EPISIOTOMI

7
EPISIOTOMI PENGERTIAN Prinsip tindakan episiotomi adalah pencegahan kerusakan yang lebih hebat pada jaringan lunak akibat daya regang yang melebihi kapasitas adaptasi atau elastisitas jaringan tersebut. Oleh sebab itu, pertimbangan untuk melakukan episiotomi harus mengacu pada penilaian klinik yang tepat dan teknik yang paling sesuai dengan kondisi yang sedang dihadapi. Dengan demikian, tidak dianjurkan untuk melakukan prosedur episiotomi secara rutin karena mengacu pada pengalaman dan bukti-bukti ilmiah yang dikemukakan oleh beberapa pakar dan klinisi, ternyata tidak terdapat bukti bermakna tentang manfaat episiotomi rutin. Episiotomi mediolateralis dan medialis, tidak menurunkan risiko cedera pada sfingter ani. Episiotomi medialis dianggap dapat meningkatkan risiko ini. Episiotomi yang dikerjakan tanpa dasar dan alasan yang jelas dapat menyebabkan peningkatan kejadian dan beratnya kerusakan perineum yang terjadi dibandingkan dengan laserasi yang terjadi secara spontan. Selain itu, penerapan episiotomi secara bebas dan kurang tepat, dapat meningkatkan jumlah perdarahan yang terjadi pada persalinan. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah robekan perineum, antara lain: Aplikasi handuk hangat pada perineum. 1

Transcript of EPISIOTOMI

Page 1: EPISIOTOMI

EPISIOTOMI

PENGERTIAN

Prinsip tindakan episiotomi adalah pencegahan kerusakan yang lebih hebat pada

jaringan lunak akibat daya regang yang melebihi kapasitas adaptasi atau elastisitas

jaringan tersebut. Oleh sebab itu, pertimbangan untuk melakukan episiotomi harus

mengacu pada penilaian klinik yang tepat dan teknik yang paling sesuai dengan

kondisi yang sedang dihadapi. Dengan demikian, tidak dianjurkan untuk melakukan

prosedur episiotomi secara rutin karena mengacu pada pengalaman dan bukti-bukti

ilmiah yang dikemukakan oleh beberapa pakar dan klinisi, ternyata tidak terdapat

bukti bermakna tentang manfaat episiotomi rutin. Episiotomi mediolateralis dan

medialis, tidak menurunkan risiko cedera pada sfingter ani. Episiotomi medialis

dianggap dapat meningkatkan risiko ini. Episiotomi yang dikerjakan tanpa dasar dan

alasan yang jelas dapat menyebabkan peningkatan kejadian dan beratnya kerusakan

perineum yang terjadi dibandingkan dengan laserasi yang terjadi secara spontan.

Selain itu, penerapan episiotomi secara bebas dan kurang tepat, dapat meningkatkan

jumlah perdarahan yang terjadi pada persalinan. Beberapa upaya yang dapat

dilakukan untuk mencegah robekan perineum, antara lain:

Aplikasi handuk hangat pada perineum.

Fasilitasi fleksi kepala bayi agar tidak menyebabkan regangan mendadak.

Mengarahkan kepala agar perineum dilalui oleh diameter terkecil saat ekspulsi.

Menahan perineum dengan regangan telunjuk dan ibu jari.

INDIKASI

1. Fasilitasi untuk persalinan dengan tindakan atau menggunakan instrumen.

2. Mencegah robekan perineum yang kaku atau diperkirakan tidak mampu

beradaptasi terhadap regangan yang berlebihan, (misalnya: bayi yang sangat besar

atau makrosomia).

3. Mencegah kerusakan jaringan pada ibu dan bayi pada kasus letak/presentasi

abnormal (bokong, muka, ubun-ubun kecil di belakang) dengan menyediakan

tempat lebih luas untuk persalinan yang aman.

