MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

130
MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KALIGRAFI AL-QURAN DI PESANTREN LEMKA SUKABUMI Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: Oleh : UMMI KHAIRIAH NIM.11150110000157 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020 M/ 1441 H

Transcript of MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

Page 1: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KALIGRAFI

AL-QURAN DI PESANTREN LEMKA SUKABUMI

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

Oleh :

UMMI KHAIRIAH

NIM.11150110000157

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2020 M/ 1441 H

Page 2: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …
Page 3: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi Berjudul “Model Pembelajaran Kaligrafi Dalam Upaya Meningkatkan

Kemampuan Menulis Kaligrafi Al-Quran Di Pesantren Lemka Sukabumi” disusun

oleh Ummi Khairiah, NIM. 11150110000157, Jurusan Pendidikan Agama Islam,

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak

untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, 14 September 2020

Yang Mengesahkan,

Pembimbing

Dr. Syamsul Aripin, MA

NIDN : 2014118101

Page 4: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

UJI REFERENSI

Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul “Model

Pembelajaran Kaligrafi Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis

Kaligrafi Al-Quran Di Pesantren Lemka Sukabumi” yang disusun oleh Ummi

Khairiah, Nomor Induk Mahasiswa 11150110000157, Jurusan Pendidikan Agama Islam,

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, telah diuji

kebenarannya oleh pembimbing skripsi pada tanggal 14 September 2020

Jakarta, 14 September 2020

Dosen Pembimbing Skripsi,

Dr. Syamsul Aripin, MA

NIDN : 2014118101

Page 5: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

“MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA MENINGKATKAN

KEMAMPUAN MENULIS KALIGRAFI AL-QURAN DI PESANTREN LEMKA

SUKABUMI”

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu

Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

Ummi Khairiah

NIM. 11150110000157

Di Bawah Bimbingan

Dr. Syamsul Aripin, MA

NIDN : 2014118101

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

Page 6: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

KEMENTERIAN AGAMA

FORM (FR)

No. Dokumen : FITK-FR-AKD-089

UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 1 Maret 2010

FITK No. Revisi: : 01

Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal : 1/1

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Ummi Khairiah

Tempat/Tgl.Lahir : Bontang, 10 November 1996

NIM : 11150110000157

Jurusan / Prodi : Pendidikan Agama Islam

Judul Skripsi : “Model Pembelajaran Kaligrafi Dalam Upaya

Meningkatkan Kemampuan Menulis Kaligrafi Al-

Quran Di Pesantren Lemka Sukabumi”

Dosen Pembimbing : Dr. Syamsul Aripin, M.Ag

dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan

saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.

Page 7: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi merupakan aspek berbahasa yang penting dalam penulisan

skripsi, karena banyak istilah Arab, nama orang, nama tempat, judul buku, nama

lembaga dan lain sebagainya, yang aslinya ditulis dengan huruf Arab dan harus

disalin ke dalam huruf latin. Adapun pedoman transliterasi menurut pedoman

penulisan skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah sebagai berikut:

1. Konsonan

Huruf Arab Huruf Latin

ا

Ś ث

ḥ ح

Kh خ

Ź ذ

Sy ش

Ṣ ص

ḍ ض

ṭ ط

Ť ظ

᾽ ع

Ģ غ

H ة

2. Vokal

Vocal Tunggul

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin

A

I

Page 8: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

3. Mȃdd (Panjang)

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin

ا Ᾱ ى …

Ῑ ى

و Ṹ

4. Tȃ’ marbȗtah

Tȃ’ marbȗtah hidup transliterasinya adalah

/t/.

Tȃ’ marbȗtah mati ditransliterasinya adalah

/h/.

Kalau pada satu kata yang akhirnya katanya adalah Tȃ’ marbȗtah diikuti

oleh kata yang digunakan oleh kata sandang al, serta bacaan kedua kata itu

terpisah maka Tȃ’ marbȗtah itu ditransliterasikan dengan /h/. contoh:

Wahdat al-wujứd atau Wahdatul =وحدةالوجود

wujứd.

5. Syaddah (Tasydḭd)

Syaddah/tasydid di transliterasikan dengan huruf yang sama dengan huruf

yang diberi tanda syaddah (digandakan).

Contoh : rabbanả, al-ḫaqq,

ảduwwun.

6. Kata Sandang

a. Kata sandang diikuti oleh huruf Syamsiyah ditransliterasikan dengan

huruf yang mengikuti dan dihubungkan dengan tanda

sambung/hubung. Contoh: al - zalzalah (az zalzalah)

b. Kata sandang diikuti oleh huruf Qamariyah ditransliterasikan sesuai

dengan bunyinya. Contoh: al - syamsu (bukan asy – syamsu),

Page 9: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

7. Penulisan

a. Bila hamzah terletak di awal kita, maka ia tidak dilambangkan dan ia

seperti a;if, contoh: akaltu, ȗitya.

b. Bila di tengah dan di akhir ditransliterasikan dengan apostrof,

contoh:

ta’kulȗna atau syai’un.

8. Huruf Capital

Huruf capital dimulai pada awal nama diri, nama tempat, bukat pada kata

Contoh :

al-Qur’an =القران

al –madinatul al munawwar = المدينة المنورة

al – Mas’ud =المسعودي

Page 10: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

i

ABSTRAK

Ummi Khairiah (11150110000157) “Model Pembelajaran Kaligrafi

Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Kaligrafi Al-Quran Di

Pesantren Lemka Sukabumi”

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Model Pembelajaran

Kaligrafi Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Kaligrafi

Al-Quran Di Pesantren Lemka Sukabumi” dan memiliki tujuan

penelitian yaitu untuk mengetahui model pembelajaran apa saja yang

diterapkan dalam menulis ayat-ayat Al-Qur‟an di Pesantren Lemka

Sukabumi, untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat pada

pelaksanaan model pembelajaran di Pesantren Lemka Sukabumi.

Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, meliputi: 1)

Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif 2) Subjek penelitian ini adalah

Guru kaligrafi dan siswa Pesantren Lemka Sukabumi 3) Pengumpulan data

menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. 4) Teknik

analisis menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa dengan menggunakan model

pembelajaran kaligrafi yang tepat dapat menjadikan pembelajaran menulis

kaligrafi Alquran yang efektif dan efisien, membuat siswa paham dan

mengerti cara menulis kaligrafi dengan mudah seperti yang telah diajarkan

di kelas menggunakan model – model pembelajaran yang digunakan di

Pesantren Lemka Sukabumi. Di dalam implementasi model pembelajaran

kaligrafi ini guru akan mampu mengembangkan potensi yang ada pada diri

siswa atau lebih ke ranah psikomotorik.

Kata Kunci: Model Pembelajaran, Kaligrafi Alquran, Psikomotorik

Page 11: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

ii

ABSTRACT

Ummi Khairiah (11150110000157) "Calligraphy Learning Model in an

Effort to Improve the Ability to Write Al-Quran Calligraphy at Pesantren

Lemka Sukabumi"

This study aims to determine "Calligraphy Learning Models in an

Effort to Improve the Ability of Writing Al-Quran Calligraphy at Lemka

Sukabumi Islamic Boarding School" and has the aim of reaserch, namely to

find out what learning models are applied in writing Al-Qur'an verses at

Pesantren Lemka Sukabumi. , to determine the supporting and inhibiting

factors in the implementation of the learning model at Pesantren Lemka

Sukabumi.

The research methodology used in this study include : 1) The type of

research is qualitative research 2) The subjects of this study are calligraphy

teachers and students of the Lemka Sukabumi Islamic Boarding School 3)

Data collection using observation, interview, and documentation

techniques. 4) The analysis technique uses a qualitative descriptive analysis

technique.

The results of this study indicate that using the right calligraphy

learning model can make learning to write Koran calligraphy effective and

efficient, making students understand and understand how to write

calligraphy easily as taught in class using the learning models used in

Pesantren Lemka. Sukabumi. In implementing this calligraphy learning

model, the teacher will be able to develop the potential that exists in

students or more in the psychomotor realm.

Keywords: Learning Model, Quran Calligraphy, Psychomotor

Page 12: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum, Wr. Wb.

Segala puja dan puji bagi Allah Swt. yang selalu memberikan

nikmat, rezeki, kesehatan jasmani maupun rohani dan kita selalu

meminta pertolongan-Nya. Sebab yang bisa menolong kita hanyalah

Allah Swt. Karena Allah lah sebaik- baiknya penolong. Shalawat

serta salam semoga senantiasa tercurahkan atas nabi besar kita yaitu

Nabi Muhammad Saw. Keluarganya, sahabatnya, dan untuk seluruh

umat islam dimanapun berada.

Alhamdulillah, penulis mengucapkan banyak rasa syukur

kepada Allah Swt. Atas segala rahmat dan pertolongan-Nya, sehingga

skripsi ini dapat diselesaikan. Begitu besar hambatan dan rintangan

dalam pembuatan skripsi ini akan tetapi dengan adanya pertolongan

dari Allah Swt. Skripsi ini akhirnya dapat di selesaikan dengan baik.

Skripsi ini berjudul “Model Pembelajaran Kaligrafi Dalam Upaya

Meningkatkan Kemampuan Menulis Kaligrafi Al-Quran Di Pesantren

Lemka Sukabumi”

Skripsi ini disusun sebagai tugas akhir selama menempuh

jenjang Pendidikan di Perguruan tinggi, dan juga sebagai persyaratan

dalam mencapai gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd) di

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak berhutang budi

kepada pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Terima kasih kepada kedua Orang Tua ayahanda

tersayang, Drs. H. Munir Abdullah dan ibu tercinta Siti

Nurahmawaty, S.Pdi, kakak, adik dan keluarga besar

yang selalu memberikan motivasi dalam pembuatan

skripsi baik dukungan materi maupun non materi yang

Page 13: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

iv

telah banyak membantu untuk bisa sampai akhir dalam

penulisan skripsi ini.

2. Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin

Umar Lubis, Lc., M.A.

3. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Ibu Dr. Sururin,

M.Ag.

4. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Drs. Abdul Haris,

M.Ag.

5. Sekertaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Drs.

Rusdi Jamil, M.Ag.

6. Dosen Pembimbing Skripsi, Bapak Syamsul Aripin,

M.Ag, yang telah meluangkan waktunya untuk

memberikan arahan, bimbingan dan doa kepada penulis.

Bapak sangat berjasa dalam membantu penulis untuk

terus melangkah walau banyak kesulitan yang dihadapi

penulis selama menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah

selalu memberikan keberkahan dalam hidup bapak dan

selalu berada dalam lindungan-Nya.

7. Dosen Pembimbing Akademik, Bapak Drs. Aminuddin

Yaqub, M.Ag yang telah bersedia meluangkan waktu dan

tenaganya untuk membantu sepenuhnya dalam proses

pembuatan skripsi ini.

8. Semua Dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam yang

telah membantu penulis dalam bentuk dorongan motivasi

9. Bapak Piminan Pesantren Lemka Sukabumi Dr. Didin

Sirojuddin, AR. M.Ag.

10. Seluruh Ustaz dan Ustazah Pesantren Lemka Sukabumi.

11. Sahabat Lemka Angkatan 2014/2015.

Page 14: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

v

12. Santri Lemka Angkatan 2019/2020.

13. Sahabat saya Amelia Sholeha yang setia menemani

selama penelitian di Pesantren Lemka Sukabumi

14. Sahabat seperkelasan, sepermainan, seperilmuan,

sepergokilan, seperanehan, “Teman Masa Muda” (Siti

Amalia dan Widya Wibowo)

15. Seluruh mahasiswa PAI UIN Jakarta angkatan 2015

khususnya mahasiswa PAI D, yang telah memberikan

dukungan kepada penulis selama berkuliah di UIN Syarif

hidayatullah Jakarta.

16. Teman kosan yang tiada henti mensuport dan motivasi

dikala susah ataupun jenuh dalam mengerjakan skripsi Siti

Nur Ajijah dan Mita Ulfayanti yang suatu hari nanti kita

akan bercerita tentang hari ini.

17. Untuk teman sejatiku Kurniawan Kholik yang menemani

dan tak henti – hentinya memberi support dan dukungan,

trimakasih tetap bertahan dan mendengarkan setiap keluh

kesahku.

Penulis menyadari bahwa pembuatan karya ilmiah ini baru

pertama kali penulis lakukan. Tentunya ada beberapa kalimat

yang tidak sempurna baik isi, maupun teknik penulisan. Oleh

karena itu, selama masih hidup penulis akan berusaha terus

menerus belajar dan membuka diri untuk menerima kritikan

dan saran yang membangun sehingga dapat menjadi bahan

pertimbangan penulis dalam melanjutkan penulisan karya

ilmiah dikemudian hari.

Wassalamu‟alaikum, Wr.Wb

Jakarta, 14 September 2020

Penulis

Ummi Khairiah

Page 15: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ..................................................................................................... i

ABSTRACT ................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................. iii

DAFTAR ISI ................................................................................................ vi

DAFTAR TABEL ..................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ x

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................ 7

C. Pembatasan Masalah ........................................................................... 7

D. Perumusan Masalah ............................................................................ 8

E. Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian .................................................. 8

BAB II LANDASAN TEORI .................................................................... 10

A. Model Pembelajaran Kaligrafi .......................................................... 10

1. Definisi Model Pembelajaran ........................................................ 10

2. Definisi Kaligrafi dan Sejarah ....................................................... 11

3. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Kaligrafi ................................ 12

4. Model Pembelajaran Kaligrafi ...................................................... 13

B. Kemampuan Menulis Kaligrafi ......................................................... 17

1. Definisi Menulis Kaligrafi ............................................................. 17

2. Jenis Tulisan Kaligrafi ................................................................... 18

C. Model Pembelajaran Kaligarfi di Pesantren Lemka Sukabumi ........ 22

D. Hasil Penelitian Relevan ................................................................... 26

E. Kerangka Berpikir ............................................................................. 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 29

Page 16: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

vii

A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 29

B. Metode Penelitian.............................................................................. 30

C. Sumber Data ...................................................................................... 30

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 31

E. Teknik Analisis Data ......................................................................... 39

F. Keabsahan Data ................................................................................. 40

G. Hipotesis Penelitian ........................................................................... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................... 42

A. Deskripsi Hasil Penelitian ................................................................. 42

1. Profil dan Sejarah Singkat Pesantren ............................................ 42

2. Identitas Pesantren ......................................................................... 43

3. Visi, Misi, Tujuan dan Moto Pesantren Kaligrafi Alquran Lemka

Sukabumi .............................................................................................. 44

4. Data Sarana dan Prasarana ............................................................. 45

5. Jumlah dan Data Pendidik, Tenaga Kependidikan dan Karyawan 46

B. Analisis Hasil Penelitian ................................................................... 47

1. Perencanaan pembelajaran metode demonstrasi ........................... 48

2. Model Pembelajaran Kaligrafi Menggunakan Metode Demonstrasi

dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Kaligrafi Al-Quran

di Pesantren Lemka Sukabumi ............................................................. 48

3. Evaluasi Hasil Pembelajaran Kaligrafi dengan Menggunakan

Metode Demonstrasi ............................................................................. 51

C. Faktor Pendukung dan Kendala Pelaksanaan Metode Demonstrasi . 51

D. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................ 53

BAB V PENUTUP ...................................................................................... 60

A. Kesimpulan ....................................................................................... 60

B. Implikasi ............................................................................................ 61

C. Saran .................................................................................................. 61

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 17: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian………………………………………………………29

Tabel 3.2 Instrumen Pengumpulan Data untuk Guru……………………………32

Tabel 3.3 Instrumen Pengumpulan Data untuk Kepala Bidang Pendidikan dan

Pelatihan………………………………………………………………35

Tabel 3.4 Untuk Kepala Pimpinan Pesantren……………………………………35

Tabel 3.5 Instrumen Angket Pengumpulan Data untuk Siswa………………..…36

Tabel 3.6 Data Dokumentasi………………………………………………..……39

Tabel 4.1 Jumlah Sarana dan Prasarana……………………………………….…45

Tabel 4.2 Jumlah Data Pendidik, Tenaga Kependidikan dan Karyawan…….…..47

Tabel 4.3 Jumlah Data Siswa………………………………………………….…47

Page 18: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1…………………………………………………………………..18

Gambar 2.2…………………………………………………………….…….19

Gambar 2.3…………………………………………………………….…….19

Gambar 2.4…………………………………………………………….…….20

Gambar 2.5…………………………………………………………….…….20

Gambar 2.6…………………………………………………………….…….21

Gambar 2.7…………………………………………………………….…….21

Gambar 4.1…………………………………………………………….…….56

Gambar 4.2…………………………………………………………….…….59

Gambar 4.3…………………………………………………………….…….59

Gambar 4.4…………………………………………………………….…….59

Gambar 4.5…………………………………………………………….…….59

Page 19: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : SURAT KETERANGAN

Lampiran 2 : HASIL OBSERVASI KEGIATAN PEMBELAJARAN

Lampiran 3 : STRUKTUR ORGANISASI

Lampiran 4 : SILABUS PEMBELAJARAN KALIGRAFI KHAT TSULUS

Lampiran 5 : HASIL WAWANCARA DENGAN PENGAJAR

Lampiran 6 : WAWANCARA KEPALA BIDANG PENDIDIKAN DAN

PELATIHAN

Lampiran 7 : WAWANCARA PIMPINAN PESANTREN

Lampiran 8 : FOTO KEGIATAN PESANTREN KALIGRAFI ALQURAN

LEMKA SUKABUMI

Lampiran 9 : UJI REFERENSI

Lampiran 10 : BIODATA PENULIS

Page 20: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seni kaligrafi yang merupakan kebesaran seni Islam, lahir di tengah-

tengah dunia arsitektur dengan segar-bugar. Ini dapat dibuktikan pada

anekaragaman hiasan kaligrafi yang memenuhi masjid-masjid dan bangunan -

bangunan lainnya, yang ditumpahkan dalam panduan ayat-ayat Al-Qur‟an

yang mulia, hadis-hadis atau kata-kata hikmat para ulama bijaksana. Demikian

pula mushaf-mushaf Al-Qur‟an banyak ditulis dengan pelbagai model

kaligrafi yang disapu corak-corak hias pusparagam mempesona.1

“Khat/Kaligrafi adalah suatu ilmu yang memperkenalkan bentuk-bentuk

huruf tunggal, letak-letaknya, dan cara-cara merangkainya menjadi sebuah

tulisan yang tersusun. Atau apa-apa yang ditulis diatas garis-garis,

bagaimana cara menulisnya dan menentukan mana yang tidak perlu ditulis;

menggubah ejaan yang perlu digubah dan menentukan cara bagimana untuk

menggubahnya.”2

Kaligrafi merupakan tulisan seni Islam yang sejalan dengan datangnya

sejarah Islam yang memiliki bentuk keindahan jika dilihat seseorang langsung

mengenali bentuk tersebut.”

Kaligrafi sebagai salah satu cabang seni yang memiliki akar, asal-usul, dan

sejarah yang panjang, selain memiliki banyak macam yang menunjukkan

puncak artistiknya yang menarik perhatian karena kehebatannya.3

Dalam apresiasinya, kaligrafi lebih sering menjadi alat visual ayat – ayat

Al-Qur‟an, sehingga bukan hanya menambah keindahan ayat, tetapi

juga dapat mengetuk hati pemikatnya. Sebuah lukisan kaligrafi ayat Al-Qur‟an

yang indah menarik dapat merubah gaya hidup dan mampu mengajak

seseorang kepada amal saleh.4

1 D.Sirojuddin AR, Seni Kaligrafi Islam, (Jakarta: MULTI KREASI SINGGASANA, 1992),

h. 4.

2 Fauzi Salim Afifi, Cara Mengajar KALIGRAFI, (Jakarta: Darul Ulum Press, 2009), h. 141,

cet. Ke-2

3 Ibid, h. 2

Page 21: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

2

Semenjak dunia Barat bangun untuk membangkitkan era modern, saat

takjub dengan apa saja yang ada disekelilingnya, ia pun melihat suatu kitab,

yaitu Alquranul Karim , dihapal oleh banyak manusia dari pelbagai ras, warna

kulit dan lidah yang tersebar di Asia mencakup Rusia, Cina, India dan negara-

negara lain; atau dari Afrika yang terbentang dari pesisir utara, tengah sampai

bagian selatan; bahkan sampai bumi Eropa.5

Di Indonesia, kaligrafi hadir sejalan dengan masuknya agama Islam

melalui jalur perdagangan pada abad ke 7 M, lalu menyebar ke pelosok

nusantara sekitar abad ke 12 M. Pusat – pusat kekuasaan Islam seperti

Sumatera, Jawa, Madura, dan Sulawesi menjadi candradimuka bagi eksistensi

kaligrafi dalam perjalanan dari pesisir pantai merambah ke pelosok – pelosok.6

Sejalan dengan itu dalam menjaga kebudayaan Islam, sebagai umat Islam

yang baik kita dianjurkan untuk menumbuh kembangkan seni kaligrafi Islam

kepada anak cucu dan penerus pelopor Islam agar mampu menjaga dan

melestarikan kebudayaan Islam tersebut yaitu Seni Kaligrafi di Indonesia.7

Seni menulis indah atau kaligrafi ialah salah satu dari berbagai macam seni

budaya Islam yang hidup. Namun perintah menulis, juga membaca bahkan

mendominasi tempat tertua diantara ajaran – ajaran Islam. Hal ini dijelaskan

dalam wahyu pertama Al-Qur‟an :

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah

menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang

4 Departemen Agama RI, Keterampilan Menulis Kaligrafi Bagi Santri Pondok Pesantren,

(Jakarta: Departemen Agama, 2001), h. 7

5 Fauzi Salim Afifi, Ibid. h. 95

6 Ibid. h. 95

7 Ibid, h. 95

Page 22: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

3

Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia

mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.8

Dalam ayat tersebut terkandung penghormatan besar diberikan kepada

penuntut ilmu, sebab secara inplisit, eksistensi keilmuan telah diakui dengan

tegas. Ayat ini juga dapat menggugah rasa ingin menggubah bagi siapa saja

yang memandang penting arti kertas, tinta, kalam, (pena) dan tulisan indah.9

Oleh karena itu tak dipungkiri lagi, bahwa kaligrafi telah mendapat

perlindungan di oleh pameran diberi semangat pada level tertinggi sepanjang

sejarah, menjadi faktor nyata yang benar-benar penting dalam mewujudkan

karya cipta Islam dan memanifestikan dirinya pada seluruh pemikiran seni

Islam dalam wujud lukisan-lukisan di berbagai sarana yang diikuti oleh

pameran-pameran atau pertunjukkan-pertunjukkan yang luas. Al-Qur‟an

sebagai firman Allah, selalu menjadi obyek pengabdian dan fokus sorotan

kejeniusan artistik Islam. Ini tidak sekedar mengangkat setinggi-tingginya

kaligrafi ke puncak kesakralan seni, bahkan membuat beratus-ratus salinan

Al-Qur‟an sempurna dicetak dan dilukis sebagai bukti produksi terbagus hasil

akhir dari seni itu sendiri. 10

Pendidikan Islam yang bersumber dari Al-Qur‟an dan as Sunah memiliki

pokok bahasan yang sangat luas. Hal ini beranjak pada cara kita mempelajarai

sumber pendidikan Islam itu sendiri yang meliputi pendidikan tauhid,

pendidikan ibadah, pendidikan akhlaq, pendidikan seni budaya dan lain

sebagainya. Salah satu pendidikan seni yang dihasilkan dari pendidikan Islam

diantaranya seni kaligrafi Islam atau yang sering disebut dengan tulisan indah

Al-Qur‟an.11

Khat Arab atau kaligrafi Islam di dalamnya tidak terlepas dari menulis

huruf – huruf Al-Qur‟an yang ditulis sesuai dengan kaidah – kaidah kaligrafi

itu sendiri. Sehingga dalam mempelajarinya perlu keseriusan dan ketelitian.

