Jurnal Akuntansi Dan Bisnis...
Transcript of Jurnal Akuntansi Dan Bisnis...
Volume 2 : Nomor 1, Januari 2017 ISSN. 2460-7045
`
Jurnal Akuntansi Dan Bisnis
Unsurya
ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN DAGANG YANG TERDAFTAR DI BEI. Tutik Siswanti
ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSET DAN NET PROFIT MARGIN TERHADAP INCOME SMOOTHING PADA KELOMPOK INDUSTRI PROPERTI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Pratiwi P.E. Situmorang Dan Niwayan Dian Puspa Anggaraeni
PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) TERHADAP RETURN ON EQUITY PERUSAHAAN JASA TRANSPORTASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2013-2015. Tutik Siswanti dan Carmiat
KORELASI EKSPOR DAN IMPOR TERHADAP NERACA PERDAGANGAN DAN NERACA PEMBAYARAN DI INDONESIA TAHUN 2007-2016 Tutik Wiryanti
PENGARUH KEANDALAN DAN RELEVANSI INFORMASI KEUANGAN TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN JASA TRANSPORTASI UDARA DI LINGKUNGAN BANDARA HALIM PERDANAKUSUMA Tutik Siswanti dan Nurlela Rizani
Jurnal Akuntansi Dan Bisnis Unsurya
Volume II : Nomor 1 - Januari 2017 ISSN. 2460-7045
SUSUNAN DEWAN REDAKSI
PENANGGUNG JAWAB Dekan Fakultas Ekonomi
PIMPINAN REDAKSI Tutik Siswanti, SE, MSi
ANGGOTA REDAKSI Gumelar Hidayat, SE, MM
Kurniawan Puji Asmoro, SE, Msi Suparman, SE, Ak, MM
Pratiwi P.E. Boru Situmorang, SE, Ak, M.Ak
Desain/Layout Dian Wijayanti, SE
SEKRETARIAT Rita Intan, S.IP, MM
ALAMAT REDAKSI
Fakultas Ekonomi - Universitas Suryadarma
Jl. Angkasa Komplek Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta Timur – 13610
Tilp. (021) 80880031 Fax. (021) 80880030, e-mail : [email protected]
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat,
karunia hidayah dan Ridho-Nya kepada tim redaksi, sehingga dapat menyelesaikan
penyusunan Jurnal Akuntansi dan Bisnis Unsurya Volume II, No. I , Januari 2017.
Jurnal Akuntansi dan Bisnis Unsurya, merupakan jurnal yang diterbitkan oleh Fakultas
Ekonomi, Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma (UNSURYA). Jurnal ini
diterbitkan secara berkala setahun 2 (dua) kali, yaitu bulan Juni dan bulan Januari.
Tujuan dari penerbitan jurnal ini adalah untuk mempublikasikan hasil tulisan ilmiah dalam
bidang akuntansi dan bisnis, baik dari hasil penelitian maupun tulisan ilmiah berdasarkan
studi pustaka. Selain itu dengan diterbitkan jurnal ini, maka dapat menambah wawasan,
pengetahuan dan pemahaman berkaitan dengan permasalahan serta penyelesaianya dalam
bidang akuntansi dan bisnis.
Pada kesempatan ini tim redaksi juga mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah
memberikan kontribusi, khususnya bagi penulis sehingga tersusunnya jurnal ini dengan
baik.
Redaksi Jurnal Akuntansi dan Bisnis Unsurya juga menerima kiriman artikel dalam bahasa
Indonesia atau bahasa Inggris yang belum pernah dipublikasikan dalam jurnal lainnya.
Akhir kata, mudah-mudahan jurnal ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi para
pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.
Jakarta, Januari 2016
Ketua Tim Redaksi
Tutik Siswanti, SE, MSi
Volume 2, Nomor 1, Januari 2017 ISSN. 2460-7045
DAFTAR ISI Hal ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN DAGANG YANG TERDAFTAR DI BEI. Tutik Siswanti ...................................................................................................................................1 ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSET DAN NET PROFIT MARGIN TERHADAP INCOME SMOOTHING PADA KELOMPOK INDUSTRI PROPERTI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Pratiwi P.E. Situmorang dan Niwayan Dian Puspa Anggaraeni ............................................13 PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) TERHADAP RETURN ON EQUITY (ROE) PERUSAHAAN JASA TRANSPORTASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2013-2015. Tutik Siswanti dan Carmiat ...........................................................................................................24
KORELASI EKSPOR DAN IMPOR TERHADAP NERACA PERDAGANGAN DAN NERACA PEMBAYARAN DI INDONESIA TAHUN 2007-2016 Tutik Wiryanti ....................................... ..................................................................................36 PENGARUH KEANDALAN DAN RELEVANSI INFORMASI KEUANGAN TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN JASA TRANSPORTASI UDARA DI LINGKUNGAN BANDARA HALIM PERDANAKUSUMA Tutik Siswanti dan Nurlela Rizani..........................................................................................49
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS UNSURYA
1
Analisis Pengaruh Return On Investment dan Debt to Equity Ratio terhadap Harga
Saham pada Perusahaan Dagang yang terdaftar di BEI.
Tutik Siswanti
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Return On Investment (ROI) dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Harga Saham pada kelompok industri perusahaan dagang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel penelitian ini terdiri dua variabel bebas yaitu ROI dan DER, dan variabel terikat Harga saham. Metodolgi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, regresi berganda, uji asumsi klasik, uji hipotesis dan koefisien determinasi. Hasil penelitian ini menunjukan data berdistribusi normal, sedangkan hasil persamaan regresi berganda adalah Y=162439,800 + 84932,059 X1 - 1721,476 X2. Hal ini menunjukan bahwa, ROI memiliki hubungan positif terhadap harga saham, sedangkan DER memiliki hubungan negatif terhadap harga saham. Uji asumsi klasik menunjukan model regresi memenuhi uji asumsi klasik. Hasil uji Hipotesis dapat disimpulkan secara parsial ROI berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan DER tidak berpengaruh terhadap harga saham. Hipotesis secara simultan menunjukkan bahwa variabel ROI dan DER secara bersama-sama berpengaruh terhadap harga saham. Hasil koefisien detreminasi ( R Square) menunjukan nilai sebesar 0,46. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas mampu menjelaskan varian variabel terikat sebesar 46%. Kata Kunci : Return On Investment dan Debt to Equity Ratio terhadap Harga Saham
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Saham adalah salah satu surat berharga
yang diperdagangkan di pasar modal. Saham
adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh
sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan
Terbatas (PT) atau biasa yang disebut emiten.
Harga saham ditentukan pada saat pasar
saham sedang berlangsung dengan
berdasarkan kepada permintaan dan
penawaran pada saham yang dimaksud.
Investor bersedia untuk menyalurkan dananya
melalui pasar modal jika syarat utama
perasaan aman akan investasinya telah
terpenuhi. Perasaan aman diantaranya
diperoleh karena para investor mendapatkan
informasi yang jelas, wajar, dan tepat waktu
sebagai dasar dalam pengambilan keputusan
investasinya. Investor bersedia membayar
harga saham lebih tinggi apabila ada jaminan
keamanan (safety capital) atau nilai klaim atas
aset bersih perusahaan yang semakin tinggi.
Semakin tinggi nilai buku maka harapan
terhadap nilai pasar saham juga tinggi. Nilai
buku mewakili aktiva fisik perusahaan, berarti
perusahaan perdagangan yang memiliki aset
yang banyak dan dikelola dengan baik
sehingga dapat memperoleh laba akan
2
cenderung memiliki nilai pasar yang sama
bahkan lebih besar dari nilai bukunya. Pasar
modal adalah tempat transaksi bagi pihak
yang membutuhkan dana yaitu perusahaan
dan pihak kelebihan dana yang disalurkan
untuk investasi atau disebut juga dengan
investor. Pasar modal sebagai sarana untuk
memobilisasi dana yang bersumber dari
masyarakat ke berbagai sektor yang
melaksanakan investasi.
Laporan keuangan sebagai hasil akhir
dari proses akuntansi dirancang untuk
menyediakan kebutuhan informasi bagi calon
investor, kreditor dan pemakai eksternal
lainnya untuk pengambilan keputusan
investasi, kredit, dan keputusan lain.
Serangkaian pengujian telah dilakukan untuk
menguji reaksi pasar terhadap pengumuman
laporan keuangan. Penelitian eksploratif yang
dilakukan untuk menunjukkan bahwa laporan
keuangan masih dipandang sebagai informasi
yang cukup penting oleh para investor di
Bursa Efek Indonesia (BEI). Persoalan yang
timbul adalah sejauh mana kinerja perusahaan
(dalam penelitian ini debt to equity ratio dan
profitabilitas) mampu mempengaruhi harga
saham di pasar modal. Profitabilitas
merupakan rasio untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam mencari keuntungan. Hal
ini ditunjukan oleh laba yang dihasilkan dari
penjualan dan pendapatan investasi. Intinya
adalah penggunaan rasio ini menunjukan
efisiensi perusahaan Kasmir (2014).
Debt to Equity Ratio adalah kemampuan
perusahaan dalam mengembalikan hutang
dengan melihat modal sendiri perusahaan.
Sedangkan DER menurut Sutrisno (2012),
adalah rasio hutang dengan modal sendiri
(debt to equity ratio) merupakan imbangan
antara hutang dimiliki perusahaan dengan
modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini berarti
modal sendiri semakin sedikit dibanding
dengan hutangnya. Bagi perusahaan,
sebaiknya besarnya hutang tidak boleh
melebihi modal sendiri agar beban tetapnya
tidak terlalu tinggi
1.2. Pembatasan Masalah
Penelitian ini dibatasi dengan tujuan
untuk lebih fokus pada permasalahan yang
akan di teliti.
Adapun pembatasan dalam penelitian ini
adalah :
a. Perusahaan sektor dagang yang terdaftar di
BEI pada tahun 2012 - 2016.
b. Perusahaan tersebut mempublikasikan
laporan keuangan secara berturut-turut dan
lengkap tahun 2012 - 2016.
c. Perusahaan tidak memiliki saldo laba
bersih negatif atau menderita kerugian
selama tahun berjalan tahun 2012– 2016.
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan
pembatasan, maka rumusan masalah dalam
peneltian ini adalah sebagai berikut :
3
a. Apakah Debt To Equity Ratio berpengaruh
terhadap harga saham pada perusahaan
dagang?
b. Apakah Profitabilitas berpengaruh
terhadap harga saham pada perusahaan
dagang?
c. Apakah Debt To Equity Ratio dan
Profitabilitas berpengaruh terhadap harga
saham pada perusahaan dagang?
2. LANDASAN TEORI
2.1. Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah laporan yang
menunjukkan kondisi keuangan perusahaan
pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu
Kasmir (2014).
Sedangkan menurut Hery (2012), laporan
keuangan adalah hasil dari suatu proses
akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat
untuk berkomunikasi antara data keuangan
atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak
yang berkepentingan.
2.2. Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Kasmir (2012) tujuan dari
laporan keuangan adalah:
a. Memberikan informasi tentang jenis dan
jumlah aktiva (harta) yang dimiliki
perusahaan pada saat ini.
b. Memberikan informasi tentang jenis dan
jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki
perusahaan pada saat ini.
c. Memberikan informasi tentang jenis dan
jumlah pendapatan yang diperoleh pada
suatu periode tertentu.
d. Memberikan informasi tentang jumlah
biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan
perusahaan dalam suatu periode tertentu.
e. Memberikan informasi tentang perubahan-
perubahan yang terjadi terhadap aktiva,
pasiva, dan modal perusahaan.
f. Memberikan informasi tentang kinerja
manajemen perusahaan dalam suatu
periode.
g. Memberikan informasi tentang catatan -
catatan atas laporan keuangan.
h. Informasi keuangan lainnya.
2.3. Rasio Keuangan
Menurut Harahap (2013) pengertian rasio
keuangan adalah angka yang diperoleh dari
hasil perbandingan dari satu pos laporan
keuangan dengan pos lainnya yang
mempunyai hubungan relevan dan signifikan.
Menurut Sutrisno (2012) terdapat lima
jenis rasio yang dapat digunakan untuk
menilai kinerja keuangan perusahaan, yaitu:
a. Rasio likuiditas (liquidity ratio), yaitu
rasio yang menunjukkan hubungan antara
kas perusahaan dan aktiva lancar lainnya
dengan hutang lancar. Rasio ini digunakan
untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban - kewajiban
finansialnya yang harus segera dipenuhi
atau kewajiban jangka pendeknya.
4
b. Rasio aktivitas (activity ratio), yaitu rasio
yang mengukur efektivitas perusahaan
dalam memanfaatkan sumber dananya.
c. Rasio leverage, yaitu rasio yang digunakan
untuk mengukur sampai seberapa jauh
aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang.
d. Rasio keuntungan (profitability ratio),
yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk memperoleh keuntungan
dari pengguna modalnya.
e. Rasio penilaian (valuation ratio), yaitu
rasio ini untuk mengukur kemampuan
manajemen untuk menciptakan nilai pasar
agar melebihi biaya modalnya.
Menurut Harahap (2013), adapun rasio
keuangan yang sering digunakan adalah rasio
likuiditas, rasio solvabilitas, rasio
profitabilitas, rasio leverage, rasio aktivitas,
rasio pertumbuhan, market based/penilaian
pasar, rasio produktivitas.
2.4. Debt To Equity Ratio (DER)
Debt to Equity Ratio (DER)
mencerminkan besarnya proporsi antara total
debt (total hutang) dan total modal sendiri atau
kemampuan perusahaan dalam
mengembalikan hutang dengan melihat modal
sendiri perusahaan. Sedangkan DER menurut
Sutrisno (2012), menyatakan bahwa :
“Rasio hutang dengan modal sendiri
(debt to equity ratio) merupakan imbangan
antara hutang dimiliki perusahaan dengan
modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini berarti
modal sendiri semakin sedikit dibanding
dengan hutangnya. Bagi perusahaan,
sebaiknya besarnya hutang tidak boleh
melebihi modal sendiri agar beban tetapnya
tidak terlalu tinggi.”
Debt to equity ratio ini dikategorikan ke
dalam rasio solvabilitas atau dapat disebut
juga menjadi rasio leverage. Rasio leverage
merupakan rasio untuk mengukur seberapa
bagus struktur permodalan perusahaan.
Menurut Martono dan Harjito (2013),
pengertian struktur modal yaitu : “Struktur
modal (capital structure) adalah perbandingan
atau imbangan pendanaan jangka panjang
perusahaan yang ditunjukkan oleh
perbandingan hutang jangka panjang terhadap
modal sendiri “ DER menunjukkan
perbandingan dana yang disediakan pemilik
atau manajemen perusahaan yang berasal dari
kreditur perusahaan. Hal ini akan
mengakibatkan terjadinya:
a. Para kreditur akan melihat modal sendiri
perusahaan atau dana yang disediakan
pemilik untuk menentukan besarnya
margin pengaman (margin of safety).
b. Dengan mencari dana yang berasal dari
hutang pemilik memperoleh manfaat
mempertahankan kendali perusahaan
dengan investasi terbatas.
Jika perusahaan memperoleh hasil yang
lebih besar daripada dana yang dipinjam,
maka hasil pengembalian untuk para pemilik
akan meningkat. Rumus untuk menghitung
Debt to Equity Ratio (DER) :
��� =����� �����
����� ����� � 100%
5
2.5. Rasio Profitabilitas
Kasmir (2012), berpendapat bahwa rasio
profitabilitas merupakan rasio untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam mencari
keuntungan. Rasio ini juga memberikan
ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu
perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba
yang dihasilkan dari penjualan dan
pendapatan investasi.
Tujuan penggunaan rasio profitabilitas
bagi perusahaan, maupun bagi pihak luar
perusahaan, yaitu:
a. Untuk mengukur atau menghitung laba
yang diperoleh perusahaan dalam satu
periode tertentu.
b. Untuk menilai posisi laba perusahaan
tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.
c. Untuk menilai perkembangan laba dari
waktu ke waktu.
d. Untuk menilai besarnya laba bersih
sesudah pajak dengan modal sendiri.
Ada beberapa pengukuran Rasio
Profitabilitas , yaitu :
a. Net Profit Margin (NPM)
Menurut Kasmir (2012). Margin laba
bersih merupakan ukuran keuntungan dengan
membandingkan antara laba setelah bunga
dan pajak dibandingkan dengan penjualan.
Rasio ini menunjukkan pendapatan bersih
perusahaan atas penjualan. Rumus untuk
menghitung margin laba bersih adalah sebagai
berikut:
= ������� ����� �������� ��� ���
�����
b. Return On Investment (ROI)
Menurut Kasmir (2012) adalah Hasil
pengembalian investasi atau lebih dikenal
dengan nama ROI dan ROA merupakan rasio
yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah
aktiva yang digunakan dalam perusahaan.
ROI juga merupakan suatu ukuran tentang
efektivitas manajemen dalam mengelola
investasinya. Semakin kecil rasio ini semakin
kurang baik, demikian pula sebaliknya.
Rumus untuk mencari ROI adalah sebagai
berikut:
=������� ����� �������� ��� ���
����� ������
c. Return On Equity (ROI)
Hasil pengembalian ekuitas atau
rentabilitas modal sendiri merupakan rasio
untuk mengukur laba bersih sesudah pajak
dengan modal sendiri (Kasmir, 2012). Rumus
untuk mencari ROI adalah sebagai berikut:
= ������� ����� �������� ��� ���
������
Menurut Jones (2012) (Return On
Equity) ROE menunjukkan prospek
perusahaan dalam meningkatkan laba
terhadap equity yang digunakan perusahaan.
ROE merupakan kunci utama dalam
menentukan pertumbuhan earning dan juga
pertumbuhan dividen.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ROE,
menurut Eduardus Tandelin (2012), yaitu :
a. Profit Margin, besarnya keuntungan atau
presentase dan jumlah penjuaalan bersih.
Profit margin ini mengukur tingkat
6
keuntungan yang di capai oleh Perusahaan
dihubungkan dengan penjualan.
b. Turn Over dari Operating Asset, jumlah
aktiva yang di gunakan dalam operasi
perusahaan terhadap jumlah penjualan
yang diperoleh selama periode.
c. Debt Ratio, Rasio yang memperlihatkan
proporsi antara kewajiban yang dimiliki
dan total kekayaan yang dimiliki.
Manfaat Return On Equity , yaitu :
a. Untuk dapat menunjukkan tingkat
presentasi yang dapat dihasilkan
b. Untuk dapat mengukur tingkat hasil
pengembalian dari investasi para
pemegang saham
2.6. Saham
Saham menunjukkan bukti kepemilikan
yang diterbitkan oleh perusahaan (Husnan,
2010). Saham adalah surat berharga sebagai
bukti penyertaan atau pemilikan individu
maupun institusi yang dikeluarkan oleh
sebuah perusahaan yang terbentuk perseroan
terbatas (Sunariah, 2011). Secara umum
saham yang dikenal sehari-hari merupakan
saham biasa (common stock). Ada beberapa
sudut pandang untuk membedakan saham
(Darmadji dan Fakhrudin, 2012) , yaitu :
a. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak
tagih atau klaim, maka saham dibedakan
menjadi dua yaitu saham biasa (common
stock) dan dan saham freferen (freferen
stock).
b. Dilihat dari cara peralihannya, saham
dapat dibedakan saham atas unjuk (bearer
stock) dan saham atas nama (registered
stock).
c. Ditinjau dari kinerja perdagangan, maka
saham dikategorikan atas : Saham
unggulan (blue-chip stock), Saham
pendapatan (income stock ), Saham
pertumbuhan (growth stock/well-known),
Saham spekulatif (speculative stock),
Saham siklikal (cyclical stock).
