Kasus Penyakit Akibat Kerja Lbp- Okupasi
Transcript of Kasus Penyakit Akibat Kerja Lbp- Okupasi
-
8/19/2019 Kasus Penyakit Akibat Kerja Lbp- Okupasi
1/57
ASPEK KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)
PADA PETUGAS INSTALASI RAWAT DARURAT DI RS IBNU SINA
1. Pendahuluan
Kesehatan adalah faktor yang sangat penting bagi peningkatan
produktivitas tenaga kerja selaku sumber daya manusia. Kondisi kesehatan yang
baik merupakan potensi untuk meraih produktivitas kerja yang baik pula.
Pekerjaan yang menuntut produktivitas kerja tinggi hanya dapat dilakukan oleh
tenaga kerja dengan kondisi kesehatan prima.
Kesehatan kerja adalah ilmu dan profesi yang mempelajari keterkaitan
antara kesehatan dan pekerjaan. Kesehatan yang kurang baik akan dapat
mengganggu produktivitas pekerjaan, dan pekerjaan dapat pula menimbulkan
terganggunya kesehatan. Karena peliknya permasalahan bidang ini tidak dapat
ditangani oleh satu pihak saja. Bidang ini harus ditangani oleh berbagai disiplin
ilmu, seperti: higene industri, kedokteran kerja, ergonomi, sosial, hukum, psikologi dan lain-lain.
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan tujuan utama dari program
kesehatan kerja dalam upaya perlindungan terhadap tenaga kerja. Perlindungan
kesehatan terhadap pekerja antara lain dengan menghindari timbulnya penyakit
akibat kerja. Dalam UU o. !" #ahun $%%" menegaskan bah&a setiap pekerja
mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan
kerja.
Unit 'a&at Darurat (U'D) termasuk tempat kerja dengan berbagai
ma*am an*aman bahaya, yang dapat memberikan efek yang buruk bagi kesehatan.
+aka dari itu, penulis tertarik untuk mengetahui gambaran tentang pelaksanaan
1
-
8/19/2019 Kasus Penyakit Akibat Kerja Lbp- Okupasi
2/57
program K" pada petugas nstalasi a&at Darurat dengan menggunakan Walk
through survey. Walk through survey atau survey jalan sepintas merupakan teknik
utama yang penting untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi potensi bahaya di
lingkungan kerja yang dapat memberikan efek atau gangguan pada kesehatan
pekerja yang terpajan. Walk Through survey adalah survei untuk mendapatkan
informasi yang relatif sederhana tapi *ukup lengkap dalam &aktu yang relatif
singkat sehingga diperlukan upaya pengumpulan data untuk kepentingan
penilaian se*ara umum dan analisa sederhana.
. Tu!uan.1. Tu!uan U"u"
#ujuan umum survei ini adalah untuk mengetahui aspek Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K") pada petugas nstalasi a&at Darurat di bnu ina
.. Tu!uan Khu#u#a) Untuk mengetahui tentang faktor ha/ard yang dialami petugas nstalasi
a&at Darurat
b) Untuk mengetahui tentang keluhan atau penyakit yang dialami yang
berhubungan dengan pekerjaan pada petugas nstalasi a&at Darurat di
bnu ina
*) Untuk mengetahui tentang 0lat Pelindung Diri (0PD) yang digunakan
petugas nstalasi a&at Darurat di bnu ina.
d) Untuk mengetahui upaya K" lainnya yang dijalankan di nstalasi a&at
Darurat di bnu ina.e) Untuk mengetahui tentang ketersediaan obat P"K di ruang nstalasi
'a&at Darurat
f) Untuk mengetahui keluhan1penyakit yang dialami berhubungan dengan
pekerjaan petugas di nstalasi 'a&at Darurat
g) Untuk mengetahui konstruksi bangunan yang aman bagi petugas
nstalasi 'a&at Darurat
h) Untuk mengetahui pen*egahan dan pengendalian kebakaran
2
-
8/19/2019 Kasus Penyakit Akibat Kerja Lbp- Okupasi
3/57
3. Landa#an Te$%&3.1. 'a$% Ha*a%d dan Keluhan +an, D&ala"& dan Keluhan- Pena&
an, D&ala"& an, Be%hu/un,an den,an Pee%!aan 0ada Peu,a#
In#ala#& Raa Da%u%a
Potensi bahaya di rumah sakit, selain penyakitpenyakit infeksi
juga ada potensi bahayabahaya lain yang mempengaruhi situasi
dan kondisi di rumah sakit, yaitu kecelakaan (peledakan, kebakaran,kecelakaan yang berhubungan dengan instalasi listrik, dan sumber-
sumber cedera lainnya), radiasi, bahanbahan kimia yang
berbahaya, gasgas anestesi, gangguan psikososial, dan ergonomi.
Semua potensipotensi bahaya tersebut jelas mengancam jia bagi
kehidupan para karyaan di rumah sakit, para pasien maupn para
pengunjung yang ada di lingkungan rumah sakit. (!epmenkes,
2""#)
$asil laporan %ational Safety &ouncil (%S&) tahun 1'
menunjukkan baha terjadinya kecelakaan di S *1+ lebih besar
dari pekerja di industri lain. !asus yang sering terjadi adalah
tertusuk jarum, terkilir, sakit pinggang, tergoresterpotong, luka
bakar, penyakit infeksi dan lainlain. Sejumlah kasus dilaporkan
mendapatkan kompensasi pada pekerja S, yaitu sprains, strains
2+, contusion, crushing, bruising11+, cuts, laceration,
punctures1",+, fractures ,/+0 multiple injuries 2,1+0 thermal
burns2+0 scratches, abrasions 1,'+, infection1,+0
dermatitis1,2+ dan lainlain 12,*+ (S 3epartment of 4aboratorium
Statistic, 1').
-
8/19/2019 Kasus Penyakit Akibat Kerja Lbp- Okupasi
4/57
Selain itu, 5un (1') memberikan catatan baha terdapat
beberapa kasus penyakit kronis yang diderita petugas S, yakni
hipertensi, 6arises, anemia (kebanyakan anita), penyakit ginjal
dan saluran kemih (/'+ anita), dermatitis dan urtikaria (#+
anita) serta nyeri tulang belakang dan pergeseran diskus
inter6ertebrae.
*
-
8/19/2019 Kasus Penyakit Akibat Kerja Lbp- Okupasi
5/57
7ahaya potensial berdasarkan lokasi dan pekerjaan di S
meliputi (!epmenkes, 2""#)
2 Bahaya 3okasi Pekerjaan yang paling
Potensial beresiko
4isik: P-, laundry, dapur, Karya&an yang bekerja
! Bising 5D, 'edung genset dilokasi tersebut
boiler, P03
'etaran uang mesinmesin dan Pera&at, *leaning servi*e
peralatan yang dll.
menghasilkan getaran
(ruang gigi dll)
Debu 'enset, bengkel kerja, Petugas sanitasi, teknisi gigi,
laboratorium gigi, gudang petugas P dan rekam
rekam medis, in*enerator. medis.
Panas 5D, dapur, laundry, Pekerja dapur, pekerja
in*inerator, boiler. laundry, petugas sanitasi dan
P.
adiasi 6ay, 2K yang 0hli radiologi, radiotherapist
menggunakan *arm, ruang dan radiographer, ahli
fisioterapi, unit gigi. fisioterapi Dan petugas
rontgen gigi$ Kimia: emua area Petugas kebersihan, pera&at
disinfektan
5ytoto7i*s 4armasi, tempat Pekerja farmasi, pera&at,
pembuangan limbah, petugas pengumpul sampah.
bangsal
8thylene o7ide Kamar operasi Dokter, pera&at.
4ormaldehyde 3aboratorium, kamar Petugas kamar mayat,
mayat, gudang farmasi. petugas laboratorium dan
farmasi.
+ethyl: uang pemeriksaan gigi. Petugas1dokter gigi, dokter
+etha*rylate, bedah, pera&at..
9g (amalgam)
olvents 3aboratorium, bengkel #eknisi, petugas
kerja, semua area di laboratorium, petugas
pembersih.
'asgas anestesi uang operasi gigi, 2K,
Dokter gigi, pera&at,
dokter
ruang pemulihan (). bedah, dokter1pera&at
-
8/19/2019 Kasus Penyakit Akibat Kerja Lbp- Okupasi
6/57
anestesi.
" Biologik: 'D, kamar operasi, ruang Dokter, dokter gigi, pera&at,
0D, 9epatitis pemeriksaan gigi, petugas laboratorium,B dan on 0 laboratorium, laundry. petugas sanitasi dan laundry.
on B
5ytomegalovirus uang kebidana , ruang Pera&at, dokter yang bekerja
anak. dibagian ibu dan anak.
ubella uang ibu dan anak Dokter dan pera&at.
