mola teori.Doc

download mola teori.Doc

of 46

Transcript of mola teori.Doc

  • 7/24/2019 mola teori.Doc

    1/46

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Penyakit trofoblastik gestasional (PTG atau Gestasional Trofoblastik Disease)

    merupakan penyakit yang terjadi pada wanita hamil. Penyakit trofoblastik

    Gestasional, yaitu kondisi yang disebabkan pertumbuhan sel kanker pada trofoblastik

    (jaringan yang terbentuk segera setelah ovum dibuahi sperma dan berlanjut menjadi

    plasenta.)()

    Pada umumnya setiap kehamilan berakhir dengan lahirnya bayi yang

    sempurna. Tetapi dalam kenyataannya tidak selalu demikian. !eringkali

    perkembangan kehamilan mendapat gangguan yang dapat terjadi pada berbagai

    tahap. Tergantung pada tahap mana gangguan itu terjadi, maka hasil kehamilan dapat

    berupa keguguran, kehamilan ektopik, prematuritas, kematian janin dalam rahim atau

    kelainan kongenital. "esemuanya merupakan kegagalan fungsi reproduksi. Demikian

    pula dengan penyakit trofoblas, pada hakikatnya merupakan kegagalan reproduksi. Di

    sini kehamilan tidak berkembang dengan sempurna, melainkan berkembang menjadi

    keadaan patologik yang terjadi pada minggu#minggu pertama dari kehamilan, berupa

    degenerasi hidropik dari jonjot#jonjot korion, sehingga menyerupai gelembung yang

    disebut mola hidatidosa. Pada umumnya penderita mola hidatidosa akan menjadi baik

    kembali, tetapi diantaranya ada yang kemudian mengalami degenerasi keganasan

    berupa koriokarsinoma. $adi yang termasuk penyakit trofoblas itu adalah mola

    hidatidosa yang jinak dan koriokarsinoma yang ganas.

    "lasifikasi Penyakit Trofoblastik Gestasional menurut %&' berdasarkan

    histology, dibagi atas

    . *ola hidatidosa

    # "omplet

    # Parsial

    . nvasif *ola

    +

  • 7/24/2019 mola teori.Doc

    2/46

    . horiokarsinoma

    -. Tumor trofoblastik di plasenta

    -. esi trofoblastik, terdiri atas

    # Tumor plasenta yang besar

    # /odul atau plak di plasenta

    VI. esi trofoblastik yang tidak terdiferensiasi(+)

    !uatu keadaan di0urigai ke0enderungan PTG bila kadar 1#hG 2+333

    m45ml dalam durasi 2 6 bulan setelah kehamilan sebelumnya. 1aik itu kejadian

    abortus, atau partus spontan.(+)

    "lasifikasi klinis Penyakit Trofoblasti0 Gestasional dibagi , yaitu

    7. *ola hidatidosa+. *ola hidatidosa komplet5klasik

    . *ola hidatidosa parsial(8)

    1. Tumor Trofoblastik Gestasional

    +. /on metastatik

    . *etastatik, dibagi atas(8)

    a. 9esiko rendah

    b. 9esiko tinggi

    # Preterapi kadar 1#hG 2:3.333m45ml

    # Durasi 2 : bulan

    # *etastase otak atau hepar

    # "egagalan kemoterapi sebelumnya

    # !etelah persalinan(8)

    ;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;

    Prognosis baik Prognosis buruk

    "ehamilan terakhir < : bulan 2 : bulan1#hG < :3.333 2 :3.333

    "ehamilan sebelumnya mola term

    Terapi sebelumnya tidak ada gagal

    *etastase tidak ada, kadang paru otak, hati(:)

  • 7/24/2019 mola teori.Doc

    3/46

    %&' !'9/G !=!T>*

    ?aktor prognosis 3 + :

    +. 4sia < 8@ th 28@ th

    . "ehamilan sebelumnya mola aborsi term

    8. nterval

  • 7/24/2019 mola teori.Doc

    4/46

    Penyakit trofoblastik, pada hakekatnya merupakan kegagalan reproduksi.

    Pada penyakit ini kehamilan tidak berkembang menjadi janin yang sempurna,

    melainkan berkembang menjadi suatu keadaan yang patologis yang terjadi pada

    minggu#minggu pertama kehamilan, berupa degenerasi hidropik dari jonjot#jonjot

    korion, sehingga menyerupai gelembung yang disebut mola hidatidosa.

    Pada umumnya penderita mola hidatidosa akan menjadi baik kembali, tetapi

    ada di antaranya yang kemudian mengalami degenerasi keganasan berupa

    koriokarsinoma.(A)

    !ehingga wanita yang pernah menderita mola hidatidosa mempunyai

    ke0enderungan untuk berlanjut menjadi koriokarsinoma dibanding dengan wanita

    dengan kehamilan normal.(8)

    Penelitian lain melaporkan adanya hubungan yang lemah antara keguguran

    sebelumnya, inseminasi buatan dan donor, kebiasaan merokok yang lama dan

    penurunan asupan karotene dengan kejadian mola hidatidosa. 'ral kontrasepsi

    diketahui tidak berhubungan dengan kejadian mola hidatidosa.

    "arena tinggi angka kejadian mola hidatidosa di ndonesia, presentasi kasus

    ini akan men0oba untuk membahas lebih lanjut lagi tentang mola hidatidosa.

    :

  • 7/24/2019 mola teori.Doc

    5/46

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. SINONIM

    *ola hidatidosa adalah jonjot#jonjot korion yang tumbuh berganda

    berupa gelembung#gelembung ke0il yang mengandung banyak 0airan sehingga

    menyerupai buah anggur, atau mata ikan. 'leh karena itu mola hidatidosa disebut

    juga hamil anggur atau mata ikan. "elainan ini merupakan neoplasma troploblas

    yang jinak.

    B. DEFINISI

    *ola berasal dari bahasa atin yang berarti massa, sedangkan hidatidosa

    berasal dari kata hydatis (=unani) yang berarti tetesan air.

    "ehamilan mola (mola hidatidosa) ialah kehamilan yang berkembang

    tidak wajar yang ditandai se0ara histologis dengan abnormalitas dari villi koriales

    yang berupa proliferasi trofoblas dan edema struma villi. C $aringan trofoblast pada

    villus, kadang#kadang berproliferasi ringan kadang#kadang keras, dan mengeluarkan

    hormon yaitu hG dalam jumlah yang lebih besar daripada kehamilan biasa.

    Gambaran yang diberikan ialah sebagai segugusan buah anggur.

    C. ETIOLOGI

    Penyebab mola hidatidosa belum diketahui. ?aktor#faktor yang dapat

    menyebabkan mola hidatidosa, antara lain A

    +. ?aktor 'vum ovum memang sudah patologik sehingga mati, tetapi terlambat

    dikeluarkan

    . munoselektif dari trofoblas

    8. "eadaan sosioekonomi yang rendah

    @

  • 7/24/2019 mola teori.Doc

    6/46

    :. Paritas tinggi

    @. "ekurangan protein

    6. nfeksi virus dan faktor kromosom yang belum jelas

    %alaupun penyakit ini sudah dikenal sejak abad keenam, tetapi sampai

    sekarang belum diketahui dengan pasti penyebabnya. 1erbagai teori telah diajukan,

    misalnya teori infeksi, defisiensi Eat makanan, terutama protein tinggi. Teori yang

    paling 0o0ok dengan keadaan adalah teori dari 70osta !ison, yaitu defisiensi protein,

    karena kenyataan membuktikan bahwa penyakit ini lebih banyak ditemukan pada

    wanita dari golongan sosio ekonomi rendah. 7khir#akhir ini dianggap bahwa kelainan

    tersebut terjadi karena pembuahan sebuah sel telur dimana intinya telah hilang atau

    tidak aktif lagi oleh sebuah sel sperma yang mengandung 8B (haploid) kromosom,

    kemudian membelah menjadi :6BB, sehingga mola hidatidosa bersifat homoEigot,

    wanita dan androgenesis. "adang#kadang terjadi pembuahan oleh sperma, sehingga

    terjadi :6BB atau :6By.

    D. FAKTOR RESIKO

    %alaupun etiologi penyakit ini belum diketahui, telah lama diketahui bahwa

    penderita penyakit ini mempunyai faktor resiko tertentu. Telah diketahui bahwa

    penyakit ini banyak ditemukan pada golongan sosio ekonomi rendah, umur di bawah

    3 tahun dan di atas 8: tahun, dan dengan paritas tinggi. "arena adanya faktor resiko

    ini, maka walaupun etiologi belum diketahui, insiden penyakit ini dapat diturunkan

    dengan suatu upaya preventif berrupa pen0egahan kehamilan di bawah 3 tahun dan

    di atas 8: tahun dengan jumlah anak tidak lebih dari tiga, disamping usaha

    pemerintah untuk menaikkan tingkat hidup masyarakat akan pula menurunkan

    insiden.

    $uga disebutkan defisiensi lemak hewani dan karotene merupakan faktor resiko.

