PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN DAN LKS … · PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN DAN LKS BUDIDAYA...
Transcript of PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN DAN LKS … · PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN DAN LKS BUDIDAYA...
i
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN DAN LKS
BUDIDAYA TANAMAN BERDASARKAN
PENDEKATAN PENDIDIKAN EMANSIPATORIS UNTUK
SISWA KELAS IVA SDN No. 071094 LOLOGOLU
KABUPATEN NIAS BARAT
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
FIRMINUS GULO
NIM: 121134181
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan Karya ini Untuk:
1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang senantiasa setia menyertai dan
memberi kekuatan jasmani dan rohani
2. Keluarga saya: Kedua Orang Tua saya, Nenek dan Saudara/Saudari yang
senantiasa memberikan doa, dukungan, semangat, motivasi, dan kasih sayang
yang tulus.
3. Pemerintah Kabupaten Nias Barat yang telah memberikan beasiswa dan
perhatian kepada peneliti selama perkuliahan.
4. Almamaterku tercinta: Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Marilah kepada Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan
memberikan kelegaan kepadamu”
(Matius 11:8)
“Anda tak perlu menjadi lebih baik dari pada orang lain, Anda hanya perlu
menjadi lebih baik dari pada diri anda sebelumnya ”
(Wayne Dyer)
“Anda hanya perlu meyakini apa yang anda pilih”
(Firminus Gulo)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Gulo, Firminus. 2016. Pengembangan Modul Pembelajaran dan LKS Budidaya
Tanaman Berdasarkan Pendekatan Pendidikan Emansipatoris untuk Siswa
Kelas IVA SDN No. 071094 Lologolu Kabupaten Nias Barat. Skripsi.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan yang didasari
dengan analisis kebutuhan. Analisis tentang sekolah adalah sekolah menjadi
wadah pembentukan siswa. Analisis tentang pribadi siswa adalah: siswa
memiliki semangat dalam mendapatkan pendidikan. Dari hasil analisis
kebutuhan di SDN No. 071094 Lologolu tersebut, peneliti mendapatkan data
jika siswa dan guru membutuhkan modul pembelajaran dan LKS budidaya
tanaman. Oleh karena itu, peneliti terdorong untuk mengembangkan produk
berupa modul pembelajaran dan LKS budidaya tanaman berdasarkan
pendekatan emansipatoris. Pendidikan emansipatoris dibagi dalam tiga poin,
meliputi: pertama humanisasi menempatkan siswa sebagai manusia dalam
kegiatan pembelajaran serta mengasah akal budi serta hati nurani yang bertujuan
untuk petumbuhan dan perubahan dalam diri siswa, kedua kesadaran kritis
mengajak guru dan siswa memiliki hubungan sehingga keduanya sama-sama
berkembang dalam dunia nyata, ketiga mempertanyakan sistem guru dan siswa
sama-sama makluk pembelajar sehingga kedua pihak berkembang bersama.
Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and
Development atau R&D). Penelitian ini menggunakan 11 tahapan yang
diadaptasi dari Oliva, Tyler dan Sugiyono yang meliputi: (1) studi dokumen
kurikulum (2) pribadi siswa (3) SK dan KD (4) indikator (5) tujuan (6) materi
pembelajaran (7) kegiatan pembelajaran (8) pengumpulan data (9) desain produk
(10) validasi desain dan (11) uji coba produk. Tujuan penelitian ini adalah
menguraikan prosedur pengembangan modul pembelajaran dan LKS budidaya
tanaman, mengetahui model pembelajaran yang digunakan untuk pengembangan
modul pembelajaran dan LKS budidaya tanaman serta mendeskripsikan kualitas
modul pembelajaran dan LKS budidaya tanaman (pohon karet, pisang, singkong,
dan ubi jalar). Modul pembelajaran dan LKS budidaya tanaman telah divalidasi
oleh validator ahli bahasa dan IPA dengan rata-rata 4.10 (baik), sehingga layak
digunakan.
Uji coba dilakukan pada kelas IVa di SDN No. 071094 Lologolu
Kabupaten Nias Barat dengan jumlah responden 25 siswa. Hasil persepsi siswa
terhadap kualitas modul pembelajaran dan LKS budidaya tanaman yang
dikembangkan sangat baik dan sangat layak digunakan. Hal ini dapat dilihat
pada hasil uji coba kualitas modul tanaman obat yang memperoleh skor rata-rata
4.33 yang berarti sangat baik dan sangat layak digunakan. Dengan demikian
modul pembelajaran dan LKS pendidikan emansipatoris membantu siswa
mengetahui cara membudidayakan tanaman.
Kata kunci: Pengembangan, modul, Pedekatan emansipatoris, budidaya
tanaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Gulo, Firminus.2016. the development of learning module and students work
sheet plants cultivation based on emancyphatoris teaching approach
toward the students of grade IVA SDN No.071094 Lologolu West Nias
Regency. Thesis. Yogyakarta Sanata Dharma University.
This research is the research and development which is based on
requirement analysis. Analysis toward school is that the school as the place for
students formation. Analysis toward students’ self is that students have spirit in
accessing the education. From requirement analysis at SDN No.071094
Lologolu West Nias Regency above, the researcher found that if teacher and
student need the product of learning module and student work sheet which is
related to students’ self area. That’s why, the researcher is motivated to
develop the product in form of learning module and student work sheet plant
cultivation (rubber tree,banana,cassava and sweet potato) based on
emancyphatoric approach.
Kind of research is research and development or R&D. This research
use 11 phases adopted from Oliva, Tyler and Sugiono include (1) the study of
curriculum document (2) students’self (3) standard competence and basic
competence (4) indicator (5) objective (6) learning materials (7) learning
activity (8) data collecting (9) product design (10) design validation (11)
product experimenting. The objective of this researh is to elaborate the
procedure development of learning module and student work sheet plant
cultivation and so the description of learning module quality and plants
cultivation (rubber tree,banana,cassava and sweet potato). Learning module
and student work sheet have been validated by validator linguist and scientist
with the average 4.10 ( good), that’s why it is reasonable to be used.
The experiment was doone at grade IVA SDN No.071094 Lologolu
West Nias Regency with the number of respondent were 25 students. The
result of students’ perception toward the quality of learning module and student
work sheet plant cultivation which was developed was very good and
reasonable to use. This can be seen at the experimenting result on the quality of
learning module and student work sheet plant cultivation which got average
score 4.33 meaning very good and reasonable to use. In brief learniing module
and student work sheetplants cultivation based on emanchyphatoric teaching
helped students knowing ways to cultivate plants.
Key words : Development, Module, Emancyphatoris Approach, and Palnts
Cultivation
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
PRAKATA
Puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala
berkatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang
berjudul “Pengembangan Modul Pembelajaran dan LKS Budidaya
Tanaman Berdasarkan Pendekatan Pendidikan Emansipatoris
untuk Siswa Kelas IVa SDN No. 071094 Lologolu Kabupaten Nias
Barat”. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar. Selain itu diharapkan dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa
Universitas Sanata Dharma, dan penulis sendiri.
Selama penulisan skripsi ini, penulis telah dapat mendapat dorongan dan
bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk
itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih dan
penghormatan kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Ibu Chirtiyanti Aprinastuti., S.Si., M.Pd., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
3. Ibu Eny Winarti, Ph.D., selaku dosen Pembimbing I yang telah berkenan
memberikan bimbingan dan pengarahan selama proses penelitian maupun
dalam penulisan skripsi.
4. Ibu Wahyu Wido Sari, S.Si., M.Biotech, selaku dosen Pembimbing II yang
telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan selama proses
penelitian maupun dalam penulisan skripsi.
5. Segenap Staf dosen pengajar Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yoyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
yang telah memberikan pelayanan prima, tambahan pengetahuan, dukungan
dan bantuan selama proses perkuliahan.
6. Pemerintah Kabupaten Nias Barat yang telah menyelenggarakan beasiswa
sehingga penulis bisa kuliah di Universitas Sanata Dharma.
7. Kedua Orang Tua saya Bapak Suara Gulo, S.Ag., dan Ibu Nitida Gulo yang
selalu memberikan cinta, mendoakan dan mendukung saya baik secara moral
dan material, serta semangat kepada penulis.
8. Nenek saya Sariida Gulo, yang selalu memberikan dukungan kepada penulis.
9. Kakak saya Edita Sefianti Gulo, S.Pd., Abang Eduardus Gulo, SP., kedua Adek
saya Gabriela Geminelia Gulo, dan Haris Anugerah Perdamaian Gulo yang
selalu menyemangati dan memotivasi penulis.
10. Wasri Kristiani Gulo yang telah banyak membantu, memotivasi dan
menyemangati selama proses perkuliahan maupun dalam penyusunan skripsi.
11. Teman-teman saya Postinus Gulo, Seri Jefry Adil Waruwu, Agustinus Aris
Sailo, Longginus Passe yang selalu memberikan dorongan dan membantu
peneliti dalam menyelesaikan skripsi.
