Lap Biper Lebah_cecep_bio A

26
1 LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERILAKU Perilaku Lebah (Apis cerana): Respon terhadap Warna dan Jenis Makanan Disusun oleh: Cecep Fahmi (1210702009) Kelompok 4 Citra Ningrum Dyna Khidaziah Hariza Nur fitri Smstr/kls : VI/A Tanggal Praktikum : 17 April 2013 Tanggal Pengumpulan : 24 April 2013 Asisten : Rahmat Taufik Dosen : Ucu Julita, M.Si JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2013

description

biper

Transcript of Lap Biper Lebah_cecep_bio A

Page 1: Lap Biper Lebah_cecep_bio A

1

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI PERILAKU

Perilaku Lebah (Apis cerana): Respon terhadap Warna dan Jenis

Makanan

Disusun oleh:

Cecep Fahmi

(1210702009)

Kelompok 4

Citra Ningrum

Dyna Khidaziah

Hariza Nur fitri

Smstr/kls : VI/A

Tanggal Praktikum : 17 April 2013

Tanggal Pengumpulan : 24 April 2013

Asisten : Rahmat Taufik

Dosen : Ucu Julita, M.Si

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2013

Page 2: Lap Biper Lebah_cecep_bio A

2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lebah madu merupakan serangga polinator pada berbagai jenis tanaman

budidaya dan non budidaya. Selain sebagai polinator, lebah madu telah

dimanfaatkan secara langsung dari produk koloni, yaitu sebagai penghasil madu,

royal jelly, malam (lilin), tepung sari, racun lebah, larva juga digunakan sebagai

bahan sambal atau makanan lainnya serta untuk industri kepariwisataan

(Michener, 1974)

Meningingat lebah madu (Apis cerana) sebagai pollinator maka akan

dengan sindirinya lebah tersebut mencari sumber makanan pada tumbuhan .

Ketersediaan makanan merupakan faktor penting dari keberadaan koloni pada

suatu habitat. Makanan dari lebah madu adalah polen dan nektar tumbuhan. Polen

dan nektar dikumpulkan oleh lebah pekerja dari berbagai spesies tumbuhan

berbunga. Spesies tumbuhan dapat menghasilkan nektar, polen atau nektar dan

nektar. Tumbuhan sumber polen dan nektar bagi lebah madu dapat

dikelompokkan atas tanaman budidaya dan non budidaya. Selain itu, tumbuhan

pakan lebah dapat pula dikelompokan berdasarkan waktu ketersediaan yaitu

tumbuhan yang berbunga sepanjang waktu dan waktu tertentu saja.

Lebah dapat membedakan bunga dengan kandungan nektarnya yang

paling tinggi dari suatu tumbuhan. Hal tersebut menunjukan bahwa

chemosensory pada sensila lebah dapat mendeteksi konsentrasi gula pada nectar

yang terkandung dalam suatu bunga, deteksi kandungan gula oleh lebah dapat

pula melalui suatu proses pembelajaran atau mengingat (Scheiner, et all. 1999).

Berdasarkan pernyataan diatas, maka perlu dilakukan uji coba terhadap

daya ingat lebah terhadap respon mencari makan berupa nectar yang mempunyai

kandungan gula atau glukosa dari suatu bunga. Dan dapat mengetahui respon

mempertahankan dan menjaga kelangsungan hidup suatu koloni lebah tersebut.

Page 3: Lap Biper Lebah_cecep_bio A

3

1.2 Tujuan

Mengetahui respon lebah (Apis cerana) terhadap stimulus visual berupa

cahaya, warna dan bentuk

Mengamati preferensi lebah (Apis cerana) terhadap berbagai jenis

makanan.

1.3 Hipotesis

Lebah (Apis cerana) akan mendekati sumber cahaya yang dating

Lebah (Apis cerana)

Kecoa (Periplaneta americana) menunjukan perilaku lokomosi berjalan

Kecoa (Periplaneta americana) menunjukan pergerakan stimulusnya

untuk makan, mendekati air, atau bergerak menuju shelter

Page 4: Lap Biper Lebah_cecep_bio A

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Lebah merupakan serangga yang tersebar luas, terutama di daerah tropis

dan subtropis. Sistem indra dari serangga ini merupakan objek yang paling sering

dipelajari. Lebah merupakan hewan yang relatif mudah diamati dan dipelihara

sehingga sering digunakan sebagai hewan percobaan. Menurut para ilmuwan,

lebah dan tanaman berbunga berevolusi dan mulai ada di bumi sejak 100 juta

tahun yang lalu. Berikut adalah klasifikasi lebah madu (Singh, 1962).

Kingdom : Animal

Phylum : Arthropoda

Class : Hexapoda / Insecta

Order : Hymenoptera

Family : Apidae

Genus : Apis

Species : Apis cerana

Struktur tubuh lebah dibagi menjadi kepala, thoraks, dan abdomen dengan

tiga pasang kaki dan dua pasang sayap pada thoraks. Sayap depan dan sayap

belakang pada tiap sisi dihubungkan oleh kait sehingga bergerak bersamaan saat

terbang. Bagian mulutnya terdapat lidah atau labium yang bisa ditutup hingga

kepala oleh labia palps dan maxillae. Nektar dibawa dengan permukaan kasar

pada labium sebagian oleh atraksi kapiler, sebagian lagi dengan aksi memompa

otot pada kepala. Saat tidak digunakan, struktur mulut yang memanjang ini akan

dilipat hingga ke belakang kepala hingga memendek. Ovipositor merupakan

tempat dimana ratu mengeluarkan telurnya pada sel wax sedangkan pada worker,

ovipositor ini dimodifikasi menjadi sengat (Michener, 2000).

