Analisis Pengaruh Cash Position, Debt to Equity Ratio, Sales ...
PENGARUH DEBT TO ASSET RATIO (DAR), DEBT TO EQUITY …
Transcript of PENGARUH DEBT TO ASSET RATIO (DAR), DEBT TO EQUITY …
PENGARUH DEBT TO ASSET RATIO (DAR), DEBT TO EQUITY
RATIO (DER), RETURN ON ASSET RATIO (ROA), DAN PRICE
EARNING RATIO (PER) TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
(STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
SUBSEKTOR FOOD AND BAVERAGES YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN 2013-2018)
SKRIPSI
Oleh :
FRANSISCA VENIADETAMA
20160500070
JURUSAN MANAJEMEN
KONSENTRASI MANAJEMEN KEUANGAN
FAKULTAS BISNIS
UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA TANGERANG
2020
PENGARUH DEBT TO ASSET RATIO (DAR), DEBT TO EQUITY
RATIO (DER), RETURN ON ASSET RATIO (ROA), DAN PRICE
EARNING RATIO (PER) TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
(STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
SUBSEKTOR FOOD AND BAVERAGES YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN 2013-2018)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
Sarjana Pada Jurusan Manajemen Fakultas Bisnis
Universitas Buddhi Dharma Tangerang
Jenjang Pendidikan Strata 1
Oleh:
FRANSISCA VENIADETAMA
20160500070
FAKULTAS BISNIS
UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA TANGERANG
2020
i
PENGARUH DEBT TO ASSET RATIO (DAR), DEBT TO EQUITY RATIO
(DER), RETURN ON ASSET RATIO (ROA), DAN PRICE EARNING RATIO
(PER) TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Subsektor Food And Baverages
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2013-2018)
ABSTRAK
Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat
keberhasilan perusahaan, yang dikaitkan dengan harga saham. Dengan
memaksimalkan nilai perusahaan berarti juga memaksimalkan kesejahteraan
pemilik perusahaan. Harga saham yang tinggi akan membuat nilai perusahaan
semakin tinggi. Beberapa hal yang mempengaruhi Nilai Perusahaan yang diteliti
oleh penulis yaitu Debt to Asset Ratio, Debt to Equity, Return On Asset, dan Price
Earning Ratio terhadap nilai perusahaan. Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah perusahaan manufaktur subsektor food and baverages yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013-2018. Berdasarkan
purposive sampling, didapatkan sampel sebanyak 5 perusahaan selama 6
periode.Teknik analisis yang digunakan adalah regresi berganda.
Berdasarkan hasil penelitian ini, terdapat tiga variabel independen yang
memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan, dan satu variabel independent yang
tidak memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil uji dalam penelitian ini
menyatakan bahwa variabel Return On Asset dan Price Earning Ratio
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Sedangkan variabel Debt to Asset Ratio
dan Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Secara
bersama-sama variabel yaitu Debt to Asset Ratio, Debt to Equity, Return On Asset,
dan Price Earning Ratio terhadap nilai perusahaan.
Kata kunci : Debt to Asset Ratio, Debt to Equity, Return On Asset, dan Price
Earning Ratio, Nilai Perusahaan
ii
THE INFLUENCE OF DEBT TO ASSET RATIO (DAR), DEBT TO EQUITY
RATIO (DER), RETURN ON ASSET (ROA), AND THE PRICE OF
EARNING RATIO (PER) AGAINST THE VALUE OF COMPANY
(Empirical Study on The Food and Baverages Sector Manufacturing
Companies Listed on The Indonesia Stock Exchange Period Year 2013-2018)
ABSTRACT
Company value is an investor’s perception of the company in investing
which is often associated with stock prices. By maximizing the value of the company
means also maximizing the welfare of the company's owner. High stock prices make
the value of the company higher. Some things that effect the value of the company
examined by the author are the Debt to Asset Ratio, Debt to Equity Ratio, Return
On Asset, and The Price of Earning Ratio. The purpose of this study was to
determine the effect of the Debt to Asset Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On
Asset, and The Price of Earning Ratio against to the value of the company. The
population used in this study is the food and baverages sector manufacturing
companies listen on the Indonesia Stock Exchange in the period year 2013-2018.
Based on purposive sampling, a sample of 5 companies was obtained for 6 periods.
The analysis technique that used in this research is multipler regression.
Based on the result of this research, there are three independent variabel
has an influence on the dependent variabel, and one of variabel independent
variabel has not an influence on the dependent variabel. The test result in this study
stated that the Return On Asset and Price Earning Ratio effect on the value of the
company, and the variabel Debt to Asset Ratio and Debt to Equity Ratio no effect
on the value of the company. Together the variables are Debt to Asset Ratio, Debt
to Equity, Return On Asset, and Price Earning Ratio effect on the value of the
company.
Keywords : Debt to Asset Ratio, Debt to Equity, Return On Asset, dan Price
Earning Ratio, The Value of Company (Firm Value)
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat
Rahmat dan Karunianya penulis masih diberi kesehatan dan kesempatan untuk
menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Debt to Asset Ratio
(DAR), Debt To Equity Ratio (DER), Return On Asset Ratio (ROA), dan Price
Earning Ratio (PER) Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur Subsektor Food And Baverages yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2013-2018)”. Penulisan skripsi ini diajukan
untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam jenjang strata 1 Universitas
Buddhi Dharma Tangerang.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna, oleh karena
itu penulis sangat membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Dalam
kesempatan ini penulis dengan tulus hati mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung
khususnya kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kesempatan untuk menulis
penelitian ini.
2. Bapak. Dr. Sofian Sugioko, M.M, CPMA, selaku Rektor Universitas Buddhi
Dharma Tangerang.
3. Ibu Rr. Dian Anggraeni, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Bisnis Universitas
Budhhi Dharma Tangerang.
iv
4. Bapak Eso Hernawan, S.E., M.M. selaku Ketua Jurusan Manajemen (S1)
Universitas Buddhi Dharma Tangerang.
5. Ibu Marselia Purnama, S.E., M.M. selaku dosen pembimbing yang senantiasa
membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.
6. Seluruh dosen pengajar Universitas Buddhi Dharma yang telah memberikan
ilmu pengetahuan kepada penulis.
7. Kepada pihak-pihak dari Bursa Efek Indonesia (BEI) yang telah membantu
memberikan data-data yang diperlukan penulis dalam penelitian.
8. Kedua orang tua yang selalu mendoakan penulis.
9. Sahabat dan teman-teman Manajemen 2016 Universitas Buddhi Dharma yang
tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan yang membuat
penulis semangat dan dapat menyelesaikan penelitian ini.
10. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan serta berbagi
pengalaman pada proses penyusunan skripsi ini.
Terakhir semoga segala bantuan yang telah diberikan dapat dibalas oleh
Tuhan Yang Maha Esa. Semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk
penulis dan kita semua dalam rangka menambah wawasan dan pemikiran kita.
Tangerang, 22 November 2019
Penulis,
Fransisca Veniadetama
v
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL LUAR
JUDUL DALAM
LEMBAR PERSETUJUAN USULAN SKRIPSI
LEMBER PRESETUJUAN DOSEN PEMBIMBING
REKOMENDASI KELAYAKAN MENGIKUTI SIDANG SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
ABSTRAK ............................................................................................................... i
ABSTRAC ................................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A.Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 6
C. Rumusan Masalah .................................................................................... 7
D. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 8
vi
E. Manfaat Penelitian ................................................................................... 9
F. Sistematika Penulisan ............................................................................ 10
BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................. 12
A. Gambaran Utama Teori ........................................................................ 12
1. Laporan Keuangan ............................................................................. 12
2. Keputusan Pendaaan .......................................................................... 15
3. Struktur Modal ................................................................................... 16
4. Debt to Asset Ratio (DAR) ................................................................ 18
5. Debt to Equity Ratio (DER)............................................................... 19
6. Return On Asset (ROA) ..................................................................... 21
7. Keputusan Investasi ........................................................................... 23
8. Price Earning Ratio (PER) ................................................................ 24
9. Nilai Perusahaan ................................................................................ 25
B. Penelitian Terdahulu .............................................................................. 30
C. Kerangka Pemikiran .............................................................................. 33
1. Pengaruh Debt to Asset Ratio Terhadap Nilai Perusahaan ................ 34
2. Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap Nilai Perusahaan .............. 34
3. Pengaruh Return On Asset Terhadap Nilai Perusahan ...................... 36
4. Pengaruh Price Earning Ratio Terhadap Nilai Perusahaan .............. 37
D. Perumusan Hipotesa .............................................................................. 39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 40
A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 40
B. Objek Penelitian ......................................................................................... 41
vii
1. PT Selar Bumi, Tbk. .............................................................................. 41
2. PT Indofood Sukses Makmur, Tbk ........................................................ 42
3. PT Akasha Wira International, Tbk ....................................................... 44
4. PT Wilmar Cahaya Indonesia, Tbk ........................................................ 45
5. PT Nippon Indosari Corpindo, Tbk ....................................................... 46
C. Jenis dan Sumber Data ............................................................................... 48
1. Jenis Data ............................................................................................... 48
2. Sumber Data ........................................................................................... 48
D. Populasi dan Sample .................................................................................. 49
1. Populasi ................................................................................................ 49
2. Sampel .................................................................................................. 50
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 53
F. Operasionalisasi Variabel Penelitian.......................................................... 54
1. Variabel Independen ............................................................................ 55
2. Variabel Dependen ............................................................................... 57
G. Teknik Analisis Data .................................................................................. 59
1. Jenis Data Dalam Analisis Ekonometrika .............................................. 60
2. Metode Regresi Data Panel .................................................................... 60
3. Analisis Statistik Deskriptif ................................................................... 63
4. Pengujian Hipotesis ................................................................................ 64
5. Uji Hipotesis .......................................................................................... 71
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 78
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ................................................................. 78
viii
B. Analisis Hasil Penelitian ............................................................................ 80
C. Pengujian Hipotesis .................................................................................... 88
1. Penentuan Model Estimasi Dalam Uji Panel ......................................... 88
2. Uji Asumsi Klasik .................................................................................. 92
3. Analisis Regresi Linear Berganda .......................................................... 96
4. Uji Hipotesis .......................................................................................... 99
D. Pembahasan .............................................................................................. 106
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 112
A. Kesimpulan .............................................................................................. 112
1. Kesimpulan Umum .............................................................................. 113
2. Kesimpulan Khusus ............................................................................. 116
B. Implikasi ................................................................................................... 119
C. Saran ......................................................................................................... 120
1. Bagi Perusahaan ................................................................................... 120
2. Bagi Investor ........................................................................................ 121
3. Bagi Peneliti Selanjutnaya ................................................................... 121
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP
SURAT KETERANGAN RISET
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel II. 1 Standar Industri Rasio Solvabitilas ...................................................... 21
Tabel II. 2 Standar Industri Rasio Profitabilitas..................................................... 23
Tabel II. 3 Penelitian Terdahulu............................................................................. 30
Tabel III.1 Daftar Perusahaan Subsektor Food and Baverages
Yang Terdaftar di BEI ......................................................................... 50
Tabel III. 2 Kriteria Pengambilan Sampel ............................................................. 52
Tabel III. 3 Daftar Perusahaan Yang Dijadikan Sampel ........................................ 53
Tabel III. 4 Tabel Operasionalisasi Variabel ......................................................... 59
Tabel III. 5 Tabel Nilai Interpretasi Koefisien Korelasi ........................................ 77
Tabel IV. 1 Analisis Deskriptif .............................................................................. 78
Tabel IV. 2 Tabel Perhitungan Debt to Asset Ratio .............................................. 81
Tabel IV. 3 Tabel Perhitungan Debt to Equity Ratio ............................................. 83
Tabel IV. 4 Tabel Perhitungan Return On Asset .................................................... 84
Tabel IV. 5 Tabel Perhitungan Price Earning Ratio ............................................. 86
Tabel IV. 6 Tabel Perhitungan Price to Book Value ............................................. 87
Tabel IV. 7 Hasil Uji Chow ................................................................................... 88
Tabel IV. 8 Hasil Uji Hausman .............................................................................. 90
Tabel IV. 9 Hasil Uji Autokorelasi ........................................................................ 93
Tabel IV. 10 Hasil Uji Multikolinearitas ............................................................... 94
Tabel IV. 11 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ........................................... 96
x
Tabel IV. 12 Hasil Output Fixed Effect Model ..................................................... 99
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar II. 1 Kerangka Pemikiran ......................................................................... 33
Gambar IV. 1 Hasil Uji Normalitas ....................................................................... 92
Gambar IV. 2 Hasil Heteroskedastisitas ................................................................ 95
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Perusahaan Subsektor Food and Baverages Yang Terdaftar
di BEI
Lampiran 2 Tabel Harga Saham
Lampiran 3 Tabel Perhitungan Operasionalisasi Variabel Debt To Asset Ratio
(DAR)
Lampiran 4 Tabel Perhitungan Operasionalisasi Variabel Debt To Equtiy Ratio
(DER)
Lampiran 5 Tabel Perhitungan Operasionalisasi Variabel Return On Asset
(ROA)
Lampiran 6 Tabel Perhitungan Operasionalisasi Variabel Price Earning Ratio
(PER)
Lampiran 7 Tabel Perhitungan Operasionalisasi Variabel Price To Book Value
(PBV)
Lampiran 8 Tabel Analisis Deskriptif
Lampiran 9 Tabel Statistik Deskriptif
Lampiran 10 Tabel Hasil Uji Chow
Lampiran 11 Tabel Hasil Uji Hausman
Lampiran 12 Gambar Hasil Uji Normalitas
xiii
Lampiran 13 Tabel Hasil Uji Autokorelasi
Lampiran 14 Tabel Hasil Uji Multikolinearitas
Lampiran 15 Gambar Hasil Uji Heteroskedastisitas
Lampiran 16 Tabel Hasil Analisis Korelasi
Lampiran 17 Tabel Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana
Lampiran 18 Tabel Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Lampiran 19 Tabel Hasil Output Fixed Effect Model
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Saat ini Indonesia sedang menyongsong revolusi industri 4.0.
Perkembangan revolusi industri ini sangat didorong oleh Kementerian
Perindustrian. Menurut Airlangga Hartanto sebagai Menteri Perindustrian,
Revolusi Industri 4.0 merupakan upaya transformasi menuju perbaikan dengan
mengintegrasikan dunia online dan lini produksi, dimana semua proses produksi
berjalan dengan internet. Sejumlah sektor industri nasional telah siap memasuki
era Industri 4.0. Upaya transformasi ini dilakukan agar Indonesia dapat bersaing
dengan negara lain dibidang industri.
Industri manufaktur di Indonesia masih menunjukan kinerja yang positif
sepanjang triwulan II tahun 2019. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS),
pertumbuhan industri manufaktur besar dan sedang (IBS) pada triwulan II-2019
naik hingga 3,62% (y-on-y) terhadap triwulan II-2018. Peningkatan tersebut,
terutama disebabkan naiknya produksi industri pakaian jadi yang mencapai
25,79%. Sementara itu, IBS yang mengalami kenaikan produksi tertinggi adalah
jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan, yang menyentuh diangka
9,55%. Berikutnya, beberapa industri yang juga mengalami pertumbuhan
produksi tertinggi, yaitu industri pencetakan dan reproduksi media rekaman,
industri makanan, industri kertas dan barang dari kertas, serta industri pengolahan
lainnya. Sedangkan, pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil
2
(IMK) pada triwulan II-2019 naik sebesar 5,52% (y-on-y) terhadap triwulan II-
2018. Lonjakan tersebut, terutama disebabkan oleh naiknya produksi industri
komputer, barang elektronika dan optik, sebesar 17,74%. Kemudian, ditopang
pertumbuhan produksi, industri percetakan dan reproduksi media rekaman naik
17,01%, serta industri pengolahan lainnya yang juga naik hingga 10,95%.
(www.ekbis.sindonews.com).
Semua perusahaan memiliki tujuan yang sama, yaitu memaksimalkan
laba. Dengan laba yang terus dihasilkan oleh perusahaan setiap tahunnya, maka
perusahaan akan dapat terus beroperasi. Menurut (Franita 2018, 2) sebuah
perusahaan selain ingin mendapatkan laba yang tinggi juga ingin meningkatkan
kesejahteraan pemegang saham. Kesejahteraan pemegang saham bisa diliat dari
nilai perusahaan. Nilai perusahaan dapat diukur dari nilai pasar yang ditentukan
pemegang saham. Bagi perusahaan yang sudah go public nilai pasar perusahaan
ditentukan oleh mekanisme permintaan dan penawaran di bursa yang tercermin di
harga saham. Jika perusahaan berjalan lancar maka nilai saham perusahaan
meningkat. Menurut (Hery 2017, 5) nilai saham bisa menjadi indeks yang tepat
untuk mengukur tingkat efektifitas perusahaan, maka tujuan manajemen keuangan
dinyatakan dalam bentuk maksimalisasi nilai saham perusahaan atau
memaksimalkan harga saham.
Nilai perusahaan adalah persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan
perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham yang tinggi
membuat nilai perusahaan juga tinggi, dan dapat meningkatkan kepercayaan
pasar, yang tidak hanya terhadap kinerja perusahaan saat ini namun juga pada
3
prospek perusahaan dimasa mendatang. Nilai perusahaan dapat diukur dengan
Price to Book Value, Market to Book Ratio, Torbin’s Q dan Market Value. Dalam
penelitian ini nilai perusahaan yang akan diteliti diukur dengan Price to Book
Value (PBV). Price to Book Value merupakan rasio perbandingan antara harga
saham dengan nilai buku per lembar saham. PBV dapat mencerminkan seberapa
jauh suatu perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan yang relatif terhadap
jumlah modal yang diinvestasikan. Semakin tinggi nilai PBV maka semakin
berhasil perusahaan dalam menciptakan nilai bagi pemegang saham. Menurut
(Hery 2017,7) semakin rendah PBV berarti semakin rendah harga saham relatif
terhadap nilai bukunya, sebaliknya semakin tinggi PBV maka semakin tinggi
harga saham relatif terhadap nilai bukunya. Hal ini mengindikasikan bahwa
perusahaan yang bertumbuh dapat dinilai dari harga pasar sahamnya. Menurut
(Fauziah 2017, 2) memaksimumkan harga saham dapat dilakukan dengan
beberapa cara, antara lain dengan melaksanakan operasional perusahaan secara
lebih efisien. Kinerja perusahaan mengacu pada hasil akhir dari kegiatan
operasional perusahaan selama satu periode tertentu, umumnya satu tahun.
Penilaian kinerja perusahaan bertujuan untuk mengevaluasi perusahaan dalam
meningkatkan nilai perusahaan.
Salah satu faktor yang dapat memaksimalkan nilai perusahaan adalah
profitabilitas. Apabila profitabilitas perusahaan baik maka para stakeholders yang
terdiri dari kreditur, supplier, dan juga investor akan melihat sejauh mana
perusahaan menghasilkan laba dari penjualan dan investasi perusahaan yang dapat
meningkatakan nilai perusahaan. Selain profitabilitas, nilai perusahaan juga
4
dipengaruhi oleh modal pendanaan perusahaan dan menjadi salah satu
pertimbangan investor mengambil keputusan. Struktur modal perusahaan dapat
tercermin dari rasio leverage perusahaan, yaitu rasio yang menunjukkan
bagaimana kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajibannya. Struktur
modal dalam penelitian ini diukur dengan Debt to Asset Ratio (DAR) yang
merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total
utang dengan total aset. Apabila rasionya tinggi, maka akan semakin besar jumlah
aset yang harus dibiayai dengan utang sehingga membuat semkain tinggi resiko
perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka panjangnya. Demikian pula
apabila rasionya rendah, semakin kecil perusahaan dibiayai dengan utangnya.
Struktur modal dalam penelitian ini juga diukur dengan menggunakan
Debt to Equity Ratio (DER) yang mencerminkan kemampuan perusahaan dengan
menggunakan seluruh modalnya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal
sendiri yang digunakan untuk membayar utang. Debt to Equity Ratio dihitung dari
total liabilitas dengan ekuitas. Semakin tinggi rasio ini menggambarkan gejala
yang kurang baik bagi perusahaan. Penggunaan utang yang relatif tinggi akan
menimbulkan beban tetap yang ditanggung perusahaan sehingga menurunkan
laba perusahaan dan dapat menurunkan nilai perusahaan dimata investor.
Dalam penelitian ini profitabilitas diukur menggunakan Return On Asset
(ROA). ROA merupakan rasio yang menujukkan hasil (return) atas jumlah aktiva
yang digunakan dalam perusahaan. ROA juga merupakan suatu ukuran tentang
efektivitas manajemen dalam mengelola assetnya. ROA merupakan perbandingan
antara net income terhadap total aset. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja
5
perusahaan yang semakin baik, karena tingkat pengembalian yang besar maka
investor akan merespon positif dan nilai perusahaan akan meningkat. Alasan
penggunaaan variabel ROA dalam penelitian ini adalah karena ROA memiliki
banyak keunggulaan, salah satunya adalah ROA dapat mengukur efisiensi
pengunaan modal yang menyeluruh terhadap setiap hal yang mempengaruhi
keadaan keuangan perusahaan.
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi nilai perusahaan selain Return On
Asset yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan untuk pengambilan keputusan
investasi adalah Price Earning Ratio (PER) merupakan salah satu rasio yang
paling diminati oleh para investor dalam menghasilkan laba (earning power)
dimasa yang akan datang. PER ialah salah satu pendekatan yang biasa digunakan
untuk menilai suatu saham atau perbandingan antara harga pasar suatu saham atau
market price dengan EPS atau Earning Per Share dari saham yang bersangkutan.
Pendekatan ini menghitung rasio antara harga saham per lembar yang berlaku di
pasar modal dengan tingkat keuntungan bersih yang tersedia untuk pemegang
saham. Keinginan seorang investor untuk melakukan analisis pada suatu saham
melalui rasio keuangan seperti PER yang disebabkan dengan adanya keinginan
calon investor atau investor akan saham perusahaan tersebut. Semakin besar nilai
PER maka harga saham akan semakin mahal terhadap pendapatan bersih per
saham. PER digunakan investor untuk memandang kinerja harga saham.
Penelitian ini menggunakan data dari perusahaan sektor manufaktur pada
subsektor food and baverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas, maka penulis tertarik untuk
6
mengambil judul penelitian “Pengaruh Debt to Asset Ratio (DAR), Debt To
Equity Ratio (DER), Return On Asset Ratio (ROA), dan Price Earning Ratio
(PER) Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur Subsektor Food And Baverages yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode Tahun 2013-2018)”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis kemukakan di atas, maka
penulis mengidentifikasikan beberapa permasalahan yang ada sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi nilai perusahaan pada perusahaan subsektor food
and baverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun
2013-2018;
2. Mengindentifikasi terdapat beberapa faktor yang kemungkinan
mempengaruhi nilai perusahaan, seperti Debt to Asset Ratio, Debt to
Equity Ratio, Return On Asset, dan Price Earning Ratio;
3. Nilai perusahaan yang rendah dapat disebabkan oleh kecilnya tingkat
keuntungan (laba) yang diperoleh perusahaan;
4. Tuntutan yang harus dilakukakan perusahaan untuk meminimalkan
biaya modal untuk memaksimalkan nilai perusahaan;
5. Nilai perusahaan dapat mempengaruhi presepsi investor terhadap
perusahaan. Maka permintaan saham yang meningkat akan
menyebabkan nilai perusahaan meningkat;
7
6. Investor tidak akan menanamkan modalnya pada perusahaan yang
mempunyai kinerja yang buruk.
C. Rumusan Masalah
1. Apakah terdapat pengaruh Debt to Asset Ratio terhadap Nilai
Perusahaan pada perusahaan manufaktur subsektor food and baverages
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013-2018?
2. Apakah terdapat pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Nilai
Perusahaan pada perusahaan manufaktur subsektor food and baverages
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013-2018?
3. Apakah terdapat pengaruh Return On Asset terhadap Nilai Perusahaan
pada perusahaan manufaktur subsektor food and baverages yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013-2018?
4. Apakah terdapat pengaruh Price Earning Ratio terhadap Nilai
Perusahaan pada perusahaan manufaktur subsektor food and baverages
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013-2018?
5. Apakah terdapat pengaruh Debt to Asset Ratio, Debt to Equity Ratio,
Return On Asset, Price Earning Ratio secara bersama-sama terhadap
Nilai Perusahaan pada perusahaan manufaktur subsektor food and
baverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013-
2018?
8
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini
adalah :
1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh Debt to Asset Ratio
terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan manufaktur subsektor
food and baverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
tahun 2013-2018;
2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh Debt to Equity Ratio
terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan manufaktur subsektor
food and baverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
tahun 2013-2018;
3. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh Return On Asset
terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan manufaktur subsektor
food and baverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
tahun 2013-2018;
4. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh Price Earning Ratio
terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan manufaktur subsektor
food and baverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
tahun 2013-2018;
5. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh Debt to Asset, Debt to
Equity Ratio, Return On Asset, Price Earning Ratio secara bersama-
sama terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan manufaktur
9
subsektor food and baverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode tahun 2013-2018.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
1) Bagi Universitas
Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan bagi mahasiswa
dan para pembaca untuk dapat meneliti sebuah laporan keuangan
dengan benar. Sehingga data keuangan yang diteliti berguna untuk
pemakainya.
2) Bagi Penulis
Sebagai bahan perbandingan antara teori yang telah didapat selama
perkuliahan dengan kenyataan yang sebenarnya dalam bidang
manajemen keuangan khususnya mengenai pengaruh Debt to Asset
Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Asset dan Price Earning Ratio
terhadap Nilai Perusahaan.
2. Manfaat Praktisi
a. Bagi perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu manajemen dalam
proses pengambilan keputusan dengan memperhatikan faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan.
10
b. Bagi Investor
Hasil penilitian ini diharapkan menjadi tolak ukur dalam pengambilan
keputusan berinvestasi di perusahaan manufaktur subsektor food and
baverages yang terdaftar di BEI.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam mendapatkan gambaran secara umum
mengenai skripsi ini, maka pembahasan dalam skripsi ini disusun dalam
sistematika sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisi latar belakang masalah,
identitikasi masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini berisi gambaran umum teori terkait
variabel independen dan dependen secara sistematis
yang disusun mulai dari teori yang bersifat umum
menuju teori yang khusus untuk memecahkan
permasalahan yang sedang diteliti oleh penulis.