#uber*ulosis Bangsal, laboratorium, Pera&at, petugas
ruang isolasi. laboratorium, fisioterapis.
8rgonomik: 0rea pasien dan tempat Petugas yang menangani
Pekerjaan yang penyimpanan barang pasien dan barang..
dilakukan se*ara (gudang).manual
Postur yang emua area emua Karya&an
salah dalam
melakukan
pekerjaan
Pekerjaan yang emua area Dokter gigi, petugas
berulang pembersih, fisioterapis,
sopir, operator *omputer,
yang berhubungan dengan
pekerjaan juru tulis.; Psikososial: emua area emua karya&an
ering kontak
dengan pasien,
kerja bergilir,
kerja berlebih,
an*aman se*ara
4isik
Dari berbagai potensi bahaya tersebut, maka perlu upaya untuk
mengendalikan, meminimalisasi dan bila mungkin meniadakannya oleh karena itu
K" rumah sakit perlu dikelola dengan baik. 0gar penyelenggaraan K" rumah sakit
lebih efektif, efisien dan terpadu diperlukan sebuah +anajemen K" dirumah sakit
baik bagi pengelola maupun karya&an rumah sakit. #ujuan dari diterapkannya
istem +anajemen K" ini pada rumah sakit menurut Peraturan +enkes adalah
ter*iptanya *ara kerja, lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman dan dalam
rangka meningkatkan derajat kesehatan karya&an rumah sakit.(Kepmenkes, $%%
-
8/19/2019 Kasus Penyakit Akibat Kerja Lbp- Okupasi
7/57
memberikan jaminan kesehatan dan meningkatkan derajat kesehatan para
pekerja1buruh dengan *ara pen*egahan ke*elakaan dan penyakit akibat kerja,
pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan
rehabilitasi. +anajemen K" di rumah sakit adalah suatu proses kegiatan yang
dimulai dengan tahap peren*anaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengendalian yang bertujuan untuk memberdayakan K" dirumah sakit.
3.. Ala Pel&ndun, D&%& (APD)
0lat Pelindung Diri (0PD) adalah seperangkat alat keselamatan yang
digunakan oleh pekerja untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya dari
kemungkinan adanya pemaparan potensi bahaya lingkungan kerja terhadap
ke*elakaan dan penyakit akibat kerja.
0lat Pelindung Diri (0PD) perlu sebelumnya dipilih se*ara hati-hati agar dapat
memenuhi beberapa ketentuan yang diperlukan, (BPP emester =, $%%>) yaitu
- 0lat Pelindung Diri (0PD) harus dapat memberikan
perlindungan yang adekuat terhadap bahaya yang spesifik atau
bahaya-bahaya yang dihadapi oleh tenaga kerja.
- Berat alatnya hendaknya seringan mungkin, dan alat tersebut
tidak menyebabkan rasa ketidaknyamanan yang berlebihan.
- 0lat harus dapat dipakai se*ara fleksibel.
- Bentuknya harus *ukup menarik.
- 0lat pelindung tahan untuk pemakaian yang lama.
- 0lat tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi
pemakainya, yang dikarenakan bentuknya yang tidak tepat atau
karena salah dalam penggunaanya.
- 0lat pelindung harus memenuhi standar yang telah ada.
#
-
8/19/2019 Kasus Penyakit Akibat Kerja Lbp- Okupasi
8/57
- 0lat tersebut tidak membatasi gerakan dan presepsi sensoris
pemakainya.
- uku *adangnya mudah didapat guna mempermudah
pemeliharaannya.
-
3.3. K$a ($/a) Pe%$l$n,an Pe%a"a Ke2elaaan (P3K)
Kotak (obat) pertolongan pertama ke*elakaan (P"K) seharusnya &ajib
dimiliki di setiap tempat pekerjaan. 9al ini sangat bermanfaat dalam keadaandarurat ataupun ke*elakaan.#ujuan dari P"K adalah untuk menyelamatkan
nya&a atau men*egah kematian, men*egah *a*at yang lebih berat dan
menunjang penyembuhan.
3.. U0aa K3 La&nna
Pengendalian Penyakit 0kibat Kerja dan ke*elakaan melalui penerapan
kesehatan dan keselamatan kerja
a) Pengendalian +elalui Perundang-undangan (3egislative 5ontrol) antara
lain:
• UU o. ! #ahun !?@? #entang Ketentuan-ketentuan Pokok Petugas
kesehatan dan non kesehatan
• UU o. %! #ahun !?
-
8/19/2019 Kasus Penyakit Akibat Kerja Lbp- Okupasi
9/57
-
8/19/2019 Kasus Penyakit Akibat Kerja Lbp- Okupasi
10/57
0dalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan sebelum seseorang *alon 1
pekerja (petugas kesehatan dan non kesehatan) mulai melaksanakan
pekerjaannya. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang
status kesehatan *alon pekerja dan mengetahui apakah *alon pekerja tersebut
ditinjau dari segi kesehatannya sesuai dengan pekerjaan yang akan ditugaskan
kepadanya.
Pemerikasaan kesehatan a&al ini meliputi :
- 0namnese umum
- 0namnese pekerjaan
- Penyakit yang pernah diderita
- 0lrergi
- munisasi yang pernah didapat
- Pemeriksaan badan
- Pemeriksaan laboratorium rutin
- Pemeriksaan tertentu:
- #uberkulin test
- Psikotest
• Pemeriksaan Berkala
0dalah pemeriksaan kesehatan yang dilaksanakan se*ara berkala dengan jarak
&aktu berkala yang disesuaikan dengan besarnya resiko kesehatan yang
dihadapi. +akin besar resiko kerja, makin ke*il jarak &aktu antar pemeriksaan
berkala uang lingkup pemeriksaan disini meliputi pemeriksaan umum dan
pemeriksaan khusus seperti pada pemeriksaan a&al dan bila diperlukan
ditambah dengan pemeriksaan lainnya, sesuai dengan resiko kesehatan yang
dihadapi dalam pekerjaan.
• Pemeriksaan Khusus
aitu pemeriksaan kesehatan yang dilakukan pada khusus diluar &aktu
pemeriksaan berkala, yaitu pada keadaan dimana ada atau diduga ada keadaan
yang dapat mengganggu kesehatan pekerja. ebagai unit di sektor kesehatan
1"
-
8/19/2019 Kasus Penyakit Akibat Kerja Lbp- Okupasi
11/57
pengembangan K" tidak hanya untuk intern di #empat Kerja Kesehatan, dalam
hal memberikan pelayanan paripurna juga harus merambah dan memberi
panutan pada masyarakat pekerja di sekitarnya, utamanya pelayanan promotif
dan preventif.
3.4 K$n#%u#&
Komponen dan bahan bangunan.
ebagai bagian dari umah akit, beberapa komponen bangunan yang ada di
uang 'a&at Darurat memerlukan beberapa persyaratan, antara lain :
1) Lana&
- 3antai harus kuat dan rata, tidak berongga.
- Bahan penutup lantai dapat terdiri dari bahan tidak berpori, seperti vinyl yang
rata atau keramik dengan nat yang rapat sehingga debu dari kotoran-kotoran
tidak mengumpul, mudah dibersihkan, tidak mudah terbakar.
- Pertemuan dinding dengan lantai disarankan melengkung (hospital plint), agar
memudahkan pembersihan dan tidak menjadi tempat sarang debu dan kotoran.
) Lan,&5lan,&
3angit-langit harus rapat dan kuat, tidak rontok dan tidak menghasilkan
debu1kotoran.
3) P&nu.
- Pintu masuk ke ruang ra&at inap, terdiri dari pintu ganda, masing-masing
dengan lebar ?% *m dan % *m. Pada sisi pintu dengan lebar ?% *m, dilengkapi
dengan ka*a jendela pengintai (observation glass).
- Pintu masuk ke kamar mandi umum, minimal lebarnya >; *m.
) Jendela.
- Disarankan menggunakan jendela ka*a sorong, yang mudah pemeliharaannya,
dan *ukup rapat.
- Bukaan jendela harus dapat mengoptimalkan terjadinya pertukaran udara dari
dalam ruangan ke luar ruangan.
- Untuk bangunan ra&at inap yang berlantai banyak1bertingkat, bentuk
jendela tidak boleh memungkinkan dile&ati pasien untuk melon*at.
11
-
8/19/2019 Kasus Penyakit Akibat Kerja Lbp- Okupasi
12/57
4) Se" 6en&la#&.
- Untuk memenuhi persyaratan sistem ventilasi, bangunan uang ra&at inap
harus mempunyai ventilasi alami dan1atau ventilasi mekanik1 buatan sesuai
dengan fungsinya.
- Bangunan uangra&at inap harus mempunyai bukaan permanen, kisi-kisi pada
pintu dan jendela dan1atau bukaan permanen yang dapat dibuka untuk
kepentingan ventilasi alami.
