Lapsus GBS

download Lapsus GBS

of 41

Transcript of Lapsus GBS

  • 8/17/2019 Lapsus GBS

    1/41

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Guillain Barre Syndrome (GBS) adalah penyakit langka dan parah.

    Sindroma Guillain Barre mengambil nama dari dua Ilmuwan Perancis, Guillain

    (baca Gilan) dan Barré (baca Barre), yang menemukan dua orang praurit perang

    di tahun !"!# yang mengidap kelumpuhan kemudian sembuh setelah menerima

     perawatan medis. Guillain Barre Syndrome  (GBS) adalah penyakit neurologis

    autoimun yang arang teradi, di mana sistem kekebalan tubuh menghasilkan

    antibodi terhadap sara$ sendiri, sehingga teradi kerusakan dari sara$ tersebut.

    Guillain Barre Syndrome disebut uga  Acute Inflammatory Demyelinating 

     Polyneuropathy yang menyerang radiks sara$ baik %entral maupun dorsal yang

     bersi$at akut dan mengakibatkan kelumpuhan yang gealanya dimulai dari tungkai

     bagian bawah dan meluas sampai tubuh dan otot&otot waah. Penyakit ini

    menangkiti satu dari ', orang tiap tahunnya.!

    Penyakit ini teradi setelah prosedur in$eksi akut. Sindroma Guillain Barre

    mulanya mempengaruhi sistem sara$ peri$er. Biasanya penyakit ini adalah bentuk 

    kelumpuhan akut di daerah tubuh bagian bawah yang bergerak ke arah

    ekstremitas atas dan waah. Secara bertahap pasien kehilangan semua re$leks lalu

    mengalami kelumpuhan tubuh lengkap.

    alaupun sindroma ini merupakan penyakit yang sebagian besar dapat

    mengalami kesembuhan $ungsional yang sempurna, tetapi tidak arang teradi

    kematian karena peralanan penyakitnya yang akut dan meluas ke bagian atas

    !

  • 8/17/2019 Lapsus GBS

    2/41

    tubuh sehingga menimbulkan kegagalan perna$asan. *ntuk itu pengawasan yang

    ketat dan penanganan yang baik pada penderita GBS sangat diperlukan untuk 

    memperkecil angka kematiannya dan mengurangi geala sisa de$isit

    neurologisnya.

    Berikut ini akan dilaporkan kasus seorang anak berusia ! tahun yang

    didiagnosis +etraparese Guillain Barre Syndrome (GBS)

    -

  • 8/17/2019 Lapsus GBS

    3/41

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    1. Definisi

    Guillain Barre Syndrome (GBS) adalah sindrom klinis yang ditunukkan oleh

    awitan akut dari geala&geala yang mengenai sara$ peri$er dan kranial. Proses

     penyakit mencakup demielinisasi dan degenerasi selaput myelin dan sara$ peri$er 

    kranial ()

    GBS merupakan suatu penyakit autoimun, dimana proses imunologis tersebut

    langsung mengenai sistem sara$ peri$er (!). Guillain Barre Syndrome  (GBS)

    adalah suatu kelainan sistem sara$ akut dan di$us yang mengenai radiks spinalis

    dan sara$ peri$er, dan kadang&kadang uga sara$ kranialis, yang biasanya timbul

    setelah suatu in$eksi (-). Parry mengatakan bahwa GBS adalah suatu

     polineuropati yang bersi$at ascending dan akut yang sering teradi setelah !

    sampai / minggu setelah in$eksi akut. 0aka dapat diambil kesimpulan bahwa

    GBS merupakan suatu sindroma klinis yang ditandai adanya paralisis yang teradi

    secara akut berhubungan dengan proses autoimun dimana targetnya adalah sara$ 

     peri$er, radiks, dan ner%us kranialis.

    2. Klasifikasi

    Sindroma Guillain Barre diklasi$ikasikan sebagai berikut1

    1) Acute Inflammatory Demyelinating Polyradiculoneuropathy

     Acute inflammatory demyelinating polyradiculoneuropathy  (2I3P) adalah

     enis paling umum ditemukan pada SGB, yang uga cocok dengan geala asli dari

    /

  • 8/17/2019 Lapsus GBS

    4/41

    sindrom tersebut. 0ani$estasi klinis paling sering adalah kelemahan anggota

    gerak proksimal dibanding distal. Sara$ kranialis yang paling umum terlibat

    adalah ner%us $acialis. Penelitian telah menunukkan bahwa pada 2I3P terdapat

    in$iltrasi lim$ositik sara$ peri$er dan demielinasi segmental makro$ag.

    2) Acute Motor Axonal Neuropathy

     Acute motor axonal neuropathy (2024) dilaporkan selama musim panas

    SGB epidemik pada tahun !""! dan !""- di 5ina *tara dan 6 hingga #6 dari

     pasien SGB merupakan enis ini. 7enis ini lebih menonol pada kelompok anak&

    anak, dengan ciri khas degenerasi motor a8on. 9linisnya, ditandai dengan

    kelemahan yang berkembang cepat dan sering dikaitkan dengan kegagalan

     pernapasan, meskipun pasien biasanya memiliki prognosis yang baik. Sepertiga

    dari pasien dengan 2024 dapat hiperre$leks, tetapi mekanisme belum elas.

    3is$ungsi sistem penghambatan melalui interneuron spinal dapat meningkatkan

    rangsangan neuron motorik.

    ) Acute Motor Sen!ory Axonal Neuropathy

     Acute Motor Sen!ory Axonal Neuropathy (20S24) adalah penyakit akut

    yang berbeda dari 2024, 20S24 uga mempengaruhi sara$ sensorik dan

    motorik. Pasien biasanya usia dewasa, dengan karakteristik atro$i otot. 3an

     pemulihan lebih buruk dari 2024.

    ") Miller #i!her Syndrome

     Miller #i!her Syndrome adalah karakteristik dari triad ata8ia, are$leksia, dan

    o$talmoplegia. 9elemahan pada ekstremitas, ptosis, $acial palsy, dan bulbar palsy

    mungkin teradi pada beberapa pasien. :ampir semua menunukkan IgG auto

    '

  • 8/17/2019 Lapsus GBS

    5/41

    antibodi terhadap ganglioside G;!b. 9erusakan imunitas tampak teradi di

    daerah paranodal pada sara$ kranialis III, I

  • 8/17/2019 Lapsus GBS

    6/41

    di Indonesia adalah dekade I, II, III (di bawah usia / tahun) dengan umlah

     penderita laki&laki dan wanita hampir sama. Insidensi lebih tinggi pada

     perempuan dari pada laki&laki dengan perbandingan - 1 !. Sedangkan penelitian di

    Bandung menyebutkan bahwa perbandingan laki&laki dan wanita / 1 ! dengan usia

    rata&rata -/, tahun. Penyakit ini menyerang semua umur, dan lebih banyak 

    teradi pada usia dewasa muda yaitu antara ! sampai dengan / tahun. 4amun

    tidak arang uga menyerang pada usia sampai dengan ?' tahun. 7arang sekali

    GBS menyerang pada usia di bawah - tahun. *mur termuda yang dilaporkan

    adalah / bulan dan tertua adalah " tahun, dan tidak ada hubungan antara

    $rekuensi penyakit ini dengan suatu musim tertentu. Insiden tertinggi pada bulan

    2pril s@d 0ei di mana teradi pergantian musim huan dan kemarau.