    !e0ara singkat dapat disimpulkan bahwa peran graviditas, paritas, faktor reproduksi

    lain, status estrogen, kontrasepsi oral dan faktor makanan dianggap sebagai faktor

    resiko walaupun masih belum jelas hubungannya.

    6

  • 7/24/2019 mola teori.Doc

    7/46

    E. PATOLOGI

    $onjot#jonjot korion tumbuh berganda dan mengandung 0airan

    merupakan kista#kista ke0il seperti anggur. 1iasanya di dalamnya tidak berisi embrio.

    !e0ara histopatologi kadang#kadang ditemukan jaringan mola pada plasenta dengan

    bayi normal. 1isa juga terjadi kehamilan ganda mola yaitu satu janin tumbuh dan

    yang satu lagi menjadi mola hidatidosa. Gelembung mola besarnya bervariasi, mulai

    dari yang ke0il sampai diameter lebih dari + 0m. *ola parsialis adalah bila dijumpai

    janin dan gelembung#gelembung mola. !e0ara mikroskopik terlihat trias

    +. Proliferasi dari trofoblast

    . Degenerasi hidrofik dari stroma villi

    8. &ilangnya pembuluh darah dan stoma

    !el#sel langhans tampak seperti polidral dengan inti terang dan adanya sel

    sinsisial giantik (syn0ytial giant 0els). Pada kasus mola banyak kita jumpai ovarium

    dengan kista lutein ganda berdiameter +3 0m atau lebih (#63F). "ista lutein akan

    berangsur#angsur menge0il dan kemudian hilang setelah mola hidatidosa sembuh.

    F. PATOGENESIS

    7da beberapa teori yang diajukan untuk menerangkan patogenesis

    penyakit ini.

    Pertama , teori missed abortion."ematian mudigah pada usia kehamilan

    8#@ minggu, saat di mana seharusnya sirkulasi fetomaternal sudah terbentuk,

    menyebabkan gangguan peredaran darah. !ekresi dari sel#sel yang mengalami

    hiperplasia dan menghasilkan substansi#substansi yang berasal dari sirkulasi darah

    ibu, diakumulasikan ke dalam stroma villi sehingga terjadi kista villi yang ke0il#ke0il.

    airan yang terdapat dalam kista tersebut adalah 0airan interstitial yang menyerupai

    0airan as0ites atau edema, tetapi kaya akan hG.

    A

  • 7/24/2019 mola teori.Doc

    8/46

    "edua, adalah teori neoplasma dari Park, yang mengatakan bahwa yang

    abnormal adalah sel#sel trofoblas, yang mempunyai fungsi yang abnormal pula,

    dimana terjadi resorpsi 0airan yang berlebihan ke dalam villi sehingga timbul

    gelembung. &al ini menyebabkan gangguan peredaran darah dan kematian mudigah.

    !ebagian dari villi berubah menjadi gelembung#gelembung berisi 0airan jernih.

    1iasanya tidak ada janin, hanya pada mola parsialis kadang#kadang ditemukan janin.

    Gelembung#gelembung ini sebesar butir ka0ang hijau sampai sebesar buah anggur.

    Gelembung ini dapat mengisi seluruh kavum uterus.

    Pada pemeriksaan kromosom didapat poliploidi dan hampir pada semua kasus mola

    susunan kromatin seksnya adalah wanita ( :6BB). !e0ara makroskopik, mola

    hidatidosa mudah dikenal yaitu berupa gelembung#gelembung putih, tembuspandang, berisi 0airan jernih, dengan ukuran bervariasi dari beberapa millimeter

    sampai satu atau dua sentimeter. !e0ara mikroskopis terlihat !e0ara makroskopis

    terlihat proliferasi dari trofoblas, degenerasi hidropik dari stroma villi, terhambat

    atau hilangnya pembuluh darahdan stroma.

    G. KLASIFIKASI(1)

    1erdasarkan ada tidaknya janin, maka mola hidatidosa diklasifikasikan

    sebagai

    +. *ola hidatidosa komplet

    . *ola hidatidosa parsial

    ad.+. *ola hidatidosa komplet ,

    7ngka kejadian mola hidatidosa komplet lebih sering daripada mola

    hidatidosa parsial. 9esiko untuk berkembang menjadi tumor trofoblas darimola

    hidatidosa komplit sekitar 3F. *ola hidatidosa komplet merupakan hasil konsepsi

    abnormal tanpa disertai embrio. Ditandai gambaran sekelompok buah anggur. -illi

    koriales berkembang menjadi masa vesikel yang jernih. -esikel tersebut tumbuh

    besar sampai mengisi seluruh kavum uterus.

    C

  • 7/24/2019 mola teori.Doc

    9/46

    -esikel tersebut terdiri dari berbagai ukuran dari yang hampir tidak terlihat

    sampai beberapa sentimeter diameternya. !truktur histologisnya berrsifat

    a. Degenerasi hidropik dan edema stroma villi

    b. Tidak adanya pembuluh darah pada villi yang edema0. Proliferasi dari epitel trofoblas menjadi berbagai tingkatan

    d. Tidak adanya fetus atau amnion

    !e0ara singkatnya dapat disebutkan perubahan histologis yang terlihat berupa

    a. Degenerasi hidropikdan edema stroma villi

    b. Tidak adanya pembuluh darah pada villi yang edema

    0. Proliferasi dari epitel trofoblast menjadi berbagai tingkatan

    D.Tidak adanya fetus atau amnion

    Pada kehamilan mola dilakukan penelitian sitogenik dan ditemukan komposisi

    kromosom yang paling sering adalah :6BB, dengan kromosom seluruhnya berasal dari

    ayah sehingga se0ara keseluruhan menggantikan kontribusi dari ibu. 1iasanya hal ini

    terjadi sebagai hasil dari fertilisasi telur yang kosong oleh satu spermatoEoa.

    *eskipun jarang, dapat juga dijumpai komposisi kromosom :6By. Dalam hal ini, dua

    spermatoEoa telah membuahi satu ovum yang mengalami kekurangan kromosom.

    7d.. *ola hidatidosa parsial,

    *erupakan suatu hasil konsepsi abnormal dengan disertai adanya embrio ataujanin yang 0enderung untuk mati lebih awal. &iperplasia trofoblastik yang terjadi,

    lebih bersifat fokal daripada generalisata, kariotipe se0ara khas lebih triploid, yaitu 6

    BBy atau 6 Byy, dengan satu komplemen haploid maternal tapi biasanya dengan dua

    komplemen haploid maternal. $anin se0ara khas menunjukkan stigmata triploid yang

    men0akup malformasi kongenital multipel dan retardasi pertumbuhan.

    *ola ini mengalami perubahan yang bersifat fokal dan kurang agresif

    pertumbuhannya dibanding dengan mola hidatidosa komplet. *ungkin dijumpai

    beberapa jaringan fetus, biasanya minimal ditemukan kantong amnion.&iperplasia trofoblastik bersifat fokal daripada umum. 7ngka kejadian

    koriokarsinoma pada mola hidatidosa parsial 0enderung lebih rendah. Dari 8333

    kasus mola hidatidosa parsial hanya kasus dilaporkan yang berlanjut menjadi

    koriokarsinoma.

  • 7/24/2019 mola teori.Doc

    10/46

    !truktur histologisnya bersifat

    +. 7bnormal villi.Terlihat 0ampuran dari sel villi besar dan ke0il jumlahnya tidak

    menentu. *eningkatnya inklusi pseudovilli. "emudian akan terlihat pembuluh

    darah angioma melingkari villi avaskular lainnya. stroma villi mempunyai

    struktur retikular, beberapa villi bersifat fibrotik.

    . Proliferasi trofoblastik berlebihan. ebih sedikit bila dibandingkan dengan mola

    hidatidosa komplit, biasanya fokal dan kadang#kadang tidak ada.

    8. Perubahan hidropik. 1ersifat fokal, membesar pada trimester kedua. Pada

    trimester pertama biasanya ke0il, ireguler dan mempunyai villi fibrotik. Pada

    mola yang telah lama terdapat sisterna yang besar, jarang terlihat pada aborsi

    hidropik.

    :. 7danya fetus atau bagian janin yang nekrotik atau sel merah bernukleus juga

    amnion.

