IIP 0602 2010 Agus Wartapa

download IIP 0602 2010 Agus Wartapa

of 23

Transcript of IIP 0602 2010 Agus Wartapa

  • 8/18/2019 IIP 0602 2010 Agus Wartapa

    1/23

    ISSN 1858-1226

    JURNALILMU-ILMU PERTANIAN

    Volume 6, Nomor 2, Desember 2010

    Diterbitkan Oleh :

    Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian MagelangJurusan Penyuluhan Pertanian Yogyakarta

  • 8/18/2019 IIP 0602 2010 Agus Wartapa

    2/23

    JURNAL

    ILMU-ILMU PERTANIAN

    rssN 1858-1226

    Terbit Dua Kali Setahun adaBulan Juli dan Desember. erisiArtikel llmiah Hasil Penelitiandan

    Pemikiran

    di

    Bidang Pemberdayaan osial,Ekonomi dan

    Teknik Pertanian erapan

    Ketua Penyunting

    M. Adlan Larisu

    PenyuntingPelaksana

    R. Hermawan

    AnantiYekti

    Miftakhul Arifin

    Agus Wartapa

    Mitra Bestari

    Masyhuri

    (Universitas

    Gadjah

    Mada)

    Aziz Purwantoro

    Universitas

    Gadjah

    Mada)

    E.

    \[ . Tri Nugroho

    (Sekolah

    Tinggi Pembangunan

    asyarakatDesa)

    Sapto

    Husodo

    Sekolah

    Tinggi PenyuluhanPerlanianMagelang)

    Zulkarnain

    Universitas

    ambi)

    Sekretariat

    Asnurt

     

    Galuh H.E,.Akoso

    Abdul Hamid

    Alamat Penl.unting an Sekretariat

    Redaksi urnal lmu-ilmu Pertanian,Sekolah

    Tinggi Penyuluhan

    Pertanian

    STPP)

    Jurusan

    PenyuluhanPerlanianYogyakarta, alan

    Kusumanegara o.

    2 Yogyakarta

    KodePos55167 elpon

    0274)373479

    arimile

    0274)

    75528

    E-Mail:

    [email protected]

    JURNAL

    ILMU-ILMU PERTANIAN diterbitkan oleh Sekolah

    Tinggr

    Penyuluhan Pertanian

    Magelang urusan

    enyr.rluhanerlanian i Yogyakar-ta.

    Penyuntingmenerima

    sumbangan

    ulisan

    yang

    belum

    pernah

    diterbitkan

    dalam

    penerbitan

    ain.

    Naskahdiketik atas ertas

    HVS kuarlo spasi

    ganda

    epanjangebih

    kurang20 halaman, engan

    ormat

    seperli

    ercantum

    pada

    halaman

    kulit

    dalam belakang

    pedoman

    penulisan

    naskah).Naskah

    yang

    masuk akan

    dievaluasi

    dan disunting untuk

    keseragamanormat,

    istilah

    dan

    tata

    penulisan ainnya

    tanpa

    merubah

    esensi

    naskah.

    Penulis

    yang

    arlikelnya dimuat

    akan mendapatkan

    ima eksplarcetak

    lepasdansatunomorbuktipemuatan.

    rtikelvangtidakdin tttcrttidakakandikembalikan.

    Hargaberlanggananenrasukongkos

    irim Rp. 50.000,00

    er

    ahununtuk

    duanomor

    penerbitan.

  • 8/18/2019 IIP 0602 2010 Agus Wartapa

    3/23

    JURNAL

    ILM U-ILM T.IPERTANIAI{

    Volume

    6.

    Nomor 2. Desember 2010

    issN 1858-1226

    DAFTAR

    ISI

    Peranan Lembaga Keuangan Formal dan Inibrmal

    Bagi

    91

    -

    103

    Masyarakat Pertanian di Pedesaan

    Ananti Yekti

    Hubungan Antara Modal Sosial dan Modsl Manusia 104- I 15

    Dalam Adopsi Inovasi

    Jagung

    YohanesG. Bulu

    Opini

    Masyarakat Terhadap Citra Komoditas Pangan

    Lokal I l6

    -

    l4 l

    (Studi

    Kasus Opini Pemuda PedesaanYogyakarta

    dan

    Mahasiswa

    Fakultas Pertanian UGM)

    Alia Bihrajihant Raya dan Subejo

    Pengaruh

    Jenis

    Pupuk

    dan

    Tanaman Antagonis

    Terhadap }lasil 142

    -

    156

    Cabe Rawit (Cupsicam Frutencens) Budidaya Vertikultur

    Agus Wartapa,Sri

    Sugihartiningsih, iti

    Astutr

    dan Sukadi

    Pengembangan sahaPeternakanSapi Melalui Pola ntegrasi

    I 57

    -

    168

    Tanaman

    Ternak

    dan PembangunanKawasan Peternakan

    Gunawan dan Amie

    Sulastiyah

    Daya Hasil dan Karakter

    tlnggul

    Dominan Pada 9

    Calur dan -1 aritt;rs 169

    -

    186

    Padi

    (Oryza

    Sutiva I/ di Lahan Sawah Irigasi Teknis

    Suharno,Nugrohotomo, Bharoto dan Koeswini Tn Ariani

  • 8/18/2019 IIP 0602 2010 Agus Wartapa

    4/23

    142 Juntal llmu-ilmu

    Pertanian, Volume

    6

    Nomor 2, Desember 2010

    PENGARUHJENIS

    PUPUKDAN TANAMAN

    ANTAGONIS

    TERHADAP

    HASIL CABB

    RAWIT

    (C

    apsic m

    rutencens)

    UDIDAYA VERTIKULTUR

    The nJluenceOf

    FertilizersAnd Antagonist lants

    On

    The Production

    Of Chili

    (C

    apsicum rutencensOn Cu tivating Verticuture

    Agus \ artapa, Sri Sugihartiningsih, Siti Astuti, Sukadi

    ABSTRACT

    This Research aims to determine

    the influence

    of

    fertilizers

    and antagonist

    plants

    that are suitable to

    get

    the best

    yield

    on verticulture. The research was done in

    Agricultttral

    Extension

    College

    in Yogtakarta. Factorial

    design

    and Randontized

    Complete Block Design

    ruere used in

    this trial. The

    first

    Factor is

    the type of

    fertilizer, each chemicql ertilizers (Po), liquid organic fertilizers (PI) and the mix

    of liquid organic

    fertilizer

    and organic

    fertilizer

    (P2).

    The second

    actor

    is the

    antagonist

    plants,

    each

    without antagonist

    plants

    (Ao),

    Tasetes sp

    (Al),

    Kemangi

    Plant

    (A2).

    The

    results

    showed

    that the

    application of chemical

    fertilizers

    yield

    more chilli

    in

    numbers

    and higher weight compared to other treatments. There is

    no signfficant impact

    in the use

    qf

    antagonist

    plants

    on

    the

    production

    of chili.

    Kqnuords: type offertilizer, antagonis

    plants,

    chili, verticulture

    PENDAHULUAN

    Cabai

    rawit

    (Capsicum

    frustescens

    L)

    adalah

    salah

    satu tanaman sayuran

    yang

    mempunyai

    nilai

    ekonomi

    tinggi.

    (ljahjadi,

    1993l.9). Dengan

    peningkatan

    pertumbuhan

    jumlah

    penduduk yang

    meningkat dari

    tahun

    ketahun, salah satu dampak

    adalah

    peningkatan

    alih fungsi

    lahan

    pertanian

    ke

    pemukiman.

    Produksi tanaman berdasar

    konsep bioenergi digarnbarkansebagai suafu

    proses konversi

    energi

    surya menjadi energi

    kimiawi

    (source),

    ditranslokasi

    ke

    penimbunan

    (sink)

    yang

    akhimya

    menjadi

    bentuk

    produk

    tanaman melaluai

    proses

    fotosintesis.

    udara bebas, dengan menggunakan tempat

    media tumbuh

    yang

    disusun secara vertikal

    pula.

    Media tanam ditampung dalam kaleng

    kaleng,

    pralon pvc,

    riul, maupun

    papan kayu

    dapat dipergunakan sebagai alternatif

    tempat

    media tanam. Di

    Indonesia,

    sistem

    pertanian

    vertikal

    baru

    dikembangkan sejak tahun I 987,

    sehingga apa

    yang

    dijelaskan

    ini

    sebagian

    besar sudah dilakukan

    pada

    kurun waktu itu.

    Kolom verikal paling sederhana apat dibuat

    dari mulsa hitam

    perak

    dengan kerangka

    bambu.

    Keberadaan Organisme Pengganggu

    Tanaman

    (OPT)

    dapat

    menyebabkan

    penumnan

    mutu dan

    jumlah

    buah,

    Vertikulrure adalah cara bertanam selanjutnya dapat

    pula

    menurunkan

    dalam susunan

    vertikal keatas menuju ruang

    pendapatan

    akibat

    kalah kompetisi harga. Hal

  • 8/18/2019 IIP 0602 2010 Agus Wartapa

    5/23

    Agus

    Wartapa,Sri Sugihartiningsth,

    ,9iti

    Astuti, Sukadi

    -

    Pengaruh

    Jents Pupuk 143

    ini dapat diantisipasi

    dengan

    pengendalian

    OPT

    baik secara mekanis.

    fisis. kimiawi.

    maupun penggunaan tanalnan antagonis

    Qtlant

    antagonis).

    Tanaman kenikir,

    tembakau, selasih,dsb

    adalah

    enis

    tanaman

    yang

    diyakini

    dapat menghalau

    keberadaan

    hama, baik sejenisulat,

    maupun serangga.