- =entilasi mekanik1buatan harus disediakan jika ventilasi alami tidak dapat
memenuhi syarat.
- Penerapan sistem ventilasi harus dilakukan dengan mempertimbangkan
prinsip-prinsip penghematan energi dalam bangunan ruang ra&at inap.
- Pada ruang pera&atan pasien dan koridor di ruang ra&at inap, minimal
(empat) kali pertukaran udara per jam, untuk ruang pera&atan isolasi infeksius,
minimal @ (enam) kali pertukaran udara per jam.
- Ketentuan lebih lanjut mengenai tata *ara peren*anaan, pemasangan, dan
pemeliharaan sistem ventilasi alami dan mekanik1buatan pada bangunan ruang
ra&at inap mengikuti Pedoman #eknis Prasarana istem #ata Udara Pada
Bangunan umah akit, yang disusun oleh Direktorat Bina Pelayanan
Penunjang +edik dan arana Kesehatan, Direktorat Aenderal Bina Upaya
Kesehatan, Kementerian Kesehatan , #ahun $%!!.
7) Se" 0en2ahaaan.
- Bangunan uang ra&at inap harus mempunyai pen*ahayaan alami dan1atau
pen*ahayaan buatan, termasuk pen*ahayaan darurat sesuai dengan fungsinya.
- Bangunan uang ra&at inap harus mempunyai bukaan untuk pen*ahayaan
alami.
- Pen*ahayaan alami harus optimal, disesuaikan dengan fungsi bangunan uang
ra&at inap dan fungsi masing-masing ruang di dalam bangunan uang ra&at
inap.
- Pen*ahayaan buatan harus diren*anakan berdasarkan tingkat iluminasi yang
dipersyaratkan sesuai fungsi ruang dalam bangunan uang ra&at inap dengan
12
-
8/19/2019 Kasus Penyakit Akibat Kerja Lbp- Okupasi
13/57
mempertimbangkan efisiensi, penghematan energi, dan penempatannya tidak
menimbulkan efek silau atau pantulan.
- Pen*ahayaan buatan yang digunakan untuk pen*ahayaan darurat harus
dipasang pada bangunan uang ra&at inap dengan fungsi tertentu, serta dapat
bekerja se*ara otomatis dan mempunyai tingkat pen*ahayaan yang *ukup
untuk evakuasi yang aman.
- Pen*ahayaan umum disediakan dengan lampu yang dipasang di langit-langit.
- Disarankan menggunakan lampu-lampu yang dipasang dibenamkan pada
plafon (recessed) karena tidak mengumpulkan debu.
- Pen*ahayaan harus didistribusikan rata dalam ruangan.
3.7 Pen2e,ahan dan 0en,endal&an e/aa%an
Sa%ana 0%$e#& a&8
istem proteksi aktif yaitu proteksi yang dilakukan pada bangunan terhadap
bahaya kebakaran dengan menggunakan system perlindungan se*ara langsung
atau sarana aktif peralatan pemadaman api seperti halnya 0P0, hidran,
springkler, alarm, alat deteksi, dan peralatan pemadaman lainnya.
1) APAR ( Ala Pe"ada" A0& R&n,an )
+enurut peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi o :
P8.%1+81!?>% 0P0 adalah alat yang ringan serta mudah dilayani oleh satu
orang untuk memadamkan api pada mula terjadi kebakaran.
0P0 direferensikan oleh pemerintah melalui permenaker no. %1+en1!?>%.
Dengan *iri C *iri dapat dioperasikan oleh satu orang, untuk pemadaman pada saat
kebakaran dan hanya pada sebatas volume api ke*il dan tidak lebih dari " menit
untuk bahan *air dan gas, dan tidak lebih dari !% menit untuk bahan padat
( +uhaimin, $%% ) atau 0P0 digunakan untuk pemadaman kebakaran pada
tahap dini bukan pada saat api sudah besar. Untuk penempatan 0P0 seperti
yang sudah diatur dalam perda DK nomor > tahun $%%> mempunyai syarat C
syarat sebagai berikut
!. 0P0 harus selalu dalam keadaan siap pakai
$. 0P0 harus dilengkapi dengan petunjuk penggunaan
1
-
8/19/2019 Kasus Penyakit Akibat Kerja Lbp- Okupasi
14/57
". Diletakkan ditempat yang mudah dilihat dan dijangkau
) H&d%an hala"an
9idran yang terletak di luar bangunan dimana instalasi dan peralatannya
disediakan dan dipasang di lingkungan bangunan tersebut. +enurut kepmen PU
no.!% tahun $%%% persyaratan hydrant yaitu : 3etak hydrant mudah dilihat dan
dijangkau , 9ydrant dalam kondisi siap pakai , #erdapat petunjuk penggunaan
pada hydrant
3) S0%&nle%
prinkler merupakan suatu alat yang dapat meman*arkan sejumlah air
bertekanan se*ara otomatis dan merata ke semua arah. +enurut Depnaker (!?>
-
8/19/2019 Kasus Penyakit Akibat Kerja Lbp- Okupasi
15/57
- Rate o Rise Detector : detektor bekerja bila kenaikan suhu dengan *epat
dalam &aktu yang singkat
- !ombination o Fixed Temperature Detector and Rate o Rise detector :
detektor bekerja berdasarkan ke*epatan naiknya temperatur dan batas
temperatur maksimum yang ditetapkan.
4) Ala%" e/aa%an
+enurut Permenaker o. $1+en1!?>", alarm kebakaran adalah komponen
dari system yang memberikan isyarat atau tanda adanya suatu kebakaran yang
dapat berupa :
a) 0larm kebakaran yang memberikan tanda atau isyarat berupa bunyi khusus (
audible alarm). 0larm audio harus memenuhi syarat C syarat sebagai berikut :
- +empunyai bunyi serta irama yang khas hingga mudah dikenal sebagai alarm
kebakaran.
- Bunyi alarm tersebut mempunyai frekuensi kerja antara ;%% C !%%% 9/ dengan
tingkat kekerasan suara minimal @; dB. Untuk ruangan dengan tingkat
kebisingan normal yang tingi, tingkat kekerasan alarm audio minimal ; Db
lebih tinggi dari kebisingan normal.
- Untuk ruangan dengan kemungkinan dipergunakan untuk ruang tidur tingkat
kekerasan alarm audio minimal
-
8/19/2019 Kasus Penyakit Akibat Kerja Lbp- Okupasi
16/57
- arana alarm luar harus dipasang sedemikian rupa sehingga dapat digunakan
pula sebagai penuntun arah masuk bagi anggota pemadam kebakaran dari luar.
7) T&& 0an,,&l "anual
#itik panggil manual adalah suatu alat yang bekerjanya se*ara manual untuk
mengaktifkan isyarat adanya kebakaran yang dapat berupa :
a. #itik panggil manual se*ara tuas ( ull do"n )
b. #itik manual se*ara tombol tekan ( push buttom )
Panel indi*ator kebakaran
Panel alarm kebakaran adalah suatu komponen dari sistem deteksi dan alarm
kebakaran yang fungsinya untuk mengendalikan bekerjanya sistem dan terletak di
ruang operator. Panel indikator kebakaran dapat terdiri dari satu panel kontrol
utama, atau satu panel kontrol dengan satu atau beberapa panel bantu.
Ketentuan panel kontrol :
a. Panel *ontrol harus menunjukkan asal lokasi kebakaran.
b. Panel *ontrol harus mampu mengendalikan kerja detektor dan alarm kebakaran
serta komponennya se*ara keseluruhan.
*. Panel *ontrol harus dilengkapi dengan peralatan C peralatan, sehingga operator
dapat mengetahui kondisi instalasi baik pada saat normal maupun pada saat
gangguan.
. Me$d$l$,& Penel&&an.1. Bahan0dapun bahan yang digunakan adalah :
!. Kamera digital, untuk mengambil gambar kegiatan
$. !heck #ist (3ampiran), sebagai bahan untuk mengontrol tindakan
yang akan dilakukan, yaitu dengan melihat, menge*ek, dan mendata
berdasarkan *he*k list.
.. 9a%a
1/
-
8/19/2019 Kasus Penyakit Akibat Kerja Lbp- Okupasi
17/57
urvei ini menggunakan *ara "alk through survey atau survei jalan
sepintas untuk mengetahui ada tidaknya faktor fisik, faktor kimia, faktor
biologi, faktor ergonomi dan faktor psikososial. Dalam survey ini yang
dilakukan adalah mengamati aspek K" pada petugas nstalasi a&at Darurat,
mengisi checklist , klarifikasi semua informasi yang telah diperoleh dengan
menjelaskan potensi bahaya yang ditemukan, laporan hasil pengamatan,
evaluasi dan berikan saran-saran atau rekomendasi untuk perbaikan.
