Lepra (Morbus Hansen)
-
Upload
indri-lumbantoruan -
Category
Documents
-
view
228 -
download
0
Transcript of Lepra (Morbus Hansen)
8/12/2019 Lepra (Morbus Hansen)
http://slidepdf.com/reader/full/lepra-morbus-hansen 1/36
Kusta/ Lepra (Morbus Hansen)
ICD 10 : A.30
Oleh: Indriana Widyawati Lumbantoruan
8/12/2019 Lepra (Morbus Hansen)
http://slidepdf.com/reader/full/lepra-morbus-hansen 2/36
Definisi
• Kusta/ Lepra merupakan penyakit infeksi
kronik yang bersifat progresif yang disebabkan
oleh Mycobacterium leprae
• Penyakit ini mula-mula menyerang saraf tepi,
kemudian ke kulit dan mukosa traktus
respiratorius bagian atas, kemudian dapat ke
organ lain kecuali susunan saraf pusat.
8/12/2019 Lepra (Morbus Hansen)
http://slidepdf.com/reader/full/lepra-morbus-hansen 3/36
Etiologi
• Ditemukan G. A. Hansen pada 1874 di
Norwegia
• Mycobacterium leprae
• Obligat intraseluler
• Basil (3-8 Um x 0,5 Um) tahan asam dan
alkohol• Gram positif
• Inkubasi 40 hari – 40 tahun
8/12/2019 Lepra (Morbus Hansen)
http://slidepdf.com/reader/full/lepra-morbus-hansen 4/36
Epidemiologi
• Umur: Kelompok umur terbanyak adalah 25-
35 tahun
• Jenis kelamin: Frekuensi yang sama pada pria
dan wanita
8/12/2019 Lepra (Morbus Hansen)
http://slidepdf.com/reader/full/lepra-morbus-hansen 5/36
Faktor Yang Mempengaruhi
Timbulnya Penyakit
• Bangsa/ ras: pada ras kulit hitam insidens
bentuk tuberkuloid lebih tinggi. Pada kulit
putih lebih cenderung tipe lepramatosa.
• Sosioekonomi: banyak pada negara
berkembang dan golongan sosio-ekonomi
rendah.
• Kebersihan : lingkungan yang tidak bersih
8/12/2019 Lepra (Morbus Hansen)
http://slidepdf.com/reader/full/lepra-morbus-hansen 6/36
Gejala Singkat penyakit
• Lesi biasanya diawali dengan bercak putih
bersisik halus pada bagian tubuh, tidak gatal,
kemudian membesar dan meluas. Jika saraf
sudah terkena , penderita mengeluh
kesemutan/ baal pada bagian tertentu,
ataupun kesukaran menggerakkan anggota
badan yang berlanjut dengan kekakuan sendi.Rambut alis pun dapat rontok.
8/12/2019 Lepra (Morbus Hansen)
http://slidepdf.com/reader/full/lepra-morbus-hansen 7/36
Patogenesis
Terpapar M. Leprae
Masuk lewat lesipada kulit atau
saluranpernapasan
Replikasiintraseluler dansel histiosit kulit
dan sel saraf
8/12/2019 Lepra (Morbus Hansen)
http://slidepdf.com/reader/full/lepra-morbus-hansen 8/36
Patogenesis Tipe Tuberkuloid
Invasi dan kolonisasisel schwann
Mikroba menginduksilimfosit T Helper, sel
epiteloid, dan selgiant menginfiltrasi
kulit
Timbul patch dan plakeritem yang kering,kehilangan rambut,
dan kehilangankemampuan sensorik
8/12/2019 Lepra (Morbus Hansen)
http://slidepdf.com/reader/full/lepra-morbus-hansen 9/36
Patogenesis Tipe Lepramatosa
Mikroba berproliferasidi dalam makrofag.
Mikroba juga tumbuhdalam sel epitel kulit.
Sel T supresorteriduksi , sel
epiteloid dan giant sel jarang bahkan tidak
ada.
Timbul papulmembentuk lipatan
pada kulit, timbulkerusakan saraf pada
kulit (classic lion face)
8/12/2019 Lepra (Morbus Hansen)
http://slidepdf.com/reader/full/lepra-morbus-hansen 10/36
Tanda Kardinal dalam mendiagnosis
kusta
• Ada makula hipopigmentasi
• Ada daerah anestesi
•
Pemeriksaan bakteriologi menujukkan BTA (+)• Ada pembengkakan / pengerasan saraf tepi
atau cabang-cabangnya.
