Lap Biper Lebah_cecep_bio A
-
Upload
fahmy-fiirrmansyaahh -
Category
Documents
-
view
37 -
download
3
description
Transcript of Lap Biper Lebah_cecep_bio A
1
LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI PERILAKU
Perilaku Lebah (Apis cerana): Respon terhadap Warna dan Jenis
Makanan
Disusun oleh:
Cecep Fahmi
(1210702009)
Kelompok 4
Citra Ningrum
Dyna Khidaziah
Hariza Nur fitri
Smstr/kls : VI/A
Tanggal Praktikum : 17 April 2013
Tanggal Pengumpulan : 24 April 2013
Asisten : Rahmat Taufik
Dosen : Ucu Julita, M.Si
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2013
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lebah madu merupakan serangga polinator pada berbagai jenis tanaman
budidaya dan non budidaya. Selain sebagai polinator, lebah madu telah
dimanfaatkan secara langsung dari produk koloni, yaitu sebagai penghasil madu,
royal jelly, malam (lilin), tepung sari, racun lebah, larva juga digunakan sebagai
bahan sambal atau makanan lainnya serta untuk industri kepariwisataan
(Michener, 1974)
Meningingat lebah madu (Apis cerana) sebagai pollinator maka akan
dengan sindirinya lebah tersebut mencari sumber makanan pada tumbuhan .
Ketersediaan makanan merupakan faktor penting dari keberadaan koloni pada
suatu habitat. Makanan dari lebah madu adalah polen dan nektar tumbuhan. Polen
dan nektar dikumpulkan oleh lebah pekerja dari berbagai spesies tumbuhan
berbunga. Spesies tumbuhan dapat menghasilkan nektar, polen atau nektar dan
nektar. Tumbuhan sumber polen dan nektar bagi lebah madu dapat
dikelompokkan atas tanaman budidaya dan non budidaya. Selain itu, tumbuhan
pakan lebah dapat pula dikelompokan berdasarkan waktu ketersediaan yaitu
tumbuhan yang berbunga sepanjang waktu dan waktu tertentu saja.
Lebah dapat membedakan bunga dengan kandungan nektarnya yang
paling tinggi dari suatu tumbuhan. Hal tersebut menunjukan bahwa
chemosensory pada sensila lebah dapat mendeteksi konsentrasi gula pada nectar
yang terkandung dalam suatu bunga, deteksi kandungan gula oleh lebah dapat
pula melalui suatu proses pembelajaran atau mengingat (Scheiner, et all. 1999).
Berdasarkan pernyataan diatas, maka perlu dilakukan uji coba terhadap
daya ingat lebah terhadap respon mencari makan berupa nectar yang mempunyai
kandungan gula atau glukosa dari suatu bunga. Dan dapat mengetahui respon
mempertahankan dan menjaga kelangsungan hidup suatu koloni lebah tersebut.
3
1.2 Tujuan
Mengetahui respon lebah (Apis cerana) terhadap stimulus visual berupa
cahaya, warna dan bentuk
Mengamati preferensi lebah (Apis cerana) terhadap berbagai jenis
makanan.
1.3 Hipotesis
Lebah (Apis cerana) akan mendekati sumber cahaya yang dating
Lebah (Apis cerana)
Kecoa (Periplaneta americana) menunjukan perilaku lokomosi berjalan
Kecoa (Periplaneta americana) menunjukan pergerakan stimulusnya
untuk makan, mendekati air, atau bergerak menuju shelter
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Lebah merupakan serangga yang tersebar luas, terutama di daerah tropis
dan subtropis. Sistem indra dari serangga ini merupakan objek yang paling sering
dipelajari. Lebah merupakan hewan yang relatif mudah diamati dan dipelihara
sehingga sering digunakan sebagai hewan percobaan. Menurut para ilmuwan,
lebah dan tanaman berbunga berevolusi dan mulai ada di bumi sejak 100 juta
tahun yang lalu. Berikut adalah klasifikasi lebah madu (Singh, 1962).
Kingdom : Animal
Phylum : Arthropoda
Class : Hexapoda / Insecta
Order : Hymenoptera
Family : Apidae
Genus : Apis
Species : Apis cerana
Struktur tubuh lebah dibagi menjadi kepala, thoraks, dan abdomen dengan
tiga pasang kaki dan dua pasang sayap pada thoraks. Sayap depan dan sayap
belakang pada tiap sisi dihubungkan oleh kait sehingga bergerak bersamaan saat
terbang. Bagian mulutnya terdapat lidah atau labium yang bisa ditutup hingga
kepala oleh labia palps dan maxillae. Nektar dibawa dengan permukaan kasar
pada labium sebagian oleh atraksi kapiler, sebagian lagi dengan aksi memompa
otot pada kepala. Saat tidak digunakan, struktur mulut yang memanjang ini akan
dilipat hingga ke belakang kepala hingga memendek. Ovipositor merupakan
tempat dimana ratu mengeluarkan telurnya pada sel wax sedangkan pada worker,
ovipositor ini dimodifikasi menjadi sengat (Michener, 2000).
