IIP 0602 2010 Agus Wartapa
-
Upload
rifqi-syarif -
Category
Documents
-
view
217 -
download
0
Transcript of IIP 0602 2010 Agus Wartapa
-
8/18/2019 IIP 0602 2010 Agus Wartapa
1/23
ISSN 1858-1226
JURNALILMU-ILMU PERTANIAN
Volume 6, Nomor 2, Desember 2010
Diterbitkan Oleh :
Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian MagelangJurusan Penyuluhan Pertanian Yogyakarta
-
8/18/2019 IIP 0602 2010 Agus Wartapa
2/23
JURNAL
ILMU-ILMU PERTANIAN
rssN 1858-1226
Terbit Dua Kali Setahun adaBulan Juli dan Desember. erisiArtikel llmiah Hasil Penelitiandan
Pemikiran
di
Bidang Pemberdayaan osial,Ekonomi dan
Teknik Pertanian erapan
Ketua Penyunting
M. Adlan Larisu
PenyuntingPelaksana
R. Hermawan
AnantiYekti
Miftakhul Arifin
Agus Wartapa
Mitra Bestari
Masyhuri
(Universitas
Gadjah
Mada)
Aziz Purwantoro
Universitas
Gadjah
Mada)
E.
\[ . Tri Nugroho
(Sekolah
Tinggi Pembangunan
asyarakatDesa)
Sapto
Husodo
Sekolah
Tinggi PenyuluhanPerlanianMagelang)
Zulkarnain
Universitas
ambi)
Sekretariat
Asnurt
Galuh H.E,.Akoso
Abdul Hamid
Alamat Penl.unting an Sekretariat
Redaksi urnal lmu-ilmu Pertanian,Sekolah
Tinggi Penyuluhan
Pertanian
STPP)
Jurusan
PenyuluhanPerlanianYogyakarta, alan
Kusumanegara o.
2 Yogyakarta
KodePos55167 elpon
0274)373479
arimile
0274)
75528
E-Mail:
JURNAL
ILMU-ILMU PERTANIAN diterbitkan oleh Sekolah
Tinggr
Penyuluhan Pertanian
Magelang urusan
enyr.rluhanerlanian i Yogyakar-ta.
Penyuntingmenerima
sumbangan
ulisan
yang
belum
pernah
diterbitkan
dalam
penerbitan
ain.
Naskahdiketik atas ertas
HVS kuarlo spasi
ganda
epanjangebih
kurang20 halaman, engan
ormat
seperli
ercantum
pada
halaman
kulit
dalam belakang
pedoman
penulisan
naskah).Naskah
yang
masuk akan
dievaluasi
dan disunting untuk
keseragamanormat,
istilah
dan
tata
penulisan ainnya
tanpa
merubah
esensi
naskah.
Penulis
yang
arlikelnya dimuat
akan mendapatkan
ima eksplarcetak
lepasdansatunomorbuktipemuatan.
rtikelvangtidakdin tttcrttidakakandikembalikan.
Hargaberlanggananenrasukongkos
irim Rp. 50.000,00
er
ahununtuk
duanomor
penerbitan.
-
8/18/2019 IIP 0602 2010 Agus Wartapa
3/23
JURNAL
ILM U-ILM T.IPERTANIAI{
Volume
6.
Nomor 2. Desember 2010
issN 1858-1226
DAFTAR
ISI
Peranan Lembaga Keuangan Formal dan Inibrmal
Bagi
91
-
103
Masyarakat Pertanian di Pedesaan
Ananti Yekti
Hubungan Antara Modal Sosial dan Modsl Manusia 104- I 15
Dalam Adopsi Inovasi
Jagung
YohanesG. Bulu
Opini
Masyarakat Terhadap Citra Komoditas Pangan
Lokal I l6
-
l4 l
(Studi
Kasus Opini Pemuda PedesaanYogyakarta
dan
Mahasiswa
Fakultas Pertanian UGM)
Alia Bihrajihant Raya dan Subejo
Pengaruh
Jenis
Pupuk
dan
Tanaman Antagonis
Terhadap }lasil 142
-
156
Cabe Rawit (Cupsicam Frutencens) Budidaya Vertikultur
Agus Wartapa,Sri
Sugihartiningsih, iti
Astutr
dan Sukadi
Pengembangan sahaPeternakanSapi Melalui Pola ntegrasi
I 57
-
168
Tanaman
Ternak
dan PembangunanKawasan Peternakan
Gunawan dan Amie
Sulastiyah
Daya Hasil dan Karakter
tlnggul
Dominan Pada 9
Calur dan -1 aritt;rs 169
-
186
Padi
(Oryza
Sutiva I/ di Lahan Sawah Irigasi Teknis
Suharno,Nugrohotomo, Bharoto dan Koeswini Tn Ariani
-
8/18/2019 IIP 0602 2010 Agus Wartapa
4/23
142 Juntal llmu-ilmu
Pertanian, Volume
6
Nomor 2, Desember 2010
PENGARUHJENIS
PUPUKDAN TANAMAN
ANTAGONIS
TERHADAP
HASIL CABB
RAWIT
(C
apsic m
rutencens)
UDIDAYA VERTIKULTUR
The nJluenceOf
FertilizersAnd Antagonist lants
On
The Production
Of Chili
(C
apsicum rutencensOn Cu tivating Verticuture
Agus \ artapa, Sri Sugihartiningsih, Siti Astuti, Sukadi
ABSTRACT
This Research aims to determine
the influence
of
fertilizers
and antagonist
plants
that are suitable to
get
the best
yield
on verticulture. The research was done in
Agricultttral
Extension
College
in Yogtakarta. Factorial
design
and Randontized
Complete Block Design
ruere used in
this trial. The
first
Factor is
the type of
fertilizer, each chemicql ertilizers (Po), liquid organic fertilizers (PI) and the mix
of liquid organic
fertilizer
and organic
fertilizer
(P2).
The second
actor
is the
antagonist
plants,
each
without antagonist
plants
(Ao),
Tasetes sp
(Al),
Kemangi
Plant
(A2).
The
results
showed
that the
application of chemical
fertilizers
yield
more chilli
in
numbers
and higher weight compared to other treatments. There is
no signfficant impact
in the use
qf
antagonist
plants
on
the
production
of chili.
Kqnuords: type offertilizer, antagonis
plants,
chili, verticulture
PENDAHULUAN
Cabai
rawit
(Capsicum
frustescens
L)
adalah
salah
satu tanaman sayuran
yang
mempunyai
nilai
ekonomi
tinggi.
(ljahjadi,
1993l.9). Dengan
peningkatan
pertumbuhan
jumlah
penduduk yang
meningkat dari
tahun
ketahun, salah satu dampak
adalah
peningkatan
alih fungsi
lahan
pertanian
ke
pemukiman.
Produksi tanaman berdasar
konsep bioenergi digarnbarkansebagai suafu
proses konversi
energi
surya menjadi energi
kimiawi
(source),
ditranslokasi
ke
penimbunan
(sink)
yang
akhimya
menjadi
bentuk
produk
tanaman melaluai
proses
fotosintesis.
udara bebas, dengan menggunakan tempat
media tumbuh
yang
disusun secara vertikal
pula.
Media tanam ditampung dalam kaleng
kaleng,
pralon pvc,
riul, maupun
papan kayu
dapat dipergunakan sebagai alternatif
tempat
media tanam. Di
Indonesia,
sistem
pertanian
vertikal
baru
dikembangkan sejak tahun I 987,
sehingga apa
yang
dijelaskan
ini
sebagian
besar sudah dilakukan
pada
kurun waktu itu.
Kolom verikal paling sederhana apat dibuat
dari mulsa hitam
perak
dengan kerangka
bambu.
Keberadaan Organisme Pengganggu
Tanaman
(OPT)
dapat
menyebabkan
penumnan
mutu dan
jumlah
buah,
Vertikulrure adalah cara bertanam selanjutnya dapat
pula
menurunkan
dalam susunan
vertikal keatas menuju ruang
pendapatan
akibat
kalah kompetisi harga. Hal
-
8/18/2019 IIP 0602 2010 Agus Wartapa
5/23
Agus
Wartapa,Sri Sugihartiningsth,
,9iti
Astuti, Sukadi
-
Pengaruh
Jents Pupuk 143
ini dapat diantisipasi
dengan
pengendalian
OPT
baik secara mekanis.
fisis. kimiawi.
maupun penggunaan tanalnan antagonis
Qtlant
antagonis).
