LAPORAN KASUS LBP lina.docx
-
Upload
ummu-tsabbit -
Category
Documents
-
view
279 -
download
11
Transcript of LAPORAN KASUS LBP lina.docx
LAPORAN KASUS
LOW BACK PAIN (LBP)
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Salah Satu Syarat
Dalam Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter
Bagian Ilmu Penyakit Syaraf
Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang
Disusun oleh:
Lina Fathonah
H2A009029
Pembimbing:
dr. Noorjanah Pujiastuti, Sp.S
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
SEMARANG
2013
STATUS MAHASISWA
KEPANITRAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SYARAF
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TUGUREJO SEMARANG
Kasus : Low Back Pain
Nama Mahasiswa : Lina Fathonah
NIM : H2A009029
I. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Ny. S
Umur : 45 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Menikah
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Pekerjaan : Penjual Bubur
Alamat : Wonoharjo RT 02/XI Kembangarum, Semarang Barat
Dikirim oleh : IGD
No CM : 12 85 04
Dirawat di ruang : Anggrek 104
Tanggal masuk RS : 2 Desember 2013
Semarang, 4 Desember 2013 Pembimbing Klinik
dr. Noojanah Pujiastuti, Sp.SII. DAFTAR MASALAH
Masalah Aktif
1. Nyeri pada pinggal menjalar hingga kaki kanan
Masalah Pasif
--
III. PEMERIKSAAN SUBYEKTIF
ANAMNESIS
Diperoleh dari Autoanamnesa dengan pasien pada hari selasa tanggal 3
Desember 2013 di bangsal Anggrek.
1. Keluhan utama : Nyeri pinggang yang menjalar ke tungkai kanan
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Onset : ± 2 bulan SMRS pinggal nyeri menjalar ke tungkai
kanan saat dibuat berjalan jauh, duduk terlalu lama dan
membungkuk.
Lokasi : pinggang sampai tungkai kanan
Kualitas : Nyeri dirasakan menjalar dari pinggang sampai
tungkai kanan. Terasa sangat sakit, panas dan cekot-
cekot sehingga tidak bisa berjalan.
Kuantitas : Nyeri pinggang menjalar ke tungkai kanan dirasakan
terus menerus semakin lama semakin berat. ADL
terganggu, pasien menggunakan alat bantu untuk
berjalan.
Kronologis :
± 2 bulan SMRS pasien sering mengalami nyeri pinggang menjalar ke
tungkau kanan. Awalnya nyeri tidak begitu mengganggu. Nyeri hanya
dirasakan saat berjalan jauh dan lama duduk. Lama kelamaan nyeri
dirasa sangat hebat, terasa panas dan cekot-cekot. Nyeri bertambah
berat saat pasien berubah posisi dari duduk ke posisi akan jalan. Setiap
berjalan sekitar 10 menit, kaki terasa nyeri, disertai kesemutan hingga
kaki kanan. Pasien sudah berobat ke tiga dokter di perusahaan tempat
suami pasien bekerja, namun keluhan tidak kunjung membaik. Pasien
sering mengangkat beban berat. Riwayat terjatuh disangkal pasien.
± 7 hari SMRS pasien nyeri pinggang semakin hebat sehingga pasien
tidak bisa berjalan tanpa alat bantu. Pasien sudah mencoba untuk
memijatkan pinggangnya namun tidak ada perubahan. Lalu pasien
periksa ke RSUD Tugurejo untuk mendapatkan penanganan lebih
lanjut.
Faktor yang memperberat : saat beraktifitas.
Faktor yang memperingan : saat istirahat
Gejala penyerta : kesemutan (+), sulit tidur, BAK dan
BAB lancar
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat sakit seperti ini : disangkal
Riwayat Hipertensi : disangkal
Riwayat Diabetes Melitus : disangkal
Riwayat Trauma :disangkal
Riwayat mengangkat beban berat :diakui
Riwayat penyakit ginjal : disangkal
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan atau sakit yang serupa
Riwayat hipertensi pada keluarga disangkal
Riwayat keluarga dengan Diabetes Melitus disangkal
5. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien bekerja sebagai penjual bubur keliling, biasanya saat berjualan
pasien mengajak anaknya dan menggendongnya. Biaya perawatan rumah
sakit di tanggung oleh Jamkesmas.
Kesan ekonomi kurang.
