Responsi Smf Mata
-
Upload
aditya-anggi-wijaya -
Category
Documents
-
view
94 -
download
0
Transcript of Responsi Smf Mata
RESPONSI SMF MATA
RSU HAJI SURABAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Pembimbing : DR. Retna Gemala Dewi. SpM
Oleh : Aditya Anggi Wijaya
Nur Fajaria F
Novran Yogi. A
I. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Ny. M
Jenis kelamin : perempuan
Umur : 68 tahun
Alamat : Juwingan no 41
Status : menikah
No RM : 431625
Tgl Pemeriksaan : 13/06/2012
II ANAMNESA
1. Keluhan Utama
mata kiri bertambah kabur
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan mata kiri bertambah kabur kira- kira sudah
1 bulan yang lalu. kabur secara perlahan – lahan . untuk belihat seperti ada
kabut. Ngerocoh (-), mata pernah merah (-). Ngeres (-). Nyeri (-). Belekan (-).
Silau (-). Saat ini mata penglihatan mata kanan cerah dan tidak ada keluhan.
Pusing (-)
3. Riwayat Penyakit Dahulu
- Mata kanan telah dioperasi katarak pada tanggal 12 April 2012 di RSU
Haji dengan tekhik FECO dan telah ditanam lensa
- Mata sebelah kanan di tetesi obat cendo liter sejak operasi tiap 3 jam
- HT (+) 6tahun yll terkontrol
- DM (-)
4. Riwayat Penyakit Keluarga
- Tidak ada keluarga yang sakit seperti pasien.
III. Hasil Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Fisik
a. Visus
VOD: 0.8 F cc C – 0.75 X 90 o 1.0
VOS : 1.0 F cc S – 2.00 C-2.50 X 900 0.7F Ph –tetap
VOD : C - 0.75 X 90 0
VOS : S – 2.00 C- 2.00 X 90 0
ADD : + 3.00
PD : 59/57
b. Segmen Anterior :
Palpebra : edema -/-
Konjungtiva : hiperemi -/-, pinguekula -/+
Kornea : jernih +/+
BMD : dalam +/+, jernih +/+
Iris : regular +/+, iris shadow -/+
Pupil : ods : RC +/+ , isokor 3mm/3mm
Lensa : od : IOL (+) os : agak keruh
c. Tonometri :
TOD : 10.2 mmHg
TOS : 12,2 mmHg
d. Segmen Posterior :
Fundus Refleks : +/+
Papil N II : Batas tegas, warna normal, c/d ratio : 0,3
Retina : Perdarahan (-), Eksudat (-), Mikroaneurisma (-)
Vaskuler : Arteri vena = 2 : 3 / 2 : 3
Makula : Reflek fovea (+)
IOL Agak Keruh
RESUME
Pasien wanita usia 63 tahun datang dengan keluhan mata kiri bertambah kabur kira-
kira sudah 1 bulan yang lalu. kabur secara perlahan – lahan . untuk belihat seperti ada
kabut. Mata kanan telah dioperasi katarak pada tanggal 12 April 2012 di RSU Haji
dengan tekhik FECO dan telah ditanam lensa. Mata sebelah kanan di tetesi obat
cendo liter sejak operasi tiap 3 jam. HT (+) 6tahun yll terkontrol
Visus
VOD : C - 0.75 X 90 0
VOS : S – 2.00 C- 2.00 X 90 0
ADD : + 3.00
PD : 59/57
Segmen Anterior
Palpebra : dbn
Konjungtiva : pinguekula -/+
Kornea : dbn
BMD : dbn
Iris : iris shadow -/+
Pupil : ods : dbn
Lensa : od : IOL (+) os : agak keruh
Tonometri
TOD : dbn
TOS : dbn
Segmen Posterior : dbn
2. Diagnosa / DD : OD : pseudofakia
OS : katarak imatur + pinguekula
3. Rencana Permulaan :
a. Diagnosa : -
b. Terapi :
- Cendo Liter 6x sehari ODS
- Catalent 3x sehari OS
- Operasi
c. Monitoring :
- Visus
- Segmen Anterior
- Segmen Posterior
d. Edukasi :
- Mata yang kabur pada pasien akibat penyakit katarak dimana karena usia
yang semakin tua.
- Penyakit ini akan terus berlanjut (lensa akan menebal) sehingga tajam
penglihatan akan terus menurun
- Obat testes mata yang diberikan akan menyembuhkan tapi hanya
menghambat.
