fagaga

11
KERUNTUHAN BANK CENTURY A. Latar Belakang Masalah Bank century merupakan bank publik yang tercatat di BEI yang mulai beroperasi tanggal 15 Desember 2004, merupakan hasil marger antara Bank CIC (Surviving Entity), Bank Danpac dan Bank Pikko. Kasus Bank Century merupakan kasus yang terhangat di Indonesia yang banyak menyeret para pejabat. Awal mulaI terjadinya kasus Bank Century adalah Bank Century mengalami kalah kliring pada tanggal 18 November 2008. Kalah kliring adalah suatu terminologi yang di pahami oleh semua masyarakat untuk menggambarkan adanya deficit suatu bank. Sementara kliring itu sendiri adalah pertukaran data keuangan elektronik antar peserta kliring baik atas nama peserta atau klien yang mereka peroleh pada waktu tertentu. Masalah yang terjadi di Bank Century merupakan masalah internal yang dilakukan oleh pihak manajemen bank yang berhubungan dengan klien mereka : 1. Penyimpangan dan untuk peminjam $ 2,8 milyar (Rp 1,4 triliun Bank Century pelanggan dan pelanggan delta Antaboga Securities Indonesia adalahRp 1,4 Triliiun). 2. Penjualan produk-produk investasifiktif Antaboga Delta Securities Indonesia. Jika produk tidak perlu mendaftar BI dan Bappepam LK. Kedua Point tersebut menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi Nasabah Bank Century dan Uang para nasabah pun yang ada

description

feggge

Transcript of fagaga

Page 1: fagaga

KERUNTUHAN  BANK CENTURY

A.    Latar Belakang Masalah

Bank century merupakan bank publik yang tercatat di BEI yang mulai beroperasi tanggal 15

Desember 2004, merupakan hasil marger antara Bank CIC (Surviving Entity), Bank Danpac

dan Bank Pikko.

Kasus Bank Century merupakan kasus yang terhangat di Indonesia yang banyak menyeret

para pejabat. Awal mulaI terjadinya kasus Bank Century adalah Bank Century mengalami

kalah kliring pada tanggal         18 November 2008. Kalah kliring adalah suatu terminologi

yang di pahami oleh semua masyarakat untuk menggambarkan adanya deficit suatu bank.

Sementara kliring itu sendiri adalah pertukaran data keuangan elektronik antar peserta kliring

baik atas nama peserta atau klien yang mereka peroleh pada waktu tertentu.

Masalah yang terjadi di Bank Century merupakan masalah internal yang dilakukan oleh pihak

manajemen bank yang berhubungan dengan klien mereka :

1. Penyimpangan dan untuk peminjam $ 2,8 milyar (Rp 1,4 triliun Bank Century

pelanggan dan pelanggan delta Antaboga Securities Indonesia adalahRp 1,4 Triliiun).

2. Penjualan produk-produk investasifiktif Antaboga Delta Securities Indonesia. Jika

produk  tidak perlu mendaftar BI dan Bappepam LK.

Kedua Point tersebut menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi Nasabah Bank Century

dan Uang para nasabah pun yang ada di Bank Century tidak bisa dicairkan dan tidak ada uang

tidak dibayar oleh pelanggan.

Setelah tanggal 13 November 2008, Pelanggan Bank Century tidak dapat melakukan

transaksi dalam bentuk devisa, kliring dan tidak dapat mentransfer juga tidak bisa karena

Bank Century tidak mampu untuk melakukannya. Bank hanya dapat mentransfer

uangketabungan.Jadi uang itu  tidak bisa keluar dari bank. Hal ini terjadi pada semua

pelanggan Bank Century.

Nasabah bank yang merasa dikhianati dan dirugikan karena banyak menyimpan uang di bank

century, tapi sekarang bank tersebut tidak bisa dilikuidasi. Pelanggan mengasumsikan bahwa

Bank Century Memperjual belikan produk investasi ilegal. Alasannya adalah investasi

dipasarkan Antaboga Century Bank tidak terdaftar di Bapepam LK. Dan benar manajemen

Bank Century tahu bahwa produk adalah ilegal. Kasus ini dapat mempengaruhi bank lain, di

Page 2: fagaga

mana orang tidak percaya bahwa mereka lebih terhadap sistem perbankan nasional. Kasus

Bank Century, sehingga bisa menyakiti bank di Indonesia, bahkan dunia.