11
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini berisi jenis penelitian, objek penelitian,
jenis dan sumber data, populasi dan sampel, teknik
pengumpulan data, operasionalisasi variabel
penelitian, dan teknik analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam hal ini berisi deskripsi dan data hasil penelitian
variabel independen dan dependen, analisis hasil
penelitian, pengujian hipotesis, dan pembahasan.
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini berisi kesimpulan penelitian yang
berisikan jawaban atas rumusan masalah dan
pembuktian hipotesis serta dapat ditambah dengan
hasil penemuan penting lain yang diperoleh peneliti,
serta saran dari peneliti terkait hasil dan keputusan
yang telah dikemukakan peneliti.
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Gambaran Umum Teori
1. Laporan Keuangan
Setiap perusahaan perlu menyediakan informasi sebagai alat
pertanggungjawaban kepada berbagai pihak yang memiliki kepentingan
terhadap perusahaan. Pertanggungjawaban tersebut dapat tersedia dalam
bentuk laporan yang menggambarkan seluruh kegiatan operasional dalam
suatu periode tertentu. Laporan tersebut dapat memperlihatkan penggunaan
aktiva, penggunaan modal selama periode laporan dalam bentuk laporan
posisi keuangan perusahaan.
Menurut (Hidayat 2019, 2) menyatakan bahwa :
“Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang
menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, dimana
informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja
keuangan suatu perusahaan.”
Menurut (Kasmir 2017, 66) menyatakan bahwa :
“Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi
keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode
tertentu.”
Disisi lain menurut (Hery 2015, 3) menyatakan bahwa :
“Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses
akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk
mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dengan kata lain,
laporan keuangan ini berfungsi sabagai alat informasi yang
menghubungkan perusahaan dengan pihak-pihak yang
13
berkepentingan, yang menunjukan kondisi kesehatan keuangan
perusahaan dan kinerja perusahaan.”
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa laporan
keuangan digunakan sebagai komunikasi manajemen perusahaan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan, maka pihak-pihak
yang berkepentingan dapat melihat gambaran perusahaan dan kinerja
perusahaan selama periode laporan. Setelah semua pihak mengetahui
kondisi perusahaan, maka pihak-pihak yang berkepetingan tesrsebut dapat
menentukan kelanjutan hubungannya dengan perusahaan. Bagi manajemen
perusahaan, laporan keuangan dapat digunakan juga untuk pengambilan
keputusan perusahaan dalam mengembangkan rencana bisnis perusahaan
selama beberapa tahun kedepan.
Menurut (Anwar 2019, 166) menyatakan bahwa terdapat beberapa
pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan, yaitu :
a. Pemegang saham
Pemegang saham berkepentingan terhadap kaporan
keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan dalam hal
keputusan investasi. Dengan melihat laporan keuangan
perusahaan, pemegang saham dapat memutuskan apakah akan
tetap memegang saham perusahaan tersebut atau menjual
kepemilikan sahamnya.
b. Kreditor
Kreditor berperan penting terhadap laporan keuangan
perusahaan sehubungan dengan fasilitas kredit yang akan atau
14
telah diberikan. Setelah melihat dan menganalisis laporan
keuangan, kreditor dapat memutuskan untuk memberikan
fasilitas kredit/memperpanjang fasilitas kredit, atau sebaliknya
tidak akan memberikan fasilitas kredit/tidak memperpanjang
fasilitas kredit yang ada.
c. Pemerintah
Pemerintah berkepentingan terhadap laporan keuangan
yang diterbitkan perusahaan sehubungan dengan perhitungan
pajak terutang perusahaan.
d. Karyawan
Karyawan atau pegawai perusahaan juga
berkepentingan terhadap laporan keuangan yang diterbitkan
perusahaan sebagai dasar penetapan keputusan apakah tetap
bekerja atau berhenti dari perusahaan, juga sebagai bahan dasar
proyeksi atau perkiraaan besarnya imbalan dalam bentuk bonus
atau jasa produksi yang dapat disediakan perusahaan terhadap
para karyawannya. Tentu besaran nominal bonus atau jasa
produksi selain tergantung kepada kinerja perusahaan secara
keseluruhan, juga tergantung kepada kinerja divisi/unit kerja
dan kinerja individual masing-masing karyawan.
e. Manajemen perusahaan
Manajemen berkepentingan terhadap laporan
keuangan yang diterbitkannya sebagai alat untuk mengevaluasi
15
kinerjanya sendiri dalam mengelola perusahaan selama periode
pelaporan.
2. Keputusan Pendaaan
Menurut (Kasmir 2017, 5) menyatakan bahwa :
“Keputusan pendanaan, merupakan keputusan yang berkaitan
dengan jumlah dana yang disediakan perusahaan, baik yang
bersifat utang atau modal sendiri dan biasanya berhubungan
dengan sebelah kanan laporan keuangan neraca. Manajer keuangan
harus memikirkan penggabungan dana yang dibutuhkan, termasuk
pemilihan jenis dana yang dibutuhkan, apakah jangka pendek atau
jangka panjang atau modal sendiri, serta kebijakan dividen.”
Menurut (Sutrisno 2017, 5) menyatakan bahwa :
“Keputusan pendanaan ini sering disebut sebagai kebijakan
struktur modal. Pada keputusan ini manajer keuangan dituntut
untuk mempertimbangkan dan menganalisis kombinasi dari
sumber-sumber dana yang ekonomis bagi perusahaan guna
membelanjai kebutuhan-kebutuhan investasi serta kegiatan
usahanya.”
Menurut (Musthafa 2017, 6) menyatakan bahwa :
“Keputusan pendaaan (financing decision) merupakan keputusan
yang harus dilakukan oleh manajer keungan untuk memperoleh
dana, apakah dari dalam perusahaan sendiri/modal sendiri atau
diperoleh dari luar perusahaan secara kredit atau pinjaman (disebut
modal asing).”
Sedangkan menurut (Wijaya 2017, 1) menyatakan bahwa :
“Keputusan keuangan (financial decision), yaitu keputusan
manajerial yang dilakukan untuk mencari dana dan tercermin pada
sisi kanan laporan keuangan yang akan mengungkapkan seberapa
besar proporsi liabilitas dan ekuitas perusahaan.”
16
Keputusan pendaan adalah keputusan yang berhubungan dengan
penentuan sumber dana yang akan digunakan untuk membiayai sebuah
investasi. Keputusan pendanaan berhubungan dengan penetapan sumber
dana yang digunakan perusahaan untuk menentukan struktur modal yang
optimal. Keputusan pendanaan sebagai penentu sebuah pertimbangan yang
optimal untuk menggunakan sumber dana dari dalam perusahaan atau akan
mengambil dari luar perusahaan.
3. Struktur Modal
Menurut (Harjito & Martono 2014, 256) menyatakan bahwa :
“Struktur modal (capital structure) adalah perbandingan atau
imbangan pendanaan jangka panjang perusahaan yang ditunjukkan
oleh perbandingan utang jangka panjang terhadap modal sendiri.”
Pendanaan sebuah perusahaan dapat dikatakan efisien apabila
perusahaan mempunyai struktur modal yang optimal. Struktur modal yang
optimal adalah struktur modal yang dapat meminimalkan biaya penggunaan
modal keseluruhan, sehingga dapat memaksimalkan nilai perusahaan.
Menurut (Fahmi 2016, 80) meyatakan bahwa :
“Struktur modal merupakan gambaran dari bentuk proporsi
finansial perusahaan yaitu antara modal yang dimiliki yang
bersumber dari utang jangka panjang dan modal sendiri yang
menjadi sumber pembiayaan suatu perusahaan.”
17
Menurut (Rodoni & Ali 2014, 131) menyatakan bahwa :
“Dalam menentukan struktur modal, perusahaan harus membuat
komposisi yang tepat dari panduan sumber dananya, sehingga
diharapkan tingkat pengembalian investasinya dari sumber dana
tersebut dapat mempengaruhi harga saham melalui return yang
diperoleh menjadi meningkat.”
Tujuan dari manajemen struktur modal adalah untuk memadukan
sumber-sumber dana yang digunakan perusahaan untuk operasionalnya
dalam memaksimalkan nilai perusahaan itu sendiri. Baik buruknya struktur
modal mempunyai efek langsung terhadap kodisi keuangan perusahaan.
Menurut (Sutrisno 2017, 245) menyatakan bahwa :
“Setiap ada perubahan struktur modal akan mempengaruhi biaya
modal secara keseluruhan, hal ini disebabkan masing-masing jenis
modal memiliki biaya modal sendiri-sendiri. Besarnya biaya modal
keseluruhan ini, nantinya akan digunakan sebagai cut of rate pada
pengambilan keputusan investasi. Oleh karena itu kebijakan
struktur modal akan mempengaruhi keputusan investasi.”
Struktur modal adalah proporsi keuangan antara utang jangka
pendek, utang jangka panjang, dan modal sendiri untuk menjalankan
aktivitas perusahaan. Struktur modal diharapkan mampu mengoptimalkan
keseimbangan antara risiko pengembalian sehingga dapat memaksimumkan
harga saham. Yang menjadi permasalahan dari struktur modal adalah
bagaimana agar perusahaan dengan cepat dapat memadukan komposisi dana
untuk dapat meminimumkan biaya modal perusahaan dan dapat
memaksimumkan harga saham karena perubahan dalam struktur modal
diduga bisa menyebabkan perubahan nilai perusahaan. Hal ini yang menjadi
18
tujuan akhir dari struktur modal, yakni membuat komposisi sumber
pembiayaan yang paling optimal.
4. Debt to Equity Ratio (DAR)
Menurut (Hery 2016, 24) menyatakan bahwa:
“Debt to Asset Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur perbandingan antara total utang dengan total aset.”
Menurut (Harahap 2015, 304) menyatakan bahwa :
“Debt to Asset Ratio menunjukkan sejauh mana utang dapat
ditutupi oleh aktiva. Lebih besar rasionya lebih aman (solvable).
Bisa juga dibaca berapa porsi utang dibanding dengan aktiva.
Supaya aman porsi utang terhadap aktiva harus lebih kecil.”
Menurut (Kasmir 2017, 112) menyatakan bahwa :
“Debt to Asset Ratio atau Debt Ratio, merupakan rasio utang yang
digunakan untuk mengukur seberapa besar aktiva perusahaan
dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan
berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Caranya adalah dengan
membandingkan antara utang dengan total aktiva.”
Menurut (Sutrisno 2017, 208) menyatakan bahwa :
“Rasio utang dengan total aktiva yang biasa disebut rasio utang
(debt ratio) mengukur prosentase besarnya dana yang berasal dari
utang. Yang dimaksud dengan utang adalah semua utang yang
dimiliki perusahaan baik yang berjangka pendek maupun yang
berjangka panjang.”
Dapat disimpulkan bahwa debt to asset ratio dapat mengukur
seberapa besar persentase aset perusahaan yang dibiayai oleh utang. Debt to
asset ratio menunjukkan sejauh mana utang perusahaan dapat ditutup oleh
aset-aset yang dimiliki perusahaan atau sejauh mana kemampuan
19
perusahaan dalam menjaminkan aset-asetnya untuk menutup utang.
Semakin kecil debt to asset ratio, maka perusahaan dapat dikatakan
sehat/solvable. Hal ini dikarenakan debt to asset yang semakin kecil
menunjukkan bahwa utang perusahaan semakin kecil. Utang yang semakin
kecil dapat menghindarkan perusahaan dari risiko kebangkrutan. Total
utang disini adalah seluruh utang baik jangka pendek maupun jangka
panjang. Sedangkan total aset berarti total dari keseluruhan aset baik jangka
pendek maupun jangka panjang. Adapun rumus debt to asset ratio adalah
sebagai berikut :
5. Debt To Equity (DER)
Menurut (Kasmir 2017, 112) menyatakan bahwa:
“Merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan
ekuitas. Untuk mencari rasio ini dengan cara membandingkan
antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh
ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang
disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan.
Dengan kata lain rasio ini untuk mengetahui setiap rupiah modal
sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang.”
Menurut (Hery 2017, 300) menyatakan bahwa :
“Rasio utang terhadap modal merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur besarnya proporsi utang terhadap modal. Rasio ini
dihitung sebagai hasil bagi antara total utang dengan modal. Rasio
ini berguna untuk mengetahui besarnya perbandingan antara
jumlah dana yang disediakan oleh kreditor dengan jumlah dana
yang berasal dari pemilik perusahaan.”
𝑫𝒆𝒃𝒕 𝒕𝒐 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕 (𝐃𝐀𝐑) =𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐔𝐭𝐚𝐧𝐠 ( 𝑫𝒆𝒃𝒕)
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐀𝐬𝐞𝐭
20
Menurut (Harahap 2015, 303) menyatakan bahwa :
“Rasio-rasio ini menggambarkan sampai sejauh mana modal
pemilik dapat menutupi utang-utang kepada pihak luar. Semakin
kecil rasio ini semakin baik.”
Menurut (Sutrisno 2017, 208) menyatakan bahwa :
“Rasio utang dengan modal sendiri (debt to equity ratio)
merupakan imbangan atas utang yang dimiliki perusahaan dengan
modal sendiri.”
Berdasarkan uraian di atas debt to equity ratio (DER) adalah rasio
antara jumlah utang atau kewajiban (liabilitas) terhadap jumlah modal
bersih (ekuitas) yang dimiliki perusahaan. DER termasuk dalam rasio
solvabilitas/ leverage yang menggunakan seluruh aset yang dimilikinya
untuk memenuhi seluruh utang/ kewajibannya. Rasio ini dapat memberi
tahu berapa bagian dari setiap rupiah modal yang dijadikan sebagai jaminan
utang. Memudahkan debitur dalam menguji kelayakan kredit dan sebagai
petunjuk umum untuk mengetahui risiko keuangan. Adapun rumus debt to
equity ratio adalah sebagai berikut :
Semakin rendah rasio DER maka semakin bagus. Perusahaan yang
baik ditunjukan dengan rasio DER dibawah angka 1 atau dibawah 100%.
𝑫𝒆𝒃𝒕 𝒕𝒐 𝑬𝒒𝒖𝒊𝒕𝒚 (𝐃𝐄𝐑) = 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐔𝐭𝐚𝐧𝐠 (𝑫𝒆𝒃𝒕)
𝐄𝐤𝐮𝐢𝐭𝐚𝐬 (𝑬𝒒𝒖𝒊𝒕𝒚)
21
Maka sebaliknya apabila semakin tinggi rasio DER menunjukkan komposisi
jumlah utang/kewajiban lebih besar dibandingkan dengan seluruh modal
bersih yang dimiliki perusahaan. Perusahaan yang tidak dapat mengelola
utangnya dengan baik, akan berdampak buruk terhadap kesehatan keuangan
perusahaan. Diharapkan perusahaan dapat mengoptimalkan besarnya utang
supaya tidak melebihi modal sendiri.
Berikut adalah tabel standar rasio solvabilitas :
Tabel II.1
Standar Industri Rasio Solvabilitas
No. Jenis Rasio Standar Industri
1 Debt to Asset Ratio 35%
2 Debt to Equtiy Ratio 90%
3 Long Term Debt to Equty Ratio 10 kali
Sumber : Kasmir (2017, 123)
6. Return On Asset (ROA)
Menurut (Anwar 2019, 177) menyatakan bahwa :
“ROA menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba bersih atas aktivanya. Makin besar angka ini maka perusahaan
makin profitable, dan sebaliknya makin kecil angka rasio ini,
perusahaan makin tidak profitable.”
Menurut (Hery 2017, 8 ) menyatakan bahwa :
“Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba
bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam
dalam total aset. Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih
terhadap total aset.”
22
Menurut (Kasmir 2017, 115 ) menyatakan bahwa :
“Hasil Pengembalian Investasi atau lebih dikenal dengan nama
Return on Investment (ROI) atau Return on Total Assets,
merupakan rasio yang menujukkan hasil (return) atas jumlah
aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga merupakan
suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola
investasinya.”
Menurut (Harahap 2015, 305) menyatakan bahwa :
“Rasio ini menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh
perusahaan bila diukur dari nilai aktiva.”
Sedangkan menurut (Sutrisno 2017, 213) menyatakan bahwa:
“Return On Asset juga sering disebut sebagai rentabilitas ekonomis
merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba dengan semua aktiva yang dimiliki perusahaan. Dalam hal ini
laba yang dihasilkan adalah laba sebelum bunga dan pajak atau
EBIT.”
Return on asset (ROA) merupakan perbandingan laba bersih
setelah pajak dengan total aset. ROA menunjukkan presentase keuntungan
dari laba bersih yang diperoleh perusahaan dengan jumlah aset. ROA
membantu investor untuk melihat sejauh mana perusahaan dapat mengelola
investasinya pada aset menjadi keuntungan.
Semakin tinggi hasil dari pengembalian aset berarti akan semakin
tinggi pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang
tertanam dalam total aset. Sebaliknya, jika semakin rendah hasil
𝑹𝒆𝒕𝒖𝒓𝒏 𝑶𝒏 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕 (𝐑𝐎𝐀) = 𝐋𝐚𝐛𝐚 𝐁𝐞𝐫𝐬𝐢𝐡 𝐒𝐞𝐭𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐏𝐚𝐣𝐚𝐤
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐀𝐬𝐞𝐭
23
pengembalian aset berarti semakin rendah pula jumlah laba bersih yang
akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset.
Berikut adalah tabel standar rasio profitabilitas :
Tabel II.2
Standar Industri Rasio Profitabilitas
No. Jenis Rasio Standar Industri
1 Net Profit Margin 20%
2 Return On Investment 30%
3 Return On Equity 40%
Sumber : Kasmir (2017, 134)
7. Keputusan Investasi
Menurut (Musthafa 2017, 6) menyatakan bahwa :
“Keputusan penggunaan dana (investment decision) merupakan
keputusan yang harus dilakukan oleh manajer keuangan untuk
menggunakan dana yang tersedia dalam kegiatan investasi atau
operasional perusahaan sehingga perusahaan memperoleh laba
yang maksimal.”
Menurut (Wijaya 2017, 2) menyatakan bahwa
“Keputusan investasi (investment decision), yaitu keputusan
manajerial yang dilakukan untuk mengalokasikan dana kepada
berbagai macam aset dan tercermin pada sisi kiri laporan posisi
keuangan yang akan mengungkapkan seberapa besar aset lancar,
tetap dan aset lainnya yang dimiliki oleh perusahaan.”
Disisi lain menurut (Sutrisno 2017, 5) menyatakan bahwa :
“Keputusan investasi adalah masalah bagaimana manajer
keuangan harus mengalokasikan dana ke dalam bentuk-bentuk
24
investasi yang akan dapat mendatangkan keuntungan pada masa
yang akan datang.”
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keputusan investasi
adalah suatu keputusan dalam pengalokasian atau meletakkan sejumlah
dana pada jenis investasi tertentu agar dapat menghasilkan keuntungan
dimasa yang akan datang dengan jangka waktu tertentu. Sehingga keputusan
yang diambil harus dapat dipertimbangkan dengan baik karena memiliki
konsekuensi yang berjangka pula.
Keputusan investasi berkaitan dengan proses pemilihan satu atau
lebih alternatif investasi yang dinilai menguntungkan dari sejumlah
alternatif investasi yang tersedia bagi perusahaan. Maka dari itu proses
keputusan investasi merupakan hubungan antara harapan pengembalian dan
risiko investasi. Semakian besar pengembalian yang diharapkan, maka
semakin besar tingkat risiko yang harus dipertimbangkan.
8. Price Earning Ratio (PER)
Menurut (Anwar 2019, 178) menyatakan bahwa :
“Price Earning Ratio (PER) merupakan perbandingan harga pasar
per lembar saham dengan laba per lembar saham. Angka rasio ini
menunjukkan mahal tidaknya harga pasar saham atau kepercayaan
investor terhadap suatu saham. Makin tinggi angka Price Earning
Rartio ini, berarti harga saham makin mahal dan kepercayaan
investor terhadap saham semakin tinggi.”
Menurut (Hery 2016, 27) menyatakan bahwa :
“Rasio harga terhadap laba (Price Earning Ratio) merupakan rasio
yang menunjukkan hasil perbandingan antara harga pasar per
lembar saham dengan laba per lembar saham. Lewat rasio ini,
25
harga saham sebuah emiten dibandingkan dengan laba bersih yang
dihasilkan oleh emiten tersebut dalam satu tahun.”
Menurut (Fahmi 2016, 83)
“Bagi para investor semakin tinggi price earning ratio maka
pertumbuhan laba yang diharapkan juga akan mengalami kenaikan.
Rasio ini adalah perbandingan antara market price per share
dengan earning per share.”
Price Earning Ratio adalah alat ukur yang paling umum digunakan
untuk menganalisa nilai saham. Hasil ini mengindikasikan berapa besar
investor bersedia membayar setiap rupiah atas pendapatan perusahaan
tersebut. Pada umumnya, investor lebih senang memilih saham dengan PER
rendah. Semakin rendah PER suatu saham, semakin murah harga saham
tersebut sehubungan dengan pendapatan perusahaan.
9. Nilai Perusahaan
Menurut (Fahmi 2016, 4) menyatakan bahwa terdapat beberapa
tujuan dari manajemen keuangan, yaitu :
a. Memaksimumkan nilai perusahaan.
b. Menjaga stabilitas finansial dalam keadaan yang selalu
terkendali.
c. Memperkecil risiko perusahaan dimasa sekarang dan dimasa
yang akan datang.
𝑷𝒓𝒊𝒄𝒆 𝑬𝒂𝒓𝒏𝒊𝒏𝒈 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 (𝐏𝐄𝐑) =𝐇𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐒𝐚𝐡𝐚𝐦 (𝑴𝒂𝒓𝒌𝒆𝒕 𝑷𝒓𝒊𝒄𝒆 𝑷𝒆𝒓 𝒔𝒉𝒂𝒓𝒆)
𝐋𝐚𝐛𝐚 𝐩𝐞𝐫 𝐥𝐞𝐦𝐛𝐚𝐫 𝐬𝐚𝐡𝐚𝐦 (𝑬𝒂𝒓𝒏𝒊𝒏𝒈 𝑷𝒆𝒓 𝒔𝒉𝒂𝒓𝒆)
26
Menurut (Harjito & Martono 2014, 13) menyatakan bahwa :
“Tujuan memaksimumkan nilai perusahaan disebut juga
sebagai memaksimumkan kemakmuran pemilik perusahaan
atau pemegang saham (stockholder wealth maximization) yang
dapat diartikan juga sebagai memaksimumkan harga saham
biasa dari perusahaan (maximizing the price of the firm’s
common stock). Tujuan memaksimumkan nilai perusahaan ini
digunakan sebagai pengukur keberhasilan perusahaan karena
dengan meningkatnya nilai perusahaan berarti meningkatnya
kemakmuran pemilik perusahaan atau pemegang saham
perusahaan.”
Berdasarkan tujuan tersebut yang paling utama dalam manajemen
keuangan adalah dengan memaksimumkan nilai perusahaan, karena dengan
meningkatnya nilai perusahaan akan mencerminkan keberhasilan
perusahaan.
Menurut (Franita 2018, 4) menyatakan bahwa :
“Nilai perusahaan lazim diindikasikan dengan price to book value,
yang meruapakan tingkat kepercayaan pasar pada prospek
perusahaan ke depan, maka dari itu nilai perusahan sangat
berpengaruh terhadap keberlangsungan perusahaan dalam struktur
kepemilikan.”
Menurut (Hery 2017, 2 ) menyatakan bahwa :
“Nilai perusahaan merupakan presepsi investor terhadap tingkat
keberhasilan perusahaan, yang sering dikaitkan dengan harga
saham. Semakin tinggi harga saham perusahaan mencerminkan
nilai perusahaan tersebut semakin meningkat.”
Dalam hal ini peran manajer keuangan sangat berpengaruh
terhadap kinerja perusahaan dalam pengambilan keputusan keuangan.
Keputusan keungan yang tepat dapat meningkatkan nilai perusahaan. Nilai
perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan
perusahaan, yang dikaitkan dengan harga saham. Dengan memaksimalkan
27
nilai perusahaan berarti juga memaksimalkan kesejahteraan pemilik
perusahaan. Harga saham yang tinggi akan membuat nilai perusahaan
semakin tinggi.
Menurut (Harmono 2017, 114) indikator yang mempengaruhi nilai
perusahaan dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa rasio yang bisa
dihitung, yaitu :
a. Price Earning Ratio (PER)
Pendekatan yang paling popular untuk mengestimasi
nilai intrinsik saham adalah dengan menggunakan pendekatan
Price Earning Ratio (PER). Dalam pendektan PER atau disebut
juga pendekatan multiplier, investor akan menghitung berapa
kali (multiplier) nilai earning yang tercermin dalam harga suatu
saham. Adapun rumusnya adalah:
𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = Harga Per saham
Laba Per Saham
b. Earning Per Share (EPS)
Rasio ini mengukur seberapa besar laba yang
dihasilkan per lembar saham beredar. Adapun rumusnya
adalah:
𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑃𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒 = Laba Bersih
Jumlah Saham Beredar
c. Price to Book Value (PBV)
Price to Book Value (PBV) merupakan rasio antara
harga saham terhadap nilai bukunya. Semakin tinggi nilai Price
28
to Book Value maka semakin tinggi pula perusahaan itu dinilai
oleh investor dibandingkan dengan dana yang ditanamkan
dalam perusahaan tersebut. Adapun rumusnya adalah :
𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒 𝑡𝑜 𝐵𝑜𝑜𝑘 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 = 𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒
𝐵𝑜𝑜𝑘 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒
Dalam penelitian ini penulis mengunakan salah satu rasio yang
digunakan untuk mengukur nilai perusahaan yaitu dengan menggunakan
rasio Price to Book Value (PBV).
Menurut (Auliya 2019, 56 ) menyatakan bahwa :
“PBV (Price Book Value) adalah penilaian atas nilai suatu emiten
atas nilai bukunya. Nilai buku didapat dari total aset dibagi dengan
jumlah lembar saham.”
Menurut (Fatihudin 2015, 108) menyatakan bahwa :
“PBV adalah rasio untuk membandingkan harga pasar sebuah
saham dengan nilai buku (book value) sebenarnya. Semakin kecil
hasilnya semakin baik.”