Tanaman kenikir,
tembakau, selasih,dsb
adalah
enis
tanaman
yang
diyakini
dapat menghalau
keberadaan
hama, baik sejenisulat,
maupun serangga.
Suatu
jenis
tanaman akan tumbuh
jika
kebutuhan minimum akan
air,
energi dan
nutrien
tersedia
dengan
cukup serta ada
tempat tumbuh tegak
(Wisnubroto,1991).
Persaingan
penggunaan lahan
pertanian
dengan non
pertanian
harus diperhitungankan
di dalam
pengembangan
sektor
perlanian,
agar dapat
memanfaatkan sumber-sumber
daya
secara fisien
Suprat,et
I.,1998).
Menurut Nasrullah et al,
(1988),
salah satu upaya untuk mengurangi dampak
negatifpencemaran dara
di daerah
perkotaan
adalah
dengan memperbanyak
tumbuhan /
tanaman
yang
diharapkan
dapat
bertindak
sebagai
paru-paru
kota.
Media tanam dari bahan
yang
subur
seperti
kompos,
yang poreus. Keuntungan
dari hal tersebut adalah mempermudah
aliran
nutrisi
yang
diberikan
pada
tanaman.
Foth,
(1988)
mengatakan. ahwa
pcmberian
bahan
organik
berpengaruh baik
terhadap
pertumbuhan
tanaman
karena
dapat
memperbaiki
sifat
,
kimia dan biologi tanah.
Bahan organik cair
yang
telah terurai akan
melepaskan senyawa
yang
sederhana
yang
dapat dimanfaatkan oleh tanaman (hnas e/
a|.,1989). Sejauh mana
pengaruhpernberian
pupuk
an organik
dengan
pupuk
organik cair
terhadap hasil cabe rawit sistim budidaya
vertikuitur, adalah merupakan
salah satu
tantangan
ang perlu
dikaji.
BAHAN DAN METODE
Penelitiandilaksanakan i kebun Praktek
STPP Magelang Jurursan Penyuluhan
Pertanian di Yogyakarta,
Jalan
Kusumanegara
No2
Yogyakarla
pada
bulan
September2009 sid Pebruari2010,
pada
ketinggian 115 m dpl. Bahan
yang
akan
digunakan adalah bcnih cabe
rawit
putih,
plastik
MPHP,
pupuk
kandang, top soil,
sekam
padi,
bambu apus, Urca, SP 36,
K
Cl,
ZA,
pupuk
organik cair. Alat
yang
akan
digunakan
adalah
cangkul, cethok,
palu,
gembor. gclas ukur, pengaduk, ember, alat
tulis, bak
perkecambahan, penggaris,
meteran, ingai
O ,
Pralonukuran 2 inci.
Penelitian rnenggunakan metode
pcrcobaan
lapangan dengan
perlakuan
faktorial 2
X
3
-vang
iatur dengan
Rancangan
Acak Kelompok l.cngkap
(RAKL),
dengan
ulangan 3 kali ulangan. Faktor
pertama
adalah
pr4ruk
terdiri
3
aras
yaitu pupuk
an
organik
/nupuk
kimia
(P0),
pupuk
organik
cair
(Pl)
dan campuran
pupuk
organik
cair
dan
pupuk an
organik
(P2).
Faktor kedua
adalah anaman antagonis erdiri dari 3
aras
yaitu
tanpa
anamanantagonis/ ontrol
(A0),
tanaman kenikir
(A1),
tanaman kemangi
(A2). Perlakuan kombinasi disirnbulkan
STPP
Jurusan Penluluhan
Pcftanian di Yogyakarta
-
8/18/2019 IIP 0602 2010 Agus Wartapa
6/23
144
Jumal
lmu-ilmu Pertanian,
Volume
6,
Nomor2, Desember20l0
dengan:
0
P0,A0 Pl, A0 P2,A1
P0,A1 Pl,
AIP2, A2
PO,A2PI,42P2.
Perlakuan benih,
adalah dengan
perendaman dalam larutan
athonik
(l
cc
athonik
dalam 100 cc
air) selama
30
menit.
Benih ditiris
dan diperam menggunakan
kain
cattton selama
24
jam,
selanjutnya
benih
disemai
dalam besek dengan
media
pasir,
umur
2 minggu atau telah berdaun
2 lembar.
Konstruksi atau tempat
penanaman
cabe,
dibuat
dengan menggunakan plastik MPHP
dengan
rangka bambu,
dengan ukuran
diameter
konstruksi 30 cm,
tinggi konstruksi
80
cm dan
jaran
antar
konstruksi 100 X 80
cm.
Konstruksi dipasang dengan
cara
menancapkan
rangka bambu
tersebut
pada
lahan
yang
telah dipersiapkan.
Media tanam dibuat
dengan
menggunakancampuran
op
soil
: kompos:2
: l. selanjutnya
dimasukkan dalam
konstuksi
dengan
bantuan frame
O
dan cangkul,
sampai
penuh.
Selanjutnya
tepat ditengah
media ditancapkan dengan
plaron I inchi
sempai
20 cm diatas dasar
media, kemudian
pralon
ditarik
ke atas dan
lobang
yang
terbentuk diisi dengan
sekam
padi
sampai
penuh.
Setiap
konstruksi dibuat
4
buah
lobang
tanam
yang
dibuat
seperti spiral
melingkar
dan tidak dalam satu
garis
vertikal.
Pembuatan
lobang tanam dilakukan dcngan
memotong
dengan benfuk segi
tiga sama sisi
A dengan
ukuran 2 cm.
Pupuk dasar dilakukan dengan
pupuk
sesuai
perlakuan. Pupuk
an organik setiap
konstruksi menggunakan: urea 2,667
gr;
ZA
1,33
gr;
K
Cl
2
gn
K NO
I
1.33
gr;
SP 36
0,667
gr;
dolomit
2
gr.
Semuabahan
tersebut
dilarutkan dalam 5
lt
air. Pupuk dasar
dilakukan 3 hari sebelum tanam secara
bertahapdengan
umlah
5
lt larutan
pupuk per
konstruksi. Pupuk organik cair 25 cc
dilarutkan dalam 5 liter air, diberikan 3
hari
sebelum anam secarabertahap.
Setelah bibit
berumur 2 minggu atau
telah berdaun 2
lembar
,
bibit cabe
ditanam
pada
lobang
tanam secara cabutan.
Kedalaman
penanaman
adalah 2 cm.
Penyiraman dilakukan setiap dua
hari sekali
atau
melihat kondisi tanaman tidak sampai
layu. Air siraman
diberikan sampai kondisi
kapasitas
apang.
Pupuk an organik untuk susulan
I,
diberikan umur
4 minggu setelah tanam.
Jumlah
pupuk
setiap konstruksi adalah sbb:
u r e a 2 .
r :
Z A
I
g r : K C l
l . 5 g r : K N O 3 l . 5
gr:
SP 36
0.5
gr:
dolomi t 1.5
gr.
dan
dilarutkan dalam 5
lt air. Larutan
pupuk
ini
diberikan secara bertahap sebanyak 5 kali
dengan interfal
waktu 5 sekali. Susulan
II,
diberikan umur 8
minggu setelah tanam.
Jumlah
pupuk
setiap
konstruksi adalah sbb:
urea2,667
gr1'
ZA
1,333
gr;
K
Cl
1,333
gr;K
NO
3
2
gr;
SP
-
36 0,667
gr;
dolomit
2
gr ,
dan dilarutkan
dalam 5 lt air. Larutan
pupuk
ini diberikan secara
bertahap sebanvak
4 kali
-
8/18/2019 IIP 0602 2010 Agus Wartapa
7/23
Agus
Wartapa,Sri
Sugiltartiningsih, SitiAstuti,
Sukadi
-
Pengaruh
Jenis Pupuk 145
dengan
interfal
waktu
7 sekali. Susulan III,
diberikan umur 12
minggu setelah tanam.
Jumlah
pupuk
setiap konstruksi adalah
sbb:
urea4
gr;
ZA2
gr;K
Cl 3
gr;
K NO
3
2
gr;
SP 36
1
gr;
dolomit 3
gr,
dan dilarutkan
dalam 8 lt air. Larutan pupuk
ini diberikan
secara bertahap sebanyak 15 kali
dengan
interfal waktu 2
sekali.
