ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 1 alkalimetri asidimetri
-
Upload
fransiska-puteri -
Category
Documents
-
view
7.773 -
download
4
Transcript of ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 1 alkalimetri asidimetri
ACARA I
ALKALIMETRI-ASIDIMETR1
A. Tujuan
1. Melakukan standarisasi NaOH dengan larutan baku primer
(COOH)2.2H2O (asam oksalat) dan standarisasi HCl dengan larutan
NaOH yang telah distandarisasi
2. Menghitung kadar asam laktat pada susu dan susu asam serta kadar basa
pada berbagai macam soda
3. Menggambarkan dan memhami kurva pH titrasi serta dapat menentukan
titik ekivalen bahan uji
B. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan Bahan
Susu segar merupakan bahan pangan yang sangat tinggi gizinya,
sehingga bukan saja bermanfaat bagi manusia tetapi juga bagi jasad renik
pembusuk. Kontaminasi bakteri mampu berkembang dengan cepat sekali
sehingga susu menjadi rusak dan tidak layak untuk dikonsumsi. Untuk
memperpanjang daya guna, daya tahan simpan, maka diperlukan teknik
penanganan dan pengolahan. Salah satu upaya pengolahan susu yang
sangat prospektif adalah dengan fermentasi susu (Widodo,2002)
Produk susu fermentasi tersebut, dibedakan berdasarkan jenis bakteri
asam laktatnya. Bakteri asam laktat akan menghidrolisis laktosa yang di
dalam susu, menjadi berbagai macam senyawa karbohidrat lebih
sederhana. Proses fermentasi mengakibatkan aktivitas mikroba meningkat,
penurunan pH dan peningkatan kadar asam dalam produk fermentasi.
Jumlah populasi bakteri asam laktat dalam suatu produk susu fermentasi
menjadi indikator kualitas mikrobiologis produk tersebut (Afriani, 2010)
Yoghurtadalah produksusufermentasi, memiliki beberapamanfaat
kesehatan. Yoghurtkultur starterterdiri daricampuranStreptococcus
thermophilusdanLactobacillusdelbrueckiisubspBulgaricus. Yoghurtterdiri
daridua jenisyaitusetyoghurtdan stirredyoghurt. SifatYoghurtdapat
ditingkatkan denganpenambahan denganberbagai aditif. Metode
alternatifuntuk meningkatkankualitasyoghurtrendah lemakmenjadibidang
minatpenelitian. Asam laktatdapat diproduksi olehyoghurt. Hal ini dapat
digunakansebagai sumberuntuk produksi asam
laktatolehLactobacilluscasei (Aswal, 2012)
Susu yang melalui proses UHT akan memiliki masa kadaluwarsa lebih
panjang dibandingkan dengan susu pasteurisasi. Susu dengan proses UHT
akan steril karena bakteri pembusuk, patogen dan berspora akan mati
sehingga susu aman dikonsumsi. Kasus keracunan setelah minum susu
yang disebabkan oleh S.aureus terjadi karena kontaminasi selama
penyimpanan maupun proses produksi (Suwito, 2010)
Natrium hidroksida(NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau
sodium hidroksida merupakan jenis basa logam kaustik. Natrium
hidroksidaterbentuk dari oksida basa natrium oksidayang dilarutkan dalam
air. Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika
dilarutkan dalma air. NaOH bersifat lembab cair dan secara spontan
menyerap karbon dioksidadari udara bebas. NaOH juga sangat larut dalam
air dan akan melepaskan kalor ketika dilarutkan dalam air (Prasetya, 2012)
Sodaabu, juga dikenal sebagainatrium karbonat(Na2CO3), merupakan
bahan kimiaalkalihalus daritronamineral, atau dariair
asinalaminatriumkarbonat--bearing (abu sodainidisebut sebagaisoda
ashalam)ataudibuatdari satudari beberapa proseskimia (abu soda
dariproses inidisebut sebagaisoda ashsintetis). Sodaabumerupakan
senyawaindustri yang pentingdigunakanuntuk memproduksi bahan kimia,
kaca,pulp dan kertas, sabun dan deterjen (Kostick, 2011)
Indikator fenolftalein yang dikenal baik adalah asam dwiprotik dan
tak berwarna. Mula mula zat ini berdisosiasi menjadi suatu bentuk tak
berwarna dan kemudian dengan kehilangan proton ke dua, menjadi ion
dengan sistem konjugasi, timbullah warna merah. Perubahan warna dari
tak berwarna menjadi berwarna ke merah. Dengan range pH 8,0-9,6.