Dalam kehidupan sosial terdapat organisasi koloni yang dibagi menjadi
ratu, drone, dan worker. Keterikatan Apis cerana pada koloni tergolong lebih kuat
dibandingkan Trigona sp. Ratu hidup selama dua hingga lima tahun. Merupakan
satu-satunya lebah yang menghasilkan telur. seluruh koloni merupakan
turunannya. Ratu menghabiskan watu seumur hidup untukbertelur sekitar 1500
5
telur perhari dan tiap telurnya diletakan dalam sel waks oleh pekerja. Ratu tidak
dapat makan sendiri karena itu pekerjalah yang memberi makan berupa royal jeli.
Ratu hanya kawin sekali seumur hidupnya dengan menyimpan sperma dari
pejantan didalam abdomennya. Drone hanya hidup 4 hingga 5 minggu dan tidak
bekerja dalam sarang dan berfungsi mempertilisasi ratu. Mereka diberi makan
oleh pekerja dan membantu menyimpan polen dan nektar. Pekerja merupakan
lebah betina yang organ reproduksinya termodifikasi menjadi sengat. Berfungsi
sebagai pencari makan, pengurus sarang dan pemberi makan larva (Michener,
2000).
A. Morfologi Lebah
Lebah adalah serangga social yang hidup dalam suatu keluarga besar yang
biasa disebut koloni. Lebah madu secara morfologi terlihat bahwa dibagian
tubuhnya terbagi menjadi 3 bagian yaitu kepala, caput, dada dan perut.
Seluruhnya terdiri dari ruas-ruas dan ditumbuhi dengan rambut. Bagian dada
lebah madu terdiri atas tiga ruas, dilengkapi dengan tiga pasang kaki (tungkai) dan
dua pasang sayap. Sayap belakang lebih pendek daripada sayap depan. Tungkai
lebah terdiri atas ruas-ruas dengan bulu-bulu halus. Pada tungkai belakang lebah
pekerja terdapat bagian yang sedikit cekung disebut corbicula, berfungsi untuk
mengikat tepung sari dan propolis pada waktu proses pengumpulannya dan
membawa pulang ke sarang.
B. Jenis-jenisLebah Madu
Terdapat 20.000 jenis lebah yang ada di dunia, tetapi hanya empat jenis
yang dikenal sebagai lebah madu, yaitu Apis dorsata, Apis florea, Apis indica, dan
Apis mellifera. Di Indonesia usaha peternakan lebah madu berasal dari dua jenis
lebah yaitu Apis mellifera dan Apis cerana. A. cerana adalah lebah lokal Asia
sedangkan A. mellifera merupakan lebah dari Eropa. A. mellifera banyak
diternakan oleh masyarakat karena daya adaptasinya yang tinggi terhadap
berbagai keadaan iklim, menghasilkan banyak madu, dan tidak terlalu agresif
(Gojmerac 1983). Sedangkan A. cerana, resisten terhadap hama tungau parasit
(Morse & Flottum 1997) dan mudah diternakan oleh masyarakat, khususnya
masyarakat pedesaan dan kawasan sekitar hutan (Otis 1996).
6
C. Daur Hidup
Saat telur menetas, seekor larva keluar dalam ukuran sangat kecil, putih,
dan tidak berkaki. Larva memakan substansi yang disimpan didalam sel oleh
pekerja. Kemudian membentuk pupa dan menetas menjadi lebah dewasa. 3 atau 4
hari telur akan menetas kemudian setelah 9 hari larva membentuk pupa. Setelah
11 hari seekor lebah dewasa akan keluar dari sel menuju sarang (Michener, 2000).
D. Kebiasaan Hidup
Pada dasarnya makanan bagi lebah madu terdiri dari nektar dan polen
(Delaplane, 1998). Nektar yang diambil dapat berupa nektar bunga, dan embun
madu. Embun madu (honey dew) ini merupakan cairan yang dihasilkan oleh
serangga yang dapat dimanfaatkan oleh lebah madu (Akratanakul, 1986). Selain
nektar dan polen, lebah juga mengambil air dan propolis. Pada suatu pohon, lebah
pekerja dapat mengambil nektar, polen, dan juga propolis (Gojmerac, 1983).
Nektar adalah cairan manis yang dihasilkan oleh tanaman, biasanya
baunya harum dan mengandung larutan gula yang kadarnya bervariasi (Pavord,
1970). Nektar merupakan hasil sekresi yang manis dari tanaman, merupakan
bahan utama penyusun madu. Nektar terdiri atas gula-gula monosakarida (glukosa
dan fruktosa) dan gula disakarida (sukrosa) (Morse dan Hooper, 1985). Nektar
bisa berupa nektar floral dan nektar ekstrafloral (Singh, 1962)
Sistem indra sentuhan dan bau dapat dirasakan melalui antena. Antena
merupakan bagian tubuh yang sangat penting bagi lebah untuk mendapatkan
sumber makanan, identifikasi member koloni, dan menemukan jalan ke sarang.