- Yang bisa mengembalikan tajam penglihatan bertambah baik adalah
dengan operasi
Tinjauan Pustaka
Katarak Senelis
Definisi
Katarak adalah setiap kekeruhan pada lensa.(2)
Klasifikasi Katarak
1. Developmental: Katarak Kongenital
2. Degeneratif (Katarak Senil )
- Katarak insipient (1)
Kekeruhan lensa tampak terutama dibagian perifer korteks berupa garis-
garis yang melebar dan makin ke sentral menyerupai ruji sebuah roda.
Biasanya pada tadium ini tidak menimbulkan gangguan tajam
pengelihatan dan masih bisa dikoreksi mencapai 6/6.
- Katarak imatur (1)
Kekeruhan terutama di bagian posterior nukleus dan belum mengenai
seluruh lapisan lensa. Terjadi pencembungan lensa karena lensa menyerap
cairan, akan mendorong iris ke depan yng menyebabkan bilik mata depan
menjadi dangkal dan bisa menimbulkan glaukoma sekunder. Lensa
menjadi cembung akan meningkatkan daya bias, sehingga kelainan
refraksi menjadi lebih miopi
- Katarak matur (1)
Kekeruhan sudah mengenai seluruh lensa, warna menjadi putih keabu-
abuan sehingga iris shadow menjadi negatif dan fundus refleks menjadi
negatif. Tajam penglihatan penderita akan sangat menurun tinggal melihat
gerakan tangan atau persepsi cahaya
- Katarak hipermatur (1)
Apabila stadium matur dibiarkan akan terjadi 2 kemungkinan yaitu
korteks lensa mencair dan melunak sehingga nukleus lensa tenggelam di
dalam korteks lensa (Katarak Morgagni) atau lensa akan terus kehilangan
cairan sehingga mengkerut dan menipis (Shrunken Cataract).
Berdasarkan lokasi, katarak senilis dapat dibagi menjadi :
1. Sklerosis nuklear
Merupakan perubahan lensa secara perlahan sehingga menjadi keras dan
berwarna kekuningan. Pandangan jauh lebih dipengaruhi daripada pandangan dekat
(pandangan baca), bahkan pandangan baca dapat menjadi lebih baik. Penderita juga
mengalami kesulitan membedakan warna, terutama warna biru.
2. Kortikal
Terjadi bila serat-serat lensa menjadi keruh, dapat menyebabkan silau terutama
bila menyetir pada malam hari. Kekeruhan mulai dari tepi ekuator berbentuk jeruji
menuju korteks anterior dan posterior.
3. Subkapsular posterior
Merupakan terjadinya kekeruhan di sisi belakang lensa. Katarak ini
menyebabkan silau, pandangan kabur pada kondisi cahaya terang, serta pandangan
baca menurun. Banyak ditemukan pada pasien diabetes, pasca radiasi dan trauma.
3. Komplikata :Katarak karenUveitis, DM
4. Trauma :Katarak Traumatika
PATOFISIOLOGI (1)
Katarak senilis terjadi akibat perubahan pada protein lensa dan agregasi
menjadi protein dengan berat molekul tinggi sehingga mengakibatkan terjadinya
fluktuasi indeks refraksi lensa, pemudaran cahaya dan mengurangi kejernihan lensa.
Perubahan kimia pada protein inti lensa ini mengakibatkan pigmentasi progresif
menjadi kuning atau kecoklatan. Dengan bertambahnya umur , juga terjadi
penurunan konsentrasi glutation dan kalium, peningkatan konsentrasi natrium dan
kalsium erta peningkatan hidrasi lensa. Faktor yang berperan dalam pembentukan
katarak antara lain proses oksidasi dari radikal bebas, paparan sinar UV dan
malnutrisi.
Gejala Klinis (1)
- Subyektif
Tajam penglihatan akan menurun, makin tebal kekeruhan lensa, tajam
penglihatan makin mundur. Demikian pila jika kekeruhan terletak di
sentral maka penderita akan merasa kabur dibandingkan dengan
kekeruhan di perifer.
Penderita akan merasa lebih enak membaca dekat tanpa kacamata karena
miopisasi.
Kekeruhan di subkapsular posterior menyebabkan penderita mengeluh
silau dan penurunan penglihatan pada keadaan terang.
- Obyektif
Leukokoria : pupil berwarna putih pada katarak matur.
Test iris shadow : positif pada katarak imatur dan negatif pada katarak
matur.
Refleks fundus warna jingga akan menjadi gelap (refleks fundus negatif)
pada katarak matur.
Diagnosis (1)
1. Optotip Snellen : untuk mengetahui tajam penglihatan. Pada stadium insipien
dan imatur bisa dicoba dikoreksi dengan lensa kacamata terbaik.
2. Lampu senter : reflek pupil terhadap cahaya pada katarak masih normal.
Tampak kekeruhan lensa terutama jika pupil dilebarkan. Diperiksa proyeksi
iluminis pada katarak matur untuk mengetahui fungsi retina secara garis besar.
3. Oftalmoskopi : untuk pemeriksaan ini sebaiknya pupil dilebarkan. Pada
stadium insipien dan imatur tampak kekeruhan kehitam-hitaman dengan latar
belakang jingga, sedangkan pada stadium matur didapatkan reflek fundus
negatif.
4. Slit lamp biomikroskopi : dapat dievaluasi luas, tebal, dan lokasi kekeruhan
lensa.
Diagnosa Banding (1)
Reflek senil : pada orang tua dengan lampu senter tampak pupil warna
keabu-abuan mirip katarak, tetapi pemeriksaan reflek fundus positif.
Katarak komplikata : katarak terjadi sebagai penyulit dari penyakit mata
(misal uveitis anterior), atau penyakit sistemik (misal Diabetus Mellitus).
Katarak karena sebab lain : pemakaian kortikosteroid, radiasi, trauma
mata.
Kekeruhan badan kaca.
Ablasio Retina
Komplikasi (4)
Glaukoma Sekunder : terjadi pada katarak intumesen, karena pencembungan
lensa.
Uveitas patotoksik atau galukoma fakolitik : terjadi pada stadium hipermatur
akibat massa lensa yang keluar dan masuk ke BMD.
Penatalaksanaan
Pembedahan
Indikasi Pembedahan
Indikasi sosial – ekonomi, bila katarak dirasa sudah mengganggu pekerjaan
sehari-hari meskipun katarak belum matur.
Indikasi terapi, bila katarak telah matur.
Indikasi komplikasi, bila telah terjadi penyulit.
Indikasi kosmetik.
Macam – macam Pembedahan pada Katarak
a. ICCE (2)
Suatu tindakan mengangkat seluruh lensa berikut kapsulnya, jarang
dilakukan pada saat ini. Insiden terjadinya ablasio retina pascaoperasi jauh
lebih tinggi dengan tindakan ini dibandingkan dengan pascabedah
ekstrakapsular.: namun , bedah intrakapsular tetap merupakan suatu prosedur
yang berguna, khususnya bila tidak tersedia fasilitas untuk melakukan bedah
ekstrakapsular.
b. ECCE (2)
Massa lensa dikeluarkan dengan merobek kapsul anterior dan meninggalkan
kapsul bagian posterior. Insisi di buat pada limbus atau kornea perifer, bagian
superior atau temporal. Dibuat sebuah saluran pada kapsul anterior, dan
nucleus serta korteks lensanya diangkat. Kemudian lensa intraocular
ditempatkan pada “kantung kapsular” yang sudah kosong, disangga oleh
kapsul posterior yang masih utuh. Pada ekstraksi katarak ekstrakapsular
bentuk ekspresi nucleus, nucleus lensa dikeluarkan dalam keadaan utuh.
Tetapi prosedur ini memerlukan insisi yang relative besar. Korteks lensa
disingkirkan dengan penghisapan manual atau otomatis.
c. SICS
d. Facoemulsifikasi (2)
Facoemulsifikasi adalah tekhnik ekstraksi katarak ekstrakapsular yang
paling sering digunakan. Tekhnik ini menggunakan vibarator ultrasonic
genggam untuk menghancurkan nucleus yang keras hingga substansi nucleus
dan korteks dapat diaspirasi melalui insisi berukuran sekitar 3 mm. ukuran
insisi tersebut cukup cukup untuk memasukkan lensa intraocular yang dapat
dilipat (foldable intraocular lens). Jika digunakan intraocular yang kaku, insisi
perlu dilebarkan hingga sekitar 5mm. keuntungan yang didapat dari tindakan
bedah insisi kecil adalah kondisi intraoperasi lebih terkendali, menghindari
penjahitan , perbaikan luka yang lebih cepat dengan derajat distorsi kornea
yang lebih rendah dan mengurangi keradangan intraocular pasca operasi.
