EDISI_3

8
Paras Paros Post Aspirasi Pembangunan Partisipatif Edisi 03 Tahun I - Maret 2012 email : [email protected] [email protected] INDEK Angin segar diterima masyarakat Gianyar, karena tahun 2013 Pemkab Gianyar akan mengucurkan Pagu Indikatif Kewilayahan (PIK), untuk Kecamatan. Masing-masing kecamatan akan dialokasikan sebesar Rp 2 milyar. Kecamatan Tegallalang 2011 berhasil melakukan bedah rumah 11 unit, dari surplus usaha simpan pinjam khusus perempuan (SPP), Unit Pengelola Kegianan (UPK)-Kecamatan Tegalalang. Dari 11 unit tersebut menghabiskan anggaran Rp 104 juta. Pekarangan rumah memiliki potensi yang luar biasa jika dimanfaatkan dengan baik. Menyadari hal itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mencanangkan Program Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (MKRPL). Perda PIK, Apakah Perlu? PIK akan diwujudkan 2013. Tiap keca- matan akan dianggarkan Rp 2 milyar, un- tuk membiayai program pembangunan pri- oritas hasil musrenbang. Kendati komitmen penganggaran PIK itu cukup baik, namun jika tanpa payung hukum, akan disalahkan institusi terkait yang ada diatas. Karenanya, Pemkab dan DPRD Gianyar perlu menyusun Perda Prosedur Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan. Berkaitan Perda Prosedur Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan yangs selama disebut Perda PIK masih terjadi perdebatan. Satu pihak merasa tidak perlu, di pihak lain merasa sangat perlu. Dua pan- dangan tersebut tentu sah-sah saja di za- man demokrasi sekarang ini. Anggota DPRD Gianyar dari Fraksi Golkar, I.B. Putra mengungkapkan, ber- iat Pemerintah dan DPRD Gianyar mengelontor pagu indikatif kewilayahan (PIK) untuk kecamatan patut diacungi jempol. Hal itu merupakan trobosan untuk mempercepat pemerataan pembangunan dan mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat. N dasarkan hasil bintek di Jakarta 16-19 Feb- ruari belum lama ini, untuk menganggar- kan PIK tidak perlu ada perda baru lagi. Cukup diatur dalam Perda APBD. Menurutnyan semua anggaran sudah termuat dalam Perda APBD, yang telah melalui pembahasan secara bertahap. Mu- lai dari pembahasan KUA, PPAS, dan se- lanjutnya dibahas dalam rapat paripurna DPRD, sebelum ditetapkan menjadi Perda. Jadi, semua anggaran untuk masyarakat sudah tertuang dalam Perda APBD. Katanya, penyusunan perda baru yang bertujuan sama akan menyebabkan perda tumpang tindih. Itu tentu tidak dibenar- kan oleh aturan yang lebih tinggi. “Soal PIK tinggal anggarkan saja dalam APBD. Saya kira tidak perlu ada perda lagi. Cukup dengan Perda APBD,” cetusnya. Kendati politisi sepuh Partai Golkar tersebut berpandangan tidak perlu ada Perda PIK, namun soal PIK pihaknya san- gat setuju itu dianggarkan. Bahkan jika memunkinkan anggaran daerah memu- ngkinkan, PIK bisa terus ditingkatkan ke depannya. Karena, PIK akan mendorong percepatan peningkatan kesejahteraan rakyat. Ketua Fraksi PDIP DPRD Gianyar, Kadek Diana berpandangan, Perda Prosedur Per- encanaan dan Penganggaran Pemban- gunan bagi Kabupaten Gianyar, yang se- lama ini dikenal Perda PIK, perlu dibuat. Berdasarkan hasil studi banding Tim PNPM Gianyar bersama Pemerintah yang diwakili Kepala Bappeda dan Kepala BPMD Gaianyar ke Sumedang Jawa Barat, yang melaksanakan PIK, kedua perda itu dilaksanakan. Dari sinilah muncul inspira- si Pemerintah dan DPRD Gianyar menga- nggarkan PIK. Agar PIK bisa dilaksana- kan 2013, Bupati dan DPRD perlu membuat nota kesepakatan sebagai payung hukum penganggaran PIK 2013. Namun, tidak cuk- up dengan payung hukum berdasarkan nota kesepakatan saja. Namun, agar lebih kuat, perlu peraturan yang lebih tinggi berupa perda. Perda itu tentang Prosedur Perencanaan dan Penganggaran Pemban- gunan. Jadi, perda tersebut tidak hanya menyangkut penganggaran saja, namun juga menyangkut prosedur perencanaan dan penganggaran dari pembangunan- pembangunan yang dilaksanakan Pemkab Gianyar. Jadi, keunggulan dari Perda tentang Prosedur Prencanaan dan Penganggaran Pembangunan yang akan dibuat nanti, ad- alah didalamnya mengatur tentang PIK. “Sesungguhnya Perda Prosedur Peren- canaan dan Penganggaran Pembangunan tidak hanya mengatur tentang pengangga- ran PIK saja. Perda ini juga mengatur ten- tang mekanisme perencanaan pemban- gunan, yang tujuan akhirnya mampu mensinergikan perencanaan dari masyarakat (partisipatif), perencanaan oleh legislatif (politis) dan perencanaan oleh SKPD ( teknokratis). Diharapkan, melalui perda ini nanti, terjadi keharmonisan per- encanaan dan penganggaran pemban- gunan, yang ujung-ujungnya untuk mem- percepat kesejahteraan masyarakat. Di mana hal itu merupakan inti tujuan dari ke- hidupan bernegara. Kepala BPMD Gianyar AA Dalem Jaga- dhita menyambut positif aspirasi yang berkembang. Hal ini merupakan masukan positif untuk kesempurnaan penyusunan perda nanti. Semakin banyak masukan se- makin baik. Perda yang baik mengakomo- dasi aspirasi dari berbagai sumber. “Aspi- rasi yang berkembang perlu dikaji dulu. Kalau berdasarkan argument dan hasil ka- jian itu memang baik untuk bersama tak ada salahnya diterima,” cetusnya. pp.01 Pertemuan antara Pemerintah, DPRD dan Masyarakat.

Transcript of EDISI_3

Page 1: EDISI_3

Paras Paros PostAspirasi Pembangunan Part is ipat i f

Edisi 03 Tahun I - Maret 2012email : [email protected]@gmail.com

INDEK

Angin segarditerimamasyarakatGianyar,karena tahun2013 PemkabGianyar akanmengucurkanPagu IndikatifKewilayahan(PIK), untuk

Kecamatan. Masing-masing kecamatan akandialokasikan sebesar Rp 2 milyar.

KecamatanTegallalang

2011 berhasilmelakukan

bedah rumah11 unit, dari

surplus usahasimpan pinjam

khususperempuan

(SPP), Unit Pengelola Kegianan (UPK)-KecamatanTegalalang. Dari 11 unit tersebut menghabiskan

anggaran Rp 104 juta.

Pekaranganrumah

memilikipotensi yang

luar biasa jikadimanfaatkandengan baik.

Menyadari halitu, Presiden

SusiloBambangYudhoyono mencanangkan Program ModelKawasan Rumah Pangan Lestari (MKRPL).

Perda PIK, Apakah Perlu?

PIK akan diwujudkan 2013. Tiap keca-matan akan dianggarkan Rp 2 milyar, un-tuk membiayai program pembangunan pri-oritas hasil musrenbang.

Kendati komitmen penganggaran PIKitu cukup baik, namun jika tanpa payunghukum, akan disalahkan institusi terkaityang ada diatas. Karenanya, Pemkab danDPRD Gianyar perlu menyusun PerdaProsedur Perencanaan dan PenganggaranPembangunan.