.3. L$a#& Su%6e&3okasi survei adalah di nstalasi a&at Darurat di bnu ina
.. Wau Pela#anaan
Eaktu pelaksanaan yaitu $? 4ebruari $%!@ sampai +aret $%!@ dengan
agenda sebagai berikut.
#anggal Kegiatan
$? 4ebruari $%!@
! +aret $%!@
$ +aret $%!@
" +aret $%!@
+aret $%!@
- Pengarahan kegiatan
- Pembuatan Proposal
- Koreksi dan pembuatan proposal
- Ealk #rough urvey
- Ealk #rough urvey dan pembuatan laporan
- Presentasi hasil survey
1#
-
8/19/2019 Kasus Penyakit Akibat Kerja Lbp- Okupasi
18/57
1 . Pener im aan p as ien(Registrasi )
3 . T inda kan aw al(B edah /N on B edah)
4 . Obseras i pas ien
! . Pas ien P" lang # ika keadaanm em baik / rawat inap $ ika pas ien
m em er l"kan p eraw atan lan $" t
%. Trias e
.4. Alu% Pelaanan d& In#ala#& Raa Da%u%a RS IBNU SINA
9he2l Walk Through Survey 0ada Peu,a# E6aua#& In#ala#& Raa
Da%u%a
1) Re,%a#&
o
.Perkara a #idak Ket
'a$% Ha*a%d
a. 'a$% 8&
1
-
8/19/2019 Kasus Penyakit Akibat Kerja Lbp- Okupasi
19/57
! Pen*ahayaan F
0pakah ada pen*ahayaan *ukup terang
0pakah &arna *ahaya lampu yang sesuai
0pakah &arna dinding ruangan yang terang
:
:
:
$ 0pakah ada sumber bisingG :" 0pakah ada sumber getaranG : 0pakah ada sumber radiasi G :; 0pakah ada sumber listrik dengan kekuatan
tinggi G
:
/. 'a$% &"&a
i. Desinfektan :ii. 5ytoto7i* :iii. 'as-gas anestesi :
2. 'a$% /&$l$,&
i Bakteri :ii.
=irus:
iii. Aamur :iv. Parasit :
d. 'a$% e%,$n$"
i. Pekerjaan yang dilakukan se*ara manual :ii. Postur saat bekerja berdiri dan duduk :iii. Pekerjaan yang berulang :e. 'a$% P#&$#$#&al
i. ering kontak dengan pasien :ii. Kerja bergilir :iii. Kerja berlebih :iv. 0n*aman se*ara fisik :Keluhan -0ena& an, d&ala"&i. istem Pernafasan :ii. istem Pen*ernaan :iii.. istem eproduksi :iv. istem saraf :v. 2rthopedi :
vii. istem ndera :
1'
-
8/19/2019 Kasus Penyakit Akibat Kerja Lbp- Okupasi
20/57
vii istem Kardiologi :Ala 0el&ndun, d&%&
! #utup kepala :
$ Ka*amata :
" +asker :
. 5elemek :
;. 9ands*oen :
.@. epatu :
Kee%#ed&aan dan elen,a0an $a $/a P3K :
U0aa la&n 0e%u#ahaan enan, K3 :
Me"&l&& 0en,eahuan dan 0e%nah "enda0a
0enuluhan
:
T&da "e"&l&& 0en,eahuan dan 0e%nah "enda0a
0enuluhan
:
K$n#%u#& /an,unan
Lana&
Lan,&5lan,&
P&nu dan !endela
;en&la#&
:
:
:
:Ke/aa%an
Pen2e,ahan dan 0en,endal&an
) ala%" e/aa%an
1?) Hd%an
11) S0%&nle%
:
:
:
:
2"
-
8/19/2019 Kasus Penyakit Akibat Kerja Lbp- Okupasi
21/57
21
-
8/19/2019 Kasus Penyakit Akibat Kerja Lbp- Okupasi
22/57
9he2l Walk Through Survey 0ada Peu,a# E6aua#& In#ala#& RaaDa%u%a
) T%&a#e
o
.Perkara a #idak Ket
'a$% Ha*a%d
e. 'a$% 8&
! Pen*ahayaan F
0pakah ada pen*ahayaan *ukup terang
0pakah &arna *ahaya lampu yang sesuai
0pakah &arna dinding ruangan yang terang
:
:
:
$ 0pakah ada sumber bisingG :" 0pakah ada sumber getaranG : 0pakah ada sumber radiasi G :
; 0pakah ada sumber listrik dengan kekuatan
tinggi G
:
8. 'a$% &"&a
i. Desinfektan :ii. 5ytoto7i* :iii. 'as-gas anestesi :
,. 'a$% /&$l$,&
i Bakteri :ii. =irus :iii. Aamur :iv. Parasit :
h. 'a$% e%,$n$"
i. Pekerjaan yang dilakukan se*ara manual :
ii. Postur saat bekerja berdiri dan duduk :
22
-
8/19/2019 Kasus Penyakit Akibat Kerja Lbp- Okupasi
23/57
iii. Pekerjaan yang berulang :e. 'a$% P#&$#$#&al
i. ering kontak dengan pasien :ii. Kerja bergilir :iii. Kerja berlebih :iv. 0n*aman se*ara fisik :Keluhan -0ena& an, d&ala"&i. istem Pernafasan :ii. istem Pen*ernaan :iii.. istem eproduksi :iv. istem saraf :v. 2rthopedi :
vii. istem ndera :vii istem Kardiologi :Ala 0el&ndun, d&%&
! #utup kepala :
$ Ka*amata :
" +asker :
. 5elemek :
;. 9ands*oen :
.@. epatu :
Kee%#ed&aan dan elen,a0an $a $/a P3K :
U0aa la&n 0e%u#ahaan enan, K3 :
Me"&l&& 0en,eahuan dan 0e%nah "enda0a
0enuluhan
:
T&da "e"&l&& 0en,eahuan dan 0e%nah "enda0a
0enuluhan
:
K$n#%u#& /an,unan
Lana&
Lan,&5lan,&
P&nu dan !endela
;en&la#&
:
:
:
:Ke/aa%an
Pen2e,ahan dan 0en,endal&an
2
-
8/19/2019 Kasus Penyakit Akibat Kerja Lbp- Okupasi
24/57
1) APAR
13)Dee2$%
1) ala%" e/aa%an
14) Hd%an
17) S0%&nle%
:
:
:
:
:
2*
-
8/19/2019 Kasus Penyakit Akibat Kerja Lbp- Okupasi
25/57
9he2l Walk Through Survey 0ada Peu,a# E6aua#& In#ala#& RaaDa%u%a
3) T&ndaan aal
o
.Perkara a #idak Ket
'a$% Ha*a%d
&. 'a$% 8&
! Pen*ahayaan F
0pakah ada pen*ahayaan *ukup terang
0pakah &arna *ahaya lampu yang sesuai
0pakah &arna dinding ruangan yang terang
:
:
:
$ 0pakah ada sumber bisingG :" 0pakah ada sumber getaranG : 0pakah ada sumber radiasi G :
; 0pakah ada sumber listrik dengan kekuatan
tinggi G
:
!. 'a$% &"&a
i. Desinfektan :ii. 5ytoto7i* :iii. 'as-gas anestesi :
. 'a$% /&$l$,&
i Bakteri :ii. =irus :iii. Aamur :iv. Parasit :
l. 'a$% e%,$n$"
i. Pekerjaan yang dilakukan se*ara manual :
ii. Postur saat bekerja berdiri dan duduk :
2
-
8/19/2019 Kasus Penyakit Akibat Kerja Lbp- Okupasi
26/57
iii. Pekerjaan yang berulang :e. 'a$% P#&$#$#&al
i. ering kontak dengan pasien :ii. Kerja bergilir :iii. Kerja berlebih :iv. 0n*aman se*ara fisik :Keluhan -0ena& an, d&ala"&i. istem Pernafasan :ii. istem Pen*ernaan :iii.. istem eproduksi :iv. istem saraf :v. 2rthopedi :
vii. istem ndera :vii istem Kardiologi :Ala 0el&ndun, d&%&
! #utup kepala :
$ Ka*amata :
" +asker :
. 5elemek :
;. 9ands*oen :
.@. epatu :
Kee%#ed&aan dan elen,a0an $a $/a P3K :
U0aa la&n 0e%u#ahaan enan, K3 :
Me"&l&& 0en,eahuan dan 0e%nah "enda0a
0enuluhan
:
T&da "e"&l&& 0en,eahuan dan 0e%nah "enda0a
0enuluhan
:
K$n#%u#& /an,unan
Lana&
Lan,&5lan,&
P&nu dan !endela
;en&la#&
:
:
:
:Ke/aa%an
Pen2e,ahan dan 0en,endal&an
2/
-
8/19/2019 Kasus Penyakit Akibat Kerja Lbp- Okupasi
27/57
1) ala%" e/aa%an
?) Hd%an
1) S0%&nle%
:
:
:
:
:
2#
-