    Suatu

    jenis

    tanaman akan tumbuh

    jika

    kebutuhan minimum akan

    air,

    energi dan

    nutrien

    tersedia

    dengan

    cukup serta ada

    tempat tumbuh tegak

    (Wisnubroto,1991).

    Persaingan

    penggunaan lahan

    pertanian

    dengan non

    pertanian

    harus diperhitungankan

    di dalam

    pengembangan

    sektor

    perlanian,

    agar dapat

    memanfaatkan sumber-sumber

    daya

    secara fisien

    Suprat,et

    I.,1998).

    Menurut Nasrullah et al,

    (1988),

    salah satu upaya untuk mengurangi dampak

    negatifpencemaran dara

    di daerah

    perkotaan

    adalah

    dengan memperbanyak

    tumbuhan /

    tanaman

    yang

    diharapkan

    dapat

    bertindak

    sebagai

    paru-paru

    kota.

    Media tanam dari bahan

    yang

    subur

    seperti

    kompos,

    yang poreus. Keuntungan

    dari hal tersebut adalah mempermudah

    aliran

    nutrisi

    yang

    diberikan

    pada

    tanaman.

    Foth,

    (1988)

    mengatakan. ahwa

    pcmberian

    bahan

    organik

    berpengaruh baik

    terhadap

    pertumbuhan

    tanaman

    karena

    dapat

    memperbaiki

    sifat

    ,

    kimia dan biologi tanah.

    Bahan organik cair

    yang

    telah terurai akan

    melepaskan senyawa

    yang

    sederhana

    yang

    dapat dimanfaatkan oleh tanaman (hnas e/

    a|.,1989). Sejauh mana

    pengaruhpernberian

    pupuk

    an organik

    dengan

    pupuk

    organik cair

    terhadap hasil cabe rawit sistim budidaya

    vertikuitur, adalah merupakan

    salah satu

    tantangan

    ang perlu

    dikaji.

    BAHAN DAN METODE

    Penelitiandilaksanakan i kebun Praktek

    STPP Magelang Jurursan Penyuluhan

    Pertanian di Yogyakarta,

    Jalan

    Kusumanegara

    No2

    Yogyakarla

    pada

    bulan

    September2009 sid Pebruari2010,

    pada

    ketinggian 115 m dpl. Bahan

    yang

    akan

    digunakan adalah bcnih cabe

    rawit

    putih,

    plastik

    MPHP,

    pupuk

    kandang, top soil,

    sekam

    padi,

    bambu apus, Urca, SP 36,

    K

    Cl,

    ZA,

    pupuk

    organik cair. Alat

    yang

    akan

    digunakan

    adalah

    cangkul, cethok,

    palu,

    gembor. gclas ukur, pengaduk, ember, alat

    tulis, bak

    perkecambahan, penggaris,

    meteran, ingai

    O ,

    Pralonukuran 2 inci.

    Penelitian rnenggunakan metode

    pcrcobaan

    lapangan dengan

    perlakuan

    faktorial 2

    X

    3

    -vang

    iatur dengan

    Rancangan

    Acak Kelompok l.cngkap

    (RAKL),

    dengan

    ulangan 3 kali ulangan. Faktor

    pertama

    adalah

    pr4ruk

    terdiri

    3

    aras

    yaitu pupuk

    an

    organik

    /nupuk

    kimia

    (P0),

    pupuk

    organik

    cair

    (Pl)

    dan campuran

    pupuk

    organik

    cair

    dan

    pupuk an

    organik

    (P2).

    Faktor kedua

    adalah anaman antagonis erdiri dari 3

    aras

    yaitu

    tanpa

    anamanantagonis/ ontrol

    (A0),

    tanaman kenikir

    (A1),

    tanaman kemangi

    (A2). Perlakuan kombinasi disirnbulkan

    STPP

    Jurusan Penluluhan

    Pcftanian di Yogyakarta

  • 8/18/2019 IIP 0602 2010 Agus Wartapa

    6/23

    144

    Jumal

    lmu-ilmu Pertanian,

    Volume

    6,

    Nomor2, Desember20l0

    dengan:

    0

    P0,A0 Pl, A0 P2,A1

    P0,A1 Pl,

    AIP2, A2

    PO,A2PI,42P2.

    Perlakuan benih,

    adalah dengan

    perendaman dalam larutan

    athonik

    (l

    cc

    athonik

    dalam 100 cc

    air) selama

    30

    menit.

    Benih ditiris

    dan diperam menggunakan

    kain

    cattton selama

    24

    jam,

    selanjutnya

    benih

    disemai

    dalam besek dengan

    media

    pasir,

    umur

    2 minggu atau telah berdaun

    2 lembar.

    Konstruksi atau tempat

    penanaman

    cabe,

    dibuat

    dengan menggunakan plastik MPHP

    dengan

    rangka bambu,

    dengan ukuran

    diameter

    konstruksi 30 cm,

    tinggi konstruksi

    80

    cm dan

    jaran

    antar

    konstruksi 100 X 80

    cm.

    Konstruksi dipasang dengan

    cara

    menancapkan

    rangka bambu

    tersebut

    pada

    lahan

    yang

    telah dipersiapkan.

    Media tanam dibuat

    dengan

    menggunakancampuran

    op

    soil

    : kompos:2

    : l. selanjutnya

    dimasukkan dalam

    konstuksi

    dengan

    bantuan frame

    O

    dan cangkul,

    sampai

    penuh.

    Selanjutnya

    tepat ditengah

    media ditancapkan dengan

    plaron I inchi

    sempai

    20 cm diatas dasar

    media, kemudian

    pralon

    ditarik

    ke atas dan

    lobang

    yang

    terbentuk diisi dengan

    sekam

    padi

    sampai

    penuh.

    Setiap

    konstruksi dibuat

    4

    buah

    lobang

    tanam

    yang

    dibuat

    seperti spiral

    melingkar

    dan tidak dalam satu

    garis

    vertikal.

    Pembuatan

    lobang tanam dilakukan dcngan

    memotong

    dengan benfuk segi

    tiga sama sisi

      A dengan

    ukuran 2 cm.

    Pupuk dasar dilakukan dengan

    pupuk

    sesuai

    perlakuan. Pupuk

    an organik setiap

    konstruksi menggunakan: urea 2,667

    gr;

    ZA

    1,33

    gr;

    K

    Cl

    2

    gn

    K NO

    I

    1.33

    gr;

    SP 36

    0,667

    gr;

    dolomit

    2

    gr.

    Semuabahan

    tersebut

    dilarutkan dalam 5

    lt

    air. Pupuk dasar

    dilakukan 3 hari sebelum tanam secara

    bertahapdengan

    umlah

    5

    lt larutan

    pupuk per

    konstruksi. Pupuk organik cair 25 cc

    dilarutkan dalam 5 liter air, diberikan 3

    hari

    sebelum anam secarabertahap.

    Setelah bibit

    berumur 2 minggu atau

    telah berdaun 2

    lembar

    ,

    bibit cabe

    ditanam

    pada

    lobang

    tanam secara cabutan.

    Kedalaman

    penanaman

    adalah 2 cm.

    Penyiraman dilakukan setiap dua

    hari sekali

    atau

    melihat kondisi tanaman tidak sampai

    layu. Air siraman

    diberikan sampai kondisi

    kapasitas

    apang.

    Pupuk an organik untuk susulan

    I,

    diberikan umur

    4 minggu setelah tanam.

    Jumlah

    pupuk

    setiap konstruksi adalah sbb:

    u r e a 2 .

    r :

    Z A

    I

    g r : K C l

    l . 5 g r : K N O 3 l . 5

    gr:

    SP 36

    0.5

    gr:

    dolomi t 1.5

    gr.

    dan

    dilarutkan dalam 5

    lt air. Larutan

    pupuk

    ini

    diberikan secara bertahap sebanyak 5 kali

    dengan interfal

    waktu 5 sekali. Susulan

    II,

    diberikan umur 8

    minggu setelah tanam.

    Jumlah

    pupuk

    setiap

    konstruksi adalah sbb:

    urea2,667

    gr1'

    ZA

    1,333

    gr;

    K

    Cl

    1,333

    gr;K

    NO

    3

    2

    gr;

    SP

    -

    36 0,667

    gr;

    dolomit

    2

    gr ,

    dan dilarutkan

    dalam 5 lt air. Larutan

    pupuk

    ini diberikan secara

    bertahap sebanvak

    4 kali

  • 8/18/2019 IIP 0602 2010 Agus Wartapa

    7/23

    Agus

    Wartapa,Sri

    Sugiltartiningsih, SitiAstuti,

    Sukadi

    -

    Pengaruh

    Jenis Pupuk 145

    dengan

    interfal

    waktu

    7 sekali. Susulan III,

    diberikan umur 12

    minggu setelah tanam.

    Jumlah

    pupuk

    setiap konstruksi adalah

    sbb:

    urea4

    gr;

    ZA2

    gr;K

    Cl 3

    gr;

    K NO

    3

    2

    gr;

    SP 36

    1

    gr;

    dolomit 3

    gr,

    dan dilarutkan

    dalam 8 lt air. Larutan pupuk

    ini diberikan

    secara bertahap sebanyak 15 kali

    dengan

    interfal waktu 2

    sekali.

    Pupuk

    organic cair

    pada pemupukan

    susulan I,

    diberikan umur 4 minggu

    setelah

    tanam. Pupuk

    organik cair 25 cc dilarutkan

    dalam 5

    liter

    air, diberikan 5 kali

    dengan

    interfal waktu

    5

    hari

    secarabertahap.

    Susulan

    II, diberikan umur

    8

    minggu

    setelah tanam.