Mata compound sangat sensitif pada beberapa warna kecuali warna merah. Lebah
memiliki karakteristik penglihatan yang unik, terdiri dari satu ommatidium pada
mata dengan 8 sel visual yang merespon warna – warna berbeda. Rangsang
cahaya kuning – hijau dengan panjang gelombang 544 nm diterima dengan baik
oleh 4 sel visual, 2 sel visual lainnya merespon terhadap cahaya biru, sedangkan
2 sel visual berikutnya memberi respon paling baik terhadap sinar UV (Anonim 1,
2010). Dalam kegelapan dalam sarang, lebah sangat bergantung pada sentuhan
dan bau untuk melakukan aktifitas. Mereka dapat menemukan jalan ke sarang
dengan bergantung pada landmark dan posisi matahari. Lebah yang menemukan
7
daerah dengan sumber makanan akan kembali ke sarang dan melakukan tarian
berbentuk angka delapan dengan bagian lurus ditengah. Panjang bagian yang
lurus sebanding dengan jarak dari bunga ke sarang, dan sudut vertikal merupakan
sudut antara posisi matahari, sarang dan sumber makanan. Beberapa lebah
mencari makan di sarang mengikuti tarian, menyentuh penari dengan antena
mereka. Dari waktu ke waktu berhenti penari akan memuntahkan sedikit dari
nektar yang telah dikumpulkan dari bunga dan memberinya pada pekerja.
Nektar adalah cairan manis yang dihasilkan oleh tanaman, biasanya
baunya harum dan mengandung larutan gula yang kadarnya bervariasi (Pavord,
1970). Nektar merupakan hasil sekresi yang manis dari tanaman, merupakan
bahan utama penyusun madu. Nektar terdiri atas gula-gula monosakarida (glukosa
dan fruktosa) dan gula disakarida (sukrosa) (Morse dan Hooper, 1985). Nektar
bisa berupa nektar floral dan nektar ekstrafloral (Singh, 1962).
Lebah menyukai polen karena kandungan proteinnya dan menyukai nektar
karena kadar gulanya, semakin banyak nektar mengandung gula maka lebah akan
sering mengunjungi bunga tersebut (Sumoprastowo dan Suprapto, 1980).
Nektar digunakan sebagai sumber energi bagi lebah dalam
mempertahankan suhu tubuh lebah dan merupakan bahan baku pembuatan madu.
Energi ini digunakan untuk membangun sistem organ, kontraksi otot, dan
membantu dalam menggerakkan saraf. Kontraksi otot pada lebah madu terjadi
pada saat terbang, berjalan, dan bentuk aktivitas lainnya. Pada saat terbang, lebah
pekerja membutuhkan rata-rata 10 mg gula/jam (Gojmerac, 1983).
8
BAB III
METODELOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat Jumlah Bahan Jumlah
Aquarium 1 buah Lebah madu (Apis cerana) 8 ekor
Petri disk 3 buah Kertas warna Secukupnya
Stop watch 1 buah Selai strawbery Secukupnya
Tabung reaksi 1 set 10% madu Secukupnya
Pipa hisap 1 buah Air Secukupnya
Kamera/Hp 1 buah Sterofoam 1 buah
Senter 1 buah
3.2 Cara Kerja
a. Pengamatan morfologi
Sebagai objek penelitian perilaku lebah madu (Apis cerana)
digunakan 8 ekor lebah. Salah satu lebah di bius dengan memasukannya
kedalam petri disk dan disimpan pada kulkassetelah itu di ambil dalam
keadaan pingsan kemudian di amati morfologinya bagian dorsal dan
ventral dan dicatat hasilnya.
b. Pengamatan perilaku
Terlebih dahulu akuarium diletakan diatas sterofoam dalam keadaan
terbalik. Satu ekor lebah dilepaskan kedalam akuarium dan dilakukan
aklimatisasi selama 3 menit. Setelah itu di amati kecenderungan arah
pergerakan lebah (ke arah atas, arah bawah, arah tengah, dan arah
tepi/sudut akuarium). Hasil perilaku lebah selama 15 menit yang diperoleh
dicatat pada tabel pengamatan.
c. Pengamatan respon terhadap cahaya
Sebanyak 8 ekor lebah dimasukan kedalam akuarium. Kemudian
tutup seluruh bagian akuarium dengan kertas karbon. Setelah itu berikan
cahaya senter pada arah anterior lebah dan posterior lebah, lalu dicatat
responnya.
9
Untuk pengamatan escape time lebah dengan cahaya dilakukan
dengan menggunakan seekor lebah dimasukan kedalam tabung reaksi yang
telah berisi secarik kertas pada dasar tabungnya. Sumbat tabung
dilepaskan, lalu dimasukan tabung ke dalam akuarium dalam keadaan
horizontal. Setelah itu dihitung waktu yang dibutuhkan lebah untuk
menemukan jalan keluar. Dilakukan pengulangan dengan individu yang
sama sebanyak 3 kali. Dilakukan hal yang sama seperti percobaan
sebelumnya namun beri perlakuan berupa pemberian sinar cahaya pada
secarik kertas di dalam dasar tabung reaksi hingga berpendar.
d. Preferensi terhadap warna dan bentuk
Untuk preferensi terhadap warna, empat buah kertas warna
dimasukan kedalam akuarium. Selanjutnya, lebah dimasukan kedalam
akuarium menggunakan pipa hisap. Kemudian dihitung jumlah kunjungan
lebah ke pada kertas warna yang telah disediakan sebelumnya selama 15
menit.
Untuk preferensi terhadapa bentuk, terlebih dahulu gunakan warna
yang disuka lebah pada percobaan sebelumnya dan buatlah bentuk yang
berbeda-beda yaitu terdiri atas bunga, cross, segitiga, dan persegi.
Kemudian lebah dimasukan kedalam akuarium menggunakan pipa hisap.