8/19/2019 Kasus Penyakit Akibat Kerja Lbp- Okupasi
28/57
9he2l Walk Through Survey 0ada Peu,a# E6aua#& In#ala#& RaaDa%u%a
) @/#e%6a#& 0a#&en
o
.Perkara a #idak Ket
'a$% Ha*a%d
". 'a$% 8&
! Pen*ahayaan F
0pakah ada pen*ahayaan *ukup terang
0pakah &arna *ahaya lampu yang sesuai
0pakah &arna dinding ruangan yang terang
:
:
:
$ 0pakah ada sumber bisingG :" 0pakah ada sumber getaranG : 0pakah ada sumber radiasi G :
; 0pakah ada sumber listrik dengan kekuatan
tinggi G
:
n. 'a$% &"&a
i. Desinfektan :ii. 5ytoto7i* :iii. 'as-gas anestesi :
$. 'a$% /&$l$,&
i Bakteri :ii. =irus :iii. Aamur :iv. Parasit :
0. 'a$% e%,$n$"
i. Pekerjaan yang dilakukan se*ara manual :
ii. Postur saat bekerja berdiri dan duduk :
2
-
8/19/2019 Kasus Penyakit Akibat Kerja Lbp- Okupasi
29/57
iii. Pekerjaan yang berulang :e. 'a$% P#&$#$#&al
i. ering kontak dengan pasien :ii. Kerja bergilir :iii. Kerja berlebih :iv. 0n*aman se*ara fisik :Keluhan -0ena& an, d&ala"&i. istem Pernafasan :ii. istem Pen*ernaan :iii.. istem eproduksi :iv. istem saraf :v. 2rthopedi :
vii. istem ndera :vii istem Kardiologi :Ala 0el&ndun, d&%&
! #utup kepala :
$ Ka*amata :
" +asker :
. 5elemek :
;. 9ands*oen :
.@. epatu :
Kee%#ed&aan dan elen,a0an $a $/a P3K :
U0aa la&n 0e%u#ahaan enan, K3 :
Me"&l&& 0en,eahuan dan 0e%nah "enda0a
0enuluhan
:
T&da "e"&l&& 0en,eahuan dan 0e%nah "enda0a
0enuluhan
:
K$n#%u#& /an,unan
Lana&
Lan,&5lan,&
P&nu dan !endela
;en&la#&
:
:
:
:Ke/aa%an
Pen2e,ahan dan 0en,endal&an
2'
-
8/19/2019 Kasus Penyakit Akibat Kerja Lbp- Okupasi
30/57
) APAR
3)Dee2$%
) ala%" e/aa%an
4) Hd%an
7) S0%&nle%
:
:
:
:
:
"
-
8/19/2019 Kasus Penyakit Akibat Kerja Lbp- Okupasi
31/57
9he2l Walk Through Survey 0ada Peu,a# E6aua#& In#ala#& RaaDa%u%a
4) Melakukan registrasi keluar/registrasi rawat inap
o
.Perkara a #idak Ket
'a$% Ha*a%d
. 'a$% 8&
! Pen*ahayaan F
0pakah ada pen*ahayaan *ukup terang
0pakah &arna *ahaya lampu yang sesuai
0pakah &arna dinding ruangan yang terang
:
:
:
$ 0pakah ada sumber bisingG :" 0pakah ada sumber getaranG : 0pakah ada sumber radiasi G :; 0pakah ada sumber listrik dengan kekuatan
tinggi G
:
%. 'a$% &"&a
i. Desinfektan :ii. 5ytoto7i* :iii. 'as-gas anestesi :
#. 'a$% /&$l$,&
i Bakteri :ii. =irus :iii. Aamur :iv. Parasit :
. 'a$% e%,$n$"
i. Pekerjaan yang dilakukan se*ara manual :
ii. Postur saat bekerja berdiri dan duduk :
1
-
8/19/2019 Kasus Penyakit Akibat Kerja Lbp- Okupasi
32/57
iii. Pekerjaan yang berulang :e. 'a$% P#&$#$#&al
i. ering kontak dengan pasien :ii. Kerja bergilir :iii. Kerja berlebih :iv. 0n*aman se*ara fisik :Keluhan -0ena& an, d&ala"&i. istem Pernafasan
ii. istem Pen*ernaan
iii.. istem eproduksi
iv. istem saraf
v. 2rthopedi
vii. istem nderavii istem Kardiologi
Ala 0el&ndun, d&%&
! #utup kepala :
$ Ka*amata :
" +asker :
. 5elemek :
;. 9ands*oen :
.@. epatu :
Kee%#ed&aan dan elen,a0an $a $/a P3K :
U0aa la&n 0e%u#ahaan enan, K3 :
Me"&l&& 0en,eahuan dan 0e%nah "enda0a
0enuluhan
:
T&da "e"&l&& 0en,eahuan dan 0e%nah "enda0a
0enuluhan
:
K$n#%u#& /an,unan
Lana&
Lan,&5lan,&
P&nu dan !endela
;en&la#&
:
:
:
:Ke/aa%an
Pen2e,ahan dan 0en,endal&an
2
-
8/19/2019 Kasus Penyakit Akibat Kerja Lbp- Okupasi
33/57
) ala%" e/aa%an
3?) Hd%an
31) S0%&nle%
:
:
:
:
:
-
8/19/2019 Kasus Penyakit Akibat Kerja Lbp- Okupasi
34/57
5. HASIL PENELITIAN
5.1. Sejarah Singkat Ruah Sakit
umah sakit 87% S8%9 berada dibaah naungan :ayasan
7adan ;akaf
-
8/19/2019 Kasus Penyakit Akibat Kerja Lbp- Okupasi
35/57
5.$. Misi#
1.
-
8/19/2019 Kasus Penyakit Akibat Kerja Lbp- Okupasi
36/57
f. Pelayanan Penyakit Sarafg. Pelayanan C$C
h. Pelayanan
-
8/19/2019 Kasus Penyakit Akibat Kerja Lbp- Okupasi
37/57
!eterapian Fisik orang. !eteknisian / orang. %on keteknisian
* orang.
umah Sakit 87% S8%9
-
8/19/2019 Kasus Penyakit Akibat Kerja Lbp- Okupasi
38/57
Pada tahap ini, pasien yang baru masuk dilakukan e6akuasi
oleh petugas kesehatan..Pada tahap ini, ada 2- orang petugas
yang melakukan tindakan ini.
a. Cinjauan Faktor Fisik
- Pencahayaan pada ruangan penerimaan dikatakan cukup baik
dimana sumber cahaya sesuai dengan luas ruangan,selain itu
juga didukung dengan dinding dan arna langit-langit yang
terang, di ruangan ini juga bisa dijumpai jendela yang cukup
besar, sehingga pada siang hari cahaya matahari mampu
memberikan cahaya yang cukup dan merata. ntuk
kelistrikan masih dalam kondisi baik, tidak ditemukan stop
kontak yang rusak.- Cidak terdapat sumber kebisingan yang dapat menganggu
kenyamanan pasien dan petugas kesehatan
b. Cinjauan faktor Grgonomi
-
8/19/2019 Kasus Penyakit Akibat Kerja Lbp- Okupasi
39/57
- Cerdapat fasilitas yang menunjang berupa
brankarkursi roda yang memudahkan petugas dalam
melakukan kerjanya.
- Pada melakukan e6akuasi posisi petugas dalam
keadaan berdiri dan menge6akuasi pasien tergantung
keadaan pasien
- Petugas sudah pernah mengikuti pelatihan
tentang tata cara e6akuasi yang benar.
c.Cinjauan faktor psikososial
- Cerdapat interaksi yang baik antara sesama rekan kerja.
Sehingga pekerja dapat bekerja sebagaimana mestinya.
- Cidak terdapat beban mental dalam pekerjaan karena terjalin
hubungan yang baik antara sesama petugas.
d. Cinjauan faktor kimia
Cidak ditemukan faktor kimia yang dapat menyebabkan
ha@ard petugas e6akuasi paisen
e. Cinjauan faktor biologi
- Petugas menggunakan alat pelindung diri ketika berinteraksi
dengan pasien, petugas tiidak beresiko terinfeksi dari pasien
pada saat berinteraksi dengan pasien.
- 9da cairan pembersih tangan atau astafel di ruangan
penerimaan sehingga tidak beresiko terhadap penularan
bakteri melalui kontak dengan pasien.