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pergerakan harga saham, antara lain (Irham
Fahmi , 2012) :
a. Faktor mikro dan faktor makro
b. Kebijakan perusahaan dalam memutuskan
untuk ekspansi (peluasan usaha), seperti
membuka kantor cabang (branch office),
kantor cabang pembantu (sub branch
office) baik yang dibuka di dalam maupun
luar negeri.
c. Pergantian direksi secara tiba-tiba.
d. Adanya direksi atau pihak komisaris
perusahaan yang terlibat tindak pidana dan
kasusnya sudah masuk ke pengadilan.
e. Kinerja perusahaan yang terus mengalami
penurunan dalam setiap waktunya.
f. Risiko sistematis, yaitu suatu bentuk risiko
yang terjadi secara menyeluruh dan telah
ikut menyebabkan perusahaan ikut terlibat.
g. Efek dari psikologi pasar yang ternyata
mampu menekan kondisi teknikal jual beli
saham.
7
Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2012)
harga saham terjadi dibursa pada waktu
tertentu. Harga saham bisa berubah naik atau
turun dalam hubungan waktu yang begitu
cepat. Harga saham dapat berubah dalam
hitungan menit maupun dalam hitungan detik.
Hal tersebut dimungkinkan karena tergantung
permintaan dan penawaran antara pembeli
saham dengan penjual saham.
Harga saham menurut Brigham dan
Houston (2013), “Harga saham menentukan
kekayaan pemegang saham. Maksimalisasi
kekayaan pemegang saham diterjemahkan
menjadi memaksimalkan harga saham
perusahaan. Harga saham pada satu waktu
tertentu akan bergantung pada arus kas yang
diharapkan diterima di masa depan oleh
investor “rata–rata” jika investor membeli
saham.
Jenis-jenis harga saham menurut
Widioatmojo (2012) :
a. Harga Nominal : Harga yang tercatum
dalam sertifikat saham yang ditetapkan
oleh emiten untuk menilai setiap lembar
saham yang dikeluarkan.
b. Harga Perdana : Harga ini merupakan pada
waktu harga saham tersebut dicatat di
bursa efek. Harga saham pada pasar
perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin
emisi (underwriter) dan emiten.
c. Harga pasar : Harga pasar adalah harga jual
dari investor yang satu dengan investor
yang lain. Harga ini terjadi setelah saham
tersebut dicatatkan di bursa.
d. Harga Pembukaan : harga yang diminta
oleh penjual atau pembeli pada saat jam
bursa dibuka. Bisa saja terjadi pada saat
dimulainya hari bursa itu sudah terjadi
transaksi atas suatu saham, dan harga
sesuai dengan yang diminta oleh penjual
dan pembeli. Harga Penutupan : harga
yang diminta oleh penjual atau pembeli
pada saat akhir hari bursa. Pada keadaan
demikian, bisa saja terjadi pada saat akhir
hari bursa tiba-tiba terjadi transaksi atas
suatu saham, karena ada kesepakatan
antara penjual dan pembeli.
e. Harga Tertinggi : Harga tertinggi suatu
saham adalah harga yang paling tinggi
yang terjadi pada hari bursa. Harga ini
dapat terjadi transaksi atas suatu saham
lebih dari satu kali tidak pada harga yang
sama.
f. Harga terendah suatu saham adalah harga
yang paling rendah yang terjadi pada hari
bursa. Harga ini dapat terjadi apabila
terjadi transaksi atas suatu saham lebih dari
satu kali tidak pada harga yang sama.
g. Harga rata-rata merupakan perataan dari
harga tertiggi dan terendah.
2.7. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan rumusan masalah dan
landasan teori, maka kerangka berpikir dalam
penelitian ini akan mengukur pengaruh
variabel bebas, yaitu DER (X1) dan ROI (X2)
secara parsial terhadap variabel terikat Harga
Saham (Y) yang di gambarkan secara
8
terputus-putus dan secara simultan atau secara
bersama-sama yang digambarkan dalam garis
tidak terputus.
Kerangka berpikir dalam penelitian ini
tersaji dalam skema gambar adalah sebagai
beikit :
Gambar 1. Kerangka Bepikir
2.8. Hipotesis
Berdasarkan uraian di atas yang
didasarkan dengan penelitian-penelitian
terdahulu, maka dapat dirumuskan
hipotesisnya sebagai berikut.
a. H1 = Diduga DER berpengaruh terhadap
Harga Saham.
b. H2 = Diduga ROI berpengaruh terhadap
Harga Saham.
c. H3 = Diduga DER dan ROI secara bersama-
sama berpengaruh terhadap Harga Saham
3. METODOLGI PENELITIAN
3.1. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah
perusahaan sektor dagang yang tercatat di
Bursa Efek Indonesia selama tahun 2012-
2016 sebanyak 56 perusahaan .
Sampel dalam penelitian ini sesuai
dengan kriteria yang telah ditetapkan dalam
pembatasan masalah, maka jumlahnya adalah
sebanyak 18 perusahaan.
3.2. Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah
data kuantitatif yang berupa angka-angka
yang disajikan dalam laporan keuangan,
sedangkan sumber data adalah data sekunder
yaitu data yang berupa laporan keuangan.
3.3. Teknik Analisis Data
a. Regresi Berganda
Variabel dalam penelitian ini meliputi
dua variabel bebas, yaitu DER dan ROI dan
satu variabel terikat Harga Saham sehingga
analisis data dalam penelitian ini
menggunakan regresi berganda. Regresi
berganda untuk menentukan bentuk hubungan
antara variabel bebas dengan variabel terikat.
b. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dimaksudkan untuk
mengukur pengaruh antara variabel bebas
dengan variabel terikat. Berdasarkan hipotesis
dalam penelitian ini, maka uji hipotesis dalam
penelitian meliputi uji hipotesisi parsial dan
hipotesis simultan.
Uji hipotesis parsial dan simultan dengan
menggunakan signifikansi sebesar 0,05 atau
5%. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 5%,
maka terdapat pengaruh antara variabel bebas
dengan variabel terikat baik secara parsial
maupun secara simultan.
c. Koefisien Detreminasi
Koefisien determinasi dimaksudkan
untuk mengukur besarnya varian dari variabel
DER
ROI
Harga
Saham
9
bebas yang digunakan dalam penelitian ini
mampu menjelaskan variabel terikat.
4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Diskripsi Data
Variabel dalam penelitian ini adalah
variabel bebas yaitu DER dan ROI, dan
variabel terikat adalah Harga Saham.
Data dalam penelitian ini adalah
perusahaan sektor dagang yang tercatat di
Bursa Efek Indonesia selama tahun 2012-
2016 yang memenuhi kriteria yang telah
ditentukan adalah sebanyak 18 perusahaan.
4.2. Analisis Data
a. Uji Normalitas
Uji ini dilakukan untuk mengetahui
apakah populasi data berdistribusi normal atau
tidak. Pada uji F dan uji t menggunakan taraf
signifikansi lebih besar dari 5%, maka, jika
nilai signifikansi dalam kolom Kolgomorov-
Smirnov semakin kecil maka distribusi data
semakin normal.
Tabel 1
Dari hasil diatas pada kolom
Kolgomorov-smirnov diketahui bahwa nilai
signifikansi untuk harga saham sebesar 0,000;
untuk ROI sebesar 0,055; dan untuk DER
sebesar 0.000. Karena signifikansi untuk
seluruh variable lebih besar dari 0,05 maka
dapat disimpulkan bahwa data pada variable
harga saham, ROI dan DER berdistribusi
normal.
b. Analisis Regresi Berganda
Analisis ini digunakan untuk menentukan
hubungan variabel bebas terhadap variabel
tidak bebas baik secara parsial, maupun secara
bersama – sama. Hasil output persamaan
regresi linear berganda tersaji dalam table
dibawah ini :
Tabel 2. Hasil Ouput Regresi Berganda
Berdasarkan tabel diatas diperoleh
persamaan regresi linier berganda sebagai
berikut :
Y=162439,800 + 84932,059 X1 - 1721,476 X2
Berdasarkan persamaan regresi diatas
dapat disimpulkan variabel independen
terhadap harga saham sebagai berikut :
1) Nilai Konstanta sebesar 162439,8
menunjukan bahwa, jika variabel ROI dan
DER nilainya nol, maka Harga saham
nilainya 162439,800.
2) Nilai koefisien ROI sebesar 84932,059, hal
ini menunjukan bahwa variabel ROI
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
H_Saham .388 34 .000 .423 34 .000
ROI .149 34 .055 .928 34 .027
DER .378 34 .000 .272 34 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 162439.800 42381.866 3.833 .001
ROI 84932.059 27985.061 .491 3.035 .004 .947 1.056
DER -1721.476 5551.377 .050 .310 .759 .947 1.056
a. Dependent Variable: H_Saham
10
memiliki hubungan positif terhadap harga
saham. Nilai tersebut menjelaskan bahwa
jika ROI naik satu satuan, maka Harga
saham akan naik sebesar 84932,059, dan
juga sebaliknya.
3) Nilai koefisien DER sebesar -1721,476,
hal ini menunjukan bahwa variabel DER
memiliki hubungan negatif terhadap harga
saham. Nilai tersebut menjelaskan bahwa
jika ROI naik satu satuan, maka Harga
saham turun sebesar 1721,476, dan juga
sebaliknya.
c. Uji Asumsi Klasik
Uji multikolinearitas dilakukan untuk
mengetahui lemah kuatnya korelasi variable
bebas. Persamaan regresi linier berganda yang
efektif harus tidak mengandung
multikolinieritas antar variable bebas. pada
umumnya jika VIF lebih besar dari 5, maka
variable tersebut mempunyai persoalan
multikolinieritas dengan variable bebas
lainnya.Pada tabel 2, nilai variance inflation
factor (VIF) kedua variable, yaitu DER dan
ROI adalah 1,056 lebih kecil dari 10, ini
menunjukan antar variabel independen tidak
mengandung multikolinieritas.
Uji autokorelasi ini bertujuan untuk
mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan
asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi yang
terjadi antar residual pada satu pengamatan
dengan pengamatan yang lain pada model
regresi. Hasil output autokorelasi tersaji dalam
tabel dibawah ini :
Tabel 3. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
a. Predictors: (Constant), DER, ROI
Dari tabel diatas, didapat nilai Durbin
Watson (DW) yang dihasilkan dari model
regresi adalah 2.270. Sedangkan dari tabel
DW dengan signifikansi 0,05 diperoleh nilai
dL sebesar 1,333 dan dU sebesar 1,580. Dapat
disimpulkan tidak terdapat autokorelasi.
Uji heterokedastisitas ini bertujuan untuk
mengetahui apakah dalam model regresi
terdapat kesamaan atau pebedaan varians dari
satu pengamatan ke pengamatan lain.
Gambar 2 Hasil Output Uji Heterkedastisitas
Dengan melihat grafik scatterplots di
atas, terlihat bahwa titik-titik menyebar secara
acak, baik di atas maupun di bawah angka 0
pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi masalah heterokedastisitas
pada model regresi yang digunakan.
d. Uji Hipotesis
Hasil uji hipotesis parsial berdasarkan
tabel 1, dapat dijelaskan :
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .322a .104 .46 1.37528E5 2.270
543210-1-2
Regression Standardized Predicted Value
5
4
3
2
1
0
-1
-2
Regre
ssio
n S
tudentize
d R
esid
ual
Dependent Variable: Harga Saham
Scatterplot
11
- Nilai signifikansi ROI sebesar 0,04 lebih
kecil dari 0,05, sehingga dapat di simpulkan
bahwa variabel ROI berpenmgaruh dengan
terhadap Harga Saham.
- Nilai signifikan untuk variabel DER sebesar
0,759 lebih besar dari 0,05, sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel DER tidak
berpengaruh terhadap harga saham.
Hasil pengolahan data untuk uji hipotesis
secara simultan dapat dilihat pada tabel
ANOVA dibawah ini :
Berdasarkan tabel 4 diatas menunjukan
nilai signifikansi sebesar 0,002 , nilai tersebut
lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa secara bersama-sama
varaibel ROI dan DER berpengaruh terhadap
harga saham.
c. Koefisien Determinasi
Analisis determinasi pada regresi
berganda digunakan untuk mengetahui
persentase sumbangan pengaruh variabel
independen (X) secara serentak terhadap
variabel dependen (Y). Hasil pengujian
analisis determinasi tersaji dalam tabel 3.
Berdasarkan tabel diatas diperoleh angka
Adjusted R Square sebesar 0,46. Hal ini
menunjukkan bahwa varian variabel bebas
mampu menjelaskan variabel terikat sebesar
46%, sedangkan sisa sebesar 54% dipengaruhi
atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
dimasukkan dalam model penelitian ini.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dan analisa data
mengenai pengaruh ROI dan DER terhadap
harga saham pada emiten barang konsumsi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2012, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
a. ROI memiliki hubungan positif dan
berpengaruh signifikan terhadap harga
saham. Dimana apabila ROI naik maka
harga saham juga begitu juga sebaliknya.
b. DER memiliki pengaruh negatif dan tidak
berpengaruh terhadap harga saham,
Dimana apabila DER mengalami kenaikan
maka harga saham turun, begitu juga
sebaliknya.
c. Secara bersama-sama atau secara simultan
DER dan ROI berpengaruh terhadap
harga saham.
5.2. Saran
a. Investor dan calon investor dalam
berinvestasi selain memperoleh
keuntungan, investor juga harus melihat
Tabel 4. Hasil Output Uji Simultan
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 6.801E10 2 3.401E10 1.798 .002a
Residual 5.863E11 31 1.891E10
Total 6.543E11 33
a. Predictors: (Constant), DER, ROI
b. Dependent Variable: H_Saham
12
resiko yang ada saat ini agar tidak
menimbulkan kerugian dimasa mendatang.
b. Investor perlu mempertimbangkan kinerja
keuangan dalam pengambilan keputusan
investasi, antara lain kinerja keuangan dari
rasio keuangan ROI dan DER. Hal ini agar
investor tidak salah dalam pengambilan
keputusan dalam berinvestasi
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Pandji dan Piji, 2013, Pengantar Pasar Modal, PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Dwi Prastowo , 2011, Analisis Laporan Keuangan, Edisi Ketiga, UPP STIM YKPN, Yogyakarta.
Fakhruddin, M dan Hadianto M. Hadianto, 2010, Perangkat dan Model Analisis Investasi di Pasar Modal. Gramedia, Jakarta.
Harahap, Sofian Syafri, 2010, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Indriantoro,N dan B. Supomo, 2012, Metedologi Penelitian Bisnis, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.
Jogiyanto, 2010, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, BPFE, Yogyakarta.
Mohamad Nasir,2008, Analisis Pengaruh Arus Kas Operasi Terhadap Harga Saham dengan Persistensi Laba sebagai Variabel Intervening, Jurnal Maksi, Undip.
Novy Budy Aduliawan, 2010, Pengaruh komponen arus kas dan laba kotor terhadap harga saham, Skripsi, Universitas Diponegoro, Semarang.
Munawir, 2012, Analisis Informasi Keuangan, Edisi Empat, Liberty, Yogyakarta
Tan K.T, 2013, Hubungan kadungan informasi laporan arus kas dan laba dengan return saham, Tesis Undip, Tidak dipublikasikan.
Warren,Carls S., James Reeve M., and Jonathan E. Duchac, 2007, Principle Of
Accounting 22st Edition, South Western College Publishing, Ohio.
13
Analisis Pengaruh Return On Asset Dan Net Profit Margin
Terhadap Income Smoothing Pada Kelompok Industri Properti Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia
Pratiwi P.E. Situmorang dan Niwayan Dian Puspa Anggaraeni
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh ROA terhadap income smoothing, pengaruh NPM terhadap income smoothing, dan pengaruh ROA dan NPM terhadap income smoothing. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Variabel bebas ROA dan NPM serta variabel terikat berupa income smoothing. ROA diukur dengan keuntungan bersih yang diperoleh dari penggunaan aktiva sedangkan NPM diukur dengan keuntungan bersih yang diperoleh setelah dipotong pajak terhadap penjualan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan properti yang terdaftar di BEI periode 2012 sampai 2015. Tehnik analisis data meliputi Uji Asumsi Dasar : Uji Normalitas, Uji Linearitas, Regresi Linear Berganda, Uji Asumsi Klasik yaitu : Uji Multikolinearitas, Uji Heteroskedastisitas, Uji Autokorelasi, Uji Hipotesis Parsial (Uji t), Uji Hipotesis Simultan (Uji F) dan Koefisien Determinasi. Hasil penelitian dengan Uji t menunjukkan bahwa ROA berpengaruh terhadap income smoothing karena ROA merupakan pembagian dari laba bersih setelah pajak dengan total aset. NPM tidak berpengaruh terhadap income smoothing, karena NPM dapat dipengaruhi tingkat dari laba setelah pajak yang dihasilkan oleh perusahaan dan tingkat penjualannya. Hasil penelitian dengan Uji F ROA dan NPM berpengaruh terhadap income smoothing dengan nilai R Square (R²) sebesar 61%.
Kata Kunci : ROA, NPM, dan Income Smoothing
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan dalam bidang bisnis properti
saat ini memperlihatkan persaingan yang
begitu ketat. Persaingan tersebut
mengakibatkan pihak manajemen di dalam
perusahaan wajib memberikan pelayanan
terbaik kepada pelanggan. Salah satu
instrumen perusahaan yang dipakai dalam
menarik perhatian investor adalah dengan
menunjukkan hasil kerjanya kepada pihak
internal ataupun pihak eskternal mengenai
informasi laba. Informasi laba merupakan
komponen laporan keuangan perusahaan
yang bertujuan untuk menilai kinerja
manajemen, meramalkan laba, dan menaksir
risiko dalam berinvestasi (Zuhriya dan
Wahidahwati, 2015). Informasi laba bisa
dikatakan sebagai alat ukuran hasil kerja
manajemen perusahaan yang tertera dalam
bentuk laporan keuangan.
Laporan keuangan adalah suatu penyajian
yang terstruktur tentang posisi keuangan
dan kinerja keuangan suatu entitas.
Laporan keuangan mampu
menggambarkan kondisi keuangan
perusahaan secara jelas. Laporan keuangan
merupakan instrumen penting untuk
memberitahukan informasi kepada pihak
investor dan kreditor sehingga dapat
mengambil keputusan yang berkaitan
dengan investasi dana oleh investor dan
14
pemberian pinjaman oleh kreditor. Hal
tersebut memacu pihak manajemen
perusahaan agar melaksanakan berbagai
kegiatan yang disebut manajemen atas laba
(earning management) atau manipulasi laba
(earning manipulation).
Manajemen laba adalah upaya untuk
mengubah, menyembunyikan, dan
menunda informasi keuangan (Sulistyanto,
2014). Manajer melakukan manajemen laba
agar kinerjanya terlihat bagus di mata
prinsipal yang dalam hal ini adalah
pemegang saham. Tujuan dari tindakan
tersebut adalah untuk memperoleh bonus
dari prinsipal bisa terwujud. Manajer
berusaha menggunakan fleksibilitasnya
agar dapat melaksanakan income
smoothing. Prinsipal tidak bisa memantau
secara penuh keseluruhan hasil kerja dan
prospek perusahaan. Bentuk manajemen
laba yang sering dipakai perusahaan untuk
keperluan manajemen adalah income
smoothing. Manajemen melaksanakan hal
ini agar tidak terjadi peningkatan atau
penurunan tingkat laba yang signifikan
setiap tahun di laporan keuangan. Dengan
asumsi bahwa stabilitas dalam pendapatan
dan tingkat pertumbuhan akan lebih baik
daripada aliran pendapatan rata – rata yang
jauh lebih tinggi dengan variabilitas yang
lebih besar.