Pupuk
organic cair
pada pemupukan
susulan I,
diberikan umur 4 minggu
setelah
tanam. Pupuk
organik cair 25 cc dilarutkan
dalam 5
liter
air, diberikan 5 kali
dengan
interfal waktu
5
hari
secarabertahap.
Susulan
II, diberikan umur
8
minggu
setelah tanam.
Pupuk
organik cair
25
cc dilarutkan
dalam 5 liter air,
diberikan
4
kali dengan
interfal
waktu
7 hari secarabertahap.
Susulan
III, diberikan umur 12 minggu setelah anam.
Pupuk
organik cair 40 cc dilarutkan
dalam 8
liter air,
diberikan 15 kali dengan interfal
waktu
2 hari secarabertahap.
Pemeliharaan
tanaman antara lain
penyulaman,
dilakukan sampai dengan
umur
I minggu,
dengan menggunakan bibit
yang
sama dan
penyiangan
dengan cara manual.
Pemangkasan tunas airl wiwilan
di bawah
cabang utama dipangkas seawal mungkin.
Pengendalian hama
penyakit,
dikendalikan
dengan
penanaman
tanaman antogonis,
ditanam diantara dua barisan konstruksi
vertikultur,
sesuai dengan
perlakuan.
Panen
cabe rawit
didahulukan
pada
tanamansampel,
selanjutnya dilanjutkan pada tanaman non
sample,
pada
buah
yang
fua.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Penelitian telah
dilaksanakan
pada
musim
hujan dan berakhir
pada
bulan
Pebruari 2010. Hama
yang
muncul
pada
tanaman
cabe
fase vegetatip
adalah kutu
hrjau
(Myzus
persicae
Sulzp),
yang
menyerang
pucuk
daun di bawah
permukaan
daun. Hama ini mucul
pada
umur 2-5 minggu
setelah tanam dan sekanjutnya berangsur
menghilang. Gejala serangan tanaman
keriput,
pertumbuhannya
kerdil
(Anonim,
1997). Penyakit yang muncul pada saat
pertumbuhan generatip
adalah Pathek
(Bactrocera
sp), menyerang
buah. Serangan
hama/penyakit mencapai
10-15
.
Secara
umum
pada
fase
pertumbuhan
vegetatip
pengaruh perlakuan
tidak nyata.
Sedangkan
pada
fase
generatip pengaruh
perlakuanpupuk
nyata.
Parameter
yang
diamati adalah:
1. Tinggi tanaman
Flasil
analisis
variabel tinggi
tanaman tidak
ada interaksi antara kedua faktor
dan
tidak
nyata berpengaruh.
Tabel
l.
Rerata inggi tanaman
pada
bcrbaeaiumur
Densamatan.
cm).
Umur Tanaman
(mg)
antagonis
JenisPupuk
Rerata
P21O
STPP Jurusan Penvuluhan Pertanian di Yosvakafta
-
8/18/2019 IIP 0602 2010 Agus Wartapa
8/23
146
Jumal
llmu-ilmu
Pertanian, Volume 6,
Nomor2, Desember20l0
A I
A 2
A O
RERATA
81.33
80.67
80.00
80.67
80.00
79.67
80.00
79.89
80.33
80.33
80.00
80.22
80.56
80.22
80.00
( - )
A I
A 2
A O
RERATA
89.67
89.67
89.67
89.67
89.33
89.00
89.33
89.22
89.33
89.67
89.67
89.56
89.44
89.44
89.56
(-)
t 0
A I
A 2
A O
RERATA
100.33
100.00
100.33
100.22
100.00
100.00
r00.00
100.00
99.67
100.33
100.00
100.00
100.00
1 0 0 . 1 1
1 0 0 .1 1
(-)
t2
A I
A 2
A O
RERATA
119.67
119.67
rr9.67
t19.67
I19.00
1 1 9 .3 3
1 1 9 .3 3
t19.22
119.67
I1 9 .3 3
1 1 9 .3 3
11944a
119.44
119.44
l l Q A A n
(-)
Ketarangan
Angka rerata
yang
diikuti
oleh
huruf
yang
sama
idak beda
nyata
pada
taraf
5 uji
F.
O
:
tidak ada nteraksi
(+)
=
ada nteraksi
Hasil analisis terhadap
variabel
tinggi
tanaman
cabe rawit
pada
umur 6, 8,
10
dan
12
minggu
tidak menunjukkan
interaksi
antara
kedua
faktor. Perlakuan
pupuk an
organik
(P0)
tidak
menunjukkan beda
nyata terhadap
perlakuan
pupuk
organik
cair
(Pl),
maupun
dengan
perlakuan
pupuk
campuran
(P2).
Perlakuan
terhadap tanaman
antagonis,
kontrol
(A0),
tanaman
kenikir (A1) dan
tanaman
kemangi
(A2),
semuanya
tidak
menunjukkan beda
nyata.
2. Jumlah cabang
Berdasarkan
hasil analisis
terhadap
variabel
jumlah
cabang
tanaman cabe
rawit
pada
umur
pengamatan
6,
8, 10 dan
12
minggu , semuanya tidak menunjukkan
interaksi antara
kedua faktor. Perlakuan
pupuk
an organik
(P0)
tidak semuanya
menunjukkan beda nyata terhadap
perlakuan
pupuk
organik cair
(Pl),
maupun
perlakuan
pupuk
campuran
(P2).
Perlakuan tanaman
antagonis,
yang
terdiri dari tanpa tanaman
antagonis sebagai
kontrol
(A0),
tanaman
kenikir
(Al)
dan
tanaman kemangi
(A2),
semuanya tidak menunjukkan beda nyata
antar
perlakuan. Pada umur
pengamatan
6
dan
10 minggu.
Perlakuan
pupuk
kontrol
(PO)
tidak menunjukkan
beda nyata terhadap
perlakuan
pupuk
campuran
(P2),
namun
keduanya nyata lebih
tinggi dibanding dengan
perlakuan pupuk cair organik
(P1).
Pengamatan
pada
umur
8 minggu,
kedua
-
8/18/2019 IIP 0602 2010 Agus Wartapa
9/23
Agus
Wartapa,
ri Sugihartiningsih,Siti Astuti, Sukadi
-
Pengarult enisPupuk
147
perlakuan
tidak menunjukkan beda nyata.
Sedangkan
pengamatan pada
umur 12
minggu setelah tanam, perlakuan Tanaman
Antagosis
tidak menunjukan beda nyata antar
perlakuan
,
namun
perlakuan
jenis
pupuk
semuanya berbeda nyata.
Perlakuan pupuk
organik cair
(Pl)
nyata
ebih
tinggi dibanding
perlakuan pupuk
campuran
(P2)
dan
nyata
lebih rendah
dibanding dengan
perlakuan
pupuk an organik (PO). Adapun hasil
pengamatan
jumlah
cabang tanaman
cabe
rawit secara
keseluruhan
dapat dilihat
pada
tabel2
berikut
ini.
Tabel2. Rerata
umlah
cabang
pada
berbagai umur
pengamatan cabang)
Umur Tanaman
(mg)
antagonis
Jenis
Pupuk
Rerata
P2
O
P1
A I
A 2
A O
RERATA
78.67
79.00
79.00
78.89
77.67
t t . t 3
77.67
77.56b
78 .33
78.67
78.67
78.56
78.22
78.33
78.44
( - )
A I
A 2
A O
RERATA
141.67
140.67
141.00
1 4 l . 1 l
140.33
140.33
140.67
140.44
141.00
1 4 1 .3 3
140.33
140.89
141.00
140.78
140.67
(-)
l 0
A I
A 2
A O
RERATA
1
71 00
171.67
I 71 00
171
22a
162.00
163.67
164.67
163.44b
167.00
167.67
167.67
167.44
166.67
167.67
167.78
( - )
t2
A I
A 2
A O
203.00
203.00
203.00
182.67
r82.67
183.00
r84.67
184.33
184.67
1 9 0 . 1 1
190.00
190.22
RERATA 203.00 182.78 184.56
(-)
Ketarangan :
Angka rerata
yang
diikuti
oleh
huruf
yang
sama idak beda
nyata
pada
taraf 5 uji
F.