12. Teman-teman seperjuangan dari Kabupaten Nias barat.
13. Seluruh teman-teman Pendidikan Guru Sekolah Dasar angkatan 2012 yang
telah bersama-sama saling membantu dan berbagi ilmu di Universitas Sanata
Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. iv
HALAMAN MOTTO ................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .................................. vii
ABSTRAK ................................................................................................... viii
ABSTRACT ................................................................................................. ix
PRAKATA ................................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xx
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 4
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................... 5
1.5 Definisi Operasional.................................................................... 5
1.6 Spesifikasi Produk ....................................................................... 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka ............................................................................. 7
2.1.1 Kepulauan Nias .................................................................. 7
2.1.1.1 Latar Belakang Pendidikan Masyarakat Nias ........ 9
2.1.1.2 Latar Belakang SDN No. 071094 Lologolu ........... 10
2.1.2 Pendidikan Emansipatoris .................................................. 11
2.1.2.1 Humanisasi ............................................................. 12
2.1.2.2 Kesadaran Kritis ..................................................... 13
2.1.2.3 Mempertanyakan Sistem ........................................ 14
2.1.3 IPA ..................................................................................... 15
2.1.3.1 Hakikat IPA ............................................................ 15
2.1.3.2 Pendidikan IPA SD ................................................ 16
2.1.4 Kurikulum KTSP ............................................................... 18
2.1.5 Media Pembelajaran ........................................................... 19
2.1.6 Modul ................................................................................. 21
2.1.6.1 Pengertian Modul ................................................... 21
2.1.6.2 Karakteristik Modul ............................................... 22
2.1.6.3 Keuntungan dan Kelebihan Modul ........................ 23
2.1.7 LKS
2.1.7.1 Pengertian LKS ...................................................... 24
2.1.7.2 Fungsi, Tujuan dan Kegunaan LKS ....................... 24
2.1.8 Budidaya Tanaman............................................................. 25
2.2 Penelitian yang relevan ............................................................... 26
2.3 Desain Diagram ........................................................................... 29
2.4 Kerangka Berpikir ....................................................................... 30
2.5 Pertanyaan Penelitian .................................................................. 32
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ............................................................................ 33
3.2 Setting Penelitian ........................................................................ 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
3.2.1Tempat Penelitian................................................................ 34
3.2.2 Subjek Penelitian ................................................................ 34
3.2.3 Objek Penelitian ................................................................. 34
3.2.4 Waktu Penelitian ................................................................ 34
3.3 Prosedur Pengembangan ............................................................. 35
3.3.1 Validasi .............................................................................. 35
3.4 Uji Coba Produk .......................................................................... 40
3.5 Instrumen Penelitian.................................................................... 41
3.5.1 Instrumen Pra Penelitian Guru ........................................... 41
3.5.2 Instrumen Pra Penelitian Siswa .......................................... 43
3.5.3 Instrumen Uji Coba ............................................................ 45
3.6 Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 47
3.7 Teknik Analisis Data ................................................................... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ........................................................................... 48
4.1.1 Prosedur Pengambangan Modul dan LKS. ........................ 48
4.1.1.1 Dokumen Kurikulum ............................................ 49
4.1.1.2 Visi dan Misi SDN No. 071094 Lologolu ............ 49
4.1.1.3 Profil Lulusan Sekolah .......................................... 50
4.1.1.4 Profil Mata Pelajaran ............................................ 50
4.1.2 Pribadi Siswa ...................................................................... 51
4.1.2.1 Latar Belakang Siswa ........................................... 51
4.1.2.2 Latar Belakang Akademik .................................... 52
4.1.2.3 Lingkungan sosial dan Ekonomi .......................... 52
4.1.3 SK dan KD ......................................................................... 53
4.1.4 Indikator ............................................................................. 54
4.1.5 Tujuan ................................................................................ 54
4.1.6 Materi Pembelajaran .......................................................... 55
4.1.7 Kegiatan Pembelajaran....................................................... 55
4.1.8 Pengumpulan Data ............................................................. 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
4.1.8.1 Hasil Kuesioner Pra Penelitian untuk Guru ............ 56
4.1.8.2 Hasil Kuesioner Pra Penelitian untuk Siswa ........... 57
4.1.8.3 Hasil Validasi terhadap Kuesioner Pra
Penelitian untuk Guru dan Siswa ........................... 59
4.1.9 Desain Produk.................................................................... 61
4.1.10 Validasi Desain .................................................................. 64
4.1.10.1 Dosen Ahli Bahasa dan IPA ................................ 64
4.1.10.2 Persepsi Siswa Terhadap Kualitas
Modul Pembelajaran dan LKS .......................... 65
4 .1.11 Uji Coba Produk ............................................................... 66
4.1.11.1 Uji Coba di dalam Kelas ..................................... 67
4.1.11.2 Uji Coba di Luar Kelas ....................................... 68
4.1.12 Deskripsi Kualitas Produk Modul Pembelajaran
dan LKS Budidaya Tanaman ......................................... 70
4.2 Pembahasan ................................................................................. 71
4.2.1 Produk berisi kegiatan pembelajaran
budidaya tanaman.............................................................. 73
4.2.2 Produk menjadi Media Pmebelajaran ............................... 73
4.2.3 Produk dikembangkan dalam bentuk modul
pembelajaran dan LKS budidaya tanaman ........................ 74
4.2.4 Kelebihan dan Kelemahan Produk ..................................... 75
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ................................................................................ 77
5.2 Keterbatasan ................................................................................ 79
5.3 Saran ............................................................................................ 79
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 80
LAMPIRAN ................................................................................................. 82
RIWAYAT PENELITI .............................................................................. 113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Prosedur Pengembangan Menurut Tyler ................................... 36
Tabel 3.2 Prosedur Pengembangan Menurut Oliva .................................. 36
Tabel 3.3 Prosedur Pengembangan ........................................................... 37
Tabel 3.4 Instrumen Analisis Kebutuhan untuk Guru .............................. 38
Tabel 3.5 Insrumen Analisis Kebutuhan untuk Siswa .............................. 39
Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Pra Penelitian untuk Guru ......................... 41
Tabel 3.7 Lembar Pertanyaan Pra Penelitian untuk Guru ......................... 41
Tabel 3.8 Kisi-kisi Instrumen Pra Penelitian untuk Siswa ........................ 43
Tabel 3.9 Lembar Pertanyaan Pra Penelitian untuk Siswa ....................... 43
Tabel 3.10 Instrumen Penelitian Persepsi Siswa terhadap Kualitas
Modul Pembelajaran dan LKS Budidaya Tanaman ................. 46
Tabel 3.11 Skala Likert ............................................................................... 48
Tabel 4.1 Hasil Kuesioner Pra Penelitian untuk Siswa ............................. 58
Tabel 4.2 Hasil Rekapitulasi Kuesioner Pra Penelitian untuk Siswa ........ 58
Tabel 4.3 Pedoman Kelayakan Kuesioner Pra Penelitian Guru ................ 59
Tabel 4.4 Hasil Validasi Instrumen Pra Penelitian untuk Guru ................ 60
Tabel 4.5 Pedoman Kelayakan Kuesioner Pra Penelitian Siswa .............. 60
Tabel 4.6 Hasil Validasi Instrumen Pra Penelitian untuk Guru ................ 60
Tabel 4.7 Perhitungan Kelayakan Produk ................................................. 64
Tabel 4.8 Pedoman Kelayakan Produk Awal ........................................... 64
Tabel 4.9 Hasil Validasi Produk ............................................................... 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
Tabel 4.10 Persepsi Siswa Terhadap Kualitas Produk ................................ 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Desain Diagram Penelitian ....................................................... 29
Gambar 4.1 Siswa Belajar dalam Kelompok ............................................... 68
Gambar 4.2 Siswa Mengamati Tanaman Pohon Karet dan Pisang .............. 68
Gambar 4.3 Siswa Mengamati Tanaman Singkong dan Ubi Jalar............... 69
Gambar 4.4 Komentar tentang Persepsi Siswa tentang
Kualitas Modul Pembelajaran dan LKS ................................... 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN I Surat Izin Penelitian ................................................. 82
LAMPIRAN II Surat Keterangan Penelitian .................................... 83
LAMPIRAN III Kisi-kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru ........ 84
LAMPIRAN IV Kisi-kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa ....... 90
LAMPIRAN V Hasil Validasi Ahli IPA untuk Guru ........................ 94
LAMPIRAN VI Hasil Validasi Ahli IPA untuk Siswa ....................... 97
LAMPIRAN VII Hasil Validasi Ahli Bahasa untuk Guru .................. 100
LAMPIRAN VIII Hasil Validasi Ahli Bahasa untuk Siswa ................. 103
LAMPIRAN IX Hasil Uji Modul dan LKS ........................................ 106
LAMPIRAN X Lembar Persensi Kehadiran Siswa ........................... 110
LAMPIRAN XI Lembar Dokumentasi Siswa .................................... 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan (1) Latar belakang masalah, (2) Rumusan
masalah, (3) Tujuan penelitian, (4) Manfaat penelitian, (5) Definisi Operasional,
(6) Spesifikasi Produk yang Diharapkan.
1.1. Latar Belakang Masalah
Nias adalah pulau yang terletak dibagian utara pulau Sumatera,
Indonesia. Pulau ini adalah pulau yang memiliki Sumber Daya Alam (SDM) yang
banyak. Selain itu, pulau Nias merupakan salah satu objek wisata seperti selancar
(surfing), rumah tradisional, penyelaman, fahombo (lompat batu). Nias memiliki
satu Kota yaitu Kota Gunungsitoli dan empat Kabupaten antara lain Kabupaten
Nias Induk, Kabupaten Nias Utara, Kabupaten Nias Selatan dan Kabupaten Nias
Barat yang juga baru terbentuk.
Kabupaten Nias Barat memiliki 8 kecamatan antara lain kecamatan
Mandrehe, Mandrehe Utara, Mandrehe Barat, Lahomi, Sirombu, Moro’o, Ulu
Moro’o, Moi. Penelitian dilakukan di kecamatan Mandrehe khususnya di SDN
No. 071094 Desa Lologolu. SDN No. 071094 Lologolu sudah berdiri sejak tahun
1956 yang didirikan oleh Bapak Togoli Gulo (Alm). sekolah ini didirikan supaya
masyarakat desa Lologolu dan masyarakat sekitarnya mendapatkan pendidikan
formal yaitu di sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Pendidikan adalah usaha untuk menumbuhkembangkan potensi Sumber Daya
Manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Dalam Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 juga dijelaskan bahwa Pendidikan
Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Lingkungan sekolah dikelilingi dengan pemukiman warga yang berada di
lingkungan hijau yang dipenuhi dengan tanaman dan tumbuhan-tumbuhan. Latar
belakang siswa SDN No. 071094 secara umum berekonomi dari menengah ke
bawah. Mata pencaharian rata-rata orang tua siswa adalah menyadap karet.
Pekerjaan menyadap karet tidak memiliki target umur sehingga anak SD dari
kelas I pun sudah bisa diajak untuk belajar menyadap karet dan mengumpulkan
getah karet. Kegiatan sehari-hari orang tua siswa pada musim kemarau adalah
menyadap karet. Saat musim hujan, masyarakat sulit menyadap karet sehingga
masyarakat mengubah matapecaharian ke bercocoktanam. Salah satu cara
masyarakat agar bisa bertahan hidup adalah bercocok tanam seperti tanaman
pangan yang bisa dan siap dikosumsi yaitu dengan menanam pisang, singkong,
dan ubi jalar.
Masyarakat Nias menanam pisang tidak mengetahui berapa minimal dan
maksimal pohon pisang yang hidup pada setiap lubang tanam, dan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
menanam singkong masyarakat tidak mengetahui bagaimana jarak yang baik
antara tanaman yang satu dengan tanaman lainnya, juga dalam setiap lahan, tidak
ada pembedaan setiap tanaman maunya semua jenis tumbuhan dapat hidup dalam
satu lahan begitu juga dengan ubi jalar, anak-anak tidak biasa mengosumsi ubi,
karena ubi ditanam untuk diambil daunnya dijadikan makanan babi.
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengembangkan sebuah modul
pembelajaran dan LKS budidaya tanaman untuk membantu anak belajar struktur
tumbuhan sekaligus belajar bertanam yang benar pendekatan yang diambil adalah
pendidikan emansipatoris karena mampu membuat anak lebih kreatif dan mampu
membuat anak lebih mandiri serta mempermudah mereka dalam belajar.
Pengembangan modul pembelajaran dan LKS budidaya tanaman itu juga
didukung dengan pengambilan data awal berupa hasil kuesioner yang peneliti
dapatkan dari 25 siswa kelas IVA pada September 2016 adalah 92% siswa
mengatakan memerlukan pembelajaran yang membuat mereka berpikir dan
bertindak. Sebanyak 92% siswa merasa memerlukan pembelajaran yang sesuai
dengan lingkungannya di Nias Barat. Sebanyak 96% siswa menyatakan modul
pembelajaran dan LKS dapat mempermudah mereka mengikuti pembelajaran dan
membuat mereka mandiri. Kemudia 96% siswa menyatakan menyukai
pembelajaran yang menghargai mereka sebagai manusia dan mengajak mereka
untuk berpikir kritis dan 100% siswa mengatakan dengan adanya modul
pembelajaran dan LKS dapat meningkatkan motivasi mereka dalam belajar.
Berdasarkan hasil analisa yang diperoleh, peneliti mendapatkan informasi bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
para guru membutuhkan modul pembelajaran budidaya tanaman sangat baik
untuk digunakan untuk membuat siswa lebih aktif dan mandiri.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, rumusan masalah sebagai
berikut:
1.2.1 Bagaimana langkah-langkah atau prosedur pengembangan modul
pembelajaran dan LKS budidaya tanaman berdasarkan pendidikan
emansipatoris untuk siswa kelas IVA di SDN No.071094 Lologolu?
1.2.2 Bagaimana model pembelajaran yang digunakan untuk pengembangan
modul pembelajaran dan LKS budidaya tanaman berdasarkan pendidikan
emansipatoris untuk siswa kelas IVA di SDN No.071094 Lologolu?
1.2.3 Bagaimana deskripsi kualitas modul pembelajaran dan LKS budidaya
tanaman berdasarkan pendidikan emansipatoris untuk siswa kelas IVA di
SDN No.071094 Lologolu?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian pengembangan pengembangan modul pembelajaran
dan LKS budidaya tanaman (pohon karet, pisang, singkong, dan ubi jalar) dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1.3.1 Mendeskripsikan langkah-langkah atau prosedur pengembangan modul
pembelajaran dan LKS budidaya tanaman berdasarkan pendidikan
emansipatoris untuk siswa kelas IVA di SDN No.071094 Lologolu?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
1.3.2 Mengetahui model pembelajaran yang digunakan untuk pengembangan
modul pembelajaran dan LKS budidaya tanaman berdasarkan pendidikan
emansipatoris untuk siswa kelas IVA di SDN No.071094 Lologolu?
1.3.3 Mendeskripsikan kualitas modul pembelajaran dan LKS budidaya
tanaman berdasarkan pendidikan emansipatoris untuk siswa kelas IVA di
SDN No.071094 Lologolu?
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Peneliti
Peneliti mampu melakukan penelitian pengembangan dengan
menghasilkan produk berupa modul pembelajaran dan LKS budidaya tanaman
yang dapat digunakan untuk siswa SD kelas IVA di SDN No. 071094 Lologolu
Kabupaten Nias Barat.
1.4.2 Bagi Guru
Guru mendapatkan salah satu saran belajar berupa modul pembelajaran dan
LKS budidaya tanaman yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran di kelas
IVA Sekolah Dasar.
1.4.3 Bagi Siswa
Siswa mendapatkan model pembelajaran yang membuatnya banyak aktif, mandiri
dalam menyelesaikan masalah dan siswa bisa belajar dari lingkungan
sekitarnya.
1.5 Defenisi Operasional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Defenisi operasional dalam penelitian ini adalah:
1.5.1 Modul
Modul adalah salah satu sumber belajar yang dapat digunakan oleh siswa dan
guru.
1.5.2 LKS
LKS adalah lembaran yang berisi petunjuk tentang kegiatan yang akan
dilakukan oleh siswa .
1.5.3 Budidaya Tanaman
Budidaya tanaman adalah usaha terencana pembeliharaan sumber daya hayati
yang dapat bermanfaat dan memberi hasil.
