Boraks Dan Formalin Pada Makanan

15
BORAKS DAN FORMALIN PADA MAKANAN (Karya tulis ini dikerjakan dalam rangka pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.) Oleh: 1. Maulidah Mursyidah 2. Shifa Firdaus Hariati Kelas : IX-E SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 27 BANDUNG 2012

description

Boraks

Transcript of Boraks Dan Formalin Pada Makanan

Page 1: Boraks Dan Formalin Pada Makanan

BORAKS DAN FORMALIN PADA MAKANAN

(Karya tulis ini dikerjakan dalam rangka pembelajaranBahasa dan Sastra Indonesia.)

Oleh:

1.Maulidah Mursyidah2.Shifa Firdaus Hariati

Kelas : IX-E

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 27

BANDUNG

2012

KATA PENGANTAR

Page 2: Boraks Dan Formalin Pada Makanan

Pertama-tama kami ingin mengucapkan puji dan sykur kepada Tuhan yang Maha Esa yang

telah memberkati kami sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan. Kami juga ingin

mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan

karya tulis ini dan berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai data dan fakta pada

karya tulis ini.

Kami mengakui bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai

hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna. Begitu

pula dengan karya tulis ini yang telah kami selesaikan. Tidak semua hal dapat kami

deskripsikan dengan sempurna dalam karya tulis ini. Kami melakukannya semaksimal

mungkin dengan kemampuan yang kami miliki. Di mana kami juga memiliki keterbatasan

kemampuan.

Maka dari itu seperti yang telah dijelaskan bahwa kami memiliki keterbatasan dan juga

kekurangan, kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang budiman. Kami

akan menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat

memperbaiki karya tulis kami di masa datang. Sehingga semoga karya tulis berikutnya dan

karya tulis lain dapat diselesaikan dengan hasil yang lebih baik.

Dengan menyelesaikan karya tulis ini kami mengharapkan banyak manfaat yang dapat

dipetik dan diambil dari karya ini. Semoga dengan adanya karya tulis ini dapat mengurangi

bahkan menghilangkan penggunaan boraks dan formalin sebagai pengawet pada makanan.

Dengan begitu maka kesehatan akan lebih terjamin dan tidak ada lagi muncul berbagai

penyakit baru yang diakibatkan penggunaan bahan-bahan terlarang sebagai bahan baku

makanan. Kami juga mengharapkan kinerja yang lebih baik dan tegas serta efektif dari pihak

pengawas makanan yang merupakan bagian dari kepemerintahan, sehingga makanan yang

dihasilkan dari Indonesia dapat lebih terjamin dan sehat.Penulis

HALAMAN MOTTO

Motto yang kami pegang dalam penulisan karya ilmiah ini adalah :

“ORA ET LABORA”

HALAMAN PERSEMBAHAN Karya ilmiah ini kami persembahkan untuk :Seluruh pembaca

yang menginginkan kemajuan bangsa dan kecerdasan bangsa.

Page 3: Boraks Dan Formalin Pada Makanan

DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………

Halaman Motto………………………………………………………………….

Halaman Persembahan……………………………………………………….

Daftar Isi…………………………………………………………..………………

Abstraksi…………………………………………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah …………………………………………………..

1.2 Pembatasan Masalah ……………………………………….……………..

1.3 Perumusan Masalah ………………………………………………….……

1.4 Tujuan Penulisan ……………………………………………..…………….

1.5 Metode Penulisan ………….……………………………………………….

1.6 Hipotesa …………………….………………………………………………….

1.7 Manfaat …………….…………………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Boraks dan Formalin…………………………………… .

2.2 Dampak Penggunaan Boraks dan Formalin Pada Makanan…

2.3 Makanan yang Biasanya Mengandung Formalin atau Boraks

2.4 Peran pemerintah dalam memberantas boraks

dan formalin di Indonesia…………………………………………………

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Boraks Dan Formalin Pada Makanan

ABSTRAKSI

Karya tulis ini menjelaskan tentang bagaimana sekarang ini banyak kejadian penggunaan

boraks dan formalin sebagai bahan pengawet makanan. Di mana kedua bahan tersebut

sangat dilarang digunakan sebagai bahan baku makanan. Dan jika penggunaannya terus

dilakukan dan dikonsumsi dapat menyebabkan berbagai penyakit terutama kanker dan

bahkan kematian untuk tingkat yang lebih lanjut. Hal ini telah menjadi hal yang cukup serius

dan menjadi suatu masalah yang berusaha diselesaikan dengan baik oleh berbagai pihak

terutama pemerintah.

