· 2018. 10. 30. · Oi:qefi JOOQ-JOOS) aaaaaaaaaaaaaaa . lab L - 10%
Lap or a a a a Aaaaaaaaaaaaaaa An
-
Upload
anita-galih -
Category
Documents
-
view
244 -
download
10
description
Transcript of Lap or a a a a Aaaaaaaaaaaaaaa An
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ruang publik terbuka adalah bentuk ruang yang digunakan masyarakat secara bersama-
sama. Di tempat ini biasanya diadakan kegiatan besar yang memungkinkan terjadinya
pertemuan dan interaksi masyarakat secar luas. Ruang publik terbuka biasnya dijadikan sebagai
sarana bermain dan berolah raga, tempat bersantai, dan tempat rekreasi masyarakat di tengah
kesibukan mereka. Di samping itu, ruang publik terbuka biasnya juga dijadikan sebagai tempat
diadakannya upcara kenegaraan atau upacara keagamaan yang melibatkan masyarakat luas.
Dalam sudut pandang ekologis ruang publik terbuka juga memiliki banyak kegunaan,
seperti penghijauan kota karena ruang publik terbuka biasanya dihiasi dengan tanaman hijau
untuk kenyamanan para pengunjungnya. Dengan adanya ruang terbuka publik hijau ini dapat
menyaring polusi udara yang biasanya disebabkan oleh asap buangan kendaraan bermotor
sekaligus berfungsi sebagai penyegar udara alami. Selain itu, ruang publik terbuka dapat
menyerap air secara langsung sehingga daerah tersebut memiliki cadangan air bawah tanah
yang bersih sekaligus dapat menjadi pengendali banjir karena air langsung diserap dan
disimpan di dalam tanah. Dengan fungsinya yang baik untk lingkungan, ruang publik terbuka
secara tidak langsung juga menjadi sebuah sarana untuk melestarikan ekosistem alami, karena
pada raung publik terbuka banyak makhluk hidup yang berkumpul dan saling berinteraksi.
Oleh karena pentingnya ruang publik terbuka untuk kegiatan sosial manusia, maupun
untuk kelestarian alam, peneliti ingin mengukur sejauh mana ruang publik terbuka sudah
diterapkan di setiap provinsi di Indonesia. Pengukuran dilakukan dengan metode pengumpulan
data, pengorganisiran data, penganalisaan data, serta melakukan penarikan kesimpulan. Metode
ini juga disebut dengan statistika. Cabang ilmu statistika yang digunakan di sini adlah statistika
deskriptif, yang menjelaskan mengenai pengumplan data hinga data dapat disajikan dengan
lebih informatif. Oleh karena itu, dengan adanya Statistik Deskriptif diharapkan dapat
membantu dalam menghitung dan mengolah data dari studi kasus mengenai Banyaknya
Desa/Kelurahan Menurut Ketersediaan Ruang Publik Terbuka padatahun 2014, secara manual
maupun menggunakan software serta menyajikannya secara informatif, sehingga akan
diperoleh manfaaat berupa informasi mengenai pemerataan jumlah ruang publik terbuka di
setiap provinsi di Indonesia agar kedepannya diharapkan pemerataan ruang publik terbuka
dapat diimplementasikan di Indonesia, mengingat banyaknya manfaat yang bisa diperoleh dari
ruang publik terbuka tersebut.
1.2 Batasan Praktikum
Batasan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Jumlah data yang diambil adalah 34 data.
2. Data yang diambil merupakan data sekunder dan cross section.
1.3 Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Menghitung dan mengolah Data Banyaknya Desa/Kelurahan Menurut Ketersediaan Ruang
Publik Terbuka berdasarkan statistika deskriptif baik secar manual maupun menggunakan
software minitab17
2. Melakukan penyajian data Banyaknya Desa/Kelurahan Menurut Ketersediaan Ruang Publik
Terbuka dengan informatif.
3. Melakukan analisis dan interpretasi dari hasil pengolahan data Banyaknya Desa/Kelurahan
Menurut Ketersediaan Ruang Public Terbuka dari hasil penyajian data.
1.4 Manfaat Praktikum
Manfaat dari praktikum adalah sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui hasil pengolahan data banyaknya desa/kelurahan menurut ketersediaan
ruang publik terbuka sebagai bahan pertimbangan keputusan.
2. Dapat menggambarkan ketersediaan ruang public terbuka di setiap provinsi di Indonesia.
3. Dapat digunakan sebagai pengambilan keputusan selanjutnya untuk daerah yang perlu
sosialisasi atau kebijakan terkait dengan ketersediaaan ruang public terbuka.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
Dalam tinjauan pustaka akan dibahas mengenai beberapa hal yang penting yang
berkaitan dengan statistik deskriptif yaitu: definisi statistik dan statistika; pembagian jenis data
berdasarkan sifat variabel, skala pengukuran data, sumber data dan pengumpulan data; ukuran
pemusatan, variabilitas, posisi, bentuk distribusi serta penyajian data.
2.1 Statistik dan Statistika
Berikut ini merupakan definisi dari statistik dan statistika.
2.1.1 Definisi Statistik
Statistik adalah bilangan-bilangan yang diturunkan dari data atau digunakan untuk
menyatakan data itu sendiri (Murray, 1996:1).