Income smoothing adalah suatu proses
manipulasi profil waktu dari pendapatan
atau laporan pendapatan untuk membuat
laporan laba menjadi kurang bervariasi
sekaligus tidak meningkatkan pendapatan
yang dilaporkan selama periode tersebut
(Belkaoui, 2011). Teori keagenan
mendasari konsep income smoothing,
dimana dijelaskan bahwa prinsipal dan
agen (manajemen) masing – masing
individu mempunyai motivasi dalam
kepentingannya sendiri, sehingga
menghasilkan konflik kepentingan karena
adanya asimetri informasi. Persoalan
keagenan timbul disebabkan adanya
perilaku manajemen untuk memaksimalkan
kesejahterannya sendiri tanpa memandang
kebutuhan pemegang saham maka
kepentingan agen bertentangan dengan
kepentingan prinsipal.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang , maka
yang akan menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
:
a. Apakah ROA berpengaruh terhadap
income smoothing pada perusahaan
properti yang terdaftar di BEI?
b. Apakah NPM berpengaruh terhadap
income smoothing pada perusahaan
properti yang terdaftar di BEI?
c. Apakah ROA dan NPM berpengaruh
terhadap income smoothing pada
perusahaan properti yang terdaftar di BEI?
1.3. Tujuan Penelitian
15
Adapun tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui :
a. Pengaruh ROA terhadap income
smoothing pada perusahaan properti
yang terdaftar di BEI.
b. Pengaruh NPM terhadap income
smoothing pada perusahaan properti
yang terdaftar di BEI.
c. Pengaruh ROA dan NPM terhadap
income smoothing pada perusahaan
properti yang terdaftar di BEI.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat dan berguna untuk memberikan
bukti empiris tentang pengaruh ROA dan
NPM terhadap kinerja keuangan pada
perusahaan properti yang terdaftar di BEI.
2. LANDASAN TEORI
2.1. Laba
Menurut Ahmed Riahi Belkaoui
(2014), laba akuntansi secara operasional
didefinisikan sebagai perbedaan antara
realisasi laba yang tumbuh dari transaksi –
transaksi selama periode berlangsung dan
biaya – biaya historis yang berhubungan.
Berdasarkan definisi tersebut, terdapat
lima karakteristik dalam laba akuntansi:
a. Laba akuntansi didasarkan pada
transaksi aktual yang dilakukan oleh
perusahaan (terutama laba yang muncul
dari penjualan barang atau jasa
dikurangi biaya – biaya yang
dibutuhkan untuk berhasil melakukan
penjualan tersebut).
b. Laba akuntansi didasarkan pada
postulat periode dan mengacu pada
kinerja keuangan dari perusahaan
selama satu periode tertentu.
b. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip
laba dan membutuhkan definisi,
pengukuran, dan pengakuan
pendapatan. Umumnya, prinsip
realisasi adalah ujian untuk pengakuan
laba.
c. Laba akuntansi meminta adanya
pengukuran beban – beban dari segi
biaya historisnya terhadap perusahaan,
yang menunjukkan ketaatan yang tinggi
pada prinsip biaya.
d. Laba akuntansi meminta penghasilan
yang terealisasi pada periode tersebut
dihubungkan dengan biaya – biaya
yang terkait.
2.2. Manajemen Laba
Manajemen laba adalah potensi
penggunaan manajemen akrual dengan
tujuan memperoleh keuntungan pribadi
(Belkaoui, 2014).
Manajemen laba terjadi ketika para
manajer menggunakan pertimbangan
mereka dalam pelaporan keuangan dan
struktur transaksi untuk mengubah laporan
keuangan dengan tujuan menyesatkan
beberapa pemegang kepentingan mengenai
kondisi kinerja ekonomi perusahaan atau
16
mempengaruhi hasil – hasil kontraktual yang
bergantung pada angka – angka akuntansi
yang dilaporkan. Contoh spesifik yang
menggunakan manajemen laba menurut
Belkaoui (2014) antara lain:
a. Estimasi penyusutan dan provisi piutang
tak tertagih yang melingkupi penawaran
saham perdana.
b. Cadangan kerugian pinjaman bank dan
cadangan kerugian klaim asuransi.
c. Cadangan penilaian pajak tangguhan
2.3. Pola Manajemen Laba
Menurut Scott (Aji dan Mita, 2010),
ada empat pola yang dilakukan manajemen
untuk melakukan pengelolaan atas laba
sebagai berikut:
a. Taking a Bath : Pola ini terjadi pada
saat reorganisasi termasuk
pengangkatan Chief Executive Officer
(CEO) baru dengan melaporkan
kerugian dalam jumlah besar. Tindakan
ini diharapkan dapat meningkatkan
laba di masa datang.
b. Income Minimization : Hal ini dilakukan
pada saat perusahaan mengalami tingkat
laba yang tinggi sehingga jika laba pada
periode mendatang diperkirakan turun
drastis dapat diatasi dengan mengambil
laba periode sebelumnya.
c. Income Maximization : Hal ini dilakukan
pada saat laba menurun. Tindakan atas
income maximization bertujuan untuk
melaporkan net income yang tinggi untuk
tujuan bonus yang lebih besar. Pola ini
dilakukan oleh perusahaan yang
melakukan pelanggaran perjanjian
hutang.
d. Income Smoothing : Hal ini dilakukan
perusahaan dengan cara meratakan laba
yang dilaporkan sehingga dapat
mengurangi fluktuasi laba yang terlalu
besar karena pada umumnya investor
lebih menyukai laba yang relatif stabil.
2.4. Income Smoothing
Income smoothing disajikan oleh
Beidleman (Belkaoui, 2014) dimana income
smoothing adalah perataan dari laba yang
dilaporkan dapat didefinisikan sebagai
pengurangan atau fluktuasi yang disengaja
terhadap beberapa tingkatan laba yang saat
ini dianggap normal oleh perusahaan.
Tiga batasan yang mungkin
mempengaruhi para manajer untuk
melakukan income smoothing menurut
Belkaoui (2014) yakni:
a. Mekanisme pasar yang kompetitif, yang
mengurangi jumlah pilihan yang tersedia
bagi manajemen.
b. Skema kompensasi manajemen, yang
terhubung langsung dengan kinerja
perusahaan.
c. Ancaman penggantian manajemen.
Dimensi perataan pada dasarnya adalah
alat yang digunakan untuk menyelesaikan
perataan angka pendapatan. Di samping
perataan real dan artifisial, terdapat dimensi
17
perataan lain yang disebut perataan
klasifikasi. Barnea et al (Belkaoui, 2014)
membedakan ketiga dimensi income
smoothing tersebut sebagai berikut:
a. Perataan melalui adanya kejadian
dan/atau pengakuan.
b. Perataan melalui alokasi terhadap
waktu.
c. Perataan melalui klasifikasi (melalui
perataan secara pengklasifikasian).
Alat atau instrumen perataan adalah
variabel–variabel yang digunakan untuk
meratakan indikator kerja yang dipilih.
Beidleman (Belkaoui, 2014) mengusulkan
dua kriteria yang berbeda dan kurang
membatasi:
a. Instrumen perataan harus memberikan
ruang bagi manajemen untuk
menurunkan tingkat keanekaragaman
dalam pelaporan laba seiring dengan
usahanya untuk mencapai tujuan laba
(pertumbuhan) jangka panjang.
b. Sekali digunakan, instrumen tersebut
tidak harus membuat perusahaan
memiliki komitmen untuk melakukan
tindakan tertentu apapun di masa depan.
2.5. Rasio Profitabilitas
Rasio keuangan menurut James C Van
Horne (Kasmir, 2015) merupakan indeks
yang menghubungkan dua angka akuntansi
dan diperoleh dengan membagi satu angka
dengan angka lainnya.
Bentuk–bentuk rasio keuangan
menurut Fred Weston adalah sebagai
berikut:
a. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
b. Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio)
c. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)
d. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)
e. Rasio Pertumbuhan (Growth Ratio)
f. Rasio Penilaian (Valuation Ratio)
Rasio profitabilitas merupakan rasio
untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga
memberikan ukuran tingkat efektivitas
manajemen suatu perusahaan. Hal ini
ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari
penjualan dan pendapatan investasi. Intinya
adalah penggunaan rasio ini menunjukkan
efisiensi perusahaan. (Kasmir:2015).
2.6. Return On Asset (ROA)
ROA merupakan rasio yang
menunjukkan hasil (return) atas jumlah
aktiva yang digunakan dalam perusahaan.
ROA merupakan suatu ukuran tentang
efektivitas manajemen dalam mengelolah
investasinya. Semakin rendah (kecil) rasio
ini semakin kurang baik, demikian pula
sebaliknya. Artinya rasio ini digunakan
untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan
operasi perusahaan (Kasmir, 2015).
Laba yang besar akan menarik investor
karena perusahaan memiliki tingkat
pengembalian yang semakin tinggi. Dengan
kata lain, semakin tinggi rasio ini maka
semakin baik produktivitas asset dalam
18
memperoleh keuntungan bersih. Hal ini
selanjutnya akan meningkatkan daya tarik
perusahaan kepada investor. Peningkatan
daya tarik perusahaan menjadikan
perusahaan tersebut makin diminati investor,
karena tingkat pengembalian akan semakin
besar. Semakin tinggi rasio yang diperoleh
maka semakin efisien manajemen asset
perusahaan.
2.7. Net Profit Margin (NPM)
NPM dapat dilakukan dengan
membandingkan laba bersih setelah pajak
dengan penjualan bersih (Kasmir, 2015).
Semakin besar NPM, maka kinerja
perusahaan akan semakin produktif,
sehingga akan meningkatkan kepercayaan
investor untuk menanamkan modalnya pada
perusahaan tersebut. Rasio ini menunjukkan
berapa besar persentase laba bersih yang
diperoleh dari setiap penjualan.
Hubungan antara laba bersih sesudah
pajak dan penjualan bersih menunjukkan
kemampuan manajemen dalam
mengemudikan perusahaan secara cukup
berhasil untuk menyisakan margin tertentu
sebagai kompensasi yang wajar bagi pemilik
yang telah menyediakan modalnya untuk
suatu risiko.
Hasil dari perhitungan mencerminkan
keuntungan neto per rupiah penjualan. Para
investor pasar modal perlu mengetahui
kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba. Dengan mengetahui hal
tersebut investor dapat menilai apakah
perusahaan itu profitable atau tidak.
3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Variabel Penelitian
Variabel terikat (dependen) pada
penelitian ini adalah income smoothing.
Sedangkan variabel bebasnya adalah:
a. ROA merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam memperoleh
keuntungan .
b. NPM digunakan untuk menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan bersih setelah
dipotong pajak terhadap penjualan. Rasio
ini menunjukkan berapa besar persentase
laba bersih yang diperoleh dari setiap
penjualan.
3.2. Kerangka Pemikiran
Kerangka berpikir ini adalah untuk
menggambarkan rancangan penelitian
yang menjelaskan skema pengaruh
relevansi dan relevansi informasi
keuangan terhadap kualitas laporan
keuangan, baik secara parsial maupun
secara simultan. Adapun kerangka berpikir
dalam penelitian ini digambarkan sebagai
berikut :
Gambar 1. Kerangka Berpikir
ROA
NPM
Income
Smoothing
19
3.3. Metode Analiais Data
3.3.1. Regresi Linear Berganda
Analisis ini untuk mengetahui arah
hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen apakah masing-
masing variabel independen berhubungan
positif atau negatif dan untuk memprediksi
nilai dari variabel dependen apabila nilai
variabel independen mengalami kenaikan
atau penurunan. Persamaan regresi linear
berganda dapat dituliskan sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Keterangan:
Y = Income Smoothing
a = Konstanta
b1 = Koefisien regresi untuk ROA
b2 = Koefisien regresi untuk NPM
X1 = Return On Investment (ROA)
X2 = Net Profit Margin ( NPM)
e = Error term (variabel pengganggu)
3.3.2. Uji Hipotesis
a. Uji Hipotesis Secara Parsial
Uji ini untuk menguji pengaruh antara
variabel bebas terhadap variabel terikat
secara parsial (individual) dalam
menerangkan variasi variabel dependen
(Ghozali, 2011).
Jika nilai signifikan < 0,05 artinya
suatu variabel independen secara
individual berpengaruh terhadap
variabel dependen, dan sebaliknya.
b. Uji Hipotesis Secara Simultan
Uji ini menunjukkan apakah semua
variabel independen yang dimasukan
dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama – sama terhadap variabel
dependen.
3.3.3. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi adalah angka
yang menyatakan atau digunakan untuk
mengetahui kontribusi atau sumbangan
yang diberikan oleh sebuah variabel bebas
(X) terhadap variabel terikat (Y).
4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Diskripsi Data
Data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah jenis data adalaah kuantitatif,
sedangkan sumber datanya adalah data
sekunder yaitu berupa laporan keuangan
perusahaan–perusahaan properti yang
terdaftar di BEI selama periode 2012 – 2016
yang berjumlah berjumlah 28 perusahaan.
4.2. Analisis Data
4.2.1. Uji Uji Normalitas
Hasil uji normalitas dengan
menggunakan metode uji kolmogorov –
smirnov dapat diliat pada tabel dibawah ini :
Tabel 1 Uji Normalitas –One-Sample Kolmogorov-
Smirnov Test
20
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction
Pada hasil uji statistik non – parametik
Kolmogorov–Smirnov (K-S) dapat dilihat
bahwa nilai signifikan (Asymp.Sig. 2–tailed)
sebesar 0,170. Karena nilai signifikan lebih
dari 0,05 (0,170>0,05), maka dapat
dinyatakan bahwa residual terdistribusi
normal.
4.2.2. Uji Linieritas
Hasil uji linearitas dengan
menggunakan metode analisa grafik dengan
mengamati Scatterplot dapat dilihat pada
gambar dibawah ini ;
Gambar 1 Uji Linearitas – Analisis Grafik
(Scatterplot)
Berdasarkan hasil output gambar 1
terlihat bahwa plot yang terbentuk menyebar
secara acak di atas maupun di bawah angka
nol pada sumbu Regression Standardized
Residual. Oleh karena itu berdasarkan uji
linearitas menggunakan metode analisis
grafik, model regresi yang terbentuk
dinyatakan linear.
4.2.3. Regresi Linier Berganda
Hasil Pengujian regresi linear berganda
dua prediktor dapat dilihat pada tabel yaitu :
Tabel 2
Uji Analisis Regresi Berganda – Dua Prediktor
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Tolerance VIF
(Constant) -85.766 39.040 -2.197 .038 ROA 18.353 2.945 .796 6.232 .000 .957 1.045 NPM -.575 .317 -.232 -1.815 .082 .957 1.045
a. Dependent Variable: Income Smoothing
Berdasarkan hasil output pada Tabel
Coefficients yaitu menunjukkan bahwa
model persamaan regresi linear berganda
adalah sebagai berikut :
Y = -85,766 + 18,353 X₁ + -0,575 X₂
Dari persamaan tersebut, menunjukan
bahwa :
a. Konstanta sebesar - 85,766, hal ini
menunjukkan bahwa, jika variabel ROA
dan NPM nilainya nol, maka Income
smooting sebesar -85,766.
b. Sedangkan nilai koefisien ROA (X₁)
sebesar 18,353, hal ini menjelaskan
bahwa variabel ROA memiliki hubungan
positif dan berbanding lurus dengan
variabel Income Smoothing. Jika varaibel
ROA naik sebesar 1 satuan, maka
variabel Income Smooting akan naik
sebesar 18,353 dan sebaliknya.
c. Sedangkan nilai koefisien NPM (X2)
sebesar 0,575, hal ini menjelaskan bahwa
variabel NPM memiliki hubungan positif
dan berbanding lurus dengan variabel
Income Smoothing. Jika varaibel NPM
naik sebesar 1 satuan, maka variabel
Income Smooting akan naik sebesar
0,575 dan sebaliknya.
21
4.2.4. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolinearitas
Berdasarkan tabel 1, Nilai Tolerance
kedua variabel lebih dari 0,100 dan VIF
kurang dari 10, sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar
variabel bebas pada model persamaan
regresi tersebut.
b. Uji Heterokedastisitas
Hasil uji heteroskedatisitas dengan
menggunakan metode Glejser dapat dilihat
pada tabel dibawah ini :
Tabel 3 Uji Heteroskedastisitas – Glejser
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.421 39.040 .000 1.000
ROA .000 2.945 .000 .000 1.000
NPM .000 .317 .000 .000 1.000
a. Dependent Variable: ABS_RES
Nilai signifikan kedua variabel
independen lebih dari 0,05. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi masalah heteroskedatisitas pada
model regresi.
c. Uji Autokorelasi
Hasil uji autokorelasi dengan
menggunakan uji Durbin – Watson (DW
test) dapat dilihat pada table dibawah ini :
Tabel 4 Uji Autokorelasi – Durbin Watson
Model Summaryb
Model
R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .781
a
.610 .579 131.3060 1.134
a. Predictors: (Constant), NPM, ROA
b. Dependent Variable: Income Smoothing
Nilai DU dan DL dapat diperoleh dari
Tabel statistik Durbin – Watson. Dengan n
= 28, dan k = 2 didapat nilai DL = 1,255 dan
DU=1,560. Jadi nilai 4-DL = 2,745 dan 4-
DU = 2,440. Dari data di atas dapat
diketahui niai Durbin – Watson sebesar
1,134. Karena nilai DW < DL sehingga
dapat disimpulkan bahwa pada model
regresi terjadi autokorelasi.
4.2.5. Uji Hipotesis
a. Uji Hipotesis Parsial
Hasil uji hipotesis parsial dapat dilihat
dari Coefficients table 2. Berdasarkan output
dari Tabel Coefficient menunjukan nilai
signifikansi untuk variabel ROA lebih kecil
dari 0,05 hal ini menunjukan bahwa variabel
ROA berpengaruh terhadap Income
Smooting. Sedangkan nilai signifikansi
variabel NPM lebih besar dari 0,05,
sehingga dapat di simpulkan bahwa variabel
NPM tidak berpengaruh terhadap Income
Smooting.
b. Uji Hipotesis Simultan
Hasil uji hipotesis parsial dapat
dilihat dari Anova tabel dibawah ini :
22
Tabel 5
Uji Hipotesis Simultan (Uji F)
ANOVAa
Model
Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig.
1 Regression 674577.908 2 337288.954 19.563 .000
b
Residual 431031.911 25 17241.276
Total 1105609.820 27
a. Dependent Variable: Income Smoothing
b. Predictors: (Constant), NPM, ROA
Dari Tabel Anova diperoleh nilai
signifikansi sebesar 0.000 lebih kecil dari
0,005. Hal ini menunjukkan bahwa variabel
ROA dan NPM secara bersama-sama
berpengaruh terhadap Income Smoothing.
4.2.6. Koefisien Determinasi
Koefisien detreminasi untuk
mengetahui hubungan antara variabel bebas
ROA (X₁ ) dan NPM (X₂ ) terhadap income
smoothing (Y) . Output hasil uji koefisien
determinasi disajikan pada tabel beriku:
Tabel 6 Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin- Watson
1 .781
a
.610 .579 131.3060 1.134
a. Predictors: (Constant), NPM, ROA b. Dependent Variable: Income Smoothing
Berdasarkan hasil output pada tabel di
atas terdapat hubungan antara ROA (X₁ )
dan NPM (X₂ ) terhadap income smoothing
(Y) yang dapat diketahui nilai R Square (R²)
sebesar 0,610 , sehingga dapat di simpulkan
bahwa variabel bebas ROA dan NPM
menjelaskan variabel terikat income
smoothing sebesar 61%.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
a. Berdasarkan hipotesis parsial variabel
ROA berpengaruh terhadap income
smoothing smoothing pada perusahaan
properti yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
b. Variabel NPM tidak berpengaruh
terhadap income smoothing pada
perusahaan properti yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
c. ROA dan NPM secara bersama-sama
berpengaruh terhadap income smoothing
pada perusahaan properti yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia.