Dalam kehidupan sosial terdapat organisasi koloni yang dibagi menjadi

ratu, drone, dan worker. Keterikatan Apis cerana pada koloni tergolong lebih kuat

dibandingkan Trigona sp. Ratu hidup selama dua hingga lima tahun. Merupakan

satu-satunya lebah yang menghasilkan telur. seluruh koloni merupakan

turunannya. Ratu menghabiskan watu seumur hidup untukbertelur sekitar 1500

Page 5: Lap Biper Lebah_cecep_bio A

5

telur perhari dan tiap telurnya diletakan dalam sel waks oleh pekerja. Ratu tidak

dapat makan sendiri karena itu pekerjalah yang memberi makan berupa royal jeli.

Ratu hanya kawin sekali seumur hidupnya dengan menyimpan sperma dari

pejantan didalam abdomennya. Drone hanya hidup 4 hingga 5 minggu dan tidak

bekerja dalam sarang dan berfungsi mempertilisasi ratu. Mereka diberi makan

oleh pekerja dan membantu menyimpan polen dan nektar. Pekerja merupakan

lebah betina yang organ reproduksinya termodifikasi menjadi sengat. Berfungsi

sebagai pencari makan, pengurus sarang dan pemberi makan larva (Michener,

2000).

A. Morfologi Lebah

Lebah adalah serangga social yang hidup dalam suatu keluarga besar yang

biasa disebut koloni. Lebah madu secara morfologi terlihat bahwa dibagian

tubuhnya terbagi menjadi 3 bagian yaitu kepala, caput, dada dan perut.

Seluruhnya terdiri dari ruas-ruas dan ditumbuhi dengan rambut. Bagian dada

lebah madu terdiri atas tiga ruas, dilengkapi dengan tiga pasang kaki (tungkai) dan

dua pasang sayap. Sayap belakang lebih pendek daripada sayap depan. Tungkai

lebah terdiri atas ruas-ruas dengan bulu-bulu halus. Pada tungkai belakang lebah

pekerja terdapat bagian yang sedikit cekung disebut corbicula, berfungsi untuk

mengikat tepung sari dan propolis pada waktu proses pengumpulannya dan

membawa pulang ke sarang.

B. Jenis-jenisLebah Madu

Terdapat 20.000 jenis lebah yang ada di dunia, tetapi hanya empat jenis

yang dikenal sebagai lebah madu, yaitu Apis dorsata, Apis florea, Apis indica, dan

Apis mellifera. Di Indonesia usaha peternakan lebah madu berasal dari dua jenis

lebah yaitu Apis mellifera dan Apis cerana. A. cerana adalah lebah lokal Asia

sedangkan A. mellifera merupakan lebah dari Eropa. A. mellifera banyak

diternakan oleh masyarakat karena daya adaptasinya yang tinggi terhadap

berbagai keadaan iklim, menghasilkan banyak madu, dan tidak terlalu agresif

(Gojmerac 1983). Sedangkan A. cerana, resisten terhadap hama tungau parasit

(Morse & Flottum 1997) dan mudah diternakan oleh masyarakat, khususnya

masyarakat pedesaan dan kawasan sekitar hutan (Otis 1996).

Page 6: Lap Biper Lebah_cecep_bio A

6

C. Daur Hidup

Saat telur menetas, seekor larva keluar dalam ukuran sangat kecil, putih,

dan tidak berkaki. Larva memakan substansi yang disimpan didalam sel oleh

pekerja. Kemudian membentuk pupa dan menetas menjadi lebah dewasa. 3 atau 4

hari telur akan menetas kemudian setelah 9 hari larva membentuk pupa. Setelah

11 hari seekor lebah dewasa akan keluar dari sel menuju sarang (Michener, 2000).

D. Kebiasaan Hidup

Pada dasarnya makanan bagi lebah madu terdiri dari nektar dan polen

(Delaplane, 1998). Nektar yang diambil dapat berupa nektar bunga, dan embun

madu. Embun madu (honey dew) ini merupakan cairan yang dihasilkan oleh

serangga yang dapat dimanfaatkan oleh lebah madu (Akratanakul, 1986). Selain

nektar dan polen, lebah juga mengambil air dan propolis. Pada suatu pohon, lebah

pekerja dapat mengambil nektar, polen, dan juga propolis (Gojmerac, 1983).

Nektar adalah cairan manis yang dihasilkan oleh tanaman, biasanya

baunya harum dan mengandung larutan gula yang kadarnya bervariasi (Pavord,

1970). Nektar merupakan hasil sekresi yang manis dari tanaman, merupakan

bahan utama penyusun madu. Nektar terdiri atas gula-gula monosakarida (glukosa

dan fruktosa) dan gula disakarida (sukrosa) (Morse dan Hooper, 1985). Nektar

bisa berupa nektar floral dan nektar ekstrafloral (Singh, 1962)

Sistem indra sentuhan dan bau dapat dirasakan melalui antena. Antena

merupakan bagian tubuh yang sangat penting bagi lebah untuk mendapatkan

sumber makanan, identifikasi member koloni, dan menemukan jalan ke sarang.