    Pupuk

    organik cair

    25

    cc dilarutkan

    dalam 5 liter air,

    diberikan

    4

    kali dengan

    interfal

    waktu

    7 hari secarabertahap.

    Susulan

    III, diberikan umur 12 minggu setelah anam.

    Pupuk

    organik cair 40 cc dilarutkan

    dalam 8

    liter air,

    diberikan 15 kali dengan interfal

    waktu

    2 hari secarabertahap.

    Pemeliharaan

    tanaman antara lain

    penyulaman,

    dilakukan sampai dengan

    umur

    I minggu,

    dengan menggunakan bibit

    yang

    sama dan

    penyiangan

    dengan cara manual.

    Pemangkasan tunas airl wiwilan

    di bawah

    cabang utama dipangkas seawal mungkin.

    Pengendalian hama

    penyakit,

    dikendalikan

    dengan

    penanaman

    tanaman antogonis,

    ditanam diantara dua barisan konstruksi

    vertikultur,

    sesuai dengan

    perlakuan.

    Panen

    cabe rawit

    didahulukan

    pada

    tanamansampel,

    selanjutnya dilanjutkan pada tanaman non

    sample,

    pada

    buah

    yang

    fua.

    HASIL PENELITIAN DAN

    PEMBAHASAN

    Penelitian telah

    dilaksanakan

    pada

    musim

    hujan dan berakhir

    pada

    bulan

    Pebruari 2010. Hama

    yang

    muncul

    pada

    tanaman

    cabe

    fase vegetatip

    adalah kutu

    hrjau

    (Myzus

    persicae

    Sulzp),

    yang

    menyerang

    pucuk

    daun di bawah

    permukaan

    daun. Hama ini mucul

    pada

    umur 2-5 minggu

    setelah tanam dan sekanjutnya berangsur

    menghilang. Gejala serangan tanaman

    keriput,

    pertumbuhannya

    kerdil

    (Anonim,

    1997). Penyakit yang muncul pada saat

    pertumbuhan generatip

    adalah Pathek

    (Bactrocera

    sp), menyerang

    buah. Serangan

    hama/penyakit mencapai

    10-15

    .

    Secara

    umum

    pada

    fase

    pertumbuhan

    vegetatip

    pengaruh perlakuan

    tidak nyata.

    Sedangkan

    pada

    fase

    generatip pengaruh

    perlakuanpupuk

    nyata.

    Parameter

    yang

    diamati adalah:

    1. Tinggi tanaman

    Flasil

    analisis

    variabel tinggi

    tanaman tidak

    ada interaksi antara kedua faktor

    dan

    tidak

    nyata berpengaruh.

    Tabel

    l.

    Rerata inggi tanaman

    pada

    bcrbaeaiumur

    Densamatan.

    cm).

    Umur Tanaman

    (mg)

    antagonis

    JenisPupuk

    Rerata

    P21O

    STPP Jurusan Penvuluhan Pertanian di Yosvakafta

  • 8/18/2019 IIP 0602 2010 Agus Wartapa

    8/23

    146

    Jumal

    llmu-ilmu

    Pertanian, Volume 6,

    Nomor2, Desember20l0

    A I

    A 2

    A O

    RERATA

    81.33

    80.67

    80.00

    80.67

    80.00

    79.67

    80.00

    79.89

    80.33

    80.33

    80.00

    80.22

    80.56

    80.22

    80.00

    ( - )

    A I

    A 2

    A O

    RERATA

    89.67

    89.67

    89.67

    89.67

    89.33

    89.00

    89.33

    89.22

    89.33

    89.67

    89.67

    89.56

    89.44

    89.44

    89.56

    (-)

    t 0

    A I

    A 2

    A O

    RERATA

    100.33

    100.00

    100.33

    100.22

    100.00

    100.00

    r00.00

    100.00

    99.67

    100.33

    100.00

    100.00

    100.00

    1 0 0 . 1 1

    1 0 0 .1 1

    (-)

    t2

    A I

    A 2

    A O

    RERATA

    119.67

    119.67

    rr9.67

    t19.67

    I19.00

    1 1 9 .3 3

    1 1 9 .3 3

    t19.22

    119.67

    I1 9 .3 3

    1 1 9 .3 3

    11944a

    119.44

    119.44

    l l Q A A n

    (-)

    Ketarangan

    Angka rerata

    yang

    diikuti

    oleh

    huruf

    yang

    sama

    idak beda

    nyata

    pada

    taraf

    5 uji

    F.

    O

    :

    tidak ada nteraksi

    (+)

    =

    ada nteraksi

    Hasil analisis terhadap

    variabel

    tinggi

    tanaman

    cabe rawit

    pada

    umur 6, 8,

    10

    dan

    12

    minggu

    tidak menunjukkan

    interaksi

    antara

    kedua

    faktor. Perlakuan

    pupuk an

    organik

    (P0)

    tidak

    menunjukkan beda

    nyata terhadap

    perlakuan

    pupuk

    organik

    cair

    (Pl),

    maupun

    dengan

    perlakuan

    pupuk

    campuran

    (P2).

    Perlakuan

    terhadap tanaman

    antagonis,

    kontrol

    (A0),

    tanaman

    kenikir (A1) dan

    tanaman

    kemangi

    (A2),

    semuanya

    tidak

    menunjukkan beda

    nyata.

    2. Jumlah cabang

    Berdasarkan

    hasil analisis

    terhadap

    variabel

    jumlah

    cabang

    tanaman cabe

    rawit

    pada

    umur

    pengamatan

    6,

    8, 10 dan

    12

    minggu , semuanya tidak menunjukkan

    interaksi antara

    kedua faktor. Perlakuan

    pupuk

    an organik

    (P0)

    tidak semuanya

    menunjukkan beda nyata terhadap

    perlakuan

    pupuk

    organik cair

    (Pl),

    maupun

    perlakuan

    pupuk

    campuran

    (P2).

    Perlakuan tanaman

    antagonis,

    yang

    terdiri dari tanpa tanaman

    antagonis sebagai

    kontrol

    (A0),

    tanaman

    kenikir

    (Al)

    dan

    tanaman kemangi

    (A2),

    semuanya tidak menunjukkan beda nyata

    antar

    perlakuan. Pada umur

    pengamatan

    6

    dan

    10 minggu.

    Perlakuan

    pupuk

    kontrol

    (PO)

    tidak menunjukkan

    beda nyata terhadap

    perlakuan

    pupuk

    campuran

    (P2),

    namun

    keduanya nyata lebih

    tinggi dibanding dengan

    perlakuan pupuk cair organik

    (P1).

    Pengamatan

    pada

    umur

    8 minggu,

    kedua

  • 8/18/2019 IIP 0602 2010 Agus Wartapa

    9/23

    Agus

    Wartapa,

    ri Sugihartiningsih,Siti Astuti, Sukadi

    -

    Pengarult enisPupuk

    147

    perlakuan

    tidak menunjukkan beda nyata.

    Sedangkan

    pengamatan pada

    umur 12

    minggu setelah tanam, perlakuan Tanaman

    Antagosis

    tidak menunjukan beda nyata antar

    perlakuan

    ,

    namun

    perlakuan

    jenis

    pupuk

    semuanya berbeda nyata.

    Perlakuan pupuk

    organik cair

    (Pl)

    nyata

    ebih

    tinggi dibanding

    perlakuan pupuk

    campuran

    (P2)

    dan

    nyata

    lebih rendah

    dibanding dengan

    perlakuan

    pupuk an organik (PO). Adapun hasil

    pengamatan

    jumlah

    cabang tanaman

    cabe

    rawit secara

    keseluruhan

    dapat dilihat

    pada

    tabel2

    berikut

    ini.

    Tabel2. Rerata

    umlah

    cabang

    pada

    berbagai umur

    pengamatan cabang)

    Umur Tanaman

    (mg)

    antagonis

    Jenis

    Pupuk

    Rerata

    P2

    O

    P1

    A I

    A 2

    A O

    RERATA

    78.67

    79.00

    79.00

    78.89

    77.67

    t t . t 3

    77.67

    77.56b

    78 .33

    78.67

    78.67

    78.56

    78.22

    78.33

    78.44

    ( - )

    A I

    A 2

    A O

    RERATA

    141.67

    140.67

    141.00

    1 4 l . 1 l

    140.33

    140.33

    140.67

    140.44

    141.00

    1 4 1 .3 3

    140.33

    140.89

    141.00

    140.78

    140.67

    (-)

    l 0

    A I

    A 2

    A O

    RERATA

    1

    71 00

    171.67

    I 71 00

    171

    22a

    162.00

    163.67

    164.67

    163.44b

    167.00

    167.67

    167.67

    167.44

    166.67

    167.67

    167.78

    ( - )

    t2

    A I

    A 2

    A O

    203.00

    203.00

    203.00

    182.67

    r82.67

    183.00

    r84.67

    184.33

    184.67

    1 9 0 . 1 1

    190.00

    190.22

    RERATA 203.00 182.78 184.56

    (-)

    Ketarangan :

    Angka rerata

    yang

    diikuti

    oleh

    huruf

    yang

    sama idak beda

    nyata

    pada

    taraf 5 uji

    F.

    (-) : tidak ada nteraksi

    (+):

    ada nteraksi

    3. Jenis

    OPT

    Berdasarkan hasil

    pengamatan

    terhadap

    organisme

    pengganggu

    tanaman

    (OPT)

    yang

    mucul

    pada

    awal

    pertumbuhan

    tanaman

    atau

    masa

    pertumbuhan

    vegetatif adalah

    hama

    kutu hijau

    (Myzus

    persicae

    Sulzp). Hama ini

    mcnyerang

    pucuk

    tanaman

    yang

    masih

    muda

    dan

    menyebabkan

    pertumbuhan kerdil. Kutu

    hijau ini menyerang dalam

    beberapa minggu

    dan selanjutnya

    dengan

    perubahan iklim

    hujan hama

    tersebut menghilang dengan

    sendirinya.