    Guillain Barre Syndrome adalah penyebab paling umum dari acute $laccid

     paralysis pada anak&anak.  Acute Motor Axonal Neuropathy (2024) sering

    didapatkan di daerah 7epang dan 5ina, terutama pada orang muda. :al ini teradi

    lebih sering teradi selama musim panas, sporadic 2024 seluruh dunia

    mempengaruhi !6 sampai -6 pasien dengan Guillain Barre Syndrome (GBS).

     Miller, #i!her Syndrome mempengaruhi antara 6 dan !6 GBS di ngara&negara

     bagian barat, tetapi lebih umum di 2sia +imur, dengan persentase -6 di 7epang

    dan !"6 di +aiwan.

    !. E"ioloi

    =tiologi GBS sampai saat ini masih belum dapat diketahui dengan pasti dan

    masih menadi bahan perdebatan. +eori yang dianut sekarang ialah suatu kelainan

    imunobiologik, baik secara primary immune re!pon!e maupun immune mediated 

    #

  • 8/17/2019 Lapsus GBS

    7/41

     proce!!. Periode laten antara in$eksi dan geala  polineuriti!  memberi dugaan

     bahwa kemungkinan kelainan yang terdapat disebabkan oleh suatu respons

    terhadap reaksi alergi sara$ peri$er. Pada banyak kasus, in$eksi sebelumnya tidak 

    ditemukan, kadang&kadang kecuali sara$ peri$er dan serabut spinal %entral dan

    dorsal, terdapat uga gangguan di medula spinalis dan medula oblongata. (-)

    Beberapa keadaan@ penyakit yang mendahului dan mungkin ada

    hubungannya dengan teradinya GBS, antara lain1 (-, /)

    !. In$eksi %irus atau bakteri

    GBS sering sekali berhubungan dengan in$eksi akut non spesi$ik. Insidensi

    kasus GBS yang berkaitan dengan in$eksi ini sekitar antara #6 & A6,

    yaitu ! sampai ' minggu sebelum geala neurologi timbul seperti in$eksi

    saluran perna$asan atas atau in$eksi gastrointestinal. In$eksi akut yang

     berhubungan dengan GBS 1

    a.

  • 8/17/2019 Lapsus GBS

    8/41

    2kson bermielin mengkonduksi impuls sara$ lebih cepat dibanding akson

    tak bermielin. Sepanang peralanan serabut bermielin teradi gangguan dalam

    selaput (nodu! ran7ier ) tempat kontak langsung antara membran sel akson dengan

    cairan ekstraseluler. 0embran sangat permeabel pada nodus tersebut, sehingga

    konduksi menadi baik. Gerakan ion&ion masuk dan keluar akson dapat teradi

    dengan cepat hanya pada nodu! ran7ier , sehingga impuls&impuls sara$ sepanang

    serabut bermielin dapat melompat dari satu nodus ke nodus lain ((ondu(!i

     !al!atori) dengan cukup kuat. ()

    Pada GBS, selaput mielin yang mengelilingi akson hilang. Selaput mielin

    cukup rentan terhadap cedera karena banyak agen dan kondisi, termasuk trauma

    $isik, hipoksemia, toksik kimia, insu$isiensi %askular, dan reaksi imunologi.

    3emielinasi adalah respons umum dari aringan sara$ terhadap banyak kondisi

    yang merugikan ini. 9ehilangan serabut mielin pada Guillain 8 Barre Syndrome

    membuat (ondu(!i !al!atori  tidak mungkin teradi, dan transmisi impuls sara$ 

    dibatalkan. ()

    0ekanisme bagaimana in$eksi, %aksinasi, trauma, atau $aktor lain yang

    mempresipitasi teradinya demielinisasi akut pada GBS masih belum diketahui

    dengan pasti. Banyak ahli membuat kesimpulan bahwa kerusakan sara$ yang

    teradi pada sindroma ini adalah melalui mekanisme imunologi (proses respon

    antibodi terhadap %irus atau bakteri) yang menimbulkan kerusakan pada syara$ 

    tepi hingga teradi kelumpuhan(-)

    Bukti&bukti bahwa imunopatogenesa merupakan mekanisme yang

    menimbulkan eas sara$ tepi pada sindroma ini adalah1 (-)

    !. 3idapatkannya antibodi atau adanya respon kekebalan seluler (celi

    mediated immunity) terhadap agen in$eksious pada sara$ tepi.

    -. 2danya auto antibodi terhadap sistem sara$ tepiA

  • 8/17/2019 Lapsus GBS

    9/41

    /. 3idapatkannya penimbunan kompleks antigen antibodi dari peredaran

     pada pembuluh darah sara$ tepi yang menimbulkan proses demyelinisasi

    sara$ tepi.

    Proses demyelinisasi sara$ tepi pada GBS dipengaruhi oleh respon imunitas

    seluler dan imunitas humoral yang dipicu oleh berbagai peristiwa sebelumnya,

    yang paling sering adalah in$eksi %irus.

    Gambar -.! 0yelinated dan 3emyelination

    2kibat suatu in$eksi atau keadaan tertentu yang mendahului GBS akan

    timbul autoantibodi atau imunitas seluler terhadap aringan sistim sara$&sara$ 

     peri$er. In$eksi&in$eksi meningokokus, in$eksi %irus, si$ilis ataupun trauma pada

    medula spinalis, dapat menimbulkan perlekatan&perlekatan selaput araknoid. 3i

    negara&negara tropik penyebabnya adalah in$eksi tuberkulosis. Pada tempat&

    tempat tertentu perlekatan pasca in$eksi itu dapat menirat radiks %entralis

    (sekaligus radiks dorsalis). 9arena tidak segenap radiks %entralis terkena iratan,

    "

  • 8/17/2019 Lapsus GBS

    10/41

    namun kebanyakan pada yang berkelompokan saa, maka radiks&radiks yang

    diinstrumensia ser%ikalis dan lumbosakralis saa yang paling umum dilanda

     proses perlekatan pasca in$eksi. leh karena itu kelumpuhan C04 paling sering

    diumpai pada otot&otot anggota gerak, kelompok otot&otot di sekitar persendian

     bahu dan pinggul. 9elumpuhan tersebut bergandengan dengan adanya de$isit

    sensorik pada kedua tungkai atau otot&otot anggota gerak. Secara patologis

    ditemukan degenerasi mielin dengan edema yang dapat atau tanpa disertai

    in$iltrasi sel. In$iltrasi terdiri atas sel mononuklear. Sel&sel in$iltrat terutama terdiri

    dari sel lim$osit berukuran kecil, sedang dan tampak pula, makro$ag, serta sel

     polimor$onuklear pada permulaan penyakit. Setelah itu muncul sel plasma dan sel

    mast. Serabut sara$ mengalami degenerasi segmental dan aksonal. Cesi ini bisa

    terbatas pada segmen proksimal dan radiks spinalis atau tersebar sepanang sara$ 

     peri$er. Predileksi pada radiks spinalis diduga karena kurang e$ekti$nya

     permeabilitas antara darah dan sara$ pada daerah tersebut. (-, A)

