MODEL PENGEMBANGAN PRIBADI BAGI SANTRI YANG ...

21
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN PRIBADI SOSIAL REMAJA DI PESANTREN Oleh A.Ariyadi Warsito Prodi Bimbingan dan Konseling FIP UNY Abstrak Pesantren yang ada di beberapa daerah kebanyakan pada usia-usia remaja, dimana pada usia ini mereka mengalami gejolak emosi dan krisis identitas, sehingga sangat membutuhkan arahan dan bimbingan. Dalam permasalahan tersebut nampaknya dibutuhkan pembimbing yang mempunyai peran besar dalam memberikan layanan keterampilan pribadi sosial untuk membantu mengembangkan potensi pribadinya.Hal ini diperlukan agar para remaja (santri) di pondok dapat terbentuk ke arah yang positif sehingga dalam perkembangan selanjutnya dapat menyesuaikan diri serta dapat meningkat potensi. Pelatihan ini ditujukan pada remaja dengan tujuan : 1) memfasilitasi para remaja untuk menguasai beberapa keterampilan pengembangan pribadi sosial, 2) mendorong para remaja agar mampu membentuk, memfasilitasi dan mendampingi para remaja dalam menjalankan peran- peran mereka, 3) ada kemampuan dari santri untuk saling membentuk, memfasilitasi dan kemampuan saling mendampingi para santri agar berjalan sesuai dengan peran-peran mereka sebagai santri. Metode yang digunakan : 1) curah pendapat, diskusi, cermah, dan pelatihan 1

Transcript of MODEL PENGEMBANGAN PRIBADI BAGI SANTRI YANG ...

Page 1: MODEL PENGEMBANGAN PRIBADI BAGI SANTRI YANG ...

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN PRIBADI SOSIAL REMAJA DI

PESANTREN

Oleh

A.Ariyadi Warsito

Prodi Bimbingan dan Konseling FIP UNY

Abstrak

Pesantren yang ada di beberapa daerah kebanyakan pada usia-usia remaja,

dimana pada usia ini mereka mengalami gejolak emosi dan krisis identitas, sehingga

sangat membutuhkan arahan dan bimbingan. Dalam permasalahan tersebut

nampaknya dibutuhkan pembimbing yang mempunyai peran besar dalam memberikan

layanan keterampilan pribadi sosial untuk membantu mengembangkan potensi

pribadinya.Hal ini diperlukan agar para remaja (santri) di pondok dapat terbentuk ke

arah yang positif sehingga dalam perkembangan selanjutnya dapat menyesuaikan diri

serta dapat meningkat potensi.

Pelatihan ini ditujukan pada remaja dengan tujuan : 1) memfasilitasi para

remaja untuk menguasai beberapa keterampilan pengembangan pribadi sosial, 2)

mendorong para remaja agar mampu membentuk, memfasilitasi dan mendampingi

para remaja dalam menjalankan peran-peran mereka, 3) ada kemampuan dari santri

untuk saling membentuk, memfasilitasi dan kemampuan saling mendampingi para

santri agar berjalan sesuai dengan peran-peran mereka sebagai santri.

Metode yang digunakan : 1) curah pendapat, diskusi, cermah, dan pelatihan

Kata kunci : Keterampilan pribadi sosial, remaja

Pendahuluan

A. Analisis Situasi

Pesantren sebagai salah satu bentuk sistem pendidikan Islam yang ada di

Indonesia, merupakan lembaga pendidikan Islam yang berfungsi sebagai lembaga

sosial serta memiliki program pendidikan yang disusun secara mandiri. Tujuan

pendidikan tetap mengacu pada Sistem Pendidikan Nasional yang menekankan pada 1

Page 2: MODEL PENGEMBANGAN PRIBADI BAGI SANTRI YANG ...

upaya pengintegrasian keilmuan dan keterampilan baik agama ataupun umum.