Jingga metil, suatu indikator lain yang luas pemakaiannya adalah suatu
basa dan berwarna kuning dalam bentuk molekulnya. Penambahan ion
hidrogen akan menghasilkan kation yang berwarna merah muda. Range
pH dari metil merah adalah 4,2-6,2 (Rosenberg, 1996)
2. Tinjauan Teori
Batkteri asam laktat (BAL), istilah bakteri asam laktat mulanya
ditujukan hanya untuk sekelompok bakteri yang menyebabkan keasaman
pada susu. Secara umum BAL didefinisikan sebagai suatu kelompok
bakteri gram positif, tidak mnghasilkan spora, berbentuk bulatatau batang
yang memproduksi asam laktat sebagai produk akhir metabolik utama
selama fermentasi karbohidrat. BAL dikelompokkan ke dalam beberapa
genus antara lain Streptococcus, Leuconostoc, Pediococcus, Lactobacillus
(Pato, 2003)
Titrasi adalah penambahan dengan cermat volume suatu larutan yang
mengandunga zat A yang diketahui kepada larutan kedua yang
mengandung zat B yang konsentrasinya tidak diketahui yang
mengakibatkan reaksi antara keduanya secara kuantitatif. Selesainya
reaksi, yaitu titik akhir ditandai dengan semacam perubahan sifat fisis,
misalnya warna campuran yang bereaksi. Titik akhir dapat dideteksi dalam
campuran reaksi yang tidak berwarna dengan menambahkan zat yang
disebut indikator yang mengubah warna pada titik akhir (Oxtoby, 2001)
Kesetimbangan asam-basa merupakan topik yang penting dalam
seluruh ilmu kimia dan bidang lain seperti pertanian yang memanfaatkan
kimia. Titrasi yang melibatkan asam dan basa dipergunakan secara meluas
dalam pengawasan analitis produk dalam perdagangan, dan disosiasi asam
dan basa menunjukkan pengaruh yang penting terhadap proses metabolik
sel hidup. Dalam evaluasi suatu reaksi yang akan merupakan dasar suatu
titrasi, salah satu aspek yang penting adalah jauhnya reaksi itu berjalan
menuju kesempurnaan di dekat titik kesetaraan. Dalam menguji suatu
reaksi untuk menetapkan apakah reaksi itu dapat digunakan untuk suatu
titrasi, pembuatan suatu kurva titrasi akan membantu pemahaman. Untuk
titrasi asam basa suatu kurva titrasi terdiri dari suatu alur pH dan pOH
versus militeran titran. Kurva semacam itu membantu dalam
mempertimbangkan kelayakan suatu titrasi dan dalam memilih indikator
yang tepat (Underwood, 1992)
Titrasi digunakan untuk menentukan jumlah suatu asam didalam
larutan tertentu. Volume tertentu dari asam dititrasi oleh larutan basa,
basanya natrium hidroksida yang mempunyai konsentrasi yang diketahui
dengan tepat. NaOH ditambahkan perlahan-lahan sampai asam tepat
dinetralisasi, seperti yang ditunjukkan oleh indikator tertentu atau pH
meter. Pemetaan pH larutan terhadap jumlah NaOH yang ditambahkan
sampai titik ini disebut kurva titrasi (Hopkins, 1982)
Buret digunakan untuk menghantarkan volume yang diketahui dengan
tepat namun dapat diubah-ubah, kebanyakan dalam titrasi. Keran terbuat
dari kaca atau teflon. Buret haruslah dibbersihkan dengan seksama untuk
memastikan larutan mengalir ke bawah dengan seragam pada dinding-
dinding buret. Suatu larutan air dalam sebatang buret membentuk
permukaan cekung yang dirujuk sebagai suatu meniskus. Sebelum suatu
titrasi dimulai, haruslah dipastikan bahwa dalam paruh buret itu tidak ada
gelembung udara (Underwood, 1992)
C. Metodologi
1. Alat
a. Pipet
b. Erlenmeyer
c. Buret
d. Gelas Beker
2. Bahan
a. Asam oksalat {(COOH)2 2H2O}
b. Indikator PP
c. Yogurt
d. Susu UHT
e. NaOH
f. HCl
g. Soda abu (Na2CO3)
h. Kaustik soda (NaOH)
i. Indikator metil merah
3. Cara Kerja (Flow Chart)
a. Standarisasi HCl dengan larutan NaOH yang distandarisasi
Larutan NaOH 10ml
Dipipet ke dalam erlenmeyer
Dititrasi dengan HCl sehingga terjadi perubahan warna
Metil merah 3
tetes
Ditambahkankedalam erlenmeyer
b. Standarisasi NaOH dengan larutan baku primer (COOH)2.2H2O
(COOH)2.2H2O 0,1 N
10ml
Dipipet ke dalam erlenmeyer
Ditambahkan ke dalam erlenmeyer
Indikator pp
1% 3 tetes
Disiapkan larutan NaOH dalam buret
Dititrasikan dengan NaOH dari buret hingga berubah warna
Dihitung normalitas NaOH
c. Penentuan kadar basa pada soda abu dan kaustik soda
Ditimbang sebanyak 1,25 gram
Soda abu atau kausik
soda
Dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml
Dilarutkan dengan aquades sampai tanda tera
Dipipet 10 ml larutan bahan ke dalam
erlenmeyer
Ditambahkan 3 tetes metil merah
Dititrasi dengan HCl
Diukur pH titrasi dengan pH meter setiap
interval volume HCl yang ditentukan
Dicatat volume ketika terjadi perubahan
warna dan perubahan warna apa yang terjadi
Dibuat kurva titrasi dan dihitung kadar basa
d. Penentuan kadar asam laktat pada susu UHT dan yogurt
D. Pembahasan
Tabel 1.1 Standarisasi NaOH dengan Larutan Baku Primer (COOH)2.2H2O
Kel. N
(COOH)2.2H2O
(N)
V
(COOH)2.2H2O
(ml)
N NaOH
(N)
V
NaOH
(ml)
Perubahan
warna
2 0,1 10 0,054 18,5 Bening-
merah muda
13,22 0,1 10 0,053 18,7 Bening-
merah muda
24 0,1 10 0,052 19,37 Bening-
merah muda
Rata-rata 0,053
Sumber : Laporan Sementara
Susu UHT atau
yogurt
Dipipet 5 ml ke dalam erlenmeyer
Ditambahkan indikator pp 1% 3 tetes
Dititrasi dengan larutan NaOH
Digambar kurva titrasi pada milimeterblok
Dicampur dengan 5ml aquades
Dihitung kadar asam laktat
NaOH bukan merupakan larutan baku primer, karena bersifat higroskopis
dan mudah menyerap CO2 dari udara sehingga NaOH harus distandarisasi.