    Peralanan alamiah GBS, skala waktu dan beratnya kelumpuhan ber%ariasi

    antara berbagai penderita GBS. Peralan penyakit ini terdiri dari / $ase, yaitu 1 (-)

    !. Dase progresi$

    *mumnya berlangsung -&/ minggu, seak timbulnya geala awal sampai

    geala menetap, dikenal sebagai Etitik nadirF. Pada $ase ini akan timbul

    nyeri, kelemahan progresi$ dan gangguan sensorik deraat keparahan

    geala ber%ariasi tergantung seberapa berat serangan pada penderita. 9asus

    GBS yang ringan mencapai nadir klinis pada waktu yang sama dengan

    GBS yang lebih berat. +erapi secepatnya akan mempersingkat transisi

    !

  • 8/17/2019 Lapsus GBS

    11/41

    menuu $ase penyembuhan, dan mengurangi resiko kerusakan $isik yang

     permanen. +erapi ber$okus pada pengurangan nyeri serta geala.

    -. Dase plateau

     

    Dase in$eksi akan diikuti oleh $ase plateau yang stabil, dimana tidak 

    didapati baik perburukan ataupun perbaikan geala. Serangan telah

     berhenti, namun deraat kelemahan tetap ada sampai dimulai $ase

     penyembuhan. +erapi dituukan terutama dalam memperbaiki $ungsi yang

    hilang atau mempertahankan $ungsi yang masih ada. Perlu dilakukan

    monitoring tekanan darah, irama antung, perna$asan, nutrisi,

    keseimbangan cairan, serta status generalis. Imunoterapi dapat dimulai di

    $ase ini. Penderita umumnya sangat lemah dan membutuhkan istirahat,

     perawatan khusus, serta $isioterapi. Pada pasien biasanya didapati nyeri

    hebat akibat sara$ yang meradang serta kekakuan otot dan sendi namun

    nyeri ini akan hilang begitu proses penyembuhan dimulai. Cama $ase ini

    tidak dapat diprediksikan beberapa pasien langsung mencapai $ase

     penyembuhan setelah $ase in$eksi, sementara pasien lain mungkin

     bertahan di $ase plateau selama beberapa bulan, sebelum dimulainya $ase

     penyembuhan.

    /. Dase Penyembuhan

    Sistem imun berhenti memproduksi antibodi yang menghancurkan myelin,

    dan geala berangsur&angsur menghilang, penyembuhan sara$ mulai

    teradi. +erapi pada $ase ini dituukan terutama pada terapi $isik, untuk 

    membentuk otot pasien dan mendapatkan kekuatan dan pergerakan otot

    !!

  • 8/17/2019 Lapsus GBS

    12/41

    yang normal, serta mengaarkan penderita untuk menggunakan otot&

    ototnya secara optimal. 9adang masih didapati nyeri, yang berasal dari

    sel&sel sara$ yang beregenerasi. Cama $ase ini uga ber%ariasi, dan dapat

    muncul relaps. 9ebanyakan penderita mampu bekera kembali dalam /

     bulan, namun pasien lainnya tetap menunukkan geala ringan samapi

    waktu yang lama setelah penyembuhan. 3eraat penyembuhan tergantung

    dari deraat kerusakan sara$ yang teradi pada $ase in$eksi.

    Peran imunitas seluler

    3alam sistem kekebalan seluler, sel lim$osit + memegang peranan penting

    disamping peran makro$ag. Prekursor sel lim$osit berasal dari sumsum tulang

    (bone marrow) steam cell yang mengalami pendewasaan sebelum dilepaskan

    kedalam aringan lim$oid dan peredaran. Sebelum respon imunitas seluler ini

    teradi pada sara$ tepi antigen harus dikenalkan pada lim$osit + (53') melalui

    makro$ag. 0akro$ag yang telah menelan ($agositosis) antigen@ terangsang oleh

    %irus, allergen atau bahan imunogen lain akan memproses antigen tersebut oleh

     penyai antigen (antigen pre!enting cell  H 2P5). 9emudian antigen tersebut akan

    dikenalkan pada limposit + (53'). Setelah itu limposit + tersebut menadi akti$ 

    karena akti%asi marker dan pelepasan substansi interlekuin (IC-), gamma

    inter$eron serta al$a +4D. 9elarutan = selectin dan adesi molekul (I520) yang

    dihasilkan oleh akti$asi sel endothelial akan berperan dalam membuka sawar 

    darah sara$, untuk mengakti$kan sel lim$osit + dan pengambilan makro$ag .

    0akro$ag akan mensekresikan protease yang dapat merusak protein myelin

    disamping menghasilkan +4D dan komplemen.(-)

    !-

  • 8/17/2019 Lapsus GBS

    13/41

    $. Pa"oloi

    Pada pemeriksaan makroskopis tidak tampak elas gambaran pembengkakan

    sara$ tepi. 3engan mikroskop sinar tampak perubahan pada sara$ tepi. Perubahan

     pertama berupa edema yang teradi pada hari ke tiga atau ke empat, kemudian

    timbul pembengkakan dan iregularitas selubung myelin pada hari ke lima, terlihat

     beberapa lim$osit pada hari ke sembilan dan makro$ag pada hari ke sebelas,

     poli$erasi sel schwan pada hari ke tiga belas. Perubahan pada myelin, akson, dan

    selubung schwan beralan secara progresi$, sehingga pada hari ke enampuluh

    enam, sebagian radiks dan sara$ tepi telah hancur. (-)

    Gambar -.- Cokasi GBS yang 0enyerang 4er%us Peri$er 

    !/

  • 8/17/2019 Lapsus GBS

    14/41

    2sbury, dkk mengemukakan bahwa perubahan pertama yang teradi adalah

    in$iltrasi sel lim$osit yang ekstra%asasi dari pembuluh darah kecil pada endo dan

    epineural. 9eadaan ini segera diikuti demyelinisasi segmental. Bila

     peradangannya berat akan berkembang menadi degenerasi allerian. 9erusakan

    myelin disebabkan makro$ag yang menembus membran basalis dan melepaskan

    selubung myelin dari sel schwan dan akson (-).

