Power Point Platyhelminthes
-
Upload
imawaty-yulia -
Category
Documents
-
view
29.687 -
download
9
Transcript of Power Point Platyhelminthes
Platyhelminthes
Kelompok 4Biologi - A
Anggota
1. Hanang Ujiantoro P. 1150400422. Dewi Maryunizah 1150400103. Imawati Yuliaharyati 1150400354. Ratnasari 1150400695. Devi Rispayanti 1150400156. Fenny Rahmawati 1150400637. Deby Chandika 115040022
Platyhelminthes (Cacing Pipih)
Platyhelminthes berasal dari bahasa yunani, Platy = Pipih dan Helminthes = cacing. Oleh sebab itulah Filum platyhelminthes sering disebut Cacing Pipih. Platyhelminthes adalah hewan triploblastik yang paling sederhana. Cacing ini bisa hidup bebas dan bisa hidup parasit. Yang merugikan adalah platyhelminthes yang hidup dengan cara parasit
Ciri umum Platyhelminthes:
1. Memiliki tiga lapisan tubuh (triploblastik)
2. Tidak memiliki rongga tubuh (aselomata)
3. Simetri bilateral4. Memiliki sistem syaraf (tangga tali)
berupa Ganglion anterior5. Sistem pencernaan satu lubang6. Tidak memiliki sitem sirkulasi,
respirasi, dan ekskresi7. Hidup di air tawar/laut, tempat
lembab, atau di dalam tubuh hewan lain.
Bentuk Tubuh
Tubuh Platyhelminthes simetri bilateral yang berbentuk pipih. Ukuran platyhelmintes hingga 20 meter panjangnya. Platyhelminthes adalah hewan triploblastik yang terdiri dari ektoderm, mesoderm, dan endoderm. Platyhelminthes tidak memiliki rongga tubuh atau aselomata. Sistem pencernaan pada Platyhelminthes terdiri dari mulut, faring dan usus. Sistem pencernaan Platyhelminthes disebut sistem pencernaan satu lubang. Platyhelminthes tidak memiliki sistem respirasi dan ekskresi. Pernapasan dilakukan secara difusi oleh seluruh sel tubuh Platyhelminthes. Platyhelminthes tertentu memiliki sistem saraf tangga tali. Sistem saraf tangga tali terdiri dari sepasang simpu saraf (ganglia) dengan sepasang tali saraf yang memanjang dan bercabang melintang seperti tangga. Organ reproduksi jantan dan betina berada di dalam satu individu Platyhelminthes sehingga disebut hermafrodit.
Reproduksi
Reproduksi Platyhelminthes dilakukan secara seksual dan aseksual. Pada Reproduksi seksual terjadi fertilisasi di dalam tuubuh Platyhelminthes. Fertilisasi dapat dilakukan oleh sendiri atau dua individu.Sedangkan reproduksi aseksual dilakukan dengan cara faragmentasi. Setelah membelah, bagian potongan tubuh tersebut mengalami regenerasi dan tumbuh menjadi individu baru.
Klasifikasi Platyhelminthes
1. Turbellaria (cacing berambut getar)
2. Trematoda (cacing isap)3. Cestoda (cacing pita).
1. Turbellaria• CIRI UMUM a. Merupakan cacing pipih yang dapat bergerak
dengan menggetarkan bulu gatarnya.b. Di permukaan ventral cacing ini terdapat yang
dapat digetarkanc. Sebagian besar Turbellaria adalah cacing yang
hidup bebasd. Panjang tubuh bervariasi dari 5-50 mm.e. Dengan mikroskop biasa bulu getar tak terlihat
contohnya PLANARIA.f. Hidup di air laut,air tawar dan tanah basah.g. Jarang yang hidup sebagai parasith. Melakukan fragmentasi
Contoh dari Turbellaria
PLANARIA
Merupakan cacing pipih yang hidup di air tawar yang jernih , yang belum mengalami pencemaran berat . biasanya cacing ini berlindung dibawah bebatuan. kepalanya nampak seperti segitiga. panjang tubuhnya dapat mencapai 2-3 cm, berwarna cokelat kehitaman. dibagian kepala terdapat dua bintik mata, fungsinya untuk membedakan gelap dan terang. jadi cacing ini tidak mampu melihat warna. Planaria bersifat fototropik negatif.
2. Trematoda
• CIRI UMUMa. Hidup sebagai parasitb. tidak bersilia dan tubuhnya dilapisi oleh kutikula agar tidak tercerna oleh tubuh inangc. Memiliki alat pengisap yang dilenkapi dengan kait-kait untuk melekatkan diri pada inangnyad. Memiliki batil isap perut dan batil isap mulute. ada yang hidup ektoparasit ada juga yang hidup endoparasit.