Banyak jenis kaligrafi Islam yang terkenal pada saat ini, yaitu di antaranya:

8 Departemen Agama RI,

9 Fauzi Salim Afifi, Ibid. h. 95

10

Ibid, h. 96

11

Fauzi Salim Afifi, Ibid. h. 96

Page 23: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

4

Khat Naskhi, Khat Tsulus, Khat Farisis, Khat Riq‟ah, Khat Diwani, Khat

Diwani Jali, Khat kufi.12

Dalam mengembangkan kesenian Islam tersebut maka banyak lembaga-

lembaga Islam ataupun lembaga sekolah yang membuka atau menerapkan

metode pembelajaran kaligrafi. Adanya lembaga-lembaga tersebut yang akan

menunjang tercapainya para penerus Islam untuk tetap menjaga dan

meneruskan kebudayaan seni Islam.

Keberhasilan proses pemebelajaran dipengaruhi tiga faktor yaitu faktor

internal, faktor eksternal dan faktor pendekatan belajar. Faktor internal yaitu

faktor yang berasal dari dalam siswa itu sendiri yang meliputi dua aspek

diantaranya aspek fisiologi (yang bersifat jasmaniah), dan aspek psikologis

yang meliputi intelegensi siswa, sikap, bakat, minat, motivasi dan keaktifan

siswa. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa

diantaranya faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial yang

meliputi kondisi sekolah, sarana kelas, keadaan cuaca,waktu belajar yang

digunakan, dan lain-lain.

Faktor pendekatan belajar merupakan jenis upaya belajar siswa yang

meliputi strategi model pembelajaran yang digunakan siswa untuk melakukan

kegiatan pembelajaran. Kaligrafi merupakan satu karya seni Islam yang perlu

dilestarikan dan dikembangkan. Pentingnya dalam dunia pendidikan ialah

sebagai pendidik dalam pelajaran agama Islam khususnya, guru diharuskan

mampu menuliskan kaligrafi atau tulisan Al-Qur‟an dengan bentuk sesuai

kaidah dan para siswa dengan mudah untuk membacanya. Di kalangan

masyararakat khususnya dalam Islam hanya sebagian yang mengetahui atau

mempelajari kaligrafi sehingga minat untuk belajar kaligrafi masih kurang.

Oleh karena itu peran penting kaligrafi dalam dunia pendidikan maka kaligrafi

dimaksudkan sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah – sekolah agama

ataupun umum.

Pemasalahan-permasalahan tersebut antara lain adalah mengenai

pembelajaran siswa dalam kegiatan belajar mengajar yang belum optimal.

12 Hasyim Muhammad, Qawa;idul Khatthil „Arabi, (Darul Qalam, Baghdad, 1980) h. 2

Page 24: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

5

Penggunaan model pembelajaran yang kurang bervariasi atau kurang

melibatkan siswa dalam proses pembelajaran menyebakan aktivitas belajar

kurang sehingga berdampak rendahnya prestasi belajar siswa. Model yang

digunakan oleh guru pada umumnya merupakan model pembelajaran

konvensional.

Banyak dari kalangan masyarakat, sekolah/madrasah ataupun lembaga

yang masih belum memahami metode/model yang tepat dalam menulis

kaligrafi Arab dengan baik. Rendahnya prestasi siswa pada materi alat ukur

dapat menghambat ketercapaian tujuan pendidikan.

Rendahnya kemampuan guru maupun siswa dalam menulis kaligrafi yang

baik sesuai dengan kaidah yaitu dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain

rendahnya daya tangkap siswa terhadap materi yang diberikan, kurangnya

motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, sarana yang kurang

mendukung dan metode ataupun media pembelajaran yang kurang

mendukung.

Maka sejalan dengan itu dengan permasalahaan dugaan di atas maka

peneliti akan mengangkat model pembelajaran yang tepat untuk menulis

kaligrafi dan mengatasi masalah yang ada berupa penerapan model

pembelajaran yang ada di Pesantren Lemka Sukabumi. Pesantren Kaligrafi Al-

Qur‟an Lemka mempunyai model pembelajaran kaligrafi yang berbeda

dengan yang diajarkan diluar agar dapat menulis kaligrafi Arab dengan baik.

Di Pesantren Kaligrafi Al-Qur‟an Lemka Sukabumi adalah salah satu

pesantren yang memiliki model pembelajaran kaligrafi khusus yaitu model

pembelajaran dengan berbagai metode pembelajarannya yang mengajarkan

pendidikan kaligrafi ataupun mengembangkan tradisi tulis – menulis kaligrafi

Alquran. Dengan menggunakan buku – buku master kaligrafi terkenal yaitu

diantaranya, Hasyim Muhammad Al Baghdadi, Muhammad Syauqi, Syirin,

dan Didin Sirojuddin, yang menjadi kiblat tulisan – tulisan kaligrafi di

pesantren tersebut untuk diajarkan kepada santri – santri.

“Satu gaya kaligrafi sudah ditentukan secara ketat aturan-aturannya.

Keserasian antar huruf, merangkai, komposisi, sentakan, bahkan jarak spasi

Page 25: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

6

mesti diukur dengan serasi. Jika tidak, hasilnya ngawur.”13

Oleh karenanya

sejalan dengan perkataan tersebut bapak tokoh kaligrafi Indonesia KH Dr.

Didin Sirojuddin, AR, M.Ag, mendirikan Pesantren Kaligrafi Al-Qur‟an

Lemka.

Cara menulis kaligrafi dan bagaimana menentukan mana yang tidak perlu

ditulis, mengubah ejaan yang perlu diubah dan menetapkan bagaimana cara

mengubahnya. Pembelajaran kursus Kaligrafi baik di sekolah, sanggar atau

pondok pesantren sangat ditekankan. Bila dilihat dari esensinya jelas termasuk

dalam kelompok ilmu agama. Karena pelaksanaan pembelajaran kursus

Kaligrafi disekitar tulis menulis huruf-huruf Al-Qur‟an (huruf Arab).

Di samping itu, dalam perspektif agama Islam menulis kaligrafi

merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting untuk memperjuangkan

agama Allah dari sisi keindahan tulisan. Sehubungan dengan itu Rasulullah

selalu memotivasi kepada segenap umat muslim agar minat menulis Al-

Qur‟an tetap lestari sepanjang masa, Rasulullah bersabda mengutip dari

Sirojuddin dengan riwayat al-Dailami yang artinya: “Barang siapa menulis

„Bismillah al-Rahman al-Rahim‟ dengan tulisan yang indah (kaligrafi) maka

ia berhak masuk surga”.14

Sejalan dengan terjadinya fenomena di atas dengan itu Pesantren Kaligrafi

Al-Qur‟an Lemka ini membantu untuk para pendidik ataupun masyarakat

yang tidak bisa menuliskan Al-Qur‟an dengan indah, maka diadakannya

dengan metode – metode pengajaran yang diajarkan di pesantren lebih intensif

agar para santri apabila telah selesai mengemban pendidikan dari pesantren

tersebut sudah dipastikan dapat menuliskan ayat – ayat Al-Qur‟an yang sesuai

dengan kaidah dan penulisan yang benar atau dapat terbaca dengan benar.

Salah satunya penggunaan metode demonstrasi yang diajarkan di

Pesantren Lemka Sukabumi ini berbeda yaitu metode demonstrasi yang dapat

diterapkan dengan syarat memiliki ke ahlian untuk mendemonstrasikan

13 Hasil Wawancara dengan Pak Didin Sirojuddin Pada tanggal 22 November 2019, pukul

17.00 WIB di Lemka

14

Tim 7 Lemka, Pak Didin Sirojuddin Menabur Ombak Kaligrafi: Cuplikan Media, (Jakarta:

Studio Lemka, 2002), h. 52

Page 26: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

7

penggunaan alat atau melaksanakan kegiatan tertentu seperti yang

sesungguhnya. Keahlian mendemonstrasikan tersebut harus dimiliki oleh guru

dan pelatih yang ditunjuk, setelah didemonstrasikan siswa diberi kesempatan

melakukan latihan keterampilan seperti yang telah diperagakan oleh guru.

Metode demonstrasi ini sangat efektif membantu siswa mencari jawaban atas

pertanyaan seperti : bagaimana prosesnya ? Terdiri dari unsur apa ? Cara mana

yang paling baik ? Bagaimana dapat diketahui kebenarannya ? Melalui

pengamatan induktif.15

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dan mendeskripsikannya dalam bentuk karya ilmiah skripsi dengan

judul “Model Pembelajaran Kaligrafi Dalam Upaya Meningkatkan

Kemampuan Menulis Kaligrafi Al-Quran Di Pesantren Lemka

Sukabumi”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ditulis oleh peneliti, maka yang akan di

identifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Minat terhadap pembelajaran menulis kaligrafi bagi siswa masih minim.

2. Banyak siswa yang masih menganggap bahwa menulis kaligrafi Alquran

tidak mudah.

3. Para pengajar belum mengetahui metode efektif untuk mengajarkan

kaligrafi di madrasah/lembaga pendidikan.

4. Terdapat siswa yang sudah mampu menulis kaligrafi, namun penulisannya

masih belum sesuai dengan kaidah yang benar.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian terfokus dan tidak melebar, maka perlu adanya

pembatasan masalah. Dalam skripsi ini peneliti dibatasi hanya pada

implementasi penerapan metode demonstrasi dalam upaya meningkatkan

15 Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung Persada

Press, 2004), cet. Ke-2, h. 65 - 66

Page 27: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

8

kemampuan menulis kaligrafi yang diajarkan pada siswa di Pesantren Lemka

Sukabumi.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai

berikut:

1. Bagaimana model pembelajaran dalam upaya meningkatkan kemampuan

menulis kaligrafi Alquran di Pesantren Lemka Sukabumi ?

2. Apa saja faktor pendukung pada pelaksanaan model pembelajaran

kaligrafi?

3. Apa saja faktor penghambat pada pelaksanaan metode demonmodel

pembelajaran kaligrafi

E. Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui model pembelajaran kaligrafi yang diterapkan

dalam menulis ayat-ayat Al-Qur‟an di Pesantren Lemka Sukabumi

dengan kaidah yang benar.

b. Untuk mengetahui faktor pendukung pada pelaksanaan model

pembelajaran kaligrafi di di Pesantren Lemka Sukabumi.

c. Untuk mengetahui penghambat pada pelaksanaan model pembelajaran

kaligrafi di Pesantren Lemka Sukabumi.

2. Manfaat Penelitian

Untuk mengetahui manfaat dari penilitian ini penulis akan

memaparkannya sebagai berikut:

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat menjadikan model

pembelajaran kaligrafi sebagai bahan model pembelajaran yang

efektif dan efisien dalam mengembangkan pelajaran kaligrafi.

b. Manfaat Praktis

1) Sekolah

Page 28: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

9

a) Dapat memberi sumbangan perbaikan pembelajaran dan

peningkatan prestasi bagi Pesantren Lemka Sukabumi

b) Sebagai acuan bagi para peneliti yang lain yang tertarik akan

masalah model pembelajaran kaligrafi sehingga dapat

diterapkan atau dikembangkan di sekolah lain.

2) Guru

a) Dapat menjadi acuan model pembelajaran pada penerapan

kaligrafi di lembaga pendidikan.

b) Mengetahui sejauh mana fungsi dan teori-teori dalam belajar

kaligrafi.

c) Memberi gambaran model pembelajaran kaligrafi model

pembelajaran kaligrafi dalam belajar dan mengajar nantinya.

d) Menyemangati untuk lebih eksis dan berkompetensi dalam

mengajarkan kaligrafi.

c. Siswa

a) Dapat menambah pengetahuan bagi siswa agar dapat

mengembangkan potensi yang dimiliki siswa.

b) Menambah pengalaman bagi penulis.

c) Memberi saran agar lebih semangat untuk mencintai seni

kaligrafi.

d. Peneliti

a) Sebagai bahan kelengkapan wawasan ilmu pengetahuan dan

keterampilan bagi peneliti.

b) Sebagai salah satu syarat kelulusan Strata 1 Pendidikan

Agama Islam

Page 29: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Model Pembelajaran Kaligrafi

1. Definisi Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola

yang di gunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran

dikelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan

perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film,

computer, kurikulum dan lain-lain. Selanjutnya Joyce menyatakan bahwa

setiap model pembelajaran mengarahkan kita ke dalam mendesain

pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga

tujuan pembelajaran tercapai.16

Model pembelajaran menurut Suprijono dalam bukunya model

pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan

teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan

analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat

operasional di kelas. Model pembelajaran dapat di artikan pula sebagai

pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan

memberi petunjuk kepada guru dikelas. Model pembelajaran ialah pola

yang digunakan sebagai pedoman dalam merencananakan pembelajaran

di kelas maupun tutorial.17

Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan

guru mengembangkan model-model pembelajaran yang beriorentasi pada

peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses

pembelajaran. Pengembangan model pembelajaran yang tepat pada

dasarnya bertujuan menciptakan kondisi pembelajaran yang

memungkinkan siswa dapat belajarsecara

16

Budiningsih. Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), h. 67.

17

Suprijono Sudjana, Nana & Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung :

Sinar Baru Algensindo 2009) , h. 46

Page 30: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

11

aktif dan menyenangkan sehingga dapat meraih hasil belajar dan prestasi

yang optimal.18

Dari penjelasan di atas maka dapat penulis simpulkan bahwa

model pembelajaran ialah suatu pendekatan proses pembelajaran dengan

strategi, metode atau prosedur untuk mendapatkan informasi, ide,

keterampilan dan cara berpikir bagi peserta didik.

2. Definisi Kaligrafi dan Sejarah

Ungkapan kaligrafi (dari bahasa Inggris yang disederhanakan,

calligraphy) diambil dari kata Latin “kalios” yang berarti indah dan

“graph” yang berarti tulisan atau aksara. Arti seutuhnya kata “kaligrafi”

adalah: kepandaian menulis elok, atau tulisan elok. Bahasa Arab sendiri

menyebutnya khat yang berarti garis atau tulisan indah. Garis lintang,

equator atau khatulistiwa terambil dari kata Arab “khattul istiwa”,

melintang elok membelah bumi jadi dua bagian yang indah.19

Seni kaligrafi ialah seni tulisan tangan yang halus, indah, dan

berseni. Seni kaligrafi lahir bersamaan dengan kelahiran islam dan

berkaitan erat dengan Alquran. Seni kaligrafi penting sebagai lambang

peradaban masyarakat islam. Melalui seni kaligrafi, ayat-ayat Alquran

akan lebih mudah dipelajari dan dipahami. Seni kaligrafi lahir bersamaan

dengan kelahiran islam dan berkaitan erat dengan Alquran. Seni kaligrafi

penting sebagai lambang peradaban masyarakat islam. Melalui seni

kaligrafi, ayat-ayat Alquran akan lebih mudah dipelajari dan dipahami.20

Kaligrafi ialah seni tulisan indah. Menurut Israr, kata-kata

kaligrafi (kalligraphia) berasal dari bahasa Yunani. Kalios artinya indah

dan graphia artinya coretan atau tulisan. Seseorang yang ahli dalam

kaligrafi disebut kaligrafer dan dia adalah seniman. Istilah

18 Aununrrahman, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta 2009), h. 140

19

D.Sirojuddin AR, Ibid h. 1

20

M. Alamin dan Achmad Rizal, Jurnal Semnasteknomedia Online, (Yogyakarta: Stimik

Amikom, 2016), h. 4

Page 31: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

12

kaligrafi digunakan untuk semua jenis tulisan, tetapi yang sering dikenal

sema ini adalah untuk tulisan latin.21

Dengan pengertian diatas bahwa dijelaskan tulisan yang tidak

indah tidak disebut khat atau kaligrafi, melainkan hanya tulisan yang

biasa.

3. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Kaligrafi

Dalam setiap pembelajaran pasti ada tujuan dan manfaat sehingga hasilnya

bisa maksimal. Begitu pula dalam pembelajaran Kaligrafi sebagai

berikut:22

a. Tujuan Pembelajaran Kaligrafi

1) Mengembangkan kemampuan dan keterampilan peserta didik

melalui penelahaan jenis, bentuk, dan sifat fungsi, alat, bahan,

proses dan teknik dalam membuat produk karya seni.

2) Mengembangkan kemampuan intelektual, imajinatif, ekspresif,

kepekaan rasa estetik, kreatif, ketrampilan dalam menghargai

terhadap hasil karya seni

3) Secara estetis, kaligrafi memiliki unsur keindahan, hias dan

elastisitas bentuk serta kekayaan ragam aksesoris dan iluminasinya

yang menumbuhkan rasa estetika yang mendalam

4) Kejelasan tulisan dan keindahan kaligrafi memudahkan informasi

dan komunikasi baik dikalangan guru maupun peserta didik.

b. Manfaat Pembelajaran Kaligrafi

1) Salah satu sarana komunikasi antar manusia yang telah berhasil

membawa warisan budaya berabad-abad lamanya

2) Salah satu medium kebudayaan yang lahir dari agama, sosial,

ekonomi sebagai media ilmu dan penelitian ilmiah

3) Merupakan kepanjangan dari pikiraan manusia

4) Salah satu sarana penyampai sejarah sepanjang masa

21 C.Israr, Dari Teks Klasik sampai ke Kaligrafi Arab (Jakarta: Yayasan Masagung, 1985) h.

135

22

Fauzi Salim Afifi, Ibid, h. 20

Page 32: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

13

5) Salah satu sarana informasi dan cabang estetika yang bernilai

budaya.

4. Model Pembelajaran Kaligrafi

Pada dasarnya untuk mencapai tujuan pendidikan atau pengajaran

yang telah ditetapkan, selain adanya hubungan antara guru dan murid,

diperlukan juga adanya hubungan edukatif yang salah satu cirinya adalah

adanya suatu metode yang dinilai efektif untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Oleh karenanya untuk menerapkan suatu metode perlu dikaji

nilai efisiensi metode yang bersangkutan.23

Metode mengajar secara umum banyak sekali. Penggunaan masing

- masing disesuaikan dengan kebutuhan, yaitu mempertimbangkan aspek –

aspek relevansi, diantaranya relevansi dengan materi dan waktu.

Diantaranya metode – metode tersebut ialah sebagai berikut :

a. Metode ceramah

b. Metode demonstrasi

c. Metode tanya jawab

d. Metode drill/pemberian tugas

e. Metode SAS

f. Metode Karyawisata

Dalam kegiatan belajar mengajar hendaknya dapat diterapkan secara

maksimal beberapa metode dari metode – metode tersebut yang dianggap

sesuai dengan materi pelajaran yang tidak hanya di bidang tulisan tetapi

juga di bidang wawasan seni Islam dengan tidak mengesampingkan

keterkaitan penguasaan guru terhadap materi dan kemampuan

menggunakan metode yang dipilihnya. Namun pada umumnya, materi

pelajaran kaligrafi lebih banyak menentukan disamping faktor – faktor

lainnya.24

23 Syahruddin, Kaligrafi Alquran dan Metodologi Pengajarannya, (Jakarta: Sabit Kaligrafi

Plus, 2001), h. 42.

24

Syahruddin, Ibid, h. 44

Page 33: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

14

Jika mengacu kepada materi – materi yang diprogramkan pada di

Pesantern Kaligrafi Alquran Lemka (Lembaga Kaligrafi Alquran) maka

metode – metode yang digunakan sebagai berikut:

1. Metode Ceramah

Metode Ceramah, menurut Zainuddin Dja‟far adalah “suatu

metode yang mana cara menyampaikan pengertian – pengertian materi

dilaksanakan dengan jalan penerangan dan penuturan secara lisan.”25

Metode ini cukup popular karena selain penggunaanya yang luas,

metode ini cukup fleksibel dan santai serta murah sehingga bisa

dijalankan secara sederhana.

Sebagaimana dimaklumi, dalam realitasnya, metode ini

mempunyai titik kelemahan di balik keungggulan – keunggulannya:

Diantaranya keunggulannya adalah sebagai berikut:

a. Materi yang disampaikan sebanyaknya dalam waktu relative

singkat.

b. Penguasaan kelas lebih mudah, kendatipun siswa/santri jumlahnya

relative banyak.

c. Memupuk semangat kebersamaan dan merangsang para

siswa/santri untuk melaksanakan tugas – tugas pekerjaan.

d. Penggunaan waktu lebih fleksibel.26

Adapun kekurangan metode ini adalah, antara lain: adanya

kecenderungan para siswa/santri bersifat pasif, dan sulit bagi guru

mendeteksi sampai di mana kemampuan atau pemahaman mereka

terhadap materi yang disampaikan.

Bertolak dari kekurangan metode tersebut maka seharusnya guru

dapat mengkombinasikan dengan metode lainnya, misalnya Tanya

jawab, diskusi dan lain – lain.

25 Zainuddin Dja‟far, Didaktik Metodik, (Pasuruan: Garoeda Buana Indah, 1995), cet. Ke-2, h.

26.

26

Zainuddin Dja‟far, Ibid, h. 28.

Page 34: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

15

2. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah metode mengajar yang cukup efektif,

sebab sangat membantu para siswa/santri untuk memperoleh jawaban

dengan mengamati suatu proses atau peristiwa tertentu. Metode ini

digunakan dalam menyajikan materi kepada siswa/santri dengan cara

memperagakan isi atau maksud yang dikandung materi yang disajikan.

Metode ini sering digunakan/dipraktekkan rasulullah ketika

mengajarkan praktek – praktek agama.27

Metode ini, kerapkali divariasikan dengan metode ceramah atau

metode lainnya karena materi pelajaran menulis huruf tidak hanya

menerapkanskill tetapi juga mengkaji makna – makna yang mendalam

yang terkandung dalam kaligrafi. Selain itu, mengajarkan kaligrafi,

membutuhkan penjelasan – penjelasan secara verbal baik di awal

maupun diakhir.