    %. &anifes"asi Klinis

    !) 9elemahan

    Gambaran klinis yang klasik adalah kelemahan yang a!cending  dan simetris

    secara natural. 2nggota tubuh bagian bawah biasanya terkena duluan sebelum

    tungkai atas. tot&otot proksimal mungkin terlibat lebih awal daripada yang lebih

    distal. +ubuh, bulbar, dan otot pernapasan dapat terpengaruh uga. 9elemahan otot

     pernapasan dengan sesak napas mungkin ditemukan, berkembang secara akut dan

     berlangsung selama beberapa hari sampai minggu. 9eparahan dapat berkisar dari

    kelemahan ringan sampai tetraplegia dengan kegagalan %entilasi.?

    -) 9eterlibatan sara$ kranial

    9eterlibatan sara$ kranial tampak pada '&?6 pasien dengan SGB. Sara$ 

    kranial III&

  • 8/17/2019 Lapsus GBS

    15/41

    /) Perubahan Sensorik 

    Geala sensorik biasanya ringan. 3alam kebanyakan kasus, kehilangan

    sensori cenderung minimal dan %ariabel.?

    9ebanyakan pasien mengeluh parestesia, mati rasa, atau perubahan

    sensorik serupa. Geala sensorik sering mendahului kelemahan. Parestesia

    umumnya dimulai pada ari kaki dan uung ari, berproses menuu ke atas tetapi

    umumnya tidak melebar keluar pergelangan tangan atau pergelangan

    kaki. 9ehilangan getaran, proprioseptis, sentuhan, dan nyeri distal dapat hadir.

    ') 4yeri

    3alam sebuah studi tentang nyeri pada pasien dengan SGB, A"6 pasien

    melaporkan nyeri yang disebabkan SGB pada beberapa waktu selama

     peralanannya.4yeri paling parah dapat dirasakan pada daerah bahu, punggung,

     pantat, dan paha dan dapat teradi bahkan dengan sedikit gerakan. >asa sakit ini

    sering digambarkan sebagai sakit atau berdenyut.

    Geala dy!e!thetic  diamati ada dalam sekitar 6 dari pasien selama

     peralanan penyakit mereka. Dy!e!the!ia!  sering digambarkan sebagai rasa

    terbakar, kesemutan, atau sensasi !hoc(li(e dan sering lebih umum di ekstremitas

     bawah daripada di ekstremitas atas. Dy!e!the!ia!  dapat bertahan tanpa batas

    waktu pada &!6pasien. Sindrom nyeri lainnya yang biasa dialami oleh sebagian

     pasien dengan SGB adalah sebagai berikut Myalgic, nyeri %isceral, dan rasa sakit

    !

  • 8/17/2019 Lapsus GBS

    16/41

    yang terkait dengan kondisi imobilitas (misalnya, tekanan palsi sara$, ulkus

    dekubitus).?

    ) Perubahan otonom

    9eterlibatan sistem sara$ otonom dengan dis$ungsi dalam sistem simpatis dan

     parasimpatis dapat diamati pada pasien dengan SGB. Perubahan otonom dapat

    mencakup sebagai berikut +akikardia, Bradikardia,  #acial flu!hing , :ipertensi

     paroksimal, :ipotensi ortostatik, 2nhidrosis dan @ atau diaphoresis

    >etensi urin karena gangguan s$ingter urin, karena paresis lambung dan

    dismotilitas usus dapat ditemukan. 3isautonomia lebih sering pada pasien dengan

    kelemahan dan kegagalan perna$asan yang parah.?

    #) Pernapasan

    =mpat puluh persen pasien SGB cenderung memiliki kelemahan

     perna$asan atau oro$aringeal. 9eluhan yang khas yang sering ditemukan adalah

    sebagai berikut 3ispnea saat akti%itas, Sesak napas, 9esulitan menelan, Bicara

    cadel. 9egagalan %entilasi yang memerlukan dukungan pernapasan biasa teradi

     pada hingga sepertiga dari pasien di beberapa waktu selama peralanan penyakit

    mereka.?

    %. Dianosis

    9riteria diagnosa yang umum dipakai adalah criteria dari National In!titute of 

     Neurological and ommunicati7e Di!order and Stro(e (4I453S), yaitu1!

    a. 5iri&ciri yang perlu untuk diagnosis1

    ' +eradinya kelemahan yang progresi$ 

    ' :ipore$leksi!#

  • 8/17/2019 Lapsus GBS

    17/41

    (. 5iri&ciri yang secara kuat menyokong diagnosis GBS1

     

    5iri&ciri klinis1

    ' Progresi$itas1 geala kelemahan motorik berlangsung cepat,

    maksimal dalam ' minggu, 6 mencapai puncak dalam -

    minggu, A6 dalam / minggu, dan "6 dalam ' minggu.

    ' >elati$ simetris

    ' Geala gangguan sensibilitas ringan

    ' Geala sara$ kranial J 6 teradi parese 4

  • 8/17/2019 Lapsus GBS

    18/41

    & Perlambatan konduksi sara$ bahkan blok pada A6 kasus.

    Biasanya kecepatan hantar kurang #6 dari normal.

    ). Dianosis Bandin

    GBS harus dibedakan dari kondisi medis lainnya dengan geala kelemahan

    motorik subakut lainnya, antara lain sebagai berikut1

    !) 0iastenia gra%is akut, tidak muncul sebagai paralisis asendens,

    meskipun terdapat ptosis dan kelemahan okulomotor. tot mandibula

     penderita GBS tetap kuat, sedangkan pada miastenia otot mandibula

    akan melemah setelah berakti%itas selain itu tidak didapati de$isit

    sensorik ataupun are$leksia.

    -) +hrombosis arteri basilaris, dibedakan dari GBS dimana pada GBS,

     pupil masih reakti$, adanya are$leksia dan abnormalitas gelombang D

    sedangkan pada in$ark batang otak terdapat hipere$leks serta re$leks

     patologis Babinski

    /) Paralisis periodik, ditandai oleh paralisis umum mendadak tanpa

    keterlibatan otot perna$asan dan hipo atau hiperkalemia.

    ') Botulisme, didapati pada penderita dengan riwayat paparan makanan

    kaleng yang terin$eksi.!/ Geala dimulai dengan diplopia!/ disertai

    dengan pupil yang non&reakti$ pada $ase awal, serta adanya

     bradikardia yang arang teradi pada pasien GBS.

    ) 5ic( paraly!i!, paralisis $lasid tanpa keterlibatan otot perna$asan

    umumnya teradi pada anak&anak dengan didapatinya kutu (tic( ) yang

    menempel pada kulit.!A

  • 8/17/2019 Lapsus GBS

    19/41

    #) Por$iria intermiten akut, terdapat paralisis respiratorik akut dan

    mendadak, namun pada pemeriksaan urin didapati por$obilinogen dan

     peningkatan serum asam aminole%ulinik delta.

    ?) 4europati akibat logam berat umumnya teradi pada pekera industri

    dengan riwayat kontak dengan logam berat. nset geala lebih lambat

    daripada GBS.

    A) 5edera medulla spinalis, ditandai oleh paralisis sensorimotor di

     bawah tingkat lesi dan paralisis s$ingter. Geala hampir sama yakni

     pada $ase syok spinal, dimana re$leks tendon akan menghilang.