2.1.2 Definisi Statistika
Statistika adalah metode-metode ilmiah untuk pengumpulan, pengorganisasian,
penyimpulan, penyajian, dan analisis data, maupun menarik kesimpulan yang sahih (valid) dan
membuat keputusan yang dapat diterima berdasarkan analisis (Murray, 1996:1).
2.2 Pembagian Jenis Data
Berikut adalah pembagian jenis data berdasarkan sifat variabel, skala pengukuran data,
sumber data, serta waktu pengumpulan data, yaitu:
2.2.1 Berdasarkan Sifat Variabel
Variabel merupakan karakteristik atau atribut yang menunjukkan nilai-nilai tertentu
(Bluman, 2012:3).
Berdasarkan sifatnya data dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Variabel kualitatif adalah data yang dapat ditempatkan dalam kategori yang berbeda,
menurut beberapa karakteristik atau atribut (Bluman, 2012:6). Contoh: Kepuasan
Responden, Jenis Kelamin, Agama, dll.
2. Variabel kiantitatif adalah berupa numerik dan dapat diurutkan atau diperingkat. Contoh :
variabel umur adalah numerik dan manusia dapat diurutkan berdasarkan umurnya, tinggi,
berat, dan suhu tubuh (Bluman, 2012:6).
Variabel kuantitatif dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu:
a. Variabel diskrit adalah variabel yang secara teoritis dapan menerima sebarang nilai di
antara dua nilai yang diberikan. Data yang dipaparkan oleh suatu variabel diskrit
dihasilkan dengan cara pencacahan atau perhitungan. Contoh: Jumlah N anak dalam
suatu keluarga, yang dapat menerima sebarang nilai-nilai 0,1,2,3,... tetapi tidak berupa
2,5 atau 3,842 (Murray, 1996:2).
b. Variabel kontinyu adalah variabel yan secara teoritis tidak dapat menerima sebarang
nilai dia antara dua nilai yang diberikan. Data yang dipaparkan oleh suatu variabel
kontinyu dihasilkan dengan cara pengukuran. Contoh: Usia A dari seseorang , yang
dapat berupa 62 tahun, 63,8 tahun ata 65,8341 tahun tergantung pada kecermatan
pengukuran (Murray, 1996:2).
2.2.2 Berdasarkan Skala Pengukuran Data
Pengukuran adalah suatu usaha memasangkan angka-angka terhadap obyek-obyek atau
peristiwa-peristiwa menurut aturan tertentu (Everitt, 2010). Pengukuran data terdiri dari
Kategori (nominal dan ordinal) dan Numerik (interval dan rasio). Jenis-jenis skala pengukuran
diberikan, antara lain:
1. Data Nominal
Nominal merupakan data pengukuran yang memiliki dasar penggolongan hanya kategorik
yang saling bebas dan terbatas. Angka digunakan untuk membedakan satu obyek dengan
obyek lainnya. Pada skala pengukuran ini, angka yang ditunjuk untuk suatu kategorik
hanyalah sekedar label atau kode. Contohnya: variabel jenis kelamin, diberi kode: 1 untuk
pria dan 0 untuk wanita. Variabel agama yang dipeluk, diberi kode: 1 untuk Islam, 2 untuk
Katolik, 3 untuk Protestan, 4 untuk Hindu, 5 untuk Budha, dan 6 untuk Konghucu (Everitt,
2010).
2. Data Ordinal
Ordinal merupakan data pengukuran yang memiliki angka selain digunakan untuk
membedakan, juga digunakan untuk menyatakan urutan tertentu atau ranking.
Contoh: variabel Grade Kursus: A, B, C, D, E . Variabel Skala Penilaian: 1 untuk Sempurna, 2
untuk Baik, 3 untuk Buruk. Variabel Skala Sikap Responden: 1 untuk Sangat Tidak Setuju, 2
untuk Tidak Setuju, 3 untuk Cukup Setuju, 4 untuk Setuju, dan 5 untuk Sangat Setuju
(Everitt, 2010).
3. Data Interval
Interval merupakan data pengukuran yang memiliki angka selain digunakan untuk
membedakan dan menyatakan urutan, juga memberi informasi tentang interval (jarak)
antara satu obyek dengan obyek lain. Contoh: Indeks Prestasi (IQ), Suhu, dan Tahun
(Everitt, 2010).
4. Data Rasio
Rasio merupakan data pengukuran yang memiliki angka selain informasi tentang urutan
dan interval (jarak) antar obyek, ada tambahan informasi tentang jarak atau perbedaan
antara suatu obyek dengan nol nilai absolut (mutlak). Misalnya, ukuran tinggi 4 cm
merupakan dua kali ukuran tinggi 2 cm. Contoh : pengukuran tinggi, berat, waktu, jarak,
harga, dan umur (Everitt, 2010).
2.2.3 Berdasarkan Sumber Data
Data (dataset) merupakan suatu istilah umum untuk pengamatan dan pengukuran yang
dikumpulkan selama penyelidikan/penelitian ilmiah (Everitt, 2010). Jenis-jenis data menurut
sumber pengambilannya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Data Primer
Data primer pada yang dihasilkan oleh peneliti untuk masalah tertentu atau keputusan.