Larutan NaOH distandarisasi dengan asam oksalat (COOH)2.2H2O0,1N.
dengan reaksi (COOH)2 + 2NaOH Na2C2O4 + 2H2O. Normalitas NaOH
didapatkan dari perhitungan (V.N) (COOH)2.2H2O = (V.N) NaOH. Dari
percobaan yang dilakukan kelompok 2 didapatkan hasil N NaOH sebesar
0,054N dengan volume NaOH 18,5 ml. Percobaan yang dilakukan oleh
kelompok 13 dan 22 didapatkan normalitas NaOH sebesar 0,053N dengan
volume NaOH 18,7 ml. Dari percobaan kelompok 24 didapatkan normalitas
NaOH sebesar 0,052N dengan volume 19,37 ml. Dari ketiga percobaan
tersebut didapatkan rata-rata normalitas NaOH sebesar 0,053N. Pada saat
titrasi terjadi perubahan warna dari bening menjadi merah muda. Dimana
perubahan warna ini menunjukkan titik ekuivalen yang terjadi pada saat titrasi.
Percobaan ini menggunakan indikator PP 1% dimana range pH nya 8,0 – 9,6
Tabel 1.2 Penentuan Kadar Asam Laktat pada Susu dan Susu Asam
Bahan
uji
Kel. ml
bahan
V NaOH
(ml)
N NaOH
(N)
Perubahan
warna
Kadar
as.laktat
(%)
Yogurt
6,10 5 5,5 0,053 Putih-pink
pucat
0,525
17,21 5 5,5 0,053 Putih-pink
pucat
0,525
28 5 4,7 0,053 Tidak
berwarna-
merah muda
0,449
Susu
UHT
4,8 5 1 0,053 Putih-merah
muda
0,095
15,19 5 1 0,053 Putih-merah
muda
0,095
26 5 1 0,053 Putih susu-
putih pink
0,095
Sumber : Laporan Sementara
Pada praktikum ini akan dilakukan perhitungan kadar basa dengan titrasi
menggunakan NaOH. Reaksi yang berlangsung adalah C3H6O3 + NaOH
NaC3H5O3 + H2O. Pada praktikum kali ini terdapat 2 sampel yang digunakan
yaitu susu UHT dan yogurt. Hal ini dimaksudkan untuk membandingkan kadar
asam laktat dari beberapa bahan. Pada praktikum kali ini kelompok 6, 10, 17,
21 dan 28 menggunakan sampel yogurt. Kadar asam laktat yang diperoleh dari
yogurt pada kelompok 6 dan 10 adalah sebesar 0,525% dengan volume NaOH
5,5 ml. Pada kelompok 17 dan 21 adalah sebesar 0,525% dengan volume
NaOH 5,5 ml, pada kelompok 28 adalah sebesar 0,449% dengan volume
NaOH 4,7 ml . Terjadi perubahan warna dari putih menjadi pink pucat.
Pada percobaan kelompok 4, 8, 15, 19 dan 26 bahan yang digunakan
adalah susu UHT sebanyak 5 ml yang ditambahkan dengan aquades sebanyak
5ml.Sebelum dilakukan titrasi maka terlebih dahulu ditambahkan indikator PP
1% pada titrat sebanyak 3 tetes, proses titrasi pada masing-masing bahan
dihentikan saat proses telah mencapai titik ekuivalen yang ditandai dengan
perubahan warna larutan sampel dari putih menjadi warna pink (merah muda).
Dari hasil praktikum kelompok 4 dan 8 dapat diperoleh volume NaOH sebesar
1 ml dan kadar asam laktat dari susu UHT adalah 0,095%. Dari kelompok 15
dan 19 diperoleh kadar asam laktat 0,095% dengan volume NaOH sebesar 1
ml. Kelompok 26 juga mendapatkan hasil yang sama yaitu kadar asam laktat
sebesar 0,095% dengan volume NaOH sebesar 1ml.