Menurut (Hery 2016, 27) menyatakan bahwa :
“Price to Book Value Ratio merupakan rasio yang menunjukkan
hasil perbandingan antara harga pasar per lembar saham dengan
nilai buku per lembar saham. Rasio ini digunakan untuk mengukur
tingkat harga saham apakah overvalued atau undervalued.”
Menurut (Fauziah 2017, 3) menyatakan bahwa :
“Price to Book Value (PBV) merupakan rasio harga saham per
lembar terhadap nilai buku per lembar saham perusahaan. Nilai
buku per lembar saham menunjukkan aset bersih per lembar saham
yang dimiliki oleh pemegang saham.”
29
Price to Book Value mempunyai beberapa keunggulan menurut
(Fauziah 2017, 3) yaitu :
a. Nilai buku mempunyai ukuran yang relatif stabil, yang dapat
dibandingkan dengan harga pasar.
b. Nilai buku memberikan standar akuntansi yang konsisten untuk
semua perusahaan. PBV dapat dibandingkan antar perusahaan
sebagai petunjuk adanya under valuation atau over valuation.
c. Perusahaan dengan nilai earning negatif tidak dapat dinilai
menggunakan Price Earning Ratio (PER), dapat dievaluasi
menggunakan PBV.
Price to Book Value menggambarkan seberapa pasar menghargai
nilai buku saham suatu perusahaan. Semakin tinggi rasio ini, berarti pasar
percaya akan prospek dari perusahaan tersebut. Perhitungan rasio PBV
untuk menghitung nilai perusahaan adalah sebagai berikut :
𝑷𝒓𝒊𝒄𝒆 𝒕𝒐 𝑩𝒐𝒐𝒌 𝑽𝒂𝒍𝒖𝒆 (𝐏𝐁𝐕 ) =𝐇𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐒𝐚𝐡𝐚𝐦
𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 𝐁𝐮𝐤𝐮 𝐩𝐞𝐫 𝐥𝐞𝐦𝐛𝐚𝐫 𝐬𝐚𝐡𝐚𝐦
𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 𝐁𝐮𝐤𝐮 𝐩𝐞𝐫 𝐥𝐞𝐦𝐛𝐚𝐫 𝐬𝐚𝐡𝐚𝐦 =𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐄𝐤𝐮𝐢𝐭𝐚𝐬
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐒𝐚𝐡𝐚𝐦 𝐁𝐞𝐫𝐞𝐝𝐚𝐫
30
B. Penelitian Terdahulu
Tabel II.3
Penelitian Terdahulu
No. Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian
1. Devina L. A
Lebelaha dan
Ivonce S.
Saerang
(2016)
Pengaruh Price
Earning Ratio,
Debt To Eequity
Ratio dan
Devidend
Payout Ratio
Terhadap Nilai
Perusahaan
BUMN Yang
Terdaftar Di
Bursa Efek
Indonesia
Periode 2011-
2014.
.
Independen :
1. Price
Earning
Ratio (PER)
2. Debt To
Equity Ratio
(DER)
3. Devidend
Payout Ratio
(DPR)
Dependen :
Nilai Perusahaan
(PBV)
PER memiliki
pengaruh
signifikan
terhadap Nilai
Perusahaan
sedangkan
DER dan
Deviden
Payout Ratio
tidak memiliki
pengaruh yang
signifikan
terhadap Nilai
Perusahaan.
2. Hizkia T.
Pioh,
Perengkuan
Tommy, dan
Jantje L.
Sepang (2018)
Pengaruh Debt
To Equity Ratio,
Earning Per
Share Dan
Return On Asset
Terhadap Nilai
Perusahaan
Subsektor Food
And Beverage Di
Bursa Efek
Indonesia.
Independen :
1. Debt To
Equtiy Ratio
(DER)
2. Earning Per
Share (EPS)
3. Return On
Asset (ROA)
Dependen
Nilai Perusahaan
(PBV)
DER dan ROA
secara parsial
berpengaruh
signifikan
terhadap Nilai
Perusahaan,
sedangkan EPS
secara parsial
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap Nilai
Perusahaan.
3. Lita Elisbeth
Salempang,
Jullie J.
Sondakh,
Rudy J.
Pusung (2016)
Pengaruh Return
On Asset, Debt
To Equity Dan
Pertumbuhan
Penjualan
Terhadap Nilai
Perusahaan Pada
Sektor Real
Estate &
Property Yang
Terdaftar di BEI
Independen :
1. Return On
Asset (ROA)
2. Debt To
Equity
(DER)
3. Pertumbuhan
Penjualan
Dependen :
ROA dan
Pertumbuhan
Perjualan
secara parsial
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap Nilai
Perusahaan,
sedangkan
DER secara
31
Tahun 2013-
2014.
Nilai Perusahaan parsial
berpengaruh
terhadap Nilai
Perusahaan.
4. Vera
Sandrawati
(2016)
Pengaruh Debt
To Equity Ratio
(DER), Return
On Asset (ROA),
Earning Per
Share (EPS)
Dan Risiko
Sistematis
Terhadap Nilai
Perusahaan
(Studi Pada
Perusahaan
Kategori LQ45
Yang Terdaftar
Di Bursa Efek
Indonesia
Periode 2011-
2014).
Independen :
1. Debt To
Equity
(DER)
2. Return On
Asset (ROA)
3. Earning Per
Share (EPS)
4. Risiko
Sistematis
Dependen :
Nilai Perusahaan
(PBV)
DER tidak ada
pengaruh
terhadap Nilai
Perusahaan.
EPS secara
parsial tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap Nilai
Perusahaan.
ROA secara
parsial
berpengaruh
signifikan
terhadap Nilai
Perusahaan.
Sedangkan
Risiko
sistematis
berpengaruh
signifikan
negatif
terhadap Nilai
Perusahaan.
5. Rizka Annisa
dan
Mochammad
Chabachib
(2017)
Analisis
Pengaruh
Current Ratio
(CR), Debt To
Equity Ratio
(DER), Return
On Asset (ROA)
Terhadap Price
To Book Value
(PBV), Dengan
Dividen Payout
Ratio Sebagai
Variabel
Intervening
(Studi Kasus
pada Perusahaan
Industri
Manufaktur
Independen :
1. Current
Ratio (CR)
2. Debt To
Equity
(DER)
3. Return On
Asset (ROA)
Dependen :
Nilai Perusahaan
(PBV) dengan
Dividen Payout
Ratio Sebagai
Variabel Intervening
CR
berpengaruh
negatif tidak
signifikan
terhadap PBV.
ROA, DER dan
DPR
berpengaruh
positif terhadap
PBV.
Sedangkan
DPR tidak
dapat
memediasi
hubungan
antara CR dan
PBV, DER dan
PBV tetapi
32
yang Terdaftar
di BEI Periode
2011-2014).
DPR dapat
memediasi
hubungan
antara ROA
dan PBV.
6. Made Agus
Teja
Dwipayana
dan I. Gst.
Ngr. Agung
Suaryana
(2016)
Pengaruh Debt
To Assets Ratio,
Devidend
Payout Ratio,
Dan Return On
Assets Terhadap
Nilai Perusahaan
Manufaktur
Yang Terdaftar
Di Bursa Efek
Indonesia
Periode Tahun
2012-2014.
Independen :
1. Debt To
Asset Ratio
(DAR)
2. Deviden
Payout Ratio
(DPR)
3. Return On
Asset (ROA)
Dependen :
Nilai Perusahaan
(PBV)
DAR, DPR dan
ROA
berpengaruh
positif terhadap
nilai
perusahaan.
7. Rizky Tiara
Sari (2018)
Pengaruh Return
On Asset, Return
On Equity, Debt
To Asset Ratio
Dan Debt to
Equity Ratio
Terhadap Nilai
Perusahaan Pada
Perusahaan
Manufaktur
Sektor Aneka
Industri Yang
Terdaftar Di BEI
Tahun 2015-
2017.
Independen :
1. Return On
Asset (ROA)
2. Return On
Equity
(ROE)
3. Debt to Asset
Ratio (DAR)
4. Debt to
Equity Ratio
(DER)
Dependen :
Nilai Perusahaan
(PBV)
ROA dan ROE
berpengaruh
signifikan
terhadap PBV,
sedangkan
DAR dan DER
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap PBV.
8.
Ni Luh
Devianasari
dan
Ni Putu Santi
Suryantini
(2015)
Pengaruh Price
Earning Ratio,
Debt To Equity
Ratio, Dan
Dividen Payout
Ratio Terhadap
Nilai Perusahaan
Pada
Perusahaan
Manufaktur
Independen :
1. Price
Earning
Ratio (PER)
2. Debt to
Equity Ratio
(DER)
3. Deviden
Payout Ratio
(DPR)
PER
berpengaruh
negatif dan
tidak signifikan
terhadap nilai
perusahaan,
DER
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap nilai
33
Yang Terdaftar
Di Bursa Efek
Indonesia Pada
perusahaan
Manufaktur di
Bursa Efek
Indonesia
periode
2009-2013.
Dependen :
Nilai Perusahaan
(PBV)
perusahaan,
dan DPR
berpengaruh
positif tidak
signifikan
terhadap nilai
perusahaan.
Sumber : Data olahan penulis
C. Kerangka Pemikiran
Gambar II.1
Kerangka Pemikiran
Sumber : Data olahan penulis
DER
(X2)
ROA
(X3)
PER
(X4)
NILAI PERUSAHAAN
(PBV)
H1
H2
H3
H4
DAR
(X1)
H5
34
1. Pengaruh Debt to Asset Ratio Terhadap Nilai Perusahaan
Debt to Asset Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur perbandingan antara total utang dengan total aset. Rasio DAR
tinggi, artinya pendanaan dengan utang semakin banyak maka semakin sulit
bagi perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman karena
dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi utang-utangnya dengan
aset yang dimilikinya. Sebaliknya apabila rasionya rendah, semakin kecil aset
perusahaan dibiayai dengan utangnya.
(Dwipayana & Suaryana, 2016) dalam penelitiannya menyatakan
bahwa DAR berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan. Utang
memberikan informasi mengenai aktiva dan modal perusahaan. Penurunan
DAR dapat membuat perusahaan semakin solvable, yang artinya bahwa
perusahaan dapat menutup utang-utang perusahaan dengan aset-aset yang
dimiliki perusahaan. Semakin tinggi DAR maka semakin besar jumlah modal
yang digunakan sebagai modal investasi. Sehingga akan membuat nilai
perusahaan turun.
H1 = Terdapat pengaruh signifikan Debt to Asset Ratio terhadap Nilai
Perusahaan pada perusahaan subsektor food and baverages yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013-2018.
2. Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap Nilai Perusahaan
Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang dipergunakan untuk
mengukur tingkat penggunaan utang terhadap total shareholder’s equity yang
35
dimililiki perusahaan. Semakin tinggi DER menunjukkan total utang baik
jangka pendek maupun jangka panjang yang semakin besar dibanding dengan
total modal sendiri, sehingga berdampak semakin bersarnya beban
perusahaan terhadap kreditur. Besarnya beban utang perusahaan dapat
mengurangi jumlah laba yang diterima perusahaan. Sehingga nilai
perusahaan akan turun.
(Pioh, Tommy, & Sepang, 2018) dalam penelitiannya menyatakan
bahwa DER memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Nilai Perusahaan.
Debt to Equity Ratio adalah rasio keuangan utama yang digunakan untuk
menilai posisi keuangan suatu perusahaan. Dengan kata lain, besarnya utang
yang digunakan oleh perusahaan nantinya dipakai dalam menjalankan
aktifitas operasional perusahaan dan rasio ini bertujuan untuk mengukur
seberapa baik struktur investasi suatu perusahaan. Jika rasionya meningkat,
artinya perusahaan dibiayai oleh kreditor dan bukan dari keuangannya
sendiri. Pemberi pinjaman dan investor akan lebih memilih DER yang rendah
karena kepentingan mereka akan lebih terlindungi apabila terjadi pernurunan
bisnis pada perusahaan tersebut.
H2 = Terdapat pengaruh signifikan Debt to Equtiy Ratio siginifikan terhadap
Nilai Perusahaan pada perusahaan subsektor food and baverages yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013-2018.
36
3. Pengaruh Return On Asset Terhadap Nilai Perusahaan
Return On Asset merupakan rasio yang menunjukkan tingkat
pengembalian aset dengan presentase tingkat keuntungan laba bersih yang
diperoleh perusahaan sehubungan dengan keseluruhan sumber daya atau rata-
rata jumlah aset. Dengan kata lain ROA mengukur seberapa efisien suatu
perusahaan dalam mengelola asetnya untuk menghasilkan laba dalam suatu
periode. Tujuan aset perusahaan adalah menghasilkan pendapatan dan
tentunya juga menghasilkan keuntungan atau laba bagi perusahaan. Sehingga
nilai perusahaan akan naik. ROA membantu investor untuk melihat seberapa
baik perusahaan mengelola asetnya menjadi keuntungan atau laba (profit).
(Sandrawati, 2016) dalam penelitiannya menemukan bahwa ROA
berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan. Disisi lain (Pioh, Tommy, & Sepang,
2018) menyatakan bahwa ROA memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap Nilai Perusahaan. Maka dapat dikatakan bahwa ROA adalah rasio
yang mengukur seberapa efisien sebuah perusahaan mengelola asetnya untuk
menghasilkan laba selama suatu periode. Rasio yang tinggi menunjukkan
efisiensi dan efektifitas perusahaan dalam mengelola asetnya, sehingga
kinerja perusahaan dapat dikatakan baik, dan berdampak pada peningkatan
nilai perusahaan.
H3 = Terdapat pengaruh signifikan Return On Asset terhadap Nilai
Perusahaan pada perusahaan subsektor food and baverages yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013-2018.
37
4. Pengaruh Price Earning Ratio Terhadap Nilai Perusahaan
Rasio Price Earning Ratio adalah rasio yang digunakan untuk
mengevaluasi sebuah investasi. Rasio ini membantu investor dalam
mengambil keputusan apakah akan membeli saham perusahaan tertentu.
Rasio PER atau P/E dapat memperkirakan nilai pasar pada suatu saham.
Dengan menghitung Rasio P/E atau Price Earning Ratio, investor dapat
mengetahui seberapa besar harga yang ingin dibayar oleh pasar terhadap
pendapatan atau laba suatu perusahaan. Rasio PER yang relatif tinggi
memperlihatkan bahwa pasar bersedia membayar lebih terhadap pendapatan
atau laba suatu perusahaan sehingga investor bersedia menghargainya dengan
harga yang lebih tinggi.
(Labelaha & Saerang, 2016) dalam penelitiannya menyatakan
bahwa price earnings ratio berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Dampak dari price earning ratio mencerminkan indikator yang baik,
menentukan stock return dimasa yang akan datang, dimana jika semakin
tinggi price earning ratio maka semakin tinggi pula harga per lembar saham
suatu perusahaan dan mengindikasikan nilai perusahaan yang bagus.
H4 = Terdapat pengaruh signifikan Price Earning Ratio terhadap Nilai
Perusahaan pada perusahaan subsektor food and baverages yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013-2018.
38
5. Pengaruh Debt to Asset, Debt to Equity Ratio, Return On Asset, Price
Earning Ratio Terhadap Nilai Perusahaan.
Debt to asset ratio menunjukkan sejauh mana utang perusahaan
dapat ditutup oleh aset-aset yang dimiliki perusahaan atau sejauh mana
kemampuan perusahaan dalam menjaminkan aset-asetnya untuk menutup
utang. Debt to Equity Ratio dapat memberi tahu berapa bagian dari setiap
rupiah modal yang dijadikan sebagai jaminan utang. Return On Asset
menunjukkan presentase keuntungan dari laba bersih yang diperoleh
perusahaan dengan jumlah aset dan membantu investor untuk melihat
sejauh mana perusahaan dapat mengelola investasinya pada aset menjadi
keuntungan. Price Earning Ratio adalah alat ukur yang paling umum
digunakan untuk menganalisa nilai saham. Hasil ini mengindikasikan
berapa besar investor bersedia membayar setiap rupiah atas pendapatan
perusahaan.
(Dwipayana & Suaryana, 2016) dalam penelitiannya menyatakan
bahwa DAR berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan. (Pioh, Tommy,
& Sepang, 2018) menyatakan bahwa DER dan ROA berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan. (Labelaha & Saerang, 2016) dalam penelitiannya
menyatakan bahwa PER berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
H5 = Terdapat pengaruh signifikan Debt to Asset, Debt to Equity Ratio,
Return On Asset, Price Earning Ratio secara bersama-sama terhadap
Nilai Perusahaan pada perusahaan subsektor food and baverages yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013-2018.
39
D. Perumusan Hipotesa
Berdasarkan teori dan kerangka pemikiran serta landasan teoritis maka
hipotesis dari penelitian ini memiliki pengaruh yang signifikan adalah :
H1 = Terdapat pengaruh signifikan Debt to Asset terhadap Nilai Perusahaan
pada perusahaan subsektor food and baverages yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode tahun 2013-2018.
H2 = Terdapat pengaruh signifikan Debt to Equity Ratio terhadap Nilai
Perusahaan pada perusahaan subsektor food and baverages yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013-2018.
H3 = Terdapat pengaruh signifikan Retutrn On Asset terhadap Nilai Perusahaan
pada perusahaan subsektor food and baverages yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode tahun 2013-2018.
H4 = Terdapat pengaruh signifikan Price Earning Ratio terhadap Nilai
Perusahaan pada perusahaan subsektor food and baverages yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013-2018.
H5 = Terdapat pengaruh signifikan Debt to Asset, Debt to Equity Ratio, Return
On Asset, Price Earning Ratio secara bersama-sama terhadap Nilai
Perusahaan pada perusahaan subsektor food and baverages yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013-2018.
40
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif yaitu penelitian dengan berbentuk data berupa angka dari laporan
keuangan yang diteliti.
Menurut (Martono 2016, 20) menyatakan bahwa :
“Penelitian kuantitafif. Penelitian ini dilakukan dengan
mengumpulkan data yang berupa angka, atau data berupa kata-kata
atau kalimat yang dikonversi menjadi data yang berbentuk angka.”
Penelitian kuantitatif merupakan jenis penelitian yang pendekatannya
menggunakan data-data berupa angka atau data yang diubah menjadi angka
berdasarkan suatu perhitungan. Pendekatan ini dimulai dengan berpikir deduktif
untuk menemukan hipotesis, kemudian melakukan pengujian di lapangan.
Menurut (Pandoyo & Sofyan 2018, 2) menyatakan bahwa :
“Deduksi adalah cara berfikir dimana dari pernyataan yang bersifat
umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus.”
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan
perusahaan yang sudah go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Hasil analisis adalah angka-angka yang sistematis dalam analis statistik berupa
Eviews yang digunakan untuk melihat pengaruh dari variabel-variabel bebas
terhadap variabel terikat.
41
B. Objek Penelitian
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh debt to asset (DAR), debt to equity (DER), return on asset (ROA) dan
price earning ratio (PER) terhadap nilai perusahaan (PBV) pada perusahaan
manufaktur subsktor food and baverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) periode tahun 2013-2018. Dalam penelitian ini laporan keuangan
perusahaan digunakan sebagai sampel dan unit analisis. Dalam penelitian ini
laporan keuangan yang diunduh dari situs resmi BEI yaitu www.idx.co.id dan
mengunduh laporan keuangan perusahaan terkait dari idnfinancial dan yahoo
finance. Dalam menentukan sampel, penulis menggunakan beberapa kriteria
yang relevan sebagai objek penelitian.
Penulis melalukan penelitian pada 5 perusahaan manufaktur subsektor
food and baverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan jumlah
periode penelitian adalah sebanyak 6 tahun. Dari 26 perusahaan manufaktur
subsektor food and baverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, hanya
lima perusahaan yang penulis gunakan dalam penelitian ini, yaitu: PT Sekar
Bumi, Tbk., PT Indofood Sukses Makmur, Tbk., PT Akasha Wira International,
Tbk., PT Wilmar Cahaya Indonesia, Tbk. PT Nippon Indosari Corpindo, Tbk.
1. PT Sekar Bumi, Tbk.
Alamat kantor pusat di di Plaza Asia Lt. 21, Jl. Jend. Sudirman Kav.
59, Jakarta Selatan 12190
Telepon : 021-51401122
42
Tanggal IPO : 05 Januari 1993
Pendirian dan informasi umum :
PT Sekar Bumi, Tbk. (selanjutnya disebut “Entitas”)
didirikan dalam rangka Undang-Undang Republik Indonesia No.12
Tahun 1970 tentang Perubahan dan Tambahan Undang-Undang No. 6
Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri, berdasarkan
Akta No.42 tanggal 12 April 1973 yang dibuat di hadapan Notaris
Djoko Supadmo, S.H., di Surabaya. Akta pendirian ini telah disahkan
oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan
No.Y.A.5/51/12 tanggal 21 Februari 1975 serta diumumkan dalam
Berita Negara Republik Indonesia No.43 tanggal 30 Mei 1986
Tambahan No.724.
Bidang usaha :
kegiatan usaha Entitas adalah dalam bidang industri
perdagangan, perikanan, perkebunan, pembangunan, usaha
pengolahan hasil perikanan laut dan darat, hasil bumi dan peternakan.
2. PT Indofood Sukses Makmur, Tbk.
Alamat kantor pusat di Sudirman Plaza, Indofood Tower, Lantai 27,
Jl. Jend. Sudirman Kav. 76 - 78, Jakarta
Telepon : 021-57958822
Faksimili : 021-57935960
Tanggal IPO : 14 Juli 1994
43
Pendirian dan informasi umum :
PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. (Perusahaan) didirikan di
Republik Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1990 dengan nama PT
Panganjaya Intikusuma, berdasarkan Akta Notaris Benny Kristianto,
S.H., No. 228. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman
Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2
2915.HT.01.01.Th’91 tanggal 12 Juli 1991, dan diumumkan dalam
Berita Negara Republik Indonesia No. 12 Tambahan No. 611 tanggal
11 Februari 1992. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami
beberapa kali perubahan. Perubahan terakhir Anggaran Dasar
Perusahaan sehubungan dengan persetujuan pemegang saham atas
perubahan Anggaran Dasar Perusahaan untuk disesuaikan dengan
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”) yang dimuat dalam Akta
Notaris Kumala Tjahjani Widodo, S.H. M.H. Mkn No. 22 tanggal 8
Mei 2015 telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU -
0936677.AH.01.02. Tahun 2015 tanggal 5 Juni 2015 serta telah
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 89
Tambahan No. 44146 tanggal 6 November 2015.
Bidang usaha :
Kegiatan usaha Perseroan menurut Anggaran Dasar bergerak
di bidang industri, perdagangan, agribisnis dan jasa. Kegiatan usaha
yang dijalankan oleh Perseroan meliputi antara lain, industri
44
penggilingan gandum menjadi tepung terigu yang terintegrasi dengan
kegiatan usaha anak perusahaan di bidang industri konsumen
bermerek, industri agribisnis yang terdiri dari perkebunan dan
pengolahan kelapa sawit dan tanaman lainnya, serta distribusi.
3. PT Akasha Wira International, Tbk.
Alamat kantor pusat di Perkantoran Hijau Arkadia Tower C Lantai 15
Jalan Letjen. TB. Simatupang Kav. 88, Jakarta 12520
Telepon : 021-57958822
Faksimili : 021-57935960
Tanggal IPO : 13 Juni 1994
Pendirian dan informasi umum :
PT Akasha Wira International, Tbk. (“Perusahaan”)
didirikan dengan nama PT Alfindo Putrasetia pada tahun 1985. Nama
Perusahaan telah diubah beberapa kali, terakhir pada tahun 2010,
ketika nama Perusahaan diubah menjadi PT Akasha Wira
International, Tbk. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami
beberapa kali perubahan. Perubahan terakhir dibuat dalam Akta
Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar PT. Akasha
Wira International, Tbk. No. 19 tanggal 8 Juli 2015 yang dibuat
dihadapan Notaris Jose Dima Satria, SH, M.Kn, mengenai perubahan
Anggaran Dasar untuk menyesuaikan dengan Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan No. 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan
45
Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka
(“POJK 32”), dan No.33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan
Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik (“POJK 33”) serta
menyusun kembali seluruh Anggaran Dasar Perseroan sehubungan
dengan penyesuaian Anggaran Dasar Perseroan dengan POJK 32 dan
POJK 33 tersebut.
Bidang usaha :
Kegiatan usaha Entitas adalah dalam bidang industri air
kemasan, industri kosmetika, industri minuman ringan susu kedelai
,distribusi produk kosmetika professional merek Wella and Clairol di
Indonesia.
4. PT Wilmar Cahaya Indonesia, Tbk.
Alamat kantor pusat di Jl. Industri Selatan 3 GG No.1, Pasirsari,
Cikarang Selatan, Kab. Bekasi - Jawa Barat 17530
Telepon : 021-89830003 - 89830004
Faksimili : 021-8937143
Tanggal IPO : 09 Juli 1996
Pendirian dan informasi umum :
PT Wilmar Cahaya Indonesia, Tbk. (“Perusahaan”), dahulu
bernama CV Tjahaja Kalbar, didirikan di Pontianak berdasarkan Akta
No. 1 tanggal 3 Februari 1968 yang dibuat di hadapan Mochamad
Damiri, Notaris di Pontianak. Badan hukum Perusahaan berubah
46
menjadi Perusahaan Terbatas berdasarkan Akta Pendirian Perusahaan
tanggal 9 Desember 1980 No. 49 yang dibuat di hadapan Mochamad
Damiri, Notaris di Pontianak. Berdasarkan Akta No. 103.A tanggal 18
April 1984 yang dibuat di hadapan Tommy Tjoa Keng Liet, S.H.,
Notaris di Pontianak, diputuskan, antara lain, perpindahan kedudukan
Perusahaan dari Pontianak ke Jakarta. Akta pendirian dan perubahan
yang dibuat di hadapan Mochamad Damiri dan Tommy Tjoa Keng
Liet, S.H. tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri
Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No.
C21390.HT.01.01.TH.88. tanggal 17 Februari 1988. Akta pendirian
tersebut telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Pontianak No. 19/PT.Pendaf/95 tanggal 31 Juli 1995, dan telah
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 27
Oktober 1995 No. 86, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia
No. 8884.