5.2. Saran
Keuntungan bagi pihak manajemen
dari tingkat laba yang stabil adalah
mengamankan jabatan dalam agar terlihat
bagus dan meningkatkan kepercayaan
investor. Akan tetapi sebaiknya manajemen
meningkatkan kinerja untuk mengelola
perusahaan dengan lebih efektif dan efisien
tanpa melakukan praktik income smoothing.
DAFTAR PUSTAKA
Belkaoui, Ahmad Riahi. 2011. Teori Akuntansi .Edisi 4. Buku 1: Salemba Empat. Jakarta.
Dwiputra, I Made Arya., dan Suryanawa, I Ketut. 2016. Pengaruh Return On Assets, Net Profit Margin, Debt To Equity Ratio, Size Pada Income smoothing. Denpasar. Jurnal Akuntansi & Keuangan. Vol. 16, No. 1: 129-155.
Hans Kartikahadi, dkk. 2016. Akuntansi
23
Keuangan Berdasarkan SAK Berbasis IFRS. Edisi 2. Buku 1. : Ikatan Akuntansi Indonesia, Jakarta.
Kasmir. 2015. Analisis Laporan Keuangan.: PT. Rajagrafindo Persada, Depok.
Munawir. 2010. Analisis Laporan Keuangan, Edisi 4.: Liberty, Yogyakarta.
Suryandari, Ni Nyoman Ayu. 2012. Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Income Smoothing. Denpasar. Jurnal Akuntansi & Keuangan. Vol. 11, No. 1: 1-15.
Sulistyanto, Sri. 2014. Manajemen Laba : Teori dan Model Empiris. : Grasindo,
Jakarta. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif & RND.: CV. Alfabeta, Bandung.
24
Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) Dan Good Corporate Governance (GCG) Terhadap Return On Equity Perusahaan Jasa Transportasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2013-2015.
Tutik Siswanti dan Carmiat [email protected]
ABSTRACT
This study aims to exemine the effect of CSR on ROE, the effect GCG on ROE, and the effect of corporate social responsibility and good corporate governance on ROE. This research is a quantitative study. CSR and GCG as independent variables and ROE as dependent variable. CSR is measured by the standard of the Global Reporting Initiative (GRI), while GCG measured by indicators of institutional ownership, board size, the size of the board of directors, independent directors and audit committee. The sample used in this study presented is a transportation services company listed on the Indonesia Stock Exchange period 2013 to 2015. Data analysis techniques include Normality Test, Linearity, Multiple Linear Regression, Classical Assumption Test : Multicollinearity Test, Test Heteroskidastity, Autocorrelation Test, Hypothesis Testing Partial (t test), Simultaneous Hypothesis Testing (test F) and the Coefficient Determinant. The results uses t test showed that CSR has no effect on ROE, GCG effect on ROE, and the results uses F test showed CSR and GCG no effect on ROE.
Keywords: CSR, GCG, dan ROE
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas Bab I pasal 2 dinyatakan
bahwa : “Perseroan harus mempunyai maksud
dan tujuan serta kegiatan usaha yang tidak
bertentangan dengan ketentuan perundang-
undangan, ketertiban umum, dan/atau
kesusilaan”. Artinya Undang-undang
memberi mandat pada pelaku bisnis untuk
tidak melihat orientasi dari segi ekonomi
rasional semata melainkan juga harus menjaga
keseimbangan pencapaian tujuan dan
kerangka tanggung jawab terhadap etika legal
dan mengedepankan kesusilaan termasuk
sistem nilai dalam masyarakat. Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 pasal
1 ayat 3 bahwa “Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan adalah komitmen perseroan
berperan serta dalam pembangunan ekonomi
berkelanjutan guna meningkatkan kualitas
kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat,
baik bagi perseroan, komunitas setempat,
maupun masyarakat pada umumnya”.
Kandungan dari pasal tersebut adalah
perusahaan memiliki tanggung jawab bukan
hanya kepada shareholder saja melainkan
kepada masyarakat sekitar secara langsung
dan tidak langsung.
CSR selain bertujuan mewujudkan
tanggung jawab terhadap masyarakat dan
lingkungan, perusahan juga memiliki tujuan
25
berkaitan dengan brand image dan
kepercayaan investor. Beberapa tahun
belakangan ini isu mengenai Good
Corporate Governance (GCG) memang
sering kita dengar, dimulai sejak krisis di
akhir tahun 1990-an. Berdasarkan studi
yang dilakukan oleh Asian Development
Bank, krisis tersebut disebabkan oleh
lemahnya Coorporate Governance.
Kelemahan-kelemahan tersebut antara lain
, rendahnya kualitas investasi, tingginnya
jumlah pinjaman, tidak efektifnya peran
direktur dan komesaris dalam perusahaan,
lemahnya internal kontrol, rendahnya
sistem audit, kurang keterbukaan, dan
lemahnya penegakan hukum.
Post dalam Nor Hadi (2011:21)
menyatakan bahwa perusahaan mempunyai
tiga tanggung jawab terhadap pemangku
kepentingan (stakeholder) yaitu tanggung
jawab ekonomi, tanggung jawab hukum, dan
tanggung jawab sosial. Tanggung jawab
sosial yang dimaksud adalah tanggung jawab
perusahaan terhadap dampak negatif
lingkungan (negative externalities) dan
masyarakat atas kegiatan operasi
perusahaan.
1.2. Pembatasan Masalah
Peneliti menetapkan pembatasan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Objek penelitian ini adalah perusahaan jasa
transportasi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI).
b. Periode penelitian yang diambil adalah
pada tahun periode 2013 sampai dengan
2015.
c. Penulis membatasi indikator yang dipakai
untuk menganalisis laporan keuangan
adalah ROE.
d. Aspek yang dianalisis untuk penilaian
GCG adalah kepemilikan konstitusional,
ukuran dewan komisaris, ukuran dewan
direksi, dewan komisaris independen, dan
komite audit.
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas
peneliti menetapkan rumusan masalah sebagai
berikut :
a. Bagaimana pengaruh CSR terhadap ROE
pada perusahaan transportasi yang
terdaftar di BEI?
b. Bagaimana pengaruh GCG terhadap ROE
pada perusahaan transportasi yang
terdaftar di BEI?
c. Apakah CSR dan GCG berpengaruh
terhadap ROE pada perusahaan
transportasi yang terdaftar di BEI?
2. LANDASAN TEORI
2.1. Corporate Sosial Responbility (CSR)
2.1.1. Pengertian
Corporate Social Responsibility (CSR)
26
merupakan sebuah fenomena dan strategi yang
digunakan perusahaan untuk mengakomodasi
kebutuhan dan kepentingan stakeholder-nya.
CSR dimulai sejak era dimana kesadaran akan
sustainability perusahaan jangka panjang
adalah lebih penting daripada sekedar
profitability perusahaan. Beberapa difinisi
berkaitan dengan CSR dikemukakan oleh para
ahli antara lain :
a. Johnson and Johnson dalam Nor Hadi
(2011) mendefinisikan bahwa CSR adalah
tentang bagaimana cara pengelolaan
perusahaan yang baik sebagian maupun
secara keseluruhan memiliki dampak
positif bagi dirinya dan lingkungan. Untuk
itu perusahaan harus mampu mengelola
bisnis operasinya dengan menghasilkan
produk yang berorientasi secara positif
terhadap masyarakat dan lingkungan.
b. Large Holme and Richard Watts dalam
Nor Hadi (2011) mendefinisikan “
Corporate Social Responsibility is the
continuing commitment by bussiness to
behave ethically and contibute to
economic development while improving
the quality of live of the workforce and
their families as well as of the local
community and society at large”.
Dari difinisi tersebut, maka dapat di
gambarkan bahwa CSR merupakan suatu
konsep atau tindakan yang dilakukan oleh
perusahaan sebagai rasa tanggung jawab
perusahaan terhadap social maupun
lingkungan sekitar dimana perusahaan itu
berada, seperti melakukan suatu kegiatan yang
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat
sekitar dan menjaga lingkungan, memberikan
beasiswa untuk anak tidak mampu di daerah
tersebut, dana untuk pemeliharaan fasilitas
umum, sumbangan untuk membangun
desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial
dan berguna untuk masyarakat banyak,
khususnya masyarakat yang berada di sekitar
perusahaan tersebut berada.
2.1.2. Teori yang Mendasari CSR
Ada beberapa teori yang mendasari CSR,
antara laian :
a. Teori Legitimasi : Legitimasi merupakan
keadaan psikologis keberpihakan orang
dan kelompok orang yang sangat peka
terhadap gejala lingkungan sekitarnya baik
fisik maupun nonfisik. O’Donovan dalam
Nor Hadi (2011) menyatakan legitimasi
organisasi dapat dilihat sebagai sesuatu yang
diinginkan atau dicari perusahaan dari
masyarakat. Dengan demikian, legitimasi
marupakan manfaat atau sumber daya
potensial bagi perusahaan untuk bertahan
hidup (going concern).
b. Teori Stakeholder :Hummels dalam Nor
Hadi (2011) menyatakan bahwa
perusahaan hendaknya memperhatikan
stakeholder, karena mereka adalah pihak
yang mempengaruhi dan dipengaruhi baik
secara langsung dan tidak langsung atas
27
aktivitas serta kebijakan yang diambil dan
dilakukan perusahaan. Jika perusahaan
tidak memperhatikan stakeholder bukan
tidaak mungkin akan menuai protes dan
dapat mengeliminasi legitimasi
stakeholder.
c. Teori Kontrak : Deegan dalam Nor Hadi
(2011) menyatakan bahwa social contract
dibangun dan dikembangkan, salah satunya
untuk menjelaskan hubungan antara
perusahaan terhadap masyarakat.
Perusahaan memiliki kewajiban kepada
masyarakat setempat. Interaksi perusahaan
dengan masyarakat akan selalu berusaha
untuk memenuhi dan mematuhi aturan dan
norma-norma yang berlaku di masyarakat,
sehingga kegiatan perusahaan dapat
dipandang legitimasi
2.1.3. Prinsip-Prinsip CSR
Crowther David dalam Nor Hadi (2011)
mengurai prinsip tanggung jawab sosial
menjadi 3 yaitu:
a. Sustainability berkaitan dengan bagaimana
perusahaan dalam melakukan aktivitas
tetap memperhitungkan berkelanjutannya
di masa depan.
b. Accountability merupakan upaya
perusahaan terbuka dan bertanggungjawab
atas aktivitas yang telah dilakukan.
Akuntabilitas dibutuhkan ketika aktivitas
perusahaan mempengaruhi dan
dipengaruhi lingkungan eksternal.
c. Transparancy merupakan prinsip penting
bagi pihak eksternal. Transparansi
bersinggungan dengan pelaporan aktivitas
perusahaan berikut dampak terhadap pihak
eksternal
2.1.4. Pengukuran CSR
Pengungkapan CSR dapat diukur
berdasarkan Pedoman Pelaporan
Berkelanjutan GRI (Global Reporting
Initiative). Terdapat enam fokus
pengungkapan yaitu ekonomi, lingkungan,
sosial, hak asasi manusia, masyarakat, dan
tanggung jawab atas produk. Dalam setiap
aspek memiliki item-item penilaian, yang
jumlahnya bervariasi. Hasil penilaian atas
pengungkapan CSR disebut Corporate Social
Responsibility Discclosure Index
(www.globalreposting.org).
2.2. Good Corporate Governance (GCG)
Finance Committee On Corporate
2.2.1. Pengertian
Governance Malaysia dalam Mas
Achmad (2014) menyatakan bahwa GCG
adalah suatu proses serta struktur yang
digunakan untuk mengarahkan sekaligus
mengelola bisnis dan urusan perusahaan ke
arah peningkatan pertumbuhan bisnis dan
akuntabilitas perusahaan. Adapun tujuan
akhirnya adalah menaikkan nilai saham dalam
jangka panjang tetapi tetap memperhatikan
berbagai kepentingan para stakeholder
28
lainnya.
Sedangkan GCG menurut Forum
Corporate Governance on Indonesia (FCGI)
dalam Mas Achmad (2014), GCG adalah
separangkat peraturan yang mengatur
hubungan antara pemegang saham, pengurus
(pengelola), perusahaan, pihak kreditor,
pemerintah, karyawan, serta para pemangku
kepetingan internal dan eksternal lainnya yang
berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban
mereka atau dengan kata lain suatu sistem
yang mengendalikan perusahaan.
2.2.2. Prinsip Dasar GCG
Menurut Arief Effendi (2016:11),
prinsip-prinsip GCG meliputi:
a. Transparency/Transparansi, yang dapat
diartikan dengan keterbukaan informasi,
baik dalam proses pengambilan keputusan
atau dalam pengungkapan informasi
material dan relevan kegiatan perusahaan.
b. Accountability/Akuntabilitas, yaitu
kejelasan fungsi, struktur, sistem dan
pertanggungjawaban organ perusahaan
sehingga pengelolaan perusahaan
terlaksana secara efektif.
c. Responsibility/Pertanggungjawaban, yang
merupakan kesesuaian dalam pengelolaan
perusahaan terhadap prinsip korporasi yang
sehat serta perturan perundang-undangan
yang berlaku. Peraturan yang berlaku
termasuk yang berkaitan dengan pajak,
hubungan industrial, perlindungan
lingkungan hidup, kesehatan dan
keselamatan kerja, standar pengajian, dan
persaingan yang sehat.
d. Independency /Kemandirian , adalah suatu
keadaan dimana perusahaan dikelola secara
profesional tanpa benturan kepentingan dan
pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang
tidak sesuai dengan peraturan perundang-
undangan dan prinsip-prinsip korporasi
yang sehat.
e. Fairness (Kesetaraan dan Kewajaran) ,
secara sederhana kesetaraan dan kewajaran
didefinisikan sebagai perlakuan yang adil
dan setara dalam memenuhi hak-hak
stakeholder yang timbul berdasarkan
perjanjian serta peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
2.2.3. Pengukuran GCG
Retno Kusuma (2012) menyatakan
indikator yang dipakai untuk mengukur GCG
dalam suatu perusahaan adalah sebagai
berikut:
a. Kepemilikan Institusional ,
memcerminkan berapa persen saham yang
dimiliki oleh investor institusi dibanding
dengan jumlah saham yang beredar.
b. Ukuran Dewan Komisaris, Dewan
Komisaris (Board of Commissioner)
berfungsi melakukan pengawasan dalam
perusahaan. Keberadaan Dewan Komisaris
sangat penting untuk keberhasilan
implementasi GCG. Sehingga ukuran
29
Dewan Komisaris menentukan sejauh
mana direksi dapat di awasi atau dikontrol
oleh Dewan Komisaris
c. Ukuran Dewan Direksi, Dewan Direksi
(Board of Director) berfungsi mengurus
segala sesuatu dalam perusahaan. Dewan
Direksi memiliki kewajiban untuk
menyusun pedoman dan menjalankan
pedoman yang yang telah disusun. Sama
halnya dengan Dewan Komisaris, Dewan
Direksi menjadi faktor penentu dalam
implementasi GCG.
d. Dewan Komisaris Independen, Dewan
Komisaris Independen (Independent
Commissioner) berfungsi sebagai kekuatan
penyeimbang (conterveiling power) dalam
pengambilan keputusan oleh dewan
.komisaris. Komisaris Independen
mewakili kepentingan para pemegang
saham independen (minoritas), termasuk
mewakili kepentingan lainnya, misalnya
investor.
e. Komite Audit, mengingat tugas Dewan
Komisaris dalam pengawasan terhadap
jalannya perusahaan sangat berat, maka
komisaris dibantu oleh komite-komite.
Salah satu komite adalah Komite Audit.
Ikatan Komite Audit Indonesia (IKAI)
mendefinisikan “Komite Audit adalah
suatu komite yang bekerja secara
profesional dan independen yang dibentuk
oleh dewan komisaris dan, dengan
demikian, tugasnya adalah membantu dan
memperkuat fungsi dewan komisaris dalam
menjalankan fungsi pengawasan atas
proses pelaporan keuangan, manajemen
risiko, pelaksanaan audit, dan
implementasi dari corporate governace di
perusahaan-perusahaan”.
2.3. Return On Equity (ROE)
2.3.1. Pengertian
Menurut Mamduh (2016) ROE
merupakan rasio antara laba bersih terhadap
total equity. ROE sering disebut juga rate of
return on net worth yaitu kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
dengan modal sendiri, sehingga ROE ini
sering juga disebut rentabilitas modal sendiri.
ROE mengukur kemampuan
perusahaan menghasilkan laba bagi pemegang
saham. ROE juga dipengaruhi oleh hutang
perusahaan, apabila proporsi hutang
semakin besar maka rasio ini juga semakin
besar. ROE yang semakin tinggi semakin baik,
berarti posisi pemilik perusahaan semakin kuat
(Sartono, 2010).
2.3.2. Komponen ROE
Mamduh (2016) menyatakan ROE bisa
dipecah kedalam dua komponen yaitu ROA
dan Rasio Hutang (leverage). ROA
mencerminkan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba berdasarkan aset yang
dimiliki, sedangkan Leverage yang
disesuaikan mencerminkan efek penggandaan
30
penggunaan utang dan saham preferen untuk
menaikan return ke pemegang saham.
Berdasarkan, maka ROE dapat
memberikan gambaran tiga hal pokok:
a. Kemampuan perusahaan menghasilkan
laba (profitability)
b. Efisiensi perusahaan dalam mengelola aset
(assets management)
c. Hutang yang dipakai dalam melakukan
usaha (financial leverage)
a. Adapun untuk menentukan besarnya
ROE adalah sebagai berikut :
Dengan Penjelasan sebagai berikut :
Net Income merupakan jumlah penjualan
bersih, sedangkan Total Equity merupakan
jumlah modal perusahaan
2.4. Kerangka Berpikir
Menurut Uma Sekaran dalam Sugiyono
(2014) kerangka berpikir merupakan model
konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang
telah diidentifikasi sebagai masalah yang
penting.
Berdasarkan rumusan masalah dan
landasan teori, maka kerangka berpikir dalam
penelitian ini akan mengukur pengaruh
variabel bebas, yaitu CSR (X1) dan GCG (X2)
secara parsial terhadap variabel terikat ROE
(Y) yang di gambarkan secara terputus-putus
dan secara simultan atau secara bersama-sama
yang digambarkan dalam garis tidak terputus.
Kerangka berpikir dalam penelitian ini
terjasi dalam skema gambar adalah sebagai
beikit :
Gambar 1. Kerangka Bepikir
Sumber : Diolah peneliti
2.5. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian di atas yang
didasarkan dengan penelitian-penelitian
terdahulu, maka dapat dirumuskan
hipotesisnya sebagai berikut.
H1 = Diduga CSR berpengaruh terhadap ROE
perusahaan.
H2 = Diduga GCG berpengaruh terhadap
ROE perusahaan.
H3 = Diduga CSR dan GCG secara bersama-
sama berpengaruh terhadap ROE
perusahaan
3. METODOLI PENELITIAN
3.1. Populasi dan sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah semua
perusahaan transportasi yang tercatat di BEI
tahun 2013-2015.