    S

    TPP Jurusan Penyul uhan

    Pertanian di Yogyakarta

  • 8/18/2019 IIP 0602 2010 Agus Wartapa

    10/23

    148

    Jumal llmu-ilntu

    Pertanian,

    Volume 6, Nomor 2,

    Desember 2010

    4. Jumlah

    OPT

    Kutu Hijau

    (Myzus

    persicae

    Sulzp)

    yang

    terdapat pada tanaman penelitian in i

    jumlahnya

    relatif sedikit.

    Berdasarkan

    hasil

    analisis

    erhadapvariabel

    umlah

    OPT,

    Kutu

    Hijau

    (Myzus

    persicae

    Sulzp)

    pada

    tanaman

    cabe

    rawit

    pada

    umur

    pengamatan6, 8,

    l0

    dan

    12 minggu

    ,

    sclrluanya

    tidak

    menunjukkan

    interaksi

    antara kedua

    faktor.

    Umur

    Tanaman

    (mg)

    antagonis

    Perlakuan

    pupuk an organik

    (P0)

    semuanya

    tidak

    menunjukkan beda

    nyata terhadap

    perlakuanpupuk organik cair (P1), maupun

    pupuk

    campuran

    (P2).

    Perlakuan

    tanaman

    antagonis,

    yang

    terdiri dari tanpa

    tanaman

    antagonis sebagai

    kontrol

    (A0),

    tanaman

    kenikir

    (A1)

    dan

    tanaman kemangi

    (A2),

    semuanya

    tidak rncnunjukkan

    beda

    nyata

    antar

    perlakuan.

    JenisPupuk

    Rerata

    PI

    Tabel 3. Rerata.iumlah utu hiiau

    (M/zrs

    persicae

    Sillzplpada erbagai

    umur

    pengamatan

    ekor)

    P2

    O

    A I

    A 2

    A O

    RERATA

    I

    1.00

    t0.67

    I 1 .00

    10.89

    I 1 .00

    I 1 . 33

    I I . J J

    11.22

    10.33

    10.33

    10 . 33

    10 . 33

    10.78

    10.78

    10.89

    (-)

    A 1

    A 2

    A O

    RERATA

    7.00

    6.67

    6.00

    6.56

    6.00

    5.67

    6.33

    6.00

    6.00

    6.00

    6.00

    6.00a

    6.33

    6 . l l

    p

    6 . 1 I

    C)

    1 0

    A I

    A 2

    A O

    RERATA

    Z . J J

    1 . 00

    1 . 00

    1.44

    1 . 33

    1.00

    t . ( l /

    t . J 5 a

    t . o

    r .00

    ( , J J

    1 . 00

    1 . 78

    1.00

    1.00

    (-)

    t2

    A I

    A 2

    A O

    RERATA

    0.33

    0.33

    0.00

    0.22a

    0.00

    0.00

    0 . 1

    0 . 1 1

    0.33

    0.33

    0.33

    0.33

    0.22

    0.22

    p

    0.22

    (-)

    Ketarangan

    Angka rerata

    yang

    diikuti

    oleh

    huruf

    yang

    sani

    1

    iilak bedanyata

    pada

    araf 5 %

    uji F.

    (-)

    :

    tidak

    ada

    nteraksi

    (+)=

    ada

    nteraksi

    5. Jumlah

    buah

    Berdasarkan hasil

    analisis

    terhadap

    variabel umlah buah cabe rawit pada umur

    pengamatan17, 18, 19 dan

    20 minggu

    ,

    semuanya

    idak

    menunjukkan

    nteraksi

    antara

    kcdua faktor. Dari Tabel 4 menggambarkan,

  • 8/18/2019 IIP 0602 2010 Agus Wartapa

    11/23

    Agus Wartapa,Sri

    Sugihartiningsih,

    Siti Astuti, SukatI

    -

    Pcngaruh.Ienis

    Pupuk 149

    bahwa

    perlakuan pupuk

    an organik

    (P0)

    pada

    semua

    umur

    pengamatan

    menunjukkan

    beda

    nyata terhadap

    perlakuan

    pupuk

    organik

    cair

    (Pl),

    maupun perlakuan pupuk

    campuran

    (P2)

    ,

    kecuaii

    padapengamatan

    ada

    umi rr l

    minggu setelah tanam,

    tidak menunjukkan

    beda \yata anlar

    perlakuan.

    Perlakuan

    tanaman

    antagonis,

    yang

    terdiri

    dari tanpa

    tanaman antagonis

    sebagai kontrol

    (A0),

    6. Beratbuah

    Tabel

    5 dibawah

    ini

    menunjukkan

    berat

    buah cabe awit padakedua aktor perlakuan,

    tanaman

    kenikir

    i,\

    I

    )

    rian

    Lanairan

    kemangi

    (A2),

    seuluauva tidak

    nrenunjukkan

    beda

    nyata antar

    pcrl:rkuan

    Perlakuan pupuk

    campuran

    P2).

    n,u.'rrta

    cbih tinggi

    dibanding

    pupuk

    organik ealr dtn nvata

    iebih rendah

    dibanding

    pcrlakr-r.rn

    ontrol

    (P0),

    adapun

    Rerata

    unilah

    nuah

    cabe

    pada

    berbagai

    umur

    pcngainatan

    dapar

    cli l ihat

    pada

    tabel 4

    dibawah

    ni.

    Ketarangan

    :

    Angka reratayang

    diikuti oleh huruf'yang

    sama idak bedanyara

    pada

    araf 5

    %

    uji F

    (-):

    tidak ada nteraksi

    (+):

    ada

    nteraksi

    scbagai

    berikut.

    I

    asil analisis terhadap

    r,ariabcl

    berat bualr cabe rawit

    pada

    umur

    panen 17. 1t3. l9 dan 20 minggu setclah

    Tabel 4. Rerata

    umlah

    buah cabe

    pada

    berbagai

    umur

    pengauraran bue

    h;

    Umur

    (mg)

    Tanaman

    antagonis

    JenisPupuk

    lle rata

    PO

    P I

    ---;i --

    t'1

    A ]

    I

    -r.33

    8.00

    i'J.3

    3 |CI.22

    t\ 1.

    13.00

    8.00 I0.00

    10 . 33

    A O

    13 . 33 .

    8 00 10.0t)

    10.44

    RERATA 13.22

    8 .00 9 .78

    l 8

    A I

    15 . 33

    11.67

    1.r .00

    I - - ) , ,1 - )

    A 2

    15.67

    I I . - l - r

    l -1.3-1

    l -1 .44

    A O

    15 . 33

    I | . - ) - )

    14.00

    13. ,56

    RERATA t 5 . 4 1a

    1 l

    4 4

    r3 . 44

    -)

    l 9

    A I

    20.00

    i

    6.00

    IE . 33

    1 8 I

    p

    A 2

    21 . 00

    16.00 18 .00

    1 8

    -) )

    D

    A O 20.33

    t5.67

    tx.61

    18.22

    RERATA

    20.44a

    15 . 89 I r {

    j3b

    )

    )n

    A I

    28.67

    20.33

    I J J

    24 . 11

    A 2 28.67 18 . 67

    t+.00

    23 . 78

    A O

    l t . o /

    20.33 I | . - 1 )

    2 3 . 1 1

    RERATA

    28 .33

    1 9 . 7 8

    l )

    \ . O

    k

    STPP Jurusan Penv'uluh;tn Pcftanlan

    di

    i'osvakafia

  • 8/18/2019 IIP 0602 2010 Agus Wartapa

    12/23

    150 fumal

    llmu-iltnu

    Peftanian.

    Volume 6, Nomor 2, Desember

    201 0

    tanam

    ,

    semuanya

    tidak

    menunjukkan

    interaksi

    antara

    kedua faktor

    perlakuan.

    Perlakuan

    terhadap

    tanaman antagonis,

    pada

    umur

    panen

    semua

    tidak menunjukkan

    beda

    nyata, sedangkan

    perlakuan

    terhadap

    perlakuan

    pupuk, tidak semuanya

    menunjukkan

    beda

    nyata. Umur

    panen

    17 dan

    20 minggu

    setelah anam,

    perlakuan

    tanaman

    antagonis tidak

    menunjukkan

    benda nyata.

    Perlakuan

    pupuk

    pupuk

    organik cair

    (Pl)

    7. JenisOPT

    Hasil

    pengamatan erhadap organisme

    penggangguanamanOPT)yangmuculpada

    nyata

    lebih rendah dibanding

    perlakuan

    pupuk

    campuran

    (P2),

    dan nyata lebih tinggi

    terhadap

    perlakuan

    pupuk

    an organik

    (P0).

    Umur

    panen

    18

    dan

    19 minggu setelah anam,

    baik

    perlakuan

    anaman

    antagonismaupun

    perlakuan pupuk

    ,

    keduanya

    tidak

    menunjukkan beda

    nyata. Adapun hasil

    pengamatan

    berat buah cabe

    rawit

    secara

    keseluruhan

    dapat

    dilihat

    pada

    tabel 5 berikut

    ini.

    Ketarangan:

    Angka

    reratayang diikuti oleh

    huruf

    yang

    sama

    idak beda ttyata

    pada

    taraf 5 uji F.