Dari hasil percobaan penentuan kadar asam yang dilakukan oleh 10
kelompok ini dapat dilihat bahwa kadar asam laktat yang terbesar terdapat pada
yogurt yang dilakukan oleh kelompok 6, 10, 17 dan 21 yaitu sebesar 0,525%
dengan volume NaOH yang diperoleh sebesar 5,5 ml dan Kadar asam laktat
terendah diperoleh pada susu UHT yaitu sebesar 0,095 %. Faktor yang
mempengaruhi kadar asam laktat pada suatu produk yaitu, jenis produk itu
sendiri, selain itu adanya bakteri asam laktat (BAL) pada produk juga
mempengaruhi aktifitas produksi asam laktat. Di samping itu pada pengujian
kadar asam laktat dengan menggunakan larutan baku standar NaOH,
konsentrasi NaOH juga mempengaruhi kadar asam laktat pada setiap produk.
Dari data di atas dapat dibandingkan dua percobaan yang sama. Namun,
jarang ditemukan kadar asam laktat yang nilainya sama dalam percobaan yang
sama. Hal yang mempengaruhi perbedaan kadar asam laktat meskipun
percobaan yang dilakukan menggunakan bahan dan konsentrasi titran yang
sama antara lain adalah faktor manusia yaitu pada saat penentuan titik ekivalen,
dimana setiap kelompok pada saat penentuan titik ekivalen memiliki
pengukuran yang berbeda.
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan
anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk
respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang
mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik
dengan tanpa akseptor elektron eksternal. Persamaan reaksi fermentasi adalah
C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + 2ATP. Yogurt merupakan susu yang
difermentasi, dalam pembuatan yogurt ditambahkan bakteri yang nantinya
akan menghasilkan asam laktat. Hal ini lah yang menyebabkan kadar asam
laktat pada yogurt lebih besar dibandingkan pada susu UHT. Susu UHT tidak
melalui proses fermentasi, sehingga asam laktat yang dikandungnya tidak
sebanyak yogurt.
Faktor yang mempengaruhi besarnya kadar dari asam laktat adalah volume
dari NaOH, berat bahan yang ditimbang, BE asam laktat dan normalitas NaOH.
Kadar asam laktat berbanding lurus dengan volume dan normalitas NaOH, dan
BE dari asam laktat. Sedangkan kadar dari asam laktat berbanding terbalik
terhadap berat bahan.
Dalampraktikuminimasihbanyakkesalahansepertidalamperhitungan.
Halinidisebabkankarenakurangtelitinyapraktikandalampembacaanskalavolume
buret.
Tabel 1.3 Standarisasi HCl dengan Larutan Baku Primer NaOH
Kel. N NaOH
(N)
V NaOH
(ml)
N HCl (N) V HCl
(ml)
Perubahan
warna
1,11 0,053 10 0,026 20 Kuning-merah
12 0,053 10 0,026 20 Kuning-merah
23 0,053 10 0,026 20,35 Kuning-merah
Rata-rata 0,026
Sumber : Laporan Sementara
Percobaan asidimetri ini dilakukan dengan melakukan standarisasi HCl
dengan larutan baku primer yaitu NaOH, karena HCl memiliki kelemahan
yaitu mudah dipengaruhi oleh kandungan karbondioksida dalam udara.
Sehingga harus dilakukan standarisasi terlebih dahulu agar dalam
penggunaannya dapat diketahui kemurniaanya.Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam standarisasi HCl yang mempengaruhi normalitas HCl adalah volume
HCl, volume NaOH, dan normalitas NaOH sedangkan untuk normalitas NaOH
dipengaruhi oleh massa NaOH dan volume larutan. Normalitas berbanding
lurus dengan normalitas NaOH.
Larutan HCl distandarisasi denganlarutan baku primer NaOH 0,053N.
dengan reaksiHCl + NaOH NaCl + H2O. Normalitas HCl didapatkan dari
perhitungan (V.N) NaOH = (V.N) HCl. Dari percobaan yang dilakukan
kelompok 1 dan 11 didapatkan hasil N HCl sebesar 0,026 dengan volume HCl
20 ml. Percobaan yang dilakukan oleh kelompok 12 didapatkan normalitas HCl
sebesar 0,026 dengan volume HCl 20ml. Dari percobaan kelompok 23
didapatkan normalitas HCl sebesar 0,026 dengan volume 20,35 ml. Dari ketiga
percobaan tersebut didapatkan rata-rata normalitas NaOH sebesar 0,026. Pada
saat titrasi terjadi perubahan warna dari kuning menjadi merah. Dimana
perubahan warna ini menunjukkan titik ekuivalen yang terjadi pada saat titrasi.
Tabel 1.4 Penentuan Kadar Basa pada Berbagai Soda
Bahan
uji
Kel. ml
bahan
V HCl
(ml)
N HCl
(N)
Perubahan
warna
Kadar
as.laktat
(%)
Soda
Abu
3,7 0,1 6 0,026 Kuning
bening-kuning
semburat
merah
8,385
14,18 0,1 6,1 0,026 Kuning
bening-kuning
semburat
merah
8,525
25 0,1 6,5 0,026 Kuning-merah 9,084
Soda
Kaustik
5,9 0,1 10 0,026 Kuning-orange 10,546
16,20 0,01 9,8 0,026 Kuning-merah
pekat
10,335
27 0,1 9,7 0,026 Kuning-merah
anggur
10,230
Sumber : Laporan Sementara
Setelah tahapan standarisasi HCl dilakukan, maka dapat dilakukan untuk
penentuan kadar basa berbagai macam soda. Reaksi yang terjadi antara HCl
dengan soda abu (Na2CO3) adalah Na2CO3 + 2HCl 2NaCl + H2O + CO2.