Berkaitan Perda Prosedur Perencanaandan Penganggaran Pembangunan yangsselama disebut Perda PIK masih terjadiperdebatan. Satu pihak merasa tidak perlu,di pihak lain merasa sangat perlu. Dua pan-dangan tersebut tentu sah-sah saja di za-man demokrasi sekarang ini.

Anggota DPRD Gianyar dari FraksiGolkar, I.B. Putra mengungkapkan, ber-

iat Pemerintah dan DPRD Gianyar mengelontor

pagu indikatif kewilayahan (PIK) untuk

kecamatan patut diacungi jempol. Hal itu merupakan

trobosan untuk mempercepat pemerataan

pembangunan dan mempercepat peningkatan

kesejahteraan masyarakat.

N

dasarkan hasil bintek di Jakarta 16-19 Feb-ruari belum lama ini, untuk menganggar-kan PIK tidak perlu ada perda baru lagi.Cukup diatur dalam Perda APBD.

Menurutnyan semua anggaran sudahtermuat dalam Perda APBD, yang telahmelalui pembahasan secara bertahap. Mu-lai dari pembahasan KUA, PPAS, dan se-lanjutnya dibahas dalam rapat paripurnaDPRD, sebelum ditetapkan menjadi Perda.Jadi, semua anggaran untuk masyarakatsudah tertuang dalam Perda APBD.

Katanya, penyusunan perda baru yangbertujuan sama akan menyebabkan perdatumpang tindih. Itu tentu tidak dibenar-kan oleh aturan yang lebih tinggi. “SoalPIK tinggal anggarkan saja dalam APBD.Saya kira tidak perlu ada perda lagi. Cukupdengan Perda APBD,” cetusnya.

Kendati politisi sepuh Partai Golkar

tersebut berpandangan tidak perlu adaPerda PIK, namun soal PIK pihaknya san-gat setuju itu dianggarkan. Bahkan jikamemunkinkan anggaran daerah memu-ngkinkan, PIK bisa terus ditingkatkan kedepannya. Karena, PIK akan mendorongpercepatan peningkatan kesejahteraanrakyat.

Ketua Fraksi PDIP DPRD Gianyar, KadekDiana berpandangan, Perda Prosedur Per-encanaan dan Penganggaran Pemban-gunan bagi Kabupaten Gianyar, yang se-lama ini dikenal Perda PIK, perlu dibuat.Berdasarkan hasil studi banding TimPNPM Gianyar bersama Pemerintah yangdiwakili Kepala Bappeda dan KepalaBPMD Gaianyar ke Sumedang Jawa Barat,yang melaksanakan PIK, kedua perda itudilaksanakan. Dari sinilah muncul inspira-si Pemerintah dan DPRD Gianyar menga-nggarkan PIK. Agar PIK bisa dilaksana-kan 2013, Bupati dan DPRD perlu membuatnota kesepakatan sebagai payung hukumpenganggaran PIK 2013. Namun, tidak cuk-up dengan payung hukum berdasarkannota kesepakatan saja. Namun, agar lebihkuat, perlu peraturan yang lebih tinggiberupa perda. Perda itu tentang ProsedurPerencanaan dan Penganggaran Pemban-gunan. Jadi, perda tersebut tidak hanyamenyangkut penganggaran saja, namunjuga menyangkut prosedur perencanaandan penganggaran dari pembangunan-

pembangunan yang dilaksanakan PemkabGianyar.

Jadi, keunggulan dari Perda tentangProsedur Prencanaan dan PenganggaranPembangunan yang akan dibuat nanti, ad-alah didalamnya mengatur tentang PIK.“Sesungguhnya Perda Prosedur Peren-canaan dan Penganggaran Pembangunantidak hanya mengatur tentang pengangga-ran PIK saja. Perda ini juga mengatur ten-tang mekanisme perencanaan pemban-gunan, yang tujuan akhirnya mampumensinergikan perencanaan darimasyarakat (partisipatif), perencanaan olehlegislatif (politis) dan perencanaan olehSKPD ( teknokratis). Diharapkan, melaluiperda ini nanti, terjadi keharmonisan per-encanaan dan penganggaran pemban-gunan, yang ujung-ujungnya untuk mem-percepat kesejahteraan masyarakat. Dimana hal itu merupakan inti tujuan dari ke-hidupan bernegara.

Kepala BPMD Gianyar AA Dalem Jaga-dhita menyambut positif aspirasi yangberkembang. Hal ini merupakan masukanpositif untuk kesempurnaan penyusunanperda nanti. Semakin banyak masukan se-makin baik. Perda yang baik mengakomo-dasi aspirasi dari berbagai sumber. “Aspi-rasi yang berkembang perlu dikaji dulu.Kalau berdasarkan argument dan hasil ka-jian itu memang baik untuk bersama tak adasalahnya diterima,” cetusnya. �pp.01

PertemuanantaraPemerintah,DPRD danMasyarakat.

Page 2: EDISI_3

2 Paras Paros PostAspirasi Pembangunan Partisipatif Edisi 03 Tahun I - Maret 2012

email: [email protected]/[email protected]

TAJUK

KELIR

PAON

Dikejar Waktu Deadline....

NikmatiBudayaLain

Penanggung jawab : Institut Paras-Paros Kabupaten GianyarPenasehat : Kadek Suardika, Ida Bagus Nyoman Rai

Redaktur : Dana Wirawan, I Gst Ngr Gde SusilaPimpinan Redaksi : I Wayan Suartawan.

Tim Redaksi : Drs. I Wayan Mupu M.Pd (Tegallalang), Wayan Galungan (Sukada) (Tampaksiring), K. Suardhana (Sukawati),N. Miasa (Ubud), Pt Yasa (Blahbatuh), Md Suarya (Gianyar). Dana Wirawan, Made Kantara (Payangan)

Keuangan : A.A Gde Ngurah Mataram (UPK Sukawati)

SUSUNAN REDAKSI :

Aspirasi Pembangunan Partisipatif

Alamat Redaksi : Jalan Ngurah Rai (Balai Budaya Gianyar), Telp. 0361 943028, Fax. Telp. 0361 943028email: [email protected]/[email protected]

Paras Paros Post

TEROBOSAN yang dilakukan Bupati Gi-anyar dan DPRD Gianyar dalam merencanakanpembangunan telah menyedot minat masyarakatikut Musyawarah Perencanaan Pembangunan(musrenbang) di berbagai tingkatan. Pasalnya,masyarakat akan diakomodasi usulan merekauntuk didanai. Tidak menjadi usulan mubazir,yang tidak pernah terealisasi.

Mantan Bappeda Gianyar IB Rai sempatmengungkapkan, tahun-tahun sebelumnya usu-lan dari hasil musrenbang (button up)sangat kecilbisa terdanai. Anggaran lebih banyak tersedotuntuk pembiayaan kegiatan yang dirancang pe-merintah dan legislatif (top down). Rata-ratahanya 10 persen usulan masyarakat terbiayaisetiap tahunnya. Diperkirakan menyerap kurangdari 20 persen dari seluruh anggaran yang dia-lokasikan untuk membiayai seluruh kegiatankabupaten. Padahal idealnya, minimal imbangpembiayaan dari usulan button up dengan per-encanaan top down.