Perusahaan yang menjadi obek penelitian
memiliki karakteristik yang telah ditentukan,
yaitu Perusahaan jasa transportasi yang
CSR
GCG
ROI
31
terdaftar di BEI , menerbitkan laporan
keuangan, mencantumkan kegiatan CSR dan
penerapan GCG dalam annual report, laporan
keuangan menunkukan laba positif, selama
periode 2013-2015. Berdasarkan kriteria
tersebut, maka terdapat 9 (sembilan)
perusahaan.
Sampel dalam penelitian ini adalah
seluruh populasi yang memenuhi kriteria yang
telah ditentukan, yaitu 9 (sembilan)
perusahaan
3.2. Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini
adalahberupa angka-angka yang disajikan
dalam laporan keuangan, sehingga jenis data
adalah kuantitatif, sedangkan sumber data
adalah data sekunder, yaitu berupa laporan
keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan.
4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
HASIL PENELITIAN
4.1. Analisis Data
Variabel dalam penelitian ini adalah CSR,
GCG dan ROE, dimana data masing-masing
variabel dikumpulkan berdasarkan laporan
keuangan dari 9 (sembilan perusahaan).
a. CSR
Pengungkapan CSR dalam penelitian ini
dengan menggunakan standar Global
Reporting Initiative (GRI). dalam standar ini
terdapat 91 item yang harus dinilai yang
terbagi dalam 6 indikator yaitu:
1) Indikator 1 adalah ekonomi terdapat 9
fokus pengungkapan.
2) Indikator 2 adalah lingkungan terdapat 34
fokus pengungkapan.
3) Indikator 3 adalah sosial terdapat 16 fokus
pengungkapan.
4) Indikator 4 adalah hak asasi manusia
terdapat 12 fokus pengungkapan.
5) Indikator 5 adalah masyarakat terdapat 11
fokus pengungkapan.
6) Indikator 6 adalah tanggung jawab atas
produk terdapat 9 pengungkapan.
Skor CSR setiap item yang dijalankan
perusahaan skor 1, jika tidak skor 0.
b. GCG
Penilaian GCG dilakukan dengan
menggunakan 5 indikator yaitu kepemilikan
institusional, ukuran Dewan Komisaris,
ukuran dewan Direksi, Dewan Komisaris
Independen, dan Komite Audit. Semua
indikator diperoleh datanya dari annual report
perusahaan pada item GCG perusahaan
kecuali satu indikator yaitu kepemilikan
institusional yang tidak tercantum pada item
GCG perusahaan. Sehingga untuk ndikator
tersebut diukur berdasarkan struktur saham
perusahaan.
c. ROE
ROE merupakan rasio antara laba bersih
terhadap total equity. ROE dalam penelitian
ini, ditentukan dengan membandingkan laba
bersih tahun berjalan dengan total equity.
Adapun data laba berjalan dan total equity di
32
peroleh dari laporan keuangan laba rugi dan
laporan laba ditahan/perubahan modal.
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian
4.2.1. Uji Asumsi Dasar
a. Uji Normalitas
Hasil uji normalitas dengan
menggunakan metode Kolmogorov Smirnov
adalah sebagai berikut :
Tabel. 1. Uji Normalitas – One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction
Dari tabel diatas, nilai Asymp. Sig. (2-
tailed) sebesar 0,078 lebih besar dari 0,05,
kesimpulannya data berdistribusi normal.
b. Uji Linieritas
Hasil uji linieritas berdasarkan metode
Scatterplot adalah sebagai berikut :
Gambar 2. Uji Linieritas – Analisis Grafik
(Scatterplot)
Dari gambar diatas menunjukkan, plot
yang terbentuk menyebar secara acak di atas
dan di bawah sumbu regression standardized
residual, sehingga dapat disimpulkan data
linier.
4.2.2. Regresi Linier Berganda
Bedasarkan data dalam penelitian ini,
maka dari hasil pengujian regresi linier
berganda dua prediktor dapat disajikan dalam
tabel sebagai berikut :
Tabel 2. Uji Analisis Regresi Linier Berganda
Dua Prediktor
Coefficientsa
a. Dependent Variable: Y
Dari tabel coefficients diatas
menunjukkan model regresi linier berganda
adalah :
Y = - 5,838 + 0,134 X1 + 0,282 X2
Berdasarkan model persamaan regresi
tersebut, maka dapat di jelaskan bahwa
variabel bebas X1 ( CSR) dan X2 (GCG),
memiliki hubungan positif dan berbanding
lurus terhadap variabel terikat Y ( ROE).
Dimana setiap kenaikan dari variabel CSR
dan GCG akan mengakibatkan variabel ROE
juga naik. Demikian juga sebaliknya.
Standardized Residual
N 27
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation ,96076892
Most Extreme Differences Absolute ,159
Positive ,159
Negative -,128
Test Statistic ,159
Asymp. Sig. (2-tailed) ,078
c
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
(Constant) -5,838 17,466 -,334 ,741
X1 ,134 ,788 ,031 ,170 ,866 ,999 1,001
X2 ,282 ,121 ,429 2,324 ,029 ,999 1,001
33
4.2.3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolnieritas
Hasil uji multikolinearitas dengan
menggunakan metode Tolerance (TOL) dan
Variance Inflation Factor (VIF) pada tabel 2,
menunjukkan nilai VIF ROE (X1) dan GCG
(X2), masing masing sebesar 1,001,
sedangkan nilai nilai VIF lebih kecil dari 10
maka dapat disimpulkan model regresi yang
terbentuk tidak mengandung gejala
multikolinieritas.
b. Uji Heterkedastisitas
Hasil uji heteroskedastisitas dengan
menggunakan metode Glejser adalah
sebagai berikut :
Tabel 3 Uji Heteroskedastisitas – Glejser
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -1,537 9,726 -,158 ,876
X1 ,043 ,439 ,017 ,098 ,923
X2 ,183 ,068 ,483 2,704 ,112
a. Dependent Variable : ABRESID
Dari hasil output pada tabel 3
menunjukkan nilai signifikansi variabel CSR
(X1) sebesar 0,923 > 0,05, artinya tidak ada
gejala heteroskedastisitas. Sedangkan nilai
signifikansi GCG (X2) sebesar 0,112 < 0,05,
artinya tidak ada gejala heteroskedastisitas
c. Uji Autokorelasi
Hasil uji autokorelasi dengan
menggunakan metode Durbin Watson adalah
sebagai berikut :
Tabel 4. Uji Autokorelasi – Durbin Watson
Model Summaryb
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin- Watson
1 ,429
a
,184 ,116 16,392884 1,977
a. Predictors: (Constant), X2, X1 b. Dependent Variable: Y
Berdasarkan tabel diatas menunjukan
nilai Durbin Watson sebesar 1,977, sedangkan
nilai nilai dL diperoleh sebesar 1,240 dan dU
sebesar 1,556, dimana n=27, k=2. Dengan
demikian nilai DW > nilai dL, sehingga dapat
disimpulkan bahwa model persamaan regresi
tidak terjadi masalah autikorelasi.
4.2.4. Uji Hipotesis
a. Uji Hipotesisi Parsial
Hasil uji hipotesis secara parsial (Uji t)
dapat dilihat dari tabel Coefficients dibawah
ini :
Tabel. 5. Hasil Uji Hipotesis Parsial
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -5,838 17,466 -,334 ,741 X1 ,134 ,788 ,031 ,170 ,866
X2 ,282 ,121 ,429 2,324 ,029
a. Dependent Variable: Y
Berdasarkan output dari Tabel 4.11
diperoleh t hitung untuk variabel X1 sebesar
0,170, dan t hitung untuk variabel X2 sebesar
2,324. Sedangkan untuk nilai t tabel = df : 0,05
(27-2) = 2,060.
Dengan demikian, maka :
1) Nilai t hitung variabel CSR < dari nilai t tabel,
hal ini menjunjukan bahwa, tidak terdapat
pengaruh antara variabel bebas CSR
34
terhadap variabel terikat ROE.
2) Nilai t hitung variabel GCG > dari t tabel, hal
ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
antara variabel bebas GCG terhadap
variabel terikat ROE .
b. Uji Hipotesis Simultan (Uji F)
Hasil uji hipotesis secara bersama-
sama atau secara simultan dengan uji F
tersaji dalam tabel dibawah ini :
Tabel 6. Uji Hipotesis Simultan
ANOVA
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression 1454,653 2 727,327 2,707 ,087
b
Residual 6449,439 24 268,727
Total 7904,093 26 a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X2, X1
Dari tabel diatas menunjukkan nilai F
hitung sebesar 2,707 dan F tabel = 0,05 (2-1),(27-
2) = 4,242. Hal ini berarti, bahwa F hitung < F
tabel , sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel bebas CSR dan GCG tidak
berpengaruh secara simultan terhadap variabel
terikat dalam hal ini adalah ROE.
4.2.5. Koefisien Determinasi (R2)
Berdasarkan hasil output SPSS, maka
besarnya koefisien determin asi tersaji pada
tabel berikut ini :
Tabel 6. Koefisien Determinasi
Model
R
R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 ,429
a
,184 ,116 16,392884 ,977
a. Predictors: (Constant), X2, X1 b. Dependent Variable: Y
Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan
besarnya nilai R Square (R2) adalah 0,184.
Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa
varian variabel bebas CSR dan GCG mampu
menjelaskan varian variabel terikat hanya
sebesar 18,4%, sedangkan sisanya sebesar
81,6% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
dibahas dalam penelitian ini. Jika dilihat dari
hasilnya, maka nilai tersebut kurang dari 50%,
sehingga dapat dikatakan bahwa CSR dan
GCG bukan merupakan variabel yang
signifikan dalam menjelaskan perubahan-
perubahan yang terjadi pada variabel ROE,
akan tetapi variabel lain yang lebih dominan
mempengaruhi dan menjelaskan perubahan-
perubahan ROE pada penelitian ini.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan,
maka dari penelitian ini dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. CSR tidak berpengaruh terhadap ROE
perusahaan transportasi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
2. GCG berpengaruh terhadap ROE
perusahaan transportasi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
3. CSR dan GCG secara bersama-sama tidak
berpengaruh terhadap ROE perusahaan
tansportsi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
35
5.2. Saran
1. Program CSR harus sesuai dengan
kebutuhan masyarakat, agar dampak
posisitfnya langsung dirasakan
masyarakat, sehingga dapat meningkatkan
kepercayaan masyarakat terhadap
perusahaan, maupun produk atau jasa
yang di tawarkan pada masyarakat.
2. Bagi peneliti selanjutnya, maka dapat
menambahkan variabel-variabel lain agar
hasil penelitian ini dapat di lanjutkan
untuk memperoleh hasil yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyani Nuswandari. 2009. Pengaruh
Corporate Governance Perception Index Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Semarang : Jurnal Bisnis dan Ekonomi. Vol.16, No. 2: 70-84
Dian Prasita. 2012. Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan. Semarang : Jurnal Analisi Akuntansi. Vol.1, No. 02.
Dwi Prastowo. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 3. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Kasmir. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Depok: PT. Rajagrafindo Persada.
Laporan Tahunan Perusahaan. 2013-2015. Diakses pada tanggal 11 September 2016: www.idx.co.id
Latar Belakang GCG Harus Dilakukan oleh Perusahaan. 2016. Diakses pada tanggal 17 September 2016: www.iicg.org.
Mamduh M. dan Abdul Halim. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 4.Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Mas Achmad Daniri. 2014. Lead By GCG. Jakarta: Gagas Bisnis Indonesia.
Muh. Arief Effendi. 2016. The Power of Good Corporate Governance. Edisi 2.Jakarta: Salemba Empat.
Ni Luh dan I Gusti. 2013. Pengaruh Pengungkapan CSR Terhadap Kinerja Keuangan Dengan Kepemilikan Asing Sebagai Variabel Moderator. Bali : E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol. 03, No. 02 : 248-257.
Nor Hadi. 2011. Corporate Social Responsibility. Edisi 1. Yogyakata: Graha Ilmu.
Pedoman Pelaporan Berkelanjutan (GRI) . 2016. Diakses tanggal 17 September 2016: www.globalreporting.org
Pengertian GCG. 2016. Diakses tanggal 18 Sepetember 2016: www.fcgi.co.id
Rerno Kusuma. 2012. Pengaruh Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan. Malang : Jurnal Manajemen Bisnis. Vol.2, No. 01.
Sartono, A. 2010. Managemen Keuangan : Teori dan Aplikasi (4th Ed.). Yogyakarta: BBFE.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Edisi 21. Bandung: Alfabeta.
Suliyanto. 2011. Ekonometrika Terapan-Teori dan Aplikasi dengan SPSS. Yogyakarta :Andi Offset
Syofian Siregar. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana.
Tempo. 2012. Kerugian Akibat Lumpur Lapindo Rp 50 Miliar Per Hari. Diambil dari : https://m.tempo.co/read/news/2012/05/29/090406896/kerugian-akibat- lumpur-lapindo-rp-50-miliar-per-hari.
36
Korelasi Ekspor Dan Impor Terhadap Neraca Perdagangan Dan Neraca Pembayaran Di
Indonesia Tahun 2007-2016
Tutik Wiryanti
ABSTRACT
The total export consist of gas and petroleum and non gas and petroleum to many countries. The total import consist of petroleum, mineral, agriculture, industry from many countries. The trade balance of Indonesia are notes of the total export minus the total import. Whereas the Indonesian balance of payment are notes of foreign transactions which to became revenue or payment from another countries. The aim of the research is to know of correlations and influence between the total export and import to the Indonesian balance of payment and the trade balance in 2007 - 2016. The research methods used library research from annual report of the Bank Indonesia since 2007 until 2016, BI and BPS website, other reference and then statistic analysis. The result of the research show that: (1) the total export and import were the linear and strong positive correlations relationship (R=1,00) to the trade balance,but Its were linear and the enough correlation relationship (R=0,631) to the Indonesion balance of payment in 2007 - 2016. (2) The total export and import were not an influence to the trade balance and Indonesian balance of payment in 2007 – 2016. Keywords : Export, Import, Trade Balance and the Indonesian Balance of Payment.
ABSTRAK
Total ekspor terdiri dari total ekspor minyak dan gas ditambah total ekspor non minyak dan gas ke beberapa negara. Total impor terdiri dari total impor minyak, mineral, hasil pertanian dan industri dari beberapa negara. Neraca perdagangan yaitu total nilai ekspor dikurangi total nilai impor. Sedangkan neraca pembayaran Indonesia adalah suatu ringkasan pencatatan dari semua transaksi yang menimbulkan pembayaran atau penerimaan dengan negara-negara lain. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui korelasi dan pengaruh antara total ekspor dan impor terhadap neraca pembayaran dan neraca perdagangan Indonesia tahun 2007 – 2016. Metode riset yang digunakan adalah riset kepustakaan dari laporan tahunan Bank Indonesia sejak tahun 2007 – 2016, website BI dan BPS, referensi lain dan analisis statistik. Hasil analisis menunjukkan bahwa : (1) hubungan korelasi antara ekspor dan impor terhadap neraca perdagangan adalah sangat kuat (R = 1,00) dan linear, hubungan korelasi antara ekspor dan impor terhadap neraca pembayaran adalah cukup kuat (R = 0,631) dan linear pada tahun 2007 - 2016. (2) Tidak terdapat pengaruh antara ekspor dan impor terhadap neraca perdagangan dan neraca pembayaran tahun 2007 - 2016. Kata Kunci : Ekspor, Impor, Neraca Perdagangan, Neraca Pembayaran Indonesia.
PENDAHULUAN
Indonesia sebagai negara yang
berdaulat selalu berhubungan dengan tata
pergaulan internasional dalam semua bidang,
termasuk dalam bidang perdagangan
internasional. Dalam perdagangan
internasional terdapat kegiatan ekspor dan
impor antar negara yang saling membutuhkan
37
komoditas dan jasa dalam kegiatan
perekonomian internasional. Ekspor yaitu
merupakan pengiriman berbagai komoditas
dan jasa ke beberapa negara lain. Impor yaitu
mendatangkan bermacam barang maupun
jasa dari beberapa negara. Apalagi era
globalisasi, beberapa negara termasuk
Indonesia sudah menandatangani
kesepakatan terhadap perdagangan bebas
dunia (WTO). Perdagangan bebas antara
Indonesia dengan China, sudah dimulai pada
tahun 2010.
Perdagangan bebas di negara-negara
anggota ASEAN atau masyarakat ekonomi
ASEAN (MEA) mulai tahun 2015. Saat itu
siap atau tidak siap masyarakat dan
pemerintah Indonesia harus menghadapi
perdagangan bebas di kawasan negaranegara
ASEAN maupun dunia (World Trade
Organization = WTO) yang telah disepakati
bersama. Berbagai produk dan jasa impor
membanjir di berbagai kota di Indonesia,
termasuk impor garam. Impor garam,
sebenarnya ini tidak logis, karena garis pantai
Indonesia nomor dua terpanjang didunia dan
memproduksi garam bisa dilakukan dengan
cara tradisional serta teknologi sederhana
Disisi lain, Indonesia menjadi tujuan pasar
atau pangsa pasar berbagai komoditas dari
negara-negara lain karena jumlah
penduduknya mendekati 250 juta orang.
Untuk itu perlu diteliti kondisi tentang
ekspor, impor, neraca perdagangan dan
neraca pembayararan Indonesia selama 10
tahun terakhir. Dan yang akan diuraikan
dalam penelitian ini adalah teori dan studi
empiris mengenai total nilai ekspor, impor,
neraca perdagangan dan neraca pembayaran
Indonesia mulai tahun 2007 - 2016.
Permasalahan dalam Penelitian ini :
1. Adakah hubungan antara ekspor dan
impor terhadap neraca perdagangan dan
neraca pembayaran Indonesia tahun 2007
– 2016 ?
2. Adakah pengaruh antara ekspor dan impor
terhadap neraca perdagangan dan neraca
pembayaran Indonesia tahun 2007 – 2016
?
Tujuan Penelitian :
1. Untuk mengetahui hubungan antara
ekspor dan impor terhadap neraca
perdagangan dan neraca pembayaran
Indonesia tahun 2007 – 2016 ?
2. Untuk mengetahui pengaruh antara ekspor
dan impor terhadap neraca perdagangan
dan neraca pembayaran Indonesia tahun
2007 – 2016 ?
Metode Penelitian
Agar bisa memecahkan
permasalahan dan untuk mencapai tujuan
penelitian ini, diperlukan data yang akurat
dan relevan yang mendukung penelitian
tersebut. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder dalam
kurun waktu 2007 – 2016 tentang total nilai
38
ekspor, impor, neraca perdagangan dan
neraca pembayaran. Untuk mengumpulkan
data, peneliti menggunakan beberapa
metode penelitian adalah riset kepustakaan
dengan mempelajari dan menganalisa
laporan tahunan Bank Indonesia dan Biro
Pusat Statistik tahun 2007–2016, website BI,
BPS, referensi lain yang berhubungan
dengan judul ini dan menga-nalisis data
kuantitatif menggunakan analisis statistik
dengan program IBM SPSS versi 22.
PEMBAHASAN EKSPOR
Ekspor diartikan sebagai pengiriman
dan penjualan barang-barang buatan dalam
negeri ke negara-negara lain. (Sadono,
2011:203).
Kegiatan mengekspor barang dan jasa
ini akan menyebabkan peningkatan dalam
pendapatan nasional. Bila terjadi peningkatan
ekspor neto adalah positif. Produk Ekspor
Indonesia terdiri dari ekspor non minyak dan
gas serta minyak dan gas. Ekspor non minyak
dan gas, meliputi beberapa kelompok
komoditas antara lain pertanian, mineral dan
industri. Ekspor sektor pertanian terdiri dari
kopi, teh, rempah-rempah, tembakau, coklat,
udang dan lainnya. Ekspor mineral terdiri dari
biji tembaga, biji nikel, batu bara, bauksit dan
lainnya. Sedangkan ekpor industri antara lain
tekstil dan produk tekstil, pakaian jadi, kayu
olahan, kayu lapis, minyak kelapa sawit,
bahan kimia, barang dari logam tidak mulia,
alat listrik, alat ukur dan fotografi dan
lainnya, semen, kertas, produk karet dan
lainya.