(-) : tidak ada nteraksi
(+):
ada nteraksi
3. Jenis
OPT
Berdasarkan hasil
pengamatan
terhadap
organisme
pengganggu
tanaman
(OPT)
yang
mucul
pada
awal
pertumbuhan
tanaman
atau
masa
pertumbuhan
vegetatif adalah
hama
kutu hijau
(Myzus
persicae
Sulzp). Hama ini
mcnyerang
pucuk
tanaman
yang
masih
muda
dan
menyebabkan
pertumbuhan kerdil. Kutu
hijau ini menyerang dalam
beberapa minggu
dan selanjutnya
dengan
perubahan iklim
hujan hama
tersebut menghilang dengan
sendirinya.
S
TPP Jurusan Penyul uhan
Pertanian di Yogyakarta
-
8/18/2019 IIP 0602 2010 Agus Wartapa
10/23
148
Jumal llmu-ilntu
Pertanian,
Volume 6, Nomor 2,
Desember 2010
4. Jumlah
OPT
Kutu Hijau
(Myzus
persicae
Sulzp)
yang
terdapat pada tanaman penelitian in i
jumlahnya
relatif sedikit.
Berdasarkan
hasil
analisis
erhadapvariabel
umlah
OPT,
Kutu
Hijau
(Myzus
persicae
Sulzp)
pada
tanaman
cabe
rawit
pada
umur
pengamatan6, 8,
l0
dan
12 minggu
,
sclrluanya
tidak
menunjukkan
interaksi
antara kedua
faktor.
Umur
Tanaman
(mg)
antagonis
Perlakuan
pupuk an organik
(P0)
semuanya
tidak
menunjukkan beda
nyata terhadap
perlakuanpupuk organik cair (P1), maupun
pupuk
campuran
(P2).
Perlakuan
tanaman
antagonis,
yang
terdiri dari tanpa
tanaman
antagonis sebagai
kontrol
(A0),
tanaman
kenikir
(A1)
dan
tanaman kemangi
(A2),
semuanya
tidak rncnunjukkan
beda
nyata
antar
perlakuan.
JenisPupuk
Rerata
PI
Tabel 3. Rerata.iumlah utu hiiau
(M/zrs
persicae
Sillzplpada erbagai
umur
pengamatan
ekor)
P2
O
A I
A 2
A O
RERATA
I
1.00
t0.67
I 1 .00
10.89
I 1 .00
I 1 . 33
I I . J J
11.22
10.33
10.33
10 . 33
10 . 33
10.78
10.78
10.89
(-)
A 1
A 2
A O
RERATA
7.00
6.67
6.00
6.56
6.00
5.67
6.33
6.00
6.00
6.00
6.00
6.00a
6.33
6 . l l
p
6 . 1 I
C)
1 0
A I
A 2
A O
RERATA
Z . J J
1 . 00
1 . 00
1.44
1 . 33
1.00
t . ( l /
t . J 5 a
t . o
r .00
( , J J
1 . 00
1 . 78
1.00
1.00
(-)
t2
A I
A 2
A O
RERATA
0.33
0.33
0.00
0.22a
0.00
0.00
0 . 1
0 . 1 1
0.33
0.33
0.33
0.33
0.22
0.22
p
0.22
(-)
Ketarangan
Angka rerata
yang
diikuti
oleh
huruf
yang
sani
1
iilak bedanyata
pada
araf 5 %
uji F.
(-)
:
tidak
ada
nteraksi
(+)=
ada
nteraksi
5. Jumlah
buah
Berdasarkan hasil
analisis
terhadap
variabel umlah buah cabe rawit pada umur
pengamatan17, 18, 19 dan
20 minggu
,
semuanya
idak
menunjukkan
nteraksi
antara
kcdua faktor. Dari Tabel 4 menggambarkan,
-
8/18/2019 IIP 0602 2010 Agus Wartapa
11/23
Agus Wartapa,Sri
Sugihartiningsih,
Siti Astuti, SukatI
-
Pcngaruh.Ienis
Pupuk 149
bahwa
perlakuan pupuk
an organik
(P0)
pada
semua
umur
pengamatan
menunjukkan
beda
nyata terhadap
perlakuan
pupuk
organik
cair
(Pl),
maupun perlakuan pupuk
campuran
(P2)
,
kecuaii
padapengamatan
ada
umi rr l
minggu setelah tanam,
tidak menunjukkan
beda \yata anlar
perlakuan.
Perlakuan
tanaman
antagonis,
yang
terdiri
dari tanpa
tanaman antagonis
sebagai kontrol
(A0),
6. Beratbuah
Tabel
5 dibawah
ini
menunjukkan
berat
buah cabe awit padakedua aktor perlakuan,
tanaman
kenikir
i,\
I
)
rian
Lanairan
kemangi
(A2),
seuluauva tidak
nrenunjukkan
beda
nyata antar
pcrl:rkuan
Perlakuan pupuk
campuran
P2).
n,u.'rrta
cbih tinggi
dibanding
pupuk
organik ealr dtn nvata
iebih rendah
dibanding
pcrlakr-r.rn
ontrol
(P0),
adapun
Rerata
unilah
nuah
cabe
pada
berbagai
umur
pcngainatan
dapar
cli l ihat
pada
tabel 4
dibawah
ni.
Ketarangan
:
Angka reratayang
diikuti oleh huruf'yang
sama idak bedanyara
pada
araf 5
%
uji F
(-):
tidak ada nteraksi
(+):
ada
nteraksi
scbagai
berikut.
I
asil analisis terhadap
r,ariabcl
berat bualr cabe rawit
pada
umur
panen 17. 1t3. l9 dan 20 minggu setclah
Tabel 4. Rerata
umlah
buah cabe
pada
berbagai
umur
pengauraran bue
h;
Umur
(mg)
Tanaman
antagonis
JenisPupuk
lle rata
PO
P I
---;i --
t'1
A ]
I
-r.33
8.00
i'J.3
3 |CI.22
t\ 1.
13.00
8.00 I0.00
10 . 33
A O
13 . 33 .
8 00 10.0t)
10.44
RERATA 13.22
8 .00 9 .78
l 8
A I
15 . 33
11.67
1.r .00
I - - ) , ,1 - )
A 2
15.67
I I . - l - r
l -1.3-1
l -1 .44
A O
15 . 33
I | . - ) - )
14.00
13. ,56
RERATA t 5 . 4 1a
1 l
4 4
r3 . 44
-)
l 9
A I
20.00
i
6.00
IE . 33
1 8 I
p
A 2
21 . 00
16.00 18 .00
1 8
-) )
D
A O 20.33
t5.67
tx.61
18.22
RERATA
20.44a
15 . 89 I r {
j3b
)
)n
A I
28.67
20.33
I J J
24 . 11
A 2 28.67 18 . 67
t+.00
23 . 78
A O
l t . o /
20.33 I | . - 1 )
2 3 . 1 1
RERATA
28 .33
1 9 . 7 8
l )
\ . O
k
STPP Jurusan Penv'uluh;tn Pcftanlan
di
i'osvakafia
-
8/18/2019 IIP 0602 2010 Agus Wartapa
12/23
150 fumal
llmu-iltnu
Peftanian.
Volume 6, Nomor 2, Desember
201 0
tanam
,
semuanya
tidak
menunjukkan
interaksi
antara
kedua faktor
perlakuan.
Perlakuan
terhadap
tanaman antagonis,
pada
umur
panen
semua
tidak menunjukkan
beda
nyata, sedangkan
perlakuan
terhadap
perlakuan
pupuk, tidak semuanya
menunjukkan
beda
nyata. Umur
panen
17 dan
20 minggu
setelah anam,
perlakuan
tanaman
antagonis tidak
menunjukkan
benda nyata.
Perlakuan
pupuk
pupuk
organik cair
(Pl)
7. JenisOPT
Hasil
pengamatan erhadap organisme
penggangguanamanOPT)yangmuculpada
nyata
lebih rendah dibanding
perlakuan
pupuk
campuran
(P2),
dan nyata lebih tinggi
terhadap
perlakuan
pupuk
an organik
(P0).
Umur
panen
18
dan
19 minggu setelah anam,
baik
perlakuan
anaman
antagonismaupun
perlakuan pupuk
,
keduanya
tidak
menunjukkan beda
nyata. Adapun hasil
pengamatan
berat buah cabe
rawit
secara
keseluruhan
dapat
dilihat
pada
tabel 5 berikut
ini.
Ketarangan:
Angka
reratayang diikuti oleh
huruf
yang
sama
idak beda ttyata
pada
taraf 5 uji F.