Seperti halnya metode ceramah, metode ini mempunyai kelebihan

dan kekurangan. Diantaranya kelebihannya ialah mempermudah

pemusatan minat dan perhatian siswa/santri yang tertuju kepada apa

yang didemonstrasikan mempermudah mereka memahami materi yang

disajikan,28

atau memperjelas pengertian menghindari verbalisme.

Sedangkan kekurangannya – khususnya dalam pembelajaran kaligrafi

ialah, guru yang kurang cermat dan teliti atau bahkan kurang

mendalami kaedah penulisan kaligrafi akan mengakibatkan

siswa/santri jadi bingung atau bahkan kurang puas ketika mereka

membandingkan tulisan/khat yang ada dalam buku panduan. Oleh

karena itu guru atau asistennya dituntut mempersiapkan diri merka

dengan matang sebelum tampil di depan kelas.29

3. Metode Tanya Jawab

Metode Tanya jawab adalah metode mengajar dalam bntuk

komunikasi dua arah. Antara guru dengan peserta didik sama – sama

27 Ramayulis “Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 1994), h. 164.

28

Zainuddin Dja‟far, ibid, h. 31.

29

Syahruddin, op.cit, h. 48

Page 35: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

16

aktif. Dalam hal ini guru diharuskan aktif dalam melontarkan

pertanyaan – pertanyaan dan siswa/santri berusaha menjawabnya dan

berlaku pula sebaliknya. Dalam hal ini guru mudah mengukur dan

mengetahui perkembangan kognisi siswa/santri

4. Metode Drill atau Latihan

Metode ini lebih banyak melibatkan siswa/santri. Mereka harus

mengulang – ulang terus apa yang telah diperoleh oleh guru

pembimbing atau apa yang telah dimilikinya. Unsure utama dari

penggunaan metode ini adalah motivasi. Jika motivasi tidak

ditingkatkan, maka semangat dan keinginan mengulang – ulang akan

menurun.

Dalam pembelajaran kaligrafi, unsure utama bagi siswa/santri

adalah latihan. Ketika seorang guru telah memaparkan teori sekaligus

prakteknya di depan kelas tentang cara menulis huruf, baik huruf

tunggal maupun bersambung, maka tukas siswa/santri adalah

mengulang – mengulang terus apa yang telah dipaparkan itu, baik

ketika pembelajaran berlangsung maupun di luar jam pelajaran (di

rumah).30

5. Metode SAS

Metode SAS atau Struktur Analisa dan Sintesa merupakan aktivitas

yang harus ditanamkan pada siswa/santri agar mereka mampu

menerapkan teori kemudian menghubungkan konsep dan

menggunakan kaedah yang telah dikuasai atau dimilikinya dengan cara

menguasai formulasi kemudian menyusunnya kembali seperti halnya

bentuk semula, atau kepada bentuk lain, sehingga tercipta konsep –

konsep baru., Misalnya, setelah mereka siswa/santri melihat dan

mengamati bentuk – bentuk huruf ha misalnya, dan sedikit banyak

telah menguasai kaedahnya, mereka mencoba mengurai goresan

pergoresan huruf tersebut kemudian disambung atau disusun kembali

30 Syahruddin, Ibid, h. 49.

Page 36: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

17

seperti semula, dan atau mencoba bentuk- bentuk lain dari huruf

tersebut sehingga mereka menemukan gaya baru.31

6. Metode Karyawisata

Memperkaya wawasan tentang kreasi seni Islam dan

perkembangan kaligrafi di zaman ini dengan mengunjungi tempat –

tempat seperti Bait Alquran, galeri, pameran kaligrafi dan lain – lain

termasuk karya wisata. Sangat menarik, disamping mengamati

perkembangan kaligrafi juga dapat menghilangkan kejenuhan

sekaligus mencari suasana baru yang selama ini hanya berkutat di

kelas.

Demikian beberapa metode pengajaran kaligrafi yang sering dan harus

lebih optimal digunakan di lembaga – lembaga dan sanggar, terutama

Lembaga Kaligrafi Alquran (Lemka) sebagai suatu upaya transformasi

pengetahuan dan skill pada siswa/santri yang merupakan salah satu langkah

nyata pelestarian dan sosisalisasi kaligrafi. Dalam prakteknya metode –

metode tersebut kerap dan memang selayaknya dikombinasikan.32

Misalnya,

metode ceramah diselingi dengan metode demonstrasi dan pemberian tugas.

B. Kemampuan Menulis Kaligrafi

1. Definisi Menulis Kaligrafi

Kegiatan tulis menulis mendapatkan ruh dari Alquran dan

semangat mempelajarai kandungan Alquran menyebabkan kegiatan baca

dan tulis mendapat perhatian penting dari Nabi SAW. Sehingga pernah

Nabi SAW mewajibkan kepada tawanan perang ketika selesai berperang

setiap tawanan harus mengajarkan sepuluh anak/pemuda Madinah untuk

membaca dan menulis.33

Al-qur‟an sebagai sumber utama ajaran islam harus dipelajari,

dihayati dan diamalkan oleh pemeluknya. Proses tersebut dapat dilakukan

dengan jalan membaca dan mempelajari tulisan ayat-ayat Al-Qur‟an.

31 Ibid, h. 49

32

Syahruddin, Ibid, h. 52

33

Didin Sirojuddin, AR, Gores Kalam Butir – Butir Pemikiran Sekitar Pengembangan

Pengembangan Seni Kaligrafi Islam Di Indonesia, (Jakarta: Lemka, 1994), h. 1

Page 37: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

18

Dengan menulis, siswa dapat membaca kembali huruf-huruf yang

ditulisnya. Selain itu, siswa akan lebih cepat dan tahan lama untuk

mengingatnya. Kondisi ini pada gilirannya akan memudahkan siswa untuk

menghayati dan mengamalkan isi kandungan Al-Qur‟an. Terlebih lagi jika

anak telah mampu untuk menerjemahkannya.34

Penulis menyimpulkan bahwa definisi dari menulis kaligrafi ialah

kemampuan menulis tulisan yang indah dengan menggunakan kaidah yang

telah ditentukan.

2. Jenis Tulisan Kaligrafi

Setiap gaya khat (kaligrafi) memiliki karakter yang perlu diingatkan

kepada para siswa. Karakter-karakter ini harus dijelaskan dengan

mengemukakan arah, analisa, solusi dan perbandingan satu sama lain.35

a) Riq‟ah, huruf – hurufnya kaku, tegak lurus, menukik, vertikal, miring, dan

beberapa bagiannya cekung. Khat ini digunakan sebagai tulisan harian di

sekolah, kantor untuk pelbagai kebutuhan, urusan bisnis dan rumah tangga

karena kecepatan goresan dan kaidah – kaidahnya yang simple.

Gambar 2.1 Riq‟ah

(Sumber : https://www.pustaka-kaligrafi.com)

b) Naskhi, karakterya nampak secara jelas pada lengkungan – lengkungan

yang mirip busur atau setengah lingkaran, yang digunakan untuk menyalin

mushaf Alquran, buku pelajaran, dan kebudayaan, surat kabar, majalah

34 Ahmad Lutfi, Pembelajaran Alquran & Hadis (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam

Departeman Agama Islam, 2009) h. 134

35

Fauzi Salim Afifi, Ibid, h. 12-16

Page 38: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

19

dan iklan karena keindahan dan kejelasannya terutama karena terdapat

harakat yang sering menyertainya. Naskhilah yang pertamakali diajarkan

di madrasah.

Gambar 2.2 Naskhi

(Sumber : https://www.pustaka-kaligrafi.com)

c) Sulus, lebih membutuhkan banyak pengamatan, ujicoba dan latihan

tangan. Dalam latihan sulus, gerakan – gerakan tangan diperlancar

adakalanya dengan menggoreskan tepinya, dan kala lainnya dengan cara

meliukkan tipis tebalnya. Digunakan dalam rupa – rupa medium kaligrafi

dan sampul buku, banyak pula digunakan untuk mendekorasi interior

masjid.

Gambar 2.3 Tsulus

(Sumber : https://www.pustaka-kaligrafi.com)

Page 39: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

20

d) Diwani, khat yang selalu ditulis diatas garis. Gaya ini membutuhkan

latihan untuk menguasai huruf tunggal dan cara menggoresnya secara

telaten. Digunakan untuk urusan iklan, spanduk dan brosur dagang, tema

pameran atau lebel dagang atau pesan – pesan mainan dan teater.

Gambar 2.4 Diwani

(Sumber : https://www.pustaka-kaligrafi.com)

e) Diwani Jali, Menurut Israr bahwa, khat ini dibuat oleh khattat Shahla

Basya pada zaman pemerintahan Kerajaan „Utsmaniyyah. Khat ini

dianggap sebagai konsekuensi dari Khat Diwani baias. Khat ini disebut

Jali yang berarti jelas karena ada kelainan yang jelas dari segi bentuk

tulisannya. Tujuan penggunannya adalah untuk tulisan resmi kerajaan dan

surat menyurat kepada pemerintahan asing. Anatomi Diwani Jali pada

dasarnya mirip Diwani, namun jauh lebih ornamnetal, padat, dan

terkadang bertumpuk-tumpuk.36

Gambar 2.4 Diwani Jali

(Sumber : https://www.pustaka-kaligrafi.com)

36

Israr, Sejarah Kesenian Islam Jilid 2, (Jakarta: PT Royal Standard 1985). h. 47

Page 40: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

21

f) Farisi, gaya khat ini disebut juga khat nutaraqis (menari-nari) karena

membutuhkan tarian tangan dalam pengolahan huruf-hurufnya.

Gambar 2.6 Farisi

(Sumber : https://www.pustaka-kaligrafi.com)

g) Kufi, Khat Kufi merupakan sejenis khat yang populer selain khat Nasakh.

Menurut Israr bahwa, nama Kufi diambil bersaman dengan nama sebuah

kota yaitu al Kuffah yang terletak di Mesopotamia. Secara umum, fitur-

fitur yang ada pada bentu huruf khat Kufi adalah bersegi, tegak, dan

bergaris lurus. Bentuknya yang berunsur geometri yaitu lurus dan tegak

amat sesuai diukir di paduan-paduan, ubin dan batu pada bangunan-

bangunan seperti masjid dan sejenisnya.37

Gambar 2.7 Kufi

(Sumber : https://gambartulisanhd.blogspot.com)

37 Ibid, h. 55

Page 41: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

22

C. Model Pembelajaran Kaligarfi di Pesantren Lemka Sukabumi

Penerapan model pembelajaran kaligrafi di Pesantren Lemka Sukabumi

sebagai berikut :

a. Pengajaran diberikan dalam bentuk bimbingan dan pengarahan

b. Kegiatan harian terfokus pada tugas – tugas mandiri

c. Menguasai seluruh aliran dan gaya kaligrafi secara bertahap.

d. Bimbingan penguasaan huruf diberikan kepada santri yang memiliki

modal dasar atau nol, dan bimbingan pendalaman dan kreatifitas

pengolahan karya kepada santri yang sudah memiliki dasar kuat.

e. Belajar dan praktik menulis dan melukis di berbagai media

f. Praktik mengajar melalui latihan pembinaan/pelatihan dan mengajar orang

lain.

g. Mengikuti aneka lomba kaligrafi di pelbagai instansi dan kesempatan.

h. Latihan mengembangkan wawasan dan apresiasi

i. Mengikuti program ekstravaganza dan safari seni.

j. Latihan kesanggaran

k. Membuat karya – karya master untuk program pameran dan pemasaran.38

Metode efektif yang digunakan di Pesantren Lemka Sukabumi ialah

metode demonstrasi, metode demonstrasi yang digunakan di Pesantren Lemka

Sukabumi berbeda dari metode demonstrasi yang diajarkan di sekolah –

sekolah.

Metode demonstrasi adalah metode mengajar yang cukup efektif, sebab

sangat membantu para siswa/santri untuk memperoleh jawaban dengan

mengamati suatu proses atau peristiwa tertentu. Metode ini digunakan dalam

menyajikan materi kepada siswa dengan cara memperagakan isi atau maksud

yang dikandung materi yang disajikan. Metode ini sering

digunakan/dipraktekkan rasulullah ketika mengajarkan praktek – praktek

agama.39

38 Departemen Informatikan dan Kontak Kelembagaan Lemka, Mengenal Kaligrafi Alquran

Lemka Sukabumi, Jawa Barat, Mengaji dan Berkreasi di Kampus Seniman Muslim, (Jakarta:

Studio Lemka, 2002), h. 16

39

Ramayulis, ibid, h. 164.

Page 42: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

23

Istilah demonstrasi dalam pengajaran dipakai untuk menggambarkan suatu

cara mengajar yang pada umumnya menggabungkan penjelasan verbal dengan

suatu kerja fisik atau pengoprasian peralatan, barang atau benda. Orang yang

mendemonstrasikan (guru, murid atau orang luar) mempertunjukkan sambil

menjelaskan tentang:

a) Cara-cara melakukan kerja fisik atau cara – cara menggunakan peralatan;

b) Hal-hal yang harus diamati/diperlihatkan ketika kerja fisik atau

penggunaan peralatan itu diselenggarakan;

c) Alas an-alasan mengapa hal itu dilakukan dan mengapa pula hasilnya

demikian; dan

d) Kepentingannya dilakukan langkah demi langkah atau tahap demi tahap

dalam demonstrasi tersebut.40

Metode ini, kerapkali divariasikan dengan metode ceramah atau metode

lainnya karena materi pelajaran menulis huruf tidak hanya menerapkan skill

tetapi juga mengkaji makna – makna yang mendalam yang terkandung dalam

kaligrafi. Selain itu, mengajarkan kaligrafi, membutuhkan penjelasan –

penjelasan secara verbal baik di awal maupun diakhir.

1. Manfaat Penggunaan Demonstrasi

Dari penggunaan demonstrasi dapat ditarik beberapa manfaat bagi

kepentingan pengajaran, di antaranya:

a) Perhatian murid dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting

oleh guru, sehingga murid dapat mengamati hal – hal itu seperlunya yang

berarti perhatian murid menjadi terpusat kepada proses belajar semata-

mata.

b) Dapat mengurangi kesalahan – kesalahan atau kekeliruan – kekeliruan

dalam “menangkap dan mencerna” bila dibandingkan dengan hanya

membaca di dalam buku, karena murid telah memperoleh gambaran yang

jelas dari hasil pengamatannnya.

40 Zakiah Daradjat, dkk, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: BUMI AKSARA,

1996), h. 144

Page 43: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

24

c) Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan atau masalah dalam diri

murid dapat terjawab pada waktu murid mengamati proses demonstrasi.

d) Menghindari “coba – coba dan gagal” yang banyak memakan waktu

belajar, di samping praktis dan fungsional, khususnya bagi murid – murid

yang ingin berusaha mengamati secara lengkap dan teliti atau jalannya

sesuatu.

2. Langkah – Langkah Menggunakan Metode Demonstrasi

a. Tahap persiapan

Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan:

1. Merumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses

demonstrasi berakhir;

2. Menyiapkan garise besar langkah – langkah demonstrasi yang akan

dilakukan;

3. Melakukan uji coba demonstrasi

b. Tahap pelaksanaan

a) Langkah pembukaan

Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan,

diantaranya:

1. Mengatur tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat

memerhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan.

2. Mengemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa;

3. Mengemukakan tugas – tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa,

misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat hal – hal yang dianggap

penting dari pelaksanaan demonstrasi.41

b) Langkah pelaksanaan demonstrasi

1. Mulailah demonstrasi dengan kegiatan – kegiatan yang merangsang siswa

untuk berpikir, misalnya melalui pertanyaan – pertanyaan yang

mengandung teka – teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik

memerhatikan demonstrasi.

41 Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA, 2013), h.

198

Page 44: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

25

2. Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang

menegangkan.

Yakinlah bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan

memerhatikan reaksi seluruh siswa.

c) Langkah mengakhiri demonstrasi

Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu

diakhiri dengan memberikan tugas – tugas tertentu yang ada kaitannya

dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan

pembelajaran. Hal ini diperlukan untukdak. Selain memberikan tugas yang

relvan, ada baiknya guru dansiswa melakukan evaluasi bersama tentang

jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya.42

4. Kelebihan Metode Demonstrasi

a. Karena terjadinya verbalisme akan dapat dihindari karena siswa disuruh

langsung memerhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.

b. Proses pembelajaran akan lebih menarik karena siswa tak hanya

mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.

c. Dengan cara mengamati secara langsung, siswa akan memiliki kesempatan

untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian,

siswa akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran.

5. Kekurangan Metode Demonstrasi

a. Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang karena

tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat

menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. Untuk menghasilkan

pertunjukan suatu proses tertentu, guru harus beberapa kali mencobanya

terlebih dahulu sehingga dapat memakan waktu yang banyak.

b. Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan –bahan, dan tempat yang

memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan

yang lebih mahal dibandingkan metode ceramah.

c. Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus

sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional. Di samping itu,

42 Abdul Majid, , Ibid, h. 199

Page 45: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

26

demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus

untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa.43

Seperti halnya metode ceramah, metode ini mempunyai kelebihan dan

kekurangan. Diantaranya kelebihannya ialah mempermudah pemusatan

minat dan perhatian siswa/santri yang tertuju kepada apa yang

didemonstrasikan mempermudah mereka memahami materi yang

disajikan,44

atau memperjelas pengertian menghindari verbalisme.

Sedangkan kekurangannya – khususnya dalam pembelajaran kaligrafi

ialah, guru yang kurang cermat dan teliti atau bahkan kurang mendalami

kaedah penulisan kaligrafi akan mengakibatkan siswa/santri jadi bingung

atau bahkan kurang puas ketika mereka membandingkan tulisan/khat yang

ada dalam buku panduan. Oleh karena itu guru atau asistennya dituntut

mempersiapkan diri merka dengan matang sebelum tampil di depan

kelas.45

D. Hasil Penelitian Relevan

1. Mohamad Mospawi (2018) jurnal yang berjudul “Pelatihan Menulis

Kaligrafi Arab Bagi Siswa Sd No. 76/Ix Desa Mendalo Darat Kec. Jaluko

Kab. Muaro Jambi”, jurnal tersebut merupakan penelitian kualitataif

dengan penelitian yang mana masih menemukan begitu banyak siswa yang

belum mampu menulis kaligrafi Arab dengan baik dan benar, apalagi

kalau sudah disebut dengan istilah seni kaligrafi, boleh dikatakan belum

ada siswa pada SD tersebut yang mampu melakukannya dengan benar.

Namun setelah peneliti malakukan penelitian dan pengabdian di SD

tersebut menerapkan beberapa metode yaitu metode demonstrasi, metode

latihan, metode ceramah, metode penugasan, dan metode praktek sehingga

meningkatan pengetahuan dan keterampilan siswa tentang menulis

kaligrafi Arab. Dengan identitas jurnal yaitu Jurnal Karya Abdi

Masyarakat Volume 2 Nomor 1.

43 Abdul Majid, Ibid, h. 199 – 200

44

Zainuddin Dja‟far, ibid, h. 31.

45

Syahruddin, Op.cit h. 48

Page 46: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

27

Persamaan : Dari segi pembahasan terdapat persamaan yaitu tentang

belajar menulis kaligrafi atau menulis arab (ayat – ayat Al-Qur‟an) sesuai

kaidah.

Perbedaan : Terdapat perbedaan yaitu penelitian pengabdian kepada

masyarakat ini hanya mengajarkan dasar – dasar kaligrafi saja, sedangkan

penelitian yang saya buat ialah Penerapan Metode Pembelajaran Kaligrafi

Terhadap Kemampuan Menulis Ayat-Ayat Al-Qur‟an Di Pesantren Lemka

Sukabumi, untuk mengetahui santri bisa menuliskan ayat – ayat Al-Qur‟an

yang sesuai dengan kaidah yang benar.

2. Yusuf Firdaus Hasibuan (2009), Skripsi Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

yang berjudul “Pengaruh Pendidikan dan Latihan Kaligrafi Lembaga

Kaligrafi Al-Quran (LEMKA) terhadap Kemampuan Menulis Ayat – ayat

Alquran” peneliti mengangkat pengaruh metode yang diajarkan kepada

siswa untuk meningkatkan kemampuan dan mengembangkan potensi diri.

Persamaan : Adapun persamaan dalam skripsi tersebut adalah sama –sama

untuk mengembangkan potensi jasmani dan ruhani dalam seni kaligrafi .

Perbedaan : Terdapat perbedaannya ialah dalam penelitian skripsi tersebut

mengangkat penelitian tentang pengaruh pendidikannya dalam minat bakat

yang dimiliki santri

3. Nunung Mufarrihah (2012) dari skripsi yang berjudul “Hubungan Antara

Minat dengan Prestasi Seni Kaligrafi Santri”, skripsi UIN Jakarta yaitu

dengan meneliti minat dan prestasi hasil belajar di Pesantren Kaligrafi

Alquran Lemka

Persamaan : Terdapat persamaan pada penelitian ini ialah sama – sama

ingin mengetahui apakah hubungan minat dan prestasi seni kaligrafi akan

diminati oleh para santri.

Perbedaan : ialah pada penelitian skripsi tersebut menggunakan penelitian

kuantitatif.

Page 47: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

28

E. Kerangka Berpikir

Setiap pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas kemampuan

motorik yaitu penguasaan keterampilan (acquiring skills) sesuai dengan

bidang – bidang tertentu. Metode yang digunakan pada pembelajaran kaligrafi

yang digunakan melibatkan para ahli atau expert sebagai trainer yang mampu

mentransformasikan skill yang dimiliki para santri.

Dalam pemilihan efektivitas metode demonstrasi yang digunakan dikelas

sangat sesuai dengan taori dan kebutuhan di kelas. Minat menjadi unsur utama

dalam pendidikan kaligrafi, dan menjadi motor atau penggerak aktifitas

perhatian (interest/attention) selama kegiatan berlangsung. Minat sifatnya

labil dan berada dalam jiwa setiap individu santri. Cara kerja minat dengan

tiga komponen asasi (esensi minat) yang terdiri dari kognisi, emosi dan konasi

yang saling mempengaruhi sesuai dengan fungsi – fungsinya. Komponen

kognisi tiap individu santri mempengaruhi emosi, dan komponen emosi tiap

individu santri mempengaruhi konasi dalam melakukan kegiatan fokusnya –

latihan menulis ayat – ayat Al-Quran dan begitulah seterusnya. Untuk itu,

pemilihan metode demonstrasi pada pembelajaran kaligrafi yang tepat menjadi

kebutuhan yang tidak ada habisnya. Jadi, pemahaman atas kebutuhan

peningkatan minat dan kemampuan santri untuk menulis ayat – ayat Al-Quran

sangat prioritas.

