LAPORAN PENDAHULUAN GBS

19
1. Definisi Guil lain – Barre Syndrome adalah suatu kelainan sistem saraf akut dan difus yang biasanya timbul setelah suatu infeksi atau diakibatkan oleh autoimun,di mana proses imun olog is terse but lang sung mengena i radiks spin alis dan saraf perifer, dan kadang-kadang juga saraf kranialis. Saraf yang diserang bukan hanya yan g mempersa raf i oto t, tet api bisa jug a indera per aba seh ing ga penderita mengalami baal atau mati rasa. Fase awal dimulai dengan munculnya tanda – tanda kelemahan dan biasanya tampak secara lengkap dalam 2 – 3 minggu. etika tidak terlihat penurunan lanjut, kondisi ini tenang. Fase kedua berakhir beberapa hari sampai 2 minggu. Fas e penyemb uhan ungkin berak hir ! " bulan dan mungkin bisa sampai 2 tahun. #enyembuhan adalah spontan dan komplit pada kebanyakan pasien, meskipun ada beberapa gejala neurologis, sisa dapat menetap $%apardi, 2&&2'. (enurut #arry Sindroma )uillain *arre $S)*' adalah suatu polineuropati yang bersifat ascending dan akut yang sering terjadi setelah + sampai 3 minggu setelah infeksi akut. (enurut Bosch, S)* merupakan suatu sindroma klinis yang ditandai adanya paralisis flasid yang terjadi secara akut berhubungan dengan proses autoimun dimana targetnya adalah saraf perifer, radiks, dan nerus kranialis $#arry dalam %apardi, 2&&2'. Guillain – Barre Syndrome $)*S' adalah sindrom klinis yang penyebabnya tidak diketahui secara pasti ditunjukkan oleh awitan akut dari gejala-gejala yang mengenai saraf perifer dan kranial. #roses penyakit mencakup demielinisasi dan degenerasi selaput myelin dan saraf perifer kranial $Smelter, 2&&2'. #endapat lain mengatakan bahwa Guillain – Barre Syndrome $)*S' adalah suatu demielinasi polineurop ati akut yang dikenal dengan beberapa nama lain yaitu polyneuritis idiopatik, paralisis asenden landry, dan polineuropati inflamasi akut. )ambaran utama )*S adalah paralisis motorik asendens secara primer dengan segala gangguan fungsi sensorik. )*S adalah gangguan neuron motorik bagian baw ah dal am sar af per ife r, final common path way  untuk geraka n moto rik juga $Sylia . #rice, 2&&"'. Guil lain – Barre Syndrome $)*S' adalah salah satu penyakit saraf, juga merupa kan salah satu poli neur op at i karena hi ng ga sekarang belu m dapat diapstikan penyebabnya. /amun kebanyakan kasus terjadi sesudah proses infeksi diduga )*S terjadi karena sistem kekebalan tidak berfungsi. )ejalanya adalah kelemahan otot $parese hingga plegia', biasanya perlahan mulai dari bawah ke

description

xmcn,mnxcxcnlksac,snacknsacs

Transcript of LAPORAN PENDAHULUAN GBS

Page 1: LAPORAN PENDAHULUAN GBS

7/17/2019 LAPORAN PENDAHULUAN GBS

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-gbs-568c0d4ab31dd 1/19

1. Definisi

Guillain – Barre Syndrome adalah suatu kelainan sistem saraf akut dan

difus yang biasanya timbul setelah suatu infeksi atau diakibatkan oleh autoimun,di

mana proses imunologis tersebut langsung mengenai radiks spinalis dan saraf 

perifer, dan kadang-kadang juga saraf kranialis. Saraf yang diserang bukan hanya

yang mempersarafi otot, tetapi bisa juga indera peraba sehingga penderita

mengalami baal atau mati rasa. Fase awal dimulai dengan munculnya tanda –

tanda kelemahan dan biasanya tampak secara lengkap dalam 2 – 3 minggu. etika

tidak terlihat penurunan lanjut, kondisi ini tenang. Fase kedua berakhir beberapa

hari sampai 2 minggu. Fase penyembuhan ungkin berakhir ! – " bulan dan

mungkin bisa sampai 2 tahun. #enyembuhan adalah spontan dan komplit pada

kebanyakan pasien, meskipun ada beberapa gejala neurologis, sisa dapat menetap

$%apardi, 2&&2'.

(enurut #arry Sindroma )uillain *arre $S)*' adalah suatu polineuropati

yang bersifat ascending dan akut yang sering terjadi setelah + sampai 3 minggu

setelah infeksi akut. (enurut Bosch, S)* merupakan suatu sindroma klinis yang

ditandai adanya paralisis flasid yang terjadi secara akut berhubungan dengan

proses autoimun dimana targetnya adalah saraf perifer, radiks, dan nerus kranialis

$#arry dalam %apardi, 2&&2'.

Guillain – Barre Syndrome $)*S' adalah sindrom klinis yang penyebabnya

tidak diketahui secara pasti ditunjukkan oleh awitan akut dari gejala-gejala yang

mengenai saraf perifer dan kranial. #roses penyakit mencakup demielinisasi dan

degenerasi selaput myelin dan saraf perifer kranial $Smelter, 2&&2'.