1.5.4 Emansipatoris
Emansipatoris adalah suatu pendidikan yang menekankan masyarakat
demokratis dan adil.
1.6 Spesifikasi Produk
Spesifikasi produk yang akan dihasilkan dalam penelitian ini yaitu bahan
kegiatan pembelajaran IPA berupa sebuah modul pembelajaran dan LKS
budidaya tanaman (pohon karet, pisang, singkong dan ubi jalar). Produk yang
dikembangkan berupa modul pembelajaran dan LKS yang sesuai dengan KTSP.
Modul ini berkaitan dengan materi “Struktur Tumbuhan” yang berisikan cara
menggunakan modul, tujuan, pengenalan terhadap topik informasi tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
kegiatan belajar, alat yan digunakan, kegiatan pembelajaran (yang berisikan
petunjuk observasi dan pertanyaan untuk siswa saat observasi) dan penilaian.
Modul pembelajaran dan LKS ini akan dikembangkan dan pemanfaatan bahan
pembelajaran pada mata pelajaran IPA materi struktur tumbuah pada kelas IVa
SDN No. 071094 Lologolu Kabupaten Nias Barat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam bab ini akan diuraikan (1) Kajian Pustaka (2) Penelitian yang
Relevan dan (3) Kerangka Berpikir.
2.1 KAJIAN PUSTAKA
2.1.1 Kepulauan Nias
Nias (bahasa Nias Tano Niha) adalah sebuah pulau yang terletak di
sebelah barat pulau Sumatera, Indonesia. Pulau ini dihuni oleh mayoritas suku
Nias (Ono Niha) yang masih memiliki budaya megalitik. Daerah ini merupakan
objek wisata penting seperti selancar (surfing), rumah tradisional,
penyelaman, fahombo (lompat batu) (Wikipedia.Pulau_Nias.com/11/08/2016).
Kabupaten Nias yang merupakan salah satu wilayah kabupaten di Provinsi
Sumatera Utara yang disebut Pulau Nias. Perjalanan menuju Pulau Nias ditempuh
dengan menggunakan kapal laut dan pesawat. Perjalanan menggunakan kapal laut
ditempuh dari pelabuhan Sibolga menggunakan Kapal Barau, Nias Indah dan
Kapal Ferry. Sedangkan perjalanan udara ditempuh dari Bandara Kualanamu
Medan menuju Bandara Binaka Nias kurang lebih 45 menit dengan menggunakan
pesawat Wings Air dan Garuda. Luas Kabupaten Nias adalah 3.495,40 Km² atau
4,88% dari luas wilayah Provinsi Sumatera Utara. Menurut letak geografis,
Kabupaten Nias terletak pada garis 0º12’-1º32’LU (Lintang Utara) dan 97º-98ºBT
(Bujur Timur) dekat dengan garis khatulistiwa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Nias saat ini telah menjadi 4 kabupaten dan 1 kota, yaitu Kabupaten Nias,
Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Nias Barat, Kabupaten Nias Utara, dan Kota
Gunungsitoli. Pemekaran daerah pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan
pelayan publik guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat.
Semangat otonomi daerah dan fenomena keinginan masyarakat pada berbagai
wilayah di Indonesia untuk membentuk daerah otonom baru melalui pemekaran
daerah juga terasa dan menjadi aspirasi masyarakat Nias. Penelitian ini dilakukan
di Nias Barat.
Kabupaten Nias Barat merupakan kabupaten yang baru mekar dari
kabupaten Nias. Kabupaten ini diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri Indonesia
Bapak Mardiyanto, pada 26 Mei 2009, sebagai salah satu hasil pemekaran dari
Kabupaten Nias. Kabupaten Nias Barat terletak di sebelah barat Pulau Nias
dengan jarak ± 60 km dari kota Gunungsitoli. Luas wilayah kabupaten Nias Barat
adalah 544,09 km2 (niasbaratkab.go.id diakses 12 Februari 2016). Kabupaten Nias
Barat terdiri dari 8 Kecamatan yaitu Kecamatan Lahomi, Kecamatan Sirombu,
Kecamatan Mandrehe, Kecamatan Mandrehe Utara, Kecamatan Mandrehe Barat,
Kecamatan Moro’o dan Kecamatan Ulu Moro’o, dan Kecamatan Lolofitu Moi.
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Lologolu, Kecamatan Mandrehe yang
merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Nias Barat.
Lologolu merupakan salah satu desa yang terletak di kecamatan
Mandrehe Kabupaten Nias Barat. Di desa ini terletak sekolah yang digunakan
peneliti sebagai tempat penelitian. Desa ini termasuk salah satu desa yang cukup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
terkenal di seluruh Nias Barat, karena mereka sering menjadi juara pada
pertandingan sepak bola dan memiliki pasar yang cukup ramai dan besar.
2.1.1.1 Latar Belakang Pendidikan Masyarakat Nias
Latar belakang pendidikan masyarakat Nias secara umum masih berada di
tingkat yang rendah. Ini diakibatkan masih erat nilai adat dari pada pendidikan.
Masyarakat Nias adalah melestarikan nilai-nila adat. Nilai adat inilah yang sering
menghambat niat orangtua dari pada menyekolahkan anaknya, dari pada anaknya
sekolah lebih baik menikah. Selain itu juga orang tua sering membeda-bedakan
antara anak laki-laki dan perempuan. Anak laki-laki selayaknya raja (pewaris)
yang dituruti semua keinginanya dan sering mendapatkan dorongan untuk
kesekolah sedangkan anak perempuan dikhususkan sebagai pekerja yang
membantu Bapak dan Ibunya mencari nafkah. Beberapa tahun terakhir pola pikir
orangtua sudah jauh berbeda dari dulu bahwa anak laki-laki dan perempuan tidak
berbeda harusnya sama-sama berhak mendapatkan pendidikan. Sekarang ini anak-
anak kecil di pulau Nias ingin mendapatkan pendidikan yang baik.
Cita-cita setiap anak pastinya tidak selalu yang mereka inginkan tercapai
karena kondisi ekonomi yang lemah membuat siswa kebanyakan hanya tamat
SMA/SMK dan setelah itu menganggur ataupun merantau ke daerah lain dan
kebanyakan menjadi pekerja kuli. Ini menandakan seolah-olah mereka belum
berpendidikan dan tidak bisa berbuat apa-apa setelah tamat SMA/SMK, padahal
pulau Nias merupakan pulau yang memiliki kekayaan alam. Peneliti melihat
bahwa kejadian ini diakibatkan karena sekolah hanya menuntut siswa
mendapatkan nilai (pintar) sedangkan untuk lebih kreatif, mandiri, dan cerdas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
sangat kurang. Sebagai salah satu tindakan yang akan peneliti coba lakukan yaitu
dengan membuat modul pembelajaran dan LKS sehingga siswa mandiri dan
membangun rasa ingin tahu siswa untuk menemukan pengetahuan baru, materi
dalam pembelajaran akan disesuaikan dengan lingkungan siswa.
2.1.1.2 Latar Belakang SD Negeri No. 071094 Lologolu
Pada tahun 1956, SDN No. 071094 Lologolu didirikan oleh Togoli Gulo
sebagai kepala desa Lologolu, yang bertempat di Desa Lologolu, Kecamatan
Mandrehe, Kabupaten Nias Barat, Provinsi Sumatera Utara.
Didirikannya sekolah ini sebagai rasa kasihan kepada masyarakat dimana
pada saat ini sekolah tidak terlalu banyak dan sekolah dasar pada saat itu hanya
ada di Kecamatan jauhnya 8 km dan tidak ada transportasi. Melihat ini beberapa
tokoh Lologolu juga beberapa dari Desa Tuhemberua bekerjasama untuk
membantu berdirinya sekolah dasar ini supaya semua anak bisa mendapatkan
pendidikan minimal pendidikan dasar di sekolah. Karena sekolah ini dibangunan
dari kerjasama dua desa lokasi sekolah pun dikasih di antara desa Lologolu dan
Tuhemberua tetapi alamatnya tetap di Lologolu walaupun lokasinya tanahnya
sebenarnya milik Tuhemberua, karena Bapak Togoli Gulo yang berperan banyak
dan sangat dihargai maka alamat sekolah tetap Lologolu.
Terbentuknya sekolah ini sangat membantu dan senang bisa mendapatkan
dan merasakan pendidikan formal walaupun sekolahnya masih jauh dari sekolah
yang semestinya. Landasan pertama didirikan sekolah ini karena banyaknya
masyarakat dari kecil sampai yang sudah tua tidak tau menulis dan membaca,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
sehingga dengan hal ini beberapa tokoh merasa sangat bertanggung jawab kepada
anggota masyarakat.
2.1.2 Pendidikan Emansipatoris
Pedagogi Ignasian merupakan salah satu bentuk pendidikan emansipatoris.
Winarti (2015:53) dalam buku yang berjudul “Manusia Pembelajar di Dunia Tarik
Ulur” Giroux (2001) bahwa pendidikan emansipatoris dipandang sebagai
pendidikan yang pergerakannya menekankan perwujudan masyarakat yang adil
dan demokratis. Masalah dalam pendidikan di Nias saat ini khususnya Nias Barat
yakni relasi antara sesama manusia, sosio-ekonomis, politik, dan kebudayaan
semakin lama dilupakan. Pendidikan emansipatoris dalam hal ini membantu siswa
menyadari dan menanggapi realitas hidupnya.
Dalam pendidikan emansipatoris menempatkan guru dan siswa keduanya
adalah pembelajar, yang artinya adanya hubungan timbal balik antara guru dan
siswa karena proses belajar mengajar akan efektif jika terjadi dialog diantara
keduanya, maka pemahaman dan pengalaman akan realitas dari kedua pihak akan
berkembang, apabila masing-masing pihak menghargai pihak lainnya. Menurut
Priyani dan Pristinela (2015:36) Dalam proses belajar mengajar, bukan hanya
pengajar yang dipengaruhi oleh perilaku pembelajar, tetapi pembelajar juga
dipengaruhi oleh pribadi pengajar. Dalam hal ini adanya kesetaraan dalam tugas
dan tanggung jawab. Dalam pendidikan emansipatoris, baik guru maupun siswa
keduanya adalah pembelajar (Winarti dan Anggadewi: 2015: 54). Jadi dalam
proses pembelajaran siswa dan guru akan menjadi seperti teman dalam belajar,
walaupun memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing yang berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Sebagai manusia pembelajar guru dan murid bersama-sama membangun dan
mengembangkan kemampuannya untuk mengerti secara kritis dirinya sendiri dan
dunianya. Dalam pendidikan emansipatoris memiliki kata kunci yang selalu
berkaitan dalam mewujudkan pendidikan ini.
Ada tiga kata kunci pada model pendidikan emansipatoris, yaitu
humanisasi, kesadaran kritis, dan mempertanyakan sistem.
2.1.2.1 Humanisasi
Humanisasi adalah pendidikan yang memanusiakan manusia yang artinya
semakin mengasah akal budi manusia dan mendidik hati nurani. Dalam proses
pembelajaran pendidikan humanisasi bertujuan untuk perubahan dan pertumbuhan
dalam diri peserta didik. Maka pendidikan mempunyai tujuan yang lebih luas dari
pada sekedar perkembangan kognitif. Selaras dengan pendapat Tatang (2012:48)
bahwa pendidikan humanisasi bukan sekedar pengembangan kualitas kognitif,
melainkan juga sebuah prsoses yang terjadi pada diri individu dan melibatkan
seluruh bagian atau domain yang ada. Teori belajar humanisasi berasumsi bahwa
belajar adalah fungsi seluruh kepribadian suatu individu dikarenakan suatu
individu merupakan pribadi yang utuh yang mempunyai kebebasan memilih untuk
menentukan kehidupannya, memiliki keinginan untuk mengetahui sesuatu,
keinginan untuk bereksplorasi dan mengaimilasi pengalaman-pengalamannya.
Menurut Sastrapratedja (2010:25) Pendidikan yang manusiawi dalam
proses belajar-mengajar merupakan suatu traksasi. Pengajar dan pelajar terlibat
dalam suatu proses yang kompleks: memahami kebutuhan akan belajar atau
resistensi untuk belajar dan untuk berubah. Memahami apa yang terjadi dalam diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
peserta didik merupakan bagian dari hubungan manusiawi. Proses belajar
mengajar sebagai hubungan manusiawi mempunyai implikasi yang luas bagi
hubungan pendidik dan peserta didik, peran masing-masing, metode mengajar dan
belajar, perencanaan kurikulum, pembinaan kelompok, cara berkomunikasi dan
lain-lain.
