BAB IV Pada bab IV ini akan dibahas tentang hasil...
Transcript of BAB IV Pada bab IV ini akan dibahas tentang hasil...
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab IV ini akan dibahas tentang hasil penelitian meliputi deskripsi kondisi
awal, deskripsi hasil siklus 1, deskripsi hasil perbaikan pada siklus 2, pembahasan hasil
penelitian, dan hasil tindakan yang kami paparkan sebagai berikut:
4.1 Deskripsi Kondisi Awal
Sebelum diadakan penelitian pada awal terlebih dahulu diadakan survey dan
pengamatan subyek. Survey berupa pelajaran biasa tanpa metodologi penelitian sebanyak
2 kali pertemuan yang diajarkan oleh guru kelas IV. Pada akhir pembelajaran peneliti
meminta izin pada guru kelas untuk melaksanakan tes Matematika materi operasi hitung
campuran,guna mendapat data tentang kondisi awal siswa sebelum diberi tindakan
selanjutnya. Pada kelas IV SD Negeri Keputon 02 sebelum dilaksanakan penelitian pada
pertengahan semester I Tahun pelajaran 2013/2014, banyak siswa yang kurang aktif
dalam mengikuti proses pembelajaran khususnya mata pelajaran Matematika, materi
pokok operasi hitung campuran.Hal tersebut berdampak pada hasil belajar siswa.
Rendahnya hasil belajar pada siswa kelas IV ini disebabkan oleh beberapa faktor, untuk itu
guru dituntut untuk mengatasinya.
Berdasarkan data hasil tes Matematika materi operasi hitung
campuran.menunjukkan sebagian besar siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Data
ketuntasan belajar kondisi awal dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Pra Siklus
No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa
Jumlah Prosentase
1. Tuntas 4 36,36 %
2. Belum Tuntas 7 63,63 %
Jumlah 11 100 %
Apabila nilai pra siklus dianalisa berdasarkan nilai tertinggi, nilai terendah dan rata-
rata awal dapat dilihat pada tabel 4.2.
37
Tabel 4.2 Perolehan Nilai Tes Matematika Pra Siklus
4.2 Deskripsi Hasil Siklus 1
Hasil penelitian yang diadakan pra siklus menjadi acuan untuk diambil tindakan
yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar Matematika.Dari tes Matematika pra siklus
menunjukkan masih banyak siswa yang nilainya dibawah KKM. Peneliti mengambil
tindakan awal sebelum pelaksanaan siklus I antara lain pemilihan sumber belajar ,media
belajar dan model pembelajaran agar siswa tidak merasa bosan dan jenuh ataupun takut
dengan pelajaran Matematika.
4.2.1 Perencanaan Tindakan
Siklus 1 terdiri dari 2 x pertemuan, 1 pertemuan berlangsung selama 70 menit
(dua jam pelajaran). Persiapan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus 1 adalah:
1) Mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa
2) Mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi guru dan siswa dalam pembelajaran.
3) Merumuskan tujuan pembelajaran.
4) Menyiapkan materi pelajaran.
5) Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
6) Merancang pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD
7) Menyiapkan Rencana Pelakasanaan Pembelajaran.
8) Membuat lembar observasi.
9) Membuat lembar kerja dan tes untuk melihat hasil yang telah dilakukan.
4.2.2 Pelaksanaan Tindakan
Tindakan dilaksanakan sesuai dengan rencana yaitu :
1. Kegiatan Awal
a. Memberi contoh operasi hitung campuran.
No Uraian Nilai
1 Nilai tertinggi 80
2 Nilai Terendah 30
3 Nilai Rata-rata 52,72
b. Mengajukann pertanyaanyang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan
materi pelajaran yang akan dipelajari.
c. Menyampaikan informasi tentang materi yang akan dibahas yaitu operasi
hitung campuran
2. Kegiatan Inti
a. Pesertadidik mencoba alat peraga operasi hitung campuranyang sudah disediakan
b. Membentuk kelompok yang anggotanya 3-4 peserta didik secara hiterogen.
c. Membagilembar kerja peserta didik pada masing – masing kelompok untuk
dikerjakan
d. Melaksanakan diskusi kelompok.
e. Pesertadidik berdiskusi untuk mencari perbedaan,menerima pendapat secara
terbuka, setelah di dapat kesimpulan baru melakukan percobaan.( demokratis )
f. Juru bicara dalam kelompok menyampaikan hasil diskusi.
g. Peserta didik bersama-sama mengambil satu kesepakatan
h. Setiap kelompok memberi tanggapan kepada kelompok lain yang
menyampaikan
hasil diskusi.( demokratis )
i. Guru meriview kembali materi yang telah didiskusikan.