#endapat lain mengatakan bahwa Guillain – Barre Syndrome $)*S' adalah

suatu demielinasi polineuropati akut yang dikenal dengan beberapa nama lain yaitu

polyneuritis idiopatik, paralisis asenden landry, dan polineuropati inflamasi akut.

)ambaran utama )*S adalah paralisis motorik asendens secara primer dengan

segala gangguan fungsi sensorik. )*S adalah gangguan neuron motorik bagian

bawah dalam saraf perifer, final common pathway   untuk gerakan motorik juga

$Sylia . #rice, 2&&"'.

Guillain – Barre Syndrome $)*S' adalah salah satu penyakit saraf, juga

merupakan salah satu polineuropati karena hingga sekarang belum dapat

diapstikan penyebabnya. /amun kebanyakan kasus terjadi sesudah proses infeksi

diduga )*S terjadi karena sistem kekebalan tidak berfungsi. )ejalanya adalah

kelemahan otot $parese hingga plegia', biasanya perlahan mulai dari bawah ke

Page 2: LAPORAN PENDAHULUAN GBS

7/17/2019 LAPORAN PENDAHULUAN GBS

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-gbs-568c0d4ab31dd 2/19

atas. %adi gejala awalnya biasanya tidak bisa berjalan atau gangguan berjalan.

Sebaliknya penyembuhannya diawalai dari bagian atas tubuh ke bawah sehingga

bila ada gejala sisa biasanya gangguan berjalan $Fredericks et all, dalam 0katan

Fisioterapi 0ndonesia, 2&&1'.

 ngka kejadian Guillain – Barre Syndrome, di seluruh dunia berkisar antara

+-+, kasus per +&&.&&& penduduk per tahun. i 0ndonesia, kasus )*S masih

belum begitu banyak. #enelitian 4handra menyebutkan bahwa insidensi terbanyak

di 0ndonesia adalah dekade 0, 00, 000 $di bawah usia 3 tahun' dengan jumlah

penderita laki-laki dan wanita hampir sama. 0nsidensi lebih tinggi pada perempuan

dari pada laki-laki dengan perbandingan 2 5 +. Sedangkan penelitian di *andung

menyebutkan bahwa perbandingan laki-laki dan wanita 3 5 + dengan usia rata-rata

23, tahun. #enyakit ini menyerang semua umur, dan lebih banyak terjadi pada

usia dewasa muda yaitu antara + sampai dengan 3 tahun. /amun tidak jarang

 juga menyerang pada usia & sampai dengan 1! tahun. %arang sekali )*S

menyerang pada usia di bawah 2 tahun. 6mur termuda yang dilaporkan adalah 3

bulan dan tertua adalah 7 tahun, dan tidak ada hubungan antara frekuensi

penyakit ini dengan suatu musim tertentu. 0nsiden tertinggi pada bulan pril s8d (ei

di mana terjadi pergantian musim hujan dan kemarau $%apardi, 2&&2'

*erdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat diambil kesimpulan

bahwa )*S merupakan suatu sindroma klinis yang ditandai adanya paralisis yang

terjadi secara akut berhubungan dengan proses autoimun dimana targetnya adalah

saraf perifer dan nerus kranialis.

2. Klasifikasi(enurut 9ewis $2&&7' klasifikasi dari Guillain – Barre Syndrome $)*S'

adalah sebagai berikut 5a.  Acute Motor-Sensory Axonal Neuropathy $(S/'

Sering muncul cepat dan mengalami paralisis yang berat denganperbaikan yang lambat dan buruk. Seperti tipe (/ yang berhubungan

dengan infeksi saluran cerna C jejuni . #atologi yang ditemukan adalah

degenerasi akson dari serabut saraf sensorik dan motorik yang berat dengan

sedikir demielinisasi.

b.  Acute Motor-Axonal Neuropathy $(/'

*erhubungan dengan infeksi saluran cerna C jejuni dan titer antibody

gangliosid meningkat $seperti, )(+, )+a, )+b'. #enderita tipe ini memiliki

gejala klinis motorik dan secara klinis khas untuk tipe demielinisasi dengan

Page 3: LAPORAN PENDAHULUAN GBS

7/17/2019 LAPORAN PENDAHULUAN GBS

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-gbs-568c0d4ab31dd 3/19

asending dan paralysis simetris. (/ dibedakan dengan hasil studi

elektrodiagnostik dimana didapatkan adanya aksonopati motorik. #ada biopsy

menunjukkan degenerasi wallerian li!e" tanpa inflamasi limfositik.

#erbaikannya cepat, disabilitas yang dialami penderita selama lebih kurang +

tahun.

c# Miller $isher Syndrome

:ariasi dari S)* yang umum dan merupakan ; dari semua kasus

)*S. Sindroma ini terdiri dari ataksia, optalmoplegia dan arefleksia. taksia

terlihat pada gaya jalan dan pada batang tubuh dan jarang yang meliputi

ekstremitas. (otorik biasanya tidak terkena. #erbaikan sempurna terjadi

dalam hitungan minggu atau bulan.

d. Chronic %nflammatory &emyelinati'e (olyneuropathy $40#'

40# memiliki gambaran klinik seperti 0#, tetapi perkembangan gejala

neurologinya bersifat kronik. #ada sebagian anak, kelainan motorik lebih

dominant dan kelemahan otot lebih berat pada bagian distal

e# Acute pandysautonomia

<anpa sensorik dan motorik merupakan tipe S)* yang jarang terjadi.

isfungsi dari sistem simpatis dan parasimparis yang berat mengakibatkan

terjadinya hipotensi postural, retensi saluran kemih dan saluran cerna,

anhidrosis, penurunan salias dan lakrimasi dan abnormalitas dari pupil.