Page 48: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

29

PETA KONSEP

PEMBELAJARAN

KALIGRAFI

MODEL

PEMBELAJARAN

KALIGRAFI

IMPLEMENTASI

METODE DEMONSTRASI

MINAT SISWA

KEBERHASILAN METODE

DEMONSTRASI

Page 49: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pesantren Lemka Sukabumi yang terletak di JL.

Bhineka Karya No.53, RT.03/RW.06, Karamat, Kec. Gunung Puyuh, Kota

Sukabumi, Jawa Barat. Waktu penelitian dilakukan selama delapan bulan dari

bulan November 2019 – Agustus 2020

Tabel 3.1

Jadwal Penelitian

Kegiatan November 2019

Desember 2019

Januari 2020

Februari 2020

Maret 2020

Agustus 2020

Memberi surat kepada pembimbing skripsi

15 November 2019

Izin lokasi

penelitian

19 November 2019

Studi

pendahul

uan

penelitia

n

19 November 2019

Penyusunan Bab I

1-3

13 - 27 Desember 2019

Penyusunan Bab III

data

10 Januari 2020

Penyebaran Angket

20 Januari 2020

Pengolahan Data

1 Februari 2020

Penyusunan Bab III - IV

03 Maret - 6 Juli 2020

Page 50: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

30

Penarikan kesimpulan Bab 5

10 Agustus 2020

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, metode kualitatif

dan deskriptif analisis. Metode penelitian kualitatif, juga biasa disebut metode

penelitian naturalistic karena penelitiannya dilakukan dengan kondisi yang

alamiah (natural setting).46

Penelitian kualitatif ini ialah menemukan

pengetahuan yang baru dalam bidang tertentu.47

Jenis metode penelitian juga yang dipilih adalah deskriptif

analisis, adapun pengertian dari metode deskriptif analitis menurut adalah

suatu metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran

terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang

berlaku untuk umum.48

Dengan kata lain penelitian deskriptif analitis mengambil masalah atau

memusatkan perhatian kepada masalah-masalah sebagaimana adanya saat

penelitian dilaksanakan, hasil penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis

untuk diambil kesimpulannya.

C. Sumber Data

a. Sumber Primer : Sumber primer merupakan sumber data yang diperoleh

langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Sumber primer

dapat berupa opini subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil

observasi terhadap suatu benda (fisilk), kejadian atau kegiatan, dan hasil

pengujian. Metode yang digunakan untuk mendapatkan sumber primer

yaitu dengan metode survei, metode observasi dan wawancara secara

langsung dan juga angket sebagai penguat data.

46

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV. ALVABETA, 2014), h. 1

47

S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2014), h. 107.

48

Sugiyono, Ibid, h. 29

Page 51: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

31

b. Sumber Sekunder : sumber sekunder merupakan sumber data penelitian

yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara

(diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Sumber sekunder umumnya

berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip

(data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.49

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data

yangdigunakan dalam penelitian kualitatif ialah sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi adalah bentuk alat pengumpulan data yang lain

dilakukan dengan cara observasi/pengamatan. Observasi dilakukan sesuai

dengan kebutuhan penelitian mengingat tidak setiap penelitian

menggunakan alat pengumpulan data demikian.50

. Pengamatan ini

biasanya untuk menggali informasi berkenaan dengan ruang (tempat),

pelaku, kegiatan, objek, perbuatan kejadian atau peristiwa, waktu dan

perasaan. Pengamatan dilakukan juga untuk mengetahui gambaran

realistis pelaku atau kejadian, menjawab pertanyaan, membantu mengerti

prilaku manusia, dan sebagai evaluasi dengan melakukan pengukuran

terhadap aspek tertentu. Adapun hasil observasi yang dilakukan peneliti

ialah mencari informasi mengenai sejarah dan profil Pesantren Kaligrafi

Alquran Lemka Sukabumi, baik dari kondisi sekolah dari segi fasilitas,

tenaga pendidik, dan kependidikan, peserta didik, serta sarana dan

prasarana.

b. Wawancara

Wawancara adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk

mendapatkan informasi secara langsung dengan mengungkapkan

pertanyaan-pertanyaan pada para responden. Wawancara bermakna

49 Hasil Penelitian observasi pada kamis 28 November 2019 pada pukul 09.00 WIB

50

P. Jogo Subagyo, S.H, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,

2006) h. 62

Page 52: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

32

berhadapan langsung antara interviewers dengan responden, dan

kegiatannya dilakukan secara lisan.51

Wawancara pada penelitian ini ialah kepada siswa kelas A

Pesantren Lemka Sukabumi dan kepala pimpinan pesantren yaitu Bapak

Didin Sirojuddin A.R M.Ag, kepala bidang pendidikan dan pelatihan oleh

Hilmi Munawar S.Pd.I., beberapa guru kaligrafi yang mengajar yaitu

bapak H. Ohan Jauharuddin, S.Ag, M.Pd, Awaluddin, S.Pd, Ali

Mu‟tamar, S.Kom dan dan Hilmi Munawar S.Pd.I, yang telah ditentukan

oleh peneliti secara langsung. Adapaun kisi – kisi wawancara dengan guru

di Pesantren Alquran Lemka Sukabumi sebagai berikut:

1) Untuk guru

Tabel 3.2

Instrumen Pengumpulan Data untuk Guru

Model Pembelajaran Kaligrafi dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis

Kaligrafi Al-Qur‟an di Pesantren Lemka Sukabumi

No

.

Pokok Pertanyaan Sub Pokok

Pertanyaan

Indikator Nomor

Soal

Jumlah

Soal

1

Langkah – langkah

yang harus

digunakan agar

model pembelajaran

kaligrafi dapat

berhasil terhadap

pembelajaran

penulisan ayat –

1. Perencanaan

1. Merumuskan tujuan

pembelajaran yang

harus dicapai oleh

peserta didik secara

jelas, baik dari sisi

kemamuan atau

kegiatan untuk

mencaai tujuan

pembelajaran.

1 1 item

51 P. Jogo Subagyo, ibid, h. 39

Page 53: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

33

.

ayat Al-Quran

2. Mempersiapkan garis

besar mengenai

langkah – langkah

model pembelajaran

kaligrafi pada

kegiatan belajar

mengajar.

2 1 item

3. Memperhitungkan

efesiensi waktu.

3 1 item

2. Pelaksanaan

2. Pengatur tempat

duduk agar

pembelajaran efektif

4 1 item

2. Memberikan stimulasi

kepada siswa

5 1item

3. Menciptakan suasana

kelas yang nyaman

sejuk, harmonis dan

kondusif

6 1 item

4. Meyakinkan bahwa

siswa mengikuti

pembelajaran dengan

fokus

7 1 item

5. Evaluasi 1. Memberikan tugas –

tugas tertentu yang

ada kaitannya dengan

model pembelajaran

kaligrafi yang telah

dipelajarai

8 1 item

2. Melakukan evaluasi 9 1 item

Page 54: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

34

untuk perbaikan

proses pembelajaran

kedepannya.

3. Teori yang dipakai

dalam pembelajaran

kaligrafi

4. Kelas yang kondusif

5. Penggunaan metode

demonstrasi yang

efektif

10

11

13

1 item

1 item

1 item

2. Faktor Pendukung

yang mempengaruhi

penggunaan Model

Pembelajaran

Kaligrafi dalam

Upaya

Meningkatkan

Kemampuan

Menulis Kaligrafi

Al-Qur‟an di

Pesantren Lemka

Sukabumi

1. Kemampuan siswa

dalam

mengimplementasi

penulisan ayat – ayat

Alquran/kaligrafi yang

sesuai dengan kaidah

2. Penggunaan metode

yang lain

12

14

1 item

1 item

3. Faktor Penghambat

dalam menggunakan

model pembelajaran

kaligrafi

1. Penggunaan metode

demonstrasi yang

sesuai dengan jumlah

siswa

15

1 item

Page 55: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

35

Jumlah 17

2) Untuk Kepala Bidang Pendidikan dan Pelatihan

Tabel 3.3

Instrumen Pengumpulan Data untuk Kepala Bidang Pendidikan dan Pelatihan

No. Indikator

1. Minat dan bakat siswa belajar kaligrafi

2. Perangkat Kurikulum, silabus dan RPP

3. Penggunaan metode pembelajaran kaligrafi

4. Buku panduan belajar kaligrafi

5. Program penunjang pembelajaran kaligrafi

6. Standar nilai kelulusan pembealajaran kaligrafi

7. Evaluasi

3) Untuk Kepala Pimpinan Pesantren

Tabel 3.4

Instrumen Pengumpulan Data Kepala Pimpinan Pesantren

No. Indikator

1. Fasilitas, sarana dan prasarana Pesantren Kaligrafi

Page 56: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

36

Alquran Lemka

2. Proses kebijakan perekrutan guru kaligrafi

3. Kompetensi guru yang memadai

4. Prestasi siswa yang dihasilkan oleh Pesantren Kaligrafi

Alquran Lemka

5. Peningkatan kualitas Pesantren Kaligrafi Alquran

Lemka

Tabel 3.5

Untuk Siswa

Model Pembelajaran Kaligrafi dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis

Kaligrafi Al-Qur‟an di Pesantren Lemka Sukabumi

No. Pokok

Pertanyaan

Sub Pokok Pertanyaan Nomor

Item

Jumlah

1. Langkah –

langkah yang

digunakan

dalam

impilikasi

metode

demonstrasi

dalam upaya

meningkatkan

kemampuan

menulis

kaligrafi

Alquran

3. Ketertarikan siswa

tentang kaligrafi dan

metode demonstrasi

yang diajarkan.

4. Perhatian dan

keseriusan siswa

belajar di kelas

5. Guru melaksanakan

pretest sebelum

memulai pembelajaran

1, 3, 5

2, 4, 9

6

3 item

3 item

1 item

Page 57: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

37

2. Pelaksanaan

metode

demonstrasi

1. Guru mempersiapkan

peralatan yang akan

digunakan dalam

metode demonstrasi

2. Guru menjelaskan

huruf dengan Bahasa

yang mudah dipahami

3. Memberikan

kesempatan untuk

siswa menjadi aktif

4. Guru mengajar sangat

berkompetensi

5. Guru menyampaikan

materi dengan menarik

7, 15

8

10

12

13

2 item

1 item

1 item

1 item

1 item

3. Evaluasi 1. Diakhir pembelajaran

guru dan siswa

melakukan evaluasi

bersama

2. Siswa mampu

mengimplementasikan

materi yang telah

diajarkan

11

19

1 item

1 item

4. Faktor

pendukung

1. Guru memiliki

kemampuan

16 1 item

Page 58: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

38

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data pendukung yang membantu

perolehan data tentang segala yang berkaitan dengan Pesantren Kaligrafi

Alquran Lemka, baik berupa catatan – catatan, kurikulum diklat, dan

segala yang berhubungan dengan pesantren sekaligus kegiatannya.

Perolehan data dari dokumentasi ini secara khusus disertai dengan foto –

foto yang relevan yang akan dijabarkan dalam bab empat, yaitu Potret

singkat Pesantren Kaligrafi Alquran Lemka: Menguak sisi dalam

pesantren.

dalam

pembelajaran

kaligrafi

memnafaatkan waktu,

tanya jawab dan

menyimpulkan

2. Wawasan bertambah

setelah mempelajari

kaligrafi

17, 18

2 item

5. Faktor

penghambat

dalam

pembelajaran

kaligrafi

1. Jumlah siswa yang ada

sudah efektif dalam

menggunakan metode

demonstrasi

2. Penggunaan dan

pemanfaatan media

teknologi

14

20

1 item

1 item

Jumlah soal 20 item

Page 59: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

39

Tabel 3.6

Dokumentasi

No.

Indikator

1. Sejarah Pesantren

2. Struktur Organisasi

3. Sarana dan Prasarana

4. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan

5. Data Siswa

6. Silabus

7. Foto kegiatan siswa

8. Foto – foto penelitian dengan guru dan

siswa

9. Foto hasil karya siswa awal pelajaran dan

setahun setelah pembelajaran

E. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, data kemudian diolah dan dianalisis. Dalam

menganalisis data ketika wawancara berlangsung peneliti langsung

menganalisis terhadap data – data yang langsung diperoleh dari hasil

wawancara dengan menulis catatan – catatan kecil yang dapat dimaksudkan

sebagai narasi dalam laporan hasil akhir. Dengan menganalisis data

disesuaikan dengan metode pengumpulannya. Analisis data kualitatif

dilakukan melalui 3 tahap: (a) Reduksi Data, yaitu proses penyerdehanaan

yang dilakukan melalui seleksi dan memfokuskan data mentah menjadi data

yang bermakna, (b), Paparan Data, yaitu proses penampilan data secara lebih

Page 60: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

40

sederhana dalam bentuk naratif, (c), Penyimpulan, yaitu proses

menyimpulkan inti dari sajian data yang telah terorganisirdalam bentuk

pernyataan kalimat yang singkat dan padat, tetapi mengandung pengertian

yang luas.52

F. Keabsahan Data

Dalam pengujian keabsahan data, metode penelitian kualitatif berbeda

dengan penelitian kuantitatif. Jadi keabsahan data dalam penelitian kualitatif

meliputi uji creability (validitas interbal), transferability (validitas eksternal),

dependability (realibilitas), dan confirmability (objektivitas).53

Masing – masing kriteria tersebut menggunakan teknik pemeriksaan atau

pengecekan sendiri – sendiri. Dalam penelitian ini peneliti melakukan

pemeriksaan atau pengecekan data dengan teknik – teknik sebagai berikut;

1. Uji Kredibilitas

Uji kredibilitas atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian

kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan,

meningkatkan ketekunan penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman

sejawat, analisis kasus negative dan membercheck. 54

2. Triangulasi

Dalam penelitian ini peneliti juga melakukan pemeriksaan atau

pengecekan data dengan menggunakan teknik triangulasi. Pemeriksaan

yang dilakukan oleh peneliti ialah :

a) Triangulasi data, yaitu dengan membandingkan data hasil pengamatan

dengan wawancara, data hasil wawancara dengan dokumentasi dan

data hasil pengamatan dengan dokumentasi. Hasil perbandingan ini

diharapkan dapat menyatukan persepsi atas data yang diperoleh.

b) Triangulasi metode, yaitu dengan cara penggunaan berbagai metode

untuk meneliti. Dalam hal inipeneliti menggunakan metode

wawancara yang ditunjang dengan metode observasi saat wawancara

52 Kisyani Laksono dan Tatag Yuli Eko Siswono, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2018), 74-75

53

Sugiyono, ibid, h. 121

54

Sugiyono, Ibid. h. 121

Page 61: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

41

dilakukan, dan peneliti menggunakan metode observasi ditunjang

dengan dokumen pada saat melakukan observasi.

c) Triangulasi pengamat, yaitu dengan cara adanya pengamat di luar

peneliti yang turut memeriksa hasil pengumpulan data. Dalam

penelitian ini dosen pembimbing dan guru di Pesantren Alquran

Lemka bertindak sebagai pengamat yang memberikan masukan

kepada peneliti terhadap hasil pengumpulan data.

3. Pengujian Transferability

Usaha dalam membangun keteralihan dalam penelitian ini

dilakukan dengan uraian rinci.55

Peneliti berusaha untuk mencari dan

mengumpulkan kejadian yang terjadi di lapangan terkait dengan

Implementasi metode demonstari yang digunakan di Pesantren Lemka

Sukabumi dengan menguraikan secara rinci dan seteliti mungkin. Hal

tersebut akan menuntut peneliti agar dapat dilaporkan hasil penelitian

4. Pengujian Dependability/Reliabilitas

Dalam hal ini peneliti berusah untuk mempertajam uraian yang lebih

konkrit. Dengan mengungkapkan data wawancara dan dokumen dengan

berulang- ulang terhadap responden, meminta pendapat dan pertimbangan

peneliti lain yang menggunakan pendekatan kualitatif, dan pencatatan data

atau informasi dengan alat mekanis leptop/computer.

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan.56

Penulis dapat mengambil hipotesis tindakan sebagai berikut: terdapat model

pembelajaran kaligrafi dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis

kaligrafi Al-quran di Pesantren Lemka Sukabumi.

55 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011),

Cet. Ke-29, h. 337

56

Sugiyono, Ibid, h. 96

Page 62: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Profil dan Sejarah Singkat Pesantren

Tepatnya ada hari Kamis malam Jum‟at, 11 Juli 1996, di Bandung.

Sebuah gagasan mendirikan Pesantren Kaligrafi Alquran Lemka

dilemparkan secara terbuka oleh Drs. H.D, Sirojuddin AR, M.Ag. di

hadapan 70-an ulama Alquran, pejabat, dan tokoh Jawa Barat pada saat

perumusan Sistem Pembinaan MTQ Jawa Barat atas prakarsa Pemda c.q.

Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ).

Gagasan tersebut, seperti diistilahkan Sirojuddin, pada mulanya lebih

merupakan “proyek mewujudkan mimpi jadi kenyataan”. Dikhayalkan

dua tahun ke belakang, ketika memikirkan keinginan “memberi makna”

pada usianya yang ke-40 di tahun 1997. Di bulan April dan Mei 1994,

saat melaksanakan ibadah haji, unek – unek yang belum ketahuan

formatnya itu dilampiaskan berulang – ulang di hadapan Ka‟bah: “Ya

Allah, besarkanlah Lemka sekiranya itu akan bermaslahat”. Lemka

(Lembaga Kaligrafi Alquran) yang didirikan dan dipimpinnya sejak tahun

1985 merupakan wadah pengembangan kaligrafi yang di representatif di

Indonesia. Dari lembaga ini terlahir ratusan guru dan juara – juara

kaligrafi pada pelbagai event lomba nasional dan ASEAN. Beberapa kali

lomba dan pameran kaligrafi telah sukses di prakarsainya. Bahkan sejak

mengkordinasi Sayembara Kaligrafi Festival Istiqlal II ‟95 sampai 1998,

Lemka telah mendorong 52 sanggar kaligrafi yang tersebar di seluruh

kawasan Indonesia. Pengalaman dan potensi – potensi yang dimiliki

Lemka dengan penyelenggara Kursus Kaligrafi intensif sebanyak 20

gelombang sampai 1996 memiliki 36 guru khat, dan Ketuanya yang

adalah Dewan Hakim Kaligrafi MTQ Nasional dan ASEAN dan pembina

di 10 propinsi, memberi dorongan untuk mewujudkan satu kampus

terpadu untuk pembinaan kaligrafi dikonsentrasikan. Tempat yang

ditawarkan pada kumpulan para ulama Alquran dan pejabat dan tokoh

Page 63: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

43

Jawa Barat itu adalah Sukabumi, yang disambut serentak dan didorong

untuk selekasnya direalisasikan, mengingat pesantren model seperti ini

baru pertamakali ada di Indonesia, menyusul pesantren – pesantren

tahfizh tilawah, dan tafsir Alquran.

Beberapa nama dipertimbangkan kembali untuk pusat pembinaan

tersebut: Pesantren Kaligrafi Alquran, Kampus Perguruan Kaligrafi

Alquran, Kampus Pendidikan Kaligrafi Alquran, Kampus Pembinaan

Kaligrafi Alquran. Nama yang ditetapkan kemudian adalah Ppesantren

Kaligrafi Alquran Lemka.

Pesantren Kaligrafi Alquran Lemka yang peresmian pemasangan

billboardnya dilaksanakan hari Ahad bulan Ramadhan, 26 Januari 1997

oleh Camat Gunung Puyuh Drs. Sutisna Wirawan dan tahun ajaran

pertamanya dibuka Ahad, 9 Agustus 1998, merupakan harta wakaf milik

kaum muslimin dan bukan merupakan “harta kiai atau pemimpin

Pesantren”. Para pemimpin dan pengelola Pesantren diangkat oleh

Yayasan Badan Wakaf Lemka atas dasar profesinalisme dan

komitmennya pada perjuangan dan sunnah Pesantren; bukan berdasarkan

keturunan dan tidak sedikit pun punya hak atas harta kekayaan Pesantren.

2. Identitas Pesantren

a. Nama Pesantren : Pesantren Kaligrafi Alquran

LEMKA Sukabumi

b. Alamat : Jl. Bhineka Karya No. 53, Rt.

003/06,

Kelurahan Karamat,

Kecamatan Gunung Puyuh,

Kota Sukabumi,

Jawa Barat – Indonesia,

Kode Pos 43122

Tlp/Fax (0266) 231754 / (021)

7496279

Page 64: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

44

c. Yayasan / Pengelola : Yayasan Badan Waqaf Lemka

dengan Akte Notaris Ny. Lanny

Ratna Ekowati Soebroto. SH,

Nomor 27.

d. Luas Tanah : 230 X 42 m2

e. Luas Bangunan : 134 X 36 m2

f. Luas Lapangan Olahraga : 18 X 10 m2

g. Lapangan Bola : 20 X 12 m2

h. Status tanah & bangunan : Milik Sendiri

i. Waktu Belajar : Pagi, Pukul 09.00 s.d 12.00

j. Jenis Pengembangan diri/ekstra kurikuler :

a) Mikro Teaching

b) Muhadarah/Diskusi Seni

c) Extravaganza (Rihlah Karyawisata)

d) Tilawatil Quran dan Bahsul Masail

e) Duplikasi Karya

f) Nasakhih Khatatin

g) Marawis dan Hadrah

h) Memanah

i) Bulu Tangkis

j) Futsal

k) Voli

k. Di Lokasi ini terdapat juga Madrasah/Sekolah lain yaitu TKA/TPA

Plus. Pesantren Lemka memiliki luas tanah 230 X 42 m2

3. Visi, Misi, Tujuan dan Moto Pesantren Kaligrafi Alquran Lemka

Sukabumi

a. Visi Pesantren Kaligrafi Alquran Lemka Sukabumi

Menjadi pusat pendidikan kaligrafi Alquran terkemuka di dunia untuk

merespon perkembangan zaman.

Page 65: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

45

b. Misi Pesantren Kaligrafi Alquran Lemka Sukabumi

a) Menyelenggarakan pendidikan dan latihan kaligrafi untuk

menciptakan para khattat, guru khat dan pelukis kaligrafi

professional

b) Membangun, mengembangkan dan memperkuat jaringan kegiatan

lomba, penel;itian seminar, dan pameran kaligrafi baik untuk

tingkat Nasional maupun Internasional.

c) Memfasilitasi kegiatan dan program pengembangan kader dan

sanggar kaligrafi daerah di seluruh Indonesia

c. Tujuan Pesantren Kaligrafi Alquran Lemka Sukabumi

d. Menghasilkan para khattat, guru khat dan pelukis kaligrafi yang

mampu menerapkan ilmu dan keterampilannya secara baik,

sistematis, dan ilmiah sesuai dengan kaidah-kaidah khattiyah.

e. Mengabdikan dan menyebarluaskan ilmu dan keterampilan

kaligrafi menuju kejayaan Islam.

f. Mewujudkan masyarakat pecinta kaligrafi Alquran yang diridhoi

Allah SWT.

d. Motto Pesantren Kaligrafi Alquran Lemka Sukabumi

Menulis dan melukis untuk membangun kreativitas.