C):
tidak ada
nteraksi
(+):
ada beda
nyata
fase
perhrmbuhan
generatif
atau
masa
pembentukan
buah
adalah
penyakit
Atrak
atau Pathek,
yang
disebabkan oleh cendawan
abel 5. Rerataberatbuah c be ber
l umur pengamatan
Umur
(mg)
Tanaman
antagonis
Jenis
Pupuk
Rerata
PO
P1
P2
L'7
A I
23.00 18.67
t9.67 20.44
A2
23.67
17.67
20.00 20.44
AO
z + - ) J
t / . o / t9.67
20.56
RERATA
23.67 18.00
i9 .78
18
A I
29.33 29.00
29.67 29.33
A2
J I . J J
29.33
27.67
29.44
p
AO 31 . 00 29.67 27.67 29.44p
RERATA
30.56 29.33
28.33
l 9
A 1
49.61
+ I . J J
48.00
48.33
A2
50.33
+ t . ) - )
47.00 48.22o
AO
47.67
+ I . J J
49.33
4 8 . 1 1
RERATA
49.22a 41 33
4 8 . 1 a
20
A I
56.67
40.67 46.67
48.00
56.00
42.00
48.00
48.67
p
AO
55.33
44.00
46.00 48.44o
RERATA
56.00
A1 1 ' ' ' ^
46.89
-
8/18/2019 IIP 0602 2010 Agus Wartapa
13/23
Agus
Wartapa,Sri Sugihartiningsih,
Siti Asnti,
Sukadi
-
Pengaruh
Jenis Pupuk ISt
(Baclrocera
.qpl.
Penyakit Pathek menyerang
buah cabe
rawit,
sehingga menjadi kering.
Penyakit ini muncul karena
kelembaban
lingkungan
yang
tinggi. Cendawan ini
mulai
berkurang setelah rekuensu hujan
berkurang.
Dalam
penelitian
ini tidak
dilakukan
penanggulangan
baik secarakimiawi
maupun
mekanik, mengingat tingkat
serangangan
relatif rendah.
8. JumlahOPT
Penyakit Pathek (Bactrocera sp) yang
terdapat
pada
tanaman
penelitian
ini
jumlahnya
relatif sedikit.
Berdasarkan hasil
analisis
terhadap
variabel
jumlah
OPT,
Pathek
(Bactrocera
sp)
pada
buah cabe rawit
pada
umur
pengamatan
77, 18, 19
dan 20
Tabel 6. Rerata
jumlah
buah
yang
terserang
minggu
setelah tanam
,
semuanya tidak
menunjukkan
interaksi
antara kedua
faktor.
Perlakuan pupuk
an organik
(P0)
semuanya
tidak
menunjukkan
beda nyata
terhadap
perlakuan
pupuk
organik cair
(Pl),
maupun
pupuk
campuran
(P2).
Perlakuan
tanaman
antagonis,
yang
terdiri
dari tanpa
tanaman
antagonis
sebagai kontrol
(A0),
tanaman
kenikir
(Al)
dan tanaman
kemangi
(A2),
semuanya
tidak menunjukkan
beda nyata
antar perlakuan.
Berikut
ini adalah tabel yang
menunjukan
hasil
pengamatan
jumlah
buah
cabe
yang
terserang
OPT
(Atrak
atau pathek)
secara
keseluruhan
dapat dilihat
pada
tabel
6 berikut
in i .
OPT
(penyakit
Antrak) pada
berbagai urnur
buah
Umur
(me)
Tanaman
antagonis
JenisPupuk
Rerata
PO
P I
P2
T7
A I
3.00
J . J J
3.00
3 . l l o
A2
J . J J
J . J J
3.00
3.22
t t
AO
J . J . J
3.00
3.00 3.22
o
RERATA
3.22a
3.22 J . t l a
1 8
A1
3.00
3.00
3.00
3.00
p
A2
3.00
3.00
3.00
3.00
0
AO
3.00 3.00 3.00 3.00
p
RERATA
3.00a
3.00
3.00
t 9
A I
3.00
3.00
3.00
3 .00
p
A2
- 1 . - )
3.00 3.00
3 . l l o
AO J . l I
3.00
3.00
3.00
RERATA
; ?
1
a
3.00
3.00a
20
A I
3.00
2.67
3.00
2 .89
A2
z - ) )
3.00
3.00 2.18
AO
3.00
3.00
2.67 2.78
p
STPP Jurusan Penyuluhan Pertanian
di Yogyakafta
-
8/18/2019 IIP 0602 2010 Agus Wartapa
14/23
152
lumal
llmu-ilmu
Pertanian,
Volutne
6, Nomor
2, Desenber
2010
RERATA
2.78 a
2.89
2 . 8 9
( - )
Ketarangan
Angka
rerata
yang diikuti oleh
huruf
yang
sarna idak beda
nyata
pada
araf 5
%
ujt
F.
C): tidak ada ntcraksi
(+):
ada
nteraksi
Dilihat dari
fase
pertumbuhan anaman
vegetatif
maupun
pada fase
perfumbuhan
generatif
selama
pertumbuhan
terdapat
kendala
yang
dapat
memPengaruhi
pertumbuhan
tu sendiri,
maupun hasil
panen
cabe rawit. Pada awal-awal pertumbuhan
vegetatii
serangan
hama
kutu
hijau
(Myzus
persicae Salz)
menyebabkan
pertumbuhan
tanaman
kerdil,
Hal ini
terlihat
gejala
pada
pucuk /tunas
mcngalami
gangguan
pertumbuhan, akibatnya
adalah
pertumbuhan
tanaman
idak
normal daun
mcngerucut
dan
melingkar
(Djoehariah,l998).
Pertumbuhan
Kutu
hijau
dipengaruhi
oleh musim,
apabila
mulai
turun
hujan kutu
daun
akan berkuran
(Nur
lahjadi,
1990).Padasaat
pertumbuhan
generatif,
dikala
buah cabe
rawit
terbentuk,
yang terjadi
adalah
munculnya
penyakit
Antrak
atau Pathek.
Penyakit
ni disebabkan
oleh
cendawan
Colletotricunt
capsici,
yang
ditandaiadanyabercakpadabuah cabe,buah
kehitaman,
dan
membusuk.
Antrak sangat
dipengaruhi
oleh
kondisi
lingkungan,
yakni
apabila
kelembaban
meningkat
nraka
biasanya
akan
diikiti
penyakit ini
(Setyadi,
t994).
Pada
perlakuan tanaman
antagonls
semuanya
idak menunjukan
pengaruhnyata.
Hal
ini diduga
jarak
pcrlakuan
terhadap
tanaman antagonis
yang
relatif dekat dan
tidak diisolasi,
menyebabkan
engaruharoma
dari masing
masing
tanamanantagonis
idak
memberikan
pengaruh
(effect) yang
berarti
terhadapat
parameter
pengamatan,
tamanya
pada
fase
perturnbuhan
gcncratif
(tanaman
cabe rawit telah
bcrbuah).
Pengaturan
blok
sebagai
ulangan
tidak berpengaruh
erhadap
pertumbuhan egetatip
maupul.l
eneratif,hal
ini diduga
pencahayaan erhadap
tanaman
pcnclitian rnaupun
lingkungan
(tata
letak
percobaan) sudah
seimbang.
Tanaman
kenikir dengan
aroma yang rnenyengat
diduga
dapat
menghambat
penyebaran alat
daun,
akibat dari
kuku kupu
merasa
terganggu
dilingkungan
tersebut sehingga
pelctakan telur
tidak
pada tanaman
cabc.
Scdangkan
tanaman
kcnikir
lebih banyak
memiliki sifat
penari seranggasebagai
sex
feronton, yang
padukan
dengan
tanaman
kenikir, sifat
tcrsebut
cenderung
mcnjadi
berkurang.
Sccara
kescluruhan
dengan
kondisi lingkungan
yang rapat,menyebabkan
rneningkatnya
kelembaban
ingkungan
yang
dapat
menyebakan
tnunculnya
pcnyakit
Pathek/Antrak
yang
discbabkan
olch
ccndawan
Col
eto r cu
m caps
c .