3. Etiologi

=tiologi Guillain – Barre Syndrome  sampai saat ini masih belum dapat

diketahui dengan pasti dan masih menjadi bahan perdebatan. <eori yang dianut

sekarang ialah suatu kelainan imunobiologik, baik secara  primary immune

response maupun immune mediated process. #eriode laten antara infeksi dan

gejala  polineuritis memberi dugaan bahwa kemungkinan kelainan yang terdapat

disebabkan oleh suatu respons terhadap reaksi alergi saraf perifer. #ada banyak

kasus, infeksi sebelumnya tidak ditemukan namun terdapat gangguan di medula

spinalis dan medula oblongata $%apardi, 2&&2'.

*eberapa keadaan8 penyakit yang mendahului dan mungkin ada

hubungannya dengan terjadinya )*S, antara lain $%apardi, 2&&2' 5

a. 0nfeksi irus atau bakteri

Page 4: LAPORAN PENDAHULUAN GBS

7/17/2019 LAPORAN PENDAHULUAN GBS

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-gbs-568c0d4ab31dd 4/19

)*S sering sekali berhubungan dengan infeksi akut non spesifik.

0nsidensi kasus )*S yang berkaitan dengan infeksi ini sekitar antara "; -

>&;, yaitu + sampai ! minggu sebelum gejala neurologi timbul seperti infeksi

saluran pernafasan atas atau infeksi gastrointestinal. 0nfeksi akut yang

berhubungan dengan )*S 5

b. :aksinasic. #embedahan, anestesid. #enyakit sistematik, seperti keganasan, Systemic )upus *rythematosus,

tiroiditis, dan penyakit ddisone. ehamilan atau dalam masa nifasf. )angguan endokrin

4. Manifestasi Klinisa. (asa laten

?aktu antara terjadi infeksi atau keadaan prodromal yang mendahuluinya

dan saat timbulnya gejala neurologis. 9amanya masa laten ini berkisar antara

satu sampai 2> hari, rata-rata 7 hari. #ada masa laten ini belum ada gejala

klinis yang timbul.

b. )ejala linis+' elumpuhan

(anifestasi klinis utama adalah kelumpuhan otot-otot ekstremitas tipe

lower motor neurone dari otot-otot ekstremitas, badan dan kadang-kadang

 juga muka. #ada sebagian besar penderita, kelumpuhan dimulai dari keduaekstremitas bawah kemudian menyebar secara asenderen ke badan,

anggota gerak atas dan saraf kranialis. adang-kadang juga bisa keempat

anggota gerak dikenai secara serentak, kemudian menyebar ke badan dan

saraf kranialis. elumpuhan otot-otot ini simetris dan diikuti oleh

hiporefleksia atau arefleksia. *iasanya derajat kelumpuhan otot-otot bagian

proksimal lebih berat dari bagian distal, tetapi dapat juga sama beratnya,

atau bagian distal lebih berat dari bagian proksimal.

2' )angguan sensibilitas

Page 5: LAPORAN PENDAHULUAN GBS

7/17/2019 LAPORAN PENDAHULUAN GBS

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-gbs-568c0d4ab31dd 5/19

#arestesi biasanya lebih jelas pada bagian distal ekstremitas, muka juga

bisa dikenai dengan distribusi sirkumoral. efisit sensoris objektif biasanya

minimal dan sering dengan distribusi seperti pola kaus kaki dan sarung

tangan. Sensibilitas ekstroseptif lebih sering dikenal dari pada sensibilitas

proprioseptif. @asa nyeri otot sering ditemui seperti rasa nyeri setelah suatu

aktifitas fisik.3' Saraf ranialis

Saraf kranialis yang paling sering dikenal adalah /.:00. elumpuhan otot-

otot muka sering dimulai pada satu sisi tapi kemudian segera menjadi

bilateral, sehingga bisa ditemukan berat antara kedua sisi. Semua saraf 

kranialis bisa dikenai kecuali /.0 dan /.:000. iplopia bisa terjadi akibat

terkenanya /.0: atau /.000. *ila /.0A dan /.A terkena akan menyebabkan

gangguan berupa sukar menelan, disfonia dan pada kasus yang berat

menyebabkan kegagalan pernafasan karena paralisis nerus laringeus.!' )angguan fungsi otonom

)angguan fungsi otonom dijumpai pada 2 ; penderita )*S. )angguan

tersebut berupa sinus takikardi atau lebih jarang sinus bradikardi, muka jadi

merah $facial flushing ', hipertensi atau hipotensi yang berfluktuasi,

hilangnya keringat atau episodic profuse diaphoresis. @etensi urin atau

inkontinensia urin jarang dijumpai. )angguan otonom ini jarang yang

menetap lebih dari satu atau dua minggu.' egagalan pernafasan

egagalan pernafasan merupakan komplikasi utama yang dapat berakibat

fatal bila tidak ditangani dengan baik. egagalan pernafasan ini disebabkan

oleh paralisis diafragma dan kelumpuhan otot-otot pernafasan, yang

dijumpai pada +&-33 persen penderita."' #apiledema

adang-kadang dijumpai papiledema, penyebabnya belum diketahui

dengan pasti. iduga karena peninggian kadar protein dalam cairan otot

yang menyebabkan penyumbatan 'illi arachoidales sehingga absorbsicairan otak berkurang.