Kualifikasi lulusan pesantren pun diharapkan mampu menguasai pengetahuan,

khususnya tentang ajaran agama Islam yang diperlukan untuk melanjutkan studi pada

jenjang pendidikan yang lebih tinggi, mengembangkan diri sejalan dengan

perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, serta menjadi anggota

masyarakat yang mampu mewujudkan hubungan timbal balik yang harmonis. Sistem

pendidikan yang ada di pesantren mengharuskan para siswanya untuk sekaligus

sebagai penghuni asrama yang ada. Model pembelajaran yang dipakai mempunyai

perbedaan dengan lembaga pendidikan umum yang merupakan ciri khas di pesantren,

misalnya saja pada pagi hari siswa atau santri mendapat pengajaran umum, sorenya

mereka mendapat pengajaran agama. Kondisi semacam ini menyebabkan hubungan

antar teman sangat dekat bahkan dapat dikatakan sangat akrab.

Kedekatan antar teman ini sesungguhnya memberikan pengalaman pribadi dan

sosial yang makin luas, peningkatan kemampuan berfikir, kemampuan penyesuaian

diri baik sosial ataupun fisik, dan untuk saling tolong menolong. Pola-pola hubungan

pergaulan sangat nampak dalam situasi pesantren sebab rata-rata santri adalah pada

usia remaja.Bagi yang sudah menginjak bangku kuliah akan diberi kebebasan keluar

dari pondok pesantren, hal terkait dengan kegiatan di Perguruan Tinggi yang sudah

sangat kompleks.

Penghuni pesantren yang kebanyakan usia remaja ini merupakan usia yang

baru mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan yang relatif sangat cepat. Pada

usia remaja ini ketertarikan dan komitmen serta ikatan terhadap teman sebaya menjadi

sangat kuat. Hal ini karena remaja merasa bahwa orang dewasa tidak dapat

memahami mereka. Keadaan ini sering menjadikan remaja sebagai suatu kelompok

yang ekslusif karena hanya sesama merekalah dapat saling memahami. Sebagaian

remaja lebih sering membicarakan masalah-masalah yang serius dengan teman sebaya

dibanding dengan orang tua atau guru pengasuh mereka di pondok. Persoalan yang

perlu diwaspadai adalah kondisi perkembangan mereka. Pola pikir yang terkadang

radikal, emosi yang belum stabil, rasa ingin tahu yang kuat, agresif, cenderung

menantang dengan aturan-aturan pesantren, kadang-kadang menyebabkan ” etik

pelayanan bimbingan dan konseling ” diabaikan. Hal ini terutama diantara remaja

( yang sebelumnya akur dan akrab ) tiba-tiba karena sesuatu persoalan tertentu

menjadi renggang dan berkonflik. Prinsip confidential yang sepakat dijunjung tinggi 2

Page 3: MODEL PENGEMBANGAN PRIBADI BAGI SANTRI YANG ...

terpaksa ditumbangkan dengan menceritakan rahasia kepada orang lain. Akhirnya

masalah-masalah pengembangan pribadi yang seharusnya terbentuk dipesantren

hancur begitu pula dengan persoalan-persoalan sosial antara mereka.Disinilah

kemudian terjadi penyimpangan-penyimpangan seperti perkelahian, gap,

kecemburuan, pencurian, dan kenakalan-kenakalan yang lain. Bahkan banyak diantara

mereka yang kemudian keluar dari lingkungan pesantren.

Tugas pesantren tidak semata-mata membuat anak menjadi pandai, tetapi juga

untuk mengembangkan seluruh unsur pribadi sosial santri-santrinya, berkembang

potensinya, bakat minatnya yang memungkinkan mereka menjadi manusia-manusia

yang berkembang dengan baik, bahagia dan bertanggung jawab sebagai anggota

masyarakat. Memperhatikan beberapa fenomena remaja seperti itu, maka dipandang

perlu kepada para santri diberikan pelatihan pengembangan keterampilan pribadi

sosial, yang pada gilirannya akan dapat memfasilitasi mereka untuk dapat saling

membantu dalam mencapai tujuan pendidikan, dan menghadapi berbagai problem

hidup yang dialami selama masa remaja di pesantren.

B. Tujuan Kegiatan

Memberikan pemahaman kepada para remaja tentang konsep pengembangan

keterampilan pribadi sosial

a. Memfasilitasi para remaja untuk menguasai beberapa keterampilan

pengembangan pribadi sosial

b. Mendorong para remaja agar mampu membentuk, memfasilitasi dan

mendampingi para remaja dalam menjalankan peran-peran mereka.

c. Ada kemampuan dari santri untuk saling membentuk, memfasilitasi dan

kemampuan saling mendampingi para santri agar berjalan sesuai dengan

peran-peran mereka sebagai santri.