8/12/2019 Lepra (Morbus Hansen)
http://slidepdf.com/reader/full/lepra-morbus-hansen 11/36
Gejala Klinis
KLASIFIKASI ZONA SPEKTRUM KUSTA
Ridlay &
JoplingTT BT BB BL LL
WHO Pausibasilar (PB) Multibasilar (MB)
Puskesmas PB MB
8/12/2019 Lepra (Morbus Hansen)
http://slidepdf.com/reader/full/lepra-morbus-hansen 12/36
Gambaran Klinis Dan Bakteriologik,Dan Imunologik Pada Kusta
8/12/2019 Lepra (Morbus Hansen)
http://slidepdf.com/reader/full/lepra-morbus-hansen 13/36
1. Tipe I
• Makula hipopigmentasi berbatas tegas
• anestesi tak ada sampai tak jelas• Bakteriologi (-)
• Lepromin : + lemah atau -
2. Tipe TT
• Makula eritematosa bulat atau lonjong, permukaankering, berbatas tegas, bagian tengah inaktif
•Anestesi jelas
• Bakteriologi (-)
• Lepromin: (+++)
8/12/2019 Lepra (Morbus Hansen)
http://slidepdf.com/reader/full/lepra-morbus-hansen 14/36
3. Tipe BT
• Makula eritematosa tak teratur, batas tak tegas, kering,mula-mula ada tanda kontraktur,
• Anestesi jelas
• Pemeriksaan bakteriologi (+/-)
• Lepromin: + lemah
4. Tipe BB
• Makula eritematosa, menonjol, bentuk tidak teratur,kasar, ada lesi satelit, penebalan saraf dan kontraktur.
• Anestesia agak jelas
• bakteriologi (+)
• Tes lepromin (-)
8/12/2019 Lepra (Morbus Hansen)
http://slidepdf.com/reader/full/lepra-morbus-hansen 15/36
5. Tipe BL
• Makula infiltrat merah mengkilat, tak teratur,batas tak tegas, pembengkakan saraf
• Anestesi tak jelas
• Bakteriologi : banyak basil
• Lepromin (-)
6. Tipe LL
• Infiltrat difus berupa nodula simetri, permukaanmengkilat, saraf terasa sakit
• Anestesi tak jelas• Bakteriologi (+++)
• Lepromin (-)
8/12/2019 Lepra (Morbus Hansen)
http://slidepdf.com/reader/full/lepra-morbus-hansen 16/36
Bagan Diagnosis Klinis Menurut WHO
(1995)PB MB
Lesi kulit
(makula datar, papul yang
meninggi, nodus)
• 1-5 lesi
•Hipopigmentasi / eritema
•Distribusi tidak simetris
• > 5 lesi
• distribusi lebih simetris
Kerusakan saraf
(menyebabkan hilangnya
sensasi . Kelemahan otot
yang dipersarafi oleh saraf
yang terkena)
•Hilangnya sensasi yang
jelas
•Hanya satu cabang saraf
•Hilangnya sensasi kurang
jelas
•Banyak cabang saraf
8/12/2019 Lepra (Morbus Hansen)
http://slidepdf.com/reader/full/lepra-morbus-hansen 17/36
Gejala Klinis
8/12/2019 Lepra (Morbus Hansen)
http://slidepdf.com/reader/full/lepra-morbus-hansen 18/36
Gejala Klinis
8/12/2019 Lepra (Morbus Hansen)
http://slidepdf.com/reader/full/lepra-morbus-hansen 19/36
Gejala Klinis
8/12/2019 Lepra (Morbus Hansen)
http://slidepdf.com/reader/full/lepra-morbus-hansen 20/36
Gejala Klinis
8/12/2019 Lepra (Morbus Hansen)
http://slidepdf.com/reader/full/lepra-morbus-hansen 21/36
Pemeriksaan penunjang
• Pemeriksaan anestesi dengan jarum atau air
panas
• Tes keringat dengan pensil tinta (tes Gunawan)
• Pemeriksaan histopatologi
• Tes lepromin
•
Pemeriksaan bakteriologik
8/12/2019 Lepra (Morbus Hansen)
http://slidepdf.com/reader/full/lepra-morbus-hansen 22/36
Diagnosis Banding
• Tipe I (makula hipopigmentasi) : tinea
versikolor, vitiligo, priasis rosea, dermatitis
seboroik
• Tipe TT (makula eritematosa dengan pinggir
meninggi): tinea korporis, psoriasi, lupus
eritematosus tipe diskoid, atau pitriasis rosea
8/12/2019 Lepra (Morbus Hansen)
http://slidepdf.com/reader/full/lepra-morbus-hansen 23/36
• Tipe BT, BB, BL (infiltrat merah tak berbatas
tegas) : selulitis, erisepelas, atau psoriasis
• Tipe LL (bentuk nodula) : lupus eritematosa
sistemik, dermatomiosis, atau erupsi obat.