Selanjutnya, dihitung jumlah kunjungan lebah selama 15 menit.
e. Preferensi terhadap makanan
Tiga macam jenis makanan (10% madu, selai strawbery, dan air)
dimasukkan kedalam akuarium. Pipa hisap digunakan untuk mengambil
dan memasukan lebah kedalam akuarium menggunakan pipa hisap.
Selanjutnya, dihitung junlah kunjungan lebah kedalam masing-masing
cawan petri dengan berbagai macam jenis makanan selama 15 menit.
10
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengamatan Morfologi
Berdasarkan hasil pengamatan morfologi lebah madu terlihat bahwa
dibagian tubuhnya terbagi menjadi 3 bagian yaitu kepala, caput, dada dan perut.
Seluruhnya terdiri dari ruas-ruas dan ditumbuhi dengan rambut. Bagian dada
lebah madu terdiri atas tiga ruas, dilengkapi dengan tiga pasang kaki (tungkai) dan
dua pasang sayap. Sayap belakang lebih pendek daripada sayap depan. Tungkai
lebah terdiri atas ruas-ruas dengan bulu-bulu halus
Gambar 1. Bagian ventral (a) dan dorsal (b), mata (1), mulut (2), kaki
tiga pasang (3), sayap satu pasang (4) dari lebah madu (Apis cerana)
(Sumber : Dokumen pribadi)
Gambar 2: Morfologi Lebah Madu (Apis cerana)
1
2
3 4
a b
11
Pengamatan
morfologis Penjelasan
Bagian dorsal
(belakang)
Memiliki toraks yang berjumlah 4 garis yang berwarna
hitam, kemudian memiliki 3 pasang kaki, memiliki sepasang
sayap yang berwarna putih, kemudian badannya berwarna
hitam, serta memiliki ekor yang lancip
Bagian ventral
(depan)
Memiliki antena yang sepasang pada bagian kepalanya,
kemudian memiliki abdomen yang mempunyai 6 garis yang
berwarna hitam, dan badannya berwarna kuning keemasan,
serta memiliki mata majemuk dan mata semu
Bagian mata Mata yang berwarna hitam, memiliki mata majemuk yang
lebih besar dari pada mata semu, dan memiliki sepasang
mata, bentuknya bulat dan berwarna hitam
Bagian mulut Memiliki mulut yang lancip dan berwarna hitam, kemudian
digunakan untuk menyengat mangsanya
Bagian kaki
belakang
Memiliki kaki belakang yang lebih besar dari pada kaki
bagian depan dan kaki bagian tengah, kemudian memiliki
ruas-ruas pada setiap bagian kakinya, serta terdapat
bengkokan pada setiap lekukan kakinya
4.2 Pengamatan Pengamatan Perilaku
Setelah melakukan pengamatan morfologi pada lebah madu (Apis cerana),
maka dilakukan pengamatan terhadap perilaku ekplorasi pada lebah madu (Apis
cerana). Adapun hasil pengamatan tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Tabel ANOVA pengamatan perilaku Lebah Madu (Apis cerana)
ANOVA
jumlahperilaku
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 1912.267 4 478.067 5.737 .012
Within Groups 833.333 10 83.333
Total 2745.600 14
12
Berdasarkan uji ANOVA pada perngamatan terhadap jenis perilaku lebah
madu (Apis cerana), dapat diketahui nilai p individu dan perilaku adalah 0.012.
Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat dikatakan nilai p berbeda nyata. Dikatakan
berbeda nyata karena nilai p atau significant berada dibawah 0,05 (p < 0.05).
Oleh sebab itu, perlu dilakukan uji lanjut dengan uji Duncan untuk mengetahui
perilaku yang menonjol dari lebah madu (Apis cerana) yang diujikan.
Grafik 1. Frekuensi Jenis Perilaku Lebah (Apis cerana)
Berdasarkan grafik diatas hasil dari uji lanjut menggunakan Uji Duncan,
maka terlihat perbedaaan yang significan dari masing-masing jenis perilaku yang
terjadi pada lebah madu (Apis cerana) yang dilakukan pengamatan selama 15
menit, adapun jenis perilaku yang paling tinggi frekuensinya yaitu walking,
diikuti perilaku groming, flying, hopping dan perilaku terendah adalah perilaku
standing. Maka dari itu perilaku flying tidak berbeda nyata dengan perilaku
groming. Dan perilaku walking berbeda nyata dengan perilaku standing dan
hopping. Hal ini terjadi ada beberapa factor yang dapat mempengaruhi jenis
perilaku lebah madu (Apis cerana), yaitu: mekanisme fisiologi, metabolisme sel,
dan sekresi enzim yang diregulasi oleh gen. Gen itu sendiri akan terekspresi
karena faktor lingkungan (Drickamer et al. 2002). Perilaku pertahanan koloni
lebah dipengaruhi oleh faktor lingkungan, genetik, atau interaksi antar faktor-
faktor tersebut. Perilaku ini diturunkan secara genetik dan dikontrol oleh
genpengendali tingkah laku. Selain itu besarnya koloni juga mempengaruhi
0
5
10
15
20
25
30
35
40
Flying Walking Grooming Standing Hopping
fre
kue
nsi
Perilaku
ab
b
ab
aa
13
tingkat aktivitas lebah pekerja. Sebagian besar karakter perilaku memperlihatkan
variasi yang kontinu, variasi ini dikontrol oleh banyak gen atau poligenik.