3

Page 4: MODEL PENGEMBANGAN PRIBADI BAGI SANTRI YANG ...

C. Manfaat Kegiatan

Pemahaman tentang pada remakja tntang konsep pengembangan keterampilan pribadi

sosial

a. Pemahaman terhadap perilaku remaja sesuai dengan perkembangan psikologis

mereka beserta kemungkinan-kemungkinan problem-problem pribadi sosial.

b. Pemahaman tentang beberapa keterampilan pengembangan pribadi sosial bagi

remaja

B. Tinjauan Pustaka

1. Hakikat Keterampilan Pribadi Sosial

Hubungan intrapersonal dan interpersonal merupakan dua variabel yang tidak

dapat dipisahkan dalam perilaku individu, bahkan memiliki kedudukan yang sangat

penting bagi kesuksesan hidup individu.

Dewasa ini kedua variabel tersebut direpresentasikan oleh suatu konsep yang

sangat popular, yaitu Emotional Intelligence (Coleman, 1996), yang menyatakan

bahwa emotional intelligence is the single most important factor for personal

adjustment, success in relationship, and in job performance. Dengan demikian

intelegensi emosional, tidak hanya menyangkut persoalan yang terkait dengan aspek

intrapersonal (pribadi) melainkan juga aspek interpersonal (sosial). Keduanya saling

bersinggungan secara fungsional dalam wujud perilaku individu sehari-hari.

Walaupun sebenarnya secara konseptual dan konstruk keduanya tidak sepenuhnya

sama.

Tugas-tugas perkembangan pribadi sosial yang ingin dicapai melalui proses

bantuan bimbingan dan konseling antara lain: (1) Memiliki kesadaran diri (2)

Mengembangkan sikap positif (3) Membuat pilihan secara sehat (4) Menghargai

orang lain (5) Memiliki rasa tanggung jawab (6) Mengembangkan keterampilan

hubungan interpersonal (7) Menyelesaikan konflik.

Upaya bimbingan konseling pribadi sosial yang dilakukan adalah memberikan

bantuan kepada individu untuk mengembangkan dirinya melalui pemahaman dan

pengembangan seluruh potensi diri serta keterampilan-keterampilan pribadi sosial

yang dimiliki, sehingga individu memperoleh keselarasan dalam menjalani hidup baik

dalam dimensi pribadi (intrapersonal) maupun antar pribadi (interpersonal).

4

Page 5: MODEL PENGEMBANGAN PRIBADI BAGI SANTRI YANG ...

Pada hakekatnya keterampilan pribadi sosial banyak dirumuskan secara

berbeda, intrapersonal dan interpersonal (Gardner, 1993), self-knowledge dan

interpersonal skills (Gysbers, 1975), dan atau personal and social skills (Myrick,

1993). Ketiga rumusan tersebut pada hakekatnya memiliki maksud dan pengertian

yang relatif sama, yaitu menggambarkan antara keterampilan pribadi yang terkait

dengan orang lain atau lingkungannya yang didasari dengan adanya komitmen

transcendetal, yaitu dengan pencipta-NYA. Kedua relasi intra dan inter pribadi

merupakan suatu kesatuan yang secara fungsional sulit dipisahkan, sehingga kedua

kecakapan dipandang lebih fungsional dan bermakna, manakala disatukan.

2. Definisi Keterampilan Pribadi Sosial

Secara konseptual yang dimaksud dengan ketrampilan adalah merujuk kepada

lingkup kemampuan melakukan suatu kegiatan atau sebagai pengetahuan dan urutan

pilihan yang diperlukan dalam melakukan suatu kegiatan. Esensinya adalah

kecakapan membuat dan melaksanakan urutan pilihan dalam upaya mencapai tujuan.

Apabila dipandang secara operasional ketrampilan adalah pandangan atau pemikiran

seseorang dalam hal pemilikan kekuatan atau kelemahan ketrampilan atau

gabungannya. Kriteria baik tidaknya pilihan tersebut terletak pada memperkuat atau

tidaknya pilihan tersebut pada kehidupan psikologis.