    Tabel karaker!"!k #$la %!&a!&$"a be'k k$#le &a' ar"!al *

    N$. Ga#bara' M$la k$#le M$la ar"!al

    +. $aringan embrio atau janin tidak ada ada

    . Pembengkakan hidatidosa pada villi difus fokal

    8. &iperplasia trofoblastik difus fokal

    :. nklusi stroma tidak ada ada

    @. ekukan vilosa tidak ada ada

    6. "ariotipe Paternal :6BB (6F) Paternal H maternal

    :6By (:F) 6BBy

    A. /eoplasia trofoblastik 3 F @F (koriokarsinoma

    jarang)

    +3

  • 7/24/2019 mola teori.Doc

    11/46

    H. DIAGNOSIS(+,-,*)

    +. 7namnesis +,6,C,

    - terdapat gejala#gejala hamil muda yang kadang#kadang lebih nyata dari

    kehamilan biasa

    - terdapat perdarahan yang sedikit atau banyak, tidak teratur, warna tengguli

    tua atau ke0oklatan

    - pembesaran rahim yang tidak sesuai (lebih besar) bila dibandingkan dengan

    usia kehamilan seharusnya

    - keluar jaringan mola seperti buah anggur atau mata ikan (tidak selalu ada)

    yang merupakan diagnosa pasti

    . Gejala klinik

    a. Perdarahan

    Perdarahan uterus merupakan gejala mola hidatidosa yang paling umum

    ditemui. *ulai dari sekedar spotting hingga perdarahan masif. Gejala

    perdarahan biasanya terjadi antara bulan pertama sampai bulan ke tujuh

    dengan rata#rata minggu ke +#+:. Dapat dimulai sesaat sebelum aborsi atau

    lebih sering dapat mun0ul se0ara intermiten, sedikit#sedikit atau sekaligus

    banyak hingga menyebabkan syok atau kematian. !ebagai akibat dari

    perdarahan tersebut gejala anemia sering dijumpai terutama pada wanita

    malnutrisi. >fek dilusi dari hipervolemia terjadi pada wanita dengan mola

    yang lebih besar. 7nemia defisiensi ?e sering ditemukan, demikian pula

    halnya dengan kelainan eritropoiesis megaloblastik, diduga akibat asupan

    yang tidak men0ukupi karena adanya mual dan muntah disertai peningkatan

    kebutuhan asam folat karena 0epatnya proliferasi trofoblas. Perdarahan juga

    sering disertai pengeluaran jaringan mola. airan seperti jus prune, yang

    terdiri dari darah lama mungkin ditemukan. Darah yang keluar berwarna

    ke0oklatan.

    ++

  • 7/24/2019 mola teori.Doc

    12/46

    b. Pembesaran uterus

    Pertumbuhan ukuran uterus sering lebih besar dan lebih 0epat daripada

    kehamilan normal, hal ini ditemukan pada setengah dari semua pasien

    mola. 7da pula kasus#kasus yang uterusnya lebih ke0il atau sama besarnyadengan kehamilan normal, walaupun jaringannya belum dikeluarkan.

    Dalam hal ini perkembangan trofoblas tidak terlalu aktif sehingga perlu

    dipikirkan kemungkinan adanya dying mole. 4terus mungkin sulit untuk

    diidentifikasikan se0ara pasti dengan palpasi, terutama pada wanita

    nullipara. &al ini disebabkan karena konsistensinya yang lembut di bawah

    dinding perut yang kaku. Pembesaran uterus karena kista the0a lutein

    multiple akan membuat sulit perbedaaan dengan pembesaran uterus biasa.

    0. Tidak adanya aktifitas janin

    %alaupun pembesaran uterus men0apai bagian atas simfisis, tidak

    ditemukan adanya denyut jantung janin. *eskipun jarang, mungkin

    terdapat plasenta ganda dengan kehamilan mola komplet yang bertumbuh

    bersamaan, sementara plasenta yang satu dan janin terlihat normal. $uga

    walaupun jarang, mungkin terdapat mola inkomplet pada plasenta yang

    disertai janin hidup.

    d. >klamsia dan preeklamsia

    Preeklampsia pada kehamilan mola timbul pada trisemester ke . >klamsia

    atau preeklamsia pada kehamilan normal jarang terlihat sebelum usia

    kehamilan : minggu. 'leh karenanya preeklamsia yang terjadi sebelum

    waktunya harus di0urigai sebagai mola hidatidosa.

    e. &iperemesis

    *ual dan muntah yang signifikan dapat timbul sebagai salah satu gejala

    mola hidatidosa.

    f. Tirotoksikosis

    "adar tiroksin plasma pada wanita dengan kehamilan mola sering

    meningkat, namun gejala hipertiroid jarang mun0ul. *enurut urry

    insidennya +F, tetapi *artaadisoebrata menemukan angka lebih tinggi

    yaitu A,6F. Terjadinya tirotoksikosis pada mola hidatidosa berhubungan

    +

  • 7/24/2019 mola teori.Doc

    13/46

    erat dengan besarnya uterus. *akin besar uterus makin besar kemungkinan

    terjadinya tirotoksikosis. 'leh karena kasus mola dengan uterus besar

    masih banyak ditemukan, maka *artaadisoebrata menganjurkan agar pada

    tiap kasus mola hidatidosa di0ari tanda#tanda tirotoksikosis se0ara aktif.*ola yang disertai tirotoksikosis mempunyai prognosis yang lebih buruk,

    baik dari segi kematian maupun kemungkinan terjadinya keganasan.

    1iasanya penderita meninggal karena krisis tiroid. Peningkatan tiroksin

    plasma mungkin karena efek dari estrogen seperti yang dijumpai pada

    kehamilan normal. !erum bebas tiroksin yang meningkat sebagai akibat

    thyrotropin-like effect dari Chorionic Gonadotropin hormone. Terdapat

    korelasi antara kadar hG dan fungsi endogen tiroid tapi hanya kadar hG

    yang melebihi +33.333 iu5 yang bersifat tirotoksis.

    g. >mbolisasi

    !ejumlah trofoblas dengan atau tanpa stroma villi keluar dari uterus ke vena

    pada saat evakuasi. !ebetulnya pada setiap kehamilan selalu ada migrasi sel

    trofoblas ke peredaran darah kemudian ke paru tanpa memberikan gejala

    apapun. Tetapi pada kasus mola kadang#kadang sel trofoblas ini demikian

    banyak sehingga dapat menimbulkan emboli paru akut yang dapat

    menyebabkan kematian. $umlah dan volume akan menentukan gejala dan

    tanda dari emboli paru akut bahkan akibat yang fatal, walaupun kefatalan

    jarang terjadi. 1eberapa dokter melakukan induksi sebelum melakukan

    evakuasi mola yang ternyata meningkatkan resiko emboli trofoblas atau

    penyakit trofoblas persisten. !0hlaertf H 0o#workers (+CC) menemukan

    komplikasi pernafasan pada +@ F wanita dengan mola berukuran lebih

    besar dari kehamilan 3 minggu. Pada kasus#kasus ini kehamilan diakhiri

    dengan histerektomi atau induksi persalinan.

    h. *ola hidatidosa sering disertai dengan kista lutein, baik unilateral maupun

    bilateral. "ista lutein dapat menyebabkan pembesaran pada satu atau kedua

    ovarium dengan ukuran yang beragam, dari diameter mikroskopik sampai

    ukuran +3 0m atau lebih. &al ini terjadi pada @#63F penderita mola. "ista

    +8

  • 7/24/2019 mola teori.Doc

    14/46

    teka lutein multiple pada +@#83F penderita mola menyebabkan

    pembesaran satu atau kedua ovarium dan menjadi sumber rasa nyeri.

    9uptur, perdarahan atau infeksi mudah terjadi.

    "ista lutein ini diperkirakan terjadi akibat rangsangan elemen lutein yangberlebihan oleh hormon korionik#gonadotropin dalam jumlah besar yang

    disekresi oleh trofoblas yang berproliferasi dengan pemeriksaan klinis,

    insiden kista lutein I +3,F, tetapi bila menggunakan 4!G angkanya

    meningkat sampai @3F. "asus mola dengan kista lutein mempunyai resiko

    empat kali lebih besar untuk mendapat degenerasi keganasan di kemudian

    hari daripada kasus#kasus tanpa kista. nvolusi dari kista terjadi setelah

    beberapa minggu yang biasanya seiring dengan penurunan kadar 1#hG.

    Tindakan bedah hanya dilakukan bila ada ruptur dan perdarahan atau

    ovarium yang membesar tadi mengalami infeksi. umumnya ukuran kembali

    normal dalam + minggu.

    *ola hidatidosa komplet

    # Perdarahan pervaginam gejala umum dari mola komplet.

    $aringan mola terpisah dari desidua, menyebabkan perdarahan. 4terus

    mungkin membesar karena sejumlah besar darah dan 0airan gelap masuk

    ke dalam vagina. Gejala ini mun0ul pada AF kasus.

    # &iperemesis karena peningkatan se0ara ekstrem kadar hG

    # &ipertiroidisme kira#kira AF pasien mengalami takikardi, tremor dan

    kulit yang hangat.

    *ola hidatidosa parsial

    # Pasien dengan mola hidatidosa parsial tidak memiliki gejala yang sama

    dengan mola komplet. Pasien ini biasanya mempunyai gejala dan tanda

    seperti abortus inkomplet atau missed abortion.