Sebagai pusat utama kelangsungan negara, pemerintah harus dapat dengan bijak

memutuskan dan bertindak bagaimana penanganan kasus tersebut. Terutama kasus pada

pembuatan bakso dengan bahan pengawet boraks dan berbagai makanan seperti ikan asin

serta tahu yang diawetkan dengan menggunakan formalin. Berbagai solusi kami tuliskan di

sini. Tetapi solusi tersebut tidaklah semuanya dapat dijalankan dengan hasil yang cepat dan

ada kemungkinan banyak faktor yang menyebabkan penyelesaian masalah ini tidak dapat

diselesaikan dengan baik. Karena masalah ini harus kembali lagi kepada masyarakatnya

yang terlibat langsung.

Page 5: Boraks Dan Formalin Pada Makanan

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab I ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, pembatasan masalah,

perumusan masalah, tujuan penulisan, metode penelitian, hipotesa dan manfaat.

1.1 Latar Belakang Masalah

Sekarang ini banyak sekali bahan kimia dan berbagai campuran-campuran lain dibuat dan

diciptakan untuk membuat pekerjaan manusia dalam membuat makanan lebih efektif dan

efisien. Tetapi di samping untuk makanan dibuat juga bahan kimia untuk pembuatan

kebutuhan lain. Di mana bahan kimia tersebut tidak boleh dipergunakan dalam pembuatan

makanan dan dapat berakibat fatal.

Hal ini sangat penting dan juga memprihatinkan. Fenomena ini merupakan salah satu

masalah dan kebobrokan bangsa yang harus diperbaiki. Janganlah sampai membiarkan hal

ini terus berlarut dan akhirnya akibat menumpuk di masa depan. Oleh karena itu, kami

berusaha merangkum sedemikian rupa dan mencoba membedah apa saja yang seharusnya

dilakukan dan mengapa hal ini menjadi hal yang sangat penting.

1.2 Pembatasan Masalah

Boraks adalah bahan kimia yang digunakan sebagai pengawet kayu, antiseptik kayu dan

pengontrol kecoa. Sedangkan formalin adalah bahan kimia yang digunakan sebagai

desinfektan, pembasmi serangga dan dalam industri tekstil serta kayu lapis.

Kedua bahan kimia tersebut memang berguna jika digunakan sesuai fungsinya, tetapi

menjadi sangat berbahaya bila digunakan dalam pembuatan pangan. Di mana pangan itu

merupakan segala sesuatu yang menjadi bahan makanan manusia. Dan akibat dari

penggunaan bahan-bahan kimia tersebut bisa jadi sangatlah fatal, dari kanker hingga

menyebabkan kematian.

Dalam karya tulis ini kami akan berusaha membahas pendeskripsian sedetail mungkin dari

boraks dan formalin itu sendiri serta bagaimana kedua bahan kimia tersebut dapat

digunakan sebagai salah satu bahan baku pembuatan pangan. Begitu pula dengan berbagai

akibat dari penggunaan boraks dan formalin pada pangan tersebut serta bagaimana solusi

yang harus dilakukan demi membasmi hal ini dan mencegah terjadi lagi.

Page 6: Boraks Dan Formalin Pada Makanan

1.3 Perumusan Masalah

1. Apa faktor yang mendorong pihak-pihak tertentu untuk menggunakan boraks atau

formalin pada pangan yang diproduksinya?

2. Jenis pangan apa saja yang menjadi sasaran penggunaan boraks atau formalin pada

proses pembuatannya?

3 .Bagaimana mengetahui suatu pangan dibuat dengan bahan pengawet dari boraks atau

formalin?

4 .Apa akibat dari penggunaan boraks atau formalin pada produk pangan?

5 .Bagaimana penanganan penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan ini

supaya dapat dibasmi secara tuntas?

1.4 Tujuan Penulisan

Mengetahui pengertian boraks dan formalin.