IV. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan dilakukan tanggal 2 Desember 2013 pukul 15.00
Keadaan umum : Baik
VAS : 5-6
BB : 58
TB : 168
Status gizi : normal (20.58)
Vital sign
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 86 kali/menit
RR : 16
T : 36,3 oC
Status Internus
Thorax
Cor
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba namun tidak kuat angkat, thrill (-), pulsus
epigastrium (-), pulsus parasternal (-), sternal lift (-)
Perkusi :
- batas atas : ICS II lin.parasternal sinistra
- pinggang jantung : ICS III parasternal sinsitra
- batas kanan bawah : ICS V lin.sternalis dextra.
- bataskiri bawah : ICS VI2 cm ke arah medial midclavikula sinistra
konfigurasi jantung Normal
Auskultasi : reguler
Suara jantung murni : SI,SII (normal) reguler.
Suara jantung tambahan gallop (-), murmur (-) SIII (-), SIV
(-)
Pulmo :
Inspeksi :Bentuk dada dan gerak nafas simetris saat statis dan
dinamis.
Palpasi :NT (-), massa (-), gerak nafas teraba simetris
saat statis dandinamis, vokal fremitus normal
Perkusi :Sonor pada kedua hemithorax.
Auskultasi : Vesikular simetris pada kedua hemithorax, Rh -/-, Wh
-/-
Abdomen
Inspeksi : Permukaan datar, warna sama seperti kulit di sekitar,
ikterik (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : timpani seluruh regio abdomen, ascites (-),
Tidak terdapat nyeri ketok ginjal dextra/sinistra
Palpasi : nyeri tekan epigastrum (-), hepar tidak nyeri tekan, konsistensi
normal, tidak ada massa, permukaan halus. Lien dan ginjal
tidak teraba.
Status Neurologik
Kesadaran : compos mentis
Kuantitatif : GCS 15, (E4 V5 M6)
Kualitatif : tingkah laku : sesuai mood
Perasaan hati : baik
Orientasi : tempat : baik
Waktu : baik
Orang : baik
Jalan pikiran : baik
Kecerdasan : baik
Daya ingat baru : baik
daya ingat lama : baik
Kemampuan bicara : baik tidak ada disorientasi
Sikap tubuh : baik
Cara berjalan : baik
Gerakan abnormal : tidak ada
Kepala : bentuk mesosefal, nyeri tekan (-)
Mata : konjungtiva anemis (-)/(-) , Sklera Ikterik(-)/(-) ,
reflek cahaya (+)/(+), edem palpebra (-)/(-), pupil
isokor 2,5 mm/2,5 mm
Hidung : nafas cuping (-) , deformitas (-) , secret (-)
Telinga : serumen ( -) , nyeri mastoid (-) , nyeri tragus (-)
Mulut : lembab (-) , sianosis (-)
Leher : pembesaran limfonodi (-)/(-), pembesaran tiroid (-)/(-), JVP
N/N, Deviasi (-), gerakan (N), kaku kuduk (-), Pulsasi teraba
(N), bising karotis (-)/(-), Bising subklavia (-/-)
Tes nafsiger : tidak dilakukan
Tes Brudzinski : tidak dilakukan
Tes valsava : (-)
Nervi Cranialis
N I. (OLFAKTORIUS)
Daya pembau : normosmia/ normosmia
N II. (OPTIKUS)
Kanan Kiri
Daya penglihatan baik baik
Pengenalan warna (+) (+)
Medan penglihatan = pemeriksa = pemeriksa
Kanan Kiri
Fundus okuli tidak dilakukan tidak dilakukan
Pupil isokor isokor
R.cahaya (+) R.cahaya (+)
Retina tidak diperiksa tidak diperiksa
Perdarahan (-) (-)
N III. (OKULOMOTORIUS)
Kanan kiri
Ptosis (-) (-)
Gerak mata ke atas (+)N (+)N
Gerak mata ke bawah N N
Gerak mata media N N
Ukuran pupil 2,5 mm 2,5 mm
Bentuk pupil bulat bulat
Reflek cahaya langsung (+) (+)
Reflek cahaya konsensual (+) (+)
R. akomodasi (+) (+)
Strabismus divergen (-) (-)
Diplopia (-) (-)
N IV. (TROKHLEARIS)
Kanan kiri
Gerak mata lateral bawah N N
Strabismus konvergen (-) (-)
Diplopia (-) (-)
N V. (TRIGEMINUS)
Kanan Kiri
Reflek kornea (+) (+)
Menggigit normal normal
Membuka mulut normal normal
Sensibilitas muka atas (+) (+)