    # Perdarahan pervaginam

    # 7danya denyut jantung janin

    8. Pemeriksaan fisik +,,A,

    Pada pemeriksaan fisik ditemukan

    nspeksi

    +:

  • 7/24/2019 mola teori.Doc

    15/46

    # *uka dan kadang#kadang badan kelihatan pu0at kekuning#kuningan yang

    disebut muka mola (mola fa0e)

    # "alau gelembung mola keluar dapat dilihat jelas

    Palpasi

    # 4terus membesar tidak sesuai dengan usianya, terasa lembek

    # Tidak teraba bagian#bagian janin dan balotemen dan juga gerak janin

    # 7danya fenomena harmonika darah dan gelembung mola keluar, dan

    fundus uteri turun, lalu naik lagi karena terkumpulnya darah baru

    7uskultasi

    # Tidak terdengar bunyi denyut jantung janin

    # Terdengar bising dan bunyi khas

    Pemeriksaan dalam

    # Pastikan besarnya rahim, rahim terasa lembek, tidak ada bagian#bagian

    janin, terdapat perdarahan dan jaringan dalam kanalis servikalis dan

    vagina, serta evakuasi keadaan serviks.

    :. Pemeriksaan Penunjang +,,A,

    7. Pemeriksaan laboratorium

    Pengukuran kadar #hG tidak lagi digunakan untuk menegakkan

    diagnosis mola karena sudah digantikan oleh 4!G. Pemeriksaan serial

    diperlukan untuk mendeteksi penyakit PTG yang persisten setelah

    pengeluaran mola.

    =ang harus diperhatikan di sini adalah hormon #hG, karena

    karakteristik yang terpenting dari penyakit ini adalah kemampuannya

    dalam memproduksi hormon #hG, sehingga jumlah hormon ini lebih

    meningkat bila dibandingkan dengan kehamilan normal pada usia

    kehamilan tersebut. &ormon ini dapat dideteksi di urin maupun dalamserum penderita. /amun pemeriksaan yang dilakukan pada serum

    terpengaruh oleh lebih sedikit variabel daripada yang di urin. Terdapat tiga

    jenis pemeriksaan #hG, yaitu

    +@

  • 7/24/2019 mola teori.Doc

    16/46

    # #hG kualitatif serum, yang dapat mendeteksi kadar hG 2 @ J +3

    m45ml

    # #hG kualitatif urin, yang dapat mendeteksi kadar hG 2 @#@3

    m45ml# #hG kuantitatif urin, yang dapat mendeteksi kadar hG 2 @# juta

    m45ml

    &asilnya harus dibandingkan dengan kadar #hG serum kehamilan

    normal pada usia kehamilan yang sama. 1ila kadar #hG kuantitatif

    2+33.333 m45 mengindikasikan pertumbuhan ukuran yang berlebihan

    dari trofoblastik dan meningkatkan ke0urigaan adanya kehamilan mola

    namun kadang#kadang kehamilan mola dapat memiliki nilai hG normal.

    1iasanya tes #hG normal setelah C minggu post evakuasi mola.

    1ila jauh lebih tinggi dari rentangan kadar normal pada tingkat kehamilan

    tersebut, suatu persangkaan diagnosa mola hidatidosa dibuat. "adar

    hormon #hG sangat tinggi dalam serum, +33 hari atau lebih setelah

    menstruasi terakhir. Pemantauan se0ara hati#hati dari kadar #hG,

    penting untuk diagnosis, penatalaksanaan dan tindak lanjut pada semua

    kasus penyakit trofoblastik. $umlah hormon #hG yang ditemukan pada

    serum atau urin berhubungan dengan jumlah sel#sel tumor yang ada.

    1. 4ltrasonografi

    Pada kehamilan mola, bentuk karakteristik yang ada berupa gambaranseperti Kbadai saljuK tanpa disertai kantong gestasi atau janin. Pemeriksaan

    4!G sebaiknya dilakukan pada setiap pasien yang pernah mengalami

    perdarahan pada trisemester awal kehamilan dan memiliki ukuran uterus

    yang lebih besar daripada usia kehamilannya.

    4!G dapat menjadi pemeriksaan yang spesifik untuk membedakan antara

    kehamilan normal dengan mola hidatidosa. /amun harus diingat bahwa

    beberapa struktur lainnya dapat memperlihatkan gambaran yang serupa

    dengan mola hidatidosa termasuk myoma uteri dengan kehamilan ini dan

    kehamilan janin 2 +. Pada kehamilan trimester gambaran mola hidatidosatidak spesifik sehingga seringkali sulit dibedakan dari kehamilan

    anembrionik, missed abortion, abortus in0omplitus atau mioma uteri. Pada

    kehamilan trimester gambaran mola hidatidosa umumnya lebih spesifik,

    kavum uteri berisi massa ekogenik ber0ampur bagian#bagian anekhoik

    +6

  • 7/24/2019 mola teori.Doc

    17/46

    vesikuler berdiameter antara @#+3 mm. Gambaran tersebut dapat

    dibayangkan seperti gambaran sarang tawon (honey 0omb) atau badai salju

    (snow storm).

    Pada 3#@3F kasus dijumpai adanya massa kistik multilokuler di daerah

    adneksa. *assa tersebut berasal dari kista teka lutein. "ista ini tidak dapat

    tidak dapat diketahui keberadaannya jika hanya dengan pemeriksaan

    palpasi bimanual. 4!G dapat mendeteksi adanya kita teka lutein oleh

    karena itu untuk mengetahui ada tidaknya kista teka lutein dipergunakan

    4!G.

    . ?oto rontgen

    Pada kehamilan 8#: bulan, tidak ditemukan adanya gambaran tulang#tulang

    janin. 'rgan#organ janin mulai dibentuk pada usia kehamilan C minggu dan

    selesai pada usia kehamilan + minggu. 'leh karena itu pada kehamilannormal seharusnya dapat terlihat gambaran tulang#tulang janin pada foto

    rontgen.

    D. 4ji sonde

    Dengan perasat &anifa %inkjosastro, kita masukkan sonde uterus. $ika

    sonde masuk ke dalam kavum uteri tanpa tahanan dan dapat diputar 863 o

    dengan deviasi sonde kurang dari +3o, berarti merupakan kehamilan mola.

    >. 7mniografi

    Dengan menggunakan bahan radioopague yang dimasukkan ke dalam

    uterus se0ara transabdominal, akan memberikan gambaran radiografik yangkhas untuk mola hidatidosa. "avum uterus ditembus dengan jarum

    amniosentesis. !untikan 3 ml hypague segera. Dibuat foto anteroposterior

    @#+3 menit kemudian. Pola sinar L yang terjadi seperti sarang tawon, yang

    ditimbulkan oleh bahan kontras yang mengelilingi gelombang#gelombang

    korion. 7mniografi ini sekarang sudah jarang digunakan lagi semenjak

    adanya 4!G yang lebih mudah.

    I. KRITERIA DIAGNOSTIK

    Pada beberapa kasus, vesikel hidatidosa yang berupa gambaran anggur

    dikeluarkan sebelum mola se0ara spontan abortus atau dikeluarkan dengan operasi.

    Pengeluaran se0ara spontan umum terjadi pada minggu ke#+6 dan jarang setelah C

    minggu. Penemuan klinik berupa perdarahan yang menetap dan pembesaran uterus

    lebih dari usia kehamilan harus di0urigai sebgai kehamilan mola. &arus juga

    dipikirkan apakah pembesaran uterus tersebut disebabkan oleh kesalahan data

    +A

  • 7/24/2019 mola teori.Doc

    18/46

    menstruasi, mioma uteri, hidramnion, atau kehamilan ganda. Penegakan diagnosis

    yang akurat ialah dengan pemeriksaan 4!G. 4mumnya struktur lain mungkin

    memiliki penampilan serupa dengan mola, termasuk diantaranya mioma uteri dan

    kehamilan ganda.

    !ebagai kesimpulan, kriteria diagnostik dari mola hidatidosa komplet

    sebagai berikut

    +. Perdarahan yang terus#menerus pada kehamilan kurang lebih + minggu

    yang biasanya bersifat masif dan berwarna ke0oklatan

    . Pembesaran uterus melebihi usia kehamilan

    8. Tidak adanya bagian janin dan denyut jantung janin walaupun uterus

    membesar setinggi pusat atau lebih.

    :. Gambaran 4!G yang khas badai salju

    @. "adar serum hG yang lebih tinggi daripada kadar umum berdasarkanmasa kehamilan

    6. Preeklamsi dan eklamsi yang mun0ul sebelum minggu ke#:

    A. &iperemesis gravidarum

    Diagnosa pasti ditegakkan bila kita melihat lahirnya gelembung#gelembung mola.

    Tetapi bila kita menunggu sampai gelembung mola keluar biasanya sudah terlambat,

    karena pengeluaran gelembung umumnya disertai perdarahan yang banyak dan

    keadaan umum pasien menurun. =ang baik ialah bila dapat mendiagnosis mola

    sebelum keluar gelembung.J. DIAGNOSA BANDING 1,+,,/,10

    # "ehamilan normal

    # "ehamilan dengan mioma uteri

    # &idramnion

    # Gemelli

    # 7bortus

    # "ehamilan ektopik terganggu

    K. KOMPLIKASI

    Perforasi uterus selama kuret hisap sering mun0ul karena uterus yang

    membesar. $ika hal ini terjadi prosedur penanganannya harus dalam

    bimbingan laparaskopi.