Bimbingan dimaksudkan untuk membantu individu membuat keputusan dan

memecahkan masalah. Berkenaan dengan pemecahan masalah, masalah individu ada

yang bersifat pribadi dan social. Atas alasan inilah perlunya diberikan bimbingan

pribadi social.

Selanjutnya dapat dirumuskan konsep bimbingan pribadi social. Depdikbud, (1994;4)

menyatakan bahwa bimbingan pribadi social merupakan bimbingan yang diberikan

oleh petugas bimbingan kepada individu agar dapat mencapai tujuan dan tugas

perkembangan pribadi dalam mewujudkan pribadi yang mampu bersosialisasi dan

menyesuaikan diri (adaptasi) dengan lingkungan secara baik.

Menurut Surya (1988: 47) bimbingan pribadi social merupakan bimbingan

dalam menghadapai dan memecahkan masalah-masalah pribadi social seperti masalah

pergaulan, penyelesaian konflik, penyesuaian diri dan sebagainya.

5

Page 6: MODEL PENGEMBANGAN PRIBADI BAGI SANTRI YANG ...

Menurut Winkel (1991: 124) bimbingan pribadi sosial merupakan proses

bantuan yang menyangkut keadaan batinnya sendiri, kejasminian sendiri, dan

menyangkut hubungan dengan orang lain.

Relevan dengan konsep-konsep diatas, Djumhur dan Surya menyatakan

bimbingan pribadi (personal guidance) merupakan bimbingan untuk membantu

individu mengatasi masalah yang bersifat pribadi, sedangkan bimbingan sosial (social

guidance) merupakan bimbingan yang bertujuan untuk membantu individu dalam

memecahkan dan mengatasi kesulitan-kesulitan dalam masalah social, sehingga

individu dapat menyesuaikan diri secara baik dan wajar dalam lingkungan sosialnya.

Berdasarkan konsep-konsep dan pemahaman di atas maka istilah

Keterampilan Pribadi menurut SP Sukartini (2005 : 302-305) merupakan hal-hal yang

menyangkut (5-R):

a. RESPONSIFITAS: kesadaran eksistensial, kesadaran akan perasaan-perasaan,

kesadaran akan motivasi-dalam (inner-motivation), dan sensitivitas terhadap

kecemasan dan rasa bersalah.

b. REALISTIS: menunjuk kepada keterampilan berpikir

c. RELASIONAL: keterampilan memulai suatu tindakan, membahas, membuka

diri, mendengarkan, menunjukkan kepedulian, kerjasama, membanding-kan

dan mengelola kemarahan dan konflik.

d. RAJIN-PRODUKTIF: pengenalan minat-minat, keterampilan bekerja,

keterampilan belajar, keterampilan menggunakan waktu senggang,

e. RELIGI-MORAL-ETIKA: sikap dan perilaku moral-etis dan norma-norma

agama.

Sedangkan Ketrampilan Sosial adalah berkaitan dengan:

Empati;

a. penuh pengertian

b. tenggang rasa

c. kepedulian pada sesame

Afiliasi dan resolusi konflik;

a. komunikasi dua arah/ hubungan antar pribadi

b. kerjasama

c. penyelesaian konflik

Mengembangkan kebiasaan positif;6

Page 7: MODEL PENGEMBANGAN PRIBADI BAGI SANTRI YANG ...

a. tata krama/kesopanan

b. kemandirian

c. tanggung jawab social

Berdasarkan berbagai rujukan tersebut di atas maka keterampilan pribadi

social berkenaan dengan penelitian ini, santri yang memiliki keterampilan pribadi

social ditandai sebagai keterampilan yang berkenaan dengan pemerolehan kesadaran

diri dan kolektif, harga diri (self esteem), memiliki kesadaran nilai sehingga dapat

hidup mandiri dan bermanfaat bagi orang lain dan lingkungan, keterampilan

hubungan interpersonal, berkomunikasi, menghargai perbedaan dan bekerja sama, dan

kemampuan resolusi konflik

3. Tinjauan tentang remaja

a. Pengertian remaja

Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak yang

mengalami masa perkembangan semua aspek atau fungsi untuk memasuki masa

dewasa. Menurut Singgih D Gunarsa (1985: 203) bahwa ada beberapa kesulitan

menentukan batas usia remaja di Indonesia, namun akhirnya menetapkan bahwa usia

kira-kira 12-22 tahun. Menurut Andi Mappiare (1982: 25 ) rentang usia remaja antara

13-12 tahun dibagi pula dalam masa remaja awal usia 13 sampai 14sampai 17 dan

remaja akhir 17 sampai 21 tahun.