Mengetahui jenis-jenis pangan yang menjadi sasaran penggunaan boraks dan formalin pada

proses pembuatannya.

Mengetahui dampak negatif dari penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan.

Mengetahui peranan pemerintah dalam memberantas penggunaan formalin dan boraks

pada makanan.

1.5 Metode Penulisan

Pada penulisan karya tulis ini kami menggunakan satu metode, yaitu dengan angket. Di

mana angket akan kami sebarkan dengan jumlah 40 lembar. Di mana angket itu berisi

pertanyaan-pertanyaan mengenai boraks dan formalin pada makanan mengacu pada tujuan

yang telah ada.

1.6 Hipotesa

1 Boraks dan formalin merupakan bahan pengawet yang umumnya digunakan untuk industri

tekstil, kayu, dsb. Dapat juga digunakan sebagai pembasmi serangga dan hal-hal lain yang

sama sekali tidak ada kaitannya dengan makanan.

2 Jenis pangan yang menjadi sasaran penggunaan boraks atau formalin pada proses

pembuatannya adalah tahu, tempe, bakso dan ikan asin.

3 Akibat dari penggunaan boraks atau formalin pada produk pangan adalah berbagai

gangguan pada saluran pencernaan, hati, saraf, otak, serta pada organ-organ yang

berselaput yang terkena secara langsung. Dan bila terjadi secara terus menerus dapat

Page 7: Boraks Dan Formalin Pada Makanan

menyebabkan kanker bahkan kematian.

4 Sebenarnya pemerintah telah berperan dalam pemberantasan penggunaan boraks dan

formalin pada produk makanan. Tetapi tindakan-tindakan yang dilakukan pemerintah kurang

tegas dan tidak tepat mengenai sasaran. Sehingga hingga sekarang kita masih sering

melihat orang-orang yang keracunan atau terkena penyakit lainnya, disebabkan memakan

makanan yang mengandung boraks atau formalin.

1.7 Manfaat

Dapat mengetahui cirri-ciri makanan dengan bahan baku boraks atau formalin sebagai

pengawet sehingga dapat menghindarinya.

Dapat menghindari secara langsung penggunaan boraks dan formalik pada produk pangan.

Dapat menambah wawasan dengan mengetahui dampak yang diakibatkan dari penggunaan

boraks dan formalin pada produk pangan.

Dapat membantu pencegahan dan pemberantasan penggunaan boraks dan formalin

dengan berbagai solusi yang telah dipikirkan.

Page 8: Boraks Dan Formalin Pada Makanan

BAB II

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai apa itu boraks dan formalin, dampak penggunaan

boraks dan formalin pada makanan dan jenis-jenis makanan yang mengandung boraks dan

formalin yang kesemuanya itu dilengkapi dengan hasil angket sebelumnya.

2.1 Pengetahuan akan Boraks dan Formalin

Menurut hasil angket kami, didapatkan bahwa yang mengetahui secara pasti apa itu boraks

dan formalin adalah 29 orang dan yang tidak mengetahui begitu pasti apa itu boraks dan

formalin adalah 11 orang, dari total 40 angket yang dibagikan.

Hal itu menunjukkan bahwa responden yang mengetahui secara persis apa itu boraks dan

formalin lebih banyak daripada yang tidak mengetahui secara pasti. Jika dimasukkan dalam

persen maka 72,5 % responden menyatakan mengetahui boraks dan formalin, sedangkan

27,5 % lainnya tidak begitu mengetahui tentang boraks dan formalin.

Hasil ini menunjukkan bahwa penyuluhan dan pengetahuan akan boraks dan formalin harus

lebih sering disosialisasikan, agar diharapkan kita semua mengetahui secara pasti apa itu

boraks dan formalin, sehingga dapat menggunakannya secara benar, sesuai dengan

fungsinya. Maka diharapkan juga dengan pengetahuan akan boraks dan formalin tersebut,

kasus penggunaan boraks dan formalin pada bahan makanan dapat dikurangi bahkan

menghilang dari masyarakat.