Bidang usaha :
Saat ini perusahaan bergerak di industri industri minyak
nabati dan minyak nabati spesialitas untuk industri makanan &
minuman.
5. PT Nippon Indosari Corpindo, Tbk.
Alamat kantor pusat di Jl. Selayar Blok A9, Desa Mekarwangi
Cikarang Barat, Bekasi 17530 Jawa Barat
47
Telepon : (+62 21) 89844959, 89844953, 89983876
Faksimili : (+62 21) 89844955
Tanggal IPO : 28 Juni 2010
Pendirian dan informasi umum :
Perseroan didirikan dengan nama PT Nippon Indosari
Corporation berdasarkan Akta Pendirian No.11 tanggal 8 Maret 1995,
yang diperbaiki dengan Akta Perubahan Anggaran Dasar No.274
tanggal 29 April 1995, yang keduanya dibuat di hadapan Benny
Kristianto, SH, Notaris di Jakarta, telah mendapat pengesahan dari
Menkumham melalui surat keputusan No.C2-6209 HT.01.01.Th.95
tanggal 18 Mei 1995 dan telah didaftarkan dalam buku register di
Kantor Pengadilan Negeri Bekasi No.264 dan 265 tanggal 14
September 1995 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia No.94 tanggal 24 November 1995 dan Tambahan Berita
Negara Republik Indonesia No.9729/1995. Dengan telah disahkannya
Akta Pendirian tersebut oleh Menkumham, maka Perseroan telah sah
berdiri sebagai badan hukum Indonesia.
Bidang usaha :
Ruang lingkup usaha utama adalah di bidang pabrikasi,
penjualan dan distribusi roti dan minuman, termasuk tetapi tidak
terbatas pada macam-macam roti, roti tawar, roti isi dan segala macam
jenis kue lainnya serta segala jenis minuman ringan, termasuk tetapi
tidak terbatas pada minuman sari buah, minuman berbahan dasar susu
48
dan minuman lainnya. Usaha yang sedang dijalankan Perseroan saat
ini adalah pabrikasi, penjualan dan distribusi roti.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini menurut cara
memperolehnya termasuk dalam data sekunder.
Menurut (Pandoyo & Sofyan 2018, 187) menyatakan bahwa :
“Data sekunder adalah data yang tidak didapatkan secara
langsung dari objek penelitian, melainkan data yang berasal
dari sumber yang telah dikumpulkan oleh pihak lain.”
Dapat dikatakan bahwa data sekunder diperoleh melalui
media perantara atau secara tidak langsung yang berupa buku, catatan,
bukti yang telah ada, atau arsip baik yang dipublikasikan maupun yang
tidak dipublikasikan secara umum.
2. Sumber Data
Data sekunder dalam penelitian ini berasal dari data laporan
keuangan perusahaan manufaktur subsektor kimia yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Indonesia periode 2014-2018. Data yang diperoleh dari
laporan tahunan perusahaan tersebut melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia
www.idx.co.id, www.idnfinancials.com, www.finance.yahoo.com, buku, dan
jurnal ilmiah yang berhubungan dengan judul penelitan ini.
49
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Pengertian populasi menurut (Martono 2016, 76) menyatakan bahwa :
“Populasi merupakan keseluruhan objek atau subjek yang berada
pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan
dengan masalah penelitian.”
Menurut (Sugiyono 2017, 135 ) menyatakan bahwa :
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/
subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.”
Dapat disimpulkan bahwa populasi adalah segala sesuatu yang
mempunyai karakteristik tertentu dan digunakan sebagai objek penelitian
untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya, maka populasi data akan
menentukan siapa dan berapa individu yang akan diteliti. Jumlah populasi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah 26 perusahaan subsektor food and
baverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berikut adalah populasi
perusahaan subsektor food and baveragaes yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
50
Tabel III. 1
Daftar Perusahaan Subsektor Food and Baverages Yang Terdaftar di
BEI
No. Nama Perusahaan Kode
Perusahaan
1 PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP
2 PT Indofood Sukses Makmur Tbk INDF
3 PT Mayora Indah Tbk MYOR
4 PT Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI
5 PT Ultra Jaya Milk Industry & Trading Company Tbk ULTJ
6 PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk GOOD
7 PT Nippon Indosari Corpindo Tbk ROTI
8 PT Sariguna Primatirta Tbk CLEO
9 PT Delta Djakarta Tbk DLTA
10 PT Bumi Teknokultura Unggul Tbk BTEK
11 PT Campina Ice Cream Industry Tbk CAMP
12 PT Prima Cakrawala Abadi Tbk PCAR
13 PT Buyung Poetra Sembada Tbk HOKI
14 PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk CEKA
15 PT Sekar Bumi Tbk SKBM
16 PT Akasha Wira International Tbk ADES
17 PT Wahana Interfood Nusantara Tbk COCO
18 PT Budi Starch & Sweetener Tbk BUDI
19 PT Prasidha Aneka Niaga Tbk PSDN
20 PT Sentra Food Indonesia Tbk FOOD
21 PT Magna Investama Mandiri Tbk MGNA
22 PT Pratama Abadi Nusa Industri Tbk PANI
23 PT Tri Banyan Tirta Tbk ALTO
24 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk AISA
25 PT Siantar Top Tbk STTP
26 PT Sekar Laut Tbk SKLT
Sumber : idnfinancials.com
2. Sampel
Menurut (Martono 2016, 76) menyatakan bahwa :
“Sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki ciri-ciri
atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Atau, sampel dapat
51
didefinisikan sebagai anggota populasi yang dipilih dengan
menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat
mewakili populasi.”
Menurut (Sugiyono 2017, 136) menyatakan bahwa :
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi
harus betul-betul representatif (mewakili).”
Sampel merupakan sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki populasi tersebut atau bagian kecil dari anggota populasi tersebut
yang diambil berdasarkan kriteria tertentu sehingga dapat mewakili
populasinya. Dengan demikian, sampel harus benar-benar bersifat
representatif sehingga dapat mewakili dan mencerminkan karakteristik
populasi dari mana sampel itu diambil.
Jumlah perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini
adalah 5 perusahaan yang diambil berdasarkan purposive sampling.
Menurut (Martono 2016, 81) purposive sampling (sampel bertujuan) adalah
teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Kriteria yang
digunakan dalam penentuan sampel adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan manufaktur subsektor food and baverages yang sudah
terdaftar di Bursa Efek Indonesia per 1 Januari 2013 sampai dengan
Desember 2018.
2. Perusahaan subsektor food and baverages yang tidak mengalami
kerugian selama periode tahun 2013-2018.
52
3. Perusahaan subsektor food and baverages yang memiliki laporan
mengenai pencatatan harga saham selama periode tahun 2013-2018.
4. Perusahaan subsektor food and baverages yang menerbitkan laporan
keuangan tahunan (annual report) yang mencantumkan informasi
data yang dibutuhkan dalam penelitian periode tahun 2013-2018.
Berdasarkan 4 (empat) kriteria diatas terdapat 5 (lima) perusahaan
dengan kriteria yang terpenuhi. Berikut adalah proses pemilihan sampel :
Tabel III. 2
Kriteria Pengambilan Sampel
Sumber : Data olahan penulis
Keterangan Kriteria Pemilihan Sampel Jumlah
Perusahaan
Perusahaan Subsektor food and baverages yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2013-2018 26
Pengurangan Sampel Kriteria 1 :
(9) Perusahaan subsektor food and baverages yang
tidak terdaftar di BEI secara berturut-turut selama
periode tahun 2013-2018
Pengurangan Sampel Kriteria 2 :
(2) Perusahaan subsektor food and baverages yang
mengalami kerugian antara tahun 2013-2018
Pengurangan Sampel Kriteria 3 :
(3) Perusahaan subsektor food and baverages yang
tidak memiliki laporan mengenai pencatatan harga
saham
Pengurangan Sampel Kriteria 4 :
(7) Perusahaan subsektor food and baverages yang
tidak menyediakan data yang terkait dengan
variabel penelitian
Jumlah Perusahaan yang termasuk kriteria 5
53
Dari tabel tersebut, maka yang menjadi sampel dari 26 perusahaan
selama periode tahun 2013-2018 adalah 5 perusahaan. Terdapat 21
perusahaan yang tidak memenuhi kriteria. Berikut adalah sampel
perusahaan subsektor food and baveragaes yang memenuhi kriteria :
Tabel III.3
Daftar Perusahaan Yang Dijadikan Sampel
Sumber : Data olahan penulis
E. Teknik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini
adalah teknik dokumentasi, dengan memperoleh data laporan keuangan dari
website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id), www.idnfinancials.com,
www.finance.yahoo.com, buku, dan jurnal ilmiah yang mendukung penelitian
ini. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah mengumpulkan
dokumen.
Menurut (Martono 2016, 87) menyatakan bahwa :
“Mengumpulkan dokumen atau yang sering disebut dengan metode
dokumentasi merupakan sebuah metode pengumpulan data yang
dilakukan dengan mengumpulkan berbagai dokumen yang berkaitan
dengan masalah penelitian. Dokumen tersebut dapat menjadi sumber
data pokok, dapat pula hanya menjadi data penunjang dalam
mengeksplorasi masalah penelitian.”
No. Nama Perusahaan Kode
Perusahaan
1. PT Sekar Bumi Tbk SKBM
2. PT Indofood Sukses Makmur INDF
3. PT Akasha Wira International Tbk ADES
4. PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk CEKA
5. PT Nippon Indosari Corpindo Tbk ROTI
54
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini , yaitu:
1. Data yang sudah diunduh dari website Bursa Efek Indonesia akan
dianalisis yaitu laporan keuangan perusahaan food and baverages
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2014-2018.
2. Pengolahan data dalam penelitian ini adalah menggunakan aplikasi
Econometrics Views (Eviews) Versi 10. EViews adalah program
komputer yang digunakan untuk mengolah data statistik dan data
ekonometri. EViews dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah
yang berbentuk time-series, cross section, maupun data panel.
EViews mampu menganalisis ekonometrika secara lengkap.
F. Operasional Variabel Penelitian
Menurut (Sujarweni 2015, 70) menyatakan bahwa :
“Variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, dan kemudian ditarik kesimpulannya.”
Menurut (Pandoyo & Sofyan 2018, 159) menyatakan bahwa :
“Identifikasi variabel merupakan salah satu tahapan yang penting
karena dengan mengenal variabel yang sedang diteliti seorang peneliti
akan dapat memahami hubungan dan makna variabel-variabel yang
sedang diteliti.”
Dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian adalah segala sesuatu
yang akan menjadi objek penelitian untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
55
a. Variabel Independen
Menurut (Martono 2016, 61) menyatakan bahwa :
“Variabel bebas (independent variable) merupakan variabel yang
memengaruhi variabel lain atau menghasilkan akibat pada variabel
yang lain, yang pada umumnya berada dalam urutan tata waktu
yang terjadi terlebih dulu. Keberadaan variabel ini dalam penelitian
kuantitatif merupakan variabel yang menjelaskan terjadinya fokus
atau topik penelitian.”
Menurut (Pandoyo & Sofyan 2018, 160) menyatakan bahwa :
“Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel
terikat, entah secara positif atau negatif. Variasi perubahan variabel
bebas akan berakibat terhadap perubahan variabel terikat.”
Variabel Independen (variabel bebas) merupakan variabel yang
mempengaruhi atau sebab perubahan timbulnya variabel terikat.Variabel
bebas menjadi variabel yang menjelaskan terjadinya fokus atau topik
penelitian.
a. Debt to Asset Ratio (DAR)
Menurut (Hery 2016, 24) menyatakan bahwa:
“Debt to Asset Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur perbandingan antara total utang dengan total aset.”
Menurut (Harahap 2015, 304) menyatakan bahwa :
“Debt to Asset Ratio menunjukkan sejauh mana utang dapat
ditutupi oleh aktiva lebih besar rasionya lebih aman (solvable).
Bisa juga dibaca berapa porsi utang dibanding dengan aktiva.”
Dalam penelitian ini, DAR dihitung berdasarkan rumus berikut :
56
b. Debt to Equity Ratio (DER)
Menurut (Sutrisno 2017, 208) menyatakan bahwa:
“Rasio utang dengan modal sendiri (debt to equity ratio)
merupakan imbangan atas utang yang dimiliki perusahaan
dengan modal sendiri.”
Dalam penelitian ini, DER dihitung berdasarkan rumus berikut :
c. Return On Asset (ROA)
Menurut (Hery 2017, 8 ) menyatakan bahwa:
“Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar
jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah
dana yang tertanam dalam total aset. Rasio ini dihitung
dengan membagi laba bersih terhadap total aset.”
Dalam penelitian ini , ROA dirumuskan sebagai berikut :
𝑫𝒆𝒃𝒕 𝒕𝒐 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 (𝐃𝐀𝐑) =𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐔𝐭𝐚𝐧𝐠 (𝑫𝒆𝒃𝒕)
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐀𝐬𝐞𝐭
𝑫𝒆𝒃𝒕 𝒕𝒐 𝑬𝒒𝒖𝒊𝒕𝒚 (𝐃𝐄𝐑) = 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐔𝐭𝐚𝐧𝐠 (𝑫𝒆𝒃𝒕)
𝐄𝐤𝐮𝐢𝐭𝐚𝐬 (𝑬𝒒𝒖𝒊𝒕𝒚)
𝑹𝒆𝒕𝒖𝒓𝒏 𝑶𝒏 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕 (𝐑𝐎𝐀) = 𝐋𝐚𝐛𝐚 𝐁𝐞𝐫𝐬𝐢𝐡 𝐒𝐞𝐭𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐏𝐚𝐣𝐚𝐤
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐀𝐬𝐞𝐭
57
d. Price Earning Ratio (PER)
Menurut (Hery 2016, 27) menyatakan bahwa
“Rasio harga terhadap laba (Price Earning Ratio) merupakan
rasio yang menunjukkan hasil perbandingan antara harga
pasar per lembar saham dengan laba per lembar saham."
Dalam penelitian ini, PER dirumuskan sebagai berikut :
b. Variabel Dependen
Menurut (Martono 2016, 61) menyatakan bahwa :
“Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang
diakibatkan atau dipengaruhi oleh variabel bebas. Keberadaan
variabel ini dalam penelitian kuantitatif adalah sebagai variabel
yang dijelaskan dalam fokus atau topik penelitian.”
Menurut (Pandoyo & Sofyan 2018, 160)menyatakan bahwa :
“Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel
bebas. Variabel terikat merupakan variabel yang menjadi perhatian
utama peneliti. Variasi perubahan variabel terikat dipengaruhi oleh
variasi perubahan variabel bebas.”
Variabel Dependen (variabel terikat) merupakan variabel yang
dipengaruhi akibat dari adanya variabel bebas. Dalam penelitian
kuantitatif varibel terikat menajdi variabel yang dijelaskan dalam fokus
atau topik penelitian.
𝑷𝒓𝒊𝒄𝒆 𝑬𝒂𝒓𝒏𝒊𝒏𝒈 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 (𝐏𝐄𝐑) =𝐇𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐒𝐚𝐡𝐚𝐦 (𝑴𝒂𝒓𝒌𝒆𝒕 𝑷𝒓𝒊𝒄𝒆 𝑷𝒆𝒓 𝒔𝒉𝒂𝒓𝒆)
𝐋𝐚𝐛𝐚 𝐩𝐞𝐫 𝐥𝐞𝐦𝐛𝐚𝐫 𝐬𝐚𝐡𝐚𝐦 (𝑬𝒂𝒓𝒏𝒊𝒏𝒈 𝑷𝒆𝒓 𝒔𝒉𝒂𝒓𝒆)
58
Dalam penelitian ini penulis menggunakan Price to Book Value
sebagai variabel terikat untuk menghitung nilai perusahaan.
Menurut (Hery 2016, 27) menyatakan bahwa :
“Price to Book Value Ratio merupakan rasio yang menunjukkan
hasil perbandingan antara harga pasar per lembar saham dengan nilai
buku per lembar saham.”
Semakin tinggi rasio ini, berarti pasar percaya akan prospek dari
perusahaan tersebut. Perhitungan rasio PBV untuk menghitung nilai
perusahaan adalah sebagai berikut :
Operasional data yang terkait dalam penelitian ini, disajikan dalam
tabel berikut ini:
𝑷𝒓𝒊𝒄𝒆 𝒕𝒐 𝑩𝒐𝒐𝒌 𝑽𝒂𝒍𝒖𝒆 (𝐏𝐁𝐕 ) =𝐇𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐒𝐚𝐡𝐚𝐦
𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 𝐁𝐮𝐤𝐮 𝐩𝐞𝐫 𝐥𝐞𝐦𝐛𝐚𝐫 𝐬𝐚𝐡𝐚𝐦
59
Tabel III. 4
Tabel Operasionalisasi Variabel
No. Variable Rumus Skala
1. Debt to Asset Ratio
(DAR)
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐔𝐭𝐚𝐧𝐠 (𝑫𝒆𝒃𝒕)
𝐀𝐬𝐞𝐭 Rasio
2. Debt to Equtiy Ratio
(DER)
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐔𝐭𝐚𝐧𝐠 (𝑫𝒆𝒃𝒕)
𝐄𝐤𝐮𝐢𝐭𝐚𝐬 (𝑬𝒒𝒖𝒊𝒕𝒚)
Rasio
3. Return On Assett
(ROA)
𝐋𝐚𝐛𝐚 𝐁𝐞𝐫𝐬𝐢𝐡 𝐒𝐞𝐭𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐏𝐚𝐣𝐚𝐤
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐀𝐬𝐞𝐭
Rasio
4. Price Earning Ratio
(PER)
𝐇𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐒𝐚𝐡𝐚𝐦 (𝑴𝒂𝒓𝒌𝒆𝒕 𝑷𝒓𝒊𝒄𝒆 𝑷𝒆𝒓 𝒔𝒉𝒂𝒓𝒆)
𝐋𝐚𝐛𝐚 𝐩𝐞𝐫 𝐥𝐞𝐦𝐛𝐚𝐫 𝐬𝐚𝐡𝐚𝐦 (𝑬𝒂𝒓𝒏𝒊𝒏𝒈 𝑷𝒆𝒓 𝒔𝒉𝒂𝒓𝒆) Rasio
5 Nilai Perusahaan
(PBV)
𝐇𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐒𝐚𝐡𝐚𝐦
𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 𝐁𝐮𝐤𝐮 𝐩𝐞𝐫 𝐥𝐞𝐦𝐛𝐚𝐫 𝐬𝐚𝐡𝐚𝐦 Rasio
Sumber: data olahan penulis
G. Teknik Analisis Data
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji hipotesis yang diajukan untuk
memperoleh pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen yaitu
variabel Debt to Asset Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Asset dan Price
Earning Ratio terhadap Nilai Perusahaan. Metode analisis yang digunakan adalah
penentuan model estimasi dalam uji panel, analisis korelasi, analisis regresi linear
berganda, uji asumsi klasik, uji parsial (uji-t), uji simultan (uji-F), dan uji koefisien
determinasi R2. Pengolahan data menggunakan program EViews 10.
v
60
1. Jenis Data Dalam Analisis Ekonometrika
a. Data Time Series
Menurut (Nuryanto & Pambuko 2018,4) menyatakan bahwa :
“Data time series adalah data dari suatu objek yang terdiri dari
beberapa periode (runtut waktu). Data ini pada umumnya
disajikan dalam bentuk tahunan, bulanan, triwulan, mingguan,
harian, dan lain sebagainya.”
b. Data Cross-section
Menurut (Nuryanto & Pambuko 2018,5) menyatakan bahwa :
“Data Cross-section adalah data dari beberapa objek pada periode
tertentu. Cross-sectional data mengacu pada data yang
dikumpulkan dengan mengamati banyak hal (seperti perorangan,
perusahaan atau negara/wilayah) pada titik yang sama waktu, atau
tanpa memperhatikan perbedaan waktu.”
c. Data Panel
Menurut (Nuryanto & Pambuko 2018,6) menyatakan bahwa :
“Data panel adalah data yang terdiri dari kombinasi data time
series dan data cross-section. Dengan kata lain, data panel terdiri
dari beberapa objek dan meliputi beberapa waktu.”
2. Metode Regresi Data Panel
Dalam penelitian ini menggunakan data panel yang memiliki
beberapa kelebihan. Menurut (Nuryanto & Pambuko 2018, 83) kelebihan data
panel dibandingan dengan data time series dan cross-section adalah sebagai
berikut:
61
a. Dapat mengontrol individu yang heterogen, dimana data individu seperti
perusahaan, antar wilayah, sangat bervariasi. Tanpa mengontrol, data-
data tersebut akan bias.
b. Dengan menggabungkan data time series dan cross-section, maka data
panel menyajikan data yang lebih bervariasi, lebih informatif, rendah
tingkat kolinearitas antar variabel, memperbesar derajat kebebasan
(degree of freedom), dan lebih efisien.
c. Dengan mempelajari data repated cross-section, data panel cocok untuk
studi dinamis (dynamic of change). Pengangguran, job turnover dan
mobilitas tenaga kerja cocok diteliti dengan data panel.
d. Data panel mampu menemukan dan mengukur pengaruh yang tidak dapat
diobservasi melalui data murni time series atau murni data cross-section.
Sebagai missal pengaruh undang-undang upah minimum terhadap
kesempatan kerja dan pendapatan dapat dipelajari lebih baik jika kita
memasukkan pergerakan kenaikan upah minimum sepanjang waktu.
e. Data panel memungkinkan kita mempelajari model perilaku (behavioral
model) yang lebih kompleks. Misalkan fenomena skala ekonomis dan
perubahan teknologi dapat dipahami lebih baik lagi dengan data panel
daripada murni data cross-section atau murni data time series.
Menurut (Nuryanto & Pambuko 2018, 84) terdapat beberapa
metode yang dapat digunakan untuk mengestimasi model regresi dengan
data panel, yaitu :
62
a. Common Effect Model (CEM)
Teknik yang paling sederhana untuk mengestimasi data panel adalah
dengan mengkombinasi data time series dan cross section dengan
menggunakan metode OLS (estimasi common effect). Dalam
pendekatan ini tidak memperhatikan dimensi individu maupun waktu.
Diasumsikan data perilaku antar individu sama dengan kurun waktu.
b. Fixed Effect Model (FE)
Model yang dapat menunjukkan perbedaan konstanta antar objek,
meskipun dengan koefisien regresor yang sama. Model ini yang
kemudian kita kenal dengan regresi Fixed effect (efek tetap). Asumsi
dalam metode ini terdapat perbedaan intersep antar objek namun
intersep antar waktu adalah sama.
c. Random Effect Model (RE)
Di dalam mengestimasikan data panel dengan fixed effect melalui
teknik variabel dummy menunjukkan ketidakpastian model yang kita
gunakan dan itulah kelemahannya. Untuk mengatasi masalah ini kita
bisa menggunakan variabel residual yang dikenal sebagai metode
Random Effect. Didalam model ini kita akan memilih estimasi data
panel dimana residual mungkin saling berhubungan antar waktu dan
antar individu. Dalam metode ini, suatu perbedaan intetsep antar objek
dan antar waktu yang mungkin terjadi akan dimasukkan ke dalam error
pada suatu model OLS, sehingga model akan efisien. Parameter-
parameter yang berbeda antar objek maupun antar waktu juga akan
63
dimasukkan ke dalam error. Karena hal ini, model efek acak sering juga
disebut model komponen error (error component model).
3. Analisis Statistik Deskriptif
Menurut (Sugiyono 2017, 239) menyatakan bahwa :
“Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya
tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau
generalisasi.”
Menurut (Pandoyo & Sofyan 2018, 199) menyatakan bahwa :
“Standar deviasi kecil menunjukan nilai sampel atau populasi
yang mengelompok di sekitar nilai rata-rata hitungnya. Hal ini
disebabkan nilainya hampir sama dengan nilai rata-rata. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa setiap anggota sampel atau populasi
mempunyai kesamaan. Sebaliknya, apabila nilai deviasi besar,
maka penyebaran dari rata-rata juga besar.”
Ukuran pemusatan data adalah suatu ukuran yang
menggambarkan pusat dari kumpulan data yang bisa mewakilinya. Analisis
deskriptif ini tidak berbentuk perbandingan. Deskripsi data yang dilakukan
meliputi ukuran pemusatan dan penyebaran data. Ukuran pemusatan data
meliputi nilai rata-rata (median), minimum dan maximum. Sedangkan
ukuran penyebaran data adalah simpangan baku (standar deviasi).
a. Minimum merupakan nilai terkecil dari ukuran pemusatan data.
b. Maximum merupakan nilai tertinggi dari ukuran pemusatan data.
c. Mean (rata-rata) merupakan suatu ukuran pemusatan data.
d. Standar deviasi adalah bentuk pengukuran yang digunakan untuk
mengukur jumlah variasi atau sebaran sejumlah nilai data.
64
4. Pengujian Hipotesis
a. Model Estimasi Dalam Uji Panel
Menurut (Nuryanto & Pambuko 2018, 85) terdapat 3
pengujian yang sudah dilakukan untuk mengetahui model estimasi
mana yang tepat dalam penelitian ini, yaitu :
1) Uji Chow
Chow test dilakukan sebagai suatu pengujian statistik
dengan prosedur sebagai berikut:
a) Menyusun persamaan dengan Pooled Least Square (Common
Effect Model).
b) Menyusun persamaan dengan fixed Effect Model.
c) Memilih antar Pooled Least Square dan Fixed Effect Model.
Uji Chow merupakan pengujian untuk menentukan
Common Effect Model atau Fixed Effect Model yang paling tepat
digunakan dalam mengestimasi data panel, dengan hipotesis:
H0 : menggunakan metode Common Effect Model
H1 : menggunakan metode Fixed Effect Model
Sebagai penentuan dalam penerimaan atau penolakan
suatu hipotesis, terdapat beberapa syarat atau kriteria antara lain:
H0 diterima jika probabilitas >0.05 dan H1 ditolak. Maka analisis
regresi menggunakan Common Effect Model.
65
2) Uji Hausman
Hausman test dilakukan apabila hasil pengujian pada
chow test menerima H1, yaitu model fixed effect yang kemudian
dibandingkan dengan model random effect melalui prosedur
sebagai berikut:
a) Menyusun persamaan dengan Random Effect Model.
b) Memilih antara Fixed Effect Model dengan Random Effect.