    +C

  • 7/24/2019 mola teori.Doc

    19/46

    Perdarahan sering pada evakuasi mola, karenanya oksitosin - harus

    diberikan sebelum prosedur dimulai. *ethergin atau &emabase dapat juga

    diberikan.

    Penyakit trofoblastik ganas terjadi pada 3 F kehamilan mola, karenanyapemeriksaan kuantitatif hG serial dilakukan selama + tahun post evakuasi

    sampai hasilnya negatif.

    D, karena jaringan mola melepaskan faktor yang bersifat fibrinolitik.

    !emua pasien harus diperiksa kemungkinan adanya koagulopati.

    >mboli trofoblastik dapat menyebabkan insufisiensi pernafasan akut. ?aktor

    resiko terbesar ialah pada ukuran uterus yang lebih besar dari yang diharapkan

    pada usia kehamilan +6 minggu. "ondisi ini dapat berakhir fatal.

    7nemia, karena perdarahan yang berulang#ulang

    Perdarahan dan syok. Penyebab perdarahan ini mungkin disebabkan oleh

    pelepasan jaringan mola tersebut dengan lapisan desidua, perforasi uterus oleh

    karena keganasan, atonia uteri atau perlukaan pada uterus karena evakuasi

    jaringan mola.

    nfeksi sekunder

    Perforasi, karena keganasan atau karena tindakan

    "eganasan, baik menjadi koriokarsinoma ataupun menjadi mola invasif

    L. PENATALAKSANAAN1,+,-,,*,2,,3,/,10

    Penatalaksanaan mola hidatidosa terdiri dari : tahap, yaitu

    +. Perbaikan keadaan umum

    =ang termasuk usaha ini misalnya transfusi darah pada anemia berat dan srok

    hipovolemik karena perdarahan. 7tau menghilangkan penyulit seperti

    preeklamsia dan tirotoksikosis. Preeklamsia diobati seperti pada kehamilan

    biasa, sedangkan untuk tirotoksikosis diobati sesuai protokol penyakit dalam,

    antara lain dengan inderal.

    . Pengeluaran jaringan mola

    1ila diagnosis telah ditegakkan, kehamilan mola harus segera diakhiri. 7dadua 0ara evakuasi, yaitu a) kuret hisap, b) histerektomi

    a. "uret hisap

    "uret hisap merupakan tindakan pilihan untuk mengevakuasi jaringan

    mola, dan sementara proses evakuasi berlangsung berikan infus +3 4

    +

  • 7/24/2019 mola teori.Doc

    20/46

    oksitosin dalam @33 ml /al atau 9 dengan ke0epatan :3#63

    tetes5menit. 'ksitosi diberikan untuk menimbulkan kontraksi uterus

    mengingat isinya akan dikeluarkan Tindakan ini dapat mengurangi

    perdarahan dari tempat implantasidan dengan terjadinya retraksi

    miometrium, dinding uterus akan menebal dan dengan demikian

    resiko perforasi dapat dikurangi C.1ila sudah terjadi abortus maka

    kanalis servikalis sudah terbuka. 1ila belum terjadi abortus, kanalis

    servikalis belum terbuka sehingga perlu dipasang laminaria atau

    servikalis dilator (setelah +3 jam baru terbuka #@ 0m). !etelah

    jaringan mola dikeluarkan se0ara aspirasi dan miometrium

    memperlihatkan kontraksi dan retraksi, biasanya dilakukan kuretase

    yang teliti dan hati#hati dengan menggunakan alat kuret yang tajam

    dan besar. $aringan yang diperoleh diberi label dan dikirim untuk

    pemeriksaan. "uretase kedua dilakukan apabila kehamilan seusia lebih

    dari 3 minggu, atau tidak diyakini bersih. "uret ke# dilakukan kira#

    kira +3#+: hari setelah kuret pertama. Pada waktu itu uterus sudah

    menge0il sehingga lebih besar kemungkinan bahwa kuret betul#betul

    menghasilkan uterus yang bersih.

    $ika terdapat mola hidatidosa yang besar (ukuran uterus 2+

    minggu, dan dievakuasi dengan kuret hisap, laparatomi harus

    dipersiapkan, atau mungkin diperlukan ligasi arteri hipogastrika

    bilateral bila terjadi perdarahan atau perforasi. !ebelum kuret

    sebaiknya disediakan persediaan darah untuk menjaga kemungkinan

    terjadi perdarahan masif selama kuretase berlangsung.b. &isterektomi

    !ebelum kuret hisap digunakan, histerektomi sering dipakai

    untuk pasien dengan ukuran uterus di luar +#+: minggu. /amun

    histerektomi tetap merupakan pilihan pada wanita yang telah 0ukup

    umur dan 0ukup mempunyai anak.

    7lasan untuk melakukan histerektomi ialah karena umur tua

    dan paritas tinggi karena hal tersebut merupakan predisposisi

    timbulnya keganasan. 1atasan yang dipakai ialah umur 8@ tahun

    dengan anak hidup tiga. Tidak jarang bahwa pada sediaan histerektomi

    bila dilakukan pemeriksaan histopatologi sudah tampak adanya tanda#

    tanda mola invasif.

    7da beberapa ahli yang menganjurkan agar pengeluaran

    jaringan dilakukan melalui histerektomi. Tetapi 0ara ini tidak begitu

    populer dan sudah ditinggalkan. %alau histerektomi tidak dapat

    3

  • 7/24/2019 mola teori.Doc

    21/46

    mengeliminasi sel#sel tumor trofoblastik, namun mampu untuk

    mengurangi kekambuhan penyakit ini.

    8. Terapi profilaksis dengan sitostatika

    Diberikan pada kasus mola dengan resiko tinggi akan terjadinya

    keganasan di bawah pengawasan dokter.8 *isalnya umur tua dan paritas

    tinggi yang menolak untuk dilakukan histerektomi, atau kasus dengan hasil

    histopatologi yang men0urigakan. 1iasanya diberikan *ethotreBate atau

    70tinomy0in D. Tidak semua ahli setuju dengan 0ara ini, dengan alasan

    jumlah kasus mola yang menjadi ganas tidak banyak dan sitostatika

    merupakan obat yang berbahaya. Goldstein berpendapat bahwa pemberian

    sitostatika profilaksis dapat menghindarkan keganasan metastasis, serta

    mengurangi terjadinya koriokarsinoma di uterus sebanyak 8 kali. "adar hG

    2+33.333 45 praevakuasi dianggap sebagai resiko tinggi untuk perubahanke arah keganasan, pertimbangan untuk memberikan *ethotreBate (*TL) 8#@

    mg5kg11 atau @ mg * dosis tunggal. *etastasis yang hanya ke paru dapat

    diobati dengan agen kemoterapi tunggal sedangkan metastasis lainnya

    memerlukan 8 agen kemoterapi.

    :. Pemeriksaan tindak lanjut (follow up)

    Tujuan utama follow up untuk mendeteksi adanya perubahan yang mengarah

    keganasan. *etode umum follow up adalah sebagai berikut

    # *en0egah kehamilan selama periode follow up, minimal + tahun# Pengukuran kadar serum 1#hG setiap minggu

    # *empertahankan terapi selama kadar serum menurun. Peningkatan atau

    pendataran kadar membutuhkan evaluasi dan terapi lanjut

    # $ika kadar normal (men0apai batas rendah dari pengukuran, dilakukan

    pengukuran setiap bulan sekali selama 6 bulan dan tiap bulan selama +

    tahun

    # ?ollow up dapat dihentikan dan kehamilan diijinkan + tahun kemudian

    !etiap periksa ulang penting diperhatikan A

    +. Gejala klinik keadaan umum, perdarahan, dan lain#lain. akukan pemeriksaan dalam dan pemeriksaan inspekulo tentang keadaan serviks,

    uterus 0epat bertambah ke0il atau tidak, dan lain#lain

    8. 9eaksi biologis atau imunologis air seni, kalau reaksi titer tetap (I) maka harus

    di0urigai adanya keganasan. "eganasan masih dapat timbul setelah 8 tahun pas0a

    +

  • 7/24/2019 mola teori.Doc

    22/46

    terkenanya mola hidatidosa. *enurut &arahap tumor timbul 8:,@F dalam 6

    minggu, 6,+F dalam + minggu, dan A,:F dalam : minggu serta A,F

    dalam + tahun setelah mola keluar.