Sasaran ekspor Indonesia ditujukan di
beberapa benua yaitu benua Afrika, Amerika,
Asia, Australia dan Eropa. Benua Amerika
yaitu Canada, Amerika Serikat, Amerika
Latin dan lainnya. Di benua Asia yaitu Brunei
Darusalam, Malaysia, Filipina, Singapura,
Thailand, Myamar, Vietnam, Kamboja, Laos,
India, Irak, Jepang, Korea Selatan, Pakistan,
China, Arab Saudi, Taiwan dan lainnya. Di
benua Eropa yaitu Belanda, Belgia, Spanyol,
Inggris, Italia, Jerman, Perancis, Rusia dan
lainnya. Benua Australia yaitu Australia dan
Selandia baru (New Zealand). Adapun yang
dimaksud total nilai ekspor terdiri dari nilai
ekspor non minyak dan gas atau segala
komoditas tersebut diatas ditambah minyak
dan gas yang meliputi LNG, LPG dan gas
alam di Indonesia. Dibawah ini data total nilai
ekspor di Indonesia tahun 2007 – 2016
Tabel 1. Total Nilai Ekspor di Indonesia Tahun 2007 - 2016
No. Tahun Nilai Ekspor (Juta US$)
1. 2. 3. 4. 5. 6.
2007 2008 2009 2010 2011 2012
118.014,00 137.020,40 116.510,00 157.779,10 203.496,60 190.020,30
7. 8. 9.
10.
2013 2014 2015 2016
182.551,80 175.980,00 150.366,30 145.186,20
Sumber : BPS dan Laporan Tahunan Bank Indonesia
tahun 2007 – 2016, yang telah diolah.
39
IMPOR
Impor adalah barang-barang yang
diproduksi di luar negeri dan di jual ke dalam
negeri (Mankiw, 2006:69). Impor merupakan
pembelian dan memasukkan barang dari luar
negeri ke dalam suatu perekonomian.
(Sadono, 2011:203).
Indonesia mengimpor berbagai
komoditas non minyak dan gas (non migas),
hasil pertambangan dan sektor lainnya dari
beberapa negara. Indonesia mengimpor
berbagai komoditas non migas terdiri dari
hasil pertanian dan hasil industri. Hasil
pertanian : buah-buahan, sayuran, daging
sapi, daging ayam, biji kopi, ikan, produk
makanan olahan dan lainnya. Hasil industri :
peralatan listrik, produk logam dasar, bahan
kimia, kendaraan bermotor roda empat dan
suku cadang, pesawat udara dan suku cadang,
tekstil dan produk tekstil dan lainnya. Hasil
pertambangan : minyak (BBM), batubara, biji
tembaga, biji nikel dan lainnya. Impor berasal
dari berbagai negara dari beberapa benua.
Benua Amerika yaitu Canada, Amerika
Serikat, Argentina, Brasil, Meksiko dan
lainnya. Benua Asia yaitu Brunei Darusalam,
Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand,
Myamar, Vietnam, Kamboja, Laos, India,
Irak, Jepang, Korea Selatan, Pakistan, China,
Arab Saudi, Taiwan dan lainnya. Benua
Eropa yaitu Belanda, Belgia, Spanyol,
Inggris, Italia, Jerman, Perancis, Rusia, Turki
dan lainnya. Benua Afrika yaitu Afrika
Selatan dan lainnya. Benua Australia yaitu
Australia dan Selandia Baru. Berikut ini
disajikan data total nilai Impor di Indonesia
tahun 2007 - 2016 :
Tabel 2. Total Nilai Impor di Indonesia
Tahun 2007 - 2016
No. Tahun
Nilai Impor (Juta US$)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
85.260,00
129.197,30
96.829,20
135.663,30
177.435,60
191.689,50
186.628,70
178.178,80
142.694,80
135.652,90
Sumber : BPS dan Laporan Tahunan Bank Indonesia tahun
2007 -2016, yang telah diolah.
NERACA PERDAGANGAN
Neraca Perdagangan (ekspor neto)
sebagai nilai ekspor dikurangi nilai impor
(NX = EX – IM), (Mankif, 2006:114). Neraca
Perdagangan sama dengan arus modal keluar
neto, yang sama dengan tabungan dikurangi
investasi. Tabungan dipengaruhi oleh fungsi
konsumsi dan kebijakan fiskal, sedangkan
Investasi dipengaruhi oleh fungsi investasi
dan tingkat bunga dunia.
Dalam Neraca Perdagangan dicatat
transaksi ekspor dan impor barang-barang
selama satu periode. Suatu negara dikatakan
mengalami defisit perdagangan bila nilai
ekspor barang lebih kecil daripada nilai impor
barang. Sebaliknya negara tersebut dikatakan
mengalami surplus perdagangan bila nilai
40
ekspor barang lebih besar daripada nilai
impornya. (Rahardja, 2008:300).
Neraca Perdagangan yaitu perbedaan
diantara ekspor dan impor dari perdagangan
tampak, maksudnya perdagangan barang-
barang tampak.(Sadono, 2011:391) Jika nilai
neraca perdagangan itu positif, hal ini berarti
bahwa ekspor barang-barang tampak
melebihi nilai impornya. Tetapi jika neraca
perdagangan itu menunjukkan negatif, hal ini
berarti bahwa nilai impor melebihi
ekspornya.
Berikut ini data total Neraca
Perdagangan di Indonesia tahun 2007 - 2016
:
Tabel 3. Total Neraca Perdagangan di
Indonesia Tahun 2007 - 2016
No. Tahun
Neraca Perdagangan (Juta US$)
1. 2. 3. 4.
2007 2008 2009 2010
32.754,00 7.823,10 19.680,80 22.115,80
5. 6. 7. 8. 9. 10.
2011 2012 2013 2014 2015 2016
26.061,10 -1.669,40 -4.076,90 -2.198,80 7.671,50 9.533,30
Sumber : BPS dan Laporan Tahunan Bank Indonesia
tahun 2007 -2016, yang telah diolah.
NERACA PEMBAYARAN
Neraca Pembayaran atau Balance of
Payment (BOP) adalah catatan tentang
transaksi ekonomi internasional suatu negara
terhadap negara lainnya dalam kurun waktu
tertentu (umumnya dalam periode 1 tahun).
(Iskandar, 2010:256).
Neraca Pembayaran adalah suatu
catatan aliran keuangan yang menunjukkan
nilai transaksi perdagangan dan aliran dana
yang dilakukan di antara suatu negara dengan
negara lain dalam suatu tahun tertentu.
(Sadono, 2011:390)
Dalam Neraca Pembayaran akan
terlihat kemampuan atau produktivitas
penduduk suatu negara terhadap penduduk
negara lainnya yang tercermin; defisit atau
surplus suatu perdagangannya dan
keluarmasuk modal.
Defisit Neraca Pembayaran berarti
pembayaran ke luar negeri melebihi
penerimaan dari luar negeri. Impor melebihi
ekspor merupakan salah satu faktor penting
yang menimbulkan defisit neraca
pembayaran. Terjadinya defisit neraca
pembayaran akan menimbulkan berbagai
efek buruk terhadap kegiatan dan kestabilan
ekonomi suatu negara.
Sedangkan Surplus Neraca
Pembayaran berarti penerimaan dari luar
negeri melebihi pengeluaran ke luar negeri.
Oleh karena itu, neraca pembayaran luar
negeri haruslah (diusahakan) seimbang. Jika
impor terlalu besar, mengakibatkan devisa
akan semakin berkurang, nilai tukar Rupiah
terhadap US$ (valas) akan melemah, industri
dalam negeri yang berbasis bahan baku impor
akan terpuruk dan lain-lain. Namun jika
ekspor naik maka devisa akan meningkat,
41
nilai kurs Rupiah terhadap US$ (valas) akan
menguat. Disisi lain jika harga barang atau
bahan baku di luar negeri itu lebih murah
dibandingkan dengan harga produk dalam
negeri, maka akan mendorong lagi impor
produk-produk luar negeri.
Neraca pembayaran dapat dibedakan
dalam dua bagian yang utama yaitu neraca
berjalan dan neraca modal. Sedangkan neraca
perdagangan masuk dalam transaksi berjalan.
Transaksi berjalan merupakan bagian dari
neraca pembayaran. Neraca keseluruhan
menunjukkan perimbangan diantara
keseluruhan aliran pembayaran ke luar negeri
dan keseluruhan aliran penerimaan dari luar
negeri.
1. Transaksi Berjalan
Transaksi berjalan mencatat
transaksitransaksi sebagai berikut :
a. Ekspor dan impor barang tampak
b. Ekspor dan impor jasa (barang-barang tak
tampak).
c. Pembayaran pindahan neto ke luar negeri.
Nilai Ekspor dan Impor Barang Tampak
Transaksi ini meliputi hasil-hasil
sektor pertanian, barang-barang produksi
industri dan barang-barang yang diproduksi
oleh sektor pertambangan dan berbagai
jenis ekspor dan impor barang tampak
lainnya.
Nilai Ekspor dan Impor Jasa
(Barang-barang Tak Tampak).
Transaksi ini terdiri dari pembayaran
biaya pengangkutan dan asumsi dari barang-
barang tampak yang diekspor atau diimpor,
perbelanjaan para wisatawan, pendapatan
investasi meliputi keuntungan, bunga atas
modal yang diinvestasikan dan dividen.
Sedangkan neraca perdagangan tak tampak
(jasa) yaitu nilai bersih ekspor dan impor
jasa-jasa, yang juga dinamakan neraca jasa.
Pembayaran Pindahan Neto ke Luar
Negeri.
Pembayaran Pindahan terdiri dari
pembayaran pindahan yang dilakukan oleh
pihak pemerintah maupun pihak swasta. Dan
transaksi ini meliputi pembayaran di mana
penerimanya tidak perlu “membayar” dalam
bentuk uang atau jasa. Misal: pembayaran
pindahan adalah bantuan uang suatu negara
Arab ke Afganistan atau ke Afrika.
2. Transaksi Modal
Transaksi Modal terdiri dari dua
golongan transaksi yaitu aliran modal jangka
panjang dan aliran modal swasta.
Aliran Modal Jangka Panjang
Aliran modal jangka panjang terdiri
dari dua jenis aliran modal yaitu aliran modal
resmi dan investasi langsung oleh pihak
swasta ke negaranegara lain.
Aliran modal resmi adalah pinjaman
dan pembayaran di antara badan-badan
pemerintah di suatu negara dengan negara-
negara lain. Sedangkan investasi langsung
oleh pihak swasta ke negara-negara lain
42
adalah penanaman modal langsung atau
investasi berupa mendirikan perusahaan -
perusahaan terutama perindustrian. Modal
yang dibelanjakan diperoleh dari negara asal
dari perusahaan itu.
Modal Swasta dan Kesilapan Ketinggalan
Modal Swasta adalah aliran modal
dalam bentuk tabungan atau investasi
keuangan yang dapat dengan cepat
ditukarkan kembali pada valuta asing atau
valuta asalnya. Aliran keuangan ini disebut
juga sebagai “uang panas (hot money)” dan
dana ini dapat mengalir dari satu negara ke
negara lain dengan mudah dan dalam waktu
yang cepat. Dana tersebut biasanya
diinvestasikan di pasar uang dan pasar modal
agar bisa memperoleh keuntungan dari
investasi itu. Misalnya, pembelian saham-
saham domestik oleh suatu perusahaan
“mutual fund” di New York merupakan aliran
masuk modal swasta. Atau pembelian saham-
saham domestik oleh suatu perusahaan
“mutual fund” di Bursa Efek Indonesia,
Jakarta juga merupakan aliran masuk modal
swasta.
Kesilapan-ketinggalan merupakan
akaun yang menaksir besarnya aliran uang
yang tidak dapat dicatat. Dalam setiap neraca
pembayaran perlu ada akaun kesilapan-
ketinggalan untuk memastikan agar
perhitungan aliran ke luar dan aliran masuk
adalah seimbang.
Misalnya, A membawa uang Rp. 1.000.000,-
dan dalam ingatan A yang dibelanjakan
hanya Rp. 700.000, namun setelah dihitung
sisa uangnya hanya Rp.200.000,-. Hal ini
berarti ada selisih dan tidak mengetahui
bagaimana uang sebesar Rp.100.000,- itu
digunakan. Kesalahan seperti ini dalam
neraca pembayaran dicatat dalam akaun
“kesilapan-ketinggalan”.Pada tabel 4.
Disajikan data neraca pembayaran Indonesia
tahun 2007 - 2016 :
Tabel 4. Neraca Pembayaran Indonesia
Tahun 2007 - 2016
No. Tahun Neraca Pembayaran
(Juta USD)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
10.
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
12.715 -1.700 15.481 32.512 16.088
215 -7.325 15.249 -1.098 12.089
Sumber: BPS danLaporan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2007 – 2016 yang sudah diolah
Kondisi Fluktuasi Nilai Ekspor, Impor,
Neraca Perdagangan dan Neraca
Pembayaran Indonesia Tahun 2007 -
2016.
Dibawah ini disajikan fluktuasi hasil
total nilai ekspor, impor, neraca perdagangan
dan neraca pembayaran di Indonesia tahun
2007 – 2016
43
Tabel 5. Fluktuasi Ekspor, Impor,
Neraca Pembayaran Dan Neraca
Perdagangan Indonesia Tahun 2007 –
2016
Tahun Total Nilai
Ekspor (JutaUSD)
∆ % Total Nilai
Impor (Juta USD)
∆ %
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
118.104,0 137.020,4 116.510,0 157.779,1 203.496,6 190.020,3 182.551,8 175.980,0 150.366,3 145.186,2
- 16,02 -14,97 35,42 28,98 -6,62 -3,93 -3,60 -14,55 -3,44
85.260,0 129.197,3
96.829,2 135.663,3 177.435,6 191.689,5 186.628,7 178.178,8 142.694,8 135.652,9
-
- 51,53 -25,05 40,11 30,79 8,03
-2,64 -4,53 -19,91 -4,93
Neraca Perdagangan (Juta USD)
∆ % Neraca
Pembayaran (Juta USD)
∆ %
32.754,0 7.823,1
19. 680,8 22.115,8 26.061,1 -1.669,4 -4.076,9 -2.198,8 7.671,5 9.533,3
-76,12 151,57 12,37 17,84 -106,41 -344,21
-153,93 448,89
24,27
12.715 -1.700 15.481 32.512 16.088 215 -7.325 15.249 -1.098 12.089
- -113,37
101,06 110.01 -50,52 -98,66
-3506,98 308,18 -107,20 1201,00
Sumber : BPS dan Laporan Tahunan Bank Indonesia 2007 - 2016, yang telah diolah
Sesuai data pada tabel 5 diatas, dapat
dilihat fluktuasi prosentase peningkatan
(surplus) dan penurunan (defisit) hasil total
nilai ekspor, impor, neraca perdagangan dan
neraca pembayaran di Indonesia selama 10
tahun, mulai tahun 2007-2016 yaitu :
Pada tahun 2008 terdapat kenaikan nilai total
nilai ekspor sebesar 16,02%. Total impor naik
sebesar 51,53%. Neraca Perdagangan minus
yaitu –76,12%. Neraca pembayaran
minus yaitu -113,37%. Semuanya
dibandingkan tahun 2007.
Tahun 2009, terjadi penurunan nilai ekspor
yaitu -14,97%. Total impor menurun sebesar
-25,05%. Neraca Perdagangan meningkat
yaitu 151,57%. Neraca pembayaran
meningkat yaitu 101,06%. Hal ini
dibandingkan tahun 2008.
Tahun 2010, total nilai ekspor mengalami
peningkatan yaitu 35,42%. Total impor
meningkat sebesar 40,11%. Neraca
Perdagangan sedikit meningkat yaitu
12,37%. Neraca pembayaran mengalami
kenaikan yaitu 110,01%. Semuanya
dibandingkan tahun 2009.
Tahun 2011, terjadi kenaikan nilai ekspor
sebesar 28,98%. Total impor naik sebesar
30,79%. Neraca Perdagangan meningkat
yaitu 17,84%. Neraca pembayaran minus
sebesar -50,52%. Hal tersebut
dibandingkan tahun 2010.
Tahun 2012, terjadi sedikit penurunan nilai
ekspor yaitu -6,62%. Total impor sedikit naik
sebesar 8,03%. Neraca Perdagangan minus
yaitu -106,41%. Neraca pembayaran
minus yaitu -98,66%. Semuanya
dibandingkan tahun 2011.
Tahun 2013, terjadi sedikit penurunan nilai
ekspor yaitu -3,93%. Total impor sedikit
menurun sebesar -2,64%. Neraca
Perdagangan minus sebesar -344,21%.
44
Neraca pembayaran minus yaitu -3506,98%.
Hal ini dibandingkan tahun 2012.
Tahun 2014, terjadi sedikit penurunan nilai
ekspor sebesar -3,6%. Total impor sedikit
menurun sebesar -4,53%. Neraca
Perdagangan minus yaitu -153,93%. Neraca
pembayaran meningkat yaitu 308,18%.
Semuanya dibandingkan tahun 2013.
Tahun 2015, terjadi penurunan nilai ekspor
sebesar -14,55%. Total impor menurun
sebesar -19,91%. Neraca Perdagangan
meningkat yaitu 448,89%. Neraca
pembayaran minus yaitu -107,2%. Hal ini
dibandingkan tahun 2014.
Tahun 2016, terjadi sedikit penurunan total
ekspor yaitu -3,44%.Total impor sedikit
menurun sebesar -4,93%. Neraca
Perdagangan naik yaitu 24,27%. Neraca
pembayaran meningkat yaitu 1201,00%. Ini
semuanya dibandingkan tahun 2015.
HASIL ANALISIS STATISTIK
1. Korelasi Antar Variabel bebas dan
terikat
a. Hasil korelasi antara Ekspor terhadap
Neraca Perdagangan Indonesia tahun
2007–2016 yaitu –0,421. Artinya
korelasinya sangat lemah dan negatif
antara Ekspor dengan Neraca
Perdagangan Indonesia tahun 2007– 2016
b. Hasil korelasi antara Ekspor terhadap
Neraca Pembayaran Indonesia tahun
2007–2016 yaitu -0,128. Ini artinya
korelasinya sangat lemah dan negatif
antara Ekspor dengan Neraca Pemba
yaran Indonesia tahun 2007 – 2016.
c. Hasil korelasi antara Impor terhadap
Neraca Perdagangan Indonesia tahun
2007–2016 yaitu –0,684. Berarti
korelasinya cukup lemah dan negatif
antara Impor dengan Neraca Perdagangan
Indonesia tahun 2007– 2016
d. Hasil korelasi antara Impor terhadap
Neraca Pembayaran Indonesia tahun
2007–2016 yaitu -0,315. Artinya
korelasinya sangat lemah dan negatif
antara Impor dengan Neraca Pembayaran
Indonesia tahun 2007 – 2016.
e. Hasil korelasi antara Ekspor terhadap
Impor Indonesia tahun 2007–2016 adalah
0,950. Berarti korelasinya sangat kuat dan
positif antara Ekspor dengan Impor
Indonesia tahun 2007 – 2016.
KORELASI VARIABEL BEBAS
SECARA BERSAMA-SAMA
TERHADAP VARIABEL TERIKAT.