Penelitian survey, eksperimen, dan penelitian observasi adalah salah metode yang paling
populer utnuk mengumpulan data primer (Weirs, 2011:104).
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah yang telah dikumpulkan oleh orang lain untuk tujuan tertentu. Data
sekunder dapat internal atau eksternal tergantung pada apakah data yang dihasilkan dari
dalam perusahaan atau organisasi atau oleh orang atau kelompok luar (Weirs, 2011:104).
1.2.4 Berdasarkan Waktu Pengumpulan Data
Berdasarkan waktu pengumpulannyadata dibedakan sebagai data cross section dan data
berkala (time series):
1. Data cross section adalah data yang dikumpulkan pada elemen yang berbeda pada poin
waktu yang sama atau periode waktu yang sama. Misalnya hasil sensus penduduk tahun
1990 menggambarkan keadaan Indonesia pada tahun 1990 menurut jenis kelamin, umur,
agama, dan sebagainya (Mann, 2010:13).
2. Data time series adalah data yang dikumpulkan pada elemen yang sama untuk periode
waktu yang berbeda. Misalnya perkembangan produksi padi selama lima tahun terakhir,
perkembangan SEMBAKO selama 10 bulan terakhir, dan sebagainya (Mann, 2010:13).
2.3 Statistik Deskriptif
Statistika deskriptif merupakan proses induktif dimana statistikan mendeskripsikan situasi
secara umum dari fakta yang bersifat khusus (Kirk, 2008;7). Statistik deskriptif yang digunakan
untuk memberikan deskripsi atas variabel-variabel penelitian secara statistik. Statistik yang
digunakan dalam penelitian ini adalah rata-rata (mean), maksimal, minimal dan standar deviasi.
Dalam statistik deskriptif terdapat beberapa ukuran, yaitu ukuran lokasi (pemusatan),
ukuran variabilitas (penyebaran) dan ukuran posisi.
2.3.1 Ukuran Pemusatan
Ciri yang paling penting dari suatu data yaitu terdensi sentral, yang merupakan nilai pusat
distribusi. Secara umum nilai ini akan menunjukkan nilai yang basanya, representatif, atau yang
diharapkan. Karena berbedanya konotasi pemusatan, ukran pemusatan ditentukan lebih
terperinci sesuai konsep dari kecenderungan pemusatannya (Krik, 2008:62). Ukuran
pemusatan data yang ada adalah:
1. Mean (rata-rata)
Rata-rata adalah penjumlahan dari nilai data dibagi dengan jumlah data. Sifat dari rata-rata,
antara lain: rata-rata didapatkan dengan menggunakan samua nilai dari data, rata-rata
lebih sedikit dari nilai variasinya dari pada median atau modus ketika sampel diambil dari
populasi yang sama dan ketiga pengukuran ini digunakan dalam sampel, rata-rata
digunakan untuk menghitung perhitungan statistik yang lain seperti variansi (Bluman,
2012:116). Berikut merupakan rumus dari rata-rata:
Rata-rata dari data tunggal:
a. Rata-rata dari populasi:
µ= X ₁+X ₂+X ₃+…+Xŋn
=∑Xn
(2-1)
Sumber: Bluman (2012:106)
b. Rata-rata dari sampel:
χ= X₁+X₂+X₃+…+Xŋn
=∑ Xn
(2-2)
Sumber: Bluman (2012:106)
Rata-rata dari data berkelompok:
χ=∑ f . Xmn
(2-3)
Sumber: Bluman (2012:108)
Dimana: µ=¿ rata-rata populasi N = jumlah data dalam populasi
χ = rata-rata sampel n = jumlah data dalam sampel
X = data tunggal f = frekuensi kelas
∑ = penjumlahan dari Xm = nilai tengah kelas
2. Median
Median adalah bilangan yang terletak di tengah-tengah setelah bilangan-bilangan itu
diurutkan. Bilangan tersebut membagi data menjadi dua kelompok memiliki frekuensi yang
sama. Sifat dari median, antara lain: median digunakan untuk mencari nilai tengah suatu
gugus data, median lebih efektif daripada rata-rata ketika terdapat data ekstrim, dll
(Bluman, 2012:116).
3. Modus
Modus merupakan ukuran yang paling sederhana dalam pemusatan yaitu nilai atau
kategori yang memiliki frekuensi tertinggi (Kirk, 2008:62). Sifat dari data, antara lain:
modus dapat digunakan ketika data merupakan data nominal seperti kepercayaan, jenis
kelamin atau politik, nilai modus tidak selalu unik karena dalam suatu data dapat
mempunyi lebih dari satu modus atau tidak ada modus dallam gugus data, dll (Bluman,
2012:116).
4. Midrange
Midrange merupakan nilai terendah ditambah nilai tertinggi dibagi menjadi dua. Sifat dari
maidrange antara lain: mudah untuk diperhitungkan, memberikan hasil midpoint, sangat
terpengaruh oleh nilai ekstrim dalam data set (Bluman, 2012:116). Berikut merupakan
rumus dari midrange:
MR= lowest value+highest value2
(2-4)
Sumber: Bluman (2012:114)
2.3.2 Ukuran Variabilitas
Ukuran variabilitas merupakan pengukuran keragaman data. Variabilitas menunjukkan
persebaran data terhadap pusatnya (Borror, 2009:368). Dalam pengukuran ini terdiri dari
variansi, standar deviasi dan range.