Berdasarkan kasus Bank Century diatas menimbulkan dampak yang cukup besar terhadap

perekonomian Indonesia sendiri. Karena menyeret banyak  pejabat-pejabat penting. Dan lebih

khususnya adalah masalah pergerakan harga saham yang terus mengalami penurunan akibat

dari dampak sistemik kasus Bank Century ini.

Pemilik Bank Century adalah Robert Tantular, dan ia juga yang melakukan tindak kriminal

karena melakukan perampokan terhadap banknya sendiri. Oknum-oknum yang terlibat

diantaranya:

Ada yang menduga ada oknum Polri (buaya) terlibat ”menjaga” oknum-oknum yang terkait

Bank Century karena dianggap ”proyek  kelas kakap”. Beberapa pihak juga mengaitkan ini

dengan ditangkapnya 2 petinggi KPK, Bibit dan Chandra beberapa waktu lalu tanpa ada bukti

yang jelas, demi menghambat pengusutan kasus Century.

Banyak yang sekarang sudah menempatkan Sri Mulyanidan Boediono sebagai tersangka.

Tapi sebenarnya masih ada 2 kemungkinan: Sri Mulyani dan Boediono adalah bagian dari

konspirasi besar semata-mata demi menyelamatkan dana pihak Century dan orang-orang

yang terkait Century.

Sri Mulyani dan Boediono-lah yang telah menyelamatkan ekonomi Indonesia sehingga saat

ini Indonesia tidak terjerumus krisis yang lebih hebat. Yang melakukan tindak

penyelewengan hanyalah segelintir orang, Robert Tantular, pemilik Bank Century yang

menggondol dana Bank Century, dan beberapa oknum di BI.

Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam kemelut Bank tersebut diantaranya adalah delapan

orang yakni Komisaris Utama Sulaiman AB, Komisaris Poerwanto Kamajadi, Komisaris

Rusli Prakasa, Direktur Utama Hermanus Hasan Muslim. Kemudian Wakil Direktur Utama

Hamidy, Direktur Pemasaran Lila K. Gondokusumo, Direktur Kepatuhan Edward M.

Situmorang, dan Pemegang Saham Robert Tantular.

B.     Beberapa Penyebab bangkrutnya bank Century

Kebangkrutan PT Bank Century Tbk tidak mungkin terjadi begitu saja, ada beberapa hal yang

menyebabkan kebangkrutan bank century antara lain  penyimpangan manajemen dan

Page 3: fagaga

pengawasan BI yang tidak efektif yang diduga menjadi penyebab utama bank itu akhirnya

mengalami kebangkrutan.

1. Penyimpangan Manajemen

Modus kejahatan perbankan yang diduga dilakukan manajemen Bank Century adalah

penempatan dana yang sembrono di pasar uang (money market). Hal ini terlihat dari

penyimpangan yang dilakukan manajemen Bank Century yang memiliki kewajiban surat

berharga valas sebesar US$ 210 juta. Kasus itu menunjukkan manajemen Bank Century tidak

mengindahkan prinsip kehati-hatian perbankan.

2. Pengawasan BI yang lemah

BI ternyata pernah memberikan kelonggaran aturan kepada Bank Century, yakni dengan

memasukkan surat-surat berharga (SSB) yang macet ke kategori lancar. Hal itu dilakukan

agar Bank Century tidak perlu menyisihkan provisi (pencadangan) atas SSB yang macet itu,

sehingga tidak menggerus modalnya. Yang harus dipertanyakan sejauhmana keefektifan

Direktorat Pengawasan Perbankan BI karena selama ini manajemen Bank Century

memberikan laporan harian dan mingguan sehingga kesehatan perbankan  pasti terpantau. Di

samping itu, Bapepam selaku otoritas pasar modal harusnyajugabertanggungjawabkarena

Bank Century merupakan  perusahaan publik. Kasus Bank Century ini menunjukkan ada

praktik-praktik yang menyimpang di bank sentral menyangkut tes kelayakan dan kepatutan

(fit and proper test) yang tidak akurat.BI juga dinilai gagal dalam menciptakan tata kelola

yang baik (good corporate governance dan good governance). Kesehatan merupakan hal

yang paling penting di dalam berbagai bidang kehidupan, baik bagi manusia maupun

perusahaan.

3. Kesehatan Bank

Kesehatan bank dapat  diartikan sebagai  kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan

operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan

baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku.