Dari pendapat ini maka remaja adalah merupakan masa peralihan dari kanak-

kanak ke masa dewasa yang mengalami perkembangan semua fungsi dan berlangsung

dalam batasan usia 13 sampai 21 tahun baik pada laki-laki atau perempuan.

b. Tugas perkekembangan remaja

Tugas perkembangan remaja pada umumnya sebagai berikut :

1) Menerima keadaan jasmani

2) Memperoleh hubungan baru yang lelbih matang dengan teman sebaya

antara dua jenis kelamin

3) Menerima keadaan sesuai jenis kelamin

4) Memperoleh kebebasan secara emosional dari orang tua

5) Memperoleh kesanggupan berdiri sendiri

6) Mendapatkan perangakat nilai-nilai hidup dan falsafah hidup

7

Page 8: MODEL PENGEMBANGAN PRIBADI BAGI SANTRI YANG ...

Tugas perkembangan menurut Havigurst dalam Andi Mappiare

(1982:99) :

1) Menerima keadaan fisiknya dan menrima perannya sebagai pria atau

wanita

2) Menjalin hubungan baru dengan teman sebaya, lawan jenis maupun

sejenisnya

3) Memperoleh kebebasan secara emosional

4) Memperoleh kepastian dalam hal kebebasan mengurus ekonomi

5) Memilih dan mempersiapkan diri kearah ppekerjaan atau jabatan

6) Mengembangkan keterampilan-keterampilan dan konsep-konsep

intelektual

7) Menginginkan dan dapat berperilaku yang diperbolehkan oleh

masyarakat

8) Mempersiapkan diri pernikahan dan hidup keluarga

Dari beberapa tugas perkembangan remaja, maka dapat disimpulkan tugas

remaja disini menyangkut pandangan pribadi dan sosial, disisi lain

menyangkut kelompok bahkan masyarakat yang kemudian terjadi variasi-

variasi perkembangan yang diinginkan masyarakat.

C. KERANGKA PEMECAHAN MASALAH

Pesantren yang ada di beberapa daerah kebanyakan pada usia-usia remaja,

dimana pada usia ini mereka mengalami gejolak emosi dan krisis identitas, sehingga

sangat membutuhkan arahan dan bimbimbingan. Dalam permasalahan tersebut

nampaknya dibutuhkan pembimbing yang mempunyai peran besar dalam memberikan

layanan bimbingan pribadi sosial untuk membantu mengembangkan potensi

pribadinya.Hal ini diperlukan agar para remaja (santri) di pondok dapat terbenrtuk ke

arah yang positif sehingga dalam perkembangan selanjutnya dapat menyesuaikan diri

serta dapat meningkat potensi pribadinya.

8

Page 9: MODEL PENGEMBANGAN PRIBADI BAGI SANTRI YANG ...

METODE KEGIATAN

Metode yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan pengabdian pada

masyarakat adalah :

a. Curah pendapat.

Metode ini berfungsi untuk :

1.Membangun Hubungan

Sasaran pertama dalam langkah ini adalah supaya peserta dapat

menjelaskan masalahnya, keprihatinan yang dimilikinya, distress serta

alasan untuk mau mengikuti pelatihan. Hubungan terapeutis dibangun pada

langkah ini. Sangat perlu untuk membangun hubungan yang positif,

berlandaskan rasa percaya, keterbukaan dan kejujuran berekpresi. Konselor

menunjukkan bahwa dirinya dapat dipercaya dan kompeten, bahwa dia

adalah seorang yang kompeten untuk membantu kliennya. Banyak peserta

yang tahu benar apa yang ingin dicapainya, tetapi ada yang tidak tahu

dengan jelas apa yang dikehendakinya.