'
-
8/19/2019 Kasus Penyakit Akibat Kerja Lbp- Okupasi
40/57
5.*.1.!. Triase
Pada tahap ini, sebelum pasien mendapat tindakan aal
dilakukan pemilahan pasien(7edah%on 7edahesusitasi) yang
baru masuk berdasarkan kondisi pasien. Pada tahap ini, hanya
ada 1 orang petugas( 3okter Criase) yang melakukan tindakan
ini.
a. Cinjauan Faktor Fisik
- 8klim kerja ruang peraatan secara kuantitas baik, di mana
suhu udara nyaman dan sirkulasi udara juga memenuhi
syarat, ruangan ini dilengkapi fasilitas untuk sirkulasi udara
berupa 9ir condition(9&) pada langit-langit yang berfungsi
dengan baik.
- Pencahayaan pada ruangan peraatan dikatakan cukup baikdimana sumber cahaya sesuai dengan luas ruangan, selain
itu juga didukung dengan dinding dan arna langit-langit
yang terang, di ruangan ini juga bisa dijumpai jendela yang
cukup besar, sehingga pada siang hari cahaya matahari
mampu memberikan cahaya yang cukup dan merata. ntuk
kelistrikan masih dalam kondisi baik, tidak ditemukan stop
kontak yang rusak.- Cidak terdapat sumber kebisingan yang dapat menganggu
kenyamanan pasien dan petugas kesehatan
b. Cinjauan faktor Grgonomi
- Cerdapat fasilitas yang menunjang kerjanya petugas
kesehatan dalam memilah pasien sehingga pekerjaan dapat
dilakukan dengan baik dan aman. Fasilitas tersebut berupa
*"
-
8/19/2019 Kasus Penyakit Akibat Kerja Lbp- Okupasi
41/57
meja, kursi dan 9P3 ($andscoen). Sehingga petugas tidak
terlalu lama berdiri dan dirinya terlindung dari penularan
kuman penyakit.
c. Cinjauan faktor psikososial
- Cerdapat interaksi yang baik antara sesama rekan kerja.
Sehingga pekerja dapat bekerja sebagaimana mestinya.
- Cidak terdapat beban mental dalam pekerjaan karena
terjalin hubungan yang baik antara sesama petugas.
d. Cinjauan faktor kimia
e. Cidak ditemukan faktor kimia yang dapat menyebabkan
ha@ard petugas diruang triasef. Cinjauan faktor biologi
- Petugas tidak menggunakan alat pelindung diri ketika
berinteraksi dengan pasien, petugas beresiko terinfeksi dari
pasien pada saat berinteraksi dengan pasien.
- 9danya cairan pembersih tangan atau astafel di ruangan
administrasi sehingga tidak beresiko terhadap menularnya
bakteri melalui kontak dengan pasien.
5.*.1.$. Me3erikan tin(akan e(is awal
Pada tahap ini, pasien yang baru masuk diantar ke ruangan
bedahnon bedahresusitasi oleh petugas kesehatan. Pada tahap
ini, hanya ada 1 orang dokter jaga dan 1 orang peraat yang
melakukan tindakan ini.
*1
-
8/19/2019 Kasus Penyakit Akibat Kerja Lbp- Okupasi
42/57
a. Cinjauan Faktor Fisik- 8klim kerja ruang peraatan secara kuantitas baik, di mana
suhu udara nyaman dan sirkulasi udara juga memenuhi
syarat, ruangan ini dilengkapi fasilitas untuk sirkulasi udara
berupa 9ir condition(9&) pada langit-langit yang berfungsi
dengan baik.- Pencahayaan pada ruangan peraatan dikatakan cukup baik
dimana sumber cahaya sesuai dengan luas ruangan, selain
itu juga didukung dengan dinding dan arna langit-langit
yang terang, di ruangan ini juga bisa dijumpai jendela yangcukup besar, sehingga pada siang hari cahaya matahari
mampu memberikan cahaya yang cukup dan merata. ntuk
kelistrikan masih dalam kondisi baik, tidak ditemukan stop
kontak yang rusak.- Cidak terdapat sumber kebisingan yang dapat menganggu
kenyamanan pasien dan petugas kesehatan
b. Cinjauan faktor Grgonomi
- Cerdapat fasilitas yang menunjang kerjanya petugas
kesehatan sehingga pekerjaan dapat dilakukan dengan baik
dan aman. Fasilitas tersebut 9P3 ($andscoen). Sehingga
petugas terlindung dari penularan kuman penyakit.
c. Cinjauan faktor psikososial
- Cerdapat interaksi yang baik antara sesama rekan kerja.
Sehingga pekerja dapat bekerja sebagaimana mestinya.
- Cidak terdapat beban mental dalam pekerjaan karena
terjalin hubungan yang baik antara sesama petugas.
*2
-
8/19/2019 Kasus Penyakit Akibat Kerja Lbp- Okupasi
43/57
d. Cinjauan faktor kimia
- 3itemukan faktor kimia yang dapat menyebabkan ha@ard
petugas diruang peraatan seperti alkohol, betadine dan
larutan peroksida namun karena petugas sadar akan adanya
bahaya yang dapat ditimbulkan dari bahan kimia tersebut
sehingga menggunakan 9P3 yang sesuai.
e. Cinjauan faktor biologi
- Petugas menggunakan alat pelindung diri ketika berinteraksi
dengan pasien, petugas tidak beresiko terinfeksi dari pasien
pada saat berinteraksi dengan pasien.
- 9danya cairan pembersih tangan atau astafel di ruangan
administrasi sehingga petugas kesehatan tidak beresiko
terhadap menularnya bakteri melalui kontak dengan pasien.
5.*.1.%. Melakukan ,3ser-asi pa(a pasien
*
-
8/19/2019 Kasus Penyakit Akibat Kerja Lbp- Okupasi
44/57
H
Pada tahap ini, setelah pasien mendapatkan tindakan medis
aal maka petugas mengobser6asi pasien selama jam berada
di ruangan obser6asi bedahnon bedah maka petugas kesehatan
akan melakukan pemeriksaan tanda 6ital pada pasien tersebut.
Pada tahap ini, ada 2 orang petugas yang melakukan tindakan
ini.
a. Cinjauan Faktor Fisik- 8klim kerja ruang peraatan secara kuantitas baik, di mana
suhu udara nyaman dan sirkulasi udara juga memenuhi
syarat, ruangan ini dilengkapi fasilitas untuk sirkulasi udara
berupa 9ir condition(9&) pada langit-langit yang berfungsi
dengan baik.- Pencahayaan pada ruangan peraatan dikatakan cukup baik
dimana sumber cahaya sesuai dengan luas ruangan, selain
itu juga didukung dengan dinding dan arna langit-langit
yang terang, di ruangan ini juga bisa dijumpai jendela yang
cukup besar, sehingga pada siang hari cahaya matahari
mampu memberikan cahaya yang cukup dan merata. ntuk
**
-
8/19/2019 Kasus Penyakit Akibat Kerja Lbp- Okupasi
45/57
kelistrikan masih dalam kondisi baik, tidak ditemukan stop
kontak yang rusak.- Cidak terdapat sumber kebisingan yang dapat menganggu
kenyamanan pasien dan petugas kesehatan
b. Cinjauan faktor Grgonomi
- Cerdapat fasilitas yang menunjang kerjanya petugas
kesehatan dalam pemeriksaan tanda 6ital pasien baru
sehingga pekerjaan dapat dilakukan dengan baik dan aman.
Fasilitas tersebut berupa meja, kursi dan 9P3 ($andscoen).
Sehingga petugas tidak terlalu lama berdiri dan dirinya
terlindung dari penularan kuman penyakit.
c. Cinjauan faktor psikososial
- Cerdapat interaksi yang baik antara sesama rekan kerja.
Sehingga pekerja dapat bekerja sebagaimana mestinya.
- Cidak terdapat beban mental dalam pekerjaan karena
terjalin hubungan yang baik antara sesama petugas.
d. Cinjauan faktor kimia
- 3itemukan faktor kimia yang dapat menyebabkan ha@ard
petugas diruang peraatan seperti alkohol, betadine danlarutan peroksida namun karena petugas sadar akan adanya
bahaya yang dapat ditimbulkan dari bahan kimia tersebut
sehingga menggunakan 9P3 yang sesuai.
e. Cinjauan faktor biologi
*
-
8/19/2019 Kasus Penyakit Akibat Kerja Lbp- Okupasi
46/57
- Petugas menggunakan alat pelindung diri ketika berinteraksi
dengan pasien, petugas tidak beresiko terinfeksi dari pasien
pada saat berinteraksi dengan pasien.
- 9danya cairan pembersih tangan atau astafel di ruangan
administrasi sehingga petugas kesehatantidakberesiko
terhadap menularnya bakteri melalui kontak dengan pasien.