1

Page 2: EPISIOTOMI

PROSEDUR/LANGKAH KLINIK

2

Page 3: EPISIOTOMI

1 PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK

1.1 Memperkenalkan diri selaku petugas yang akan menolong pasien

1.2 Menjelaskan diagnosis dan penanganan luka episiotomi dan robekan perineum

1.3 Menjelaskan pula bahwa setiap tindakan medik mempunyai risiko

1.4 Memastikan bahwa pasien dan keluarganya telah mengerti semua aspek diatas

1.5 Memberi kesempatan pasien dan keluarganya mendapat penjelasan ulang

1.6 Membuat Persetujuan Tindakan Medik tertulis dan memasukkan kedalam

catatan medik pasien

2 PERSIAPAN SEBELUM TINDAKAN

2.1 Memeriksa dan menyiapkan peralatan

2.1 Menjelaskan pada ibu untuk tidur terlentang dengan posisi kaki ½ flexi

3 PENCEGAHAN INFEKSI SEBELUM TINDAKAN

3.1 Mencuci tangan dan lengan sampai siku dan keringkan dengan handuk DTT

3.2 Memakai baju dan perlengkapan kamar tindakan dan sarung tangan tindakan

DTT/ steril

4 EPISIOTOMI

4.1 Anestesi Lokal

4.1.1 Jelaskan pada ibu tentang apa yang akan dilakukan dan bantulah agar ibu

merasa tenang

4.1.2 Pasanglah jarum no.22 pada semprit 10 ml, kemudian isi semprit dengan bahan

anestesi (lidokain HCl 1% atau Xilokain 10 mg/ml)

4.1.3 Letakkan 2 jari (telunjuk dan jari tengah) di antara kepala dan janin dan

perineum. Masuknya bahan anestesi (secara tidak sengaja) ke dalam sirkulasi

bayi, dapat menimbulkan akibat fatal, oleh sebab itu gunakan jari-jari penolong

sebagai pelindung kepala bayi.

4.1.4 Tusukkan jarum tepat di bawah kulit perineum pada daerah comissura

posterior (fourchette) yaitu bagian sudut bawah vulva.

4.1.5 Arahkan jarum dengan membuat sudut 450 ke sebelah kiri(atau kanan) garis

tengah perineum. Lakukan aspirasi untuk memastikan bahwa ujung jarum

tidak memasuki pembuluh darah (terlihat cairan darah dalam semprit).

(Intravasasi bahan anestesi lokal kedalam pembuluh darah, dapat menyebabkan

syok pada ibu)

3

Page 4: EPISIOTOMI

4.1.6 Sambil menarik mundur jarum suntik, infiltrasikan 5-10 ml lidokain 1%

4.1.7 Tunggu 1-2 menit agar efek anestesi bekerja maksimal, sebelum episiotomi

dilakukan.

-Penipisan dan peregangan perineum berperan sebagai anestesi alamiah.

-Apabila kepala bayi menjelang ke luar, lakukan episiotomi dengan segera.

* Jika kepala janin tidak segera lahir, tekan insisi episiotomi di antara his

sebagai upaya untuk mengurangi perdarahan.

* Jika selama melakukan penjahitan robekan vagina dan perineum, ibu masih

merasakan nyeri, tambahkan 10 ml lidokain 1% pada daerah nyeri

* Penyuntikan sambil menarik mundur, bertujuan untuk mencegah akumulasi

bahan anestesi hanya pada satu tempat dan mengurangi kemungkinan

penyuntikan ke dalam pembuluh darah.

4.2 Tindakan Episiotomi

4.2.1 Pegang gunting yang tajam dengan satu tangan.

4.2.2 Letakkan jari telunjuk dan tengah di antara kepala bayi dan perineum, searah

dengan rencana sayatan.

4.2.3 Tunggu fase acme (Puncak His) kemudian selipkan gunting dalam keadaan

terbuka di antara telunjuk dan tengah.

4.2.4 Gunting perineum, dimulai dari fourchet (comissura posterior) 450 ke lateral

(kiri atau kanan).

4.2.5 Lanjutkan pimpinan persalinan.

4.3 Penjahitan Luka Episiotomi

4.3.1 Atur posisi ibu menjadi posisi litotomi dan arahkan cahaya lampu sorot pada

daerah yang benar.