3. Kegiatan Penutup
a. Memberikan kuis atau pertanyaan kepada seluruh siswa..
b. Peserta didik dibimbing untuk menyimpulkan.
c. Menguji keterampilan siswa dengan lembar tugas peserta didik.
d. Tindak lanjut (perbaikan dan pengayaan ).
4.2.3 Hasil Pengamatan
Pengamatan terhadap tindakan siklus 1 dilakukan selama proses kegiatan
berlangsung. Observer yaitu Kepala Sekolah SD Negeri Keputon 02 Kecamatan Blado,
mengikuti keseluruhan proses tindakan yang dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Keputon
02 Kecamatan Blado.
Berdasarkan analisa tentang ketuntasan belajar tersebut dapat diketahui dari
jumlah siswa kelas IV sebanyak 11 siswa, yang sudah tuntas sebanyak 54,54 % atau 6
siswa dan yang belum tuntas sebanyak 45,45 % atau 5 siswa. Adapun bila dianalisa
berdasarkan perolehan nilai anak dapat disajikan pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Siklus 1
No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa
Jumlah Prosentase
1. Tuntas 6 54,54 %
2. Belum Tuntas 5 45,45 %
Jumlah 11 100 %
Apabila nilai siklus 1 dianalisa berasarkan nilai tertinggi, nilai terendah dan rata-
rata awal dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 Perolehan Nilai Tes Hasil belajar MatematikaSiklus 1
No Uraian Nilai
1 Nilai tertinggi 80
2 Nilai Terendah 50
3 Nilai Rata-rata 65,45
Berdasarkan tabel4.4menunjukkan nilai tertinggi adalah 80, nilai terendah 50 ,
sedangkan rata-rata kelas adalah 65,45.
Pengamatan selama proses tindakan yaitu pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh
teman sejawat yaitu Parjinem,S.Pd.SD Kepala SekolahSD Negeri Keputon 02. Adapun
hasil pengamatan terhadap aktifitas siswa dan aktivitas guru selama proses pembelajaran
Matematika dapat ditunjukkan pada Lampiran 5.
4.2.4 Evaluasi dan Refleksi
Berdasarkan hasil evaluasi tes kemampuan awal dan hasil tes siklus 1 dapat
dilihat adanya peningkatan hasil belajar, nilai rata-rata kelas, dan ketuntasan belajar siswa,
dari sebelum tindakan dan sesudah tindakan siklus 1.Perbandingan perolehan nilai hasil
belajar Matematika siswa antara kondisi awal dengan siklus I dapat disajikan dalam bentuk
gambar/grafik 4.1.
Gambar 4.1 Grafik perbandingan nilai terendah,nilai tertinggi dan rata – rata kelas
antara pra siklus dan siklus I
Terlihat pada gambar 4.1nilai tertinggi tetapdari 80 menjadi 80 nilai terendah
naikdari 30 menjadi 50 dan nilai rata-rata naik dari 52,72 menjadi 65,45
Hubungannya dengan ketuntasan belajar dapat ditunjukkan perbandingannya
pada gambar 4.2.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Pra Siklus Siklus I
30
50
80 80
52,72
65,45
Nilai Terendah
Nilai tertinggi
Rata-Rata Kelas
Nilai
Gambar 4.2. Grafik Perbandingan Ketuntasan Belajar
Kondisi Awal dan Siklus I
Terlihat darigambar 4.2 bahwa siswa yang tuntas belajar mengalami kenaikan
dari 4 siswa pada Pra Siklus menjadi 6 siswa pada Siklus I,atau dari 36,36 % pada Pra
Silkus menjadi 54,54 % pada siklus I.