Mata compound sangat sensitif pada beberapa warna kecuali warna merah. Lebah

memiliki karakteristik penglihatan yang unik, terdiri dari satu ommatidium pada

mata dengan 8 sel visual yang merespon warna – warna berbeda. Rangsang

cahaya kuning – hijau dengan panjang gelombang 544 nm diterima dengan baik

oleh 4 sel visual, 2 sel visual lainnya merespon terhadap cahaya biru, sedangkan

2 sel visual berikutnya memberi respon paling baik terhadap sinar UV (Anonim 1,

2010). Dalam kegelapan dalam sarang, lebah sangat bergantung pada sentuhan

dan bau untuk melakukan aktifitas. Mereka dapat menemukan jalan ke sarang

dengan bergantung pada landmark dan posisi matahari. Lebah yang menemukan

Page 7: Lap Biper Lebah_cecep_bio A

7

daerah dengan sumber makanan akan kembali ke sarang dan melakukan tarian

berbentuk angka delapan dengan bagian lurus ditengah. Panjang bagian yang

lurus sebanding dengan jarak dari bunga ke sarang, dan sudut vertikal merupakan

sudut antara posisi matahari, sarang dan sumber makanan. Beberapa lebah

mencari makan di sarang mengikuti tarian, menyentuh penari dengan antena

mereka. Dari waktu ke waktu berhenti penari akan memuntahkan sedikit dari

nektar yang telah dikumpulkan dari bunga dan memberinya pada pekerja.

Nektar adalah cairan manis yang dihasilkan oleh tanaman, biasanya

baunya harum dan mengandung larutan gula yang kadarnya bervariasi (Pavord,

1970). Nektar merupakan hasil sekresi yang manis dari tanaman, merupakan

bahan utama penyusun madu. Nektar terdiri atas gula-gula monosakarida (glukosa

dan fruktosa) dan gula disakarida (sukrosa) (Morse dan Hooper, 1985). Nektar

bisa berupa nektar floral dan nektar ekstrafloral (Singh, 1962).

Lebah menyukai polen karena kandungan proteinnya dan menyukai nektar

karena kadar gulanya, semakin banyak nektar mengandung gula maka lebah akan

sering mengunjungi bunga tersebut (Sumoprastowo dan Suprapto, 1980).

Nektar digunakan sebagai sumber energi bagi lebah dalam

mempertahankan suhu tubuh lebah dan merupakan bahan baku pembuatan madu.

Energi ini digunakan untuk membangun sistem organ, kontraksi otot, dan

membantu dalam menggerakkan saraf. Kontraksi otot pada lebah madu terjadi

pada saat terbang, berjalan, dan bentuk aktivitas lainnya. Pada saat terbang, lebah

pekerja membutuhkan rata-rata 10 mg gula/jam (Gojmerac, 1983).

Page 8: Lap Biper Lebah_cecep_bio A

8

BAB III

METODELOGI

3.1 Alat dan Bahan

Alat Jumlah Bahan Jumlah

Aquarium 1 buah Lebah madu (Apis cerana) 8 ekor

Petri disk 3 buah Kertas warna Secukupnya

Stop watch 1 buah Selai strawbery Secukupnya

Tabung reaksi 1 set 10% madu Secukupnya

Pipa hisap 1 buah Air Secukupnya

Kamera/Hp 1 buah Sterofoam 1 buah

Senter 1 buah

3.2 Cara Kerja

a. Pengamatan morfologi

Sebagai objek penelitian perilaku lebah madu (Apis cerana)

digunakan 8 ekor lebah. Salah satu lebah di bius dengan memasukannya

kedalam petri disk dan disimpan pada kulkassetelah itu di ambil dalam

keadaan pingsan kemudian di amati morfologinya bagian dorsal dan

ventral dan dicatat hasilnya.

b. Pengamatan perilaku

Terlebih dahulu akuarium diletakan diatas sterofoam dalam keadaan

terbalik. Satu ekor lebah dilepaskan kedalam akuarium dan dilakukan

aklimatisasi selama 3 menit. Setelah itu di amati kecenderungan arah

pergerakan lebah (ke arah atas, arah bawah, arah tengah, dan arah

tepi/sudut akuarium). Hasil perilaku lebah selama 15 menit yang diperoleh

dicatat pada tabel pengamatan.

c. Pengamatan respon terhadap cahaya

Sebanyak 8 ekor lebah dimasukan kedalam akuarium. Kemudian

tutup seluruh bagian akuarium dengan kertas karbon. Setelah itu berikan

cahaya senter pada arah anterior lebah dan posterior lebah, lalu dicatat

responnya.

Page 9: Lap Biper Lebah_cecep_bio A

9

Untuk pengamatan escape time lebah dengan cahaya dilakukan

dengan menggunakan seekor lebah dimasukan kedalam tabung reaksi yang

telah berisi secarik kertas pada dasar tabungnya. Sumbat tabung

dilepaskan, lalu dimasukan tabung ke dalam akuarium dalam keadaan

horizontal. Setelah itu dihitung waktu yang dibutuhkan lebah untuk

menemukan jalan keluar. Dilakukan pengulangan dengan individu yang

sama sebanyak 3 kali. Dilakukan hal yang sama seperti percobaan

sebelumnya namun beri perlakuan berupa pemberian sinar cahaya pada

secarik kertas di dalam dasar tabung reaksi hingga berpendar.

d. Preferensi terhadap warna dan bentuk

Untuk preferensi terhadap warna, empat buah kertas warna

dimasukan kedalam akuarium. Selanjutnya, lebah dimasukan kedalam

akuarium menggunakan pipa hisap. Kemudian dihitung jumlah kunjungan

lebah ke pada kertas warna yang telah disediakan sebelumnya selama 15

menit.

Untuk preferensi terhadapa bentuk, terlebih dahulu gunakan warna

yang disuka lebah pada percobaan sebelumnya dan buatlah bentuk yang

berbeda-beda yaitu terdiri atas bunga, cross, segitiga, dan persegi.