Sensibilitas muka tengah (+) (+)
Sensibilitas muka bawah (+) (+)
Reflek bersin normal normal
Reflek masseter normal normal
Reflek zigomatikus normal normal
Trismus (-) (-)
N VI. (ABDUSEN)
Kanan kiri
Gerak mata ke lateral normal normal
Strabismus konvergen (-) (-)
Diplopia (-) (-)
N VII. (FASIALIS)
Kanan Kiri
Mengerutkan dahi (+) (+)
Kerutan kulit dahi (+) (+)
Mengerutkan alis (+) (+)
Kedipan mata (+) (+)
Menutup mata (+) (+)
Lakrimasi (-) (-)
Lipatan naso-labial (+) (+)
tik fasial (-) (-)
Sudut mulut simetris simetris
Meringis simetris simetris
N VIII. (AKUSTIKUS)
Kanan kiri
Mendengar suara berbisik (+) (+)
Mendengar detik arloji (+) (+)
Tes Rinne tidak dilakukan tidak dilakukan
Tes Weber tidak dilakukan tidak dilakukan
Tes Swabach tidak dilakukan tidak dilakukan
N IX. (GLOSOFARINGEUS)
Kanan kiri
Sengau (-) (-)
Daya kecap 1/3 belakang (+) (+)
Arkus faring simetris simetris
Tersedak (-) (-)
Reflek muntah tidak dilakukan tidak dilakukan
N X. (VAGUS)
Kanan Kiri
Arkus faring simetris simetris
Daya kecap 1/3 belakang (+) (+)
Bersuara (+) (+)
Menelan (+) (+)
N XI. (AKSESORIUS)
Kanan Kiri
Memalingkan kepala (+) (+)
Mengangkat bahu (+) (+)
Sikap bahu simetris simetris
trofi otot bahu eutrofi eutrofi
N XII. (HIPOGLOSUS)
Kanan Kiri
Menjulurkan lidah (+) (+)
Sikap lidah simetris simetris
Tremor lidah (-) (-)
Kekuatan lidah normal normal
Trofi otot lidah (-) (-)
Fasikulasi lidah (-) (-)
Artikulasi jelas jelas
BADAN
Trofi otot punggung : (-)
Trofi otot dada : (-)
Nyeri membungkukkan badan : (+)
Palpasi dinding perut : NT (-)
Vertebra : baik
Sensibilitas : dalam batas normal
ANGGOTA GERAK ATAS
Kanan Kiri
Inspeksi:
Drop hand (-) (-)
Kontraktur (-) (-)
Warna kulit (-) (-)
Palpasi
Lengan atas dbn dbn
Lengan bawah dbn dbn
Gerakan dbn dbn
Kekuatan 5.5.5 5.5.5
Trofi eutrofi eutrofi
Sensibilitas (+) (+)
Nyeri (+) (+)
Posisi dbn dbn
Bisep Trisep radius ulna
Reflek fisiologik (+)/(+) (+)/(+) (+)/(+) (+)/(+)
Perluasan reflek (-)/(-) (-)/(-) (-)/(-) (-)/(-)
ANGGOTA GERAK BAWAH
Kanan Kiri
Inspeksi:
Warna kulit sawo matang sawo matang
Drop foot (-) (-)
Kontraktur (-) (-)
Palpasi:
udem (-) (-)
Tungkai atas Tungkai bawah
Kanan kiri kanan kiri
Gerakan (+) (+) (+) (+)
Kekuatan 5 5 5 5
Tonus (+) (+) (+) (+)
Trofi eutrofi eutrofi eutrofi eutrofi
Sensibilitas (+) (+) (+) (+)
Nyeri (+) (+) (+) (+)
Posisi dbn dbn dbn dbn
Patella Achiles
Kanan Kiri Kanan Kiri
Reflek fisiologis (+) (+) (+) (+)
Kanan Kiri
Reflek Patologis
Babinski (-) (-)
Chaddock (-) (-)
Oppenheim (-) (-)
Gordon (-) (-)
Gonda (-) (-)
Bing (-) (-)
Rossolimo (-) (-)
Mendel-Becterew (-) (-)
Tes Hofman Trommer (-) (-)
klonus kaki (-) (-)
Pemeriksaan tambahan :
Tes Lasegue <700 >700
Tes Bragard (+) (-)
Tes Sikard (+) (-)
Tes Brudzinski (-) (-)
Tes patrik (-) (-)
Tes kontra patrik (-) (-)
Tes Kernig (-) (-)
KOORDINASI LANGKAH DAN KESEIMBANGAN
Cara berjalan
Tes Romberg : tidak dilakukan
Disdiadokhokinesis : tidak dilakukan
Robound fenomen : tidak dilakukan
Nistagmus : tidak dilakukan
Dismetri : tes telunjuk –hidung : tidak dilakukan
Tes telunjuk –telunjuk : tidak dilakukan
Tes hidung –telunjuk –hidung: tidak dilakukan
FUNGSI VEGETATIF
Miksi : inkontinentia urin (-), retensio urin (-), anuria (-), poliuria (-)
Defekasi: inkontinentia alvi (-), retensio alvi (-)
RESUME
Ny. S, 45 tahun bekerja sebagai penjual bubur, datang dengan keluhan nyeri menjalar
di pinggang menjalar ke tungkai kanan. ± 2 bulan SMRS pasien sering mengalami.