4.3.2 Keluarkan sisa darah dari dalam lumen vagina, bersihkan daerah vulva dan

perineum.

4.3.3 Kenakan sarung tangan yang bersih/DTT. Bila diperlukan pasanglah tampon

atau kasa ke dalam vagina untuk mencegah darah mengalir ke daerah yang

akan dijahit.

4.3.4 Letakkan handuk atau kain bersih di bawah bokong ibu.

4.3.5 Uji efektifitas anestesi lokal yang diberikan sebelum episiotomi masih bekerja

(sentuhkan ujung jarum pada kulit tepi luka). Jika terasa sakit, tambahkan

anestesi lokal sebelum penjahitan dilakukan.

4

Page 5: EPISIOTOMI

4.3.6 Atur posisi penolong sehingga dapat bekerja dengan leluasa dan aman dari

cemaran.

4.3.7 Telusuri daerah luka menggunakan jari tangan dan tentukan secara jelas batas

luka. Lakukan jahitan pertama kira-kira 1 cm di atas ujung luka di dalam

vagina. Ikat dan potong salah satu ujung dari benang dengan menyisakan

benang kurang lebih 0,5 cm.

4.3.8 Jahitlah mukosa vagina dengan menggunakan jahitan jelujur dengan jerat ke

bawah sampai lingkaran sisa himen.

4.3.9 Kemudian tusukkan jarum menembus mukosa vagina di depan himen dan

keluarkan pada sisi dalam luka perineum. Periksa jarak tempat keluarnya jarum

di perineum dengan batas atas irisan episiotomi.

4.3.10 Lanjutkan jahitan jelujur dengan jerat pada lapisan subkutis dan otot sampai

ujung luar luka (pastikan setiap jahitan pada ke dua sisi memiliki ukuran yang

sama dan lapisan otot tertutup dengan baik).

4.3.11 Setelah mencapai ujung luka, balikkan arah jarum ke lumen vagina dan

mulailah merapatkan kulit perineum dengan jaitan subkutikuler.

4.3.12 Bila telah mencapai lingkaran himen, tembuskan jarum keluar mukosa vagina

pada sisi yang berlawanan dari tusukkan terakhir subkutikuler.

4.3.13 Tahan benang (sepanjang 2 cm) dengan klem, kemudian tusukkan kembali

jarum pada mukosa vagina dengan jarak 2 mm dari tempat keluarnya benang

dan silangkan ke sisi berlawanan hingga menembus mukosa pada sisi

berlawanan.

4.3.14 Ikat benang yang dikeluarkan dengan benang pada klem dengan simpul kunci.

4.3.15 Lakukan kontrol jahitan dengan pemeriksaan colok dubur (lakukan tindakan

yng sesuai bila diperlukan.)

4.3.16 Tutup jahitan luka episiotomi dengan kasa yang dibubuhi cairan antiseptik.

5 PENCEGAHAN INFEKSI PASCA TINDAKAN

5.1 Kumpulkan dan masukkan instrumen kedalam wadah yang berisi khlorin 0,5%

5.2 Kumpulkan bahan habis pakai dan masukkan ke tempat sampah medis

5.3 Bubuhilah benda-benda didalam kamar tindakan yang terkena darah atau

cairan tubuh pasien dengan khlorin 0,5%

5.4 Bersihkanlah sarung tangan, dilepaskan dan direndam dalam khlorin 0,5%

5.5 Cuci tangan dengan sabun dalam air mengalir

5

Page 6: EPISIOTOMI

5.6 Keringkan tangan dengan handuk/kertas tissue yang bersih

6. PERAWATAN PASCA TINDAKAN

6.1 Periksa tanda vital pasien

6.2 Catat kondisi pasien dan buat laporan tindakan dalam status pasien

6.3 Buat insruksi pengobatan lanjutan dan pemantauan kondisi pasien

6.4 Memberitahu pasien dan keluarganya bahwa tindakan telah selesai

6.5 Tegaskan kepada perawat untuk menjalankan instruksi dan pengobatan serta

melaporkan segera apabila ditemukan perubahan pascatindakan.

6