Uji Hausman merupakan pengujian untuk menentukan
Fixed Effect Model atau Random Effect Model yang paling tepat
digunakan dalam mengestimasi data panel, dengan hipotesis:
H0 : menggunakan metode Random Effect Model
H1 : menggunakan metode Fixed Effect Model
Sebagai penentuan dalam penerimaan atau penolakan
suatu hipotesis, terdapat beberapa syarat atau kriteria antara lain:
H0 diterima jika probabilitas >0.05 dan H1 ditolak. Maka analisis
regresi menggunakan Random Effect Model.
H0 ditolak jika probabilitas <0.05 dan H1 diterima. Maka analisa
regresi menggunakan Fixed Effect Model.
3) Uji Lagrange Multiplier
LM test dilakukan sebagai suatu pengujian statistik
dengan prosedur sebagai berikut:
66
a) Menyusun persamaan dengan Pooled Least Square (Common
Effect Model)
b) Menyusun persamaan dengan Random Effect Model
c) Memilih antar Pooled Least Square dan Random Effect
Uji Lagrange Multipler merupakan pengujian untuk
menentukan Common Effect Model atau Random yang paling tepat
digunakan dalam mengestimasi data panel, dengan hipotesis:
H0 : menggunakan metode Common Effect Model
H1 : menggunakan metode Random Effect Model
Sebagai penentuan dalam penerimaan atau penolakan
suatu hipotesis, terdapat beberapa syarat atau kriteria antara lain:
H0 diterima jika probabilitas >0.05 dan H1 ditolak. Maka analisis
regresi menggunakan Common Effect Model.
H1 ditolak jika probabilitas <0.05 dan H1 diterima. Maka analisa
regresi menggunakan Random Effect Model.
b. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji, apakah model
regresi yang digunakan dalam penelitian ini layak diuji atau tidak.
Pengujian asumsi klasik dilakukan setelah model regresi diestimasi,
bukan sebelum model regresi diestimasi. Uji asumsi klasik digunakan
untuk memastikan bahwa normalitas, autokorelasi, multikolinearitas,
dan heterosdekastisitas tidak terdapat dalam model yang digunakan.
67
Jika keseluruhan syarat tersebut terpenuhi, berarti bahwa model analisis
telah layak digunakan. Uji penyimpangan asumsi klasik, dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah masing-
masing variabel berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas
diperlukan untuk melakukan pengujian-pengujian variabel lainnya
dengan mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi
normal. Menurut Ghozali (2013) dalam buku Pandoyo & Sofyan (2018,
222) menyatakan bahwa jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik
menjadi tidak valid dan statistik parametrik tidak dapat digunakan.
Penyimpangan asumsi normalitas akan semakin kecil
pengaruhnya jika jumlah sampel diperbesar. Uji normalitas dapat
dilakukan salah satunya dengan menggunakan Jarque-Berra. Nilai
statistik Jarque Bera didasarkan pada chi-squares. Residual dikatakan
memiliki distribusi normal jika Jarque Bera > Chi square atau
probabilita (p-value) > α = 5%. Kriteria pengujiannya adalah :
a) H0: Jarque-Bera > Chi square, p-value < 5%, data tidak terdistribusi
dengan normal.
b) H1: Jarque-Bera < Chi square, p-value > 5%, data terdistribusi
dengan normal.
68
2) Uji Autokorelasi
Menurut (Winarno, 2007) dalam buku (Pandoyo & Sofyan
2018, 224) Autokorelasi adalah hubungan antara residual satu
observasi dengan residual observasi lainnya. Autokorelasi ini umumnya
terjadi pada data time series. Konsekuensi dari adanya autokorelasi
pada model ialah bahwa penaksir tidak efisien dan uji t serta uji F yang
biasa tidak valid walaupun hasil estimasi tidak bias.
Pengujian yang banyak digunakan untuk meneliti
kemungkinan terjadinya autokorelasi adalah uji Durbin-Watson (D-W).
Kriteria pengujian metode Durbin Watson menurut (Santoso 2019, 207)
adalah sebagai berikut:
a) Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif
b) Angka D-W diantara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi
c) Angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif
3) Uji Multikoliniearitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antara variabel-variabel bebas. Pada model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
bebas/variabel independen.
Menurut (Pandoyo & Sofyan, 2018, 227) Multikoliniearitas
adalah kondisi dimana adanya hubungan linier antara variabel-variabel
bebas. Jika multikoliniearitas itu sempurna maka seitap koefisien
regresi dari variabel-variabel bebasnya tidak dapat menentukan dan
69
standar erornya tidak terbatas. Jika multikoliniearitas kurang dari
sempurna maka koefisien regresi walaupun bisa menentukan, tetapi
memiliki standar eror yang besar (dalam hubungan dengan koefisien
mereka itu sendiri), yang berarti koefisien-koefisiennya tidak bisa
diestimasi dengan akurasi yang tepat.
Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieartias dalam
model regresi adalah dengan menganalisis matriks korelasi parsial. Jika
digunakan matriks korelasi, maka deteksi multikolinearitas dilakukan
dengan cara menganalisis nilai-nilai korelasi diantara variabel bebas.
Menurut (Gujarati, 2004) dalam buku (Wahyudi 2016, 142)
mengatakan bahwa bila korelasi antara dua variabel bebas melebihi 0,8
maka multikolinearitas menjadi masalah serius. Apabila korelasi antar
variabel penjelas tidak lebih besar dibanding korelasi variabel terikat
dengan masing-masing variabel penjelas, maka dapat dikatakan tidak
terdapat masalah serius. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
apabila angka korelasi lebih kecil dari 0,8 maka dapat dikatakan telah
terbebas dari masalah multikolinearitas.
4) Uji Heteroskedastisitas
Menurut (Ghozali, 2013) dalam buku (Pandoyo & Sofyan
2018, 230) uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regeresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual satu
pengamatan ke pengamatan lain, jika variance dari residual satu
70
pengamatan ke pengamatan lain berbeda maka disebut
heterokedastisitas.
Menurut (Gujarati, 2004) dalam buku (Wahyudi 2016, 204)
keberadaan heteroskedastisitas dalam suatu model dapat dideteksi
dengan metode grafis. Keberadaan heteroskedastisitas dapat diamati
dengan cara menampilkan plot residual kuadrat. Jika terdapat pola
tertentu pada plot residual kuadrat, maka dapat dikatakan model
terindikasi mengalami heteroskedastisitas. Sebaliknya jika tidak
terdapat pola-pola tertentu, atau data menyebar, maka terindikasi
adanya homoskedastisitas.
c. Analisis Regresi Linear Berganda
Menurut (Sujarweni 2015, 160) menyatakan bahwa:
“Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui
pengaruh X1 dan X2 terhadap Y. Selain itu juga analisis
regresi digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini.”
Menurut Ghozali (2013) dalam buku Pandoyo & Sofyan
(2018, 2018) menyatakan bahwa analisis regresi linear berganda
digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau
lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen
dengan independen.
Pada penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda yang
digunakan untuk mendeskripsikan suatu pengaruh terhadap variabel
dependen dengan variabel independen sehingga uji analisis berganda
71
ini mampu menjelaskan hubungan suatu variabel dengan variabel
lainnya terutama variabel dependen dengan variabel independen.
Analisis regresi berganda dapat digambarkan dengan model penelitian
sebagai berikut:
Keterangan :
Y = Variabel dependen Nilai Perusahaan
X1 = Variabel independen Current Ratio
X2 = Variabel independen Debt to Equity Ratio
X3 = Variabel independen Return On Asset
α = Konstanta (nilai Y apabila X1, X2, X3 = 0)
β1,β2, β3 = Koefisien Regresi (nilai peningkatan atau penurunan)
ε = Residual
5. Uji Hipotesis
Uji Hipotesis dipergunakan untuk menguji kebenaran suatu
pernyataan secara statistik dan menarik kesimpulan apakah menerima
atau menolak pernyataan tersebut. Pernyataan ataupun asumsi
sementara yang dibuat untuk diuji kebenarannya tersebut dinamakan
dengan hipotesis (hypothesis) atau hipotesa. Tujuan dari uji hipotesis
adalah untuk menetapkan suatu dasar sehingga dapat mengumpulkan
Y= α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + ε
72
bukti yang berupa data-data dalam menentukan keputusan apakah
menolak atau menerima kebenaran dari pernyataan atau asumsi yang
telah dibuat. Uji Hipotesis dapat memberikan kepercayaan diri dalam
pengambilan keputusan yang bersifat objektif.
a. Uji t (Uji Regresi Secara Parsial)
Uji t ini digunakan untuk melihat tingkat signifikan dari variabel
bebas secara individu dalam mempengaruhi variasi dari variabel terikat.
Menurut (Pandoyo & Sofyan 2018, 253) menyatakan bahwa
apabila nilai prob. T hitung (ditunjukkan pada Prob) lebih kecil dari
tingkat kesalahan (alpha) 0.05 (yang telah ditentukan) maka dapat
dikatakan bahwa variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap
variabel terikatnya, sedangkan apabila nilai prob.t hitung lebih besar dari
tingkat kesalahan 0.05 maka dapat dikatakan bahwa variabel bebas tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel terikatnya.
Langkah-langkah pengujian uji t :
1) Formulasi Hipotesis :
a) Pengaruh Debt to Asset Ratio Terhadap Nilai Perusahaan
H0: Tidak terdapat pengaruh signifikan debt to asset ratio
terhadap baverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode tahun 2013-2018.
73
H1: Terdapat pengaruh signifikan current ratio terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan subsektor food and baverages
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013-
2018.
b) Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap Nilai Perusahaan
H0: Tidak terdapat pengaruh signifikan debt to equity ratio
terhadap nilai perusahaan pada perusahaan subsektor food
and baverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode tahun 2013-2018.
H2: Terdapat pengaruh signifikan debt to equity ratio terhadap
nilai perusahaan pada perusahaan subsektor food and
baverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
tahun 2013-2018.
c) Pengaruh Return On Asset Ratio Terhadap Nilai Perusahaan
H0: Tidak terdapat pengaruh signifikan return on asset terhadap
nilai perusahaan pada perusahaan subsektor food and
baverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
tahun 2013-2018.
H3: Terdapat pengaruh signifikan return on asset terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan subsektor food and baverages
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013-
2018.
74
d) Pengaruh Price Earning Ratio Terhadap Nilai Perusahaan
H0: Tidak terdapat pengaruh signifikan price earning ratio
terhadap nilai perusahaan pada perusahaan subsektor food
and baverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode tahun 2013-2018.
H4: Terdapat pengaruh signifikan price earning ratio terhadap
nilai perusahaan pada perusahaan subsektor food and
baverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
tahun 2013-2018.
2) Kriterian Penentuan Nilai α Dengan Nilai Signifikan
Menurut (Pandoyo & Sofyan 2018, 263) menyatakan
bahwa uji hipotesis juga dapat dilakukan melalui penggunaan
konsep p-value. Konsep ini membandingkan p-value dengan taraf
signifikasi. Jika H0 ditolak maka terdapat hubungan antara variabel
bebas dan variabel terikat secara individu. Kriteria menerima atau
menolaknya ditentukan oleh nilai probabilita. Suatu variabel bebas
dikatakan signifikan pada tingkat signifikansi 5 persen terhadap
variabel tidak bebas jika nilai probabilita 0,05.
75
b. Uji F (Uji Regresi Secara Simultan)
Uji simultan atau uji F bertujuan untuk mengetahui bahwa
variabel independen debt to asset ratio, debt to equity ratio, return on
asset dan price earning ratio berpengaruh atau tidak secara simultan
terhadap nilai perusahaan.
Langkah-langkah pengujian Uji F :
1) Formulasi Hipotesis:
a) Pengaruh Debt to Asset Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On
Asset dan Price Earning Ratio secara simultan terhadap nilai
perusahaan
H0: Tidak terdapat pengaruh signifikan debt to asset ratio, debt
to equity ratio, return on asset dan price earning ratio secara
bersama-sama terhadap nilai perusahaan pada perusahaan
subsektor food and baverages yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode tahun 2013-2018.
H5: Terdapat pengaruh signifikan debt to asset ratio, debt to
equity ratio, return on asset dan price earning ratio secara
bersama-sama terhadap nilai perusahaan pada perusahaan
subsektor food and baverages yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode tahun 2013-2018.
76
2) Kriterian Penentuan Nilai α Dengan Nilai Signifikan
Menurut (Pandoyo & Sofyan 2018, 261) menyatakan
bahwa untuk melihat atau mengetahui perhitungan signigikansi maka
uji F dihitung berdasarkan perbandingan antara nilai tingkat
signifikansi (α tertentu) dengan nilai prob F statistik. Kriteria
menerima atau menolaknya ditentukan oleh seberapa besar nilai
sinigikansinya. Suatu model dikatakan signifikansi 5 persen terhadap
variabel tidak bebas jika probabilita 0,05..
c. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Menurut (Pandoyo & Sofyan 2018, 233) menyatakan bahwa :
“Nilai koefisien determinasi dapat diukur oleh nilai R-Square
atau Adjusted R Square. R-Square digunakan pada saat
variabel bebas hanya 1 saja, sedangkan Adjusted R-Square
digunakan pada saat variabel bebas lebih dari satu.”
Koefisien determinasi menunjukkan variasi pengaruh
variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Menurut (Pandoyo &
Sofyan 2018, 233) nilai koefisien determinasi dapat diukur oleh nilai R-
Square atau Adjusted R-Square. R-Square digunakan pada saat variabel
bebas hanya satu saja, sedangkan Adjusted R-Square digunakan pada
variabel bebas lebih dari satu. Dalam penelitian ini penulis menghitung
koefisien determinasi dengan menggunakan Adjusted R-Square karena
variabel independen yang penulis gunakan lebih dari satu.
77
Menurut (Pandoyo & Sofyan 2018, 267) besarnya koefisien
determinasi (R2) adalah 0 sampai 1. Semakin mendekati 1 besarnya
koefisien determinasi suatu persamaan regresi semakin besar pula
pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen
(semakin besar kemampuan model yang dihasilkan dalam menjelaskan
perubahan nilai variabel dependen). Sebaliknya semakin mendekati nol
besarnya koefisien determinasi suatu persamaan regresi semakin kecil
pula pengaruh semua variabel independen terhadap nilai variabel
dependen (semakin kecil kemampuan model yang dihasilkan dalam
menjelaskan perubahan nilai variabel dependen).
Untuk memberikan interpretasi dari nilai koefisien korelasi,
dapat menggunakan pedoman sebagaimana terlihat pada tabel berikut :
Tabel III. 5
Nilai Interpretasi Koefisien Korelasi
Sumber : Sugiyono (2018) dalam buku Pandoyo & Sofyan
(2018, 205)
No. Interval Koefisien Tingkat Pengaruh
1. 0.00 - 0.199 Sangat Rendah
2. 0.20 - 0.399 Rendah
3. 0.40 - 0.599 Sedang
4. 0.60 - 0.799 Kuat
5. 0.80 - 1.000 Sangat Kuat
78
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Hasil statistik deskriptif dari Debt to Asset, Debt to Equity Ratio, Return
On Asset, Price Earning Ratio, dan Price to Book Value dapat dilihat pada tabel
IV. 1 sebagai berikut :
Tabel IV. 1
Analisis Deskriptif
Sumber : data diolah dengan menggunakan Eviews 10
Pada tabel IV. 1 di atas, maka dapat diketahui bahwa sampel yang
digunakan dalam penelitian ini ada 5 perusahaan selama 6 tahun terakhir terdiri
dari 30 sampel dan masing-masing variabel memiliki nilai yang bereda.
Date: 01/11/20 Time: 16:12
Sample: 2013 2018 DAR DER ROA PER PBV Mean 0.475366 0.963521 0.067126 21.56175 2.254366
Median 0.498235 0.992965 0.060460 16.42144 1.522415
Maximum 0.632220 1.719020 0.175110 86.76654 7.301770
Minimum 0.164510 0.196910 0.009010 3.214290 0.627640
Std. Dev. 0.096912 0.331514 0.037321 17.18556 1.805163
Skewness -1.085496 -0.020178 0.935224 2.017185 1.542474
Kurtosis 4.665977 2.858077 3.856903 7.999200 4.294843
Jarque-Bera 9.360857 0.027213 5.291075 51.58517 13.99190
Probability 0.009275 0.986485 0.070967 0.000000 0.000916
Sum 14.26097 28.90563 2.013780 646.8524 67.63098
Sum Sq. Dev. 0.272365 3.187154 0.040394 8564.958 94.49974
Observations 30 30 30 30 30
79
Variabel Debt to Asset (DAR) diketahui memiliki nilai rata-rata (mean)
dari variabel DAR sebesar 0.475366 dan nilai dari standar deviasi dari variabel
DAR sebesar 0.096912. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata (mean)
lebih besar dari standar deviasi, sehingga mengindikasi hasil yang baik. Standar
deviasi adalah nilai statistik yang menentukan penyebaran data dalam sampel atau
sebagai pencerminan penyimpangan. Nilai minimum dari variabel DAR sebesar
0.164510, nilai maksimum dari variabel DAR sebesar 0.632220.
Variabel Debt to Equity Ratio (DER) diketahui memiliki nilai rata-rata
(mean) dari variabel DER sebesar 0.963521 dan nilai dari standar deviasi dari
variabel DER sebesar 0.331514. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata
(mean) lebih besar dari standar deviasi, sehingga mengindikasi hasil yang baik.
Standar deviasi adalah nilai statistik yang menentukan penyebaran data dalam
sampel atau sebagai pencerminan penyimpangan. Nilai minimum dari variabel
DER sebesar 0.196910, nilai maksimum dari variabel DER sebesar 1.719020.
Variabel Return On Asset (ROA) diketahui memiliki nilai rata-rata
(mean) dari variabel ROA sebesar 0.068786 dan nilai dari standar deviasi dari
variabel ROA sebesar 0.038097 Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata
(mean) lebih besar dari standar deviasi, sehingga mengindikasi hasil yang baik.
Standar deviasi adalah nilai statistik yang menentukan penyebaran data dalam
sampel atau sebagai pencerminan penyimpangan. Nilai minimum dari variabel
ROA sebesar 0.009010, nilai maksimum dari variabel ROA sebesar 0.175110.
Variabel Price Earning Ratio (PER) diketahui memiliki nilai rata-rata
(mean) dari variabel PER sebesar 21.56175 dan nilai dari standar deviasi dari
80
variabel PER sebesar 17.18556. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata
(mean) lebih besar dari standar deviasi, sehingga mengindikasi hasil yang baik.
Standar deviasi adalah nilai statistik yang menentukan penyebaran data dalam
sampel atau sebagai pencerminan penyimpangan. Nilai minimum dari variabel
PER sebesar 3.214290, nilai maksimum dari variabel PER sebesar 86.76654.
Variabel Price to Book Value (PBV) diketahui memiliki nilai rata-rata
(mean) dari variabel PER sebesar 2.254366 dan nilai dari standar deviasi dari
variabel PBV sebesar 1.805163. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata
(mean) lebih besar dari standar deviasi, sehingga mengindikasi hasil yang baik.
Standar deviasi adalah nilai statistik yang menentukan penyebaran data dalam
sampel atau sebagai pencerminan penyimpangan. Nilai minimum dari variabel
PBV sebesar 0.627640, nilai maksimum dari variabel PBV sebesar 7.301770.
B. Analisis Hasil Penelitian
Objek pada penelitian ini adalah perusahaan subsektor food and
baverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2013 – 2018
dan perusahaan tersebut memiliki laporan keuangan tahunan secara lengkap.
Perusahaan yang dijadikan sebagai subjek penelitian yaitu PT Sekar Bumi, Tbk.
(SKBM), PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. (INDF), PT Akasha Wira
International, Tbk .(ADES), PT Wilmar Cahaya Indonesia, Tbk. (CEKA), PT
Nippon Indosari Corpindo, Tbk. (ROTI).
81
1. Hasil Perhitungan Debt to Asset Ratio
Debt to Asset Ratio dalam penelitian ini digunakan untuk menghitung
perbandingan antara jumlah utang atau kewajiban (liabilitas) terhadap total aset
yang dimiliki perusahaan. Dalam penelitian ini debt to asset ratio diukur
dengan membandingkan hasil pembagian antara total utang dengan total aset.
Hasil perhitungan debt to asset ratio dari lima perusahaan yang menjadi sampel
pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel IV. 2
Tabel Perhitungan Debt to Asset Ratio
Sumber : data olahan penulis
Bedasarkan tabel IV.2 dapat dilihat bahwa nilai Debt to Asset (DAR)
tertinggi sebesar 0.63222, yaitu PT Sekar Bumi Tbk, Tbk. pada tahun 2018 dan
nilai debt to asset ratio terendah sebesar 0.16451, yaitu PT Wilmar Cahaya
Indonesia, Tbk. pada tahun 2018.
Kode
Perusahaan
Debt To Asset Ratio (DAR)
2013 2014 2015 2016 2017 2018
SKBM 0.59585 0.51056 0.54991 0.63222 0.36955 0.41256
INDF 0.50862 0.52026 0.53043 0.46527 0.46831 0.48293
ADES 0.39968 0.41410 0.49731 0.49916 0.49656 0.45316
CEKA 0.50611 0.58140 0.56933 0.37732 0.35156 0.16451
ROTI 0.56804 0.55195 0.56083 0.50585 0.38150 0.33613
82
Pada tabel IV.2 menerangkan bahwa setiap perusahaan memiliki nilai
debt to asset ratio yang mengalami peningkatan maupun penurunan.
Peningkatan pada rasio ini dapat disebabkan oleh tingginya total utang
perusahaan dan rendahnya total aset yang dimiliki setiap perusahaan. Utang
yang terlalu banyak akan membebani keuangan perusahaan. Untuk manajemen
perusahaan harus dapat menghitung komposisi antara utang dan modal dari
aset yang baik untuk perusahaan.
2. Debt To Equity Ratio
Pada penelitian ini debt to equity ratio (DER) digunakan untuk
menghitung antara jumlah utang atau kewajiban (liabilitas) terhadap jumlah
modal bersih (ekuitas) yang dimiliki perusahaan. Dalam penelitian ini debt to
equity ratio diukur dengan membandingkan hasil pembagian antara total utang
dengan ekuitas. Hasil perhitungan debt to equity dari lima perusahaan yang
menjadi sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
83
Tabel IV.3
Tabel Perhitungan Debt to Equity Ratio
Sumber : Data olahan penulis
Bedasarkan tabel IV.3 dapat dilihat bahwa nilai Debt To Equity Ratio
(DER) tertinggi sebesar 1.71902, yaitu PT Sekar Bumi, Tbk. pada tahun 2016
dan nilai debt to equity terendah sebesar 0.19691, yaitu PT Wilmar Cahaya
Indonesia, Tbk. pada tahun 2018
Pada tabel IV.3 menerangkan bahwa setiap perusahaan memiliki nilai
debt to equity yang mengalami peningkatan maupun penurunan. Peningkatan
pada rasio ini dapat disebabkan oleh tingginya total utang perusahaan dan
rendahnya total ekuitas yang dimiliki setiap perusahaan. Hal ini dapat
disebabkan karena banyaknya penambahan dana dari kreditur seperti pinjaman
kepada pihak bank. Meningkanya beban terhadap kreditur menunjukkan bahwa
sumber modal perusahaan sangat tergantung dari pihak luar. Dan besarnya
beban utang yang ditanggung perusahaan dapat mengurangi jumlah laba yang
diterima perusahaan.
Kode
Perusahaan
Debt To Equity Ratio (DER)
2013 2014 2015 2016 2017 2018
SKBM 1.47435 1.04314 1.22177 1.71902 0.58617 0.70229
INDF 1.03509 1.08446 1.12959 0.87009 0.88079 0.93397
ADES 0.66579 0.70678 0.98930 0.99663 0.98632 0.82870
CEKA 1.02475 1.38889 1.32199 0.60596 0.54216 0.19691
ROTI 1.31500 1.23190 1.27702 1.02366 0.61681 0.50633
84
3. Return On Asset
Pada penelitian ini Return on Asset (ROA) digunakan untuk
menghitung perbandingan laba bersih setelah pajak dengan total aset. ROA
menunjukkan presentase keuntungan dari laba bersih yang dipeoleh
perusahaan dengan jumlah aset.
Dalam penelitian ini return on asset diukur dengan membandingkan
hasil pembagian antara laba bersih setelah pajak dengan total aset. Hasil
perhitungan return on asset dari lima perusahaan yang menjadi sampel pada
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel IV. 4
Tabel Perhitungan Return On Asset
Sumber : Data Olahan Penulis
Bedasarkan tabel IV.4 dapat dilihat bahwa nilai Return On Asset
(ROA) tertinggi sebesar 0.17511, yaitu PT Wilmar Cahaya Indonesia, Tbk.
pada tahun 2016 dan nilai return on asset terendah sebesar 0.00901, yaitu PT
Sekar Bumi, Tbk. pada tahun 2018.
Kode
Perusahaan
Return On Asset (ROA)
2013 2014 2015 2016 2017 2018
SKBM 0.11708 0.13720 0.05252 0.02251 0.01595 0.00901
INDF 0.04375 0.05988 0.04039 0.06409 0.05851 0.05140
ADES 0.12619 0.06144 0.05027 0.07290 0.04551 0.10989
CEKA 0.06083 0.03193 0.07171 0.17511 0.07713 0.07926
ROTI 0.08669 0.08800 0.09997 0.09583 0.02969 0.02894
85
Pada tabel IV.3 menerangkan bahwa setiap perusahaan memiliki nilai
return on asset yang mengalami peningkatan maupun penurunan. ROA
dipengaruhi oleh margin laba bersih dan perputaran total aktiva. ROA yang
rendah dapat disebabkan karena rendahnya margin laba bersih dan rendahnya
perputaran total aktiva. Manajemen perusahaan diharapkan dapat lebih
memperhatikan seluruh aset atau aktiva yang menjadi harta perusahaan, baik
yang diperoleh dari modal sendiri maupun modal asing yang telah diubah
perusahaan menjadi aktiva-aktiva perusahaan yang digunakan untuk
kelangsungan hidup perusahaan.
4. Price Earning Ratio
Pada penelitian ini Price Earning Ratio (PER) adalah alat ukur yang
paling umum digunakan untuk menganalisa nilai saham. Hasil ini
mengindikasikan berapa besar investor bersedia membayar setiap rupiah atas
pendapatan perusahaan tersebut.