Kemudian lebah dimasukan kedalam akuarium menggunakan pipa hisap.

Selanjutnya, dihitung jumlah kunjungan lebah selama 15 menit.

e. Preferensi terhadap makanan

Tiga macam jenis makanan (10% madu, selai strawbery, dan air)

dimasukkan kedalam akuarium. Pipa hisap digunakan untuk mengambil

dan memasukan lebah kedalam akuarium menggunakan pipa hisap.

Selanjutnya, dihitung junlah kunjungan lebah kedalam masing-masing

cawan petri dengan berbagai macam jenis makanan selama 15 menit.

Page 10: Lap Biper Lebah_cecep_bio A

10

BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengamatan Morfologi

Berdasarkan hasil pengamatan morfologi lebah madu terlihat bahwa

dibagian tubuhnya terbagi menjadi 3 bagian yaitu kepala, caput, dada dan perut.

Seluruhnya terdiri dari ruas-ruas dan ditumbuhi dengan rambut. Bagian dada

lebah madu terdiri atas tiga ruas, dilengkapi dengan tiga pasang kaki (tungkai) dan

dua pasang sayap. Sayap belakang lebih pendek daripada sayap depan. Tungkai

lebah terdiri atas ruas-ruas dengan bulu-bulu halus

Gambar 1. Bagian ventral (a) dan dorsal (b), mata (1), mulut (2), kaki

tiga pasang (3), sayap satu pasang (4) dari lebah madu (Apis cerana)

(Sumber : Dokumen pribadi)

Gambar 2: Morfologi Lebah Madu (Apis cerana)

1

2

3 4

a b

Page 11: Lap Biper Lebah_cecep_bio A

11

Pengamatan

morfologis Penjelasan

Bagian dorsal

(belakang)

Memiliki toraks yang berjumlah 4 garis yang berwarna

hitam, kemudian memiliki 3 pasang kaki, memiliki sepasang

sayap yang berwarna putih, kemudian badannya berwarna

hitam, serta memiliki ekor yang lancip

Bagian ventral

(depan)

Memiliki antena yang sepasang pada bagian kepalanya,

kemudian memiliki abdomen yang mempunyai 6 garis yang

berwarna hitam, dan badannya berwarna kuning keemasan,

serta memiliki mata majemuk dan mata semu

Bagian mata Mata yang berwarna hitam, memiliki mata majemuk yang

lebih besar dari pada mata semu, dan memiliki sepasang

mata, bentuknya bulat dan berwarna hitam

Bagian mulut Memiliki mulut yang lancip dan berwarna hitam, kemudian

digunakan untuk menyengat mangsanya

Bagian kaki

belakang

Memiliki kaki belakang yang lebih besar dari pada kaki

bagian depan dan kaki bagian tengah, kemudian memiliki

ruas-ruas pada setiap bagian kakinya, serta terdapat

bengkokan pada setiap lekukan kakinya

4.2 Pengamatan Pengamatan Perilaku

Setelah melakukan pengamatan morfologi pada lebah madu (Apis cerana),

maka dilakukan pengamatan terhadap perilaku ekplorasi pada lebah madu (Apis

cerana). Adapun hasil pengamatan tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Tabel ANOVA pengamatan perilaku Lebah Madu (Apis cerana)

ANOVA

jumlahperilaku

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 1912.267 4 478.067 5.737 .012

Within Groups 833.333 10 83.333

Total 2745.600 14

Page 12: Lap Biper Lebah_cecep_bio A

12

Berdasarkan uji ANOVA pada perngamatan terhadap jenis perilaku lebah

madu (Apis cerana), dapat diketahui nilai p individu dan perilaku adalah 0.012.

Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat dikatakan nilai p berbeda nyata. Dikatakan

berbeda nyata karena nilai p atau significant berada dibawah 0,05 (p < 0.05).

Oleh sebab itu, perlu dilakukan uji lanjut dengan uji Duncan untuk mengetahui

perilaku yang menonjol dari lebah madu (Apis cerana) yang diujikan.

Grafik 1. Frekuensi Jenis Perilaku Lebah (Apis cerana)

Berdasarkan grafik diatas hasil dari uji lanjut menggunakan Uji Duncan,

maka terlihat perbedaaan yang significan dari masing-masing jenis perilaku yang

terjadi pada lebah madu (Apis cerana) yang dilakukan pengamatan selama 15

menit, adapun jenis perilaku yang paling tinggi frekuensinya yaitu walking,

diikuti perilaku groming, flying, hopping dan perilaku terendah adalah perilaku

standing. Maka dari itu perilaku flying tidak berbeda nyata dengan perilaku

groming. Dan perilaku walking berbeda nyata dengan perilaku standing dan

hopping. Hal ini terjadi ada beberapa factor yang dapat mempengaruhi jenis

perilaku lebah madu (Apis cerana), yaitu: mekanisme fisiologi, metabolisme sel,

dan sekresi enzim yang diregulasi oleh gen. Gen itu sendiri akan terekspresi

karena faktor lingkungan (Drickamer et al. 2002). Perilaku pertahanan koloni

lebah dipengaruhi oleh faktor lingkungan, genetik, atau interaksi antar faktor-

faktor tersebut. Perilaku ini diturunkan secara genetik dan dikontrol oleh

genpengendali tingkah laku. Selain itu besarnya koloni juga mempengaruhi

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Flying Walking Grooming Standing Hopping

fre

kue

nsi

Perilaku

ab

b

ab

aa

Page 13: Lap Biper Lebah_cecep_bio A

13

tingkat aktivitas lebah pekerja. Sebagian besar karakter perilaku memperlihatkan

variasi yang kontinu, variasi ini dikontrol oleh banyak gen atau poligenik.