1. Variansi
Variansi adalah luas persebaran data yang didapatkan dari nilai tengah kuadrat
simpangannya dari nilai tengah atau dimpangan rata-rata kuadrat. Berikut merupakan
rumus variansi:
Variansi data tunggal:
a. Variansi untuk populasi
σ 2=∑ (X−µ )2
N (2-5)
Sumber: Bluman (2012:127)
b. Variansi untuk sampel
S2=n (∑X )2−(∑X )2
n(n−1)(2-6)
Sumber: Bluman (2012:128)
Variansi data berkelompok:
Variansi untuk populasi
S2=n¿¿¿ (2-7)
Sumber: Bluman (2012:131)
Dimana: σ 2=¿ variansi populasi N = jumlah data dalam populasi
µ = rata-rata populasi n = jumlah data dalam sampel
X = data tunggal f = frekuensi kelas
∑ = penjumlahan dari Xm = nilai tengah kelas
s2 = variansi sampel x = rata-rata sampel
2. Standar Deviasi
Sandar deviasi adalah batas penyimpangan data dari pusatnya yang didapatkan dari akar
dari variansi (Bluman, 2012:217). Berikut merupakan rumus standar deviasi:
a. Rumus standar deviasi untuk populasi:
σ=√σ2 ¿√∑ (X−µ )2
N (2-8)
Sumber: Bluman (2012:127)
b. Rumus standar deviasi untuk sampel
s=√s2 ¿√∑ (X− χ )2
n−1(2-9)
Sumber: Bluman (2012:128)
Standar deviasi untuk data berkelompok:
s=√s2 ¿√n¿¿¿¿ (2-10)
Sumber: Bluman (2012:131)
Dimana: σ=¿ standar deviasi populasi N = jumlah data dalam populasi
µ = rata-rata sampel n = jumlah data dalam sampel
X = data tunggal f = frekuensi kelas
Xm = nilai tengah kelas s = standar deviasi populasi
c. Range
Rentang (range) dinotasikan sebagai R, menyatakan ukuran yang menunjukkan selisih nilai
antara nilai maksimum dan minimum. Rumusnya adalah sebagai berikut:
Range = nilai maksimum-nilai minimum (2-11)
Sumber: Bluman (2012:124)
2.3.3 Ukuran Posisi
Ukuran posisi didesain untuk menyediakan analisis dengan beberapa nilai kuantitatif
beberapa lokasi dari data ditempatkan (Walpole & Myers, 2012:11). Pembagian kelompok data
pada ukuran posisi terdiri dari kuartil, desil dan persentil. Secara kolektif, kuartil, desil,
persentil, dan nilai-nilai lain yang diperoleh dengan cara membagi data atas bagian-bagian yang
sama disebut kuantil (Murray, 1996:66).
1. Kuartil
Dimana suatu himpunan data disusun menurut besarnya nilai tengah (atau nilai tengah
hitung dari dua nilai tengah) yang membagi himpunan data dua bagian yang sama adalah
median. Dengan memperluas pemikiran ini kita dapat membayangkan nilai-nilai yang
membagi himpunan atas empat bagian yang sama. Nilai-nilai ini dinyatakan oleh Q1, Q2, dan
Q3 masing-masing disebut kuartil pertama, kedua dan ketiga, nilai Q2 sama dengan median
(Murray,1996:66).
Rumusnya adalah sebagai berikut:
Q ₁=nilai datake (N+1)4
(2-12)
Sumber: Weirs (2008:91)
Q ₂=nilai datake 2(N+1)4
(2-13)
Sumber: Weirs (2008:91)
Q ₃=nilai datake 3(N+1)4
(2-14)
Sumber: Weirs (2008:91)
Dimana N merupakan jumlah data dalam populasi dan n merupakan jumlah data sampel.
Kisaran interkuartil adalah perbedaan antara kuartil ketiga dengan kuartil pertama. Dalam
hal persentil, ini adalah jarak antara 75% dan 25% nilai. Rumusnya adalah:
interquartile range=Q₃−Q₁ (2-15)
Sumber: Weirs (2008:91)
Deviasi Kuartil merupakan setengah dari jangkauan interquartile.
quartile deviation=Q ₃−Q ₁2
(2-16)
Sumber: Weirs (2008:91)
2. Desil
Secara serupa, nilai-nilai yang membagi atas sepuluh bagian yang sama disebut desil dan
dinyatakan oleh D1, D2, D3,...,D9 (Murray, 1996:66).
3. Persentil
Persentil membagi kumpulan data menjadi 100 kelompok yang sama. Posisi dalam seratus
bahwa nilai data memegang distribusi. Median adalah persentil ke-50 (Bluman, 2012:151).