    C):

    tidak ada

    nteraksi

    (+):

    ada beda

    nyata

    fase

    perhrmbuhan

    generatif

    atau

    masa

    pembentukan

    buah

    adalah

    penyakit

    Atrak

    atau Pathek,

    yang

    disebabkan oleh cendawan

    abel 5. Rerataberatbuah c be ber

    l umur pengamatan

    Umur

    (mg)

    Tanaman

    antagonis

    Jenis

    Pupuk

    Rerata

    PO

    P1

    P2

    L'7

    A I

    23.00 18.67

    t9.67 20.44

    A2

    23.67

    17.67

    20.00 20.44

    AO

    z + - ) J

    t / . o / t9.67

    20.56

    RERATA

    23.67 18.00

    i9 .78

    18

    A I

    29.33 29.00

    29.67 29.33

    A2

    J I . J J

    29.33

    27.67

    29.44

    p

    AO 31 . 00 29.67 27.67 29.44p

    RERATA

    30.56 29.33

    28.33

    l 9

    A 1

    49.61

    + I . J J

    48.00

    48.33

    A2

    50.33

    + t . ) - )

    47.00 48.22o

    AO

    47.67

    + I . J J

    49.33

    4 8 . 1 1

    RERATA

    49.22a 41 33

    4 8 . 1 a

    20

    A I

    56.67

    40.67 46.67

    48.00

    56.00

    42.00

    48.00

    48.67

    p

    AO

    55.33

    44.00

    46.00 48.44o

    RERATA

    56.00

    A1 1 ' ' ' ^

    46.89

  • 8/18/2019 IIP 0602 2010 Agus Wartapa

    13/23

    Agus

    Wartapa,Sri Sugihartiningsih,

    Siti Asnti,

    Sukadi

    -

    Pengaruh

    Jenis Pupuk ISt

    (Baclrocera

    .qpl.

    Penyakit Pathek menyerang

    buah cabe

    rawit,

    sehingga menjadi kering.

    Penyakit ini muncul karena

    kelembaban

    lingkungan

    yang

    tinggi. Cendawan ini

    mulai

    berkurang setelah rekuensu hujan

    berkurang.

    Dalam

    penelitian

    ini tidak

    dilakukan

    penanggulangan

    baik secarakimiawi

    maupun

    mekanik, mengingat tingkat

    serangangan

    relatif rendah.

    8. JumlahOPT

    Penyakit Pathek (Bactrocera sp) yang

    terdapat

    pada

    tanaman

    penelitian

    ini

    jumlahnya

    relatif sedikit.

    Berdasarkan hasil

    analisis

    terhadap

    variabel

    jumlah

    OPT,

    Pathek

    (Bactrocera

    sp)

    pada

    buah cabe rawit

    pada

    umur

    pengamatan

    77, 18, 19

    dan 20

    Tabel 6. Rerata

    jumlah

    buah

    yang

    terserang

    minggu

    setelah tanam

    ,

    semuanya tidak

    menunjukkan

    interaksi

    antara kedua

    faktor.

    Perlakuan pupuk

    an organik

    (P0)

    semuanya

    tidak

    menunjukkan

    beda nyata

    terhadap

    perlakuan

    pupuk

    organik cair

    (Pl),

    maupun

    pupuk

    campuran

    (P2).

    Perlakuan

    tanaman

    antagonis,

    yang

    terdiri

    dari tanpa

    tanaman

    antagonis

    sebagai kontrol

    (A0),

    tanaman

    kenikir

    (Al)

    dan tanaman

    kemangi

    (A2),

    semuanya

    tidak menunjukkan

    beda nyata

    antar perlakuan.

    Berikut

    ini adalah tabel yang

    menunjukan

    hasil

    pengamatan

    jumlah

    buah

    cabe

    yang

    terserang

    OPT

    (Atrak

    atau pathek)

    secara

    keseluruhan

    dapat dilihat

    pada

    tabel

    6 berikut

    in i .

    OPT

    (penyakit

    Antrak) pada

    berbagai urnur

    buah

    Umur

    (me)

    Tanaman

    antagonis

    JenisPupuk

    Rerata

    PO

    P I

    P2

    T7

    A I

    3.00

    J . J J

    3.00

    3 . l l o

    A2

    J . J J

    J . J J

    3.00

    3.22

    t t

    AO

    J . J . J

    3.00

    3.00 3.22

    o

    RERATA

    3.22a

    3.22 J . t l a

    1 8

    A1

    3.00

    3.00

    3.00

    3.00

    p

    A2

    3.00

    3.00

    3.00

    3.00

    0

    AO

    3.00 3.00 3.00 3.00

    p

    RERATA

    3.00a

    3.00

    3.00

    t 9

    A I

    3.00

    3.00

    3.00

    3 .00

    p

    A2

    - 1 . - )

    3.00 3.00

    3 . l l o

    AO J . l I

    3.00

    3.00

    3.00

    RERATA

    ; ?

    1

    a

    3.00

    3.00a

    20

    A I

    3.00

    2.67

    3.00

    2 .89

    A2

    z - ) )

    3.00

    3.00 2.18

    AO

    3.00

    3.00

    2.67 2.78

    p

    STPP Jurusan Penyuluhan Pertanian

    di Yogyakafta

  • 8/18/2019 IIP 0602 2010 Agus Wartapa

    14/23

    152

    lumal

    llmu-ilmu

    Pertanian,

    Volutne

    6, Nomor

    2, Desenber

    2010

    RERATA

    2.78 a

    2.89

    2 . 8 9

    ( - )

    Ketarangan

    Angka

    rerata

    yang diikuti oleh

    huruf

    yang

    sarna idak beda

    nyata

    pada

    araf 5

    %

    ujt

    F.

    C): tidak ada ntcraksi

    (+):

    ada

    nteraksi

    Dilihat dari

    fase

    pertumbuhan anaman

    vegetatif

    maupun

    pada fase

    perfumbuhan

    generatif

    selama

    pertumbuhan

    terdapat

    kendala

    yang

    dapat

    memPengaruhi

    pertumbuhan

    tu sendiri,

    maupun hasil

    panen

    cabe rawit. Pada awal-awal pertumbuhan

    vegetatii

    serangan

    hama

    kutu

    hijau

    (Myzus

    persicae Salz)

    menyebabkan

    pertumbuhan

    tanaman

    kerdil,

    Hal ini

    terlihat

    gejala

    pada

    pucuk /tunas

    mcngalami

    gangguan

    pertumbuhan, akibatnya

    adalah

    pertumbuhan

    tanaman

    idak

    normal daun

    mcngerucut

    dan

    melingkar

    (Djoehariah,l998).

    Pertumbuhan

    Kutu

    hijau

    dipengaruhi

    oleh musim,

    apabila

    mulai

    turun

    hujan kutu

    daun

    akan berkuran

    (Nur

    lahjadi,

    1990).Padasaat

    pertumbuhan

    generatif,

    dikala

    buah cabe

    rawit

    terbentuk,

    yang terjadi

    adalah

    munculnya

    penyakit

    Antrak

    atau Pathek.

    Penyakit

    ni disebabkan

    oleh

    cendawan

    Colletotricunt

    capsici,

    yang

    ditandaiadanyabercakpadabuah cabe,buah

    kehitaman,

    dan

    membusuk.

    Antrak sangat

    dipengaruhi

    oleh

    kondisi

    lingkungan,

    yakni

    apabila

    kelembaban

    meningkat

    nraka

    biasanya

    akan

    diikiti

    penyakit ini

    (Setyadi,

    t994).

    Pada

    perlakuan tanaman

    antagonls

    semuanya

    idak menunjukan

    pengaruhnyata.

    Hal

    ini diduga

    jarak

    pcrlakuan

    terhadap

    tanaman antagonis

    yang

    relatif dekat dan

    tidak diisolasi,

    menyebabkan

    engaruharoma

    dari masing

    masing

    tanamanantagonis

    idak

    memberikan

    pengaruh

    (effect) yang

    berarti

    terhadapat

    parameter

    pengamatan,

    tamanya

    pada

    fase

    perturnbuhan

    gcncratif

    (tanaman

    cabe rawit telah

    bcrbuah).

    Pengaturan

    blok

    sebagai

    ulangan

    tidak berpengaruh

    erhadap

    pertumbuhan egetatip

    maupul.l

    eneratif,hal

    ini diduga

    pencahayaan erhadap

    tanaman

    pcnclitian rnaupun

    lingkungan

    (tata

    letak

    percobaan) sudah

    seimbang.

    Tanaman

    kenikir dengan

    aroma yang rnenyengat

    diduga

    dapat

    menghambat

    penyebaran alat

    daun,

    akibat dari

    kuku kupu

    merasa

    terganggu

    dilingkungan

    tersebut sehingga

    pelctakan telur

    tidak

    pada tanaman

    cabc.

    Scdangkan

    tanaman

    kcnikir

    lebih banyak

    memiliki sifat

    penari seranggasebagai

    sex

    feronton, yang

    padukan

    dengan

    tanaman

    kenikir, sifat

    tcrsebut

    cenderung

    mcnjadi

    berkurang.

    Sccara

    kescluruhan

    dengan

    kondisi lingkungan

    yang rapat,menyebabkan

    rneningkatnya

    kelembaban

    ingkungan

    yang

    dapat

    menyebakan

    tnunculnya

    pcnyakit

    Pathek/Antrak

    yang

    discbabkan

    olch

    ccndawan

    Col

    eto r cu

    m caps

    c .