Quantitative Trait Loci (QTL) adalah sejumlah gen yang berada dalam satu lokus

dan bertangung jawab dalam ekspresi tingkah laku tertentu. Pemetaan QTL

dilakukan pada keturunan yang homogen, yang berasal dari perkawinan silang

dua sifat yang berbeda (Liu 1998). Lima komponen QTL berhasil dipetakan untuk

perilaku menyengat dan menjaga sarang pada A. mellifera (Hunt et al. 1995;

1998).

4.3 Pengamatan Respon terhadap Cahaya

Setelah dilakukan pengamatan perilaku terhadap lebah madu (Apis

cerana), maka dilakukan pengamatan respon cahaya. Maka didapat data sebagai

berikut:

- Respon Apis cerana terhadap cahaya yang aquarium ditutupi karbon

secara keseluruhan

Jarak Arah Penjelasan

Dekat Anterior (depan) Akan mendekati cahaya semua lebahnya

Posterior (belakang) Akan mendekati cahaya semua lebahnya

Jauh Anterior (depan) Akan mendekati cahaya semua lebahnya

Posterior (belakang) Akan mendekati cahaya semua lebahnya

- Respon Apis cerana pada escape time di dalam tabung reaksi

Individu Waktu

A 23 detik

B 1 menit 27 detik

C 26 detik

Berdasarkan hasil pengamatan baik dengan jarak dekat ataupun jarak jauh

cahaya yang dating dibagian Anterior dan posterior. Respon semua lebah tersebut

terlihat mendekati ke arah datangnya cahaya. Hal ini karena baik pada bagian

anterior maupun posterior pada lebah madu (Apis cerana), memiliki sensor untuk

Page 14: Lap Biper Lebah_cecep_bio A

14

mendeteksi datangnya cahaya sehingga dapat membantu dalam proses pencarian

makanan.

Sulaksono, dkk. (1986) dalam penelitiannya menyatakan bahwa, factor

fisik yang berperan menentukan kegiatan harian pekerja Apis cerana dalam

mencari makan adalah intensitas cahaya, suhu udara, dan kecepatan angin. Pada

kondisi temperatur yang rendah dan intensitas cahaya matahari masih rendah,

lebah madu lebih banyak beraktivitas di dalam sarangnya. Menurut Murtidjo

(1991), pada temperatur 200C lebah madu mulai aktif dalam usahanya

memperoleh nektar dan polen, namun nwaktu yang dibutuhkan dalam kegiatan

tersebut relatif pendek. Pada temperature sekitar 300C lebah sangat aktif mencari

nektar atau polen dan waktu yang dibutuhkan untuk mengumpulkannya relatif

lama.

Sedangkan pada peristiwa escape time, atau kecepatan waktu yang

digunakan dalam mencari jalan keluar ketika (Apis cerana) dimasukan kedalam

tabung reaksi terdapat perbedaan beberapa waktu latensi yang dibutuhkan untuk

keluar dari tabung reaksi, kemudian setelah diberi cahaya lampu senter waktu

latensi yang dibutuhkan juga meningkat. Hal ini membuktikan bahwa cahaya

memang mempengaruhi proses escape time pada (Apis cerana) saat mencari jalan

keluar.

Dimana antena merupakan bagian tubuh yang sangat penting bagi lebah

untuk mendapatkan sumber makanan, identifikasi member koloni, dan

menemukan jalan ke sarang. Mata compound sangat sensitive pada beberapa

warna kecuali warna merah. Lebah memiliki karakteristik penglihatan yang unik,

terdiri dari satu ommatidium pada mata dengan 8 sel visual yang merespon warna

– warna berbeda. Rangsang cahaya kuning – hijau dengan panjang gelombang

544 nm diterima dengan baik oleh 4 sel visual, 2 sel visual lainnya merespon

terhadap cahaya biru, sedangkan 2 sel visual berikutnya memberi respon paling

baik terhadap sinar UV (Anonim 1, 2010). Dalam kegelapan dalam sarang, lebah

sangat bergantung pada sentuhan dan bau untuk melakukan aktifitas. Mereka

dapat menemukan jalan ke sarang dengan bergantung pada landmark dan posisi

matahari.

Page 15: Lap Biper Lebah_cecep_bio A

15

4.4 Pengamatan Preferensi terhadap warna dan bentuk

Warna dan bentuk sangatlah mempengaruhi preferensi lebah dalam hal

menemukan makanan yang di sukainya. Dalam lingkungan aslinya, perilaku lebah

dalam memilih makanan sangatlah dipengaruhi oleh aroma, bentuk dan warna

dari makanannya dalam hal ini nektar pada bunga. Hal itu semua merupakan

bentuk stimulus atau daya tarik agar lebah mendekat. Pada pengamatan perilaku

lebah dalam hal preferensi warna memperlihatkan perilaku yang khas untuk

memlih warna yang disukainya. Preferensi terhadap warna

Tabel 2. Tabel ANOVA Preferensi terhadap warna

ANOVA

warna

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 35.000 4 8.750 7.500 .000

Within Groups 35.000 30 1.167

Total 70.000 34

Berdasarkan uji ANOVA pada perngamatan terhadap warna lebah madu

(Apis cerana), dapat diketahui nilai p individu dan perilaku adalah 0.000.

Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat dikatakan nilai p berbeda nyata. Dikatakan

berbeda nyata karena nilai p atau significant berada dibawah 0,05 (p < 0.05).