Pengertian tentang kesehatan bank diatas merupakan suatu batasan yang sangat luas, karena

kesehatan bank memang mencakup kesehatan bank untuk melaksanakan seluruh kegiatan

usaha perbankannya kegiatan tersebut meliputi :

1. Kemampuan menghimpun dana masyarakat dari lembaga lain dan dari modal sendiri

Page 4: fagaga

2. Kemampuan mengolah dana

3. Kemampuan untuk menyalurkan dana ke masyarakat

4. Kemampuan memenuhi kewajiban kepada masyarakat, karyawan, pemilik modal dan

pihak lain

5. Pemenuhan peraturan perbankan yang berlaku

4. Aturan Kesehatan Perbankan

Berdasarkan Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas UU No. 7 tahun

1992 tentang perbankan, pembinaan dan pengawasan bank dilakukan oleh Bank Indonesia.

UU tersebut lebih lanjut menetapkan bahwa :

1. Bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan ketentuan kecukupan

modal, kualitas asset, kualitas manajemen, likuiditas, solvabilitas & aspek lain yang

berhubungan dengan usaha bank dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan

prinsip kehati-hatian.

2. Dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syari’ah dan

melakukan kegiatan usaha lainnya, bank wajib menempuh cara-cara yang tidak

merugikan bank dan kepentingan nasabah yang mempercayakan dananya kepada

bank

3. Bank wajib menyampaikan kepada BI segala keterangan dan penjelasan mengenai

usahanya menurut tata cara yang ditetapkan oleh BI

4. Bank atas permintaan BI, wajib memberikan kesempatan bagi pemeriksaan buku-

buku dan berkas-berkas yang ada padanya serta wajib memberikan bantuan yang

diperlukan dalam rangka memperoleh kebenaran dari segala keterangan, dokumen

dan penjelasan yang dilaporkan oleh bank yang bersangkutan

5. Bank Indonesia melakukan pemeriksaaan terhadap bank, baik secara berkala maupun

setiap waktu apabila diperlukan, BI dapat menugaskan akuntan publikuntuk dan atas

nama bank Indonesia melaksanakan pemeriksaan terhadap bank.

6. Bank wajib menyampaikan kkca, perhitungan laba rugi tahunan dan penjelasannya,

serta laporan berkala lainnya dalam waktu dan bentuk yang ditetapkan oleh BI.

Neraca dan perhitungan laba rugi dalam waktu dan bentuk yang ditetapkan BI 

5. Aspek-Aspek Penilaian

Page 5: fagaga

       Penilaian untuk menentukan kondisi suatu bank, biasanya menggunakan berbagai alat

ukur. Salah satu alat ukur yang utama yang digunakan untuk menentukan kondisi suatu bank

dikenal dengan nama analisis CAMEL. Analisis  ini terdiri dari aspek capital, assets,

management, earning dan liquidity. Hasil dari salah satu aspek ini kemudian akan

menghasilkan kondisi bank.

a. Aspek Permodalan (Capital)

Penilaian pertama aspek permodalan (Capital) suatu bank. Dalam aspek ini yang dinilai

adalah permodalan yang dimiliki oleh bank yang didasarkan pada kewajiban penyediaan

kewajiban penyediaan modal minimum bank. Penilaian tersebut didasarkan kepada CAR

(Capital Adequcy Ratio) yang telah ditetapkan BI perbandingan rasio CAR adalah rasio

modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (AMTR). Sesuai ketentuan yang telah

ditetapkan pemerintah, maka CAR perbankan untuk tahun 2002 minimal harus 8%. Bagi

bank yang memiliki CAR dibawah 8% harus segera memperoleh perhatian dan penanganan

yang serius untuk segera diperbaiki.

b. Aspek Kualitas Asset

Aspek yang kedua adalah mengukur kualitas asset bank. Dalam hal ini upaya yang dilakukan

adalah untuk menilai jenis-jenis asset yang dimiliki oleh bank. Penilaian asset harus sesuai

dengan peraturan oleh Bank Indonesia dengan memperbandingkan antara aktiva produktif

yang diklasifikasikan terhadap aktiva produktif. Kemudian rasio penyisihan penghapusan

aktiva produktif terhadap aktiva produktif yang diklasifikasikan. Rasio ini dapat dilihat dari

neraca yang telah dilaporkan secara berkala kepada Bank Indonesia.

c. Aspek Kualitas Manajemen ( Management )

Penilaian yang ketiga meliputi penilaian kualitas manajemen bank. Untuk menilai kualitas

manajemen dapat dilihat dari kualitas manusianya dalam mengelola bank. Kualitas manusia

juga dilihat dari segi pendidikan serta pengalaman para karyawannya dalam menangani

berbagai kasus yang terjadi. Dalam aspek ini yang dinilai adalah manajemen permodalan,

manajemen kualitas aktiva, manajemen umum, manajemen rentabilitas dan manajemen

likuiditas. Penilaian didasarkan kepadda jawaban dari 250 pertanyaan yang diajukan

mengenai manajemen bank yang bersangkutan.

d. Aspek Earning

Page 6: fagaga

Merupakan aspek digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam meningkatkan

keuntungan. Kemampuan ini dilakukan dalam suatu periode. Kegunaan aspek ini juga untuk

mengukur tingkat efisiensiusaha dan profitabilitas yang dicapai bank bersangkutan. Bank

yang sehat adalah bank yang diukur secara rentabilitas yang terus meningkat diatas standar

yang telah ditetapkan.