Hasil refleksi setelah proses perbaikan pembelajaran siklus I ditemukan masalah-
masalah sebagai berikut:
a) Guru kurang dapat memfariasikan metode dalam pembelajaran.
b) Persebaran siswa yang pandai dalam kelompok kurang merata.
c) Ada kelompok yang tidak menyelesaikan tugas sampai tuntas karena ada sifat
egois diantara anggotanya.
d) Pemantauan guru terhadap siswa pada saat pelajaran masih kurang.
Ketidakberhasilan proses perbaikan pembelajaran siklus I ini disebabkan oleh:
a) Penggunaan sumber pembelajaran belum digunakan secara optimal oleh siswa.
b) Siswa belum memahami konsep materi yang diberikan.
c) Peran guru sebagai fasilitator belum optimal.
0
1
2
3
4
5
6
7
Pra Siklus Siklus I
4
6
7
5
Tuntas
Blm Tuntas
Jumlah Siswa
4.3 Deskripsi Hasil Perbaikan Siklus 2
Hasil penelitian yang diadakan Siklus 1 ternyata kurang optimal. Dari hasil refleksi
siklus 1 peneliti mengambil tindakan awal sebelum pelaksanaan siklus II yaitu membentuk
kelompok belajar siswa, sedangkan pembentukan kelompok di lakukan oleh guru, dengan
kriteria anak yang berbeda, kurang, sedang, dan baik dalam satu kelompok belajar.
4.3.1 Perencanaan Tindakan
Siklus 1 terdiri dari 2 pertemuan, berlangsung selama 70 menit (dua jam
pelajaran). Persiapan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus 1 adalah:
1. Mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa.
2. Mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi guru dan siswa dalam
pembelajaran.
3. Merumuskan tujuan pembelajaran.
4. Menyiapkan materi pelajaran.
5. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
6. Merancang pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative
type STAD
7. Menyiapkan Rencana Pelakasanaan Pembelajaran.
8. Membuat lembar observasi.
9. Membuat lembar kerja dan tes untuk melihat hasil yang telah dilakukan.
4.3.2 Pelaksanaan Tindakan
Tindakan dilaksanakan sesuai dengan rencana yaitu:
1. Kegiatan Awal.
1) Menyiapkan buku pelajaran,alat peraga,lembar kegiatan peserta didik, dan
lembar
tugas peserta didik.
2) Memberi contoh operasi hitung campuran.
3) Mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan
materi
pelajaran yang akan dipelajari.
4) Menyampaikan informasi tentang materi yang akan dibahas yaitu operasi hitung
campuran
2. Kegiatan Inti
1) Membentuk kelompok yang anggotanya 3-4 peserta didik secara hiterogen,
anggota kelompok tidak sama dengan pertemuan pertama.
2) Membagi lembar kerja peserta didik pada masing – masing kelompok untuk
dikerjakan.
3) Peserta didik berdiskusi untuk mencari perbedaan,menerima pendapat secara
terbuka,setelah di dapat kesimpulan baru melakukan percobaan ( demokratis )
4) Juru bicara dalam kelompok menyampaikan hasil diskusi.
5) Peserta didik bersama-sama mengambil satu kesepakatan tentang operasi hitung
campuran
6) Setiap kelompok memberi tanggapan kepada kelompok lain yang menyampaikan hasil
diskusi.( demokratis )
7) Guru meriview kembali materi yang telah didiskusikan.
3. Kegiatan Penutup
1) Memberikan kuis atau pertanyaan kepada seluruh siswa.
2) Peserta didik dibimbing untuk menyimpulkan.
3) Menguji keterampilan siswa dengan lembar tugas peserta didik.
4) Tindak lanjut (perbaikan dan pengayaan )
4.3.3 Hasil Pengamatan
Pengamatan terhadap tindakan siklus 2 dilakukan selama proses kegiatan
berlangsung. Observer, yaitu Kepala Sekolah SD Negeri Keputon 02, mengikuti
keseluruhan proses tindakan yang dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Keputon 02
Kecamatan Blado.