Rumus persentil adalah:
Percentile=(numberof values below X )+0,5
totalnumber of valuesx100 (2-17)
Sumber: Bluman (2014:147)
2.3.4 Bentuk Distribusi
Bentuk distribusi diunakan untuk mengetahui bentuk distribusi dari data. Ukuran bentuk
terdiri atas:
1. Kurtosis
Kurtosis adalah derajat kepuncakan dari suatu distribusi, biasanya diambil secara relatif
terhadap suau distribusi normal. Distribusi yang mempunyai puncak relatif tinggi disebut
leuptokurtik, sedangkan yang berpuncak mendatar disebut platikurtik. Dan distribusi
normal tidak terlalu lacip atau berpuncak mendatar disebut mesokurtik (Murray,
1996:119).
Indeks yang paling umum dari kurtosis adalah:
Kur=
∑(Xᵢ− χ ) ⁴nS ⁴
−3
(2-18)
Sumber: Krik (2008:114)
2. Skewness
Skewness (kemencengan) adalah derajat keekstriman, atau kejauhan dari simetri, dari
suatu distrubusi. Jika kurva frekuensi (poligon frekuensi termuluskan) suatu distribusi
mempunyai ekor yang yang lebih panjang ke kanan dari maksimum pusat daripada yang ke
kiri, distribusi tersebut menceng ke kanan atau mempunyai kemencengan positif. Jika
sebaliknya yang terjadi ia dikatan menceng ke kiri atau mempunyai kemencengan negatif
(Murray, 1996:119).
Pada skewness positif, rata-rata terdapat pada kanan median dan modus terdapat pada kiri
median.
Gambar 2.2 Skewness positifSumber : Bluman (2012:117)
Pada distribusi simetris, nilai data didistribusikan pada kedua sisi rata-rata. Rata-rata,
median dan modus terletak pada senter distribusi.
Gambar 2.3 Skewness simetrisSumber : Buman (2012:117)
Ketika sebagian besar data jatuh di kanan dari rata-rata dengan ekor ke kiri, distribusinya
dinamakan skewness negatif atau skewness kiri. Pada distribusi ini rata-rata terletak pada
kiri median dan modus terletak pada kanan median.
Gambar 2.4 Skewness negatifSumber : Bluman (2012:117)
2.3.5 Penyajian Data
Menurut Bluman (2012:51), setelah data diorganisasikan dalam distribusikan dalam
distribusi frekuensi, kemudian dapat disajikan dalam bentuk grafik. Tujuan dari grafik dalam
statistik adalah untuk menampilkan data pada pembaca dalam bentuk gambar. Dengan
demikian data akan dapat dibaca dibandingkan dengan penyajian numerik pada tabel atau
distribusi frekuensi.
1. Histogram
Histogram merupakan grafik yang yang menampilkan data menggunakan diagram batang
yang saling berhimpitan yang terdiri atas beragam tinggi untuk merepresentasikan
frekuensi dari kelas (Bluman, 2012:51). Histogram digunakan untuk data berkelompok
dengan menggunakan nilai midpoint kelasnya (Walpole & Myres, 2012:22).
Gambar 2.5 HistogramSumber: Walpole dan Myers (2012)
2. Poligon Frekuensi
Poligon frekuensi merupakan grafik yang yang menampilkan data dengan menggunakan
garis yang menghubungkan titik-titik untuk frekuensi pada titik tengah kelas. Frekuensi di
representasikan dengan tinggi titik (Bluman, 2012:53).
Gambar 2.6 Poligon FrekuensiSumber: Bluman (2012)
3. Ogive
Ogive adalah grafik yang menampilkan frekuensi kumulatif untuk kelas dalam distribusi
frekuensi (Bluman, 2012:52).
Sumber: Sigit (2007:20)
Selain penyajian data tersebut, masih ada beberapa ppenyajian data yang lain, antara
lain:
1. Diagram Batang
Diagram batang merepresentasikan data dengan menggunakan vertikal atau horizontal
batang yang merepresentasikan frekuensi data (Bluman, 2012:69).
Gambar 2.7 Diagram BatangSumber: Walpole (1993)
2. Diagram Pareto
Diagram pareto digunakan untuk merepresentasikan distribusi frekuensi untuk variabel
kategori dan frekuensi yang ditampilkan dengan tinngi dari batang vertikal yang disusun
dari tinggi ke rendah (Bluman, 2012:70).
Gambar 2.8 Diagram ParetoSumber: Montgomery (2009)
3. Grafik Time Series
Grafik time series merupakan penyajian data yang digunakan untuk menunjukkan tren yang
diukur pada periode tertentu (Bluman, 2012:80).
Gambar 2.9 Grafik Time SeriesSumber: Bluman (2012)
4. Diagram Lingkaran
Diagram lingkaran adalah sebuah lingkaran yang dibagi menjadi beberapa bagian atau
wedges sesuai dengan presentase frekuensi dalam setiap kategori distribusi (Bluman,
2012:73).
5. Diagram Ranting dan Daun
Sebuah batang dan daun plot data yang menggunakan bagian dari nilai data sebagai batang
dan bagian dari nilai data yang daun untuk membentuk kelompok atau kelas (Bluman,
2012:80).
Gamabr 2.11 Diagram Ranting dan DaunSumber: Bluman (2012)
6. Blox Pot
Menampilkan interquartile range data pada kotak dan dan median di dalamnya serta
menunjukkan data outlier (Walpole & Myers, 2012:24).