Page 6: LAPORAN PENDAHULUAN GBS

7/17/2019 LAPORAN PENDAHULUAN GBS

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-gbs-568c0d4ab31dd 6/19

5. Patofisiologi6. =tiologi

7.8. #roses autoimun $merangsang reaksi kekebalan sekunder 

9. pada saraf tepi 8 aktiasi limfosit < dan makrofag'10.

11. 0nfiltrasi sel limfosit dari pembuluh darah kecil pada endo dan epinural

12. (akrofag mensekresi protease13. #enimbunan komplek antigen, antibodi pada pembuluh darah saraf tepi

14.15. (enghancurkan myelin yang mengelilingi akson

16.17. #roses demyelinasi akut syaraf perifer 

18.19. onduksi salsatori tidak terjadi dan tidak ada transmisi impuls syaraf 

20.21. )angguan

fungsi syaraf perifer dan kranial Ansietas22.

23. Guillain Barre Syndrome +GBS,

#rognosis penyakit kurang baik24.25.26. )angguan fungsi )angguan syaraf perifer  

dan neuromuskular isfungsi otonom27. Syaraf kranial 528.29. / 000, 0:, :0 / :00, 0A, A0 #arastesia $kesemutan' dan #aralise lengkap, otot

perna- urang beraksinya sistem

Page 7: LAPORAN PENDAHULUAN GBS

7/17/2019 LAPORAN PENDAHULUAN GBS

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-gbs-568c0d4ab31dd 7/19

30. kelemahan otot kaki, yang nafasan terkena mengakibat-

syaraf simpatis dan parasimpatis31. iplopia )g. @efleks gag8 dapat berkembang ke kan insufisiensi

pernafasan perubahan sensori32.   (enelan ekstremitas atas, batang33. )g. #englihatan tubuh, dan otot wajah #enurunan kemampuan batuk

Bipotensi erusakan34. 0ntake nutrisi kurang peningkatan sekresi mukus

8hipertensi rangsang35. Risiko jat! " elemahan fisik umum, berkemih36.   #i$e%a &g. 't%isi K%ang  paralisis otot wajah Keti$akefektifan <akikardi8

37. $a%i Ke(t!an Pola 'afas *radikardi @etensi 6rin

38.   )(! #enurunan tonus otot Keti$akefektifan erusakan

39. seluruh tubuh, perubahan *e%si!an +alan 'afas rangsang defekasi

40. estetika wajah

41. Bipoksemia Sekresi mukus &g. Eli,inasi -ekal

42. a,(atan Mo(ilitas -isik/ masuk lebih ke Kontiasi"$ia%e

43. Defisit Pe%aatan Di%i  sidosis bawah jalan napas

44. respiratorik

45. resiko tinggi infeksi saluran #neumonia

46. ematian oma )agal nafas napas bawah dan parenkim paru

Page 8: LAPORAN PENDAHULUAN GBS

7/17/2019 LAPORAN PENDAHULUAN GBS

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-gbs-568c0d4ab31dd 8/19

47. Pe,e%iksaan Pennjanga. #emeriksaan Fisik

48. #ada pemeriksaan neurologis ditemukan adanya

kelemahan otot yang bersifat difus dan paralisis. @efleks tendon akan

menurun atau bahkan menghilang. *atuk yang lemah dan aspirasi

mengindikasikan adanya kelemahan pada otot-otot intercostal. <anda

rangsang meningeal seperti perasat kernig dan kaku kuduk mungkin

ditemukan. @efleks patologis seperti refleks *abinsky tidak ditemukan.

b. #emeriksaan laboratorium

49. )ambaran laboratorium yang menonjol adalah peninggian

kadar protein dalam cairan otak $C &, mg;' tanpa diikuti oleh

peninggian jumlah sel dalam cairan otak, hal ini disebut disosiasi sito-albuminik. #eninggian kadar protein dalam cairan otak ini dimulai pada

minggu +-2 dari onset penyakit dan mencapai puncaknya setelah 3-"

minggu. %umlah sel mononuklear D +& sel8mm3. ?alaupun demikian

pada sebagian kecil penderita tidak ditemukan peninggian kadar protein

dalam cairan otak. 0munoglobulin serum bisa meningkat. *isa timbul

hiponatremia pada beberapa penderita yang disebabkan oleh S0B

$Sindroma %napproriate Antidiureti! ormone'.

c. #emeriksaan elektrofisiologi $=()'50. )ambaran elektrodiagnostik yang mendukung diagnosis

)*S adalah kecepatan hantaran saraf motorik dan sensorik melambat.