Awalnya nyeri tidak begitu mengganggu. Nyeri hanya dirasakan saat berjalan jauh
dan lama duduk. Lama kelamaan nyeri dirasa sangat hebat, terasa panas dan cekot-
cekot. Nyeri bertambah berat saat pasien berubah posisi dari duduk ke posisi akan
jalan. Setiap berjalan sekitar 10 menit, kaki terasa nyeri, disertai kesemutan hingga
kaki kanan. Pasien sudah berobat ke tiga dokter di perusahaan tempat suami pasien
bekerja, namun keluhan tidak kunjung membaik.
± 7 hari SMRS pasien nyeri pinggang semakin hebat sehingga pasien tidak bisa
berjalan tanpa alat bantu. Pasien sudah mencoba untuk memijatkan pinggangnya
namun tidak ada perubahan. Lalu pasien periksa ke RSUD Tugurejo untuk
mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Dari pemeriksaan fisik ditemukan : VAS : 5-6, TD : 120/80 mmHg, HR : 86 x/menit,
RR : 16x/menit, T : 36,7 0C. Status generalisata dalam batas normal, Status
neurologi : nn. Cranialis dalam batas normal, motorik dalam batas normal, RF dalam
batas normal, RP dalam batas normal, Tes Lasegue < 700/ > 700, Tes Bragard +/- ,
Sikard +/-. Sensibilitas dalam batas normal. Vegetatif dalam batas normal.
DIAGNOSIS BANDING
Hernia Nukleus Pulposus
Spondilosis
DIAGNOSIS AKHIR
Diagnosis Klinik : ischialgia dextra
Diagnosis Topik : Nervus ischiadicus dextra
Diagnosis Etiologik : Low Back Pain suspec spondilogenik
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Usul : Laboratorium darah GDS I/2, profilipit dan asam urat
X-foto polos lumbosacral Ap Lateral
PENATALAKSANAAN
Medikamentosa :
Kortikosteroid :
NSAID :
- Golongan arilalkanoat : Na. Declofenac
- Golongan profen/ asam 2-arilpropionat : ketorolac
- Golongan asam fenamat : asam mefenamat
- Golongan salisilat : aspirin
Muscle relaxan : diazepam
Neurotropik : B1B6B12
Antagonis histamin 2 : Ranitidin
Non-medikamentosa :
Tirah baring
Fisioterapi
Edukasi :
- Hindari mengangkat beban berat, membungkukan badan dengan cepat dan
aktivitas berat.
- Gunakan ortose (korset) untuk mempercepat pemulihan dan mencegah
timbulnya kembali LBP, jangan duduk terlalu lama, sering berolah raga.
- Minum obat teratur dan istirahat cukup.
PROGNOSIS
Death : ad bonam
Disease : dubia ad bonam
Disability : dubia ad bonam
Discomfort : dubia ad bonam
Dissatisfaction: dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
LOW BACK PAIN
Low back pain (LBP) atau nyeri punggung bawah termasuk salah satu dari
gangguan muskuloskeletal, gangguan psikologis dan akibat dari mobilisasi yang
salah. LBP menyebabkan timbulnya rasa pegal, linu, ngilu, atau tidak enak pada
daerah lumbal berikut sakrum. LBP diklasifikasikan kedalam 2 kelompok, yaitu
kronik dan akut. LBP akut akan terjadi dalam waktu kurang dari 12 minggu.
