Ridho
-
Upload
nurlita-yuliandari -
Category
Education
-
view
16.955 -
download
9
description
Transcript of Ridho
A. Pengertian Ridho
Kata Ridho berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata rodiya yang berarti senang,
suka, rela. Ridho merupakan sifat yang terpuji yang harus dimiliki oleh manusia. Banyak
ayat Al-Qur’an yang menjelaskan bahwa Allah SWT ridho terhadap kebaikan hambanya.
Ridha (ِر�َض�ى ) menurut kamus Al-Munawwir artinya senang, suka, rela. Dan
bisa diartikan Ridho/rela adalah nuansa hati kita dalam merespon semua pemberian-NYA
yang setiap saat selalu kita rasakan. Pengertian ridha juga ialah menerima dengan senang
segala apa yang diberikan oleh Allah S.W.T. baik berupa peraturan ( hukum ) atau pun
qada’ atau sesuatu ketentuan dari Allah S.W.T.
Allah SWT berfirman:
Artinya:
Allah berfirman: "Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar
kebenaran mereka. bagi mereka surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai; mereka
kekal di dalamnya selama-lamanya; Allah ridha terhadapNya.Itulah keberuntungan yang
paling besar".(QS. Al-Maidah:119)
Ridho menurut bahasa artinya rela, sedangkan menurut istilah ridha artinya
menerima dengan senang hati segala sesuatu yang diberikan Allah SWT.Yakni berupa
ketentuan yang telah ditetapkan baik berupa nikmat maupun saat terkena musibah.Orang
yang mempunyai sifat tidak mudah bimbang,tidak mudah menyesal ataupan menggerutu
atas kehidupan yang diberikan olaeh Allah,tidak iri hati atas kelebihan orang lain,sebab
dia berkeyakinan bahwa semua berasal dari Allah SWT,manusia hanya berusaha.Ridho
bukan ebrarti menyerah tanpa usaha namanya putus asa.Dan sikap putus asa tidak
dibenarkan dalam agama islam.
Ridha termasuk salah satu akhlak terpuji. Ridha artinya sudah merasa cukup
dengan apa yang la miliki, baik harta maupun pekerjaan. Sebagian orang mungkin
menganggap, sikap yang demikian termasuk akhlak yang buruk. Karena dengan merasa
cukup terhadap apa yang dimilikinya itu maka akan menimbulkan kemalasan pada
dirinya dan tidak man bekerja. Pandangan yang seperti itu adalah pandangan yang sesat
dan keliru. Islam tidak mengajarkan kepada umatnya supaya hidup malas. Ridha dapat
menjauhkan diri dari ajakan nafsu terhadap berbagai tipu daya kehidupan dunia, yang
membuat seseorang lupa akan Allah dalam mempersiapkan diri menuju kehidupan
akhirat kelak. Akibat godaan nafsu, seseorang tidak takut atas ancaman yang akan
diterimanya sehingga sikap dan perilakunya melampaui batas-batas norma agama. Maka,
untuk menghindari hal itu, seorang muslim dituntut untuk bersikap Qanaah di dalam
hidupnya. Firman Allah dalam Al-qur’an (QS. Al-Baqarah ayat 153):
Artinya:
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula)
kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu”
B. Dalil tentang Ridho
Artinya:
“Jikalau mereka sungguh-sungguh ridha dengan apa yang diberikan Allah dan RasulNya
kepada mereka, dan berkata: “Cukuplah Allah bagi kami, Allah akan memberikan sebagian
dari karunia-Nya dan demikian (pula) Rasul-Nya, Sesungguhnya kami adalah orang-orang
yang berharap kepada Allah,” (tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka)”.(QS. At-
Taubah:59)
C. Macam-macam Sikap Ridha
Dalam kehidupan seserorang ada beberapa hal yang harus menampilkan sikap ridha,
minimal empat macam berikut ini:
1. Ridha terhadap perintah dan larangan Allah
Artinya ridha untuk mentaati Allah dan Rasulnya. Pada hakekatnya seseorang yang
telah mengucapkan dua kalimat syahadat, dapat diartikan sebagai pernyataan ridha
terhadap semua nilai dan syari’ah Islam.
2. Ridha terhadap taqdir Allah
Ada dua sikap utama bagi seseorang ketika dia tertimpa sesuatu yang tidak
diinginkan yaitu ridha dan sabar. Ridha merupakan keutamaan yang dianjurkan,
sedangkan sabar adalah keharusan dan kemestian yang perlu dilakukan oleh
seorang muslim.
Perbedaan antara sabar dan ridha adalah sabar merupakan perilaku menahan nafsu
dan mengekangnya dari kebencian, sekalipun menyakitkan dan mengharap akan
segera berlalunya musibah. Sedangkan ridha adalah kelapangan jiwa dalam
menerima taqdir Allah swt. Dan menjadikan ridha sendiri sebagai penawarnya.
Sebab didalam hatinya selalu tertanam sangkaan baik (Husnuzan) terhadap sang
Khaliq bagi orang yang ridha ujian adalah pembangkit semangat untuk semakin
dekat kepada Allah, dan semakin mengasyikkan dirinya untuk bermusyahadah
kepada Allah.