istal motor retensi memanjang kecepatan hantaran gelombang-f 

melambat, menunjukkan perlambatan pada segmen proksimal dan

radiks saraf. i samping itu untuk mendukung diagnosis pemeriksaan

elektrofisiologis juga berguna untuk menentukan prognosis penyakit 5 bila

ditemukan potensial denerasi menunjukkan bahwa penyembuhan

penyakit lebih lama dan tidak sembuh sempurna.d. #emeriksaan 94S

51. ari pemeriksaan 94S didapatkan adanya kenaikan kadar 

protein $ + – +, g8dl ' tanpa diikuti kenaikan jumlah sel. eadaan ini oleh

)uillain $+7"+' disebut sebagai disosiasi albumin sitologis. #emeriksaan

cairan cerebrospinal pada !> jam pertama penyakit tidak memberikan

hasil apapun juga. enaikan kadar protein biasanya terjadi pada minggu

pertama atau kedua. ebanyakan pemeriksaan 94S pada pasien akan

Page 9: LAPORAN PENDAHULUAN GBS

7/17/2019 LAPORAN PENDAHULUAN GBS

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-gbs-568c0d4ab31dd 9/19

menunjukkan jumlah sel yang kurang dari +&8mm3 $al.uminocytologic 

dissociation'.

e. #emeriksaan (@0

52. #emeriksaan (@0 akan memberikan hasil yang bermakna

 jika dilakukan kira-kira pada hari ke-+3 setelah timbulnya gejala. (@0

akan memperlihatkan gambaran cauda eEuina yang bertambah besar.

Bal ini dapat terlihat pada 7; kasus S)*.

+' #emeriksaan serum 4 biasanya normal atau meningkat sedikit.2' *iopsi otot tidak diperlukan dan biasanya normal pada stadium awal.

#ada stadium lanjut terlihat adanya dener'ation atrophy#53.

54. Penatalaksanaan

55. #ada sebagian besar penderita dapat sembuh sendiri.

#engobatan secara umum bersifat simtomik. (eskipun dikatakan bahwa

penyakit ini dapat sembuh sendiri, perlu dipikirkan waktu perawatan yang

cukup lama dan angka kecacatan $gejala sisa' cukup tinggi sehingga

pengobatan tetap harus diberikan. <ujuan terapi khusus adalah mengurangi

beratnya penyakit dan mempercepat penyembuhan melalui sistem imunitas

$imunoterapi' $%apardi, 2&&2'.

a. Sindrom, )uillain *arre dipertimbangkan sebagai kedaruratan medis

dan pasien diatasi di unit perawatan intensif $%apardi, 2&&2'+' #engaturan jalan napas

56. @espirasi diawasi secara ketat terhadap perubahan

kapasitas ital dan gas darah yang menunjukkan permulaan

kegagalan pernafasan. Setiap ada tanda kegagalan pernafasan

maka penderita harus segera dibantu dengan oksigenasi dan

pernafasan buatan. <rakheotomi harus dikerjakan atau intubasi

penggunaan entilator jika pernafasan buatan diperlukan untuk

waktu yang lama atau resiko terjadinya aspirasi. ?alaupun pasienmasih bernafas spontan, monitoring fungsi respirasi dengan

mengukur kapasitas ital secara regular sangat penting untuk

mengetahui progresiitas penyakit.2' #emantauan =) dan tekanan darah

57. (onitoring yang ketat terhadap tekanan darah dan =)

sangat penting karena gangguan fungsi otonom dapat

mengakibatkan timbulnya hipotensi atau hipertensi yang mendadak

serta gangguan irama jantung. 6ntuk mencegah takikardia dan

Page 10: LAPORAN PENDAHULUAN GBS

7/17/2019 LAPORAN PENDAHULUAN GBS

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-gbs-568c0d4ab31dd 10/19

hipertensi, sebaiknya diobati dengan obat-obatan yang waktu

kerjanya pendek $short-acting', seperti 5 penghambat beta atau

nitroprusid, propanolol. Bipotensi yang disebabkan disotonomi

biasanya membaik dengan pemberian cairan i dan posisi

terlentang $supine'. tropin dapat diberikan untuk menghindari

episode brakikardia selama pengisapan endotrakeal dan terapi fisik.

adang diperlukan pacemaker sementara pada pasien dengan blok

 jantung derajat 2 atau 3.

3' #lasmaparesis

58. #ertukaran plasma $ plasma exchange' yang menyebabkan

reduksi antibiotik ke dalam sirkulasi sementara, dapat digunakan

pada serangan berat dan dapat membatasi keadaan yang

memburuk pada pasien demielinasi. *ermanfaat bila dikerjakan

dalam waktu 3 minggu pertama dari onset penyakit. %umlah plasma

yang dikeluarkan per echange adalah !&-& ml8kg. alam waktu 1-

+! hari dilakukan tiga sampai lima kali echange. #lasmaparesis

atau plasma echange bertujuan untuk mengeluarkan faktor 

autoantibodi yang beredar. lbumin 5 dipakai pada plasmaferesis,

karena #lasma pasien harus diganti dengan suatu substitusi

plasma.

!' #erlu diperhatikan pemberian cairan dan elektrolit terutama natrium

karena penderita sering mengalami retensi airan dan hiponatremi

disebabkan sekresi hormone B berlebihan.' 0leus paralitik terkadang ditemukan terutama pada fase akut

sehingga parenteral nutrisi perlu diberikan pada keadaan ini.b. #erawatan umum

+' (encegah timbulnya luka baring8bed sores dengan perubahan

posisi tidur.

2' Fisioterapi yang teratur dan baik juga penting. Fisioterapi dada

secara teratur untuk mencegah retensi sputum dan kolaps aru.