Sejak 2011 Pemkab Gianyar telah melaku-kan integrasi Musrenbang dari tingkat desa, ke-camatan bahkan kabupaten. Integrasi tersebuttelah melahirkan sinergi usulan baik darimasyarakat (aspirastif), politis (legslatif ) danbirokratis (SKPD). Integrasi tersebut tidak han-ya pengabungan perencanaan semata. PemkabGianyar telah mengelontorkan anggaran untukpembiayaan perencanaan integrasi itu. Con-tohnya, melaui Program Nasional PemberdayaanMasyarakat ( PNPM)-Integrasi 2011. Besarananggaran yang dialokasikan Rp 5 milyar untuktujuh kecamatan di Gianyar. Dana itu merupa-kan rangsangan bagi masyarakat untuk melaku-kan kegiatan di desanya masing-masing.

PNPM-Integrasi berlanjut 2012. Perencanaanyang terintegrasi semakin dimatangkan. MalahPNPM-Integrasi menjadi Program Paras-paros.Segmen kegiatan pun diperluas. Malah, sebel-umnya kegiatan yang masuk kegiatan desa pa-kraman dianggap negatif list dalam PNPM –Mandiri Perdesaan (MP), namun dalam ProgramParas-paros diakomodir. Hal ini karena kesada-ran, bahwa masyarakat Bali khususnya Gian-yar segala kegiatan pembangunan dilandasi keari-fan lokal, yakni budaya itu sendiri. Di mana,budaya tumbuh di desa pakraman maupun sub-ak. Karena itu, PNPM-Paras Paros tidak men-inggalkan program desa pakraman maupun sub-ak, untuk ikut berpartisipasi dalam rogram terse-but.

Komitmen Pemerintah Gianyar mensinergi-kan aspirasi dari ketiga stakeholder pemban-gunan, semakin kuat pada 2013. Pada 2013,Bupati dan Legislatif telah bersepakat akan men-galokasikan Pagu Indikatif Kewilayahan (PIK)untuk Kecamatan. Masing-masing kecamatanakan dianggarkan sebesar Rp 2 milyar rupiah.Bupati dan DPRD Gianyar telah meandatanga-ni nota kesepakatan untuk mendukung realisasi-kan PIK tersebut. Dan selanjutnya, DPRD danPemkab akan membahas Perda tentang PIK.

Anggaran PIK 2013 Rp 2 milyar tiap keca-matan tampaknya menyedot perhatianmasyarakat. Hal ini ditandai dengan antusiameperwakilan masyarakat mengikuti Musrenbangdari tingkat desa sampai kecamatan beberapapekan lalu. Bahkan, sampai anggota dewan didapil masing-masing ikut mengikuti musrenbang.

Antusiasme masyarakat mengikuti musren-bang ini patut diapresiasi. Sebab, hal itu meru-pakan bentuk kepedulian masyarakat terhadappermasalahan yang dihadapi di desanya mas-ing-masing. Sebelumnya, dalam Musrenbangseringkali ucapan pesimistis masyarakat terhadapusulan mereka akan terdanai. Namun pada mus-renbang yang dilaksanakan Februari beberapapekan lalu, pernyataan itu sudah berkurang,malah nyaris tidak ada. Hal ini hendaknya di-jadikan pengokoh komitmen pemerintah dan leg-islatif untuk mewujudkan PIK tersebut.***

Integrasi AspirasiPatut Diapresiasi

KESIBUKAN tim Paras Paros Post cukup padat. Disampingmenggarap media ia juga sebagai pelaku PNPM. Padatnya kegia-tan PNPM , menyebabkan terbitan media ini sedikit telat.

Sesungguhnya kami di dapur redaksi sudah berusaha mener-bitkan tepat waktu. Namun sebagai manusia tidak luput dari ket-erbatasan. Kami tim redaksi tidak mammpu memprediksi kendalayang tak bisa diramalkan.

Pembaca budiman.Terbitan edisi ke-3, Paras Paros Post sudah ditangan pem-

baca. Suguhan yang kami sampaikan semoga menjadi bahan re-nungan dan pemikiran bagi pembaca.

Pembaca yang budiman. Tentu, kami sadar, bahwa apa yang kami sampaikan masih jauh

dari harapan, apalagi kata sempurna. Selanjutnya kami serahkankepada pembaca untuk mengkritisi kinerja yang kami hasilkan.Baik melaui saran, masukan maupun kritik ke meja kami. Itu semuapenting bagi kami untuk kebaikan kita bersama. Suksma***

Kutipan Weda :Annad bhavanti bhutani parjanyad anna sambhavah.Yajnad bhavanti parjanyo yajnah karma samudbhavah.Bagawad Gita, Seloka 3.14.

Artinya;Semua orang yang bernyawa hidup dengan cara makan biji-bijian,

yang dihasilkan dari hujan. Hujan dihasilkan oleh pelaksanaan yadnya,dan yadnya dilahirkan dari tugas kewajiban yang sudah ditetapkan.

SEBAGAI daerah tujuan

wisatawan, Bali banyak dikunjungi

para turis. Turis mengagumi budaya

Bali. Tak heran ada turis yang

dengan bangga mengenakan

kostum Bali.

Sebaliknya, tidak sedikit

masyarakat Bali yang ingin hidup

seperti turis. Mengunjungi obyek-

obyek wisata yang disuka, bawa

kamera sambil jeprat-jepret.

Dua budaya yang dinikmati silang

tersebut tampak dalam foto. Di

mana seorang wisatwan berpakaian

adat Bali memikul seorang anak

asli Bali yang sedang membidikkan

kamera, layaknya turis.

�Teks: I Ketut Danawirawan�Foto: I Wayan Suartawan

Page 3: EDISI_3

Masyarakat BerharapPIK Diswakelolakan

3Paras Paros PostAspirasi Pembangunan Partisipatif Edisi 03 Tahun I - Maret 2012

email: [email protected]/[email protected] Wisesa

Bank Dunia Harapkan Anti Korupsi Belajar di Gianyar

Dana tersebut akan digunakan untukmendanai kegiatan-kegiatan di kecama-tan. Hanya saja, PIK tersebut belum adakepastian apakan pengelolaan kegiatanyang dibiayai PIK akan diswakelolakaatau dikelola SKPD. Demikkian terungkapdalam Musrenbangcam di tujuh kecama-tan di Gianyar, beberapa waktu lalu.

Musrenbang tersebut dihadiri KepalaBappeda Gianyar Drs. I Ketut AstawaSuyasa, Kepala BPMD Gianyar AA DalemJagadhita, S.H., DPRD dari Dapilnya mas-ing-masing, Muspika di masing-masingkecamatan, kepala desa, dan utusanmasyarakat desa. Musrenbangcam bertu-juan untuk menentukan usulan prioritasmasing-masing desa, yang nantinya akandibawa dalam musrenbang kabupaten.

Ketua Forum Perbekel Kec. Payangan,I Nyoman Suardana saat musrenbangcamdi Payangan mengungkapkan, PIK akansangat menunjang pembangunan di mas-ing-masing desa kecamatan. Akan lebihbaik lagi jika PIK bisa diswakelolakan.Diberikan kepada masyarakat, untukmengelola. Karena selain meningkatkanpartisipasi masyarakat, juga akan mem-buka lapan kerja baru bagi masyarakat.Dengan demikian, PIK juga akan men-gurangi pengangguran dan arus urban-isasi masyarakat desa.

ngin segar diterima masyarakat Gianyar,

karena tahun 2013 Pemkab Gianyar akan

mengucurkan Pagu Indikatif Kewilayahan (PIK),

untuk Kecamatan. Masing-masing kecamatan

akan dialokasikan sebesar Rp 2 milyar.

A

Selama ini, masyarakat telah melaku-kan pembelajaran mengelola kegiatanmelalui PPK, yang sekarang menjadiPNPM-MP. Dan Terbukti masyarakatmampu melaksanakan dengan baik.“Kami harapkan sebatas yang mungkindiswakelolakan, agar diswakelolakan,”harapnya.