3. Ridha terhadap perintah orang tua
Ridha terhadap perintah orang tua merupakan salah satu bentuk ketaatan kita
kepada Allah swt. karena keridhaan Allah tergantung pada keridhaan orang tua,
sebagaiman perintah Allah dalam (Q.S. Luqman (31) ayat 14). Bahkan Rasulullah
bersabda :
Artinya:
“Keridhaan Allah tergantung keridhaan orang tua, dan murka Allah tergantung murka
orang tua”.
Begitulah tingginya nilai ridha orang tua dalam kehidupan kita, sehingga untuk
mendapatkan keridhaan dari Allah, mempersyaratkan adanya keridhaan orang tua.
Ingatlah kisah Juraij, walaupun beliau ahli ibadah, ia mendapat murka Allah karena
ibunya tersinggung ketika ia tidak menghiraukan panggilan ibunya.
4. Ridha terhadap peraturan dan undang-undang Negara
Mentaati peraturan yang belaku merupakan bagian dari ajaran Islam dan merupakan
salah satu bentuk ketaatan kepada Allah swt. karena dengan demikian akan
menjamin keteraturan dan ketertiban sosial.
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, ta'atilah Allah dan ta'atilah Rasul (Nya), dan ulil amri
di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-
benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama
(bagimu) dan lebih baik akibatnya” (Q.S. An-Nisa:59).
Ulil Amri artinya orang-orang yang diberi kewenangan, seperti ulama dan umara
(Ulama dan pemerintah). Ulama dengan fatwa dan nasehatnya sedangkan umara
dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.Termasuk dalam ridha
terhadap peraturan dan undang-undang negara adalah ridha terhadap peraturan
sekolah, karena dengan sikap demikian, berarti membantu diri sendiri, orang tua,
guru dan sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan. Dengan demikian
mempersiapkan diri menjadi kader bangsa yang tangguh.
D. Contoh Perilaku Ridho
Dalam suatu kisah Abu Darda’, pernah melayat pada sebuah keluarga, yang salah satu
anggota keluarganya meninggal dunia. Keluarga itu ridha dan tabah serta memuji Allah
swt. Maka Abu Darda’ berkata kepada mereka. “Engkau benar, sesungguhnya Allah swt.
apabila memutuskan suatu perkara, maka dia senang jika taqdirnya itu diterima dengan
rela atau ridha.Begitu tingginya keutamaan ridha, hingga ulama salaf mengatakan, tidak
akan tampak di akhirat derajat yang tertinggi daripada orang-orang yang senantiasa ridha
kepada Allah swt. dalam situasi apapun.Dalam riwayat dikisahkan sebagai berikut ; pada
suatu hari Ali bin Abi Thalib r.a. melihat Ady bin Hatim bermuram durja, maka Ali
bertanya ; “Mengapa engkau tampak bersedih hati ?”. Ady menjawab ; “Bagaimana aku
tidak bersedih hati, dua orang anakku terbunuh dan mataku tercongkel dalam
pertempuran”. Ali terdiam haru, kemudian berkata, “Wahai Ady, barang siapa ridha
terhadap taqdir Allah swt. maka taqdir itu tetap berlaku atasnya dan dia mendapatkan
pahalaNya, dan barang siapa tidak ridha terhadap taqdirNya maka hal itupun tetap
berlaku atasnya, dan terhapus amalnya”.
E. Cara Menumbuhkan Perilaku Ridho
Ada beberapa cara untuk menumbuhkan perilaku ridha, antarlain sebagai berikut:
1) Apabila tertimpa musibah, anggap saja itu adalah cobaan yang Allah berikan.
2) Mentaati perintah orang tua sekecil apapun.
3) Mentaati peraturan yang diatur oleh pemerintah demi kemashalatan
masyarakatnya.
4) Menerima semua nikmat yang Allah berikan.
F. Hikmah-hikmah Perilaku Ridho
Perilaku terpuji bagi setiap individu muslim haruslah sesuai dengan prinsip-prinsip
agama. beberapa hikmah perilaku terpuji di atas adalah:
1) Dapat menenangkan pikiran atau batin
2) Dapat meningkatkan keimanan kepada Allah SWT
3) Menciptakan suasana damai dengan masyarakat
G. Fungsi Ridha Dalam Kehidupan
Dalam kehidupan ridha mempunyai beberapa fungsi, yaitu sebagai berikut:
1. Fungsi Ridha dalam kehidupan pribadi ialah :
a) Menjadikan seseorang hidupnya tidak tamak;
b) Menjadikan seseorang hidupnya berjiwa tenang, rela terhadap semua pemberian
Allah , dan selalu mensyukuri semua nikmat Allah yang dilimpahkan kepadanya;
c) Menjadikan seseorang dalam hidup di dunia ini untuk mencari kebahagiaan hidup
di akhirat, dengan tetap berikhtiar.
2. Fungsi Ridha dalam kehidupan bermasyarakat ialah :
a) Seseorang tidak tamak dan ambisi terhadap kekayaan & kedudukan yang dimiliki
orang lain;
b) Seseorang tidak akan terperdaya oleh kemewahan hidup di dunia;
c) Seseorang akan suka menegakkan kalimat Allah