Segera setelah penyembuhan mulai fase rekonalesen' maka

fisioterapi aktif dimulai untuk melatih dan meningkatkan kekuatan

otot.3' Spint mungkin diperlukan untuk mempertahakan posisi anggota

gerak yang lumpuh,!' ekakuan sendi dicegah dengan gerakan pasif. )erakan pasti pada

kaki yang lumpuh mencegah deep oin thrombosis.

Page 11: LAPORAN PENDAHULUAN GBS

7/17/2019 LAPORAN PENDAHULUAN GBS

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-gbs-568c0d4ab31dd 11/19

' #erawatan kulit, kandung kemih, saluran pencernaan, mulut, faring

dan trakhea."' 0nfeksi paru dan saluran kencing harus segera diobati.1' *ila ada nyeri otot dapat dapat diberikan analgetik.

c. #engobatan+' ortikosteroid

59. Seperti 5 aathioprine, cyclophosphamid

60. ebanyakan penelitian mengatakan bahwa penggunaan

preparat steroid tidak mempunyai nilai8tidak bermanfaat untuk terapi

)*S. #eter melaporkan kemungkinan efek steroid dosis tinggi

intraenous menguntungkan. ilaporkan 3 dari penderita memberi

respon dengan methyl prednisolon sodium succinate intraenous

dan diulang tiap " jam diikuti pemberian prednisone oral 3& mgsetiap " jam setelah !> jam pengobatan intraenous. =fek samping

dari obat-obat ini adalah5 alopecia, muntah, mual dan sakit kepala.

2' #rofilaksis terhadap :< $deep ein thrombosis'

61. #emberian heparin dengan berat molekuler yang rendah

secara subkutan $fractioned 9ow (olecular ?eight Beparin8

fractioned 9(?B' seperti 5 enoaparin, loeno dapat mengurangi

insidens terjadinya tromboembolisme ena secara dramatik, yang

merupakan salah satu keluhan utama dari paralisis ekstremitas.

:< juga dapat dicegah dengan pemakaian kaus kaki tertentu +true

gradient compression hose/ anti   em.olic stoc!ings/ anti-

throm.oem.olic disease +0*&, hose'.

3' #engobatan imunosupresan5a' 0munoglobulin 0:

62. *eberapa peneliti pada tahun +7>> melaporkan pemberian

immunoglobulin atau gamaglobulin pada penderita )*S yang

parah ternyata dapat mempercepat penyembuhannya seperti

halnya plasmapharesis. )amaglobulin $:einoglobulin' diberikan

perintraena dosis tinggi. #engobatan dengan gamma globulin

interena lebih menguntungkan dibandingkan plasmaparesis

karena efek samping8komplikasi lebih ringan tetapi harganya

mahal. osis maintenance &.! gr8kg **8hari selama 3 hari

dilanjutkan dengan dosis maintenance &.! gr8kg **8hari tiap +

hari sampai sembuh. imunoglobulin intraena $0:0) 1s' 5

dipakai untuk memperbaiki aspek klinis dan imunologis dari

Page 12: LAPORAN PENDAHULUAN GBS

7/17/2019 LAPORAN PENDAHULUAN GBS

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-gbs-568c0d4ab31dd 12/19

)*S dan osis dewasa adalah &,! g8kg8hari selama hari

$total 2 g selama hari' dan bila perlu diulang setelah !

minggu. ontraindikasi 0:0g 5 adalah hipersensitiitas terhadap

regimen ini dan defisiensi 0g, antibodi anti 0g=8 0g). <idak ada

interaksi dng obat ini dan sebaiknya tidak diberikan pd

kehamilan.b' Gbat sitotoksik

63. #emberian obat sitoksik yang dianjurkan adalah "

merkaptopurin $"-(#'.64.

65. Ko,likasia. #aralysis yang persistenb. egagalan pernafasan

c. Bipotensi atau hipertensid. <romboembolismee. #neumoniaf. ritmia kardialg. spirasih. @etensi urinaei. #roblem psikiatrik $seperti 5 depresi dan ansietas'.

66.67. As!an Kee%aatan

a. #engkajian+' ktiitas80stirahat

68. )ejala 5 adanya kelemahan dan paralysis secara simetris yang

biasanya dimulai dari ekstremitas bawah dan selanjutnya berkembang

dengan cepat ke arah atas, hilangnya kontrol motorik halus tangan.

<anda 5 kelemahan otot, paralysis plaksid $simetris', cara berjalan tidak

mantap.

2' Sirkulasi

69. <anda 5 perubahan tekanan darah $hipertensi8hipotensi', disritmia,

takikardia8brakikardia, wajah kemerahan, diaforesis.

3' 0ntegritas =go70. )ejala 5 perasaan cemas dan terlalu berkonsentrasi pada masalah

yang dihadapi. <anda 5 tampak takut dan bingung.

!' =liminasi

71. )ejala 5 adanya perubahan pola eliminasi. <anda 5 kelemahan

pada otot-otot abdomen, hilangnya sensasi anal $anus' atau berkemih

dan refleks sfingter.

' (akanan8cairan

Page 13: LAPORAN PENDAHULUAN GBS

7/17/2019 LAPORAN PENDAHULUAN GBS

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-gbs-568c0d4ab31dd 13/19

72. )ejala 5 kesulitan dalam mengunyah dan menelan. <anda 5

gangguan pada refleks menelan atau refleks gag.