I Made Araiawan, perwakilanmasyarakat dari Desa Buahan Kaja men-gungkapkan, sudah hampir 9 tahunmasyarakat mengelola kegiatan secaraswakelola. Dan hingga kini bisa berjalandengan baik. Jadi pemerintah tak usahkhawatir pengelolaan PIK diserahkankepada masyarakat.

Menurutnya, selain membuka kesem-patan kerja bagi masyarakat, secara moralmasyarakat akan memiliki tanggung jawabmoral terhadap kegiatan yang dilakukan.Di samping itu, memancing partisipasimasyarakat, meningkatkan swadaya se-suai kemampuan mereka. “Bukankan inidisebut pemberdayaan,” cetusnya.

Kepala BPMD Gianyar AA Dalem Ja-gadhita, S.H., mengungkapkan, PIK meru-pakan jawaban atas timpangnya antarausulan yang diajukan masyarakat denganrealisasinya. Hal ini disebabkan keter-batasan anggaran di pemerintah. Ber-kaitan dengan pengelolaan, pihaknya

menyatakan, tentu terikat kewenangandan regulasi. Dalam Perda Kabupaten Gi-anyar No;1tahun 2008 tentang Desa, ada21 urusan yang diserahkan kepada desa.Usulan-usulan yang ada di PIK nanti ten-tu akan disesuaikan dengan mana usu-lan yang menjadi urusan desa, mana uru-san yang harus dilaksanakan kabupaten.“Kalau memang usulan sesuai kewenan-gan menjadi urusan desa, kenapa tidak?”katanya.

Untuk menyambut alih kelola pemban-gunan menuju partisipatif, diharapkansetiap desa meningkatkan suprastruktur,sumber daya manusia, kelembagaan dan

manajemen pengelola kegiatan di masing-masing desa. Jika itu sudah siap, pemer-intah tidak ada alasan tidak memberi.

Kepala Bappeda Astawa Suyasa men-gungkapkan, PIK merupakan jawabanatas kegiatan yang berdasarkan peren-canaan dari aspirasi masyarakat, SKPD(teknokratsi) dan politis (DPRD). Mus-renbangcam adalah suatu sarana sinkro-nisasi ketiga usulan tersebut sehinggaterjadi keberimbangan aspirasi dari tigastake holder pembangunan.

“Melalui PIK kami harapkan, terjadiharmonisasi dalam pembangunan Gian-yar,” harapnya.�pp01

DALAM rangka mencari formatPNPM kedepan Justice for the poorWorld Bank (Bank Dunia) melakukanpenelitian di Gianyar, dari 5-9 Maret 2012.Tujuan Penelitian untuk penyempurnaanpelaksanaan PNPM ke depan, yang di-fokuskan pada sistim penangananmasalah terkait penyelewengan danaPNPM. Gianyar dijadikan obyek peneli-tian karena dinilai berhasil dalam penan-ganan masalah penyelewengan danaSPP. Dua kasus besar penyelewengandana di PNPM Gianyar. Yaitu, SPP UPKGianyar dan SPP UPK Payangan. Kedu-anya bisa diselesaikan melaui proseshukum, yang sebelumnya ditangani se-cara partisipatif oleh masyarakat. KetuaTim Peneliti Bank Dunia, Sonja Lila, men-gungkapkan, Gianyar disamping berha-sil dalam penanganan korupsi, juga ber-hasil dalam integrasi program lewat pro-gram paras-paros. Pola penangananmasalah kuropsi yang berbasismasyarakat dan hukum dalam kasus UPKGianyar dan Payangan sangat dikagumidan menarik bagi Bank Dunia. Beberapahal yang dikagumi dalam penanganan

masalah di Gianyar, diantaranya, kekagu-mannya dari dukungan pemerintah daerahcukup baik, Pemahaman pihak hukum (ke-jaksaan) tentang PNPM, dan presedur pen-

anganan masalahnya serta peran aktifmasyarakat dari perbekel, Badan kerjasa-ma antar desa (BKAD), kelompok pemaan-faat dalam proses mediasi dan hukumnya.

Secara tidak langsung konsepparalegal sudah dijalan kan timpenyelamat memediasi per-masalahan sampai ada keputu-san pengadilan. “Pihak anti ko-rupsi harus belajar ke Gianyardalam penanganan korupsi ber-basis masyarakat di Indonesia,”cetusnya.

Paralegal menurut Sonja ad-alah orang yang secara sukarelamemiliki kepedulian dan komit-men melakukan pendampinganuntuk memperjuangkan keadilandalam masyarakat. Pendampin-gan itu berupa konsultasi gunamemahami perkara dengan leb-ih baik, alternatif pilihan dalampenyelesaian perkara hinggaupaya menjembatani pihakyang bersangkutan dengansumber bantuan hukumyang tepat.

Berdasarkan hal tersebut Sonja mer-encanakan menjadikan Gianyar sebagaiimplementasi percontohan setelah kon-sep dan proposal rampung.�pp01

Suasana Musrenbang Kecamatan

Kunjungan Tim Bank Dunia di Kejaksaan Negeri Gianyar

Page 4: EDISI_3

4Aspirasi Pembangunan Partisipatif Edisi 03 Tahun I - Maret 2012

email: [email protected]/[email protected]

Tak Perlu KhawatirUsulan Tak Masuk APBD

asyarakat Gianyar

mulai tahun 2012

tidak perlu khawatir aspirasi

usulannya tidak masuk

dalam APBD, dengan

adanya regulasi kebijakan

yang diambil oleh

Bupati yang didukung

DPRD yaitu Pagu

Indikatif Kecamatan (PIK).

M

Oleh : Kadek Suardika

Pagu Indikatif Kecamatan(PIK) adalah sejumlah patokanbatas maksimal anggaran diwilayah kecamatan yang diberi-kan kepada SKPD kabupaten,yang penentuan alokasi belan-janya ditentukan oleh mekanis-me partisipatif melalui Musren-bang

Pagu Indikatif Kecamatan(PIK) bukan merupakan danablock grant di kecamatan yangdilaksanakan oleh SKPD keca-matan, tetapi pagu dana yangakan masuk di kecamatan dalambentuk program kegiatan yangdilaksanakan oleh SKPD kabu-paten sesuai dengan tugas

pokok dan fungsinya.Perumusan pagu indikatif ke-

camatan dengan mengakomodirIndeks Pembangunan Manusiadengan argumen bahwa pem-bangunan berkelanjutan (sus-tainability development) men-empatkan manusia sebagai sub-jek dan objek pembangunan.Rumusan ini perlu diperkuatdengan jiwa dan spirit peningka-tan IPM, sehingga konsep per-encanaan-penganggaran harus-lah berpihak pada kelompok mis-kin (pro poor) dan perempuan(pro-gender) dan sejalan den-gan 7 program unggulan Bupati.

Tahun 2012 dimulai, dengan

Peneyepakatan Pagu IndikatifKecamatan untuk Tahun 2013oleh Bupati dan Ketua DPRDdan Wakil DPRD sebesar 2 mil-yar perkecamatan. Prolegda ten-tang Presedur Perencanaan danPenganggaran Pembangunanyang menjadi payung PIK danintegrasi perencanaan dan pen-ganggaran pembanguan di Gian-yar menjadi prioritas diselesaikantahun 2012. Masing-masing desamelalui musrenbang desa 2012diharapkan sudah mempersiap-kan usulan yang akan diajukanke APBD-PIK 2013.Tiap desaharus merumuskan perencanaanpembangunan RPJM-Desa).