8/12/2019 Lepra (Morbus Hansen)
http://slidepdf.com/reader/full/lepra-morbus-hansen 24/36
PENATALAKSANAAN
8/12/2019 Lepra (Morbus Hansen)
http://slidepdf.com/reader/full/lepra-morbus-hansen 25/36
PB Dengan Lesi Tunggal
8/12/2019 Lepra (Morbus Hansen)
http://slidepdf.com/reader/full/lepra-morbus-hansen 26/36
PB dengan Lesi 2-5
8/12/2019 Lepra (Morbus Hansen)
http://slidepdf.com/reader/full/lepra-morbus-hansen 27/36
MB dengan Lesi Kulit > 5
8/12/2019 Lepra (Morbus Hansen)
http://slidepdf.com/reader/full/lepra-morbus-hansen 28/36
Prognosis
• Dengan adanya obat kombinasi, pengobatan
lebih sederhana dan prognosis lebih baik.
• Jika sudah ada kontraktur dan ulkus kronik ,
prognosis kurang baik
8/12/2019 Lepra (Morbus Hansen)
http://slidepdf.com/reader/full/lepra-morbus-hansen 29/36
REAKSI KUSTA
8/12/2019 Lepra (Morbus Hansen)
http://slidepdf.com/reader/full/lepra-morbus-hansen 30/36
8/12/2019 Lepra (Morbus Hansen)
http://slidepdf.com/reader/full/lepra-morbus-hansen 31/36
1. Reaksi Tipe 1. Reaksi Reversal
• Reaksi ini disebabkan peningkatan aktifitas
sistem kekebalan tubuh dalam melawan basil
lepra, bahkan sisa basil yang telah mati.
• Umumnya terjadi pada kusta tipe BT, BB, BL
• Gejala kulit: lesi lepra lebih banyak dan aktif
secara mendadak. Kadang ada jejak neuritis
• Penatalaksanaan:
Kortikosteroid
Analgetik dan antipiretik bila dibutuhkan
8/12/2019 Lepra (Morbus Hansen)
http://slidepdf.com/reader/full/lepra-morbus-hansen 32/36
8/12/2019 Lepra (Morbus Hansen)
http://slidepdf.com/reader/full/lepra-morbus-hansen 33/36
2. Reaksi Tipe 2/ ENL ( Eritema NodusumLeprosum)
•
Reaksi ini terjadi bila basil lepra dalam jumlah besarterbunuh dan secara bertahap dipecah. Protein basiltersebut kemudian mencetuskan reaksi alergi.
• Tejadi pada kusta tipe BL dan LL
• Gejala: demam, menggigil, mual , nyeri sendi, dan sakit
pada saraf dan otot.Pada kulit: eritema nodus, jika nodus pecahmenimbulkan ulkus.
• Penatalaksanaan:
KortikosteroidAnalgetik dan antipiretik
Klofazimin
8/12/2019 Lepra (Morbus Hansen)
http://slidepdf.com/reader/full/lepra-morbus-hansen 34/36
8/12/2019 Lepra (Morbus Hansen)
http://slidepdf.com/reader/full/lepra-morbus-hansen 35/36
Daftar Pustaka
Daili, E.S.; Menaldi, S.L.; Wisnu, I.M., 2005, PenyakitKulit yang Umum di Indonesia, MedicalMultimedia Indonesia, Jakarta.
Djuanda, A.; Hamzah, M.; Aisah, S., 2009, Ilmu
Penyakit Kulit dan Kelamin, Ed ke-5, FKUI,Jakarta.
Siregar, R.S., 2004, Atlas Berwarna Saripati PenyakitKulit , Ed ke-2, EGC, Jakarta.
Wolff, K.; Johnson, R.A., 2009 , Fitzpatrick’s Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology , 6thed, McGraw Hill Companies, New York.
8/12/2019 Lepra (Morbus Hansen)
http://slidepdf.com/reader/full/lepra-morbus-hansen 36/36
TERIMAKASIH