2.2 Dampak Penggunaan Boraks dan Formalin Pada Makanan

Melalui hasil angket yang telah kami sebarkan sebelumnya, didapat hasil bahwa jumlah

responden yang mengerti akan dampak angket hamper sama dengan responden yang tidak

begitu tahu tentang dampak boraks dan formalin pada makanan. Adapun jumlah responden

yang tahu dampak boraks dan formalin pada makanan adalah 18 orang dan yang tidak

begitu tahu sebanyak 20 orang sedangkan yang sama sekali tidak tahu ada 2 orang. Jika

dituangkan dalam presentasi adalah sebagai berikut :

1. Jawaban A : 45%

2. Jawaban B : 5%

3. Jawaban C :50%

Dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar responden masih rancu

atau bingung tentang apa dampak boraks dan formalin bagi tubuh tersebut.

Lalu apa sebenarnya dampak boraks dan formalin dalam makanan bila dikonsumsi tubuh

kita?

Page 9: Boraks Dan Formalin Pada Makanan

a. Formalin

Formalin tidak boleh digunakan sebagai bahan pengawet untuk pangan. Akibatnya jika

digunakan pada pangan dan dikonsumsi oleh manusia akan menyebabkan beberapa gejala

diantaranya adalah tenggorokan terasa panas dan kanker yang pada akhirnya akan

mempengaruhi organ tubuh lainnya,serta gejala lainnya.

Pengaruh Formalin Terhadap Kesehatan :

· Jika terhirup

Rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan , sukar bernafas, nafas pendek, sakit kepala,

kanker paru-paru.

· Jika terkena kulit

Kemerahan, gatal, kulit terbakar

· Jika terkena mata

Kemerahan, gatal, mata berair, kerusakan mata, pandangan kabur, kebutaan

· Jika tertelan

Mual, muntah, perut perih, diare, sakit kepala, pusing, gangguan jantung, kerusakan hati,

kerusakan saraf, kulit

membiru, hilangnya pandangan, kejang, koma dan kematian.

b. Boraks

Efek toksiknya akan terasa bila boraks dikonsumsi secara kumulatif dan penggunaannya

berulang-ulang. Pengaruh terhadap kesehatan :

· Tanda dan gejala akut :

Muntah, diare, merah dilendir, konvulsi dan depresi SSP (Susunan Syaraf Pusat)

· Tanda dan gejala kronis

- Nafsu makan menurun

- Gangguan pencernaan

- Gangguan SSP : bingung dan bodoh

- Anemia, rambut rontok dan kanker.

Formalin dan boraks merupakan bahan tambahan yang sangat berbahaya bagi manusia

karena merupakan racun. Bila terkonsumsi dalam konsentrasi tinggi racunnya akan

mempengaruhi kerja syaraf. Secara awam kita tidak tahu seberapa besar kadar konsentrat

formalin dan boraks yang dianggap membahayakan. Oleh karena ada baiknya kita hindari

makanan yang mengandung formalin dan boraks. Jauhkan anak-anak dari makanan yang

mengandung boraks dan formalin. Formalin dan boraks tidak boleh digunakan dalam

makanan.

Page 10: Boraks Dan Formalin Pada Makanan

2.3 Makanan yang Biasanya Mengandung Formalin atau Boraks

Berdasarkan hasil penelitian melalui angket yang telah kami sebarkan, jumlah responden

yang menganggap bahwa tahu dan bakso adalah makanan yang paling sering diberi

formalin sebanyak 33 orang, sedangkan yang memilih ikan sebanyak 6 orang, dan 1 orang

memilih kerupuk. Sedangkan menurut makanan-makanan yang biasa mengandung boraks

dan formalin yang biasanya mereka konsumsi, jumlah responden yang memilih tahu dan

bakso sebanyak 28 orang, 10 orang memilih ikan dan 2 orang memilih kerupuk.

Data ini menunjukkan bahwa kebanyakan siswa SMA Kanisius beranggapan bahwa tahu

dan bakso merupakan makanan yang biasanya diberi formalin atau boraks. Tahu dan bakso

memang cukup dikenal sering diberi formalin maupun boraks, namun bukan mereka

makanan yang paling sering diberi formalin maupun boraks. Berdasarkan penelitian Badan

Pengawas Obat dan Makanan Indonesia tahun 2005, penggunaan boraks formalin pada

ikan dan hasil laut menempati peringkat teratas. Yakni, 66 persen dari total 786 sampel.