Quantitative Trait Loci (QTL) adalah sejumlah gen yang berada dalam satu lokus
dan bertangung jawab dalam ekspresi tingkah laku tertentu. Pemetaan QTL
dilakukan pada keturunan yang homogen, yang berasal dari perkawinan silang
dua sifat yang berbeda (Liu 1998). Lima komponen QTL berhasil dipetakan untuk
perilaku menyengat dan menjaga sarang pada A. mellifera (Hunt et al. 1995;
1998).
4.3 Pengamatan Respon terhadap Cahaya
Setelah dilakukan pengamatan perilaku terhadap lebah madu (Apis
cerana), maka dilakukan pengamatan respon cahaya. Maka didapat data sebagai
berikut:
- Respon Apis cerana terhadap cahaya yang aquarium ditutupi karbon
secara keseluruhan
Jarak Arah Penjelasan
Dekat Anterior (depan) Akan mendekati cahaya semua lebahnya
Posterior (belakang) Akan mendekati cahaya semua lebahnya
Jauh Anterior (depan) Akan mendekati cahaya semua lebahnya
Posterior (belakang) Akan mendekati cahaya semua lebahnya
- Respon Apis cerana pada escape time di dalam tabung reaksi
Individu Waktu
A 23 detik
B 1 menit 27 detik
C 26 detik
Berdasarkan hasil pengamatan baik dengan jarak dekat ataupun jarak jauh
cahaya yang dating dibagian Anterior dan posterior. Respon semua lebah tersebut
terlihat mendekati ke arah datangnya cahaya. Hal ini karena baik pada bagian
anterior maupun posterior pada lebah madu (Apis cerana), memiliki sensor untuk
14
mendeteksi datangnya cahaya sehingga dapat membantu dalam proses pencarian
makanan.
Sulaksono, dkk. (1986) dalam penelitiannya menyatakan bahwa, factor
fisik yang berperan menentukan kegiatan harian pekerja Apis cerana dalam
mencari makan adalah intensitas cahaya, suhu udara, dan kecepatan angin. Pada
kondisi temperatur yang rendah dan intensitas cahaya matahari masih rendah,
lebah madu lebih banyak beraktivitas di dalam sarangnya. Menurut Murtidjo
(1991), pada temperatur 200C lebah madu mulai aktif dalam usahanya
memperoleh nektar dan polen, namun nwaktu yang dibutuhkan dalam kegiatan
tersebut relatif pendek. Pada temperature sekitar 300C lebah sangat aktif mencari
nektar atau polen dan waktu yang dibutuhkan untuk mengumpulkannya relatif
lama.
Sedangkan pada peristiwa escape time, atau kecepatan waktu yang
digunakan dalam mencari jalan keluar ketika (Apis cerana) dimasukan kedalam
tabung reaksi terdapat perbedaan beberapa waktu latensi yang dibutuhkan untuk
keluar dari tabung reaksi, kemudian setelah diberi cahaya lampu senter waktu
latensi yang dibutuhkan juga meningkat. Hal ini membuktikan bahwa cahaya
memang mempengaruhi proses escape time pada (Apis cerana) saat mencari jalan
keluar.
Dimana antena merupakan bagian tubuh yang sangat penting bagi lebah
untuk mendapatkan sumber makanan, identifikasi member koloni, dan
menemukan jalan ke sarang. Mata compound sangat sensitive pada beberapa
warna kecuali warna merah. Lebah memiliki karakteristik penglihatan yang unik,
terdiri dari satu ommatidium pada mata dengan 8 sel visual yang merespon warna
– warna berbeda. Rangsang cahaya kuning – hijau dengan panjang gelombang
544 nm diterima dengan baik oleh 4 sel visual, 2 sel visual lainnya merespon
terhadap cahaya biru, sedangkan 2 sel visual berikutnya memberi respon paling
baik terhadap sinar UV (Anonim 1, 2010). Dalam kegelapan dalam sarang, lebah
sangat bergantung pada sentuhan dan bau untuk melakukan aktifitas. Mereka
dapat menemukan jalan ke sarang dengan bergantung pada landmark dan posisi
matahari.
15
4.4 Pengamatan Preferensi terhadap warna dan bentuk
Warna dan bentuk sangatlah mempengaruhi preferensi lebah dalam hal
menemukan makanan yang di sukainya. Dalam lingkungan aslinya, perilaku lebah
dalam memilih makanan sangatlah dipengaruhi oleh aroma, bentuk dan warna
dari makanannya dalam hal ini nektar pada bunga. Hal itu semua merupakan
bentuk stimulus atau daya tarik agar lebah mendekat. Pada pengamatan perilaku
lebah dalam hal preferensi warna memperlihatkan perilaku yang khas untuk
memlih warna yang disukainya. Preferensi terhadap warna
Tabel 2. Tabel ANOVA Preferensi terhadap warna
ANOVA
warna
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 35.000 4 8.750 7.500 .000
Within Groups 35.000 30 1.167
Total 70.000 34
Berdasarkan uji ANOVA pada perngamatan terhadap warna lebah madu
(Apis cerana), dapat diketahui nilai p individu dan perilaku adalah 0.000.
Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat dikatakan nilai p berbeda nyata. Dikatakan
berbeda nyata karena nilai p atau significant berada dibawah 0,05 (p < 0.05).
Oleh sebab itu, perlu dilakukan uji lanjut dengan uji Duncan untuk mengetahui
warna mana yang lebih menonjol atau disukai oleh lebah madu (Apis cerana)
yang diujikan.