-
8/18/2019 IIP 0602 2010 Agus Wartapa
15/23
Agus
Whrtapa,Sri Sugiharthngsih,
Siti Astuti. Sukadt
-
|)engaruh
Jenis Pupuk 153
Tinggi
tanaman
pada
fasc
pertumbuhan
fegetatif
unrur
pengamatan
6,8,10,12
minggu
setelah tanam tidak
menunjukkan beda nyata. l{al
in i
dimungkinkan
pada
bagian tengah
media
vertikultur secara vertikal dibuatkan lobang
sedalam60 crn
dengan diameter 2 iirci dan
pemberian
sekarn
didalamnya,
rnenjadikan
sistem
pengairan
anamancabe rawit lancar.
Akibatnya distribusi hara tanaman
menjadi
lancar sehingga penyerapan hara oleh
tanamanmerata. Pengaruh erlakuanpupuk
terhadap
parameter
inggi tanaman
pada
umur
6 dan
l0
minggu PO dan P2 tidak
berbeda
nyata, namun
keduanya nyata lebih tinggi
dibandingkan dengan
perlakuan
Pl. Hal ini
disebabkanoleh
pengaruhpupuk
an organik
yang
diberikan
pada
kedua
perlakuan
tersebut.erutama
nsurnitrogcnnyallemang
tinggi
(Wigeno,
1993).Telhadap
pengamatan
pada
umur 8 minggu
setelah
allaln,
periakuan
pupuk
tidak
menunjukkanbeda nyata,namun
mempunyai kecenderungan
ang
sarla
pula.
Pada
pengamatan
umur
12
bulan setclah
tanam,
masing masing
perlakuan pupnk
menunjukkanperbedaan yata. PengaruhPO
nyata ebih tinggi
dibanding
perlakuan
P1 dan
P2, sedangkan
P2 nyata lebih tinor:i
dibanding
perlakuan
P . Penampiian
semacam ini menuniukkan
bahwa unsur
nitrogen khususnya
dalam
pupuk
an
organik
ini memberikan
sunbangan
yang
cukup
tinggi terhadap
parameter
trnggi tanaman.
Nitrogcn clalam itrngsi pembentukan
sel
tanaman
trcrliurgsi meperpanjang
dan
memeper
esar el
t3urry,
2002).
Jumlah
cabang
pada
ase
pertumbnhan
fegetatif
umur
pengamatan
,8,10,12minggu
setelah anam idak rncnunjukkan
beda nyata.
Hal ini
dirnungkrnkan, sistem budidaya
vertikultur rnenjariikan
distribusi hara
tanamanmenjadi arrcar
sehingga
penlicrapan
hara oleh tananran merata.
Pengaruh
perlakuan pupuk tcrhadapparameter umlah
cabang
pada
umur 6
dan
l0 rninggu
PO dan
P2 tidak
berbeda nyata, namun kcduanya
nyata
lcbih
tinggi
dibandingkan
dengan
pcrlakuan
P1.
Hal ini rlenr-rnjukanbahwa
pupuk
an organik
yang
drberikan
pada
kcdua
perlakuan
ersebut,kandungan iara
nitrogcn
tinggi.
Junriah cabang tanaman cabe rawi
u1.nur
8
rninggu
setelah tanam. tidak
rnenunjukkan
beda
rryata,
nalrun nrempunyai
kecenderungan
yang
sama
pula.
Pada
pengamatan
mur
12
bulan setelah anam,
rnasing masiug
perlakuan
pupuk
mcnunjukkan pcrbedaarr
yata. PengaruhPO
nyata ebih
rnggidrbanding
erlakuan
l dan
P2, sedan_rrkan 2 nyata lebih tinggi
dibanding
perlaltuan
P1.
Pencenninan
semacam ini rnenunjukkan
bahwa unsur
nitrogen
irada
pupuk
an
organik
ini
memberikanandil
yang
cukup besar crhadap
paramoter
inggi tarraman.
OPT
yang
muncul
pada
masa
perlumbuhan
vegetatif
adalah
hama kutu
STPP
Juntsan
Pcny uluhan
Pertanian di lttllvakarta
-
8/18/2019 IIP 0602 2010 Agus Wartapa
16/23
154
Jumal
llmu-ilmu
Pertanian, Volume 6, Nonor 2, Desember
2010
hijau
(Myzus
persicae
Sulzp).
Hama
ini
menyerang
dalam beberapa
minggu dan
selanjutnya
dengan
perubahan
klim
(
hujan
)
hama tersebut
menghilang dengan sendirinya.
Kutu
hijau mempunyai sifat
yang
tidak
tahan
terhadap
pukulan-pukulan
air
yang
membentur
tubuh kutu hijau.
Berdasar hasil
penelitin ini OPT
yang
muncul
adalah kutu
hijau
yang
jumlahnyapun
relatif sedikit.
Hal
ini diduga
pengaruh
alelopat
pada
tanaman
antagonis meningkat seiring dengan
pertumbuhan
dan
perkembangan
tanaman
antagonis
ersebut.
Berdasarkan
hasil analisis
terhadap
variabel
jumlah
Kutu Hijau
(M1 zus
persicae
Sulzp)
pada
tanaman cabe
rawit
pada
umur
pengamatan
6, 8, l0 dan
12 minggu
,
semuanya
idak
menunjukkan interaksi antara
kedua
faktor. Perlakuan
pupuk
an organik
(P0)
semuanya
idak menunjukkan
beda nyata
terhadap
perlakuan
pupuk
organik cair
(Pl),
maupun
pupuk
campuran
(P2).
Perlakuan
tanaman antagonis,
yang
terdiri dari tanpa
tanaman antagonis sebagai
kontrol
(A0),
tanaman
kenikir
(Al)
dan tanaman
kemangi
(A2), semuanya tidak menunjukkan beda
nyata antar
perlakuan.
Berdasarkan hasil analisis
terhadap
variabel
jumlah
buah cabe rawit
pada
umur
pengamatan 17, 18, 19 dan
20 minggu
,
semuanya
idak menunjukkan
interaksi antara
kedua faktor. Hal
ini disebabkan
hara
yang
terkandung
pada
masing
-
masing
perlakuan
pupuk
mempunyai
keterbatasan
tertentu,
maslng-maslng
tanalnan
antagonls
mempunyai
kelebihan
tertentu, sehingga
peningkatan produksi yang
dipengaruhi oleh
kedua faktor
perlakuan
tidak kelihatan.
Walaupun
perlakuan pupuk
tidak berbeda
nyata terhadap
parameter
umnah
cabe rawit
pada
umur
panen
17 minggu
setelah
tanam,
namun
perlakuan pupuk
an
organik
(P0)
cenderung
lebih tinggi dibanding
dengan
perlakuanPl dan P2. Jumlahcabe awit pada
umur 18, 19, dan
20 minggu
setelah anam,
masing-masing
menunjukkan pola
yang
sama.
Masing-masing
perlakuan pupuk
saling
memnerikan
pengaruh yang
nyata. Perlakuan
kontrol
(P0)
nyata lebih tinggi terhadap Pl
dan P2,
namun Pl nyata kebih rendah
dibanding dengan
P2. Hal ini disebabkan
secara menyeluruh
kebutuhan
hara untuk
tanaman cabe
rawit tinggi,
sedangkan
hara
yang
tersedia
diduga kurang efisien, sehinggi
pertumbuhan
dan
perkembangan
tanaman
tersebut idak optimal.
Berat buah
cabe rawit
pada
kedua
faktor
perlakuan
tidak ada interaksi.
Penyebabnya antara lain kadar hara yang
pada
masing
-
masing
perlakuan pupuk
mernpunyai
keterbatasanertentu. masing-
masing tanaman antagonis
mempunyai
kelebihan tertentu, sehingga
peningkatan
produksi
yang
dipengaruhi oleh
kedua faktor
perlakuan
tidak kelihatan.
Perlakuan
erhadap
tanaman antagonis,
pada
semua
umur
panen
-
8/18/2019 IIP 0602 2010 Agus Wartapa
17/23
Agus Wartapa,
Sri Sugihartintngsih,
SitiAsnti, Sukadi
-
Pengaruh.Ienis
Pupuk 155
semua tidak menunjukkan
beda nyata,
sedangkan perlakuan
terhadap perlakuan
pupuk,
tidak
semuanya menunjukkan
beda
nyata.
Umurpanen l7
dan20 minggu
setelah
tanam,
perlakuan
tanaltlan
antagonis
tidak
menunjukkan
benda nyata.