Sementara mi basah menempati posisi kedua dengan 57 persen. Tahu dan bakso berada di

urutan berikutnya yakni 16 persen dan 15 persen.

Dan dari pertanyaan nomor tiga pada angket ternyata responden banyak menjawab bahwa

mereka paling sering mengkonsumsi tahu dan bakso. Padahal, menurut kebanyakan dari

mereka tahu dan bakso adalah makanan yang biasanya mengandung boraks atau formalin.

Mengapa mereka masih tetap sering mengonsumsinya meskipun menganggap bahwa tahu

dan boraks yang paling sering mengandung formalin dan boraks? Mungkin hal ini

disebabkan karena siswa SMA Kanisius percaya bahwa para pedagang di Kanisius pasti

tidak memberikan formalin maupun boraks pada dagangannya, maka mereka tidak takut

untuk mengonsumsinya.

Namun tetap saja, boraks dan formalin sangatlah berbahaya bila termakan. Walaupun

berdasarkan hasil penelitian Badan Pengawasan Obat dan Makanan Indonesia tahun 2005

penggunaan boraks dan formalin paling banyak adalah pada ikan dan hasil laut, namun

jumlah 16 persen dan 15 persen tetap merupakan jumlah yang besar. Kita harus berhati-hati

dalam memilih makanan yang akan kita makan, terutama makanan-makanan yang sedang

marak diberi boraks maupun formalin.

Oleh karena itu, di bawah ini kami paparkan mengenai ciri-ciri dari beberapa makanan yang

diberi boraks maupun formalin:

a. Mi basah

Penggunaan formalin pada mi basah akan menyebabkan mi tidak rusak sampai dua hari

pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es

( 10 derajat Celsius). Baunya agak menyengat, bau formalin. Tidak lengket dan mie lebih

mengkilap dibandingkan mie normal. Penggunaan boraks pada pembuatan mi akan

menghasilkan tekstur yang lebih kenyal.

Page 11: Boraks Dan Formalin Pada Makanan

B. Tahu

Tahu merupakan makanan yang banyak digemari masyarakat, karena rasa dan kandungan

gizinya yang tinggi. Namun dibalik kelezatannya kita perlu waspada karena bisa saja tahu

tersebut mengandung bahan berbahaya. Perhatikan secara cermat apabila menemukan

tahu yang tidak mudah hancur atau lebih keras dan kenyal dari tahu biasa, kemungkinan

besar tahu tersebut mengandung bahan berbahaya, bisa formalin maupun boraks. Selain

itu, tahu yang diberi formalin tidak akan rusak sampai tiga hari pada suhu kamar (25 derajat

Celsius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es ( 10 derajat Celsius). Tahu juga

akan terlampau keras, namun tidak padat. Bau agak mengengat, bau formalin.

C. Bakso

Bakso tidak rusak sampai lima hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius). Teksturnya juga

sangat kenyal.

D. Ikan segar

Ikan segar yang diberi formalin tekstur tubuhnya akan menjadi kaku dan sulit dipotong. Ia

tidak rusak sampai tiga hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius). Warna insang merah tua

dan tidak cemerlang, bukan merah segar dan warna daging ikan putih bersih.

E. Ikan asin

Ikan asin yang mengandung formalin akan terasa kaku dan keras, bagian luar kering tetapi

bagian dalam agak basah karena daging bagian dalam masih mengandung air. Karena

masih mengandung air, ikan akan menjadi lebih berat daripada ikan asin yang tidak

mengandung formalin. Tidak rusak sampai lebih dari 1 bulan pada suhu kamar ( 25 derajat

Celsius). Tubuh ikan bersih, cerah.

2.4 Peran pemerintah dalam memberantas boraks dan formalin di Indonesia

Walaupun penyebaran boraks dan formalin di Indonesia sudah luas sekali dan sudah

menjadi umum, pemerintah masih tidak mengambil langkah yang tegas dalam menangani

hal ini. Buktinya bisa didapat, bahwa ternyata penggunaan formalin dan boraks sebagai

bahan pengawet makanan masih merajalela.