4. Data Sarana dan Prasarana

KBBI menyatakan bahwa sarana adalah segala sesuatu yang dapat

dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan. Dan prasarana

adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya

suatu proses (usaha, pembangunan, proyek).57

Tabel 4.1

Jumlah Sarana dan Prasarana

57 https://pelayananpublik.id/2019/08/12/pengertian-sarana-dan-prasarana-fungsi-hingga-

contohnya. diakses pada tanggal 11 Agustus 2020, pukul 15.00 WITA

No. Jenis

Prasarana

Jumlah

Ruang

Kondisi

Baik

Jumlah

Ruang

Kondisi

Rusak

Ket.

Page 66: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

46

5. Jumlah dan Data Pendidik, Tenaga Kependidikan dan Karyawan

Data pendidik adalah sistem pendataan yang berjumlah beberapa

pengajar yang berada di dalam sebuah lembaga pendidikan. Tenaga

kependidikan Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

38 Tahun 1992 tentang Tenaga Kependidikan bahwa jenis tenaga

pendidikan disebutkan terdiri atas tenaga pendidik, pengelola satuan

pendidikan, penilik, pengawas, peneliti dan pengembang di bidang belajar.

Menurut Hasibuan, pengertian karyawan adalah setiap orang yang

menyediakan jasa (baik dalam bentuk pikiran maupun dalam bentuk

tenaga) dan mendapatkan balas jasa ataupun kompensasi yang besarannya

telah ditentukan terlebih dahulu. Dalam hal ini karyawan yang dimaksud

ialah yang membantu memnuhi kebutuhan yang diperlukan di sekolah

seperti pembersih sekolah ataupun menyiapkan makanan atau minuman

para pendidik

1. Ruang Kelas 4

2. Perpustakaan 1

3. Ruang Media

Lemka

1

4. Gedung

Pena/Kantor

Guru

1

5. Gedung

Pelatihan

1

6. Kantor Tata

Usaha

4

7. Mushollah

dan Mesjid

2

8. Koperasi 1

9. Dapur

Produksi

1

Page 67: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

47

Tabel 4.2

Jumlah Data Pendidik, Tenaga Pendidik dan Karyawan

NO Pendidikan Terakhir Jumlah

1. S3 1

2. S2 4

3. S1 20

4. SMA/SEDERAJAT 40

Tabel 4.3

Jumlah Data Siswa

B. Analisis Hasil Penelitian

Data yang peneliti peroleh ialah data dari hasil observasi, wawancara,

angket dan dokumentasi. Sesuai dengan fokus masalah yang dibahas pada

skripsi ini peneliti menyampaikan hasil interview dengan beberapa pengajar,

kepala bidang pelatihan dan pendidikan, pimpinan pesantren dan siswa

mengenai implementasi metode demonstrasi terhadap kemampuan menulis

ayat –ayat Alquran di Pesantren Lemka Sukabumi. Berikut adalah paparan

analisis hasil penelitian

No Keterangan Jumlah

1. Laki - Laki 105

2. Perempuan 60

Jumlah 165

Page 68: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

48

1. Perencanaan pembelajaran metode demonstrasi

Perencanaan pembelajaran merupakan penjabaran, pengayaan dan

pengembangan dari kurikulum. Dalam membuat perencanaan pembelajaran,

tentu saja guru selain mengacu pada tuntutan kurikulum, juga harus

mempertimbangkan situasi dan kondisi serta potensi yang ada di sekolah

masing-masing. Hal ini tentu saja akan berimplikasi pada model atau isi

perencanaan pembelajaran yang dikembangkan oleh setiap guru, disesuaikan

dengan kondisi nyata yang dihadapi setiap sekolah, sebagaimana hasil dari

wawancara dengan ustad Hilmi Munawar, S.Pd.I, beliau mengatakan bahwa

pada tahapan perencanaan guru – guru kaligrafi juga harus menyusun

program – program perencanaan pembelajaran. Namun Pesantren Kaligrafi

Alquran Lemka berbeda dengan sekolah pada umumnya, silabus yang

dimiliki pesantren ialah silabus yang dibuat oleh langsung dari pesantren

karena pesantren mempunyai pengajaran tersendiri yang tidak mengacu pada

silabus pendidikan formal pada umumnya.58

Seperti halnya kelender

pendidikan, perhitungan pekan efektif dan jam tatap muka, yaitu perencaan

program tahunan, program mingguan dan program harian dan terakhir silabus

yang telah dibuat oleh pihak pesantren, kemudian dikembangkan oleh guru –

guru kaligrafi itu sendiri.

2. Model Pembelajaran Kaligrafi Menggunakan Metode Demonstrasi

dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Kaligrafi Al-Quran

di Pesantren Lemka Sukabumi

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran ialah upaya yang dilakukan oleh

pendidik untuk merealisasikan rancangan yang telah disusun baik di dalam

silabus ataupun rencana pembelajaran. Karena itu pelaksanaan kegiatan

pembelajaran menunjukkan penerapan langkah – langkah metode dan strategi

kegiatan belajar mengajar.

Dalam penyusunan pelaksanaan pembelajaran di kelas guru kaligrafi

menyesuaikan silabus yang telah dibuat oleh Pesantren Kaligrafi Alquran

LEMKA Sukabumi.

58Hasil wawancara dengan guru kaligrafi Hilmi Munawar, S.Pd.I, Senin 9 Maret 2020, pukul

16.00 WIB di Perpustakaan Pesantren Lemka

Page 69: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

49

Tahapan awal dalam proses pembelajaran adalah kegiatan pendahuluan

dengan durasi kurang lebih 20 menit, dalam tahapan ini guru membuka

pembelajaran dengan mengucapkan salam, menanyakan kabar kemudian

berdoa bersama.59

Setelah itu guru membuka pelajaran guru memberikan

pretest atau pengulangan materi untuk mengingat kembali pelajaran

sebelumnya60

. Dengan menanyakan materi huruf yang sebelumnya yang

belum dipahami dan menunjuk salah satu siswa untuk maju kedepan kelas

dan menulis ulang materi huruf sebelumnya.

Tahapan kedua adalah kegiatan inti dengan durasi kurang lebih 160 menit.

Dalam tahapan ini guru kaligrafi melakukan serangkaian aktivitas

pembelajaran dengan menjelaskan materi yang diajarkan dengan

menggunakan metode demonstrasi. Pertama, pembelajaran kaligrafi ini

dibuat semenarik mungkin karena belajar di Pesantren Kaligrafi Alquran

LEMKA harus bernuansa rekreatif.61

Adapun tahapan model pembelajaran

kaligrafi dengan metode demonstrasi dalam upaya meningkatkan kemampuan

menulis kaligrafi al-quran di pesantren lemka sukabumi ialah sebagai berikut:

a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

b. Guru menjelaskan materi huruf yang akan diajarkan menggunakan metode

ceramah yang dimulai dengan menceritakan kisah para kaligrafi ataupun

asal usul huruf yang akan dituliskan, karena sebagian huruf dari kaligrafi

mempunyai asal usul tersendiri dari hurufnya. Dengan begitu para siswa

akan tertarik mengikuti pembelajaran dengan seksama.

c. Guru menuliskan materi huruf yang akan diajarkan di papan tulis dengan

menggunakan media papan tulis hitam dan menggunakan kapur.

Perbedaan metode demonstrasi pembelajaran kaligrafi di Pesantren Lemka

Sukabumi berbeda dengan metode demonstrasi pada umumnya, karena

menggunakan proyektor dan kamera beresolusi tinggi agar para siswa

59 Hasil observasi di Pesantren Kaligrafi Alquran Lemka, ruang kelas A Kamis, 28 November

2019 pukul 09.00 WIB

60

Hasil wawancara dengan guru kaligrafi Ustad Ali Mu‟tamar, Jum‟at, 06 Maret 2020 pukul

08.00 WIB di Gedung Pena Pesantren Lemka

61

Hasil wawancara dengan guru kaligrafi Ustad Hilmi Munawar, Jum‟at 06 Maret 2020 pukul

16.00 WIB di Perpustakaan Pesantren Lemka

Page 70: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

50

lebih detail dalam melihat tulisan yang dipraktekkan langsung oleh guru

dengan bantuan proyektor. Kemudian siswa memperhatikan sejenak ketika

guru menuliskan Dengan menulis menggunakan kapur atau di kertas

muqohar dan guru mempraktekkan penulisan huruf dari yang ketebalan,

tipis, kemiringan, panjang dan pendeknya huruf, oleh karena itu alasan

untuk menggunakan metode demonstrasi dalam implementasi

pembelajaran kaligrafi ini dianggap sangat tepat dalam pengajarannya.

Berikut adalah gambar guru sedang menerangkan dan menuliskan huruf

tunggal “alif” awal dan akhir dan huruf “ba” tunggal khat tsulus.

d. Setelah guru selesai menulis para siswa kemudian menuliskan kembali

huruf yang telah diajarkan di buku masing – masing

e. Ketika siswa menulis, ada pendamping pengajar yang membantu

mengoreksi ataupun mengjarkan huruf yang disampaikan guru dan

pendamping pengajar tiap kelas terdiri dari 2 - 3 orang pendamping

pengajar. Hal ini dilakukan agar para siswa cepat memahami huruf.

f. Setelah siswa mencoba menulis di buku masing – masing, kemudian guru

memanggil salah satu siswa untuk mencoba mempraktekkan penulisan

huruf yang telah diajarkan di papan tulis.

g. Siswa yang maju kedepan kelas untuk menuliskan dan mempraktekkan

langsung apa yang telah diajarkan oleh guru, kemudian akan langsung

dikoreksi bersama huruf yang telah ditulis. Hal ini dilakukan terus

menerus sehingga dapat melekat lebih lama dalam ingatan siswa.

h. Guru menyimpulkan pembelajaran dan menutup pembelajaran.

i. Siswa diberikan tugas menulis ayat yang diumumkan dari kantor pesantren

dengan pengeras suara setiap selesai kelas.

j. Para siswa harus mengerjakan dan dikumpulkan atau dikoreksi kepada

pengoreksi khat atau mentornya masing – masing untuk mengoreksi tugas

yang yang telah diberikan pada sore hari selesai sholat ashar.

Pesantren Kaligrafi Alquran LEMKA ialah pesantren yang mempunyai

kurikulum tersendiri dan memiliki metode pembelajaran yang berbeda dari

sekolah atau pesantren umum. Metode demonstrasi yang sangat efektif

Page 71: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

51

digunakan di pesantren ialah pada saat pembelajaran tiap kelas memiliki

masing-masing pendamping pengajar yang mana pendamping pengajar

tersebut akan mendatangi tiap siswa untuk melihat kembali atau mengorkesi

kembali tulisan yang telah ditulis oleh siswa, metode demonstrasi ini sangat

efektif pada upaya meningkatkan kemampuan menulis kaligrafi al-quran di

pesantren lemka sukabumi. Setelah selesai pembelajaran di kelas

3. Evaluasi Hasil Pembelajaran Kaligrafi dengan Menggunakan Metode

Demonstrasi

Evaluasi dalam pembelajaran kaligrafi dengan menggunakan metode

demonstrasi diukur melalui :

1. Tes tertulis harian, tes yang dimaksud ialah tes yang dilakukan ketika

siswa diberi tugas selesai pembelajaran dikelas, kemudian dikoreksi pada

sore hari yaitu dengan mentor masing – masing. Hal ini dilakukan dari

hari senin – rabu.

2. Tes mingguan dilaksanakan setiap seminggu sekali yang dilaksanakan

setiap hari kamis. Tes yang wajib dilakukan setiap siswa.

3. Tes ujian akhir tiap per satu khat. Tes ini dilakukan menentukan hasil

nilai belajar pada akhir pembelajaran yang siswa tulis dan kerjakan

dengan menggabungkan tiap khat yang telah di pelajari.

Pembelajaran kaligrafi ini adalah pembelajaran utama di pesantren

Lemka. Dengan diadakannya tes tertulis harian, mingguan, selesai

pembelajaran tiap per satu khat dan ujian akhir, guru dapat melihat

perkembangan para siswa dengan tulisannya, kerapian huruf, susunan huruf

dan keindahan kalimat yang ditulis oleh siswa. Sangat mudah menilai secara

langsung erkembangan tulisan siswa yang menonjol perubahannya.

C. Faktor Pendukung dan Kendala Pelaksanaan Metode Demonstrasi

Menulis kaligrafi Alquran bukanlah hal yang mudah, membutuhkan suatu

proses yang panjang yang membutuhkan keinginan yang kuat, ketertarikan,

kesungguhan dan ketekunan. Oleh karena itu dalam mempelajarinya

dibutuhkan metode demonstrasi yang sesuai agar tercapai keberhasilan dalam

Page 72: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

52

pembelajaran kaligrafi. Berhubung menulis kaligrafi Alquran merupakan

suatu proses yang panjang, maka dalam pelaksanaan metode demonstrasi

tentu dipengaruhi oleh banyak faktor.

Faktor – faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pembelajaran kaligrafi

dengan menggunakan metode demonstrasi dikelompokkan menjadi dua

kategori, meliputi faktor pendukung dan faktor penghambat.

1) Faktor Pendukung

- Upaya yang dapat mengoptimalkan metode demonstrasi ialah

dengan menggunakan media pendukung yaitu pemanfaatan

teknologi menggunakan leptop dan proyektor, guna media tersebut

ialah memudahkan para siswa dalam belajar dengan lebih seperti

mendetailkan huruf, memperjelas huruf dan siswa akan lebih fokus

pada huruf yang dijelaskan

- Keadaan lingkungan Pesantren Kaligrafi Alquran Lemka. Lokasi

Pesantren Kaligrafi Alquran ini cukup strategis dilihat dari

lingkungan yang asri dan berbau dengan alam merupakan suatu

kefektifan dalam mempelajari kaligrafi, kaligrafi ialah salah satu

seni Islam, dengan adanya kelas yang terbuka dan berbaur dengan

alam membuat siswa merasa nyaman belajar dan sangat efektif

dalam metode demonstrasi dan membuka wawasan siswa.

2) Faktor Kendala

- Ada sebagian guru yang masih kurang memanfaatkan teknologi

sehingga membuat pembelajaran terkadang membosankan.

- Kurangnya metode demonstrasi adalah peserta didik didalam

mencatat dibuku tulis menjadi kurang karena lebih banyak praktek.

- Jika para siswa malas dalam mempraktekkan langsung metode

demonstrasi yang digunakan atau jarang kembali menulis ulang

tulisan huruf yang telah diajarkan dikelas, sudah dipastikan tulisan

kaligrafi siswa tersebut akan jelek.

Page 73: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

53

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Dari penjelasan hasil penelitian diatas, bahwa penggunaan metode

demontrasi memberikan pembelajaran yang efektif dan efisien didalam

pembelajaran kaligrafi. Dengan metode demonstrasi yang digunakan dengan

praktek menulisan dari kemiringan, ketebalan, tipis, panjang dan pendeknya

huruf yang membuat tulisan indah dipraktekkan langsung tulisan huruf yang

sesuai kaidah oleh guru akan membuat jiwa dan pikiran lebih berkesan dan

selalu teringat pada siswa yang membawa pengaruh besar pada siswa.

“Metode demontrasi sudah pasti digunakan di Pesantren Lemka

karena metode tersebut sangat dianjurkan bahkan diwajibkan

dikuasai dalam pengajaran di pesantren karena metode ini sangat

berpengaruh besar dalam keberhasilan pembelajaran di kelas.”62

Dari penelitian tersebut juga dengan hasil wawancara, angket dan

observasi yang peneliti lakukan, bahwa implementasi metode demonstrasi

dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis kaligrafi Alquran di

pesantren lemka sukabumi sangat efektif dan efisien. Penggunaan metode

demonstrasi dapat diterapkan yaitu dengan syarat memiliki keahlian untuk

mendemonstrasikan penggunaan alat kaligrafi yang digunakan.

Hasil yang diperoleh melalui wawancara kepada siswa menunjukkan

bahwa model pembelajaran kaligrafi dengan menggunakan metode

demonstrasi dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis kaligrafi al-

quran di pesantren lemka sukabumi termasuk baik. Hal ini dibuktikan

dengan persentase yang tinggi pada jawaban siswa yaitu sebagai berikut:

Ketertarikan atau minat siswa merupakan faktor yang sangat penting untuk

melakukan sesuatu yang disenanginya atau disukainya, dengan adanya

ketertarikan yang tumbuh dalam dirinya siswa akan selalu belajar dengan

bersungguh - sungguh dan gigih demi satu tujuan yang ingin dicapainya.

Mereka akan selalu memperdalam suatu kegiatan dengan selalu belajar

dengan tekun, rajin dan terus menerus akan menimbulkan perasaan senang

pada dirinya. Memperhatikan penjelasan guru merupakan kewajiban seorang

siswa sekaligus bentuk rasa hormat, patuh dan bakti pada guru.

62 Hasil Wawancara dengan Hilmi Munawar, S.Pdi, Senin, 9 Maret 2020

Page 74: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

54

Memperhatikan penjelasan guru dengan khidmat ini termasuk ke dalam

perilaku terpuji oleh karenanya mendatangkan pahala dan kebaikan bagi

siswa. Memperhatikan guru sangat berpengaruh besar pada keberhasilan

siswa dalam menulis kaligrafi Alquran, jika siswa melewatkan penjelasan

huruf yang di demonstrasikan oleh guru maka akan berpengaruh pada tulisan

kaligrafi siswa tersebut.

Belajar di kelas tentu telah menjadi menu harian untuk Bapak/Ibu Guru

dan para siswa di sekolah. Sebagai fasilitator utama di kelas, guru sangat

berperan untuk membuat menu harian ini selalu segar, menarik, dan tidak

membosankan. Dengan suasana kelas yang menyenangkan, siswa akan

menikmati kegiatan belajar mereka tanpa adanya perasaan tertekan,

menunjukkan bahwa guru dikelas sudah menguasai dan mampu mengajar

dengan menyenangkan di kelas dengan baik. Dipertegas dengan wawancara

oleh guru yaitu rasa nyaman, harmonis dan kondusif tergantung bagaimana

guru membawakan pelajaran dan melihat dari reaksi para siswa dengan

memperhatikan secara seksama apa yang diajarkan.63

Guru berusaha membimbing siswa agar dapat menemukan berbagai

potensi yang dimilikinya, membimbing siswa agar dapat mencapai dan

melaksanakan tugas-tugas perkembangan mereka, sehingga dengan

ketercapaian itu ia dapat tumbuh dan berkembang sebagai individu yang

mandiri dan produktif. Dalam persentase terlihat bahwa hampir seluruh

siswa sangat diperhatikan dan dibimbing oleh guru langsung.

Metode demonstrasi adalah adalah metode mengajar yang

menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk

memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik atau cara

guru dalam mengajar dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada

siswa suatu proses, situasi, kejadian, urutan melakukan suatu kegiatan atau

benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk yang sebenarnya

maupun tiruan melalui penggunaan berbagai macam media yang relevan

63 Hasil Wawancara dengan Ali Mu‟tamar, S.Kom, Jumat, 06 Maret 2020, pukul 10.00 WIB

Page 75: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

55

dengan pokok bahasan untuk memudahkan siswa agar kreatif dalam

memahami materi.

Pembelajaran kaligrafi, guru diwajibkan menyiapkan peralatan untuk

melakukan metode demonstrasi. Adapun alat yang digunakan sebagai

berikut:64

1) Kapur yang digunakan ialah kapur warna warni, agar guru lebih mudah

menjelaskan ketebalan, tipis, kemiringan tiap bentuk yang ada di huruf.

2) Papan tulis hitam/hijau ini memudahkan guru mempraktekkan huruf

dengan jelas dan mudah membentuk huruf dengan bantuan kapur.

3) Pena handam atau qalam alat ini wajib digunakan di Pesantren Lemka

Sukabumi, guna menuliskan khat.

4) Tinta, tinta yang digunakan di Pesantren Lemka Sukabumi ialah tinta

yang telah diberi wadah dan dicampur dengan benang ataupun spon agar

meresap dan tidak membuat tulisan menjadi melebar. Pemilihan tinta

yang bagus juga akan mempengaruhi keindahan bentuk khat.

5) Kamera, guna kamera ialah menyorot tulisan tangan langsung dari guru,

agar mempermudah para siswa melihat praktek langsung bentuk huruf

dari tahap ke tahap.

6) Proyektor yang menghubungkan dengan kamera agar para siswa melihat

layar lebar yang disorot oleh kamera

Berbeda dengan pembelajaran pada umumnya metode demonstrasi yang

digunakan oleh Pesantren Kaligrafi Alquran Lemka ini sangat berbeda

karena guru menjelaskan dari bagian huruf hijaiyah, perhuruf, perkata

kemudian menjadi kalimat yang ditulis dan dipraktekkan langsung oleh guru

di papan tulis dengan menggunakan papan tulis blackboard dan masih

menggunakan kapur agar mempermudah guru menuliskan atau

mempraktekkan huruf yang ditulis dengan memperhatikan tebal, tipis dan

kemiringan huruf kaligrafi. Berikut contoh tahapan penulisan huruf “ba an

alif” akhir.

64 Lihat lampiran h.101

Page 76: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

56

Gambar 4.1

Dapat dilihat bahwa hampir seluruh siswa menyukai metode

demonstrasi yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan menulis

kaligrafi alquran hanya saja metode demonstrasi yang digunakan di

Pesantren Lemka ini berbeda yaitu dengan menggunakan kamera beresolusi

tinggi dan proyektor.

Guru menggunakan kapur tulis sebagai alat menulis huruf dan papan tulis

hitam sebagai media yang digunakan untuk menulis dan menjelaskan huruf

kaligrafi dengan menggunakan metode demonstrasi. Namun ada sebagian guru

yang mengajar dengan mempraktekan langsung tulisan dengan menggunakan

kamera yang disorot dan hasilnya akan langsung ke proyektor yang terlihat

besar dan jelas. Pesantren telah menyediakan alat – alat tersebut dan sudah

tersedia dikelas. Namun berbeda dengan alat dan bahan yang digunakan siswa

untuk menulis berupa pena tulis yang biasa disebut handam/qalam pada

kalangan pelajar kaligrafi yang digunakan untuk menulis diatas media kertas,

mengenai kertas pada kaligrafer memiliki banyak pilihan kertas yaitu ada

kertas biasa, kertas coklat, sampul, art paper, kertas karton atau muqohar.65

Kaligrafi merupakan tulisan indah. Kaligrafi yang digunakan dalam

penulisan Alquran ialah khat naskhi, khat tersebut sangat mudah diapahmi

namun jika dipraktekkan langsung dengan menggunakan kalam khusus

kaligrafi maka tidak semudah yang dibayangkan. Pesantren Kaligrafi Alquran

Lemka adalah pesantren kaligrafi pertama yang berdiri di Indonesia, siswa

yang belajar di pesantern tersebut adalah siswa yang berasal dari berbagai

65 Muqahar adalah kertas yang digunakan para kaligrafi yaitu kertas daur ulang yang diolah

kembali agar dapat menulis kaligrafi dengan nyaman dan indah.