2.1.2.2 Kesadaran Kritis
Dalam buku Rahmat Hidayat yang berjudul Pedagogi Kritis: Sejarah,
perkembangan dan pemikiran (2013:7), Vavrus (2007) mengatakan bahwa
pedagogi kritis menawarkan untuk melihat pengajaran dan pembelajaran yang
dapat membawa konsep kunci seperti ideologi, hegemoni, resistensi, kekuasaan,
kontruksi pengetahuan, kelas, politik budaya, dan emansipatoris tindakan. Dalam
buku yang sama Keesing (2003) Pedagogi kritis merupakan respon pendidikan
untuk relasi kekuasan yang menindas dan terjadinya ketidak setaraan dalam
lembaga pendidikan. Pedagogi kritis berfokus pada isu-isu yang berkaitan dengan
kesempatan, suara dan wacana dominan pendidikan dan mencari pengalaman
pendidikan yang lebih adil dan membebaskan. Pedagogi kritis mengajak guru dan
siswa memiliki hubungan sehingga keduanya sama-sama berkembang dalam
dunia nyata. Salah satu caranya yaitu setelah siswa belajar IPA tentang perubahan
lingkungan fisik di sekolah siswa bersama kelompok melakukan sebuah
eksperimen bagaimana proses terjadinya perubahan lingkungan fisik dan
bagaimana cara mencegahnya. Sehingga selesai eksperimen siswa membuat
sebuah kesimpulan tentang proses terjadinya perubahan lingkungan fisik dan cara
pencegahan, setelah itu siswa mencoba mengidentifikasi perubahan lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
fisik secara nyata dan mendiskusikannya dalam kelompok. Kegiatan ini menjadi
bagian refleksi dalam siklus Pedagogi Ignasian. Hasil dari kelompok kemudian
didialogkan di kelas. Ketika pembelajaran menyadari keberadaan dirinya dan
pengalaman dirinya, disinilah pemaknaan hidup terjadi. Dalam proses kesadaran
ini pembelajar akan menemukan berbagai macam pilihan hidup, sehingga benar
bahwa banyak ketidakadilan dalam hidupnya juga benar bahwa ada berbagai
macam pilihan yang jauh lebih ideal dalam hidupnya. Untuk mampu menjadi
pemikir yang kritis, perlu ada dialog alam bentuk mempertanyakan sistem untuk
menemukan realitas (Winarti dan Anggadewi, 2015:54). Berdasarkan defenisi
diatas kesadaran kritis dapat dilakukan lewat pembelajaran secara lansung dan
nyata oleh siswa sehingga menemukan suatu pengetahuan baru.
2.1.2.3 Mempertanyakan Sistem
Guru dan siswa sama-sama pembelajara. Ketika terjadi dialog antara
keduanya, maka pemahaman dan pengalaman akan realitas dari kedua belah pihak
pun berkembang (Winarti dan Anggadewi, 2015:54). Dengan adanya dialog
secara langsung terjadi pula transformasi pengetahuan yang sebenarnya bersifat
politis. Dialog dalam hal ini adalah suatu percakapan yang yang dilakukan oleh
pihak guru dan siswa yang menghasilkan suatu kesimpulan yang baru, lebih baik
dan sesuai dengan kehidupan nyata. Dari pemahaman baru tersebut, maka kedua
pembelajar akan menjadi teman yang secara berrsama-sama memberdayakan satu
sama lain. Dialog dalam pendidikan emansipatoris mengambil tema nyata dalam
kehidupan sehari-hari pembelajar.
2.1.3 IPA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Peneliti membahas dua hal dalam IPA yaitu kakikat IPA, pendidikan IPA
SD, dan materi.
2.1.3.1 Hakikat IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memegang peranan yang sangat penting
dan alam kehidupan manusia. Hal ini disebabkan karena kehidupan kia yang
tergantung dari alam, zat-zat yang tergantung di alam, dan segala jenis gejala yang
terjadi di alam.
Menurut Wisudawati (2013:22) IPA merupakan rumpun ilmu, memiliki
karakteristik khusus yaitu mempelajari fenomena alam yang faktual (facual), baik
berupa kenyataan (reality) atau kejadian (events) dan hubungan sebab akibatnya.
Dalam pembelajarannya, IPA akan membahas tentang hubungan yang terjadi
pada fenomena yang terjadi dan sebab akibatnya pada manusia.
Samatowa (2011:3) ilmu pengetahuan alam merupakan terjemahan dari
kata bahasa inggris yaitu natural science, artinya ilmu pengetahuan alam (IPA).
Berhubungan dengan alam atau bersakut paut dengan alam, scienci artinya ilmu
pengetahuan. Jadi ilmu pengetahuan alam (IPA) atau science itu pengertiannya
dapat disebuat sebagai ilmu tentang alam. Ilmu yang mempelajari peristiwa-
peristiwa yang terjadi di alam ini. Selaras dengan pendapat Kemala (2006) IPA
merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasi
pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan dan
memiliki sikap ilmiah.
IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis
yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
manusia atau para ahli. IPA merupakan cabang pengetahuan yang berawal dari
fenomena-fenomena alam dan dikembangkan berdasrkan percobaan (induktif)
namun pada perkembangan selanjutnya IPA juga diperoleh dan dikembangkan
berdasarkan teori (deduktif). IPA didefenisikan sebagai sekumpulan pengetahuan
tentang objek dan peristiwa alam yang diperoleh dari hasil pemikiran da
penelitian para ilmuan yang dilakukan dengan kecakapan bereksperimen dengan
menggunakan metode ilmiah. Dengan demikian, pada hakikatnya IPA merupakan
ilmu pengetahuan gejala-gejala alam yang dituangkan berupa fakta, konsep,
prinsip dan hukum yang teruji kebenarannya dan melalui suau rangkaian kegiatan
dalam metode ilmiah.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hakikat IPA adalah
sekumpulan pengetahuan tentang objek, peristiwa alam, konsep, prinsip yang
didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia.
2.1.3.2 Pendidikan IPA SD
Menurut Samatowa (2011:5-6) IPA sebagai disiplin ilmu dan
penerapannya dalam masyarakat membuat pendidikan IPA menjadi penting,
sebab IPA memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih keterampilan-
keterampilan proses IPA dan yang perlu dimodifikasi sesuai dengan tahap
perkembangan kognitifnya.
Proses pembelajaran IPA menitik beratkan pada suatu proses penelitian.
Hal ini terjadi ketika belajar IPA mampu meningkatkan proses berpikir peserta
didik untuk memahami fenomena-fenomena alam. Dengan demikian, proses
pembelajaran IPA mengutamakan penelitian dan pemecahan masalah. Proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
pembelajaran IPA seperti ini akan melatih anak untuk berpikir kritis dan objektif.
Pengetahuan yang benar berarti pengetahuan yang dibenarkan menurut tolak ukur
kebenaran ilmuan, yaitu rasional dan objektif. Objektif artinya sesuai dengan
objeknya, sesuai dengan faktanya atau sesuai dengan pengalaman pengamatan
melalui panca indera.
Menurut Wisudawati (2014:10) Konsep IPA merupakan suatu konsep
memerlukan penalaran dan proses mental yang kuatpada seorang peserta didik.
Proses mental peserta didik dalam pembelajaran IPA merupakan kemampuan
mengintegrasikan pengetahuan/skema kognitif peserta didik yang tersusun dari
atribut-atribut dalam bentuk keterampilan dan nilai untuk mempelajari fenomena-
fenomena alam.
Sebagai guru harus mengetahui bahwa profesionalisme seorang guru
bukan hanya ditentukan pada kemampuannya memahami dan menyampaikan
ilmu pengetahuan tetapi juga kemampuannya melaksanakan pembelajaran yang
menarik dan bermakna pada siswa terlebih pada konsep IPA. Dalam mengajarkan
konsep IPA, seorang guru harus menata materi yang akan diberikan kepada siswa
agar terintegrasi dengan aplikasi yang ada dijumpai peserta didik.
Menurut Putra (2013:40) pendidikan IPA di sekolah dasar bermanfaat bagi
siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Pendidikan IPA
menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung kepada siswa untuk
mengembangkan kompetensi agar mampu menjelajahi dan memahami alam
sekitar secara ilmiah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan IPA
sangatlah penting, pendidikan IPA dapat melatih anak berpikir kritis dan objektif
dan setiap guru harus menata materi yang akan diberikan kepada peserta didik
agar terintegrasi dengan aplikasi yang dijumpai peserta didik, dan guru harus
paham akan pentingnya IPA diajarkan di sekolah dasar.
2.1.4 Kurikulum KTSP
Kurikulum mengemban peranan yang sangat penting bagi pendidikan
siswa dan sebagai bagian dalam tercapainya tujuan pendidikan. Mulyasa (2006)
mengatakan bahwa kurikulum merupakan seperangkat rencana dan aturan
mengenai tujuan, kompetensi dasar, materi standar, hasil belajar, dan cara yang
digunakan sebagai acuan dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai
kompeensi dasar dan tujuan dari pendidikan tersebut. Kurikulum merupakan
elemen penting yang memberi kontribusi demi mewujudkan perkembangan
kualitas dan potensi siswa (Permendikbud: 2014). Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum yang kita andalkan untuk mencapai
tujuan pendidikan sampai saat ini.
KTSP mulai berlaku mulai 2006. KTSP adalah hasil perbaikan dari
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah diuji coba kelayakannya
secara publik, melalui beberapa sekolah yang dijadikan sasaran proyek. Menurut
Susilo (2006) KTSP merupakan suatu konsep yang menawarkan otonomi pada
sekolah untuk menentukan kebijaksanaan sekolah dalam rangka meningkatkan
mutu, dan efisiensi pendidikan agar dapat memodifikasi keinginan masyarakat
setempat serta menjalani kerjasama yang erat antar sekolah, masyarakat, industri,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
dan pemerintahan dalam membentuk peserta didik. Kurikulum operasional yang
dikembangkan oleh satuan pendidikan dengan memerhatikan kaakteristik dan
perbedaan daerah (desentralistik), (Sanjaya:2008). Tujuan KTSP adalah
menanamkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan pendidikan lanjut (Trianto: 2009).
Pembelajaran yang cocok untuk anak Indonesia yang memiliki kondisi,
karakteristik dan sikap budaya yang berbeda-beda adalah belajar melalui
pengalaman langsung (Learning by doing). Pembelajaran ini akan memperkuat
daya ingat siswa dan biayannya yang sangat murah sebab menggunakan alat-alat
dan media belajar yang ada dilingkungan siswa sendiri.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa KTSP merupakan sebagai
bagian yang dalam meningkatkan mutu sekolah, dan efisiensi pendidikan dengan
memperhatikan karakteristik, perbedaan daerah dan membuat pembelajaran yang
memperkuat daya ingat siswa dengan pengalaman langsung dengan tujuan untuk
menanamkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri.
2.1.5 Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin, yang merupakan bentuk jamak dari
kata medium, yang berarti sesuatu yang terletak ditengah (antara dua pihak atau
kutub) atau suatu alat (Anita 2010:4). Definisi ini sejalan dengan definisi yang
diantaranya disampaikan oleh Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan
(Association of Education and Communication Technology/AECT) di Amerika,
yakni sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
menyalurkan pesan/informasi. Menurut Munadi (2010:7-8) media pembelajaran
adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari
sumber secara terencana sehingga tecipta lingkungan belajar yang kondusif di
mana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.
Fungsi media pembelajaran yaitu sebagai pembawa informasi dan
pencegah terjadinya hambatan proses pembelajaran, sehingga informasi atau
pesan dari komunikator dapat sampai kepada komunikan secara efektif dan efisien
(Mudlofir dan Rusydiyah, 2016:133).
Tujuan media pembelajara (Sanaky, 2013:6) antara lain: Pertama,
mempermudah proses pembelajaran dikelas. Kedua, meningkatkan efisiensi
proses pembelajara. Ketiga, menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan
tujuan belajar. Keempat, membantu konstentrasi pembelajaran dalam proses
pembelajaran.
Manfaat media pembelajaran bagi siswa dalam Sanaky (2013:7) adalah:
Pertama, meningkatkan motivasi belajar siswa. Kedua, memberikan dan
mengikatkan variasi belajar bagi siswa. Ketiga, memudahkan siswa untuk belajar.
Keempat, merangsang siswa untuk berfikir dan beranalisis. Kelima, pembelajaran
dalam kondisi dan situasi belajar yang menyenangkan dan tanpa tekanan.
Keenam, siswa dapat memahami materi pelajaran secara sistematis yang
disajikan.