    ") Poliomyelitis, didapati demam pada $ase awal, mialgia berat, geala

    meningeal, yang diikuti oleh paralisis $lasid asimetrik.

    !) 0ielopati ser%ikalis. Pada GBS, terdapat keterlibatan otot waah dan

     perna$asan ika muncul paralisis, de$isit sensorik pada tangan atau

    kaki arang muncul pada awal penyakit, serta re$leks tendon akan

    hilang dalam -' am pada anggota gerak yang sangat lemah dalam

    melawan gaya gra%itasi.

    *. Peme+iksaan Pen,n-an

    !) 5airan serebrospinal (5SS) Mang paling khas adalah adanya disosiasi

    sitoalbuminik, yakni meningkatnya umlah protein (!&! mg@dC)

    tanpa disertai adanya pleositosis (peningkatan hitung sel). Pada

    kebanyakan kasus, di hari pertama umlah total protein 5SS normal

    setelah beberapa hari, umlah protein mulai naik, bahkan lebih kanut

    di saat geala klinis mulai stabil, umlah protein 5SS tetap naik dan

    !"

  • 8/17/2019 Lapsus GBS

    20/41

    menadi sangat tinggi. Puncaknya pada ' minggu setelah

    onset. 3eraat penyakit tidak berhubungan dengan naiknya protein

    dalam 5SS. :itung enis umumnya di bawah ! leukosit

    mononuclear@mm

    -) Pemeriksaan kecepatan hantar sara$ (9:S) dan elektromiogra$i

    (=0G) 0ani$estasi elektro$isiologis yang khas dari GBS teradi

    akibat demyelinasi sara$, antara lain prolongasi masa laten motorik 

    distal (menandai blok konduksi distal) dan prolongasi atau absennya

    respon gelombang D (tanda keterlibatan bagian proksimal sara$),   blok 

    hantar sara$ motorik, serta berkurangnya 9:S. Pada "6 kasus GBS

    yang telah terdiagnosis, 9:S kurang dari #6 normal.

    /)  =0G menunukkan berkurangnya rekruitmen motor unit 3apat pula

    diumpai degenerasi aksonal dengan potensial $ibrilasi -&' minggu

    setelah onset geala, sehingga ampilitudo 502P dan S42P kurang

    dari normal. 3eraat hilangnya aksonal ini telah terbukti berhubungan

    dengan tingkat mortalitas yang tinggi serta disabilitas angka panang

     pada pasien GBS, akibat $ase penyembuhan yang lambat dan tidak 

    sempurna. Sekitar !6 penderita menunukkan penyembuhan yang

    tidak sempurna, dengan periode penyembuhan yang lebih panang

    (lebih dari / minggu) serta berkurangnya 9:S dan dener%asi =0G.

    ') Pemeriksaan darah Pada darah tepi, didapati leukositosis

     polimor$onuklear sedang dengan pergeseran ke bentuk yang imatur,

    lim$osit cenderung rendah selama $ase awal dan $ase akti$ penyakit.

    -

  • 8/17/2019 Lapsus GBS

    21/41

    Pada $ase lanut, dapat teradi lim$ositosis eosino$ilia arang ditemui.

    Cau endap darah dapat meningkat sedikit atau normal, sementara

    anemia bukanlah salah satu geala.

    ) 3apat diumpai respon hipersensiti%itas antibodi tipe lambat, dengan

     peningkatan immunoglobulin IgG, Ig2, dan Ig0, akibat demyelinasi

    sara$ pada kultur aringan. 2bnormalitas $ungsi hati terdapat pada

    kurang dari !6 kasus, menunukkan adanya hepatitis %iral yang

    akut atau sedang berlangsung umumnya arang karena %irus hepatitis

    itu sendiri, namun akibat in$eksi 50< ataupun =BS kadang

    diumpai, namun tidak sering.

    ?) +es $ungsi respirasi (pengukuran kapasitas %ital paru) akan

    menunukkan adanya insu$isiensi respiratorik yang sedang beralan

    (impending ).

    A) Pemeriksaan patologi anatomi, umumnya didapati pola dan bentuk 

    yang relati$ konsisten yakni adanya in$iltrat lim$ositik mononuklear 

     peri%askuler serta demyelinasi multi$okal. Pada $ase lanut, in$iltrasi

    sel&sel radang dan demyelinasi ini akan muncul bersama dengan

    demyelinasi segmental dan degenerasi wallerian dalam berbagai

    deraat Sara$ peri$er dapat terkena pada semua tingkat, mulai dari

    akar hingga uung sara$ motorik intramuskuler, meskipun lesi yang

    -!

  • 8/17/2019 Lapsus GBS

    22/41

    terberat bila teradi pada 7entral root , sara$ spinal proksimal, dan

    sara$ kranial. In$iltrat sel&sel radang (lim$osit dan sel mononuclear 

    lainnya) uga didapati pada pembuluh lim$e, hati, limpa, antung, dan

    organ lainnya

    1. Ta"alaksana

    Pada sebagian besar penderita dapat sembuh sendiri. Pengobatan secara

    umum bersi$at simtomatik. 0eskipun dikatakan bahwa penyakit ini dapat sembuh

    sendiri, perlu dipikirkan waktu perawatan yang cukup lama dan angka kecacatan

    (geala sisa) cukup tinggi sehingga pengobatan tetap harus diberikan. +uuan

    terapi khusus adalah mengurangi beratnya penyakit dan mempercepat

     penyembuhan melalui sistem imunitas (imunoterapi). (-, ')

    !. Sindrom, Guillain Barre dipertimbangkan sebagai kedaruratan medis dan

     pasien diatasi di unit perawatan intensi$. (-, ')

    a. Pengaturan alan napas

    >espirasi diawasi secara ketat terhadap perubahan kapasitas %ital dan

    gas darah yang menunukkan permulaan kegagalan perna$asan. Setiap

    ada tanda kegagalan perna$asan maka penderita harus segera dibantu

    dengan oksigenasi dan perna$asan buatan. +rakheotomi harus

    dikerakan atau intubasi penggunaan %entilator ika perna$asan buatan

    diperlukan untuk waktu yang lama atau resiko teradinya aspirasi.

    alaupun pasien masih berna$as spontan, monitoring $ungsi respirasi

    dengan mengukur kapasitas %ital secara regular sangat penting untuk 

    mengetahui progresi%itas penyakit.

     b. Pemantauan =9G dan tekanan darah

    0onitoring yang ketat terhadap tekanan darah dan =9G sangat penting

    karena gangguan $ungsi otonom dapat mengakibatkan timbulnya--

  • 8/17/2019 Lapsus GBS

    23/41

    hipotensi atau hipertensi yang mendadak serta gangguan irama

     antung. *ntuk mencegah takikardia dan hipertensi, sebaiknya diobati

    dengan obat&obatan yang waktu keranya pendek (short&acting), seperti

    1 penghambat beta atau nitroprusid, propanolol. :ipotensi yang

    disebabkan disotonomi biasanya membaik dengan pemberian cairan i%

    dan posisi terlentang (supine). 2tropin dapat diberikan untuk 

    menghindari episode brakikardia selama pengisapan endotrakeal dan

    terapi $isik. 9adang diperlukan pacemaker sementara pada pasien

    dengan blok antung deraat - atau /.

    c. Plasmaparesis

    Pertukaran plasma ( pla!ma exchange) yang menyebabkan reduksi

    antibiotik ke dalam sirkulasi sementara, dapat digunakan pada

    serangan berat dan dapat membatasi keadaan yang memburuk pada

     pasien demielinasi. Berman$aat bila dikerakan dalam waktu / minggu

     pertama dari onset penyakit. 7umlah plasma yang dikeluarkan per 

    e8change adalah '& ml@kg. 3alam waktu ?&!' hari dilakukan tiga

    sampai lima kali e8change. Plasmaparesis atau plasma e8change

     bertuuan untuk mengeluarkan $aktor autoantibodi yang beredar.