    ama pengawasan berkisar antara satu atau dua tahun, mengingat

    kemungkinan terjadi keganasan setelah mola hidatidosa (3F). Gejala#gejala0horio0arsinoma yang harus diwaspadai setelah dilakukan kuretase mola perdarahan

    yang terus menerus,involusi rahim tidak terjadi, kadang#kadang malahan nampak

    metastasis di vagina berupa tumor#tumor yang biru ungu, rapuh dan mudah berdarah

    sebesar ka0ang 1ogor.+

    !elama pengawasan, se0ara berkala dilakukan ginekologis, kadar #hG dan

    radiology. ara yang paling peka saat ini adalah dengan pemeriksaan #hG yang

    menetap untuk beberapa lama. $ika masih meninggi, hal ini berarti masih ada sel#sel

    trofoblas yang aktif. ara yang umum dipakai sekarang ini adalah dengan

    radioimmunoassay terhadap #hG sub#unit. Pemeriksaan kadar #hG

    diselenggarakan setiap minggu sampai kadar menjadi negatif selama 8 minggu dan

    selanjutnya setiap bulan selama 6 bulan. *ungkin juga timbul metastasis di paru#

    paru yang menimbulkan batuk dan haemoptoe, oleh karena itu bila ada gejala#gejala

    yang men0urigakan harus dibuat foto rontgen paru.+

    M. PROGNOSIS

    4HO SCORING SISTEM *

    ?aktor Prognosis 3 + 8

    +. 4sia < 8 th 2 8 th

    . "ehamilan sebelumnya *ola 7borsi 7term8. nterval < : bl :#6 bl A#+ bln 2 + bln

    :. #hG < +333 < +3.333 < +33.333 2 +33.333

    @. 71' maternal#paternal 'B7, 7B' 1, 71

    6. 4kuran tumor terbesar 8#@ 2 @

    A. okasi metastase impa, ginjal GT, hati 'tak

    C. 7ngka metastase +#: :#C 2 C

    . "emoterapi terdahulu Tunggal *ultipel

    Total s0ore

    3#: resiko rendah

    @#A resiko sedang

    2 C resiko tinggi

    Data mortalitas berkurang se0ara drastis men0apai 3 dengan diagnose dini

    dan terapi yang adekuat. Dengan kehamilan mola yang lanjut, pasien 0enderung

  • 7/24/2019 mola teori.Doc

    23/46

    untuk menderita anemia dan perdarahan kronis. nfeksi dan sepsis pada kasus#kasus

    ini dapat menyebabkan tingkat morbiditas yang tinggi.

    >valuasi dini tidak menghilangkan kemungkinan berkembangnya tumor

    persisten. &ampir 3F mola komplet berlanjut menjadi tumor gestasional

    trofoblastik. urain and olleagues (+CA) melaporkan setelah evakuasi mola

    hidatidosa, C+F mengalami regresi spontan dan +F berlanjut menjadi tumor

    trofolastik gestasional.

    Pemantauan yang dilihat pada pasien mola hidatidosa yang telah

    menjalani evakuasi mengindikasikan bahwa tindakan ini bersifat kuratif pada lebih

    dari C3F pasien. *ola hidatidosa yang berulang terjadi pada 3,@ J ,6F, dengan

    resiko yang lebih besar untuk menjadi mola invasif atau koriokarsinoma. Terjadinya

    proses keganasan bisa berlangsung antara A hari sampai 8 tahun pas0a mola, tetapi

    yang paling banyak dalam 6 bulan pertama. "urang lebih +3#3F mola hidatidosa

    komplet menjadi metastastik koriokarsinoma yang potensial invasif.

    "ematian pada kasus mola disebabkan karena perdarahan, infeksi,

    preeklamsia, payah jantung, emboli paru atau tirotoksikosis. Di negara maju,

    kematian karena mola hampir tidak ada lagi, tetapi di negara berkembang masih

    0ukup tinggi, yaitu berkisar ,#@,AF.

    "apan pasien mola dianggap sehat kembaliM !ampai sekarang belum ada

    kesepakatan. urry mengatakan sehat bila kadar hG dua kali berturut#turut normal.

    7da pula yang mengatakan bila sudah melahirkan anak yang normal.

    8

  • 7/24/2019 mola teori.Doc

    24/46

    SKEMA MANAJEMEN PADA MOLA HIDATIDOSA (2)

    Dalam proses ekspulsi 4terus

    # sedatif # koreksi anemia (tranfusi darah)

    # infus # darah tetap di pertahankan

    # tranfusi darah menjelang pengeluaran

    per0epat evakuasi (pengeluaran)

    oByto0in drip

    I

    su0tion

    # pasien muda # umur 8@ tahun

    # ingin mempunyai anak

    "uretase

    (antara hari @#A)

    evakuasi &ysterektomi

    (selektif)

    -aginal 7bdominal

    &ysterotomy

    ervik baik 0ervik tak baik # 0ervi0 tidak baik

    # perdarahan

    'Byto0in drip dilatasi lambat

    I Pada 0ervik

    !u0tion evakuasi (laminaria)

    I kuretase se0epatnya

    su0tion evakuasi

    kuretase antara hari @#A

    :

  • 7/24/2019 mola teori.Doc

    25/46

    "ontrol rutin (kurang lebih untuk tahun)

    BAB III

    IKHTISAR KASUS

    I. IDENTITAS

    /ama /y " !

    $enis "elamin Perempuan

    4mur tahun

    Pendidikan Tamat !D

    Pekerjaan 9T

    7gama slam

    !uku5bangsa $awa5 ndonesia

    7lamat $l. Pahala, Ps. *inggu, $akarta !elatan

    Tgl. *asuk 9!? : *ei 33:

    /o. 9* @.6.6@

    IDENTITAS SUAMI

    /ama Tn. !

    4mur 8@ tahun

    Pendidikan !T* tamat

    Pekerjaan Pegawai swasta

    7gama slam

    !uku5bangsa $awa5 ndonesia

    7lamat $l. Pahala, Ps. *inggu, $akarta !elatan

    @

  • 7/24/2019 mola teori.Doc

    26/46

    II. ANAMNESIS

    A. Kel%a' Ua#a

    Pasien datang dengan keluhan sering mual muntah selama kehamilan.

    6

  • 7/24/2019 mola teori.Doc

    27/46

    B. R!5a6a Pe'6ak! Sekara'7

    Pasien mengaku hamil @ bulan &P&T +#+#338, dua hari yang lalu (Tgl

    #3@#3:) pasien kontrol ke bidan karena gerak janin belum dirasakan dan

    mual muntah selama kehamilan (lebih kurang @ B dalam sehari). Dikatakan

    nafsu makan menurun sehingga berat badan pasien turun @ "g. !elama

    kehamilan (@3 "g.# :@ "g.). "emudian pasien mendapat rujukan dari bidan

    setelah di 4!G dengan kesan !usp. *ola &idatidosa ke 9!?. 9iwayat

    perdarahan5 flek#flek disangkal, batuk berdarah juga disangkal

    C. R!5a6a Pe'6ak! Da%l

    Pasien menyangkal menderita penyakit darah tinggi, ken0ing manis,

    jantung, dan sesak nafas.

    D. R!5a6a Pe'6ak! Kelar7a

    (#)

    E. R!5a6a Me'"ra"!

    *enar0he +: tahun

    !iklus teratur (C hari)

    amanya A hari

    1anyaknya I softeB5hari

    Dismenore Tidak ada

    &P&T +#+#338

    F. R!5a6a Perka5!'a'

    *enikah + kali, dan dengan suami sekarang selama A tahun.

    G. R!5a6a Ke%a#!la', Kela%!ra'

    GP+73

    A

  • 7/24/2019 mola teori.Doc

    28/46

    "ehamilan pertama perempuan 833 gr, spontan, bidan tahun + .

    "ehamilan kedua sekarang

    H. R!5a6a Ke%a#!la' Saa !'!

    "eluhan mual H muntah berlebihan, perdarahan (#), nafsu makan berkurang,

    7/ di bidan tidak teratur.

    I. R!5a6a KB

    !untik, berhenti sejak kira +,@ tahun yang lalu.

    J. R!5a6a Pe'6ak! S!"e#!k

    &ipertensi (#), D* (#), batuk darah (#), penyakit jantung (#)

    K. R!5a6a Oera"!

    Tidak ada

    L. R!5a6a Keb!a"aa' D!r! Pr!ba&!

    7lkohol (#), rokok (#)

    III. PEMERIKSAAN FISIK(tanggal : *ei 33:)

    A. Sa" Ge'eral!"

    "eadaan umum Tampak sakit sedang

    "esadaran ompos mentis

    Tanda -ital TD +35C3 mm&g

    / C B5menit

    99 3 B5m

    ! 86,@8

    "epala normo0ephali, rambut hitam, tidak mudah di0abut.

    C

  • 7/24/2019 mola teori.Doc

    29/46

    *ata Pupil bulat isokor, konjungtiva tidak anemis,

    sklera tidak ikterik.

    T&T Dalam batas normal

    eher kelenjar tiroid tidak teraba membesar

    "elenjar getah bening tidak teraba membesar.

    Thoraks

    or !+#!normal reguler, murmur (#), gallop (#)

    Pulmo !uara nafas vesikuler, ron0hi #5#, wheeEing #5#.

    *amae !imetris, besar normal, retraksi putting (#),

    areola mamae tidak hiperpigmentasi.