Perlakuan
pupuk
pupuk
organik
cair
(Pl)
nyata lcbih
rendah
dibanding
perlakuan
pupuk
campuran
(P2).
dan nyata lebih
tinggi terhadap
perlakuan
pupuk
an organik
(P0).
Umur
paneu
18
perlakuan P0 dan P1 tidak
berbeda nyata,
namun keduanya
nyata ebih tinggi
dibanding
P2, namun P0
cenderungmemberikan
berta
buah
yang
paling
tinggi.
Belat
huah
ini
dipengaruhi
oleh scl
yang
terbentuk
relatif
lebih
besardan
panjang
sehingga adar
airnya
cukup tinggi pula
dan akibatnya
mempunyai
pengaruh
terhadap
berat
buah cabe rawit.
Pada
pengamatan
umur
19
minggu
setelah
tanam,
perlakuan
terhadap
P0 dan P2
tidak
berbeda
nyata, namun kcduanya
nyata lebih
tinggi terhadapperlakuan
Pl. Hal
ini sangat
dipengaruhi
oleh
peranan
pupuk
an organik
yang
terdapat pada
kedua
perlakuan
tersebut.
Gejala
ini akan
lebih terujud
pada
pengamatanumur
20 minggu
setelah anam.
Ini
terjadi karena
seiring
dengan
jalannya
waktu
akan diikuti
oleh suaftr
proses.
Proscs
yang
terjadi
adaiah
proses
penyerapan
hara
oleh tanaman,
maupun
jurnlah
percabangan
yang
berlambah.
Pada
pertumbuhan
generatif
ini dari
hasil
pengamatan
OPT
yang
mucul adalah
penyakit
Atrak atau Parhek, ang
disebabkan
olelr cendawan
Boctrot era
sp). Penyakit
ni
muncul karenakclernbaban ingkunganyang
tinggi.
Cendarvan ni
mulai berkurang
setelah
frekuer.rsi
hujan
ber-kurang,
yang
menpengharuhi
terhadap perubahan
sulu
lingkungan
yang
rneningkat.
Kelemban
yang
terjadi
pada
okasi
ni sangat
dipengaruhi
oteh
populasi
tanarnanantagonis
sebagai anaman
perlakuan.
Penyakit
Prthek
(Buctt ocera
p)
yang
terdapat pada
tanaman penelitian
ini
jumlahnva
elatif scdikit.
lal ini discbabkan
oleh tanaman
antagonis
yang
sangat dekat
dan tidak
tcrisolasi
arak,
schinggaalelopat
mernpunyai peran
terhadap
umlah
penyakit
antrak
yang
terdapat
pada
tanaman
cabc
ini.
Dad hasil analisrs pada umur pengamatan
,semuanya
tidak menunjukkan
interaksi
antara kedua faktor.
Perlakuan
pupuk
an
organik
(P0)
semuanya idak mcnunjukkan
beda
nyata
terhaclap
(Pl),
maupun
(P2).
Pellakr.ran ananlan
antagonis,
yang
terdiri
dari
(A0),
(Al)
dan
(A2),
semuanya tidak
menunjukkan
bcda nyataantar
perlakuan.
KESIMPULAN T}AN
SARAN
l. Pcnggunaan
pupuk
an
organik
pada
tanaman cabc rawit
sistem verlikulfur
meberikanhasil tcrbaik
terhadap
umlah
buah
dan berat
buah, selanjutnya
diikuti oleh
penggunaanpupuk
organik
dan
an
organik
STPP Jurusan Pen-vuluhanPcftanian
di
Ybgvakarta
-
8/18/2019 IIP 0602 2010 Agus Wartapa
18/23
156 Jumal
llnu-ilmu
Peftanian,
Volume 6, Nomor 2, Desember 2010
yang
dikombinasikan,
dan
yang
paling
rendah
penggunaan
pupuk
organik
cair.
2. Tanaman
antagonis
tidak memberikan
pengaruh nyata terhadap semua
parameter
pengamatan.
3.
Belum diketahui
kombinasi
perlakuan
terbaikdalam
penelitianni.
4.
Perlu dilakukan
penelitian lanjutan
dengan
solasi
arak
pada perlakuan
tanaman
antagonis.
5. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
pada
sentra
komoditas cabe
rawit.
6. Perlu
apilkasikan dengan skala
sempit
pada
okasi/lahan
yang bermasalah .
DAFTAR
PUSTAKA
Budi
Hardjo, 2000. Hidroponik
Tanaman
Buah Jakarta,
PenebarSwadaya,
Hukkuri Pandey, 1972 Plant
Physiolog,,.Yikas
Publishing House
PVT New Delhi
Naslullah,M.Dradjad &
D.Prayitno.
1988.
Teknologi Produksi
Pertanian
IIemat
Lahan dan Air.Fak.Pertanian
GM.
Nitisapto,M.1992.
Pedoman
Pertanian
Vertika .
Fak.PertanianUGM.
Reshman, 1992.
Efisiensi Pemberian
Air
Pada Tanaman Sawi
Sitem
Hidroponik. APP Yk
Shinha,1977.
Crop Science studies
on the
yield
forcast
of
low rlce. Procceding
Crop
Sci.Soc.Japan.
Suprat, Waryono,
R. Hadisasmito.
1988.
Lokakarya
Pengembangan Budidaya
Tanaman
Lahan
dan
Air. Yogyakafta
Wisnubroto, 1997
Azas
-
Azas Klimatologi
Fak. PertanianUGM.
-
8/18/2019 IIP 0602 2010 Agus Wartapa
19/23
INDEKS KOMULATIF
ILMU-ILMU PERTANIAN
2O1O
Sertifikasi, Disiplin, dan Produktivitas Kerja Penyuluh Pertanian |
-
9
Sunamr Samsi
Hariadi
Pengaruh
Pembelajaran Program Penguatan Kapasitas Kelompok
9
-
2l
Terhadap
Dinamika Kelompok Tani
Surachman
Suwardi
Efektivitas Studi banding Jagung,
Tingkat Partisipasi
dan Tingkat
22
*
39
Penerapan Pada Petani di
Kabupaten Kulon Progo
Sujono
Hubungan Motivasi Terhadap
Perilaku Zooteknis
Beternak
Sapi
Perah 40
--
53
Anggota Kelompok Tani Ternak di
Kecamatan
Getasan Kabupaten
Semarang
Sriyanto,
Dwi
Jatmiko
Potensi Sektor
Pertanian
di
Jawa Tengah
54
-
68
Efriyani Sumasfuti
Analisa
Kelayakan
Usaha
PengolahanUbikayu Menjadi
Selondok
Desa
69
*
78
Banjarharjo Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kulon Progo
Bharoto, Koeswini Tri Ariani
Pengaruh Pemupukan Anorganik
Terhadap
Kualitas Umbi Benih 79
-
90
Bawang Merah
Rajiman
Peranan Lembaga Keuangan Formal dan Informal Bagi
9l
-
103
Masyarakat Pertanian di Pedesaan
Ananti
Yekti
Hubungan Antara Modal Sosial dan Modal Manusia Dalam Adopsi 104
-
115
Inovasi
Jagung
YohanesG. Bulu
Opini Masyarakat Terhadap Citra
Komoditas
Pangan Lokal I 16
-
l4 l
Studi
Kasus Opini Pemuda
PedesaanYogyakarta
dan Mahasiswa
Fakultas Pertanian UGM)
Alia Bihrajihant Raya dan Subejo
-
8/18/2019 IIP 0602 2010 Agus Wartapa
20/23
Pengeruh
Jenis
Pupuk
dan
TanamanAntagonis
Terhadap
lasil
142
156
Cabe
Rawit
Cupsicum
Frutencens)
Budidaya
Vertikultur
Agus
Wartapa,
Sri
Sugihartiningsih,
Siti Astuti dan Sukadi
Pengembangan
saha
Peternakan
api
Melalui
Pola ntegrasi
157 168
Tanaman
ernakdan
Pembangunan
awasan
eternakan
Gunawan
danAmie
SulastiYah
Daya
Hasil
dan
Karakter
Unggul
Dominan
Pada
9 Galur
dan 3
Varietas
169
186
Pldti
Oryza
SstivaZ,)
di
Lahan
Sawah
rigasi
Teknis
Suhamo,
Nugrohotomo,
Bharoto
dan
Koeswini
Tri
Ariani
-
8/18/2019 IIP 0602 2010 Agus Wartapa