    2lbumin 1 dipakai pada plasma$eresis, karena Plasma pasien harus

    diganti

    dengan suatu substitusi plasma.

    d. Perlu diperhatikan pemberian cairan dan elektrolit terutama natrium

    karena penderita sering mengalami retensi airan dan hiponatremi

    disebabkan sekresi hormone 23: berlebihan.

    -/

  • 8/17/2019 Lapsus GBS

    24/41

    e. Ileus paralitik terkadang ditemukan terutama pada $ase akut sehingga

     parenteral nutrisi perlu diberikan pada keadaan ini.-. Perawatan umum 1

    a. 0encegah timbulnya luka baring@bed sores dengan perubahan posisi

    tidur.

     b. Disioterapi yang teratur dan baik uga penting. Disioterapi dada secara

    teratur untuk mencegah retensi sputum dan kolaps aru. Segera setelah

     penyembuhan mulai $ase rekon%alesen) maka $isioterapi akti$ dimulai

    untuk melatih dan meningkatkan kekuatan otot.c. Spint mungkin diperlukan untuk mempertahakan posisi anggota gerak 

    yang lumpuh,

    d. 9ekakuan sendi dicegah dengan gerakan pasi$. Gerakan pasti pada

    kaki yang lumpuh mencegah deep %oin thrombosis.

    e. Perawatan kulit, kandung kemih, saluran pencernaan, mulut, $aring dan

    trakhea.

    $. In$eksi paru dan saluran kencing harus segera diobati.

    g. Bila ada nyeri otot dapat dapat diberikan analgetik.

    /. Pengobatan

    a. 9ortikosteroid

    Seperti 1 aNathioprine, cyclophosphamid

    9ebanyakan penelitian mengatakan bahwa penggunaan preparat steroid tidak 

    mempunyai nilai@tidak berman$aat untuk terapi GBS. Peter melaporkan

    kemungkinan e$ek steroid dosis tinggi intra%enous menguntungkan.

    3ilaporkan / dari penderita memberi respon dengan methyl prednisolon

    sodium succinate intra%enous dan diulang tiap # am diikuti pemberian

     prednisone oral / mg setiap # am setelah 'A am pengobatan intra%enous.

    =$ek samping dari obat&obat ini adalah1 alopecia, muntah, mual dan sakit

    kepala.

    -'

  • 8/17/2019 Lapsus GBS

    25/41

     b. Pro$ilaksis terhadap 3

  • 8/17/2019 Lapsus GBS

    26/41

    ini dan de$isiensi Ig2, antibodi anti Ig=@ IgG. +idak ada interaksi dng

    obat ini dan sebaiknya tidak diberikan pd kehamilan.-) bat sitotoksik 

    Pemberian obat sitoksik yang dianurkan adalah1

    a) # merkaptopurin (#&0P)

     b) 2Nathioprine

    c) cyclophosphamid

    =$ek samping dari obat&obat ini adalah1 alopecia, muntah, mual dan sakit

    kepala

    11. P+onosis

    Pada umumnya, sekitar /6 sampai 6 pasien tidak dapat bertahan dengan

     penyakitnya, tetapi pada sebagian kecil penderita dapat bertahan dengan geala

    sisa. "6 teradi penyembuhan tanpa geala sisa dalam waktu / bulan bila dengan

    keadaan antara lain pada pemeriksaan 45

  • 8/17/2019 Lapsus GBS

    27/41

      2M2: 1 4ama 1 +n. 3:

      Pendidikan 1 S0P

      Pekeraan 1 Pedagang

    2lamat 1 7l. Bangkal +engah >+ /

      IB* 1 4ama 1 4y. 0

      Pendidikan 1 S0P

    Pekeraan 1 Ibu rumah tangga

    2lamat 1 7l. Bangkal +engah >+ /

    II. ANA&NESIS

      9iriman 3ari 1 Poliklinik 2nak >S*3 *lin Banarmasin

      3iagnosa 1 +etraparese e.c susp GBS

      2loanamnesis dengan 1 Ibu pasien

      +anggal@am 1 !A& "& -!/@ !#. I+2

    !. 9eluhan *tama 1 9elehaman keempat ekstremitas

    -. >iwayat penyakit sekarang 1

    9eluhan muncul seak ? hari sebelum masuk rumah sakit

    (>abu,!!&"&-!/). 9eluhan mulai dirasakan saat pasien bangun tidur 

     pada pagi hari, muncul tiba&tiba dan makin lama makin memberat. Saat itu

     pasien sulit beranak dari tempat tidurnya untuk duduk dan berdiri. rang

    tua pasien kemudian membantu bangun dan mendirikan pasien. Saat itu

     pasien masih dapat beralan dan duduk serta memegang benda atau mainan

    namun masih terlihat sedikit lemah.

    -?

  • 8/17/2019 Lapsus GBS

    28/41

    Satu hari sesudahnya, keluhan lemah semakin memberat. Pasien

    tidak dapat beralan dan menggerakkan kakinya. 4amun masih bisa

    menggerakkan kedua tangannya. Pasien hanya dapat duduk namun harus

    dibantu kedua orang tuanya, pasien uga masih bisa memegang

    mainannya.

    Pada hari berikutnya pasien sudah tidak bisa lagi menggerakkan

    kedua tangan dan kedua kakinya. Sehingga pasien hanya dapat berbaring

    dan tidak dapat miring ke kanan atau kiri serta tidak dapat memegang

     benda lagi. Sebelum keadian, menurut kedua orang tua pasien masih bisa

     bergerak dengan bebas. *ntuk mengurangi keluhan pasien hanya dipiat

    didekat rumahnya, namun keluhan tidak berkurang. 4a$su makan

    menurun dan pasien uga mengeluhkan sulit B2B. Saat pasien ingin B2B,

    $eses yang keluar hanya sedikit dan bertekstur keras. +idak ada keluhan

    demam, keang, batuk, pilek, diare, sesak, muntah dan nyeri menelan

    /. >iwayat Penyakit dahulu

    & >iwayat demam typoid umur ! tahun dan dibawa kedokter kemudian

     pasien sembuh.