Oleh sebab itu, perlu dilakukan uji lanjut dengan uji Duncan untuk mengetahui

warna mana yang lebih menonjol atau disukai oleh lebah madu (Apis cerana)

yang diujikan.

Preferensi terhadap warna

Grafik 2. Preferensi lebah madu (Apis cerana) terhadap warna

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

Biru Merah Kuning Putih Abstain

0 0 0 0

3

Jumlah Lebah

a a a a

b

Page 16: Lap Biper Lebah_cecep_bio A

16

Berdasarkan grafik diatas maka terlihat warna yang paling banyak

disinggahi oleh Lebah (Apis cerana) adalah abstain. Yaitu warna putih, hal ini

menunjukan bahwa warna biru, merah, kuning, dan putih tidak terdapat perbedaan

yang nyata ditandakan dengan terdapatnya huruf yang sama pada grafik hasil uji

Duncan, namun dari keempat warna tersebut justru berbeda nyata dengan abstain

ditandakan dengan bedanya huruf pada grafik tersebut.

Preferensi terhadap bentuk

Tabel 3. Tabel ANOVA pengamatan Preferensi terhadap bentuk

ANOVA

jumlahlebah

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 55.600 4 13.900 69.500 .000

Within Groups 6.000 30 .200

Total 61.600 34

Berdasarkan uji ANOVA pada perngamatan terhadap preferensi bentuk

lebah madu (Apis cerana), dapat diketahui nilai p individu dan perilaku adalah

0.000. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat dikatakan nilai p berbeda nyata.

Dikatakan berbeda nyata karena nilai p atau significant berada dibawah 0,05 (p <

0.05). Oleh sebab itu, perlu dilakukan uji lanjut dengan uji Duncan untuk

mengetahui bentuk mana yang lebih menonjol atau disukai oleh lebah madu (Apis

cerana) yang diujikan

Grafik 3. Preferensi lebah madu (Apis cerana) terhadap bentuk

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

Segitiga Bunga Kotak Cross Abstain

0 0

1

0

3

Jumlah Lebah

a a

b

ab

c

Page 17: Lap Biper Lebah_cecep_bio A

17

Berdasarkan hasil pengamatan grafik diatas maka diketahui bentuk yang

paling di datangi lebah yaitu abstain, diikuti dengan dengan bentuk kotak diurutan

kedua. Hal ini terjadi karena pada saat pengamatan warna yang paling banyak

disinggahi adalah warna abstain, dimungkinkan lebah telah mengalami kelelahan

dan mengalami kekurangan oksigan karena diamati didalam aquarium kaca yang

tertutup tidak ada celah udara sedikitun. Peristiwa ini tidak sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Von Frisch. Penelitiannya yang pertama adalah

mengenai sensitifitas lebah terhadap warna. Percobaannya dilakukan dengan

meletakkan madu pada beberapa karton dengan warna yang berbeda-beda namun

dengan warna yang paling terang adalah biru (warna lainnya merupakan gradasi

dari warna abu – abu). Terbukti bahwa lebah – lebah tersebut lebih mengenali

warna biru karena hanya mendatangi madu pada kertas biru saja. Namun saat

kertas biru diganti dengan warna merah, Ternyata lebah kurang bisa membedakan

warna merah tersebut dengan warna-warna gradasi abu – abu di sekelilingnya

(Frisch,1967). Stimulus warna, gerak dan bau ditangkap oleh kemoreseptor yang

masuk melalui pori-pori sensilia di antena (Chapman, 1982).

Warna bunga adalah salah satu faktor penarik lebah madu untuk dating

pada bunga. Berdasarkan pengamatan kunjungan lebah pada bunga, warna bunga

tidak berkorelasi dengan kunjungan lebah. Lebah mengunjungi bunga yang

memiliki warna berbeda-beda. Sedangkan untuk bentuk bunga, lebah madu lebih

cenderung mendatangi bunga yang bentuknya terbuka atau bentuk bunga yang

memudahkan bagi lebah madu untuk mengambil nektar atau polen. Faktor penarik

lebah madu untuk mendatangi tanaman lainnya adalah aroma yang diterima lebah.

Lebah menerima sensor melalui antena untuk mengetahui letak bunga untuk

mengambil makanan (nektar dan polen).

Ketika mata majemuk mendeteksi stimulus berupa warna, gerak, stimulus

tersebut diteruskan melalui antena lebah dan ditransmisi ke sistem saraf sensorik.

Perilaku ini selanjutnya membangkitkan respon perilaku. Kemudian sinyal dari

system saraf sensorik diteruskan ke sistem saraf pusat lebah. Hasil integrasi di

sistem saraf pusat akan memberikan keputusan kepada organ motorik untuk

merespon sinyal ini dengan pergerakan otot yang selanjutnya membangkitkan

perilaku

Page 18: Lap Biper Lebah_cecep_bio A

18

karena stimulus untuk lebah dapat mendekat tidak hanya dari segi bentuk

saja melainkan sangat dipengaruhi oleh faktor lainnya yaitu aroma dan warna.

Sehingga ketiga faktor tersebut haruslah tersedia semua agar lebah terstimulus

untuk mendekat.