Pengamatan terhadap hasil belajar Matematika siswa pada akhir tindakan siklus 2
dan pengamatan terhadap proses belajar yang diperoleh dari hasil pengamatan aktifitas
guru dan siswa selama kegiatan siklus 2. Pengamatan terhadap hasil belajar Matematika
ini dilakukan sendiri oleh peneliti, sedangkan pengamatan terhadap proses belajar
dilakukan oleh teman sejawat yaitu Parjinem,S.Pd.SD. yang kesehariannya Kepala
Sekolah SD Negeri Keputon 02.
Berdasarkan analisa tentang ketuntasan belajar tersebut dapat diketahui dari
jumlah siswa kelas IV sebanyak 11 anak, yang sudah tuntas sebanyak 86,94 % atau 20
siswa dan yang belum tuntas sebanyak 13,06 % atau 3 siswa. Adapun bila dianalisa
berdasarkan perolehan nilai anak dapat disajikan pada tabel 4.5
Tabel 4.5 Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Siklus 2
No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa
Jumlah Prosentase
1. Tuntas 10 90,90 %
2. Belum Tuntas 1 9,09 %
Jumlah 11 100 %
Apabila nilai siklus 2 dianalisa berdasarkan nilai tertinggi, nilai terendah dan rata-
rata dapat dilihat pada tabel 4.6
Tabel 4.6 Perolehan Nilai Tes Hasil belajar MatematikaSiklus 2
No Uraian Nilai
1 Nilai tertinggi 90
2 Nilai Terendah 60
3 Nilai Rata-rata 75,45
Berdasarkan tabel 4.6menunjukkan nilai tertinggi adalah 90, nilai terendah 60,
sedangkan rata-rata kelas adalah 75,45.
Pengamatan selama proses tindakan yaitu pelaksanaan pembelajaran dilakukan
oleh teman sejawat yaitu Parjinem,S.Pd.SD yaitu Kepala Sekolah SD Negeri Keputon 02 .
Adapun hasil pengamatan terhadap keaktivas guru selama proses pembelajaran
Matematika dapat ditunjukkan pada Lampiran 8.
4.3.4 Evaluasi dan Refleksi
Berdasarkan hasil evaluasi tes siklus 1 dan hasil tes siklus 2 dapat dilihat adanya
peningkatan perolehan nilai kemampuan membaca, nilai rata-rata kelas dan ketuntasan hasil
belajar siswa dari tindakan siklus 1 dan sesudah tindakan siklus 2.
Perbandingan perolehan nilai hasil belajar Matematikasiswa antara siklus 1 dan siklus 2 dapat
dilihat pada gambar 4.3.
Gambar 4.3 Grafik perbandingan nilai terendah,nilai tertinggi dan rata – rata kelas
antara Siklus I dan siklus II
Terlihat pada gambar 4.3nilai tertinggi naik dari 80 menjadi 90 nilai terendah naik
dari 50 menjadi 60 dan nilai rata-rata naik dari 65,45 menjadi 75,45
Hubungannya dengan ketuntasan belajar dapat ditunjukkan perbandingannya
pada gambar 4.4.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Siklus I Siklus II
50
60
80
90
65,45
75,45
Nilai Terendah
Nilai tertinggi
Rata-Rata Kelas
Gambar 4.4. Grafik Perbandingan Ketuntasan Belajar
Siklus I dan siklus II Terlihat darigambar 4.4 bahwa siswa yang tuntas belajar mengalami kenaikan
dari 6 siswa pada Siklus I menjadi 10 siswa pada Siklus II,atau dari 54,54 % pada siklus I
menjadi 90,90 %
Secara keseluruhan terjadi peningkatan hasil belajar Matematika siswa dari
tindakan siklus 1 dan sesudah tindakan siklus 2, namun belum semua mencapai
ketuntasan belajar, ada 9,09 % atau 1 siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar
setelah tindakan siklus 2, yang kemudian akan di beri bimbingan khusus oleh guru.
4.4 Hasil Tindakan
Pelaksanaan aktivitas perbaikan pembelajaran Matematika siklus I dan siklus II
berjalan dengan baik, terjadi peningkatan hasil belajar yang memuaskan.