  • 8/18/2019 IIP 0602 2010 Agus Wartapa

    15/23

    Agus

    Whrtapa,Sri Sugiharthngsih,

    Siti Astuti. Sukadt

    -

    |)engaruh

    Jenis Pupuk 153

    Tinggi

    tanaman

    pada

    fasc

    pertumbuhan

    fegetatif

    unrur

    pengamatan

    6,8,10,12

    minggu

    setelah tanam tidak

    menunjukkan beda nyata. l{al

    in i

    dimungkinkan

    pada

    bagian tengah

    media

    vertikultur secara vertikal dibuatkan lobang

    sedalam60 crn

    dengan diameter 2 iirci dan

    pemberian

    sekarn

    didalamnya,

    rnenjadikan

    sistem

    pengairan

    anamancabe rawit lancar.

    Akibatnya distribusi hara tanaman

    menjadi

    lancar sehingga penyerapan hara oleh

    tanamanmerata. Pengaruh erlakuanpupuk

    terhadap

    parameter

    inggi tanaman

    pada

    umur

    6 dan

    l0

    minggu PO dan P2 tidak

    berbeda

    nyata, namun

    keduanya nyata lebih tinggi

    dibandingkan dengan

    perlakuan

    Pl. Hal ini

    disebabkanoleh

    pengaruhpupuk

    an organik

    yang

    diberikan

    pada

    kedua

    perlakuan

    tersebut.erutama

    nsurnitrogcnnyallemang

    tinggi

    (Wigeno,

    1993).Telhadap

    pengamatan

    pada

    umur 8 minggu

    setelah

    allaln,

    periakuan

    pupuk

    tidak

    menunjukkanbeda nyata,namun

    mempunyai kecenderungan

    ang

    sarla

    pula.

    Pada

    pengamatan

    umur

    12

    bulan setclah

    tanam,

    masing masing

    perlakuan pupnk

    menunjukkanperbedaan yata. PengaruhPO

    nyata ebih tinggi

    dibanding

    perlakuan

    P1 dan

    P2, sedangkan

    P2 nyata lebih tinor:i

    dibanding

    perlakuan

    P . Penampiian

    semacam ini menuniukkan

    bahwa unsur

    nitrogen khususnya

    dalam

    pupuk

    an

    organik

    ini memberikan

    sunbangan

    yang

    cukup

    tinggi terhadap

    parameter

    trnggi tanaman.

    Nitrogcn clalam itrngsi pembentukan

    sel

    tanaman

    trcrliurgsi meperpanjang

    dan

    memeper

    esar el

    t3urry,

    2002).

    Jumlah

    cabang

    pada

    ase

    pertumbnhan

    fegetatif

    umur

    pengamatan

    ,8,10,12minggu

    setelah anam idak rncnunjukkan

    beda nyata.

    Hal ini

    dirnungkrnkan, sistem budidaya

    vertikultur rnenjariikan

    distribusi hara

    tanamanmenjadi arrcar

    sehingga

    penlicrapan

    hara oleh tananran merata.

    Pengaruh

    perlakuan pupuk tcrhadapparameter umlah

    cabang

    pada

    umur 6

    dan

    l0 rninggu

    PO dan

    P2 tidak

    berbeda nyata, namun kcduanya

    nyata

    lcbih

    tinggi

    dibandingkan

    dengan

    pcrlakuan

    P1.

    Hal ini rlenr-rnjukanbahwa

    pupuk

    an organik

    yang

    drberikan

    pada

    kcdua

    perlakuan

    ersebut,kandungan iara

    nitrogcn

    tinggi.

    Junriah cabang tanaman cabe rawi

    u1.nur

    8

    rninggu

    setelah tanam. tidak

    rnenunjukkan

    beda

    rryata,

    nalrun nrempunyai

    kecenderungan

    yang

    sama

    pula.

    Pada

    pengamatan

    mur

    12

    bulan setelah anam,

    rnasing masiug

    perlakuan

    pupuk

    mcnunjukkan pcrbedaarr

    yata. PengaruhPO

    nyata ebih

    rnggidrbanding

    erlakuan

    l dan

    P2, sedan_rrkan 2 nyata lebih tinggi

    dibanding

    perlaltuan

    P1.

    Pencenninan

    semacam ini rnenunjukkan

    bahwa unsur

    nitrogen

    irada

    pupuk

    an

    organik

    ini

    memberikanandil

    yang

    cukup besar crhadap

    paramoter

    inggi tarraman.

    OPT

    yang

    muncul

    pada

    masa

    perlumbuhan

    vegetatif

    adalah

    hama kutu

    STPP

    Juntsan

    Pcny uluhan

    Pertanian di lttllvakarta

  • 8/18/2019 IIP 0602 2010 Agus Wartapa

    16/23

    154

    Jumal

    llmu-ilmu

    Pertanian, Volume 6, Nonor 2, Desember

    2010

    hijau

    (Myzus

    persicae

    Sulzp).

    Hama

    ini

    menyerang

    dalam beberapa

    minggu dan

    selanjutnya

    dengan

    perubahan

    klim

    (

    hujan

    )

    hama tersebut

    menghilang dengan sendirinya.

    Kutu

    hijau mempunyai sifat

    yang

    tidak

    tahan

    terhadap

    pukulan-pukulan

    air

    yang

    membentur

    tubuh kutu hijau.

    Berdasar hasil

    penelitin ini OPT

    yang

    muncul

    adalah kutu

    hijau

    yang

    jumlahnyapun

    relatif sedikit.

    Hal

    ini diduga

    pengaruh

    alelopat

    pada

    tanaman

    antagonis meningkat seiring dengan

    pertumbuhan

    dan

    perkembangan

    tanaman

    antagonis

    ersebut.

    Berdasarkan

    hasil analisis

    terhadap

    variabel

    jumlah

    Kutu Hijau

    (M1 zus

    persicae

    Sulzp)

    pada

    tanaman cabe

    rawit

    pada

    umur

    pengamatan

    6, 8, l0 dan

    12 minggu

    ,

    semuanya

    idak

    menunjukkan interaksi antara

    kedua

    faktor. Perlakuan

    pupuk

    an organik

    (P0)

    semuanya

    idak menunjukkan

    beda nyata

    terhadap

    perlakuan

    pupuk

    organik cair

    (Pl),

    maupun

    pupuk

    campuran

    (P2).

    Perlakuan

    tanaman antagonis,

    yang

    terdiri dari tanpa

    tanaman antagonis sebagai

    kontrol

    (A0),

    tanaman

    kenikir

    (Al)

    dan tanaman

    kemangi

    (A2), semuanya tidak menunjukkan beda

    nyata antar

    perlakuan.

    Berdasarkan hasil analisis

    terhadap

    variabel

    jumlah

    buah cabe rawit

    pada

    umur

    pengamatan 17, 18, 19 dan

    20 minggu

    ,

    semuanya

    idak menunjukkan

    interaksi antara

    kedua faktor. Hal

    ini disebabkan

    hara

    yang

    terkandung

    pada

    masing

    -

    masing

    perlakuan

    pupuk

    mempunyai

    keterbatasan

    tertentu,

    maslng-maslng

    tanalnan

    antagonls

    mempunyai

    kelebihan

    tertentu, sehingga

    peningkatan produksi yang

    dipengaruhi oleh

    kedua faktor

    perlakuan

    tidak kelihatan.

    Walaupun

    perlakuan pupuk

    tidak berbeda

    nyata terhadap

    parameter

    umnah

    cabe rawit

    pada

    umur

    panen

    17 minggu

    setelah

    tanam,

    namun

    perlakuan pupuk

    an

    organik

    (P0)

    cenderung

    lebih tinggi dibanding

    dengan

    perlakuanPl dan P2. Jumlahcabe awit pada

    umur 18, 19, dan

    20 minggu

    setelah anam,

    masing-masing

    menunjukkan pola

    yang

    sama.

    Masing-masing

    perlakuan pupuk

    saling

    memnerikan

    pengaruh yang

    nyata. Perlakuan

    kontrol

    (P0)

    nyata lebih tinggi terhadap Pl

    dan P2,

    namun Pl nyata kebih rendah

    dibanding dengan

    P2. Hal ini disebabkan

    secara menyeluruh

    kebutuhan

    hara untuk

    tanaman cabe

    rawit tinggi,

    sedangkan

    hara

    yang

    tersedia

    diduga kurang efisien, sehinggi

    pertumbuhan

    dan

    perkembangan

    tanaman

    tersebut idak optimal.

    Berat buah

    cabe rawit

    pada

    kedua

    faktor

    perlakuan

    tidak ada interaksi.

    Penyebabnya antara lain kadar hara yang

    pada

    masing

    -

    masing

    perlakuan pupuk

    mernpunyai

    keterbatasanertentu. masing-

    masing tanaman antagonis

    mempunyai

    kelebihan tertentu, sehingga

    peningkatan

    produksi

    yang

    dipengaruhi oleh

    kedua faktor

    perlakuan

    tidak kelihatan.

    Perlakuan

    erhadap

    tanaman antagonis,

    pada

    semua

    umur

    panen

  • 8/18/2019 IIP 0602 2010 Agus Wartapa

    17/23

    Agus Wartapa,

    Sri Sugihartintngsih,

    SitiAsnti, Sukadi

    -

    Pengaruh.Ienis

    Pupuk 155

    semua tidak menunjukkan

    beda nyata,

    sedangkan perlakuan

    terhadap perlakuan

    pupuk,

    tidak

    semuanya menunjukkan

    beda

    nyata.

    Umurpanen l7

    dan20 minggu

    setelah

    tanam,

    perlakuan

    tanaltlan

    antagonis

    tidak

    menunjukkan

    benda nyata.