2.1.6 Modul
2.1.6.1 Pengertian Modul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Istilah modul dipinjam dari dunia teknologi. Modul adalah alat ukur yang
lengkap). Menurut Sakiman (2012:132) modul adalah paket program yang
disusun secara terencana dalam bentuk satuan tertentu guna membantu peserta
didik secara individual dalam mencapai tujuan belajar. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia modul adalah unik kecil dari suatu pemebelajaran yang
beroperasi sendiri (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2002: 662). Modul pada
dasarnya adalah sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan bahasa
yang mudah dipahami oleh peserta didik sesuai tingkat pengetahuan dan usia
mereka, agar mereka dapat belajar sendiri (mandiri) dengan bantuan atau
bimbingan yang minimal dari pendidikan (Prastowo, 2013:106. Dari beberapa
presepsi diatas peneliti menyimpulkan bahwa modul adalah salah satu bahan
pembelajaran terencana yang memudahkan peserta didik dalam mencapai tujuan
belajar.
Menurut Prastowo (2014:210-211) modul mempunyai empat fungsi
sebagai berikut: Pertama, bahan ajar mandiri maksudnya meningkatkan
kemampuan siswa untuk belajar sendiri tanpa tergantung pada kehadiran pendidik
(guru). Kedua, pengganti fungsi pendidik, maksudnya bahan ajar yang mampu
menjelaskan materi pembelajaran dengan mudah dan baik dipahami oleh siswa
sesuai tingkat pengetahuan dan usianya. Ketiga, sebagai alat evaluasi maksudnya
dengan modul siswa dituntut dapat mengukur dan menilai sendiri tingkat
penguasaanya terhadap materi yang telah dipelajari. Keempat, sebagai bahan
rujukan bagi siswa maksudnya karena modul mengandung berbagai materi yang
harus dipelajari oleh siswa, maka modul juga memiliki fungsi sebagai ruukan bagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
siswa.
Penyusunan atau pembuatan modul dalam kegiatan pembelajaran
mempunyai lina tujuan, sebagai berikut: Pertama, agar siswa dapat belajar secara
mandiri tanpa, atau, dengan bimbingan pendidik (yang minimal). Kedua, agar
peran pendidik tidak terlalu dominan dan otoriter dalam kegiatan pembelajara.
Ketiga, melatih kejujuran siswa. Keempat, mengakomodasi berbagai tngkat dan
kecepatan belajar siswa. Kelima, agar siswa mampu mengukur swndiri tingkat
penguasaan materi yang telah dipelajarinya.
Modul memiliki empat macam kegunaan dalam proses pembelajaran,
seperti diungkapkan Andriani dan Andi Prastowo, yaitu: Pertama, modul sebagai
penyedia informasi dasar. Kedua, modul sebagai bahan instruksi atau petunjuk
bagi siswa. Ketiga, modul sebagai bahan pelengkap dengan ilustrasi dan foto yang
komunikatif. Keempat, modul bisa menjadi petunjuk mengajar yang efektif bagi
pendidik dan menjadi bahan utuh berlatih siswa dalam melakukan penilaian
sendiri (self-assesment).
2.1.6.2 Karakteristik Modul
Dalam menghasilkan modul yang mampu meningkatkan motivasi
penggunanya, modul harus mencakup beberapa karakteristik tertentu.
Karakteristik pengembangan modul antara lain sebagai berikut: Pertama, self
instructional. Melalui modul, peserta didik mampu belajar mandiri dan tidak
tergantung pada pihak lain. Kedua, self contained. Seluruh materi pembelajaran
dari unit standar kompetensi dasar yang dipelajari terdapat didalam satu modul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
secara utuh. Ketiga, stand alone. Modul yang dikembangkan tidak tergantung
pada media lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan media lain.
Keempat, yaitu adaptive. Modul hendaknya memiliki daya adaptasi yang tinggi
terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. Kelima, adalah user friendly. Modul
hendaknya juga memenuhi kaidah user friendly atau muda digunakan oleh peserta
didik seperti penggunaan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti,
(Sukiman 2012:133).
Berdasarkan kelima karakteristik modul tersebut peneliti menyimpulkan
bahwa materi atau kegiatan dalam modul harus sesuai dengan pemahaman peserta
didik, mampu mebuat siswa lebih mandiri dan menggunakan bahasa yang mudah
dipahami sehingga ia dapat mencapai tujuan belajar.
2.1.6.3 Keuntungan dan Kelebihan Penggunaan Modul
Menurut Susyaningsih, 2010:31 bahwa beberapa keuntungan yang
diperoleh dari pembelajaran dalam penerapan modul antara lain meliputi:
Pertama, meningkatkan motivasi siswa, karena setiap kali mengerjakan tugas
pelajaran yang dibatasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuannya. Kedua,
setelah dilakukan evaluasi, guru dan siswa mengetahui benar, pada modul yang
mana siswa telah berhasil dan pada modul yang mana yang mereka belum
berhasil. Ketiga, bahan pelajaran terbagi lebih merata dalam satu semester.
Keempat, pendidikan lebih berdaya guna, karena bahan pelajaran yang disusun
menurut jenjang pendidikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Adapun kekurangan dalam penggunaan modul Suparman (1993:197) yang
mengungkapkan bahwa bentuk kegiatan pembelajaran yang menggunakan modul
memilikikeurangan-kekurangan antara lain: biaya pengembangan bahan tinggi
dan waktu dibutuhkan lama, menentukan displin belajar yang tinggi,
membutuhkan ketekunan yang tinggi dari fasilitator untuk terus menerus
memantau proses belajar siswa, memberi motivasi dan konsultasi secara individu
setiap waktu siswa membutuhkannya.
2.1.7 LKS
2.1.7.1 Pengertian LKS
LKS (Lembar Kerja Siswa) merupakan materi ajar yang sudah dikemas
sedemikian rupa sehingga siswa diharapkan dapat mempelajari materi ajar
tersebut secara mandiri, Mudlufir dan Rusydiyah (2016: 43). Pendapat lain oleh
Trianto (2010: 212), lembar kerja siswa adalah lembaran yang berisikan pedoman
bagi siswa untuk melakukan kegiatan yang sudah diprogramkan. Selaras dengan
itu dalam Depdikbud (dalam Trianto 2010: 212) mengatakan lembar kerja yang
digunakan sebagai alat untuk mengaktifkan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Kegiatan dalam lembar kerja siswa dapat berupa pengamatan, eksperimen, dan
pengajuan pertanyaan. Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa lembar kerja siswa
mempunyai hubungan yang erat dengan model pembelajaran yang akan
digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
2.1.7.2 Fungsi, Tujuan dan kegunaan LKS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Berdasarkan pengertian LKS tersebut, pada dasarnya sudah dapat diterka apa saja
fungsinya dalam kegiatan pembelajaran tematik. Berikut ini merupakan fungsi
dari LKS yaitu Pertama, LKS sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran
pendidik namun lebih mengaktifkan siswa. Kedua, LKS sebagai bahan ajar yang
mempermudah siswa untuk memahami materi yang diberikan. Ketiga, LKS
sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih. Keempat, LKS
mempermudah pelaksanaan pengajaran kepada siswa.
Tujuan penyusunan LKS yaitu: menyajikan bahan ajar yang memudahkan
siswa untuk berinteraksi dengan materi yang diberikan, menyajikan tugas-tugas
yang meningkatkab penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan, melatih
kemandirian belajar siswa, dan memudahkan pendidik dalam memberikan tugas
kepada siswa, Adriani (dalam Andi, 2014:270).
LKS memiliki banyak manfaat bagi pembelajaran tematik, diantaranya
melalui LKS salah satunya kita dapat memancing siswa agar secara aktif terlibat
dalam kegiatan pembelajaran.
2.1.8 Budidaya Tanaman
Dalam pertanian budidaya merupakan kegiatan terencana pemeliharaan sumber
daya hayati yang dilakukan pada suatu areal lahan untuk diambil manfaat/hasil
panennya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, budidaya adalah "usaha yg
bermanfaat dan memberi hasil". Usaha budi daya tanaman mengandalkan penggunaan
tanah atau media lainnya di suatu lahan untuk membesarkan tanaman dan lalu memanen
bagiannya yang bernilai ekonomi. Bagian ini dapat berupa biji, buah/bulir, daun, bunga,
batang, tunas, serta semua bagian lain yang bernilai ekonomi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
2.2 Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dibagi dalam dua penelitian yaitu penelitian yang
berhubungan dengan modul pembelajaran dan LKS.
2.2.1 Penelitian yang berhubungan dengan modul pembelajaran
Berikut ini adalah penelitian yang relevan yang telah dilakukan peneliti
sebelumnya
Rismawati Halawa (2012) dalam penelitiannya yang berjudul
“Pengembangan Modul Tanaman Obat Untuk Pendidikan Konservasi Lingkungan
Di Kelas V SDN No 075046 Lolofitu Kabupaten Nias Barat”. Populasi dalam
penelitian ini siswa kelas V (lima) sekolah dasar di SDN No. 075046 lolofitu
Kabupaten Nias Barat Berjumlah 27 siswa dan 3 orang Guru. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian dan pengembangan (R&D). Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner. Validasi dilakukan oleh 2 pakar
yaitu Dosen ahli biologi dan dosen ahli bahasa indonesia.
Rosa De Shinta Anggraeni (2015) dalam penelitiannya yang berjudul
“Pengembangan Modul Praktikum Ipa Sebagai Suplemen Kuriulum 2013 Untuk
mendorong Siswa Kelas IV Berpikir”. Lokasi penelitian dilaksanakan di SD
Tarakanita Bumijo Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
dan pengembangan (R&D). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
berupa kuesioner & wawancara. Validasi dilakukan oleh dosen ahli IPA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Theresia Dwi Kurniawati (2016) dalam penelitiannya yang berjudul
“pengembangan Modul Praktikum IPA Sebagai Suplemen Kurikulum 2013 Untuk
Mendorong Siswa Kelas IV Berpikir Kritis”. subjek penelitian ini siswa kelas IV
SD Kanisius Ganjuran Yang berjumlah 21 siswa. Penelitian ini menggunakan
metode penelitian dan pengembangan (R&D). Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini berupa kuesioner. Validasi dilakukan oleh pakar bahasa indonesia
dan Pakar IPA.
2.2.2 Penelitian yang berhubungan dengan LKS
Veronika Tokan (2016) dengan judul “Pengembangan LKS Berbasis
Kecerdasan Ganda Pada Subtema Keindahan Alam Negeriku Untuk Siswa Kelas
IV Sekolah Dasar”. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan sebuah
produk berupa Lembar Kerja Siswa Berbasis Kecerdasan Ganda dan Untuk
mengetahui Kualitas Lembar Kerja Siswa Berbasis Kecerdasan Ganda.
Pengambilan data diperoleh dari hasil wawancara analisis kebutuhan dan
kuesioner. Validasi dua pakar LKS menghasilkan skor rata-rata 4,15 (Baik) dan
4,10 (baik). Validasi yang dilakukan oleh dua guru kelas IV SD menghasilkan
skor rat-rata 4,55 (Sangat Baik) dan 4,00 (Baik). Dengan demiian LKS yang
dikembangkan sudah layak digunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar di
sekolah yang telah menerapkan kurikulum 2013 khususnya untuk kelas IV
(empat) sekolah dasar.
Rambu Widyanti Wulu Ata (2016) dengan judul “ Pengembangan Lembar
Kerja Siswa Menggunakan Pendekatan Saintifi Pada Subtema Bermain d
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Lingkungan Rumah Untuk Siswa Kelas II SD Kalasan 1” Tujuan utama dalam
penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa lembar kerja siswa
mengacu pada kurikulum SD 2013 dan menggunakan pendekatan tematik
integratif, pendekatan saintifik, dan penilaian autentik dalam setiap
pembelajarannya. Pengambilan data diperoleh dari daftar pertanyaan wawancara
analisis kebutuhan dan kuesioner. Validasi ahli LKS menhasilkan skor 4 (Baik)
dan 4 (Baik), dua guru kelas II SD menghasilkan skor 3,43 (Baik) dan 3,43
(Baik). Lembar kerja siswa ini memperoleh reta-rata skor 3.71 cengan kategori
“Baik”. Dengan demikian lembar kerja siswa menggunakan pendekatan saintifik
mengacu kurikulum 2013, yang dikembangkan sudah layak digunakan sesuai
dengan saran dan komentar yang diberikan.