Paras Paros Post

Kebijakan PIK yang dipiliholeh Kabupaten Gianyar denganmemperhatikan :Keluhanmasyarakat yang usulan sulitdibiayai APBD selama ini; Pen-yadaran tentang proses pem-bangunan partisipatif yangdiberikan oleh PNPM Mandiri;Penyelarasan implementasi UUNo 32 Tahun 2004, UU No. 25Tahun 2004, PP No. 8 Tahun2008, Permendagri 54 tahun 2010,Permendagri 66 tahun 2007,RPJM Kabupaten Gianyar dan 7program unggulan Bupati;Dalam rangka mensinergikan pe-ran pemerintahan kabupatendenga Pemerintahan Desa mela-

lui perankecamatan;Keharmoniskan as-pirsi Masyarakat, SKPD danPolitis dalam proses pemban-gunan; Keberlanjutan program-program yang berpihak rakyat,seperti PNPM Mandiri

Dengan adanya kebijakanPIK yang dirangsang programparas paros (berbuat bersamaberperan setara) melalui PNPMMandiri khususnya PNPM MpdIntegrasi (PNPM MPd Paras pa-ros), dipayungi Perda ProsedurPerencanaan dan Pengangga-ran, maka pembangunan Gianyarkedepan berpihak pada rakyatdan berkelanjutan.***

Faskab. Kabupaten Gianyar

UPK. Kecamatan Gianyar

UPK. Kecamatan Payangan

UPK. Kecamatan Sukawati

UPK. Kecamatan Blahbatuh

UPK. Kecamatan Tampaksiring

UPK. Kecamatan Ubud

UPK. Kecamatan Tegallalang

SemangatGotong-royongdalam berbagaikegiatan PNPM

Mandiri Perdesaan.

Page 5: EDISI_3

5Aspirasi Pembangunan Partisipatif Edisi 03 Tahun I - Maret 2012

email: [email protected]/[email protected]

ecamatan Tegallalang 2011 berhasil

melakukan bedah rumah 11 unit, dari

surplus usaha simpan pinjam khusus perempuan

(SPP), Unit Pengelola Kegianan (UPK)-Kecamatan

Tegalalang. Dari 11 unit tersebut menghabiskan

anggaran Rp 104 juta.

K

IDE pembentukan ruang belajarmasyarakat (RBM) yang dipercepat ke-bijakan Kabupaten Gianyar menjadi In-stitut Para Paros(IPP).

Antusiasme masyarakat sangat ting-gi terhadap IPP. Salah satu kegiatan diIPP pelatihan kader teknis yang dilaksan-akan Pokja Kader Teknis. Pokja ini inginmendukung pelaksanaan kegiatanPNPM-MP semakin baik. Untuk itu IPPmenyiapkan kader-kader teknis yang an-dal, bahkan diharapkan mampu menjadikonsultan-konsultan teknis di Gianyar.Tidak hanya sebatas di program PNPM-MP. Namun juga di luar program. Den-gan kemampuan fasilitasi teknis ini akanmembuka peluang lapangan kerja baru

IPP GianyarBentuk Konsultan Teknik

Partisipasi MasyarakatPetulu Tumbuh

Paras Paros Post

Tegallalang Berhasil Bedah Rumah 11 Unit

Sesungguhnya, usulan desa untuk be-dah rumah ada 14 unit. Usulan tersebutsudah masuk dalam Rencana Pemban-gunan Jangka Menengah (RPJM)-Desa, didesa masing-masing. Masing-masing desamengusulkan dua bedah rumah. “Semuausulan diproses dari bawah, lalu masukmenjadi program di RPJM,” sebut I WayanSana, Perbekel Taro.

Dewa Made Arimbawa asal Banjar Tri-wangsa Desa Tegallalang, salah seorangrumah tangga miskin yang menerima ban-tuan bedah rumah mengungkapkan, ber-syukur mendapat bedah rumah dari PNPM-MP. Sebenarnya, Dewa Arimbawa sudahlama berharap agar bisa mendapatkan sum-bangan bedah rumah. Namun karena ban-yak potensi bedah rumah di Tegallalang,dirinya selalu tersingkir. “Berkat PNPM-MPrumah kami bisa dibuat. Kami berterimakasih kepada UPK Tegallalang,” sebutnya.

Ketut Sudarsana memaparkan,kegiatanini semestinya sudah dilaksanakan awal

tahun 2010 berkenaan dengan agenda tut-up buku Laporan Keuangan UPK Tegalla-lang, dan keterbatasan dana membuatkelembagaan BKAD menunda kegiatan iniagar semua proposal yang masuk ke UPKbisa didanai. Akhirnya BKAD membuatbazzar program guna memenuhi RAB yangada. Dari usaha penggalian dana tersebutsemua Muspika, Pelaku PNPM MandiriPerdesaan dan masyarakat ikut membantubaik dari segi pendanaan maupun dari ten-aga secara bergotong royong, ungkap sek-retaris BKAD I Wayan Gina, S.Sos, di ru-ang kerjanya belum lama ini.

Camat Tegallalang Nyoman Darmawan,mengungkapkan, bedah rumah yang di-lakukan PNPM Mandiri Perdesaan meru-pakan salah satu sistem pembangunanyang diharapkan masyarakat. Karena, den-gan sistem ini masyarakat diberikan peranyang setara didalam membangun dan par-sisipasi. “Peran mereka akan sangat besarketika mereka dilibatkan,” katanya.�pp.02

PNPM-MP Integrasi disambutantusias masyarakat Desa Petulu, Ubud.Hal itu ditunjukkan dengan partisipasimasyarakat Petulu dalam pelaksanaanPNPM-MP Integrasi, khususnya di DesaPetulu. Sambutan masyarakat terhadapprogram ini cukup baik, tidak hanyasebatas pada pelaksanaan program,namun dari sosialisasi, pelaksanaan danpengawasan kegiatan mereka terlibat.Bahkan perempuan juga ikut berpartisi-pasi dalam setiap kegiatan. “ Partisipasimasyarakat kami sudah mulai tumbuh.Masyarakat telah merasakan manfaatdari program ini,” ungkap I WayanWidja, Perbekel Petulu, di sela-sela

memonitoring kegiatan PNPM-MPIntegrasi, di Banjar Petulu Gunung,belum lama ini.

Tahun 2011 Desa Petulu mendapatprogram kegiatan pengaspalan arealparkir Objek Wisata Kokokan, di BanjarPetulu Gunung, didanai PNPM MandiriPerdesaan Integrasi. Besar anggaran Rp70.305.500. Menurut Widja, PNPM-MPIntegrasi merupakan upaya pember-dayaan masyarakat. Masyarakat tidakhanya dijadikan obyek pembangunansemata, namun sekaligus sebagaisubyek pembangunan. “Sistem pemban-gunan seperti ini yang diharapkanmasyarakat,” tegasnya.�pp.05

bagi kader-kader teknis yang sudah me-menuhi kualifikasi. “Kami harapkan IPPmampu mencetak konsultan-konsultanteknis di masyarakat,” harap I WayanGina, Ketua Pokja Kader Teknis IPP Gi-anyar, saat Pelatihan Kader Teknis, diBalai Budaya Gianyar, belum lama ini.

Lebih lanjut pensiunan Dinas PUKabupaten Gianyar ini menambahkan,yang utama tujuan pelatihan adalah un-tuk mendukung pelaksanaan kegiatanprogram yang lebih baik. Sebab, hamperseparo lebih kegiatan PNPM-MP berupasarana fisik, yang membutuhkan pengua-saan teknis lebih. Dan kader teknis sudahharus mendampingi dari awal peren-canaan, pelaksanaan sampai penga-

wasan kegiatan. Jadi melihatdari besarnya peranan kad-er teknis, perlu kader teknisterus ditingkatkan lagi.“Minimal mereka mampumenguasai ilmu teknis dasardalam pelaksanaan suatukegiatan,” harapnya.