Sasaran kedua adalah untuk menentukan sejauhmana klien mengenali

kebutuhannya untuk mendapatkan bantuan dan kesediaanya melakukan

komitmen. Sebab konseling tidak akan berhasil tanpa kesediaan dan

komitmen dari klien

2. Identifikasi dan Penilaian Masalah

Yang utama di sini aadalah menampung apa yang ingin diharapkan dan

dapatkan dari proses koneling ini, terutama bila pengungkapan klien

tentang masalahnya dilakukan samar-samar. Hal ini juga untuk

menghindarkan kemungkinan adanya harapan dan sasaran yang tidak

realistik. Jadi sasaran utamanya adalah ” diagnosis ” apa masalahnya dan

hasil seperti apa yang diharapkan dari proses pelatihan. Hal lain yang perlu

dipertimbangkan adalah struktur konseling, bagaimana kelanjutan proses

ini, ” kontrak ” apa, komitmen apa.

9

Page 10: MODEL PENGEMBANGAN PRIBADI BAGI SANTRI YANG ...

b. Ceramah dan Diskusi.

Pada diskusi bentuk bantuan yang diberikan adalah membentuk program

fasilitator teman sebaya. Remaja sangat menghargai bantuan dari teman sebaya

dan membentuk kelompok teman sebaya yang dapat memberikan bantuan secara

positif. Dari hasil diskusi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

a) membentuk kelompok fasilitator teman sebaya dengan memberikan

latihan-latihan kepada mereka, sudah bersifat terapeutik

b) mempunyai dampak positif pada program konseling secara keseluruhan.

Melalui kelompok-kelompok ini, konselor dapat menjangkau lebih banyak.

c) Memberi model positif sehingga lingkungan juga menjadi positif untuk

semua anggota

d) Remaja mungkin akan merasa lebih nyaman mengatakan adanya

kebutuhan pertolongan ini kepada teman sebaya.

e) Remaja yang tergolong di dalam kelompok fasilitator ini dapat merujuk

teman sebayanya kepada konselor. Dorongan dari teman sebaya untuk

bertemu dengan konselor memberi aura kepada konselor sebagai orang yang

dapat dipoercaya.

c. Pelatihan.

Menurut Baruth dan Robinson III (1987), salah satu bentuk konseling

yang sering digunakan untuk anak usia sekolah adalah konseling bermain.

Cara ini didasarkan fakta bahwa bermain merupakan cara yang natural bagi

anak untuk mengekspresikan diri. Jadi melalui bermain anak memperoleh

kesempatan untuk play out perasaan-perasaan dan masalahnya. Cara lain

menurut Baruth adalah dengan pelaltihan friendship group. Tujuan dari

pembentukan kelompok ini adalah untuk menjajaki hubungan teman sebaya

(peer) yang positif.

Pada dasarnya melalui kelompok ini anak belajar mengenai arti

persahabatan serta aturan-aturan penting dalam hubungan persahabatan.

Mereka diminta untuk mengobservasi teman kelompoknya, bermain peran,

berdiskusi mengenai minat dan kelebihan masing-masing dan kemudian

ditutup dengan pengungkapan kesan-kesan dari pertemuan mereka dalam

pertemuam akhir.10

Page 11: MODEL PENGEMBANGAN PRIBADI BAGI SANTRI YANG ...

Pada pelatiihan ini ditampilkan beberapa permainan, guna peningkatan

keterampilan pribadi sosial. Dalam setiap game ada beberapa hal yang

diperhatikan, antara lain :

a) Nama game :

b) Rasional :

c) Tujuan :

d) Subyek :

e) Obyek :

f) Fasilitator :

g) Sumber yang terlibat:

h) Alat :

i) Skenario :

D. Faktor Pendukung dan Penghambat

Pendukung

a) peserta ( santri ) memiliki motivasi yang baik untuk mengikuti pelatihan dan

menerapkan dalam kegiatan sehari-hari di pondok.

b) Pihak yaysan dalam hal ini Yayasan Wakhid Hasyim sangat memberikan

dukungan

c) Adanya keinginan kerjasama dan permohonan secara lisan agar di yayasan

diberi kesempatan mahasiswa untuk PPL-KKN

Penghambat

a) Penentuan waktu pelatihan sangat sulit, mengingat pada bulan Ramadhan libur

santrinya lebih awal dibanding sekolah

b) Masih adanya sebagian santri yang tidak mengikuti sampai akhir pelatihan

11

Page 12: MODEL PENGEMBANGAN PRIBADI BAGI SANTRI YANG ...