Preferensi terhadap warna
Grafik 2. Preferensi lebah madu (Apis cerana) terhadap warna
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
Biru Merah Kuning Putih Abstain
0 0 0 0
3
Jumlah Lebah
a a a a
b
16
Berdasarkan grafik diatas maka terlihat warna yang paling banyak
disinggahi oleh Lebah (Apis cerana) adalah abstain. Yaitu warna putih, hal ini
menunjukan bahwa warna biru, merah, kuning, dan putih tidak terdapat perbedaan
yang nyata ditandakan dengan terdapatnya huruf yang sama pada grafik hasil uji
Duncan, namun dari keempat warna tersebut justru berbeda nyata dengan abstain
ditandakan dengan bedanya huruf pada grafik tersebut.
Preferensi terhadap bentuk
Tabel 3. Tabel ANOVA pengamatan Preferensi terhadap bentuk
ANOVA
jumlahlebah
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 55.600 4 13.900 69.500 .000
Within Groups 6.000 30 .200
Total 61.600 34
Berdasarkan uji ANOVA pada perngamatan terhadap preferensi bentuk
lebah madu (Apis cerana), dapat diketahui nilai p individu dan perilaku adalah
0.000. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat dikatakan nilai p berbeda nyata.
Dikatakan berbeda nyata karena nilai p atau significant berada dibawah 0,05 (p <
0.05). Oleh sebab itu, perlu dilakukan uji lanjut dengan uji Duncan untuk
mengetahui bentuk mana yang lebih menonjol atau disukai oleh lebah madu (Apis
cerana) yang diujikan
Grafik 3. Preferensi lebah madu (Apis cerana) terhadap bentuk
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
Segitiga Bunga Kotak Cross Abstain
0 0
1
0
3
Jumlah Lebah
a a
b
ab
c
17
Berdasarkan hasil pengamatan grafik diatas maka diketahui bentuk yang
paling di datangi lebah yaitu abstain, diikuti dengan dengan bentuk kotak diurutan
kedua. Hal ini terjadi karena pada saat pengamatan warna yang paling banyak
disinggahi adalah warna abstain, dimungkinkan lebah telah mengalami kelelahan
dan mengalami kekurangan oksigan karena diamati didalam aquarium kaca yang
tertutup tidak ada celah udara sedikitun. Peristiwa ini tidak sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Von Frisch. Penelitiannya yang pertama adalah
mengenai sensitifitas lebah terhadap warna. Percobaannya dilakukan dengan
meletakkan madu pada beberapa karton dengan warna yang berbeda-beda namun
dengan warna yang paling terang adalah biru (warna lainnya merupakan gradasi
dari warna abu – abu). Terbukti bahwa lebah – lebah tersebut lebih mengenali
warna biru karena hanya mendatangi madu pada kertas biru saja. Namun saat
kertas biru diganti dengan warna merah, Ternyata lebah kurang bisa membedakan
warna merah tersebut dengan warna-warna gradasi abu – abu di sekelilingnya
(Frisch,1967). Stimulus warna, gerak dan bau ditangkap oleh kemoreseptor yang
masuk melalui pori-pori sensilia di antena (Chapman, 1982).
Warna bunga adalah salah satu faktor penarik lebah madu untuk dating
pada bunga. Berdasarkan pengamatan kunjungan lebah pada bunga, warna bunga
tidak berkorelasi dengan kunjungan lebah. Lebah mengunjungi bunga yang
memiliki warna berbeda-beda. Sedangkan untuk bentuk bunga, lebah madu lebih
cenderung mendatangi bunga yang bentuknya terbuka atau bentuk bunga yang
memudahkan bagi lebah madu untuk mengambil nektar atau polen. Faktor penarik
lebah madu untuk mendatangi tanaman lainnya adalah aroma yang diterima lebah.
Lebah menerima sensor melalui antena untuk mengetahui letak bunga untuk
mengambil makanan (nektar dan polen).
Ketika mata majemuk mendeteksi stimulus berupa warna, gerak, stimulus
tersebut diteruskan melalui antena lebah dan ditransmisi ke sistem saraf sensorik.
Perilaku ini selanjutnya membangkitkan respon perilaku. Kemudian sinyal dari
system saraf sensorik diteruskan ke sistem saraf pusat lebah. Hasil integrasi di
sistem saraf pusat akan memberikan keputusan kepada organ motorik untuk
merespon sinyal ini dengan pergerakan otot yang selanjutnya membangkitkan
perilaku
18
karena stimulus untuk lebah dapat mendekat tidak hanya dari segi bentuk
saja melainkan sangat dipengaruhi oleh faktor lainnya yaitu aroma dan warna.
Sehingga ketiga faktor tersebut haruslah tersedia semua agar lebah terstimulus
untuk mendekat.