    & +idak ada riwayat keang atau asma.

    '. >iwayat Penyakit 9eluargarang tua pasien mengatakan tidak ada keluarga yang menderita keluhan

    serupa. >iwayat :+ (&) 30 (&) 2sma (&)

    . >iwayat 9ehamilan dan Persalinan

    >iwayat antenatal 1

    Selama kehamilan ibu hanya memeriksakan kehamilan ke bidan namun

    tidak rutin. Selama hamil ibu tidak ada riwayat darah tinggi dan kencing-A

  • 8/17/2019 Lapsus GBS

    29/41

    manis. Ibu tidak menderita demam tinggi, tidak ada mengalami keputihan

    gatal berbau, tidak mengkonsumsi minuman energi pada usia kehamilan /

     bulan, tetapi tidak ada mengonsumsi obat&obatan selain tablet suplemen

     besi yang diminum setiap hari. Selama kehamilan na$su makan ibu cukup

     besar, mual&muntah tidak terlalu hebat. Ibu mendapatkan imunisasi satu

    kali (ibu lupa apa nama imunisasinya)

    >iwayat 4atal 1

    Spontan@tidak spontan 1 Spontan

     4ilai 2PG2> 1 lahir langsung menangis

    Berat badan lahir 1 -" gram

    Panang badan lahir 1 Ibu lupa

    Cingkar kepala 1 Ibu lupa

    Penolong 1 bidan

    +empat 1 >S 2nsari Saleh Banarmasin

    >iwayat 4eonatal 1 anak lahir langsung menangis

    #. >iwayat Perkembangan

    +iarap 1 Ibu lupa

    0erangkak 1 Ibu lupa

    3uduk 1 Ibu lupa

    Berdiri 1 A bulan

    Beralan 1 ! tahun ' bulan

    Saat ini 1 Sebelumnya pasien dapat berakti%itas seperti anak  

    seusianya sebelum sakit.-"

  • 8/17/2019 Lapsus GBS

    30/41

    #. >iwayat Imunisasi 1

     4ama 3asar 

    (umur dalam hari bulan)

    *langan

    (umur dalam bulan)

    B5G ! minggu

    Polio Bula

    n

    - ' #

    :epatitis B Bulan - #

    3P+ - ' #

    5ampak "

    ?. 0akanan

    bulan O / bulan 1 2SI sesuai dengan kemampuan anak menyusu.

    / bulan O # bulan 1 2SI dengan tambahan susu $ormula dan bubur 

    !, tahun 1 Pasien mulai makanan yang disaikan dirumah

    A. >iwayat 9eluarga

    9eterangan1

    1 laki&laki

    1 perempuan

    1 pasien

    Susunan keluarga 1

    /

      By. 0:

  • 8/17/2019 Lapsus GBS

    31/41

     4o. 4ama *mur C@P 9eterangan

    !. +n. 3: / tahun C Sehat

    -. 4y. m /' tahun P Sehat/. 2n 0: ! tahun C Sakit

    >iwayat Sosial Cingkungan

    2nak tinggal bersama kedua orangtua di rumah kayu ukuran ! 8

    # m-, dengan - pintu, / %entilasi dan endela. Sehari&hari menggunakan

    air sungai untuk mandi, cuci, kakus. 2ir galon mineral digunakan untuk 

    minum dan memasak. >umah terletak dalam kompek dekat sungai, padat

     penduduk dan auh dari pembuangan sampah.

    III. PE&E0IKSAAN ISIK 

      !. 9eadaan umum 1 tampak sakit ringan

      9esadaran 1 compos mentis

      G5S 1 '&&!

      -. Pengukuran

      +anda %ital 1 +ekanan darah 1 !@A mm:g

     4adi 1 !-' 8@menit, reguler 

      Suhu 1 /#, 5

      >espirasi 1 /# 8@menit

      Berat badan 1 ", 9g

    Panang@tinggi badan 1 ?A cm

    Cingkar Cengan 2tas (CC2) 1 !' cm

    Cingkar kepala 1 '# cm

    /!

  • 8/17/2019 Lapsus GBS

    32/41

      /. 9ulit 1 arna 1 coklat

    Sianosis 1 tidak ada

      :emangioma 1 tidak ada

    +urgor 1 cepat kembali

    9elembaban 1 cukup

    Pucat 1 tidak ada

    '. 9epala 1 Bentuk 1 mesose$ali

      **B 1 sudah menutup

      **9 1 sudah menutup

      & >ambut 1 arna 1 :itam

      +ebal@tipis 1 +ipis

    3istribusi 1 arang

      & 0ata 1 Palpebra 1 =dema (&)

      2lis dan bulu mata 1 +idak mudah dicabut

      9onungti%a 1 anemis (&@&)

    Sklera 1 ikterik ( &@& )

      Produksi air mata 1 cukup

      Pupil 1 3iameter 1 - mm@ - mm

      Simetris 1 Isokor  

      >e$lek cahaya 1 @

      9ornea 1 7ernih

      & +elinga 1 Bentuk 1 Simetris

      Sekret 1 +idak ada

    /-

  • 8/17/2019 Lapsus GBS

    33/41

      Serumen 1 0inimal

      4yeri 1 +idak ada Cokasi 1 &

      & :idung 1 Bentuk 1 Simetris

      Perna$asan cuping hidung 1 tidak ada

      =pistaksis 1 tidak ada

      Sekret 1 tidak ada

      & 0ulut 1 Bentuk 1 Simetris

      Bibir 1 sianosis (&)

      Gusi 1 +idak mudah berdarah, tidak ada

      pembengkakan

      Gigi&geligi 1 Gigi sudah tumbuh

    & Cidah 1 Bentuk 1 Simetris

      Pucat@"idak 

      +remor@"idak 

      9otor@"idak 

      arna 1 0erah muda

    & Daring 1 :iperemi 1 tidak ada

      =dem 1 tidak ada

      0embran@pseudomembran 1 tidak ada

    & +onsil 1 arna 1 merah muda

    Pembesaran 1 +! @ +!