4.5 Pengamatan Preferensi terhadap makanan

Pada dasarnya makanan bagi lebah madu terdiri dari nektar dan polen

(Delaplane, 1998). Nektar yang diambil dapat berupa nektar bunga, dan embun

madu. Embun madu (honey dew) ini merupakan cairan yang dihasilkan oleh

serangga yang dapat dimanfaatkan oleh lebah madu (Akratanakul, 1986). Selain

nektar dan polen, lebah juga mengambil air dan propolis. Pada Percobaan

pemberian beberapa jenis makanan bertujuan agar mengetahui makanan yang

paling disukai lebah. Beberapa jenis makanan yang digunakan yaitu selai

strawbery, madu diberikan kepada lebah

Tabel 4. Tabel ANOVA pengamatan Preferensi terhadap makanan

ANOVA

jumlahlebah

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 44.857 3 14.952 114.182 .000

Within Groups 3.143 24 .131

Total 48.000 27

Berdasarkan uji ANOVA pada perngamatan terhadap preferensi bentuk

lebah madu (Apis cerana), dapat diketahui nilai p individu dan perilaku adalah

0.000. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat dikatakan nilai p berbeda nyata.

Dikatakan berbeda nyata karena nilai p atau significant berada dibawah 0,05 (p <

0.05). Oleh sebab itu, perlu dilakukan uji lanjut dengan uji Duncan untuk

mengetahui bentuk mana yang lebih menonjol atau disukai oleh lebah madu (Apis

cerana) yang diujikan

Page 19: Lap Biper Lebah_cecep_bio A

19

Grafik 4. Preferensi lebah madu (Apis cerana) terhadap makanan

Pada grafik di atas terlihat bahwa antara selai strawbery dan 10%

sukrosa tidak menunjukan perbedaan yang nyata sehingga dapat disimpulkan

kedua makanan tersebut disukai oleh lebah. Namun jika dibandingkan dengan

jenis makanan 10% madu, jenis makanan tersebutlah yang lebih disukai lebah

untuk mendapatkan makanan.

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

10% Sukrosa 10% Madu Selai Strawbery

Abstain

0

1

0

3

Jumlah Lebah

b

a

c

a

Page 20: Lap Biper Lebah_cecep_bio A

20

BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil percobaan dapat di simpulkan bahwa:

perilaku lebah madu (Apis erana) memperlihatkan kenampakan aktivitas ciri

perilaku yang sama antara perilaku hopping, flying, walking dan grooming

namun berbeda nyata dengan perilaku standing yang kemungkinan bisa

disebabkan oleh kelelahan dan tingkat stress tiap individu percobaan.

Respon terhadap cahaya lebah cenderung mendekati sumber cahaya. Stimulus

warna tidak mempengaruhi perilaku dari lebah untuk memilih salah satunya.

Sedangkan bentuk mempengaruhi preferensi lebah untuk memilih.

Respon terhadap pemberian makanan lebah cenderung menyukai semua

makanan yang disajikan yaitu madu.

Page 21: Lap Biper Lebah_cecep_bio A

21

DAFTAR PUSTAKA

Adams RJ, Kerr WE, and Paulino ZL. 1977. Estimation of sex alleles and queen

matings from diploid male frequencies in a population of Apis mellifera.

Genetics 86: 583-596.

Campbell, N. A.. 2006. Biologi. Jakarta: Erlangga.

Chapman RF. 1982. The Insect Structure and Function. Ed ke-3. Cambridge:

Harvard University Pr.

Dethier VG, Steller E. 1964. Animal Behaviour: Its Evolutionary and

Neurological Basis. Ed ke-2. Prentice Hall, Inc.

Drickamer LC, Vessey HS, Jakob ME. 2002. Animal Behaviour: Mechanism,

Ecology, Evolution. Ed ke-5. New York: McGraw-Hill companies, inc.

Free JB. 1987. Pheromones of Social Bees. Chapman and Hall: Cambridge

University Pr.

Hadisoesilo S, Otis GW, and Meixner M. 1995. Two distinct populations of cavity

nesting honey bees (Hymenoptera, Apidae) in South Sulawesi, Indonesia. J

Kansas Entomol Soc68: 399-407.

Kikkawa, J. & M. J. Thorne. 1974. The Behaviour of Animals. John Murray

(Publishers) LTD. London

Maskoeri, Jasin. 1998. Sistematika Hewan. Surabaya: Sinar Jaya

Michener CD. 2000. The Bess of the World. Baltimore: The John Hopkins

University Pr.

Morse RA, Flottum K. 1997. Honey Bee Pests, Predators, and Diseases. Ed ke-3.

Ohio: The AI Root Company.

Otis GW. 1996. Distribution of recently recognized spesies of honeybee

(Hymenoptera: Apidae; Apis) in Asia. J Kansas Entomol Society64 (4)

311-333.

Pomés, A., Wünschmann, S., Hindley, J., Vailes, L,D., and Chapman. 2007.

Cockroach Allergens: Function, Structure and Allergenicity, 14, 960-969.

Raffiudin R. 2002. Honey bee Behavioral Evolution and itpr Gene Structure

Studies. PhD. Thesis, James Cook University, Australia.

Ruttner F. 1986. Geographical variability and classification. In: Rinderer T (Ed)

Bee Genetic and Breeding. Academic Press.

Page 22: Lap Biper Lebah_cecep_bio A

22

Ruttner F. 1988. Biogeography and Taxonomy of Honeybees. Springer_Verlag

Berlin.

Sarwono B. 2001. Lebah Madu. Jakarta: Agro Media Pustaka.

Shaheen, L. 2000. Environmental protection comes naturally. Pest Control. 68:

53-56.

Singh S. 1962. Beekeeping in India. New Delhi: Indian Council of Agricultural

Research. Standifer LN. 1980. Honey Bee Nutrition and Supplemental

Feeding in Beekeeping in the United States. Washington: United States

Department of Agriculture.

Soetjipta. 1993. Dasar-dasar Ekologi Hewan. Yogjakarta.: Penerbit Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan

Stelley DG. 1983. Beekeeping an Illustrated Handbook. Amerika: Tab Books Inc.