8. Hal-hal yang perlu diketahui Mengenai Pengendalian Resiko Operasional yang

Efektif di perbankan

Manajemen risiko operasional sangat efektif jika budaya bank mendorong standar tingkah

laku etis yang tinggi di semua tingkatan bank. Dewan dan Manajemen senior harus

mempromosikan budaya organisasi yang membangun melalui tindakan dan kata-kata harapan

integritas untuk semua pegawai dalam melakukan bisnis bank.

Prinsip-prinsip yang harus dijalankan supaya suatu organisasi dapat berjalan sesuai dengan

prosedur operasional yang berlaku dan meminimasi resiko operasional dan resiko-resiko yang

lain adalah seperti yang dijelaskan sebagai berikut:

Prinsip 1: Board of director (BOD), sebagai pimpinan tertinggi organisasi  harus

menyadari  aspek utama risiko operasional bank yang harus dikelola, dan harus menyetujui

dan mereview secara periodik kerangka manajemen risiko operasional bank. Kerangka harus

memberi definisi risiko operasional menyeluruh pada perusahaan dan menentukan standar

untuk mengidentifikasi, menilai, memonitor, dan mengendalikan (control/mitigate) risiko

operasional.

Prinsip 2: Board of directors, sebagai pimpinan tertinggi organisasi  harus memastikan

bahwa ada audit reguler terhadap kerangka manajemen risiko operasional yang dilakukan

oleh tim internal yang independen dan kompeten (yaitu independen dari tim risiko

operasional  biasanya fungsi internal  audit). Bank harus memiliki cakupan internal audit

yang memadai untuk verifikasi kebijakan dan prosedur operasi telah diimplementasikan

secara efektif.

9. Kesimpulan

Ternyata masalah sesungguhnya dari Bank Century baru muncul ketika dana bail out mulai

bergulir dan kejanggalan dalam neraca nya mulai terungkap. Kelemahan manajemen mulai

ramai setelah kekacauan reksadana Antaboga Delta sekuritas yang dikeluarkan

Bank Century.Dari sini bisa kita simpulkan bahwa sebenarnya bailout untuk Century

Page 7: fagaga

memang diperlukan namun dibalik itu ternyata banyak fakta bahwa kinerja dan tata kelola

Century yang sangat buruk.Sebuah ironi memang, ketika kita terpaksa menolong orang jahat

agar tida menimbulkan kerugian yang lebih besar bagi orang banyak. Namun yang lebih

penting adalah bagaimana kita mengambil hikmah dan pelajaran dari peristiwa ini. UU PJSK

yang mampu melindungi perbankan harus diimbangi dengan pengawasan dan tindakan tegas

bag ipelanggar peraturan BI.

REFERENCE

Budi SantosoWibowo, “ MakalahPergerakanHargaSaham (IHSG)

SebelumdanSesudahKasus Bank Century”

http://budisantosowibowo.blogspot.com/2010/04/makalah-pergerakan-harga-saham-

ihsg.html, 7 Mei 2011

Suhartono, ”Kalla: Boediono Tak Berani Tangkap Pemilik Bank

Century”,http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2009/08/31/15235410/

kalla.boediono.tak.berani.tangkap.pemilik.bank.century , 7 Mei 2011

Novi ChristiastutiAdiputri “PolisiJugaBidik 5 Perusahaan Lain Terkait L/C Century “

http://hileud.com/hileudnewstitlePolisi+Juga+Bidik+5+Perusahaan+Lain+Terkait+L

%2FC+Centurydanid=5650 , 2 Mei 2011

Kompas.com, “BI KejarPemilik Bank

Century”

,http://nasional.kompas.com/read/2008/11/23/23325138/bi.kejar.pemilik.bank.century, 7 Mei

2011

http://ayuendahnurdiana.blogspot.com/2011/05/makalah-pendidikan-anti-korupsi-kasus.html

http://management.co.id/journal/index/category/quality_management/134