Pelaksanaan aktivitas perbaikan pembelajaran siklus I dan siklus II tersebut dapat
digambarkan sebagai beikut :
1. Pembahasan materi secara sistematis dan jelas.
Pembahasan materi secara terperinci, urut, dan sistematis, mulai menujukkan alat
peraga dan cara menggunakanya serta manfaatnya dalam kehidupan sehari–hari.
Pembahasan materi dengan bahasa yang mudah dipahami siswa
2. Penggunaan alat peraga dengan benda konkret
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Siklus I Siklus II
6
10
5
1
Tuntas
Blm Tuntas
Jumlah
Siswa
Alat peraga yang digunakan guru sesuai dengan materi Operasi bilangan
campuran
3. Keterlibatan siswa dalam demonstrasi/ dalam menggunakan alat peraga.
Pendemonstrasian dilakukan oleh siswa, baik secara individu maupun kelompok
dengan bantuan guru sebagai pembimbing
4. Pengaktifan siswa dalam pembelajaran / Pengungkapan gagasan / ide
Siswa aktif dalam proses pembelajaran terutama dalam melakukan tanya jawab
dan menyampaikan pendapat.
5. Pemberian bimbingan pada siswa dalam mengambil kesimpulan
Memberikan motivasi pada siswa untuk mengambil kesimpulan dengan cara
merangsang siswa untuk berpendapat.
6. Pemberian latihan-latihan
Pemberian latihan–latihan secara lisan, baik indvidu maupun klasikal dengan
bentuk
soal yang bervariasi.
Setelah dilaksanakan perbaikan pembelajaran matematika siklus I dan II
ternyata menunjukkan peningkatan. Peningkatan ini ditunjukkan dari hasil analisis
nilai tes formatif siswa kelas IV SD Negeri Keputon 02 pada waktu pelaksanaan
perbaikan pembelajaran matematika siklus II yaitu 11 siswa yang mendapat nilai di
atas 70ada 10 siswa (90,90 %) dengan rincian 2 siswa mendapat nilai 90, 3 siswa
degan nilai 80, 5 siswa mendapat nilai 70,1 orang dengan nilai 60.
Berdasarkan hasil analisis nilai tes formatif siswa kelas IV di atas, akhirnya
penulis beserta teman sejawat dan supervisor menyimpulkan bahwa pelaksanaan
perbaikan pembelajaran matematika siklus II 10 siswa mendapat nilai di atas 70 dan
sudah mencapai KKM, sehingga peneliti tidak perlu melaksanakan perbaikan
pembelajaran siklus III.
Tabel 4.7
Tabel Hasil Ketuntasan Pembelajaran Matematika Pra Siklus,Siklus I,Siklus II
No. Jumlah
Siswa Pelaksanaan
Ketuntasan Prosentase
Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas
1. 11 Pra Siklus 4 7 36,36 63,63
2. 11 Siklus I 6 5 54,45 45,45
3. 11 Siklus II 10 1 90,90 9,09
Perbandingan ketuntasan belajar siswa Pra Siklus ,Siklus I,Siklus II dapat digambarkan
dalam grafik (gambar 4.5) sebagai berikut :
Gambar 4.5. Grafik Perbandingan Ketuntasan belajar siswa kelas IV
Pra siklus,Siklus I dan siklus II
Perbandingan Persentase ketuntasan belajar siswa dapat digambarkan dalam grafik
(gambar 4.6) sebagai berikut :
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
PraSiklus
Siklus I Siklus II
4
6
10
7
5
1
Tuntas
Blm Tuntas
Jumlah Siswa
Gambar 4.6 Grafik Perbandingan Persentase Ketuntasan belajar siswa kelas IV
Pra siklus,Siklus I dan siklus II
4.5 Pembahasan
4.5.1 Hasil Perbaikan Pembelajaran Matematika Siklus I
Berdasarkan data kualitas pelaksanaan perbaikan pembelajaran hasil tes
formatif di atas, dapat dikatakan bahwa perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan
menunjukkan kemajuan. Perbaikan pembelajaran Matematika Siklus I, berjalan cukup
baik.