Page 77: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

57

daerah yang ada di Indonesia ataupun dari Asia. Guru yang mengajarpun harus

menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh para siswa yaitu dengan

menggunakan bahasa Indonesia.

Pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) adalah panutan pembelajaran

yang mengarah kepada pengoptimalisasian pelibatan intelektual-emosional

siswa dalam proses pembelajaran, dengan pelibatan fisik siswa apabila

diperlukan. pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan kepada

siswa untuk aktif terlibat secar fisik, mental, intelektual, dan emosional dengan

harapan siswa memperoleh pengalaman belajar secara maksimal, baik dalam

ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor. Cara belajar siswa aktif pada

Pesantren Kaligrafi Alquran yaitu dengan mengajak para siswa untuk maju

kedepan kelas dengan mempraktekkan secara individu menulis ulang dipapan

tulis dan menjelaskan ulang tiap goresan yang ditulis dari bentuk, tebal, tipis,

panjang maupun lengkungan yang dibuat.

Setelah selesai pembelajaran guru dan siswa melakukan evaluasi untuk

proses perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi

yaitu dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal yang

tidak dimengerti oleh siswa. Dipertegas pada wawancara guru yaitu guru

melakukan evaluasi pembelajaran sesuai yang diajarkan pada saat itu dengan

melihat kemampuan siswa, apakah mereka berhasil melakukan tugasnya

dengan baik ataupun menulis huruf yang telah diajarkan langsung dipraktekkan

di depan kelas dengan menulis di papan tulis dan juga mengevaluasinya

dengan cara memberi arahan bagaimana belajar dengan baik ataupun menulis

dengan benar sesuai kaidah.

Metode drill juga sangat berperan penting dalam keberhasilan pembelejaran

kaligrafi yaitu lebih banyak melibatkan siswa/santri. Mereka harus mengulang

– ulang terus apa yang telah diperoleh oleh guru dikelas. Seperti siswa selalu di

tekatkan pada ujian ujian latihan seminggu sekali, sebulan sekali dan per 3

bulan sekali. Agar tulisan melekat dan siswa selalu mengingat tulisan yang

telah diajarkan

Page 78: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

58

Pesantren Kaligrafi Alquran Lemka merupakan pesantren pertama yang

khusus mengajarkan tentang kaligrafi, jadi tak dipungkiri lagi bahwa guru –

guru yang mengajar di pesantren tersebut adalah guru – guru yang profesional.

Dengan menguasai gaya-gaya huruf (seperti Naskhi, Tsulus, Farisi, Diwani,

Diwani Jali, Riq‟ah, dan Kufi ditambah gaya-gaya kaligrafi kontemporer),

sanggup menyusun jadi karya yang indah melalui belajar, latihan, dan

eksperimen yang terus-menerus. Siswa merasakan bahwa guru – guru kaligrafi

di Pesantren Kaligrafi Alquran Lemka memiliki keprofesionalan dalam

mengajar dengan baik.

Keunikan pembelajaran kaligrafi di Pesantren Lemka ini ialah di waktu

yang senggang para siswa tetap belajar dengan kaligrafi seperti:

1. Setelah selesai sholat subuh siswa mengaji kitab Nasahih Khototin, yaitu

kitab tentang akhlak seorang khotot

2. Setelah selesai kelas siswa mengerjakan tugas yang wajib dikerjakan dan

akan disetor pada sore hari kepada guru mentoring masing dan akan

dikoreksi secara langsung.

3. Setelah sholat isya adanya kegiatan pelatihan micro teaching, guna melatih

kemampuan mengajar dikelas.

4. Diskusi seni66

Siswa diajarkan untuk memanfaatkan waktu belajar di Pesantren Lemka

Sukabumi ini dengan baik dalam waktu yang singkat yaitu 1 tahun. Jadi

kegiatan aktivitas siswa tidak akan kosong.

Guru juga memanfaatkan waktu untuk berdiskusi, tanya jawab,

menyimpulkan dan waktu berkomentar dengan baik hal ini dilakukan agar

berkolaborasi dengan metode pembelajaran yang lainnya yaitu seperti

Ada yang sama sekali tidak mengerti kaligrafi sampai yang hanya baru

mengenal tulisan kaligrafi tanpa tau cara membentuk tulisan yang indah. Ada

juga yang mengenal tulisan kaligrafi akan tetapi tidak sesuai dengan bentuk

kaidah yang baik dan benar.

66 Hasil Observasi Penelitian

Page 79: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

59

Gambar 4.2 Gambar 4.3

Gambar Tulisan Ujian Awal Salah Satu Siswa

Setelah peneliti kembali beberapa bulan tulisan siswa tersebut menjadi

indah dengan bentuk yang rapi dan sesuai dengan bentuk kaidah yang

seharusnya.

Gambar 4.4 Gambar 4.5

Tulisan Setelah Beberapa Bulan Belajar di Pesantren Lemka Sukabumi

Terlihat pada pernyataan guru yang menyatakan bahwa metode demonstrasi

sangat efektif pada pembelajaran kaligrafi karena metode ini menggunakan

pengajaran langsung kepada siswa atau tatap muka. Siswapun mampu

mengimplementasikan penulisan ayat – ayat Alquran dengan baik dan sesuai

kaidah.

Adapun faktor pendukung yang mempengaruhi metode demonstrasi dalam

pembelajaran penulisan ayat – ayat Alquran yaitu dengan menggunakan

Page 80: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

60

teknologi yaitu proyektor dan kamera yang beresolusi tinggi yang digunakan

guru untuk menuliskan huruf secara detail kepada siswa. Guru menganggap

bahwa semakin canggih perekembangan zaman guru juga dituntut mampu

memanfaatkan media teknologi.

Dari uraian hasil penelitian diatas bahwa metode demonstrasi adalah metode

yang efektif dan efisien dalam pembelajaran penulisan kaligrafi/ayat – ayat

Alquran. Dengan praktek secara langsung siswa menjadi lebih paham dan

melekat pada jiwa dan berkesan hal ini sangat berpengaruh besar dalam

perkembangan penulisan kaligrafi Alquran.

Page 81: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

60

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan serangkaian tahap penelitian, peneliti dapat

menyimpulkan hasil penelitian yang berjudul model pembelajaran kaligrafi

dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis kaligrafi al-quran di pesantren

lemka sukabumi. Kesimpulan tersebut terdiri dari beberapa poin sebagai

jawaban dari rumusan masalah yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

yakni sebagai berikut:

1) Berdasarkan hasil penelitian pada analisis hasil wawancara bahwa model

pembelajaran kaligrafi dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis

kaligrafi Alquran di Pesantren Lemka Sukabumi dengan menggunakan

metode demonstrasi merupakan metode yang tepat dan efektif. Dapat

dilihat Dari langkah – langkah yang digunakan dalam metode demonstrasi

dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis kaligrafi Alquran di

Pesantren Lemka Sukabumi. Pertama pada perencanaan guru merumuskan

tujuan pembelajaran dan kesiapan siswa sebelum memulai siswa

melakukan pengulangan pembelajaran sebelum pembelajaran dimulai.

Kedua pelaksanaan pembelajaran. Pada pelaksanaan pembelejaran guru

menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada metode demonstrasi

dan proses pembelajaran siswa fokus mengikuti pembelajaran. Terlihat

juga pada pemberian tugas kepada siswa dibuktikan dengan hasil evaluasi

pemberian tugas.

2) Faktor pendukung yang mempengaruhi metode demonstrasi dalam

pembelajaran penulisan ayat – ayat Alquran yaitu dengan menggunakan

teknologi yaitu proyektor dan kamera yang beresolusi tinggi yang digunakan

guru untuk menuliskan huruf secara detail kepada siswa. Guru menganggap

bahwa semakin canggih perkembangan zaman guru juga dituntut mampu

memanfaatkan media

Page 82: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

61

teknologi yang masih kurang.

3) memanfaatkan teknologi sehingga membuat pembelajaran terkadang

membosankan. Kurangnya metode demonstrasi adalah peserta didik

didalam mencatat dibuku tulis menjadi kurang karena lebih banyak

praktek.Jika para siswa malas dalam mempraktekkan langsung metode

demonstrasi yang digunakan atau jarang kembali menulis ulang tulisan

huruf yang telah diajarkan dikelas, sudah dipastikan tulisan kaligrafi siswa

tersebut akan jelek.

Dari hasil yang dilakukan oleh peneliti model pembelajaran kaligrafi

dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis kaligrafi Alquran di Pesantren

Lemka Sukabumi, mampu meningkatkan tulisan kaligrafi para siswa dengan

metode demonstrasi yang digunakan dan dianggap sangat efektif dan

bermanfaat dalam meningkatkan kualitas menulis kaligrafi para siswa.

B. Implikasi

Implikasi merupakan keterlibatan atau keadaan terlibat, sehingga ada

akibat dan konsekuensi yang ditimbulkan dengan dilaksanakannya peneliti ini.

Berdasarkan kesimpulan yang telah peneliti jelaskan di atas, maka implikasi

yang diperoleh adalah sebagai berikut:

1. Diharapkan guru memiliki kemampuan menguasai model dan metode

pembelajaran dengan baik.

2. Penggunaan metode demonstrasi bukan hanya untuk pembelajaran

penulisan kaligrafi Alquran namun berkaitan dengan pembelajaran yang

dapat digunakan pada pembelajaran fiqih ataupun lainnya.

3. Keterampilan mengimplementasikan metode – metode pembelajaran yang

tepat, efektif dan menyenangkan.

C. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis mempunyai

harapan dan mengajukan saran – saran sebagai berikut:

1. Bagi siswa Pesantren Kaligrafi Alquran Lemka, ketika dalam proses

belajar harus memperhatikan guru yang sedang menjelaskan materi

Page 83: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

62

khususnya dalam praktek penulisan huruf tidak membuat kegaduhan atau

bercanda di dalam kelas, karne ini akan berdampak pada keberhasilan

belajar jika melewatkan penjelasan guru.

2. Bagi guru Pesantren Kaligrafi Alquran Lemka, diharapkan mampu

menguasai dan memanfaatkan media teknologi agar siswa lebih cepat

dalam perkembangan ilmu kaligrafinya dan mampu menggunaan metode

demonstrasi untuk pemula dalam menuliskan kaligrafi.

3. Bagi kepala pimpinan Pesantren Kaligrafi Alquran Lemka dan kepala

Bidang Pendidikan dan Pelatihan, diharapkan terus memberikan

pembinaan, motivasi dan pengawasan kepada guru dan siswa.

4. Bagi pemerintah, diharapkan pembelajaran kaligrafi lebih dikembangkan

di dunia pendidikan, agar para siswa mampu mengembangkan potensi

yang dimiliki.

5. Bagi masyarakat, diharapkan seluruh masyarakat Indonesia mengenal

kebudayaan Islam, dan terkhusus orang Islam mampu

mengembangkannya.

6. Bagi peneliti, peneliti menyadari bahwa peneliti memiliki banyak

kekurangan. Peneliti berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi

para pembaca.

Page 84: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

63

DAFTAR PUSTAKA

Afifi, Fauzi Salim, Cara Mengajar Kaligrafi Pedoman Guru, Jakarta: Darul

Ulum Press, 2002.

Afifi, Fauzi Salim, Cara Mengajar KALIGRAFI, Jakarta: Darul Ulum Press,

2009, cet. Ke-2

Aununrrahman, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta 2009.

Alamin M. dan Achmad Rizal, Jurnal Semnasteknomedia Online,

Yogyakarta: Stimik Amikom, 2016.

Budiningsih. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2005.

Daradjat, Zakiah, dkk, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta:

BUMI AKSARA, 1996.

Dja’far, Zainuddin, Didaktik Metodik, (Pasuruan: Garoeda Buana Indah,

1995.

Departemen Agama RI, Keterampilan Menulis Kaligrafi Bagi Santri

Pondok Pesantren, Jakarta: Departemen Agama, 2001.

Departemen Informatikan dan Kontak Kelembagaan Lemka, Mengenal

Kaligrafi Alquran Lemka Sukabumi, Jawa Barat, Mengaji dan

Berkreasi di Kampus Seniman Muslim, (Jakarta: Studio Lemka,

2002,

https://pelayananpublik.id/2019/08/12/pengertian-sarana-dan-prasarana-

fungsi-hingga-contohnya. diakses pada tanggal 11 Agustus 2020, pukul

15.00 WITA

Israr, Sejarah Kesenian Islam Jilid 2, Jakarta: PT Royal Standard 1985.

Israr, C, Dari Teks Klasik sampai ke Kaligrafi Arab , Jakarta: Yayasan

Page 85: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

64

Masagung, 1985.

Laksono Kisyani dan Tatag Yuli Eko Siswono, Penelitian Tindakan Kelas,

Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2018.

Lutfi, Ahmad, Pembelajaran Alquran & Hadis Jakarta: Direktorat Jendral

Pendidikan Islam Departeman Agama Islam, 2009.

Majid, Abdul, Strategi Pembelajaran, Bandung: PT REMAJA

ROSDAKARYA, 2013.

Margono, S, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta,

2014.

Moleong, Lexy J, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2011, Cet. Ke-29.

Muhammad, Hasyim, Qawa;idul Khatthil ‘Arabi, Darul Qalam, Baghdad,

1980.

Ramayulis “Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia,

1994.

Sirojuddin, Didin AR, Gores Kalam Butir – Butir Pemikiran Sekitar

Pengembangan Pengembangan Seni Kaligrafi Islam Di Indonesia,

Jakarta: Lemka, 1994.

Sirojuddin, D. AR, Seni Kaligrafi Islam, Jakarta: MULTI KREASI

SINGGASANA, 1992.

Sudjana, Suprijono Nana & Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan,

Bandung : Sinar Baru Algensindo 2009.

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: CV. ALVABETA,

2014.

Page 86: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

65

Subagyo, P. Jogo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktik, Jakarta:

Rineka Cipta, 2006.

Syahruddin, Kaligrafi Alquran dan Metodologi Pengajarannya, (Jakarta:

Sabit Kaligrafi Plus, 2001.

Syahruddin, Kaligrafi Alquran dan Metodologi Pengajarannya, Jakarta:

Sabit Kaligrafi Plus, 2001.

Tim 7 Lemka, Pak Didin Sirojuddin Menabur Ombak Kaligrafi: Cuplikan

Media, Jakarta: Studio Lemka, 2002.

Yamin, Martinis, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta:

Gaung Persada Press, 2004, cet. Ke-2

Page 87: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

66

Page 88: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

67

Page 89: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

68

HASIL OBSERVASI KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kelas : Naskhi (A)

Hari/Tanggal : Kamis, 28 November 2019

Materi : Khat Naskhi

Objek Pengamatan : Proses Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas.

No. Aspek Yang Diamati Deskripsi

1. Pra Pembelajaran - Guru mengucapkan salam dan

menanyakan kabar siswa

sudah siap menerima

pelajaran, terlihat pada siswa

sudah mempersiapkan alat dan

buku pembelajaran.

2. Kegiatan membuka

pembelajaran

- Guru membuka pembelajaran

dengan memimpin untuk

membaca basmalah dan doa.

3. Kegiatan inti pembelajaran

a. Pelaksanaan kegiatan

pembelajaran

- Guru menjelaskan materi

huruf dengan menuliskan

materi huruf yang akan

diajarkan di papan tulis yang

menggunakan media papan

tulis hitam dan menggunakan

kapur kemudian siswa

memperhatikan sejenak ketika

guru menuliskan huruf

dipapan tulis

- Setelah guru selesai menulis

Page 90: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

69

b. Penugasan

c. Penilaian

para siswa kemudian

menuliskan kembali huruf

yang telah diajarkan di buku

masing – masing

- Ketika siswa menulis, ada

juga pendamping pengajar

yang membantu mengoreksi

ataupun mengjarkan huruf

yang disampaikan guru dan

pendamping pengajar tiap

kelas terdiri dari 2 -3 orang

pendamping pengajar. Hal ini

dilakukan agar para siswa

cepat memahami huruf.

- Siswa diberikan tugas menulis

ayat yang diumumkan dari

kantor pesantren dengan

pengeras suara setiap selesai

kelas dan para siswa harus

mengerjakan dan

dikumpulkan atau dikoreksi

kepada pengoreksi khat atau

mentornya masing – masing

untuk mengoreksi tugas yang

yang telah diberikan

- Penilaian dilakukan

berdasarkan hasil ujian

mingguan siswa yang

dilakukan setiap pada hari

kamis dari jam 08.00 – 12.00

siang.

Page 91: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

70

Catatan : Kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik. Guru berupaya

membimbing siswa dalam pembelajaran ialah setelah selsai kelas yaitu

,menulis huruf dengan sambungan huruf dengan menulis surah Alquran yang

telah ditentukan dan dikerjakan setiap hari selama satu tahun.

PENULIS

28 NOVEMBER 2019

Page 92: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

71

F. Struktur Organisasi

PIMPINAN PESANTREN Dr.K.H. Didin Sirojuddin AR, M.Ag

BENDAHARA UMUM

Ketua : H. Iman Syaiful Mu’minin, S.Pd.I

Sekertaris : Gunawan

Bid. I Pendidikan & Latihan

Ketua : Hilmi Munawar, S.Pdi

Sekertaris : H. Isep Misbah,

S.Ag

Sekertaris II : Dodi, S.Pd.I

Bid. II Penelitian &

Pengembangan

Ketua : Boby Es Syawal, S.Ag

Sekertaris : Dede Syamsuddin

A, S.Ag

Bid. III Pembinaan Spritual,

Intelektual &

Kemasyarakatan

Ketua : Drs. Ece Abidin

Sekertaris : Husen Fakhrudin

Bid. IV

Pengembangan Usaha

Ketua : Poniman

Sekertaris : Rabiatul

Adawiyah, S.E

Bid. V Humas & Kontak

Kelembagaan

Ketua : H. Mauludin

Anwar, S.Ag

Sekertaris : H. Momon

Abdurrahman, S.Ag

Bid. VI Administrasi &

Kepengasuhan

Ketua : H. Ohan

Jauharuddin, S.Ag, M.Pd

Sekertaris : M.

Syamsuddin, S.Pd.I

Ibadah &

Keasramaan

Mukhlisin

Panji Bagas R

Dian Fitriani

Maratus

Sholeha

Protokoler

Ali Mu’tamar

Nasiqin

Perlengkapan &

Kerumahtanggaan

M. Dedi Setiawan

Jafan Irsyandi

Bid. Pembinaan

Teguh Prastio

( Koord. Naskah)

Agung Sukoco

(Koord. Hiasan

Mushaf)

Abdurrohim

(Koord. Dekorasi)

Cucu Suharto

(Koord.

Kontemporer)

Husain Al-

Musta’shimy

(Koord. Tezhib)

Keamanan

M. Rabudin,

S.Pd.I

Zikrullah

Afrina Yarlis,

S.Pd

Maratul

Kamilah

Kebersihan &

Lingkungan

Awaludin, S.Pd

Ivo Milawati,

M.Pd

Kesehatan

M. Yasirman

Siti Aisyah,

S.Pd

Olahraga

Akromakum

M. Rahman

Perpustakaan

M. Hasan S. Sy, M.H

Amelia Soleha

Page 93: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

72

SILABUS PEMBELAJARAN KALIGRAFI KHAT TSULUS

Page 94: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

73

SILABUS PEMBELAJARAN KALIGRAFI KHAT TSULUS

Page 95: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

74

SILABUS PEMBELAJARAN KALIGRAFI KHAT TSULUS

Page 96: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

75

HASIL WAWANCARA DENGAN PENGAJAR

Hari/Tanggal : Jum’at, 06 Maret 2020

Nama Responden : Ali Mu’tamar, S.Kom

Jabatan : Pengajar

Tempat : Ruang Kelas

Hasil Wawancara :

1. Pertanyaan : Apakah sebelum melaksanakan metode demonstrasi pada

materi huruf yang akan diajarkan, bapak merumuskan tujuan

pembelajaran yang harus di capai oleh siswa ?

Jawaban : Ya, saya mempersiapkan tujuan pembelajaran yang akan diajarkan

dengan melihat materi yang akan diajarkan contohnya, materi huruf tunggal,

dengan mengajarkan materi huruf tunggal huruf tengah dan akhir, guru sudah

memperhitungkan bahwa huruf yang diajarkan seluruh siswa telah memahami

huruf yang diajarkan.

2. Pertanyaan : Apakah sebelum melaksanakan metode demonstrasi pada

materi huruf bapak mempersiapkan langkah – langkah metode

demonstrasi terlebih dahulu ?

Jawaban : Saya mempersiapkan langkah – langkah metode tersebut dengan

menguji cobanya terlebih dahulu dimalam hari, agar apa yang akan diajarkan

di kelas nantinya tidak sembarangan atau terlihat tidak menguasai huruf yang

akan diajarkan

3. Pertanyaan : Apakah bapak memperhitungkan efesiensi waktu yang

dibutuhkan untuk penggunaan metode demonstrasi ?

Jawaban : Untuk metode demonstrasi saya memaksimalkan waktu 1 jam

untuk mendemonstrasikan, menjelaskan dan mencontohkan, agar para siswa

memiliki waktu yang lama 1,5 jam untuk mencoba di buku latihan masing –

masing dan selebihnya akan diuji cobakan mempraktekkan langsung di papan

tulis.

Page 97: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

76

4. Pertanyaan : Sebelum pembelajaran kaligrafi dengan metode

demonstrasi, apakah terlebih dahulu bapak mengatur posisi duduk siswa

agar siswa lebih fokus dalam pembelajaran ?

Jawaban : Ya, saya mengatur posisi duduk siswa terlebih dahulu agar para

siswa memperhatikan huruf yang saya demonstrasikan terlihat oleh seluruh

siswa. Yaitu dengan posisi duduk siswa berjajar dan saya yang akan

memposisikan diri untuk menulis dibagian atas jadi seluruh siswa mampu

melihat dari arah samping kiri kanan ataupun dibelakang tampak terlihat jelas

5. Pertanyaan : Bagaimana cara bapak memberikan stimulasi kepada para

siswa agar bisa menarik perhatian siswa untuk berpikir ?