Gambar 2.12 Box PlotSumber: Walpole dan Myers (2012)
BAB IIIMETODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 DIAGRAM ALIR PRAKTIKUM
Gambar 3.1 merupakan diagram alir praktikum statistik deskriptif:
Gambar 3.1 Diagram alir pengolahan studi kasus banyaknya desa/kelurahan menurut ketersediaan ruang
public terbuka
3.2 PROSEDUR PRAKTIKUM
Langkah langkah yang harus dilakukan oleh praktikan adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi masalah dari suatu obyek penelitian.
2. Mengumpulkan data sekunder studi kasus.
3. Melakukan pengolahan data mengenai statistika deskriptif secara manual dan software
serta penyajiannya.
4. Menganalisis dan menginterpretasi data.
5. Mendapatkan hasil data.
6. Menarik kesimpulan.
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan merupakan data dengan jenis data sekunder dan cross section.
Berikut merupakan data banyaknya desa/kelurahan menurut ketersediaan ruang public
terbuka yang telah dikumpulkan dalam tabel 4.1.
Tabel 4.1 Data Desa/Kelurahan Menurut Ketersediaan Ruang Publik Terbuka
No ProvinsiRuang Publik
TerbukaNo Provinsi
Ruang Publik Terbuka
1 Kalimantan Utara 68 18 Aceh 322
2 Maluku Utara 111 19 Bali 334
3 Sulawesi Barat 122 20 Papua 342
4 Kepulauan Riau 162 21 Kalimantan Tengah 390
5 Gorontalo 167 22 Riau 393
6 Papua Barat 195 23 Sulawesi Utara 452
7 DKI Jakarta 208 24 Kalimantan Barat 524
8 Kepulauan Bangka Belitung 210 25 Sumatera Utara 525
9 Banten 231 26 Jambi 540
10 Kalimantan Selatan 234 27 Sumatera Selatan 590
11 Bengkulu 244 28 Lampung 645
12 Kalimantan Timur 260 29 Sulawesi Tengah 934
13 Nusa Tenggara Barat 261 30 Nusa Tenggara Timur 960
14 Sulawesi Tenggara 272 31 Sulawesi Selatan 1,023
15 Sumatera Barat 294 32 Jawa Barat 2,020
16 Maluku 298 33 Jawa Timur 2,022
17 DI Yogyakarta 309 34 Jawa Tengah 2,863Sumber: Badan Pusat Statistik (2014)
4.2 Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan secara manual dan menggunakan software Minitab 17.
4.2.1 Pengolahan Data dengan Minitab 17
Berikut langkah-langkah dalam pengolahan data administrasi kabupaten menggunakan
Minitab:
1. Buka software minitab.
2. Input data jumlah kabupaten di tiap provinsi pada worksheet Minitab, seperti yang tampak
pada gambar 4.1 berikut.
Gambar 4.1 Input data pada Minitab3. Untuk melakukan pengolahan data, klik menu utama Stat >Basic Statistic>Display
Descriptive Statistics, seperti yang tampak pada gambar 4.2 berikut.
Gambar 4.2 Display Descriptive Statistic
4. Masukkan variabel. Seperti tampilan pada gambar 4.3 berikut.
Gambar 4.3 Tampilan pada Descriptive Statistic
5. Klik Statistic pilih semua yang ingin diketahui nilainya, seperti yang tampak pada gambar
4.4 berikut.
Gambar 4.4 Display Descriptive Statistic
6. Kemudian akan muncul hasil output seperti pada gambar 4.5 berikut.
Gambar 4.5 Output MiniTab
Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing output di atas
Tabel 4.2 Data Desa/Kelurahan Menurut Ketersediaan Ruang Publik Terbuka
No Atribut Keterangan
1 MeanRata-rata dari data banyaknya ruang publik terbuka di Indonesia adalah 545
2 MedianNilai tengah dari data banyaknya ruang publik terbuka di Indonesia adalah 316, yang menunjukan ada 50% data di bawah 316 dan 50% data di atas 316
3 ModusModus dari data banyaknya ruang publik terbuka di Indonesia adalah 0, karena pada data tidak ada angka yang muncul lebih dari 1 kali.
5 MinimumNilai terendah dari data banyaknya ruang publik terbuka di Indonesia adalah 68
6 MaximumNilai tertingi dari data banyaknya ruang publik terbuka di Indonesia adalah 2863
7 RangeJangkauan (selisih antara data terbesar dan data terkecil) dari data banyaknya ruang publik terbuka di Indonesia adalah 2795.