Sedangkan persamaan reaksi yang terjadi antara kaustik soda (NaOH) dengan
HCl adalah HCl + NaOH NaCl + H2O.Soda yang dilakukan perhitungan
kadar basa adalah soda abu dan caustic soda. Dalam hal ini HCl adalah larutan
baku asam yang digunakan untuk menitrasi larutan berbagai macam soda.
Sebelum dititrasi, soda yang digunakan harus diteteskan indikator metil merah
sebanyak 3 tetes.
Pada praktikum kali ini kelompok 3, 7, 14, 18 dan 25 menggunakan
sampel soda abu 1,25 gram. Kadar basa yang diperoleh dari soda abu pada
kelompok 3 dan 7 adalah sebesar 8,385% dengan volume HCl6 ml. Pada
kelompok 14 dan 18 adalah sebesar 8,525% dengan volume HCl6,1 ml.Pada
kelompok 25 adalah sebesar 9,084% dengan volume HCl6,5 ml . Terjadi
perubahan warna dari kuning bening menjadi kuning semburat merah.
Pada percobaan kelompok 5, 9, 16, 20 dan 27bahan yang digunakan adalah
kaustik soda sebanyak 1,25 gram.Dari hasil praktikum kelompok 5 dan 9 dapat
diperoleh volume HCl sebesar 10 ml dan kadar basa dari kaustik soda adalah
10,546%. Dari kelompok 16 dan 20 diperoleh kadar basa10,335% dengan
volume HCl sebesar 9,8 ml. Pada kelompok 27 juga didapatkan hasil kadar
basa sebesar 10,230% dengan volume HCl sebesar 9,7ml. Terjadi perubahan
warna dari kuning menjadi merah.Dari percobaan diatas didapatkan kadar basa
terbesar didapatkan oleh kelompok 5 dan 9 dengan sampel kaustik soda.
Dimana kadar basa yang didapatkan sebesar 10,546% dengan volume HCl 10
ml.
Titrasi ini menggunakan metil merah sebagai indikator pH, tujuan dari
penggunaan metil merah adalah karena metil merah memiliki pH sekitar 4.2-
6.2 sehingga apabila digunakan untuk mentitrasi HCl maka masih dapat ditera
dan menghasilkan titik ekuivalen. Sampel yang menunjukkan kadar basa
terendah adalah soda abu yaitu sebesar 8,385 % dengan normalitas HCl 0,026
N sedangkan kadar basa tertinggi adalah pada sampel kaustik soda yaitu
sebesar 10,546 % dengan normalitas HCl 0,026N. Kaustik soda memiliki kadar
basa yang lebih besar dibandingkan dengan soda abu, hal ini dikarenakan
kaustik soda merupakan basa kuat. Sehingga mempunya kadar basa yang llbih
besar dibandingkan denngan soda abu. Adapun faktor- faktor yang dapat
mempengaruhi kadar basa dari suatu sampel yaitu normalitas HCl, volume
HCl, BE sampel, serta massa beban. Sedangkan kadar basa berbanding lurus
dengan normalitas HCl, volume HCl dan BE sampel serta berbanding terbalik
dengan massa beban.
Tabel 1.5 Kurva Titrasi Bahan Uji Yogurt dengan NaOH
ml Titran (x) pH (y)
0 3,95
0,2 4,12
0,5 4,23
2 4,92
X = 4 6
5 9,49
10 11,20
Sumber : Laporan Sementara
Pada praktikum ini dilakukan titrasi yogurt dengan NaOH. Dilakukan
pengukuran pH pada volume 0ml ; 0,2ml ; 0,5ml ; 2ml ; 5ml ; 10ml dan Xml
dengan menggunakan alat pH meter. Dimana Xml merupakan ml titran saat
terjadi titik ekuivalen saat titrasi. Titik ekuivalen terjadi saat volume ml titran
sebesar 4ml. Dari percobaan didapatkan pH 3,95 pada saat 0ml titran ; pH 4,12
pada saat 0,2ml titran ; pH 4,23 saat 0,5ml titran ; pH 4,92 pada saat 2ml titran
; pH 6 saat terjadi titik ekuivalen dengan volume 4ml titran ; pH 9,49 pada saat
5ml titran dan pH 11,20 pada saat 10ml titran.