Jawaban : Yaitu dengan memberi pre test sebelum memulai pembelajaran,

dengan menanyakan materi huruf yang akan diajarkan atau menceritakan

kisah sejarah huruf yang akan ditulis, karena sebagian huruf kaligrafi ada asal

usul huruf tersebut sehingga membuat para siswa penasaran dan bertanya dan

semakin penasaran dengan huruf huruf yang lainnya juga

6. Pertanyaan : Sudahkah bapak menciptakan suasana kelas yang nyaman,

harmonis dan kondusif ?

Jawaban :Rasa nyaman, harmonis dan kondusif tergantung bagaimana guru

membawakan pembelajaran dan melihat dari reaksi para siswa dengan

memperhatikan secara seksama apa yang diajarkan. Contohnya dengan

terlebih dahulu didahului dengan metode ceramah dengan bercerita tentang

sejarah, asal usulu huruf yang akan diajarkan agar para siswa dikelas

termotivasi dan membuka wawasan tentang kaligrafi

7. Pertanyaan : Apakah bapak sudah yakin bahwa siswa bapak mengikuti

pembelajaran dengan fokus ?

Jawaban : Tergantung dari pembawaan guru pada saat mengajar, ketika guru

menjelaskan atau mempraktekan huruf dengan baik dan jelas, insyaa Allah

siswa juga akan mengikuti pembelajaran dengan fokus

8. Pertanyaan: Setelah mendemonstrasikan penulisan kaligrafi, apakah

bapak memberikan tugas –tugas tertentu yang ada kaitannya dengan

Page 98: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

77

materi tersebut ? Jawaban : Ya, setelah guru menjelaskan dan selesai

mendmonstrasikan huruf yang diajarkan, guru memberikan langsung

tugas yang harus dikerjakan para siswa yaitu dengan memberikan soal

menuliskan ayat Alquran

9. Pertanyaan : Apakah diakhir pelaksanaan pembelajaran bapak

melakukan evaluasi untuk perbaikan pembelajaran kedepannya ?

Jawaban : Saya melakukan evaluasi perbaikan pembelajaran sesuai yang

diajarkan pada saat itu dengan melihat kemampuan siswa, apakah mereka

berhasil melakukan tugasnya dengan baik ataupun menuliskan huruf yang

telah diajarkan langsung dipraktekkan didepan kelas dengan menulis di papan

tulis dan juga mengevaluasinya dengan cara memberikan arahan bagaimana

belajar dengan baik ataupun menulis dengan benar sesuai kaidah dan

memaksimalkan tugas tugas yang diberikan guru baik dikelas ataupun diluar

kelas.

10. Pertanyaan : Dalam mengajar dengan metode demonstrasi, apakah bapak

mengacu pada teori – teori tentang teori pembelajaran ?

Jawaban : Ya, saya mengacu pembelajaran yang ada di pesantren, terutama

pada metode demonstrasi, ini yang berbeda pada pembelajaran di pesantren

Lemka, yaitu cara pengajarannya berbeda dengan pesantren pada umumnya

masih memegang teguh pengajaran terdahulu, dengan mengemas kembali

agar para siswa memahami pembelajaran dengan baik.

11. Pertanyaan : Apa yang bapak lakukan untuk membuat kelas yang

kondusif?

Jawaban : Memberikan tantangan kepada para santri yaitu dengan

memberikan soal ayat Alquran dengan batasan waktu. Dengan cara

memberikan batasan waktu para siswa dengan fokus mengerjakan soal yang

diberikan, karena fokusnya siswa mengerjakan soal terkadang membuat kelas

menjadi sangat hening dan nyaman.

12. Pertanyaan : Apakah siswa sudah mampu mengimplementasikan

penulisan ayat – ayat Alquran dengan baik dan sesuai kaidah ?

Page 99: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

78

Jawaban : Jika para siswa selalu mengikuti pembelajaran dengan baik di

kelas, siswa sudah pasti mampu mengimplementasikan penulisan kaligrafi

dengan baik dan sesuai kaidah.

13. Pertanyaan : Apakah dalam penggunaan metode demonstrasi

efektif menjadikan siswa mampu menulis dengan baik ?

Jawaban : Saya rasa sangat efektif dikarenakan pengajaran yang diterapkan

di pesantren ini lebih banyak pengajaran langsung kepada siswa atau tatap

muka, jadi para guru langsung mempraktekan penulisan huruf didepan para

siswa langsung dengan adanya program koreksian yang diadakan diluar jam

kelas.

14. Pertanyaan : Apakah ada metode yang lain digunakan dalam

pembelajaran penulisan ayat –ayat Alquran, sebutkan !

Jawaban : Ya ada metode lain yang saya gunakan yaitu dengan memberikan

lembaran kertas yang didalamnya sudah tertulis soal yang diberikan yaitu

dengan metode menjiplak, kenapa menjiplak, ya dalam pembelejaran

kaligrafi, metode menjiplak sangat diwajibkan dalam keberhasilan

pembelajaran kaligrafi, cara ini digunakan agar para siswa dengan cepat dan

mampu menuliskan kaligrafi sesuai kaidah yang benar.

15. Pertanyaan : Apakah penggunaan metode demonstrasi cocok untuk

jumlah siswa dalam kelas ?

Jawaban : Jadi kami memiliki 4 kelas yang masing masing kelas terdiri dari

40-43 perkelasnya, karena pesantren Lemka memiliki ruangan kelas yang

terbuka dan luas, menurut saya cukup efektif karena kami mengajar tidak

hanya sendiri akan tetapi terdiri dari 3 pengajar inti dan empat pengajar

pendamping, yang pertama yaitu dengan pengajar yang membuka

pembelajaran mempersiapakan kesiapan siswa dan mengabsen, pengajar

kedua yaitu dengan mengajarkan teori huruf tunggal dan pengajar ketika yaitu

dengan mengajarkan huruf sambung, dan sisanya pengajar pendamping yaitu

sebagai pendampig pengajar dengan mendatangi para siswa yang belum

Page 100: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

79

mengerti huruf yang diajarkan. Pesantren menggunakan 9 pengajar tersebut

agar seluruh siswa yang ada dikelas mendapatkan fasilitas belajar yang efektif

16. Pertanyaan : Apa faktor pendukung yang mempengaruhi penggunaan

metode demonstrai terhadap pembelajaran menulis ayat –ayat Alquran ?

Jawaban : Teknologi, dengan menggunakan teknologi dan mengikuti sesuai

perkembangan zaman metode demonstrasi sangatlah cocok, seperti

menggunakan proyektor sangat efektif menjelaskan huruf lebih detail.

17. Pertanyaan : Faktor penghambat apa yang mempengaruhi penggunaan

metode demonstrasi terhadap pembelajaran menulis ayat –ayat Alquran ?

Jawaban : Kurangnya fasilitas yang memadai, peserta didik didalam

mencatat dibuku tulis menjadi kurang karena lebih banyak melakukan

praktek, jika siswa tidak dilatih atau tidak mengoreksikan hasil tulisannya

setiap hari maka peulisan kaidah akan kembali jelek.

Page 101: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

80

HASIL WAWANCARA DENGAN PENGAJAR

Hari/Tanggal : Selasa, 10 Maret 2020

Nama Responden : Awaludin, S.Pd

Jabatan : Pengajar

Tempat : Ruang Kelas

Hasil Wawancara :

1. Pertanyaan : Apakah sebelum melaksanakan metode demonstrasi pada

materi huruf yang akan diajarkan, bapak merumuskan tujuan

pembelajaran yang harus di capai oleh siswa ?

Jawaban : Ya, rumusan tujuan yang saya ajarkan adalah agar para siswa

memshami dari apa yang di demonstrasikan pengajar dan mampu menulis

sesuai dengan kaidah.

2. Pertanyaan : Apakah sebelum melaksanakan metode demonstrasi pada

materi huruf bapak mempersiapkan langkah – langkah metode

demonstrasi terlebih dahulu ?

Jawaban : Sebelum memulai kelas saya mempersiapkan langkah metode

terlebih dahulu dengan mencoba menulis atau meniru huruf yang akan di

ajarkan keesokan harinya di kelas.

3. Pertanyaan : Apakah bapak memperhitungkan efesiensi waktu yang

dibutuhkan untuk penggunaan metode demonstrasi ?

Jawaban : Efesiensi waktu sangat saya perhitungkan untuk penggunaan

metode demonstrasi

4. Pertanyaan : Sebelum pembelajaran kaligrafi dengan metode

demonstrasi, apakah terlebih dahulu bapak mengatur posisi duduk siswa

agar siswa lebih fokus dalam pembelajaran ?

Jawaban : Untuk posisi duduk telah diatur oleh pesantren dengan posisi

duduk berjajar yaitu laki – laki berada disebelah kanan dan perempuan

disebelah kiri, saya hanya mengikuti aturan dari pesantren, jika posisi duduk

diubah juga boleh dilakukan dengan kesepakatan kelas bersama.

Page 102: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

81

5. Pertanyaan : Bagaimana cara bapak memberikan stimulasi kepada para

siswa agar bisa menarik perhatian siswa untuk berpikir ?

Jawaban : Dengan memberikan tantangan susunan huruf, saya rasa ini lebih

efektif untuk memberi rangsangan para siswa untuk berpikir.

6. Pertanyaan : Sudahkah bapak menciptakan suasana kelas yang nyaman,

harmonis dan kondusif ?

Jawaban : Ya, saya rasa sudah.

7. Pertanyaan : Apakah bapak sudah yakin bahwa siswa bapak mengikuti

pembelajaran dengan fokus ?

Jawaban : Menurut saya, fokus siswa itu sudah saya perhitungkan dan

mereka hanya fokus dalam waktu 15 menit, selebihnya saya membuat

suasana kelas dengan memberikan tantangan atau memberi tugas.

8. Pertanyaan: Setelah mendemonstrasikan penulisan kaligrafi, apakah

bapak memberikan tugas –tugas tertentu yang ada kaitannya dengan

materi tersebut ?

Jawaban : Selalu memberikan tugas 15 menit dengan menuliskan dikertas

dan menyusun bentuk huruf.

9. Pertanyaan : Apakah diakhir pelaksanaan pembelajaran bapak

melakukan evaluasi untuk perbaikan pembelajaran kedepannya ?

Jawaban : Evaluasi selalu saya lakukan diakhir pembelajaran dan kesimpulan

materi yang disampaikan

10. Pertanyaan : Dalam mengajar dengan metode demonstrasi, apakah bapak

mengacu pada teori – teori tentang teori pembelajaran ?

Jawaban : Untuk teori pembelajaran khusus kaligrafi mengacu pada tulisan

kaidah teori pembelajaran timur tengah seperti dari Mesir, Turki dan daerah

lainnya yang menjadi kiblat kaligrafi.

11. Pertanyaan : Apa yang bapak lakukan untuk membuat kelas yang

kondusif?

Page 103: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

82

Jawaban : Dengan memberi pertanyan yang ringan hingga berat sehingga

membuat para siswa untuk fokus dan berpikir, karena para siswa mencari tau

informasi ataupun berpikir membuat kelas menjadi kondusif.

12. Pertanyaan : Apakah siswa sudah mampu mengimplementasikan

penulisan ayat – ayat Alquran dengan baik dan sesuai kaidah ?

Jawaban : Jika para siswa selalu mengikuti pembelajaran dengan baik dan

paham serta diiringi latihan rutin, insyaa Allah siswa sudah pasti mampu

mengimplementasikan penulisan kaligrafi dengan baik dan sesuai kaidah.

13. Pertanyaan : Apakah dalam penggunaan metode demonstrasi

efektif menjadikan siswa mampu menulis dengan baik ?

Jawaban : Menurut saya kurang efektif dengan menggunakan tulisan biasa,

sebaiknya mengkolaborasikan metode pembelajaran yang lainnya, seperti

metode ceramah, metode praktek. Dengan ceramah ataupun penjelasan dapat

memperkuat daya ingat siswa hingga 80% dan ditambah dengan praktek 20%

akan berhasil. Oleh karena itu siswa juga dianjurkan banyak mencoba,

mencontoh dan menjiplak.

14. Pertanyaan : Apakah ada metode yang lain digunakan dalam

pembelajaran penulisan ayat –ayat Alquran, sebutkan !

Jawaban : Metode simulasi, metode talaki, metode ceramah, metode

percobaan, metode koreksian, metode pemberian tugas, metode menjiplak

15. Pertanyaan : Apakah penggunaan metode demonstrasi cocok untuk

jumlah siswa dalam kelas ?

Jawaban : Ya, sangat cocok.

16. Pertanyaan : Apa faktor pendukung yang mempengaruhi penggunaan

metode demonstrai terhadap pembelajaran menulis ayat –ayat Alquran ?

Jawaban : Media pembelajaran dengan menggunakan teknologi dan

mengikuti sesuai perkembangan zaman metode demonstrasi sangat cocok,

seperti menggunakan proyektor dan kamera beresolusi tinggi sangat efektif

untuk menjelaskan huruf lebih detail.

Page 104: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

83

17. Pertanyaan : Faktor penghambat apa yang mempengaruhi penggunaan

metode demonstrasi terhadap pembelajaran menulis ayat –ayat Alquran ?

Jawaban : Kurangnya media yang memadai seperti infokus kamera, peserta

didik didalam mencatat dibuku tulis menjadi kurang karena lebih banyak

melakukan praktek, jika siswa tidak dilatih atau tidak mengoreksikan hasil

tulisannya setiap hari maka penulisan kaidah akan menurun kualitas

tulisannya.

Page 105: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

84

HASIL WAWANCARA DENGAN PENGAJAR

Hari/Tanggal : Jum’at, 06 Maret 2020

Nama Responden : Hilmi Munawar, S.Pd.I

Jabatan : Pengajar

Tempat : Ruang Kelas

Hasil Wawancara :

1. Pertanyaan : Apakah sebelum melaksanakan metode demonstrasi pada

materi huruf yang akan diajarkan, bapak merumuskan tujuan

pembelajaran yang harus di capai oleh siswa ?

Jawaban : Setelah guru mendapatkan silabus, guru sudah mulai merumuskan

tujuan pembelajaran dengan menguji coba tulisan yang akan diajarkan besok

hari di kelas

2. Pertanyaan : Apakah sebelum melaksanakan metode demonstrasi pada

materi huruf bapak mempersiapkan langkah – langkah metode

demonstrasi terlebih dahulu ?

Jawaban : Untuk metode demonstrasi saya sudah mempersipkan langkah –

langkahnya terlebih dahulu sebelum memulai pembelajaran dengan melihat

materi apa yang akan diajarkan hari ini, yaitu dengan mempersiapkan teknik

yang akan diajarkan dari huruf tunggal, huruf sambung.

3. Pertanyaan : Apakah bapak memperhitungkan efesiensi waktu yang

dibutuhkan untuk penggunaan metode demonstrasi ?

Jawaban : Khusus pembeljaran kaligrafi efesiensi waktu sudah diperhitugkan

dan ditetapkan sejak 2008 hingga sekarang, yaitu dari metode demonstrasi

yang diajarkan oleh guru di kelas dari jam 08.30 – 11.30, dan metode

demonstrasi yang diajarkan langsung kepada siswa atau biasa disebut talaqi,

metode demonstrasi dengan bertatap muka secara langsung siswi akan lebih

leluasa memperhatikan huruf yang dipraktekan secara ekslusif kepada siswa

yaitu pada sore hari dengan koreksian tugas. Jadi materi, praktek dan evaluasi

ada salam satu hari.

Page 106: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

85

4. Pertanyaan : Sebelum pembelajaran kaligrafi dengan metode

demonstrasi, apakah terlebih dahulu bapak mengatur posisi duduk siswa

agar siswa lebih fokus dalam pembelajaran ?

Jawaban : Untuk posisi duduk saya serahkan ke ketua kelas untuk mengatur

posisi siswa agar semuanya merasa nyaman dan terlihat jelas dikelas baik

ketika guru mengajar atau mempraktekkan huruf. Karena diawal pertemuan

sudah dijelaskan di stadium general bagaimana posisi duduk yang baik

seorang khatat, atau biasa disebut khutbatul arsh, jadi ketika siswa masuk

kedalam kelas sudah tau posisi duduknya masing – masing.

5. Pertanyaan : Bagaimana cara bapak memberikan stimulasi kepada para

siswa agar bisa menarik perhatian siswa untuk berpikir ?

Jawaban : Yang pertama, diawal pembelajaran guru meberikan cerita

motivasi, yang kedua pembelajaran kaligrafi ini dibuat semenarik mungkin

karena belajar di pesantren Lemka harus bernuansa rekreatif, yang terlihat

dari kelasnya saja, bahwa kelas di Lemka lebih terbuka dan tidak ada

dindingnya, karena diambil dari teori mutakhir dan lebih memberikan

inspirasi serta imajinasi yang aktual yang teorinya juga diambil dari Doktor

Kuribayasi Jepang, yang mengatakan bahwa “kelas itu bukan tembok” oleh

karenanya Lemka menganut teori tersebut dan membuat kelas - kelas yang

ada di Lemka dengan nuansa gazebo, pesantren Lemka percaya bahwa

dengan adanya kelas terbuka, para siswa akan lebih leluasa mengekspresikan

imajinasinya.

6. Pertanyaan : Sudahkah bapak menciptakan suasana kelas yang nyaman,

harmonis dan kondusif ?

Jawaban : Ya, menurut saya dengan adanya ruangan kelas yang terbuka

membuat para siswa belajar dengan nyaman, untuk kelas yang harmonis dan

kondusif, menurut saya itu tergantung bagaimana cara pembawan guru dalam

mengajar, dan juga rata – rata siswa yang belajar adalah siswa yang menyukai

pelajaran kaligrafi sehingga kelas sangatlah kondusif dengan memperhatikan

guru dengan seksama di kelas.

Page 107: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

86

7. Pertanyaan : Apakah bapak sudah yakin bahwa siswa bapak mengikuti

pembelajaran dengan fokus ?

Jawaban : Saya yakin bahwa siswa sudah fokus dalam pembelajaran, hanya

saja dalam praktek bahwa apakah mereka memperhatikan atau tidak, karena

fokus itu sendiri tergantung siswa memperhatikan dengan seksama atau tidak,

namun sekarang kami sebagai guru mengemas kembali metode demonstrasi

dengan grabbing atau merangkul agar para siswa fokus dengan guru.

8. Pertanyaan: Setelah mendemonstrasikan penulisan kaligrafi, apakah

bapak memberikan tugas –tugas tertentu yang ada kaitannya dengan

materi tersebut ?

Jawaban : Ya, siswa diberikan tugas setiap hari oleh guru setelah selesai

pembelajaran dengan memberi soal ayat, untuk diaplikasikan dari

pembelajaran yang didapatkan dikelas.

9. Pertanyaan : Apakah diakhir pelaksanaan pembelajaran bapak

melakukan evaluasi untuk perbaikan pembelajaran kedepannya ?

Jawaban : Untuk mengetahui perbaikan pembelajaran kedepannya ialah

dengan melihat hasil belajar siswa dari kalkulasi persemester dan melihat

kekurangan pembelajaran selama satu semester.

10. Pertanyaan : Dalam mengajar dengan metode demonstrasi, apakah bapak

mengacu pada teori – teori tentang teori pembelajaran ?

Jawaban : Teori pembelajaran kaligrafi ini khusus maka, kami mengikuti

teori – teori terdahulu yang telah di terapkan oleh pesantren.

11. Pertanyaan : Apa yang bapak lakukan untuk membuat kelas yang

kondusif ?

Jawaban : Menerapkan kelas yang kondusif ini sangatlah mudah dengan

mempraktekan penulisan dan detail maka para siswapun akan memperhatikan

penulisan dengan seksama dan sangat jarang ditemuka siswa membuat

kegaduhan ataupun bising dikelas.

12. Pertanyaan : Apakah siswa sudah mampu mengimplementasikan

Page 108: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

87

penulisan ayat – ayat Alquran dengan baik dan sesuai kaidah ?

Jawaban : Setiap tahun dengan melihat grafis yang ada di pesantren, yang

setiap tahun tidak lebih dari 5%, karena semua yang masuk ke dalam

pesantren Lemka adalah siswa yang menyukai kaligrafi maka mereka sangat

antusias menerapkan pembelajaran dikelas dengan menulis ulang hingga

masa pendidikan selesai, tidak terlepas dari itu maka bisa dikatakan setelah

lulus dari pesantren, siswa sudah bisa menulis atau menerapkan kaidah

dengan baik dan sesuai kaidah.

13. Pertanyaan : Apakah dalam penggunaan metode demonstrasi

efektif menjadikan siswa mampu menulis dengan baik ?

Jawaban : Ya, menurut saya dengan adanya metode demonstrai dipagi hari

dalam kelas dan di sore hari metode talaqi, siswa sudah sangat mampu

menulis dengan baik

14. Pertanyaan : Apakah ada metode yang lain digunakan dalam

pembelajaran penulisan ayat –ayat Alquran, sebutkan !

Jawaban : Metode talaki, metode ceramah, metode tanya jawab, metode

kelompok.

15. Pertanyaan : Apakah penggunaan metode demonstrasi cocok untuk

jumlah siswa dalam kelas ?

Jawaban : Dengan jumlah siswa yang ada tiap kelasnya sudah cukup, karena

selain ada guru inti juga ada guru pendamping pengajar, dengan skala 1

pendamping sama dengan 10 santri khusus di kelas. Sehingga seluruh siswa

terpantau atau terpenuhi kebutuhan belajarnya dikelas contohnya dalam hal

koreksian dikelas yang mereka belum pahami atau meeka dapati oleh

pengajar inti.

16. Pertanyaan : Apa faktor pendukung yang mempengaruhi penggunaan

metode demonstrai terhadap pembelajaran menulis ayat –ayat Alquran ?

Jawaban : Kurangnya media pembelajran, dengan menggunakan media

pembelajaran dengan teknologi dan mengikuti sesuai perkembangan zaman

metode demonstrasi sangatlah cocok, seperti menggunakan proyektor dan

Page 109: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

88

kamera resolusi tinggi, sangat efektif menjelaskan huruf lebih detail. Dan

juga panduan buku kaidah yang berbentuk PDF yang tersimpan di handphone

ataupun leptop yang bisa dibawa dan dia akses dimanapun.

17. Pertanyaan : Faktor penghambat apa yang mempengaruhi penggunaan

metode demonstrasi terhadap pembelajaran menulis ayat –ayat Alquran ?

Jawaban : Kurangnya fasilitas yang memadai, peserta didik didalam

mencatat dibuku tulis menjadi kurang karena lebih banyak melakukan

praktek, jika siswa tidak dilatih atau tidak mengoreksikan hasil tulisannya

setiap hari maka peulisan kaidah akan kembali jelek.