Sustiana Irna (2016) dengan judul “Pengembangan LKS Berbasis
Kecerdasan Ganda Pada Subema Kebersamaan Dalam Keberagaman Untuk Siswa
Kelas Empat (IV) Sekolah Dasar”. Tujuan penelitian ini adalah menhasilkan suatu
produk berupa LKS berbasis kecerdasan ganda pada subtema kebersamaan dalam
keberagaman untuk siswa kelas IV sekolah dasar. Pengambilan data diperoleh
dari daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuesioner. Hasil validasi
dua ahli LKS berbasis kecerdasan ganda menghasilkan skor 3,85 (Baik) dan 3,95
(Sangat Baik). Validasi dari kedua guru kelas IV SD menghasilkan skor 4,0
(Baik) dan 5,05 (Baik). Hal ini menunjukkan LKS berbasis kecerdasan ganda
yang dikembangkan sudah layak digunakan untuk uji coba dalam kegiatan
pembelajaran di kelas IV sekolah dasar dengan revisi sesuai saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
2.3 Desain Diagram
Gambar 2.1 Desain Diagram Penelitian
Modul LKS
Halawa, Rismawati (2016)
Pengembangan Modul Tanaman
Obat Untuk Pendidikan Konservasi
Lingkungan Di Kelas V SDN No
075046 Lolofitu Kabupaten Nias
Barat. Hasil uji coba kualitas
modul tanaman obat yang
memperoleh skor rata-rata 4.55
yang bererti sangat baik dan sangat
layak digunakan.
Kurniawati, Theresia Dwi (2016)
pengembangan Modul Praktikum
IPA Sebagai Suplemen Kurikulum
2013 Untuk Mendorong Siswa
Kelas IV Berpikir Kritis. Modul
yang dikembangkan memiliki
kualitas baik dan layak digunakan.
Anggraeni, Rosa De Shinta (2015)
Pengembangan Modul Praktikum
Ipa Sebagai Suplemen Kuriulum
2013 Untuk mendorong Siswa
Kelas IV Berpikir. Hasil kualitas
modul praktikum IPA pada uji coba
produk dengan 5 siswa mendapat
hasil presentasi 78,33% dan uji
coba produk pada kelas mendapat
hasil 73.09% berkualitas sangat
baik dan layak digunakan.
Irna, Sustiana (2016) Pengembangan
LKS Berbasis Kecerdasan Ganda
Pada Subema Kebersamaan Dalam
Keberagaman Untuk Siswa Kelas
Empat (IV) Sekolah Dasar. LKS
berbasis kecerdasan ganda tersebut
menghasilkan skor 3,96 dari rentang
skor 1-5 dan termasuk dalam kategori
“Baik”.
Ata, Rambu Widyanti Wulu (2016)
Pengembangan Lembar Kerja Siswa
Menggunakan Pendekatan Saintifi
Pada Subtema Bermain d Lingkungan
Rumah Untuk Siswa Kelas II SD
Kalasan 1. Lembar Kerja Siswa
menggunakan pendekatan saintifik
mengacu Kurikulum 2013, yang
dikembangkan sudah layak digunakan
sesuai dengan saran dan komentar
yang diberikan.
Tokan, Veronika (2016)
Pengembangan LKS Berbasis
Kecerdasan Ganda Pada Subtema
Keindahan Alam Negeriku Untuk
Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. LKS
yang dikembangkan sudah layak
digunakan dalam proses kegiatan
belajar mengajar di sekolah yang
telah menerapkan kurikulum 2013
khusunya untuk kelas IV (empat)
sekolah dasar.
Pengembangan Modul Pembelajaran dan LKS Budidaya Tanaman
(Pohon Karet, Pisang, Singkon, dan Ubi Jalar) untuk Siswa Kelas IVa SD
N No.071094 LologoluKabupaten Nias Barat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
2.4 Kerangka Berpikir
Pendidikan Emansipatoris merupakan suatu pendidikan yang menekankan
masyarakat demokratis dan adil. Pendidikan kita saat ini memiliki masalah, yakni
relasi antar manusia, sosio-ekonomis, politik, dan kebudayaan. Pendidikan
emansipatoris berpeluang membantu siswa untuk menyadari dan mampu
menanggapi realitas hidupnya. Dalam pendidikan sekolah Yesuit, Pedagogi
Ignasian memiliki potensi menjadi pendidikan emansipatoris. Penerapan model
pendidikan ini tidak hanya memberikan sebuah kontribusi kepada para guru dan
juga kepada siswa. Melalui kegiatan pembelajaran inilah guru mendampingin dan
membantu siswa untuk menyadari keberadaan dirinya dalam konteks tertentu.
Dalam pendidikan emansipatoris menempatkan guru dan siswa keduanya adalah
pembelajar, yang artinya adanya hubungan timbal balik antara guru dan siswa
karena proses belajar mengajar akan efektif jika terjadi dialog diantara keduanya,
maka pemahaman dan pengalaman akan realitas dari kedua pihak akan
berkembang, apabila masing-masing pihak menghargai pihak lainnya.
Dalam lingkungan alam terdapat banyak jenis tanaman dan tumbuhan.
Tanaman dan tumbuhan tersebut seringkali kita jumpai dalam kehidupan sehari-
hari. Ada banyak fungsi tanaman dan tumbuhan khususnya tanaman yaitu (1)
pohoh karet ( getah) dapat dijual dan menghasilkan uang, dijadikan sebagai tikar
karet, karet gelang, ban motor, dan sebagainya. (2) pisang dapat dijadikan sebagai
sebagai keripik pisang, direbus untuk makanan keluarga, sedangkan daunya
dijadikan sebagai bungkusan makanan,batangnya dapat dijadikan sebagai
kompos, dan akarnya dapat dijadikan sebagai obat. (3) Singkong dapat dijadian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
sebagai keripik, tepung terigu dan sebagainnya, sedangkan daunnya dapat
dijadikan sebagai sayur. (4) ubi jalar dapat dijadikan sebagai keripik, direbus
untuk makanan keluarga, pucuk daunnya dapat dijaikan sebagai sayur, daun dan
batangnya dapat dijadikan sebagai makanhewan. Namun pada kenyataanya
sebagaian besar siswa tidak mengetahui bahwa fungsi keempat tanaman tersebut
sangat banyak dan dapat dijadikan sebagai makanan, bahan produksi, dan sebagai
obat-obatan.
Dari masalah tersebut, maka pendidik memegang peranan penting sebagai
sarana yang dapat membantu memberikan pemahaman kepada anak-anak supaya
mereka mengetahui dan memahami betapa banyaknya fungsi dan manfaatnya
keempat tanaman tersebut. Pendidik juga membantu siswa belajar bagaimana cara
mengelolha tanah sampai pasca panen, supaya mendapatkan hasil yang maksimal.
Modul pembelajaran dan juga sekalian LKS dapat dijadikan panduan
dalam membuat anak semakin mandiri dan mampu menemukan pengetahuan
baru. Dengan demikian anak-anak di daerah tersebut akan menjadi generasi
pembaharu yang akan menengkankan demokrasi dan keadilan dan sungguh
memahami pentingnya pendidikan. Modul pembelajaran dan LKS merupakan
perwujudan dari tanggungjawab peneliti sebagai warga masyarakat yang ingin
memberikan pemahaman tentang pendidikan.
Berdasarkan dari alasan di atas, maka peneliti akan mengembangkan media
pembelajaran berupa modul pembelajaran dan LKS untuk siswa kelas IVa SDN
No.071094 Lologolu, Kabupaten Nias Barat. Modul dan LKS tersebut dapat
digunakan guru sebagai sumber belajar dikelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
2.5 Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan uraian teori diatas, maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
2.4.1 Bagaimana langkah-langkah atau prosedur pengembangan modul
pembelajaran dan LKS dengan implementasi pendidikan emansipatoris
khususnya pada mata pelajaran IPA kelas IVA mengenai materi struktur
tumbuhan?
2.4.2 Bagaimana model pembelajaran pendidikan emansipatoris untuk
pengembangan modul pembelajaran dan LKS budidaya tanaman
berdasarkan untuk siswa kelas IVA di SDN No.071094 Lologolu?
2.4.3 Bagaimana kualitas modul pembelajaran dan LKS yang mengiplemetasikan
pendidikan emansipatoris dapat membantu siswa kelas IVA memiliki
presepsi tentang budidaya tanaman?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini berisi paparan metode penelitian yang meliputi: 1. Jenis Penelitian,
2. Prosedur Pengembangan, 3. Uji coba produk yang terdiri dari (a) Desain Uji
Coba, (b) Subjek Uji coba, (c) Instrumen Penelitian, (d) Teknik Pengumpulan
Data, dan (e) Teknik Analisa Data.
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
dan pengembangan, yang biasa dikenal dengan penelitian R&D (Research
and Development). Research and Development adalah metode penelitian yang
digunakan untuk mengembangkan kurikulum bukan saja didasarkan atas
kelebihan dan kebaikan-kebaikannya serta kemungkinan pencapaian hasil yang
optimal, tetapi juga perlu disesuaikan dengan sistem pendidikan dan sistem
pengelolaan pendidikan (Sukmadinata, 2013:161). Dalam buku Sanjaya (2010),
Tyler mengatakan pengembangan kurikulum lebih bersifat bagaimana merancang
suatu kurikulum sesuai dengan tujuan dan misi suatu institusi pendidikan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan pendidikan emansipatoris dengan
membuat modul pembelajaran dan LKS dalam pembelajaran IPA khususnya pada
Standar Kompetensi (SK) 2. Memahami hubungan antara struktur bagian
tumbuhan dengan fungsinya, Kompetensi Dasar (KD) 2.1 Menjelaskan hubungan
antara struktur akar tumbuhan dengan fungsinya, 2.2 Menjelaskan hubungan
antara struktur batang tumbuhan dengan fungsinya, 2.3 Menjelaskan hubungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
antara struktur daun tumbuhan dengan fungsinya, 2.4 Menjelaskan hubungan
antara buah dengan fungsinya di kelas IVa SDN No. 071094 Lologolu.
3.2 Setting Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian
Pada awal pembuatan modul pembelajaran dan LKS, peneliti
melakukannya di Kampus PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Uji
coba penelitian dilakukan pada kelas IVA di SDN No. 071094 Lologolu yang
berlokasi di Desa Lologolu, Kecamatan Mandrehe, Kabupaten Nias Barat,
Kepulauan Nias, Provinsi Sumatera Utara.
3.2.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah 25 siswa-siswi kelas IVA di SDN No.
071094 Lologolu, serta 5 guru SDN No. 071094 Lologolu.
3.2.3 Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah pengembangan pendidikan emansipatoris
dalam pembuatan modul pembelajaran dan LKS budidaya tanaman (pohon karet,
pisang, singkong, dan ubi jalar) pada mata pelajaran IPA di kelas IVA di SDN
No. 071094 Lologolu, Kecamatan Mandrehe, Kabupaten Nias Barat, tahun ajaran
2016/2017.
3.2.4 Waktu Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran
2016/2017 selama 3 bulan yaitu pada bulan Juli sampai dengan dengan bulan
September.
3.3 Prosedur Pengembangan
Penelitian ini menggunakan prosedur pengembangan yang menghasilakan
produk berupa modul pembelajaran dan lembar kerja siswa berdasarkan
pendidikan emansipatoris. Prosedur pengembangan kurikulum yang digunakan
dalam penelitian ini adalah model pengembangan menurut Tyler dan Oliva.
Dalam merancang suatu kurikulum disesuaikan dengan tututan dan misi
suatu instutusi pendidikan. Proses pengembangan kurikulum menurut Tyler
(dalam Hidadayat. 2013 yang berjudul Pengembangan Kurikulum Baru), ada
empat hal yang dianggap mendasar untuk mengembangkan suatu kurikulum.
Pertama berhubungan dengan tujuan pendidikan yang ingin dicapai; kedua
berhubungan dengan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan; ketiga
berhungan dengan pengorganisasian pengalaman belajar; dan keempat
berhubungan dengan pengembangan evaluasi. Sedangkan menurut Oliva (dalam
Hidadayat. 2013 yang berjudul Pengembangan Kurikulum Baru), suatu model
kurikulum harus bersifat sederhana, komprehensif, dan sistematik. Langkah yang
dikembangkan oleh Oliva terdiri atas 12 komponen yang satu sama lain saling
berkaitan, antara lain: (a) menetapkan dasar filsafat, (b) menganalisis kebutuhan
masyarakat, (c) merumuskan tujuan umum kurikulum, (d) merumuskan tujuan
khusu kurikulum, (e) mengorganisasikan rancangan implementasi kurikulum, (f)
menjabarkan kurikulum dalam bentuk perumusan tujuan umum pembelajaran, (g)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
merumuskan tujuan khusus pembelajaran, (h) menetapkan dan menyeleksi strategi
pembelajaran, (i) menyeleksi dan menyempurnakan tekni penilaian yang akan
digunakan, (j) mengimplementasikan strategi pembelajarana, (k) mengevaluasi
pembelajaran, (l) mengevaluasi kurikulum.