Pelaksanaan aktivitas perbaikan pembelajaran Siklus I sebagai berikut :
1. Pembahasan materi secara sistematis dan jelas.
Pembahasan materi secara terperinci, urut, dan sistematis, mulai menujukkan alat
peraga dan cara menggunakanya serta manfaatnya dalam kehidupan sehari–hari.
Pembahasan materi dengan bahasa yang mudah dipahami siswa
2. Penggunaan alat peraga dengan benda konkret
Alat peraga yang digunakan guru sesuai dengan materi Operasi bilangan
campuran
3. Keterlibatan siswa dalam demonstrasi/ dalam menggunakan alat peraga.
Pendemonstrasian dilakukan oleh siswa, baik secara individu maupunkelompok
dengan bantuan guru sebagai pembimbing
0
20
40
60
80
100
PraSiklus
Siklus I Siklus II
26,08
47,82
86,94
73,92
52,18
13,06
Tuntas Blm Tuntas
Persentase
4. Pengaktifan siswa dalam pembelajaran / Pengungkapan gagasan / ide
Siswa aktif dalam proses pembelajaran terutama dalam melakukan tanya jawab
dan
menyampaikan pendapat.
5. Pemberian bimbingan pada siswa dalam mengambil kesimpulan
Memberikan motivasi pada siswa untuk mengambil kesimpulan dengan cara
merangsang siswa untuk berpendapat.
6. Pemberian latihan-latihan
Pemberian latihan–latihan secara lisan, baik indvidu maupun klasikal dengan
bentuk
soal yang bervariasi.
4.5.2 Hasil Perbaikan Pembelajaran Matematika Siklus II
Pelaksanaan aktivitas perbaikan pembelajaran Matematika siklus II berjalan
dengan baik, Berkenaan dengan itu terjadi peningkatan hasil belajar yang
memuaskan. Pelaksanaan aktivitas perbaikan pembelajaran Siklus II tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut :
1. Pembahasan materi secara sistematis dan jelas.
Pembahasan materi secara terperinci, urut, dan sistematis, mulai
menujukkan alat peraga dan cara menggunakanya serta manfaatnya
dalam kehidupan sehari–hari. Pembahasan materi dengan bahasa yang
mudah dipahami siswa
2. Penggunaan alat peraga dengan benda konkret
Alat peraga yang digunakan guru sesuai dengan materi Operasi bilangan
campuran
3. Keterlibatan siswa dalam demonstrasi/ dalam menggunakan peraga.
Pendemonstrasian dilakukan oleh siswa, baik secara individu maupun
kelompok dengan bantuan guru sebagai pembimbing
4. Pengaktifan siswa dalam pembelajaran / Pengungkapan gagasan / ide
Siswa aktif dalam proses pembelajaran terutama dalam melakukan tanya
jawab dan menyampaikan pendapat.
5. Pemberian bimbingan pada siswa dalam mengambil kesimpulan
Memberikan motivasi pada siswa untuk mengambil kesimpulan dengan
cara
merangsang siswa untuk berpendapat.
6. Pemberian latihan-latihan
Pemberian latihan–latihan secara lisan, baik indvidu maupun klasikal
dengan bentuk soal yang bervariasi.
4.5.3 Pembahasan singkat hasil perbaikan pembelajaran
Perbaikan pembelajaran Matematika di kelas IV SD Negeri Keputon 02,
berjalan dengan baik karena itu hasil belajar siswa juga meningkat. Perbaikan
pembelajaran terjadi karena secara sungguh-sungguh guru melaksanakan ativitas-
aktivitas perbaikan yang direncanakan. Sementara itu aktivitas-aktivitas yang dipilih
tepat untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan pembelajaran yang muncul.
Ketepatan aktivitas-aktivitas perbaikan pembelajaran tersebut dapat dijelaskan seperti
berikut :
a. Pembahasan materi secara sistematis dan jelas
Teori Piaget (dalam Syamsudin A dan Budiman N, 2004 : 1.6) yang
mengisyaratkan bahwa kemampuan berfikir anak dengan orang dewasa berbeda.
Implikasinya berarti bahwa sekuensi (urutan) bahan pembelajaran dan metode
pembelajaran harus menjadi perhatian utama. Anak akan sulit memahami bahan
pelajaran jika urutan bahan pelajaran itu meloncat-loncat. Untuk itu materi yang
akan disampaikan harus dipersiapkan dengan matang.