8 VarienceRagam data dari data banyaknya ruang publik terbuka di Indonesia adalah adalah 376398
9 Standard DeviationSimapangan baku dari data banyaknya ruang publik terbuka di Indonesia adalah adalah 614
10 Q1Kuartil pertama dari data banyaknya ruang publik terbuka di Indonesia adalah 226
11 Q3 Kuartil ketiga dari data banyaknya ruang publik terbuka di Indonesia
adalah 553
12 SkewnessNilai skewness dari data banyaknya ruang publik terbuka di Indonesia adalah 2,57. Hal ini menunjukan data akan lebih condong ke sebelah kanan dari garis normal
4.2.2 Pengolahan Data Manual
Pada sub bab ini akan dijelaskan pengolahan data dengan perhitungan manual :
Tabel 4.3 Data Desa/Kelurahan Menurut Ketersediaan Ruang Publik Terbuka
No ProvinsiRuang Publik
TerbukaX-µ (X-µ)²
1 Kalimantan Utara 68 476,853 227.388,7282 Maluku Utara 111 433,853 188.228,3753 Sulawesi Barat 122 422,853 178.804,6104 Kepulauan Riau 162 382,853 146.576,3755 Gorontalo 167 377,853 142.772,8456 Papua Barat 195 349,853 122.397,0807 DKI Jakarta 208 336,853 113.469,904
8Kepulauan Bangka Belitung 210 334,853 112.126,492
9 Banten 231 313,853 98.503,66910 Kalimantan Selatan 234 310,853 96.629,55111 Bengkulu 244 300,853 90.512,49212 Kalimantan Timur 260 284,853 81.141,19813 Nusa Tenggara Barat 261 283,853 80.572,49214 Sulawesi Tenggara 272 272,853 74.448,72815 Sumatera Barat 294 250,853 62.927,19816 Maluku 298 246,853 60.936,37517 DI Yogyakarta 309 235,853 55.626,61018 Aceh 322 222,853 49.663,43319 Bali 334 210,853 44.458,96320 Papua 342 202,853 41.149,31621 Kalimantan Tengah 390 154,853 23.979,43322 Riau 393 151,853 23.059,31623 Sulawesi Utara 452 92,853 8.621,66924 Kalimantan Barat 524 20,853 434,84525 Sumatera Utara 525 19,853 394,13926 Jambi 540 4,853 23,55127 Sumatera Selatan 590 -45,147 2.038,25728 Lampung 645 -100,147 10.029,43329 Sulawesi Tengah 934 -389,147 151.435,43330 Nusa Tenggara Timur 960 -415,147 172.347,08031 Sulawesi Selatan 1,023 -478,147 228.624,61032 Jawa Barat 2,020 -1.475,147 2.176.058,84533 Jawa Timur 2,022 -1.477,147 2.181.963,43334 Jawa Tengah 2,863 -2.318,147 5.373.805,786
Total 18.525 0,000 12.421.150,265Sumber : Badan Pusat Statistik (2014)
Tabel 4.4 Perhitungan Manual
No Ukuran Perhitungan
1 Meanμ=
X 1+X 2+X 3+…+XnN
=∑ X
N
μ=1852534
=544,85
2 Median
68, 111, 122, 162, 167, 195, 208, 210, 231, 234, 244, 260, 261, 272, 294, 298, 309, 322, 334, 342, 390, 393, 452, 524, 525, 540, 590, 645, 934, 960, 1023, 2020, 2022, 2863
Median=309+3222
=315,5≈316
3 Modus Pada data ini tidak memiliki modus karena setiap data nya memiliki nilai yang berbeda – beda.
4 Variansiσ 2=
Σ ( χ−μ¿¿¿2 )N
¿12421150.26
34=376.398
5 Standar Deviasiσ=√σ2=√ Σ ( χ−μ¿¿¿2 )
N=√ 12421150.2634
¿614
6 Kuartil 1
68, 111, 122, 162, 167, 195, 208, 210, 231, 234, 244, 260, 261, 272, 294, 298, 309, 322, 334, 342, 390, 393, 452, 524, 525, 540, 590, 645, 934, 960, 1023, 2020, 2022, 2863
Q1=14x N=1
4x34=8,5 (antara data ke 8 dan data ke 9)
Q1=X i+a (X i+1−X i )¿ X i+a ( X i+1−X i )¿ X 8+a (X9−X8 )¿210+0,5 (231−210 )¿210+15,5¿225,5≈226
7 Kuartil 3
68, 111, 122, 162, 167, 195, 208, 210, 231, 234, 244, 260, 261, 272, 294, 298, 309, 322, 334, 342, 390, 393, 452, 524, 525, 540, 590, 645, 934, 960, 1023, 2020, 2022, 2863
Q3=34x N=3
4x34=25,5 (antara data ke 25 dan data ke 26)
Q3=X i+a (X i+1−X i )¿ X i+a ( X i+1−X i )¿ X25+a ( X26−X25 )¿525+0,5 (540−525 )¿525+7,5¿532,5≈533
8 RangeRange = max – min = 2863 – 68 = 2795
4.2.3 Perbandingan Pengolahan Data Dengan Software dan Manual
Tabel 4.5 Perbandingan Pengolahan Data Software dan Manual
No Ukuran Software Manual
1 Mean 545 544,85
2 Median 316 316
3 Modus Tidak ada Tidak ada
4 Variansi 376398 376398
5 Standar Deviasi 614 614
6 Kuartil 1 226 226
7 Kuartil 3 553 533
8 Minimum 68 68
9 Maksimum 2863 2863
10 Range 2795 2795
11 Skewness 2,57
4.3 Penyajian Data
Penyajian data dari studi kasus “Banyaknya Desa/Kelurahan Menurut Ketersediaan Ruang
Publik Terbuka pada tahun 2014” menggunakan diagram batang dan menggunakan histogram
1. Diagram Batang
Penyajian data menggunakan diagram batang agar dapat diketahui jumlah
ketersediaaan ruang publik terbuka di tiap provinsi. Berikut Gambar yang merupakan
penyajian data dengan menggunakan diagram batang (bar chart):
A c e h
S u ma t e r a U t a r a
S u ma t e r a B a r a t
R i a u
J a mb i
S u ma t e r a S e l a t a n
B e n g k u l u
L a mp u n g
K e p u l a u a n B a n g k a B e l . . .