HASIL ANALISIS STATISTIK :
1.a. R = 1,00. Hal ini menunjukkan bahwa
korelasi atau hubungan antara Ekspor
dan Impor (2 variabel bebas) dengan
Neraca Perdagangan (variabel terikat)
adalah sangat kuat selama 10 tahun,
sejak tahun 2007 – 2016.
R Square = 1,00. Ini berarti bahwa 100%
variasi Neraca Perdagangan dapat
dijelaskan oleh variasi Ekspor dan Impor
selama 10 tahun, mulai tahun 2007 -
45
2016. Tidak ada variabel lain yang bisa
menjelaskan hal tersebut.
b. Uji F dengan hipotesis
Ho: Tidak terdapat hubungan yang linier
antara total nilai ekspor dan impor
terhadap neraca perdagangan Indonesia
tahun 2007 – 2016.
H1: Terdapat hubungan yang linier
antara total nilai ekspor dan impor
terhadap neraca perdagangan Indonesia
tahun 2007 – 2016. Ketentuan Uji F
untuk menerima dan menolak hipotesis :
- Jika Fhitung < Ftabel berarti Ho
diterima. - Jika Fhitung > Ftabel berarti
H1 diterima.
Hasil Fhitung = 1,405 Ftabel = 7,56
(untuk p = 0,01). Jadi, 1,405 < 7,56. Hal
ini berarti Ho diterima dan tolak H1.
Maksudnya, “Tidak terdapat hubungan
yang linier antara total nilai Ekspor dan
Impor terhadap Neraca Perdagangan
Indonesia tahun 2007 –2016.”
c. Uji t dengan Hipotesis :
Ho: Tidak terdapat pengaruh antara
total nilai ekspor dan impor terhadap
neraca perdagangan Indonesia pada
tahun 2007 - 2016.
H1: Terdapat pengaruh antara total nilai
ekspor dan impor terhadap neraca
perdagangan Indonesia pada tahun 2007
- 2016. Ketentuan Uji t untuk menerima
dan menolak hipotesis : - Jika t hitung <
t tabel berarti Ho diterima. - Jika t
hitung > t tabel berarti H1 diterima.
Hasil t hitung = -0,633. Hasil t tabel =
2,76 Jadi, thitung -0,633 <2,76
(t tabel). Hal ini berarti Ho diterima.
Maksudnya adalah “Tidak terdapat
pengaruh antara total nilai ekspor dan
impor terhadap neraca perdagangan
Indonesia pada tahun 2007 - 2016.”
d.Persamaan Regresi: Neraca
Perdagangan = - 0,098 + 1,00 Ekspor –
1,00 Impor.
• Nilai Konstanta sebesar -0,098. Ini
menyatakan bahwa jika “tidak ada”
Ekspor dan Impor, maka Neraca
Perdagangan adalah Rp. - 0,098 juta
USD.
• Hasil Koefisien Regresi “ekspor” =
1,00. Maksudnya, bahwa setiap
penambahan Rp 1 juta USD Ekspor
akan meningkatkan Neraca
Perdagangan sebesar Rp. 1,00 juta
USD.
• Hasil Koefisien Regresi “Impor” = –
1,00. Maksudnya, bahwa setiap
pengurangan Rp 1 juta USD Impor akan
mengurangi Neraca Perdagangan
sebesar Rp. 1,00 juta USD.
2.a. R = 0,631. Hal ini menunjukkan bahwa
korelasi atau hubungan antara Ekspor
dan Impor dengan Neraca Pembayaran
adalah cukup kuat selama 10 tahun,
mulai tahun 2007 – 2016.
R Square = 0,398. Ini berarti bahwa
39,8% variasi Neraca Pembayaran dapat
dijelaskan oleh variasi Ekspor dan
46
Impor selama 10 tahun (2007 – 2016).
Sisanya 60,02% (100% -39,8%) bisa
dijelaskan oleh variabelvariabel lain.
b. Uji F dengan hipotesis
Ho: Tidak terdapat hubungan yang linier
antara total nilai ekspor dan impor
terhadap neraca pembayaran Indonesia
tahun 2007 – 2016.
H1:Terdapat hubungan yang linier
antara total nilai ekspor dan impor
terhadap neraca pembayaran Indonesia
tahun 2007 – 2016. Ketentuan Uji F
untuk menerima dan menolak hipotesis :
- Jika Fhitung < Ftabel berarti Ho
diterima. - Jika Fhitung > Ftabel berarti
H1 diterima.
Hasil Fhitung = 2,311 Ftabel = 7,56
(untuk p = 0,01). Jadi, 2,311 < 7,56. Hal
ini berarti Ho diterima dan tolak H1.
Artinya “Tidak terdapat hubungan yang
linier antara total nilai Ekspor dan Impor
terhadap Neraca Pembayaran Indonesia
tahun 2007 – 2016.”
c. Uji t dengan Hipotesis :
Ho: Tidak terdapat pengaruh antara total
nilai ekspor dan impor terhadap neraca
pembayaran Indonesia pada tahun 2007
- 2016.
H1: Terdapat pengaruh antara total nilai
ekspor dan impor terhadap neraca
pembayaran Indonesia pada tahun 2007
- 2016. Ketentuan Uji t untuk menerima
dan menolak hipotesis :
- Jika t hitung < t tabel berarti Ho
diterima.
- Jika t hitung > t tabel berarti Ha
diterima.
Hasil t hitung = - 0,357. Hasil t tabel
=2,76 Jadi, t hitung - 0,357 < 2,76 (t
tabel).Ini berarti Ho diterima.
Maksudnya, “Tidak terdapat pengaruh
antara total nilai Ekspor dan Impor
terhadap Neraca Pembayaran
Indonesia pada tahun 2007 - 2016.”
d. Persamaan Regresi:
• Neraca Pembayaran = - 7940,585 +
0,693 Ekspor – 0,630 Impor.
• Nilai Konstanta sebesar - 7940,585. Ini
menyatakan bahwa jika “tidak ada”
Ekspor dan Impor, maka Neraca
Pembayaran adalah Rp. - 7940,585
juta USD.
• Hasil Koefisien Regresi “ekspor” =
0,693. Maksudnya, bahwa setiap
penambahan Rp 1 juta USD Ekspor
akan meningkatkan Neraca
Pembayaran sebesar Rp. 0,693 juta
USD.
• Hasil Koefisien Regresi “Impor” = –
0,630. Maksudnya, bahwa setiap
pengurangan Rp 1 juta USD Impor
akan mengurangi Neraca Pembayaran
sebesar Rp. 0,630 juta USD.
PENUTUP KESIMPULAN
1. Hasil analisis menunjukkan bahwa
hubungan korelasi antara ekspor dan
47
impor terhadap neraca perdagangan
adalah sangat kuat, R = 1,00 dan R Square
= 1,00.
Korelasi antara ekspor dan impor terhadap
neraca pembayaran adalah cukup kuat, R
= 0,631 dan R Square = 0,398. Terdapat
hubungan yang kuat dan linier antara
ekspor dan impor terhadap neraca
perdagangan Indonesia tahun 2007 –
2016. Dan terdapat hubungan yang cukup
kuat dan linier antara ekspor dan impor
terhadap neraca pembayaran Indonesia
tahun 2007 –
2016.
2. Tidak terdapat pengaruh antara total nilai
ekspor dan impor terhadap neraca
perdagangan dan neraca pembayaran
Indonesia tahun 2007 - 2016.
3. Persamaan Regresi:
a. Neraca Perdagangan = - 0,098 + 1,00
Ekspor – 1,00 Impor.
• Jika tidak ada Ekspor dan Impor,
maka Neraca Perdagangan adalah
Rp. 0,098 juta USD.
• Setiap penambahan Rp. 1 juta USD
Ekspor akan meningkatkan Neraca
Perdagangan sebesar Rp. 1,00 juta
USD.
• Setiap pengurangan Rp 1 juta USD
Impor akan mengurangi Neraca
Perdagangan sebesar Rp. 1,00 juta
USD.
b. Neraca Pembayaran = - 7.940,585 +
0,693 Ekspor – 0,630 Impor.
• Bila tidak ada Ekspor dan Impor,
maka Neraca Pembayaran adalah
Rp.- 7.940,585 juta USD.
• Setiap penambahan Rp 1 juta USD
Ekspor akan meningkatkan Neraca
Pembayaran sebesar Rp. 0,693 juta
USD.
• Setiap pengurangan Rp 1 juta USD
Impor akan mengurangi Neraca
Pembayaran sebesar Rp. 0,630 juta
USD.
SARAN
1. Pemerintah sangat perlu mendorong dan
meningkatkan ekspor berbagai macam
komoditas non migas dan gas agar
menaikan penerimaan dan devisa negara
serta untuk menyeimbangkan neraca
perdagangan maupun necara pembayaran
Indonesia.
2. Pemerintah sangat perlu mengurangi
impor segala macam komoditas produk,
terutama produk hasil pertanian dan
olahan pangan. Mendorong para petani
untuk memproduksi hasil pertanian agar
swasembada pangan bisa tercapai.
Pemerintah harus memberi subsidi kepada
para petani, mendorong industri rumahan,
UMKM dan ekonomi kreatif dengan
kebijakan ekonomi kerakyatan. Dan untuk
meningkatkan daya saing produk dan jasa
domestik terhadap
produk dan jasa negara lain.
48
3. Perlu regulasi yang jelas dan tegas dari
pemerintah untuk melindungi segala
macam industri dalam negeri dan produk
hasil pertanian, agar bisa mengurangi
membanjirnya segala macam produk
impor yang harganya yang lebih murah
dibandingkan harga dalam negeri.
DAFTAR PUSTAKA
Bank Indonesia; Booklet Perbankan Indonesia, Bank Indonesia, Jakarta, 2006 – 2016.
____________; Laporan Tahunan BI, Bank Indonesia, Jakarta, 2006 2016.
Boedijoewono, Noegroho; Pengantar Statistik Ekonomi dan Bisnis, UPP AMP YKPN, Yogyakarta, 2010.
Ekananda,Mahyus;Ekonomi Internasional,Erlangga, Jakarta, 2014.
Hanafi, Mamduh M.; Manajemen Keuangan Internasional,BPFEUGM, Yogyakarta, 2016.
Kuncoro, Mudradjat; Ekonomika Pembangunan, UPP STIM YKPN, Yogyakarta, 2006.
Machmud, Amir; Perekonomian Indonesia, Erlangga, Jakarta, 2016.
Mankiw, N. Gregory; Principles of Economics, 3th Edition, Cengage Learning Asia Pte Ltd, Singapore, 2007.
Manurung, Mandala dan Rahardja Prathama; Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikro Ekonomi dan Makro Ekonomi),Edisi Ketiga, FE-UI, Jakarta, 2008.
Manurung, Mandala dan Rahardja Prathama; Uang, Perbankan dan Ekonomi Moneter, FE-UI, Jakarta, 2010.
Nopirin, Ekonomi Moneter; BPFE, Yogyakarta, 2010.
Putong, Iskandar; Economics Pengantar Mikro dan Makro, Edisi 4, Mitra Wacana Media, Jakarta, 2010.
Rosadi, Dedi; Analisis Ekonometrika & Runtun Waktu Terapan, Andi Offset, Yogyakarta, 2011.
Siamat, Dahlan, Manajemen Lembaga Keuangan, FE UI, Jakarta, 2006.
Suharyadi dan Purwanto, Statistika Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern, Salemba Empat, Jakarta, 2008.
Sukirno, Sadono, Teori Pengantar Makro Ekonomi, Cetakan Ke-20, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 20011.
Sukirno, Sadono, Teori Pengantar Mikro Ekonomi, Cetakan Ke-26, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2013.
Triandaru, Sigit dan Budisantoso, Totok.; Bank dan Lembaga Keuangan lain, Salemba Empat, Jakarta, 2007.
www.bi.go.id
www.bps.go.id
49
Pengaruh Keandalan Dan Relevansi Informasi Keuangan Terhadap Kualitas Laporan
Keuangan Pada Perusahaan Jasa Transportasi Udara di Lingkungan
Bandara Halim Perdanakusuma
Tutik Siswanti dan Nurlela Rizani [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara keandalan dan relevansi informasi keuangan terhadap kualitas laporan keuangan. Adapun obyek penelitian ini adalah perusahaan jasa transportasi udara di lingkungan Bandara Halim Perdanakusuma, sebanyak 4 perusahaan dan populasinya adalah staf bagian accounting sebanyak 31 staf, seluruh populasi digunakan sebagai sampe dalam penelitian ini. Variabel penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas, yaitu keandalan dan dan relevansi informasi keuangan, dan satu variabel terikatnya adalah kualitas laporan keuangan. Metode analisis dalam penelitian ini adalah Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Uji Asumsi Dasar : Uji Normalitas, Uji Linearitas, Regresi Linear Berganda, Uji Asumsi Klasik yaitu : Uji Multikolinearitas, Uji Heteroskedastisitas, Uji Autokorelasi, Uji Hipotesis Parsial (Uji t), Uji Hipotesis Simultan (Uji F) dan Koefisien Determinasi. Hasil penelitian ini secara parsial Keandalan informasi keuangan dan Relevansi informasi keuangan berpengaruh positif dan signifikansi terhadap kualitas laporan keuangan. Sedangkan secara simultan, Keandalan dan relevansi informasi keuangan berpengaruh secara simultan dan signifikansi terhadap kualitas laporan keuangan. varian variabel bebas mampu menjelaskan variabel terikat sebesar 34%, yang ditunjukan nilai R square sebesar sebesar 0,34. Kata Kunci : Keandalan Informasi Keuangan, Relevansi Informasi Keuangan Dan Kualitas
Laporan Keuangan
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Informasi keuangan yang disajikan
dalam laporan keuangan merupakan salah
satu informasi yang penting bagi para
pemakainya untuk pengambilan keputusan.
Laporan keuangan menggambarkan
informasi keuangan yang wajar berkaitan
dengan, posisi keuanga selama periode
dalam suatu perusahaan. Informasi
keuangan yang disajikan berdasarkan
standar akuntansi, transparan, andal,
relevan, dan dapat di perbandingkan,
merupaka laporan keuangan yang memiliki
kualitas dan dapat digunakan dalam
pengambilan keputusan.
Jenis laporan keuangan meliputi,
laporan posisi keuangan, laporan laba rugi,
perubahan modal, laporan arus kas, dan
catatan atas laporan keuangan, sebagai
penjelasan bagi laporan keuangan.
50
Laporan keuangan yang berkualitas
baik dapat digunakan untuk pengambilan
keputusan yang tepat serta mengukur kinerja
perusahaan sesuai dengan kondisi yang
sesungguhnya, namun demikian yang terjadi
masih banyak perusahaan khususnya jasa
transportasi udara dalam menyusun laporan
keuangan sesuai dengan PSAK yaitu
memiliki unsur – unsur karakteristik
kualitatif seperti relevan, andal, dapat
dibandingkan, dan dapat dipahami. Dampak
dari laporan keuangan yang tidak berkualitas
akan mempengaruhi informasi laporan
keuangan yang disajikan serta pengambilan
keputusan, oleh karena itu keandalan dan
relevansi informasi keuangan dalam
menyusun laporan keuangan merupakan
faktor penting terhadap laporan keuangan
yang berkualitas.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, masalah
yang hendak diteliti dapat dirumuskan
sebagai berikut :
a. Bagaimana pengaruh keandalan
informasi keuangan terhadap kualitas
laporan keuangan pada perusahaan jasa
transportasi udara di lingkungan Bandara
Halim Perdanakusuma?
b. Bagaimana pengaruh relevansi informasi
keuangan terhadap kualitas laporan
keuangan pada perusahaan jasa
transportasi udara di lingkungan Bandara
Halim Perdanakusuma?
c. Bagaimana pengaruh keandalan dan
relevansi informasi keuangan terhadap
kualitas laporan keuangan pada
perusahaan jasa transportasi udara di
lingkungan Bandara Halim
Perdanakusuma?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini ialah
sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui bahwa keandalan
pada informasi keuangan berpengaruh
pada kualitas laporan keuangan pada
perusahaan jasa transportasi udara di
lingkungan Bandara Halim
Perdanakusuma
b. Untuk mengetahui bahwa relevansi pada
informasi keuangan berpengaruh pada
kualitas laporan keuangan pada
perusahaan jasa transportasi udara di
lingkungan Bandara Halim
Perdanakusuma
c. Untuk mengetahui bahwa keandalan dan
relevansi pada informasi keuangan
berpengaruh pada kualitas laporan
keuangan pada perusahaan jasa
transportasi udara di lingkungan Bandara
Halim Perdanakusuma
1.4. Manfaat Penelitian
Dapat memberikan informasi /
gambaran tentang informasi keuangan yang
berkualitas serta menggambarkan pentingnya
laporan keuangan yang berkualitas agar dapat
51
digunakan untuk pengambilan keputusan
yang tepat khususnya untuk perusahaan jasa
transportasi udara.
2. LANDASAN TEORI
2.1. Laporan Keuangan
Laporan keuangan menurut Albertus
Indratno (2013): “laporan keuangan dapat
dipandang dalam dua perspektif, maka
akuntansi didefinisikan ke dalam sudut
pandang yaitu pandang pengguna jasa
akuntansi dan proses kegiatan yang terjadi”
2.2. Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah suatu
penyajian terstuktur dari posisi keuangan
dan kinerja keuangan suatu entitas.
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia PSAK
No.1 (2009): “Laporan keuangan adalah
suatu penyajian terstruktur dari posisi
keuangan dan kinerja keuangan suatu
entitas. Tujuan laporan keuangan adalah
memberikan informasi mengenai posisi
keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas
entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar
kalangan pengguna laporan dalam
pengambilan keputusan ekonomi. Laporan
keuangan juga menunjukkan hasil
pertanggungjawaban manajemen atas
penggunaan sumber daya yang dipercayakan
kepada mereka”
Menurut Albertus Indratno (2013),
“tujuan laporan keuangan hanya
menggambarkan pengaruh keuangan secara
umum dan keadaan masa lalu perusahaan,
serta tidak adanya kewajiban menyediakan
informasi non keuangan. Selain itu, laporan
keuangan juga menggambarkan kinerja
(stewardship), atau sebagai bentuk
pertanggung jawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan dan
dikelola oleh manajemen”.
2.3. Karakteristik Laporan Keuangan
Menurut Albertus Indratno (2013),
PSAK No. 1 , ada beberapa karakteristik
yang bersifat kualitatif di dalam laporan
keuangan berguna bagi pemakai. Empat
karakteristik kualitatif itu adalah sebagai
berikut :
a. Dapat Dipahami : Informasi yang ada
dalam laporan keuangan mudah
dipahami pengguna laporan keuangan
dan serta menggunakan istilah
disesuaikan dengan kemampuan para
pengguna.
b. Relevan : Informasi yang disajikan
dalam laporan keuangan dianggap
penting dan berguna jika informasi
tersebut mampu mempengaruhi
keputusan pengguna laporan.
c. Keandalan : Informasi yang ada dalam
laporan keuangan bebas dari pengertian
yang menyesatkan dan kesalahan
material
d. Dapat Diperbandingkan : Informasi yang
ada didalam laporan keuangan ada
52
apabila bisa diperbandingkan dengan
laporan keuangan pada periode yang lalu.
2.4. Keandalan Informasi Keuangan
Menurut V. Wiratna Sujarweni
(2016), “pengertian keandalan (reliable)
ialah informasi memiliki kualitas andal jika
bebas dari pengertian yang menyesatkan,
kesalahan material, dan dapat diandalkan
pemakainya sebagai penyajian yang tulus
atau jujur dari yang seharusnya disajikan
atau yang secara wajar diharapkan dapat
disajikan”.