Sulaksono S, Yati S, Baum S, Nismah, Hidayat S. 1986. Biologis Apis

cerana dengan Tekanan pada Kegiatan Mencari Makan. Di dalam:

Pembudidayaan Lebah Madu untuk Peningkatan Kesejahteraan

Masyarakat. Prosiding Lokakarya; Sukabumi, 20-22 Mei 1986. Jakarta

Perum Perhutani. hlm 49-64.

Sukiya. 2005. Biologi Vertebrata. Malang: Universitas Negeri Malang.

Sumoprastowo dan Suprapto. 1980. Beternak Lebah Madu Modern. Jakarta:

Bhrata Karya Aksara.

Supadi, TH. 1986. Identifikasi Tanaman Pendukung Lebah melalui Bentuk

Serbuk Sari yang tedapat di dalam Stup Lebah Madu (Apis indica Ferb).

Di dalam: Pembudidayaan Lebah Madu untuk Peningkatan Kesejahteraan

Masyarakat. Prosiding Lokakarya; Sukabumi, 20-22 Mei 1986. Jakarta:

Perum Perhutani. hlm 81-85.

Tingek S, Koeniger G, Koeniger N. 1996. Description of a new cavity nesting

species of Apis (Apis nuluensisn. sp.) from Sabah, Borneo with notes on

its occurance and reproductive biology. Senckenbergiana Biologica 76:

115-119

Warisno. 1996. Budidaya Lebah Madu. Yogyakarta: Kanisius.

Page 23: Lap Biper Lebah_cecep_bio A

23

LAMPIRAN

I. Pengamatan morfologis Apis cerana

Pengamatan morfologis Penjelasan

Bagian dorsal (belakang) Memiliki toraks yang berjumlah 4 garis yang berwarna

hitam, kemudian memiliki 3 pasang kaki, memiliki sepasang

sayap yang berwarna putih, kemudian badannya berwarna

hitam, serta memiliki ekor yang lancip

Bagian ventral (depan) Memiliki antena yang sepasang pada bagian kepalanya,

kemudian memiliki abdomen yang mempunyai 6 garis yang

berwarna hitam, dan badannya berwarna kuning keemasan,

serta memiliki mata majemuk dan mata semu

Bagian mata Mata yang berwarna hitam, memiliki mata majemuk yang

lebih besar dari pada mata semu, dan memiliki sepasang

mata, bentuknya bulat dan berwarna hitam

Bagian mulut Memiliki mulut yang lancip dan berwarna hitam, kemudian

digunakan untuk menyengat mangsanya

Bagian kaki belakang Memiliki kaki belakang yang lebih besar dari pada kaki

bagian depan dan kaki bagian tengah, kemudian memiliki

ruas-ruas pada setiap bagian kakinya, serta terdapat

bengkokan pada setiap lekukan kakinya

II. Pengamatan perilaku

No Individu

Perilaku A B C

1 Flying 5 12 35

2 Walking 47 24 42

3 Grooming 22 15 20

4 Standing/Freezing 5 7 3

5 Hopping 11 10 6

Page 24: Lap Biper Lebah_cecep_bio A

24

III. Pengamatan respon terhadap cahaya

- Respon Apis cerana terhadap cahaya yang aquarium ditutupi karbon

secara keseluruhan

Jarak Arah Penjelasan

Dekat Anterior (depan) Akan mendekati cahaya semua lebahnya

Posterior (belakang) Akan mendekati cahaya semua lebahnya

Jauh Anterior (depan) Akan mendekati cahaya semua lebahnya

Posterior (belakang) Akan mendekati cahaya semua lebahnya

- Respon Apis cerana pada escape time di dalam tabung reaksi

Individu Waktu

A 23 detik

B 1 menit 27 detik

C 26 detik

IV. Preferensi terhadap warna dan bentuk

Tabel 1. Pengamatan Preferensi terhadap Warna

Waktu

(menit)

Warna Jumlah

lebah Biru Merah Kuning Putih Abstain

2 0 1 0 0 3 4

4 0 0 1 0 3 4

6 0 0 0 0 4 4

8 1 0 0 1 2 4

10 0 0 0 0 4 4

12 0 1 1 0 2 4

14 0 0 0 0 4 4

Jumlah 1 2 2 1 20 4

Maksimal 1 1 2 1 4 4

Minimal 0 0 0 0 2 4

Page 25: Lap Biper Lebah_cecep_bio A

25

Tabel 2. Pengamatan Preferensi terhadap Bentuk

Waktu

(menit)

Bentuk Jumlah

lebah Segitiga Bunga Kotak Cross Abstain

2 0 0 0 0 4 4

4 0 0 1 0 3 4

6 0 0 1 0 3 4

8 0 0 0 0 4 4

10 0 0 0 0 4 4

12 0 0 1 0 3 4

14 0 0 1 1 2 4

Jumlah 0 0 4 1 23 4

Maksimal 0 0 1 1 4 4

Minimal 0 0 0 0 2 4

V. Preferensi terhadap makanan

Tabel 3. Pengamatan terhadap Preferensi makanan

Waktu

(menit)

Rasa Jumlah

lebah 10 %

Sukrosa

10 %

Madu

Selai

Strawbery Abstain

2 0 1 0 3 4

4 0 0 0 4 4

6 0 1 0 3 4

8 0 1 0 3 4

10 0 1 0 3 4

12 0 1 0 3 4

14 1 0 0 3 4

Jumlah 1 5 0 22 4

Maksimal 1 1 0 4 4

Minimal 0 0 0 3 4

Page 26: Lap Biper Lebah_cecep_bio A

26