    2bses@tidak 1 tidak ada

     0embran@pseudomembran 1 tidak ada

    //

  • 8/17/2019 Lapsus GBS

    34/41

      . Ceher 1

      & etraksi 1 tidak ada

    & 3ispnea 1 tidak ada

    & Perna$asan 1 thorakal

      Palpasi 1 Dremitus $okal 1 Simetris

      Perkusi 1 Sonor 

      2uskultasi 1 Suara 4apas 3asar 1 bronko%esikuler 

      Suara +ambahan 1 >onki (&@&)

    heeNing (&@&)

      b. 7antung 1

    Inspeksi 1 Iktus 1 tidak terlihat

    Palpasi 1 2peks 1 tidak teraba Cokasi 1 &

    +hrill @ & 1 &

     Perkusi 1 Batas kanan1 I5S II linea parastrernalis dekstra & I5S I< linea

    /'

  • 8/17/2019 Lapsus GBS

    35/41

    Parastrernalis dekstra

      Batas kiri 1 I5S II linea parastrernalis sinistra O I5S < linea

    0idkla%ikula sinistra

      Batas atas 1 I5S II linea parastrernalis sinistra & I5S II linea

     parastrernalis sinistra

      2uskultasi 1 Drekuensi 1 !!A 8@menit, Irama 1 >eguler 

      Suara 3asar 1 S! dan S- +unggal

      Bising 1 tidak ada 3eraat 1 &

      Cokasi 1 &

      Punctum ma8 1 &

      Penyebaran 1 &

      #. 2bdomen 1

      Inspeksi 1 Bentuk 1 datar  

      Palpasi1 :epar 1 tidak teraba

      Ginal 1 tidak teraba

      Cien 1 tidak teraba

      0assa 1 tidak teraba

     4yeri tekan 1 tidak ada

    . Perkusi 1 +impani@pekak 1 +impani

      2sites 1 (&)

      2uskultasi 1 bising usus () normal

      ?. =kstremitas 1 & *mum 1 akral hangat

     

    /

  • 8/17/2019 Lapsus GBS

    36/41

     plegi

     

    =dema

     

     & 4eurologi

    Cengan +ungkai

    9anan 9iri 9anan 9iriGerakan +erbatas +erbatas terbatas +erbatas

    +onus $laksid $laksid $laksid $laksid

    +ro$i =utro$i =utro$i =utro$i =utro$i

    9ekuatan ! ! ! !

    9lonus & & & &

    >e$lek $isiologis BP> (&)

    +P> (&)

    BP> (&)

    +P> (&)

    9P> (&)

    2P> (&)

    9P> (&)

    2P> (&)

    >e$lek patologis :o$$man (&)

    +romner (&)

    :o$$man (&)

    +romner (&)

    Babinsky (&)

    5haddock (&)

    Babinsky (&)

    5haddock (&)

    Sensibilitas 0enurun 0enurun 0enurun 0enurun

    +anda meningeal +idak ada +idak ada +idak ada +idak ada

     A. Susunan Sara$ 1

     4 I H sde

     4 II H re$leks cahaya (@), pupil isokor / mm @ / mm

     4 III, I

  • 8/17/2019 Lapsus GBS

    37/41

     4

  • 8/17/2019 Lapsus GBS

    38/41

    hanya sedikit dan bertekstur keras. +idak ada keluhan demam, keang, batuk,

     pilek, diare, sesak, muntah dan nyeri menelan

    Peme+iksaaan isik 

     9eadaan umum 1 +ampak sakit ringan

     9esadaran 1 5ompos mentis G5S 1 '&&!

    Drekuensi 7antung 1 !-' kali@menit, reguler  

    Drekuensi Perna$asan 1 '- kali@menit

     Suhu 1 /#, 5

     9ulit 1 coklat, ikterik (&)

    9epala 1 0esose$ali

     0ata 1 9onungti%a anemis (&@&), sklera ikterik  

    (&@&)

    :idung 1 Simetris, Sekret (&@&), P5: (&)

    +elinga 1 Simetris , Sekret (&) serumen minimal

     0ulut 1 sianosis (&), mukosa lembab

    +oraks@Paru 1 Simetris, D< simetris, rhonki (&@&),

    wheeNing (&@&)

    7antung 1 S! dan S- tunggal, bising (&)

    2bdomen 1 datar, :@C@0 tidak teraba, B* ()normal,

    nyeri tekan (&)

    =kstremitas 1 akral hangat

     

    /A

  • 8/17/2019 Lapsus GBS

    39/41

     plegi

     

    =dema

     

     4eurologi

    Cengan +ungkai

    9anan 9iri 9anan 9iri

    Gerakan +erbatas +erbatas terbatas +erbatas

    +onus $laksid $laksid $laksid $laksid

    +ro$i =utro$i =utro$i =utro$i =utro$i

    9ekuatan ! ! ! !9lonus & & & &

    >e$lek $isiologis BP> (&)

    +P> (&)

    BP> (&)

    +P> (&)

    9P> (&)

    2P> (&)

    9P> (&)

    2P> (&)

    >e$lek patologis :o$$man (&)

    +romner (&)

    :o$$man (&)

    +romner (&)

    Babinsky (&)

    5haddock (&)

    Babinsky (&)

    5haddock (&)

    Sensibilitas 0enurun 0enurun 0enurun 0enurun

    +anda meningeal +idak ada +idak ada +idak ada +idak ada

    Susunan sara$ 1

     4 I H Penciuman (sde)

     4 II H re$leks cahaya (@) pupil isokor / mm@/ mm

     4 III, I

  • 8/17/2019 Lapsus GBS

    40/41

     4 I, H dis$onia (sde), dis$agia (&)

     4 I H menoleh ki@ka (sde), mengangkat bahu ki@ka (sde)

     4 II H bentuk lidah normal

    Genitalia 1 Caki&laki, tidak ada kelainan

     2nus 1 ada, tidak ada kelainan

    . PE&E0IKSAAN PENUNJAN4

    15. PE&E0IKSAAN LAB/0AT/0IU&

    Tanal 1% Sep"em(e+ 213

    Peme+iksaan Hasil

    Nilai

    0,-,kan Sa",an

    HE&AT/L/4I

    :emoglobin !!," !!. O !?. g@dl

    Ceukosit A,! '.&!. ribu@ul

    =ritrosit /.- /.'&. uta @u l:ematokrit /',A /. O  

    .

    %ol6

    +rombosit -"" ! O ' ribu @u l

    >3&5< !',- !!. O !'.? 6

    05< ?,! A. O "?. Dl

    05: -.# -? O /- pg

    05:5 /'.! /-. O /A. 6

    Gran6 , .&?. 6

    Cim$osit6 /#,A -.&'. 6

    0I36 A.- '.&!!. 6GranQ ', -.&?. ribu@ul

    Cim$ositQ /, !.-&'. ribu@ul

    0I3Q ,# ribu@ul

    25. PE&E0IKSAAN PENUNJAN4

    Cumbal Pungsi 1

    '

  • 8/17/2019 Lapsus GBS

    41/41

    9esimpulan1

    I. DIA4N/SIS

      !. 3iagnosis banding 1

    !). +etraplegi e.c Guillain Barre Syndrome (GBS)

    -). +etraparese e.c Poliomiyelitis

    -. 3iagnosa 9era 1 +etraplegi e.c Guillain Barre Syndrome (GBS)

    /. Status GiNi

    535 - H ", 8 !6 H "6 (normal)

     !,

    III. PENATALAKSANAAN

    & 3 R 4S A tpm

    III. P0/4N/SIS

    ;uo ad %itam 1 3ubia ad bonam

    ;uo ad $unctionam 1 3ubia ad bonam

      ;uo ad sanationam 1 3ubia ad bonam

     

    I 6. PEN7E4AHAN

    Pencegahan dapat dilakukan dengan 1

    • 0enaga higenitas indi%idu

    !.