Presentation Platyhelminthes
-
Upload
hari-suprihatin -
Category
Documents
-
view
135 -
download
3
Transcript of Presentation Platyhelminthes
☻ Erwin S 10/XB☻ Hari S 13/XB☻ Wahyu C.P 33/XB☻ Wisnu F 34/XB
MENU
PEMBAHASAN1. PENGERTIAN
2. CIRI KHUSUS
3. PENGKLASIFIKASIAN
PENGERTIANPlatyhelminthes berasal dari bahasa
Yunani. Platy berarti pipih helmin berarti cacing.
Jadi, Platyhelminthes adalah cacing yang berbentuk pipih. Tubuh pipih dosoventral dan tidak bersegmen.
Hewan yang tergolong ke dalam filum Platyhelminthes memiliki ujung posterior (ekor), permukaan ventral, dan permukaan dorsal.
Cacing ini sebagian besar hidup sebagai parasit dan ada pula yang hidup bebas baik di air tawar maupun di air laut.
CIRI KHUSUS
STRUKTUR TUBUHSISTEM PENCERNAANSISTEM RESPIRASI DAN EKSRESISISTEM SARAF SISTEM REPRODUKSI
STUKTUR TUBUHBerbentuk pipihTubuh Simetri BilateralUjung Anterior tumpul atau membulat, sedangkan
ujung Posterior lancip Tidak memiliki segmenTidak memiliki rongga tubuh (selom) sering disebut
Triblobastik aselomata Platyhelminthes merupakan cacing yang tergolong
triploblastik aselomata karena memiliki 3 lapisan embrional yang terdiri dari ektoderma, endoderma, dan mesoderma. Namun, mesoderma cacing ini tidak mengalami spesialisasi sehingga sel-selnya tetap seragam dan tidak membentuk sel khusus.
SISTEM PENCERNAANSistem pencernaan belum sempurna terdiri dari
mulut, faring, dan usus (tanpa anus) memiliki rongga gastropovaskuler yang
merupakan saluran pencernaan yang bercabang-cabang yang berperan sebagai usus. Cacing pipih juga melakukan pembuangan sisa makanan melalui mulut karena tidak memiliki anus. Cacing pipih tidak memiliki sistem transpor karena makanannya diedarkan melalui sistem gastrovaskuler. Sementara itu, gas O2 dan CO2 dikeluarkan dari tubuhnya melalui proses difusi.
SISTEM RESPIRASI & EKSKRESIPernapasan dilakukan secara difusi oleh seluruh sel tubuhnya
Sistem eksresi pada kelompok Platyhelminthes tertentu berfungsi untuk menjaga kadar air dalam tubuh
SYSTEM SARAFSystem saraf memilki dua ganglion pada ujung
ventral tubuh.Pada ujung ventral tubuh keluar satu pasang
saraf longitudinal menuju kebagian tubuh posterior. Diantara pasangan saraf longitudinal dihubungkan oleh sejumlah saraf lateral. Pada cacing pipih yang lebih tinggi tingkatannya, sistem saraf dapat tersusun dari sel saraf (neuron) yang dibedakan menjadi sel saraf sensori (sel pembawa sinyal dari indera ke otak), sel saraf motor (sel pembawa dari otak ke efektor), dan sel asosiasi (perantara).
Kelompok Platyhelminthes tertentu memiliki sistem saraf tangga tali. Sistem saraf tangga tali terdiri dari sepasang simpul saraf (ganglia) dengan sepasang tali saraf yang memanjang dan bercabang-cabang melintang seperti tangga.
SISTEM REPRODUKSISISTEM REPRODUKSIOrgan reproduksi jantan (testis) dan betina (Ovarium)
terdapat dalam satu individu (hemafrodit). Alat reproduksi terdapat pada bagian ventral tubuh.
Reproduksi dilakukan secara seksual dan aseksual reproduksi seksual menghasilkan gamet. Fertilisasi
terjadi di dalam tubuh (internal). Fertilisasi dapat dilakukan sendiri ataupun dengan pasangan lain.
reproduksi aseksual dengan cara membelah diri (fragmentasi), kemudian regenerasi potongan tubuh tersebut menjadi individu baru [khusus]
Dari penuturan di atas, maka Ciri-ciri Khusus pada Platyhelminthes secara singkat:• Tubuh simetri bilateral• Belum memiliki sistem peredaran darah• Belum memiliki anus• Belum memiliki rongga badan termasuk kelompok Triploblastik Aselomata• Memiliki basil isap (sucker)
KLASIFIKASIPHYLUM PLATYHELMINTHES
Phylum Platyhelminthes diklasifikasikan menjadi 3:
1. Cestoda (cacing pita)2. Trematoda (cacing isap)3. Turbellaria (cacing rambut getar)
CestodaContoh Cestoda
Metagenasis
Cestoda (Cacing Pita)Cestoda juga disebut sebagai cacing pita karena
bentuknya pipih panjang seperti pita. Tubuhnya terdiri dari rangkaian segmen-
segmen yang masing-masing disebut Proglotid.
Pembentukan segmen (segmentasi) pada cacing pita disebut Strobilasi.