21/23
INDEKS PENGARANG
ILMU.ILMU
PERTANIAN
2O1O
A
PengaruhJenis Pupuk
dan
Tanaman
Antagonis TerhadapHasil
Cabe
Rawit
(Cupsicum
Frutencens)
Budidaya Vertikulrur
Agus
Wartapa. Sri Sugihartiningsih,
Siti Astuti dan Sukadi
Opini Masyarakat Terhadap
Llitra Komoditas PanganLokal
(Studi
Kasus
Opini
Pemuda
Pedesaan
ogyakarta
dan lMahasiswa
Fakultas
Pertanian
UGM)
Alia Bihrajihant
Raya
dan Subejo
PerananLembaga Keuangan Formal
dan Infomal Bagi
Masyarakat
Pertanian
di
Pedesaan
Ananti Yekti
B
Analisa Kelayakan
Usaha
Pengolahan
Ubikayu Menjadi Selondok Desa
Banjarharjo Kecamatan
Kalibawang Kabupaten
Kulon Progo
Bharoto,
Koeswini Tri
Ariani
E
Potensi
ektor
ertanian
i JawaTengah
Efriyani Sumastuti
G
Pengembangan
sahaPeternakan
api
Melalui Pola
Integrasi
TanamanTernak
dan
Pembangunan
Kawasan Peternakan
Gunawan dan Amie
Sulastiyah
R
engaruh PemupukanAnorganik TerhadapKualitas Umbi Benih
BawangMerah
Rajiman
S
Hubungan
Motivasi
Terhadap
PerilakuZooteknis
Betemak Sapi Perah
Anggota Kelompok T'aniTernak
di
Kecamatan
Getasan
Kabupaten
Semarang
Srivanto Dwi
Jatmiko
-
8/18/2019 IIP 0602 2010 Agus Wartapa
22/23
Daya
Hasil
dan
Karakter
Unggul
Dominan
Pada9
Galur
dan
3 Varietas
Padi
Oryza
Sativa
L) di Lahan
Sawah
rigasi
Teknis
Suharno,
Nugrohotono,
Bharoto dan
Koeswini
Tri
Ariani
Sertifikasi,
Disiplin,
dan
Produktivitas
erja
Penyuluh
Pertanian
Sunarru
Samsi
Hariadi
Pengaruh
embelajaran
rogram
Penguatan
apasitas
elompok
TerhadaP
inamika
KelomPok
Tani
Surachman
uwardi
Efektivitas
Studi
banding
Jagung,
Tingkat
Partisipasi
dan
Tingkat
Penerapan
ada
Petani
di
Kabupaten
ulon
Progo
Sujono
Y
Hubungan
ntara
Modal Sosial
danModal
Manusia
Dalam
Adopsi
Inovasi
Jagung
Yohanes
G. Bulu
-
8/18/2019 IIP 0602 2010 Agus Wartapa
23/23
PEDOMAN
PENULISAN
NASK.{H
DALAM
JURNAL
ILMU-ILMU
PERTANIAN
Naskah
dalani
Jurnal lmu-ilmu
Perlanian
ditulis
dalam Bahasa
Indonesia
atau Bahasa
Inggris,
dengan
aya
bahasa
f-ektif anakademis.
Naskah
dapat
berupahasil
penelitian
atau
studi
pustaka
yang
diketik
kompurer
MS-Word
atau yang
kompat ibel
dengan MS-Word)
meggunakan
pasi
ganda.
ulisan
diserlai ntisari
(abstract).
Panjang
tulisan
berkisar
antara 16
sampai
engan 0
halaman
uarto
A 4).
Naskah
hasil
penelitian
mengikuti
susunan
sebagai
berikut; halaman
udul,
nama
penulis,
alamatpenulis. ntisari,katakunci, pendahuluan,
bahan dan metode.
hasil
dan
pembahasan.
kesimpulan
dan saran,
daftar
pustaka.
Naskah
konseptual
tersusun
atas halaman
judul ,
pendahuluan,
si tulisan,penutup,
aftar
pustaka.
Grafik
dan
gambar
garis
dapat
gambar
dengan tinta
cina atau
menggunakanprogram
grafik (komputer),
grafik
dan
gambar
diutamakan
tidak
berwarna
(hitam
putih).
Judul
gambar
diletakkan di
bawah
garnbar.
diberi nomor
urut
sesuai engan etaknya
dandicetak
ebal.Masing-
masinggarnbardiberi keterangan ingkatdengan
nomor
urut
yang
diletakkan
i luar
bidang
gambar.
Gambardan
grafik
diletakkan
i
dalamnaskah.
Gambar fhotografis
diutarnakan tidak
berw ama
hitam
putih)
dan dicetak
di ataskertas
mengkilap.
elas
dan
tidak kabur.
Nama lain
(binomial).
ata
asing,atin
dan
bukan ata
dalam
Bahasa
nt lonesia
icetak
ni r ing.
Judulharus
singkat
danjelasmenunjukkan
identitas
ubyek, ndikasi
ujuan
studidanmemuat
kata-kata unci.
Jumlah
kata
seyogyanya
erkisar
antara 6 - 12 buah, dituliskan dalam Bahasa
Indonesia
dan
Bahasa nggris.
Nama
ataunama-
namapenulis
ditulis anpagelar.
Abstarct
(intisari),
harus
dapat memberi
informasi mengenai
seluruh si
karangan,
ditulis
dengan ingkat,
adat
dan
elas
dan idak
melebihi
250
kata.
ditulis dalam
Bahasa nggris
(untuk
naskah
dalam
Bahasa
Indonesia)
dan Bahasa
Indonesia untuk
naskah
dalamBahasa
nggris),
intisari
disertai e,r,.uords
kata
kunci).
Pendahuluan,
beris i latar belakang,
masalah
an injauan
eori
secaraingkas.
Metode
penel i t ian,
ber is i penjelasan
mengenai
bahan
dan alat
yang
digunakan
dalam
penelitian (kalau
ada), u aktu,
tempat
dan
rancangan
ercobaan
teknik
analisrs).
Hasil
dan
pembahasan.
isajikan
secara
ringkas
(dapat
dibantu
dengan abel,
grafik
atau
fhoto-flroto).
Pembahasan
merupakan
tinjauan
terhadap
asil
penelitian
ecara
ingkat etapijelas
danmerujukpada
iterafur erkait.
Kesimpulan
dan
saran,berisi hasil
nyata
ataupun eputusan
ari
penelitian
ang
dilakukan
dan saran t i ndakan lan ju t un tuk bahan
pengembangan
eneiitian
erikutnya.
Daftar
pustaka,
mentuat
semua
pustaka
yang
digunakan
alam
penulisan
arangan.
Daftar
pustaka
ditulis
dalam urutan
abjad
secara
kronologis
urut
ahun).
Penulisan pustaka
untuk buku
dengan
urutan; nama pokol<
(keluarga)
dan inisial
pengarang,
ahun
erbit,
udul, i l id,
edisi,nama
penerbit
dan tempat
erbit.
Setiapbagian
diakhiri
dengan
anda itik.
Penulisanpustaka
untuk karangan
dalam
buku,
majalah,
uratkabar,
roseding
tau erbitan
lain
bukan
buku. ditulis
dengan urutan; nama
pokok
dan inisial pengarang,
ahun terbit,
udul
karangan,
nisial
dan nama
editor,
udul
buku,
halaman pertama
dan akhir
karangan, nama
penerbi t
an cmpat
erbi t .
Redaksi
mempunyai
hak
untuk mengubah
danmemperbaiki
ejaan, ata ulis
danbahasa
ang
dimuat
anpa
mengubah
senst.
Naskah vang telah ditulis dan sesuai
dengan pedoman penulisan
jumal
ilmu-ilmu
pefianian
diterima
paling
larnbat
satu
bulan
sebelum
bulan
penerbitan,
dalam bentuk
hard
p
ri
n n
g (cetakprinter)
dan
soli
pri
nt n
g (/i
e).
Naskah
dikirimkan kepada
M. Adlan
Larisu,
Sekolah Tinggi
Penyuluhan
Perlanian
( S T P P )
J u r u s a n
P e n y u l u h a n
P e r t a n i a n
\bgyakarta,
Jalan Kusumanegara
Nomor 2
Yogyakarta
Kode
Pos 55167
Telpon
(0271,
373419 Faximile
(0274)
315528. E-Mail:
j umal@stppyo yakarla. om