Katanya, Pokja KaderTeknik dalam waktu dekatakan membuat studio tekniksebagai wadah komunikasidengan masyarakat.Masyarakat dihimbau jan-gan ragu untuk datang danberkosultasi mengenaimasalah teknik di Pokja Kad-er Teknik IPP. “Kami terbu-ka untuk siapa sajamasyarakat Gianyar yangmau berkonsultasi masalahtenis di IPP,” imbuhnya.

�pp.02

Membantu tetangga dalam Program Bedah Rumah

Tumbuhnya kesadaran partisipasi masyarakat

Praktek Lapangan Pelatihan Kader Teknik

Page 6: EDISI_3

6Aspirasi Pembangunan Partisipatif Edisi 03 Tahun I - Maret 2012

email: [email protected]/[email protected]

ekarangan

rumah memiliki

potensi yang luar biasa

jika dimanfaatkan

dengan baik.

Menyadari hal itu,

Presiden Susilo

Bambang Yudhoyono

mencanangkan

Program Model

Kawasan Rumah

Pangan Lestari (MKRPL).

P

TEGALLALANG tidak hanya terkenalkerajinan kayu saja. Namun jauh sebelumkerajinan kayu tumbuh, kerajinan anyamanbambu telah ditekuni masyarakat. Desa Ke-disan misalnya. Beberapa puluh tahun sil-am, desa ini merupakan produksen keraji-nan anyaman bambu. Berbagai perabotanrumah tangga diproduksi ibu-ibu di desatersebut. Kini kerajinan anyaman menurun

Paras Paros Post

Kepala BPTP Bali AA Ngurah BagusKamandalu mengungkapkan, ada bebera-pa tujuan MKRPL ini. Diantaranya; menja-ga ketahanan pangan masyarakat; menan-amkan pemahaman tentang pentingnyaketahanan pangan bagi masyarakat; mem-pertahankan potensi plasma nuftah, men-

ingkatkan pendapatan dan gizi keluarga. “Semua itu berorientasi pangan organic,”cetusnya.

Diungkapkan, MKRPL lebih banyakmenanamkan anami lanja sehari-hari. “Pro-gram ini untuk mendorong ibu-ibu meman-faatkan pekarangan, untuk mananam

sayur-mayur. Dengan demikian, untuk ke-butuhan sayur sehari-hari tidak harus mem-beli,” katanya.

Menurutnya, banyak jenis tanamansayuran bisa ditanam di pekarangan rumah.Seperti terung, kacang panjang, bayam,cabai dan sebagainya.

Menanam sayuran di pekarangan akanmampu mendongkrak ekonomi keluarga.Tiap keluarga jika memanfaatkan pekaran-gannya untuk menanam sayuran akan men-gurangi pengeluaran sampai Rp 450 ribu-700 ribu per bulan. Kebiasaan ini sudahditerapkan ibu-ibu di Pacitan, Jatim. “Ham-pir semua ibu-ibu di Pacitan menanam sayu-ran di pekarangan rumahnya. Ada yangditanam di tanah, ada dengan pot,” cetus-nya.

Program ini nantinya akan didukungdengan kebun benih keluarga(KBD), di tiapmodel kawasan rumah pangan lestari akanada satu KBD. KBD menyiapkan bibit tan-aman yang dibutuhkan masing-masing ke-luarga. “Ibu-ibu tinggal tanam saja. Bibitsudah disiapkan di KBD,” sebutnya.

Lebih lanjut dijelaskan, program ini ber-jalan beberapa tahun. Setidaknya berjalanselama lima tahun. Sebagai model awal tiapkabupaten satu lokasi. Diharapkan model ininantinya bisa dicontoh masyarakat yang lain.

Jadi melaksanakan program MKRPL se-lain untuk memenuhi kecukupan gizi kelu-arga, juga untuk mendukung hijau pekaran-gan. Sebab, dengan pekarangan yang hi-jau udara lebih bersih dan sejuk. Penghunikeluarga pun akan lebih sehat. Baik karenakecukupan gizi, maupun karena lingkun-gan yang bersih dan sejuk.�pp 01

MKRPL Tingkatkan Gizi danPendapatan Masyarakat

Program ini dilaksanakan Balai Pengka-jian Teknologi Pertanian (BPTP) se Indo-nesia. Tahun 2012 di Bali akan menyasardelapan kabupaten/kota, kecuali Kabupat-en Jembrana. Tahun 2011 telah dilaksana-kan di Banjar Tunon, Desa SingakertaUbud, Gianyar.

Sokasi TerdesakPerabotan dari Plastik

Bentuk Listibiya Kecamatan,Lebih Profesional

drastis, karena terdesak perabot dariluar yang berbahan plastik.

Ni Nyoman Dadi, salah seorang iburumah tangga, yang hingga kini masihsebagai pengrajin anyaman menutur-kan, sebelum anyaman bambu terdesakperabotan rumah tangga dari luar, kera-jinan anyaman laris manis. Karenanya,hampir di setiap pekarangan di desatersebut terdapat pengrajin anyaman.Hal ini cukup mendongkrak perekono-mian masyarakat. “ Sambil memasakibu-ibu nyambil menganyam,” katanya.

Katanya, kini masyarakat yang men-ganyam sebagian umurnya sudah uzur.Generasi muda jarang yang mau me-nekuni kerajinan anyaman. Dikhawatir-kan, kerajinan anyaman ini bisa punahkarena tidak ada generasi penerusnya.

Diungkapkan, sesungguhnya pera-botan dari anyaman bambu jauh lebihsehat dari perabotan dari plastik. Kare-na itu, untuk wadah nasi misalnya, leb-ih baik mengunakan sokkasi. Sayang,

sokasi sekarang digusur perabotan dariplastik.

Diakui, perabotan dari plastik memilikikeunggulan. Terutama soal harga dankeawetannya. Namun, dari sisi kelestarianlingkungan. Kalau rusak, perabotasn dariplastik akan menjadi sampah yang sulit diu-rai. Sedangkan perabotan dari anyaman bam-boo, bisa lapuk menjadi pupuk. �pp 02

BUPATI Gianyar, Tjokorda OkaArtha Ardhana Sukawati membentukdan melantik Pengurus MajelisPertimbangan dan Pembinaan Kebu-dayaan (Listibiya) 7 (tujuh) KecamatanSe-Kabupaten Gianyar Periode 2012-2017 di Balai Budaya Gianyar (7/3).

Dalam kesempatan tersebut BupatiGianyar menjelaskan bahwa memban-gun seni dan budaya tidak mudah.Karena harus mengakomodir semuakepentingan, menggali potensi secaramaksimal, sehingga terwujud suatupemikiran dalam membangun seni.

“Dengan berkumpulnya paraseniman dan budayawan dalam wadahListibiya akan muncul pemikiran-pemikiran baru yang inovatif, kreatifdan jeli melihat potensi yang menga-rah kepada optimalisasi pembangunanseni budaya di Kabupaten Gianyar,”katanya.

Bupati Gianyar berharap denganterbentuknya Listibiya di tiap kecama-tan, masalah-masalah kebudayaandapat ditangani lebih professional,dan mampu mengadakan filterisasiterhadap pengaruh budaya-budayaluar.