"' /eurosensori

73. )ejala5 kebas, kesemutan dimulai dari kaki atau jari-jari kaki dan

terus naik, perubahan rasa terhadap posisi tubuh, ibrasi, sensasi

nyeri, sensasi suhu, perubahan dalam ketajaman penglihatan. <anda 5

hilangnya8menurunnya refleks tendon dalam, hilangnya tonus otot,

adanya masalah dengan keseimbangan, adanya kelemahan pada otot-

otot wajah, terjadi ptoris kelopak mata, kehilangan kemampuan untuk

berbicara.

1' /yeri8kenyamanan

74. )ejala 5 nyeri tekan otot, seperti terbakar, mengganggu, sakit,

nyeri $terutama pada bahu, pelis, pinggang, punggung dan bokong'.

Biposensitif terhadap sentuhan.

>' #ernafasan

75. )ejala 5 kesulitan dalam bernafas. <anda 5 pernafasan perut,

menggunakan otot bantu nafas, apnea, penurunan bunyi nafas,

menurunnya kapasitas ital paru, pucat8sianosis, gangaun refleks

gag8menelan8batuk.

7' eamanan

76. )ejala 5 infeksi irus nonspesifik $seperti 0S#' kira-kira dua

minggu sebelum munculnya tanda serangan, adanya riwayat terkena

herpes oster, sitomegaloirus. <anda 5 suhu tubuh yang berfluktuasi,

penurunan kekuatan8tonus otot, paralysis8parestesia.

Page 14: LAPORAN PENDAHULUAN GBS

7/17/2019 LAPORAN PENDAHULUAN GBS

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-gbs-568c0d4ab31dd 14/19

b. iagnosa eperawatan

c.

/o

d. iagnosa

eperawatan

e. <ujuan dan

riteria Basil

f. 0nterensi g. @asional

h.

+.

i. etidakefe

ktifan bersihan

nafas

berhubungan

dengan

kelemahan8

paralisis otot

pernafasan

 j. Setelah

dilakukan tindakan

keperawatan selama

32! jam diharapkan

 jalan nafas klien

adekuat dengan kriteria

hasil 5

• <idak ada distress

pernafasan

• @@ klien normal

$+"-2! 8menit'

• ) normal

k.

l. (andiri 5+. #antau frekuensi, kedalaman, dan

kesimetrisan pernafasan. 4atat kerja nafas

dan obserasi warna kulit dan membran

mukosa.2. 4atat adanya kelemahan pernapasan selama

berbicara

m.

3. <inggikan kepala tempat tidur $semifowler'

n.

!. =aluasi refleks batuk, refleks gag8menelan

secara periodiko.

. 9akukan penghisapan sekret, catat warna dan

 jumlah sekret

p.

E.

r. olaborasi

". 9akukan pemeriksaan laboratoriums.

u.+. #eningkatan distress pernapasan

menandakan adanya kelelahan pada otot

pernapasan.

.2. 0ndikator yang baik terhadap gangguan

fungsi nafas8 menurunnya kapasitas ital

paru3. (eningkatkan ekspansi paru dan usaha

batuk, menurunkan kerja pernapasan!. =aluasi dilakukan untuk mencegah

aspirasi, infeksi pulmonia, dan gagal

napas. ehilangan kekuatan dan fungsi otot

mengakibatkan ketidakmampuan klien

untuk mempertahankan dan8atau

membersihkan jalan nafas

". (enentukan keefektifan dari entilasi

sekarang dan kebutuhan klien1. (engatasi hipoksia

w.

Page 15: LAPORAN PENDAHULUAN GBS

7/17/2019 LAPORAN PENDAHULUAN GBS

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-gbs-568c0d4ab31dd 15/19

1. *erikan terapi oksigen sesuai indikasi $nasal

kanul, masker oksigen, atau entilator 

mekanik'>. Siapkan untuk mempertahankan inkubasi

entilator mekanik sesuai kebutuhan

t.

7. 9akukan perawatan trakheostomi

.

>. +&-2&; klien yang mengalami gangguan

pernapasan berart i memerlukan

monitoring terus –menerus7. (engcegah infeksi

y.

2.

. Bambatan

mobilitas fisik

berhubungan

dengan

kerusakan

neuromuskular 

aa. Setelah

dilakukan tindakan

keperawatan selama

32! jam diharapkan

klien mampu

mempertahankan

mobilitas fisik tanpa

ada komplikasi dengan

kriteria hasil 5

• <idak ada laporan

kontraktur,

dekubitus• (eningkatkan

kekuatan oto dan

fungsi bagian yang

ab. (andiri+. aji kekuatan motorik dengan menggunakan

skala &-. 9akukan pengkajian secara teratur 2. *erikan posisi yang memberikan kenyamanan

pada klien dan lakukan perubahan posisi

dengan jadwal yang teratur sesuai kebutuhan

indiidu3. Sokong ekstremitas dan persendian dengan

bantal8papan kakiac.

!. 9akukan lat ihan gerak positif. Bindari

latihanaktif selama fase akut

ad.

. *erikan waktu istirahat saat latihan gerak

ae.

af.

aj.+. (enentukan perkembangan8 interensi

selanjutnya2. (enurunkan kelelahan, meningkatkan

relaksasi, menurunkan resiko terjadinya

iskemia8 kerusakan pada kulitak.