Sedangkan LBP kronik terjadi dalam waktu 3 bulan. Yang termasuk dalam faktor
resiko LBP adalah umur, jenis kelamin, faktor indeks massa tubuh yang meliputi
berat badan, tinggi badan pekerjaan, dan aktivitas / olahraga.1
PATOFISIOLOGI
Pinggang merupakan pengemban tubuh dari toraks sampai perut. Sokoguru
bagian belakang tersebut terdiri dari lumbal dan tulang belakang pada umumnya.
Tiap ruas tulang belakang berikut diskus intervertebralis sepanjang kolumna
vertebralis merupakan satuan anatomik dan fisiologik. Bagian depan berupa korpus
vertebralis dan diskus intervertebralis yang berfungsi sebagai pengemban yang kuat
dan tahan terhadap tekanan-tekanan menurut porosnya. Berfungsi sebagai penahan
tekanan adalah nukleus pulposus. Dalam keseluruhan tulang belakang terdapat
kanalis vertebralis yang didalamnya terdapat medula spinalis yang membujur ke
bawah sampai L2. Melalui foramen intervertebralis setiap segmen medula spinalis
menjulurkan radiks dorsalis dan ventralisnya ke periferi. Di tingkat servikal dan
torakal, berkas serabut tepi itu menuju ke foramen tersebut secara horizontal. Namun
di daerah lumbal dan sakrum berjalan secara curam ke bawah dahulu sebelum tiba di
tingkat foramen intervertebralis yang bersangkutan. Hal tersebut dikarenakan medula
spinalis membujur hanya sampai L 2 saja.Otot-otot yang terdapat di sekeliling tulang
belakang mempunyai origo dan insersio pada prosesus transversus atau prosesus
spinosus. Stabilitas kolumna vertebrale dijamin oleh ligamenta secara pasif dan
secara aktif oleh otot-otot tersebut. Ujung-ujung serabut penghantar impuls nyeri
terdapat di ligamenta, otot-otot, periostium, lapisan luar anulus fibrosus dan sinovia
artikulus posterior.3
ETIOLOGI
Etiologi low back pain dapat dihubungkan dengan hal-hal sebagai berikut :
1. Proses degeneratif, meliputi: spondilosis, HNP, stenosis spinalis, osteoartritis.
Perubahan degeneratif pada vertebrata lumbosakralis dapat terjadi pada korpus
vertebrae berikut arkus dan prosessus artikularis serta ligamenta yang
menghubungkan bagian-bagian ruas tulang belakang satu dengan yang lain. Dulu
proses ini dikenal sebagai osteoartrosis deforman, tapi kini dinamakan spondilosis.
Perubahan degeneratif ini juga dapat menyerang anulus fibrosis diskus
intervertebralis yang bila tersobek dapat disusul dengan protusio diskus
intervertebralis yang akhirnya menimbulkan hernia nukleus pulposus (HNP).
Unsur tulang belakang lain yang sering dilanda proses degeneratif ini adalah
kartilago artikularis yang dikenal sebagai osteoartritis.
2. Penyakit Inflamasi
LBP akibat inflamasi terbagi 2 yaitu artritis rematoid yang sering timbul sebagai
penyakit akut dengan ciri persendian keempat anggota gerak terkena secara
serentak atau selisih beberapa hari/minggu, dan yang kedua adalah pada spondilitis
angkilopoetika, dengan keluhan sakit punggung dan sakit pinggang yang sifatnya
pegal-kaku dan pada waktu dingin dan sembab linu dan ngilu dirasakan.
3. Osteoporotik
Sakit pinggang pada orang tua dan jompo, terutama kaum wanita, seringkali
disebabkan oleh osteoporosis. Sakit bersifat pegal, tajam atau radikular.bab linu
dan ngilu dirasakan.
4. Kelainan Kongenital
Anomali kongenital yang diperlihatkan oleh foto rontgen polos dari vertebrae
lumbosakralis sering dianggap sebagai penyebab LBP meskipun tidak selamanya
benar. Contohnya adalah lumbalisasi atau adanya 6 bukan 5 korpus vertebrae
lumbalis merupakan variasi anatomik yang tidak mengandung arti patologik.
Demikian pula pada sakralisasi, yaitu adanya 4 bukan 5 korpus vertebrae lumbalis.