Contoh Trematoda• Fasciola hepatica, parasit pada hati ternak dan
manusia• Clonorchis sinensis, parasit pada hati manusia• Schistosoma japonicum, cacing darah yang hidup
dalam pembuluh balik perut• Fasciolopsis buski, cacing isap yang hidup di dalam
usus manusia, anjing, dan babi.• Paragonimus westermanii, cacing isap yang hidup di
dalm paru-paru vertebrata• Schipistoma haematobium, pada pembuluh darah
vena dari saluran kencing dan saluran pencernaan.
Contoh dari Trematoda
1. FASCIOLA HEPATICA ( cacing hati )Cacing ini hidup di hati inangnya, Fasciola hepatica yang hidup di hati domba sementara Fasciola gigantica yang hidup di hati sapi. Bentuk tubuh cacing hati agak oval , panjangnya mencapai 3-5 cm, dan pipih dorsoventral. Pada bagian mulut meruncing . di bagian mulut terdapat kait dan pengisap. Agak ke belakang tubuhnya juga terdapat alat pengisap kedua , yakni pengisap ventral.
2. CLONORCHIS Adalah cacing hati yang hidup di saluran empedu manusia. Semua struktur tubuhnya sama seperti fasciola. Bedanya dengan fasciola adalah cacing ini meletakkan metaserkaria pada ikan air tawar sebagai inang perantara terakhir, sementara fasciola meletakkan metaserkaria pada tumbuhan (rumput). Jadi, dapat disimpulkan bahwa di dalam ikan air tawar dapat terkandung metaserkaria cacing ini. Untuk menghindarinya maka ikan air tawar harus dimasak hingga matang. Cacing ini banyak terdapat di Vietnam, Cina dan Jepang. Kebiasaan memakan ikan mentah di Jepang memudahkan penularan penyakit ini
Daur hidup Clonorchis: Telur (bersama feces) -> mirasidium -> siput air -> sporosista -> menghasilkan redia -> menghasilkan serkaria -> keluar dari tubuh siput -> ikan air tawar (menempel di ototnya) -> membentuk kista (metaserkaria) -> ikan dimakan -> saluran pencernaan -> hati -> sampai dewasa
3. SCHISTOSOMACacing ini hidup di dalam pembuluh darah balik atau vena. Inangnya berupa manusia,biri-biri,binatang mengerat, dan Sapi. Di Indonesia cacing ini terdapat di Sulawesi. Penyakit yang di sebabkan oleh cacing ini disebut dengan SCHISTOSOMIASIS. Penyakit ini menyerang jutaan umat manusia di Afrika dan Asia. Penderita akan mengalami kerusakan hati, kelainan jantung, limpa, kantong kemih dan ginjal (mengerikan)
Daur hidup schistosoma japonicum:Telur (bersama feces) -> mirasidium -> siput air -> sporosista -> menghasilkan redia -> menghasilkan serkaria -> keluar dari tubuh siput -> menembus kulit manusia -> pembuluh darah vena
SCHISTOSOMA CLONORCHIS
3. CestodaCIRI UTAMA:
►Bentuk tubuh pipih seperti pita ►Tidak bersilia ►Tubuh ditutupi oleh kutikula ►Memiliki saluran pencernaan makanan ►Memiliki skoleks, sucker, dan rostelum ►Memiliki dua hospes ►Hewan hermaprodite ►Mampu melakukan pembuahan sendiri ►Bentuk infektif : Systecercus
Contoh dari Cestoda
1. Taenia Saginata dan Taenia SoliumDaur hidupnya:Proglotid (bersama feces) ->
mencemari makanan babi -> babi -> usus babi (telur menetas jadi hexacan) -> aliran darah -> otot/daging (sistiserkus) -> manusia -> usus manusia (sistiserkus pecah -> skolex menempel di dinding usus) -> sampai dewasa di manusia -> keluar bersama feces Penyakit yang disebabkan Platyhelminthes
Taenia Saginata dan Taenia Solium
PERANAN PLATYHELMINTHES Pada umumnya Platyhelminthes merugikan, sebab
parasit pada manusia maupun hewan. Agar terhindar dari infeksi cacing parasit (cacing pita) sebaiknya dilakukan beberapa cara, antara lain:➪ Memutuskan daur hidupnya, ➪ Menghindari infeksi dari larva cacing, ➪ Tidak membuang tinja sembarangan (sesuai dengan syarat-syarat hidup sehat),dan ➪ Tidak memakan daging mentah atau setengah matang (masak daging sampai matang).