Kepala Dinas Kebudayaan Kabu-paten Gianyar, Cokorda Gde RaiWidiarsa P menjelaskan proses

pembentukan Lembaga ListibiyaKecamatan se-Kabupaten Gianyarmerupakan tindaklanjut hasil sarase-han seniman dan budayawan se-Kabupaetn Gianyar pada tanggal 30Nopember 2011. Diharapkan, forum iniuntuk membahas dan menyiapkanprogram kerja tahunan tentangpengembangan dan pembangunanseni di Kabupaten Gianyar.

Forum ini bertujuan sebagaijembatan penanganan masalah-masalah seni dan budaya di tiapkecamatan yang dilakukan secarabersma-sama, dengan semua ko-mponen yang ada. Serta, sebagaiwadah dalam upaya menggali,mengembangkan dan melestarikanseni serta budaya di KabupatenGianyar.

Dalam Kepengurusan Listibiya ditiap Kecamatan terdiri atas; Pembina,anggota majelis, ketua umum danwakil, sekretaris dan wakil, bendaha-ra, komite tari, komite karawitan,komite musik, komite teater, komitepewayangan, komite sastra, komitefilm, komite seni rupa, komite doku-mentasi dan komite arsitek. Dengankomite-komite tersebut semuakomponen seni dan budaya dapatterwakilkan.�pp 01

Ibu-ibu membuat Anyaman Bambu

Jeruk Nipisbisa ditanam di

pekarangan

Page 7: EDISI_3

7Aspirasi Pembangunan Partisipatif Edisi 03 Tahun I - Maret 2012

email: [email protected]/[email protected] Cita

Paras Paros Post

ebatu merupakan

sebuah Desa yang

memiliki banyak tempat

spiritual yang besejarah.

Salah satunya Pura

Dalem Pingit. Di pura ini

terkenal dengan

keajiban tirta (air suci),

yang berasal dari air

terjun kurang lebih den-

gan ketinggian tiga

meter. Jika seseorang

melakukan penglukatan

di tirta tersebut, air akan

berwarna. Kadang ber-

warna putih susu. Seperti

air cucian beras (banyu

Bhs Bali-red).

S

Selamatkan Desa Kitadari ancaman Korupsi,

Lihat, Dengar, danLaporkan semua gelagat

K O R U P S I , K O L U S Idan

N E P O T I S M E

melalui

NOMOR PENGADUAN

TERKAIT PELAKSANAAN

PNPM MANDIRI

PERDESAAN

MELALUI SMS :

082112109495 / 085710301234atau

Fasilitatordi Kecamatan Setempat..!

NOMOR

PENGADUAN

SAYA TIDAK KORUPSIKALAU ANDA...?

Pengelukatan Dalem Pingit Sebatu

Kantor Camat Gianyar Jln. Astina Selatan (0361) 943008 [email protected]

Kantor Camat Blahbatuh Jln. Wisma Gajahmada No. 1 Blahbatuh (0361) 932427 [email protected]

Kantor Camat Ubud Jln. Tjok Putra Sudarsana Ubud (0361) 977224 [email protected]

Kantor Camat Sukawati Jln . Raya Sukawati No. 16 Gianyar (0361) 298005 [email protected]

Kantor Camat Tampaksiring Jln. Yama Brata Tampaksiring (0361) 901218 [email protected]

Kantor Camat Tegallalang Jln. Raya Tegallalang (0361) 973074 [email protected]

Kantor Camat Payangan Jln. Giri Kusuma Payangan (0361) 974198 [email protected]

Alamat dan Telepon Kantor Kecamatan

Rakor Sambil Berwisata Spiritual

MemohonPenglukatanDalem Pingit

MemohonPenglukatanDalem Pingit

Jro Mangku Made BudiyasaPemangku Desa setempat men-gungkapkan, kegunaan tirta iniadalah untuk menyucikan diri darisegala kotoran yang bersifat niskala.

Banyak masyarakat luar desayang datang hanya untuk melukat.Dan banyak yang merasakan ke-tenangan dan kenyamanan setelahmelakukan pembersihan diri secara

pura terletak jauh di pedesaan yangmasih hijau.

Untuk menuju air terjun ini harusberjalan menelusuri ratusan anaktangga menuruni sungai tempat airsuci berada. Dari tempat itu, akanbisa memandang pemandangan alamyang masih asri. Suasana heningnyadi tempat itu menarik banyak orangberkunjung. �pp 02

niskala ke pura ini. “Masyarakatbanyak yang tangkil saat rerainan.Purnama-Tilem atau Kajeng, Keli-won,” ungkapnya.

Pura ini terletak sekitar 500meter ke Utara dari Pura GunungKawi. Namun, kesejukan sudahterasa sejak memasuki Pura GunungKawi. Maklum, selain karena aurakesucian di pura itu, juga karena

UNTUK meningkatkan rasa keber-samaan dan solidaritas pelakuPNPM-MP di Kecamatan Tampaksir-ing. Unit Pengelola Kegiatan Tampak-siring melaksanakan rapat koordina-si (rakor) sambil berwisata spiritual.Hal ini untuk menjawab semakin me-mudarnya partisipasi mengikuti rap-at. Melaui trobosan ini diharapkanpelaku semakin rajin mengikuti rapat.Demikian diungkapkan Dewa KetutYadnya, Ketua Panitia kepada ParasPost, belum lama ini. Rakor dilaksan-akan di kawasan Bedugul, tujuannyadisamping meningkatkan rasa keber-samaan antara pelaku juga di adakanacar sembahnyang bersama, di PuraTeratai Bang. Sebanyak 44 orangyang ikut dalam rakor tersebut. Ter-diri dari Badan Kerjasama Antar Desa(BKAD), fasilitator kecamatan dan kaderpemberdayaan desa se Tampaksiring.

Tema yang di ambil ‘Penguatan Kapasi-tas Pelatihan Kelembangaan Melalui TirtaYatra’. Melalui rakor ini diharapkan pelaku

memiliki kesadaran ngayah yang lebih tinggikepada masyarakat. Selain itu, mampu men-gawal program lebih baik. “Rakor sambil ber-wisata spiritual memiliki arti sangat penting.Mananamkan kesadaran bagi pelaku bahwapegabdian yang dilakukan bagian dari spiri-

tual,” katanya. Rencana seperti ini terwujud dari

dorongan pelaku TPK Desa. Rakorbisa dilaksanakan dengan cara berbe-da dari biasanya. Lalu diputuskan ra-kor sambil berwisata, ke Bedugul, den-gan anggaran swadaya masing-mas-ing peserta.

Tiga jam perjalanan sampailah diBedugul tepatnya Taman Eka Karyabedugul, sekitar jam 11 siang, kemu-dian di lanjutkan dengan sembahyangdi areal Pura Tertai Bang di Bedugul.Yang unik, di akhir sembahnyang kitadi suguhi tirta yang rasanya berbaubelerang. “Tirta itu berasal dari sum-ber mata air di sekitar pura,” kata JeroMangku, pengemong pura tersebut.

Pada kesempatan berikutnya, diadakan acara rakor di tengah tengah hutanbedugul dengan cuaca yang cukup dingin. “Semoga acara seperti ini bisa terselenggarasetiap tahun. Kalau memungkinkan di ada-kan di luar Pulau Bali,” harap Ketua BKADDewa Darmawa.�pp 04

Rakor Kecamatan Tampaksiring di Bedugul

Page 8: EDISI_3

8Aspirasi Pembangunan Partisipatif Edisi 03 Tahun I - Maret 2012

email: [email protected]/[email protected]

Paras Paros Post

�Ir. I Wayan Sukanurija

Palsu Teknis, Korbankan Kegiatan

Drs. I Wayan Mupu, M.Pd.H

Desa Dinas-Desa PakramanHARUS BERSINERGI

ASPEK tenis sangat menentukan berhasil atau tidakn-ya suatu program. Di dalam program teknis menjadi bagi-an yang tak terpisahan dengan non teknis. Ia harus ber-jalan bersinergi bersama-sama. Karena dengan menerap-kan teknis sesuai ketentuan, kegiatan akan bermanfaatsesuai harapan masyarakat. “Teknis jangan dipalsu. Halitu akan mengorbankan kegiatan,” FasilitatorPNPM-MPKabupaten Bidang Teknik, Ir. I Wayan Sukanurija, di ru-ang kerjanya beberapa waktu lalu.