Tabel 1.6 Kurva Titasi Bahan Uji Susu UHT dengan NaOH
ml Titran (x) pH (y)
0 7,14
0,2 7,34
0,5 7,82
X = 1 8,98
2 10,05
5 11,24
10 11,63
Sumber : Laporan Sementara
Pada praktikum ini dilakukan titrasi susu UHT dengan NaOH. Dilakukan
pengukuran pH pada volume 0ml ; 0,2ml ; 0,5ml ; 2ml ; 5ml ; 10ml dan Xml
dengan menggunakan alat pH meter. Dimana Xml merupakan ml titran saat
terjadi titik ekuivalen saat titrasi. Titik ekuivalen terjadi saat volume ml titran
sebesar 1ml. Dari percobaan didapatkan pH 7,14 pada saat 0ml titran ; pH 7,34
pada saat 0,2ml titran ; pH 7,82 saat 0,5ml titran ; pH 8,98 saat terjadi titik
ekuivalen dengan volume titran 1ml ; pH 10,05 pada saat 2ml titran ; pH 11,24
pada saat 5ml titran dan pH 11,63 pada saat 10ml titran.
Gambar 1.1 Kurva Titrasi Bahan Uji Yogurt dan Susu UHT dengan NaOH
Kurva titrasi merupakan kurva hubungan antara ml titran sebagai sumbu X
dan pH sebagai sumbu Y. Dimana pada percobaan ini titran yang digunakan
adalah NaOH 0,053 N. Pada yogurt titik ekuivalen terjadi pada 4ml tiran
dengan pH 6. Sedangkan pada susu UHT titik ekuivalen terjadi pada 1ml titran
dengan pH 8,98. Dari kurva titrasi dapat dilihat bahwa kurva yang dihasilkan
semakin naik. Hal ini menunjukkan nilai pH yang semakin besar setelah
penambahan volume titran. Hal ini dikarenakan karena penambahan NaOH
menyebabkan larutan menjadi semakin basa.
0
2
4
6
8
10
12
14
0 2 4 6 8 10 12
Yoghurt
Susu UHTXml, pH 6
Xml; pH 8,98
(Sumber : Underwood. 1980. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Kelima.
Erlangga. Jakarta )
Dari uji titrasi yang dilakukan pada dua sampel yaitu yogurt dan susu
UHT, dihasilkan grafik yang sudah sesuai dengan teori. Menurut Underwood
(1980), grafik titrasi asam dengan titran NaOH yang merupakan larutan basa
kuat , akan menghasilkan grafik yang terus naik karena pH nya yang semakin
besar. Dalam grafik terdapat satu titik ekuivalen, dimana saat titik itu
menunjukkan tepat sampel mengalami perubahan warna. Dari hasil praktikum
didapatkan grafik yang sudah sesuai dengan teori, dimana grafiknya naik dan
terdapat titik ekuivalen.
Tabel 1.7 Kurva Titrasi Bahan Uji Soda Abu dengan HCl
ml Titran (x) pH (y)
0 10,83
2 9,76
5 6,77
X = 5,7 6,09
10 1,80
15 1,50
Sumber : Laporan Sementara
Pada praktikum ini dilakukan titrasi soda abu dengan HCl. Dilakukan
pengukuran pH pada volume 0ml ; 2ml ; 5ml ; 10ml ; 15ml ; dan Xml dengan
menggunakan alat pH meter. Dimana Xml merupakan ml titran saat terjadi titik
ekuivalen saat titrasi. Titik ekuivalen terjadi saat volume ml titran sebesar
5,7ml. Dari percobaan didapatkan pH 10,83 pada saat 0ml titran ; pH 9,76 pada
saat 2ml titran ; pH 6,77 saat 5ml titran ; pH 6,09 saat terjadi titik ekuivalen
dengan volume titran 5,7ml ; pH 1,08 pada saat 10ml titran ; pH 1,50 pada saat
15ml titran.
Tabel 1.8 Kurva Titrasi Bahan Uji Kaustik Soda dengan HCl
ml Titran (x) pH (y)
0 11,80
2 11,73
5 11,50
X = 10 6,20
15 1,79
Sumber : Laporan Sementara
Pada praktikum ini dilakukan titrasi kaustik soda dengan HCl. Dilakukan
pengukuran pH pada volume 0ml ; 2ml ; 5ml ; 2ml ; 5ml ; 10ml ; 15ml dan
Xml dengan menggunakan alat pH meter. Dimana Xml merupakan ml titran
saat terjadi titik ekuivalen saat titrasi. Titik ekuivalen terjadi saat volume ml
titran sebesar 10ml. Dari percobaan didapatkan pH 11,80 pada saat 0ml titran ;
pH 11,73 pada saat 2ml titran ; pH 11,50 saat 5ml titran ; pH 6,20 saat terjadi
titik ekuivalen dengan volume titran 10ml ; pH 1,79 pada saat 15ml titran .
Gambar 1.2 Kurva Titrasi Bahan Uji Soda Abu dan Kaustik Soda dengan HCl
Kurva titrasi merupakan kurva hubungan antara ml titran sebagai sumbu X
dan pH sebagai sumbu Y. Dimana pada percobaan ini titran yang digunakan
adalah HCl 0,026 N. Pada soda abu titik ekuivalen terjadi pada 5,7 ml titran
dengan pH 6,09. Sedangkan pada kaustik soda titik ekuivalen terjadi pada 10
ml titran dengan pH 6,20. Dari kurva titrasi dapat dilihat bahwa kurva yang
dihasilkan semakin menurun. Hal ini menunjukkan nilai pH yang semakin
kecil setelah penambahan volume titran. Hal ini dikarenakan karena
penambahan HCl menyebabkan larutan menjadi semakin asam.
(Sumber : Underwood. 1980. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Kelima.
Erlangga. Jakarta )
0
2
4
6
8
10
12
14
0 5 10 15 20
soda abu
kaustik soda
Xml ; pH 6,20
Xml ; pH 6,09
Dari uji titrasi yang dilakukan pada dua sampel yaitu soda kaustik dan
soda abu, dihasilkan grafik yang sudah sesuai dengan teori. Menurut
Underwood (1980), grafik titrasi basa dengan titran HCl akan menghasilkan
grafik yang terus menurun karena pH nya yang semakin kecil. Dalam grafik
terdapat satu titik ekuivalen, dimana saat titik itu menunjukkan tepat sampel
mengalami perubahan warna. Dari hasil praktikum didapatkan grafik yang
sudah sesuai dengan teori, dimana grafiknya menurun dan terdapat titik
ekuivalen.
E. Kesimpulan
Dari percobaan acara I alkalimetri-asidimetri kimia analitik yang
telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan :
1. Jumlah kadar asam laktat pada yoghurt adalah 0,525%; 0,525% dan
0,449%
2. Jumlah kadar asam laktat pada susu UHT dari ketiga percobaan adalah
0,095%
3. Semburat pink menandakan sudah terjadinya titik ekivalen pada titrat
yang telah ditetesi indikator penolphtalein 1 %.
4. Jumlah asam laktat tertinggi dari semua sampel terdapat dalam
yoghurt. Salah satu yang mempengaruhi banyaknya kadar asam laktat
pada yoghurt adalah banyaknya bakteri asam laktat (BAL) yang
terdapat dalam yoghurt lebih banyak dari bakteri asam laktat pada
produk lain.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi normalitas NaOH adalah volume
(COOH)2.2H2O, normalitas (COOH)2.2H2O, dan volume NaOH.
6. Normalitas NaOH berbanding lurus dengan volume (COOH)2.2H2O
dan normalitas (COOH)2.2H2O, berbanding terbalik dengan volume
NaOH.
7. Jumlah kadar basa pada soda abu adalah 8,385% ; 8,525% dan
9,084%
8. Jumlah kadar basa pada kaustik soda adalah 10,546% ; 10,335% dan
10,230%.
9. Kadar basa tertinggi terdapat pada kaustik soda yaitu 10,546% dan
terendah pada sampel soda abu yaitu sebesar 8,385%
10. pH pada saat titik ekuivalen pada soda abu sebesar 6,09 dan pada
kaustik soda sebesar 6,20. Sedangkan pH titik ekuivalen pada yogurt
sebesar 6 dan pada susu UHT sebesar 8,98
11. Metil merah digunakan karena memiliki PH sekitar 4,2-6,2 sehingga
apabila digunakan titrasi HCl maka masih dapat ditera dan
menghasilkan titik ekuivalen
12. Kadar basa sebanding dengan normalitas HCl, volume HCl, dan
sampel serta berbanding terbalik dengan massa bahan.
DAFTAR PUSTAKA
Afriani. 2010. PengaruhPenggunaan Starter Bakteri Asam Laktat Lactobacillus
plantarum dan Lactobacillus fermentum terhadap Total Bakteri Asam
Laktat, Kadar Asam dan Nilai pH Dadih Susu Sapi. Jurnal Ilmiah Ilmu-
Ilmu Peternakan. Jambi. Vol. XIII, NO.6.
Aswal, Priyanka. 2012. Yoghurt : Preparation, Characteristicand Recent
Advancements . Cibtech Joutnal of Bio-Protocols ISSN 2319-3840. India
Vol. 1 (2-3) .
Hopkins. 1982. Dasar Dasar Biokimia Jilid 1. Erlangga. Jakarta
Kostick, Dennis S. 2011. Soda Ash.Geological Survey Minerals Yearbook.
Amerika Serikat
Oxtoby, David. 2001. Prinsip-prinsip Kimia Modern Edisi Keempat. Erlangga.
Jakarta
Pato, Usman. 2003. Potensi Bakteri Asam Laktat yang Diisolasi dari Dadih untuk
Menurunkan Resiko Penyakit Kanker. Jurnal Natur Indonesia (5).
Pekanbar. Hal 162-166.
Prasetya, Andhika. 2012. Pengaruh Konsentrasi NaOH Terhadap Kandungan
Gas CO2 dalam Proses Purifkasi Biogas Sistem Continue. Jurnal
Mahasiswa Mesin FT-UB. Malang. Volume I, No. 2.21.XI-445
Rosenberg, Jerome L. 1996. Kimia Dasar Edisi Keenam. Erlangga. Jakarta
Suwito, Widodo. 2010. Bakteri yang Sering Mencemari Susu : Deteksi,
Pantogenesis, Epidemiologi, dan Cara Pengendaliannya. Jurnal Litbang
Pertanian (29). Yogyakarta. Hal 96-100.
Underwood. 1980. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keempat. Erlangga. Jakarta
Underwood, A.L. 1992. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga. Jakarta
Widodo, W. 2002. Bioteknologi fermentasi susu. Media Bioteknologi, hal .1-29.