5. Gangguan Sirkulatorik
Aneurisma aorta abdominalis dapat membangkitkan LBP yang hebat dan dapat
menyerupai sprung back atau HNP. Gangguan sirkulatorik yang lain adalah
trombosis aorta terminalis yang perlu mendapat perhatian karena mudah
didiagnosa sebagai HNP. Gejalanya disebut sindrom Lerichie. Nyeri dapat
menjalar sampai bokong, belakang paha dan tungkai kedua sisi.3
6. Tumor
Dapat disebabkan oleh tumor jinak seperti osteoma, penyakit Paget,
osteoblastoma, hemangioma, neurinoma,meningioma. Atau tumor ganas yang
primer seperti myeloma multipel maupun sekunder seperti macam-macam
metastasis.
7. Toksik
Keracunan logam berat, misalnya radium.
8. Infeksi
Akut disebabkan oleh kuman piogenik (stafilokokus, streptokokus) dan kronik
contohnya pada spondilitis tuberkulosis (penyakit Pott), jamur, osteomielitis
kronik.
9. Problem Psikoneurotik
Histeria atau depresi, malingering, LBP kompensatorik. LBP yang tidak
mempunyai dasar organik dan tidak sesuai dengan kerusakan jaringan atau batas-
batas anatomis.4
MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis LBP berbeda-beda sesuai dengan etiologinya masing-masing
seperti beberapa contoh dibawah ini :
1. LBP akibat sikap yang salah
• Sering dikeluhkan sebagai rasa pegal yang panas pada pinggang, kaku dan tidak
enak namun lokasi tidak jelas.
• Pemeriksaan fisik menunjukkan otot-otot paraspinal agak spastik di daerah
lumbal, namun motalitas tulang belakang bagian lumbal masih sempurna,
walaupun hiperfleksi dan hiperekstensi dapat menimbulkan perasaan tidak enak
• Lordosis yang menonjol
• Tidak ditemukan gangguan sensibilitas, motorik, dan refleks pada tendon
• Foto rontgen lumbosakral tidak memperlihatkan kelainan yang relevan.2
2. Pada Herniasi Diskus Lumbal
• Nyeri punggung yang onsetnya perlahan-lahan, bersifat tumpul atau terasa tidak
enak, sering intermiten, wala kadang onsetnya mendadak dan berat.
• Diperhebat oleh aktivitas atau pengerahan tenaga serta mengedan, batuk atau
bersin.
• Menghilang bila berbaring pada sisi yang tidak terkena dengan tungkai yang
sakit difleksikan.
• Sering terdapat spasme refleks otot-otot paravertebrata yang menyebabkan
nyeri sehingga membuat pasien tidak dapat berdiri tegak secara penuh.
• Setelah periode tertentu timbul skiatika atau iskialgia.
3. LBP pada Spondilosis
• Kompresi radiks sulit dibedakan dengan yang disebabkan oleh protrusi diskus,
walaupun nyeri biasanya kurang menonjol pada spondilisis
• Dapat muncul distesia tanpa nyeri pada daerah distribusi radiks yang terkena
• Dapat disertai kelumpuhan otot dan gangguan refleks
• Terjadi pembentukan osteofit pada bagian sentral dari korpus vertebra yang
menekan medula spinalis
• Kauda ekuina dapat terkena kompresi pada daerah lumbal bila terdapat stenosis
kanal lumbal.
4. LBP pada Spondilitis Tuberkulosis
• Terdapat gejala klasik tuberkulosis seperti penurunan berat badan, keringa
malam, demam subfebris, kakeksia. Gejala ini sering tidak menonjol.
• Pada lokasi infeksi sering ditemukan nyeri vertebra/lokal dan menghilang bila
istirahat.
• Gejala dan tanda kompresi radiks atau medula spinalis terjadi pada 20% kasus
(akibat abses dingin)
• Onset penyakit dapat gradual atau mendadak (akibat kolaps vertebra dan
kifosis)
• Diawali nyeri radikular yang mengelilingi dada atau perut, diikuti paraparesis
yang lambat laun makin memberat, spastisitas, klonus, hiperrefleksia dan
refleks Babinsky bilateral. Dapat ditemukan deformitas dan nyeri ketok tulang
vertebra.
• Penekanan mulai dari bagian anterior sehingga gejala klinis yang muncul
terutama gangguan motorik.
5. LPB pada Spondilitis Ankilopoetika
• Biasanya dirasakan pada usia 20 tahun.