4.5 Pengamatan Preferensi terhadap makanan
Pada dasarnya makanan bagi lebah madu terdiri dari nektar dan polen
(Delaplane, 1998). Nektar yang diambil dapat berupa nektar bunga, dan embun
madu. Embun madu (honey dew) ini merupakan cairan yang dihasilkan oleh
serangga yang dapat dimanfaatkan oleh lebah madu (Akratanakul, 1986). Selain
nektar dan polen, lebah juga mengambil air dan propolis. Pada Percobaan
pemberian beberapa jenis makanan bertujuan agar mengetahui makanan yang
paling disukai lebah. Beberapa jenis makanan yang digunakan yaitu selai
strawbery, madu diberikan kepada lebah
Tabel 4. Tabel ANOVA pengamatan Preferensi terhadap makanan
ANOVA
jumlahlebah
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 44.857 3 14.952 114.182 .000
Within Groups 3.143 24 .131
Total 48.000 27
Berdasarkan uji ANOVA pada perngamatan terhadap preferensi bentuk
lebah madu (Apis cerana), dapat diketahui nilai p individu dan perilaku adalah
0.000. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat dikatakan nilai p berbeda nyata.
Dikatakan berbeda nyata karena nilai p atau significant berada dibawah 0,05 (p <
0.05). Oleh sebab itu, perlu dilakukan uji lanjut dengan uji Duncan untuk
mengetahui bentuk mana yang lebih menonjol atau disukai oleh lebah madu (Apis
cerana) yang diujikan
19
Grafik 4. Preferensi lebah madu (Apis cerana) terhadap makanan
Pada grafik di atas terlihat bahwa antara selai strawbery dan 10%
sukrosa tidak menunjukan perbedaan yang nyata sehingga dapat disimpulkan
kedua makanan tersebut disukai oleh lebah. Namun jika dibandingkan dengan
jenis makanan 10% madu, jenis makanan tersebutlah yang lebih disukai lebah
untuk mendapatkan makanan.
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
10% Sukrosa 10% Madu Selai Strawbery
Abstain
0
1
0
3
Jumlah Lebah
b
a
c
a
20
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan dapat di simpulkan bahwa:
perilaku lebah madu (Apis erana) memperlihatkan kenampakan aktivitas ciri
perilaku yang sama antara perilaku hopping, flying, walking dan grooming
namun berbeda nyata dengan perilaku standing yang kemungkinan bisa
disebabkan oleh kelelahan dan tingkat stress tiap individu percobaan.
Respon terhadap cahaya lebah cenderung mendekati sumber cahaya. Stimulus
warna tidak mempengaruhi perilaku dari lebah untuk memilih salah satunya.
Sedangkan bentuk mempengaruhi preferensi lebah untuk memilih.
Respon terhadap pemberian makanan lebah cenderung menyukai semua
makanan yang disajikan yaitu madu.
21
DAFTAR PUSTAKA
Adams RJ, Kerr WE, and Paulino ZL. 1977. Estimation of sex alleles and queen
matings from diploid male frequencies in a population of Apis mellifera.
Genetics 86: 583-596.
Campbell, N. A.. 2006. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Chapman RF. 1982. The Insect Structure and Function. Ed ke-3. Cambridge:
Harvard University Pr.
Dethier VG, Steller E. 1964. Animal Behaviour: Its Evolutionary and
Neurological Basis. Ed ke-2. Prentice Hall, Inc.
Drickamer LC, Vessey HS, Jakob ME. 2002. Animal Behaviour: Mechanism,
Ecology, Evolution. Ed ke-5. New York: McGraw-Hill companies, inc.
Free JB. 1987. Pheromones of Social Bees. Chapman and Hall: Cambridge
University Pr.
Hadisoesilo S, Otis GW, and Meixner M. 1995. Two distinct populations of cavity
nesting honey bees (Hymenoptera, Apidae) in South Sulawesi, Indonesia. J
Kansas Entomol Soc68: 399-407.
Kikkawa, J. & M. J. Thorne. 1974. The Behaviour of Animals. John Murray
(Publishers) LTD. London
Maskoeri, Jasin. 1998. Sistematika Hewan. Surabaya: Sinar Jaya
Michener CD. 2000. The Bess of the World. Baltimore: The John Hopkins
University Pr.
Morse RA, Flottum K. 1997. Honey Bee Pests, Predators, and Diseases. Ed ke-3.
Ohio: The AI Root Company.
Otis GW. 1996. Distribution of recently recognized spesies of honeybee
(Hymenoptera: Apidae; Apis) in Asia. J Kansas Entomol Society64 (4)
311-333.
Pomés, A., Wünschmann, S., Hindley, J., Vailes, L,D., and Chapman. 2007.
Cockroach Allergens: Function, Structure and Allergenicity, 14, 960-969.
Raffiudin R. 2002. Honey bee Behavioral Evolution and itpr Gene Structure
Studies. PhD. Thesis, James Cook University, Australia.
Ruttner F. 1986. Geographical variability and classification. In: Rinderer T (Ed)
Bee Genetic and Breeding. Academic Press.
22
Ruttner F. 1988. Biogeography and Taxonomy of Honeybees. Springer_Verlag
Berlin.
Sarwono B. 2001. Lebah Madu. Jakarta: Agro Media Pustaka.
Shaheen, L. 2000. Environmental protection comes naturally. Pest Control. 68:
53-56.
Singh S. 1962. Beekeeping in India. New Delhi: Indian Council of Agricultural
Research. Standifer LN. 1980. Honey Bee Nutrition and Supplemental
Feeding in Beekeeping in the United States. Washington: United States
Department of Agriculture.
Soetjipta. 1993. Dasar-dasar Ekologi Hewan. Yogjakarta.: Penerbit Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan
Stelley DG. 1983. Beekeeping an Illustrated Handbook. Amerika: Tab Books Inc.