Walaupun demikian teknik ini menimbulkan resiko yang lebih tinggi
terjadinya pergeseran materi nucleus ke posterior melalui robekan kapsul
posterior; kejadian ini memerlukan tindakan bedah vitreoretina yang
kompleks.
Koreksi Afakia ( mata tanpa lensa ) ( 1)
1. Implantasi intra okuler :
Lensa intra okuler ditanam setelah lensa mata diangkat
2. Kacamata
Kekurangannya adalah distorsi yang cukup besar dan lapang pandangan yang
terbatas. Kekuatan lensa yang diberikan sekitar +10D bila sebelumnya emetrop.
3. Lensa kontak
Diberikan pada afakia monokuler dimana penderita kooperatif, terampil, dan
kebersihan terjamin.
Kacamata dan lensa kontak diberikan apabila pemasangan lensa intra okuler
tidak dapat dipasang dengan baik atau merupakan kontra indikasi.
Komplikasi (1)
Glaukoma Sekunder : terjadi pada katarak intumesen, karena pencembungan
lensa.
Uveitas patotoksik atau galukoma fakolitik : terjadi pada stadium hipermatur
akibat massa lensa yang keluar dan masuk ke BMD.
Komplikasi Pembedahan Katarak (3)
1. Hilangnya vitreous.
Jika kapsul posterior mengalami kerusakan selama operasi maka gel vitreous
dapat masuk ke dalam bilik anterior. Yang merupakan risiko terjadinya
glaucoma atau traksi pada retina
2. Prolaps iris
Iris dapat mengalami protrusi melalui insisi bedah pada periode pasca operasi
dini. Terlihat daerah berwarna gelap pada lokasi insisi
3. Endoftalmitis
Komplikasi katarak yang serius namun jarang terjadi. Pasien datang dengan
keluhan : mata merah yang terasa nyeri. Penurunan tajam penglihatan,
pengumpalan sel darah putih dibilik anterior (hipopion)
4. Astigmatisme
5. Edema macular sistoid
Macula menjadi edema setelah pembedahan, terutama jika disertai hilangnya
vitreous.
6. Ablasio retina
7. Opasifikasi kapsul posterior.
Pada sekitar 20% kejernihan kapsul posterior berkurang pada beberapa bulan
setelah setelah pembedahan ketika sel epitel residu bermigrasi melalui
permukaannya.penglihan menjadi kabur dan mungkin dapat silau.
8. Iritasi atau infeksi
Perawatan pasca operasi katarak (2)
Jika digunakan insisi kecil, masa penyembuhan pasca operasi biasanya lebih
pendek. Pasien pada umumnya boleh pulang pada hari operasi, tetapi dianjurkan
untuk bergerak dengan hati – hati dan menghindari peregangan atau mengangkat
beban berat selama sekitar satu bulan. Mata dapat dibalut pada hari operasi.
Kacamata sementara dapat digunakan beberapa hari setelah operasi. Tetapi
kebanyakan pasien dapat melihat cukup baik melalui lensa intraocular sambil
menunggu kacamata permanen (biasanya disediakan 4-8 minggu setelah operasi).
Perlidungan pada malam hari dengan pelindung logam sering kali disarankan selama
beberapa hari pasca operasi.
PINGUECULA
Pinguekula sangat sering pada orang dewasa. Keadaan ini tampak sebagai
nodul kuning pada kedua sisi kornea (lebih banyak disisi nasal) di daerah apertura
palpebra. Nodul terdiri atas jaringan hialin dan jaringan elastic kuning. Jarang
bertumbuh besar, tetapi sering meradang. Pada umumnya tidak diperlukan terapi,
tetapi pada kasus pingueculitis tertentu, dapat diberikan steroid topical lemah ( mis.
Prednisolon 0.12 % ) atau obat anti inflamasi non steroid topical. (2)
Pinguekula
DAFTAR PUSTAKA
1. 1. Bagian/SMF Ilmu Penyakit Mata, 2006. Pedoman Diagnosis dan Terapi.
SMF Ilmu Penyakit Mata. RSUD dr. Soetomo. Edisi III. Surabaya,. Hal. 47-
49
2. Vaughan, Daniel. Asbury, Taylor, Riordan, Paul, Eva. 2000. Opthalmologi
Umum. Jakarta. Widya Medika