Dalam penelitian ini price earning ratio diukur dengan
membandingkan hasil pembagian antara harga saham dengan laba per lembar
saham. Hasil perhitungan price earning ratio dari lima perusahaan yang
menjadi sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
86
Tabel IV.5
Tabel Perhitungan Price Earning Ratio
Sumber : Data olahan penulis
Bedasarkan tabel IV.5 dapat dilihat bahwa nilai price to earning ratio
(PER) tertinggi sebesar 86.76654, yaitu PT Sekar Bumi, Tbk. pada tahun 2018
dan nilai price to earning ratio terendah sebesar 3.21429, yaitu PT Wilmar
Cahaya Indonesia, Tbk. pada tahun 2016.
Pada tabel IV.4 menerangkan bahwa setiap perusahaan memiliki nilai
price earning ratio yang mengalami peningkatan maupun penurunan. PER
dipengaruhi oleh kinerja perusahaan yang telah terjadi, ekspetasi (harapan)
pasar terhadap perusahaan serta informasi tentang perusahaan. Semakin baik
kinerja perusahaan maka persepsi pasar terhadap perusahaan juga akan
semakin baik. Pasar semakin optimis akan masa depan perusahaan. Harapan
pasar terhadap perusahaan meningkat sehingga meningkatkan nilai PER dan
hal ini dapat membuat harga saham menjadi naik. Begitupula sebaliknya
harapan pasar yang menurun dapat menyebabkan harga saham perusahaan
tersebut juga menurun sehingga mempengaruhi nilai PER. Menurunnya nilai
PER dapat disebabkan oleh kurangnya informasi mengenai perusahaan dan
Kode
Perusahaan
Price to Earning Ratio (PER)
2013 2014 2015 2016 2017 2018
SKBM 7.16418 11.83071 21.24550 21.03188 46.42857 86.76654
INDF 23.15789 15.27149 15.31065 16.79025 16.05263 15.71730
ADES 21.27660 25.94340 18.12500 10.52632 13.61538 10.22222
CEKA 5.29680 10.86957 3.77095 3.21429 7.12707 8.81410
ROTI 32.67136 37.17123 23.66698 28.92786 46.09544 42.75027
87
kondisi lingkungan yang membuat investor tidak menaruh harapan pada
perusahaan tersebut.
5. Price to Book Value
Pada penelitian ini Price to Book Value (PBV) menggambarkan
seberapa pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan.
Dalam penelitian ini price to book value diukur dengan membandingkan
hasil pembagian antara harga saham dengan nilai buku per lembar saham. Hasil
perhitungan price to book value dari lima perusahaan yang menjadi sampel
pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel IV.6
Tabel Perhitungan Price to Book Value
Sumber : Data olahan penulis
Bedasarkan tabel IV.6 dapat dilihat bahwa nilai price to book value
(PBV) tertinggi sebesar 7.30177, yaitu PT Nippon Indosari Corpindo Tbk.
pada tahun 2014 dan nilai price to book value terendah sebesar 0.62764, yaitu
PT Wilmar Cahaya IndonesiaTbk. pada tahun 2015.
Pada tabel IV.6 menerangkan bahwa setiap perusahaan memiliki nilai
price to book value yang mengalami peningkatan maupun penurunan. PBV
Kode
Perusahaan
Price to Book Value (PBV)
2013 2014 2015 2016 2017 2018
SKBM 2.06615 2.85752 2.57208 1.62703 1.20607 1.15280
INDF 1.51019 1.43755 1.05373 1.58358 1.43190 1.31046
ADES 4.45578 2.74209 1.82339 1.53464 1.23415 1.12615
CEKA 0.65326 0.83015 0.62764 0.90464 0.84996 0.83769
ROTI 6.55759 7.30177 5.38745 5.61350 2.79698 2.54509
88
yang mengalami penigkatan maupun penurunan dapat disebabkan oleh harga
per lembar saham yang tidak seimbang. Seharusnya nilai buku per lembar
saham jauh lebih besar dari harga per lembar saham. PBV yang rendah
merupakan tanda yang baik bagi perusahaan. Semakin bagus prospek sebuah
perusahaan maka semakin banyak disukai oleh investor dan menyebabkan
semakin bagus PBV sahamnya. PBV dapat menunjukkan apa yang akan
didapatkan oleh pemegang saham setelah perusahaan terjual dengan semua
utangnya telah dilunasi.
C. Pengujian Hipotesis
Dalam penelitian ini, penulis melakukan pengujian hipotesis melalui
tujuh cara, yaitu uji pemilihan model data panel, analisis regresi linear berganda,
uji asumsi klasik, uji parsial (uji-t), uji simultan (uji-F), dan uji koefisien
determinasi R2. Berikut adalah hasil uji yang telah dilakukan oleh penulis :
1. Penentuan Model Estimasi Dalam Uji Panel
a. Uji Chow
Tabel IV. 7
Hasil Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: FIXEDEFFECT
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 12.313623 (4,21) 0.0000
Cross-section Chi-square 36.228054 4 0.0000
Cross-section fixed effects test equation:
Dependent Variable: PBV
Method: Panel Least Squares
89
Sumber : data diolah dengan menggunakan Eviews 10
Hasil intepretasi uji kesesuaian model chow test dapat diketahui
berdasarkan output pada Tabel. IV.7 antara lain sebagai berikut :
1) Hipotesis
H0 = Common Effect Model
H1 = Fixed Effect Model
2) Kriteria
Menerima H0 jika Uji-F (cross-section F) nilai probabilitasnya >
alpha 5% (0,05)
Menerima H1 jika Uji-F (cross-section F) nilai probabilitasnya <
alpha 5% (0,05)
Date: 11/02/19 Time: 14:03
Sample: 2013 2018
Periods included: 6
Cross-sections included: 5
Total panel (balanced) observations: 30
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -2.809722 1.424051 -1.973049 0.0596
DAR -3.288490 3.455541 -0.951657 0.3504
DER 3.017682 1.223796 2.465838 0.0209
ROA 31.86183 7.860063 4.053635 0.0004
PER 0.072779 0.017533 4.151025 0.0003
R-squared 0.503322 Mean dependent var 2.254366
Adjusted R-squared 0.423854 S.D. dependent var 1.805163
S.E. of regression 1.370196 Akaike info criterion 3.618796
Sum squared resid 46.93590 Schwarz criterion 3.852329
Log likelihood -49.28194 Hannan-Quinn criter. 3.693505
F-statistic 6.333617 Durbin-Watson stat 0.713675
Prob(F-statistic) 0.001158
90
3) Hasil Uji
Hasil uji menunjukkan bahwa nilai probabilitas cross-section F
sebesar 0.0000 dan nilainya lebih kecil dari 0.05, maka H1 diterima.
4) Kesimpulan
Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima atau model
yang cocok digunakan adalah Fixed Effect Model.
b. Uji Haustman
Tabel IV. 8
Hasil Uji Hausman
Sumber : data diolah dengan menggunakan Eviews 10
Hasil intepretasi uji kesesuaian model haustman test dapat diketahui
berdasarkan output pada Tabel. IV.8 antara lain sebagai berikut :
1) Hipotesis
H0 = Random Effect Model
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: FIXEDEFFECT
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 49.254492 4 0.0000
Cross-section random effects test comparisons:
Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.
DAR -5.009446 -3.288490 1.113655 0.1029
DER 2.916018 3.017682 0.260978 0.8423
ROA 22.538440 31.861827 7.258085 0.0005
PER 0.031412 0.072779 0.000170 0.0015
91
H1 = Fixed Effect Model
2) Kriteria
Menerima H0 jika nilai probabilitas (Prob.) Crorss-section random >
alpha 5% (0,05)
Menerima H1 jika nilai probabilitas (Prob.) Crorss-section random <
alpha 5% (0,05)
3) Hasil Uji
Hasil uji menunjukkan bahwa nilai probabilitas (Prob.) Crorss-section
random sebesar 0.0000 dan nilainya lebih kecil dari 0.05, maka H1
diterima.
4) Kesimpulan
Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima atau model
yang cocok digunakan adalah Fixed Effect Model.
Maka dapat disimpulkan berdasarkan hasil intepretasi uji chow dan
uji haustman dalam hal ini sudah diketemukan untuk model yang terbaik
dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Fixed Effect Model.
92
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Gambar IV. 1
Hasil Uji Normalitas
Sumber : data diolah dengan menggunakan Eviews 10
Hasil interpretasi uji normalitas dapat diketahui berdasarkan
output pada Gambar. IV.1 adalah adalah sebagai berikut :
Keputusan terdistribusi normal tidaknya data tersebut adalah
dengan membadingkan nilai Probabilitas JB (Jarque-Bera) hitung dengan
tingkat alpha 0.05 (5%). Apabila Prob. JB hitung lebih besar dari 0.05
maka dapat disimpulkan bahwa residual terdistribusi normal dan
sebaliknya, apabila nilainya lebih kecil maka tidak cukup bukti untuk
menyatakan bahwa residual terdistribusi normal. Nilai Prob. JB hitung
0
1
2
3
4
5
6
7
-1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5
Series: Standardized Residuals
Sample 2013 2018
Observations 30
Mean -4.44e-17
Median 0.081221
Maximum 1.432449
Minimum -1.394317
Std. Dev. 0.700813
Skewness 0.047962
Kurtosis 2.370527
Jarque-Bera 0.506798
Probability 0.776158
93
dalam penelitian sebesar 0.776158 > 0.05 sehingga dapat disimpulkan
bahwa residual berdistribusi normal yang artinya asumsi klasik tetang
kenormalan telah dipenuhi.
b. Uji Autokorelasi
Tabel IV. 9
Hasil Uji Autokorelasi
Dependent Variable: PBV
Method: Panel Least Squares
Date: 01/11/20 Time: 15:38
Sample: 2013 2018
Periods included: 6
Cross-sections included: 5
Total panel (balanced) observations: 30 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.068518 1.670111 0.041026 0.9677
DAR -8.585259 8.154976 -1.052763 0.3044
DER 4.036907 2.499582 1.615033 0.1212
ROA 23.76747 5.536773 4.292656 0.0003
PER 0.036265 0.017400 2.084162 0.0495 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.849280 Mean dependent var 2.254366
Adjusted R-squared 0.791863 S.D. dependent var 1.805163
S.E. of regression 0.823553 Akaike info criterion 2.692946
Sum squared resid 14.24301 Schwarz criterion 3.113305
Log likelihood -31.39419 Hannan-Quinn criter. 2.827423
F-statistic 14.79139 Durbin-Watson stat 1.754245
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber : data diolah dengan menggunakan Eviews 10
94
Hasil interpretasi uji autokorelasi dapat diketahui berdasarkan
output pada Tabel. IV.9 adalah sebagai berikut :
Keputusan terdistribusi autokorelasi atau tidaknya data tersebut
adalah dengan melihat angka Durbin-Watson Stat. Apabila angka D-W
diantara -2 sampai +2, maka dapat disimpulkan bahwa residual tidak
terdapat gejala autokorelasi, sebaliknya, apabila nilainya lebih kecil dari -
2 maka residual dapat dikatakan terdapat gejala autokorelasi positif dan
apabila nilainya lebih besar dari +2 maka residual dapat dikatakan
terdapat gejala autokorelasi negatif. D-W pada penelitian ini sebesar
1.754245 terletak diantara -2 sampai +2 sehingga dapat disimpulkan
bahwa residual berdistribusi tidak mengandung gejala autokorelasi yang
artinya asumsi klasik tetang autokorelasi telah dipenuhi.
c. Uji Multikolinearitas
Tabel IV.10
Hasil Uji Multikonlinearitas
Sumber : data diolah dengan menggunakan Eviews 10
Hasil interpretasi uji multikolinearitas dapat diketahui
berdasarkan output pada Tabel. IV.10 adalah sebagai berikut :
DAR DER ROA PER DAR 1.000000 0.970207 -0.009188 -0.172321
DER 0.970207 1.000000 -0.011797 -0.207528
ROA -0.009188 -0.011797 1.000000 -0.467118
PER -0.172321 -0.207528 -0.467118 1.000000
95
Korelasi antara Debt to Asset dan Debt to Equity Ratio adalah
0.970207, Debt to Asset dan Return On Asset adalah -0.009188, Debt to
Asset dan Price to Earning Ratio adalah -0.172321, Debt to Equity dan
Return On Asset adalah -0.011797, Debt to Equity dan Price Earning Ratio
adalah -0.207528, Raturn On Asset dengan Price to Earning Ratio adalah
-0.467118. Dari hasil pengujian di atas dapat disimpulkan tidak terdapat
gejala multikolinearitas antara variabel independen. Hal ini karena nilai
korelasi antar variabel independen tidak lebih dari 0.8 dan artinya asumsi
klasik tetang multikolinearitas telah dipenuhi.
d. Uji Heteroskedastisitas
Gambar IV. 2
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber : data diolah dengan menggunakan Eviews 10
0
1
2
3
4
5
6
7
8
.000 .001 .002 .003 .004 .005
RESID2
PB
V
96
Hasil interpretasi uji heteroskedastisitas dapat diketahui
berdasarkan output pada Gambar. IV.2 adalah sebagai berikut :
Dapat disimpulkan bahwa hasil uji pada Gambar IV.2 penelitian
ini tidak ada gejala heteroskedastisitas pada model regresi ini karena tidak
ada pola yang terbentuk dalam gambar tersebut dan yang artinya asumsi
klasik tetang heteroskedastisitas telah dipenuhi.
3. Analisis Regresi Linear Berganda
Tabel IV. 11
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Dependent Variable: PBV
Method: Panel Least Squares
Date: 01/11/20 Time: 15:38
Sample: 2013 2018
Periods included: 6
Cross-sections included: 5
Total panel (balanced) observations: 30 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.068518 1.670111 0.041026 0.9677
DAR -8.585259 8.154976 -1.052763 0.3044
DER 4.036907 2.499582 1.615033 0.1212
ROA 23.76747 5.536773 4.292656 0.0003
PER 0.036265 0.017400 2.084162 0.0495 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.849280 Mean dependent var 2.254366
Adjusted R-squared 0.791863 S.D. dependent var 1.805163
S.E. of regression 0.823553 Akaike info criterion 2.692946
Sum squared resid 14.24301 Schwarz criterion 3.113305
Log likelihood -31.39419 Hannan-Quinn criter. 2.827423
F-statistic 14.79139 Durbin-Watson stat 1.754245
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber : data diolah dengan menggunakan Eviews 10
97
Variabel terikat pada regresi ini adalah Price to Book Value (Y)
sedangkan variabel bebas atau tidak terikat yaitu variabel Debt to Asset Ratio
(X1), Debt to Equity Ratio (X2), Return On Asset (X3) dan Price Earning
Ratio (X4). Model regresi berdasarkan hasil analisis di atas adalah :
Y = 0.068518+ -8.585259 (Debt to Asset Ratio) + 4.036907 (Debt to Equity
Ratio) + 23.76747 (Return On Asset) + 0.036265 (Price Earning
Ratio) + e
Persamaan regresi linear berganda di atas dapat diterangkan sebagai
berikut :
a. a = nilai 0.068518
Nilai konstan yang menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel Debt
to Asset Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Asset, dan Price Earning
Ratio (X1, X2, X3, dan X4 = 0) maka price to book value sebesar -
0.068518 satuan. Dalam kata lain, price to book value sebesar 0.068518
sebelum adanya variabel Debt to Asset Ratio, Debt to Equity Ratio,
Return On Asset, dan Price Earning Ratio.
b. b1 = -8.585259
Nilai parameter atau koefisien regresi b1 menunjukkan bahwa variabel
Debt to Asset (DAR) berpengaruh terhadap price to book value sebesar -
8.585259, bila Debt to Asset (DAR) naik sebesar 1 satuan maka price to
book value akan mengalami kenaikan sebesar -8.585259 satuan,
demikian pula bila Debt to Asset (DAR) turun sebesar 1 satuan maka
price to book value akan mengalami penurunan sebesar -5.009446.
98
c. b2 = 4.036907
Nilai parameter atau koefisien regresi b2 menunjukkan bahwa variabel
Debt to Equity Rato (DER) berpengaruh terhadap price to book value
sebesar 4.036907, bila Debt to Equity Rato (DER) naik sebesar 1 satuan
maka price to book value akan mengalami kenaikan sebesar 4.036907
satuan, demikian pula bila Debt to Equity Rato (DER) turun sebesar 1
satuan maka price to book value akan mengalami penurunan sebesar
2.916018.
d. b3 = 23.76747
Nilai parameter atau koefisien regresi b3 menunjukkan bahwa variabel
Return On Asset (ROA) berpengaruh terhadap price to book value
sebesar 23.76747, bila Return On Asset (ROA) naik sebesar 1 satuan
maka price to book value akan mengalami kenaikan sebesar 23.76747
satuan, demikian pula bila Return On Asset (ROA) turun sebesar 1 satuan
maka price to book value akan mengalami penurunan sebesar 23.76747
e. b4 = 0.036265
Nilai parameter atau koefisien regresi b4 menunjukkan bahwa variabel
Price Earning Ratio (PER) berpengaruh terhadap price to book value
sebesar 0.036265, bila Price Earning Ratio (PER) naik sebesar 1 satuan
maka price to book value akan mengalami kenaikan sebesar 0.036265
satuan, demikian pula bila Price Earning Ratio (PER) turun sebesar 1
satuan maka price to book value akan mengalami penurunan sebesar
0.036265.
99
4. Uji Hipotesis
Tabel IV. 12
Hasil Output Fixed Effect Model
Sumber : data diolah dengan menggunakan Eviews 10
a. Uji Parsial (Uji t)
Uji t ini digunakan untuk melihat tingkat signifikasi dari
variabel independen secara individu dalam mempengaruhi variabel
dependen. Berdasarkan Tabel. IV. 12, maka dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Dependent Variable: PBV
Method: Panel Least Squares
Date: 01/11/20 Time: 15:38
Sample: 2013 2018
Periods included: 6
Cross-sections included: 5
Total panel (balanced) observations: 30 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.068518 1.670111 0.041026 0.9677
DAR -8.585259 8.154976 -1.052763 0.3044
DER 4.036907 2.499582 1.615033 0.1212
ROA 23.76747 5.536773 4.292656 0.0003
PER 0.036265 0.017400 2.084162 0.0495 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.849280 Mean dependent var 2.254366
Adjusted R-squared 0.791863 S.D. dependent var 1.805163
S.E. of regression 0.823553 Akaike info criterion 2.692946
Sum squared resid 14.24301 Schwarz criterion 3.113305
Log likelihood -31.39419 Hannan-Quinn criter. 2.827423
F-statistic 14.79139 Durbin-Watson stat 1.754245
Prob(F-statistic) 0.000000
100
Uji t dilakukan dengan signifikansi dengan ketentuan di bawah ini :
1) Jika nilai Sig > α 0.05, maka secara parsial tidak terdapat pengaruh
signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen.
Ha ditolak dan H0 diterima.
2) Jika nilai Sig < α 0.05, maka secara parsial terdapat pengaruh
signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen.
Ha diterima dan H0 ditolak.
Dapat diketahui pengaruh masing-masing variabel
independen terhadap variabel dependen pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a) Pengaruh Debt to Asset Ratio terhadap nilai perusahaan pada
subsektor food and baverages yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode tahun 2013 – 2018.
H0: Tidak terdapat pengaruh signifikan Debt to Asset terhadap
nilai perusahaan pada perusahaan subsektor food and
baverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
tahun 2013-2018.
H1: Terdapat pengaruh signifikan Debt to Asset terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan subsektor food and baverages
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013-
2018.
α : 0.05
Sig : 0.3044
101
Kesimpulan Sig > α
0.3044 > 0.05
H0 diterima.
Tidak terdapat pengaruh signifikan Debt to Asset (DAR) terhadap
nilai perusahaan pada perusahaan subsektor food and baverages
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013-2018.
b) Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap nilai perusahaan pada
subsektor food and baverages yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode tahun 2013 – 2018.
H0: Tidak terdapat pengaruh signifikan Debt to Equity Ratio
terhadap nilai perusahaan pada perusahaan subsektor food
and baverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode tahun 2013-2018.
H2: Terdapat pengaruh signifikan Debt to Equity Ratio terhadap
nilai perusahaan pada perusahaan subsektor food and
baverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
tahun 2013-2018.
α : 0.05
Sig : 0.1212
Kesimpulan Sig > α
0.1212 > 0.05
102
H0 diterima
Tidak terdapat pengaruh signifikan Debt to Equity Ratio (DER)
terhadap nilai perusahaan pada perusahaan subsektor food and
baverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun
2013-2018.
c) Pengaruh Return On Asset terhadap nilai perusahaan pada
subsektor food and baverages yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode tahun 2013 – 2018.
H0: Tidak terdapat pengaruh signifikan Return On Asset
terhadap nilai perusahaan pada perusahaan subsektor food
and baverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode tahun 2013-2018.
H3: Terdapat pengaruh signifikan Return On Asset terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan subsektor food and baverages
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013-
2018.
α : 0.05
Sig : 0.0003
Kesimpulan Sig < α
0.0003 < 0.05
103
H3 diterima
Terdapat pengaruh signifikan Return On Asset (ROA) terhadap
nilai perusahaan pada perusahaan subsektor food and baverages
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013-2018.
d) Pengaruh Price Earning Ratio terhadap nilai perusahaan pada
subsektor food and baverages yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode tahun 2013 – 2018.
H0: Tidak terdapat pengaruh signifikan Price to Earning Ratio
terhadap nilai perusahaan pada perusahaan subsektor food
and baverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode tahun 2013-2018.
H4: Terdapat pengaruh signifikan Price to Earning Ratio
terhadap nilai perusahaan pada perusahaan subsektor food
and baverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode tahun 2013-2018.
α : 0.05
Sig : 0.0495
Kesimpulan Sig < α
0.0495 < 0.05
H4 diterima
104
Terdapat pengaruh signifikan Price Earning Ratio (PER)
terhadap nilai perusahaan pada perusahaan subsektor food and
baverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun
2013-2018.
b. Uji Simultan (Uji F)
Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel
independen yang digunakan dalam model regresi secara bersama-sama
berpengaruh terhadap variabel dependen.
Berdasarkan Tabel. IV. 12, maka dapat dijelaskan sebagai berikut:
Uji F dilakukan dengan signifikansi dengan ketentuan di bawah ini :
1) Jika nilai Sig > α 0.05, maka secara simultan tidak terdapat
pengaruh signifikan antara variabel independen terhadap variabel
dependen. Ha ditolak dan H0 diterima.
2) Jika nilai Sig < α 0.05, maka secara simultan terdapat pengaruh
signifikan antara variabel independen terhadap variabel
dependen. Ha diterima dan H0 ditolak.
Hasil uji simultan pada Tabel. IV. 12 menunjukkan bahwa :
H0: Tidak terdapat pengaruh signifikan debt to asset ratio, debt
to equity ratio, return on asset dan price earning ratio secara
bersama-sama terhadap nilai perusahaan pada perusahaan
subsektor food and baverages yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode tahun 2013-2018.
105
H5: Terdapat pengaruh signifikan debt to asset ratio, debt to
equity ratio, return on asset dan price earning ratio secara
bersama-sama terhadap nilai perusahaan pada perusahaan
subsektor food and baverages yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode tahun 2013-2018.
α : 0.05
Sig : 0.000000
Kesimpulan Sig < α
0.000000 < 0.05
H5 diterima
Terdapat pengaruh signifikan debt to asset ratio, debt to equity
ratio, return on asset dan price earning ratio secara bersama-
sama terhadap nilai perusahaan pada perusahaan subsektor food
and baverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
tahun 2013-2018.
c. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi atau R Square (R2) adalah seberapa besar
pengaruh yang diberikan variabel bebas atau variabel independen (X)
terhadap variabel dependen (Y). Besarnya koefisien determinasi (R2)
adalah 0 sampai 1. Semakin mendekati 1 besarnya koefisien determinasi
suatu persamaan regresi semakin besar pula pengaruh semua variabel
106
independen terhadap variabel dependen. Sebaliknya semakin mendekati
nol besarnya koefisien determinasi suatu persamaan regresi semakin
kecil pula pengaruh semua variabel independen terhadap variabel
dependen.
Dalam penelitian ini penulis menghitung koefisien
determinasi dengan menggunakan Adjusted R-Square karena variabel
independen yang penulis gunakan lebih dari satu. Berdasarkan Tabel
IV.12, maka dapat dijelaskan sebagai berikut:
Kolom Adjusted R-Square pada Tabel IV.12 di atas
menunjukkan besar nilai yaitu 0.791863 atau 79% yang menunjukkan
besarnya pengaruh atau kontribusi dari variabel yang diteliti dengan
kata lain bahwa variabel debt to asset, debt to equity ratio, return on
asset dan price earning ratio berpengaruh kuat sebesar 79% terhadap
variabel nilai perusahaan sedangkan sisanya yaitu sebesar 21% (100%
- 53%) dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.
D. Pembahasan
Berdasarkan hasil uji regresi pada tabel IV.12 menunjukkan bahwa :
1. Pengaruh Debt to Asset terhadap Nilai Perusahaan
Debt to Asset Ratio (DAR) mempunyai pengaruh negatif tidak
signifikan terhadap nilai perusahaan, yang artinya setiap kenaikan maupun
penuruan DAR tidak akan diikuti dengan penurunan atau peningkatan nilai
107
perusahaan. Berdasarkan hasil uji t terhadap DAR diperoleh hasil signifikan
sebesar 0.3044 > 0.05, yang menghasilkan H0 diterima dan H1 ditolak.
Artinya secara parsial, tidak terdapat pengaruh signifikan DAR terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan subsektor food and baverages yang terdaftar di
BEI periode tahun 2013-2018. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil
penelitian Made Agus Teja Dwipayana I. dan Gst. Ngr. Agung Suaryana
(2016) yang menyatakan bahwa DAR berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa DAR mampu mempengaruhi nilai
perusahaan. Perusahaan diprediksi memiliki total aktiva yang baik sehingga
dapat dikatakan bahwa perusahaan terbebas dari masalah keuangan karena
perusahaan memiliki kemampuan menjaminkan asetnya untuk membayar
semua kewajibannya.
2. Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Nilai Perusahaan
Debt to Equtiy Ratio (DER) mempunyai pengaruh positif tidak
signifikan terhadap nilai perusahaan, yang artinya setiap kenaikan DER tidak
akan diikuti dengan peningkatan nilai perusahaan. Berdasarkan hasil uji t
terhadap DAR diperoleh hasil signifikan sebesar 0.1212 > 0.05, yang
menghasilkan H0 diterima dan H2 ditolak. Artinya secara parsial, tidak
terdapat pengaruh signifikan DER terhadap nilai perusahaan pada perusahaan
subsektor food and baverages yang terdaftar di BEI periode tahun 2013-2018.
Pengaruh yang tidak signifikan menunjukkan bahwa debt to equity ratio
bukan menjadi salah satu faktor utama yang mempengaruhi nilai perusahaan
108
secara signifikan, mengingat bahwa masih terdapat banyak faktor lain yang
dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Hasil penelitian ini berbeda dengan
hasil penelitian Hizkia T. Pioh, Perengkuan Tommy, Jantje L. Sepang (2018),
Lita Elisbeth Salempang, Jullie J. Sondakh, Rudy J. Pusung (2016) dan Rizka
Annisa dan Mochammad Chabachib (2017) dan Ni Luh Devianasari dan Ni
Putu Santi Suryantini (2015) yang menyatakan bahwa DER memiliki
pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa
DER mempunyai pengaruh signifikan dalam mempengaruhi nilai perusahaan
karena modal yang dimiliki perusahaan baik. Semakin tinggi DER maka nilai
perusahaan akan semakin meningkat. Perusahaan dapat membiayai kegiatan
operasional perusahaannya dari sumber keuangannya sendiri dan tidak
banyak menggunakan dana dari kreditor (pemberi utang). Investor
mengangap bahwa perusahaan mempunyai banyak kesempatan
menggunakan modalnya untuk perkembangan perusahaan sehingga
keuntungan investor akan semakin naik dan investor tertarik untuk membeli
saham perusahaan. Pengaruh DER yang baik akan memberikan informasi
akan adanya pertumbuhan perusahaan sehingga berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
3. Pengaruh Return On Asset terhadap Nilai Perusahaan
Return On Asset (ROA) mempunyai pengaruh positif signifikan
terhadap nilai perusahaan, yang artinya setiap kenaikan ROA akan diikuti
dengan peningkatan nilai perusahaan. Berdasarkan hasil uji t terhadap ROA
109
diperoleh hasil signifikan sebesar 0.0003 < 0.05, yang menghasilkan H3
diterima dan H0 ditolak. Artinya secara parsial, terdapat pengaruh signifikan
ROA terhadap nilai perusahaan pada perusahaan subsektor food and
baverages yang terdaftar di BEI periode tahun 2013-2018. Hasil penelitian
ini sama dengan hasil penelitian Hizkia T. Pioh, Perengkuan Tommy, dan
Jantje L. Sepang (2018), Vera Sandrawati (2016), Rizka Annisa dan
Mochammad Chabachib (2017), Made Agus Teja Dwipayana I. dan Gst. Ngr.
Agung Suaryana (2016), dan Rizky Tiara Sari (2018) yang menyatakan
bahwa ROA berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini
menunjukkan bahwa ROA mempunyai pengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan. Secara efektif manajemen perusahaan dapat mengelola
investasinya. Semakin tinggi laba suatu perusahaan dapat menunjukkan
kinerja perusahaan yang baik sehingga meningkatkan nilai perusahaan.
Sehingga dapat dikatakan bahwa peningkatan profitabilitas sejalan dengan
peningkatan nilai perusahaan.
4. Pengaruh Price Earning Ratio terhadap Nilai Perusahaan
Price Earning Ratio (PER) mempunyai pengaruh positif signifikan
terhadap nilai perusahaan, yang artinya setiap kenaikan PER akan diikuti
dengan peningkatan nilai perusahaan. Berdasarkan hasil uji t terhadap ROA
diperoleh hasil signifikan sebesar 0.0495 < 0.05, yang menghasilkan H0
diterima dan H4 ditolak. Artinya secara parsial, tidak terdapat pengaruh
signifikan PER terhadap nilai perusahaan pada perusahaan subsektor food
110
and baverages yang terdaftar di BEI periode tahun 2013-2018. Hasil
penelitian ini sama dengan hasil penelitian Ni Luh Devianasari dan Ni Putu
Santi Suryantini (2015) yang menyatakan bahwa PER tidak berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini mengindikasi bahwa investasi
yang dilakukan perusahaan memberikan hasil yang memuaskan sehingga
mengakibatkan kinerja perusahaan yang mingkat. Investor merespon positif
perusahaan dan mengakibatkan harga saham yang naik dan nilai perusahaan
juga naik.
5. Pengaruh Debt To Asset Ratio, Debt To Equity Ratio, Return On Asset dan
Price Earning Ratio secara simultan terhadap Nilai Perusahaan.
Dapat dilihat dari hasil Uji F bahwa Debt To Asset Ratio, Debt To
Equity Ratio, Return On Asset Dan Price Earning Ratio Return On Asset
(ROA) mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan Uji F diperoleh hasil signifikan sebesar 0.000000 < 0.05, yang
menghasilkan H5 diterima dan H0 ditolak. Memaksimalkan nilai perusahaan
merupakan salah satu tujuan dari perusahaan. Tujuan perusahaan dapat
tercapai dari baiknya manajemen perusahaan dengan memperhatikan aspek-
aspek seperti DAR, DER, ROA dan PER. Perusahaan harus mampu untuk
mengatur strategi yang tepat dengan memperhatikan DAR, DER, ROA dan
PER dalam memaksimalkan nilai perusahaan agar dapat mensejahterakan
investor dan meyakinkan bagi calon investor. Pada penelitian ini DAR, DER,
ROA dan PER berpengaruh secara bersama-sama terhadap nilai perusahaan.
111
Dapat diketahui bahwa perusahaan mampu menggunakan seluruh aset, dan
utangnya dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari rasio-rasio keuangan yang
dapat menilai kinerja keuangan perusahaan khususnya rasio-rasio tersebut
yang dapat membantu calon investor untuk mengetahui kinerja perusahaan.
112
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Debt to Asset
Ratio (DAR), Debt To Equity Ratio (DER), Return On Asset Ratio (ROA), Dan
Price Earning Ratio (PER) Terhadap Nilai Perusahaan yang dihitung
menggunakan Price to Book Value (PBV) pada perusahaan subsektor food and
baverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) serta untuk mengetahui
diantara variabel Debt to Asset Ratio (DAR), Debt To Equity Ratio (DER),
Return On Asset Ratio (ROA), Dan Price Earning Ratio (PER) yang dominan
berpengaruh terhadap nilai perusahaan (PBV) pada perusahaan subsektor food
and baverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini
dilakukan pada perusahaan sektor manufaktur subsektor food and baverages
periode tahun 2013 – 2018 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan
jumlah sampel 5 perusahaan subsektor food and baverages dari total 26
perusahaan subsektor food and baverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) dengan kriteria yang sudah ditentukan. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan, penulis menarik beberapa kesimpulan yang mungkin bermanfaat bagi
113
pihak-pihak tertentu sebagai bahan pertimbangan untuk peneliti selanjutnya dan
pihak-pihak lainnya yang hendak melakukan penelitian yang berhubungan
dengan nilai perusahaan.
1. Kesimpulan Umum
a. Debt to Asset Ratio (DAR) atau yang sering disebut juga rasio utang
terhadap aset. Tinggi rendahnya DAR sangat mempengaruhi minat
investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Jika
perusahaan memiliki DAR yang tinggi maka investor kurang berminat
untuk menanamkan modalnya. Karena semakin tinggi DAR akan
menjadi beban bagi perusahaan tersebut. Semakin kecil debt to asset
ratio, maka perusahaan dapat dikatakan sehat/solvable. Pada penelitian
ini telah dibuktikan bahwa Debt to Asset Ratio berpengaruh negatif dan
tidak signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur
subsektor food and baverages yang terdaftar di BEI. Artinya setiap
kenaikan maupun penuruan DAR tidak akan diikuti dengan penurunan
maupun peningkatan nilai perusahaan. Hal ini dikarenakan debt to asset
yang semakin kecil menunjukkan bahwa utang perusahaan semakin
kecil. Utang yang semakin kecil dapat menghindarkan perusahaan dari
114
risiko kebangkrutan. Investor akan lebih berminat dengan DAR rendah
sehingga kemungkinan nilai perusahaan akan mengalamai peningkatan.
b. Debt to Equity Ratio (DER) atau yang sering disebut juga rasio utang
terhadap ekuitas. Tinggi rendahnya DER sangat mempengaruhi minat
investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Pada
penelitian ini telah dibuktikan bahwa Debt to Equity Ratio berpengaruh
positif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan
manufaktur subsektor food and baverages yang terdaftar di BEI.
Artinya setiap kenaikan DER tidak akan diikuti dengan peningkatan
nilai perusahaan. Jika perusahaan memiliki DER yang tinggi maka
investor kurang berminat untuk menanamkan modalnya. Semakin
tinggi rasio DER menunjukkan komposisi jumlah utang/kewajiban
lebih besar dibandingkan dengan seluruh modal bersih yang dimiliki
perusahaan. Perusahaan yang tidak dapat mengelola utangnya dengan
baik, akan berdampak buruk terhadap kesehatan keuangan perusahaan.
Investor akan lebih berminat dengan DER yang rendah sehingga
kemungkinan nilai perusahaan akan mengalamai peningkatan.
c. Return On Asset (ROA) yang tinggi menggambarkan kondisi dimana
perusahaan benar-benar dapat mengelola aset yang dimiliki secara
115
efisien untuk meningkatkan perolehan laba bersih agar mampu
meningkatkan nilai perusahaan. Pada penelitian ini telah dibuktikan
bahwa Return On Asset berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan ,
artinya setiap kenaikan ROA akan diikuti dengan peningkatan nilai
perusahaan pada perusahaan manufaktur subsektor food and baverages
yang terdaftar di BEI . Perusahaan memiliki aset yang cukup maka
perusahaan dapat memaksimalkan kinerja perusahaan untuk
meningkatkan jumlah produksi yang akan berpengaruh pada
peningkatan jumlah penjualan maupun pendapatan perusahaan maka
penggunaan aset yang baik mampu meningkatkan nilai perusahaan
serta menarik investor karena melihat kinerja keuangan perusahaan
yang baik.
d. Price Earnings Ratio (PER) yang rendah dapat menarik minat investor
untuk menanamkan modalnya. Semakin rendah PER suatu saham,
semakin murah harga saham tersebut sehubungan dengan pendapatan
perusahaan. Dampak dari price earning ratio mencerminkan indikator
yang baik mementukan stock return dimasa yang akan datang, dimana
jika semakin tinggi price earning ratio maka semakin tinggi pula harga
perlembar saham suatu perusahaan dan mengindikasikan nilai
116
perusahaan yang bagus. Pada penelitian ini telah ditemukan bahwa nilai
PER positif berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini
mengindikasi bahwa investasi yang dilakukan perusahaan memberikan
hasil yang memuaskan sehingga mengakibatkan kinerja perusahaan
yang meningkat. Investor merespon positif perusahaan dan
mengakibatkan harga saham yang naik dan nilai perusahaan juga naik.
2. Kesimpulan Khusus
a. Pada variabel Debt to Asset Ratio (DAR) membuktikan bahwa DER
pada tabel uji-t memiliki nilai sebesar -8.585259 dengan tingkat
probabilita yang ditetapkan adalah sebesar 0.05 hal ini menunjukkan
bahwa 0.3044 > 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa Debt to Asset
Ratio memiliki pengaruh negatif dan signifikan secara parsial terhadap
nilai perusahaan. Pada uji regresi berganda nilai parameter
menunjukkan bahwa variabel Debt to Asset Ratio berpengaruh
terhadap nilai perusahaan sebesar -8.585259, apabila Debt to Asset
Ratio naik sebesar 1 satuan maka nilai perusahaan akan mengalami
kenaikan sebesar -8.585259 satuan, demikian pula bila Debt to Asset
turun sebesar 1 satuan maka nilai perusahaan akan mengalami
penurunan sebesar --8.585259.
b. Pada variabel Debt to Equity Ratio (DER) membuktikan bahwa DER
pada tabel uji-t memiliki nilai sebesar 0.1212 dengan tingkat probabilita
117
yang ditetapkan adalah sebesar 0.05 hal ini menunjukkan bahwa 0.1212
> 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa Debt to Equity Ratio memiliki
pengaruh positif dan tidak signifikan secara parsial terhadap nilai
perusahaan. Pada uji regresi berganda nilai parameter menunjukkan
bahwa variabel Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap nilai
perusahaan sebesar 4.036907, apabila Debt to Equity Ratio naik sebesar
1 satuan maka nilai perusahaan akan mengalami kenaikan sebesar
4.036907satuan, demikian pula bila Debt to Equity turun sebesar 1
satuan maka nilai perusahaan akan mengalami penurunan sebesar
4.036907.
c. Pada variabel Return On Asset (ROA) membuktikan bahwa ROA pada
tabel uji-t memiliki nilai sebesar 0.0003 dengan tingkat probabilita yang
ditetapkan adalah sebesar 0.05 hal ini menunjukkan bahwa 0.0004 <
0.05 maka dapat disimpulkan bahwa Return On Asset memiliki
pengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap nilai
perusahaan. Pada uji regresi berganda nilai parameter menunjukkan
bahwa variabel Return On Asset berpengaruh terhadap nilai perusahaan
sebesar 23.76747, apabila Return On Asset naik sebesar 1 satuan maka
nilai perusahaan akan mengalami kenaikan sebesar 23.76747satuan,
demikian pula bila Return On Asset turun sebesar 1 satuan maka nilai
perusahaan akan mengalami penurunan sebesar 23.76747.
118
d. Pada variabel Price Earning Ratio (PER) membuktikan bahwa PER
pada tabel uji-t memiliki nilai sebesar 0.0495 dengan tingkat probabilita
yang ditetapkan adalah sebesar 0.05 hal ini menunjukkan bahwa 0.0495
< 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa Price Earning Ratio memiliki
pengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap nilai
perusahaan. Pada uji regresi berganda nilai parameter menunjukkan
bahwa variabel Price Earning Ratio berpengaruh terhadap nilai
perusahaan sebesar 0.36265, apabila Price Earning Ratio naik sebesar
1 satuan maka nilai perusahaan akan mengalami kenaikan sebesar
0.36265 satuan, demikian pula bila Price Earning Ratio turun sebesar
1 satuan maka nilai perusahaan akan mengalami penurunan sebesar
0.36265.
e. Pengaruh variabel Debt To Asset Ratio (DAR), Debt To Equity Ratio
(DER), Return On Asset (ROA) dan Price Earning Ratio (PER)
membuktikan bahwa secara simultan pada tabel uji F diperoleh hasil
signifikan sebesar 0.000000 dengan tingkat probabilita yang ditetapkan
adalah sebesar 0.05 hal ini menunjukkan bahwa 0.000000 < 0.05 maka
dapat disimpulkan bahwa Debt To Asset Ratio (DAR), Debt To Equity
Ratio (DER), Return On Asset (ROA) dan Price Earning Ratio (PER)
memiliki pengaruh positif dan signifikan secara bersama-sama terhadap
nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur subsektor food and
baverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dapat diterima dan
119
teruji kebenaranya. Pada uji koefisien determinasi menunukkan besaran
nilai yaitu yaitu 0.791863 atau 79% yang menunjukkan besarnya
pengaruh atau kontribusi dari variabel yang diteliti dengan kata lain
bahwa variabel debt to asset, debt to equity ratio, return on asset dan
price earning ratio berpengaruh kuat sebesar 79% terhadap variabel
nilai perusahaan sedangkan sisanya yaitu sebesar 21% (100% - 53%)
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian
ini.
B. Implikasi
Hasil dari penelitin pengaruh Debt To Asset Ratio (DAR), Debt To
Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA) dan Price Earning Ratio (PER)
terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan subsektor food and baverages yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013 – 2018 memberikan
kesimpulan seperti di atas. Hasil ini diharapkan dapat membantu meningkatkan
nilai perusahaan bagi pihak yang terkait dengan lebih memperhatikan keuangan
perusahaan dalam mengoptimalkan pengelolaan aset dan utang perusahaan dan
penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk peneliti selanjutnya.
1. Pada penelitian ini membuktikan bahwa Debt To Asset Ratio (DAR)
memiliki pengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.
120
2. Pada penelitian ini membuktikan bahwa Debt To Equity Ratio (DER)
memiliki pengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.
3. Pada penelitian ini membuktikan bahwa Return On Asset (ROA) memiliki
pengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.
4. Pada penelitian ini membuktikan bahwa Price Earning Ratio (PER)
memiliki pengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan yang sudah
dikemukakan di atas, penulis dapat memberi saran bagi perusahaan, investor dan
peneliti selanjutnya, sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan
Perusahaan ada baiknya untuk lebih memperhatikan utang dan aset karena
parai investor melhat struktur modal perusahaan dengan debt to asset ratio
(DAR) dan debt to equity ratio (DER). Hal ini menjadi pertimbangan investor
dalam menanamkan modalnya, karena apabila nilai DAR dan DER terlalu
tinggi akan berujung pada beban perusahaan untuk membayar utang-
utangnya dan memungkinkan terjadinya penuruan laba. Dan dengan
memperhatikan nilai ROA yaitu dengan meningkatkan penjualan maupun
121
pendapatan perusahaan. Penggunaan aset yang baik mampu meningkatkan
nilai perusahaan dan dapat menarik minat investor untuk berinvestasi.
2. Bagi Investor
Investor diharapkan lebih berhati-hati dalam menanamkan modalnya, karena
semua investor mengharapkan profit dan tingkat pengembalian yan tinggi
dengan modal yang serendah-rendahnya.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah subjek, objek, dan
memperluas periode penelitian. Semoga penelitian ini menjadi sumber
refrensi dalam melakukan penelitian selanjutnya agar penelitan selanjutnya
dapat lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Annisa, R., & Chabachib, M. 2017. Analisis Pengaruh Current Ratio (CR), Debt To
Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA) Terhadap Price To Book Value
(PBV), Dengan Dividen Payout Ratio Sebagai Variabel Intervening (Studi
Kasus pada Perusahaan Industri Manufaktur yang Terdaftar di BEI Per.
Jurnal Manajemen Universitas Diponegoro. Volume 6 No. 1. Tahun 2017.
Hal 1-15.
Anwar, M. 2019. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Perusahaan. Cetakan pertama.
In M. Anwar, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Perusahaan. Cetakan
pertama. Jakarta: Prenadamedia Group.
Auliya, Z. F. 2019. Investasi Saham Itu Simple. Yogyakarta: Gerbang Media.
Devianasari, N. L., & Suryantini, N. S. Pengaruh Price Earning Ratio, Debt To Equity
Ratio, Dan Dividen Payout Ratio Terhadap Nilai Perusahaan Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada
perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013. E-Jurnal
Manajemen Unud. Vol.14 No. 11. Tahun 2015. Hal. 3646-3674.
Dwipayana, M. A., & Suaryana, G. N. Pengaruh Debt To Assets Ratio, Devidend
Payout Ratio, Dan Return On Assets Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2012-2014. E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana. Vol.12.3 Desember 2016. Hal. 2008-2035.
Fahmi, I. 2016. Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Soal Jawab. Bandung:
Alfabeta.
Fatihudin, D. 2015. Metode Penelitian Untuk Ilmu Ekonomi, Manajemen, dam
Akuntansi. Cetakan Pertama. In D. Fatihudin, Metode Penelitian Untuk Ilmu
Ekonomi, Manajemen, dam Akuntansi. Cetakan Pertama. Taman Sidoarjo:
Zifatama Publisher.
Fauziah, F. 2017. Kesehatan Bank, Kebijakan Dividen, dan Nilai Perusahaan Teori
dan Kajian Empiris. Cetakan Pertama. In F. Fauziah, Kesehatan Bank,
Kebijakan Dividen, dan Nilai Perusahaan Teori dan Kajian Empiris. Cetakan
Pertama. . Samarinda: RV Pustaka Horizon.
Franita, R. 2018. Mekanisme Good Coporate Gonvernance dan Nilai Perusahaan:
Studi Untuk Perusahaan Telekomunikasi. Cetakan Pertama. Medan:
Lembaga Penelitian dan Penulisan Ilmiah AQLI.
Harahap, S. S. 2015. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. In S. S. Harahap,
Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Harjito, A., & Martono. 2014. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Ekonisia.
Harmono, N. 2017. Manajemen Keuangan. In N. Jakarta: Bumi Aksara.
Hery. 2015. Analisis Kinerja Manajemen Manajemen. Jakarta: Grasindo.
Hery. 2016. Financial Ratio For Business. Jakarta: Grasindo.
Hery. 2017. Kajian Riset Akuntansi. Jakarta: Grasindo.
Hery. 2017. Teori Akuntansi: Pendekatan Konsep dan Analisis. Jakarta: Grasindo.
Hidayat, W. W. (2019 Dasar-Dasar Analisa Laporan Keuangan.Cetakan Pertama.
Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia.
Kasmir. 2017. Pengantar Manajemen Keuangan. Cetakan Ke-6. Jakarta: Kencana.
Labelaha, D. L., & Saerang, I. S. Pengaruh Price Earning Ratio, Debt To Eequity
Ratio dan Devidend Payout Ratio Terhadap Nilai Perusahaan BUMN Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014.Jurnal Berkala Ilmiah
Efisiensi. Volume 16 No. 02 Tahun 2016.
Martono, N. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data
Sekunder. Cetakan Ke-5. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Musthafa. 2017. Manajemen Keuangan. In Musthafa, Manajemen Keuangan.
Yogyakarta: ANDI.
Nuryanto, & Pambuko, Z. B. 2018. Eviews untuk Analisis Ekonometrika Dasar:
Aplikasi dan Interprestasi. Magelang: UNIMMA PRESS.
Pandoyo, & Sofyan, M. 2018. Metodologi Penelitian Keuangan Dan Bisnis. Bogor:
IN MEDIA.
Pioh, H. T., Tommy, P., & Sepang, J. L. 2018. Pengaruh Debt To Equity Ratio,
Earning Per Share Dan Return On Asset Terhadap Nilai Perusahaan
Subsektor Food And Beverage Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal EMBA Vol.
6 No.4. September 2018. Hal. 3018-3027.
Rodoni, A., & Ali, H. 2014. Manajemen Keuangan Modern. Jakarta: Mitra Wacana
Media.
Salempang, L. E., Sondakh, J. J., & Pusung, R. J. (2016). Pengaruh Return On Asset,
Debt To Equity Dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Nilai Perusahaan Pada
Sektor Real Estate & Property Yang Terdaftar di BEI Tahun 2013-2014.
Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi. Volume 16 No. 03 Tahun 2016. Hal. 813-
824.
Sandrawati, V. Pengaruh Debt To Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA),
Earning Per Share (EPS) Dan Risiko Sistematis Terhadap Nilai Perusahaan
(Studi Pada Perusahaan Kategori LQ45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2011-2014.Tahun 2016
Santoso, S. 2019. Mahir Statistik Parametrik. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Sari, R. T. Pengaruh Return On Asset, Return On Equity, Debt To Asset Ratio Dan
Debt to Equity Ratio Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan
Manufaktur Sektor Aneka Industri Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2015-2017.
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri. Tahun 2018. Hal. 1-12.
Sujarweni, V. 2015. Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi. Yogyakarta: Pustaka
Baru Press.
Sutrisno. 2017. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta:
Ekonisia.
Wahyudi, S. T. 2016. Konsep Dan Penerapan Ekonometrika Menggunakan E-Views.