3. (empertahankan ekstremitas dalam

posisi fisiologis, mencegah kontraktur, dan

kehilangan fungsi sendi!. (enstimulasi sirkulasi, meningkatkan

tonus otot, dan meningkatkan mobilisasi

sendi

. #enggunaan otot secara berlebihan dapat

meningkatkan waktu yang diperlukan

untuk remielinisasi karena dapat

Page 16: LAPORAN PENDAHULUAN GBS

7/17/2019 LAPORAN PENDAHULUAN GBS

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-gbs-568c0d4ab31dd 16/19

sakit

• (endemonstrasikan

teknik8perilaku yang

diinginkan sesuai

kemampuannya

ag.

". njurkan untuk melatih gerak secara bertahapah.

1. *erikan lubrikasi8minyak artifisial sesuai

kebutuhan

ai. olaborasi

>. onfirmasikan dengan bagian terapi

fisik8fisioterapi

memperpanjang waktu penyembuhan". (eningkatkan fungsi organ normal dan

memiliki efek psikologis positif 1. (encegah kekeringan dari jaringan tubuh

yang halusal.

>. *ermanffat dalam menciptakan kekuatan

otot

am.

3.

an. nsietas

berhubungan

dengan

perubahan dalam

status kesehatan

dan kurang

informasi

ao. Setelah

dilakukan tindakan

keperawatan selama

22! jam diharapkan

kecemasan klien dan

keluarga tentang

penyakit berkurang

dengan kriteria hasil 5

• (enerima dan

mendiskusikan rasa

takut

• (engungkapkan

pengetahuan yang

akurat tentang

ap. (andiri+. <empatkan pasien dekat dengan ruang

perawat, periksa pasien secara teratur.2. *erikan bentuk komunikasi alternatif jika

diperlukan3. iskusikan adanya perubahan citra diri,

ketakutan akan hilangnya kemampuan yang

menetap, kehilangan fungsi, kematian

masalah mengenai kebutuhan penyembuhan.!. *erikan penjelasan singkat mengenai

perawatan, rencana perawatan dengan orang

terdekat.

aE.

ar.+. (emberikan keyakinan bahwa bantuan

segera dapat diberikan.2. (enurunkan perasaan tidak berdaya dan

perasaan terisolasi.3. (embawa perasaan takut secara terbuka,

memberikan kesempatan untuk mengkaji

persepsi8informasi yang salah dari pasien

dan memberikan pemecahan masalah.!. #emahaman yang baik dapat

meningkatkan kerja sama pasien dalam

kebutuhan akan melakukan aktiitas.

#elibatan pasien dan orang terdekat

dapat mempertahankan beberapa

perasaan kontrol yang akan

Page 17: LAPORAN PENDAHULUAN GBS

7/17/2019 LAPORAN PENDAHULUAN GBS

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-gbs-568c0d4ab31dd 17/19

situasi.

• <ampak rileks dan

melaporkan

ansietas berkurang

sampai tingkat

dapat diatasi.

meningkatkan harga diri

as.

at.au.a.

Page 18: LAPORAN PENDAHULUAN GBS

7/17/2019 LAPORAN PENDAHULUAN GBS

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-gbs-568c0d4ab31dd 18/19

a.Dafta% Pstaka

a.

1# oengoes, (arilynn =. +777. 2encana Asuhan 3eperawatan4 (edoman

untu! (erencanaan dan (endo!umentasian (erawatan (asien# =d. 3.

%akarta5 =)4.2. 0srar, Hayan khyar, %uraita, dan @ahmat *.S. 2&&7. Sindroma Guillain

Barre. Fakultas edokteran 6nersitas @iau #ekanbaru.3. %apardi, 0skandar. 2&&2. Sindrom Guillain Barre. Fakultas edokteran *agian

*edah 6niersitas Sumatera 6tara.!. %urnal 0katan Fisioterapi 0ndonesia. 2&&1. $isioterapi Guillain Barre

Syndrome. %akarta 5 0katan Fisioterapi 0ndonesia.. 9ewis @. Chronic %nflammatory &emyelinating (olyradiculoneuropathy .

 A'aila.le from 5 6@9 5 http588emedicine.medscape.com8article8++127"-oeriew. Idiakses tanggal 3 %uni 2&+!J. )ast update K 2&&7.

". #rice, . Sylia. 2&&". (atofisiologi 3onsep 5ol 6 . %akarta 5 =)4.1. Smelter, Suanne 4. 2&&2. Bu!u Ajar 3eperawatan Medi!al Bedah Brunner 

7 Suddarth# =d. >. %akarta5 =)4.ay.a.ba.bb.bc.bd.

be.bf.bg.bh.bi.bj.bk.bl.bm.bn.bo.bp.

(.

(%. APRA' PE'DAA'

bs. GUILLAIN BARRE SYNDROME 

(GBS)” 

(t.

Page 19: LAPORAN PENDAHULUAN GBS

7/17/2019 LAPORAN PENDAHULUAN GBS

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-gbs-568c0d4ab31dd 19/19

bu.

b.

bw.

b.

by.

b.

ca.

cb.

cc.

cd.

ce.

cf.

cg.

#!.le! :

#i. A'&&; <=;)A

#j. 105070203111003

#k.

#l.

#,.

#n.

#o. +R>A' ;M KEPERA=A)A'

#. -AK)A> KEDK)ERA' '?ER>;)A>

*RA=;+A<A MAA'&

cq. 2014