K e p u l a u a n R i a u
D K I J a k a r t a
J a wa B a r a t
J a wa T e n g a h
D I Y o g y a k a r t a
J a wa T i m
u r
B a n t e nB a l i
Nu s a T e n g g a r a B a r a t
Nu s a T e n g g a r a T i m
u r
K a l i ma n t a n B a r a t
K a l i ma n t a n T e n g a h
K a l i ma n t a n S e l a t a n
K a l i ma n t a n T i m
u r
K a l i ma n t a n U t a r a
S u l a we s i U t a r a
S u l a we s i T e n g a h
S u l a we s i S e l a t a n
S u l a we s i T e n g g a r a
G o r o n t a l o
S u l a we s i B a r a t
Ma l u k u
Ma l u k u U t a r a
P a p u a B a r a t
P a p u a
322 52
5
294 39
3 540
590
244
645
210
162
208
2,02
0
2,86
3
309
2,02
2
231 33
4
261
960
524
390
234
260
68
452
934 1,02
3
272
167
122 29
8
111 195 34
2
Ket er sed iaan Ru an g P u b l ik Ter b u k a
Gambar 4.6 Angka ketersediaan ruang publik terbuka tiap provinsiBerdasarkan diagram batang pada gambar 4.6, provinsi yang memiliki ruang publik
terbuka tertinggi adalah Jawa Tengah sejumlah 2.863. Sedangkan provinsi yang memiliki
ruang publik terbuka terendah adalah Kalimantan Utara sejumlah 68.
2. Diagram Garis
Penyajian data menggunakan diagram batang agar dapat diketahui jumlah
ketersediaaan ruang publik terbuka di tiap provinsi. Berikut Gambar yang merupakan
penyajian data dengan menggunakan diagram garis (line chart):
Aceh
Sumatera BaratJambi
Bengkulu
Kepulauan Bangka Belitu
ng
DKI Jaka
rta
Jawa Tengah
Jawa Timur
Bali
Nusa Tenggara Tim
ur
Kalimantan Tengah
Kalimantan Tim
ur
Sulawesi Utara
Sulawesi Selatan
Gorontalo
Maluku
Papua Barat0
1,0002,0003,000
Ruang Publik Terbuka
Gambar 4.7 Angka ketersediaan ruang publik terbuka tiap provinsi
Berdasarkan diagram garis pada gambar 4.7, provinsi yang memiliki ruang publik
terbuka tertinggi adalah Jawa Tengah sejumlah 2.863. Sedangkan provinsi yang memiliki
ruang publik terbuka terendah adalah Kalimantan Utara sejumlah 68.
BAB VPENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari pelaksanaan praktikum ini adalah:
1. Statistik deskriptif lebih berkenaan dengan pengumpulan, pengolahan, dan peringkasan
data. Pengolahan data dilakukan untuk mempermudah mengetahui informasi data.
Pengolahan data dilakukan menggunakan software Minitab dan secara manual. Berdasarkan
hasil pengolahan data menggunakan software minitab, dapat diperoleh Rata-rata yang
dihasilkan adalah 545 dengan standard error adalah 105. Median sebesar 316 menunjukkan
50 persen angka data administrasi kabupaten diatas 316 dan 50 persen dibawah 316.
Standar deviasi adalah 614 dan variansi sebesar 376298. Nilai minimum dalam data adalah
63 dan nilai maksimumnya adalah 2863, sehingga diperoleh range sebesar 2795. Nilai
skewness yang ditunjukkan adalah 2,67 sedangkan untuk kurtosis nilai yang ditunjukkan
adalah 5,50. Hal ini menunjukkan bahwa arah kecondongan grafik adalah ke arah kanan
atau skewness positif (nilai skewness > 0) dan bentuk grafik adalah platykurtik.
2. Penyajian data Banyaknya Desa/Kelurahan Menurut Ketersediaan Ruang Publik Terbuka
pada tahun 2014 disajikan dalam bentuk diagram batang dan diagram garis. Diagram
batang dan diagram garis digunakan untuk mempermudah penyajian data agar dapat
dipahami dan dianalisis serta data yang disajikan lebh informatif.
3. Berdasarkan penyajian data Banyaknya Desa/Kelurahan Menurut Ketersediaan Ruang
Publik Terbuka pada tahun 2014 diperoleh bahwa provinsi yang memiliki ruang publik
terbuka tertinggi adalah Jawa Tengah sejumlah 2.863. Sedangkan provinsi yang memiliki
ruang publik terbuka terendah adalah Kalimantan Utara sejumlah 68.
5.2 Saran
Dengan disajikannya data diatas, maka:
?????????????