    Perlakuan

    pupuk

    pupuk

    organik

    cair

    (Pl)

    nyata lcbih

    rendah

    dibanding

    perlakuan

    pupuk

    campuran

    (P2).

    dan nyata lebih

    tinggi terhadap

    perlakuan

    pupuk

    an organik

    (P0).

    Umur

    paneu

    18

    perlakuan P0 dan P1 tidak

    berbeda nyata,

    namun keduanya

    nyata ebih tinggi

    dibanding

    P2, namun P0

    cenderungmemberikan

    berta

    buah

    yang

    paling

    tinggi.

    Belat

    huah

    ini

    dipengaruhi

    oleh scl

    yang

    terbentuk

    relatif

    lebih

    besardan

    panjang

    sehingga adar

    airnya

    cukup tinggi pula

    dan akibatnya

    mempunyai

    pengaruh

    terhadap

    berat

    buah cabe rawit.

    Pada

    pengamatan

    umur

    19

    minggu

    setelah

    tanam,

    perlakuan

    terhadap

    P0 dan P2

    tidak

    berbeda

    nyata, namun kcduanya

    nyata lebih

    tinggi terhadapperlakuan

    Pl. Hal

    ini sangat

    dipengaruhi

    oleh

    peranan

    pupuk

    an organik

    yang

    terdapat pada

    kedua

    perlakuan

    tersebut.

    Gejala

    ini akan

    lebih terujud

    pada

    pengamatanumur

    20 minggu

    setelah anam.

    Ini

    terjadi karena

    seiring

    dengan

    jalannya

    waktu

    akan diikuti

    oleh suaftr

    proses.

    Proscs

    yang

    terjadi

    adaiah

    proses

    penyerapan

    hara

    oleh tanaman,

    maupun

    jurnlah

    percabangan

    yang

    berlambah.

    Pada

    pertumbuhan

    generatif

    ini dari

    hasil

    pengamatan

    OPT

    yang

    mucul adalah

    penyakit

    Atrak atau Parhek, ang

    disebabkan

    olelr cendawan

    Boctrot era

    sp). Penyakit

    ni

    muncul karenakclernbaban ingkunganyang

    tinggi.

    Cendarvan ni

    mulai berkurang

    setelah

    frekuer.rsi

    hujan

    ber-kurang,

    yang

    menpengharuhi

    terhadap perubahan

    sulu

    lingkungan

    yang

    rneningkat.

    Kelemban

    yang

    terjadi

    pada

    okasi

    ni sangat

    dipengaruhi

    oteh

    populasi

    tanarnanantagonis

    sebagai anaman

    perlakuan.

    Penyakit

    Prthek

    (Buctt ocera

    p)

    yang

    terdapat pada

    tanaman penelitian

    ini

    jumlahnva

    elatif scdikit.

    lal ini discbabkan

    oleh tanaman

    antagonis

    yang

    sangat dekat

    dan tidak

    tcrisolasi

    arak,

    schinggaalelopat

    mernpunyai peran

    terhadap

    umlah

    penyakit

    antrak

    yang

    terdapat

    pada

    tanaman

    cabc

    ini.

    Dad hasil analisrs pada umur pengamatan

    ,semuanya

    tidak menunjukkan

    interaksi

    antara kedua faktor.

    Perlakuan

    pupuk

    an

    organik

    (P0)

    semuanya idak mcnunjukkan

    beda

    nyata

    terhaclap

    (Pl),

    maupun

    (P2).

    Pellakr.ran ananlan

    antagonis,

    yang

    terdiri

    dari

    (A0),

    (Al)

    dan

    (A2),

    semuanya tidak

    menunjukkan

    bcda nyataantar

    perlakuan.

    KESIMPULAN T}AN

    SARAN

    l. Pcnggunaan

    pupuk

    an

    organik

    pada

    tanaman cabc rawit

    sistem verlikulfur

    meberikanhasil tcrbaik

    terhadap

    umlah

    buah

    dan berat

    buah, selanjutnya

    diikuti oleh

    penggunaanpupuk

    organik

    dan

    an

    organik

    STPP Jurusan Pen-vuluhanPcftanian

    di

    Ybgvakarta

  • 8/18/2019 IIP 0602 2010 Agus Wartapa

    18/23

    156 Jumal

    llnu-ilmu

    Peftanian,

    Volume 6, Nomor 2, Desember 2010

    yang

    dikombinasikan,

    dan

    yang

    paling

    rendah

    penggunaan

    pupuk

    organik

    cair.

    2. Tanaman

    antagonis

    tidak memberikan

    pengaruh nyata terhadap semua

    parameter

    pengamatan.

    3.

    Belum diketahui

    kombinasi

    perlakuan

    terbaikdalam

    penelitianni.

    4.

    Perlu dilakukan

    penelitian lanjutan

    dengan

    solasi

    arak

    pada perlakuan

    tanaman

    antagonis.

    5. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut

    pada

    sentra

    komoditas cabe

    rawit.

    6. Perlu

    apilkasikan dengan skala

    sempit

    pada

    okasi/lahan

    yang bermasalah .

    DAFTAR

    PUSTAKA

    Budi

    Hardjo, 2000. Hidroponik

    Tanaman

    Buah Jakarta,

    PenebarSwadaya,

    Hukkuri Pandey, 1972 Plant

    Physiolog,,.Yikas

    Publishing House

    PVT New Delhi

    Naslullah,M.Dradjad &

    D.Prayitno.

    1988.

    Teknologi Produksi

    Pertanian

    IIemat

    Lahan dan Air.Fak.Pertanian

    GM.

    Nitisapto,M.1992.

    Pedoman

    Pertanian

    Vertika .

    Fak.PertanianUGM.

    Reshman, 1992.

    Efisiensi Pemberian

    Air

    Pada Tanaman Sawi

    Sitem

    Hidroponik. APP Yk

    Shinha,1977.

    Crop Science studies

    on the

    yield

    forcast

    of

    low rlce. Procceding

    Crop

    Sci.Soc.Japan.

    Suprat, Waryono,

    R. Hadisasmito.

    1988.

    Lokakarya

    Pengembangan Budidaya

    Tanaman

    Lahan

    dan

    Air. Yogyakafta

    Wisnubroto, 1997

    Azas

    -

    Azas Klimatologi

    Fak. PertanianUGM.

  • 8/18/2019 IIP 0602 2010 Agus Wartapa

    19/23

    INDEKS KOMULATIF

    ILMU-ILMU PERTANIAN

    2O1O

    Sertifikasi, Disiplin, dan Produktivitas Kerja Penyuluh Pertanian |

    -

    9

    Sunamr Samsi

    Hariadi

    Pengaruh

    Pembelajaran Program Penguatan Kapasitas Kelompok

    9

    -

    2l

    Terhadap

    Dinamika Kelompok Tani

    Surachman

    Suwardi

    Efektivitas Studi banding Jagung,

    Tingkat Partisipasi

    dan Tingkat

    22

    *

    39

    Penerapan Pada Petani di

    Kabupaten Kulon Progo

    Sujono

    Hubungan Motivasi Terhadap

    Perilaku Zooteknis

    Beternak

    Sapi

    Perah 40

    --

    53

    Anggota Kelompok Tani Ternak di

    Kecamatan

    Getasan Kabupaten

    Semarang

    Sriyanto,

    Dwi

    Jatmiko

    Potensi Sektor

    Pertanian

    di

    Jawa Tengah

    54

    -

    68

    Efriyani Sumasfuti

    Analisa

    Kelayakan

    Usaha

    PengolahanUbikayu Menjadi

    Selondok

    Desa

    69

    *

    78

    Banjarharjo Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kulon Progo

    Bharoto, Koeswini Tri Ariani

    Pengaruh Pemupukan Anorganik

    Terhadap

    Kualitas Umbi Benih 79

    -

    90

    Bawang Merah

    Rajiman

    Peranan Lembaga Keuangan Formal dan Informal Bagi

    9l

    -

    103

    Masyarakat Pertanian di Pedesaan

    Ananti

    Yekti

    Hubungan Antara Modal Sosial dan Modal Manusia Dalam Adopsi 104

    -

    115

    Inovasi

    Jagung

    YohanesG. Bulu

    Opini Masyarakat Terhadap Citra

    Komoditas

    Pangan Lokal I 16

    -

    l4 l

     Studi

    Kasus Opini Pemuda

    PedesaanYogyakarta

    dan Mahasiswa

    Fakultas Pertanian UGM)

    Alia Bihrajihant Raya dan Subejo

  • 8/18/2019 IIP 0602 2010 Agus Wartapa

    20/23

    Pengeruh

    Jenis

    Pupuk

    dan

    TanamanAntagonis

    Terhadap

    lasil

    142

    156

    Cabe

    Rawit

    Cupsicum

    Frutencens)

    Budidaya

    Vertikultur

    Agus

    Wartapa,

    Sri

    Sugihartiningsih,

    Siti Astuti dan Sukadi

    Pengembangan

    saha

    Peternakan

    api

    Melalui

    Pola ntegrasi

    157 168

    Tanaman

    ernakdan

    Pembangunan

    awasan

    eternakan

    Gunawan

    danAmie

    SulastiYah

    Daya

    Hasil

    dan

    Karakter

    Unggul

    Dominan

    Pada

    9 Galur

    dan 3

    Varietas

    169

    186

    Pldti

    Oryza

    SstivaZ,)

    di

    Lahan

    Sawah

    rigasi

    Teknis

    Suhamo,

    Nugrohotomo,

    Bharoto

    dan

    Koeswini

    Tri

    Ariani

  • 8/18/2019 IIP 0602 2010 Agus Wartapa

    21/23

    INDEKS PENGARANG

    ILMU.ILMU

    PERTANIAN

    2O1O

    A

    PengaruhJenis Pupuk

    dan

    Tanaman

    Antagonis TerhadapHasil

    Cabe

    Rawit

    (Cupsicum

    Frutencens)