Dari kedua model pengembangan kurikulum di atas, dapat digambarkan
sebagai berikut:
Bagan 3.1 Prosedur pengembangan Menurut Tyler
Bagan 3.2 Prosedur Pengembangan Menurut Oliva
Tujuan pendidikan
yang ingin dicapai
Pengembangan
Evaluasi Pengorganisasian
pengalaman belajar
Pengalaman belajar
untuk mencapai
tujuan
Dasar filsafsat Analisis kebutuhan
masyarakat
Merumuskan tujuan
umum
Perumusan tujuan
umum
pembelajaran
Mengimlementasik
an strategi
pembelajaran
Menyeleksi
penilaian
Merumuskan tujuan
khusus
Mengorganisasi
rancangan
Menyeleksi strategi
pembelajaran
Mengevaluasi
pembelajaran
Mengevaluasi
kurikulum
Merumuskan tujuan
khusus
pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Dari kedua prosedur pengembangan kurikulum di atas, peneliti
menggabungkan atau mengadaptasi menjadi:
Bagan 3.3 Prosedur Pengembangan
3.3.1 Validasi
Istrumen validasi telah dilakukan oleh validator. Istrumen analisis
kebutuhan siswa dan guru serta validasi produk di validasi oleh ahli (expert
judgement). Sementara untuk persepsi siswa terhadap kualitas produk hanya
dilakukan oleh dosen ahli yang menvalidasi produk.
Kuesioner analisis kebutuhan dan kuesioner analisis kebutuhan guru yang
telah divalidasi oleh ahli bahasa dan ahli IPA berpedoman pada tabel berikut.
Dokumen
Kurikulum:
1. Visi dan
Misi
2. Profil
lulusan sekolah
3. Profil mata
pelajaran
Pribadi Siswa:
1. Latar belekang
siswa
2. Latar belakang
akademi
3. Lingkungan
sosial dan latar
belakang ekonomi
Analisis
Kebutuhan
1. SK dan KD
2. Indikaator
3. Tujuan
Materi Pembelajaran dan Kegiatan
Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Tabel 3.4 Istrumen Analisis Kebutuhan untuk Guru
No. Komponen yang dinilai Skor Saran
1.
Bahasa 1 2 4 5
a. Bahasa sesuai dengan
kaidah penulisan yang baik
dan benar.
b. Susunan kalimat dapat
dipahami oleh guru.
c. Susunan kalimat
mendukung pencarian data
yang berkaitan dengan tema
penelitian.
2.
Pertanyaan
a. Pertanyaan yang diajukan
untuk mengetahui manfaat
modul pembelajaran dan
LKS.
b. Pertanyaan yang diajukan
untuk mengetahui keaktifan
siswa dalam pembelajran.
c. Pertanyaan yang diajukan
untuk mengetahui guru dan
siswa sama-sama makhuluk
pembelajar.
d. Pertanyaan yang diajukan
untuk mengetahui
menemukan pengetahuan
baru.
e. Pertanyaan yang diajukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
untuk mengetahui
pendidikan yang
manusiawi.
f. Pertanyaan yang diajukan
sesuai dengan konteks
nyata kehidupan guru di
Nias Barat.
Total Skor
Skor terbobot =
jumlah skor keseluruhan
6
Error! Reference source not
found.x 10
Tabel 3.5 Istrumen Analisis Kebutuhan untuk Siswa
No. Komponen yang dinilai Skor Saran
1.
Bahasa 1 2 4 5
a. Bahasa sesuai dengan
kaidah penulisan yang baik
dan benar.
b. Susunan kalimat dapat
dipahami oleh guru.
c. Susunan kalimat
mendukung pencarian data
yang berkaitan dengan tema
penelitian.
2.
Pertanyaan
a. Pertanyaan yang diajukan
untuk mengetahui manfaat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
modul pembelajaran dan LKS.
b. Pertanyaan yang diajukan
untuk mengetahui keaktifan
siswa dalam pembelajran.
c. Pertanyaan yang diajukan
untuk mengetahui guru dan
siswa sama-sama makhuluk
pembelajar.
d. Pertanyaan yang diajukan
untuk mengetahui menemukan
pengetahuan baru.
e. Pertanyaan yang diajukan
untuk mengetahui pendidikan
yang manusiawi.
f. Pertanyaan yang diajukan
sesuai dengan tingkat
pemahaman siswa.
Total Skor
Skor terbobot =
jumlah skor keseluruhan
6
Error! Reference source not
found.x 10
3.4 UJI COBA PRODUK
Uji coba produk dilakukan dengan mengumpulkan berbagai informasi
dalam menentukan kualitas modul pembelajaran dan LKS. Data tersebut
diperoleh dari validator dengan latar belakang ilmu pendidikan yang digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
untuk memperbaiki dan menyempurnakan produk modul pembelajaran dan
LKS.
3.5 Intrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menyusun tiga instrumen yaitu: (a)
instrumen pra penelitian untuk guru, (b) instrumen pra-penelitian untuk anak, (c)
instrumen uji coba untuk mengetahui persepsi siswa terhadap kualitas modul
pembelajaran dan LKS .
a. Instrumen Pra Penelitian Guru
Peneliti menyusun instrumen pra penelitian untuk guru agar dapat
menyusun produk yang dikembangkan. Adapun kisi-kisi dan kuesioner adalah
Tabel 3.6 Kisi-kisi Istrumen Pra Penelitian untuk Guru
No Indikator Nomor
Item
1. Manfaat modul pembelajaran dan LKS 1-5
2. Keaktifan siswa dalam pembelajaran 6-8
3. Guru dan siswa sama-sama makhluk pembelajar 9-10
4. Menemukan pengetahuan baru 11-12
5. Pendidikan yang manusiawi 13-15
Tabel 3.7 Lembar Pertanyaan Pra Penelitian untuk Guru
No Pertanyaan
1. Apakah Bapak/Ibu mengetahui bahwa modul pembelajaran dan LKS
dapat mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan
masalah?
2. Menurut Bapak/Ibu apakah modul pembelajaran dan LKS dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
memperjelas penyajian materi? Mengapa?
3. Menurut pengamatan Bapak/Ibu bagaimana keaktifan siswa dalam
kegiatan pembelajaran?
4. Apakah Bapak/Ibu setuju bahwa modul pembelajaran dan LKS dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa? Mengapa?
5. Apakah dengan menggunakan modul pembelajaran dan LKS
memudahkan guru dalam melakasanakan pembelajaran? Mengapa?
6. Menurut Bapak/Ibu apakah dengan menggunakan modul pembelajaran
dan LKS siswa lebih aktif dalam pembelajaran?
7. Menurut Bapak/Ibu apakah mencatat merupakan satu-satunya cara supaya
siswa aktif dalam pembelajaran?
8. Apakah Bapak/Ibu mengetahui jika materi yang diajarkan sesuai dengan
lingkungan siswa akan mebuat siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran?
9. Jika dalam pembelajaran tersebut terjadi dialog antara guru dan siswa
yang mengakibatkan keduanya pengetahuannya akan berkembang,
apakah itu akan menurunkan martabat seorang guru?
10. Apakah Bapak/Ibu mengetahui bahwa guru dan siswa sama-sama
memiliki tugas dan tanggung jawab sehingga pembelajaran lebih efektif?
Apa saja tugas dan tanggung jawab tersebut?
11. Bagaimana cara yang Bapak/Ibu lakukan selama ini, lebih banyak
memberikan materi dari pada membuat siswa mencari pengetahuan itu
sendiri? Mengapa?
12. Apa Bapak/Ibu mengetahui bahwa pembelajaran yang membuat siswa
menemukan pengetahuannya sendiri akan meningkatkan kemandirian dan
pengetahuan tersebut tidak mudah dilupakan oleh siswa?
13. Apakah Bapak/Ibu pernah membuat pembelajaran yang akan mengasah
akal budi dan mendidik hati nurani siswa? Bagaimana?
14. Apakah Bapak/Ibu mengetahui bahwa setiap siswa memiliki kepribadian
yang utuh dan memiliki kebebasan dalam memilih?
15. Apakah Bapak/Ibu ingin membuat pembelajaran yang memanusiakan dan
mengajak siswa menjadi kritis? Mengapa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
b. Instrumen Pra Penelitian untuk Siswa
Peneliti menyusun instrumen pra penelitian untuk anak agar dapat
menyusun produk yang dikembangkan. Adapun kisi-kisi dan kuesioner adalah
Tabel 3.8 Kisi-kisi Istrumen Pra Penelitian untuk Siswa
No Indikator Nomor
Item
1. Manfaat modul pembelajaran dan LKS 1-5
2. Keaktifan siswa dalam pembelajaran 6-8
3. Guru dan siswa sama-sama makhluk pembelajar 9-10
4. Menemukan pengetahuan baru 11-12
5. Pendidikan yang manusiawi 13-15
Tabel 3.9 Lembar Pertanyaan Pra Penelitian untuk Guru
No. PERNYATAAN
Jawaban
Ya Tidak
1. Saya memerlukan pembelajaran yang membuat saya
berpikir dan bertindak.
2.
Dengan adanya modul pembelajaran dan LKS dapat
mempermudah saya mengikuti pembelajaran dan
membuat saya mandiri.
3.
Dengan adanya modul pembelajaran dan LKS lebih
memperjelas saya dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
4. Dengan adanya modul pembelajaran dan LKS dapat
meningkatkan motivasi saya dalam belajar.
5.
Dengan adanya modul pembelajaran dan LKS
membuat saya mandiri.
6. Modul pembelajaran dan LKS membuat saya aktif
berpikir dan bertindak.
7. Selama ini kegiatan saya dalam pembelajaran
kebanyakan menulis teori.
8.
Saya memerlukan pembelajaran yang sesuai dengan
lingkungan saya.
9. Saya belajar bukan hanya dari penjelasan guru tapi
mencari tau sendiri.
10.
Saya baca bacaan praktik dan bertanya kepada orang
lain untuk bisa mengetahui suatu informasi.
11. Saya belajar bukan hanya dari penjelasan guru tapi
mencari tau sendiri.
12.
Saya baca bacaan praktik dan bertanya kepada orang
lain untuk bisa mengetahui suatu informasi.
13. Saya pernah mengikuti pembelajaran yang akan
mengasah akal budi dan mendidik hati nurani.
14. Saya memiliki kepribadian yang utuh dan memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
kebebasan dalam memilih.
15.
Saya suka pembelajaran yang menghargai saya sebagai
manusia dan mengajak saya untuk berpikir kritis.
Coba gambar/tuliskan senangnya kamu belajar dengan menggunakan modul
dan LKS!
3.5.2 Istrumen uji coba
Istrumen uji coba dilakukan peneliti mengetahui kualitas modul
pembelajaran dan LKS tersebut, sebagai berikut:
Tabel 3.10 Istrumen Penelitian Presepsi Siswa terhadap Kualitas
Modul Pembelajaran dan LKS Budidaya Tanaman
No Pertanyaan Skor
Komentar 1 2 4 5
1.
Saya memahami bahasa yang digunakan
pada modul pembelajaran dan LKS
budidaya tanaman.
2.
Saya memahami dengan jelas langkah-
langkah kegiatan pembelajaran yang ada
pada modul pembelajaran dan LKS
budidaya tanaman.
3. Ukuran dan jenis huruf pada modul
pembelajaran dan LKS budidaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
tanaman dapat saya baca dengan jelas.
4.
Gambar pada modul pembelajaran dan
LKS budidaya tanaman membuat saya
menjadi jelas dan tertarik dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran.
5.
Warna yang ada pada modul
pembelajaran dan LKS budidaya
tanaman membuat saya tertarik dan
membuat saya semnagat untuk
melakukan observasi.
6.
Tampilan modul pembelajaran dan LKS
budidaya tanaman membuat saya tertarik
untuk menemukan pengetahuan sendiri
dan tidak membosankan.
7.
Isi yang disajikan dalam modul
pembelajaran dan LKS budidaya
tanaman membuat saya mandiri.
8.
Dengan modul pembelajaran dan LKS
budidaya tanaman membuat saya lebih
aktif dalam pembelajaran.
9.
Modul pembelajaran dan LKS budidaya
tanaman meningkatkan rasa ingin tahu
saya.
10
Modul pembelajaran dan LKS budidaya
tanaman membuat saya lebih aktif dalam
mencari tahu pada kegiatan observasi.
11.
Modul pembelajaran dan LKS budidaya
tanaman membuat saya mencari dan
menemukan sendiri masalah dan
kesimpulan dari kegiatan observasi yang
berkaitan dengan lingkungan saya.
12.
Modul pembelajaran dan LKS budidaya
tanaman membantu saya dalam
memecahkan masalah dalam setiap
observasi.