Pusat Pengembangan Bioteknologi Universitas Muhammadiyah Malang.
Jawa Timur.
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALITIK
ACARA I
ALKALIMETRI-ASIDIMETRI
Kelompok 1 :
1. Adinda Safira (H0912001)
2. Agatha Arissa (H0912003)
3. Ashari Putri (H0912018)
4. Deanda Putri (H0912033)
5. Fitria Putri (H0912054)
6. Gita N.P (H0912060)
ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
Lampiran Perhitungan
1.1 Perhitungan Standarisasi NaOH
a. Kelompok 2
V1 . N1= V2 . N2
10 . 0,1 = 18,5 . N2
N2 = 0,054
b. Kelompok 13 dan 22
V1 . N1= V2 . N2
10 . 0,1 = 18,7 . N2
N2 = 0,053
c. Kelompok 24
V1 . N1= V2 . N2
10 . 0,1 = 19,37 . N2
N2 = 0,052
d. Rata – rata N NaOH
0,054 + 0,053 + 0,053 + 0,052 = 0,053
4
1.2 Perhitungan Standarisasi HCl
a. Kelompok 1, 11 dan 12
V1 . N1= V2 . N2
10 . 0, 053 = 20 . N2
N2 = 0,026
b. Kelompok 23
V1 . N1= V2 . N2
10 . 0, 053 = 20,35 . N2
N2 = 0,026
(V.N) (COOH)2.2H2O = (V.N) NaOH
(V.N) NaOH = (V.N) HCl
c. Rata-rata N HCl
0,026 + 0,026 + 0,026 + 0,026 = 0,026
4
1.3 Perhitungan kadar asam laktat
Sampel yogurt
a. Kelompok 6, 10, 17 dan 21
ml bahan = 5ml
V NaOH = 5,5 ml
N NaOH = 0,053
% asam laktat = (N . ml ) NaOH x BE as.laktat x 1/10
gr sampel
(0,053 x 5,5) x 90/1 x 1/10= 0,525 %
5
b. Kelompok 28
ml bahan = 5ml
V NaOH = 4,7 ml
N NaOH = 0,053
% asam laktat = (N . ml ) NaOH x BE as.laktat x 1/10
gr sampel
(0,053 x 4,7) x 90/1 x 1/10= 0,448 %
5
% asam laktat = (N . ml ) NaOH x BE as.laktat x 1/10
gr sampel
Sampel Susu UHT
Kelompok 4, 8,15,19 dan 28
ml bahan = 5ml
V NaOH = 1ml
N NaOH = 0,053
% asam laktat = (N . ml ) NaOH x BE as.laktat x 1/10
gr sampel
(0,053 x 1) x 90/1 x 1/10= 0,095 %
5
1.4 Perhitungan kadar basa
Sampel Soda Abu
a. Kelompok 3 dan 7
gr bahan = 0,1gr
V HCl = 6ml
N HCl = 0,026
% kadar basa = (N . ml ) HCl x BE basa x 1/10
gr bahan
(0,026 x 6) x 105,975/1 x 1/10 = 8,385 %
0,1
b. Kelompok 14 dan 18
gr bahan = 0,1gr
V HCl = 6,1ml
N HCl = 0,026
% kadar basa = (N . ml ) HCl x BE basa x 1/10
gr bahan
(0,026 x 6,1) x 105,975/1 x 1/10 = 8,525 %
0,1
% kadar basa = (N . ml ) HCl x BE basa x 1/10
gr bahan
c. Kelompok 25
gr bahan = 0,1gr
V HCl = 6,5ml
N HCl = 0,026
% kadar basa = (N . ml ) HCl x BE basa x 1/10
gr bahan
(0,026 x 6,5) x 105,975/1 x 1/10 = 9,084%
0,1
Sampel Kaustik Soda
a. Kelompok 5 dan 9
gr bahan = 0,1gr
V HCl = 10ml
N HCl = 0,026
% kadar basa = (N . ml ) HCl x BE basa x 1/10
gr bahan
(0,026 x 610 x 39,988/1 x 1/10 = 10,546 %
0,1
b. Kelompok 16 dan 20
gr bahan = 0,1gr
V HCl = 9,8ml
N HCl = 0,026
% kadar basa = (N . ml ) HCl x BE basa x 1/10
gr bahan
(0,026 x 9,8) x 39,988/1 x 1/10 = 10,335%
0,1
c. Kelompok 27
gr bahan = 0,1gr
V HCl = 9,7ml
N HCl = 0,026
% kadar basa = (N . ml ) HCl x BE basa x 1/10
gr bahan
(0,026 x 9,7) x 39,988/1 x 1/10 = 10,230 %
0,1
Lampiran Dokumentasi
Gambar 1.1 Yoghurt sebelum Gambar 1.2 Yoghurt setelah dititrasi
dititrasi dengan HCl dengan HCl
Gambar 1.3 Susu UHT sebelum Gambar 1.4 Susu UHT setelah
ditirasi dengan HCl dititrasi dengan HCl
Gambar 1.5 Penentuan kadar basa Gambar 1.6 Penentuan kadar basa