Platyhelmintes yang menguntungkan: Planaria sp
PLANARIA SP.
PLANARIA SP• Ciri-ciri umum Planaria:
• Panjang tubuh planaria dapat mencapai 2-3 cm.• Tubuhnya ditutupi oleh lapisan epidermis yang mengandung kelenjar-
kelenjar unisel yang terbuka.• Pada epidermis bagian permukaan ventral terdapat bulu getar(silia)
yang bangun untuk pergerakan.• Bagian kepala planaria tampak berbentuk segitiga.• Pada bagian tersebut terdapat dua bintik mata yang berfungsi untuk
membedakan intensitas cahaya.• Anggota Turbellaria merupakan kelompok cacing pipih yang memiliki
silia(bulu getar).• Salah satu turbellaria yang sering dipelihara Planaria naculata/ Dugesia
sp.• Planaria biasanya hidup di air tawar (kolam/ sungai)yang jernih,
melekat pada batu-batuan, atau daun.• Bintik mata tersebut belum dikatakan sebagai alat penglihatan.
Saluran Pencernaan
• Saluran pencernaannya terdiri dari mulut, faring, dan usus. Hewan ini tidak mempunyai anus. Saluran pencernaan makanan berawal dari mulut yang terdapat di bagian ventral, kurang lebih di bagian tengah tubuh. Faring dapat dijulurkan dan berhubungan dengan anus (rongga gastrovaskuler). Beberapa Planaria mempunyai usus yang bercabang tiga: satu cabang ke arah anterior dan dua cabang ke arah posterior. Tiap-tiap cabang usus tersebut bercabang lagi ke seluruh tubuh. Ketiga cabang usus tersebut bergabung kembali di faring. Makanan masuk melalui mulut, dan hasil pencernaan diedarkan ke seluruh tubuh melalui cabang-cabang usus, sedangkan sisa makanan yang tidak tercerna dikeluarkan melalui mulut.
Sistem Ekskresi
• Hewan ini mengekskresikan sisa-sisa metabolisme berupa nitrogen melalui permukaan tubuhnya. Sistem osmoregulasi berupa protonefridia yang terdiri dari sel-sel api yang tersebar di tepi tubuh. Sel-sel api ini berupa pipa berongga yang dilengkapi seberkas silia. Jika silia bergetar, maka cairan dalam tubuh terdorong masuk ke dalam saluran yang berhubungan dengan pori-pori permukaan tubuh.
• Sistem saraf terdiri dari ganglia yang terdapat di kepala. Dari masing-masing ganglia ini terdapat seberkas saraf yang memanjang ke arah posterior pada bagian tepi/lateral tubuh. Setiap berkas saraf bercabang-cabang secara horisontal menghubungkan kedua berkas saraf lateral hingga membentuk sistem saraf tangga tali. Ganglia ini dapat dianggap sebagai otak hewan tersebut. Saraf lateral bercabang-cabang ke arah luar dari tali saraf ke otot-otot tubuh. Cabang-cabang saraf ini sebagai saraf tepi. Kedua tali saraf tersebut bertemu di ujung depan dan ujung belakang. Pada bagian ujung anterior tubuh terdapat alat yang peka terhadap rangsang cahaya, yakni sepasang bintik mata.
Sistem Saraf
Sistem Reproduksi• Reproduksi terjadi secara seksual dan aseksual. Repproduksi tergantung
pada panjangnya hari dan temperatur. Reproduksi seksual terjadi pada siang pendek dan udara dingin. Reproduksi aseksual terjadi pada siang panjang dan udara hangat. Reproduksi seksual terjadi melalui perkawinan silang. Pada perkawinan silang, dua Planaria melekatkan diri pada bagian ventral sehingga lubang kelamin (porus genitalis) berhadapan dan bersinggungan, maka terjadilah fertilisasi internal . Hal ini dapat terjadi jika sel kelamin sudah masak. Planaria bersifat hermafrodit. Akan tetapi, sperma tidak dapat membuahi sel telur dari tubuhnya sendiri, karena masa pemasakan sperma dan sel telur berbeda. Reproduksi secara aseksual dengan regenerasi, yaitu diawali dengan badan yang bertambah panjang dan bagian tubuh dekat faring sedikit demi sedikit menyempit dan akhirnya terputus. Bagian yang terputus akan melengkapi diri. Masing-masing akan menjadi tubuh yang baru dan lengkap. Kemampuan untuk melengkapi bagian tubuh yang hilang atau rusak disebut regenerasi.Planaria dikenal memiliki daya regenerasi yang tinggi.