Jumlah Skor
3.6 TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah berupa uji
coba produk berupa modul pembelajaran dan LKS dengan pembagian kuesioner.
Hasil pengumpulan data pada penelitian ini berupa kuantitatif yang diperoleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
dari hasil kuesioner yang diberikan kepada 5 guru dan 30 anak. Teknik
pembagian kuesioner bertujuan untuk membantu peneliti dalam melakukan
revisi ulang atas pengembangan modul pembelajaran dan LKS. Data atau
informasi yang diperoleh kemudian dianalisis untuk mendapatkan informasi
mengenai kebutuhan siswa terhadap pentingnya pendidikan emansipatoris.
3.7 TEKNIK ANALISIS DATA
Teknik analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif.
a. Data kualitatif
Data Kualitatif adalah data yang berisikan dokumen pribadi, catatan
lapangan, ucapan dan tindakan responden, dokumen dan lain-lain Sugiyono
(2012:15). Data kualitatif dapat berupa kritik dan saran yang dikemukakan
oleh ahli ilmu pengetahuan, guru, dan siswa yang dikumpulkan untuk
memperbaiki produk pengembangan modul pembelajaran dan LKS. Selain itu,
data diperoleh dari komentar terhadap kuesioner yang disebarkan. Adapun
komentar tersebut diperoleh dari komentar para pakar yang akan memberikan
masukan terhadap kelayakan modul pembelajaran dan LKS yang sudah
dirancang oleh peneliti. Jumlah item pada kuesioner tersebut adalah 15 item.
Data dianalisis sebagai dasar untuk mengetahui kelayakan produk yang
dihasilkan.
b. Data kuantitatif
Data kuantitatif berupa skor dari hasil pra penelitian guru dan anak
serta validasi ahli ilmu pengetahuan alam. Data dianalisis sebagai dasar dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
kuesioner diubah menjadi data interval. Peneliti dalam hal ini akan memberikan
rentan skor atas komentar para pakar dan siswa sehingga data yang awalnya
berupa kuesioner akan menjadi data interval. Skala penilaian terhadap
pengembangan modul pembelajaran dan LKS budidaya tanaman, seperti sangat
baik (5), baik (4), tidak baik (2), dan sangat tidak baik (1).
Skor yang sudah didapat kemudian dikonversikan menjadi data
kualitatif menggunakan tabel konversi nilai skala lima berdasarkan penilaian
acuan patokan (PAP) atau skala Likert (Widoyoko, 2012:112) sebagai berikut:
Tabel 3.11 Skala Likert
Rentang Skor
Jawaban
Klasifikasi Kelayakan (Sikap)
4,2 < skor ≤ 5,0 Sangat Baik (SB)
3,4 < skor ≤ 4,2 Baik (B)
1,8 < skor ≤ 2,6 Tidak Baik (TB)
1,0 < skor ≤ 1,8 Sangat Tidak Baik (STB)
Skala likert sebenarnya ada tiga alternatif model, yaitu model tiga pilihan
(skala tiga), empat pilihan (skala empat), dan lima pilihan (skala lima). Dari
ketiga alternatif model yang digunakan untuk mengukur, masing-masing memiliki
kelemahan. Pada penelitian ini, peneliti memilih menggunakan skala empat
seperti terlihat pada tabel di atas dari pada skala tiga ataupun skala lima. Adapun
alasan peneliti memilih menggunakan skala empat adalah variabilitas respon yang
memungkinkan responden tidak memiliki ruang untuk bersikap netral dan bisa
memaksa responden untuk menentukan sikap terhadap fenomena sosial yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
ditanyakan atau dinyatakan dalam instrumen (widoyoko, 2012: 105). Maka untuk
penelitian ini, peneliti akan lebih terbantu untuk bisa melihat sejauh mana kualitas
prototipe “Modul Pembelajaran dan LKS Budidayan Tanaman” tanpa ada unsur
ragu-ragu. Bagus atau tidaknya kualitas prototipe tersebut responden dapat
memberikan jawaban yang pasti tanpa ada jawaban netral atau ragu-ragu yang
mempengaruhi akurasi terhadap produk yang dikembangkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
BAB V
PENUTUP
Isi dari bab ini adalah uraian tentang kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan
saran. Berikut penjelasannya.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembehasan maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa:
5.1.1 Proses penyusunan produk berupa modul pembelajaran dan LKS budidaya
tanaman (pohon karet, pisang, singkong dan ubi jalar) dilakukan dengan
menggunakan 11 tahapan yang diadaptasi dari Oliva, Tyler dan Sugiyono
yang telah dilakukan dalam pengembangan produk berupa modul tanaman
yang berjudul “Budidaya Tanaman (pohon karet, pisang, singkong, dan ubi
jalar)”. Tahapan tersebut meliputi: (1) dokumen kurikulum berisikan visi
misi, profil lulusan sekolah, dan profil mata pelajaran IPA, (2) pribadi siswa
berisikan latar belakang siswa, latar belakang akademi, lingkungan sosial
dan latar belakang ekonomi, (3) SK dan KD yang ditentukan berdasarkan
analisis kebutuhan, (4) indikator yang diturunkan dari SD dan KD, (5)
tujuan yang diturunkan dari indikator, (6) materi pembelajaran dipilih
berdasarkan analisis kebutuhan, (7) kegiatan pembelajaran yang disesuaikan
dengan pendekatan emansipatoris dan analisis kebutuhan, (8) pengumpulan
data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner, (9) desain produk sebelum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
membuat desain peneliti berpedoman pada analisis kebutuhan, (10) validasi
desain ini dilakukan oleh ahli Bahasa dan ahli IPA, (11) uji coba produk
yang dilakukan di kelas IVa SDN No. 071094 Lologolu, Kecamatan
Mnadrehe, Kabupaten Nias Barat.
5.1.2 Pengembangan modul pembelajaran dan LKS budidaya tanaman
dikembangkan berdasarkan pendekatan pendidikan emansipatoris dibagi
dalam tiga poin, meliputi: pertama humanisasi menempatkan siswa sebagai
manusia dalam kegiatan pembelajaran juga mengasah akal budi serta hati
nurani yang bertujuan untuk petumbuhan dan perubahan dalam diri peserta
didik, kedua kesadaran kritis mengajak guru dan siswa memiliki hubungan
sehingga keduanya sama-sama berkembang dalam dunia nyata, ketiga
mempertanyakan sistem guru dan siswa sama-sama makluk pembelajar
sehingga kedua pihak berkembang bersama.
5.1.3 Kualitas produk modul pembelajaran dan LKS budidaya tanaman (pohon
karet, pisang, singkong dan ubi jalar) berdasarkan hasil uji coba yang telah
dilakukan pada 25 siswa kelas IVa di SDN No. 071094 Lologolu Kabupatrn
Nias Barat adalah 4.33. Hasil kualitas modul pembelajaran dan LKS
budidaya tanaman tersebut jika disesuaikan dengan pedoman yang
ditentukan maka dapat dikategorikan sangat baik.
Pendekatan pendidikan emansipatoris dalam pengembangan modul
pembelajaran dan LKS budidaya tanaman sangat mempengaruhi kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
pembelajaran siswa sehingga siswa sangat senang dan antusias pada saat
mengikuti pembelajaran.
5.2 Keterbatasan
Proses pelaksanaan penelitian pengembangan produk berupa modul
pembelajaran dan LKS budidaya tanaman (pohon karet, pisang, singkong dan ubi
jalar) memiliki keterbatasan diantaranya sebagai berikut:
5.2.1 Uji coba produk dibantu oleh guru namun belum dilengkapi RPP untuk
guru.
5.2.2 Kabupaten Nias Barat terdiri dari 8 Kecamatan. Pelaksanaan penelitian uji
coba produk berupa modul pembelajaran dan LKS budidaya tanaman
hanya dilakukan kepada salah satu sekolah di SDN No. 071094 Lologolu.
5.3 Saran
Berikut ini merupakan beberapa saran dari peneliti untuk penelitian
selanjutnya, antara lain:
5.3.1 Sebaiknya uji coba produk berupa modul pembelajaran dan LKS budidaya
tanaman dilengkapi dengan RPP.
5.3.1 Sebaiknya pelaksanaan uji coba produk berupa modul pembelajaran dan
LKS budidaya tanaman dilakukan di setiap kecamatan yang berada di
Kabupaten Nias Barat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, Rosa D. S. 2015. Pengembangan Modul Pratikum IPA sebagai
Supleman Kurikulum 2013 untuk Mendorong Siswa Kelas IV
BerpikirnKritis. Skripsi. Yogyakarta: Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Sanata Dharma.
Ata, Rambu W. W. 2016. Pengembangan LKS Menggunakan Pendekatan
Saintifik Mengacu Kurikulum 2013 pada Subtema Bermain di Lingkungan
Rumah untuk Siswa Kelas II SD Negeri Kalasan 1. Skripsi. Yogyakarta:
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
Halawa, Rismawati. 2016. Pengembangan Modul Tanaman Obat untuk
Pendidikan Konservasi Lingkungan di Kelas V SDN No 071046 Lolofitu
Kabupaten Nias Barat. Skripsi. Yogyakarta: Pendidikan Guru Sekolah
Dasar Universitas Sanata Dharma.
Hidayat, Sholeh. 2013. Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Irna, Sustiana. 2016. Pengembangan LKS Berbasisi Kecerdasan Ganda pada
Subtema Kebersamaan dalam Keberagaman untuk Siswa Kelas Empat
(IV) Sekolah Dasar. Skripsi. Yogyakarta: Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Sanata Dharma.
Kurniawati, T. D. 2016. Pengembangan Modul Pratikum IPA sebagai Supleman
Kurikulum 2013 untuk Mendorong Siswa Kelas Berpikir Kritis. Skripsi.
Yogyakarta: Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
Menggit, Carolyn. 2013. Memahami Perkembangan Anak. Jakarta: PT. Indeks.
Mudlifir & Rusydiyah. 2016. Desai Pembelajaran Inovatif. Jakarta: PT. Raya
Grafindo Persada.
Kemala, Rosa. 2006. Jelajah IPA untuk Kelas 4 SD. Jakarta: Yudhitira.
Praswoto, Andi. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Tematik: Tinjauan Teoritis dan
Praktis. Jakarta: Penerbit Kencana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alafabeta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alafabeta.
Sukiman 2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: PT Pustaka
Insan Madani.
Sulistyowati & Hermana. 2009. Ayo Belajar Ilmu Pengetahuan Alam IPA.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Samatowa, Usman. 2011. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT.
Indeks.
Sanaky, Hujair. 2013. Media Pembelajaran Interaktif dan Inovatif. Yogyakarta:
Kaukaba Dipantara
Sanjaya, Wino. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik
Pengembangan KTSP. Jakarta: Kencana.
Sastrapedja. 2001. Pendidikan Sebagai Humanisasi. Yogyakarta: Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
Susilo. 2006.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Manajemen Pelaksanaan dan
Kesiapan Sekolah Menyonsong. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Tim Realiti. 2008. Kamus Terbaru Bahasa Indonesia. Surabaya: Reality Publiser.
Trianto. 2010. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: Prestasi
Pustaka Raya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tokan, V. 2016. Pengembangan LKS Berbasisi Kecerdasan Ganda pada
Subtema Keindahan Alam Negeriku untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar.
Skripsi. Yogyakarta: Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata
Dharma.
Widoyoko, S. 2012. Teknik Penyusunan Istrumen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Wisudawati & Sulistyowati. 2014. Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta: Bumi
Aksara.
Winarti, E. & Anggadewi, B. E. T. 2015. “Bab 3: Pendidikan Ignasian sebagai
Pendidikan Emansipatoris: Memperjumpakan Teori dan Praktik dalam Proses
Pembelajaran”. Dalam: Manusia Pembelajar di Dunia Tarik Ulur. (Ed:
Budisantoso). Yogyakarta: Sanata Dharma University Press. Halaman: 49.
Sumber dari Internet
https://id.m.wikipedia.org./wiki/Pulau_Nias
www.niasbaratkab.go.id
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Lampiran 2. Surat Keterangan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Lampiran 3. Kisi-kisi Instrumen Analisis Kebutuhan Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Lampiran 4. Kisi-kisi Instrumen Analisis Kebutuhan Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Lampiran 5. Hasil Validasi Ahli IPA untuk
Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Lampiran 6. Hasil Validasi Ahli IPA untuk Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Lampiran 7. Hasil Validasi Ahli Bahasa untuk Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Lampiran 8. Hasil Validasi Ahli Bahasa untuk Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Lampiran 9. Hasil Uji Modul dan LKS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Lampiran 9. Hasil Uji Modul dan LKS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Lampiran 10. Lembar Presensi Kehadiran Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI