisikan udara masuk dengan maksimal untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan O2
g. Apa interpretasi dan mekanisme dari stem fremitus kanan=kiri?↑ jika ada konsolidasiJika konsolidasi terjadi dikedua lapangan paru maka tidak ada paru yang sehat atau bagian paru sebagai pembanding untuk menentukan strem fremitus meningkat atau tidak. Jadi karena konsolidasi sudah di kedua lapangan paru maka stem fremitus di kanan sama dengan di kiri
h. Apa interpretasi dan mekanisme dari pekak pada seluruh lapangan paru?Infeksi dalam alveoli; membrane paru mengalami peradangan dan berlobang-lobang sehingga cairan dan bahkan sel darah merah dan sel darah putih keluar dari darah masuk ke dalam alveoli alveoli yang terinfeksi secara progresif terisi dengan cairan dan sel-sel dan infeksi menyebar melalui perluasan bekteri dan virus dari alveolus ke alveolus lobus berkonsolidasi yang artinya terisi cairan dan sisa-sisa sel.
i. Apa interpretasi dan mekanisme dari suara nafas menurun dan ronki basah halus?
Suara nafas menurun: dapat terjadi karena ada mucus atau cairan yang menyebabkan penyumbatan lumen bronkus, sehingga hantaran suara menurun.
7 | P a g e
infeksi mukosa hidung (bakteri) masuk ke parenkim paru (partikel kecil) reaksi inflamasi dan pelepasan mediator inflamasi permeabilitas kapiler dan vasodilatasi darah dan pembentukan eksudat kerusakan pada parenkim paru adanya lobang perpindahan eksudat – intertisial penumpukan cairan di alveoli konsolidasi dari alveolus adanya cairan menghambat penghantar bunyi vesikular terdengar bunyi ronki basah halus nyaring pada kedua lapangan paru
5. a. Apa interpretasi dan mekanisme dari leukosit?Jumlah leukositnya meningkat karena perlindungan permulaan dari fafositosis oleh material musiosa bakteri melakukan multiplikasi dan pada alveolus yang terinfeksi menyebabkan penumpahan cairan proteinase yang berfungsi sebagai bahan gizi dan sebagai tempat penyebaran ke alveolus yang berdekatan sehingga menyebabkan leukosit meningkat atau bermigrasi dari kapiler pulmoner untuk memfagositosis sebagian populasi bakteri sebelum timbul sntibodi yang dapat dideteksi.
b. Apa interpretasi dan mekanisme dari hitung jenis?Neutrofil batang meningkat artinya shift to the left yang menunjukkan infeksi akut.Neutrofil batang merupakan neutrofil utama yang belum memfagosit infeksi dan merupakan induk dari neutrofil segmen. Karena neutrofil batang nilainya meningkat maka ini merupakan tahap awal dari infeksi.
c. Apa interpretasi dan mekanisme dari LED?Meningkat karena faktor yang menyebabkan LED meningkat adalah leukosit meningkat, eritrosit menurun dan fibrin juga meningkat.
6. a. DD
GejalaBronkopne
umoniaBronchiolitis akut Asma Bronchitis akut Kasus
Batuk + + + + +
Sulit bernapas
+ + + + +
Demam + -/ subfebris - +/sedikit meningkat +
Retraksi + + + - +
Dullness + - (hipersonor) - - +
Rales + - (wheezing) - (wheezing) - (wheezing dan ronki +
8 | P a g e
kasar)
cyanosis + + - - +
b. How to make diagnosis?
Anamnesisa. Keluhan utama
Anak sangat gelisah, dispnea, pernapasan cepat dan dangkal, diserai pernapasan cuping hidung, serta sianosis sekitar hidung dan mulut. Kadang disertai muntah dan diare, tinja berdarah dengan atau tanpa lendir, anoreksia dan muntah.
b. Riwayat penyakit sekarang.Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran pernapasan bagian atas selama beberapa hari. Suhu tubuh dapat naik sangat mendadak sampai 39-40°C dan kadang disertai kejang karena demam yang tinggi.
c. Riwayat penyakit dahulu.Pernah menderita penyakit infeksi yang menyebabkan sistem imun menurun.
d. Riwayat kesehatan keluarga.Anggota keluarga lain yang menderita penyakit infeksi saluran pernapasan dapat menularkan kepada anggota keluarga yang lainnya.
e. Riwayat kesehatan lingkungan.Menurut Wilson dan Thompson, 1990 pneumonia sering terjadi pada musim hujan dan awal musim semi. Selain itu pemeliharaan kesehatan dan kebersihan lingkungan yang kurang juga bisa menyebabkan anak menderita sakit. Lingkungan pabrik atau banyak asap dan debu ataupun lingkungan dengan anggota keluarga perokok.
f.ImunisasiAnak yang tidak mendapatkan imunisasi beresiko tinggi untuk mendapat penyakit infeksi saluran pernapasan atas atau bawah karena system pertahanan tubuh yang tidak cukup kuat untuk melawan infeksi sekunder.
g. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan.h. Nutrisi.
Riwayat gizi buruk atau meteorismus (malnutrisi energi protein = MEP).
i.Riwayat persalinan: Riwayat persalinan yang mempengaruhi terjadinya pneumonia adalah ketuban pecah dini dan persalinan preterm
j.Konsumsi ASI: Jumlah konsumsi ASI bayi akan sangat mempengaruhi imunitas bayi, bayi yang diberi ASI secara eksklusif akan memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi ASI secara eksklusif
9 | P a g e
2. Pemeriksaan Fisik.
a. Penampakan umum apakah terlihat sakit atau tidak.b. Penghitungan tinggi badan dan berat badan untuk mengetahui status gizi anak.c. Pemeriksaan tanda vital seperti tekanan darah, denyut jantung, frekuensi napas, dan
temperature.d. Inspeksi apakah ada sianosis atau tidak.e. Perkusi pada dinding dada, apakah ada perubahan suara atau tidak.f.Auskultasi dada, apakah ada suara yang abnormal pada pernapasan.
c. Data tambahan
a. Pemeriksaan Laboratorium Leukosit normal atau sedikit meningkat pada pneumonia virus dan pneumonia
mikoplasma. Leukositosis berkisar antara 15.000-40.000/mm3 dengan predominan PMN pada
pneumonia bakteri. Leukositosis hebat (>30.000) hampir selalu menunjukkan adanya infeksi bakteri, sering ditemukan pada bakteremi, risiko tinggi untuk terjadi komplikasi.
Terkadang ditemukan eusinofilia pada infeksi Chlamydia pneumonia. Terkadang terdapat anemia ringan dan LED meningkat. Namun, secara umum pemeriksaan darah perifer lengkap dan LED tidak dapat
membedakan antara infeksi virus dan infeksi bakteri secara pasti.b. Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan radiologi yang dapat dilakukan adalah dengan foto rontgen thoraks.
Secara umum gambaran foto thoraks terdiri dari : Infiltrat interstisial, ditandai dengan peningkatan corakan bronkovaskular,
peribronchial cuffing, dan hiperareasi. Infiltar alveolar, merupakan konsolidasi paru dengan air bronchogram.
Kosolidasi dapat menegnai 1 lobus (Pneumonia lobaris), atau terlihat sebagai lesi tunggal yang biasanya cukup besar, berbentuk sferis, berbatas yang tidak terlalu tegas, dan menyerupai lesi tumor paru, dikenal sebagai round pneumonia.
Bronkopneumonia, terdapat gambaran difus merata pada kedua paru, berupa bercak-bercak infiltrat yang dapat meluas hingga daerah perifer paru, disertai dengan peningkatan corakan peribronkial.
Lesi pneumonia pada anak banyak terbanyak berada di paru kanan, terutama di lobus atas. Bila ditemukan di lobus kiri, dan terbanyak di lobus bawah, maka hal ini merupakan prediktor perjalan penyakit yang lebih berat dengan risiko pleuritis meningkat.
10 | P a g e
CXR dapat membantu mengarahkan kecenderungan etiologi pneumonia. Pneumonia virus kecenderungan terlihat penebalan peribronkhial, infiltrat interstisial merata, dan hiperinflasi. Sedangkan pada infeksi bakteri terlihat infiltrat alveolar berupa konsolidasi segmen atau lobar, bronkopneumonia, dan air bronchogram.
CXR pada pneumonia mikoplasma sangat bervariasi. Beberapa kasus gambarannya mirip dengan CXR infeksi virus. Selain itu, terdapat bronkopneumonia terutama di lobus bawah, infiltrat interstisial retikluonodular bilateral.
c. Serologis. Uji ini mempunyai sensitifitas dan spesifitas yang rendah pada infeksi bakteri tipik,
kecuali pada infeksi Streptococcus group A yang dapat dikonfirmasi dengan peningkatan titer antibodi, seperti antistreptolisin O.
Namun, untuk mendeteksi infeksi bakteri atipik. Peningkatan IgG dapat mengkonfirmasi diagnosis.
d. Sputum culture
d. WDBronkopneumonia tipikal
e. Etiologi
DEFENISIBronkopneumonia adalah peradangan pada parenkim paru yang melibatkan bronkus / bronkiolus yang berupa distribusi berbentuk bercak-bercak (patchy distribution).EPIDEMIOLOGIInsiden penyakit ini pada negara berkembang hampir 30% pada anak-anak di bawah umur 5 tahun dengan resiko kematian yang tinggi, sedangkan di Amerika pneumonia menunjukkan angka 13% dari seluruh penyakit infeksi pada anak di bawah umur 2 tahun.ETIOLOGIPenyebab bronkopneumonia yang biasa dijumpai adalah :
Faktor Infeksi
1. Pada neonatus : Streptokokus grup B, Respiratory Sincytial Virus (RSV).2. Pada bayi :
Virus : Virus parainfluensa, virus influenza, Adenovirus, RSV, Cytomegalovirus. Organisme atipikal : Chlamidia trachomatis, Pneumocytis.Bakteri : Streptokokus pneumoni, Haemofilus influenza,Mycobacterium tuberculosa, B. pertusis.
3. Pada anak-anak :Virus : Parainfluensa, Influensa Virus, Adenovirus, RSPOrganisme atipikal : Mycoplasma pneumoniaBakteri : Pneumokokus, Mycobakterium tuberculosa.
11 | P a g e
4. Pada anak besar – dewasa muda :Organisme atipikal : Mycoplasma pneumonia, C. TrachomatisBakteri : Pneumokokus, B. Pertusis, M. tuberculosis.
Faktor Non Infeksi.Terjadi akibat disfungsi menelan atau refluks esophagus meliputi :
a. Bronkopneumonia hidrokarbon : Terjadi oleh karena aspirasi selama penelanan muntah atau sonde lambung (zat hidrokarbon seperti pelitur, minyak tanah dan bensin).
b. Bronkopneumonia lipoid : Terjadi akibat pemasukan obat yang mengandung minyak secara intranasal, termasuk jeli petroleum. Setiap keadaan yang mengganggu mekanisme menelan seperti palatoskizis,pemberian makanan dengan posisi horizontal, atau pemaksaan pemberian makanan seperti minyak ikan pada anak yang sedang menangis. Keparahan penyakit tergantung pada jenis minyak yang terinhalasi. Jenis minyak binatang yang mengandung asam lemak tinggi bersifat paling merusak contohnya seperti susu dan minyak ikan .