    7bdomen lihat status Ginekologikus

    7nogenital lihat status Ginekologikus

    >kstremitas 7kral hangat, oedema tungkai #5#, refleB

    fisiologis I5I, deformitas (#)

    B. Sa" G!'ek$l$7!k"

    Ab&$#e'

    nspeksi *enbun0it sedikit

    Palpasi T?4 + jari bawah pusat, teraba balotement.

    7uskultasi Djj (#)

    A'$7e'!al

    nspeksi vulva dan uretra tenang, bekuan darah di vulva dan

    vagina (I)

  • 7/24/2019 mola teori.Doc

    30/46

    nspekulo portio livid, flur (#), fluBus (I), ostium tertutup.

    -T "orpus uteri sebesar telur angsa, massa adneksa (#),

    nyeri (#), ostium tertutup.

    III. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

    Tanggal : *ei 33:

    &G (I)

    &b +8, gr5dl

    &t 8 F

    eukosit ++.333 u5l

    Trombosit .333 u5l

    I9. PEMERIKSAAN PENUNJANG

    # &G kuantitatif

    # ?T:, T!&, T8

    # ?oto thoraB

    9I. RESUME

    Pasien dengan keluhan sering mual muntah selama kehamilan beserta rujukan

    dari bidan dengan suspe0t mola hidatidosa. *ual muntah lebih dari @ kali sehari

    sehingga pasien nafsu makan nya menurun. Terdapat penurunan 11 hingga @

    "g. selamg kehamilan.

    alu kemudian pasien memeriksakan diri kebidan, dilakukan 4!G dengan

    kesan !usp. *ola &idatidosa,lalu pasien dirujuk ke rumah sakit ?atmawati.

    Pada pemeriksaan fisik didapatkan

    83

  • 7/24/2019 mola teori.Doc

    31/46

    Sa" G!'ek$l$7!k"

    Ab&$#e'

    nspeksi *embun0it sedikit

    Palpasi T?4 + jari bawah pusat, teraba balotement.

    7uskultasi Djj (#)

    A'$7e'!al

    nspeksi vulva dan uretra tenang

    nspekulo portio livid, flour (#), fluBus (#), ostium tertutup.

    -T "orpus uteri sebesar telur angsa, massa adneksa (#),

    nyeri (#), ostium terutup.

    ab Tanggal : *ei 33:

    &G (I)

    &b +8, gr5dl&t 8 F

    eukosit ++.333 u5l

    Trombosit .333 u5l

    Gol. Darah '5I

    4reum5reatinin +@53,A

    !G'T5!GPT 8:5

    GD! C: mg5dl

    8+

  • 7/24/2019 mola teori.Doc

    32/46

    9I. DIAGNOSIS

    GP+7o&amil kira#kira @ minggu dengan &iperemesis Gravidarum e0.mola

    hidatidosa.

    9III.PROGNOSIS

    Dubia ad bonam

    I:. PENATALAKSANAAN

    # 'bservasi tanda#tanda vital.

    # ek N &G kuantitatif, ?T:, T8, T!&

    # 4!G feto maternal

    # "onsul PD dan jantung

    :I. FOLLO4 UP

    Tanggal 25 Mei 2004, pukul 08.00 WIB

    ! Perdarahan (#), mual muntah (I) 8 B semalam

    ' !tatus generalis TD +35C3 mm&g

    /adi +3CB5menit

    99 3B5menit

    ! 8C,+O

    *ata a #5# , ! #5#

    eher Tiroid tdk. membesar

    Thoraks $antung# paru dbn

    7bdomen /yeri tekan(#), /yeri lepas (#), defanse

    muskuler (#)

    >kstremitas akral hangat

    !tatus 'bstetrikus

    8

  • 7/24/2019 mola teori.Doc

    33/46

    nspeksi -54 tenang

    Palpasi T?4 + jari bwh. Pst., teraba balotment (I)

    nspekulo Portio livide, flour (#), fluBus (#)

    -T "orpus uteri sebesar telur angsa,

    massa adneksa (#), nyeri (#), ostium

    tertutup.

    Lab T7l + Me! +00;

    N &G +:@.3+ ( < ,@ m45m)

    ?T8 ,A:

    ?T: 3,C

    T!&s 3,6+ (3,8@ J :,:)

    USG Fe$ Maer'al T7l + Me! +00

    "esan *ola &idatidosa

    7 G P+ hamil @ mg. dengan &iperemesis Gravidarum e0.*ola

    &idatidosa.

    Takikardia e0. !usp. Tirotoksikosis

    DD dehidrasi

    P &idran 0ukup

    Parasetamol 8 B @33 mg bila suhu 28CO

    7mpi0illin suba0tan B 8A@ mg.

    1ila &ipertiroidisme (I)konsul PD

    "onsul PD. H $antung

    Ta'77al +2 Me! +00, kl 0/.00

    K$'"l Kar&!$l$7! &!

  • 7/24/2019 mola teori.Doc

    34/46

    8. Tidak ada kontra indikasi tindakan

    K$'"l IPD. &!

  • 7/24/2019 mola teori.Doc

    35/46

    !edia darah tranfusi waktu kuret

    9en0anakan kuretase tgl A#3@#3:

    "onsul 7nastesi

    Ta'77al +2 Me! +00

    Ja# 13.00

    D!k!r!# &ar! ra'7a' r$. Pe#a"a'7a' la#!'ar!a

    ! mules (#), perdarahan (#)

    ' !tatus generalis

    TD +35A33 mm&g

    /adi CCB5menit99 3B5menit

    *ata a #5# , ! #5#

    Thoraks $antung# paru dbn

    7bdomen /yeri tekan(#), /yeri lepas (#), defanse

    muskuler (#)

    >kstremitas akral hangat

    !tatus 'bstetrikus

    nspeksi -5u tenang

    Palpasi T?4 + jari bwh pst

    nspekulo Portio livide, flour (#), fluBus (#)

    -T "orpus uteri sebesar telur angsa,

    massa adneksa (#), nyeri (#), ostium

    tertutup.

    7 G P+ haml @ mg dengan *ola hidatidosa

    P Pasang laminaria

    8@

  • 7/24/2019 mola teori.Doc

    36/46

    + Me! +00-

    Pkl 03.00

    K$'"l A'a"e"! &!

  • 7/24/2019 mola teori.Doc

    37/46

    Pkl 1+.-0 = 1+.*

    Dilakukan tindakan kuretage

    LAPORAN OPERASI

    Pasien terlentang di atas meja operasi dalam anestesi umum

    7 dan anti sepsis genitelia eBterna

    "andung kemih di kosongkan

    Dipasang spekulum !ims atas dan bawah, portio ditampakkanPortio dijepit dengan Tenakulum pada jam +.33, dilakukan sondase antefleksi +0m.

    Dengan sendok kuret dikeluarkan jaringan seperti plasenta dan mola I +33 00P7.

    (dalam drip oBito0in 3 iu.)

    !etelah diyakini 0avum uteri kosong dan tidak ada perdarahan tindakan dihentikan,

    portio di0u0i dengan betadine

    nstruksi post operasi 0ek perdarahan, tanda#tanda vital

    1ila &1 kurang dari C gr5dl berikan transfusi

    Terapi 'ksitosin 3 unit5@33 00 dalam 9, jika perdarahan (#) + kolf

    boleh di aff.

    7mpi0ilin @33 mg 8 B +

    *etergin 8 B + tab

    Tgl C *ei 33:

    Pkl 0.-0 4IB

    ! "eluhan tidak ada, perdarahan (#), 171 (I), 17" (I)

    Tanda -ital

    TD ++35A3 mm&g / AC B5m ! 86,@3

    !t. generalis dbn.

    7bd. /yeri tekan daerah supra pubis

    8A

  • 7/24/2019 mola teori.Doc

    38/46

    7 Post uretage ai. *ola &idatidosa

    P 9th5 7mpi0ilin @33 mg. 8 B + /o. L-

    *etergin 8B+ tab. /o. L

    9ed5 menjelaskan pB. rutin minggu lagi dengan membawa hasil P7 dan

    N &G "uantitatif untuk mewaspadai adanya keganasan dan karena

    keinginan untuk mempunyai anak lagi 0ukup besar, hasil pB dan kontrol nanti

    menentukan untuk kehamilan berikutnya.

    8C

  • 7/24/2019 mola teori.Doc

    39/46

    BAB I9

    ANALISA KASUS

    Dari hasil anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang

    dilakukan, pada pasien ini, diagnosa mola hidatidosa dapat ditegakkan karena

    ditemukan hal#hal berikut ini

    +. 7menorrhoe selama @ bulan dan dinyatakan hamil oleh bidan

    . &iperemesis gravidarum mual dan muntah berlebih selama kehamilan

    8. 7danya faktor predisposisi yang menyokong, yaitu rendahnya sosio

    ekonomi.

    :. Pada pemeriksaan 4!G tampak gambaran !now !torm dengan kesan

    *ola &idatidosa .

    @. Pada pemeriksaan ab. N&G "uantitatif didapatkan kadar yang melebihi

    dari +33.333 m45 yang mengindikasikan pertumbuhan ukuran yang

    berlebihan dari trofoblastik dan meningkatkan ke0urigaan adanya

    kehamilan *ola

    Penanganan yang telah diberikan, yaitu, telah dilakukan kuretase hisap pada pasien

    ini. Dan dikeluarkan jaringan yang kemudian dikirim ke bagian patologi anatomi

    untuk dilakukan pemeriksaan selanjutnya.

    Pasien ini dianjurkan untuk memeriksakan kadar 1#hGnya di

    laboratorium swasta dan se0ara rutin kontrol ke poliklinik Ginekologi 9! ?atmawati.

    8

  • 7/24/2019 mola teori.Doc

    40/46

    BAB 9

    KESIMPULAN

    Penyebab mola hidatidosa tidak diketahui se0ara pasti sehingga tidak

    dapat diketahui usaha pen0egahan yang harus dilakukan, oleh karena itu sangatlah

    penting untuk dapat mendeteksi dan menangani kasus ini sedini mungkin terutama

    karena ke0enderungannya menjadi ganas.

    Perdarahan yang terjadi selama kehamilan muda (walaupun tanpa

    pembesaran uterus yang tidak sesuai dengan umur kehamilan) harus di0urigai

    terhadap kemungkinan adanya penyakit mola hidatidosa. %alau tidak tertutup

    kemungkinan adanya kehamilan ganda, kesalahan &P&T, hidramnion, 7bortus

    imminen, dll. Demikian juga adanya gejala#gejala preeklamsia dan eklamsi dini pada

    kehamilan yang lebih muda harus diwaspadai adanya mola hidatidosa.Diagnosa ditegakkan melalui anamnesa, pemeriksaan fisik dan

    pemeriksaan penunjang. Diagnosa pasti ditegakkan bila adanya gelembung#

    gelembung mola atau jaringan mola yang keluar. 1ila masih terdapat keraguan dalam

    penegakkan diagnosa, 0ara yang sangat membantu yaitu pemeriksaan 4!G yang akan

    memberikan gambaran badai salju. Pengukuran kadar 1#hG se0ara serial digunakan

    dalam mendeteksi penyakit trofoblas ganas yang terjadi setelah evakuasi jaringan

    mola.

    Penangan yang 0epat dan tepat dibutuhkan karena biasanya pasien datang

    setelah terjadinya perdarahan. !elain itu informed 0onsent pada pasien dan keluarga

    pasien juga perlu diperhatikan dalam prosedur tindakan medis.

    :3

  • 7/24/2019 mola teori.Doc

    41/46

    Disarankan kepada penderita untuk kontrol se0ara teratur dan

    memeriksakan kadar 1#hGnya se0ara teratur untuk mengevaluasi adanya

    kemungkinan keganasan.

    :+

  • 7/24/2019 mola teori.Doc

    42/46

    DAFTAR PUSAKA

    +. unningham ?G, Gant /?, eveno "$, et al. Gestational Trophoblasti0 Disease

    %illiams 'bstetri0s.+th ed. onneti0ut, 7ppleton H ange, 33+ C8@#C:8.

    . 1agian 'bstetri Ginekologi ?" 4/P7D. *ola &idatidosa 'bstetri Patologi

    +C8 8C#:.

    8. "onar &iralal Gestational Trophoblasti0 Diseases (GD) D.. Dutta : th ed /ew

    entral book 7gen0y al0uta, +C 36#+@

    :. 9ustam *u0htar. Penyakit Trofoblas !inopsis 'bstetri. >disi , $ilid +. Penerbit

    buku "edokteran. >G. &al. 8C#:8.@. !haw 9, !outter P, !tanton !, et al. Trophoblasti0 disease Gynae0ology. ondon,

    hur0hill ivingstone, + @@A#@66.

    6. %inkjosastro &. *ola &idatidosa lmu "ebidanan. >disi ke#8. $akarta. =ayasan

    1ina Pustaka !arwono Prawirohardjo + &al +:, 88# 8:C.

    A. %inkjosastro &. *ola &idatidosa lmu "ebidanan. >disi ke#8. $akarta. =ayasan

    1ina Pustaka !arwono Prawirohardjo + &al. 6#6:

    :

    iii

  • 7/24/2019 mola teori.Doc

    43/46

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kepada ALLAH S4T.karena atas berkat

    dan rahmat#/ya maka tugas pembuatan presentasi kasus yang berjudul >M$la

    H!&a!&$"a? dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.

    Pembuatan presentasi kasus ini merupakan salah satu tugas wajib yang harus

    dikerjakan dalam rangka kepaniteraan di bagian "andungan dan "ebidanan di

    9umah !akit 4mum Pusat ?atmawati, periode +3 *ei 33: s5d +A $uli 33:.

    Pada kesempatan ini penulis mengu0apkan terima kasih yang sebesar#

    besarnya kepada Dr. H. A7" Srr, S.OG atas waktu yang beliau berikan dalam

    membimbing dan mengarahkan penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

    presentasi kasus ini.

    Penulis menyadari bahwa presentasi kasus ini masih banyak kekurangannya,

    oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk

    kesempurnaan referat ini. 1esar harapan penulis, agar kiranya penyajian presentasi

    kasus ini dapat bermanfaat bagi para pemba0anya.

    $akarta, +: $uni 33:

    Penulis

    :8i

  • 7/24/2019 mola teori.Doc

    44/46

    DAFTAR ISI

    &alaman

    "7T7 P>/G7/T79QQQQQQQQQQQQQQQQQQ. i

    D7?T79 !QQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQ ii

    171 P>/D7&447/QQQQQQQQQQQQQQ.. +

    171 T/$747/ P4!T7"7QQQQQQQQQQQQ. 8

    7. !inomim QQQQQQQQQQQQQ.. 8

    1. DefinisiQQQQQQQQQQQQQQ 8

    . >tiologiQQQQQQQQQQQQQQ 8 D. ?aktor resikoQQQQQQQQQQQQ :

    >. Patologi QQQQQQQQQQQQQQ @

    ?. PatogenesisQQQQQQQQQQQQ.. @

    G. "lasifikasiQQQQQQQQQQQQQ 6

    G.+ *ola hidatidosa kompletQQQQQ.. 6

    G.. *ola hidatidosa parsialQQQQQQ 6

    &. DiagnosisQQQQQQQQQQQQQQ

    . "riteria DiagnostikQQQQQQQQQQ +@

    $. Diagnosa 1anding QQQQQQQQQ. +6

    ". "omplikasiQQQQQQQQQQQQQ. +6

    . PenatalaksanaanQQQQQQQQQQQ.. +A

    *. PrognosisQQQQQQQQQQQQQQ. 3

    171 7P'97/ "7!4!QQQQQQQQQQQQQQ.. @

    171 - 7/7!7 "7!4!............................................QQQQ 86

    171 - ">!*P47/ D7/ !797/..........................QQQQ 8A

    D7?T79 P4!T7"7..............................................................QQQQ iii

    ::ii

  • 7/24/2019 mola teori.Doc

    45/46

    REFERAT

    PEMBIMBING :

    Dr. Abdul Samad, SpOG

    Dibuat oleh:

    Kolanda Maria Septauli030.05.132

    :@

    KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGANRUMA !AKIT UMUM PU!AT "ATMA#ATI

    PERI$DE 10 MEI% 1& 'ULI 200(

    "AKULTA! KED$KTERANUNI)ER!ITA! TRI!AKTI'AKARTA

  • 7/24/2019 mola teori.Doc

    46/46

    DAFTAR ISI

    &alaman

    "7T7 P>/G7/T79QQQQQQQQQQQQQQQQQQ. i

    D7?T79 !QQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQ ii

    171 P>/D7&447/QQQQQQQQQQQQQQ.. +

    171 T/$747/ P4!T7"7QQQQQQQQQQQQ.

    7. DefinisiQQQQQQQQQQQQQQ

    1. >pidemiologi......................................... . "lasifikasiQQQQQQQQQQQQQ 8

    D. >tiologiQQQQQQQQQQQQ......

    >. ?aktor 9esikoQQQQQQQQQQQ.. +3

    ?. PatologiQQQQQQQQQQQQQ.... +3

    G. Patogenesis............................................ +

    &. DiagnosisQQQQQQQQQQQQQQ +8

    . "riteria DiagnostikQQQQQQQQQQ +

    $. Diagnosa 1anding QQQQQQQQQ. 3

    ". "omplikasiQQQQQQQQQQQQQ. 3

    . PenatalaksanaanQQQQQQQQQQQ..

    *. PrognosisQQQQQQQQQQQQQQ. 6

    171 7P'97/ "7!4!QQQQQQQQQQQQQQ.. C

    171 - ">!*P47/..............................................QQQQ 8:

    D7?T79 P4!T7"7..............................................................QQQQ 8@