Tubuh Cestoda dilapisi kutikula dan terdiri dari bagian anterior yang disebut skoleks, leher (strobilus), dan rangkaian proglotid.
Pada jenis tertentu Skoleks selain memiliki alat isap (Sucker) juga memiliki kait (Rostelum) terbuat dari kitin.
Rostelum tersebut berfungsi untuk melekat pada organ tubuh inangnya.
Di belakang skoleks pada bagian leher terbentuk proglotid. Setiap proglotid mengandung organ kelamin jantan (testis) dan organ kelamin betina (ovarium).
Tiap proglotid dapat terjadi fertilisasi sendiri. Proglotid yang dibuahi terdapat di bagian posterior tubuh cacing.
Proglotid dapat melepaskan diri dan keluar dari tubuh inang utama bersama dengan tinja.
Manusia dapat terinfeksi Cestoda saat memakan daging hewan yang dimasak tidak sempurna.
Contoh CESTODA
Taenia solium Cacing pita manusiaMenyebabkan Taeniasis solium. Pada skoleknya terdapat kait-kait. Proglotid yang matang menjadi alat reproduksinya. Memiliki hospes perantara Babi.
Taenia saginata Cacing pita manusiaMenyebabkan Taeniasis saginata. Pada skoleknya tidak terdapat kait-kait. Memiliki hospes perantara Sapi. Daur hidupnya sama dengan Taenia solium.
Diphyllobothrium latum,Menyebabkan Diphyllobothriasis. Parasit pada manusia dengan hospes perantara berupa katak sawah(Rana cancrivora), ikan dan Cyclops.
Echinococcus granulosusCacing pita pada anjing.
Himenolepis nanaCacing pita yang hidup dalam usus manusia dan tikus. Tidak memiliki hospes perantara.
TrematodaMetagenesisJenis-jenis kelas tre
matoda
Trematoda
Trematoda disebut sebagai cacing isapkarena cacing ini memiliki alat pengisap.
Alat pengisap terdapat pada mulut di bagian anterior tubuhnya.
Kegunaan alat isap adalah untuk menempel pada tubuh inangnya.
Pada saat menempel cacing ini mengisap makanan berupa jaringan atau cairan tubuh inangnya.
Trematoda dewasa pada umumnya hidup di dalam hati, usus, paru-paru, ginjal, dan pembuluh darah vertebrata
Trematoda berlindung di dalam tubuh inangnya dengan melapisi permukaan tubuhnya dengan kutikula dan permukaan tubuhnya tidak memiliki silia.
Jenis-jenis pada kelas Trematoda Fasciola hepatica (cacing hati ternak),
bersifat hetmafrodit.Siklus hidupnya adalah :
Telur Larva Mirasidium masuk ke dalam tubuh siput Lymnea Sporokista berkembang menjadi Larva (II) : Redia Larva (III) : Serkaria yang berekor, kemudian keluar dari tubuh keong Kista yang menempel pada tetumbuhan air (terutama selada air Nasturqium officinale) kemudian termakan hewan ternak (dapat tertular ke orang, apabila memakan selada air) masuk ke tubuh dan menjadi Cacing dewasa menyebabkan Fascioliasis.
Clonorchis sinensis / Opistorchis sinensis (cacing hati manusia)Siklus hidupnya adalah:
Telur Larva Mirasidium Sporokista Larva (II) : Redia Larva (III) : Serkaria Larva(IV) : Metaserkaria, masuk ke dalam tubuh Ikan kemudian termakan oleh Orang Cacing dewasa, menyebabkan Clonorchiasis.
SchistosomaContohnya adalah Schistosoma japonicum, Schistosoma haematobium dan Schistosoma mansoni. hidup dipembuluh darah dan merupakan parasit darah. Memiliki hospes perantara Siput. Menyebabkan Schistosomiasis.
Paragonimus westermani (cacing paru)Cacing yang menjadi parasit dalam paru-paru manusia. Sebagai hospes perantara ialah ketam (Eriocheirsinensis) dan tetumbuhan air. Menyebabkan Paragonimiasis.
Fasciolopsis buskiCacing yang menjadi parasit dalam tubuh manusia. Hidup di dalam usus halus. Hospes perantaranya adalah tetumbuhan air. Menyebabkan Fasciolopsiasis.
Ciri - ciriStruktur tubuhContoh Turbellaria
Ciri - ciriTermasuk cacing pipih.Habitat : Air tawar (kolam / sungai) yang jernih ,
melekat pada batu batuan atau daun.Panjang sekitar 2 sampai 3 cm.Sistem pencernaan sederhana
Mulut » Faring » Kerongkongan » UsusBersifat hemafrodite
Seksual : fertilisasiAseksual : Fragmentasi
Pada epidermis bagian permukaan ventral terdapat bulu getar (silia) untuk pergerakan.
Kepala berbentuk segitiga, dan terdapat 2 bintik mata untuk membedakan intensitas cahaya.
Memiliki usus bercabang 3 yaitu:1 Cabang ke arah anterior.2 Cabang ke arah posterior.
Daya regenerasi tinggi, jika tubuhnya dipotong potong maka setiap potongan tubuhnya akan tumbuh dan brkembang menjadi individu baru.
Struktur tubuh
contohPlanaria