Hasil Pelaksanaan Kegiatan PPM dan Pembahasan

Keberhasilan kegiatan pelatihan ini dilihat melalui dua aspek yaitu proses dan

hasil. Keberhasilan proses pelatihan diindikasikan oleh kesungguhan atau antusiasme

peserta mengikuti pelatihan, kesesuaian proses dengan rancangan kegiatan, serta rasa

nyaman dan rasa butuh peserta dalam mengikuti pelatihan. Keberhasilan proses

diukur melalui observasi. Hasil kegiatan akan dilihat dari penguasaan peserta

terhadap konsep dasar keterampilan pengembangan pribadi dan sosial. Keberhasilan

ini akan dievaluasi melalui tes dan observasi selama proses simulasi.

Penutup

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari kegiatan pelatihan pengembangan model keterampilan

pribadi sosial bagi santri adalah sebagai berikut :

a. Program pelatihan pengembangan keterampilan pribadi sosial merupakan satu

alternatif untuk meningkatkan kompetensi sribadi soail santri yang tidak hanya

didukung oleh materinya saja tetapi juga kinerjanya yang terkait dengan

aktivitas bimbingan.

b.Program pelatihan ini secara empirik memiliki efeksangat berarti

memfasilitasi santri untuk menguasai keterampilan pribadi sosial santri yang

sangat dibutuhkan dalam menuju kehidupan yang mandiri dan memasuki

kehidupan bermasyarakat.

a) c.Ada kemampuan dari santri untuk saling membentuk, memfasilitasi dan

kemampuan saling mendampingi para santri agar berjalan sesuai dengan

peran-peran mereka sebagai santri.

B. Saran

Saran-saran

a. bagi lembaga UNY hendaknya ada kerjasama dalam kegiatan KKN-PPL,

mengingat pondok tersebut mempunyai pendidikan formal dari tingkat

MI, MTS, dan MA

b. Bagi pondok peswantren hendaknya adanya pelatihan ini dilanjutkan

sebagai kegiaitan penunjang kegiatan pesantren12

Page 13: MODEL PENGEMBANGAN PRIBADI BAGI SANTRI YANG ...

DAFTAR PUSTAKA

Abin Syamsuddin M., 1991, Psikologi Kependidikan, Bandung: PPB FIP IKIP

, 1983, Pedoman Studi Psikologi Kependidkan, Bandung: IKIP Bandung

Andi Mapiarre, 1984, Pengantar Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Surabaya: Usaha Nasional

Goleman, Daniel, 2000, Kecerdasan Emosi Untuk Mencapai Puncak Prestasi, Jakarta : PT Gramedia

Gysbers, Norman C. 1995, Evaluating School Guidance Program, Eric Digest: ED 388887

Hurlock B. Elizabeth, 1991, Developmental Psychology, Jakarat: Erlangga

Kamal H. Mohd, 1998, Pendidkan dan Pembangunan Satu Perspektif Bersepadu, Kuala Lumpur: Nurin Enterprise.

Muro, James J. And Kottman, Terry, 1995, Guidance and Counseling in the Elementry and Middle School: A Practical Approach, Madison: Brown and Benchmark

Myrick, Robert D. , 1993, Developmental Guidance and Counseling: A Practical Approach – Seecond edition, Minneapolis: Educational Media Corporation

Rochmat Wahab, 2003, Bimbingan social Pribadi Berbasis model Perkembangan, Disertasi, Bandung: FPS UPI Bandung

Sukartini SP, 2005, Model Konseling Keterampilan Hidup Untuk Mengembangkan Karakteristik Pribadi yang Tegar, Disertasi, Bandung: FPS UPI Bandung

Saparinah Sadli, 1976, Persepsi Sosial Mengenai Perilaku Menyimpang, Jakarta: Bulan Bintang

Sinolungan, 1979, Pengaruh Keluarga di Dalam Masalah Kecenderungan Nakal Siswa di SMA Manado, Disertasi, Bandung: FPS IKIP Bandung

Thohari Musnamar, 1992, (Dasar-Dasar Konseptual) Bimbingan dan Konseling Islami, Yogyakarta

13

Page 14: MODEL PENGEMBANGAN PRIBADI BAGI SANTRI YANG ...

14