Page 110: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

89

HASIL WAWANCARA DENGAN PENGAJAR

Hari/Tanggal : Senin, 09 Maret 2020

Nama Responden : H. Ohan Jauharuddin, S.Ag, M.Pd

Jabatan : Pengajar

Tempat : Ruang Kelas

Hasil Wawancara :

1. Pertanyaan : Apakah sebelum melaksanakan metode demonstrasi pada

materi huruf yang akan diajarkan, bapak merumuskan tujuan

pembelajaran yang harus di capai oleh siswa ?

Jawaban : Ya, saya merumuskan tujuan pembelajaran agar siswa memahami

kaidah huruf, teknik menggores agar tercapai tujuan yang di inginkan

2. Pertanyaan : Apakah sebelum melaksanakan metode demonstrasi pada

materi huruf bapak mempersiapkan langkah – langkah metode

demonstrasi terlebih dahulu ?

Jawaban : Untuk persiapan metode demokrasi saya menjelaskan terlebih

dahulu alat yang akan digunakan para siswa untuk menulis dari pena yang

sesuai dengan kebutuhan khat, lalu kemiringan dari pena yang akan

digunakan untuk menggoreskan huruf.

3. Pertanyaan : Apakah bapak memperhitungkan efesiensi waktu yang

dibutuhkan untuk penggunaan metode demonstrasi ?

Jawaban : Untuk efesiensi waktu sangat dioptimalkan dalam menjelaskan

mempraktekkan dan menguji coba hasil pemahaman siswa.

4. Pertanyaan : Sebelum pembelajaran kaligrafi dengan metode

demonstrasi, apakah terlebih dahulu bapak mengatur posisi duduk siswa

agar siswa lebih fokus dalam pembelajaran ?

Jawaban : Untuk posisi duduk seorang kaligrafer ialah yang membuat siswa

itu nyaman dan terlebih duduk dengan menghadap guru, dan pesantren juga

mengaturnya sesuai keinginan guru atau kesepakatan bersama dikelas.

Page 111: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

90

5. Pertanyaan : Bagaimana cara bapak memberikan stimulasi kepada para

siswa agar bisa menarik perhatian siswa untuk berpikir ?

Jawaban : Terkhusus di pesantren lemka, karena sistem pembelajaran

berbeda dengan sistem pembelajaran pada umumnya, untuk memberikan

stimulus pada siswa, setelah penjelasan dan praktek huruf siswa diminta

untuk maju untuk menulis ulang huruf yang telah diajarkan, setelah selelsai

maka dilakukan evaluasi bersama siswa dengan siswa dengan cara

mengoreksi huruf yang telah dituliskan siswa.

6. Pertanyaan : Sudahkah bapak menciptakan suasana kelas yang nyaman,

harmonis dan kondusif ?

Jawaban : Karena pesantren Lemka adalah kampus seniman yang mana

kelasnya bernuansakan alam terbuka yang membuat para siswa merasa

nyaman dan harmonis di kelas. Prinsip di Lemka kelas adalah suasana yang

terbuka tidak harus selalu didalam ruangan tertutup karena semua bisa

dijadikan kelas, termasuk alam terbuka di sawah atau tempat wisata yang

berbaur dengan alam. Dan suasana inilah yang membuat para siswa di

pesantren Lemka nyaman, harmonis dan kondusif.

7. Pertanyaan : Apakah bapak sudah yakin bahwa siswa bapak mengikuti

pembelajaran dengan fokus ?

Jawaban : Untuk membuktikan bahwa para siswa fokus dalam pembelajaran

dengan melihat hasil evaluasi pemberian tugas.

8. Pertanyaan: Setelah mendemonstrasikan penulisan kaligrafi, apakah

bapak memberikan tugas –tugas tertentu yang ada kaitannya dengan

materi tersebut ?

Jawaban : Ya, siswa diberikan tugas setiap hari oleh guru.

9. Pertanyaan : Apakah diakhir pelaksanaan pembelajaran bapak

melakukan evaluasi untuk perbaikan pembelajaran kedepannya ?

Jawaban : Untuk evaluasi dilihat dari hasil goresan siswa dengan pemberian

tugas yang dilakukan setiap hari dan dikoreksikan masing – masing mentor

Page 112: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

91

yang dibagi menjadi 1 mentor 3 siswa. Namun untuk evaluasi juga rutin

diadakan ujian mingguan, ujian bulanan dan ujian akhir.

10. Pertanyaan : Dalam mengajar dengan metode demonstrasi, apakah bapak

mengacu pada teori – teori tentang teori pembelajaran ?

Jawaban : Ya, pesantren Lemka mempunyai teori -teori pembelajaran

tersendiri dan selalu berkembang setiap tahunnya.

11. Pertanyaan : Apa yang bapak lakukan untuk membuat kelas yang

kondusif ?

Jawaban : Dengan memberikan evaluasi bersama membuat kelas menjadi

kondusif.

12. Pertanyaan : Apakah siswa sudah mampu mengimplementasikan

penulisan ayat – ayat Alquran dengan baik dan sesuai kaidah ?

Jawaban : 99 % seluruh siswa yang belajar di Pesantren Lemka sudah

dipastikan mampu menulis dengan baik dan sesuai kaidah, karena sistem

pembelajaran yang digunakan.

13. Pertanyaan : Apakah dalam penggunaan metode demonstrasi

efektif menjadikan siswa mampu menulis dengan baik ?

Jawaban : Ya, menurut saya sangat efektif.

14. Pertanyaan : Apakah ada metode yang lain digunakan dalam

pembelajaran penulisan ayat –ayat Alquran, sebutkan !

Jawaban : Metode simulasi, metode ceramah, metode talaki.

15. Pertanyaan : Apakah penggunaan metode demonstrasi cocok untuk

jumlah siswa dalam kelas ?

Jawaban : Kelas di pesantren Lemka sudah disesuaikan dengan suasana alam

yang terbuka sehingga membuat kelas menjadi kondusif dan sngat cocok

dengan jumlah siswa yang ada.

16. Pertanyaan : Apa faktor pendukung yang mempengaruhi penggunaan

metode demonstrai terhadap pembelajaran menulis ayat – ayat Alquran ?

Page 113: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

92

Jawaban : Menggunakan media pembelajaran yaitu proyektor dan kamera,

dengan begitu kebutuhan yang sangat di inginkan siswa tercapai, dan

mengikuti perkembangan zaman.

17. Pertanyaan : Faktor penghambat apa yang mempengaruhi penggunaan

metode demonstrasi terhadap pembelajaran menulis ayat –ayat Alquran ?

Jawaban : Kurangnya fasilitas yang memadai, kurangnya guru

menggunakan media pembelajaran.

Page 114: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

93

WAWANCARA KEPALA BIDANG PENDIDIKAN DAN

PELATIHAN

Hari/Tanggal : Senin, 9 Maret 2020

Nama Responden : Hilmi Munawar S.Pd.I

Jabatan : Kepala Bidang Pendidikan dan Pelatihan

Tempat : Ruang Perpustakaan

Hasil Wawancara :

1. Pertanyaan : Apakah siswa yang akan menjadi santri Lemka harus sudah bisa

kaligrafi ?

Jawaban : Tidak mesti harus bisa kaligrafi, karena di lemka yang terpenting

adalah orang yang datang ke Lemka hanya perlu keinginan yang kuat karena

jika sudah datang ke Lemka dia akan mengikuti sendirinya sistem pendidikan

yang diterapkan di pesantren, jadi bakat disini bisa dikatakan berada di urutan

17

2. Pertanyaan :Apakah pembelajaran di Pesantren Kaligrafi Al-Qur’an Lemka

mempunyai perangkat kurikulum dan perangkat seperti Silabus dan RPP ?

Jawaban : Ya sudah pasti ada, tapi silabusnya dibuat oleh pesantren sendiri,

karena pesantren mempunyai pengajaran tersendiri yang tidak mengacu pada

silabus pendidikan formal pada umumnya.

3. Pertanyaan : Metode apa saja yang digunakan dalam pembelajaran kaligrafi ?

Jawaban : Metode demonstrasi sudah pasti karena metode tersebut sangat

dianjurkan bahkan diwajibkan dalam pengajaran di pesantren karena metode

ini sangat berpengaruh besar dalam keberhasilan pembelajaran di kelas, dan

yang kedua adalah metode talaki, atau biasa yang disebut dengan bertatap

muka secara langsung, jadi di pagi hari siswa belajar dengan metode

demonstrasi dan di sore hari siswa belajar langsung dengan guru dengan

menggunakan metode talaki

4. Pertanyaan : Apakah ada buku panduan khusus dalam pembelajaran ?

Jawaban : Ada buku panduan khusus, pesantren menyediakan buku panduan

khusus untuk siswa dari yang dasar hingga ke tingkat tinggi, dan untuk buku

Page 115: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

94

panduan khusus pesantren mengacu pada buku atau kitab acuan dari eropa

atau timur tengah dikarenakan kaidah huruf kaligrafi yang di pelajari berasal

dari sana.

5. Pertanyaan : Apakah pesantren mempunyai program studi banding bagi

santri, apa tujuannya?

Jawaban : Ya, pesantren mempunyai program studi banding. Yang pertama

ke Baitul Qur’an dengan tujuan para siswa diajak melihat berbagai macam

bentuk mushaf dari zaman ke zaman, kedua ke galeri seni Pak A.D Pirous di

Bandung yaitu dengan tujuan membuka wawasan para siswa untuk melihat

berbagai macam lukisan yang bernafaskan spritual islam, ketiga taman bunga

nusantara yang berada di daerah cianjur, tujuannya ialah dengan membawa

para siswa melukis di alam terbuka agar para siswa lebih berekpresi dan

mendapatkan banyak imajinasi untuk melukis, keempat pasar seni ancol

untuk tujuan melihat berbagai macam seni rupa dan yang terakhir ke pondok

halimun di daerah kota sukabumi. Tujuan utama dari mendatangi berbagai

tempat tersebut ialah bagian dari khazanah pengembangan kaligrafi, terutama

pada kaligrafi terapan.

6. Pertanyaan : Apakah pesantren mempunyai standar yang telah ditentukan

nilainya untuk kelulusan santrinya?

Jawaban : Pesantren mempunyai standar kelulusan tersendiri dengan melihat

hasil akhir ujian para siswa yaitu dengan menguasai 7 jenis khot wajib yang

telah diajarkan, jika para siswa menguasai 7 jenis khot tersebut maka akan

memenuhi standar kelulusan yang telah ditentukan oleh pesantren. Jika siswa

belum memenuhi standar kelulusan yang diterapkan oleh pesantren maka

akan diberikan remedial.

7. Pertanyaan : Bagaimana evaluasi pembelajaran yang diterapkan di Pesantren

Kaligrafi Al-Qur’an Lemka ?

Jawaban : Evaluasi yang diterapkan di pesantren ialah dengan melihat secara

keseluruhan hasil belajar siswa, dengan melihat output yang dihasilkan, jika

output yang dihasilkan kurang baik, maka sistem pembelajaran akan

Page 116: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

95

direvisi, begitupun sebaliknya, jika output yang dihasilkan baik, maka kami

tidak akan merevisi sistem pembelajaran yang telah teruj

Page 117: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

96

WAWANCARA PIMPINAN PESANTREN

Hari/Tanggal : Senin, 06 Juli 2020

Nama Responden : Dr. KH. Didin Sirojuddin, AR, M.Ag

Jabatan : Kepala Pimpinan Pesantren

Tempat : Lemka

Hasil Wawancara :

1. Pertanyaan : Apakah dengan fasilitias, sarana dan prasarana di pesantren

menunjang keefektifan pembelajaran kaligrafi ?

Jawaban : Ya, dengan fasilitas, sarana dan prasarana cukup memadai, karna

syarat – syarat kaligrafi itu dikembangkan, dengan pembinaan dan

pembelajaran yang ada di pesantren yaitu termasuk sarana, peralatan,

ditunjang oleh kader/pelatih/guru yang berkompeten. Termasuk cara

menyalurkan atau mengimplementasikan hasil belajar para siswa di kelas

yaitu dengan cara siswa di anjurkan untuk mengikuti lomba – lomba.

Hasilnya pun akan terlihat dari kejuaraan yang diraih oleh siswa.

2. Pertanyaan : Bagaimana proses kebijakan dalam perekrutan guru kaligrafi ?

Jawaban : Pesantren Lemka selalu melihat siswa – siwa yang memiliki

potensi. Ada diantara siswa yang memiliki kelebihan dan keunikan daripada

yang lain, yaitu terlihat dari estetik tulisan atau lukisan yang menonjol dari

anak tersebut, aktif dalam berbagai kegiatan kaligrafi contohnya mengikuti

pameran – pameran atau sudah sering menjuarai perlombaan, namun yang

paling penting ialah calon guru memiliki wawasan tentang kaligrafi yang

begitu luas, Akan tetapi tentu saja lebih memilih yang mempunyai loyalitas

terhadap pesantren yaitu pengabdian penuh terhadap pesantren. Maka

diantara siswa yang terlihat sangat kuat jiwa pengabdiannya untuk pesantren

akan menjadi catatan atau pertimbangan bagi pesantren. Sehingga calon guru

yang akan dipilih dan dianggap sempurna maka pihak pesantren akan

Page 118: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

97

mencatat dan mempertimbangkan kader – kader/ calon guru yang memiliki

kriteria tersebut. Ketika telah memilih para calon siswa yang akan di

delegasikan sebagai calon guru akan di uji dan melihat tipe – tipe guru yaitu

guru biasa berbicara, guru yang baik menerangkan, guru yang hebat ialah

mendemonstrasikan, dan guru yang agung memberikan motivasi. Jika dari

salah satu sifat tersebut dimiliki oleh calon guru. Namun kriteria khusus yang

direkrut oleh pesantren ialah minimal calon guru sanggup

mendemonstrasikan dan menjelaskan ilmu kaligrafi di depan muridnya.

Sehingga guru mampu mengoreksi, menyalahkan dan menelaah tulisan

sendiri. Diharapkan calon guru juga mampu sebagai motivator, yaitu sebagai

penyemangat para siswa dan sebagai teladan seperti gurunya. Kriteria –

kriteria yang disebutkan ialah sebagai pedoman untuk memilih calon guru di

Pesantren Kaligrafi Alquran Lemka.

3. Pertanyaan : Apakah guru kaligrafi di Pesantren Kaligrafi Al-Qur’an Lemka

sesuai dengan kompetensi yang seharusnya dimiliki oleh guru kaligrafi ?

Jawaban : Apa yang telah diajarkan di pesantren ialah sesuai dengan cita –

cita ideal para penuntut ilmu pelajaran kaligrafi, maka apa yang diajarkan di

pesantren disesuaikan dengan kriteria yang dijadikan pedoman pesantren

lemka ialah yang pertama, “al ahdab at tahlimiyah” yaitu tujuan pengajaran

dan tujuan keilmuan, “al ahdab at-tarbiyah” yaitu tujuan pendidikan, yang

dimaksud ialah yang akan ditulis dan diajarkan oleh calon guru kaligrafi

adalah tulisan Alquran maka yang dididik disini ialah menanamkan sifat

bersih/suci lahir dan batin. Ketiga, “al ahdab al amaliyah” yaitu tujuan

praktis, kaligrafi yang diajarkan harus bias dengan segala keperluan

contohnya, iklan, catatan, pengumuman, semuanya di buat dengan indah,

bukan semata hanya menjadi teori akan tetapi dapat dipraktekkan. Keempat

“al ahdab al faniyah” yaitu tujuan estetis, lemka mengajarkan bahwa

kaligrafi itu digunakan untuk keindahan, hiasan, maka tulisan yang bagus dan

indah digunakan untuk membuat orang lain senang karena keindahannya.

Contohnya tulisan kaligrafi di masjid, lukisan di kanvas dan hiasan – hiasan

yang lainnya. Terakhir “al ahdab an – nafiyah” yaitu tujuan ekonomis,

Page 119: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

98

kaligrafi harus jadi sumber usaha, dengan kaligrafi seorang khatat bisa

mendapatkan pundi – pundi rupiah, karya yang bisa dijual. Dengan tujuan

yang diatas sebagai pedoman di pesantren Lemka, akan menjadikan para

siswa belajar pengetahuan kaligrafi di pesantren dengan kaffah.

4. Pertanyaan : Bagaimana prestasi yang telah dihasilkan para siswa keluaran

Pesantren Kaligrafi Al-Qur’an Lemka ?

Jawaban : Prestasi yang dihasilkan dari pesantren Lemka ini dapat dilihat

dari kejuaraan – kejuaraan lomba, selain itu para alumni dan siswa

menyebarkan dan menjual karyanya di berbagai kesempatan, Tetapi yang

paling menonjol dalam prestasi dapat dilihat pada pengumuman –

pengumuman lomba, hampir seluruh lomba – lomba kaligrafi yang ada di

Indonesia di dalamnya selalu ada alumni atau siswa Lemka. Terakhir pada

MTQ Nasional, dari 24 finalis, Lemkanya itu ada 21 orang, kemudian dari

190 peserta alumni Lemka ada lebih 90 orang peserta lemka dari 34 propinsi,

dan yang tidak ada alumni Lemkanya hanya 4 propinsi. Kemudian pada

lomba peraduan menulis khat ASEAN, ada 4 juara 1 pada satu golongan

seluruhnya di pesantren Lemka, bahkan di lomba – lomba ASEAN seperti di

Malaysia atau Internasional yaitu Turki, Yordania dan Irak . Melihat dari itu

semua terlihat jelas bahwa prestasi yang dihasilkan para alumni dan siswa

sangat menonjol. Hal ini menjadi sangat istimewa jika dilihat dari latar

belakang jika siswa yang mengikuti perlombaan apabila membawa nama

Lemka, terlihat membawa harapan untuk tampil menjadi juara di perlombaan

– perlombaan. Maka Lemka sangatlah dicari dan banyak diminati banyak

orang.

5. Pertanyaan : Bagaimana langkah kedepannya dalam meningkatkan kualitas

Pesantren Kaligrafi Al-Qur’an Lemka ini ?

Jawaban : Pesantren Kaligrafi Alquran Lemka belum begitu sempurna,

terutama dari sarana, yaitu gedung, walaupun hanya ada 11 gedung termasuk

masjid. Tetapi masih bisa menampung para peminat pelajaran kaligrafi di

Pesantren Lemka, sehingga Lemka masih terus berjuang untuk menata dan

menyempurnakan kekurangan – kekurangannya. Kedua, untuk

Page 120: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

99

pengembangan gedung, terkendala soal lahan ynag terlalu sempit, berangkat

dari itu Pesantren Lemka sedang memperluas. Namun dalam hal itu tidaklah

mudah, karena tidak semua pemilik tanah disekitaran pesantren mau dengan

mudah melepas tanahnya. Jikalau ada yang melepas tanahnya itupun dengan

permohonan yang cukup lama dan memberi harga tanah dengan harga yang

sangat tinggi. Ketiga, yaitu tentang kredibilitas pelajaran kaligrafi di Lemka,

walaupun pesantren merasa cukup dan memumpuni untuk kebutuhan toko

tetapi sebetulnya, Lemka masih belum cukup menampung inspirasi program

diantaranya misalnya kaligrafi harus diajarkan dan mampu di aplikasikan

pada segala macam media, seperti perunggu, tanah, bahkan kayu, yang tidak

sepenuhnya bisa diberikan Lemka karena kurangnya waktu belajar. Di

Pesantren Lemka wajib belajarnya hanya satu tahun, untuk penuntut ilmu

yang memumpuni dan sempurna waktu yang diberikan sangatlah kurang. Jadi

waktu belajar mengajar di Lemka selama setahun tersebut hanyalah sebagai

pondasi atau dasar belajar kaligrafi. Inilah kekurangan waktu belajar di

Pesantren Lemka karena waktu belajar normal yang memumpuni untuk

belajar kaligrafi di luar negeri bagian Timur Tengah atau di Arab mereka

belajar bertahun – tahun. Untuk khat naskhi mereka belajar 3 tahun, khat

tsulus belajar selama 4 tahun dan begitu seterusnya. Tapi di Pesantren Lemka

tidak mungkin karena tuntutan lomba, misalnya dalam satu waktu tiap siswa

harus menguasai 7 gaya tradisional, 5 gaya lukisan kontemporer dan mereka

harus mempelajari itu semua dan ada di lapangan. Maka dalam satu tahun

mereka tidak sanggup menguasainya dianggap belum berhasil. Dalam hal ini

sangat tidak mungkin mampu mempelajarinya dalam satu tahun bahkan hal

ini sempat dikritik oleh pihak luar karena pembelajaran yang terburu – buru

dan terlalu cepat. Karena mereka mempunyai tradisi belajar kaligrafi bertahun

–tahun. Walaupun hal ini dianggap kekurangan justru pembelajaran di

Pesantren Lemka sangatlah tepat bagi beberapa tokoh kaligrafi di luar negeri,

seperti Nasheer Al-Zahri.

Page 121: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

100

Namun ini semua adalah perjalanan, saya sendiripun masih terus mencari

pembelajaran yang sempurna untuk belajar kaligrafi, sehingga baik metode

ataupun sarana akan terus dikembangkan

Page 122: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

101

FOTO ALAT DAN BAHAN

Page 123: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

102

FOTO DOKUMENTASI & KEGIATAN PESANTREN KALIGRAFI

ALQURAN LEMKA SUKABUMI

Page 124: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

103

Page 125: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

104

Page 126: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

105

Page 127: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …
Page 128: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …
Page 129: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …
Page 130: MODEL PEMBELAJARAN KALIGRAFI DALAM UPAYA …

BIODATA MAHASISWA

Ummi Khairiah, wanita berdarah bugis

dilahirkan di Bontang Kalimantan Timur, 10

November 1996. Anak ketiga dari lima bersaudara

pasangan dari Drs. H. Munir Abdullah dan Sitti

Nurahmawaty, S.Pd.I. Penulis menyelesaikan

pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 009 Bontang

Utara, Madrasah Tsanawiyah Al – Amin Bontang,

dan Madrasah Aliyah Negeri Bontang. Alumni

Pesantren Kaligrafi Alquran LEMKA Sukabumi

2014/2015. Pada tahun 2015 penulis melanjutkan

pendidikan jenjang perkuliahan S1 di Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)

Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) dan tamat pada tahun 2020. Pengalaman

organisasi penulis dapatkan selama kuliah mengikuti organisasi Himpunan

Mahasiswa Islam (HMI), Lembaga Kaligrafi Alquran (LEMKA) Ciputat, dan

selama perkuliahan mendapatkan prestasi di perlombaan Olimpiade Alquran IIQ

Jakarta se-Indonesia sebagai Juara II Kaligrafi Kontemporer, sebagai peserta di

perlombaan PIONIR PTKIN se-Indonesia di Malang sebagai peserta cabang

Kaligrafi Naskah dan selalu menjuarai perlombaan Musabaqah Khattil Quran

cabang Naskah dan Kontemporer tingkat Kota Bontang Kalimantan Timur.

.