Faktor risiko:
1) Daya tahan tubuh yang terganggu2) Malnutrisi3) Penyakit menahun4) Faktor iatrogen seperti trauma pada paru5) Anesthesia6) Aspirasi
KLASIFIKASIPembagian pneumonia sendiri pada dasarnya tidak ada yang memuaskan, dan pada umumnya pembagian berdasarkan anatomi dan etiologi. Beberapa ahli telah membuktikan bahwa pembagian pneumonia berdasarkan etiologi terbukti secara klinis dan memberikan terapi yang lebih relevan.Pembagian secara anatomis :
Pneumonia lobaris Pneumonia lobularis (bronkopneumonia) Pneumonia interstisialis (bronkiolitis)Pembagian secara etiologi : Bakteri : Pneumococcus pneumonia, Streptococcus pneumonia, Staphylococcus
pneumonia, Haemofilus influenzae Virus : Respiratory Synctitial virus, Parainfluenzae virus,Adenovirus Jamur : Candida, Aspergillus, Mucor, Histoplasmosis, Coccidiomycosis, Blastomycosis,
Cryptoccosis.
12 | P a g e
Corpus alienum Aspirasi Pneumonia hipostatik
f. Tata laksana
Sebaiknya pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi dan diberikan pengobatan polifragmasi.penisilin diberikan 50.000U/kgbb/hari dan ditambah dengan kloramfenikol 50-75 mg/kgbb/hari atau diberikan antibiotic yang mempunyai spectrum luas seperti penisilin. Pengobatan diteruskan sampai anak bebas panas selama 4-5 hari. Anak yang sesak nafas memerlukan pemberian cairan intravena dan oksigen. Jenis cairan yang digunakan ialah campuran glucose 5% dan NaCl 0,9% dalam perbandingan 3:1 ditambah larutan KCl 10 mEq/500 ml botol infuse.
Terapi yang diberikan pada pasien pnemonia adalah terapi kausal (penyebab) terhadap kuman penyebab sebagai terapi utama, serta terapi suportif umum. Terapi kausal misalnya antibiotik secara empiris seperti ampislin-sulbaktam, amoksisilin/asam klavulanat, sefalosporin generasi II pada pnemonia komunitas, sefalosporin generasi III atau antipseudomonas pada pnemonia nosokomial, antijamur golongan azol pada pnemonia karena jamur, kotrimoksazol atau dapson pada pnemonia karena P.carinii, serta makrolid, doksisiklin atau fluorokuinolon pada pnemonia atipik.
Adapun terapi suportif yang diberikan disesuaikan dengan keadaan pasien, misalnya pemberian terapi O2 (oksigen), terapi inhalasi pada dahak yang kental, fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak, pengaturan cairan, dan terapi lain yang dibutuhkan.
g. Komplikasi Empiema Otitis media akut Meningitis Perikarditis Osteomielitis
h. PrognosisQuo at vitam : Dubia at bonamQuo at fungsionam : Dubia at malam
i. KDU
3b. Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaanpemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya: pemeriksaan
13 | P a g e
Bronkopneumonia
Ali 4 tahun
Infeksi mikroorganisme
Eksudat pada alveoli yang mengalami konsolidasi
inflamasi
Gangguan pernafasan→ kadar O2 dalam tubuh ↓
Sesak nafas
Nafas cuping hidung
Retraksi intercostal Perkusi pekak
Suara nafas menurun
Ronki halus basah nyaring
Demam, batuk dan pilek 5 hari yang lalu
LED ↑ Masuk ke alveoli
Leukosit ↑
demam HR↑ RR↑
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan laboratorium
Anamnesis
Sianosis sirkum oral
laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan memberi terapi pendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang relevan (kasus gawat darurat).
7. Pandangan IslamDan tidaklah Taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan: “Sesungguhnya saya bertaubat sekarang”. (An-Nisa [4]: ayat 18)Jadi, karena itu selagi kita masih bisa bernafas, kita harus banyak2 bertaubat
2.3.4 Kerangka Konsep
2.3.5 HipotesisAli, laki-laki 4 tahun kemungkinan mengalami bronkopneumonia tipikal yang disebabkan oleh infeksi bakteri.
14 | P a g e