• Tidak hilang dengan istirahat dan tidak diperberat oleh gerakan.
• Pemeriksaan fisik menunjukkan pembatasan gerakan di sendi sakrolumbal dan
seluruh tulang belakang lumbal.
• Laju endap darah meninggi.
• Terjadi osifikasi ligamenta interspinosa.5
PEMERIKSAAN
1. Riwayat penyakit dengan perhatian khusus pada lokasi dan penjalaran nyeri,
posisi tubuh yang menimbulkan atau memperberat nyeri, trauma, ligitasi
(medikolegal), obat-obat penghilang nyeri yang dipakai dan jumlah yang
dibutuhkan, kemungkinan keganasan.
2. Pemeriksaan fisis, dengan perhatian khusus pada tanda-tanda infeksi sistemis,
tanda-tanda keganasan yang tersembunyi, nyeri tekan lokal atau pada insisura
iskiatika, spasme otot, ruang lingkup gerakan, tes angkat tungkai lurus (Laseque),
dan pemeriksan rektum (tonus sfingter dan prostat).
3. Pemeriksaan neurologis, dengan perhatian khusus pada afek dan alam perasaan,
kelemahan otot, atrofi, atau fasikulasi, defisit sensorik termasuk perineum,
refleks (tendon dalam, abdominal, anal, kremaster).
4. Pemeriksaan laboratorium yaitu foto rontgen polos (posterior, lateral, oblik)
hitung darah lengkap dan laju endap darah, serum : kreatinin, kalsium, fosfat,
alkali fosfatase, asam urat, fosfatase asam (pria), gula darah puasa.
5. Pemeriksaan khusus (misalnya sken tulang, gula darah 2-jam postprandial, sken
magnetik resonan, sken tomografik, mielografi) bergantung pada hasil
pemeriksaan rutin di atas.5
PENATALAKSANAAN
Nyeri pinggang dapat diatasi dengan pemberian obat-obatan, istirahat dan
modalitas. Pemberian obat anti inflamasi non steroid (OAINS) diperlukan untuk
jangka waktu pendek disertai dengan penjelasan kemungkinan efek samping dan
interaksi obat. Tidak dianjurkan penggunaan muscle relaxan karena memiliki efek
depresan. Namun pada pasien dengan depresi premorbid atau timbul depresi akibat
rasa nyeri, penggunaan anti depresan dianjurkan. Untuk pengobatan simptomatis
lainnya, kadang memerlukan campuran antara obat analgesik, antiinflamasi,OAINS,
dan penenang.Istirahat secara umum atau lokal banyak memberikan manfaat. Tirah
baring pada alas keras dimaksudkan untuk mencegah melengkungnya tulang
punggung. Modalitas dapat berupa kompres es, semprotan etil klorida, dan
fluorimetan. Tidak semua nyeri dapat diatasi dengan cara-cara di atas. Terkadang
diperlukan tindakan injeksi anestetik atau antiinflamasi steroid pada tempat-tempat
seperti pada faset, radiks saraf, epidural, intradural. Bahkan untuk beberapa kasus
LBP dibutuhkan pembedahan. Setelah fase akut teratasi dilakukan beberapa
pencegahan kekambuhan diantaranya pelatihan peregangan dan pemakaian korset
atau braching.3
DAFTAR PUSTAKA
1. Idyan, Zamna., 2007. Hubungan Lama Duduk Saat Perkuliahan Dengan Keluhan
Low Back Pain. Available from : http://www.innappni.or.id/index.php?
name=News&file=article&sid=130
2. Sidharta, Priguna., 2004. Sakit Pinggang. In: Neurologi Klinis Dalam Praktik
Umum,edisi III, cetakan kelima. Jakarta : PT Dian Rakyat. 203-205
3. Adelia, Rizma., 2007. Nyeri Pinggang/Low Back Pain. Available from:
http://www.fkunsri.wordpress.com/2007/09/01/nyeri-pinggang-low-back-pain/
4. Nuarta, Bagus., 1989. Beberapa Segi Klinik dan Penatalaksanaan Nyeri Pinggang
Bawah. Available from: http://www.kalbe.co.id
5. Mansjoer, Arif, et all., 2007. Ilmu Penyakit Saraf. In: Kapita Selekta Kedokteran,
edisi III, jilid kedua, cetakan keenam. Jakarta : Media Aesculapius. 54-59