Menurut Albertus Indratno (2013),
“laporan keuangan bisa disebut andal jika
informasi yang disajikan bebas dari
kekeliruan, disajikan secara apa adanya,
tulus, jujur serta wajar.
Karakteristik keandalan informasi
keuangan menurut IAI pada PSAK (2007)
adalah sebagai berikut:
a. Penyajian Jujur : Informasi
menggambarkan dengan jujur transaksi
serta peristiwa lainnya yang seharusnya
disajikan atau yang secara wajar dapat
diharapkan untuk disajikan.
b. Dapat Diverifikasi (verifiability) :
Informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan dapat diuji , dan apabila
pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh
pihak yang berbeda, hasilnya tetap
menunjukan simpulan yang tidak berbeda
jauh
c. Netralitas : Informasi harus diarahkan
pada kebutuhan umum pemakaian, dan
tidak bergantung pada kebutuhan dan
keinginan pihak tertentu. Tidak boleh ada
usaha untuk menyajikan informasi yang
menguntungkan beberapa pihak,
sementara hal tersebut akan merugikan
pihak lain yang mempunyai kepentingan
yang berlawanan
Menurut IAI (2007),” informasi
mungkin relevan tetapi jika hakekatnya atau
penyajiannya tidak dapat diandalkan, maka
penggunaan informasi tersebut secara
potensial dapat menyesatkan”
Informasi keuangan yang tidak andal
dapat menyebabkan informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan
menyesatkan. Jika informasi keuangan
menyesatkan maka akan berdampak pada
kesalahan dalam pengambilan keputusan
oleh pengguna informasi keuangan.
2.5. Relevansi Informasi Keuangan
Ikatan Akuntan Indonesia, V. Wiratna
Sujarweni (2016), “Laporan keuangan bisa
dikatakan relevan apabila informasi yang
termuat di dalamnya dapat mempengaruhi
keputusan pengguna dengan membantu
mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu
atau masa kini dan memprediksi masa depan
serta menegaskan atau mengoreksi hasil
evaluasi mereka di masa lalu. Dengan
demikian informasi laporan keuangan yang
53
relevan dapat dihubungkan dengan maksud
penggunaannya”
Menurut Albertus Indratno (2013),
“sedangkan relevan terkait informasi yang
ada bisa digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan. Informasi ini bisa
membantu pengguna laporan untuk
memahami kondisi di masa lalu sehingga
mereka bisa mengoreksi lalu membantu
keputusan baru untuk masa kini dan masa
depan bagi perusahaan atau organisasi”
Karakteristik relevansi informasi
keuangan sebagaimana yang ditulis oleh IAI
dalam SAK (2007) adalah sebagai berikut:
a. Memiliki manfaat umpan batik
(feedback value) : Informasi
memungkinkan pengguna untuk
menegaskan mengoreksi ekspektasi
mereka di masa lalu.
b. Memiliki manfaat prediktif (predictive
value) : Informasi dapat membantu
pengguna untuk memprediksi masa yang
akan datang berdasarkan hasil masa lalu
dan kejadian masa kini.
c. Tepat waktu : Informasi disajikan tepat
waktu sehingga dapat berpengaruh dan
berguna dalam pengambilan keputusan.
d. Lengkap : Informasi akuntansi keuangan
disajikan selengkap mungkin yaitu
mencakup semua informasi akuntansi
yang dapat mempengaruhi pengambilan
keputusan. Informasi yang melatar
belakangi setiap butir informasi utama
yang termuat dalam laporan keuangan
diungkapkan dengan jelas agar
kekeliruan dalam penggunaan informasi
tersebut dapat dicegah.
Weni Prabowo “laporan keuangan
bisa dikatakan relevan apabila informasi
yang termuat di dalammya dapat
mempengaruhi keputusan pengguna
dengan membantu mereka mengevaluasi
peristiwa masa lalu atau masa kini, dan
memprediksi masa depan, serta
menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi
di masa lalu”
Penjelasan tersebut diatas
memberikan gambaran bahwa, jika laporan
keuangan tidak relevan maka laporan
keuangan tidak dapat mempengaruhi
keputusan pengguna dan membantu mereka
mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa
kini.
3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Obyek Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada
perusahaan jasa transportasi udara yang
terdapat di lingkungan Bandara Halim
Perdanakusuma, sebanyak 4 perusahaan.
3.2. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh staff akunting dan finance , dimana
dari keempat perusahaan terdapat sebanyak
31 orang staff.
Sampel dalam penelitian ini adalah
seluruh populasi, sehingga penelitian ini
54
menggunakan seluruh staff akunting dan
finance pada 4 perusahan perusahaan
tersebut, sebanyak 31 orang.
3.2. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data
primer, sehingga metode pengumpulan data
yang digunakan adalah dengan kuesioner
yang disebarkan langsung kepada
responden. Sifat kuesioner tertutup, dimana
penelitian menyiapkan
pertanyaan/pernyataan dan sudah diberikan
jawaban sesuai dengan kriteria yang telah
ditentukan. Masing-masing variabel di
sediakan intrumen pertanyaan sebanyak
delapan pertanyaan.
3.3. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri
dari 2 ( dua) variabel bebas (variable
independen) , yaitu keandalan dan
relevansi, serta satu variabel terikat
(variabel dependen), yaitu kualitas laporan
keuangan.
3.4. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir ini adalah untuk
menggambarkan rancangan penelitian yang
menjelaskan skema pengaruh relevansi
dan relevansi informasi keuangan terhadap
kualitas laporan keuangan, baik secara
parsial maupun secara simultan. Adapun
kerangka berpikir dalam penelitian ini
digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1.
Kerangka Berpikir
3.5. Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan
sementara dalam penlitian. Berdasarkan
perumusan masalah dan kerangka berpikir,
maka hipotesisi dalam penelitian ini adalah :
a. Diduga relevansi secara parsial
berpengaruh terhadap kualitas laporan
keuangan
b. Diduga keandalan secara parsial
berpengaruh terhadap kualitas laporan
keuangan
c. Diduga relevansi dan keandalan laporan
keuangan secara simultan berpengaruh
terhadap kualitas laporan keuangan
3.6. Metode analisis
Metode analisis yang digunakan
meliputi : uji instrument penelitian, yaitu
uju validitas dan reliabibitas, menentukan
model regresi berganda, uji model
persamaan regresi dengan uji asumsi
klasik, yang meliputi uji mltikolinearitas,
uji heterokedastisitas dan uji auto korelasi.
Selanjutnya melakukan uji hipotesis, untuk
RELEVANSI
LAPORAN
KEUANGAN
KEANDALAN
LAPORAN
KEUANGAN
KUALITAS
LAPORAN
KEUANGAN
55
menjawab perumusan masalah dan dugaan
sementara. Dalam uji hipotesis terdiri dari
uji parsial, untuk menguji pengaruh dari
masing-masing variabel bebas terhadap
variabel terikan secara individu, dan uji
simultan untuk menguji pengaruh variabel
bebas secara bersama-sama terhadap
variabel terikat. Analisis yang berikutnya
adalah dengan koefisien determinasi, untuk
memberikan gambaran berapa persen
variabel bebas mampu menjelaskan varian
dari variabel terikat pada penelitian ini.
4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Diskripsi Data
Data dalam penelitian ini adalah
berupa tabulasi data dari jawaban
responden sebanyak 31 orang, dengan
jumlah pertanyaan masing-masing variabel
8 pertanyaan.
4.2. Uji Instrumen Penelitian
Hasil outpus SPSS menujukkan
bahwa dari uji validitas dan reliabilitas
instrument, dengan kriteria df = N – k =
20 – 3 = 17 (0, 482), seluruh nilai nilai
instrument penelitian lebih besar dari
0,482, hal ini menunjukan bahwa
instrument penelitian dari masing-masing
variabel adalah valid dan reliabel.
4.3. Uji Linieritas dan Normalitas
Berdasarkan hasil pengujian
menunjukan nilai nilai linearity
(signifikansi) ialah 0,017 dan Deviation
from Linearity 0,158 untuk relevansi,
sedangkan untuk variabel keandalan,
linearity ( signifikansi ) ialah 0,000
sedangkan nilai Deviation from Linearity
0,298 . Dari hasil tersebut menunjukkan
lebih besar dari 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa antara variabel
relevansi dan keandalan informasi
keuangan dengan kualitas laporan
keuangan linear.
Uji normalitas antara keandalan
informasi keuangan menunjukkan nilai
signifikansi kolmogrov-SmirnovZ
menjadikan nilai 0,893, sedangkan
relevansi informasi keuangan menunjukan
nilai 0,878. Nilai tersebut lebih besar dari
nilai signifikansi 0,05 hal ini menunjukan
bahwa variabel keandalan dan relevansi
informasi keuangan dengan kualitas
laporan keuangan berdistribusi normal.
4.4. Regresi Berganda
Hasil persamaan regresi linear
berganda adalah :
Y = 11,097 + 0,102 X1 + 0,703 X2.
56
Tabel 1. Regresi Berganda Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 11,097 5,526 2,008 ,054
Keandalan Informasi Keuangan
,102 ,200 ,092 ,511 ,613 ,684 1,462
Relevansi Informasi Keuangan
,703 ,224 ,563 3,142 ,004 ,684 1,462
a. Dependent Variable: Kualitas Laporan Keuangan
Dari model persamaan regresi tersebut
diatas, menjelaskan bahwa hubungan
keandalan informasi keuangan (X1)
mengandung hubungan positif berbanding
lurus, dimana jika variabel keandalan naik
satu satuan, maka dapat meningkatkan
kualitas laporan keuangan sebesar 0,102.
Sedangkan bentuk hubungan antara
relevansi informasi keuangan dengan
kualitas laporan keuangan, juga
berbanding lurus Apabila nilai relevansi
informasi keuangan naik sebesar 1 maka
kualitas laporan keuangan naik sebesar
0,703 dan sebaliknya.
4.5. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolonieritas
Hasil uji multikolinearitas pada tabel
1, menunjukkan bahwa nilai tolerance
variabel keandalan dan relevansi infomasi
keuangan sebesar 0,684. Dimana nilai
tersebut lebih besar dari 0,10, sedangkan
nilai VIF variabel keandalan dan relevansi
informasi keuangan sebesar 1,462 lebih
kecil dari 10,00. Dari hasil tersebut, maka
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
multikolonieritas pada model persamaan
regresi tersebut.
b. Uji Autokerelasi
Hasil output SPSS pada tabel 3,
menjunjukkan nilai Durbin Watson ( DW )
, dimana nilai N 31 dan jumlah variabel 3
(K=3) maka diperoleh dU 1,425. Dengan
DWhitung sebesar 2,471 berada pada kelas
interval 2,46 – 2,79 sehingga dapat
disimpulkan tidak terjadi autokorelasi pada
model persamaan regresi.
c. Uji Heterokedastisitas
Nilai signifikansi variabel keandalan
informasi keuangan sebesar 0,152, dan
variabel relevansi sebesar 0,409, dimana
57
nilai tersebut lebih besar dari 0,05 , artinya
tidak terjadi heteroskedastisitas pada
model tersebut.
4.6. Uji Hipotesis
a. Uji Hipotesisi Parsial
Berdasarkan hasil uji hipotesis pada
tabel 1, menunjukan bahwa variabel
keandalan informasi keuangan dengan nilai
thitung sebesar 0,511 < ttabel (2,048) dengan
nilai signifikansi 0,613 > 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa, variabel keandalan
informasi keuangan memiliki pengaruh
terhadap kualitas laporan keuangan.
Variabel relevansi informasi keuangan
dimana nilai nilai thitung sebesar 3,142 >
ttabel (2,048) dengan nilai signifikansi 0,004
< 0,05 maka dapat disimpulkan terdapat
pengaruh pengaruh dengan kualitas
laporan keuangan.
b. Uji Hipotesisi Simultan
Berdasarkan output SPSS, hasil uji
hipotesis secara bersama-sama atau secara
simultan antara keandalan dan relevansi
informasi keuangan dengan kualitas
laporan keuangan tersaji dalam tabel
dibawah ini :
Tabel 2
ANOVAa
Model Sum of
Squares
Df Mean
Square
F Sig.
1
Regression 73,523 2 36,761 8,726 ,001b
Residual 117,961 28 4,213
Total 191,484 30
a. Dependent Variable: Kualitas Laporan Keuangan
b. Predictors: (Constant), Relevansi Informasi Keuangan, Keandalan
Informasi Keuangan
Berdasarkan hasil uji yang tersaji
pada tabel diatas menunjukan hasil nilai
Fhitung sebesar 8,726 > Ftabel (3,34) maka
dapat disimpulkan, secara bersama-sama
variabel keandalan dan relevansi informasi
keuangan memiliki pengaruh terhadap
kualitas laporan keuangan.
4.7. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi dimaksudkan
untuk mengukur besarnya varian dari
variabel bebas yang digunakan dalam
penelitian ini mampu menjelaskan variabel
terikat. Hasil output koefisien determinasi
dalam adalah sebagai berikut :
Tabel 3
Model Summaryb
Model R R
Square
Adjuste
d R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 ,620a ,384 ,340 2,053 2,471
a. Predictors: (Constant), Relevansi Informasi Keuangan, Keandalan
Informasi Keuangan
b. Dependent Variable: Kualitas Informasi Keuangan
58
Berdasarkan tabel diatas,
menunjukan hasil R Square sebesar 0,340,
hal ini menunjukan bahwa varian dari
variabel bebas keandalan dan relevansi
informasi keuangan mampu menjelaskan
variabel terikat kualitas laporan keuangan
sebesar 38,4 % sedangkan sisanya 61,6 %
dijelaskan oleh variabel yang tidak diteliti
dalam penelitian ini.
5. Kesimpulan dan Saran
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan
pembahaan dalam penelitian ini, maka
dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Keandalan informasi keuangan
berpengaruh positif dan signifikansi
terhadap kualitas laporan keuangan.
Dimana hasil uji hipotesis menunjukkan
nilai thitung lebih besar dibandingkan
dengan ttabel.
b. Relevansi informasi keuangan
berpengaruh positif dan signifikansi
terhadap kualitas laporan keuangan.
Dimana hasil tersebut ditunjukan
dengan perbandingan thitung lebih besar
dari ttabel.
c. Keandalan dan relevansi informasi
keuangan berpengaruh secara simultan
dan signifikansi terhadap kualitas
laporan keuangan. Dimana hasil uji
hipotesis menunjukan nilai Fhitung lebih
besar dari Ftabel. Sedangkan varian
variabel bebas mampu menjelaskan
variabel terikat sebesar 34%, yang
ditunjukan nilai R square sebesar
sebesar 0,34.
5.2. Saran
Saran yang dapat disampaikan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
:
a. Perlu adanya suatu sistem atau software
dalam proses penyusunan laporan
keuangan, untuk menghasilkan laporan
keuangan yang handal, berkualitas dan
tepat waktu sesuai dengan kebutuhan.
b. Perlu adanya audit internal yang
melakukan pengawasan secara rutin
terhadap proses penyusunan laporan
keuangan untuk menghindari adanya
laporan keuangan yang tidak sesuai
dengan transaksi baik itu pengakuan,
pencatatan, pengukuran maupun
penyajiannya.
59
DAFTAR PUSTAKA
Albertus Indratno 2013, “Prinsip – Prinsip Dasar Akuntansi”, Dunia Cerdas, Jakarta
Harahap, Sofyan Syafri 2007, “Teori Akuntansi”, Edisi Revisi, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Ikatan Akuntansi Indonesia 2007, “Standar Akuntansi Keuangan”, Salemba Empat, Jakarta.
Nandakumar dan Kalpesh J.Mehta 2012, “Memahami IFRS Standar Pelaporan Keuangan Internasional”, Indeks, Jakarta.
Priyatno Dwi 2008, “Mandiri Belajar SPSS”, Mediakom, Yogyakarta
V. Wiratna Sujarweni 2016, “Pengantar Akuntansi”, Pustaka Baru Press, Yogyakarta
Weni Prabowo ( blog akuntansi , karakteristik laporan keuangan :2013) , 20 Mei 2016
Warsito Kawedar jurnal 2011, “faktor – faktor yang mempengaruhi keandalan dan timeliness pelaporan keuangan pada Badan Layanan Umum”, Jurnal, Undip, Semarang.
Zaenal Fanani 2009 , “kualitas pelaporan keuangan : berbagai faktor penentu dan konsekuensi ekonomis”, Jurnal, Universitas Erlangga, Semarang .
PETUNJUK PENULISAN
MAJALAH ILMIAH “AKUNTANSI DAN BISNIS UNSURYA”
1. Naskah diketik dengan MS Word, jenis huruf Times News Roman 11, ukuran kertas
A4 (297 x 210), dengan jarak 1,5 spasi, jumlah 10 s/d 16 halaman, (termasuk
gambar, ilustrasi dan daftar pustaka).
2. Naskah berupa hasil penelitian atau pengabdian kepada masyarakat, yang
merupakan naskah asli dan belum pernah dipublikasikan di media masa manapun.
Makalah yang telah dipresentasikan dalam suatu pertemuan ilmiah, apabila belum
dipubilkasikan dapat diterima.
3. Sistematika penulisan sebagai berikut:
a. JUDUL
Singkat, jelas dan mencerminkan isi.
b. Nama (para) penulis atau baris kepemilikan
Ditulis lengkap tanpa gelar disertai keterangan instansi tempat bekerja,
alamat, Telepon, Fax dan alamat E-mail.
c. ABSTRAK
Abstrak diawali dengan judul makalah dalam bahasa Inggris. Berisi inti
sari makalah, cara penyelesain masalah, dan hasil yang diperoleh.
Selanjutnya abstract ditulis dalam bahasa Inggris, satu alinea dengan
maksimal 150 kata. Keyword: berisi 2 s/d 5 kata dalam bahasa Inggris.
d. PENDAHULUAN
Berisi latar belakang masalah, permasalahan, tujuan, ruang lingkup, dan
berisi teori yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan, serta
menjelaskan metodologi yang dipergunakan berisi bahan, alat yang
digunakan, dan cara melakukan penelitian.
e. PEMBAHASAN
Berisi penyajian data dalam bentuk tabel, grafik, gambar dan/atau lain
sebagainya. Permohonan dilakukan terhadap hubungan berbagai variabel
baik bebas maupun terikat, analisis tentang keterkaitan data dengan
hipotesa penelitian dan kesesuaian hasil penelitian terhadap teori yang
digunakan berikut alasannya.
f. SIMPULAN
Berisi simpulan dari pembahasan.
g. DAFTAR PUSTAKA
Penulisan daftar pustaka disusun tanpa nomor berdasarkan abjad dengan
urutan penulisan sebagai berikut nama pengarang, tahun terbit, judul,
penerbit dan kota penerbitan. Nama pengarang mendahulukan nama
keluarga atau nama dibalik tanpa gelar.
4. Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia dengan berpedoman pada Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan.
5. Hindari pemakaian istilah asing (kecuali bila sangat diperlukan). Penulisan
istilah asing dicetak dengan huruf miring / italic.
6. Isi tulisan bukan tanggung jawab redaksi. Redaksi berhak mengedit
redaksionalnya, tanpa mengubah arti.
7. Bagi penulis yang naskahnya diterbitkan akan diberi 1 (satu) eksemplar cetak
lepas.
8. Bagi pengirim naskah harus menyertakan print out naskah serta 1 (satu) CD
berisi copy naskahnya dikirim ke Redaksi Jurnal Akuntansi dan Bisnis
Unsurya, Alamat : Fakultas Ekonomi, Universitas Dirgantara Marsekal
Suryadarma, Fakultas Ekonomi, Kampus B, Komplek Angkasa, Halim
Perdanakusuma, Jakarta Timur, Telp. 021-80880030, Fax. 021-80880031,
email : [email protected]