Menurut laki-laki asal Desa Wana Giri, Selemadeg, Ta-banan ini, penerapan teknis di lapangan masih mengala-mi kendala. Hal ini disebabkan karena keterbatasan pe-mahaman masyarakat terhadap teknis suatu kegiatan. Disamping itu, juga disebabkan karena masyarakat belumtahu tentang pentingnya mematuhi aspek teknis.

Berdasarkan pengalamannya sebagai Fasilitator Teknikdi PNPM-MP sejak 2003, dia mencermati, dari aspek tek-nis, kegiatan PNPM-MP masih perlu ditingkatkan lagi.Penerapan teknis di dalam kegiatan, khususnya kegiatanprasarana fisik masih berfluktuasi. Kadang baik, kadangkurang. Hal ini karena kader teknik di desa berganti-gan-ti. Kalau yang paham teknik, hasilmkegiatan pasti bagus.Kalau tidak menguasi teknis, akan menurun.

Di Gianyar, masalah kader teknik sebenarnya masihbisa diatasi. Yaitu dengan melakukan pelatihan kaderteknik baik di masing-masing kecamatan maupun di In-stitut Paras Paros. Hanya yang perlu diperhatikan oleh

masyarakat desa, kader jangan suka gonta-ganti. “Kaderharus berkelanjutan. Sebab, perlu menimba pengalamanyang lebih banyak, sehingga benar-benar mampu men-gawal program,” harapnya.

Untuk memastikan teknis sudah berjalan, mantan Fa-silitator Bangli, Klungkung dan Badung ini, harus rajinmelakukan supervisi dan monitoring ke lapangan. Tujua-nnya untuk mengecek apakah suatu kegiatan sudah se-suai standar teknis yang ada. “ Saya harus sering kelapangan. Siapa tahu besteknya salah, atau campuranyang tertulis dalam perencanaan. dijalankan di pro-gadukan dimanipulasi. Ini tidak saya harapkan,”sebutnya.

Menurutnya, banyak hal yang bisa diper-oleh jika teknis dilaksanakan dengan baik.Yaitu; kegiatan terwujud sesuai harapan,bermanfaat maksimal bagi masyarakat;efisien pengunaan anggaran; danlainnya. Karena itu, masyarakatyang tahu masalah teknis, harusikut mengawasi pelaksanaanprogram. “ Jangan hanya meny-erahkan kepada fasilitator saja.Program ini milik masyarakat.Masyarakat harus berpartisi-pasi mengawasi program,”harapnya.�pp.01

DESA pakraman merupakan benteng budaya Bali. Jika desa pakraman hi-lang, budaya dan kearifan lokal Bali akan hilang. Padahal, budaya dan kearifanlokal tersebut merupakan kekayaan yang tak ternilai harganya. Justru dengankekayaan budaya dan kearifan lokal tersebut Bali menjadi menarik sehinggabanyak dikunjungi wisatawn domestik maupun manca Negara. “Bali menjadidaerah wisata karena keberadaan desa pakraman yang menjaga adat, seni danbudaya Bali,” sebut I Wayan Mupu, Pengurus Majelis Madya Desa PakramanGianyar, di Gianyar belum lama ini.

Menurut mantan Bendesa Desa pekraman Tegallalang, program pembangunanyang dilaksanakan pemerintah selama ini masih bertumpu kepada desa dinas. Padahaljika bisa dipadukan dengan desa pakraman akan lebih bagus lagi. Lebih sempurnakarena akan mampu menyentuh berbagai bidang. Baik yang ada di desa dinasmaupun desa pakraman. Karena itu, pemerintah dalam melaksanakan pembangunanperlu juga mendengar aspirasi dari desa pakraman. “Desa dinas dan desa pakramanharus bersinergi,” harap suami Ni Wayan Rasmin ini.

Dia mensyukuri di Gianyar sekarang ada Program Paras-paros. Program ini akanmengintegrasikan aspirasi pembangunan. DiParas-paros seakan menjadi titi pertemuanbutton up (aspirasi dari masyarakat) den-gan top down (aspirasi birokratis dan poli-tis). Terpenting lagi, dalam program PNPMParas-Paros, berbagai kegiatan di desa pa-kraman bisa diakomodir. Padahal sebelum-nya, di PNPM-MP, banyak kegiatan yangmenjadi kebutuhan desa pakramanmalah menjadi negatif list bagi pro-gram tersebut. “Saya bersyukurdesa pakraman bisa diperhatikanProgram Paras Paros,” katanya.

Dengan tersentuhnya desapakraman dalam program,ada kesempurnaan . Dalampembangunan Bali desapakraman memiliki andiltak diragukan lagi. “Didesa pakramanlah tumbu,terpelihara danberkembang budaya Bali,”cetus kakek satu cucu ini.

�pp.01

SOSOK I Wayan Agustina Purnawan, S.T., 32, asal Banjar Tangkas, Desa Ken-dran, Tegallalang ini cukup dikenal dikalangan pelaku Program Nasional Pember-dayaan Masyarakat –Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) Gianyar. Pasalnya dia begituaktif di program pemberdayaan tersebut.

Dia mengawali terlibat dalam PNPM-MP sejak 2007, sebagai Kader Teknis, DesaKenderan. Maklum latar belakang pendidikannya sarjana teknik sipil. Jadi cukuppotensial sebagai kaderteknik di desanya. Karenaumumnya, di desa sangat su-lit menemukan orang yangsiap mengabdi untuk desa,apalagi dengan later belakangdisiplin ilmu yang sesuai. “Saya terjun di PNPM-MP,karena ingin mengabdi bagidesa. Selain itu ingin mene-mukan pengetahuan baru ten-tang program, khususnyaPNPM Mandiri perdesaan,yang disebut program pem-berdayaan,” cetus jebolanFakultas Teknik UniversitasAtma Jaya, Yogjakarta ini.

Komitmennya mengabdi diPNPM-MP dilirik pelaku ke-camatan untuk mendudukiposisi pendamping lokal (PL),di Unit Pengelola Kegiatan,Tegallalang. Di samping se-bagai PL, dia disibukkan lagisebagai pelatih masyarakatbidang kader teknis. Kini diamenjadi salah seorang pelatihkader teknis di Ruang BelajarMasyarakat Institut Paras-paros, Gianyar.” Saya menikmati pekerjaan ini. Selain da-pat pengetahuan baru bisa mengabdi di masyarakat,” ujar laki-laki hobi mancing ini.

Kesibukan menekuni kegiatan di PNPM-MP menyebabkan aktivitas di rumahnyaterbengkelai. Tambak udang yang luasnya sekitar 20 are, tidak terurus karena kesi-bukkan. Kendati demikian, tidak masalah baginya. Karena bergelut di PNPM-MPakan memberikan peluang karier yang lebih baik, sesuai akademis yang dimiliki. Halitu ternyata benar. Kini dia telah lulus seleksi sebagai fasilitator teknik di PNPM-MP.

�pp.02

Tinggalkan TambakUdang, Ngayah di UPK

�I Wayan Austina Purnawan, S.T.