5.*.1.5. Melakukan registrasi keluar/registrasi rawat
inap
Pada tahap ini, setelah pasien diobser6asi,dilihat jika
keadaan membaik, pasien bisa pulang namun jika kondisi pasien
memerlukan peraatan lebih lanjut pasien di raat inap. Pada
tahap ini, hanya ada 1 orang petugas yang melakukan tindakan
ini.
a. Cinjauan Faktor Fisik- 8klim kerja ruang peraatan secara kuantitas baik, di mana
suhu udara nyaman dan sirkulasi udara juga memenuhi
syarat, ruangan ini dilengkapi fasilitas untuk sirkulasi udara
*/
-
8/19/2019 Kasus Penyakit Akibat Kerja Lbp- Okupasi
47/57
berupa 9ir condition(9&) pada langit-langit yang berfungsi
dengan baik.- Pencahayaan pada ruangan peraatan dikatakan cukup baik
dimana sumber cahaya sesuai dengan luas ruangan, selain
itu juga didukung dengan dinding dan arna langit-langit
yang terang, di ruangan ini juga bisa dijumpai jendela yang
cukup besar, sehingga pada siang hari cahaya matahari
mampu memberikan cahaya yang cukup dan merata. ntuk
kelistrikan masih dalam kondisi baik, tidak ditemukan stop
kontak yang rusak.- Cidak terdapat sumber kebisingan yang dapat menganggu
kenyamanan pasien dan petugas kesehatan
b. Cinjauan faktor Grgonomi
- Cerdapat fasilitas yang menunjang kerjanya petugas
kesehatan dalam pemeriksaan kesehatan pasien baru
sehingga pekerjaan dapat dilakukan dengan baik dan aman.
Fasilitas tersebut berupa meja, kursi dan 9P3 ($andscoen).
Sehingga petugas tidak terlalu lama berdiri dan dirinya
terlindung dari penularan kuman penyakit.
c. Cinjauan faktor psikososial
- Cerdapat interaksi yang baik antara sesama rekan kerja.
Sehingga pekerja dapat bekerja sebagaimana mestinya.
- Cidak terdapat beban mental dalam pekerjaan karena
terjalin hubungan yang baik antara sesama petugas.
d. Cinjauan faktor kimia
*#
-
8/19/2019 Kasus Penyakit Akibat Kerja Lbp- Okupasi
48/57
- 3itemukan faktor kimia yang dapat menyebabkan ha@ard
petugas diruang peraatan seperti alkohol, betadine dan
larutan peroksida namun karena petugas sadar akan adanya
bahaya yang dapat ditimbulkan dari bahan kimia tersebut
sehingga menggunakan 9P3 yang sesuai.
e. Cinjauan faktor biologi
- Petugas menggunakan alat pelindung diri ketika berinteraksi
dengan pasien, petugas tidak beresiko terinfeksi dari pasienpada saat berinteraksi dengan pasien.
- 9danya cairan pembersih tangan atau astafel di ruangan
administrasi sehingga petugas kesehatantidakberesiko
terhadap menularnya bakteri melalui kontak dengan pasien
.
5.*.!. 0eluhan/ penakit ang (ialai
5.*.$. Alat Pelin(ung (iri
9lat Pelindung 3iri (9P3) adalah seperangkat alat
keselamatan yang digunakan oleh pekerja untuk melindungiseluruh atau sebagian tubuhnya dari kemungkinan adanya
pemaparan potensi bahaya lingkungan kerja terhadap
kecelakaan dan penyakit akibat kerja. $al yang sama yang
dilakukan Petugas kesehatan di 8nstalasi aat 3arurat saat
melakukan e6akuasi, triase, tindakan aal, obser6asi
menggunakan alat pelindung diri berupa tutup kepala, masker,
sarung tangan atau handscoen, celemek, kacamata, dan sepatu.
*
-
8/19/2019 Kasus Penyakit Akibat Kerja Lbp- Okupasi
49/57
$al ini dilakukan dengan tujuan sebagai proteksi dari bahaya-
bahaya potensial yang ada di 8nstalasi aat 3arurat.
5.*.%. 0eterse(iaan (an kelengkapan ,3at P$0
!otak (obat) pertolongan pertama kecelakaan (P!)
seharusnya ajib dimiliki di setiap tempat pekerjaan, sama
halnya di 8nstalasi raat darurat disedikan beberapat
kelengkapan obat-obat baik obat-obat emergency maupun
obat-obatan yang penting. $al ini sangat bermanfaat dalam
keadaan darurat ataupun kecelakaan.
5.*.5. 2paa lain tengang 0$
5.*.). 0,nstruksi 3angunan
!onstruksi bangunan di 8nstalasi aat 3arurat sesuai dengan
standar
Lantai# 4antainya kuat dan rata, tidak berongga.
Langitlangit. 4angit-langitnya rapat dan kuat, tidak rontok dantidak menghasilkan debukotoran.
Pintu
Pintu masuk ke 83 terdiri dari pintu ganda, masing-masing
dengan lebar '" cm dan *" cm. Pada sisi pintu dengan lebar '"
cm, dilengkapi dengan kaca jendela pengintai (observation
glass).
*'
-
8/19/2019 Kasus Penyakit Akibat Kerja Lbp- Okupasi
50/57
Siste -entilasi.
7angunan uang 83 mempunyai 6entilasi alami danatau
6entilasi mekanik buatan sesuai dengan fungsinya.
Siste pen4ahaaan.
7angunan 83 mempunyai pencahayaan alami danatau
pencahayaan buatan, termasuk pencahayaan darurat sesuai
dengan fungsinya.
5.*.*. Siste Pr,teksi ke3akaran
Sistem proteksi aktif yaitu proteksi yang dilakukan pada
bangunan terhadap bahaya kebakaran dengan menggunakan
system perlindungan secara langsung atau sarana aktif
peralatan pemadaman api seperti halnya 9P9, hidran,
springkler, alarm, alat deteksi, dan peralatan pemadamanlainnya. 3i 8nstalasi aat 3arurat hanya terdapat 9P9
sebagai pengendalian kebakaran.
5.. Pe3ahasan
!eselamatan dan kesehatan kerja harus sesuai dengan
ndang-undang %o.1 Cahun 1'#" yang mana sebagai aturan
pelaksanaan dari ndang-ndang %o.1 Cahun 2"" yang
menyangkut norma perlindungan tenaga kerja, khususnya yang
berkaitan dengan hiperkes antara lain
a. Pengurus diajibkan memeriksakan kesehatan badan, kondisi
mental dan kemampuan Esik dan tenaga kerja yang akan
"
-
8/19/2019 Kasus Penyakit Akibat Kerja Lbp- Okupasi
51/57
diterimanya maupun akan dipindahkan sesuai dengan sifat
pekerjaannya yang akan diberikan kepadanya.b. Pengurus diajibkan memeriksakan semua tenaga kerja yang
berada di baah pimpinannya secara berkala pada dokter
yang ditunjuk oleh pengusaha dan ditunjuk oleh direktur.c. %orma-norma mengenai pengujian kesehatan ditetapkan
dengan peraturan perundang-undangan.d. Pengurus ajib menunjukkan dan menjelaskan pada tiap
tenaga kerja tentang kondisi dan bahaya yang dapat timbul
dalam tempat kerja.e. Pengurus ajib menunjukkan dan menjelaskan pada tiap
tenaga kerja tentang semua pengamanan alat pelindung diri
yang diharuskan dalam tempat kerjanya.f. Pengurus ajib menunjukkan dan menjelaskan pada tiap
tenaga kerja tentang alat pelindung diri bagi tenaga kerja
yang bersangkutan.g. Pengurus ajib menunjukkan dan menjelaskan pada tiap
tenaga kerja tentang cara-cara pelindung diri bagi yang
bersangkutan.
3alam ndang-ndang %o. 2 Cahun 1''2 tentang
kesehatan kerja telah dijelaskan baha kesehatan kerja
diselenggarakan agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat
tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnyasehingga diperoleh produkti6itas kerja yang optimal. ntuk itu
setiap tempat kerja ajib menyelenggarakan kesehatan kerja,
dan ini juga telah diatur dalam pasal tersebut.9dapun faktor
resiko yaitu faktor Esik, faktor kimia, faktor biologi, faktor Esiologi
(ergonomi) dan faktor mental-psikologis terhadap kesehatan dan
keselamatan kerja tenaga kerja.
1
-
8/19/2019 Kasus Penyakit Akibat Kerja Lbp- Okupasi
52/57
1 Pemeliharaan uang 7angunana !egiatan pembersihan ruang minimal dilakukan pagi dan
sore hari.b Pembersihan lantai di ruang peraatan pasien dilakukan
setelah pembenahanmerapi-kan tempat tidur pasien, jam
makan, jam kunjungan dokter, kunjungan keluarga, dan
seaktu-aktu bilamana diperlukan.c &ara-cara pembersihan yang dapat menebarkan debu
harus dihindari.d $arus menggunakan cara pembersihan dengan
perlengkapan pembersih (pel) yang memenuhi syarat dan
bahan antiseptik yang tepat.e Pada masing-masing ruang supaya disediakan
perlengkapan pel tersendiri.f Pembersihan dinding dilakukan secara periodik minimal 2
(dua) kali setahun dan di cat ulang apabila sudah kotor
atau cat sudah pudarg Setiap percikan ludah, darah atau eksudat luka pada
dinding harus segera dibersihkan dengan menggunakan
antiseptik.