Sulaksono S, Yati S, Baum S, Nismah, Hidayat S. 1986. Biologis Apis
cerana dengan Tekanan pada Kegiatan Mencari Makan. Di dalam:
Pembudidayaan Lebah Madu untuk Peningkatan Kesejahteraan
Masyarakat. Prosiding Lokakarya; Sukabumi, 20-22 Mei 1986. Jakarta
Perum Perhutani. hlm 49-64.
Sukiya. 2005. Biologi Vertebrata. Malang: Universitas Negeri Malang.
Sumoprastowo dan Suprapto. 1980. Beternak Lebah Madu Modern. Jakarta:
Bhrata Karya Aksara.
Supadi, TH. 1986. Identifikasi Tanaman Pendukung Lebah melalui Bentuk
Serbuk Sari yang tedapat di dalam Stup Lebah Madu (Apis indica Ferb).
Di dalam: Pembudidayaan Lebah Madu untuk Peningkatan Kesejahteraan
Masyarakat. Prosiding Lokakarya; Sukabumi, 20-22 Mei 1986. Jakarta:
Perum Perhutani. hlm 81-85.
Tingek S, Koeniger G, Koeniger N. 1996. Description of a new cavity nesting
species of Apis (Apis nuluensisn. sp.) from Sabah, Borneo with notes on
its occurance and reproductive biology. Senckenbergiana Biologica 76:
115-119
Warisno. 1996. Budidaya Lebah Madu. Yogyakarta: Kanisius.
23
LAMPIRAN
I. Pengamatan morfologis Apis cerana
Pengamatan morfologis Penjelasan
Bagian dorsal (belakang) Memiliki toraks yang berjumlah 4 garis yang berwarna
hitam, kemudian memiliki 3 pasang kaki, memiliki sepasang
sayap yang berwarna putih, kemudian badannya berwarna
hitam, serta memiliki ekor yang lancip
Bagian ventral (depan) Memiliki antena yang sepasang pada bagian kepalanya,
kemudian memiliki abdomen yang mempunyai 6 garis yang
berwarna hitam, dan badannya berwarna kuning keemasan,
serta memiliki mata majemuk dan mata semu
Bagian mata Mata yang berwarna hitam, memiliki mata majemuk yang
lebih besar dari pada mata semu, dan memiliki sepasang
mata, bentuknya bulat dan berwarna hitam
Bagian mulut Memiliki mulut yang lancip dan berwarna hitam, kemudian
digunakan untuk menyengat mangsanya
Bagian kaki belakang Memiliki kaki belakang yang lebih besar dari pada kaki
bagian depan dan kaki bagian tengah, kemudian memiliki
ruas-ruas pada setiap bagian kakinya, serta terdapat
bengkokan pada setiap lekukan kakinya
II. Pengamatan perilaku
No Individu
Perilaku A B C
1 Flying 5 12 35
2 Walking 47 24 42
3 Grooming 22 15 20
4 Standing/Freezing 5 7 3
5 Hopping 11 10 6
24
III. Pengamatan respon terhadap cahaya
- Respon Apis cerana terhadap cahaya yang aquarium ditutupi karbon
secara keseluruhan
Jarak Arah Penjelasan
Dekat Anterior (depan) Akan mendekati cahaya semua lebahnya
Posterior (belakang) Akan mendekati cahaya semua lebahnya
Jauh Anterior (depan) Akan mendekati cahaya semua lebahnya
Posterior (belakang) Akan mendekati cahaya semua lebahnya
- Respon Apis cerana pada escape time di dalam tabung reaksi
Individu Waktu
A 23 detik
B 1 menit 27 detik
C 26 detik
IV. Preferensi terhadap warna dan bentuk
Tabel 1. Pengamatan Preferensi terhadap Warna
Waktu
(menit)
Warna Jumlah
lebah Biru Merah Kuning Putih Abstain
2 0 1 0 0 3 4
4 0 0 1 0 3 4
6 0 0 0 0 4 4
8 1 0 0 1 2 4
10 0 0 0 0 4 4
12 0 1 1 0 2 4
14 0 0 0 0 4 4
Jumlah 1 2 2 1 20 4
Maksimal 1 1 2 1 4 4
Minimal 0 0 0 0 2 4
25
Tabel 2. Pengamatan Preferensi terhadap Bentuk
Waktu
(menit)
Bentuk Jumlah
lebah Segitiga Bunga Kotak Cross Abstain
2 0 0 0 0 4 4
4 0 0 1 0 3 4
6 0 0 1 0 3 4
8 0 0 0 0 4 4
10 0 0 0 0 4 4
12 0 0 1 0 3 4
14 0 0 1 1 2 4
Jumlah 0 0 4 1 23 4
Maksimal 0 0 1 1 4 4
Minimal 0 0 0 0 2 4
V. Preferensi terhadap makanan
Tabel 3. Pengamatan terhadap Preferensi makanan
Waktu
(menit)
Rasa Jumlah
lebah 10 %
Sukrosa
10 %
Madu
Selai
Strawbery Abstain
2 0 1 0 3 4
4 0 0 0 4 4
6 0 1 0 3 4
8 0 1 0 3 4
10 0 1 0 3 4
12 0 1 0 3 4
14 1 0 0 3 4
Jumlah 1 5 0 22 4
Maksimal 1 1 0 4 4
Minimal 0 0 0 3 4
26