Sebenarnya, pemerintah sudah berusaha mengambil tindakan, yaitu dengan melalui Badan

Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Beberapa langkah sudah diambil oleh BPOM,

seperti : melarang panganan permen merek white rabbit creamy, kiamboy, classic cream,

black currant, dan manisan plum; mengeluarkan permenkes no. 722/1998 tentang bahan

tambahan yang dilarang digunakan dalam pangan; dan melakukan sosialisasi penggunaan

bahan tambahan makanan yang diizinkan dalam proses produksi makanan & minuman

sesuai UU No. 23/1992 untuk aspek keamanan pangan, & UU No. 71/1996. Tetapi upaya

yang dilakukan Badan POM tersebut, hanya dianggap gertakan oleh para pedagang, karena

Badan POM hanya mengeluarkan undang-undang dan aturan. Tetapi Badan POM tidak

melakukan tindakan tegas seperti memberi sanksi tegas bagi pedagang yang masih

Page 12: Boraks Dan Formalin Pada Makanan

menggunakan boraks dan formalin, bahkan badan ini masih kurang gencar dalam

melakukan razia.

Dari data angket yang kami sebarkan ke beberapa responden, terdapat pertanyaan :

“Menurut anda apakah peran pemerintah sudah ada dalam pemberantasan formalin? “ Dan

dari pertanyaan itu, sebanyak 4 orang menjawab upaya pemerintah sudah banyak,

sebanyak 17 orang menjawab upaya pemerintah sudah lumayan, dan terakhir 19 orang

menjawab upaya pemerintah tidak ada sama sekali.

Dari hasil angket diatas, dapat disimpulkan bahwa upaya pemerintah masih kurang, karena

lebih banyak orang yang beranggapan bahwa upaya pemerintah masih sangat kurang. Ini

mungkin disebabkan karena memang pemerintah kurang serius / tegas dalam menangani

masalah ini, padahal ini adalah masalah yang serius, karena dapat membahayakan

kesehatan manusia. Pemerintah seharusnya lebih gencar dalam menangani masalah ini.

Page 13: Boraks Dan Formalin Pada Makanan

BAB III

PENUTUP

Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan dan saran

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab IV dapat disimpulkan bahwa:

a. Sebagian besar dari kita telah mengetahui tentang boraks dan formalin secara pasti,

tetapi ada juga sebagian kecil lainnya yang belum begitu mengetahui apa itu boraks dan

formalin.

b. Masih ada sebagian dari kita yang belum mengetahui secara pasti dampak penggunaan

boraks dan formalin pada produk makanan, walaupun sebagian ada yang mengetahui

secara pasti.

c. Menurut responden tahu dan bakso adalah makanan yang paling sering menjadi sasaran

penggunaan boraks dan formalin. Tetapi menurut penelitian BPOM pada tahun 2005, ikan

adalah bahan makanan yang paling sering menjadi sasaran boraks dan formalin.

d. Pemerintah masih sangat kurang dan tidak tegas dalam mengatasi masalah penggunaan

boraks dan formalin, sehingga masih banyak kasus mengenai hal ini terjadi.

3.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dan keseluruhan makalah ini kami ingin memberikan beberapa

saran sebagai berikut:

Ø Berikan penyuluhan lebih lanjut kepada masyarakat mengenai boraks dan formalin,

pengertian, fungsinya, serta dampaknya apabila tidak digunakan sesuai fungsinya.

Ø Pengawasan yang lebih ketat oleh pemerintah dan pengambilan tindakan tegas, seperti

mengirimkan pengawas-pengawas pemerintah ke daerah-daerah tertentu dan membuat

undang-undang mengenai boraks dan formalin.

Ø Masyarakat harus lebih jeli dalam memilih makanan dan tidak membelinya bila sepertinya

mengandung bahan formalin maupun boraks.

Ø Kesadaran dari masyarakat untuk membantu pemberantasan dan pencegahan

penggunaan boraks dan formalin pada bahan makanan. Seperti melaporkan kepada yang

berwajib jika melihat ada orang lain yang sengaja menggunakan boraks dan formalin pada

makanan yang dijualnya, dan juga tidak secara sembarangan menjual boraks dan formalin,

tanpa mengetahui latar belakang pembeliannya.

Page 14: Boraks Dan Formalin Pada Makanan

DAFTAR PUSTAKA

http://www.beritaindonesia.co.id

http://www.depkes.go.id

http://www.disnakkeswan-lampung.go.id

http://id.wikipedia.org