2 Pencahayaana 4ingkungan rumah sakit, baik dalam maupun luar ruangan
harus mendapat cahaya dengan intensitas yang cukup
berdasarkan fungsinya.b Semua ruang yang digunakan baik untuk bekerja ataupun
untuk menyimpan barangperalatan perlu diberikan
penerangan.c uang pasienbangsal harus disediakan penerangan
umum dan penerangan untuk malam hari dan disediakan
saklar dekat pintu masuk, sekitar indi6idu ditempatkan
2
-
8/19/2019 Kasus Penyakit Akibat Kerja Lbp- Okupasi
53/57
pada titik yang mudah dijangkau dan tidak menimbulkan
berisik. Penghaaan (Bentilasi) dan Pengaturan dara
a Penghaaan atau 6entilasi di rumah sakit harus harus
mendapat perhatian yang khusus. 7ila menggunakan
sistem pendingin, hendaknya dipelihara dan dioperasikan
sesuai buku petunjuk sehingga dapat menghasilkan suhu,
aliran udara, dan kelembaban nyaman bagi pasien dan
karyaan. ntuk rumah sakit yang menggunakan
pengatur udara (9&) sentral harus diperhatikan coolingtoer-nya agar tidak menjadi perindukan bakteri
legionella dan untuk 9$ (9ir $andling nit) Elter udara
harus dibersihkan dari debu dan bakteri atau jamur.b Suplai udara dan eIhaust hendaknya digerakkan secara
mekanis, dan eIhaustfan hendaknya diletakkan pada
ujung sistem 6entilasi.c uangan dengan 6olume 1"" m sekurang-kurangnya 1
(satu) fan dengan diameter " cm dengan debit udara ",
mdetik, dan frekuensi pergantian udara per jam adalah
2 (dua) sampai dengan 12 kali.d Pengambilan suplai udara dari luar, kecuali unit ruang
indi6idual, hendaknya diletakkan sejauh mungkin, minimal
#," meter dari eIhauster atau perlengkapan
pembakaran.e Cinggi intake minimal ",' meter dari atap.
f Sistem hendaknya dibuat keseimbangan tekanan.g Suplai udara untuk daerah sensitif, ruang operasi,
peraatan bayi, diambil dekat langit-langit dan eIhaust
dekat lantai, hendaknya disediakan 2 (dua) buah eIhaust
fan dan diletakkan minimal #," cm dari lantai.h Suplai udara di atas lantai.i Suplai udara koridor atau buangan eIhaust fan dari tiap
ruang hendaknya tidak digunakan sebagai suplai udara
kecuali untuk suplai udara ke ;&, toilet, gudang.
-
8/19/2019 Kasus Penyakit Akibat Kerja Lbp- Okupasi
54/57
j Bentilasi ruang-ruang sensitif hendaknya dilengkapi
dengan saringan 2 beds. Saringan 8 dipasang di bagian
penerimaan udara dari luar dengan eEsiensi " + dan
saringan 88 (Elter bakteri) dipasang '"+. ntuk
mempelajari sistem 6entilasi sentral dalam gedung
hendaknya mempelajari khusus central air conditioning
sistem.k Penghaaan alamiah, lubang 6entilasi diupayakan sistem
silang (cross 6entilation) dan dijaga agar aliran udara
tidak terhalang.l Penghaaan ruang operasi harus dijaga agar tekanannya
lebih tinggi dibandingkan ruang-ruang lain dan
menggunakan cara mekanis (air conditioner)m Penghaaan mekanis dengan menggunakan eIhaust fan
atau air conditioner dipasang pada ketinggian minimum
2,"" meter di atas lantai atau minimum ",2" meter dari
langit-langit.
n ntuk mengurangi kadar kuman dalam udara ruang
(indoor) 1 (satu) kali sebulan harus disinfeksi dengan
menggunakan aerosol (resorcinol, trietylin glikol), atau
disaring dengan elektron presipitator atau menggunakan
penyinaran ultra 6iolet.o Pemantauan kualitas udara ruang minimum 2 (dua) kali
setahun dilakukan pengambilan sampel dan pemeriksaan
parameter kualitas udara (kuman, debu, dan gas).* Penghaaan (Bentilasi) dan Pengaturan daraa Pengaturan dan tata letak ruangan harus sedemikian rupa
sehingga kamar dan ruangan yang memerlukan suasana
tenang terhindar dari kebisingan.b Sumber-sumber bising yang berasal dari rumah sakit dan
sekitarnya agar diupayakan untuk dikendalikan antara lain
dengan cara
*
-
8/19/2019 Kasus Penyakit Akibat Kerja Lbp- Okupasi
55/57
1 Pada sumber bising di rumah sakit peredaman.
Penyekatan, pemindahan, pemeliharaan mesin-mesin
yang menjadi sumber bising.2 Pada sumber bising dari luar rumah sakit
penyekatanpenyerapan bising dengan penanaman pohon
(freen belt), meninggikan tembok, dan meninggikan tanah
(bukit buatan). Penghaaan (Bentilasi) dan Pengaturan dara
a Fasilitas Penyediaan 9ir
-
8/19/2019 Kasus Penyakit Akibat Kerja Lbp- Okupasi
56/57
/ 4ubang penghaaan harus berhubungan langsung
dengan udara luar.# Coilet dan kamar mandi harus terpisah antara pria dan
anit, unit raat inap dan karyaan, karyaan dan
toilet pengunjung. Coilet pengunjung harus terletak di tempat yang mudah
dijangkau dan ada petunjuk arah, dan toilet untuk
pengunjung dengan perbandingan 1 (satu) toilet untuk
1 J 2" pengunjung anita, 1 (satu) toilet untuk 1 J "
pengunjung pria.' $arus dilengkapi dengan slogan atau peringatan untuk
memelihara kebersihan.1" Cidak terdapat tempat penampungan atau genangan air
yang dapat menjadi tempat perindukan nyamuk.
5.6. 0esipulan
!esimpulan 7erdasarkan penilaian ;alk Chrough Sur6ey
dapat disimpulkan sebagai berikut
1 Secara umum factor ha@ard yang dialami yaitu 0Faktor Fisik Cidak terdapat ha@ard factor Esik yang mengganggu jalannya
akti6itas di 8nstalasi aat 3arurat S 8bnu SinaFaktor !imia Cidak terdapat ha@ard factor kimia yang mengganggu
jalannya akti6itas di 8nstalasi aat 3arurat S 8bnu SinaFaktor 7iologi Cerdapat ha@ard factor biologi yang dapat mengganggu
jalannya akti6itas di 8nstalasi aat 3arurat S 8bnu Sina,
yaitu tingginya resiko penularan penyakit dari pasien ke pe
tugasFaktor Grgonomi Cidak terdapat ha@ard factor ergonomic yang mengganggu
jalannya akti6itas di 8nstalasi aat 3arurat S 8bnu Sina
/
-
8/19/2019 Kasus Penyakit Akibat Kerja Lbp- Okupasi
57/57
Faktor Psikososial Cidak terdapat ha@ard factor psikosial yang mengganggu
jalannya akti6itas di 8nstalasi aat 3arurat S 8bnu Sina2 Cidak terdapat keluhanpenyakit yang dialami berhubungan
dengan pekerjaan pada petugas 8nstalasi aat 3arurat S
8bnu Sina 9lat pelindung diri yang digunakan oleh petugas 8nstalasi
aat 3arurat S 8bnu Sina yaitu masker dan handschoen* Cerdapat upaya ! lainnya yang dijalankan di 8nstalasi aat
3arurat S 8bnu Sina yaitu berupa pelatihan tentang
!esehatan dan !eselamatan !erja. Cersedianya obat P! di ruang instalasi raat darurat/ !onstruksi bangunan yang aman bagi petugas 8nstalasi 5aat
3arurat# 9danya sistem proteksi dan pengendalian di 8stalasi aat
darurat
5.17. Saran
3iharapkan agar pengurus organsasi unit ! menge6aluasi
masalah yang berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan
lingkungan kerja di jalan raya khususnya untuk polisi lalu lintas
jalan sehingga setiap petugas dapat bekerja optimal.3an
sebaiknya setiap peraat diberikan pengetahuan mengenai
kesehatan kerja dan penyakit akibat kerja yang sesuai dengan
faktor risiko dari lingkungan kerja mereka.