    Budidaya Vertikulrur

    Agus

    Wartapa. Sri Sugihartiningsih,

    Siti Astuti dan Sukadi

    Opini Masyarakat Terhadap

    Llitra Komoditas PanganLokal

    (Studi

    Kasus

    Opini

    Pemuda

    Pedesaan

    ogyakarta

    dan lMahasiswa

    Fakultas

    Pertanian

    UGM)

    Alia Bihrajihant

    Raya

    dan Subejo

    PerananLembaga Keuangan Formal

    dan Infomal Bagi

    Masyarakat

    Pertanian

    di

    Pedesaan

    Ananti Yekti

    B

    Analisa Kelayakan

    Usaha

    Pengolahan

    Ubikayu Menjadi Selondok Desa

    Banjarharjo Kecamatan

    Kalibawang Kabupaten

    Kulon Progo

    Bharoto,

    Koeswini Tri

    Ariani

    E

    Potensi

    ektor

    ertanian

    i JawaTengah

    Efriyani Sumastuti

    G

    Pengembangan

    sahaPeternakan

    api

    Melalui Pola

    Integrasi

    TanamanTernak

    dan

    Pembangunan

    Kawasan Peternakan

    Gunawan dan Amie

    Sulastiyah

    R

    engaruh PemupukanAnorganik TerhadapKualitas Umbi Benih

    BawangMerah

    Rajiman

    S

    Hubungan

    Motivasi

    Terhadap

    PerilakuZooteknis

    Betemak Sapi Perah

    Anggota Kelompok T'aniTernak

    di

    Kecamatan

    Getasan

    Kabupaten

    Semarang

    Srivanto Dwi

    Jatmiko

  • 8/18/2019 IIP 0602 2010 Agus Wartapa

    22/23

    Daya

    Hasil

    dan

    Karakter

    Unggul

    Dominan

    Pada9

    Galur

    dan

    3 Varietas

    Padi

    Oryza

    Sativa

    L) di Lahan

    Sawah

    rigasi

    Teknis

    Suharno,

    Nugrohotono,

    Bharoto dan

    Koeswini

    Tri

    Ariani

    Sertifikasi,

    Disiplin,

    dan

    Produktivitas

    erja

    Penyuluh

    Pertanian

    Sunarru

    Samsi

    Hariadi

    Pengaruh

    embelajaran

    rogram

    Penguatan

    apasitas

    elompok

    TerhadaP

    inamika

    KelomPok

    Tani

    Surachman

    uwardi

    Efektivitas

    Studi

    banding

    Jagung,

    Tingkat

    Partisipasi

    dan

    Tingkat

    Penerapan

    ada

    Petani

    di

    Kabupaten

    ulon

    Progo

    Sujono

    Y

    Hubungan

    ntara

    Modal Sosial

    danModal

    Manusia

    Dalam

    Adopsi

    Inovasi

    Jagung

    Yohanes

    G. Bulu

  • 8/18/2019 IIP 0602 2010 Agus Wartapa

    23/23

    PEDOMAN

    PENULISAN

    NASK.{H

    DALAM

    JURNAL

    ILMU-ILMU

    PERTANIAN

    Naskah

    dalani

    Jurnal lmu-ilmu

    Perlanian

    ditulis

    dalam Bahasa

    Indonesia

    atau Bahasa

    Inggris,

    dengan

    aya

    bahasa

    f-ektif anakademis.

    Naskah

    dapat

    berupahasil

    penelitian

    atau

    studi

    pustaka

    yang

    diketik

    kompurer

    MS-Word

    atau yang

    kompat ibel

    dengan MS-Word)

    meggunakan

    pasi

    ganda.

    ulisan

    diserlai ntisari

    (abstract).

    Panjang

    tulisan

    berkisar

    antara 16

    sampai

    engan 0

    halaman

    uarto

    A 4).

    Naskah

    hasil

    penelitian

    mengikuti

    susunan

    sebagai

    berikut; halaman

    udul,

    nama

    penulis,

    alamatpenulis. ntisari,katakunci, pendahuluan,

    bahan dan metode.

    hasil

    dan

    pembahasan.

    kesimpulan

    dan saran,

    daftar

    pustaka.

    Naskah

    konseptual

    tersusun

    atas halaman

    judul ,

    pendahuluan,

    si tulisan,penutup,

    aftar

    pustaka.

    Grafik

    dan

    gambar

    garis

    dapat

    gambar

    dengan tinta

    cina atau

    menggunakanprogram

    grafik (komputer),

    grafik

    dan

    gambar

    diutamakan

    tidak

    berwarna

    (hitam

    putih).

    Judul

    gambar

    diletakkan di

    bawah

    garnbar.

    diberi nomor

    urut

    sesuai engan etaknya

    dandicetak

    ebal.Masing-

    masinggarnbardiberi keterangan ingkatdengan

    nomor

    urut

    yang

    diletakkan

    i luar

    bidang

    gambar.

    Gambardan

    grafik

    diletakkan

    i

    dalamnaskah.

    Gambar fhotografis

    diutarnakan tidak

    berw ama

    hitam

    putih)

    dan dicetak

    di ataskertas

    mengkilap.

    elas

    dan

    tidak kabur.

    Nama lain

    (binomial).

    ata

    asing,atin

    dan

    bukan ata

    dalam

    Bahasa

    nt lonesia

    icetak

    ni r ing.

    Judulharus

    singkat

    danjelasmenunjukkan

    identitas

    ubyek, ndikasi

    ujuan

    studidanmemuat

    kata-kata unci.

    Jumlah

    kata

    seyogyanya

    erkisar

    antara 6 - 12 buah, dituliskan dalam Bahasa

    Indonesia

    dan

    Bahasa nggris.

    Nama

    ataunama-

    namapenulis

    ditulis anpagelar.

    Abstarct

    (intisari),

    harus

    dapat memberi

    informasi mengenai

    seluruh si

    karangan,

    ditulis

    dengan ingkat,

    adat

    dan

    elas

    dan idak

    melebihi

    250

    kata.

    ditulis dalam

    Bahasa nggris

    (untuk

    naskah

    dalam

    Bahasa

    Indonesia)

    dan Bahasa

    Indonesia untuk

    naskah

    dalamBahasa

    nggris),

    intisari

    disertai e,r,.uords

    kata

    kunci).

    Pendahuluan,

    beris i latar belakang,

    masalah

    an injauan

    eori

    secaraingkas.

    Metode

    penel i t ian,

    ber is i penjelasan

    mengenai

    bahan

    dan alat

    yang

    digunakan

    dalam

    penelitian (kalau

    ada), u aktu,

    tempat

    dan

    rancangan

    ercobaan

    teknik

    analisrs).

    Hasil

    dan

    pembahasan.

    isajikan

    secara

    ringkas

    (dapat

    dibantu

    dengan abel,

    grafik

    atau

    fhoto-flroto).

    Pembahasan

    merupakan

    tinjauan

    terhadap

    asil

    penelitian

    ecara

    ingkat etapijelas

    danmerujukpada

    iterafur erkait.

    Kesimpulan

    dan

    saran,berisi hasil

    nyata

    ataupun eputusan

    ari

    penelitian

    ang

    dilakukan

    dan saran t i ndakan lan ju t un tuk bahan

    pengembangan

    eneiitian

    erikutnya.

    Daftar

    pustaka,

    mentuat

    semua

    pustaka

    yang

    digunakan

    alam

    penulisan

    arangan.

    Daftar

    pustaka

    ditulis

    dalam urutan

    abjad

    secara

    kronologis

    urut

    ahun).

    Penulisan pustaka

    untuk buku

    dengan

    urutan; nama pokol<

    (keluarga)

    dan inisial

    pengarang,

    ahun

    erbit,

    udul, i l id,

    edisi,nama

    penerbit

    dan tempat

    erbit.

    Setiapbagian

    diakhiri

    dengan

    anda itik.

    Penulisanpustaka

    untuk karangan

    dalam

    buku,

    majalah,

    uratkabar,

    roseding

    tau erbitan

    lain

    bukan

    buku. ditulis

    dengan urutan; nama

    pokok

    dan inisial pengarang,

    ahun terbit,

    udul

    karangan,

    nisial

    dan nama

    editor,

    udul

    buku,

    halaman pertama

    dan akhir

    karangan, nama

    penerbi t

    an cmpat

    erbi t .

    Redaksi

    mempunyai

    hak

    untuk mengubah

    danmemperbaiki

    ejaan, ata ulis

    danbahasa

    ang

    dimuat

    anpa

    mengubah

    senst.

    Naskah vang telah ditulis dan sesuai

    dengan pedoman penulisan

    jumal

    ilmu-ilmu

    pefianian

    diterima

    paling

    larnbat

    satu

    bulan

    sebelum

    bulan

    penerbitan,

    dalam bentuk

    hard

    p

    ri

    n n

    g (cetakprinter)

    dan

    soli

    pri

    nt n

    g (/i

    e).

    Naskah

    dikirimkan kepada

    M. Adlan

    Larisu,

    Sekolah Tinggi

    Penyuluhan

    Perlanian

    ( S T P P )

    J u r u s a n

    P e n y u l u h a n

    P e r t a n i a n

    \bgyakarta,

    Jalan Kusumanegara

    Nomor 2

    Yogyakarta

    Kode

    Pos 55167

    Telpon

    (0271,

    373419 Faximile

    (0274)

    315528. E-Mail:

    j umal@stppyo yakarla. om