Cetakan Ke-1. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Wijaya, D. 2017. Manajemen Keuangan Konsep Dan Penerapannya. Jakarta:
Grasindo.
https://www.idnfinancials.com/
https://www.idx.co.id/
https://finance.yahoo.com/
www.ekbis.sindonews.com
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Identitas Pribadi
Nama Lengkap : Fransisca Veniadetama
Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 26 September 1998
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Katholik
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Taman Raya Rajeg Blok A10 No. 18
No. Telepon : 082312411441
Email : [email protected]
IPK : 3.58
Riwayat Pendidikan
SD : SD Negeri Mekarsari II
SMP : SMP Negeri 1 Rajeg
SMK : SMK Strada Daan Mogot
Perguruan Tinggi : Universitas Buddhi Dharma
Riwayat Pekerjaan
2016 – Sekarang : Staff Administrasi Keuangan PT TELE NET
LAMPIRAN - LAMPIRAN
Lampiran 1
DAFTAR PERUSAHAAN SUBSEKTOR FOOD AND BAVERAGES YANG
TERDAFTAR DI BEI
No. Nama Perusahaan Kode
Perusahaan
1 PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP
2 PT Indofood Sukses Makmur Tbk INDF
3 PT Mayora Indah Tbk MYOR
4 PT Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI
5 PT Ultra Jaya Milk Industry & Trading Company Tbk ULTJ
6 PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk GOOD
7 PT Nippon Indosari Corpindo Tbk ROTI
8 PT Sariguna Primatirta Tbk CLEO
9 PT Delta Djakarta Tbk DLTA
10 PT Bumi Teknokultura Unggul Tbk BTEK
11 PT Campina Ice Cream Industry Tbk CAMP
12 PT Prima Cakrawala Abadi Tbk PCAR
13 PT Buyung Poetra Sembada Tbk HOKI
14 PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk CEKA
15 PT Sekar Bumi Tbk SKBM
16 PT Akasha Wira International Tbk ADES
17 PT Wahana Interfood Nusantara Tbk COCO
18 PT Budi Starch & Sweetener Tbk BUDI
19 PT Prasidha Aneka Niaga Tbk PSDN
20 PT Sentra Food Indonesia Tbk FOOD
21 PT Magna Investama Mandiri Tbk MGNA
22 PT Pratama Abadi Nusa Industri Tbk PANI
23 PT Tri Banyan Tirta Tbk ALTO
24 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk AISA
25 PT Siantar Top Tbk STTP
26 PT Sekar Laut Tbk SKLT
Sumber : idnfinancials.com
Lampiran 2
TABEL HARGA SAHAM
Tahun
Emiten
SKBM INDF ADES CEKA ROTI
2013 480.00 6,600.00 2,000.00 1,160.00 1,020.00
2014 970.00 6,750.00 1,375.00 1,500.00 1,385.00
2015 945.00 5,175.00 1,015.00 675.00 1,265.00
2016 640.00 7,925.00 1,000.00 1,350.00 1,600.00
2017 715.00 7,625.00 885.00 1,290.00 1,275.00
2018 695.00 7,450.00 920.00 1,375.00 1,200.00
Sumber : finance.yahoo.com
Lampiran 3
TABEL PERHITUNGAN OPERASIONALISASI VARIABEL DEBT TO
ASSET RATIO (DAR)
Emiten Tahun Total Utang Asset DAR
PT Sekar Bumi
Tbk (SKBM)
2013 296,528,343,161 497,652,557,672 0.59585
2014 331,624,254,750 649,534,031,113 0.51056
2015 420,396,809,051 764,484,248,710 0.54991
2016 633,267,725,358 1,001,657,012,004 0.63222
2017 599,790,014,646 1,623,027,475,045 0.36955
2018 730,789,419,438 1,771,365,972,009 0.41256
PT Indofood
Sukses Makmur
(INDF)
2013 39,719,660,000,000 78,092,789,000,000 0.50862
2014 44,710,509,000,000 85,938,885,000,000 0.52026
2015 48,709,933,000,000 91,831,526,000,000 0.53043
2016 38,233,092,000,000 82,174,515,000,000 0.46527
2017 41,182,764,000,000 87,939,488,000,000 0.46831
2018 46,620,996,000,000 96,537,796,000,000 0.48293
PT Akasha Wira
International Tbk
(ADES)
2013 176,286,000,000 441,064,000,000 0.39968
2014 209,066,000,000 504,865,000,000 0.41410
2015 324,855,000,000 653,224,000,000 0.49731
2016 383,091,000,000 767,479,000,000 0.49916
2017 417,225,000,000 840,236,000,000 0.49656
2018 399,361,000,000 881,275,000,000 0.453163
PT Wilmar
Cahaya Indonesia
Tbk (CEKA)
2013 541,352,365,829 1,069,627,299,747 0.50611
2014 746,598,865,219 1,284,150,037,341 0.58140
2015 845,932,695,663 1,485,826,210,015 0.56933
2016 538,044,038,690 1,425,964,152,418 0.37732
2017 489,592,257,434 1,392,636,444,501 0.35156
2018 192,308,466,864 1,168,956,042,706 0.16451
PT Nippon
Indosari Corpindo
Tbk (ROTI)
2013 1,035,351,397,437 1,822,689,047,108 0.56804
2014 1,182,771,921,472 2,142,894,276,216 0.55195
2015 1,517,788,685,162 2,706,323,637,034 0.56083
2016 1,476,889,086,692 2,919,640,858,718 0.50585
2017 1,739,467,993,982 4,559,573,709,411 0.38150
2018 1,476,909,260,772 4,393,810,380,883 0.33613
Lampiran 4
TABEL PERHITUNGAN OPERASIONALISASI VARIABEL DEBT TO
EQUTIY RATIO (DER)
Emiten Tahun Total Utang Ekuitas DER
PT Sekar Bumi
Tbk (SKBM)
2013 296,528,343,161 201,124,214,511 1.47435
2014 331,624,254,750 317,909,776,363 1.04314
2015 420,396,809,051 344,087,439,659 1.22177
2016 633,267,725,358 368,389,286,646 1.71902
2017 599,790,014,646 1,023,237,460,399 0.58617
2018 730,789,419,438 1,040,576,552,571 0.70229
PT Indofood
Sukses Makmur
(INDF)
2013 39,719,660,000,000 38,373,129,000,000 1.03509
2014 44,710,509,000,000 41,228,376,000,000 1.08446
2015 48,709,933,000,000 43,121,593,000,000 1.12959
2016 38,233,092,000,000 43,941,423,000,000 0.87009
2017 41,182,764,000,000 46,756,724,000,000 0.88079
2018 46,620,996,000,000 49,916,800,000,000 0.93397
PT Akasha Wira
International
Tbk (ADES)
2013 176,286,000,000 264,778,000,000 0.66579
2014 209,066,000,000 295,799,000,000 0.70678
2015 324,855,000,000 328,369,000,000 0.98930
2016 383,091,000,000 384,388,000,000 0.99663
2017 417,225,000,000 423,011,000,000 0.98632
2018 399,361,000,000 481,914,000,000 0.82870
PT Wilmar
Cahaya
Indonesia Tbk
(CEKA)
2013 541,352,365,829 528,274,933,918 1.02475
2014 746,598,865,219 537,551,172,122 1.38889
2015 845,932,695,663 639,893,514,352 1.32199
2016 538,044,038,690 887,920,113,728 0.60596
2017 489,592,257,434 903,044,187,067 0.54216
2018 192,308,466,864 976,647,575,842 0.19691
PT Nippon
Indosari
Corpindo Tbk
(ROTI)
2013 1,035,351,397,437 787,337,649,671 1.31500
2014 1,182,771,921,472 960,122,354,744 1.23190
2015 1,517,788,685,162 1,188,534,951,872 1.27702
2016 1,476,889,086,692 1,442,751,772,026 1.02366
2017 1,739,467,993,982 2,820,105,715,429 0.61681
2018 1,476,909,260,772 2,916,901,120,111 0.50633
Lampiran 5
TABEL PERHITUNGAN OPERASIONALISASI VARIABEL RETURN ON
ASSET RATIO (ROA)
Emiten Tahun Laba Setelah
Pajak Total Aset ROA
PT Sekar Bumi
Tbk (SKBM)
2013 58,266,986,268 497,652,557,672 0.11708
2014 89,115,994,107 649,534,031,113 0.13720
2015 40,150,568,621 764,484,248,710 0.05252
2016 22,545,456,050 1,001,657,012,004 0.02251
2017 25,880,464,791 1,623,027,475,045 0.01595
2018 15,954,632,472 1,771,365,972,009 0.00901
PT Indofood
Sukses Makmur
(INDF)
2013 3,416,635,000,000 78,092,789,000,000 0.04375
2014 5,146,323,000,000 85,938,885,000,000 0.05988
2015 3,709,501,000,000 91,831,526,000,000 0.04039
2016 5,266,906,000,000 82,174,515,000,000 0.06409
2017 5,145,063,000,000 87,939,488,000,000 0.05851
2018 4,961,851,000,000 96,537,796,000,000 0.05140
PT Akasha
Wira
International
Tbk (ADES)
2013 55,656,000,000 441,064,000,000 0.12619
2014 31,021,000,000 504,865,000,000 0.06144
2015 32,839,000,000 653,224,000,000 0.05027
2016 55,951,000,000 767,479,000,000 0.07290
2017 38,242,000,000 840,236,000,000 0.04551
2018 52,958,000,000 881,275,000,000 0.06009
PT Wilmar
Cahaya
Indonesia Tbk
(CEKA)
2013 65,068,958,558 1,069,627,299,747 0.06083
2014 41,001,414,954 1,284,150,037,341 0.03193
2015 106,549,446,980 1,485,826,210,015 0.07171
2016 249,697,013,626 1,425,964,152,418 0.17511
2017 107,420,886,839 1,392,636,444,501 0.07713
2018 92,649,656,775 1,168,956,042,706 0.07926
PT Nippon
Indosari
Corpindo Tbk
(ROTI)
2013 158,015,270,921 1,822,689,047,108 0.08669
2014 188,577,521,074 2,142,894,276,216 0.08800
2015 270,538,700,440 2,706,323,637,034 0.09997
2016 279,777,368,831 2,919,640,858,718 0.09583
2017 135,364,021,139 4,559,573,709,411 0.02969
2018 127,171,436,363 4,393,810,380,883 0.02894
Lampiran 6
TABEL PERHITUNGAN OPERASIONALISASI VARIABEL PRICE
EARNING RATIO (PER)
Emiten Tahun Harga
Saham EPS PER
PT Sekar Bumi
Tbk (SKBM)
2013 480.00 67.00 7.16418
2014 970.00 81.99 11.83071
2015 945.00 44.48 21.24550
2016 640.00 30.43 21.03188
2017 715.00 15.40 46.42857
2018 695.00 8.01 86.76654
PT Indofood
Sukses Makmur
(INDF)
2013 6,600.00 285 23.15789
2014 6,750.00 442 15.27149
2015 5,175.00 338 15.31065
2016 7,925.00 472 16.79025
2017 7,625.00 475 16.05263
2018 7,450.00 474 15.71730
PT Akasha Wira
International
Tbk (ADES)
2013 2,000.00 94 21.27660
2014 1,375.00 53 25.94340
2015 1,015.00 56 18.12500
2016 1,000.00 95 10.52632
2017 885.00 65 13.61538
2018 920.00 90 10.22222
PT Wilmar
Cahaya
Indonesia Tbk
(CEKA)
2013 1,160.00 219 5.29680
2014 1,500.00 138 10.86957
2015 675.00 179 3.77095
2016 1,350.00 420 3.21429
2017 1,290.00 181 7.12707
2018 1,375.00 156 8.81410
PT Nippon
Indosari
Corpindo Tbk
(ROTI)
2013 1,020.00 31.22 32.67136
2014 1,385.00 37.26 37.17123
2015 1,265.00 53.45 23.66698
2016 1,600.00 55.31 28.92786
2017 1,275.00 27.66 46.09544
2018 1,200.00 28.07 42.75027
Lampiran 7
TABEL PERHITUNGAN OPERASIONALISASI VARIABEL PRICE TO
BOOK VALUE (PBV)
Emiten Tahun Harga
Saham Ekuitas
Jumlah Saham
Beredar
Nilai
Buku
Saham
PBV
PT Sekar Bumi
Tbk (SKBM)
2013 480.00 201,124,214,511 865,736,394 232.32 2.066153
2014 970.00 317,909,776,363 936,530,894 339.45 2.857524
2015 945.00 344,087,439,659 936,530,894 367.41 2.572084
2016 640.00 368,389,286,646 936,530,894 393.36 1.627028
2017 715.00 1,023,237,460,399 1,726,003,217 592.84 1.206066
2018 695.00 1,040,576,552,571 1,726,003,217 602.88 1.152796
PT Indofood
Sukses Makmur
(INDF)
2013 6,600.00 38,373,129,000,000 8,780,426,500 4,370.30 1.510193
2014 6,750.00 41,228,376,000,000 8,780,426,500 4,695.49 1.437551
2015 5,175.00 43,121,593,000,000 8,780,426,500 4,911.10 1.053734
2016 7,925.00 43,941,423,000,000 8,780,426,500 5,004.47 1.583583
2017 7,625.00 46,756,724,000,000 8,780,426,500 5,325.11 1.431896
2018 7,450.00 49,916,800,000,000 8,780,426,500 5,685.01 1.310464
PT Akasha Wira
International Tbk
(ADES)
2013 2,000.00 264,778,000,000 589,896,800 448.85 4.455784
2014 1,375.00 295,799,000,000 589,896,800 501.44 2.742092
2015 1,015.00 328,369,000,000 589,896,800 556.65 1.823392
2016 1,000.00 384,388,000,000 589,896,800 651.62 1.534639
2017 885.00 423,011,000,000 589,896,800 717.09 1.234149
2018 920.00 481,914,000,000 589,896,800 816.95 1.126145
PT Wilmar
Cahaya Indonesia
Tbk (CEKA)
2013 1,160.00 528,274,933,918 297,500,000 1,775.71 0.653258
2014 1,500.00 537,551,172,122 297,500,000 1,806.89 0.830154
2015 675.00 639,893,514,352 595,000,000 1,075.45 0.627643
2016 1,350.00 887,920,113,728 595,000,000 1,492.30 0.904642
2017 1,290.00 903,044,187,067 595,000,000 1,517.72 0.849958
2018 1,375.00 976,647,575,842 595,000,000 1,641.42 0.837687
PT Nippon
Indosari Corpindo
Tbk (ROTI)
2013 1,020.00 787,337,649,671 5,061,800,000 155.54 6.557588
2014 1,385.00 960,122,354,744 5,061,800,000 189.68 7.301770
2015 1,265.00 1,188,534,951,872 5,061,800,000 234.80 5.387454
2016 1,600.00 1,442,751,772,026 5,061,800,000 285.03 5.613495
2017 1,275.00 2,820,105,715,429 6,186,488,888 455.85 2.796978
2018 1,200.00 2,916,901,120,111 6,186,488,888 471.50 2.545094
Lampiran 8
TABEL ANALISIS DESKRIPTIF
Sumber : data diolah dengan menggunakan Eviews 10
Date: 01/11/20 Time: 16:12
Sample: 2013 2018 DAR DER ROA PER PBV
Mean 0.475366 0.963521 0.067126 21.56175 2.254366
Median 0.498235 0.992965 0.060460 16.42144 1.522415
Maximum 0.632220 1.719020 0.175110 86.76654 7.301770
Minimum 0.164510 0.196910 0.009010 3.214290 0.627640
Std. Dev. 0.096912 0.331514 0.037321 17.18556 1.805163
Skewness -1.085496 -0.020178 0.935224 2.017185 1.542474
Kurtosis 4.665977 2.858077 3.856903 7.999200 4.294843
Jarque-Bera 9.360857 0.027213 5.291075 51.58517 13.99190
Probability 0.009275 0.986485 0.070967 0.000000 0.000916
Sum 14.26097 28.90563 2.013780 646.8524 67.63098
Sum Sq. Dev. 0.272365 3.187154 0.040394 8564.958 94.49974
Observations 30 30 30 30 30
Lampiran 9
TABEL STATISTIK DESKRIPTIF
Kode
Perusahaan
Debt To Asset Ratio (DAR)
2013 2014 2015 2016 2017 2018
SKBM 0.59585 0.51056 0.54991 0.63222 0.36955 0.41256 MIN 0.16451
INDF 0.50862 0.52026 0.53043 0.46527 0.46831 0.48293 MAX 0.63222
ADES 0.39968 0.41410 0.49731 0.49916 0.49656 0.45316
CEKA 0.50611 0.58140 0.56933 0.37732 0.35156 0.16451
ROTI 0.56804 0.55195 0.56083 0.50585 0.38150 0.33613
Kode
Perusahaan
Debt To Equity Ratio (DER)
2013 2014 2015 2016 2017 2018
SKBM 1.47435 1.04314 1.22177 1.71902 0.58617 0.70229
INDF 1.03509 1.08446 1.12959 0.87009 0.88079 0.93397 MIN 0.19691
ADES 0.66579 0.70678 0.98930 0.99663 0.98632 0.82870 MAX 1.71902
CEKA 1.02475 1.38889 1.32199 0.60596 0.54216 0.19691
ROTI 1.31500 1.23190 1.27702 1.02366 0.61681 0.50633
Kode
Perusahaan
Return On Asset (ROA)
2013 2014 2015 2016 2017 2018
SKBM 0.11708 0.13720 0.05252 0.02251 0.01595 0.00901
INDF 0.04375 0.05988 0.04039 0.06409 0.05851 0.05140 MIN 0.00901
ADES 0.12619 0.06144 0.05027 0.07290 0.04551 0.06009 MAX 0.17511
CEKA 0.06083 0.03193 0.07171 0.17511 0.07713 0.07926
ROTI 0.08669 0.08800 0.09997 0.09583 0.02969 0.02894
Kode
Perusahaan
Price to Book Value (PBV)
2013 2014 2015 2016 2017 2018
SKBM 2.06615 2.85752 2.57208 1.62703 1.20607 1.15280
INDF 1.51019 1.43755 1.05373 1.58358 1.43190 1.31046 MIN 0.62764
ADES 4.45578 2.74209 1.82339 1.53464 1.23415 1.12615 MAX 7.30177
CEKA 0.65326 0.83015 0.62764 0.90464 0.84996 0.83769
ROTI 6.55759 7.30177 5.38745 5.61350 2.79698 2.54509
Kode
Perusahaan
Price to Earning Ratio (PER)
2013 2014 2015 2016 2017 2018
SKBM 7.16418 11.83071 21.24550 21.03188 46.42857 86.76654
INDF 23.15789 15.27149 15.31065 16.79025 16.05263 15.71730 MIN 3.21429
ADES 21.27660 25.94340 18.12500 10.52632 13.61538 10.22222 MAX 86.76654
CEKA 5.29680 10.86957 3.77095 3.21429 7.12707 8.81410
ROTI 32.67136 37.17123 23.66698 28.92786 46.09544 42.75027
Lampiran 10
TABEL HASIL UJI CHOW
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 12.036536 (4,21) 0.0000
Cross-section Chi-square 35.750995 4 0.0000
Cross-section fixed effects test equation:
Dependent Variable: PBV
Method: Panel Least Squares
Date: 01/11/20 Time: 15:36
Sample: 2013 2018
Periods included: 6
Cross-sections included: 5
Total panel (balanced) observations: 30
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -3.225454 2.417565 -1.334174 0.1942
DAR -0.829226 10.94791 -0.075743 0.9402
DER 2.291844 3.231201 0.709286 0.4847
ROA 31.62512 7.792777 4.058261 0.0004
PER 0.071557 0.017429 4.105581 0.0004
R-squared 0.503728 Mean dependent var 2.254366
Adjusted R-squared 0.424324 S.D. dependent var 1.805163
S.E. of regression 1.369636 Akaike info criterion 3.617979
Sum squared resid 46.89759 Schwarz criterion 3.851512
Log likelihood -49.26969 Hannan-Quinn criter. 3.692689
F-statistic 6.343896 Durbin-Watson stat 0.697515
Prob(F-statistic) 0.001147
Sumber : data diolah dengan menggunakan Eviews 10
Lampiran 11
TABEL HASIL UJI HAUSMAN
Sumber : data diolah dengan menggunakan Eviews 10
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 48.146143 4 0.0000
** WARNING: estimated cross-section random effects variance is zero.
Cross-section random effects test comparisons:
Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.
DAR -8.585259 -0.829226 23.169063 0.1071
DER 4.036907 2.291844 2.473060 0.2671
ROA 23.767465 31.625120 8.699691 0.0077
PER 0.036265 0.071557 0.000193 0.0111
Lampiran 12
GAMBAR HASIL UJI NORMALITAS
0
1
2
3
4
5
6
7
-1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5
Series: Standardized Residuals
Sample 2013 2018
Observations 30
Mean -4.44e-17
Median 0.081221
Maximum 1.432449
Minimum -1.394317
Std. Dev. 0.700813
Skewness 0.047962
Kurtosis 2.370527
Jarque-Bera 0.506798
Probability 0.776158
Sumber : data diolah dengan menggunakan Eviews 10
Lampiran 13
TABEL HASIL UJI AUTOKORELASI
Sumber : data diolah dengan menggunakan Eviews 10
Dependent Variable: PBV
Method: Panel Least Squares
Date: 01/11/20 Time: 15:38
Sample: 2013 2018
Periods included: 6
Cross-sections included: 5
Total panel (balanced) observations: 30
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.068518 1.670111 0.041026 0.9677
DAR -8.585259 8.154976 -1.052763 0.3044
DER 4.036907 2.499582 1.615033 0.1212
ROA 23.76747 5.536773 4.292656 0.0003
PER 0.036265 0.017400 2.084162 0.0495 Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.849280 Mean dependent var 2.254366
Adjusted R-squared 0.791863 S.D. dependent var 1.805163
S.E. of regression 0.823553 Akaike info criterion 2.692946
Sum squared resid 14.24301 Schwarz criterion 3.113305
Log likelihood -31.39419 Hannan-Quinn criter. 2.827423
F-statistic 14.79139 Durbin-Watson stat 1.754245
Prob(F-statistic) 0.000000
Lampiran 14
TABEL HASIL UJI MULTIKONLINEARITAS
Sumber : data diolah dengan menggunakan Eviews 10
DAR DER ROA PER
DAR 1.000000 0.970207 -0.009188 -0.172321
DER 0.970207 1.000000 -0.011797 -0.207528
ROA -0.009188 -0.011797 1.000000 -0.467118
PER -0.172321 -0.207528 -0.467118 1.000000
Lampiran 15
GAMBAR HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS
0
1
2
3
4
5
6
7
8
.000 .001 .002 .003 .004 .005
RESID2
PB
V
Sumber : data diolah dengan menggunakan Eviews 10
Lampiran 16
TABEL HASIL ANALISIS KORELASI
DAR DER ROA PER PBV
DAR 1.000000 0.970207 -0.009188 -0.172321 0.240435
DER 0.970207 1.000000 -0.011797 -0.207528 0.228611
ROA -0.009188 -0.011797 1.000000 -0.467118 0.331068
PER -0.172321 -0.207528 -0.467118 1.000000 0.296142
PBV 0.240435 0.228611 0.331068 0.296142 1.000000
Sumber : data diolah dengan menggunakan Eviews 10
Lampiran 17
TABEL HASIL ANALISIS REGRESI LINEAR SEDERHANA
Sumber : data diolah dengan menggunakan Eviews 10
Dependent Variable: PBV
Method: Panel Least Squares
Date: 01/13/20 Time: 07:13
Sample: 2013 2018
Periods included: 6
Cross-sections included: 5
Total panel (balanced) observations: 30
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.694783 1.042636 0.666371 0.5115
DAR 3.280807 2.154776 1.522575 0.1409 Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.711337 Mean dependent var 2.254366
Adjusted R-squared 0.651199 S.D. dependent var 1.805163
S.E. of regression 1.066118 Akaike info criterion 3.142781
Sum squared resid 27.27857 Schwarz criterion 3.423020
Log likelihood -41.14171 Hannan-Quinn criter. 3.232432
F-statistic 11.82839 Durbin-Watson stat 0.851144
Prob(F-statistic) 0.000008
TABEL HASIL ANALISIS REGRESI LINEAR SEDERHANA
Sumber : data diolah dengan menggunakan Eviews 10
Dependent Variable: PBV
Method: Panel Least Squares
Date: 01/13/20 Time: 07:14
Sample: 2013 2018
Periods included: 6
Cross-sections included: 5
Total panel (balanced) observations: 30
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 1.313719 0.634702 2.069819 0.0494
DER 0.976260 0.627121 1.556733 0.1326 Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.712486 Mean dependent var 2.254366
Adjusted R-squared 0.652588 S.D. dependent var 1.805163
S.E. of regression 1.063994 Akaike info criterion 3.138792
Sum squared resid 27.16998 Schwarz criterion 3.419032
Log likelihood -41.08188 Hannan-Quinn criter. 3.228443
F-statistic 11.89485 Durbin-Watson stat 0.912696
Prob(F-statistic) 0.000007
TABEL HASIL ANALISIS REGRESI LINEAR SEDERHANA
Dependent Variable: PBV
Method: Panel Least Squares
Date: 01/13/20 Time: 07:24
Sample: 2013 2018
Periods included: 6
Cross-sections included: 5
Total panel (balanced) observations: 30
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 1.132178 0.354346 3.195117 0.0039
ROA 16.71763 4.674511 3.576338 0.0015 Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.793502 Mean dependent var 2.254366
Adjusted R-squared 0.750482 S.D. dependent var 1.805163
S.E. of regression 0.901711 Akaike info criterion 2.807812
Sum squared resid 19.51400 Schwarz criterion 3.088051
Log likelihood -36.11717 Hannan-Quinn criter. 2.897463
F-statistic 18.44479 Durbin-Watson stat 1.024103
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber : data diolah dengan menggunakan Eviews 10
TABEL HASIL ANALISIS REGRESI LINEAR SEDERHANA
Sumber : data diolah dengan menggunakan Eviews 10
Dependent Variable: PBV
Method: Panel Least Squares
Date: 01/13/20 Time: 07:26
Sample: 2013 2018
Periods included: 6
Cross-sections included: 5
Total panel (balanced) observations: 30
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 2.668784 0.380909 7.006366 0.0000
PER -0.019220 0.015112 -1.271867 0.2156 Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.703443 Mean dependent var 2.254366
Adjusted R-squared 0.641660 S.D. dependent var 1.805163
S.E. of regression 1.080597 Akaike info criterion 3.169762
Sum squared resid 28.02458 Schwarz criterion 3.450001
Log likelihood -41.54642 Hannan-Quinn criter. 3.259413
F-statistic 11.38575 Durbin-Watson stat 0.778028
Prob(F-statistic) 0.000010
Lampiran 18
TABEL HASIL ANALISIS REGRESI LINEAR BERGANDA
Sumber : data diolah dengan menggunakan Eviews 10
Dependent Variable: PBV
Method: Panel Least Squares
Date: 01/11/20 Time: 15:38
Sample: 2013 2018
Periods included: 6
Cross-sections included: 5
Total panel (balanced) observations: 30
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.068518 1.670111 0.041026 0.9677
DAR -8.585259 8.154976 -1.052763 0.3044
DER 4.036907 2.499582 1.615033 0.1212
ROA 23.76747 5.536773 4.292656 0.0003
PER 0.036265 0.017400 2.084162 0.0495 Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.849280 Mean dependent var 2.254366
Adjusted R-squared 0.791863 S.D. dependent var 1.805163
S.E. of regression 0.823553 Akaike info criterion 2.692946
Sum squared resid 14.24301 Schwarz criterion 3.113305
Log likelihood -31.39419 Hannan-Quinn criter. 2.827423
F-statistic 14.79139 Durbin-Watson stat 1.754245
Prob(F-statistic) 0.000000
Lampiran 19
TABEL HASIL OUTPUT FIXED EFFECT MODEL
Sumber : data diolah dengan menggunakan Eviews 10
Dependent Variable: PBV
Method: Panel Least Squares
Date: 01/11/20 Time: 15:38
Sample: 2013 2018
Periods included: 6
Cross-sections included: 5
Total panel (balanced) observations: 30
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.068518 1.670111 0.041026 0.9677
DAR -8.585259 8.154976 -1.052763 0.3044
DER 4.036907 2.499582 1.615033 0.1212
ROA 23.76747 5.536773 4.292656 0.0003
PER 0.036265 0.017400 2.084162 0.0495 Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.849280 Mean dependent var 2.254366
Adjusted R-squared 0.791863 S.D. dependent var 1.805163
S.E. of regression 0.823553 Akaike info criterion 2.692946
Sum squared resid 14.24301 Schwarz criterion 3.113305
Log likelihood -31.39419 Hannan-Quinn criter. 2.827423
F-statistic 14.79139 Durbin-Watson stat 1.754245
Prob(F-statistic) 0.000000