Di samping itu bahasa harus jelas, karena sebagai alat komunikasi
membantu pembentukan dan mendorog perkembangan pikiran. Jadi setelah siswa
mendengarkan penjelasan guru akan mengerti dan dapat berfikir serta
menanggapi pertanyaan-pertanyaan guru.
b. Penggunaan alat peraga dengan benda konkret
Alat peraga lebih membantu belajar siswa dan memudahkan mengajar
bagi guru, melalui alat peraga pengajaran penanaman konsep yang abstrak dapat
diwujudkan dalam bentuk konkret, jalannya pelajaran tidak membosankan dan
monoton, lebih menarik minat serta memberikan variasi belajar siswa (Tj. Mulyono,
Gapi A. dan Abidin, 1980 : 5.6)
Tahap perkembangan kognitif yang dialami anak SD adalah berfikir
operasinal konkret yang ditandai dengan kemampuan anak untuk mengoperasikan
kaidah-kaidah logika. Meskipun masih terikat objek-obek yang yang bersifat
konkret. Berdasarkan teori di atas penulis berpendapat bahwa siswa mudah
memahami konsep bila disertai contoh-contoh konkret sebagai alat peraga.
c. Pendemonstrasian cara menentukan sifat-sifat bangun ruang balok dan kubus
Dengan demonstrasi proses pembelajarannya menekankan pada
pemberian pengalaman langsung, untuk memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam tentang materi yang dipelajari. Dengan demonstrasi siswa terlibat
dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan
siswa dengan penekanan pada belajar.
Hal ini relevan dengan hasil Diklat Fungsional KBK Guru Kelas IV yang
disampaikan LPMP ( Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan) Jawa Tengah yang
menyatakan bahwa salah satu kegiatan pembelajaran Matematika adalah
demonstrasi, juga pada pembelajaran PAKEM ( Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif
Menyenangkan) menekankan bahwa siswa harus terlibat dalam berbagai kegiatan
yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan siswa dengan penekanan
pada belajar melalui berbuat yaitu demonstrasi oleh siswa maupun guru.
d. Pengaktifan siswa dalam pembelajaran
Tinggi rendahnya kadar aktivitas belajar siswa banyak dipengaruhi oleh
strategi atau pendekatan mengajar yang digunakan. Banyak pendapat mengenai
berbagai pendekatan yang dapat digunakan dalam penyampaian bahan / isi
kurikulum.
Richard Anderson (Sudjana,1990) mengajukan 2 (dua) pendekatan yaitu
pendekatan yang berorientasi pada guru, dimana aktivitas guru dalam suatu
proses pembelajaran lebih dominan dibandingkan siswa. Pendekatan ini bersifat
teacher centered.
Pendekatan kedua lebih berorientasi pada siswa. Pendekatan ini bersifat
student centered yang merupakan kebalikan dari pendekatan pertama, dimana
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran lebih dominan dibandingkan guru.
Pada pendekatan kedua inilah yang penulis lakukan sebagai patokan dalam
mengaktifkan siswa kelas IV SD Negeri Keputon 02 dalam proses pembelajaran
Matematika sehingga harapan penulis outputnya akan meningkat.
e. Pemberian latihan–latihan
Untuk mengetahui daya serap siswa, latihan perlu diberikan baik lisan
maupun tulisan. Individu maupun klasikal, latihan-latihan bisa dilaksanakan
selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung.
Latihan dapat memberikan penguatan dan feedback bagi siswa. Sehingga
siswa mengetahui bagaimana dia dapat berhasil. Bagi siswa yang mendapat nilai
baik akan memberikan motivasi untuk belajar, sedangkan yang kurang baik
menjadi masukan bahwa dirinya harus lebih giat belajar (Prof. Dr. Asawi Zaenul,
M.Pd.: 2004 )
Hasil latihan siswa dapat dijadikan tolak ukur kinerja guru dalam melakukan
pembelajaran. Untuk itu sebagai guru harus banyak memberikan latihan untuk
keberhasilan pembelajaran.